pengembangan sistem monitoring automatic …

14
JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 07, NO. 2, NOVEMBER 2017 ISSN 2088-6225 E-ISSN 2580-2798 153 PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATIC INDENTIFICATION SYSTEM (AIS) BERBASIS WEBSITE SECERA REAL TIME Akh. Maulidi 1 , Trika Pitana 2 , Ketut Buda Artana 3 , AAB Dinariyana DP 4 1 Politeknik Negeri Madura, Jl. Raya Taddan Km. 4 Camplong Sampang 2,3,4 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 1 [email protected], 2 [email protected]. Abstrak Konsekuensi dari sebuah negara maritim adalah adanya peningkatan kecelakaan laut, Jenis kecelakaan yang terjadi adalah tenggelam (37%), kandas (13%), tubrukan (15%), kebakaran (18%) dan jenis kecelakaan lainnya (17%) Sedangkan penyebab kecelakaan kapal adalah 37% human error, 23% kesalahan teknis, 38% karena kondisi alam dan 2% untuk penyebab lainnya. Hal ini disebabkan karena lemahnya sistem identifikasi terhadap kapal yang melintasi perairan Indonesia. Peneliti sebelumnya melakukan integrasi data Automatic Identification System(AIS) dengan Shipping DatabasedanInformation System (GIS)yang memungkinkan melakukan estimasi pencemaran udara.Pengembangkan sistem prioritas inspeksi kapal berdasarkan tingkat resiko yang dimiliki oleh masing-masing kapal.Serta pengukuran tingkat penggunaan bahan bakar berbasis AIS. Akan tetapi penelitian sebelumnya belum menjadi sebuah sistem monitoring yang dapat diakses secara real time, dengan demikian penelitian ini melakukan pengembangan sistem monitoring data AISberbasis website secara real time.Dari sistem monitoring ini dapat dilakukan pemantauan dan identifikasi kapal yang melintasi area pelayaran dalam coverage perangkat AIS. Kata Kunci - AIS, WebsiteMonitoring , Real Time. Abstract The consequence as maritime country is an increasing in marine accidents, the accident type is the sink (37%), grounded (13%), collision (15%), fire (18%) and other types of accidents (17%) While the cause of the accident is 37% human error, technical error of 23%, 38% due to natural conditions, and 2% the other causes. This is due to the weakness of the identification system for ships passing through the waters of Indonesia. Previous researcher perform data integration Automatic Identification System (AIS) with Shipping Database and Geographic Information System (GIS) which enables to estimate air pollution. Developing ship inspection priority system based on the level of risk held by each vessel, and measurement of fuel oils consumsion. So expect the safety of the ship especially on ships that use the Indonesian flag can be maintained. However, previous research has not become a monitoring system that can be accessed in real time, thus this research develops AIS website based data monitoring system in real time. From this monitoring system can be carried out monitoring and identification of vessels that cross the shipping area in AIS device coverage. Key Words - AIS, Website Monitoring, Real Time. 1. PENDAHULUAN Menurut Kristiansen, 2005 [2], beberapa pihak-pihak yang berkontribusi terhadap keselamatan transportasi laut diantaranya adalah: pemilik kapal, asuransi kapal, pemilik muatan, badan klasifikasi, Negara bendera atau Flag State, otoritas pelabuhan atau Port State Control Officers. Diantara pihak-pihak tersebut, yang memiliki tugas yang paling berat dalam menjaga keselamatan transportasi laut adalah Port State Control Officers (PSCO) atau di Indonesia biasa dikenal dengan nama Syahbandar. Hal ini terutama disebabkan karena Negara bendera tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dalam menjaga semua kapal yang menggunakan benderanya agar laik laut. Akibatnya, PSCO harus melakukan inspeksi pada kapal yang berkunjung kepelabuhan tersebut agar laik laut. Automatic Identification System (AIS) sebagai salah satu teknologi untuk mendeteksi posisi kapal sudah ada dan diimplementasikan pada Kapal-kapal yang berukuran minimal 300 GT (Gross Tonnage) untuk semua kapal yang

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATIC …

JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 07, NO. 2, NOVEMBER 2017 ISSN 2088-6225E-ISSN 2580-2798

153

PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATICINDENTIFICATION SYSTEM (AIS) BERBASIS WEBSITE

SECERA REAL TIME

Akh. Maulidi1, Trika Pitana2, Ketut Buda Artana3, AAB Dinariyana DP4

1Politeknik Negeri Madura, Jl. Raya Taddan Km. 4 Camplong Sampang2,3,4Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya

[email protected], [email protected].

Abstrak

Konsekuensi dari sebuah negara maritim adalah adanya peningkatan kecelakaan laut, Jenis kecelakaan yang terjadi adalah tenggelam (37%), kandas(13%), tubrukan (15%), kebakaran (18%) dan jenis kecelakaan lainnya (17%) Sedangkan penyebab kecelakaan kapal adalah 37% human error, 23%kesalahan teknis, 38% karena kondisi alam dan 2% untuk penyebab lainnya. Hal ini disebabkan karena lemahnya sistem identifikasi terhadap kapalyang melintasi perairan Indonesia. Peneliti sebelumnya melakukan integrasi data Automatic Identification System(AIS) dengan ShippingDatabasedanInformation System (GIS)yang memungkinkan melakukan estimasi pencemaran udara.Pengembangkan sistem prioritas inspeksi kapalberdasarkan tingkat resiko yang dimiliki oleh masing-masing kapal.Serta pengukuran tingkat penggunaan bahan bakar berbasis AIS. Akan tetapipenelitian sebelumnya belum menjadi sebuah sistem monitoring yang dapat diakses secara real time, dengan demikian penelitian ini melakukanpengembangan sistem monitoring data AISberbasis website secara real time.Dari sistem monitoring ini dapat dilakukan pemantauan dan identifikasikapal yang melintasi area pelayaran dalam coverage perangkat AIS.

Kata Kunci - AIS, WebsiteMonitoring , Real Time.

Abstract

The consequence as maritime country is an increasing in marine accidents, the accident type is the sink (37%), grounded (13%), collision (15%), fire(18%) and other types of accidents (17%) While the cause of the accident is 37% human error, technical error of 23%, 38% due to natural conditions,and 2% the other causes. This is due to the weakness of the identification system for ships passing through the waters of Indonesia. Previousresearcher perform data integration Automatic Identification System (AIS) with Shipping Database and Geographic Information System (GIS) whichenables to estimate air pollution. Developing ship inspection priority system based on the level of risk held by each vessel, and measurement of fueloils consumsion. So expect the safety of the ship especially on ships that use the Indonesian flag can be maintained. However, previous research hasnot become a monitoring system that can be accessed in real time, thus this research develops AIS website based data monitoring system in real time.From this monitoring system can be carried out monitoring and identification of vessels that cross the shipping area in AIS device coverage.

Key Words - AIS, Website Monitoring, Real Time.

1. PENDAHULUANMenurut Kristiansen, 2005 [2], beberapa

pihak-pihak yang berkontribusi terhadapkeselamatan transportasi laut diantaranyaadalah: pemilik kapal, asuransi kapal, pemilikmuatan, badan klasifikasi, Negara benderaatau Flag State, otoritas pelabuhan atau PortState Control Officers. Diantara pihak-pihaktersebut, yang memiliki tugas yang palingberat dalam menjaga keselamatan transportasilaut adalah Port State Control Officers (PSCO)atau di Indonesia biasa dikenal dengan nama

Syahbandar. Hal ini terutama disebabkankarena Negara bendera tidak dapatmelaksanakan tugasnya dengan baik dalammenjaga semua kapal yang menggunakanbenderanya agar laik laut. Akibatnya, PSCOharus melakukan inspeksi pada kapal yangberkunjung kepelabuhan tersebut agar laik laut.

Automatic Identification System (AIS)sebagai salah satu teknologi untuk mendeteksiposisi kapal sudah ada dan diimplementasikanpada Kapal-kapal yang berukuran minimal 300GT (Gross Tonnage) untuk semua kapal yang

Page 2: PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATIC …

JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 07, NO. 2, NOVEMBER 2017 ISSN 2088-6225E-ISSN 2580-2798

154

melakukan perjalanan internasional dan 500GT untuk yang melakukan pelayaran nasional.Dengan teknologi tersebut, otoritas pelabuhandapat mengetahui jenis kapal, ukuran kapal,nama kapal, call sign maupun maritime mobileservice identity (MMSI) yang kemudian biasadisebut data static. Selain data statik, otoritaspelabuhan juga dapat melihat data dinamik,seperti koordinat kapal, arah kapal, kecepatandan waktu.(IMO Resolution MSC.74).

Dengan menggunakan AIS dapat diperolehMMSI (Maritime Mobile Service Identify),kecepatan, posisi, dan tipe kapal.Bila digabungdengan database maka dapat mengestimasipolusi yang dihasilkan kapal.Indonesiamerupakan negara dengan luas perairan yangluas, dan memiliki lalu lintas kapal yang cukuppadat seperti pada selat malaka, selat

singapura, selat sunda, dan selat madura.Selat-selat tersebut tidak hanya dipadati oleh kapal-kapal domestik, melainkan juga kapal-kapalyang berasal dari luar negeri, sehinggapeningkatan polusi sangat mungkin terjadididaerah selat ini. Oleh karena itu akandiambilsalah satu sampel tempat untuk melakukanpenelitian ini, dalam hal ini dipilih selatmadura dengan alasan lokasi yang berdekatandengan kampus ITS Sukolilo dan alat AISyang berada dilaboratorium RAMS JurusanTeknik Sistem Perkapalan.

Dengan menggabungkan data AIS denganShipping Database dapat dilakukan pengembangansystem keselamatan kelautan dan metode analisayang terkait dengan keselamatan laut. (Maulidi,2014)

(Maulidi, Pitana, Artana, & Dinariyana, 2013)

Gambar 1. Skema Pertukaran data AIS

1.1 Mode Pertukaran Informasi MelaluiVTS (Vessel Traffic System)

Pada mode ini, pihak berwenang shoresidedi perairan pantai, dapat membuat stasiun AISotomatis untuk memantau pola pergerakankapal yang melintasi daerah tersebut. Stasiunini dapat berupa monitor transmisi AIS darikapal yang melintas atau mungkin aktifmemantau kapal melalui saluran AIS dengankelengkapan informasi seperti data identifikasi,tujuan, ETA, jenis kargo, dan informasilainnya. Shore station juga dapatmenggunakan saluran AIS untuk transmisi

data dari stasiun pantai ke-kapal, denganinformasi tentang pasang surut, pemberitahuanuntuk pelaut, dan prakiraan cuaca lokal.Beberapa stasiun pantaiAIS dan repeaternyadapat dibentuk menjadi sebuah jaringantransmisi data berbasis WAN (Wide AreaNetwork), yang dapat mentransmisikan datasecara bersama di dalam jangkauan jaringanWAN itu sendiri.

AIS station yang terpasang pada lokasisekitar pantai dan berfungsi memantau kapalyang melintasi daerah perairan tertentu sepertimisalnya selat Madura dan sekitarnya dipantau

Page 3: PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATIC …

JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 07, NO. 2, NOVEMBER 2017 ISSN 2088-6225E-ISSN 2580-2798

155

dari AIS station yang ada di Lab. KeandalanFakultas Kelautan ITS dengan skema systemseperti gambar 1.1. Station seperti ini lebihdikenal sebagai shoreside stasiun. Stasiun inidapat berupa monitor transmisi system AISdari kapal yang melintas atau mungkin aktifmemantau kapal melalui saluran AIS itusendiri.

1.2 Mode Informasi Tentang Sebuah KapalDan Muatannya.

Data AIS dapat ditransmisikan secaraotomatis untuk digunakan sebagai data gunamenyelidiki kecelakaan, tumpahan minyakatau problem lainnya. AIS juga akan menjadialat yang berguna dalam pencarian dan operasipenyelamatan (SAR), yang memungkinkankoordinator SAR untuk memantau pergerakansemua kapal yang terseteksi system AIS secarasentral.

Secara umum data-data yang dipancarkanoleh AIS meliputi;

AIS kelas A, dengan proses transmisi setiap2 sampai 10 detik akan mentransmisikaninformasi data berupa :

1) MMSI number – unique referenceableidentification

2) Navigation status – not only are “atanchor” and “under way using engine”currently defined, but”not under coment” sialso currently defined.

3) Rate of turn – right or left, 0 to 720 degressperminute.

4) SOG (Speed over ground) – 1/10 knotresolution from 0 to 120 knots.

5) Position accuracy – differential GPSorother nad an indication if RAIMprocessing is being used .

6) Longitude – to 1/1000 minute and latitude –to 1/10000 minute .

7) COG (Couerse over ground) – relative totrue north to 1/10th degree

8) True heading – 0 to 359 degrees derivedfrom gyro input.

9) Time stamp – the universal time to nearestsecond that this information was generated.

AIS kelas B, dengan proses transmisi setiap6 menit akan memberikan informasi datasebagai berikut:

1. MMSI number – same unique identificationused above, links the data above todescribed vessel

2. IMO number – unique referenceableidentification (related to ship’sconstruction)

3. Radio call sign – international call signassigned to vessel often used on voice radio

4. Name – name of ship, 20 characters areprovided

5. Type of ship/cargo – there is Tabel ofpossibillities that are avilable.

6. Dimensions of ship – to nearest meter7. Location of ship where eference point for

position reports is located8. Type of position fixing device – various

options from differential GPS to undefined9. Draught of ship – 1/10 meter to 25.5 meters

(note “air-draught” is not provided)10. Destination – 20 character are

provided. Estimated time of arrival atdestination – mont, dayhour, and minute inUTC

1.3 Aplikasi AIS- Mencegah Tabrakan

AIS dikembangkan untuk menghindaritabrakan antarak kapal-kapal besardi laut yangtidak dalam jangkauan pantai. Karenaketerbatasan komunikasi radio VHF, AIS inidimaksudkan untuk digunakan terutamasebagai saranamen cari dan menentukan risikotabrakan dari pada sebagai sistem menghindari tabrakan otomatis, sesuai denganPeraturan Internasional dalam PencegahanTubrukan di Laut.

Ketika sebuah kapal dikemudikan di laut,informasi tentang gerakan dan identitas kapallain di sekitarnya sangat penting untuknavigator untuk membuat keputusan untukmenghindari tabrakan dengan kapal danbahaya (karangatau batu) lainnya. Pengamatanvisual(teropong, dannight vision), pertukaranaudio (peluit, horn ,dan radioVHF), dan radar

Page 4: PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATIC …

JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 07, NO. 2, NOVEMBER 2017 ISSN 2088-6225E-ISSN 2580-2798

156

atau Radar Plotting Aid Otomatis secarahistories digunakan untuk tujuan ini.Mekanisme pencegahan ini, bagaimanapun,kadang-kadang gagal karena waktu,keterbatasan radar, salah perhitungan.Diharapkan AIS dapat mengurangi tingkatresiko tersebut.

- Pengatur lalu lintas laut

Di perairan yang sibuk dan daerahpelabuhan, layanan lalu lintas kapal lokal(VTS)mungkin ada untuk mengatur lalulintaskapal.Di sini, AIS memberikanperingatan lalu lintas tambahan dan informasitentang konfigurasi dan gerakan kapal.

1.4 Konsep Dasar Teori PHP

PHP dalam singkatan “ HypertextPreprocessor ” adalah bahasa pemrogramanscript yang paling banyak dipakai saat ini.PHP banyak dipakai untuk memrogram situsweb dinamis, walaupun tidak tertutupkemungkinan digunakan untuk pemakaian lain.Contoh terkenal dari aplikasi PHP adalahphpBB dan MediaWiki (software di belakangWikipedia). PHP juga dapat dilihat sebagaipilihan lain dari ASP.NET/C#/VB.NETMicrosoft, ColdFusion Macromedia, JSP/JavaSun Microsystems, dan CGI/Perl. Contohaplikasi lain yang lebih kompleks berupa CMSyang dibangun menggunakan PHP adalahMambo, Joomla!, Postnuke, Xaraya, dan lain-lain (PHP www.wikipedia.co.id Desember2015).

Script PHP berfungsi untuk membuattampilan web menjadi lebih dinamis, denganphp kemampuan menampilkan ataumenjalankan beberapa aplikasi dalam 1 filedengan metodeinclude atau require. PHPmemiliki keunggulan dibanding aplikasi

software web lainnya karena PHP dapatberiteraksi dengan beberapa software databasewalaupun dengan kelengkapan yang berbeda,(PHP, id.wikipedia.org/wiki/PHP, Mei 2016).

Selainitubeberapa kelebihan script PHPdibanding bahasa pemrograman lainnya yakni :- Script pemrograman PHP adalah tidak

membutuhkan kompilasi dalampenggunaanya.

- Web Server yang mendukung PHP dapatditemukan dimana - mana mulai dariapache, IIS, Lighttpd, hingga Xitamidengan konfigurasi yang relatif mudah.

- Dari sisi pengembangan lebih mudah,karena banyaknya milis dan developeryang siap membantu dalampengembangannya.

- Dari sisi pemahamanan, PHP adalahbahasa scripting yang paling mudah karenamemiliki referensi yang banyak.

- PHP adalah bahasa open source yang dapatdigunakan di berbagai mesin (Linux, Unix,Macintosh, Windows)

Prose kerja PHP seperti digambarkan dalamsiklus Gambar 1 berikut :

Gambar 1. Skema Siklus Kerja Aplikasi PHP(PHP www.wikipedia.co.id Mei 2016)

2. METODE

2.1. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Identifikasi masalah akan diambil tempatdi Selat Madura yang merupakan salah satujalur pelayaran padat di Indonesia, karenabukan hanya kapal berbendera Indonesia

Namun juga kapal berbendera asing banyakyang melakukan aktivitas di Selat ini. Denganbantuan AIS bisa diketahui posisi kapalberdasarkan waktu dan koordinat, dan jugabisa diketahui perubahan kecepatan, hal initerkait dengan mode kapal yang berubah-ubahuntuk melakukan monitoring terhadap jumlah

Page 5: PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATIC …

JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 07, NO. 2, NOVEMBER 2017 ISSN 2088-6225E-ISSN 2580-2798

157

dan pergerakan kapal yang masuk dalam areaAIS Receiver.

2.2. Studi literatur

Pada tahap ini adalah langkahmengumpulkan segala bentuk informasi dandata yang dapat membantu jalannya penelitianini hingga selesai.Seperti literatur yang biasdiperoleh dari paper atau jurnal internasional,buku, penelitian lainnya atau internet yangberhubungan dengan penelitian ini.Sehinggabisa didapat teori-teori dasar, rumus, danacuan-acuan lainnya. Informasi bisa jugadiperoleh dengan cara tanya jawab dan diskusi

dengan pihak yang berkompeten pada bidangini.

2.3. InstalasiPerangkatAIS

Automatic Identification System (AIS)Receiver Portable yang digunakan adalahComar AIS-3R Receiver produk dari ComarSystem LTD. AIS Receiver dihubungkandengan komputer pribadi denganmenggunakan penghubung (connector) USB2.0. Data yang diterima oleh AIS Receiverdapat disimpan di dalam hardisk komputerpribadi. Susunan perangkat seperti padaGambar 2.1.(a) dan (b).

(a)

(b)

Gambar 3 (a) Instalasi Perangkat AIS (b) Skema Pengolahan Data AIS

Pada Gambar2.1 (b) dapat terlihat alurskema pengolahan data AIS.Data dikirimkanmelalui saluran radio VHF oleh AIStransponder yang terpasang pada kapal danditangkap oleh antenna yang terhubungdengan AIS receiver.Data yang diterima olehAIS receiver diolah menggunakan script

bahasa pemrograman pada laptop, sehinggadapat ditampilkan posisi dan pola pergerakkankapal dalam sebuah mapdisplay.Selain itu,data juga disimpan dalam bentuk csv padaharddisk laptopagar dapat digunakan untukkeperluan penelitian. Untuk memudahkanpemindahan atau pengambilan data csv AIS

Page 6: PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATIC …

JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 07, NO. 2, NOVEMBER 2017 ISSN 2088-6225E-ISSN 2580-2798

158

yang tersimpan, Laptop AIS displaydihubungkan pada sebuah hub yang dapatmenghubungkan laptop tersebut pada banyakkomputer atau laptop lain melalui sambungankabel LAN.

2.4. Pembuatan Database

Database AIS yang diload dari server,diolah dengan PostgreSQL untuk memperolehtraffic harian, bulan bahkan selama setahun,kemudian traffic hari terpadat dari bulanterpadat yang ada. Selanjutnya dari data traffichari terpadat tersebut diperoleh data base kapalseperti: Maritime Mobile Service Identity(MMSI), Latitude, Longitude, Speed, CallSigndll. MMSI ini kemudian diolah melaluishaping database kapal yang ada di internet,sehingga diperoleh International MaritimeOrganization (IMO number), database tersebutdapat diinterpretasi menjadi database yangdapat digunakan sebagai database PostgreSQLuntuk diproses melalui bahasa pemrogramanPHP menjadi sebuah display / tampilaninformasi data online berbasis internet yangdapat mengontrol trafik pelayaran suatuperairan.

2.5. Pembuatan Script PHP

Setelah semua script selesai dibuat, makahasil dari script PHP tersebut akanmenampilkan sebuah Tabel dari tampilanGoogle Maps pada browser internet. DimanaTabel tersebut akan menunjukan total kapalyang sedang berada pada Coverage Area AISReciever. Hal ini berlaku untuk setiap kapalyang terdeteksi AIS system, dan yangditampilkan berupa ; Nama kapal, BenderaNegara, Besar Konsumsi bahan bakar, sertaparameter kapal lainnya.

Sistem tersebut akan menampilkanHazard Navigation Map dan tabel pada Mapssecara real time. Dimana tabel tersebut akanmenunjukan tingkatan danger score kapalyang memiliki pemancar AIS.

2.6. Display kapal dan tabel

Pada browser internet diharapkan denganhasil dari script php akan menampilkan sebuahtabel dan tampilan. Google Maps.Total emisiyang dikeluarkan oleh seluruh kapal yangmemiliki pemancar AIS diselat madura akanditampilkan pada tabel tersebut. Sedangkanlokasi kapal akan ditampilkan pada GoogleMaps dan juga menampilkan emisi yang telahdikeluarkan oleh tiap masing-masing kapalsecara kumulatif.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data AIS

Data yang dibutuhkan untuk menjalankanproses ini adalah data AIS ReceiverPortableyangdigunakan adalah Comar AIS-3RReceiver.Data yang direcord dari AIS inimemiliki format berupa *.csv atau commaseparated value.Data AIS selanjutnya akandigunakan langsung untuk melakukanperhitungan yang dilakukan dengan script phpuntuk selanjutnya ditampilkan pada webbrowser.

Data ini bersifat dinamis artinya data iniakan selalu berubah setiap waktu, baik ituposisi kapal (latitude & longitude) maupunSOG (Speed over ground). Untuk itudibutuhkan ketelitian dalam mensinkronkandengan database kapal agar perhitungan dapatdilakukan dengan benar.

3.2 Data Shipping Database

Dari data AIS yang bersifat dimanisdibutuhkan data dari shipping database yangbersifat statis, karena untuk melakukanpembacaan data kapal dibutuhkan data lainseperti kecepatan maksimum kapal untukmelakukan perhitungan emisi, oleh karena ituperlu untuk mengumpulkan data dari LloydRegistership database.

Dalam pengumpulan data penting untukmengubah format data ketika inginmengimport dari databank, dalam hal ini

Page 7: PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATIC …

JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 07, NO. 2, NOVEMBER 2017 ISSN 2088-6225E-ISSN 2580-2798

159

diimport dalam bentuk speadsheet dan dbf5.Alasan mengimport kedalam spreadsheetadalah agar bisa melihat isi data tanpa harusmembuka phpmyadmin.

Data yang diambil dari ship databaseharus dibagi menjadi beberapa bagian karena

ukuran data tersebut ketika akan diimportterlalu besar, maksimal perdata yang mampudiimport dari ship databaseadalah 2500 baris,jadi data akan membagai menjadi 3 bagianyaitu:

Data 1 Gross tonnage IMO Number MMSI Engine RPM HFO Consumtion MDO Consumtion Maximum Speed Ship Type LOA Engine Type Engine Kw Total

Data 2 Gross Tonnage MMSI Beam Class Date Class By Depth Displacement Engine Stroke Flag IMOChemicalClass

Data 3 Gross Tonnage MMSI Ship Name Draft Ship HP Total Port of Registry

Gambar 4. Tampilan ship database pada server mysql

Page 8: PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATIC …

JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 07, NO. 2, NOVEMBER 2017 ISSN 2088-6225E-ISSN 2580-2798

160

Gambar 5. Tampilan shipping database pada spreadsheet

Gambar 4 merupakan tampilan shippingdatabase pada server mysql denganphpmyadmin yang bisa dibuka melaluibrowser walau tidak terhubung kejaringaninternet. Pada tampilan tersebut bisa dilihatjumlah data kapal pernegara dalam ukuranbyte. Data dapat ditambahkan dengan fungsiquery pada localhost jika ingin menambahkandata.

Gambar 5 merupakan tampilan databasepada format spreadsheet, data dalam bentuk ini

digunakan untuk memudahkan jika sewaktu-waktu ingin melihat data seluruh kapal suatunegara, karena data dalam bentuk ini masihdalam data awal yang belum mengalamiperubahan.

3.3 Pengabungan DataPada ketiga data tersebut terdapat 2 baris

data yang sama yaitu Gross Tonnage danMMSI, tujuannya adalah sebagaiprimarykeyatau kata kunci dengan data lain.

Page 9: PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATIC …

JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 07, NO. 2, NOVEMBER 2017 ISSN 2088-6225E-ISSN 2580-2798

161

Gambar 6. Impor data kedalam query

Gambar 7. Penggabungan seluruh data

Langkah pertama semua data diimportmasing dari 185 negara dalam bentuk *dbfkedalam navicat dengan “import wizard”sehingga setiap negara memiliki querymasing-masing.Setelah itu semua data negaradisatukan menjadi 1 tabel dalam “shipdatabase” untuk memudahkan pencarianketika digabung dengan *csv dari reciever

AIS.Selanjutnya dilakukan penggabungan datadari seluruh negara dengantotal 185 negaradengan menggunakan software Navicat.

Hasil penggabungan data seluruh negaraadalah 1000 kapal per halaman, dengan jumlah1000 halaman jadi total data yang direcord1.000.000 kapal

Page 10: PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATIC …

JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 07, NO. 2, NOVEMBER 2017 ISSN 2088-6225E-ISSN 2580-2798

162

Gambar 8. Hasil penggabungan data kapal

3.4 Script Pembacaan Data AISSetelah desain database selesai dibuat,

tahap selanjutnya adalah proses pembacaandata perangkat AIS. Proses pembacaandilakukan oleh bahasa PHP yang dijalankanpada aplikasi, pembacaan ini dilakukan padafile CSV yang dihasilkan oleh perangkat AISportable dengan rentang waktu tiap 3 (tiga)menit. Selanjutnya data hasil pembacaantersebut dimasukkan kedalam database dengantabel ais_record. Berikut adalah tahapan-tahapan pembacaan AIS Decoder.

Gambar 9 adalah script PHP untukmengkoneksikan aplikasi PHP dengandatabase PosgresSQL. Pada script diatas berisi

variabel-variabel yang menjadi parameteruntuk menjalankan suatu fungsi. Berikutadalah penjelasan dari masing-masing baris.Baris pertama dari script diatas adalah kodeawal untuk memulai PHP, baris keduamenunjukkan host yang akan digunakansebagai tempat database, baris ketiga adalahport yang digunakan untuk mengkoneksikandengan database, baris keempat dan kelimaadalah user dan password yang digunakanuntuk melakukan koneksi dan baris keenamadalah nama database yang digunakan. Padabaris ke-delapan adalah perintah PHP yangberfungsi untuk menjalankanvariabel-variabelyang telah dideklarasikan sebelumnya.

Page 11: PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATIC …

JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 07, NO. 2, NOVEMBER 2017 ISSN 2088-6225E-ISSN 2580-2798

163

Gambar 9. Script Koneksi PHP ke Database

Gambar 10 Script Pembacaan output decoder

Gambar 10 adalah script PHP untukmelakukan pembacaan output data AISdecoder yang berupa file CSV, pada baris 4dan 5 dari script diatas berfungsi untukmelakukan refresh atau auto reloaded setiap180detik. Selanjutnya dilakukan pembacaanapakah terdapat data baru dari file CSV yangdibaca, jika terdapat tambahan data/recordbaru maka akan dimasukkan kedalam databaseyang telah disediakan sebelumnya. Hal iniakan dilakukan terus menerus selama aplikasiini dijalankan di web browser.

Pada tahap ini dilakukan pembacaansetiap 180 detik atau 3 menit sekalidikarenakan untuk menghindari penggunaanprosessor komputer yang berlebih, akan tetapiselanjutnya perlu di buat sistem yang dapatmelakukan pembacaan setiap ada data masuktetapi tidak membuat prosessor over loaded.

3.5 Tampilan Pada Web MonitoringPadagambar 11 tampilan browser yang

berisi seluruh kapal yang menggunakan AISdipelabuhan tanjung perak dan hasilperhitungan dari 5 jenis emisi yaituNOx,CO,CO2,PM,SOx. Jika diklik masing-

Page 12: PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATIC …

JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 07, NO. 2, NOVEMBER 2017 ISSN 2088-6225E-ISSN 2580-2798

164

masing kapal terlihat jumlah emisi perkapalsesuai pertambahan waktu dan perubahanposisi, dan juga jumlah emisi dari seluruhkapal yang ada didaerah pelabuhan tanjungperak yang memiliki AIS.

Padagambar 12 terlihat berbagai jeniskapal yang bisa terlihat dari warnanya, jikaklik kesetiap kapal maka bisa dilihatperubahan dan identitas dari masing-masingkapal.

Pada tampilan web browser juga bisaterlihat seluruh kapal yang berkunjung

kepelabuhan tanjung perak tanpa harusmengklik satu persatu kapal yang ada ditampilan “Data kapal”, seluruh kapal tersebutterangkum dalam 1 tabel yang menjelaskandata-data kapal seperti Nama kapal, MMSI,Tipe kapal, Daya mesin, dan Kecepatan.

Pada tampilan halaman tersebut juga bisadilihat kapal-kapal yang dalam katagori amanatau inspeksi tanpa perlu mengklik seluruhkapal, dengan kata lain halaman ini membantumemonitoring kapal yang ada diselat Madura.

Gambar 11. Tampilan pada web browser

Page 13: PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATIC …

JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 07, NO. 2, NOVEMBER 2017 ISSN 2088-6225E-ISSN 2580-2798

165

Gambar 12 Tampilan identitas kapal perkapal

Gambar 13. Tampilan keseluruhan kapal pada web browser

Padagambar 13 tampilan web browserjuga bisa terlihat seluruh kapal yangberkunjung kepelabuhan tanjung perak tanpaharus mengklik satu persatu kapal yang ada ditampilan “Data kapal”, seluruh kapal tersebutterangkum dalam 1 tabel yang menjelaskandata-data kapal seperti Nama kapal, MMSI,Tipe kapal, Daya mesin, dan Kecepatan.

4. KESIMPULAN

Setelah melaksanakan seluruh prosespengerjaan Penelitian ini, dan dari hasilpengolahan data yang diperoleh, maka dapatditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan perangkat AISReceiver Portable dapat dilakukanpembacaan record data dengan AISDecoder Arundale sehingga dapatdigunakan sebagai dasar monitoringkeselamatan secara real time.

2. Pergerakkan kapal dapat ditampilkansecara otomatis menggunakan script PHPpada google maps dengan pemanfaatandata csv yang dari waktu aktual.

3. Adanya monitoring keselamatan kapalmelalui implementasi Hazard NavigationMap dalam sebuah aplikasi web dapatmembantu memudahkan segala pihak yangberkepentingan dalam memantau rekamanpergerakan kapal dan rekaman dangerscore kapal yang berlayar di Selat Madura.

4. Memudahkan penelitian danpengembangan lalu lintas wilayahpelabuhan sebagai tindakan pencegahanterjadinya kecelakaan kapal.

UCAPAN TERIMA KASIHKami mengucapkan banyak terima kasihkepada Laboratorium RAMS ITS yang telahmemfasilitasi Penelitian. Semua pihak yangtelah terlibat dalam penelitian ini terutamaPoliteknik Negeri Madura yang telahmendukung penelitian ini.

Page 14: PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATIC …

JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 07, NO. 2, NOVEMBER 2017 ISSN 2088-6225E-ISSN 2580-2798

166

DAFTAR PUSTAKA

[1] (IMO), I. M. (2002). IMO Resolution. In I. M.(IMO), Recommendation OnPerformance Standards For AnUniversal Shipborne AutomaticIdentification Systems (AIS) (p. 74(69)). IMO.

[2] AIS. (2001). The Complete Guide of AutomaticIdentification Sistem (AIS). AIS.

[3] IMO. International Maritime Organization(IMO), Annex 3, Recommendation OnPerformance Standards For AnUniversal Shipborne AutomaticIdentification Systems (AIS). IMOResolution MSC.74(69).

[4] Kobayashi, E. W. (2010). Installation of anAsian AIS data receiving system

network. Proc of Japan Institute ofNavigation, Korea .

[5] Maulidi, A., Pitana, T., Artana, K. B., &Dinariyana, A. (2013). Integrasi AISdan Shipping Database Sebagai DasarPengembangan Metode KeselamatanKelautan. SENTA. Surabaya: FTK ITS.

[6] Pitana, T., E, K., & N, W. (2010). EstimationOf

Exhaust Emission Of Marine TrafficUsing Automatic IdentificationSystem Data (Case Study : MaduraStrait Area, Indonesia). OCEANS2010 LEEE , CFP100CF – CDR 978-1-424.

[7] Svein, K. (2005). Maritime Transportation :Safety Management and Risk

Analysis. Elsevier Butterworth-Heinemann, London, England .