pengaruh model pembelajaran kooperatif make a … · judul :pengaruh model pembelajaran kooperatif...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MAKE A MATCH DAN GAYA BELAJAR SISWA
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI TATA NAMA SENYAWA
DI MAN 4 PIDIE JAYA
SKRIPSI
Diajukan Oleh
MISMARNA
NIM. 140208001
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Prodi Pendidikan Kimia
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2019 M/1440 H
V
ABSTRAK
Nama : MismarnaNIM : 140208001Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Keguruan/ Pendidikan KimiaJudul :Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match Dan
Gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada MateriTata Nama Senyawa Di MAN 4 Pidie Jaya
Tebal Skripsi : 66 HalamanPembimbing I : Dr. Nuralam, M.PdPembimbing II : Teuku Badlisyah, M.PdKata Kunci : Kooperatif Make A Match, Gaya Belajar, Hasil Belajar, Tata
Nama Senyawa
Kimia merupakan salah satu ilmu sains yang sangat berperan dalam kehidupan.Mempelajari ilmu kimia tentunya harus terlebih dahulu mengetahui beragamsenyawa, struktur serta susunan. Namun, ketika ditinjau dari hasil belajar kimiasiswa selama ini masih terus mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan daricara interaksi guru dengan siswanya yang kurang maksimal. Penelitian ini melihathasil belajar kimia dan model pembelajaran yang digunakan dan gaya belajarsiswa. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh model pembelajarankooperatif make a match dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar pada materitata nama senyawa di MAN 4 Pidie Jaya, untuk melihat hasil belajar siswa yangmemiliki gaya belajar visual lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki gayabelajar audio ketika dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif make amatch. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancanganpenelitian pre-eksperimen, sampel penelitian adalah siswa kelas X IPA 1sebanyak 25 orang siswa dengan teknik Cluster Random Sampling. Teknikpengumpulan data menggunakan angket gaya belajar dan tes hasil belajar, untukteknik analisis terhadap gaya belajar menggunakan cara persentase jumlah skorjawaban siswa pada setiap jenis gaya belajar dan menggunakan uji-t dengan SPSSversi 20 untuk uji data hasil belajar. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh Sigsebesar 0,032 (Sig 0,032 < 0,05) maka ada pengaruh model pembelajarankooperatif make a match dan gaya belajar terhadap hasil belajar pada materi tatanama senyawa. Hasil uji-t diperoleh Sig 0.0225 (0,0225 < 0,05) maka hasil belajarsiswa yang memiliki gaya belajar visual lebih tinggi dari hasil belajar siswa yangmemiliki gaya belajar audio ketika diajarkan dengan menggunakan modelkooperatif make a match. Disimpulkan adanya pengaruh model pembelajaran dangaya belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada materi tata nama senyawa,dengan menyatakan hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual lebihtinggi dari pada hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar audio ketikadibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif make a match pada materitata nama senyawa.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, rasa syukur yang teramat dalam hanya milik Allah swt.
karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul pengaruh model pembelajaran make a match dan gaya
belajar siswa terhadap hasil belajar pada materi tata nama senyawa di MAN 4
Pidie Jaya. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
sahabat beliau, berkat perjuangannya kita dapat merasakan alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini banyak
mendapat bantuan berbagai pihak mulai dari penyusunan hingga seterusnya.
Untuk hal tersebut penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orang tua serta keluarga besar yang telah banyak memberikan do’a, serta
motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Kegurun UIN Ar-Raniry Banda, Bapak wakil
Dekan, Bapak dan ibu, serta karyawan dan karyawati di lingkungan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Ar-Raniry yang telah membantu penulis
untuk mengadakan penelitian yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Mujakir, S.Pd. M.Pd.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Kimia dan
kepada staf Prodi serta Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu
serta bimbingannya kepada penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry.
4. Bapak Dr. Nuralam, M.Pd selaku pembimbing I dan bapak Teuku Badlisyah,
M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran
serta tenaganya dalam membimbing sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak kepala sekolah MAN 4 Pidie Jaya dan seluruh dewan guru khususnya
guru bidang studi kimia Bapak Muhammad Wali, S.Pd dan siswa-siswi kelas
X IPA 1 yang sudah banyak membantu dan telah berpartisipasi dalam
penelitian hingga selesai penulisan skripsi ini.
6. Seluruh karyawan/karyawati Perpustakaan Wilayah Aceh, Perpustakaan
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, ruang baca Prodi Pendidikan Kimia
yang telah membantu penulis menemukan rujukan-rujukan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Sahabat yang telah banyak membantu dan teman-teman seperjuangan di Prodi
Pendidikan Kimia leting 2014 dalam hal bekerjasama dan belajar bersama-
sama menyelesaikan pendidikan ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini
untuk penelitian selanjutnya. Akhirnya kepada Allah swt. kita meminta
pertolongan, mudah-mudahan kita semua selalu diberikan rahmat dan syafaat-
Nya. Amin ya rabbal’alamin.
Banda Aceh, 10 Januari 2019
Penulis
Mismarna
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL JUDULLEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBINGLEMBAR PENGESAHAN PENGUJI MUNAQASAYAHLEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAHABSTRAK ..........................................................................................................vKATA PENGANTAR ....................................................................................... viDAFTAR ISI..................................................................................................... viiiDAFTAR TABEL ..............................................................................................xDAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiBAB I: PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................1B. Rumusan Masalah .....................................................................8C. Tujuan Penelitian ......................................................................8D. Manfaat Penelitian ....................................................................9E. Definisi Operasional.................................................................10
BAB II: KAJIAN PUSTAKA...........................................................................13A. Teori Belajar Mengajar dan Pembelajaran...............................13
1. Teori Belajar Mengajar ......................................................132. Pembelajaran ......................................................................16
B. Hasil Belajar Kimia..................................................................20C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match..............22
1. Pengertian Pembelajaran Make a Match............................222. Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran
Make a Match.....................................................................233. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Make a Match.....................................................................24D. Gaya Belajar.............................................................................25
1. Pengertian Gaya Belajar.....................................................252. Macam-Macam Gaya Belajar ............................................26
E. Materi Tata Nama Senyawa .....................................................291. Tata Nama Senyawa Anorganik.........................................292. Tata Nama Senyawa Organik.............................................35
F. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................35G. Hipotesis Penelitian..................................................................38
BAB III: METODE PENELITIAN .................................................................39A. Rancangan Penelitian ...............................................................39B. Populasi dan Sampel Penelitian ...............................................40C. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................41
1. Validitas Instrumen ............................................................412. ReliabilitasInstrumen .........................................................42
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................421. Angket................................................................................42
2. Tes Hasil Belajar ................................................................43E. Teknik Analisis Data................................................................43
1. Analisa Angket Gaya Belajar.............................................432. Analisa Data Hasil Belajar .................................................44
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................48A. Deskripsi Lokasi Penelitian......................................................48B. Hasil Penelitian ........................................................................49
1. Data Analisa Angket Gaya Belajar ....................................492. Data Analisa Hasil Belajar .................................................51
C. Pembahasan...............................................................................57
BAB V: PENUTUP ...........................................................................................62A. Kesimpulan .............................................................................62B. Saran.........................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................64LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................67RIWAYAT HIDUP PENULIS........................................................................150
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Daftar Nama Ion Negatif (Anion).................................................................... 32Tabel 2.2 : Tata Nama Senyawa IUPAC dan Trivial Beberapa Senyawa Organik ........... 35Tabel 3.1 : Desain Penelitian Pre Eksperimen................................................................... 40Tabel 4.1 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 48Tabel 4.2 : Hasil Klasifikasi Gaya Belajar berdasarkan Data dari Angket Gaya Belajar.. 49Tabel 4.3 : Rekapitlasi ecenderungan Gaya Belajar Siswa MAN 4 Pidie Jaya
Kelas X IPA 1 .................................................................................................. 50Tabel 4.4 : Nilai Tes Hasil Belajar Siswa pada Materi Tata Nama Senyawa dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A MatchKelas X IPA 1 MAN 4 Pidie Jaya ................................................................... 52
Tabel 4.5 : Hasil Uji Anova ................................................................................................ 54Tabel 4.6 : Hasil Uji Normalitas ......................................................................................... 55Tabel 4.6 : Hasil Uji Homogenitas ..................................................................................... 56Tabel 4.7 : HasilUji Hipotesis (Uji-t) ................................................................................. 58
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Keputusan Dekan FTK UIN Ar-raniry Banda Aceh .......................... ..67Lampiran 2 : Surat Izin Pengumpulan Data dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Ar-raniry .............................................................................................. ..68Lampiran 3 : Surat Izin Pengumpulan Data dari Departemen Agama Kabupaten
Pidie Jaya ..................................................................................................... ..69Lampiran 4 : Surat Keterangan Selesai Penelitian............................................................. ..70Lampiran 5 : Angket Gaya Belajar .................................................................................... ..71Lampiran 6 : Lembar Validasi Gaya Belajar ..................................................................... ..74Lampiran 7 : Lembar Instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................. ..80Lampiran 8 : Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran................................. ..88Lampiran 9 : InstrumeLembar Kerja Peserta Didik........................................................... ..93Lampiran 10: lembar Validasi Soal Tata Nama Senyawa untuk Model Pembelajaran
Make A Match .............................................................................................. 100Lampiran 11: Kisi-kisi Soal Tes Siswa Pada Materi Tata Nama Senyawa ........................ 105Lampiran 12: Lembar Validasi Tes Hasil Belajar .............................................................. 115Lampiran 13: Lembar Soal Tes Hasil Belajar Siswa Materi Tata Nama Senyawa ............ 119Lampiran 14: Foto Kegiatan Penelitian .............................................................................. 125
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat berperan dalam kehidupan setiap
individu, karena pendidikan dapat membantu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat Sary dan Yesi Nur Endah dalam
bukunya, bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk
mengembangkan kemampuan dan kepribadian individu melalui proses atau
kegiatan tertentu (pengajaran, bimbingan atau latihan) serta interaksi individu
dengan lingkungannya untuk mencapai manusia seutuhnya. Pendidikan sangat
berperan dalam kehidupan, karena dengan pendidikan akan melahirkan
kemampuan dan berpotensi lebih maju untuk menaklukkan dunia.1
Dunia pendidikan tentunya ada proses belajar mengajar, dimana proses
belajar mengajar merupakan proses komunikasi ataupun penyampaian pesan dari
sumber pesan melalui saluran ataupun media tertentu ke penerima pesan. Pesan-
pesan yang diberikan dalam proses belajar mengajar dapat berupa isi ajaran yang
diajarkan, sedangkan sumber pesan dapat berupa guru ataupun lainnya yang
terdapat dalam lingkungan belajar. 2
1 Sary, Yesi Nur Endah, Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish,2012), h. 3-4.
2 Arief S. Sadirman, dkk., Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan danPemanfaatannya), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1984), h.11-12.
2
Kegiatan pembelajaran (belajar mengajar) yang baik terjadi di lingkungan
sekolah dan merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan. Hal ini terjadi
pada proses belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas seperti halnya
organisasi sekolah dan ekstrakulikuler. Proses belajar mengajar di sekolah juga
melibatkan berbagai ilmu pengetahuan, salah satunya adalah ilmu kimia pada
mata pelajaran kimia.3
Kimia merupakan salah satu bagian dari ilmu sains yang mempelajari
materi, struktur, susunan, sifat, perubahannya beserta energi yang menyertai
perubahan tersebut.4 Hal senada diungkapkan oleh Michel Purba dalam bukunya
bahwa ilmu kimia termasuk ilmu pemahaman dan rekayasa materi. Rekayasa
materi yaitu mengubah suatu materi menjadi materi yang lain. Untuk dapat
melakukan rekayasa tersebut, para ahli perlu memahami ilmu kimia yaitu
mengetahui susunan, struktur, serta sifat-sifat materi.5
Ilmu kimia sangat berperan dalam kehidupan. Hal ini karena kimia
merupakan ilmu pusat yang menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika,
ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran dan lainnya. Hubungan
ini timbul karena kimia menggunakan konsep-konsep yang berguna untuk bidang-
bidang ilmu lainnya sehingga dapat berpengaruh pada pengembangan dan potensi
diri serta dapat meningkatkan penguasaan pengetahuan.6
3 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h. 20.
4 Johari, Kimia SMA dan MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 4.
5 Michel Purba, Kimia Untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006) , h. 3.
6 Widi Prasetiawan, Kimia Dasar I, (Jakarta: Cerdas pustaka, 2009), h. 2.
3
Walaupun ilmu kimia sangat berperan dalam kehidupan dan sangat
penting untuk dipelajari, namun prestasi kimia siswa masih kurang optimal di
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari tingkat peringkat ilmu sains, dimana Idonesia
berada di peringkat 62 dalam bidang sains dalam programe for International
Student Assesment (PISA).7 Peringkat lainnya juga dapat dilihat dari tingkat nilai
ujian nasional siswa Indonesia juga mengalami penurunan, dimana rata-rata nilai
UN SMA nasional negeri dan swasta tahun 2015 ada 61,29 sedangkan di tahun
2016 nilai rata-rata peserta UN ada 54,78 atau turun sekitar 6,51 poin8
Mutu pendidikan di Aceh juga termasuk rendah dibandingkan provinsi
lainnya di Indonesia karena pada tahun 2015 menduduki peringkat 32 dari 34
provinsi. Tahun sebelumnya yaitu 2014 Aceh berada pada posisi 30, ini
menandakan Aceh mengalami penurunan.9 Nilai rata untuk urusan IPA Aceh juga
kerap mengalami penurunan, tahun 2015 berada di urutan 8 nasional menurun
pada tahun 2016 ke posisi 22.10
Pidie jaya, salah satu kabupaten yang tingkat kelulusan UN SMA jurusan
IPA pada tahun 2017 mendapat peringkat ketiga yaitu mencapai 46,89.11 Namun,
masih ada SMA/MA di Pidie jaya yang nilai kelulusan UN berada di tingkat
7 Kompasiana.com, Peringkat 62 Sains Dunia Apa Yang Seharusnya dibenahi SistemPendidikan Indonesia, 27 Maret 2017. Diakses pada tanggal 20 Desember 2017 dari situs:http://www. Kompasiana.com.
8 Yulida Medistiara, Nilai Rata-Rata UN SMA 2016 Turun 6 Poin dari Tahun 2015, 9Mei 2016. Diakses pada Tanggal 20 Desember 2017 dari situs: https://news.detik.com.
9 Beritalima.com, Pendidikan di Provinsi Aceh Peringkat 32 Nasional, 31 Mei 2016Diakses pada tanggal 20 Desember 2017 dari situs: https://beritalima.com.
10 Aceh.tribunnews.com, Aceh Menuju 10 Besar, 27 Maret 2017. Diakses pada tanggal 18Januari 2018 dari situs:https:// Aceh.tribunnews.com1qqq11.
11 Harian.analisadaily.com, Banda Aceh-Subulussalam Nilai UN Tertinggi, 4 Mei 2017.Diakses pada tanggal 18 Januari 2018 dari situs: Harian.analisadaily.com.
4
bawah. Salah satunya adalah MAN 4 Pidie Jaya. nilai rata-rata UN dari tahun
2015 sampai 2017 mengalami penurunan, yaitu 75.94, 50.83, 54.76. Nilai yang
mengalami penurunan tinggi terjadi pada kelas IPA khususnya mata pelajaran
kimia, nilai rata-rata kelulusan tahun 2015 mencapai 88.24, tahun 2016 menurun
ke 34.24, dan tahun 2017 juga masih mengalami penurunan menjadi 30.83.12
Rendahnya prestasi siswa tidak jauh disebabkan oleh fakor dari hasil
belajar. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi dari dalam diri siswa di antaranya minat, bakat,
motivasi. Sedangkan dari segi eksternal bisa dari sekolah, keluarga maupun
masyarakat. Berbicara proses belajar mengajar lebih didominasi sekolah, dimana
yang menjadi faktor eksternal yaitu guru. Baik dari segi cara mengajar guru,
maupun pengelolaan kegiatan belajar.13
Rendahnya hasil belajar siswa ditinjau dari faktor eksternal disebabkan
oleh metode Pembelajaran yang diterapkan. Dimana metode pembelajaran
umumnya menekankan kepada teacher centered sehingga siswa hanya
mendengarkan dan berakibat siswa menjadi pasif serta kurangnya interaksi juga
diskusi antar siswa. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat
memahami bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri.14
12 Puspendik.kemdikbud.go.id, Rekap Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat Sekolah,Diakses pada tanggal 14 Desember 2017 dari situs: https://puspendik.kemdikbud.go.id.
13 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Cet. 13, (Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 2013), h. 40.- 41.
14 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Cet. Ke-6, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2013), h. 76.
5
Mengatasi masalah di atas, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah
mengoptimalkan model pembelajaran yang aktif agar siswa mudah belajar. Salah
satu cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif (cooperatif learning). Dalam cooperatif learning, belajar
dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai
bahan pelajaran, karena strategi belajar kooperatif melibatkan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.15
Ada berbagai tipe dari model pembelajaran kooperatif, salah satu tipe yang
peneliti fokuskan yaitu kooperatif tipe make a match. Pembelajaran kooperatif
tipe make a match merupakan salah satu jenis dari model dalam pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan dan siswa
dapat bekerja sama dengan anggota kelompok.16
Tipe pembelajaran kooperatif make a match termasuk suatu tipe
pembelajaran yang membantu siswa belajar secara aktif dan bermakna sehingga
siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan. Hal ini telah dibuktikan
dalam beberapa penelitian yang menggunakan model pembelajaran make a match.
Zahrina program studi kimia dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Make
A Match pada Materi Hidrokarbon Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di
SMA II Banda Aceh”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa nilai hasil belajar
15Isjoni, Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Cet. 2 (Bandung:Alfabeta, 2009), h. 12.
16 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 223.
6
siswa ketika dibelajarkan dengan model kooperatif tipe make a match lebih tinggi
dan siswa juga tertarik terhadap model pembelajaran make a match.
Zainal berlian, Kurratul Aini dan Siti Nurhikmah dalam jurnalnya juga
pernah melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make a Match Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Biologi di SMP Negeri 10 Palembang”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
nilai hasil belajar siswa ketika dibelajarkan dengan model make a match lebih
tinggi dan aktivitas belajar siswa selama menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match mengalami peningkatan selama tiga kali
pertemuan.17
Oleh karena itu, menciptakan suasana belajar menyenangkan diperlukan
untuk setiap mata pelajaran khususnya kimia. Selain itu, guru juga harus
memahami cara belajar siswa dengan mengetahui gaya belajar siswa yaitu
mengetahui cara ia bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang
diterimanya dalam proses belajar. Cara berinteraksi setiap manusia ini tentunya
berbeda-beda, sehingga menyebabkan dalam mengajar harus memperhatikan gaya
belajar peserta didik.18 Setiap guru harus masuk ke dunia siswa sehingga siswa
merasa nyaman dan tidak berhadapan dengan resiko kegagalan dalam proses
17 Zainal Berlian, Kurratul Aini dan Siti Nurhikmah, “Pengaruh Model PembelajaranKooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran biologi di SMPNegeri 10 Palembang” Bioilmi, Vol. 3, No. 1, Januari 2017. Diakses pada tanggal 19 Desember2017 dari situs: http:// jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/bioilmi/article/1335/1083.
18 Muhammad Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), h.102.
7
belajar. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk masuk ke dunia siswa adalah
guru tersebut mengetahui gaya belajar siswanya.19
Gaya belajar merupakan cara seseorang bereaksi dan menggunakan
perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar.20 Gaya belajar
dibedakan menjadi tiga yaitu visual, audio dan kinestetik. Gaya belajar visual
yaitu kemampuan seseorang memahami dengan cara melihat, gaya belajar audio
yaitu kemampuan seseorang memahami dengan cara mendengar dan gaya belajar
kenestetik yaitu kemampuan seseorang memahami dengan cara gerakan dan
sentuhan. 21
Gaya belajar anak muncul dipengaruhi oleh faktor bawaan. Ada anak yang
memiliki fisik kuat dan prima sehingga cenderung memiliki gaya belajar
kinestetik. Jika salah satu indra kurang berfungsi secara maksimal, maka
umumnya indra lain akan menggantikan. Jika penglihatan seorang anak kurang
berfungsi, maka indra pendengarannya lebih menonjol sehingga ia lebih peka
terhadap suara atau bunyi-bunyian.22
Berdasarkan uraian di atas, diperlukan perhatian lebih untuk siswa yang
memiliki gaya belajar audio dan visual. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan
penelitian tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif make a match dan
gaya belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada materi tata nama senyawa di
19 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia (Sekolah Berbasi Multiple Intelejences diIndonesia), Cet. VII, (Bandung: Kaifa, 2010), h. 100-101.
20 Muhammad Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), h.102.
21Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Kuantum Learning : Membiasakan BelajarNyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2003), h. 114-120.
22 Nini Subini, Rahasia Gaya Belajar Orang Besar, (Yogyakarta: Javalitera, 2011), h. 17.
8
MAN 4 Pidie Jaya. Penelitian ini membandingkan hasil belajar siswa dengan gaya
belajar (Visual dan Audio) setelah melakukan proses belajar mengajar dengan
model pembelajaran make a match.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif make a match dan
gaya belajar siswa terhadap hasil belajar pada materi tata nama senyawa di
MAN 4 Pidie Jaya?
2. Apakah hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual lebih tinggi
dari pada siswa yang memiliki gaya belajar audio ketika dibelajarkan
dengan model pembelajaran kooperatif make a match?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif make a match
dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar pada materi tata nama
senyawa di MAN 4 Pidie Jaya.
2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar
visual lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki gaya belajar audio ketika
dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif make a match.
9
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis:
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang hasil belajar
kimia siswa serta dapat memberikan masukan dalam penyusunan proses belajar
mengajar.
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi Siswa
Membuat siswa lebih berperan aktif dalam belajar dan dapat
memudahkan siswa dalam mempelajari materi tata nama senyawa.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru dalam peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran kimia dengan memperbaiki teknik dan
model pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan gaya belajar
siswa.
c. Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan positif dalam manajemen kegiatan belajar
mengajar kimia dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat
untuk meningkatkan prestasi sekolah.
d. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dalam memilih model pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan materi kimia yang diajarkan serta tepat
dengan gaya belajar siswa. Sehingga apabila terjun ke lapangan
peneliti mempunyai wawasan dan pengalaman.
10
E. Definisi Operasional
1. Model pembelajaran kooperatif make a match
Model pembelajaran make a match adalah model dengan teknik mencari
pasangan. Siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau
topik dalam suasana yang menyenangkan.23
Adapun langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif
make a match dimulai dari pembagian kartu kepada setiap siswa yang berisi
beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review dan memikirkan jawaban
atau soal dari kartu yang dipegang, kemudian siswa mencari pasangan yang
mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya dengan batasan waktu tertentu dan
diakhiri dengan kesimpulan.24
2. Gaya Belajar
Gaya belajar adalah cara belajar seseorang dalam memperoleh
pengetahuan, menyerap informasi, cara mengingat, berpikir dan memecahkan
masalah secara berbeda-beda tergantung pribadi masing-masing sesuai dengan
lingkungan belajarnya berdasarkan tiga tipe gaya belajar yaitu visual, audio dan
kinestetik.25
Gaya belajar yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu gaya belajar
audio dan visual. Gaya belajar visual cara seseorang memperoleh pengetahuan
23 Isjoni,Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung: Alfabeta,2007), h. 77.
24 Rusman, Model-Model pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 223-224.
25 Leny Hartati, Pengaruh Gaya Belajar dan Sikap Siswa pada Pelajaran MatematikaTerhadap Hasil Belajar Matematika, Jurnal Formatif, h. 228. Diakses pada tanggal 5 oktober2017 dari situs http:// journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/download/128/123.
11
dengan penglihatan, sedangkan gaya belajar audio cara seseorang memperoleh
pengetahuan dengan cara mendengar.26
Gaya belajar ditandai dengan cara konsisten siswa dalam merespon dan
menggunakan stimulus yang diterimanya dalam aktivitas belajar. Untuk merespon
stimulus yang berupa materi, bahan belajar, atau informasi diperlukan
kemampuan mengindra, mengingat, berpikir dan memecahkan masalah.27
3. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada aspek pengetahuan
(semakin tahu/faham/matang), nilai (semakin sadar/peka/dewasa), sikap (semakin
baik, semakin benar) dan keterampilan (semakin profesional) yang terjadi pada
diri individu.28
4. Tata Nama Senyawa
Tata nama senyawa adalah serangkaian pemberian nama senyawa-
senyawa kimia yang disusun secara sistematis. Aturan penamaan senyawa sebagai
pencegahan timbulnya perdebatan mengenai nama dan lambang unsur-unsur baru.
Sistem tata nama senyawa berdasarkan rumus kimia yang menunjukkan unsur-
unsur penyusun senyawa tersebut.29
Penamaan senyawa kimia diatur berdasarkan Persatuan Kimia Murni dan
Kimia Terapan (International Union Of Pure and Applied Chemistry = IUPAC)
26Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Kuantum Learning: Membiasakan BelajarNyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2003), h. 114-116.
27 Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina AksaraCitra, 1988), h. 94
28 Subur, Pembelajaran Nilai Moral Berbasis Kisah, (Yogyakarta: Kalimedia, 2015), h. 3.
29 Hermawan, dkk. Aktif Belajar Kimia untuk SMA & MA Kelas X, (Jakarta: Mediatama,2009), h. 60-61.
12
menetapkan aturan penamaan dan pemberian lambang untuk unsur-unsur temuan
baru. Tata nama IUPAC adalah sistem penamaan senyawa kimia dan penjelasan
ilmu kimia secara umum.30
30Arifatun Anifah Setiawati, KIMIA (Mengkaji Fenomena Alam), (Jakarta: PusatPerbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 57.
13
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Teori Belajar Mengajar Dan Pembelajaran
1. Teori Belajar Mengajar
Slameto (1988:2) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang
baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Moeslichatoen (1989:1) juga mengemukakan
bahwa belajar dapat diartikan sebagai proses yang dapat terjadinya perubahan dari
usaha tersebut.1
Teori belajar bersifat deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah
menjelaskan proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan
diantara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar. Proposisi untuk teori
deskripsi menggunakan struktur lagis “Bila..., maka...”, yang mengungkapkan
hubungan antara kegiatan siswa dengan proses-proses psikologis dalam diri siswa
atau teori belajar mengungkapkan hubungan antara fenomena yang ada dalam diri
siswa.
Terdapat beberapa macam teori belajar diantaranya teori belajar
behavioristik, teori belajar kognitivistik, teori belajar humanstik, teori belajar
konstruktivistik.
1 Abdul Hadis dan Nurhayati, Psikologi dalam Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2014), h.60.
14
a. Teori Belajar Behavioristik
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari adanya interaksi antara stimulus (apa saja yang diberikan guru ke pada
siswa) dan respon (reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan
guru). Belajar menurut psikologi behavioristik adalah satu kontrol instrumental
yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung pada faktor-
faktor kondisional yang diberikan lingkungan.2
Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran behaviotistik adalah
faktor penguatan (reinforcement). Penguatan adalah hal apa saja yang dapat
memperkuat timbulnya respon, bila penguatan ditambahkan maka respon akan
semakin kuat, begitu juga sebaliknya.3
b. Teori Belajar Kognitivistik
Teori ini lebih menekankan proses belajar daripada hasil belajar. Teori
belajar kognitivistik menekankan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan respons, tetapi juga melibatkan proses berpikir
yang sangat kompleks melalui interaksi yang berkesinambungan dengan
lingkungan. Menurut psikologi kognitif, belajar dipandang sebagai suatu untuk
mengerti sesuatu yang dilakukan secara aktif oleh siswa. Keaktifan tersebut
berupa mencari pengalaman, mencari iformasi, memecahkan masalah,
mencermati lingkungan, mempraktikkan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan
2 Eveline Siregar dan hartini nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: GhaliaIndonesia, 2010), h. 23- 24
3 Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 20-21.
15
tertentu. Para psikologi kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dimiliki
sebelumya sangat menentukan keberhasilan mempelajari pengetahuan baru.
c. Teori Belajar Humanistik
Teori belajar humanistik lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan
proses belajar dalam bentuk paling ideal daripada belajar seperti apa yang biasa
diamati dalam dunia keseharian. Teori belajar humanistik bersifat eklektik, artinya
teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuannya untuk “memanusiakan manusia”.
d. Teori Belajar Konstruktivistik
Teori belajar konstruktivistik memahami belajar sebagai pembentukan
pengetahuan oleh si pelajar itu sendiri. Pengetahuan ada dalam diri seseorang
yang sedang mengetahui. Dalam aliran konstruktivistik dipahami sebagai suatu
pembentukan yang terus menerus oleh seseoarang yang setiap saat mengalami
reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Adapun proses belajar
konstruktivistik yaitu manusia dapat mengetahui sesuatu dengan menggunakan
inderanya melalui interaksinya dengan objek dan lingkungan. Pengetahuan
bukanlah sesuatu yang sudah ditentukan melainkan suatu proses pembentukan.
Peranan guru pada pendekatan konstruktivisme ini lebih sebagai mediator
dan fasilitator bagi siswa yang meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:
1) Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa
bertanggung jawab, mengajar atau ceramah bukanlah tugas utama
seorang guru.
2) Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yag merangsang
keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan
16
gagasannya. Guru perlu menyemangati siswa dan menyediakan
pengalaman konflik.
3) Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa
berjalan atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan apakah
pengetahuan siswa dapat diberlakukan untuk menghadapi persoalan
baru yang berkaitan.4
2. Pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik dalam
proses belajar mengajar yang melibatkan pendidik (perorangan atau kelompok)
serta peserta didik (perorangan, kelompok atau komunitas) yang bertujuan untuk
terwujudnya kegiatan belajar yang efektif dan efisien.5
pembelajaran dapat berupa suatu hal yang dirancang untuk membantu
seseorang mempelajari sesuatu yang baru. Proses pembelajaran menuntut guru
untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswanya, baik berupa
motivasinya sampai kepada latar belakang akademisnya. Hal ini diutamakan
karena pengenalan karakteristik siswa dalam proses belajar mengajar adalah
modal utama untuk penyampaian materi atau bahan ajar dan menjadi faktor
pendukung keberhasilan proses belajar.6
4 Eveline Siregar dan hartini nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: GhaliaIndonesia, 2010), h. 25-41.
5 Isjoni, Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok (Bandung: Alfabeta,2007), h. 11.
6 Fathurrahman, dkk, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penamaan Konsep Umum danIslami, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 19.
17
Istilah “pembelajaran” mengandung makna yang lebih luas daripada
“mengajar”, pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja,
terarah dan terencana dengan tujuan yang telah ditetapan terlebih dahulu sebelum
proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali dengan maksud agar terjadi
belajar pada diri seseorang. Pembelajaran harus menghasilkan belajar pada peserta
didik dan harus dilakukan suatu perencanaan yang sistematis, sedangkan mengajar
hanya salah satu penerapan strategi pembelajaran strategi-strategi pembelajaran
yang lain dengan tujuan utamanya menyampaikan informasi kepada peserta didik.
Perbedaan kedua istilah ini dapat menggeser paradigma pendidikan dari
yang semula (techer-centered) kepada (Student-centered). Kegiatan pendidikan
yang semula lebih berorientasi pada “mengajar” (guru yang lebih banyak
berperan) telah berpindah kepada konsep “pembelajaran” (merencanakan
kegiatan-kegiatan yang orientasinya kepada siswa agar terjadi belajar dalam
dirinya.7
Memperhatikan perbedaan karakteristik peserta didik dapat membantu
guru dalam bertindak menggunakan metode pembelajaran yang variatif sesuai
dengan karakteristik peserta didiknya. Untuk mengembangkan kreativitas
pembelajaran, guru dapar memperhatikan berbagai macam hal, diantaranya:
a. Merancang dan Menyiapkan Bahan Ajar
Agar proses pembelajaran terhadap anak didik dapat berlangsung dengan
baik, maka rancangan dan penyiapan bahan ajar juga harus disesuaikan dengan
cermat dan sistematis. Rancangan atau persiapan bahan ajar berfungsi sebagai
7 Eveline Siregar dan hartini nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: GhaliaIndonesia, 2010), h. 13- 14
18
pemberi arah pelaksanaan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat
terarah dengan baik dan efektif.
b. Pengelolaan Kelas
Selain merancang bahan ajar, guru juga harus memperhatikan dan
merancang pengelolaan kelas sesuai dengan materi, tujuan dan kebutuhan yang
dihadapi. Pengelolaan kelas yang terencana dengan baik akan membawa suasana
pembelajaran lebih menantang, menarik dan tidak membosankan. Dalam
pengelolaan kelas, guru sebaiknya memperhatikan berbagai acuan diantaranya
terlebih dahulu mengkaji bahan ajar, bentuk-bentuk pengelolaan kelas dengan
kemungkinan penerapan sesuai dengan bahan ajar, memperhatikan hal-hal yang
terkait dengan pemberian dan membangkitkan perhatian serta motivasi peserta
didik, mengidentitifikasi permasalahn atau hambatan dalam pengelolaan kelas
serta menyusun rencana kerja terkait pengelolaan kelas.
c. Pemanfaatan Waktu
Guru harus mampu memanfaatkan waktu pembelajaran yang tersedia
seefisien dan seefektif mungkin agar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada.
Untuk memanfaatkan waktu, guru dapat mengacu kepada beberapa hal
sebelumnya yaitu dengan mengkaji rancangan pembelajaran yang telah disusun,
menyusun pembagian waku pembelajaran berdasarkan jenis pengajaran,
merancang pembagian waktu untuk membangkitkan perhatian dan motivasi serta
keaktifan peserta didik, mengidentifikasi permasalahan dan hambatan yang
muncul dalam upaya memberikan tambahan waktu belajar kepada siswa juga
menyusun rencana kerja pemanfaatan waktu.
19
d. Menggunakan Metode Pembelajaran
Guru perlu memberikan pengajaran secara menarik agar peserta didik
lebih bergairah untuk menjalankan proses belajar. Oleh karena ini, guru perlu
menggunakan metode pembelajaran yang variatif dan sesuai kebutuhan, sehingga
proses pembelajaran tidak membosankan. Untuk mewujudkan pembelajaran yang
kreatif dengan menggunakan metode pembelajaran guru dapat memperhatikan
berbagai hal diantaranya mengkaji bentuk metode pembelajaran, mengkaji
segenap hal yang terkait dengan penggunaan metode pembelajaran dan bahan ajar
serta tujuan pembelajaran, merancang metode pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan penggunaannya (ceramah, diskusi, eksperimen, simulasi
dan lain sebagainya), menyiapkan fasilitas pendukung penggunaan metode
pembelajaran, menyusun rencana kerja pemanfaatan metode pembelajaran.
e. Penggunaan Media Pembelajaran
Sebelumnya guru perlu mengetahui, apakah bahan yang ingin diajarkan
memerlukan bantuan media ataupun tidak untuk mempermudah penyerapan
siswa. Disamping itu, proses pembelajaran dinilai membutuhkan media tersebut
perlu diketahui apakah tersedia disekolah, lingkungan sekitar, atau mudah
diperoleh ditempat lain.
f. Pengembangan Alat Evaluasi
Guru perlu mengembangkan alat evaluasi guna untuk mengukur dan
mengetahui hasil belajar yang telah dicapai. Guru perlu mengetahui aspek yang
diukur berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan sesuai dengan bentuk
20
alat evaluasi yang digunakan, karena setiap bentuk alat evaluasi memiliki aturan
yang tidak sama baik dari tujuan maupun dalam penulisannya.8
B. Hasil Belajar Kimia
Hasil belajar (Achievement) adalah realisasi atau pemetaan dari
kecakapan- kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang.
Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam
bentuk penguasaan pengetahuan keterampilan berfikir dan motorik.9 Menurut
Nana Sudjana mengatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
Hasil belajar dalam proses belajar mengajar dapat diketahui dengan
berbagai tes seperti ulangan harian, tugas-tugas, tes akhir semester dan lainnya. 10
Tingkat keberhasilan hasil belajar di uji berdasarkan bidangnya, hal ini juga
terjadi pada mata pelajaran kimia. Hasil belajar untuk mata pelajaran kimia
dinyatakan dalam bentuk nilai yang kemudian di cantumkan dalam rapor tiap
peserta didik setelah proses belajar dan tes hasil belajar dilakukan.
8 Iskandar Agung, Meningkatkan Kreativitas pembelajaran Bagi Guru, (Jakarta: BestariBuana Murni, 2010), h. 53-63.
9 Nana Sudjana, Penelitian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2002), h. 22.
10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT RemajaRosdakarya , 2005), h.22.
21
Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai peserta didik juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor Internal
Faktor intenal berasal dari dalam diri peserta didik dan mempengaruhi
hasil belajar individu. Faktor internal ini mencakup faktor fisiologis (jasmani)
atau faktor psikologis.
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi
fisik individu faktor ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu sehat dan cacat
tubuh. Pengaruh fisiologis dengan hasil belajar yaitu apabila kondisi fisik sehat
akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya,
kondisi fisik yang lemah akan menghambat tercapainya hasil belajar yang
maksimal. Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Keadaan psikolgis yang sangat berpengaruh
diantaranya adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.
Selain kedua faktor yang telah tersebut diatas, juga ada faktor lain yang
mempengaruhi hasil belajar diantaranya seperti motivasi belajar, minat dan
perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan
psikis. Faktor tersebut banyak menarik perhatian para ahli pendidikan untuk
diteliti, seberapa jauh konstribusi yang diberikan oleh faktor tersebut terhadap
hasil belajar siswa. Siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar
22
dan berprestasi. Ia harus berusaha mengerahkan segala daya dan upaya untuk
dapat mencapainya.11
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal mempengaruhi hasil belajar salah satunya adalah
lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Faktor- faktor lingkungan sosial
seperti lingkungan sosial sekolah, sosial masyarakat, dan sosial keluarga.
Sedangkan lingkungan nonsosial diantarnya lingkungan alamiah dan instrumental.
Pengaruh lingkungan alamiah terhadap hasil belajar adalah seperti kondisi udara
yang panas atau dingin, sinar yang kuat atau lemah akan mempengaruhi aktifitas
belajar siswa. Faktor intrumental terhadap hasil belajar yaitu apabila perangkat
belajar yang dapat digolongkan seperti gedung sekolah dan alat-alat belajar.12
C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
1. Pengertian pembelajaran Make a Match
Model pembelajaran Make a Match merupakan salah satu dari tipe model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran dengan mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling
membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pelaksanaan
pembelajaran model kooperatif membutuhkan partisipasi dan kerja sama dalam
11 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Cet. 13, (Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 2013), h. 40.
12 Baharuddin dan Esa N., Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogyakarta: Ar-ruzz Media,2008), cet. 3 h. 19-27.
23
kelompok pembelajaran. Ada berbagai macam tipe model pembelajaran
kooperatif yang diantaranya adalah tipe make a match.13
Pembelajaran model tipe make a match adalah model pembelajaran
mencari pasangan. Model pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh
Lorna Curran. Penerapan model pembelajaran ini dengan tehnik menyuruh siswa
mencari pasangan yang merupakan jawaban atau soal yang dipegang siswa dalam
batas waktu tertentu.14
2. Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Make a Match
Adapun langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe make a match adalah:
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yan berisi beberapa konsep/topik
yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi
sebaliknya berupa kartu jawaban).
b. Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal
dari kartu yang dipegang.
c. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (kartu soal/kartu jawaban).
d. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin.
13 Isjoni, Coopertaif Learning efektifitas pembelajaran kelompok, (Bandung: Alfabeta,2007), h. 15.
14 Retno Dwi Suryanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.104.
24
e. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
f. Kesimpulan.15
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Make a Match
Kelebihan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a
match diantaranya:
a. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.
b. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.
c. Mampu meningkatkan hasil belajar.
Adapun kekurangan dari model pembelajaran make a match diantarnya:
a. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan.
b. Waktu perlu dibatasi supaya tidak terlalu banyak bermain-main dalam
proses pembelajaran.
c. Guru perlu persiapan dan alat yang memadai.16
15 Rusman, Model-model pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 223-224
16 Tarmizi Ramadhan, Pembelajaran Kooperatif , (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 23.
25
D. Gaya Belajar
1. Pengertian Gaya Belajar
Gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam
pekerjaan, disekolah dan situasi-situasi antar pribadi. Ketika kita menyadari
bagaimana kita dan orang lain menyerap dan mengolah informasi, kita dapat
menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah dengan gaya sendiri.17
Gaya belajar atau “Learning Style” peserta didik yaitu cara ia bereaksi dan
menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar.
Cara berinteraksi setiap manusia ini tentunya berbeda-beda, sehingga
menyebabkan dalam mengajar harus memperhatikan gaya belajar peserta didik.18
Para peneliti menemukan adanya berbagai gaya belajar pada siswa yang
dapat digolongkan menurut kategori-kategori tertentu. Mereka berkesimpulan
bahwa tiap siswa belajar menurut cara sendiri yang disebut gaya belajar, kita
dapat menemukan gaya belajar itu dengan instrumen tertentu. Mengetahui gaya
belajar tentunya untuk menyesuaikan antara gaya mengajar guru dan gaya belajar
peserta didik. Hal ini dapat mempertinggi keefektifan proses belajar mengajar.19
Kebanyakan kegagalan siswa mencerna informasi dari gurunya
disebabkan oleh ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa.
17 Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Kuantum Learning: Membiasakan BelajarNyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2003) , h. 110.
18 Muhammad Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995),h. 102.
19 Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: BumiAksara, 2008), h. 93.
26
Sebaliknya, apabila gaya mengajar guru sesuai dengan gaya belajar siswa, semua
pelajaran akan terasa sangat mudah dan menyenangkan. Oleh karena itu, setiap
guru harus masuk ke dunia siswa sehingga siswa merasa nyaman dan tidak
berhadapan dengan resiko kegagalan dalam proses belajar. Salah satu hal yang
dapat dilakukan untuk masuk ke dunia siswa adalah guru tersebut mengetahui
gaya belajar siswanya.20
2. Macam-Macam Gaya Belajar
a. Gaya Belajar visual
Gaya belajar visual merupakan gaya belajar dimana gagasan, konsep dan
informasi dikemas dengan gambar ataupun tehnik. Karena biasanya orang visual
belajar melalui apa yang mereka lihat.
Adapun ciri-ciri perilaku dari gaya belajar visual, yaitu:
1) Berbicara dengan cepat
2) Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
3) Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya
dalam pikiran mereka
4) Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar
5) Mengingat dengan asosiasi visual
6) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika
ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulangi
7) Lebih suka membaca daripada dibacakan
20 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia (Sekolah Berbasi Multiple Intelejences diIndonesia), Cet. VII, (Bandung: Kaifa, 2010), h. 100-101.
27
8) Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan
bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang
suatu masalah atau proyek
9) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam
rapat
10) Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato.
b. Gaya Belajar Audio
Gaya belajar audio merupakan gaya belajar yang mengandalkan indera
pendengar untuk menangkap informasi, hal ini dikarenakan pelajar audio
melakukannya melalui apa yang mereka dengar.
Adapun ciri-ciri pelajar dengan gaya audio diantaranya:
1) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
2) Mudah terganggu oleh keributan
3) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku
ketika membaca
4) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama dan wara
suara
5) Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
6) Biasanya pembicara yang fasih
7) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusi
8) Suka bicara, diskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
9) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
10)Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
28
c. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar yang mengandalkan
gerakan langsung, pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan serta lebih
baik dalam aktivitas bergerak dan interaksi kelompok.
Adapun ciri-ciri pelajar dengan gaya kinestetik diantaranya:
1) Berbicara dengan perlahan
2) Menanggapi perhatian fisik
3) Menyukai permainan yang menyibukkan
4) Ingin melakukan segala sesuatu
5) Belajar melalui memanipulasi dan praktik
6) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
7) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
8) Banyak menggunakan isyarat tubuh
9) Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama
10) Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang telah
pernah berada ditempat tersebut
11) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot serta mereka
mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca.21
21 Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Kuantum Learning: Membiasakan BelajarNyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2003) h. 114-120.
29
E. Materi Tata Nama Senyawa
Senyawa diberi nama dengan aturan-aturan tertentu. Selain itu, suatu
senyawa kadang-kadang diberi nama khusus, misalnya urea, glukosa dan lain
sebagainya. Pemberian nama suatu senyawa diatur oleh badan internasional
IUPAC (International Union and Pure Applied Chemistry) dan diikuti oleh semua
negara.
Senyawa kimia dikelompokkan menjadi 2 yaitu senyawa anorganik dan
organik.
1. Tata Nama Senyawa Anorganik
a. Penamaan Senyawa Biner
Senyawa biner adalah senyawa yang mengandung dua jenis unsur.
Senyawa biner dibagi menjadi dua yaitu:
1) Senyawa Biner Logam dan Nonlogam (Biner Ionik)
Senyawa biner dari logam dan nonlogaumumnya berupa senyawa ion.
Aturan pemberian nama adalah sebagai berikut:
a) Unsur logam ditulis terlebih dahulu
b) Nama unsur non logam ditambah akhiran-ida
c) Jumlah atom tidak disebutkan (tanpa menunakabilngan mono,
di, tri, dan lain-lain).contoh:
CaCl2 : Kalsium Klorida
Na2S : Natrium Sulfida
MgBr2 : Magnesium Klorida
30
AlCl2 : Aluminium Kloridas
2) Senyawa Biner Non logam dan Non logam (Biner Kovalen)
Senyawa biner dari nonlogam dan nonlogam disebut dengan senyawa
kovalen biner. Aturan penamaan senyawa kovalen yaitu:
a) Diawali dengan unsur yang kurang elektronegatif berdasarkan
urutan:
B-Si-C-Sb-As-P-N-H-Te-Se-S-I-Br-Cl-O-F
b) Nama senyawa dengan awalan yang menyatakan jumlah atom
tiap unsur dan diakhiri dengan akhiran –ida.
c) Beberapa pasang unsur dapat pula membentuk lebih dari
satu senyawa biner. Penamaan senyawa harus disebutkan
jumlah atomnya dalam angka latin dengan indeks dalam
bahasa Yunani.
1= mono 6= heksa
2= di- 7=hepta
3= tri 8=okta
4= tertra- 9=nona
5= penta 10= deka
d) Untuk “Mono” disebutkan apabila berada pada unsur yang
kedua
31
Contoh:
CO : Karbon Monoksida
CO2 : Karbon Dioksida
N2O5 : Dinitrogen Pentoksida
Tata nama IUPAC untuk senyawa biner non logam dan non logam unsur
yang membentuk lebih dari sejenis senyawa menurut sistematematika
IUPAC(Sistem Stock) menggunakan bilangan oksidasi (Biloks), untuk bilangan
oksidasi (Biloks) suatu unsur dapat diungkapkan melalui bilangan romawi.
Contoh:
CO : Karbon (II) Oksida
NO : Natrium (I) Oksida
N2O3 : Natrium (III) Oksida
3) Penamaan Senyawa poliatom
Senyawa ini dibentuk oleh ion-ion poliatomik. Ion-ion poliatomik itu
sendiri adalah ion-ion yang terdiri atas dua atom atau lebih yang terikat bersama,
umumnya dijumpai tersusun atas unsur-unsur nonlogam.
Ada kecenderungan muatan anion poliatomik yang melibatkan unsur-
unsur golongan VIIA (F, Cl, Br, I) dan atom N bermuatan -1. Selain itu, anion
oksi poliatomik yang melibatkan unsur-unsur C, S, Cr, Si akan bermautan -2
sedangkan anion oksi poliatomi dari unsur P, As dan Sb bermuatan -3.
Selanjutnya, nama-nama anion poliatomik dengan muatan -1, -2 dan -3
pada tabel berikut:
32
Tabel 2.1 Daftar Nama Ion Negatif (Anion)
No Rumus Nama No Rumus Nama
1. NO3- Nitrat 11. SO4
2- Sulfat
2. NO2- Nitrit 12. CO3
2- Karbonat
3. CH3COO- Asetat 13. SiO32- Silikat
4. ClO- Hipoklorit 14. CrO42- Kromat
5. ClO2- Klorit 15. Cr2O7
2- Dikromat
6. ClO3- Klorat 16. MnO4
2- Manganat
7. ClO4- Perklorat 17. C2O4
-2 Oksalat
8. CN- Sianida 18. PO33- Fosfit
9. MnO4- Permanganat 19. PO4
3- Fosfat
10 SO32- Sulfit 20. AsO3
3- Arsenik
Aturan penamaan senyawa poliatomik:
a) Hanya sedikit anion poliatomik yang memiliki nama dengan
akhiran "ida". Yaitu OH– (ion hidroksida) dan CN– (ion sianida).
Sedangkan yang lainnya lebih banyak berakhiran "it" dan "at" dan ada
juga berawalan "hipo" dan "per".
b) Nama anion beroksigen diberi akhiran "at" (untuk atom oksigen lebih
banyak) dan "it" (untuk atom oksigen lebih sedikit).
c) Nama senyawa ion poliatomik adalah gabungan nama kation, nama
anion dan angka indeks tidak disebutkan. Senyawa ion bersifat netral,
jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif.
33
Contoh:
Na2SO3 : Natrium Sulfit
Na2SO4 : Natrium Sulfat
Ca2+
dengan ClO–
: Ca(ClO)2 (kalsium hipoklorit)
Ca2+
dengan ClO2–
: Ca(ClO2)2 (kalsium klorit)
4) Tata Nama Senyawa Asam Basa
a) Tata Nama Senyawa Asam
Asam adalah senyawa kovalen yang terdiri atas ion H+ (sebagai kation)
dan suatu anion. Senyawa asam biner diberi nama dengan kata hidrogen.
Penamaan asam didahului dengan kata asam (hidroegen) yang diikuti nama
anion.
Contoh:
HCl : Asam Klorida
H2SO4 : Asam Sulfat
HNO3 : Asam Nitrat
b) Tata Nama Senyawa Basa
Basa adalah senyawa ion dari logam dengan ion OH–. Penamaannya
senyawa basa terdapat dua spesifik , yaitu:
Basa yang terbentuk dari logam yang hanya memiliki satu bilangan
oksidasi.
34
Contoh:
KOH : Kalium Hidroksida
Ca (OH)2 : Kalsium Hidroksida
NaOH : Natrium Hidroksida
Mg(OH)2 : Magnesium Hidroksida
Basa yang terbentuk dari logam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih
dari satu.
Contoh:
Fe(OH)2 : Besi (II) Hidroksida
CuOH : Tembaga (I) Hidroksida
Cu(OH)2 : Tembaga (II) Hidroksida
5) Tata Nama Senyawa Hidrat
Hidrat merupakan senyawa yang mengandung sejumlah tertentu molekul
air. Molekul-molekul air yang terikat pada senyawa tersebut dinamakan air
kristal. Tata nama hidrat seperti tata nama senyawa biner maupun poliatomik,
diikuti dengan kata hidrat dan awalan yang menunjukkan jumlah air kristalnya.
contoh:
CuSO4.5H2O : Tembaga(II) Sulfat Pentahidrat
FeCl3.6H2O : Besi(III) Klorida Heksahidrat
35
2. Tata nama senyawa organik
Senyawa organik adalah senyawa yang molekulnya mengandung karbon,
kecuali karbida, karbonat dan oksida karbon. Penamaan senyawa organik tidak
dapat ditentukan hanya dengan melihat rumus kimianya, tetapi harus diperhatikan
juga strukturnya dan gugus fungsinya. Kebanyakan senyawa organik mempunyai
nama lazim atau nama trivial.22
Tabel 2.2 Tata-Tata Nama IUPAC dan Trivial Beberapa Senyawa Organik
Rumus Kimia Nama IUPAC Nama Trivial
CH3COOH Asam etanoat Cuka
HCHO Formaldehida Formalin
C12H22O11 Sukrosa Gula pasir
CH4 Metana Gas alam
F. Hasil Penelitian Relavan
Penelitian pengaruh model pembelajaran make a match pernah dilakukan
oleh Gita Rahmawati dan Jamil Suprihatiningrum dalam penelitiannya yang
berjudul pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap
nilai kerja sama dan hasil belajar kognitif kimia kelas X di SMAN 1
Bambanglipuro Bantul. Metode penelitian ini menggunakan quasi eksperimen
dengan desain Nonequivalent Control Group dan menggunakan dua kelas
penelitian (kelas kontrol dan eksperimen).
22 Tim Catha Edukatif, Kimia Untuk SMA dan MA Kelas X, (Jakarta: Sindunata, 2013), h.193
36
Mereka menyatakan bahwa tidak ada pengaruh signifikan dari penggunaanmodel make a match terhadap nilai kerja sama siswa, hal ini dapat dilihatdari hasil nilai sig.(2-tailed) dari uji t > 0,05yaitu sebesar 0,282. Berarti, H0
diterima dan pada ke dua kelas tersebut tidak ada perbedaan rata-rata skorkerjasama. Dengan demikian nilai kerjasama dari ke dua kelas tersebutsama. Serta Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan modelpembelajaran kooperatif tipe make a macth terhadap hasil belajar kognitifkimia. Hal ini dibuktikan dengan hasil sig.(2-tailed) dari Uji MannWhitney > 0,05 yaitu sebesar 0,953. Hal ini berarti H0 diterima, sedangkanH1 ditolak. Artinya rata-rata skor hasil belajar kognitif kimia kelaseksperimen sama dengan rata rata skor hasil belajar kognitif kimia kelaskontrol. 23
Zainal berlian, dkk. Juga pernah melakukan penelitian dengan
menggunakan model yang sama dengan judul pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe make a match terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
biologi di SMP Negeri 10 Palembang. Metode penelitian yang digunakan berupa
metode True Eksperimental dengan rancangan penelitian posttess only control
desain.
Penelitian mereka didapatkan bahwa adanya pengaruh penerapan modelpembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap hasil belajar siswapada mata pelajaran biologi di SMP Negeri 10 Palembang. Ini dapat dilihatdari hasil uji hipotesis didapatkan rata-rata 82, sedangkan untuk kelaskontrol hasil belajar yang didapatkan rata-rata 75. Aktivitas belajar siswaselama menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a matchmengalami peningkatan selama tiga kali pertemuan.24
Indrawan Dwi Chandra pernah melakukan penelitian terhadap pengaruh
gaya belajar dengan judul pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa kelas
23 Gita Rahmawati dan Jamil Suprihatiningrum, “Pengaruh Model PembelajaranKooperatif Tipe Make A Match Terhadap Nilai Kerja Sama dan Hasil Belajar Kognitif KimiaKelas X di SMAN 1 Bambanglipuro Bantul”. J. Kaunia, Vol. 10 No. 2, Oktober 2014. Diaksespada tanggal 16 Oktober 2017 dari stus: https:// media.neliti.com/ media/publications/103395-ID-pengaruh-model-pembelajaran-kooperatif-t.pdf.
24 Zainal berlian, Khairatul Aini dan Siti Nurhikmah, “Pengaruh Model PembelajaranKooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi diSMP Negeri 10 Palembang”. Bioilmi, Vol. 3, No. 1, Januari 2017. Diakses pada tanggal 16Oktober 2017 dari situs https:// 2Fjurnal.radenfatah.ac.id%2Findex.php%2Fbioilmi%
37
IV SD Negeri pajang 3 Surakarta, yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN Pajang 3
Surakarta. Dalam penelitian tersebut tehnik sampling yang diambil dengan simple
random sampling. Berdasarkan analisis data dengan taraf signifikansi 5%
diperoleh thitung> ttabel, yaitu 2,468> 2,34197 dan koefisien determinasi sebesar
11,8%, Sehingga dapat diketahui bahwasanya ada pengaruh gaya belajar terhadap
hasil belajar.25
Penelitian relavan lainnya, juga pernah dilakukan oleh Ramlan, dkk.
dengan judul pengaruh gaya belajar dan keaktifan siswa terhadp hasil belajar
matematika (survey pada SMP Negeri di kecamatan Klari Kabupaten karawang).
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh gaya belajar siswa terhadapprestasi belajar Matematika dan untuk mengetahui pengaruh gaya belajardan keaktifan siswa terhadap prestasi belajar Matematika. Metodepenelitian yang digunakan adalah ekposfacto. Sampel berukuran 235 siswayang dipilih secara random sampling dari seluruh siswa SMP N yang adadi kecamatan Klari kabupaten Karawang. Pengumpulan data dilaksanakandengan teknik penyebaran angket gaya belajar dan angket keaktifan siswa.Analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif, uji normalitas danhomogenitas, dan uji Anova. Hasil penelitian menunjukkan terdapatpengaruh yang signifikan gaya belajar terhadap prestasi belajarmatematika, hal ini ditunjukan dengan nilai sig = 0,001 < 0,05. Terdapatpengaruh yang signifikan keaktifan terhadap prestasi belajar matematika,hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung = 13,418 > F tabel = 3, 08, dengansig= 0,00 < a = 0,05.26
25 Indrawan Dwi Chandra, “Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
IV SD Negeri Pajang 3 Surakarta”. Naskah Publikasi Ilmiah, 2015. Diakses pada tanggal 16Oktober 2017 dari situs: https://2Feprints.ums.ac.id/2F3539/2F19/2FNaskah/2520Publikasi.pdf.
26 Ramlah, Dani Firansyah dan Hamzah Zubair, “Pengaruh Gaya Belajar Dan KeaktifanSiswa Terhadap Hasil Belajar Matematika (Survey Pada SMP Negeri Di Kecamatan KlariKabupaten Karawang)”. Jurnal Ilmiah Solusi, November 2014. Diakses pada tanggal 16 Oktober2017 dari situs: https://2Fdigilib.unsika.ac.id.
38
Sebagai perbandingan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan
tersebut, peneliti ingin menguraikan perbandingan antara metode penelitian yang
ingin dilakukan. Adapun jenis metode penelitian yang ingin dilakukan berupa pre
eksperimen dengan desain the one-shot casestudy yang dilakukan pada satu
kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Penelitian ini menggunakan variabel
atribut yang berupa gaya belajar pada siswa.
G. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis pada penelitian ini yaitu:
Ha : Hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual lebih tinggi dari
pada siswa yang memiliki gaya belajar audio ketika dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran koopeatif make a match pada materi
tata nama senyawa di MAN 4 Pidie Jaya.
H0 : Hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual lebih rendah atau
sama dari pada siswa yang memiliki gaya belajar audio ketika
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match
pada materi tata nama senyawa di MAN 4 Pidie Jaya.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah suatu rencana (penelitian) tentang cara
mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah
agar penelitian dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai dengan
tujuannya.1
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre-eksperimen.
Metode pre-eksperimen sering disebut ekperimen tidak sebenarnya atau
eksperimen quasi. Disebut demikian karena pre- eksperimen belum memenuhi
persyaratan seperti eksperimen yang dapat dikatakan secara ilmiah mengikuti
peraturan tertentu. Desain penelitian yang digunakan adalah the one-shot
casestudy yaitu pre eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok saja tanpa
kelompok pembanding. Subyek dilakukan dan diberi tes untuk melihat adanya
pengaruh hasil belajar peserta didik beserta kemampuan mengingat setiap peserta
didik. 2
1Bagja Waluya, Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. (Bandung : Setia
Purna Inves, 2007), h. 61.
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian. (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 72.
40
Table 3.1 Desain Penelitian Pre Eksperimen
No. Kemampuan Mengingat Perlakuan TesHasilBelajar
1. Gaya Belajar Visual X T1
2 Gaya Belajar Audio X T1
Keterangan
X : Model Pembelajaran Make a Match
T1 : Tes Hasil Belajar
Variabel yang ada dalam penelitian ini yaitu variabel bebas berupa model
pembelajaran make a match, variabel terikat berupa hasil belajar dan variabel
atribut yang berupa gaya belajar.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajarai dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel merupakan
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.3
1. Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X MAN 4 Pidie Jaya tahun
ajaran 2017/2018 yang berjumlah 4 kelas.
2. Sampel Penelitian
Penelitian ini tidak dilakukan terhadap semua anggota populasi, tetapi
sampel yang diambil adalah 1 kelas dari populasi kelas X 4 Pidie jaya dengan
teknik Cluster Random Sampling.
3 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 117-118.
41
C. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen atau alat penelitian merupakan alat yang digunakan dalam
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Instrumen akan berjalan dengan
efektif apabila dilakukan validitas dan reliabilitas karena instrumen yang baik
harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Berdasarkan
hasil uji coba tersebut maka akan diketahui validitas dan reliabilitas instrument
tes. 4
Instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa adalah
instrumen yang harus memiliki validitas isi (content validity). Untuk menyusun
instrumen pengukur prestasi belajar yang mempunyai validitas isi maka instrumen
harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan.5
1. Validitas Instrumen
Instrumen yang berbentuk tes, pengujian validitas ini dapat dilakukan
dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah
diajarkan.Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah validitas item atau
validitas butir, pada setiap instrumen baik test maupun nontest terdapat butir-butir
(item) pertanyaan atau pernyataan. Untuk menguji instrumen lebih lanjut maka
dikonsultasikan dengan tim ahli.
4 Asep Saeful Hamdi, E.Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam
Pendidikan. (Yogyakarta : Deepublish, 2014), h. 38.
5 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 176
42
2. Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kepercayaan
instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu hasil
pengukuran hanya dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan
pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran
yang relative sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum
berubah.6 Reliabilitas instrumen tes pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan program SPSS versi 20.0.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Hasil belajar adalah suatu teknik
pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan-pertanyaan atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.7
1. Angket
Angket digunakan untuk mengumpulkan informasi gaya belajar siswa.
Skala angket yang digunakan untuk gaya belajar adalah skala likert. Skala pada
setiap pertanyaan yaitu subyek akan mendapat dua skor jika menjawab sering,
satu skor jika menjawab kadang-kadang dan 0 jika menjawab jarang.
6 Sugiyono, Metode Penelitian ..., h. 173.
7 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan paradigma Baru, (Bandung:
RemajaRosdaKarya, 2012), h. 226.
43
2. Tes Hasil Belajar
Pengumpulan data penelitian melalui tes hasil belajar post test yang
dilakukan diakhir setelah proses belajar mengajar dilakukan. Tes ini untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah belajar dengan model make a match. Tes
dalam penelitian ini berupa soal yang berkaitan dengan materi tata nama senyawa.
E. Teknik Analisa Data
1. Analisa Angket Gaya Belajar
Analisis angket gaya belajar diperoleh dengan cara menskoring jawaban
siswa kemudian menghitung jumlah skor yang didapat dari masing- masing gaya
belajar (visual, audio, dan kinestetik). Selanjutnya melihat skor tertinggi diantara
ketiga gaya belajar siswa tersebut. Berdasarkan jumlah skor tertinggi maka setiap
siswa digolongkan apakah termasuk ke dalam gaya belajar visual, audio, atau
kinestetik. Selanjutnya dihitung persentase masing-masing gaya belajar dengan
cara membandingkan jumlah siswa yang berkecenderungan gaya belajar tertentu
dengan jumlah keseluruhan siswa kelas X MAN 4 Pidie Jaya.8
2. Analisis Data Hasil Belajar
Tahap teknik analisis data penting karena pada tahap inilah hasil penelitian
dirumuskan.Untuk menguji hipotesa digunakan uji-t dan beberapa statistik lain
diantaranya:
8 Bobbi Deporter, Mark Readon dan Sarah Singer, Quantum Teaching: Orchestrating
Student Success, Tercemahan Ary Nilandari, Cet XV (Boston: Allyn and Bacon, 1999), h. 166-
167.
44
a. Uji Anova
Uji anova dilakukan dalam penelitian ini untuk melihat melihat ada
tidaknya pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar ketika diajarkan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada materi tata nama senyawa.
Uji anava dilakukan menggunakan SPSS versi 20.
Hipotesis untuk uji anava yaitu:
Ha : Ada pengaruh gaya belajar siswa dengan hasil belajar siswa ketika
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match
pada materi tata nama senyawa di MAN 4 Pidie Jaya.
H0 : Tidak ada pengaruh gaya belajar siswa dengan hasil belajar siswa ketika
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match
pada materi tata nama senyawa di MAN 4 Pidie Jaya.
Berdasarkan pengujian hipotesis, kriteria untuk ditolak atau tidaknya H0
berdasarkan Pvalue atau sinificance (Sig) adalah sebagai berikut.
Jika Sig < 0,05, maka H0 ditolak Ha diterima
Jika Sig ≥ 0,05, maka H0 diterima Ha ditolak.9
b. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujan bahwa sampel yang dihadapi berasal dari
populasi yang berdistrbusi normal. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan uji
kolmogorov-smirnov menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Bentuk
hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
H0 : Data berasal dari populasi berdistribusi normal
9 Stanislaus S. Uyanto, Pedoman Analisis Data Dengan SPSS, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2006), h. 199.
45
Ha : Data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Secara statistik dapat dirumuskan:
H0 : x2 = 0
Ha : x2
≠ 0
Berdasarkan pengujian hipotesis, kriteria untuk ditolak atau tidaknya H0
berdasarkan Pvalue atau sinificance (Sig) adalah sebagai berikut.
Jika Sig < 0,05, maka H0 ditolak atau data tidak berdistribusi normal
Jika Sig ≥ 0,05, maka Ha ditolak atau data berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan
populasi. Uji homogenitas yaitu uji leneve dilakukan dengan menggunakan SPSS
versi 20.
H0 : Varian pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen)
Ha : Varian pada tiap kelompok sama (homogen)
Berdasarkan P-Value atau significance (Sig) adalah sebagai berikut:
Jika Sig < 0,05, maka H0 ditolak
Jika Sig < 0,05, maka H0 diterima10
d. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam perhitungan nilai hasil belajar siswa
dengan kategori gaya belajar visual dan gaya belajar audio adalah independent
sample t-test. Independent sample t-test digunakan untuk menguji hipotesis
10
Stanislaus S. Uyanto, Pedoman Analaisis..., h. 40-43.
46
tentang perbedaan dua populasi atau lebih yang masing-masing kelompok
sampelnya independen terhadap kelompok yang lain.11
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah uji pihak kanan. Pada
penelitian ini digunakan uji-t independen dengan cara membandingkan hasil tes
siswa yang memiliki gaya belajar visual dengan siswa yang memiliki gaya belajar
audio setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif make a match di
kelas X-IPA1 MAN 4 Pidie Jaya. Uji-t independen dilakukan dengan
menggunakan bantuan program SPSS Versi 20. Adapun rumusan hipotesis yang
akan di uji adalah sebagai berikut:
Ha : Hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual lebih tinggi dari
pada siswa yang memiliki gaya belajar audio ketika dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran koopeatif make a match pada materi
tata nama senyawa di MAN 4 Pidie Jaya.
H0 : Hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual lebih rendah atau
sama dari pada siswa yang memiliki gaya belajar audio ketika
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match
pada materi tata nama senyawa di MAN 4 Pidie Jaya.
Kriteria untuk ditolak atau tidaknya H0 berdasarkan P-Value atau
significance (Sig) adalah sebagai berikut:
Jika Sig < 0,05, maka H0 ditolak
Jika Sig 0,05, mak H0 diterima
11
Irwan Gani dan Siti Amalia, Alat Analisis Data. Diakses pada tanggal 21 Januari 2018
dari situs: http://books.google.co.id/books?id=uji+t+independen.
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 4 Pidie Jaya tepatnya
di kelas X. Proses penelitian yang dilakukan peneliti berawal dari observasi
langsung ke Madrasah tersebut. Peneliti juga melakukan diskusi dengan guru
bidang studi kimia mengenai model pembelajaran kooperatif tipe make a match
dan kecocokannya dengan gaya belajar yang akan diterapkan pada materi kimia.
Adapun jadwal pelaksanaan penelitian dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Tanggal Kegiatan
1 20 September 2017 Observasi dengan guru Kimia
2 2 Februari 2018 Izin penelitian di sekolah
3 5 Februari2018 Proses pengambilan data gaya belajar siswa
4 5 Februari 2018
Mengajar materi tata nama senyawa dengan
menerapkan model kooperatif tipe make a
match
5 7 Februari 2018
Mengajar materi tata nama senyawa dengan
menerapkan model kooperatif tipe make a
match
6 12 Februari 2018
Mengajar materi tata nama senyawa dengan
menerapkan model kooperatif tipe make a
match
7. 14 Februari 2018 Tes hasil belajar
49
B. Hasil Penelitian
1. Data Analisa Angket Gaya Belajar
Pengelompokan gaya belajar siswa ini tergantug dari jawaban yang
mereka pilih di angket gaya belajar yang diberikan. Menganalisis angket gaya
belajar diperoleh dengan cara menskoring jawaban siswa dan melihat skor
tertinggi diantara ketiga gaya belajar tersebut.
Tabel 4.2 Hasil Klasifikasi Gaya Belajar Berdasarkan Data Dari Angket Gaya
Belajar
No Siswa Skor Gaya Belajar Gaya
Belajar Visual Audio Kenistetik
1 S1 14 6 7 Visual
2 S2 8 12 10 Audio
3 S3 8 12 7 Audio
4 S4 6 13 8 Audio
5 S5 16 7 9 Visual
6 S6 12 8 16 Kinestetik
7 S7 4 13 9 Audio
8 S8 15 7 12 Visual
9 S9 9 11 7 Audio
10 S10 10 14 8 Audio
11 S11 17 14 9 Visual
12 S12 13 10 5 Visual
13 S13 18 9 11 Visual
14 S14 19 12 8 Visual
15 S15 10 17 11 Audio
16 S16 13 8 9 Visual
17 S17 7 9 15 Kinestetik
18 S18 8 10 8 Audio
19 S19 6 11 15 Kinestetik
20 S20 14 11 7 Visual
21 S21 12 9 17 Kinestetik
22 S22 15 8 11 Visual
23 S23 13 7 8 Visual
24 S24 15 9 12 Visual
25 S25 10 16 9 Audio
50
Tabel 4.3 Rekapitulasi Kecenderungan Gaya Belajar Siswa MAN 4 Pidie Jaya
Kelas X IPA1
No. Gaya Belajar Jumlah Siswa
1. Visual 12
2. Audio 9
3. Kinestetik 4
Jumlah Siswa 25
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang
berkecenderungan memiliki gaya belajar visual berjumlah 12 orang, siswa yang
memiliki gaya belajar audio berjumlah 9 orang serta siswa yang memiliki gaya
belajar kinestetik berjumlah 4 orang.
Langkah selanjutnya, sesuai dengan yang telah dibahas di bab sebelumnya
yaitu mempersentasekan jumlah siswa tiap kategori gaya belajarnya (visual, audio
dan kinestetik). Hasil persentasenya sebagai berikut:
a. Siswa yang memiliki gaya belajar visual sebanyak 12 orang maka
persentasenya;
b. Siswa yang memiliki gaya belajar audio sebanyak 9 orang maka
persentasenya;
c. Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik sebanyak 4 orang maka
persentasenya;
Berdasarkan data yang diperoleh pada pengidentifikasian gaya belajar
siswa kelas X IPA1 MAN 4 Pidie Jaya diperoleh siswa gaya belajar visual yang
51
sebesar 48%. Siswa yang memiliki gaya belajar audio sebesar 36% dan 16%
untuk siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.
2. Data Analisa Hasil Belajar
Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai tes akhir setelah materi tata nama
disampaikan dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match . Tes hasil
belajar dilakukan pada pertemuan ke empat.
Adapun kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang harus dicapai siswa
pada materi tata nama senyawa di MAN 4 Pidie Jaya sebanyak 75. Tes hasil
belajar ini dilakukan dalam waktu 30 menit. Berikut data hasil belajar siswa
setelah diajarkan dengan model kooperatif make a match pada materi tata nama
senyawa di kelas X IPA1 MAN 4 Pidie Jaya
Tabel 4.3 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Pada Materi Tata Nama Senyawa Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Kelas X IPA1 MAN 4 Pidie Jaya.
No Siswa Nilai Ketuntasan (KKM ≥ 75)
1. S1 85 Tuntas
2. S2 80 Tuntas
3. S3 65 Tidak Tuntas
4. S4 80 Tuntas
5. S5 70 Tidak Tuntas
6. S6 70 Tidak Tuntas
7. S7 75 Tuntas
8. S8 85 Tuntas
9. S9 90 Tuntas
10. S10 75 Tuntas
11. S11 95 Tuntas
12. S12 75 Tuntas
13. S13 95 Tuntas
14. S14 85 Tuntas
52
No Siswa Nilai Ketuntasan (KKM ≥ 75)
15. S15 75 Tuntas
16. S16 90 Tuntas
17. S17 80 Tuntas
18. S18 65 Tidak Tuntas
19. S19 70 Tidak Tuntas
20. S20 80 Tuntas
21. S21 75 Tuntas
22. S22 90 Tuntas
23. S23 80 Tuntas
24. S24 80 Tuntas
25. S25 85 Tuntas
Data dari tabel 4.3 merupakan data dari hasil belajar siswa, dimana dari
data tersebut dapat dilihat bahwa terdapat 5 orang siswa yang belum mencapai
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Penyebab tujuan dari penelitian untuk
melihat apakah siswa yang memiliki gaya belajar visual akan lebih tinggi nilainya
dari pada siswa yang memiliki gaya belajar audio ketika diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match ataupun
sebaliknya, maka dilakukan beberapa tahapan pengolahan data sebagai berikut:
a. Uji Anova
Uji anova dilakukan untuk melihat melihat ada tidaknya pengaruh gaya
belajar terhadap hasil belajar ketika diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match pada materi tata nama senyawa di kelas X MAN 4
Pidie Jaya. Uji anava dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20.
53
Dasar keputusannya adalah berdasarkan significanse (Sig), yaitu jika Sig
0,05, maka H0 diterima Ha ditolak dan jika Sig < 0,05, maka H0 ditolak Ha
diterima dengan berujukan hipotesisnya sebagai berikut:
Ha : Ada pengaruh gaya belajar siswa dengan hasil belajar siswa ketika
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match
pada materi tata nama senyawa di MAN 4 Pidie Jaya.
H0 : Tidak ada pengaruh gaya belajar siswa dengan hasil belajar siswa ketika
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match
pada materi tata nama senyawa di MAN 4 Pidie Jaya.
Adapun hasil statistik uji anova dengan menggunakan SPSS versi 20
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Uji Anova
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Between
Groups 463,583 2 231,792 4,046 ,032
Within Groups 1260,417 22 57,292
Total 1724,000 24
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui sig. yaitu 0,032. Hal ini berarti
nilai signifikansinya < dari 0,05 yang menyatakan bahwa H0 ditolak Ha diterima.
Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh gaya belajar siswa dengan hasil belajar
siswa ketika dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a
match pada materi tata nama senyawa di MAN 4 Pidie Jaya..
54
b. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat data hasil penelitian terdistribusi
normal atau pun terdistribusi tidak normal. Uji normalitas ini merupakan uji
prasyarat sebelum melanjutkan uji-t. Uji normalitas dalam penelitian ini
digunakan uji normality Kolmogorov-Smirnov dengan SPSS versi 20. Dasar
keputusannya adalah berdasarkan P-Value atau significanse (Sig), yaitu jika Sig
0,05, maka H0 diterima atau data berdistribusi normal dan jika Sig < 0,05, maka
H0 ditolak atau data tidak berdistribusi normal.
Adapun hasil uji statistik normalitas menggunakan SPSS versi 20 dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas
Kategori Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
Hasil Belajar Siswa Visual ,127 12 ,200*
Audio ,198 9 ,200*
Hasil uji normalitas Kolmogrorov-Smirnov pada Tabel 4.5 menunjukkan
bahwa data hasil belajar siswa yang kategori gaya belajar visual mempunyai
tingkat Sig. sebesar 0,200 dan data hasil belajar siswa yang kategori gaya belajar
audio sebesar 0,200. Hal ini berarti kedua hasil Sig. ≥ 0,05 yang menyatakan
bahwa data tersebut terdistribusi normal. Dengan demikian data berdistribusi
normal.
55
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui sampel dari populasi yang
homogen atau tidak. Data yang digunakan untuk menguji homogenitas juga sama
dengan data pada uji normalitas yaitu data hasil belajar dan gaya belajar siswa
(visual dan audio).
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F atau levene statistik
pada One-Way Anova dengan bantuan program SPSS 20. Dasar keputusannya
dengan melihat taraf signifikan yaitu jika Sig < 0,05, maka H0 ditolak atau data
tidak homogen dan jika Sig 0,05, maka H0 diterima atau data homogen.
Adapun hasil uji homogenitas menggunakan SPSS versi 20 dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,025 1 19 ,875
Hasil uji homogenitas pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai Sig yang
diperoleh sebesar 0,875. Hal ini berarti signifikannya 0,05 (0.875 0,05), yang
menyatakan bahwa H0 diterima jadi data bersifat homogen atau memiliki varian
yang sama.
d. Uji Hipotesis
Uji yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini berupa uji-t
independen dengan SPSS versi 20. Pengujian hipotesis dilakukan terhadap hasil
belajar dan 2 kategori gaya belajar (visual dan audio) dengan hipotesisnya sebagai
berikut:
56
Ha : Hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual lebih tinggi dari
pada siswa yang memiliki gaya belajar audio ketika dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran koopeatif make a match pada materi
tata nama senyawa di MAN 4 Pidie Jaya.
H0 : Hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual lebih rendah atau
sama dari pada siswa yang memiliki gaya belajar audio ketika
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match
pada materi tata nama senyawa di MAN 4 Pidie Jaya.
Kriteria pengujian, yaitu H0 diterima jika jika Sig. > 0,05 dan H0 ditolak
jika nilai Sig. < 0.05. Adapun hasil uji-t independen menggunakan SPSS versi 20
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis (uji-t)
Levene’s
Test for
equality of
variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T Df 2 t MD STD
ED
95% CID
L U
HBS
EVA ,025 ,875 2,14 19 ,045 7,50 3,49 ,190 14,
80
EVN
A
2,12 16,
54
,049 7,50 3,53 ,025 14,
97
Keterangan:
EVA (Equal Variances Assumed)
HBS (Hasil Belajar Siswa)
EVNA (Equal Variances Not Assumed)
2 t (2-tailed)
MD (Mean Difference)
STDED (Standar Error Difference)
CID (Confidence Interval of the Difference)
L (lower)
U (Upper)
57
Hasil uji-t hipotesis pada tabel diatas dapat dilihat yaitu Sig uji dua arah
(Two-tailed) sebesar 0,045. Berdasarkan hipotesis penelitian maka penelitian ni
menggunakan uji hipotesis satu arah (One-tailed) pihak kanan, maka nilai Sig
harus dibagi dua sehingga menjadi 0,0225. Nilai ini lebih kecil dari standar
keputusan yaitu 0,05 (0,045 < 0,05). Hal ini menandakan H0 pada hipotesis
penelitian ditolak sehingga menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang memiliki
gaya belajar visual lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar
audio ketika diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match pada materi tata nama senyawa di kelas X MAN 4 Pidie Jaya.
C. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan gaya belajar siswa terhadap
hasil belajar serta untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang memiliki
gaya belajar visual lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki gaya belajar audio
ketika dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif make a match.
Penelitian ini dilakukan pada materi tata nama senyawa kelas X di MAN 4 Pidie
Jaya.
Data yang diambil untuk pengujian berupa hasil belajar siswa setelah
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
pada materi tata nama senyawa di kelas X. Hasil belajar siswa didapat setelah
memberikan soal dalam bentuk multiple choice sebanyak 20 butir dan tiap
butirnya mempunyai nilai 5. Hal lainnya yang menjadi tinjauan adalah kategori
58
gaya belajar siswa, dimana gaya belajar siswa ini sebelumnya telah diidentifikasi
dengan diberikan angket gaya belajar yang berjumlah 36 butir pertanyaan. Soal
yang diberikan berisi 3 kategori yaitu visual, audio dan kinestetik yang tiap
kategori terdiri dari 12 butir pertanyaan.
Berdasarkan data, hasil angket gaya belajar siswa didapatkan dari 25 siswa
dikelas X IPA1. Siswa dengan kategori gaya belajar visual sebanyak 12 siswa,
audio 9 siswa dan kinestetik 4 siswa dengan persentase siswa visual sebanyak
48% , audio 36% dan kinestetik sebanyak 16%.
Data yang didapatkan diuji dengan beberapa pengujian. Mengetahui
bagaimana pengaruh model pembelajaran dengan gaya belajar dilakukan dengan
uji anova dengan one-way anova dengan bantuan program SPSS versi 20. Standar
keputusanya pada tingkat taraf Sig = 0,05, dengan kriteria pengujian jika sig <
0,05, maka H0 ditolak dan jika sig 0,05 maka H0 diterima. Hasil uji one-way
anova diperoleh Sig sebesar 0,032, yang menyatakan H0 ditolak karena Sig < 0,05
(0,032 < 0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe make a match dan gaya belajar siswa pada materi
tata nama senyawa dikelas X IPA1.
Hasil penelitian ini membuktikan pentingnya hubungan antara gaya belajar
dan model pembelajaran yang diterapkan guru sebagaimana dikatakan bahwa
gaya belajar atau “Learning Style” peserta didik merupakan cara ia bereaksi dan
menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar.
59
Cara berinteraksi setiap manusia ini tentunya berbeda-beda, sehingga
menyebabkan dalam mengajar harus memperhatikan gaya belajar peserta didik.1
Penelitian Ramlan, dkk. juga mendapatkan hasil yang sama ketika menguji
pengaruh gaya belajar dan keaktifan siswa terhadap hasil belajar matematika.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan gaya belajar
terhadap prestasi belajar matematika, hal ini ditunjukan dengan nilai sig = 0,001 <
0,05. Terdapat pengaruh yang signifikan keaktifan terhadap prestasi belajar
matematika, hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung = 13,418 > Ftabel = 3,08, dengan
sig = 0,00 < a = 0,05.2
Berdasarkan hasil dari pengujian pertama, peneliti juga bertujuan melihat
apakah hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual lebih tinggi dari
siswa yang memiliki gaya belajar audio ketika di ajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Oleh karena itu peneliti
melakukan uji-t independen, hal ini juga dilakukan untuk pengujian hipotesis.
Pengolahan data dengan uji-t independen dilakukan dengan bantuan
program SPSS versi 20 dengan kriteria pengujian yaitu jika sig < 0,05, maka H0
ditolak dan jika sig 0,05 maka H0 diterima. Hasil pengujian menunjukkan nilai
signifikan sebesar 0,0225 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat diputuskan
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
1 Muhammad Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), h.
102.
2 Ramlah, Dani Firansyah dan Hamzah Zubair, “Pengaruh Gaya Belajar Dan Keaktifan
Siswa Terhadp Hasil Belajar Matematika (Survey Pada SMP Negeri Di Kecamatan Klari
Kabupaten Karawang)”. Jurnal Ilmiah Solusi, November 2014. Diakses pada tanggal 16 Oktober
2017 dari situs: https://2Fdigilib.unsika.ac.id.
60
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang memiliki gaya visual
lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki gaya belajar audio pada proses
pembelajaran materi tata nama senyawa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match. Dari hasil tersebut dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki gaya belajar visual lebih memahami materi tata nama
senyawa dengan melihat dan menyusun pasangan kartu pada penerapan model
pembelajaran make a match.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada pengaruh gaya belajar siswa dengan hasil belajar siswa ketika
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a
match pada materi tata nama senyawa di MAN 4 Pidie Jaya. Hal ini
berdasarkan hasil analisis uji anova diperoleh nilai Sig sebesar 0,032,
menyatakan bahwa Sig 0,032 < α 0,05.
2. Hasil analisis uji-t sampel independen diperoleh nilai Sig 0,0225,
menyatakan bahwan Sig 0,0225 < α 0,05, diperoleh bahwa hasil
belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual lebih tinggi dari pada
siswa yang memiliki gaya belajar audio yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran koopeatif make a match pada
materi tata nama senyawa di MAN 4 Pidie Jaya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengemukakan
beberapa saran dengan maksud dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa, adapun sarannya sebagai berikut:
1. Guru kimia dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a
match dengan memperhatikan gaya belajar siswa.
63
2. Guru kimia dapat menerapkan suatu model pembelajaran dengan
memperhatikan gaya belajar siswanya terlebih dahulu.
3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian terhadap
gaya belajar masing-masing siswa pada materi ataupun model pembelajaran
yang berbeda sebagai bahan acuan perbandingan dengan hasil penelitian ini.
64
DAFTAR PUSTAKA
Aceh.tribunnews.com, Aceh Menuju 10 Besar, 27 Maret 2017. [Online]. https://Aceh.tribunnews.com1qqq11.Diakses pada tanggal 18 Januari.
Agung, Iskandar. (2010). Meningkatkan Kreativitas pembelajaran Bagi Guru.Jakarta: Bestari Buana Murni.
Alisuf Sabri, Muhammad. (1995). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arief S. Sadirman dkk. ( 1984). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangandan Pemanfaatannya). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arifatun, Anifah dan Setiawati. (2009). KIMIA (Mengkaji Fenomena Alam.Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Arifin, Zainal. (2012). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.Bandung: Remaja Rosda Karya.
Asep, Saeful Hamdi dan Baharuddin. (2014). Metode Penelitian KuantitatifAplikasi Dalam Pendidikan. Jakarta: Deepublish.
Baharuddin dan Esa N. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogyakarta : Ar-ruzz Media.
Beritalima.com, Pendidikan di Provinsi Aceh Peringkat 32 Nasional, 31 Mei2016 Diakses pada tanggal 20 Desember 2017 dari situs:https://beritalima.com.
Berlian, Zainal Kurratul Aini dan Siti Nurhikmah. 2017. “Pengaruh ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil BelajarSiswa pada Mata pelajaran biologi di SMP Negeri 10 Palembang” Bioilmi,Vol. 3, No. 1, Januari.
Budiningsih, Asri. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Chatib, Munif. (2010). Sekolahnya Manusia (Sekolah Berbasis MultipleIntelejences di Indonesia, Cet VII. Bandung: Kaifa.
Deporter, Bobbi, Mark Readon dan Sarah Singer. (1999). Quantum Teaching:Orchestrating Student Succes, Terjemahan Ary Niandari, Cet XV. Boston:Allyn and Bacon).
Dwi Chandra, Indrawan. (2015). “Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil BelajarSiswa Kelas IV SD Negeri Pajang 3 Surakarta”. Naskah Publikasi Ilmiah.
65
Dwi Suryanti, Retno. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: GrahaIlmu.
Fathurrahman. (2010). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penamaan KonsepUmum dan Islami. Bandung: Refika Aditama.
Gani, Irwan dan Siti Amalia. (2015). Alat Analisis Data. Yogyakarta: ANDI.
Hadis, Abdul dan Nurhayati. (2014). Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Hamalik, Oemar. (2002). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Muhammad, Banda Aceh-Subulussalam Nilai UN Tertinggi, 4 Mei 2017.[Online], https:// Aceh.tribunnews.com1qqq11.
Https://puspendik.kemdikbud.go.id.
Hartati, Leny. (2017). “Pengaruh Gaya Belajar dan Sikap Siswa pada PelajaranMatematika”. Jurnal formatif.
Hermawan, dkk. (2009 ). Aktif Belajar Kimia untuk SMA & MA Kelas X. Jakarta:Mediatama.
Isjoni. (2007). Coopertaif Learning efektifitas pembelajaran kelompok. Bandung:Alfabeta.
Johari. (2006). Kimia SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Kompasiana.com, “Peringkat 62 Sains Dunia Apa Yang Seharusnya dibenahiSistem Pendidikan Indonesia” 27 Maret 2017. [Online],Https://Kompasiana.com.
Nasution. (2008). Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar. Jakarta: BinaAksara.
Prasetiawan, Widi. (2009). Kimia Dasar 1. Jakarta: Cerdas Pustaka
Purba, Michel. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Rahmawati, Gita dan Jamil Suprihatiningrum.2014.“Pengaruh ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Nilai Kerja Samadan Hasil Belajar Kognitif Kimia Kelas X di SMAN 1 BambanglipuroBantul”. J. Kaunia, Vol. 10 No. 2.
66
Ramlah, Dani Firansyah dan Hamzah Zubair. 2014. “Pengaruh Gaya Belajar DanKeaktifan Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika (Survey Pada SMPNegeri Di Kecamatan Klari Kabupaten Karawang)”. Jurnal Ilmiah Solusi.
Ramadhan, Tarmizi. 2008. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Erlangga.
Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan ProfesionalismeGuru, cet-6. Jakarta: Raja Grafindo
Sary, Yesi Nur Endah. (2012). Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:Deepublish.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. (2010). Teori Belajar Dan Pembelajaran.Bogor: Ghalia Indonesia.
Subur. (2015). Pembelajaran Nilai Moral Berbasis Kisah. Yogyakarta:Kalimedia.
Subini, Nini. (2011). Rahasia Gaya Belajar Orang Besar. Yogyakarta: Javalitera.
Sudjana, Nana. (2002). Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: RemajaRodakarya.
Sudjana, Nana. (2013). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Cet.13. Bandung:Sinar Baru Algensindo.
Suharsimi dan Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tim Catha Edukatif. 2013. Kimia Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta:Sindunata.
Uyanto Stanislaus S. (2006) Pedoman Analisis Data Dengan SPSS, Yogyakarta:Graha Ilmu.
Waluya, Bagja. (2007). Sosiologi Fenomena Sosial di Masyarakat. Bandung:2007.
Yulida Medistiara. 9 Mei 2016. “Nilai Rata-Rata UN SMA 2016 Turun 6 Poindari Tahun 2015”.. News.detik.
67
Lampiran 1
68
Lampiran 2
69
Lampiran 3
70
Lampiran 4
71
Lampiran 5
ANGKET GAYA BELAJAR
Nama/Nis :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Petenjuk pengisian :
1. Tandailah kotak dengan tanda ( ) yang menurut anda mencerminkan diri anda.2. Jawaban yang anda berikan tidak mempengaruhi nilai mata pelajaran kimia, oleh
karena itu, hendaklah dijawab dengan sebenarnya sesuai dengan realita anda.3. Dilarang menyamakan jawaban orang lain.4. Selesaikan dalam waktu 10 menit.
Visual
No Pertanyaan SeringKadang-kadang Jarang
1. Apakah anda rapi dan teratur?
2. Apakah anda berbicara dengan cepat?
3. Apakah anda perencana dan pengaturjangka panjang yang baik?
4. Dapatkah anda melihat kata-kata dalampikiran anda?
5. Apakah anda lebih ingat apa yangdilihat daripada yang didengar?
6. Apakah anda sulit mengingat perintahlisan kecuali jika dituliskan?
7. Apakah anda sering meminta orangmengulang ucapannya?
8. Apakah anda lebih suka membacadaripada dibacakan?
9. Apakah anda suka mencoret-coretketika menelpon/ rapat?
10. Apakah anda lebih suka melakukandemonstrasi daripada berpidato?
11. Apakah anda lebih menyukai senidaripada musik?
12. Apakah anda tahu apa yang harusdikatakan, tetapi tidak terpikir katayang tepat?
subtotal—×2
—×1
—×0
Total — + — + — = —
72
Auditorial
No. Pertanyaan Sering Kadang-kadang
Jarang
1. Apakah anda berbicara kepada dirisendiri saat bekerja?
2. Apakah anda mudah terganggu olehkeributan?
3. Apakah anda suka membaca kera-kerasdan mendengarkan?
4. Dapatkah anda mengulang danmenirukan nada, perubahan atau warnasuara?
5. Apakah anda merasa menulis itu sulittetapi pandai bercerita?
6. Apakah anda berbicara dengan polaberirama?
7. Apakah menurut anda, anda pembicarayang fasih?
8. Apakah anda lebih suka musik daripadaseni?
9. Apakah anda belajar melaluimendengar?
10. Apakah anda lebih mengingat apa yangdidiskusikan daripada yang dilhat?
11. Apakah anda banyak bicara dan sukaberdiskusi?
12. Apakah anda lebih baik mengeja keras-keras daripada menuliskannya?
Subtotal—×2
—×1
—×0
Total— + — +—
= —
73
Kinestetik
No. Pertanyaan Sering Kadang-kadang
jarang
1. Apakah anda berbicara dengan lambat?2. Apakah anda menyentuh oraang untuk
mendapatkan perhatiannya?3. Apakah anda berdiri dekat-dekat saat
berbicara dengan seseorang?4. Apakah anda berorientasi pada fisik
dan banyak bergerak?5. Apakah anda belajar melalui
manipulasi dan praktik?6. Apakah anda menghafal dengan
berjalan dan melihat?7. Apakah anda menggunakan jari untuk
menunjuk saat membaca?8. Apakah anda banyak menggunakan
isyarat tubuh?9. Apakah anda tidak bisa duduk tenang
untuk waktu lama?10. Apakah anda membuat keputusan
berdasarkan perasaan?11. Apakah anda mengetuk-ngetuk pena
jari atau kaki untuk mendengarkan?12. Apakah anda meluangkan waktu untuk
berolahraga dan berkegiatan fisklainnya?
subtotal—×2
—×1
—×0
Total
— +— +—== —
74
Lampiran 6LEMBAR VALIDASI TES GAYA BELAJAR
Mata Pelajaran : KimiaMateri Pokok : Tata Nama SenyawaJudulpenelitian : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match
dan gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar SiswaPada Materi Tata NamaSenyawa di MAN 4 Pidie Jaya
Kelas/Semester : X/Genap
Kurikulum Acuan : Kurikulum 2013Penulis : MismarnaNama Validator : Fauziah M.SiPekerjaan Validator : Dosen UIN Ar-raniry
A. Petunjuk1. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validasi isi, bahasa dan penulisan
soal serta rekomendasi, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:a. Validasi Isi
Kesesuaian soal dengan tujuan pembelajaran yang tercermin dalamindikator pencapaian hasil belajar
Kejelasan perumusan petunjuk pengerjaan soal
Kejelasan maksud soalb. Bahasa dan penulisan soal
Kesesuaian bahasa yang digunakan pada soal dengan kaidah bahasaindonesia yang baik dan benar
soal yang tidak menafsirkan pengertian ganda Rumusan kalimat soal komutatif, menggunakan bahasa yang
sederhana, mudah dimengerti, dan menggunakan kata-kata yangdikenal siswa.
2. Berilah tanda silang (X) dalam kolom penilaian yang sesuai menurutBapak/Ibu.Keterangan:
Valiadasi Isi Bahasa danPenulisan Soal
Rekomendasi
V: ValidSDF : Sangat dapat
dipahamiTR : Dapat digunakan
tanpa revisi
CV : Cukup validDF : DapatDipahami
RK : Dapat digunakandengan revisi kecil
KV : Kurang validKD : Kurang dapatDipahami
RB : Dapat digunakandengan revisi besar
TV: Tidak validTDF : Tidak dapatdipahami
PK : Belum dapatdigunakan, masihperlu konsultasi
75
76
77
LEMBAR VALIDASI TES GAYA BELAJAR
Mata Pelajaran : KimiaMateri Pokok : Tata Nama SenyawaJudulpenelitian : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match
dan gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar SiswaPada Materi Tata NamaSenyawa di MAN 4 Pidie Jaya
Kelas/Semester : X/Genap
Kurikulum Acuan : Kurikulum 2013Penulis : MismarnaNama Validator : Fauziah M.SiPekerjaan Validator : Dosen UIN Ar-raniry
B. Petunjuk3. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validasi isi, bahasa dan penulisan
soal serta rekomendasi, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:c. Validasi Isi
Kesesuaian soal dengan tujuan pembelajaran yang tercermin dalamindikator pencapaian hasil belajar
Kejelasan perumusan petunjuk pengerjaan soal
Kejelasan maksud soald. Bahasa dan penulisan soal
Kesesuaian bahasa yang digunakan pada soal dengan kaidah bahasaindonesia yang baik dan benar
soal yang tidak menafsirkan pengertian ganda Rumusan kalimat soal komutatif, menggunakan bahasa yang
sederhana, mudah dimengerti, dan menggunakan kata-kata yangdikenal siswa.
4. Berilah tanda silang (X) dalam kolom penilaian yang sesuai menurutBapak/Ibu.Keterangan:
Valiadasi Isi Bahasa danPenulisan Soal
Rekomendasi
V: ValidSDF : Sangat dapat
dipahamiTR : Dapat digunakan
tanpa revisi
CV : Cukup validDF : DapatDipahami
RK : Dapat digunakandengan revisi kecil
KV : Kurang validKD : Kurang dapatDipahami
RB : Dapat digunakandengan revisi besar
TV: Tidak validTDF : Tidak dapatdipahami
PK : Belum dapatdigunakan, masihperlu konsultasi
78
79
80
Lampiran 7
DAFTAR SKOR HASIL TES GAYA BELAJAR
A. Kategori Gaya Belajar Visual
Siswa Soal Ketegori Gaya Belajar Visual Ketegori Gaya Belajar AudioKetegori Gaya Belajar
kinestetik
SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang
S1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Subtotal 4×2 6×1 2×0 1×2 4×1 7×0 2×2 3×1 7×0Total 8+6+0 = 14 2+4+7 = 6 4+3+0 = 7
81
Siswa SoalKetegori Gaya Belajar
VisualKetegori Gaya Belajar Audio Ketegori Gaya Belajar kinestetik
SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang
S2
1
2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Subtotal 1×2 6×1 5×0 3×2 6×1 3×0 3×2 4×1 7×0Total 2+6+0 = 8 6+6+0 = 12 6+4+ = 10
S3
1 2 3 4 5 6 7
82
Siswa SoalKetegori Gaya Belajar
VisualKetegori Gaya Belajar Audio Ketegori Gaya Belajar kinestetik
SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang
S3
8 9
10 11 12
Subtotal 1× 2 6× 1 5× 0 3× 2 6× 1 3× 0 1× 2 5× 1 7×0Total 2+6+0 = 8 6+6+0 = 12 2+5+0 = 7
S4
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Subtotal 1× 2 4× 1 7× 0 4× 2 5× 1 3× 0 2× 2 4× 1 6× 0
83
Siswa SoalKetegori Gaya Belajar
VisualKetegori Gaya Belajar Audio Ketegori Gaya Belajar kinestetik
SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang
S5
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Subtotal 5× 2 6× 1 1× 0 2× 2 3× 1 7× 0 3× 2 3× 1 6× 0Total 10+6+0 = 16 4+3+0 = 7 6+3+0 = 9
S6
1 2 3 4 5 6 7
84
Siswa SoalKetegori Gaya Belajar
VisualKetegori Gaya Belajar Audio Ketegori Gaya Belajar kinestetik
SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang
S6
8 9
10 11 12
3×2 6×1 3×0 2×2 4×1 6×0 6×2 4×1 2×0Total 6+6+0 = 12 4+4+0 = 8 12+4+0 = 16
S7
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Subtotal 0×2 4×1 8×0 5×2 3×1 4×0 2×2 5×1 5×0Total 0+4+0 = 4 10+3+0 = 13 4+5+0 = 9
85
Siswa SoalKetegori Gaya Belajar
VisualKetegori Gaya Belajar Audio Ketegori Gaya Belajar kinestetik
SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang
S8
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Subtotal 4×2 7×1 1×0 2×2 3×1 7×0 2×2 3×1 7×0Total 8+7+0 = 15 4+3+0 = 7 4+3+0 = 7
S9
1 2 3 4 5 6 7
86
Siswa SoalKetegori Gaya Belajar
VisualKetegori Gaya Belajar Audio Ketegori Gaya Belajar kinestetik
SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang
S9
8 9
10 11 12
Subtotal 2×2 5×1 5×0 2×2 7×1 3×0 2×2 3×1 7×0Total 4+5+0 = 9 4+7+0 = 11 4+3+0 = 7
S10 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Subtotal 2×2 6×1 4×0 4×2 6×1 2×0 1×2 6×1 5×04+6+0 = 10 8+6+0 = 14 2+6+0 = 8
87
Siswa SoalKetegori Gaya Belajar
VisualKetegori Gaya Belajar Audio Ketegori Gaya Belajar kinestetik
SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang
S11
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Subtotal 7×2 3×1 2×0 5×2 4×1 3×0 2×2 5×1 5×0Total 14+3+0 = 17 10+4+0 = 14 4+5+0 = 9S12 1
2 3 4 5 6 7
88
Siswa SoalKetegori Gaya Belajar
VisualKetegori Gaya Belajar Audio Ketegori Gaya Belajar kinestetik
SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang
S12
8 9
10 11 12
Subtotal 3×2 7×1 2×0 3×2 4×1 5×0 2×2 1×1 9×0Total 6+7+0 = 13 6+4+0 = 10 4+1+0 = 5
S13
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Subtotal 8×2 2×1 2×0 3×2 3×1 6×0 4×2 3×1 5×0Total 16+2+0 = 18 6+3+0 = 9 8+3+0 = 11
89
Siswa SoalKetegori Gaya Belajar
VisualKetegori Gaya Belajar Audio Ketegori Gaya Belajar kinestetik
SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang
S14
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Subtotal 7×2 5×1 0×0 4×2 4×1 4×0 3×2 2×1 6×0Total 14+5 = 19 8+4+0 = 12 6+2+0 = 8
S15
1 2 3 4 5 6 7
90
Siswa SoalKetegori Gaya Belajar
VisualKetegori Gaya Belajar Audio Ketegori Gaya Belajar kinestetik
SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang
S15
8 9
10 11 12
2×2 6×1 4×0 7×2 3×1 2×0 3×2 5×1 4×0Total 4+6+0 = 10 14+3+0 = 17 6+5+0 = 11
S16
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Subtotal 2×2 7×1 2×0 2×2 4×1 6×0 2×2 5×1 5×0Total 4+7+0 = 11 4+4+0 = 8 4+5+0 = 9
91
Siswa SoalKetegori Gaya Belajar
VisualKetegori Gaya Belajar Audio Ketegori Gaya Belajar kinestetik
SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang
S17
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Subtotal 1×2 5×1 6×0 2×2 5×1 5×0 5×2 5×1 2×0Total 2+5+0 = 7 4+5+0 = 9 10+5+0 = 15
S18
1 2 3 4 5 6 7
92
Siswa SoalKetegori Gaya Belajar
VisualKetegori Gaya Belajar Audio Ketegori Gaya Belajar kinestetik
SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang
S18
8 9
10 11 12
Subtotal 2×2 4×1 6×0 3×2 4×1 5×0 3×2 2×1 7×0Total 4+4+0 = 8 6+4+0= 10 6+2+0 = 8
S19
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Subtotal 1×2 4×1 7×0 3×2 6×1 3×0 6×2 3×1 3×0Total 2+4+0 = 6 6+6+0 = 12 12+3+0 = 15
93
Siswa SoalKetegori Gaya Belajar
VisualKetegori Gaya Belajar Audio Ketegori Gaya Belajar kinestetik
SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang
S20
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Subtotal 5×2 4×1 3×0 3×2 5×1 4×0 1×2 5×1 6×0Total 10+4+0 = 14 6+5+0 = 11 2+5+0 = 7
S21
1 2 3 4 5 6 7
94
Siswa SoalKetegori Gaya Belajar
VisualKetegori Gaya Belajar Audio Ketegori Gaya Belajar kinestetik
SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang
S21
8 9
10 11 12
3×2 5×1 3×0 1×2 5×1 6×0 6×2 5×1 1×06+5+0 = 11 2+5+0 = 7 8+5+0 = 13
S22
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
5×2 5×1 2×0 3×2 2×1 7×0 2×2 7×1 3×010+5+0 = 15 6+2+0 = 8 4+7+0 = 11
95
Siswa SoalKetegori Gaya Belajar
VisualKetegori Gaya Belajar Audio Ketegori Gaya Belajar kinestetik
SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang
S23
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Subtotal 4×2 6×1 2×0 2×2 3×1 7×0 1×2 6×1 5×0Total 8+6+0 = 14
S24
1 2 3 4 5 6 7
96
Siswa SoalKetegori Gaya Belajar
VisualKetegori Gaya Belajar Audio Ketegori Gaya Belajar kinestetik
SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang SeringKadang-Kadang
Jarang
S24
8 9
10 11 12
Subtotal 5×2 5×1 2×0 3×2 3×1 6×0 4×2 4×1 4×0Total 10+5+0 = 15 6+3= 9 8+4+0 = 12
S25
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Subtotal 2×2 6×1 4×0 5×2 6×1 1×0 2×2 5×1 5×0Total 4+6+0 = 10 10+6+0 = 16 4+5+0 =9
97
Lampiran 8
LEMBAR INSTRUMEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
PENELITIAN : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Make A Matchdan Gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa PadaMateri Tata Nama Senyawa di MAN 4 Pidie Jaya.
A. Satuan Pendidikan : MAN 4 Pidie Jaya
B. Mata Pelajaran : Kimia
C. Kelas/Semester : X/2
D. Materi Pokok : Tata Nama Senyawa
E. Alokasi Waktu : 9 JP/ 3× Pertemuan
F. Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu menerapkan aturan tata nama senyawa menurut aturan IUPACdengan sikap kerja sama, toleran, cinta damai.
G. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Menentukan bilangan oksidasiunsur untuk mengidentifikasi reaksireduksidan oksidasi serta penamaansenyawa.
Menganalisis tata nama senyawabiner yang tersusun atas unsurlogam dan nonlogam.
Menganalisis tata nama senyawabiner yang tersusun atas unsurnonlogam dan nonlogam.
Menganalis tata nama senyawapoliatom.
Menganalisis tata nama senyawahidrat.
Menganalisis tata nama senyawaasam dan basa.
Menganalisis beberapa senyawaorganik.
98
H. Materi Pembelajaran
1. Tata nama senyawa biner yang tersusun atas unsur logam dan nonlogam
2. Tata nama senyawa biner yang tersusun atas unsur nonlogam dan
nonlogam.
3. Tata nama senyawa poliatom.
4. Tata nama senyawa hidrat.
5. Tata nama senyawa asam dan basa.
6. Tata nama senyawa organik.
I. Metode Pembelajaran:
1. Model : Kooperatif tipe Make A Match
2. Pendekatan : Saintifik
3. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab
J. Media Pembelajaran:
1. Media : Buku, Papan Tulis
2. Alat/Bahan : Lembar Kerja Siswa
K. Sumber Belajar :
1. Unggul Sudarmo. 2013. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
2. Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga
3. Budi Utami. 2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Tim Redaksi
Departemen Pendidikan Nasional
99
L. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama (3 × 45 menit)
Indikatora. Menganalisis tata nama senyawa biner yang tersusun atas unsur logam
dan non logam.
b. Menganalisis tata nama senyawa biner yang tersusun atas unsur non
logam dan non logam.
KegiatanDeskripsi Kegiatan Model Pembelajaran
Make A MatchAlokasiWaktu
Pendahuluan
Siswa menjawab salam dari guru danberdoa bersama
Guru memeriksa kehadiran siswa Apersepsi yang diberikan oleh guru
untuk mengingat kembali tentangmateri reaksi oksidasi dan reduksidengan memberikan pertanyaan:Apakah contoh reaksi redoks dalamkehidupan sehari-hari?”.
Siswa menanggapi motivasi yangdisampaikan oleh guru: “Setiap orangmemiliki nama untuk memudahkan kitamengenal satu sama lain begitu jugadengan unsur atau senyawa kimia.Dikarenakan unsur dan senyawa kimiaberagam tentunya kita juga harusmengetahui nama-nama dari setiapsenyawa tersebut. Untuk mengetahuinama-nama senyawa kimia hari ini kitaakan belajar tata nama senyawa kimia.
Guru menyampaikan sub pokok materiyang akan dipelajari dan tujuanpembelajaran.
15 Menit
Inti
Mengamati Guru menjelaskan materi tentang
penerapan IUPAC untuk penamaansenyawa biner logam dan non logamserta senyawa biner non logam dan nonlogam.
Guru membagi siswa dalam beberapakelompok yang beranggotakan 4-5
105 Menit
100
orang. Setiap kelompok dibagikan LKPD yang
berupa kartu yang tertulis soal danjawaban soal untuk bahan diskusikelompok.
Siswa mendengar penjelasan dari gurutentang aturan kerja kelompok.
Menanya
Siswa mengajukan pertanyaanmengenai aturan penamaan senyawabiner logam dan non logam sertasenyawa biner non logam dan nonlogam.
Siswa mengajukan pertanyaanmengenai aturan kerja kelompok yangbelum dimengerti.
Pengumpulan Data
Siswa mengumpulkan data untukmencari pasangan kartu soal danjawaban soal yang tepat.
Mengasosiakan
Setiap kelompok berdiskusi tentangpasangan kartu soal/jawaban yangcocok dan sesuai dengan hasilpengumpulan data.
Mengkomunikasian
Setiap perwakilan kelompok secarabergilir mempresentasikan hasilpercocokan soal/jawaban kelompoknyamengenai tata nama senyawa biner.
Siswa medengarkan penguatan yangdiberikan oleh guru terhadap hasil kerjakelompok.
Kelompok yag terbaik dengan pointertinggi diberi penghargaan.
Penutup
Guru melakukan refleksi terhadappembelajaran yang telah dilakukan.
Siswa menyimpulkan materi yang telahdipelajari dengan dibimbing guru.
Siswa mendengarkan informasi materiselanjutnya.
15 Menit
101
Guru bersama siswa menutup kelasdengan membaca doa.
2. Pertemuan Kedua : 3 Jp
Indikator :a. Menganalisis tata nama senyawa poliatom
b. Menganalisis tata nama senyawa hidrat
KegiatanDeskripsi Kegiatan Model Pembelajaran
Make A MatchAlokasiWaktu
Pendahuluan
Siswa menjawab salam dari guru danberdoa bersama
Guru memeriksa kehadiran siswa Apersepsi yang diberikan oleh guru
untuk mengingat kembali tentangsenyawa biner dengan menyuruh siswamenyebutkan contoh senyawa bineryang tesusun dari non logam dan nonlogam serta senyawa biner yangtersusun dari logam dan non logam.
Pemusatan perhatian siswa denganmotivasi yang disampaikan oleh guru:bagaimanakah yang dikatakan senyawapoliatom dan senyawa hidrat sertacontoh dari senyawa poliatom danhidrat.
Guru menyampaikan sub pokok materiyang akan dipelajari dan tujuanpembelajaran.
15 Menit
Inti
Mengamati Guru menjelaskan materi tentang
penerapan IUPAC untuk penamaansenyawa poliatom dan hidrat.
Guru membagi siswa dalam beberapakelompok yang beranggotakan 4-5orang.
Setiap kelompok dibagikan LKPD yangberupa kartu yang tertulis soal danjawaban soal untuk bahan diskusikelompok.
Siswa mendengar penjelasan dari gurutentang aturan kerja kelompok.
105 Menit
102
Menanya
Siswa mengajukan pertanyaanmengenai aturan penamaan senyawapoliatom dan senyawa hidrat yangbelum dimengerti.
Siswa mengajukan pertanyaanmengenai aturan kerja kelompok yangbelum dimengerti.
Pengumpulan Data
Siswa mengumpulkan data untukmencari pasangan kartu soal danjawaban soal yang tepat.
Mengasosiakan
Setiap kelompok berdiskusi tentangpasangan kartu soal/jawaban yangcocok dan sesuai dengan hasilpengumpulan data.
Mengkomunikasian
Setiap perwakilan kelompok secarabergilir mempresentasikan hasilpercocokan soal/jawaban soalkelompoknya mengenai tata namasenyawa poliatom dan senyawa hidrat.
Siswa medengarkan penguatan yangdiberikan oleh guru terhadap hasil kerjakelompok.
Kelompok yag terbaik dengan pointertinggi diberi penghargaan.
Penutup
Guru melakukan refleksi terhadappembelajaran yang telah dilakukan.
Siswa menyimpulkan materi yang telahdipelajari dengan dibimbing guru.
Siswa mendengarkan informasi materiselanjutnya.
Guru bersama siswa menutup kelasdengan membaca doa.
15 Menit
103
16 Pertemuan Ketiga : 3JP
Indikator :a. Menganalisis tata nama senyawa asam dan basa.
b. Menganalisis beberapa senyawa organik.
KegiatanDeskripsi Kegiatan Model Pembelajaran
Make A MatchAlokasiWaktu
Pendahuluan
Siswa menjawab salam dari guru danberdoa bersama
Guru memeriksa kehadiran siswa Apersepsi yang diberikan oleh guru
untuk mengingat kembali tentangsenyawa poliatom dan hidrat denganmenanyakan bagaimana aturanpenamaan senyawa poliatom dansenyawa hidrat.
Pemusatan perhatian siswa denganmotivasi yang disampaikan oleh guru:bagaimanakah yang dikatakan senyawaasam basa dan organik serta contoh darisenyawa asam basa dan senyawaorganik.
Guru menyampaikan sub pokok materiyang akan dipelajari dan tujuanpembelajaran.
15 Menit
Inti
Mengamati Guru menjelaskan materi tentang
penerapan IUPAC untuk penamaansenyawa asam basa dan senyawaorganik.
Guru membagi siswa dalam beberapakelompok yang beranggotakan 4-5orang.
Setiap kelompok dibagikan LKPD yangberupa kartu yang tertulis soal danjawaban soal untuk bahan diskusikelompok.
Siswa mendengar penjelasan dari gurutentang aturan kerja kelompok.
105
104
Menanya
Siswa mengajukan pertanyaanmengenai aturan penamaan senyawa
Siswa mengajukan pertanyaanmengenai aturan kerja kelompok yangbelum dimengerti.
Pengumpulan Data
Siswa mengumpulkan data untukmencari pasangan kartu soal danjawaban soal yang tepat.
Mengasosiakan
Setiap kelompok berdiskusi tentangpasangan kartu soal/jawaban yangcocok dan sesuai dengan hasilpengumpulan data.
Mengkomunikasian
Setiap perwakilan kelompok secarabergilir mempresentasikan hasilpercocokan soal/jawaban soalkelompoknya mengenai tata namasenyawa asam basa dan senyawaorganik.
Siswa mendengarkan penguatan yangdiberikan oleh guru terhadap hasil kerjakelompok.
Kelompok yag terbaik dengan pointertinggi diberi penghargaan.
Penutup
Guru melakukan refleksi terhadappembelajaran yang telah dilakukan.
Siswa menyimpulkan materi yang telahdipelajari dengan dibimbing guru.
Siswa mendengarkan informasi materiselanjutnya.
Guru bersama siswa menutup kelasdengan membaca doa.
15 Menit
M. penilaian
1. Tugas Kelompok 2. Tes Tertulis
105
Lampiran 9
106
107
108
109
110
112
Lampiran 10
LEMBAR INSTRUMEN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
PENELITIAN : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Make A Matchdan Gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa PadaMateri Tata Nama Senyawa di MAN 4 Pidie Jaya.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (Pertemuan Ke-1)
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan:
1. Menganalisis tata nama senyawa biner yang tersusun dari logam dan non
logam.
2. Menganalisis tata nama senyawa biner yang tersusun dari non logam dan
non logam.
Petunjuk:
1. Diskusikan bersama teman sekelompokmu permasalahan dalam kartu soal.
2. Cocokkan kartu soal dan kartu jawaban dalam waktu yang telah
ditentukan.
3. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
113
4. Kelompok yang menjawab benar akan diberi poin.
Kartu Soal:
Contoh Senyawa
yang termasuk senyawa
biner non logam dan non
logam adalah...
1.Contoh Senyawa
yang termasuk senyawa
biner logam dan non
logam adalah...
2.
Bagaimana aturanpenamaan senyawa binerlogam dan nonlogam ?
3.Bagaimana aturan
penamaan senyawa binernonlogam dan nonlogam?
4.
Rumus kimia dariKalsium Oksida adalah...
5.Nama senyawa
dari N2O5 adalah...
6.
Nama senyawadari Na2S adalah...
7.Nama senyawa
dari Al2O3 adalah...
8.
Rumus darisenyawa DifosforPentaoksida adalah...
9. Rumus darisenyawa Dinitrogentrioksida adalah...
10..
114
Kartu jawaban
P2O5
A.
CaOB.
KBr(Kalium Oksida)
C.
(Aluminium Oksida)
D.
HCl(Hidrogen Klorida)
E.
Aturan penamaansenyawa diberi akhirannama “ida”, jumlah unsuryang menyusun senyawatidak berpengaruh terhadappenamaan senyawa.
F.
(DinitrogenPentaoksida)
G.
(Natrium Sulfida)
H.
N2O3
(Hidrogen Klorida)
I.Aturan penamaan
senyawa diberi akhiran nama“ida”, harus disebutkan jumlaatomnya dalam angka latindengan indeks dalam bahasaYunani.
J.
115
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (Pertemuan Ke-2)
Tujuan :
1. Menganalisis tata nama senyawa poliatom.
2. Menganalisis tata nama senyawa hidrat.
Kartu Soal:
Reaksi antara K+dan NO2
-
menghasilkan rumuskimia...dengan nama senyawa...
1.
Reaksi antara Ca+2
dan CO3-
menghasilkan rumuskimia...dengan nama senyawa...
2.
Rumus kimia dariMagnesium karbonatadalah...
3.Nama senyawa dari
Ca(NO3)2 adalah...
4.
Ion Kalsium yangbergabung dengan ion Fosfatakan membentuk senyawaKalsium Fosfat dengan rumuskimia...
5.
Nama senyawa IUPAC
dari CaSO4.2H2O
7.Rumus kimia dari
Magnesium Klorida Dihidrat
8.
Nama senyawa dari
CaCl2.2H2O
10.Rumus kimia dari
Magnesium SulfatPentahidrat
9.
Nama senyawa dari
CuSO4.5H2O
6.
116
Kartu Jawaban :
MgCl.2H2O
B..
Ca3 (PO4)2
C..
CaCO3
(Kalsium Karbonat)
E..
MgCO3
F.
Kalsium kloridaDihidrat
G..
Kalsium Nitrat
H..
KNO2
Kalsium Nitrit
I.
Kalsium SulfatDihidrat
J
Tembaga Sulfatpentahidrat
A.
MgSO4.5H2OD.
117
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (Pertemuan Ke-3)
Tujuan :
1. Menganalisis tata nama senyawa asam basa.
2. Menganalisis tata nama senyawa organik.
Kartu Soal :
Nama Senyawa
dari (MgOH)2.....
1.Rumus kimia
dari HidrogenSulfida....
2.
Rumus kimiadari HidrogenSulfat...
3.Nama senyawa
dari C2H5OH...
4.
Nama senyawa
dari CH3COOH...
5.Nama senyawa
dari HCOOH...
6.
Nama senyawa
dari CH3OH...
7.Nama dari senyawa
Al(OH)3, HI, KOH dan
Sn(OH)2 adalah...
8.
Nama dari senyawa
Al(OH)3, H2S, KOH dan
Zn(OH)2 adalah...
9.
118
Kartu Jawaban :
MetanolA.
Asam Metanoat
B.
Etanol
C.
H2S
D.
(MgOH)2
E.
AluminiumHidroksida, Asam Iodida,Kalium Hidroksida, Timah(II) Hidroksida
F.
Asam etanoat
G.
H2SO4
H.
AluminiumHidroksida, Asam Sulfida,Kalium Hidroksida, sengHidroksida
I.
119
Kunsi Jawaban:
Pertemuan ke-1
1) E dan 1 6) G dan 6
2) C dan 2 7) H dan 7
3) F dan 3 8) D dan 8
4) J dan 4 9) A dan 9
5) B dan 5 10) I dan 10
Pertemuan ke-2
1) I dan 1 6) A dan 6
2) E dan 2 7) J dan 7
3) F dan 3 8) B dan 8
4) H dan 4 9) D dan 9
5) C dan 5 10) G dan 10
Pertemuan ke-3
1) E dan 1 6) B dan 6
2) D dan 2 7) A dan 7
3) H dan 3 8) F dan 8
4) C dan 4 9) I dan 9
5) G dan 5
120
Lampiran 11
LEMBAR VALIDASI LKPD
Judulpenelitian : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match dan Gaya
Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Tata
NamaSenyawa di MAN 4 Pidie JayaKelas/Semester :
X/Genap
Kurikulum Acuan : Kurikulum 2013
Penulis : Mismarna
Nama Validator : Muklis, S.T, M.Pd
Pekerjaan Validator : Dosen UIN Ar-raniry
A. Petunjuk
1. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validasi isi, bahasa dan penulisan soal serta
rekomendasi, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Validasi Isi
Kesesuaian soal dengan tujuan pembelajaran yang tercermin dalam indikator
pencapaian hasil belajar
Kejelasan perumusan petunjuk pengerjaan soal
Kejelasan maksud soal
b. Bahasa dan penulisan soal
Kesesuaian bahasa yang digunakan pada soal dengan kaidah bahasa
indonesia yang baik dan benar
soal yang tidak menafsirkan pengertian ganda
Rumusan kalimat soal komutatif, menggunakan bahasa yang sederhana,
mudah dimengerti, dan menggunakan kata-kata yang dikenal siswa.
2. Berilah tanda silang (X) dalam kolom penilaian yang sesuai menurut Bapak/Ibu.
Keterangan:
Valiadasi Isi Bahasa dan
Penulisan Soal
Rekomendasi
V: Valid SDF : Sangat dapat
dipahami
TR : Dapat digunakan
tanpa revisi
CV : Cukup valid DF : Dapat
Dipahami
RK : Dapat digunakan
dengan revisi kecil
KV : Kurang valid KD : Kurang dapat
Dipahami
RB : Dapat digunakan
dengan revisi besar
TV: Tidak valid TDF : Tidak dapat
dipahami
PK : Belum dapat
digunakan,konsulta
si
121
122
123
LEMBAR VALIDASI LKPD
Judulpenelitian : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match dan gaya
Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Tata
NamaSenyawa di MAN 4 Pidie JayaKelas/Semester :
X/Genap
Kurikulum Acuan : Kurikulum 2013
Penulis : Mismarna
Nama Validator : Hayatuz Zakiyah, M.Pd
Pekerjaan Validator : Dosen UIN Ar-raniry
B. Petunjuk
3. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validasi isi, bahasa dan penulisan soal serta
rekomendasi, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
c. Validasi Isi
Kesesuaian soal dengan tujuan pembelajaran yang tercermin dalam indikator
pencapaian hasil belajar
Kejelasan perumusan petunjuk pengerjaan soal
Kejelasan maksud soal
d. Bahasa dan penulisan soal
Kesesuaian bahasa yang digunakan pada soal dengan kaidah bahasa
indonesia yang baik dan benar
soal yang tidak menafsirkan pengertian ganda
Rumusan kalimat soal komutatif, menggunakan bahasa yang sederhana,
mudah dimengerti, dan menggunakan kata-kata yang dikenal siswa.
4. Berilah tanda silang (X) dalam kolom penilaian yang sesuai menurut Bapak/Ibu.
Keterangan:
Valiadasi Isi Bahasa dan
Penulisan Soal
Rekomendasi
V: Valid SDF : Sangat dapat
dipahami
TR : Dapat digunakan
tanpa revisi
CV : Cukup valid DF : Dapat
Dipahami
RK : Dapat digunakan
dengan revisi kecil
KV : Kurang valid KD : Kurang dapat
Dipahami
RB : Dapat digunakan
dengan revisi besar
TV: Tidak valid TDF : Tidak dapat
dipahami
PK : Belum dapat
digunakan,konsulta
si
124
125
126
Lampiran 12
Kisi-Kisi Soal Tes Siswa pada Materi Tata Nama Senyawa
Nama Sekolah : MAN 4 Pidie Jaya Penyusun :MismarnaMata Pelajaran : Kimia Tahun Pelajaran : 2017/2018Bahan Kelas/SMT : X /II Bentuk Soal Tes : PilihanGanda
Kompetensi Dasar 3.9 : Menentukan bilangan oksidasi unsur untukmengidentifikasi reaksi reduksi dan oksidasiserta penamaan senyawa.
4.9 : Membedakan reaksi yang melibatkan perubahanbilangan oksidasi melalui percobaan.
Indikator Soal Rumusan Butir SoalRanah
KognitifMenganalisistata namasenyawa bineryang tersusunatas unsurlogam dannonlogam,senyawa binernon logam dannon logam.
Senyawa yang tersusun atas dua jenis unsur
disebut...
a. Senyawa poliatomik
b. Senyawa poliatomik kovalen
c. Senyawa basa
d. Senyawa asam
e. Senyawa biner
(Sumber: Candra Purnawa dan Rahmatyah,
2013)
C1
Senyawa kalsium oksida ditunjukkan oleh rumus
kimia...
a. CaO2
b. Ca2O
c. Ca2O3
d. CaO
e. Ca2O2
C2
No. Soal : 1 Jawaban : E
No. Soal : 2 Jawaban : D
127
(Sumber : Michel Purba, Kimia untuk
kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006)
Suatu senyawa mempunyai rumus kimia MgCl2,
nama senyawa tersebut adalah...
a. Magnesium fluorida
b. Magnesium klorida
c. Magnesium klor
d. Magnesium (IV) klorida
e. Magnesium (III) klorida
(Sumber : J.M.C. Johari dan Rachmawati,
2006)
C2
Penamaan senyawa berikut yang tidak benar
adalah...
a. BCl3 = Boron (III) Klorida
b. MgCl = Magnesium triklorida
c. Na2SO4 = Natium Sulfat
d. Cu2S = Tembaga (I) Sulfat
e. Na2O = Natrium Oksida
(Sumber : Michel Purba, Kimia untuk kelas
X, Jakarta: Erlangga, 2006)
C3
Rumus kimia yang paling tepat dari senyawa
C2
No. Soal : 3 Jawaban : B
No. Soal : 4 Jawaban : B
No. Soal : 5 Jawaban : A
128
dinitrogen pentaoksida adalah...
a. N2O5
b. N2O4
c. N2O3
d. N2O
e. NO
(sumber : Unggul Sudarmo, Kimia untuk
SMA/MA Kelas X, Jakarta: Erlangga,2013)
Pasangan rumus kimia dan nama senyawa yang
tepat di bawah ini adalah...
a. CaSO4 - Tembaga (II) Sulfat
b. N2O - Dinitrogen Monoksida
c. (NH4)2SO4 – Amonium Sulfida
d. H2CO3 – Asam Klorida
e. C6H5OH – Benzena
(sumber : Unggul Sudarmo, Kimia untukSMA/MA Kelas X, Jakarta: Erlangga,2013)
Dalam kehidupan sehari-hari, karbit sering
digunakan untuk pengelasan logam karena gas
yang dihasilkan dari reaksi karbit dengan air
mempunyai sifat mudah terbakar, nyala terang dan
berkalor tinggi. Reaksi selengkapnya sebagai
berikut:
C3
C3
No. Soal : 6 Jawaban : B
No. Soal: 7 Jawaban : D
129
CaC2(s) + 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)
Nama IUPAC senyawa karbit pada reaksi tersebut
adalah...
a. Kalsium Hidroksida
b. Kalsium Dikarbida
c. Kalsium Dikarbonat
d. Kalsium Karbida
e. Kalsium Oksida
(Sumber: UN 2010)
Senyawa P2O5 mempunyai nama...
a. Fosfor Oksida
b. Difosfor Oksida
c. Difosfor Pentaoksida
d. Pentafosfor Dioksida
e. Fosfor Pentaoksida
(Sumber: Ari Harnanto dan Ruminten,
kimiaunuk SMA/MA kelas X, Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
nasional,2009)
Perhatikan pernyataan di bawah:
1. Na2S (Dinatrium Sulfida)
2. K2O (Kalium Oksida)
3. Al2O3 (Dialuminium trioksida)
4. N2O3 (Dinitrogen trioksida)
C2
C3
No. Soal: 8 Jawaban : C
No. Soal: 9 Jawaban: C
130
5. NaCl2 (Natrium Klorida)
Pasangan rumus dan nama senyawa yang
benar adalah...
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
e. 4 dan 4
(Sumber: UN 2016)
Nama senyawa Al2O3 adalah...
a. Aluminium Oksida
b. Dialuminium Oksida
c. Aluminium Trioksida
d. Dialuminium trioksida
e. Aluminium dioksida
(Sumber: Lis Rusmiati, Kumpulan Rumus
Lengkap Kimia SMA/MA Kela X, XI, XII,
Jakarta: Dunia Cerdas).
C2
Menganalisistata namapoliatom dansenyawa hidrat
Nama senyawa dengan rumus kimia Na2S; KNO2;
dan CaCO3 berturut turut adalah...
a. Natrium Sulfat, Kalsium Nitrat, dan
Kalium Karbonat.
b. Natrium Sulfida, Kalium Nitrit, dan
C3No. Soal: 11 Jawaban : C
No. Soal :10 Jawaban : A
131
Kalium Karbonat.
c. Natrium Sulfida, Kalium Nitrit, dan
Kalsium Karbonat.
d. Natrium Sulfida, Kalium Nitrat, dan
Kalsium Karbonit.
e. Natrium Sulfat, Kalium Nitrat, dan
Kalsium Karbonat.
(sumber : Unggul Sudarmo, Kimia untuk
SMA/MA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 20
Rumus kimia senyawa magnesium karbonat
adalah...
a. MgCO
b. MgCrO4
c. MnCO3
d. MgCO3
e. Mg(CH3COO)2
(sumber : Unggul Sudarmo, Kimia untuk
SMA/MA Kelas X, Jakarta: Erlangga,
2013)
Perhatikan persamaan reaksi berikut:2Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C 6CaSiO3 + 10CO+ P4
Nama senyawa yang tidak terdapat padapersamaan reaksi adalah...
a. Kalsium Silikatb. Kalsium Fosfatc. Karbon Monoksida
C2
C3
No. Soal : 12 Jawaban : D
Jawaban : ENo. Soal : 13
132
d. Silikon Dioksidae. Kalium Fosfat
(sumber : Unggul Sudarmo, Kimia untukSMA/MA Kelas X, Jakarta: Erlangga,2013)
Nama senyawa dengan rumus Ca(NO3)2 adalah...
a. Kalsium Nitrit
b. Kalsium (II) Nitrit
c. Kalsium (II) Nitrat
d. Kalsium nitrat
e. Kalsium (I) Nitrat
(Sumber: Maria Suharsini, Kimia Untuk
SMA/MA kelas X, Jakarta: Bumi Aksara, 2007).
Ion kalsium yang bergabung dengan ion fosfat
akan membentuk senyawa kalsium fosfat dengan
rumus kimia...
a. CaPO3
b. CaPO4
c. Ca3(PO4)2
d. Ca2(PO4)3
e. Ca2PO4
C2
C2
No. Soal : 15
No. Soal 14 Jawaban : D
Jawaban : D
133
(Sumber: Maria Suharsini, Kimia Untuk
SMA/MA kelas X, Jakarta: Bumi Aksara, 2007).
salah satu senyawa yang digunakan dalam
pembuatan sel baterai adalah NH4Cl. Senyawa
tersebut dapat dibuat menurut reaksi:
(NH4)SO4 + 2 NaCl → Na2SO4 + 2 NH4Cl
Nama senyawa NH4Cl tersebut adalah….
a. Ammonium Sulfatb. Natrium Sulfatc. Ammonium Karbonatd. Natrium Sulfate. Ammonium Klorida
(Sumber: UN 2009)
Rumus kimia dari senyawa hidrat kalsium sulfat
dihidrat adalah...
a. CuSO4.5H2O
b. NaCl.10 H2O
c. HBr.4H2O
d. Na2CO3.10H2O
e. CaSO4.2H2O
(Sumber: Lis Rusmiati, Kumpulan Rumus
Lengkap Kimia SMA/MA Kela X, XI, XII,
Jakarta: Dunia Cerdas).
C2
C2
C2
No. Soal: 16 Jawaban : E
No. Soal: 17 Jawaban :
No. Soal: 18 Jawaban : A
134
Rumus kimia dari senyawa Magnesium Sulfat
Heptahidrat adalah...
a. MgSO4.7 H2O
b. Na2CO3.10 H2O
c. CuSO4. 5 H2O
d. MgSO4. 5 H2O
e. CaSO4.2 H2O
(Sumber: Lis Rusmiati, Kumpulan Rumus
Lengkap Kimia SMA/MA Kela X, XI, XII,
Jakarta: Dunia Cerdas).
Tata namasenyawa asamdan basa
Diketahui persamaan reaksi:MgO(s) + H2SO4 (aq) MgSO4 (aq) + H2O(l)
Nama zat-zat pereaksi (reaktan) dari reaksi di atasadalah...
a. Magnesium Oksida dan Asam Sulfatb. Mangan Oksida dan Asam Sulfat.c. Mangan Oksida dan Asam Sulfida.d. Magnesium Oksida dan Hidrogen Sulfida.e. Magnesium Monoksida dan Asam Sulfat.
(sumber : Unggul Sudarmo, Kimia untukSMA/MA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2013)
C2
Nama yang tepat untuk senyawa dengan rumus
kimia Mg(OH)2 adalah...
a. Magnesium dihidroksida
b. Magnesium oksida
c. Magnesium dioksida
C2No. Soal :20 Jawaban : E
Jawaban : ANo. Soal : 19
135
d. Magnesium (I) hidroksida
e. Magnesium hidroksida
(sumber: Budi Utami, Kimia untuk SMA/MA
Kelas X, Jakarta: Tim Redaksi Departemen
Pendidikan Nasional, 2009)
Rumus molekul dari asam klorida, asam sulfat dan
asam fosfat berturut-turut adalah...
a. HClO, H2S, dan H3PO3
b. HCl, H2SO3 dan H3PO4
c. HClO3, H2SO4, dan H2PO4
d. HCl, H2SO4, dan H3PO4
e. HCl, HNO3, dan H2PO4
(sumber: Budi Utami, Kimia untuk SMA/MA
Kelas X, Jakarta: Tim Redaksi Departemen
Pendidikan Nasional, 2009).
Nama senyawa NaOH adalah...
a. Natrium Hidroksida
b. Dinatrium Hidroksida
c. Natrium Oksida
d. Natrium Tetraoksida
e. Natrium Hidrogen Oksida
(Sumber: Lis Rusmiati, Kumpulan Rumus
Lengkap Kimia SMA/MA Kela X, XI, XII,
Jakarta: Dunia Cerdas).
C3
C2
Tata namasenyawa
C2
No. Soal : 21 Jawaban : D
No. Soal : 23 Jawaban : A
No.Soal : 22 Jawaban : A
136
organik
Rumus kimia untuk senyawa glukosa
adalah...senyawa glukosa termasuk senyawa...
a. C6H12O11 (senyawa organik)
b. CHCl13 (senyawa kovalen biner)
c. KMnO4 (senyawa organik)
d. NaOH (senyawa organik)
e. C6H12O6 (senyawa poliatomik)
(sumber: Tim Catha Edukatif, 2013)
Alkohol mempunyai rumus kimia...
a. NaOH
b. CH3COOH
c. C2H5OH
d. Ca(OH)2
e. KOH
(Sumber : Tim Catha Edukatif, 2013)
C2
Senyawa C2H6 menurut IUPAC diberi nama...a. Etanab. Etenac. Etunad. Asetilenae. Metana
(Sumber: Maria Suharsini, 2007)
C2
No. Soal : 24 Jawaban : C
No. Soal : 25 Jawaban : A
137
136
Lampiran 13
Lembar Validasi Tes Hasil Belajar
Judul Penelitian : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match dan gaya
Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Tata
NamaSenyawa di MAN 4 Pidie JayaKelas/Semester
Semester : X/Genap
Kurikulum Acuan : Kurikulum 2013
Penulis : Mismarna
Nama Validator : Haris Munandar, M.Pd
Pekerjaan Validator : Dosen UIN Ar-raniry
A. Petunjuk
1. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validasi isi, bahasa dan penulisan soal serta
rekomendasi, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Validasi Isi
Kesesuaian soal dengan tujuan pembelajaran yang tercermin dalam indikator
pencapaian hasil belajar
Kejelasan perumusan petunjuk pengerjaan soal
Kejelasan maksud soal
b. Bahasa dan penulisan soal
Kesesuaian bahasa yang digunakan pada soal dengan kaidah bahasa
indonesia yang baik dan benar
soal yang tidak menafsirkan pengertian ganda
Rumusan kalimat soal komutatif, menggunakan bahasa yang sederhana,
mudah dimengerti, dan menggunakan kata-kata yang dikenal siswa.
2. Berilah tanda silang (X) dalam kolom penilaian yang sesuai menurut Bapak/Ibu.
Keterangan:
Valiadasi Isi Bahasa dan
Penulisan Soal
Rekomendasi
V: Valid SDF : Sangat dapat
dipahami
TR : Dapat digunakan
tanpa revisi
CV : Cukup valid DF : Dapat
Dipahami
RK : Dapat digunakan
dengan revisi kecil
KV : Kurang valid KD : Kurang dapat
Dipahami
RB : Dapat digunakan
dengan revisi besar
TV: Tidak valid TDF : Tidak dapat
dipahami
PK : Belum dapat
digunakan,konsultasi
137
142
Lampiran 14
TES HASIL BELAJAR SISWA MATERI TATA NAMA SENYAWA
Nama : Kelas :
Nis : Tanggal :
Petunjuk :
a. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap benar!
b. Selesaikan dalam waktu (30 Menit)
c. Isilah dengan kejujuran, tanpa menyontek jawaban kawan!
1. Senyawa Kalsium Oksida ditunjukkan oleh rumus kimia...
a. CaO2
b. Ca2O
c. C2O3
d. CaO
e. Ca2O2
2. Suatu senyawa mempunyai rumus kimia MgCl2, nama senyawa tersebut
adalah...
a. Magnesium Fluorida
b. Magnesium Klorida
c. Magnesium Klor
d. Magnesium (IV) Klorida
e. Magnesium (III) Klorida
3. Rumus kimia yang paling tepat dari senyawa dinitrogen pentaoksida adalah...
143
a. N2O5
b. N2O4
c. N2O3
d. N2O
e. NO
4. Pasangan rumus Pasangan rumus kimia dan nama senyawa yang tepat di
bawah ini adalah...
a. CaSO4 - Tembaga (II) Sulfat
b. N2O - Dinitrogen Monoksida
c. (NH4)2SO4 – Amonium Sulfida
d. H2CO3 – Asam Klorida
e. C6H5OH – Benzena
5. Senyawa P2O5 mempunyai nama...
a. Fosfor Oksida
b. Difosfor Oksida
c. Difosfor Pentaoksida
d. Pentafosfor Dioksida
e. Fosfor Pentaoksida
6. Perhatikan pernyataan di bawah:
1) Na2S (Dinatrium Sulfida)
2) K2O (Kalium Oksida)
3) Al2O3 (Dialuminium trioksida)
4) N2O3 (Dinitrogen trioksida)
5) NaCl2 (Natrium Klorida)
Pasangan rumus dan nama senyawa yang benar adalah...
a. 1 dan 2
144
b. 2 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
e. 4 dan 4
7. Nama senyawa Al2O3 adalah...
a. Aluminium Oksida
b. Dialuminium Oksida
c. Aluminium Trioksida
d. Dialuminium trioksida
e. Aluminium dioksida
8. Nama senyawa dengan rumus kimia Na2S; KNO2; dan CaCO3 berturut turut
adalah...
a. Natrium Sulfat, Kalsium Nitrat, dan Kalium Karbonat.
b. Natrium Sulfida, Kalium Nitrit, dan Kalium Karbonat.
c. Natrium Sulfida, Kalium Nitrit, dan Kalsium Karbonat.
d. Natrium Sulfida, Kalium Nitrat, dan Kalsium Karbonit.
e. Natrium Sulfat, Kalium Nitrat, dan Kalsium Karbonat.
9. Rumus kimia senyawa magnesium karbonat adalah...
a. MgCO
b. MgCrO4
c. MnCO3
d. MgCO3
e. Mg(CH3COO)2
10. Nama senyawa dengan rumus Ca(NO3)2 adalah...
a. Kalsium Nitrit
b. Kalsium (II) Nitrit
145
c. Kalsium (II) Nitrat
d. Kalsium nitrat
e. Kalsium (I) Nitrat
11. Ion kalsium yang bergabung dengan ion fosfat akan membentuk senyawa
kalsium fosfat dengan rumus kimia...
a. CaPO3
b. CaPO4
c. Ca3(PO4)2
d. Ca2(PO4)3
e. Ca2PO4
12. Salah satu senyawa yang digunakan dalam pembuatan sel baterai adalah
NH4Cl. Senyawa tersebut dapat dibuat menurut reaksi:
(NH4)SO4 + 2 NaCl → Na2SO4 + 2 NH4Cl
Nama senyawa NH4Cl tersebut adalah….
a. Ammonium Sulfat
b. Natrium Sulfat
c. Ammonium Karbonat
d. Natrium Sulfat
e. Ammonium Klorida
13. Rumus kimia dari senyawa hidrat kalsium sulfat dihidrat adalah...
a. CuSO4.5H2O
b. NaCl.10 H2O
c. HBr.4H2O
d. Na2CO3.10H2O
e. CaSO4.2H2O
14. Rumus kimia dari senyawa Magnesium Sulfat Heptahidrat adalah...
146
a. MgSO4.7 H2O
b. Na2CO3.10 H2O
c. CuSO4. 5 H2O
d. MgSO4. 5 H2O
e. CaSO4.2 H2O
15. Nama yang tepat untuk senyawa dengan rumus kimia Mg(OH)2 adalah...
a. Magnesium dihidroksida
b. Magnesium oksida
c. Magnesium dioksida
d. Magnesium (I) hidroksida
e. Magnesium hidroksida
16. Rumus molekul dari asam klorida, asam sulfat dan asam fosfat berturut-turut
adalah...
a. HClO, H2S, dan H3PO3
b. HCl, H2SO3 dan H3PO4
c. HClO3, H2SO4, dan H2PO4
d. HCl, H2SO4, dan H3PO4
e. HCl, HNO3, dan H2PO4
17. Nama senyawa NaOH adalah...
a. Natrium Hidroksida
b. Dinatrium Hidroksida
c. Natrium Oksida
d. Natrium Tetraoksida
e. Natrium Hidrogen Oksida
18. Rumus kimia untuk senyawa glukosa adalah...senyawa glukosa termasuk
senyawa...
147
a. C6H12O11 (senyawa organik)
b. CHCl13 (senyawa kovalen biner)
c. KMnO4 (senyawa organik)
d. NaOH (senyawa organik)
e. C6H12O6 (senyawa poliatomik)
19. Senyawa C2H6 menurut IUPAC diberi nama...
a. Etanab. Etenac. Etunad. Asetilenae. Metana
20. Alkohol mempunyai rumus kimia...
a. NaOH
b. CH3COOH
c. C2H5OH
d. Ca(OH)2
e. KOH
150
Lampiran 15
FOTO KEGIATAN PENELITIAN
Siswa mengisi angket gaya belajar
151
Guru menyampaikan materi pelajaran tata nama senyawa
Membentuk kelompok siswa
150
Siswa mencari pasangan kartu Make A Match
153
Siswa mempresentasikan pasangan kartu Make a Match hasil diskusi
kelompoknya
150
Siswa mengerjakan tes hasil belajar
116
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Mismarna
2. Tempat/tanggal/lahir : Mesjid Peuduek, 07 Juli 1996
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Kebangsaan/Suku : Indonesia/Aceh
6. Status : Belum Kawin
7. Alamat :Desa Mesjid Peuduek, KecTrienggadeng, Kab.
Pidie Jaya
8. Pekerjaan/NIM : Mahasiswi/140208001
9. Nama Orang Tua
a. Nama Ayah : Alm. Muhammad Diah Awahab
b. Nama Ibu : Maryani M. Gade
c. Pekerjaan Ayah : -
d. Pekerjaan ibu : Petani
e. Alamat Lengkap : Desa Mesjid Peuduek,Kec.Trienggadeng,Kab.
Pidie Jaya.
10. Riwayat Pendidikan
a. SD : SD Negeri Peuduek Baroh , tahun 2006-2008
b. SLTP : MTsN Negeri Trienggadeng, tahun 2008-2011
c. SLTA : MAN Negeri Tringgadeng, tahun 2011-2014
d. Perguruan Tinggi : Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah
dan keguruan UIN Ar-Raniry, Tahun
Akademik 2014/2015
Banda Aceh, 10 Januari 2019
Yang Bersangkutan
Mismarna