penerapan strategi pembelajaran berbasis proyek …

11
Pendidikan Teknik Bangunan Vol 2 Nomer 2/JKPTB/15 (2015): 42 - 52 42 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) PADA MATA PELAJARAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI KAYU SISWA KELAS XII TKY DI SMK NEGERI 1 SIDOARJO Ahmad Mas’udi Al-Habbah) 1 , Suparji) 2 ) 1 mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected] ) 2 tenaga akademik Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Model Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan salah satu cara yang dapat membantu guru untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan berfikir siswa, karena pembelajaran ini memliki potensi mewujudkan proses belajar yang bernilai guna tinggi dimana siswa diajak untuk berkarya, sesuai dengan bidang teknik yang dipelajari. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah tentang kelayakan perangkat, keterlaksanaan pembelajaran, tingkat kerjasama dan hasil belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh deskripsi tentang kelayakan perangkat pembelajaran, keterlaksanaan pembelajaran, tingkat kerjasama siswa dalam menyelesaikan proyek, dan hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran berbasis proyek Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII TKY yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, tes, dan angket. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan menganalisa kelayakan perangkat pembelajaran, keterlaksanaan pembelajaran, tingkat kerjasama, hasil belajar, dan menguji hipotesis dengan uji-t pihak kiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelayakan perangkat pembelajaran mendapat rata-rata rating sebesar 82,54 %, termasuk dalam kategori sangat layak digunakan. Keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek mendapat rata-rata total sebesar 80,67 %, termasuk kedalam kategori baik. Tingkat kerjasama siswa memperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 81,67 %, dengan thitung sebesar 12,826. Nilai ttabel sebesar 1,699, dengan derajat kebebasan sebesar 5 % (0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Sedangkan hasil belajar siswa memperoleh rata-rata total sebesar 82,07 %, dengan thitung sebesar 6,488. Nilai ttabel sebesar 1,699, dengan derajat kebebasan sebesar 5 % (0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Kata Kunci: Pembelajaran Berbasis Proyek, kelayakan perangkat pembelajaran, tingkat kerjasama siswa, dan hasil belajar siswa. Abstract Model Project Based Learning is one of the way which can help the teachers to increase motivation and ability of the student’s think because this learning has potential to create learning process which is valuable where the student is invited to have a creation, based on the sector he studies. The problem statement of this research is about the proper of equipment’s set, learning implementation, level of cooperation and study result. The purpose of the research is getting description about the proper of equipment’s set, learning implementation, level of student’s cooperation in finishing project and the result of study after the application model project based learning. The method of the research is descriptive quantitative. The research subject is all the students on twelfth grade TKY which totally is 30 students. The technique of interpretation data in this research is using observation technique, test and questionnaire. In this research, instrument whit is used is validation sheet of equipment’s set, supervision sheet of learning implementation, supervision sheet of cooperation grade, and sheet of post test. Whereas, the technique of data analysis is done by analyzing the proper of equipment’s set, learning implementation, cooperation grade, study result which is clarified in presentation and examine hypothesis by test-t left side. The result of the research shows that the proper of equipment's set gets the rating average 82,54 %, in category very proper to used. The learning implementation uses model project based learning gets total average 80,67 % in category good. The grade of student’s cooperation gets average 81,67 % with t account 12,826 %. The value of ttable is 1,699 with free rank 5% (0,05). So Ho is accepted and Ha is rejected. Whereas the result of student’s study gets total average 82,07 % with taccount 6,488. The value of ttable is 1,699 with free rank 5 % (0,05). So Ho is accepted and Ha is rejected. Key words: project based learning, proper of equipment’s learning, grade of student’s cooperation, result of student’s study.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

30 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK …

Pendidikan Teknik Bangunan Vol 2 Nomer 2/JKPTB/15 (2015): 42 - 52

42

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED

LEARNING) PADA MATA PELAJARAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI KAYU SISWA

KELAS XII TKY DI SMK NEGERI 1 SIDOARJO

Ahmad Mas’udi Al-Habbah)1, Suparji)2

)1 mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

e-mail: [email protected]

)2 tenaga akademik Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Abstrak

Model Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan salah satu cara yang dapat membantu guru untuk

meningkatkan motivasi dan kemampuan berfikir siswa, karena pembelajaran ini memliki potensi

mewujudkan proses belajar yang bernilai guna tinggi dimana siswa diajak untuk berkarya, sesuai dengan

bidang teknik yang dipelajari. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah tentang kelayakan perangkat,

keterlaksanaan pembelajaran, tingkat kerjasama dan hasil belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah

memperoleh deskripsi tentang kelayakan perangkat pembelajaran, keterlaksanaan pembelajaran, tingkat

kerjasama siswa dalam menyelesaikan proyek, dan hasil belajar siswa setelah penerapan model

pembelajaran berbasis proyek

Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

XII TKY yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

observasi, tes, dan angket. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan menganalisa kelayakan

perangkat pembelajaran, keterlaksanaan pembelajaran, tingkat kerjasama, hasil belajar, dan menguji

hipotesis dengan uji-t pihak kiri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelayakan perangkat pembelajaran mendapat rata-rata rating

sebesar 82,54 %, termasuk dalam kategori sangat layak digunakan. Keterlaksanaan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek mendapat rata-rata total sebesar 80,67 %, termasuk

kedalam kategori baik. Tingkat kerjasama siswa memperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 81,67 %,

dengan thitung sebesar 12,826. Nilai ttabel sebesar 1,699, dengan derajat kebebasan sebesar 5 % (0,05), maka

H0 diterima dan Ha ditolak. Sedangkan hasil belajar siswa memperoleh rata-rata total sebesar 82,07 %,

dengan thitung sebesar 6,488. Nilai ttabel sebesar 1,699, dengan derajat kebebasan sebesar 5 % (0,05), maka

H0 diterima dan Ha ditolak.

Kata Kunci: Pembelajaran Berbasis Proyek, kelayakan perangkat pembelajaran, tingkat kerjasama

siswa, dan hasil belajar siswa.

Abstract

Model Project Based Learning is one of the way which can help the teachers to increase

motivation and ability of the student’s think because this learning has potential to create learning process

which is valuable where the student is invited to have a creation, based on the sector he studies. The

problem statement of this research is about the proper of equipment’s set, learning implementation, level

of cooperation and study result. The purpose of the research is getting description about the proper of

equipment’s set, learning implementation, level of student’s cooperation in finishing project and the result

of study after the application model project based learning.

The method of the research is descriptive quantitative. The research subject is all the students on

twelfth grade TKY which totally is 30 students. The technique of interpretation data in this research is

using observation technique, test and questionnaire. In this research, instrument whit is used is validation

sheet of equipment’s set, supervision sheet of learning implementation, supervision sheet of cooperation

grade, and sheet of post test. Whereas, the technique of data analysis is done by analyzing the proper of

equipment’s set, learning implementation, cooperation grade, study result which is clarified in

presentation and examine hypothesis by test-t left side.

The result of the research shows that the proper of equipment's set gets the rating average 82,54 %,

in category very proper to used. The learning implementation uses model project based learning gets total

average 80,67 % in category good. The grade of student’s cooperation gets average 81,67 % with taccount

12,826 %. The value of ttable is 1,699 with free rank 5% (0,05). So Ho is accepted and Ha is rejected.

Whereas the result of student’s study gets total average 82,07 % with taccount 6,488. The value of ttable is

1,699 with free rank 5 % (0,05). So Ho is accepted and Ha is rejected.

Key words: project based learning, proper of equipment’s learning, grade of student’s cooperation,

result of student’s study.

Page 2: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK …

43

PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semakin berkembang pesat sangat mempengaruhi

kehidupan manusia. Perkembangan kehidupan tersebut

membawa perubahan pada sektor kehidupan manusia itu

sendiri. Setiap manusia dituntut senantiasa mampu

beradaptasi serta mampu menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

tersebut, sangat dibutuhkan sumber daya manusia (SDM)

yang terampil dan berkompetensi dibindangnya masing-

masing melalui lembaga pendidikan dan pelatihan.

Pendidikan merupakan wadah untuk mendidik dan

melatih seseorang agar menjadi sumber daya manusia

(SDM) yang terampil dibidangnya. Dalam pendidikan

formal, guru merupakan salah satu penentu tercapainya

tujuan pendidikan. Peranan guru sangat diperlukan

selama proses pembelajaran.

Dalam metodologi pendidikan salah satu yang

digunakan adalah model pembelajaran. Seorang guru

hendaknya mampu dan kreatif dalam menyampaikan

materi agar siswa bisa fokus dalam suatu pembelajaran

apalagi dalam pelajaran yang ada kegiatan prakteknya.

Selama ini strategi pembelajaran yang sering digunakan

guru adalah strategi Direct Instruction. Guru dalam

mengajar untuk menyampaikan materi pelajaran kepada

siswa secara lisan atau ceramah, diselingi dengan tanya

jawab dan pemberian tugas praktikum. Dalam strategi ini

lebih banyak menuntut keaktifan guru sehingga siswa

kurang aktif dalam proses belajar mengajar.

Model Pembelajaran Berbasis Proyek/Project

Based Learning (PjBL) merupakan salah satu cara yang

dapat membantu guru untuk meningkatkan motivasi dan

kemampuan berfikir siswa, karena pembelajaran ini

memliki potensi mewujudkan proses belajar yang bernilai

guna tinggi dimana siswa diajak untuk berkarya, sesuai

dengan bidang teknik yang dipelajari. Selain itu Project

Based Learning (PjBL) merupakan salah satu model

pembelajaran dengan menggunakan masalah sebagai

langkah awal dalam mengumpulkan dan

mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan

pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

Kemudian masalah tersebut dipecahkan secara kelompok.

Dalam pembelajaran ini siswa mampu menemukan

penyelesaian dari tugas atau pertanyaan yang diberikan

dan menyelesaikan sebuah produk. Pembelajaran tersebut

diharapkan dapat meningkatkan tingkat kerjasama sebuah

kelompok atau tim, sehingga mempermudah kita dalam

bekerja dalam sebuah kelompok. Bekerja kelompok

dapat membantu pekerjaan dengan lebih baik daripada

harus dikerjakan secara mandiri.

Pelaksanaan Konstruksi kayu adalah salah satu

mata pelajaran pokok yang harus dipelajari oleh seluruh

siswa, pelaksanaan mata pelajaran ini yaitu dengan

memberikan pembekalan teori dasar kepada siswa dan

memberikan tugas-tugas yang sebagian besar tugasnya

tersebut dalam bentuk praktek. Dalam pengerjaan tugas-

tugas tersebut siswa dituntut untuk dapat menyelesaikan

tugas praktek yang diberikan secara berkala sesuai

dengan ketentuan-ketentuan yang telah diinstruksikan.

Salah satu materi konstruksi kayu yang dapat

diterapkan dengan menggunakan pembelajaran PjBL

adalah membuat konstruksi kuda-kuda kayu, karena pada

materi ini siswa melakukan kegiatan praktek secara

kelompok. Pelajaran ini merupakan pelajaran produktif

pada Jurusan Teknik Konstruksi Kayu (TKY) di SMKN

1 Sidoarjo. Sehingga siswa diharapkan mampu

menguasai pelajaran dan terampil sebelum melanjutkan

pada kompetensi kejuruan pada tingkat yang lebih tinggi

lagi. Diterapkannya strategi pembelajaran berbasis

proyek pada mata pelajaran pelaksanaan konstruksi kayu

diharapkan adanya peningkatan hasil belajar siswa lebih

baik dibandingkan strategi Direct Instruction yang

diterapkan pada pembelajaran sebelumnya.

Penerapan model pembelajaran PjBL dalam

kegiatan belajar mengajar perlu adanya perangkat

pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dibuat perlu

dilakukan validasi untuk menilai kelayakannya.

Kelayakan didapatkan dari hasil validasi yang dilakukan

oleh satu dosen teknik sipil Universitas Negeri Surabaya,

dan seorang guru Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 1

Sidoarjo. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan

kelayakan perangkat pembelajaran menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek, bagaimana keterlasanaan

pembelajarannya, serta tingkat kerjasama dan hasil

belajar siswa setelah penerapan menggunakan model

berbasis proyek.

Menurut Thomas, dkk, (dalam Andri, 2012:11)

mengatakan bahwa Project Based Learning (PjBL)

adalah model pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada pendidik untuk mengelola

pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.

Hal itu berarti siswa diberikan tugas-tugas yang

merupakan permasalahan pada materi yang diberikan

sehingga membuat siswa secara mandiri menyelesaikan

tugas yang diberikan.

Berikut ini pengertian Project Based Learning

menurut para ahli yang dikutip oleh (Rahmawati, 2011:8)

adalah sebagai berikut

a. PjBL adalah model pembelajaran secara konstruktif

untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan

berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan

yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupan

siswa.

Page 3: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK …

44

b. PjBL adalah model komprehensif untuk pengajaran

dan pembelajaran yang dirancang agar siswa

melakukan riset terhadap permasalahan nyata.

c. PjBL adalah model yang konstruktif dalam

pembelajaran menggunakan permasalahan sebagai

stimulus dan berfokus kepada aktifitas siswa.

d. PjBL adalah model pembelajaran yang berpusat pada

aktifitas siswa, mengajak siswa untuk melakukan

suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu

topik.

Melalui pembelajaran berbasis proyek, pebelajar

akan bekerja di dalam tim, menemukan keterampilan

merencanakan, mengorganisasi, bernegosiasi, dan

membuat konsensus tentang isu-isu tugas yang akan

dikerjakan, siapa yang bertanggungjawab untuk setiap

tugas, dan bagaimana informasi akan dikumpulkan dan

dipresentasikan secara ilmiah. Model pembelajaran

berbasis proyek yang dikonstruksi dari prinsip-prinsip

pembelajaran konstruktivis diduga dapat menumbuhkan

nilai-nilai yang hendak dibangun dalam soft skills seperti:

pemecahan masalah, kreativitas, inovasi, kerjasama tim,

kemampuan berkomunikasi dan presentasi (Rais,

2010:4).

Berdasarkan pemaparan dari pendapat dan para

ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

berbasis proyek adalah pembelajaran yang

menitikberatkan pada aktivitas siswa untuk dapat

memahami suatu konsep dan prinsip dengan melakukan

investigasi yang mendalam tentang suatu masalah dan

mencari solusi yang relevan serta diimplementasikan

dalam pengerjaan proyek, sehingga siswa mengalami

proses pembelajaran yang bermakna dengan membangun

pengetahuannya sendiri. Dalam prinsip PjBL, proyek

adalah strategi pembelajaran, peserta didik mengalami

dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui

proyek dan kerja proyek itu berfokus pada pertanyaan

dan permasalahan sehingga dapat mendorong peserta

didik untuk memperoleh konsep suatu bidang tertentu.

Langkah dalam pelaksanaan PjBL mempunyai enam

tahapan yaitu mengorientasikan siswa pada masalah

dengan memberikan pertanyaan yang esensial,

merencanakan aturan pengerjaan proyek, membuat

jadwal proyek, memonitoring perkembangan proyek,

menilai hasil kerja siswa, dan mengevaluasi proses

belajar siswa.

Kerjasama membuat kita mampu melakukan lebih

banyak hal dari pada kita bekerja sendirian, dengan

bekerja sama pekerjaan bisa diselesaikan dengan cepat.

Kerjasama merupakan sinerginitas kekuatan dari

beberapa orang dalam mencapai satu tujuan yang

diinginkan. Dalam West (1998:1) Riset membuktikan

bahwa “Pada banyak bidang aktivitas dan upaya manusia,

kerjasama kelompok mengarah pada efisiensi dan

efektivitas yang lebih baik”. Menurut Ringelmann (dalam

Soedjarwo, 1996:5) menjelaskan bahwa “Makin banyak

jumlah anggota kelompok, maka makin besar kekuatan

yang dikeluarkan oleh kelompok”.

Kelompok merupakan bagian pokok dalam

kehidupan sehari-hari, kita dilahirkan dalam kelompok,

hidup, belajar, bekerja dan bermain dalam kelompok.

Kelompok adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang

atau lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasi kerja

mereka untuk tujuan tertentu. Menurut Knowles (dalam

Soedjarwo, 1996:1) menjelaskan bahwa “Kelompok

sebagai keseluruhan dinamis yang mempunyai perbedaan

pada bagian-bagiannya”. Sedangkan menurut Shan

(dalam Soedjarwo, 1996:1) menjelaskan bahwa

“Kelompok melibatkan dua orang atau lebih yang

berinteraksi satu sama lain dan saling mempengaruhi”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan

bahwa kerjasama kelompok adalah keterlibatan mental

dan emosional orang-orang di dalam situasi kelompok

yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi

kepada tujuan kelompok atau berbagi tanggung jawab

untuk pencapaian tujuan. Jadi dalam sebuah kerjasama

antara anggota kelompok tidak ada persaingan dan dapat

mencapai tujuan bersama dengan cara-cara yang sama

yang telah disepakati oleh anggota kelompok.

Menurut Asep dan Haris (2008:14)

mendefinisikan hasil belajar sebagai pencapaian bentuk

perubahan prilaku secara nyata yang cenderung menetap

dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dari proses

belajar dan dilakukan dalam waktu tertentu. Menurut

Hamalik (2003:13) Hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, dan sikap-

sikap, serta apersepsi dan abilitas. Hasil belajar dapat

diartikan sebagai hasil yang dicapai setelah interaksi

dengan lingkungan, sehingga menghasilkan perubahan

tingkah laku. Hasil yang dicapai berupa angka atau nilai

yang diperoleh dari tes hasil belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas hasil belajar

merupakan suatu hasil yang dicapai setelah berinteraksi

dengan lingkungan sehingga menghasilkan perubahan

tingkah laku secara nyata yang meliputi ranah kognitif,

ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Hasil belajar dapat

memberikan informasi sampai sejauh mana keberhasilan

seorang siswa dalam belajar.

Menurut Tamrin (2008:145) menjelaskan bahwa

konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang

yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk

juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan

bentuk pada atapnya. Umumnya kuda-kuda terbuat dari

kayu, bambu, baja, dan beton bertulang. Kuda-kuda kayu

digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang

maksimal sekitar 12 m.

Page 4: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK …

45

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain

yaitu bagi siswa dapat meningkatkan keterampilan

berfikir dan memecahkan masalah dalam sebuah

kelompok, dpat menuntaskan tugas yang diberikan, serta

menunmbuhkan sikap sosial. Bagi guru sebagai motivasi

untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih model

pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat

memberikan perbaikan dari sistem pembelajaran,

memacu guru untuk selalu mengikuti perkembangan

IPTEK, dan menjadi fasilitator dalam mengarahkan siswa

untuk belajar bekerjasama, serta sebagai landasan dalam

pengaplikasian konsep pendidikan yang terkait, dengan

pembelajaran proyek dan proses pengerjaan tugas dalam

sebuah kelompok studi. Bagi sekolah yaitu mampu

mewujudkan lulusan yang mampu dan proaktif

menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, dan

meningkatkan mutu pendidikan disekolah. Bagi peneliti

dapat menambah wawasan dalam melaksanakan proses

belajar mengajar disekolah, dan memotivasi untuk

melaksanakan pembelajaran yang inovatif.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian

deskriptif kuantitatif dimana peneliti akan

mendeskripsikan tentang kelayakan perangkat

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, tingkat

kerjasama, serta hasil belajar siswa yang diberi perlakuan

berupa penerapan pembelajaran berbasis proyek (Project

Based Learning).

Terdapat empat variabel yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu kelayakan perangkat pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, tingkat kerjasama dan hasil

belajar. Kelayakan perangkat pembelajaran merupakan

suatu proses untuk mengukur kelayakan/kevalidan

sebuah perangkat pembelajaran menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek sebelum digunakan untuk

acuan guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Hasil kelayakan perangkat pembelajaran diperoleh dari

validasi yang dilakukan validator. Setelah dilakukan dan

dinyatakan valid/layak maka bisa digunakan untuk acuan

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses

kegiatan belajar mengajar oleh guru yang mengacu pada

perangkat pembelajaran menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek yang sudah divalidasi.

Hasil keterlaksanaan pembelajaran diperoleh berdasarkan

pengamatan oleh pengamat pada saat kegiatan belajar

mengajar berlangsung selama 3 pertemuan. Pengamatan

pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan untuk

mengetahui kesesuaian pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar dengan sintaks model pembelajaran berbasis

proyek (Project Based Learning).

Kerjasama merupakan keterlibatan seseorang

didalam kelompok untuk memberikan kontribusi, berbagi

tugas, dan tanggung jawab terhadap pencapaian tujuan.

Hasil tingkat kerjasama siswa pada pengerjaan proyek

merakit kuda-kuda kayu diperoleh dari pengamatan

selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar selama 3

pertemuan. Penilaian tingkat kerjasama siswa dilakukan

sebagai salah satu langkah untuk menentukan suatu

kelompok dapat bekerja secara baik atau kurang. Hal ini

juga dapat mempengaruhi hasil pengerjaan proyek

kelompok itu sendiri. Sehingga peneliti/guru dapat

mengetahui sikap/karakter kerjasama siswa pada saat

kegiatan belajar mengajar.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

siswa selama proses belajar mengajar dan setelah

menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar afektif,

psikomotorik, dan praktikum diperoleh dari pengamatan

selama proses kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar

kognitif diperoleh dari tes setelah kegiatan belajar

mengajar. Tes dilakukan sebagai salah satu indikator

penentu ketuntasan belajar siswa sehingga peneliti/guru

mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam

menyerap materi khususnya pada kompetensi merakit

kuda-kuda kayu.

Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian

deskriptif. Berikut ini adalah gambar flowchart

penelitian:

Gambar 1. Flowchart Penelitian

Page 5: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK …

46

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini

dilakukan dengan metode observasi, tes dan angket.

Metode observasi pengamatan merupakan metode yang

diperoleh melalui pengamatan secara langsung selama

proses pembelajaran. Data yang diperoleh adalah data

keterlaksanaan pembelajaran, data nilai kerjasama siswa

dan data nilai ranah afektif, psikomotorik serta praktek

pada saat bekerja kelompok dan melaksanakan tugas

proyek yang diberikan.

Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah

serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

pemahaman siswa. Tes yang digunakan berupa soal-soal

post-test. Tujuan diberikannya post-test untuk

mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti

Pembelajaran Berbasis Proyek.

Angket digunakan untuk mengetahui kelayakan

perangkat pembelajaran berbasis proyek. Pengisian

angket ini dilakukan sebelum perangkat pembelajaran

diujicobakan pada siswa kelas XII TKY SMK Negeri 1

Sidoarjo. Adapun pengisi angket validasi adalah para ahli

dalam bidang kependidikan. Validator dari perangkat

pembelajaran ini adalah Dosen Teknik Sipil Unesa dan

Guru SMK Negeri 1 Sidoarjo.

Uji coba instrumen soal post test sebanyak 20

butir soal, dilakukan pada kelas XI TKY dengan jumlah

siswa sebanyak 30 siswa. Setelah dilakukan uji coba

instrumen soal pilihan ganda, hasilnya dianalisis untuk

mengetahui validitas soal, reliabilitas soal, daya beda

soal, dan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan

aplikasi AnatesV4.

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data

dalam penelitian ini adalah metode analisis data statistik.

Dari instrumen lembar validasi perangkat pembelajaran

yang dilakukan oleh para ahli dari dosen teknik sipil dan

guru teknik konstruksi kayu diperoleh skor hasil rating

tiap item selanjutnya dihitung nilai rata-rata hasil rating

dengan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2003):

Keterangan:

x = Nilai Rata-rata

∑ 𝐻𝑅 = Jumlah hasil rating

N = Banyaknya item

Tabel 1. Kriteria bobot penilaian hasil validasi

Analisis instrumen yang kedua adalah pelaksanaan

pembelajaran. Data pelaksanaan pembelajaran tersebut

dianalisis dengan menghitung rata-rata tiap aspek dari

jumlah pertemuan yang telah dilaksanakan. Kemudian

nilai tersebut disesuaikan dengan kriteria interpretasi skor

pada tabel 2 untuk diketahui penilaian kualitatif

pelaksanaan pembelajaran tersebut.

Tabel 2 Kriteria Interpretasi Skor Berdasarkan

Skala Likert

Persentase Skor

(%) Kategori

0 – 20

21 - 40

41 - 60

61 - 80

81 – 100

Tidak Baik

Kurang Baik

Cukup Baik

Baik

Sangat Baik

Pelaksanaan pembelajaran dikatakan efektif

apabila kemampuan guru dalam melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan rencana yang dibuat telah

mencapai kriteria baik atau sangat baik.

Analisis instrumen yang ketiga adalah tingkat

kerjasama siswa. Data yang diperoleh pada penelitian ini

adalah kemampuan kerjasama siswa dalam sebuah

kelompok yang meliputi beberapa aspek dalam

penilaiannya. Aspek penilaian kerjasama diukur mulai

dari kegiatan praktek hingga presentasi produk atau karya

yang dihasilkan selama praktek. Penilaian tingkat

kerjasama siswa ditunjukkan dengan nilai 1 sampai 4 dari

tiap aspek yang ada kemudian dijadikan dalam bentuk

persen dan disimpulkan dengan acuan pada tabel skala

kategori tingkat kerjasama. Atau dapat dirumuskan

sebagai berikut (Purwanto dalam Arini.3013):

𝑁𝑃 =𝑅

𝑁𝑆 𝑥 100 %

Keterangan :

NP = Nilai persen yang dicari

R = Nilai siswa yang sesuai dengan penilaian observer

NS = Total Kriteria penilaian kerjasama

Hasil perhitungan yang telah diperoleh digunakan

untuk menentukan kategori kemampuan siswa dalam

melakukan kerjasama pada kegiatan pembelajaran

berbasis proyek berdasarkan tabel skala kategori tingkat

kerjasama.

Tabel 3 Skala Kategori Tingkat Kerjasama

No. Skala Kemampuan

Kerjasama Kategori

1. 86 % - 100 % Sangat Baik

2. 76 % - 85 % Baik

3. 60 % - 75 % Cukup

Penilaian Presentase

Sangat layak 81% - 100%

layak 61% - 80%

Cukup layak 41% - 60%

Tidak layak 21% - 40%

Sangat tidak layak 0% - 20%

Page 6: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK …

47

No. Skala Kemampuan

Kerjasama Kategori

4. 55 % - 59 % Kurang

5. ≤ 54 % Kurang Sekali

Analisis instrumen yang keempat adalah hasil

belajar. Hasil belajar meliputi 3 ranah yaitu kognitif,

afektif, psikomotorik dan hasil praktek. Data ranah

kognitif diperoleh dari soal post test yang diujikan apada

akhir pembelajaran. Hasil ranah belajar kognitif dapat

dihitung dengan rumus (Depdiknas dalam Fauzi, 2008):

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 =∑ 𝐵

𝑁

Keterangan:

∑ B = Jumlah jawaban benar

N = Banyak soal

Data ranah afektif dan psikomotorik diperoleh

saat proses pembelajaran berlangsung. Untuk hasil

belajar ranah ini, skor yang diperoleh selanjutnya

dihitung dengan rumus sebagai berikut (Riduwan dalam

widoretno, 2014):

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100 %

Data penilaian hasil praktek dilakukan saat proses

pembelajaran berlangsung, kemudian pengamat menilai

kemampuan praktek siswa saat mengerjakan job sheet

sesuai dengan petunjuk lembar penilaian yang tersedia.

Analisis nilai akhir hasil belajar siswa

merupakan rekapitulasi nilai hasil belajar siswa dari

ranah kognitif, afektif, psikomotorik dan nilai praktek.

Adapun rumus nilai rekapitulasi hasil belajar adalah

sebagai berikut (Arikunto, 2007):

Keterangan:

X = Rerata Nilai

∑ X = Jumlah nilai mentah yang dimiliki

N = Banyaknya nilai mentah

Selanjutnya skor yang diperoleh dari nilai hasil

belajar ranah kognitif, afektif, psikomotorik, dan praktek

dihitung nilai rata-rata kelasnya dan disesuakan dengan

tabel 2 kriteria interprestasi skor berdasarkan skala likert.

Data yang terkumpul, dianalisis dengan deskriptif

dan statistik inferensial. Statistik deskriptif berfungsi

untuk mengelompokkan data, menggarap, memaparkan

serta menyajikan hasil olahan. Statistik deskriptif yang

digunakan dalam penelitia ini yaitu rata-rata (mean), dan

standar deviasi. Sedangkan statistik inferensial digunakan

untuk menguji hipotesis melalui uji-t pihak kiri. Dalam

penelitian ini terdapat dua uji hipotesis yaitu uji hipotesis

tingkat kerjasama siswa dan uji hipotesis hasil belajar

siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penilaian kelayakan perangkat pembelajaran

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek pada

mata pelajaran pelaksanaan konstruksi kayu tentang

merakit kuda-kuda kayu dilakukan oleh 1 orang dosen

teknik sipil yaitu Dra. Indiah Kustini , MT serta 1 orang

guru teknik konstruksi kayu SMKN 1 Sidoarjo yaitu

Wartini, S.Pd. Hasil penilaian kelayakan perangkat

pembelajaran meliputi silabus, RPP, soal evluasi/post

test, instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran,

instrumen penilaian ranah afektif, instrumen penilaian

kerjasama, instrumen penilaian ranah psikomotorik, dan

instrumen penilaian praktek dari masing masing validator

disajikan dalam grafik berikut ini:

Gambar 1. Presentase hasil validasi perangkat

pembelajaran

Hasil keseluruhan dari semua perangkat

pembelajaran yaitu silabus, RPP, Soal evaluasi/post test,

lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran, lembar

penilaian kerjasama, lembar penilaian ranah afektif,

lembar penilaian psikomotorik, dan lembar penilaian

praktek diatas adalah:

Berdasarkan analisis hasil validasi perangkat

pembelajaran yang telah ditunjukkan diatas, maka nilai

yang diperoleh adalah 82,54 % dan berada pada interval

81 % - 100 %. Berdasarkan kriteria penelitian, maka hasil

Page 7: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK …

48

validasi perangkat pembelajaran termasuk dalam kategori

sangat layak, sehingga dapat digunakan sebagai

instrumen.

Setelah soal evaluasi divalidasi selanjutnya

dianalisis menggunakan aplikasi Anates V4. Berdasarkan

analisis tersebut terdapat 20 soal yang dikatakan valid

karena memiliki nilai korelasi diatas rkritis yaitu 0,83.Nilai

Rxytabel untuk N=30 dengan α=0,05 didapatkan hasil

0.361. Dengan demikian soal dikatakan valid apabila

mempunyai Rxyhitung lebih besar dari Rxytabel. Soal yang

baik tidak hanya valid tetapi juga harus reliabel. Reliabel

berhubungan dengan keajegan artinya berapapun diujikan

soal tersebut mempunyai nilai yang hampir sama.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa soal dikatakan

reliable apabila mempunyai Rxyhitung > Rxytabel. Dengan

N=30 siswa dan berdasarkan tabel Rxy 0,361. Reliabilitas

soal juga dihitung melalui anatesV4 dan didapatkan

Rxyhitung = 0,91. Dengan demikian soal tersebut adalah

reliable. Berdasarkan analisis Anates V4 diketahui soal

yang mempunyai tigkat indeks daya beda soal yang

bagus ada 15 soal yaitu pada soal no. 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9,

10, 11, 12, 13, 14, 18, 19, dan 20, soal yang mempunyai

indeks daya beda soal cukup bagus ada 5 soal yaitu pada

no. 5, 7, 15, 16, dan 17. Sedangkan untuk indeks daya

beda soal kurang bagus dan jelek tidak ada. Berdasarkan

pada Tabel 4.3 diketahui ada 5 macam tingkat kesukaran

yang berbeda-beda. Yaitu kategori sangat mudah, mudah,

sedang, sukar, dan sangat sukar, pada tingkat sangat

mudah terdapat 2 soal yaitu pada no. 1 dan 17. Pada

tingkat mudah terdapat 4 soal yaitu pada no. 12, 15, 16,

dan 18. Pada tingkat sedang terdapat 11 soal yaitu pada

no. 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, dan 19. Pada tingkat

sukar terdapat 3 soal yaitu pada no. 5, 7, dan 20.

Sedangkat pada tingkat sangat sukar tidak terdapat soal

yang masuk dalam kategori ini.

Penilaian pengamatan pelaksanaan pembelajaran

di peroleh dari mengamati kegiatan belajar mengajar guru

di kelas atau bengkel kayu menggunakan pembelajaran

berbasis proyek. Berikut Tabel hasil pengamatan

pelaksanaan pembelajaran.

Tabel 4. Hasil Pengamatan Palakasanaan

Pembalajaran

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diketahui bahwa

pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama

3 pertemuan yang meliputi 4 aspek yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti, kegiatan penutup dan pengolahan waktu

selama proses belajar mengajar. Dari pertemuan I rata-

rata hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran sebesar

76,25 %. Pada pertemuan II rata-rata hasil pengamatan

pelaksanaan pembelajaran sebesar 82 %. Dan sedangkan

pertemuan III hasil rata-rata sebesar 83,75 %. Sehingga

rata-rata total pelaksanaan pembelajaran diperoleh

sebesar 80,67 % dan termasuk dalam kategori baik. Hal

ini menunjukkan bahwa proses belajar mengajar dengan

model pembelajaran berbasis proyek baik dan efektif.

Penilaian Kerjasama dalam proses pembelajaran

berbasis proyek diamati berdasarkan lembar instrumen

penilaian kerjasama siswa. Pengamatan kemampuan

kerjasama siswa selama proses belajar-mengajar

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek

berdasarkan RPP untuk 3 kali pertemuan dilakukan oleh

tiga pengamat yang terdiri dari 3 mahasiswa Unesa.

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrumen

penilaian kerjasama siswa dengan skala penilaian 1

sampai 4 untuk setiap aspek. Kemudian dari skala

penilaian dikonversi dalam bentuk nilai. Adapun hasilnya

terdapat 4 aspek pada instrumen penilaian kerjasama

selama proses belajar-mengajar dipertemuan I dan II

yaitu pembagian tugas, kontribusi, antusisme, proses

pengerjaan proyek, dan pada pertemuan III terdapat 1

tambahan aspek pada instrumen penilaian kerjasama

yaitu presentasi. Berikut adalah gambar grafik analisis

tingkat kerjasama.

Gambar 2. Analisis Tingkat Kerjasama

Dari ketiga pertemuan tersebut nilai rata-rata kelas

siswa kelas XII SMK Negeri Sidoarjo sebesar 81,67 %,

masuk dalam kategori baik sesuai dengan interval 76 –

85 % pada skala kategori tingkat kerjasama. Sehingga

tingkat kemampuan kerjasama siswa dalam

menyelesaikan proyek bernilai baik.

No Tahap

Pembelajaran

Hasil Rating Pertemuan

(%)

Rata-

rata

tahap

an

Rata-

rata

total

Kate

gori

I

II

III

1 Kegiatan Awal 85 85 85 85

80,67 Baik

2 Kegiatan Inti 70 80,56 81,25 77,27

3 Kegiatan

Penutup 75 87,5

93,75 83,75

4 Pengelolahan

Waktu 75 75

75 75

Rata-Rata 76,25 82 83,75

Page 8: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK …

49

Dari kegiatan belajar-mengajar menggunakan

model pembelajan berbasis proyek didapatkan penilaian

hasil belajar. Hasil belajar yang dinilai meliputi ranah

kognitf yaitu sebesar 80,67 %, ranah afektif sebesar 83,27

%, ranah psikomotorik 82,81 % dan nilai praktek sebesar

81,53 %. Berdasarkan data perhitungan tersebut, setelah

dihitung manual didapat nilai akhir rata-rata kelas siswa

kelas XII TKY SMK Negeri 1 Sidoarjo adalah sebesar

82,07 % dan termasuk kategori sangat baik sesuai dengan

interval (81-100 %).

Berdasarkan hasil perhitungan kerjasama siswa

dan analisis uji-t pihak kiri tingkat diperoleh thitung =

12,826 sedangkan ttabel = 1,699. Maka dalam uji t tersebut

nilai thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel ). Dengan

demikian maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya

bahwa tingkat kerjasama siswa kelas XII TKY SMKN 1

Sidoarjo setelah pelaksanaan pembelajaran berbasis

proyek adalah lebih besar atau sama dengan cukup (75

%) diterima.

Berdasarkan hasil perhitungan hasil belajar siswa

dan analisis uji-t pihak kiri diperoleh thitung = 6,488

sedangkan ttabel = 1,699. Maka dalam uji t tersebut nilai

thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel ). Dengan

demikian maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya

bahwa hasil belajar siswa kelas XII TKY SMKN 1

Sidoarjo setelah pelaksanaan pembelajaran berbasis

proyek adalah lebih besar atau sama dengan KKM (75).

diterima.

1. Kelayakan Perangkat Pembelajaran

Berdasarkan hasil validasi yang disajikan dalam

gambar 1, diketahui bahwa rata-rata tingkat kelayakan

perangkat pembelajaran menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek sebesar 82,54 % dan

termasuk dalam ketegori sangat layak. Hasil validasi

menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran

mengguakan model pembelajaran berbasis proyek sudah

sesuai dengan aturan penyusunan perangkat pembelajaran

pada kurikulum 2013 sehingga perangkat pemeblajaran

dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

Perangkat pembelajaran yang disusun merupakan

perangkat pembelajaran yang berorientasi pada

Pembelajaran Berbasis Proyek. Kelayakan perangkat

pembelajaran mempengaruhi terhadap jalannya

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru. Validasi

perangkat pembelajaran dilakukan sebelum perangkat

digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan

pembelajaran. Tahap untuk menghasilkan perangkat

pembelajaran yang layak menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Proyek tidak lepas dari masukan

dan saran dari para ahli atau validator.

Berdasarkan pada grafik yang disajikan pada

gambar 1, hasil validasi silabus memperoleh rata-rata

rating sebesar 85 %. Hal ini dikarenakan kejelasan dari

judul, kompenen silabus, teks dan jenis huruf sesuai

dengan aturan penulisan silabus pada kurikulum 2013.

Kesesuaian isi silabus dengan rencana pembelajaran pada

mata pelajaran pelaksanaan kostruksi kayu yang sudah

mencakup semua. Kesesuaian kompetensi dasar,

indikator pencapaian hasil belajar, materi, kegiatan

pembelajaran, penilaian dan sumber belajar sudah cukup

baik. Bahasa yang digunakan komunikatif, sederhana dan

mudah dipahami, kesesuaian ejaan bahasa sesuai dengan

aturan bahasa.

Berdasarkan pada grafik yang disajikan pada

gambar 1, hasil validasi RPP memperoleh rata-rata rating

sebesar 77,33 %, dan termasuk kategori layak. Hal ini

dikarenakan kesesuaian rumusan kompetensi dasar dan

indikator serta kesesuaian tujuan pembelajaran dengan

silabus. bahasa yang digunakan komunikatif, sederhana,

mudah dipahami, ejaan bahasa banyak sudah sesuai

aturan bahasa. Sedangkan Kesesuaian format RPP juga

mempengaruhi terhadap keterbacaan RPP. lembar

penilaian menggunakan model pembelajaran berbasis

proyek sudah layak untuk digunakan sebagai bahan ajar

dan sesuai dengan tujuan belajar. Kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan sudah sesuai dengan sintaks

model pembelajaran berbasis proyek dan ketepatan

metode pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan

kompetensi dasar. Serta kesesuaian pembagian alokasi

waktu dengan durasi KBM.

Berdasarkan pada grafik yang disajikan pada

gambar 1, hasil validasi soal evaluasi memperoleh rata-

rata rating sebesar 80 %. Menurut penilaian para

validator soal yang digunakan sesuai dengan indikator

dan kompetensi dasar. Pilihan jawaban yang digunakan

bersifat homogen dan logis. Selain itu, menurut penilaian

para validator dari 20 soal evaluasi taraf kesulitan soal

sudah merata dan terdapat 3 soal yang sedikit sulit

dipahami untuk anak SMK, tetapi sudah sesuai dengan

EYD sehingga tidak memerlukan revisi.

Berdasarkan pada grafik yang disajikan pada

gambar 1, hasil validasi instrumen penilaian pelaksanaan

pembelajaran memperoleh rata-rata rating sebesar 80 %.

Hal ini dikarenakan kesesuaian kegiatan belajar-

mengajar, dengan sintaks pembelajaran, dan alokasi

waktu sudah mengacu pada RPP. Aspek bahasa ditinjau

dari kebenaran bahasa, sesuai dengan EYD,

kesederhanaan struktur kalimat dan sifat komunikatif

bahasa, serta kejelasan petunjuk pengisian dan pemberian

skor sudah baik.

Berdasarkan pada grafik yang disajikan pada

gambar 1, hasil validasi instrumen penilaian ranah afektif

memperoleh rata-rata rating sebesar 80 %. Hal ini

dikarenakan instrumen penilaian memiliki kejelasan

dalam petunjuk penggunaan, aspek sikap yang dinilai

Page 9: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK …

50

sudah sesuai dengan indikator pada rencana

pembelajaran, kejelasan rubrik penilaian sudah baik, serta

format rumus dan skala nilai sesuai dengan kurikulum

2013.

Berdasarkan pada grafik yang disajikan pada

gambar 1, hasil validasi instrumen penilaian kerjasama

memperoleh rata-rata rating sebesar 84 %. Hal ini

dikarenakan kejelasan petunjuk penilaian sudah sangat

baik sehingga pengamat tidak merasa kesulitan dalam

pemberian nilai. aspek yang terdapat pada instrumen

penilaian kerjasama sudah menunjukkan aktifitas yang

berhubungan dengan kerjasama siswa dan kesesuaian

dengan indikator sudah baik. Petunjuk pemberian skor

juga ditunjang dengan kesesuaian rubrik penilaian

dengan tujuan pembelajaran. Dan format atau rumus dan

skala nilai sesuai dengan K13 (Kurikulum 2013).

Berdasarkan pada grafik yang disajikan pada

gambar 1, hasil validasi instrumen penilaian ranah

psikomotorik memperoleh rata-rata rating sebesar 88 %.

Hal ini dikarenakan kejelasan petunjuk penilaian sudah

sangat baik sehingga pengamat tidak merasa kesulitan

dalam pemberian nilai. Aspek yang terdapat pada

instrumen sudah sesuai dengan aktifitas keterampilan

siswa yang terdapat pada indikator. Pada petunjuk

pemberian skor juga ditunjang dengan kesesuaian rubrik

penilaian. Dan format atau rumus dan skala nilai sesuai

dengan kurikulum 2013.

Berdasarkan pada grafik yang disajikan pada

gambar 1, hasil validasi instrumen penilaian praktek

memperoleh rata-rata rating sebesar 86 %. Hal ini

dikarenakan kejelasan petunjuk penilaian sudah sangat

baik sehingga pengamat tidak merasa kesulitan dalam

pemberian nilai. Aspek yang terdapat pada instrumen

sudah sesuai dengan kegiatan praktek. Pada petunjuk

pemberian skor juga ditunjang dengan kesesuaian rubrik

penilaian. Dan format atau rumus dan skala nilai sesuai

dengan kurikulum 2013.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran

berbasis proyek dilakukan pada tiap tahapan

pembelajaran memperoleh rata-rata sebesar 80,67 % dan

termasuk kategori baik. Tahap kegiatan awal atau

pendahuluan telah terlaksana dengan sangat baik. Hal ini

terbukti dengan memperoleh hasil rating sebesar 85 %.

Pada tahap ini, dilakukan dengan tujuan untuk

menciptakan suasana awal pembelajaran yang kondusif,

yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses

pembelajaran dengan baik. Selain itu motivasi awal yang

diberikan kepada siswa akan mempengaruhi ketertarikan

siswa terhadap pembelajaran dengan cara

menginformasikan proses pembelajaran yang akan

dilakukan oleh siswa dalam menyelesaiakn proyek.

Pada kegiatan inti, pelaksanaan pembelajaran dari

pertemuan 1 dan pertemuan 2 memperoleh hasil rating

sebesar 70 % dan 80, 56 % termasuk berkategori baik.

Sedangkan pada pertemuan 3 memperoleh hasil rating

sebesar 81,25 % termasuk berkategori sangat baik. Hal

ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam

melaksanakan pembelajaran sudah baik dan antusias

dalam pembelajaran. Kegiatan inti yang teramati paling

dominan pada saat membimbing siswa untuk

bekerjasama dalam menyelesaiakan tugas yang diberikan

agar suasana di dalam kelas dapat berjalan lancar dan

kondusif. Selain itu, kegiatan memonitoring siswa selama

menyelesaikan proyek dengan cara tanya jawab juga

dominan. Sehingga siswa dalam menerima pembelajaran

lebih antusias karena siswa dapat berkomunikasi dan

saling memberikan kontribusi terhadap proyek yang

diberikan.

Pelaksanaan pembelajaran sudah memenuhi lima

karakteristik model pembelajaran berbasis proyek

(Project Based Learning) yaitu yang pertama centrality

dimana semua kegiatan siswa berpusat pada kegiatan

proyek yang diberikan guru, yang kedua driving question

dimana siswa dalam mengerjakan proyek diberikan

sebuah permasalahan yang berbeda dari tiap kelompok

sehingga semua siswa berusaha memecahkan masalah

tersebut dengan pengetahuan mereka yang didapat dari

lingkungan sekitar atau materi yang ada. Karakteristik

yang ketiga adalah constructive investigation, dalam hal

ini tugas atau kegiatan proyek yang diberikan guru sudah

sesuai dengan tingkat kemampuan siswa sehingga siswa

dapat menjalankan tugas proyek yang diberikan. Selain

itu, siswa juga menjadi pencari solusi dalam

menyelesaikan masalah kegiatan proyek sehingga dalam

hal ini kegiatan tersebut memenuhi karakteristik yang

keempat yaitu autonomy. Karakteristik yang kelima

adalah realisme, bahwa kesesuaian kegiatan proyek siswa

dalam merakit kuda-kuda serupa dengan kegiatan yang

sebenarnya dalam dunia proyek.

Keterlaksanaan pembelajaran dikatakan efektif

apabila kemampuan guru dalam melaksanakan

pembelajaran sudah sesua dengan perangkat yang

dijadikan acuan dan telah mencapai kategori baik atau

sangat baik. Dengan demikian, secara keseluruhan proses

belajar mengajar dengan model pembelajaran berbasis

proyek pada siswa kelas XII TKY SMK Negeri 1

Sidoarjo berlangsung secara efektif, karena skor rata-rata

total dari semua aspek keterlaksanaan pembelajaran pada

kelas tersebut dalam kategori baik.

3. Tingkat Kerjasama

Berdasarkan hasil penelitian terhadap tingkat

kerjasama siswa, penelitian ini memberikan hasil yaitu

nilai rata-rata kelas tingkat kerjasama siswa selama

Page 10: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK …

51

kegiatan belajar mengajar menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning)

sebesar 81,67 %. Sedangkan dari hasil uji-t satu pihak

kiri diperoleh nilai thitung sebesar 12,826 dan dari ttabel

sebesar 1,699. Dengan demikian thitung > ttabel. Sehingga

hipotesis H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga diperoleh

kesimpulan bahwa tingkat kerjasama siswa kelas XII

TKY SMKN 1 Sidoarjo setelah pelaksanaan

pembelajaran berbasis proyek adalah lebih besar atau

sama dengan cukup (75 %) dengan taraf signifikan 0,05

atau taraf kepercayaan 95 %.

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa model

pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan

kerjasama siswa dalam memecahkan masalah atau

menyelesaikan sebuah proyek. Siswa lebih termotivasi

dalam memberikan kontribusi kepada kelompoknya

untuk menyelesaikan proyek sesuai yang telah

dijadwalkan, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi

nyaman dan kondusif. Dimana masing-masing siswa

dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin

kepada kelompoknya agar terbentuk pula pengetahuan

dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan

hasil belajar.

Menurut West (1998) Riset membuktikan bahwa

pada banyak bidang aktivitas dan upaya manusia,

kerjasama kelompok mengarah pada efisiensi dan

efektivitas yang lebih baik. Dengan demikian, model

pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan

kerjasama siswa dan menjadikan aktivitas siswa lebih

efektif dan efesien.

4. Hasil Belajar

Berdasarkan hasil penelitian terhadap hasil akhir

belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran

berbasis proyek diperoleh rata-rata kelas nilai hasil

belajar siswa sebesar 82,07 %. Hasil belajar siswa

didapat dari rata-rata nilai ranah kognitif, ranah afektif,

ranah psikomotorik dan nilai praktek kemudian dicari

rata-ratanya. Berdasarkan nilai rata-rata kelas hasil

belajar siswa didapat nilai thitung sebesar 6,488 sedangkan

harga ttabel sebesar 1,699. Hal ini berarti bahwa harga

thitung > ttabel sehingga H0 diterima dan Ha ditolak.

Pernyataan ini sesuai dengan ketentuan uji pihak kiri, bila

harga thitung > ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Sebaliknya jika thitung < ttabel H0 ditolak dan Ha diterima.

Penerimaan H0 ini dapat dilihat dari gambar uji satu

pihak kiri hasil belajar siswa. Jadi kesimpulannya bahwa

hipotesis yang berbunyi hasil belajar siswa kelas XII

TKY SMKN 1 Sidoarjo setelah pelaksanaan

pembelajaran berbasis proyek adalah lebih besar atau

sama dengan KKM (75) dapat diterima.

Berdasarkan Tabel 10 pada lampiran 4 terdapat 26

siswa yang memenuhi KKM (75), dan terdapat 4 siswa

yang tidak memenuhi KKM. Hal ini sesuai dengan hasil

wawancara dengan guru mata pelajaran pelaksanaan

konstruksi kayu bahwa 4 siswa yang mendapat nilai

dibawah KKM adalah siswa yang kesehariannya juga

mendapat nilai dibawah KKM. Empat siswa ini mendapat

nilai dibawah KKM dikarenakan pada saat mengerjakan

soal evaluasi mereka tidak menjawab soal dengan benar.

Sikap yang dilakukan dan kemampuan pada saat kegiatan

belajar mengajar atau praktek juga kurang. Selain itu

salah satu dari 4 siswa tersebut memiliki kemampuan

berfikir (IQ) dibawah rata-rata. Hal ini merupakan salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil akhir belajar

yang didapat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,

dapat dikatakan penelitian ini berhasil, karena hipotesa

yang dihipotesiskan teruji. Jadi hipotesis yang berbunyi

hasil belajar siswa kelas XII TKY SMKN 1 Sidoarjo

setelah pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek adalah

lebih besar atau sama dengan KKM (75) diterima.

Berdasarkan penjabaran di atas bahwa hasil

belajar siswa menggunakan model pembelajaran berbasis

proyek (Project Based Learning) memiliki kategori

sangat baik. Hal ini juga membuktikan terhadap

penelitian sebelumnya bahwa hasil belajar siswa

mengalami peningkatan baik penilaian afektif,

psikomotorik, dan kognitifnya setelah menggunakan

model pembelajaran berbasis proyek (Nurhayati, 2010).

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kelayakan perangkat pembelajaran menggunakan

model Pembelajaran Berbasis Proyek pada mata

pelajaran pelaksanaan konstruksi kayu dinyatakan

layak digunakan.

2. Pelaksanaan model Pembelajaran Berbasis Proyek

pada mata pelajaran pelaksanaan konstruksi kayu

mendapat nilai rata-rata total sebesar 80,67 %, dan

termasuk kategori baik, karena sesuai dengan

interval 61-80 %.

3. Nilai rata-rata tingkat kerjasama siswa dalam proses

belajar mengajar menggunakan model Pembelajaran

Berbasis Proyek memperoleh nilai rata-rata sebesar

81,67 %. Nilai ini termasuk dalam kategori sangat

baik, karena terletak dalam interval 81-100%.

4. Hasil belajar siswa menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Proyek pada ranah kognitif

memperoleh rata-rata sebesar 80,67 % termasuk

dalam kategori baik, pada ranah afektif memperoleh

rata-rata sebesar 83,27 % termasuk dalam kategori

sangat baik, pada ranah pasikomotorik memperoleh

rata-rata sebesar 82,81 % termasuk dalam kategori

sangat baik, sedangkan pada nilai praktek

Page 11: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK …

52

memperoleh rata-rata sebesar 81,53 % termasuk

dalam kategori sangat baik. Dari ke empat penilaian

tersebut diperoleh nilai hasil belajar siswa dengan

memperoleh rata-rata kelas sebesar 82,07 %. Nilai

ini termasuk dalam kategori sangat baik, karena

terletak dalam interval 81-100%.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat

disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Diharapkan bagi generasi para calon guru yang

profesional hendaknya memberikan metode

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa agar

siswa lebih aktif dan kreatif lagi sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan dan hasil belajar siswa.

2. Dari hasil tingkat kerjasama, dapat disarankan untuk

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek

pada saat kegiatan pembelajarannya menggunakan

kelompok, karena model pembelajaran ini dapat

meningkatkan kerjasama siswa.

3. Saat pembagian kelompok sebaiknya menggunakan

sistem random sampling sehingga mengurangi

unsur kesengajaan.

4. Perlu pengelolaan waktu yang lebih baik agar

kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana

pembelajaran.

5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan sehingga dapat

diketahui kegiatan kerjasama siswa berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan

model pembelajaran berbasis proyek.

DAFTAR PUSTAKA

Andri. 2012. Pengaruh Penggunaan Strategi

Pembelajaran Berbasisi Proyek Terhadap

Tingkat Kerjasama Siswa dan Hasil Belajar

Siswa Kelas X TPM 1 Pada Mata Pelajaran

Menggambar di SMKN 1 Jetis Mojokerto.

Skripsi Tidak dipublikasikan. Surabaya: FT

Unesa.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Dasar-dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

_________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

________________. 2007. Manajemen Penelitian.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arini. 2013. Penerapan Peer Assesment Dalam Penilaian

Kinerja Siswa Pada Praktikum Pencemaran

Tanah. Skripsi dipublikasikan. Bandung.

FPMIPA Universitas Pendidkan Indonesia.

(http://repository.upi.edu/2936/1/S_BIO

_0902019_Title.pdf diakses 5 Juni 2014)

Asep, Jihad. Dan Haris, Abdul. 2008. Evaluasi

Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.

Fauzi, Ahmad. 2015. Pengembangan Media

Pembelajaran E Book Pada Materi Jenis Dan

Karakteristik Bahan Baja Kelas X TGB SMK

Negeri 1 Mojokerto. Skripsi Tidak

dipublikasikan. Surabaya: FT Unesa.

Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

______________. 2003. Perencanaan Pengajaran

Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT

Bumi Askara.

Nurhayati, Lilik. 2010. Penerapan Model Pembelajaran

Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

Siswa Kelas VIII E MTsN Banyuwangi Semester

Ganjil Tahun Pelajaran 2009/2010. (Online),

No. 27

(http://repository.library.uksw.edu/bitstream/han

dle/123

456789/1054/T1_292010603_BAB%20II.pdf?se

quence=3 diakses 20 April 2014).

Rahmawati, Dini. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran

Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Fisika

Siswa. Skripsi Dipublikasikan. Jakarta: FITK

UIN syarif Hidayatullah.

Rais, M. 2010. Project-Based Learning: Inovasi

Pembelajaran yang Berorientasi Soft Skills.

Makalah. Disajikan dalam Seminar Nasional

Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Fakultas

Teknik Universitas Negeri Surabaya, Tanggal

11 Desember 2010 di Surabaya.

http://digilib.unm.ac.id/

files/disk1/1/universitas%20negeri%20makassar

-digilib-unm-drmuhraiss-20-1-makalah-a.pdf.

Diakses 8 Februari 2014.

Soedjarwo. 1997. Dinamika Kelompok. Surabaya:

University Press IKIP Surabaya.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung:

CV. Alfabeta.

________. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Tamrin, A.G. 2008. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung

Jilid 2 (BSE). Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional.

West, Michael. 1998. Effective Teamwork (Kerjasama

Kelompok Yang Efektif). Yogyakarta: Kanisius

(Anggota IKAPI)

Widoretno, Puranti. 2014. Pengembangan Lks Dengan

Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Diagram

Gaya Normal, Gaya Lintang, Dan Momen Di Kelas X

TGB 1 SMK Negeri 1 Sidoarjo. Skripsi Tidak

dipublikasikan. Surabaya: FT Unesa.

85