pengaruh opinion shopping, disclosure, reputasi...
TRANSCRIPT
PENGARUH OPINION SHOPPING, DISCLOSURE, REPUTASI KAP DAN
OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP OPINI AUDIT
GOING CONCERN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Properti, Real Estate, Dan Konstruksi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
KARTIKA WULANSARI
NIM: 1113082000078
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2017
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Kartika Wulansari
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 15 September 1995
3. Alamat : Kesatrian Polri Brimob Blok C2 No.60
RT/RW 03/12 Ciputat, Ciputat – Tangerang
Selatan 15411
4. Telepon : 08567253309
5. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK Kemala Bhayangkari II Tahun 2000-2001
2. SDN Ciputat VII Tahun 2001-2007
3. SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Tahun 2007-2010
4. SMA Negeri 47 Jakarta Selatan Tahun 2010-2013
5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2017
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Suharjo
2. Ibu : Puji Astuti
3. Kakak : Gustami Ika Windarti
4. Anak ke dari : 2 dari 2 bersaudara
vii
ABSTRACT
The Influence of Opinion Shopping, Disclosure, Public Accounting Firm’s
Reputation, And Previous Year’s Audit Opinion Against Going Concern Audit
Opinion (Empirical Study on Property, Real Estate, and Construction
Companies Listed on Indonesia Stock Exchange in the 2012-2016 Period)
This study aimed to examine the effect of opinion shopping, disclosure, public
accounting firm’s reputation, and previous year’s audit opinion against going
concern audit opinion.
This research was a quantitative study. The type of data used was secondary
data obtained from www.idx.co.id and company website. The analysis method
used was logistic regression analysis using SPSS version 22 software. The
populations in this research were property, real estate, and construction
companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2012-2016 period. While
the samples of this study were determined by using purposive sampling method to
obtain a total of 45 data that could be processed.
The results of this study indicated that the opinion shopping, disclosure, and
public accounting firm’s reputation had no significant effect on going concern
audit opinion. While previous year’s audit opinion positively affected the going
concern audit opinion.
Keywords: Opinion Shopping, Disclosure, Public Accounting Firm’s Reputation,
Previous Year’s Audit Opinion, Going Concern Audit Opinion
viii
ABSTRAK
Pengaruh Opinion Shopping, Disclosure, Reputasi KAP, dan Opini Audit
Tahun Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris
Pada Perusahaan Properti, Real Estate, Dan Konstruksi yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh opinion shopping,
disclosure, reputasi KAP, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit
going concern.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuanntitatif. Jenis data yang
digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan website
perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik
dengan menggunakan software SPSS versi 22. Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan properti, real estate, dan konstruksi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode 2012-2016. Sedangkan sampel penelitian ini
ditentukan dengan metode purposive sampling sehingga diperoleh total 45 data
yang dapat diolah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opinion shopping, disclosure, dan
reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.
Sedangkan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan positif terhadap
opini audit going concern.
Kata Kunci: Opinion Shopping, Disclosure, Reputasi KAP, Opini Audit Tahun
Sebelumnya, Opini Audit Going Concern
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Opinion Shopping, Disclosure, Reputasi KAP, dan Opini
Audit Tahun Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris
pada Perusahaan Properti, Real Estate, dan Konstruksi yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2012-2016)”. Shalawat serta salam senantiasa selalu
tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang Teladan yang telah
membawa kita ke zaman kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdullilah
penulis haturkan atas anugerah berupa kelancaran dan kemudahan dari Allah
SWT yang telah diberikan kepada penulis. Selain itu, penulis juga ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Suharjo dan Puji Astuti yang telah memberikan
dukungan baik moril maupun materiil serta doa terbaiknya yang tiada henti
untuk kesusksesan penulis.
2. Kakakku tercinta, Gustami Ika Windarti yang telah membantu dan
memberikan semangat, do’a, dukungan, dan inspirasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA.selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
5. Bapak Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Yusar Sagara, SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CMA.,CPMA.,CPAI selaku dosen
Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas
segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini.
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat
selama masa perkuliahan.
8. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala
kebutuhan administrasi dan lain-lain.
9. Teman-teman seperjuangan satu bimbingan dalam penyusunan skripsi dari
awal pengajuan proposal, penyusunan, hingga pengolahan data, Chikita
Chairunissa, Aryati Sita Noviani, Muthiah Dwi Octaviani, Anis Saputri, dan
Edwina Indah.P.
10. Teman-teman terbaik Akuntansi B 2013
11. Fitri Yani, Zahra, Eillenia, Fitri Dwi, Jehan, Syahriani, Fauziyyah, Wulan,
dan Vivi yang selalu menemani, memberikan segala bantuan, semangat, dan
semua kerja sama selama masa perkuliahan.
12. Teman-teman Ballebong, Rosya Kurniati, Afifatul Husna, Indah Yuni
Peermata, Bisma Noer Permadi, dan Kemas Nuralam yang selalu
memberikan dukungan, semangat, dan do’a kepada penulis.
13. Teman-teman KKN NEBULA, Kia, Marisa, Ulfi, Gisda, Syifa, Didi, Aliza,
Ibnu, Anto, dan Danang yang telah membuat kenangan indah selama KKN.
14. Semua pihak yang telah membantu terselesaikan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
xi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, September 2017
Penulis,
Kartika Wulansari
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. vi
ABSTRACT ................................................................................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 10
1. Tujuan Penelitian...................................................................................... 10
2. Manfaat Penelitian.................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 12
A. Tinjauan Literatur ......................................................................................... 12
1. Teori Agensi ............................................................................................. 12
2. Opini Going concern ................................................................................ 14
3. Opinion Shopping ..................................................................................... 17
4. Disclosure................................................................................................. 18
5. Reputasi KAP ........................................................................................... 21
6. Opini Audit Tahun Sebelumnya ............................................................... 23
B. Hasil-hasil Penelitan Sebelumnya ................................................................. 25
xiii
C. Kerangka Pemikiran...................................................................................... 30
D. Hipotesis ....................................................................................................... 31
1. Pengaruh opinion shopping terhadap opini audit going concern ............. 31
2. Pengaruh disclosure terhadap opini audit going concern ........................ 31
3. Pengaruh reputasi KAP terhadap opini audit going concern ................... 31
4. Pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going
concern .......................................................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 33
A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................................. 33
B. Metode Penelitian Sampel ............................................................................ 33
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 34
D. Metode Analisis Data .................................................................................... 35
a) Statistik Deskriptif.................................................................................... 35
b) Pengujian Hipotesis Penelitian ................................................................. 36
1) Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ............................... 37
2) Menilai Kelayakan Model Regresi ...................................................... 37
3) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ................................... 38
4) Uji Multikolinieritas ............................................................................ 38
5) Tabel Klasifikasi .................................................................................. 39
6) Model Regresi yang Terbentuk ........................................................... 39
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................................ 40
1. Variabel Tidak Terikat (Independent Variable) ....................................... 40
a) Opinion Shopping ................................................................................ 40
b) Disclosure ............................................................................................ 41
c) Reputasi KAP ...................................................................................... 42
d) Opini Audit Tahun Sebelumnya .......................................................... 42
2. Variabel Terikat (Dependent Variable) .................................................... 42
a) Opini Audit Going concern ................................................................. 43
BAB IV HASIL DAN PEMBHASAN ..................................................................... 45
A. Gambaran Umum Penelitian ......................................................................... 45
1. Deskripsi Objek Penelitian ....................................................................... 45
2. Deskripsi Sampel Penelitian..................................................................... 48
xiv
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ................................................................ 50
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................... 50
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian .................................................................. 53
a) Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) .......... 53
b) Pengujian Kelayakan Model Regresi .................................................. 57
c) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ................................... 58
d) Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................. 59
e) Hasil Matriks Klasifikasi ..................................................................... 60
f) Hasil Uji Regresi Logistik ................................................................... 61
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 69
A. Kesimpulan ................................................................................................... 69
B. Saran ............................................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 72
LAMPIRAN .............................................................................................................. 75
xv
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
Tabel 2.1 Disclosure Item .......................................................................... 20
Tabel 2.2 Peneletian Terdahulu ................................................................. 25
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ......................................... 44
Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria .................................. 47
Tabel 4.2 Distribusi Perusahaan Berdasarkan Opini Audit ....................... 49
Tabel 4.3 Descriptive Statistics ................................................................. 51
Tabel 4.4 Iteration History 0 ..................................................................... 54
Tabel 4.5 Iteration History 1 ..................................................................... 56
Tabel 4.6 Hosmer and Lemeshow Test ...................................................... 57
Tabel 4.7 Model Summary ......................................................................... 58
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................ 60
Tabel 4.9 Classification Table ................................................................... 60
Tabel 4.10 Variables in the Equation .......................................................... 61
xvi
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ...................................................... 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup (going concern). Going concern adalah kelangsungan
hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan
entitas sehingga jika entitas mengalami kondisi yang sebaliknya entitas
tersebut menjadi masalah (Paramitha, Gunawan dan Purnamasari, 2016).
Sedangkan dalam Istiana (2010) going concern merupakan asumsi dasar
dalam penyusunan laporan keuangan, suatu perusahaan diasumsikan tidak
bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material
skala usahanya, (Standar Akuntansi Keuangan, 2007).
Profesi akuntan publik (auditor) sebagai pihak yang independen
mempunyai peran penting dan tanggungjawab kepada para pemakai jasa
profesionalnya. Salah satu tugas auditor independen adalah memberikan jasa
audit terhadap laporan keuangan yang dibuat manajemen perusahaan.
Independensi auditor dalam memberikan opini atas laporan keuangan yang
diauditnya harus mempertimbangkan going concern (kelangsungan usaha)
auditee. Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern
merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko
auditee tidak dapat bertahan dalam bisnis
2
(Kwarto, 2015). Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan
kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar bertahan hidup
(Praptitorini dan Januarti, 2011). Selain itu, kelangsungan hidup perusahaan
juga sangat bergantung dengan kondisi perekonomian dalam negeri maupun
luar negeri.
Perkembangan perusahaan akan terjadi seiring dengan berjalannya
perkembangan perekonomian Indonesia. Jika krisis ekonomi terjadi maka
kegiatan perusahaan akan sangat tergganggu. Hal tersebut terjadi pada
pertengahan tahun 2007 disaat Amerika Serikat dilanda krisis subprime
mortgage dan memuncak pada September 2008, yang ditandai dengan
pengumuman kebangkrutan beberapa lembaga keuangan. Secara nasional
akibat dari resesi ekonomi AS tersebut sangat nampak terjadi. Langkah –
langkah antisipasi terhadap krisis keuangan di AS tersebut tentunya memiliki
dampak yang berarti bagi dunia usaha di Indonesia termasuk dunia properti
yang akan mengalami penurunan pembayaran kredit. Sektor properti
memiliki arti yang penting dalam pembangunan perekonomian nasional,
yakni dalam rangka penyediaan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat
dan dalam rangka penyerapan tenaga kerja (Tyas, 2012). Hal ini sejalan
dengan kenyataan bahwa pasar modal Indonesia masih sangat dipengaruhi
oleh pasar modal asing, sehingga jika terjadi shock pada indeks saham besar
luar negeri akan dengan mudah menimbulkan kepanikan di kalangan investor
domestik (Nezky, 2013).
3
Kasus lain terjadi pada perusahaan Bukit Darmo Properti yang
mengalami kerugian berturut-turut pada tahun 2011 dan 2012, serta
mempunyai hutang sebesar 173 Milyar dan 30 Milyar. Pada tahun 2011 dan
2012 perusahaan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian. Jika terdapat
kesangsian yang besar atas kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya seperti yang dinyatakan pada PSA No.30 seharusnya
auditor memberikan opini audit going concern (Iriawan dan Suzan, 2015).
Peran auditor diperlukan untuk mencegah diterbitkannya laporan
keuangan yang menyesatkan, sehingga dengan menggunakan laporan
keuangan yang telah diaudit para pemakai laporan keuangan dapat
mengambil keputusan dengan benar. Auditor juga bertanggungjawab untuk
menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam
periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit (SPAP
seksi 341, 2001).
Auditor melakukan fungsi pengawasan pekerjaan manajer melalui sebuah
sarana yaitu laporan tahunan. Tugas auditor adalah memberikan opini atas
laporan keuangan tersebut, mengenai kewajarannya. Selain memberikan opini
atas hasil audit, auditor juga harus mempertimbangkan akan kelangsungan
hidup perusahaan (Praptitorini dan Januarti, 2011). Karena adanya perbedaan
kepentingan antara prinsipal dan agen maka diperlukan suatu pihak
independen untuk dapat menjembatani kepentingan keduanya. Pihak
independen tersebut adalah auditor independen. Auditor akan memberikan
4
opini mengenai kondisi perusahaan apakah perusahaan tersebut mampu
mempertahankan kelangsungan usahanya atau tidak. Jika perusahaan
dianggap tidak mampu untuk mempertahankan kelangsungan usahanya maka
auditor akan memberikan opini audit going concern. Ketika opini audit going
concern diberikan oleh auditor maka agen harus dapat
mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada principal (Arsianto dan
Rahardjo, 2013).
Pada kenyataannya, masalah going concern merupakan hal yang
kompleks dan terus ada, sehingga diperlukan faktor-faktor sebagai tolak ukur
yang pasti untuk menentukan status going concern pada perusahaan dan
kekonsistenan faktor-faktor tersebut harus diuji agar dalam keadaan ekonomi
yang fluktuatif status going concern tetap dapat diprediksi (Istiana, 2010).
Dalam Krissidiastuti (2010) salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
penerimaan opini going concern terhadap perusahaan yaitu opinion shopping.
Opinion shopping didefnisikan oleh Securities and Exchange Commission
(SEC), sebagai aktivitas mencari auditor yang mau mendukung perlakuan
akuntansi yang diajukan oleh manajemen untuk mencapai tujuan pelaporan
perusahaan. Dengan kata lain opinion shopping merupakan pergantian auditor
yang dilakukan oleh manajemen demi mendapatkan opini yang sesuai dengan
harapan manajemen pada pelaporan keuangan.
Manajemen akan memberikan tekanan kepada auditor dengan
mengancam akan melakukan pergantian auditor sehingga independensi
auditor akan terkikis dan bersedia untuk mengeluarkan opini wajar tanpa
5
pengecualian. Harapan perusahaan adalah mendapatkan unqualified opinion
setelah melakukan pergantian auditor (Kusumayanti dan Widhiyani, 2017).
Seorang auditor independen ketika melaksanakan tugas profesionalnya
mereka harus memperhatikan kepentingan kliennya namun disisi lain mereka
harus independen untuk melindungi kepentingan publik. Fenomena yang
berkaitan dengan kasus ini yang terjadi di Indonesia belakangan ini, pada
tahun 2005 sampai 2017 yaitu ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
menangkap basah auditor Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) ketika
menerima suap dari pejabat daerah sebagai upaya untuk membeli opini atas
pemeriksaan (audit) laporan keuangan (Sumandoyo, 2017).
Sesuai dengan data yang bersumber dari Indonesia Corruption Watch
(ICW) dan tim riset tirto.id yang dilansir pada tanggal 30 Mei 2017 kasus
pembelian opini yang melibatkan seorang auditor khususnya dalam sektor
pemerintahan telah tercatat terjadi suap dengan nilai terkecil Rp80 juta dan
nilai terbesar Rp1,6 miliar. Sebanyak 23 nama diduga terlibat dengan 5 orang
divonis bersalah oleh Pengadilan Tipikor, 14 orang disanksi BPK, dan 4
orang dalam proses pengusutan. Maka dari itu demi mendapatkan opini wajar
tanpa pengecualian manajemen melakukan pergantian auditor untuk
memanipulasi kondisi keuangan perusahaan. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Nursasi (2015) dan Kusumayanti (2017) opinion shopping
mempunyai pengaruh terhadap opini audit going concern.
6
Faktor lain yang mempengaruhi opini audit going concern yaitu seberapa
banyak disclosure yang dilakukan oleh perusahaan. Disclosure laporan
keuangan merupakan informasi yang sangat penting bagi auditor, misalnya,
pengungkapan informasi keuangan mengenai konsistensi penggunaan metode
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan, kebijakan-kebijakan
perusahaan, kerjasama perusahaan dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa perusahaan, serta kejadian setelah tanggal neraca dalam hal
pemberian opini going concern (Siska, 2015).
Informasi yang diperoleh dari adanya disclosure atau pengungkapan
dapat digunakan auditor dalam menilai apakah perusahaan telah melaporkan
keuangan perusahaan secara wajar (Kusumayanti dan Widhiyani, 2017).
Dislosure atas informasi dapat digunakan untuk membantu dalam
memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi perusahaan
sebenarnya (Sari dan Rahardja, 2012). Sehingga, perusahaan yang melakukan
disclosure dengan baik maka pelaporan keuangan perusahaan sudah disajikan
secara wajar dan memberikan gambaran kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Luasnya pengungkapan perusahaan akan memberikan tambahan bukti
kepada auditor untuk memastikan bahwa terdapat masalah kelangsungan
hidup yang dialami perusahaan sehingga auditor akan mengeluarkan opini
audit going concern. Pengungkapan mengenai rencana manajemen
perusahaan atau prospek bisnis untuk mengatasi masalah keraguan atas going
concern menunjukkan adanya ketidakmampuan entitas dalam menjalankan
aktivitas operasional kedepannya sehingga menyebabkan meningkatnya
7
kemungkinan dikeluarkannya opini audit going concern oleh auditor
(Rahayuningsih, 2014). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Verdiana (2013) yang menyatakan bahwa disclosure berpengaruh terhadap
opini audit going concern. Akan tetapi hal tersebut berlawanan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Fahmi (2015) yang menyatakan bahwa
disclosure tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.
Pemberian opini going concern berkaitan erat pula dengan reputasi
Kantor Akuntan Publik (KAP). KAP dengan reputasi big four dianggap
memiliki kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan KAP non big
four (Sari dan Rahardja, 2012). KAP big four diyakini memiliki pengetahuan
dan pengalaman yang lebih baik untuk memutuskan pemberian opini
sehubungan dengan kelangsungan hidup perusahaan. Hal tersebut diyakini
karena KAP yang berafiliasi dengan big four kualitas auditnya sudah terjamin
oleh pengalaman dalam mengaudit yang sudah mendunia (Krissindiastuti dan
Rasmini, 2016).
Pemberian status going concern bukanlah suatu tugas yang mudah karena
berkaitan erat dengan reputasi auditor. Penghakiman terhadap akuntan publik
sering dilakukan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah dengan melihat
kondisi bangkrut tidaknya perusahaan yang diaudit (Paramitha, Gunawan dan
Purnamasari, 2016). Maka dari itu, penelitian yang dilakukan oleh
Kusumayanti (2017) menyatakan bahwa reputasi KAP memiliki pengaruh
tehadap opini audit going concern. Berlawanan dengan penelitian tersebut
8
penelitian yang dilakukan oleh Tamir (2014) menyatakan bahwa reputasi
KAP tidak memiliki pengaruh terhadap opini going concern.
Opini audit tahun sebelumnya juga merupakan salah satu faktor auditor
memberikan opini audit going concern. Opini audit tahun sebelumnya
merupakan opini audit yang yang diterima auditee pada tahun sebelumnya
atau 1 tahun sebelum tahun penelitian (Andini dan Mulya, 2015). Perbaikan
suatu kinerja perusahaan yang sedang mengalami masalah dalam operasinya
tentu membutuhkan waktu yang relatif tidak sebentar, sehingga kemungkinan
besar auditee akan kembali diberi opini audit terkait masalah going concern
usahanya pada tahun sebelumnya (Sulistya dan Sukartha, 2013).
Hal ini mungkin juga disebabkan karena adanya hipotesis self-fulfilling
properchy, dimana pemberian opini audit going concern pada periode
sebelumnya mempengaruhi hilangnya kepercayaan dari publik atas
kelangsungan hidup perusahaan, sehingga akan semakin mempersulit
manajemen perusahaan untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan.
Selain itu pula, saran auditor yang diberikan dalam laporan auditor
independen pada tahun sebelumnya sebagai alternatif perbaikan kondisi
perusahaan, mungkin belum direalisasikan dengan baik oleh manajemen
perusahaan, sehingga keadaan tersebutlah yang mungkin mendorong auditor
memberikan opini audit going concern kembali pada tahun berjalan (Andini
dan Mulya, 2015).
9
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya,
yaitu penelitian yang dilakukan oleh (Kusumayanti dan Widhiyani, 2017),
(Krissindiastuti dan Rasmini, 2016), (Siska, 2015), dan (Rahayuningsih,
2014). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai
berikut:
1. Varibel Penelitian
Penelitian kali ini menggabungkan beberapa variabel dalam penelitian
sebelumnya. Sesuai saran yang tertulis dalam jurnal sebelumnya, penelian
ini menggabungkan variabel-variabel yang belum pernah dijadikan dalam
satu variabel
2. Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Properti,
Real Estate dan Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2012-2016.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti ingin menguji
pengaruh opinion shopping, disclosure, reputasi KAP, dan opini audit tahun
sebelumnya terhadap opini audit going concern. Oleh karena itu, tema yang
diangkat menjadi judul dalam penelitian ini, yaitu: “Pengaruh Opinion
Shopping, Disclosure, Reputasi KAP, dan Opini Audit Tahun
Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah opinion shopping berpengaruh terhadap opini audit going
concern?
10
2. Apakah disclosure berpengaruh terhadap opini audit going concern?
3. Apakah reputasi KAP berpengaruh terhadap opini audit going concern?
4. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit
going concern?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a) Menganalisis pengaruh opinion shopping terhadap opini audit going
concern.
b) Menganalisis pengaruh disclosure terhadap opini audit going concern.
c) Menganalisis pengaruh reputasi KAP terhadap opini audit going
concern.
d) Menganalisis pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap opini
audit going concern.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
a) Bagi perusahaan
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi
opinion shopping, disclosure, reputasi KAP, dan opini audit tahun
sebelumnya yang dapat bermanfaat untuk dijadikan salah satu tinjauan
terhadap opini audit going concern yang diterima oleh perusahan.
11
b) Bagi auditor
Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi auditor sebagai
informasi atau masukan dalam mengeluarkan opini audit, khususnya
opini audit going concern.
c) Bagi investor
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi atau
masukan mengenai faktor perusahaan memperoleh opini audit going
concern sehingga dapat membantu investor dalam mengambil
keputusan berinvestasi.
d) Bagi pembaca
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber ilmu guna memperbanyak
pengetahuan masyarakat tentang opini audit going concern.
e) Bagi peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau acuan bagi
pihak yang ingin melanjutkan penelitian ini atau penelitian yang
berkaitan tentang penelitian ini
.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi
Hubungan keagenan didefinisikan sebagai kontrak di mana satu
orang atau lebih (prinsipal) terlibat dengan orang lain (agen) untuk
melakukan beberapa layanan atas nama mereka yang melibatkan
pendelegasian sebagai wewenang pengambilan keputusan kepada agen.
Jika kedua belah pihak dalam berhubungan saling memaksimalkan
manfaat, maka ada alasan bahwa agen tidak selalu bertindak sesuai
keinginan prinsipal (Jensen dan Meckling, 1976).
Teori agensi terfokus pada dua individu yaitu prinsipal dan agen.
Prinsipal mendelegasikan responsibility desicion making kepada agen.
Baik prinsipal maupun agen diasumsikan sebagai orangorang ekonomi
yang rasional yang sematamata termotivasi oleh kepentingan pribadi,
tapi mereka kesulitan membedakan penghargaan atas preferensi,
kepercayaan dan informasi. Hak dan kewajiban dari prinsipal dan agen
dijelaskan dalam sebuah perjanjian kerja yang saling menguntungkan.
Dalam penelitian akuntansi manajemen, teori agensi digunakan untuk
mengidentifikasi kombinasi kontrak kerja dan sistem informasi yang
akan memaksimalkan fungsi manfaat prinsipal, dan kendalakendala
perilaku yang muncul dari kepentingan agen (Raharjo, 2007)
13
Optimalisasi kepentingan baik prinsipal maupun agen yang tidak
sesuai dapat menimbulkan terjadinya asimetri informasi. Asimetri
informasi merupakan kondisi dimana informasi yang terdapat dalam
laporan keuangan tidak mencerminkan kondisi perusahaan sebenarnya.
Laporan keuangan disajikan oleh manajemen (agen) untuk memberikan
sinyal kepada pengguna tentang kondisi perusahaan. Jika laporan
keuangan ini tidak mencerminkan kondisi perusahaan sebenarnya, maka
akan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pengguna (Sari dan
Rahardja, 2012).
Teori agensi menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu
kontrak di bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk
melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan
pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Baik
prinsipal maupun agen diasumsikan sebagai orang ekonomi rasional dan
semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Hal ini dapat memicu
terjadinya konflik keagenan (Muttaqin dan Sudarno, 2011). Oleh karena
itu, dibutuhkan pihak ketiga yang bersifat independen sebagai mediator
antara dua kepentingan. Pihak ketiga ini bertugas untuk menilai apakah
ada asimetri informasi atau manipulasi yang terjadi. Auditor merupakan
pihak independen yang menjembatani hubungan antara prinsipal dan
agen (Sari dan Rahardja, 2012).
14
2. Opini Going Concern
Auditor dalam memberikan opini audit harus berdasarkan kondisi
perusahaan yang sesungguhnya sebagai bentuk tanggungjawabnya ke
publik yang memanfaatkan hasil opini audit tersebut. Sehingga
diharapkan opini audit tidak memberikan informasi yang merugikan dan
menyesatkan bagi pengguna laporan keuangan, seperti para investor yang
akan membuat keputusan berinvestasi (Nursasi dan Maria, 2015).
Opini audit going concern merupakan salah satu opini audit yang
diberikan terhadap laporan keuangan suatu entitas jika suatu entitas
mengalami keadaan yang berbeda dengan asumsi kelangsungan usaha,
maka entitas tersebut dimungkinkan mengalami masalah (Tamir dan
Anisykurlillah, 2014).
Opini audit going concern sangat penting karena opini audit going
concern sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan untuk
membuat keputusan investasi yang tepat dalam berinvestasi, karena
ketika seorang investor akan melakukan investasi, investor perlu
memahami kondisi keuangan perusahaan, terutama menyangkut tentang
kelangsungan hidup perusahaan tersebut (Ginting dan Suryana, 2014).
Opini going concern merupakan opini audit yang dikeluarkan oleh
auditor untuk mengevaluasi apakah ada kesangsian tentang kemampuan
entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2011).
SA Seksi 341, SPA No. 30 (SPAP, 2011) memuat pertimbangan bagi
15
auditor dalam menerbitkan opini audit going concern terhadap
kelangsungan usaha suatu entitas. Menurut SPAP tersebut opini audit
yang termasuk dalam opini going concern yaitu pendapat wajar tanpa
pengecualian dengan bahasa penjelas (unqualified opinion with
explanation language), pendapat wajar dengan pengecualian (qualified
opinion), pendapat tidak wajar (adverse opinion), dan tidak memberikan
pendapat (disclaimer of opinion). Pemberian opini audit going concern
terletak pada Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) pada laporan
auditor. Dalam laporan tersebut auditor memberikan catatan dengan
kalimat: manajemen akan melakukan langkah strategi.
Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar
mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam jangka waktu yang pantas dengan cara sebagai berikut:
a) Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang
dilaksanakan dalam perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk
berbagai tujuan audit, dan penyelesaian auditnya, dapat
mengidentifikasi keadaan atau peristiwa yang, secara keseluruhan,
menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu
pantas. Mungkin diperlukan untuk memperoleh informasi tambahan
mengenai kondisi dan peristiwa beserta bukti-bukti yang mendukung
informasi yang mengurangi kesangsian auditor.
16
b) Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam jangka waktu pantas, ia harus:
1) memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang
ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa
tersebut, dan
2) menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat
secara efektif dilaksanakan.
c) Setelah auditor mengevaluasi rencana manajemen, ia mengambil
kesimpulan apakah ia masih memiliki kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam jangka waktu pantas.
Berikut ini adalah contoh kondisi dan peristiwa yang mengarah
pada kesangsian atas kelangsungan hidup perusahaan (SA Seksi 341):
a) Trend negatif - sebagai contoh, kerugian operasi yang berulangkali
terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha,
ratio keuangan penting yang jelek.
b) Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan -
sebagai contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya
atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan
oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit
biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau
metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva.
17
c) Masalah intern - sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan
hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses
projek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat
ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi.
d) Masalah luar yang telah terjadi - sebagai contoh, pengaduan
gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang, atau masalah-
masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan entitas
untuk beroperasi; kehilangan franchise, lisensi atau paten penting;
kehilangan pelanggan atau pemasok utama; kerugian akibat bencana
besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak
diasuransikan atau diasuransikan namun dengan pertanggungan yang
tidak memadai.
3. Opinion Shopping
Security Exchange Commission (SEC) mendifinisikan bahwa
opinion shopping adalah sebagai aktivitas mencari auditor yang mau
mendukung perlakuan akuntansi yang diajukan oleh manajemen untuk
mencapai tujuan pelaporan perusahaan, walaupun menyebabkan laporan
tersebut menjadi tidak reliabel (Praptitorini dan Januarti, 2011).
Opinion shopping diilustrasikan seorang auditor independen yang
melakukan perikatan dengan seorang klien, dimana pihak manajemen
dari kliennya tersebut diibaratkan sebagai seorang yang suka
berbelanja/membeli opini sehingga disebut dengan “Opinion Shopping”.
Ketika auditor tidak dapat memenuhi permintaan manajemen untuk
18
memberikan suatu opini tertentu seperti yang dikehendakinya maka
auditor tersebut akan diputuskan kontraknya dan akan digantikan oleh
auditor lain yang dapat memenuhi permintaan manajemen dengan upah
yang menggiurkan (Kwarto, 2015).
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 20 tahun 2015 sudah tidak
ada lagi pembatasan melakukan audit laporan keuangan oleh KAP akan
tetapi pembatasan melakukan audit tetap berlaku kepada Akuntan Publik
yang hanya boleh mengaudit laporan keuagan perusahaan selama 5 tahun
berturut-turut. Biasanya perusahaan akan memberhentikan auditornya
karena opini atas laporan keuangan yang dikeluarkan auditor tidak sesuai
dengan yang diharapkan oleh perusahaan, maka perusahaan akan
menganti auditornya dengan auditor yang mau mengeluarkan opini
sesuai yang diharapkan oleh perusahaan tersebut. Dengan demikian jika
perusahaan tersebut menganti auditor setelah mendapat opini audit going
concern maka perusahaan tersebut diangap berhasil melakukan opinion
shopping (Iriawan dan Suzan, 2015).
4. Disclosure
Disclosure merupakan pengungkapan dalam laporan keuangan
baik hal tersebut merupakan informasi positif maupun negatif yang
nantinya akan berpengaruh pada keputusan investasi (Kusumayanti dan
Widhiyani, 2017). Disclosure yang memadai atas informasi keuangan
perusahaan tersebut menjadi salah satu dasar auditor dalam memberikan
19
opininya atas kewajaran laporan keuangan perusahaan (Junaidi dan
Hartono, 2010). Maka, semakin tinggi tingkat disclosure perusahaan,
maka semakin tinggi pula kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern (Sari dan Rahardja, 2012).
Setiap perusahaan yang go public wajib untuk menyampaikan
laporan keuangan tahunan perusahaan seperti yang sudah diatur oleh
pemerintah dalam Keputusan Ketua Badan Pengawasan Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Nomor : KEP-134/BL/2006 Peraturan Nomor X.K.6
yang berisi tentang: (1) Kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi
emiten atau perusahaan publik, dan (2) Bentuk dan isi laporan tahunan.
Adapun seperti dalam Fitriani dan Sudarsono (2007) penelitian ini
untuk menghitung skor disclosure menggunakan 33 item disclosure,
sebagai berikut:
20
Tabel 2.1
Disclosure Item
No Keterangan
1 Ikhtisar data keuangan penting
2 Informasi harga saham tertinggi, terendah dan penutupan
3 Laporan dewan komisaris mengenai penilaian terhadap kinerja direksi
mengenai pengelolaan perusahaan
4 Laporan dewan komisaris mengenai pandangan atas prospek usaha
perusahaan yang disusun oleh direksi
5 Laporan direksi mengenai kinerja perusahaan
6 Laporan direksi mengenai gambaran tentang prospek usaha
7 Laporan direksi mengenai penerapan tata kelola perusahaan yang telah
dilaksanakan perusahaan
8 Nama dan alamat perusahaan
9 Riwayat singkat perusahaan
10 Bidang dan kegiatan usaha perusahaan meliputi jenis produk dan atau jasa
yang dihasilkan
11 Struktur organisasi dalam bentuk bagan
12 Visi dan misi perusahaan
13 Nama, jabatan dan riwayat hidup singkat anggota dewan komisaris
14 Nama, jabatan dan riwayat hidup singkat anggota direksi
15 Jumlah karyawan dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal :
aspek pendidikan dan pelatihan karyawan yang telah dan akan dilakukan)
16 Uraian tentang nama pemegang saham dan persentase kepemilikannya
17 Nama anak perusahaan dan perusahaan asosiasi, presentase kepemilikan
saham, bidang usaha, dan status operasi perubahan tersebut
18 Kronologis pencatatan saham dan perubahan jumlah saham dari awal
pencatatan hingga akhir tahun buku serta nama Bursa Efek dimana saham
perusahaan dicatatkan
19 Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal
20 Penghargaan dan sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala
nasional maupun internasional
Bersambung pada halaman selanjutnya
21
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Disclosure Item
No Keterangan
21 Nama dan alamat anak perusahaan dan atau kantor cabang atau kantor
perwakilan
22 Tinjauan operasi per segmen usaha
23 Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja
keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya
24 Prospek usaha dari perusahaan
25 Aspek pemasaran atas produk dan jasa perusahaan , antara lain : strategi
pemasaran dan pangsa pasar
26 Kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah dividen
27 Tata kelola perusahaan (Corporate Governance)
28 Tanggung jawab direksi atas laporan keuangan
29 Laporan keuangan tahunan yang telah diaudit
30 Tanda tangan anggota direksi dan anggota dewan komisaris
31 Informasi tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan
32 Ringkasan statistik keuangan untuk 3-5 tahun
33 Informasi tentang penelitian dan pengembangan
Sumber: data sekunder yang diolah (2017)
5. Reputasi KAP
KAP dengan reputasi yang lebih baik akan cenderung memberikan
opini audit going concern jika perusahaan memiliki masalah yang
berkaitan dengan kelangsungan usahanya. KAP non big four memiliki
reputasi yang lebih rendah dari KAP big four sehingga kualitas audit
yang diberikan pun akan lebih rendah (Sari dan Rahardja, 2012)
Reputasi KAP yang berafiliasi dengan KAP big four dianggap
lebih baik daripada KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP big four.
KAP yang berafiliasi dengan KAP big four dianggap lebih berani
22
mengungkapkan opini audit going concern daripada KAP yang tidak
berafiliasi dengan KAP big four (Tamir dan Anisykurlillah, 2014).
Dalam Krissindiatuti 2016 KAP di Indonesia yang berafiliasi
dengan The Big Four adalah:
a. Ernst dan Young pada tahun 2010 berafiliasi dengan KAP
Purwantono,
Suherman dan Surja. KAP lokal yang berafiliasi dengan Ernst &
Young
sebelumnya yakni pada tahun 2006 adalah KAP Purwantono,
Sarwoko dan Sandjaja.
b. Deloitte Touche Tohmatsu berafiliasi dengan KAP Osman Bing
Satrio.
c. Klyveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) International berafiliasi
dengan KAP Sidharta dan Widjaja
d. Price Waterhouse Coopers pada tahun 2009 berafiliasi dengan KAP
Tanudiredja, Wibisana dan Rekan. Sebelum berafilisasi dengan KAP
Tanudiredja, Wibisana dan Rekan, Price Waterhouse Coopers
melakukan
afiliasi dengan KAP lokal yakni KAP Haryanto Sahari pada tahun
2005
23
6. Opini Audit Tahun Sebelumnya
Opini audit sebelumnya didefinisikan sebagai opini audit yang
diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya. Opini audit going concern
tahun sebelumya ini akan menjadi faktor pertimbangan penting auditor
untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun
berikutnya (Krissindiastuti dan Rasmini, 2016).
Auditee yang menerima opini audit going concern pada tahun
sebelumnya akan dianggap memiliki masalah kelangsungan hidupnya,
sehingga semakin besar kemungkinan bagi auditor untuk mengeluarkan
opini audit going concern pada tahun berjalan (Dewayanto, 2011).
Menurut SPAP SA Seksi 508 (PSA No. 29) opini audit terdiri atas
lima jenis tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor, yaitu:
a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualifed Opinion Report)
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ini
adalah pendapat yang dinyatakan dalam laporan auditor bentuk baku.
b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas
(Unqualifed Opinion With Explanatory Laguage)
24
Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan
suatu paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam
laporan auditnya.
c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualifed Opinion Report)
Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali
untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.
d. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion Report)
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas
entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia.
e. Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer of Opinion)
Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakah bahwa auditor
tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
25
B. Hasil-hasil Penelitan Sebelumnya
Adapun hasil perbedaan dan persamaan penelitian sekarang dengan sebelumnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Kusumayan
ti dan
Widhiyani
(2017)
Pengaruh
Opinion
Shopping,
Disclosure dan
Reputasi KAP
Pada Opini
Audit Going
Concern
1. Variabel
independen
opinion
shopping,
disclosure,
dan reputasi
KAP
2. Variabel
dependen
opini audit
going concern
1. Variabel
opini
audit
tahun
sebelumn
ya
2. Periode
penelitian
ini adalah
2011-
2015
Hasil dari analisa dari penelitian ini yaitu opinion shopping,
disclosure, dan reputasi KAP berpengaruh pada opini audit
going concern.
2 Krissindiast
uti dan
Rasmini
(2016)
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Opini Audit
Going
Concern
1. Variabel
dependen
opini audit
going concern
1. Periode
penelitian
ini adalah
2010-
2013
Hasil penelitian tersebut diketahui bahwa variabel audit
tenure dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif pada
opini audit going concern. Variabel reputasi KAP dan opinion
shopping berpengaruh positif pada opini audit going concern.
Dan variabel ukuran perusahaan dan opini audit sebelumnya
tidak berpengaruh pada opini audit going concern.
Bersambung pada halaman selanjutnya
26
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3 Fahmi
(2015)
Pengaruh Audit
Tenure, Opini Audit
Tahun
Sebelumnya, Dan
Disclosure Terhadap
Opini Audit Going
Concern
1. Variabel
independen opini
audit tahun
sebelumnya, dan
disclosure
2. Variabel
dependen opini
audit going
concern
1. Periode
penelitian ini
adalah 2011-
2014
Opini audit tahun sebelumnya
berpengaruh signifikan terhadap
opini audit going concern.
Sedangkan audit tenure dan
disclosure tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap opini
audit going concern.
Bersambung pada halaman selanjutnya
27
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
4 Siska
(2015)
Pengaruh Audit
Tenure,
Disclosure,
Ukuran KAP, Debt
Default, Opinion
Shopping dan
Kondisi Keuangan
Terhadap
Penerimaan Opini
Audit Going
Concern (Pada
Perusahaan yang
Terdaftar Pada
Index Syariah BEI)
1. Variabel
independen
disclosure, dan
opinion shopping
2. Variabel
dependen opini
audit going
concern
1. Periode
penelitian ini
adalah 2011-
2013
Opinion shopping dan kondisi
keuangan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap opini
audit going concern. Dan variabel
lainnya yaitu audit tenur,
disclosure, ukuran KAP, dan debt
default memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap opini audit
going concern.
Bersambung pada halaman selanjutnya
28
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5 Rahayuningsih
(2014)
Pengaruh Kondisi
Keuangan,
Reputasi Auditor,
Disclosure, Dan
Opini Audit Tahun
Sebelumnya Pada
Pengungkapan
Opini Audit Going
Concern
1. Variabel
independen
opini audit
tahun
sebelumnya, dan
disclosure
2. Variabel
dependen opini
audit going
concern
1. Periode
penelitian ini
adalah 2019-
2013
Hasi dari penelitian menunjukkan bahwa
variabel reputasi auditor, disclosure, dan
opini audit tahun sebelumnya
mempengaruhi pengungkapan opini
audit going concern. Dan variabel
kondisi keuangan tidak berpengaruh
karena tidak signifikan terhadap
pengungkapan opini audit going
concern.
6 Foroghi and
Shahshahani
(2012)
Audit Firm Size
and Going-
Concern Reporting
Accuracy
1. Variabel
dependen opini
audit going
concern
1. Periode
penelitian ini
adalah 2001-
2010
Financial stress dan
reputasi auditor
berpengaruh signifikan
terhadap opini going
concern
7 Junaidi dan
Hartono
(2010)
Faktor Non
Keuangan Pada
Opini Going
Concern
1. Variabel
dependen opini
audit going
concern
1. Periode
penelitian ini
adalah 2003-
2008
Dari penelitian ini menunjukkan tenure,
reputasi auditor, disclosure, mempunyai
hasil yang signifikan terhapadap opini
audit going concern. Sedangkan ukuran
perrusahaan tidak berpengaruh terhadap
opini audit going concern.
Bersambung pada halaman selanjutnya
29
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
8 Haron, et. al
(2009)
Factors
Influencing
Auditors' Going
Concern Opinion
1. Variabel
dependen opini
audit going
concern
1. Periode
penelitian ini
adalah 2004
2. Jenis dan
sumber
penelitian
yang
digunakan
adalah
sekunder
Financial condition, type of
evidence, dan disclosure
berpengaruh signifikan terhadap
opini going concern.
Sumber: data sekunder yang diolah (2017)
30
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar
2.1.
Gambar 2.1
Pengaruh Opinion Shopping, Disclosure, Reputasi KAP, dan
Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Opini Audit Going
concern
Perusahaan Properti, Real Estate, dan Konstruksi
Variable Independen Variable Dependen
Opinion Shopping
(X1)
Disclosure
(X2) Opini Audit Going
Concern
(Y) Reputasi KAP
(X3)
Metode Analisis:
Regresi Logistik
Opini Audit Tahun
Sebelumnya
(X4)
Kesimpulan dan saran
31
D. Hipotesis
1. Pengaruh opinion shopping terhadap opini audit going concern
Hasil penelitian dari Krissindiatuti dan Rasmini (2016), Siska
(2015), Nursasi dan Maria (2015), menunjukkan bahwa opinion shopping
mempunyai pengaruh positif terhadap opini audit going concern.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, penelitian ini mengajukan
hipotesis sebagai berikut.
H1: Opinion shopping berpengaruh postif terhadap opini audit going
concern
2. Pengaruh disclosure terhadap opini audit going concern
Hasil dari penelitian-penelitian Kusumayanti dan Widhiyani (2017),
Sari dan Rahardja (2012), Verdiana dan Utama (2013), Junaidi dan
Hartono (2010) menunjukkan bahwa disclosure mempunyai hasil yang
signifikan positif terhadap opini audit going concern. Sehingga dalam
penelitian ini ingin mengajukan hipotesis sebagai berikut.
H2: Disclosure berpengaruh postif terhadap opini audit going
concern
3. Pengaruh reputasi KAP terhadap opini audit going concern
Penelitian yang dilakukan oleh Krissindiatuti dan Rasmini (2016),
Tandungan dan Mertha (2016), dan Tamir dan Anisykurlillah (2014)
menunjukkan bahwa reputasi KAP memiliki hasil berpengaruh positif
32
terhadap opini audit going conern. Sehingga dalam penelitian ini ingin
mengajukan hipotesis sebagai berikut.
H3: Reputasi KAP berpengaruh postif terhadap opini audit going
concern
4. Pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going
concern
Hasil dari penelitian Fahmi (2015), Kartika (2012), Dewayanto
(2011) memperlihatkan bahwa opini audit tahun sebelumnya mempunya
pengaruh positif dan signifikan terhadap opini audit going concern.
Berdasarkan pada penelitian tersebut, maka penelitian ini mengajukan
hipotesis sebagai berikut.
H4: Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh postif terhadap
opini audit going concern
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dengan variabel independen, yaitu
opinion shopping, disclosure, reputasi KAP, dan opini audit tahun
sebelumnya terhadap variabel dependen yaitu opini audit going concern.
Objek penelitian ini adalah perusahaan dalam industri properti, real estate,
dan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-
2016.
B. Metode Penelitian Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan properti, real estate,
dan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-
2016. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu
pengambilan sampel yang terbatas pada jenis orang tertentu yang dapat
memberikan informasi yang diinginkan, entah karena mereka adalah satu-
satunya yang memilikinya, atau memenuhi beberapa kriteria tertentu
(Sekaran, 2015). Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalma
penelitian ini adalah sebagai berikut:
34
1. Perusahaan properti, real estate, dan konstruksi di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2016
2. Perusahaan properti, real estate, dan konstruksi yang tidak delisting dan
terdaftar secara berturut-turut selama periode 2012-2016
3. Perusahaan properti, real estate, dan konstruksi yang menerbitkan data
annual report dan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor
independen selama periode 2012-2016
4. Perusahaan properti, real estate, dan konstruksi yang pernah mengalami
kerugian sekurangnya satu periode laporan keuangan selama periode
tahun 2012-2016
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
jenis dan sumber data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti
catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data
dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro
dan Supomo, 2009).
Data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan dan annual
report perusahaan properti, real estate, dan konstruksi yang go public dan
terdaftar di BEI pada tahun 2012-2016 yang telah dipublikasikan. Data
tersebut diperoleh dari www.idx.co.id. Pemilihan BEI sebagai sumber
pengambilan data dengan alasan BEI merupakan bursa efek terbesar dan
35
representatif di Indonesia, di mana dalam tahun 2012 hingga 2016 dianggap
cukup mewakili kondisi BEI yang relatif normal.
D. Metode Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dan menguji
hipotesis yaitu dengan menggunakan analisis regresi logistik (logistic
regression) dengan menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Package
for Social Science) versi 22.0.
1. Regresi Logistik
Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji
apakah probibalitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan
variabel bebasnya. Pada teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan
lagi asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2016).
Adapun tahapan tahapan dalam regresi logistik adalah sebagai berikut:
a) Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtois dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016). Mean digunakan untuk
memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari
sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata
dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai
minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
36
melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan
dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.
b) Pengujian Hipotesis Penelitian
Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation
(MLE).
Ho = b1 = b2 = b3 = ... = bi = 0
Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ... ≠ bi ≠ 0
Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak
mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan
(dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan
menggunakan α = 5%. Nilai α dinyatakan sebagai besarnya tingkat
kesalahan yang dapat ditolerir. Umumnya, untuk ilmu sosial, termasuk
ekonomi dan keuangan, besarnya α adalah 5%. Kaidah pengambilan
keputusan adalah:
Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif
didukung.
Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif
tidak didukung.
37
1) Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai overall fit
model terhadap data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Berdasarkan dipotesis ini, maka H0 harus diterima dan Ha
harus ditolak agar model fit dengan data. Statistik yang
digunakan berdasarkan fungsi likelihood. Likelihood L dari
model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan
menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan
alternatif, L ditransformasikan menjadi – 2LogL (-
2LogLikelihood). Statistik -2LogL atau rasio x2 statistics, dimana
x2
distribusi dengan degree of freedom n-q, q adalah jumlah
parameter (Ghozali, 2016).
2) Menilai Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan
Hosmer and Lameshow’s Goodness of Fit Test. Jika nilai
statistik Hosmer and Lameshow’s Goodness of Fit lebih besar
daripada 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti
model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat
dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data
observasinya (Ghozali, 2016).
38
3) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2016). Besarnya nilai koefisien determinasi
pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R
Square.
4) Uji Multikolinieritas
Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai
korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol
(Ghozali, 2016). Ada tidaknya gejala korelasi di antara variabel
bebasnya dapat dilihat dari pengujian Correlation Matrix. Nilai
koefisien korelasi harus berada dibawah 0,9 maka dapat
39
dikatakan tidak ada gejala multikolinearitas yang serius antara
variabel bebasnya.
5) Tabel Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari
model regresi untuk memprediksi kemungkinan kemungkinan
suatu perusahaan menerima opini audit going concern.
6) Model Regresi yang Terbentuk
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat
pengaruh opinion shopping, disclosure, reputasi KAP, dan opini
audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going concern pada
perusahaan properti, real estate, dan konstruksi.
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
i
dimana:
P (Y) : Opini Audit Going concern
α : Konstanta
β1 – β3 : Koefisien regresi masing-masing faktor
X1 : Opinion Shopping
X2 : Disclosure
40
X3 : Reputasi KAP
X4 : Opini audit tahun Sebelumnya
εi : Error term
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Variabel Tidak Terikat (Independent Variable)
Variabel tidak terikat atau independen adalah tipe variabel yang
menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen
dinamakan pula dengan variabel yang diduga sebagai sebab (presumed
cause variable) atau dapat juga disebut sebagai variabel yang mendahului
(antecedent variable) (Indriantoro dan Supomo, 2009). Variabel
independen dalam penelitian ini terdiri dari opinion shopping, disclosure,
reputasi KAP, dan opini audit tahun sebelumnya. Penjelasan mengenai
variabel independen tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a) Opinion Shopping
Dalam praktik opinion shopping, ketika perusahaan menerima
opini audit tahun sebelumnya dengan modifkasi (opini going concern)
maka tahun berikutnya akan berupaya untuk memperoleh opini yang
lebih bagus. Upaya yang dilakukan adalah mengganti auditor. Harapan
perusahaan adalah ketika mengganti auditornya maka opini yang akan
diperoleh adalah wajar tanpa pengecualian (Praptitorini dan Januarti,
2011). Variabel dummy ialah alat ukur untuk variabel opinion shopping.
Perusahaan yang mengganti auditor setelah menerima opini audit going
41
concern diberikan angka 1. Perusahaan yang tidak mengganti auditor
setelah menerima opini audit going concern diberikan angka 0.
b) Disclosure
Disclosure laporan keuangan merupakan informasi yang sangat
penting bagi auditor, misalnya, pengungkapan informasi keuangan
mengenai konsistensi penggunaan metode akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan, kebijakan-kebijakan perusahaan, kerjasama
perusahaan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
perusahaan, serta kejadian setelah tanggal neraca dalam hal pemberian
opini going concern. Disclosure yang memadai atas informasi
keuangan perusahaan tersebut menjadi salah satu dasar auditor dalam
memberikan opininya atas kewajaran laporan keuangan perusahaan
(Junaidi dan Hartono, 2010). Disclosure diukur menggunakan indeks
yang telah ditetapkan. Terdapat 33 item disclosure yang disajikan
dalam Fitriani dan Dharma, 2007. Skor disclosure digunakan dalam
penentuan indeks. Perusahaan yang mengungkapkan item informasi
akan diberikan skor 1. Perusahaan yang tidak mengungkapkan item
informasi akan diberikan skor 0. Rumus yang digunakan dalam
menentuan disclosure level adalah sebagai berikut (Hossain, 2008):
42
c) Reputasi KAP
KAP big four akan berusaha untuk menjaga nama besar mereka
dan mengindar tindakan yang akan mengganggu nama mereka,
sehingga KAP besar akan lebih berani memberikan opini audit going
concern apabila memang ditemukan adanya kesalahan (Muttaqin dan
Sudarno, 2011). Menurut Knechel dan Vanstraelen (2007), variabel
dummy merupakan alat ukur untuk variabel reputasi KAP. Perusahaan
yang menggunakan jasa KAP big four diberi angka 1. Perusahaan yang
menggunakan jasa KAP non big four diberi angka 0.
d) Opini Audit Tahun Sebelumnya
Auditee yang menerima opini audit going concern pada tahun
sebelumnya akan dianggap memiliki masalah kelangsungan hidupnya,
sehingga semakin besar kemungkinan bagi auditor untuk mengeluarkan
opini audit going concern pada tahun berjalan (Dewayanto, 2011).
Variabel opini audit tahun sebelumnya diukur dengan menggunakan
variable dummy. Opini audit going concern akan diberikan kode 1
sedangkan untuk opini audit non going concern akan diberikan kode 0.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat atau dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan
atau dipengaruhi variabel yang lain. Variabel terikat dinamakan pula
dengan variabel yang diduga sebagai akibat (presumed effect variable)
43
atau dapat juga disebut sebagai variabel konsekuensi (consequent variable)
(Indriantoro dan Supomo, 2009).
a) Opini Audit Going concern
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah opini audit going
concern yang merupakan opini audit modifikasi yang diberikan auditor
bila terdapat keraguan atas kemampuan going concern perusahaan atau
terdapat ketidakpastian yang signifikan atas kelangsungan hidup
perusahaan dalam menjalankan operasinya (SPAP, 2011). Variabel ini
merupakan variabel dummy yang diukur dengan angka 1 bila
perusahaan menerima Going Concern Audit Opinion (GCAO) dan
angka 0 bila menerima opini Non Going Concern Audit Opinion
(NGCAO) (Junaidi dan Hartono, 2010).
44
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator Skala
Opini Audit
Going concern
Akan diberikan angka 1 apabila
perusahaan menerima Going concern
Opinion (GCAO) dan angka 0 bila
menerima opini Non Going concern
Audit Opinion (NGCAO).
Nominal
Opinion Shopping
(Kusumayanti,
2017)
Jika perusahaan yang mengganti
auditor setelah mendapatkan opini
audit going concern diberikan angka
1 dan jika perusahaan tidak
mengganti auditornya maka akan
diberikan angka 0.
Nominal
Disclosure Perusahaan yang mengungkapkan
item informasi dalam laporan
tahunannya akan diberikan angka 1
dan apabila tidak diungkapkan akan
diberikan angka 0.
Rasio
Reputasi KAP Apabila perusahaan diaudit oleh KAP
big four akan diberikan angka 1, dan
angka 0 akan diberikan apabila tidak
diaudit oleh KAP big four
Nominal
Opini Audit
Tahun
Sebelumnya
Jika pada tahun sebelumnya
perusahaan terdapat opini GC diberi
angka 1 dan apabila opini NGC diberi
angka 0.
Nominal
Sumber: data sekunder yang diolah (2017)
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan properti, real estate,
dan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode 2012-2016 dan tidak mengalami delisting selama periode
penelitian.
Menurut KBBI properti adalah harta berupa tanah dan bangunan serta
sarana dan prasarana yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
tanah dan/atau bangunan yang dimaksudkan; tanah milik dan bangunan.
Sedangkan dalam Mulya dan Japariyanto (2014), istilah Real Estate
Developer lebih mengacu kepada pengolahan atas sebidang tanah dan
aturan-aturan untuk memiliki dan memanfaatkan tanah tersebut. Hal
tersebut tidak terbatas pada permukaan tanahnya saja, tetapi meliputi juga
bagian bawah dan sebagian tanah tersebut. Real Estate Developer dapat
dimiliki oleh perorangan namun umumnya kerjasama maupun koorporasi.
Dan konstruksi menurut KBBI adalah susunan (model, tata letak) suatu
bangunan (jembatan, rumah, dan sebagainya), dengan kata lain suatu
bentuk kegiatan membangun sarana atau prasarana.
46
Industri properti, real estate, dan konstruksi dipilih karena dewasa ini
perkembangan sektor properti, real estate, dan konstruksi kian menggeliat
sehingga persaingan pun semakin ketat. Hasil kajian yang dilakukan oleh
Kementrian Keuangan menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir
sektor konstruksi dan real estate di Indonesia mengalami pertumbuhan
yang cukup baik walaupun dengan tren pertumbuhan melambat, searah
dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk sektor real
estate pertumbuhan sudah terlihat mulai membaik sejak triwulan III 2013.
Kontribusi sektor konstruksi dan real estate terhadap PDB cenderung tetap
pada kisaran 9,5 persen untuk konstruksi dan 3 persen untuk real estate.
Sektor properti mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 8,0 juta orang
atau 6,62 persen dari seluruh total tenaga kerja yang mana sebanyak 7.7
juta (6.38 persen) bekerja di sektor konstruksi dan 294.392 orang (0.24
persen) di sektor real estate. Di negara-negara maju, sektor real estate
peranannya lebih besar dibandingkan sektor konstruksi.
Pemilihan BEI sebagai populasi penelitian ini dengan alasan bahwa
BEI merupakan bursa efek terbesar dan representatif di Indonesia. Tahun
penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah tahun 2012-2016.
Periode pengamatan dilakukan lima tahun agar waktu pengamatan panjang
sehingga peneliti dapat menganalisis dan mengamati perkembangan
perusahaan selama waktu tersebut dan dalam waktu lima tahun kondisi
perusahaan dapat berubah baik dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun
internal perusahaan.
47
Adapun tahun penelitian ini terdiri atas 5 (lima) periode, dimana
sampel yang dipilih dari populasi menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu proses pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu.
Tabel 4.1 dibawah ini menyajikan tahapan seleksi berdasrkan kriteria
yang telah didapat:
Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan properti, real estate, dan konstruksi di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2016
63
2 Perusahaan properti, real estate, dan konstruksi yang tidak
delisting dan terdaftar secara berturut-turut selama periode 2012-
2016
(12)
3 Perusahaan properti, real estate, dan konstruksi yang menerbitkan
data annual report dan laporan keuangan yang telah diaudit oleh
auditor independen selama periode 2012-2016
(3)
4 Perusahaan properti, real estate, dan konstruksi yang pernah
mengalami kerugian sekurangnya satu periode laporan keuangan
selama periode tahun 2012-2016
(49)
Total sampel akhir 9
Tahun pengamatan 5
Jumlah Pengamatan 45
Sumber: data sekunder yang diolah (2017)
Jumlah perusahaan properti, real estate, dan konstruksi yang terdaftar
di BEI pada periode 2012-2016 berjumlah 63 perusahaan. Kemudian, dari
63 perusahaan tersebut terdapat 12 perusahaan yang tidak delisting dan
terdaftar secara berturut-turut selama periode 2012-2016. Selanjutnya ada
3 perusahaan yang tidak menerbitkan data annual report dan laporan
keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen. Dan terdapat 49
perusahaan yang tidak pernah mengalami kerugian sekurangnya satu
48
periode laporan keuangan. Sehingga perusahaan yang dijadikan sampel
pengamatan adalah sebanyak 10 perusahaan. Periode penelitian ini adalah
lima tahun, perusahaan sampel sebanyak 10 perusahaan kemudian
dikalikan 5 tahun pengamatan sehingga sampel penelitian menjadi
sebanyak 45 perusahaan.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Pada penelitian ini, sampel dipilih dengan metode purposive sampling.
Melalui metode purposive sampling diharapkan sampel dapat mewakili
populasinya dan tidak menimbulkan bias bagi tujuan penelitian yang telah
dijelaskan sebelumnya. Sampel dipilih dengan tujuan agar tersedianya data
yang dibutuhkan di dalam penelitian.
Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan tahunan dan laporan
keuangan auditee pada tahun-tahun penelitian, dapat diketahui jenis-jenis
opini yang diterima masing-masing perusahaan selama periode peneltian.
Opini tersebut kemudian digolongkan menjadi dua jenis opini audit, yaitu
opini audit going concern atau going concern audit opinion (GCAO) dan
opini audit non going concern atau non going concern audit opinion
(NGCAO).
49
Distribusi perusahaan tersebut disajikan dalam tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Perusahaan Berdasarkan Opini Audit
Opini 2012 2013 2014 2015 2016 Total
GC 1 2 1 1 1 6
11,11% 22,22% 11,11% 11,11% 11,11% 13,33%
NGC 8 7 8 8 8 39
88,89% 77,78% 88,89% 88,89% 88,89% 86,67%
Total 9 9 9 9 9 45
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sumber: data sekunder yang diolah (2017)
Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa pada tahun 2012 jumlah
perusahaan sampel, yang bergerak di sektor properti, real estate, dan
konstruksi, yang memperoleh opini audit going concern adalah sebanyak 1
perusahaan atau 11,11% dari perusahaan total. Pada tahun 2013, jumlah
perusahaan sampel yang memperoleh opini audit going concern berubah
yaitu sebanyak 2 perusahaan. Namun, pada tahun 2014, jumlah perusahaan
sampel yang memperoleh opini audit going concern berkurang 1
perusahaan yaitu sebanyak 1 perusahaan. Pada tahun 2015, jumlah
perusahaan sampel yang memperolah opini audit going concern kembali
sama yaitu sebanyak 1 perusahaan. Begiyu juga pada tahun 2016,
perusahaan sampel yang memperoleh opini audit going concern yaitu
hanya sebanyak 1 perusahaan saja.
Jumlah terbanyak dari perusahaan properti, real estate, dan konstruksi
yang memperoleh opini audit going concern terjadi pada tahun 2013.
50
Dampak memburuknya kondisi ekonomi Indonesia, termasuk belum
membaiknya sektor properti telah mempengaruhi kondisi keuangan dan
kelangsungan pembangunan proyek perusahaan. Besarnya beban bunga
mengakibatkan saldo rugi perusahaan yang cukup besar (PT Bhuwanatala
Indah Permai Tbk, 2013).
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
logistik agar diperoleh gambaran mengenai pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Vaiabel independen dalam penelitian ini adalah
opinion shopping, disclosure, reputasi KAP, dan opini audit tahun
sebelumnya, sedangkan variabel dependen yaitu opini audit going concern.
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 45 data
observasi yang berasal dari perkalian antara periode penelitian (5 tahun;
data tahun 2012 sampai tahun 2016) dengan jumlah perusahaan sampel (9
perusahaan).
51
Tabel 4.3
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
GC 45 0 1 ,13 ,344
OS 45 0 1 ,09 ,288
Disc 45 ,64 1,00 ,8913 ,08730
Rep.KAP 45 0 1 ,13 ,344
OATS 45 0 1 ,13 ,344
Valid N (listwise) 45
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan Tabel 4.3, hasil analisis dengan menggunakan statistik
deskriptif dijelaskan sebagai berikut:
a) Hasil analisis statistik deskriptif terhadap penerimaan opini going
concern (GC) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum
sebesar 1 dengan rata- rata sebesar 0,13 dan standar deviasi 0,344.
Nilai rata- rata sebesar 0,13 menunjukkan bahwa opini audit going
concern lebih banyak tidak menerima opini audit going concern dari
45 sampel yang diteliti. Dari 45 perusahaan terdapat 13% perusahaan
yang menerima opini audit going concern dan 87% perusahaan yang
mendapatkan opini audit non going concern.
b) Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
opinion shopping (OS) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai
maksimum sebesar 1, dengan rata- rata sebesar 0,09 dan standar
deviasi 2,88. Hal ini berarti standar deviasi sangat besar,
menunjukkam adanya variasi yang sangat besar atau adanya
kesenjangan yang cukup besar dari OS tertinggi dan terendah.
52
c) Hasil analisis dengan menggunakan analisis deskriptif terhadap
disclosure (DISC) menunjukkan nilai minimum 0,64, nilai maksimum
1,00, nilai rata- rata 0,8913, dan standar deviasi 0,08730. Hal ini
menunjukkan rata-rata pengungkapan perusahaan adalah sebesar
89,13%.
d) Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
reputasi KAP (Rep KAP) menunjukkan nilai minimum 0, nilai
maksimum 1 , dengan rata- rata 0,13 dan standar deviasi sebesar 0,34,
hasil tersebut membuktikan bahwa lebih banyak perusahaan yang
memakai jasa KAP non big four dari seluruh perusahaan yang diteliti.
Terdapat 6 perusahaan yang memakai jasa KAP big four sedangkan
39 perusahaan lainnya tidak memakai jasa KAP big four.
e) Hasil statistik deskriptif terhadap opini audit tahun sebelumnya
(OATS) menunjukkan nilai minimum 0, nilai maksimum 1, rata- rata
0,13, dan standar deviasi sebesar 0,34. Nilai rata- rata sebesar 0,13
menunjukkan bahwa 6 perusahaan yang menerima opini going
concern, pada tahun sebelumnya juga menerima opini going concern,
dan 39 perusahaan yang menerima opini going concern, pada tahun
sebelumnya tidak menerima opini going concern.
53
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Karena variabel independen bersifat dummy (menerima opini going
concern atau tidak menerima opini going concern), maka pengujian
terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik.
Regresi logistik adalah regresi yang digunkaan untuk menguji apakah
probabilitas terjadinya variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel
bebasnya. Teknik analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas data
pada variabel bebasnya (Ghozali, 2016). Tahapan dalam pengujian dengan
menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut
(Ghozali, 2016):
a) Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Pengujian kesesuaian keseluruhan model (overall model fit)
dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood pada
awal (Block Number=0) dengan nilai -2 Log Likelihood pada akhir
(Block Number=1). Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H0: Model yang dihoptesiskan fit dengan data
Ha: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Berdasarkan hipotesis ini, maka H0 harus diterima dan Ha harus
ditolak agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan
berdasarkan fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah
probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data
input.
54
Tabel 4.6 adalah Iteration History 0 yang merupakan -2 Log
Likelihood awal. Tabel ini akan dibandingkan dengan tabel 4.4, tabel
Iteration History 1 yang merupakan -2 Log Likelihood akhir. Adanya
selisih antara -2 Log Likelihood awal dengan -2 Log Likelihood akhir
menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) tidak dapat ditolak dan model fit
dengan data.
Tabel 4.4
Iteration History 0
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 36,282 -1,467
2 35,354 -1,822
3 35,341 -1,871
4 35,341 -1,872
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 35,341
c. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than ,001.
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 22.0, pada tabel 4.4
menunjukkan bahwa nilai -2 Log Likelihood awal (tabel Iteration
History 0) adalah sebesar 35,341. Secara matematis, angka tersebut
signifikan pada alpha 5% dan berarti bahwa hipotesis nol (H0) ditolak.
55
Hal ini berarti hanya konstanta saja yang tidak fit dengan data (sebelum
dimasukkan variabel bebas ke dalam model regresi) (Ghozali, 2016).
Langkah selanjutnya adalah membandingkan antara nilai -2 Log
Likelihood awal (tabel Iteration History 0) dengan -2 Log Likelihood
akhir (tabel Iteration History 1). Pada tabel Iteration History 0, nilai -2
Log Likelihood awal menunjukkan sebesar 35,341. Setelah variabel
bebas dimasukkan pada model regresi, maka nilai -2 Log Likelihood
pada tabel 4.5 Iteration History 1 adalah sebesar 139,682.
56
Tabel 4.5
Iteration History 1
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant OS Disc Rep.KAP OATS
Step 1 1 26,003 -3,254 -,621 1,735 -,263 2,489
2 22,155 -6,326 -1,100 4,411 -,680 3,252
3 21,304 -10,026 -1,224 8,163 -1,352 3,469
4 21,103 -12,576 -1,223 10,836 -2,216 3,500
5 21,056 -13,170 -1,222 11,456 -3,189 3,509
6 21,040 -13,197 -1,222 11,485 -4,190 3,510
7 21,034 -13,198 -1,222 11,485 -5,191 3,510
8 21,032 -13,198 -1,222 11,485 -6,192 3,510
9 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -7,192 3,510
10 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -8,192 3,510
11 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -9,192 3,510
12 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -10,192 3,510
13 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -11,192 3,510
14 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -12,192 3,510
15 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -13,192 3,510
16 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -14,192 3,510
17 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -15,192 3,510
18 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -16,192 3,510
19 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -17,192 3,510
20 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -18,192 3,510
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 35,341
d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final
solution cannot be found.
Sumber: Output SPSS
57
Berdasarkan hasil output tersebut, terjadi penurunan nilai antara -2
Log Likelihood awal dan akhir sebesar 14,31. Penurunan tersebut dapat
diartikan bahwa penambahan variabel bebas ke dalam model regresi
memperbaiki model fit atau dengan kata lain model fit dengan data.
b) Pengujian Kelayakan Model Regresi
Analisis selanjutnya yang dilakukan adalah menilai kelayakan
model regresi logistik biner. Menilai kelayakan dari model regresi dapat
dilakukan dengan memperhatikan goodness of fit model yang diukur
dengan Chi-Square pada kolom Hosmer and Lemeshow’s (Ghozali,
2016). Hipotesis yang digunkaan untuk menilai kelayakan model
regresi ini adalah:
H0: Tidak ada perbedaan antara model dengan data
Ha: Ada perbedaan antara model dengan data
Selanjutnya ditunjukkan tabel 4.6 Hosmer and Lemeshow’s
Goodness-of-fit test statistics yang menunjukkan bisa tidaknya model
memprediksi nilai observasi:
Tabel 4.6
Hosmer and Lemeshow Test
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 2,973 6 ,812
Sumber: Output SPSS
58
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
adaah sebesar 0,812. Nilai signifikansi yang diperoleh tersebut jauh di
atas 0,05 (α) 5% yang berarti hipotesis 0 (H0) tidak dapat ditolak
(diterima). Hal ini berarti model mampu memprediksi nilai
observasinya atau model dapat diterima karena cocok dengan data
observasinya sehingga model ini dapat digunakan untuk analisis
selanjutnya.
c) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Koefisien determenasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabilitas variabel-variabel independen mampu memperjelas
variabilitas variabel dependen. Koefisien determinasi pada regresi
logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke
R Square dapat diinterprestasikan seperti nilai R Square pada regresi
berganda (Ghozali, 2016). Nilai ini didapat dengan cara membagi nilai
Cox & Snell R Square dengan nilai maksimumnya.
Tebel 4.7
Model Summary
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 21,031a ,272 ,501
a. Estimation terminated at iteration number 20 because
maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.
Sumber: Output SPSS
59
Tabel 4.9 adalah tabel Model Summary. Pada tabel ini, nilai
Nagelkerke R Square menunjukkan nilai 0,501. Hal ini berarti
variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel
independen dalam penelitian ini adalah sebesar 50,1%. Sisanya sebesar
49,9% dijelaskan oleh variabel independen lain di luar model penelitian
ini, misalnya kualitas audit, komite audit, rasio likuiditas, rasio arus kas,
pertumbuhan perusahaan, debt default, audit lag, audit client tenure,
dan sebagainya. Dapat dikatakan bahwa variasi variabel independen
dalam penelitian ini (opinion shopping, disclosure, reputasi KAP, dan
opini audit tahun sebelumnya) mampu menjelaskan variasi variabel
dependen (opini audit going concern) sebesar 50,1%.
d) Hasil Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen (Ghozali, 2016). Pengujian ini didapat dari
hasil output SPSS 22 di dalam matriks korelasi pada tabel 4.8 di bawah
ini. Pada tabel 4.8 menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi yang
nilainya lebih besar dari 0,9, maka tidak ada gejala multikolinearitas
yang serius antara variabel bebasnya. Selanjutnya disajikan tabel
matriks korelasi:
60
Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinearitas
Correlation Matrix
Constant OS Disc Rep.KAP OATS
Step 1 Constant 1,000 -,009 -,998 ,000 ,030
OS -,009 1,000 ,005 ,000 -,480
Disc -,998 ,005 1,000 ,000 -,062
Rep.KAP ,000 ,000 ,000 1,000 ,000
OATS ,030 -,480 -,062 ,000 1,000
Sumber: Output SPSS
e) Hasil Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model
regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan menerima opini
going concern.
Tabel 4.9
Classification Table
Classification Tablea
Observed
Predicted
GC Percentage
Correct NGC GC
Step 1 GC NGC 38 1 97,4
GC 2 4 66,7
Overall Percentage 93,3
a. The cut value is ,500
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa menurut prediksi, perusahaan
yang memperoleh opini audit going concern adalah 6, sedangakan
berdasarkan observasi sesungguhnya adalah 4. Jadi, ketepatan model ini
adalah 4/6 atau 66,7%. Sementara itu, prediksi perusahaan yang
61
memperoleh opini audit non going concern adalah 39, sedangkan
menurut observasi sesungguhnya adalah 38. Jadi ketepatan model ini
adalah 38/39 atau 97,4%. Ketepatan dari prediksi keseluruhan model ini
adalah sebesar 93,3%.
f) Hasil Uji Regresi Logistik
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji
pengaruh variabel opinion shopping, disclosure, reputasi KAP, dan
opini audit tahun sebelumnya terhadap variabel dependen opini audit
going concern dengan menggunakan regresi logistik dan hasilnya
ditunjukkan pada tabel 4.10.
Tabel 4.10
Variables in the Equation
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a OS -1,222 1,716 ,507 1 ,477 ,295
Disc 11,485 12,709 ,817 1 ,366 97289,912
Rep.KAP -18,192 16090,143 ,000 1 ,999 ,000
OATS 3,510 1,345 6,807 1 ,009 33,438
Constant -13,198 11,922 1,226 1 ,268 ,000
a. Variable(s) entered on step 1: OS, Disc, Rep.KAP, OATS.
Sumber: Output SPSS
62
Berdasarkan Tabel 4.10, maka model regresi yang terbentuk
adalah sebagai berikut:
Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression)
sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi hasil
disajikan dalam empat bagian. Bagian pertama membahas pengaruh
opinion shopping (OS) terhadap opini audit going concern (GC) (H1).
Bagian kedua membahas pengaruh disclosure (DISC) terhadap opini
audit going concern (GC) (H2). Bagian ketiga membahas pengaruh
reputasi KAP (Rep KAP) terhadap opini audit going concern (GC)
(H3). Bagian keempat membahas pengaruh opini audit tahun
sebelumnya (OATS) terhadap opini audit going concern (GC) (H4).
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1) Pengaruh Opinion Shopping (OS) terhadap Opini Audit Going
concern (GC)
Berdasarkan persamaan model regresi yang terbentuk di atas,
maka dapat dijelaskan bahwa hipotesis pertama menyebutkan bahwa
opinion shopping tidak mempunyai pengaruh pada opini audit going
concern. Pengukuran opinion shopping dilihat dengan apakah
perusahaan mengganti auditor setelah menerima opini audit going
concern atau tidak. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa opinion
shopping memiliki koefisien senilai -1,222. Tingkat signifikansi
63
yaitu senilai 0,477 yang berarti lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut
dapat membuktikan bahwa opinion shopping tidak mempunyai
pengaruh pada opini audit going concern, maka H1 tidak berhasil
didukung (ditolak).
Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa opinion
shopping berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Kusumayanti
(2017), Krissindiastuti (2016), Nursasi (2015), Siska (2015), dan
Lennox (2002) yang menyatakan bahwa opinion shopping
berpengaruh signifikan terhadap opini going concern. Namun hasil
penelitian ini sejalan dengan temuan Ardiani (2012), Kartika (2012),
Mariani (2015) dan Yuridiskasari (2017) yang menemukan bahwa
opinion shopping tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penerimaan opini going concern.
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa auditor
memberikan opini going concern perusahaan tidak berdasarkan pada
pergantian auditor yang dilakukan perusahaan jika mendapatkan
opini going concern pada tahun sebelumnya. Perusahaan yang
diaudit cenderung merasa puas dengan pelayanan yang diberikan
oleh auditor lama, sehingga perusahaan merasa tidak perlu untuk
mencari auditor baru yang bisa memenuhi keinginan perusahaan, dan
juga pihak manajemen perusahaan telah yakin pada kualitas
pelayanan yang diberikan oleh KAP (Mariani, 2015).
64
Pada hasil penelitian ini membantah penelitian dari Nursasi
(2015) dan Kusumayanti (2017) yang menyatakan praktik opinion
shopping yang menunjukkan pergantian auditor independen untuk
tahun berikutnya apabila tahun berjalan perusahaan mendapatkan
opini audit going concern. Bukti empiris ini menunjukkan indikasi
kurangnya independensi auditor di Indonesia.
2) Pengaruh Disclosure (DISC) terhadap Opini Audit Going concern
(GC)
Hipotesis kedua menyebutkan bahwa disclosure mempunyai
pengaruh pada opini audit going concern. Hasil pengujian
memperlihatkan bahwa disclosure memiliki koefisien senilai 11,485.
Tingkat signifikansi yaitu senilai 0,366 yang berarti lebih besar dari
0,05. Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa disclosure tidak
mempunyai pengaruh pada opini audit going concern, maka H2
ditolak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Wahyuningsih
(2015), Fahmi (2015), dan Siska (2015) yang menyatakan disclosure
tidak berpengaruh pada opini audit going concern. Kontradiktif
dengan penelitian Rahayuningsih (2014), Rossa (2013), dan
Verdiana (2013) yang menyatakan bahwa disclosure berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
65
Pemberian opini audit going concern tidak dipengaruhi pada
luasnya pengungkapan yang dilakukan dalam laporan tahunan
perusahaan. Hal ini dapat dikarenakan bahwa perusahaan yang
menerima opini audit going concern terkadang justru harus
membeberkan kondisi perusahaan secara lebih luas untuk
memberikan gambaran mengenai kondisi perusahaan. Hal ini dapat
digunakan sebagai salah satu upaya untuk memperkecil risiko saham
yang diperoleh perusahaan (Siska, 2015). Alasan lain juga
dikarenakanan item pengungkapan yang harus disampaikan oleh
perusahaan telah diatur dalam keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor KEP-134/BL/2006
Peraturan Nomor X.K.6 yang berisi tentang: (1) Kewajiban
penyampaian laporan tahunan bagi emiten atau perusahaan publik.
(2) Bentuk dan isi laporan tahunan. Setiap perusahaan go public
memiliki kewajiban menyampaikan laporan sesuai dengan kriteria
yang berlaku.
3) Pengaruh Reputasi KAP (Rep KAP) terhadap Opini Audit Going
concern (GC)
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa reputasi KAP mempunyai
pengaruh pada opini audit going concern. Reputasi KAP diukur
dengan KAP yang digunakan oleh perusahaan. Hasil pengujian
memperlihatkan bahwa reputasi KAP memiliki koefisien senilai -
18,192. Tingkat signifikansi yaitu senilai 0,999 yang berarti lebih
66
besar dari 0,05. Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa reputasi
KAP tidak mempunyai pengaruh pada opini audit going concern,
maka H3 ditolak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Sari (2012), Ulya
(2012), Arsianto (2013), dan Tamir (2014) yang menyatakan
reputasi KAP tidak berpengaruh pada opini audit going concern.
Kontradiktif dengan penelitian Tandungan (2016), Ainun (2015),
Wahyuningsih (2015) dan Pramana (2013) yang menyatakan bahwa
reputasi KAP berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini
audit going concern.
Sebagian besar pemberian opini going concern diberikan oleh
KAP non big four, sebagian kecilnya dilakukan oleh KAP big four.
KAP big four dalam memberikan opini going concern lebih hati-hati
karena pihak KAP ingin memberikan hasil yang terbaik untuk
perusahaan tersebut. KAP big four diyakini memiliki pengetahuan
dan pengalaman yang lebih baik untuk memutuskan pemberian opini
sehubungan dengan kelangsungan hidup perusahaan. Ini diyakini
karena KAP yang berafiliasi dengan big four kualitas auditnya sudah
terjamin oleh pengalaman dalam mengaudit yang sudah mendunia
(Tandungan dan Mertha, 2016).
Akan tetapi, setelah melakukan penelitian reputasi KAP tidak
mempunyai pengaruh pada opini audit going concern. Hal ini
67
dikarenakan pelaksanaan audit atas laporan keuangan yang
dilakukan auditor pada suatu Kantor Akuntan Publik (KAP) baik big
four maupun non big four harus berdasarkan pada Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) serta Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang berlaku. Didalam SPAP juga berisi standar-
standar audit yang mengatur dan sebagai pedoman audit dalam
melaksanakan tugasnya. Dalam melaksanakan tugasnya baik KAP
big four dan non big four menggunakan standar yang sama (Sari dan
Rahardja, 2012).
4) Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya (OATS) terhadap Opini
Audit Going concern (GC)
Hipotesis keempat menyatakan bahwa opini audit tahun
sebelumnya mempunyai pengaruh pada opini audit going concern.
Opini audit tahun sebelumnya dilihat dari apakah perusahaan
mendapatkan opini going concern pada tahun sebelumnya. Hasil
pengujian memperlihatkan bahwa opini audit tahun sebelumnya
memiliki koefisien senilai 3,510. Tingkat signifikansi yaitu senilai
0,009 yang berarti lebih rendah dari 0,05. Hasil tersebut dapat
membuktikan bahwa opini audit tahun sebelumnya mempunyai
pengaruh pada opini audit going concern, maka H4 diterima.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kartika (2012), Muttaqin dan Sudarno (2012), Rahayuningsih
68
(2014), Fahmi (2015), dan Andini (2015). Semakin tinggi
perusahaan menerimaan opini going concern pada tahun sebelumnya
maka semakin tinggi potensi untuk menerima opini going concern
pada tahun berikutnya. Berlawanan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Krissindiastuti (2016) dan Wati (2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Wati (2017) menyatakan
bahwa penerimaan opini going concern tidak dipengaruhi oleh opini
audit tahun sebelumnya melainkan dari faktor lain yaitu efek yang
disebabkan oleh pemberian opini audit going concern tersebut yaitu
jatuhnya harga saham, hilangnya kepercayaan dari publik akan
kelangsungan usaha perusahaan termasuk dari investor, kreditur dan
konsumen, sehingga akan semakin mempersulit manajemen
perusahaan untuk dapat bangkit kembali dari kondisi keterpurukan.
Akan tetapi, hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa opini
audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going
concern. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya hipotesis self-
fulfilling properchy, dimana pemberian opini audit going concern
pada periode sebelumnya mempengaruhi hilangnya kepercayaan dari
publik atas kelangsungan hidup perusahaan, sehingga akan semakin
mempersulit manajemen perusahaan untuk memperbaiki kondisi
keuangan perusahaan (Andini dan Mulya, 2015).
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telaah
dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik, dan pembahasan pada
bagian sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa opinion
shopping secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
opini audit going concern selama 5 tahun pengamatan (2012-2016). Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Ardiani (2012), Kartika (2012),
Mariani (2015) dan Yuridiskasari (2017). Namun hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Kusumayanti (2017),
Krissindiastuti (2016), Nursasi (2015), Siska (2015), dan Lennox (2002).
2. Berdasarkan hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa disclosure
secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit
going concern selama 5 tahun pengamatan (2012-2016). Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian Wahyuningsih (2015), Fahmi (2015), dan
Siska (2015). Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan Rahayuningsih (2014), Rossa (2013), dan
Verdiana (2013).
3. Berdasarkan hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa reputasi KAP
secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going
70
concern selama 5 tahun pengamatan (2012-2016). Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian Sari (2012), Ulya (2012), Arsianto (2013), dan
Tamir (2014). Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan Tandungan (2016), Ainun (2015),
Wahyuningsih (2015) dan Pramana (2013).
4. Berdasarkan hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa opini audit
tahun sebelumnya secara statistik berpengaruh signifikan terhadap opini
audit going concern selama 5 tahun pengamatan (2012-2016). Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Kartika (2012), Muttaqin dan
Sudarno (2012), Rahayuningsih (2014), Fahmi (2015), dan Andini (2015).
Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan Krissindiastuti (2016) dan Wati (2017).
B. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas dengan adanya beberapa masukan mengenai
beberapa hal diantaranya:
1. Penelitian lebih lanjut disarankan mempertimbangkan untuk
menggunakan populasi penelitian lainnya yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) seperti sektor bahan tambang.
2. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah periode waktu penelitian
lebih panjang, seperti 10 tahun untuk melihat trend negatif yang ada.
71
3. Penelitian selanjutnya diharapkan menambahkah variabel- variabel lain
baik itu keuangan dan non keuangan.
4. Pada penelitian selanjutnya diharapkan tidak banyak menggunakan
variabel dummy karena akan berpengaruh terhadap hasil uji.
72
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Prita, dan Anissa Amalia Mulya, 2015. Pengaruh Opini Audit Tahun
Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Proporsi Komisaris Independen,
Ukuran Komite Audit dan Debt Default Terhadap Opini Audit Going
concern. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 4 No. 2.
Arsianto, Maydica Rossa, dan Shiddiq Nur Rahardjo. 2013. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Audit Going concern. Diponegoro Journal of
Accounting, Volume 2, pp. 2337-3806.
Dewayanto , Totok, 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penerimaan Opini Audit Going concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Fokus Ekonomi Vol. 6 No. 1 , pp. 81-104.
Ghozali, Imam, 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ginting, Suriani, dan Linda Suryana, 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Opini Audit Going concern Pada Perusahaan Manufaktur Di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, Volume 4, Nomor 02.
Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo, 2009. Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Iriawan, Wisnu Putra , dan Leny Suzan, 2015. Pengaruh Pertumbuhan
Perusahaan, Opinion Shopping, dan Prior Opinion Terhadap Penerimaan
Opini Audit Going concern.
Istiana, Siti, 2010. Pengaruh Kualitas Audit, Opinion Shopping, Debt Default
Pertumbuhan Perusahaan dan Kondisi Keuangan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going concern. Jurnal Akuntansi & Investasi Vol.
11 No. 1, pp. 80-96.
Jensen, Michael C., dan William H. Meckling. W. H., 1976. Theory of the Firm:
Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of
Financial Economics, Volume 3, pp. 305-360.
Junaidi, dan Jogiyanto Hartono. 2010. Faktor Non Keuangan Pada Opini Going
concern. SNA XIII Purwokerto 2010.
Krissindiastuti, Monica , dan Ni Ketut Rasmini. 2016. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Opini Audit Going concern. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana Vol. 14.1, pp. 451-481.
73
Kusumayanti, Ni Putu Evi , dan Ni Luh Sari Widhiyani. 2017. Pengaruh Opinion
Shopping, Disclosure dan Reputasi KAP Pada Opini Audit Going concern. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.18.3, pp. 2290-2317.
Kwarto, Febrian. 2015. Pengaruh Opinion Shopping dan Pengalaman Auditor
Terhadap Penerimaan Opini Audit Going concern Dalam Sisi Pandang
Perusahaan Auditan. Jurnal Akuntansi/Volume XIX, No. 03, September 2015:
, pp. 311-325.
Mariani. 2015. Pengaruh Audit Client Tenure, Audit Delay, Opinion Shopping,
dan Proporsi Komisaris Independen Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
concern Pada Perusahaan Real Estate And Properti Yang Terdaftar Di Bei
Tahun 2007-2012. Jom FEKON Vol. 2 No. 1 .
Mulya, Anne Chistanti dan Japarianto, Edwin. 2014. Analisa Persepsi Pelanggan
Terhadap Kinerja Agen Properti dan Pengaruhnya Terhadap Kepercayaan di
Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Vol.2 No. 1.
Muttaqin, Ariffandita Nuri, dan Sudarno. 2011. Analisis Pengaruh Rasio
Keuangan dan Faktor Non Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit
Going concern. Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7 No. 2, pp. 164-181.
Nezky, Mita. 2013. Pengaruh Krisis Ekonomi Amerika Serikat terhadap Bursa
Saham dan Perdagangan Indonesia.
Nursasi, Enggar, dan Evi Maria. 2015. Pengaruh Audit Tenure, Opinion Shopping,
Leverage dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit
Going concern Pada Perusahaan Perbankan dan Pembiayaan Yang Go Public
Di Bursa Efek Indonesia. JIBEKA Volume 9 Nomor 1, pp. 37-43.
Paramitha, Indriani Khanza, Hendra Gunawan, dan Pupung Purnamasari. 2016.
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan dan Reputasi KAP Terhadap Penerimaan
Opini Going concern.
Praptitorini, Mirna Dyah , dan Indira Januarti. I., 2011. Analisis Pengaruh
Kualitas Audit, Debt Default dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan
Opini Going concern. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Volume 8 -
No. 1, pp. 78-93.
Raharjo, Eko. 2007. Teori Agensi dan Teori Stewarship Dalam Perspektif
Akuntansi. Fokus Ekonomi Vol. 2 No. 1 , pp. 37-46.
Rahayuningsih, Anita. 2014. Pengaruh Kondisi Keuangan, Reputasi Auditor,
Disclosure, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Pada Pengungkapan Opini
Audit Going concern. Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 11 No. 1, pp. 25-
37.
74
Sari, Kumala , dan Surya Rahardja. 2012. Analisis Pengaruh Audit Tenure,
Reputasi KAP, Disclosure, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going concern.
Sekaran, Uma. 2015. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Siska, Fini Rizki Nanda. 2015. Pengaruh Audit Tenure, Disclosure, Ukuran KAP,
Debt Default, Opinion Shopping Dan Kondisi Keuangan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going concern (Pada Perusahaan Yang Terdaftar
Pada Index Syariah BEI). Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol.
24 No. 1.
Sulistya, Ayu Febri, dan Pt. Dyan Yaniartha Sukartha. 2013. Pengaruh Prior
Opinion, Pertumbuhan Dan Mekanisme Corporate Governance Pada
Pemberian Opini Audit Going concern. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana , pp. 17-32.
Sumandoyo, Arbi. 2017. Auditor BPK Dalam Pusaran Suap Predikat WTP. 30
Mei, 2017, dari https://tirto.id/auditor-bpk-dalam-pusaran-suap-predikat-wtp-cpDE
(diakses Juli 14, 2017)
Tamir, Hudzaifah Ibnu Aimar , dan Indah Anisykurlillah. 2014. Pengaruh
Kualitas Audit, Kondisi Keuangan, Pertumbuhan, Kepemilikan Perusahaan
Dan Reputasi KAP Terhadap Penerimaan Opini Audit Going concern Pada
Perusahaan Textile Dan Garment Yang List Di BEI Tahun 2010-2012.
Accounting Analysis Journal 3 (4).
Tandungan, Debby, dan I Made Mertha. 2016. Pengaruh Komite Audit, Ukuran
Perusahaan, Audit Tenure, Dan Reputasi KAP Terhadap Opini Audit Going
concern. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.16.1, pp. 45-71.
Tyas, Ari Anggarani Winadi Prasetyoning. 2012. Dampak Krisis Keuangan
Global Terhadap Industri Properti Di Indonesia.
75
LAMPIRAN
76
Daftar Nama Perusahaan Sampel
Hasil Operasional Variabel
No Kode
Perusahaan Tahun
Opini
Audit
Going
Concern
Opinion
Shopping Disclosure
Reputasi
KAP
Opini Audit
Tahun
Sebelumnya
1 BIPP 2012 1 0 0,97 0 1
2 BIPP 2013 1 0 0,94 0 1
3 BIPP 2014 1 1 0,97 0 1
4 BIPP 2015 0 1 0,91 0 1
5 BIPP 2016 0 1 0,97 0 0
6 BKDP 2012 0 0 0,91 0 0
7 BKDP 2013 1 0 0,91 0 0
8 BKDP 2014 0 0 0,97 0 1
9 BKDP 2015 1 0 0,97 0 0
10 BKDP 2016 1 0 0,91 0 1
11 COWL 2012 0 0 0,85 0 0
12 COWL 2013 0 0 0,82 0 0
13 COWL 2014 0 0 0,85 0 0
14 COWL 2015 0 0 1,00 0 0
15 COWL 2016 0 0 0,91 0 0
16 DGIK 2012 0 0 0,88 0 0
17 DGIK 2013 0 0 0,94 0 0
18 DGIK 2014 0 0 1,00 0 0
19 DGIK 2015 0 0 1,00 0 0
20 DGIK 2016 0 0 0,97 0 0
No Kode Nama
1 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk.
2 BKDP Bukit Darmo Property Tbk
3 COWL Cowell Development Tbk.
4 DGIK Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk
5 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk
6 MTSM Metro Realty Tbk.
7 NIRO Nirvana Development Tbk.
8 OMRE Indonesia Prima Property Tbk
9 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati T
77
No Kode
Perusahaan Tahun
Opini
Audit
Going
Concern
Opinion
Shopping Disclosure
Reputasi
KAP
Opini Audit
Tahun
Sebelumnya
21 FMII 2012 0 0 0,94 0 0
22 FMII 2013 0 0 0,91 0 0
23 FMII 2014 0 0 0,94 0 0
24 FMII 2015 0 0 0,94 0 0
25 FMII 2016 0 1 0,91 0 0
26 MTSM 2012 0 0 0,64 0 0
27 MTSM 2013 0 0 0,64 0 0
28 MTSM 2014 0 0 0,67 0 0
29 MTSM 2015 0 0 0,76 0 0
30 MTSM 2016 0 0 0,79 0 0
31 NIRO 2012 0 0 0,85 0 0
32 NIRO 2013 0 0 0,82 0 0
33 NIRO 2014 0 0 0,85 0 0
34 NIRO 2015 0 0 0,88 0 0
35 NIRO 2016 0 0 0,79 1 0
36 OMRE 2012 0 0 0,85 1 0
37 OMRE 2013 0 0 0,85 1 0
38 OMRE 2014 0 0 0,88 1 0
39 OMRE 2015 0 0 0,94 1 0
40 OMRE 2016 0 0 0,94 1 0
41 RBMS 2012 0 0 0,94 0 0
42 RBMS 2013 0 0 0,91 0 0
43 RBMS 2014 0 0 0,94 0 0
44 RBMS 2015 0 0 0,94 0 0
45 RBMS 2016 0 0 0,94 0 0
78
Hasil Output SPSS
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 45 100,0
Missing Cases 0 ,0
Total 45 100,0
Unselected Cases 0 ,0
Total 45 100,0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
NGC 0
GC 1
Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 36,282 -1,467
2 35,354 -1,822
3 35,341 -1,871
4 35,341 -1,872
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 35,341
c. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than ,001.
79
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
GC Percentage
Correct NGC GC
Step 0 GC NGC 39 0 100,0
GC 6 0 ,0
Overall Percentage 86,7
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -1,872 ,439 18,219 1 ,000 ,154
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables OS ,517 1 ,472
Disc 2,676 1 ,102
Rep.KAP 1,065 1 ,302
OATS 17,041 1 ,000
Overall Statistics 18,267 4 ,001
80
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant OS Disc Rep.KAP OATS
Step 1 1 26,003 -3,254 -,621 1,735 -,263 2,489
2 22,155 -6,326 -1,100 4,411 -,680 3,252
3 21,304 -10,026 -1,224 8,163 -1,352 3,469
4 21,103 -12,576 -1,223 10,836 -2,216 3,500
5 21,056 -13,170 -1,222 11,456 -3,189 3,509
6 21,040 -13,197 -1,222 11,485 -4,190 3,510
7 21,034 -13,198 -1,222 11,485 -5,191 3,510
8 21,032 -13,198 -1,222 11,485 -6,192 3,510
9 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -7,192 3,510
10 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -8,192 3,510
11 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -9,192 3,510
12 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -10,192 3,510
13 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -11,192 3,510
14 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -12,192 3,510
15 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -13,192 3,510
16 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -14,192 3,510
17 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -15,192 3,510
18 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -16,192 3,510
19 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -17,192 3,510
20 21,031 -13,198 -1,222 11,485 -18,192 3,510
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 35,341
d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final
solution cannot be found.
81
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 14,310 4 ,006
Block 14,310 4 ,006
Model 14,310 4 ,006
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 21,031a ,272 ,501
a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum
iterations has been reached. Final solution cannot be found.
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 2,973 6 ,812
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
GC = NGC GC = GC
Total Observed Expected Observed Expected
Step 1 1 6 6,000 0 ,000 6
2 5 4,963 0 ,037 5
3 7 6,812 0 ,188 7
4 3 2,877 0 ,123 3
5 4 4,698 1 ,302 5
6 8 7,335 0 ,665 8
7 4 4,315 1 ,685 5
8 2 2,000 4 4,000 6
82
Classification Tablea
Observed
Predicted
GC Percentage
Correct NGC GC
Step 1 GC NGC 38 1 97,4
GC 2 4 66,7
Overall Percentage 93,3
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a OS -1,222 1,716 ,507 1 ,477 ,295
Disc 11,485 12,709 ,817 1 ,366 97289,912
Rep.KAP -18,192 16090,143 ,000 1 ,999 ,000
OATS 3,510 1,345 6,807 1 ,009 33,438
Constant -13,198 11,922 1,226 1 ,268 ,000
a. Variable(s) entered on step 1: OS, Disc, Rep.KAP, OATS.
Correlation Matrix
Constant OS Disc Rep.KAP OATS
Step 1 Constant 1,000 -,009 -,998 ,000 ,030
OS -,009 1,000 ,005 ,000 -,480
Disc -,998 ,005 1,000 ,000 -,062
Rep.KAP ,000 ,000 ,000 1,000 ,000
OATS ,030 -,480 -,062 ,000 1,000