pengaruh asset growth, return on asset dividend...
TRANSCRIPT
Pengaruh Asset Growth, Return On Asset, Dividend Payout
Ratio Tahun Sebelumnya dan Current Ratio Terhadap
Dividend Payout Ratio
(Studi Kasus Pada Perusahaan BUMN Go Public di BEI Periode 2012-2015)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Firly Rizky Amalia
1113081000012
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
ii
PENGARUH ASSET GROWTH, RETURN ON ASSET, DIVIDEND PAYOUT
RATIO TAHUN SEBELUMNYA DAN CURRENT RATIO TERHADAP
DIVIDEND PAYOUT RATIO
(Studi Kasus Pada Perusahaan BUMN Go Public di BEI Periode 2012-2015)
LEMBAR PENGESAHAN SKRI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Firly Rizky Amalia
NIM: 1113081000012
Pembimbing
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2017 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Pada hari Selasa, 11 April 2017 telah dilakukan ujian komprehensif atas
Mahasiswa:
1. Nama : Firly Rizky Amalia
2. NIM : 1113081000012
3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)
4. Judul Skripsi : “Pengaruh Asset Growth, Return On Asset,
Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya dan
Current Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio
(Studi Kasus Pada Perusahaan BUMN Go Public
di BEI Periode 2012-2015)”.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
Mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 April 2017
1. Amalia, SE., MSM
NIP. 19740821 200901 2 005
2. Faizul Mubarok, SE., MM
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis 28 September 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:
1. Nama : Firly Rizky Amalia
2. NIM : 1113081000012
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Asset Growth, Return On Asset, Dividend
Payout Ratio Tahun Sebelumnya dan Current Ratio
Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Kasus Pada
Perusahaan BUMN Go Public di BEI Periode 2012-2015)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa Mahasiswa di
atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 September 2017
1. Ela Patriana, Ir, MM
NIP. 19690528 200801 2010
2. Dr. Indoyama Nasarudin, SE., MAB
NIP. 19741127.200112.1.002
3. Dr. Indoyama Nasarudin, SE., MAB
NIP. 19741127.200112.1.002
4. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA
NIDN. 2004107002
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Firly Rizky Amalia
NIM : 1113081000012
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 31 Agustus 2017
Yang Menyatakan
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Firly Rizky Amalia
2. Nama Panggilan : Firly
3. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 5 April 1995
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jl. Delman Asri VI No. 130 RT.007
RW.011 Tanah Kusir, Jakarta Selatan
7. Status : Belum Menikah
8. Kewarganegaraan : Indonesia
9. Telepon : 081284012630
10. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD (2001-2007) : SDN 09 Pagi Kebayoran Lama
2. SMP (2007-2010) : SMP Muhammadiyah 8 Jakarta
3. SMA (2010-2013) : SMAN 29 Jakarta
4. S1 (2013-2017) : Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Osis SMP Muhammadiyah 8 Jakarta periode 2007-2008.
2. Anggota Ekstrakulikuler Tari Saman SMP Muhammadiyah 8 periode
2007-2008.
3. Anggota Ekstrakulikuler Tari Saman SMAN 29 Jakarta periode 2011-
2012.
4. Anggota HMJ Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta periode 2014-2015 dan 2015-2016.
vii
5. Panitia Management Camp Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta periode 2014.
6. Mentor OPAK Jurusan Manajemen periode 2015.
7. Bendahara Kuliah Kerja Nyata (KKN) KOPI Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2016.
8. Sekretaris Management Project Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta periode 2016.
viii
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the influence of Asset Growth,
Return On Asset, Dividend Payout Ratio a Previous Year and Current
Ratio to Dividend Payout Ratio on Government Company which listed in
Indonesian stock exchange in the period 2012-2015. Sampling method is
using purposive sampling which determined sample with particular
criteria, the result obtained 8 company. Analysis data using panel data
regression to find out the influence of independent variable to dependent
variable simultaneously and partially. Panel data regression using random
effect model. The result show that Asset Growth, Return On Asset,
Dividend Payout Ratio a Previous Year and Current Ratio has influence to
Dividend Payout Ratio simultaneously. Asset Growth dan Current Ratio
have negative influence to Dividend Payout Ratio while Dividend Payout
Ratio a Previous Year has positive impact in the 5% level of significance.
Return On Asset has no impact to Dividend Payout Ratio. Adjusted R
Square amounted 0.606448. It means 60.64% dependent variable can be
explained with independent variable, meanwhile 39,36% explain by others
factor.
Keywords: Asset Growth, Return On Asset, Dividend Payout Ratio a Previous
Year (DPRt-1), Current Ratio, Dividend Payout Ratio, Panel data
regression
ix
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Asset
Growth, Return On Asset, Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya dan
Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan BUMN go
public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2015.
Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria
tertentu. Sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini sebanyak 8
perusahaan. Analisis yang digunakan yaitu analisis regresi data panel untuk
melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik
secara bersama-sama maupun secara individu. Model yang terpilih adalah
random effect model. Hasil analisis data atau hasil regresi menunjukkan
bahwa secara simultan Asset Growth, Return On Asset, Dividend Payout
Ratio Tahun Sebelumnya dan Current Ratio berpengaruh terhadap
Dividend Payout Ratio. Secara parsial variabel yang berpengaruh
signifikan negatif terhadap Dividend Payout Ratio adalah Asset Growth
dan Current Ratio dan yang berpengaruh signifikan positif terhadap
Dividend Payout Ratio adalah Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya
(DPRt-1). Sedangkan variabel Return On Asset tidak berpengaruh signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio. Besarnya koefisien determinasi (Adjusted
R Square) adalah sebesar 0.606448. Hal ini berarti bahwa 60.64% variabel
dependen yaitu Dividend Payout Ratio dapat dijelaskan oleh empat
variabel independen, sedangkan sisanya sebesar 39.36% Dividend Payout
Ratio dijelaskan oleh variabel atau faktor-faktor lainnya diluar model.
Kata kunci : Asset Growth, Return On Asset, Dividend Payout Ratio Tahun
Sebelumnya, Current Ratio, Dividend Payout Ratio, Regresi data
panel
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’alaa atas segala nikmat, rahmat,
karunia, hidayah, dan inayah-nya yang diberikan kepada kita semua. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW
yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang
benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak pihak yang
terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala
kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan, baik moril, kritik, saran,
masukan, dorongan semangat, doa, dukungan finansial maupun pemikiran dalam
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, perkenankan penulis secara khusus
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Untuk Papa dan Ibu yang senantiasa berdo’a dan memberikan dukungan lahir
dan bathin kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., Msi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Indoyama Nasarudin, SE., MAB selaku dosen pembimbing skripsi
yang senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan juga
masukan-masukan yang positif dan membantu menyempurnakan skripsi ini.
5. Bapak Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA selaku dosen pembimbing akademik
xi
6. Ibu Titi Dewi Warnida, SE., Msi selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu
yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh Staf Tata Usaha dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
9. Kakak penulis, Mas Arie, Mas Kiki, Mas Luthfi, Mba Anis, Mba Mala dan
Naira yang tak henti-hentinya memberi semangat dan nasihat.
10. Sahabat tersayang, Laras, Maryati, Melani, Lita, Ikhlas, Alman, Iqbal dan
Dimas yang senantiasa memberikan energi positif dalam penyusunan skripsi
ini.
11. Terkhusus sahabat yang senantiasa memberikan saran serta arahan kepada
penulis, Tika dan Cindy.
12. Sahabat terbaik SMA yang selalu memberikan semangat dan kekuatan selama
proses penyusunan skripsi ini, Agnes, Oriza dan Tiwi.
13. Teman-teman manajemen 2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tak
dapat saya sebutkan satu-satu namun tak mengurangi rasa bahagianya saya
diantara kalian.
Akhir kata, kesempurnaan skripsi ini memang semata-mata adalah berkat
karunia Allah SWT. Oleh karena itu, penulis berharap adanya saran dan kritik
yang membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan semoga Allah SWT melimpahkan
rahmat-Nya kepada kita. Amin, Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 25 Agustus 2017
Firly Rizky Amalia
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi
ABSTRACT...................................................................................................... viii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 13
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 15
A. Landasan Teori .................................................................................. 15
1. Kebijakan Dividen .......................................................................... 15
2. Teori Kebijakan Dividen ............................................................... 16
3. Jenis Kebijakan Dividen ................................................................ 18
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen................. 19
5. Pengertian Dividen ........................................................................ 21
6. Bentuk Dividen ............................................................................. 23
7. Prosedur Pembayaran Dividen Tunai ............................................. 25
8. Asset Growth................................................................................. 25
9. Return On Asset ............................................................................ 27
10. Dividen tahun sebelumnya (DPRt-1) ............................................... 28
xiii
11. Current Ratio ................................................................................. 29
12. Dividend Payout Ratio................................................................... 30
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 31
C. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 42
D. Keterkaitan Antar Variabel ............................................................... 44
1. Asset Growth terhadap DPR .......................................................... 44
2. Return On Asset terhadap DPR ..................................................... 45
3. Dividen Tahun Sebelumnya (DPRt-1) terhadap DPR ...................... 46
4. Current Ratio terhadap DPR .......................................................... 47
E. Hipotesis ............................................................................................. 48
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 50
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 50
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................. 50
C. Metode Pengumpulan Data................................................................ 52
D. Metode Analisis Data ......................................................................... 53
1. Estimasi Model Data Panel ............................................................ 55
a. Model Common Effect .............................................................. 55
b. Model Fixed Effect ................................................................... 56
c. Model Random Effect ............................................................... 57
2. Tahap Analisis Data ...................................................................... 58
a. Uji Chow ................................................................................... 58
b. Uji Hausman ............................................................................. 58
3. Uji Dasar Asumsi Klasik ............................................................... 59
a. Uji Normalitas........................................................................... 59
b. Uji Multikolinieritas .................................................................. 60
c. Uji Autokorelasi ........................................................................ 61
d. Uji Heterokedastisitas ............................................................... 61
4. Uji Signifikansi ............................................................................. 62
a. Uji Parsial t (Uji Statistik) ......................................................... 62
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................................. 63
c. Uji R2
(Koefisien Determinasi) .................................................. 64
xiv
E. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 65
1. Asset Growth .................................................................................. 65
2. Return On Asset (ROA).................................................................. 65
3. Dividend tahun sebelumnya (DPRt-1) .............................................. 66
4. Current Ratio (CR) ......................................................................... 66
5. Dividend Payout Ratio (DPR) ......................................................... 67
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................... 68
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 68
B. Analisis dan pembahasan ................................................................... 73
1. Deskriptif Variabel Penelitian ......................................................... 73
a. Asset Growth ............................................................................ 73
b. Return On Asset ........................................................................ 75
c. Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya (DPRt-1) .................. 76
d. Current Ratio ............................................................................ 78
e. Dividend Payout Ratio .............................................................. 80
2. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel ....................................... 81
a. Uji Chow .................................................................................. 81
b. Uji Hausman ............................................................................. 82
3. Uji Dasar Asumsi Klasik ............................................................... 83
a. Uji Normalitas........................................................................... 83
b. Uji Multikolinearitas ................................................................. 84
c. Uji Heterokedastisitas ............................................................... 85
d. Uji Autokorelasi ........................................................................ 87
4. Uji Signifikansi ............................................................................. 87
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ................................................... 87
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................................... 90
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ......................................... 92
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 99
A. Kesimpulan ......................................................................................... 99
B. Implikasi ........................................................................................... 100
C. Saran ................................................................................................. 100
xv
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 102
LAMPIRAN ................................................................................................... 107
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Dividend Payout Ratio Perusahaan BUMN Tahun 2012-2015 ........... 10
Tabel 2. 1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ........................................................ 36
Tabel 3. 1 Tahapan Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ................................... 51
Tabel 3. 2 Daftar Sampel Perusahaan ................................................................. 52
Tabel 4. 1 Data Asset Growth ............................................................................. 73
Tabel 4. 2 Data Return On Asset ........................................................................ 75
Tabel 4. 3 Data DPR Tahun Sebelumnya ........................................................... 76
Tabel 4. 4 Data Current Ratio ............................................................................ 78
Tabel 4. 5 Data Dividend Payout Ratio .............................................................. 80
Tabel 4. 6 Hasil Uji Chow .................................................................................. 81
Tabel 4. 7 Hasil Uji Hausman ............................................................................ 82
Tabel 4. 8 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 84
Tabel 4. 9 Matriks Korelasi Antar Variabel ........................................................ 85
Tabel 4. 10 Hasil Uji Heterokedastisitas ............................................................. 85
Tabel 4. 11 Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... 87
Tabel 4. 12 Hasil Uji t ........................................................................................ 88
Tabel 4. 13 Hasil Uji F ....................................................................................... 91
Tabel 4. 14 Hasil Uji R2 ..................................................................................... 92
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Setoran Dividen BUMN Ke APBN Tahun 2012-2015...................... 7
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran Teoritis.......................................................... 43
Gambar 4. 1 Rata-Rata Asset Growth Tahun 2012-2015..................................... 74
Gambar 4. 2 Rata-Rata Return On Asset Tahun 2012-2015 ............................... 75
Gambar 4. 3 Rata-Rata DPR Tahun Sebelumnya Tahun 2012-2015 ................... 77
Gambar 4. 4 Rata-Rata Current Ratio Tahun 2012-2015 .................................... 78
Gambar 4. 5 Rata-Rata Dividend Payout Ratio Tahun 2012-2015 ...................... 80
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan ........................................................... 107
Lampiran 2 : Data Variabel Asset Growth (AG) 2012-2015 ............................. 107
Lampiran 3 : Data Variabel Return On Asset (ROA) 2012-2015....................... 107
Lampiran 4 : Data Variabel DPRt-1 tahun 2012-2015........................................ 108
Lampiran 5 : Data Variabel Current Ratio tahun 2012-2015 ............................ 108
Lampiran 6 : Data Variabel DPRt-1 tahun 2012-2015........................................ 108
Lampiran 7 : Hasil Output Uji Regresi Data Panel ........................................... 109
Lampiran 8 : Hasil Uji Pemilihan Model Terbaik Regresi Data Panel............... 112
Lampiran 9 : Hasil Output Uji Asumsi Klasik .................................................. 113
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Investasi merupakan suatu tindakan melepaskan dana saat ini dengan
harapan dapat menghasilkan arus dana pada masa datang yang jumlahnya
lebih besar daripada jumlah dana yang dilepaskan pada saat investasi awal
(Moeljadi, 2006:13). Investasi dalam suatu perusahaan merupakan salah satu
hal yang penting agar perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya.
Namun, aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada
berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan
oleh para investor. Untuk mengurangi risiko dan ketidakpastian yang akan
terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang
diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti
kondisi ekonomi dan politik suatu negara. Informasi dari perusahaan
lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan
keuangan (Rusdiana, 2016).
Bagi seorang investor, laporan keuangan tahunan merupakan sumber
berbagai macam informasi khususnya neraca dan laporan laba rugi
perusahaan, oleh sebab itu, publikasi laporan keuangan perusahaan sangat
ditunggu oleh investor di pasar modal. Menurut Islahuzzaman (2012) dalam
Parera (2016), laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi
penting, selain dari lainnya informasi seperti: informasi industri, kondisi
keuangan, segmen pangsa pasar, kualitas manajerial, dll. Pembuatan laporan
2
keuangan merupakan suatu kewajiban dari sebuah perusahaan untuk
melaporkan keadaan laporan keuangan perusahaan, terlebih lagi bagi
perusahaan-perusahaan yang go public.
Kebijakan dividen merupakan seluruh kebijakan manajerial yang
dilakukan untuk menetapkan berapa besar laba bersih yang akan dibayarkan
sebagai dividen dan berapa besar laba bersih yang bisa dipertahankan. Hal ini
menyebabkan sejumlah teori yang saling bertentangan. Diantaranya yaitu
teori dividen irrelevance dikemukakan Miller dan Modigliani (1961) yang
menyatakan bahwa keputusan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan
dan tidak mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. Bird in the hand
theory yang dikemukakan Gordon dan Lintner, mengatakan bahwa investor
jauh lebih menghargai uang yang diharapkan dari dividen daripada uang yang
diharapkan dari kenaikan nilai modal (Brigham dan Weston, 2001:199).
Investor dalam menginvestasikan dananya, umumnya memiliki untuk
tujuan untuk memaksimumkan kekayaan yang didapat dari dividen atau
capital gain, sedangkan manajemen berusaha memaksimumkan
kesejahteraan investor dengan membuat keputusan berupa kebijakan dividen
yang mengakibatkan laba ditahan menjadi rendah, Yendrawati (2006) dalam
Istiningtyas (2013). Capital gain merupakan laba yang didapatkan atas
kenaikan harga saham atau hasil yang diperoleh dari selisih antara harga beli
dan harga jual atas saham tersebut. Dividen merupakan pembagian
keuntungan atas investasi berupa saham pada perusahaan, besarnya dividen
3
yang akan dibagikan tergantung besarnya laba perusahaan dan kebijakan
pembagian dividen yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Kebijakan dividen suatu perusahaan tergambar dari dividend payout
ratio-nya. Dividend Payout Ratio merupakan persentase dari keuntungan
perusahaan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash
dividend, (Riyanto, 1995:266). Semakin besar dividend payout ratio yang
ditetapkan perusahaan berarti semakin besar bagian keuntungan perusahaan
yang dibayarkan sebagai dividen. Semakin besar dividend payout ratio maka
akan semakin kecil laba ditahan, laba ditahan yang kecil akan menghambat
tingkat pertumbuhan perusahaan. Sebaliknya, apabila laba ditahan semakin
besar maka dividend payout ratio akan semakin kecil, kecilnya nilai dividend
payout ratio dapat menimbulkan sinyal buruk dan reaksi yang buruk dari para
pemegang saham.
Besar kecilnya dividend payout ratio tergantung pada kebijakan
dividen yang ditetapkan oleh masing-masing perusahaan. Secara umum
penetapan kebijakan dividen dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kebijakan dividen diantaranya adalah tingkat
pertumbuhan, tingkat profitabilitas perusahaan, tingkat dividen tahun
sebelumnya dan likuiditas perusahaan.
Faktor utama yang dapat mempengaruhi pembayaran dividen adalah
Pertumbuhan asset perusahaan, semakin cepat pertumbuhan perusahaan,
makin besar kebutuhan dana dimasa mendatang untuk membiayai
pertumbuhannya. Perusahaan biasanya akan menahan pendapatannya
4
daripada dibayarkan sebagai dividen. Jadi semakin tinggi tingkat
pertumbuhan suatu perusahaan maka semakin besar laba yang ditahan
sehingga semakin kecil dividen yang dibayarkan (Riyanto,1995:268).
Dividen memegang peranan penting pada struktur modal, semakin tinggi
tingkat pertumbuhan perusahaan, akan semakin besar tingkat kebutuhan dana
untuk membiayai ekspansi maka semakin besar kebutuhan dana di masa yang
akan datang dan semakin besar kemungkinan perusahaan menahan
keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai dividen.
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang
dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah
penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Penggunaan rasio
profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara
berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan
keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk
beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan
perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan,
sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut. Hasil pengukuran tersebut
dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka
telah bekerja secara efektif atau tidak (Kasmir, 2009:196).
ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
bersih setelah pajak dengan memanfaatkan semua asset yang dimiliki
5
perusahaan. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang
semakin baik karena tingkat pengembalian investasi atas investasi perusahaan
pada aktiva semakin besar. Sehingga pemegang saham dapat memperhatikan
besarnya ROA untuk mengukur keuntungan perusahaan yang akan menjadi
dasar besarnya dividen yang dibayarkan. Ketika ROA perusahaan meningkat,
maka memungkinkan perusahaan untuk membayarkan dividen yang lebih
besar kepada pemegang saham (Fitri, 2015).
Dividen tahun sebelumnya, umumnya perusahaan tidak bersedia
menurunkan besarnya dividen yang akan memberikan sinyal negatif kepada
pemegang saham. Sehingga besarnya dividen tahun lalu dapat dijadikan
acuan perusahaan untuk menentukan besarnya pembayaran dividen tahun ini
(Fitri, 2015).
Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila
perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar)
tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo (Kasmir, 2009:129).
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh
tempo berarti perusahaan tersebut keadaannya likuid. Bagi perusahaan,
tingkat likuiditas merupakan masalah penting karena mewakili kepentingan
perusahaan dalam berhubungan dengan pihak internal maupun pihak external
perusahaan. Semakin tinggi tingkat likuiditas, maka kemampuan perusahaan
dalam memenuhi hutang jangka pendeknya akan semakin baik, sehingga
mampu meningkatkan kredibilitas perusahaan baik di mata kreditur dan
6
investor. Dalam penelitian ini rasio likuiditas diproksikan dengan current
ratio (CR) mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan (Kasmir, 2009:134). Current ratio dihitung dengan membagi
aktiva lancar (current asset) dengan kewajiban lancar (current liabilities).
Alasan digunakan rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas
mencakup kemampuannya untuk mengukur kemampuan memenuhi
kewajiban lancar, penyangga kerugian dan cadangan dana lancar.
Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015. BUMN
menurut undang-undang nomor 19 tahun 2003 merupakan badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan. BUMN memiliki pengaruh yang berbeda dibandingkan dengan
perusahaan swasta dalam hal pembagian dividen. Pada BUMN, pemerintah
sebagai pemegang saham terbesar sangat menentukan besarnya dividen yang
dibayarkan. Sedangkan pada perusahaan swasta, besar kecilnya dividen
dipengaruhi oleh para pemegang saham yang tidak berasal dari pemerintah.
Dividen BUMN merupakan hal yang penting untuk dibahas karena akan
sangat berpengaruh terhadap pendapatan negara dalam APBN.
7
Gambar 1. 1
Setoran Dividen BUMN Ke APBN Tahun 2012-2105
(Sumber: databoks.katadata.co.id)
Kementriaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melaporkan setoran
dividen atas laba BUMN tahun buku 2012 telah terealisasi 100%. Dari
penerimaan tersebut, negara memperoleh pemasukan sebesar RP30,78 triliun.
Realisasi dividen tahun 2012 dinyatakan naik sebesar 2,61 triliun dibanding
tahun 2011 lalu sebesar Rp28,17 triliun. Setoran dividen BUMN tahun 2011
masih kurang dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp28,80 triliun.
Selain itu, dividen perusahaan BUMN pada tahun 2013 mencapai Rp34
triliun dan laba bersih seluruh BUMN pada 2013 mencapai Rp150,7 triliun
atau melampaui target yang ditetapkan Rp150 triliun. Menurut menteri
BUMN, hal ini diluar dugaan, mengingat kondisi ekonomi pada tahun 2011
cukup berat karena terimbas krisis global. Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada
tahun 2013 membagikan dividen sebesar Rp6,35 triliun atau 30% dari laba
bersih 2013. Sisanya, dipakai untuk laba ditahan sebesar 49% atau Rp10,37
triliun dan cadangan untuk investasi sebesar 21% atau Rp4,44 triliun.
8
Hal berbeda terjadi pada setoran dividen perusahaan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) tahun 2014 meningkat menjadi Rp40 triliun. Disisi
lain, terjadi penurunan setoran dividen BUMN pada 2015 sekitar Rp1,5
triliun atau 3% dari total target dikarenakan terjadi kerugian yang cukup
besar pada perusahaan pelat merah periode tahun ini. Pada 2015 dividen
perusahaan BUMN turun menjadi Rp37 triliun. Penurunan dividend payout
ratio perusahaan BUMN tidak serta merta menjadikan pengurus BUMN
bekerja layaknya business as usual. Seolah tidak ada target keuangan yang
hendak dicapai. Pasalnya, BUMN sebagai agent of profit dan juga agent of
development harus memberikan value yang maksimal bagi seluruh
stakeholder-nya. Oleh karena itu, tolak ukur kinerja BUMN tak lagi hanya
bertumpu pada aspek kinerja keuangan, tetapi juga seberapa besar BUMN
telah mendorong perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),
seberapa banyak BUMN mendampingi dan mengembangkan UMKM
binaannya (Sumber: Metrotvnews.com).
Dividen dapat dibagi menjadi 4 jenis. Pertama, dividen tunai, yakni
merupakan metode paling umum untuk pembagian keuntungan, dibayarkan
dalam bentuk tunai, dan dikenai pajak pada tahun pengeluarannya. Kedua,
dividen saham, yakni cukup umum dilakukan dan dibayarkan dalam bentuk
saham tambahan. Ketiga, dividen properti, yakni dibayarkan dalam bentuk
aset. Namun cara ini jarang dilakukan. Keempat, dividen interim, yakni
dibagikan sebelum tahun buku perseroan berakhir. Biasanya dividen
dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan
9
pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya. Dividen akan
diterima pemegang saham hanya apabila ada usaha yang akan menghasilkan
cukup uang untuk membagi dividen tersebut dan apabila direksi menganggap
layak bagi perusahaan untuk mengumumkan pembagian dividen.
Secara definisi, kebijakan dividen ialah keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah dan memperkuat
modal perseroan, guna pembiayaan investasi serta mendukung kegiatan
operasional di masa yang akan datang. Disinilah pengurus BUMN harus
menetapkan kebijakan dividend payout ratio, yaitu suatu persentase tertentu
dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash
dividend. Dengan kata lain, dividend payout ratio merupakan perbandingan
antara dividend per share dan earning per share pada periode yang
bersangkutan. Di dalam komponen dividend per share terkandung unsur
dividen sehingga jika semakin besar dividen yang dibagikan, semakin besar
pula dividend payout ratio. Pembagian dividen yang besar bukannya tidak
diinginkan investor, tetapi jika dividend payout ratio lebih besar dari
persentase tertentu (misalnya 25%) dikhawatirkan akan terjadi kesulitan
likuiditas, permodalan, atau keuangan perseroan di masa yang akan datang.
Berikut adalah tabel Dividend Payout Ratio yang dibagikan
Perusahaan BUMN Tahun 2012-2015:
10
Table 1. 1
Dividend Payout Ratio Perusahaan BUMN tahun 2012-2015
Kode 2012 2013 2014 2015
ADHI 0,26 0,20 0,38 0,09
BBNI 0,30 0,30 0,25 0,25
BBRI 0,16 0,26 0,26 0,30
BMRI 0,30 0,30 0,25 0,30
JSMR 0,40 0,48 0,38 0,20
PTPP 0,23 0,22 0,24 0,14
TLKM 0,55 2,96 0,68 0,62
WIKA 0,23 0,24 0,28 0,18
Rata-Rata 0,30 0,62 0,34 0,26
(Sumber: Data diolah peneliti)
Tabel diatas menunjukkan rata-rata pembagian dividend payout ratio
perusahaan BUMN tahun 2012-2015. Pembagian dividend payout ratio
tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 0,62 atau 62%, dan pembagian
dividend payout ratio terendah terjadi pada tahun 2015 sebesar 0,26 atau
26%. Rata-rata jumlah dividen tunai selama tahun 2012-2015 tergolong
tinggi dan stabil, ini menunjukkan bahwa emiten-emiten BUMN ingin
memuaskan para investor, sehingga akan menaikkan permintaan saham.
Beberapa penelitian sebelumnya telah menemukan faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi dividend payout ratio. Janifairus (2013) melakukan
penelitian mengenai pengaruh ROA, DER, asset growth dan cash ratio
terhadap dividend payout ratio, hasilnya menunjukkan bahwa variabel ROA,
DER, assets growth dan cash ratio berpengaruh signifikan terhadap dividend
payout ratio. Sedangkan Effendi dkk (2014) melakukan penelitian mengenai
pengaruh ROA, Asset growth, Sales growth dan DER terhadap dividend
11
payout ratio, hasilnya menunjukkan bahwa hanya variabel ROA yang
memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio.
Jalung (2017) melakukan penelitian tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi dividend payout ratio pada sub-sektor bank yang terdaftar di
BEI. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa DER berpengaruh terhadap DPR,
sedangkan ROA dan NPM tidak berpengaruh terhadap DPR. Sedangkan
penelitian yang dilakukan Kartika (2015) menganalisis pengaruh ROA, ROE
dan asset growth terhadap DPR. ROA dan ROE secara parsial berpengaruh
signifikan negatif terhadap DPR. ROA, ROE dan asset growth memiliki
pengaruh terhadap DPR.
Imran (2011) melakukan penelitian mengenai Determinants of
dividend payout policy: A case of Pakistan Engineering Sector, hasilnya
menunjukkan bahwa dividen tahun lalu berpengaruh signifikan positif
terhadap dividend payout ratio. Sedangkan Difah (2011) melakukan
penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividend
payout ratio, hasilnya menunjukkan bahwa dividen tahun lalu tidak
berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.
Mubarok (2016) melakukan penelitian tentang pengaruh current ratio,
debt to equity ratio, total asset turnover dan ROA terhadap dividend payout
ratio, hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio dan debt to equity
ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, sedangkan
total asset turnover dan ROA berpengaruh signifikan terhadap dividend
payout ratio. Sedangkan Madarina (2015) yang melakukan penelitian
12
mengenai pengaruh debt to equity ratio, kepemilikan manajerial, ROA dan
current ratio terhadap dividend payout ratio, hasil menunjukkan bahwa DER
berpengaruh negatif, kepemilikan manajerial berpengaruh negatif, dan
current ratio berpengaruh negatif, sedangkan ROA berpengaruh positif
terhadap dividend payout ratio.
Berdasarkan fenomena di atas, hasil penelitian sebelumnya yang tidak
konsisten, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul:
“Pengaruh Asset Growth, Return On Asset, Dividend Payout Ratio Tahun
Sebelumnya dan Current Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio. (Studi
Kasus pada Perusahaan BUMN Go Public di BEI periode 2012-2015)”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dalam
penelitian ini masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah variabel Asset Growth, Return On Asset (ROA), DPR Tahun
Sebelumnya (DPRt-1) dan Current Ratio (CR) berpengaruh secara parsial
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)?
2. Apakah variabel Asset Growth, Return On Asset (ROA), DPR Tahun
Sebelumnya (DPRt-1) dan Current Ratio (CR) berpengaruh secara
simultan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)?
3. Variabel manakah yang paling signifikan berpengaruh terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR)?
13
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah disebutkan di atas,
maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengukur pengaruh Asset Growth, Return On Asset (ROA), DPR
Tahun Sebelumnya (DPRt-1) dan Current Ratio (CR) secara parsial
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan BUMN.
2. Untuk mengukur pengaruh Asset Growth, Return On Asset (ROA), DPR
Tahun Sebelumnya (DPRt-1) dan Current Ratio (CR) secara simultan
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan BUMN.
3. Untuk mengukur dan menganalisa variabel yang paling signifikan
mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan BUMN.
D. Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui pemecahan masalah, maka akan diperoleh
beberapa manfaat, antara lain:
1. Bagi investor
Investor yang melakukan investasi dengan membeli saham dan tidak
bersedia berspekulasi lebih mengharapkan keuntungan dari pembagian
dividen, dapat menggunakan hasil penelitian ini dalam memprediksi
pembayaran dividen yang akan dibagikan dari emiten.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian yang diteliti diharapkan dapat menerapkan teori-
teori yang telah diperoleh selama perkuliahan, selain itu dapat menambah
ilmu pengetahuan tentang analisis pengaruh Asset Growth, Return On
14
Asset, Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya dan Current Ratio
terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan BUMN go public.
3. Bagi Akademik
Hasil penelitian ini dapat menjadi bukti empiris mengenai faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi pembayaran dividen, sehingga dapat
memberi tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan yang lebih mendalam,
serta memberikan kontribusi dalam memperkaya penelitian-penelitian
terdahulu.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah kebijakan yang diambil manajemen
perusahaan untuk memutuskan membayarkan sebagian keuntungan
perusahaan kepada pemegang saham daripada menahannya sebagai laba
ditahan untuk diinvestasikan kembali agar mendapatkan capital gains.
Capital gains adalah keuntungan modal yang akan diperoleh pemegang
saham jika menginvestasikan kembali pendapatannya dalam jangka
panjang (Ambarwati, 2010:64).
Manajemen mempunyai dua alternatif perlakuan terhadap
penghasilan bersih setelah pajak (earning after tax) perusahaan, pertama
dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen,
kedua diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan
(retained earning). Apabila laba ditahan ditambah, maka dividen harus
dikurangi, demikian juga sebaliknya. Kenyataan ini kemudian
menimbulkan pertanyaan, apakah sebaiknya perusahaan membagikan
dividen yang sebesar-besarnya atau sekecil-kecilnya.
Menurut (Warsono, 2003:272) Kebijakan dividen mempunyai arti
yang penting bagi perusahaan karena empat alasan berikut:
a. Kebijakan keuangan ini berpengaruh pada sikap para investor.
Pemotongan dividen dapat dipandang negatif oleh para investor,
16
karena pemotongan seperti itu sering dikaitkan dengan kesulitan
keuangan yang dihadapi perusahaan.
b. Kebijakan keuangan ini berdampak pada program pendanaan dan
anggaran modal perusahaan.
c. Kebijakan keuangan ini dapat mempengaruhi arus kas perusahaan.
Perusahaan dengan likuiditas buruk dapat dipaksa untuk membatasi
pembayaran dividennya. Kebijakan keuangan ini menurunkan nilai
ekuitas pemegang saham biasa karena besarnya dividen ditentukan
oleh besarnya laba ditahan.
2. Teori Kebijakan Dividen
Terkait teori dividen, untuk menjawab sebenarnya investor lebih
menyukai pembayaran dividen tinggi atau rendah maka ada tiga teori
yang dapat menjelaskan hal ini. Menurut (Ambarwati, 2010:86) ketiga
teori dividen yaitu:
a. Dividend Irrelevance Theory
Menurut Merton Miller dan Franco Modigliani, nilai suatu
perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya rasio pembayaran
dividen tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan
risiko bisnisnya. Dengan kata lain, MM berpendapat bahwa nilai suatu
perusahaan tergantung semata-mata pada pendapatan yang dihasilkan
oleh aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi
diantara dividen dan laba ditahan. Teori ini juga mengasumsikan
bahwa investor tidak memiliki perbedaan dalam hal dividen dan
17
capital gains, menurut mereka keduanya itu tidak mempengaruhi
apapun.
b. Bird-in-the-hand
Teori ini dikemukakan oleh Gordon dan Lintner yang
menganggap dividen yang diterima merupakan sesuatu yang sudah
pasti di tangan sehingga memiliki risiko yang lebih rendah
dibandingkan capital gains. Mereka juga berpendapat bahwa investor
lebih menyukai dividen karena lebih pasti pendapatannya, daripada
mengharapkan sesuatu pendapatan yang belum pasti jika
menginvestasikan kembali dividen pada investasi tertentu.
c. Tax Preference
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy yang
menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap dividen dan capital
gains, investor lebih menyukai capital gains karena pajak atas capital
gains baru dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen
harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen. Apalagi
umumnya pajak atas dividen lebih besar daripada pajak atas capital
gains, sehingga investor dapat memperoleh keuntungan dari
perbedaan pajak ini. Karena adanya keuntungan-keuntungan pajak ini,
investor lebih suka bila manajemen perusahaan menahan sebagian
besar laba (Sawir, 2004:197). Investor juga mensyaratkan tingkat
keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend
18
yield tinggi dan capital gains rendah daripada saham dengan dividend
yield rendah dan capital gains tinggi.
3. Jenis Kebijakan Dividen
Terdapat beberapa kebijakan dividen yang dapat dilakukan
perusahaan, (Warsono, 2003:274-275) antara lain:
a. Kebijakan dividen mantap per saham
Dalam jenis kebijakan dividen ini, pembayaran dividen dari
waktu ke waktu mempunyai jumlah yang sama. Kenaikan jumlah
dividen akan terlaksana jika manajemen yakin bahwa perusahaan
sudah mampu membayarnya dari waktu ke waktu. Sekali besarnya
jumlah dividen dinaikkan, maka jumlah ini tidak akan turun.
Perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen yang stabil pada
dasarnya ingin memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan
mempunyai prospek yang bagus di masa mendatang.
b. Rasio pembayaran dividen konstan
Dalam kebijakan dividen ini, jumlah dividen dilakukan sekian
persen dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa
perusahaan. Ini berarti dengan laba yang berfluktuasi dari waktu ke
waktu, maka besarnya dividen yang dibayarkan perusahaan juga
berfluktuasi. Jika laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa
perusahaan turun sangat drastis, maka jumlah dividen yang
dibayarkan akan sangat berkurang, atau bahkan tidak ada.
19
c. Kebijakan dividen reguler rendah dan ekstra tutup tahun
Dalam kebijakan dividen ini, perusahaan secara reguler
(misalnya per kuartal) membayar dalam jumlah yang kecil, namun di
akhir tahun perusahaan menambah ekstra dividen (apabila perusahaan
mendapatkan laba cukup besar). Kebijakan ini memberikan kepastian
bagi pemegang saham atas jumlah minimal setiap tahunnya meskipun
keadaan perusahaan memburuk. Namun, jika keadaan keuangan
perusahaan baik, maka pemodal tetap akan menerima jumlah dividen
yang minimal ditambah dengan ekstra.
d. Kebijakan dividen residual
Dalam kebijakan dividen ini, jumlah laba ditahan bergantung
pada tersedianya peluang investasi dalam satu tahun tertentu. Dividen
diambil dari laba residual setelah kebutuhan investasi perusahaan
terpenuhi. Jadi, jika kebutuhan akan dana investasi besar, mungkin
saja para pemegang saham tidak menerima dividen.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Berikut ini, akan dibahas faktor-faktor yang biasanya harus (dan
seharusnya) dianalisis perusahaan ketika membuat keputusan kebijakan
dividen. (Ambarwati, 2010:74-75)
a. Aturan-aturan Hukum
Hukum badan perusahaan memutuskan legalitas distribusi apapun
kepada para pemegang saham biasa perusahaan. Berbagai aturan
hukum yang dibahas dalam membuat batasan hukum yang
20
memungkinkan di bawah ini penting kebijakan dividen akhir
perusahaan dapat berjalan.
b. Kebutuhan Pendanaan Perusahaan
Intinya adalah menentukan arus kas dan posisi kas perusahaan yang
akan terjadi di tengah ketiadaan perubahan kebijakan dividen.
Perusahaan mungkin ingin menentukan apakah ada yang tersisa
setelah memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan, termasuk
pendanaan untuk berbagai proyek investasi yang dapat diterima.
Kemungkinan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dividen
harus dianalisis dalam kaitannya dengan distribusi probabilitas
kemungkinan arus kas masa depan dan juga saldo kas.
c. Likuiditas
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak
keputusan dividen karena dividen menunjukkan arus kas keluar,
semakin besar posisi kas dan keseluruhan likuiditas perusahaan maka
semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Oleh
karena pihak manajemen ingin mempertahankan likuiditas untuk
menghindari risiko/ketidakpastian maka manajemen tidak akan
membayar dividen dalam jumlah besar.
d. Kemampuan Untuk Meminjam
Apabila perusahaan memiliki kemampuan untuk meminjam dalam
jangka waktu relatif singkat maka dapat dikatakan perusahaan tersebut
fleksibel secara keuangan. Kemampuan meminjam ini dapat dalam
21
bentuk batas kredit bergulir dari bank atau lembaga keuangan.
Semakin besar kemampuan perusahaan untuk meninjam maka
semakin besar pula fleksibilitas untuk meminjam sehingga perusahaan
tidak perlu khawatir dengan pengaruh pembayaran dividen kas
terhadap likuiditasnya.
e. Batasan-batasan dalam Kontrak Utang
Syarat perjanjian utang adalah pelindung kesepakatan dalam obligasi
atau perjanjian pinjaman meliputi batasan untuk pembayaran dividen.
Biasanya syarat perjanjian utang dinyatakan sebagai persentase
maksimum laba ditahan kumulatif dalam perusahaan, larangan ini
otomatis mempengaruhi pembayaran dividen perusahaan.
f. Pengendalian
Apabila perusahaan dalam kondisi akan diakuisisi pembayaran dividen
yang rendah akan menguntungkan pihak luar yang sedang mencoba
mendapatkan kendali. Perusahaan yang terancam akan diakusisi akan
membayar dividen dalam jumlah besar untuk menyenangkan
pemegang saham.
5. Pengertian Dividen
Dividen menurut (Ambarwati, 2010: 64), adalah sebuah
pembayaran yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham yang
berasal dari pendapatan atau earning dalam bentuk kas atau saham.
Secara umum, apapun bentuk pembayaran kepada para pemegang saham
perusahaan dapat dikatakan sebagai dividen atau bagian dari kebijakan
22
dividen perusahaan. Menurut Hanafi (2004) dalam Janifairus (2013),
dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham,
disamping capital gain. Dividen ini untuk dibagikan kepada para
pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Dividen
ditentukan berdasarkan rapat umum anggota pemegang saham dan jenis
pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan.
Sisa laba bersih dari perusahaan yang didistribusikan kepada
pemegang saham merupakan atas persetujuan Rapat Umum Pemegang
Saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2001), tetapi ada pula perusahaan
yang tidak pernah memberi dividen, meski harga sahamnya terus naik
karena menggunakan keseluruhan labanya untuk pengembangan usaha
dan tidak melakukan pembagian dividen meski perusahaan memperoleh
keuntungan.
Menurut Dermawan Sjahrial (2007:65), perusahaan yang sedang
berkembang membutuhkan penggunaan dana dalam bentuk investasi,
baik investasi jangka pendek dalam aktiva lancar maupun investasi
jangka panjang dalam aktiva tetap. Suatu perusahaan yang sedang
berkembang dan menguntungkan membutuhkan tambahan uang kas
untuk investasi dalam bentuk persediaan barang jadi, piutang dagang dan
aktiva tetap, yang kemudian pada waktunya akan memperoleh
keuntungan atau laba. Laba ini terdiri dari laba yang ditahan dan laba
yang dibagikan. Pada tahap selanjutnya laba yang ditahan merupakan
salah satu sumber dana yang paling penting untuk pembiayaan
23
pertumbuhan perusahaan. Makin besar pembiayaan perusahaan yang
berasal dari laba ditahan ditambah penyusutan aktiva tetap, maka makin
kuat posisi finansial perusahaan tersebut. Dari seluruh laba yang
diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang saham
berupa dividen.
6. Bentuk Dividen
Terdapat beberapa bentuk pembayaran dividen yang dilakukan
perusahaan, diantaranya (Ambarwati, 2010:67-69):
a. Dividen Tunai (Cash Dividend)
Dividen tunai ini merupakan jenis dividen yang umum dan banyak
digunakan oleh perusahaan. Dividen tunai ini merupakan bagian
keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham
dalam bentuk cash (tunai). Tujuan dari pemberian dividen dalam
bentuk tunai adalah untuk memacu kinerja saham dibursa efek, yang
juga merupakan return dari para pemegang saham. Dividen tunai
(cash dividend) umumnya lebih menarik bagi para pemegang saham
dibandingkan dengan dividen saham (stock dividen). Yang perlu
diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat
pengumuman adanya dividen kas ialah apakah jumlah uang kas yang
ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.
24
b. Dividen Saham (Stock Dividend)
Stock Dividend adalah pembayaran dividen dalam bentuk tambahan
saham, bukan dalam bentuk uang tunai kepada para pemegang saham.
Bila perusahaan membagikan stock dividend, cash outflows tidak
terjadi. Yang terjadi hanya transaksi pembukuan guna memindahkan
sejumlah uang dari perkiraan laba yang ditahan kepada perkiraan
modal saham biasa yang disetor. Pembagian dividen saham oleh
perusahaan menunjukkan penyusunan kembali modal perusahaan
(rekapitalisasi perusahaan), sedangkan proporsi kepemilikan
pemegang saham tidak mengalami perubahan, sehingga tidak
mempengaruhi posisi fundamental dari pemegang saham.
Mekanisme pembayaran dividen yang dilakukan perusahaan
adalah sebagai berikut (Ambarwati, 2010:66-67):
1) Declaration Date adalah hari di mana dewan direksi perusahaan
mengumumkan pembayaran dividen.
2) Ex-Dividend Date adalah dua hari sebelum tanggal pencatatan, dan
ditetapkan siapa saja yang mendapatkan pembayaran dividen.
3) Date record adalah tanggal pencatatan di mana seluruh pemegang
saham harus tercatat untuk menentukan daftar penerima dividen.
4) Date of Payment adalah tanggal di mana cek telah dikirimkan
kepada pemegang saham.
25
7. Prosedur Pembayaran Dividen Tunai
Pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham perusahaan
diputuskan oleh dewan direksi perusahaan. Direksi umumnya
mengadakan pertemuan yang membahas tentang dividen setiap kuartal
atau setengah tahunan dimana mereka (Sundjaja, 2010:379):
a. Mengevaluasi posisi keuangan periode lalu
b. Menentukan posisi yang akan datang dalam membagikan dividen
c. Menentukan jumlah dividen yang harus dibayar
d. Menentukan tanggal-tanggal yang berkaitan dengan pembayaran
dividen tunai seperti:
1) Tanggal tercatatnya pemegang saham, perusahaan menutup buku
mengenai transfer saham dan menyusun daftar tentang nama para
pemegang saham menurut keadaan hari itu.
2) Tanggal tanpa dividen, untuk mencegah terjadinya kekacauan maka
para pialang sudah mempunyai suatu peraturan yang menyatakan
bahwa pemegang saham berhak atas dividen sampai tiga hari kerja
sebelum tanggal tercatatnya pemegang saham.
3) Tanggal pembayaran, merupakan tanggal nyata dimana perusahaan
dalam kenyataan mengirimkan cek kepada nama-nama yang
tercatat pada tanggal pembayaran.
8. Asset Growth
Asset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas
operasional perusahaan. Semakin besar asset diharapkan semakin besar
26
hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. Peningkatan asset
yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah
kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya
kepercayaan pihak luar (kreditor) terhadap perusahaan, maka proporsi
hutang semakin lebih besar daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan
pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan
dijamin oleh besarnya asset yang dimiliki perusahaan (Robert Ang,
1997) dalam Laksono (2016).
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar
kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai
pertumbuhannya. Perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk
menahan pendapatanya daripada dibayarkan sebagai dividen dengan
mengingat batasan-batasan biayanya. Apabila perusahaan telah mencapai
tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well
established, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana
yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainnya, maka
keadaannya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian perusahaan dapat
menetapkan dividend payout ratio yang tinggi (Riyanto, 1995:268).
Dividen memegang peranan penting pada struktur modal, semakin
tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan, akan semakin besar tingkat
kebutuhan dana untuk membiayai ekspansi maka semakin besar
kebutuhan dana di masa yang akan datang dan semakin besar
kemungkinan perusahaan menahan keuntungan dan tidak
27
membayarkannya sebagai dividen. Pertumbuhan aset ini didefinisikan
sebagai perubahan atau tingkat pertumbuhan tahunan dari aset total
(Hartono, 2008) dalam Janifairus (2013). Pertumbuhan aset ini dapat
diukur dengan membagi aset tahun sekarang dikurang aset tahun
sebelumnya terhadap total aset tahun sebelumnya (Harahap, 2006) dalam
Janifairus (2013).
9. Return On Asset
Return On Asset adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset
(kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-
biaya untuk menandai asset tersebut (Hanafi dalam Janifairus, 2013).
ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya.
Teori relevan dividen menyatakan bahwa kebijakan dividen
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, hal ini berarti kebijakan dividen
akan mempengaruhi harga saham. Apabila harga saham naik, maka
banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut (investornya meningkat), dengan meningkatnya
investor maka laba perusahaan juga akan meningkat. Semakin besar laba
28
maka perusahaan cenderung akan membayarkan dividen yang tinggi
kepada pemegang saham (Difah, 2011).
Perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan menarik
minat investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan
mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. ROA yang semakin besar
menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat
pengembalian investasi (return) juga semakin besar. ROA dihitung
dengan membagi tingkat keuntungan setelah pajak dengan total assetnya
(Brigham, 2006:109) dalam Janifairus (2013).
10. Dividen tahun sebelumnya (DPRt-1)
Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah
pajak dikurangi dengan laba ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan.
Umumnya besarnya dividen saat ini didasarkan pada besarnya dividen
tahun lalu. Teori ini didasarkan dari teori Lintner yang menyatakan
bahwa dividen saat ini dipengaruhi oleh dividen di masa lalu dan
keuntungan saat ini (Difah, 2011). Perusahaan biasanya enggan untuk
menurunkan jumlah dividen dari tahun lalu karena akan memberikan
sinyal negatif kepada pemegang saham. Sehingga perusahaan dapat
menjadikan besarnya pembayaran dividen tahun lalu sebagai
pertimbangan untuk menetapkan besarnya dividen saat ini (Fitri, 2015).
29
11. Current Ratio
Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio)
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan
ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut
terutama utang yang sudah jatuh tempo (Kasmir, 2009:129).
Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama
utang jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh berbagai
faktor. Pertama, bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak
memiliki dana sama sekali. Atau kedua, bisa mungkin saja perusahaan
memiliki dana, namun saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana
(tidak cukup) secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu
tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang,
menjual surat-surat berharga, atau menjual aktiva lainnya (Kasmir,
2009:128).
Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata
lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi
kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat
pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan
(margin of safety) suatu perusahaan. Penghitungan rasio lancar dilakukan
30
dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total
utang lancar (Kasmir, 2009:134).
12. Dividend Payout Ratio
Dividend Payout Ratio (DPR) yaitu persentase laba yang
dibayarkan dalam bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan
dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang
saham (Sartono, 2001:491). DPR yang semakin tinggi akan
menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan
memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan, tetapi
sebaliknya, DPR yang semakin kecil akan merugikan para pemegang
saham (investor) tetapi internal financial perusahaan semakin kuat.
Dividend Payout Ratio yang berkurang dapat mencerminkan laba
perusahaan yang makin berkurang, akibatnya sinyal buruk akan muncul
karena mengindikasikan bahwa perusahaan kekurangan dana. Kondisi ini
akan menyebabkan preferensi investor akan suatu saham berkurang
karena investor memiliki preferensi yang sangat kuat atas dividen
sehingga perusahaan akan selalu berupaya untuk mempertahankan
dividend payout ratio meskipun terjadi penurunan jumlah laba yang
diperolehnya (Janifairus, 2013).
Dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para
pemegang saham atau “equity investors”. Setiap perusahaan selalu
31
menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut di satu
pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para pemegang
saham di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut selau bertentangan.
Sebab kalau makin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan, berarti makin
sedikit laba yang ditahan, dan sebagai akibatnya ialah menghambat
tingkat pertumbuhan (rate of growth) dalam pendapatan dan harga
sahamnya. Kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar dari
pendapatannya tetap di dalam perusahaan, berarti bahwa bagian dari
pendapatan yang tersedia untuk pembayaran dividen adalah makin kecil
(Deitiana, 2013).
Dengan demikian dapatlah dikatakann bahwa makin tingginya
“dividend payout ratio” yang ditetapkan oleh suatu perusahaan, makin
kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan
yang ini berarti akan menghambat pertumbuhan perusahaan. Salah satu
fungsi yang terpenting dari financial manager adalah menetapkan alokasi
dari keuntungan neto sesudah pajak atau pendapatan untuk pembayaran
dividen di satu pihak dan untuk laba ditahan di lain pihak, di mana
keputusan tersebut mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap
nilai dari perusahaan (the value of the firm) (Riyanto, 1995:265-266).
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Karlinda Jalung, Maryam Mangantar
dan Yunita Mandagie (2017) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang
32
Mempengaruhi Dividend Payout Ratio” sampel perusahaan adalah
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-
2014 dengan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER
berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio, sedangkan ROA dan NPM
tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
Penelitian yang dilakukan oleh Esti Rusdiana Kurniawan, Rina Arifati
dan Rita Andini (2016) yang berjudul “Pengaruh Cash Position, Debt to
Equity Ratio, Return On Asset, Current Ratio, Firm Size, Price Earning Ratio
dan Total Assets Turn Over Terhadap Dividend Payout Ratio” sampel
penelitian ini ialah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2007-2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
ialah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan antara variabel Firm Size, Price Earnings Ratio dan
Total Assets Turnover terhadap Dividend Payout Ratio, sedangkan variabel
Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return On Assets dan Current Ratio
tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout
Ratio.
Penelitian yang dilakukan oleh Rembulan Rahmadia Fitri, Muhammad
Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari (2016) yang berjudul “Analysis of
Factors that Impact Dividend Payout Ratio on Listed Companies at Jakarta
Islamic Index”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
data panel, dengan periode penelitian 2009-2014. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara variabel
33
ROA dan DPR tahun sebelumnya terhadap Dividend Payout Ratio.
Sedangkan untuk variabel Asset Growth menunjukkan hasil negatif signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio, dan untuk variabel DER tidak menunjukkan
hasil yang signifikan.
Penelitian yang dilakukan Wisriati Laim, Sientje C. Nangoy dan Sri
Murni (2015) yang berjudul “Analysis of Factors that Influencing Dividend
Payout Ratio on Companies that Listed in LQ-45 Index Stock Exchange
Indonesia” dengan metode penelitian menggunakan regresi linier berganda
untuk periode 2009-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
simultan variabel CR, DER, ROA, Firm Size dan Growth berpengaruh
terhadap Dividend Payout Ratio, sedangkan secara parisal hanya DER yang
berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
Penelitian Septi Rahayuningtyas, Suhadak dan Siti Ragil Handayani
(2014) dengan judul “Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Dividend
Payout Ratio” sampel perusahaan pada perusahaan yang listing di Bursa Efek
Indonesia periode 2009-2011. Metode yang digunakan yaitu regresi linier
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel CR,
ROE, TATO, DER, dan PER berpengaruh signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio, sedangkan secara parsial hanya PER yang berpengaruh
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Penelitian Rizky Rurniawan Ano, Sri Murni dan Paulina Van Rate
(2014), berjudul “Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Dividend
Payout Ratio”. Sampel perusahaan pada subsektor perbankan yang terdaftar
34
di Bursa Efek Indonesia dengan periode 2009-2013. Metode yang digunakan
yaitu regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
simultan CR, ROA dan ROE berpengaruh signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio, sedangkan secara parsial CR, ROA dan ROE berpengaruh
signifikan positif terhadap Dividend Payout Ratio.
Penelitian Hilmi Abdullah dan Ricki Fanani Agaki (2014) yang
berjudul “Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio dan Price to
Book Value Terhadap Dividend Payout Ratio”. Sampel yang digunakan ialah
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2008-2011. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini ialah regresi linier berganda. Hasil
penelitian menunjukkan secara simultan dan parsial variabel EPS, PER dan
PBV berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
Penelitian Jossie Basten Janifairus, Rustam Hidayat dan Achamd
Husaini (2013) dengan judul “Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity
Ratio, Assets Growth dan Cash Ratio”. Sampel yang digunakan ialah
perusahaan manufaktur barang konsumsi yang listing di Bursa Efek
Indonesia dengan periode 2008-2010. Metode yang digunakan yaitu regresi
linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan variabel ROA,
DER, Assets Growth dan Cash Ratio berpengaruh signfikan terhadap
Dividend Payout Ratio, dan secara parsial variabel ROA, Assets Growth dan
Cash Ratio berpengaruh signifikan terhadap DRP, sedangkan DER tidak
berpengaruh signifikan terhadap DPR.
35
Penelitian Kashif Imran (2011) dengan judul “Determinants of
Dividend Payout Policy: A Case of Pakistan Engineering Sector ”. Sampel
yang digunakan ialah perusahaan sektor mesin di Pakistan periode 1996-
2008. Metode yang digunakan yaitu regresi data panel. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Dividend Per Share tahun sebelumnya, Earning Per
Share, ROA, Sales Growth dan Firm Size berpengaruh positif terhadap
Dividend Per Share, sementara variabel Cash Flow memiliki hubungan
negatif terhadap Dividend Per Share.
Penelitian Turki SF Alzomaia dan Ahmed Al-Khadhiri (2012) dengan
judul “Determination of Dividend Policy: The Evidence from Saudi Arabia”.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah perusahaan yang tercatat di
Bursa Efek Saudi Arabia dengan periode 2004-2010. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini ialah regresi data panel. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel Earning Per Share, Size dan Dividend Per
Share tahun sebelumnya berpengaruh signifikan positif terhadap Dividend
Per Share. Sedangkan variabel Growth, Debt To Equity Ratio dan Market
Risk menunjukkan hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap
Dividend Per Share.
36
Tabel 2. 1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama dan
Tahun
Penelitian
Judul
Penelitian
Metode Perbedaan Hasil
Penelitian
1. Karlinda
Jalung,
Maryam
Mangantar
dan Yunita
Mandagie
(2017)
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Dividend
Payout Ratio
Pada Sub
Sektor Bank
yang Terdaftar
di BEI
Regresi
Linier
Berganda
Penelitian ini
menggunakan
variabel NPM
untuk
mengukur
tingkat laba.
Penelitian ini
juga
menggunakan
analisis
regresi linier
berganda pada
sektor
perbankan
yang terdaftar
di BEI.
DER
berpengaruh
terhadap
DPR,
sedangkan
ROA dan
NPM tidak
berpengaruh
terhadap
DPR.
2. Esti
Rusdiana
Kuniawan,
Rina
Arifati dan
Rita Ansini
(2016)
Pengaruh Cash
Position, Debt
to Equity Ratio,
Return On
Asset, Current
Ratio, Firm
Size, Price
Earning Ratio
dan Total
Assets Turn
Over terhadap
Dividend
Payout Ratio
Pada
Perusahaan
Manufaktur.
Regresi
Linier
Berganda
Penelitian ini
menggunakan
lebih banyak
variabel untuk
menguji
pengaruh
dividend
payout ratio
dan objek
penelitiannya
adalah
perusahaan
sektor
manufaktur.
Firm Size,
PER dan
TATO
berpengaruh
signifikan
terhadap
Dividend
Payout Ratio.
Sedangkan
Cash
Position,
DER, ROA,
CR tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
Dividend
Payout Ratio.
37
No Nama dan
Tahun
Penelitian
Judul
Penelitian
Metode Perbedaan Hasil
Penelitian
3. Rembulan
Rahmadia
Fitri,
Muhamad
Nadratuzza
man Hosen
dan
Syafaat
Muhari
(2016)
Analysis of
Factors that
Impact
Dividend
Payout Ratio
on Listed
Companies
at Jakarta
Islamic
Index.
Regresi
Data
Panel
Penelitian ini
menggunakan
variabel DER
untuk menguji
tingkat hutang
perusahaan.
Objek
penelitiannya
adalah
perusahaan
yang terdaftar
di Jakarta
Islamic Index.
Secara parsial
ROA
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap DPR,
Asset Growth
secara parsial
berpengaruh
signifikan
negatif
terhadap DPR,
DPRt-1 secara
parsial
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap DPR,
dan DER
secara parsial
tidak
berpengaruh
Terhadap
DPR.
4. Wisriati
Laim,
Sientje C.
Nangoy
dan Sri
Murni
(2015)
Analysis of
Factors That
Influencing
Dividend
Payout Ratio
On
Companies
That Listed
In LQ-45
Index Stock
Exchange
Indonesia.
Regresi
Linier
Berganda
Penelitian ini
menggunakan
variabel Firm
Size dan
Growth untuk
mengukur
besarnya asset
dan
pertumbuhan
asset yang
dimiliki oleh
perusahaan.
Secara
simultan CR,
DER, ROA,
Firm Size dan
Growth
berpengaruh
terhadap
Dividend
Payout Ratio.
Secara parsial
hanya DER
yang
38
No Nama dan
Tahun
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode Perbedaan Hasil
Penelitian
Periode
penelitian
dalam
penelitian ini
dimulai 2009-
2013.
berpengaruh
terhadap
Dividend
Payout Ratio.
5. Septi
Rahayunin
gtyas,
Suhadak
dan Siti
Ragil
Handayani
(2014)
Pengaruh
Rasio-Rasio
Keuangan
Terhadap
Dividend
Payout Ratio
pada
Perusahaan
yang Listing
di BEI.
Regresi
Linier
Berganda
Penelitian ini
lebih banyak
menguji rasio-
rasio keuangan
terhadap
dividend
payout ratio
dengan
periode
penelitian
2009-2011
dengan total 14
sampel
perusahaan.
Current Ratio,
ROE, TATO,
DER dan PER
secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap
Dividend
Payout Ratio.
Sedangkan
secara parsial
PER
berpengaruh
signifikan
terhadap
Dividend
Payout ratio.
6. Rizky
Rurniawan
Ano, Sri
Murni dan
Paulina
Van Rate
(2014)
Pengaruh
Likuiditas
dan
Profitabilitas
Terhadap
Dividend
Payout Ratio
Pada Sub
sektor
Perbankan
Yang
Terdaftar di
Regresi
Linier
Berganda
Penelitian ini
hanya menguji
likuiditas dan
profitabilitas
perusahaan
sektor
perbankan di
BEI dengan
metode regresi
linier berganda.
secara
simultan CR,
ROA dan ROE
berpengaruh
signifikan
terhadap
Dividend
Payout Ratio,
sedangkan
secara parsial
CR, ROA dan
ROE.
39
No Nama dan
Tahun
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode Perbedaan Hasil
Penelitian
Bursa Efek
Indonesia
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap
Dividend
Payout Ratio.
7. Hilmi
Abdullah
dan Ricki
Fanani
Agaki
(2014)
Pengaruh
Earning Per
Share, Price
Earning Ratio
dan Price to
Book Value
Terhadap
Dividend
Payout Ratio
Pada
Perusahaan
Pertambangan
Yang
Terdaftar di
BEI Periode
2008-2011
Regresi
Linier
Berganda
Penelitian ini
hanya menguji
variabel EPS,
PER dan PBV
pada
perusahaan
pertambangan
dengan metode
regresi linier
berganda.
Secara
simultan dan
parsial,
variabel EPS,
PER dan PBV
berpengaruh
terhadap DPR
pada
Perusahaan
pertambangan
yang listing di
BEI periode
2008-2011.
8. Jossie
Basten
Janifairus,
Rustam
Hidayat dan
Achmad
Husaini
(2013)
Pengaruh
ROA, DER,
Assets Growth
dan Cash
Ratio
Terhadap
Dividend
Payout Ratio
pada
Perusahaan
Manufaktur
Barang
Konsumsi
yang Listing
Regresi
Linier
Berganda
Penelitian ini
menguji
pengaruh
dividend
payout ratio
pada
perusahaan
sektor
manufaktur
barang
konsumsi di
BEI dengan
periode
penelitian
Secara
simultan ROA,
DER, Assets
Growth dan
Cash Ratio
berpengaruh
signifikan
terhadap
dividend
payout ratio,
dan secara
parsial
variabel ROA,
Assets Growth
40
No Nama dan
Tahun
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode Perbedaan Hasil
Penelitian
di BEI. 2008-2010 dan
menggunakan
metode regresi
linier berganda.
dan Cash
Ratio
berpengaruh
signifikan
Terhadap
DPR,
sedangkan
DER tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap DPR
9. Turki SF
Alzomaia
dan Ahmed
Al-
Khadhiri
(2012)
Determination
of Dividend
Policy: The
Evidende
From Saudi
Arabia
Regresi
Data Panel
Dalam
penelitian ini,
peneliti
menambahkan
variabel ROA
untuk
mengukur
tingkat
profitabilitas
Perusahaan di
Saudi Arabia.
Objek
penelitian yang
digunakan
ialah
perusahaan
yang terdaftar
di Bursa Efek
Saudi Arabia.
Hasil
penelitian ini
menunjukkan
bahwa variabel
Earning Per
Share, Size
dan Dividend
Per Share
tahun
sebelumnya
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap
Dividend Per
Share.
Sedangkan
variabel
Growth, Debt
to Equity
Ratio dan
Market Risk
menunjukkan
hubungan
yang negatif
41
(Sumber: Kumpulan Penelitian Terdahulu)
No Nama dan
Tahun
Penelitian
Judul
Penelitian
Metode Perbedaan Hasil
Penelitian
dan tidak
signifikan
terhadap
Dividend Per
Share.
10.
Kashif
Imran
(2011)
Determinants
of Dividend
Payout
Policy: A
Case of
Pakistan
Engineering
Sector.
Regresi
Data
Panel
Penelitian ini
menggunakan
Dividend
Payout Ratio
untuk
menggambark
an kebijakan
diruviden,
Asset Growth
untuk
pertumbuhan
perusahaan
dan Dividen
tahun
sebelumnya
serta DER.
Objek
penelitian
yang
digunakan
ialah
perusahaan
yang terdaftar
di JII.
Hasil
penelitian ini
menunjukkan
bahwa
Dividend per
share tahun
sebelumnya,
Earning Per
Share, ROA,
Sales Growth
dan Firm
Size
berpengaruh
positif
terhadap
Dividend Per
Share.
Sementara
Cash Flow
memiliki
hubungan
yang negatif
terhadap
Dividend Per
Share.
42
C. Kerangka Pemikiran
Variabel independen dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi
Dividend Payout Ratio diatas diantaranya: Assets Growth, Return On Asset,
Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya dan Current Ratio sebagai
variabel independen dan Dividend Payout Ratio sebagai variabel dependen.
Penelitian ini mengambil perusahaan BUMN go public yang terdaftar di BEI
periode 2012-2015.
43
Gambar 2. 1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Laporan Keuangan Perusahaan BUMN Go Public 2012-2015
Variabel Independen: Assets Growth
(X1), ROA(X2), DPRt-1(X3) dan CR
(X4)
Variabel Dependen:
Dividend Payout Ratio (Y)
Model Estimasi Data Panel
Common Effect Fixed Effect Random Effect
Uji Chow Uji Hausman
Metode Estimasi Terpilih
Uji Asumsi Klasik
Normalitas Multikolinieritas Autokorelasi Heterokedastisitas
Uji t Uji F Uji Adjusted R2
Interpretasi
44
D. Keterkaitan Antar Variabel
1. Asset Growth terhadap DPR
Asset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional
perusahaan. Semakin besar asset diharapkan semakin besar hasil
operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. Peningkatan asset yang
diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan
pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak
luar (kreditor) terhadap perusahaan, maka proporsi hutang semakin lebih
besar daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditur
atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya
aset yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997) dalam Puspita (2009).
Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar
kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut.
Makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai
pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk
menahan “earning” nya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para
pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Dengan
demikian dapatlah dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan
perusahaan makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan
untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang
ditahan dalam perusahaan, yang ini berarti makin rendah “dividend payout
ratio” nya (Riyanto, 1995:268).
45
Penelitian yang dilakukan oleh Amaliya Viya Kartika (2015) yang
menemukan bahwa asset growth memiliki pengaruh signifikan negatif
terhadap DPR. Artinya, apabila asset growth meningkat maka DPR akan
menurun. Sebaliknya, apabila asset growth mengalami penurunan maka
DPR akan meningkat. Asset growth merupakan rasio yang menggambarkan
pertumbuhan aset perusahaan dari tahun ke tahun.
2. Return On Asset terhadap DPR
ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas. Profitabilitas
merupakan faktor terpenting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam
kebijakan dividen, demikian pula investasi yang diukur dari aktiva (bersih)
operasi. Aktiva (bersih) operasi merupakan aktiva operasional setelah
dikurangi dengan penyusutan (depresiasi) aktiva tetap yang diperhitungkan
(Partington, 1989) dalam Difah (2011).
Rasio profitabilitas ini dapat mengukur efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan seluruh aktiva
perusahaan untuk operasi. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja
perusahaan yang semakin baik karena tingkat pengembalian investasi atas
investasi perusahaan pada aktiva semakin besar. Sehingga pemegang
saham dapat memperhatikan besarnya ROA untuk mengukur keuntungan
perusahaan yang akan menjadi dasar besarnya dividen yang dibayarkan.
Ketika ROA perusahaan meningkat, maka memungkinkan perusahaan
untuk membayarkan dividen yang lebih besar kepada pemegang saham
(Fitri, 2015).
46
Penelitian yang dilakukan Jalung, dkk (2017) menyimpulkan bahwa
Return On Asset tidak memberikan pengaruh terhadap pembagian dividen
karena pada perusahaan yang sudah lama dan berada pada tahap maturity
yang telah memiliki banyak cadangan laba yang dapat digunakan baik
untuk diinvestasikan kembali maupun dibagikan dalam bentuk dividen
tanpa harus mengubah proporsi dividen bagi pemegang saham sehingga
tidak bergantung pada besarnya Return On Asset yang diperoleh
perusahaan.
3. Dividen Tahun Sebelumnya (DPRt-1) terhadap DPR
Dividen adalah nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak
(earnings after tax) dikurangi laba ditahan (retained earnings) sebagai
cadangan perusahaan. Pada umumnya besarnya dividen saat ini
dipengaruhi oleh besarnya dividen di tahun lalu. Teori ini didasarkan dari
teori Lintner, bahwa dividen saat ini dipengaruhi oleh dividen di masa lalu
dan keuntungan saat ini (Difah, 2011). Sehingga perusahaan menjadikan
dividen tahun lalu sebagai acuan dalam pemberian dividen di tahun ini, dan
biasanya perusahaan tidak akan menurunkan pembagian dividen di tahun
ini karena hal itu akan memberikan sinyal negatif bagi pemegang saham.
Sehingga perusahaan dapat menjadikan besarnya pembagian dividen tahun
lalu sebagai pertimbangan dalam menentukan besarnya pembagian dividen
saat ini.
Penelitian yang dilakukan Fitri, dkk (2016) menemukan bahwa
dividen tahun sebelumnya (DPRt-1) memiliki pengaruh positif signifikan
47
terhadap dividend payout ratio. Hasil ini sesuai dengan teori Litner yang
menyatakan bahwa dividen tahun ini dipengaruhi oleh dividen tahun
sebelumnya. Artinya dalam hal ini pihak perusahaan tidak ingin
memberikan sinyal negatif/ buruk kepada para investor. Perusahaan
biasanya menghindari ketidakpuasan pemegang saham ketika mereka
membandingkan dividen yang dibayarkan tahun ini dengan dividen yang
dibayarkan tahun lalu. Sehingga perusahaan tidak akan meningkatkan
pembayaran dividen terlalu besar kecuali diramalkan akan meningkatnya
keuntungan di masa mendatang.
4. Current Ratio terhadap DPR
Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain,
seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban
jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan
sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu
perusahaan (Kasmir, 2009:134).
Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor
yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan
untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para
pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan “cash outflow”, maka
makin kuatnya posisi likuiditas perusahaan, berarti makin besar
kemampuannya untuk membayar dividen.
48
Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
(termasuk di dalamnya kewajiban membayar DPS yang terutang) (Hajar,
2015). Semakin kuat posisi likuiditas suatu perusahaan terhadap prospek
kebutuhan dana di waktu-waktu mendatang, makin rendah dividend payout
ratio-nya.
Dalam penelitian Astiti dkk (2017) menemukan bahwa current ratio
berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. Menurutnya,
hubungan negatif ini mungkin disebabkan karena perusahaan ingin
berfokus pada pengembangan asset perusahaan, sehingga dana yang ada
digunakan untuk pengembangan asset perusahaan.
E. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran mengenai pengaruh asset growth,
debt to equity ratio, dividend payout ratio tahun sebelumnya dan current
ratio terhadap dividend payout ratio, maka hipotesis yang dikembangkan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis uji signifikansi secara simultan:
a. H0 : Diduga Asset Growth, Return On Asset, Dividend Payout Ratio
Tahun Sebelumnya dan Current Ratio tidak berpengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen Dividend Payout Ratio.
49
b. Ha : Diduga Asset Growth, Return On Asset, Dividend Payout Ratio
Tahun Sebelumnya dan Current Ratio berpengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen Dividend Payout Ratio.
2. Hipotesis uji signifikan secara parsial
a. H0 : β1, β2, β3, β4 = 0 Variabel independen Asset Growth, Return On
Asset, Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya
dan Current Ratio secara individual tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen DPR.
b. Ha : β1, β2, β3, β4 ≠ 0 Variabel independen Asset Growth, Return On
Asset, Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya
dan Current Ratio secara individual berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen DPR.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Assets Growth,
Return On Asset (ROA), Dividen Payout Ratio Tahun Sebelumnya (DPRt-1)
dan Current Ratio (CR) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Populasi
adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen sejenis yang bisa
dibedakan (distinguishable) yang menjadi objek penyelidikan. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan BUMN Go Public yang
terdaftar di BEI periode 2012-2015 terdapat 18 perusahaan.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi ialah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen sejenis
yang bisa dibedakan (distinguishable) yang menjadi objek penyelidikan.
Populasi sering juga disebut universe (Supranto, 2007:50). Populasi pada
penelitian ini adalah perusahaan BUMN Go Public yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode pengamatan 2012-2015.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel yang diambil untuk
keperluan penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu
suatu sampling dimana pemilihan elemen-elemen untuk menjadi anggota
sampel berdasarkan pada pertimbangan yang tak acak, biasanya sangat
51
subjektif (Supranto, 2007:50). Metode ini memilih sampel berdasarkan
penilaian terhadap beberapa kriteria-kriteria sampel yang disesuaikan
dengan maksud penelitian.
Adapun kriteria dalam penelitian ini adalah:
a. Perusahaan BUMN Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode penelitian yaitu 2012 sampai dengan 2015.
b. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan berturut-turut
selama periode tahun 2012-2015.
c. Perusahaan yang konsisten membayarkan dividen selama periode
penelitian.
d. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama periode penelitian.
Hasil pertimbangan atas kriteria sampel yang ditemukan di atas,
didapatkan sejumlah sampel perusahaan sebagai berikut:
Tabel 3. 1
Tahapan Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No. Keterangan Jumlah
1. Perusahaan BUMN go public yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015
18
2. Perusahaan yang tidak mempublikasikan
laporan keuangan pada periode tahun 2012-
2015
3
3. Perusahaan yang tidak konsisten membagikan
dividen selama periode penelitian
5
4. Perusahaan yang mengalami kerugian 2
5. Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria 8
6. Tahun Pengamatan 4
Total sampel data selama 4 tahun penelitian 32
(Sumber: data diolah peneliti)
52
Berdasarkan populasi pada perusahaan BUMN yang sahamnya
tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2015 yang berjumlah
18 perusahaan, didapatkan sampel perusahaan yang sesuai dengan kriteria
diatas. Berikut ini adalah tabel sampel perusahaan yang digunakan dalam
penelitian.
Tabel 3. 2
Daftar Sampel Perusahaan
No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI
2. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI
3. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI
4. Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI
5. Jasa Marga Tbk JSMR
6. PP (Persero) Tbk PTPP
7. PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk TLKM
8. Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA
(Sumber: data diolah peneliti)
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan
dengan teknik dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan adalah dengan
mengumpulkan semua data yang berkaitan dengan penelitian. Peneliti
memperoleh data-data penelitian yang bersumber dari:
1. Data Sekunder
Sumber data penelitian ini berupa data sekunder, yang merupakan
data-data yang dikumpulkan oleh peneliti dari data yang sudah
dipublikasikan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
mencakup data laporan keuangan tahunan perusahaan yang tercatat dalam
Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2012 sampai
53
dengan 2015 yang diperoleh dari website resmi Indonesia Stock Exchange
(IDX), KSEI, Saham ok, jurnal, dan internet.
2. Penelitian Kepustakaan
Studi kepustakaan (Library Research). Dalam hal ini, penulis
mempelajari buku-buku yang memuat teori yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti, yaitu melalui buku, jurnal, laporan penelitian,
tesis, dan perangkat lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
Hal ini dapat membantu memecahkan masalah yang diteliti dan hasilnya
akan dijadikan sebagai bahan perbandingan terhadap informasi yang di
dapatkan di lapangan.
D. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi data
panel. Data panel adalah data yang terdiri atas beberapa variabel seperti pada
data seksi silang, namun juga memiliki unsur waktu seperti pada data runtut
waktu (Winarno, 2015:10.2)
Uji regresi data panel dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui hubungan antara empat variabel independen yaitu Asset Growth,
Return On Asset, Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya dan Current
Ratio terhadap variabel dependen Dividend Payout Ratio.
Pengelolaan data dalam penelitian ini menggunakan software Eviews
8 untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen melalui data panel. Eviews dapat digunakan untuk menyelesaikan
54
masalah-masalah yang berbentuk time series, cross section, maupun data
panel (Winarno, 2015:1.1).
Menurut Agus Widarjono (2013:353) penggunaan data panel dalam
sebuah observasi penelitian memiliki beberapa keuntungan yang dapat
diperoleh. Pertama, data panel yang merupakan gabungan dua data time
series dan cross section mampu menyediakan data yang lebih banyak
sehingga akan menghasilkan Degree of Freedom yang lebih besar. Kedua,
menggabungkan informasi dari data time series dan cross section dapat
mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan variabel
(omitted variabel).
Uji regresi data panel penelitian ini meliputi periode pada tahun 2012-
2105 dengan beberapa jenis responden (perusahaan) yang terdiri dari 8
perusahaan sektor konstruksi, perbankan, transportasi dan telekomunikasi
serta beebrapa jenis variabel yang terdiri dari Dividend Payout Ratio
(variabel dependent) dan Asset Growth, Return On Asset, Dividend Payout
Ratio Tahun Sebelumnya dan Current Ratio (variabel independent).
Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh dari beberapa variabel seperti Asset
Growth, Return On Asset, Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya dan
Current Ratio terhadap variabel dependen yaitu Dividend Payout Ratio.
Maka model penelitian ini akan berbentuk sebagai berikut
Model regresi data panel penelitian ini adalah:
DPRit = α + β1AGit + β2ROAit + β3DPRt-1it + β4CRit + εit
55
Keterangan:
DPR : Dividend Payout Ratio
α : Konstanta
β1- β4 : Koefisien regresi untuk variabel independen
AG : Asset Growth
ROA : Return On Asset
DPRt-1 : Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya
CR : Current Ratio
1. Estimasi Model Data Panel
Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel
dapat dilakukan melalui tiga pendekatan (Widarjono, 2013:355), antara
lain:
a. Model Common Effect
Teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi data panel
adalah hanya dengan mengkombinasikan data time series dan cross
section. Dengan hanya menggabungkan data tersebut tanpa melihat
perbedaan antar waktu dan individu maka kita bisa menggunakan
metode OLS untuk mengestimasi model data panel. Metode ini dikenal
dengan estimasi Common Effect. Dalam pendekatan ini tidak
memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa
perilaku data antarperusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Model
persamaannya adalah sebagai berikut (Widarjono, 2013:355):
Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + εit
=
56
Dimana:
Yit : Variabel dependen
X1 : Variabel independen 1
X2 : Variabel independen 2
X3 : Variabel independen 3
X4 : Variabel independen 4
i : Cross section
t : Time series
b. Model Fixed Effect
Model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan
menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan
intersep. Pengertian Fixed Effect didasarkan pada adanya perbedaan
intersep. Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien
regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu. Bentuk
persamaan dalam Model Fixed Effect adalah sebagai berikut (Widarjono,
2013:356-357) :
Dimana:
i : 1,2,...,n
t : 1,2,...,t
D : Dummy
lnYit = β0 + β1lnX1it + β2lnX2it + β3D1i + β4D2i + β5D3i + β6D4i + eit
57
c. Model Random Effect
Random effect model merupakan metode estimasi model regresi
data panel dengan asumsi koefisien regresi (slope) konstan dan intersep
berbeda antar waktu dan antar individu (random effect). Dimasukannya
variabel dummy di dalam fixed effect model bertujuan untuk mewakili
ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun juga memberikan
konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang
akhirnya akan mengurangi efisiensi parameter. Masalah ini bisa diatasi
dengan menggunakan variabel gangguan (error terms) yang mungkin
saja akan muncul pada hubungan antar waktu dan antar perusahaan yang
dikenal dengan random effect model. Model ini akan mengestimasi data
panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar
waktu dan antar individu. Model yang tepat digunakan untuk
mengestimasi Random Effect adalah Genealized Least Square (GLS)
sebagai estimatornya, karena dapat meningkatkan efisiensi dari least
square (Widarjono, 2013: 359-361). Berikut adalah persamaan untuk
Random Effect:
lnYit = βo + µi + β1lnXit + β2lnX2it + eit
βo + µi + β1lnXit + β2lnX2it + (eit + µi)
βo + µi + β1lnXit + β2lnX2it + vit
58
2. Tahap Analisis Data
Untuk memilih model mana yang paling tepat digunakan untuk
pengolahan data panel, maka terdapat beberapa pengujian yang dapat
dilakukan, diantaranya:
a. Uji Chow
Menurut Iqbal (2015) Uji Chow dilakukan untuk
membandingkan/ memilih model mana yang terbaik antara common
effect dan fixed effect yang lebih tepat digunakan dalam mengestimasi
data panel. Hipotesis dalam uji chow adalah:
H0 : Common Effect Model
Ha : Fixed Effect Model
Jika nilai Cross Section F > 0,05 (ditentukan di awal sebagai
tingkat signifikansi atau alpha) maka model yang terpilih adalah common
effect, tetapi jika < 0,05 maka model yang terpilih adalah fixed effect
(Iqbal, 2015).
b. Uji Hausman
Hausman telah mengembangkan suatu uji statistik untuk memilih
apakah menggunakan model fixed effect atau random effect (Widarjono,
2013:364). Hipotesisnya adalah:
H0 : Random Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
Menurut Iqbal (2015) cukup perhatikan nilai probabilitas (Prob)
Cross Section random. Jika nilainya > 0,05 maka model yang terpilih
59
adalah random effect. Tetapi jika < 0,05 maka model yang terpilih adalah
fixed effect.
3. Uji Dasar Asumsi Klasik
Uji dasar asumsi klasik adalah pengujian yang dilakukan dengan
tujuan untuk menunjukkan bahwa hubungan antar variabel dependen dan
variabel independen bersifat BLUE (best linier unbiased estimator) serta
tidak terjadi masalah data tidak berdistribusi secara normal,
multikolinieritas, heterokedastisitas, dan autokorelasi diantara variabel
independen dalam regresi tersebut. Suatu model regresi dikatakan
memenuhi persyaratan sebagai model empirik yang baik apabila telah
berhasil melewati serangkaian uji asumsi klasik (Widarjono, 2009) dalam
Fitri (2015).
Serangkaian uji asumsi klasik yang dimaksud adalah:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
atau tidak (Ghozali, 2012:154). Dimana dalam model regresi yang baik
adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Pada software Eviews 8, pengujian normalitas sebuah data
dilakukan dengan Jarque Bera test. Jarque Bera test dengan
membandingkan nilai Jarque Bera (JB) yang didapat dari histogram
normality test dengan nilai Chi Square tabel. Dalam pengujian ini
dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
60
H0 : Data terdistribusi normal
Ha : Data tidak terdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai jarque bera hitung >
chi square tabel, maka H0 ditolak, yang berarti data terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali,
2012:103). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen.
Pada software Eviews 8, untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinieritas dengan melihat nilai koefisien korelasi pada masing-
masing variabel independen melalui uji matriks korelasi. Jika nilai
koefisien korelasi untuk masing-masing variabel independen lebih besar
dari 0.8 maka terjadi masalah multikolinieritas. Dalam pengujian ini
dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat masalah multikolinieritas
Ha : Terdapat masalah multikolinieritas
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai correlation (r)
≤ 0.80, maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa tidak
terdapat masalah multikolinieritas, tetapi jika nilai correlation (r) > 0.80,
maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa terdapat masalah
multikolinieritas.
61
c. Uji Autokorelasi
Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota
observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam
kaitannya dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi
antara satu variabel gangguan dengan variabel gangguan yang lain.
Sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS berkaitan dengan
variabel gangguan adalah tidak adanya hubungan antara variabel
gangguan satu dengan variabel gangguan yang lain (Widarjono,
2013:137).
Nama lain dari uji breusch-godfrey adalah uji Lagrange-Multiplier
(Pengganda Lagrange) (Winarno, 2015:33). Guna memastikan apakah
model regresi linier terbebas dari autokorelasi, dapat menggunakan
metode Breusch-Godfrey atau LM (Lagrange Multiplier) Test (Iqbal,
2015).
Apabila nilai Prob-F lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05,
maka uji hipotesis H0 diterima yang artinya tidak terjadi autokorelasi.
Sebaliknya, apabila nilai Prob-F lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05
maka dapat disimpulkan terjadi autokorelasi (Iqbal, 2015).
d. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas
62
dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homokedastititas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini pengujian heterokedastisitas dilakukan
dengan metode Park (Uji Park). Pengambilan keputusan dalam uji park
ini adalah jika β signifikan maka terdapat pengaruh variabel bebas
terhadap nilai In residual kuadrat sehingga dapat dinyatakan terdapat
gejala heterokedastisitas. Demikian pula sebaliknya (Suliyanto,
2011:102). Dalam penelitian ini tingkat signifikansi yang digunakan
adalah ɑ = 5%.
4. Uji Signifikansi
a. Uji Parsial t (Uji Statistik)
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh setiap variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen yaitu dengan
membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Nilai t tabel didapat
dengan derajat bebas: df: ɑ, (n-k), dimana ɑ adalah tingkat signifikansi
yang digunakan, k adalah jumlah variabel (dependen dan independen), n
adalah jumlah pengamatan (ukuran sampel).
Menurut (Ghozali, 2012:97) Uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol
(H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan
nol, atau:
H0 : bi = 0
63
Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:
Ha : bi ≠ 0
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen (Kuncoro, 2009: 238-239).
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai t hitung > t
tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel
independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen, tetapi jika nilai t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha
ditolak, yang berarti bahwa variabel independen secara individual tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Suliyanto, 2011:63).
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F merupakan uji signifikan simultan yang melihat pengaruh
variabel independen (dalam penelitian ini Asset Growth, Return On
Asset, Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya dan Current Ratio)
terhadap variabel dependen Dividend Payout Ratio.
Uji F digunakan untuk uji signifikansi model. Walaupun uji F
menunjukkan bahwa secara bersama-sama semua variabel independen
mempengaruhi variabel dependen, namun hal ini bukan berarti secara
individual variabel independen mempengaruhi variabel dependen
melalui uji t (Widarjono, 2013:65-66).
64
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai F hitung > F
tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel
independen secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen, tetapi jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan
H1 ditolak yang berarti bahwa variabel independen secara simultan tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen (Suliyanto, 2011:61-62).
c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Pengujian koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2012:95).
Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap
jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi di
mana setiap penambahan satu variabel independen dan jumlah
pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R2
meskipun variabel
yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Untuk mengurangi kelemahan tersebut,
maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan yaitu
adjusted R2 (Suliyanto, 2011:59).
65
E. Definisi Operasional Variabel
Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi operasional variabel
yang akan digunakan dalam penelitian yang terdiri dari variabel dependen
dan variabel independen, yaitu:
1. Asset Growth
Asset Growth merupakan rasio yang mengukur pertumbuhan aset
yang dimiliki perusahaan dari tahun ke tahun. Asset Growth didapatkan
dengan membandingkan nilai total aset perusahaan saat ini dikurangi
dengan total aset perusahaan tahun lalu terhadap nilai total aset perusahaan
tahun lalu yang terdapat pada neraca bagian harta (Fitri, 2015).
2. Return On Asset (ROA)
Return On Asset merupakan rasio keuangan yang mencerminkan
tingkat keuntungan perusahaan atas penggunaan asset-assetnya. Return On
Asset merupakan perbandingan antara nilai laba bersih perusahaan yang
terdaftar pada laporan laba rugi terhadap nilai total asset perusahaan yang
terdaftar pada neraca bagian harta (Fitri, 2015).
66
3. Dividend tahun sebelumnya (DPRt-1)
Pada umumnya perusahaan menjadikan pembayaran dividen tahun
sebelumnya sebagai faktor penentu pembayaran dividen saat ini.
Perusahaan tidak bersedia mengurangi pembayaran dividen tahun lalu,
sehingga perusahaan menggunakan besarnya rasio pembayaran dividen
tahun lalu untuk mempertimbangkan besarnya dividen tahun ini (Fitri,
2016).
4. Current Ratio (CR)
Menurut (Moeljadi, 2006:54) aktiva lancar terdiri atas kas, surat
berharga, piutang usaha, piutang wesel, dan persediaan. Sedangkan
kewajiban lancar terdiri atas utang usaha, wesel bayar, kewajiban jangka
panjang yang akan jatuh tempo, pajak akrual, dan beban akrual lainnya.
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa
banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka
pendek yang segera jatuh tempo. Adapun rumus untuk mencari rasio
lancar, sebagai berikut (Kasmir, 2009:134-135):
67
5. Dividend Payout Ratio (DPR)
Dividend payout ratio ini terdiri atas dividend yield dan dividend
payout ratio. Dalam hal ini, dividend yield menunjukkan rasio antara
dividen per saham dan harga pasar per saham, sedangkan dividend payout
ratio menunjukkan perbandingan antara dividen per saham dan pendapatan
per saham (Moeljadi, 2006:54).
68
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah perusahaan BUMN go
public yang terbagi dari sektor perbankan, konstruksi, pertambangan, energi,
angkutan dan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode 2012-2015. Berikut adalah profil singkat perusahaan yang
menjadi objek penelitian: (sumber : www.idx.co.id)
1. PT Adhi Karya
PT Adhi Karya (Persero) Tbk didirikan pada tanggal 11 Maret 1960.
Berdasarkan pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia, pada
tanggal 1 Juni 1974, ADHI berubah status menjadi Perseroan Terbatas.
Hingga pada tahun 2004 ADHI telah menjadi perusahaan konstruksi
pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Status perseroan ADHI
sebagai Perseroan Terbatas mendorong ADHI untuk terus memberikan
yang terbaik bagi setiap pemangku kepentingan pada masa perkembangan
ADHI maupun industri konstruksi di Indonesia yang semakin melaju.
ADHI telah mampu menunjukkan kemampuannya sebagai perusahaan
konstruksi terkemuka di Asia Tenggara melalui daya saing dan pengalaman
yang dibuktikan pada keberhasilan proyek konstruksi yang sudah
dijalankan.
69
2. PT Bank Negara Indonesia (BNI)
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk didirikan oleh Pemerintah
Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1946, PT Bank Negara Indonesia
(persero) Tbk atau BNI menjadi bank pertama milik negara yang lahir
setelah kemerdekaan Indonesia. Lahir pada masa perjuangan kemerdekaan
Republik Indonesia, BNI sempat berfungsi sebagai bank sentral dan bank
umum sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang No. 2/1946, sebelum akhirnya beroperasi sebagai bank
komersil sejak tahun 1955. Oeang Republik Indonesia atau ORI sebagai
alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia
pada tanggal 30 Oktober 1946 dicetak dan diedarkan oleh Bank Negara
Indonesia. Peranan BNI untuk mendukung perekonomian Indonesia
semakin strategis dengan munculnya inisiatif untuk melayani seluruh
lapisan masyarakat dari Sabang sampai Merauke pada tahun 1960-an
dengan memperkenalkan berbagai layanan perbankan seperti Bank
Terapung, Bank Keliling, Bank Bocah dan Bank Sarinah.
3. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berdiri sejak 16 Desember
1895 di Purwokerto, Jawa Tengah. Sebagai bank komersial tertua, BRI
konsisten memberikan pelayanan kepada segmen mikro, kecil dan
menengah (MKM) dan hingga saat ini BRI tetap mampu menjaga
komitmen tersebut di tengah kompetisi industri perbankan Indonesia.
Selain fokus pada segmen MKM, BRI juga terus mengembangkan berbagai
70
produk consumer banking dan layanan institusional bagi masyarakat
perkotaan. Untuk mendukung upaya tersebut, BRI terus mengembangkan
jaringan kerja sehingga kini tercatat sebagai bank terbesar dalam hal
jumlah unit kerja di Indonesia, yaitu berjumlah 9.052 unit kerja termasuk 3
unit kerja luar negeri, yang seluruhnya terhubung secara real time online.
Pemegang saham mayoritas BRI adalah Pemerintah Republik Indonesia
dengan jumlah kepemilikan saham mencapai 56,75%, sementara sisanya
sebesar 43,25% dimiliki oleh pemegang saham publik.
4. PT Bank Mandiri
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk didirikan pada tanggal 02 Oktober
1998 dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999. Bank Mandiri
didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank Bumi Daya (Persero), PT
Bank Dagang Negara (Persero), PT Bank Ekspor Impor Indonesia
(Persero) dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero). Pemegang
saham pengendali Bank Mandiri adalah Negara Republik Indonesia,
dengan persentase kepemilikan sebesar 60%.
5. PT Jasa Marga
PT Jasa Marga (Persero) Tbk didirikan pada tanggal 01 Maret 1978
melalui Peraturan Pemerintah No.04 Tahun 1978. Tugas utama Jasa Marga
adalah merencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan
tol serta sarana kelengkapannya agar jalan tol dapat berfungsi sebagai jalan
bebas hambatan yang memberikan manfaat lebih tinggi daripada jalan
umum bukan tol. Pada tahun 1987 Jasa Marga adalah satu-satunya
71
penyelenggara jalan tol pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh
Perseroan, Jalan Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) merupakan tonggak
sejarah bagi perkembangan industri jalan tol di Tanah Air yang mulai
dioperasikan sejak tahun 1978.
6. PT PP
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk didirikan pada tanggal
26 Agustus 1953 dengan nama NV Pembangunan Perumahan, yang
merupakan hasil peleburan suatu Perusahaan Bangunan bekas milik Bank
Industri Negara ke dalam Bank Pembangunan Indonesia, dan selanjutnya
dilebur ke dalam P.N Pembangunan Perumahan, suatu Perusahaan Negara
yang didirikan tanggal 29 Maret 1961. Kegiatan usaha yang saat ini
dilakukan adalah Jasa Konstruksi, Realti (Pengembangan), Properti dan
Investasi di bidang Infrastruktur dan Energi.
7. PT Telekomunikasi
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk pada mulanya
merupakan bagian dari “Post en Telegraafdienst” yang didirikan pada
tahun 1884, kemudian pada tahun 1991 status Telkom diubah menjadi
perseroan terbatas milik negara berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25
tahun 1991. Kegiatan usaha utama Telkom Indonesia adalah menyediakan
layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak
bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi selular, layanan
jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data.
Selain itu, Telkom Indonesia juga menyediakan berbagai layanan di bidang
72
informasi, media dan edutainment, termasuk cloud-based dan server-based
managed services, layanan e-Payment dan IT enabler, e-Commerce dan
layanan portal lainnya. Anak usaha Telkom Indonesia dibagi menjadi
empat kelompok dan pemimpin bisnisnya, yaitu bisnis selular (Telkomsel),
bisnis Internasional (Telin), bisnis multimedia (Telkom Metra), dan bisnis
infrastruktur (Telkom Infra).
8. PT Wijaya Karya
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk didirikan pada tanggal 29 Maret
1961 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1961. Pada awal
dasawarsa 1960-an, WIKA turut berperan serta dalam proyek
pembangunan Gelanggang Olahraga Bung Karno dalam rangka
penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces (GANEFO) dan
Asian Games ke-4 di Jakarta. Pada tahun 1982, WIKA melakukan
perluasan divisi dengan dibentuknya beberapa divisi baru, yaitu Divisi
Sipil Umum, Divisi Bangunan Gedung, Divisi Sarana Papan, Divisi Produk
Beton dan Metal, Divisi Konstruksi Industri, Divisi Energy, dan Divisi
Perdagangan. Proyek yang ditangani saat itu diantaranya adalah Gedung
LIPI, Gedung Bukopin, dan Proyek Bangunan dan Irigasi. Selain itu,
semakin berkembangnya anak-anak perusahaan di sektor industri
konstruksi membuat WIKA menjadi perusahaan infrastruktur yang
terintegrasi dan bersinergi. Pada tahun 1997, WIKA mendirikan anak
perusahaannya yang pertama, yaitu PT Wijaya Karya Beton,
73
mencerminkan pesatnya perkembangan divisi Produk Beton WIKA saat
itu.
B. Analisis dan pembahasan
1. Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini yakni: Asset Growth,
Return On Asset, Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya dan Current
Ratio. Adapun variabel dependennya adalah Dividend Payout Ratio yang
diambil selama periode tahun 2012-2015. Penjelasan lebih lanjut sebagai
berikut:
a. Asset Growth
Tabel 4. 1
Data Asset Growth
Kode 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata
ADHI 0,29 0,23 0,08 0,60 0,30
BBNI 0,11 0,16 0,08 0,22 0,14
BBRI 0,17 0,14 0,28 0,10 0,17
BMRI 0,15 0,15 0,17 0,06 0,13
JSMR 0,18 0,15 0,14 0,15 0,16
PTPP 0,23 0,45 0,18 0,31 0,29
TLKM 0,08 0,15 0,11 0,17 0,13
WIKA 0,32 0,14 0,26 0,23 0,24
Rata-Rata 0,19 0,20 0,16 0,23 0,20
(Sumber: Data diolah)
74
Gambar 4. 1
Rata-rata Asset Growth tahun 2012-2015
(Sumber: Data diolah)
Pada gambar diatas terlihat bahwa rata-rata asset growth tahun
2012-2015 tertinggi pada perusahaan BUMN sektor Konstruksi yang
dimiliki oleh perusahaan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) sebesar 0,30 dan
asset growth terendah dimiliki oleh perusahaan PT Bank Mandiri dan PT
Telekomunikasi Tbk (BMRI dan TLKM) sebesar 0,13. Sedangkan jika
dilihat dari rata-rata Asset Growth setiap tahunnya periode 2012-2015,
asset growth terbaik terjadi pada tahun 2015 sebesar 0,23 dan asset
growth terburuk terjadi pada tahun 2014 sebesar 0,16.
Asset Growth dianggap penting dalam perusahaan karena
menunjukkan pertumbuhan aset, dimana aset merupakan aktiva yang
digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin pesat tingkat
pertumbuhan perusahaan maka akan semakin besar bagian dari
pendapatan yang ditahan dalam perusahaan yang berarti semakin kecil
dividen yang dibayarkan.
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
ADHI BBNI BBRI BMRI JSMR PTPP TLKM WIKA
75
b. Return On Asset
Tabel 4. 2
Data Return On Asset
(Sumber: Data diolah)
Gambar 4. 2
Rata-rata Return On Asset tahun 2012-2015
(Sumber: Data diolah)
Pada gambar diatas terlihat bahwa rata-rata Return On Asset
(ROA) 2012-2015 tertinggi pada perusahaan sektor telekomunikasi yang
dimiliki oleh perusahaan (TLKM) sebesar 15,35 dan Return On Asset
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
ADHI BBNI BBRI BMRI JSMR PTPP TLKM WIKA
Kode 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata
ADHI 2,71 4,20 3,12 2,77 3,20
BBNI 2,11 2,34 2,60 1,80 2,21
BBRI 3,39 3,41 3,02 2,89 3,18
BMRI 2,52 2,57 2,42 2,32 2,46
JSMR 6,20 4,36 3,81 3,59 4,49
PTPP 3,62 3,39 3,64 4,42 3,77
TLKM 16,49 15,86 15,00 14,03 15,35
WIKA 4,62 4,96 4,72 3,59 4,47
Rata-Rata 5,21 5,14 4,79 4,43 4,89
76
(ROA) terendah dimiliki oleh perusahaan sektor perbankan (BBNI)
sebesar 2,21. Sedangkan jika dilihat dari rata-rata return on asset setiap
tahunnya periode 2012-2015, return on asset terbaik terjadi pada tahun
2012 sebesar 5,21 dan return on asset terburuk terjadi pada tahun 2015
sebesar 4,43.
ROA memberikan indikasi tentang baik buruknya manajemen
dalam pengelolaan aktivanya untuk menghasilkan laba, sehingga
besarnya ROA dapat dijadikan indikator dari keberhasilan suatu
perusahaan. Besarnya pengembalian laba atas aktiva suatu perusahaan
memiliki pengaruh yang positif terhadap pembayaran dividen, karena
dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham bersumber dari
keuntungan yang dihasilkan dari operasi yang dilakukan perusahaan.
c. Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya (DPRt-1)
Tabel 4. 3
Data Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya
Kode 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata
ADHI 0,31 0,26 0,20 0,38 0,29
BBNI 0,30 0,30 0,25 0,25 0,28
BBRI 0,16 0,26 0,26 0,30 0,25
BMRI 0,30 0,30 0,25 0,30 0,29
JSMR 0,40 0,48 0,38 0,20 0,37
PTPP 0,23 0,22 0,24 0,14 0,21
TLKM 0,55 2,96 0,68 0,62 1,20
WIKA 0,28 0,23 0,24 0,28 0,26
Rata-Rata 0,32 0,63 0,31 0,31 0,39
(Sumber: Data diolah)
77
Gambar 4. 3
Rata-rata DPRt-1 tahun 2012-2015
(Sumber: Data diolah)
Pada gambar diatas terlihat bahwa rata-rata Dividend Payout
Ratio Tahun Sebelumnya (DPRt-1) 2012-2015 tertinggi pada perusahaan
sektor telekomunikasi yang dimiliki oleh perusahaan PT Telekomunikasi
Tbk (TLKM) sebesar 1,20 dan Dividend Payout Ratio Tahun
Sebelumnya (DPRt-1) 2012-2015 terendah pada perusahaan sektor
konstruksi yang dimiliki oleh perusahaan PT Pembangunan Perumahan
(PP) sebesar 0,21. Sedangkan jika dilihat dari rata-rata dividend payout
ratio tahun sebelumnya setiap tahunnya periode 2012-2015, dividend
payout ratio tahun sebelumnya terbaik terjadi pada tahun 2013 sebesar
0,63 dan dividend payout ratio tahun sebelumnya terburuk terjadi pada
tahun 2014 dan 2015 sebesar 0,31.
Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya dianggap dapat menjadi
faktor penentu pembayaran dividen saat ini, karena pada umumnya
perusahaan tidak bersedia mengurangi jumlah dividen dari tahun lalu.
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
ADHI BBNI BBRI BMRI JSMR PTPP TLKM WIKA
78
Perusahaan diyakini dapat menggunakan besarnya rasio pembayaran
dividen tahun lalu untuk mempertimbangkam pembayaran dividen tahun
ini (Fitri, 2015).
d. Current Ratio
Tabel 4. 4
Data Current Ratio
Kode 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata
ADHI 124,44 139,10 133,20 156 138,19
BBNI 0,91 0,92 0,92 0,97 0,93
BBRI 0,89 1 0,99 0,75 0,91
BMRI 0,94 1 1 1 0,99
JSMR 0,68 0,76 0,84 0,48 0,69
PTPP 135,75 135,61 137,68 138,83 136,97
TLKM 116 116,30 106,20 135,30 118,45
WIKA 110,09 109,53 112,25 118,52 112,60
Rata-Rata 61,21 63,03 61,64 68,98 63,72
(Sumber: Data diolah)
Gambar 4. 4
Rata-rata Current Ratio tahun 2012-2015
(Sumber: Data diolah)
0
20
40
60
80
100
120
140
160
ADHI BBNI BBRI BMRI JSMR PTPP TLKM WIKA
79
Pada gambar diatas terlihat bahwa rata-rata Current Ratio (CR)
2012-2015 tertinggi pada perusahaan sektor konstruksi yang dimiliki
oleh perusahaan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) sebesar 138,19 dan
Current Ratio (CR) terendah dimiliki oleh perusahaan PT Jasa Marga
Tbk (JSMR) sebesar 0,69. Sedangkan jika dilihat dari rata-rata current
ratio setiap tahunnya periode 2012-2015, current ratio terbaik terjadi
pada tahun 2015 sebesar 68,98 dan current ratio terburuk terjadi pada
tahun 2012 sebesar 61,21.
Current Ratio dikatakan sebagai rasio yang paling umum
digunakan untuk menaksir risiko hutang yang disajikan dalam neraca.
Semakin tinggi nilai rasio lancar, maka akan semakin baik posisi
pemberi pinjaman, sehingga semakin tinggi juga dividend payout ratio
yang dibagikan. Likuiditas perusahaan merupakan hal penting dalam
kebijakan dividen, karena dividen bagi perusahaan merupakan kas
keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara
keseluruhan akan semakin besar juga kemampuan perusahaan membayar
dividen (Laili dkk, 2015). Tingginya Current Ratio menunjukkan
keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk
membayarkan dividen yang dijanjikan (Marlina, 2010) dalam Astiti
(2017).
80
e. Dividend Payout Ratio
Tabel 4. 5
Data Dividend Payout Ratio
Kode 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata
ADHI 0,26 0,20 0,38 0,09 0,23
BBNI 0,30 0,30 0,25 0,25 0,28
BBRI 0,16 0,26 0,26 0,30 0,25
BMRI 0,30 0,30 0,25 0,30 0,29
JSMR 0,40 0,48 0,38 0,20 0,37
PTPP 0,23 0,22 0,24 0,14 0,21
TLKM 0,55 2,96 0,68 0,62 1,20
WIKA 0,23 0,24 0,28 0,18 0,23
Rata-Rata 0,30 0,62 0,34 0,26 0,38
(Sumber: Data diolah)
Gambar 4. 5
Rata-rata Dividend Payout Ratio tahun 2012-2015
(Sumber: Data diolah)
Pada gambar diatas terlihat bahwa rata-rata Dividend Payout
Ratio 2012-2015 tertinggi pada perusahaan sektor telekomunikasi yang
dimiliki oleh perusahaan PT Telekomunikasi Tbk (TLKM) sebesar 1,20
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
ADHI BBNI BBRI BMRI JSMR PTPP TLKM WIKA
81
dan Dividend Payout Ratio terendah dimiliki oleh perusahaan PT
Pembangunan Perumahan Tbk (PP) sebesar 0,21. Sedangkan jika dilihat
dari rata-rata dividend payout ratio setiap tahunnya periode 2012-2015,
dividend payout ratio terbaik terjadi pada tahun 2013 sebesar 0,62 dan
dividend payout ratio terburuk terjadi pada tahun 2012 sebesar 0,30.
Perusahaan yang mempunyai nilai Dividend Payout Ratio tinggi
berarti perusahaan itu sepenuhnya membagikan laba perusahaan kepada
para pemegang sahamnya. Perusahaan yang besar dan mapan biasanya
cenderung memiliki Dividend Payout Ratio yang besar, dan biasanya ini
menjadi daya tarik para investor untuk berinvestasi.
2. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel
a. Uji Chow
Uji chow digunakan untuk menentukan model fixed effect atau
common effect yang lebih tepat digunakan dalam mengestimasi data
panel. Hipotesis dalam uji chow dalam penelitian ini adalah:
H0 : Common Effect Model
Ha : Fixed Effect Model
Tabel 4. 6
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 4.365364 (7,20) 0.0044
Cross-section Chi-square 29.676157 7 0.0001
(Sumber: data diolah peneliti)
82
Seperti yang dapat dilihat pada output diatas tabel 4.6
menunjukkan bahwa nilai Probabilitas (Prob) untuk Cross-section F
sebesar 0.0044 yang artinya nilai ini berada dibawah nilai 0,05 (tingkat
signifikansi atau alpha), sehingga model yang paling tepat untuk
penelitian ini adalah Fixed Effect (FE) dibandingkan dengan Common
Effect (CE).
b. Uji Hausman
Setelah tahapan pengujian signifikansi antara model fixed effect
dan model common effect yang diperoleh model fixed effect lebih baik
dari pada model common effect. Kemudian dilakukan pengujian kembali
dengan menggunakan uji hausman yang digunakan untuk memilih model
yang paling tepat antara fixed effect atau random effect. Berikut ini
adalah hasil uji hausman untuk model penelitian:
Tabel 4. 7
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 5.938953 4 0.2038 (Sumber: data diolah peneliti)
Seperti yang dapat dilihat pada output tabel 4.7 menunjukkan
bahwa nilai probabilitas (Prob.) untuk Cross-section random sebesar
0.2038 yang artinya nilai ini berada di atas 0,05 (tingkat signifikansi atau
83
alpha), sehingga model yang paling tepat untuk penelitian ini adalah
random effect (RE) dibandingkan dengan fixed effect (FE).
3. Uji Dasar Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini ada berbagai masalah yang dijumpai dalam
regresi dan korelasi adalah:
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas sebuah data dapat dilakukan dengan Jarque
Bera test, yang membandingkan nilai Jarque Bera (JB) yang didapat dari
histogram normality test dengan nilai Chi Square tabel. Dalam pengujian
ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Data terdistribusi normal
Ha : Data tidak terdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai jarque bera
hitung > chi suare tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti
data tidak terdistribusi normal, tetapi jika nilai jarque bera hitung < chi
square tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti data
terdistribusi normal.
84
Tabel 4. 8
Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
-0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20
Series: Standardized Residuals
Sample 2012 2015
Observations 32
Mean -6.44e-17
Median 0.012838
Maximum 0.223121
Minimum -0.130964
Std. Dev. 0.074918
Skewness 0.602868
Kurtosis 3.999157
Jarque-Bera 3.269487
Probability 0.195002
(Sumber: data diolah peneliti)
Dari histogram diatas, menunjukkan nilai Jarque Bera sebesar
3.269487, sementara nilai Chi Square dengan meilhat jumlah variabel
independen yang digunakan adalah 4 dan nilai signifikansi yang
digunakan adalah 0,05 atau 5%, didapat nilai Chi Square tabel sebesar
9.48773, yang berarti nilai Jarque Bera hitung < Chi Square tabel, maka
H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti data dalam penelitian ini
terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
(Ajija, 2011:35) Pada software Eviews 8, untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai koefisien korelasi pada
masing-masing variabel independen lebih besar dari 0,8 maka terjadi
masalah multikolinearitas. Dalam pengujian ini dilakukan dengan
hipotesis sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat masalah multikolinearitas
Ha: Terdapat masalah multikolinearitas
85
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai correlation (r)
≤ 0.80, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa tidak
terdapat masalah multikolinearitas.
Tabel 4. 9
Matriks Korelasi Antar Variabel
ASSET_GROWTH ROA DPRT_1 CR
ASSET_GROWTH 1.000000 0.566454 -0.314870 -0.406959
ROA 0.566454 1.000000 -0.008140 -0.456063
DPRT_1 -0.314870 -0.008140 1.000000 0.173209
CR -0.406959 -0.456063 0.173209 1.000000
(Sumber: data diolah peneliti)
Pada tabel diatas dapat dilihat nilai koefisien korelasi antar
variabel independen dibawah 0.80, dengan demikian data dalam
penelitian ini tidak terjadi masalah multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas
Dalam penelitian ini uji heterokedastisitas menggunakan uji Park
dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Probability > 0,05 : tidak ada heterokedastisitas
Ha : Probability < 0,05 : ada heterokedastisitas
Berikut ini hasil uji Park:
86
Tabel 4. 10
Hasil Uji Heterokedastisitas
Dependent Variable: RES2
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 09/29/17 Time: 19:25
Sample: 2012 2015
Periods included: 4 Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.004290 0.004794 0.894808 0.3788
ASSET_GROWTH 0.002804 0.005608 0.499948 0.6212 ROA -0.001679 0.002750 -0.610552 0.5466
DPRT_1 8.13E-05 0.000169 0.480627 0.6347
CR -0.000245 0.000573 -0.427534 0.6724
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.001029 0.1379
Idiosyncratic random 0.002574 0.8621
Weighted Statistics
R-squared 0.021322 Mean dependent var 0.001565
Adjusted R-squared -0.123667 S.D. dependent var 0.002407
S.E. of regression 0.002551 Sum squared resid 0.000176
F-statistic 0.147061 Durbin-Watson stat 2.208009 Prob(F-statistic) 0.962723
Unweighted Statistics
R-squared 0.043743 Mean dependent var 0.002004
Sum squared resid 0.000197 Durbin-Watson stat 2.079765
(Sumber: data diolah peneliti)
Dapat dilihat bahwa nilai profitabilitas untuk masing-masing
variabel semua berada di atas 0,05. Sehingga dapat disimpulkan H0
diterima yang berarti data dalam penelitian ini tidak mengandung gejala
heterokedastisitas atau dikatakan data bersifat homokedastisitas.
87
d. Uji Autokorelasi
Penelitian ini menggunakan uji LM untuk mendeteksi ada
tidaknya masalah autokorelasi. Berikut tabel pengambilan keputusan uji
autokorelasi:
Tabel 4. 11
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 2.502745 Prob. F(2,25) 0.1022
Obs*R-squared 5.338212 Prob. Chi-Square(2) 0.0693
(Sumber: data diolah peneliti)
Berdasarkan dari tabel 4.11 hasil uji autokorelasi dapat dilihat dari
nilai Obs*R-squared sebesar 0.0693 atau lebih besar dari 0.05 (tingkat
signifikansi atau alpha) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
masalah autokorelasi dalam penelitian ini.
4. Uji Signifikansi
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Menurut (Ghozali, 2012:97) Uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut tabel
hasil persamaan regresi:
88
Tabel 4. 12
Hasil Uji t
Dependent Variable: DPR
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 10/01/17 Time: 12:43
Sample: 2012 2015
Periods included: 4 Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.460656 0.127756 3.605761 0.0012
ASSET_GROWTH -0.471095 0.128545 -3.664816 0.0011 ROA 0.016067 0.068140 0.235789 0.8154
DPRT_1 0.021772 0.004481 4.858253 0.0000
CR -0.031333 0.016419 -1.908384 0.0470
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.052754 0.4731
Idiosyncratic random 0.055675 0.5269
Weighted Statistics
R-squared 0.657229 Mean dependent var 0.137245
Adjusted R-squared 0.606448 S.D. dependent var 0.091880
S.E. of regression 0.057640 Sum squared resid 0.089703
F-statistic 12.94246 Durbin-Watson stat 2.096229 Prob(F-statistic) 0.000005
Unweighted Statistics
R-squared 0.579488 Mean dependent var 0.294078
Sum squared resid 0.173995 Durbin-Watson stat 1.367291
(Sumber: data diolah peneliti)
Dari hasil regresi data panel tersebut maka dapat dianalisis
sebagai berikut:
89
1) Asset Growth
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t-hitung
sebesar (-3.664816) dengan nilai probabilitas sebesar 0.0011. Dengan
nilai tersebut maka nilai probabilitas lebih kecil dari 5% atau 0.05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel asset growth memiliki
pengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. Tanda negatif yang
dihasilkan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang berlawanan
antara variabel asset growth dengan dividend payout ratio, sehingga
peningkatan asset growth menyebabkan menurunnya jumlah dividend
payout ratio.
2) Return On Asset
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t-hitung
sebesar (0.235789) denga nilai probabilitas sebesar 0.8154. Dengan
nilai tersebut maka nilai probabilitas lebih besar dari 0.05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel return on asset tidak memiliki
pengaruh terhadap dividend payout ratio. Sehingga peningkatan atau
penurunan pada return on asset tidak akan mempengaruhi besaran
dividend payout ratio.
3) Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t-hitung
sebesar (4.858253) dengan nilai probabilitas sebesar 0.0000. Dengan
nilai tersebut maka nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel dividend payout ratio tahun
90
sebelumnya memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio. Tanda
positif yang dihasilkan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
searah antara variabel dividend payout ratio saat ini, sehingga
besarnya pembayaran dividend payout ratio tahun sebelumnya
memberikan gambaran besarnya pembayaran dividend payout ratio
saat ini.
4) Current Ratio
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t-hitung
sebesar (-1.908384) dengan nilai probabilitas sebesar 0.0470. Dengan
nilai tersebut maka nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel current ratio memiliki pengaruh
negatif terhadap dividend payout ratio. Tanda negatif yang dihasilkan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang berlawanan antara
variabel current ratio dengan dividend payout ratio, sehingga
peningkatan current ratio menyebabkan menurunnya jumlah dividend
payout ratio.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Berdasarkan hasil uji Chow dan uji Hausman, model regresi data
panel yang terpilih adalah Random effect model untuk selanjutnya
dilakukan uji F. Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel
dependen. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-
hitung dengan F-tabel. Berikut tabel hasil persamaan random effect
model:
91
Tabel 4. 13
Hasil Uji F
Dependent Variable: DPR
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 10/01/17 Time: 12:43
Sample: 2012 2015
Periods included: 4 Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.460656 0.127756 3.605761 0.0012
ASSET_GROWTH -0.471095 0.128545 -3.664816 0.0011 ROA 0.016067 0.068140 0.235789 0.8154
DPRT_1 0.021772 0.004481 4.858253 0.0000
CR -0.031333 0.016419 -1.908384 0.0470
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.052754 0.4731
Idiosyncratic random 0.055675 0.5269
Weighted Statistics
R-squared 0.657229 Mean dependent var 0.137245
Adjusted R-squared 0.606448 S.D. dependent var 0.091880
S.E. of regression 0.057640 Sum squared resid 0.089703
F-statistic 12.94246 Durbin-Watson stat 2.096229 Prob(F-statistic) 0.000005
Unweighted Statistics
R-squared 0.579488 Mean dependent var 0.294078
Sum squared resid 0.173995 Durbin-Watson stat 1.367291
(Sumber: data diolah peneliti)
Dilihat dari nilai Probabilitas F-statistik, hasil perhitungan dari uji
F menunjukkan bahwa nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.000005
dimana nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0.05.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1
diterima yang berarti variabel independen (Asset Growth, Return On
92
Asset, Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya dan Current Ratio)
secara bersama-sama berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Pengujian koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2012:95).
Berikut ini hasil Adjusted R2
dengan variabel dependen Dividend
Payout Ratio:
Tabel 4. 14
Hasil Uji R2
(Sumber: data diolah peneliti)
Berdasarkan tabel menyatakan bahwa nilai koefisien determinasi
sebesar 0.606448 atau 60,64%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa
pengaruh variabel independen (Asset Growth, Return On Asset, Dividend
Payout Ratio Tahun Sebelumnya dan Current Ratio) adalah sebesar
60,64% terhadap variabel dependen (Dividend Payout Ratio). Sisanya
sebesar 39,36% variabel Dividend Payout Ratio dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak terdapat pada model.
Weighted Statistics R-squared 0.657229 Mean dependent var 0.137245
Adjusted R-squared 0.606448 S.D. dependent var 0.091880
S.E. of regression 0.057640 Sum squared resid 0.089703 F-statistic 12.94246 Durbin-Watson stat 2.096229
Prob(F-statistic) 0.000005
93
Dari hasil estimasi model penelitian tersebut dapat dibentuk
sebagai berikut:
DPR = 0.460656 – 0.471095AG + 0.021772DPRt-1 – 0.031333CR
Berikut adalah hasil uji signifikansi dan analisis hipotesis
hubungan setiap variabel independen yang signifikan dengan Dividend
Payout Ratio:
a) Variabel Asset Growth
Variabel asset growth memiliki probabilitas t-statistik sebesar
0.0011. Dengan menggunakan tingkat keyakinan (ɑ=5%) dapat
disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menerima
hipotesis alternatif dengan kata lain asset growth memiliki pengaruh
signifikan terhadap dividend payout ratio. Nilai koefisien dari variabel
asset growth memiliki arah negatif sebesar -0.471095. Nilai ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1% pada asset growth akan
menurunkan dividend payout ratio sebesar -0.471095 (dalam %). Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Rembulan
Rahmadia Fitri (2016) yang menyatakan bahwa asset growth memiliki
pengaruh negatif terhadap dividend payout ratio.
(Riyanto, 1995:268) dalam teorinya mengemukakan bahwa
makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar
kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan
tersebut. Makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk
membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih
94
senang untuk menahan “earning”nya daripada dibayarkan sebagai
dividen kepada para pemegang saham dengan mengingat batasan-
batasan biayanya. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa makin
cepat tingkat pertumbuhan perusahaan maka makin besar dana yang
dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan,
makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan,
yang ini berarti makin rendah “dividend payout ratio”-nya. Apabila
perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa
sehingga perusahaan telah “well established”, dimana kebutuhan
dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal
atau sumber dana ekstern lainnya, maka keadaannya adalah berbeda.
Dalam hal yang demikian perusahaan dapat menetapkan “dividend
payout ratio” yang tinggi.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Laim (2015) dan Damayanti (2016) dimana hasil
penelitiannya menyebutkan asset growth tidak berpengaruh terhadap
dividend payout ratio.
b) Variabel Return On Asset
Variabel Return On Asset memiliki probabilitas t-statistik
sebesar 0.8154. Dengan menggunakan tingkat keyakinan (ɑ=5%)
dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menerima
hipotesis alternatif dengan kata lain return on asset tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian
95
ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Jalung, dkk (2017)
yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara return on asset
dengan dividend payout ratio. Menurutnya, bagi perusahaan yang
sudah lama dan berada pada tahap maturity yang telah memiliki
banyak cadangan laba yang dapat digunakan baik untuk diinvestasikan
kembali maupun dibagikan dalam bentuk dividen tanpa harus
mengubah proporsi dividen bagi pemegang saham sehingga tidak
bergantung pada besarnya ROA yang diperoleh perusahaan. Selain itu,
terkait sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
BUMN maka besar kecilnya keuntungan yang diperoleh perusahaan
pelat merah ini tetap harus menyetorkan dividen, mengingat dividen
BUMN berpengaruh terhadap pendapatan negara dalam APBN.
Hasil ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan
Swastyastu (2014) yang mana menurutnya, ROA tidak memberikan
pengaruh terhadap pembagian dividen kepada pemegang saham
dikarenakan manajer akan mempertimbangkan tingkat biaya dimasa
yang akan datang akan meningkat karena pertumbuhan perusahaan
yang terjadi. Namun, hasil ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan Kartika, dkk (2015) yang menyatakan bahwa return on
asset berpengaruh positif dengan dividend payout ratio.
c) Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya (DPRt-1)
Variabel dividend payout ratio tahun sebelumnya memiliki
probabilitas t-statistik sebesar 0.0000. Dengan menggunakan tingkat
96
keyakinan (ɑ=5%) dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil
adalah meneriman hipotesis alternatif dengan kata lain ukuran
perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap dividend payout
ratio. Nilai koefisien dari variabel dividend payout ratio memiliki arah
positif sebesar 0.021772. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap
peningkatan 1% pada dividend payout ratio akan menaikkan dividend
payout ratio sebesar 0.021772 (dalam %).
Hasil penelitian ini konsisten atau sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Fitri (2016) yang menyatakan bahwa dividend payout
ratio tahun sebelumnya memiliki pengaruh positif terhadap dividend
payout ratio. Menurutnya, jika dividend payout ratio tahun lalu suatu
perusahaan tinggi, maka besarnya dividend payout ratio tahun ini juga
akan tinggi.
Jumlah pembayaran dividen tahun sebelumnya memiliki
pengaruh yang positif terhadap pembayaran dividen saat ini, karena
perusahaan biasanya enggan untuk menurunkan besaran dividennya
dari jumlah dividen yang dibayarkan tahun lalu. Perusahaan biasanya
menghindari ketidakpuasan pemegang saham ketika mereka
membandingkan dividen yang dibayarkan tahun ini dengan dividen
yang dibayarkan tahun lalu. Sehingga perusahaan tidak akan
meningkatkan pembayaran dividen terlalu besar kecuali diramalkan
meningkatnya keuntungan di masa mendatang.
97
d) Current Ratio
Variabel current ratio memiliki probabilitas t-statistik sebesar
0.0470. Dengan menggunakan tingkat keyakinan (ɑ=5%) dapat
disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menerima
hipotesis alternatif dengan kata lain current ratio memiliki pengaruh
signifikan negatif terhadap dividend payout ratio. Nilai koefisien dari
variabel current ratio memiliki arah negatif sebesar -0.031333. Nilai
ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1% pada current ratio
akan menunrunkan dividend payout ratio sebesar -0.031333 (dalam
%).
Hasil penelitian ini konsisten atau sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Ni Ketut Ari Astiti (2017) yang menyatakan bahwa
current ratio memiliki pengaruh negatif terhadap dividend payout
ratio. Menurutnya, current ratio memiliki pengaruh yang negatif
terhadap dividend payout ratio disebabkan karena perusahaan ingin
berfokus pada pengembangan asset perusahaan, sehingga dana yang
ada digunakan untuk pengembangan asset perusahaan.
Penelitian lain dilakukan oleh Hayati (2016) yang menyatakan
bahwa current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend
payout ratio. Semakin besar current ratio akan berdampak pada
semakin rendahnya dividend payout ratio, demikian pula sebaliknya,
semakin kecil current ratio akan berdampak pada semakin tingginya
dividend payout ratio. Menurutnya, tidak berpengaruhnya current
98
ratio terhadap dividend payout ratio disebabkan bahwa besarnya nilai
current ratio tidak digunakan perusahaan untuk mencari laba
melainkan digunakan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
sehingga perusahaan tidak mempunyai kemampuan dalam
membagikan dividen. Dengan demikian, perubahan pada current ratio
tidak berpengaruh terhadap perubahan dividend payout ratio.
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang menguji pengaruh
Asset Growth, Return On Asset, Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya
dan Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio (Studi kasus pada
perusahaan BUMN Go Public) adalah sebagai berikut:
1. Hasil uji regresi data panel dapat diketahui bahwa secara simultan Asset
Growth, Return On Asset, Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya dan
Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
2. Hasil uji regresi data panel secara parsial diketemukan bahwa:
a. Asset Growth terbukti berpengaruh signifikan negatif terhadap Dividend
Payout Ratio perusahaan BUMN.
b. Return On Asset terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio perusahaan BUMN.
c. Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya terbukti berpengaruh
signifikan positif terhadap Dividend Payout Ratio perusahaan BUMN.
d. Current Ratio terbukti berpengaruh signifikan negatif terhadap Dividend
Payout Ratio perusahaan BUMN.
3. Hasil Uji regresi data panel menunjukkan bahwa variabel Dividend Payout
Ratio Tahun Sebelumnya memiliki pengaruh yang kuat terhadap Dividend
Payout Ratio pada perusahaan BUMN.
100
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, terdapat beberapa
implikasi yang mungkin bermanfaat, diantaranya:
1. Bagi investor
Investor dapat menjadikan hasil dari penelitian ini sebagai alternatif
dari pengambilan keputusan dan melihat kinerja manajemen dalam
mengelola aset perusahaan sebagai bahan pertimbangan pengambilan
keputusan investasi.
2. Bagi Pihak Perusahaan
Bagi pihak manajemen perusahaan-perusahaan yang tergabung
dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) khususnya sektor konstruksi,
pertambangan, perbankan, angkutan dan telekomunikasi untuk lebih
memperhatikan pada pertumbuhan asset, profitability, likuiditas dan
dividen tahun sebelumnya dalam kegiatan perusahaan dalam melihat
kebijakan dividen sehingga dapat menentukan kebijakan dividen yang
optimal.
3. Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan bukti yang empiris
terkait faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio. Serta
sebagai acuan untuk peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian.
C. Saran
Berikut beberapa saran yang dapat peneliti berikan bagi peneliti
selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis:
101
1. Penelitian ini menggunakan variabel asset growth, return on asset,
dividend payout ratio tahun sebelumnya dan current ratio sebagai
variabel independen sedangkan untuk variabel dependen menggunakan
dividend payout ratio. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan peneliti
menggunakan variabel yang berbeda dan lebih bervariasi dengan
menambah variabel-variabel lain, seperti: DER, Firm Size, EPS, ROE,
NPM dan Kepemilikan Manajerial sebagai faktor yang mempengaruhi
dividend payout ratio.
2. Peneliti menggunakan sampel perusahaan sektor konstruksi,
pertambangan, perbankan, angkutan dan telekomunikasi. Penelitian
selanjutnya diharapkan menambahkan jumlah sampel agar penelitian yang
dilakukan akan lebih baik.
3. Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel dengan model
random effect sebagai alat analisisnya. Peneliti selanjutnya bisa
menggunakan metode yang lainnya.
4. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan periode dari tahun 2012-2015.
Peneliti selanjutnya bisa meneliti dengan tahun yang berbeda dengan
menambahkan jumlah tahun atau tahun terbaru dalam penelitian.
102
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Hilmi. “Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio dan Price to
Book Value Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011”. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Vol. 7 No. 1 Maret 2014.
Ajija, Schrojul R dkk, “Cara Cerdas Menguasai Eviews”. (Jakarta: Salemba
Empat, 2011).
Alzomaia, Turki dan Ahmed Al-Khadhiri. “Determination of Dividend Policy:
The Evidence From Saudi Arabia”. Journal Department of Finance
College of Business Administration King Saudi University April 2012.
Ambarwati, Sri Dwi Ari, “Manajemen Keuangan Lanjut”, (Cetakan 1.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010).
Ano, Rizky Rurniawan dkk. “Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap
Dividend Payout Ratio Pada Subsektor Perbankan Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013”. Jurnal EMBA Vol. 2 No. 3
September 2014, Hal. 884-894.
Astiti, Ni Ketut Ari dkk. “Pengaruh Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Net
Present Margin, Return On Asset Terhadap Dividend Payout Ratio Pada
Perusahaan Basic Industry dan Properti, Real Estate dan Building
Contruction Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015”.
E-journal Akuntansi Vol. 7 No. 1 2017.
Brigham, Eugene F dan J Fred Weston, “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”,
(Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2001).
Damayanti, Yunike Agustin. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen Payout Ratio Pada Sektor Perbankan Yang Terdaftar
di BEI Tahun 2010-2013”. Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol. 14 No.
1 Januari 2016.
Deitiana, Tita. “Pengaruh Current Ratio, Return On Equity dan Total Asset Turn
Over Terhadap Dividend Payout Ratio dan Implikasinya Pada Harga
Saham Perusahaan LQ 45”. e-Journal Bisnis dan Akuntansi, Vol.15,
No.1 Juni 2013, hlm 82-88.
Difah, Siti Syamsiroh. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend
Payout Ratio Pada Perusahaan BUMN” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi,
Universitas Diponegoro Semarang, 2011).
Effendi, Andi Yusmi dkk. “Pengaruh Return On Asset, Asset Growth, Sales
Growth dan Debt to Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio”.
Jurnal Akuntansi Universitas Bung Hatta 2014.
103
Fitri, Rembulan Rahmadia dkk. “Analysis of Factors that Impact Dividend Payout
Ratio on Listed Companies at Jakarta Islamic Index”. International
Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management
Sciences Vol. 6 No. 2 April 2016, pp. 87-97.
Fitri, Rembulan Rahmadia. “Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio,
Asset Growth, dan Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya Terhadap
Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta
Islamic Index” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015).
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23”,
(Edisi kedelapan, Semarang: Universitas Diponegoro, 2012).
Hajar, Ibnu. “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return On
Assets, Current Ratio dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratio
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2014”. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, 2015.
Hayati, Nurul dan Norbaiti. “Pengaruh Cash Position, Return On Asset, Return
On Equity, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Asset Growth Terhadap
Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industi”.
Jurnal Spread Vol. 6 No. 1 2016.
Imran, Kashif. “Determinants of Dividend Payout Policy: A Case of Pakistan
Engineering Sector”. The Romanian Economic Journal University of
Karachi Pakistan Year XIV No. 41 September 2011.
Iqbal, Muhammad, “Operasionalisasi Regresi Data Panel Dengan Eviews 8”,
(Perbanas, 2015).
Istiningtyas, Roro Ayu. “Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Leverage,
Profitability, Risk, Growth dan Firm Size Terhadap Dividend Payout
Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek
Indonesia” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro, 2013).
Jalung, Karlinda. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout
Ratio Pada Sub-sektor Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ”.
Jurnal EMBA Vol. 5 No. 2 Juni 2017.
Janifairus, Jossie Basten. “Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio,
Assets Growth, dan Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada
Perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi yang Listing di BEI”. Jurnal
Administrasi Bisnis Vol.1 No.1 April 2013, hlm.161-169.
104
Kartika, Amaliya Viya dkk. “Pengaruh Return On Assets, Return On Equity dan
Assets Growth Terhadap Dividend Payout Ratio”. Jurnal Administrasi
Bisnis, Vol.1, No.2 Januari 2015.
Kasmir, “Analisa Laporan Keuangan”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009).
Kuncoro, Mudrajad, “Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi”, (Edisi ketiga,
Jakarta: Erlangga, 2009).
Kuniawan, Esti Rusdiana, dkk. “Pengaruh Cash Position, DER, ROA, Current
Ratio, Firm Size, PER, dan TATO terhadap Dividend Payout Ratio”.
Journal Of Accounting, Vol.2, No.2 Maret 2016.
Laili, Madarina dkk. “Pengaruh Debt To Equity Ratio, Kepemilikan Manajerial,
Return On Assets, dan Current Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”. e-Journal Jurusan
Akuntansi Program S1, Vol.3, No.1. 2015.
Laim, Wisriati dkk. “Analysis of Factors That Influencing Dividend Payout Ratio
On Companies That Listed In LQ-45 Index Stock Exchange Indonesia”.
Jurnal EMBA Vol. 3 No.1 Maret 2015.
Laksono, Bagus. “Analisis Pengaruh Return On Asset, Sales Growth, Asset
Growth, Cash Flow dan Likuiditas Terhadap Dividend Payout Ratio
(Perbandingan Pada Perusahaan Multi National Company dan Domestic
Corporation yang Listed di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2004)”
(Tesis Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro
Semarang, 2006).
Moeljadi, “Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif”, (Jilid 1,
Malang: Bayumedia Publishing, 2006).
Mubarok, Nurul. “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset
Turnover dan Return On Asset Terhadap Dividend Payout Ratio Pada
Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”. I-Finance Vol. 2, No. 2 Desember 2016.
Parera, Dwidarnita. “Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Asset
(ROA), and Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR) Pada Perusahaan Yang Tercatat Dalam Indeks LQ45 di BEI”.
Jurnal EMBA, Vol.4, No.2. Juni 2016, hlm. 538-548.
Puspita, Fira. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend
Payout Ratio (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2005-2007)” (Tesis Program Studi Magister
Manajemen Universitas Diponegoro Semarang, 2009).
Rahayuningtyas, Septi dkk. “Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap
Dividend Payout Ratio (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Listing di
105
BEI Tahun 2009-2011)”. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 7, N0. 2 Januari
2014.
Riyanto, Bambang, “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan”, (Edisi 4,
Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada, 1995).
Sartono, Agus, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”. (Yogyakarta: BPFE
YOGYAKARTA, 2001).
Sawir, Agnes, “Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan”. (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2004).
Sjahrial, Dermawan, “Pengantar Manajemen Keuangan”. (Edisi kedua, Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2007).
Suliyanto, “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasinya Dengan SPSS”,
(Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2011).
Sundjaja, Ridwan S, dkk “Manajemen Keuangan Dua”, (Edisi keenam, Jakarta:
Literata Lintas Media, 2010).
Supranto, J, “Statistik Untuk Pemimpin Berwawasan Global”, (Edisi kedua,
Jakarta: Salemba Empat, 2007).
Swastyastu, Made Wiradharma dkk. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kebijakan Dividend Payout Ratio Yang Terdaftar di BEI”.
Jurnal Akuntansi Program S1, Vol. 2, No. 1. 2014.
Warsono, “Manajemen Keuangan Perusahaan”, (Malang: Bayumedia Publishing,
2003).
Widarjono, Agus, “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”, (Edisi keempat,
Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013).
Winarno, Wing Wahyu, “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”,
(Cetakan 1, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015).
www.idx.co.id/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan. Diakses pada 30
April 2017.
www.sahamok.com/emiten/bumn-publik-bei. Diakses Pada 10 Mei 2017.
http://bisnis.liputan6.com/pembentukan-holding-tingkatkan-kontribusi-bumn-
pada-negara. Diakses pada 30 Juli 2017.
https://nasional.sindonews.com/energi-bumn-pengurangan-dividen-dan-pmn.
Diakses pada 30 Juli 2017.
106
http://www.antaranews.com/rini-kontribusi-bumn-bagi-perekonomian-makin-
besar. Diakses pada 6 Agustus 2017.
http://news.metrotvnews.com/menimbang-gagasan-penurunan-dividen-bumn.
Diakses pada 6 Agustus 2017.
http://finansial.bisnis.com/dividen-bumn-2015-pemerintah-pangkas-target-
setoran-rp15-triliun. Diakses pada 2 September 2017.
http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/08/05/setoran-dividen-bumn-ke-
apbn-2012-2015. Diakses pada 2 September 2017.
http://www.republika.co.id/setoran-dividen-bumn-kurang. Diakses pada 2
September 2017.
http://m.kumparan.com/pemerintah-tak-ambil-dividen-perusahaan-bumn-yang-
merugi. Diakses pada 3 September 2017.
107
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan
No. Kode Saham Nama Emiten
1. ADHI PT. Adhi Karya (Persero) Tbk
2. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
3. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
4. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
5. JSMR Jasa Marga Tbk
6. PTPP PP (Persero) Tbk
7. TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
8. WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
Lampiran 2 : Data Variabel Asset Growth (AG) 2012-2015
Kode 2012 2013 2014 2015
ADHI 0,29 0,23 0,08 0,60
BBNI 0,11 0,16 0,08 0,22
BBRI 0,17 0,14 0,28 0,10
BMRI 0,15 0,15 0,17 0,06
JSMR 0,18 0,15 0,14 0,15
PTPP 0,23 0,45 0,18 0,31
TLKM 0,08 0,15 0,11 0,17
WIKA 0,32 0,14 0,26 0,23
Lampiran 3 : Data Variabel Return On Asset (ROA) 2012-2015
Kode 2012 2013 2014 2015
ADHI 2,71 4,20 3,12 2,77
BBNI 2,11 2,34 2,60 1,80
BBRI 3,39 3,41 3,02 2,89
BMRI 2,52 2,57 2,42 2,32
JSMR 6,20 4,36 3,81 3,59
PTPP 3,62 3,39 3,64 4,42
TLKM 16,49 15,86 15,00 14,03
WIKA 4,62 4,96 4,72 3,59
108
Lampiran 4 : Data Variabel DPRt-1 tahun 2012-2015
Kode 2012 2013 2014 2015
ADHI 0,31 0,26 0,20 0,38
BBNI 0,30 0,30 0,25 0,25
BBRI 0,16 0,26 0,26 0,30
BMRI 0,30 0,30 0,25 0,30
JSMR 0,40 0,48 0,38 0,20
PTPP 0,23 0,22 0,24 0,14
TLKM 0,55 2,96 0,68 0,62
WIKA 0,28 0,23 0,24 0,28
Lampiran 5 : Data Variabel Current Ratio tahun 2012-2015
Kode 2012 2013 2014 2015
ADHI 124,44 139,10 133,20 156
BBNI 0,91 0,92 0,92 0,97
BBRI 0,89 1 0,99 0,75
BMRI 0,94 1 1 1
JSMR 0,68 0,76 0,84 0,48
PTPP 135,75 135,61 137,68 138,83
TLKM 116 116,30 106,20 135,30
WIKA 110,09 109,53 112,25 118,52
Lampiran 6 : Data Variabel Dividend Payout Ratio tahun 2012-2015
Kode 2012 2013 2014 2015
ADHI 0,26 0,20 0,38 0,09
BBNI 0,30 0,30 0,25 0,25
BBRI 0,16 0,26 0,26 0,30
BMRI 0,30 0,30 0,25 0,30
JSMR 0,40 0,48 0,38 0,20
PTPP 0,23 0,22 0,24 0,14
TLKM 0,55 2,96 0,68 0,62
WIKA 0,23 0,24 0,28 0,18
109
Lampiran 7 : Hasil Output Uji Regresi Data Panel
Uji Common Effect Model (OLS)
Dependent Variable: DPR
Method: Panel Least Squares
Date: 10/01/17 Time: 12:47 Sample: 2012 2015
Periods included: 4
Cross-sections included: 8 Total panel (balanced) observations: 32
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.554875 0.125197 4.432029 0.0001
ASSET_GROWTH -0.434245 0.159258 -2.726674 0.0111
ROA -0.076882 0.073689 -1.043327 0.3060
DPRT_1 0.018891 0.004451 4.244791 0.0002 CR -0.030136 0.014430 -2.088465 0.0463
R-squared 0.621251 Mean dependent var 0.294078
Adjusted R-squared 0.565140 S.D. dependent var 0.115531 S.E. of regression 0.076186 Akaike info criterion -2.168686
Sum squared resid 0.156715 Schwarz criterion -1.939665
Log likelihood 39.69898 Hannan-Quinn criter. -2.092772
F-statistic 11.07181 Durbin-Watson stat 1.795275 Prob(F-statistic) 0.000019
110
Uji Fixed Effect Model
Dependent Variable: DPR Method: Panel Least Squares
Date: 10/01/17 Time: 12:45
Sample: 2012 2015 Periods included: 4
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.467232 0.158305 2.951477 0.0079
ASSET_GROWTH -0.501824 0.135065 -3.715435 0.0014 ROA 0.062995 0.076009 0.828785 0.4170
DPRT_1 0.026478 0.005754 4.602117 0.0002
CR -0.043316 0.022762 -1.903006 0.0715 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.850171 Mean dependent var 0.294078
Adjusted R-squared 0.767765 S.D. dependent var 0.115531
S.E. of regression 0.055675 Akaike info criterion -2.658566
Sum squared resid 0.061995 Schwarz criterion -2.108915 Log likelihood 54.53706 Hannan-Quinn criter. -2.476372
F-statistic 10.31686 Durbin-Watson stat 2.488308
Prob(F-statistic) 0.000005
111
Uji Random Effect Model
Dependent Variable: DPR Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 10/01/17 Time: 12:43
Sample: 2012 2015 Periods included: 4
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.460656 0.127756 3.605761 0.0012
ASSET_GROWTH -0.471095 0.128545 -3.664816 0.0011
ROA 0.016067 0.068140 0.235789 0.8154
DPRT_1 0.021772 0.004481 4.858253 0.0000 CR -0.031333 0.016419 -1.908384 0.0470
Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.052754 0.4731
Idiosyncratic random 0.055675 0.5269
Weighted Statistics R-squared 0.657229 Mean dependent var 0.137245
Adjusted R-squared 0.606448 S.D. dependent var 0.091880
S.E. of regression 0.057640 Sum squared resid 0.089703 F-statistic 12.94246 Durbin-Watson stat 2.096229
Prob(F-statistic) 0.000005
Unweighted Statistics R-squared 0.579488 Mean dependent var 0.294078
Sum squared resid 0.173995 Durbin-Watson stat 1.367291
112
Lampiran 8 : Hasil Uji Pemilihan Model Terbaik Regresi Data Panel
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 4.365364 (7,20) 0.0044
Cross-section Chi-square 29.676157 7 0.0001
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 5.938953 4 0.2038
113
Lampiran 9 : Hasil Output Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas (Uji Jarque Bera)
0
1
2
3
4
5
6
7
-0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20
Series: Standardized Residuals
Sample 2012 2015
Observations 32
Mean -6.44e-17
Median 0.012838
Maximum 0.223121
Minimum -0.130964
Std. Dev. 0.074918
Skewness 0.602868
Kurtosis 3.999157
Jarque-Bera 3.269487
Probability 0.195002
Uji Multikolinearitas
ASSET_GROWTH ROA DPRT_1 CR
ASSET_GROWT
H 1.000000 0.566454 -0.314870 -0.406959
ROA 0.566454 1.000000 -0.008140 -0.456063
DPRT_1 -0.314870 -0.008140 1.000000 0.173209
CR -0.406959 -0.456063 0.173209 1.000000
114
Uji Heterokedastisitas
Dependent Variable: RES2 Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 09/29/17 Time: 19:25
Sample: 2012 2015 Periods included: 4
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.004290 0.004794 0.894808 0.3788
ASSET_GROWTH 0.002804 0.005608 0.499948 0.6212
ROA -0.001679 0.002750 -0.610552 0.5466
DPRT_1 8.13E-05 0.000169 0.480627 0.6347 CR -0.000245 0.000573 -0.427534 0.6724
Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.001029 0.1379
Idiosyncratic random 0.002574 0.8621
Weighted Statistics R-squared 0.021322 Mean dependent var 0.001565
Adjusted R-squared -0.123667 S.D. dependent var 0.002407
S.E. of regression 0.002551 Sum squared resid 0.000176 F-statistic 0.147061 Durbin-Watson stat 2.208009
Prob(F-statistic) 0.962723
Unweighted Statistics R-squared 0.043743 Mean dependent var 0.002004
Sum squared resid 0.000197 Durbin-Watson stat 2.079765
115
Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.502745 Prob. F(2,25) 0.1022
Obs*R-squared 5.338212 Prob. Chi-Square(2) 0.0693
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares Date: 09/29/17 Time: 15:52
Sample: 1 32
Included observations: 32 Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.013550 0.068472 -0.197896 0.8447
ASSET_GROWTH 0.041196 0.148747 0.276951 0.7841
ROA -0.000719 0.004301 -0.167230 0.8685
DPRT_1 0.001531 0.001227 1.247451 0.2238 CR -0.031641 0.069125 -0.457730 0.6511
RESID(-1) -0.549248 0.245598 -2.236371 0.0345
RESID(-2) -0.193080 0.222555 -0.867557 0.3939 R-squared 0.166819 Mean dependent var 4.47E-17
Adjusted R-squared -0.033144 S.D. dependent var 0.067357
S.E. of regression 0.068464 Akaike info criterion -2.334380 Sum squared resid 0.117183 Schwarz criterion -2.013750
Log likelihood 44.35008 Hannan-Quinn criter. -2.228100
F-statistic 0.834248 Durbin-Watson stat 2.009620
Prob(F-statistic) 0.555013