pengaruh latihan elementer dan modifikasi...
TRANSCRIPT
PENGARUH LATIHAN ELEMENTER DAN MODIFIKASI
PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR SEPAK
BOLA (STUDI EKSPERIMEN PADA SISWA SSB CENDANA PEKANBARU)
OLEH:
A K M A L NIM : 11000
Pembimbing 1 : Pembimbing 2 :
Prof.Dr.Phil. Yanuar Kiram Prof.Dr.Z. Mawardi Efendi.M.Pd
PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2010
ABSTRACT
Akmal (2010), The effects elementary exercise and modification play to the basic technique football competence (experimental study of SSB students at Cendana Pekanbaru).
The problem in this research is the SSB students of Cendana Pekanbaru have low
mastering of the basic technique football. The goal of the research is to solve the problem by applying Elementary Exercise and Modification play to the basic technique football competence of SSB students of Cendana Pekanbaru. The kind of research done at SSB Cendana Pekanbaru is apparent experiment.
The population in this research is the students who study at SSB Cendana Pekanbaru in the year of 2010. the sample made is based on total sampling technique. Sample total that used in this research are 30 students. It was divided into elementary group and modification group by using matching. The tes instrument used is the test of basic technique football competence by Jean Bontz Test in ( D. ray Collins, 1978: 314 ), and the data collected will be analyzed by using “t” test.
The result of research says that the hypothesis (1) the basic technique exercise by using elementary gives the significant effect to improvement of the basic technique football competence of SSB Students Cendana Pekanbaru. Hypothesis (2) by using the Modification play technique Football Competence of SSB students Cendana Pekanbaru. Hypothesis (3) Found significant difference between basic technique exercise by using elementary with using the Modification play technique Football Competence of SSB students of Cendana Pekanbaru by end of exercise is the accepted the truth.
Based on the research is finding, the suggests that trainers, in training, should not only focus on one technique like elementary, but the also try to find other technique in order to improve the students competence in mastering the basic football technique.
ABSTRAK
Akmal, (2010), Pengaruh Latihan Elementer dan Modifikasi Permainan Terhadap Keterampilan Tehnik Dasar Sepakbola. (Studi Eksperimen pada Siswa SSB Cendana Pekanbaru)
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya tingkat penguasaan teknik dasar sepakbola pada siswa SSB Cendana Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah tersebut yaitu melelui pendekatan elementer dan modifikasi bermain terhadap penguasaan teknik dasar sepakbola pada siswa SSB Cendana tersebut. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu yang dilakukan di SSB Cendana Pekanbaru.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SSB Cendana Pekanbaru yang aktif dalam mengikuti latihan sampai tahun 2010 dengan penentuan sampel menggunakan teknik total sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang siswa, yang dibagi menjadi kelompok elementer dan kelompok modifikasi dengan menggunakan cara matching. Instrumen tes yang digunakan adalah tes keterampilan tehnik dasar sepak bola oleh Jean Bontz Test dalam (D.Ray Collins, 1978:314), maka data yang diperoleh akan dianalisa melalui tehnik analisa data uji ”t”.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesa (1) latihan tehnik dasar dengan cara elementer memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan tehnik dasar sepak bola pada siswa sepak bola SSB Cendana-Pekanbaru. Hipotesa (2) melalui pendekan latihan modifikasi dalam bentuk permainan memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan tehnik dasar sepak bola pada siswa sepak bola SSB Cendana-Pekanbaru,hipotesa (3) terdapat perbedaan yang signifikan terhadap keterampilan tehnik dasar sepak bola siswa SSB Cendana-Pekanbaru antara pendekatan latihan tehnik elementer dengan latihan modifikasi dalam bentuk permainan pada akhir latihan yang dapat diterima kebenarannya.
Berdasarkan temuan peneliti, disarankan kepada pelatih dalam melatih tidak terpaku pada satu pendekatan seperti elementer tetapi juga harus mencari bentuk-bentuk pendekatan lain seperti modifikasi dalam bentuk permain yang memungkinkan bagi pemain untuk dapat mengembangkan diri dalam menguasai teknnik dasar sepakbola.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
penelitian dan penulisan tesis ini. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi
sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program
Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Penulis sangat menyadari dalam melakukan penelitian dan penulisan tesis ini
telah diupayakan secara optimal untuk mendekati kearah kesempurnaan namun
sebagai manusia biasa tentu penulis tidak luput dari kekurangan dan kelemahan,
maka dengan segala keterbatasan tersebut penulis sangat banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari berbagai fihak. Atas segala bantuan dan bimbingan ini,
penulis mengucapkan terimakasih, semoga Tuhan memberikan pahala yang berlipat
ganda hendaknya. Untuk itu Penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan
yang setulus-tulusnya kepada:
1. Prof. Dr. Phil. Yanuar Kiram dan Prof. Dr. Z. Mawardi Efendi M.Pd,
selaku pembimbing I dan II, yang telah banyak memberikan bimbingan dan
arahan selama pelaksanaan penelitian dan penilisan tesis ini.
2. . Prof. Dr. Eddy Marheni, M.Pd, . Prof. Dr. Syafrudin M.Pd, dan .Prof. Dr.
Kasman Rukun, M.Pd, selaku team penguji yang telah banyak memberikan
masukan selama penulisan tesis ini.
3. Rektor Universitas Negeri Padang, Direktur, Asisten Direktur beserta staf
Program Pascasarjana yang telah memberikan kelancaran dalam penulisan
tesis ini.
4. Ketua Presidium, Direktur dan Wakil Direktur Yayasan Pendidikan Cendana
Distrik Rumbai Minas, yang telah memberikan izin untuk mengikuti
perkuliahan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
5. Kepala SD Cendana Rumbai Pekanbaru beserta Wakil, dan majelis guru dan
karyawan yang telah memberikan dukungan moril serta memberikan izin
selama mengikuti perkuliahan.
6. Drs. Indra sebagai pimpinan SSB Cendana Pekanbaru berseta pengurus yang
telah memberikan izin tempat dan bantuan dalam pengambilan data untuk
penelitian ini.
7. Rekan-rekan Mahasiswa Konsentrasi Manajemen Pendidikan Olahraga
Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang, yang telah memberikan
dorongan untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.
Akhirnya ucapan terima kasih Penulis sampaikan kepada orang
tua/mertua, saudra-saudaraku, isrteri tercinta Noverita dan ananda tersayang
Muhamad Fadillah Akmal, Aulia Nulfha Harmita Akmal, yang telah
memberikan motivasi dan bantuan hingga sampaI akhir perkuliahan serta
penulisan tesis ini. Penulis mendo’akan semoga Allah SWT.membalas segala
keiklasan ini. Amin.
Padang, Juli 2010
Penulis
A K M A L NIM.11000
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ....................................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................ ii
PERSETUJUAN AKHIR ..................................................................................... iii
PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING ...................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 9
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 10
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 11
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan teori .................................................................................. 13
1. Hakikat Latihan ........................................................................ 14
a. Hakikat Latihan Elementer ............................................... 15
b. Hakikat Latihan Modifikasi .............................................. 18
2. Hakikat Keterampilan Teknik Dasar Sepak Bola .................... 23
a. Menendang Bola ................................................................. 25
b. Menghentikan bola .............................................................. 33
c. Menyundul Bola .................................................................. 37
d. Menggiring Bola .................................................................. 40
B. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 45
C. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 48
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 49
B. Tempat Dan Waktu .......................................................................... 49
C. Desain Peneliti ................................................................................... 50
D. Populasi Dan Sampel ........................................................................ 51
1. Populasi ......................................................................................... 51
2. Sampel ........................................................................................... 51
E. Definisi Operasional .......................................................................... 51
F. Instrumen Penelitian ........................................................................ 52
G. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 53
H. Teknik Analisa Data ......................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ................................................................................ 59
1. Data Pre-Test (Test Awal) ……………………………............... 61
2. Data Post-Test ……………………………………………............. 63
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas ............................................................................... 67
2. Uji Homogenitas ........................................................................... 68
C. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 69
D. Pembahasan ..................................................................................... 72
E. Keterbatasan Peneliti ...................................................................... 79
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 81
B. Implementasi .................................................................................... 82
C. Saran ................................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 85
LAMPIRAN ......................................................................................................... 88
viii
DATAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Hasil Perhitungan Statistik Dasar Kelompok Perlakuan Pree-Test dan Post Test… .............................................................. 59
Tabel 2. Distribusi Frekwensi Skor Pree-Test Untuk kelompok
Pendekatan Elementer .................................................................... 60 Tabel 3. Distribusi Frekwensi Skor Pree-Test Untuk kelompok
Pendekatan Modifikasi Dalam Bentuk Permainan. ....................... 62
Tabel 4. Distribusi Frekwensi Skor Post-Test Untuk kelompok Pendekatan Elementer .................................................................... 64
Tabel 5. Distribusi Frekwensi Skor Post-Test Untuk kelompok Pendekatan Modifikasi Dalam Bentuk Permainan. ....................... 66
Tabel 6. Uji Normalitas ................................................................................ 68
Tabel 7. Uji Homogenitas ............................................................................ 69
Tabel 8. Uji HpotesisPertama ..................................................................... .70
Tabel 9 Uji Hiptesis ke-du .......................................................................... 71
Tabel 10. Uji Hipotesis Ke-Tiga .................................................................... 72
IX
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagian Perkenaan Kaki dengan Bola ................................. 28
Gambar 2. Menendang Bola dengan Kaki Bagian Dalam ................... 29
Gambar 3. Menendang Bola dengan Kaki Bagian Luar ...................... 30
Gambar 4. Menendang Bola dengan Punggung Kaki ........................... 31
Gambar 5. Menendang Bola dengan Punggung Kaki Bagian Dalam .. . 32
Gambar 6 Menghentikan Bola dengan Kaki Bagian Dalam ............... 34
Gambar 7. Menghentikan Bola dengan Kaki Bagian Luar ..................... 35
Gambar 8. Menghentikan Bola dengan Punggung Kaki ........................ 36
Gambar 9. Menghentikan Bola dengan telapak Kaki ............................ 37
Gambar 10. Menyundul Bola Sambil Berdiri ........................................... 39
Gambar 11. Menyundul Bola Sambil Melompat ...................................... 40
Gambar 12. Menggiring Bola dengan Kaki Bagian Dalam ..................... 42
Gambar 13. Menggiring Bola dengan kura-kura Kaki ............................ 43
Gambar 14. Menggiring Bola dengan Kaki Bagian Dalam ...................... 44
Gambar 15. Pengaruh Latihan Teknik Elementer dan Modifikasi Dalam
Bentuk Permainan Terhadap Keterampilan Teknik Dasar
SepakBola ........................................................................... 47
Gambar 16. Grafik Histrogram Skor Pree-Test Untuk Kelompok
pendekatan Elementer ....................................................... 61
Gambar 17. Grafik Histrogram Skor Pree-Test Untuk Kelompok
pendekatan Modifikasi dalam Bentuk Permainan ............... 63
Gambar 18. Grafik Histrogram Skor Post-Test Untuk Kelompok
pendekatan Elementer ....................................................... 65
Gambar 19. Grafik Histrogram Skor Post-Test Untuk Kelompok
pendekatan Modifikasi dalam Bentuk Permainan ............... 67
X
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Uji Coba (Test-Retest) Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola…………………………………………………………….....88
Lampiran 2. Data Test Awal (Pre-Test) test Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola…………………………………………………………….....89
Lampiran 3. Data Test Awal (Pre-Test) Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola menurut rangking……………………………….........90 Lampiran 4. Data Test Awal (Pre-Test) Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola dibagi menjadi dua kelompok..………………..........91 Lampiran 5. Tes Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola ......................................….92 Lampiran 6. Per.ncian Jadwal Latihan........................................................................93 Lampiran 7. Desain Metode Elementer dan Metode Modifikasi.....…………...........94 Lampiran 8. Jadwal Latihan Elementer dan Modifikasi dalam bentuk permainan… ............................................................ …….95 Lampiran 9. Data Test Akhir (Post-Test) Kelompok Pendekatan Elementer………………………………………………………..…….103 Lampiran 10. Data Test Akhir (Post-Test) Kelompok Pendekatan Modifikasi dalam bentuk Permainan…………………………….........104 Lampiran 11. Standar Deviasi Kelompok Pendekatan Elementer…………. ......................................................................... ....105 Lampiran 12. Standar Deviasi Kelompok Pendekatan Modifikasi dalam bentuk Permainan……………………………………………...106 Lampiran 13. Uji Normalitas (Liliefors)……………………………………………..107 Lampiran 14. Uji Homogenitas…………………………………….......................... 108 Lampiran 15. Uji t Pendekatan Elementer…………………………………………..109 Lampiran 16. Uji t Pendekatan Modifikasi……………………...………………….110 Lampiran 17. Uji t Pendekatan Elementer dan Modifikasi………….......................111 Lampiran 18. Dokumen Penelitian……………………………………………..........112 Lampiran 19. Surat-surat Penelitan…………………………………………………..115
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permainan sepakbola merupakan olahraga yang sangat populer di
Indonesia dan begitu juga di kawasan Asia, Eropah dan Amerika Latin.
Kepopuleran olahraga sepakbola terlihat dari banyaknya penggemar, jumlah
penonton saat kompetisi/pertandingan berlangsung dan tingginya frekwensi jam
tayang di televisi, dan lain sebagainya. Selain dari pada itu sepakbola merupakan
olahraga yang dapat dilakukan mulai dari usia kanak-kanak sampai usia dewasa.
Dalam perspektif olahraga prestasi, prestasi sepakbola dalam satu dekade
terakhir ini cukup memprihatinkan. Kegagalan demi kegagalan terus saja terjadi
sepanjang kurun waktu tersebut. Kegagalan terakhir yang sangat mengecewakan
adalah pada multi event SEA Games di Laos yang lalu, dimana kesebelasan
Indonesia harus meninggalkan arena pertandingan karena kalah pada babak
penyisihan. Dalam konteks prestasi dapat dikatakan bahwa sepakbola Indonesia
nyaris tidak ada mengukir prestasi yang membanggakan selama sepuluh tahun
terakhir. Kondisi ini tentu saja mengecewakan masyarakat pecinta sepakbola di
Indonesia.
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai Top/Induk
Organisasi sepakbola Indonesia merupakan lembaga yang harus bertanggung
jawab terhadap kegagalan dan kemunduran prestasi tersebut. Sebagai induk
2
organisasi, PSSI bertugas membina dan memajukan persepakbolaan Indonesia
baik di tingkat pusat maupun di daerah di seluruh wilayah Indonesia.
Sebagai perpanjangan tangan pembinaan di daerah, PSSI memiliki
organisasi di tingkat provinsi dan ditingkat kabupaten dan kota di seluruh
Indonesia. Sesuai dengan ketentuan tiap organisasi olahraga, ditingkat kabupaten
dan kota PSSI memiliki ujung tombak pembinaan dalam bentuk klub-klub
sepakbola atau sentra-sentra pembinaan lainnya di bawah koordinasi Pengurus
Cabang Kabupaten dan Kota. Artinya, klub dan sentra pembinaan sepakbola
sebagai basis pembinaan merupakan satuan organisasi terbawah secara hirarkis,
karena disitulah para atlet dan calon atlet dibina dan dilatih secara terprogram dan
berkelanjutan.
Pembinaan sepakbola, dan begitu juga olahraga lainnya dilakukan secara
sistemik. Artinya, pembinaan sepakbola membutuhkan sub-sistem lain yang
terkait langsung dengan sistem pembinaan sepakbola itu sendiri. Salah satu sub-
sistem yang memiliki peranan dan kontribusi yang sangat besar terhadap
persepakbolaan Indonesia adalah sistem pembinaan olahraga di sektor pendidikan,
dimana sekolah merupakan wadah pembinaan calon-calon atlet berbakat. Sebagai
wadah pembinaan, sekolah memiliki sumber daya atlet dan pelatih/pembina yang
harus mendapat perhatian penuh dari pemerintah dan otoritas PSSI khususnya.
Sekolah Sepakbola (SSB) Cendana Pekanbaru merupakan salah satu
wadah pembinaan sepakbola tingkat yunior di Provinsi Riau. Sekolah sepakbola
ini berada dalam lingkungan Yayasan Pendidikan Cendana Pekanbaru yang
membina calon-calon atlet berbakat sepakbola. Sekolah ini berdiri sejak tahun
3
2002 dan telah membina dan menghasilkan banyak atlet sepakbola serta telah
mengukir beberapa prestasi ditingkat Provinsi Riau. Selain itu, SSB Cendana ini
telah diakui sebagai klub sepakbola Kota Pekanbaru dimana kalender
kompetisinya terdaftar sebagai kalender kompetisi resmi dari PSPS Pekanbaru.
Sebagai wadah pembinaan, SSB Cendana Pekanbaru sejak berdirinya telah
cukup banyak berkontribusi untuk kepentingan persepakbolaan Indonesia,
khususnya di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Semenjak berdirinya tahun 2002,
SSB Cendana telah sempat mengukir prestasi sebagai juara II pada turnamen
sepakbola usia 15 tahun antar SSB se Kota Pekanbaru yang diselenggarakan oleh
PSPS Pekanbaru. Meskipun terjadi pasang surut prestasi yang dihasilkan, namun
sebagai sebuah klub sepakbola, SSB Cendana telah memberikan kontribusi yang
cukup signifikan untuk kepentingan persepakbolaan secara nasional.
Akan tetapi prestasi yang pernah diukir oleh SSB Cendana tidak dapat
bertahan lama seiring dengan perkembangan sepakbola di tanah air. Berdasarkan
pantauan penulis dan informasi dari pelatih SSB Cendana Pekanbaru diketahui
bahwa prestasi pemain SSB Cendana cenderung terus menurun pada kompetisi
Usia 15 tahun sepanjang tahun 2005 sampai 2010. Kondisi ini tentu sangat
mengecewakan para pembina klub SSB Cendana dan masyarakat pecinta
sepakbola di kota Pekanbaru.
Turnamen yang dilaksanakan setiap tahun ini merupakan program
tahunan bagi pengurus PSPS Pekanbaru, yang juga bertujuan untuk menjaring
pemain U. 15 tahun untuk team PSPS Pekanbaru. Hal ini pula yang menjadi
tujuan akhir bagi para pelatih dan pemain untuk dapat lolos ke dalam team U. 15
4
tahun PSPS Kota Pekanbaru yang ini akan mengikuti kompetisi Piala
MEDCO – CUP U.15 tahun (sebelumnya Bogasari Cup) yang setiap tahun pula
diadakan.
Prestasi dalam meloloskan pemain juga tidak dapat bertahan, karena dari
pengamatan penulis serta pengakuan pelatih SSB Cendana Pekanbaru bahwa dari
kompetisi U-15 PSPS Pekanbaru yang diikuti dari tahun 2005 sampai tahun 2010
prestasinya menunjukan penurunan yang sangat drastis sekali dalam kompetisi
PSPS U-15 untuk meloloskan pemainnya ke dalam team U-15 PSPS Pekanbaru.
Padahal pelatih telah mentargetkan pemainnya sebanyak mungkin untuk dapat
masuk pada team U-15 PSPS Pekanbaru tersebut.
Dari beberapa kompetisi dan seleksi yang diadakan oleh PSPS
Pekanbaru tersebut penulis dan pelatih melihat masih terdapat kekurangan dalam
kemampuan pengusaan teknik dasar bermain sepakbola pemain SSB Cendana
Pekanbaru bila dibandingkan dengan pemain – pemain SSB lainnya sehingga
pemain tersebut tidak lolos dalam seleksi tersebut.
Dalam mengatasi hal tersebut ada beberapa usaha yang dilakukan SSB
Cendana Pekanbaru diantaranya dengan memperbaiki kualitas pelatih dan
program latihan serta menajemen organisasi dalam SSB Cendana-Pekanbaru ,
namun upaya tersebut belum memberikan kontribusi terhadap peningkatan
prestasi pemain SSB Cendana - Pekanbaru. Dengan demikian peneliti tertarik
ingin melihat pelaksanaan program latihan yang gunakan oleh pelatih SSB
Cendana-Pekanbaru yang telah dilakukan selama ini, apakah sudah efektif atau
belum untuk meningkatakan keterampilan teknik dasar permainan sepakbola.
5
Pelatih pada SSB Cendana Pekanbaru telah memiliki lisensi melatih dan cukup
berpengalaman dalam melatih, serta didukung oleh memiliki fasiltas serta sarana
pra sarana latihan yang cukup baik seperti lapangan sepakbola yang sudah
memadai, serta memiliki fasilitas pendukung lainya.
Latihan yang diberikan adalah hal sangat penting bagi atlit/pemain, untuk
mencapai prestasi tidak mungkin seorang atlit akan berprestasi tanpa adanya suatu
proses yang baik. Ada empat aspek latihan yang diperlukan dan dilatih oleh
seorang pelatih yaitu latihan yaitu kondisi fisik, teknik, taktik dan mental.
Melatih teknik merupakan suatu komponen yang harus dilatih dikembangakan
secara optimal karena dengan menguasai teknik yang baik dan benar akan dapat
menyelesaikan tugas gerakan secara efektif dan efisien. seperti yang dikatakan
oleh Syahruddin ”teknik dalam cabang olahraga adalah suatu cara yang digunakan
atau yang dikembangkan untuk menyelesaikan suatu tugas gerakan tertentu secara
efektif dan efisien”. Efektif berarti sesuai dengan tujuan yang diharapkan
sedangkan efisien adalah hemat dalam penggunaan tenaga.
Pada umumnya pelatih dalam melatih teknik dasar selalu menggunakan
pendekatan latihan dengan metode elementer yaitu dengan pemberian materi
pada siswa secara terpisah – pisah (elemen). Kemudian diakhir latihan diajarkan
teknik tanpa bola, taktik serta pola permainan melalui pendekatan bermain dalam
kelompok kecil dengan lapangan dan peraturan sederhana sampai akhirnya
bermain dalam lapangan besar sebelas lawan sebelas. Dengan demikian pemain
diharapkan dapat mampu menciptakan pemain sepakbola yang mempunyai
6
kemampuan pengusaan teknik dasar sepakbola yang baik serta mempunyai taktik
yang efektif dalam setiap pertandingan.
Pendekatan yang dilakukan pelatih SSB Cendana - Pekanbaru selama ini
dalam melatih teknik dalam bemain sepakbola juga menerapkan pendekatan
metode elementer (terpisah-pisah) dari satu teknik ke teknik lainnya. Kelebihan
metode latihan bagian/elementer yaitu siswa betul –betul menghayati serta
bagaimana pelaksanan dari setiap elemen gerakan dalam satu tehnik, kesalahan
dalam melakukan gerakan akan lebih mudah diperbaiki. Bagi pemain pemula
yang memiliki koordinasi gerakan yang rendah metode elementer lebih baik
digunakan karena gerakan yang dilakukan selalu sesuai dengan instruksi pelatih.
Bila kita lihat penerapannya dalam latihan yang dilakukan terhadap
pemain, metode elementer sangat kaku dan monoton sehingga membosankan.
Pemain juga kesulitan dalam mengusai konsep dan karakteristik permainan
sepakbola secara keseluruhan, karena dalam permainan sebenarnya
membutuhkan teknik dan taktik sepakbola yang komplit. Pendekatan latihan
dengan mengunakan metode elementer juga membuat siswa kesulitan dalam
mengkoordinasikan gerakan antara fase - fase gerakan teknik yang satu dengan
yang lainnya dalam permainan sepakbola
Penurunan prestasi pemain sepakbola SSB Cendana pada lima tahun
terakhir ini kemungkinan juga dipengaruhi oleh beberapa variabel lain seperti :
bakat dan minat siswa yang akan menjadi dasar utama bagi pelatih dalam melatih
karena bila pemain tidak berbakat dan kurang berminat tentu tidak akan dapat
meningkatkan penguasaan teknik. Status gizi pemain yang kurang mendukung
7
sehingga dalam mengikuti latihan pemain kurang bersemangat dan tidak
maksimal dalam melakukan gerakan. Kemungkinan juga disebabkan kondisi fisik
pemain yang kurang baik yang tidak terlatih sebelumnya sehingga dalam
pertandingan tidak mampu untuk bermain dalam waktu dua kali tiga puluh lima
menit, kemampuan intelegensi dan motivasi pemain yang rendah, juga situasi
lingkungan dan dorongan orang tua yang sangat lemah sehingga pemain tidak
dapat untuk mengikuti latihan secara kontinyu dan terprogram, begitu juga dengan
kejenuhan pelatih dalam melatih yang selalu monoton sehingga latihan tidak
terprogram.
Dalam mengatasi penurunan prestasi SSB Cendana – Pekanbaru akibat
lemahnya penguasaan teknik permainan dalam permainan sepakbola yang
sebenarnya. Penulis ingin mencoba memilih bentuk pendekakan latihan lain, yang
mungkin sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan kemampuan motorik
pemain. Salah satu pendekatan latihan teknik dasar bermain sepakbola yang
relevan dengan pertumbuhan dan perkembangan motorik pemain tersebut adalah
metode latihan modifikasi dalam bentuk permainan.
Keunggulan metode latihan modifikasi bentuk permainan siswa dapat
memahami kaitan- kaitan teknik yang dipelajari untuk suatu permainan sepakbola
dan juga akan mengetahui fungsi masing-masing tehnik tersebut. Pemain akan
merasakan bentuk permainan yang sebenarnya serta akan belajar langsung
tentang tehnik dan strategi bermain dalam sepakbola. Motivasi untuk bergerak
para pemain lebih tinggi karena semua pemain terlibat aktif dan interaksi satu
sama lain dalam permainan tersebut.
8
Pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk permainan sepakbola dapat
dilakukan dengan cara membatasi jumlah pemain, penyederhanaan peraturan,
memperkecil lapangan, mengganti alat latihan yang sesuai dengan pertumbuhan
pemain. Melalui modifikasi dalam bentuk permain ini jaga dapat diberikan dalam
latihan memperkenalkan tiga situasi dasar dalam permainan sepakbola yaitu
bertahan, menguasai bola, menyerang, menciptakan gol, yang harus pahami oleh
setiap pemain sejak usia dini. Karena hal inilah yang akan selalu dihadapi dalam
permainan sepakbola. Dalam latihan tersebut pemain juga dituntut untuk
berpartisipasi aktif, merasa senang dan kemauan yang tinggi dalam mengikuti
latihan. Selanjutnya latihan modifikasi dalam bentuk permainan dapat juga
dilakukan untuk mengguasai dan mengembangkan teknik sepakbola secara
individu maupun kelompok / team untuk membangun kerjasama yang baik dalam
mencapai ide dari permainan sepakbola.
Kelemahaan metode modifkasi adalah bagi pelatih/guru dalam
pemberian koreksi gerakan tidak begitu maksimal. Teknik tidak dipelajari
secara detail, sehingga penguasaan setiap teknik gerakan kurang maksimal.
Pendekatan latihan yang dilakukan dengan mengunakan metode elementer
dan pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk permainan sepakbola, masing-
masing mempunyai kelebihan dan kekurangan serta kedua pendekatan ini
mempengaruhi terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola.
Berdasarkan pernyataan diatas perlu dibuktikan tingkat relevansi dan ke efektifan
kedua pendekatan latihan tersebut terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar
sepakbola pada pemain SSB Cendana-Pekanbaru.
9
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latarbelakang dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Apakah motivasi mempengaruhi terhadap peningkatan keterampilan teknik
dasar permainan sepakbola ?
2. Apakah kemampuan pelatih mempengaruhi terhadap peningkatan
keterampilan teknik dasar permainan sepakbola ?
3. Apakah program latihan mempengaruhi terhadap peningkatan keterampilan
teknik dasar permainan sepakbola ?
4. Apakah bakat dan minat siswa mempengaruhi terhadap peningkatan
keterampilan teknik dasar permainan sepakbola ?
5. Apakah status gizi siswa mempengaruhi terhadap peningkatan keterampilan
teknik dasar permainan sepakbola ?
6. Apakah status kondisi fisik siswa mempengaruhi terhadap peningkatan
keterampilan teknik dasar permainan sepakbola ?
7. Apakah latihan elementer mempengaruhi terhadap peningkatan keterampilan
teknik dasar permainan sepakbola ?
8. Apakah latihan modifikasi dalam bentuk permainan mempengaruhi terhadap
peningkatan keterampilan teknik dasar permainan sepakbola ?
9. Apakah terdapat perbedaan pengaruh latihan elementer dengan modifikasi
dalam bentuk permainan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar
permainan sepakbola ?
10
10. Apakah sarana dan prasaran mempengaruhi terhadap peningkatan
keterampilan teknik dasar permainan sepakbola ?
11. Apakah disiplin latihan juga mempengaruhi terhadap peningkatan
keterampilan teknik dasar permainan sepakbola ?
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini penulis membatasi masalah penelitian dengan
menetapkan variabel bebas yang digunakan yaitu pendekatan latihan teknik
elementer dan modifikasi dalam bentuk permaianan. Sedangkan variabel
terikatnya adalah keterampilan teknik dasar sepakbola siswa SSB Cendana
Pekanbaru
Dengan demikian penelitian ini terbatas mengamati pengaruh pendekatan
latihan elementer dan modifikasi dalam bentuk permainan terhadap keterampilan
teknik dasar sepakbola siswa SSB Cendana Pekanbaru.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pendekatan latihan elementer memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola
siswa SSB-Cendana Pekanbaru ?
2. Apakah pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk permainan
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan
teknik dasar sepakbola siswa SSB-Cendana Pekanbaru ?
11
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan teknik dasar
sepakbola yang diberikan melalui pendekatan latihan elementer dengan
modifikasi dalam bentuk permainan pada siswa SSB-Cendana Pekanbaru?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapakan temuan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui efektifitas pendekatan latihan elementer terhadap
keterampilan teknik dasar sepakbola siswa SSB-Cendana Pekanbaru.
2. Untuk mengetahui efektifitas pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk
permainan terhadap keterampilan teknik dasar sepakbola siswa SSB-
Cendana Pekanbaru.
3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara pendekatan latihan
elementer dan modifikasi dalam bentuk permainan terhadap keterampilan
teknik dasar sepakbola.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bemanfaat bagi:
1. Bagi guru Penjasorkes sebagai pedoman dalam mengajar teknik dasar
sepakbola dalam pengusaan keterampilan teknik dasar sepakbola
siswanya.
2. Pelatih sepakbola sebagai acuan dalam membuat dan memberikan latihan
teknik dasar sepakbola dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar
permainan sepakbola.
12
3. Bagi sekolah diharapkan hasil penelitian ini memberikan masukan dalam
meningkatkan program latihan ekstra kurikuler dalam peningkatan teknik
dasar sepakbola.
4. Bagi peneliti bidang sejenis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
salah satu dasar dan masukan dalam mengenbangkan penelitian
berikutnya.
5. Bagi pengurus PSSI sebagai bahan masukan membuat program penataran
pelatih sepakbola dalam materi pelatihan bagi pelatih pemula.
6. Bagi pembaca sebagai penambah wawasan dalam mengembankan ilmu
olahraga dalam mengajarkan teknik-teknik dasar bermain sepakbola.
7. Bagi peneliti, sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister
Pendidikan
13
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hakikat Latihan
Latihan merupakan aktifitas olahraga yang sistematik dalam waktu
yang lama ditingkatkan secara progresif dan individu yang mengarah pada
ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk sasaran yang telah
ditentukan. Latihan dilakukan secara teratur, seksama, sistematis berulang
dan adanya penambahan beban latihan yang bertahap (Bompa,1983).
Menurut Harsono (1998) ” latihan proses yang sitematis bekerja secara
berulang-ulang dengan kian hari menambah jumlah beban latihan atau
pekerjanya.” Seanjutnya Hollman dalam Suwirman (1996:20).menyatakan:
“latihan sesuai dengan program yang telah direncanakan mengakibatkan terjadinya terjadinya rangsangan–rangsangan yang dapat menimbulkan adaptasi biologis organ–organ dan perubahan secara fungsi fisiologis, marfologis, dan secara bio kimia. Perubahan morfologis seperti perubahan bentuk dan struktur tubuh dan organ-organ tubuh. Perubahan secara fisiologis misalnya meningkatkan kemampuan kerja jantung, paru-paru dan system peredaran darah ,sedangkan perubahan biokimia seperti perubahan sel-sel otot”
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan latihan merupakan
suatu kegiatan olahraga yang dilakukan secara sistematis, terprogram,
terrencana dan teratur memiliki tujuan terhadap peningkatan kualitas
individu dalam bentuk fungsi fisiolgis tubuh untuk meningkatkan prestasi.
14
Peningkatan fungsi fisiologis tersbut akan memberikan pengaruh terhadap
kemampuan kodisi fisik, sehingga dapat meningkatkan keterampilan.
Belajar gerak menurut Kiram (1995:46). adalah “sebagai peningkatan dalam
suatu keahlian keterampilan motorik yang disebabkan oleh kondisi latihan
atau diperoleh dari pegalaman atau motivasi temporer dan fluktuasi
fisiologis dan menuntut keterlibatan fisik secara aktif “. Kemampuan dan
keterampilan gerak individu merupakan hasil dari sejauh mana seseorang
dapat menerima secara kognitif kedalam aktifitas gerak yang akan terwujud
dalam bentuk keterampilan gerak. Rider dalam Kiram (1995:47)
menyatakan “ belajar gerak adalah suatu proses perbaikan kemampuan-
kemampuan kordinasi motorik, melalui optimalisasi dan faktor-faktor
persyaratan luas dan dalam yang bertujuan untuk menguasai keterampilan,
kemampuan dan tingkahlaku tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa belajar gerak adalah bagaimana seseorang dapat menerima segala
informasi tentang gerakan yang yang dipelajari dan kemudian informasi
tersebut direalisasikan dalam bentuk gerakan yang sempurna dan keluesan
gerakan.
Berdasarkan pengertian belajar gerak tersebut diatas dapat
dikemukan bahwa belajar gerak merupakan suatu proses untuk mendapatkan
perubahan tingkah laku dalam keterampilan gerak, dengan melibatkan
aspek-aspek psikis dan fisik yang dimulai dari aspek spikis (berfikir)
kemudian diikuti dalam bentuk aktifitas fisik, dapat merealisasikannya apa
yang diterima secara kognitif dalam bentuk unjuk kerja motorik. Junusul
15
Hairy dan Umar Nawawi tahun 1992, menemukan bahwa latihan daya tahan
aerobik yang diberikan kepada anak laki-laki dan perempuan terdapat
meningkat umur 10-14 tahun degan lama latihan 3 kali seminggu,
meningkat daya tahan aerobiknya 6.42% pada laki –laki sedangkan pada
perempuan sebesar 4,57% (Hairy, 2003:86)
Dalam sepak bola latihan merupakan proses kegiatan fisik yang
dilakukan secara teratur, sistematis dan terprogram yang tujuanya untuk
meningkatkan kualitas fisik dan tehnik dalam bentuk gerakan. Seorang
pemain sepakbola yang tidak menguasai teknik dasar bermain sepakbola
tidak akan menjadi pemain yang baik dan terkemuka (Sukatamsi: 2001:17).
Sasaran yang hendak dicapai dalam pembinaan ini ialah penguasaan gerak
tubuh. Latihan dengan bola saja sudah banyak ragamnya. Ini akan nampak
jika dilakukan latihan intensif dengan bola, dimana akan semakin
menambah kegembiraan berlatih. Tidak ada cabang olahraga lain yang
mendalami penguasaan teknik yang begitu banyak seperti sepakbola.
Situasi yang dihadapi senantiasa berubah sedang lawan yang harus
ditanggulangi mungkin seorang tapi bisa juga lebih. Penguasaan teknik yang
baik merupakan persyaratan agar dapat ditanggulangi berbagai situasi dalam
permainan dengan sikap yang mantap (Wiel Coerver, 1985:19).
a. Hakikat Metode Latihan Elementer
Metode elementer adalah salah satu cara melatih dalam menguasai
tehnik olahraga yang diajarkan mulai dari rangkaian gerakan secara elemen
per elemen atau bagian demi bagian sesuai dengan urutan gerakan. Menurut
16
Sugiyanto (1993:9) menjelaskan “metode praktek bagian adalah cara
pendekatan dalam melatih dimana untuk menguasai rangkaian gerakan
kepada atlit diajarkan bagian demi bagian dari unsur-unsur rangkaian
gerakan untuk dipraktekannya.
Metode latihan bagian adalah cara berlatih teknik olahraga yang
dilakukan secara bagian demi bagian. Metode bagian adalah sutu cara
latihan yang bertitik tolak dari pandangan bahwa suatu latihan dapat
diberikan menurut bagian-bagiannya. Dari pandangan ini disusun suatu
panduan elemem-elemen latihan dalam bentuk pola-pola latihan tertentu.
Latihan ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dalam bentuk
urutan gerak yang sederhana dan mudah sampai ketingkat yang lebih sulit
dan kompleks. Setiap elemen-elemen gerakan harus dikuasai terlebih dahulu
sebelum dilanjutkan pada gerakan berikutnya. Disini dapat dijelaskan
misalnya untuk melakukan passing…..(sikap kaki, possisi badan,perkenaan
bola, sikap badan setelah bola dipassing, dst). Bagian-bagian ini lah yang
dipelajari secara terpisah-pisah dan akhirnya siswa dapat melakukan
gerakan tersebut dengan koordinasi gerakan yang benar. Untuk melakukan
gerakan tersebut dengan benar, sebaiknya didahului dengan membuat
gerakan gerakan yang mengarah kepada gerakan yang dituju.
Apabila metode bagian digunakan pada mata pelajaran keterampilan
motorik maka prosedur latihan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Siswa menerima instruksi / penjelasan mengenai tugas gerakan
pertama,…..( setelah gerakan pertama dikuasai kemudian menerima
17
instruksi latihan gerakan) kedua ……(contoh). Masing-masing elemen
gerakan diadakan hubungan. Langkah ini dilanjutkan terus sampai tugas
gerakan yang terakhir. Ibrahim (1991:42) mengemukan kebaikan metode
latihan bagian yaitu: (a) siswa betul –betul menghayati serta bagaimana
pelaksanan dari setiap elemen gerakan dalam satu tehnik. (b) jika struktur
gerakan agak kompleks akan memunginkan hasil latihan yang maksimal.
Harsono 1997:42. menambahkan bahwa bagian-bagian lebih mudah dan
lebih cepat dipelajari dan siswa siswa akan lebih puas bila nanti harus
melakukan gerakan secara keseluruhan.
Kosasih 2003:172 mejelaskan secara rinci tentang keuntumgan
belajar latihan dengan metode bagian/ elementer yaitu:
(a) siswa akan lebih mengusai fase-fase dari suatu tehnik yang ada. (b) siwa akan mendapatkan kualitas gerakan yang lebih baik. (c) latihan dalam metode bagian akan memberikan kemudahan kepada siswa untuk memahami konsep dari keseluruhan tehnik. (d) kesalahan dalam melakukan gerakan akan lebih mudah diperbaiki.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode bagian dalam belajar sepak
bola adalah cara berlatih tehnik bermain sepak bola dilakukan secara bagian
demi bagian yang memberikan kesempatan kepada pemain untuk
mengulangi gerakan yang kurang dikuasai. Perpindahan dari bagian ke
bagian lain setelah dikuasai, sehingga akhirnya pemain dapat menguasai
suatu keahlian.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan tehnik latihan
elementer dalam belajar motorik dasar sepak bola lebih tepat digunakan
18
untuk melatih pemain yang memiliki koordinasi gerakan yang rendah
karena gerakan yang dilakukan selalu sesuai dengan instruksi pelatih yang
dikoreksi sesuai kaidah gerakan yang dilakukan secara berulang-ulang.
Menurut pendapat Suwirman (1996 : 21) ” kelemahan metoda
latihan elementer adalah dari setiap bentuk latiahan yang diberikan, anak
belum menemukan situasi sebagaimana dalam permainan yang sebenarnya”,
artinya adalah dalam latihan pemain tidak mengalami kesulitan dalam
menguasai tehnik karena pemain tersebut tidak lawan yang mengganggunya
sebagaimana pada saat bermain yang sebenarnya. Selanjutnya Suwirman,
(1996:12) menyatakan kekurangan metoda latihan tehnik elementer seperti:
”1) Pemain akan terbiasa degan tehnik yang terpisah-pisah tanpa memperhatikan tanpa memperhatikan keterpaduan dan pertalian gerak. 2) Kurang terangsang pada gerakan otomatis. 3) Dari segi waktu latihan kurang efisien. 4) Permainan tidak dapat berjalan dengan lancer dan banyak terjadi pelanggaran. 5) Tehnik dasar tidak dipelajari secara khusus”.
b. Hakikat Metode Latihan Modifikasi
Cara melatih tehnik olahraga dengan cara metode modifikasi adalah
pendekatan latihan yang dilakukan dengan cara memodifiksi berbagai
bentuk hal dalam strategi melatih, selagi tujuannya untuk meningkatkan
partisipasi siswa dan meningkatkan motivasi siswa agar gemar beraktifitas
jasmani dengan tidak mengurangi kaedah-kaedah yang ada. Modifikasi
dapat dalam bentuk penyederhanaan peraturan pertandingan atau
perlombaan, peralatan yang dipakai, jumlah peserta, cara mendapatkan
kemenangan dan lainnya. Pendekatan pembelajaran modifikasi ini
memberikan ruang dan kesempatan seluas-luasnya untuk aktif bergerak .
19
Tugas guru dan pelatih memberikakan kesempatan tersebut melalui strategi
pembelajaran yang menarik edukatif, variatif dan inovatif. Dirjendikdasmen
(2003:21) menjelaskan bahawa siswa akan lebih mengusai materi pelajaran
jika pengalaman belajar diatr efektifitas penghayatan, mengungkapkan,
menevaluasi yang dipelajari. Ada beberapa metode yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kemampuan penguasaan tehnik dasar dalam
permainaan sepak bola. Salah satu metode yang dapat digunakan tersebut
adalah metode modifikasi. Metode modifikasi adalah perubahan tehnik
dasar bermain sepak bola yang baku menjadi tehnik tehnik yang sederhana,
sesuai dengan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembamngan siswa.
Modifikasi dapat dilakukan terhadap aturan atau cara mengusai tehnik
dasar, alat, fasilitas, berserta ukuran lapangan. Namun demikian, modifikasi
yang dilakukan tidak mengubah artinya modifikasi yang dilakukan
bertujuan untuk mencapai hasil yang maksimal terhdap tujuan yang telah
ditetapkan.
Hardianto(2004:180) menyimpulkan dalam penelitiannya tentang
peningkatan partisipasi anak usia SD melalui Penjas dapat dimodifikasi
sebagai berikut: bahwa penjas Modifikasi dapat mempertinggi tingkat
partisipasi anak, penerapan model modifikasi memberikan nilai tambah
yaitu dari kualitas, kreatifitas, perkembangan anak dan juga keaktifan anak.
Pendekatan pembelajaran modifikasi ini selain mengembangkan aspek
psikomotorik juga berdampak pada aspek konitif, afektif dan sosial. Dalam
pelaksanaannya guru dan pelatih juga dapat menerapkapkan nilai-nilai dan
20
norma yang dapat dimodifikasikan dalam bentuk permainan, perlombaan
dan pertandingan yang sederhana.
Adapun komponen penting yang dapat dimodifikasi menurut Aussie
dalam PPPG (2005:8) meliputi : 1. Ukuran berat atau bentuk peralatan yang
digunakan 2. Lapangan permainan 3. Waktu bermain pendek 4. Peraturan
permainan 5.Jumlah pemain. Sedangkan secara operasional Ateng dalam
PPPG 2005:8 mengemukakan modifikasi permainan sebagai berikut : 1.
Kurangi pemain dalam setiap regu 2. Ukuran lapangan diperkecil.3 Waktu
bermain pendek 4.Sederhanakan alat yang digunakan 5.Sesuaikan Tingkat
kesulitan degan karakteristik anak.
Modifikasi permainan menurut Lutan (1999:23) bahwa “suatu
perubahan dari aturan khusus permainan kepada aturan-aturan tertentu
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pemain, pengalaman-
pengalaman khusus yang diperlukan oleh pemain, dan batasan - batasan
tempat fasilitas, serta kelengkapan yang tersedia”. Modifikasi tidak hanya
menggunakan satu metodelogi juga dapat digabungkan dari berbagai macam
model pengajaran, dalam bentuk permainan yang menjurus kepada
penguasan tehnik dasar permainan sepak bola.
Modifikasi dalam bentuk permainan disesuaikan dengan materi dan
kemampuan siswa sehingga pembelajaran dapat dilaksanan secara efektif
dan efisien. Aspek positif pengajaran melalui permainan dalam metoda
global sebagai berikut:
“(1) Peseta didik dengan cepat mengetahui ide suatu permainan, (2)Peserta didik dengan cepat mengetahui fungsi
21
masing-masing tehnik, (3)Peserta didik dapat mempelajari tehnik sekaligus, (4)Peserta didik dapat merasakan permainan yang sebenarnya, (5)Sedikit banyaknya peserta didik dapat belajar langsung tentang tehnik dan strategi bermain, (6)Intensitas aktifitas motorik cenderung lebih tinggi, (7)Peserta didik dapat belajar langsung tentang masalah dan pemecahannya (problem solving), (8)Peserta didik dapat belajar langsung tentang peranan dan fungsinya dalam suatu kelompok, (9)Peserta didik dapat belajar tentang kerjasama khususnya bagi cabang olahraga permainan, (10) Motivasi untuk bergerak lebih tinggi. ”(Kiram,2001:18) Hal perlu diperhatikan dalam melakukan modifikasi dalam
permainan adalah harus disesuaikan dengan perkembangan motorik,
kognitih, sosial dan afektif siswa yang belajar dan berlatih. Menurut
Rohantoknam menyatakan kebaikan dalam melakukan permainan yang
dimodifikasi dalam bentuk permainan sebagai berikut:
“(1) Permainan yang dimodifikasi dapat digunakan pada semua tingkat perkembangan,mulai dari tingkat pemula sampai dewasa,walaupun tujuan dan type modifikasi akan berbeda untuk berbagai tingkat dalam proses perkembangan, (2) unsur-unsur usia dan tingkat sosial ,kemampuan kognitifdan kemampuan fisik dapat dipakai sebagai dasr perhitungan,(3) modifikasi permainan kepada pemula diberikan kesempatan merasakan situasi permainan yangsebenarnya tanpa menerapkan semua aturan-aturan resmi,(4) modifikasi permainan dapat mencakup pengembangan , pengurangan dan penguasaan prilaku tertentu,(5) modifikasi permainan dapt dipakai sebagai bahan untuk mengatur keterampilan tehnik dan taktik agar bermakna,(6) modifikasi permainan merupakan permainan terbaik yang dapat atau pernah dilakukan oleh pemain atau merupakan latihan permainan sebelum melakukan pemainan yang sebenarnya dalam kopetisi,(7) modifikasi permainan diciptakan untuk memenuhi tujuan-tujuan khusus dan maksud dari unit ,jadi meningkatkan belajar semaksimal mungkin,(8) modifikasi permainan perlu untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang disebabkan karena hambatan-hambatan diluar kemampuan guru.(Rohantoknam,1988:32)
22
Selanjutnya kebaikan modifikasi dalam bentuk permainan menurut
Lutan dan Cholik (1996 :6) adalah”seharusnya modifikasi baik dalam aturan
,ukuran, alat dan lapangan, maupun jumlah pemain perlu dilakukan agar
sesuai dengan kemampuan anak yang belajar.” Dengan demikian kelebihan
modifikasi bentuk permainan dalam mengajar dan melatih siswa akan
mengikuti proses latihan, bepartisipasi aktif, senang dan bergairah dalam
mengikuti proses pembelajaran. Modifikasi dalam bentuk permainan juga
memberikan kesempatan kepada siswa melakukan tehnik sebagai
pendukung sesuai kebutuhan situasi yang dihadapi dalam permainan yang
sebenarnya dan juga membuat suasana pembelajaran lebih menarik untuk
diikuti tanpa merasa takut salah dalam melakukan gerak.
Metode latihan modifikasi dalam bentuk permainan juga ada
kekurangan-kekurangan bila kita lihat fakta dalam penerapannya dilapagan
antara lain adalah: 1) Koreksi teknik yang dilakukan pelatih/guru terhadap
pemain agak sulit karena pemain sudah terbiasa dengan teknik yang telah
didapat dari kebiasaan bermain. 2) Bila salah seorang pemain/siswa kurang
aktif atau tidak cukup dalam kelompoknya maka akan tergangu pelaksanan
permainannya. Hal ini sesuai pula dengan apa yang dikemukakan oleh
Kiram (2001) tentang aspek-aspek negatif dari metode Global yang juga
hampir sama dengan metode modifikasi yaitu:
(1) Setiap teknik tidak dipelajari secara detail, sehingga penguasaan setiap teknik gerakan kurang maksimal, (2) Pengajaran tidak dapat diarahkan untuk penguasaan teknik. (3) Bisa terjadi bahwa suatu elemen teknik sering diulang, sementara elemen teknik lain tidak memperoleh intensitas penglagan yang memadai, (4) Pemberian koreksi
23
gerakan yang tidak begitu tajam. (5) Bagi cabang olahraga beregu, kemungkinan ada perserta didik yang kurang aktif.
2. Hakikat Keterampilan Tehnik Dasar Sepak bola
Seorang pemain sepakbola yang tidak menguasai teknik dasar
bermain sepakbola tidak akan menjadi pemain yang baik dan terkemuka
(Sukatamsi, 2001:17). Sasaran yang hendak dicapai dalam pembinaan ini
ialah penguasaan gerak tubuh. Latihan dengan bola saja sudah banyak
ragamnya. Ini akan nampak jika dilakukan latihan intensif dengan bola,
dimana akan semakin menambah kegembiraan berlatih. Tidak ada cabang
olahraga lain yang mendalami penguasaan teknik yang begitu banyak
seperti sepakbola. Situasi yang dihadapi senantiasa berubah sedang lawan
yang harus ditanggulangi mungkin satu orang tapi bisa juga lebih.
Penguasaan teknik yang baik merupakan persyaratan agar dapat
ditanggulangi berbagai situasi dalam permainan dengan sikap yang mantap
(Coerver Wiel, 1985:19).
Menurut Sugiyanto (1991: 13) keterampilan gerak adalah
kemampuan untuk melakukan gerakan secara efektif dan efisien.
Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan
kontrol tubuh dalam melakukan gerak. Keterampilan gerak diperoleh dari
proses belajar yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan
gerakan berulang-ulang dengan kesadaran fikir akan benar tidaknya gerakan
yang telah dilakukan.
24
Menurut Sugiyanto dan Sujarwo (1991: 249) keterampilan gerak
dapat diartikan sebagai keterampilan untuk melakukan tugas-tugas gerak
tertentu dengan baik. Menurut Aip Syarifudin Muhadi (1992-1993: 224)
gerak dasar manusia adalah jalan, lari, lompat dan lempar.
Menurut Yanuar Kiram (1992: 11) keterampilan adalah tindakan
yang memerlukan aktivitas gerak yang harus dipelajari supaya mendapatkan
bentuk gerakan yang benar. Menurut Yanuar Kiram (1991: 91-92) gerak
diartikan sebagai perubahan tempat posisi dan kecepatan tubuh dan bagian
tubuh manusia yang terjadi dalam satu dimensi ruang dan waktu dan dapat
diamati secara objektif.
Teknik adalah cara pemain menguasai gerak tubuhnya dalam
bermain, yang dalam hal ini menyangkut cara berlari, cara melompat dan
cara gerak tipu badan (Remmy Muchtar, 1992: 28). Dasar menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1998 : 157) adalah utama atau bawah. Dari
pengertian tentang keterampilan gerak dasar diatas dapat peneliti definisikan
bahwa keterampilan gerak dasar dalam keterampilan sepakbola adalah
kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan mendasar
atau teknik dasar dalam permainan sepakbola secara efektif dan efisien baik
gerakan yang dilakukan tanpa bola maupun dengan bola. Menurut
Sukatamsi (2001: 2.1), teknik dasar bermain sepakbola merupakan semua
gerakan yang diperlukan untuk bermain sepakbola, kemudian untuk
bermain, ditingkatkan menjadi keterampilan teknik bermain sepakbola yaitu
penerapan teknik dasar bermain dalam permainan. Teknik dasar bermain
25
sepakbola meliputi teknik tanpa bola. seperti lari cepat, melompat, zig-zag,
sedangkan teknik dengan bola meliputi :
a. Menendang bola
Menendang bola merupakan teknik dasar bermain sepakbola yang
paling banyak digunakan dalam permainan sepakbola. Maka teknik dasar
menendang bola merupakan dasar dalam permainan sepakbola. Seorang
pemain sepakbola yang tidak mengusai teknik menendang bola dengan
sempurna tidak mungkin menjadi pemain yang baik (Sukatamsi, 2001:
2.38).
Kesebelasan sepakbola yang baik dan tangguh adalah suatu
kesebelasan sepakbola yang semua pemainnya menguasai teknik dasar
menendang bola dengan baik, cepat, cermat dan tepat pada sasaran, sasaran
pada teman maupun sasaran dalam membuat gol kegawang lawan. Cepat
disini diartikan pemain harus menguasai semua gerakan-gerakan.bagian-
bagian dan teknik dasar bermain sepakbola dan terampil memainkan bola
dalam segala situasi dan posisi di setiap permainan, tidak melakukan
gerakan-gerakan yang tidak perlu, kecuali memperlambat gerakan juga akan
membuang waktu dan tenaga. Tepat diartikan pemain sepakbola memiliki
keterampilan menendang bola, tendangan operan kepada teman yang
bergerak untuk mendapatkan posisi luang mudah menerima bola dan tanpa
mendapatkan rintangan dan lawan maupun tendangan ke sasaran tempat
luang ke mulut gawang lawan, tanpa mendapatkan rintangan dan penjaga
gawang. Cermat diartikan juga dengan seksama, teliti dalam memberikan
26
bola kepada teman dengan mempergunakan jalan yang sependek-pendeknya
dan mudah diterima teman. Cermat juga dapat berarti kesanggupan
seseorang pemain mengontrol bola pada tempat yang sempit, dan
kesanggupan mengontrol bola hanya dengan satu sentuhan dengan cepat
memainkan bola seperti yang dikehendaki (Sukatamsi:2001: 238 - 239).
Guna menunjang hasil tendangan yang baik, maka perlu menguasai
prinsip-prinsip teknik menendang bola. Menurut Arpad Scanadi (1985: 31),
Remmy Muchtar (1992: 30) dan Sukatamsi (2001: 239). Mempunyai
pandangan yang sama tentang prinsip-prinsip menendang bola yang terdiri
dari: (a) pandangan mata, b) kaki tumpu, (c) kaki yang menendang, (d)
bagian bola yang ditendang, (e) sikap badan.
1) Pandangan mata
Pandangan mata terutama untuk mengamati situasi atau keadaan
permainan. Pada waktu akan menendang bola, pandangan mata ke arah
sasaran kemana bola akan diarahkan, kemudian pandangan jalannya
arah bola.
2) Kaki tumpu
Kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada persiapan akan
menendang bola dan kaki tumpu merupakan letak titik berat badan.
Posisi kaki tumpu atau dimana harus meletakkan kaki tumpu terhadap
bola, posisi kaki tumpu terhadap letak bola akan menentukan arah
lintasan bola dan tinggi rendahnya lambungan bola. Lutut kaki tumpu
27
sedikit ditekuk dan pada waktu menendang lutut di luruskan merupakan
kekuatan mendorong ke depan.
3) Kaki yang menendang
Kaki yang menendang adalah kaki yang dipergunakan untuk menendang
bola. Pergelangan kaki yang untuk menendang bola pada saat akan
menendang bola dikuatkan atau ditegangkan, tidak boleh bergerak.
Tungkai kaki yang menendang diangkat ke belakang kemudian
diayunkan ke depan sehingga bagian kaki yang digunakan untuk
menendang mengenai bagian bola yang ditendang. Kemudian
dilanjutkan dengan gerakan lanjutan ke depan dan seterusnya bergerak
untuk mencari posisi.
4) Bagian bola yang ditendang.
Bagian bola yang ditendang merupakan bagian bola yang disebelah
mana yang ditendang, ini akan menentukan arah jalannya bola dan
tinggi rendahnya lambungan bola.
5) Sikap badan
Sikap badan pada waktu menendang bola sangat dipengaruhi oleh posisi
atau letak kaki tumpu terhadap bola. Posisi kaki tumpu tepat disamping
bola maka pada saat menendang bola badan berada tepat diatas bola dan
sikap badan akan sedikit condong ke depan, sikap badan ini untuk
tendangan bola menggulir rendah atau sedikit melambung sedang. Posisi
kaki tumpu berada di samping belakang bola, maka badan berada di atas
28
bola hingga sikap badan condong ke belakang, maka hasil tendangan
bola melambung tinggi (Sukatamsi, 2001: 2.39-2.40).
Tinggi rendahnya lambungan bola dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1) Tendangan bola rendah yaitu bola bergulir datar di atas permukaan tanah
sampai lutut,
2) Tendangan bola melambung lurus atau melambung sedang,
3) Tendangan bola melambung tinggi.
Bagian kaki yang digunakan untuk menendang bola meliputi: (a) kaki
bagian dalam, (b) kura-kura penuh, (c) kura-kura bagian luar, (d) ujung jari,
(e) kura-kura kaki bagian dalam, (1) dengan tumit. Untuk jelasnya lihat
gambar 1.
Gambar 1 Bagian perkenaan kaki pada bola (Sukatamsi, 2001: 241)
Dilihat dan perkenaan bagian kaki ke bola, menendang dibedakan
beberapa macam, yaitu menendang dengan kaki bagian dalam (inside), kaki
bagian luar (outside), punggung kaki (instep), dan punggung kaki bagian
dalam (inside of the instep) (Sukatamsi, 2001: 2.41).19
29
a. Menendang dengan kaki bagian dalam.
Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam
digunakan untuk mengumpan jarak pendek (short passing). Analisis gerak
menendang dengan kaki bagian dalam adalah sebagai berikut : (1) Badan
menghadap sasaran di belakang bola, (2) Kaki tumpu berada di samping
bola kurang Iebih 15 cm, ujung kaki menghadap sasaran, lutut sedikit
ditekuk, (3) Kaki tendang ditarik ke belakang dan diayukan ke depan
sehingga mengenai bola, (4) Perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki
dan tepat di tengah-.tengah bola, (5) Pergelangan kaki ditegangkan saat
mengenai bola, (6) Gerak kaki tendang diangkat menghadap sasaran, (7)
Pandangan ditunjukkan ke bola dan mengikuti arah jalannya bola terhadap
sasaran, (8) Kedua lengan terbuka di samping badan.
Untuk jelasnya lihat, gambar 2.
Gambar 2. Menendang dengan kaki bagian dalam (David Beckham 2007 : 123)
30
b. Menendang dengan kaki bagian luar.
Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian luar
digunakan untuk mengumpan jarak pendek (short passing). Analisis gerak
menendang dengan kaki bagian luar adalah sebagai berikut : (1) Posisi
badan di belakang bola, kaki tumpu disamping belakang bola kurang lebih
25 cm, ujung kaki menghadap ke sasaran, dan lutut sedikit di tekuk, (2)
Kaki tendang berada di belakang bola, dengan ujung kaki menghadap ke
dalam, (3) Kaki tendang ditarik ke belakang dayunkan ke depan sehingga
mengenai bola, (4) Perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki
bagian luar dan tepat pada tengah-tengah bola, pada saat perkenaan dengan
bola pergelangan kaki ditegangkan, (5) Gerak lanjut kaki tendang diangkat
serong kurang lebih 45 derajat menghadap sasaran, (6) Pandangan ke bola
dan mengikuti jalannya bola ke sasaran, (7) Kedua lengan terbuka menjaga
keseimbangan di samping badan . Untuk jelasnya lihat gambar 3.
Gambar 3 Menendang dengan kaki bagian luar (David Beckham 2007 : 78)
31
c. Menendang dengan punggung kaki.
Pada umumnya menendang dengan punggung kaki digunakan untuk
menembak ke gawang (shooting at the goal). Analisis gerak menendang
dengan punggung kaki adalah sebagai berikut : (1) Badan dibelakang bola
sedikit condong ke depan, kaki tumpu diletakkan disamping bola dengan
ujung kaki menghadap ke sasaran, dan lutut sedikitditekuk, (2) Kaki
tendang berada di belakang bola dengan punggung kaki menghadap ke
depan, (3) Kaki tendang ditarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga
mengenai bola, (4) Perkenaan kaki pada tepat pada punggung kaki penuh
dan tepat pada tengah-tengah bola dan pada saat mengenai bola pergelangan
kaki ditegangkan, (5) Gerak lanjut kaki tendang diarahkan dan diangkat ke
arah sasaran, (6) Pandangan mengikuti jalannya bola dan ke sasaran
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 4.
Gambar 4 Menendang dengan punggung kaki (David Beckham 2007 : 153)
32
d. Menendang dengan kaki bagian luar
Pada umumnya menendang dengan punggung kaki bagian dalam
digunakan untuk mengumpan jarak jauh (long passing). Analisis gerak
menendang dengan punggung kaki bagian dalam adalah sebagai berikut:
(1) Posisi badan berada di belakang bola, sedikit serong kurang lebih 40
derajat dan garis lurus bola, kaki tumpu diletakkan di samping belakang
bola kurang lebih 30 cm dengan ujung kaki membuat sudut 40 derajat
dengan garis lurus bola, (2) Kaki tendang berada di belakang bola dengan
ujung kaki serong kurang lebih 40 derajat ke arah luar. Kaki tending ditarik
ke belakang dan diayunkan ke depan sehingga bagian dalam dan tepat pada
tengah bawah bola dan pada saat kaki mengenai bola, pergelangan kaki
ditegangkan, (3) Gerakan lanjutan kaki tendang diangkat dan diarahkan ke
depan, (4) Pandangan mengikuti jalannya bola ke sasaran, (5) Lengan
dibuka berada di samping badan sebagai keseimbangan. Untuk lebih
jelasnya lihat gambar 5.
Gambar 5. Menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam (David Beckham 2007 :71)
33
Fungsi dan kegunaan dari tendangan : (1) Untuk memberikanoperan kepada
teman, (2) Memberikan umpan untuk menembakkan bola ke arah mulut
gawang lawan, untuk membuat gol kemenangan, (3) Untuk membersihkan
atau menyapu bola di daerah pertahanan (belakang) langsung ke depan,
tendangan ini biasanya dilakukan oleh pemain belakang untuk mematahkan
serangan lawan, (4) Untuk melakukan bermacam-macam tendangan khusus
seperti tendangan bebas, tendangan sudut, tendangan gawang, tendangan
pinalti (Sukatamsi, 2001 2.41).
b. Menghentikan Bola
Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam
permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik
menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola, yang
termasuk didalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju
permainan dan memudahkan untuk passing (Sucipto, dkk, 2000: 22). Dilihat
dan perkenaan bagian badan yang pada umumnya digunakan untuk
menghentikan bola adalah kaki, paha dan dada. Bagian kaki yang biasa
digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki bagian dalam, kaki bagian
luar, punggung kaki dan telapak kaki.
1. Menghentikan bola dengan kaki bagian dalam.
Pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola yang datangnya
menggelinding, bola pantul ke tanah, dan bola di udara sampai setinggi
paha. Analisis menghentikan bola dengan kaki bagian dalam adalah sebagai
berikut: (1) Posisi badan segaris dengan datangnya bola, (2) Kaki tumpu
34
mengarah pada bola dengan lutut sedikit ditekuk, (3) Kaki penghenti
diangkat dengan permukaan bagian dalam kaki dijulurkan ke depan segaris
dengan datangnya bola, (4) Bola menyentuh kaki persis di bagian dalam
kaki atau mata kaki, (5) Kaki penghenti mengikuti arah bola, (6) Pandangan
mengikuti jalannya bola sampai bola berhenti, (7) Kedua lengan dibuka di
samping badan untuk menjaga keseimbangan.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 6.
Gambar 6 Menghentikan bola dengan kaki bagian dalam (David Beckham 2007 : 72)
2. Menghentikan bola dengan kaki bagian luar
Pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola yang datangnya
menggelinding, bola pantul ke tanah, dan bola di udara sampai setinggi
paha. Analisis menghentikan bola dengan kaki bagian luar adalah sebagai
berikut
(1) Posisi badan menghadap ke datangnya bola, (2) Kaki tumpu berada di
samping kurang lebih 30 derajat dan garis datangnya bola dengan
lutut sedikit ditekuk, (3) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan
35
permukaan kaki bagian luar dijulurkan ke depan menjemput
datangnya bola, (4) Bola menyentuh kaki tepat di permukaan kaki
bagian luar, (5) Pada saat kaki menyentuh bola, kaki penghenti
mengikuti arah bola sampai berada di bawah badan atau terkuasai, (6)
Posisi lengan berada di samping badan untuk menjaga keseimbangan.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 7.
Gambar 7 Menghentikan bola dengan kaki bagian luar (David Beckham 2007 : 63)
3. Menghentikan bola dengan punggung kaki
Pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola di udara sampai
setinggi paha. Analisis menghentikan bola dengan punggung kaki adalah
sebagai berikut : (1) Posisi badan menghadap datangnya bola, (2) Kaki
tumpu berada di samping kurang lebih 15 cm dan garis datangnya bola
dengan lutut sedikit ditekuk, (3) Kaki penghenti diangkat dan dijulurkan ke
36
depan menjemput datangnya bola, (4) BoIa menyentuh kaki tepat di
punggung kaki, (5) Pada saat kaki menyentuh bola, kaki penghenti
mengikuti arah bola sampai berhenti di badan atau terkuasai.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 8.
Gambar 8. Menghentikan bola dengan punggung kaki (David Beckham 2007 : 32)
4. Menghentikan bola dengan telapak kaki
Pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola pantul dari
tanah. Seringkali kita juga melihat pemain sepakbola menghentikan bola
datar dengan telapak kaki dengan jalan bola kencang. Analisis
menghentikan bola dengan telapak kaki adalah sebagai berikut : (a) Posisi
badan lurus dengan arah datangnya bola, (b) Kaki tumpu berada di samping
kurang lebih 15 cm dan garis datangnya bola dan lutut sedikit ditekuk. (c)
Kaki penghenti diangkat sedikit dengan telapak kaki dijulurkan menghadap
sasaran, (d) Pada saat bola masuk ke kaki, ujung kaki diturunkan sehingga
37
bola berhenti di depan badan, (e) Pandangan mengikuti arah bola sampai
bola berhenti ( Sucipto, dkk, 2000: 36 ). Kesalahan-kesalahan yang sering
terjadi adalah tidak tepatnya perkenaan bagian kaki, sehingga bola
seringkali tidak dalam posisi siap untuk ditendang. Faktor lain adalah tidak
tepatnya waktu untuk menghentikan bola, seringkali bola lepas atau lewat
sebelum telapak kaki menyentuh bola. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 9.
Gambar 9. Menghentikan bola dengan telapak kaki (David Beckham 2007 : 59)
c. Menyundul Bola
Menurut Sukatamsi, menyudul bola adalah meneruskan bola dengan
mempergunakan dahi yaitu daerah kepala di atas kening di bawah rambut
(2002: 336). Ini sesuai dengan yang dikatakan eleh Sucipto,dkk,(2000:32)
bahwa menyundul adalah memainkan bola dengan kepala.
Prinsip-prinsip teknik menyundul bola : 1) Lari menjemput arah datangnya
bola, pandangan mata tertuju ke arah bola, 2) Otot-otot leher dikuatkan,
38
dikeraskan dan difleksasi dagu ditarik merapat pada leher, 3) Untuk
menyundul bola digunakan dahi yaitu daerah kepala di atas kedua kening di
bawah rambut kepala, 4) badan ditarik ke belakang melengkung pada daerah
pinggang,
kemudian dengan gerakan seluruh tubuh yaitu kekuatan otot perut, kekuatan
dorongan panggul dan kekuatan kedua lutut kaki bengkok diluruskan, badan
diayunkan dan dihentakkan ke depan sehingga dahi dapat mengenai bola, 5)
Pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka dan tidak boleh dipejamkan,
dan selalu mengikuti arah datangnya bola dan mengikuti kemana bola
diarahkan dan selanjutnya diikuti dengan gerak lanjutan untuk segera lari
mencari posisi (Sukatamsi, 2001: 31). Macam-macam teknik menyundul
bola:
1. Menyundul bola sambil berdiri.
Pada umumnya dilakukan saat datangnya bola maksimal setinggi
kepala. Analisis menyundul bola sambil berdiri adalah sebagai berikut : a)
Posisi badan tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu atau salah satu kaki
maju ke depan dan menghadap sasaran, b) Kedua lutut sedikit ditekuk, c)
Lentingkan badan ke belakang, pandangan diarahkan ke datangnya bola,
dan dagu merapat dengan leher, d) Dengan gerakan bersamaan otot-
ototperut, dorongan panggul.Dan kedua lutut diluruskan, badan dilecutkan
ke depan sehingga dahi mengenai bola, e) Seluruh berat badan
diikutsertakan ke depan, sehingga berat badan beradu di depan dan
39
menghadap ke sasaran, f) Salah satu kaki maju ke depan sebagai gerak
lanjutan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 10.
Gambar 10 Menyundul bola sedang berdiri (David Beckham 2007 : 37)
2. Menyundul bola sambil meloncat.
Pada umumnya dilakukan ketika datangnya bola di luar jangkauan,
baik secara vertikal maupun horizontal. Analisis menyundul bola sambil
meloncat adalah sebagai berikut: a) Meloncat sesuai dengan datangnya bola,
b) Pada saat mencapai titik tertinggi, badan dilentingkan, otot-otot leher
dikontraksikan, pandangan ke sasaran dan dagu merapat dengan leher, c)
Dengan gerak bersamaan otot-otot perut, dorongan panggul dan dorongan
badan ke depan sehingga dahi mengenai bola, d) Badan dicondongkan ke
depan dan mendarat dengan kedua kaki secara eksplosif. Untuk lebih
jelasnya lihat gambar 11.
40
Gambar 11. Menyundul bola sambil meloncat (David Beckham 2007 : 141)
Kemudian fungsi dari teknik menyundul bola adalah : 1) Untuk
meneruskan bola kepada teman atau operan jarak pendek, 2) Untuk
memasukkan bola ke mulut gawang lawan dan untuk membuat gol. 3)
Memberikan umpan kepada teman di daerah depan gawang lawan untuk
membuat gol (operan melambung ke atas), 4) Menyapu bola di daerah
pertahanan sendiri untuk mematahkan serangan lawan, mempertahankan
daerah gawang sendiri (Sukatamsi, 2001:17).
d. Menggiring Bola
Sepak bola modern dilakukan dengan keterampilan lari dan operan
bola dilakukan dengan gerakan-gerakan yang sederhana, dengan kecepatan
dan ketepatan. Menggiring bola diartikan dengan gerakan kaki
menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus di
atas tanah. Menggiring bola hanya dilakukan pada saat menguntungkan saja,
41
yaitu bebas dari lawan. Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang
terputus-putus atau pelan-pelan (Sucipto, dkk, 2000: 28). Oleh karena itu
bagian kaki yang digunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian
kaki yang digunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan
antara lain untuk mendekati jarak sasaran, melewati lawan dan menghambat
permainan. Pemain dapat terkenal oleh karena memiliki kemampuan
menggiring bola yang baik, seperti Diego Armando Maradona dari
Argentina. Prinsip teknik menggiring bola meliputi : (1). Bola didalam
penguasaan pemain, bola selalu dekat dengan kaki, badan pemain terletak
diantara bola dan lawan, supaya lawan tidak mudah untuk merebut bola (2).
Di depan pemain terdapat daerah kosong, bebas dan lawan, (3). Bola
digiring dengan kaki kanan atau kaki kiri, mendorong bola ke depan, jadi
bola didorong bukan ditendang, irama sentuhan kaki pada bola tidak
mengubah irama langkah kaki, (4). Pada waktu menggiring bola pandangan
mata tidak boleh selalu pada bola saja, tetapi harus pula memperhatikan atau
mengamati situasi sekitar dan lapangan atau posisi lawan maupun posisi
kawan, (5). Badan agak condong ke depan, gerakan tangan bebas seperti lari
biasa (Sukatamsi, 2001: 3.3).
Kegunaan teknik menggiring bola antara lain : (1) Untuk melewati
lawan, (2) Untuk mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada
teman dengan tepat, (3) Untuk menahan bola agar tetap dalam penguasaan,
menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan
42
untuk dengan segera memberikan operan kepada teman (Sukatamsi, 2001:
3.4).
Macam-macam cara menggiring bola 1. Menggiring bola dengan
kura-kura bagian dalam : a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi
kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam, b) Kaki
yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti teknik
menendang bola, akan tetapi setiap langkah secara teratur menyentuh atau
mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat dengan kaki
dengan demikian bola mudah dikuasai dan tidak mudah direbut oleh lawan,
c) Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus selalu sedikit ditekuk,
dan pada waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, kemudian
melihat situasi di lapangan, melihat posisi lawan dan posisi teman Untuk
lebih jelasnya lihat gambar.
Gambar 12 Menggiring bola dengan kaki bagian dalam (David Beckham 2007 : 74)
43
2. Menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh : a) Posisi kaki menggiring
bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura
penuh, b) Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki penuh kaki
kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu
dekat dengan kaki, c) Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit
ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, jangan melihat
situasi lapangan, posisi lawan dan posisi teman.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 13.
Gambar 13. Menggiring bola dengan kura-kura kaki (David Beckham 2007 : 75)
Menggiring bola dengan kura-kura penuh ini, pemain dapat
membawa bola dengan cepat. Dari teknik ini hanya digunakan apabila di
depan pemain terdapat daerah kosong atau bebas dan lawan, sehingga jarak
untuk menggiring bola cukup jauh.
44
3. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar
a). Posisi kakimenggiring bola sama dengan posisi kaki dalam posisi
menendang bola dengan kura-kura kaki bagian luar, b) Setiap langkah
secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri
mendorong bola bergulir ke depan. dan bola harus selalu dekat dengan kaki,
sesuai dengan irama lari, c) Pada saat menggiring bola kedua lutut sedikit
ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola dan selanjutnya
melihat situasi lawan dan posisi teman Untuk lebih jelasnya lihat
Gambar 14. Menggiring bola dengan kaki bagian luar (David Beckham 2007 : 56)
45
B. Kerangka Pemikiran
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan latihan
tehnik elementer dan pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk
permainan serta umur terhadap keterampilan tehnik dasar sepak bola. Maka
dibutuhkan data dari hasil tes dan pengukuran penguasaan keterampilan
tehnik dasar bermain sapak bola yang dapat diukur dan dianalisa
berdasarkan kemampuan motorik yang sudah dikuasai setelah diberikan
perlakuan. Berhubungan dengan hal itu sesuai pula pendapat dari
Bhenyamin ( 1988 ) metode eksperimen adalah metode penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu variabel
dengan varia belnya. Dengan arti kata peneliti harus melakukan kontrol dan
pengukuran yang cermat terhadap vriabel-variabel yang diteliti guna dapat
menjelaskan hubungan yang lebih nyata. Adapun kaitan antara satu variabel
dengan variabel lainnya adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Latihan Teknik Elementer Terhadap Keterampilan
Tehnik Dasar Sepak Bola.
Metode latihan sepak bola dengan pendekatan elementer yaitu
mengajarkan tugas gerak kepada pemain berdasarkan ketentuan yang
telah ditetapkan oleh pelatih dengan aturan yang yang telah bersifat baku
dan kaku. Baku disini maksuknya adalah tehnik yang diajarkan pelatih
sesuai dengan tahapan-tahapan atau fase fase gerakan yang terpisahkan
satu sama lain yaitu fase awal, fase inti, fase akhir yang kadang-kadang
sulit bagi anak untuk menyatukan dari fase tersebut. Kaku dalam
46
pengorganisasian sehingga pemain harus berbaris dan tersusun rapi
sedemikian rupa dan melakukan gerakan latihan pemain akan selalu
menunggu aba-aba dan petunjuk tehnis dari pelatih.
2. Pengaruh Latihan Modifikasi Dalam Bentuk Permainan Terhadap
Keterampilan Tehnik Dasar Bermain Sepak Bola
Pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk permainan dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar teknik dasar sepakbola.
Karena melalui ini siswa memperoleh kebebasan untuk berkreativitas,
berkompetisi antar sesama mereka, belajar teknik sepakbola yang hidup,
dan memperkenalkan siswa permainan sepakbola yang realitas.
Pendekatan bermain juga membuat siswa banyak melakukan gerakan-
gerakan berdasarkan situasi dan kondisi di lapangan , variasi gerakan yang
dilakukan tersebut secara langsung akan membuat otot-ototnya terbentuk
dan memperkaya kemampuan motoriknya.
Dari uraian diatas, dapat diduga siswa yang akan latihan teknik dasar
sepakbola melalui metode modifikasi bentuk permainan akan memiliki
peningkatan kemampuan penguasaan teknik dasar bermain sepakbola yang
lebih baik.
3. Pengaruh Latihan Terhnik Elementer Dengan Latihan Modifikasi
Permainan Terhadap keterampilan Tehnik Dasr Sepak Bola
Berdasarkan kajian teori yang terdahulu dapat dipahami bahwa
latihan teknik elementer dan latihan modifikasi permainan sama-sama
memberikan pengaruh terhadap keterampilkan teknik dasar sepakbola
47
siswa SSB – Cendana Pekanbaru. Namun bila diteliti lebih mendalam
kelihatannya metoda modifikasi permainan memiliki banyak kelebihan
dari metoda latihan teknik elementer. Kelebihan tersebut seperti : 1)
motivasi siswa untuk bermain sangat tinggi, 2) siswa mempelajari teknik-
teknik dasar sepakbola dalam bentuk teknik yang bervariasi, 3) siswa
memiliki rasa bersaing secara sportifitas, 4) bentuk – bentuk latihan tidak
kaku, 5) intensitas aktivitas mototik cendrung lebih tinggi, 6) Peserta didik
dapat belajar langsung tentang masalah dan pemecahannya (problem
solving), 7) siswa dapat mengembangkan skill dalam bermain.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diduga bahwa latihan melalui
modifikasi permainan memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada
latihan melalui teknik elementer terhadap peningkatan keterampilan teknik
dasar bermain sepakbola siswa SSB - Cendana Pekanbaru.
Dengan demikian pengaruh latihan teknik elementer dan modifikasi
permainan terhadap keterampilan teknik dasar sepak bola, dapat dilihat
pada bagan di bawah ini:
Gambar 15. Pengaruh Latihan Teknik Elementer dan Modifikasi PermainaTerhadap Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola
X1 Latihan Teknik Elementer
X2 Modofikasi Permainan
Keterampilan Teknik Dasar Sepak Bola X1 ≠ X2
48
X1 = Pendekatan Latihan Teknik Elementer X2 = Pendekatan Modifikasi Dalam Bentuk Permainan C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukan
sebelumnya maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Latihan tehnik dasar dengan cara elementer memberikan pengaruh
secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan tehnik dasar sepak
bola pada siswa sepak bola SSB Cendana-Pekanbaru.
2. Melalui pendekan latihan modifikasi dalam bentuk permainan
memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan
keterampilan tehnik dasar sepak bola pada siswa sepak bola SSB
Cendana-Pekanbaru.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan tehnik dasar sepak
bola siswa SSB Cendana-Pekanbaru antara pendekatan latihan tehnik
elementer dengan latihan modifikasi dalam bentuk permainan pada
akhir latihan.
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Untuk melihat seberapa jauh pengaruh metode latihan elementer dan
modifikasi dalam bentuk permainan terhadap kerampilan tehnik dasar sepak bola
maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi
exsperimental), dengan kriteria replikasi dan randomisasi. Alasannya adalah
karena penelitian exsperimental semu ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol
atau memanipulasi semua varibel yang relevan.( Zainnudin, 1998)
Dalam hal ini yang menjadi varibel bebas yang dimanipulasi yaitu
pendekatan latihan tehnik elementer dan variabel pendekatan latihan modifikasi
dalam bentuk permainan sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan
tehnik dasar sepak bola pemain SSB Cendana – Pekanbaru.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa SSB Cendana Pekanbaru dilapangan
sepak bola SMP Cendana Rumbai-Pekanbaru komplek Randu PT.Chevron
Rumbai-Pekanbaru yang berlangsung satu setengah bulan atau ( 15 x latihan).
Latihan dilakukan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat (3x seminggu) yang dimulai
tanggal 01 Maret 2010 sampai dengan tanggal 07 April 2010.
50
C. Disain Penelitian
Penelitian ini mempergunakan metode eksperimen semu. Tujuanya adalah
mengetahui pengaruh perlakuan yang dilakukan terhadap dua kelompok siswa
yang berbeda yaitu kelompok (1) yang diberikan perlakuan dengan metode latihan
elementer dan kelompok ( 2) yang diberi perlakuan dengan metode modifikasi
dalam bentuk permainan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah “ The two
Group Pre-Tes, Post-Test Design” (Zainuddin, 1988) seperti bagan di bawah ini.
----KE---------PLE-------TKS
P--------S--------TAW----------OP t = ?
---KM----------PLM------TKS
Keterangan :
P : Populasi
S : Sampel
TAW : Test Awal
OP : Ordinally Mathced Pairing yaitu pembagian kelompok sampel
KE : Hasil undian group yang mendapatkan perlakuan latihan elementer
KM : Hasil undian group yang mendapatkan perlakuan latihan modifikasi
dalam bentuk permainnan.
PLE : Perlakuan latihan teknik Elementer.
51
PLM : Perlakuan latihan modifikasi dalam bentuk permainan.
TKS : Tes Keterampilan tehnik dasar Sepak bola
t : Perbedaan kemampuan tehnik dasar sepak bola pada kedua group.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SSB Cendana Pekanbaru yang
aktif dalam mengikuti latihan sampai tahun 2010. Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan terdapat 30 orang siswa yang masih terdaftar dengan rentangan
umur 12 tahun sampai dengan 15 tahun.
2. Sampel
Siswa SSB Cendana Pekanbaru dengan penentuan sampel menggunakan
teknik total sampling, dimana semua populasi dijadikan sebagai sampel
(Sugiyono,2008:124) Berdasarkan penentuan sampel tersebut maka didapat
sampel sebanyak 30 siswa ikut latihan di SSB Cendana Pekanbaru. Siswa SSB
Cendana ini berasal dari sekolah dilingkungan PT Chevron Rumbai Pekanbaru.
E. Definisi Operasianal
Agar tidak terjadi salah penapsiran dalam menggunakan kata-kata atau
istilah dalam penelitian ini, maka perlu diberikan penjelasan definisi operasional
sebagai berikut:
1. Latihan tehnik elementer adalah suatu cara yang dilakukan dalam
melatih tehnik dasar dalam sepak bola yang dilakukan secara terpisah-
pisah / fase demi fase gerakan yaitu dimulai dari fase awal, fase
52
utama dan fase akhir. Dalam penelitian ini metode latihan elementer
yang dilakukan secara berurutan bagian demi bagian sesuai tehnik
dasar bermain sepak bola.
2. Latihan modifikasi dalam bentuk permainan adalah suatu bentuk
latihan tehnik dasar sepak bola yang dilakukan dalam bentuk
permainan pada lapangan kecil dengan penyederhanaan peraturan
pertandingan atau perlombaan, peralatan yang dipakai, jumlah
peserta,cara mendapatkan kemenangan dan lainnya.
3. Perbedaan dalam penelitian ini maksudnya adalah perberdaan
kemajuan penguasan tehnik dasar sepak bola pada pemain SSB
Cendana Pekanbaru.
4. Keterampilan tehnik dasar sepak bola dalam penelitian ini adalah
kemampuan penguasaan tehnik dasar dalam permainan sepak bola
diantaranya: mendribel bola, passing bola, menahan dan mengontrol
bola, menendang bola ke gawang.
F. Instrumen Penelitian
Guna mendapatkan data dalam penelitian ini dipergunakan instrumen tes
keterampilan tehnik dasar sepak bola oleh Jean Bontz Test dalam (D.Ray Collins,
1978:314). Pemilihan alat tes ini dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Tes ini dirancang untuk mengukur kerterampilan tehnik dasar sepak bola
pemain pada usia 8 tahun sampai 15 tahun.
2. Tes ini memiliki tingkat validitas 0.83 reliabilitas 0,93 ( baik ).
3. Tes ini dapat dilakukan oleh semua pemain.
53
4. Unsur – unsur yang terkandung dalam tes tersebut merupak koordinasi
dari tehnik mendribel bola, passing bola, menahan dan mengontrol bola,
dan menendang bola ke gawang.
5. Tes ini cukup praktis dan tidak membutuh waktu yang lama.
6. Tes dilaksanakan sebanyak dua kali ( satu kali dengan kaki kanan dan
satu kali dengan kaki kiri).
7. Hasil tesnya diambil jumlah waktu yang diperoleh pemain dari kedua kali
pelaksanaan tes tersebut.
Sebelum alat tes ini dipergunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data
pada siswa SSB Cendana Pekanbaru maka perlu diuji cobakan untuk melihat
koofisien reliabelitasnya, yang dilakukan terhadap pemain SSB Chevron
Pekanbaru, karena pada SSB tersebut pemain memilki karakter yang sama seperti
umur pemain yang setara dengan pemain SSB Cendana Pekanbaru.
G. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah data primer yaitu
keterampilan tehnik dasar sepak bola pemain SSB Cendana Pekanbaru dengan
menggunakan tes dan pengukuran oleh Jean Bontz Test. Hasil tes awal digunakan
untuk membagi sampel menjadi dua group yang dilakukan dengan teknik
matching, sehingga satu group berjumlah 15 pemain. Selanjutnya kedua group
tersebut diadakan pengundian untuk menentukan kelompok yang akan
diperlakukan dengan latihan elementer dan kelompok yang akan diperlakukan
dengan latihan modifikasi dalam bentuk permainan. Setelah 15 kali melakukan
54
latihan maka diakhir akhir latihan , sampel akan mengikuti test akhir dengan alat
test yang sama pada test awal sebelumnya.
Alat-alat serta pelaksanaan instrumen tes dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
A. Alat perlengkapan tes:
1. Alat Perlengkapan Tes
a. Lapangan sepak bola.
b .Papan pantul ukuran 3.66 meter x 0.60 meter sebanyak dua buah.
c. Bola kaki satu buah dengan ukuran: lingkaran 68-70 cm, 410-450 gram dan
ukuran udara 0,6-1.1 ATM.
d. Bendera kecil empat buah.
e. Kertas blangko tes.
f. Stop watch.
g. Gawang ukuran 3 merter x 2 meter.
B. Pelaksanan Tes.
Cara pelaksanaan tes ini dimulai dari pemain dengan menggunakan bola
berdiri dibelakang garis start. Setelah aba ” ya ” siswa tersebut mendribel bola
secepatnya sampai pada batas pertama, kemudian bola dipassing ke papan pantul
sambil berlari lagi berusaha menahan dan mengontrol bola tersebut. Selanjutnya
pemain mendribel bola kembali sampai batas ke dua, pemain tersebut kemudian
menendang bola kegawang yang diikuti dengan lari secepatnya untuk melewati
garis finish/gawang. Pada start aba- aba ” ya ” stop watch dihidupkan dan pada
55
saat pemain melintasi garis finish / garis gawang stop watch dimatikan. Angka
waktu yang tertera di stop watch itulah hasil tes individu
Tes keterampilan teknik dasar sepak bola dilakukan sebanyak dua kali,
yaitu satu kali dengan kaki kanan dan satu kali dengan kaki kiri, waktu yang
diperoleh dari kedua pelaksanaan tersebut dijumlahkan, yang akan dijadikan data
hasil tes keterampilan tehnik dasar sepak bola. Pelaksanaan tes dilakukan diawal
dan diakhir perlakuan dengan satuan waktu detik. Untuk lebih jelasnya bentuk tes
tersebut bisa dilihat pada lampiran: 5
B. Penyusunan Jadwal Latihan
Agar latihan yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik dan
lancar maka diperlukan penyusunan jadwal latihan yang meliputi:
1. Lamanya latihan secara keseluruhan.
2. Banyaknya hari latihan.
3. Lamanya latihan dalam satu kali pertemuan.
Lamanya latihan secara keseluruhan dalam penelitian ini adalah sebanyak
15 kali pertemuan dan banyaknya hari latihan setiap minggu adalah tiga kali, yaitu
pada hari Senin, Rabu dan Jum'at. Selanjutnya dalam satu kali pertemuan
ditetapkan waktu latihan setiap sore hari dari jam 16.00 - 17.30. Dalam
pelaksanaan latihan inti setiap 10 menit anak melaksanakan kegiatan diselingi
dengan istirahat dan pengarahan selama 5 menit, kemudian latihan dilanjutkan
kembalidengan kegiatan inti lainnya.
56
Di samping penyusunan jadwal latihan, juga disusun jadwal pelaksanaan
tes pengelompokan serta tes akhir. Untuk lebih jelasnya tentang rincian jadwal
latihan dapat dilihat pada lampiran: 6.
d. Jenis Program Latihan
Sebelum melakukan kegiatan penelitian, terlebih dahulu disusun disain
dan program latihan, dalam hal ini adalah program pendekatan latihan Elementer
dan program latihan modifikasi dalam permainan sepakbola. Hutasuhut dan
Bachtiar (1985) menjelaskan bahwa: "Dalam proses belajar prinsip-prinsip yang
harus diperhatikan adalah: 1) Membimbing murid melalui langkah-langkah
belajar menuju kepada perubahan tingkah laku, 2) Memberikan informasi yang
lengkap untuk membantu gerakan-gerakan yang ditampilkan, 3) Memberikan
kesempatan kepada murid untuk merealisasikan gerakan, 4) Koreksi dan umpan
balik, 5) Kegiatan tingkat belajar optimal dari langkah-langkah belajar.
Berpedoman pada kutipan diatas maka program latihan meliputi :
a. Materi pemanasan.
b. Materi Latihan.
c. Materi penenangan.
Dalam pembagian waktu pelaksanaan latihan maka disamakan antara
kelompok 1 dan 2 dalam memberikan latihan pemanasan, sedangkan dalam
pelaksanaan latihan (latihan inti) maka dibedakan antara kelompok 1 dan
kelompok 2, hal ini berarti kelompok 1 melakukan latihan dengan pendekatan
elementer dan kelompok 2 menggunakan metode latihan dengan pendekatan
57
Modifikasi dalam bentuk permainan. Untuk lebih jelasnya program latihan dapat
dilihat dalam lampiran 1.
a. Prosedur Kerja
Adapun prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Mengurus surat izin penelitian untuk menggunakan SSB Cendana Rumbai
sebagai eksperimen.
2. Mempersiapkan instrumen yang akan dipakai dalam penelitian
3. Mempersiapkan tenaga pembantu yang akan diperlukan selama penelitian
4. Memberikan keterangan singkat mengenai pelaksanaan latihan dan dampak dari
pelaksanaan penelitian
5. Mempersiapkan alat perlengkapan untuk mengumpulkan data seperti: meteran,
stopwatch, bendera, blanko nilai dan alat-alat tulis.
6. Pengambilan sample dengan cara total sampling.
7. Mengadakan pre tes terhadap siswa yang menjadi sampel dengan bantuan guru
olahraga.
8. Eksperimen dibagi menjadi dua kelompok, yaitu masing-masing kelompok
terdiri dari 15 orang dengan cara matching.
9. Mengumpulkan data dan mengadakan pre tes terhadap siswa sample dengan
bantuan guru olah raga.
10. Menyusun program latihan yang akan diberikan kepada eksperimen.
11. Memberikan perlakuan pada eksperimen
12. Melakukan post test keterampilan bermain sepakbola.
13. Menyusun dan mengolah data serta menginterprestasikannya untuk menyusun
bahan laporan.
58
14. Penyusunan draft laporan untuk didiskusiksn dan revisi seperlunya
Program latihan kelompok I (pendekatan latihan Elementer) dan
kelompok II (pendekatan latihan Modifikasi), mempunyai komponen yang sama
meliputi: materi latihan, jumlah pertemuan dan lamanya waktu latihan. Perlakuan
yang membedakan program di atas ialah bentuk latihannya. Kelompok I latihan
yang bersifat pengulangan gerakan sedangkan kelompok II bermain dalam
kelompoknya di lapangan kecil dengan menggunakan peraturan yang sederhana,
sehingga mudah dan menarik dilakukan oleh siswa. Desain latihan menggunakan
metode Pendekatan Elementer dan Modifikasi dapat dilihat pada lampiran: 7.
H. Tehnik Analisa Data
Sesuai dengan tujuan dan hipotesis dalam penelitian ini maka pengujian
data yang diperoleh akan dianalisa melalui tehnik analisa data uji ” t ” .Sebelum
menggunakan analisis uji “ t “ tersebut data perlu diolah dengan analisis uji
normalitas sebaran dengan mempergunakan uji Liliefor, dan data juga perlu
dianalisis uji homogenitas untuk menentukan apakah kedua kelompok sampel
berasal dari populasi yang homogen.
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Data Pre Test
Data yang diperoleh dari hasil tes akhir sebelum dilakukan
pengolahan maka perlu diverifikasi terlebih dahulu. Sebanyak 30 orang siswa
SSB Cendana yang telah dikelompokan sebelumnya menjadi dua kelompok
eksperimen yaitu kelompok yang dilatih dengan metode elementer dan
kelompok yang dilatih dengan metode modifikasi dalam bentuk permainan,
telah diperlakukan sebanyak 15 kali pertemuan. Apakah ada yang tidak
memenuhi persyaratan datanya untuk diolah, ternyata semua siswa dapat
mengikuti Pre Test dan Post Test sesuai dengan yang diprogramkan dalam
penelitian. Artinya dari kedua kelompok eksperimen elementer dan kelompok
modifikasi dalam bentuk permainan diperoleh data yang memenuhi
persyaratan untuk diolah seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1 Hasil Perhitungan Statistik Dasar Kelompok Perlakuan Pre Tes dan Post Tes
Subjek Elementer
Pre Test
Modifikasi
Pre test
Elementer
Post Test
Modifikasi
Post test
N 15 15 15 15
Mean 10.82 10.84 9.96 9.66
Std.Deviasi 1.48 1.42 0.81 0.73
Range 1.1 1.2 0.6 0.5
Minimum 8.43 8.85 8.38 8.68
Maksimum 13.68 14.42 11.20 10.85
60
1.1.Kelompok metode elementer
Berdasarkan data penelitian kelompok metode elementer pada tabel 1
waktu teringgi 13.68 detik dan waktu terendah adalah 8.43 detik. Distribusi skor
menghasilkan rata-rata 10.82 detik. Berdasarkan uraian diatas skor mean ,
memperlihatkan skor yang tidak jauh berbeda, sehingga skor pendekatan metode
elementer membentuk distribusi normal. Disrtribusi frekuensi skor dari data
kelompok metode Elementer adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Disrtribusi Frekuensi Skor Pre Test untuk Kelompok Pendekatan Elementer
Kelas Interval Frekuensi Absolut
( fa)
Frekuensi relatif
(fr)
8.43 - 9.52 3 20
9.53 - 10.62 4 27
10.63 - 11.72 4 27
11.73 - 12.82 2 13
13.83 - 13.92 2 13
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel 2 dari 15 orang sampel kelompok metode Elementer
ada 3 orang (20 %) yang memiliki skor 8.43 – 9.52 detik, dan 4 orang (27 %)
yang memiliki skor 9.53 – 10.62 detik dan ada 4 orang (27 %) yang memilki skor
10.63 - 11.72 detik, 2 orang (13 %) yang memiliki skor 11.73 - 12.82 detik, serta
2 orang (13 %) yang memilki skor 13.83 - 14.92 detik. Berdasarkan uraian data
diatas dapat disimpulkan bahwa dari 15 orang dari kelompok metode Elemeter
yang mendapatkan skor sama dan diatas rata-rata 7 orang (47 %)
61
Untuk lebih jelasnya frekuensi penyebaran skor dapat dilihat pada
histogram di bawah ini:
Gambar 16. Grafik Histogram Skor Pre Test untuk Kelompok Metode Elementer
1.2. Kelompok metode modifikasi dalam bentuk permainan
Berdasarkan data penelitian kelompok metode modifikasi dalam bentuk
permainan pada tabel 2 waktu teringgi 14.42 detik dan waktu terendah adalah
8.85 detik. Distribusi skor menghasilkan rata-rata 10.84 detik. Berdasarkan
uraian diatas skor mean , memperlihatkan skor yang tidak jauh berbeda,
sehingga skor pendekatan metode modifikasi dalam bentuk permainan
membentuk distribusi normal.
Disrtribusi frekuensi skor dari kelompok metode Modifikasi dalam
bentuk bermain adalah sebagai berikut:
3
4 4
2 2
00.5
11.5
22.5
33.5
4
Frekwensi Absolut
8.43 - 9.52 9.53 - 10.62 10.63 - 11.72 11.73 - 12.82 13.83 - 14.92
Intervalfrekw ensi Absolut
62
Tabel 3. Disrtribusi Frekuensi Skor Pre Test untuk Kelompok Metode Modifikasi dalam Bentuk Permainan
Kelas Interval Frekuensi Absolut
(fa)
Frekuensi relatif
(fr)
8.85 - 10.04 5 33
10.05 - 11.24 5 33
11.25 - 12.44 4 27
12.45 - 13.64 0 0
13.65 - 14.84 1 7
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel 3 dari 15 orang sampel kelompok metode Modifikasi
dalam bentuk permainan ada 5 orang (33 %) yang memiliki skor 8.85 – 10.04
detik, dan 5 orang (33 %) yang memiliki skor 10.05 - 11.24 detik, 4 orang (27
%) yang memilki skor 11.25 - 12.44 detik, 0 orang (0 %) yang memiliki skor
12.45 - 13.64 detik, dan 1 orang (7 %) yang memilki skor 13.65 - 14.84 detik.
Berdasarkan uraian data diatas dapat bahwa dari 15 orang dari kelompok
metode Modifikasi dalam bentuk permainan yang mendapatkan skor diatas rata
8 orang (53 %). Untuk lebih jelasnya frekuensi penyebaran skor dapat dilihat
pada histogram di bawah ini:
63
Gambar 17. Grafik Histogram Skor Pre Test untuk Kelompok Pendekatan Metode Modifikasi dalam bentuk Permainan
2. Data Post Test (Dua kelompok setelah diberikan per1akuan)
2.1. Kelompok Pendekatan Elementer.
Berdasarkan data penelitian pada tabel 2 untuk kelompok elementer
waktu teringgi 11.20 detik dan waktu terendah adalah 8.38 detik. Distribusi skor
menghasilkan rata-rata 9.96 detik. Berdasarkan uraian diatas skor mean ,
memperlihatkan skor yang tidak jauh berbeda, sehingga skor pendekatan
elementer membentuk distribusi normal. Untuk melihat disrtribusi frekuensi skor
dari kelompok metode Elementer dapat dilihat tabel 5 sebagai berikut:
5 5
4
0
1
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
Frekwensi Absolut
8.85 - 10.04 10.05 - 11.24 11.25 - 12.44 12.45 - 13.64 13.65 - 14.84
IntervalFrekwensi Absolut
64
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Post Test pada Kelompok Latihan Metode Elementer
Kelas Interval
Frekuensi Absolut
(fa)
Frekuensi relatif
(Fr)
8.38 - 8.97 1 7
8.98 - 9.57 3 20
9.58 - 10-17 6 40
10.18 - 10.77 1 7
10.78 - 11.37 4 27
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel 4 dari 15 orang sampel kelompok latihan metode
Elementer terdapat 1 orang (7 %) yang memiliki skor 8.38 – 8.97 detik, dan 3
orang (20 %) yang memiliki skor 8.98 - 9.57 detik, 6 orang (40 %) yang
memilki skor 9.58 - 10-17 detik, 1 orang (7 %) yang memiliki skor 10.18 -
10.77 detik, dan 4 orang (27 %) yang memilki skor 10.78 - 11.37 detik.
Berdasarkan uraian data diatas dapat disimpulkan bahwa 15 orang dari
kelompok Elemeter yang mendapatkan skor di atas rata-rata 9 orang (60 %).
Untuk lebih jelasnya distribusi skor tersebut diatas dilihat pada gambar grafik
histogram skor di bawah ini:
65
Gambar 18. Grafik Histogram Skor Post Test pada Kelompok Pendekatan Elementer
2.2. Kelompok Modifikasi Dalam Bentuk Permainan
Berdasarkan data penelitian pada tabel 2 waktu teringgi 10.85 detik dan
waktu terendah adalah 8.61 detik. Distribusi skor menghasilkan rata-rata 9.66
detik. Berdasarkan uraian diatas skor mean, memperlihatkan skor yang tidak jauh
berbeda, sehingga skor pendekatan modifikasi dalam bentuk permainan
membentuk distribusi normal.
Untuk melihat distribusi frekuensi skor dari data kelompok latihan
metode modifikasi dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:
1
3
6
1
4
0
1
2
3
4
5
6
Frekwensi Absolut
8.38 - 8.97 8.98 - 9.57 9.58 - 10-17 10.18 - 10.77 10.78 - 11.37
IntervalFrekw ensi Absolut
66
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Skor Post Test pada Kelompok Metode Modifikasi dalam Bentuk Permainan
Kelas Interval Frekuensi Absolut
(fa)
Frekuensi relatif
(fr)
8.61 - 9.10 4 27
9.11 - 9.60 4 27
9.61 - 10.10 2 13
10.11 - 10.60 3 20
10.61 - 11.10 2 13
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel 5 dari 15 orang sampel kelompok pendekatan
Modifikasi dalam bentuk permainan terdapat 4 orang (27 %) yang memiliki
skor 8.61 - 9.10 detik, dan 4 orang (27 %) yang memiliki skor 9.11 - 9.60
detik, 2 orang (13 %) yang memilki skor 9.61 - 10.10 detik, 3 orang (20 %)
yang memiliki skor 10.11 - 10.60 detik, dan 2 orang (13 %) yang memilki skor
10.61 - 11.10 detik. Berdasrkan uraian data diatas dapat disimpulkan bahwa
terdapat 15 orang dari kelompok metode Modifiakasi dalam bentuk permainan
yang mendapatkan skor di atas rata 10 orang (67 %).
Untuk lebih jelasnya frekuensi distribusi skor dapat dilihat pada
histogram kelompok metode modifikasi dalam bentuk permainan gambar di
bawah ini.
67
Gambar 19. Grafik Histogram Skor Pada Post Test Kelompok Pendekatan Modifikasi dalam bentuk Permainan.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1.Uji Normalitas
Pengujian analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Uji t dan Uji
beda mean untuk sampel yang berhubungan (dependent sample). Uji t untuk
sampel yang berhubungan analisa statistiknya terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratan analisis normalitas.
Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat serta
menguji asumsi, apakah distribusi dari sampel pada masing-masing kelompok
mendekati atau sebaran data normal. Uji normalitas yang digunakan adalah uji
Lilliefors yang didasarkan pada kurva normal dengan taraf signifikan 0,05.
Dengan membandingkan Lo ( L observasi ) dan L tabel dengan kriteria: jika Lo lebih
4 4
2
3
2
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Frekwensi Absolut
8.61 - 9.10 9.11 - 9.60 9.61 - 10.10 10.11 - 10.60 10.61 - 11.10
IntervalFrekw ensi Absolut
68
besar dari Ltabel berarti populasi berdistribusi tidak normal, sebaliknya jika Lo
lebih kecil atau sama dengan Ltabel berarti populasi berdistribusi normal.
Rangkuman hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Uji Normalitas
Kelompok perlakuan Lo (L observasi) Ltabel Kesimpulan
Post test elementer 0.0630 0.220 Normal
Post test modifikasi 0.0516 0.220 Normal
Berdasarkan data pada tabel 6 kelompok elementer memilki Lo lebih
kecil dari pada Ltabel dengan demikian dapat dikatakan data sampel berasal dari
yang berdistribusi normal, dan kelompok modifikasi dalam bentuk permainan
juga memilki Lo lebih kecil dari pada Ltabel dengan demikian dapat dikatakan
data sampel berasal dari yang berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya Uji
Normalitas (Lilliefors) dapat dilihat pada lampiran 10.
2. Uji Homgenitas
Pengujian homgenitas varians adalah untuk menguji data yang sampel
apakah berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Untuk menguji
homogenitas varians terhadap dua kelompok sampel dapat dilakukan dengan Uji
F. Dengan menggunakan derajat kebebasan ( n 1 – 1),( n 2 – 1) dan taraf
signifikansi 0,05 pada distribusi F. Kelompok sampel memilki varians yang
homogen jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel. Rankuman uji homogenitas varians
dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini.
69
Tabel 7 Uji Homogenitas
Varians X1 Varians X2 Kesimpulan
0.648641 0.527127 Fhitung 1.23
Ftabel 2.48
Homogen
Dengan derajat kebebasan (15 – 1), (15 – 1) dan taraf signifikansi 0,05 pada
tabel Disrtibusi F terbaca batas signikansi Ftabel adalah 2.48 serta Fhitung nya
1.23. Mengingat Fhitung lebih kecil dari Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua varians tersebut homogen. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen.Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat hasil pengujian homogenitas pada lampiran 11.
C. Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis Pertama
Dalam penelitian ini, hipotesis pertama adalah bahwa: latihan teknik
dasar dengan cara elementer memberikan pengaruh secara signifikan terhadap
peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola pada siswa sepakbola SSB
Cendana-Pekanbaru. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan mengunakan
analisis komparasi yaitu analisis yang digunakan untuk melihat perbedaan mean
antara dua variabel dengan menggunakan uji beda mean atau uji t (t-test). Jika t
hitung lebih besar dari t tabel dengan derajat kebebasan n-1 (dk),taraf signifikansi
α = 0.05 berarti hipotesa diterima. Untuk lebih jelasnya hipotesis dapat dilihat
pada tabel 8 dan hasil analisis pada lampiran 12.
70
Tabel 8. Uji hipotesis Pertama
Subjek Pre test Elementer Post test Elementer
Mean 10.82 9.96
thitung 4.45
ttabel 2.14
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat t hitung = 4.45 lebih besar dari
t tabel = 2.14 pada dk (n-1) =14, yang berarti hipotesa latihan teknik dasar dengan
cara elementer memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan
keterampilan teknik dasar sepakbola pada siswa sepakbola SSB Cendana-
Pekanbaru yang dapat diterima kebenarannya.
2. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah melalui
pendekan latihan modifikasi dalam bentuk permainan memberikan pengaruh
secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola pada
siswa sepakbola SSB Cendana-Pekanbaru. Pengujian hipotesis dapat dilakukan
dengan mengunakan analisis komparasi yaitu analisis yang digunakan untuk
melihat perbedaan mean antara dua variabel dengan menggunakan uji beda
mean atau uji t (t-test). Jika t hitung lebih besar dari t tabel dengan derajat kebebasan
n-1 (dk),taraf signifikansi α = 0.05 berarti hipotesa diterima. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 dan hasil analisis pada lampiran 13.
71
Tabel 9 Uji Hipotesis Kedua
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat t hitung = 5.82 lebih besar dari t tabel =
2.14 pada dk (n-1) =14, yang berarti hipotesa melalui pendekan latihan
modifikasi dalam bentuk permainan memberikan pengaruh secara signifikan
terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola pada siswa SSB
Cendana-Pekanbaru, dapat dibuktikan kebenarannya.
3. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga adalah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
keterampilan teknik dasar sepakbola siswa SSB Cendana-Pekanbaru antara
pendekatan latihan teknik elementer dengan latihan modifikasi dalam bentuk
permainan pada akhir latihan. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan
mengunakan analisis komparasi yaitu analisis yang digunakan untuk melihat
perbedaan mean antara dua variabel dengan menggunakan uji beda mean atau
uji t (t-test). Jika hasilnya t hitung lebih besar dari t tabel dengan derajat kebebasan
n-1 (dk),taraf signifikansi α = 0.05 berarti hipotesa diterima. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 10 dan hasil analisis pada lampiran 14.
Subjek Pre test Modifikasi Post test Modifikasi
Mean 10.84 9.66
thitung 5.82
ttabel 2.14
72
Tabel 10. Uji Hipotesis Ketiga
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat t hitung = 11.09 dan t tabel = 2.14 pada
dk (n-1) =14, jika t hitung lebih besar dari t tabel yang berarti hipotesa ketiga dapat
diterima . Berarti terdapat perbedaan yang signifikan terhadap keterampilan
teknik dasar sepakbola siswa SSB Cendana-Pekanbaru antara pendekatan latihan
teknik elementer dengan latihan modifikasi dalam bentuk permainan pada akhir
latihan yang dapat diterima kebenarannya.
D. Pembahasan
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan
di atas menunjukan bahwa semua hipotesis dapat diterima. Hipotesis pertama
metode latihan elementer memberikan pengaruh secara signifikan terhadap
peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola pada siswa sepakbola SSB
Cendana-Pekanbaru. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis terhadap
pendekatan elementer dengan membandingkan hasil mean yang diperoleh pada
awal latihan 10.82 detik dan hasil mean setelah latihan 9.96 detik yang terjadi
peningkatan 0,86 detik. Hal ini berarti bahwa terdapat kemajuan yang signifikan
terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola pada akhir latihan.
Subjek Post Test Elementer Post test Modifikasi
Mean 9.96 9.66
thitung 11.09
ttabel 2.14
73
Dalam metode latihan elementer melakukan latihan teknik secara bagian –
bagian yang merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dalam bentuk
urutan gerak yang sederhana dan mudah, sampai ketingkat yang lebih sulit dan
kompleks. Disini dapat dijelaskan misalnya untuk melakukan passing dengan
kaki dalam, siswa/pemain akan dijarkan dari awal sikap kaki, possisi badan,
perkenaan bola, sikap badan setelah bola dipassing, dst. Bagian-bagian ini lah
yang dipelajari secara terpisah-pisah dan akhirnya siswa dapat melakukan
gerakan tersebut dengan koordinasi gerakan yang benar. Setiap elemen-elemen
gerakan inilah yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum dilanjutkan pada
gerakan berikutnya. Menurut Ibrahim (1991:42) mengemukan kebaikan metode
latihan bagian yaitu: (a) siswa betul –betul menghayati serta bagaimana
pelaksanan dari setiap elemen gerakan dalam satu teknik. (b) jika struktur
gerakan agak kompleks akan memunginkan hasil latihan yang maksimal. Dalam
hal ini siswa/pemain akan lebih mengusai fase-fase dari suatu teknik yang ada,
akan mendapatkan kualitas gerakan yang lebih baik, latihan dalam metode bagian
akan memberikan kemudahan kepada siswa untuk memahami konsep dari
keseluruhan teknik, kesalahan dalam melakukan gerakan akan lebih mudah
diperbaiki.
Hipotesis kedua pendekatan metode modifikasi dalam bentuk permainan
memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan
teknik dasar sepakbola pada siswa sepakbola SSB Cendana-Pekanbaru. Hal ini
dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis terhadap pendekatan modifikasi dalam
bentuk permainan dengan membandingkan hasil mean yang diperoleh pada awal
74
latihan 10.84 detik dan hasil mean setelah latihan 9.66 detik yang terjadi
peningkatan rata-rata 1.18 detik sedangkan hasil analisis uji t adalah 5.82. Hal
berarti bahawa terdapat pengaruh yang signifikan metode latihan modifikasi
dalam bentuk permainan terhadap keterampilan teknik dasar sepakbola pada
siswa SSB Cendana-Pekanbaru pada akhir latihan.
Metode modifikasi dalam permainan dilakukan dengan bentuk
penyederhanaan peraturan pertandingan atau perlombaan, peralatan yang
dipakai, jumlah peserta, cara mendapatkan kemenangan dan lainnya. Pendekatan
pembelajaran modifikasi ini memberikan ruang dan kesempatan seluas-luasnya
untuk aktif bergerak . Tugas guru dan pelatih memberikakan kesempatan tersebut
melalui strategi pembelajaran yang menarik edukatif, variatif dan inovatif. Hal
ini sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Rider dalam Kiram (1995:46)
bahwa kemampuan dan keterampilan gerak individu adalah hasil dari sejauh
mana seorang dapat menerima secara kognitif ke dalam aktifitas gerak yang akan
terwujud bentuk keterampilan gerak.
Proses yang dilakukan selama latihan siswa dapat menerima secara
kognitif dan mewujudkannya dalam keterampilan gerak yang mana akan terjadi
peningkatan bila mengikuti latihan secara terprogram. Seorang pemain
sepakbola dituntut juga kemampuan koognitif dalam berlatih teknik dan juga
dalam penerapannya sesuai dengan kebutuhan didalam situasi bermain
sepakbola.
Hal ini sesuai pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Exspal
Suhendri yang berjudul “ Hubungan Integensi dan Koordinasi Mata Kaki dengan
75
Keterampilan bermain Sepakbola “ menyatakan bahwa apabila seorang pemain
mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi maka keterampilan bermain
sepakbola cenderung lebih tinggi, sebaliknya apabila tingkat intelegensi seorang
pemain rendah maka keterampilan sepakbola cenderung akan rendah.
Kemampuan intelegensi ini akan terlihat juga pada saat siswa / pemain
berlatih dan bermain, ada siswa yang cepat dalam menguasai suatu teknik dasar
dan ada pula siswa/ pemain itu yang lambat untuk dapat menguasai teknik dasar
sepakbola, begitu juga dalam bermain ada pemain cepat dalam mengambil
keputusan dan juga ada yang lambat untuk mengambil tindakan dalam situasi-
situasi bermain sepakbola.
Berlatih dengan metode modifikasi dalam bentuk permainan, tanpa
disadari siswa lebih banyak aktif melakukan gerakan yang telah dilakukan secara
berulang-ulang sehingga diharapkan akan lebih mampu mengembangkan teknik,
yang sesuai kebutuhan dalam bermain sepakbola dan juga siswa akan mengenal
situasi-situasi dasar yang terdapat saat bermain yaitu : bertahan, mengusai bola
dan menyerang untuk meciptakan gol.
Selanjutnya menurut Kiram, (2001: 36) mengatakan” metode Global lebih
efisien dan efektif untuk usia anak sekolah dasar terutama untuk mengajarkan
olahraga yang bersifat permainan”, artinya untuk permainan sepakbola lebih baik
ajarkan/dilatih dalam bentuk bermain, karena siswa/ pemain pada usia ini
mempunyai hasrat bermain yang tinnggi.
Disamping itu berlatih dengan metode modifikasi dalam bentuk
permainan, akan membuat pemain menemukan sendiri sehingga pemain akan
76
lebih memahami kaitan-kaitan teknik yang dipelajari untuk suatu permainan
sepakbola. Metode ini juga akan memberikan ruang bagi pemain untuk
memunculkan kreatifitas yang dapat diaplikasikan dalam permainan sepakbola.
Melalui metode latihan modifikasi dalam bentuk permainan juga
memberikan motivasi tersendiri kepada pemain/siswa karena latihan tersebut
sudah mengarah pada tujuan permainan yang sebenarnya. Motivasi yang datang
dari dalam diri siswa/pemaian secara otomatis akan muncul melalui latihan
menggunakan metode modifikasi dalam permainan, karena siswa dapat
menyalurkan hasrat ingin bermain dan bergerak yang merupakan kebutuhan
alami anak usia remaja tersebut. Usaha yang mereka lakukan adalah untuk
kepentingan kelompok bukan untuk kepentingan individu. Secara tidak langsung
masing-masing indivu bertanggungjawab untuk melakukan gerakan dalam
bermain agar teman dalam kelompok merasa puas dengan kemampuan yang
dimiliki, apalagi pemain tersebut dapat menciptakan gol untuk kemenangan team
mereka. Artinya motivasi individu dan kelompok sangat menonjol dalam
permainan untuk mempertahankan keunggulan teamnya.
Siswa/ pemain juga memilki kebutuhan berprestasi. Menurut Elida
Prayetno (1989) “ ada siswa yang memilki motivasi rendah dan ada pula yang
bermotivasi tinggi” Siswa/ pemain yang memiliki motivasi yang tinggi akan
menunjukan keinginan untuk sukses lebih tinggi, yang akan berdampak pada
pemain lain di dalam kelompoknya.
Berdasarkan hasil penelitian juga didapatkan, hipotesis ketiga diterima
kebenarannya, setelah membandingkan kedua metode latihan tersebut.
77
Terdapatnya perbedaan yang signifikan tehadap keterampilan teknik dasar
sepakbola siswa SSB Cendana-Pekanbaru antara pendekatan latihan teknik
elementer dengan latihan modifikasi dalam bentuk permainan pada akhir latihan
setelah diberikan perlakuan selama 6 minggu (15 x Pertemuan) .
Melihat dari besarnya perbedaan mean kedua kelompok tersebut , maka
melalui metode modifikasi dalam bentuk permainan memberikan pengaruh yang
lebih baik jika dibandingkan dengan latihan metode elementer. Hal ini dapat
dilihat dari hasil rata-rata waktu yang diperoleh oleh kelompok pendekatan
modifikasi dalam bentuk permainan terdapat meansnya sebesar 9.66 detik
sedangkan kelompok yang dilakukan melalui pendekatan elementer didapat
meannya sebesar 9.96 detik terjadi peningkatan rata-rata 0.30 detik sedangkan
hasil analisis uji t adalah 11.09 dengan taraf signifikan 0.05 didapat t tabel =
2.14 pada dk (n-1) = 2.14.
Permainan sepakbola merupakan olahraga yang harusnya didukung oleh
teknik yang baik agar permainan ini lebih menarik. Di dalam melatih
keterampilan bermain sepakbola pemain harus dapat menyesuaikan gerakan
dalam perubahan situasi yang sering kali harus dilakukan dengan cepat dan
respon yang efektif, memiliki banyak tindakan yang berbeda serta harus
memiliki motivasi yang tinggi. Dengan modifikasi dalam bentuk permainan anak
akan merasakan situasi yang berbeda-beda, tempo permainan, mempersepsikan
gerakan yang akan dilakukan serta pengambilan keputusan dengan tepat dan
cepat untuk dapat menciptakan gol. Dalam metode modifikasi bermain pemain
juga akan dihapkan pada berbagai situasi yang membuatnya mendapat tantangan
78
untuk menguasai situasi tersebut. Situasi dalam bermain ini akan memberikan
peluang bagi pemain untuk mengembangakan kemampuan berfikir dan bertindak
secara tepat. Untuk itu pemain harus dapat mengusai keterampilan teknik dasar
secara baik, karena kesalahan dalam melakukan suatu teknik akan memberikan
resiko kehilangan bola untuk teamnya. Contohnya bila terjadi kesalahan dalam
melakukan passing bola maka bola akan dikuasai oleh lawan .
Pemain juga harus memiliki motivasi yang datang dari dalam diri sendiri
yang akan muncul dengan menggunakan pendekatan latihan modifikasi dalam
bentuk permainan. Karena hasrat ingin bermain dan bergarak pemain pada usia
ini sangat tinggi sekali, yang akan memotivasi mereka untuk melakukan gerakan
teknik bermain sepakbola secara individu maupun untuk taem. Secara tidak
langsung seorang pemain juga akan merasa bertanggungjawab dalam melakukan
gerakan agar teman dalam team merasa puas dengan kemampuan yang dia
miliki, yang akan memicu pemain untuk bermain sebaik mungkin.
Melalui pendekan latihan elementer, program latihan sudah ditentukan
oleh pelatih, sehingga apa yang akan dilakukan telah diatur secara tersruktur
sehingga kurang memberi peluang pada pemain untuk berfikir secara kreatif.
Karena gerakan yang akan dilakukan sudah disusun sedemikian rupa, pemain
akan melakukan sesuai dengan petunjuk yang diberikan pelatih. Kreatifitas
pemain kurang muncul karena seorang pemain harus lama menunggu giliranya
untuk melakukan tugas gerakan tersebut. Dalam menunggu giliran tidak ada
aktifitas pemain selain hanya memperhatikan temannya melakukan suatu
gerakan. Hal ini dapat menimbulkan kebosanan kepada pemain, apalagi fasilitas
79
bola yang tersedia sangat sedikit, sehingga pemain tersebut harus menunggu lama
untuk menunggu giliranya. Rendahnya kemampuan pengusaan teknik dasar
melalui pendekan metode elementer juga disebabkan kurang bersemangatnya
pemain dalam melakukan latihan karena gerakan yang dilakukan berulang-ulang
sehingga menimbulkan membosankan.
Dengan demikian, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara
jelas terdapat perbedaan yang berarti antara kedua pendekan metode elementer
dan modifikasi dalam bentuk permainan. Pendekan latihan modifikasi dalam
bentuk permainan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan
pemain yang dilatih melalui pendekan elementer.
E. Keterbatasan Penelitian
Penulis dalam melakukan penelitian ini berusaha untuk menjaga hal-hal
yang mungkin dapat mengurangi kualitas hasil dari sebuah penelitian, namun
sebagai manusia penulis juga tak luput dari kekurangan dan keterbatasan.
Adapun keterbatasan tersebut antara lain :
1. Sewaktu siswa melakukan tes, kemungkinan ada diantara mereka yang
kurang serius sehingga kemampuan maksimalnya kurang tergambar dengan
sempurna, walaupun penggunaan instrumen dilakukan dengan teliti.
2. Tidak adanya variabel lain sebagai pengontrol dalam penelitian ini, sehingga
mungkin ada variabel lain yang dapat mempengaruhi keterampilan bermain
sepakbola.
80
3. Keadaan gizi pemain tidak dapat dikontrol karena mereka memiliki
keadaan sosial ekonomi yang berbeda, walaupun telah diberitahukan untuk
memakan makanan yang bergizi.
4. Terbatasnya literatur yang ada untuk bahan bacaan sehingga ada hal- hal
yang kurang tepat dan terjadi diluar dugaan penulis.
5. Keadaan cuaca yang berubah-ubah dan cukup panas pada saat latihan
sehingga jadwal latihan tidak tepat waktu, namun waktu berakhirnya
latihan juga dilakukan mundur dari jadwal yang seharusnya.
81
81
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasrkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan keterampilan tehnik dasar sepak bola
siswa SSB Cendana Pekanbaru antara awal perlakuan dengan akhir
perlakuan melalui pendekatan elementer. Dengan kata lain pendekatan
latihan elementer memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan
keterampilan teknik dasar sepak bola siswa SSB Cendana Pekanbaru.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan keterampilan teknik dasar sepak bola
siswa SSB Cendana Pekanbaru anatara awal perlakuan dengan akhir
perlakuan melalui pendekatan modifikasi dalam bentuk permainan.
Dengan kata lain pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk permainan
memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan keterampilan
teknik dasar sepak bola siswa SSB Cendana Pekanbaru.
3. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan latihan
elementer dengan modifikasi dalam bentuk permainan terhadap
peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola siswa SSB Cendana
Pekanbaru.
4. Pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk permainan sama-sama
memberikan peningkatan terhadap penguaan teknik dasar permainan
sepakbola, tetapi metode modifikasi dalam bentuk permainan memberikan
82
peningkatan yang lebih tinggi dari pada pendekatan metode elementer pada
SSB Cendana Pekanbaru.
5. Metode modifikasi dalam bentuk permainan tersebut juga dapat
memberikan suasana baru bagi pemain yang selama ini merasa kaku dan
monoton, berubah menjadi menjadi menyenangkan, realistis dan tidak
membosankan.
6. Mengajarkan teknik dasar bermain sepakbola menggunakan metode
elementer cocok bagi pemain pemula dan usia dini akan lebih mudah
untuk mengusai teknik dan skill dalam bermain sepakbola.
7. Mengajarkan teknik dasar bermain sepakbola menggunakan metode
modifikasi dalam bentuk permainan cocok bagi siswa/pemain yang telah
menguasai tehnik bagian, sehingga dapat mengembangan teknik, taktik dan
skill dalam bermain sepakbola.
8. Metode modifikasi dalam bentuk permainan memberi kesempatan pada
pemain untuk berinteraksi dengan teman, pelatih dan lingkungannya serta
dapat pula menyelesaikan program latihan yang disesuiakan dengan
perkembangan dan tingkat kematangannya.
B. Implikasi.
Hasil penelitian menunjukan bahawa pendekatan latihan elementer dan
modifikasi dalam bentuk permainan sama-sama dapat meningkatan keterampilan
teknk dasar sepak bola pada sswa SSB Cendana Pekanbaru. Kedua pendekatan
ini sama - sama dapat dipergunakan dalam melatih tehnik dasar sepak bola pada
pemain usia dini dan remaja. Metode elementer dapat diterapkan pada
83
pengenalan teknik dasar pada pemain dan bila pemain telah mengenal teknik
secara elementer, pelatih mengembangkan penguasan teknik dasar pada tingkat
yang lebih tinggi dengan menggunakan metode modifikasi dalam permainan.
Siswa SSB adalah siswa yang masih berusia anak-anak, mereka masih
senang bermain maka pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk permainan
sangat baik digunakan untuk menigkatkan keterampilan tehnik dasar sepakbola,
karena siswa telah dihadapkan pada situasi bermain yang sebenarnya dan juga
menuntut pemecahan masalah dari siatuasi tersebut.
Sebagai pelatih dalam menjarkan teknik dasar bermain sepak bola harus
juga memiliki model-model pendekatan modifikasi dalam bentuk permainan
yang bervariasi sehingga siswa tidak merara bosan dan jenuh dalam melakukan
latihan. Artinya sebagai guru penjasorkes di sekolah juga harus memperkaya diri
dengan berbagai bentuk metode modifikasi dalam bentuk permainan sepak bola
sebagai bahan untuk mengajar teknik dasar sepak bola.
Bila kita lihat dari kurkulum Sekolah Sepak Bola (SSB) yang dibuat dan
dikembangkan oleh pelatih maupun guru penjasorkes banyak yang dirancang
dalam bentuk terpisah-pisah dalam mengajarkan teknik dasar sepak bola kepada
siswanya maka pendekatan modifikasi dalam bentuk permainan ini dapat juga
dapat dipakai untuk menyempurkan kurikulum tersebut. Hal ini juga tidak akan
terlepas dari situasi dan kondisi serta banyak variasi latihan maupun tujuan yang
ingin dicapai dalam latihan tersebut, serta dalam memilih pendekan yang cocok
digunakan dalam mengajar dan melatih siswa SSB.
84
C. Saran
1. Pelatih dalam membentuk team haruslah dapat mengembangkan berbagai
bentuk modifikasi dalam bentuk permainan dalam melatih pemainnya
dalam menguasai teknik dasar bermain sepakbola karena pendekatan ini
lebih mengarah pada permainsepak bola yang sebenarnya.
2. Sebagai guru Penjasorkes agar dapat juga merancang dan mempedomani
pendekatan modifikasi dalam bentuk pemainanan ini dalam mengajarkan
tehnik dasar sepak bola agar lebih cepat dalam menguasai keterampilan
dasar sepak bola pada siswanya.
3. Kepada siswa//pemain dalam menerapkan pendekatan modifikasi dalam
bentuk permaiinan ini agar selalu mematuhi aturan dan pentunjuk yang
disampaikan oleh pelatih /guru agar tujuan latihan dapat dicapai secara
optimal.
4. Sebagai peneliti, karena keterbatasan penelitian dan masih kecilnya ruang
linkup serta sedikitnya sampel, maka bagi peneliti yang lain yang mau
melanjutkan dengan item yang sama sebaiknya memakai kelompok yang
lebih banyak.
.
85
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Chlid Marbuko. 2001, Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Burni Aksara.
Bauer, Gerhard. 1986. Futball perfekt. Munchen. ,lerman
Bompa, Tudor. 1994. Theory And Metodologi Of Training, The Key To Atletic Performance. Debuge Lowa : Kendall/Hunt Publishing. Compeny.
Coever, Well. 1989. Sepak Bola Program Pembinaan Pemain Idealocal. Jakarta : PT. Gramedia.
Collinns, D. Ray Patrik B.Hodges. 1978. Spore Skills Test And Measurement. Charles C Thomas : Publisher USA
Dimyati. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Proyek Pernbinaan dan Peningkatan Mutu "tenaga Kependidikan : Dirjen Dikti Depdikbud.
Dinata, Marta. 2007. Dasar – dasar Mengajar Sepakbola. Jakarta.Penerbit”Cerdas Jaya”.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta Dirjen Dikti Depdikbud.
Hutasuhut, Chairuddin, 1985,Teori Pengajaran Olahraga Sekolah, Fakultas Ilmu Keolahragaan Univeristas Negeri Padang.
Hp. Suharno 1982. Ilmu Kepelatihan Olahraga Yogyakarta : FPOK IKIP..lakarta.
Irsyad, Rosida. 2007. Making It Real “Keterampilan bermain sepak bola David Bechkam : On Read – Books Publisher.
Kiram, Yanuar. 2001. Belajar Gerak dan Belajar Melalui Gerak Dalam Pendidikan Jasmani. Padang : Fakultas Ilmu Keolahragaan Univeristas Negeri Padang.
...............1994. Teori – teori Belajar dan Implementasinya Kedalam Pembelajaran Keterampilan Motorik Olahraga. Padang : FPOK IKP.
.................2001. Metode Pembelajaran Keterakmpilan Motorik Dasar Bagi Anak-Anak Sekolah Dasar. Padang : Universitas Negeri Padang.
86
Luxbacher, Joe.2004. Taktik dan Teknik Bermain Sepakbola. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Laimana, Johanis Julius. 1999. Pengaruh Modifikasi Bentuk Permainan Terhadap Penguasaan keterampilan Teknik Dasar Permainan Bola Voli. Bandung IKIP
Lutan, Rusli. 1993. Pengembangan Model Pentahapan Tugas gerak Untuk Jenjang Pendidikan Dasar Kajian Teroritis dan Kajian Empiris. Bandung : FPOK IKIP.
Mazuardi, 2003, “ Pengaruh Pembelajaran Metode Elementer dan Metode Global Terhadap Keterampilan Bermain Sepakbola”, Tesis, Pascasarjana UNP Padang.
Muctar, Remy. 1992. Olahraga Pilihan Sepak Bola. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti.
Nugraha, Ubaidahlah, 2008: Republik Gila Bola. PT. Cahaya Intan Suci, Jakarta.
Nurhasan, 2001: Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani Prinsip-Prinsip dan Penerapannya.Jakarta: Dirjen Olahraga Depdiknas.
Pasca Sarjana UNP. 2004. Petunjuk Penulisan Tesis. Padang: UNP
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. 2001. Buku Panduan Pelatih C. Jakarta : PSSI Tehnical Departement
Purbodjati. Ngasmain. 1997. Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Usia Dini sebagai Alternatif Pemberdayaan Sub Sistim Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: IKIP Bandung.
Pate. Rotella, M CLenaghan. 1993. Dasar-dasar Ilmiah kepelatihan.Terjemahan Semarang :IKIP Press.
Rahantoknam, BE. 1988. Belajar Motorik Teori dan Aplikasinya Dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: P2LPTK Dirjen Dikti Depdikbud.
Sukatamsi, 1984. Teknik dasar Bermain Sepak Bola. Solo: Tiga Serangkai .....................2001. Permainan Besar I Sepak Bola. Jakarta: Universitas Terbuka
Sugiyanto, 1993. Belujar Gerak. Jakarta: KONI Pusat Pendidikan/Penataran.
87
Suwirman. 1996. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Koordinasi Mata dan Kaki Terhadap Hasil Belajar Sepak Bola. Jakarta : IKIP.
Sujana, 1997. Metode Statistika. Bandung: Transito
...................1994. Desain dan Analisis Aksperimen. Bandung : Transito.
Syafruddin.1992.Pengantar Ilmu Melatih: FPOK Padang IKIP Padang.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Kementrian Negara dan Pemuda Olahraga RI.
Toho, M Cholik. Rush Lutan (1996). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Buku Teks DII PGSD Jakarta : Dikti Depdikbud.
Toho, M Cholik. Ciusril (2004). Perkembangan Motorik Pada Masa Anak-Anak. Direktorat Jenderal Olahraga DEPDIKNAS.Jakarta.
Yusuf, A, Muri. 2007. Dasar – dasar Penyelidikan Ilmiah. Universitas Negeri Padang. Padang.
88
88
Lampiran 1
Data uji coba (test-retest) Keterampilan Teknik Dasar Sepak Bola ( kelompok siswa lain yang kemampuannya sama)
No X Y
X2
Y2 XY
1 12.94 13.1 167.4436 171.61 169.514 2 11.12 11.28 123.6544 127.2384 125.4336 3 11.36 11.47 129.0496 131.5609 130.2992 4 12.11 12.6 146.6521 158.76 152.586 5 12.61 13.1 159.0121 171.61 165.191 6 14.84 15.58 220.2256 242.7364 231.2072 7 13.12 13.43 172.1344 180.3649 176.2016 8 10.69 10.89 114.2761 118.5921 116.4141 9 14.31 14.53 204.7761 211.1209 207.9243 10 12.98 12.41 168.4804 154.0081 161.0818 11 13.48 13.58 181.7104 184.4164 183.0584 12 13.66 14.25 186.5956 203.0625 194.655 13 10.29 10.37 105.8841 107.5369 106.7073 14 12.44 12.21 154.7536 149.0841 151.8924 15 11.23 11.05 126.1129 122.1025 124.0915 16 14.27 14.58 203.6329 212.5764 208.0566
Jumlah 201.45 204.43 2564.394 2646.381 2604.314
rxy =[ ][ ]∑ ∑∑ ∑
∑ ∑ ∑−−
−2222 )()(
))((
YYnXXn
YXXYn
rxy = } }22 )43.204()381.2646(16)45.201()3939.2564(16
)43.204)(45.201()314.2604(16
−−
−
rxy =} }6249.417910864.423421025.405823024.41030
4235.4182024.41669−−
−
rxy= )4615.550(19999.488
6005.486
rxy =7893.246716
6005.486 rxy =7050.4966005.486 = 0.97
89
Lampiran 2
Data Awal Tes Keterampilan Teknik Dasar Sepak Bola
No WAKTU RATA-RATA 1 2
1 9.94 10.16 10.05 2 9.75 13.05 11.40 3 10.12 9.48 9.80 4 9.78 9.81 9.80 5 9.96 9.63 9.80 6 8.46 9.24 8.85 7 8.7 8.15 8.43 8 10.96 10.87 10.92 9 12.45 11.22 11.84 10 11.55 10.74 11.15 11 10.42 9.14 9.78 12 9.77 10.9 10.34 13 9.86 10.12 9.99 14 10.78 9.44 10.11 15 9.72 9.00 9.36 16 9.62 11.53 10.58 17 11.34 12.44 11.89 18 12.73 11.82 12.28 19 10.64 11.29 10.97 20 12.18 11.52 11.85 21 12.42 9.99 11.21 22 13.34 13.42 13.38 23 9.24 9.43 9.34 24 12.14 10.7 11.42 25 16.6 12.24 14.42 26 12.33 11.16 11.75 27 13.28 14.08 13.68 28 8.93 9.21 9.07 29 9.06 11.12 10.09 30 11.72 11.06 11.39
90
Lampiran 3
Data Awal Tes Keterampilan Teknik Dasar Sepak Bola Menurut Ranking
No WAKTU (detik) RATA-RATA (detik) 1 2
1 8.7 8.15 8.43 2 8.46 9.24 8.85 3 8.93 9.21 9.07 4 9.24 9.43 9.34 5 9.72 9.00 9.36 6 10.42 9.14 9.78 7 9.78 9.81 9.80 8 9.96 9.63 9.80 9 10.12 9.48 9.80
10 9.86 10.12 9.99 11 9.94 10.16 10.05 12 9.06 11.12 10.09 13 10.78 9.44 10.11 14 9.77 10.9 10.34 15 9.62 11.53 10.58 16 10.96 10.87 10.92 17 10.64 11.29 10.97 18 11.55 10.74 11.15 19 12.42 9.99 11.21 20 11.72 11.06 11.39 21 9.75 13.05 11.40 22 12.14 10.7 11.42 23 12.33 11.16 11.75 24 12.45 11.22 11.84 25 12.18 11.52 11.85 26 11.34 12.44 11.89 27 12.73 11.82 12.28 28 13.34 13.42 13.38 29 13.28 14.08 13.68 30 16.6 12.24 14.42
91
Lampiran 4
DATA AWAL KELOMPOK PENDEKATAN ELEMENTER
No WAKTU (detik)
RATA-RATA (detik) 1 2 1 8.7 8.15 8.43 2 9.24 9.43 9.34 3 9.72 9.00 9.36 4 9.96 9.63 9.80 5 10.12 9.48 9.80 6 9.06 11.12 10.09 7 10.78 9.44 10.11 8 10.96 10.87 10.92 9 10.64 11.29 10.97 10 11.72 11.06 11.39 11 9.75 13.05 11.40 12 12.45 11.22 11.84 13 12.18 11.52 11.85 14 13.34 13.42 13.38 15 13.28 14.08 13.68
RATA-RATA 10.8 DATA AWAL KELOMPOK PENDEKATAN MODIFIKASI
No WAKTU (detik)
RATA-RATA (detik) 1 21 8.46 9.24 8.85 2 8.93 9.21 9.07 3 10.42 9.14 9.78 4 9.78 9.81 9.80 5 9.86 10.12 9.99 6 9.94 10.16 10.05 7 9.77 10.9 10.34 8 9.62 11.53 10.58 9 11.55 10.74 11.15 10 12.42 9.99 11.21 11 12.14 10.7 11.42 12 12.33 11.16 11.75 13 11.34 12.44 11.89 14 12.73 11.82 12.28 15 16.6 12.24 14.42 RATA-RATA 10.8
92
Lampiran 5
Tes Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola
93
Lampiran 6
Perincian Jadwal Latihan
HARI MARET APRIL
Senin 1 8 15 22 29 5 12 19 26 Selasa 2 9 16 23 30 6 13 20 27 Rabu 3 10 17 24 31 7 14 21 28
Kamis 4 11 18 25 1 8 15 22 29 Jumat 5 12 19 26 2 9 16 23 30 Sabtu 6 13 20 27 3 10 17 24
Minggu 7 14 21 28 4 11 18 25
Keterangan
: Tes Pengelompokan/pre test
: Tes Akhir
: Latihan
1
94
Lampiran 7. Desain Metode Pendekatan Elementer dan Modifikasi
Minggu Kelompok I Pendekatan Elementer
Kelompok II Pendekatan Modifikasi
Jumlah Hari
Pertemuan
Waktu Latihan
1 Teknik pasing bola jarak pendek
Permainan sepak bola dilapangan
kecil
3 x /minggu
Rb,Jum,Sn
Pendahuluan : l5 mnt
Inti : 60 mnt
Penutup : 15 mnt
90 mnt
2 Kombinasi jarak pendek dan menengah
Permainan sepak bola dilapangan
kecil
2 x /minggu
Rb,Jum
Pendahuluan : l5 mnt
Inti : 60 mnt
Penutup : 15 mnt
90 mnt
3 Teknik menendang bola ke gawang
Permainan sepak bola dilapangan
kecil
3 x /minggu
Sn,Rb,Jum
Pendahuluan : l5 mnt
Inti : 60 mnt
Penutup : 15 mnt
90 mnt
4 Teknik mendribel bola Permainan sepak bola dilapangan
kecil
3 x /minggu
Sn,Rb,Jum
Pendahuluan : l5 mnt
Inti : 60 mnt
Penutup : 15 mnt
90 mnt
5 Teknik menenahan dan mengontrol bola
Permainan sepak bola dilapangan
kecil
2 x /minggu
Sn,Rb
Pendahuluan : l5 mnt
Inti : 60 mnt
Penutup : 15 mnt
90 mnt
6 Teknik menyundul bola (heading bola)
Permainan sepak bola dilapangan
kecil
2 x /minggu
Jum,Sn
Pendahuluan : l5 mnt
Inti : 60 mnt
Penutup :15 mnt
90 mnt
15 minggu
95
Lampiran 8. JADWAL LATIHAN ELEMENTER DAN MODIFIKASI PERMAINAN SISWA SSB CENDANA PEKANBARU
NO HARI TANGGAL MATERI PENDEKATAN LATIHAN
TEKNIK ELEMENTER
PENDEKATAN LATIHAN MODIFIKASI
PERMAINAN 1 2 3 4 5 I Senin
1-3-2010 Tes Awal A. Latihan Pendahuluan
1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Tes awal (pre test) keterampilan sepak bola
C. Latihan penutup
Setiap siswa sampel mengikuti tes awal (pre test) keterampilan sepakbola
II Rabu 3-3-2010
Passing jarak pendek
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti 1. Siswa melakukan passing
pendek saling berhadapan jarak 5m menggunakan sisi kaki bagian dalam.
A. LatihanPendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti
1. Siswa bermain 4 vs 2 pada lapangan 15m x 5m mempergunakan passing pendek.
2. Siswa melakukan passing jarak 5m sampai 7m dengan sisi kaki bagian dalam.
3. Siswa bermain 3vs3 pada lapangan 15mx15m menggunakan teknik passing pendek.
3 Siswa melakukan passing saling berhadapan jarak 7m sampai 10m dengan kura-kura kaki.
C. Latihan penutup
4. Siswa bermain 5vs5 pada lapangan 30m x 30m dibantu 2 orang pemain netral dengan teknik passing pendek.
III Jumat 5-3-2010
Passing jarak pendek
A.Latihan Pendahuluan 1.Pemanasan 2.Peregangan
3.Pelemasan B. Latihan Inti
Materi latihan dan organisasi sama dengan pertemuan ke-II
C. Latihan penutup
A.Latihan Pendahuluan 1.Pemanasan 2.Peregangan
3.Pelemasan B. Latihan Inti
Materi latihan dan organisasi sama dengan pertemuan ke-II
C.Latihan penutup IV Senin
8-3-2010 Passing jarak menengah
A.Latihan Pendahuluan 1.Pemanasan 2.Peregangan 3.Pelemasan
B. Latihan Inti 1.Siswa melakukan passing
saling berhadapan dengan jarak 15m dengan sisi kaki bagian dalam.
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti
1. Siswa bermain 2vs2 dengan dua pemain netral pada lapangan 30m x 30m, setelah mengontrol bola, melakukan passing jarak 10m sampai 15m kepada teman atau pemain
96
netral lalu bergerak ke daerah kosong
2. Siswa melakukan passing saling berhadapan dengan jarak 15m dengan sisi kaki bagian luar.
2. Siswa bermain 3vs3 dengan 1 pemain netral pada lapangan 30m x 30m setelah melakukan passing kepada teman atau pemain netral dengan jarak 10 sampai 15 meter bergerak ke daerah kosong.
3. Siswa melakukan passing saling berhadapan dengan jarak 15m dengan kura-kura kaki.
3. Dua regu bermain pada lapangan 40m 40m, (regu A3vs3 dan regu B3vs3) setelah bola terkontrol melakukan passing pada teman jarak 10m sampai 15m.
4. Siswa melakukan passing dengan sisi kaki dalam dan sisi kaki luar berhadapan jarak 15m
C.Latihan penutup
V Rabu 10-3-2010
Kombinasi passing jarak pendek dan menengah
A.Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti 1. Siswa melakukan passing bola
jarak pendek saling berhadapan dengan teman jarak 5m dengan sisi kaki bagian dalam, setelah lima kali pelaksanaan jarak siperjauh sampai 10m.
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti
1. Siswa bermain pada lapangan 30m x 30m 2vs2 dengan 2 pemain netral bermain bola passing pendek 4 kali sentuhan, lalu sentuhan ke-5 bola dipassing jarak 15m sampai 20m kepada teman yang bergerak ke daerah kosong.
2. siswa melakukan passing bola jarak pendek saling berhadapan dengan teman jarak 10m dengan kura-kura kaki, setelah 10 kali passing jarak diperjauh jadi 15.
2. Sama dengan permainan di atas tetapi sentuhan bola pendek dikurangi menjadi 3 kali lalu dilakukan passing jarak 15m sampai 20m kepada temannya.
3. Siswa 2 orang saling berhadapan (X1 dan X2) jarak 5m, dan 2 orang lagi (Y1 dan Y2) juga saling berhadapan dengan jarak 5m lalu melakukan passing bola pendek. Seterusnya X1 passing bola atas pada Y1 jarak 15m sampai 20m melewati X2 berikutnya Y1 melakukan latihan yang sama dengan X1.
C. Latihan penutup
3. Dua regu bermain pada lapangan 50m x 60m (regu A 3vs3 regu B 3vs3), masing-masing regu melakukan passing pendek 3 kali, lalu untuk passing yang ke-4 bola dipassing kepada salah seorang temannya yang bergerak kelpangan kosong jarak 15m sampai 20m. C.Latihan penutup
VI Jumat 12-3-2010
Kombinasi passing jarak
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan
97
pendek dan menengah.
3. Pelemasan B. Latihan Inti
Materi latihan dan organisasi sama dengan pertemuan ke-V
C. Latihan penutup
3. Pelemasan B. Latihan Inti
Materi latihan dan organisasi sama dengan pertemuan ke-V
C.Latihan penutup VII Senin
15-3-2010 Menendang bola ke gawang
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti
1. Siswa latihan menendang bola diam ke gawang secara bergantian jarak 12m.
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti
1. Bermain adu tembak menendang bola bergulir dari depan, darin samping kiri, dan samping kanan ke gawang. Setiap bola yang masuk ke dalam gawang, pemain menendang memperoleh 1 poin.
2. Siswa latihan menendang bola bergulilr ke depan ke gawang bergantian jarak 12m.
2. Bermain 3vs3 dengan dua orang pemain netral pada lapangan 30m x 25m dengan gawang di tengah lapangan.
3. Siswa latihan menendang bola bergulir dari depan ke gawang secara bergantian jarak 15m.
3. Siswa bermain 3vs3 dengan 4 pemain netral sebagai tembok pantul pada lapangan 30m x 30m memakai satu gawang di tengah lapangan. Pemain netral masing-masingnya menempati gar is sisi melebar dan
4. Siswa latihan menendang bola bergulir dari samping ke kiri ke gawang jarak 12m.
4. Menanjang lapangan yang selalu bergerak dan berpihak kepada regu yang menguasai bola. Jika ada peluang, tendangan kegawang harus dilakukan dengan secermat mungkin.
5. Siswa latihan menendang bola bergulir dari samping kanan kegawang jarak 12m.
C.Latihan penutup
VIII Rabu 17-3-2010
Menendang bola ke gawang
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti Materi dan organisasi latihan sama dengan pertemuan ke-VII
C. Latihan Penutup
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti Materi dan organisasi latihan sama dengan pertemuan ke-VII
C. Latihan Penutup IX Jumat
19-3-2010 Menendang ke gawang
1. Siswa menendang bola ke gawang dilambungkan sendiri dari jarak 10m.
1. Siswa bermain 4vs4 dengan 2 pemain netral dalam lapangan berukuran 40m x 30m
98
memakai 2 gawang mini berhadapan, dimana setiap regu berusaha mencari kesempatan menendang bola ke gawang dan setiap ada peluang harus melakukannya.
2. Siswa menendang bola ke gawang dilambungkan teman dari samping kanan.
2. Siswa bermain 6vs6 dengan satu pemain netral dalam lapangan 40m x 30m memakai dua gawang mini berhadapan. Setiap regu yang memiliki peluang harus melakukan tendangan ke gawang seefektif mungkin.
3. Siswa menendang bola ke gawang dilambungkan temandari samping kiri.
4. Siswa menendang bola drop
kick ke gawang yang dilambungkan sendiri.
C.Latihan penutup
X Senin 24-3-2010
Mendribel bola
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti 1. Siswa medribel bola lurus ke
dapan dengan kura-kura kaki kearah teman didepannya sejauh 10m.
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti 1. dengan satu orang pemain
netral pada lapangan 15m x 15m dengan target masing-masing pemain berusaha menyentuh garis melebar lapangan.
2. Siswa mendribel bola lurus ke depan dengan sisi kaki bagian dalam kearah teman di depannya sejauh 10m.
2. Siswa bermain mendribing bola 2vs2 dengan 2 orang pemain netral pada lapangan 15m x 15m dengan target menyentuh garis melebar lapangan , dan setiap melewati lawan harus dengan mendribel bola.
3. Tiga kelompok siswa berbaris berbanjar saling berhadapan dengan jarak 8 meter. Seterusnya regu I mendribel bola keregu II yang kemudian melakukan latihan yang sama dengan regu I secara bertahap kecepatan mendribling bola ditingkatkan.
4. Bermain mendribel bola 5vs5 dengan 2 orang pemain netral pada lapangan 30m x 30m dengan target bola menyentuh garis melebar lapangan, dan setiap melewati lawan harus dengan mendribel bola.
4. Siswa A melakukan latihan mendribel bola kedepan, saat bersaan siswa B maju ke depan. Saat bertemu siswa B mengambil bola dari A dan melakukan latihan yang sama
5. Enam siswa bermain mendribel bola pada lapangan 15m x 15m. masing-masingnya berusaha melindungi bola dan mencuri bola yang dikuasai temannya
99
dengan A. C.Latihan penutup
melalui sentuhan kearah luar lapangan permainan.
C.Latihan penutup XI Rabu
24-3-2010 Mendribel bola
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti 1. Melakukan dribling kedepan
melewati rintangan secara berliku-liku. Secara bertahap jarak antar pancang dikurangi ketemu target lakukan gerak tipu.
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti 1. Siswa bermain mendribling
bola pada lapangan 10m x 10m dengan jumlah pemain 4 orang. Satu orang pemain mendribling bola dengan tidak bersentuhan antara satu pemain dengan pemain lain.
2. Setiap pemain menempati satu sudut, kemudian mendribling bola ketarget di tengah lapangan dan melakukan shielding, selanjutnya secara bersamaan melakukan dribbling bola ke sudut lain searah jarum jam.
2. Siswa bermain 3vs3 dengan satu orang pemain netral pada lapangan 20m x 20m, pakai 2 gawang kecil, saat melewati lawan melakukan gerak tipu. Peraturan : saat bola dikuasai regu A, pemain regu B hanya boleh membayangi.
3. Satu orang pemain mendribling bola kedepan dengan teknik gerakan cepat, kemudian pada posisi yang ditentukan (target) merobah arah dan melanjutkan mendribling bola keposisi yang berbeda.
C.Latihan penutup
3. Organisasi bermain sama dengan pemain 1 tetapi pemain yang kalah bola sudah boleh mengganggu, bola bisa dirampas dari lawan bila diluar kontrolnya.
C.Latihan penutup
XII Jumat 26-3-2010
Mendribel bola
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti 1. Dua orang siswa secara
bersamaan dari posisi berhadapan mendribling bola dengan kaki kanan menuju target dan pada saat sampai pada target melakukan gerak tipu dan seterusnya melanjutkan mendribling bola ketarget didepannya.
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti
1. Materi dan organisasi latihan sama dengan pertemuan XII, tetapi kedua regu sudah sama-sama aktif bila bertemu lawan, bola ditarik (kepping) dengan sisi kaki luar.
2. Dua orang siswa secara bersamaan dari posisi berhadapan mendribling bola dengan kaki kiri menuju satu target dan pada saat sampai pada target melakukan gerak tipu dan seterusnya melanjutkan mendribling bola ke target didepannya.
2. Bermain mendribel bola pada lapangan 30m x 30m 4vs4 dengan 2 orang pemain server dan dua orang pemain tembok. Setiap melewati pemain lawan harus didahului dengan gerak tipu dan dilanjutkan dengan mendribling bola.
3. Dua orang siswa melakukan 3. Bermain mendribel bola pada
100
mendribling bola dari arah yang berlawanan menuju satu titik, lalu menarik bola dengan sisi kaki bagian dalam, dan seterusnya melanjutkan mendribling bola ke posisi semula.
lapangan 30m x 30m 8vs8 dengan 2 pemain netral saling mencuri bola lawan, masing-masing pemain memiliki satu buah bola. Regu terakhir yang terbanyak tinggal di lapangan menguasai bola dinyatakan sebagai pemenang.
C.Latihan penutup 4. Organisasi latihan sama
dengan organisasi 3, tetapi saat ketemu teman bola ditarik dengan sisi kaki bagian luar.
C.Latihan penutup
XIII Senin 29-3-2010
Menahan dan mengontrol bola
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti
1. Pemain A berdiri berhadapan dengan pemain B pada jarak 5m, lalu pemain B menggelindingkan bola dengan tangan kearah pemain A. bola ditahan dan dikontrol pemain A. kemudian pemain A. melakukan hal yang sama untuk bermain B.
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti
1. Bermain pada lapangan 10m x 10m 4 vs 2 dengan bebas sentuhan bagi pemain yang menguasai bola.
2. Masing-masing pemain memegang bola kemudian melambungkan sendiri didepannya kemudian menahan dan mengontrol bola setelah menyentuh tanah.
2. Bermain pada lapangan 10m x 10m 3vs2 dengan tiga kali sentuhan bagi pemain yang menguasai bola.
3. Organisasi latihan sama dengan 1, tetapi bola dilambungkan dari jarak 5 meter, pemain A menahan dan mengontrol bola saat diudara dengan kaki.
C.Latihan penutup
3. Bermain pada lapangan 10m x 10m 3vs2 dengan empat kali sentuhan bagi pemain yang menguasai bola.
4. Bermain pada lapangan 10m x 10m 3 vs 3 dengan satu pemain netral tiga kali sentuhan bagi pemain yang menguasai bola.
C.Latihan penutup XIV Rabu
31-3-2010 Menahan dan mengontrol bola
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti
Materi dan organisasi latihan sama dengan pertemuan ke-XIII
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
101
B. Latihan Inti
XV Jumat 2-4-2010
Heading A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti 1. Latihan menyundul bola atas
yang dilambungkan teman dalam posisi duduk
1. Bermain pada lapangan 15m x 15m 4 vs 2, regu yang menguasai bola melambungkan bola pada salah seorang temannya kemudian temannya mengembalikan kepada pemain lain dengan sundulan kepala.
2. Latihan menyundul bola atas yang dilambungkan teman dalam posisi duduk
2. Bermain pada lapangan 15m x 15m 4 vs 2, regu yang menguasai bola melambungkan bola pada salah seorang temannya dengan tangan, kemudian temannya mengembalikan bola kepada pemain lain dengan sundulan kepala.
C.Latihan penutup 3. Latihan menyundul bola atas
yang dilambungkan teman dalam posisi melutut
4. Latihan menyundul bola atas yang dilambungkan teman dalam posisi melompat
5. Latihan menyundul bola dengan posisi awal membelakangi teman.
C.Latihan penutup
XVI Senin 5-4-2010
Heading A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti 1. Latihan menyundul bola
sambil berlari yang dilambungkan teman dari depan.
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
B. Latihan Inti
1. Bermain pada lapangan 15m x 15m 4 vs 3, tetapi pemberian bola kepada teman melalui kaki. Teman yang menerima bola mengembalikan bola kepada temannya dengan sundulan kepala .
2. Latihan menyundul bola yang dilambungkan teman dari samping kanan sambil berlari.
2. Bermain pada lapangan 20m x 20m mempergunakan dua gawang mini 4 vs 4 dengan dua orang pemain netral. Bola dilambungkan oleh regu menguasai bola di depan mulut gawang salah seorang temannya berusaha menyundul bola ke gawang.
C.Latihan penutup 3. Latihan menyundul bola yang
102
dilambungkan teman dari samping kiri sambil berlari.
C.Latihan penutup XVII Rabu
7-4-2010 Tes akhir (post test)
Melakukan pemanasan. Semua siswa sampel melakukan tes keterampilan teknik dasar sepakbola sesuai dengan petunjuk.
Melakukan Pemanasan Semua siswa sampel melakukan tes keterampilan teknik dasar sepak bola sesuai dengan petunjuk.
Lampiran 9.
DATA SETELAH MENDAPATKAN PERLAKUAN BERBEDA
KELOMPOK PENDEKATAN ELEMENTER
No WAKTU (detik)
RATA-RATA(detik) 1 2
1 8.83 9.39 9.11
2 10.21 9.56 9.89
3 9.83 9.39 9.61
4 9.86 8.19 9.03
5 10.82 11.89 11.36
6 10.87 12.13 11.50
103
7 10.8 10.53 10.67
8 10.23 10.76 10.50
9 9.83 9.58 9.71
10 10.88 9.39 10.14
11 11.14 10.8 10.97
12 11.78 10.62 11.20
13 11.14 10.42 10.78
14 10.85 11.07 10.96
15 10.01 9.18 9.60
RATA-RATA WAKTU 10.33
104
Lampiran 10.
DATA SETELAH MENDAPATKAN PERLAKUAN BERBEDA
KELOMPOK PENDEKATAN MODIFIKASI
No WAKTU (detik)
RATA-RATA (detik) 1 2
1 8.78 8.63 8.71
2 9.22 9.76 9.49
3 9.54 9.09 9.32
4 11.37 10.2 10.79
5 9.14 9.23 9.19
6 10.62 9.4 10.01
7 8.96 8.85 8.91
8 9.85 9.91 9.88
9 9.36 8.66 9.01
10 10.15 9.07 9.61
11 11.42 10.17 10.80
12 10.34 10.28 10.31
13 11.23 9.89 10.56
14 10.62 9.76 10.19
15 11.14 10.56 10.85
RATA-RATA WAKTU 9.84
105
Lampiran 11.
DATA STANDAR DEVIASI METODE ELEMENTER
No X1 _
1X (X1)2
1 8.38 9.96 70.22 2 9.03 9.96 81.54 3 9.24 9.96 85.38 4 9.38 9.96 87.98 5 9.60 9.96 92.16 6 9.71 9.96 94.28 7 9.71 9.96 94.288 9.75 9.96 95.06 9 10.07 9.96 101.40 10 10.14 9.96 102.82 11 10.50 9.96 110.25 12 10.78 9.96 116.21 13 10.96 9.96 120.12 14 10.97 9.96 120.34 15 11.20 9.96 125.44
Jumlah X1 149.420 Jumlah X1 2 1497.50
X12 22326.34 15 x ∑ 2X 22462.55
Sx1 0.81 Rumus
s = ( )
( )1
22
−
−∑ ∑nn
xixin
s = ( ))115(15
420.14950.149715 2
−−x
21034.2232655.22462 − = 65.0 = 0.81
106
Lampiran 12.
STANDAR DEVIASI METODE MODIFIKASI
No X2 _
2X (X2)2
1 8.61 9.66 74.132 8.91 9.66 79.39 3 8.99 9.66 80.82 4 9.01 9.66 81.18 5 9.19 9.66 84.46 6 9.29 9.66 86.30 7 9.32 9.66 86.86 8 9.36 9.66 87.61 9 9.61 9.66 92.35 10 9.88 9.66 97.6111 10.19 9.66 103.84 12 10.31 9.66 106.30 13 10.56 9.66 111.51 14 10.80 9.66 116.64 15 10.85 9.66 117.72
Jumlah X2 144.88 Jumlah ( X 2) 2 1406.73
X 2 20990.21 15 x ∑ 2X 21100.91 SX2 0.73
RUMUS
s =( )
( )1
22
−
−∑ ∑nn
xixin
s =( )
)115(1588.14473.140615 2
−−x
= 210
21.2099091.21100 − = 53.0 = 0.73
107
Lampiran 13.
Uji Normalitas (liliefors)
No X1
−
1x zi F(zi) szi Fzi-Szi
1 8.38 9.96 -1.95 0.0256 0.0667 0.0411
2 9.03 9.96 -1.15 0.1251 0.1333 0.0082
3 9.24 9.96 -0.89 0.1867 0.2000 0.0133 4 9.38 9.96 -0.72 0.2358 0.2667 0.0309
5 9.60 9.96 -0.45 0.3264 0.3333 0.0069
6 9.71 9.96 -0.31 0.3783 0.4000 0.0217
7 9.71 9.96 -0.31 0.3783 0.4667 0.0884
8 9.75 9.96 -0.26 0.3974 0.6000 0.2026
9 10.07 9.96 0.13 0.5517 0.6000 0.0483
10 10.14 9.96 0.22 0.5871 0.6667 0.0796
11 10.50 9.96 0.67 0.7486 0.7333 0.0153
12 10.78 9.96 1.01 0.8438 0.8000 0.0438
13 10.96 9.96 1.23 0.8907 0.8667 0.0240
14 10.97 9.96 1.25 0.8944 0.9333 0.0389
15 11.20 9.96 1.53 0.937 1.0000 0.0630 Jumlah 149.420
No X2 −
2x zi F(zi Szi Fzi-Szi
1 8.61 9.66 -1.44 0.9251 0.0667 0.8584
2 8.91 9.66 -1.03 0.1515 0.1333 0.0182
3 8.99 9.66 -0.92 0.1788 0.2000 0.0212
4 9.01 9.66 -0.89 0.1894 0.2667 0.0773
5 9.19 9.66 -0.64 0.2611 0.3333 0.0722
6 9.29 9.66 -0.51 0.305 0.4000 0.0950
7 9.32 9.66 -0.46 0.3228 0.4667 0.1439
8 9.36 9.66 -0.41 0.3409 0.6000 0.2591
9 9.61 9.66 -0.07 0.4721 0.6000 0.1279
10 9.88 9.66 0.30 0.6179 0.6667 0.0488
11 10.19 9.66 0.73 0.7673 0.7333 0.0340
12 10.31 9.66 0.89 0.81133 0.8000 0.0113
13 10.56 9.66 1.23 0.8907 0.8667 0.0240
14 10.80 9.66 1.56 0.9406 0.9333 0.0073
15 10.85 9.66 1.63 0.9484 1.0000 0.0516
Jumlah 144.88 Kesimpulan :
1. .Ltabel dengan jumlah sample 15 dan taraf signikansi 0,05 adalah 0,220 dan L0 X1 = 0.0630. L0 lebih kecil dari Ltabel, dengan demikian dapat dikatakan data sampel berasal dari yang
berdistribusi normal.
2. Ltabel dengan jumlah sample 15 dan taraf signikansi 0,05 adalah 0,220 dan L0 X1 = 0.0516. L0 lebih kecil dari Ltabel, dengan demikian dapat dikatakan data sampel berasal dari yang
berdistribusi normal.
108
Lampiran 14.
PENGUJIAN HOMOGENITAS
No X1 (X1)2 X2 (X2)2
1 8.38 70.22 8.61 74.13 2 9.03 81.54 8.91 79.39 3 9.24 85.38 8.99 80.82 4 9.38 87.98 9.01 81.18 5 9.60 92.16 9.19 84.46 6 9.71 94.28 9.29 86.30 7 9.71 94.28 9.32 86.86 8 9.75 95.06 9.36 87.61 9 10.07 101.40 9.61 92.35 10 10.14 102.82 9.88 97.61 11 10.50 110.25 10.19 103.84 12 10.78 116.21 10.31 106.30 13 10.96 120.12 10.56 111.51 14 10.97 120.34 10.80 116.64 15 11.20 125.44 10.85 117.72
Jumlah 149.420 1497.50 144.88 1406.73
VARIAN X1 =( )2
12
1
)1(
1
−
−∑ ∑nn
xxn=
( ) ( ))115(15
42.14950.149715 2
−−
= 0.648641
VARIAN X2 =( )2
22
2
)1(
1
−
−∑ ∑nn
xxn=
( ) ( ))115(15
88.14473.140615 2
−−
= 0.527127
F hitung = lVariankeci
Vaianbesar F hitung =
527127.0648641.0
= 1.23 F tabel = 2.48
Dengan derajat kebebasan (15 – 1), (15 – 1) dan taraf signifikansi 0,05 pada table Disrtibusi F terbaca batas signikansi ( Ftabel ) adalah 2.48 serta ( Fhitung ) nya 1.23. Mengingat Fhitung lebih kecil dari Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua varians tersebut homogen.Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen.
109
Lampiran 15.
Uji t Pendekatan Elementer
NO Elementer D
D2
awal( X 1 ) akhir( X 1 )
1 8.43 8.38 0.05 0.002 2 9.34 9.03 0.31 0.096 3 9.36 9.24 0.12 0.014 4 9.8 9.38 0.42 0.176 5 9.8 9.60 0.20 0.040 6 10.09 9.71 0.38 0.144 7 10.11 9.71 0.40 0.160 8 10.92 9.75 1.17 1.369 9 10.97 10.07 0.90 0.810 10 11.39 10.14 1.25 1.563 11 11.4 10.50 0.90 0.810 12 11.84 10.78 1.06 1.124 13 11.85 10.96 0.89 0.792 14 13.38 10.97 2.41 5.808 15 13.68 11.20 2.48 6.150
Jumlah 162.360 149.42 12.94 19.059Mean 10.82 9.96
Rumus Uji t
t hitung =( )
)1(
2
2
21
−
−
−
∑∑
−−
nnnD
D
xx t hitung =( )
)115(1515
94.12059.19
96.982.102
−
−
−
t hitung = 4.45 t table = 2.14
th.(4.45) >tb ( 2.14) , Ini bearti latihan teknik dasar dengan cara Elementer memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepak bola pada siswa SSB Cendana Pekanbaru.
110
Lampiran 16.
Uji t Pendekatan Modifikasi
NO Metode Modifikasi D
D2
Awal ( X 2 ) Akhir ( X 2 ) 1 8.85 8.61 0.24 0.058 2 9.07 8.91 0.16 0.026 3 9.78 8.99 0.79 0.624 4 9.8 9.01 0.79 0.624 5 9.99 9.19 0.80 0.640 6 10.05 9.29 0.76 0.578 7 10.34 9.32 1.02 1.040 8 10.58 9.36 1.22 1.488 9 11.15 9.61 1.54 2.372 10 11.21 9.88 1.33 1.769 11 11.42 10.19 1.23 1.513 12 11.75 10.31 1.44 2.074 13 11.89 10.56 1.33 1.769 14 12.28 10.80 1.48 2.190 15 14.42 10.85 3.57 12.745
Jumlah 162.580 144.88 17.70 29.509 Mean 10.84 9.66
Rumus Uji t
t hitung =( )
)1(
2
2
21
−
−
−
∑∑
−−
nnnD
D
xx t hitung =( )
)115(1515
70.17509.29
66.984.102
−
−
−
t hitung = 5.82 t tabel = 2.14
t hitung (5.82) > t tabel ( 2.14) , Ini bearti latihan teknik dasar dengan cara Modifikasi memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepak bola pada siswa SSB Cendana Pekanbaru.
111
Lampiran 17
Fungsi Uji t Pendekatan Elementer dan Modifikasi
NO Metode Metode D
D2
Elementer ( X 1
) Modifikasi ( X 2
) 1 8.38 8.61 0.23 0.053 2 9.03 8.91 0.12 0.014 3 9.24 8.99 0.25 0.063 4 9.38 9.01 0.37 0.137 5 9.60 9.19 0.41 0.168 6 9.71 9.29 0.42 0.176 7 9.71 9.32 0.39 0.152 8 9.75 9.36 0.39 0.152 9 10.07 9.61 0.46 0.212 10 10.14 9.88 0.26 0.068 11 10.50 10.19 0.31 0.096 12 10.78 10.31 0.47 0.221 13 10.96 10.56 0.40 0.160 14 10.97 10.80 0.17 0.029 15 11.20 10.85 0.35 0.123
Jumlah 149.420 144.88 5.00 1.823 Mean 9.96 9.66
Rumus Uji t
t hitung =( )
)1(
2
2
21
−
−
−
∑∑
−−
nnnD
D
xx t hitung =( )
)115(15155823.1
66.996.92
−
−
−
t hitung = 11.09 t table = 2.14
th.(11.09) >tb ( 2.14) , kesimpulan terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua metode latihan, dimana metode modifikasi lebih baik dari metode elementer terhadap hasil latihan siswa SSB Cendana Pekanbaru.
112
Lampiran: 18
Dokumen Penelitian
Gambar : Penjelasan Pelaksanaan Tes
113
Gambar: Pelaksanaan Tes
Gambar:: Latihan Elementer
114
Gambar: Latihan Modifikasi
Gambar: Saat mengoreksi pelaksanaan latihan
Gambar: Penjelasan diakhir latihan
115
Lampiran 19
Surat-surat penelitian.