pengaruh pupuk mikoriza terhadap kandungan … · 2017-03-18 · penyemangat penulis semoga semua...

51
PENGARUH PUPUK MIKORIZA TERHADAP KANDUNGAN SELULOSA DAN HEMISELULOSA RUMPUT GAJAH MINI (Penisetum purpureum cv. Mott) DAN RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum) SKRIPSI Oleh: MUH. IQBAL SUHARDIMAN I 211 10 278 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

Upload: vongoc

Post on 11-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENGARUH PUPUK MIKORIZA TERHADAP

KANDUNGAN SELULOSA DAN HEMISELULOSA

RUMPUT GAJAH MINI (Penisetum purpureum cv. Mott) DAN

RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum)

SKRIPSI

Oleh:

MUH. IQBAL SUHARDIMAN

I 211 10 278

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

ii

PENGARUH PUPUK MIKORIZA TERHADAP

KANDUNGAN SELULOSA DAN HEMISELULOSA

RUMPUT GAJAH MINI (Penisetum purpureum cv. Mott) DAN

RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum)

SKRIPSI

Oleh:

MUH. IQBAL SUHARDIMAN

I 211 10 278

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muh. Iqbal Suhardiman

NIM : I 211 10 278

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab

Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan

dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan

seperlunya.

Makassar, 3 Desember 2015

Muh. Iqbal Suhardiman

I 211 10 278

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Dr.

Ir. Budiman

Nohong,

M.S

Pembimbi

ng

Anggota

v

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji bagi Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya yang

senantiasa tercurah kepada penulis sehingga penulis dapat merampungkan

penulisan Skripsi ini. Salam serta Shalawat kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW yang telah menjadi sang tauladan hidup serta telah membawa

kita semua umat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang seperti

halnya yang kita rasakan saat ini.

Limpahan rasa hormat, kasih sayang, cinta dan terima kasih tiada henti

kepada Ibunda Kasmawati S.Pdi dan Ayahanda Suhardiman S.H yang telah

melahirkan, mendidik dan membesarkan penulis dengan penuh cinta dan kasih

yang begitu tulus sampai saat ini dan yang telah memberikan do’a dalam setiap

detik nafas dan kehidupannya untuk keberhasilan penulis semoga Ibu dan Ayah

selalu di beri kesehatan oleh Allah SWT. Terima kasih tak terhingga saya

ucapkan kepada Tante dan Omku Hj. Nurtang, Hj. Dharmawaty, H. Supriadi,

serta Nenek dan Kakek Marhawa dan Arifin atas segala motivasi, serta kasih

sayangnya selama ini, Terima kasih juga serta adik-adikku Dian Reski Ayu

Pratiwi, Sri Ayu Hartina, dan Muh. Wais Alqarni yang telah menjadi

penyemangat penulis semoga semua selalu dalam lindungannya dan di beri

kesehatan oleh Allah SWT.

Terima kasih tak terhingga juga kepada Ayahanda, Dr. Ir. Syamsuddin

Nompo, M.P selaku Pembimbing Utama dan Ayahanda Dr. Ir. Budiman Nohong,

vi

M.P selaku Pembimbing Anggota atas didikan, bimbingan, serta waktu yang telah

diluangkan untuk memberikan petunjuk dan menyumbangkan pikirannya dalam

membimbing penulis mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya skripsi

ini.

Terima kasih yang tak henti-hentinya kepada Ayahanda Dr. Ir.

Syamsuddin Nompo, M.P yang telah menjadi orang tua penulis di kampus serta

arahan dan juga motivasinya. Semoga ayahanda selalu di beri kesehatan

sekeluarga dan tergolong orang-orang yang di ridhoi oleh ALLAH SWT.

Terima kasih setinggi-tingginya penulis sampaikan dengan segala

keikhlasan dan kerendahan hati kepada :

Bapak Prof. Dr.Ir. Sudirman Baco., M.Sc selaku Dekan Fakultas Peternakan

dan juga kepada Dr. Ir. Budiman Nohong. M.P selaku Ketua Jurusan Nutrisi

dan Makanan Ternak. Kepada seluruh Dosen dan Staf Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin, khususnya Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak

yang telah memberikan sumbangsih ilmunya kepada penulis.

Keluarga besar ku di kampus MATADOR ‘10’ UNHAS (The Real Fighter),

terima kasih atas segala bantuan serta kebersamaannya kepada penulis.

Semoga ikatan kekeluargaan kita semua selalu dikenang sampai akhir hayat

kita (My Friend My Adventure). amiinnn

Keluarga besar HUMANIKA-UNHAS, SEMA FAPET, MATERPALA-UH

teman-teman KKN Gelombang 87 Desa Poleonro Kec. Ponre Kab. Bone,

vii

Keluarga besar THE MACZ MAN Sektor UNHAS dan BIGREDS

MAKASSAR atas segala bantuan serta semangat merahnya kepada penulis

(You’ll Never Walk Alone).

Terima kasih terkhusus kepada teman-teman nongkrong, teman jalan, teman

gila-gilaan semasa kuliah Musawwir Muchtar, Warta Kusuma, Arfan Alwi,

Riyan Suryanto, Ilfa Armayanigsih, Mega Johan, Siti Zhilal Zhalillah

Hamdana, Hartartiana, atas segala kebersamaannya, Semoga kita semua

selalu di limpahkan rahmat dan hidayah oleh sang Pencipta. Amiiinnn

Terima kasih terkhusus juga kepada adik pengurus HUMANIKA UNHAS

Periode 2014-2015 sebagai Teamwork yang baik semasa penulis menjabat

sebagai Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) Periode 2014-2015, serta

adik-adik warga HUMANIKA yang selalu menjadi teman bergaul, teman

nongkrong kedua setelah MATADOR CREW dan sebagai pengisi

kekosongan selama teman angkatan penulis sarjana duluan . Terimakasih

atas segala semangatnya dan sang penyemangat yang selalu hadir setiap saat

dan selalu hilang setiap saat. Semoga kita semua selalu di limpahkan rahmat

dan hidayah oleh sang Pencipta. Aamiinn

Terima kasih kepada teman-teman kanda dan dinda Angkatan yang aktif

semasa penulis menginjakkan kakinya di Universitas Hasanuddin sampai

sekarang REGULASI 2005, SEKRESI 2006, EKSTRAK 2007, SPESIES

2008, COLOSTRUM 2009, MATADOR 2010, SORGUM 2011-2012,

LARFA HIJAU 2013, dan PREMIX 2014. Terimakasih atas kebersamaan dan

viii

semangatnya selama ini, Semoga kita semua selalu di limpahkan rahmat dan

hidayah oleh sang Pencipta. Aminnn

Terima kasih terkhusus juga buat Saudara Saudariku Muh. Sayudin,

Musawwir Muchtar, Warta Kusuma, Sema, Dian Qadriyanti, Jumatriatika,

Herni, Windawati Alwi, Ilfa Armayaningsih, yang selama kuliah selalu

membantu mulai dari Kuliah, SJ, hingga Skripsi.

Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu yang selalu

memberikan doa kepada penulis hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam menyusun Skripsi ini masih

banyak terdapat kekurangan dan kesalahan di dalamnya, maka dari itu, penulis

menerima kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun guna

kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca dan khususnya bagi diri saya pribadi.

Amin Ya Rabbal Alamin.........

Makassar, ………… 2015

Muh. Iqbal Suhardiman

ix

Muh. Iqbal Suhardiman ( I 211 10 278). Pengaruh Pupuk Mikoriza Terhadap

Kandungan Selulosa Dan Hemiselulosa Rumput Gajah Mini (Pennisetum

purpureum cv. Mott) dan Rumput Benggala (Panicum maksimum). Dibawah

bimbingan Syamsuddin Nompo dan Budiman Nohong.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk

mikoriza terhadap kandungan selulosa dan hemiselulosa dari rumput gajah mini

dan rumput benggala. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan program

SPSS versi 16. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

(Gaspersz, 1991) yang terdiri dari 6 perlakuan 4 ulangan, perlakuannya yaitu

R1P0 (rumput benggala tanpa pupuk mikoriza), R1P1 (rumput benggala dengan

pupuk mikoriza 2,5g), R1P2 (rumput benggala dengan pupuk mikoriza 5g), R2P0

(rumput gajah mini tanpa pupuk mikoriza), R2P1 (rumput gajah mini dengan

pupuk mikoriza 2,5g) dan R2P2 (rumput gajah mini dengan pupuk mikoriza 5g).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberiaan pupuk mikoriza tidak

memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap kandungan selulosa dan

hemiselulosa rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) dan rumput

benggala (Panicum maximum). Dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk

mikoriza tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kandungan selulosa dan

hemiselulosa antara ketiga level pemupukan yang berbeda, tapi untuk jenis

rumput memiliki perbedaan nyata (P<0,05).

Kata kunci : Rumput Gajah Mini, Rumput Benggala, Pupuk, Pupuk Mikoriza,

Selulosa dan Hemiselulosa.

x

Muh. Iqbal Suhardiman ( I 211 10 278). Fertilizer Effect of Mycorrhiza content

of cellulose and hemicellulose Mini Elephant Grass ( Pennisetum purpureum cv .

Mott ) and Bengal grass ( Panicum maximum). Supervisor: Syamsuddin Nompo

and Budiman Nohong.

ABSTRAK

This study aims to determine the effect of fertilizer application of mycorrhiza on

the content of cellulose and hemicellulose from mini elephant grass and grass

Bengal. Data were analyzed using SPSS version 16. This research used a

completely randomized design (CRD) (Gaspersz, 1991) which consists of 4

treatments and 6 replications. Treatment applied were R1P0 (bengal grass without

fertilizers mycorrhiza), R1P1 (bengal grass with fertilizer mycorrhizal 2.5g), R1P2

(bengal grass with fertilizer mycorrhizal 5g), R2P0 (mini elephant grass without

fertilizer mycorrhizal), R2P1 (mini elephant grass with fertilizer mycorrhizal 2.5g)

and R2P2 (elephant grass mini with mycorrhizae fertilizer 5g). The results showed

that gift fertilizer mycorrhizal no significant effect (P > 0.05) on the content of

cellulose and hemicellulose mini elephant grass (Pennisetum purpureum cv. Mott)

and bengal grass (Panicum maximum). It can be concluded that the fertilizer

mycorrhizal not significant (P > 0.05) on the content of cellulose and

hemicellulose between the three different levels of fertilization, but for the type of

grass had significant differences ( P < 0.05 ).

Keywords : Mini Elephant Grass, Grass Bengal, Fertilizer, Fertilizers

Mycorrhizae, cellulose and hemicellulose

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................... ........ x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

Latar Belakang ...................................................................................... 1

Rumusan Masalah ................................................................................. 3

Hipotesis ............................................................................................... 3

Tujuan dan Kegunaan ........................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4

A. Gambaran Umum Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum

cv. Mott) .......................................................................................... 4

B. Gambaran Umum Rumput Benggala (Panicum maximum) ............ 5

C. Gambaran Umum Pupuk Mikoriza ................................................. 6

D. Kandungan Selulosa dan Hemiselulosa Pada Hijauan Pakan ......... 7

1. Selulosa .................................................................................. 7

2. Hemiselulosa ......................................................................... 8

MATERI DAN METODE PENELITIAN ...................................................... 10

Waktu dan Tempat ............................................................................... 10

Materi Penelitian ................................................................................... 10

Rancangan Percobaan .......................................................................... 10

xii

Pelaksanaa Penelitian ........................................................................... 11

Parameter yang diukur ........................................................................... 12

1. Penentuan kadar acid detergent fiber (ADF) .............................. 12

2. Penentuan kadar neutral detergent fiber (NDF) ......................... 12

3. % selulosa ...................................................................................

13

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 15

Kandungan selulosa rumput gajah mini dan rumput benggala yang

diberikan pupuk mikoriza pada berbagai level ..................................... 15

Kandungan hemiselulosa rumput gajah mini dan rumput banggala

yang diberikan pupuk mikoriza pada berbagai level .......................... 17

PENUTUP ....................................................................................................... 19

Kesimpulan ........................................................................................... 19

Saran ..................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 20

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xiii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Rataan selulosa rumput benggala dan rumput gajah mini

berdasarkan perlakuan ............................................................................. 15

2. Rataan hemiselulosa rumput benggala dan rumput gajah mini

berdasarkan perlakuan ............................................................................. 17

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

Teks

1. Hasil analisis statistic menggunakan master spss versi 16............................ 24

2. Kegiatan di Laboratorium Kimia Makanan Ternak ...................................... 29

3. Kegiatan di laboratorium tanaman makanan ternak...................................... 30

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan di sektor peternakan perlu mendapat perhatian dari

pemerintah seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat akan gizi terutama

protein hewani. Usaha-usaha yang di lakukan untuk meningkatkan hasil

peternakan adalah dengan menerapkan pasca usaha peternakan meliputi: bibit,

pakan, manajemen, pencegahan penyakit dan pemasaran. Untuk mencapai

produksi ternak optimal khususnya ternak ruminansia, salah satu faktor yang

harus di perhatikan adalah ketersediaan pakan hijauan yang merupakan sumber

pakan utama untuk ternak ruminansia. Hijauan sangat besar pengaruhnya bagi

ternak, selain sebagai pengenyang, kehidupan pokok, produksi dan reproduksi,

untuk itulah dibutuhkan ketersediaan pakan hijauan secara kontinyu.

Berbagai jenis rumput unggul yang mampu bertahan hidup dan

berproduksi dengan baik diantaranya rumput gajah mini (Pennisetum purpureum

cv. Mott) dan rumput benggala (Panicum maximum). Rumput benggala tumbuh

baik pada tanah agak masam dan netral, tahan kekeringan, tahan terhadap

penggembalaan berat, mampu bersaing dengan tanaman lain serta memungkinkan

ditanam di antara pohon-pohon perkebuhan, berperan dalam mencegah erosi dan

memiliki palabilitas tinggi dengan kapasitas produksi 100-150 ton hijauan

segar/ha/tahun (Hartini, 1983). Rumput gajah mini adalah salah satu pakan hijuan

yang di sukai ternak dan berkualitas baik. Rumput ini dapat hidup di berbagai

tempat, tahan naungan, respon terhadap pemupukan serta menghendaki tingkat

kesuburan tanah yang tinggi (Syarifuddin, 2006).

2

Saat ini budidaya penanaman rumput unggul telah dikembangkan, tetapi

produktivitasnya masih rendah, salah satu penyebabnya adalah lokasi penanaman

hijauan pakan ternak diarahkan pada pemanfaatan lahan marginal dan dibiarkan

tumbuh dengan sendirinya tanpa ada kontrol yang memadai, sehingga

berpengaruh terhadap produktivitas dari tanaman itu sendiri. Agar hijauan dapat

tumbuh dengan baik, maka di perlukan pemupukan untuk meningkatkan produksi

dan kualitas hijauan.

Salah satu jenis pupuk yang bisa di berikan pada tanaman pakan untuk

menunjang produktivitasnya adalah pupuk mikoriza. Pupuk mikoriza merupakan

suatu bentuk simbiosis mutualisme antara jamur dengan perakaran tumbuhan

tingkat tinggi, cendawa memperoleh karbohidrat dari tanaman inangnya,

sedangkan inangnya dapat mengabsorbsi unsur hara yang lebih banyak

sebelumnya tidak tersedia. Pupuk mikoriza dapat : a) memperbaiki nutrisi

tanaman, b) resistensi terhadap kekeringan, c) resistensi terhadap patogen tular

akar tanaman lain, d) resistensi terhadap logam berat, e) bersifat bersinergi

dengan mikroba lain, f) berperankatif dalam siklus nutrisi dan g) meningkatkan

stabilitas ekosistem (Anas dan Santoso, 1992 serta Husin, 2002).

Efektivitas pupuk mikorisa terhadap tanaman pangan, pakan dan

perkebunan telah banyak dilakukan penelitian dan mampu meningkatkan

pertumbuham dan perkembangan tanaman. Peto dkk. (2003) melaporkan bahwa

pemakaian pupuk mikoriza untuk tanaman rumput potongan dapat meningkatkan

pertumbuhan, produksi, dan kandungan nutrisi dari pada tanaman yang di tanam.

Untuk mengetahui pengaruh pupuk mikoriza terhadap nilai nutrisi khususnya

3

kandungan selulosa dan hemiselulosa, maka dilakukan penelitian penggunaan

pupuk mikoriza terhadap kandungan nutrisi rumput gajah mini (Pennisetum

purpureum cv. Mott) dan rumput benggala (Panicum maximum).

Rumusan Masalah

Rumput gajah mini (Penissetum purpereum cv. Mott) dan rumput

benggala (Panicum maximum) merupakan tanaman pakan yang tergolong hijauan

unggul dan banyak di budidayakan oleh para peternak untuk ketersediaan hijauan

pakan serta sangat di sukai oleh ternak. Namun untuk memperoleh produksi dan

nilai nutrisi yang tinggi, rumput ini membutuhkan pemupukan yang tinggi pula.

Disisi lain harga pupuk (an-organik) semakin mahal dan sering tidak di temukan

di pasaran pada saat dibutuhkan

Hipotesis

Diduga dengan pemberian pupuk mikoriza terhadap penanaman rumput

gajah mini dan rumput benggala akan menurunkan kandungan selulosa dan

hemiselulosa.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian

pupuk mikoriza tehadap kandungan selulosa dan hemiselulosa dari rumput gajah

mini dan rumput benggala.

4

Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada

peternak tentang pengaruh pemberian pupuk mikoriza terhadap kandungan nutrisi

dari rumput gajah mini dan rumput benggala agar ketersediaan pakan yang

berkualitas bisa di penuhi.

5

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott)

Rumput gajah mini merupakan keluarga rumput-rumputan (graminae)

yang telah dikenal manfaatnya sebagai pakan ternak ruminansia yang alamiah di

Asia Tenggara. Rumput ini biasanya dipanen dengan cara membabat seluruh

pohonnya lalu diberikan langsung (cut and carry) sebagai pakan hijauan untuk

kerbau dan sapi, atau dapat juga dijadikan persediaan pakan melalui proses

pengawetan pakan hijauan dengan cara silase dan hay. Rumput gajah mini

merupakan tanaman hijauan pakan ternak di Indonesia (Lesman, 2005).

Rumput gajah mini merupakan jenis rumput unggul yang mempunyai

produktivitas dan kandungan zat gizi yang cukup tinggi serta memiliki

palatabilitas yang tinggi bagi ternak ruminansia. Tanaman ini merupakan salah

satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput ini

dapat hidup di berbagai tempat, tahan lindungan, respon terhadap pemupukan,

serta menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Rumput gajah mini

tumbuh merumpun dengan perakaran serabut yang kompak, dan terus

menghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur (Syarifuddin, 2006).

Rumput ini secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak,

berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat

mencapai 2-3 m, dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan

terdiri sampai 20 ruas/buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun

hingga 1 m, pelepah daun gundul hingga berbulu pendek, helai daun bergaris

dengan dasar yang lebar, dan ujungnya runcing (Herdiyansyah, 2005).

6

Nilai pakan rumput gajah dipengaruhi oleh perbandingan jumlah daun

terhadap batang dan umurnya. Kandungan nitrogen dari hasil panen yang

diadakan secara teratur berkisar antara 2-4% Protein Kasar (CP; Crude Protein)

selalu diatas 7% untuk varietas Taiwan, semakin tua CP semakin menurun). Pada

daun muda nilai ketercernaan (TDN) diperkirakan mencapai 70%, tetapi angka ini

menurun cukup drastis pada usia tua hingga 55%. Batang-batangnya kurang

begitu disukai ternak (karena keras) kecuali yang masih muda dan mengandung

cukup banyak air. Rumput ini secara umum merupakan tanaman tahunan yang

berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi

batang dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai 6-7 meter), dengan diameter

batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas / buku. Tumbuh

berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter. Pelepah daun gundul

hingga berbulu pendek, helai daun bergaris dengan dasar yang lebar, ujungnya

runcing (Lesman, 2005).

Gambaran Umum Rumput Benggala (Panicum maximum)

Rumput benggala berasal dari Afrika tropik dan subtropik. Rumput ini

berdaun lebat, tinggi bervariasi menurut varietasnya, parenial, berkembang

dengan potongan-potongan bulu akar dan tunas (Reksohadiprodjo, 1985).

Rumput benggala (Panicum maximum) merupakan rumput yang

diintroduksikan ke berbagai negara di dunia (Reed,1976). Rumput ini selain

sebagai tanaman padang pengembalaan dapat juga dijadikan bahan pakan ternak

berupa hay dan silase. Pada saat ini koleksi rumput benggala yang ada di Balitnak

7

berjumlah 8 kultivar. Tanaman tersebut merupakan sumber gen yang perlu

diidentifikasi melalui karakterisasi dan evaluasi untuk mengetahui sifat-sifat

kualitatif dan kuantitatif sehingga mempermudah pemilihan tetua persilangan

(Gotoh dan Chang, 1979 serta Hawkes, 1981).

Gambaran Umum Pupuk Mikoriza

Mikoriza adalah salah satu jenis pupuk hayati yang berperanan terhadap

peningkatan kesehatan tanah, ramah lingkungan dan mampu meningkatkan status

hara tanah. Bagi tanaman inang, adanya asosiasi ini dapat memberikan manfaat

yang sangat besar bagi pertumbuhannya, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Secara tidak langsung, mikoriza berperan dalam perbaikan struktur

tanah, meningkatkan kelarutan hara dan proses pelapukan bahan induk.

Sedangkan secara langsung, mikoriza dapat meningkatkan serapan air, hara dan

melindungi tanaman dari patogen akar dan unsur toksik, meningkatkan ketahanan

tanaman terhadap kekeringan dan kelembaban yang ekstrem (Nuhamara, 1994)

Pupuk hayati mikoriza mampu meningkatkan penyerapan unsur hara

terutama fosfat dan beberapa unsur hara makro dan mikro, seperti Cu dan Zn.

Dengan demikian mikoriza mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman karena

status nutrisi tanaman dapat ditingkatkan dan diperbaiki, terutama untuk daerah

yang bermasalah, tanah-tanah marginal (Killham, 1994).

Pupuk mikoriza mampu meningkatkan ketahanan terhadap serangan

patogen akar, misalnya dengan menghasilkan selubung akar, dapat meningkatkan

8

resistensi terhadap kekeringan, terutama pada daerah yang kurang hujan.

(Killham, 1994)

Kandungan Selulosa dan Hemiselulosa Pada Hijauan Pakan

Selulosa

Selulosa adalah senyawa penyusun tanaman yang terdapat pada struktur

sel. Kadar selulosa dan hemiselulosa pada tanaman pakan yang muda mencapai

40% dari bahan kering. Bila hijauan makin tua proporsi selulosa dan hemiselulosa

makin bertambah (Tillman, dkk 1998).

Selulosa merupakan suatu polisakarida yang mempunyai formula umum

seperti pati (C6H1005)n. Sebagain besar selulosa terdapat pada dinding sel dan

bagian-bagian berkayu dari tumbuhan. Selulosa dapat dicerna oleh ternak

ruminansia dan non-ruminansia herbivora yang mempunyai mikroba pencerna

selulosa dalam sekumnya. Ternak ruminansia mempunyai mikroba pencerna

selulosa didalam rumen-retikulumnya sehingga selulosa dapat dimanfaatkan

dengan baik (Anggorodi, 1994).

Selulosa merupakan substansi yang tidak larut dalam air yang terdapat di

dalam dinding sel tanaman terutama dari bagian batang, tangkai dan semua

bagian yang mengandung kayu. Selulosa merupakan homopolisakarida yang

mempunyai molekul-molekul yang berbentuk linear, tidak bercabang serta

tersusun atas 10.000 sampai 15.000 unit glukosa yang dihubungkan dengan

ikatan β-1,4 glikosidik (Nelson dan Michael, 2000). Polisakarida (selulosa

maupun hemiselulosa) agar dapat digunakan sebagai sumber energi harus

9

dirombak terlebih dahulu menjadi senyawa sederhana. Selulosa sebagai fraksi

serat kasar akan didegradasi oleh bakteri selulolitik

Smith dan Aidoo (1988), menyatakan bahwa selulosa terdapat hamper di

semua material berkayu. Kandungan selulosa dalam bahan berkayu ini dapat

mencapai 30-45% bahkan dapat mencapai 70-90% pada kapas. Kandungan

selulosa tersebut bervariasi tergantung dari jenis dan bagian tanaman tersebut.

Pemecahan selulosa merupakan pemecahan polimer anhidrosa menjadi

molekul yang lebih kecil. Melalui hidrolisis tersebut dihasilkan oligosakarida,

trisakarida dan disakarida seperti selotriosa, selobiosa serta monomer-monomer

glukosa atau pemecahan lainnya (alkohol, aldiehid, asam-asam dan keton) dan

pada akhirnya menghasilkan CO2 dan air (Hardjo et al. 1989).

Hemiselulosa

Morrison (1986) berpendapat bahwa hemiselulosa lebih erat terikat

dengan lignin dibandingkan dengan selulosa, sehingga selulosa lebih mudah

dicerna dibandingkan dengan hemiselulosa. Jung (1989) melaporkan bahwa

perubahan kecernaan selulosa dan hemiselulosa diakibatkan oleh keberadaan

lignin yang berubah-ubah. Dikatakan pula bahwa kandungan lignin pada rumput

lebih tinggi dibandingkan dengan legum.

Hemiselulosa rantainya pendek dibandingkan selulosa dan merupakan

polimer campuran dari berbagai senyawa gula, seperti xilosa, arabinosa, dan

galaktosa. Selulosa alami umumnya kuat dan tidak mudah dihidrolisis karena

10

rantai glukosanya dilapisi oleh hemiselulosa dan di dalam jaringan kayu selulosa

terbenam dalam lignin membentuk bahan yang kita kenal sebagai lignoselulosa.

Casey (1960) menyatakan bahwa hemiselulosa bersifat non-kristalin dan

tidak bersifat serat, mudah mengembang oleh karena itu hemiselulosa sangat

berpengaruh terhadap terbentuknya jalinan antara serat pada saat pembentukan

lembaran, mudah larut dalam pelarut alkali dan mudah dihidrolisis dengan asam.

Hemiselulosa merupakan suatu polisakarida yang terdapat dalam tanaman dan

tergolong senyawa organik.

Hemiselulosa berfungsi sebagai pendukung dinding sel dan berlaku

sebagai perekat antar sel tunggal yang terdapat didalam batang pisang dan

tanaman lainnya. Hemiselulosa memiliki sifat non-kristalin dan bukan serat,

mudah mengembang, larut dalam air, sangat hidrofolik, serta mudah larut dalam

alkali. Kandungan hemiselulosa yang tinggi memberikan kontribusi pada ikatan

antar serat, karena hemiselulosa bertindak sebagai perekat dalam setiap serat

tunggal. Pada saat proses pemasakan berlangsung, hemiselulosa akan melunak,

dan pada saat hemiselulosa melunak, serat yang sudah terpisah akan lebih mudah

menjadi berserabut (Indrainy, 2005).

Perbedaan hemiselulosa dengan selulosa yaitu hemiselulosa mudah larut

dalam alkali tetapi sukar larut dalam asam, sedangkan selulosa sebaliknya.

Hemiselulosa bukan merupakan serat panjang seperti selulosa. Hasil hidrolisis

selulosa akan menghasilkan D-glukosa, sedangkan hasil hidrolisis hemiselulosa

akan menghasilkan D-xilosa dan monosakarida lainnya (Winarno, 1984).

11

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2014. Penelitian

dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama aplikasi pupuk mikoriza terhadap

rumput gajah mini dan rumput benggala dilaksanakan di kebun rumput. Fakultas

Peternakan. Universitas Hasanuddin Makassar dan tahap kedua analisis

kandungan selulosa dan hemiselulosa bertempat di Laboratorium Kimia

Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah timbangan, parang,

Cangkul, oven, tabung reaksi, sekop, ember plastik dan ayakan.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Pupuk mikoriza,

pols rumput gajah mini dan pols rumput benggala.

Rancangan Percobaan

Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan

6 perlakuan dan 4 ulangan sehingga terdapat 24 unit penelitian

1. R1P0= Rumput Benggala Tanpa Pupuk Mikoriza

2. R1P1= Rumput Benggala Dengan Pupuk Mikoriza 2,5 Gram

3. R1P2= Rumput Benggala Dengan Pupuk Mikoriza 5 Gram

4. R2P0= Rumput Gajah Mini Tanpa Pupuk Mikoriza

5. R2P1= Rumput Gajah Mini Dengan Pupuk Mikoriza 2,5 Gram

6. R2P2= Rumput Gajah Mini Dengan Pupuk Mikoriza 5 Gram

12

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pot plastik berukuran diameter atas 24 cm,

diameter bawah 10 cm, dan tinggi 20 cm. Bahan penanaman yang digunakan

pada penelitian adalah pols rumput gajah mini dan rumput benggala. Sebelum

penanaman kedua jenis rumput tersebut terlebih dahulu tanah diayak dan di

bersihkan dari sisa-sisa tanaman dari batu-batuan yang bercampur dengan tanah.

Tanah yang telah bersih selanjutnya dimasukkan kedalam pot-pot yang telah

disiapkan. Setelah semua pot terisi tanah selanjutnya dilakukan penanaman dan

penyiraman dengan jumlah air yang sama pada setiap pot perlakuan. Penempatan

pot dilakukan dengan jarak antar pot 30 cm. Pemberian pupuk mikoriza dilakukan

setelah tanaman berumur 2 minggu (akar mulai tumbuh).

Pupuk mikoriza ditaburkan pada masing-masing akar tanaman dengan

cara menggali tanah yang ada disekitar batang rumput gajah mini dan rumput

benggala sampai akar tanaman kelihatan. Setelah pemberian pupuk mikoriza

selesai selanjutnya ditimbun kembali dan siram. Penyeragaman atau streaming

dilakukan 15 hari setelah pemupukan. Pemanenan/pemotongan dilakukan setelah

tanaman berumur 60 hari dari streaming. Tanaman yang telah di panen

dimasukkan dalam oven dengan suhu/temperatur 65-70oc. Setelah kering

selanjutnya diambil sampel untuk dianalisis kandungan selulosa dan hemiselulosa

pada masing-masing perlakuan.

13

Parameter yang diukur

Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah selulosa dan

chemiselulosa rumput gajah mini dan rumput benggala. Untuk mengetahui

kandungan selulosa dan hemiselulosa terlebih dahulu ditentukan kadar ADF dan

NDF (Van Soest, 1985).

Penentuann Kadar Acid Detergent Fiber (ADF)

1. Sampel sebanyak 0,5 gram (a gram) dimasukkan ke dalam gelas

pialakemudian dtambahkan 50 ml larutan ADS dan 2 ml decalin.Dipanaskan

selama 1 jam diatas penangas air.

2. Penyaringan di lakukan dengan bantuan pompa vakum, juga

denganmenggunakan penyaring kaca masir yang sudah di timbang sebagai

bgram, Pencucian di lakukan dengan menggunakan hexan, acetonedan air

panas.

3. Dilakukan pengeringan dengan memasukkan hasil penyaringantersebut dalam

oven, setelah dimasukkan lagi di dalam desikator untukmelakukan

pendinginan dan ditimbang sebagai c gram.

c - b

%ADF = --------- x 100

a

Penentuan Neutral Detergent Fiber (NDF)

1. Sampel sebanyak 0,5 gram (a gram) di masukkan ke dalam gelaspiala

berukuran 500 ml, serta di tambahkan dengan 50 ml larutan NDS dan 0,5

gram Na2SO3, Dipanaskan selama 1 jam.

14

2. Menimbang kaca masir sebagai b gram.

3. Melakukan penyaringan dengan bantuan pompa vakum dibilas dengan air

panas dan acetone.

4. Hasil penyaringan tersebut dikeringkan dalam oven 105°C setelah itu di

masukkan lagi dalam eksikator selama 1 jam, kemudian di lakukan

penimbangan akhir sebagai c gram.

a - b

%NDF = ---------- x 100

a

Rumus yang digunkan sebagai berikut:

% Hemisellulosa = %NDF - % ADF

% Selulosa

1. Residu ADF (c gram) yang berada di dalam kaca masir diletakkan diatas

nampan yang berisi air setinggi kira-kira 1 cm.

2. Ditambahkan H2S04 72% setinggi .bagian gelas kaca masir dan di biarkan

selama 3 jam sambil diaduk-aduk.

3. Penyaringan dilakukan dengan bantuan pompa vakum sertapencucian juga

dilakukan seperti analisis sebelumnya.

4. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven 105°C danselanjutnya

dilakukan pendinginan dengan desikator dan ditimbangsebagai berat akhir,

yaitu e gram.

c - e

% Selulosa = -------------- x 100

a

15

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan program SPSS versi 16. Penelitian

ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 6 perlakuan dan 4 ulangan.

Rumus matematikanya sebagai berikut :

Yij = µ + τi + Ɛij

Keterangan : Yij = Nilai Pengamatan dengan ulangan ke-j

µ = Rata - rata umum (nilai tengah pengamatan)

τi = Pengaruh Perlakuan ke- i ( i = 1, 2, 3, 4,5,6)

Ɛij = Galat percobaan dari perlakuan ke-i pada perlakuan

ke –j (j = 1, 2, 3, 4)

16

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan Selulosa Rumput Benggala dan Rumput Gajah Mini yang

Diberikan Pupuk Mikoriza pada Berbagai Level

Rataan nilai kandungan selulosa rumput benggala dan rumput gajah mini

yang diberikan pupuk mikoriza pada berbagai level dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Rataan Selulosa Rumput benggala dan rumput gajah mini berdasarkan

perlakuan

Pupuk Mikoriza

(g)

Jenis Rumput Rata-Rata

Rumput Gajah Mini Rumput Benggala

%

P1 (Kontrol) 35,72 43,60 79,32

P2 (2,5 ) 33,91 42,13 76,04

P3 (5 ) 34,60 45,60 80,20

Rata-Rata 34,74 43,78 78,52

Hasil analisis ragam memeperlihatkan bahwa pemberian pupuk mikoriza

tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap rataan kandungan selulosa antara

antara ketiga level pemupukan yang berbeda, tapi untuk kandungan selulosa pada

jenis rumput memiliki perbedaan nyata (P<0,05).

Perbedaan kandungan selulosa rumpu gajah dan rumput benggala bukan

disebabkan oleh penambahan pupuk mikoriza melainkan karena jenis rumputnya

menempatkan rumput benggala memiliki kandungan selulosa tertinggi. Selulosa

merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman. Kandungan

selulosa pada dinding sel tanaman tingkat tinggi sekitar 35-50% dari berat kering

tanaman (Lynd et al. 2002). Tidak adanya perbedaan kandungan selulosa rumput

yang diberi pupuk kemungkinan disebabkan oleh perakaran dari kedua jenis

rumput, seperti yang dijelaskan oleh (Khalidin, 2012) rumput gajah memiliki

17

akar-akar yang halus sehingga untuk tidak terlalu tergantung dengan keberadaan

fungi mikoriza arbuskular, ketergantungan terhadap asosiasi fungi mikoriza

arbuskular ini berkolerasi negatif dengan kerapatan akar halus atau bulu-bulu

akar, makin sedikit jumlah akar maka tanaman semakin tergantung pada

mikoriza. Perinsip kerja mikoriza pada akar tanaman.Mikoriza merupakan bentuk

simbiosis mutualisme antara jamur dan sistem akar tanaman tingkat tinggi.

Prinsip kerja mikoriza adalah menginfeksi sistem perakaran tanaman inang,

memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang mengandung

mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas dalam penyerapan hara

(Rungkat, 2009).

Menurut Aldeman et al. (2006) infeksi mikoriza dapat meningkatkan

pertumbuhan tanaman dan kemampuannya memanfaatkan nutrisi yang ada dalam

tanah, terutama unsur P, Ca, N, Cu, Mn, K, dan Mg. Kolonisasi mikoriza pada

akar tanaman dapat memperluas bidang serapan akar dengan adanya hifa

eksternal yang tumbuh dan berkembang melalui bulu akar (Mosse, 2001).

Dijelaskan pula oleh (Simanungkalit, 1986). Tanaman-tanaman yang

ketergantungannya besar terhadap fungi mikoriza arbuskular memiliki akar yang

besar atau memiliki rambut akar yang terbatas.

18

Kandungan Hemiselulosa Rumput Benggala dan Rumput Gajah Mini yang

Diberikan Pupuk Mikoriza pada Berbagai Level

Rataan nilai kandungan hemiselulosa rumput benggala dan rumput gajah mini

yang diberikan pupuk mikoriza pada berbagai level dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Rataan Hemiselulosa Rumput benggala dan rumput gajah mini

berdasarkan perlakuan

Pupuk Mikoriza

(g)

Jenis Rumput

Rata-Rata Rumput Gajah Mini Rumput Benggala

%

P1 (Kontrol) 29,57 23,81 53,38

P2 (2,5) 30,31 26,22 56,53

P3 (5) 33,55 25,65 59,20

Rata-Rata 31,14 25,23 56,37

Hasil analisis ragam memeperlihatkan bahwa pemberian pupuk mikoriza

tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap rataan kandungan hemiselulosa antara

antara ketiga level pemupukan yang berbeda, tapi untuk kandungan hemiselulosa

pada jenis rumput memiliki perbedaan nyata (P<0,05).

Pada perlakuan pemupukan tidak memperlihatkan pengaruh yang nyata,

kandungan hemiselulosa berbeda karena jenis rumput yang digunakan.

Kandungan hemiselulosa tergantung dari kadar selulosa rumput. Hal ini karena

selulosa dan hemiselulosa saling berikatanan pada dinding tanaman. Seperti yang

dijelaskan oleh (Suparjo, 2010), bahwa hemiselulosa mengikat lembaran serat

selulosa membentuk mikrofibril yang meningkatkan stabilitas dinding sel.

Hemiselulosa juga berikatan silang dengan lignin membentuk jaringan kompleks

dan memberikan struktur yang kuat. Kadar selulosa dan hemiselulosa pada

tanaman pakan yang muda mencapai 40% dari bahan kering. Bila hijauan makin

tua proporsi selulosa dan hemiselulosa makin bertambah (Tillman, dkk. 1998).

19

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Karti, 2004) melaporkan bahwa

pengaruh kadar air tanah dan cendawan mikoriza arbuskula berbeda nyata untuk

bahan kering tajuk, sedangkan interaksinya tidak berbeda nyata. Sehingga dalam

pemakaian beberapa level pupuk mikoriza dengan hubungannya kedua jenis

rumput tidak mempengaruhi peningkatan kadar hemiselulosa rumput.

Walaupun pemberian pupuk tidak mempengaruhi kandungan nutrisi

rumput, baik rumput gajah mini maupun benggala memiliki kandungan gizi yang

baik pada ternak. Seperti yang dijelaskan oleh (Syarifuddin, 2006), Rumput gajah

mini merupakan jenis rumput unggul yang mempunyai produktivitas dan

kandungan zat gizi yang cukup tinggi serta memiliki palatabilitas yang tinggi bagi

ternak ruminansia. Tanaman ini merupakan salah satu jenis hijauan pakan ternak

yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput ini dapat hidup di berbagai tempat,

tahan lindungan, respon terhadap pemupukan, serta menghendaki tingkat

kesuburan tanah yang tinggi.

20

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk

mikoriza tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kandungan selulosa dan

hemiselulosa antara antara ketiga level pemupukan yang berbeda, tapi untuk jenis

rumput memiliki perbedaan nyata (P<0,05).

Saran

Dari hasil yang diperoleh, disarankan untuk melakukan penelitian lebih

lanjut menggunakan pupuk mikoriza dengan pencampuran pupuk lain.

21

DAFTAR PUSTAKA

Anas, I. dan D. A. Santoso.1992. Mikoriza Vasikular Arbuskular dalam S,

Harram dan N. Ansori. Bioteknologi Pertanian II. Pusat Antar

Universitas Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Anggorodi. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia Pustaka

Utama.Jakarta.

Aldeman, J. M., and J. B. Morton. 2006. Infectivity of Vesicular Arbuscular

Mychorrizal Fungi Influence Host Soil Diluent Combination on MPN

Estimates and Percentage Colonization. Soil Biolchen Journal. 8(1) :

77-83.

Casey, J. P. 1960. Pulp and Paper: chemistry and chemical technology. 3th ed.

Vol I. Jhon Willey and sons. New York.

Gasperz, V. 1991.Metode Rancangan Percobaan untuk ilmu-ilmu pertanian, ilmu-

ilmu teknik, biologi. Cv. Armico. Bandung.

Gotoh, K. dan T. Chang, 1979 . Crop adaptation .In . J. Sneep and A.J .T.

Hendriksen : Plant Breeding Pespectives.Centr . For Agr.Pub .and

Doc. Wagenninggen, pp 234-261.

Hardjo, S.N, Indrastuti dan T. Barbacut. 1989. Biokonversi: Pemanfaatan Limbah

Industri Pertanian. PAU Pangan dan Gizi IPB, Bogor.

Hawkes, J.G. 1981 . Germplasm collection, preservation and use..In K.J

.Frey.Plant Breeding II. Lowa State Univ. Armes. Pp 57-84.

Herdiyansyah, D. 2005. Rumput Gajah.http.hear.org/pier/species/pennisetum

purpureum.html.(Diakses pada tanggal 12 Maret 2014)

Indrainy.2005. Hemiselulosa. http://ahli-biologi.blogspot.com/2012/10/hemi

selulosa-senyawa-penyusun-dinding.html (Diakses pada tanggal 12

Maret 2014)

Jung, H.G. 1989. Forage Lignins and Their Effects on Feed Digestibility.Agron.

J. 81.33–38.Doyle, P.T., C. Devendra and G.R. Pearce. 1986. Rice

straw as feed for ruminants. IDP. Canbera

Killham, K, 1994. Soil ecology.Cambridge University Press.

22

Karti, P. D. M. H. 2004. Pengaruh pemberian cendawan mikoriza arbuskula

terhadap pertumbuhan dan produksi rumput Setaria splendida stapf

yang mengalami cekaman kekeringan. Media Peternakan 27: 63-68.

Khalidin dkk, 2012.Pengaruh Fma dan Pupuk Kandang Terhadap Produksi

dan Kualitas Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum Schum). Jurnal

Manajemen Sumberdaya Lahan. Volume 1, Nomor 2, Desember

2012: hal. 179-183

Lesman, 2005. Pemanfaatan Rumput Gajah Sebagai Pakan Ternak Ruminansia.

http://manglayang.blogspot.com. (Diakses pada tanggal 12 Maret

2014)

Morrison, F.B. 1986. Feed and Feeding..21th Ed. The Iowa StateUniversity Press,

Iowa.

Mosse, B. 2001.Vesicular-arbuscular Mycorrhizal Research for Tropical. Journal

Agriculture. Res. Bull. 82p.

Nelson, D.C and M.C. Michael.2000. Lehninger Principle of Biochemistry.3rd

Ed. Worth Publishers, New York.

Nuhamara, S.T., 1994. Peranan mikoriza untuk reklamasi lahan kritis. Program

Pelatihan Biologi dan Bioteknologi Mikoriza

Reed, C.F .1976 . Information Summaries on 1000 Economic Plants . Typescripts

submitted to the USDA.

Reksohadiprojo. S. 1985 .Produksi Biji Rumput dan Legum Makanan Temak

Tropik .Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Rungkat, J. A. 2009. Peranan MVA dalam meningkatkan pertumbuhan dan

produksi tanaman. Jurnal FORMAS 4 : 270-276.

Smith, J.E. and K.E. Aidoo. 1988. Growth of Fungi on Solid Substrates

inPhysiology of Industrial Fungi. Blackwell Scientific Publ, Oxford.

Simanungkalit, R. D. M. 2006. Cendawan mikoriza arbuskular. Dalam R. D. M.

Simanungkalit, D. A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini, &W.

Hartatik (Eds). Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Pertanian. Bogor.

23

Syarifuddin, NA. 2006. Nilai Gizi Rumput Gajah Sebelum dan Setelah Enzilase

Pada Berbagai Umur Pemotongan. Produksi Ternak, Fakultas

Pertanian UNLAM. Lampung.

Suparjo, 2010.2010. Analisa bahan pakan secara kimiawi : analisa proksimat dan

Analisa Seart at Available at.

http://jajo66.files.wordpress.co/2010/10/analisa kimiawi 2010/[3 Januari

2015].

Van Soest, P. J. 1985. Defenition Of Fibre In Animal feeds. In Cole. D. J. A and

W. Haresign (ed). Recent Advance In Animal Nutrition. Butterworth.

London

Winarno, F.G., 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

24

25

Lampiran 1. Hasil analisis statistic menggunakan master spss versi 16

MEANS TABLES=selulosa BY jenis_rumput pemupukan

/CELLS MEAN COUNT STDDEV.

Means

[DataSet1] C:\Users\USER\Documents\Untitled1_1.sav

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

selulosa * jenis_rumput 24 100,0% 0 0,0% 24 100,0%

selulosa * pemupukan 24 100,0% 0 0,0% 24 100,0%

selulosa * jenis_rumput

Selulosa

jenis_rumput Mean N Std. Deviation

Rumput_benggala 43,7783 12 1,89354

Rumput_gajah 34,7417 12 2,67909

Total 39,2600 24 5,14300

selulosa * pemupukan

Selulosa

pemupukan Mean N Std. Deviation

P0 39,6600 8 4,48528

P1 38,0200 8 4,94611

P2 40,1000 8 6,29130

Total 39,2600 24 5,14300

MEANS TABLES=hemiselulosa BY jenis_rumput pemupukan

/CELLS MEAN COUNT STDDEV.

26

Means

[DataSet1] C:\Users\USER\Documents\Untitled1_1.sav

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

hemiselulosa * jenis_rumput 24 100,0% 0 0,0% 24 100,0%

hemiselulosa * pemupukan 24 100,0% 0 0,0% 24 100,0%

hemiselulosa * jenis_rumput

Hemiselulosa

jenis_rumput Mean N Std. Deviation

Rumput_benggala 25,2258 12 4,00957

Rumput_gajah 31,1408 12 5,24459

Total 28,1833 24 5,47456

hemiselulosa * pemupukan

Hemiselulosa

pemupukan Mean N Std. Deviation

P0 26,6863 8 3,98746

P1 28,2663 8 6,19563

P2 29,5975 8 6,27178

Total 28,1833 24 5,47456

UNIANOVA selulosa BY jenis_rumput pemupukan

/METHOD=SSTYPE(3)

/INTERCEPT=INCLUDE

/POSTHOC=jenis_rumput pemupukan(LSD)

/CRITERIA=ALPHA(0.05)

/DESIGN=jenis_rumput pemupukan jenis_rumput*pemupukan.

27

Univariate Analysis of Variance

[DataSet1] C:\Users\USER\Documents\Untitled1_1.sav

Warnings

Post hoc tests are not performed for jenis_rumput because there are

fewer than three groups.

Between-Subjects Factors

Value Label N

jenis_rumput 1

Rumput_benggal

a 12

2 Rumput_gajah 12

pemupukan

1 P0 8

2 P1 8

3 P2 8

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: selulosa

Source Type III Sum

of Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 520,873a 5 104,175 21,433 ,000

Intercept 36992,342 1 36992,342 7610,923 ,000

jenis_rumput 489,968 1 489,968 100,808 ,000

pemupukan 19,226 2 9,613 1,978 ,167

jenis_rumput * pemupukan 11,680 2 5,840 1,202 ,324

Error 87,488 18 4,860

Total 37600,703 24

Corrected Total 608,361 23

a. R Squared = ,856 (Adjusted R Squared = ,816)

28

Post Hoc Tests pemupukan

Multiple Comparisons

Dependent Variable: selulosa

LSD

(I) pemupukan (J) pemupukan Mean

Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

P0 P1 1,6400 1,10232 ,154 -,6759 3,9559

P2 -,4400 1,10232 ,694 -2,7559 1,8759

P1 P0 -1,6400 1,10232 ,154 -3,9559 ,6759

P2 -2,0800 1,10232 ,075 -4,3959 ,2359

P2 P0 ,4400 1,10232 ,694 -1,8759 2,7559

P1 2,0800 1,10232 ,075 -,2359 4,3959

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 4,860.

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: hemiselulosa

Source Type III Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

Corrected Model 258,474a 5 51,695 2,160 ,105

Intercept 19063,207 1 19063,207 796,410 ,000

jenis_rumput 209,923 1 209,923 8,770 ,008

pemupukan 33,984 2 16,992 ,710 ,505

jenis_rumput * pemupukan 14,567 2 7,283 ,304 ,741

Error 430,856 18 23,936

Total 19752,536 24

Corrected Total 689,330 23

a. R Squared = ,375 (Adjusted R Squared = ,201)

29

Post Hoc Tests Pemupukan

Multiple Comparisons

Dependent Variable: hemiselulosa

LSD

(I) pemupukan (J) pemupukan Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error

Sig. 95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

P0 P1 -1,5800 2,44624 ,527 -6,7194 3,5594

P2 -2,9112 2,44624 ,249 -8,0506 2,2281

P1 P0 1,5800 2,44624 ,527 -3,5594 6,7194

P2 -1,3313 2,44624 ,593 -6,4706 3,8081

P2 P0 2,9112 2,44624 ,249 -2,2281 8,0506

P1 1,3313 2,44624 ,593 -3,8081 6,4706

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 23,936.

30

Lampiran 2. Tanaman Rumput Benggala dan Gajah Mini Yang Akan Melalui

Proses Penelitian Lebih Lanjut di Kebun Rumput Fakultas Peternak Universitas

Hasanuddin

31

32

Gambar Sampel Rumput Benggal (Pannicum Maximum)

Gambar Sampel Rumput Gajah Mini (Pannisetum Purpureum cv. Mott)

33

Penghitungan Jumlah Ruas Batang

Pengukuran Panjang Daun

34

Pengukuran Tinggi Batang

35

Pengukuran Luas Daun

Proses Pemotongan dan Pengemasan Untuk Pengeringan Rumput di Oven

36

Lampiran 3. Kegiatan di Laboratorium Kimia Makanan Ternak

Pendinginan Sampel Yamg Telah di Oven

Penimbangan Sampel Rumput Benggala dan Gajah Mini

37

(pengambilan data hasil timbangan)