pengantar bisnis 7

24
KATA PENGANTAR Puji syukur Kami panjatkan kepada Shang Hyang Widhi Wasa karena, berkat rahmat Beliaulah Kami dapat menyelesaikan tugas Pengantar Bisnis berupa Paper/Makalah dengan tema “Memahami Pengertian Produksi, Proses Produksi, Perencanaan Lokasi Pabrik, Pengendalian Produksi”. Dalam tugas paper ini Kami menjelaskan tentang apa itu pengertian produksi, proses produksi, perencanaan lokasi pabrik, dan pengendalian produksi berdasarkan pada berbagai sumber – sumber yang Saya dapatkan, yang kemudian telah Kami buat dan susun sesuai dengan tema yang diberikan kepada Kelompok Kami. Dari mengerjakan Paper ini secara tidak langsung telah menambah pengetahuan dan wawasan Kami soal tentang apa itu pengertian produksi, proses produksi, perencanaan lokasi pabrik, dan pengendalian produksi. Jadi, Kami mohon maaf jika di dalam pengerjaan tugas ini ada beberapa kesalahan dan ha – hal yang kurang. 1

Upload: artup59

Post on 21-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

RMK Pengantar Bisnis Pertemuan 7

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kepada Shang Hyang Widhi Wasa karena, berkat rahmat

Beliaulah Kami dapat menyelesaikan tugas Pengantar Bisnis berupa Paper/Makalah dengan tema

“Memahami Pengertian Produksi, Proses Produksi, Perencanaan Lokasi Pabrik, Pengendalian

Produksi”. Dalam tugas paper ini Kami menjelaskan tentang apa itu pengertian produksi, proses

produksi, perencanaan lokasi pabrik, dan pengendalian produksi berdasarkan pada berbagai

sumber – sumber yang Saya dapatkan, yang kemudian telah Kami buat dan susun sesuai dengan

tema yang diberikan kepada Kelompok Kami. Dari mengerjakan Paper ini secara tidak langsung

telah menambah pengetahuan dan wawasan Kami soal tentang apa itu pengertian produksi,

proses produksi, perencanaan lokasi pabrik, dan pengendalian produksi. Jadi, Kami mohon maaf

jika di dalam pengerjaan tugas ini ada beberapa kesalahan dan ha – hal yang kurang.

1

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………….1

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..2

Pengertian Produksi……………………………………………………………………………….3

Proses Produksi……………………………………………………………………………………4

Perencanaan Lokasi Pabrik……………………………………………………………………....10

Pengendalian Produksi…………………………………………………………………………...13

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………17

2

MEMAHAMI PENGERTIAN PRODUKSI, PROSES PRODUKSI,

PERENCANAAN LOKASI PABRIK DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

A. Pengertian Produksi

Kegiatan produksi sangat berperan penting dalam kegiatan ekonomi karena menyangkut

kebutuhan manusia. Tanpa adanya produksi persediaan konsumsi akan menjadi langka dan

masyarakat akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu, manusia

harus berusaha memproduksi barang dan jasa agar alat pemuas kebutuhannya terpenuhi.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi produksi:

Pengertian Produksi Secara Sempit

Produksi adalah perbuatan atau kegiatan manusia untuk membuat suatu barang atau

mengubah suatu barang menjadi barang yang lain.

Pengertian Produksi Secara Luas

Produksi merupakan segala perbuatan atau kegiatan manusia baik secara langsung

maupun tidak langsung yang ditujukan untuk menambah atau mempertinggi nilai dan

guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Pengertian Produksi Secara Umum

Produksi merupakan semua perbuatan atau kegaitan yang tidak hanya mencakup

pembuatan barang - barang saja, tetapi dapat juga membuat atau menciptakan jasa

pelayanan, seperti acara hiburan, penulisan buku - buku cerita, dan pelayanan jasa

keuangan.

Pengertian Produksi Secara Ilmu Ekonomi

Produksi mengacu pada kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan

penambahan kegunaan atau utilitas suatu barang dan jasa, dengan memanfaatkan faktor-

faktor produksi yang tersedia. Menurut ilmu ekonomi, produksi tidak terbatas pada

kegiatan menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga kegiatan yang sifatnya menambah

nilai atau kegunaan barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi nilainya.

3

B. Proses Produksi

a. Pengertian Proses Produksi

Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-

sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu

hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau

jasa (Assauri, 1995).

Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu

dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan

(Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara,

metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan

faktor produksi yang ada.

Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi

merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa

dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan

dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

b. Jenis-Jenis Proses Produksi

Proses produksi pada umumnya dapat dipisahkan menurut berbagai segi. Pemilihan sudut

pandang yang akan digunakan untuk pemisahan proses produksi dalam perusahaan ini akan

tergantung untuk apa pemisahan tersebut dilaksanakan serta penentuan tipe produksi

didasarkan faktor seperti volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, kualitas produk

yang diisyaratkan  dan peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses.

1. Jenis Proses Produksi Ditinjau Dari Segi Wujud Proses Produksi

a) Proses Produksi Kimiawi

Proses produksi kimiawi merupakan suatu proses produksi yang menitikberatkan

kepada adanya proses analisa atau sintesa serta senyawa kimia. Contoh perusahaan

obat-obatan, perusahaan tambang minyak dan lain-lain.

4

b) Proses Produksi Perubahan Bentuk

Proses perubahan bentuk adalah proses produksi dimana dalam pelaksanaannya

menitikberatkan pada perubahan masukan (input) menjadi keluaran (output) sehingga

didapatkan penambahan manfaat atau faedah dari barang tersebut. Contohnya

perusahaan mebel, perusahaan garmen dan lain-lain.

c) Proses Produksi Assembling

Proses produksi assembling merupakan suatu proses produksi yang dalam

pelaksanaan produksinya lebih mengutamakan pada proses penggabungan dari

komponen-komponen produk dalam perusahaan yang bersangkutan atau membeli

komponen produk yang dibeli dari perusahaan lain. Contohnya perusahaan yang

memproduksi peralatan elektronika, perakitan mobil dan lain sebagainya.

d) Proses Produksi Transportasi

Proses produksi transportasi merupakan suatu proses produksi dengan jalan

menciptakan jasa pemindahan tempat dari barang ataupun manusia. Dengan adanya

pemindahan tempat tersebut maka barang atau manusia yang bersangkutan ini akan

mempunyai kegunaan atau merasakan adanya tambahan manfaat. Contohnya

perusahaan kereta api, perusahaan angkutan dan lain-lain.

e) Proses Produksi Penciptaan Jasa Administrasi

Proses produksi penciptaan jasa administrasi adalah suatu proses produksi yang

memberikan jasa administrasi kepada perusahaan-perusahaan yang lain atau lembaga-

lembaga yang memerlukannya. Pemberian metode penyusunan, penyimpanan dan

penyajian data serta informasi yang diperlukan oleh masing-masing perusahaan yang

memerlukannya merupakan jasa yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan

semacam ini. Contohnya lembaga konsultan manajemen dan akuntansi, biro konsultan

manajemen, dan lain-lain.

2. Jenis Proses Produksi Ditinjau Dari Segi Arus Proses Produksi

a) Proses Produksi Terus-Menerus ( Continuous Process )

Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran

produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam

proses. Atau proses produksi yang mempunyai pola atau urutan yang selalu sama

5

dalam pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan. Pada umumnya industri yang

cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu output direncanakan

dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah dan produk

bersifat standar.

Ciri-ciri :

1) Produksi dalam jumlah besar, variasi produk sangat kecil dan sudah

distandarisir.

2) Menggunakan product lay out atau departmentation by product.

3) Mesin bersifat khusus.

4) Operator tidak mempunyai keahlian yang tinggi.

5) Salah satu mesin/ peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi terhenti.

6) Tenaga kerja sedikit.

7) Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil.

8) Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan dan pengalaman yang

banyak.

Kebaikan:

1) Biaya per unit rendah bila produk dalam volume yang besar dan distandardisir.

2) Pemborosan dapat diperkecil karena menggunakan tenaga mesin.

3) Biaya tenaga kerja rendah.

4) Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena jaraknya lebih pendek.

Kekurangan:

1) Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.

2) Proses produksi mudah terhenti yang menyebabkan kemacetan seluruh proses

produksi.

3) Terdapat kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan.

Contohnya : - industri pupuk/semen,

- industri makanan dalam kaleng/minuman dalam botol.

6

b) Proses Produksi Terputus-Putus ( Intermittent Process )

Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus

dalam proses produk ini. Atau suatu proses produksi dimana arus proses yang ada

dalam perusahaan tidak selalu sama. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya

terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau menunggu untuk

diproses, sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dalam proses.

Ciri-ciri:

1) Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar.

2) Menggunakan mesin-mesin bersifat umum dan kurang otomatis.

3) Operator mempunyai keahlian yang tinggi.

4) Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan di salah satu

mesin.

5) Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.

6) Persediaan bahan mentah tinggi.

7) Membutuhkan tempat yang besar.

Kelebihan:

Fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk yang berhubungan

dengan mesin bersifat umum yaitu system pemindahan menggunakan tenaga

manusia, diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin yang bersifat umum

dan proses produksi tidak mudah terhenti, walaupun ada kerusakan di salah satu

mesin.

Kekurangan:

1) Dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak karena produk berbeda

tergantung pemesanan.

2) Pengawasan produksi sangat sukar dilakukan.

3) Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses cukup besar.

4) Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan sangat tinggi, karena menggunakan

banyak tenaga kerja dan mempunyai tenaga ahli.

Contohnya : - perusahaan percetakan,

- perusahaan meubel.

7

c) Proses Produksi Campuran

Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus

dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap

perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.

3. Jenis Proses Produksi Ditinjau Dari Segi Keutamaan Proses Produksi

Pada umumnya manajemen perusahaan akan mengadakan pemisahan jenis proses

produksi dalam perusahaan atas dasar keutamaan proses produksi dalam perusahaan yang

bersangkutan yaitu proses produksi utama dan proses produksi bukan utama.

Adapun proses produksi utama meliputi:

a) Proses produksi terus-menerus

b) Proses produksi terputus-putus

c) Proses produksi proses

d) Proses produksi proses yang sama

e) Proses produksi proyek khusus

f) Proses produksi industri berat

Proses produksi bukan utama meliputi:

a) Penelitian

b) Model

c) Prototipe

d) Percobaan

e) Demonstrasi

4. Jenis Proses Produksi Ditinjau Dari Segi Penyelesaian Proses Produksi

Tujuan pemisahan proses produksi menurut segi penyelesaian proses ini pada

umumnya untuk mengadakan pengendalian kualitas dari proses produksi di dalam

perusahaan yang bersangkutan. Pada umumnya dapat dibagi menjadi beberapa jenis,

yaitu:

a) Proses produksi tipe A

Proses produksi ini merupakan suatu tipe dari proses produksi dimana dalam setiap

tahap proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan dapat diperiksa secara

mudah. Dengan demikian pengendalian proses dapat dilaksanakan pada setiap tahap

8

proses, sesuai dengan yang dikehendaki oleh manajemen perusahaan yang

bersangkutan.

b) Proses produksi tipe B

Proses produksi tipe ini merupakan suatu proses produksi dimana di dalam

penyelesaian proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan akan terdapat

beberapa ketergantungan dari masing-masing tahap proses produksi, pemeriksaan

hanya dapat dilaksanakan pada beberapa tahap tertentu saja. Dengan demikian

pengendalian proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan akan terbatas

kepada beberapa tahap proses yang dapat diperiksa secara mudah.

c) Proses produksi tipe C

Perusahaan yang penyelesaian produksinya termasuk di dalam kategori proses

produksi tipe C ini adalah perusahaan yang melaksanakan proses penggabungan atau

pemasangan (assembling). Pelaksana proses produksi dalam perusahaan tersebut

dilakukan dengan pemasangan atau penggabungan komponen-komponen produk.

d) Proses produksi tipe D

Proses produksi tipe ini merupakan proses produksi yang dilaksanakan dalam

perusahaan dengan menggunakan mesin dan peralatan produksi otomatis. Mesin dan

peralatan produksi yang dipergunakan dalam perusahaan tersebut dilengkapi dengan

beberapa peralatan khusus untuk melaksanakan pengendalian proses produksi dalam

perusahaan yang bersangkutan.

e) Proses produksi tipe E

Proses produksi ini merupakan proses produksi dari perusahaan-perusahaan dagang

dan jasa. Pelaksanaan proses produksi yang agak berbeda dengan perusahaan-

perusahaan semacam ini menjadi agak berbeda dengan beberapa perusahaan yang

melaksanakan processing dalam proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan

yang bersangkutan.

9

C. Perencanaan Lokasi Pabrik

Tujuan perencanaan lokasi pabrik adalah agar dapat membantu perusaahan

beroprasi/berproduksi dengan lancar, supaya lebih berdaya guna serta lebih berhasil guna. Hal ini

berarti bahwa, dalam perencanaan lokasi pabrik perlu diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi biaya produksi dan distribusi, agar dapat lebih ditekan serendah mungkin.

Dengan adanya perencanaan lokasi pabrik yang tepat, akan :

Dapat melayani konsumen dengan memuaskan,

Dapat memperoleh tenaga kerja yang cukup,

Dapat memperoleh bahan baku yang baik dengan harga bersaing,

Memungkinkan perluasan pabrik.

Namun demikian mungkin saja untuk waktu yang sekarang, suatu lokasi pabrik sudah cukup

baik, tetapi di kemudian hari ternyata timbul masalah penempatan lokasi yang baru. Hal ini

mungkin disebabkan karena :

Adat kebiasaan masyarakat yang berubah,

Pusat-pusat penduduk dan perdagangan berpindah tempat,

Adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebih baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perencanaan Lokasi Pabrik :

a. Faktor Primer ( Utama )

Adalah faktor yang harus dipenuhi, bila tidak, maka operasi tidak dapat berjalan sesuai

sebagaimana mestinya. Yaitu :

1. Letak Bahan Mentah

Letak pabrik yang mendekati bahan mentah mempunyai keuntungan sebagai berikut:

Terjaminnya kelancaran arus bahan mentah,

Tingkat kerusakan bahan mentah dapat diperkecil,

Ongkos angkut barang lebih murah.

Suatu pabrik sebaiknya mendekati letak bahan baku apabila :

Terdapat kemerosotan bobot yang besar dari bahan mentah sampai produk selesai,

Harga bahan baku per unit mahal, sehingga kerusakan sedikit saja dari bahan baku

tersebut, memakan ongkos yang besar,

10

Ongkos angkut bahan mentah dari tempat bahan mentah ke lokasi pabrik, sangat

tinggi.

2. Letak Pasar

Tujuan lokasi pabrik mendekati pasar, ialah agar produk cepat sampai ke konsumen

(terutama untuk produk yang tidak tahan lama), serta untuk menghemat biaya distribusi.

Lokasi pabrik cenderung mendekati pasar apabila :

Produk jadi termasuk barang yang tidak tahan lama atau cepat rusak (missal :

makanan dan minuman),

Ongkos angkut barang jadi lebih mahal dibandingkan ongkos angkut bahan mentah

(missal : perusahaan meubel ukir).

3. Pengangkutan ( Transportasi )

Perusahaan yang terletak di daerah yang sulit dijangkau alat angkutan umum, harus

menyediakan sendiri alat angkut tersebut. Sehingga dibutuhkan investasi yang cukup

besar. Dalam hal ini alat angkut umum yang biasa digunakan ialah : Kereta Api, Kapal

Laut, Pesawat Udara, Truk, dan sebagainya.

4. Suplai Tenaga Kerja

Dalam suatu proses produksi, ikut terlibat di dalamnya tenaga kerja; baik tenaga kerja

yang terdidik maupun tenaga tak terdidik seta tenaga ahli. Dapat dikatakan bahwa,

kualitas tenaga kerja ikut menentukan kualitas produk akhir. Oleh karena itu banyak

perusahaan yang karena produk akhirnya dituntut suatu kualifikasi tertentu, maka lokasi

perusahaan cenderung mendekati tenaga ahli. Misalnya : Perusahaan Batik, Perak, Ukir-

Ukiran, Kerajinan Kulit, dan lain sebagainya.

5. Terdapatnya Tenaga Pembangkit Listrik

Suatu perusahaan yang sebagian besar proses produksinya memerlukan tenaga listrik,

cenderung mencari lokasi yang mudah mendapatkan suplai tenaga listrik.

b. Faktor Skunder

Adalah faktor yang sebaiknya ada, bila tidak operasi masih dapat diatasi dengan biaya

lebih mahal.

Faktor Skunder ini antara lain :

Rencana masa depan perusahaan (transportasi, kemajuan teknik operasi perusahaan),

11

Kemungkinan perluasan usaha (areal tanah harus luas),

Terdapatnya fasilitas servis (bengkel servis, tempat ibadah, sekolah, rumah sakit,

sarana rekreasi),

Terdapatnya fasilitas Pembelajaran Perusahaan (Lembaga Kredit, Bank, Koperasi),

Sikap dari masyarakat setempat (bersikap positif/mendukung atau negatif/tidak

mendukung),

Keadaan tanah (ini perlu mendapat perhatian terutama untuk pabrik keramik, semen,

genteng, batu bata),

Iklim (pabrik tertentu memerlukan kelembaban suhu udara tertentu),

Tinggi rendahnya tingkat pajak dan masalah Undang-Undang Perburuan.

Setelah lokasi pabrik ditetapkan maka selanjutnya adalah merencanakan pendirian

bangunan pabrik yaitu untuk melindungi jalannya proses produksi dan tenaga kerja dari

gangguan yang dapat menghambat jalannya operasi perusahaan. Gangguan tersebut dapat

berupa pengaruh cuaca atau suhu yang buruk dan dari faktor lain yaitu agar aman dari

pencurian.

Di dalam mendirikan bangunan, perlu dipertimbangkan :

Luas bangunan sesuai dengan kebutuhan perusahaan,

Jenis bangunan seperti : permanen/tidak permanen,

Bentuk bangunan seperti : model, bertingkat/tidak bertingkat.

Dengan adanya perencanaan bangunan, maka akan dapat diperoleh manfaat antara lain :

1. Memeperlancar jalannya proses produksi dan operasi perusahaan,

2. Memperkecil persediaan barang setengah jadi,

3. Memperoleh pemanfaatan luas lantai yang efektif,

4. Menurunkan biaya pengangkutan dalam pabrik,

5. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan,

6. Menurunkan biaya pemeliharaan,

7. Menyederhanakan pengawasan proses produksi.

12

Di samping faktor utama tersebut, perlu pula dipertimbangkan beberapa faktor lainnya,

yaitu :

Kemunkinan perluasan perusahaan,

Fasilitas lain seperti : tempat ibadah, tempat olah raga, kesenian, taman, tempat parkir,

kantin, kamar mandi,

Peralatan untuk pengamatan dan tanda-tanda bahaya,

Dan lain-lain.

D. Pengendalian Produksi

Setelah proses produksi berjalan, kadangkala terjadi penyimpangan atau hal-hal yang kurang

sesuai dengan maksud perencanaan produksi. Maka untuk mengatasi hal-hal itu harus

dilaksanakan Pengendalian Produksi atau Pengawasan Produksi.

Pengendalian produksi adalah berbagai kegiatan dan metode yang dignakan oleh majemen

perusahaan untuk mengelolah, mengatur, mengkoordinir, dan mengarahkan proses produksi

(peralatan, bahan baku, mesin, tenaga kerja) kedalam suatu arus aliran yang memberikan hasil

dengan jumlah biaya yang seminimal mungkin dan waktu yang secepat mungkin.

Pengendalian produksi yang dilaksnakan pada  perusahaan yang satu dengan yang

perusahaan yang lain akan berbeda-beda terghantung pada sistem kebijaksanaan perusahaan

yang digunakan.

Tahap-tahap dalam pengendalian produksi :

a. Planning

Yaitu untuk menentukan produk apa dan berapa banyak akan diproduksikan dan di sini

juga juga direncanakan seluruh kegiatan produksi mulai saat masuknya bahan-bahan mentah

sampai produk selesai dibuat. Misalnya penentuan bahan mentah, tenaga kerja, dan

peralatan.

b. Routing

Diartikan sebagai pedoman pelaksanaan proses produksi, yaitu merupakan urutan-urutan

penyelesaian pekerjaan dari bahan mentah sampai produk selesai. Jadi untuk produk yang

berbeda, akan mempunyai routing yang berbeda pula. Sedangkan tujuan Routing, adalah

untuk memperkecil adanya kesalahan dalam proses produksi.

13

c. Scheduling

Yakni penentuan kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan kapan harus selesai. Di sisi

setiap jadwal kerja diberi tanggal, bulan serta lamanya waktu yang disediakan; mungkin bisa

dilengkapi dengan keterangan beberapa jam/menit.

d. Dispatching

Merupakan perintah untuk mulai bekerja kepada para pekerja. Di sini pekerja sudah

diberi perintah dari Dispatcher (Pemberi Perintah) sesuai dengan Routing dn Scheduling

yang telah ditentukan.

e. Follow Up

Merupakan tindakan lanjut dalam urutan proses produksi untuk menjaga agar Routing,

Scheduling dan Dispatching sesuai dengan rencana serta untuk menghindari kegagalan

proses produksi.

Dengan Pengendalian Produksi diperoleh keuntungan-keuntungan :

a. Membantu tercapainya operasi produksi secara efisien dari perusahaan; sebab

pengawasan ini akan memberikan informasi kepada manajemen untuk keperluan

perencanaan sarta jadwal kerja.

b. Lebih menyederhanakan prosedur pekerjaan.

c. Mempertinggi moral pekerja karena mereka bekerja secara jelas dengan disertai

pengendalian.

Beberapa macam Pengendalian Proses Produksi :

a. Pengendalian Order ( Order Control )

Pengendalian produksi di sini menjaga agar produk yang dibuat sesuai dengan

pesanan/order yang telah masuk. Jika terjadi ketidak-sesuaian antara hasil produk jadi

dengan pesanannya, maka harus cepat diadakan penyesuaian dan perbaikan agar tidak

mengecewakan para konsumen.

Pengendalian order harus dapat memperkecil adanya penyimpangan-penyimpangan

dalam pembuatan produk. Oleh karena itu, setiap order yang masuk harus segera

dibuat Routing, Scheduling, Dispatching sendiri-sendiri.

Jenis pengendalian ini sesuai untuk jenis proses produksi terputus-putus atau

Intermittent Process.

14

b. Pengendalian Arus ( Flow Control )

Titik berat pengendalian ini adalah arus proses produksi itu sendiri. Kelancaran proses

produksi sangat diperhatikan. Hal ini harus didukung adanya tingkat produksi masing-

masing bagian yang relatif stabil.

Routing di sini lebih banyak ditentukan oleh alat-alat produksi yang dipakai yang

biasanya sudah merupakan satu unit peralatan.

Persiapan sebelum proses produksi dimulai, memengang peranan penting, sebab jika

salah satu mesinnya macet, proses selanjutnya akan dapat terganggu.

Pengendalian ini digunakan untuk tipe proses terus-menerus atau Continuous Process.

c. Pengendalian Beban ( Load Control )

Jenis pengendalian ini lebih menitik-beratkan pada beban yang harus dilaksanakan

masing-masing bagian dalam perusahaan, terutama pada bagian yang mempunyai

kegiatan yang paling padat.

Perencanaan produksi dan Routing disusun apabila ada pesanan yang datang.

Scheduling dapat disusun sesudah Routing siap.

Masalah penting yang perlu diperhatikan :

1. Apabila ada proses yang sama dalam bagian yang sama untuk beberapa jenis

produk; di sini perlu diusahakan pengalokasian waktu serta kapasitas, agar semua

proses berjalan lancar dalam waktu yang tepat.

2. Agar diadakan pemisahan bahan untuk masing-masing produk dalam kelompok

bahan yang sama, sehingga memudahkan perhitungan atas komponen tersebut ke

dalam produk akhir. D sini bisa diadakan identifikasi dengan memberi tanda pada

masing-masing produk.

d. Pengendalian Blok ( Block Control )

Tipe pengendalian ini, mengkelompokkan jenis pesanan yang masuk pada jenis yang

mempunyai penyelesaian proses produksi yang sama atau hampir sama.

Pesanan tersebut didaftar dalam satu blok, sehingga blok di sini merupakan kumpulan

pesanan dimana proses produksi dari masing-masing produk adalah sama atau hampir

sama.

15

Tujuan Pengendalian Blok ini adalah agar tercapai stabilitas tingkat produksi pada

masing-masing bagian. Oleh karena itu Routing dari blok yang satu dengan blok yang

lain mungkin tidak sama.

Setiap bagian yang telah menyelesaikan satu blok akan dolaporkan oleh pengawas atau

mandor ke bagian pengendalian proses produksi. Dari blok itu pekerjaan diteruskan ke

blok lain untuk diproses lebih lanjut.

e. Pengendalian Proyek Khusus ( Special Project Control )

Pengendalian ini sebetulnya merupakan salah satu bentuk khusus dari Pengendalian

Pesanan ( Order Control ).

Pengendalian ini biasanya dilakukan pada proyek-proyek besar, misalnya pembuatan

jalan, reaktor atom, peluncuran roket, dan lain-lain.

Pengendalian di sini harus cermat sekali. Suatu kesalahan kecil saja dapat berakibat

fatal. Oleh karenanya, pekerjaan dilaksanakan dengan cara membagi ke dalam sub-sub

bagian pekerjaan. Perlu mendapat perhatian adanya koordinasi antar sub-sub bagian di

dalam menyelesaikan pekerjaan.

Routing, Scheduling, dan Dispatching harus teliti dan cermat untuk dikoordinasikan

dengan perencanaan produksi.

f. Pengendalian Kekecualian ( Control By Exception )

Sistem pengendalian ini beranggapan bahwa, pada umumnya proses produksi selalu

berjalan dalam keadaan yang sama dari waktu ke waktu, sehingga tidak perlu diadakan

pengendalian yang ketat dan kontinyu setiap saat. Pengendalian dilakukan hanya pada

saat diperlukan, yaitu pada saat terjadi kekecualian pada proses produksi.

Kebaikan sistem ini adalah biayanya rendah. Tetapi juga mempunyai keburukan

Yakni, tidak cocok untuk usaha pencegahan atau Preventif.

Tipe Pengendalian ini hanya cocok untuk jenis pekerjaan yang relatif tetap dari waktu

ke waktu. Misalnya : Suatu pabrik telah menggunakan mesin otomatis; kemacetan

dalam proses produksi atau ketidak-beresan akan ditandai denga sinyal/isyarat antara

lain berupa, sirine, lampu isyarat atau berupa angka/skala yang menurun.

16

DAFTAR PUSTAKA

Carapedia, 2012, Pengertian dan Definisi Produksi, dilihat 17 November 2012,

<http://carapedia.com/pengertian_definisi_produksi_info2348.html>.

Pendidikan Ekonomi, 2012, Faktor-Fakror yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Pabrik,

dilihat 17 November 2012, <http://pend-ekonomi.blogspot.com/2012/06/faktor-faktor-yang-

mempengaruhi.html>.

Prawira, 2012, Pengertian dan Proses Produksi, dilihat 17 November 2012,

<http://yprawira.wordpress.com/pengertian-dan-proses-produksi/>.

Ilmu Green, 2012, Pengertian Produksi, dilihat 17 November 2012,

<http://ilmugreen.blogspot.com/2012/07/pengertian-produksi.html>.

Odickita-dn, 2011, Proses Produksi, dilihat 17 November 2012, <http://odickita-

dn.blogspot.com/2011/01/proses-produksi.html>.

Sumarni, Murti dkk. 1998, “PENGANTAR BISNIS (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan)”.

YOGYAKARTA: LIBERTY.

17