penerapan model cooperative learning tipe...
TRANSCRIPT
Seminar Nasional Pendidikan IPA-Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 28 September 2016
Copyright © 2016, ISBN 978-602-73551-0-8
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD
TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
MATERI AJAR SISTEM REPRODUKSI(PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI
SMA NEGERI 6 TANGERANG SELATAN)
Diani Atika
1, Fakhrur Rahman
2, Nengsih Juanengsih
3
1SMA Negeri 6 Tangerang Selatan
2,3Program Studi Pendidikan Biologi, FITKUIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Email koresponden: [email protected],
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa dengan Model
Cooperative Learning Tipe Number Head Together pada materi ajar sistem reproduksi. Subjek
penelitian adalah siswa kelas XI MIA 4 SMAN 6 Tangerang Selatan tahun ajaran 2015/2016
dengan jumlah siswa sebanyak 35 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa test pilihan ganda 20 soal setiap siklusnya. Hasil
pengolahan data menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada materi ajar sistem reproduksi
dengan menggunakan model Cooperative learning tipe NHT menunjukkan sedikit peningkatan.
Rata-rata pencapaian hasil belajar siswa pada setiap siklusnya yaitu 17% pada siklus I dan 23%
pada siklus II. Pada aktivitas belajar siswa selama penelitian belum terjadi peningkatan. Rata-
rata pencapaian aktivitas belajar siswa yaitu 53% pada siklus I dan 80% pada siklus II.
Rata-rata nilai N-Gain adalah 0,36 pada siklus I dengan kategori pemahaman sedang dan
0,30 pada siklus II dengan kategori peningkatan sedang. Dengan ini dapat dikatakan bahwa
penerapan model Cooperative learning tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Kata Kunci: penelitian tindakan kelas; hasil belajar biologi siswa; metode pembelajaran NHT
Abstract
This research is a classroom action research done in two cycles. This research aimed to
increase the students’ learning outcome of Biology with cooperative learning model typed
number head together for the material of reproduction system. The subject were 35 students of
XI MIA 4 SMAN 6 South Tangerang, batch 2015/2016, consisting of 14 males and 21 females.
The research used the multiple choice with 20 questions in each cycle as the instrument. The
result shows that the students’ lerning outcome in the reproduction system material using
cooperative learning typed NHT shows a few incereasing. The averages of the learning outcome
in each cycle are 17% in cycle I and 23% in cycle II. The students activity during the research
has not been yet shown the improvement. The averages of students activity performance are
53% in cycle I and 80% in cycle II. The averages of N-Gain are 0,36 in cycle I with category of
medium and 0,30 in cycle II with the category of medium. Therefore, it can be concluded that
the implementation of teh cooperative learning model typed NHT can enhance the students’
learning outcome.
Keywords: clasroom action research; students learning outcome of biology; NHT learning
method
PENDAHULUAN Mata pelajaran Biologi adalah mata
pelajaran wajib yang di berikan kepada siswa
SMA pada peminatan matematika dan Ilmu
Diani A., Fakhrur R., Nengsih J.
| The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,59-70 Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
Pengetahuan Alam. Hal ini sesuai dengan
peraturan Menteri (Permen) nomor 69 tahun
2013 yang mendukung program Kurtilas
(kurikulum 2013)
Standar Kompetensi Inti mata pelajaran
biologi di Kurtilas salah satunya adalah siswa
dapat menerapkan dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomenadan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah (Permendikbud No. 69,
2013)
Salah satu materi yang diberikan pada
pelajaran biologi adalah sistem reproduksi.
Kompetensi sistem reproduksi adalah
menganalisis hubungan antara struktur jaringan
penyusun organ reproduksi dengan fungsinya
dalam proses reproduksi manusia melalui studi
literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
Dari KD pembelajaran tersebut dapat
dilihat bahwa siswa dituntut untuk dapat ke
tingkat menganalisis dalam mata pelajaran
sistem repduksi. SMA N 6Tangerang Selatan
telah lama maenggunakan kurtilas sehingga
sekarang pengajaran dari kelas X sampai kelas
XII telah menerapkan pembelajaran kurtilas.
Hasil observasi siswa kelas MIA 4 dan
Latihan Tugas pada bulan Maret dengan dua
kali pertemuan pada materi sistem saraf terlihat
para siswa telah terbiasa menggunakan kurtilas
sehingga lebih mudah beradaptasi dengan
metode pembelajaran yang diajarkan ketika
membentuk kelompok tetapi masih banyak
siswa kurang aktif dan terlihat bosan dalam
pembelajaran karena rata rata model
pembelajaran cenderung menggunakan cara
berkelompok dalam pembelajaran sehingga
hanya beberapa siswa yang aktif dalam
kelompok tersebut cenderung lebih aktif dan
banyak bekerja, sedangkan siswa yang kurang
aktif menjadi malas dan tidak bertanggung
jawab secara penuh akan tugas yang di berikan.
Hal ini dapat dilihat dari tugas sistem saraf
yang dilaksanakan pada bulan Maret 2016,
terdapat 12 siswa dari 35 siswa yang belum
mecapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal), nilai KKM yang telah diterapkan di
SMA N 6 adalah 74. Jika dilihat secara
persentase hanya 66% nilai yang mencapai
KKM selebihnya34% nilanya kurang dari KKM.
Suatu kelas disebut tuntas belajar apabila di
kelas tersebut terdapat minimal 85% siswa yang
mencapai nilai sesuai KKM. Berdasarkan hasil
wawancara dan data tersebut maka Guru
mengambil penelitian di kelas MIA 4 SMA N 6
Tangsel.
Untuk dapat menciptakan pembelajaran
yang meningkatkan tanggung jawab siswa serta
hasil belajar siswa, maka guru harus mencari
metode pembelajaran yang meningkatkan
tanggung jawab di setiap diri siswa sehingga
siswa dapat menganalisis pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar sampai ketingkatan
menganalisis atau C4 yang nantinya metode
tersebut dijadikan sebagai landasan utama dalam
kegiatan inti di pembuatan RPP.
Salah satu metodenya adalah
menggunakan model Cooperative Learningtipe
Number Head Together (NHT) kunggulan dari
metode ini adalah pertama memberikan
kesempatan bagi siswa untuk bekerja kelompok
dengan mempunyai tanggung jawab masing
masing tugas sehingga tidak ada lagi siswa yang
saling mengandalkan dalam bekerja kelompok
dan siswa mempunyai rasa tanggung jawab
dalam proses pembelajaran, kedua tipe NHT
dapat menilai kelompok dan individu setiap
Model Cooperative Learning Tipe Number Head Togetheruntuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,60-70
Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
peserta didik bagaimana mereka bekerja dengan
tugas yang telah diberikan, ketiga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling
membagikan ide-ide dan mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat, keempat metode ini
juga mendorong siswa meningkatkan semangat
kerjasama mereka, dan terakhir metode NHT
dapat menjadikan kelompok yang heterogen
menjadihomogenartinya walapun ada yang
lambat dan cepat dalam belajar tetapi semuanya
akan bekerja sama dan saling membantu
sehingga tidak ada lagi siswa yang malas akibat
merasa dirinya kurang pintar dibanding yang
lain (Zulfiani dkk, 2009).
Berdasarkan uraian di atas tentang kurang
bertanggung jawabnya siswa di dalam
kelompok, hasil belajar yang hanya 2 siswa yang
mencapai KKM dari 33 siswa, serta KD
pembelajaran yang menuntut tingkat kognitif
siswa sampai tahap menganalisis C4 dalam
pembelajaran biologi. Adapun permasalahan
yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah
“Bagaimanakah peningkatan hasil belajar
biologi siswa materi ajar sistem reproduksi
setelah penerapan model Cooperative
Learningtipe Number Head Together?”
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Penelitian TindakanKelas atau yang
lebih dikenal Classroom Action Research, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya
sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2)
melaksanakan, dan (3) Merefleksikan tindakan
secara kolaboraif dan partisipasif dangan tujuan
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusuma
dan Dwitagama, 2012).
Penelitian ini diawali dengan melakukan
penelitian pendahuluan (pra penelitian)dan akan
dilanjutkan dengan dua siklus. Dalam hal ini,
yang di maksud siklus adalah satu putaran
kegiatan beruntun yang kembali ke langkah
semula, dimana setiap siklus teridiri dari empat
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas XI MIA 4 SMA N 6Tangsel yang
berjumlah 35 orang. Alasan subjek penelitian
pada kelas XI MIA 4 adalah rendahnya hasil
belajar biologi dikelas tersebut.
Tahapan Intervensi Tindakan
Pada tahapan intervensi tindakan
terhadap penelitian dimulai dengantindakan
pada siklus I, apabila pada refleksi siklus I
tidak terpenuhi maka penelitian akan
dilanjutkan dengan tindakan pada siklus II.Pada
kegiatan siklus ini akan dilakukan sesuai dengan
tahapan-tahapan tersebut. Adapun tahapan
intervensi tindakan dilakukan pada penelitian ini
langkah-langkah yang akan dilakukan adalah:
1. Perencanaan
Dalam hal ini dijabarkan dalam bentuk
perencanaan sebelum melakukansuatu
tindakan.Rencana ini meliputi:
a. Peneliti melakukan analisis kurikulum
untuk menentukan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang akan di
sampaikan kepada siswa dengan
menggunakan model pembelajaran.
b. Membuat rencana pembelajaran yang
dibantu oleh model pembelajaran dan
observasi.
c. Membuat instrument yang akan
digunakan dalam siklus penelitian
tindakan kelas /alat bantu/media yang di
perlukan.
d. Membuat alat evaluasi
Secaragaris
besartahapanpembelajaranmennggunakanModel
Cooperative Learning tipe NHT:
Diani A., Fakhrur R., Nengsih J.
| The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,61-70 Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
1) Tahapan persiapan
Pada tahap ini kegiatan yang akan
dilakukan di antaranya mempersiapkan materi
dan merancang pembelajaran yang akan
mengarah ke pengunaan model pembelajarn tipe
NHT, dan mempersiapkan instrument observasi
disertai cara penskoran.
2) Tahapan penyajian materi
Dalam tahap ini pengajar menyebutkan
tujuan pembelajaran memotivasi rasa ingin tahu
siswa, memberika apersepsi, umpan balik
sesering mungkin, penjelasan materi
menggunakan model pembelajaran Kooperatif
tipe NHT.
3) Tahap selanjutnya, masing-masing siswa
memberikan pertanyaan seputar materi
yang sudah diberikan guru.
4) Selanjutnya guru menjelaskan kembali
untuk semakin memperjelas materi dan
untuk penguasaan konsep siswa
5) Tahap tes hasil belajar
Dilakukan satu kali tes setelah
pertemuantesdikerjakan secara individu mandiri.
Tes PG dikerjakan selama 45 menit hasil tes di
gunakan untuk mengetahui apakah ada
peningkatan siswa pada pemahaman mata
pelajaran biologi.
2. Pelaksanaan
Kegiatanyangdilakukantahapiniadalahmela
ksanakanskenariopembelajaran yang telah
direncanakan.
3. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi
terhadap pelaksanaan tindakan
denganmenggunakan lembar observasi.
4. Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi
dikumpulkan secara dianalisis.Pada tahap ini
pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil
observasi dan diskusi. Untuk mengkaji apakah
tindakan yang telah dilakukan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran sistem reproduksi. Hasil analisis acuan
untuk merencakan siklus berikutnnya.
Hasil yang diharapkan pada penelitian ini
adalah bahwa penggunaan model Cooperative
Learning tipe NHT dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada konsep sistem reproduksi.
Hasil belajar minimal mencapai nilai sebesar 70,
di mana dicapai oleh lebih dari setengah siswa di
kelas XI MIA 4 (80%).
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah tes dan non tes. Tes hasil
belajar biologi siswa diperoleh dari hasil pre test
di awal dan post test di akhir pertemuan baik di
siklus I maupun siklus II bentuk pilihan ganda
sebanyak20 soal. Non Tes yang digunakan
berupa lembar observasi aktivitas belajar
biologi siswa dan observasi aktivitas guru;
pedoman wawancara, dan dokumentasi.Untuk
melihat peningkatan pre-test ke post-test maka
dilakukan uji N-Gain (normlized gain). Nilai N-
Gain ini dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut (Herlanti, 2006).
𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Tabel 1. Kriteria N-Gain
Nilai N-Gain Kategori
g > 0,7 Tinggi 0,3≤ g ≤ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
Analisis tes hasil belajar dilakukan dengan
menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu
membandingkan hasil belajar siswa dengan
kriteria pencapaian ketuntasan belajar yang
telah diterapkan sebelumnya, yaitu siswa
dinyatakan tuntas jika tidak ada lagi siswa yang
mendapatkan nilai dibawah 70.
Model Cooperative Learning Tipe Number Head Togetheruntuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,62-70
Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
Data dalam penelitian ini diperoleh
berdasarkan hasil belajar, observasi
pembelajaran, wawancara, dan dokumentasi.
Kemudian dianalisis dengan cara dideskripsikan
sebagai berikut: (1) analisis hasil pengolahan
dan observasi, (2) Analisis proses tindakan yang
terdiri dari perencanaan, tindakan, mengamati,
merefleksi, (3) analisis belajar tiap siklus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Siklus 1
a. Perencanaan
1) Pada tahap perencanaan siklus I peneliti
mengidentifikasi permasalahanyang terdapat
di kelas XI MIA 4. Dari hasil penelitian di
setiap kelas XI MIA 4 didapatkan siswa
kurang atau malasa bekerja pada saat
pembelajaran berkelompok. Dari
permasalahan tersebut, peneliti merancang
pembelajaran dan situasi belajar yang
membuat semua siswa dapat aktif belajar
berkelompok.
2) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk
menentukan Standar Kompetensidan
Kompetensi dasar yang akan disampaikan
kepada siswa dengan menggunakan model
pemblejaran tipe NHT.
3) Membuat rencana pembelajaran yang
dibantu oleh model pembelajaran tipa NHT
dan observasi.
4) Konsep yang diajarkan terdiri dari
konsep repsroduksi sub konsep reproduksi
laki-laki.
b. Tindakan
Pada tahap ini, guru berusaha menerapkan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model Cooperative learning tipe NHT yang telah
disusun dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) langkah-langkah tindakan
disajikan pada tabel 2.
c. Pengamatan
1) Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswa digunakan
untuk mengamati aktivitassiswa selama proses
pembelajaran. Adapun data hasil observasi siswa
siklus I terlampir (lampiran 5), observasi
aktivitas siswa dilakukan oleh teman sejawat.
Observasi aktivitas siswa dibuat dalam kategori
Ya dantidak. Masing-masing kategori memiliki
rentang ≤50 dan ≥50 %.
Berdasarkan hasil dari perhitungan dapat
diketahui bahwa pada siklus I terdapat 53%
siswa yang memperhatikan pelajaran sedangkan
selebihnya 47% tetap memperhatikan tepai
banyak bercanda dan kurang fokus pada saat
pembelajaran dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik. Beberapa siswa
mengobrol dengan teman sebangkunya.
Sedangkan sebagian lagi memainkan gadget saat
pembelajaran berlangsung. Namun siswa
sudah dapat mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik.
Selama pengamatan kegiatan pembelajaran
terdapat beberapa catatan penting yang harus
diperbaiki pada siklus selanjutnya. Pada proses
pembagian kelompok siswa membentuk
kelompok dengan baik, beberapa siswa masih
ada yang bingung dalam cara menjawab soal,
pada saat memperhatikan gambar banyak siswa
yang bertanya terlalu jauh dari materi pokok
sehingga tidak fokus terhadap gambar yang
disajikan guru.
Pada tahap diskusi, siswa ada yang
betanya materi yang tidak dipahami, siswa ada
yang menambahkan pada saat siswa lain
mempresentasikan hasil, siswa menjawab
pertanyaan dari temanya berdasarkan hasil
penelurusan di internet dan buku paket.
Diani A., Fakhrur R., Nengsih J.
| The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,63-70 Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
Pada tahap komunikasi guru memberikan
arahan dan menunjuk siswa yang telah
diberinomor untuk presentasi, banyak siswa
yang ditunjuk maju dengan terpaksa karena
belum menguasai materi sebelumnya sehingga
guru menunjuk siswa yang lain dari kelompok
yang samauntuk menggantikan siswa
tersebutsehingga memakan waktu yang
cukuplama, lalu pada saat
siswamempresentasikan hasil masih ada
siswalain yang mengejakan tugasnya karena
Tabel 2. Langkah-langkah proses pembelajaran pada siklus I
NO Kegiatan
Guru Siswa 1. Mengucapkan salam serta mengkondisikan
siswa dalam kelas, berdoa, mengecek kehadiran
siswa.
Menjawab salam dan menunjukkan sikap
siap untuk belajar, berdoa bersama
2. Apersepsi dengan menanyakan hal yang
berhubungan dengan, materi sebelumnya.
Berpikir dan menjawab pertanyaan dari
guru.
3. Memotivasi siswa dengan mengarahkan
siswamenuju pelajaran pokok yang akan
dipelajari. dan Mengkomunikasikan KD dan
tujuan pembelajaran.
Memperhatikan dan menjawab pertanyaan
dari guru
4. Memberi tahu siswa membentuk 6
kelompokserta serta menayangkan gambar tentang
sistem reproduksi pria.
Membentuk 6 kelompok dan
memperhatikan pendemonstrasian oleh guru.
5. Menjawab pertanyaan yang diberikan siswa. Siswa bertanya tentang gambar yang
dijelaskan guru. (bertanya)
6. Membagikan peserta didik berdasarkan
nomor yang telah disiapkan
Mengambil nomor dan berkumpul
kembali pada kelompok yang telah ditetapkan
dengan nomor yang berbeda- beda.
7 Memberikan LKS yang berisi sub topik
permasalahan sesuai dengan indikator
pembelajaran.
Menerima LKS dan mendengarkan
pengarahan guru
8. Menyuruh siswa di dalam kelompok
melakukan studi literatur atau browsing sesuai
dengan permasalahan yang terdapat di dalam LKS
yang dibagikan guru., Memberi arahan Setiap
nomor yang sama di beberapa kelompok
mengerjakan soal yang sama, dan menilai
keaktifan tiap kelompok siswa yang sedang
berkejasama.
Berdiskusi dengan teman kelompok
mengenai system reproduksi manusia yang
telah tersedia pada LKS yang telah diberikan,
mengumpulkan data mengenai permasalahan
yang dibahas, dan bekerja sama dengan teman
sekelompoknya untuk menganalisis dan
mendiskusikan hasil browsing.
9 Menunjuk salah satu nomor dan yang
ditunjuk mempresentasikan hasilnya sesuai
dengan yang dikerjakan, menilai berdasarkan
presentasinya, dan memberikan kesempatan
kepada siswa dengan nomor yang sama untuk
menambahkan hasil presentasi temanya.
mempresentasikan hasil dari pencariandatadan
yang lainyamendengarkan presentasi temanya.
Model Cooperative Learning Tipe Number Head Togetheruntuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,64-70
Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
10 mengevaluasi ketercapaian peserta didik di
tiap indikator dengan menunjuk empat siswa dan
tiap siswa menyampaikan hasil ketercapaian
sesuai indikator
menyimpulkan hasil diskusi di depan
kelas.
11 Guru menutup pembelajaran serta
mengingatkan kepada siswa untukmempelajari
materi dipertemuan selanjutnyadan mengucapkan
salam
Siswa mendengarkan penjelasan guru
danmenjawab salam
belum selesai sehingga kurang fokus pada siswa
yang sedang mempresentasikan hasilnya.
Pada tahap evaluasi guru memberikan
pertanyaan yang sesuai dengan indikator
pencapaian KD. Evaluasi ini bertujuan untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya indikator
pencapaian KD. Guru bertanya tentang
indikator pelajaran yang telah dipelajari
karena terdapat lima indikator maka guru
menunjuk lima orang siswa secaraacak dari tiap
kelompok untuk menjabarkan kembali apa yang
didapatkan selama pembelajaran. Tetapi pada
saat siswa menyimpulkan siswa yang lain
sudah tidak fokus mendengarkan kesimpulan
siswa tersebut. Berdasarkan uraian diatas dapat
dilihat bahwa proses pembelajaran pada siklus I
masih kurang kondusif. Oleh karena itu perlu
adanya perbaikan dari hasil pengamatan.
Perbaikan-perbaikan yang sudah didiskusikan
dengan teman sejawat dan guru bidang studi
akan diterapkan oleh peneliti pada siklus II.
2) Lembar observasi guru
Lembar observasi guru digunakan untuk
mengamati aktivitasguru selama proses
pembelajaran. Observasi aktivitas guru
dilakukan oleh guru bidang studi biologi.
Lembar observasi aktivitas guru dalam bentuk
daftar cek. Adapun data hasil observasi guru
siklus I terlampir (lampiran 8) Berdasarkan hasil
observasi aktivitas guru siklus I didapatkan
presentase guru ketika mengajar yaitu 95%.
Presentase ini termasuk ke dalam kategori sangat
baik. Namun ada beberapa hal yang harus
diperbaiki seperti suara harus keras dan selalu
fokus ke semua siswa. Selain itu peneliti harus
lebih memberikan arahan kepada siswa yang
mengobrol dan mengantuk ketika guru
menjelaskan.
3) Hasil belajar
Untukmengeahui peningkatan hasil belajar
pada siklus Idilakukan tes kemampuan siswa.
Adapun hasil tes kemampuan siswa adalah
sebagai berikut:
Tabel 3. hasil belajar pada siklus I
Data Pre test Post test N-Gain
Max 60 75 0,68 Min 15 30 -0,16
Rata –rata 35,71 59,57 0,36
SD 8,84 10,1 X
Tuntas 0% 17% X
Tidak
Tuntas
100% 83% X
Berdasarkan data pada siklus I tersebut
dapat dijabarkan bahwa terdapat6 siswa sebesar
17% yang mencapai KKM 70 dan terdapat 29
siswa yang belum mencapai KKM. Dengan
demikian maka pembelajaran pada siklus I harus
ditindak lanjuti karena belum mencapai
keberhasilan yaitu 80% siswa mencapai KKM.
Nilai rata-rata N-Gain pada siklus I adalah 0,36
dengan kategori sedang.
d.Refleksi
DalamPenerapanmodel
CooperativeLearningtipeNHTpada
subkonsepsystemreproduksilaki-
lakiinimasihditemukanbeberapakekurangan:
1)Pembentukan kelompok
Siswa kurang kondusif dan masih ada
yang bingung pada saat pembentukan kelompok
dan fungsi dari nomor yang dibagikan guru.
Diani A., Fakhrur R., Nengsih J.
| The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,65-70 Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
Siswa bertanya terlalu luas sehingga tidak fokus
ke materi.
2)Diskusi
Masih ada siswa yang mengobrol pada
saat penelusuran soal, masihbanyak siswa yang
kurang produktif karena hanya
mengandalkansearching atau pencarian literatur
dari internet.
3)Penguatan materi
Beberapa siswa belum menghiraukan
kesimpulkan yang dipaparkantemanya pada saat
ditunjuk guru.
4) Keputusan
Pada pelaksanaan siklus I berdasarkan tes
hasil belajar siswa selama prosespembelajaran
siklus I, bahwa hasil belajar pada konsep sistem
reproduksi masih harus diperbaiki. Hal ini
tampak terlihat dengan banyak nya siswa yang
belum mencapai KKM 72 yaitu 29 siswa. Oleh
karena itu peneliti memustuskan untuk
menjutkan penelitian kelas ke siklus II.
Adapun perbaikan pada siklus II yang di
anggap perlu oleh peneliti antara lain:
a. Memperbaiki penyampaian tugas kelompok
agar lebih detail dan semuasiswa paham
akan tugas yang diberikan, guru lebih
membatasi pertanyaan yang diajukan siswa.
b. Pada saat diskusi kelompok berlangsung
pada saat penelusuran data guru harus lebih
mengawasi tiap aktivitas siswa dalam
kelompok
c. Guru harus lebih menjalin interaksi dengan
siswa sesering mungkin pada saatdiskusi
kelompok berlangsung, selain itu guru
harus memberikan banyak waktu untuk
mempresentasikan hasil yang diperoleh
siswa agar efektif pada saat pembelajaran.
2. Siklus 1I
a.Perencanaan
1) Pada tahap perencanaan siklus II peneliti
melihat refleksi dari siklus I dikelas XI MIA
1.
2) Peneliti berdiskusi dengan dosen
pembimbing dan guru pamong dalam
pembuatan RPP.
3) Konsep yang diajarkan terdiri dari
konsep reproduksi sub konsep reproduksi
wanita.
Target yang ingin dicapai pada siklus II
adalah agar terjadi peningkatan hasil belajar dari
siklus I. Target peningkatan belajar dari siklus I
yaitu 80 % siswa mencapai KKM 70.
b. Tindakan
Pada tahap ini, guru berusaha
menerapkan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT yang telah disusun dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) langkah-
langkah tindakan disajikan pada tabel 4.
c.Pengamatan
1)Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswa digunakan
untuk mengamati aktivitassiswa selama proses
pembelajaran. Adapun data hasil observasi
siswa siklus II terlampir (lampiran 6)pada
penelitian ini. Berdasarkan datatersebut
meningkat dibanding siklus I yaitu terdapat 80%
siswa yang memperhatikan dengan baik dan
20% belum memperhatikan dengan baik, dalam
siklus II ini sisi baik dalam memperhatikan
penjelasan guru, menganalisis dan
mendiskusikan hasil browsing serta,
memperhatikan presentasi siswa lainya.
Selama pengamatan kegiatan pembelajaran
terdapat beberapa catatan penting yang harus
diperbaiki pada siklus selanjutnya. Pada proses
pembagian kelompok siswa membentuk
Model Cooperative Learning Tipe Number Head Togetheruntuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,66-70
Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
kelompok dengan baik, siswa sudah tidak
bingung dalam cara menjawab soal dan fungsi
nomor yang dibagikan, hampir semua siswa
menuliskan poin poin penting pada saat
penayangan gambar sistem reproduksi
perempuan.
Pada tahap diskusi, siswa ada yang
bertanya materi yang tidak dipahami, siswa
mencari trefrensi untuk menjawab soal di LKS
yang dibagikan berdasarkan hasil penelurusan di
internet dan buku paket, karena soal indikator
lebih banyak dan terdapat soal menganalisis C4
dari siklus I maka banyak memakan waktu
penyelesaian.
Tabel 4. Langkah-langkah proses pembelajaran pada siklus II
NO Kegiatan
GURU SISWA
1. Mengucapkan salam sertamengkondisikansiswa
dalam kelas, berdoa,mengecek kehadiran siswa.
Menjawab salam dan menunjukkansikap siap
untuk belajar, berdoa bersama
2. Apersepsi dengan menanyakan hal yangberhubungan
dengan, materi sebelumnya.
Berpikir dan menjawab pertanyaan dariguru.
3. Memotivasi siswadenganmengarahkansiswa menuju
pelajaran pokok yang akan di pelajari dan
mengkomunikasikan KD dan tujuan pembelajaran.
Memperhatikandanmenjawabpertanyaan dari guru
4. Memberi tahu siswa membentuk 6kelompok
serta serta menayangkan gambar tentang
systemreproduksi wanita
Membentuk 6 kelompok
danmemperhatikan pendemonstrasian oleh guru.
5. Menjawab pertanyaan yang diberikansiswa. Siswa bertanya tentang gambar yang di jelaskan
guru. (bertanya)
6. Membagikan peserta didik berdasarkannomor yang
telah disiapkan
Mengambilnomordan berkumpul
kembali pada kelompok yang telah ditetapkan
dengan nomor yang berbeda- beda.
7 Memberikan LKS yang berisi sub
topicpermasalahan sesuai dengan indikator
pembelajaran.
Menerima LKS dan mendengarkanpengarahan
guru
8. Menyuruh siswa di dalam kelompokmelakukan
studi literatur atau browsing sesuai
denganpermasalahan yang terdapatdi dalam LKS
yang dibagikan guru, memberi arahan Setiap nomor
yang sama di beberapa kelompokmengerjakan soal
yang sama, dan menilai keaktifan tiapkelompok
siswa yang sedang berkejasama.
Berdiskusi dengan teman kelompokmengenai
sistem reproduksi manusia yang telah tersedia pada
LKS yang telah
diberikan, mengumpulkan data mengenai
permasalahan yang dibahas, dan bekerja sama
dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis
danmendiskusikan hasil browsing.
9 Menunjuk salah satu nomor dan yang ditunjuk
mempresentasikan hasilnya sesuai dengan yang
dikerjakan, menilai berdasarkan presentasinya,
dan memberikan kesempatan kepada siswa dengan
nomor yang sama untuk menambahkan hasil
presentasi temanya.
Mempresentasikan hasil dari
pencariandatadanyanglainya mendengarkan
presentasi temanya.
Diani A., Fakhrur R., Nengsih J.
| The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,67-70 Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
10 Mengevaluasi ketercapaian peserta didikdi tiap
indikator denganmenunjuk empat siswa dan tiap
siswa menyampaikan hasil ketercapaian sesuai
indikator
Menyimpulkan hasil diskusi di depankelas.
11 Guru menutup pembelajaran
sertamengingatkan kepada siswa untuk mempelajari
materi dipertemuan selanjutnya dan mengucapkan
salam
Siswa mendengarkan penjelasan gurudan
menjawab salam
Pada tahap komunikasi guru memberikan
arahan dan menunjuk siswa yang telah diberi
nomor untuk presentasi, semua siswa yang
sudah siap pada saat maju kedepan, waktu
presentasi terlalu singkat akibat termakan waktu
diskusi, pada saat siswa presentasi masih ada
siswa lain yang belum mengerti dan banyak
yang bertanya sehingga melebihi waktu
presentasi yang telah di tetapkan di RPP.
Pada tahap evaluasi guru memberikan
pertanyaan yang sesuai dengan indikator
pencapaian KD. Evaluasi ini bertujuan untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya indikator
pencapaian KD. Guru bertanya tentang indikator
pelajaran yang telah dipelajari karena terdapat
lima indikator maka guru menunjuk lima orang
siswa secara acak dari tiap kelompok untuk
menjabarkan kembali apa yang didapatkan
selama pembelajaran. Siswa bisa menyimpulkan
indikator yang mudah tapi pada saat indikator
yang sulit siswa sulit untuk menyimpulkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa
proses pembelajaran pada siklus II sudah
kondusif tetapi akibat terlalu banyak indikator
pencapaian serta tingkat soal terdapat soal
menganalisis C4 maka waktu pembelajaran tidak
sesaui dengan yang direncanakan di RPP.Oleh
karena itu perlu adanya perbaikan dari
pembuatan RPP dan indkator.
2)Lembar observasi guru
Lembar observasi guru digunakan untuk
mengamati aktivitas guruselama proses
pembelajaran. Observasi aktivitas guru
dilakukan oleh guru bidang studi biologi.
Lembar observasi aktivitas guru dalam bentuk
daftar cek. Adapun data hasil observasi guru
siklus II terlampir (lampiran 9). Berdasarkan
hasil observasi aktivitas guru siklus II
didapatkan persentase guru ketika mengajar
yaitu 94%. Persentase ini termasuk ke dalam
kategori sangat baik. Namun ada beberapa hal
yang harus diperbaiki seperti tegas dalam
membatasi waktu presentasi oleh siswa, harus
bisalebih tepat dalam memprediksi waktu
kegiatan pembelajaran di RPP, lebih
menggunakan bahasa komunikasi yang mudah
diterima siswa.
3)Hasil belajar
Untuk mengeahui peningkatan hasil
belajar pada siklus IIdilakukan tes kemampuan
siswa. Adapun hasil tes kemampuan siswa
adalah sebagai berikut:
Tabel 5. hasil belajar pada siklus II
Data Pre test Post test N-Gain
Max 55 80 0,69
Min 15 30 -0,27
Rata –rata 36,42 56,42 0,30
SD 8,62 12,57 X
Tuntas 0% 23% X
Tidak
Tuntas
100% 77% X
Berdasarkan data pada siklus II tersebut
dapat dijabarkan bahwa terdapat8 siswa sebesar
23% yang mencapai KKM 70 dan terdapat 27
siswa sebesar77% yang belum mencapai KKM.
Tindakan yang diberikan dihentikan di siklus II,
dikarenakan keterbatasan waktu penelitian. Nilai
Model Cooperative Learning Tipe Number Head Togetheruntuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,68-70
Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
rata-rata N-Gain pada siklus II adalah
0,30dengan kategori sedang.
d.Refleksi
Dalam penerapan model pembelajaran
Cooperative learning tipe NHT pada sub
konsep sistem reproduksi wanita walaupun
sudah baik tetapi masihditemukan beberapa
kekurangan
1)Materi
Materi pada siklus II lebih berat karena
menekankan sampai siswa mampu meganalisis
C4 pada bagian siklus menstruasi
2)Diskusi
Siswa membutuhkan waktu lebih banyak
pada saat diskusi dikarena siswa harus dapat
menganalisis soal di LKS yang diberikan guru.
3)Mengkomunikasi
Siswa sudahbaik pada saat
mempresentasikan materi dengan inkator yang
mudah tetapi pada saat siswa mempresentasikan
indikator soal menganalisis C4 masih banyak
siswa yang belum paham dan banyak siswa yang
bertanya pada saat presentasi sehingga waktu
tidak mencukupi sampai siswa paham betul akan
indikator C4 yang dipelajari.
e.Keputusan
Pada pelaksanaan siklus II
berdasarkanhasil belajarsiswaselamaproses
pembelajaran siklus II, bahwa hasil belajar pada
konsep sistem repsroduksi masih harus di
perbaiki. Hal ini tampak terlihat dengan
beberapa siswa yang belum tuntas yaitu 27 siswa
walaupun susdah meningkat dari siklus I yang
sebelumnya 29 siswa tetapi masih belum
dikatakan berhasil karena belum 80% yang
mencapai KKM 70. Namun tindakan yang
diberikan dihentikan pada siklus II, dikarenakan
keterbatasan waktu. Adapun perbaikan pada
siklus II yang dianggap perlu oleh peneliti antara
lain:
1) Memperbaiki penyampaian tugas kelompok
agar lebih detail dan semua siswa paham
akan tugas yang diberikan.
2) Guru harus lebih mengatur waktu lebih
banyak pada saat kerja kelompok karena
beban materi lebih berat dari pada siklus I
3) Pada saat diskusi kelompok berlangsung
pada saat penelusuran data guru harus lebih
mengawasi tiap tiap aktivitas siswa dalam
kelompok
4) Guru harus lebih menjalin interaksi dengan
siswa sesering mungkin pada saat diskusi
kelompok berlangsung. selain itu guru harus
memberikan banyak waktu untuk
memprsesentasikan hasil yang didapat siswa
agar efektif pada saat pembelajaran.
Pembahasan
Pada siklus I siswa yang nilainya
mencapai KKM yaitu 6 siswa atau 17% dari35
siswa. Masih banyak kekurangan yang terjadi
pada siklus I seperti siswa yang kurang kondusif
dan masih ada yang bingung pada saat
pembentukan kelompok dan fungsi dari nomor
yang dibagikan guru, masih ada siswa yang
mengobrol pada saat penelusuran soal, masih
banyak siswa yang kurang produktif karena
hanya mengandalkan buku paket saja tidak di
tambahkan pencarian literatur dari internet, dan
beberapa siswa belum menghiraukan kesimpulan
yang di paparkan temanya pada saat di tunjuk
guru untuk mengkomunikasikan hasilya.
Pada awal penerapan Cooperative
Learning tipe NHT yang telah dilakukan di
kelas, pembelajaran dengan menggunakan
NHT ini masih belum bisa diikuti siswa
dengan baik. Beberapa siswa banyak yang
kebingungan ketika pembelajaran berlangsung
tentang fungsi nomor yang dibagikan guru dan
Diani A., Fakhrur R., Nengsih J.
| The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,69-70 Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
hubunganya dengan LKS yang diberikan guru
sehingga pada saat siklus I penelusuran data di
LKS menjadi kurang kondusif hal ini hampir
sama dengan penelitian Rizqiah yaitu pada
siklus I siswa kurang kondusif pada saat
mengerjakan LKS dan masih siswa yang belum
memperhatikan penjelasan guru pertama kali,
proses kerja kelompok masih didominasi siswa
yang pintar dansuasana kerja kelompok kurang
masksimal (Rizqiah, 2012). Tapi selebihnya
dapat mengikuti dengan baik dikarenakan
mereka sudah terbiasa bekerja kelompok dalam
pembelajaran sebelumnya.
Hasil aktivitas guru selama pembelajaran
telah menunjukkan bahwa guru melaksanakan
langkah-langkah penerapan model Cooperative
Learning tipe NHT dengan benar. Hal ini dapat
dilihat dari aktivitas guru yang menunjukkan
bahwa selama aktivitas pembelajaran guru dan
siswa dapat berinteraksi dengan baik, setiap
pertanyaan siswa yang ditanyakan ke guru dapat
dijawab dengan baik, guru memakai
keterampilan dalam bertanya serta menjawab
pertanyaan dari siswa. Pada saat siswa
berkelompok dan mengerjakan LKS guru juga
aktif berkeliling dan mengarahkan siswa dalam
menjawab soal dan apa yang harus dilakukan.
Pada siklus II siswa sudah bisa mengikuti
dengan model pembelajaran NHT karena sudah
terbiasa pada siklus I, pada siklus II hasil belajar
biologi siswa pada konsep sistem reproduksi
perempuan yang berhasil mencapai KKM
terdapat 8 siswa dari 35 siswa atau sekitar 22%,
hasil belajar ini meningkat dibandingkan dengan
hasil belajar siklus I. Hasil yang dicapai pada
siklus II belum sesuai dengan indikator
keberhasilan yaitu 80% siswa dapat memperoleh
nilai di atas KKM 70. Hal tersebut menunjukkan
bahwa siswa belum mampu memahami konsep
sistem reproduksi perempuan yang di berikan
dengan penerapan Cooperative Learning tipe
NHT.
Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah
dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dengan
penerapan model Cooperative Learning tipe
Number Head Together (NHT) pada materi
sistem reproduksi laki-laki dan sistem
reproduksi perempuan menunjukkan adanya
sedikit peningkatan hasil belajar siswa jika
dibandingkan dengan pengajaran sebelumnya.
Ketercapaian hasil belajar siswa pada siklus I
sekitar 17% di siklus II sekitar 23% hasil
tersebut dapat dikatakan sedikit meningkat
setelah diterapkannya model pembelajaran tipe
Number Head Together.
Banyak faktor yang menyebabkan
penurunan hasil belajar di siklus II ini yaitu:
pertama dalam pembuatan indikator
pembelajaran ternyata sistem reproduksi
perempuan mempunyai indikator yang lebih
banyak dibanding sistem reproduksi pria pada
silklus I, kedua rata rata pada saat pembelajaran
siswa terhambat dalam memahami serta
menganalisis indiktor bagian soal C4, ketiga
siswa lebih banyak membutuhkan waktu dalam
menganalisis soal tingkat C4 karena selain dari
buku siswa juga mancari data dari browsing
internet sehingga kurang sesuai dengan waktu
di dalam RPP yang telah dibuat guru.
Keempat waktu presentasi menjadi lebih sedikit
akibat terlalu banyak dihasbikan dalam diskusi
kelompok selain itu pada saat presentasi, soal
yang mempunyai tingkatan C4 membuat siswa
sulit memaparkan atau menjelaskan ke siswa
lain akibatnya banyak siswa yang bertanya dan
waktu yang disajikan oleh guru tidak cukup
menjawab pertanyaan sehingga masih banyak
siswa yang belum paham. Kelima rentang waktu
antara siklus I dan Siklus II berselang 2 hari
sehingga mempengaruhi retensi pemahaman
siswa.
Selain kendala tejadi pada saat
pembelajaran terdapat pula kelebihan yang
didapatkan pada tahap Siklus II. Pertama, pada
Model Cooperative Learning Tipe Number Head Togetheruntuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,70-70
Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
siklus II banyak siswa yang mempunyai nomor
yang sama dengan siswa yang maju dari
kelompok lain ketika dalam mempresentasikan
hasilnya berusaha menambahkan dan
membenarkan karena guru memberikan
penghargaan ketika ada siswa yang
menambahkan atau bertanya, kedua banyak
siswa yang lebih aktif mencatat materi di siklus
II di bandingkan dengan siklus I.
Dari keseluruhan hasil pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran
Cooperative learning tipe Number Head
Together yang telahdilakukan, peneliti dapat
menemukan kelebihan pembelajaran dengan
menggunakan model ini antara lain adalah siswa
dengan lebih mudah memetakan pembelajaran
seperti dari menyebutkan struktur reproduksi,
menghubungkan proses-proses yang terjadi
dalam sistem reproduksi, dan siswa lebih
banyak bekerja karena setiap siswa bertanggung
jawab terhadap satu nomor dalam pertanyaan di
dalam LKS yang diberikan guru.
Peneliti juga menemukan adanya
kekurangan dalam penerapan model
pembelajaran ini, sehingga menurunkan hasil
belajar siswa, diantaranya waktu yang diberikan
harus benar benar dimanfaatkan guru dalam
menyusun RPP dan menganalisis dalam
indikator apa yang akan memakan waktu banyak
pada saat siswa mendalami materi, siswa kurang
merespon pertanyaan yang diberikan guru dalam
hal apakah siswa paham akan materi atau tidak
sebelum dilanjutkan ke indikator pembelajaran
selanjutnya.
SIMPULAN
Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah
dilaksanakan pada siklus Idan siklus II dengan
penerapan model Cooperative Learning tipe
Number Head Together (NHT) pada materi
sistem reproduksi pria dan sistem reproduksi
wanita menunjukkan adanya sedikit peningkatan
hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan
pengajaran sebelumnya. Ketercapaian hasil
belajar siswa pada siklus I sekitar 17% di siklus
II sekitar 23% hasil tersebut dapat
dikatakansedikit meningkatsetelahditerapkannya
modelpembelajarantipeNumberHead Together.
Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa
yang menggunakan model pembelajaran tipe
NHT walaupun meningkat dari siklus I ke siklus
II tetapi belum mencapai ketuntasan 80%.
Berdasarkan data yang diperoleh, siswa yang
dapat mencapai nilai KKM 70 pada siklus I
terdapat 6 siswa dengan persentase 17%
kemudian pada siklus II mengalami peningkatan
menjadi 8 siswa dengan persentase 22%.
Berdasarkan analisis data N-Gain mengalami
penurunan dari siklus I ke siklus II, yaitu dari
0,36 menurun menjadi 0,30 dengan kategori
pemahaman sedang.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di peroleh, maka
disarankan:
1. Gurubidangstudihendaknyadapatterusmenge
mbangkanmodelpembelajaran tipe NHT ini
dalam kegiatan pembelajaran, dan tidak
menutup kemungkinan untuk melaukan
penelitian kembali sampai mencapai siklus
III sertadapat pula mengkombninasikan
model NHT dengan model pembelajaran
lain sehingga hasil belajar siswa yang
diharapkan dapat tercapai.
2. DalammatapelajaranbiologikelasXIguruharu
sbenar-benar memperkirakan waktu yang
dipakai siswa dalam mempelajari tiap
indikator.
Diani A., Fakhrur R., Nengsih J.
| The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,71-70 Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
3. Guru hendaknya lebih dapat memotivasi
siswa agar siswa lebih aktif dalam bertanya
ataupun menjawab soal soal.
DAFTAR PUSTAKA
Herlanti, Yanti. 2006. Tanya Jawab Seputar
Penelitian Pendidikan Sains.Jakarta: UIN.
Kusuma, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2012.
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Ptindeks
Peraturan Menteri Pendidikan dan
KebudayaanNo. 69 Tahun 2013. Jakarta:
Permendikbud, 2013.
Rizqiah, 2012. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Number Head Together (NHT) Pada
Konsep Sistem Gerak Pada Manusia.
Skripsi FITK UIN Jakarta.
Zulfiani, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran
Sains. Jakarta: UIN Press.