pengantar sosiologi

33
TUGAS AKHIR PENGANTAR SOSIOLOGI SEMESTER GASAL 2008-2009 OLEH : SAEFUL ARIF 1

Upload: riefa

Post on 09-Jun-2015

28.482 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGANTAR SOSIOLOGI

TUGAS AKHIR

PENGANTAR SOSIOLOGISEMESTER GASAL

2008-2009

OLEH :

SAEFUL ARIF

208000010

B. STUDI FALSAFAH DAN AGAMA

UNIVERSITAS PARAMADINA

1

Page 2: PENGANTAR SOSIOLOGI

JAKARTA, 2008

Prakata

Dimulai dengan membaca nama Allah SWT pencipta alam semesta

yang maha kasih , tak pilih kasih dan yang maha penyayang tak

pandang sayang. Lantunan shalawat beserta salam semoga

tercurahkan kepada junjungan kita pemimpin besar umat Islam,

yang perkasa tak pernah putus asa dan beliaulah pemimpin akhir

jaman nabi muhammad SAW. Yang rela mengorbankan hidup

matinya karena Allah SWT. demi menegakkan panji-panji Islam.

Tersurat dalam lembaran- lembaran ini, kami bermaksud

mengulas beberapa materi sosiologi demi meningkatkan ilmu

pengetahuan kami, karena kami masih merasa masih banyak

kekurangan dalam ilmu pengetahuan. Semoga Allah meridhoi kita

semua , serta menjadikan perbuatan kita di Dunia ini sebagai

amal sholeh untuk akhirat nanti.

Jakarta, 16 Januari 2009

2

Page 3: PENGANTAR SOSIOLOGI

Daftar isi

Prakata 1

Daftar isi 2

Stratifikasi Sosial 3

Dimensi-dimensi Stratifikasi Sosial 3

Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial 5

Penyimpangan Sosial 6

Konformitas dan Penyimpangan 7

Penyimpangan dalam Masyarakat 8

Penyimpangan diartikan Sebagai Suatu Proses 9

Teori-Teori Umum tentang Perilaku Menyimpang 9

1. Teori anomi 10

2. Teori Labeling 11

3. Teori Kontrol 11

4. Teori Konflik 12

Teori-Teori Individu tentang Penyimpangan 12

Bentuk-bentuk Penyimpangan Individual 12

Bentuk-bentuk Penyimpangan Bersama-Sama / Kolektif 13

Gerakan Sosial 14

Proses dalam melakukan mobilitas sosial 15

Faktor-faktor yang menjadi penghambat mobilitas sosial 17

Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial 18

Dampak mobilitas sosial 19

Dampak negatif 19

Dampak positif 20

3

Page 4: PENGANTAR SOSIOLOGI

Stratifikasi Sosial

Definisi

Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang

melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan

status yang dimilikinya. Status yang dimiliki oleh setiap anggota

masyarakat ada yang didapat dengan suatu usaha (achievement

status) dan ada yang didapat tanpa suatu usaha (ascribed status).

Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan

dalam bentuk jamak.

Pitirin A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan

penduduk atau anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas secara

hierarkis. Sedangkan menurut Bruce J. Cohen sistem stratifikasi

akan menempatkan setiap individu pada kelas sosial yang sesuai

berdasarkan kualitas yang dimiliki.

Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari

proses pertumbuhan masyarakat, juga dapat dibentuk untuk

tercapainya tujuan bersama. Faktor yang menyebabkan stratifikasi

sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia,

sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.

Mobilitas sosial merupakan perubahan status individu atau kelompok

dalam stratifikasi sosial. Mobilitas dapat terbagi atas mobilitas

4

Page 5: PENGANTAR SOSIOLOGI

vertikal dan mobilitas horizontal. Mobilitas vertikal juga dapat

terbagi dua, mobilitas vertikal intragenerasi, dan mobilitas

antargenerasi.

Berkaitan dengan mobilitas ini maka stratifikasi sosial memiliki dua

sifat, yaitu stratifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup. Pada

stratifikasi terbuka kemungkinan terjadinya mobilitas sosial cukup

besar, sedangkan pada stratifikasi tertutup kemungkinan terjadinya

mobilitas sosial sangat kecil.

Dimensi-dimensi Stratifikasi Sosial

Untuk menjelaskan stratifikasi sosial ada tiga dimensi yang dapat

dipergunakan yaitu : privilege, prestise, dan power. Ketiga dimensi

ini dapat dipergunakan sendiri-sendiri, namun juga dapat

didigunakan secara bersama.

Karl Marx menggunakan satu dimensi, yaitu privilege atau ekonomi

untuk membagi masyarakat industri menjadi dua kelas, yaitu kelas

Borjuis dan Proletar. Sedangkan Max Weber, Peter Berger, Jeffries

dan Ransford mempergunakan ketiga dimensi tersebut. Dari

penggunaan ketiga dimensi tersebut Max Weber memperkenalkan

konsep : kelas, kelompok status, dan partai.

Kelas sosial merupakan suatu pembedaan individu atau kelompok

berdasarkan kriteria ekonomi. Untuk mendalami kelas sosial ini

Soerjono Soekanto memberikan 6 kriteria tradisional.

Menurut Horton and Hunt keberadaan kelas sosial dalam

masyarakat berpengaruh terhadap beberapa hal, diantaranya adalah

identifikasi diri dan kesadaran kelas sosial, pola-pola keluarga, dan

munculnya simbol status dalam masyarakat.

5

Page 6: PENGANTAR SOSIOLOGI

Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-

bedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di

sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti

gubernur dan wali kota dan jabatan rendah seperti camat dan lurah.

Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di rt atau rw

kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin.

Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab

sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan

dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin,

usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain

sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan yang lain.

Beragamnya orang yang ada di suatu lingkungan akan memunculkan

stratifikasi sosial (pengkelas-kelasan) atau diferensiasi sosial

(pembeda-bedaan).

Stratifikasi Sosial :

Stratifikasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian

masyarakat secara vertikal atau atas bawah. Contohnya seperti

struktur organisasi perusahaan di mana direktur berada pada

strata / tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor

atau supervisor di perusahaan tersebut.

Diferensiasi Sosial :

Diferensiasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian

masyarakat secara horisontal atau sejajar. Contohnya seperti

pembedaan agama di mana orang yang beragama islam tingkatannya

sama dengan pemeluk agama lain seperti agama konghucu, budha,

hindu, katolik dan kristen protestan.

6

Page 7: PENGANTAR SOSIOLOGI

Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial

1. Stratifikasi Sosial Tertutup

Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota

masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan

sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India

dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat

biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani

miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.

2. Stratifikasi Sosial Terbuka

Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap

anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata /

tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.

Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan

dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa

merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi

karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih

baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak

keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi

dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.

Penyimpangan Sosial

7

Page 8: PENGANTAR SOSIOLOGI

Definisi

Penyimpangan sosial dapat didefinisikan dari berbagai segi, banyak

para pakar sosoiologi mengartikannya sebagai berikut:

1. Menurut Robert M. Z. Lawang penyimpangan perilaku adalah

semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam

sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang

dalam sitem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang.

2. Menurut James W. Van Der Zanden perilaku menyimpang yaitu

perilaku yang bagi sebagian orang dianggap sebagai sesuatu yang

tercela dan di luar batas toleransi.

3.Menurut Lemert penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder.

Penyimpangan primer adalah suatu bentuk perilaku menyimpang

yang bersifat sementara dan tidak dilakukan terus-menerus sehingga

masih dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar rambu lalu

lintas, buang sampah sembarangan, dll.

Sedangkan penyimpangan sekunder yakni perilaku menyimpang

yang tidak mendapat toleransi dari masyarakat dan umumnya

dilakukan berulang kali seperti merampok, menjambret, memakai

narkoba, menjadi pelacur, dan lain-lain.

8

Page 9: PENGANTAR SOSIOLOGI

Dasar pengakategorian penyimpangan didasari oleh perbedaan

perilaku, kondisi dan orang. Penyimpangan dapat didefinisikan

secara statistik, absolut, reaktifis atau normatif. Perbedaan yang

menonjol dari keempat sudut pandang pendefinisian itu adalah

pendefinisian oleh para reaktifis atau normatif yang membedakannya

dari kedua sudut pandang lainnya. Penyimpangan secara normatif

didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap norma, di mana

penyimpangan itu adalah terlarang atau terlarang bila diketahui dan

mendapat sanksi. Jumlah dan macam penyimpangan dalam

masyarakat adalah relatif tergantung dari besarnya perbedaan sosial

yang ada di masyarakat.

Konformitas dan Penyimpangan

Konsep konformitas definisikan oleh shepard sebagai bentuk

interaksi yang didalamnya seorang berprilaku terhadap orang lain

sesuai dengan harapan kelompok.

Pada umumnya kita cenderung bersifat konformis. Berbagai studi

memperlihatkan bahwa manusia mudah dipengaruhi orang lain.

Salah satu diantaranya ialah studi Muzafer Sherif, yang

membuktikan bahwa dalam situasi kelompok orang cenderugn

membentuk norma social.

Vander zenden mendefinisikan penyimpangan sebagai prilaku yang

oleh yang oleh sejumlah besar masyarakat dianggap sebagai hal

tercela dan di luar batas toleransi. Dalam tiap masyarakat kita selalu

menjumpai adanya anggota yang menyimpang. Disamping

penyimpangan-penyimpangan kita juga menjumpai institusi

menyimpang. Menurut para ahli sosialogi penyimpangan bukanlah

sesuatu yang melekat pada perilaku tertentu, melainkan diberi cirri

penyimpangan melalui definisi social.

9

Page 10: PENGANTAR SOSIOLOGI

Dalam sosiologi dikenal bebagai teori sosiologi untuk menjelaskan

mengapa penyimpangan tejadi. Menurut teori differential association

(Sutherland) penyimpangan bersumber pada pergaulan yang

berbeda dan dipelajari menurut proses alih budaya. Menurut teori

labeling (lemert) seseoran menjadi menyimpang karena proses

pemberian julukan, cap, etiket, merek, oleh masyarakat kepadanya.

Merton mengidentifikasi lima tipe cara individu terhadap situasi

tertentu; empat diantara prilaku tersebut adalah prilaku

menyimpang. Pada konformitas prilaku mengikuti tujuan yang

ditentukan masyarakat, dan mengikuti cara yang ditentukan

masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut; pada inovasi prilaku

mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat tetapi dengan jalan

yang tidak ditentukan masyarakat; pada retreatisme prilaku

seseorang tidak mengikuti cara untuk meraih tujuan budaya dan

juga tidak menigkuti cara untuk meraih tujuan budaya; dan pada

pemberontakan orang juga tidak mengakui struktur sasial yang ada

dan berupaya menciptakan struktur social yang lain.

Menurut teori fungsi Durkheim kejahatan perlu bagi masyarakat,

Karena dengan adanya kejahatan maka moralitas dan hokum dapat

berkembang secara normal. Teori konflik Marx, dipihak lain,

berpandangan bahwa apa yang merupakn prilaku menyimpang

didefinisikan oleh kelompok berkuasa dalam masyarakat untuk

melindungi kepentingan mereka sendiri, dan bahwa hukum

merupakan pencerminan kepentingan kelas yang berkuasa.

Para ahli sosiologi membedakan berbagai tipe kejahatan. Kejahatan

tanpa korban merupakan kejahatan yang tidak mengakibatkan

penderitaan pada korban. Kejahatan terorganisasi ialah komplotan

yang berkesinambungan untuk memperoleh uang atau kekuasaan

dengan jalan menghindari hukum melalui penyebaran rasa takut

10

Page 11: PENGANTAR SOSIOLOGI

atau melalui korupsi. Kejahatan kerah putih mengacu pada kejahatan

yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang berstatus tinggi

dalam rangka pekerjaannya. Tindak pidana korporasi merupakan

jenis kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi formal dengan

tujuan menaikan atau menekan kerugian.

Penyimpangan dalam Masyarakat

Penyimpangan adalah relatif terhadap norma suatu kelompok atau

masyarakat. Karena norma berubah maka penyimpangan berubah.

Adalah sulit untuk menentukan suatu penyimpangan karena tidak

semua orang menganut norma yang sama sehingga ada perbedaan

mengenai apa yang menyimpang dan tidak menyimpang. Orang yang

dianggap menyimpang melakukan perilaku menyimpang. Tetapi

perilaku menyimpang bukanlah kondisi yang perlu untuk menjadi

seorang penyimpang. Penyimpang adalah orang-orang yang

mengadopsi peran penyimpang, atau yang disebut penyimpangan

sekunder. Para penyimpang mempelajari peran penyimpang dan

pola-pola perilaku menyimpang sama halnya dengan orang normal

yang mempelajari peran dan norma sosial yang normal. Untuk

mendapatkan pemahaman penuh terhadap penyimpangan diperlukan

pengetahuan tentang proses keterlibatan melakukan perilaku

menyimpang dan peran serta tindakan korbannya.

Penyimpangan diartikan Sebagai Suatu Proses

Perilaku menyimpang adalah perilaku manusia dan dapat dimengerti

hanya dengan kerangka kerja perilaku dan pikiran manusia lainnnya.

Seseorang menjadi penyimpang sama halnya dengan seseorang

menjadi apa saja, yaitu dengan proses belajar norma dan nilai suatu

11

Page 12: PENGANTAR SOSIOLOGI

kelompok dan penampilan peran sosial. Ada nilai normal dan ada

nilai menyimpang. Perbedaannya adalah isi nilai, norma dan peran.

Melihat penyimpangan dalam konteks norma sosial membuat kita

dapat melihat dan mengintepretasikan arti penyimpangan bagi

penyimpang dan orang lain. Peran penyimpang adalah peran yang

kuat karena cenderung menutupi peran lain yang dimainkan

seseorang. Lebih jauh lagi, peran menyimpang menuruti harapan

perilaku tertentu dalam situasi tertentu. Pecandu obat menuruti

harapan peran pecandu obat seperti juga penjahat menuruti harapan

peran penjahat.

Penyimpangan biasanya dilihat dari perspektif orang yang bukan

penyimpang. Pengertian yang penuh terhadap penyimpangan

membutuhkan pengertian tentang penyimpangan bagi penyimpang.

Studi observasi dapat memberikan pengertian langsung yang tidak

dapat diberikan metode lainnya. Untuk menghargai penyimpangan

adalah dengan cara memahami, bukan menyetujui apa yang

dipahami oleh penyimpang. Cara-cara para penyimpang menghadapi

penolakan atau stigma dari orang non penyimpang disebut dengan

teknik pengaturan. Tidak satu teknik pun yang menjamin bahwa

penyimpang dapat hidup di dunia yang menolaknya, dan tidak semua

teknik digunakan oleh setiap penyimpang. Teknik-teknik yang

digunakan oleh penyimpang adalah kerahasiaan, manipulasi aspek

lingkungan fisik, rasionalisasi, partisipasi dalam subkebudayaan

menyimpang dan berubah menjadi tidak menyimpang.

Teori-Teori Umum tentang Perilaku Menyimpang

Teori-teori umum tentang penyimpangan berusaha menjelaskan

semua contoh penyimpangan sebanyak mungkin dalam bentuk

apapun (misalnya kejahatan, gangguan mental, bunuh diri dan lain-

lain). Berdasarkan perspektifnya penyimpangan ini dapat

12

Page 13: PENGANTAR SOSIOLOGI

digolongkan dalam dua teori utama. Perpektif patologi sosial

menyamakan masyarakat dengan suatu organisme biologis dan

penyimpangan diAsamakan dengan kesakitan atau patologi dalam

organisme itu, berlawanan dengan model pemikiran medis dari para

psikolog dan psikiatris. Perspektif disorganisasi sosial memberikan

pengertian pemyimpangan sebagai kegagalan fungsi lembaga-

lembaga komunitas lokal. Masing-masing pandangan ini penting bagi

tahap perkembangan teoritis dalam mengkaji penyimpangan.

Adapun teori-teori umum yang dipelajari dalam ilmu sosiologi adalah

sebagai berikut:

1. Teori anomi

Teori anomi yaitu teori struktural tentang penyimpangan yang paling

penting selama lebih dari lima puluh tahun. Teori anomi

menempatkan ketidakseimbangan nilai dan norma dalam masyarakat

sebagai penyebab penyimpangan, di mana tujuan-tujuan budaya

lebih ditekankan dari pada cara-cara yang tersedia untuk mencapai

tujuan-tujuan budaya itu. Individu dan kelompok dalam masyarakat

seperti itu harus menyesuaikan diri dan beberapa bentuk

penyesuaian diri itu bisa jadi sebuah penyimpangan. Sebagian besar

orang menganut norma-norma masyarakat dalam waktu yang lama,

sementara orang atau kelompok lainnya melakukan penyimpangan.

Kelompok yang mengalami lebih banyak ketegangan karena

ketidakseimbangan ini (misalnya orang-orang kelas bawah) lebih

cenderung mengadaptasi penyimpangan daripada kelompok lainnya.

Teori sosiologi atau teori belajar memandang penyimpangan muncul

dari konflik normatif di mana individu dan kelompok belajar norma-

norma yang membolehkan penyimpangan dalam keadaan tertentu.

Pembelajaran itu mungkin tidak kentara, misalnya saat orang belajar

bahwa penyimpangan tidak mendapat hukuman. Tetapi

13

Page 14: PENGANTAR SOSIOLOGI

pembelajaran itu bisa juga termasuk mangadopsi norma-norma dan

nilai-nilai yang menetapkan penyimpangan diinginkan atau

dibolehkan dalam keadaan tertentu. Teori Differential Association

oleh Sutherland adalah teori belajar tentang penyimpangan yang

paling terkenal. Walaupun teori ini dimaksudkan memberikan

penjelasan umum tentang kejahatan, dapat juga diaplikasikan dalam

bentuk-bentuk penyimpangan lainnya. Sebenarnya setiap teori

sosiologis tentang penyimpangan mempunyai asumsi bahwa individu

disosialisasikan untuk menjadi anggota kelompok atau masyarakat

secara umum. Sebagian teori lebih menekankan proses belajar ini

daripada teori lainnya, seperti beberapa teori yang akan dibahas

pada Bab berikutnya.

2. Teori Labeling

Teori-teori umum tentang penyimpangan mencoba menjelaskan

semua bentuk penyimpangan. Tetapi teori-teori terbatas lebih

mempunyai lingkup penjelasan yang terbatas. Beberapa teori

terbatas adalah untuk jenis penyimpangan tertentu saja, atau untuk

bentuk substantif penyimpangan tertentu (seperti alkoholisme dan

bunuh diri), atau dibatasi untuk menjelaskan tindakan menyimpang

bukan perilaku menyimpang. Dalam bab ini perpektif-perpektif

labeling, kontrol dan konflik adalah contoh-contoh teori-teori

terbatas yang didiskusikan.

Perspektif labeling mengetengahkan pendekatan interaksionisme

dengan berkonsentrasi pada konsekuensi interaksi antara

penyimpang dengan agen kontrol sosial. Teori ini memperkirakan

bahwa pelaksanaan kontrol sosial menyebabkan penyimpangan,

sebab pelaksanaan kontrol sosial tersebut mendorong orang masuk

14

Page 15: PENGANTAR SOSIOLOGI

ke dalam peran penyimpang. Ditutupnya peran konvensional bagi

seseorang dengan pemberian stigma dan label, menyebabkan orang

tersebut dapat menjadi penyimpang sekunder, khususnya dalam

mempertahankan diri dari pemberian label. Untuk masuk kembali ke

dalam peran sosial konvensional yang tidak menyimpang adalah

berbahaya dan individu merasa teralienasi. Menurut teori labeling,

pemberian sanksi dan label yang dimaksudkan untuk mengontrol

penyimpangan malah menghasilkan sebaliknya.

3. Teori Kontrol

Perspektif kontrol adalah perspektif yang terbatas untuk penjelasan

delinkuensi dan kejahatan. Teori ini meletakkan penyebab kejahatan

pada lemahnya ikatan individu atau ikatan sosial dengan masyarakat,

atau macetnya integrasi sosial. Kelompk-kelompok yang lemah

ikatan sosialnya (misalnya kelas bawah) cenderung melanggar

hukum karena merasa sedikit terikat dengan peraturan

konvensional. Jika seseorang merasa dekat dengan kelompok

konvensional, sedikit sekali kecenderungan menyimpang dari aturan-

aturan kelompoknya. Tapi jika ada jarak sosial sebagai hasil dari

putusnya ikatan, seseorang merasa lebih bebas untuk menyimpang.

4. Teori Konflik

Teori konflik adalah pendekatan terhadap penyimpangan yang paling

banyak diaplikasikan kepada kejahatan, walaupun banyak juga

digunakan dalam bentuk-bentuk penyimpangan lainnya. Ia adalah

teori penjelasan norma, peraturan dan hukum daripada penjelasan

perilaku yang dianggap melanggar peraturan. Peraturan datang dari

individu dan kelompok yang mempunyai kekuasaan yang

mempengaruhi dan memotong kebijakan publik melalui hukum.

15

Page 16: PENGANTAR SOSIOLOGI

Kelompok-kelompok elit menggunakan pengaruhnya terhadap isi

hukum dan proses pelaksanaan sistem peradilan pidana. Norma

sosial lainnya mengikuti pola berikut ini. Beberapa kelompok yang

sangat berkuasa membuat norma mereka menjadi dominan, misalnya

norma yang menganjurkan hubungan heteroseksual, tidak

kecanduan minuman keras, menghindari bunuh diri karena alasan

moral dan agama.

Teori-Teori Individu tentang Penyimpangan

Pendekatan individu tentang penyimpangan mengkaitkan proses

menjadi penyimpang dengan sesuatu yang ada dalam diri manusia,

psikologi atau biologi. Teori individual sama dengan model

pandangan medis yang mengkaitkan penyimpangan dengan

kesakitan (illness), yang membutuhkan perawatan dan

penyembuhan. Pandangan psikiatri dan psikoanalisis adalah sama

dalam hal mencari akar penyimpangan pada pengalaman masa kecil,

tetapi pandangan psikoanalisis lebih menekankan keterbelakangan

dalam perkembangan kepribadian, konflik seksual dan alam pikiran

bawah sadar. Tetapi tidak ada metode yang dapat membuktikan

perbedaan yang konsisten antara penyimpang dan non penyimpang

berdasarkan kepribadian bawaan.

Bentuk-bentuk Penyimpangan Individual

Penyimpangan individual atau personal adalah suatu perilaku pada

seseorang dengan melakukan pelanggaran terhadap suatu norma

pada kebudayaan yang telah mapan akibat sikap perilaku yang jahat

atau terjadinya gangguan jiwa pada seseorang.

Tingkatan bentuk penyimpangan seseorang pada norma yang

berlaku :

16

Page 17: PENGANTAR SOSIOLOGI

1. Bandel atau tidak patuh dan taat perkataan orang tua untuk

perbaikan diri sendiri serta tetap melakukan perbuatan yang tidak

disukai orangtua dan mungkin anggota keluarga lainnya.

2. Tidak mengindahkan perkataan orang-orang disekitarnya yang

memiliki wewenang seperti guru, kepala sekolah, ketua rt rw,

pemuka agama, pemuka adat, dan lain sebagainya.

3. Melakukan pelanggaran terhadap norma yang berlaku di

lingkungannya.

4. Melakukan tindak kejahatan atau kerusuhan dengan tidak peduli

terhadap peraturan atau norma yang berlaku secara umum dalam

lingkungan bermasyarakat sehingga menimbulkan keresahan.

ketidakamanan, ketidaknyamanan atau bahkan merugikan,

menyakiti, dll.

Bentuk-bentuk Penyimpangan Bersama-Sama / Kolektif

Tindak Kenakalan

Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal

umumnya suka melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan

keren walaupun bagi masyarakat umum tindakan trsebut adalah

bodoh, tidak berguna dan mengganggu. Contoh penyimpangan

kenakalan bersama yaitu seperti aksi kebut-kebutan di jalan,

17

Page 18: PENGANTAR SOSIOLOGI

mendirikan genk yang suka onar, mengoda dan mengganggu cewek

yang melintas, corat-coret tembok orang dan lain sebagainya.

Tawuran / Perkelahian Antar Kelompok

Pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama nakal

atau kurang berpendidikan mampu menimbulkan perkelahian di

antara mereka di tempat umum sehingga orang lain yang tidak

bersalah banyak menjadi korban. Contoh : tawuran anak sma 70

dengan anak sma 6, tawuran penduduk berlan dan matraman, dan

sebagainya.

Tindak Kejahatan Berkelompok / Komplotan

Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara

sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini

bisa bertindak sadis dalam melakukan tindak kejahatannya dengan

tidak segan melukai hingga membunuh korbannya. Contoh :

Perampok, perompak, bajing loncat, penjajah, grup koruptor,

sindikat curanmor dan lain-lain.

Penyimpangan Budaya

Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan

seseorang menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan

dengan budaya yang ada di masyarakat. Contoh : merayakan hari-

hari besar negara lain di lingkungan tempat tinggal sekitar

sendirian, syarat mas kawin yang tinggi, membuat batas atau hijab

antara laki-laki dengan wanita pada acara resepsi pernikahan, dsb.

18

Page 19: PENGANTAR SOSIOLOGI

Gerakan Sosial

Definisi

Gerakan sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran,

peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya.

Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu

departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan

berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha

ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi

di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. namun, ia gagal dan

jatuh miskin. Proses keberhasilan ataupun kegagalan setiap orang

dalam melakukan gerak sosial seperti inilah yang disebut mobilitas

sosial (social mobility)

Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak

perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak

pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara

menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial

adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu

yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial

mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan

hubungan antara individu dengan kelompoknya.

Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas

sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang

menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis

pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas

sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap

dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai

kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial

19

Page 20: PENGANTAR SOSIOLOGI

rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status

nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup.

Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena

lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada

masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata

lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat

yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut

sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah

untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak

mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia

memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria

stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak

sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.

Proses dalam melakukan mobilitas sosial

Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke

atas adalah sebagai beriku.

  1.Perubahan standar hidup

Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis,

melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi.

Ini akan mempengaruhi peningkatan status.

Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan

prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga

tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak

dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya,

misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti

ketika ia menjadi pegawai rendahan.

20

Page 21: PENGANTAR SOSIOLOGI

2.Perkawinan

Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan

melalui perkawinan.

Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat

sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan

terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status

si wanita tersebut.

3.Perubahan tempat tinggal

Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah

tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang

baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama

menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang

yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang

kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial

ke atas.

4.Perubahan tingkah laku

Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha

menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk

tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai

kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan,

minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri

dengan kelas yang diinginkannya.

Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai

orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan

pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia

berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.

21

Page 22: PENGANTAR SOSIOLOGI

5.Perubahan nama

Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi

sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah

nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi.

Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang

memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan "kang"

di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong

praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya

yang baru seperti "Raden"

Faktor-faktor yang menjadi penghambat mobilitas sosial

Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas

sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :

1.Perbedaan kelas rasial

Seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras

berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada

mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di

pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan

dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam,

terpilih menjadi presiden Afrika Selatan

2.Agama

3.Diskriminasi Kelas

Dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas ke atas.

Hal ini terbukti dengan adanya pembatasan suatu organisasi

22

Page 23: PENGANTAR SOSIOLOGI

tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya

sedikit orang yang mampu mendapatkannya.

Contoh: jumlah anggota DPR yag dibatasi hanya 500 orang, sehingga

hanya 500 orang yang mendapat kesempatan untuk menaikan status

sosialnya menjadi anggota DPR.

4.Kemiskinan

Kemiskinan dapat membatasi kesempatan bagi seseorang untuk

berkembang dan mencapai suatu sosial tertentu.

Contoh: "A" memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena

kedua orangtuanya tidak bisa membiayai, sehingga ia tidak memiliki

kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.

5.Perbedaan jenis kelamin

Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat juga berpengaruh

terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-

kesenmpatan untuk meningkatkan status sosialya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial

Perubahan kondisi sosial

Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena

adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya,

kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke

atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

Ekspansi teritorial dan gerak populasi

23

Page 24: PENGANTAR SOSIOLOGI

Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat

membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas

sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan

berkurangnya penduduk.

Komunikasi yang bebas

Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang

beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang

ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara

mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya,

pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan

memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan

merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang

menghadang.

Pembagian kerja

Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh

tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja

tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi

lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata

yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan

khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat

berusaha agar dapat menempati status tersebut.

Tingkat Fertilitas (Kelahiran) yang Berbeda

Kelompok masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi dan

pendidikan rendah cenderung memiliki tingkat fertilitas yang tinggi.

Pada pihak lain, masyarakat kelas sosial yang lebih tinggi cenderung

membatasi tingkat reproduksi dan angka kelahiran. Pada saat itu,

orang-orang dari tingkat ekonomi dan pendidikan yang lebih rendah

24

Page 25: PENGANTAR SOSIOLOGI

mempunyai kesempatan untuk banyak bereproduksi dan

memperbaiki kualitas keturunan. Dalam situasi itu, mobilitas sosial

dapat terjadi.

Dampak mobilitas sosial

Dampak negatif

Konflik antarkelas

Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-

ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok

dalam lapisan-lapisan tadi disebut kelas sosial. Apabila terjadi

perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di

masyarakat dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik

antarkelas.

Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah,

menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan pengusaha.

Konflik antarkelompok sosial

Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka

ragam. Di antaranya kelompok sosial berdasarkan ideologi, profesi,

agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk

menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul

konflik.

Contoh: tawuran pelajar, perang antarkampung.

Konflik antargenerasi

Konflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang

mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi mudah yang ingin

mengadakan perubahan.

25

Page 26: PENGANTAR SOSIOLOGI

Contoh: Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda

di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut

generasi tua.

Penyesuaian kembali

Setiap konflik pada dasarnya ingin menguasai atau mengalahkan

lawan. Bagi pihak-pihak yang berkonflik bila menyadari bahwa

konflik itu lebih banyak merugikan kelompoknya, maka akan timbul

penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau

rasa penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi

atau rasa saling menghargai. Penyesuaian semacam ini disebut

Akomodasi.

Dampak positif

Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk

maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan

ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar

dapat naik ke strata atas.

Contoh: Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar

mendapatkan kekayaan dimasa depan.

Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial

masyarakat ke arah yang lebih baik.

Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari

masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih

cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas.

Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang

pendidikan.

26

Page 27: PENGANTAR SOSIOLOGI

27