pengaruh tingkat suku bunga kredit dan jumlah …
TRANSCRIPT
1
PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT DAN JUMLAH SIMPANAN MASYARAKAT TERHADAP JUMLAH KREDIT
PADA BANK UMUM PEMERINTAH DI INDONESIA TAHUN 2012 – 2016
OLEH : DRS. I GEDE TRUNAJAYA
NIP: 195212311981031032
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2017
Judul Penelitian
Ketua Peneliti
a. ama. Lengkap
b. Jenis Klamin
c. NIP/NIDN
d. Jabatan S1ruk1ural
e. Jaba1an fungsional
f. Fal-.ultas Jurusan
g. Pusa1 Penelitian
h. Ala111a1
i. Telpon/Faks
IIALA�IAN PENCESAIIAN
: Pengaruh Tingl-.at uku Bunga Kredit dan Jurnlah Simpanan Mas) arakat terhadap Jumlah Kredit pada Bani-. Umum Pemerintah di Indonesia Tahun 2012 -2016.
: Drs. I Gede Trunaja) a
: Laki - Lal-.i
: 195212311981031032/0031125218
: Pembina/ Va
: Lektor Kepala
:EkonomidanBisnis Ekonorni Pernbangunan
: Universitas Uda) ana Bali
: JI. PB. udirman Denpasar
:08174766141
Men) etuj ui.
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana
Denpasar. 5 Juni 2017
Ketua Peneliti
rJb. ;:>
( Dr. Ida A) u )Oman askara. E.M. i.)
NIP: 19580219 1986012001
( Drs. I Gede Truna.1a) a )
NIP: 19521231 198103 I 032
Dr. r N)onrnn Mahaendra Vasa. -.M. 1.
IP : 19610620 198603 I 00 I
2
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. ii DAFTAR ISI..................................................................................... iii ABSTRAK ........................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1 1.1 .. LatarBelakangMasalah............................................................................ 1 1.2 PokokMasalah ......................................................................................... 5 1.3 TujuanPenelitian ..................................................................................... 5 1.4 ManfaatPenelitian ................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................. 6 2.1 LembagaKeuangan .................................................................... 6 2.2 SimpananMasyarakat ................................................................. 11 2.3 Kredit ....................................................................................... 15 2.4 PengertianSukuBungaKredit ...................................................... 21 2.5 KerangkaPemikiran ................................................................... 26 2.6 Hipotesis ................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 29 3.1 LokasiPenelitian ........................................................................ 29 3.2 ObyekPenelitian ........................................................................ 29 3.3 IdentifikasiVariabel ................................................................... 29 3.4 DefinisiOperasionalVariabel...................................................... 29 3.5 JenisdanSumber Data ................................................................ 30 3.6 MetodePengumpulan Data ......................................................... 31 3.7 TeknikAnalisis Data .................................................................. 31 3.8 AnalisisRegresi Linier Berganda ............................................... 33
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................. 39 4.1 Sejarah Bank Umum di Indonesia .............................................. 39 4.2 Bidang Usaha Bank UmumPemerintah ....................................... 41 4.3 PembahasanHasilPenelitian ....................................................... 43
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................... 54 5.1 Simpulan ................................................................................... 54 5.2 Saran ........................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 55 LAMPIRAN ...................................................................................... 56
4
ABSTRAK
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
Berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak
lainnya yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan memberikan bunga. Sebagaimana umumnya
Negara berkembang sumber pembiayaan dunia usaha di Indonesia masih
didominasi oleh penyaluran kredit perbankkan yang diharapkan dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi. Suku bunga merupakan factor yang penting
dalam memberikan profitabilitas bagi perbankkan dalam perekonomian suatu
Negara. Fluktuasi suku bunga kredit juga akan mempengaruhi permintaan akan
kredit tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh secara parsial
tingkat suku bunga kredit dan simpanan masyarakat terhadap jumlah kredit pada
Bank Umum Pemerintah di Indonesia periode tahun 2012- 2016. (2) mengetahui
pengaruh secara serempak tingkat suku bunga kredit dan jumlah simpanan
masyarakat terhadap jumlah kredit pada Bank Umum Pemerintah di Indonesia
periode 2012- 2016. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis regresi
linear berganda,uji asumsi klasik , uji t dan uji F.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat suku bunga kredit
secara parsial berpenaruh negative dan signifikan terhadap jumlah kredit pada
Bank Umum Pemerintah di Indonesia periode tahun 2012-2016. Sedangkan
jumlah simpanan masyarakat berpenguh positif dan signifikan terhadap jumlah
kredit Bank Umum Pemerintah di Indonesia periode tahun 2012-2016. Secara
serempak tingkat suku bunga kredit dan jumlah simpanan masyarakat
berpengaruh signifikan terhadap jumlah kredit pada Bank Umum Pemerintah di
Indonesia Pada periode tahun 2012-2016. Besarnya nilai koefisien determinasi (
R2) adalah sebesar 83,90 % yang menunjukkan bahwa variasi naik turunnya
jumlah kredit sebesar 83,90 persen dipengruhi oleh tingkat suku bunga kredit
dan jumlah simpanan masyarakat, sedangkan sisanya sebesar 16,10 persen
dipengaruhi oleh variable lain yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian.
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pembangunan ekonomi diarahkan pada terwujudnya
perekonomian nasional yang mandiri dan handal berdasarkan
demokrasi ekonomi untuk meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat
secara adil dan merata.Dengan demikian pertumbuhan ekonomi harus
diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengatasi
ketimpangan ekonomi dan ketimpangan sosial.
Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh pemerintah
Indonesia memiliki sasaran yaitu untuk mewujudkan masyarakat adil
dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam mencapai
sasaran tersebut, maka strategi pembangunan ditujukan pada
terealisasinya trilogi pembangunan yang terdiri dari : Pemerataan
pembangunan, Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan stabilitas
nasional yang sehat dan dinamis.
Pembangunan hakekatnya adalah proses perubahan terus
menerus yang merupakan kemajuan dan perbaikan menuju arah tujuan
yang ingin dicapai. Sasaran utama pembangunan jangka panjang adalah
terciptanya landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia yang tumbuh dan
berkembang atas kekuatanya sendiri menuju masyarakat adil dan
makmur.Pembangunan harus benar-benar dirasakan oleh seluruh rakyat
sebagai usaha perbaikan tingkat hidup yang berkeadilan sosial yang
menjadi tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia.
Agar tercapai tujuan tersebut maka peranan uang sangatlah
menentukan, uang memainkan peranan sangat penting bagi kegiatan
masyarakat karena uang merupakan suatu kebutuhan, bahkan sudah
menjadi salah satu penentu stabilitas dan kemajuan perekonimian suatu
negara.
6
Bank sebagai salah satu lembaga keuangan berperan sangat
penting dalam membantu pemulihan keadaan perekonomian Indonesia,
selama ini Bank Indonesia telah melakukan berbagai upaya
penyelamatan, namun hasilnya tidak menunjukan pekembangan bagi
Bank yang bersangkutan dan tidak sesuai yang diharapkan (H.Melayu
S.P,Hasibuan, 2005:36).
Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan,
artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. seperti
telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan, yang menyatakan
bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup orang banyak (Loen dan Ericson, 2007:1).
Dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank dialokasikan berbagai
bentuk pengalokasian dana, salah satunya adalah pemberian kredit. Menurut
Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan, yang dimaksud
dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Loen dan
Ericson, 2007:84).
Menurut Siamat (2005:349) salah satu alasan terkonsentrasinya usaha
bank dalam penyaluran kredit adalah sifat usaha bank sebagai lembaga
intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit, dan sumber dana bank
berasal dari masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Sebagaimana umumnya
negara berkembang, sumber pembiayaan dunia usaha di Indonesia masih
didominasi oleh penyaluran kredit perbankan yang diharapkan dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi.
7
Pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam
menghasilkan keuntungan, tetapi risiko yangterbesar dalam bank juga
bersumber dari pemberian kredit. Oleh karena itu pemberian kredit harus
diawasi dengan manajemen risiko yang ketat (Hitapupondang, 2009:125)
Dari segi makroekonomi, perubahan suku bunga akan berpengaruh
terhadap perubahan harga barang yang dikonsumsi masyarakat. Suku bunga
merupakan faktor yang penting dalam memberikan profitabilitas bagi
perbankan dan perekonomian suatu negara. Fluktuasi suku bunga kredit juga
akan mempengaruhi permintaan akan kredit tersebut. Misalkan dengan
tingginya tingkat suku bunga kredit, hal ini akan sangat meresahkan para
pengusaha, yang dengan demikian akan dapat mengurangi permintaan kredit
para pengusaha kepada pihak perbankan karena dana yang ditawarkan sangat
mahal. Dalam situasi seperti ini, pemerintah menghimbau kepada pihak
perbankan untuk menurunkan tingkat suku bunga depositonya agar tingkat
suku bunga kredit tidak terlalu besar.
Kegiatan usaha perbankan Indonesia didasarkan pada asas
demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati -hatian dan
melaksanakan fungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat serta bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan dan
stabilitas nasional sehingga dapat terwujudnya kesejahteraan rakyat banyak.
Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan
prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang
diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang
disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga ini di Bank dikenal dengan
istilah spread based. Apabila suatu bank mengalami suatu kerugian
dari selisih bunga, dimana suku bunga simpanan lebih besar dari suku
bunga kredit, maka istilah ini dikenal dengan nama negative spread.
8
Berdasarkan data yang diperoleh, di bawah ini dapat dilihat
,perkembangan Tingkat suku bunga kredit , Jumlah Simpanan
Masyarakat dan jumlah kredit pada Bank umum Pemerintah di
Indonesia periode 2012-2016 pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Tingkat Suku Bunga Kredit, jumlah simpanan masyarakat
dan Jumlah Kredit pada Bank Umum Di Indonesia
Periode 2012-2016
Tahun
Periode
Suku Bunga Kredit (%)
Simpanan Masyarakat
( Milyar Rp )
Jumlah Kredit (Milyar Rp)
2012
I II III IV
12,31 13,75 13,42 13,21
2.000,609 2.113,484 2.170,410 2.370,983
20,O30 21,387 22,574 24,401
2013
I II III IV
12,32 12,24 12,50 12,31
2.381,978 2.467,294 2.586,980 2.830,323
25,354 27,140 28,733 30,576
2014
I II III IV
12,01 11,79 11,70 11,49
2.879,534 3.010,181 3.104,251 3.277,154
31,855 34,337 36,684 39,662
2015
I II III IV
11,44 11,41 11,80 12,12
3.307,495 3.434,159 3.599,133 3.706,609
41,421 44,770 48,889 50,624
2016
I II III IV
12,37 12,63 12,78 12,79
3.671,553 3.893,057 4.066,486 4.087,348
33,340 34,949 35,920 37,065
Sumber : Bank Indonesia tahun 2012-2016
Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat dijelaskan bahwa Bank Indonesia
mengeluarkan Tingkat suku bunga kredit modal kerja untuk tahun 2012-2016
mengalami posisi kenaikan dan penurunan atau berfulktuasi .tetapi berbeda
dengan jumlah simpanan pada masyarakat mengalami kenaikan pada Bank
umum Pemerintah di Indonesia yang setiap tahunnya dari 2012-2016. Dan
9
jumlah kredit yang di salurkan dari Bank umum kepada masyarakat
mengalami posisi kenaikan pada tahun 2012-2015 dan pada tahun
2016mengalami penurunan. Oleh karena itu perlu di lakukan penelitian
mengenai Pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit dan Jumlah Simpanan
Masyarakat terhadap Jumlah kredit pada Bank Umum Pemerintah di
Indonesia.
1.2 Pokok Masalah.
Berdasarkan latar belakang penelitian sebagaimana telah dikemukakan
sebelumnya dapat dikemukakan pokok masalah penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana pengaruh secara simultan tingkat suku bunga kredit dan
jumlah simpanan masyarakat terhadap jumlah kredit pada Bank Umum
Pemerintah di Indonesia periode 2012 - 2016
2. Bagaimana pengaruh secara parsial tingkat suku bunga kredit dan jumlah
simpanan masyarakat terhadap jumlah kredit pada Bank Umum
Pemerintah di Indonesia periode 2012 - 2016
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan Tingkat Suku Bunga Kredit , dan
Jumlah Simpanan Masyarakat terhadap Jumlah Kredit pada Bank Umum
Pemerintah di Indonesia periode 2012-2016
2. Untuk mengetahui pengaruh parsial Tingkat Suku Bunga Kredit , dan Jumlah
Simpanan Masyarakat terhadap Jumlah Kredit pada Bank Umum Pemerintah di
Indonesia periode 2012-2016
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan kebijakan oleh perbankkan di Indonesia.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Lembaga keuangan
2.1.1 Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal
10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Berbagai definisi lain dari perbankan antara lain (Melayu SP,
2005 : 9-11)
1) Menurut G.M Verryn
Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan
kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau
dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan
jalan memperedarkan alat-alat penukar uang baru dengan uang
giral.
2) Menurut Abdurachman
Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan
berbagai macam jasa, seperti mamberikan pinjaman,
mengedarkanmata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan
benda-benda berharga, mempunyai usaha perusahaan-
perusahaan dan lain-lain.
3) Menurut Sumary
Bank adalah badan yang aktif memberikan kredit kepada
nasabah, baik dalam kredit berjangka pendek, berjangka
menengah, atau berjangka panjang,
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa usaha
pokok bank adalah sebagai berikut :
11
a. Menghimpun dana dari pihak ketiga (Masyarakat) dalam bentuk
simpanan.
b. Menjadi perantara untuk menyalurkan penawaran dan
permintaan kredit.
c. Memberi jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Modal pada awalnya diperoleh dari para pemegang saham
(pendiri bank) yang terdiri dari modal disetor, yang biasa juga
disebut modal tetap karena tidak setiap saat bisa diambil, modal
bank selanjutnya merupakan pengumpulan dana dari
(Kasmir,2007:62-65 ):
1. Masyarakat dalam bentuk simpanan giro,simpanan deposito,dan tabungan
2. Obligasi
3. Sertifikat bank
4. Saham baru
5. Pinjaman antar bank
6. Surat berharga pasar uang
2.1.2 Jenis-jenis Bank
Adapun jenis perbankan ini dapat ditinjau dari berbagai segi
(Kasmir,2001:32-39) yakni:
1) Dilihat dari segi fungsinya
Menurut Undang-Undang pokok Perbankan nomor 14 Tahun
1967jenis Perbankan menurut fungsinya terdiri dari 8 jenis.
a) Bank Umum
b) Bank Pembangunan
c) BankTabungan
d) Bank Pasar
e) Bank Desa
f) Lumbung Desa
g) Bank Pegawai
12
h) Dan Bank lainnya
Namun setelah keluar UU pokok Perbankan nomor 7
Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang -
Undang RI nomor 10 tahun 1998, maka jenis Perbankan terdiri
dari 2 jenis yaitu: (1) Bank Umum
(2) Bank Perkreditan Rakyat
Adapun pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat sesuai dengan Undang- Undang nomor 10 tahun 1998
adalah sebagai berikut:
(a) Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas
pembayaran.
(b) Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
a. Dilihat dari Segi Kepemilikannya
1) Bank Milik Pemerintah
Contoh bank pemerintah antara lain sebagai berikut:
a) Bank Negara Indonesia 46 (BNI)
b) Bank Rakyat Indonesia (BRI)
c) Bank Tabungan Negara (BTN)
Sedangkan bank milik pemerintah daerah (pemda) terdapat
di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing
propinsi,sebagai contoh :
(a) Bank DKI Jakarta
13
(b) BPDJawaBarat
(c) BPDJawaTimur
(d) BPD Jawa Tengah
(e) BPD Sumatera Utara
(f) BPD Srimatera Selatan
(g) BPD Sulawesi Selatan
(h) Dan BPD lainnya
(1) Bank Milik Swasta Nasional
(2) Bank Milik Koperasi
(3) Bank Milik Asing
(4) Bank Milik Campuran
b. Dilihat dari Segi Status
1) Bank Devisa 2) Bank non Devisa
c. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga
1) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional.
2) Bank yang berdasarkan prinsip syariah.
Adapun sumber-sumber dana bank adalah:
a) Dana yang bersumber dari bank itu sendiri.
Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri
yaitu modal setoran dari para pemegang sahamnya. Secara
garis besar dapat disimpulkan pencarian dana sendiri terdiri
dari :
(1) Setoran modal dari pemegang saharh
(2) Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan-
cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada
para pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja disediakan
untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang.
(3) Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang
memang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan
14
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk
sementara waktu.
d. Dana yang berasal dari masyarakat luas
Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi
kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan
bank jika mampu membiayaioperasinya dari sumber dana ini.
Adapun sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan
dalam bentuk :
1) Simpanan giro 2) Simpanan tabungan 3) Simpanan deposito 4) Dana yang bersumber dari lembaga lainnya
Pencarian dari sumber dana ini relatif lebih mahal dan
sifatnya hanya sementara waktu saja, kemudian dana yang
diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau
membayar transaksi-transaksi tertentu. Perolehan dana dari
sumber ini antara lain dapat diperoleh dari :
a) Kredit likuiditas Bank Indonesia, merupakan kredit
yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang
mengalami kesulitan likuiditasnya. Kredit likuiditas ini
juga diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor tertentu.
b) Pinjaman antar bank (call money), biasanya pinjaman
ini diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah
kliring didalam lembaga kliring. Pinjaman ini bersifat
jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi.
c) Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan
pinjaman yang diperoleh oleh perbankan dari pihak luar
negeri.
d) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dalam hal ini pihak bank
menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak
15
yang berminat baik persahaan keuangan maupun non
keuangan.
2.1.3 Bank Indonesia
Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia , sebagai
bank sentral Bank Indonesia (BI) mempunyai satu tujuan tunggal,
yaitu mencapai dan melihara kestabilan nilai Rupiah . Kestabilan nilai
rupiah ini mengandung dua aspek , yaitu kestabilan nilai mata uang
terhadap barang dan jasa ,serta kestabilan terhadap mata uang lain,
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia (BI) Didukung
oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya . Ketiga bidang
tugas ini adlah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter ,
mengatur dan menjaga kelancaran dan system pembayaran serta
mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.
Diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah dapat di capai secara efektif dan efisien. Setelah tugas mengatur
dan mengwasi perbankana dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan
,tugas Bank Indonesia (BI) dalam mengatur dan mengawasi perbankan
tetap berlaku , namun di fokuskan pada aspek maroprudensial ( system
perbankan secara makro )
Bank Indonesia (BI) juga menjadi satu-satunya lembaga yang
memiliki hak dan wewenanang Bank Indonesia (BI) Dipimpin oleh
Dewan Gubernur.
2.2 Simpanan Masyarakat
1) Giro (Demand Deposit)
Menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 Tahun
1998 tanggal 10 november 1998 menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan Giro adalah simpanan yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bi lyet
16
giro, sarana perintah pembayaran lainnya atatu dengan cara
pemindahbukuan.
Sedangkan pengertian simpanan adalah dana yang
dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dalam bentuk giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan atau yang
dapat dipersamakan dengan itu.
Pengertian dapat ditarik setiap saat, maksudnya bahwa
uang yang sudah disimpan di rekening giro tersebut dapat
ditarik berkali-kali dalam sehari, dengan catatan dana yang
tersedia masih mencukupi. Kemudian juga harus memenuhi
persyaratan lain yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan.
Sedangkan pengertian penarikan adalah diambilnya uang
tersebut dari rekening giro sehingga menyebabkan giro tersebut
berkurang, yang ditarik secara tunai maupun ditarik secara non
tunai (pemindahbukuan). Penarikansecara tunai adalah dengan
menggunakan cek dan penarikan non tunai adalah dengan
menggunakan bilyet giro (BG).(Kasmir,2001:65)
Jenis-jenis sarana penarikan untuk menarik dana yang
tertanam direkening giro adalah sebagai berikut (Kasmir, 2008 :
70-78)
a) Cek (Cheque)
Adapun jenis -jenis cek yaitu sebagai berikut:
(1) Cek atas nama
(2) Cek atas unjuk
(3) Cek silang
(4) Cek mundur
(5) Cekkosong
b) Bilyet Giro (BG)
Bilyet giro merupakan surat perintah dari nasabah kepada
bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk
memindahbukuan sejumlah uang dari rekening yang
17
bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan
namanya pada bank yang sama atau bank lainnya.
Pemindah bukuan dalam rekening bank yang
bersangkutan artinya dipindahkan dari rekening nasabah si
pemberi bilyet giro kepada nasabah penerima bilyet giro.
Sebaliknya jika dipindahbukuan ke rekening di bank lain,
maka harus melalui proses Wiring ke bank lain.
Syarat-syarat yang berlaku untuk bilyet giro agar
pemindah bukuan dapat dilakukan antara lain sebagai
berikut:
(1) Ada nama bilyet giro dan nomor serinya.
(2) Perintah tanpa syarat untuk memindah bukukan sejumlah
uang atas beban rekening yang bersangkutan.
(3) Nama dan tempat bank yang tertarik.
(4) Jumlah dana yang dipindahkan dalam angka dan huruf.
(5) Nama pihak penerima.
(6) Tanda tangan penarik atau stempel penarikmerupakan
perusahaan.
(7) Tanggal dan tempat penarikan.
(8) Nama bank yang menerima pemindah bukuan tersebut.
Masa berlaku dan tanggal berlakunya bilyet giro juga
diatur sesuai persyaratan yang telah ditentukan seperti
berikut:
(a) Masa berlakunya adalah 70 hari terhitung mulai tanggal penarikannya.
(b) Bila tanggal efektif tidak dicantumkan maka
tanggal penarikannya berlaku pula sebagai tanggal efektif.
(c) Bila tanggal penarikan tidak dicantumkan, maka tanggal
efektif dianggap sebagai tanggal penarikan.
(d) Dan persyaratan lainnya.
c) Alat Pembayaran Lainnya
18
Adalah surat perintah kepada bank yang dibuat secara
tertulis pada kertas yang ditandatangani oleh pemegang
rekening atau kuasanya untuk membayar sejumlah uang
tertentu kepada pihak lain pada bank yang sama atau bank
lain.
2) Tabungan (Saving)
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun
1998 Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
Ada beberapa alat penarikan tabungan, hal ini tergantung
bank masing-masing,mau menggunakan sarana yang mereka
inginkan.Alat ini dapat digunakan sendiri-sendiri atau secara
bersamaan. Alat-alat yang dimakssud adalah sebagai berikut:
a) Buku Tabungan
Buku Tabungan di pegang oleh Nasabah ,dimana berisi
catatan saldo tabungan , penarikan , penyetoran dan
pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi . Buku ini
di gunakan pada saat penaraikan , sehingga langsung dapat
mengurangi saldo yang ada di buku tabungan tersebut
b) Slip Penarikan
Merupakan formulir penarikan dimana nasabah cukup
menulis nama, nomor , jumlah uang. Slip penariakan ini
biasanya di gunakan bersamaan dengan buku tabungan
c) Kwitansi
Merupakan formulir penarikan yang dikeluarkan oleh bank
yang fungsinya sama dengan slip penarikan ,dimana tertulis
19
nama penarik .Alat ini juga dapat digunakan secara
bersamaan dengan buku tabuang
3) Deposito
Menurut Undang-Undang No 10 Tahun 1998 yang dimaksud
dengan Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu bardasarkan perjanjian
nasabah penyimpan dengan bank.
Artinya jika nasabah deposan menyimpan uangnya
untuk jangka waktu 3 bulan, maka uang tersebut baru dapat
dicairkan setelah jangka waktu tersebut berakhir dan sering
disebut dengan tanggal jatuh tempo.
Sarana atau alat untuk menarik uang yang disimpan di
deposito sangat tergantumg dari jenis depositonya, artinya
setiap jenis deposito mengandung beberapa perbedaan
sehingga diperlukan sarana yang berbeda pula.Sebagai
contoh untuk deposito berjangka menggunakan bityet
deposito, sedangkan untuk sertifikat deposito menggunakan
scrtifikat deposito.Adapun jenis-jenis deposito yang ada di
Indonesia yaitu:
a) Deposito Berjangka
b) Sertifikat Deposito
c) Deposito On Call
2.3 Kredit
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun
1998 Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjamantara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan
20
pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang
atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil.
Dalam artian luas kredit diartikan sebagai kepercayaan.
Begitu pula dalam bahasa latin kredit berarti “credere” artinya
percaya. Maksud percaya dari si pemberi kredit adalah ia
percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkan
pasti akan diketnbalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si
penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga
mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu.
Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi
antara lain sebagai berikut:
a. Dilihat dari segi kegunaan
1) Kredit Investasi
2) Kredit Modal Kerja
3) Kredit Konsumtif
b. Dilihat dari segi tujuan kredit
1) Kredit produktif
2) Kredit konsumtif
3) Kredit perdagangan
c. Dilihat dari segi jangka waktu
1) Kredit jangka pendek
2) Kredit jangka menengah
3) Kredit jangka panjang
d. Dilihat dari segi jaminan
1) Kredit dengan jaminan
2) Kredit tanpa jaminan
21
e. Dilihat dari sektot usaha
1) Kredit pertanian
2) Kredit peternakan
3) Kredit industri
4) Kredit pertambangan
5) Kredit pendidikan
6) Kredit profesi
7) Kredit perumahan
8) Dan sektor-sektor lainya
Dalam menjalankan kreditnya, bank harus menganalisis
nasabah. Adapun analisis asas 5C, 7P dan 3R
(Hasibuan,2002 : 106-109) dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Asas 5C meliputi sebagai berikut :
(1) Character (watak)
Tentang perilaku, kejujuran, pergaulan, dan ketaatannya
memenuhi pembayaran transaksi.
(2) Capacity (Kemampuan)
Kemampuan didalam memimpin perusahaan dengan baik
dan benar.
(3) Capital (modal)
Untuk meiihat penggunaan modal mengenai besar dan
struktur modalnya yang terlihat dari neraca lajur
perusahaan.
(4) Collateral (agunan)
Merupakan syarat utama yang menentukan
disetujui/ditolaknya permohonan kredit nasabah karena
setiap kredit yang disalurkan suatu bank harus mempunyai
agunan yangcukup.
22
b) Asas 7P meliputi sebagai berikut :
(1) Personality
Adalah sifat dan perilaku yang dimiliki calon debitor yang mengajukan permohonan kredit bersangkutan, dipergunakan sebagai dasar pertimbangan pemberian kredit.
(2) Party
Adalah mengklasifikasikan kedalam klasifikasi-klasifikasi atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, karakter, dan loyalitasnya.
(3) Purpose
Adalah tujuan penggunaan kredit oleh calon debitor, apakah untuk kegiatan konsumtif atau sebagai modal kerja.
(4) Prospect
Adalah prospek perusahaan dimasa dating apakah akanmenguntungkan (baik) atau merugikan (jelek).
(5) Payment
Adalah bagaimana pembayaran kembali kredit yang diberikan, dimana asas payment ini dipergunakan sebagai bahan pertimbangan pemberian kredit agar pengembalian kredit berjalan lancar.
(6) Probability
Adalah untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah
mendapatkan laba.
(7) Protection
Tujuan agar usaha dan jaminan mendapatkan
perlindungan.Perlindungan dapat berupa jaminan barang,
jaminan orang atau jaminan asuransi.
23
c) Asas 3R meliputi sebagai berikut :
(1) Returns
Adalah penilaian atas hasil yang akan dicapai perusahaan calon
debitur setelah memperoleh kredit.
(2) Repayment
Adalah memperhitungkan kemampuan, jadwal, dan jangka
waktu pembayaran kredit oleh calon debitur, tetapi
perusahaannya tetap berjalan.
(3) Risk Bearing Ability
Adalah memperhitungkan besarnya kemapuan perusahaan calon
debitor untuk menghadapi risiko
1. Fungsi kredit
Kasmir( 2004: 97-98 ) menyatakan bahwa fungsi kredit perbangkan
dalam kehidupan prekonomian dan perdagangan antara lain :
1. Kredit dapat meningkatkan daya guna ( utility ) dari uang.
2. Kredit dapat meningkatkan daya guna ( utility ) dari barang
3. Kredit dapat meningkatkan jumlah uang beredar di masyarakat .
4. Kredit adalah salah satu alat stabilitas ekonomi.
5. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.
6. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional. 7. Kredit adalah juga sebagai alat hubungan ekonomi internasiaonal.
Fahmi dan Hadi ( 2010; 50) menyatakan fungsi kredit perbangkan
dalam aktifitas perekonomian suatu Negara sebagai berikut :
1) Fungsi kredit untuk berusaha memposisikan uang sebagai alat
pertukaran yang efektif .
2) Fungsi kredit sebagai penyaluran dana dan pemberian bagi dunia usaha.
24
3) Fungsi kredit untuk menciptakan suatu pemerataan pendapatan.
4) Fungsi kredit sebagai pengawas moneter
5) Fungsi kredit sebagai untuk menghindari pemusatan financial.
6) Fungsi Kredit sebagai salah satu alat dalam menggairahkan bisnis
Internasional .
7) Fungsi kredit untuk mengingkatkan aktivitas penggunaan barang dan
jasa .
2. Kolektibilitas Kredit
Bank Indonesia ,tentang pengawasan kredit tahun 1998 disebutkan
bahwa kolektibilitas adalah kemampuan pembayaran pokok dan
bunga oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterima kembali
dana yang sudah ditanamkan .
Lebih lanjut Fahmi dan Hadi ( 2010 : 26 ) mengutip Bank Indonesia
yang juga disebut sebagai last of Resort dalam surat keputusan
Direksi Bank Indonesia No. 30/147/KEP/DIR tanggal 12 November
1998
tentang kualita aktiva produktif pasal 6 ayat (1) membagi tingkat
kolektibilitas kredit ke dalam 5 jenis yatu :
a. Kredit lancer
b. Kredit dalam perhatian khusus
c. Kredit kurang lancer
d. Kredit keraguan
e. Kredit macet
Kolektibilitas aktiva bank dinilai berdasarkan kolektibi litas kredit .
Penerapan tingkat kolektibilitas untuk kredit yang diberiakan pada
ketetapan pembayaran angsuran pokok dan bunga serta kemampuan
pinjaman yang ditinjau dari keadaan usaha yang bersangkutan .
Bersarkan penilaian yang dilakukan maka kredit dapat di golonkan
menjadi ,lancer ,diraguakan , dan macet . Atas dasar penggolongan
25
tersebut , Sinungan ( 2008: 117) kriterian kredit yang di berikan
adalah sebagai berikut :
1) Lancar
Kemampuan membayar tepat waktu , perkembangan rekening
baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan
kredit.
2) Kurang lancer
a) Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga telah
melampui.
b) Terdapat cerukan yang berulang kali khususnya untuk menutupi
kerugian operasional dan kekurangan arus kas
3) Diragukan
a) Terdapat tunggakan pembayran dan atau bunga yang telah
melampui 180 hari sampai dengan 270 hari .
b) Terjadi cerukan yang bersifat permanen khususnya untuk
menutupi kerugian opersional dan kekurangan arus kas.
4) Macet
Terdapat tunggakan pokok dan atau bunga yang telah melampui
270 hari .
2.4 Pengertian Suku bunga Kredit.
Kasmir (2008:135) mengatakan bahwa bunga bank dapat diartikan
sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip
konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual
produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus
dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan harga
yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang
memperoleh pinjaman).
26
Suku bunga merupakan salah satu faktor yang cukup menarik bagi
pemilik dana untuk menyimpan uangnya pada suatu bank. Tingkat
suku bunga yang diberikan hendaknya dapat bersaing dengan tingkat
suku bunga yang diberikan bank lain. Tingkat suku bunga biasanya
dinyatakan dalam bentuk persentase dari jumlah yang dipinjamkan dan
dengan dasar tahunan (annual basis/perannum).
Menurut Kasmir (2008:136), dalam kegiatan perbankan sehari-
hari ada 2 (dua) macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya,
yaitu:
a. Bunga Simpanan
Adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi
nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan
merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai
contoh: jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito.
b. Bunga Pinjaman
Adalah bunga yang dibebankan kepada para peminjam atau harga yang
harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank, sebagai contoh
bunga kredit.
Suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman merupakan
komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga
simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada
nasabah, sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang
diterima dari nasabah peminjan (debitur).
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga
Agar keuntungan yang diperoleh dapat maksimal, maka pihak
manajemen bank harus pandai dalam menentukan besar kecilnya
komponen suku bunga. Menurut Kasmir (2008:137-140), faktor-
faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku
bunga adalah sebagai berikut:
27
a. Kebutuhan Dana
b. Target Laba yang diinginkan
c. Kualitas Jaminan
d. Kebijaksanaan Pemerintah
e. Jangka Waktu
f. Reputasi Perusahaan
g. Produk yang Kompetitif
h. Hubungan Baik
i. Persaingan
j. Jaminan Pihak Ketiga
4. Teori – Teori Bunga
Teori-teori bunga dikenal antara lain teori nilai dan teori
pengorbanan : (H. Malayu S . P. Hasibuan, 1993 : 125 )
a. Teori Nilai
Teori ini didasarkan atas pandangan bahwa “nilai sekarang dianggap
lebih besar daripada nilai esok”. Perbedaan ini harus mendapat
penggantian dari peminjam (debitur). Pengganti nilai inilah yang
dimaksud dengan bunga. Jadi dalam teori ini bunga merupakan
pengganti nilai.
b. Teori Pengorbanan
Teori ini didasarkan atas pemikiran bahwa “pengorbanan yang
diberika seharusnya mendapakan pembayaran”. Teori ini
mengemukakan bahwa jika seseorang atau bank, meminjamkan
uangnya kepada debitur, maka kreditur tidak dapat mempergunakan
untuk membeli kebutuhan-kebutuhannya. Kreditur harus menunda
atau berkorban untuk tidak membeli kebutuhannya sebab uangnya
masih dipergunakan oleh debitur, karena pengorbanan ini kreditur
harus memperoleh pembayaran, pembayaran inilah yang disebut
bunga.
28
5. Dasar Perhitungan Suku Bunga Kredit
Dasar perhitungan suku bunga kredit ditentukan melalui 2 (dua)
konsep, yaitu: (Tri Rudy Santoso, 1996 : 60)
1. Marginal Cost Consept (Tambahan Biaya)
Marginal Cost Concept adalah perhitungan suku bunga kredit
berdasarkan biaya bunga yang berlaku secara relevan dipasar uang
ditambah Spread bunga untuk menutup biaya-biaya yang ditimbul oleh
karenanya.
2. Weight Average Cost Of Funds (Rata-rata tambahan secara marginal
biaya dana)
Weight Average Cost Of Funds adalah perhitungan suku bunga
kredit yang didasrkan atas sumber dana bank dan kontribusi
ditambahakan dengan marginal revenus (spread) yang diinginkan
untuk membuat keuntungan maksimum.
6. Penentuan Bunga Kredit
Bunga pinjaman komersial ditentukan berdasarkan beberapa aspek
dan faktor pemebentukan komponen tingkat suku bunga pinjaman
disamping faktor Cross Salling(upaya penjualan produk dan jasa
perbankan yang lain, yang sudah dinikmati oleh nasabah tersebut)
atas berbagai produk perbankan untuk menghasilkan Fee Based
Income(pendapatan usaha yang diperoleh melalui jasa pelayanan
bank)
Fee Based Income tersebut berupa provisi dan komisi,dan pada pada
akhrnya provisi dan komisi tersebut akan ditransformasikan menjadi
pendapatan yang dapat dipergunakann untuk mensubsidi unsure
penentu tingat suku bunga.
Didalam teorinya, unsur-unsur penentu tingkat suku bunga tersebut
meliputi : (H. Malayu S.P Hasibuan, 2002:21)
29
a. Tingkat suku bunga sumber dana (Cost of Funds)
Tingkat suku bunga sumber dana atau yang sering disbut denga
cost of funds acap kali merupakanfaktor penentu dalam pemberian tingkat
suku bunga kredit.
Besarnya cost of funds diperhitungkan sesusai dengan perhitungan
tentang Weighted Average Cost of Funds (rata-rata tambahan secara
marjinal biaya dana). Dari perhitungan biaya dana ini saja sudah dapat
dilihat gambaran tingkat suku bunga sumber dana rata-rata tersebut.
Nilai pokok dari cost of funds (biaya dana) dipergunakan sebagain
dasar perhitungan penentuan bunga kredit selanjutnya.
b. Net Margin (hasil/pendapatan bersih)
Net Margin merupakan pendapatan pokok bank yang pada
akhirnya menentukan pendapatan bersih usaha (Net – Income). Besarnya
net margin bervariasi dan tergantung dari volume tersebut akan
berpengaruh terhadap Margin Spread antara Cost of Funds dengan
tingkat suku bunga pinjaman.
Semakin besar volume kredit maka spreadakan diusahakan
semakin rendah karena bank akan cenderung untuk mengejar omset
penjualan kreditnya untuk mendapatkan nilai absolut pendapatan bersih
usaha.
Penentuan tinggi rendahnya spread margin terganung dari arah
strategi bank dan target marketnya. Untuk itu pengelompokan kelas
industri dan peringkat usaha bank merupakan perbandingan yang nyata
guna menentukan spread net margin kredit.
Pada umumnya bank menetapkan spread net margin 2-3 % p.a dari
besarnya Cost of Funds dan volume usaha perkreditan.
c. Overhead Cost
Overhead Cost merupakan faktor ketiga dalam penentuan tingkat
suku bunga pinjaman yang tentunya dengan upaya pengelolaan dana ini
30
maka biaya overhead bank dapat ditutup bahkan menghasilkan
keuntungan buat usaha bank.
Overhead sendiri merupakan perbandingan antara aktiva produktif
bank ( Earning Assets) yang dapat menghasilkan pendapatan dengan
biaya yang harus ditanggung (biaya non oprasional).
Perbandingannya adalah sebagai berikut :
Overhead Cost Total Biaya Non Oprasional x 100 % Total Akiva Produktif
Overhead Cost yang rendah mencerminkan tingkat efisiensi usaha
bank dalam mengontrol bank dan pengelolaan aktiva produktifnya.Bagi
bank-bank yang sudah besar volume kreditnya maka bank dapat
menentukan besarnya overhead costnya dengan memperhitungkan
volum aktiva produktifnya.
d. Risk Allowance ( subsidi atau cadangan penghapusan kredit )
Risk Allowance merupakan prosentase subsidi atas portofolio
kredit yang dimaksudkan sebagai cadangandalam penghapusan kredit.
Besarnya Risk Allowance maksimum adalah 3% dari total portofolio
kredit bank.Faktor ini merupakan porsentase dari portofolio kredit yang
dapat dialokasikan kemasing-masing debitur dengan tetap
mempertimbangkan kepentingan bank dan Bonafiditas usaha debitur.
2.5Kerangka Pemikiran
Sesuai dengan judul yang di ambil yaitu: Pengaruh Tingkat Suku
Bunga Kredit dan Simpanan Masyarakat Terhadap jumlah Kredit pada
Bank Umum Pemerintah di Indonesia , Maka dapat dibuat kerangka
pemikiran sebagai berikut;
31
Gambar 1.1Kerangka pemikiran
Sumber : data diolah.
Pada kerangka pemikiran diatas ,dapat dilihat bahwa Bank Indonesia yang
berperan sebagai Bank Sentral di Indonesia yang memiliki fungsi salah
satunya mengeluarkan kebijakan Suku bunga . Dimana Tingkat Suku
Bunga kredit dan jumlah simpanan masyarakat dapat mempengaruhi
jumlah kredit pada Bank Umum Pemerintah di Indonesia , dan dilakukan
pengaruh Tingkat Suku Bunga (X1) dan Jumlah Simpanan
Masyarakat(X2) terhadap Jumlah kredit kredit pada Bank Umum
Pemerintah di Indonesia (Y)
Bank
Indonesia
Tingkat
Suku Bunga Kredit
Suku Bunga
simpanan
Jumlah
Simpanan
Jumlah Kredit pada Bank Umum Pemerintah di Indonesia
32
2.6 Hipotesis.
Berdasarkan pokok masalah dan kajian pustaka dapat dirumuskan rumusan
hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga suku bunga kredit dan Simpanan Masyarakat berpengaruh
secara serempak terhadap Jumlah Kredit Pemerintah di Indonesia
periode 2012 – 2016.
2. Diduga Tingkat Suku Bunga Kredit berpengaruh negatif secara
parsial terhadap Jumlah Kredit Pemerintah di Indonesia, sedangkan
Simpanan Masyarakat secara parsial berpengaruh positif terhadap
Jumlah Kredit Pemerintah di Indonesia periode 2012 – 2016.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Bank Indonesia, Cabang
Denpasar,Bali
3.2 Obyek Penelitian
Objek Penelitian adalah Tingkat suku bunga Kredit, Jumlah
Simpanan Masyarakat dan Jumlah Kredit pada Bank Umum
Pemerintah di Indonesia
3.3 Identifikasi Variabel
Adapun variable-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas
Adalah variable yang mempengaruhi variabel lain . Dalam penelitian ini yang
merupakan variable bebas yaitu : Tingkat Suku Bunga Kredit (X1) ,Jumlah
Simpanan Masyarakat (X2)
2. Variabel Terikat
Adalah variabel yang di pengaruhi oleh variable lain . Dalam penelitian ini
yang merupakan variabel terikat yaitu : Jumlah Kredit pada Bank Umum
Pemerintah di Indonesia (Y)
3.4 Difinisi Operasional Variabel.
Berdasarkan pada identifikasi variable , variable-variabel yang akan
dianalisis diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Suku Bunga kredit adalah suku bunga kebijakan yang mencerminka sikap atau
stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan
diumumkan kepada public. Bank Indonesia pada umumnya akan menaikan
suku bunga kredit apabila inflasi ke depan diperkiran melampui sasaran yang
telah ditetapkan , sebaiknya Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga
34
apabila inflasi diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah di tetapakan
selama periode 2012-2016 yang diukur dalam persen.
2. Simpanan Masyarakat yaitu jumlah seluruh simpanan yang ada pada bank
umum yang terdiri dari tabungan , giro , dan deposito . Tabungan adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat di lakukan menurut syarat-syarat
yang disepakati , tetapi tidak dapat di tarik cek,biyet giro dan atau alat lainnya
yang dipersamakan dengan itu. Giro adalah simpanan yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,bilyet giro, saran
perintah pembayaran lainnya atau dengan cara memindah bukukan.
Sedangkan Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dalam waktu tertentu menurut perjanjian
pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan.
3. Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang
atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan
membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan . UU No. 10
tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyedian uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga . Jika seseorang menggunakan jasa kredit ,
maka ia akan dikenalkan bunga tagihan .Oleh karena itu, variabel ini diukur
dalam Milyar Rupiah dan selama periode 2012-2016.
3.5 Jenis dan Sumber Data.
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder.Menurut Kuncoro (2001:25 ) data sekunder adalah data
yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
35
3.6 Metode Pengumpulan Data.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi nonpartisipasi, yaitu dengan cara
membaca,mengumpulkan,mencatat data-data,informasi dan keterangan
yang diperlukan. Pengamatan terhadap perkembangan tingkat suku bunga
keredit,jumlah simpanan masyarakat dan jumlah kredit pada Bank Umum
Pemerintah di Indonesia melalui data yang diperoleh dari Bank Indonesia
Cabang Denpasar dan BPS.
3.7 Teknik Analisis Data.
Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda dengan
menggunakan bantuan software SPSS 17.
3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model
dari penelitian telah memenuhi syarat yaitu lolos uji asumsi klasik. Uji
asumsi klasik digunakan untuk mengetahui data yang digunakan dalam
penelitian. Pengujian terhadap ada tidaknya penympangan asumsi klasik
pada model persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian in i
dilakukan melalui uji normalitas,uji multikolinierritas,
uji heteroskedastisitas dan uji Autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengtahui apakah data yang
dipergunakan telah terdistribusi secara normal atau tidak.Uji
normalitas yang digunakan adalah plot grafik diamana asumsi
normalitas terpenuhi jika titik-titik pada grafik mendekati sumbu
diagonalnya.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali ( 2006:95 ) uji multikoliniearitas dilakukan untuk
mengetahui apakah ditemukan adanya korelasi antar variable bebas.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya korelasi diantara
36
variable bebas. Pendektisian antara variable bebas dapat dilihat dari
tolerance value dan Varian Inflasi Factor ( VIF ). Apabila tolerance
value lebih tinggi dari 0,10 atau VIF lebih kecil dari 10 maka dapat
disimpulkan tidak terjadi multikoliniearitas.
c. Ui Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residul satu pengamatan ke
pengamatan lainnya . Apabila pola sebaran residul menunjukan
hubungan yang sistematis hal ini menunjukan bahwa dalam data
model empiris yang diestimasi terdapat Heterokodastisitasi dan
sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistic (Imam
Ghozali ,2002 :57). Pada penelitian ini ,cara yang digunakan untuk
medeteksi Heterokodastisitasi adalah dengan metode grafik . Metode
grafik memperhatikan pola sebaran residul yang tidak
estimasi,sehingga dapat dipastikan model tidak mengandung masalah
Heterokodastisitasi.
d. Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi
ada korelasi antara kesalahan pada periode sekarang dengan periode
sebelumnya . Jika terjadi korelasi atau ada problem autokorelasi .
Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain .
Masalah ini timbul karena residul (kesalahan pengganggu) bebas dari satu
observasi lainnya ( Imam Ghozali,2002:61).
Adapun cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi adalah dengan menggunakan Uji Durbin-Watson (DW test).
Tidak ada autokorelasi apabila dl<DW<dlu Hipotesis yang diuji :
Ho : tidak ada autokorelasi (r=0)
Ha : ada autokorelasi ( r ≠ 0 )
37
Adapun cara pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
adalah :
1) Bila nilai DW terletak bebas atau upper (du) dan (k-du), maka
koefisiennya autokorelasi sama dengan nol , berarti tidak ada autokorelasi.
2) Bila lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (d1), maka
koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif.
3) Bila nilai DW lebih besar dari pada (k-d1), maka koefesien autokoefesien
lebih kecil dari nol , berarti autokorelasi negative.
4) Bila nilai DW terletak antara batas atas (d) dan bawah (dt), atau Dw
terletak antara (k-du) dan (k-d1), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan
3.8 Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit dan Jumlah
Simpanan Masyarakat Terhadap Jumlah kredit pada Bank Umum di
Indonesia periode 2012-2016 maka di gunakan analisis regresi linear
berganda .dengan rumus : (Nata Wirawan,2014:253)
Y=α +β1 Χ1 + β2 Χ2 + Ui……………………………………………….(1)
Keterangan:
Y= Volume Simpanan Masyarakat pada Bank Umum pemerintah
α = Konstanta
β1= koefisien regresi ; Suku Bunga Kredit
β2= koefisien regresi ; jumlah Simpanan Masyarakat
X1= Suku Bunga Kredit
X2= Jumlah Simpanan Masyarakat
Ui = factor gangguan stokastik pada observasi/pengamata yang kei
.3.8.1 Pengujian hipotesis.
1) Uji regresi simultan ( uji F )
Uji simultan ( Uji F ) ini dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh
variable bebas yaitu tingkat suku bunga keredit ( X1 ) dan jumlah simpanan
masyarakat ( X2 ) secara simultan terhadap jumlah keredit pada Bank Umum
di Indonesia ( Y ).
38
Nilai Fhitung dihitung dengan rumus sebagai berikut ( Nata Wirawan,
2017:278)
………………………………………………………….(2)
Keterangan :
F = F-hitung
R2= Koefisien determinasi
K = Banyaknya variabel dalam model regresi
n = Ukuran sampel
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut;
1) Merumuskan hipotesis
Ho : β1=β2=0, ini berarti Suku bunga kredit( X1) dan jumlah simpanan
masyarakat (X2 ) secara bersama-sama tidak
berpengaruh nyata terhadap jumlah kredit pada Bank
Umum Pemerintah di Indonesia ( Y ) periode tahun
2012 -2016.
H1 : Paling sedikit salah satu β i≠0 ( i = 1,2 )ini berarti Suku bunga
kredit( X1) dan Jumlah simpanan
masyarakat(X2)secara bersama-sama berpengaruh
nyata terhadap Jumlah kredit pada Bank Umum
Pemrintah di Indonesia(Y).
2) Menentukan taraf nyata
Taraf nyata yang digunakan (α ) = 5% atau tingkat keyakinan 95 %.
Dengan derajat kebebasan pembilang (k-1) dan derajat kebebasan
penyebut ( n-k ) maka Ftabel adalah = F(α),(k-1,n-k).
3) Kreteria Pengujian dan daerah kritis
H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel.
H0 diterima bila Fhitung ≤ Ftabel.
39
Gambar 3.1 Daerah Pengujian dan Penerimaan H0 dengan uji F
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
Fα,(k-1),(n-k)
Sumber; Nata Wirawan (2017:284)
4) Kesimpulan
Nilai uji F yang diperoleh dari hasil regresi dengan program SPSS
dilakukan perbandingan dengan nilai F table pada level of signifikan 5%
dengan derajat bebas;df (k-1;n-k). Jika Fhitung lebih besar dari F table, maka
H0 ditolak dan H1 diterima.
2.Uji regresi parsial (uji t )
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
yang nyata secara parsial antara variable bebas dengan variable terikat
dengan asumsi variable bebas lain dianggap konstan. Rumus t hitung
menurut Nata Wirawan (2017:279):
………………………………
40
Keterangan :
bi = Koefisien regresi parsial ke-i dari regresi sampel.
βi = koefisien parsial yang ke-i dari regresi populasi.
ti = t-hitnggresi sampe
Sbi= kesalahan standar ( standar error) koefisien regresi sampel.
(1). Pengujian Pengaruh suku bunga kredit (X1) terhadap jumlah
kredit Pada Bank Umum Pemerintah di Indonesia (Y).
1) Perumusan hipotsis.
Ho : β1 = 0, artinya suku bunga kredit(X1) tidak berpengaruh
terhadap jumlah kredit pada Bank umum di Indonesia (Y)
periode 2012-2016.
H1 : β1 < 0, artinya suku bunga kredit (X1) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap jumlah kredit pada Bank Umum di
Indonesia (Y) periode 2012-2016.
2) Menentukan taraf nyata(α) = 5% dengan menggunakan uji satu sisi,
yaitu sisi kiri dan derajat kebebasan (n-k),maka ttabel = -tα(n-k).
3) Kriteria pengujian dan daerah kritis
Ho diterima jika thitug ≥ - ttα(n-k).
Ho ditolak jika thitung < - tα(n-k)
Gambar 3.2 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan Ho dengan uji t
suku bunga kredit (X1).
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan
Ho
-t α,(n-k) 0
41
Sumber: Nata Wirawan (2006:392).
4) Kesimpulan
Apabila diperoleh hasil regresi dengan program SPSS, nilai t -hitung ≥ -
tα(n-k) maka Ho diterima yang berarti bahwa variable suku bunga kredit
tidak berpengaruh secara parsial terhadap variable jumlah kredit pada
Bank Umum Pemerintah di Indonesia. Sebaliknya, jika diperoleh t-hitung
< - tα(n-k) maka Ho ditolak yang berarti bahwa variable suku bunga
berpengaruh negative dan signifikan secara parsial terhadap variable
jumlah kredit pada Bank Umum Pemerintah di Indonesia.
(2) Pengujian Pengaruh Jumlah simpanan msyarakat (X2) terhadap jumlah
kredit pada Bank Umum Pemerintah di Indonesia (Y).
1) Perumusan Hipotesis
Ho : β2 = 0, berarti bahwa jumlah simpanan masyarakat (X2) tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah kredit pada
Bank Umum Pemerintah di Indonesia (Y) periode 2012-2016.
H1 : β2 > 0, berarti bahwa jumlah simpanan masyarakat (X2)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah kredit pada
Bank Umum pemerintah di Indonesia (Y) periode 2012-2016.
2) Menentukan taraf nyata (α) = 5% dengan menggunakan uji satu sisi
kanan dan derajat kebebasan (n-k ), maka t table = t α(n-k).
3) Kreteria Pengujian dan daerah kritis
H0 diterima jika thitung ≤ tα(n-k).
H1 ditolak jika thitung > t α(n-k).
42
Gambar 3.3 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan uji t
untuk jumlah simpanan masyarakat (X2)
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan
Ho
0 t α,(n-k)
Sumber: Nata Wirawan (2017:285)
4) Kesimpulan
Apabila diperoleh dari hasil regresi dengan program SPSS, t-hitung ≤ t α(n-k)
Ho diterima yang berarti jumlah simpanan masyarakat tidak berpengaruh
secara parsial terhadap jumlah kredit pada Bank Umum pemerintah di
Indonesia. Sebaliknya jika diperoleh t-hitung > t α(n-k) H0 ditolak yang
berarti bahwa variable jumlah simpanan masyarakat berpengaruh positif
dan signifikan secara parsial terhadap jumlah kredit pada Bank Umum
Pemerintah di Indonesia.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang dapat
menjelaskan tentang besarnya pengaruh Kurs, Inflasi dan BI rate
terhadap Volume Simpanan Masyarakat .( Nata Wirawan ,2017 : 282-
283 )
R= ESS
TTS
43
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Perkembangan Bank Umum di Indonesia
Sejarah perkembang Bank Umum di Indonesia , dikenalnya
kegiatan perbankan mulai zaman kerajaan tempo dulu di dataran
Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat
oleh para pedagang .Perkembangan Perbankan di Asia, Afrika, dan
Amerika dibawa oleh bangsa Eropa.Pada saat melakukan
penjajahan ke Negara jajahannya baik Asia, Afrika maupun benua
Amerika( Kasmir, 2004 : 29 ).
Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia mengalami
kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat .Beberapa bank
umum yang dulu dimiliki oleh Pemerintah Belanda dinasionalisasi
oleh Pemerintah Indonesia seperti Bank Negara Indonesia
kemudian menjadi BNI 1946, Bank Rakyat Indonesia yang berasal
dari De Algemene Volk Crediet dan masih banyak bank-bank lain
yang dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia. Karena semakin
pesatnya perkembangan perbankan dewasa ini, banyak bank-bank
umum yang melakukan kegiatan penggabungan atau
merger.Penggabuangan tersebut dapat dilakukan dengan cara
menggabungkan seluruh saham bank lainnya ikut bergabung
menjadi satu dengan bank yang dipilih atau dijadikan bank yang
akan dipertahankan . Biasanya bank hasil merger memakai salah
satu sama yang dipilih secara, misalnya Bank Dagang Negara
(BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dan Bank
EksportImport (Eksim). Hasil merger keempat bank tersebut
dilaksanakan pada tahun 1999. Begitu juga bank umum lainnya
banyak yang melakukan merger ( Kasmir, 2004 : 31 )
44
Penggabungan bank umum atau merger ini di sebabkan karena dari
tingkat kesehatan bank-bank tersebut yang tidak memenuhi kriteria
bank sehat, penilaian kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai
sisi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut
dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat , dan tidak
sehat sehingga Bank Indonesia sebagai pengawasan dan Pembina
bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank
tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan
operasinya . Terjadinya merger bank-bank umum mencerminkan
bahwa perkembangan bank-bank umum di Indonesia harus benar-
benar diperhatikan oleh Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang
mengawasi kinerja bank umum.
Dalam pendiriannya, Bank Umum harus mendapat izin dari
Bank Indonesia untuk melakukan usaha dalam bidang perbankan,
artinya jika ingin mendirikan bank umum atau pembukaan cabang
baru maka diharuskan untuk memenuhi berbagai persyaratan yang
telah ditentukan oleh Bank Indonesia .Izin pendirian bank biasanya
diberikan sesuai dengan persyaratan yang berlaku( Kasmir, 2004 :
49 ).
Untuk memperoleh izin usaha bank , persyaratan yang harus
dipenuhi menurut Undang-undang pokok Perbankan Nomor 10
tahin 1998 sekurang-kurangnya adalah :
1. Susunan Organisasi dan Kepengurusan
2. Permodalan
3. Kepemilikan
4. Keahlian di bidang Perbankan
5. Kelayakan rencana kerja
Semua persyaratan dan tata cara perizinan bank diatas ditetapkan
oleh Bank Indonesia . Disamping izin yang telah diajukan , maka
permohonan dapat memilih bentuk badan hukum yang diinginkan dan
45
yang telah ditentukan. Ada beberapa bentuk badan hukum bank umum
yang berkembang saat ini adalah :
1. Perseroan Terbatas (PT)
2. Koperasi
3. Perseroan Daerah (PD)
Pemilihan bentuk badan hukum ini tergantung dari jenis bank yang
dipilihnya , masing-masing bentuk badan hukum mempunyai kelebihan
dan kekurangan ( Kasmir, 2004 : 47 ).
4.2 Bidang Usaha Bank Umum Pemerintah
Bank umum Pemerintah dalam melakukan kegiatan
memberikan jasa-jasa perbankan adalah sebagai berikut :
1. Simpanan Tabungan ( Saving Deposito ) yaitu simpanan yang
penariakannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat yang
disepakati , tetapi tidak dapat ditarik dengan cek ,belyet giro dan
atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu ( Kasmir , 2008 :
78 ) adapun simpanan dalam bentuk tabungan yang jenisnya
sangat banyak misalnya Tabanas, Taska, dan Giro/rekening
Koran.
2. Simpanan Deposito (Time Deposit) simpanan yang
penariakannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank .Adapun
jenis-jenis deposito adalah :
a. Deposito berjangka adalah Deposito yang diterbitkan menurut jangaka
waktu tertentu. Jangka waktu Deposito biasanya bervariasi mulai dari
1,2,3,6,12,18 sampai dengan 24 bulan.
b. Deposito harian (Deposito On Call ) adalah merupakan deposito yang
berjangka waktu minimal tujuh hari dan paling lama kurang dari satu
bulan . Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar
minimal 50 juta rupiah / tergantung bank yang bersangkutan
46
c. Sertifikat Deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa / atas untuk
yang dikeluarkan oleh suatu bank sebagai bukti simpanan yang dapat
diperjual-belikan atau dipindah-tangankan kepada pihak lain ( Kasmir,
2008:84 )
3. Pemberian pinjaman atau kredit adalah penyediaan uang tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
perjanjian atau kesepakatan pinjaman antar bank dengan pihak lain
dengan mewajibkan pinjam meminjam melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Kasmir,2008:98)
Unsur jangka waktu kredit di bagi atas :
a. Kredit Jangka Pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau
paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
b. Kredit Jangka Menengah
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu anata 1 tahun sampai
dengan 3 tahun, bisanya digunakan untuk investasi.
c. Kredit jangka Panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang kredit ini
jangka waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun, biasanya
diguanakan untuk investasi jangka panjang ( Kasmir, 2008:105 ).
47
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian.
4.3.1 Deskripsi Data.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berbentuk runtun waktu (
timeseries ) dengan interval waktu 5 tahun dari tahun 2012 sampai dengan
tahun 2016 yang diperoleh dari laporan Bank Indonesia dan Statistik Ekonomi
Keuangan Indonesia tahun 2012-2016 . Adapun data yang diperoleh yaitu data
mengenai perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit , Jumlah Simpanan
Masyarakat dan Jumlah Kredit pada Bank Umum Pemerintah di Indonesia.
Dalam kebijakannya mengenai tingkat suku bunga, Bank Indonesia
menerapkan kebijakan politik diskonto, dimana dengan menaikkan suku
bunga SBI yang selanjutnya diikuti dengan kenaikan suku bunga pada bank-
bank umum pemerintah, masyarakat pun akan berlomba-lomba untuk
menyiapkan dananya di Bank. Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit,
Jumlah Simpanan Masyarakat dan Jumlah Kredit pada Bank Umum
Pemerintah di Indonesia tahun 2012 sampai dengan 2016 dapat dilihat pada
tabel 4.1 sebagai berikut :
48
Tabel 4.1 Tingkat Suku Bunga Kredit ,Jumlah Simpanan Masyarakat dan Jumlah
Kredit pada Bank Umum Pemeritah di Indonesia periode 2012.I-2016.IV
Tahun
Periode Suku Bunga Kredit (%)
Simpanan Masyarakat
( Milyar Rp )
Jumlah Kredit (Milyar Rp)
2012
I II III IV
12,31 13,75 13,42 13,21
2.000,609 2.113,484 2.170,410 2.370,983
20,O30 21,387 22,574 24,401
2013
I II III IV
12,32 12,24 12,50 12,31
2.381,978 2.467,294 2.586,980 2.830,323
25,354 27,140 28,733 30,576
2014
I II III IV
12,01 11,79 11,70 11,49
2.879,534 3.010,181 3.104,251 3.277,154
31,855 34,337 36,684 39,662
2015
I II III IV
11,44 11,41 11,80 12,12
3.307,495 3.434,159 3.599,133 3.706,609
41,421 44,770 48,889 50,624
2016
I II III IV
12,37 12,63 12,78 12,79
3.671,553 3.893,057 4.066,486 4.087,348
33,340 34,949 35,920 37,065
Sumber : Bank Indonesia tahun 2012-2016
Berdasarkan data olahan pada tabel 4.1 dapat diketahui
perkembangan Tingkat Suku Bunga, Jumlah Simpanan Masayarakat dan
Jumlah Kredit pada Bank Umum Pemerintah di Indonesia dari tahun 2012
sampai dengan tahun 2016. Tingkat Suku Bunga Kredit mengalami
peningkatan dan penurunan atau berfluktuasi, Tingkat Suku Bunga Kredit
mengalami peningkatan pada tahun 2012 Periode II yaitu 13,75% dan
kemudian mengalami penurunan pada tahun 2014 Periode II 11,41%, dari
tahun 2012 sampai dengan 2016 Simpanan Masyarakat mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun , peningkatan terbesar yaitu pada tahun
49
2016 periode ke IV sebesar Rp. 4.087,348 Milyar, dan terendah yaitu pada
tahun 2012 periode ke I Simpanan Masyrakat sebesar Rp. 2.000,609
Milyar. Begitu juga dengan Kredit mengalami peningkatan dan penurunan
atau berfluktuasi , Kredit mengalami peningkatan pada tahun 2015 periode
IV yaitu 50,624 Milyar dan kemudian mengalami penurunan pada tahun
2016 periode I yaitu 33,340 Milyar .
A. Analisis Data
Setelah data-data terkumpul maka data tersebut selanjutnya diolah dengan
menggunakan teknik-teknik analisis sebagai berikut :
1. Uji Asumsi Klasik
Dengan menggunakan Uji Asumsi Klasik bertujuan untuk mengetahui dalam
model regresi linier berganda sudah benar . Adapun pengujian yang dilakukan
dalam Uji Asumsi Klasik yaitu :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengtahui apakah data yang
dipergunakan telah terdistribusi secara normal atau tidak . Uji
normalitas terpenuhi jika titik-titik pada grafik mendekati sumbu
diagonalnya.
50
Gambar 4.1
Uji Normalitas
Dari gambar 5 menunjukan titik-titik pada grafik telah mendekati dengan
diagonal garis mendatar. Sehingga data / model yang digunakan telah
terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinieritas
Dari hasi uji multikolinieritas dengan menggunakan software SPSS 17 (Lampiran
1 ) menunjukan VIF untuk seluruh variabel bebas masing-masing sebesar 1,128
untuk Tingkat Suku Bunga Kredit (X1), sebesar 1,128 untuk Simpanan
Masyarakat (X2). Ini berarti tidak terdapat multikolinieritas terhadap seluruh
variabel bebas karenan VIF<10.
Observed Cum Prob
1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Y
51
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat ada atau tidaknya unsur korelasi antar
residul , uji ini dilakukan dengan menggunakan motode Durbin Watson dan
menunjukan nilai sebesar 1,659 ( terlampir pada output SPSS Lampiran 1)
sedangkan nilai batas bawah (dl) pada tabel Durbin Watson sebesar 0,966 dan
nilai batas atas (du) sebesar 1,6851 pada k sebesar 2 (k = variabel bebas).
Karena nilai Durbin Watsonterletak antara du (1,6851) dengan (4-du= 2,3149
) maka dapat diprediksi bahwa tidak terjadi autokorelasi .
Gambar 4.2
Metode Uji Durbin Watson
0 dl du 2 4-du 4-dl 4 0,966 1,6851 2,3149 3,034
Keterangan :
1. Daerah 0-dl adalah daerah korelasi positif .
2. Daerah dl-du adalah daerah keragu-raguan
3. Daerah du-(4du) daerah tidak mengandung autokorelasi
4. Daerah (4-du) dan (4-dl) adalah daerah keragu-raguan
5. Daerah 4-dl dan 4 negatif
Menolak Ho bukti Autokorelasi positif
Daerah keragu-raguan
Menerima HO atau menolak HO atau kedua-duanya
Daerah keragu-raguan
Menolak Ho bukti Autokorelasi negatif
52
Sehingga nilai Durbin Watson terletak di antara daerah du-(4) yaitu daerah
tidak mengandung autokorelasi . artinya disimpulkan bahwa model tersebut
mengandung autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan metode grafik
(scategram) menunjukan pola sebaran pada gambar 4.3
Gambar 4.3
Dari gambar diatas terlihat bahwa pola sebaran scatergram menunjukan pola
yang tidak jelas , artinya dapat diduga bahwa grafik tersebut menunjukan
homokedastisitas atau tidak terdapat heteroskedastisitas pada model regresi
hasil penafsiran ,sehingga dapat menunjukan kriteria BLUE ( Best Liniar
Unbiased Estimator ).
Regression Standardized Predicted Value
10-1-2
Regr
essio
n Stu
dent
ized R
esidu
al
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot
Dependent Variable: Y
53
2.Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Tingkat Suku
Bunga Kredit dan Jumlah Simpanan Masyarakat terdahap Jumlah Kredit
di Bank Umum Pemerintah . maka digunakan rumussebagai berikut :
Y=α+β1X1+β2X2+µi Keterangan :
Y : Jumlah Kredit pada Bank Umum Pemerintah di Indonesia
Β0 : Konstanta
β1 : Koefisien regresi ; Tingkat Suku Bunga Kredit
β2 : Koefisien regresi ; Jumlah Simpanan Masyarakat
X1 : Tingkat Suku Bunga Kredit
X2 : Jumlah Simpanan Masyarakat
µi : Variabel penganggu
Berdasarkan hasil perhitungan pada (lampiran 1) maka diperoleh
persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y=81,345-5,806X1-0,00006X2
Interpretasinya adalah sebagai berikut :
α = 81,345 artinya apabila Tingkat Suku Bunga Kredit (X1), Jumlah
Simpanan Masyarakat (X2), sama dengan nol maka Jumlah Kredit
(Y) sebesar 81,345 Milyar Rupiah
β1 = -5,806 artinya apabila Tingkat Suku Bunga Kredit (X1) naik
sebesar 1% dan Jumlah Simpanan Masyarakat (X2) adalah konstan
maka Jumlah Kredit pada Bank Umum Pemerintah mengalami
penurunan sebesar 5,806 Milyar Rupiah.
β2 =-0,00006 artinya apabila Jumlah Simpanan Masyarakat (X2)
bertambah sebesar 1 milyar rupiah dan Tingkat Suku Bunga Kredit
(X1) adalah konstan maka Jumlah kredit (Y) akan mengalami
penurunan sebesar 0,00006 milyar rupiah .
54
3. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji signifikan koefisien-koefisien regresi secara
individual.
a. Adapun formulasi uji terhadap arah regresi terhadap Tingkat Suku bunga
Kredit (X1)
1) Menentukan formulasi :
Ho ; β1=0, artinya Tingkat Suku Bunga Kredit (X1) ,tidak mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap Jumlah Kredit (Y) pada
Bank Umum Pemerintah di Indonesia.
H1 ; β1 > 0, artinya Tingkat Suku Bunga Kredit (X1) mempunyai
pengaruh yang nyata dan negatif terhadap Jumlah
Kredit pada Bank Umum di Indonesia.
2) Dengan menggunakan Level of Siginifikan(α : 0,05)
3) Degree of freedom (n-k) = 20-1 = 19 maka diperoleh t- table sebesar
2,093 ( lampiran 1 ).
4) Kriteria Pengujian
Ho diterima jika t-hitung ≤ t-tabel (2,093 )
Ho ditolak jika t-hitung > table (2,093 )
Gambar 4.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho dengan uji t
Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan
Ho
t-hitung t-tabel 0 - 4,524 2,093 Oleh karena t-hitung (-4,524 ) < t-tabel (-2,093 ) maka Ho ditolak. Ini berarti Tingkat Suku Bunga ( X1) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Jumlah Kredit ( Y ) pada Bank Umum di Indonesia periode 2012 – 2016
55
b. Adapun formulasi uji terhadap koefisien arah regresi terhadap Jumlah Simpanan Masyarakat (X2) adalah :
1) Menentukan formulasi
HO ; β2 = 0, artinya Jumlah Simpanan Masyarakat (X2) , tidak mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap Jumlah Kredit (Y) pada Bank
Umum Pemerintah di Indonesia.
Hi ; β2 > 0, artinya Jumlah Simpanan Masyarakat (X2) mempunyai
pengaruh yang nyata dan positif terhadap Jumlah Kredit pada
Bank Umum Pemerintah di Indonesia.
2) Dengan menggunakan Level of Siginifikan (α : 0,05)
3) Degree of freedom(n-k) 20-1 = 19, maka diperoleh t-tabel sebesar 2,093 dan
t-hitung sebesar 5,941 ( lampiran 1)
4) Kriteria Pengujian
Ho diterima jika t- hitung ≤ t-tabel (2,093 )
Ho ditolak jika t-hitung > t-tabel (2,093 )
Gambar 4.5 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho dengan uji t
Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan
Ho
0 t-tabel t-hitung 2,093 5,941
56
5) Kesimpulan
Oleh karena t-hitung ( 5,941 )> t-tabel (2,093 ) maka Ho di tolak .
Hal ini berarti ada pengaruh signifikan dan positif antara Jumlah Simpanan
Masyarakat terhadap Jumlah Kredit pada Bank Umum di Indonesia periode
2012- 2016.
4. Uji F
Uji F dipergunakan untuk mengtahui apakah variabel bebas secara bersama-
sama mampu menjelaskan variabel tak bebas secara signifikan .
a. Formulasi Hipotesis
HO ; β1, β2 = 0 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara Tingkat
Suku Bunga Kredit (X1), Jumlah Simpanan Masyarakat (X2)
secara simultan, terhadap Jumlah Kredit pada Bank Umum
Pemerintah di Indonesia.
Hi ;minimal salah satu dari βi ≠ 0 (i=1,2 ) artinya ada pengaruh secara
signifikan antara Tingkat Suku Bunga Kredit (X1), Jumlah
Simpanan Masyarakat (X2) secara simultan, terhadap Jumlah
Kredit pada Bank Umum di Indonesia tahun 2012- 2016.
b. Taraf nyata yang digunakan untuk memperoleh nilai F-tabel dengan α =
5% dan derajat kebebasan = k,[n-(k+1)] = F0,05(2,12) maka diperoleh
Ftabel sebesar 3,68.
F- hitung = 41,651 ( lampiran 1 )
c. Kriteria Pengujian
Ho diterima jika F hitung ≤ 3,68
Ho ditolak jika F hitung > 3,68
57
Gambar 4.6 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan Ho dengan
menggunakan uji F.
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
F-tabel F-hitung 3,68 41,651
d. Kesimpulan
Oleh karena F-hitung > F-tabel (41,651>3,68) maka Ho ditolak, ini bararti
koefisien regresi secara bersama-sama berbeda nyata dengan nol artinya
Tingkat Suku Bunga Kredit (X1), Jumlah Simpanan Masyarakat (X2),
berpengaruh nyata secara silmultan terhadap Jumlah Kredit pada Bank
Umum Pemerintah di Indonesia periode 2012 – 2016.
5. Koefisien Determinasi
Dari analisis data (lampiran 1) di peroleh koefisien determinasi sebesar
83,9% artinya bahwa variasi Tingkat Suku Bunga Kredit (XI), Jumlah
Simpanan Masyarakat (X2), dapat menjelaskan variabel Jumlah Kredit (Y)
sebesar 83,9%, sedangkan sisanya 16,10% dijelaskan oleh variasi variabel
lain yang tidak di teliti dalam penelitian ini .
58
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Berdasarkan pada pembahasan hasil penelitian maka dapat ditarik simpulan
sebagai berikut:
1. Tingkat Suku Bunga Kredit ( X1 ) secara parsial berpengaruh negative
dan signifikan terhadap Jumlah Kredit pada Bank Umum Pemerintah di
Indonesia tahun 2012 – 2016. Sedangkan Jumlah Simpanan Masyarakerat
(X2) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Jumlah
Kredit pada Bank Umum Pemerintah di Indonesia tahun 2012 – 2016.
2. Tingkat Suku Bunga Kredit dan Jumlah Simpanan Masyarakat secara
serempak berpengaruh signifikan terhadap Jumlah Kredit pada Bank
Umum Pemerintah di Indonesia tahun 2012 – 2016.
3. Koefisien determinasi (R2) = 83,9% ,ini artinya bahwa variasi Tingkat
Suku Bunga Kredit (X1) dan Jumlah Simpanan Masyarakat (X2), dapat
menjelaskan variabel Jumlah Kredit (Y) sebesar 83,9%, sedangkan
sisanya 16,10% dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak di teliti
dalam penelitian ini.
5. 2 Saran-saran
Suku bunga meupakan variable yang paling dominan pengaruhnya
terhadap jumlah kredit pada Bank Umm Pemerintah di Provinsi
Bali tahun 2012 – 2016, maka dari itu pemerintah melalui Bank
Sentral harus mengambil kebijakan menurunkan suku bunga kredit.
Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
yang sedang mengalami kelesuan.
59
DAFTAR PUSTAKA
Boediono, (2001),Ekonomi Moneter, Seri Pengantar Ilmu Ekonomi No.5. Edisi 3.Yogyakarta .BPFE,Yogyakarta. H. Malayu S.P Hasibuan, (2005), Dasar-dasar Perbankan,Terbit PT, Bumi Aksara, Jakarta. Hady, H, 2001. Ekonomi Internasional– Teori dan kebijakan keuangan Internasional ,Edisi Revisi, Buku 2, Ghalia Indonesia ,Jakarta. Iman Ghozali, (2002), Penggunaan Teknik Ekometrika , Penerbit PT. Raja Grafindo Jakarta. Kasmir, (2005), Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Nata Wirawan, (2002), Statistik Edisi Kedua, Penerbit Fakultas Ekonomi UGM Yogyakarta. Nopirin, (1997), Ekonomi Moneter, Edisi Pertama Cetakan Kesepuluh, Penerbit PT. BPFE, Yogyakarta. Sadono Sukirno, (2006), Pengantar Teori Mikro Ekonomi. , Bank Indonesia (2010), Statistik Keuangan dan Ekonomi Indonesia, Denpasar. , Bank Indonesia (2011), Statistik Keuangan dan Ekonomi Indonesia, Denpasar. , Bank Indonesia (2012), Statistik Keuangan dan Ekonomi Indonesia, Denpasar. , Bank Indonesia (2013), Statistik Keuangan dan Ekonomi Indonesia, Denpasar. , Bank Indonesia (2014), Statistik Keuangan dan
Ekonomi Indonesia, Denpasar.
60
Lampiran 1
Regression
Descriptive Statistics
32.5835 7.99736 19
12.3300 .66410 19
3013285 668451.05167 19
Y
X1
X2
Mean Std. Dev iation N
Correlations
1.000 -.695 .795
-.695 1.000 -.337
.795 -.337 1.000
. .000 .000
.000 . .079
.000 .079 .
19 19 19
19 19 19
19 19 19
Y
X1
X2
Y
X1
X2
Y
X1
X2
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Y X1 X2
Variables Entered/Removedb
X2, X1a . Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested v ariables entered.a.
Dependent Variable: Yb.
Model Summaryb
.916a .839 .819 3.40489 1.659
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), X2, X1a.
Dependent Variable: Yb.
61
Lanjut lampiran 1
ANOVAb
965.747 2 482.873 41.651 .000a
185.492 16 11.593
1151.239 18
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X2, X1a.
Dependent Variable: Yb.
Coefficientsa
81.345 17.514 4.645 .000
-5.806 1.283 -.482 -4.524 .000 -.695 -.749 -.454 .887 1.128
7.57E-006 .000 .633 5.941 .000 .795 .830 .596 .887 1.128
(Constant)
X1
X2
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig. Zero-order Part ial Part
Correlations
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Ya.
Collinearity Diagnosticsa
2.966 1.000 .00 .00 .00
.033 9.454 .01 .02 .79
.001 51.924 .99 .98 .20
Dimension
1
2
3
Model
1
Eigenvalue
Condition
Index (Constant) X1 X2
Variance Proportions
Dependent Variable: Ya.
62
Lanjut lampiran 1
Casewise Diagnosticsa
-1.468 20.03 25.0287 -4.99867
1.135 21.39 17.5232 3.86378
.794 22.57 19.8704 2.70363
.526 24.40 22.6089 1.79206
-.736 25.35 27.8595 -2.50546
-.538 27.14 28.9702 -1.83020
.107 28.73 28.3673 .36571
-.217 30.58 31.3137 -.73772
-.462 31.86 33.4283 -1.57325
-.399 34.34 35.6952 -1.35819
-.072 36.68 36.9303 -.24630
.060 39.66 39.4593 .20273
.423 41.42 39.9794 1.44161
1.074 44.77 41.1130 3.65695
2.582 48.89 40.0984 8.79058
-1.174 33.34 37.3376 -3.99764
-.751 34.95 37.5060 -2.55699
-.596 35.92 37.9488 -2.02883
-.289 37.07 38.0488 -.98380
Case Number
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Std. Residual Y
Predicted
Value Residual
Dependent Variable: Ya.
63
Residuals Statisticsa
17.5232 41.1130 32.5835 7.32479 19
-2.056 1.164 .000 1.000 19
.818 1.960 1.315 .329 19
15.6098 40.4117 32.5431 7.56728 19
-4.99867 8.79058 .00000 3.21016 19
-1.468 2.582 .000 .943 19
-1.640 2.738 .005 1.031 19
-6.23606 9.88991 .04047 3.85608 19
-1.741 3.638 .052 1.185 19
.092 5.014 1.895 1.427 19
.000 .318 .069 .101 19
.005 .279 .105 .079 19
Predicted Value
Std. Predicted Value
Standard Error of
Predicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Std. Residual
Stud. Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Mahal. Distance
Cook's Distance
Centered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Dev iation N
Dependent Variable: Ya.
64
Lanjutanlampiran1
Regression Standardized Residual
3210-1-2
Fre
qu
en
cy
5
4
3
2
1
0
Histogram
Dependent Variable: Y
Mean =-7.95E-16Std. Dev. =0.943
N =19
65
Observed Cum Prob
1.00.80.60.40.20.0
Exp
ecte
d C
um
Pro
b1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Y
66
Lanjutan lampiran 1
Regression Standardized Predicted Value
10-1-2
Reg
ressio
n S
tud
en
tized
Resid
ual
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot
Dependent Variable: Y
67
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
19
.0000000
3.21016080
.139
.139
-.108
.605
.857
N
Mean
Std. Dev iat ion
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negativ e
Most Extreme
Dif f erences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Residual
Test distribution is Normal.a.
Calculated f rom data.b.