pengaruh shopping lifestyle, store atmosphere,...
TRANSCRIPT
PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE, STORE ATMOSPHERE, DAN
HEDONIC SHOPPING VALUE TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN
IMPULSIF PELANGGAN AEON DEPARTMENT STORE BSD CITY
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Larassanti Dewi Paramita
NIM: 1112081000007
JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2016
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Larassanti Dewi Paramita
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 9 Januari 1995
3. Alamat : Kp. Suradita RT 005/001 No. 51, Suradita,
Cisauk, Tangerang, Banten
4. Agama : Islam
5. Nama Ayah : Supriyadi
6. Nama Ibu : Sawitri
7. Nomor Telepon : 085890535747
8. Email : [email protected]
B. Pendidikan Formal
1. 2000-2006 : SDN Pondok Jagung II
2. 2006-2009 : SMPN 1 Serpong
3. 2009-2012 : SMAN 7 Kota Tangerang Selatan
4. 2012-2016 : S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
C. Pengalaman Organisasi
1. 2006-2009 : Paskibra SMPN 1 Serpong
2. 2009-2010 : Paskibra SMAN 7 Kota Tangerang Selatan
3. 2012-2013 : Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII)
vi
4. 2013-2014 : Div. Luar Kampus Himpunan Mahasiswa
Jurusan (HMJ) Manajemen UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
5. 2014-2015 : Div. Kemahasiswaan Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. 2015-2016 : Sekretaris Bidang Himpunan Mahasiswa
Jurusan (HMJ) Manajemen UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
vii
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the effect of shopping lifestyle,
store atmosphere, and hedonic shopping value towards impulse buying behavior
of AEON Department Store BSD City. Type of this research is quantitative.
Source data is the research primary data from the customer AEON Department
Store BSD City. The data collection in this research uses convenience sampling
with 100 respondents customer AEON Departmen Store BSD City. This research
uses Regresion analysis. The results of this research showed that : (1) Shopping
Lifestyle has significantly influence to Impulse Buying Behavior (2 )Store
Atmosphere has significantly influence to Impulse Buying Behavior, and (4)
Hedonic Shopping Value has significantly influence to Impulse Buying Behavior,
(5) and Shopping Lifestyle, Store Atmosphere, and Hedonic Shopping Value has
significantly influence to Impulse Buying Behavior.
Keywords : Shopping Lifestyle, Store Atmosphere, Hedonic Shopping Value, and
Impulse Buying Behavior
viii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh shopping
lifestyle, store otmosphere dan hedonic shopping value terhadap perilaku
pembelian impulsif pada AEON Department Store BSD City. Jenis penelitian ini
adalah kuantitatif. Sumber data penelitian ini merupakan data primer yang berasal
dari sampel yaitu pelanggan AEON Department Store BSD City. Pengumpulan
data dilakukan menggunakan convenience sampling dengan menyebarkan kepada
100 responden pelanggan AEON Department Store BSD City. Penelitian ini
menggunakan metode analisis Regresi Berganda. Hasil temuan dari penelitian ini
menunjukan bahwa : (1) shopping lifestyle berpengaruh secara signifikan terhadap
perilaku pembelian impulsif AEON Department Store BSD City (2) store
atmosphere berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku pembelian impulsif
AEON Department Store BSD City (3) hedonic shopping value berpengaruh
secara signifikan terhadap perilaku pembelian impulsif AEON Department Store
BSD City (5) shopping lifestyle, store atmosphere, dan hedonic shopping value
berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku pembelian impulsif AEON
Department Store BSD City.
Kata kunci : shopping lifestyle, store atmosphere, hedonic shopping value,
perilaku pembelian impulsif
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta
alam, karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Pengaruh Shopping Lifestyle, Store Atmosphere, dan
Hedonic Shopping Value Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif pada AEON
Department Store BSD City. Shalawat serta salam semoga tetap dan akan terus
tercurahkan kepada baginda nabi besar Muhammad SAW, yang telah
membimbing kita dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang ini.
Telah berakhir sudah perjuangan yang indah dan tak akan pernah peneliti
lupakan dibangku kuliah ini. Peneliti sangat bersyukur atas selesainya penyusunan
skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari betul bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat disusun
tanpa bantuan pihak-pihak lain. Oleh karena itu, pada sedikit paragraf ini penulis
akan menyampaikan terima kasih kepada segenap pihak-pihak tersebut, yang
diantaranya adalah :
1. Kedua orang tua tersayang, tercinta, Bapak Supriyadi dan Ibu Sawitri,
serta adik-adik Elmira dan Bayu. Yang selalu mendoakan peneliti tanpa
henti, dan tidak pernah lelah memotivasi, mengingatkan, mendukung
peneliti baik secara moril maupun materil. Yang selalu ada tanpa kenal
x
waktu, yang selalu menegur dikala peneliti mulai khilaf, lupa, maupun
lalai, yang selalu meluruskan jalan peneliti dikala peneliti mulai
kehilangan arah.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Ir. Ella Patriana, MM., AAAIJ selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA., selaku dosen Pembimbing
Skripsi, terimakasih telah berkenan meluangkan waktu dan tenaga untuk
membimbing peneliti, yang telah bersedia memberikan motivasi,
tambahan ilmu, arahan dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan
dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si, selaku dosen Pembimbing akademik
yang telah bersedia memberikan motivasi, banyak ilmu dan solusi selama
masa perkuliahan.
7. Seluruh Bapak/ Ibu dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa
perkuliahan dan membantu penulis.
xi
8. Seluruh keluarga besar alm. Bapak Maryono Effendi yang selalu
mendoakan, memberikan motivasi, arahan yang baik, serta mendukung
baik moril maupun materil kepada penulis.
9. Bramantio, yang senantiasa memberikan dorongan semangat, memotivasi,
mengingatkan penulis agar menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih banyak
atas waktu, bantuan, perhatian, hiburan dan doa yang diberikan kepada
penulis hingga skripsi ini selesai.
10. Teman-teman seperjuangan Manajemen 2012, yang telah memberikan
warna kepada penulis di kampus. Khususnya Konsentrasi Pemasaran yang
telah membantu, mendukung, saling bertukar ilmu dan senantiasa berjuang
bersama kepada Anggita, Silvia, Ravena, Putri, Kiki, Dita, Julham,
Syawendi, Tomi, Shofyan, terimakasih banyak. Tak lupa sahabat-sahabat
seperjuangan dari penulis pertama kuliah sampai hari ini telah
menyelesaikan skripsi Nisa, Ica, Yulvie, Sinta, Asri, Zizi. Terimakasih
banyak atas motivasinya, kepeduliannya, hiburan, dukungan serta
semangatnya untuk penulis. Selain itu juga terimakasih kepada Rezky
Oktafiandi, SE., dan Riri Ruhiana, SE, yang telah membimbing penulis,
memberi masukan dan arahan yang baik dalam pembuatan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat dari penulis masih kecil, Tiwi, Dani, dan Lisa yang selalu
memotivasi dengan cara tidak biasa untuk memicu semangat penulis
menyelesaikan skripsi ini.
12. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis, suatu
xii
kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua,
terima kasih banyak.
Akhir kata, penulis memahami bahwasannya tak ada satupun di dunia ini
yang sempurna, tak terkecuali skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kepada pembaca berkenan memberikan saran yang membangun guna memberikan
koreksi pada skripsi ini dan diadakan perbaikan untuk penulisan berikutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
xiii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi ................................................................ i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ......................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ..................................................... iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ..................................... iv
Daftar Riwayat Hidup .......................................................................... v
Abstract ................................................................................................... vii
Abstrak ................................................................................................... viii
Kata Pengantar ..................................................................................... ix
Daftar Isi ................................................................................................ xiii
Daftar Tabel .......................................................................................... xvi
Daftar Gambar ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 13
1. Tujuan Penelitian ................................................................ 13
2. Manfaat Penelitian .............................................................. 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 15
A. Landasan Teori ........................................................................ 15
1. Pemasaran Ritel ................................................................. 15
a. Definisi Ritel ............................................................... 16
b. Jenis Ritel .................................................................... 16
c. Fungsi Ritel ................................................................. 22
2. Shopping Lifestyle ............................................................. 24
a. Definisi Lifestyle ......................................................... 24
b. Sembilan Gaya Hidup Konsumen ............................... 25
c. Definisi Shopping Lifestyle ......................................... 26
3. Store Atmosphere ............................................................... 28
a. Definisi Store Atmosphere ........................................... 28
b. Elemen Store Atmosphere ........................................... 29
xiv
4. Hedonic Shopping Value ................................................... 37
a. Definisi Hedonic Shopping Value ............................... 37
b. Dimensi Hedonic Shopping Value ............................... 39
5. Perilaku Pebelian Impulsif ................................................ 39
a. Definisi Pembelian Impulsif ....................................... 39
b. Karakteristik Pembelian Impulsif ............................... 41
6. Hubungan Antar Variabel ................................................. 42
a. Hubungan Antara Variabel Shopping Lifestyle
pada Perilaku Pembelian Impulsif .............................. 42
b. Hubungan Antara Variabel Store Atmosphere
pada Perilaku Pembelian Impulsif .............................. 43
c. Hubungan Antara Variabel Hedonic Shopping
Value pada Perilaku Pembelian Impulsif .................... 43
B. Peneliatian Terdahulu .............................................................. 45
C. Kerangka Pemikiran ................................................................ 49
D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................... 51
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 51
1. Wilayah dan Waktu Penelitian .......................................... 51
2. Variabel Penelitian ............................................................ 51
B. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 51
1. Populasi .............................................................................. 51
2. Sampel ................................................................................ 52
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 54
1. Data Primer ........................................................................ 54
2. Data Sekunder ................................................................... 55
D. Metode Analisis Data ............................................................... 55
E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ............................................. 56
1. Uji Validitas ....................................................................... 56
2. Uji Reliabilitas ................................................................... 57
F. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 57
1. Uji Normalitas .................................................................... 57
2. Uji Multikolonieritas .......................................................... 59
3. Uji Heterokedasitas ............................................................ 60
G. Analisis Regresi Linear Berganda ............................................ 61
H. Uji Hipotesis ............................................................................ 62
1. Uji t (Uji Parsial) ............................................................... 62
2. Uji f (Uji Simultan) ............................................................ 63
I. Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................ 64
xv
J. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 65
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................... 69
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................ 69
B. Pembahasan Hasil Deskriptif Responden ............................... 71
1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 71
2. Responden Berdasarkan Usia ........................................... 72
3. Responden Berdasarkan Profesi ....................................... 72
4. Responden Berdasarkan Pendidikan ................................ 73
5. Responden Berdasarkan Pendapatan ................................ 74
C. Pembahasan Analisis Deskriptif .............................................. 74
1. Deskripsi Variabel Shopping Lifestyle ............................... 75
2. Deskripsi Variabel Store Atmosphere ................................ 79
3. Deskripsi Variabel Hedonic Shopping Value ..................... 93
4. Deskripsi Variabel Perilaku Pembelian Impulsif ............... 98
5. Distribusi Jawaban Responden ........................................... 104
D. Hasil Uji Kualitas Data ............................................................. 110
1. Hasil Uji Validitas .............................................................. 108
2. Hasil Uji Reliabilitas .......................................................... 112
E. Hasil Uji Asumsi Klasik .......................................................... 113
1. Hasil Uji Normalitas .......................................................... 113
2. Hasil Uji Multikolinieritas ................................................. 116
3. Hasil Uji Heteroskedatisitas .............................................. 118
F. Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 120
1. Hasil Uji t (Uji Parsial) ...................................................... 120
2. Hasil Uji f (Uji Simultan) .................................................. 124
G. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................ 125
H. Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................. 126
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 128
A. Kesimpulam ............................................................................ 128
B. Saran ........................................................................................ 129
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 133
LAMPIRAN ...................................................................................... 136
xvi
DAFTAR TABEL
Nomer Keterangan Halaman
1.1 Jumlah Kependudukan Kota Tangerang Selatan ............................... 5
1.2 Jumlah Rumah Tangga Kota Tangerang Selatan Selatan .................. 5
2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 45
3.1 Skala Likert ........................................................................................ 56
3.2 Operasional Variabel Penelilitian ...................................................... 65
4.1 - 4.5 Pembahasan Hasil Deskriptif Responden ................................. 71
4.6 - 4.46 Pembahasan Analisis Deskriptif ............................................. 74
4.47 - 4.50 Distribusi Jawaban Responden ............................................. 104
4.51 Hasil Uji Validitas ........................................................................... 110
4.52 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 112
4.53 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov ....................................................... 115
4.54 Hasil Uji Multikolinieritas .............................................................. 117
4.55 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik ................................ 119
4.56 Hasil Uji t (Uji Parsial) ................................................................... 120
4.57 Hasil Uji f (Uji Simultan) ............................................................... 124
4.58 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ................................................ 125
4.59 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................ 127
xvii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Model Kerangka Penelitian .............................................................. 49
4.1 Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas ..................................... 114
4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik Scatterplot ................. 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era modern saat ini, pertumbuhan berbagai kegiatan bisnis meningkat
semakin pesat yang salah satunya dapat dilihat pada perkembangan industri ritel.
Bisnis ritel dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang terkait aktivitas
penjualan ataupun distribusi barang secara langsung kepada konsumen akhir,
dimana secara fokus aktivitas tersebut diarahkan guna menambahkan nilai barang
untuk penggunaan pribadi (Utami, 2008:2).
Keinginan masyarakat untuk berbelanja dengan mudah dan nyaman menjadi
salah satu faktor meningkatanya industri bisnis ritel di Indonesia (Arvinia, 2013).
Bangkitnya bisnis ritel tradisional seperti pasar, warung, dan toko maupun bisnis
ritel moderen seperti supermarket, hypermarket, minimarket, convenience center,
superstore, factory outlet, dan department store sudah sewajarnya para pelaku
bisnis ritel dituntut untuk mampu bersaing memperoleh pangsa pasar serta
mempertahankan keberlangsungan usahanya dalam jangka panjang.
Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikann peluang
bagi para pelaku bisnis ritel terutama di bidang fashion. Kenyataanya ini
menyebabkan banyak bermunculan toko-toko yang menjual berbagai jenis
produk-produk fashion dan produk lainnya, baik untuk pria ataupun wanita dari
kalangan anak kecil sampai orang dewasa. Dalam perubahan gaya hidup tersebut
konsumen akan berusaha memenuhi kebutuhannya. Prilaku ini berkaitan dengan
2
perilaku belanja konsumen. Perilaku ini juga akan muncul akibat adanya
perencanaan atau tanpa perencanaan sebelumnya (impulse buying).
Indonesia merupakan surga bagi pelaku industri ritel, tak terkecuali pemain
ritel dunia. Pasar Indonesia menjadi perhatian pemain ritel dunia. Apalagi, jumlah
penduduk Indonesia mencapai 235 juta dengan capaian gross domestic product
(GDP) mencapai Rp 4.000 triliun. Secara keseluruhan bisnis ritel pada 2010 bagus
dan tumbuh 12%, dan pada 2011 akan tumbuh 13%-15%. Selain itu, daya beli
konsumen juga masih bagus dan inflasi masih terkontrol 6-6,5%. (Prasetyo, 2012)
Dalam lima tahun terakhir peningkatan omset ritel modern cukup pesat, hal
ini juga didukung oleh pertumbuhan jumlah ritel yang pesat yaitu mencapai
18.152 gerai pada 2011, dibandingkan 10.365 gerai pada 2007. Menurut Asosiasi
Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia antara
10-15% per tahun. Penjualan ritel pada 2006 masih sebesar Rp 49 triliun, namun
melesat hingga mencapai Rp 100 triliun pada 2010. Sedangkan pada 2011
pertumbuhan ritel diperkirakan masih sama yaitu 10%-15% atau mencapai Rp 110
triliun, menyusul kondisi perekonomian dan daya beli masyarakat yang relatif
bagus (Indonesian Commercial Newsletter, 2011)
Perkembangan kemajuan Kota Tangerang Selatan sebagai daerah
perdagangan dan jasa menempatkan masyarakat di wilayah Kota Tangerang
Selatan menjadi sangat konsumtif (Deslatama, 2016). Masyarakat yang konsuntif
di Tangerang Selatan membuat para pengusaha ritel tertarik membangun pusat
perbelanjaan ritel di Tangerang Selatan. Terbukti dari 30 pusat perbelanjaan yang
3
ada di Banten, 18 diantanya berada di Tangerang. Terkonsentrasinya pusat belanja
besar di kawasan Tangerang tentu tak lepas dari jumlah populasi penduduknya
yang mencapai 4 juta jiwa lebih. Di sisi lain, semakin bertambah juga masyarakat
kelas menengah atas dengan daya beli tinggi di kawasan ini. Menurut Ketua
APPBI Banten, Heru Nasution, jumlah tersebut akan terus bertambah seiring tren
aktual yang sedang berkembang saat ini. Tren tersebut tak melulu tentang belanja,
melainkan memenuhi kebutuhan hiburan, relaksasi, kuliner, pertemuan, dan juga
gaya hidup. (Alexsander, 2014)
Pelaku usaha pusat belanja yang tergabung dalam Asosiasi Pengelola Pusat
Belanja Indonesia (APPBI) tahun 2012 mencapai 300 anggota, dan hampir 30
persen berada di DKI Jakarta. Diperkirakan, pertumbuhan toko modern di
Indonesia selama 2012-2015 akan berada pada kisaran 4,5-5 persen per tahun.
Sementara. Itu jumlah gerai ritel modern yang tergabung dalam Asosiasi
Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) mencapai 20.000 gerai. Pertumbuhan
gerai hypermarket rata-rata sebesar 30 persen per tahun, supermarket 7 persen per
tahun dan mini market sekitar 15 persen per tahun. Total omzet penjualan ritel
modern mencapai Rp 135 triliun pada tahun 2012 dan diperkirakan pada tahun
2013 mencapai Rp 150 triliun (65 persen makanan dan 35 persen non makanan).
Dari jumlah belanja makanan, hypermarket mengambil porsi 35 persen,
minimarket 35 persen dan supermarket 30 persen (Malau, 2016).
Lebih lanjut Mendag menjelaskan pertumbuhan perdagangan modern yang
ditandai dengan pertumbuhan pusat belanja dan toko modern didorong oleh
urbanisasi, peningkatan pendapatan penduduk dan perubahan gaya hidup (Malau,
4
2016). Pertumbuhan pusat belanja dan toko modern pada dasarnya merupakan
gambaran dari peningkatan standar hidup masyarakat. Keberadaan pusat belanja
dibutuhkan sebagai sarana pemasaran bagi jaringan ritel nasional maupun
multinasional. Perubahan gaya hidup konsumen telah disikapi oleh pengelola
pusat belanja dan toko modern dengan melakukan perubahan konsep dan format
toko atau ruang usaha sesuai dengan keinginan konsumen akan suasana belanja
yang lebih santai dan nyaman
Dari hasil pengamatan sebelumnya diketahui bahwa menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) Kota Tangerang Selatan menyebutkan, ada 1.443.403 jiwa jumlah
penduduk pada tahun 2013 dan meningkat menjadi 1.492.999 jiwa pada tahun
2014, hal ini sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumtif di Kota Tangerang
Selatan. Menurut BPS Kota Tangerang Selatan kondisi ekonomi konsumen
triwulan III-2015 sebesar 111,21, artinya kondisi ekonomi konsumen meningkat
dari triwulan sebelumnya. Tingkat kepercayaan dan optimisme konsumen juga
meningkat dibandingkan dengan Triwulan II-2015 sebesar 108,19. Dari hasil
pengamatan BPS membaiknya kondisi ekonomi konsumen didorong oleh
peningkatan pendapatan rumah tangga, rendahnya pengaruh inflansi terhadap
tingkat konsumsi dan meningkatnya konsumsi berbelanja. Selain itu perkiraan
konsidi ekonomi konsumen Triwulan IV-2015 sebasar 103,96, artinya kondisi
ekonomi konsumen pada triwulan mendatang diperkirakan akan membaik.
Perbaiakn kondisi ekonomi konsumen triwulan IV-2015 diperkirakan terjadi
karena adanya peningkatan pendapatan rumah tangga dan diperkuat oleh
meningkatnya perkiraan rencana pembelian barang-barang. Berikut tabel jumlah
5
penduduk menurut BPS Kota Tangerang Selatan dan tabel jumlah rumah tangga
di Kota Tangerang Selatan.
Tabel 1.1
Jumlah Kependudukan Kota Tangerang Selatan
Kecamatan
2013 2014
Jumlah Penduduk
Menurut Jenis Kelamin
(Jiwa)
Jumlah Penduduk
Menurut Jenis Kelamin
(Jiwa)
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Kota Tangerang Selatan 727.802 715.601 752.600 740.399
Setu 38.352 36.650 39.814 38.067
Serpong 78.007 79.245 81.291 82.624
Pamulang 159.014 155.917 163.531 160.426
Ciputat 108.225 104.599 111.535 107.849
Ciputat Timur 97.453 96.031 99.683 98.277
Pondok Aren 172.787 168.629 179.064 174.840
Serpong Utara 73.964 74.530 77.682 78.316
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang Selatan
Tabel 1.2
Jumlah Rumah tangga Kota Tangerang Selatan
Kecamatan Jumlah Rumah Tangga
2014
Setu 21.151
Serpong 41.677
Pamulang 82.127
Ciputat 54.227
Ciputat Timur 50.276
Pondok Aren 88.708
Serpong Utara 42.425
Kota Tangerang Selatan 380.591
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang Selatan
6
Dari data di atas diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan
yang meningkat mempengaruhi jumlah konsumsi yang juga meningkat. Hal ini
sangat menguntungkan bagi pengusaha bisnis ritel yang ada di Kota Tangerang
Selatan, termasuk AEON Department Store BSD. Selain dengan masyarakat Kota
Tangerang Selatan sendiri terdapat juga masyarakat diluar dari kota Tangerang
Selatan yang berkunjung ke AEON Department Store BSD, seperti Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Nielsen (2007), ternyata 85%
pembelanja di ritel modern Indonesia cenderung untuk berbelanja sesuatu yang
tidak direncanakan (Impulse buying: tantangan baru pemilik merek, 2009). Ini
dapat dilihat pada grafik, di mana 61% konsumen biasanya memang
merencanakan membeli sesuatu sehingga mereka datang ke ritel. Namun
demikian, mereka kadang-kadang juga membeli sesuatu yang lain. Artinya,
mereka juga melakukan pembelian yang direncanakan. Sebanyak 13% konsumen
selalu membeli sesuatu yang lain, dan bahkan 10% benar-benar tidak
merencanakan untuk membeli (Impulse buying: tantangan baru pemilik merek,
2009).
Survei antar Negara yang dilakukan oleh Nielsen, konsumen di negara
seperti Australia, Selandia Baru, Hong Kong dan China ternyata lebih sering
melakukan impulse buying dibandingkan negara seperti Jepang dan Korea
(Impulse buying: tantangan baru pemilik merek, 2009). Hal tersebut menunjukkan
bahwa bukan hanya di Indonesia saja tetapi hampir di setiap Negara konsumen
cenderung melakukan impulse buying. Fenomena perilaku belanja konsumen yang
7
tidak direncanakan (impulse buying) dipengaruhi beberapa faktor, antara lain gaya
hidup belanja (shopping lifestyle) konsumen, Jackson (2004) mengatakan
shopping lifestyle merupakan ekspresi tentang lifestyle dalam berbelanja
(Japarianto dan Sugiharto, 2011).
Shopping lifestyle merupakan pola konsumsi yang mencerminkan pilihan
seseorang tentang bagaimana cara seseorang menghabiskan waktu dan uang.
Dengan ketersediaan waktu konsumen akan memiliki banyak waktu untuk
berbelanja dan dengan uang konsumen akan memiliki daya beli yang tinggi.
Dengan berbagai faktor internal yang dimiliki konsumen akan berhubungan
pula dengan suasana hati dan kebiasaan mereka berbelanja apakah didorong sifat
hedonis atau tidak. Holbrook dan Hirschman (1982) dalam Abednego (2011)
membagi perilaku belanja konsumen menjadi dua bagian, yaitu pembelanja
hedonis dan pembelanja utilitarian. Pembelanja hedonis adalah pembelanja yang
mengutamakan pengalaman dan kesenangan dalam berbelanja, sedangkan
pembelanja utilitarian adalah pembelanja yang berorientasi pada tugas. Dengan
mengetahui tipe perilaku berbelanja, maka diharapkan gerai fashion mampu
melakukan pendekatan yang tepat bagi konsumen maupun calon konsumen yang
datang sehingga diharapkan akan terjadi tindak lanjut berupa pembelian produk
fashion bahkan pembelian berulang dari gerai tersebut. Pendapat lain disampaikan
Subagio (2011:16) yang menyatakan bahwa utilitarian value merupakan dorongan
dalam diri seseorang untuk mengevaluasi motif dalam mendapatkan produk
dan/atau jasa yang berkualitas, dan juga efisiensi dalam waktu dan tenaga.
8
Maka dari itu didasarkan pada peryataan bahwa di wilayah Kota Tangerang
Selatan yang sangat Konsumtif (Deslatama, 2016) maka penelitian ini akan fokus
pada nilai belanja hedonis yang dalam memenuhi kebutuhan hedonisnya sangat
memungkinkan bagi konsumen untuk terlibat dalam perilaku impulse buying.
Ketika tujuan berbelanja adalah untuk pengalaman yang menyenangkan, produk
yang akan dibeli ini nampak seperti terpilih tanpa perencanaan dan mereka
menghadirkan suatu peristiwa pembelian impulsif. Perilaku pembelian impulsif
pada orientasi fashion termotivasi oleh versi baru dari fashion dan citra merek
yang memandu konsumen ke pengalaman berbelanja hedonis (Park et al., 2006
dalam Abednego, 2011).
Selain dengan faktor internal terdapat juga beberapa faktor eksternal yang
mempengaruhi keputusan pembelian impulsif, salah satunya adalah store
atmosphere yang dimiliki toko untuk menarik para pengunjung datang. Store
atmosphere mencangkup disain interior dan eksterior toko, hal ini sangat
mempengaruhi pikiran bawah sadar konsumen untuk merasa tertarik pada toko
dan penasaran akan apa yang dijual di dalam toko tersebut, sehingga konsumen
akan datang bekunjung. Dalam hal ini sangat mungkin apabila store atmosphere
mempengaruhi dalam pembelian impulsif, desain toko yang menarik membuat
siapa saja akan datang berkunjung.
Konsumen yang melakukan pembelian impulsif tidak berpikir untuk
membeli produk atau merek tertentu. Mereka langsung melakukan pembelian
karena ketertarikan pada merek atau produk saat itu juga. Konsumen cenderung
untuk membeli secara spontan, reflek, tiba-tiba, dan otomatis. Impulse buying
9
dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti display yang menarik ataupun karena
harga diskon.
Adanya perilaku impulsif memberikann dampak positif bagi para pelaku
ritel. Dampak positifnya adalah pelaku ritel akan mendapatkan keuntungan yang
tinggi pada toko pada setiap bulannya. Oleh karena itu penting bagi pelaku ritel
untuk mendapatkan informasi dalam menentukan strategi bersaing yang harus
dilakukan terhadap perilaku pembelian impulsif.
Mengingat perilaku pembelian impulsif sangat memberikann manfaat bagi
pelaku ritel, penelitian ini berusaha untuk mengkaji faktor-faktor yang ada dalam
diri konsumen meliputi shopping lifestyle, store atmosphere dan hedonic shopping
value terhadap perilaku pembelian impulsif pelanggan AEON Department Store
BSD. Ketiga jenis variabel itulah yang menjadi objek peneliti dalam melakukan
penelitian.
Pertimbangan pemilihan AEON Department Store BSD merupakan pusat
perbelanjaan yang ramai dan banyak dikunjungi oleh masyarakat
JABODETABEK umumnya dan masyarakat Kota Tangerang Selatan khususnya.
Mall asal negeri sakura tersebut hadir dengan konsep yang segar dengan tema
yang mudah menarik perhatian kaum muda Tangerang Selatan. Selain itu, mall ini
pun memiliki nuansa khas Jepang yang tidak dimiliki oleh mal lainnya di kawasan
yang sama (Dea, 2016). Letaknya yang strategis yang berada di tengah–tengah
kota BSD, sehingga memungkinkan masyarakat datang ke AEON Department
Store BSD. AEON Department Store BSD juga menyediakan semua kebutuhan
10
konsumen akan produk fashion dan produk lain yang lengkap dan berkualitas.
AEON Department Store BSD mendorong perilaku konsumen melalui strategi-
strategi seperti rancangan toko yang menarik, pajangan-pajangan produk, dan
penjualan.
Kawasan Serpong (BSD) yang dipilih sebagai pijakan pertama AEON Mall
memang dinilai cukup potensial. Meski sudah banyak pusat perbelanjaan di
sekitar sana seperti Living World, Mall Alam Sutra, atau Summarecon Mall
serpong, AEON mall optimis bisa memikat warga sekitar bahkan luar kawasan.
Menurut Andrian Pranata selaku Operations General Manager PT AMSL
Indonesia, keunikan dan lokasi yang tak jauh dari jalan tol menjadi beberapa
kelebihan mall (Anjani, 2015).
AEON Department Store sendri berada di pusat kota BSD City, dengan
dikelilingi oleh perumahan elit dan di apit oleh 2 ruas jalan tol menuju BSD City,
yaitu jalan Tol Jakarta-Tangerang dari Jakarta melalui Simpang Susun Tomang
kemudia keluar Tangerang pada Km 18 dan jalan Tol Bintaro Serpong, jalan tol
ini terhubung dengan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) dan pada ujungnya
terdapat 2 pintu keluar menuju BSD City yaitu lingkar barat (km 12) dan lingkar
timur (km 10). Selain diapit 2 ruas jalan tol, juga terdapat mode transportasi lain
yang bisa mengantar konsumen menuju ke AEON Mall, yaitu melalui KRL
Commuter Line, Shuttle Bus/Feeder Busway, Angkutan kota dari kota-kota
sekitarnya seperti Pamulang, Ciputat, Tangerang, Serpong, Karawaci, Parung dan
Bogor.
11
Selain itu, AEON Mall juga merupakan salah satu pusat perbelanjaan ritel
modern yang bergaya jepang pertama di Indonesia. Dengan konsep ini masyarakat
atau pelanggan akan lebih tertarik mengunjungi AEON Department Store yang
berada di dalam AEON Mall itu sendiri. Di negara aslinya, Jepang, AEON
merupakan salah satu pusat perbelanjaan populer dan terbesar. AEON sudah
mendirikan 141 mal atau 2/3 dari seluruh pusat perbelanjaan yang ada di sana
(Anjani,2015).
Dengan adanya produk-produk dari Jepang yang di jual di AEON
Department Store BSD City membuat kosnumen melihat dan tertarik akan produk
tersebut lalu membelinya, tanpa direncanakan sebelumnya. Selain dengan produk
dari Jepang, di AEON Department Store BSD City juga menjual produk-produk
dengan harga terjangkau sampai dengan yang paling mahal. Dengan adanya
diskon di beberapa produk yang di jual AEON Department Store BSD City akan
menimbulakan perilaku pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya. Demak
menambahkan, di lantai 2 terdapat, brand yang hanya dimiliki mall ini dimana
para konsumen dapat memesan khusunya kemeja dengan ukuran dan bentuk
sesuai keinginan dengan harga terjangkau (wartadki.com, 2015).
Perbedaan AEON Department Store BSD City dengan Department Store
lainnya di Tangerang Selatan seperti Ramayana dan Matahari, terletak pada
produk yang di jual di AEON Department Store BSD City. Berbagai merek dan
produk dari Jepang di tawarkan di AEON Department Store BSD City. Selain itu
juga barang display AEON Department Store BSD City tertata dengan sangat
rapi, dan ketidak padatan di dalam AEON Department Store BSD City
12
menciptakan suasana yang lebih baik dari pada sempit dengan barang-barang
yang tidak di tata dengan baik, kebersihan AEON Department Store BSD City
juga sangat terjaga dengan baik. Hal-hal seperti ini terkait dengan variabel yang
diambil yaitu store atmosphere.
Berdasarkan argumentasi yang disajikan di atas, maka judul penelitian ini
adalah “Pengaruh Shopping Lifestyle, Store Atmosphere, dan Hedonic Shopping
Value Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif Pada AEON Department Store
BSD”
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan informasi mengenai latar belakang masalah di atas
maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh antara Shopping Lifestyle terhadap Perilaku
Pembelian Impulsif?
2. Apakah terdapat pengaruh antara Store Atmosphere terhadap Perilaku
Pembelian Impulsif?
3. Apakah Terdapat pengaruh antara Hedonic Shopping Value terhadap
Perilaku Pembelian Impulsif?
4. Apakah terdapat pengaruh antara Shopping Lifestyle, Store Atmosphere,
dan Hedonic Shopping Value terhadap Perilaku Pembelian Impulsif
secara simultan?
13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan antara Shopping
Lifestyle terhadap Perilaku Pembelian Impulsif.
b. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan antara Store Atmosphere
terhadap Perilaku Pembelian Impulsif.
c. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan antara Hedonic
Shopping Value terhadap Perilaku Pembelian Impulsif.
d. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan antara Shopping
Lifestyle, Store Atmosphere, dan Hedonic Shopping Value terhadap
Perilaku Pembelian Impulsif secara simultan.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang dunia kerja
dalam bidang ritel serta melatih keterampilan teknis penulis dalam
menganalisa suatu masalah.
b. Bagi Perusahaan
1) Membantu perusahaan dalam mengetahui hal-hal yang menjadi
pengaruh terhadap perilaku pembelisn impulsif para konsumen.
2) Memotivasi perusahaan untuk mempertahankan bahkan
meningkatkan kualitas dan pelayanan.
c. Bagi Akademisi
14
Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan, sebagai
referensi dan sebagai bahan pertimbangan bagi rekan-rekan mahasiswa
apabila terdapat pelajaran yang berkaitan dengan shopping lifestyle, store
atmosphere, dan hedonic shopping value terhadap perilaku pembelian
impulsif.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pemasaran Ritel
Kata ritel berasal dari bahasa Perancis, ritellier, yang berarti
memotong atau memecah sesuatu. Retaill atau eceran (retailling) dapat
dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang
atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan
pribadi dan bukan penggunaan bisnis. Sering kali orang-orang
beranggapan bahwa ritel hanya menjual produk-produk di toko. Tetapi
retaill (ritel) juga melibatkan pelayanan jasa layanan antar (delivery
services) ke rumah-rumah. Tidak semua ritel dilakukan di toko.
Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis retaill (ritel) adalah menjual
berbagai produk, jasa atau keduanya, kepada konsumen untuk keperluan
konsumsi pribadi maupun bersama. Produsen menjual produk-produknya
kepada peretaill maupun peritel besar (wholesaler). Peritel besar ini juga
kerap disebut sebagai grosir atau pedagang partai besar.
Industri ritel terus berubah seiring dengan perubahan teknologi,
perkembangan dunia usaha, dan tentunya kebutuhan konsumen. Ritel
adalah keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan dan
pemberian layanan kepada konsumen untuk penggunaan yang sifatnya
individu sebagai pribadi maupun keluarga. Agar berhasil dalam pasar ritel
yang kompetitif, peritel harus dapat menawarkan produk yang tepat,
16
dengan harga yang tepat, pada tempat yang tepat, dan waktu yang tepat.
Oleh karena itu, pemahaman peritel tehadap karakteristik target pasar atau
konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting.
Dalam operasionalnya peritel menjalankan beberapa fungsi antara
lain membantu konsumen dalam menyediakan berbagai produk dan jasa,
menjalankan fungsi memecah (bulk breaking), maupun menambah nilai
produk. Secara keseluruhan, pengelolaan binis ritel membutuhkan
implementasi fungsi-fungsi manajemen secara terintegrasi baik fungsi
keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, maupun operasional.
a. Definisi Ritel
Menurut Berman dan Evan, (2010:4) ritel merupakan
keseluruhan aktivitas bisnis yang menyangkut penjualan dan jasa
kepada konsumen untuk Sigunakan oleh mereka sendiri, keluarga,
atau rumah tangganya.
Levy and Weitz (2008:7) mendefinisikan ritel sebagai kegiatan
bisnis yang menambah nilai produk dan penjualan layanan kepada
konsumen untuk dirinya sendiri atau Sigunakan oleh keluarga.
Melihat dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa ritel adalah suatu kegiatan bisnis dalam bentuk perdagangan
atau jual beli barang dana atau jasa kepada konsumen akhir.
b. Jenis Ritel
Menurut utami (2006:12) jenis ritel dikelompokan ke dalam
empat bagian besar yaitu:
17
1) Supermarket tradisional
Supermarket tradisional adalah supermarket yang melayani
penjualan makanan, daging, minuman, dan produk makanan
lainnya, serta melakukan pembatasan penjualan terhadap
produk-produk non makanan, seperti produk kesehatan,
kecantikan, dan produk-produk umum lainnya.
2) Big-box retailler
Big-box retailler adalah supermarket yang ukurannya lebih luas
dari supermarket tradisional, serta mulai menjual berbagai
produk luar negeri yang bervariasi. Pada format big-box
retailler, terdapat berbagai jenis supermarket, yaitu:
a) Supercenter
Supercenter merupakan Supermarket yang mempunyai luas
lantai 3.000 hingga 10.00 meter persegi. Produk yang dijual
adalah produk makanan yang berkisaran 30-40% dan
produk non makanan 60-70%. Supermarket jenis ini
termasuk Supermarket yang tumbuh dengan cepat.
Persediaan yang di milikii berkisar anatara 12.000-20.000
item.
b) Hypermarket
Hypermarket merupakan supermarket yang mempunyai
luas antara ebih dari 18.000 meter persegi dengan
kombinasi produk makanan sebagai 60-70% dan produk-
18
produk umum sebanyak 30-40%. Hypermarket dalah salah
satu bentuk supermarket yang memiliki persediaan lebih
besar dari pada supercenter yaitu lebih dari 25.000 item ang
meliputi makanan, perkakas, peralatan olahraga, furnitur,
perlengkapan rumah tangga, elektronik, komputer dan
sebagainya.
c) Warehouse
Warehouse merupakan ritel yang ukuran luas bangunanya
lebih dari 13.000 meter persegi dan lokasinya biasanya
diluar kota. Pada jenis ritel ini, interior yang Sigunakan
lebih sederhana. Produk yang dijual meliputi makanan dan
produk umum biasa.
3) Convinience Store
Convinience store memiliki variasi dan jenis produk yang
terbatas. Luas bangunan ritel jenis ini berukuran kurang dari
350 meter persegi dan dikenal konsumen sebagai pasar
swalayan mini yang menjual berbagai produk kebutuhan
sehari-hari. Convinience store ditujukan kepada konsumen
yang mempunyai waktu singkat untuk berbelanja tanpa harus
mengeluarkan upaya yang besar dalam mencari prosuk-prosuk
yang diinginkan, produk-produk yang dijual bisanya bermerek
terkenal dan harga yang ditawarkan lebih tinggi dari pada di
supermarket.
19
4) General Merchandise Retaill
Jenis ritel ini meliputi toko diskon, toko khusus, toko kategori,
Department store, off-price retailling dan value retailling.
a) Toko Diskon
Toko diskon merupakan jenis ritail yang menjual berbagai
variasi produk seperti pakaian, sepatu, celana, kemeja, dan
sebagainya, dengan pelayanan yang terbatas, dan harga
yang murah. Toko diskon menjual produk dengan merek
milik toko itu sendiri maupun merek-merek lain yang sudah
dikenal luas. Tetapi, merek-merek tersebut kebanyakan
bukan merek yang terkenal dan produk yang dijual tidak
uptudate.
b) Toko Kategori
Toko kategori adalah toko diskon dengan varias produk
yang dijual lebih khusus tetapi memiliki jenis produk yang
lebih banyak. Ritel ini merupakan salah satu toko diskon
yang paling dasar. Beberapa toko kategori menggunakan
penedekatan pelayanan seperti menggunakan asisten untuk
melayani konsumen.
c) Toko Khusus (speciality store)
Toko khusus meliki kategori produk terbatas yang
berkonsentrasi pada produk-produk komplementer. Toko
khusus memiliki tingkat pelanyanan yang tinggi dengan
20
luas toko sekitar 800 meter persegi. Barang yang dijual
pada toko khusus ini di targetkan untuk pasar yang lebih
spesifik, toko furniture, toko pakaian anak, dan toko buku.
d) Toko Serba ada (Department store)
Department store merupakan jenis ritel yang menjual
variasi produk yang luas dengan menggunakan beberapa
staf, seperti layanan pelanggan dan beberapa tenaga sales
counter. Area belanja pada Department store biasanya
dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya, area
pembelian, area promosi, pelayanan, dan pengawasan.
Masing-masing area belanja dipake oleh buyer. Buyer
adalah kepala Department store yang bertanggungjawab
terhadap masalah personel dan promosi.
e) Off-price retailling
Ritel jenis ini menyedikan beberapa produk dengan merek
yang berganti-ganti dan fashion yang up tp date dengan
tingkat harga produk yang murah. Ritel off-price dapat
menjual merek dan lebel produk terkenal dengan harga
yang lebih rendah dari umumnya.
f) Value retailling
Value retailling merupakan toko yang jual sejumlah jenis
produk dengan tingkat harga rendah dan biasanya berlokasi
21
di daerah-daerah yang padat penduduknya. Ritel jenis ini
biasanya berukuran lebih kecil dari toko diskon tradisional.
Adapun beberapa jenis ritel menurut Sujana (2005: 17-21), yaitu:
1) Tipe bisnis ritel atas kepemilikan
a) Single-store retailler
Single-store retailler merupakan tipe bisnis ritail dengan
ukuran luas bangunan sekitar kurang dari 100 ,
contohnya seperti kios atau toko di pasar tradisional sampai
minimarket modern.
b) Rantai toko ritailer
Adalah toko ritel yang memiliki banyak cabang dan
biasanya di miliki oleh satu institusi bukan perorangan,
melainkan dalam bentuk perseroan.
c) Toko waralaba
Toko ritel yang dibangun berdasarkan kontrak kerja
waralaba.
2) Tipe bisnis ritel berdasarkan luas sales area
a) Small store
Sebuah toko kecil yang umumnya dioperasikan pada usaha
kecil. Small store merupakan toko retail teradisional,
dengan sales area kurang dari 100
22
b) Minimarket
Dioperasikan dengan luas sales area antara 1000 sampai
dengan 5000
c) Hypermarket
Dioperasikan dengan luas sales area lebih dari 5000
3) Tipe bisnis retailler berdasarkan merchandise category
a) Speciality store
Adalah toko ritel yang menjual sebagian kategori barang
atau menjual beberapa barang yang spesifik.
b) Grocery store
Merupakan toko retaill yang sebagian besar kategori barang
dijual adalah barang kebutuhan sehari-hari.
c) Department store
Sebagian besar dari barang yang dijual di Department store
bukanlah barang-barang kebutuhan pokok.
d) Hyperstore
Menjual barang dengan retan kategori barang yang sangat
luas. Menjual hampir semua jenis barang kebutuhan setiap
lapisan konsumen. Toko retaill di Indonesia tampaknya
belum ada yang dapat dikategorikan dalam tipe hyperstore.
c. Fungsi Ritel
Penjualan eceran dapat lebih maju dalam usahanya apabila mau
bekerja lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya dalam melayani
23
konsumen. Pelayanan kepada konsumen harus diutamakan karena
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menarik konsumen.
Berman dan Evan (2010: 7-9) menjelaskan fungsi dalam distribusi
adalah sebagai berikut:
1) Ritel merupakan tahap akhir dalam saluran distribusi yang
terdiri dari usaha-usaha dan orang-orang yang terlibat dalam
perpindahan fisik dan penyerahan kepemilikan barang dan jasa
dari produsen ke konsumen.
2) Ritel dalam saluran distribusi mempunyai peranan penting
sebagai perantara antara pengusaha manufaktur, pedagang
besar, serta pemasok lain ke konsumen akhir. Para pedagang
eceran mengmpulkan berbagai macam dan jasa dari beragam
pemasok dan selanjutnya menawarkan kepada beberapa
konsumen.
3) Fungsi distribusi dari ritel adalah terjalinnya komunikasi
dengan pelanggan mereka, pengusaha manufaktur, dan
pedagang besar.
4) Bagi para pengusaha manufaktur dan pemasok yang masih
kecil, pedagang eceran harus dapat menyediakan bantuan yang
berguna seperti transportasi, penyimpanan, dan periklanan.
5) Melalui ritel, transaksi para pelanggan dilengkapi dengan
pelayanan pelanggan yang lebih baik seperti packaging,
pengiriman, dan pemasaran
24
2. Shopping Lifestyle
a. Definisi Lifestyle
Menurut Levy dan Weitz (2009:131) gaya hidup di definisikan
secara sederhana sebagai bagaimana seseorang hidup. Gaya hidup
mengacu pada bagaimana seseorang hidup, bagaimana mereka
menghabiskan waktu dan uang mereka. kegiatan pembelian yang di
lakukan, sikap dan pendapat mereka tentang dunia di mana mereka
tinggal. Gaya hidup juga di pergunakan untuk menguraikan tiga
tingkat agresasi orang yang berbeda: individu, sekelompok kecil
orang yang berinteraksi dan sekelompok orang yang lebih besar
(misalnya, segemen pasar). Konsep gaya bidup konsumen cukup
berbeda dengan kepribadian. Gaya hidup menunjukan bagaimana
orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnnya, dan
bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka.
Oleh karenanya, hal ini berhubungan dengan tindakan dan
perilaku sejak lahir, berbeda dengan kepribadian yang
menggambarkan konsumen dari perspektif yang lebih internal yaitu,
karakteristik pola berfikir, perasaan dan memandang konsumen
(Mowen, Minor 2002).
Gaya hidup secara luas didefinikan bagaimana orang
menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap
penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka
pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga di sekitarnya (pendapat).
25
Gaya hidup suatu masyarakat berbeda dengan masyarakat
lainnya, bahkan dari suatu masa kemasa gaya hidup suatu individu
dan kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun
demikian, gaya hidup tidak cepat berubah, sehingga ada kurun waktu
tertentu gaya hidup relative permanen (Sutisna, 2002:145).
b. Sembilan Gaya Hidup Konsumen
Terdapat sembilan gaya hidup konsumen menurut Mowen dan
Minor 2002:295) antara lain sebagai berikut:
1) Functionalist: menghabiskan uang untuk hal-hal yang penting
2) Nurturers: muda dan berpendapatan rendah
3) Aspirers: berfokus pada menikmati gaya hidup tinggi dengan
membelanjakan sejumlah uang diastas rata-rata untuk barang-
barang bersetatus, khususnya tempat tinggal.
4) Experiential: membelanjakan jumlah di atas rata-rata terhadap
barang-barang hiburan, hobi dan kesenangan (convenience)
5) Succeeders: rumah tangga yang mapan. Berusia setengah baya
dan berpendidikan tinggi. Menghabiskan uang di atas rata-rata
untuk hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan.
6) Moral majority: pengeluaran yang besar untuk organisasi
pendidikan, dan masalah politik.
7) The golden years: kebanyakan adalah para pensiunan, tetapi
pendapatannya tertinggi ketiga. Melakukan pengeluaran yang
besar pada produk-produk padat modal dan hiburan.
26
8) Sustainers: pendapatan dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-
hari
9) Subsisters: tingkat sosial ekonomi rendah. Presentase
kehidupan pada kesejahteraan di atas rata-rata.
c. Definisi Shopping Lifestyle
Japarinto dan Sugiharto (2011) mengemukanan shopping
Lifestyle mengacu pada pola konsumen yang mencerminkan pilihan
seseorang tentang bagaimana cara menghabiskan waktu dan uang.
Dalam arti ekonomi, shopping lifestyle menunjukan cara yang dipilih
oleh seseorang untuk mengalokasikan pendapatan, baik dari segi
alokasi dana untuk berbagai produk dan layanan serta alternatif-
alternatif tertentu dalam pembelian kategori serupa. Shopping lifestyle
juga didefinisikan sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh pelanggan
sehubungan dengan serangkaian tanggapan pribadi dan pendapat
tentang pembelian produk (Prastia, 2013). Japarianto dan Sugiharto
(2011) menyatakan bagi masyarakat high income berbelanja sudah
menjadi gaya hidup (lifestyle), artinya mereka akan rela
mengorbankan sesuatu demi mendapatkan produk yang disenangi.
Pembelian produk yang mengikuti jaman hingga sesuatu yang
ditemukan secara tidak sengaja, dan pembelian yang tidak terencana
menyebabkan terjadinya impulse buying.
Sebuah marketing shopping lifestyle mengakui bahwa
masyarakat masuk kedalam kelompok-kelompok berdasarkan hal-hal
27
yang mereka inginkan bagaimana cara menghabiskan waktu luang
dan bagaimana memilih cara untuk menghabisakan uang (Japarinto
dan Sugiharto, 2011).
Shopping lifestyle merupakan ekspresi tentang lifestyle dalam
berbelanja yang mecerminkan perbedaan status sosial. Berdasarkan
beberapa definisi di atas, dapat disimpulakan bahwa shopping lifestyle
adalah cara seseorang untuk mengalokasikan waktu dan uang
berbagai produk, layanan, fashion, hiburan (Jackson, 2004 dalam
Japarinto dan Sugiharto, 2011).
Cobb dan Hoyer dalam Japarianto dan Sugiono (2011),
mengemukakan bahwa untuk mengetahui hubungan shopping lifestyle
terhadap impulse buying behavior adalah dengan menggunakan
indikator:
1) Menanggapi untuk membeli setiap tawaran iklan mengenai
produk fashion
2) Membeli pakaian model terbaru ketika melihatnya di Galaxy
Mall
3) Berbelanja brand yang paling terkenal
4) Yakin bahwa brand (produk kategori) terkenal yang di beli
terbaik dalam hal kualitas
5) Sering membeli berbagai brand (produk kategori) daripada brand
yang biasa di beli
28
6) Yakin ada dari brand lain (kategori produk) yang sama seperti
yang di beli .
Beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa shopping
lifestyle adalah cara seseorang untuk mengalokasikan waktu dan uang
untuk berbagai produk, layanan, teknologi, fashion, hiburan dan
pendidikan. Shopping lifestyle ini juga ditentukan oleh beberapa
faktor antara lain sikap terhadap merek, pengaruh iklan dan
kepribadian (Japarianto dan Sugiono, 2011: 32-41).
3. Store Atmosphere
a. Definisi Store Atmosphere
Atmosphere (suasana toko) adalah unsur lain dalam gudang
persenjataan toko, setiap toko mempunyai tata letak fisik yang
mempersulit atau memudahkan pembelian berjalan kesana kemari.
Setiap toko mempunyai “penampilan”. Toko tersebut harus
mempunyai atmosfer terencana yang sesuai dengan pasar sasaranya
dan memikat konsumen untuk membeli (Kotlet, 2007:77). Store
atmosphere mempengaruhi keadaan emosi pembeli yang menyebabkan
atau pembelian.
Store Atmosphere menurut Levy dan Weitz (2007:510) yaitu
“Atmospherics refers to the design of an environment via visual
communication, lighting, colors, music and scent to stimulate
customers’ perceptual and emitional responses and ultimately to affect
their purchase behavior”. Maksud dari pengertian tersebut adalah
29
mendisain suatu lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan,
warna, musik dan penciuman untuk merangsang persepsi dan emosi
dari pelanggan dan pada akhirnya untuk mempengaruhi perilaku
pembelanjaan mereka.
Berman dan Evans (2001:602) mendefinisikan Store Atmosphere
sebagai berikut “Atmosphere Refers To The Store’s Physical
Characteristics That Are Used To Develop An Image And Draw
Customers”. Yaitu bahawa untuk toko basis retail atau eceran, suasana
lingkungan toko itu berdasarkan pada karakteristik fisik yang biasanya
Sigunakan untuk membangun kesan dan menarik pelanggan.
Pengertian Store Atmosphere menurut Lamb Hair dan Mc Danial
(2001) dan Lili dan Jujun (2009:95) yaitu kesan keseluruhan yang
disampaikan oleh tata letak fisik toko, dekorasi, dan lingkungan
sekitarnya.
Berdasarkan definisi tersebut suasana toko (store atmosphere)
adalah efek estetika dan emisional yang diciptakan melalui ciri-ciri
fisik dari toko, dimana semuanya berhubungan dengan pancaindera
(penglihatan) dari konsumen dan dapat mempengaruhi emosi
konsumen untuk melakukan pembelian.
b. Elemen Store Atmosphere
Menurut Berman dan Evans (2010:509) store atmosphere dapat
dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
30
1. Tampak depan toko (Exterior)
Exterior sebuah toko memiliki dampak kuat pada citra dan harus
direncanakan sebaik mungkin. Kombinasi dari exterior ini dapat
membuat bagian luar toko menjadi terlihat unik, menarik,
menonjol, dan mengundang orang untuk masuk ke dalam toko.
Elemen exterior ini mengandung sub elemen-elemen sebagai
berikut:
a) A storefront (etalase) adalah total eksterior fisik toko itu
sendiri. Hal ini termasuk tanda, pintu masuk, jendela, lampu,
dan bahan kontruksi.
b) A marquee (sebuah tanda) adalah tanda yang menampilkan
nama toko, dapat dengan warna cat atau dengan lampu neon,
dicetak atau dengan tulisan, dicampur dengan slogan (merek
jual), dan informasi lainnya.
c) Store entrances (toko pintu masuk) membutuhkan tiga
keputusan besar. Pertama, menentukan jumlah pintu masuk.
Banyak toko-toko kecil memiliki satu pintu masuk. Kedua,
memilih jenis pintu. Pintu bisa bergulir, listrik, self-opening,
teratur, atau push-pull. Ketiga, menentukan jalan setapak.
Sebuah lebar jalan menciptakan suasana yang berbeda dan
suasana hati daripada lebar jalan yang sempit.
31
d) Display window (tampilan jendela) memiliki dua tujuan
utama: (1) untuk mengidentifikasi toko atau menampilkan dan
(2) untuk mendorong orang untuk masuk.
e) Exterior building height (tinggi bangunan eksterior) bisa
disamarkan atau tidak disamarkan. Dengan tinggi bangunan
yang tidak disamarkan, seluruh toko bisa dilihat oleh pejalan
kaki.
f) Uniqueness (keunikan) mungkin tidak tanpa kekurangan.
Sebuah contoh adalah multi-level “pusat perbelanjaan i
putaran”. Karena pusat ini (yang sering menepati blok kota
persegi) bulat, parkir pada setiap tingkat lantai membuat jarak
berjalan sangat pendek.
g) The surroundng stores and surrounding area (toko-toko di
sekitarannya dan daerah sekitannya) harus dipelajari.
h) Parking facilities (fasilitas parkir) dapat menambah saluran
dari atmosfer. Berlimpah tampat parkir gratis dan dekat, dapat
menciptakan citra yang lebih positif dibanding dengan tempat
parkir mahal dan jauh.
2. Bagian dalam toko (interior)
Interior adalah bagian dalam dari suatu toko yang harus
dirancang untuk memaksimalkan visual merchandising.
Display yang baik dapat menarik perhatian pengunjung dan
membantu mereka mudah mengamati, memeriksa, dan memilih
32
barang-barang itu, dan akhirnya melakukan pembelian ketika
konsumen masuk ke dalam toko. Berikut indikator dari bagian
dalam toko:
a) Flooring (lantai) dapat berupa semen, kayu, linoleum,
karpet, dan sebagainya. Karpet tebal yang mewah dapat
menciptakan satu jenis suasana dan laintai yang dapat
berupa beton.
b) Lighting (pencahayaan)bisa langsung atau tidak langsung,
putih atau warna, konstan atau berkedip.
c) Scents and sounds (aroma dan suara) mempengaruhi
suasana hati pelanggan. Sebuah restoran dapat
menggunakan aroma makanan untuk meningkatkan selera
masyarakat. Tempo lambat musik di supermarket
mendorong orang untuk bergerak lebih lambat.
d) Store fixtures (perlengkapan toko) dapat direncanakan
sesuai kegunaan dan estetika dari sebuah toko itu sendiri.
Perlengkapan toko yang termasuk dekorasi interior yaitu
pipa, balok, pintu, ruangan penyimpanan, rak display, dan
meja.
e) Wall rextures (teksture dinding) mempengaruhi
atmospherics. Toko-toko yang mengutamakan prestige
menggunakan wallpaper yang dapat mengangkat citra toko
tersebut.
33
f) Temperature (suhu toko), kurangnya panas di musim dingin
dan tidak ada AC di musim panas dapat mempersingkat
perjalanan belanja. Citra dipengaruhi oleh pengunaan AC
sentral, unit AC, kipas angin, atau jendela yang terbuka.
g) Wide (lebar), ketidakpadatan menciptakan susana yang
lebih baik dari pada sempit dan ramai. Orang-orang
berbelanja lebih lama dan menghabiskan lebih banyak jika
mereka tidak didorong sambil bejalan atau melihat barang
dagangan.
h) Dressing facilities di milikii oleh toko kelas atas dengan
menggunakan karpet dan memiliki kamar ganti pribadi..
i) Vertical tranportation (trasportasi vertical): lift, eskalator,
atau tangga. Toko yang lebih besar mungkin memiliki
kombinasi dari ketiganya.
j) Personnel generate (personal) menghasilkan suasana yang
positif: sopan, rapi, berpengetahuan. Sebuah toko
menggunakan layanan diri meminimalkan personal dan
meciptakan diskon, gambar inpersonal.
k) Merchandise, pengecer menjual barang dagang yang dapat
mempengaruhi citranya.
l) Price levels (tingkat harga) menumbuhkan presepsi citra
ritel di benak konsumen dan cara harga yang ditampilkan
adalah bagian penting dari atmosfer.
34
m) Cleanliness, harus ada rencana untuk menjaga toko bersih.
Tidak peduli seberapa mengesankan eksterior dan interior,
sebuah toko berantakan akan dianggap buruk.
3. Tata Letak Toko (Store Layout)
Pada titik ini, secara spesifik tata letak toko direncanakan
secara berurutan. Penataan toko adalah salah satu elemen
penting yang ada dalam faktor store atmosphere, karena
dengan melakukan penataan toko yang baik dan benar akan
memudahkan konsumen dalam melakukan kegiatan pembelian
di dalam toko, seperti dalam proses pencarian barang yang
dibutuhkan atau diinginkan oleh konsumen. Penataan toko
yang baik dan benar juga dapat menimbulkan presepsi
konsumen yang baik dan menghasilkan citra merek yang positif
sesuai dengan harap dan tujuan pengusaha ritel tersebut.
Elemen-elemen yang diperlukan adalah:
a) Allocation of floor space (alokasi ruang setiap lantai)
Toko memiliki jumlah total lantai ruang untuk menjual
barang, personil, dan pelanggan. Tanpa alokasi ini,
pengecer tidak akan tau ruang yang tersedia untuk
ditambilakam, tanda-tanda, kamar kecil, dan sebagainya.
b) Classification of store offerings (klasifikasi penawaran
toko) Persembahan sebuah toko yang selanjutnya
dikelasifikasikan ke dalam kelompok produk. Banyak
35
pengecer menggunakan kombinasi pengelompokan dan
layout toko sesuai rencana. Ketentuan khusus harus
dilakukan untuk meminimalkan mengutil dan pencurian.
c) Determination of space needs (penentuan lalu lintas-pola
arus) Lalu lintas-pola aliran toko ini kemudian ditetapkan.
Pola lalu lintas lurus sering Sigunakan oleh pengecer
makanan, toko diskon, toko obat, toko hardware, dan toko
alat tulis.
d) Determination of spece needs (penentuan kebutuhan
ruang) Ruang untuk setiap kategori produk dihitung,
dengan kedua penjualan dan ruang non jual
dipertimbangkan. Ada dua pendekatan yang berbeda:
metode stok model dan rasio produktifitas ruang.
Pendekatan model saham menentukan ruang lantai yang
diperlukan untuk menjalankan dan menampilkan
bermacam-macam barang dagangan yang tepat. Toko
pakaian dan toko sepatu di antara mereka yang
menggunakan metode ini.
e) Mapping out in-store locations (pemetaan di lokasi toko)
Pada saat ini, lokasi Department dipetakan. Produk apa
yang harus ada pada setiap lantai?
f) Arrangement of individual products (penataan produk
individu) Tahapan terakhir dalam perencanaan tata letak
36
toko yang mengatur produk indivisdu. Item yang
menguntungkan dan merek bisa diatur berdasarkan ukuran
paket, harga, warna, merek, tingkat layanan pribadi yang
diperlukan, dan minat pelanggan. Penggeseran tata letak
toko dapat menurunkan penjualan dan membingungkan
pembeli.
4. Penampilan interior (interior (point of purchase) displays)
Interior (point of purchase) display bertujuan untuk
memberikann informasi pada konsumen yang berbelanja. Hal
ini memberikann kesan yang berbeda pada store atmosphere
dan berfungsi sebagai alat promosi. Beberapa jenis display
yang dijelaskan di sini:
a) An assortment display (sebuah layar) menunjukan
berbagai barang dagangan. Dengan terbuka, pelanggan
didorong untuk merasakan, melihat, dan mencoba produk.
b) A theme-setting display (pengaturan tema-tampilan)
menggambarkan penawaran produk secara tematik dan
mentapkan suasana hati tertentu. Pengecer sering
menunjukan variasi untuk mecerminkan musim atau acara
khusus. Setiap tema khusus berusaha untuk menarik
perhatian dan membuat belanja lebih menyenangkan.
c) An ensemble display (tampilan ensemble), produk yang
lengkap disajikan daripada menunjukan dagangan di
37
kategori terpisah dan barang-barang akan tersedia dalam
satu Department atau Department yang berdekatan.
d) A rack display (sebuah rak display) memiliki kegunaan
utma fungsional: untuk menggantung atau menghadirkan
produk yang rapi. Tampilan ini harus hati-hati
dipertahankan karena dapat menyebabkan kekacauan
produk dan pembeli mengembalikan barang ke tempat
yang salah.
4. Hedonic Shopping Value
a. Definisi Hedonic Shopping Value
Seseorang dalam nilai-nilai hedonis yang lebih tinggi tidak dapat
puas dengan aspek manfaat atau fungsional dari perilaku membeli itu
sendiri tetapi rasa puas itu muncul pada aspek yang menyenangkan dan
mengesankan untuk mereka (Eren dan Hacioglu, 2012). Nilai hedonis
diasumsikan berhubungan dengan kepuasan melalui rasa senang,
fantasi, main-main, dan kenikmatan. Hirschman dan Holbrook
mengatakan nilai hedonis dirasakan melalui rasa senang dan
kesenangan yang bertentangan dengan pencapaian tujuan (Babin et la,
1994 dalam Eren dan Hacioglu, 2012).
Hedonic shopping value memainkan peran penting dalam
impulse buying. Oleh karena itu, sering kali konsumen mengalami
impulse buying ketika didorong oleh keinginan hedonis atau sebab lain
38
di luar alasan ekonomi, seperti karena rasa suka terhadap suatu produk,
senang, sosial atau pengaruh emosional (Usfita, 2016: 71-75).
Nilai hedonis sebagai suatu manfaat emosional yang dirasakan
melalui pengalaman berbelanja, selain dari pencapaian pembelian
tujuan aslinya. Nilai belanja hedonis sebagai hiburan yang diraskan
dan emosional yang berharga yang disediakan melalui kegiatan
berbelanja. Konsumen memperoleh nilai hedonis serta tugas terkait
atau nilai memperoleh produk selama pengalaman berbelanja
(Maclnnis dan Price, 1987; Babin at al, 1994 dalam Irani dan Hanzae,
2011). Menurut Negara (2003) pengalaman belanja adalah cerminan
dari instrumen yang menyajikan secara langsung manfaat dari suatu
pengalaman dalam melakukan pembelanjaan (hedonic shopping
value), nilai yang mencerminkan instrumen manfaat belanja
(utilitarian shopping value), tingkat sumber daya yang dibelanjakan
dan jumlah dari nilai belanja seseorang (resources expenditure).
Seseorang dengan nilai hedonis yang tinggi cenderung
menggunakan pendapatan surplus mereka untuk membeli keinginan-
keinginan baru mereka yang terus tumbuh. Orang dengan nilai hedonis
bertujuan menikmati kehidupan dan penting untuknya memiliki waktu
luang. Hal ini diyakini karena orang menganggap kesenangan dan
kepuasan lebih dari nilai manfaat suatu produk material itu sendiri
selama proses dalam budaya pembelian konsumen (Campbell, 1987;
Caprara et al, 2006 dalam Eren dan Hacioglu, 2012).
39
Berdasarkan pemaparan di atas, dalam penelitian ini definisi
yang Sigunakan adalah definisi yang dipaparkan oleh Babin et al.,
(1994) dalam Eren dan Hacioglu (2012), dimana nilai belanja hedonis
didefinisikan sebagai suatu hiburan yang dirasakan dan emosional
bernilai yang dirasakan melalui kegiatan berbelanja.
b. Dimensi Hedonic Shopping Value
Babin, et al (1994) dalam Eren dan Hacioglu (2012) telah
mengembangkan skala tentang Hedonic Shopping Value. Babin
memandang nilai belanja hedonis melalui dua dimensi, yaitu:
1. Enjoyable, dimana didefinisikan bahwa pembelian hedonis
menganggap berbelanja dapat menghilangkan stress, mengurangi
mood negatif, dan untuk menyenangkan diri sendiri.
2. “escape” or adventure, dimana didefinisikan bahwa berbelanja
sebagai pendorong semangat, berpetualang, dan merasakan dunia
yang berbeda.
5. Perilaku Pembelian Impulsif (Impulse Buying)
a. Definisi Pembelian Impulsif
Pembelian impulsif atau pembelian tidak terencana, sesuai
dengan istilahnya merupakan pembelian yang terjadi ketika konsumen
tiba-tiba mengalami keinginan yang kuat untuk membeli sesuatu
secepatnya.
Menurut Mawardi (2011:159), pembelian tak terencana adalah
perilaku pembelian di mana konsumen tidak mempertimbangkan untu
40
membeli, atau mempertimbangkan untuk membeli tetapi belum
memutuskan produk apa yang akan dibeli.
Menurut Hircshman, pembelian impulsif adalah kecenderungan
konsumen untuk melakukan pembelian secara sepontan, tidak terfleksi,
terburu-buru, dan didorong oleh aspek psikologis emosional terhadap
suatu prduk serta tergoda oleh persuasi dari pemasar (Mawardi,
2011:163).
Pembelian impulsif atau pembelian tidak direncana merupakan
bentuk lain dari pola pembelian konsumen. Sesuai dengan istilahnya,
pembelian tersebut secara spesifik tidak terencana. Terjadi ketika
konsumen tiba-tiba mengalami keinginan yang kuat untuk membeli
barang yang dia inginkan secepatnya.
Dalam kasus pembelian tak terencana, konsumen akan masuk
dulu kedalam toko dan mencari serta mengevaluasi informasi yang ada
di dalamnya seperti informasi potongan harga dan produk baru.
Terkadang konsumen akan mencoba dan membandingkan produk-
produk yang menjadi pusat perhatiannya.
Menurut Faber dalam Mawardi (2011:168), menyebutkan bahwa
faktor-faktor yang terkait dalam pembelian tidak terencana,
mencangkup:
1) Faktor psikologi seperti penghargaan dari (self esteem), depresi,
gelisah, dan perfeksionis.
41
2) Faktor biologis direfleksikan dalam dampak terapi minuman keras
dan neurotransmisi, personal, dan sejarah keluarga tentang
pembelian konsumlsif yang terkait dengan ketidakteraturan.
3) Faktor budaya seperti peranan gender, pengalam awal anak-anak,
dan perubahan norma sosial seperti perasaan terasing.
b. Karekteristik Pembelian Impulsif
Menurut Hawkins (2004) pembelian impulsif dapat Sigolongkan
sebagai berikut:
1) Pembelian impulsif (pure impulse buying)
Yaitu suatu pembelian impulsif yang murni disebabkan oleh
suatu pola pembelian yang menyimpang dari pembelian normal.
Pada proses impulsif murni, maka calon pembeli langsung
mengarahkan kepada suatu merek tertentu dan kemudian
melakukan pembelian secara cepat kebutuhan akan kategori
produk tersebut mungkin timbul dibawah sadar, dimana tidak ada
informasi yang dicari dan tidak ada merek lain yang
dipertimbangkan.
2) Pembelian impulsif karena pengalaman masa lalu (remender
impulse buying)
Pembelian ini terjadi ketika seorang konsumen diingatkan
oleh sebuah stimulasi dan dalam toko atau membutuhkan barang
ketika dia melihat toko atau teringat iklan tentang suatu barang dan
keputusan sebelumnya untuk membeli. Individu secara sepontan
42
memutuskan unuk membeli barang yang didasarkan pada
pengalaman atau ingatan sebelumnya.
3) Pembelian impulsif karena sugesti (suggestion impulse buying)
Pada pembelian tipe ini, konsumen tidak mempunyai
pengetahuan yang cukup terhadap produk baru. Konsumen melihat
produk tersebut dan seringkali konsumen terpengaruh karena
diyakinkan oleh penjual atau teman yang ditemuinya pada saat
belanja.
4) Pembelian impulsif karena situasi tertentu (planned impulse
buying)
Tipe pembelian ini terjadi setelah melihat dan mengetahui
kondisi penjualan. Misalnya penjualan produk tertentu dengan
harga khusus pembelian kupon, dan lain-lain.
5) Pembelian impulsif barang pengganti (Subtitution impulse buying)
Konsumen melakukan pembelian karena sebenarnya sudah
direncanakan tetapi karena barang yang dimaksud habis atau tidak
sesuai dengan apa yang dinginkan maka pembelian dilakukan
dengan membeli jenis barang yang sama tetapi dengan merek atau
ukuran yang berbeda.
6. Hubungan Antara Variabel
a. Hubungan Antara Variabel Shopping Lifestyle pada Perilaku
Pembelian Impulsif
43
Shopping lifestyle mencerminkan pilihan seseorang dalam
menghabiskan waktu dan uang. Dengan kesedian waktu konsumen
akan memiliki banyak waktu untuk berbelanja dan dengan uang
konsumen akan memiliki daya beli yang tinggi. Hal tersebut tentu
berkaitan dengan kelibatan konsumen terhadap suatu produk, yang
juga mempengaruhi terjadinya impulse buying (Prastia, 2013).
Pelanggan AEON Departement Store BSD City di dominasi
oleh kalangan menengah atas yang memiliki daya beli yang tinggi,
sifat konsumtif akan mempengaruhi seseorang dalam memilih
barang untuk menghabiskan waktu dan uang mereka. Sehingga
tidak jarang pelanggan memilih barang yang tidak direncankan
sebelumnya.
b. Hubungan Antara Variabel Store Atmosphere pada Perilaku
Pembelian Impulsif
Gerai yang mampu menciptakan atmosfer toko yang nyaman
akan membuat kosumen lebih menikamti proses pembelian
sehingga keinginan konsumen untuk berbelanja semakin meningkat
(Lin dan Yi (2010) dalam Trisna, 2015). Hal itu berarti jika gerai
menciptakan suasana toko yang nyaman dan menarik maka
konsumen akan lebih menikmati proses pembelian dan berada lebih
lama didalam gerai, dari hal itu lah terciptanya perilaku pembelian
impulsif.
44
AEON Department store BSD City memiliki suasana toko
yang nyaman dan menarik, selain itu banyak barang yang
ditawarkan ditata dengan baik dan di kelompokan sesuai dengan
jenisnya, kebersihan di AEON Department store BSD City pun
terjaga dengan sangat baik, tempanya yang luas membuat
berebelanja menjadi menyenangkan dan konsumen dapat memilih
dan membili suatu produk di AEON Department Store BSD City
dengan rasa nyaman dan menyenangkan, hal tersebut dapat juga
mempengaruhi pembelian-pembelian yang tidak direncanakan
sebelumnya karena faktor-faktor tersebut.
c. Hubungan Antara Variabel Hedonic Shopping Value pada
Perilaku Pembelian Impulsif
Dengan berbagai faktor internal yang di miliki konsumen akan
berhubungan pula dengan suasana hati dan kebiasaan mereka
berbelanja apakah didorong sifat hedonis yang biasa disebut dengan
hedonic shopping value atau tidak. Menurut Rashmawati (2009)
Sejak pengalaman berbelanja bertujuan untuk mencukupi kebutuhan
hedonis, produk yang akan dibeli nampak seperti terpilih tanpa
perencanaan dan konsumen menghadirkan suatu peristiwa impulse
buying (Prastia, 2013).
Masyarakat Tangerang Selatan yang pekerja keras dan
konsumtif membuat seseorang membutuhkan hiburan, dengan
adanya mall AEON di sekitaran BSD ini maka sebagian besar
45
masyarakat memilih untuk berlibur di AEON. Saat berlibur suasana
hati yang tenang mempengaruhi setiap orang untuk melihat-lihat
barang di AEON Department Store BSD City tidak jarang
konsumen langsung tertarik akan suatu produk padahal sebelumnya
tidak terjadi perencanaan akan membeli suatu produk. Maka dari itu
timbul perilaku pembelian impulsif.
B. Peneliatan Terdahulu
Untuk memberikan gambaran dan kerangka pemikiran dalam
penelitian maka perlu kiranya untuk membahas hasil-hasil penelitian
terdahulu sebagai acuan dalam membandingkan penelitian saat ini dengan
penelitian terdahulu sehingga akan menghasilkan suatu analisa yang sesuai
dengan teori dan penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu seperti
yang dijelaskan di bawah ini:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Penliatian/
Judul/Sum
ber
Persamaan
Penelitian
Perbedaan
Penelitian
Hasil
Penelitian
1. Fika Eka
Prastia/2013
Pengaruh
Shopping
Lifestyle,
Fashion
Involvement
dan Hedonic
Shopping
Value
Terhadap
Impulse
Buying
a. Mengguna
kan
vaeiabel
Shopping
Lifestyle,
Hedonic
Shopping
Value, dan
Impulse
Buying
Behavior
b. Mengguna
kan
a. Penelitian
ini tindak
menggunak
an variabel
store
atmosphere
Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
shopping
lifestyle
berpengaruh
terhadap
impulse
buying
behavior
pelanggan
toko
46
Behaviour
Pelanggan
Toko
Elizabeth
Surabaya
metode
analisis
linier
berganda
Elizabeth
Surabaya,
fashion
involvement
berpengaruh
postif
terhadap
impulse
buying
behavior di
toko
Elizabeth
Surabaya, dan
hedonic
shopping
value
berpengaruh
postif
terhadap
impulse
buying
behavior di
toko
Elizabeth
Surabaya.
2. Kadek
Trisna Dewi
(2015)/
Peran Emosi
Positif
dalam
Memediasi
Store
Atmosphere
terhadap
Pembelian
Impulsif
(Studi
kasusu Pada
Konsuemen
Matahari
Department
Store Duta
Plaza
Denpasar).
Vol. 2, No.
a. Mengguna
kan
variabel
store
atmospher
e, serata
terdapat
variabel
pembelian
impulsif
a. Penelitian
ini tidak
menggunak
an variabel
shopping
lifestyle,
dan tidak
menggunak
an variabel
hedonic
shoppping
value
b. Penelitian
terdahulu
tindak
memakai
metode
analisis
linier
berganda,
tetapi
Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa store
atmosphere
memiliki
pengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
pembelian
impulsif dan
emosi positif,
serta emosi
poitif
memiliki
pengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
pembelian
47
12, 2015 :
4419-4448
ISSN: 2302-
8912
menggunak
an motode
analisis
SEM.
impulsif.
3. Lina
Mardianti/
Pengaruh
Hedonic
Shopping
Motivations
Terhadap
Impulse
Buying
Brhavior
(Penelkitian
Pada Yogya
dan
Ramayanan
Department
Store
Garut).
ISSN: 1412-
5897
a. Mengguna
kan
variabel
Hedonic
Shopping
Motivation
s , dan
mengguna
kan
variabel
Impulse
buying
bihavior
a. Tidak
adanya
variabel
shopping
lifestyle,
dan store
atmosphere
b. Penelitian
ini
menggunak
an metode
deskriptif
analisis
Hasil
menunjukan
bahwa antara
hedonic
shopping
motivations
terhadap
impulse
buying
behavior
mempunyai
hungan yang
positif.
4. I km. Wisnu
Bayu
Temaja,
Gede Bayu
Rahanatha,
Ni Nyoman
Kerti Yasa/
Pengaruh
Fashion
Involvement
, Atmosfer
Toko dan
Promosi
Penjualan
Terhdap
Impulse
Buying pada
Mathari
Department
Store di
Kota
Denpasar.
a. Terdapat
variabel
atmosfer
toko, dan
variabel
impulse
buying
b. Mengguna
kan
metode
analisis
regeresi
linier
berganda.
A. Tidak
terdapat
variabel
shopping
lifestyle,
dan juga
tidak
terdapat
variabel
hedonic
shopping
value
Hasil
penelitian
menunjukan
fashion
involvement
berpengaruh
positif ndan
signifikan
terhadap
impulse
buying
produk
fashion di
Matahari
Department
Store
Denpasar,
atmosfer toko
berpengaruh
posistif dan
signifikan
terhadap
impulse
48
buying
produk
fashion di
Mtahari
Department
Store , dan
promosi
penjualan
berpengaruh
posistif dan
signifikan
terhadap
impulse
buying
produk
fashion
5. Mega
Usvita/2016
Pengaruh
Hedonic
Shopping
Value,
Shopping
Lifestyle
Dan
Positive
Emotion
Terhadap
Impulse
Buying Pada
Plaza
Andalas
Padang
a. Terdapat
variabel
hedonic
shopping
value,
shopping
lifestyle,
dan
impulse
buying
a. Tidak
terdapat
variabel
store
atmosphere
Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
variabel
hedonic
shopping
value,
shopping
lifestyle, dan
positive
emotion
berpengaruh
signifikan
terhadap
impulse
buying.
49
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran teoritis yang Sigunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Model Kerangka Pemikiran Penelitian
Shopping Lifestyle
(X1)
Store Atmosphere
(X2)
Hedonic Shopping Value
(X3)
Perilaku Pembelian
Implusif
(Y1)
Uji Regresi Berganda:
Koefisien Korelasi
Koefisien Determinasi
Uji Asumsi Klasik:
Uji Normalitas
Uji Multikolonieritas
Uji Heterokedasitas
Uji Validitas
Uji Realibilitas
Uji Hipotesis:
Uji t (parsial)
Uji f (simultan)
Interpretasi
Uji Koefisien Determinasi
50
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah diyatakan dalam
bentuk kalimat petanyaan (Sugiyono, 2012:64). Hipotesis dalam penelitian
ini adalah:
1. Ho : = 0 ; Tidak berpengaruh secara parsial antara shopping lifestyle
terhadap perilaku pembelian impulsif.
Ho : ≠ 0 ; Terdapat pengaruh secara parsial antara shopping lifestyle
terhadap perilaku pembelian impulsif.
2. Ho : = 0 ; Tidak berpengaruh secara parsial antara store atmosphere
terhadap perilaku pembelian impulsif.
Ho : ≠ 0 ; Terdapat pengaruh secara parsial antara store atmosphere
terhadap perilaku pembelian impulsif.
3. Ho : = 0 ; Tidak berpengaruh secara parsial antara hedonic
shopping value terhadap perilaku pembelian impulsif.
Ho : ≠ 0 ; Terdapat pengaruh secara parsial antara hedonic shopping
value terhadap perilaku pembelian impulsif.
4. Ho : = 0 ; Tidak berpengaruh secara parsial antara shopping
lifestyle, store atmosphere, dan hedonic shopping value terhadap
perilaku pembelian impulsif.
Ho : ≠ 0 ; Terdapat pengaruh secara parsial antara shopping
lifestyle, store atmosphere, dan hedonic shopping value terhadap
perilaku pembelian impulsif.
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Wilayah dan waktu Penelitian
Penulis membatasi wilayah dan tempat penelitian dikarenakan penulis
ingin fokus untuk meneliti perilaku konsumen yang membeli secara impulsif
pada AEON Department Store BSD City. Waktu penelitian dilakukan dari
bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2016.
2. Variabel Peneliti
Variabel yang diteliti pada penelitian ini terdiri dari 4 (empat) variabel,
yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen pada
penelitian ini adalah shopping lifestyle, store atmosphere, dan hedonic
shopping value. sedangkan variabel dependennya adalah perilaku pembelian
impulsif.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang
lain. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada subyek atau
obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang
dimiliki oleh obyek atau pun subyek (Sugiyono, 2013:115).
52
Penelitian ini memiliki responden yaitu konsumen AEON Department
Store BSD City yang jumlahnya tidak dapat diketahui dengan jelas,
dikarenakan pembeli atau pengunjung AEON Department Store BSD City
tidak dapat ditentukan jumlahnya secara pasti pada setiap periode waktu.
Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan pengambilan sampel.
Peneliti menyebar kuesioner online kepada responden dengan syarat tertentu,
yaitu responden haruslah merupakan konsumen atau pernah berbelanja di
AEON Department Store BSD City.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono 2005: 73). Adapun teknik sampling yang Sigunakan
untuk menentukan konsumen yang menjadi responden adalah pelanggan atau
konsuemen yang pernah berbelanja di AEON Department Store BSD City.
Sedangkan penentuan responden adalah para pelanggan AEON Department
Store BSD City yang pernah berbelanja di AEON Department Store BSD
City.
Menurut Maholtra (2009:364) sampel adalah subkelompok elemen
populasi yang terpilih untuk berpartisipasipasi dalam studi. Bila populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono,
2013:116).
53
Teknik yang Sigunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah non-probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2008:120). Metode non-
probability yang dipilih untuk Sigunakan dalam penelitian ini adalah
convenience sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan
kemudahan. Dimana peneliti mengambil sampel secara kebetulan yang
kemudian dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan
(Noor, 2015:155).
Dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti maka
untuk mengetahui besarnya sampel yaitu menggunakan teknik sampling
kemudahan. Berdasarkan hal tersebut peneliti menyeleksi dengan menyaring
kuesioner yang ada, apabila orang-orang tersebut diketahui. Misalnya
Sigunakan sampe untuk estimasi nilai rata-rata. Jika Sigunakan untuk
mengestimasi µ, kita dapat (1-α)% yakin bahwa error tidak melebihi nilai e
tertentu apabila ukuran sampelnya sebesar n, dimana : n =
(Riduwan
dan Kuncoro, 2008:50).
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Zα = Ukuran tingkat kepercayaan α=0,05 (tingkat kepercayaan 95%
berarti
.95% = Z. 0,475 dalam tabel ditemukan 1,96)
σ = Standar deviasi
e = standar error atau kesalahan yang dapat ditoleransi (5% = 0,05)
54
dengan perhitungan:
n=
n=
= 96,04
Dari hasil perhitungan, sampel yang didapt yaitu sebesar 96,04 untuk
lebih memudahkan maka dibulatkan menjadi 100 responden. Jadi dalam
penelitian ini akan menggunakan 100 responden untuk menjadikan sampel
penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengolahan data adalah cara-cara yang dapat Sigunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini peneliti akan mengumpulkan
data, dapat berupa sumber primer dan sumber sekunder (Sugiyono, 2009:193).
1. Data primer
Data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk
menjawab risetnya secara kusus (istijanto 2005: 45). Data primer merupakan
data yang didapat dari sumber, dari individu atau perseorangan, seperti hasil
wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang diisi oleh responden, meliputi
indentitas dan tanggapan responden. Pengertian kuesioner adalah teknik
terstruktur untuk memperoleh data yang terdiri dari serangkaian pertanyaa,
tertulis atau verbal, yang dijawab responden (Malhotra,2009:325).
Data primer (field research) dalam penelitian ini diperoleh melalui
kuesioner/angket. Angket/kuesioner ini Sigunakan bertujuan untuk
mengetahui secara langsung tanggapan reponden yang berhubungan dengan
55
topik penelitian. Sumber data primer yang Sigunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden (konsumen atau pelanggan
AEON Department Store BSD City) meliputi identitas dan tanggapan
responden.
Kuesioner sendiri merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013:199).Dalam kuesioner ini
terdapat rancangan pertanyaan yang berhubungan langsung dengan masalah
penelitian, dimana jawaban-jawaban yang diperoleh akan diolah untuk dapat
menjawab hipotesis yang telah dibuat, guna membantu dalam memecahkan
masalah yang diteliti.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikann
data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen
(Sugiyono,2008:193). Data sekunder umumnya Sigunakan oleh peneliti untuk
memberikann gambaran tambahanm gambaran pelengkap, ataupun untuk
diproses lebih lanjut. Data sekunder yang Sigunakan dalam penelitian ini
berupa studi kepustakaan, majalah-majalah perekonomian, dan informasi
dokumentasi lain yang dapat diambil melalui sistem online yang layak
dijadikan sumber.
D. Metode Analisis Data
Metode yang Sigunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu melalui
proses penyebaran kuesioner kepada responden. Kuesioner dalam penelitian ini
56
menggunakan skala likert, yaitu sekala yang Sigunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2013:133)
Menurutnya instrumen pertanyaan menghasikan total skor bagi tiap anggota
sampel, yang diwakili oleh setiap skor seperti yang tercantum pada skala Likert
dibawah ini
Tabel 3.1
Tabel Skala Likert
Kategori Nilai
Sangat setuju/selalu/sangat positif 5
Setuju/sering/positif 4
Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3
Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif 2
Sangat tidak setuju/tidak pernah 1
Sumber:Sugiyono(2013:133)
E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas Sigunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu data
dalam penelitian. Menurut Ghozali (2011:52) uji validitas Sigunakan untuk
mengukur sah tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut.
57
Uji signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan nilai rhitung
dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n – 2 dalam hal ini adalah jumlah
sampel. Suatu pertanyaan atau indikator dinyatakan valid, apabila rhitung>rtabel
dan nilai positif, namun jika rhitung< rtabel, maka dinyatakan tidak valid dan nilai
negatif.
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. suatu kuesioner dikatakan
reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,2009:45).
Adapun cara yang Sigunakan untuk menguji reliabilitas kusioner dalam
penelitian ini adalah mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbanch
Alpha. suatu konstruk atau variabel dikatakan relibel jika memberikann nilai
Cronbanch Alpha> 0,60 ( Ghozali,2009:46).
F. Uji Asumsi Klasik
Tujuan dari asumsi klasik regresi linear berganda adalah untuk melihat
asumsi tertentu tentang pola perilaku variabel yang dikenal dengan asumsi dasar
regresi, yaitu:
1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011:147) uji normalitas bertujuan apakah dalam
model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas)
mempunyai kontribusi atau tidak. Model regresi yang baik adalah data
distribusi normal atau mendekati normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi
58
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik
dan uji statistik (uji kolmogrov – smirnov), dengan penjelasan sebagai berikut
(Ghozali, 2011:147).
1) Uji Normalitas Secara Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendeteksi distribusi normal. Namun
demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan
khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Penelitian yang
menggunakan metode yang lebih handal untuk menguji data mempunyai
distribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability
plot. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Ada beberapa cara
mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji
normalitas adalah:
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b) Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
59
2) Uji Normalitas Secara Statistik
Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan apabila tidak
berhati-hati dalam melihatnya. Oleh sebab itu dianjurkan untuk
melengkapi uji normalitas secara grafik dengan uji normalitas
secara statistik (Ghozali, 2011:163). Selain dengan melihat kurva
normal p-plot, uji normalitas juga dapat dilakukan menggunakan
uji kolmogorov-smirnov.Dalam uji ini apabila nilai sig. < 0,05
maka data tidak terdistribusi dengan normal. Namun, jika nilai sig.
> 0,05 maka data terdistribusi dengan normal (Santoso, 2012:193-
196).
2. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)
(Ghozali,2009:95) . Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi,
maka variabel-variabel tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan
nol. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya
Varience Inflantion Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap
variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Setiap variabel independen menjadi variabel dependent (terikat) dan
diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh
60
variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF tinggi (Karena VIF = 1/Tolerance). Nilai Cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau
sama dengan nilai VIF ≥ 10.
3. Uji Heterokedasitas
Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variasi
variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Jika residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan 2 langkah yaitu secara grafik dan secara statistik,
adapun hasil pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Uji heteroskedastisitas secara grafik (Scatterplot)
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID
dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X
adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di studentized
(Ghozali,2011:125-126).
61
b. Uji heteroskedastisitas secara statistik
Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji
glesjer yaitu dengan tujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residualsatu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Apabila koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas ada yang
signifikan pada tingkat kekeliruan dibawah 5%, mengindikasikan adanya
gejala heteroskedastisitas dan jika nilai signifikan pada tingkat kekeliruan di
atas 5%, mengindentifikasikan tidak adanya gejala heteroskedastisitas.
G. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda Sigunakan untuk meramalkan pengaruh dua atau
lebih variabel prediktor (variabel bebas) terhadap satu variabel kriterium (variabel
terikat) atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara
dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y).
Y = a + b1 X b1 + b2 X2 + b3 X b3 +e
Keterangan :
Y : Kepuasan pelanggan
a : Konstanta
b1, b2, b3 : Koefisien regresi linier masing-masing variabel
X1 : Kualitas Pelayanan
X2 : Harga
X3 : Lokasi
62
e : Standar kesalahan
H. Uji Hipotesis
1. Uji t Hitung dengan Uji Parsial
Uji Statistik t Pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh
variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2009:88).
Rumus uji t sebagai berikut :
T uji = r √n-2
√1-r2
keterangan :
t uji : t hitung
r : koefisien korelasi
n : Jumlah sample
n-2 : derajat kebebasan
Dalam pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua pihak ( two tails)
ini berlaku ketentuan, bahwa bila harga t hitung, berada pada daerah
penerimaan HO atau terletak diantara harga table, maka HO diterima dan Ha di
Tolak. Dengan demikian bila harga t hitung lebih kecil atau sama dengan (≤)
dari harga table maka HO di terima. Harga t hitung adalah harga mutlak, jadi
tidak dilihat (+) atau (-) nya ( Sugiyono,2010:7).
Menurut Duwi Priyanto (2010 : 69), dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut :
1) HO : β1 = 0
63
Jika nilai Probabilitas lebih besar dari 0,05, maka HO diterima atau Ha
ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak
mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau
terikat.
2) Ha : β1 ≠ 0
Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka HO ditolak atau Ha
diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas
mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau
terikat.
2. Uji FHitung (Uji simultan)
Menurut Ghozali (2012:98), uji statistic F pada dasarnya menunjukan
apakah semua variabel independen atau bebas yang dimaksudkan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen
atau terikat. Salah satu cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan
nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung
besar daripada nilai F table, maka kita menerima hipotesis alternative yang
menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan mempengaruhi
variabel dependen (Ghozali,2012).
rumus uji f :
F = R2(N – m – 1)
m (1 – R2)
Keterangan :
N : Jumlah subjek
64
m : Jumlah Variabel predictor
Menurut (Duwi Priyatno,2010), dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut :
1) HO : β1 = 0
Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka HO diterima atau
Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau
bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadp variabel
dependen atau terikat.
2) Ha : β1 ≠ 0
Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka HO ditolak atau Ha
diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau
bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat.
I. Koefisien Derminasi (R2)
Koefisien determinasi (Adjusted R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependen dan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel
independen menjelaskan variabel dependennya yang dilihat melalui Adjusted
R Square karena variabel independen yang diteliti dalam penelitian ini lebih
dari dua. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model
Summaryb dan tertulis Adjusted R Square. Nilai R
2 sebesar 1, berarti pengaruh
variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan
tidak ada faktor lain yang menyebabkan pengaruh variabel dependen. Jika
65
nilai Adjusted R2 berkisar antara 0 sampai dengan 1, berarti semakin kuat
kemampuan variabel independen dapat menjelaskan pengaruh variabel
dependen (Ghozali, 2009:87).
J. Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini yang terdiri dari 4 Variabel
indepenen (X), yaitu: Shopping Lifestyle (X1) , Store Atmosphere (X2), dan
Hedonic Shopping Value (X3) , Sebaliknya, Variabel dependen (Y) hanya satu
variabel yaitu Perilaku Pembelian Impulsif. Variabel-variabel serta indikator
penelitian ini dapat dilihat dalam table dibawah ini :
Tabel 3.2
Tabel Operasional Variabel Penelitian
No. Variabel Sub Variabel Indikator Skala
1. Shopping
Lifestyle
(X1)
Zablocki dan
Kanter, 1976
dalam Edwin J
dan Sugiharto
(2010)
Sikap terhadap
merek
1. Merek terkenal
2. Merek terbaik dan
berkualitas
3. Merek lain dengan
produk yang sama
sperti yang dibeli
4. Merek yang biasa
dibeli
O
R
D
I
N
A
L
Pengaruh iklan 5. Menanggapi untuk
membeli setiap
tawaran iklan
mengenai produk
Kepribadian 6. Membeli model
terbaru ketika
melihatnya
2. Store
Atmosphere
(X2)
Berman dan
Evans (2010:
509)
Exterior
(bagian depan
toko)
1. Eksterior fisik
termasuk tanda,
pintu masuk,
jendela, lampu, dan
bahan kontruksi
2. Penampilan papan
nama terlihat jelas
3. Pintu masuk toko
66
memudahkan keluar
masuk
4. Keunikan tidak
tampak kekurangan
O
R
D
I
N
A
L
Interior
(bagian dalam
toko)
5. Lantai dapat berupa
semen, kayu,
linoleum, dan
karpet
6. Pencahayaan dan
suhu toko nyaman
7. Aroma dan suara
mempengaruhi
suasana hati
8. Perlengkapan toko
sesuai kegunaan
dan ekstetika dari
sebuah toko
9. Teksture dinding
dapat mengangkat
citra toko
10. Suhu toko dapat
membuat nyaman
11. Lebar ruangan
menciptakan
suasana yang lebih
baik
12. Personil toko ramah
13. Harga yang
ditampilkan adalah
bagian penting dari
atmosfer
14. Kebersihan toko
baik
Store layout
(tata letak toko)
15. Pengelompokan
produk
memudahkan
pembelian
16. Pemetaan ruangan
toko nyaman
17. Penataan produk
individu diataur
berdasarkan ukuran
produk, harga,
warna, merek
tingkat layanan, dan
minat
67
Interior (Point
of purchase)
display
(penamilan
interior)
18. Pengaturan tema
atau tampilan toko
membuat belanja
menjadi lebih
menyengkan
19. Produk tersusun
rapi
20. Informasi produk
tertera jelas
3. Hedonic
Shopping Value
(X3)
Babin et al
(1994) dalam
Eren dan
Hacioglu (2012)
Enjoyable 1. Menghilangkan
stres
2. Mengurangi mood
negatif
3. Menyenangkan diri
sendiri
O
R
D
I
N
A
L Adventure 4. Pendorong
semangat
5. Berpetualang
6. Merasakan dunia
yang berbeda
4. Perilaku
pembelian
impulsif (Y1)
Delbert Hawkins
(2004)
Pembelian
impulsif (pure
impulse
buying)
1. Pembelian langsung
kepada merek
tertentu
2. Pembelian secara
cepat akan
kebutuhan
O
R
D
I
N
A
L
Pembelian
impulsif karena
penglaman
masa lalu
(reminder
impulse
buying)
3. Membutuhkan
barang ketika
didalam toko
4. Pembelian atas
dasar pengalaman
sebelumnya
Pembelian
impulsif karena
sugesti
(Suggestion
Impulse
buying)
5. Membutuhkan
informasi tentang
pengetahuan
produk baru
6. Pembelian
dipengaruhi oleh
penjualan atau
teman saat belanja.
Pembelian
impulsif karena
situasi tertentu
(planned
impulse
7. Pembelian setalah
melihat dan
mengetahui kondisi
68
buying)
Pembelian
impulsif barang
pengganti
(subtitution
impulse
buying)
8. Pembelian karena
produk yang
diinginkan habis
9. Membeli jenis
produk yang sama
tetapi berebda
mereka aau ukuran.
69
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Nama AEON Mall berasal dari Jepang, di Jepang sendiri AEON Mall sudah
sangat melegenda terbukti sejak perusahaan didirikan tahun 1911 banyak
melebarkan sayap di beberapa negara Asia, seperti China, India, Vietnam,
Malaysia dan sekarang berada di Indonesia pada bulan Mei 2015 yang lalu.
AEON Mall merupakan mal dengan konsep Jepang pertama yang hadir di
Indonesia. Di negara aslinya, Jepang, AEON merupakan salah satu pusat
perbelanjaan populer dan terbesar. AEON sudah mendirikan 141 mal atau 2/3 dari
seluruh pusat perbelanjaan yang ada di sana (Prastyo, 2012).
AEON terdiri dari 300 perusahaan yang terlibat, terutama dalam bisnis ritel
serta jasa keuangan, pengembangan pusat perbelanjaan, layanan, dan bisnis
lainnya. Melalu organik menguhubungkan beragam bisnis untuk menciptakan
efek sinergi yang kuat, AEON terus menghadapi tantangan untuk inovasi dan
bertujuan untuk pertumbuhan lebih lanjut.
Sebelumnya, sudah terlebih dahulu sukses di Indonesia AEON Credit
Service Corporation Ltd melalui anak usahanya PT AEON Credit Service
Indonesia pada tahun 2006, layanan kredit melalui PT AEON Credit Service
Indonesia sangat berkembang dengan baik, terutama dapat membantu konsumen
Indonesia untuk membeli produk-produk yang diinginkan di Giant, Carrefour,
Hypermart.
70
Soichi Okazaki, CEO AEON Mall mengatakan, mal yang berdiri di atas
lahan 10 hektar ini memiliki luas bangunan 125.000 m2 dan mampu menampung
sekitar 190 tenant. AEON Mall BSD City, imbuh Okazaki, dibangun di bawah PT
AMSL Indonesia. Dalam perusahaan ini, AEON Mall menguasai 67% saham,
sementara Sinar Mas Land hanya 33% (Erawan, 2013).
AEON Mall adalah pengembang spesialis pusat perbelanjaan yang
mengoperasikan lebih dari 200 pusat perbelanjaan di Jepang atau sekitar 60%.
AEON Group saat ini beroperasi di 12 negara, yaitu Jepang, Cina, Hong Kong,
Korea Selatan, Taiwan, Filipina, India, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia,
dan Indonesia. Di Indonesia, AEON Mall mendirikan bisnisnya melalui PT
AEON Mall Indonesia yang mulai beroperasi pada Oktober 2012 (Erawan, 2013).
Kata AEON memiliki asal-usul dalam bahasa latin yang berarti “keabadian”.
Keyakinan dan keinginan pelanggan adalah inti filosofi perusahaan. Di AEON,
misi sebagai sebuah kelompok perusahaan adalah mendapatkan keuntungan
pelanggan. Prinsip dasar AEON adalah sebagai berikut:
1. “Peace” AEON adalah kelompok perusahaan yang kegiatan usahanya
berdedikasi untuk perdamaian melalui kesejahteraan.
2. “People” AEON adalah kelompok perusahaan yang menghormati martabat
manusia dan nilai suatu hubungan.
3. “Community” AEON adalah kelompok perusahaan yang berakar dalam
kehidupan masyarakat setempat dan didedikasikan untuk membuat
kontribusi yang terus kepada masyarakat.
71
B. Pembahasan Hasil Deskriptif Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan AEON Department Store
BSD City. Jumlah konsumen yang dipilih sebagai responden sebanyak 100 orang
dengan karakteristik berdasarkan jenis kelamin, usia, profesi dan pendapatan.
Adapun karakteristi klasifikasi demografi responden dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2016
Dari tabel 4.1 di atas diketahui bahwa 100 responden yang pernah
berbelanja di AEON Department Store BSD City terdiri dari 36 orang atau
36% adalah responden pria dan 64 orang atau 64% adalah responden wanita.
Jenis Kelamin Jumlah Persentase %
Pria 36 36%
Wanita 64 64%
Total 100 100%
72
2. Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Usia Jumlah Persentase
> 17 s/d 25 tahun 25 25%
> 25 s/d 35 tahun 56 56%
> 35 s/d 50 tahun 19 19%
> 50 tahun 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2016
Dari tabel 4.1 di atas diketahui bahwa 100 responden yang pernah
berbelanja di AEON Department Store BSD City terdiri dari 25 orang atau
25% adalah responden berusia lebih dari 17 sampai 25 tahun, 56 orang atau
56% adalah responden berusia lebih dari 25 sampai 35 tahun, dan 19 orang
atau 19% adalah responden berusia lebih dari 35 sampai 50 tahun.
3. Responden Berdasarkan Profesi
Tabel 4.3
Jumlah Responden Berdasarkan Profesi
Profesi Jumlah Persentase
Karyawan swasta 47 47%
Pegawai negeri 17 17%
Wiraswasta 16 16%
Lain-lain 20 20%
Total 100 100%
Sumber: data primer yang telah diolah, 2016
73
Dari tabel 4.3 di atas diketahui bahwa 100 responden yang pernah
berbelanja di AEON Department Store BSD City terdiri dari 47 orang atau
47% adalah responden berprofesi sebagai karyawan swasta, 17 orang atau
17% responden adalah pegawai negeri, 16 orang atau 16% adalah responden
wiraswasta, dan 20 orang atau 20% responden berprofesi selain dari
karyawan swasta, pegawai negeri, dan wirausaha.
4. Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.4
Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan
Pendidikan Jumlah Persentase
SMP atau SMA 7 7%
Akademi D1/D2/D3 19 19%
S1 51 51%
S2 atau S3 23 23%
Total 100 100%
Sumber: data primer yang telah diolah, 2016
Dari tabel 4.4 di atas diketahui dari 100 responden yang pernah
berbelanja di AEON Department Store BSD City terdiri dari 7 orang atau 7%
adalah responden berpendidikan SMP atau SMA, 19 orang atau 19%
responden berpendidikan Akademi D1/D2/D3, 51 orang atau 51% responden
berpendidikan S1, dan 23 orang atau 23% responden berpendidikan S2 atau
S3.
74
5. Responden Berdasarkan Pendapatan
Tabel 4.5
Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan
Pendapatan Jumlah Persentase
> Rp 2.000.000 s/d 3.500.000 36 36%
> Rp 3.500.000 s/d Rp 5.000.000 42 42%
> Rp 5.000.00 s/d Rp 7.000.000 12 12%
> Rp 7.000.000 s/d Rp 10.000.000 10 10%
> Rp 10.000.000 0 0%
Total 100 100%
Sumber: data primer yang telah diolah, 2016
Dari tabel 4.5 di atas diketahui bahwa 100 responden yang pernah
berbelanja di AEON Departemen Store BSD City terdiri dari 36 orang atau
36% adalah responden berpendapatan lebih dari Rp 2.000.000 s/d Rp
3.500.000, 42 orang atau 42% responden berpendapatan lebih dari Rp
3.500.000 s/d Rp 5.000.000, 12 orang atau 12% responden berpendapatan Rp
5.000.000 s/d Rp 7.000.000, dan 10 orang atau 10% responden berpendapatan
Rp 7.000.000 s/d Rp 10.000.000.
C. Pemabahasan Analisis Deskriptif
Agar dapat mengetahui pendapat yang diberikan oleh 100 responden pada
masing-masing variabel shopping lifestyle, store atmosphere, hedonic shopping
value, dan perilaku pembelian impulsif maka di analisiss deskripsi persentase
terhadap hasil tanggapan responden terhadap 41 pertanyaan berikut:
75
1. Deskripsi Variabel Shopping Lifestyle
Tabel 4.6
Terdapat merek-merek terkenal di AEON Departemen Store BSD
City
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.6 di atas mejelaskan bahwa 14 responden atau 14%
mengatakan sangat setuju, 70 responden atau 70% menyatakan setuju, 12
responden atau 12% menyatakan ragu-ragu, 4 responden atau 4%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan bahwa terdapat merek-merek terkenal di
AEON Department Store BSD City .
Tabel 4.7
Terdapat Merek Terbaik dan Berkualitas di AEON Department
Store BSD City
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Frequency Percent
Sangat Setuju 14 14%
Setuju 70 70%
Ragu-ragu 12 12%
Tidak Setuju 4 4%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Frequency Percent
Sangat Setuju 6 6%
Setuju 72 72%
Ragu-ragu 21 21%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
76
Dari tabel 4.7 di atas mejelaskan bahwa 6 responden atau 6%
mengatakan sangat setuju, 72 responden atau 72% menyatakan setuju, 21
responden atau 21% menyatakan ragu-ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan terdapat merek terbaik dan berkualitas di
AEON Department Store BSD City.
Tabel 4.8
Terdapat Merek Lain Dengan Produk yang Sama Seperti Yang Akan
di Beli pada AEON Department Store BSD City
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.8 di atas mejelaskan bahwa 7 responden atau 7%
mengatakan sangat setuju, 54 responden atau 54% menyatakan setuju, 29
responden atau 29% menyatakan ragu-ragu, 10 responden atau 10%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan terdapat merek lain dengan produk yang
sama seperti yang akan dibeli pada AEON Department Store BSD City
Frequency Percent
Sangat Setuju 7 7%
Setuju 54 54%
Ragu-ragu 29 29%
Tidak Setuju 10 10%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
77
Tabel 4.9
Terdapat Merek yang Biasa Anda Beli di AEON Department Store
BSD City
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.9 di atas mejelaskan bahwa 5 responden atau 5%
mengatakan sangat setuju, 52 responden atau 52% menyatakan setuju, 34
responden atau 34% menyatakan ragu-ragu, 8 responden atau 8%
menyatakan tidak setuju, dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan terdapat merek yang biasa Anda beli di
AEON Department Store BSD City .
Tabel 4.10
Anda Terpengaruh Untuk Membeli Setiap Tawaran Iklan Mengenai
Produk pada AEON Department Store BSD City
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Frequency Percent
Sangat Setuju 5 5%
Setuju 52 52%
Ragu-ragu 34 34%
Tidak Setuju 8 8%
Sangat Tidak Setuju 1 1%
Total 100 100%
Frequency Percent
Sangat Setuju 5 5%
Setuju 61 61%
Ragu-ragu 27 27%
Tidak Setuju 7 7%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
78
Dari tabel 4.10 di atas mejelaskan bahwa 5 responden atau 5%
mengatakan sangat setuju, 61 responden atau 61% menyatakan setuju, 27
responden atau 27% menyatakan ragu-ragu, dan 7 responden atau 7%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang meyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan Anda terpengaruh untuk membeli setiap
tawaran iklan mengenai produk pada AEON Department Store BSD City
Tabel 4.11
Anda Membeli Model Terbaru Ketika Melihatnya Pada AEON
Department Store
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.11 di atas mejelaskan bahwa 12 responden atau 12%
mengatakan sangat setuju, 69 responden atau 69% menyatakan setuju, 17
responden atau 17% menyatakan ragu-ragu, dan 2 responden atau 2%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan Anda membeli model terbaru ketika
melihatnya pada AEON Department Store BSD City.
Frequency Percent
Sangat Setuju 12 12%
Setuju 69 69%
Ragu-ragu 17 17%
Tidak Setuju 2 2%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
79
2. Deskripsi Variabel Store Atmosphere
Tabel 4.12
Terdapat Seperti Tanda, Pintu Masuk, Jendela, dan Lampu pada
AEON Department Store BSD City
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.12 di atas mejelaskan bahwa 15 responden atau 15%
mengatakan sangat setuju, 72 responden atau 72% menyatakan setuju, 11
responden atau 11% menyatakan ragu-ragu, dan 2 responden atau 2%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan terdapat seperti tanda, pintu masuk,
jendela, dan lampu pada AEON Department Store BSD City .
Tabel 4.13
Papan Nama pada AEON Department Store BSD City Terlihat Jelas
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Frequency Percent
Sangat Setuju 15 15%
Setuju 72 72%
Ragu-ragu 11 11%
Tidak Setuju 2 2%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Frequency Percent
Sangat Setuju 6 6%
Setuju 69 69%
Ragu-ragu 22 22%
Tidak Setuju 3 3%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
80
Dari tabel 4.13 di atas mejelaskan bahwa 6 responden atau 6%
mengatakan sangat setuju, 69 responden atau 69% menyatakan setuju, 22
responden atau 22% menyatakan ragu-ragu, dan 6 responden atau 6%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan papan nama pada AEON Department Store
BSD City terlihat jelas.
Tabel 4.14
Pintu Masuk AEON Department Store BSD City Memudahkan
Pengunjung Untuk Keluar Masuk
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.14 di atas mejelaskan bahwa tidak ada responden
mengatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju, 36
responden atau 36% menyatakan ragu-ragu, 6 responden atau 6%
menyatakan tidak setuju, dan 1 orang atau 1% responden menyatakan
sangat tidak setuju terhadap peryataan pintu masuk AEON Department
Store BSD City memudahkan pengunjung untuk keluar masuk
Frequency Percent
Sangat Setuju 0 0%
Setuju 57 57%
Ragu-ragu 36 36%
Tidak Setuju 6 6%
Sangat Tidak Setuju 1 1%
Total 100 100%
81
Tabel 4.15
Terdapat Keunikan dan Tidak Tampak Kekurangan pada AEON
Department Store
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.15 di atas mejelaskan bahwa 10 responden atau 10%
mengatakan sangat setuju, 73 responden atau 73% menyatakan setuju, 16
responden atau 16% menyatakan ragu-ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju, dan tidak responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan terdapat keunikan dan tidak tampak
kekurangan pada aeon Department store.
Tabel 4.16
Lantai AEON Department Store BSD City Berupa Kayu, Linoleom,
dan Karpet memberikan kesan mewah
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Frequency Percent
Sangat Setuju 10 10%
Setuju 73 73%
Ragu-ragu 16 16%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Frequency Percent
Sangat Setuju 5 5%
Setuju 56 56%
Ragu-ragu 37 37%
Tidak Setuju 2 2%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
82
Dari tabel 4.16 di atas mejelaskan bahwa 5 responden atau 5%
mengatakan sangat setuju, 56 responden atau 56% menyatakan setuju, 37
responden atau 37% menyatakan ragu-ragu, 2 responden atau 2%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan terdapat lantai AEON Department Store
BSD City berupa kayu, linoleom, dan karpet memberikan kesan mewah.
Tabel 4.17
Pencahayaan dan Suhu Ruangan Pada AEON Department Store BSD
City Nyaman
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.17 di atas mejelaskan bahwa 19 responden atau 19%
mengatakan sangat setuju, 65 responden atau 65% menyatakan setuju, 14
responden atau 14% menyatakan ragu-ragu, 2 responden atau 2%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan pencahayaan dan suhu ruangan Pada
AEON Department Store BSD City nyaman.
Frequency Percent
Sangat Setuju 19 19%
Setuju 65 65%
Ragu-ragu 14 14%
Tidak Setuju 2 2%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
83
Tabel 4.18
Aroma dan Suara pada AEON Department Store BSD City
Mempengaruhi Suasana Hati menjadi lebih tenang
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.18 di atas mejelaskan bahwa 5 responden atau 5%
mengatakan sangat setuju, 71 responden atau 71% menyatakan setuju, 17
responden atau 17% menyatakan ragu-ragu, 4 responden atau 4%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan
sangat tidak setuju terhadap peryataan Aroma dan suara pada AEON
Department Store BSD City mempengaruhi suasana hati menjadi lebih
tenang.
Tabel 4.19
Perlengkapan pada AEON Department Store BSD City Sesuai
Kegunaan dan Estekika dari Sebuah Toko Ritel
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Frequency Percent
Sangat Setuju 5 5%
Setuju 71 71%
Ragu-ragu 17 17%
Tidak Setuju 4 4%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Frequency Percent
Sangat Setuju 19 19%
Setuju 73 73%
Ragu-ragu 4 4%
Tidak Setuju 4 4%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
84
Dari tabel 4.19 di atas mejelaskan bahwa 19 responden atau 19%
mengatakan sangat setuju, 73 responden atau 73% menyatakan setuju, 4
responden atau 4% menyatakan ragu-ragu, 4 responden atau 4%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan Perlengkapan pada AEON Department
Store BSD City sesuai kegunaan dan estekika dari sebuah toko ritel.
Tabel 4.20
Teksture Dinding pada AEON Department Store BSD City Dapat
Mengangkat Citra Toko menjadi lebih bernuansa Jepang
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.20 di atas mejelaskan bahwa 4 responden atau 4%
mengatakan sangat setuju, 76 responden atau 76% menyatakan setuju, 17
responden atau 17% menyatakan ragu-ragu, 3 responden atau 3%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan teksture dinding pada AEON Department
Store BSD City dapat mengangkat citra toko menjadi lebih bernuansa
Jepang.
Frequency Percent
Sangat Setuju 4 4%
Setuju 76 76%
Ragu-ragu 17 17%
Tidak Setuju 3 3%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
85
Tabel 4.21
Suhu Ruangan pada AEON Department Store BSD City Dapat
Membuat Nyaman
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.21 di atas mejelaskan bahwa 11 responden atau 11%
mengatakan sangat setuju, 73 responden atau 73% menyatakan setuju, 15
responden atau 15% menyatakan ragu-ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan suhu ruangan pada AEON Department
Store BSD City dapat membuat nyaman.
Tabel 4.22
Lebar Ruangan pada AEON Department Store BSD City
Menciptakan Suasana Lebih Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Frequency Percent
Sangat Setuju 11 11%
Setuju 73 73%
Ragu-ragu 15 15%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Frequency Percent
Sangat Setuju 15 15%
Setuju 72 72%
Ragu-ragu 11 11%
Tidak Setuju 2 2%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
86
Dari tabel 4.22 di atas mejelaskan bahwa 15 responden atau 15%
mengatakan sangat setuju, 72 responden atau 72% menyatakan setuju, 11
responden atau 11% menyatakan ragu-ragu, 2 responden atau 2%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan lebar ruangan AEON Department Store
BSD City menciptakan suasa lebih baik.
Tabel 4.23
Personil/Pramuniaga/Staf AEON Department Store BSD City ramah
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.23 di atas mejelaskan bahwa 6 responden atau 6%
mengatakan sangat setuju, 69 responden atau 69% menyatakan setuju, 22
responden atau 22% menyatakan ragu-ragu, 3 responden atau 3%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan personil/pramuniaga/staf AEON
Department Store BSD City ramah.
Frequency Percent
Sangat Setuju 6 6%
Setuju 69 69%
Ragu-ragu 22 22%
Tidak Setuju 3 3%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
87
Tabel 4.24
Harga yang di Tampilkan pada AEON Department Store BSD City
adalah Bagian Penting dari Atmosfer
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.24 di atas mejelaskan bahwa 12 responden atau 12%
mengatakan sangat setuju, 78 responden atau 78% menyatakan setuju, 10
responden atau 10% menyatakan ragu-ragu, tidak ada menyatakan tidak
setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju
terhadap peryataan harga yang di tampilkan AEON Department Store
BSD City adalah bagian penting dari atmosfer.
Tabel 4.25
Kebersihan pada AEON Department Store BSD City Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Frequency Percent
Sangat Setuju 12 12%
Setuju 78 78%
Ragu-ragu 10 10%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Frequency Percent
Sangat Setuju 8 8%
Setuju 74 74%
Ragu-ragu 17 17%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
88
Dari tabel 4.25 di atas mejelaskan bahwa 8 responden atau 8%
mengatakan sangat setuju, 74 responden atau 74% menyatakan setuju, 17
responden atau 17% menyatakan ragu-ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan kebersihan pada AEON Department Store
BSD City baik.
Tabel 4.26
Pengelompokan Produk pada AEON Department Store BSD City
Memudahkan Pembelian
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.26 di atas mejelaskan bahwa 9 responden atau 9%
mengatakan sangat setuju, 71 responden atau 71% menyatakan setuju, 19
responden atau 19% menyatakan ragu-ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan pengelompokan produk pada AEON
Department Store BSD City memudahkan pembelian.
Frequency Percent
Sangat Setuju 9 9%
Setuju 71 71%
Ragu-ragu 19 19%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
89
Tabel 4.27
Pemetaan Toko pada AEON Department Store BSD City Membuat
Nyaman
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.27 di atas mejelaskan bahwa 9 responden atau 9%
mengatakan sangat setuju, 71 responden atau 71% menyatakan setuju, 19
responden atau 19% menyatakan ragu-ragu, 19 responden atau 19%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan pemetaan toko pada AEON Department
Store BSD City membuat nyaman.
Frequency Percent
Sangat Setuju 9 9%
Setuju 71 71%
Ragu-ragu 19 19%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
90
Tabel 4.28
Penataan Produk Individu pada AEON Department Store BSD City
Berdasarkan Ukuran Produk, Harga, Warna, Merek, Tingkat
Layanan, dan Minat
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.28 di atas mejelaskan bahwa 11 responden atau 11%
mengatakan sangat setuju, 73 responden atau 73% menyatakan setuju, 15
responden atau 15% menyatakan ragu-ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan penataan produk individu pada AEON
Department Store BSD City berdasarkan ukuran produk, harga, warna,
tingkat layanan, dan minat
Frequency Percent
Sangat Setuju 11 11%
Setuju 73 73%
Ragu-ragu 15 15%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
91
Tabel 4.29
Pengaturan Tema atau Tampilan pada AEON Department Store BSD
City Membuat Belanja Menjadi Menyenangkan
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.29 di atas mejelaskan bahwa 6 responden atau 6%
mengatakan sangat setuju, 69 responden atau 69% menyatakan setuju, 22
responden atau 22% menyatakan ragu-ragu, 3 responden atau 3%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan pengaturan tema atau tampilan pada
AEON Department Store BSD City membuat belanja menjadi
menyenangkan.
Frequency Percent
Sangat Setuju 6 6%
Setuju 69 69%
Ragu-ragu 22 22%
Tidak Setuju 3 3%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
92
Tabel 4.30
Produk pada AEON Department Store BSD City Tersusun Rapi
Sehingga Memudahkan Anda Mencari Produk yang di Inginkan
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.30 di atas mejelaskan bahwa 8 responden atau 8%
mengatakan sangat setuju, 71 responden atau 71% menyatakan setuju, 17
responden atau 17% menyatakan ragu-ragu, 4 responden atau 4%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan produk pada AEON Department Store
BSD City tersusun rapi sehingga memudahkan Anda mencarai priduk
yang di inginkan.
Frequency Percent
Sangat Setuju 8 8%
Setuju 71 71%
Ragu-ragu 17 17%
Tidak Setuju 4 4%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
93
Tabel 4.31
Informasi pada Produk Tertera Jelas Sehingga Anda Tidak Merasa
Kebingungan
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.31 di atas mejelaskan bahwa 5 responden atau 5%
mengatakan sangat setuju, 56 responden atau 56% menyatakan setuju, 37
responden atau 37% menyatakan ragu-ragu, 2 responden atau 2%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan informasi pada produk tertera jelas
sehingga Anda tidak merasa kebingungan.
3. Deskripsi Variabel Hedonic Shopping Value
Tabel 4.32
Berbelanja pada AEON Department Store BSD City dapat
Menghilangkan Stress
Frequency Percent
Sangat Setuju 5 5%
Setuju 56 56%
Ragu-ragu 37 37%
Tidak Setuju 2 2%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Frequency Percent
Sangat Setuju 31 31%
Setuju 40 40%
Ragu-ragu 24 24%
Tidak Setuju 5 5%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
94
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.32 di atas mejelaskan bahwa 31 responden atau 31%
mengatakan sangat setuju, 40 responden atau 40% menyatakan setuju, 24
responden atau 24% menyatakan ragu-ragu, 5 responden atau 5%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan berbelanja pada AEON Department Store
BSD City dapat menghilangkan stress.
Tabel 4.33
Berbelanja pada AEON Department Store BSD City Dapat
Menguragi Mood Negatif
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.33 di atas mejelaskan bahwa 12 responden atau 12%
mengatakan sangat setuju, 69 responden atau 69% menyatakan setuju, 19
responden atau 19% menyatakan ragu-ragu, tidak ada responden yang
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan berebelanja pada AEON Department Store
BSD City dapat mengurangi mood negatif.
Frequency Percent
Sangat Setuju 12 12%
Setuju 69 69%
Ragu-ragu 19 19%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
95
Tabel 4.34
Berbelanja pada AEON Department Store BSD City dapat
Menyenangkan Diri Sendiri
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.34 di atas mejelaskan bahwa 37 responden atau 37%
mengatakan sangat setuju, 53 responden atau 53% menyatakan setuju, 9
responden atau 9% menyatakan ragu-ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan berbelanja pada AEON Department Store
BSD City dapat menyenangkan diri sendiri.
Tabel 4.35
Berbelanja pada AEON Department Store BSD City dapat
Mendorong Semangat
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Frequency Percent
Sangat Setuju 37 37%
Setuju 53 53%
Ragu-ragu 9 9%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Frequency Percent
Sangat Setuju 23 23%
Setuju 61 61%
Ragu-ragu 14 14%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 1 1%
Total 100 100%
96
Dari tabel 4.35 di atas mejelaskan bahwa 23 responden atau 23%
mengatakan sangat setuju, 61 responden atau 61% menyatakan setuju, 14
responden atau 14% menyatakan ragu-ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju, 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak
setuju terhadap peryataan berbelanja pada AEON Department Store BSD
City dapat mendorong semangat.
Tabel 4.36
Berbelanja pada AEON Department BSD City Dapat Memberikann
Efek Seperti Petualangan
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.36 di atas mejelaskan bahwa 38 responden atau 38%
mengatakan sangat setuju, 60 responden atau 60% menyatakan setuju, 2
responden atau 2% menyatakan ragu-ragu, tidak ada responden yang
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan berbelanja pada AEON Department Store
BSD City dapat memberikann efek seperti petualangan.
Frequency Percent
Sangat Setuju 38 38%
Setuju 60 60%
Ragu-ragu 2 2%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
97
Tabel 4.37
Berbelanja pada AEON Department Store BSD City dapat
Merasakan Dunia Berbeda
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.37 di atas mejelaskan bahwa 31 responden atau 31%
mengatakan sangat setuju, 60 responden atau 60% menyatakan setuju, 1
responden atau 1% menyatakan ragu-ragu, tidak ada responden yang
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan berbelanja pada AEON Department Store
BSD City dapat merasakan dunia berbeda.
Frequency Percent
Sangat Setuju 31 31%
Setuju 60 60%
Ragu-ragu 1 1%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
98
4. Deskripsi Variabel Perilaku Pembelian Impulsif
Tabel 4.38
Pembelian pada Produk di AEON Department Store BSD City
Langsung Mengarah pada Merek atau Produk Tertentu
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.38 di atas mejelaskan bahwa 35 responden atau 35%
mengatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju, 7
responden atau 7% menyatakan ragu-ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan pembelian pada produk di AEON
Department Store BSD City langsung mengarah pada merek atau produk
tertentu
Frequency Percent
Sangat Setuju 35 35%
Setuju 57 57%
Ragu-ragu 7 7%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
99
Tabel 4.39
Pembelian pada AEON Department Store BSD City Berlangsung
Secara Cepat
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.39 di atas mejelaskan bahwa 13 responden atau 13%
mengatakan sangat setuju, 74 responden atau 74% menyatakan setuju, 13
responden atau 13% menyatakan ragu-ragu, tidak ada responden yang
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan pembelian pada AEON Department Store
BSD City Belangsung Secara Cepat.
Tabel 4.40
Anda Teringat Iklan Akan Suatu Barang Lalu Membelinya di AEON
Department Store BSD City
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Frequency Percent
Sangat Setuju 13 13%
Setuju 74 74%
Ragu-ragu 13 13%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Frequency Percent
Sangat Setuju 8 8%
Setuju 73 73%
Ragu-ragu 16 16%
Tidak Setuju 3 3%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
100
Dari tabel 4.40 di atas mejelaskan bahwa 8 responden atau 8%
mengatakan sangat setuju, 73 responden atau 73% menyatakan setuju, 16
responden atau 16% menyatakan ragu-ragu, 3 responden atau 3%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan anda teringat iklan tentang suatu barang
lalu membelinya di AEON Department Store BSD City.
Tabel 4.41
Pembelian pada AEON Department Store BSD City Berdasarkan
pada Pengalaman Sebelumnya yang Pernah Anda Lakukan
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.41 di atas mejelaskan bahwa 5 responden atau 5%
mengatakan sangat setuju, 80 responden atau 80% menyatakan setuju, 15
responden atau 15% menyatakan ragu-ragu, tidak ada responden yang
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan pembelian pada AEON Department Store
BSD City berdasarkan pada pengalaman sebelumnya yang pernah Anda
lakukan.
Frequency Percent
Sangat Setuju 5 5%
Setuju 80 80%
Ragu-ragu 15 15%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
101
Tabel 4.42
Ketika Anda Membeli Suatu Produk Anda Ingin Mencari Tau
Produk Tersebut Melalu Informasi Yang Ada
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.42 di atas mejelaskan bahwa 6 responden atau 6%
mengatakan sangat setuju, 81 responden atau 81% menyatakan setuju, 12
responden atau 12% menyatakan ragu-ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan ketika Anda membeli suatu produk Anda
ingin mencari tau produk tersebut melalu informasi yang ada.
Tabel 4.43
Pembelian pada AEON Department Store BSD City di Pengaruhi oleh
Pramuniaga atau Teman Berbelanja
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Frequency Percent
Sangat Setuju 6 6%
Setuju 81 81%
Ragu-ragu 12 12%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Frequency Percent
Sangat Setuju 10 10%
Setuju 73 73%
Ragu-ragu 15 15%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 1 1%
Total 100 100%
102
Dari tabel 4.43 di atas mejelaskan bahwa 10 responden atau 10%
mengatakan sangat setuju, 73 responden atau 73% menyatakan setuju, 15
responden atau 15% menyatakan ragu-ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju, dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan pembelian pada AEON Department Store
BSD City di pengaruhi oleh pramuniaga atau temen berbelanja.
Tabel 4.44
Pembelian Produk pada AEON Department Store BSD City Setelah
Melihat dan Mengetahui Kondisi
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.44 di atas mejelaskan bahwa 2 responden atau 2%
mengatakan sangat setuju, 74 responden atau 74% menyatakan setuju, 21
responden atau 21% menyatakan ragu-ragu, 3 responden atau 3%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan pembelian produk pada AEON
Department Store BSD City setelah melihat dan mengetahui kondisi.
Frequency Percent
Sangat Setuju 2 2%
Setuju 74 74%
Ragu-ragu 21 21%
Tidak Setuju 3 3%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
103
Tabel 4.45
Anda Membeli Suatu Produk Lain Ketika Produk yang Anda
Diinginkan Teryata Habis
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.45 di atas mejelaskan bahwa 13 responden atau 13%
mengatakan sangat setuju, 74 responden atau 74% menyatakan setuju, 13
responden atau 13% menyatakan ragu-ragu, tidak ada responden yang
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan Anda membeli suatu produk lain ketika
produk yang Anda diinginkan teryata habis.
Tabel 4.46
Biasanya Anda Akan Membeli Produk yang Sama Namun Berbeda
Merek
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Frequency Percent
Sangat Setuju 13 13%
Setuju 74 74%
Ragu-ragu 13 13%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Frequency Percent
Sangat Setuju 6 6%
Setuju 81 81%
Ragu-ragu 12 12%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
104
Dari tabel 4.46 di atas mejelaskan bahwa 6 responden atau 6%
mengatakan sangat setuju, 81 responden atau 81% menyatakan setuju, 12
responden atau 12% menyatakan ragu-ragu, 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju terhadap peryataan Anda membeli produk yang sama namun
berbeda merek.
5. Distribusi Jawaban Responden
Uji distribusi jawaban responden dilakukan untuk mengetahui rata-
rata jawaban responden dalam 1 variabel penelitian. Dan untuk
mengetahui apa indikator yang paling berpengaruh dalam 1 variabel.
a. Shopping Lifestyle (X1)
Variabel X1 pada penelitian ini diikur melalui 6 peryataan yang
disebarkan ke 100 responden dan mempersentasekan indikator-indikator
dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap shopping lifestyle
dijelaskan pada tabel 4.47 berikut:
Tabel 4.47
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Shopping Lifestyle
No. Peryataan STS TS N S SS Total
1. Terdapat merek-merek terkenal
di AEON Department Store
BSD City
0 4 12 70 14 100
2. Terdapat merek terbaik dan
berkualitas di AEON
Department Store BSD City
0 1 21 72 6 100
3. Terdapat merek lain dengan
produk yang sama seperti yang
akan dibeli pada AEON
Department Store BSD City
0 16 29 54 7 100
105
4. Terdapat merek yang biasa Anda
beli di AEON Department Store
BSD City
1 8 34 52 5 100
5. Anda terpengaruh untuk
membeli setiap tawaran iklan
mengenai produk pada AEON
Department Store BSD City
0 7 27 61 5 100
6. Anda membeli model terbaru
ketika melihatnya pada AEON
Department Store BSD City
0 2 17 69 12 100
Rata-rata 0,16 6,33 23,33 63 8,16 100
Tabel 4.47 menunjukan bahwa pada variabel shopping lifestyle
mayoritas responden menjawab “setuju” sebsar 63%. Dan pertanyaan yang
paling berpengaruh adalah pertanyaan nomer 2 menjawab “setuju” sebesar
72%. Hal ini menunjukan bahwa indikator “terdapat merek terbaik dan
berkualitas di AEON Department Store BSD City” paling berpengaruh
terhadap perilaku pembelian impulsif.
b. Store Atmosphere (X2)
Variabel X2 pada penelitian ini diikur melalui 20 peryataan yang
disebarkan ke 100 responden dan mempersentasekan indikator-indikator
dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap store atmosphere
dijelaskan pada tabel 4.48 berikut:
Tabel 4.48
Distribusi Jawaban Mengenai Srote Atmosphere
No. Peryataan STS TS N S SS Total
1. Terdapat seperti tanda, pintu
masuk, jendela, dan lampu pada
AEON Department Store BSD
City
0 2 11 72 15 100
2. Papan nama pada AEON 0 3 22 69 6 100
106
Department Store terlihat jelas
3. Pintu masuk AEON Department
Store BSD City memudahkan
pengunjung untuk keluar masuk
1 6 36 57 0 100
4. Terdapat keunikan dan tidak
tampak kekurangan pada AEON
Department Store BSD City
0 1 16 73 10 100
5. Lantai AEON Department Store
BSD City berupa semen, kayu,
linoleom, dan karpet yang
memberikan kesan mewah
0 2 37 56 5 100
6. Pencahayaan dan suhu ruangan
pada AEON Department Store
BSD City nyaman
0 2 14 65 19 100
7. Aroma dan suara pada AEON
Department Store BSD City
mempengaruhi suasana hati
menjadi lebih tenang
0 4 17 71 8 100
8. Perlengkapan pada AEON
Department Store BSD City
sesuai kegunaan dan estekika
dari sebuah toko ritel
0 4 4 73 19 100
9. Teksture dinding pada AEON
Department Store BSD City
dapat mengangkat citra toko
menjadi lebih bernuansa Jepang
0 3 17 76 4 100
10. Suhu ruangan pada AEON
Department Store BSD City
dapat membuat nyaman
0 1 15 73 11 100
11. Lebar ruangan pada AEON
Department Store BSD City
menciptakan suasana lebih baik
0 2 11 72 15 100
12. Personil/ peramuniaga/ staff
AEON Department Store BSD
City ramah
0 3 22 69 6 100
13. Harga yang ditampilkan pada
AEON Department Store BSD
City adalah bagian penting dari
atmosfer
0 0 10 78 12 100
14. Keberisahan pada AEON
Department Store BSD City baik
0 1 17 74 8 100
15. Pengelompokan produk pada
AEON Department Store BSD
City memudahkan pembelian
0 1 19 71 9 100
16. Pemetaan toko pada AEON
Department Store BSD City
0 1 19 71 9 100
107
membuat nyaman
17. Penataan produk individu pada
AEON Department Store BSD
City berdasarkan ukuran produk,
harga, warna, merek, tingkat
layanan, dan minat
0 1 15 73 11 100
18. Pengaturan tema atau tampilan
pada AEON Department Store
BSD City membuat belanja
menjadi menyenangkan
0 3 22 69 6 100
19. Produk pada AEON Department
Store BSD City tersusun rapi
sehingga memudahkan Anda
mencari produk yang di inginkan
0 4 17 71 8 100
20. Informasi pada produk tertera
jelas sehingga Anda tidak merasa
kebingungan
0 2 37 56 5 100
Rata-rata 0,05 2,3 18,9 69,45 9,3 100
Tabel 4.48 menunjukan bahwa pada variabel store atmosphere
mayoritas responden menjawab “setuju” sebsar 69,45%. Dan pertanyaan
yang paling berpengaruh adalah pertanyaan nomer 13 menjawab “setuju”
sebesar 78%. Hal ini menunjukan bahwa indikator “harga yang
ditampilkan pada AEON Department Store BSD City adalah bagian
penting dari atmosfer” paling berpengaruh terhadap perilaku pembelian
impulsif.
c. Hedonic Shopping Value (X3)
Variabel X3 pada penelitian ini diikur melalui 6 peryataan yang
disebarkan ke 100 responden dan mempersentasekan indikator-indikator
dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap hedonic shopping value
dijelaskan pada tabel 4.49 berikut:
108
Tabel 4.49
Distribusi Jawaban Mengenai Hedonic Shopping Value
No. Peryataan STS TS N S SS Total
1. Berbelanja pada AEON
Department Store BSD
City dapat menghilangkan
stres
0 5 24 40 31 100
2. Berbelanja pada AEON
Department Store BSD
City dapat mengurangi
mood negatif
0 0 19 69 12 100
3. Berbelanja pada AEON
Department Store BSD
City dapat menyenangkan
diri sendiri
0 1 9 53 37 100
4. Berbelanja pada AEON
Department Store BSD
City dapat mendorong
semangat
1 1 14 61 23 100
5. Berbelanja pada AEON
Department Store BSD
City dapat memberikann
efek sepetrti petualangan
0 0 2 60 38 100
6. Berbelanja pada AEON
Department Store BSD
City dapat merasakan dunia
berbeda
0 0 9 60 31 100
0,16 1,16 12,8 57,16 28,6 100
Tabel 4.49 menunjukan bahwa pada variabel hedonic shopping value
mayoritas responden menjawab “setuju” sebsar 57,16%. Dan pertanyaan
yang paling berpengaruh adalah pertanyaan nomer 2 menjawab “setuju”
sebesar 69%. Hal ini menunjukan bahwa indikator “berbelanja pada
AEON Department Store BSD City dapat mengurangi mood negatif”
paling berpengaruh terhadap perilaku pembelian impulsif.
109
d. Perilaku Pembelian Impulsif (Y)
Variabel Y pada penelitian ini diikur melalui 9 peryataan yang
disebarkan ke 100 responden dan mempersentasekan indikator-indikator
dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap perilaku pembelian
impulsif dijelaskan pada tabel 4.50 berikut:
Tabel 4.50
Distibusi Jawaban Responden Mengenai Perilaku Pembelian Impulsif
No. Peryataan STS TS N S SS Total
1. Pembelian pada produk di
AEON Department Store
BSD City langsung
mengarah pada merek atau
produk tertentu
0 1 7 57 35 100
2. Pembelian pada produk di
AEON Department Store
BSD City berlangsung
secara cepat
0 0 13 74 13 100
3. Anda teringat iklan tentang
suatu barang lalu
membelinya di AEON
Department Store BSD City
0 3 16 73 8 100
4. Pembelian pada AEON
Department Store BSD City
berdasarkan pada
pengalaman sebelumnya
yang pernah Anda lakukan
0 0 15 80 5 100
5. Ketika Anda membeli suatu
produk Anda ingin mencari
tau produk tersebut melalu
informasi yang ada
0 1 12 81 6 100
6. Pembelian pada AEON
Department Store BSD City
dipengaruhi oleh
pramuniaga/teman
berbelanja
1 1 15 73 10 100
7. Pembelian produk pada
AEON Department Store
BSD City setelah melihat
0 3 21 74 2 100
110
dan mengetahui kondisi
8. Anda membeli suatu produk
lain ketika produk yang
Anda diinginkan teryata
habis
0 0 13 74 13 100
9. Biasanya Anda akan
membeli produk yang sama
namun berbeda merek
0 1 12 81 6 100
Rata-rata 0,11 1,11 13,7 74,1 10,8 100
Tabel 4.50 menunjukan bahwa pada variabel perilaku pembelian
impulsif mayoritas responden menjawab “setuju” sebsar 74,1%. Dan
pertanyaan yang paling berpengaruh adalah pertanyaan nomer 5 dan 9
menjawab “setuju” sebesar 81%. Hal ini menunjukan bahwa indikator
“Anda membutuhkan informasi tentang pengetahuan produk baru dan
Anda membeli produk yang sama namun berbeda merek” paling
berpengaruh terhadap perilaku pembelian impulsif.
D. Hasil Uji Kualitas Data
Sebelum kuesioner disebarkan kepada 100 responden, peneliti melakukan
try out kepada 30 orang responden dengan memberikann 41 butir pertanyaan yang
dibagi 4 variabel utama yaitu shopping lifestyle, store atmosphere, hedonic
shopping value dan perilaku pembelian impulsif untuk menguji validitas dan
reliabilitas dari setiap butir pertanyaan yang diajukan.
1. Hasil Uji Validitas
Uji validitas adalah pengukuran yang menunjukan tingkat ketepatan
(kesahihan) ukuran suatu instrumen terhadap konsep yang diteliti (Suharso,
2009:108). Untuk mendapatkan data primer penelitian melakukan
penyebaran kuesioner kepada konsumen yang pernah berbelanja di AEON
111
Department Store BSD City. Menurut Ghozali (2011:52) uji validitas
Sigunakan untuk mengukur sah tidaknya suatu kuesioner. Uji signifikansi
dilakukan dengan cara membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk
degree of freedom (df) = n – 2 dalam hal ini adalah jumlah sampel yang
Sigunakan adalah 30 responden. Maka (df) = 30 – 2 = 28 pada r tabel.
Dengan α = 5% atau 0,05 maka didapati rtabel sebesar 0,361. Maka suatu
pertanyaan atau indikator dinyatakan valid, apabila rhitung>0,361 dan nilai
positif dan begitu sebaliknya.
Tabel 4.51
Hasil Uji Validitas
Butir Peryataan rhitung rtabel Keterangan
Shopping lifestyle (X1)
Shopping lifestyle 1 0,852 0,361 VALID
Shopping lifestyle 2 0,845 0,361 VALID
Shopping lifestyle 3 0,831 0,361 VALID
Shopping lifestyle 4 0,867 0,361 VALID
Shopping lifestyle 5 0,849 0,361 VALID
Shopping lifestyle 6 0,818 0,361 VALID
Store Atmosphere (X2)
Store Atmosphere 1 0,772 0,361 VALID
Store Atmosphere 2 0,840 0,361 VALID
Store Atmosphere 3 0,667
0,361 VALID
Store Atmosphere 4 0,707 0,361 VALID
Store Atmosphere 5 0,694 0,361 VALID
Store Atmosphere 6 0,415 0,361 VALID
Store Atmosphere 7 0,815 0,361 VALID
Store Atmosphere 8 0,831 0,361 VALID
Store Atmosphere 9 0,688 0,361 VALID
Store Atmosphere 10 0,722 0,361 VALID
Store Atmosphere 11 0,772 0,361 VALID
Store Atmosphere 12 0,840 0,361 VALID
Store Atmosphere 13 0,518 0,361 VALID
Store Atmosphere 14 0,706 0,361 VALID
Store Atmosphere 15 0,708 0,361 VALID
112
Store Atmosphere 16 0,708 0,361 VALID
Store Atmosphere 17 0,831 0,361 VALID
Store Atmosphere 18 0,840 0,361 VALID
Store Atmosphere 19 0,815 0,361 VALID
Store Atmosphere 20 0,694 0,361 VALID
Hedonic Shopping Value (X3)
Hedonic Shopping Value 1 0,666 0,361 VALID
Hedonic Shopping Value 2 0,752 0,361 VALID
Hedonic Shopping Value 3 0,709 0,361 VALID
Hedonic Shopping Value 4 0,710 0,361 VALID
Hedonic Shopping Value 5 0,885 0,361 VALID
Hedonic Shopping Value 6 0,793 0,361 VALID
Perilaku pembelian impulsif (Y)
Perilaku pembelian impulsif 1 0,559 0,361 VALID
Perilaku pembelian impulsif 2 0,852 0,361 VALID
Perilaku pembelian impulsif 3 0,877 0,361 VALID
Perilaku pembelian impulsif 4 0,682 0,361 VALID
Perilaku pembelian impulsif 5 0,756 0,361 VALID
Perilaku pembelian impulsif 6 0,885 0,361 VALID
Perilaku pembelian impulsif 7 0,652 0,361 VALID
Perilaku pembelian impulsif 8 0,852 0,361 VALID
Perilaku pembelian impulsif 9 0,756 0,361 VALID
Sumber: data primer yang telah diolah, 2016
Hasil uji validitas tabel 4.51 menunjukan bahwa dari 41 item
peryataan yang diberikan kepada 30 responden memiliki nilai r hitung
yang lebih besar dari r tabel 0,361 yang berarti semua item peryataan
dinyatakan valid.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Sedangkan uji reliabilitas Sigunakan untuk menguji konsistensi data
dalam jangka waktu tertentu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana
pengukuran yang Sigunakan dapat dipercaya atau diandalkan. Adapun
cara yang Sigunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian
ini adalah mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbanch Alpha.
113
suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikann nilai
Cronbanch Alpha > 0,60 (Ghozali,2009:46). Untuk uji reliabilitas didapati
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.52
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach
Alpha
N of
Item Keterangan
Shopping lifestyle (X1) 0,916 6 Reliabel
Store atmospehre (X2) 0,953 20 Reliabel
Hedonic shopping lifestyle (X3) 0,821 6 Reliabel
Perilaku pembelian impulsif (Y) 0,904 9 Reliabel
Sumber: SPSS data primer yang telah diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.52 di atas semua variabel yaitu shopping lifestyle,
store atmosphere, hedonic shopping value, dan perilaku pembelian impulsif
memiliki nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,60 maka semua variabel
dinyatakan reliabel.
E. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau redidual memiliki distribusi normal. Model
regresi yang baik dan layak Sigunakan adalah distribusi data normal atau
mendekati normal (Ghozali, 2005:110). . Dalam uji normalitas terdapat
dua cara untuk mendetekdi apakah redidual berdistribusi normal atau tidak
114
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji normalitas data dengan
menggunakan pengolahan SPSS 20 menghasilkan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1
Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas
Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2016
Berdasarkan hasil analisis data pada 4.1 di atas kurva p-plot, dapat
disimpulkan bahwa dalam kurva normal p-plot terlihat titik menyebar di
sekitar garis diagonal dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar.
Berarti dari kurva ini menunjukan bahwa model regresi sesuai asumsi
normalitas dan layak untuk menganalis pengaruh variabel-variabel bebas.
Selain uji grafik peneliti juga melengkapi pengujian normalitas
dengan uji statistik. Salah satu uji statistik yang dapat Sigunakan untuk
menguji normalitas redidual adalah uji statistik non-parametrik
Kolmogrov-Smirnov (K-S) (Ghozali, 2011:164)
Dengan hipotesis:
a) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat
115
Ho : data distribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal acak (random)
b) Kaidah pengujian
Jika probabilitas (Sig) > 0.05 maka Ho diterima
Jika probabilitas (Sig) < 0.05 maka Ho ditolak
c) Keputusan
Data berdistribusi normal
Tabel 4.53
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Redidual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation 2.28083898
Most Extreme
Differences
Absolute .090
Poditive .067
Negative -.090
Kolmogorov-Smirnov Z .903
Asymp. Sig. (2-tailed) .388
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2016
116
Berdasarkan tabel 4.53 besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov 0,903,
dapat diketahui bahwa nilai unstandardized redidual memilki nilai Asymp.
Sig > 0,05 dan ini mengartikan bahwa data terdistribusi dengan normal.
2. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen dan tidak
orthogonal atau nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol. Dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF), nilai tolerandi yang besarnya di atas 0.1 dan nilai VIF di
bawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinieritas pada variabel
independennya (Ghozali, 2009:95). Hasil pengujian VIF dari model
regresi dapat dilihat dalam tabel berikut:
117
Tabel 4.54
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardize
d Coefficients
Standar
dized
Coeffic
ients
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Toleranc
e
VIF
1
(Const
ant) 6.964 2.454
2.838 .006
SL .394 .087 .343 4.506 .000 .726 1.378
SA .131 .035 .311 3.803 .000 .630 1.588
HSV .386 .102 .299 3.792 .000 .677 1.478
a. Dependent Variabel: VAR00004
Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2016
Berdasarkan hasil tabel 4.54 uji hasil Variance Inflation Factor
(VIF) masing-masing variabel independen memiliki VIF < dari 10 dan
tolerance > 0,10 yaitu untuk variabel shopping lifestyle (X1) 1,378 dan
0,726, store atmosphere (X2) 1,588 dan 0,630, hedonic shopping value
(X3) 1,478 dan 0,677. Maka dapat dinyatakan model regresi linear
berganda tidak terdapat multikolineritas antara variabel dependen dengan
variabel independen yang lain sehingga dapat Sigunakan dalam penelitian
ini.
118
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari redidual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan 2 langkah yaitu secara grafik dan secara statistik,
berdasarkan hasil pegolahan data maka hasil scatterplot dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik Scatterplot
Sumber: hasil output SPSS, 2016
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa distribusi data tidak
teratur dan tidak membentuk pola tertentu, serta tersebar di atas maupun di
bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali, 2011:107). Selain
itu berdasarkan hasil pengolahan data hasil uji glesjer dapat dilihat sebagai
berikut.
119
Tabel 4.55
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardi
zed
Coefficie
nts
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Tolera
nce
VIF
1
(Consta
nt) 3.662 1.528
2.397 .018
VAR00
001 -.164 .054 -.333 -3.014 .030 .726 1.378
VAR00
002 -.033 .022 -.183 -1.545 .126 .630 1.588
VAR00
003 .172 .063 .309 2.706 .080 .677 1.478
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Hasil Output SPSS, 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
heteroskedastisitas pada persamaan regresi tersebut. Hal itu terlihat dari
tidak adanya variabel bebas yang memiliki signifikansi di bawah 0,05.
Variabel shopping lifestyle memiliki signifikansi 0,030, variabel store
atmosphere memiliki signifikansi 0,126, dan variabel hedonic shopping
value memiliki signifikansi 0,080. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada model regresi tidak ada masalah heteroskedastisitas atau bebas
dari heteroskedastisitas.
120
F. Hasil Uji Hipotesis
1. Hasil Uji t (Uji Parsial)
Pengujian hipotesis secara parsial dimaksudkan untuk mengetahui
ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel
terikat. Hasil hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.56
Hasil Uji t (Uji Parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant
) 6.964 2.454
2.838 .006
VAR000
01 .394 .087 .343 4.506 .000
VAR000
02 .131 .035 .311 3.803 .000
VAR000
03 .386 .102 .299 3.792 .000
a. Dependent Variabel: VAR00004
SPSS: hasil output SPSS, 2016
Hasil uji t hitung pada tabel coefficient di atas dapat diketahui
pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen,
diketahui hasil sebagai berikut:
121
a. Pengaruh Variabel shopping lifestyle (X1) terhadap perilaku
pembelian impulsif (Y)
Dari tabel di atas variabel shopping lifestyle memiliki nilai p-
value 0,000 lebih kecil dari 0,05 artinya Signifikan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa koefisien shopping lifestyle secara parsial
berpengaruh Signifikan terhadap perilaku pembelian impulsif.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fika Eka
Prastia (2011), dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Shopping
Lifestyle, Fashion Involvement dan Hedonic Shopping Value Terhadap
Impulse Buying Behaviour Pelanggan Toko Elizabeth Surabaya”.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial shopping
lifestyle memiliki nilai thitung sebesar 2,684 dengan tingkat
Signifikan 0,009. Karena 2.684 > 1.660 dan 0,009 < 0.005 makan Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh
yang Signifikan dari variabel bebas shopping lifestyle dengan variabel
terikat perilaku pembelian impulsif.
Hal ini juga sejalan dengan pendapat Prastia (2011), bahwa
tinggi rendahnya shopping lifestyle menentukan tinggi rendahnya
perilaku pembelian impulsif.
b. Hubungan antara store atmosphere dan perilaku pembelian
impulsif
Variabel store atmosphere memiliki nilai p-value 0,000 < 0,05
artinya Signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien store
122
atmosphere secara parsial berpengaruh Signifikan terhadap perilaku
pembelian impulsif.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dikaukan oleh
Kadek Trisna Dewi (2015), dalam penelitian yang berjudul “Peran
Emosi Positif dalam Memediasi Store Atmosphere terhadap Pembelian
Impulsif (Studi kasus Pada Konsuemen Matahari Department Store
Duta Plaza Denpasar)”.
Hasil penelitian ini ditunjukan dengan koefisien sebasar 0,290
dan Signifikan pada alpha 5 persen (p-value 0,003 < 0,05) maka Ho
ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh yang
Signifikan antara store atmosphere terhadap perilaku pembelian
impulsif.
Hal ini juga sejalan dengan pendapat Lin dan Yi (2010) yang
menyatakan bahwa gerai yang mampu menciptakan atmosfer toko
yang nyaman akan membuat konsumen lebih menikmati proses
pembelian sehingga keinginan konsumen untuk berbelanja semakin
meningkat. Menurut Suprapti (2010:69) menjelaskan bahwa setiap
individu dapat menarik sejumlah stimuli-stimuli eksternal melalui
berbagai saluran atau media yang dapat dirasakan oleh indera manusia,
seseorang menarik sensori melalui pandangan, bau, suara, rasa, dan
teksture. Pendapat lainnya juga diperkuat oleh Muruganantham dan
Ravi (2013), yang menyatakan suasana nyaman merupakan alasan
123
yang mampu meningkatkan pembelian impulsif di gerai ritel (Kadek,
2015).
c. Hubungan antara Hedonic Shopping Value dan perilaku pembelian
impulsif
Variabel hedonic shopping value memiliki p-value 0,000 < 0,05
artinya Signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien
hedonic shopping value secara parsial berpengaruh Signifikan terhadap
perilaku pembelian impulsif.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fika Eka
Prastia, dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Shopping Lifestyle,
Fashion Involvement dan Hedonic Shopping Value Terhadap Impulse
Buying Behaviour Pelanggan Toko Elizabeth Surabaya”.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial hedonic
shopping value memiliki thitung sebesar 2,415 > dari ttabel sebesar
1,660 dengan tingkat Signifikan 0,018 < 0,05, sehingga Ho ditolak.
Artinya hedonic shopping value memiliki pengaruh yang Signifikan
terhadap perilaku pembelian impulsif.
Hal ini sejalan dengan pendapat Rachmawati (2009) pengalaman
berbelanja bertujuan untuk mencungkupi kebutuhan hedonis, produk
yang akan dibeli nampak seperti terpilih tanpa perencanaan dan
kosumen menghadirkan suatu peristiwa impulse buying (Prastia,
2011).
124
2. Hasil Uji f (Uji Simultan)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F
Sigunakan untuk mengetahui semua pengaruh variabel independen yang
diuji pada tingkat Signifikan 5%. Hasil uji koefisien Signifikan dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.57
Uji f (Uji Simultan)
ANOVAa
Mopdel Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regresdi
on 757.970 3 252.657 47.095 .000
b
Redidual 515.020 96 5.365
Total 1272.990 99
a. Dependent Variabel: VAR00004
b. Predictors: (Constant), VAR00003, VAR00001, VAR00002
Sumber: hasil output SPSS, 2016
Nilai Signifikan yang diperoleh adalah 0,000, karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka model regresi ini dapat dipakai
untuk variabel perilaku pembelian impulsif pembelian. Dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa variabel shopping lifestyle, store atmosphere, dan
hesonic shopping value secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
terhadap variabel perilaku pembelian impulsif.
125
G. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda Sigunakan sebagai alat analisis statistik
karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh
dari variabel independen terhadap variabel dependen dimana variabel yang
Sigunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Pengujian persyaratan analisis
klasik dasar regresi yang telah dilakukan sebelumnya memberikann hasil bahwa
variabel-variabel yang terlibat didalamnya memenuhi kualifikasi persyaratan dan
asumsi klasik tersebut. Penelitian ini dilanjutkan dengan melakukan pengujian
signifikansi model dan interpretasi model regresi.
Tabel 4.58
Hasil Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant
) 6.964 2.454
2.838 .006
VAR000
01 .394 .087 .343 4.506 .000
VAR000
02 .131 .035 .311 3.803 .000
VAR000
03 .386 .102 .299 3.792 .000
a. Dependent Variabel: VAR00004
126
Sumber: hasil SPSS output SPSS,2016
Berdasarkan tabel coefficients di atas dapat diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
Y = 6,964 + 0394.X1 + 0,131.X2 + 0,386.X3 + e
Keterangan:
Y = Perilaku pembelian impulsif
a = Konstanta atau intercept
b1 = Koefisien regresi shopping lifestyle
X1 = shopping lifestyle
b2 = Koefisien regresi store atmosphere
X2 = store atmosphere
b3 = Koefisien regresi hedonic shopping value
X3 = hedonic shopping value
e = Standar eror
H. Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independen (shopping lifestyle, store atmosphere, dan
hedonic shopping value) dalam menjelaskan variabel-variabel dependen (perilaku
127
pembelian impulsif). Untuk mengetahui determinasi variabel yang diteliti dapat
dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.59
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Mod
el
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .772a .595 .583 2.316
a. Predictors: (Constant), shopping lifestyle, store atmosphere, hedonic
shopping value
b. Dependent Variabel: perilaku pembelian impulsive
Sumber: hasil output SPSS, 2016
Dari tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi yang disesuaikan atau
(R2) sebesar 0,583, hasil ini berarti variabel dependen perilaku pembelian impulsif
dapat dijelaskan oleh variabel independen shopping lifestyle, store atmosphere,
dan hedonic shopping value banyak 58,3%. Sedangkan sisanya sebanyak 41,7%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
128
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh shopping lifestyle,
store atmosphere, dan hedonic shopping value terhadap perilaku pembelian
impulsif. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang konsumen atau
pelanggan AEON Department Store BSD City. Berdasarkan pada data yang
telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap pemasalahan
dengan menggunakan model regresi linier berganda, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Shopping lifestyle berpengaruh secara positif terhadap perilaku pembelian
impulsif AEON Department Store BSD City, dengan tingkat signifikan
0,000. Secara parsial, shopping lifestyle berpengaruh sebesar 39,4%
terhadap perilaku pembelian impulsif.
2. Store atmosphere berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian
impulsif AEON Department Store BSD City, dengan tingkat signifikan
0,000. Secara parsial, store atmosphere berpengaruh sebesar 13,1%
terhadap perilaku pemebelian impulsif.
3. Hedonic shopping value berpengaruh secara positif terhadap perilaku
pembelian impulsif AEON Department Store BSD City, dengan tingkat
signifikan 0,000. Secara parsial, hedonic shopping value berpengaruh
sebesar 38,6% terhadap perilaku pembelian impulsif.
129
4. Variabel shopping lifestyle, store atmosphere, dan hedonic shopping value
secara simultan berpengaruh terhadap perilaku pembelian impulsif AEON
Department Store BSD City sebesar 58,3% dan sisanya 41,7% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
shopping lifestyle, store atmosphere, dan hedonic shopping value berpengaruh
secara simultan terhadap perilaku pembelian impulsif AEON Department
Store BSD City. Dengan demikian semakin banyak pelanggan yang memilih
AEON Department Store BSD City untuk melakukan shopping lifestyle,
ditambah dengan store atmosphere AEON Department Store BSD City yang
membuat pelanggan merasakan kenyaman, serta ditambah lagi dengan
perilaku hedonic shopping value pelanggan AEON Department Store
BSD City, maka akan mendorong konsumen dalam melakukan perilaku
pembelian impulsif. Hal ini dapat dicapai dengan:
1. Dari hasil data yang ada menunjukan bahwa shopping lifestyle terbukti
mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku pembelian impulsif, untuk
itu AEON Department Store BSD City sebaiknya lebih sering membuat
iklan atau promosi lainnya dengan cara melalui media cetak, elektronik,
maupun internet, hal ini dilakukan untuk dapat menarik lebih banyak
pelanggan sehingga timbul perilaku pembelian impulsif.
2. Dari hasil data yang ada menunjukan bahwa store atmosphere terbukti
mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku pembelian impulsif, untuk
130
itu AEON Department Store BSD City sebaiknya mempertahankan dan
meningkatkan lagi kenyamanan AEON Department Store BSD City
dengan cara memperkaya desain gerai melalui penggunaan unsur-unsur
interior, pewarnaan, pengaturan cahaya, sikulasi udara serta aroma yang
diharapkan mampu menciptakan perasaan tertentu dalam benak
konsumen dan menimpulakn perilaku pembelian impulsif.
3. Dari hasil data yang ada menunjukan bahawa hedonic shopping value
terbukti mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku pembelian
impulsif, untuk itu AEON Department Store BSD City harus berusaha
untuk menciptakan suasana yang lebih nyaman dan inovatif, mengatur
display barang dengan lebih menarik agar memotivasi konsumen untuk
berbelanja. Selain itu AEON Department Store BSD City harus
meningkatkan pelayanan yang baik dan ramah kepada pelanggan
sehingga berbelanja akan dirasa lebih menyenangkan, dengan berusaha
memenuhi kebutuhan konsumen, membantu memilihkan (saran) produk
yang sesuai dengan konsumen, serta tetap tersenyum ramah dan tidak
membiarkan konsumen menunggu teralalu lama.
4. Dari hasil data yang ada menunjukan bahwa lebih banyak wanita (64%)
yang berbelanja di AEON Department Store BSD City di banding dengan
pria (36%), untuk itu sebaiknya AEON Department Store BSD City
membuat ruang ganti sendiri khusus untuk wanita, sehingga dalam hal ini
wanita akan merasa nyaman berbelanja di AEON Department Store BSD
City.
131
5. Dari data yang ada menunjukan bahwa usia 25 sampai dengan 35 tahun
lebih banyak berbelanja di AEON Departmen Store BSD City dengan
presentase 46%. Untuk itu AEON Departmen Store BSD City bisa
memberikann pilihan produk yang lebih banyak untuk kalangan muda
dan memberikann diskon-diskon tertentu pada tiap-tiap event tertentu,
sehingga dapat menarik lagi jumalah konsumen yang berkunjung dan
berbelanja di AEON Departmen Store BSD City.
6. Dari data yang ada menunjukan jumlah pria yang berbelanja di AEON
Department Store BSD City lebih sedikit dari wanita, yaitu 36%.
Karenanya AEON Department Store BSD City sebaiknya dapat
menambah lagi koleksi produk yang menarik untuk para pria, sehingga
pria tertarik untuk membeli anek produk yang ditawarkan oleh AEON
Department Store BSD City.
7. Dari data yang ada menunjukan bahwa pendapatan yang rata-rata
berbelanja di AEON Department Store BSD City berkisar antara Rp
3.500.000 sampai dengan Rp 5.000.000 sebanyak 42%. Karenanya
AEON Department Store BSD City lebih sering mengadapakan program
promosi untuk menarik minat konsumen berbelanja di AEON Department
Store BSD City.
Penelitian ini diharapkan menjadi dasar penelitian yang akan dilakukan
selanjutnya. Bagi pihak yang ingin meneliti lebih lanjut, dapat menambahkan
variabel lain yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian impulsif, seperti
emosi positif, promosi penjualan, kualitas produk, dan presepsi harga sebagai
132
variabel yang mampu meningkatkan penjualan produk yang dapat
mempengaruhi perilaku pembelian impulsif. Selain itu dapat pula memperluas
jangkauan wilayah penelitian seperti mengambil objek-objek ritel modern
lainnya yang terdapat di daerah lain sehingga penelitian dapat Sigeneralisir
dan juga mampu mengidentifikasi faktor-faktor lain yang mampu
memberikann kesenangan pada konsumen dapat berbelanja sehingga didapati
penelitian yang lebih optimal. Karena dalam penelitian ini diketahui terdapat
41,7% faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku pembelian impulsif.
133
DAFTAR PUSTAKA
Abednego Felesia, 2011. Analisis Pengaruh Atmosfir Gerai Terhadap Penciptaan
Emosi (Arousal Dan Pleasure), Perilaku Belanja (Motivasi Belanja
Hedonik Dan Motivasi Belanja Utilitarian), Dan Terhadap Pendekatan
Perilaku. Vol. 10, No. 2 125, 2011125-139 ISSN 1412:3851
Anderson, M., Palmblad, S., dan Prevedan, T. 2012. Atmospheric Effects on
Hedonic and Utilitarian Customers. Bachelor Thesis. Linnaeus University.
Arvinia Herawati., Ari Pradhanawati., dan Reni Shinta Dewi. 2013. Pengaruh
Bauran Pemasaran Ritel terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan
Pelanggan pada Konsumen Alfamart di Kecamata Tembalang Semarang.
Diponegoro journal of social and politic, 2(2), pp:1-9
Berman B, Evans Jr, Retailing management, a Strategic Approach, 8th Edition,
New Jersey : Prentice Hall, 2001
______, _____ dan ______, Retail Management, Eleventh Edition, Prentice Hall,
New Jersey, 2010.
Babin, B.J., Darden, W.R dan Griffinsource, M. (1994). Work and/or fun:
Measuring hedonic and utilitarian shoppping value. Journal of consumer
research, 20 (4), 644-656.
Deviana, Ni Putu, S dan I.Gst Ayu Kt.Giantari, 2016. Pengaruh Shopping
Lifestyle Dan Fashion Involvement Terhadap Impulse Buying Behaviour
Masyarakat Di Kota Denpasar. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 8,
2016: 5264-5273 ISSN : 2302-8912
Edwin, J. dan Sugiono Sugiharto (2011). Pengaruh Shopping Life Style dan
Fashion Involvement Terhadap Impulse Buying Behavior Masyarakat
High Income Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran, VOL. 6, NO. 1,
April 2011: 32-41
Eren, E., Eroglu, F dan Hacioglu, G. (2012). Compulsive buying tendencies
though materialistic and hedonic values among college students in Turkey.
Journal of Social and Behavioral Sciences, 58, 1370-1377.
Ghozali, Imam2009, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, Badan
Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.
____________ 2011,Aplikasi Analisis Multivariative Dengan Program IBM SPSS
19, Edisi 5, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
____________ 2012,Aplikasi Analisis Multivariative Dengan Program IBM SPSS
20, Edisi 6, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
____________ 2013, Aplikasi Analisis Multivariative Dengan Program IBM
SPSS 21 Update PLS Regresi, Cetakan Ketujuh, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
134
Hawkins, et. Al. Consumer Behavior Building Marketing Strategy, McGraw Hill,
New York, 2004
Irani, N., Hanzaee, H.K. (2011). The effects of variety-seeking buying tendecy anf
price sensitivity on utilitarian and hedonic value in apparel shopping
satisfaction. International journal of marketing studies, 3 (3)
Japarianto, Edwin dan Sugiharto Sugiono. (2011), Pengaruh Shopping Lifestyle,
dan Fashion Involvement terhadap Impulse buying Behavior Masyarakat
High Income Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 6, NO. 1,
April 2011:32-41
Kusumowidagdo, Astrid, Peran Penting Perancangan Interior Pada Store Based
Retail, Jurnal Dimensi Interior, Vol.3, No.1, Universitas Kristen Petra,
Juni, 2005
Levy & Weitz. 2001, Retailling Management, 4th edition Mc.Graw Hill, New
York
Levy, Michael and Weitz, A.Barton, Retailing Management, Sixth Edition,
Published by McGraw-Hill/Irwin, New York, 2007
Lili, Karmela, F, dan Jnaedi, Juju, Pengaruh Store Atmosphere terhadap Minat
Beli Konsumen Pada Toseba Kuningan, Jurnal Equilibrium, Vol.5, NO.9,
Januari-Juni, 2009.
Mowen, John C. / Michael Minor. (2002), Perilaku Konsumen, edisi kelima jilid
1, Jakarta, Erlangga
Negara, 2003. Normative Moderators Of Impulse Buying Behaviour. Jurnal of
Bussines. Vol. 5, No. 1, h. 1-14.
Prastia, Fita Eka, 2013. Pengaruh Shopping Lifestyle, Fashion Involvement Dan
Hedonic Shopping Value Terhadap Impulse Buying Behaviour Pelanggan
Toko Elizabeth Surabaya.
Rachmawati, Veronika. 2009. Hubungan Antara Hedonic Shopping Value,
Positive Emotion, dan Perilaku Impulse Buying pada Konsumen Ritel,
Jurnal Majalah Ekonomi, Agustus 2009, h- 192-208.
Rangkuti, Freddy2009,Mengukur Efektivitas Program Promosi & Analisis Kasus
Menggunakan SPSS, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Riduwan & Akdon 2013,Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika, Alfabeta,
Bandung.
Subagio, H. 2011. Pengaruh Atribut Supermarket terhadap Motif Belanja
Hedonik Motif Belanja Utilitarian dan Loyalitas Konsumen. Jurnal
Manajemen Pemasaran, 6 (1), April 2011: 8-21.
135
Sugiyono2005,Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.
________2007,Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.
________2009, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketigabelas, CVAlfabeta,
Bandung.
________ 2013, Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.
Sutisna, (2002), Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung, PT
Remaja Rosdakarya.
Tjiptono, Fandy2008,Strategi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Usvita Mega, 2016. Pengaruh Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle Dan
Positive Emotion Terhadap Impulse Buying Pada Plaza Andalas Padang, e-
Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 : 71 - 75 ISSN
: 2337 - 3997
Utami, Christina Widya, Strategi Pemasaran Ritel, Cetakan I, PT. Indeks, Jakarta,
2008
http://properti.kompas.com/read/2014/05/23/1125311/Tangerang.Bangun.Pusat.
Belanja.Terbesar.di.Indonesia, di Akses pada 2 Oktober 2016.
http://wolipop.detik.com/read/2015/04/01/143340/2875946/1141/aeon-mall-
pusat-perbelanjaan-bernuansa-jepang-segera-hadir-di-indonesia di Akses
pada Tanggal 29 September 2016.
http://www.rumahku.com/artikel/read/mal-alam-sutera-vs-aeon-pilih-mana-
413194/2 di Akses pada 1 Oktober 2016.
http://bappeda.bantenprov.go.id/read/berita/128/forget_password.php di Akses
pada 2 Oktober 2016.
http://www.rumah.com/berita-properti/2013/3/1570/aeon-mall-pusat-belanja-
bergaya-jepang-hadir-di-bsd-city, di Akses pada Tanggal 29 September
2016.
http://www.datacon.co.id/Ritel-2011ProfilIndustri.html, di Akses pada 2 Oktober
2016.
http://www.datacon.co.id/Ritel-2011ProfilIndustri.html, di Akses pada 2 Oktober
2016.
http://mommiesdaily.com/2015/06/14/belanja-di-mall-bernuansa-jepang-aeon-
mall-bsd/, di Akses pasa 2 Oktober 2016.
http://www.tribunnews.com/bisnis/2012/07/15/perusahaan-retail-jepang-aeon-
bakal-masuk-indonesia, di akses tanggal 28 September 2016.
136
http://travel.detik.com/read/2015/06/04/100849/2932973/1519/aeon-mall-
bergaya-jepang-di-tangerang, di akses tanggal 29 September 2016.
http://wartadki.com/berita-3253-aeon-mall-bsd-hadirkan-belanja-ala-jepang-
.html di Akses pada 2 Oktober 2016.
http://wartakota.tribunnews.com/2013/06/06/pertumbuhan-toko-modern-hingga-
2015-mencapai-5-persen?page=2 di Akses pada 19 Oktober 2016.
137
LAMPIRAN
Kepada Yth.
Responden Penelitian
Di tempat
Bersama ini saya :
Nama : Larassanti Dewi Paramita
NIM : 1112081000007
Keterangan : Mahasiswa S1, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
Terkait dengan penelitian yang akan saya teliti, dengan judul “PENGARUH
SHOPPING LIFESTYLE, STORE ATMOSPHERE, DAN HEDONIC SHOPPING
VALUE TERHADAP PERILAKU PEMEBLIAN IMPULSIF PADA AEON
DEPARTMENT STORE BSD CITY”. Maka untuk mendukung keberhasilan
pelaksanaan penelitian ini, saya memohon kesediaan saudara/i mengisi daftar
pertanyaan yang saya ajukan. Kesedian saudara/i merupakan bantuan yang sangat
bernilai bagi saya.
Akhir kata, atas bantuan dan kelapangan hati saudara/i, saya ucapkan banyak
terimakasih.
Hormat sata,
Larassanti Dewi Paramita
138
IDENTITAS RESPONDEN
Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada
bapak/ibu/saudara/i untuk menceklis ( ) pernyataan berikut ini :
Nama : …………………………………..
Jenis kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita
Usia berkisar antara : ( ) > 17 s/d 25 ( ) > 25 s/d 35
( ) > 35 s/d 50 ( ) > 50
Pengeluaran per/bulan : ( ) 2 s/d 3,5 Juta ( ) 3,5 Juta s/d 5 Juta
( ) 5 s/d 7 Juta ( ) 7 s/d 10 Juta ( ) > 10 Juta
Pendidikan : ( ) SMA/SMK ( ) Akademi/D1/D2/D3
( ) S1 ( ) S2 ( ) S3
Pekerjaan : ( ) Karyawan Swasta ( ) PNS
( ) Wirausaha ( ) Lain-lain
SCREENING QUESTION
Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada
bapak/ibu/saudara/i untuk menceklis ( ) pernyataan berikut ini :
1. Apakah anda pernah melakukan pembelian di AEON Department Mall BSD
City :
139
( ) Pernah ( ) Tidak Pernah
CARA PENGISIAN KUESIONER
Berilah tanda ceklis ( ) pada kolom yang telah disediakan dengan pilihan
jawaban sebagai berikut :
(STS) Sangat Tidak Setuju = 1
(TS) Tidak Setuju = 2
(R) Ragu-ragu = 3
(S) Setuju = 4
(SS) Sangat Setuju = 5
Sopping Lifestyle
No. Peryataan STS TS N S SS
1. Terdapat merek-merek terkenal
di AEON Department Store
BSD City
2. Terdapat merek terbaik dan
berkualitas di AEON
Department Store BSD City
3. Terdapat merek lain dengan
produk yang sama seperti yang
akan dibeli pada AEON
Department Store BSD City
4. Terdapat merek yang biasa
Anda beli di AEON
Department Store BSD City
5. Anda terpengaruh untuk
membeli setiap tawaran iklan
mengenai produk pada AEON
Department Store BSD City
6. Anda membeli model terbaru
ketika melihatnya pada AEON
Department Store BSD City
140
Store Atmosphere
No. Peryataan STS TS N S SS
1. Terdapat seperti tanda, pintu
masuk, jendela, dan lampu pada
AEON Department Store BSD
City
2. Papan nama pada AEON
Department Store terlihat jelas
3. Pintu masuk AEON
Department Store BSD City
memudahkan pengunjung untuk
keluar masuk
4. Terdapat keunikan dan tidak
tampak kekurangan pada
AEON Department Store BSD
City
5. Lantai AEON Department Store
BSD City berupa semen, kayu,
linoleom, dan karpet yang
memberikan kesan mewah
6. Pencahayaan dan suhu ruangan
pada AEON Department Store
BSD City nyaman
7. Aroma dan suara pada AEON
Department Store BSD City
mempengaruhi suasana hati
menjadi lebih tenang
8. Perlengkapan pada AEON
Department Store BSD City
sesuai kegunaan dan estekika
dari sebuah toko ritel
9. Teksture dinding pada AEON
Department Store BSD City
dapat mengangkat citra toko
menjadi lebih bernuansa Jepang
10. Suhu ruangan pada AEON
Department Store BSD City
dapat membuat nyaman
11. Lebar ruangan pada AEON
Department Store BSD City
menciptakan suasana lebih baik
12. Personil/ peramuniaga/ staff
AEON Department Store BSD
City ramah
141
13. Harga yang ditampilkan pada
AEON Department Store BSD
City adalah bagian penting dari
atmosfer
14. Keberisahan pada AEON
Department Store BSD City
baik
15. Pengelompokan produk pada
AEON Department Store BSD
City memudahkan pembelian
16. Pemetaan toko pada AEON
Department Store BSD City
membuat nyaman
17. Penataan produk individu pada
AEON Department Store BSD
City berdasarkan ukuran
produk, harga, warna, merek,
tingkat layanan, dan minat
18. Pengaturan tema atau tampilan
pada AEON Department Store
BSD City membuat belanja
menjadi menyenangkan
19. Produk pada AEON
Department Store BSD City
tersusun rapi
20. Informasi pada produk tertera
jelas
Hedonic Shopping Value
No. Peryataan STS TS N S SS
1. Berbelanja pada AEON
Department Store BSD City
dapat menghilangkan stres
2. Berbelanja pada AEON
Department Store BSD City
dapat mengurangi mood negatif
3. Berbelanja pada AEON
Department Store BSD City
dapat menyenangkan diri
sendiri
4. Berbelanja pada AEON
Department Store BSD City
dapat mendorong semangat
5. Berbelanja pada AEON
Department Store BSD City
142
dapat memberikann efek
sepetrti petualangan
6. Berbelanja pada AEON
Department Store BSD City
dapat merasakan dunia berbeda
Perilaku Pembelian Impulsif
No. Peryataan STS TS N S SS
1. Pembelian pada produk di
AEON Department Store BSD
City langsung mengarah pada
merek atau produk tertentu
2. Pembelian pada produk di
AEON Department Store BSD
City berlangsung secara cepat
3. Anda teringat iklan tentang
suatu barang lalu membelinya di
AEON Department Store BSD
City
4. Pembelian pada AEON
Department Store BSD City
berdasarkan pada pengalaman
sebelumnya yang pernah Anda
lakukan
5. Ketika Anda membeli suatu
produk Anda ingin mencari tau
produk tersebut melalu
informasi yang ada
6. Pembelian pada AEON
Department Store BSD City
dipengaruhi oleh
pramuniaga/teman berbelanja
7. Pembelian produk pada AEON
Department Store BSD City
setelah melihat dan mengetahui
kondisi
8. Anda membeli suatu produk
lain ketika produk yang Anda
diinginkan teryata habis
9. Biasanya Anda akan membeli
produk yang sama namun
berbeda merek
143
Variabel Shopping Lifestyle
No.
X1
TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6
1. 5 5 4 4 4 5 27
2. 3 3 2 3 3 3 17
3. 4 4 4 4 4 4 24
4. 5 5 5 5 5 5 30
5. 5 3 3 3 3 4 21
6. 3 3 4 4 3 3 20
7. 4 4 3 3 4 4 22
8. 3 3 3 3 4 3 19
9. 4 3 3 3 2 3 18
10. 4 4 4 4 4 4 24
11. 4 4 3 3 4 4 22
12. 4 4 4 4 4 4 24
13. 4 4 4 4 4 4 24
14. 4 4 4 4 4 4 24
15. 4 4 4 4 4 4 24
16. 4 4 3 3 3 5 22
17. 4 4 4 4 4 4 24
18. 3 3 3 3 3 3 18
19. 5 4 3 5 4 4 25
20. 4 4 4 4 4 4 24
21. 4 4 4 4 4 5 25
22. 3 3 3 3 3 4 19
23. 4 3 5 4 4 4 24
24. 3 3 3 3 3 4 19
25. 3 3 3 3 3 3 18
26. 2 3 2 2 2 2 13
144
27. 2 3 2 1 3 3 14
28. 4 4 3 3 4 4 22
29. 4 4 3 3 4 4 22
30. 2 3 3 3 3 4 18
31. 4 4 4 4 4 5 25
32. 4 4 4 4 4 4 24
33. 4 3 2 2 2 4 17
34. 4 3 2 2 2 4 17
35. 4 4 4 4 4 5 25
36. 4 4 4 4 4 4 24
37. 4 4 4 4 4 4 24
38. 4 4 4 4 5 4 25
39. 4 4 4 4 4 4 24
40. 3 4 3 3 4 4 21
41. 4 4 4 4 4 5 25
42. 4 4 3 3 4 5 23
43. 4 4 4 4 4 4 24
44. 4 4 3 3 4 4 22
45. 4 4 2 2 3 3 18
46. 4 4 2 2 4 4 20
47. 4 3 2 2 3 4 18
48. 2 2 2 2 3 3 14
49. 4 4 4 3 4 4 23
50. 3 3 2 2 2 3 15
51. 4 4 3 3 2 2 18
52. 4 4 4 4 4 4 24
53. 3 4 3 4 4 4 22
54. 4 4 4 4 4 4 24
55. 4 3 3 4 3 4 21
145
56. 4 4 4 4 4 4 24
57. 4 4 4 4 4 4 24
58. 4 4 4 5 4 4 25
59. 4 4 4 3 4 4 23
60. 4 4 4 4 4 4 24
61. 3 4 4 4 4 4 23
62. 4 4 3 3 3 3 20
63. 4 4 4 4 4 4 24
64. 4 3 3 3 3 3 19
65. 4 4 4 4 3 4 23
66. 5 5 5 5 5 5 30
67. 4 4 3 3 4 4 22
68. 4 4 3 3 3 3 20
69. 5 4 4 3 3 4 23
70. 5 5 4 4 3 5 26
71. 5 4 4 3 3 4 23
72. 4 4 4 4 3 4 23
73. 5 5 4 3 4 4 25
74. 4 3 4 3 3 4 21
75. 4 4 4 4 4 4 24
76. 4 4 4 4 4 4 24
77. 4 4 3 3 4 4 22
78. 4 4 4 4 4 4 24
79. 4 4 3 3 4 4 22
80. 5 4 5 4 3 3 24
81. 5 4 5 4 3 3 24
82. 4 4 4 3 4 5 24
83. 5 4 5 4 3 3 24
84. 4 4 4 4 4 4 24
146
85. 5 4 4 4 4 4 25
86. 4 4 4 4 4 4 24
87. 3 3 3 3 2 3 17
88. 4 4 4 4 4 4 24
89. 4 4 3 3 4 4 22
90. 4 4 4 4 4 4 24
91. 4 4 3 3 5 4 23
92. 4 4 4 4 4 4 24
93. 5 5 4 4 5 4 27
94. 4 4 4 4 3 4 23
95. 4 4 4 4 4 4 24
96. 4 4 4 4 4 4 24
97. 4 4 4 4 4 4 24
98. 4 4 4 4 4 4 24
99. 4 4 5 5 4 5 27
100. 4 4 4 4 4 4 24
147
Variabel Store Atmosphere
N
o
.
X2 T
O
T
A
L
Q
1
Q
2
Q
3
Q
4
Q
5
Q
6
Q
7
Q
8
Q
9
Q
1
0
Q
1
1
Q
1
2
Q
1
3
Q
1
4
Q
1
5
Q
1
6
Q
1
7
Q
1
8
Q
1
9
Q
2
0
1. 5 3 2 5 4 5 4 4 4 5 5 3 4 3 4 4 5 3 4 4 80
2. 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 67
3. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
4. 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 89
5. 4 4 2 4 3 5 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 69
6. 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 73
7. 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 81
8. 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 4 3 3 3 2 2 2 3 51
9. 2 2 2 3 2 5 3 2 3 3 2 2 4 4 3 3 3 2 3 2 55
10. 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 69
11. 5 5 3 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 90
12. 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 83
13. 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 83
14. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 81
15. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 81
16. 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 75
17. 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 73
18. 3 3 1 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 60
19. 4 3 4 4 3 5 3 5 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 73
20. 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 65
21. 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 93
22. 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 70
23. 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 66
24. 4 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 70
25. 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79
26. 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 48
27. 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 64
28. 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 72
29. 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 75
30. 2 3 3 5 4 3 3 4 2 3 2 3 5 3 5 5 3 3 3 4 68
31. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
32. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
148
33. 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 3 86
34. 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
35. 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79
36. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
37. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
38. 5 4 3 4 3 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 83
39. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
40. 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 69
41. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
42. 4 4 3 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 79
43. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
44. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 81
45. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
46. 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 91
47. 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79
48. 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 75
49. 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 70
50. 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 68
51. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 83
52. 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79
53. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 82
54. 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
55. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
56. 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 77
57. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
58. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
59. 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79
60. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
61. 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 77
62. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
63. 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
64. 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 62
65. 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 65
66. 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 89
67. 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 79
68. 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 85
69. 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 78
70. 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 90
149
71. 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
72. 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 71
73. 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 88
74. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
75. 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
76. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
77. 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 82
78. 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 77
79. 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 92
80. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 81
81. 4 3 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 64
82. 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 87
83. 4 3 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 64
84. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
85. 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 84
86. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
87. 4 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 68
88. 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 76
89. 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 78
90. 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82
91. 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 71
92. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
93. 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 93
94. 4 3 3 3 3 4 4 5 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 71
95. 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 70
96. 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 71
97. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
98. 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 89
99. 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79
100. 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
150
Variabel Hedonic Shopping Value
No.
X3
TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6
1. 5 4 5 5 5 4 28
2. 2 4 5 4 5 5 25
3. 4 4 4 4 4 4 24
4. 5 5 5 5 5 5 30
5. 3 5 5 4 5 5 27
6. 3 4 4 4 4 4 23
7. 5 4 3 5 4 4 25
8. 4 3 4 3 4 4 22
9. 4 3 5 3 5 5 25
10. 4 4 4 4 4 3 23
11. 5 5 5 4 5 5 29
12. 5 4 5 4 5 5 28
13. 5 4 5 4 5 5 28
14. 4 4 4 4 4 4 24
15. 4 4 4 4 4 4 24
16. 4 4 4 4 4 4 24
17. 3 4 5 4 4 4 24
18. 4 3 4 3 4 4 22
19. 5 5 5 4 5 5 29
20. 3 3 3 4 4 4 21
21. 5 5 5 5 5 5 30
22. 3 3 4 4 4 4 22
23. 3 4 4 4 4 4 23
24. 4 3 4 3 4 4 22
25. 4 4 4 4 4 4 24
26. 2 3 3 1 3 3 15
151
27. 4 3 5 4 4 4 24
28. 5 4 4 4 4 4 25
29. 2 4 4 4 4 3 21
30. 5 3 5 2 4 3 22
31. 5 4 5 5 4 5 28
32. 4 4 4 4 4 4 24
33. 5 4 5 5 5 5 29
34. 5 4 5 5 5 5 29
35. 5 4 5 5 4 5 28
36. 4 3 4 4 4 4 23
37. 4 4 4 4 4 4 24
38. 4 4 4 5 4 4 25
39. 3 4 4 4 4 4 23
40. 4 4 4 3 4 4 23
41. 5 4 5 5 4 5 28
42. 4 4 5 5 5 5 28
43. 4 4 4 4 4 4 24
44. 3 4 4 4 4 4 23
45. 3 4 4 4 4 4 23
46. 4 4 5 5 5 5 28
47. 3 4 3 4 3 4 21
48. 3 3 4 4 4 4 22
49. 3 4 4 4 4 4 23
50. 2 3 4 4 4 4 21
51. 4 4 2 4 4 4 22
52. 3 4 4 3 4 4 22
53. 3 4 4 4 4 4 23
54. 5 4 5 5 5 4 28
55. 4 4 4 4 4 4 24
152
56. 3 4 4 4 4 4 23
57. 4 4 4 4 4 4 24
58. 4 3 5 4 5 4 25
59. 4 4 4 3 4 4 23
60. 4 4 4 4 4 4 24
61. 4 4 4 4 4 4 24
62. 4 4 4 3 4 4 23
63. 5 4 5 5 5 5 29
64. 4 3 4 4 5 4 24
65. 4 3 4 4 4 4 23
66. 5 5 5 5 5 5 30
67. 4 3 4 4 5 3 23
68. 3 4 3 3 5 3 21
69. 4 3 4 4 4 4 23
70. 5 5 5 5 5 5 30
71. 4 3 4 4 4 4 23
72. 3 4 4 3 4 4 22
73. 5 5 5 5 5 5 30
74. 5 5 5 4 5 5 29
75. 5 4 5 4 5 4 27
76. 3 4 4 3 4 4 22
77. 5 4 5 5 5 5 29
78. 4 4 4 4 4 4 24
79. 5 5 4 5 5 5 29
80. 5 4 3 4 4 5 25
81. 5 4 3 4 4 5 25
82. 5 4 5 5 5 3 27
83. 5 4 3 4 4 5 25
84. 4 4 4 4 4 4 24
153
85. 4 4 4 4 5 5 26
86. 3 4 4 4 4 3 22
87. 2 5 5 5 5 5 27
88. 4 4 4 4 4 4 24
89. 4 4 5 4 5 4 26
90. 5 4 5 5 5 5 29
91. 5 3 3 3 5 4 23
92. 3 4 4 4 4 4 23
93. 3 5 5 5 5 5 28
94. 3 4 5 4 5 5 26
95. 4 4 5 4 5 3 25
96. 4 4 4 3 4 4 23
97. 4 4 4 4 4 4 24
98. 3 4 4 4 4 4 23
99. 5 4 5 4 5 4 27
100. 3 4 4 3 5 4 23
154
Variabel Perilaku Pembelian Impulsif
No.
Y
TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9
1. 5 5 5 4 5 5 4 5 5 43
2. 5 5 4 4 4 3 2 5 4 36
3. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4. 5 5 5 4 4 5 4 5 4 41
5. 5 4 4 4 3 3 4 4 3 34
6. 5 3 3 3 3 2 3 3 3 28
7. 5 4 4 4 4 5 4 4 4 38
8. 4 3 3 3 3 3 3 3 3 28
9. 5 4 4 3 5 5 3 4 5 38
10. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
11. 4 4 4 4 3 4 4 4 3 34
12. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
13. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
14. 3 4 3 3 4 3 4 4 4 32
15. 3 4 3 3 4 3 4 4 4 32
16. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
17. 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35
18. 4 3 3 3 3 3 3 3 3 28
19. 4 5 5 4 4 4 5 5 4 40
20. 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35
21. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
22. 4 4 3 4 3 4 3 4 3 32
23. 4 4 3 4 4 4 4 4 4 35
24. 4 3 3 3 4 3 3 3 4 30
25. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
26. 3 3 2 3 2 1 2 3 2 21
155
27. 4 3 2 3 4 3 3 3 4 29
28. 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35
29. 3 4 4 4 4 3 3 4 4 33
30. 2 4 2 4 4 3 3 4 4 30
31. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
32. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
33. 4 5 4 4 4 4 4 5 4 38
34. 4 5 4 4 4 4 4 5 4 38
35. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
36. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
37. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
38. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
39. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
40. 4 3 4 4 4 4 3 3 4 33
41. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
42. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
43. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
44. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
45. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
46. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
47. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
48. 4 4 3 3 4 4 4 4 4 34
49. 4 4 3 4 4 4 3 4 4 34
50. 4 3 3 3 3 4 2 3 3 28
51. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
52. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
53. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
54. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
55. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
156
56. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
57. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
58. 4 5 5 4 4 4 4 5 4 39
59. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
60. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
61. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
62. 5 4 4 4 4 4 3 4 4 36
63. 5 5 4 5 4 5 4 5 4 41
64. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
65. 3 4 4 4 3 4 3 4 3 32
66. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
67. 5 4 4 5 4 4 4 4 4 38
68. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
69. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
70. 4 5 5 5 5 5 4 5 5 43
71. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
72. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
73. 4 5 5 4 4 5 4 5 4 40
74. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
75. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
76. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
77. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
78. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
79. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
80. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
81. 5 3 4 3 3 4 3 3 3 31
82. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
83. 5 3 4 3 3 4 3 3 3 31
84. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
157
85. 5 5 4 4 5 4 4 5 5 41
86. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
87. 5 4 3 4 4 4 3 4 4 35
88. 4 4 4 4 4 3 3 4 4 34
89. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
90. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
91. 5 3 3 4 4 4 4 3 4 34
92. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
93. 5 4 5 5 4 5 4 4 4 40
94. 5 5 4 4 5 5 3 5 5 41
95. 5 4 3 4 4 4 4 4 4 36
96. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
97. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
98. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
99. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
100. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
158
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Shopping Lifestyle
Correlations
VAR
0000
1
VAR0
0002
VAR0
0003
VAR0
0004
VAR0
0005
VAR0
0006
Total
VAR0
0001
Pearson
Correlation 1 .717
** .567
** .701
** .613
** .678
**
.852*
*
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
VAR0
0002
Pearson
Correlation
.71
7**
1 .539
** .602
** .763
** .735
**
.845*
*
Sig. (2-tailed) .00
0
.002 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
VAR0
0003
Pearson
Correlation
.56
7**
.539
** 1 .811
** .673
** .577
**
.831*
*
Sig. (2-tailed) .00
1 .002
.000 .000 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
VAR0
0004
Pearson
Correlation
.70
1**
.602
** .811
** 1 .661
** .553
**
.867*
*
Sig. (2-tailed) .00
0 .000 .000
.000 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
VAR0
0005
Pearson
Correlation
.61
3**
.763
** .673
** .661
** 1 .642
**
.849*
*
Sig. (2-tailed) .00
0 .000 .000 .000
.000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
VAR0
0006
Pearson
Correlation
.67
8**
.735
** .577
** .553
** .642
** 1
.818*
*
Sig. (2-tailed) .00
0 .000 .001 .002 .000
.000
N 30 30 30 30 30 30 30
Total
Pearson
Correlation
.85
2**
.845
** .831
** .867
** .849
** .818
** 1
Sig. (2-tailed) .00
0 .000 .000 .000 .000 .000
159
N 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.916 6
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Store Atmosphere
V
A
R
0
0
0
0
1
V
A
R
0
0
0
0
2
V
A
R
0
0
0
0
3
V
A
R
0
0
0
0
4
V
A
R
0
0
0
0
5
V
A
R
0
0
0
0
6
V
A
R
0
0
0
0
7
V
A
R
0
0
0
1
0
V
A
R
0
0
0
0
8
V
A
R
0
0
0
0
9
V
A
R
0
0
0
1
1
V
A
R
0
0
0
1
2
V
A
R
0
0
0
1
3
V
A
R
0
0
0
1
4
V
A
R
0
0
0
1
5
V
A
R
0
0
0
1
6
V
A
R
0
0
0
1
7
V
A
R
0
0
0
1
8
V
A
R
0
0
0
1
9
V
A
R
0
0
0
2
0
T
O
T
A
L
V
A
R
0
0
0
0
1
Pear
son
Corr
elati
on
1
.6
4
2*
*
.4
3
8*
.4
1
6*
.4
2
9*
.3
2
5
.5
8
5*
*
.7
7
0*
*
.5
1
4*
*
.6
4
2*
*
1.
0
0
0*
*
.6
4
2*
*
.0
8
7
.5
2
4*
*
.2
7
1
.2
7
1
.7
7
0*
*
.6
4
2*
*
.5
8
5*
*
.4
2
9*
.7
7
2**
Sig.
(2-
taile
d)
.0
0
0
.0
1
6
.0
2
2
.0
1
8
.0
8
0
.0
0
1
.0
0
0
.0
0
4
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.6
4
8
.0
0
3
.1
4
7
.1
4
7
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
1
.0
1
8
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
V
A
R
0
0
0
0
2
Pear
son
Corr
elati
on
.6
4
2*
*
1
.5
0
6*
*
.5
0
5*
*
.5
1
8*
*
.2
2
4
.7
9
7*
*
.6
3
3*
*
.4
5
7*
.5
4
7*
*
.6
4
2*
*
1.
0
0
0*
*
.3
0
0
.5
7
9*
*
.4
7
6*
*
.4
7
6*
*
.6
3
3*
*
1.
0
0
0*
*
.7
9
7*
*
.5
1
8*
*
.8
4
0**
Sig.
(2-
taile
d)
.0
0
0
.0
0
4
.0
0
4
.0
0
3
.2
3
4
.0
0
0
.0
0
0
.0
1
1
.0
0
2
.0
0
0
.0
0
0
.1
0
7
.0
0
1
.0
0
8
.0
0
8
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
3
.0
0
0
160
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
V
A
R
0
0
0
0
3
Pear
son
Corr
elati
on
.4
3
8*
.5
0
6*
*
1
.3
6
1
.4
3
3*
.1
6
5
.3
0
5
.5
1
2*
*
.7
7
9*
*
.4
4
7*
.4
3
8*
.5
0
6*
*
.5
3
3*
*
.5
1
0*
*
.5
2
0*
*
.5
2
0*
*
.5
1
2*
*
.5
0
6*
*
.3
0
5
.4
3
3*
.6
6
7**
Sig.
(2-
taile
d)
.0
1
6
.0
0
4
.0
5
0
.0
1
7
.3
8
5
.1
0
1
.0
0
4
.0
0
0
.0
1
3
.0
1
6
.0
0
4
.0
0
2
.0
0
4
.0
0
3
.0
0
3
.0
0
4
.0
0
4
.1
0
1
.0
1
7
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
V
A
R
0
0
0
0
4
Pear
son
Corr
elati
on
.4
1
6*
.5
0
5*
*
.3
6
1
1
.5
8
7*
*
.3
8
0*
.5
2
6*
*
.5
4
3*
*
.5
4
3*
*
.3
6
6*
.4
1
6*
.5
0
5*
*
.4
7
8*
*
.3
3
2
.6
6
6*
*
.6
6
6*
*
.5
4
3*
*
.5
0
5*
*
.5
2
6*
*
.5
8
7*
*
.7
0
7**
Sig.
(2-
taile
d)
.0
2
2
.0
0
4
.0
5
0
.0
0
1
.0
3
8
.0
0
3
.0
0
2
.0
0
2
.0
4
7
.0
2
2
.0
0
4
.0
0
8
.0
7
3
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
2
.0
0
4
.0
0
3
.0
0
1
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
V
A
R
0
0
0
0
5
Pear
son
Corr
elati
on
.4
2
9*
.5
1
8*
*
.4
3
3*
.5
8
7*
*
1
.1
1
2
.4
5
5*
.4
0
6*
.5
3
3*
*
.3
0
8
.4
2
9*
.5
1
8*
*
.6
0
7*
*
.4
5
0*
.6
1
9*
*
.6
1
9*
*
.4
0
6*
.5
1
8*
*
.4
5
5*
1.
0
0
0*
*
.6
9
4**
Sig.
(2-
taile
d)
.0
1
8
.0
0
3
.0
1
7
.0
0
1
.5
5
6
.0
1
1
.0
2
6
.0
0
2
.0
9
8
.0
1
8
.0
0
3
.0
0
0
.0
1
3
.0
0
0
.0
0
0
.0
2
6
.0
0
3
.0
1
1
.0
0
0
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
V
A
R
0
0
Pear
son
Corr
elati
on
.3
2
5
.2
2
4
.1
6
5
.3
8
0*
.1
1
2
1
.3
7
7*
.3
7
5*
.0
4
7
.3
2
8
.3
2
5
.2
2
4
.1
4
7
.4
2
8*
.1
3
3
.1
3
3
.3
7
5*
.2
2
4
.3
7
7*
.1
1
2
.4
1
5*
161
0
0
6
Sig.
(2-
taile
d)
.0
8
0
.2
3
4
.3
8
5
.0
3
8
.5
5
6
.0
4
0
.0
4
1
.8
0
6
.0
7
7
.0
8
0
.2
3
4
.4
3
8
.0
1
8
.4
8
2
.4
8
2
.0
4
1
.2
3
4
.0
4
0
.5
5
6
.0
2
2
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
V
A
R
0
0
0
0
7
Pear
son
Corr
elati
on
.5
8
5*
*
.7
9
7*
*
.3
0
5
.5
2
6*
*
.4
5
5*
.3
7
7*
1
.6
4
4*
*
.3
4
6
.6
6
6*
*
.5
8
5*
*
.7
9
7*
*
.2
0
4
.6
2
1*
*
.5
3
3*
*
.5
3
3*
*
.6
4
4*
*
.7
9
7*
*
1.
0
0
0*
*
.4
5
5*
.8
1
5**
Sig.
(2-
taile
d)
.0
0
1
.0
0
0
.1
0
1
.0
0
3
.0
1
1
.0
4
0
.0
0
0
.0
6
1
.0
0
0
.0
0
1
.0
0
0
.2
7
9
.0
0
0
.0
0
2
.0
0
2
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
1
1
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
V
A
R
0
0
0
1
0
Pear
son
Corr
elati
on
.7
7
0*
*
.6
3
3*
*
.5
1
2*
*
.5
4
3*
*
.4
0
6*
.3
7
5*
.6
4
4*
*
1
.6
2
8*
*
.6
3
3*
*
.7
7
0*
*
.6
3
3*
*
.2
4
6
.4
1
1*
.5
1
8*
*
.5
1
8*
*
1.
0
0
0*
*
.6
3
3*
*
.6
4
4*
*
.4
0
6*
.8
3
1**
Sig.
(2-
taile
d)
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
4
.0
0
2
.0
2
6
.0
4
1
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.1
8
9
.0
2
4
.0
0
3
.0
0
3
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
2
6
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
V
A
R
0
0
0
0
8
Pear
son
Corr
elati
on
.5
1
4*
*
.4
5
7*
.7
7
9*
*
.5
4
3*
*
.5
3
3*
*
.0
4
7
.3
4
6
.6
2
8*
*
1
.3
9
9*
.5
1
4*
*
.4
5
7*
.4
7
8*
*
.3
5
4
.5
1
8*
*
.5
1
8*
*
.6
2
8*
*
.4
5
7*
.3
4
6
.5
3
3*
*
.6
8
8**
Sig.
(2-
taile
d)
.0
0
4
.0
1
1
.0
0
0
.0
0
2
.0
0
2
.8
0
6
.0
6
1
.0
0
0
.0
2
9
.0
0
4
.0
1
1
.0
0
8
.0
5
5
.0
0
3
.0
0
3
.0
0
0
.0
1
1
.0
6
1
.0
0
2
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
162
V
A
R
0
0
0
0
9
Pear
son
Corr
elati
on
.6
4
2*
*
.5
4
7*
*
.4
4
7*
.3
6
6*
.3
0
8
.3
2
8
.6
6
6*
*
.6
3
3*
*
.3
9
9*
1
.6
4
2*
*
.5
4
7*
*
.3
0
0
.6
4
2*
*
.4
0
5*
.4
0
5*
.6
3
3*
*
.5
4
7*
*
.6
6
6*
*
.3
0
8
.7
2
2**
Sig.
(2-
taile
d)
.0
0
0
.0
0
2
.0
1
3
.0
4
7
.0
9
8
.0
7
7
.0
0
0
.0
0
0
.0
2
9
.0
0
0
.0
0
2
.1
0
7
.0
0
0
.0
2
6
.0
2
6
.0
0
0
.0
0
2
.0
0
0
.0
9
8
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
V
A
R
0
0
0
1
1
Pear
son
Corr
elati
on
1.
0
0
0*
*
.6
4
2*
*
.4
3
8*
.4
1
6*
.4
2
9*
.3
2
5
.5
8
5*
*
.7
7
0*
*
.5
1
4*
*
.6
4
2*
*
1
.6
4
2*
*
.0
8
7
.5
2
4*
*
.2
7
1
.2
7
1
.7
7
0*
*
.6
4
2*
*
.5
8
5*
*
.4
2
9*
.7
7
2**
Sig.
(2-
taile
d)
.0
0
0
.0
0
0
.0
1
6
.0
2
2
.0
1
8
.0
8
0
.0
0
1
.0
0
0
.0
0
4
.0
0
0
.0
0
0
.6
4
8
.0
0
3
.1
4
7
.1
4
7
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
1
.0
1
8
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
V
A
R
0
0
0
1
2
Pear
son
Corr
elati
on
.6
4
2*
*
1.
0
0
0*
*
.5
0
6*
*
.5
0
5*
*
.5
1
8*
*
.2
2
4
.7
9
7*
*
.6
3
3*
*
.4
5
7*
.5
4
7*
*
.6
4
2*
*
1
.3
0
0
.5
7
9*
*
.4
7
6*
*
.4
7
6*
*
.6
3
3*
*
1.
0
0
0*
*
.7
9
7*
*
.5
1
8*
*
.8
4
0**
Sig.
(2-
taile
d)
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
4
.0
0
4
.0
0
3
.2
3
4
.0
0
0
.0
0
0
.0
1
1
.0
0
2
.0
0
0
.1
0
7
.0
0
1
.0
0
8
.0
0
8
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
3
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
V
A
R
0
0
Pear
son
Corr
elati
on
.0
8
7
.3
0
0
.5
3
3*
*
.4
7
8*
*
.6
0
7*
*
.1
4
7
.2
0
4
.2
4
6
.4
7
8*
*
.3
0
0
.0
8
7
.3
0
0
1
.4
3
8*
.6
8
8*
*
.6
8
8*
*
.2
4
6
.3
0
0
.2
0
4
.6
0
7*
*
.5
1
8**
163
0
1
3
Sig.
(2-
taile
d)
.6
4
8
.1
0
7
.0
0
2
.0
0
8
.0
0
0
.4
3
8
.2
7
9
.1
8
9
.0
0
8
.1
0
7
.6
4
8
.1
0
7
.0
1
5
.0
0
0
.0
0
0
.1
8
9
.1
0
7
.2
7
9
.0
0
0
.0
0
3
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
V
A
R
0
0
0
1
4
Pear
son
Corr
elati
on
.5
2
4*
*
.5
7
9*
*
.5
1
0*
*
.3
3
2
.4
5
0*
.4
2
8*
.6
2
1*
*
.4
1
1*
.3
5
4
.6
4
2*
*
.5
2
4*
*
.5
7
9*
*
.4
3
8*
1
.4
1
8*
.4
1
8*
.4
1
1*
.5
7
9*
*
.6
2
1*
*
.4
5
0*
.7
0
6**
Sig.
(2-
taile
d)
.0
0
3
.0
0
1
.0
0
4
.0
7
3
.0
1
3
.0
1
8
.0
0
0
.0
2
4
.0
5
5
.0
0
0
.0
0
3
.0
0
1
.0
1
5
.0
2
2
.0
2
2
.0
2
4
.0
0
1
.0
0
0
.0
1
3
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
V
A
R
0
0
0
1
5
Pear
son
Corr
elati
on
.2
7
1
.4
7
6*
*
.5
2
0*
*
.6
6
6*
*
.6
1
9*
*
.1
3
3
.5
3
3*
*
.5
1
8*
*
.5
1
8*
*
.4
0
5*
.2
7
1
.4
7
6*
*
.6
8
8*
*
.4
1
8*
1
1.
0
0
0*
*
.5
1
8*
*
.4
7
6*
*
.5
3
3*
*
.6
1
9*
*
.7
0
8**
Sig.
(2-
taile
d)
.1
4
7
.0
0
8
.0
0
3
.0
0
0
.0
0
0
.4
8
2
.0
0
2
.0
0
3
.0
0
3
.0
2
6
.1
4
7
.0
0
8
.0
0
0
.0
2
2
.0
0
0
.0
0
3
.0
0
8
.0
0
2
.0
0
0
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
V
A
R
0
0
0
1
6
Pear
son
Corr
elati
on
.2
7
1
.4
7
6*
*
.5
2
0*
*
.6
6
6*
*
.6
1
9*
*
.1
3
3
.5
3
3*
*
.5
1
8*
*
.5
1
8*
*
.4
0
5*
.2
7
1
.4
7
6*
*
.6
8
8*
*
.4
1
8*
1.
0
0
0*
*
1
.5
1
8*
*
.4
7
6*
*
.5
3
3*
*
.6
1
9*
*
.7
0
8**
Sig.
(2-
taile
d)
.1
4
7
.0
0
8
.0
0
3
.0
0
0
.0
0
0
.4
8
2
.0
0
2
.0
0
3
.0
0
3
.0
2
6
.1
4
7
.0
0
8
.0
0
0
.0
2
2
.0
0
0
.0
0
3
.0
0
8
.0
0
2
.0
0
0
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
164
V
A
R
0
0
0
1
7
Pear
son
Corr
elati
on
.7
7
0*
*
.6
3
3*
*
.5
1
2*
*
.5
4
3*
*
.4
0
6*
.3
7
5*
.6
4
4*
*
1.
0
0
0*
*
.6
2
8*
*
.6
3
3*
*
.7
7
0*
*
.6
3
3*
*
.2
4
6
.4
1
1*
.5
1
8*
*
.5
1
8*
*
1
.6
3
3*
*
.6
4
4*
*
.4
0
6*
.8
3
1**
Sig.
(2-
taile
d)
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
4
.0
0
2
.0
2
6
.0
4
1
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.1
8
9
.0
2
4
.0
0
3
.0
0
3
.0
0
0
.0
0
0
.0
2
6
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
V
A
R
0
0
0
1
8
Pear
son
Corr
elati
on
.6
4
2*
*
1.
0
0
0*
*
.5
0
6*
*
.5
0
5*
*
.5
1
8*
*
.2
2
4
.7
9
7*
*
.6
3
3*
*
.4
5
7*
.5
4
7*
*
.6
4
2*
*
1.
0
0
0*
*
.3
0
0
.5
7
9*
*
.4
7
6*
*
.4
7
6*
*
.6
3
3*
*
1
.7
9
7*
*
.5
1
8*
*
.8
4
0**
Sig.
(2-
taile
d)
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
4
.0
0
4
.0
0
3
.2
3
4
.0
0
0
.0
0
0
.0
1
1
.0
0
2
.0
0
0
.0
0
0
.1
0
7
.0
0
1
.0
0
8
.0
0
8
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
3
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
V
A
R
0
0
0
1
9
Pear
son
Corr
elati
on
.5
8
5*
*
.7
9
7*
*
.3
0
5
.5
2
6*
*
.4
5
5*
.3
7
7*
1.
0
0
0*
*
.6
4
4*
*
.3
4
6
.6
6
6*
*
.5
8
5*
*
.7
9
7*
*
.2
0
4
.6
2
1*
*
.5
3
3*
*
.5
3
3*
*
.6
4
4*
*
.7
9
7*
*
1
.4
5
5*
.8
1
5**
Sig.
(2-
taile
d)
.0
0
1
.0
0
0
.1
0
1
.0
0
3
.0
1
1
.0
4
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
6
1
.0
0
0
.0
0
1
.0
0
0
.2
7
9
.0
0
0
.0
0
2
.0
0
2
.0
0
0
.0
0
0
.0
1
1
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
V
A
R
0
0
Pear
son
Corr
elati
on
.4
2
9*
.5
1
8*
*
.4
3
3*
.5
8
7*
*
1.
0
0
0*
*
.1
1
2
.4
5
5*
.4
0
6*
.5
3
3*
*
.3
0
8
.4
2
9*
.5
1
8*
*
.6
0
7*
*
.4
5
0*
.6
1
9*
*
.6
1
9*
*
.4
0
6*
.5
1
8*
*
.4
5
5*
1
.6
9
4**
165
0
2
0
Sig.
(2-
taile
d)
.0
1
8
.0
0
3
.0
1
7
.0
0
1
.0
0
0
.5
5
6
.0
1
1
.0
2
6
.0
0
2
.0
9
8
.0
1
8
.0
0
3
.0
0
0
.0
1
3
.0
0
0
.0
0
0
.0
2
6
.0
0
3
.0
1
1
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
T
O
T
A
L
Pear
son
Corr
elati
on
.7
7
2*
*
.8
4
0*
*
.6
6
7*
*
.7
0
7*
*
.6
9
4*
*
.4
1
5*
.8
1
5*
*
.8
3
1*
*
.6
8
8*
*
.7
2
2*
*
.7
7
2*
*
.8
4
0*
*
.5
1
8*
*
.7
0
6*
*
.7
0
8*
*
.7
0
8*
*
.8
3
1*
*
.8
4
0*
*
.8
1
5*
*
.6
9
4*
*
1
Sig.
(2-
taile
d)
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
2
2
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
3
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
.0
0
0
N 3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.953 20
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Hedonic Shopping Value
Correlations
VAR0
0001
VAR0
0002
VAR0
0003
VAR0
0004
VAR0
0005
VAR0
0006
TOT
AL
VAR0
0001
Pearson
Correlation 1 .296 .355 .323 .434
* .344
.666*
*
Sig. (2-
tailed)
.112 .054 .081 .017 .063 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
VAR0
0002
Pearson
Correlation .296 1 .408
* .627
** .586
** .521
**
.752*
*
Sig. (2-
tailed) .112
.025 .000 .001 .003 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
166
VAR0
0003
Pearson
Correlation .355 .408
* 1 .229 .780
** .591
**
.709*
*
Sig. (2-
tailed) .054 .025
.223 .000 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
VAR0
0004
Pearson
Correlation .323 .627
** .229 1 .502
** .436
*
.710*
*
Sig. (2-
tailed) .081 .000 .223
.005 .016 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
VAR0
0005
Pearson
Correlation .434
* .586
** .780
** .502
** 1 .846
**
.885*
*
Sig. (2-
tailed) .017 .001 .000 .005
.000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
VAR0
0006
Pearson
Correlation .344 .521
** .591
** .436
* .846
** 1
.793*
*
Sig. (2-
tailed) .063 .003 .001 .016 .000
.000
N 30 30 30 30 30 30 30
TOTA
L
Pearson
Correlation .666
** .752
** .709
** .710
** .885
** .793
** 1
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.821 6
167
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Perilaku Pembelian Impulsif
Correlations
VA
R00
001
VA
R00
002
VA
R00
003
VA
R00
004
VA
R00
005
VA
R00
006
VA
R00
007
VA
R00
008
VA
R00
009
TO
TA
L
VA
R00
001
Pearson
Correlati
on
1 .304 .583
**
.244 .243 .485
**
.189 .304 .243 .55
9**
Sig. (2-
tailed)
.103 .001 .193 .195 .007 .317 .103 .195
.00
1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R00
002
Pearson
Correlati
on
.304 1 .753
**
.710**
.571**
.606**
.467**
1.00
0**
.571**
.85
2**
Sig. (2-
tailed) .103
.000 .000 .001 .000 .009 .000 .001
.00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R00
003
Pearson
Correlati
on
.583**
.753**
1
.619**
.487**
.678**
.585**
.753**
.487**
.87
7**
Sig. (2-
tailed) .001 .000
.000 .006 .000 .001 .000 .006
.00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R00
004
Pearson
Correlati
on
.244 .710
**
.619**
1 .306
.506**
.457*
.710**
.306
.68
2**
Sig. (2-
tailed) .193 .000 .000
.100 .004 .011 .000 .100
.00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R00
005
Pearson
Correlati
on
.243 .571
**
.487**
.306 1
.657**
.383*
.571**
1.00
0**
.75
6**
Sig. (2-
tailed) .195 .001 .006 .100
.000 .037 .001 .000
.00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R00
006
Pearson
Correlati
on
.485**
.606**
.678**
.506**
.657**
1
.533**
.606**
.657**
.85
5**
168
Sig. (2-
tailed) .007 .000 .000 .004 .000
.002 .000 .000
.00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R00
007
Pearson
Correlati
on
.189 .467
**
.585**
.457*
.383*
.533**
1
.467**
.383*
.65
2**
Sig. (2-
tailed) .317 .009 .001 .011 .037 .002
.009 .037
.00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R00
008
Pearson
Correlati
on
.304 1.00
0**
.753**
.710**
.571**
.606**
.467**
1
.571**
.85
2**
Sig. (2-
tailed) .103 .000 .000 .000 .001 .000 .009
.001
.00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA
R00
009
Pearson
Correlati
on
.243 .571
**
.487**
.306
1.00
0**
.657**
.383*
.571**
1
.75
6**
Sig. (2-
tailed) .195 .001 .006 .100 .000 .000 .037 .001
.00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOT
AL
Pearson
Correlati
on
.559**
.852**
.877**
.682**
.756**
.855**
.652**
.852**
.756**
1
Sig. (2-
tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.904 9