pengaruh return on asset (roa), capital intensity, …repository.umrah.ac.id/1274/1/muhammad...

24
1 PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, SALES GROWTH, DEBT TO ASSET RATIO (DAR), DAN FIRM SIZE TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (TAX AVOIDANCE) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2016 Muhammad Nafis 1 , Tumpal Manik 2 , Fatahurrazak 3 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Email : [email protected] ABSTRAK Penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan cara tindakan penghematan pajak yang masih dalam koridor perundang-undangan (lawful fashion). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh return on asset, capital intensity, sales growth, debt to asset ratio, dan firm size terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Pengukuran tax avoidance pada penelitian ini menggunakan cash effective tax rate (CETR). Penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016. Sampel penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana hanya 24 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memenuhi semua kriteria, sehingga didapat 120 data yang digunakan sebagai sampel penelitian. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa return on asset, sales growth, dan debt to asset ratio berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Sedangkan capital intensity dan firm size tidak memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. Kata kunci : Penghindaran Pajak, Return on Asset, Capital Intensity, Sales Growth, Debt to Asset Ratio, dan Firm Size

Upload: dothuan

Post on 24-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

1

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, SALES

GROWTH, DEBT TO ASSET RATIO (DAR), DAN FIRM SIZE TERHADAP

PENGHINDARAN PAJAK (TAX AVOIDANCE) PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2012-2016

Muhammad Nafis1 , Tumpal Manik2 , Fatahurrazak3

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

(UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan cara tindakan

penghematan pajak yang masih dalam koridor perundang-undangan (lawful

fashion). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh return on asset, capital

intensity, sales growth, debt to asset ratio, dan firm size terhadap penghindaran

pajak (tax avoidance). Pengukuran tax avoidance pada penelitian ini

menggunakan cash effective tax rate (CETR). Penelitian ini difokuskan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

2012-2016. Sampel penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode

purposive sampling, dimana hanya 24 perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia memenuhi semua kriteria, sehingga didapat 120 data yang

digunakan sebagai sampel penelitian. Teknik analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan

bahwa return on asset, sales growth, dan debt to asset ratio berpengaruh terhadap

penghindaran pajak (tax avoidance). Sedangkan capital intensity dan firm size

tidak memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak.

Kata kunci : Penghindaran Pajak, Return on Asset, Capital Intensity, Sales

Growth, Debt to Asset Ratio, dan Firm Size

Page 2: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

2

PENDAHULUAN

Pembangunan nasional pada dasarnya merupakan proses pembaruan

berkesinambungan yang dilakukan secara terus-menerus. Dalam melaksanakan

pembangunan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang telah

ditetapkan, pemerintah dihadapkan pada berbagai pilihan sumber pembiayaan.

Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN). Dalam APBN pemerintah memenuhi kebutuhan dana

dengan mengandalkan 2 sumber pokok, yaitu sumber dana yang berasal dari luar

negeri dan sumber dana yang berasal dari dalam negeri yaitu berasal dari

penerimaan migas dan non migas. Penerimaan dalam negeri yang berasal dari non

migas yang terus ditingkatkan penerimaannya dan menjadi andalan utama oleh

pemerintah adalah penerimaan dari sektor pajak.

Penerimaan pajak hingga saat ini terus mengalami peningkatan dari tahun

ke tahun. Meskipun dalam realisasinya pajak mengalami peningkatan, namun

dalam pencapaian target APBN setiap tahunnya tidak pernah tercapai. Ini

dibuktikan dengan efektifitas pemungutan pajak beberapa tahun terakhir yang

mengalami penurunan. Berdasarkan website resmi (djpbn.kemenkeu.go.id), pada

tahun 2013, pemerintah mencatat bahwa realisasi penerimaan pajak dari PPh Non

Migas adalah sebesar Rp. 1.077,3 Triliun atau 93,8% dari target penerimaan pajak

yang ditetapkan sesuai APBN-2013 yaitu sebesar Rp. 1.148,0 Triliun. Pada tahun

2014, realisasi penerimaan pajak dari PPh Non Migas adalah sebesar Rp. 1.146,9

Triliun atau 92,0% dari target penerimaan pajak yang ditetapkan sesuai APBN-

2014 yaitu sebesar Rp. 1.246,1 Triliun. Dan pada tahun 2015, realisasi

penerimaan pajak dari PPh Non Migas adalah sebesar Rp. 1.240,4 Triliun atau

83,3% dari target penerimaan pajak yang ditetapkan sesuai APBN-2015 yaitu

sebesar Rp. 1.489,3 Triliun. Dapat dilihat bahwa penerimaan pajak dari tahun

2013 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan namun efektivitas

pemungutan pajak mengalami penurunan.

Jika kita lihat dari data diatas maka pemerintah belum mampu mewujudkan

penerimaan pajak sesuai dengan yang ditargetkan. Hal ini dikarenakan masih

banyaknya kecurangan-kecurangan yang dilakukan wajib pajak dalam hal usaha

Page 3: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

3

menurunkan beban pajak yang harus dibayarkan. Kendala yang dihadapi

pemerintah saat ini salah satunya adalah adanya aktivitas penghindaran pajak atau

biasa disebut tax avoidance (Swingly & Sukartha, 2015). Dalam pelaksanaannya,

terdapat perbedaan kepentingan antara wajib pajak dan pemerintah. Wajib pajak

berusaha untuk membayar pajak sekecil mungkin karena dengan membayar pajak

berarti mengurangi kemampuan ekonomi wajib pajak. Dilain pihak, pemerintah

memerlukan dana untuk membiayai penyelenggaraan pembangunan nasional yang

sebagian besar berasal dari penerimaan pajak. Adanya perbedaan kepentingan ini

menyebabkan wajib pajak cenderung untuk mengurangi jumlah pembayaran pajak

(Surbakti, 2012). Terjadinya penghindaran pajak dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti return on asset (ROA), capital intensity, sales growth, debt to asset

ratio (DAR), firm size dan lainnya.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh

return on asset (ROA), capital intensity, sales growth, debt to asset ratio (DAR),

dan firm size terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016 baik secara

parsial maupun simultan. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menganalisis pengaruh return on asset (ROA), capital intensity, sales growth,

debt to asset ratio (DAR), dan firm size terhadap penghindaran pajak (tax

avoidance).

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)

Pohan (2016:23), mendefinisikan penghindaran pajak (tax avoidance)

sebagai upaya penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi

wajib pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan, di mana

metode dan teknik yang digunakan cenderung memanfaatkan kelemahan-

kelemahan (grey area) yang terdapat dalam undang-undang dan peraturan

perpajakan itu sendiri, untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang. Menurut

McClure, et. al (2017), variabel penghindaran pajak dihitung melalui Cash

Effective Tax Rate (CETR) perusahaan yaitu kas yang dikeluarkan untuk biaya

Page 4: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

4

pajak dibagi dengan laba sebelum pajak. CETR dapat menilai pembayaran pajak

dari laporan arus kas, sehingga kita bisa mengetahui berapa jumlah kas yang

sesungguhnya dikeluarkan oleh perusahaan. Semakin tinggi tingkat presentase

CETR yaitu mendekati tarif pajak penghasilan badan sebesar 25%

mengindikasikan bahwa bahwa semakin rendah tingkat tax avoidance perusahaan,

sebaliknya semakin rendah tingkat presentase CETR mengindikasikan bahwa

semakin tinggi tingkat tax avoidance perusahaan (Dewinta dan Setiawan, 2016).

𝐶𝐸𝑇𝑅 =𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

Return on Asset (ROA)

Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang

menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih.

Return on assets (ROA) diukur dengan membandingkan laba bersih dengan total

aset perusahaan (Hery, 2016 : 193).

𝑅𝑂𝐴 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

Capital Intensity

Proporsi plant, property, and equipment terhadap total aset (capital

intensity) adalah sebuah rasio yang diukur dengan membandingkan nilai buku

jumlah aset tetap bersih dengan nilai buku total aset perusahaan (Annuar, et.al,

2014).

𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

Sales Growth

Sales growth atau pertumbuhan penjualan merupakan kenaikan jumlah

penjualan dari waktu ke waktu. Menurut Harahap (2010 : 309), pertumbuhan

penjualan (sales growth) memiliki peranan yang penting dalam manajemen modal

kerja. Dengan mengetahui seberapa besar pertumbuhan penjualan, perusahaan

dapat memprediksi seberapa besar profit yang akan didapatkan.

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐼𝑛𝑖 − 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐿𝑎𝑙𝑢

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐿𝑎𝑙𝑢

Page 5: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

5

H6

Debt to Asset Ratio (DAR)

Debt to asset ratio (DAR) merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat solvabilitas perusahaan dimana rasio ini digunakan untuk

mengukur seberapa besar jumlah aset perusahaan dibiayai dengan total utang.

DAR merupakan salah satu rasio leverage yaitu rasio yang digunakan untuk

mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset (Hery, 2016 :166).

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

Firm Size

Ukuran perusahaan (size) dapat dinyatakan dalam total aset, penjualan, dan

kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aset yang dimiliki

oleh perusahaaan. Pertimbangan ini dikarenakan total aset perusahaan relatif lebih

stabil dibandingkan dengan jumlah penjualan dan nilai kapitalisasi pasar (Siregar

dan Widyawati, 2016).

SIZE = Total Aset

Kerangka Pemikiran

Return On Asset

(X1)

(

Sales Growth

(X3)

Capital Intensity

(X2)

Tax Avoidance

(Y)

Debt to Asset Ratio

(X4)

Firm Size

(X5)

Page 6: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

6

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Return On Asset terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)

Return on asset yang menunjukkan tingkat profitabilitas perusahaan

merupakan faktor penting dalam pengenaan pajak penghasilan bagi perusahaan

karena ianya merupakan indikator perusahaan dalam pencapaian laba perusahaan.

Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin besar juga laba bersih yang diperoleh

perusahaaan dan semakin tinggi profitabilitasnya. Peningkatan laba

mengakibatkan jumlah pajak yang harus dibayar juga semakin tinggi. Sehingga

manajemen perusahaan dimungkinkan melakukan upaya-upaya untuk menekan

atau meminimalkan angka beban pajak perusahaan agar menghasilkan beban

pajak yang optimal, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang legal/ tidak

bertentangan dengan peraturan yang berlaku. Atau dapat dikatakan ada

kemungkinan upaya untuk melakukan tindakan tax avoidance. Dari penjelasan

tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

H1 : Diduga return on asset berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax

avoidance).

Pengaruh Capital Intensity terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)

Perusahaan manufaktur banyak menginvestasikan modalnya dalam bentuk

aset tetap. Pemilihan investasi dalam bentuk aset tetap ataupun modal terkait

perpajakan adalah dalam hal depresiasi. Hampir seluruh aset tetap akan

mengalami depresiasi atau penyusutan yang mana akan menjadi biaya penyusutan

dalam laporan keuangan perusahaan. Menurut Undang-Undang No.36 Tahun

2008 Pasal 6 ayat (2) tentang PPh, Biaya depresiasi atau biaya penyusutan

merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan dalam menghitung

pajak, maka dengan semakin besar jumlah aset tetap yang dimiliki oleh

perusahaan maka akan semakin besar pula depresiasinya sehingga mengakibatkan

jumlah penghasilan kena pajak akan semakin kecil. Oleh karena itu, melalui

intensitas modal perusahaan dapat melakukan praktik tax avoidance. Dari

penjelasan tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

H2 : Diduga capital intensity berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax

avoidance).

Page 7: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

7

Pengaruh Sales Growth terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)

Sales growth atau pertumbuhan penjualan merupakan kenaikan jumlah

penjualan dari waktu ke waktu. Secara logika, ketika pertumbuhan penjualan

meningkat, perusahaan cenderung akan mendapatkan profit yang besar pula, maka

dari itu perusahaan akan cenderung untuk melakukan tax avoidance karena ketika

profit meningkat maka penghasilan kena pajaknya pun juga meningkat sehingga

pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan juga akan meningkat. Sehingga

dimungkinkan perusahaan untuk meminimalkan beban pajaknya dengan

memanfaatkan celah-celah yang ada didalam peraturan perpajakan, yang tidak

melanggar perundang-undangan atau dengan kata lain perusahaan dimungkinkan

untuk melakukan praktik tax avoidance untuk meminimalkan pajak perusahaan.

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

H3 : Diduga sales growth berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax

avoidance).

Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Penghindaran Pajak (Tax

Avoidance)

Perusahaan manufaktur yang memanfaatkan utang untuk meminimalkan

beban pajak perusahaan bahkan cenderung mengarah agresif terhadap pajak, hal

ini dikarenakan perusahaan yang memiliki utang tinggi akan mendapatkan insentif

pajak berupa potongan atas bunga pinjaman. Pada peraturan perpajakan, yaitu

pasal 6 ayat 1 (3) UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang PPh, bunga pinjaman

merupakan biaya yang dapat dikurangkan (deductible expense) terhadap

penghasilan kena pajak. Beban bunga yang bersifat deductible menyebabkan laba

kena pajak perusahaan menjadi berkurang dan akhirnya akan mengurangi jumlah

pajak yang harus dibayar perusahaan (Mulyani, 2013). Sehingga perusahaan yang

memiliki beban pajak tinggi dapat melakukan penghematan pajak dengan cara

menambah hutang perusahaan guna memperoleh insentif pajak yang besar, maka

dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut melakukan penghindaran terhadap

pajak. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

H4 : Diduga debt to asset ratio (DAR) berpengaruh terhadap penghindaran

pajak (tax avoidance).

Page 8: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

8

Pengaruh Firm Size terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)

Ukuran perusahaan dapat menentukan besar kecilnya aset yang dimiliki

perusahaan tersebut, semakin besar aset yang dimiliki diharapkan semakin

meningkatkan produktifitas perusahaan. Peningkatan produktifitas akan

menghasilkan laba yang semakin besar dan tentunya mempengaruhi besarnya

pajak yang harus dibayar perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaannya, maka

transaksi yang dilakukan akan semakin kompleks. Perusahaan yang besar lebih

memiliki aktivitas operasi perusahaan yang lebih banyak dan rumit sehingga

terdapat celah-celah yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk melakukan

tindakan tax avoidance dari setiap transaksi. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik

hipotesis sebagai berikut:

H5 : Diduga firm size berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax

avoidance).

H6 : Diduga return on asset (ROA), capital intensity, sales growth, debt to asset

ratio (DAR), dan firm size berpengaruh terhadap penghindaran pajak

(tax avoidance).

METODOLOGI PENELITIAN

Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2012-2016. Objek penelitian ini adalah laporan keuangan

akhir tahun setiap perusahaan manufaktur. Penelitian bertujuan untuk menemukan

pengaruh return on asset, capital intensity, sales growth, debt to asset ratio dan

firm size terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Penelitian ini dibatasi pada

perusahaan yang laporan keuangannya memenuhi beberapa kriteria yang akan

dijelaskan pada kriteria pemilihan sampel.

Page 9: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

9

Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif, dan data yang digunakan

dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang meliputi variabel-variabel

independen penelitian yaitu return on asset, capital intensity, sales growth, debt to

asset ratio, dan firm size dan variabel dependennya yaitu penghindaran pajak (tax

avoidance) yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2012-2016. Informasi tentang data yang diperlukan

diperoleh dari Laporan Keuangan yang diunduh dari website resmi Bursa Efek

Indonesia (www.idx.co.id).

Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016 yaitu sebanyak 138

perusahaan. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013 : 85).

Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari Bursa Efek Indonesia

tahun 2012-2016. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

beberapa kriteria tertentu yang terdiri dari :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan

telah menerbitkan serta mempublikasikan laporan keuangan tahunan dengan

tahun buku berakhir 31 Desember selama tahun 2012-2016.

2. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangan lengkap selama

tahun pengamatan.

3. Laporan keuangan menggunakan satuan mata uang Rupiah. Pemilihan

kriteria ini adalah karena penggunaan mata uang yang berbeda dapat

menimbulkan perbedaan kurs meskipun telah dilakukan konversi.

4. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan nilai laba yang selalu

positif selama periode pengamatan

5. Perusahaan manufaktur yang memiliki pertumbuhan penjualan (sales

growth) yang selalu meningkat.

6. Perusahaan manufaktur dengan nilai CETR kurang dari 1.

Page 10: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

10

Jumlah perusahaan yang dijadikan populasi adalah 138 perusahaan, dan

setelah dilakukan seleksi sampel, maka diperoleh sampel sebanyak 24 perusahaan

dan 120 data observasi.

Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier

berganda. Dengan bantuan SPSS 20.0. dalam analisis ini, terdiri dari uji statistik

deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, multikoliniearitas, autokorelasi, dan

heterokedastisitas), dan uji hipotesis (uji t, uji f dan koefisien determinasi).

Metode ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel terikat dengan

variabel-variabel bebas. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda

digunakan untuk mengetahui pengaruh return on asset (ROA), capital intensity,

sales growth, debt to asset ratio (DAR), dan firm size terhadap penghindaran

pajak (tax avoidance) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2012-2016.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

(Ghozali, 2013:19). Setelah melakukan konversi data kedalam skor standardized

(z-score), maka dalam penelitian ini data yang termasuk kedalam data outlier

adalah sebanyak 3 data. Sehingga jumlah data yang digunakan sebanyak 117 dari

120 data yang diamati. Berikut hasil analisis statistik deskriptif setelah outlier.

Tabel 1 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CETR 117 ,0006 ,6711 ,262387 ,1116045

ROA 117 ,0096 ,4038 ,132225 ,1008112

CAPINT 117 ,1568 ,7840 ,345342 ,1362654

SG 117 ,0019 ,5919 ,146973 ,1023817

DAR 117 ,0735 ,7191 ,389078 ,1543601

SIZE 117 132278839079 91831526000000 11683025628458,95 19808595463500,050

Valid N (listwise)

117

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Page 11: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

11

Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali

(2013:164) untuk menguji normalitas residual adalah dengan menggunakan uji

non parametrik kolmogorov-smirnov (K-S). Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

dibuat dengan melihat signifikansi di atas 0,05 berarti data berdistribusi normal.

Tabel 2 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 117

Normal Parametersa,b Mean -,0089422

Std. Deviation ,09667387

Most Extreme Differences Absolute ,099

Positive ,099 Negative -,072

Kolmogorov-Smirnov Z 1,074

Asymp. Sig. (2-tailed) ,199

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov

adalah 1,074 dan signifikan pada 0,199 karena p-value = 0,199 > 0,05, maka H0

diterima yang berarti data residual berdistribusi secara normal.

Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance

inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas (Ghozali, 2013:105).

Page 12: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

12

Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas dapat dilihat bahwa

dapat disimpulkan masing - masing variabel independen yaitu return on asset

(ROA), capital intensity, sales growth, debt to asset ratio (DAR), dan firm size

yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai

VIF (variance inflation factor) di bawah 10 yang berarti model regresi tidak

terjadi masalah multikolinearitas.

Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2013:110). Untuk melihat ada atau

tidaknya gejala autokorelasi ini maka dapat dilakukan uji Durbin-Watson. Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi dengan melihat

Durbin-Watson berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ +2 (Sunyoto, 2011:91).

Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,506a ,256 ,223 ,0984055 1,774

a. Predictors: (Constant), SIZE, ROA, DAR, SG, CAPINT b. Dependent Variable: CETR

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson pada tabel 4 di atas dapat dilihat

bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson test menunjukkan nilai

1,774 , dimana angka tersebut berada diantara -2 sampai +2. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini bebas dari adanya autokorelasi.

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant) ROA ,966 1,035

CAPINT ,670 1,493

SG ,927 1,079

DAR ,698 1,433

SIZE ,856 1,169

a. Dependent Variable: CETR

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Page 13: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

13

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain jika sama disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut

Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mengandung

heteroskedastisitas. Untuk melihat heteroskedastisitas, maka dilakukan uji Rank

Spearman dengan melihat nilai signifikan jika > 0,05 maka model regresi tidak

mengandung adanya Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).

Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman

Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan output pada tabel 5 diatas, diketahui bahwa nilai sig untuk

variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0,949. Nilai sig untuk variabel Capital

Intensity (CAPINT) sebesar 0,382. Nilai sig untuk variabel Sales Growth (SG)

sebesar 0,546. Nilai sig untuk variabel Debt to Asset Ratio (DAR) sebesar 0,845.

Nilai sig untuk variabel Firm Size (SIZE) sebesar 0,982. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa semua variabel mempunyai nilai sig > 0,05, maka dapat dipastikan model

tidak mengandung heteroskedastisitas.

Page 14: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

14

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 6 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,329 ,035 9,394 ,000

ROA -,266 ,092 -,240 -2,881 ,005

CAPINT -,149 ,082 -,182 -1,824 ,071

SG -,405 ,093 -,372 -4,369 ,000

DAR ,200 ,071 ,276 2,821 ,006

SIZE 1,671E-016 ,000 ,030 ,335 ,738

a. Dependent Variable: CETR

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan tabel 6 diatas, maka dapat disusun persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut :

CETR = 0,329 – 0,226ROA – 0,149CAPINT – 0,405SG + 0,200DAR +

1,671E-016SIZE + 𝛆

Dari persamaan regresi linear diatas dapat diinterpretasikan sebagai

berikut :

1. Konstanta (α)

Nilai konstanta sebesar 0,329 menyatakan bahwa jika variabel return on

asset, capital intensity, sales growth, debt to asset ratio, dan firm size

dianggap konstan, maka nilai tax avoidance sebesar 0,329 atau 32,9%.

2. Kooefisien Regresi (β1) Variabel Return on Asset (X1)

Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar -0,226. Nilai (β1) yang negatif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel return on

asset, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan CETR

sebesar sebesar 22,6% atau dapat dikatakan penghindaran pajak (tax

avoidance) meningkat sebesar 22,6%. Hal ini dikarenakan CETR

berbanding terbalik dengan penghindaran pajak (tax avoidance) sehingga

jika CETR negatif maka penghindaran pajak positif.

3. Kooefisien Regresi (β2) Variabel Capital Intensity (X2)

Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar -0,149. Nilai (β2) yang negatif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel capital

Page 15: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

15

intensity, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan CETR

sebesar sebesar 14,9% atau dapat dikatakan penghindaran pajak (tax

avoidance) meningkat sebesar 14,9%.

4. Kooefisien Regresi (β3) Variabel Sales Growth (X3)

Besarnya nilai koefisien regresi (β3) sebesar -0,405. Nilai (β3) yang negatif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel sales growth,

dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan CETR sebesar

sebesar 40,5% atau dapat dikatakan penghindaran pajak (tax avoidance)

meningkat sebesar 40,5%.

5. Kooefisien Regresi (β4) Variabel Debt to Asset Ratio (X4)

Besarnya nilai koefisien regresi (β4) sebesar 0,200. Nilai (β4) yang positif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel debt to asset

ratio, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan CETR

sebesar sebesar 20% atau dapat dikatakan penghindaran pajak (tax

avoidance) menurun sebesar 20%.

6. Kooefisien Regresi (β5) Variabel Firm Size (X5)

Besarnya nilai koefisien regresi (β5) sebesar 0,0000000000000001671.

Nilai (β5) yang positif menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen

variabel firm size, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan

CETR sebesar 1,671E-14 atau 0,00000000000001671% atau dapat

dikatakan penghindaran pajak (tax avoidance) menurun sebesar 1,671E-14

atau 0,00000000000001671%.

Hasil Uji Hipotesis

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)

Uji signifikansi simultan (uji-f) digunakan untuk mengetahui apakah

variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel

dependen. Jika nilai Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan < 0,05, H0 ditolak, jika nilai

Fhitung < Ftabel dan nilai signifikan > 0,05, H0 diterima (Ghozali, 2013:98).

Page 16: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

16

Tabel 7 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression ,370 5 ,074 7,641 ,000b

Residual 1,075 111 ,010

Total 1,445 116 a. Dependent Variable: CETR b. Predictors: (Constant), SIZE, ROA, DAR, SG, CAPINT

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 7 dapat

diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan

bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sementara itu dapat juga dilihat dari Fhitung

dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung memiliki nilai sebesar 7,641. Nilai Ftabel pada

tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = df pembilang (k-1) ; df

penyebut (n-k). Jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 6, dan jumlah data (n)

sebanyak 117. Jadi df pembilang (6-1) = 5 dan df penyebut (117-6) = 111,

sehingga Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 2,30. Jadi Fhitung >

Ftabel (7,641 > 2,30) dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya return on asset (ROA),

capital intensity (CAPINT), sales growth (SG), debt to asset ratio (DAR), dan

firm size (SIZE) secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap

penghindaran pajak (tax avoidance) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016.

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t).

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Dengan

menentukan taraf signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau - Thitung < -

Ttabel dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis akan diterima sedangkan jika Thitung <

Ttabel atau - Thitung > - Ttabel dan nilai sig > 0,05 maka hipotesis akan ditolak atau

tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:99).

Page 17: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

17

Tabel 8 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t).

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,329 ,035 9,394 ,000

ROA -,266 ,092 -,240 -2,881 ,005

CAPINT -,149 ,082 -,182 -1,824 ,071

SG -,405 ,093 -,372 -4,369 ,000

DAR ,200 ,071 ,276 2,821 ,006

SIZE 1,671E-016 ,000 ,030 ,335 ,738

a. Dependent Variable: CETR

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t) pada tabel

4.11 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Variabel return on asset memiliki tingkat signifikansi 0,005 < 0,05.

Variabel return on asset ini juga memiliki nilai thitung sebesar -2,881 < -

1,98177 (ttabel α = 0,05, df = (117-6-1) = 110). Hal ini dapat disimpulkan

bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel return on asset

secara parsial berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).

2. Variabel capital intensity memiliki tingkat signifikansi 0,071 > 0,05.

Variabel capital intensity ini juga memiliki nilai thitung sebesar -1,824 > -

1,98177 (ttabel α = 0,05, df = (117-6-1) = 110). Hal ini dapat disimpulkan

bahwa H2 ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel capital intensity

secara parsial tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax

avoidance).

3. Variabel sales growth memiliki tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Variabel

sales growth ini juga memiliki nilai thitung sebesar -4,369 < -1,98177 (ttabel α

= 0,05, df = (117-6-1) = 110). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H3 diterima

dan H0 ditolak, yang berarti variabel sales growth secara parsial

berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).

4. Variabel debt to asset ratio memiliki tingkat signifikansi 0,006 < 0,05.

Variabel debt to asset ratio ini juga memiliki nilai thitung sebesar 2,821 >

1,98177 (ttabel α = 0,05, df = (117-6-1) = 110). Hal ini dapat disimpulkan

Page 18: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

18

bahwa H4 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel debt to asset ratio

secara parsial berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).

5. Variabel firm size memiliki tingkat signifikansi 0,738 > 0,05. Variabel firm

size ini juga memiliki nilai thitung sebesar 0,335 < 1,98177 (ttabel α = 0,05, df

= (117-6-1) = 110). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H5 ditolak dan H0

diterima, yang berarti variabel firm size secara parsial tidak berpengaruh

terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,506a ,256 ,223 ,0984055 1,774

a. Predictors: (Constant), SIZE, ROA, DAR, SG, CAPINT b. Dependent Variable: CETR

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.12 diatas dapat

dilihat bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,223 atau 22,3% . Hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu penghindaran pajak (tax

avoidance) dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu return on asset,

capital intensity, sales growth, debt to asset ratio, dan firm size sebesar 22,3%

sedangkan sisanya yaitu 77,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak

dijelaskan dalam penelitian ini.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Return On Asset Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rinaldy dan C.Chelsviyanny

(2015) dan Dewinta dan Setiawan (2016), yang menyatakan bahwa return on

asset berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Semakin tinggi

nilai ROA, maka semakin besar juga laba bersih yang diperoleh perusahaaan dan

semakin tinggi profitabilitasnya. Peningkatan laba mengakibatkan jumlah pajak

yang harus dibayar juga semakin tinggi. Sehingga manajemen perusahaan

dimungkinkan melakukan upaya-upaya untuk meminimalkan angka beban pajak

perusahaan agar menghasilkan beban pajak yang optimal, yaitu dengan

melakukan tindakan tax avoidance.

Page 19: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

19

Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan

Widyawati (2016), yang menyatakan bahwa profitabilitas yang diproksikan

dengan return on asset tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Pengaruh Capital Intensity Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).

Hasil penelitian ini sejalan odengan penelitian Siregar dan Widyawati

(2016), Putra dan Merkusiwati (2016), Wiguna dan Jati (2017), yang menyatakan

bahwa capital intensity tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Menurut

Adisamartha dan Noviari (2017), yang menyatakan bahwa perusahaan bukan

sengaja menyimpan proporsi aset tetap yang besar untuk menghindari pajak

melainkan perusahaan memang menggunakan aset tetap tersebut untuk tujuan

operasional perusahaan.

Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dharma dan

Noviari (2017) dan Surbakti (2012), yang menyatakan bahwa variabel capital

intensity berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).

Pengaruh Sales Growth Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Purwanti dan Sugiyarti (2017)

& Dewinta dan Setiawan (2016), yang mendapatkan hasil sales growth

berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Secara logika, ketika

pertumbuhan penjualan meningkat, perusahaan cenderung akan mendapatkan

profit yang besar pula, maka dari itu perusahaan akan cenderung untuk melakukan

tax avoidance agar meminimalkan pajak yang harus dibayarkan kepada

pemerintah.

Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Swingly dan

Sukartha (2015), yang menyatakan bahwa sales growth tidak berpengaruh

terhadap tax avoidance.

Pengaruh Debt to Asset Ratio Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Tristianto dan Oktaviani (2016)

dan Aditama (2016), yang menyatakan bahwa debt to asset ratio berpengaruh

terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Hasil penelitian ini juga sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Mulyani, Darminto, dan Endang (2013),

Pemerintah Indonesia memberikan subsidi pada perusahaan yang memiliki

Page 20: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

20

hutang, yaitu dengan menjadikan beban bunga atas hutang sebagi biaya yang

bersifat deductible, namun demikian, pembebanan biaya bunga tersebut dalam

ketentuan perpajakan mempunyai banyak rambu dan hanya bunga dari hutang

yang dimanfaatkan untuk kegiatan usaha saja yang boleh dibiayakan.

Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewinta dan

Setiawan (2016), yang mana menyatakan bahwa leverage yang diproksikan

dengan debt to asset ratio tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Pengaruh Firm Size Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Reinaldo (2017), Annisa

(2016), dan Novriyanti & Fatahurrazak (2017), yang menyatakan bahwa firm size

tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini dikarenakan ukuran

perusahaan menunjukkan kestabilan dan kemampuan perusahaan untuk

melakukan aktivitas ekonominya. Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka

semakin menjadi pusat perhatian dari pemerintah dan akan menimbulkan

kecenderungan bagi para manajer perusahaan untuk berlaku patuh (compliances)

atau agresif dalam perpajakan.

Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewinta &

Setiawan (2016), Siregar & Widyawati (2016), dan Swingly & Sukartha (2015),

yang menyatakan bahwa firm size berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax

avoidance).

Pengaruh Return on Asset (ROA), Capital Intensity, Sales Growth, Debt to

Asset Ratio (DAR), dan Firm Size Terhadap Penghindaran Pajak (Tax

Avoidance).

Hipotesis keenam dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA),

Capital Intensity, Sales Growth, Debt to Asset ratio (DAR), dan Firm Size

berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Hasil penelitian uji

signifikansi simultan (Uji-f) menunjukkan nilai signifikan 0,000 < 0,05 yang

berarti hipotesis keenam diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa return on asset,

capital intensity, sales growth, debt to asset ratio, dan firm size berpengaruh

secara simultan terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).

Page 21: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

21

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun kesimpulan hasil

penelitian ini adalah :

1. Return on asset (ROA) berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax

avoidance) pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2012-2016.

2. Capital Intensity tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax

avoidance) pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2012-2016.

3. Sales growth berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance)

pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2012-2016.

4. Debt to asset ratio (DAR) berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax

avoidance) pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2012-2016.

5. Firm size tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance)

pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2012-2016.

6. Return on asset, capital intensity, sales growth, debt to asset ratio, dan firm

size berpengaruh secara simultan terhadap penghindaran pajak (tax

avoidance) pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2012-2016.

SARAN

1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran selain cash effective

tax rate (CETR) dalam mengukur penghindaran pajak (tax avoidance).

2. Penelitian selanjutnya agar memperluas jumlah sampel penelitian seperti

perusahaan jasa, sektor keuangan atau perbankan, dan lainnya.

3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel independen

lainnya yang belum terdapat dalam penelitian ini.

Page 22: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

22

Daftar Pustaka

Aditama, Ahmad. 2016. Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga,

Corporate Governance, Leverage, Ukuran Perusahaan, Kualitas Audit,

Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Penghindaran Pajak (Studi pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2013-2015). Skripsi : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Annisa. 2017. Pengaruh Return on Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan dan

Koneksi Politik Terhadap Penghindaran Pajak . JOM Fekon. Vol.4

No.1.Februari (2017).

Annuar, Hairul Azlan, Ibrahim Aramide Salihu dan Siti Normala Seikh Obid.

2014. Corporate Ownership, Governance, and Tax Avoidance: An

Interactive Effects. Procedia-Social and Behavioral Sciences. Vol.164, 150-

160.

Dewinta, I. A., & Putu Ery Setiawan. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur

Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Pertumbuhan Penjualan

Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Vol.14.3. Maret (2016): 1584-1613.

Dharma, Nyoman Budhi Setya dan Naniek Noviari. 2017. Pengaruh Corporate

Social Responsibility dan Capital Intensity Terhadap Tax Avoidance. E-

Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.18.1. Januari (2017): 529-556.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang : Universitas Diponegoro.

Harahap, Sofian Safri. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta :

Rajawali Persada.

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT.Gramedia Widiasarana

Indonesia

http://www.idx.co.id

http://www.djpbn.kemenkeu.go.id. Realisasi APBN. Diakses tanggal 27

Desember 2017.

Manik, Tumpal.2015. Pengantar Akuntansi (Accounting Principles). Volume 1.

ISBN 978-602-71992-3-1. UMRAHPRESS.

McClure, Ross., Roman Lanis, Peter Wells, dan Brett Govendir. 2017. The impact

of dividend imputation on corporate tax avoidance: The case of shareholder

value. Journal of Corporate Finance.

Page 23: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

23

Mulyani,S., Darminto, dan M.G. Endang. 2013. Pengaruh Karakteristik

Perusahaan, Koneksi Politik dan Reformasi Perpajakan terhadap

Penghindaran Pajak (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

bursa efek tahun 2008-2012). Jurnal Perpajakan 2(1).

Novriyanti dan Fatahurrazak. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,

Profitabilitas, Komisaris Independen, dan Komite Audit terhadap

Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) (Studi Empiris Pada Perusahaan

Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2011-2014). Jurnal Akuntansi UMRAH.

Pohan, Chairil Anwar. 2016. Manajemen Perpajakan: Strategi Perencanaan

Pajak dan Bisnis. Edisi Revisi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Purwanti, Shinta Meilina dan Listya Sugiarti. 2017. Pengaruh Intensitas Aset

Tetap, Pertumbuhan Penjualan, dan Koneksi Politik Terhadap Tax

Avoidance (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016). Jurnal Riset Akuntansi dan

Keuangan. Vol.5 (3), 2017, 117-134.

Putra, I Gst Ln Ngr Dwi Cahyadi dan Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati. 2016.

Pengaruh Komisaris Independen, Leverage, Size dan Capital Intensity Ratio

pada Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.17.1.

Oktober (2016): 690-714.

Reinaldo, Rusli. 2017. Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, ROA,

Kepemilikan Institusional, Kompensasi Kerugian Fiskal, dan CSR Terhadap

Tax Avoidance Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan dan

Minuman Terdaftar Di BEI 2013-2015 . JOM Fekon. Vol.4 No.1.Februari

(2017).

Rinaldy dan C.Chelsvianny. 2015. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,

dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan

Manufaktur di BEI Tahun 2010-2013. Seminar Nasional Ekonomi

Manajemen dan Akuntansi (SNEMA).

Siregar,Rifka dan Dini Widyawati. 2016. Pengaruh Karakteristik Perusahaan

Terhadap Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal

Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol.5 (2), Februari 2016.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Edisi 9.

Bandung : Mitra Wacana Media. Alfabeta.

Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Edisi 1. Yogyakarta :

CAPS.

Surbakti, Theresa Adelina Victoria. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan

dan Reformasi Perpajakan terhadap Penghindaran Pajak di Industri

Page 24: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/1274/1/MUHAMMAD NAFIS-140462201067-FE-2018.pdf · Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan ke dalam Anggaran

24

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-

2010.Skripsi: Universitas Indonesia. Depok.

Swingly, Calvin dan I Made Sukartha. 2015. Pengaruh Karakteristik Eksekutif,

Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth pada Tax

Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.1: 47-62.

Tristianto, Deny dan Rachmawati Meita Oktaviani. 2016. Faktor-Faktor yang

mempengaruhi Tax Avoidance dengan Leverage Sebagai Variabel Mediasi.

Dinamika Akuntansi, Keuangan, dan Perbankan. Vol.5.1: 65-81.

Wiguna, I Putu Putra dan I Ketut Jati. 2017. Pengaruh Corporate Social

Responsibility, Preferensi Risiko Eksekutif, dan Capital Intensity pada

Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.21.1.

Oktober (2017): 418-446.