pengaruh penerapan desain pembelajaran …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi...

38
i PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN ANIMALIA DENGAN MODEL EXPERIENTIAL JELAJAH ALAM SEKITAR DI SMA Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi oleh Aulia Zulfatu Nisa 4401412060 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: lykien

Post on 03-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

i

PENGARUH PENERAPAN

DESAIN PEMBELAJARAN ANIMALIA

DENGAN MODEL EXPERIENTIAL

JELAJAH ALAM SEKITAR DI SMA

Skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

oleh

Aulia Zulfatu Nisa

4401412060

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

ii

Page 3: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

iii

Page 4: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

iv

MOTTO

“Man Jadda Wajada”

-Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti berhasil-

“Saajtahidu Fauqa Mustawa Al Akhar”

-Berusahalah dengan usaha di atas rata-rata orang lain-

“Man Shabara Zhafira”

-Siapa yang bersabar akan beruntung-

“Andaikan sabar dan syukur adalah dua tunggangan,

aku jadi tak peduli mana yang harus kukendarai”

-Umar ibn Al Khathab-

PERSEMBAHAN

Untuk:

Bapak dan Ibu tercinta (Bapak Suharjo dan Ibu Dariyah)

Kakak-Adikku tersayang (Mas Salafudin, Imam, Ghufron, dan Hasim)

Teman-teman Jurusan Biologi angkatan 2012 khususnya rombel 3 “ROTI

GEPENG”

Teman-teman Kos Full Color

Almamaterku Jurusan Biologi FMIPA Unnes

Page 5: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,

serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Penerapan Desain Pembelajaran Animalia dengan Model Experiential

Jelajah Alam Sekitar di SMA” dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan, bimbingan, dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan

kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk

menyelesaikan studi strata I Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin

penelitian.

3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan kemudahan administrasi dalam melaksanakan penelitian.

4. Ibu Dr. Siti Alimah, M.Pd. dan Dr. Aditya Marianti, M.Si. selaku dosen

pembimbing I dan II yang telah sabar dalam memberikan bimbingan, arahan,

dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

5. Bapak Drs. Nugroho Edi Kartijono, M.Si. selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan masukan yang sangat bermanfaat untuk penyempurnaan

skripsi.

6. Bapak/Ibu dosen Jurusan Biologi yang telah memberikan bekal ilmu kepada

penulis selama studi di Unnes.

7. Kepala SMA Negeri 1 Ungaran beserta jajarannya yang telah memberikan izin

bagi penulis untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Ungaran.

8. Bapak Abdul Mufid, S.Pd. selaku guru pengampu mata pelajaran Biologi yang

telah membimbing dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Ungaran.

9. Siswa-siswi kelas X MIPA 6 dan X MIPA 7 SMA Negeri 1 Ungaran tahun

pelajaran 2015/2016 yang telah bersedia membantu dalam keterlaksanaan

penelitian.

Page 6: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

vi

10. Keluarga tercinta, Bapak Suharjo, Ibu Dariyah, kakakku M. Salapudin, Imam

Fauzi, Ahmad Ghufron, dan adikku Ahmad Hasim Muzadi yang selalu

memberikan do’a, dukungan, motivasi, nasehat, dan semangat bagi penulis.

11. Sahabat tercinta, Yulia, Irma, dan Aini yang selalu membersamai penulis.

12. Teman-teman Jurusan Biologi angkatan 2012 khususnya rombel 3 “ROTI

GEPENG” yang senantiasa berjuang bersama dan memberi dukungan kepada

penulis.

13. Teman-teman Kos Full Color yang telah menjadi sahabat dalam penyusunan

skripsi ini.

14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan masukkan dari berbagai pihak

selalu diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaannya. Penulis berharap

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca.

Semarang, 23 Agustus 2016

Penulis

Page 7: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

vii

ABSTRAK

Nisa, Aulia Z. 2016. Pengaruh Penerapan Desain Pembelajaran Animalia

dengan Model Experiential Jelajah Alam Sekitar di SMA. Skripsi, Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Dr. Siti Alimah, M.Pd., Dr. Aditya Marianti, M.Si.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi di SMA

Negeri 1 Ungaran menunjukkan bahwa pembelajaran animalia yang dilakukan

siswa cenderung mengamati gambar daripada objek nyata. Pembelajaran biologi

akan lebih baik jika siswa dapat berinteraksi langsung dengan objek nyata yang

ada di lingkungan sekitar siswa. Desain pembelajaran animalia dengan model

Experiential Jelajah Alam Sekitar (EJAS) memberikan pengalaman langsung

pada proses belajar siswa melalui proses investigasi dengan cara eksplorasi dan

berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari

lingkungan sekitar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penerapan desain pembelajaran animalia dengan model EJAS terhadap hasil

belajar dan aktivitas siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ungaran.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi

exsperimental design yang dirancang dengan pola posttest only control group

design. Populasi penelitian adalah siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ungaran

tahun pelajaran 2015/2016. Sampel diambil menggunakan teknik cluster random

sampling, kelas terpilih yaitu kelas X MIPA 6 sebagai kelas eksperimen dan kelas

X MIPA 7 sebagai kelas kontrol.

Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai posttest kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol. Rata-rata nilai posttest kelas eksperimen

(89,56) lebih tinggi daripada kelas kontrol (77,63), dengan ketuntasan klasikal

kelas eksperimen mencapai 92%. Selain itu, hasil analisis aktivitas siswa pada

kelas eksperimen menunjukkan 100% siswa aktif. Terhadap pembelajaran

animalia dengan model EJAS yang diterapkan, secara keseluruhan guru memberi

tanggapan positif, sedangkan siswa memberi tanggapan dengan kategori baik dan

sangat baik.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa

penerapan desain pembelajaran animalia dengan model EJAS berpengaruh positif

terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X MIPA di SMA Negeri 1

Ungaran.

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil belajar, Model EJAS, Objek nyata

Page 8: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PERNYATAAN .......................................................................................... ii

PENGESAHAN .......................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

ABSTRAK .................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 3

C. Penegasan Istilah ...................................................................... 3

D. Tujuan....................................................................................... 4

E. Manfaat..................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 6

1. Pembelajaran Animalia di SMA .......................................... 6

2. Model Pembelajaran Experiential Jelajah Alam Sekitar ..... 9

3. Proses Pembelajaran dengan Model EJAS .......................... 13

4. Pembelajaran Animalia dengan Model EJAS ..................... 15

5. Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa ....................................... 17

6. Kerangka berfikir................................................................. 19

B. Hipotesis ................................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 22

B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 22

C. Variabel Penelitian ................................................................... 22

Page 9: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

ix

D. Rancangan Penelitian ............................................................... 22

E. Prosedur Penelitian ................................................................... 23

F. Sumber Data, Data, dan Metode Pengambilan Data ................ 27

G. Metode Analisis Data ............................................................... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 34

B. Pembahasan .............................................................................. 40

BAB V PENUTUP

A. Simpulan................................................................................... 49

B. Saran ......................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 50

LAMPIRAN ............................................................................................... 53

Page 10: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil analisis validitas butir soal uji coba ............................................ 24

2. Kriteria reliabilitas ............................................................................... 25

3. Kriteria daya pembeda ......................................................................... 26

4. Hasil analisis daya pembeda soal uji coba ........................................... 26

5. Soal yang digunakan.. .......................................................................... 26

6. Data dan pengambilan data .................................................................. 27

7. Hasil uji kesamaan dua varians nilai UAS semester ganjil .................. 29

8. Kriteria afektif ...................................................................................... 31

9. Kriteria nilai aktivitas siswa ................................................................. 32

10. Pedoman penskoran angket tanggapan siswa. ..................................... 32

11. Kriteria tanggapan siswa ...................................................................... 33

12. Hasil uji t nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

pembelajaran animalia di SMA Negeri 1 Ungaran .............................. 34

13. Hasil analisis ketuntasan klasikal hasil belajar siswa kelas

eksperimen pembelajaran animalia dengan model EJAS di SMA

Negeri 1 Ungaran ................................................................................ 35

14. Rekapitulasi hasil observasi sikap siswa kelas eksperimen

pembelajaran animalia dengan model EJAS di SMA Negeri 1

Ungaran ............................................................................................... 35

15. Persentase nilai sikap siswa kelas eksperimen pembelajaran

animalia dengan model EJAS di SMA Negeri 1 Ungaran ................... 36

16. Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa kelas eksperimen

pembelajaran animalia dengan model EJAS di SMA Negeri 1

Ungaran ................................................................................................ 37

17. Persentase nilai aktivitas siswa kelas eksperimen pembelajaran

animalia dengan model EJAS di SMA Negeri 1 Ungaran ................... 37

18. Hasil analisis data tanggapan siswa kelas eksperimen terhadap

pelaksanaan pembelajaran animalia dengan model EJAS di SMA

Negeri 1 Ungaran ................................................................................. 37

19. Rekapitulasi hasil tanggapan siswa kelas eksperimen terhadap

pelaksanaan pembelajaran animalia dengan model EJAS di SMA

Negeri 1 Ungaran ................................................................................ 38

20. Hasil ringkasan tanggapan guru terhadap pelaksanaan pembelajaran

animalia dengan model EJAS di SMA Negeri 1 Ungaran ................... 39

Page 11: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka berfikir penelitian pengaruh penerapan desain pembelajaran

animalia dengan model experiential jelajah alam sekitar di SMA........ 20

Page 12: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Pembelajaran Materi Animalia................................................ 54

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ...................... 57

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ............................. 80

4. Kisi-Kisi Soal Uji Coba Evaluasi......................................................... 101

5. Soal Uji Coba Evaluasi ........................................................................ 105

6. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Evaluasi ............................................... 120

7. Analisis Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, dan Tingkat Kesukaran

Soal Uji Coba ....................................................................................... 121

8. Perhitungan Validitas Soal ................................................................... 123

9. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Soal .............................................. 125

10. Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal ................................................ 127

11. Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba .......................................... 129

12. Lembar Kerja Siswa Pengawetan Hewan Invertebrata dan

Vertebrata ............................................................................................. 131

13. Lembar Rancangan Proyek Siswa........................................................ 135

14. Lembar Diskusi Siswa ......................................................................... 137

15. Lembar Kerja Siswa Pengamatan Hewan Invertebrata Kelas

Eksperimen .......................................................................................... 140

16. Lembar Kerja Siswa Pengamatan Hewan Vertebrata Kelas

Eksperimen .......................................................................................... 150

17. Lembar Kerja Siswa Pengamatan Hewan Invertebrata Kelas

Kontrol ................................................................................................. 157

18. Lembar Kerja Siswa Pengamatan Hewan Vertebrata Kelas Kontrol .. 165

19. Daftar Nilai UAS Kelas X MIPA Semester 1 ...................................... 171

20. Uji Homogenitas Data Awal ................................................................ 172

21. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................. 173

22. Rekapitulasi Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...... 174

23. Uji Normalitas Data Nilai Posttest Kelas X MIPA 6........................... 175

24. Uji Normalitas Data Nilai Posttest Kelas X MIPA 7........................... 176

25. Perhitungan Uji t Nilai Posttest ........................................................... 177

26. Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................... 178

Page 13: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

xiii

27. Kriteria Pembobotan Nilai ................................................................... 179

28. Rubrik Penilaian Poster ....................................................................... 180

29. Rekapitulasi Nilai Tugas Poster ........................................................... 181

30. Contoh Tugas Poster ............................................................................ 182

31. Nilai Akhir Siswa Kelas Eksperimen .................................................. 183

32. Rubrik Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Model EJAS Kelas

Eksperimen .......................................................................................... 184

33. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Model EJAS .. 186

34. Daftar Nilai Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen .................................. 187

35. Daftar Nilai Akhir Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Model EJAS.. 188

36. Rubrik Penilaian Sikap Saat Pembelajaran Model EJAS .................... 189

37. Lembar Penilaian Sikap Siswa pada Pembelajaran Model EJAS ........ 190

38. Daftar Nilai Sikap Siswa Kelas Eksperimen........................................ 191

39. Daftar Nilai Sikap Siswa pada Pembelajaran Model EJAS ................. 192

40. Rubrik Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Model

EJAS .................................................................................................... 193

41. Lembar Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Model

EJAS .................................................................................................... 194

42. Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran

Model EJAS ......................................................................................... 195

43. Rubrik Pedoman Wawancara Tanggapan Guru terhadap

Pembelajaran Model EJAS .................................................................. 197

44. Lembar Pedoman Wawancara Tanggapan Guru terhadap

Pembelajaran Model EJAS .................................................................. 198

45. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .............................. 200

46. Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 201

Page 14: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Materi biologi yang diajarkan kepada siswa SMA kelas X di semester

genap salah satunya adalah animalia. Kingdom Animalia dibagi menjadi dua,

yaitu invertebrata dan vertebrata. Invertebrata adalah istilah untuk hewan yang

tidak bertulang belakang, sedangkan vertebrata adalah istilah untuk hewan yang

bertulang belakang. Keberadaan hewan tersebut menempati hampir semua

lingkungan di bumi dengan jumlah yang sangat banyak dan beragam.

Materi animalia tercantum dalam silabus pembelajaran SMA kurikulum

2013 yang diatur dalam Permendikbud No. 59 tahun 2014. Kompetensi dasar

yang harus dicapai pada materi tersebut yaitu siswa dapat menerapkan prinsip

klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan

anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.

Pembelajaran pada materi ini siswa diminta untuk mengamati berbagai macam

hewan yang ada di lingkungan sekitarnya. Pembelajaran yang mengajak siswa ke

lingkungan sekitar akan mempermudah siswa dalam mengamati langsung ciri-ciri

karakteristik masing-masing hewan sehingga siswa lebih mudah menggolongkan

hewan tersebut ke dalam filumnya.

Hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi di SMA Negeri 1

Ungaran menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan pada materi

animalia adalah metode ceramah, pengamatan, diskusi, dan presentasi. Kegiatan

pengamatan yang dilakukan siswa cenderung mengamati gambar hewan daripada

objek nyata. Hasil observasi tersebut didukung oleh peneliti lain yang

menyebutkan bahwa kegiatan belajar pada materi animalia lebih didominasi

dengan metode ceramah, diskusi informasi berbantuan power point, dan

pemberian tugas (Sholihah (2010), Sistriyani (2012), Arafah (2012), dan Lestari

(2013)). Guru Biologi di sekolah dalam menggunakan alam sekitar sebagai

sumber belajar frekuensinya masih relatif rendah (Alimah &Marianti, 2015:15).

Page 15: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

2

Pembelajaran biologi akan lebih baik jika siswa dapat berinteraksi

langsung dengan objek nyata yang ada di lingkungan sekitar siswa. Menurut

Alimah & Marianti (2015:50), biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan

dengan objek kajian belajarnya berupa alam dan lingkungan sekitar sehingga

proses pembelajaran biologi harus langsung berinteraksi dengan alam.

Mengkaitkan biologi dengan alam dan lingkungan sekitar diharapkan dapat

mengembangkan beragam potensi siswa.

Pengajaran yang mengaitkan biologi dengan lingkungan adalah pengajaran

alam sekitar. Karakteristik pengajaran alam sekitar adalah dengan melibatkan

langsung dengan alam, siswa aktif dalam pembelajaran, selain itu juga memberi

kepada siswa bahan apersepsi intelektual dan apersepsi emosional. Jadi, alam

sekitar dapat dijadikan sebagai bahan ajar melalui kajian empirik seperti

percobaan, studi banding atau pengamatan, dan sebagainya. Melalui pemanfaatan

alam sekitar sebagai sumber belajar, siswa akan lebih menghargai, mencintai, dan

melestarikan lingkungan di sekitarnya (Tirtarahardja & Sulo, 2005:201-202).

Pendekatan pembelajaran yang mendukung pengajaran alam sekitar adalah

Pendekatan Jelajah Alam Sekitar yang telah dikembangkan oleh dosen Jurusan

Biologi Universitas Negeri Semarang. Pendekatan JAS adalah salah satu inovasi

pendekatan pembelajaran biologi yang bercirikan memanfaatkan lingkungan

sekitar dan simulasinya sebagai sumber belajar melalui kerja ilmiah, serta diikuti

pelaksanaan belajar yang berpusat pada siswa (Mulyani et al.,2008). Pembelajaran

JAS menekankan pada kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi dunia

nyata sehingga dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh

siswa dan memungkinkan siswa dapat mempelajari berbagai konsep dan cara

mengaitkannya dengan dunia nyata sehingga hasil belajarnya lebih berdaya guna.

Pendekatan JAS memiliki 6 komponen yaitu eksplorasi, konstruktivisme, proses

sains, masyarakat belajar (learning community), bioedutainment, dan asesmen

autentik.

Komponen yang ada di dalam pendekatan JAS hendaknya dilaksanakan

secara terpadu dalam pembelajaran. Salah satu contoh penelitian menunjukkan

adanya beberapa komponen JAS kurang maksimal tercermin. Hasil penelitian

Page 16: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

3

Fitriyati (2011) tentang pengembangan bahan ajar berbentuk komik

berpendekatan JAS, pada penilaian aspek JAS terhadap bahan ajar tersebut tiga

komponen dalam pendekatan JAS kurang maksimal tercermin, komponen tersebut

antara lain: konstruktivisme, proses sains, dan asesmen autentik. Oleh karena itu,

diperlukan desain pembelajaran yang dapat mencerminkan secara maksimal

seluruh komponen JAS dalam pembelajarannya.

Model pembelajaran Experiential Jelajah Alam Sekitar adalah model

pembelajaran yang dibangun atas dasar format pendekatan JAS. Model

pembelajaran EJAS yang dikembangkan oleh Alimah merupakan salah satu

model pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung pada proses belajar

siswa melalui proses investigasi dengan cara eksplorasi dan berinteraksi langsung

dengan objek belajar yang berada di lingkungan sekitar siswa sebagai sumber

belajar utama siswa dengan proses pembelajaran baik secara indoor maupun

outdoor untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai hasil

belajarnya. Keenam komponen JAS terintegrasi dalam 5 fase EJAS yaitu

eksplorasi, interaksi, komunikasi, refleksi, dan evaluasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Penerapan Desain Pembelajaran Animalia dengan Model

Experiential Jelajah Alam Sekitar di SMA”. Penelitian ini diharapkan dapat

berpengaruh terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X MIPA SMA Negeri

1 Ungaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan:

Apakah penerapan desain pembelajaran animalia dengan model EJAS

berpengaruh terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X MIPA SMA Negeri

1 Ungaran?

C. Penegasan Istilah

1. Model Pembelajaran Experiential Jelajah Alam Sekitar

Proses pembelajaran model EJAS memberikan pengalaman langsung

kepada siswa melalui kegiatan eksplorasi lingkungan dimana lingkungan belajar

siswa dijadikan sebagai sumber belajar utama dalam proses pembelajaran dan

Page 17: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

4

objek belajar siswa berada di lingkungan tersebut. Proses pembelajaran model

EJAS meliputi 5 fase yaitu eksplorasi, interaksi, komunikasi, refleksi, dan

evaluasi. Fase eksplorasi pada model EJAS siswa dituntut untuk melakukan

eksplorasi terhadap sumber belajar yang ada di lingkungan. Fase interaksi didasari

adanya kerjasama dalam kelompok untuk membangun kesepakatan dalam

menyamakan persepsi, cara pandang, dan cara berpikir terkait dengan kegiatan

eksplorasi lingkungan. Fase komunikasi menekankan siswa untuk berkegiatan

melatih keterampilan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan dengan

tagihan untuk menyusun karya ilmiah atau lainnya. Fase refleksi menuntut siswa

untuk melakukan refleksi atas hal-hal yang telah mereka pelajari dan dapatkan

selama proses pembelajaran. Fase evaluasi menekankan pada penilaian autentik.

Penerapan model EJAS dinyatakan berpengaruh positif apabila nilai rata-rata

posttest siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol (dihitung

uji hipotesis dengan uji t satu pihak kanan), ketuntasan klasikal hasil belajar siswa

kelas eksperimen mencapai ≥ 85% (KKM mata pelajaran Biologi di SMA Negeri

1 Ungaran ≥ 75), dan aktivitas siswa kelas eksperimen mencapai ≥ 75 % berada

pada kriteria aktif dan sangat aktif.

2. Materi Animalia

Materi animalia diajarkan di kelas X semester genap. Kingdom Animalia

dibagi menjadi dua yaitu invertebrata dan vertebrata. Invertebrata adalah

kelompok hewan yang tidak bertulang belakang yang terbagi menjadi sembilan

filum yaitu: Porifera, Cnidaria, Ctenophora, Platyhelminthes, Nematoda,

Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata. Sedangkan vertebrata

adalah kelompok hewan yang bertulang belakang. Filum Chordata dalam

vertebrata dibagi menjadi 5 kelas yaitu, Pisces, Amphibi, Reptil, Aves, dan

Mammalia.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan desain

pembelajaran animalia dengan model EJAS terhadap hasil belajar dan aktivitas

siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ungaran.

Page 18: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

5

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman dalam merencanakan dan melaksanakan

kegiatan pembelajaran animalia dengan model EJAS.

2. Bagi Siswa

a. Memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi

siswa.

b. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran, lebih mudah memahami materi, dan

mudah menemukan konsep-konsep materi.

3. Bagi Guru

a. Sebagai alternatif model pembelajaran bagi guru biologi.

b. Memberikan masukan bagi guru untuk menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan, menarik, dan bermakna.

4. Bagi Sekolah

a. Memberikan sumbangan model pembelajaran yang dapat diterapkan

dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran di sekolah.

b. Memberikan masukan bagi sekolah untuk peningkatan hasil belajar siswa

dan kinerja guru, melalui kegiatan penelitian dengan menerapkan model

pembelajaran EJAS.

Page 19: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran Animalia di SMA

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan

serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan

lain sebagainya. Belajar akan lebih baik jika si subjek belajar itu mengalami atau

melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik (Sardiman, 2007:20). Belajar dan

pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia. Pengertian pembelajaran menurut Briggs dalam Rifa’i & Anni

(2012:159) adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi siswa sedemikian

rupa sehingga siswa itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya

dengan lingkungan. Sedangkan proses pembelajaran merupakan proses

komunikasi antara guru dengan siswa atau antar siswa.

Belajar dan pembelajaran, bukanlah berproses dalam kehampaan, tetapi

berproses dalam kemaknaan, di dalamnya ada sejumlah nilai yang disampaikan.

Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi terambil dari berbagai

sumber guna dipakai dalam proses pembelajaran. Sumber belajar merupakan

bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal yang

baru, sebab pada hakikatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal yang baru.

Menurut Winataputra & Ardiwinata sebagaimana dikutip oleh Djamarah & Zain

(2006:49), terdapat sekurang-kurangnya lima macam sumber belajar yaitu:

manusia, buku, media massa, media pendidikan, dan alam lingkungan. Alam

lingkungan yang dimaksud dapat berupa alam lingkungan terbuka, alam

lingkungan sejarah, dan alam lingkungan manusia.

Alam sebagai bagian dari sumber belajar sangat erat kaitannya dengan

karakteristik pembelajaran biologi sebagai bagian dari ilmu alam. Sebagai bagian

dari ilmu alam, biologi memiliki ciri umum yang sama dengan rumpun IPA yaitu

fisika dan kimia. Namun demikian, sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri, biologi

memiliki karakteristik yang berbeda dengan rumpun IPA lainnya. Belajar biologi

Page 20: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

7

berarti berupaya mengenal makhluk hidup dan proses kehidupannya di

lingkungan.

Saptono (2009:2) menjelaskan hakikat biologi yang dapat mengarahkan

guru dalam mengembangkan pembelajaran biologi antara lain:

1) Biologi sebagai kumpulan pengetahuan

Biologi merupakan terminologi yang berasal dari dua kata yaitu bios, yang

berarti hidup dan logos, yang dapat diartikan sebagai ilmu/pengetahuan. Biologi

mencakup ilmu-ilmu/pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan di alam

semesta ini. Pengetahuan tersebut dapat berupa fakta, konsep, teori, maupun

generalisasi yang menjelaskan tentang gejala kehidupan.

2) Biologi sebagai proses investigasi

Sejak dahulu para ilmuwan memberikan berbagai gagasan yang

melibatkan proses metode ilmiah ketika mengembangkan biologi. Proses

pengamatan gejala alam, merumuskan hipotesis, melakukan pengujian serta

membuat generalisasi merupakan serangkaian yang seharusnya diperhatikan oleh

guru pada saat melakukan aktivitas pembelajaran biologi.

3) Biologi sebagai kumpulan nilai

Pandangan ini lebih menitikberatkan bahwa dalam biologi melekat nilai-

nilai ilmiah seperti rasa ingin tahu, jujur, teliti, dan keterbukaan akan berbagai

fenomena yang baru sekalipun.

4) Biologi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari

Biologi merupakan bagian ilmu yang cukup banyak memberikan

kontribusi dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, seperti

masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan, kebersihan, perbaikan gizi,

hingga temuan-temuan hasil rekayasa lainnya.

Pembelajaran biologi materi animalia diajarkan kepada siswa SMA kelas

X di semester genap. Materi animalia mempelajari berbagai macam hewan.

Keberadaan hewan tersebut menempati hampir semua lingkungan di bumi dengan

jumlah yang sangat banyak dan beragam. Sesuai dengan hakikat belajar biologi

yang mengutamakan adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan, maka

Page 21: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

8

pembelajaran animalia sebagai bagian dari biologi lebih baik mengajak siswanya

untuk berinteraksi dengan lingkungan.

Materi animalia diajarkan oleh guru dengan menggunakan berbagai

pendekatan, metode, atau model untuk mencapai tujuan pembelajaran. Paragraf

berikut ini memaparkan beberapa penelitian tentang pembelajaran animalia di

SMA yang menggunakan berbagai pendekatan, model, atau metode pembelajaran

dalam pelaksanaannya.

Sholihah (2010) dengan penelitiannya yang berjudul “Efektivitas

Penerapan Model Talking Stick dengan Pendekatan Reciprocal Teaching terhadap

Hasil Belajar Siswa Kelas X pada Materi Animalia” menunjukkan bahwa proses

pembelajaran pada penelitian tersebut menggunakan model Talking Stick dengan

pendekatan Reciprocal Teaching.Talking Stick adalah metode yang digunakan

untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu

forum menggunakan media tongkat. Sedangkan pendekatan Reciprocal Teaching

adalah pendekatan konstruktivis yang berdasarkan pada prinsip-prinsip

pembuatan/pengajuan pertanyaan. Penelitian tersebut menekankan agar siswa

lebih aktif dalam pembelajaran.

Lestari (2013) dengan penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Hasil

Belajar Biologi pada Materi Kingdom Animalia Melalui Penerapan Model Teams

Games Tournament dan Example Non Example” menunjukkan bahwa proses

pembelajaran pada penelitian tersebut menggunakan model Teams Games

Tournament dan Example Non Example. Teams Games Tournament adalah suatu

tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-

kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki

kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Sedangkan Example

Non Example adalah model pembelajaran kooperatif yang menggunakan gambar

sebagai media atau alat peraga untuk mempermudah guru dalam menjelaskan

materi pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan diskusi kelas

untuk menganalisis gambar.

Nawangsasi (2013) dengan penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division

Page 22: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

9

dipadu Numbered Heads Together terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa

Kelas X SMA Laboratorium UM”, menunjukkan bahwa proses pembelajaran

pada penelitian tersebut menggunakan model Kooperatif Student Teams

Achievement Division dipadu Numbered Heads Together pada materi animalia.

Langkah pembelajaran STAD terdiri dari presentasi kelas, kerja kelompok, kuis,

skor individual, dan nilai sumbangan tim. Kelemahan pembelajaran kooperatif

STAD adalah kemampuan kerja individual siswa kurang maksimal sehingga

untuk mencegah hal tersebut digunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Struktur dalam model NHT meliputi penomoran, pengajuan pertanyaan, berpikir

bersama, dan pemberian jawaban.

Penelitian yang telah diuraikan pada paragraf sebelumnya, menunjukkan

bahwa pembelajaran animalia dilaksanakan di dalam kelas. Siswa belum diajak

untuk eksplor ke lingkungan secara langsung, sehingga tidak ada interaksi antara

siswa dengan objek nyata yang ada di lingkungan.

2. Model Pembelajaran Experiential Jelajah Alam Sekitar

Model pembelajaran Experiential Jelajah Alam Sekitar merupakan model

pembelajaran yang dibangun atas dasar format pendekatan Jelajah Alam Sekitar.

Pendekatan JAS adalah salah satu inovasi pendekatan pembelajaran biologi dan

maupun bagi kajian ilmu lain yang bercirikan memanfaatkan lingkungan sekitar

dan simulasinya sebagai sumber belajar melalui kerja ilmiah, serta diikuti

pelaksanaan belajar yang berpusat pada siswa (Mulyani et al., 2008). Pendekatan

JAS menekankan pada gaya dalam menyampaikan materi yang meliputi sifat,

cakupan, dan prosedur kegiatan yang eksploratif memberikan pengalaman nyata.

Berikut ini komponen dalam pendekatan JAS yang dilaksanakan terpadu

sehingga menjadi karakter dari pendekatan JAS. Komponen pendekatan JAS

menurut Mulyani et al, (2008) antara lain:

1) Eksplorasi

Kegiatan melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya, seseorang akan

berinteraksi dengan fakta yang ada di lingkungan sehingga menemukan

pengalaman dan sesuatu yang menimbulkan pertanyaan atau masalah. Adanya

masalah manusia akan melakukan kegiatan berpikir untuk mencari pemecahan

Page 23: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

10

masalah. Pemecahkan masalah tidak berdasar pada perasaan tetapi lebih ke

penalaran ilmiah. Lingkungan yang dimaksud di sini tidak hanya lingkungan fisik

saja, akan tetapi juga meliputi lingkungan sosial, budaya, dan teknologi.

2) Konstruktivisme

Pengetahuan lebih dianggap sebagai suatu proses pembentukan

(konstruksi) yang terus menerus berkembang. Sarana yang tersedia bagi seseorang

untuk mengetahui sesuatu adalah alat inderanya. Seseorang berinteraksi dengan

lingkungannya melalui alat inderanya, melihat, mendengar, menyentuh, mencium,

dan merasakannya. Selama proses berinteraksi dengan lingkungan, seseorang

akan memperoleh pengetahuan. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja

dari guru kepada siswanya. Siswa sendiri yang harus mengartikan pelajaran yang

disampaikan guru dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman

sebelumnya.

3) Proses Sains

Proses sains atau proses kegiatan ilmiah dimulai ketika seseorang

mengamati sesuatu. Sesuatu diamati karena menarik perhatian sehingga

memunculkan pertanyaan atau permasalahan. Permasalahan ini perlu dipecahkan

melalui metode ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan (ilmu). Pengetahuan yang

diperoleh dengan metode ilmiah bersifat rasional dan teruji sehingga merupakan

pengetahuan yang dapat diandalkan.

4) Masyarakat Belajar (learning community)

Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran

diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing

antar teman, antar kelompok, antara yang tahu dengan yang belum tahu. Setiap

pihak harus merasa bahwa setiap orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman,

atau keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari.

5) Bioedutainment

Bioedutainment dimana dalam pendekatannya melibatkan unsur utama

ilmu dan penemuan ilmu, keterampilan berkarya, kerjasama, permainan yang

mendidik, kompetisi, tantangan, dan sportivitas dapat menjadi salah satu solusi

dalam menyikapi perkembangan biologi saat ini dan masa yang akan datang.

Page 24: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

11

Strategi pembelajaran bioedutainment dapat diterapkan di luar kelas (outdoor

classroom) atau di dalam kelas (in door classroom), maupun di tempat

pembelajaran lainnya dikaitkan dengan metode pembelajaran konvensional yakni

ceramah, diskusi, permainan edukatif, eksperimen, bermain peran yang bersifat

multi strategi, dan multi media.

6) Asesmen Autentik

Asesmen adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan

gambaran perkembangan belajar siswa. Jadi, asesmen dilakukan selama proses

pembelajaran, terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran, bukan hanya pada akhir

periode pembelajaran saja. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan

keterampilan yang diperoleh siswa. Hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar

menilai prestasi siswa adalah: proyek/kegiatan dan laporannya, pekerjaan rumah,

kuis, karya siswa, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal,

hasil tes tertulis, karya tulis, dan sebagainya.

Karakteristik pendekatan JAS tercermin dalam enam komponen yang

dimilikinya. Pendekatan JAS dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang

mengintegrasikan enam komponennya sebagai ciri karakteristik dari pendekatan

tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dibangun atas dasar format

pendekatan JAS adalah model pembelajaran Experiential Jelajah Alam Sekitar.

Experiential Jelajah Alam Sekitar berasal dari kata experiential yang

berarti pengalaman dan kalimat jelajah alam sekitar yang berarti eksplorasi

terhadap lingkungan alam yang bersifat nyata. Model pembelajaran EJAS dapat

didefinisikan sebagai suatu model pembelajaran yang memberikan pengalaman

langsung pada proses belajar siswa melalui proses investigasi dengan berinteraksi

langsung dengan objek belajar yang berada di lingkungan sekitar siswa sebagai

sumber belajar utama mereka dengan proses pembelajaran baik secara indoor

maupun outdoor untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

sebagai hasil belajarnya (Alimah & Marianti, 2015:39).

Model pembelajaran lebih dari sekedar strategi atau metode tertentu dalam

proses pembelajaran karena model pembelajaran memiliki dasar teoritis dan

falsafah, langkah-langkah pembelajaran tertentu yang dirancang untuk mencapai

Page 25: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

12

hasil pembelajaran yang diharapkan. Sintaks model adalah urutan aktivitas

langkah-langkah pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam

pelaksanaan tiap fase pada model EJAS yaitu:

1) Fase eksplorasi

Fase eksplorasi merupakan tahap/fase pembelajaran model EJAS dengan

memberikan pengalaman kepada siswa baik langsung maupun tidak langsung

dalam proses belajar mereka terhadap sumber belajar yang tersedia di lingkungan

sekitar baik by design maupun by utilization sesuai dengan objek dan kajian

biologi yang dipelajari. Fase eksplorasi menuntut siswa untuk mampu merancang

dan mengembangkan ide serta pengalaman mereka melalui proses investigasi

terhadap permasalahan yang ditemukan di lingkungan sekitar sebagai objek

belajar (learning to do).

2) Fase Interaksi

Fase interaksi pada model EJAS merupakan kegiatan yang memberikan

kesempatan bagi siswa untuk mendiskusikan hasil kegiatan eksplorasi sumber

belajar untuk sharing dan membahas tentang hasil temuan di lapangan dengan

tujuan saling belajar dan membuat kesepakatan persepsi yang sama terkait dengan

pemecahan masalah yang diputuskan bersama dalam kelompok. Output yang

diharapkan dari proses pembelajaran pada kegiatan fase interaksi adalah

tergalinya kemampuan personal, sosial, dan berpikir mereka melalui aktivitas

diskusi dalam kelompok belajar antar anggotanya dan menyusun karya ilmiah

dengan bentuk tertentu.

3) Fase Komunikasi

Fase komunikasi pada model EJAS dilakukan dalam rangka melaporkan

hasil kegiatan eksplorasi sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar oleh siswa

dalam bentuk komunikasi lisan kepada guru dan siswa yang tergabung dalam

kelompok lain. Format pembelajaran diarahkan menggunakan metode diskusi

kelas yang efektif dalam proses pembelajaran siswa, sehingga diharapkan mereka

dapat memiliki keterampilan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi

baik dengan guru maupun dengan teman sebaya.

Page 26: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

13

4) Fase Refleksi

Aktivitas refleksi dilakukan terkait dengan penguasaan esensi konsep

materi yang dieksplorasi oleh siswa dan seputar pengalaman mereka selama

kegiatan fase eksplorasi sumber belajar, kegiatan fase interaksi, dan kegiatan fase

komunikasi dalam proses pembelajaran berlangsung. Format pembelajaran pada

fase refleksi dapat dilakukan dengan guru memberikan pertanyaan lisan kepada

siswa atau siswa menulis jurnal refleksi setelah pembelajaran.

5) Evaluasi Hasil Belajar

Fase evaluasi pada model EJAS merupakan teknik penilaian hasil belajar

model EJAS dengan menerapkan teknik penilaian autentik. Proses penilaian hasil

belajar dengan model EJAS dilakukan selama proses pembelajaran, terintegrasi,

dan bukan hanya pada akhir pembelajaran saja. Penilaian menekankan pada

proses pembelajaran sehingga data yang dikumpulkan harus diperoleh dari proses

kegiatan nyata yang dikerjakan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Jenis penilaian autentik dengan model EJAS yang dapat dilakukan antara lain:

jurnal sains, karya ilmiah dalam bentuk artikel, laporan kegiatan atau poster,

pengukuran kinerja, rancangan kegiatan eksplorasi, dan jawaban tertulis (essay)

secara lengkap.

3. Proses Pembelajaran dengan Model EJAS

Proses pembelajaran model EJAS harus mengikuti sintaks atau langkah-

langkah dalam pembelajaran EJAS yang terdiri dari 5Si yaitu: (1) Eksplorasi, (2)

Interaksi, (3) Komunikasi, (4) Refleksi, dan (5) Evaluasi Hasil Belajar.

Fase eksplorasi siswa dituntut untuk melakukan eksplorasi terhadap

sumber belajar yang ada di lingkungan. Siswa diberikan kesempatan untuk

mengembangkan ide atau pengalaman melalui investigasi lingkungan atas

permasalahan yang dihadapi dengan bantuan panca indera yang mereka miliki

melalui interaksi dengan objek belajar yang berupa lingkungan belajar sesuai

dengan objek kajian yang dipelajari siswa (Alimah & Marianti, 2015:58).

Kegiatan eksplorasi dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa

metode berikut ini:

Page 27: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

14

1) Metode Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi sangat sesuai dengan hakikat objek kajian

pembelajaran biologi, yaitu alam sekitar. Untuk belajar memahami alam maka

objek dan persoalan kajiannya harus alam itu sendiri dan cara belajar dengan

melakukan kontak langsung dengan alam merupakan pola dasar untuk

mempelajari alam dan untuk pemecahan masalah perlu menerapkan kemampuan

berpikir dan proses-proses metakognisi.

2) Metode Pengamatan atau Observasi

Menurut Riduwan, sebagaimana dikutip oleh Aulannisa (2015),

pengamatan adalah teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan

pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan

yang dilakukan.

3) Metode Penugasan

Metode penugasan tidak sama dengan istilah pekerjaan rumah, tapi jauh

lebih luas. Tugas dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan tempat

lainnya. Metode penugasan untuk merangsang anak aktif belajar baik secara

individual atau kelompok. Oleh karena itu tugas dapat dikerjakan secara

individual atau kelompok (Fathurrohman & Sutikno, 2007:64).

4) Metode Proyek

Metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari

suatu masalah (Djamarah & Zain, 2006:83). Metode proyek merupakan metode

pengajaran sistematis yang melibatkan para siswa dalam mempelajari

pengetahuan dan keterampilan melalui proses yang terstruktur, pengalaman nyata,

dan teliti yang dirancang untuk menghasilkan produk (Buck Institute for

Educatian dalam Sutirman, 2013:43).

Fase interaksi adalah kerjasama dalam kelompok untuk membangun

kesepakatan dalam menyamakan persepsi, cara pandang, dan cara berpikir terkait

dengan kegiatan eksplorasi terhadap sumber belajar. Sedangkan fase komunikasi

menekankan pada siswa untuk berkegiatan melatih berkomunikasi baik secara

lisan maupun tulisan (Alimah & Marianti, 2015:63-65). Kedua fase ini dapat

dilaksanakan dengan metode berikut:

Page 28: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

15

1) Metode Diskusi

Salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang

dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan

argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Tujuan penggunaan metode

diskusi ialah untuk memotivasi dan memberi stimulasi kepada siswa agar berpikir

dengan renungan yang dalam (Fathurrohman & Sutikno, 2007:62).

2) Metode Presentasi

Menurut Aqib sebagaimana dikutip oleh Aulannisa (2015), presentasi

merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang dengan cara

menjelaskan, memaparkan, dan menyampaikan suatu maksud tertentu kepada

orang lain atau kelompok secara formal.

Fase refleksi menuntut siswa untuk melakukan refleksi atas hal-hal yang

telah mereka pelajari dan dapatkan selama proses pembelajaran berlangsung.

Ketika melakukan refleksi siswa disarankan untuk menulis jurnal refleksi terkait

pikiran dan perasaan mereka tentang apa yang telah dipelajari sebagai catatan

harian peronal yang dapat memperkaya nilai aktivitas belajar siswa (Alimah &

Marianti, 2015:68 -70).

Fase evaluasi sebagai tahapan akhir dalam proses pembelajaran EJAS

menerapkan penilaian autentik. Penilaian autentik tidak hanya menilai

pengetahuan tetapi juga keterampilan yang diperoleh siswa selama proses

pembelajaran. Jenis penilaian autentik dengan model EJAS yang dapat dilakukan

antara lain jurnal sains, karya ilmiah dalam bentuk artikel, rancangan kegiatan

eksplorasi, dan jawaban tertulis (essay) ( Alimah & Marianti, 2015: 90 - 91).

4. Pembelajaran Animalia dengan Model EJAS

Materi animalia diajarkan kepada siswa SMA kelas X di semester genap.

Materi ini menempati urutan ke delapan dalam silabus kurikulum 2013 setelah

materi plantae. Kingdom Animalia dibagi menjadi dua, yaitu invertebrata dan

vertebrata. Invertebrata adalah kelompok hewan yang tidak bertulang belakang.

Kelompok hewan ini terbagi manjadi sembilan filum yaitu: Porifera, Cnidaria,

Ctenophora, Platyhelminyhes, Nematoda, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan

Echinodermata. Masing-masing filum memiliki ciri-ciri yang dapat dibedakan

Page 29: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

16

satu sama lain. Sedangkan vertebrata adalah kelompok hewan yang bertulang

belakang. Filum Chordata dalam vertebrata dibagi menjadi lima kelas yaitu:

Pisces, Amphibi, Reptil, Aves, dan Mammalia.

Materi animalia yang diajarkan harus dapat mencapai kompetensi dasar

yang ada di dalam silabus kurikulum 2013. Kompetensi dasar yang akan dicapai

salah satunya yaitu KD (3.8) Menerapkan prinsip klasifikasi untuk

menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan

morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan. Berdasarkan

kompetensi dasar tersebut, peneliti menggunakan model EJAS dalam proses

pembelajarannnya. Model pembelajaran EJAS menghendaki adanya eksplorasi

terhadap sumber belajar yang ada di lingkungan. Pada materi ini, hewan yang ada

di lingkungan sekitar siswa menjadi sumber belajar utama untuk mencapai

kompetensi tersebut.

Pembelajaran animalia dengan menggunakan model EJAS memberikan

pengalaman langsung pada proses belajar siswa melalui investigasi dengan cara

eksplorasi dan berinteraksi langsung dengan objek belajar yang berada di

lingkungan. Eksplorasi langsung ke lingkungan sekitar akan membuat siswa dapat

berinteraksi langsung dengan hewan yang menjadi objek belajar pada materi ini.

Eksplorasi lingkungan pada model EJAS menjadikan siswa lebih berkembang

dengan temuan-temuan yang ada dilapangan terkait dengan perluasan konsep.

Pembelajaran dengan model EJAS dapat berhasil apabila pada proses

pembelajarannya tidak hanya mencapai satu indikator yang dikuasai siswa, namun

lebih dari tiga indikator tercapai dalam satu kompetensi dasar (big task). Big task

dapat disiasati dengan memberikan tugas proyek pembuatan awetan. Pengawetan

dapat dengan cara basah ataupun kering. Produk awetan harus dikomunikasikan

agar siswa dapat merefleksikan hasil proyek yang sudah dijalankan sehingga

memberikan bahan evaluasi terhadap kekurangan produk. Produk awetan tersebut

akan memudahkan siswa dalam mengamati karakteristik hewan tersebut.

Hewan yang diambil sebagai tema pelaksanaan tugas proyek berkisar

tentang hewan invertebrata dan vertebrata yang mudah ditemui dan mudah

dilakukan pengawetannya. Pembuatan awetan akan memudahkan siswa dalam

Page 30: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

17

mengamati karakteristik spesifik hewan tersebut. Pembelajaran model EJAS ini

menjadikan alam dan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar utama

untuk menghasilkan suatu produk.

5. Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

a. Aktivitas Siswa

Pengajaran berintikan interaksi antara guru dengan siswa. Siswa sebagai

subjek dalam pengajaran, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan

sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan

pengajaran yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Selama

kegiatan pembelajaran subjek belajar yaitu siswa harus aktif berbuat. Dengan kata

lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas,

proses belajar-mengajar tidak mungkin berlangsung dengan baik (Sardiman,

2007:97).

Aktivitas belajar siswa menurut Paul B. Delrich dalam Sardiman

(2007:101) dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Aktivitas visual / visual activities, misalnya: membaca, memperhatikan

gambar, demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain.

b. Aktivitas bicara / oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya,

memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan

interupsi.

c. Aktivitas mendengarkan / listening activities, sebagai contoh mendengarkan:

uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato.

d. Aktivitas menulis / writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan,

angket, dan menyalin.

e. Aktivitas menggambar / drawing activities, seperti misalnya: menggambar,

membuat grafik, peta, dan diagram.

f. Aktivitas motorik / motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain:

melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain,

berkebun, dan beternak.

Page 31: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

18

g. Aktivitas mental / mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi,

mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, dan

mengambil keputusan.

h. Aktivitas emosional / emosional activities, seperti misalnya, menaruh minat,

merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.

Klasifikasi aktivitas yang diuraikan, menunjukkan bahwa aktivitas di

sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika kegiatan tersebut dapat diciptakan di

sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan, dan

benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal.

b. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah

mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut

tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Bloom dalam Rifa’i & Anni

(2012:69-70) menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar,

yaitu:

1) Ranah kognitif (cognitive domain).

Ranah kognitif dalam Taksonomi revisi oleh Anderson & Krathwohl,

(2001) meliputi C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4

(menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta). Ranah kognitif mencakup

kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.

Kategori pengetahuan memiliki empat dimensi yaitu pengetahuan faktual,

pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognisi.

2) Ranah afektif (affective domain).

Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori

tujuannya mencerminkan hirarki yang bertentangan dari keinginan untuk

menerima sampai dengan pembentukan pola hidup. Ranah afektif mencakup

kategori penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan

pembentukan pola hidup.

3) Ranah psikomotorik (psychomotoric domain).

Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti

keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.

Page 32: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

19

Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpson

adalah persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan

kompleks, penyesuaian, dan kreativitas.

Peristiwa belajar yang terjadi pada diri siswa dapat diamati dari perbedaan

perilaku sebelum dan setelah berada di dalam peristiwa belajar. Berikut ini adalah

faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar adalah

kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal mencakup kondisi fisik,

seperti kesehatan dan organ tubuh; kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual,

emosional; dan kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan

lingkungan. Oleh karena itu kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang

dimiliki siswa berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil belajar.

Sedangkan kondisi eksternal dipengaruhi oleh faktor seperti variasi dan tingkat

kesulitan materi belajar, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya

belajar masyarakat yang akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar.

6. Kerangka Berfikir

Sugiyono (2009:283) menyatakan bahwa kerangka berfikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Pertautan antara variabel

yang diteliti akan dijelaskan dalam kerangka berfikir ini. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada Gambar 1.

Page 33: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

20

Gambar 1. Kerangka berfikir penelitian pengaruh penerapan desain pembelajaran

animalia dengan model experiential jelajah alam sekitar di SMA

Fakta yang

ditemukan

Pembelajaran animalia cenderung memanfaatkan

gambar daripada hewan aslinya

Animalia berada di lingkungan alam sekitar

sehingga proses belajarnya seharusnya berinteraksi

dengan alam

Siswa akan menemukan konsep animalia secara

langsung melalui interaksi dengan alam

Pendekatan JAS memanfaatkan lingkungan sekitar

sebagai sumber belajarnya

Komponen JAS:

eksplorasi,

konstruktivisme,

proses sains,

masyarakat

belajar,

bioedutainment,

asesmen autentik

Implementasi pendekatan JAS salah satunya

dengan menerapkan model pembelajaran EJAS

Kelebihan EJAS: (1)

Memberikan

pengalaman

bermakna bagi siswa

(2) Memperluas

wawasan dan

informasi

pengetahuan siswa

karena pembelajaran

tidak berpaku pada

buku pelajaran (3)

Pembelajaran lebih

menyenangkan (4)

evaluasi dilakukan

sebelum, selama dan

setelah pembelajaran

Hasil pembelajaran dengan model EJAS:

Produk

1. Siswa dapat menemukan konsep dari hasil

pengamatan hewan secara langsung

2. Siswa memperoleh pengetahuan baru yang

berhubungan dengan materi animalia

Proses

1. Siswa dapat mempelajari kingdom Animalia

lebih mudah karena objek yang digunakan

nyata dan siswa memiliki acuan dalam proses

belajar sehingga kegiatan siswa lebih efektif

dan terarah

2. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang

lebih menarik dan bermakna

3. Siswa lebih aktif dan senang dalam

pembelajaran

Berpengaruh positif terhadap hasil

belajar dan aktivitas siswa

20

Page 34: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

21

B. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah penerapan desain pembelajaran

animalia dengan model EJAS berpengaruh positif terhadap hasil belajar dan

aktivitas siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ungaran.

Page 35: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

50

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa

penerapan desain pembelajaran animalia dengan model EJAS berpengaruh positif

terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X MIPA di SMA Negeri 1

Ungaran.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat diberikan

adalah sebagai berikut.

1. Guru dapat menerapkan model pembelajaran Experiential Jelajah Alam Sekitar

(EJAS) pada materi lain yang sesuai, sehingga siswa memperoleh pengalaman

belajar langsung melalui interaksi dengan objek belajar yang ada di lingkungan

sekitar siswa.

2. Guru hendaknya dapat mengelola waktu dengan tepat agar pembelajaran

berjalan sesuai dengan rencana.

49

Page 36: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

50

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, M. 2013. Penerapan Model Studi Lapangan pada Materi Keanekaragaman

Hayati dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah. Unnes Journal of

Biology Education 2 (3) : 337-341.

Alimah, S. 2014. Model Pembelajaran Eksperiensial Jelajah Alam Sekitar.

Strategi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir kritis Mahasiswa.

Semarang: Jurusan Biologi, Fakultas Matematika, Universita Negeri

Semarang. Jurnal Penelitian Pendidikan 31 (1) : 47-54.

Alimah, S. & Susilo, H. 2013. Desain Pembelajaran Biologi dengan Model

Eksperiensial Jelajah Alam Sekitar Melalui Lesson Study. Prosiding

Seminar Nasional X FKIP UNS: Biologi, Sains, Lingkungan dan

Pembelajarannya, 2013, ISBN: 978-602-8580-94-6 hal 43-50.

Alimah, S. & Marianti, A. 2015. Jelajah Alam Sekitar (Pendekatan, Strategi,

Model dan Metode Belajar Biologi Berkarakter Konservasi). Semarang:

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Semarang.

Arafah, S.F. 2012. Pengembangan LKS Berpikir Kritis pada Materi

Animalia.Unnes Journal of Biology Education 1(1) : 47-53.

Arikunto, S. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Ed.

Revisi cetakan ke 11.

Aulannisa, I. 2015. Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar pada

Pembelajaran Materi Ekosistem Kelas X di SMA Negeri 1 Prembun.

Skripsi. Semarang: Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Dianawati, E.P. 2013. Pengguna Media Word Square dalam Memotivasi Belajar

Siswa SMK. Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, (1) : 21-19.

Djamarah & Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fadllia, A. 2012. Pengaruh Pembuatan Jurnal Belajar dalam Pendekatan Jelajah

Alam Sekitar (JAS) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem.

Skripsi. Semarang: Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Fathurrohman, P. & Sutikno, S. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui

Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.

Page 37: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

51

Fauzia, M.Y. 2015. Efektivitas Strategi Mencatat Kreatif Mind Mapping untuk

Meningkatkan Daya Ingat Siswa SMP Islam Cepu pada Materi

Keanekaragaman Makhluk Hidup. Unnes Journal of Biology Education 4

(2) : 215-219.

Fitriyati, N. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Komik Berpendekatan

JAS pada Materi Sistem Hormon Di SMP 2 Mejobo Kudus. Skripsi.

Semarang: Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Julianto, V. & Etsem, M.B. 2011. The Effect of Reciting Holy Qur’an toward

Short-term Memory Ability Analysed trought the Changing Brain Wave.

Jurnal Psikologi 38 (1) : 17-29.

Kholina, N. 2013. Penerapan Investigasi Kelompok Berbantuan Multimedia

Materi Identifikasi Bakteri. Unnes Journal of Biology Education 2 (1) : 27-

33.

Lestari, A.H., Retnowati, R., Kurniasih, S. 2013. Peningkatan Hasil Belajar

Biologi pada Materi Kingdom Animalia Melalui Penerapan Model Teams

Games Tournament dan Example Non Example. Skripsi.Bogor:

Universitas Pakuan Bogor.

Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: ROSDA.

Mulyani, S., Marianti, A., Edi, N., Widianti, T., Saptono, S., Pukan, K., Harnina,

S. 2008. Jelajah Alam Sekitar (JAS). Pendekatan Pembelajaran Biologi.

Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

Munawaroh, A. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Sistem Pencernaan SMP. Unnes Journal of

Biology Education 2 (1) : 92-98.

Nawangsasi, N.E. 2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Student Teams Achievement Division dipadu Numbered Heads Together

terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Laboratorium

UM. Skripsi Malang: Universitas Negeri Malang.

Rifa’i, A. & Anni, C.T. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat

Pengembangkan MKU-MKDK UNNES 2012.

Saptono, S. 2009. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: Universitas

Negeri Semarang Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Page 38: PENGARUH PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN …lib.unnes.ac.id/28852/1/4401412060.pdf · berinteraksi langsung dengan objek belajar yaitu hewan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa

52

Sholihah, C. 2010. Efektivitas Penerapan Model Talking Stick Dengan Pendekatan

Reciprocal Teaching Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Materi

Animalia. Skripsi. Semarang: Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Sistriyani, D. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Kingdom

Animalia di SMA dengan Interactive Skill Station Supported By

Information Technology (ISS-IT) untuk Meningkatkan Aktivitas, Motivasi

dan Hasil Belajar. Unnes Journal of Biology Education 1 (1) : 46-53.

Siswati, E.K. 2012. Model Hands On Minds dengan Bantuan Media Asli pada

Materi Spermatophyta. Unnes Journal of Biology Education 1 (1) : 33-39.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT Tarsito Bandung.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Susilowati, I. 2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil

Belajar Siswa Materi Sistem Pencernaan Manusia. Unnes Journal of

Biology Education 2 (1) : 83-90.

Sutirman. 2013. Media dan Model – Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Tirtarahardja & Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Widarti, S. 2013. Pembelajaran Gallery Walk Berpendekatan Contextual

Teaching Learning Materi Sistem Pencernaan di SMA. Unnes Journal of

Biology Education 2 (1) : 11-18.

Yusriya, A. 2014. Pengembangan Video Pembelajaran Materi Klasifikasi Hewan

sebagai Suplemen Bahan Ajar Biologi SMP. Unnes Journal of Biology

Education 3 (1) : 26-34.