pengaruh gaya mengajar guru terhadap minat …
TRANSCRIPT
PENGARUH GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP
MINAT BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK
DI MADRASAH TSANAWIYAH ATAU SEDERAJAT
SE-KECAMATAN GERAGAI
SKRIPSI
DENI PURNAMA SARI
NIM. TM. 161283
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
i
PENGARUH GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP
MINAT BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK
DI MADRASAH TSANAWIYAH ATAU SEDERAJAT
SE-KECAMATAN GERAGAI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
DENI PURNAMA SARI
NIM. TM. 161283
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
ii
2020
iii
iv
v
vi
PERSEMBAHAN
Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung nan Maha
Tinggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku
manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani
kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk
meraih cita-cita besarku.
Skripsi ini ku persembahkan teruntuk kedua orang tuaku Ayahanda
Damsuirman dan Ibunda Sarmi, Adikku Muhammad Irfandi, Abang Dedi
Herman Putra, dan Mbak ku Sriyani serta yang selama ini telah banyak
membantu saya ucapkan banyak terimakasih. Untuk semuanya saya ucapkan
Alhamdulilahi Jazakumullahu Khairan. Aamiin
vii
MOTTO
بقوم لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم وإذا أراد الل إن الل
(١١: الرعد )سوءا فلا مرد له وما لهم من دونه من وال
Artinya: sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (QS.Ar-rad
: 11) (Anonim, 2006 : 250)
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha ‘Alim
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga
skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam atas Nabi SAW pembawa
risalah pencerahan dan ilmu pengetahuan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Peneliti menyadari
sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini melibatkan pihak-pihak yang telah
memberikan motivasi baik moril maupun materil, tidak lupa pula peneliti
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, M.A, Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadlillah, M.P selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Drs. Sunarto, M.Pd Selaku Ketua Program Studi Tadris Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Drs. H. Hurmaini, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Betri
Wendra, S.Pd.I.,M.Sc selaku dosen pembimbng II yang telah meluangkan
waktunya dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Marni Zulyanty, M.Pd selaku dosen validator instrumen angket yang
telah meluangkan waktu dan pemikirannya demi pengarahkan peneliti dalam
penyusunan instrumen angket.
6. Ibu Ainun Ainun Mardia, M.Sc selaku dosen validator instrumen observasi
yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya demi pengarahkan peneliti
dalam penyusunan instrumen observasi.
7. Ibu Sonia, S.Pd selaku Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 27
Tanjung Jabung Timur yang telah memberikan izin untuk mengadakan
penelitian dan memberikan kemudahan kepada peneliti untuk memperoleh
data dilapangan.
8. Bapak Abdullah, M.Pd.I selaku Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Tanjung Jabung Timur yang telah memberikan izin untuk mengadakan
penelitian dan memberikan kemudahan kepada peneliti untuk memperoleh
data dilapangan.
9. Ibu Anita Sriyuanti, S.Pd selaku Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri
12 Tanjung Jabung Timur yang telah memberikan izin untuk mengadakan
penelitian dan memberikan kemudahan kepada peneliti untuk memperoleh
data dilapangan.
10. Bapak Husairi, S.Ag. M.Pd.I selaku Kepala Sekolah Menengah Pertama
Negeri 26 Tanjung Jabung Timur yang telah memberikan izin untuk
mengadakan penelitian dan memberikan kemudahan kepada peneliti untuk
memperoleh data dilapangan.
ix
11. Bapak Haji Muhammad Yusuf, S.P selaku Kepala Sekolah Madrasah
Tsanawiah Swasta Nuruzzaman yang telah memberikan izin untuk
mengadakan penelitian dan memberikan kemudahan kepada peneliti untuk
memperoleh data dilapangan.
12. Bapak Herman, M.Pd selaku Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiahh Swasta
Nurul Ihsan yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian dan
memberikan kemudahan kepada peneliti untuk memperoleh data dilapangan.
13. Bapak Muhammad Saifullah, S.Pd.I S.Pd.I selaku Kepala Sekolah Madrasah
Tsanawiah Swasta Nurul Hidayah yang telah memberikan izin untuk
mengadakan penelitian dan memberikan kemudahan kepada peneliti untuk
memperoleh data dilapangan.
14. Ibu Dra Suty Harningsih selaku Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiah Negeri
4 Tanjung Jabung Timur yang telah memberikan izin untuk mengadakan
penelitian dan memberikan kemudahan kepada peneliti untuk memperoleh
data dilapangan.
15. Guru matematika khususnya di Mts atau sederajat se-Kecamatan Geragai
yang telah membantu penelitian dan kemudahan kepada Peneliti untuk
memperoleh data dilapangan.
16. FME 2016 B dan temen-temen seperjuangan satu angkatan bimbingan,
semoga kelak kita menjadi orang yang berhasil.
17. Rekan-rekan mahasiswa KKN/PPL di SMA N 11 Muaro Jambi (Laras, Intan,
Ifa, Dita, Nuri, Ika, Mia, Indri, Ramla) yang telah banyak memberikan
semngat, motivasi, dan kerjasama selama KKN/PPL.
18. In The Kost Centil, teman-teman satu kost-an, terimakasih sudah menjadi
tetangga samping kamar kost-an untuk 4 tahun ini, dan teman bertukar
pikiran dalam menggarap skripsi.
19. CCM (Cewek Cowok Manis). Dia Eka Sari (Sesepuh), Munawwaroh
(Mumun), Nurfadilla Ayra (Ay), Reni Wahyuni (Ren), Maria Ulfa (Si Maria),
Abud Sirojjudin (Siroj), Asi Kamila (Asoy), Faisal Saputra (Opa), Nurhalifah
(Lehoy), Ida Safitri (Dek Ida), Putri Madani (Siput). Terimakasih untuk 8
semester yang luar biasa sudah kita lalui bersama dalam perkuliahan ini,
semoga semua mimpi-mimpi kita tercapai.
20. VDA2K (Via,Deni,Asfi,Ayu,Kris) sahabat dari SMP sampai detik ini.
Terimakasih sudah menjadi sahabatku, walaupun tempat studi kita berbeda
namun selalu saling mendoakan untuk keberhasilan kita.
21. Afriana Santosa, kakak tingkat d’best di jurusan pendidikan matematika yang
selalu setia memberikan pengetahuannya dari semester tiga sampai akhir
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih banyak kak sudah bersedia
meluangkan waktu menjadi tempat sharing dan memberikan motivasi untuk
tetap semangat mengerjakan skripsinya.
22. Murniati, kakak tingkat tercinta di jurusan pendidikan matematika yang selalu
setia memberikan semangat serta berbagi pengalamannya dalam menyusun
skripsi. Terimakasih banyak kak sudah mau berbagi cerit tentang perjuangan
x
dalam menyelesaikan skripsi sampai membangun motivasi yang begitu
berkesan sehingga semangatku selalu bangkit hingga tahap penyelesaian.
23. Murid-muridku yang sudah seperti adik-adikku sendiri di SMA N 11 Muaro
Jambi.
24. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat Peneliti sebutkan satu persatu. Terima Kasih.
25. Almamaterku tercinta.
Terimakasih atas bantuan, dukungan, kerjasama, kebersamaan, canda tawa,
suka duka kita semua, semoga kita selalu mengingat kebersamaan ini. Peneliti
menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kata kesempurnaan. Oleh sebab
itu, dengan kerendahan hati, peneliti menerima saran dan kritik yang sifatnya
konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada ALLAH SWT. Peneliti memohon ridha dan
magfirah-Nya semoga segala dukungan serta bantuan semua pihak mendapat
pahala yang berlipat ganda di sisi ALLAH SWT, semoga karya ini dapat
bermanfaat kepada para pembaca, Amin Ya Robbal Alami.
Jambi,28 April 2020
Peneliti
Deni Purnama Sari
TM 161283
xi
ABSTRAK
Nama : Deni Purnama Sari
Program Studi : Tadris Matematika
Judul : Pengaruh Gaya Mengajar Guru Terhadap Minat Belajar
Peserta Didik Madrasah Tsanawiah Atau Sederajat Se-
Kecamatan Geragai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya mengajar guru terhadap minat
belajar peserta didik di MTs atau sederajat se-Kecamatan Geragai. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta
didik di MTs atau sederajat se-Kecamatan Geragai sebanyak 1.362 peserta didik. Teknik
penentuan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dan jumlah sampel
yang ditetapkan dari populasi 1362 menjadi 362 peserta didik. Teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu angket instrumen utama dan observasi serta wawancara sebagai
intrumen pendukung. Melalui observasi yang digunakan oleh peneliti untuk melihat gaya
mengajar yang digunakan guru ketika mengajar dikelas diketahui bahwa gaya mengajar
guru yang sering digunakan adalah gaya mengajar interaksional, gaya mengajar ini
membuat peserta didik dan guru sama-sama mendominasi peserta didik untuk menjadi
peran didalam proses belajar, disini tidak ada yang dianggap baik dan dianggap jelek.
Sehingga peserta didik tidak memiliki rasa bosan, takut, dan enggan pada peserta didik
dalam mengikuti pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik gaya mengajar
guru yang digunakan maka peserta didik akan semakin meningkat. Pernyataan ini
didukung berdasarkan hasil perhitungan uji t sebagai uji hipotesis dengan melakukan
perbandingan lebih besar dari pada (2,009 > 1,967) adalah signifikan.
Makin variatif gaya mengajar guru, makin tinggi minat belajar peserta didik dan
sebaliknya, makin monoton gaya mengajar guru maka semakin rendah minat belajar
peserta didik pada mata pelajaran matematika di MTs atau sederajat se-Kecamatan
Geragai. Maka terbukti bahwa gaya mengajar guru berpengaruh positif terhadap minat
belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika di MTs atau sederajat se-Kecamatan
Geragai.
Kata Kunci : Gaya Mengajar Guru, Minat Belajar Matematika Peserta
Didik, Pelajaran Matematika.
xii
ABSTRACT
Name : Deni Purnama Sari
Departement : Education Of Mathematics
Title : The Effect of Teacher Teaching Style on Learning Interest of
Madrasah Tsanawiyah Students Or Equivalent in Georgia
District.
This Study aims to determine the effect of teacher teaching style on students’ interest in
learning mathematics in MT’s or equivalent in Georgie sub-district. This research is
quantitative descriptive. The population in this study were 1.362 students in MT’s or
equivalent in Georgia District. The sampling teacnique used was simple random sampling
and the number of samples determined from a population of 1.362 to 362 students. Data
collection teachniques used were the main instrument and observation questionnaire and
interviews as supporting instruments. Through observation used by researchers to see the
teaching style used by researchers to see the teaching style used by teachers when
teaching in class it is known that the teaching style of techers that is often used is
interactional teaching style, this teaching style makes students and teachers both dominate
students to become roles in the learning process, here nothing is considered good and is
considered bad. So that students in following the lessons. This shows that the better the
teacher’s teaching style is used, the students will increase. This statement is supported
based on the results of the calculation of the t test as a hypothetical by making a
comparison of count greater than (2.009 > 1,967) is significant. The higher the
morre monotonous the teaching style of the teacher, the lower the interest in learnig of
students in mathematics in MT’s or equivalent in Georgie District. Then it is proven that
the teaching style of the teacher has a positive effect on student’s interest in learning
mathematics in MT’s or equivalent in Georgie Sub-District.
Keywords : Teacher Teaching Style, Student Interest in Learning
Mathematics, Mathematics Lessons.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... I
PENGESAHAN ...................................................................................... ii
NOTA DINAS .......................................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................... iv
PERSEMBAHAN .................................................................................... vi
MOTTO ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................. viii
ABSTRAK ............................................................................................... xi
ABSTRACT ............................................................................................. xii
DAFTAR ISI ............................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xvii
DAFTAR RUMUS .................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xix
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 4
C. Batasan Masalah ..................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .................................................................. 5
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................ 6
BAB II KERANGKA TEORI, KERANGKA PIKIR
DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik ................................................................... 8
B. Penelitian yang Relevan ......................................................... 29
C. Kerangka Pikir........................................................................ 32
D. Hipotesis Penelitian ................................................................ 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitia .................................................. 35
B. Pendekatan dan Desain Penelitian.......................................... 37
C. Variabel Penelitian ................................................................. 39
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............................ 40
E. Instrumen Penelitian ............................................................... 44
F. Teknik Analisis Data .............................................................. 59
G. Hipotesis Statistik ................................................................... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................... 67
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 94
xiv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................. 98
B. Saran ....................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 101
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................... 104
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan .............................. 29
Tabel 3.1 Rekapitulasi Peserta Didik MTs atau Sederajat
se-Kecamatan Geragai Se-Kecamatan Geragai. .................... 41
Tabel 3.2 Nama-Nama Guru Matematika di MTs atau sederajat se-
Kecamatan Geragai ............................................................... 42
Tabel 3.3 Sampel Penelitian Peserta Didik ............................................ 44
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Gaya Mengajar Guru
Matematika ............................................................................ 46
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Angket Minat Belajar Peserta Didik .... 47
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Observasi Gaya Mengajar Guru Matematika ......... 49
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Terstruktur Gaya
Mengajar Guru ....................................................................... 51
Tabel 3.8 Aiken’s Skala Gaya Mengajar Guru Matematika ................. 54
Tabel 3.9 Aiken’s Skala Minat Belajar Peserta Didik ............................ 54
Tabel 3.10 Kriteria Validitas Yang Telah ditentukan .............................. 55
Tabel 3.11 Aiken’s Skala Pedoman Observasi Gaya Mengajar
Guru Matematika ................................................................... 56
Tabel 3.12 Aiken’s Skala Pedoman Wawancara Minat Belajar
Peserta Didik .......................................................................... 56
Tabel 3.13 Kriteria Validitas Yang Telah Ditentukan ............................. 58
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Gaya Mengajar Guru
Matematika Dari Seejumlah 362 Peserta Didik Di MTs atau
Sederajat Se-Kecamatan Geragai ........................................... 71
Tabel 4.2 Deskripsi Data Variabel Gaya Mengajar Guru Matematika
Pada Sejumlah 362 Peserta Didik Di MTs atau Sederajat
Se-Kecamatan Geragai .......................................................... 74
Tabel 4.3 Kriteria Penilaian Angket ...................................................... 74
Tabel 4.4 Deskripsi Gaya Mengajar Guru Matematika Di MTs atau
Sederajat Se-Kecamatan Geragai ........................................... 75
Tabel 4.5 Deskripsi Frekuensi Skor Minat Belajar Peserta Didik dari
Sejumlah 362 Peserta Didik Di MTs atau Sederajat
Se-Kecamatan Geragai .......................................................... 78
Tabel 4.6 Deskripsi Data Variabel Minat Belajar Peserta Didik Pada
Sejumlah 362 Peserta Didik Di MTs atau Sederajat
Se-Kecamatan Geragai .......................................................... 81
Tabel 4.7 Deskripsi Gaya Mengajar Guru Matematika Di MTs
xvi
atau Sederajat Se-Kecamatan Geragai ................................... 82
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Interaksi Antara Guru Dan Peserta Didik ............................. 19
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ................................................................... 33
Gambar 3.1 Denah MTs Atau Sederajat Se-Kecamatan Geragai .............. 36
Gambar 3.2 Paradigma Sederhana ............................................................. 39
Gambar 4.1 Histogram Perolehan Skor Nilai Gaya Mengajar Guru
Matematika ............................................................................ 72
Gambar 4.2 Histogram Perolehan Skor Nilai Minat Belajar Peserta
Didik ...................................................................................... 79
Gambar 4.3 ScatterPlot Korelasi Variabel (Gaya Mengajar Guru) dan
Variabel (Minat Belajar Matematika) ................................ 90
xviii
DAFTAR RUMUS
Rumus 3.1 Aiken’s V ................................................................................ 53
Rumus 3.2 Alpha Cronback ..................................................................... 58
Rumus 3.3 Skewness dan Kurtosis .......................................................... 60
Rumus 3.4 Uji Fisher ............................................................................... 60
Rumus 3.5 Jumlah Kuadrat ................................................................ 62
Rumus 3.6 Jumlah Kuadrat Total ............................................................. 62
Rumus 3.7 Jumlah Kuadrat Regresi ......................................................... 62
Rumus 3.8 Jumlah Kuadrat Residu .......................................................... 62
Rumus 3.9 .................................................................................... 62
Rumus 3.10 Regresi Linier Sederhana ....................................................... 63
Rumus 3.11 Koefisien Regresi ................................................................... 63
Rumus 3.12 Korelasi Product Moment ...................................................... 63
Rumus 3.13 .................................................................................... 65
Rumus 3.14 Koefisien Determinasi ........................................................... 65
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instumen Penelitian ............................................................. 104
Lampiran 2 Uji Coba (Reabilitas) ........................................................... 127
Lampiran 3 Hasil Penelitian .................................................................... 129
Lampiran 4 Hasil Observasi Gaya Mengajar Guru Matematika
Di MTs Atau Sederajat Se-Kecamatan Geragai .................. 153
Lampiran 5 Hasil Wawancara Gaya Mengajar Guru Matematika
Di MTs Atau Sederajat Se-Kecamatan Geragai .................. 192
Lampiran 6 Dokumentasi ........................................................................ 198
Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup.......................................................... 204
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Samino (2010:37) menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar
yang dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa
(peserta didik) untuk memperoleh kedewasaan, baik kedewasaan jasmani, rohani
maupun sosial. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional adalah pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamomg belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Dalam proses belajar-mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong,
membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mencapai
tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang
terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan peserta didik. Melalui
perannya sebagai pengajar, guru diharapkan mampu mendorong peserta didik
untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan melalui berbagai sumber dan
media. Hal ini berarti bahwa guru hendaknya dapat mengembangkan cara dan
kebiasaan belajar yang sebaik-baiknya. Selanjutnya sangat diharapkan guru dapat
memberikan fasilitas yang memadai sehingga peserta didik dapat belajar secara
efektif.
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik
dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni: 1. Faktor internal (faktor dari
dalam peserta didik), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik;
2. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan di
sekitar peserta didik. 3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni
jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
2
pembelajaran. Faktor-faktor tersebut dalam banyak hal sering kali berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain. Seorang peserta didik yang bersikap conserving
terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor eksternal)
umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana
dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang peserta didik yang berinteligensi tinggi
(faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor
eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan
kualitas hasil belajar. Jadi karena pengaruh faktor-faktor tersebut diatas, muncul
peserta didik yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan under-achievers
(berprestasi rendah) atau gagal sama sekali. Dalam hal ini seorang guru yang
kompoten dan profesional diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-
kemungkinan munculnya kelompok peserta didik yang menunjukkan gejala
kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengantisipasi faktor yang
menghambat proses belajar mereka (Muhibbin Syah, 1999:130).
Mengutip yang disampaikan guru besar Fakultas Psikologi UI (Cucu
Suhana, 2014:10) bahwa faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik malas
belajar adalah kebanyakan peserta didik tidak mempunyai kebiasaan belajar yang
teratur, tidak mempunyai catatan pelajaran yang lengkap, tidak membuat PR,
sering membolos (dari sekolah maupun dari les), seringkali lebih mengharapkan
bocoran soal ulangan atau ujian atau menyontek untuk medapat nilai yang bagus.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Hendrik Kurniawan, M.Pd
(Senin, 13 Januari 2020, 11:25 WIB) selaku guru matematika di SMP Negeri 26
Tanjung Jabung Timur yang mengajar di kelas VII, VIII dan IX beliau
mengatakan bahwa ketika proses belajar mengajar di kelas tidak banyak peserta
didik yang mengikuti pelajaran matematika dan memperhatikan beliau saat
pembelajaran berlangsung, sehingga beliau mengatakan bahwa minat belajar
matematika di sekolah tersebut ada namun tidak terlalu banyak, jika dilihat dari
segi proses pembelajaran di kelas dengan alasan karena matematika itu sangat
sulit dipahami dan sangat menakutkan peserta didik karena banyak rumus yang
dihafal dan dipahami.
3
Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kebanyakan guru
hanya mengajar (mentransfer ilmu), masih rendahnya kualitas guru dalam
mengajar, gaya mengajar guru yang monoton dan hanya ceramah sehingga
membuat peserta didik cepat bosan dan tidak semangat untuk belajar di kelas.
Kerap sekali kerap sekali peserta didik mengalami hambatan dan kesulitan dalam
proses belajar dan hambatan dalam memahami serta menangkap pelajaran
khusunya pelajaran matematika. Sebagai seorang guru hendaaknya bisa mengubah
pandangan peserta didik, bahwa matematika bukan lagi pelajaran yang
menakutan, dengan begitu proses transfer ilmu akan mudah ditangkap oleh anak
didik.
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan
kemampuan berfikir dan berargumentasi. Penguasaan matematika yang kuat perlu
dibina sejak dini. Namun pada jenjang pendidikan dasar masing sering terjadi
permasalahan berkaitan dengan penguasaan materi yang mengakibatkan pada saat
pembelajaran matematika, peserta didik tidak bersemangat tidak ada motivasi
untuk belajar dengan alasan siswa jenuh, ngantuk, malas belajar, sulit, banyak
tugas, dan lain sebaginya.
Kecamatan Geragai merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan jumlah lembaga pendidikan yang relatif
banyak mulai dari SD/MI, SMP/MTs, sampai SMA/SMK, yang ditandai dengan
besarnya animau dan potensi masyarakat dalam bidang pendidikan. Dari semua
tingkat lembaga pendidikan tersebut, telah diatur dalam pasal 9 UU Guru dan
Dosen tentang kualifikasi akademik guru dan dosen di jenjang pendidikan usia
dini, dasar dan menengah yang diperoleh melalui pendidikan tinggi program
sarjana (S-1) dan diploma empat (D-4).
Observasi yang telah dilakukan Peneliti menunjukan bahwa di Kecamatan
Geragai terdapat delapan sekolah tingkat MTs/sederajat se-Kecamatan Geragai,
yang terdiri dari SMP Negeri 27 Tanjung Jabung Timur, SMP Negeri 5 Tanjung
Jabung Timur, SMP Negeri 12 Tanjung Jabung Timur, SMP Negeri 26 Tanjung
4
Jabung Timur, MTs Swasta Nuruzzaman, MTs Swasta Nurul Ihsan, MTs Swasta
Nurul Hidayah, MTs Negeri 4 Tanjung Jabung Timur.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Hadi Windiarto
(Senin, 11 Febuari 2020, 08:00 WIB) selaku guru matematika di MTsN 4 Tanjung
Jabung Timur. Keterangan yang disampaikan yang berkaitan dengan gaya
mengajar guru serta minat belajar peserta didik yang ada di sekolah tersebut dapat
disimpulkan bahwa gaya mengajar yang menarik akan mempengaruhi minat
peserta didik, dengan bukti beliau mengatakan contohnya “ketika saya belajarnya
asik anak tertarik untuk bertanya, rasa ingin tahu pada diri anak muncul, tetapi
ketika saya melakukan pembelajaran tidak asik serta tidak menarik maka peserta
didik cenderung pasif”. Berdasarkan uraian tersebut, penting kiranya bagi guru
untuk mengetahui minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Sehingga
memungkinkan bagi guru matematika untuk menggunakan gaya mengajar yang
menarik dan menyiapkan langkah-langkah strategis untuk meminimalisir
kurangnya ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran matematika. Untuk
menyelidiki hal tersebut peneliti mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh
Gaya Mengajar Guru Terhadap Minat Belajar Matematika Peserta Didik Di
Madrasah Tsanawiyah Atau Sederajat Se-Kecamatan Geragai ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Di bebeberapa sekolah banyak peserta didik yang cenderung pasif pada saat
proses pembelajaran di kelas.
2. Peserta didik masih kesulitan dalam memahami pelajaran matematika.
3. Gaya mengajar yang kurang menarik.
4. Guru sudah menerapkan gaya mengajar ketika dikelas dengan baik namun
untuk cara dalam penyampaian dan metode yang digunakan membosankan
atau terlalu monoton sehingga membuat siswa jenuh, ngantuk, malas belajar
dan lain sebagainya.
5
5. Belum diketahui seberapa berpengaruh gaya mengajar guru terhadap minat
belajar matematika peserta didik.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka
permasalahan yang menjadi perhatian peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Subjek penelitian ini adalah guru matematika di MTs atau Sederajat Se-
Kecamatan Geragai dan Peserta didik di MTs atau Sederajat Se-Kecamatan
Geragai.
2. Penelitian ini hanya terbatas pada penelitian gaya mengajar guru matematika
dan minat belajar matematika peserta didik.
3. Penelitian ini hanya pada mata pelajaran matematika.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka
permasalahan yang menjadi perhatian peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Berapakah skor rata-rata gaya mengajar guru matematika di MTs atau
Sederajat Se-Kecamatan Geragai ?
2. Berapakah skor rata-rata minat belajar matematika peserta didik di MTs atau
Sederajat Se-Kecamatan Geragai ?
3. Apakah terdapat pengaruh gaya mengajar guru terhadap minat belajar
matematika peserta didik di MTs atau Sederajat Se-Kecamatan Geragai ?
6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk:
a) Mengetahui skor rata-rata gaya mengajar guru matematika di MTs atau
Sederajat Se-Kecamatan Geragai.
b) Mengetahui skor rata-rata minat belajar matematika peserta didik di MTs atau
Sederajat Se-Kecamatan Geragai.
c) Mengetahui pengaruh gaya mengajar guru terhadap minat belajar matematika
peserta didik di MTs atau Sederajat Se-Kecamatan Geragai.
2. Kegunaan Penelitian
Peneliti membagi kegunaan penelitian menjadi dua bagian sebagai
berikut:
a. Secara teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu :
(1) Memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaharuan kurikulum di MTs
atau sederajat se-Kecamatan Geragai yang berkembang sesuai dengan
tuntutan masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan peserta
didik.
(2) Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu pendidikan, yaitu membuat
inovasi penggunaan gaya mengajar guru dalam peningkatan minat belajar
peserta didik.
(3) Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan minat belajar matematika peserta didik serta menjadi
bahan kajian lebih lanjut.
b. Secara praktis
(1) Bagi Peserta Didik
Hasil penelitian ini diharapkan Peserta Didik sebagai subjek penelitian lebih
giat belajar, menaruh minat besar terhadap matematika dan akhirnya
mencapai prestasi yang diinginkan oleh peserta didik di MTs atau Sederajat
Se-Kecamatan Geragai.
7
(2) Bagi Guru
Guru sebagai tenaga pendidik yang mempunyai kompetensi profesional juga
harus memiliki gaya mengajar yang bervariasi, harapannya untuk kedepannya
guru bisa menerapkan gaya mengajar yang bervariasi dan menarik supaya
proses belajar mengajar lebih baik.
(3) Bagi Sekolah
Sekolah memiliki peranan penting juga sebagai wadah atau tempat bagi
Peserta Didik untuk menimba ilmu, pihak sekolah yang telah melaksanakan
sosialisasi kurikulum 2013, harapan untuk kedepannya sarana dan prasarana
penunjang proses belajar dan mengajar dengan baik.
(4) Bagi peneliti
Penelitian ini bertujuan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar
Sarjana (S.1) Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Minat Belajar Peserta Didik
a. Pengertian minat belajar
Slameto (2003:180) Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas. Tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
minat. Menurut Hardjana “minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan
atau keinginan hal tersebut”. Lockmono mengatakan “minat dapat diartikan
kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan
seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu”. Menurut
Djaali “minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada sesuatu hal atau
aktivitas tanpa ada yang menyuruh”. Perhatian dalam belajar dan adanya
ketertarikan peserta didik kepada pelajaran. Jika peserta didik memiliki minat
yang kuat untuk mempelajari sesuatu, maka ia akan mempelajarinya dengan
sungguh-sungguh dan tekun.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa peserta didik lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya,
dapat pula dimanipulasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Peserta didik
untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.
Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat
terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta
mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu
merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat
9
terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari
hal tersebu, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang
mempelajarinya.
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu
peserta didik melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk
dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti
menunjukkan pada peserta didik bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu
mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-
kebutuhannya. Bila peserta didik menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat
untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila peserta didik
melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membuat kemajuan pada
dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.
Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah sebagai berikut : “Interest
is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”,
Slameto (2003:57).
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diamati seseorang. Diperhatikan
terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian,
karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum
tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan
perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasaan.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik, peserta didik tidak akan
belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-
segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan
pelajaran yang menarik minat peserta didik, lebih mudah dipelajari dan disimpan,
karena minat menambah kegiatan belajar.
Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama
belajar disekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar sudah banyak
dikemukakan oleh para ahli psikologi pendidikan.
10
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluaruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat
didefinisikan sebagai berikut :
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun
jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang
merupakan perubahan dalam arti belajar. Kalau tangan seorang anak menjadi
bengkok karena patah tertabrak mobil, perubahan semacam itu tidak dapat
digolongkan ke dalam perubahan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan ke
dalam perubahan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan tingkah laku
seseorang yang berada dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi dalam
aspek-aspek kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan tidak termasuk
perubahan dalam pengertian belajar (Slameto, 2003: 2).
Berdasarkan pedapat para ahli diatas, maka dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan minat belajar adalah suatu perasaan senang, perhatian dalam
belajar dan adanya ketertarikan siswa kepada pelajaran yang dilakukan oleh
seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara
sesudah belajar dan sebelum belajar.
Selain itu, menurut Safari (2003:60) beberapa indikator minat belajar yaitu
sebagai berikut (1) perasaan senang, (2) Ketertarikan siswa, (3) Perhatian dan (4)
Keterlibatan peserta didik.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat diketahui indikator adanya
minat belajar pada seseorang dari beberapa hal, antara lain : adanya perasaan
senang, adanya peningkatan perhatian, adanya ketertarikan pada pelajaran tersebut
yang merupakan akibat dari rasa senang dan perhatian.
11
Berdasarkan teori tersebut maka peneliti dapat menarik kesimpulan
tentang indikator-indikator minat yang berkenaan dengan minat peserta didik
dalam mempelajari Matematika di Madrasah Tsanawiyah atau sederajat Se-
Kecamatan Geragai, dalam hal ini merujuk pada pendapat Safari (2003:60) maka
disimpulkan beberapa indikator minat belajar dalam penelitian ini yaitu :
1. Perasaan Senang
Yang dimaksud dengan perasaan adalah perasaan mementan dan
intensional, Kurjono (2010:128) mengemukakan “momentan adalah persaan yang
muncul pada saat-saat tertentu. Intensional adalah reaksi dari perasaan yang
diberikan terhadap sesuatu dan hal-hal tertentu. Perasaan disini terbagi menjadi
dua, yaitu perasaan senang dan perasaan tidak senang. Sehingga dari perasaan itu
akan timbul sebuah sikap”.
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau sikap terhadap mata
pelajaran matematika, maka ia akan menerima pelajaran tersebut dengan senang,
terus menerus mempelajarinya, tidak merasa terpaksa dalam belajar dan tidak
merasakan bosan akan pelajaran matematika itu sendiri. Dalam penelitian ini
intrumen yang menunjukkan indikator perasaan senang adalah menerima
pelajaran matematika dengan senang, terus menerus belajar dan tidak merasa
bosan mempelajari pelajaran matematika.
2. Perhatian dalam belajar
Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan
hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat belajar peserta didik dalam belajar.
Menurut Sumadi (1989:14) “Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran
seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu
baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar individu”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah
pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dan
dari luar individu. Kemudian Soemanto (1984:32) berpendapat “perhatian adalah
pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu obyek”. Aktivitas
12
yang disertai dengan perhatian menyertai suatu aktivitas”. Aktivitas yang disertai
dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi.
Oleh karena itu seorang yang mempunyai perhatian terhadap sesuatu
pelajaran, ia pasti akan memberikan perhatian lebih, memiliki konsentrasi dalam
belajar dan mengikuti penjelasaan guru serta mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan.
3. Ketertarikan pada materi pelajaran
Ketertarikan itu muncul mungkin karena sifat objek yang membuat
menarik atau karena ada perasaan senang terhadap objek atau pelajaran tersebut
WS. Winkel dalam Kurjono (2010:130). Peserta didik yang memiliki ketertarikan
pada materi pelajaran matematika, ia akan berusaha untuk mencari tantangan pada
isi pelajaran yang dikaji khususnya mata pelajaran matematika, mencari contoh
sesuai dengan keadaan yang berkaitan dengan mata pelajaran matematika dan
secara terus menerus akan membahas materi pelajaran itu.
4. Keterlibatan peserta didik
Ketertarikan seseorang akan sesuatu obyek yang mengakibatkan orang
tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan atau
mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut. Dalam penelitian ini keterlibatan
pesera didik yang akan diamati adalah kehadiran, menghormati orang lain,
mengajukan pertanyaan atau mengemukakan gagasan atau pendapat, tanggung
jawab, dan kerja sama.
b. Meningkatkan Minat Belajar peserta didik
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif
untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan
menggunakan minat-minat peserta didik yang telah ada. Misalnya peserta didik
menaruh minat pada matematika. Sebelumnya mengajarkan bangun ruang,
pengajar dapat menarik perhatian pesera didik dengan memberikan gambaran
sedikit mengenai bangun ruang, atau dengan memperlihatkan bangun ruang secara
nyata, kemudian sedikit demi sedikit diarahkan ke materi pelajaran yang
sesungguhnya.
13
Disamping itu memanfaatkan minat yang telah ada, para pengajar juga
berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa mengenai hubungan antara
suatu bahan pengejaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu,
menguraikan kegunaannya bagi peserta didik di masa yang akan datang. hal ini
dapat pula dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu
berita sensional yang sudah diketahui kebanyakan peserta didik, misalnya
menaruh perhatian pada pelajaran tentang gaya berat, bila hal itu dikaitkan dengan
peristiwa mendaratnya manusia pertama di bulan.
Bila usaha-usaha diatas tidak berhasil, pengajar dapat memakai insentif
dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai
untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau
melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Diharapkan pemberian
insentif akan membangkitkan motivasi peserta didik, dan mungkin minat terhadap
bahan yang diajarkan akan muncul. Studi-studi eksperimental menunjukkan
bahwa peserta didik yang secara teratur dan sistematis diberi hadiah karena telah
bekerja dengan baik atau karena perbaikan dalam kualitas pekerjaannya,
cenderung bekerja lebih baik daripada peserta didik yang dimarahi atau dikritik
karena pekerjaannya yang buruk atau karena tidak adanya kemajuan. Menghukum
peserta didik karena hasil kerjanya yang buruk tidaak terbukti efektif, bahkan
karena hasil yang terlalu kuat dan sering lebih baik dariada tidak ada perhatian
sama sekali. Hendaknya pengajar bertindak bijaksana dalam menggunakan
insentif. Insentif apa pun yang dipakai perlu disesuaikan dengan diri siswa
masing-masing (Slameto, 2003:181). Pengertian belajar telah mengalami
perkembangan secara evolusi, sejalan dengan perkembangan cara pandang dan
pengalaman para ilmuan. Pengertian belajar dapat didifinisikan sesuai dengan
nilai filosofi yang dianut dan pengalaman para ilmuan atau pakar itu sendiri dalam
membelajarkan para peserta didiknya (Cucu Suhana, 2014:5).
Meningkkatkan minat belajar disimpulkan peneliti berdasarkan teori-teori
yang dideskripsikan sebagai minat yang telah ada pada diri peserta didik atau
memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran, guru juga dapat
14
meningkatkan minat peserta didik dengan cara memberikan riword (hadiah) untuk
memberikan apresiasi kepada peserta didik yang telah berhasil, namun guru
sangat tidak dibenarkan atau kurang efektif jika seorang guru menunut hasil baik
kepada seorang peserta didik yang kurang mampu dalam pelajaran tersebut,
karena itu akan sangat membuat peserta didik merasa terbebani sehingga peserta
didik tidak nyaman, itu juga merupakan salah satu peserta didik menghindari
pelajaran matematika karena merasa dirinya tertekan dan tidak nyaman.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat
digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,
sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.
1) Faktor-faktor internal
Di dalam membicarakan faktor internal ini, akan dibahas menjadi tiga
faktor, yaitu faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Faktor
jasmaniah terbagi menjadi dua faktor yaitu kesehatan dan psikologi. Faktor
kesehatan adalah Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-
bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat.
Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang
terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing,
ngantuk jika badannya lemak kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan atau
kelainan-kelainan fungsi alat indera serta tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar
dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan
cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat,
tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah. Cacat tubuh adala sesuatu yang
menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan.
Keadaan cacat tubuh juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar
pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat
menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatanny itu. Sedangkan faktor
15
psikologi adalah sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah :
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Uraian ini
akan membahas faktor-faktor tersebut: 1.Faktor kelelahan yaitu kelelahan pada
seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan
jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa
pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-
bagian tertentu. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga
untuk berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja. Kelelahan
rohani dapat terjadi terus menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa
istirahat, mengahadapi hal-hal yang selalu sama atau konstan tanpa variasi, dan
mengerjakan sesutu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat dan
perhatiannya (Slameto, 2003:54).
Faktor-faktor belajar disimpulkan peneliti berdasarkan kajian teoritis
sebagai “faktor jasmani yang terdiri dari faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh,
sedangkan faktor psikologi yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, kesiapan”. Dari faktor-faktor yang di sebutkan diatas maka minat
termasuk didalam faktor psikologi yang dapat mempengaruhi belajar peserta
didik. Ini lah kenapa didalam belajar sangat dibutuhkan sekali minat belajar
supaya pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan menyenangkan
sehingga guru bisa memberikan materi pembelajaran dengan khitmat. Maka
didalam guru mengajar sangat membutuhkan minat belajar peserta didik.
16
2) Faktor-faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi terhadap belajar, dapatlah
dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor
masyarakat. Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa : cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana
rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengaja,
kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi standar pelajaran, keadaan
gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor masyarakat, waktu belajar
terutama adalah di sekolah, di samping untuk belajar waktu di rumah biarlah
digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu
banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak
mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain (Slameto, 2003:60)
Berdasarkan analisis diatas peneliti menyimpulkan bahwa pengaruh ektern
yang terdapat faktor salah satunya adalah faktor sekolah dimana guru di sini
sangat berpengaruh untuk aktivitas belajar mengajar, guru dituntut supaya
pembelajaran yang dilaksanakan haruslah menarik sehingga dapat mempengaruhi
kreativitas belajar peserta didik, dan akan menimbulkan minat belajar yang tinggi
terhadap mata pelajaran matematika.
2. Gaya Mengajar Guru
a. Pengertian Mengajar
Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar
menyampaikan informasi dari guru kepada peserta didik. Banyak kegiatan
maupun tindakan harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang
lebih baik pada seluruh peserta didik. Oleh karena itu rumusan pengertian
mengajar tidaklah sederhana. Dalam arti, membutuhkan rumusan yang dapat
meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri.
Bohar Suharto (1992:21) mendifinisikan, mengajar merupakan suatu aktifitas
mengorganisasikan atau mengatur (mengelola) lingkungan sehingga tercipta
17
suasana yang sebaik-baiknya dan menguhubungkannya dengan peserta didik
sehingga terjadi proses belajar yang menyenangkan.
Atau dengan kata lain, mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan
yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari
komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan intruksional yang
ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan
serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan belajar mengajar yang
tersedia. Mengajar dapat pula diartikan proses membantu seorang atau kelompok
melakukan kegiatan belajar sehingga proses belajar dapat berlangsung efektif.
Berdasarkan teori-teori yang dideskripsikan, peneliti menyimpulkan
bahwa mengajar adalah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan
peserta didik saat aktivitas atau kegiatan dikelas atau ditempat tertentu.
b. Pengertian Gaya Mengajar
Gaya adalah suatu pembawa seseorang yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan faktor alamiah seperti karakteristik. Gaya menjadi ciri khas yang
dibawa seseorang dalam melakukan aktivitas. Gaya mengajar dapat diartikan
sebagai dimensi atau kepribadian luas yang mencakup posisi guru pola perilaku,
modus, kinerja, serta sikap terhadap diri sendiri dan orang lain. Manen dalam
Marzuki (1999:21) mengemukakan bahwa gaya mengajar adalah ciri-iri
kebiasaan, kesukaan yang penting berhubungan dengan peserta didik, baik materi,
strategi, metode dan media pembelajaran, serta kurikulum yang digunakan. Lebih
dari itu gaya mengajar lebih menekankan suatu kebiasaan dan cara istimewa dari
tingkah laku atau pembicaraan guru atau dosen.
Mengajar merupakan suatu proses yang komplek dimana banyak kegiatan
maupun tindakan yang harus dilakukan dan tidak banyak kegiatan maupun
tindakan yang harus dilakukan dan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi
dari guru kepada peserta didik terutama apabila menginginkan hasil belajar yang
baik (Muhammad Ali, 2004:11).
Agar tercipta proses pembelajaran yang maksimal selain faktor internal
(peserta didik) faktor eksternal juga mempengaruhi peran penting dalam proses
18
pencapaian tersebut dan salah satu faktor eksternal tersebut bagaimana cara yang
dilakukan guru pada saat mengajar (Slameto, 2003:65). Mengajar yang baik
adalah mengajar dengan sepenuh hati, ikhlas, inovatif, memunculkan motivasi,
memunculkan minat serta tentunya juga dapat memunculkan semangat
(Suparman, 2010:60).
Pada saat praktek pembelajaran berlangsung, guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran akan menggunakan cara yang beragam atau bervariasi.
Aneka ragam perilaku guru mengajar ini antara guru, isi atau bahan pelajaran, dan
peserta didik. Pola umum ini oleh Dianne Lapp dan kawan-kawan (dalam
Muhammad Ali, 2004:57) diistilahkan dengan gaya mengajar atau Teaching
Style.
Tugas utama guru dalam pembelajaran adalah mengajar. Mengajar adalah
keseluruhan tingkah laku guru yang khas dirinya dan agak bersifat menetap pada
setiap kali mengajar. Mengajar sebagai usaha guru untuk menyampaikan dan
menanamkan pengetahuan kepada peserta didik atau cenderung kepada “transfer
of knowledge” dalam praktek pembelajaran perilaku mengajar guru sangat
beraneka ragam, meskipun maksudnya sama. Aneka ragam perilaku guru
mengajar bila ditelusurii akan diperoleh gambaran tentang pola umum interaksi
antara guru, isi atau bahan pelajaran dan peserta didik. Pola ini oleh Dianne Lapp
dan kawan-kawan ditilahkan dengan gaya mengajar atau teaching style.
Munif Chatib dalam Suparman (2010:63) mengemukakan bahwa pada
hakikatnya gaya mengajar yang dimiliki guru merupakan strategi transfer
informasi yang diberikan kepada peserta didik. Lebih lanjut bahwa gaya mengajar
dapat juga diartikan sebagai melakukan proses pengajaran dan gaya mengajar
sangat erat kaitannya dengan gaya belajar anak peserta didik (Suparman,
2010:63).
Mengajar pada dasarnya dilakukan dengan maksud mengantarkan peserta
didik untuk mencapai tujuan yang sebelumnya telah direncanakan.
Menurut Thoiful dalam Novi Setiawati (2015:6) gaya mengajar adalah
bentuk penampilan guru saat mengajar yang bersifat kurikuler adalah guru
19
mengajar yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran tertentu.
Sedankan gaya mengajar yang bersifat psikologis adalah guru mengajar yang
disesuaikan dengan motivasi peserta didik, pengelolaan kelas dan evaluasi belajar.
Sementara itu Sumiati dan Asra (2008:74) mengemukakan bahwa Gaya
Mengajar yang dimiliki oleh seorang guru akan mencerminkan pada cara
melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan pandangannya sendiri dan secara
psikologis terutama terkait teori belajar yang dipegang serta kurikulum yang
dilaksanakan juga akan mempengaruhi gaya mengajar guru yang bersangkutan.
Gaya mengajar juga dipandang sebagai dimensi atau kepribadian yang luas
dimana mencakup posisi guru, pola perilaku, modus kinerja, kebutuhan peserta
didik, tujuan yang ingin dicapai, materi yang akan dipelajari dimana antara guru
dan peserta didik akan mencerminkan perilaku mengajar dan belajar tertentu
(Abdul Majid, 2013:273-274). Dari penjelasan diatas dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gamba 2.1 : Interaksi Antara Guru Dan Peserta Didik
Perilaku Guru
Tujuan
Pembelajaran
Perilaku Peserta
Didik
20
Manen dalam Marzuki (1999:21), mengemukakan bahwa gaya mengajar
adalah ciri-ciri kebiasaan, kesukaan yang penting hubungannya dengan murid,
bahkan gaya mengajar lebih dari suatu kebiasaan dan cara istimewa dari tingkah
laku atau pembicaraan guru atau dosen. Gaya mengajar guru mencerminkan
bagaimana pelaksanaan pengajaran guru yang bersangkutan yang diengaruhi ole
pandangan sendiri tentang mengajar, konsep-konsep psikologi yang digunakan,
serta kurikulum yang dilaksanaan.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang gaya mengajar yang sudah
dijelaskan maka dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar merupakan cara atau
strategi yang dimiliki oleh seorang guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran dengan menerapkan cara-cara mengajar yang baik seperti inovatif,
memunculkan minat dan motivasi. Selanjutnya dalam gaya mengajar antara guru,
isi atau bahan materi pelajaran serta siswa memiliki ketertarikan antara satu
dengan yang lainnya, gaya mengajar juga dapat mencerminkan pandangan dari
seorang guru terkait bagaimana proses pembelajaran serta gaya mengajar sangat
erat kaitannya dengan gaya belajar yang dimiliki peserta didik.
c. Macam-Macam Gaya Mengajar Guru
Berdasarkan pengertian gaya mengajar telah disebutkan bahwa suatu
proses interaksi dalam pembelajaran terdapat keterkaitannya antara unsur guru, isi
pelajaran dan peserta didik. Berdasarkan ketiga unsur tersebut dapat tercipta suatu
pola dasar dimana guru, isi pelajaran dn peserta didik belum terlihat salah satu
unsur yang mendominasi dalam proses pembelajaran. Namun berdasarkan pada
pola dasar ini dikaji tentang gaya mengajar yang dimiliki seorang guru.
Apabila mengamati proses pengajaran yang terjadi saat ini dapat
ditemukan gaya mengajar yang dilakukan guru sudah beragam. Menurut
Muhammad Ali (2004:58-59).
21
Menurut Muhammad Ali (2004:54) macam-macam gaya mengajar dapat
dibedakan ke dalam empat macam yaitu:
1) Gaya Mengajar Klasik
Gaya dengan gaya mengajar klasik masih menerapkan konsepsi sebgai
satu-satunya cara belajar dengan berbagai konsekuensi yang diterimanya. Guru
masih mendominasi kelas dengan tanpa memebri kesempatan pada peserta didik
untuk aktif, sehingga akan menghabat perkembangan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Gaya mengajar klasik tidak sepenuhnya disalahkan saat kondisi kelas
mengharuskan guru berbuat demikian, yaitu kondisi kelas yang mayoritas
siswanya pasif. Dalam pembelajaran klasik, peran guru sangat dominan, karena
dia harus menyampaikan materi pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus ahli
(expert) pada bidang pelajaran yang diampunya. Dalam model pembelajaran
seperti ini, peserta didik cenderung bersikap pasif (hanya menerima materi
pembelajaran) Ahmed Khaled (2013:279).
Dengan ciri-ciri sebagai berikut Cucu Suhana (2014:100)
a. Proses mengajar merupakan proses memelihara dan menyampaikan nilai-nilai
lama yang baik dari generasi masa lampau ke generasi berikutnya, sebagai
wujud adanya proses bervariasi.
b. Materi mengajar terdiri dari sejumlah informasi yang paling aktual dan dipilih
dari dunia yang paling diketahui peserta didik.
c. Proses penyampainnya materi pelajaran tidak didasarkan atas minat anak,
melainkan pada urutan tertentu.
d. Peran guru sangat dominan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan peserta
didik menerimanya.
e. Guru harus ekspert dalam mata pelajaran yang dipegangnya.
f. Proses pengajaran pasif sebab peserta didik merupakan subjek yang diberi
pelajaran.
22
2) Gaya Mengajar Teknologis
Guru yang menerapkan gaya mengajar tekhnologis sering menjadi bahan
perbincangan yang tidak pernah selesai. Argumentasi bahwa setiap guru dengan
gaya mengajar tersebut mempunyai watak yang berbeda-beda; kaku, keras,
moderat, dan fleksibel. Gaya mengajar tekhnologis ini mensyaratkan seorang guru
untuk berpegang pada berbagai sumber media yang tersedia. Guru mengajar
dengan memperhatikan kesiapan peserta didik dan selalu memberikan stimulasi
untuk mampu menjawab segala pengetahuan yang sesuai dengan minat masing-
masing, sehingga memberi banyak manfaat pada diri peserta didik (Ahmed
Khaled, 2013:280).
Yang mempunyai ciri-ciri yaitu (Cucu Suhana, 2014:100) :
a. Materi pembelajaran disesuaikan dengan perkembangan peserta didik.
b. Materi pembelajaran berhubungan dengan pembentukan kompetensi
vokasional peserta didik.
c. Penggunaan multi media merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran
peserta didik.
d. Materi pembelajaran merupakan aspek yang paling berarti bagi kehidupan
peserta didik.
e. Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran peserta didik.
3) Gaya Mengajar Personalisasi
Pembelajaran personalisasi dilakukan berdasarkan atas minat, pengalaman
dan pola perkembangan mental peserta didik. Dominasi pembelajaran ada
ditangan peserta didik, dimana peserta didik dipandang sebagai suatu pribadi.
Guru yang menerapkan gaya mengajar personalisasi menjadi salah satu kunci
keberhasilan pencapaian prestasi belajar peserta didik.
Guru tidak hanya memberikan materi pelajaran untuk membuat peserta
didik lebih pandai, melainkan agar peserta didik menjadi dirinya lebih pandai.
Guru dengan gaya mengajar personalisasi ini akan selalu meningkatkan belajar
peserta didik dan senantiasa memandang peserta didik seperti dirinya sendiri.
Guru tidak dapat memaksakan peserta didik untuk menjadi sama dengan gurunya,
23
karena peserta didik tersebut mempunyai minat, bakat dan kecenderungan
masing-masing (Ahmed Khaled, 2013:280).
Dengan ciri-ciri sebagai berikut (Cucu Suhana, 2014:100):
a. Proses pembelajaran dilakukan berdasarkan atas minat, pengalaman, dan pola
perkembangan mental peserta didik.
b. Pembelajaran dipandang sebagai pribadi yang memiliki potensi untuk
dikembangkan dan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
c. Guru berperan sebagai pribadi yang profesional yang menguasai keahlian
dalam psikologi dan metodologi.
4) Gaya Mengajar Interaksional
Dalam pembelajaran interaksional, peran guru sangat dominan. Guru dan
peserta didik berupaya memodifikasi berbagai idea atau ilmu yang dipelajari.
Guru dengan gaya mengajar interaksional lebih mengedepankan dialog dengan
peserta didik saling ketergantugan, artinya mereka sama-sama menjadi subjek
pembelajaran, dan tidak ada yang dianggap paling baik atau paling jelek (Ahmed
Khaled, 2013:280).
Model mengajar banyak tergantung kepada falsafah yang dipegang oleh
guru. Berdasarkan kepala falsafah pendidikan itu, guru dapat mencari bentuk
penerapan, baik bersifat kurikuler maupun psikologis.
Dengan ciri-ciri sebagai berikut (Cucu Suhana, 2014:101) :
a. Guru dan peserta didik sebagai mitra pelaksana pembelajaran, di mana
keduanya sama-sama dominan.
b. Guru dan peserta didik berusaha memodifikasi materi pembelajaran dalam
rangka mencari bentuk baru secara radikal, sebagai wujud adanya proses
transformasi.
c. Guru menciptakan iklim saling ketergantungan dalam proses pembelajaran,
sehingga dapat memfasilitasi terjadinya dialog interaktif antar peserta didik
dalam upaya menciptakan gagasan-gagasan baru penuh arti bagi kehidupan.
24
d. Materi pembelajaran lebih difokuskan pada masalah-masalah yang
berhubungan dengan aspek kultur kontemporer sebagai wujud adanya proses
inovasi.
Menurut Thoifuri dalam Novi Setiawati (2015:7) bahwa dalam gaya
mengajar, pendekatan mempunyai peran penting untuk mencapai tujuan. Artinya
gaya mengajar tidak akan efektif dak efisien apabila tidak melakukan pendekatan
pada saat menyampaikan bahan ajar kepada para peserta didik. Gaya mengajar
akan menjadi tepat guna jika pendekatan yang dipakai selaras dengan tujuan ,
materi pelajaran dan minat serta kebutuhan peserta didik. Secara umum terdapat
macam-macam pendekatan yaitu: (a) pendekatan filosofi, (b) pendekatan induktif,
(c) pendekatan deduktif, (d) pendekatan sosiokultural, (e) pendekatan fungsional,
(f) pendekatan emosional.
Wijaya dan Djadjuri dalam Cucu Suhana (2014:102) menyatakan, bahwa
fungsi mengajar sebagai berikut :
a. Menerapkan dan memberikan informasi.
b. Mendorong inisiatif, mengarahkan pelajaran dan mengadministrasikannya.
c. Menciptakan kelompok-kelompok belajar.
d. Menciptakan suasana belajar yang aman.
e. Menjelaskan sikap, kepercayaan, dan masalah.
f. Mencari kesulitan-kesulitan belajar agar sisiwa dapat memecahkannya sendiri.
g. Membuat bahan-bahan kurikulum.
h. Mengevaluasi hasil belajar, mencatatnya, dan melaporkannya.
i. Memperkaya kegiatan belajar.
j. Mengelola kelas.
k. Mempartisifasikan kegiatan sekolah.
l. Mempartisifasikan diri di dalam kehidupan profesional.
Mattew yang dikutip Hilman dalam Cucu Suhana (2014:103)
mengemukakan ciri mengajar menurut pendekatan konstruktivis sebagai berikut :
25
a. Orientasi, yaitu peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan
motivasi dalam mempelajari suatu topik dan selanjutnya melakukan observasi
mengenai topik yang dipelajari.
b. Elicitasi, yaitu peserta didik dibantu untuk mengungkapkan gagasannya secara
jelas dengan melakukan diskusi mengenai apa yang diobservasi dalam wujud
tulisan, gambar atau poster.
c. Rektrukturisasi ide yaitu: 1).Klarifikasi ide yang dikontraskan dengan gagasan-
gagasan orang lain atau teman melalui diskusi. 2). Membangun gagasan baru.
Hal ini terjadi bilamana dalam diskusi terebut gagasannya bertentangan dengan
gagasan orang lain atau gagasannya tidak dapat menjawab terhadap pertanyaan
yang diajukan yang diajukan teman-temannya. 3). Mengevaluasi gagasan baru
dengan melakukan eksperimen, jika dimungkinkan. Ada baiknya jika gagasan
yang baru dibentuk itu diuji dengan suatu percobaan atau persoalan baru.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar
dapat digolonngkan menjadi empat macam yaitu gaya mengajar klasik dimana
gaya mengajar yang diciptakan dalam proses pembelajaran adalah menyampaikan
nilai-nilai lama dan bahan pelajaran yang disampaikan tidak berdasarkan pada
minat siswa sehingga dalam gaya mengajar klasik ini guru lebih mendominasi dan
siswa hanya bersifat pasif.
Selanjutnya gaya mengajar tekhnologis yaitu gaya mengajar yang fokusnya
dapat dilihat dari kompetensi yang dimiliki oleh siswa secara individu sehingga
bahan masing-masing siswa, lebih lanjut dalam gaya mengajar teknologis ini yang
memiliki peran dominan adalah bahan pelajaran dimana bahan atau isi pelajaran
disusun oleh orang yang dapat dikatakan ahli dalam bidang tertentu dan peran
guru hanya bertindak sebagai pendamping atau pemandu dalam proses
pembelajaran.
Gaya mengajar yang ketiga adalah gaya mengajar personalisasi yang
merupakan gaya mengajar guru yang dilakukan berdasarkan minat dan
pengalaman siswa sehingga unsur yang mendominasi dalam gaya mengajar ini
adalah siswa. Dalam gaya mengajar personalisasi, guru berperan sebagai penuntun
26
atau membantu siswa dalam perkembangannya melalui pengalaman belajar
sehingga guru juga dituntut untuk mampu dalam mengasuh anak, ahli dalam hal
psikologi serta mampu bertindak sebagai narasumber.
Gaya mengajar yang terakhir adalah gaya mengajar interaksional dimana
peran guru dan siswa sma-sama mendominasi dan bahan pelajaran yang
digunakan difokuskan pada masalah yang berkenaan dengan sosio kultural serta
siswa dapat belajar melalui hubungan logis sehingga hasil dari pembelajaran
dengan gaya mengajar interaksional ini dapat ditemukan pandangan baru sebagai
hasil tukar pikiran tentang apa yang sudah dipelajari.
3. Pembelajaran Matematika di SMP
Ada beberapa pendapat tentang belajar matematika seperti yang
dikemukakan oleh Wardani (2003:3-4) menurut pendapat beberapa pakar:
a. Belajar matematika oleh siswa itu sendiri melalui transformasi pengalaman
individu siswa, pendapat ini intinya menenkankan bahwa belajar siswa harus
diberi kesempatan seluas-luasnya mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang
dipelajari dan siswa harus didorong untuk aktif berinteraksi dengan
lingkungan belajarnya sehingga dapat memperoleh pemahaman yang lebih
tinggi dari sebelumnya.
b. Pendidikan matematika seharusnya memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan kembali matematika harus mampu memberikan siswa
situasi masalah yang dapat dibayangkan atau berhubungan dengan kuat
bahwa dalam menyelesaikan masalah dunia nyata siswa tergantung pada
pengetahuan yang dimiliki siswa tentang dunia nyata tersebut.
c. Matematika ditemukan dan dibangun oleh manusia, sehingga dalam
pembelajaran matematika harus lebih dibangun oleh guru. Pembelajaran
matematika menjadi lebih aktif bila guru membantu siswa menemukan dan
memecahkan masalah dengan menerapkan pembelajaran bermakna.
Matematika sebagai salah satu cabang ilmupengetahuan yang banyak
mendasari perkembangan ilmu pengetahuan yang memiliki peran penting dalam
kehidupan manusia. Menurut Suherman (2001:54) menyatakan bahwa matematika
27
sebagai salah satu ilmu dasar yang berkembang baik materi maupun kegunaannya.
Sehingga dalam pembelajarannya di sekolah harus memperhatikan
perkembangan-perkembangan, baik di masa lalu, masa sekarang maupun
kemungkinan-kemungkinan untuk masa depan. Jadi, alasan perlunya matematika
diajarkan di sekolah adalah karena matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang
mempunyai arti penting dalam kehidupan. Hudoyo (1990:4) berpendapat bahwa
matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun
secara hieraktisdan saling berkaitan erat satu sama lain. Dalam belajar matematika
harus bertahap dan saling berurutan secara sistematis serta harus didasarkan pada
pengalaman belajar sebelumnya. Seseorang akan mampu mempelajari matematika
yang baru apabila didasarkan kepada pengetahuan yang telah dipelajari.
Pengajaran yang akan mempengaruhi proses belajar materi matematika
berikutnya yang tersusun secara hierakis. Matematika memiliki peran deduktif
berkenaan dengan ide-ide serta aksiomatik. Sehingga dalam belajar matematika
memerlukan sesuatu aktivitas mental untuk memahami arti berbagai struktur,
hubungan dan simbol.
Dalam pembelajaran matematika di sekolah, guru perlu memilih dan
menggunakan strategi. Pendekatan, metode, dan tknik yang banyak melibatkan
siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Siswa dibawa
ke arah mengamati, menebak, mencoba, mampu menjawab pertanyaan mengapa,
dan kalau mungkin mendebat.hal ini kreativitas guru amat penting untuk
a) Tujuan Pembelajaran Matematika di SMP
Tujuan pembelajaran matematika di sekolah mengacu pada fungsi
matematika serta kepada tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan dalam
GBHN. Diungkapkan dalam GBPP matematika pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah meliputi dua hal (Suherman, 2003:56), yaitu :
a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam
kehidupan dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atau
dalam pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan
efisien.
28
b. Mempersiapkan agar peserta didik dapat menggunakan matematika dan pola
pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari
berbagai pengetahuan.
Tujuan pembelajaran di SMP/MTs menurut Suherman, (2003:57) yaitu :
a. peserta didik memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan melalui
kegiatan matematika.
b. peserta didik memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk
melanjutkan ke pendidikan menengah.
c. peserta didik memiliki kemampuan matematika sebagai peingkatan dan
peluasan dari matematika di sekolah dasar untuk dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
d. peserta didik memiliki pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis,
kritis, cermat dan disiplin serta menghargai kegunaan matematika.
b) Fungsi Pembelajaran Matematika di SMP/MTs
Fungsi pembelajaran matematika menurut Suherman (2003:55) adalah
sebagai berikut :
a. Sebagai Alat
Melalui matematika siswa dapat memahami dan menyampaikan suatu
informasi misalnya melalui persamaan atau tabel-tabel dalam model matematika.
b. Sebagai Pola Pikir
Belajar matematika merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman
suatu pengertian. Pola pikir yang dikembangkan adalah pola pikir deduktif dan
induktif.
c. Sebagai Ilmu
Matematika selalu mencari kebenaran dan bersedia meralat kebenaran
yang sementara diterima, bila ditemukan penemuan baru sepanjang mengikuti
pola pikir yang sah.
29
B. Penelitian yang Relevan
Guna memberi penguatan terkait deskripsi teoritik di atas, akan dipaparkan beberapa penelitian yang relevan dengan
penelitian ini yang telah lebih dulu dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan.
N
o
Nama
Peneliti
/ Tahun
Judul Tempat
Penelitian
Metode
dan Analisis
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Lilis
Erviana
/2014
Pengaruh
Minat
Belajar,
Sikap dan
Persepsi
Siswa
Tentang
Cara
Mengajar
Terhadap
Hasil Belajar
Matematika
Siswa Kelas
VIII Pada
SMP Negeri
SMP di
Kabupaten
Bulukumba
Ex-post facto
yang bersifat
kausalitas
dan Statistik
deskriptif dan
inferensial
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
sebagian siswa kelas VIII SMP Negeri di
Kecamatan Ujung Loe Kabupaten
Bulukumba memiliki: 84% siswa dengan
minat belajar yang baik, 76,5%, siswa
tentang cara mengajar guru yang baik, 77%
siswa memiliki sikap terhadap pelajaran
matematika yang baik. Sedangkan hasil
belajar matematika berada pada kategori
tinggi. (2) minat belajar, persepsi siswa
tentang cara mengajar guru berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pelajaran
matematika. (3) minat belajar, persepsi
siswa tentang cara mengajar guru dan sikap
terhadap pelajaran matematika berpengaruh
Analisis
statistik
deskripsti,
dan
merupaka
n
penelitian
sebab
akibat.
Jumlah
variabel
penelitian
ada empat
yaitu
( ,
)
30
Di
Kabupaten
Bulukumba
positif dan signifikan terhadap hasil belajar
matematika. (4) Minat belajar berpengaruh
positif dan siginifikan secara tidak langsung
melalui sikap pada pelajaran matematika
terhadap hasil belajjar matematika siswa. (5)
Persepsi siswa tentang cara mengajar guru
berpengaruh positif dan signifikan secara
tidak langsung melalui sikap pada pelajaran
matematika terhadap hasil belajar
matematika siswa.
2 Amelia
Rhma
Pratiwi/
2017
Pengaruh
Gaya
Mengajar
Guru
Terhadap
Minat
Belajar
Siswa Mata
Pelajaran
Sejarah
Kebudayaan
Islam Di
MTs Negeri
Kaanganyar
Kabupaten
Purbalingga.
MTs Negeri
Karanganya
r Kabupaten
Purbalingga
Kuantitatif
dan Regresi
Linier
Sederhana
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya
mengajar guru A menggunakan gaya
mengajar Interaksional dan B menggunakan
gaya mengajar personalisasi. Sedangkan
minat belajar siswa A berada pada kategori
tinggi dan minat belajar siswa B berada pada
kategori cukup tinggi. Berdasarka nilai sig
guru A sebesar 0,004 lebih kecil dari
Sehingga terdapat pegaruh yang
signifikan antara gaya mengajar guru
terhadap minat belajar siswa mata pelajaran
sejarah kebudayaan islam di MTs Negeri
Karanganyar Kabupaten Purbalingga.
Gaya
mengajar
guru dan
minat
belajar
peserta
didik
Pada mata
pelajaran
Sejarah
Kebudaya
an Islam.
31
3 Wili
Bagus
Andiyan
/2019
Pengaruh
Gaya
Mengajar
Guru
Terhadap
Minat
Belajar
Siswa Pada
Mata
Pelajaran
Matematika
Di SMP N 9
Purwokerto
SMP N 9
Purwokerto
Kuantitatif
dan regresi
linier
sederhana
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
guru mata pelajaran matematika berada pada
kategori tinggi, berdasarkan hasil analisis
penelitian yang dilakukan, dapat diketahui
bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan gaya mengajar klasik terhadap
minat belajar siswa pada mata pelajaran
matematika di SMP N 9 Purwokerto dengan
pengaruh yang hanya sebesar 1,1%.
Sedangkan untuk gaya mengajar
tekhnologis, personalisasi dan interaksional
masing-masing terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap minat belajar siswa di
SMP N 9 Purwokerto. Besar pengaruh gaya
mengajar teknologis terhadap minat belajar
siswa sebesar 2,7%, untuk gaya mengajar
personalisasi sebesar 9,1% dan gaya
mengajar interaksional sebesar 9,5%.
Pendekata
n
kuantitatif
dan analis
yang
digunakan
regresi
linier
sederhana
-
32
C. Kerangka Pikir
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan
antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan
antar variabel idependen dan dependen (Sugiyono, 2009:60). Gaya mengajar
adalah suatu strategi yang ada pada diri guru tersebut yang menjadi ciri dalam
bentuk penampilan mengajar, sehingga dapat menarik perhatian peserta didik
dalam mengikuti pelajaran.
Penyajian kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk
peserta didik dapat dijadikan salah satu cara untuk memunculkan minat belajar
pada diri peserta didik. Minat belajar dalam diri peserta didik memberikan
dorongan dalam menentukan keinginan untuk berhasil atau tidaknya peserta didik
dalam belajar. peserta didik yang mempunyai minat belajar akan lebih tekun
dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Di sekolah para guru pun masih
sering berpatokan pada pepatah “guru adalah digugu atau dipatuhi dan ditiru,
sehingga benar atau salah harus selalu dipatuhi. Demikian pula bidang agama,
bahkan politik (masing-masing elit politik kelompok mahasiswa merasa dialah
yang paling benar) Cucu Suhana (2014:6).
Dengan demikian, kerangka berfikir penelitian ini adalah jika menurut
pandangan siswa gaya mengajar guru baik. Sebaliknya, jika menurut pandangan
peserta didik gaya mengajar guru kurang baik, maka minat belajar peserta didik
akan rendah. Berdasarkan kerangka pikir diatas, selanjutnya akan dikembangkan
paradigma, yaitu gambar dari hubungan antara variabel bebas (dependen) dan
variabel terikat (independen).
33
Gambar 2.2 : Kerangka Pikir
Gaya Mengajar
Guru (
Minat Belajar
Matematika Peserta
Didik (
Analisis Regresi
Linier Sederhana
Terdapat / Tidak Pengaruh Gaya Mengajar Guru
Terhadap Minat Belajar Matematika Peserta Didik
MTs Atau Sederajat Se-Kecamatan Geragai
(1) Uji Normalitas
(2) Uji Homogen
(3) Uji Linier
(4) Uji Hipotesis
1. Kuesioner
2. Observasi,
3. Wawancara
4. Dokumentasi
Kuesioner/Angket
34
D. Hipotesis Penelitian
Agar dalam penelitian dapat terarah, aka dirumuskan pendugaan terlebih
dahulu terhadap penyebab terjadinya masalah yaitu hipotesis. Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya
masih harus diuji secara empiris.
Hipotesis dinyatakan sebagai suatu kebenaran sementara, dan merupakan
dasar kerja serta panduan dalam analisis data. Merumuskan pasagan hipotesis
dalam suatu penelitian memerlukan kepiawaian khusus dari peneliti agar hipotesis
tersebut dapat teruji melalui data yang ada. Untuk pengujian statistik, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat Pengaruh Gaya Mengajar Guru
Terhadap Minat Belajar Matematika Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah Atau
Sederajat Se-Kecamatan Geragai”.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Atau Sederajat Se-Kecamatan Geragai
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Di 8 sekolah sekolah yaitu sebagai berikut:
1) SMP Negeri 27 Tanjung Jabung Timur
Jl. Gatot Subroto No.30, Kelurahan Pandan Lagan, Kecamatan Geragai.
2) SMP Negeri 5 Tanjung Jabung Timur
Jl. Tanjung Jabung Timur, Kelurahan Pandan Jaya, Kecamatan Geragai.
3) SMP Negeri 12 Tanjung Jabung Timur
Jl. Poros SK 5 Zone III, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Geragai.
4) SMP Negeri 26 Tanjung Jabung Timur
Jl. Orang Kayo Hitam, Kelurahan Lagan Tengah, Kecamatan Geragai.
5) MTs Swasta Nuruzzaman
Jl. Kemakmuran, Kelurahan Lagan Tengah, Kecamatan Geragai
6) MTs Swasta Nurul Ihsan
Sungai Daun, Kelurahan Lagan Tengah, Kecamatan Geragai.
7) MTs Swasta Nurul Hidayah
Dusun Laucing, Kecamatan Geragai
8) MTs Negeri 4 Tanjung Jabung Timur
Jl.Siliwangi, Kelurahan Rantau Karya, Kecamatan Geragai.
36
Lebih jelasnya bisa dilihat pada denah dibawah ini :
Gambar 3.1 : Denah MTs Atau Sederajat Se-Kecamatan Geragai.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Maret 2020 selesai pada
tanggal 16 Maret 2020. Sedangkan waktu observasi awal yang dilaksanakan ke
sekolah-sekolah dilaksanan pada tanggal 13 Januari 2020 selesai pada tanggal 16
Januari 2020.
Penelitian ini dilakukan tiga tahap, yaitu: tahap persiapan penelitian, tahap
penyusunan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap penyelesaian
penelitian. Adapun tahap-tahap prosedur pengumpulan data yang akan dilakukan
oleh Peneliti adalah sebagai berikut :
1) Tahap persiapan penelitian
Tahap persiapan yaitu tahap awal dalam memulai suatu kegiatan sebelum
peneliti mengadakan penelitian langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data
yaitu membuat draf skripsi, mengurus surat izin untuk mengadakan penelitian
kepada pihak-pihak yang bersangkutan dan yang terpenting adalah melakukan
survey atau observasi ke sekolah yang akan menjadi lokasi penelitian.
37
2) Tahap penyusunan penelitian
Tahap ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti mengetahui permasalahan
yang terjadi sehingga mempermudah dalam pengumpulan data.
3) Tahap pelaksanaan penelitian
Adapun cara yang dilakukan dalam tahap ini yaitu dengan melakukan
penelitian lapangan untuk mendapatkan data yang kongkrit dengan menggunakan
instrumen penelitian atau dengan jalan membaca referensi atau literature yang
berkaitan dengan pembahasan ini baik dengan menggunakan kutipan langsung
ataupun kutipan tidak langsung.
Langkah awal dalam tahap pelaksanaan ini adalah Peneliti menyampaikan
maksud dan tujuan mengadakan penelitian ini. Kemudian, membagikan lembar
angket untuk mengukur minat belajar matematika peserta didik dan melakukan
observasi terhadap guru saat pembelajaran berlangsung khususnya pada guru
matematika saja untuk mengukur pengaruh gaya mengajar guru.
4) Tahap penyelesaian penelitian
Dari tahap satu sampai tiga maka tahap akhir penelitian adalah tahap
penyelesaian, peneliti akan mengolah data serta menghitung hasil dari data yang
diperoleh peneliti yang didapat untuk mengetahui adakah pengaruh gaya mengajar
guru terhadap minat belajar matematika peserta didik di MTs atau sederajat se-
Kecamatan Geragai.
B. Pendekatan dan Desain Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mencari
pengetahuan baru. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dilakukan untuk
mendiskripsikan peristiwa, dan kejadian yang terjadi secara faktual, sistematis,
dan akurat. Pada penelitian ini, Peneliti berusaha mendiskripsikan peristiwa yang
terjadi pusat penelitian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa
tersebut.
38
Menurut Sugiyono (2008:37), penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel
yang lain. Penelitian deskriptif ini adalah salah satu jenis penelitian kunatitatif non
eksperimen. Penelitian ini menggambarkan data kuantitatif yang diperoleh
menyangkut keadaan subjek atau fenomena dari sebuah populasinya.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey yang digunakan untuk
mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi
Peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan
mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (perlakuan
tidak seperti dalam eksperimen) Sugiyono (2017:12).
Sesuai dengan hipotesis yang Peneliti ajukan, dalam penelitian ini akan
digunakan statistika yang tepat untuk tujuan hubungan sebab akibat. Walaupun
urainnya juga mengandung deskriptif, fokus penelitian terletak pada pendekatan
yang telah disebutkan di atas Peneliti melakukan pengamatan untuk memperoleh
gambaran antara dua variabel yaitu variabel gaya mengajar guru dan variabel
minat belajar siswa serta menganalisis apakah terdapat pengaruh gaya mengajar
guru terhadap minat belajar matematika peserta didik di MTs atau sederajat se-
Kecamatan Geragai.
3. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan desain korelasional dasar dua atau
lebih skor yang diperoleh dari setiap jumlah sampel yang dipilih, satu skor untuk
setiap variabel yang diteliti, dan skor berpasangan kemudian dikorelasikan.
Koefisien korelasi yang dihasilkan mengindikasikan tingkatan atau derajat
hubungan antara kedua variabel tersebut. Studi yang berbeda menyelidiki
sejumlah variabel, dan beberapa penggunaan prosedur statistik yang kompleks,
namun desain dasar tetap sama dalam semua studi korelasional (Emzir, 2010:42).
39
Paradigma penelitian ini terdiri atas satu variabel bebas (independen) dan
terikat (dependen). Hal ini dapat digambarkan seperti gamabar 3.1 berikut
(Sugiyono, 2017:66) :
Gambar 3.2 : Paradigma Sederhana
Keterangan :
= Gaya Mengajar Guru Matematika
= Minat Belajar Peserta Didik
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan salah satu hal yang penting dalam
penelitian. menurut Sugiyono (2014:38) variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut atau ditarik kesimpulannya. Jadi variabel
ini pada dasarnya merupakan suatu hal berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan.
Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah variabel terikat
(dependent), dan variabel bebas (independen). Yaitu:
a) Variabel terikat (dependen) menurut Robbins dalam Noor (2012: 49) adalah
faktor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh
beberapa faktor lain, biasa disimbolkan dengan . Dengan kata lain, variabel
terikat ini adalah variabel yang harus dijelaskan secara lebih terperinci.
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu Minat Belajar.
b) Variabel bebas (independen) menurut Robbins dalam Noor (2012: 48) adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
40
timbulnya variabel dependen (terikat), biasanya dinotasikan dengan simbol
variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Gaya Mengajar Guru.
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1) Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh Peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Suharsimi Arikunto,
2010:174). Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam
ruang lingkup dan waktu yang ditentukan (Sugiyono, 2017:174).
Berdasarkan uraian tersebut yang menjadi subjek populasi dalam
penelitian ini adalah peserta didik di MTs Atau sederajat Se-Kecamatan Geragai
yang berjumlah 1309 peserta didik dan guru matematika di MTs atau sederajata
se-Kecamatan Geragai yang berjumlah 12 guru yang akan memberikan secara
mendetail mengenai gaya mengajar guru dan minat belajar matematika dilembaga
pendidikan tersebut :
41
Tabel 3.1
Rekapitulasi Peserta Didik MTs atau Sederajat Se-Kecamatan Geragai.
No Nama Sekolah Kela
s
Jumlah Total Total
keseluruhan L P
1 SMP Negeri 27
Tanjung Jabung
Timur
VII 27 35 62 180
VIII 36 30 66
IX 19 33 52
2 SMP Negeri 5
Tanjung Jabung
Timur
VII 60 57 117 362
VIII 57 76 133
IX 54 58 112
3 SMP Negeri 12
Tanjung Jabung
Timur
VII 51 40 91 258
VIII 39 44 83
IX 43 41 84
4 SMP Negeri 26
Tanjung Jabung
Timur
VII 10 17 27 118
VIII 20 27 47
IX 18 26 44
5 MTs Swasta
Nuruzzaman
VII 3 0 3 16
VIII 6 5 11
IX 1 1 2
6 MTs Swasta Nurul
Ihsan
VII 9 12 21 49
VIII 5 6 11
IX 11 6 17
7 MTs Swasta Nurul
Hidayah
VII 19 18 37 94
VIII 15 9 24
IX 15 18 33
8 MTs Negeri 4
Tanjung Jabung
Timur
VII 27 38 65 232
VIII 42 50 92
IX 32 43 75
Total keseluruhan 619 690 1309
Sumber: Data diperoleh dari hasil dokumentasi pada tanggal 13-15 januari 2020
di sekolah-sekolah.
Data yang ada di Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
berdasarkan hasil dokumentasi di sekolah-sekolah, terdapat nama-nama guru
matematika yang ada di lembaga pendidikan tingkat MTs atau sederajat se-
Kecamatan Geragai adalah:
42
Tabel 3.2
Nama-Nama Guru Matematika Di MTs atau Sederajat Se-Kecamatan Geragai.
No Nama Sekolah Inisial
Nama Guru
1 SMP Negeri 12 Tanjung Jabung Timur RP
2 SMP Negeri 12 Tanjung Jabung Timur LS
3 SMP Negeri 26 Tanjung Jabung Timur HK
4 SMP Negeri 5 Tanjung Jabung Timur N
5 SMP Negeri 5 Tanjung Jabung Timur I
6 SMP Negeri 27 Tanjung Jabung Timur S
7 SMP Negeri 27 Tanjung Jabung Timur LWS
8 MTs Swasta Nuruzzaman DR
9 MTs Swasta Nurul Ihsan SG
10 MTs Swasta Nurul Hidayah BK
11 MTs Negeri 4 Tanjung Jabung Timur EN
12 MTs Negeri 4 Tanjung Jabung Timur MHW
Sumber: Data diperoleh dari hasil dokumentasi pada tanggal 13-15 Januari 2020
di sekolah-sekolah.
2) Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka Peneliti dapat menggunakan sampell yang diambil dari populasi itu.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif (mewakili). Bila sampel tidak representatif, maka ibarat orang buta
disuruh menyimpulkan karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah,
maka ia menyimpulkan gajah itu seperti kipas. Orang kedua memegang badan
gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti tembok besar. Satu orang lagi
43
memegang ekornya, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti seutas tali. Begitulah
kalau sampel yang dipilih tidak representatif, maka ibarat 3 orang buta itu yang
membuat kesimpulan salah tentang gajah (Sugiyono, 2017:118).
Dari uraian di atas maka Peneliti menggunakan teknik Simple Random
Sampling dengan menggunakan metode Nomogram Harry King yang
dikembangkan oleh Issac dan Michel, untuk tingkat kesalahan, 1%, 5% dan 10%.
(Sugiyono, 2017:128) terlihat bahwa, makin besar taraf kesalahan, maka akan
semakin kecil ukuran sampel. Sampel dalam penelitian ini ada dua yaitu peserta
didik dan guru matematika, yang memiliki perbedaan jumlahnya, menurut
Sugiyono (2017:127) bila keduanya digunakan untuk menghitung sampel,
terdapat perbedaan jumlah maka sebaiknya yang dipakai adalah jumlah ukuran
sampel yang paling besar. Dikarenakan jumlah guru hanya 12 guru sedangkan
jumlah peserta didik 1309 peserta didik maka Peneliti menetapkan peserta didik
sebagai sampel dalam penelitian ini.
Berdasarkan penjelasan tersebut, Teknik pengambilan sampel, pada
penelitian ini menggunakan teknik random sampling atau dengan acak-acak tanpa
memilih untuk menjadi anggota sampel dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Dengan demikian peneliti
memberi hak yang sama kepada seiap subyek untuk memperoleh kesempatan
(change) dipilih menjadi sampel (Suharsimi Arikunto, 2010:177).
Berdasarkan hal diatas maka dalam penelitian ini cara pengambilan
sampelnya adalah dengan cara undian. Peneliti membuat nomor urut undian
berupa abjad kelas misalnya, dalam suatu sekolah ada terdiri dari Kelas
dan maka Peneliti akan membuat undian berdasarkan banyaknya lokal
dari masing-masing kelas, jika kelas terdiri dari lokal dan kemudian
dilakukan pengundian sebanyak satu kali dan nama lokal yang keluar dari
pengundian tersebutlah yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini.
Untuk lebih jelas penyebaran sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel.
44
Tabel 3.3
Sampel Penelitian Peserta Didik.
No Nama Sekolah Kelas Lokal
Jumlah
Peserta
Didik
Total
Keseluruhan
1 SMP Negeri 12
Tanjung Jabung Timur
VII A 31
66 VIII A 21
IX C 25
2 SMP Negeri 26
Tanjug Jabung Timur
VII B 10
30 VIII A 10
IX A 10
3 SMP Negeri 5
Tanjung Jabung Timur
VII A 29
75 VIII A 21
IX D 25
4 SMP Negeri 27
Tanjung Jabung Timur
VII B 27
63 VIII A 21
IX B 15
5 MTs Swasta
Nuruzzaman
VII - 5
10 VIII - 4
IX - 1
6 MTs Swasta Nurul
Ihsan
VII - 10
21 VIII - 6
IX - 5
7 MTs Swasta Nurul
Hidayah
VII - 10
30 VIII - 11
IX - 9
8 MTs Negeri 4 Tanjung
Jabung Timur
VII C 21
67 VIII A 18
IX A 28
Total 362
Sumber: Diolah Oleh Peneliti April 2020
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mendapatkan data atau informasi
yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya untuk mendapatkan informasi
mengenai pengaruh gaya mengajar guru terhadap minat belajar matematika
peserta didik di Madrasah Tsanawiyah atau sederajat se-Kecamatan Geragai,
Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah memperoleh data yang
diperlukan ketika peneliti telah menginjak pada langkah pengumpulan data
45
observasi di lapangan. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1) Kuesioner
Angket adalah instrumen penelitian yang berupa daftar pernyataan atau
pertanyaan yang akan diberikan kepada subjek penelitian untuk diisi sesuai
keadaan subjek penelitian. Kuesioner juga sering disebut dengan angket dimana
dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa macam-macam pertanyaan yang
berhubungan erat dengan masalah peneitian yang hendak dipecahkan, disusun dan
disebarkan ke respponden untuk memperoleh informasi di lapangan. Dalam
penelitian kuantitatif, penggunaan kuesioner adalah yang paling sering ditemui
karena jika dibuat secara intensif dan teliti, kuesioner mempunyai keunggulan jika
dibandingkan dengan alat pengumpulan lainnya yaitu dapat disebarkan untuk
responden yang berjumlah besar dalam waktu yang relatif singkat (Sukardi,
2003:76).
Angket yang digunakan pada penelitian ini ada dua yaitu angket gaya
mengajar guru dan anget minat belajar matematika peserta didik. Angket disusun
dengan menggunakan skala likert minat belajar (sangat tidak setuju, tidak setuju,
ragu-ragu, setuju, dan sangat setuju) sedangkan gaya mengajar guru (selalu,
sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah) . Skala likert digunakan bila
responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik, dan dapat
mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia (Sugiyono, 2017:172). Dimana
penskoran untuk tiap skala untuk angket minat belajar matematika STS=Sangat
Tidak Setuju, TS=Tidak Setuju, R=Ragu-Ragu, S=Setuju, dan SS= Sangat Setuju,
untuk penskoran STS=1,TS=2, R=3, S=4, dan SS=5. Gaya mengajar
menggunakan penskoran SL=selalu, KK=Kadang-Kadang, JR=Jarang, TP=Tidak
Pernah, untuk penskoran SL=5, SR=4, KK=3, JR=2, TP=1. Angket minat belajar
matematika peseta didik dan gaya mengajar guru berisi 34 pernyataan yang terdiri
atas pernyataan positif (Farovorable) dan pernyataan negatif (Unfarovorable)
yang mewakili tiap indikator yang akan diukur yang terbagi dalam setiap indikator
minat belajar matematika peserta didik yang terdiri dari indikator perasaan
46
senang, perhatian, ketertarikan, dan ketertiban siswa lebih jelasnya dapat dilihat
pada (lampiran 1). Gaya mengajar guru yang terdiri dari gaya mengajar klasik,
gaya mengajar teknologis, gaya mengajar personalisasi, dan gaya mengajar
interaksional. Indikator gaya mengajar guru dan indikator minat belajar diperoleh
berdasarkan teori-teori para ahli yang peneliti gunakan untuk membuat kisi-kisi
instrumen penelitian. Lebih jelasnya bisa dilihat tabel berikut ini :
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Istrumen Angket Gaya Mengajar Guru Matematika
Indikator Nomor item pernyataan
Positif Negatif 1. Gaya mengajar klasik
a. Peran guru sangat dominan 1 20
b. Isi pelajaran berupa sejumlah informasi
yang paling populer dan dipilih dari
dunia yang diketahui anak.
2 34
c. Proses pengajaran bersifat pasif, yakni
siswa diberi pelajaran. 3 30
d. Cara penyampaian bahan pelajaran
dengan komunikasi lisan. 4 26
e. Penyampaian bahan pelajaran disertai
contoh yang konkret diikuti dengan
mengajukan pertanyaan
5 22
f. Guru menyampaikan ikhtisar yang
berfungsi memberikan informasi
mengenai bahan pelajaran secara garis
besar
6 25
2. Gaya Mengajar Teknologis - -
a. Peranan isi pelajaran sangat dominan. 7 21
b. Peranan siswa adalah belajar dengan
menggunakan perangkat atau media. 8 23
c. Peran guru sebagai pemandu. 9 33
d. Isi pelajaran sudah diprogram dalam
perangkat baik software maupun
hardware.
10 27
e. Guru hanya berpegang pada sumber
media yang tersedia. 11 29
3. Gaya Mengajar Personalisasi - -
a. Pengajaran dilakukan berdasarkan
minat atau perkembangan mental siswa. 12 24
b. Peranan siswa pada saat pengajaran 13 32
47
lebih dominan.
c. Guru harus mempunyai kemampuan
bertindak sebagai narasumber 14 31
4. Gaya Mengajar Interaksional - -
a. Peran guru dan siswa sangat dominan 15
b. Guru lebih mengedepankan dialog
sebagai bentuk interaksi yang dinamis. 16, 17 18, 28
c. Siswa belajar melalui hubungan dialog 19
Sumber: Berdasarkan teori para ahli pada pembahasan di bab 2.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Angket Minat Belajar Peserta Didik.
Indikator Nomor Item Pernyataann
Positif Negatif
a) Perasaan senang
o Menerima pelajaran matematika
dengan senang 12 , 16 , 18 9, 10 , 27
o Terus menerus belajar 2, 13
o Tidak merasa bosan mempelajari
pelajaran matematika 5 4
b) Perhatian dalam belajar - -
o Mempunyai perhatian terhadap
suatu pelajaran 1
o Memberikan perhatian lebih 7, 29
o Memiliki konsentrasi dalam
belajar 3 25, 31
o Mengikuti penjelasan guru 22 28
o Mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan guru 6, 26
c) Ketertarikan pada materi
pelajaran - -
o Berusaha untuk mencari tantangan
pada isi pelajaran yang dikaji
khususnya mata pelajaran
matematika
24
o Mencari contoh sesuai dengan
keadaan yang berkaitan
dengan mata pelajaran matematika
19 8
o Secara terus menerus akan
membahas materi pelajaran itu 15, 23
d) Keterlibatan siswa - -
o Kehadiran 14, 30
o Menghormati orang lain 21
48
o Mengajukan pertanyaan atau
mengemukakan gagasan atau
pendapat
20, 34 33
o Tanggung jawab 11, 32
o Kerja sama 17
Sumber: Berdasarkan teori para ahli pada pembahasan di bab 2.
2. Observasi
Observasi adalah lembar instrumen dalam penelitian kuantitatif dalam
penelitian deskriptif untuk mengamati, menyelidiki, dan mengidentifikasi
informasi yang hendak diambil berupa kondissi atau fatkta alami, tingkah laku,
dan hasil kerja. Obsevasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunaan
untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan
yang dapat diamati, baik dengan situasi yang sebenarnya maupun dengan situasi
buatan.
Observasi harus dilakukan pada saat proses kegiatan itu berlangsung,
pengamatan terlebih dahulu harus menentapkan aspek-aspek tingkah laku apa
yang hendak diobservasinya, lalu dibuat pedoman agar memudahkan dalam
pengisian observasi. Pengisian hasil observasi dalam pedoman yang dibuat
sebenarnya bisa diisi secara bebas dalam bentuk urian mengenai gejala yang
tampak dari perilaku individu yang diobservasi, bisa pula dalam bentuk memberi
tanda cek ( ) pada kolom jawaban hasil observasi jika pedoman observasi yang
dibuat telah disediakan jawabannya (berstruktur) Sudjana Nana (2009:84-85).
Untuk memaksiamlkan hasil observasi, peneliti akan menggunakan alat
bantu yang sesuai dengan kondisi. Dalam penelitian ini peneliti telah
mempersiapkan pedoman observasi yang digunakan untuk mengamati atau
mengukur gaya mengajar guru pada saat proses beajar mengajar di kelas pelajaran
matematika. Lembar observasi dapat dilihat pada (Lampiran 1). Sedangkan kisi-
kisi pada lembar observasi adalah sebagai berikut:
49
Tabel 3.6
Kisi- Kisi Observasi Gaya Mengajar Guru Matematika.
Indikator Nomor item
pernyataan 1. Gaya mengajar klasik
a. Peran guru sangat dominan 1
b. Isi pelajaran berupa sejumlah informasi yang paling
populer dan dipilih dari dunia yang diketahui anak.
2
c. Proses pengajaran bersifat pasif, yakni siswa diberi
pelajaran.
3, 6
d. Cara penyampaian bahan pelajaran dengan
komunikasi lisan.
4
e. Penyampaian bahan pelajaran disertai contoh yang
konkret diikuti dengan mengajukan pertanyaan
5
f. Guru menyampaikan ikhtisar yang berfungsi
memberikan informasi mengenai bahan pelajaran
secara garis besar
7
2. Gaya Mengajar Teknologis
a. Peranan isi pelajaran sangat dominan. 8
b. Peranan siswa adalah belajar dengan menggunakan
perangkat atau media.
9
c. Peran guru sebagai pemandu. 10
d. Isi pelajaran sudah diprogram dalam perangkat baik
software maupun hardware.
11
e. Guru hanya berpegang pada sumber media yang
tersedia.
12
3. Gaya Mengajar Personalisasi
a. Pengajaran dilakukan berdasarkan minat atau
perkembangan mental siswa.
13
b. Peranan siswa pada saat pengajaran lebih dominan. 14
b. Guru harus mempunyai kemampuan bertindak
sebagai narasumber
15
4. Gaya Mengajar Interaksional
a. Peran guru dan siswa sangat dominan 16
b. Guru lebih mengedepankan dialog sebagai bentuk
interaksi yang dinamis.
19
c. Siswa belajar melalui hubungan dialog 17, 18
Sumber: Diolah peneliti April 2020.
50
3. Wawancara
Menurut Haris Herdiansyah (2015:31) wawancara merupakan sebuah
proses interaksi komunikasi yang dilakukan oleh minimal dua orang, atas dasar
ketersediaan dan dalam pengaturan yang dialami dimana arah pembicaraan
mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan kepercayaan
sebagai landasan utama dalam proses memahami. Teknik wawancara ini
digunakan untuk memperoleh keterangan berupa informasi melalui suatu
percakapan dan bertatap muka langsung dengan orang yang memberikan
keterangan kepada Peneliti,
Wawancara dalam penelitian kuantitatif ini dilakukan secara terstruktur,
dimana Peneliti menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan
untuk mengungkap data. Meskipun demikian, Peneliti juga dapat memperoleh
data yang lebih bermakna maka wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara bebas (terbuka).
Wawancara ini digunakan untuk menggali informasi terkait gaya mengajar
yang dilakukan guru matematika dalam proses pembelajaran di MTs atau
Sederajat se-Kecamatan Geragai.
51
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Terstruktur Gaya Mengajar Guru Matematika.
Indikator Nomor item
pernyataan 1. Gaya mengajar klasik
a. Peran guru sangat dominan
1 , 3
b. Isi pelajaran berupa sejumlah informasi yang paling
populer dan dipilih dari dunia yang diketahui anak.
c. Proses pengajaran bersifat pasif, yakni siswa diberi
pelajaran.
d. Cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi
lisan.
e. Penyampaian bahan pelajaran disertai contoh yang
konkret diikuti dengan mengajukan pertanyaan
f. Guru menyampaikan ikhtisar yang berfungsi
memberikan informasi mengenai bahan pelajaran
secara garis besar
2. Gaya Mengajar Teknologis
2, 4
a. Peranan isi pelajaran sangat dominan.
b. Peranan siswa adalah belajar dengan menggunakan
perangkat atau media.
c. Peran guru sebagai pemandu.
d. Isi pelajaran sudah diprogram dalam perangkat baik
software maupun hardware.
e. Guru hanya berpegang pada sumber media yang
tersedia.
4. Gaya Mengajar Personalisasi
7, 8
a. Pengajaran dilakukan berdasarkan minat atau
perkembangan mental siswa.
c. Peranan siswa pada saat pengajaran lebih dominan.
b. Guru harus mempunyai kemampuan bertindak sebagai
narasumber
5. Gaya Mengajar Interaksional
5, 6
a. Peran guru dan siswa sangat dominan
b. Guru lebih mengedepankan dialog sebagai bentuk
interaksi yang dinamis.
c. Siswa belajar melalui hubungan dialog
Sumber: Diolah peneliti April 2020
52
4. Dokumentasi
Instrumen dokumentasi dikembangkan untuk penelitian dengan
menggunakan pendekatan analisis isi. Selain itu digunakan juga dalam penelitian
untuk mencari bukti-bukti sejarah, landasan hukum dan peraturan-peraturan yang
pernah berlaku. Subjek penelitiannya dapat berupa buku-buku, majalah dokumen,
catatan harian bahkan benda bersejarah seperti prasasti dan artefak.
5. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Keberhasilan suatu penelitian ditentukan oleh baik tidaknya instrumen
yang digunakan. Oleh karena itu, hendaknya peneliti melakukan pengujian
terhadap instrumen yang digunakan. Menurut Arikunto (2006:156) “Syarat
instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan
reliabel,”
Sugiyono (2009:267) menyatakan “instrumen yang valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur, sedangkan
instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama dan akan menghasilkan beberapa kali mengukur
obyek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama.
a) Uji Validitas
Validitas adalah suatu struktur yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan dan kesalahan suatu intrumen. Uji validitas digunakan untuk
mengetahui apakah instrumen yang dibuat dapat mengukur apa yang diinginkan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas konstruk (Construct
Validity), karena untuk instrumen yang nontest yang digunakan untuk mengukur
sikap cukup memenuhi validitas konstrruksi (Construct). Menurut Sugiyono
(2014:177) untuk menguji validitas konstruk dapat digunakan pendapat dari para
ahli (juggement experts), dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang
aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka
selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan pengajar di program
studi Bimbingan untuk mendapatkan ketepatan item yang dapat ditetapkan, yaitu
Marni Zulyanti , M.Pd dan Ainun Mardia, M.Sc. Setelah mendapatkan item-item
53
penyataan yang dapat dikonsribusikan dalam lembar skala minat belar dan skala
gaya mengajar guru, selanjutnya item-item akan disusun dalam lembar skala
untuk digunakan dalam penelitian.
Penelitian menghitung koefisien validitas menggunakan formula Aiken’s V
yang didasarkan pada hasil penilaian panel ahli sebanyak n orang terhadap suatu
item. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan angka anta 0 (yaitu tidak
valid). Sampai dengan 4 (yaitu sangat valid). Adapun rumus dari Aiken’s V dalam
Azwar (2013:134) adalah sebagai berikut:
Rumus 3.1 : Aiken’s V
Keterangan :
Jumlah panel penilai (expert)
Angka penilaian validitas terendah (dalam hal ini = 0 )
Angka penilaian validitas tertinggi (dalam hal ini = 4)
Angka yang diberikan seorang penilai
setelah dilakukan uji ahli, rentang angka yang diperoleh antara 0 sampai
5,33 pada skala minat belajar dan gaya mengajar guru yaitu lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 3.8 berikut ini :
54
a. Validitas pakar angket gaya mengajar guru dan minat belajar peserta
didik dengan jumlah panel penel penilai satu orang.
Tabel 3.8
Aiken’s Skala Gaya Mengajar Guru Matemtika.
Sumber: Data Hasil Validasi Angket Gaya Mengajar Guru.
Tabel 3.9
Aiken’s Skala Minat Belajar Peserta Didik.
Sumber: Data Hasil Validasi Angket Minat Belajar Peserta Didik.
No V Aiken's No V Aiken's No V Aiken's
1 4,66 14 5 27 4
2 4,66 15 4 28 5
3 5 16 5,33 29 5
4 4,66 17 4 30 4
5 4 18 5,33 31 4,66
6 5 19 4 32 4,33
7 4 20 4,66 33 5,33
8 5 21 4,66 34 5
9 4,66 22 4
10 4,66 23 4,66
11 4,66 24 4
12 5,33 25 5
13 4,66 26 5,33
Jumlah 158,24
Rentang Nilai Validitas sebesar 4,65
No V Aiken's No V Aiken's No V Aiken's
1 4 14 4,66 27 4,66
2 5 15 4,33 28 4
3 4,66 16 4,33 29 4,66
4 4 17 5,33 30 5
5 4,33 18 5,33 31 4,33
6 3,66 19 4,33 32 5
7 5,33 20 4,66 33 4,66
8 4 21 4,33 34 5,33
9 4,66 22 4,33
10 5 23 4,66
11 5 24 4,33
12 4,33 25 4,66
13 5 26 5
Jumlah 156,89
Rentang Nilai Validitas sebesar 4,61
55
Tabel 3.10
Kriteria Validitas Yang telah ditentukan pada lembar valititas instrumen.
Interval Koefisien Kategori
4 keatas Sangat valid
3 keatas Valid
2 keatas Cukup valid
1 keatas Kurang valid
0 keatas Tidak Valid
Sumber: Skor Lembar Validasi.
Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan formula Aiken’s V diperoleh
hasil 34 item pernyataan yang sangat valid pada skala gaya mengajar guru.
Sedangkan pada skala minat belajar diperoleh 33 item yang sangat valid dan 1
item yang valid. Maka dari hasil tersebut didapatkan rentang nilai validitas pada
skala gaya mengajar guru sebesar 4,65 sedangkan pada skala minat belajar sebesar
4,61 lebih jelasnya dapat dilihat hasil validasi dengan pakar ahli pada (lampiran
1, ). Dengan melihat kriteria validitas istrumen oleh peneliti dengan pakar ahli,
maka rentang nilai validitas gaya mengajar guru dan minat belajar peserta didik
keputusan sangat valid, artinya dapat memenuhi persyaratan sebagai instrumen
yang valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Dalam instrumen gaya
mengajar guru dalam penilaia secara umum terhadap format angket tengtang gaya
mengajar guru matematika mendapatkan nilai C (dapat digunakan dengan revisi
sedang), dan penilaian secara umum terhadap format angket tentang minat belajar
peserta didik terhadap pelajaran matemtika mendapatkan nilai C (dapat digunakan
dengan revisi sedang). Dengan saran untuk peneliti, perbaiki angket sesuai saran
saat proses validasi.
56
b. Validitas pakar observasi gaya mengajar guru dengan jumlah panel
penel penilai satu orang.
Tabel 3.11
Aiken’s Skala Gaya Mengajar Guru Matemtika.
Sumber: Data Hasil Validasi pedoman observasi gaya mengajar guru.
Tabel 3.12
Aiken’s Skala gaya mengajar guru.
Sumber: Data Hasil validasi pedoman wawancara minat belajar peserta didik.
No V Aiken's No V Aiken's
1 4 14 4
2 4 15 4
3 4 16 4
4 4 17 4
5 0 18 4
6 4 19 4
7 0,33
8 1,33
9 4
10 4
11 4
12 4
13 4
Jumlah 65,66
Rentang Nilai Validitas sebesar 3,46
No V
Aiken's
1 4
2 3,33
3 0
4 4
5 4
6 4
7 4
8 4
Jumlah : 27, 33
Rentang Nilai Validitas sebesar 3,41
57
Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan formula Aiken’s V diperoleh
hasil 16 item pernyataan yang sangat valid (tabel 3.14), 2 item tidak valid, 1 item
kurang valid, pada skala pedoman observasi gaya mengajar guru. Sedangkan pada
skala pedoman wawancara gaya mengajar guru diperoleh 6 item yang sangat
valid dan 1 item tidak vaid, dan 1 item valid. Maka dari hasil tersebut didapatkan
rentang nilai validitas pada skala pedoman observasi gaya mengajar guru sebesar
3,46 sedangkan pada skala pedoman wawancara gaya mengajar guru sebesar 3,41.
Lebih jelasnya dapat dilihat hasil validasi dengan pakar ahli pada (lampiran 1 ).
Dengan melihat kriteria validitas istrumen oleh peneliti dengan pakar ahli, maka
rentang nilai validitas pedoman observasi gaya mengajar guru dan pedoman
wawancara gaya mengajar guru keputusan valid, artinya dapat memenuhi
persyaratan sebagai instrumen yang valid dan dapat digunakan dalam penelitian.
Dalam instrumen pedoman observasi gaya mengajar guru penilaia secara umum
terhadap format angket tentang gaya mengajar guru matematika mendapatkan
nilai B (dapat digunakan dengan revisi sedikit), dan penilaian secara umum
terhadap format pedoman wawncara gaya mengajar guru matematika
mendapatkan nilai B (dapat digunakan dengan revisi sedikit). Dengan saran untuk
peneliti, Pertanyaan lebih fokus ke indikator.
b) Uji Reliabelitas
Syarat penting lainnya dalam sebuah penelitian adalah reliabelitas.
Menurut Sukardi (2003:27) reliabelitas sama dengan konsistensi atau keabsahan.
Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi,
apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang
hendak diukur. Reliabilitas yang tinggi menunjukkan kesalahan yang minim. Jika
sebuah tes mempunyai reliabilitas tinggi maka pengaruh kesalahan pengukuran
telah terkurangi.
Dalam penelitian ini, untuk meneliti realibilitas, peneliti menggunakkan
formula Alpa dari Cronbach. Peneliti menggunakan formula ini karena menurut
Azwar (2013:115) data untuk menghitung koefisien realibilitas alpha diperoleh
58
lewat sekali saja penyajian skala pada sekelompok responden. Dan hal ini tentu
saja akan sangat membantu peneliti untuk menghemat waktu dan biaya yang
diperlukan. Rumus alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Rumus 3.2 : Alpha Cronbach
Keterangan :
Koefisien reliabilitas instrumen
Jumlah butir pertanyaan
Jumlah varian item
Varians Total
Menurut Arikunto (2006:21) untuk mengetahui tinggi rendahnya
reliabilitas pada suatu skala, menggunakan kriteria reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.13
Kriteria Reliabilitas
Interval Tingkat Hubungan
0,800 – 1,00 Sangat Tinggi
0,600 – 0,800 Tinggi
0,400 – 0,600 Cukup
0,200 – 0,400 Rendah
0,000 – 0,200 Saangat Rendah
Sumber: Menurut Arikunto, 2006:114
Uji reliabilitas pada skala gaya mengajar guru dilakukan terhadap 34 item,
sedangkan untuk uji relibilitas skala minat belajar dilakukan terhadap 34 item.
Setelah dilakukan uji coba reliabilitas intsrumen penelitian pada tanggal 26
febuari 2020 terhadap 26 peserta didik kelas SMP Negeri 27 Tanjung Jabung
Timur, diperoleh koefisien reliabilitas pada skala gaya mengajar guru sebesar
(0,88) sedangkan pada skala minat belajar peserta didik sebesar (0,83) (Lampiran
2). Berdasarkan kriteria reliabilitas menurut (Arikunto 2006:114), maka koefisien
59
reliabilitas pada skala gaya mengajar guru dan minat belajar peserta didik
termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Dengan demikian, instrumen skala gaya
mengajar dan minat belajar peseta didik dapat digunakan dalam penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam
kegiatan penelitian. dengan analisis data maka dapat membuktikan hipotesis dan
menarik kesimpulan tentang masalah yang akan diteliti.
Darmadi (2014:206) menyatakan “penelitian korelasi bertujuan untuk
mengetahui serta menentukan ada tidaknya pengaruh anatar dua variabel atau
lebih guna mengukur sebarapa besarnya tingkat pengaruh kedua variabel yang
diukur.”
Selain itu penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan Analisis
Regresi Linier Sederhana untuk melihat pengaruh gaya mengajar guru terhadap
minat belajar peserta didik. Dengan menggunakan uji normalitas, linieritas,
mengghomogenitas dan uji hipotesis.
1) Uji Normalitas
Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu harus dilakukan
creening terhadap data. Menurut Ghazali (2011:29). Screening data harus
dilakukan terlebih dahulu sebagai langkah awal sebelum melakukan uji statistik.
Karena salah satu asumsi penggunaan statistik parametrik adalah asumsi
multivariate normality. Asumsi tersebut menjelaskan bahwa variabel dan semua
kombinasi linier dari variabel berdistribusi normal. Apabila asumsi tersebut
terpenuhi maka nilai residu dari analisis juga berdistribusi normal dan independen.
Artinya, perbedaan antara nilai prediksi dengan skor sesungguhnya atau error
akan terdistribusi simetri disekitar nilai means sama dengan 0. Oleh karena itu
dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas terlebih dahulu.
Menurut Ghazali (2011:30) secara statistik ada dua komponen normalitas
yaitu skewness dan kurtosis. Skewness berhubungan dengan simetri berdistribusi.
Sedangkan skewed variabel (variabel menceng) adalah variabel yang nilai
60
meannya tidak di tengah-tengah berdistribusi. Sedangkan kurtosis berhubungan
dengan puncak dari suatu distribusi. Sedangkan kurtosis berhubungan dengan
puncak dari suatu distribusi. Syarat data yang normal adalah nilai dan
< (signifikan 0,05). Uji signifikansi skewness dan kurtosis dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus berikut :
Rumus 3.3 : Skewness dan Kurtosis.
Keterangan :
Nilai Skewness
Jumlah Sampel
Nilai Kurtosis
Nilai dibandingkan dengan nilai kritisnya yaitu nilai kritisnya .
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji terhadap kesamaan
(homogenitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya varian sampel
yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas yang digunakan yaitu uji
Fisher, dengan rumus sebagai berikut:
Rumus 3.4 : Uji Fisher
Keterangan:
F = Homogenitas
S12 = Varians terbesar
S22 = Varians terkecil
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
dan
61
1. Menentukan varians dari pretest dan posttest dengan rumus:
2. Menentukan varians terbesar dan terkecil
3. Menentukan dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil)
a. Menentukan nilai Fhitung
b. Menentukan Ftabel
Kriteria uji homogenitas:
- Jika Fhitung < Ftabel, maka diterima yang berarti varians kedua populasi
homogen.
- Jika Fhitung > Ftabel, maka ditolak yang berarti varians kedua populasi
tidak homogen. (Sudjana, 2005:250).
3) Uji Linearitas
Uji linier adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui status
linier tidaknya suatu distribusi data penelitian. hasil yang diperoleh melalui uji
akan menentukan teknik-teknik analisa yang akan digunakan bisa digunakan atau
tidak. Apabila dari hasil uji linieritas didaptkan kesimpulan bahwa distribusi data
penelitian dikategorikan linier maka data penelitian dapat digunakan dengan
metode-metode yang ditentukan (misalnya analisis regresi linier). Demikian juga
sebaliknya apabila ternyata tidak linier maka distribusi data dianalisis data harus
dianalisis dengan metode lain. Langkah-langkah Uji Linieritas sebagai berikut :
a. Menyusun tabel kelompok data variabel dan , dimana variabel data
diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar.
Varians
db1 = n – 1
db2 = n – 1
62
b. Mengitung jumlah kuadrat dengan rumus :
Rumus 3.5 : Jumlah Kuadrat
c. Menghitung jumlah kuadrat total dengan rumus:
Rumus 3.6 : Jumlah Kuadrat Total
d. Mengitung jumlah kuadrat regresi dengan rumus :
Rumus 3.7 : Jumlah Kuadrat Regresi
e. Menghitung jumlah kuadrat residu dengan rumus :
Rumus 3.8 : Jumlah Kuadrat Residu
f. Mencari dengan rumus :
Rumus 3.9 :
Setelah diperoleh, selanjutnya dibandingkan tabel untuk
menentukan diterima atau ditolaknya Hipotesis nol.
4) Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah
kebenarannya. Hipotesis akan diterima jika hasil pengujian membenarkan
pernyataan dan akan ditolak jika terjadi penyangkalan dari pernyataan. Pengujian
hipotesis digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya mengajar
guru terhadap minat belajar peserta didik. Adapun untuk pengujian hipotesis
63
menggunakan rumus Regresi Linier Sederhana. Rumus regresi linier sederhana
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Persamaan Regresi Linier
Rumus 3.10 : Regresi Linier Sederhana
Keterangan :
Nilai yang diprediksikan
Bilangan kontanta atau bila harga
Koefisien Regresi
Nilai variabel independen (bebas)
Nilai maupun nilai dihitung melalui rumus yang sederhana, untuk
memperoleh nilai dihitung dengan rumus (Agus Irianto, 2007:158).
Rumus 3.11 : Koefisien Regresi
2) Koefisien Korelasi pada Regresi Linier Sederhana menggunakan rumus
teknik analisis korelasional Bivariat. Yaitu teknik korelasi Poduct Moment
dengan cara memperhitungkan skor-skor aslinya atau ukuran-ukuran kasarnya
(Anas Sudijono (2014:192). Dengan langkah-langkah sebagai berikut (Anas
Sudijono, 2014:206) Rumus yang kita pergunakan ialah :
Rumus 3.12 : Korelasi Product Moment
64
Keteraangan:
koefisien korelasi person
jumlah seluruh skor
Jumlah seluruh skor
Number of Cases
Jumlah hasil perkalian antara skor dan skor
Sebelum melakukan perhitungan untuk memperoleh Angka Indeks
Korelasinya ), terlebih dahulu merumuskan Hipotesis Alternatif ) dan
Hipotesis Nihilnya , Sebagai berikut:
: “ada korelasi positif yang signifikan, antara Variabel X (Minat Belajar) dan
Variabel Y (Gaya Mengajar Guru).”
:”Tidak ada korelasi positif yang signifikan, antara Variabel X (Minat Belajar)
dan variabel Y (Gaya Mengajar).”
Selanjutnya lakukan perhitungan untuk memperoleh , dengan terlebih
dahulu menyiapkan Tabel kerja atau tabel perhitungannya. Sebagaimana dapat
dilihat pada tabel :
Langkah yang perlu diambil adalah :
Langkah 1 : Menjumlahkan subjek penelitian.
Langkah 2 : Menjumlahkan skor variabel .
Langkah 3 : Menjumlahkan skor variabel .
Langkah 4 : Mengalikan skor variabel dengan skor variabel Setelah selesai
dijumlahkan.
Langkah 5 : Menguadratkan skor variabel Setelah selesai dijumlahkan
Langkah 6 : Menguadratkan seluruh skor variabel . Setelah selesai dijumlahkan.
Langkah 7 : Mencari dengan rumus seperti telah disebutkan dimuka.
Langkah 8 : Memberikan Interpretasi terhadap . (Anas Sudijono, 2014:193)
Selanjutnya untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan uji
Perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan perbandingan
65
pada tingkat kepercayaan 95% ( dan
derajat keabsahan ( sehingga dengan
Menggunakan program microsof excel diperoleh nilai pada taraf
signifikan 5% adalah sedangkan pada taraf signifikan 1 % diperoleh nilai
2,590. Kemudian untuk memperoleh nilai dilakukan perhitungan
dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2017:257) :
Rumus 3.13 :
Setelah didapatkan nilai maka selanjutnya adalah membandingkan
nilai dan Membuat kesimpulan ditolak atau diterima. Selanjutnya analisis
korelasi dapat di lanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi, dengan cara
mengkuadratkan koefisien yang telah di temukan. Dengan rumus :
Rumus 3.14 : Koefisien Determinasi
66
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik adalah pernyataan statistik tentang populasi yang
diteliti. Suatu pengujian hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan
keputusan dapat dibuat, yaitu keputusan untuk menirima berarti menolak
atau menolak berarti menerima . Hipotesis statistik dirumuskan untuk
menjelaskan gambaran dan parameter apa dari populasi (Riduwan, 2013:174).
Hipotetis statistik ada bila penelitian bekerja dengan sampel, jika
penelitian tidak menggunakan sampel maka tidak ada hipotesis statistik
(sugiyono, 2014:174). Dalam hipotetis statistik yang diuji adalah hipotetis nol,
hipotetis yang menyatakan tidak ada perbedaan antara data sampel dan data
populasi.
Hipotetis statistik pada penelitian ini adalah :
Keterangan :
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan gaya mengajar guru terhadap minat
belajar matematika peserta didik di Madrasah Tsanawiyah atau sederajat se-
Kecamatan Geragai.
Terdapat pengaruh yang signifikan gaya mengajar guru terhadap minat
belajar matematika peserta didik di Madrasah Tsanawiyah atau sederajat se-
Kecamatan Geragai.
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskriptif Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap ini mendeskripsikan sebelum pelaksanaan penelitian di
sekolah. Setelah melakukan sminar proposal pada tanggal 02 Desember 2019,
peneliti melakukan perbaikan kepada kedua pembimbing yang telah dipercaya
yaitu pembimbing I Dr. M. Hurmaini, M.Pd pembimbing II Betri Wendra,
S.Pd.I.,M.Sc dan direkomendasikan oleh ketua Jurusan Pendidikan Matematika
untuk membimbing Peneliti menyusun sebuah karya ilmiah (skripsi).
Hasil sminar proposal beserta saran dan masukan dari penguji atas
perbaikan instrumen yang digunakan yaitu angket (koesioner), lembar observasi,
serta lembar wawancara, dilaksanakan pada 17 Januari 2020 dari penguji dan
pembimbing dengan melakukan revisi atau perbaikan. Selanjutnya dilakukan uji
validitas instrumen pada tanggal 10 Januari 2020 oleh dosen yang telah ditunjuk
sebagai Validator yaitu Marni Zulyanti, M.Pd dan Ainun Mardia, M.Sc. Setelah
dianggap valid kedua dosen Validator menyatakan bahwa instrumen yang telah
dibuat oleh peneliti sudah divalidasi untuk dijadikan patokan atau tolak ukur
dalam penelitian ini.
Selanjutnya peneliti melaporkan perbaikan dan validasi sebagai
persyaratan dan kelengkapan berkas kepada Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika, Drs. Sunarto, M.Pd guna diteruskan kepihak Akademik Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan untuk membuat permohonan Surat Izin Penelitian
menyusun skripsi. Setelah surat penelitan keluar yang bertandatangan Ketua
Jurusan Pendidikan Matematika.
Selanjutnya, pada tanggal 13-15 januari 2020 Peneliti melakukan
penelitian dengan bertemu kepala sekolah dengan meminta data nama-nama guru
matematika dan dan data peserta didik di sekolah tersebut. Kemudian bertemu
68
dengan guru matematika setiap sekolah MTs atau Sederajat Se-Kecamatan
Geragai. Kemudian peneliti meminta kepada guru matematika untuk pengambilan
kelengkapan berkas berupa jadwal mata pelajaran matematika, setelah rampung
serta instrumen telah siap, maka peneliti selanjutanya melakukan pengambilan
data.
Dimana Pada tanggal 02 Maret 2020 diadakan penelitian di MTs Swasta
Nurul Ihsan dengan jumlah siswa yang dibagikan angket sebanyak 21 orang dan
guru yang diobservasi sebanyak 1 orang. Pada tanggal 3 Maret 2020 diadakan
penelitian di MTs Swasta Nurul Hidayah dengan jumlah siswa yang dibagikan
angket sebanyak 30 orang dan guru yang diobservasi sebanyak 1 orang. Pada
tanggal 04 Maret 2020 diadakan penelitian di MTs Swasta Nuruzzaman dengan
jumlah siswa yang dibagikan agket sebanyak 10 orang dan guru yang diobservasi
sebanyak 1 orang. Pada tanggal 7 maret 2020 diadakan penelitian di SMP Negeri
12 Tanjung Jabung Timur dengan jumlah siswa yang dibagikan angket sebanyak
66 orang dan guru yang diobservasi sebanyak 2 orang. Pada tanggal 09 maret
2020 dilakukan penelitian di SMP Negeri 5 Tanjung Jabung Timur dengan jumlah
siswa yang dibagikan angket sebanyak 75 orang dan guru yang diobservasi
sebanyak 2 orang. Pada tanggal 11 maret 2020 diadakan penelitian di MTs Negeri
4 Tanjung Jabung Timur dengan jumlah siswa yang dibagikan angket sebanyak
67 orang dan guru yang diobservasi sebanyak 2 orang. Pada tanggal 14 maret
2020 diadakan penelitian di SMP Negeri 27 Tanjung Jabung Timur dengan
jumlah siswa yang dibagikan angket sebanyak 63 orang dan guru yang
diobservasi sebanyak 2 orang. Pada tanggal 16 maret 2020 diadakan penelitian di
SMP Negeri 26 Tanjung Jabung Timur dengan jumlah siswa yang dibagikan
angket sebanyak 30 orang dan guru yang diobservasi sebanyak 1 orang.
2. Hasil Analisis Deskriptif (Angket Gaya Mengajar Guru dan Minat
Belajar Matematika Peserta Didik)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antar gaya
mengajar guru dengan minat belajar peserta didik di MTs atau sederajat Se-
Kecamatan Geragai. Dalam penelitian ini melaporkan hasil penelitian yan g telah
69
dilakukan di 8 sekolah tingkat MTs atau Sederajat Se-Kecamatan Geragai pada
tanggal 12 April 2020 . untuk mendapatkan data tentang pokok penelitian Peneliti
menggunakan instrumen berupa angket.
Angket yang terdiri dari 34 butir soal berupa penyataan dengan lima
alternatif jawaban. Dengan rincian jumlah soal untuk variabel gaya mengajar guru
( ada 34 butir soal dan ada 34 butir soal untuk variabel Angket dengan 64
butir soal tersebut direkapitulasi atau dibuat tabulasi untuk mengetahui nilai
angket berdasarkan frekuensi jawaban responden dan prosentase jawaban
responden pada tiap soal. Angket penelitian disebarkan kepada 362 responden
yaitu peserta didik kelas dan yang sudah terpilih sebagai sampel
penelitian.
Tingkat pengembalan angket yang telah disebar kepada responden
memiliki nilai 100% atau dengan kata lain semua angket yang disebarkan kembali
kepada Peneliti. Tingginya tingkat penelitian ini dikarenakan Peneliti
menyebarkan secara langsung dan menunggu hasil jawaban responden sampai
selesai. Berikut deskripsi data dari masing-masing variabel gaya mengajar guru
( dan variabel minat belajar peserta didik ( adalah :
1) Deskripsi Angket Gaya Mengajar Guru Matematika di MTs atau
Sederajat se-Kecamatan Geragai (variabel X).
Berikut adalah cara menentukan nilai angket gaya mengajar guru:
STS = Sangat Tidak Setuju : 5
TS = Tidak Setuju : 4
R = Ragu-Ragu : 3
S = Setuju : 2
SS = Sangat Setuju : 1
Dari jumlah data yang diperoleh maka peneliti merekap semua data menjadi satu
tabel hasil pengisian angket oleh responden . sedangkan nilai disusun oleh peneliti
pada Daftar berikut ini :
70
54 58 50 59 53 54 54 50 55 55 53 54 59
56 51 53 50 54 56 59 56 54 54 52 54 50
58 50 54 53 59 59 56 52 56 56 54 56 53
50 50 59 54 56 50 57 52 54 54 52 58 54
53 54 56 59 59 53 55 53 56 56 55 50 59
54 54 55 56 50 54 54 52 52 52 59 53 51
59 56 55 59 53 59 56 54 52 52 50 54 50
51 59 54 50 50 56 55 52 53 53 50 50 50
50 50 56 53 53 54 53 55 52 52 54 53 54
50 53 55 50 54 56 50 60 54 54 59 56 54
52 54 53 53 59 59 51 49 52 52 57 59 55
54 59 50 54 56 50 50 50 55 55 55 50 55
55 56 56 57 57 53 50 54 59 59 51 54 54
58 59 54 56 55 54 54 59 50 50 52 51 54
50 50 56 57 54 59 54 57 50 50 55 50 59
53 51 59 55 56 51 54 55 54 54 53 50 50
54 50 50 54 55 50 59 51 59 59 56 54 53
59 53 53 56 53 50 56 52 57 57 54 58 50
56 54 54 55 50 54 57 55 55 55 52 56 53
58 59 57 53 54 54 51 52 52 51 56 59 54
50 55 51 50 56 56 50 55 52 52 54 55 56
53 57 50 54 59 59 50 54 60 55 56 54 52
50 55 50 56 50 51 54 58 52 54 52 56 52
53 54 54 55 53 50 54 53 49 56 54 53 53
54 56 54 54 54 50 50 55 54 56 52 50 54
59 55 56 50 59 54 50 55 49 55 54 53 55
56 53 59 58 54 56 53 55 53 55 50 54 58
57 50 50 53 56 58 55 55 55 56 51
Sumber: Nilai hasil angket gaya mengajar guru matematika ditinjau dari Persepsi
peserta didik dengan jumlah 362 peserta didik di MTs atau sederajat Se-
Kecamatan Geragai.
Berdasarkan nilai gaya mengajar guru yang diberikan peserta didik kepada
guru matematika diatas, diperoleh skor gaya mengajar guru matematika peserta
didik, gambaran data di atas masih mentah, untuk mempermudah maka perlu
penyususnan data agar dapat mempermudah dalam membacanya, akan dijelaskan
pada langkah-langkah berikur:
71
a. Menentukan Tabel Frekuensi
1. Banyaknya data
2. Rentang
3. Banyak kelas interval
4. Panjang interval
b. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi nilai angket gaya mengajar guru dari sejumlah 362 peserta
didik di MTs atau sederajat Se-Kecamatan Geragai.
No Intrval
Kelas
Frekuensi Frekuensi
Kumulatif Batas Kelas
Absolust Relatif
% Absolut Relatif Bawah Atas
1 63 – 64 0 0 362 100% 62,5 64,5
2 61 – 62 0 0 362 100% 60,5 62,5
3 59 – 60 38 10,49 362 100% 59,5 60,5
4 57 – 58 23 6,35 324 89,50% 56,5 58,5
5 55 – 56 86 23,76 301 83,14% 54,5 56,5
6 53 – 54 113 31,22 215 59,39% 52,5 54,5
7 51 – 52 41 11,33 102 28,18% 50,5 52,5
8 49 – 50 61 16,85 61 16,85% 48,5 50,5
9 47 – 48 0 0 0 0% 46,5 48,5
10 45 – 46 0 0 0 0% 44,5 46,5
Jumlah 362 100%
Sumber: Analisis data penelitian.
Berdasarkan data dalam tabel di atas diketahui distribusi frekuensi skor
variabel gaya mengajar guru matematika terbanyak ada pada inteval
72
sebanyak 113 . Untuk lebih jelasnya mengenai distribusi frekuensi variabel gaya
mengajar guru matematika dapat dilihat melalui historgam berikut :
c. Membuat Grafik
Gambar 4.1 Histogram Perolehan Skor Nilai Gaya Mengajar Guru Matematika
Berdasarkan tabel dan gambar diatas dapat dijelaskan bahwa peserta didik
yang menilai gaya mengajar guru matematika dibawah rata-rata sebanyak 215
peserta didik atau 59,39%. Sedangkan peserta didik yang menilai gaya mengajar
guru yang memiliki gaya mengajar guru di atas rata-rata sebanyak 147 peserta
didik atau 40,61%.
d. Mencari Mean
0
20
40
60
80
100
120
45-46 47-48 49-50 51-52 53-54 55-56 57-58 59-60 61-62 63-64
frek
uen
si
Rentang Nilai
Histogram Nilai Gaya Mengajar Guru
Matematika
73
e. Mencari Median
Mdn
f. Mencari Modus
Mo
g. Mencari Standar Deviasi
74
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh hasil statistik deskriptif
untuk angket pada variabel gaya mengajar guru matematika, dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.2
Deskripsi Data Variabel Gaya Mengajar Guru Matematika pada sejumah 362
peserta didik di MTs atau sederajat se-Kecamatan Geragai.
Data Perolehan Data Perolehan
N 362 Median
Skor Maksimum 60 Modus 51,19
Skor Minimum 49 Simpangan Baku 2,86
Rentang 2 Varians 8,22
Mean
Sumber: Analisis data penelitian.
Dari tabel diatas diperoleh nilai gaya mengajar guru matematika tertinggi
59 dan nilai terendah 50, hal ini belum menunjukkan bahwa gaya mengajar
tersebut tinggi atau rendah, karena belum dikategorikan. Untuk mengetahui
bagaimana tingkat gaya mengajar guru tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Kriteria Penilaian Angket.
Interval Nilai Kriteria
0 – 19 Sangat Rendah
20 – 39 Rendah
40 – 59 Sedang
60 – 79 Tinggi
80 – 100 Sangat Tinggi
Sumber : Lembar Validasi Angket.
75
Mengacu pada kategori di atas, maka deskripsi gaya mengajar guru
matematika dapat disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.4
Deskripsi gaya mengajar guru matematika di MTs atau sederajat se-Kecamatan
Geragai.
No Inisial Nama
Guru Rata-rata Kategori
1 RP 54,1 Sedang
2 LS 54,2 Sedang
3 HK 54,14 Sedang
4 N 53,36 Sedang
5 I 54,52 Sedang
6 LWS 54,52 Sedang
7 DR 52,76 Sedang
8 SG 54,68 Sedang
9 BR 53,80 Sedang
10 EN 54,26 Sedang
11 MHW 53,83 Sedang
12 S 53,62 Sedang
Sumber: Analisis Data Penelitian.
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa gaya mengajar guru matematika
berada pada kategori sedang berada dalam interval 40 – 59 (kriteria sedang).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar guru matematika di MTs atau
sederajat se-Kecamatan Geragai berada dalam kategori sedang dengan
meggunakan lembar observasi sebagai instrumen pendukung.
76
b. Deskripsi Angket Minat Belajar Peserta Didik di MTs atau Sederajat se-
Kecamatan Geragai ( variabel Y ).
Berikut adalah cara menentukan nilai angket minat belajar peserta didik:
STS = Sangat Tidak Setuju : 1
TS = Tidak Setuju : 2
R = Ragu-Ragu : 3
S = Setuju : 4
SS = Sangat Setuju : 5
Dari jumlah data yang diperoleh maka peneliti merekap semua data menjeadi satu
tabel hasil pengisian angket oleh responden dapat dilihat di Lampiran . Sedangkan
nilai disusun oleh peneliti pada Daftar berikut ini :
77
63 57 63 58 60 65 65 64 62 62 62 61 60
62 61 62 66 58 65 65 59 65 65 65 65 58
65 63 65 64 62 65 61 67 65 65 65 64 58
65 62 65 59 60 64 65 60 61 61 61 62 63
61 65 61 67 64 58 64 59 65 65 65 56 62
65 65 65 60 59 66 58 64 64 64 64 63 63
64 61 64 59 62 64 66 61 58 58 58 62 62
58 65 58 64 65 59 64 58 63 66 66 65 65
66 64 66 63 63 60 59 60 62 63 64 65 65
64 58 64 62 61 61 67 62 65 62 59 61 61
59 66 59 65 57 61 60 56 65 65 67 65 63
67 64 62 65 62 61 59 60 61 65 60 64 62
60 59 63 61 64 59 64 58 65 61 59 58 65
59 65 62 65 62 63 61 59 63 65 64 66 65
64 55 65 64 60 62 58 61 62 64 61 64 61
61 58 65 58 58 65 60 62 65 58 58 59 65
58 58 61 66 60 65 62 60 65 63 60 67 64
60 64 65 64 64 61 56 58 61 62 62 60 58
62 59 64 59 64 65 60 56 65 65 56 59 66
56 58 58 67 64 64 63 57 64 65 60 64 64
60 55 63 60 62 58 62 57 58 61 58 61 59
58 60 62 59 60 66 65 63 66 65 63 58 67
61 62 65 64 61 64 65 61 63 64 62 60 60
59 62 65 61 56 59 61 58 64 58 65 62 59
61 55 61 58 58 63 65 60 59 66 63 56 64
58 56 65 60 56 62 64 62 67 64 62 60 61
61 59 64 62 63 64 58 56 60 59 65 58 60
57 60 61 56 62 66 66 59 58 63 65
Sumber: Nilai Hasil angket minat belajar peserta didik dari sejumlah 362 peserta
didik di MTs atau sederajat Se-Kecamatan Geragai.
Berdasarkan nilai minat belajar matematika peserta didik diatas, diperoleh
skor minat belajar matematika peserta didik, gambaran data di atas masih mentah,
untuk mempermudah maka perlu penyususnan data agar dapat mempermudah
dalam membacanya, akan dijelaskna pada langkah-langkah berikur:
78
a. Menentukan Tabel Frekuensi
1. Banyaknya data
2. Rentang
3. Banyak kelas interval
4. Panjang interval
b. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Skor Minat Belajar Peserta Didik dari sejumlah 362 Peserta
Didik di MTs atau Sederajat se-Kecamatan Geragai.
No Intrval
Kelas
Frekuensi Frekuensi
Kumulatif Batas Kelas
Absolust Relatif
% Absolut Relatif Bawah Atas
1 48 – 50 0 0% 362 100% 47,5 50,5
2 51 – 53 0 0% 362 100% 50,5 53,5
3 54 – 56 15 4,14% 362 100% 53,5 56,5
4 57 – 59 74 20,44% 347 95,85% 56,5 59,5
5 60 – 62 111 30,66% 273 75,41% 59,5 62,5
6 63 – 65 137 37,85% 162 0,45% 62,5 65,5
7 66 – 68 25 6,91% 25 6,91% 65,5 68,5
8 69 – 71 0 0% 0 0% 68,5 71,5
9 72 – 74 0 0% 0 0% 71,5 74,5
10 75 – 77 0 0% 0 0% 74,5 77,5
Jumlah 362 100%
Sumber: Analisis data penelitian.
79
Berdasarkan data dalam tabel di atas diketahui distribusi frekuensi skor
variabel minat belajar peserta didik terbanyak ada pada inteval sebanyak
137. Untuk lebih jelasnya mengenai distribusi frekuensi variabel minat belajar
peserta didik dapat dilihat melalui historgam berikut :
a. Membuat Grafik
Gambar 4.2 Histogram Perolehan Skor Nilai Minat Belajar Peserta Didik
Berdasarkan tabel dan gambar diatas dapat dijelaskan bahwa minat belajar
peserta didik dibawah rata-rata sebanyak 89 peserta didik atau 24,59%.
Sedangkan minat belajar peserta didik di atas rata-rata sebanyak 273 peserta didik
atau 75,41%.
b. Mencari Mean
0
20
40
60
80
100
120
140
160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Fre
ku
ensi
Histogram Nilai Minat Belajar Peserta Didik
Rentang Nilai
80
c. Mencari Median
Mdn
d. Mencari Modus
Mo
=
65,1
e. Mencari Standar Deviasi
81
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh hasil statistik deskriptif
untuk angket pada variabel minat belajar peserta didik, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.6
Deskripsi Data Variabel Minat Belajar Peserta Didik pada sejumlah 362 peserta
didik di MTs atau sederajat se-Kecamatan Geragai.
Data Perolehan Data Perolehan
N 362 Median
Skor Maksimum 67 Modus 65,1
Skor Minimum 55 Simpangan Baku 2,98
Rentang 3 Varians 8,92
Mean
Sumber : Analisis data penelitian.
Dari tabel 4.3 diatas diperoleh nilai tertinggi 67 dan nilai terendah 55, hal
ini belum menunjukkan bahwa minat belajar peserta didik tersebut tinggi atau
rendah, karena belum dikategorikan. Untuk mengetahui bagaimana tingkat gaya
mengajar guru tersebut, dapat dilihat pada tabel 4.3.
Mengacu pada kategori di atas, maka deskripsi gaya mengajar guru
matematika dapat disajikan dalam tabel berikut :
82
Tabel 4.7
Deskripsi gaya mengajar guru matematika di MTs atau sederajat se-Kecamatan
Geragai.
No Nama Guru Rata-rata Kategori
1 MTs Swasta Nurul Ihsan 63 Tinggi
2 MTs Swasta Nuruzzaman 61 Tinggi
3 MTs Swasta Nurul Hidayah 62 Tinggi
4 SMPN 12 Tanjung Jabung Timur 62 Tinggi
5 SMPN 5 Tanjung Jabung Timur 62 Tinggi
6 MTsN 4 Tanjung Jabung Timur 62 Tinggi
7 SMPN 27 Tanjung Jabung Timur 63 Tinggi
8 SMPN 26 Tanjung Jabung Timur 62 Tinggi
Sumber: Analisis Data Penelitian.
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa minat belajar peserta didik berada
pada kategori tinggi berada dalam interval 60 – 79 (kriteria tinggi). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa minat belajar peserta didik di MTs atau sederajat se-
Kecamatan Geragai berada dalam kategori tinggi dengan meggunakan lembar
observasi sebagai instrumen pendukung.
3. Hasil Analisis data
1) Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji signifikan
skewnwee dan kurtosis. Uji skewness dan kiurtosis dilakukan untuk mengetahui
apakah data berasal dari populasi berdistriusi normal atau tidak.
(Statistic Skewness) , (Statistic Kurtosis)
pada hasil output angket gaya mengajar guru dengan jumlah data
observasi 362 peserta didik.
83
Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan atau 1,24 pada
signifikan 0,05 dan sebesar 2,58 pada signifikasi 0,01. Jadi tampak bahwa
dan
(Statistic Skewness) , (Statistic Kurtosis)
hasil output angket minat belajar peserta didik dengan jumlah data
observasi 362 pesera didik.
Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan pada signifikan 0,05 dan
sebesar 2,58 pada signifikasi 0,01. Jadi tampak bahwa
dan
Syarat data normal adalah nilai dan < atau <
(signifikan 0,05). Jadi data diatas dinyatakan normal karena dan
memenuhi persyaratan. baik pada signifikansi 0,05 maupun signifikansi
0,01.
84
2) Uji Homogenitas
a) Menentukan Varians
SX2 = 2,8619
SY2
= 2,9899
b) Menentukan Fhitung
c) Menentukan Ftabel
dk pembilang n= 362-1 = 361
dk penyebut n=362-1=361
Alpha = 0,05
85
d) Analisis
maka Ho diterima
Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika Fhitung Ftabel, maka dinyatakan kedua varians homogen
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka dinyatakan kedua varians tidak homogen.
Ho diterima jika
Ho ditolak jika >
e) Kesimpulan
Data dari kedua varians tersebu t yaitu kelas VII, VIII dan kelas IX MTs atau
Sederajat Se-Kecamatan Geragai 2020/2021 merupakan data yang
HOMOGEN
3) Uji Linier
Hasil yang diperoleh melalui uji akan menentukan teknik-teknik analisa
yang akan digunakan bisa digunakan atau tidak. Apabila dari hasil uji linieritas
didapatkan kesimpulan bahwa distribusi data penelitian dikategorikan linier maka
data penelitian dapat digunakan dengan metode-metode yang ditentukan.
Demikian juga sebaliknya apabila ternyata tidak linier maka distribusi data
dianalisis data harus dianalisis dengan metode lain.
Berdasarkan data yang dibuat dalam tabel kerja (lampiran ) diperoleh
harga sebagai berikut :
= 362,
= 19576,
=22427,
=
=1392648,
=1213130.
Persamaan regresi =
86
Jadi regresi dan X Persamaanya adalah :
Untuk memenuhi uji linieritas perlu diketahui , , dan
, perhitungannya sebagai berikut :
87
(
Menentukan
DF 1 = (K – 1 )
DF 2 = (N – K )
DF = Degresi of Freedom
N = Jumlah Sampel (362)
K = Jumlah Variabel (2)
Alpha = 0,05
DF 1 = (2 – 1)
DF 2 = (362 – 2)
=FINV (0,05;360;360)
= 1,1893
88
Analisis
<
0,0048 < 1,1893
maka Ho diterima
Dasar pengambilan keputusan :
Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka dinyatakan kedua varians linier.
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka dinyatakan kedua varians tidak liner.
Ho diterima jika <
Ho ditolak jika >
Kesimpulan
Data dari kedua varians tersebut yaitu gaya mengajar guru dan minat belajar
peserta didik merupakan data yang Linier.
4) Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
gaya mengajar guru terhadap minat belajar peserta didik. Adapun untuk pengujian
hipotesis menggunakan rumus Regresi Linier Sederhana. Rumus regresi linier
sederhana yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Persamaan Regresi Linier
sebagai berikut :
Koefisien Korelasi pada Regresi Linier Sederhana menggunakan rumus
teknik analisis korelasional Bivariat. Yaitu teknik korelasi Poduct Moment
dengan cara memperhitungkan skor-skor aslinya atau ukuran-ukuran kasarnya
(Anas Sudijono (2014:192). Dengan langkah-langkah sebagai berikut (Anas
Sudijono, 2014:206):
Sebelum melakukan perhitungan untuk memperoleh Angka Indeks
Korelasinya ), terlebih dahulu merumuskan Hipotesis Alternatif ) dan
Hipotesis Nihilnya , Sebagai berikut:
89
: “ada korelasi positif yang signifikan, antara Variabel X (Minat Belajar) dan
Variabel Y (Gaya Mengajar Guru).”
:”Tidak ada korelasi positif yang signifikan, antara Variabel X (Minat Belajar)
dan variabel Y (Gaya Mengajar).”
Selanjutnya lakukan perhitungan untuk memperoleh , dengan terlebih
dahulu menyiapkan Tabel kerja atau tabel perhitungannya. Sebagaimana dapat
dilih pada tabel :
Berdasarkan data yang dibuat dalam tabel kerja (lampiran ) diperoleh
harga sebagai berikut :
= 362
= 19576
=22427
=
=1392648
=1213130
Mencari nilai sebagai berikut :
90
Jadi nilai sebesar 0,11 yang menunjukkan korelasi variabel terhadap
sebesar 11%. Berpedoman pada tabel dikategorikan sangat rendah.
Intepretasi secara kasar atau sederhana : dari perhitungan di atas ternyata
angka korelasi antara variabel gaya mengajar guru dan variabel tidak
bertanda negatif. Berarti diantara variabel tersebut terdapat korelasi positif
(korelasi yang berjalan searah). Dengan memperhatikan besarnya (yaitu 0,11)
yang besarnya berkisar antara 0,00 – 0,20 berarti korelasi positif antara variabel
dan variabel itu adalah termasuk korelasi positif lemah atau sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara Variabel
dan Variabel Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar ScatterPlot antara
dan dibawah ini.
Gambar 4.4. ScatterPlot Variabel (Gaya Mengajar Guru) dan Variabel
(Minat Belajar Matematika).
y = 0,11x + 0,133 R² = 0,012
50
55
60
65
70
50 55 60 65 70
Min
at
Bel
aja
r M
ate
ma
tik
a
Gaya Mengajar Guru
ScatterPlot
Korelasi Positif Dengan Penyebaran Yang Menyebar di Sekitarnya
Y
X
91
Selanjutnya untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan uji
Perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan perbandingan
. Kemudian untuk memperoleh nilai dilakukan perhitungan
dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2017:257) :
Menentukan
DF 1 = (K – 1 )
DF 2 = (N – K )
DF = Degresi of Freedom
N = Jumlah Sampel (362)
K = Jumlah Variabel (2)
Alpha = 0,05
DF 1 = (2 – 1)
DF 2 = (362 – 2) = 360
=TINV (0,05;360)
= 1,967
Alpha = 0,01
92
DF 1 = (2 – 1)
DF 2 = (362 – 2) = 360
=TINV (0,01;360)
= 2,590
Analisis 1
pada taraf signifikansi 5% = 1,967
<
2,099 > 1,967
maka Hipotesis Nol Ditolak
Analisis 2
pada taraf signifikansi 1% = 1,967
<
2,009 < 2,590
maka Hipotesis Nol Dierima
Dasar pengambilan keputusan :
Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika thitung > ttabel, maka dinyatakan ada korelasi positif yang signifikan.
b. Jika thitung < ttabel, maka dinyatakan tidak ada korelasi positif yang signifikan
Pada taraf signifikan 5% (2,0999 > 1,967), maka pada
taraf signifikansi 5% hipotesis Nol Ditolak sedangkan Hipotesis alternatif
Disetujui, berarti bahwa pada taraf signifikansi 5% itu terdapat korelasi positif
yang signifikan antara variabel X dan Variabel . Berarti bahwa pada taraf
signifikan 5% itu terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel I X dan
Variabel Y. Selanjutnya, karena pada taraf signifikansi 1% (2,009
< 2,590). Maka pada taraf signifikansi 1% itu hipotesis Nol Diterima sedangkan
Hipotesis alternatif Ditolak. berarti bahwa pada taraf signifikansi 1% itu tidak
terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan Variabel .
93
Kesimpulan : kesimpulan yang dapat kita tarik ialah, tinggi rendahnya minat
belajar peserta didik pada mata pelajaran ada dipengaruhi oleh gaya
mengajar guru, sekalipun itu hanya cakupan saja.
Selanjutnya analisis korelasi dapat di lanjutkan dengan menghitung koefisien
determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang telah di temukan.
Dengan rumus :
Hal ini berarti varian yang terjadi pada variabel gaya mengajar 1,21%
ditentukan oleh varian yang terjadi pada variabel minat belajar. Pengertian ini
sering diartikan pengaruh gaya mengajar guru terhadap minat belajar matematika
= 1,21% dan sisanya 98,79% ditentukan faktor lain. Seperti faktor eksternal dan
faktor internal yang dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik, misalnya
faktor eksternal pergaulan teman dan yang lain, yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
94
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan diatas, hasil adalah 0,11 yang menunjukkan
bahwa koefisien variabel terhadap variabel sebesar 0,11 atau 11 %,
berpdoman pada tabel 3.4 yaitu tabel pedoman untuk memberikan intrepetasi
koefisien korelas (Sugiyono, 2013:257), menunjukkan bahwa koefisien korelasi
variabel X terhadap Y kategori sangat rendah, selanjutnya untuk menguji hipotesis
penelitian ini digunakan uji t, perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan cara
melakukan perbandingan > pada tinggkat kepercayaan 95%
> ( dan derajat kebebasan (dk = n – 2 ) sehingga dk =
362 – 2 = 360, dengan menggunakan rumus mencari dalam Ms.Excel
(TINV=0,05;360) diperoleh nilai adalah 1,967.
Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel pengaruh gaya mengajar guru
terhadap minat belajar peserta didik di MTs atau sederajat se-Kecamatan Geragai
memperoleh nilai 2,099 untuk kesalahan 5% dan dk = n – 2 = 360 maka
diperoleh = 1,967. Apabila dibandingkan dengan , maka
> (2,099 > 1,967), berarti diterima dan ditolak. Jadi
kesimpulannya terdapat pengaruh gaya mengajar guru terhadap minat belajar
peserta didik di MTs atau sederajat se-Kecamatan Geragai pada mata pelajaran
matematika yang signifikan.
Hasil perhitungan analisis korelasi dengan menghitungkoefisien
determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Jadi
koefisien determinasi untuk penelitian ini adalah Hal ini
berarti varian yang terjadi pada variabel gaya mengajar guru 1,21% ditentukan
oleh varian yang terjadi pada variabel minat belajar peserta didik. Pengertian ini
sering diartikan pengaruh gaya mengajar guru terhadap minat belajar peserta didik
di MTs atau sederajat se-Kecamatan Geragai = 1,21% dan sisanya 98,79
ditentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, gaya
mengajar guru yang menarik sangat menarik perhatian peserta didik berpengaruh
95
terhadap minat belajar peserta didik di MTs atau sederajat se-Kecamatan Geragai.
Berdasarkan hasil observasi ketika proses belajar mengajar diketahui bahwa minat
belajar peserta didik berbeda-beda namun minat peserta didik dipengaruhi oleh
suatu motivasi, keadaan dan situasi, serta guru yang menarik 9 (hasil observasi
dan wawancara dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5). Tentunya setiap peserta
didik memiliki keadaan dan situasi kehidupan yang berbeda-beda sehingga akan
mempengaruhi minat belajar mereka. Namun bila disekolah, guru sebagai orang
tua murid harus bisa membuat peserta didik merasa nyaman dalam belajar di
kelas, guru turut mempengaruhi minat peserta didik di kelas agar peserta didik
paham dan mengerti setiap materi yang dipelajari dan memotivasi peserta didik
untuk lebih giat lagi dalam belajar. Penerapan gaya mengajar dikelas berbeda-
beda tergantung dari karakter dan tingkat kecerdasan di kelas tersebut sehingga
guru harus peka terhadap situasi di kelas seperti memahami kebutuhan dan
perkembangan anak. Dalam hal ini kepribadian guru jugalah yang dapat
mempengaruhi dalam membangkitkan minat belajar peserta didik sehingga
peserta didik tertarik untuk belajar.
Pada proses belajar mengajar guru memang sudah ada yang dapat
menggunakan berbagai gaya mengajar yang variatif namun dalam proses belajar
mengajar masih menggunakan metode ceramah sebagai metode utama dan sering
dilakukan, tetapi untuk kurikulum 2013 peserta didik dituntut aktif sedangkan
guru hanya mendampingi. Gaya mengajar guru yang sering digunakan oleh guru
matematika di MTs atau sederajat se-Kecamatan Geragai adalah gaya mengajar
interaksional. Dalam pembelajaran interaksional, peran guru sangat dominan.
Guru dan peserta didik berupaya memodifikasi berbagai idea atau ilmu yang
dipelajari. Guru dengan gaya mengajar interaksional lebih mengedepankan dialog
dengan peserta didik saling ketergantugan, artinya mereka sama-sama menjadi
subjek pembelajaran, dan tidak ada yang dianggap paling baik atau paling jelek
(Ahmed Khaled, 2013:280).
96
Model mengajar banyak tergantung kepada falsafah yang dipegang oleh
guru. Berdasarkan kepala falsafah pendidikan itu, guru dapat mencari bentuk
penerapan, baik bersifat kurikuler maupun psikologis.
Dengan ciri-ciri sebagai berikut (Cucu Suhana, 2014:101) :
a. Guru dan peserta didik sebagai mitra pelaksana pembelajaran, di mana
keduanya sama-sama dominan.
b. Guru dan peserta didik berusaha memodifikasi materi pembelajaran dalam
rangka mencari bentuk baru secara radikal, sebagai wujud adanya proses
transformasi.
c. Guru menciptakan iklim saling ketergantungan dalam proses pembelajaran,
sehingga dapat memfasilitasi terjadinya dialog interaktif antar peserta didik
dalam upaya menciptakan gagasan-gagasan baru penuh arti bagi kehidupan.
d. Materi pembelajaran lebih difokuskan pada masalah-masalah yang
berhubungan dengan aspek kultur kontemporer sebagai wujud adanya proses
inovasi.
Berdasarkan pernyataan di atas guru matematika di MTs atau sederajat se-
Kecamatan Geragai sering menggunakan gaya mengajar ini dikarenakan
kurikulum yang mewajibkan peserta didik harus lebih aktif, sehingga guru harus
menjalin interaksi yang baik dengan peserta didik untuk mendapatkan hasil
belajar yang maksimal, serta sumber informasi yang saat ini bisa didapatkan
melalui sosial media, mereka dapat mencari informasi sendiri terkait materi
sehingga peran guru dan peserta didik seimbang dalam proses pembelajaran.
Disisi lain cenderung guru hanya menjadi vasilitator sehingga peserta didik lebih
mandiri mencari dan menemukan sendiri permasalahan yang ada, tetapi guru juga
tak lepas tangan begitu saja namun dalam hal ini guru tetap menjelaskan materi
dan memberikan materi sesuai kebutuhan peserta didik sehingga peserta didik
tetap terarah dalam proses belajar mengajar. Sehingga tidak ada peserta didik
yang diam dan hanya yang pandai saja yang mencari, semua peserta didik
dilibatkan untuk proses pembelajaran, sehingga tidak ada peserta didik yang bosan
97
dan tidak mengerjakan tugas atau PR. Lebih jelasnya dapat dilihat hasil observasi
dan wawancara pada lampiran.
Berdasarkan hasil data yang telah diperoleh didapati bahwa gaya mengajar
guru terhadap minat belajar peserta didik mempengaruhi minat belajar peserta
didik. Hal ini dapat dilihat dari uji hipotesis nilai t diperoleh nilai
> sebesar 1,967. Jadi bahwa gaya mengajar guru
berpengaruh signifikan terhadap minat belajar peserta didik pada mata pelajaran
matematika.
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai
pengaruh gaya mengajar guru terhadap minat belajar matematika peserta didik di
MTs atau sederajat se-Kecamatan Geragai diperoleh beberapa poin yang dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Gaya mengajar guru matematika di MTs atau sederajar se-Kecamatan geragai
skor rata-ratanya adalah sebesar 54 berada pada kategori sedang dalam
interval 40 – 59 (kriteria sedang).
2. Minat belajar peserta didik di MTs atau sederajat se-Kecamatan Geragai skor
rata-ratanya adalah sebesar 61,95 berada dikategori tinggi dalam interval 60-
79 (kriteria tinggi).
3. Terdapat pengaruh antara gaya megajar guru terhadap peserta didik di MTs
atau sederajar se-Kecamatan Geragai dengan nilai t pada uji hipotesis dengan
melakukan perbandingan sebesar 2,009 > 1,967.
Dari beberapa poin diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar
guru terhadap minat belajar peserta didik di MTs atau sederajat se-Kecamatan
Geragai pada mata pelajaran matematika. Dari berbagai pendapat para ahli yang
dijelaskan di teori-teori gaya mengajar guru, maka dapat disimpulkan bahwa gaya
mengajar guru dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu gaya mengajar klasik,
teknologis, personalisasi, dan interaksional, apapun gaya mengajar yang
digunakan oleh seorang guru hendaknya sesuai dengan tujuan pembelajaran agar
dapat menunjang proses belajar peserta didik dan mendapatkan hasil yang
optimal. Untuk mengetahui gaya mengajar guru yang baik, melainkan mengenai
gaya mengajar guru yang tepat dan sesuai, sesuai dengan karakteristik peserta
didik dan sesuai dengan kebutuhan minat belajar peserta didik dan sesuai dengan
kebutuhan pengajaran guru di dalam kelas.
99
Gaya mengajar yang sering digunakan guru adalah gaya mengajar
interaksional. Gaya mengajar ini mendominasi guru dan peserta didik sama2
memiliki peran dalam proses belajar mengajar dan tidak ada yang lebih dominan
guru maupun peserta didik. Sehingga peserta didik sangat antusias didalam belajar
matematika tidak meiliki rasa takut, bosan dan enggan pada peserta didik dalam
mengikuti pelajaran. pernyataan ini didukung berdasarkan hasil perhitungan uji t
sebgai uji hipotesis dengan melakukan perbandingan lebih besar dari pada
(2,009 > 1,967) adalah signifikan. Makin variatif gaya mengajar guru,
makin tinggi minat belajar peserta didik dan sebaliknya, makin monoton gaya
mengajar guru maka semakin rendah minat belajar peserta didik pada mata
pelajaran matematika di MTs atau sederajat se-Kecamatan Geragai. Maka
terbukti bahwa gaya mengajar guru berpengaruh positif terhadap minat belajar
peserta didik pada mata pelajaran matematika di MTs atau sederajat se-
Kecamatan Geragai.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang sudah diperoleh, maka peneliti
mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Gaya mengajar guru yang terdiri dari klasik, teknologis, personalisasi, dan
interaksional, sebaliknya bisa diterapkan oleh guru dalam proses belajar
mengajar.
2. Gaya mengajar yang dimiliki oleh guru, sebaiknya lebih ditingkatkan lagi
untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif.
3. Dapat dilakukan penelitian yang sama, untuk mengetahui perkembangan gaya
mengajar guru untuk kedepannya guna meninggkatkan minat belajar peserta
didik pada mata pelajaran matematika.
4. Dari hasil model regresi diperoleh hasil perhitungan determinasi bahwa
98,79% kergaman dijelaskan peubah lainnnya. Peubah hanya mampu
menjelaskan peubah hanya sebesar 1,21%. Berdasarka hasil tersebut dapat
100
dilakukan penelitian lanjutan dengan uji perbaikan selain dengan uji dengan
berbagai macam uji tranformasi lainnya.
101
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Majid. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
Agus, Irianto (2007). Satatistika Konsep Dasar dan Aplikasimya. Jakarta:
Kencana.
Ahmed, Khaled. (2013) Teacher Centered Versus Learned Centered Teaching
Style, The Jurnal Of Global Bussines Management.
Ali, Muhammad. (2004). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Anas, Sudijono (2014). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ar Razzak, (2006). Al-Quran & Terjemahannya Disertai Hadist Seputar Ayat.
Pustaka Jaya Ilmu.
Azwar, (2013). Validitas Dan Reabilitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Bohar, Suharto, (1992). Pendekatan Dan Teknik Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Cucu, Suhana. (2014). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika
Aditama.
Darmadi. (2014). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.
Emzir, (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif.
Jakarta: Rajawali.
Ghazali (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19,
Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Herdiansyah, Haris. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu
Psikologi. Jakarta : Salemba Humanika.
102
Hudoyo (1990). Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK
Depdikbud.
Kurjono. (2010). Proses Belajar Mengajar Dengan Aspek-Aspeknya Panduan
Bagi Para Pendidik, Mahasiswa Dan Para Praktisi Pendidikan.
Bandung: Program Pendidikan Studi Akutansi : Tidak Diterbitkan.
Marzuki, (1999). Metode Riset Erlangga: Jakarta.
Noor (2012). Metode Penelitian. Jakarta: Kencana Pranada Media Group.
Novi, Setiawati. (2015). Pengaruh Gaya Mengajar Guru, Pemanfaatan Sarana
Belajar di Rumah dan Kesiapan Belajar siswa terhadap Hasil Belajar
Ekonomi.
Ridwan. (2013). Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.
Safari. (2003). Indikator Minat Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Samino. (2010). Kepemimpinan Pendidikan. Surakarta: Fairuz Media.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:PT.
Asdi Mahasatya.
Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Soemanto. (1984). Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Aplikasi Metode
Kuantitatif Dan Statistik Dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
_________. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
_________.(2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
_________. ( 2017). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Al fabeta.
Suherman (2001). Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.
___________. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA UPI.
Sukardi, (2003). Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.
103
Sumiati, Asra. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung. Wacana Prima.
Sumadi. (1989). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali Bandung.
Suparman. (2010). Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta:
Pinus Book Publisher.
Syah, Muhibbin (1999). Psikologi Belajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
UUD Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
104
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR VALIDASI
ANGKET : GAYA MENGAJAR GURU MATEMATIKA
TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA
Peneliti : Deni Purnama Sari
Sekolah : MTs Atau Sederajat Se-Kecamatan Geragai
Petunjuk:
a) Untuk memberikan penilaian terhadap format angket tentang minat belajar
peserta didik terhadap pelajaran matematika. Bapak/ibu cukup
memberikan tanda cekli pada kolom yang disediakan.
b) Aspek-aspek yang dinilai sebagai berikut:
1. Keterkaitan indikator dengan tujuan.
2. Kesesuaian indikator dengan tujuan.
3. Kesuaian antara peryataan dengan tujuan.
4. Bahasa yang digunakan baik dan benar.
c) Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti:
0 = Tidak valid
1 = Kurang valid
2 = cukup valid
3 = valid
4 = sangat valid
d) Huruf-huruf yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti :
A = dapat digunakan tanpa revisi
B = dapat digunakan dengan revisi sedikit
C = dapat digunakan dengan revisi sedang
D = dapat digunakan dengan revisi banyak sekali
E = tidak dapat digunakan.
105
Lanjutan
106
Lanjutan
107
Lanjutan
LEMBAR ANGKET GAYA MENGAJAR GURU
TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA
Mata Pelajaran Matematika
Hari Tanggal
Kelas/Semester
Kode/Nama Siswa
Asal Sekolah
Guru matematika
Petunjuk pengisian Angket
1. Angket terdiri atas 34 pernyataan. Pertimbangankan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan pelajaran matematika, berikan
jawaban yang benar-benar sesuai dengan pilihanmu,
2. Berikan tanda pada salah satu kolom yang sesuai jawabanmu.
SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-Kadang
JR : Jarang
TP : Tidak Pernah
3. Wajib isi semua item pernyataan.
No Pernyataan SL SR KK JR TP
5 4 3 2 1
1 Guru menjelaskan materi secara terus
menerus, hingga jam pelajaran habis.
2
Materi yang di sampaikan guru mempunyai
kaitan langsung dengan kehidupan sehari-
hari.
3
Guru menjelaskan materi kepada siswa dan
tidak memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya.
4
Dalam proses belajar guru menyampaikan
materi dengan metode ceramah di depan
kelas.
5
Guru menyampaikan materi dengan disertai
contoh soal dan guru memberikan kesempatan
siswa untuk menjawab pertanyaan yang di
ajukan oleh guru.
6
Pada saat proses pembelajaran guru hanya
memberikan rumus materi saja tanpa
menjelaskan teori.
108
7 Isi materi pelajaran yang disampaikan sangat
padat.
8 Guru memberikan alat atau media kepada
siswa pada saat proses belajar.
9
Guru mengajarkan serta membimbing siswa
saat belajar menggunakan media yang
diberikan.
10
Guru menjelaskan materi menggunakan
power point yang telah dibuat di
komputernya.
11 Guru menggunakan papan tulis untuk media
belajar dikarenakan tidak ada media yang lain
yang bisa digunakan untuk belajar.
12 Guru sering mengajak siswa untuk belajar di
luar kelas seperti perpustakaan, taman dan
lain-lain untuk menghilangkan rasa bosan dan
jenuh.
13 Saat belajar guru memberikan tugas
menjelaskan materi atau presentasi di depan
kelas kepada siswa.
14 Guru mampu menjawab semua pertanyaan
yang diberikan oleh siswa tentang materi
yang di sampaikan.
15 Ketika proes pembelajaran guru meminta
siswa untuk membantu membahas soal
matematika tersebut di depan kelas.
16 Sebelum mengakhiri pelajaran guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya.
17 Dalam mengajar guru tidak selalu menyuruh
siswa untuk mencatat melainkan menyimak
dan berdiskusi dengan guru.
18 Guru tidak pernah melakukan tanya jawab
saat proses pembelajaran.
19 Ketika belajar dikelas guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
mengeluarkan pendapat sesuai dengan materi
yang dijelaskan.
20 Guru tidak pernah menjelaskan materi di
kelas.
21 Materi yang di sampaikan oleh guru sangat
sedikit.
22 Guru tidak pernah memberikan contoh soal
pada saat menjelaskan materi yang
disampaikan.
109
23 Pada saat menjelaskan materi kepada siswa
guru tidak pernah memberikan media untuk
belajar.
24 Guru tidak pernah membuat suasana belajar
menjadi asik dan menarik.
25 Guru selalu menyampaikan materi dengan
sistematis dan berurutan.
26 Guru menyampaikan materi pelajaran tidak
pernah menggunakan metode ceramah.
27 Materi yang disampaikan guru tidak pernah
menggunakan media seperti PowerPoint atau
perangkat lainnya.
28 Pada saat proses pembelajaran guru tidak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya.
29 Guru selalu mencari media lain untuk
digunakan saat belajar, serta tidak terfokus
hanya menggunakan satu media belajar.
30 Guru dan siswa sangat aktif ketika belajar di
kelas.
31 Pada saat proses pembelajaran berlangsung
Guru tidak dapat menjawab pertanyaan dari
siswa.
32 Guru menjelaskan materi pelajaran di kelas
tanpa melibatkan siswa.
33 Guru tidak pernah membimbing siswa ketika
menggunakan media belajar.
34 Materi yang disampaikan guru tidak kekinian
sehingga siswa sulit untuk memahami isi
materi tersebut.
110
Lanjutan
LEMBAR VALIDASI
ANGKET : MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK
TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA
Peneliti : Deni Purnama Sari
Sekolah : MTs Atau Sederajat Se-Kecamatan Geragai
Petunjuk:
a) Untuk memberikan penilaian terhadap format angket tentang minat belajar
peserta didik terhadap pelajaran matematika. Bapak/ibu cukup
memberikan tanda cekli pada kolom yang disediakan.
b) Aspek-aspek yang dinilai sebagai berikut:
1. Keterkaitan indikator dengan tujuan.
2. Kesesuaian indikator dengan tujuan.
3. Kesuaian antara peryataan dengan tujuan.
4. Bahasa yang digunakan baik dan benar.
c) Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti:
0 = Tidak valid
1 = Kurang valid
2 = cukup valid
3 = valid
4 = sangat valid
d) Huruf-huruf yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti :
A = dapat digunakan tanpa revisi
B = dapat digunakan dengan revisi sedikit
C = dapat digunakan dengan revisi sedang
D = dapat digunakan dengan revisi banyak sekali
E = tidak dapat digunakan.
111
Lanjutan
112
Lanjutan
113
Lanjutan
LEMBAR ANGKET MINAT PESERTA DIDIK
TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA
Mata Pelajaran Matematika
Hari Tanggal
Kelas/Semester
Kode/Nama Siswa
Asal Sekolah
Petunjuk pengisian Angket
1. Angket terdiri atas 34 pernyataan. Pertimbangankan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan pelajaran matematika, berikan
jawaban yang benar-benar sesuai dengan pilihanmu dan
2. Berikan tanda pada salah satu kolom yang sesuai jawabanmu.
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
R = Ragu-Ragu
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
3. Wajib isi semua item pernyataan
NO PERNYATAAN STS TS R S SS
1 2 3 4 5
1 Saya sangat antusias terhadap materi
pelajaran matematika.
2 Saya dirumah selalu belajar
matematika.
3 Ketika belajar matematika saya fokus.
4 Pembelajaran matematika kurang
menarik bagi saya.
5 Pelajaran matematika sangat penting
bagi saya.
6 Saya tidak pernah mengerjakan PR
matematika di rumah.
7 Saya harus bekerjakeras agar berhasil
dalam pembelajaran matematika.
8
Saya tidak melihat bagaimana
hubungan antara isi pelajaran
matematika dengan sesuatu yang saya
ketahui.
114
NO PERNYATAAN STS TS R S SS
1 2 3 4 5
9 Pelajaran matematika itu cukup
menegangkan bagi saya.
10 Materi pembelajaran matematika
terlalu sulit bagi saya.
11
Saya akan berhasil atau tidak dalam
pembelajaran matematika tergantung
pada saya sendiri.
12
Saya merasa bahwa pembelajaran
matematika memberikan banyak
kepuasan kepada saya.
13 Saya mencoba menentukan standar
keberhasilan yang sempurna.
14 Saya tidak pernah hadir ketika
pelajaran matematika
15 Rasa ingin tahu saya sangat tinggi
terhadap matematika.
16 Saya senang menekuni pelajaran
matematika.
17
Saya suka jika saat pembelajaran
matematika berdiskusi dengan teman
sekelompok.
18
Saya puas dengan penilaian yang
dilakukan guru dibandingkan dengan
penilaian saya sendiri.
19
Di buku lain dengan isi materi yang
sama saya mencoba mengerjakan
soal-soal matematika untuk latihan di
rumah.
20
Pada saat pembelajaran matematika
saya mengajukan pertanyaan
mengenai pembelajaran tersebut.
21 Saya menerima pendapat teman ketika
berdiskusi.
22
Saya memperhatikan guru ketika
menerangkan pelajaran di depan
kelas.
23
Saat berdiskusi bersama teman-teman
saya membicarakan pelajaran
matematika.
24
Saya mengerjakan latihan yang ada
dibuku pelajaran matematika
walaupun guru tidak memberikan
tugas tersebut untuk dikerjakan.
115
NO PERNYATAAN STS TS R S SS
1 2 3 4 5
25
Pada saat pembelajaran berlangsung
saya mengerjakan tugas lain yang
tidak berkaitan dengan pelajaran
matematika.
26 Saya tidak pernah mengerjakan PR
matematika yang di berikan oleh guru.
27 Saya akan duduk paling belakang
ketika akan belajar matematika.
28 Pada saat guru menerangkan pelajaran
saya tidur dikelas.
29 Pada saat pelajaran matematika saya
akan duduk paling depan.
30
Pada saat pembelajaran matematika
dimulai saya izin keluar, dan masuk
ketika pelajaran sudah akhir
pembelajaran.
31
Pada saat pembelajaran ketika guru
berbicara di depan kelas untuk
menjelaskan, saya berbicara dengan
teman sebangku.
32
Ketika guru memberikan tugas
kelompok maka saya mengerjakan
dengan teman-teman sekelompok.
33
Saya tidak pernah bertanya tentang
materi matematika yang di sampaikan
oleh guru di depan kelas.
34
Saya akan bertanya jika saya tidak
paham dengan penjelasan guru pada
saat pembelajaran matematika
berlangsung.
116
Lanjutan
Petunjuk penskoran :
STS = Sangat Tidak Setuju : 1
TS = Tidak Setuju : 2
R = Ragu-Ragu : 3
S = Setuju : 4
SS = Sangat Setuju : 5
Interval Nilai :
0– 19 = Sangat Rendah
20 – 39 = Rendah
40 – 59= Sedang
60 – 79 = Tinggi
80 – 100 = Sangat Tinggi
117
Lanjutan
118
Lanjutan
119
Lanjutan
PEDOMAN OBSERVASI
GAYA MENGAJAR GURU MATEMATIKA
Hari / Tanggal
Mata Pelajaran Matematika
Materi
Sekolah
Nama Guru Yang Diobservasi
NO Aspek yang dinilai Realisasi Keterangan
Ya Tidak
1 Ketika proses pembelajaran
guru sangat aktif.
2 Bahan pelajaran berasal dari
kebutuhan siswa.
3 Saat pelajaran berlangsung guru
hanya di depan menjelaskan
pelajaran.
4 Semua materi pelajaran
disampaikan oleh guru.
5 guru memberikan soal dan siswa
diminta mengerjakan mandiri
(guru mendampingi) dan diikuti
dengan sesi pertanyaan kepada
guru oleh siswa.
6 Siswa lebih banyak
mendengarkan guru saat
pembelajaran daripada aktiff
mencari informasi terkait materi
secara mandiri.
7 Guru tidak menjelaskan teori
melainkan hanya memberikan
rumus pada saat pembelajaran.
8 Materi yang disampaikan guru
sangat padat.
9 Guru memberikan media belajar
kepada siswa.
10 Guru meminta salah satu siswa
meyampaikan materi di depan
kelas menggunakan media dan
siswa lain mendengarkan (guru
hanya mendampingi).
11 Guru menjelaskan materi
120
menggunakan tampilan yang
sudah di program seperti
PowerPoint atau yang lain.
12 Guru hanya menggunakan
papan tulis sebagai media
dikarenakan tidak ada media
lain selain papan tulis.
13 Bahan pelajaran yang digunakan
guru sesuai dengan minat siswa.
14 Dalam pembelajaran guru hanya
sebagai pendamping.
15 Guru menjelakan serta
menjawab setiap pertanyaan
yang diajukan oleh siswa.
16 Guru dan siswa sama-sama
mendominasi dalam proses
pembelajaran.
17 Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya.
18 Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
berpendapat.
19 Ketika proses pembelajaran
guru lebih banyak melakukan
diskusi bersama siswa di depan
kelas untuk membahas materi
pelajaran.
121
Lanjutan
122
Lanjutan
123
Lanjutan
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
TENTANG GAYA MENGAJAR GURU MATEMATIKA
I. PETUNJUK WAWANCARA
1. Sebelum Bapak/Ibu menjawab daftar pertanyaan yang telah
disiapkan, terlebih dahulu isi identitas yang telah tersedia dan
mohon untuk menjawab semua daftar pertanyaan dibawah ini.
2. Tulislah jawaban Bapak/Ibu di lembar jawaban yang telah
disediakan oleh peneliti !
3. Jawablah tes wawancara ini dengan jujur dan penuh ketelitian
karena jawaban Bapak/Ibu akan membantu kelengkapan data yang
peneliti butuhkan. Dan sebelumnya tidak lupa kami ucapkan terima
kasih atas segala bantuannya.
II. IDENTITAS GURU
Nama Guru
Nama Sekolah
Hari/Tanggal
III. DAFTAR PERTANYAAN
1. Metode apa saja yang Bapak/Ibu guru sering gunakan pada saat
mengajar di kelas ? Sebutkan dan Jelaskan !
2. Apakah Bapak/Ibu menggunakan perangkat seperti komputer atau
yang lain pada saat melakukan proses belajar mengajar di kelas ?
Sebutkan Contohnya dan Jelaskan alasan Bapak/Ibu Menggunakan
Media tersebut !
3. Bagaimana suasana kelas ketika bapak mengajar ?
4. Apakakah Bapak/Ibu pernah menggunakan media lain yang tidak
tersedia di sekolah ? Sebutkan Contohnya dan Berikan alasan
Bapak/Ibu menggunakan media tersebut !
5. Apakah Bapak/Ibu pernah melakukan diskusi di kelas bersama
siswa ? dan berikan alasan Bapak/Ibu !
6. Apakah Bapak/Ibu ketika mengajar memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya dan berpendapat terkait dengan materi
yang telah Bapak/Ibu sampaikan ? dan berikan alasan Bapak/Ibu
atas !
124
7. Apakah peran Bapak/Ibu dikelas lebih dominan atau sebaliknya
peran siswa lebih dominan ketika proses pembelajaran berlangsung
? Jelaskan !
8. Apakah ketika pembelajaran berlangsung Bapak/Ibu memberikan
informasi sepenuhnya kepada siswa yang bertanya maupun tidak
bertanya, terkait materi yang Bapak/Ibu sampaikan di depan kelas
? dan Jelaskan alasan Bapak/Ibu !
125
Lanjutan
IV. LEMBAR JAWABAN
No Item
Pertanyaan
Jawaban
1
2
3
4
5
6
7
126
No Item
Pertanyaan JAWABAN
8
Geragai, 2020
Guru Matematika
…………………………………
NIP.
127
Lampiran 2: HASIL UJI COBA (REABILITAS ANGKET)
1. Hasil Uji Coba Angket Gaya Mengajar Guru Matematika Yang Diisi Oleh Peserta Didik Kelas X SMPN 27 Tanjung Jabung Timur.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 ANGGITA SARIAH 4 1 3 3 4 2 3 1 3 2 2 2 4 4 1 4 3 4 3 1 3 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 4 4 1 91
2 DEWI PUSPITA NINGSIH 4 3 2 4 1 3 2 2 2 1 1 1 4 1 1 1 4 4 1 3 2 1 1 1 4 2 2 2 1 1 1 4 1 1 69
3 EKA WAHYU NINGSIH 4 4 3 4 4 3 4 1 2 4 3 4 4 3 3 4 3 2 2 2 2 4 3 4 4 2 2 2 4 3 4 4 3 3 107
4 ELSA RAHMAWATI 4 1 3 4 4 1 3 1 1 4 1 2 1 4 1 1 3 4 2 4 1 4 1 2 1 1 1 1 4 1 2 1 4 1 74
5 FANNISA SABILA RUSMANNA 4 1 4 3 4 4 4 3 3 1 3 1 2 3 1 1 3 2 3 2 3 1 3 1 2 3 3 3 1 3 1 2 3 1 82
6 FEBRI NURMALA SARI 3 2 2 1 4 2 3 3 3 3 2 1 3 1 1 2 3 4 4 4 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 1 3 1 1 83
7 FULSIANA YUSTIA 4 4 4 4 4 3 3 1 3 1 3 3 4 3 1 4 3 4 3 2 3 1 3 3 4 3 3 3 1 3 3 4 3 1 99
8 ICA AMELIA 4 2 2 4 3 2 3 1 3 3 2 2 3 2 1 4 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 1 88
9 KARTIKA 2 4 4 2 4 2 4 1 3 2 3 1 2 2 1 3 2 4 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 1 2 2 1 83
10 KHOIRUN NADIRIN 4 1 2 2 2 2 1 1 3 3 2 3 4 1 2 4 2 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 4 1 2 89
11 LUSIA ENJELIA SILALAHI 4 2 4 4 3 4 1 2 3 4 4 1 4 1 3 4 4 1 1 1 3 4 4 1 4 3 3 3 4 4 1 4 1 3 97
12 M. HADI PURNAMA 2 1 3 3 4 2 2 2 3 3 2 1 2 1 1 4 1 1 1 1 3 3 2 1 2 3 3 3 3 2 1 2 1 1 70
13 NOVA SAFITRI 1 3 3 2 3 1 3 2 2 2 2 1 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 3 1 2 69
14 NUR SRI WAHYUNI 4 1 3 4 4 1 4 1 2 3 2 1 4 1 1 4 2 4 1 4 2 3 2 1 4 2 2 2 3 2 1 4 1 1 81
15 RENI AFRILITA 2 3 3 3 4 3 4 2 3 2 2 1 3 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 1 3 3 3 3 2 2 1 3 2 2 82
16 REZA ANDREAN 4 2 3 1 2 2 3 2 4 2 2 2 3 2 2 4 2 4 3 3 4 2 2 2 3 4 4 4 2 2 2 3 2 2 90
17 RIKO PRATAMA SETIAWAN 3 1 3 3 4 1 4 3 3 2 2 1 3 1 2 3 3 3 2 1 3 2 2 1 3 3 3 3 2 2 1 3 1 2 79
18 RIO ADITIYA NUGRAHA 4 2 4 4 1 4 2 3 4 2 4 2 1 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 2 1 4 4 4 2 4 2 1 4 4 105
19 SENDY IRAWAN 4 1 4 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 2 1 3 2 1 1 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 106
20 SRI REZEKI MUAMALIA 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 117
21 SURYA WIJAYA KUSUMA 4 3 3 3 4 1 3 1 2 2 2 1 4 2 1 1 3 2 2 1 2 2 2 1 4 2 2 2 2 2 1 4 2 1 74
22 TRI PUTRA SETIAWAN 2 1 1 2 1 1 2 1 1 4 2 1 2 1 1 2 4 3 2 4 1 4 2 1 2 1 1 1 4 2 1 2 1 1 62
23 WANDI HUTAGALUNG 4 1 3 4 3 2 2 1 2 4 3 1 4 1 1 4 1 3 4 3 2 4 3 1 4 2 2 2 4 3 1 4 1 1 85
24 WARSIH SAFITRI 3 2 1 3 2 2 3 1 1 4 2 1 1 2 1 2 3 4 2 1 1 4 2 1 1 1 1 1 4 2 1 1 2 1 64
25 YOGA EDI PRATAMA 1 1 4 1 4 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 4 1 3 3 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 61
26 YOHANES FERDIAN LIKUNG 3 1 4 2 3 2 1 2 4 1 2 1 2 2 3 4 2 4 2 1 4 1 2 1 2 4 4 4 1 2 1 2 2 3 79
27 AHMAD FIKRI 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 1 2 1 1 3 2 3 1 2 2 3 1 1 2 2 2 2 3 1 1 2 1 63
28 ROSA MAULIANA 4 2 3 2 4 1 4 3 4 4 3 2 4 1 1 3 2 2 3 1 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 2 4 1 1 97
29 TITHIK MUCHARROMAH 2 1 4 2 1 1 2 2 2 2 1 1 3 2 1 3 1 2 1 3 2 2 1 1 3 2 2 2 2 1 1 3 2 1 62
30 WIWIN WIDIA NINGSIH 4 2 3 3 4 2 2 1 3 2 2 1 4 4 1 4 3 4 3 4 3 2 2 1 4 3 3 3 2 2 1 4 4 1 91
31 YOHANA GULTOM 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 2 2 1 1 4 2 4 2 3 1 3 1 2 2 1 1 1 3 1 2 2 1 1 58
1,00 1,01 0,90 1,01 1,36 1,12 1,09 0,71 0,92 1,10 0,77 0,85 1,20 1,23 0,85 1,53 0,79 1,02 0,89 1,56 0,92 1,10 0,77 0,85 1,20 0,92 0,92 0,92 1,10 0,77 0,85 1,20 1,23 0,85
34,47
230,31
0,88
JUMLAH VARIAN
TOTAL VARIAN
NO RespondenNOMOR ITEM
Total
VARIAN ITEM
REABILITAS
128
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 ANGGITA SARIAH 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 4 1 4 2 1 4 4 1 64
2 DEWI PUSPITA NINGSIH 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 2 4 3 4 4 1 1 69
3 EKA WAHYU NINGSIH 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 3 1 4 1 3 4 3 3 55
4 ELSA RAHMAWATI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 1 4 1 44
5 FANNISA SABILA RUSMANNA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 4 4 4 2 3 1 51
6 FEBRI NURMALA SARI 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 47
7 FULSIANA YUSTIA 1 1 3 3 1 1 3 1 1 2 2 1 1 3 3 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 3 1 3 4 3 1 59
8 ICA AMELIA 2 1 1 3 1 1 1 1 1 3 3 2 1 1 3 1 1 1 2 3 3 1 1 2 3 1 4 2 4 3 3 3 2 1 66
9 KARTIKA 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 3 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 4 1 3 3 1 2 2 1 57
10 KHOIRUN NADIRIN 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 3 1 2 4 1 3 2 2 4 1 2 56
11 LUSIA ENJELIA SILALAHI 1 1 3 2 1 3 2 2 1 2 1 1 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 2 3 2 1 1 1 1 2 4 4 1 3 64
12 M. HADI PURNAMA 2 2 3 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 3 4 1 2 3 1 1 2 1 1 72
13 NOVA SAFITRI 2 1 3 4 2 2 3 2 2 3 2 2 1 3 4 2 2 3 2 1 4 3 2 3 1 1 4 4 1 3 4 3 1 2 82
14 NUR SRI WAHYUNI 3 2 1 4 1 2 1 2 1 3 4 3 2 1 4 1 2 1 2 1 3 1 1 2 3 1 4 2 4 3 1 4 1 1 72
15 RENI AFRILITA 2 1 2 3 3 2 2 3 2 1 4 2 1 2 3 3 2 2 2 3 2 3 1 2 1 2 4 3 4 4 2 3 2 2 80
16 REZA ANDREAN 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 3 3 1 2 2 1 1 2 1 3 2 4 1 3 1 2 3 3 1 3 1 3 2 2 67
17 RIKO PRATAMA SETIAWAN 2 1 4 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 4 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 4 1 1 1 4 4 3 3 1 2 72
18 RIO ADITIYA NUGRAHA 2 1 2 2 1 1 1 2 1 4 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 4 2 4 3 4 1 4 4 67
19 SENDY IRAWAN 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 2 2 3 4 4 2 90
20 SRI REZEKI MUAMALIA 3 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 2 3 2 3 4 1 4 75
21 SURYA WIJAYA KUSUMA 1 1 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 1 3 2 3 4 2 1 73
22 TRI PUTRA SETIAWAN 3 1 3 2 1 2 2 1 1 2 2 3 1 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 2 1 1 78
23 WANDI HUTAGALUNG 1 1 3 3 1 1 4 3 1 3 2 1 1 3 3 1 1 4 1 1 3 1 1 3 4 1 3 3 4 4 4 4 1 1 76
24 WARSIH SAFITRI 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 3 2 1 2 1 1 2 1 3 3 2 1 2 1 1 2 3 1 3 3 4 1 2 1 61
25 YOGA EDI PRATAMA 2 1 4 2 4 2 3 2 1 2 1 2 1 4 2 4 2 3 2 1 4 3 2 3 1 1 4 4 1 3 4 2 1 2 80
26 YOHANES FERDIAN LIKUNG 2 1 1 2 1 2 2 2 1 4 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 2 4 3 4 2 2 3 72
27 AHMAD FIKRI 2 4 3 2 3 4 3 2 1 1 2 2 4 3 2 3 4 3 2 3 2 1 1 2 3 2 4 2 4 3 2 1 2 1 83
28 ROSA MAULIANA 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 1 1 96
29 TITHIK MUCHARROMAH 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 1 1 1 2 4 1 1 1 1 3 2 1 65
30 WIWIN WIDIA NINGSIH 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 4 4 1 81
31 YOHANA GULTOM 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 4 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 1 1 71
0,45 0,58 0,81 0,58 0,78 0,60 0,70 0,47 0,59 0,76 0,58 0,45 0,66 0,78 0,61 0,95 0,60 0,67 0,49 0,81 0,81 0,78 0,52 0,63 1,20 0,81 1,12 0,97 1,36 0,92 1,46 1,20 1,23 0,85
26,75
139,7
0,83
NOMOR ITEMTotal
VARIAN ITEM
NO
JUMLAH VARIAN
TOTAL VARIAN
REABILITAS
Responden
Lanjutan
2. Hasil Uji Coba Angket Minat Belajar Matematika Peserta Didik Kelas X SMPN 27 Tanjung Jabung Timu
129
Lampiran 3 : HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Angket Gaya Mengajar Guru Matematika Di MTs Atau
Sederajat se-Kecamatan Geragai
Column1
Mean 53,9532
Standard Error 0,15698
Median 54,17829
Mode 51,29412
Standard Deviation 2,856746
Sample Variance 8,920654
Kurtosis -0,94351
Skewness -0,20898
Range 12,35294
Minimum 49,30588
Maximum 60,05882
Sum 22427,06
Count 362
Largest(1) 67,05882
Smallest(1) 54,70588 Confidence Level(95,0%) 0,30871
130
Lanjutan
2. Angket Minat Belajar Peserta Didik Terhadap Mata Pelajaran
Matematika Di MTs Atau Sederajat Se-Kecamatan Geragai.
Column1
Mean 61,077
Standard Error 0,1507
Median 62,118
Mode 65,1
Standard Deviation 2,868
Sample Variance 8,2252
Kurtosis -0,796
Skewness 0,239
Range 10,4118
Minimum 55
Maximum 67
Sum 19576
Count 362
Largest(1) 59,412
Smallest(1) 50
Confidence Level(95,0%) 0,2964
131
Lanjutan
B. Analisis Data
1. Uji Normalitas
a) Gaya Mengajar Guru Matematika
Diketahui :
Kurtosis =
Skewness =
132
Lanjutan
Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan pada signifikan 0,05
dan sebesar 2,58 pada signifikasi 0,01. Jadi tampak bahwa
dan
b) Minat Belajar Peserta Didik Terhadap Mata Pelajaran
Matematika
Diketahui :
Kurtosis =
Skewness =
133
Lanjutan
Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan atau pada
signifikan 0,05 dan sebesar 2,58 pada signifikasi 0,01. Jadi tampak bahwa
dan
Syarat data normal adalah nilai dan < atau <
(signifikan 0,05).
Kesimpulan : Jadi data diatas dinyatakan normal karena dan
memenuhi persyaratan. baik pada signifikansi 0,05 maupun
signifikansi 0,01.
134
Lanjutan
2. Uji Homogenitas
Tabel Kerja (Tabel Perhitungan) Antara Variabel (Gaya
Mengajar Guru) dan Variabel (Minat Belajar Peserta
Didik) dari 362 Orang Peserta Didik di MTs atau Sederajat
Se-Kecamatan Geragai.
N0 X Y X^2 Y^2 XY
1 54 63 2865 3962 3369
2 56 62 3189 3888 3521
3 58 65 3391 4263 3802
4 50 65 2500 4263 3265
5 53 61 2803 3671 3208
6 54 65 2929 4263 3534
7 59 64 3530 4111 3809
8 51 58 2559 3391 2946
9 50 66 2500 4418 3324
10 50 64 2500 4111 3206
11 52 59 2741 3530 3110
12 54 67 2865 4497 3590
13 55 60 3057 3600 3318
14 58 59 3323 3530 3425
15 50 64 2500 4036 3176
16 53 61 2803 3671 3208
17 54 58 2929 3323 3120
18 59 60 3530 3600 3565
19 56 62 3189 3815 3488
20 58 56 3323 3123 3221
21 50 60 2500 3600 3000
22 53 58 2803 3323 3052
23 50 61 2500 3671 3029
24 53 59 2803 3530 3145
25 54 61 2929 3671 3279
26 59 58 3530 3323 3425
27 56 61 3189 3671 3421
28 57 57 3256 3256 3256
29 55 57 2993 3256 3121
30 54 61 2865 3743 3275
31 56 63 3189 3962 3554
32 55 62 2993 3888 3411
33 53 65 2803 4263 3457
34 50 65 2500 4263 3265
135
35 54 61 2865 3671 3243
36 56 65 3189 4263 3687
37 58 64 3323 4111 3696
38 50 58 2500 3391 2912
39 53 66 2803 4418 3519
40 54 64 2929 4111 3470
41 58 59 3323 3530 3425
42 51 65 2559 4187 3273
43 50 55 2500 3057 2765
44 50 58 2500 3391 2912
45 54 58 2929 3391 3152
46 54 64 2865 4111 3432
47 56 59 3189 3530 3355
48 59 58 3530 3323 3425
49 50 55 2500 2993 2735
50 53 60 2803 3600 3176
51 54 62 2929 3815 3343
52 59 62 3530 3815 3670
53 56 55 3189 3057 3122
54 59 56 3530 3123 3320
55 50 59 2500 3460 2941
56 51 60 2619 3600 3071
57 50 63 2500 3962 3147
58 53 62 2803 3888 3301
59 54 65 2929 4263 3534
60 59 65 3530 4263 3879
61 55 61 2993 3671 3315
62 57 65 3256 4263 3726
63 55 64 2993 4111 3508
64 54 58 2865 3391 3117
65 56 66 3189 4418 3754
66 55 64 2993 4111 3508
67 53 59 2803 3530 3145
68 50 62 2500 3815 3088
69 54 63 2865 3962 3369
70 56 62 3189 3888 3521
71 58 65 3391 4263 3802
72 50 65 2500 4263 3265
73 53 61 2803 3671 3208
74 54 65 2929 4263 3534
75 58 64 3391 4111 3734
76 51 58 2559 3391 2946
136
77 50 63 2500 3962 3147
78 50 62 2500 3888 3118
79 54 65 2929 4263 3534
80 54 65 2865 4263 3495
81 56 61 3189 3671 3421
82 59 65 3530 4263 3879
83 50 64 2500 4111 3206
84 53 58 2803 3391 3083
85 54 66 2929 4418 3597
86 58 64 3391 4111 3734
87 56 59 3189 3530 3355
88 59 67 3530 4497 3984
89 50 60 2500 3600 3000
90 53 59 2803 3530 3145
91 50 64 2500 4036 3176
92 53 63 2803 3962 3332
93 54 62 2929 3888 3374
94 59 65 3530 4263 3879
95 56 65 3189 4263 3687
96 55 61 3057 3671 3350
97 55 65 2993 4263 3572
98 54 64 2865 4111 3432
99 56 58 3189 3391 3289
100 55 66 2993 4418 3636
101 53 64 2803 4111 3394
102 50 59 2500 3530 2971
103 56 67 3123 4497 3747
104 54 60 2865 3600 3212
105 56 59 3189 3530 3355
106 59 64 3530 4036 3774
107 50 61 2500 3671 3029
108 53 58 2803 3323 3052
109 54 60 2929 3600 3247
110 57 62 3256 3815 3524
111 51 56 2559 3123 2827
112 50 60 2500 3600 3000
113 50 58 2500 3323 2882
114 54 62 2929 3815 3343
115 54 60 2865 3600 3212
116 56 64 3189 4111 3621
117 59 59 3530 3530 3530
118 50 62 2500 3888 3118
137
119 53 65 2803 4187 3426
120 54 63 2929 3962 3406
121 59 61 3530 3743 3635
122 56 57 3189 3256 3222
123 59 62 3530 3815 3670
124 50 64 2500 4111 3206
125 53 62 2803 3888 3301
126 50 60 2500 3600 3000
127 53 58 2803 3391 3083
128 54 60 2929 3600 3247
129 57 64 3256 4111 3658
130 56 64 3189 4111 3621
131 57 64 3256 4036 3625
132 55 62 2993 3888 3411
133 54 60 2865 3600 3212
134 56 61 3189 3671 3421
135 55 56 2993 3189 3089
136 53 58 2803 3391 3083
137 50 56 2500 3189 2824
138 54 63 2865 3962 3369
139 56 62 3189 3888 3521
140 59 65 3530 4263 3879
141 50 65 2500 4263 3265
142 53 61 2803 3671 3208
143 54 65 2929 4263 3534
144 59 64 3530 4111 3809
145 51 58 2559 3391 2946
146 50 66 2500 4418 3324
147 50 64 2500 4111 3206
148 54 59 2929 3530 3215
149 54 60 2865 3600 3212
150 56 61 3189 3671 3421
151 59 61 3530 3743 3635
152 50 61 2500 3671 3029
153 53 59 2803 3460 3114
154 54 63 2929 3962 3406
155 59 62 3530 3888 3704
156 56 65 3189 4263 3687
157 59 65 3530 4263 3879
158 50 61 2500 3671 3029
159 53 65 2803 4263 3457
160 50 64 2500 4111 3206
138
161 53 58 2803 3391 3083
162 54 66 2929 4418 3597
163 59 64 3530 4111 3809
164 56 59 3189 3530 3355
165 57 63 3256 3962 3591
166 55 62 2993 3888 3411
167 54 65 2865 4263 3495
168 56 65 3189 4263 3687
169 55 61 2993 3671 3315
170 53 65 2803 4263 3457
171 50 64 2500 4111 3206
172 54 58 2865 3391 3117
173 56 66 3189 4418 3754
174 59 64 3530 4111 3809
175 50 59 2500 3530 2971
176 53 67 2803 4497 3550
177 54 60 2929 3600 3247
178 59 59 3530 3530 3530
179 51 64 2559 4036 3214
180 50 61 2500 3671 3029
181 50 58 2500 3323 2882
182 54 60 2929 3600 3247
183 54 62 2865 3815 3306
184 56 56 3189 3123 3156
185 59 60 3530 3600 3565
186 50 63 2500 3962 3147
187 53 62 2803 3888 3301
188 54 65 2929 4263 3534
189 59 65 3530 4263 3879
190 56 61 3189 3671 3421
191 54 65 2865 4263 3495
192 56 64 3189 4111 3621
193 59 58 3530 3391 3460
194 50 66 2500 4418 3324
195 53 64 2803 4111 3394
196 54 59 2929 3530 3215
197 59 67 3530 4497 3984
198 51 60 2559 3600 3035
199 50 59 2500 3530 2971
200 50 64 2500 4036 3176
201 54 61 2929 3671 3279
202 54 58 2865 3323 3086
139
203 56 60 3189 3600 3388
204 59 62 3530 3815 3670
205 51 56 2559 3123 2827
206 50 60 2500 3600 3000
207 50 58 2500 3323 2882
208 54 59 2929 3460 3183
209 54 61 2865 3743 3275
210 59 62 3530 3888 3704
211 50 60 2500 3600 3000
212 53 58 2803 3323 3052
213 50 56 2500 3123 2794
214 53 57 2803 3256 3021
215 54 57 2929 3256 3088
216 59 63 3530 3962 3739
217 56 62 3189 3888 3521
218 57 65 3256 4263 3726
219 55 65 2993 4263 3572
220 54 61 2865 3671 3243
221 56 65 3189 4263 3687
222 55 64 2993 4111 3508
223 53 58 2803 3391 3083
224 50 63 2500 3962 3147
225 51 62 2559 3888 3154
226 50 65 2500 4263 3265
227 50 65 2500 4263 3265
228 54 61 2929 3671 3279
229 54 65 2865 4263 3495
230 54 63 2929 3962 3406
231 59 62 3530 3888 3704
232 56 65 3189 4263 3687
233 57 65 3256 4263 3726
234 51 61 2559 3671 3065
235 50 65 2500 4263 3265
236 50 64 2500 4111 3206
237 54 58 2929 3391 3152
238 54 66 2865 4418 3558
239 50 63 2500 3962 3147
240 56 62 3189 3888 3521
241 52 65 2680 4263 3380
242 52 65 2680 4263 3380
243 53 61 2803 3671 3208
244 52 65 2741 4263 3418
140
245 54 64 2865 4111 3432
246 52 58 2680 3391 3015
247 55 66 2993 4418 3636
248 59 63 3530 3962 3739
249 50 62 2500 3888 3118
250 50 65 2500 4263 3265
251 54 65 2929 4263 3534
252 59 61 3460 3671 3564
253 57 65 3256 4263 3726
254 55 64 2993 4111 3508
255 51 58 2559 3391 2946
256 52 63 2680 3962 3258
257 55 62 3057 3888 3448
258 52 65 2680 4263 3380
259 55 65 3057 4263 3610
260 54 61 2865 3671 3243
261 58 65 3323 4263 3764
262 53 64 2803 4111 3394
263 55 58 2993 3391 3186
264 55 66 3057 4418 3675
265 55 64 3057 4111 3545
266 54 59 2865 3530 3180
267 55 63 3057 3962 3480
268 54 62 2929 3888 3374
269 56 65 3189 4263 3687
270 54 65 2929 4263 3534
271 56 61 3189 3671 3421
272 52 65 2680 4263 3380
273 52 64 2680 4111 3319
274 53 58 2803 3391 3083
275 52 66 2741 4418 3480
276 54 64 2865 4111 3432
277 52 59 2680 3530 3075
278 55 67 2993 4497 3669
279 59 60 3530 3600 3565
280 50 59 2500 3530 2971
281 50 64 2500 4036 3176
282 54 61 2929 3671 3279
283 59 58 3460 3323 3391
284 57 60 3256 3600 3424
285 55 62 2993 3815 3379
286 52 56 2680 3123 2893
141
287 52 60 2680 3600 3106
288 55 58 3057 3323 3188
289 52 63 2680 3962 3258
290 55 62 3057 3888 3448
291 54 65 2865 4263 3495
292 58 63 3323 3962 3628
293 53 62 2803 3888 3301
294 55 65 2993 4263 3572
295 55 65 3057 4263 3610
296 55 61 3057 3671 3350
297 54 65 2865 4263 3495
298 55 64 3057 4111 3545
299 54 58 2929 3391 3152
300 56 66 3189 4418 3754
301 54 64 2929 4111 3470
302 56 59 3189 3530 3355
303 52 67 2680 4497 3471
304 52 60 2680 3600 3106
305 53 59 2803 3530 3145
306 52 64 2741 4036 3326
307 54 61 2865 3671 3243
308 52 58 2680 3323 2984
309 55 60 2993 3600 3282
310 59 62 3460 3815 3633
311 50 56 2500 3123 2794
312 50 60 2500 3600 3000
313 54 58 2929 3323 3120
314 59 58 3460 3323 3391
315 57 63 3256 3962 3591
316 55 62 2993 3888 3411
317 51 63 2559 3962 3184
318 52 62 2680 3888 3228
319 55 65 3057 4263 3610
320 54 65 2865 4263 3495
321 58 61 3323 3671 3493
322 53 63 2803 3962 3332
323 55 62 2993 3888 3411
324 55 65 3057 4263 3610
325 55 65 3057 4263 3610
326 54 61 2865 3671 3243
327 55 65 3057 4263 3610
328 54 64 2929 4111 3470
142
329 56 58 3189 3391 3289
330 54 66 2929 4418 3597
331 56 64 3189 4111 3621
332 52 59 2680 3530 3075
333 52 67 2680 4497 3471
334 53 60 2803 3600 3176
335 52 59 2741 3530 3110
336 54 64 2865 4036 3401
337 52 61 2680 3671 3136
338 55 58 2993 3323 3154
339 59 60 3530 3600 3565
340 50 62 2500 3815 3088
341 50 56 2500 3123 2794
342 54 63 2929 3962 3406
343 59 62 3460 3888 3668
344 57 65 3256 4263 3726
345 55 65 2993 4263 3572
346 51 61 2559 3671 3065
347 52 65 2680 4263 3380
348 55 64 3057 4111 3545
349 53 58 2803 3391 3083
350 56 66 3123 4418 3715
351 54 64 2865 4111 3432
352 52 59 2741 3530 3110
353 56 67 3123 4497 3747
354 54 60 2865 3600 3212
355 56 59 3189 3530 3355
356 52 64 2680 4036 3289
357 52 61 2680 3671 3136
358 53 58 2803 3323 3052
359 55 60 3057 3600 3318
360 56 62 3189 3815 3488
361 56 56 3189 3123 3156
362 50 60 2500 3600 3000
N 362
19576
22427
1061575
1392648
1213130
143
Lanjutan
Berdasarkan data yang dibuat dalam tabel kerja diperoleh harga sebagai
berikut :
= 362,
= 19576,
=22427,
=
=1392648,
=1213130.
a) Menentukan Varians
SX2 = 2,8619
SY2
= 2,9899
b) Menentukan Fhitung
144
Lanjutan
c) Menentukan Ftabel
dk pembilang n= 362-1 = 361
dk penyebut n=362-1=361
Alpha = 0,05
d) Analisis
<
<
maka Ho diterima
Dasar pengambilan keputusan :
c. Jika Fhitung < Ftabel, maka dinyatakan kedua varians homogen
d. Jika Fhitung > Ftabel, maka dinyatakan kedua varians tidak homogen.
Ho diterima jika <
Ho ditolak jika >
e) Kesimpulan
Data dari kedua varians tersebut yaitu kelas VII, VIII dan kelas IX MTs atau
Sederajat Se-Kecamatan Geragai 2020/2021 merupakan data yang
HOMOGEN
145
Lanjutan
3. Uji Linier Berdasarkan data yang dibuat dalam tabel kerja diperoleh harga sebagai
berikut :
= 362,
= 19576,
=22427,
=
=1392648,
=1213130.
Persamaan regresi =
Jadi regresi dan X Persamaanya adalah :
146
Lanjutan
Untuk memenuhi uji linieritas perlu diketahui , , dan
, perhitungannya sebagai berikut :
Menentukan
DF 1 = (K – 1 )
147
Lanjutan
DF 2 = (N – K )
DF = Degresi of Freedom
N = Jumlah Sampel (362)
K = Jumlah Variabel (2)
Alpha = 0,05
DF 1 = (2 – 1)
DF 2 = (362 – 2)
=FINV (0,05;360;360)
= 1,1893
Analisis
<
-184,55 < 1,1893
maka Ho diterima
Dasar pengambilan keputusan :
Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka dinyatakan kedua varians linier
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka dinyaakan kedua varians tidak liner
Ho diterima jika <
Ho ditolak jika >
Kesimpulan
Data dari kedua varians tersebut yaitu gaya mengajar guru dan minat belajar
peserta didik merupakan data yang Linier.
148
Lanjutan
4. Uji Hipotesis Berdasarkan data yang dibuat dalam tabel kerja (Lampiran 3) diperoleh
harga sebagai berikut :
= 362
= 19576
=22427
=
=1392648
=1213130
Mencari nilai sebagai berikut :
Jadi nilai sebesar 0,11 yang menunjukkan korelasi variabel terhadap
sebesar 11%.
149
Lanjutan
Dalam memberikan intepretasi secara sederhana terhadap Angka
Korelasi “r” Product Moment , pada umumnya dipergunakan pedoman atau
ancar-ancar sebagai berikut (Anas Sudijono,2014:193) :
Besarnya “r” Product
Moment , Intepretasi
0,00 – 0,20
Antara Variabel dan Variabel Memang Terdapat
Korelasi,Akan Tetapi Korelasi Itu Sangat Rendah
Sehingga Korelasi Itu di Abaikan. (Dianggap Tidak
Ada Korelasi Antara Variabel dan Variabel .
0,20 – 0,40
Antara Variabel dan Variabel terdapat korelasi
yang lemah atau rendah.
0,40 – 0,70
Antara Variabel dan Variabel terdapat korelasi
yang sedang atau cukupan.
0,70 – 0,90
Antara Variabel dan Variabel terdapat korelasi
yang sedang atau cukupan.
0,90 – 1,00
Antara Variabel dan Variabel terdapat korelasi
yang sangat kuat atau sangat tinggi.
Intepretasi secara kasar/sederhana : dari perhitungan di atas ternyata angka
korelasi antara variabel gaya mengajar guru
dan variabel tidak bertanda negatif.
Berarti diantara variabel tersebut terdapat
korelasi positif (korelasi yang berjalan
searah). Dengan memperhatikan besarnya
(yaitu 0,11) yang besarnya berkisar
antara 0,00 – 0,20 berarti korelasi positif
antara variabel dan variabel itu adalah
termasuk korelasi positif lemah atau sangat
rendah sehingga korelasi itu diabaikan
(dianggap tidak ada korelasi antara
Variabel dan Variabel
150
Lanjutan
Selanjutnya untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan uji
Perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan perbandingan
. Kemudian untuk memperoleh nilai dilakukan perhitungan
dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2017:257) :
Menentukan
DF 1 = (K – 1 )
DF 2 = (N – K )
DF = Degresi of Freedom
N = Jumlah Sampel (362)
K = Jumlah Variabel (2)
Alpha = 0,05
DF 1 = (2 – 1)
DF 2 = (362 – 2) = 360
=TINV (0,05;360)
= 1,967
Alpha = 0,01
151
Lanjutan
DF 1 = (2 – 1)
DF 2 = (362 – 2) = 360
=TINV (0,01;360)
= 2,590
Analisis 1
pada taraf signifikansi 5% = 1,967
<
2,099 > 1,967
maka Hipotesis Nol Ditolak
Analisis 2
pada taraf signifikansi 1% = 1,967
<
2,009 < 2,590
maka Hipotesis Nol Dierima
Dasar pengambilan keputusan :
Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika thitung > ttabel, maka dinyatakan ada korelasi positif yang signifikan.
b. Jika thitung < ttabel, maka dinyatakan tidak ada korelasi positif yang
signifikan
Pada taraf signifikan 5% (2,0999 > 1,967), maka pada
taraf signifikansi 5% hipotesis Nol Ditolak sedangkan Hipotesis alternatif
Disetujui, berarti bahwa pada taraf signifikansi 5% itu terdapat korelasi positif
yang signifikan antara variabel X dan Variabel . Ini berarti bahwa pada taraf
signifikan 5% terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
Selanjutnya, karena pada taraf signifikansi 1% (2,009 < 2,590).
Maka pada taraf signifikansi 1% itu hipotesis Nol Diterima sedangkan Hipotesis
alternatif Ditolak. berarti bahwa pada taraf signifikansi 1% itu tidak terdapat
korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan Variabel .
152
Lanjutan
Kesimpulan : kesimpulan yang dapat kita tarik ialah, tinggi rendahnya minat
belajar peserta didik pada mata pelajaran ada dipengaruhi oleh
gaya mengajar guru, sekalipun itu hanya cakupan saja.
Selanjutnya analisis korelasi dapat di lanjutkan dengan menghitung
koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang telah di
temukan. Dengan rumus :
Kesimpulan : Hal ini berarti varian yang terjadi pada variabel gaya mengajar
1,21% ditentukan oleh varian yang terjadi pada variabel minat
belajar. Pengertian ini sering diartikan pengaruh gaya mengajar
guru terhadap minat belajar matematika = 1,21% dan sisanya
98,79% ditentukan faktor lain. Seperti faktor eksternal dan faktor
internal yang dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik,
misalnya faktor eksternal pergaulan teman dan yang lain, yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
153
Lanjutan
Lampiran 4 : HASIL OBSERVASI GAYA MMENGAJAR GURU
MATEMATIKA DI MTs ATAU SEDERAJAT SE-
KECAMATAN GERAGAI. Pedoman Observasi
Hari / Tanggal Jumat / 05 Maret 2020
Mata Pelajaran Matematika
Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung
Sekolah SMPN 12 Tanjung Jabung Timur
Nama Guru Yang Diobservasi Liliek Sulastri, S.Pd
NO Aspek yang dinilai Realisasi Keterangan
Ya Tidak
1 Ketika proses pembelajaran
guru sangat aktif.
Saat proses pembelajaran
guru hanya menyampaikan
point penting saja, guru
menyampaikan dengan cara
menjelaskan pengertian
bangun ruang dan rumus-
rumus yang akan digunakan
dalam penyelesaian soal
materi, sedangkan peserta
didik mendengarkan
penjelasan yang disampaikan
guru (metode ceramah).
2 Bahan pelajaran berasal dari
kebutuhan siswa. Materi yang disampaikan
guru menmpunyai kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari
danberasal dari kebutuhan
peserta didik, dengan cara
mengaplikasikan ke contoh
yang lebih konkret.
3 Saat pelajaran berlangsung
guru hanya di depan
menjelaskan pelajaran.
Guru dalam proses kegiatan
belajar mengajar tidak hanya
didepan kelas menjelaskan
materi, tetapi juga berjalan ke
bangku pesera didik dengan
mengajak siswa untuk ikut
serta aktif dalam belajar.
4 Semua materi pelajaran
disampaikan oleh guru.
Guru tidak menyampaikan
materi secara keseluruhan,
guru hanya menyampaikan
diawal saja dan selanjutnya
siswa yang mencari materi
154
serta menyimpulkan materi
tersebut.
5 Guru menyampaikan materi
dengan disertai contoh soal
dan guru memberikan
kesempatan siswa untuk
menjawab pertanyaan yang
di ajukan oleh guru
Guru sangat mengedepankan
siswa ketika belajar, dimana
guru berusaha membuat
siswa aktif, dengan cara guru
membuat soal tentang
bangun ruang, kemudia
peserta didik diminta untuk
maju ke depan
menyelesaikan, dan guru siap
membantu saat proses
menyelesaikan.
6 Siswa lebih banyak
mendengarkan guru saat
pembelajaran daripada aktif
mencari informasi terkait
materi secara mandiri.
Pada saat proses belajar
mengajar Guru menjadi
pendamping, dan siswa yang
aktif mencari informasi,
sehingga siswa mendapat
ilmu baru dengan bertukar
pendapat dengan teman yang
lain, seperti berdiskusi.
7 Pada saat proses
pembelajaran guru hanya
memberikan rumus materi
saja tanpa menjelaskan
teori.
Guru menjelaskan teori dan
menjelaskan rumus serta
memberikan contoh soal
yang berkaitan dengan
bangun ruang.
8 Isi materi pelajaran yang
disampaikan sangat padat.
Guru tidak menjelasakan
secara detai atau semua
materi yang akan membuat
peserta didik bosan,
melainkan penyampaian
materi bangun ruang
dijelaskan dengan singkat
padat dan jelas kepada
peserta didik.
9 Guru memberikan media
belajar kepada siswa.
Guru pada saat pembelajaran
tidak memberikan media,
tetapi hanya memberikan
contoh disekitar sekolah atau
didalam kelas, seperti
memisalkan bangun ruang
dengan benda seperti tempat
spidol atau benda yang sama
dengan bangun ruang.
10 Guru meminta salah satu Peserta didik pada saat
155
siswa meyampaikan materi
di depan kelas
menggunakan media dan
siswa lain mendengarkan
(guru hanya mendampingi).
mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru,
kemudian guru meminta
peserta didik yang telah
selesai mengerjakan untuk
menyempaikan didepan kelas
(presentasi) yang akan di
bubuhi dengan nilai
tambahan kepada peserta
dididk.
11 Guru menjelaskan materi
menggunakan tampilan
yang sudah di program
seperti PowerPoint atau
yang lain.
Guru menjelaskan semua
materi dengan menuliskan
materi di papan tulis tanpa
menggunakan program
aplikasi seperti PowerPoint.
12 Guru hanya menggunakan
papan tulis sebagai media
dikarenakan tidak ada
media lain selain papan
tulis.
Guru menyampaikan dengan
menuliskan materi dipapan
tulis tanpa membawa media
yang lain yang berkaitan
dengan bangun ruang dari
rumah.
13 Bahan pelajaran yang
digunakan guru sesuai
dengan minat siswa.
Bahan pelajaran yang
digunakan sesuai kurikulum
dan disiapkan oleh guru.
14 Dalam pembelajaran guru
hanya sebagai pendamping. Saat mengajar dikelas, guru
memperhatikan peserta didik
yang aktif belajar atau
berdiskusi dikelas.
15 Guru menjelaskan serta
menjawab setiap pertanyaan
yang diajukan oleh siswa.
guru menjawab semua
pertanyaan yang diajukan
oleh peserta didik kemudian
menjelaskan ulang materi
sampai paham.
16 Guru dan siswa sama-sama
mendominasi dalam proses
pembelajaran.
Guru dan peserta didik sama-
sama aktif dalam proses
belajar mengajar
17 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
Disaat awal pembelajaran
guru mengadakan simulasi
atau tanya jawab sebelum
belajar, untuk memotivasi
peserta didik dalam belajar.
18 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk berpendapat.
Guru meminta siswa untuk
memberikan pendapatnya
ketika pembahasan soal atau
terkait dengan materi bangun
156
datar.
19 Ketika proses pembelajaran
guru lebih banyak
melakukan diskusi bersama
siswa di depan kelas untuk
membahas materi pelajaran.
Pada saat belajar guru tidak
banyak diskusi hanya saja
peserta didik diminta untuk
latihan dan mencari
pengetahuan baru, atau hal-
hal yang baru terkait dengan
materi.
Pedoman Observasi
Hari / Tanggal Senin/02 Maret 2020
Mata Pelajaran Matematika
Materi Aritmatika Sosial
Sekolah MTsS Nurul Ihsan
Nama Guru Yang Diobservasi Sugiawati, S.Pd
NO Aspek yang dinilai Realisasi Keterangan
Ya Tidak
1 Ketika proses pembelajaran
guru sangat aktif. Guru sangat aktif
dibandingkan peserta didik,
guru menyampaikan semua
materi, dengan metode
ceramah. Peserta didik
mendengarkan penjelasan
yang disampaikan oleh guru
didepan kelas.
2 Bahan pelajaran berasal dari
kebutuhan siswa. Guru menyampaikan materi
dengan mengkaitkan
aritmatika sosial dalam
kehidupan sehari-hari seperti
jual beli.
3 Saat pelajaran berlangsung
guru hanya di depan
menjelaskan pelajaran.
Guru menjelaskan materi
dengan berjalan-jalan
ketempat bangku peserta
didik( menghampiri). Peserta
didik memperhatikan.
4 Semua materi pelajaran
disampaikan oleh guru.
Materi disampaikan
semuanya oleh guru, dan
peserta didik memperhatikan,
5 Guru menyampaikan materi
dengan disertai contoh soal
dan guru memberikan
kesempatan siswa untuk
menjawab pertanyaan
Guru pada saat belajar
mengajar menyampaikan
materi dengan disertai kuis
soal nilai + bagi peserta yang
bisa menjawab setelah
157
penyampaian contoh soal,
dan soal kuis yang diberikan
sama persis dengan apa yang
dicontohkan, hanya berbeda
angka nya saja.
6 Siswa lebih banyak
mendengarkan guru saat
pembelajaran daripada
aktiff mencari informasi
terkait materi secara
mandiri.
Guru memberikan semua
materi hingga selesai jam
pelajaran, peserta didik tidak
mencari referensi lain terkait
dengan materi yang
disampaikan oleh guru.
7 Pada saat proses
pembelajaran guru hanya
memberikan rumus materi
saja tanpa menjelaskan
teori.
Guru menjelaskan materi
secara sistematis dan
berurutan, semua dijelaskan
termasuk teori dan rumus.
8 Isi materi pelajaran yang
disampaikan sangat padat Pembahsan materi yang
disampaikan sangat banyak.
Guru masih menerapkan
catat buku sampai habis.
9 Guru memberikan media
belajar kepada siswa.
Guru tidak menggunakan
media saat pembelajaran.
10 Guru meminta salah satu
siswa meyampaikan materi
di depan kelas
menggunakan media dan
siswa lain mendengarkan
(guru hanya mendampingi).
Guru yang menyampaikan
materi, peserta didik
mendengarkan dan mencatat
dibuku masing-masing
hingga selesai jam pelajaran.
11 Guru menjelaskan materi
menggunakan tampilan
yang sudah di program
seperti PowerPoint atau
yang lain.
Guru menyampaikan materi
dengan mencatat atau
mendikte materi dipapan
tulis.
12 Guru hanya menggunakan
papan tulis sebagai media
dikarenakan tidak ada
media lain selain papan
tulis.
Guru hanya menggunakan
papan tulis sebagai media
belajar mengajar.
13 Bahan pelajaran yang
digunakan guru sesuai
dengan minat siswa.
Bahan pelajaran sudah
disiapkan.
14 Dalam pembelajaran guru
hanya sebagai pendamping.
Guru tidak berperan sebagai
pendamping melainkan
semunya peran diambil alih
oleh guru.
158
15 Guru menjelaskan serta
menjawab setiap pertanyaan
yang diajukan oleh siswa.
Ketika pelajaran berlangsung
ada peserta didik
menanyakan tentang soal
yang tidak ia ketahui, guru
menjawa dan menjelaskan
materi kepada semua siswa
tidak hanya kepada peserta
didik sampai mengerti.
16 Guru dan siswa sama-sama
mendominasi dalam proses
pembelajaran.
Pada sat belajar guru kadang
aktif kadang juga tidak, tapi
lebih bnyak ke guru
dibandingkan dengan siswa.
17 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
Diakhir pembelajaran guru
melakukan evaluasi dengan
cara tanya jawab materi
bersama-sama.
18 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk berpendapat.
Pada saat belajr mengajar
guru memberikan
kesempatan kepada peserta
didik untuk berpendapat
terkait materi aritmatika
sosia.
19 Ketika proses pembelajaran
guru lebih banyak
melakukan diskusi bersama
siswa di depan kelas untuk
membahas materi pelajaran.
Pembahsan materi yang
dilakukan oleh guru disertai
diskusi dengan peserta didik
dengan mencaritakan
kejadian yang diketahui oleh
peserta didik.
159
Lanjutan
Pedoman Observasi
Hari / Tanggal Selasa/ 03 Maret 2020
Mata Pelajaran Matematika
Materi Sudut
Sekolah MTsS Nurul Hidayah
Nama Guru Yang Diobservasi Basuki Rahmad, S.Pd
NO Aspek yang dinilai Realisasi Keterangan
Ya Tidak
1 Ketika proses
pembelajaran guru
sangat aktif.
Guru pada saat mengajar
dikelas sangat aktif dan
metode yang digunakan adalah
metode ceramah, peserta
hanya mendengarkan
penjelasan yang disampaikan
tentang sudut.
2 Bahan pelajaran berasal
dari kebutuhan siswa. Bahan yang digunakan
berpotensi kepada kebutuhan
siswa, guru memberikan
perumpamaan tentang sudut
dengan kaitannya kehidupan
sehari-hari.
3 Saat pelajaran
berlangsung guru hanya
di depan menjelaskan
pelajaran.
Tidak berjalan, guru hanya
duduk dibangku dan sesekali
berdiri didepan kelas untuk
menjelaskasn materi, sedang
peserta didik yang duduk
dibelakang malah berbiacara
sendiri bersama teman
sebangkunya dan tidak
memperhatikan guru didepan
kelas.
4 Semua materi pelajaran
disampaikan oleh guru. Guru menjelaskan materi
sampai jam selesai, sehingga
peserta didik diam
memperhatikan, dan ada juga
peserta didik yang sering
keluar masuk dalam proses
belajar dikelas.
5 Guru menyampaikan
materi dengan disertai
contoh soal dan guru
memberikan kesempatan
Materi yang disampaikan
disertai contoh, dan disertai
pertanyaan kepada peserta
didik, dan pada saat
160
siswa untuk menjawab
pertanyaan
pertanyaan diajukan oleh guru
peserta didik hanya diam saja
tidak menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru.
6 Siswa lebih banyak
mendengarkan guru saat
pembelajaran daripada
aktiff mencari informasi
terkait materi secara
mandiri.
guru pada saat menjelaskan
materi hingga habis jam
pelajaran, tanpa memberikan
kesempatan peserta didik
untuk mencari tahu materi di
buku atau di mana peserta
didik untuk mencari informasi.
7 Pada saat proses
pembelajaran guru hanya
memberikan rumus
materi saja tanpa
menjelaskan teori.
Guru menjelaskan teori dan
penggunaan rumus pada
contoh soal, peserta didik
mendengarkan dan mencatat
jika ada hal yang perlu dicatat.
8 Isi materi pelajaran yang
disampaikan sangat
padat
Guru memberikan materi yang
sangat banyak,peserta didik
menyimak ada juga yang
ketahuan melamun saat
penyampaian materi.
9 Guru memberikan media
belajar kepada siswa.
Guru tidak menggunakan
media belajar tentang sudut,
dan peserta didik hanya
diminta untuk memperhatikan
sekeliling nya saja, jika ada
yang berkaitan dengan materi
sudut.
10 Guru meminta salah satu
siswa meyampaikan
materi di depan kelas
menggunakan media dan
siswa lain mendengarkan
(guru hanya
mendampingi).
Guru tidak menggunakan
media belajar. Peserta didik
belajar dengan mendengarkan
penjelasan yang disampaikan
oleh guru saja.
11 Guru menjelaskan materi
menggunakan tampilan
yang sudah di program
seperti PowerPoint atau
yang lain.
Guru tidak menggunakan
media belajar seperti
PowerPoint.
12 Guru hanya
menggunakan papan
tulis sebagai media
dikarenakan tidak ada
media lain selain papan
Guru menyampaikan materi
sudut dengan mencatat
dipapan tulis dan
menyampaikannya secara lisan
saja, peserta didik pun
161
tulis. mendengarkan guru.
13 Bahan pelajaran yang
digunakan guru sesuai
dengan minat siswa.
Bahan pelajaran telah
disediakan.
14 Dalam pembelajaran
guru hanya sebagai
pendamping.
Guru tidak hanya
mendampingi dalam proses
belajar mengajar.
15 Guru menjelakan serta
menjawab setiap
pertanyaan yang
diajukan oleh siswa.
Pertanyaan yang diajukan oleh
siswa yang kurang faham
kemudian dijawab dan dibahas
secara individu saja tanpa
bersama-sama, atau
mengulang materi bersama-
sama.
16 Guru dan siswa sama-
sama mendominasi
dalam proses
pembelajaran.
Guru lebih dominan.
17 Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
Setelah guru menyampaikan
materi yang telah disampaikan,
guru pun meminta peserta
didik untuk bertanya mengenai
apa yang tidak ia paham.
18 Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk berpendapat.
Pada saat proses belajar
mengajar guru memberikan
kesempatan kepada peserta
didik untuk berpendapat
mengenai apa pengertian
sudut, jika ada yang bisa
menjawab, itu membuktikan
bahwa peserta didik belajar
dirumah, maka guru
memberikan nilai tambahan
kepada siswa yang mempunyai
pendapat berbeda tetapi benar.
19 Ketika proses
pembelajaran guru lebih
banyak melakukan
diskusi bersama siswa di
depan kelas untuk
membahas materi
pelajaran.
Diskusi pada saat belajar
mengajar yang dilakukan oleh
guru sangat sedikit dan bisa
dihitung hanya beberapa kali
saja.
162
Lanjutan
Pedoman Observasi
Hari / Tanggal Rabu/ 04 Maret 2020
Mata Pelajaran Matematika
Materi Aritmatika Sosial
Sekolah MTsS Nuruzzaman
Nama Guru Yang Diobservasi Dian Rahma, S.Pd
NO Aspek yang dinilai Realisasi Keterangan
Ya Tidak
1 Ketika proses
pembelajaran guru sangat
aktif.
Guru pada saat proses
pelajaran sangat aktif dalam
pembelajaran, sedangkan
peserta didik mendengarkan
penjelasan guru, ada juga
yang tidak mendengarkan
dengan bermain-main
sambil mengobrol
dibelakang pada saat
pembelajaran berlangsung.
2 Bahan pelajaran berasal
dari kebutuhan siswa. Guru menjelasakan materi
dengan mengkaitkan nya
dengan kehidupan sehari-
hari.
3 Saat pelajaran berlangsung
guru hanya di depan
menjelaskan pelajaran.
Guru menjelasksan di depan
kelas, materi yang
disampaikan dengan lisan
tanpa bejalan-jalan
menghampiri peserta didik,
sehingga pada saat guru
menjelaskan peserta didik
hanya diam sambil
mencatat.
4 Semua materi pelajaran
disampaikan oleh guru. Semua materi pelajaran
disampaikan oleh guru saja.
Tanpa melibatkan peserta
didik.
5 Guru menyampaikan
materi dengan disertai
contoh soal dan guru
memberikan kesempatan
siswa untuk menjawab
pertanyaan
Guru pada saat
penyampaian materi juga
menyertakan contoh soal
kemudian sesi ytanya jawab
oleh guru kepada peserta
didik.
6 Siswa lebih banyak Pada saat berlangsungnya
163
mendengarkan guru saat
pembelajaran daripada
aktiff mencari informasi
terkait materi secara
mandiri.
guru menyempaikan materi
aritmatika sosial didepan
kelas peserta didik
mendengarkan serta
menuliskan hal-hal yang
penting, tanpa mencari di
buku lain.
7 Pada saat proses
pembelajaran guru hanya
memberikan rumus materi
saja tanpa menjelaskan
teori.
Guru pada saat proses
belajar mengajar
menjelasakan semua materi
dan menjelasakan rumus
aritmatika beserta cara
mennggunakannya kedalam
latihan soal.
8 Isi materi pelajaran yang
disampaikan sangat padat
Materi yang disampaikan
oleh guru sangat sistematis
dan jelas serta singkat.
9 Guru memberikan media
belajar kepada siswa.
Materi aritmatika yang
disampaikan hanya
menggunakan papan tulis
saja.
10 Guru meminta salah satu
siswa meyampaikan
materi di depan kelas
menggunakan media dan
siswa lain mendengarkan
(guru hanya
mendampingi).
Guru tidak meminta peserta
didik untuk presentase,
melainkan mengerjakan
dibuku latihan saja.
11 Guru menjelaskan materi
menggunakan tampilan
yang sudah di program
seperti PowerPoint atau
yang lain.
Guru tidak menampilkan
program yang disusun
menggunakan alat-alat
seperti leptop dan yang lain,
hanya menggunakan papan
tulis.
12 Guru hanya menggunakan
papan tulis sebagai media
dikarenakan tidak ada
media lain selain papan
tulis.
Media belajar yang
digunakan hanya papan
tulis, dikarenakan tdak ada
media lain.
13 Bahan pelajaran yang
digunakan guru sesuai
dengan minat siswa.
Bahan pelajaran sudah
disusun.
14 Dalam pembelajaran guru
hanya sebagai
pendamping.
Guru menjelaskan semua
materi kepada peserta didik.
164
15 Guru menjelakan serta
menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan
oleh siswa.
guru menjelaskan serta
menjawab jika ada peserta
didik yang bertanya terkait
dengann materi yang
disampaikan didepan kelas.
16 Guru dan siswa sama-
sama mendominasi dalam
proses pembelajaran.
Guru lebih dominan aktif
dibandingkan peserta didik
yang aktif.
17 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
Pada saat guru
menyempaikan di akhir
penjelasan guru
memberikan kesempatan
bagi peserta didik yang
kurang jelas atau kurang
paham dengan materi yang
disampaikannya. Dan
peserta didik pun
menanyakan kepada guru.
18 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk berpendapat.
Guru memberikan nilai
tambahan bagi peserta didik
jika ada pendapat lain dan
pendapat tersebut benar.
19 Ketika proses
pembelajaran guru lebih
banyak melakukan diskusi
bersama siswa di depan
kelas untuk membahas
materi pelajaran.
Pada saat pelajaran
berlangsung guru hanya
menjelaskan materi saja
tanpa melibatkan siswa,
sehingg peserta didik ada
yang terlihat sibuk sendiri
dan tidak memperhatikan
penjelasan yang
disampaikan oleh guru.
165
Lanjutan
Pedoman Observasi
Hari / Tanggal Jumat/ 13 Maret 2020
Mata Pelajaran Matematika
Materi Lingkaran
Sekolah SMPN 27 TJT
Nama Guru Yang Diobservasi Sunarto, S.Pd
NO Aspek yang dinilai Realisasi Keterangan
Ya Tidak
1 Ketika proses
pembelajaran guru sangat
aktif.
Guru hanya mendampingi
peserta didik dalam mencari
informasi dan peserta didik
ah yang aktif dalam belajar.
2 Bahan pelajaran berasal
dari kebutuhan siswa. Guru pada saat mengarkan
materi sudut kepada peserta
didik menggunakan contoh
yang diketahui oleh peserta
didik misalnya ban sepeda
yang digunakan guru untuk
menjadikan contoh pada saat
belajar.
3 Saat pelajaran berlangsung
guru hanya di depan
menjelaskan pelajaran.
Guru menjelaskan materi
pelajaran dengan cara
memberikan klu saja tapi
tidak menjelasksan secara
mendetai, hanya dibuat judul
besrnya, kemudian peserta
didik mencari sendiri
informasi dengan buku siswa
yang telah diberikan sekolah
kepada peserta didik, atau
dengan menggunakan iternet
pada saat pelajaran
berlangsung, kemudian
peserta didik mncari sndiri-
sendiri dan terlihat mereka
sibuk untuk saling berbagi
informasi sesama temannya.
4 Semua materi pelajaran
disampaikan oleh guru.
Tidak sama sekali, malah
guru terlihat hanya
memantau situasi yang ada,
pesertalah yang aktif mencari
materi.
166
5 Guru menyampaikan
materi dengan disertai
contoh soal dan guru
memberikan kesempatan
siswa untuk menjawab
pertanyaan
Guru tidak menyempaikan
materi, hanya saja guru
meminta peserta didik utuk
menemukan sendiri materi
beserta contoh soal yang
berkaitan dengan lingkaran.
6 Siswa lebih banyak
mendengarkan guru saat
pembelajaran daripada
aktiff mencari informasi
terkait materi secara
mandiri.
Peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok sehingga
setiap kelompok bertanggung
dengan materi yang telah
disampaikan sebelumnya
secara mandiri.
7 Pada saat proses
pembelajaran guru hanya
memberikan rumus materi
saja tanpa menjelaskan
teori.
Guru menyampaikan rumus
pada lingkaran apa saja,
kemudian peserta didik
menyimpulkan dengan
bersama-sama terkait teori
yang berkaitan dengan
lingkaran.
8 Isi materi pelajaran yang
disampaikan sangat padat
Guru menyampaikan dengan
sitematis, singkat dan jelas.
9 Guru memberikan media
belajar kepada siswa. Pada saat guru melaksanakan
proses belajar mengajar,
peserta diminta untuk
membuat sebuah lingkaran
dengan menggunakan media
bambu yang telah disediakan
oleh guru.
10 Guru meminta salah satu
siswa meyampaikan
materi di depan kelas
menggunakan media dan
siswa lain mendengarkan
(guru hanya
mendampingi).
Setelah membuat media
tersebut guru meminta
peserta didik untuk
menyampaikan hasil
karyanya didepan kelas dan
meminta peserta didik yang
lain untuk mendengarkan dan
memberikan riword kepada
peserta dengan tepuk tangan
setelah penyampaian materi.
11 Guru menjelaskan materi
menggunakan tampilan
yang sudah di program
seperti PowerPoint atau
yang lain.
Guru tidak menggunakan
leptop atau teknologi lainnya.
12 Guru hanya menggunakan
papan tulis sebagai media
Guru menggunakan media
belajar lain, untuk belajar dan
167
dikarenakan tidak ada
media lain selain papan
tulis.
jarang menggunakan papan
tulis.
13 Bahan pelajaran yang
digunakan guru sesuai
dengan minat siswa.
Bahan pelajaran yang
digunakan sesuai kurikulum
dan disiapkan oleh guru.
14 Dalam pembelajaran guru
hanya sebagai
pendamping.
Guru hanya mendampingi
peserta dalam proses belajar
mengajar.
15 Guru menjelaskan serta
menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan
oleh siswa.
Guru mempersilahkan
peserta didik untuk bertanya
kemudian dibahas bersama
jika ada materi yang tidak
dimengerti sampai paham.
16 Guru dan siswa sama-
sama mendominasi dalam
proses pembelajaran.
Guru tidak aktif sama sekali,
terlihat bahwa peserta didik
mempnyai peran yang
banyak didalam proses
belajar.
17 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
Di awal dan diakhir peserta
didik diminta untuk bertanya
dan wajib bertanya baik
peserta didik yang paham
atau pun tidak paham, jika
peserta didik tidak bertanya
maka guru yang akan
bertanya kepada peserta
didik.
18 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk berpendapat.
Guru saat berdiskusi dengan
peserta didik didalam
membahas materi peserta
didik diharuskan mempunyai
pendapat yang berbeda dan
bagi peserta didik yang tidak
mempunyai pendapat yang
berbeda maka peserta didik
diberi nilai -.
19 Ketika proses
pembelajaran guru lebih
banyak melakukan diskusi
bersama siswa di depan
kelas untuk membahas
materi pelajaran.
Guru sangat meminta peserta
didik untuk selalu
mendiskusikan pelajaran
kepada teman atau pada saat
guru menyampaikan peserta
didik diminta untuk ikut serta
didalam pembahasan yang di
lakukan.
168
Lanjutan
Pedoman Observasi
Hari / Tanggal Jumat/ 13 Maret 2020
Mata Pelajaran Matematika
Materi Eliminasi Subsitusi
Sekolah SMPN 27 Tanjung Jabung Timur
Nama Guru Yang Diobservasi Lisda Wastria Sihotang, S.Pd
NO Aspek yang dinilai Realisasi Keterangan
Ya Tidak
1 Ketika proses
pembelajaran guru sangat
aktif.
Guru pada saat pelajaran
berlangsung hanya
menjelaskan materi yang
penting, peserta didik diminta
guru untuk mencari informasi
sendiri.
2 Bahan pelajaran berasal
dari kebutuhan siswa. Bahan pelajaran berasal dari
internet atau buku yang telah
ada di peserta didik.
3 Saat pelajaran berlangsung
guru hanya di depan
menjelaskan pelajaran.
Guru berjalan menghampiri
peserta didik dan memeriksa
hasil pencarian terkait materi
eliminasi dan subsitusi.
4 Semua materi pelajaran
disampaikan oleh guru.
Guru meminta peserta didik
untuk mencari contoh soal di
internet kemudia
menjelaskan didepan kelas.
5 Guru menyampaikan
materi dengan disertai
contoh soal dan guru
memberikan kesempatan
siswa untuk menjawab
pertanyaan
Guru membuat kuis dimana
kuis tersebut akan ditujukan
kepada peserta diwajibkan
untuk bertanya. Dan pesera
didik yang lain bersiap untuk
menjawab pertanyaan yang
di berikan oleh peserta didik.
6 Siswa lebih banyak
mendengarkan guru saat
pembelajaran daripada
aktiff mencari informasi
terkait materi secara
mandiri.
Guru hanya menjeskan
sedikit point-poin penting
didalam materi terkait
dengan
7 Pada saat proses
pembelajaran guru hanya
memberikan rumus materi
saja tanpa menjelaskan
Guru hanya memberikan
rumus, sedangkan peserta
didik yang mencari teori
eliminasi dan subsitusi
169
teori. dengan didampingi oleh
guru.
8 Isi materi pelajaran yang
disampaikan sangat padat
Guru hanya menjelaskan
point yang penting saja.
9 Guru memberikan media
belajar kepada siswa.
Guru tidak memberikan
media untuk materi eliminasi
subsitusi.
10 Guru meminta salah satu
siswa meyampaikan
materi di depan kelas
menggunakan media dan
siswa lain mendengarkan
(guru hanya
mendampingi).
Guru membagi peserta didik
menjadi bebrapa kelompok
kecil yang akan diberi tugas
menyampaikan hasil
dikusikan di depan kelas.
11 Guru menjelaskan materi
menggunakan tampilan
yang sudah di program
seperti PowerPoint atau
yang lain.
Guru hanya menggunakan
papan tulis.
12 Guru hanya menggunakan
papan tulis sebagai media
dikarenakan tidak ada
media lain selain papan
tulis.
Guru mengguanakn papan
tulis untuk proses belajar
mengajar.
13 Bahan pelajaran yang
digunakan guru sesuai
dengan minat siswa.
Bahan pelajaran yang
digunakan sesuai kurikulum
dan disiapkan oleh guru.
14 Dalam pembelajaran guru
hanya sebagai
pendamping.
Guru tidak ikut serta didalam
proses belajar peserta didik
hanya saja guru
mendampingi belajar peserta
didik..
15 Guru menjelakan serta
menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan
oleh siswa.
Guru akan siap untuk ditanya
oleh peserta didik dan siap
untuk menerima keluhan
peserta didik yang tidak
mengerti sehingga guru akan
menjelaskan materi yang
tidak paham dengan seksama
dan dijelasakn hingga peserta
didik yang bertanya paham
materi.
16 Guru dan siswa sama-
sama mendominasi dalam
proses pembelajaran.
Lebih dominan peserta didik
dibandingkan guru dalam
proses belajar.
170
17 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
Sesi tanya jawab akan
dilakukan tiga kali yaitu pada
saat presentase kelompok,
diawal pelajaran dan diakhir
pelajaran.
18 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk berpendapat.
Guru akan memberikan
kesempatan kepada peserta
didik untuk berpendapat lain
terkait teori yang telah dicari
dari berbagai pendapat
tentang materi eliminasi dan
subsitusi.
19 Ketika proses
pembelajaran guru lebih
banyak melakukan diskusi
bersama siswa di depan
kelas untuk membahas
materi pelajaran.
Guru diskusi dengan siswa
lebih sering untuk mencari
kebenaran didalam
membahas soal atau yang
lain terkait dengan materi
subsitusi dan eliminasi.
171
Lanjutan
Pedoman Observasi
Hari / Tanggal Rabu/ 11 Maret 2020
Mata Pelajaran Matematika
Materi Eliminasi Subsitusi
Sekolah MTsN 4 Tanjung Jabung Timur
Nama Guru Yang Diobservasi Muhammad Hadi Windiarto, S.Pd
NO Aspek yang dinilai Realisasi Keterangan
Ya Tidak
1 Ketika proses
pembelajaran guru sangat
aktif.
Guru menjelaskan semua
materi, dan peserta didik
pun mendengarkan, guru
menjelaskan materi
dengan metode ceramah
diikuti dengan metode
penemuan.
2 Bahan pelajaran berasal
dari kebutuhan siswa.
Guru saat proses belajar
mengajar menggunakan
buku siswa yang
digunakan peserta didik
dalam belajar, dan
mengkaitkan materi
dengan hal-hal yang
berkaitan dengan subsitusi
misalnya untuk mencari
harga guru memisalkan
dengan bahan seperti buku
atau pena.
3 Saat pelajaran berlangsung
guru hanya di depan
menjelaskan pelajaran.
Guru menghampiri peserta
didik pada saat proses
pembelajaran
berlangsung.
4 Semua materi pelajaran
disampaikan oleh guru. Materi disampaikan oleh
guru peserta didik
mendengarkan namun
ketika mendengarkan ada
peserta didik yang
tertangkap tertidur
dibelakang, alasan
tidurnya adalah karena
tidak dapat mendengarkan
karena bosan dan ngantuk
5 Guru menyampaikan Guru menjelaskan materi
172
materi dengan disertai
contoh soal dan guru
memberikan kesempatan
siswa untuk menjawab
pertanyaan
dengan disertai contoh
soal kemudia di sertai sesi
tanya jawab antara guru
dengan peserta didik.
6 Siswa lebih banyak
mendengarkan guru saat
pembelajaran daripada
aktiff mencari informasi
terkait materi secara
mandiri.
Pada saat proses belajar
guru menjelaskan materi
dari awal pelajaran sampai
selesai pembelajaran,
peserta didik hanya
mendengarkan dan
mencatat materi yang
dituliskan dipapan tulis.
7 Pada saat proses
pembelajaran guru hanya
memberikan rumus materi
saja tanpa menjelaskan
teori.
Guru menuliskan teori
atau mendekte kan kepada
peserta didik dari
pengertian serta rumus-
rumus yang digunakan,
peserta didik mencatat dan
mendengarkan.
8 Isi materi pelajaran yang
disampaikan sangat padat Guru menyampaikan
materi sangat banyak,
peserta didik hanya diam
saja mendengarkan dan
ada yang mengobrol
dengan teman sebangku
atau melamun
dikarenakan tidak paham
apa yang dijelaskan oleh
guru.
9 Guru memberikan media
belajar kepada siswa.
Guru tidak menggunakan
media belajar. Peserta
didik belajar
menggunakan buku siswa
yang telah dibagikan oleh
sekolah.
10 Guru meminta salah satu
siswa meyampaikan
materi di depan kelas
menggunakan media dan
siswa lain mendengarkan
(guru hanya
mendampingi).
Guru menjelaskan semua
isi materi, sedangkan
peserta didik
mendengarkan materi
yang disampaikan oleh
guru.
11 Guru menjelaskan materi
menggunakan tampilan
Guru tidak menggunakan
alat seperti leptop atau
173
yang sudah di program
seperti PowerPoint atau
yang lain.
yang lain, peserta didik
belajar dengan papan tulis
saja.
12 Guru hanya menggunakan
papan tulis sebagai media
dikarenakan tidak ada
media lain selain papan
tulis.
Guru menuiliskan dipapan
tulis terkait materi yang
disampaikan, dan peserta
didik mencatatnya dibuku
mereka masing-masing,
bagi peserta didik yang
tidak suka mencatat
mereka hanya diam saja,
jika ditegur oleh guru
mereka akan menjawab
nanti akan ditulis, minjam
buku teman.
13 Bahan pelajaran yang
digunakan guru sesuai
dengan minat siswa.
Bahan pelajaran yang
digunakan sesuai
kurikulum dan disiapkan
oleh guru.
14 Dalam pembelajaran guru
hanya sebagai
pendamping.
Guru menjelaskan semua
materi dan peserta didik
hanya mendengarkan.
15 Guru menjelakan serta
menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan
oleh siswa.
Guru menjelaskan materi
serta menjawab materi
yang tidak paham dikelas
bersama-sama.
16 Guru dan siswa sama-
sama mendominasi dalam
proses pembelajaran.
Peserta didik dan guru
tidak mendominasi secara
bersama-sama terkait
proses belajar mengajar.
17 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
Guru memberikan waktu
untuk bertanya dia awal
dan di akhir pelajaran.
18 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk berpendapat.
Guru memberikan waktu
untuk peserta didik
memberikan pendapatnya
jika ada teman atau guru
memberikan penjelasan
terkait materi yang
disampaikan.
19 Ketika proses
pembelajaran guru lebih
banyak melakukan diskusi
bersama siswa di depan
kelas untuk membahas
Guru dan siswa
melakukan diskusi disaat
melakukan evaluasi materi
atau memberikan
kesimpulan pada akhir
174
materi pelajaran. jam pelajaran.
Pedoman Observasi
Hari / Tanggal Rabu/ 11 Maret 2020
Mata Pelajaran Matematika
Materi Sudut
Sekolah MTsN 4 Tanjung Jabung Timur
Nama Guru Yang Diobservasi Eni Nuriawati, S.Pd
NO Aspek yang dinilai Realisasi Keterangan
Ya Tidak
1 Ketika proses
pembelajaran guru sangat
aktif.
Guru ketika proses belajar
mengajar tidak banyak
menjelaskan karena peserta
didik sudah dipersiapkan
materi sebelum nya peserta
didik diberi tugas untuk
membawa lidi sebagai bahan
pelajaran.
2 Bahan pelajaran berasal
dari kebutuhan siswa. Guru menyampaikan maateri
pelajaan dengan hal-hal yang
berkaitan denga kehidupan
sehari-hari
3 Saat pelajaran berlangsung
guru hanya di depan
menjelaskan pelajaran.
Guru berjalan menemui
peserta didik untuk melihat
prosedur kerja dalam
membuat karya tentang
membentuk sudut dengan lidi
atau bahan yang disediakan.
Peserta didik memperhatikan
dengan seksama dan saling
bekerjasam dalam
mengerjakannya dengan
teman sekelompook.
4 Semua materi pelajaran
disampaikan oleh guru.
Guru hanya menjelaskan
prosedur atau langkah-
langkah dalam mengerjakan
tugas latihan membuat karya
di tempel dikertas dengan
llidi yang dilem membentuk
sudut. Peserta didik
mendengrkan dan langsung
mempraktikan apa yang
diminta oleh guru.
175
5 Guru menyampaikan
materi dengan disertai
contoh soal dan guru
memberikan kesempatan
siswa untuk menjawab
pertanyaan
Guru menjelaskan definisi
sudut serta membuat kan soal
latihan dimna peserta didik
akan mengerjakan nya
bersama kelompok yang
telah dibentuk oleh guru,
peserta didik akan membuat
dua buah pertanyaan dari
masing-masing karya yang
telah dibuat.
6 Siswa lebih banyak
mendengarkan guru saat
pembelajaran daripada
aktiff mencari informasi
terkait materi secara
mandiri.
Guru hanya memantau atau
melihat saja, sedangkan
peserta didik aktif dan
bekerja sesuai perintah yang
diberikan oleh guru.
7 Pada saat proses
pembelajaran guru hanya
memberikan rumus materi
saja tanpa menjelaskan
teori.
Guru menjelaskan teori dan
menjelaskan rumus yang
digunakan pada saat
menyelesaikan soal-soal
tentang sudut. Peserta didik
mencoba rumus dan
membahasnya dengan teman-
teman sekelompoknya.
8 Isi materi pelajaran yang
disampaikan sangat padat
Guru menjelaskan point-
point penting saja, dengan
jelas dan sistematis.
9 Guru memberikan media
belajar kepada siswa. Guru memberikan media
belajar lidi dan kertas warna
kepada siswa untuk
membahas materi sudut.
10 Guru meminta salah satu
siswa meyampaikan
materi di depan kelas
menggunakan media dan
siswa lain mendengarkan
(guru hanya
mendampingi).
Guru memberikan waktu
masing-masing 5 menit untuk
mempersentasikan hasil
karyanya didepan kelas,
sedangkan peserta didik yang
lain mendengarkan
penjelasan temannya yang
mempresentasikan.
11 Guru menjelaskan materi
menggunakan tampilan
yang sudah di program
seperti PowerPoint atau
yang lain.
Guru tidak menggunakan
media elektronik yang
diprogram untuk beljar.
12 Guru hanya menggunakan Guru menggunakan lidi dan
176
papan tulis sebagai media
dikarenakan tidak ada
media lain selain papan
tulis.
kertas yang dibagikan oleh
guru untuk peserta didik
gunakan pada saat belajar
materi sudut.
13 Bahan pelajaran yang
digunakan guru sesuai
dengan minat siswa.
Bahan pelajaran yang
digunakan sesuai kurikulum
dan disiapkan oleh guru.
14 Dalam pembelajaran guru
hanya sebagai
pendamping.
Guru disaat belajar mengajar
mendampingi proses
pembuatan karya dengan
bahan-bahan lidi dan kertas
yang disusun oleh peserta
didik membentuk sebuah
sudut.
15 Guru menjelaskan serta
menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan
oleh siswa.
Guru akan memberikan
kesempatan setiap kelompok
untuk bertanya terkait materi
sudut yang tidak mereka
mengerti.
16 Guru dan siswa sama-
sama mendominasi dalam
proses pembelajaran.
Guru dan peserta didik pada
saat proses belajar mengajar
Memberikan pendapatnya
sehingga aktif dalam belajar
untuk mendapatkan suatu
kesimpulan belajar yang
baik.
17 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
Guru akan memberikan sesi
tanya jawab oleh guru,
audent dan peserta yang
tampil di depan kelas untuk
membahas materi sudut
dikelas.
18 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk berpendapat.
Guru memberikan waktu 3
menit untuk peserta( audient)
ketika proses diskusi
memberikan pendapatnya
dari masing-masing
kelompok. Wajib
memberikan pendapat yang
berbeda-beda.
19 Ketika proses
pembelajaran guru lebih
banyak melakukan diskusi
bersama siswa di depan
kelas untuk membahas
Pada saat proses belajar
mengajar guru melakukan
diskkusi bersama-sama
ketika menyimpulkan dan
melakukan pembahasan
177
materi pelajaran. materi sudut.
Pedoman Observasi
Hari / Tanggal Senin/ 09 Maret 2020
Mata Pelajaran Matematika
Materi Statistika / VIII
Sekolah SMPN 5 Tanjung Jabung Timur
Nama Guru Yang Diobservasi Nismalia, S.Pd
NO Aspek yang dinilai Realisasi Keterangan
Ya Tidak
1 Ketika proses
pembelajaran guru sangat
aktif.
Guru pada saat proses belajar
mengajar menjeaskan materi
dengan banyak memberikan
kuis yang disertai riword kuis
yang menarik peserta didik
bertanya dan menjawab soal
yang diberikan oleh guru di
awal pelajaran
2 Bahan pelajaran berasal
dari kebutuhan siswa. Guru menjadi moderator
dalam belajar, sehingga apa
yang ditemui oleh peserta
didik yang akan dijelaskan
oleh peserta didik yang
mampu memahami materi
statistika, misalnya guru
memberikan kesempatan
siswa untuk memberikan
contoh data kelompok yang
ia ketahui di dalam kehidupa
sehari-hari.
3 Saat pelajaran berlangsung
guru hanya di depan
menjelaskan pelajaran.
Guru tidak menjelaskan
materi karena pesera didik
sebelum belajar telah
diberikan tugas mencari
informasi terkait dengan
materi yang akan dibahas
hari ini yaitu statiska. Peserta
didik yang menjelaskan
didepan kelas atau di tempat
duduknya masing masing.
4 Semua materi pelajaran
disampaikan oleh guru.
Materi pelajaran tidak
didsampaikan oleh guru
178
melainkan peserta didik yang
menjelaskan kepada guru dan
guru membenarkan jika
terdapat kekeliruan.
5 Guru menyampaikan
materi dengan disertai
contoh soal dan guru
memberikan kesempatan
siswa untuk menjawab
pertanyaan
Guru hanya melihat peserta
didik mnemukan kesulitan
dikelas, tidak menjekaskan
materi dan contoh, namun
jika ada yang tidak paham
maka guru akan menjelaskan
secara bersama-sama.
6 Siswa lebih banyak
mendengarkan guru saat
pembelajaran daripada
aktiff mencari informasi
terkait materi secara
mandiri.
Guru tidak menjelaskan
seperti ceramah didepan
kelas melainkan guru
meminta peserta didik untuk
memberikan informasi yang
telah didapatkan dirumah
terkait masalah statistika.
7 Pada saat proses
pembelajaran guru hanya
memberikan rumus materi
saja tanpa menjelaskan
teori.
Guru hanya memberikan
rumus dan judul materi yang
akan di sampaikan oleh
peserta didik didepan kelas.
8 Isi materi pelajaran yang
disampaikan sangat padat
Guru tidak banyak
menyampaikan materi,
peserta didik yang akan
menyampaikan.
9 Guru memberikan media
belajar kepada siswa.
Guru tidak menggunakan
media belajar untuk materi
statistika, peserta didik
belajar dengan menggunakan
buku siswa yang telah
disedikan oleh sekolah atau
yang lain.
10 Guru meminta salah satu
siswa meyampaikan
materi di depan kelas
menggunakan media dan
siswa lain mendengarkan
(guru hanya
mendampingi).
Guru tidak menggunakan
media belajar, dan peserta
didik tidak menjelaskan
materi dengan media belajar,
hanya menuliskan materi
dipapan tulis saja.
11 Guru menjelaskan materi
menggunakan tampilan
yang sudah di program
seperti PowerPoint atau
Guru tidak menggunakan
tampilan seperti PowerPoint
didalam menjelaskan materi,
peserta didik belajar dengan
179
yang lain. mencatat dibuku tulis dan
mendengarkan penjelasan
guru saat dijelaskan didepan
kelas.
12 Guru hanya menggunakan
papan tulis sebagai media
dikarenakan tidak ada
media lain selain papan
tulis.
Pada saat menjelasakan
materi ststistika yang tidka
peserta didik ketahui guru
menjelaskannya dengan
menggunakan media papan
tulis, peserta didik mencatat
hasil belajarnya dirumah dan
memberikan hasilnya dengan
menuliskan dipapan tulis.
13 Bahan pelajaran yang
digunakan guru sesuai
dengan minat siswa.
Bahan pelajaran yang
digunakan sesuai kurikulum
dan disiapkan oleh guru.
14 Dalam pembelajaran guru
hanya sebagai
pendamping.
Pada saat proses belajar
mengajar hanya
mendampingi proses belajar
peserta didik tidak untuk
memberikan materi, peserta
didik yang aktif mencari dan
tidak ada kesempatan peserta
didik untuk berdiam-diam
karena peserta didik sangat
diminta guru untuk aktif,
karena peserta didik selalu
diawasi dan peserta didik
tidak bisa mengobrol dengan
teman yang lain karena sibuk
untuk mencari informasi
terkait materi statistik.
15 Guru menjelaskan serta
menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan
oleh siswa.
Didalam proses belajar guru
membantu peserta didik
dalam menyimpulkan dan
memberikan informasi yang
tidak peserta didik dapatkan
ketika belajar dan menjawab
semua pertanyaan yang
diajukan oleh peserta didik
kepada guru.
16 Guru dan siswa sama-
sama mendominasi dalam
proses pembelajaran.
Lebih dominan peserta didik
diabndingkan guru, guru
hanya memantau kerja
peserta didik.
180
17 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
Pada saat proses belajar
mengajar guru memberikan
kesempatan kepada peserta
didik yang tidak paham
materi untuk bertanya.
18 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk berpendapat.
Guru saat mengajar dikelas
selalu bertanya dengan
pendapat peserta didik
apakah jawaban temannya
benar atau salah, jika da
terdapat yang salah maka
guru memberikan
kesempatan untuk peserta
didik lainnya membenarkan
materi yang disampaikan
oleh temannya dikelas.
Peserta didik yang lain
memperatikan penjelasan
dari teman dan guru.
19 Ketika proses
pembelajaran guru lebih
banyak melakukan diskusi
bersama siswa di depan
kelas untuk membahas
materi pelajaran.
Guru selalu mengajak peserta
didik untuk berdiskusi
dengan mencoba
menyelesaikan soal yang
didapat oleh peserta didik
dirumah denga yang lainnya
serta membuat kesimpulan
bersama terkait materi
statistik dikelas.
181
Lanjutan
Pedoman Observasi
Hari / Tanggal Senin/ 09 Maret 2020
Mata Pelajaran Matematika
Materi Aritmatika Sosial/ VII
Sekolah SMPN 5 Tanjung Jabung Timur
Nama Guru Yang Diobservasi Idrus S.Pd
NO Aspek yang dinilai Realisasi Keterangan
Ya Tidak
1 Ketika proses
pembelajaran guru sangat
aktif.
Pada saat diawal pelajaran
sebelum disampaikan guru
meminta peserta didik untuk
menjelaskan apa yang
dipelajari dirumah terkait
dengan materi aritmatika
sosial, peserta didik
menjelaskan dan menuliskan
ketika ada yang perlu
dituliskan dipapan tulis.
2 Bahan pelajaran berasal
dari kebutuhan siswa. Guru meminta peserta didik
untuk membuat contoh
masalah kehidupan sehari-
hari yang berkaitan dengan
materi aritmatika sosial,
peserta didik mencotohkan
materi aritmatika sosial
seperti jual beli yang terjadi
di pasar, sehingga akan
menentukan harga jual dan
harga beli, maka peserta
didik akan berusaha untuk
menjelaskan materi yang ia
dapatkan didepan kelas. Guru
membimbing.
3 Saat pelajaran berlangsung
guru hanya di depan
menjelaskan pelajaran.
Guru pada saat menjelaskan
materi tidak memberikan
pengertian ataupun definisi
sebelum peserta didik mau
memberikan partisipasinya
terhadap materi aritmatika
sosial, peserta didik yang
menjelaskan.
4 Semua materi pelajaran
disampaikan oleh guru.
Guru tidak menjelaskan
semua materi hanya
182
membenarkan apa yang salah
dari informasi yang
didapatkan oleh peserta
didik, peserta didik yang
menjelaskan.
5 Guru menyampaikan
materi dengan disertai
contoh soal dan guru
memberikan kesempatan
siswa untuk menjawab
pertanyaan
Guru saat pelajaran
berlangsung meminta peserta
didik membuatkan satu
contoh soal yang berkaitan
dengan materi aritmatika
sosial, kemudian peserta
didik membahasnya didepan
kelas, setelah selesai peserta
didik yang lain diminta untuk
menggapi atau bertanya dari
penjelasan yang diberikan
dari peserta didik tersebut.
6 Siswa lebih banyak
mendengarkan guru saat
pembelajaran daripada
aktif mencari informasi
terkait materi secara
mandiri.
Guru tidak menjelaskan
kecuali ada yang perlu
dijelaskan pada saat proses
pembelajaran, peserta didik
yang mencari informasi
terkait dengan materi
aritmatiika sosial.
7 Pada saat proses
pembelajaran guru hanya
memberikan rumus materi
saja tanpa menjelaskan
teori.
Pada saat proses
pembelajaran teori rumus
semua peserta didik yang
mencari dan menjelaskan
guru hanya mendampingi
saja.
8 Isi materi pelajaran yang
disampaikan sangat padat
Materi yang disampaikan
oleh guru sangat singkat,
jelas dan tidak padat.
9 Guru memberikan media
belajar kepada siswa.
Guru tidak menggunakan
media belajar, peserta didik
belajar menggunakan papan
tulis dan mencatat di buku
tulis.
10 Guru meminta salah satu
siswa meyampaikan
materi di depan kelas
menggunakan media dan
siswa lain mendengarkan
(guru hanya
mendampingi).
Guru tidak menggunakan
media belajar pada saat
penyampaian materi dikelas.
183
11 Guru menjelaskan materi
menggunakan tampilan
yang sudah di program
seperti PowerPoint atau
yang lain.
Guru tidak menggunakan
perangkat lunak untuk
menjelaskan materi, peserta
didik belajar dengan buku
siswa yang telah diberikan
oleh sekolah.
12 Guru hanya menggunakan
papan tulis sebagai media
dikarenakan tidak ada
media lain selain papan
tulis.
Guru tidak menggunakan
media belajar selain papan
tulis, peserta didik belajar
menggunakan papan tulis dan
mencatat peserta didik.
13 Bahan pelajaran yang
digunakan guru sesuai
dengan minat siswa.
Bahan pelajaran yang
digunakan sesuai kurikulum
dan disiapkan oleh guru.
14 Dalam pembelajaran guru
hanya sebagai
pendamping.
Guru hanya mndampingi,
peserta didik bekerja secara
mandiri untuk pehaman soal
atau laithan.
15 Guru menjelakan serta
menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan
oleh siswa.
Guru memberikan
kesempatan peserta didik
untuk bertanya dan guru
memberikan jawaban.
16 Guru dan siswa sama-
sama mendominasi dalam
proses pembelajaran.
Guru tidak mendominasi atau
berperan secara mnyeluruh
didalam proses belajar
mengajar, peserta didik yang
lebih aktif atau sama aktif
dalam proses pembelajaran.
17 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
Pada saat guru menjelaskan
materi aritmatika siswa guru
akan menunjuk peserta didik
dengan tiba-tiba untuk
bertanya terkait materi yang
disampaikan oleh guru, dan
pserta didik harus
memberikan pertayaan
kepada guru jika tidak maka
nilai akan dikurangi.
18 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk berpendapat.
Pada saat proses belajar
mengajar guru memberikan
kesmpatan kepada siswa
untuk berpendapat lain
terkait materi yang
disampikan oleh peserta
didik yang lain, dan itu
184
berlaku setiap ada peserta
didik yang diminta
mengerjakan soal didepan
kelas.
19 Ketika proses
pembelajaran guru lebih
banyak melakukan diskusi
bersama siswa di depan
kelas untuk membahas
materi pelajaran.
Guru saat menyampaikan
materi selalu meminta
peserta didik untuk ikut serta
dalam membahas materi
yang disampaikan oleh guru,
dan saling bertukar informasi
terkait materi aritmatika
sosial
185
Lanjutan
Pedoman Observasi
Hari / Tanggal Sabtu/ 07 Maret 2020
Mata Pelajaran Matematika
Materi Sudut/ VII
Sekolah SMPN 12 Tanjung Jabung Timur
Nama Guru Yang Diobservasi Rasinta Purba, S.Pd
NO Aspek yang dinilai Realisasi Keterangan
Ya Tidak
1 Ketika proses
pembelajaran guru sangat
aktif.
Guru sebelum nya telah
membagika tugas untuk
peserta didik mebawa lidi
dan tali untuk dibawa pada
saat proses belajar mengajar
guru hanya menjelaskan
langkah-langkah dalam
membuat sudut
menggunakan bahan lidi,
peserta didik duduk sesuai
dengan kelompok yang telah
dibuat oleh guru dan
mndengarkan arahan dari
guru.
2 Bahan pelajaran berasal
dari kebutuhan siswa. Peserta didik diminta oleh
guru untuk mnyebutkan apa
saja yang termasuk dengan
sudut, peserta didik
menyebutkan contohnya
dalam keidupan sehari-hari,
pintu, buku, dan benda yang
tidak memiliki sudut
misalnya gelas, piring, jam
dan lain-lain.
3 Saat pelajaran berlangsung
guru hanya di depan
menjelaskan pelajaran.
Guru memeriksa bahan-
bahan serta informasi yang
didapat terkait materi
pelajaran dikelas pada saat
proses belajar mengajar
berlangsung, peserta didik
menjelaskan informasi yang
ia ketahui masing-masing
dari perwkilan kelompok
yang ditunjuk sembarang
oleh guru.
186
4 Semua materi pelajaran
disampaikan oleh guru.
Guru hanya menjelaskan
materi yang penting-penting
saja, peserta didik mencari
sendiri informasi yang di
dapatkan.
5 Guru menyampaikan
materi dengan disertai
contoh soal dan guru
memberikan kesempatan
siswa untuk menjawab
pertanyaan
Pada saat proses belajar
mengajar, guru meminta
ppeserta didik untuk
menyelesaikan soal dengan
penemuan sendiri dan jika
ada yang tidak paham peserta
didik akan bertanya.
6 Siswa lebih banyak
mendengarkan guru saat
pembelajaran daripada
aktiff mencari informasi
terkait materi secara
mandiri.
Peserta didik mencari
informasi dengan
diperbolehkan setiap
kelompok memiliki hp
android satu saja, dan hp
tersebut digunakan untuk
mencari informasi terkait
materi kemudian peserta
didik akan menyimpulkannya
nanti jika guru memberikan
aba-aba/perintah.
7 Pada saat proses
pembelajaran guru hanya
memberikan rumus materi
saja tanpa menjelaskan
teori.
guru menjelaskan secara rinci
defini dan rumus yang
digunakan untuk
mnyelesaikan soal sudut,
dengan kurang lebih 10
menit, peserta didik
mendengarkan materi yang
disampaikan oleh guru dan
mencatat jika perlu.
8 Isi materi pelajaran yang
disampaikan sangat padat
Isi materi pada saat guru
menjelaskan hanya poin-
point penting saja, peserta
didik sudah memiliki buku
yang dapat dibaca
penjelasannya.
9 Guru memberikan media
belajar kepada siswa. Guru meminta peserta didik
membuatkan media belajar
seperti sudut yang dibetuk
dengan lidi ditali
menggunakan karet sehingga
peserta didik dapat
menentukan sudut bertolak
187
belakang misalnya atau sudut
sejajar menggunakan media
yang dibuatnya bersama
kelompoknya.
10 Guru meminta salah satu
siswa meyampaikan
materi di depan kelas
menggunakan media dan
siswa lain mendengarkan
(guru hanya
mendampingi).
Guru akan menunjuk peserta
didik yang akan
menampilkan hasil karyanya
secara acak melalui ambil
undian. sesuai undian
tersebut itulah yang akan
mempersentasikan kedepan
kelas dengan bimbingan guru
dan peserta begitu seterusnya
hingga peserta didik tampil
semua.
11 Guru menjelaskan materi
menggunakan tampilan
yang sudah di program
seperti PowerPoint atau
yang lain.
Guru tidak menggunakan
program seperti PowerPoint
ketika menjelaskan materi,
peserta didik belajar
menggunakan media yang
dibuat sendiri dan papan
tulis.
12 Guru hanya menggunakan
papan tulis sebagai media
dikarenakan tidak ada
media lain selain papan
tulis.
Guru memberikan media
hasil karya nya peserta didik
dari lidi yang dibentuk
mnyerupai sudut untuk media
belajar. Peserta didik
memhami materi dengan
media nya sndiri yang terbuat
dari lidi.
13 Bahan pelajaran yang
digunakan guru sesuai
dengan minat siswa.
Bahan pelajaran yang
digunakan sesuai kurikulum
dan disiapkan oleh guru.
14 Dalam pembelajaran guru
hanya sebagai
pendamping.
Guru mendampingi peserta
didik dalam menyimpulkan
hasil beajar dan pada saat
proses belajar mengajar.
Peserta didik menyimpulkan
hasil evaluasi belajar.
15 Guru menjelaskan serta
menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan
oleh siswa.
Guru menjelaskan materi
dengan memberikan
kesempatan peserta didik
untuk bertanya.
16 Guru dan siswa sama-
sama mendominasi dalam Peran guru pada saat proses
belajar mengajar sama
188
proses pembelajaran. besarnya dengan peran
peserta didik dalam belajar.
17 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
guru mempersilahkan untuk
setiap anggota kelompok
memberikan satu pertanyaan
kepada guru terkait materi,
dan peserta didik
memberikan pertanyaan
kepada guru.
18 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk berpendapat.
Guru memberikan
kesempatan kepada peserta
didik untuk berpendapat
mengenai permasalahan
didalam menyelesaikan soal-
soal sudut.
19 Ketika proses
pembelajaran guru lebih
banyak melakukan diskusi
bersama siswa di depan
kelas untuk membahas
materi pelajaran.
Guru melakukan diskusi
ketika pembahsan yang
dilakukan dikelas secara
bersama-sama.
189
Lanjutan
Pedoman Observasi
Hari / Tanggal Senin/ 16 Maret 2020
Mata Pelajaran Matematika
Materi Statistika/VIII
Sekolah SMPN 26 Tanjung Jabung Timur
Nama Guru Yang Diobservasi Hendrik Kurniawan, M.Pd
NO Aspek yang dinilai Realisasi Keterangan
Ya Tidak
1 Ketika proses
pembelajaran guru sangat
aktif.
Semua materi pelajaran
disampaikan oleh guru dan
peserta didik mendengarkan
penjelasan guru
2 Bahan pelajaran berasal
dari kebutuhan siswa.
Bahan pelajaran sudah susun
tidak mengkaitkan materi
dengan kehidupan sehari-hari.
3 Saat pelajaran berlangsung
guru hanya di depan
menjelaskan pelajaran.
Guru menyampaikan materi
menggunakan metode
ceramah.
4 Semua materi pelajaran
disampaikan oleh guru. Semua materi pelajaran
disampaikan oleh guru dan
peserta didik mendengarkan
penjelasan guru,
5 Guru menyampaikan
materi dengan disertai
contoh soal dan guru
memberikan kesempatan
siswa untuk menjawab
pertanyaan
Guru memberikan pertnyaan
pertanyaan terkait isi materi
yang disampaikan dan peserta
didik menjawab secara
bergantian.
6 Siswa lebih banyak
mendengarkan guru saat
pembelajaran daripada
aktiff mencari informasi
terkait materi secara
mandiri.
Peserta didik mendengarkan
penjelasan guru dan menyimak
menggunakan buku
7 Pada saat proses
pembelajaran guru hanya
memberikan rumus materi
saja tanpa menjelaskan
teori.
Guru menjelaskan semua
materi yaitu termasuk dengan
rumus nya dan cara
penggunaan dalam soal latihan
8 Isi materi pelajaran yang
disampaikan sangat padat
Materi yang disampaikan oleh
guru singkat dan jelas.
190
9 Guru memberikan media
belajar kepada siswa.
Guru tidak memberikan media
belajar.
10 Guru meminta salah satu
siswa meyampaikan
materi di depan kelas
menggunakan media dan
siswa lain mendengarkan
(guru hanya
mendampingi).
Semua materi disampaikan
oleh guru pada saat
mengerjakan soalpun peserta
didik dibantu oleh guru (guru
memberikan rangsangan agar
peserta didik dapat menjawab
soal).
11 Guru menjelaskan materi
menggunakan tampilan
yang sudah di program
seperti PowerPoint atau
yang lain.
Materi disampaikan oleh guru
tidak menggunakan program
seperi PowerPoit atau lainnya.
12 Guru hanya menggunakan
papan tulis sebagai media
dikarenakan tidak ada
media lain selain papan
tulis.
Guru menggunakan media
papan tulis untuk proses
mengajar dikelas, peserta didik
mencatat apa yang ditulis oleh
guru dipapan tulis.
13 Bahan pelajaran yang
digunakan guru sesuai
dengan minat siswa.
Bahan pelajaran yang
digunakan sesuai kurikulum
dan disiapkan oleh guru.
14 Dalam pembelajaran guru
hanya sebagai
pendamping.
Semua materi disampaikan
oleh guru, pada saat
mengerjakan soal dan
membahas materi.
15 Guru menjelakan serta
menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan
oleh siswa.
Disela-sela ketika guru
menjelaskan materi guru
mengajukan kepada peserta
didik dan kemudian peserta
didik menjawab sesuai dengan
pemahan yang dimiiki oleh
peserta didik.
16 Guru dan siswa sama-
sama mendominasi dalam
proses pembelajaran.
Peserta didik dan guru sama-
sam mendoinasi dalam proses
belajar atau sama-sama aktif.
17 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
Di akhir guru memberikan
kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya apa yang
belum dipahami oleh peserta
didik
18 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk berpendapat.
Pada saat pembahasan materi
guru akan bertanya jika peserta
ada yang memilki pendapat
lain.
191
19 Ketika proses
pembelajaran guru lebih
banyak melakukan diskusi
bersama siswa di depan
kelas untuk membahas
materi pelajaran.
Guru memberikan pertnyaan
dan peserta didik menjawab,
dan pertnyaan guru jika bisa
dijawab maka peserta didik
mendapatkan nilai + dari guru.
192
Lampiran 5 : HASIL WAWANCARA GAYA MENGAJAR GURU
MATEMATIKA DI MTs ATAU SEDERAJAT SE-
KECAMATAN GERAGAI.
1. SMPN 12 TANJUNG JABUNG TIMUR (Rasinta Purba, S.Pd)
2. SMPN 12 TANJUNG JABUNG TIMUR (Liliek Sulastri, S,Pd)
193
Lanjutan
3. SMPN 5 TANJUNG JABUNG TIMUR (Nismalia, S.Pd)
194
4. SMPN 5 TANJUNG JABUNG TIMUR (Idrus, S.Pd)
195
Lanjutan
5. MTsN 4 TANJUNG JABUNG TIMUR (Eni Nuriawati, S,Pd)
196
6. MTsN 4 TANJUNG JABUNG TIMUR (M.Hadi Windiarto,
S.Pd)
197
Lanjutan
7. SMPN 27 TANJUNG JABUNG TIMUR (Sunarto, S.Pd)
8. SMPN 27 TANJUNG JABUNG TIMUR (Lisda Wastrisa
Sihotang, S.Pd)
198
Lanjutan
9. SMPN 26 TANJUNG JABUNG TIMUR (Hendrik Kurniawan,
S.Pd)
199
10. MTsS NURUZZAMAN (Dian Rahma, S.Pd)
200
Lanjutan
11. MTsS NURUL HIDAYAH (Basuki Rahmad, S.Pd)
201
12. MTsS NURUL IHSAN (Sugiawati, S.Pd)
202
198
Lampiran 6 : DOKUMENTASI
1. MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA NURUL IHSAN
2. MADRASAH TSANAWIAH SWASTA NURUL HIDAYAH
199
Lanjutan
3. MADRASAH TSANAWIAH SWASTA NURUZZAMAN
4. SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 12
TANJUNG JABUNG TIMUR
200
Lanjutan
5. SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 TANJUNG
JABUNG TIMUR
201
Lanjutan
6. MADRASAH TSANAWIAH NEGERI 4 TANJUNG JABUNG
TIMUR
202
Lanjutan
7. SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 27
TANJUNG JABUNG TIMUR
203
Lanjutan
8. SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 26
TANJUNG JABUNG TIMUR
204
Lampiran 7 : RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT HIDUP Deni Purnama Sari lahir di Pandan Makmur, pada tanggal
12 November 1997, sebagai anak ketiga dari empat
bersaudara, dari pasangan Bapak Damsuirman dan Ibu
Sarmi.
Penulis menempuh pendidik formal yang diawali dari:
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 169/x Pandan
Makmur di selesaikan Tahun 2010, Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Tanjung Jabung Timur
diselesaikan Tahun 2013, kemudian melanjutkan ke Pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Tanjung Jabung Timur diselesaikan Tahun 2016.
Tahun 2016, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Perguruan. Jurusan Tadris
Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan melalui jalur SMPTKIN.
Selanjutnya, pada Tahun 2019 Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
di Mangun Jayo, Kecamatan Muko-Muko Batin VII , Ka bupaten Bungo. Setelah
selesai kegiatan tersebut Penulis melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) di SMA Negeri 11 Muaro Jambi Kecamatan Luar Kota.
195