penerapan sistem e-procurement dalam pengadaan …
TRANSCRIPT
PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM
PENGADAAN BARANG/JASA PADA
PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV
MEDAN
TUGAS AKHIR
Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan
Pendidikan Program Diploma 3
Oleh:
VERONICA NIM 1605071034
PROGRAM STUDI PERBANKAN DAN KEUANGAN
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan, bahwa tugas akhir ini
merupakan karya s a ya sendiri (ASLI), dan isi dalam tugas akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan oleh orang lain atau kelompok lain untuk memperoleh
gelar akademis di suatu Institusi Pendidikan, dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan/atau diterbitkan oleh
orang lain atau kelompok lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Jika kemudian hari saya terbukti melakukan plagiat terhadap tugas akhir ini, maka
saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya terima.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, penuh kesadaran
dan tanggungjawab untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Medan, Agustus 2019
Nama Lengkap NIM Tanda tangan
VERONICA 1605071034
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Penerapan Sistem E-Procurement Dalam Pengadaan
Barang/ Jasa Pada PT Perekebunan Nusantara IV Medan”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem e-procurement dalam
pengadaan barang/jasa pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan. Data yang
dikumpulkan melalui wawancara . Jenis data yang diambil adalah data primer dan
sekunder. Metode analisis dan pengolahan data yang digunakan adalah metode
analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan
bahwa penerapan sistem e procurement pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan
sudah sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018.
Kata Kunci : E-Procurement, Pengadaan Barang/ jasa
ABSTRACT
This research is titled "Application of E-Procurement system in the procurement of
goods/services at PT Perkebunan Nusantara IV Medan". The purpose of this
research is to know how to implement the E-procurement system in the procurement
of goods/services at PT Perkebunan Nusantara IV Medan. Data collected through
interviews. The data types that are retrieved are primary and secondary data. The
methods of analysis and data processing used are methods of qualitative descriptive
analysis. Based on the results of the interview can be concluded that the
implementation of the E-procurement system in PT Perkebunan Nusantara IV
Medan is by presidential Regulation No. 16 of 2018.
Keywords: E-Procurement, Procurement
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya yang sangat sempurna, baik nikmat kesehatan maupun
kesempatan yang begitu indah sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan
Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.
Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma 3 Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi
Program Studi Perbankan dan Keuangan. Dalam penulisan Tugas Akhir ini tentu
tidak terlepas dari berbagai kendala. Namun atas bimbingan, arahan dan dukungan
dari berbagai pihak, sehingga kendala tersebut dapat diatasi dengan baik. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak M. Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan.
2. Bapak Darwin S.H. Damanik, S.E., M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Medan.
3. Bapak Sastra Karo-Karo, S.E.Ak., M.Si., Sekretaris Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Medan.
4. Bapak Jonni H. Silaen, S.E., M.Si., Kepala Program Studi Perbankan dan
Keuangan Politeknik Negeri Medan.
5. Ibu Rina Walmiaty Mardi, S.E. Ak, M.Si., Dosen Pembimbing Utama yang
telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran nya untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Riswanto, S.E., M.M. Ak., CA. CPA., Dosen Pembimbing pendamping
yang banyak membantu penulis dalam menyelasaikan Tugas Akhir.
7. Keluarga Besar Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi
Perbankan dan Keuangan yang telah membimbing dan membantu penulis
selama perkuliahan.
8. Ibu Siwi Peni Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara IV Medan
9. Keluarga tercinta (Bapak, Mamak, dan Adik) yang sangat luar biasa dan
senantiasa memberikan kasih sayang, doa, serta dukungan baik moril maupun
i
materil, dan memberikan bimbingan serta nasihat kepada penulis dalam
penyusunan Tugas Akhir ini.
10. Sahabat-sahabat penulis Silvia Handayani, Norma Rifa, Yuli Anra Damanik,
Rosana R. Situmorang, Riski Amalia Nasution, Dina Manullang, Yasmin
Husnul Khafifah yang selalu ada di saat suka dan duka, yang setia memberi
dukungan, semangat dan doa kepada penulis.
11. Teman-teman seperjuangan BK-6A, Nasyiatul Aisyiah Cabang Medan Barat
yang turut membantu dan memberi motivasi.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata,
penulis berharap kiranya Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca, khusus nya bagi mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi
Program Studi Perbankan dan Keuangan.
Medan, September 2019
Penulis,
VERONICA
NIM 1605071034
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul ................................................... 1
1.2 Rumusan Masah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 3
1.5 Batasan Masalah ............................................................................ 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengadaan Barang/ Jasa ................................................................ 4
2.1.1 Pengertian Pengadaan Barang/ Jasa .............................................. 4
2.1.2 Metode Pemilihan Penyedia Barang/ Jasa .................................... 4
2.1.3 Tujuan Pengadaan Barang/ Jasa .................................................... 6
2.1.4 Prinsip Pengadaan Barang/ Jasa .................................................... 6
2.1.5 Tahapan Pengadaan Barang/ Jasa ................................................. 8
2.1.6 Etika Dalam Pengadaan Barang/ Jasa ........................................... 10
2.2 E-Procurement .............................................................................. 10
2.2.1 Pengertian E-Procurement ............................................................ 10
2.2.2 Manfaat dan Kelebihan E-Procurement ........................................ 11
2.2.2 Tujuan E-Procurement .................................................................. 13
2.2.3 Tata Cara E-Procurement.............................................................. 14
2.2.4 Tahapan E-Procurement ............................................................... 14
iii
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu penelitian ......................................................... 15
3.1.1 Lokasi Penelitian ........................................................................... 15
3.1.2 Waktu Penelitian ........................................................................... 15
3.2 Sumber dan Jenis Data .................................................................. 17
3.3 Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 17
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 18
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil PT Perkebunan Nusantara IV Medan .................................. 19
4.1.1 Sejarah PT Perkebunan Nusantara IV Medan ............................... 19
4.1.2 Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara IV Medan ..................... 21
4.1.3 Budaya Perusahaan ....................................................................... 21
4.1.4 Logo PT Perkebunan Nusantara IV Medan .................................. 22
4.1.5 Struktur Organisasi pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan ... 23
4.2 Hasil Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ............................ 25
4.3 Pembahasan ................................................................................... 35
BAB 5 SIMPULAM DAN SARAN
5.1 Simpulan........................................................................................ 38
5.2 Saran .............................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 39
iv
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hal
2.1 Siklus Tahapan Pengadaan Barang/ Jasa Melalui Penyedia ......... 8
4.1 Logo PTPN .................................................................................... 22
4.2 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara IV Medan ............ 24
4.3 Proses Pengadaan Barang/ Jasa Pada Perusahaan ......................... 25
4.4 Contoh Pengumuman Lelang ........................................................ 27
4.5 Form Data Perusahaan .................................................................. 28
4.6 Penjelasan Pekerjaan ..................................................................... 30
4.7 Pemasukan dan Pembukaan Dokumen ......................................... 32
4.8 Evaluasi Penawaran dan Kualifikasi ............................................. 33
4.9 Pengumuman dan Penetapan Pemenang ....................................... 34
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
Sistem pengadaan barang/ jasa secara manual membutuhkan interaksi secara
langsung dan tatap muka antara panitia pengadaan dan penyedia jasa. Namun dalam
proses pengadaan barang dan jasa secara manual banyak ditemukan berbagai
penyimpangan. Penyimpangan tersebut sebagian besar pada proses pelaksanaan
pengadaan barang/jasa. Contoh-contoh penyimpangan dalam pengadaan brang/jasa
yang sering terjadi, yaitu: penggelembungan anggaran (mark up), panitia tidak
transparan, dokumen administratif tidak memenuhi syarat, pengumuman lelang
yang semu atau fiktif (lembaga kebijakan pengadaan barang/ jasa, 2010:35).
Dengan adanya masalah yang timbul dari sistem pengadaan barang/ jasa secara
manual dan dalam pengadaan harus berdasarkan prinsip yang ada, maka
dilaksanakan dengan sistem elektronik yang disebut e-procurement.
PT Perkebunan Nusantara IV merupakan perusahaan agroindustri yang menerapkan
sistem e-procurement. Secara garis besar alur penggunaan e- procurement yang
pada umumnya dilaksanakan mulai dari pelaksanaan kualifikasi, pengumuman dan/
atau undangan, pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan, aanwijzing,
pemasukan dan pembukaan dokumen, evaluasi penawaran, penetapan dan
pengumuman pemenang. Sistem ini berjalan sejak tahun 2016, Implementasi e-
procurement di lingkup PTPN dilaksanakan berdasarkan Peraturan Direksi No
3.00/PER/42/2016 tanggal 31 Agustus 2016 tentang Pedoman Pengadaan Barang
dan Jasa Secara Elektronik pada PTPN III dan PT Perkebunan Nusantara I, II, IV
sampai dengan XIV. Dalam sistem aplikasi e-procurement ini, seluruh pengadaan
barang dan jasa PTPN I hingga PTPN XIV akan menggunakan kode barang dan
jasa yang seragam. Selain itu, dengan pengadaan barang dan jasa secara terintegrasi,
volume pengadaan dilaksanakan secara partai besar sehingga PTPN memiliki posisi
tawar yang lebih baik dengan mutu dan kualifikasi vendor terbaik.
1
2
Seprini dkk (2016) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa e-procurement
memiliki hubungan positif, hal tersebut menunjukkan bahwa perbaikan dari pada e-
procurement akan menimbulkan peningkatan minat. Rossita dkk (2012) dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan e-procurement dalam pengadaan
barang/ jasa di Kabupaten Bojonegoro dapat dikatakan kurang efektif. Di kabupaten
Bojonegoro telah ditemukan adanya peluang “main mata”, yaitu dengan terjadinya
persengkongkolan dan mempengaruhi panitia.
Sistem pengadaan pekerjaan dan pemenangan tender berbasis online (e-
procurement) di kantor logistik PTPN IV dinilai tidak transparan. Disinyalir kuat
adanya permainan dari oknum tertentu. (gosumut.com/2017/05/06/sistem-
eprocurement-lelang-proyek-ptpn-iv-kantor-medan-tidak-transparan/diakses pada
tanggal 28 agustus 2019. pukul 11:47).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian ini berjudul “ Penerapan Sistem
E-Procurement Dalam Pengadaan Barang/ Jasa Pada PT Perkebunan
Nusantara IV Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Penerapan sistm e-procurement dilaksanakan dengan teknologi informasi dan
transaksi elektronik tanpa tatap muka yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Tapi penerapan sistem ini pada PT Perkebunan Nusantara
IV Medan ada dugaan bahwa penerapan e-procurement tidak transparan
dikarenakan ada tatap muka antara panitia pelaksana e-procurement dengan
penyedia barang/ jasa.
Maka yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana penerapan sistem
e-procurement dalam pengadaan barang/ jasa pada PT Perkebunan Nusantara IV
Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penyusunan penelitian ini adalah untuk
mengetahui penerapan sistem e-procurement dalam pengadaan barang/ jasa pada
PT Perkebunan Nusantara IV Medan.
3
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan agar dapat memberi manfaat, sebagai berikut:
a. Bagi Penulis
Sebagai sumbangan bagi ilmu pengetahuan jurusan akuntansi khususnya prodi
perbankan dan keuangan tentang penerapan sistem e-procurement dalam
pengadaan barang/ jasa pada.
b. Bagi akademik
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai refrensi penelitian di bidang perbankan
dan keuangan yang barkaitan dengan penerapan sistem e-procurement dalam
pengadaan barang/ jasa.
c. Bagi PT Perkebunan Nusantara IV Medan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang
bermanfaat bagi perusahaan dalam penerapan e-procurement dan peningkatan
kualitas laporan pengadaan barang, sehingga dapat membantu dalam
menentukan keputusan-keputusan pengadaan barang lebih lanjut.
1.5 Batasan Penelitian
Batasan penelitian bertujuan untuk memberikan batasan terhadap pokok
permasalahan penelitian. Ruang lingkup menentukan konsep utama dari
permasalahan sehingga masalah- masalah dalam penelitian dapat dimengerti
dengan mudah dan baik. Ruang lingkup di dalam penelitian ini adalah penerapan
sistem e-procurement dalam pengadaan barang/ jasa pada PT Perkebunan
Nusantara IV Medan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengadaan Barang dan Jasa
2.1.1 Pengertian Pengadaan Barang dan Jasa
Menurut Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018 tentang pengadaan barang dan
jasa, yang di maksud dengan pengadaan barang/ jasa pemerintah yang selanjutnya
disebut pengadaan barang/ jasa adalah kegiatan pengadaan barang/jasa oleh
kementerian/ lembaga/ perangkat daerah yang dibiayai oleh APBN/APBD yang
prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil pekerjaan.
Ketersediaan barang/ jasa pada perusahaan akan menjadi faktor penentu
keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi di masing-masing bagian. Sutedi dalam
Rossita dkk (2012) memberikan penjelasan bahwa pengadaan barang/ jasa berisi
penjelasan dari seluruh proses sejak awal perencanaan, persiapan, perizinan,
penentuan pemenang lelang hingga tahap pelaksanaan dan proses administrasi
dalam pengadaan barang, pekerjaan atau jasa seperti jasa konsultasi hukum atau
jasa lainnya.
Dalam peraturan Menteri BUMN nomor PER-05/MBU/2008 menjelaskan bahwa
pengadaan barang/ jasa adalah kegiatan pengadaan barang/ jasa yang dilakukan
oleh Badan Usaha Milik Negara yang pembiayaannya tidak menggunakan dana
langsung dari APBN/ APBD. Di dalam pengadaan barang/ jasa ada yang disebut
dengan penyedia jasa. Penyedia jasa adalah badan usaha, termasuk BUMN, badan
hukum, atau orang perseorangan/ subjek hukum yang kegiatan usahanya
menyediakan barang dan jasa.
2.1.2 Metode Pemilihan Penyedia Barang/ Jasa
Menurut Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 metode pemilihan penyedia
Penyedia barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya yang dapat digunakan, yaitu
sebagai berikut:
4
5
a. E-purchasing sebagaimana dimaksud, menurut Perpres ini, dilaksanakan
untuk barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya yang sudah tercantum
dalam katalog elektronik.
b. Pengadaan langsung sebagaimana dimaksud dilaksanakan untuk barang/
pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya yang bernilai paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Üntuk pengadaan langsung dilakukan: 1) pembelian/pembayaran langsung kepada penyedia untuk pengadaan
barang/ jasa lainnya yang menggunakan bukti pembelian atau kuitansi;
atau
2) permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan harga kepada pelaku usaha untuk pengadaan langsung yang
menggunakan SPK.
c. Penunjukan langsung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan
penyedia barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa konsultansi/ jasa lainnya dalam
keadaan tertentu. Aturan turunannya akan lebih dipertajam di dalam Perka
LKPP.
Keadaan tertentu yang bisa dijadikan dasar menggunakan metode penunjukan langsung adalah sebagai berikut.
1) Penanganan darurat yang tidak bisa direncanakan sebelumnya dan waktu
penyelesaiannya harus segera/tidak bisa ditunda untuk pertahanan
negara, keamanan dan ketertiban masyarakat, serta
keselamatan/perlindungan masyarakat yang pelaksanaannya tidak dapat
ditunda/harus dilakukan segera.
2) Penyelenggaraan penyiapan konferensi yang mendadak untuk menindaklanjuti komitmen internasional dan dihadiri Presiden/Wakil
Presiden.
3) Kegiatan bersifat rahasia untuk kepentingan intelejen dan/atau
perlindungan saksi.
4) Kegiatan menyangkut pertahanan negara yang ditetapkan oleh Menteri
Pertahanan serta kegiatan yang menyangkut keamanan dan ketertiban
masyarakat yang ditetapkan oleh kapolri.
5) Barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya yang spesifik dan hanya dapat
dilaksanakan satu penyedia karena satu pabrikan, pemegang hak paten,
atau pihak yang telah mendapat izin dari pemegang hak paten, atau pihak
yang menjadi pemenang pelelangan untuk mendapatkan izin dari
pemerintah.
d. Tender cepat
Adapun tender cepat sebagaimana dimaksud dilaksanakan dalam hal
spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah dapat ditentukan secara rinci,
pelaku usaha telah terkualifikasi dalam sistem informasi kinerja penyedia,
dan tender sebagaimana dimaksud dilaksanakan dalam hal tidak dapat
6
menggunakan metode pemilihan penyedia sebagaimana dimaksud dalam
keadaan tertentu.
e. Tender Menurut Perpres ini, pelaksanaan pemilihan melalui tender/ seleksi
meliputi: pelaksanaan kualifikasi, pengumuman dan/atau undangan,
pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan, pemberian penjelasan,
penyampaian dokumen penawaran, evaluasi dokumen penawaran,
penetapan dan pengumuman pemenang, dan sanggah.
Adapun metode pemilihan penyedia barang/jasa dalam peraturan Menteri BUMN
nomor PER-05/MBU/2008, adalah sebagai berikut:
a. Pelelangan terbuka, atau seleksi untuk jasa konsultan, yaitu diumumkan
secara luas melalui media massa guna memberi kesempatan kepada
penyedia barang dan jasa yang memenuhi kualifikasi untuk mengikuti
pelelangan.
b. Pemilihan langsung atau seleksi langsung untuk pengadaan jasa konsultan,
yaitu pengadaan barang dan jasa yang ditawarkan kepada beberapa pihak
terbatas sekurang-kurangnya dua penawaran.
c. Penunjukan langsung, yaitu pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara langsung dengan menunjuk satu penyedia barang dan jasa atau
melalui beauty contest.
d. Pembelian langsung, yaitu pembelian terhadap barang yang terdapat di
pasar, dengan demikian nilainya berdasarkan harga pasar.
2.1.3 Tujuan Pengadaan Barang dan Jasa
Menurut Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018, adapun tujuan dari pengadaan
barang dan jasa bertujuan untuk:
a. Menghasilkan barang/jasa yang tepat dari setiap uang yang dibelanjakan,
diukur dari aspek kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi, dan Penyedia;
b. Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri;
c. Meningkatkan peran serta usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah;
d. Meningkatkan peran pelaku usaha nasional;
e. Mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan barang/jasa hasil
penelitian;
f. Meningkatkan keikutsertaan industri kreatif;
g. Mendorong pemerataan ekonomi; dan
h. Mendorong Pengadaan Berkelanjutan.
2.1.4 Prinsip Pengadaan Barang dan Jasa
Berdasarkan tujuan diatas, menurut Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018,
adapun prinsip dalam pengadaan barang dan jasa adalah:
7
a. Efisien
Efisien pengadaan diukur terhadap seberapa besar upaya yang dilkukan
untuk memperoleh barang dan jasa dengan spesifikasi yang sudah
ditetapkan.
b. Efektif Efektifitas pengadaan diukur terhadap seberapa jauh barang dan jasa yang
diperoleh dari proses pengadaan dapat mencapai spesifikasi yang sudah
ditetapkan.
c. Transparan
Bagaimana proses pengadaan dilakukan dapat diketahui secara luas. Proses
yang dimaksud meliputi dasar hukum, ketentuan-ketentuan, tata cara,
mekanisme, aturan main, dan semua hal yang terkait dengan bagaimana
proses pengadan barang dan jasa dilakukan.
d. Terbuka
Berarti pengadaan barang dan jasa dapat diikuti oleh semua penyedia
barang/ jasa yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai ketentuan
yang berlaku.
e. Bersaing Proses pengadaan barang dapat menciptakan iklim atau suasana persaingan
yang sehat di antara para penyedia barang/ jasa, tidak ada inervensi yang
dapat menganggu mekanisme pasar.
f. Adil dan tidak diskriminatif
Berarti proses pengadaan barang/ jasa dapat memberikan perlakuan yang
sama bagi semua calon penyedia barang/ jasa dan tidak mengarah pada
kepentingan satu pihak saja.
g. Akuntabel Berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berkaitan dengan
pengadaan barang/ jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Namun dalam peraturan Menteri BUMN nomor PER-05/MBU/2008 prinsip dalam
pengadaan barang/jasa adalah:
a. Efisien berarti pengadaan barang/ jasa harus diusahakan untuk mendapatkan hasil
yang optimal dan terbaik dalam waktu yang cepat dengan menggunakan
dana dan kemampuan seminimal mungkin secara wajar dan bukan hanya
didasarkan pada harga terendah;
b. Efektif
Berarti pengadaan barang/ jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan dan memberikan manfaat yang sebesar-besamya sesuai dengan
sasaran yang ditetapkan;
8
c. Kompetitif
Berarti pengadaan barang/ jasa harus terbuka bagi penyedia barang dan jasa
yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan sehat di
antara barang/ jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan;
d. Transparan Berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang dan jasa
termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil
evaluasi penetapan calon penyedia barang/ jasa, sifatnya terbuka bagi
peserta penyedia barang dan jasa yang berminat;
e. Adil dan wajar
Berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia
barang dan jasa yang memenuhi syarat.
2.1.5 Tahapan Pengadaan Barang/ Jasa
Pengadaan barang/ jasa merupakan salah satu tahapan siklus proyek yang
diperlukan oleh instansi pemerintah yang prosesnya dimulai dari perencanaan
kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang dan
jasa antara dua pihak sesuai dengan perjanjian atau kontrak. Berikut ini dapat dilihat
siklus tahapan pengadaan barang/ jasa pada Gambar 2.1 dibawah ini.
Gambar 2.1
Siklus Tahapan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia Sumber: Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah
Nomor 9, 2018
Dalam peraturan lembaga kebijakan pengadaan barang/ jasa pemerintah nomor 9
(2018) secara umum prosesnya dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini dan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan Pengadaan Perencanaan pengadaan disusun oleh PPK dan ditetapkan oleh PA/ KPA
yang meliputi identifikasi kebutuhan, penetapan barang/ jasa, cara, jadwal
dan anggaran pengadaan barang/ jasa.
b. Persiapan Pengadaan
Persiapan pengadaan dilakukan oleh PPK meliputi:
1) Penetepan spesifikasi teknis/ Kerangka Acuan Kerja (KAK)
2) Penetapan HPS
3) Penetapan rancangan kontrak, dan
9
4) Penetapan uang muka, jaminan uang muka, jaminan pelaksanaan,
jaminan pemeliharaan, sertifikasi garansi, dan / atau penyesuaian.
c. Persiapan Pemeliharaan Persiapan pemilihan penyedia oleh Pokja Pemilihan/ Pejabat Pengadaan
dilaksanakan setelah Pokja Pemilihan/ Pejabat Pengadaan menerima
permintaan pemilihan penyedia dari PPK yang dilampiri dokumen
persiapan pengadaan barang/ jasa melalui penyedia yang disampaikan oleh
PPK kepada Kepala UKPBJ/ Pejabat Pengadaan. Persiapan pengadaan
barang/ jasa melalui penyedia yang dilakukan oleh Pokja Pemilihan/ Pejabat
Pengadaan meliputi:
1) Penetapan metode pemilihan penyedia
2) Penetapan metode kualifikasi
3) Penetapan metode evaluasi penawaran
4) Penetapan metode penyampaian dokumen penawaran
5) Penetapan jadwal pemeliharaan, dan
6) Penyusunan dokumen pemilihan.
d. Pelaksanann pemilihan
Pelaksanaan pemilihan Penyedia dilakukan oleh PPK dan Pokja Pemilihan/
Pejabat Pengadaan sesuai metode pemilihan, dengan ketentuan:
1) PPK melaksanakan e-purchasing dengan nilai pagu paling banyak
Rp 200.000.000,00
2) Pejabat pengadaan melaksanakan: a) E-purchasing degan nilai pagu paling banyak Rp 200.000.000,00
b) Pengadaan dan penunjukan langsung untuk pengadaan barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya dengan nilai HPS paling banyak
Rp 200.000.000,00, atau jasa konstruksi yang bernilai paling banyak
Rp 100.000.000,00
3) Pokja pemilihan melaksanakan tender/ seleksi, tender cepat, dan
penunjukan langsung
4) Pelaku pelaksanaan pengadaan khusus diatur lebih lanjut dalam
peraturan LKPP terkait pengadaan khusus.
e. Pelaksanaan Kontrak Pelaksanaan kontrak dilaksanakan oleh para pihak sesuai ketentuan yang
termuat dalam kontrak dan peraturan perundang-undangan.
f. Serah Terima Hasil Pekerjaan
Serah terima hasil pekerjaan dilaksanakan setelah pekerjaan selesai 100%
sesuai ketentuan yang termuat dalam kontrak, penyedia mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pejabat penandatanganan kontrak untuk
serah terima barang/ jasa. Pejabat penandatanganan kontrak melakukan
pemeriksaan terhadap barang/ jasa yang diserahkan. Pejabat
penandatanganan kontrak dan penyedia menandatangani berita acara serah
terima.
10
2.1.6 Etika Dalam Pengadaan Barang/ Jasa
Dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018, Semua pihak yang terlibat dalam
pengadaan barang/ jasa mematuhi etika sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk
mencapai sasaran, kelancaran, dan ketepatan tujuan pengadaan barang/ jasa;
b. Bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan informasi
yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah penyimpangan
pengadaan barang/ jasa;
c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang
berakibat persaingan usaha tidak sehat;
d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait;
e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang berakibat
persaingan usaha tidak sehat dalam pengadaan barang/ jasa.
2.2 E-Procurement
2.2.1 Pengertian E-Procurement
Sistem e-procurement sebenarnya tak ubahnya dengan sistem pengadaan barang/
jasa yang sudah dijalankan dikalangan perusahaan atau memerlukan tatap muka.
Yang membuat e-procurement berbeda adalah mulai digunakan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi yaitu media internet. Berkat internet antara
perusahaan dan pihak swasta tidak perlu tatap muka dalam proses pengadaan
barang/ jasa. Mulai dari pendaftran, penawaran, penyanggahan sampai penentuan
pengumuman pemenang bia dilakukan secara online atau hanya membuka alamat
web lembaga yang dituju. Kendala waktu akhirnya bias diminimalisir berkat sebuah
kemajuan teknologi (warta e-procurement dalam Seprini dkk, 2016).
Menurut Ramli dalam Seprini dkk (2016), Pengadaan secara elektronik (e-
procurement) adalah pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan menggunakan
teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan. Pengadaan barang/jasa secara elektronik dilakukan dengan cara e-
tendering atau e-purchasing.
Menurut Sutedi dalam Rossita dkk (2012), e-procurement adalah sebuah sistem
lelang dalam pengadaan barang/jasa pemerintah dengan memanfaatkan teknologi,
11
informasi dan komunikasi berbasis intenet, agar dapat berlangsung secara efektif,
efisien, terbuka, dan akuntabel.
2.2.2 Manfaat dan Kelebihan E-Procurement
Dalam penerapan e-procurement telah diperoleh beberapa manfaat seperti yang
dijelaskan oleh Teo dan Lai dalam Basrie (2015) yang membagi keuntungan dari e-
procurement menjadi dua yaitu, keuntungan yang dirasakan secara langsung
(meningkatkan kevalidan data, meningkatkan efisiensi dalam proses pengadaan,
proses aplikasi yang lebih cepat, mengurangi biaya operasional juga administrasi)
dan keuntungan yang tidak langsung (e-procurement membuat pengadaan menjadi
lebih dapat berkompetisi, meningkatkan pelayanan pada konsumen, dan
meningkatkan hubungan dengan rekan kerja).
Menurut Pujawan dan Goyal dalam Basrie (2015), terdapat banyak manfaat yang
bisa direalisasikan dengan mengimplikasi e-procurement dalam proses pengadaan.
Beberapa keuntungan tersebut antara lain:
a. Proses-proses administratif dapat berlangsung lebih cepat, akurat, dan
murah, mengundang supplier untuk memasukkan proposal atau penawaran
tidak lagi dilakukan lewat surat atau fax, tetapi dapat dilakukan dengan
fasilitas yang ada di website. Calon-calon supplier dapat mendapatkan
pesan-pesan tersebut dengan cepat dan akurat dimanapun para supplier
berada dan kapan saja, asalkan tersambung dengan jaringan internet.
b. Pengadaan yang menggunakan sistem lelang bisa mendapaykan keuntungan berupa harga yang jauh lebih murah karena supplier akan sedapat mungkin
menurunkan harga penawaran agar dapat menjadi pemasok perusahaan
(pemenang).
c. K/D/L/I dapat memperoleh calon-calon supplier yang lebih banyak dari
berbagai tempat sehingga berpeluang untuk melakukan trnsaksi dengan
supplier yang lebih berkompeten.
d. K/D/L/I maupun supplier dapat menyelidiki transaksi maupun proses-
proses fisik seperti pengiriman barang, sehingga kedua belah pihak lebih
cepat mengetahui jika munculnya masalah yang membutuhkan penanganan
lebih lanjut.
Manfaat lain dari penggunaan e-procurement (sumber: Paparan pengadaan barang/
jasa melalui media elektronik, Kementrian Pekerjaan Umum, 2011 dalam Basrie,
2015)
a. Menyederhanakan proses e-procurement
12
b. Mempererat hubungan dengan pihak supplier
c. Mengurangi biaya transaksi karena mengurangi penggunaan telfon atau fax
dan dokumen-dokumen yang menggunakan kertas
d. Mengurangi waktu pemesanan barang
e. Menyediakan laporan untuk evaluasi
f. Meningkatkan kepuasan user
Manfaat adanya e-procuement bukan hanya untuk instansi maupun pengembangan
sistem itu sendiri melainkan juga bagi para penyedia barang/ jasa serta masyarakat
umum yang hendak menegetahui proses pengadaan barang/ jasa penyelenggaraan
pengadaan mendapatkan hatga penawaran yang lebih banyak dan proses
administrasi lebih sederhana. Sedangkan bagi penyedia barang/ jasa dpata
memperluas peluang usaha, menciptakan persaingan usaha yang sehat, membuka
kesempatan pelaku usaha secara terbuka bagi siapapun dan mengurangi biaya
administrasi. Teknologi informasi dapat membuat biaya lebih efektif dan sistem
pengadaan publik lebih inovatif. Salah satu tujuan dari pengadaan barang/ jasa
secara elektronik adalah memberi peluang untuk perusahaan lokal bersaing di pasar
pengadaan internasional, dan untuk meningkatkan akses pasar bagi usaha kecil dan
menengah yang biasanya tebatas (Handoko dalam Basrie, 2015).
Perlu diketahui, bahwa pada pengadaan barang/ jasa secara konvensional masih
terdapat banyak kekurangan, terutama di negara-negara berkembang yang dicirikan
oleh panjangnya prosedur birokrasi (Yap dkk dalam Basrie, 2015), antara lain
prosedur yang rumit dan terkesan diperpanjang, campur tangan dari birokrat,
kemampuan birokrasi yang tidak memadai, tidak adanya kebijakan TI nasioanl
yang jelas, membutuhkan volume kertas yang cukup besar, kurangnya kontrol dari
pusat, kurangnya kualitas informasi, resistansi terhadap perubahan. Karena itu,
teknologi informasi yang muncul memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk
mengubah itu semua termasuk cara memberikan pelayanan kepada masyarakat dan
memperbaiki kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Secara umum perbedaan pengadaan barang/ jasa dengan cara konvensional dan e-
procurement dapat ditabelkan sebagai berikut:
13
Tabel 2.1
Perbedaan Sistem Pengadaan Barang dan Jasa
No Konvensional E-Procurement
1 Pemasukan dan pengambilan
dokumen dilakukan dengan tatap muka
Pemasukan dan pengambilan
dokumen dilakukan dengan melalui internet
2 Pengumuman dilakukan di media
cetak
Pengumuman dilakukan di internet
melalui website yang ada
3 Daerah cakupan pemberitahuan terbatas
Daerah cakupan pemberitahuan sangat luas
4 Terbukanya kesempata untuk
berkolusi antara panitia dan penyedia
Kesempatan untuk berkolusi antara
panitia dan penyedia sangat kecil
5 Kurang transparan Lebih transparan
Sumber: Modul e-procurement LKPP dalam Basrie, 2015
(Modul e-procurement LKPP dalam Basrie, 2015), dapat diketahui beberapa
kelebihan penggunaan e-procurement, yaitu:
a. layanan lebih cepat dikarenakan peserta lelang tidak memerlukan waktu
untuk mengadakan perjalanan ke tempat pengadaan barang dan jasa
dilaksanakan dan tidak perlu melakukan birokrasi yang sering
menghabiskan banyak waktu
b. Transparansi, akuntabel, terbuka dan efisien karena dapat diakses siapa saja
c. Salah satu upaya untuk mempersiapkan para penyedia jasa nasional untuk menghadapi tantangan dan perkembangan global.
2.2.3 Tujuan E-Procurement
Internet telah muncul sebagai media efektif dari segi biaya dan dapat diandalkan
untuk melakukan transaksi bisnis online. Semakin banyak perusahaan yang
mengadopsi media ini dalam melakukan pengadaan barang. Seth Miller dalam
Zailani dkk (2019), keuntungan utama e-procurement meliputi menghemat uang,
waktu, dan beban kerja tambahan yang normalnya berhubungan dengan pekerjaan
tulis menulis. Proses pengadaan konvensional biasanya melibatkan banyak
pemprosesan kertas-kertas, yang mana menghabiskan sejumlah besar waktu dan
uang.
Keuntungan e-procurment tidak hanya meliputi penghematan uang tetapi
penyederhanaan keseluruhan proses. Rencana-rencana yang optimal dapat
14
dikomunikasikan dengan cepat kepada penyedia-penyedia jasa, oleh karena itu
dapat mengurangi biaya dan pemborosan. Keuntungan e-procurement meliputi
pengurangan biaya overhead seperti pembelian agen, juga peningkatan kendali
inventori, dan keseluruhan peningkatan siklus manufaktur. Sistem e-procurement
membantu perusahaan-perusahaan mengkonsolidasikan data tentang pengadaan
bermacam-macam barang baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan dari
e-procurement, menurut Ramli dalam Seprini dkk (2016), sebagai berikut:
a. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas b. Menigkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat
c. Memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan
d. Mendukung proses monitoring dan audit
e. Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time.
2.2.4 Tata Cara E-Procurement
Lembaga kebijakan pengadaan barang/ jasa (2 0 1 0 : 8 ), p e n g a d a a n b
a r a n g / j a s a pemerintah secara elektronik dapat dilakukan dengan e- tendering
atau e-purchasing:
a. E-tendering merupakan tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang
dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa
yang terdaftar pada sistem elektronik dengan cara menyampaikan satu kali
penawaran sampai dengan waktu yang telah ditentukan.
b. E-purchasing merupakan tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik.
2.2.5 Tahapan E-Procurement
Tahapan pelaksanaan pemilihan melalui tender/ seleksi dalam Keputusan Presiden
nomor 16 tahun 2018, meliputi:
a. Pelaksanaan Kualifikasi b. Pengumuman dan / atau Undangan
c. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pemilihan
d. Aanwijzing (Pemberian Penjelasana)
e. Penyampaian Dokumen Penawaran
f. Evaluasi Dokumen Penawaran
g. Pengumuman Pemenang
h. Sanggah
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara IV Medan berlamat di
Jalan Letjend Suprapto No.2 Medan, Sumatera Utara. Dimana penulis
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan. Penentuan lokasi ini diharapkan mampu
memberikan kemudahan khususnya menyangkut proses pengumpulan data – data
yang dibutuhkan dalam penelitian.
3.1.2 Waktu Penelitian
Tabel 3.1
Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir
No
Kegiatan
Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir
April Mei Juni Juli Agustus
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data
3 Tabulasi Dan Analisa
Data
4 Menyusun Konsep
Laporan
5 Konsultasi pada
Pembimbing
6 Sidang Tugas Akhir
7 Perbaikan Laporan
Tugas Akhir
8 Penggandaan Laporan
Sumber: Pedoman Penulisan Tugas Akhir Jurusan Akuntansi, 2019
Keterangan rincian kegiatan:
1. Persiapan
Pada tahap ini, mahasiswa melakukan persiapan dalam pengajuan outline TA
kepada Jurusan Akuntansi.
15
16
2. Pengumpulan Data
Pada tahap ini, mahasiswa melakukan pengumpulan data dan menentukan teknik
pengolahan data yang akan dipakai dalam penelitian sesuai dengan judul yang
telah disetujui oleh Kepala Program Studi (KPS).
3. Tabulasi dan Analisa Data
Pada tahap ini, mahasiswa melakukan tabulasi data dan menganalisis data yang
diperoleh.
4. Menyusun Konsep Laporan
Setelah data ditabulasi dan dianalisa, kemudian akan disusun konsep laporan
tugas akhir berdasarkan data yang dianalisa tadi. Dalam menyusun konsep
laporan tugas akhir harus berdasarkan Pedoman Penulisan Tugas Akhir dari
Jurusan Akuntansi.
5. Konsultasi pada Pembimbing
Pada tahap ini, mahasiswa melakukan konsultasi mengenai Tugas Ahir kepada
Dosen Pemimbing utama dan Dosen Pembimbing Pendamping sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan. Mekanisme pelaksanaan bimbingan langsung
dikomunikasikan dengan Dosen Pembimbing mengikuti jadwal proses belajar
mengajar dikampus.
6. Sidang Tugas Akhir
Pada saat sidang Tugas Akhir mahasiswa harus mempertanggungjawabkan isi
Laporan Tugas Akhir. Sidang dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan dan mahasiswa tersebut telah memenuhi syarat untuk melakukan
ujian sidang Tugas Akhir.
7. Perbaikan Laporan Tugas Akhir
Dosen penguji memberikan masukan kepada mahasiswa pada saat sidang agar
draft laporan Tugas Akhir menjadi lebih baik dengan mengunakan form revisi.
Jika ada perbaikan dari dosen penguji, maka mahasiswa perlu memperbaiki
laporan TA dan meminta persetujuan dosen penguji dengan menggunakan form
bebas revisi.
17
8. Penggandaan Laporan
Mahasiswa yang dinyatakan lulus dan bebas revisi, dapat memperbanyak
laporan Tugas Akhir.
3.2 Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Menurut
Strauss dan Corbin dalam Sujarweni (2015: 11) data yang dihasilkan dari kehidupan
masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsional organisasi, aktivitas social, dan lain-
lain.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
yang bersumber dari hasil wawancara karyawan dan kumpulan gambar yang
menangani pengadaan barang/ jasa elektronik (e-procurement). Menurut Sujarweni
(2015:89), data primer adalah data yang di peroleh dari responden melalui
kuesioner, kelompok fokus, dan panel atau juga data hasil wawancara peneliti
dengan narasumber. Data yang diperoleh dari data primer ini harus diolah lagi.
Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data.
Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, dan majalah
berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-
buku sebgai teori, majalah dan lain sebagainya. Data yang diperoleh dari data
sekunder ini tidak perlu diolah lagi. Sumber yang tidak lansung memberikan data
pada pengumpulan data.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan penelitian untuk
mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responedn sesuai lingkup
penelitian.
Untuk menjawab permasalahan yang terjadi pada tugas akhir ini, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data. Dikarenakan penelitian ini adalah
penelitian kualitatif, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penulisan tugas akhir ini adalah teknik wawancara.
Wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk menggali data
secara lisan. Hal ini haruslah dilakukan mendalam agar kita mendapat data yang
18
valid dan detail (Sujarweni, 2015:94). Dalam melaksanakan penelitian, peneliti
memperoleh data penerapan sistem e-procurement dalam pengadaan barang/ jasa
pada bagian logistik dengan mewawancarai salah satu karyawan yang bernama Ibu
Gita Khairani Pulungan sebagai panitia pelaksana e-procurement di PT Perkebunan
Nusantara IV Medan yang dilakukan hari Rabu, 9 Juli 2019.
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
kualitatif karena peneliti ingin menggambarkan atau melukiskan fakta-fakta atau
keadaan ataupun gejala. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang
menggambarkan atau melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi dan Martini, 996: 73).
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil PT Perkebunan Nusantara IV Medan
4.1.1 Sejarah PT Perkebunan Nusantara IV Medan
PT Perkebunan Nusantara IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak pada bidang usaha agroindustri. PT Perkebunan Nusantara IV
mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang
mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman
menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri,
pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.
PT Perkebunan Nusantara IV disingkat PTPN IV didirikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 09 tanggal 14 Februari 1996 tentang Peleburan Perusahaan
Perseroan. PT Perkebunan IV, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII,
dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VIII menjadi Perusahaaan
Perseroan (Persero) PT Perkebunan IV, serta sesuai Akta Pendirian No.37 tanggal
11 Maret 1996 yang dibuat dihadapan Notaris Harun Kamil, SH dan Anggaran
Dasar telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan Nomor : C2-8332 HT.01.01.Th.96 tanggal 08 Agustus
1996 dan telah diumumkan dalam Berita Negara RI No.81 tanggal 08 Oktobr 1996.
Anggaran dasar telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham No.16 tanggal 08
Oktober 2012 yang dibuat dihadapan Notaris Ihdina Nida Marbun, SH. Total area
konsesi yang diusahakan PT Perkebunan Nusantara IV mencapai 175.735 ha. Dari
total areal tersebut, areal tanaman menghasilkan 115.539,14 ha, tanaman belum
menghasilkan 21.583,32 ha, tanaman ulang 150,10 ha dan areal lain-lain 38.462,44
ha. Produk yang dihasilkan antara lain Minyak Sawit (Crude Palm Oil), inti Sawit
(Palm Kernel), Palm Kernel Oil (PKO), Palm Kernel Meal (PKM), dan Teh Jadi.
PT Perkebunan Nusantara IV memiliki 27 Unit Kebun yang
19
20
mengelola budidaya kelapa sawit dan dilengkapi dengan 15 unit Pabrik Kelapa
Sawit (PKS), 1 unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit, 3 unit kebun yang mengelola
budidaya teh dan 1 unit pabrik teh, 3 unit proyek pengembangan inti kelapa sawit,
1 unit proyek pengembangan kebun plasma kelapa sawit, 1 unit perbengkelan dan
3 unit rumah sakit serta Kantor Perwakilan Jakarta.
Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan terakhir
berdasarkan Keputusan Para Pemegang Saham Nomor : SK-44/MBU/03/2016 dan
Nomor : KPJAK/Hold/AD.NIV/03/2016 yang dinyatakan dalam Akta No. 05
tanggal 14 Maret 2016 yang dibuat dihadapan Notaris Nanda Fauz Iwan SH, M.Kn.
1996-2000 Peleburan Perusahaan
Peleburan perusahaan PT Perkebunan VI, VII dan VIII yang merupakan cikal
pendirian PT Perkebunan Nusantara IV . Perusahaan memulai menyusun langkah-
langkah strategis dan melakukan transformasi bisnis untuk meningkatkan
produktivitas agar dapat bersaing.
2001-2005 Perencanaan Strategi
Merencanakan strategi transformasi bisnis dimana semakin tingginya permintaan
kelapa sawit dengan merencanakan pengembangan areal kelapa sawit dan mulai
melaksanakan konversi tanaman teh dan kakao ke kelapa sawit di Unit
Balimbingan, Bah Biring Ulu dan Marjandi.
2006-2010 Pembentukan Direktorat
Perusahaan membentuk Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha dengan
mengganti Direktorat Pemasaran menjadi Direktorat Keuangan. Perusahaan mulai
melakukan pengembangan areal kelapa sawit di Kab. Labuhan Batu dan
Mandailing Natal dan Membentuk Unit Proyek Pemgembangan Batang laping,
Timur, Panai Jaya.
2011-2015 Restrukturisasi
Perusahaan mulai melakukan restruktur organisasi dan SDM untuk menuju
perusahaan best practices. Restruktur Organisasi dimulai dengan menyederhanakan
proses bisnis dan melakukan penggabungan Grup Unit Usaha yang semula ada 5
GUU menjadi 4 GUU dan melakukan penggabungan Unit Usaha PKS Sosa ke Unit
21
Usaha Sosa, melakukan spin off rumah sakit dan sekolah. perusahaan juga sedang
mempersiapkan restruktur organisasi di tingkat Bagian dan Unit Usaha. diakhir
tahun 2014 PTPN IV telah berubah status dari BUMN menjadi anak perusahaan
BUMN.
2015 Perubahan Nama Perusahaan
Pada tahun 2015 perusahan tidak melakukan perubahan nama perusahaan.
Perusahaan melakukan perubahan nama perusahaan pada tahun 2014 berdasarkan
ketentuan Pasal 1 Akta Perubahan Anggaran Dasar Nomor: 25 tanggal 23 Oktober
2014 yang dibuat dihadapan Notaris Nanda Fauz Iwan, SH,M.Kn, nama perusahaan
berubah menjadi PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV atau disingkat PTPN IV.
4.1.2 Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara IV Medan
Semua perusahaan harus memiliki visi dan misi untuk mengembangkan usahanya
serta mencapai tujuan perusahaannya masing-masing. Begitu juga dengan PT
Perkebunan Nusantara IV Medan, yang memiliki visi dan misi sebagai berikut:
a. Visi PT Perkebunan Nusantara IV Medan adalah menjadi perusahaan unggul
dalam usaha agroindustri yang terintegrasi.
b. Misi Perusahaan
Adapun misi yang dilakukan sebagai upaya untuk mencapai tujuan yang
diharapkan antara lain :
1) Menjalankan usaha dengan prinsip-prinsip usaha terbaik, inovatif, dan
berdaya saing tinggi.
2) Menyelenggarakan usaha agroindustri berbasis kelapa sawit, teh, dan karet.
3) Mengintegrasikan usaha agroindustri hulu, hilir dan produk baru, pendukung
agroindustri dan pendayagunaan aset dengan preferensi pada teknologi terkini
yang teruji dan berwawasan lingkungan.
4.1.3 Budaya Perusahaan
Memberi, membimbing dan mendorong perilaku seluruh karyawan perusahaan agar
dalam melaksanakan tugas selalu:
a. Berpikir positif untuk dapat menangkap setiap peluang.
22
b. Proaktif dalam menghasilkan inovasi dan prestasi.
c. Kerjasama tim untuk membangun kekuatan.
d. Menempatkan kepentingan perusahaan sebagai pertimbangan utama bagi
setiap keputusan yang diambil oleh setiap jajaran perusahaan.
Menempatkan peningkatan kesejahteraan karyawan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari pencapaian sasaran perusahaan.
4.1.4 Logo PT Perkebunan Nusantara IV Medan
Gambar 4.1
Logo PT Perkebunan Nusantara IV Medan
Sumber : PT Perkebunan Nusantara IV Medan
Bentuk pohon sebagai definisi dari pohon buah yang mendekati bentuk tumbuhan
digambarkan dengan pelepah atas dan pelepah bawah. Pelepah di atas adalah
mengartikan Perkebunan Kelapa sawit dan Perkebunan Teh menjadi dua pelepah
dibawah mengartikan wadah yang mengelolah komoditi kelapa sawit dan teh.
Empat bidang lengkung yang memiliki dasar yang menunjang komoditi kelapa
sawit dan teh, dibuat masif dan kokoh yang membawa sementara ke arah yang lain
ke arah yang berbeda. Arah pengembangan/ pengembangan dan selain
mempersentasekan industri Hilir PT Perkebunan Nusantara IV Medan, empat
bidang lengkung menganalogkan pesan yang kuat angka dari PTPN maka
disebutlah PT Perkebunan Nusantara secara online logo ini mengarah ke muka atau
memusat ke satu titik, yang berarti ketajaman fokus dalam mencapai tujuan
23
bersama yang melandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa. Melihat warna titik yang
ada pada logo, selain lambang juga sebagai tidak estetis.
a. Hijau bersifat sejuk, dingin dan keyakinan.
b. Jingga bersifat panas, semangat dan berani.
Hijau pada empat bidang yang dilengkung mengacu pada sifat tangan dingin, juga
keyakinan dalam mengelola pekerjaan yang membawa angin segar bagi keuntungan
perusahaan dan kesejahteraan karyawan, juga sejuk dalam kerukunan antar sesama
karyawan dan atasan dari timbul keakraban timbal balik, dalam hal ini PT
Perkebunan Nusantara IV yang jernih dalam pola pikir dan keyakinan dalam hasil
kerja.
Jingga pada wadah dan bentukan tiga adalah semangat untuk mempertahankan dan
meningkatkan kualitas produksi di merebut pasar dari para pesaing di tiga produk
yang dipasarkan. Dengan tangan dingin dan keyakinan dan semangat, maka akan
menjadi berkat bagi dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa karena semua berasal
dari satu titik, yaitu sang maha pencipta jadi kita untuk mensyukurinya.
4.1.5 Struktur Organisasi pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan
Setiap Perushaan di Indonesia masing-masing memiliki struktur organisasi yang
berbeda-beda. Demikian juga dengan PT Perkebunan Nusantara IV yang memiliki
struktur organiasi yang melibatkan seluruh sumber daya dan bertanggung jawab
terhadap maju mundurnya organisasi. Hal ini dimaksudkan agar tujuan yang
diharapkan dalam organisaias tercapai dengan sebagaimana mestinya
24
Gambar 4.2
Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara IV Medan
Sumber : PT Perkebunan Nusantara IV Medan
25
4.2 Hasil Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
Dari pembahasan yang akan dilakukan, maka ketersedian data yang diperlukan
untuk dianalisis adalah berasal dari wawancara karyawan bagian logistik yang
menangani sistem e-procurement pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan.
Hasil wawancara yang dilakukan hari Rabu, 9 Juli 2019 bersama salah satu
karyawan bagian logistik yang bernama Ibu Gita Khairani Pulungan yang
menangani sistem e-procurement adalah sebagai berikut:
Sistem ini berjalan sejak tahun 2016, Implementasi e-procurement di lingkup PTPN
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Direksi No 3.00/PER/42/2016 tanggal 31
Agustus 2016 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik pada
PTPN III dan PT Perkebunan Nusantara I, II, IV sampai dengan XIV. Dalam sistem
aplikasi e-procurement ini, seluruh pengadaan barang dan jasa PTPN I hingga
PTPN XIV akan menggunakan kode barang dan jasa yang seragam.
Selain itu, dengan pengadaan barang dan jasa secara terintegrasi, volume pengadaan
dilaksanakan secara partai besar sehingga PTPN memiliki posisi tawar yang lebih
baik dengan mutu dan kualifikasi vendor terbaik. Tidak ada kendala sejak pertama
kali menggunakan sistem e-procurement. Karena sudah dilakukan pelatihan dan
diberikan modul penggunaan sistem tersebut. Berikut adalah skema proses
pengadaan barang/jasa yang selama ini dilaksanakan pada PT Perkebunan
Nusantara IV Medan :
Gambar 4.3
Proses Pengadaan Barang/ Jasa pada perusahaan
Sumber : PT Perkebunan Nusantara IV Medan
Keterangan:
Pengguna anggaran akan menuliskan secara manual pengadaan apa yang
dibutuhkan dan di tanda tangani pejabat terkait seperti kepala bagian, Direktur.
Setelah itu dimintalah perkiraan harga pasar,jika dibawah lima puluh juta dilakukan
penunjukan langsung vendor nya dan jika diatas lima puluh juta di teruskan ke
P2H(Panitia
26
panitia pengadaan untuk dilakukan lelang terbuka yang bisa diikuti banyak vendor
yang sesuai spesifikasi.
Pelaksanaan pengadaan barang/ jasa secara elektronik yang diselenggarakan oleh
PT Perkebunan Nusantara IV Medan ini melalui tujuh tahapan. Masing- masing
diukur dengan prinsip-prinsip pengadaan barang/ jasa, meliputi efisien, efektif,
kompetitif, transparan, adil dan wajar. Berdasarkan hasil wawancara , diperoleh
jawaban responden terhadap pelaksanaan pengadaan barang/ jasa secara elektronik
pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan, sebagai berikut.
a. Hasil Wawancara dalam Tahap Pengumuman Lelang
Tahap pengumuman lelang pada pelaksanaan pengadaan barang/ jasa secara
elektronik di PT Perkebunan Nusantara IV Medan harus berdasarkan prinsip
pengadaan. Informan adalah panitia dalam pelaksanaan pengadaan barang/ jasa
di PT Perkebunan Nusantara IV Medan.
Setiap peserta lelang dapat melihat dengan jelas dapat diakses semua informasi
yang disampaikan oleh panitia lelang dalam aplikasi tersebut. Selain itu, dengan
membuka laman situs perusahaan, para peserta lelang tidak perlu mendatangi
perusahaan terkait informasi, informasi pengumuman lelang yang ditayangkan
meliputi: uraian kategori persyaratan kualifikasi, administrasi, teknis, teknis
nilai, dan kewajiban harga. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan
informan, seperti pernyataan dari informan selaku panitia, yang menyatakan
bahwa:
“Pengadaan secara e-procurement ini mulai dari tahapan pengumuman,
menurut saya sudah sangat terbuka karena diumumkan secara online
sehingga masyarakat dapat mengakses setiap paket pengadaan. Melalui e-
procurement setiap penyedia mempunyai kesempatan yang sama untuk
mengikuti tahapan lelang dan terpilih sebagai pemenang dengan mengklik
link sistem e-procurement karena disitu tidak ada yang ditutupi lagi.”
Dari hasil wawancara peneliti dengan informan didapatkan kesimpulan bahwa
tahapan pengumuman lelang yang dilakukan PT Perkebunan Nusantara IV
Medan sangat transparan dikarenakan semuan informasi baik itu syarat-syarat
lelang, dan peraturan lain yang terkait dengan pengadaan barang/ jasa dapat
diakses dengan cepat melalui aplikasi e-procurement. Selain itu, semua
27
peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan pengadaan dapat dilihat secara
jelas pada aplikasi sehingga memudahkan peserta lelang dalam menyiapkan
dokumen penawaran.
Hal ini di buktikan dengan telah diumumkan paket pengadaan di PT Perkebunan
Nusantara Maret 2019. Nilai dari HPS (Harga Perkiraan Sendiri) tergambar
sebagai berikut:
Gambar 4.4
Contoh Pengumuman Lelang
Sumber: PT Perkebunan Nusantara IV Medan
28
Dalam tahap ini juga menekankan penayangan pengumuman lelang dilakukan
secara elektronik, fille dokumen pengadaan dapat diupload (diunggah) serta
tahap pengumuman cukup memadai dan sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku. Hal ini didukung dari kutipan wawancara dengan informan, informan
mengatakan:
”Pengunduhan file dokumen pengadaan tidak ada kendala karena sudah ada
dalam sistem dan mudah untuk di akses oleh penyedia barang/ jasa yang
mengikuti pengadaan tersebut.”
Dari hasil wawancara, informan setuju bahwa tidak ada kendala dalam
pelaksanaan pengadaan barang/ jasa di PT Perkebunan Nusantara IV Medan.
Berikut bukti file dokumen dapat diupload
Gambar 4.5
Form Data Perusahaan
Sumber: PT Perkebunan Nusantara IV Medan
b. Hasil Wawancara dalam Tahap Pendaftaran Lelang
Tahap pendaftaran lelang pada pelaksanaan pengadaan barang/ jasa secara
elektronik di PT Perkebunan Nusantara IV Medan harus berdasarkan prinsip
pengadaan. Informan adalah panitia dalam pelaksanaan pengadaan barang/ jasa
di PT Perkebunan Nusantara IV Medan.
Proses pendaftaran lelang sudah cukup memadai dan sesuai dengan peraturan
berlaku. Perusahaan menggunakan Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018.
Karena Hal ini diperkuat dengan hasil wawncara dengan informan, seperti
pernyataan dari informan selaku panitia, yang menyatakan bahwa:
“Iya, tahap ini sudah sesuai dengan ketenutan yang berlaku. Yaitu Peraturan
Presiden Nomor 16 tahun 2018.”
29
Dari hasil wawancara peneliti dengan informan didapatkan kesimpulan bahwa
tahapan pendaftaran lelang yang dilakukan PT Perkebunan Nusantara IV Medan
mengikuti Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018.
Dalam pendaftaran lelang juga mengalami peningkatan pendaftar. Ini
dikarenakan dengan pendaftaran melalui e-procurment pendaftar justru lebih
terseleksi dibandingkan dengan pengadaan secara konvensional karena ketatnya
ketentuan. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara informan:
“Penyedia mudah mengakses informasi dengan mudah di akses dan tidak ada
indikasi rekomendasi pemenangan kepada penyedia yang sama sehingga
yang mengikuti semakin meningkat. Karena pengadaan secara e-procurement
ini secara langsung meningkatkan perekonomian masyarakat yang mengikuti
pengadaan tersebut.”
Berdasarkan hasil wawancara perusahaan memberikan kesempatan yang lebih
besar bagi seluruh peserta lelang baik usaha kecil dan menengah karena tidak
adanya kendala dalam melakukan pendaftaran. Hanya menggunakan aplikasi
semua prosedur pendaftaran dapat dilakukan.
c. Hasil Wawancara dalam Tahap Penjelasan Pekerjaan
Tahap pendaftaran lelang pada pelaksanaan pengadaan barang/ jasa secara
elektronik di PT Perkebunan Nusantara IV Medan harus berdasarkan prinsip
pengadaan. Informan adalah panitia dalam pelaksanaan pengadaan barang/ jasa
di PT Perkebunan Nusantara IV Medan.
Proses penjelasan pekerjaan sudah transparan, hal ini dikarenakan setiap
informasi tentang penjelasan pekerjaan yang disampaikan oleh panitia
pengadaan melalui media online. Dalam tahap ini pula terjadi interkasi antara
panitia dan penyedia secara langsung dan dilihat seluruh penyedia yang
mengikuti lelang. Sehingga dengan e-procurement setiap peserta mendapatkan
informasi yang jelas. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan
informan, sebagai berikut:
“Informasi yang didapat sudah sangat transparan, karena informasi dilakukan secara online sehingga penyedia mempunyai kesempatan yang
sama untuk memberikan pertanyaan. Sebenarnya dalam proses penjelasan
pekerjaan ini, kami telah berusaha untuk merespons dan memberikan
30
jawaban secara jelas dan tuntas serta tentunya tidak memihak kepada salah
satu penyedia.”
Dari hasil wawancara dengan informan dan hasil penelitian, terlihat bahwa
dalam tahap penjelasan transparansi sudah dilaksanakan dengan baik.
Pertanyaan dari penyedia terkait dengan dokumen pengadaan direspon dengan
baik dan tuntas . Berikut bukti penjelasan pekerjaan:
Gambar 4.6
Penjelasan Pekerjaan
Sumber: PT Perkebunan Nusantara IV Medan
Dalam tahap penjelasan pekerjaan, panitia menjawab pertanyaan dan sudah
sesuai dengan peraturan. Dan harus berlaku adil jika menajawab pertanyaan.
Secara tidak langsung panitia harus selalu update aplikasi. Jadi bisa langsung
menjawab pertanyaan. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan
oleh informan, sebagai berikut:
“Panitia merespon dengan baik semua peserta lelang secara adil. Karena
setiap dialog dalam pengadaan online ini dibaca oleh semua penyedia barang/
jasa. Jadi, jika salah satu penyedia barang/ jasa tidak di respon oleh panitia
maka panitia bisa terindikasi tidak adil dalam merespon.”
Dari hasil wawancara dengan informan diatas, terlihat bahwa dalam penjelasan
pekerjaan PT Perkebunan Nusantara IV Medan, interaksi antara panitia dan
penyedia hanya terjadi secara online. Panitia menjawab satu-persatu pertanyaan
dari peserta lelang. Penjelasan secara online ini, merupakan satu-satunya media
yang menghubungkan antara peserta dan panitia untuk berkomunikasi mengenai
ketentuan pengadaan.
31
d. Hasil Wawancara dalam Tahap Pemasukan dan Pembukaan Dokumen
Penawaran
Tahap pemasukan dan pembukaan dokumen penawaran pada pelaksanakan
pengadaan barang/ jasa secara elektronik di PT Perkebunan Nusantara IV Medan
harus berdasarkan prinsip pengadaan. Informan adalah panitia dalam
pelaksanaan pengadaan barang/ jasa di PT Perkebunan Nusantara IV Medan.
Dalam tahap pemasukan dan pembukaan dokumen penawaran menggunakan
sistem e-procurement, para penyedia saling bersaing dan berkompetisi dalam
memberikan harga penawaran yang kompetitif, dan bersaing mengingat dengan
sistem ini semua penyedia dapat mengakses tanpa dibatasi oleh faktor lokasi
sesuai dengan ketentuan dalam dokumen pengadaan. Tetapi, terkadang penyedia
yang mempunyai harga yang terendah tidak memenuhi kualifikasi dokumen
yang baik atau tidak memenuhi persyaratan administrasi maupun teknis. Hal ini
terungkap dalam wawancara dengan informan, sebagai berikut:
“Harga yang ditawarkan penyedia otomatis lebih kompetitif karena mereka
harus bersaing dengan penyedia lain, tentunya penyedia itu ingin menang
jadi selain harga yang terendah yang ditawarkan, barang yang berkualitas,
tetapi tetap mengacu kepada spesifikasi barang yang telah ditetapkan
panitia.”
Dari hasil pernyataan informan diatas selaku panitia, sejalan dengan hasil
penelitian bahwa para penyedia saling bersaing dan berkompetisi dalam
memberikan harga yang kompetitif. Setiap penyedia bersaing dalam
memberikan harga penawaran yang terndah dan kualitas barang sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan.
Dalam tahap pemasukan dan pembukaan dokumen penawaran, panitia sudah
melakukan proses ini secara adil. Hal ini ditunjukkan dengan pernyataan bahwa
semua penyedia mendapatkan kesempatan yang sama terkait dengan ketentuan
yang berlaku serta dalam proses melakukan proses pemasukan dan pembukaan
dokumen penawaran, panitia tidak diskriminatif. Hal ini diperkuat oleh hasil
wawancara dengan informan, sebagai berikut:
“Sulit rasanya ada diskriminasi atau berpihak kepada salah satu penyedia karena panitia tidak dimungkinkan untuk mengatur jalannya lelang dengan
sistem e-procurement ini. Semuanya sudah diproses melalui aplikasi e-
procurement, terekam dalam sistem. Untuk pembukaan penawaran, seluruh
32
file yang telah dikirimkan oleh peserta dalam bentuk dokumen elektronik
hanya dapat dibuka pada waktu yang telah ditentukan. “
Dari hasil jawaban informan diatas, menunjukkan bahwa tahap pemasukan dan
pembukaan dokumen penawaran dalam pengadaan barang/ jasa secara e-
procurement di PT Perkebunan Nusantara IV Medan, bahwa tahap ini
memenuhi prinsip adil/ tidak diskriminatif. Hal ini bukti dokumen:
Gambar 4.7
Pemasukan dan pembukaan dokumen
Sumber: PT Perkebunan Nusantara IV Medan
e. Hasil Wawancara dalam Tahap Evaluasi Penawaran dan Kualifikasi
Dalam tahap ini kemungkinan untuk proses kualifikasi dibutuhkan keaslian data
berkaitan dengan dokumen penawaran sehingga penyedia harus hadir pada saat
undangan kualifikais penawaran yang bertempat di PT Perkebunan Nusantara
IV Medan. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara dengan informan, sebagai
berikut:
“Tatap muka dalam kualifikasi dilakukan jika diperlukan. Biasanya dilakukan
jika ingin menanyakan dokumen penting ataupun keabsahan suatu dokumen.
Misalnya harga suatu produk. Ditnyakan benar-benar harga produk tersebut,
jika perlu datang ke tempat penyedia melakukan pembelian baarng tersebut
dan tanyakan kebenaran harga.”
Dari hasil wawancara terhadap informan diatas, didapatkan bahwa dalam tahap
kualifiaksi ada tatap muka antara panitia dan penyedia. Hal ini diperlukan untuk
33
mengecek langsung keabsahan dokumen penawaran pada saat pemasukan
penawawan.
Dalam tahap ini tidak ada terjadi intervensi, hal ini dibuktikan dengan
transparansi dan adilnya dalam pelaksanaan pengadaan ini. Pernyataan ini
diperkuat dengan wawancara dengan informan, sebagai berikut:
“Tidak mungkin ada intervensi karena semua tahapan melalui online, bisa diakses dan panitia bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada. Apalagi
ketika pembukaan penawaran tidak menggunakan aplikasi sembarangan,
dan waktu pembukaan dokumen pun sudah ditentukan.”
Dari hasil wawancara bahwa tidak ada intervensi dalam tahap evaluasi
penawaran dan kualifikasi ini. Karena semuanya dilakukan melalui media
online. Hal ini bukti dokumen:
Gambar 4.8
Evaluasi Penawaran dan Kualifiasi
Sumber: PT Perkebunan Nusantara IV Medan
f. Hasil Wawancara dalam Tahap Penetapan dan Pengumuman Pemenang
Dalam tahap penetapan dan pengumuman pemenang, PT Perkebunan Nusantara
IV Medan telah menerapkan prinsip transparan melalui aplikasi. Semua
informasi yang dibutuhkan terkait proses pengadaan dapat dilihat secara jelas
melalui aplikasi dan mudah diakses. Informasi yang diperlukan sudah tersedia
dan sama untuk semua penyedia, tidak ada yang disembunyikan atau penyedia
yang memperoleh informasi khusus. Hal ini didukung oleh wawancara dengan
informan, sebagai berikut:
“Panitia sudah melakukan pengumuman secara terbuka pada website e-
procurement, sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi, semua dapat diketahui
secara terbuka pada tiap tahapannya.”
34
Dari hasil wawancara diatas, terlihat bahwa dalam proses penetapan dan
pengumuman pemenang sudah dilaksanakan secara terbuka dimana
pengumuman pemenang melalui aplikasi. Semua penyedia dapat melihat
dengan jelas dan terbuka tentang pengumuman dan penetapan pemenang yang
dapat diakses oleh siapapun tanpa batas wilayah. Keterbukaan ini untuk
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi. Hal ini bukti
dokumen:
Gambar 4.9
Penetapan dan Pengumuman Pemenang
Sumber: PT Perkebunan Nusantara IV Medan
Dalam tahap ini panitia sudah berlaku adil. Hal ini dinyatakan dengan penyataan
semua penyedia mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi pemenang
dalam lelang sesuai dengan ketentuan dan dalam melakukan penetapan dan
pengumuman pemenang tidak berlaku diskriminatif. Hal ini seperti yang
diungkapkan dalam wawancara terhadap informan, sebagai berikut:
“Panitia telah adil sesuai dengan ketentuan. Dalam hal pengumuman
pemenang juga tidak ada yang ditutup-tutupi semua transparan dan terbuka.
Penyedia dapat melihat secara jelas nama perusahaan yang terpilih, siapa
yang kalah, mengapa sampai kalah, gugurnya pada tahap mana, kenapa
sampai gugur dan berapa harga penawaran dari masing-masing peserta
semua bisa diakses. Dengan sistem ini, otomatis peserta akan mengetahui
kekurangannya dimana. Untuk penyedia yang merasa keberatan menerima
hasil pemenang, bisa dilakukan sanggah setelah proses ini.”
Dari pendapat informan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penetapan dan
pengumuman pemenang telah dilakukan secara adil/ tidak diskriminatif.
Beberapa penyedia yang keberatan dengan hasil pengumuman pemenang dapat
melakukan sanggahan pada proses selanjutnya.
35
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data diatas, maka pembahasannya
adalah sebagai berikut:
a. Pengumuman Lelang
Pengumuman lelang merupakan tahapan awal dalam pelaksanaan pemilihan
penyedia barang/ jasa. Berkenaan dengan hasil penelitian diketahui bahwa
transparansi dalam pengumuman lelang menekankan pada keterbukaan dan
kejelasan pemberian informasi berupa peket pengadaan, HPS (Harga Perkiraan
Sendiri), persyaratan kualifikasi, jenis kontrak, jadwal lelang, dan dokumen
pengadaan. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa secara umum tahapan
pengumuman lelang pada pengadaan barang/ jasa secara e-procurement di PT
Perkebunan Nusantara IV Medan telah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018.
Dengan adanya prinsip transparansi dalam setiap pelaksanaan pengadaan barang/
jasa akan meciptakan sistem pengawasan publik yang efektif sehingga dapat
meminimalkan kecurigaan masyarakat. Transparansi dalam hal pengumuman
lelang dibuktikan dengan diinformasikannya melalui aplikasi e-procurement paket
pengumuman pengadaan pupuk bersama untuk semester 1 tahun 2019 dengan HPS
( Harga Perkiraan Sendiri) berjumlah Rp 51.580.262.889,00. Dari hasil penelitian,
pada penelitian ini menekankan pada aturan dan ketentuan yang terkait pada setiap
tahapan pengadaan barang/ jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
b. Pendaftaran Lelang
Pendaftaran lelang secara e-procurement dilakukan tanpa tatap muka seperti
pengadaan konvensional. Pendaftaran dilakukan secara online melalui aplikasi e-
procurement dengan melakukan registrasi menggunakan ID dan password. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa tahapan pendaftaran lelang sudah sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018. Hal ini ditunjukkan dengan keterbukaan,
kejelasan informasi, serta mudah diakses. Tidak ada perbedaan antara penyedia satu
dengan yang lain. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pendaftaran
dilakukan dengan pengadaan secara e-procurement diketahui bahwa jumlah
penyedia selalu meningkat mengingat informasi pengadaan barang/ jasa dapat
36
diakses dengan cepat dan mudah sehingga setiap calon penyedia dimanapun berada
bisa mengikuti lelang.
c. Penjelasan Lelang
Penjelasan lelang dilakukan oleh panitia kepada calon penyedia yang dimaksudkan
untuk memberikan informasi terkait dengan dokumen pengadaan. Dari hasil
penelitian, diketahui bahwa secara umum tahapan penjelasan lelang pada
pengadaan barang/ jasa secara e-procurement di PT Perkebunan Nusantara IV
Medan telah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018.
Dalam penjelasan lelang pada pengadaan barang/ jasa sangat transparan. Hal ini
ditunjukkan dengan informasi dan keterbukaan tentang penjelasan pekerjaan
dilakukan secara online tanpa tatap muka, dimana panitia dan penyedia dukup
melakukan penjelasana pekerjaan dan memberikan pertanyaan secara online.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui respon panitia baik. Adil dalam merespon
pertanyaan penyedia tidak ada didahulukan salah satu pihak. Karena proses tanya
jawab dilihat oleh semua penyedia.
d. Pemasukan dan Pembukaan Penawaran
Pada tahap pemasukan dan pembukaan penawaran, penyedia yang sudah menjadi
peserta lelang mengirim dokumen elektronik. Panitia tidak menerima langsung. Hal
ini disebabkan karena dengan pengadaan melalui e-procurement para penyedia
saling bersaing dan berkompetisi dalam memberikan harga penawaran yang
kompetitif. Tetapi terkadang, penyedia yang mempunyai harga yang terendah tidak
memenuhi persyaratan administrasi maupun teknis. Dari hasil penelitian, tidak
terdapat intervensi dalam tahapan pemasukan dan pembukaan penawaran. Hal ini
artinya panitia telah mempunyai komitmen untuk menghindari setiap bentuk
penyimpangan dan tekanan dari pihak lain. Dalam tahap ini penyedia mendapatkan
kesempatan yang sama untuk mengikuti tahapan pemasukan dan pembukaan
dokumen penawaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dalam melakukan
proses pemasukan dan pembukaan penawaran, panitia tidak berlaku diskriminatif.
37
e. Evaluasi penawaran dan Kualifikasi
Tahap evaluasi penawaran dan kualifikasi dokumen dengan menggunakan e-
procurement pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan secara umum telah
dilaksanakan dengan sangat baik. Dalam evaluasi penawaran dan kualifikasi dapat
diketahui secara jelas dan mudah diakses, tersedianya informasi yang sama dan
transparan untuk semua penyedia. Hasil dari proses evaluasi dimasukkan ke dalam
aplikasi beserta alasan dari pengguguran atau hal-hal yang kurang dari dokumen
penawaran yang dikirimkan penyedia. Sehingga evaluasi dilakukan secara
akuntabel, transparan dan dapat dilihat secara langsung keabsahan dokumen yang
telah dimasukkan oleh penyedia. Dalam tahap ini tidak ada intervensi , panitia
menyatakan telah objektif dan sesuai ketentuan karena semua penyedia bisa
mengakses alasan pengguguran baik teknis, administrasi maupun harga.
f. Penetapan dan Pengumuman Pemenang
Tahap penetapan dan pengumuman pemenang dengan menggunakan e-
procurement pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan telah dilaksanakan dengan
baik. Hal ini dapat diketahui dari pengumuman pemenang dapat diketahui secara
jelas dan mudah diakses, tersedianya informasi yang sama dan transparan untuk
penyedia terkait penetapan dan pengumuman pemenang. Semua informasi yang
dibutuhkan terkait proses pengadaan dapat dilihat secara jelas melalui aplikasi dan
mudah diakses. Informasi yang diperlukan sudah tersedia dan sama untuk penyedia.
Dalam tahap ini panitia sudah cukup adil, dalam hal pemenang juga tidak ada yang
ditutupi semua secara transparan dan terbuka. Penyedia dapat melihat secara jelas
nama perusahaan yang terpilih, siapa yang kalah, mengapa sampai kalah, gugurnya
pada tahap mana, kenapa sampai gugur dan berapa masing-masing harga
penawaran dari masing-masing peserta semuanya bisa diakses.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa penerapan sistem e-procurement pada PT Perkebunan Nusantara
IV Medan sudah sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dirumuskan di atas, maka
perlu kiranya untuk mengajukan saran-saran yang bersifat membangun. Adapun
saran-saran yang dapat diberikan adalah PT Perkebunan Nusantara IV Medan
sebaiknya dapat menjaga dan meningkatkan (update) dalam penerapan sistem e-
procurement yang sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018.
38
39
Daftar Pustaka
Basrie, Homsiah. 2015. Analisis Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Secara
Elektronik (E-Procurement) Pada Pemerintah Kota Bengkulu. Tesis.
Pascasarjana Universitas Bengkulu.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa. 2010. Modul Pelatihan Pengadaan
Barang/ Jasa. Jakarta.
Moest. 2010. Daftar Pustaka. (online) http://ragamkemasan.wordpress.com.
diakses pada 24 Juli 2019. pukul 11.50.
Nababan. 2017. sistem e-procurement proyek ptpn iv medan tidaktransparan.
(online) gosumut.com/2017/05/06/sistem-eprocurement-lelang-proyek-
ptpn-iv-kantor-medan-tidak-transparan/. diakses pada tanggal 28 agustus
2019. pukul 11:47.
Nawawi, Hadari dan M. Martini Hadari. 1992. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada.
Pemerintah Indonesia. 2016. Peraturan Direksi No 3.00/ PER/ 42/ 2016 tentang
Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik Pada PTPN I
Sampai dengan XIV. Lembaran RI Tahun 2016 No. 03. Jakarta: Sekretariat
Negara.
Pemerintah Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara Nomor PER- 05/ MBU/ 2008 tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara.
Lembaran RI Tahun 2008 No. 05. Jakarta: Sekretariat Negara.
Pemerintah Indonesia. 2012. Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Badan
Usaha Milik Negara Nomor PER- 05/ MBU/ 2012 tentang Pedoman
Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik
Negara. Lembaran RI Tahun 2012 No. 05. Jakarta: Sekretariat Negara.
Pemerintah Indonesia. 2018. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia. Lembaran RI
Tahun 2018 No. 09. Jakarta: Sekretariat Negara.
Pemerintah Indonesia. 2018. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Katalog
Elektronik. Lembaran RI Tahun 2018 No. 11. Jakarta: Sekretariat Negara.
Pemerintah Indonesia. 2018. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan. Lembaran
RI Tahun 2018 No. 16. Jakarta: Sekretariat Negara.
40
PT Perkebunan Nusantara IV. Manual Book: User Manual History Pengadaan.
Indonesia.
Rossita, Arindra dkk. Efektivitas E-Procurement Dalam Pengadaan Barang/ Jasa,
E-Jurnal: Universitas Brawijaya Malang, Diunduh tanggal 13 Agustus
2019.
Seprini, dkk. Menganalisis Penerapan Sistem E-Procurement Dalam Upaya
Meningkatkan Minat Penyedia Barang/ Jasa Pemerintah Pada Unit
Layanan Pengadaan Kabupaten Rokan Hulu, E-Jurnal: Univeristas Pasir
Pengaraian, Diunduh tanggal 13 Agustus 2019.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabets.
Sujarweni, Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi.
Yogyakarta: Pustakabarupress.
Wijayati, Hasna. 2018. Cara Penulisan Daftar Pustaka Lengkap dengan Contoh
Daftar Pustaka (online) https://portal-ilmu.com/cara-penulisan-daftar-
pustaka/. diakses pada 24 Juli 2019. Pukul 11.15.
Zailani, Abdul dkk. Analisis Kinerja Proses Pelelangan Pekerjaan Konstruksi
Secara Elektronik Di Kota Medan. E-Jurnal: Universitas Sumatera Utara,
Di unduh tanggal 23 September 2019.
41
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara
Nama : Gita Khairani Pulungan
Jabatan : Panitia pelaksana e-procurement
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Pertanyaan Umum:
1. Sejak kapan sistem E-Procurement digunakan di perusahaan?
2. Apakah ada kendala ketika pertama kali menggunakan sistem?
3. Siapa saja pihak yang berwenang dalam pengadaan barang/ jasa?
4. Bagaimana proses pengadaan barang/ jasa pada perusahaan?
Pertanyaan khusus:
5. Apakah menurut Bapak/ Ibu dalam tahapan pengumuman lelang, informasi
tentang pengumuman lelang dapat diketahui secara jelas dan mudah
diakses?
6. Dalam tahap pengumuman lelang, ada terjadi kendala dalam pengunduhan
file dokumen pengadaan?
7. Menurut Bapak/ Ibu apakah tahapan pedaftaran lelang sudah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku (Perpres No. 16 Tahun 2018) ?
8. Dalam tahapan pendaftaran lelang, menurut Bapak/ Ibu apakah jumlah
penyedia yang mengikuti lelang meningkat ?
9. Dalam tahapan penjelasan pekerjaan, apakah penyedia sudah mendapatkan
informasi yang sama, transparan, diketahui secara jelas dan mudah diakses?
10. Menurut Bapak/ Ibu, dalam tahapan penjelasan pekerjaan apakah panitia
merespons jawaban dari semua peserta lelang secara adil ?
11. Dalam tahapan pemasukan dan pembukaan dokumen penawararan, apakah
harga penawaran dari peserta lelang semakin kompetitif dan bersaing ?
12. Menurut Bapak/ Ibu, dalam tahapan pemasukan dan pembukaan dokumen
penawaran apakah panitia sudah melakukan proses ini secara adil ?
13. Apakah dalam tahapan evaluasi penawaran dan kualifikasi, dilakukan tatap
muka dalam kualifikasi dokumen pemawaran peserta lelang ?
42
14. Apakah dalam tahap evaluasi penawaran terjadi intervensi? Jelaskan
15. Menurut Bapak/ Ibu dalam tahapan penetapan dan pengumuman pemenang,
apakah pengumuman pemenang sudah dilakukan secara terbuka dan sesuai
ketentuan ?
16. Dalam tahapan penetapan dan pengumuman pemenang, menurut Bapak/ Ibu
apakah panitia sudah berlaku adil ?
43
Lampiran 2 Daftar Hasil Wawancara
DAFTAR HASIL WAWANCARA
1. “Sistem ini berjalan sejak tahun 2016, Implementasi e-procurement di
lingkup PTPN dilaksanakan berdasarkan Peraturan Direksi No
3.00/PER/42/2016 tanggal 31 Agustus 2016 tentang Pedoman Pengadaan
Barang dan Jasa Secara Elektronik pada PTPN III dan PT Perkebunan
Nusantara I, II, IV sampai dengan XIV. Dalam sistem aplikasi e-
procurement ini, seluruh pengadaan barang dan jasa PTPN I hingga PTPN
XIV akan menggunakan kode barang dan jasa yang seragam.”
2. “Tidak ada kendala sejak pertama kali menggunakan sistem e- procurement.
Karena sudah dilakukan pelatihan dan diberikan modul penggunaan sistem
tersebut.”
3. “Pengguna anggaran, panitia penetapan harga, dan panitia pengadaan.”
4. “Pengguna anggaran akan menuliskan secara manual pengadaan apa yang
dibutuhkan dan di tanda tangani pejabat terkait seperti kepala bagian,
Direktur. Setelah itu dimintalah perkiraan harga pasar,jika dibawah lima
puluh juta dilakukan penunjukan langsung vendor nya dan jika diatas lima
puluh juta di teruskan ke panitia pengadaan untuk dilakukan lelang terbuka
yang bisa diikuti banyak vendor yang sesuai spesifikasi.”
5. “Pengadaan secara e-procurement ini mulai dari tahapan pengumuman,
menurut saya sudah sangat terbuka karena diumumkan secara online
sehingga masyarakat dapat mengakses setiap paket pengadaan. Melalui e-
procurement setiap penyedia mempunyai kesempatan yang sama untuk
mengikuti tahapan lelang dan terpilih sebagai pemenang dengan mengklik
link sistem e-procurement karena disitu tidak ada yang ditutupi lagi.”
6. ”Pengunduhan file dokumen pengadaan tidak ada kendala karena sudah ada
dalam sistem dan mudah untuk di akses oleh penyedia barang/ jasa yang
mengikuti pengadaan tersebut.”
44
7. “Iya, tahap ini sudah sesuai dengan ketenutan yang berlaku. Yaitu Peraturan
Presiden Nomor 16 tahun 2018.”
8. “Penyedia mudah mengakses informasi dengan mudah di akses dan tidak
ada indikasi rekomendasi pemenangan kepada penyedia yang sama
sehingga yang mengikuti semakin meningkat. Karena pengadaan secara e-
procurement ini secara langsung meningkatkan perekonomian masyarakat
yang mengikuti pengadaan tersebut.”
9. “Informasi yang didapat sudah sangat transparan, karena informasi
dilakukan secara online sehingga penyedia mempunyai kesempatan yang
sama untuk memberikan pertanyaan. Sebenarnya dalam proses penjelasan
pekerjaan ini, kami telah berusaha untuk merespons dan memberikan
jawaban secara jelas dan tuntas serta tentunya tidak memihak kepada salah
satu penyedia.”
10. “Panitia merespon dengan baik semua peserta lelang secara adil. Karena
setiap dialog dalam pengadaan online ini dibaca oleh semua penyedia
barang/ jasa. Jadi, jika salah satu penyedia barang/ jasa tidak di respon oleh
panitia maka panitia bisa terindikasi tidak adil dalam merespon.”
11. “Harga yang ditawarkan penyedia otomatis lebih kompetitif karena mereka
harus bersaing dengan penyedia lain, tentunya penyedia itu ingin menang
jadi selain harga yang terendah yang ditawarkan, barang yang berkualitas,
tetapi tetap mengacu kepada spesifikasi barang yang telah ditetapkan
panitia.”
12. “Sulit rasanya ada diskriminasi atau berpihak kepada salah satu penyedia
karena panitia tidak dimungkinkan untuk mengatur jalannya lelang dengan
sistem e-procurement ini. Semuanya sudah diproses melalui aplikasi e-
procurement, terekam dalam sistem. Untuk pembukaan penawaran, seluruh
file yang telah dikirimkan oleh peserta dalam bentuk dokumen elektronik
hanya dapat dibuka pada waktu yang telah ditentukan. “
45
13. “Tatap muka dalam kualifikasi dilakukan jika diperlukan. Biasanya
dilakukan jika ingin menanyakan dokumen penting ataupun keabsahan
suatu dokumen. Misalnya harga suatu produk. Ditnyakan benar-benar harga
produk tersebut, jika perlu datang ke tempat penyedia melakukan pembelian
baarng tersebut dan tanyakan kebenaran harga.”
14. “Tidak mungkin ada intervensi karena semua tahapan melalui online, bisa
diakses dan panitia bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada. Apalagi
ketika pembukaan penawaran tidak menggunakan aplikasi sembarangan,
dan waktu pembukaan dokumen pun sudah ditentukan.”
15. “Panitia sudah melakukan pengumuman secara terbuka pada website e-
procurement, sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi, semua dapat diketahui
secara terbuka pada tiap tahapannya.”
16. “Panitia telah adil sesuai dengan ketentuan. Dalam hal pengumuman
pemenang juga tidak ada yang ditutup-tutupi semua transparan dan terbuka.
Penyedia dapat melihat secara jelas nama perusahaan yang terpilih, siapa
yang kalah, mengapa sampai kalah, gugurnya pada tahap mana, kenapa
sampai gugur dan berapa harga penawaran dari masing- masing peserta
semua bisa diakses. Dengan sistem ini, otomatis peserta akan mengetahui
kekurangannya dimana. Untuk penyedia yang merasa keberatan menerima
hasil pemenang, bisa dilakukan sanggah setelah proses ini.”
46
Lampiran 3 BiodataMahasiswa
1. Nama Lengkap/Panggilan : VERONICA/ ICA
2. NIM/IPK : 1605071034/ 3.58
3. Tempat/Tgl Lahir : TANJUNG BALAI/ 24 AGUSTUS 1998
4. Agama : ISLAM
5. Asal SMA/Jurusan : SMK NEGERI 6 MEDAN/ AKUNTANSI
6. Alamat : JL. KARYA SETUJU GG. IKHLAS BARU NO. 132
7. No. HP : 0882-6480-6988
8. Alamat Rumah : JL. KARYA SETUJU GG. IKHLAS BARU NO. 132
9. E-mail/FB/Twitter : [email protected]/ Veronica (Ica)
10. Hobi : Memasak, Membuat prakarya
11. Keahlian/Keterampilan : Melukis
12. Prestasi : -
13. Motto Hidup : Do The Best All The Time
14. Nama Orang Tua : Ayah : AHMAD
Ibu : JULIANTI
15. Pekerjaan Orang Tua : Buruh Bangunan
Demikianlah biodata ini saya buat dengan sebenarnya dengan penuh tanggung jawab
untuk dapat dipergunakan sesuai keperluan.
Medan, Agustus 2019
Hormat Saya,
VERONICA