penerapan media pembelajaran berbasis ict …... · berjudul penerapan media pembelajaran berbasis...
TRANSCRIPT
i
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT DENGAN APLIKASI LECTORA INSPIRE
DALAM PEMBELAJARAN IPA (Studi Kasus Di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop,
Kabupaten Gunungkidul)
TESIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh:
Erlin Widiastuti
NIM : S811108014
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT DENGAN APLIKASI LECTORA INSPIRE
DALAM PEMBELAJARAN IPA
(Studi Kasus Di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul)
TESIS
Disusun oleh :
Erlin Widiastuti
NIM : S811108014
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. Samsi Haryanto, M. Pd
NIP. 194404041976031001
………………. ...………….
Pembimbing II Prof. Dr. Joko Nurkamto, M. Pd
NIP. 196101241987021001
………………. ……………
Telah dinyatakan memenuhi syarat
Pada tanggal Januari 2013
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Dr.Nunuk Suryani, M.Pd
NIP. 196611081990032001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT DENGAN APLIKASI LECTORA INSPIRE
DALAM PEMBELAJARAN IPA (Studi Kasus Di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop,
Kabupaten Gunungkidul) TESIS
Disusun oleh :
Erlin Widiastuti NIM : S811108014
Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda tangan
Ketua : Dr. Nunuk Suryani, M. Pd ……………………. NIP. 196611081990032001 Sekertaris : Dr. Suharno, M. Pd ……………………. NIP. 195211291980031001 Anggota Penguji : 1. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M. Pd …………………... NIP. 194404041976031001
2. Prof. Dr. Joko Nurkamto, M. Pd …………………… NIP. 196101241987021001 Telah dipertahankan di depan penguji Dinyatakan telah memenuhi syarat Pada tanggal Januari 2013
Direktur Program Pascasarjana UNS Ketua Program Studi
Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. Dr. Nunuk Suryani, M. Pd NIP. 196107171986011001 NIP. 196611081990032001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Erlin Widiastuti
NIM : S. 811108014
Program Studi : Teknologi Pendidikan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Penerapan Media
Pembelajaran Dengan Berbasis ICT dengan Aplikasi Lectora Inspire dalam
Pembelajaran IPA ( Studi Kasus Di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop,
Kabupaten Gunungkidul) adalah betul-betul karya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya, dalam tesis ini tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Erlin Widiastuti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
“Berikan Kesempatan Bagi
Seseorang untuk Sejenak
Menengok ke Belakang
Sebagai Bekal untuk Melangkah
dengan Penuh Kematangan”
(Sri Sultan HB IX, dalam Tahta untuk Rakyat, 1982:128)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan tesis ini untuk :
Suami tercinta yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan do’a
dalam setiap langkahku. Semoga Allah SWT selalu mengabulkan
do’a-do’anya, demi kebahagiaan keluarga.
Anak-anakku Tersayang yang telah memberikan semangat dan
harapan, yang membuat hidupku semakin berwarna.
Sahabat-sahabatku yang selalu membantu sehingga beban hidup ini
terasa ringan.
Teman-teman S2 Teknologi Pendidikan angkatan 2011 bersamamu
memberikan satu tekad dan tujuan hanyalah kesuksesan bersama.
Walaupun kelak kau tak ada di depan mataku, tetapi kau akan selalu
ada di mata hatiku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas karunia Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul Penerapan Media Pembelajaran Berbasis ICT dengan Aplikasi Lectora
Inspire dalam Pembelajaran IPA ( Studi Kasus Di SD Negeri Baran I Kecamatan
Rongkop, Kabupaten Gunungkidul) untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan
pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dengan selesainya penyusunan tesis ini, penulis menyampaikan terimakasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Ravik karsidi, M. Si, Selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
yang telah memberikan izin dan motivasi untuk melanjutkan studi pada
program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
2. Prof. Dr. Ir Ahmad Yunus, M S, Selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada penulis dalam menempuh studi di Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dr. Nunuk Suryani, M. Pd, Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
yang telah memberikan fasilitas dan pengarahan dalam pelaksanaan dan
penyusunan tesis ini.
4. Dr. Suharno, M. Pd, Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberi arahan dalam penyusunan tesis ini.
5. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M. Pd. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing penulis dengan penuh ketelitian dan kesabaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
6. Prof. Dr. Joko Nurkamto, M. Pd. Selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing penulis sampai dengan terselesaikannya tesis ini.
7. Suryanta, S. Pd. Kepala UPT TK dan SD Kecamatan Rongkop, Kabupaten
Gunungkidul, Susanta, S. Pd. Kepala SD Negeri Baran I, yang telah
memberi izin untuk melakukan penelitian di wilayah yang dipimpinnya.
8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dorongan dan bantuan sehingga terselesaikannya penelitian
dan penyusunan tesis ini.
Semoga segala upaya dan jerih payah Bapak dan Ibu mendapat karunia
yang melimpah dari Tuhan Yang maha Esa. Dan penulis tidak menutup diri untuk
menerima kritik dan saran dari semua pihak terutama pada pembaca demi
kesempurnaan tesis ini. Akhirnya penulis berharap semaga tesis ini dapat berguna
bagi perkembangan pendidikan.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSRAK
Erlin Widiastuti, S. 811108014. Penerapan Media Pembelajaran Berbasis ICT Dengan Aplikasi Lectora Inspire Dalam Pembelajaran IPA (Studi Kasus Di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul). Pembimbing I: Prof. Dr. Samsi Haryanto, M. Pd. Pembimbing II: Prof Dr. Joko Nurkamto, M. Pd, Tesis Surakarta: Program Studi Teknologi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendiskripsikan bagaimana guru
memanfaatkan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire dalam pembelajaran IPA; 2) mengetahui faktor apa yang menjadi hambatan dalam pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire, dan 3) mengetahui sejauh mana penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Baran I ,yang terletak di Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul.Analisis data dilakukan secara diskriptif. Sumber data yang diperoleh dari tiga sumber, yaitu (1) peristiwa, (2) informan, (3) dokumen atau sumber tertulis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan: (1) Pengamatan/observasi. (2) wawancara (3) pengkajian dokumen. Pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan keajegan pengamatan dan trianggulasi data. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknis analisis interaktif melalui tiga tahapan yaitu meliputi: (1)reduksi data, (2) penyajian data dan (3) penarikan kesimpulan / verifikasi.
Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan1) melalui penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire ternyata banyak keuntungan yang diperoleh, antara lain: (a) Media pembelajaran lectora inspire bila dirancang dengan baik, merupakan media pembelajaran yang efektif, dapat memudahkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran.(b) Mendukung pembelajaran individual sesuai kemampuan siswa. Dapat digunakan sebagai penyampai balikan langsung. (c) Materi dapat diulang-ulang sesuai keperluan, tanpa menimbulkan rasa jenuh. 2) Hambatan dalam pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire adalah motivasi belajar siswa yang masih rendah dan sarana prasarana yang belum memadai di banding jumlah siswa, 3) Penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPA, hal ini disebabkan karena melalui penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora ispire siswa lebih tertarik, selain itu siswa yang lamban dalam daya penerimaan dapat menyesuaikan diri.
Kata Kunci: Pembelajaran IPA dan Media Pembelajaran Berbasis ICT dengan Aplikasi Lectora Inspire.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
ABSTRACT
Erlin Widiastuti. S811108014. The Use of Learning Media Based on ICT with the Aplication of Lectora Inspire in the Learning Process on Natural Science. (A Case Study in SD Negeri Baran I of Rongkop Subdistrict of Gunungkidul Regency).Principal Advisor: Prof. Dr. Samsi Haryanto, M. Pd. Co-advisor: Prof. Dr. Joko Nurkamto, M. Pd. Thesis Graduate Program in Education Technology, Sebelas Maret University. Surakarta.
The objectives of this research are to: 1) describe how the teachers utilize the learning media based on ICT (Information and Communication Technology) with the application of Lectora Inspire in the learning process on Natural Science; 2) investigate how far the use of learning media based on ICT with the application of Lectora Inspire is able to improve the quality of the learning process on Naturl Science in SD Negeri Baran I of Rongkop subdistrict of Gunungkidul regency.
The field research was conducted in SD Negeri Baran I which is located in Rongkop subdistrict of Gunungkidul regency. The analysis on the data was conducted in descriptive manner through stages, namely: data reduction, data display, and conclusion drawing/ verification.
The results of this research are as follows: 1) the benefits of the use of learning media based on ICT with the application of Lectora Inspire if it is designed well are as follows: (a) becoming an effective learning media, ability to facilitate and improve the quality of the learning process, (b) ability to deliver direct feedback, and ( c) ability to repeat the learning material in accordance with the necessity without causing boredom. 2) the constraint in the utilization of learning media of learning media based on ICT with the application of Lectora Inspire lies in the factor of student’s motivation is low, infrastructure is inadequate compared to the number of student’s and 3) the use of learning media based on ICT with the application of Lectora Inspire is able to improve the quality of the learning process on Natural Science since it can cause the students to become more interested, in addition to the ability of the students who are slow in learning to adjust themselves.
Keywords : Learning Process of Natural Science and learning media based on ICT with the application of Lectora Inspire.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI……………………………
PERNYATAAN…………………………………………………………..
MOTTO …………………………………………………………………..
PERSEMBAHAN………………………………………...........................
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
ABSTRAK………………………………………………………………....
ABSTRACT………………………………………………………………..
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………
A. Latar Belakang ………………………………………………….
B. Rumusan Masalah ………………………………………………
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………….
D. Manfaat penelitian ……………………………………………...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….
A. Kajian Teori …………………………………………………….
1. Media Pembelajaran ………………………………………
2. Media Pembelajaran Berbasis ICT…………………………
3. Media Pembelajaran Dengan Aplikasi Lectora Inspire……
4. Pembelajaran IPA…………………………………………..
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
x
xi
1
1
8
9
9
11
11
11
16
24
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
B. Penelitian Yang Relevan ………………………………………
C. Kerangka Pikir…………………………………………………..
BAB III Metodologi Penelitian ………………………………………….
A. Tempat dan Waktu penelitian……………………………………
B. Jenis Penelitian……………………………………………….
C. Data dan Sumber Data…………………………………………
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………...........
E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data…………………………..
F. Teknik Analisis Data……………………………………………
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN……………………..
A. Deskripsi Temuan Penelitian…………………………………….
B. Temuan Penelitian…………………………………….................
C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………....
D. Keterbatasan Penelitian…………………………………………
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN………………………..
A. Simpulan…………………………………………………….......
B. Implikasi……………………………………………………….....
C. Saran……………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………
48
51
54
54
55
55
59
61
62
64
64
84
98
108
110
110
112
113
114
116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Teknologi Informasi dalam era digital ini sangat
menakjubkan terlebih di bidang e-learning. Sudah menjadi kebutuhan untuk
belajar secara mandiri dan secara cepat pemutakhiran pengetahuan serta
mengelola pengetahuan. American Society for Training and Development (ASTD)
menerangkan bahwa “e-learning covers a wide set of applications and processes,
such as Web-based learning, computer-based learning, virtual classrooms, and
digital collaboration. It includes the delivery content via internet,
intranet/extranet (LAN/WAN), audio and videotape, satellite broadcast,
interactive TV, and CD-ROM”. Artinya bahwa e-learning meliputi aplikasi
standar yang luas dan proses, seperti pembelajaran berbasis web, pembelajaran
berbasis komputer, ruang kelas virtual, dan kolaborasi digital. Hal ini termasuk
pengiriman konten melalui internet, intranet / extranet (LAN / WAN), audio dan
video, siaran satelit, TV interaktif, dan CD-ROM. Berbagai teknologi dan aplikasi
pendukung juga telah dikembangkan sebagai upaya untuk mendukung dan
mempermudah aktivitas kehidupan manusia dan organisasi, termasuk kegiatan
belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Dalam menyikapi perkembangan dan
kemajuan ICT tersebut, para guru dituntut untuk menguasai teknologi ICT agar
dapat mengembangkan materi-materi pembelajaran berbasis ICT dan
memanfaatkan ICT sebagai media pembelajaran. Tujuannya adalah untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
memberikan kemudahan dan kesempatan yang lebih luas kepada pebelajar
dalam belajar. Dalam beberapa tahun terakhir, pemanfaatan ICT dalam dunia
pendidikan sudah mulai memasyarakat, mulai dari jenjang pendidikan dasar,
menengah, sampai ke perguruan tinggi, meskipun variasi dan fokus
pemanfaatannya berbeda-beda pada masing-masing institusi. Kehadiran dan
kemajuan ICT di era komunikasi global dewasa ini telah memberikan peluang dan
perluasan interaksi antara guru dengan siswa, antar siswa dengan siswa, begitu
juga antara siswa dan sumber-sumber belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana
saja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Selain itu, dengan bantuan ICT proses
penyampaian dan penyajian materi pembelajaran maupun gagasan dapat menjadi
lebih menarik dan menyenangkan. Di sisi lain, kehadiran ICT sebagai teknologi
baru memberikan tantangan kepada para guru untuk mampu menguasainya
sehingga dapat memilih dan memanfaatkan ICT secara efektif dan efisien di
dalam proses belajar mengajar yang dikelolanya. Dalam hal ini, profesionalisme
guru tidak hanya mencakup kemampuan membelajarkan siswa, tetapi juga
kemampuan mengelola informasi dan lingkungan (yang meliputi tempat belajar,
metode, media, sistem penilaian, serta sarana dan prasarana) untuk memfasilitasi
kegiatan belajar siswa sehingga menjadi lebih mudah. Oleh karena perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya ICT, telah memperkaya sumber dan
media pembelajaran dalam berbagai bentuk seperti buku teks, modul, transparansi
OHP, slide Power Point, gambar/foto, animasi, film/video, siaran televisi, siaran
radio, hiperteks, halaman Web, program pembelajaran berbantuan komputer, dan
software aplikasi pendukung pembelajaran, maka guru yang profesional harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
mampu memilih, mengembangkan dan memanfaatkan berbagai jenis media
pembelajaran dengan memanfaatkan kecanggian ICT tersebut.
Kemajuan ICT juga telah memungkinkan memanfaatan berbagai
jenis/macam media secara bersamaan dalam bentuk multimedia pembelajaran.
Penggunaan multimedia interaktif yang memuat komponen audio-visual (suara
dan tampilan) untuk penyampaian materi pembelajaran dapat menarik perhatian
siswa untuk belajar. Multimedia interaktif juga dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melakukan eksperimen semu dan eksplorasi sehingga
memberikan pengalaman belajar daripada hanya sekedar mendengar
uraian/penjelasan guru. Untuk itu Teknologi Informasi sangat berperan dalam
pengembangan tersebut. Pengembangan sistem e-learning di DIY, saat ini masih
menempatkan guru sebagai aktor penting dalam pendidikan dan pengajaran
terutama untuk tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menegah Pertama, dimana
pengembangan kepribadian dan sikap masih perlu diwujudkan. Oleh karena itu
sistem “blended learning” akan diterapkan. Akan tetapi pada sistem “blended
learning” guru tidak dapat digantikan dengan teknologi komputer, karena Guru
merupakan fasilitator yang masih memegang peran penting. Untuk mendukung
penyajian materi ajar agar lebih mudah dipahami oleh siswa digunakan TIK.
Dengan menyediakan materi ajar secara offline maupun online agar dapat
didistribusikan dalam lingkup yang lebih luas. Sehingga mendukung proses
pembelajaran seumur hidup (lifelong learning) karena materi ajar dapat tersedia
tanpa terkendala ruang dan waktu sekaligus keuntungan dari sistem berbasis kelas
dapat digabungkan. Blended Learning mengacu pada pencampuran lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
belajar yang berbeda. Ungkapan tersebut memiliki makna spesifik yang
didasarkan pada konteks yang digunakan. Blended belajar peserta didik dan guru
memberikan lingkungan yang berpotensi untuk belajar dan mengajar lebih efektif.
Guru sebagai “author” dari materi ajar berbasis TI dan sekaligus fasilitator untuk
menyampaikan materi ajar dengan pemanfaatan TIK kepada para siswa di kelas
maupun di luar kelas. Disamping itu guru juga dapat melakukan evaluasi terhadap
proses belajar mengajar tersebut, misalnya dalam bentuk test untuk mengetahui
tingkat pemahaman terhadap materi yang telah disampaikan. Atau dengan kata
lain Sistem “blended learning” tersebut akan menempatkan posisi Guru sebagai
kunci penting dalam proses pembelajaran, baik secara offline (sistem kelas)
maupun sistem online (e-learning).
Dalam mendukung pengembangan sistem “blended learning”, maka konten
digital harus dengan mudah dapat dikembangkan dan disebarluaskan pada
stakeholder yang membutuhkan baik didalam maupun diluar kelas. Untuk itu,
sistem “blended learning” yang dikembangkan harus memiliki kemampuan
penyediaan sarana agar :
1. Guru dapat membuat dan menyajikan materi ajar dengan tanpa harus
melakukan programming. Materi bisa berupa teks, grafik, animasi, video,
suara.
2. Guru dapat melakukan pengujian terhadap materi ajar yang diberikan, dalam
berbagai macam bentuk test seperti benar/salah, pilihan ganda, mencocokan
(mathcing), tarik dan tempatkan (drag and drop), hot spot, isian singkat (fill
in the blank).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
3. Guru dapat mengelola penggunaan dan publikasi materi ajar/uji.
4. Guru/siswa dapat mengakses materi ajar/uji yang dibutuhkan.
Keuntungan pembelajaran dengan menggunakan konten digital antara lain:
1. Sistem pembelajaran lebih interaktif
2. Mampu menggunakan teks, suara, video, animasi dalam suatu kesatuan.
3. Mampu memvisualisasikan materi yang abstrak.
4. Media Penyimpanan yang relatif mudah dan fleksibel.
5. Membawa objek yang sangat besar atau berbahaya dalam lingkungan kelas.
6. Menampilkan objek yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang.
Software Authoring Tools banyak tersedia dipasaran. Semuanya
menawarkan keindahan dan kemudahan untuk mengembangkan konten digital
untuk mendukung e-learning. Sofware Authoring Tools yang juga dikenal sebagai
Authorware, sebuah program untuk membantu menulis hypertext atau multimedia
aplikasi. Authoring tools biasanya memungkinkan untuk membuat aplikasi hanya
dengan menghubungkan paragraf teks, ilustrasi, atau lagu. Dengan mendefinisikan
objek hubungan yang satu sama lain, dan dengan urutan yang tepat, pengguna
authoring tools dapat menghasilkan aplikasi grafis yang menarik dan bermanfaat.
Kebanyakan authoring sistem juga bisa mendukung sebuah bahasa script untuk
aplikasi yang lebih canggih. Biasanya alat authoring memerlukan pengetahuan
teknis dan digunakan secara eksklusif untuk aplikasi yang menyajikan campuran
tekstual, grafis, dan audio data. Akan tetapi kebutuhan proyek ini adalah
authoring tool yang dapat digunakan oleh user secara mudah dan cepat tanpa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
membutuhkan keahlian pemrograman, seni desain, dan grafis yang tinggi dengan
hasil konten digital yang tidak kalah professional dengan konten yang dihasilkan
dari authoring yang membutuhkan pemrograman.
Authoring tool dalam dunia e-learning disebut juga e-learning authoring
tool atau e-learning authoring software. E-learning Authoring tool
memungkinkan guru untuk mengembangkan konten digital dari berbagai macam
media untuk menghasilkan konten digital yang interaktif dan professional. Guru
juga dapat menggunakan kembali elemen-elemen digital yang sudah digunakan
dari suatu mata pelajaran untuk membuat mata pelajaran lainnya. Hal ini sangat
mendukung percepatan pengembangan konten untuk dapat mengikuti dinamika
perubahan sistem belajar mengajar. Dengan authoring tool tersebut return on
investment (pengembalian investasi) komponen yang telah dibuat oleh
programmer diluar atau dari sumber-sumber desain grafis akan lebih cepat
diperoleh. Authoring tool lebih cocok digunakan sebagai “e-learning course
creation tool” daripada hanya disebutkan sebagai authoring tool karena makna
yang sangat luas. Authoring tool dibutuhkan untuk dapat mengembangkan konten
digital yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat mengikuti dinamika
perubahan sistem pembelajaran (custom conten). Dengan menggunakan authoring
tool, konten digital dapat di aplikasikan kedalam berbagai macam variasi bentuk
publikasi seperti CD, LMS, HTML, Zip, PodCast sehingga lebih meluas
jangkauannya. Selain itu, Guru juga membutuhkan konten yang dapat
dikembangkan secara cepat dan tingkat interaktif yang tinggi untuk memberikan
simulasi sehingga mempercepat pemahaman siswa tehadap topik yang diinginkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Guru juga menginginkan pengembangan sistem secara cepat untuk mengikuti
dinamika perubahan sistem.
Authoring tool apabila dikelompokkan terdiri dari berbagai jenis yaitu tool
yang mendukung simulasi, full-service authoring tools, web-based distance
learning tools (virtual classrooms), atau powerpoint convertion tools. Sudah
banyak pengembang konten digital saat ini menggunakan kombinasi berbagai
macam tool seperti flash, software graphic design dan software pemrograman
HTML untuk membuat konten multimedia yang interaktif.
Sebagai salah satu contoh authoring tool adalah Lectora Inspire (Full
Service Authoring Tools). Lectora Inspire merupakan software yang memberikan
fasilitas untuk mendukung kebutuhan Full Service Authoring Tools (Layanan
Authoring Tools penuh). Lectora digunakan untuk mengembangkan konten digital
materi ajar dan materi uji berbentuk multimedia dinamis, mudah (user friendly)
dan berkualitas tanpa membutuhkan keahlian desain seni dan grafis serta
pemrograman yang tinggi untuk mengikuti dinamika perubahan sistem belajar
mengajar. Lectora Inspire merupakan solusi yang paling cocok sebagai alat yang
dapat membantu guru menerjemahkan instructional design menjadi bahan ajar
dan materi uji yang bersifat interaktif tanpa harus terlibat keahlian yang terlalu
teknis. Lectora Inspire dapat membantu pembuatan konten digital dalam bentuk
video yang sangat dinamis serta konten multimedia yang berbasis animasi flash
dengan sangat mudah tanpa diperlukan kehalian teknis yang tinggi. Karena
Lectora Inspire telah terintegrasi dengan berbagai tool yang dibutuhkan untuk
membuat konten multimedia yang bersifat interaktif dengan sangat mudah dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
cepat karena dibundling dengan Camtasia®, Snaglt®, Flypaper™. Konten
.Lectora juga memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan susunan file multi-
media untuk membuat konten yang lebih menarik.
Beranjak dari permasalahan diatas penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Penerapan Media Pembelajaran Berbasis ICT dengan
Aplikasi Lectora Inspire dalam Pembelajaran IPA”.
(Studi Kasus Di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten
Gunungkidul)
SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul adalah
tujuan peneliti untuk melakukan penelitian tentang penerapan media pembelajaran
berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire karena dilihat dari kondisi lembaga
pendidikan tersebut adalah satu-satunya Sekolah Dasar di Kecamatan Rongkop
yang telah memanfaatkan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi
lectora inspire.
B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan hal-hal yang diuraikan dalam latar belakang, dalam
penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana guru memanfaatkan media pembelajaran berbasis ICT dengan
aplikasi lectora inspire dalam pembelajaran IPA?
2. Faktor apa yang menjadi hambatan dalam pemanfaatan media pembelajaran
berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire dalam pembelajaran IPA?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3. Sejauh mana penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi
lectora inspire mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD
Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul?
C. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan tersebut di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
a. Untuk mendeskripsikan bagaimana guru memanfaatakan media pembelajaran
berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire dalam pembelajaran IPA
b. Untuk mengetahui faktor apa yang menjadi hambatan dalam pemanfaatan
media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire dalam
pembelajaran IPA dan bagaimana cara guru untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
c. Untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media pembelajaran berbasis
ICT dengan aplikasi lectora inspire mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran pada mata pelajaran IPA di SD Negeri Baran I Kecamatan
Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi, menambah serta
mengembangkan khasanah pengetahuan dibidang pendidikan khususnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
masalah peningkatan dan persiapan kualitas sumber daya manusia, baik
sebagai guru maupun sebagai siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Dengan diketahui adanya peningkatan kualitas pembelajaran IPA melalui
penerapan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora
inspire dapat memberikan petunjuk bagi para pengajar untuk
menggunakan media pembelajaran yang sesuai guna mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Dengan diketahuinya media pembelajaran mana yang lebih baik untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran maka penggunannya dapat
dikembangkan lebih lanjut.
c. Dapat menjadi masukan bagi guru dalam memperluas pengetahuan
mengenai penggunaan media pembelajaran yang tepat bagi siswa untuk
mendapatkan hasil belajar dan pengetahuan dibidang mata pelajaran IPA.
d. Memberikan informasi bagi sekolah dalam meningkatkan perbaikan
pembelajaran IPA dengan penggunaan media pembelajaran yang sesuai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
a. Definisi Media Pembelajaran
Menurut Heinich dalam I Wayan Santyasa (2007:3) kata media
merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan
sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim
menuju penerima. Sedangkan Criticos dalam I Wayan Santyasa (2007:3)
mengemukakan media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu
sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.
Sejalan dengan beberapa pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan, media merupakan bagian yang cukup penting dalam
memperbesar persentase tingkat keberhasilan proses belajar mengajar
karena proses belajar juga merupakan proses komunikasi dimana pendidik
berinteraksi dengan para peserta didiknya. Pemahaman siswa dalam
memperoleh pengetahuan melalui proses belajar mengajar terdiri dari
beberapa tingkat mulai dari yang abstrak sampai pada pengetahuan yang
konkret. Dengan adanya media, diharapkan dapat membawa tingkat
pemahaman siswa yang konkret.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut I Wayan Santyasa (2007:3) dalam proses pembelajaran,
media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru)
menuju penerima (siswa). Tiga kelebihan kemampuan media menurut
Gerlach dan Ely dalam I Wayan Santyasa (2007:4) adalah:
1) Kemampuan Fiksatif Dapat menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian.
2) Kemampuan Manipulatif Media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnannya, serta dapat pula diulang – ulang penyajiannya.
3) Kemampuan Distribusi Media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau radio. Menurut Azhar Arsyad (2009: 15) fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, memadatkan informasi. Menurut Azhar Arsyad (2009: 124) adapun manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
c. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
Dalam memilih dan menggunakan media, terdapat landasan tertentu
sehingga media pembelajaran tersebut benar-benar dapat membantu
proses pembelajaran bukan malah mempersulit proses pembelajaran.
Menurut I Wayan Santyasa (2007:6) landasan-landasan tersebut adalah:
1) Landasan Filosofis Merupakan pendekatan humanis (kepribadian, harga diri, motivasi)
2) Landasan Psikologis Disamping memerhatikan kompleks, unik proses belajar, harus juga memperhatikan persepsi siswa/kebutuhan siswa sehingga dapat dipilih media yang tepat dalam rangka mencapai proses pembelajaran yang efektif.
3) Landasan Teknologis Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik dalam desain, pengembangan, penerapan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber belajar. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk kesatuan komponen – komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi desain atau seleksi dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap.Komponen – komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik dan latar.
4) Landasan Empiris Berdasarkan landasan rasional empiris, pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
d. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media
Selain harus mempunyai landasan, dalam memilih media
pembelajaran pendidikan juga harus mempunyai pertimbangan-
pertimbangan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media
pengajaran menurut Syaiful Bahri Djamarah (2001:145) sebagai
berikut:
a) Objektivitas Pemilihan media dilakukan secara objektif berdasarkan hasil penelitian atau percobaan.
b) Program pengajaran Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya maupun kedalamannya.
c) Sasaran program Pemilihan media dilakukan dengan cara melihat kesesuaian media dengan tingkat perkembangan peserta didik yang menjadi sasaran program baik dari segi bahasa, simbol - simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajiannya, ataupun waktu penggunaannya.
d) Situasi dan kondisi Pemilihan media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Situasi dan kondisi yang dimaksud meliputi: (1) Situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang
akan dipergunakan, seperti ukurannya, perlengkapannya, ventilasinya, dan lain-lain.
(2) Situasi dan kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran mengenai jumlahnya, motivasi dan kegairahannya.
e) Kualitas teknik Pemilihan media perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat atau blm.
f) Keefektifan dan efisiensi penggunaan Dalam pemilihan media juga harus diperhatikan keefektifan dan efisiensinya. Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2) Kriteria pemilihan media pengajaran
Menurut Sudjana dan Rivai dalam Djamarah dan Aswan Zain
(2001:150), dalam memilih media pengajaran sebaiknya
memperhatikan kriteria – kriteria sebagai berikut:
a) Ketepatan dengan tujuan pengajaran b) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran c) Kemudahan memperoleh media d) Keterampilan guru dalam menggunakannya e) Tersedia waktu untuk menggunakannya f) Sesuai dengan taraf berpikir peserta didik
3) Prosedur Pemilihan Media
Menurut Atwi Suparman (1997:180) dalam proses pemilihan media pengembang pembelajaran dapat mengidentifikasi beberapa media yang sesuai untuk tujuan pembelajaran tertentu. Langkah selanjutnya adalah memilih salah satu atau dua media diantaranya atas dasar berbagai pertimbangan sebagai berikut: a) Biaya yang lebih murah, baik pada saat pembelian maupun pemeliharaan, b) Kesesuaian dengan metode pembelajaran, c) Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik, d) pertimbngan praktis, meliputi (1) Kemudahan dipindahkan atau ditempatkan, (2) Kesesuaiannya dengan fasilitas yang ada di kelas. (3)Keamanan dalam penggunaannya. (4) Daya tahannya, (5) Kemudahan perbaikannya. e) ketersediaan media tersebut berikut suku cadangnya di pasaran serta ketersediaannya bagi peserta didik. Dalam melakukan proses analisis peserta didik yang menggunakan media pembelajaran agar pemanfaatan media pembelajaran tersebut efektif, harus ada arahan antara karakteristik peserta didik dengan metode, media, dan materi. Sedangkan hal-hal yang perlu dianalisis dalam proses ini meliputi: 1) karakteristik umum meliputi: usia, kelas, posisi, budaya, dan sosial ekonomi seorang siswa, 2) Kompetensi-kompetensi khusus yang terkait antara lain: kecakapan pre;rekuisit/kecakapan awal, sikap dan target kemampuan yang harus dicapai dalam suatu proses pembelajaran tertentu. 3) Gaya belajar, yang terdiri dari: tingkat kecemasan, bakat yang dimiliki peseta didik, tipe belajar apakah termasuk audio, visual, atau audio-visual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Media Pembelajaran Berbasis ICT
a. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Teknologi informasi dan komunikasi, atau dalam bahasa Inggis
dikenal dengan istilah Information and Communication Technologi (ICT),
adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis
untuk memproses dan menyampaikan informasi. Teknologi informasi dan
teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan.
Jadi, teknologi informasi dan komunikasi mengandung pengertian luas ,
yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan, dan pemindahan informasi antar media. Tekonologi
informasi dan komunikasi (TIK) adalah terjemahan dari information and
communication technology (ICT) yang dapat diartikan sebagai teknologi
yang berfungsi atau yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung
komunikasi atau penyampaian informasi (Hartoyo, 2010: 4). Lebih lanjut,
Kent County Council (dalam Hartoyo, 2010: 8) mendefinisikan TIK
sebagai cara, media, atau teknologi untuk menyimpan, mengembalikan,
memanipulasi, meneruskan, dan menerima data atau informasi digital.
Secara singkat TIK dapat didefinisikan sebagai teknologi yang berguna
untuk mendukung proses komunikasi, atau penyimpaian informasi dari
pengirim ke penerima informasi.
TIK telah banyak diterapkan dalam berbagai tujuan pendidikan.
Salah satu aplikasi multimedia yang sedang marak dikembangkan adalah
bahan ajar/tutorial dengan alat bantu komputer-multimedia yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
memungkinkan siswa mempelajari bahan ajar tertentu secara fleksibel
menurut kebutuhan dan ketertarikannya sesuai dengan waktu yang
dikehendaki, yang dikenal dengan Computer-Assisted Learning (CAL).
Beberapa contoh aplikasi multimedia dalam pendidikan antara lain untuk
pembuatan (1) materi bahan pembelajaran tutorial; (2) manual perbaikan
dan perawatan; (3) abstrak, dan indeks ilmiah; (4) katalog atau petunjuk;
(5) jadwal dan peta geografis; (6) bantuan atau pemberian informasi secara
on-line, dan lain-lain.
Pengaruh dari Teknologi informasi dan komunikasi terhadap dunia
pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran setidak-tidaknya telah
terjadi lima macam pergeseran di dalam proses pembelajaran, yaitu:
(1) Pergeseran dari pelatihan ke penampilan,
(2) Pergeseran dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja,
(3) Pergeseran dari kertas ke on-line atau saluran,
(4) Pergeseran fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja,
(5) Pergeseran dari waktu siklus ke waktu nyata.
Sebagai media pendidikan komunikasi dilakukan dengan
menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet
dan e-mail. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui
hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-
media tersebut. Dengan adanya teknologi informasi sekarang ini guru
dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan
siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya
dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir
adalah berkembangnya apa yang disebut cyber teaching atau pengajaran
maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan
internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu
model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi
dan informasi khususnya internet.
E-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam
penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga
kriteria, yaitu :
(1) E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk
memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar
atau informasi;
(2) Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan
menggunakan teknologi internet yang standar;
(3) Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran
di balik paradigma pembelajaran tradisional.
Dalam pembelajaran IPA jika guru maupun siswa tidak dapat
menghadiri kelas, proses pembelajaran dapat dilaksanakan melalui
perangkat ICT. Contoh koferensi video, guru dapat memantau siswa dalam
proses belajar dengan melihat dan brkomunikasi secara langsung. Guru
dapat juga menggunakan internet sebagai media untuk memberikan materi
pelajaran, tugas, atau informasi lain untuk siswa. Sehingga, siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
tidak hadir pun dapat mengakses pelajaran atau informasi yang diberikan
oleh guru.
Dalam konteks pembelajaran, ICT berperan sebagai jembatan antara
guru dengan siswa dalam melakukan proses pembelajaran. ICT juga dapat
bertindak sebagai guru atau tutorial. Contoh dalam pembelajaran
grammar. Selain itu ICT juga dapat menjadi buku referensi yang tak
terbatas dan dapat diakses di mana pun serta kapan pun. Jika
dikombinasikan dengan media lain contohnya video, TIK dapat berperan
sebagai teman bagi siswa dalam permainan edukatif.
Fitzpark dan Davies (dalam Hartoyo, 2010: 54-58) menguraikan
delapan cara menggunakan ICT dalam media pembelajaran, yaitu
presentasi, latihan, Authoring, Computer Aided Asessment (CAA),
rujukan, penerbitan, komunikasi, dan simulasi
Pendekatan belajar hendaknya menempatkan peserta didik sebagai
pusat pembelajaran. Peserta didik terlibat secara aktif dalam proses,
berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya serta merefleksikan apa
yang telah mereka pelajari dalam setiap aktivitas belajar. Peran pengajar
sebagai pemberi kemudahan (fasilitator) sedangkan proses belajar dijalani
sendiri oleh peseta didik. Peserta didik aktif secara mental (berpikir) dan
aktif secara fisik dengan menggunakan indera untuk belajar. Peserta didik
pun aktif bersosialisasi dengan berinteraksi dan berkomunikasi dalam
kelompok belajarnya. Peserta didik dirangsang untuk kreatif menciptakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
atau memodifikasi sesuatu berdasarkan hasil pemikirannya. Kreatifitas itu
dapat berupa tulisan, gambar, atau hasil keterampilan.
Proses belajar peserta didik harus efektif mencapai tujuan
pembelajaran yang sudah dirumuskan sebelumnya. Proses belajar harus
dilakukan dalam suasana dan kegiatan yang menyenangkan dengan
melakukan belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Peserta
didik pada dasarnya sebelum proses belajar dimulai sudah memiliki
pengetahuan atau pengalaman sebelumnya dan dengan aktifitas
pembelajaran hal tersebut dapat dikembangkan. Peserta didik dapat
berinteraksi dengan peserta didik lainya, dengan suatu objek atau
lingkungannya dan mengembangkan pengetahuan dan pengalaman yang
telah diperoleh sebelumnya itu untuk memperoleh hasil belajar yang baru.
Pendekatan belajar aktif seperti ini sangat efektif dalam
mengimplementasikan kurikulum berbasis ICT. Semua orang
membutuhkan kemampuan untuk menguasai ICT dan dengan belajar aktif
memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk mengaplikasikan
ilmu dan melatih keterampilan penguasaan ICT. Pembelajaran bisa
dikatakan berhasil dengan baik jika semua peserta didik berpartisipasi
secara aktif, baik fisik maupun mental, dalam setiap proses pembelajaran.
Di samping peserta didik melakukan berbagai aktivitas fisik seperti
menulis, membaca dan bekerja dengan komputer juga melakukan berbagai
aktivitas mental seperti berpikir atau berkonsentrasi untuk mengerjakan
suatu latihan atau memecahkan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Menurut Baisoeti (1998;38) manfaat Pembelajaran Berbasis ICT itu
terdiri atas empat hal, yaitu:
1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukanpertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas.
2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada guru/dosen/instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan dosen/instruktur.
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential toreach aglobal audience). Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan.Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities)
b. Pembelajaran Berbasis ICT
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional , pembelajaran interaktif dengan media komputer
memiliki beberapa keuntungan, misalnya penggunaan komputer yang tepat
akan mampu meningkatkan kemampuan siswa, kecepatan siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
menguasai konsep yang dipelajari, dan retensi (daya ingat) yang lebih lama.
Komputer merupakan salah satu media audio visual yang mampu
mengemas bahan ajar dalam sebuah rangkaian animasi gambar atau suara
sehingga membuat kesan menarik bagi siswa. Seperti yang dinyatakan oleh
Kusumah (2004:3), bahwa komputer dapat memberikan pelayanan secara
repetitif, menampilkan sajian dalam format dan desain yang menarik, animasi
gambar dan suara yang baik, serta melayani perbedaan individual.
Pembelajaran berbasis komputer adalah salah satu strategi atau bentuk
pembelajaran dengan menggunakan media komputer untuk menyampaikan
seluruh atau sebagian dari isi kandungan mata pelajaran. Pembelajaran berbasis
komputer ini diperlihatkan dalam suatu tampilan yang menjadikan aktivitas
pembelajaran menjadi lebih menarik dan berkesan. Pembelajaran ini akan
memberikan nuansa baru yang mampu membangkitkan motivasi dan
kreativitas siswa sehingga menuntut siswa terlibat aktif dan partisipatif dalam
proses pembelajarannya.
Dalam pelaksanaannya, teknik penggunaan dan pemanfaatan media turut
memberikan andil yang besar dalam menarik perhatian siswa dalam PBM,
karena pada dasarnya media mempunyai dua fungsi utama, yaitu media sebagai
alat bantu dan media sebagai sumber belajar bagi mahasiswa (Djamarah, 2002;
137). Umar Hamalik (1986), Djamarah (2002) dan Sadiman, dkk (1986),
mengelompokkan media ini berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa jenis :
a) Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti taperecorder.
b) Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
c) Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam dua jenis audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide. Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.
c. Keunggulan dan kelemahan ICT
a) Keuntungan bagi siswa:
(1). Interaksi siswa dengan guru bisa dilakukan melalui e-mail.
(2). Interaksi siswa dengan siswa bisa dilakukan melalui milis.
(3). Interaksi siswa dan siswa dengan guru bersama-sama.
(4). Interaksi siswa dengan pelajaran akan lebih dekat.
(5). Mendapat sumber belajar alternatif yang tersedia secara
luas.
b) Keuntungan bagi guru:
(1). Efisien dan efektif.
(2). Memperkecil kesalahan persepsi.
(3). Mengatasi masalah kekurangan alat.
(4). Mengembangkan kompetensi guru di bidang ICT.
(5). Mengembangkan ICT dengan belajar mandiri, berinisiatif,
kreatif dan inovatif.
(6). Berkomunikasi dengan sesama guru secara nasional
maupun internasional.
(7). Memperoleh materi ajar secara cepat dan murah berbasis
ICT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
c) Kelemahan pemanfaatan ICT:
(1). Penggunaan internet memerlukan infrastruktur yang
memadai.
(2). Penggunaan internet mahal
(3). Komunikasi melalui internet sering kali lamban.
3. Media Pembelajaran Dengan Aplikasi Lectora Inspire
Lectora adalah pembelajaran elektronik (e-learning) alat pengembangan,
juga dikenal sebagai perangkat lunak authoring, dikembangkan oleh Trivantis.
Corporation.www.btkp.diy.or.id/?act=hal_isi&hal=more_artikel&15 Authoring
tool: “ Elearning Course Creation Tool”. Lectora digunakan untuk membuat
kursus pelatihan online, penilaian, dan presentasi. Hal ini juga digunakan untuk
konversi dari presentasi Microsoft PowerPoint ke dalam konten elearning.
Konten yang dikembangkan dengan perangkat lunak authoring Lectora dapat
dipublikasikan ke berbagai output seperti HTML, Executable Single File, dan
CD-ROM. Konten Lectora kompatibel dengan standar industri elearning,
seperti SCORM (Content Object Reference Model Sharable) dan AICC
( Aviation Industry Computer-Based Training Committee ).
Lectora memungkinkan pengguna untuk membuat tes dan survei
menggunakan setiap kombinasi benar / salah, pilihan ganda, pencocokan, hot
spot, drag dan drop, esai, dan format jawaban singkat juga memungkinkan
pengguna untuk membuat obyek pembelajaran interaktif dan lebih untuk
melibatkan peserta didik dengan kegiatan layar untuk membuat skenario
pembelajaran pembelajaran adaptif. Lectora dilengkapi seperangkat alat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
otomatis, termasuk Judul Wizards, Periksa Ejaan, Builder menu otomatis dan
Daftar Referensi. Hasil tes dapat disampaikan melalui email, CGI script, XML,
SCORM, AICC atau sistem LRN belajar standar-compliant manajemen.
Versi Lectora meliputi:
a. Lectora Inspire.
Lectora Inspire mencakup semua fitur dan fungsionalitas termasuk dalam
Penerbit Lectora dan juga termasuk Camtasia ® untuk Lectora, Snagit ®
untuk Lectora, dan flypaper ™ untuk Lectora.
b. Lectora Profesional Publishing Suite.
Lectora Professional Publishing Suite mencakup semua fitur dan
fungsionalitas termasuk dalam Penerbit Lectora dan juga mencakup
seperangkat alat media editing.
c. Lectora Publisher.
Lectora Publisher adalah versi standar Lectora.
Media pembelajaran dengan aplikasi lectora inspire merupakan media
pembelajaran yang dibuat menggunakan program lectora inspire. Media
pembelajaran tersebut termasuk dalam multimedia interaktif, artinya media
pembelajaran yang menggunakan banyak media (teks, audio, image, video) dalam
suatu tayangan informasi. Pembelajaran menggunakan media pembelajaran
dengan aplikasi lectora inspire merupakan proses belajar mengajar dengan
menggunakan media pembelajaran yang telah disusun dan direncanakan secara
matang menggunakan software lectora inspire untuk mencapai tujuan
pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Sekilas tentang lectora inpire.
a. Antarmuka Lectora inspire
b. Membuat Title/ judul menggunakan title wizard
1. Buka Software Lectora Inspire Demo. Klik dua kali pada icon Lectora
Inspire Demo yang ada di desktop.
2. Akan muncul halaman Getting Started With Lectora. Pada menu
Create New Title, pilih Title Wizard.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3. Selanjutnya akan muncul halaman pemilihan design template dari
Media Pembelajaran yang akan dibuat. Pilih salah satu, lalu setelah
itu klik “Start Wizard”
4. Setelah “Start Wizard” dipilih, akan muncul form pemberian nama pada
title/media pembelajaran. Beri nama pada Media pembelajaran, lalu
tentukan pula dimana akan menyimpan media pembelajaran itu dengan
memilih “Choose Folder”. Klik Next untuk melanjutnkan ke langkah
berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
5. Langkah berikutnya adalah pengaturan ukuran halaman, apakah fixed
size, atau taller page with scrollbar. Fixed size berarti ukuran halaman
telah ditentukan dan dikunci oleh lectora, sedang dengan memilih opsi
taller page, kita bisa mengatur seberapa besar ukuran halaman pada
media pembelajaran kita. Untuk lebih memudahkan, pilih Fixed size, lalu
klik Next. Tampilan selanjutnya adalah pengaturan chapter dan page
dalam media pembelajaran
c. Chapter, Section, Page
Pada sebuah buku, Chapter mengacu pada suatu bab. Pada pengembangan
konten e-learning, chapter dapat diasumsikan satuan untuk KD (kompetensi
dasar). Sedangkan section dapat digunakan untuk menyatakan bagian-bagian
dari chapter. Chapter dan section berisi halaman-halaman (page). Pada title
wizard, pengaturan jumlah chapter dan page dalam media pembelajaran
dilakukan setelah pengaturan ukuran halaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Number of Chapters menentukan jumlah bab yang akan dibuat dalam sebuah
media pembelajaran. Sementara Include Help berarti menambahkan sebuah
halaman “Help” yang berfungsi untuk menampilkan panduan
navigasi/penggunaan media pembelajaran oleh user/pemakai, sehingga
pemakai tidak akan kesulitan dalam mengakses konten-konten dalam media
pembelajaran. Sedangkan dengan mencontreng “Include test at end of Title”,
maka secara otomatis akan ada chapter Evaluasi yang dibuat oleh Lectora, di
akhir media pembelajaran. Setelah itu, klik Next untuk memberikan
penamaan pada setiap chapter sesuai dengan keinginan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Setelah selesai memberi nama pada setiap chapter yang ada pada media
pembelajaran, maka langkah selanjutnya adalah klik finish. Akan tampil
halaman awal media pembelajaran.
Untuk menambahkan chapter, section, maupun page pada media
pembelajaran, gunakan fitur Add yang ada pada Menubar Lectora. Agar hasil
penambahan chapter, section, maupun page sesuai dengan keinginan, pastikan
untuk mengaktifkan halaman terakhir terlebih dahulu sebelum halaman yang
akan di add, pada title explorer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
d. Text Formatting
Sama halnya dengan perangkat lunak pemrosesan kata, Lectora
memungkinkan untuk mengatur tampilan dan style suatu teks. Untuk
menambahkan teks pada suatu halaman, langkahnya yakni aktifkan dulu
halaman tersebut dengan mengekliknya di bagian title explorer, lalu setelah
itu klik Add > Object > Text Block.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Untuk memulai pengetikan, klik dua kali pada text block tersebut. Lakukan
pula pengaturan-pengaturan seperti yang ada pada perangkat lunak pemroses
kata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
e. Menambahkan Objek
Objek yang ditambahkan pada title dapat berupa teks, gambar, animasi,
suara, video, dan lain sebagainya. Untuk menambahkannya, klik Add > Object
> Pilih opsi penambahan yang di inginkan. Contoh saat akan menambahkan
gambar pada halaman Welcome Page, maka langkahnya adalah sebagai
berikut:
1. Sorot halaman Welcome Page, klik menu Add > Object > Image.
2. Klik tanda segitiga di sebelah kanan “Import”, From file berfungsi untuk
mengambil objek dari windows explorer, Media Library digunakan untuk
mengambil objek dari library Lectora.
3. Setelah gambar terpilih, Klik Apply.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
4. Langkah tersebut hampir sama dengan langkah-langkah untuk
menambahkan animasi, suara, dan video.
Sedangkan untuk menambahkan obyek berupa tombol, kita dapat menempuh
langkah mudah sebagai berikut:
1. Sorot halaman welcome page pada title explorer.
2. Klik Menu Tools > Button Wizard
3. Pilih Custom color Button with Text agar dapat mengkustomisasi dan
memberi nama pada tombol yang akan di buat. Selanjutnya klik Next.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
4. Akan muncul opsi-opsi bentuk dari tombol yang akan dibuat, apakah itu
rectangle (kotak), rounded rectangle (kotak elips), elliptical button (elips),
dan chiseled button (bentuk tombol seperti pahatan). Setelah memilih
salah satu, klik next.
5. Kemudian muncul pertanyaan apakah akan membuat single button (hanya
1 tombol) atau Multiple tombol (lebih dari 1 tombol). Pilih single button,
lalu klik Next.
6. Muncul halaman untuk pengaturan nama dan warna tombol. Beri nama
pada kolom text, dan atur warna pada kolom appearance sesuai dengan
yang diinginkan. Setelah itu klik finish, maka tombol telah jadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Langkah ini bisa diulangi untuk membuat tombol-tombol yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
f.. Inheritance (Pewarisan)
Objek yang ditambahkan pada title dapat berupa teks, gambar, animasi,
suara, video, dan lain sebagainya. Objek dapat ditambahkan pada level title,
level chapter, level section, dan level page.
1. Objek yang ditambahkan pada level title akan muncul pada setiap page
pada title.
2. Objek yang ditambahkan pada level chapter hanya akan muncul di setiap
page pada chapter tersebut.
3. Objek yang ditambahkan pada level section hanya akan muncul di setiap
page pada section tersebut.
4. Objek yang ditambahkan pada suatu page hanya akan muncul di page
tersebut.
Akan tetapi lectora juga memungkinkan untuk melakukan pengecualian melalui
fasilitas exclude object. Sehingga bisa diatur, ada satu atau beberapa objek yang
tidak nampak di halaman tertentu, sedang di halaman yang lain nampak. Contoh
saat ingin menampilkan tombol “lanjut” pada setiap halaman pada media
pembelajaran yang dibuat, kecuali pada halaman terakhir media pembelajaran itu.
Langkahnya adalah tambahkan dulu objek tombol tersebut, langsung di bawah
judul/title. Klik judul yang merupakan pohon direktori teratas pada title explorer,
baru kemudian klik Tools > Button Wizard > lakukan langkah pembuatan
tombol sebagaimana yang telah dijelaskan di bab sebelumnya. Setelah selesai
pembuatan tombol, maka secara otomatis tombol akan tampak pada setiap
halaman yang ada pada media pembelajaran. Tekan tombol F11 pada keyboard,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
untuk menampilkan hasil preview media pembelajaran kita, dan tombol Escape
(ESC) untuk keluar dari mode preview tersebut. Selanjutnya sorot halaman
terakhir pada chapter terakhir di media pembelajaran, maka akan muncul jendela
page properties seperti gambar di bawah ini.
Pada tabulasi “Inherit”, ada tiga opsi yang tertera, yakni Inherit All objects from
parent (artinya semua objek yang diletakkan diatas halaman ini akan
ditampilkan/diwariskan), Inherit no objects form parent (artinya semua objek
yang diletakkan di atas halaman ini tidak akan ditampilkan/diwariskan), dan
exclude inherintance of certain object (artinya beberapa objek akan dikecualikan
penampilannya di halaman ini). Pilih opsi yang ketiga ini, maka akan muncul
kolom inherited yang menampilkan daftar objek yang diwariskan, serta kolom
excluded yang menampilkan objek-objek yang dikecualikan.
Klik objek tombol “lanjut” pada kolom inherited, kemudian klik tombol
pindahkan, untuk memindahkan tombol “lanjut” ke kolom excluded, lalu klik
Apply. Maka penampilan tombol “lanjut” akan dikecualikan pada halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
terakhir media pembelajaran. Tekan tombol F11 untuk melihat hasil tampilannya
dalam preview mode.
g. Menambahkan Action
Setiap objek pada page dapat saling dikenai aksi. Seperti tombol “lanjut”
yang dibuat pada bab sebelumnya. Dengan adanya aksi, maka tombol tersebut
dapat bermakna dan berfungsi. Tanpa adanya aksi, tombol tersebut hanya
sebatas gambar biasa saja. Menambahkan aksi pada tombol “lanjut”, yakni
jika di klik akan menuju halaman berikutnya, langkahnya adalah dengan
menyorot tombol “lanjut” terlebih dahulu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Muncul Button Properties, klik pada tabulasi “On Click”. Beri Aksi Go To,
dengan target Next Page. Maka setelah di Apply dan dijalankan dalam mode
preview (F11), saat tombol “lanjut” diklik, akan muncul halaman berikutnya.
h. Menambahkan Transition
Transition adalah animasi atau gerakan-gerakan yang terjadi saat suatu
halaman dimunculkan/ berpindah ke halaman berikutnya. Dengan adanya
transisi, maka perpindahan antar halaman akan lebih menarik. Memberikan
transisi pada halaman bisa dilakukan dengan menyorot halaman itu, lalu
arahkan pada tabulasi “Transition” pada jendela Page Properties.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Terdapat opsi Transition Type untuk menentukan berbagai jenis transisi yang
akan digunakan, serta kecepatan proses transisi itu. Setelah selesai memilih,
klik Apply, dan jalankan di mode preview (F11) untuk melihat hasil dari
tampilan transisi antar halaman.
4. Pembelajaran IPA
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Srini M. Iskandar (1996: 1) menyatakan kata Ilmu Pengetahuan
Alam berasal dari kata “Natural Science” yang sering disingkat“science”.
Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam. Science artinya ilmu
pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam secara harfiah adalah ilmu
tentang alam, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di
alam.Webster’s: New Lollegiate Dictionary (Srini M. Iskandar, 1996: 2)
menyatakan:
“Natural science knowledge with the physical world and its phenomena”, yang artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalahpengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya. Sedangkan di dalam Purnell’s: Concise Dictionary of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Science (1983) tercantum definisi “Science the broad field of human knowledge, acquired bysystematic observation and experiment and explained by means of rules, law, principles, theories and hypotheses”, artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa-hipotesa.
Ilmu Pengetahuan Alam adalah istilah yang merujuk pada rumpun ilmu
dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang
pasti dan umum, berlaku kapanpun dimanapun. IPA mempelajari alam
semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi
dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati
dengan indera.
Kesimpulannya IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis,
penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan
berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta
menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan
sebagainya.
b. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Alam terdiri dari tiga
komponen yang saling berkaitan yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai
proses ilmiah dan IPA sebagai sikap ilmiah.
1. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk
Srini M. Iskandar (1996: 2) mengatakan IPA sebagai disiplin
(produk) merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik yang
dilakukan oleh para ilmuwan selama berabad-abad. Bentuk IPA sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
produk adalah fakta, konsep, prinsip dan teori. Fakta merupakan hasil
dari kegiatan empirik, sementara konsep, prinsip dan teori merupakan
hasil dari kegiatan analitik. Fakta dalam IPA adalah pernyataan tentang
benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang betul-
betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif. Contoh: ular
termasuk golongan reptilia. Konsep Ilmu Pengetahuan Alam adalah
suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA. Contoh: benda-benda
hidup dipengaruhi oleh lingkungan. Prinsip IPA adalah generalisasi
tentang hubungan di antara konsep-konsep IPA. Contoh: udara yang
dipanaskan memuai, adalah prinsip yang menghubungkan konsep
konsep udara, panas dan pemuaian. Hukum-hukum alam adalah prinsip-
prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat tentatif (sementara)
tetapi karena mengalami pengujian-pengujian yang lebih keras daripada
prinsip, maka hokum alam bersifat lebih kekal. Contoh: hukum
kekekalan energy menyatakan bahwa dalam suatu interaksi tidak ada
energi yang diciptakan atau dimusnahkan, tetapi hanya berubah dari
suatu bentuk ke bentuk lain.
Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta,
konsep dan prinsip. Teori merupakan model atau gambaran yang dibuat
oleh ilmuwan untuk menjelaskan gejala alam. Contoh: teori quantum
yang menggambarkan elektron seperti awan bermuatan negatif
melingkupi inti atom.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses ilmiah
IPA sebagai suatu proses merupakan cara kerja, cara berpikir dan
cara memecahkan masalah sehingga meliputi kegiatan bagaimana
mengumpulkan data, menghubungkan fakta satu dengan yang lain,
menginterpretasi data dan menarik kesimpulan. Srini M. Iskandar
(1996: 10) menjelaskan cara kerja tersebut dikenal dengan metode
ilmiah yang secara bertahap meliputi:
1) Menyadari adanya masalah dan keinginan untu memecahkannya.
2) Mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan masalah.
3) Merumuskan hipotesis.
4) Menguji hipotesis dapat ditempuh dengan cara melakukan
eksperimen atau observasi.
5) Menarik kesimpulan.
6) Menyusun teori.
Untuk melakukan proses tersebut diperlukan beberapa
keterampilan antara lain:
1) Observasi adalah keterampilan untuk mengumpulkan data atau
informasi dengan menggunakan indera dan instrumen sebagai alat
bantu.
2) Mengklasifikasi atau menggolongkan adalah keterampilan untuk
melihat persamaan dan perbedaan suatu obyek sehingga dengan
dasar tersebut obyek dapat dikelompokkan atau dipisahkan dari
yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
3) Menyimpulkan merupakan kemampuan untuk menyatakan hasil
penilaian atas suatu obyek atau kejadian.
4) Menginferensi atau memprediksi merupakan kemampuan untuk
membuat ramalan tentang kejadian yang akan datang berdasarkan
hasil observasi, konsep atau prinsip yang diketahui.
5) Mengukur adalah keterampilan untuk menentukan kuantitas suatu
obyek dengan membandingkan atau menggunakan alat ukur yang
sesuai.
6) Menggunakan hubungan antar ruang dan waktu meliputi
keterampilan untuk menjelaskan posisi suatu benda terhadap benda
yang lain, menjelaskan posisi benda terhadap waktu dan membuat
dugaan keadaan yang akan datang berdasarkan apa yang telah
diketahui saat ini.
7) Menggunakan bilangan meliputi operasi bilangan seperti tambah,
kurang, kali dan bagi.
8) Mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil belajar atau
penemuannya pada orang lain.
9) Merancang penelitian merupakan keterampilan proses terintegrasi,
karena membutuhkan keterampilan proses lain.
10) Melakukan eksperimen merupakan keterampilan proses
terintegrasi.
3. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai sikap ilmiah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Pelaksanaan proses Ilmu Pengetahuan Alam agar dapat
menghasilkan produk yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
maka perlu dilandasi dengan sikap ilmiah. Ciri sikap ilmiah dalam IPA
antara lain obyektif terhadap fakta, tidak tergesa-gesa mengambil
keputusan, berhati terbuka, tidak mencampur adukkan fakta dengan
pendapat, bersifat hati-hati dan ingin menyelidiki (Srini M. Iskandar,
1996: 12).
c. Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya
dalam kehidupan masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting.
Pembelajaran IPA untuk anak SD harus disesuaikan dengan tahap
perkembangan kognitifnya. Siswa diberi kesempatan untuk berlatih
keterampilan-keterampilan proses IPA agar mereka dapat berpikir ilmiah
dan memiliki sikap ilmiah. IPA untuk siswa SD didefinisikan oleh Paolo
& Marten (Srini M. Iskandar, 1996: 15), yaitu:
1) Mengamati apa yang terjadi. 2) Mencoba memahami apa yang diamati. 3) Menggunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan
terjadi. 4) Menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat
apakah ramalan tersebut benar.
Guru harus memahami alasan, mengapa IPA penting untuk
diajarkan dan kegunaan-kegunaan yang dapat diperoleh dari pembelajaran
IPA. Srini M. Iskandar (1996: 16) menyebutkan beberapa alasan yang
menyebabkan suatu mata pelajaran dimasukkan ke dalam kurikulum
sekolah, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
1) Mata pelajaran itu berfaedah bagi kehidupan atau pekerjaan siswa di kemudian hari.
2) Mata pelajaran itu merupakan bagian dari kebudayaan bangsa. 3) Mata pelajaran itu melatih anak berpikir kritis. 4) Mata pelajaran itu mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai
kemampuan membentuk pribadi anak secara keseluruhan.
Materi IPA kebanyakan mengajarkan konsep yang masih abstrak.
Guru perlu menggunakan media untuk mengurangi tingkat keabstrakan
konsep tersebut sehingga siswa lebih mudah memahami materi.
d. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Dasar
E. Mulyasa (2010: 112) menyebutkan ruang lingkup bahan kajian
IPA untuk SD/ MI meliputi aspek-aspek berikut:
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
2) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya dan benda-benda langit lainnya.
5) Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat (salingtemas) merupakan penerapan konsep sains dan saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi sederhana.
5. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2009: 10-11)
menyebutkan tujuan pembelajaran IPA agar siswa memiliki kemampuan:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antar IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
f. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
B. Penelitian Yang Relevan
Sutrisno, Taufik Dermawan, Sugiyono Ardjok, 2007, penelitian yang
berjudul “ Profil Pemanfaatan Media Pembelajaran dalam Menciptakan
Perkuliahan yang Kondusif di Universitas Negeri Malang “. Hasil penelitian
menyebutkan bahwa : Pemanfaatan media pembelajaran yang optimal akan
menciptakan perkuliahan yang kondusif. Tujuan penelitian mengetahui (1)
kualitas, relevansi, dan kuantitas pemanfaatan media pembelajaran ; (2)
pemanfaatan media pembelajaran ditinjau dari persepsi, jenjang kepangkatan,
pendidikan, dan jenis kelamin dosen ; (3) jenis media yang digunakan ; dan (4)
hambatan pemanfaatan media pembelajaran. Populasi penelitian adalah
perkuliahan program S1 di Universitas Negeri Malang. Sampel diambil secara
purposive pada 15 offering menggunakan angket. Hasil penelitian (1) kualitas dan
relevansi pemanfaatan media pembelajaran masuk kategori baik; (2) ada korelasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
positif dan signifikan antara persepsi dosen dengan kualitas, relevansi, dan
kuantitas pemanfaatan media pembelajaran ; (3) ada kecenderungan makin tinggi
jenjang pendidikan dosen makin tinggi kualitas, relevansi, dan kuantitas
pemanfaatan media pembelajaran ; (4) ada kecenderungan makin tinggi golongan
pegawai dosen makin tinggi pula kualitas, relevansi, dan kuantitas pemanfaatan
media pembelajaran ; (5) ada kecenderungan dosen laki-laki lebih tinggi dalam
kualitas, relevansi, dan kuantitas pemanfaatan media pembelajaran ; (6) jenis
media paling diminati dosen OHP ( 40%), LCD (20%), dan alat peraga (13,3%) ;
dan (7%) hambatan pemanfaatan media meliputi pembuatan (26%), kesempatan
(13,3%), ketersediaan peralatan (13,3%), dan hambatan lainnya (13,3%)
Salminingsih, 2010. “Hubungan Pengetahuan dan Penggunaan Media
Penbelajaran Berbasis ICT dengan Efektifitas Pembelajaran. Diperoleh hasil
sebagai berikut. Koefisien korelasi antara Pengetahuan dan Penggunaan Media
ICT (R=0,269) menunjukkah derajat yang rendah. Koefisien korelasi antara
Pengetahuan dan Efektivitas (R=0,459) menunjukkah derajat yang sedang.
Selanjutnya koefisien korelasi antara Penggunaan Media ICT dan Efektivitas
(R=0,368) juga menunjukkah derajat yang rendah. Sedangkan koefisien korelasi
secara bersama-sama antara variable Pengetahuan dan Penggunaan Media ICT
dengan Efektivitas (R=0,524) menunjukkan derajat yang sedang. Hasil uji regresi
antara variable Pengetahuan dan variable Penggunaan terhadap Efektifitas
masing-masing diperoleh nilai R Square sebesar 0,211, dan R Square = 0,135.
Artinya variable Efektivitas dipengaruhi oleh variable Pengetahuan sebesar
21,10%, dan variable Penggunaan Media sebesar 13,5%. Sedangkan hasil uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
regresi berganda diperoleh nilai Adjusted R Square = 0,275 artinya variable
Efektivitas Pembelajaran dipengaruhi secara simultan oleh variable Pengetahuan
dan Penggunaan Media ICT sebesar 27,5%. Penelitian ini menerima seluruh
hipotesis yang diajukan yaitu terdapat hubungan antara variabel Pengetahuan
tentang Media ICT dan Penggunaan Media ICT dengan efektivitas pembelajaran
baik secara parsial (mandiri) maupun simultan (bersama-sama).
Khoiron, Muhammad, 2009, Aplikasi Pembelajaran Berbasis ICT
(information, communication and tecnology) dalam Meningkatkan Motivasi dan
Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1
Batu,. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aplikasi Pembelajaran Berbasis ICT
dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Batu dilaksanakan didalam kelas.
Faktor pendukungnya adalah tenaga pendidik atau guru, sarana dan prasarana
yang memadai. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi problematika Aplikasi
Pembelajaran Berbasis ICT di SMP Negeri 1 Batu adalah dengan cara melakukan
pembinaan, mengkursuskan guru-guru, melakukan study banding ke sekolah-
sekolah, pelatihan workshop tentang ICT secara optimal. Adapun kontribusi
Aplikasi Pembelajaran Berbasis ICT di SMP Negeri 1 Batu yakni dapat dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran berbasis ICT dengan
aplikasi lectora inspire yang dirancang dengan baik cenderung mampu
meningkatkan kualitas belajar siswa, karena dengan menggunakan media
pembelajaran dengan aplikasi lectora inspire siswa lebih tertarik dan tidak jenuh.
Berbagai animasi yang disediakan oleh perangkat komputer memungkinkan guru
dapat mengapresiasikan bahan ajar dengan bantuan software dalam bentuk media
pembelajaran yang menarik. Permasalahan timbul manakala guru tidak
mempunyai ketrampilan dan kemampuan untuk menggunakan media
pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire sebagai alat peraga
yang memungkinkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
Kemungkinan dalam pemanfaatan penggunaan media pembelajaran
brerbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire terdapat hambatan baik yang berasal
dari faktor sarana prasarana, guru dan siswa. Faktor sarana dan prasarana yang
kurang memadai dibandingkan dengan jumlah siswa, dari faktor guru
kemungkinan kurang siapnya guru untuk mengoperasionalkan sarana media
pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire, dan dari faktor siswa
kemungkinan hambatan terjadi manakala penggunaannya tidak mendapat
pengawasan yang baik oleh guru.
Peningkatan kualitas pembelajaran dapat maksimal manakala guru
memiliki kemampuan untuk merancang bahan ajar dan menyajikan dalam bentuk
lectora inspire yang dapat disajikan dalam komputer. Dengan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire dapat
mengurangi rasa jenuh pada siswa, sehingga siswa lebih memiliki kesempatan
untuk mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Guru yang mempunyai
ketrampilan tentunya menyusun software dengan baik, sehingga siswa mudah
untuk memahami apa yang disampaikan guru, sebaliknya guru yang tidak
mempunyai kemampuan untuk menyusun media pembelajaran berbasis ICT
dengan aplikasi lectora , justru mengalami kesulitan dalam penggunaan media
pembelajaran. Jika media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora
inspire diterapkan dalam proses pembelajaran maka diduga akan meningkatkan
kualitas pembelajaran IPA.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dijelaskan dalam bentuk bagan
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
ana
Gambar 1. Kerangka Berpikir
KONDISI AWAL
TINDAKAN
KONDISI AKHIR
Siswa Sarana dan Prasarana
Hambatan : Kualitas belajar kurang
Hambatan : Jumlah komputer dan siswa kurang memadai
Diterapkan Media Pembelajaran Berbasis ICT dengan aplikasi Lectora inspire
Di duga dengan diterapkan Media Pembelajaran Berbasis ICT dengan aplikasi Lectora inspire dapat meningkatkan kualitas belajar siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
1. Tempat Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Baran I Rongkop, Kabupaten
Gunungkidul. Dipilihnya lokasi tersebut dengan alasan bahwa SD Negeri Baran I
selain SD kategori Sekolah Setandar Nasional juga telah menerapkan
pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire.
2. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Waktu pelaksnaan penelitian yaitu pada Tahun Pelajaran 2011/2012, yang
akan dilakukan selama 6 bulan, dimulai pada bulan Juli 2012 sampai dengan
Desember 2012, karena bulan –bulan tersebut pembelajaran masih aktif,sehimgga
memudahkan dalam melakukan penelitian.
Tabel 1. Rincian Kegiatan,Waktu, dan jenis kegiatan Penelitian
No Kegiatan Bulan
Jul 2012 Agus2012 Sep 2012 Okt2012 Nov 2012 Des2012
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul,
Penyusunan
Proposal
x x x
2 Seminar
Proposal,
revisi,
x x x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
55
pengesahan
proposal
3 Penyusunan
Instrumen,
Izin
penelitian
X x x
4 Pengolahan
data
x x x
5 Penyusunan
laporan
hasil
penelitian
x x X x x x x x x x x x
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang
menggunakan latar alami (natural setting). Penelitian ini mendeskripsikan
Penerapan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire
dalam pembelajaran IPA (Studi kasus di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop,
Kabupaten Gunungkidul).
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata tertulis
atau lisan hasil wawancara, foto-foto kegiatan pengupayaan sekolah dalam
program akutansi untuk menjadi sekolah berstandar nasional, atau tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru-guru dan Siswa Kelas IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
Sesuai dengan pernyataan Suharsimi Arikunto (2002: 29) yaitu “ sumber data
yang diperoleh dari tiga objek, yakni paper, place, dan person”, maka data
yang dikumpulkan diperoleh dari : (1) dokumen tertulis berupa foto-foto,
laporan-laporan yang dimiliki SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop,
Kabupaten Gunungkidul yang berkaitan dengan implementasi; (2) tempat
penyelenggaraan program pengembangan guru; (3) orang yang berupa ucapan
secara lisan dan tindakan yang dilakukan kepada sekolah, guru-guru, siswa-
siswa. Data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti itu
sendiri, sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti
lainnya. Data primer diperoleh dari pengadaan pengamatan aktivitas dan
tindalan guru-guru dalam pengadaan in-house training, pelatihan internet,
workshop, kegiatan belajar mengajar dan lain-lain. Selain pengamatan
peneliti melekuken konsultasi dan bertanya kepada kepala sekolah, guru-
guru, dan siswa-siswa SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten
Gunungkidul yang berkaitan dengan fokus penelitian. Data sekunder
diperoleh dengan melakukan pemotretan implementasi pembelajaran.
2. Sumber Data
Pemahaman mengenai berbagai macam sumber data merupakan bagian
yang penting. Data tidak akan bisa diperoleh tanpa adanya sumber data.
Adapun jenis sumber data menurut Sutopo (2002: 50) adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
a. Nara sumber (informan)
Jenis sumber data yang berupa manusia dikenal dengan nama
responden Istilah tersebut sangat akrab digunakan dalam penelitian
kualitatif, dengan pengertian bahwa peneliti memiliki posisi yang lebih
penting. Responden posisinya sekedar memberikan tanggapan (respon)
pada apa yang diminta atau ditentukan penelitinya.
Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (nara
sumber) sangat penting peranannya sebagai individu yang memiliki
informasi. Peneliti dan nara sumber di sini memiliki posisi yang sama dan
nara sumber bukan memberikan sekedar tanggapan pada yang diminta
peneliti, tetapibia lebih bisa memilih arah dan selera dalam menyajikan
informasi yang dimiliki. Nara sumber (informan) dalam penelitian ini
adalah: kepala sekolah, guru,dan siswa SD Negeri Baran I Kecamatan
Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
b. Peristiwa atau aktivitas
Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas,
atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran
penelitiannya. Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa
mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena
menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa sebagai sumber data
memang sangat beragam, dari berbagai peristiwa, baik yang terjadi secara
sengaja ataupun tidak, aktivitas rutin yang berulang atau yang hanya satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
kali terjadi, aktivitas yang formal maupun yang tidak formal, dan juga
tertutup ataupun yang terbuka untuk bisa diamati oleh siapa saja.
Berbagai permasalahan memang memerlukan pemahaman lewat
kajian terhadap perilaku atau sikap dari perilaku dari para pelaku dalam
aktivitas yang dilakukaaan atau yang terjadi sebenarnya. Bukan hanya
lewat informan yang diberikan oleh seseorang atau dari catatan- catatan
yang ada mengenai aktivitas tertentu. Namun perlu dipahami bahwa tidak
semua peristiwa bisa diamati secara langsung, kecuali ia merupakan
aktivitas yang masih berlangsung pada saat penelitian dilakukan. Banyak
peristiwa yang hanya terjadi satu kali, atau hanya berjalan dalam jangka
waktu tertentu dan tidak terulang kembali. Aktivitas yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah menggunakan media pembelajaran berbasis ICT
dengan aplikasi lectora inspire dalam pembelajaran IPA di SD Negeri
Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
c. Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip merupakan data tertulis yang berhubungan
dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen tentang
pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora
inspire dalam pembelajaran IPA tersebut adalah perangkat pembelajaran
yang terdiri dari silabus, program tahunan,program semester,Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),buku pegangan guru, buku paket siswa
atau buku referensi yang lain, media pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran IPA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memoeroleh data yang valid, data dikumpulkan melalui teknik sebagai
berikut:
1. Wawancara
Wawancara yang dilakukan untuk menggali informasi dan memperoleh
gambaran menyeluruh tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT
dengan aplikasi lectora inspire dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Baran
I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul. Sebagai nara sumber
adalah:
a. Susanta, S. Pd Kepala SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop
Kabupaten Gunungkidul.
b. Mujianta, S. Pd. M. Pd, Guru Kelas VI SD Negeri Baran I Kecamatan
Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
c. Veronika Retnowati, S. Pd. SD Guru Kelas IV SD Negeri Baran I
Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
d. Ema Desi Melia Rini, A.Ma Guru Kelas III SD Negeri Baran I
Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
e. Wasti, S. Pd. AUD, Guru Kelas II SD Negeri Baran I Kecamatan
Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
f. Sutarni, S. Pd. AUD, guru Kelas I SD Negeri Baran I Kecamatan
Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
g. Utami Andarini, A. Ma, Guru Penjas Orkes Kelas I-III SD Negeri Baran
I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
h. Siswa Kelas IV SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten
Gunungkidul.
2. Observasi (pengamatan) untuk mengamati secara langsung pemanfaatan
media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire dalam
pembelajaran IPA di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten
Gunungkidul.
3. Analisis Dokumen: Analisis dokumen dilakukan terhadap semua informasi
tertulis, baik yang tersurat maupun yang tersirat terkait penelitian.
Pengumpulan data tentang penerapan media pembelajaran berbasis ICT
dengan aplikasi lectora inspire dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Baran I
Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul, dilakukan melalui pengamatan,
wawancara dan dokumentasi. Data tersebut meliputi (1) gambaran umum tentang
kondisi sekolah / lingkungan sekolah, (2) penerapan media pembelajaran berbasis
ICT dengan aplikasi lectora inspire dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Baran
I Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul, (3) faktor yang menjadi kendala
dalam pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora
inspire di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, (4)
sejauh mana penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi
lectora inspire mampu meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran
IPA di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
Data yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi
demikian banyak dan kompleks serta masih bercampur-campur, maka dibuatlah
reduksi terhadap data tersebut.dalam proses reduksi ini, dilakukan seleksi untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
memilih data yang relevan dan bermakna, yang mengarah pada pemecahan
masalah, penemuan, pemaknaan untuk menjawab pertanyaan. Begitu juga
perlakuan peneliti terhadap transkrip itu penulis ambil sebagai data penelitian,
cukup peneliti seleksi data-data yang relevan dengan tema peneltian yang
kemudian peneliti masukkan dalam laporan penelitian.
Setelah direduksi, ditentukan komponen yang terfokus untuk diamati dari
isi wawancara yaitu mengenai penerapan media pembelajaran berbasis ICT
dengan aplikasi lectora inspire dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Baran I
Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data.
Sebelum dilakukan analisis dan penafsiran data, maka pemeriksaan
keabsahan data terlebih dahulu dilakukan dengan Presistent Observation
(ketekunan pengamatan), teknik trianggulasi, Member Check, Peer debriefing,
Audit Trail.
a. Presistent Observation (ketekunan pengamatan) yaitu mengadakan
observasi secara terus menerus terhadap objek penelitian guna memahami
gejala lebih mendalam terhadap berbagai aktivitas yangsedang
berlangsung di lokasi penelitian. Dalam hal ini yang berkaitan
dengan Penerapan Media Pembelajaran Berbasis ICT dengan aplikasi
lectora inspire dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Baran I Kecamatan
Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
b. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilaksanakan
dengan cara membandingkan dan mengecek balik tingkat kepercayaan
yang diperoleh dari sumber data yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini,
peneliti berusaha untuk memperoleh data dari derbagai sumber yang
berbeda,misalnya informan, peristiwa, sumber dokumen, dan kondisi dari
lokasi.
c. Member Check, yaitu menanyakan kembali.
d. Peer debriefing, yaitu membicarakan dengan orang lain yang mempunyai
pengetahuan tentang pokok-pokok yang diteliti.
e. Audit trail, yaitu menguji keakuratan data agar data yang dianalisis betul-
betul dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif mengikuti konsep Miles dan Huberman,(1992 :16) .Model interaktif
yang mengklasifikasikan analisis data kedalam tiga tahap yaitu meliputi reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Analisa data dalam
penelitian kualitatif merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
mudah dibaca dan dinterpretasikan. Penelitian kualitatif memandang data sebagai
produk dari proses memberikan interpretasi peneliti yang di dalamnya sudah
terkandung makna yang mempunyai referensi pada nilai. Dengan demikian data
yang dihasilkan dari konstruksi interaksi antara peneliti dan informan. Kegiatan
analisis dalam penelitian kualitatif hanya merupakan dari konstrusi sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
1. Reduksi Data
Reduksi merupakan proses pemilihan, penyusunan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar
yang muncul.
2. Display data
Data yang sudah direduksi kemudian ditampilkan atau disajikan dalam
deskripsi yang sistematis sesuai dengan tujuan penelitian ini.
3. Verifikasi/Penarikan kesimpulan
Kegiatan penarikan kesimpulan dan analisis data dilakukan dengan
mencari pola, tema, hubungan, dan persamaan hal-hal yang terjadi.
Model Analisis Interaktif seperti yang dikemukakan Sutopo ,(2002 : 96)
terlihat seperti gambar berikut:
Gambar 2: Model Analisis
Pengumpulan
Data
Reduksi Data
Penarikan kesimpulan/
verifikasi
Sajian Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Temuan Penelitian
1. Lokasi SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, kabupaten Gunungkidul terletak
di Dusun baran Wetan, Desa Semugih, Kecamatan Rongkop, Kabupaten
Gunungkidul.
SD Negeri Baran I berdiri pada tahun 1942 dan mulai beroperasi juga tahun
1942 dengan kepemilikan tanah merupakan tanah Sultan dengan status tanah Hak
pakai.Luas seluruh bangunan 2, 758m2 , yang berdiri diatas tanah seluas 3,750m2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
2. Visi dan Misi SD Negeri Baran I
a. Visi
TERWUJUDNYA SD BARAN I YANG BERPRESTASI, BERKARAKTER
BERLANDASKAN IMTAK
Indikator:
1) Berprestasi dalam perolehan nilai Ujian
2) Berprestasi dalam lomba akademik maupun non akademik
3) Berkarakter yang kuat sebagai Warga Negara Indonesia
4) Beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Misi SD Negeri Baran I
1) Menumbuhkembangkan penghayatan, pengamalan ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Menumbuhkembangkan budi pekerti dan karakter sebagai Warga Negara
Indonesia dengan arif.
3) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara aktif, kreatif, inovatif
dan menyenangkan bagi siswa.
4) Melaksanakan bimbingan belajar dan pembinaan bakat siswa secara
menyeluruh dan berkelanjutan sehingga potensi siswa berkembang secara
optimal.
5) Menciptakan situasi dan kondisi sekolah yang kondusif sehingga tumbuh
semangat kerja yang tinggi dan intensif pada semua warga sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
6) Menumbuhkembangkan pengetahuan dan kreatifitas siswa sesuai dengan
potensi masing-masing.
7) Menerapkan manajemen parrtisipatif aktif pada semua warga sekolah dan
komite sekolah.
c. Tujuan sekolah
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar mengacu pada
tujuan umum pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
SD Negeri Baran I sampai lima tahun mendatang (mulai tahun 2011
sampai dengan tahun 2016) memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Peningkatan nilai rata-rata Ulangan Akhir Semester minimal + 1,00
2) Memiliki kompetensi dibidang SAINS.
3) Memiliki prestasi dibidang non akademik
4) Memiliki ketrampilan dan seni khususnya seni drumband.
5) Meningkatkan pemahaman,penghayatan serta pengamalan ajaran agama
melalui intensifikasi kegiatan keagamaan, sehingga meningkat iman dan
tagwanya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
6) Memiliki kepribadian dan karakter sebagai warga Negara Indonesia.
d. Rencana Operasional
Pada tahun pelajaran 2012/2013diharapkan :
1) Presentase siswa naik kelas mencapai 100%
2) Meningkatnya rata-rata nilai ujian minimal 0,2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
3) Kelulusan siswa kelas VI mencapai 100%
4) Memiliki tim SAIN yang terbina.
Terbinanya siswa yang berbakat non akademis (TPA, Olahraga, Kepramukaan).
e. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran.
Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam lima kelompok yaitu kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kewarganegaraan dan kepribadian; ilmu
pengetahuan dan teknologi, estetika; jasmani, olahraga dan kesehatan.
Struktur kurikulum SD Negeri Baran I meliputi substansi pembelajaran
yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas I
sampai dengan kelas VI.
Struktur kurikulum SD Negeri Baran I disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran meliputi lima
kelompok mata pelajaran sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) sebagai berikut :
1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4) Kelompok mata pelajaran estetika
5) Kelompok mata pelajaran jasmani olah raga dan kesehatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
N
o.
Kelompok Mata
Pelajaran
Cakupan
1. Agama dan Akhlak
Mulia
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan
bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Essa serta
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup
etika, budi pekerti, atau moral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama.
2. Kewarganegaraan dan
Kepribadian
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian dimaksudkan untuk
peningkatan kesadaran dan wawasan peserta
didik akan status, hak, dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara, serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan
wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa
dan patriotisme bela negara, penghargaan
terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan
bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab
sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
(IPA, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPS)
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi dimaksudkan untuk mengenal,
menyikapi, dan mengapresiasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan
kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang
kritis, kreatif, dan mandiri.
4. Estetika
(SBK, Bahasa Jawa)
Kelompok matapelajaran estetika
dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas,
kemampuan mengekspresikan dan
kemampuan mengapresiasi keindahan dan
harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan
mengekspresikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun
dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga
mampu menciptakan kebersamaan yang
harmonis.
5. Jasmani Olahraga dan
Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani olah raga
dan kesehatan dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta menanamkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Budaya
hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan
perilaku hidup sehat yang bersifat individual
ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan
seperti keterbatasan dari perilaku seksual
bebas, kecanduan narkoba. HIV/AIDS,
demam, berdarah, muntaber, dan penyakit lain
yang potensial untuk mewabah.
Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 7 dijelaskan bahwa :
(1). Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia di SD dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian,
ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.
(2). Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan,
bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.
(3). Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejujuran, dan muatan lokal
yang relevan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
(4). Kelompok mata pelajaran estetika dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang
relevan.
(5). Kelompok mata pelajaran jasmani olah raga dan kesehatan dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olah raga, pendidikan
kesehatan, ilmu pengetahuan alam, muatan lokal yang relevan.
Komponen muatan lokal dan pengembangan diri merupakan bagian integral
dari struktur kurikulum dan dikembangkan sendiri oleh sekolah. Struktur
kurikulum ini meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang
pendidikan selama 6 (enam) tahun mulai kelas I sampai dengan kelas VI.
Struktur Kurikulum SD Negeri Baran I disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Kurikulum SD Negeri Baran I memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal dan
pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diajarkan
oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi
dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan IPA terpadu dan IPS
terpadu.
c. Pembelajaran pada kelas I sampai dengan III dilakukan melalui pendekatan
tematik, sedangkan pada kelas IV samapai VI dilaksanakan melalui mata
pelajaran.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat jam pembelajaran perminggu secara
keseluruhan.
e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 38 minggu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Struktur kurikulum SD Negeri Baran I disajikan pada tabel berikut :
No MATA PELAJARAN
KELAS / ALOKASI
WAKTU KET
I II III IV V VI
1 Pend. Agama 3 3 3 3 3 3
2 PKn 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 6 6 5 5 5 5
4 Matematika 6 6 5 5 5 5
5 IPA 4 4 4 4 4 4
6 IPS 3 3 3 3 3 3
7 SBK (Seni Budaya & Ketrampilan) 2 3 4 4 4 4
8 Penjaskes 2 2 2 4 4 4
9 Muata Lokal
a. Bahasa Jawa
2
2
2
2
2
2
b. Bahasa Inggris - - 2 2 2 2
c. PKK - - - - 2 2
d. TIK - - - 2 - -
PENGEMBANGAN DIRI 2* 2* 2* 2* 2* 2*
JUMLAH 30 31 32 36 36 36
* : Ekuivalen 2 Jam Pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Selanjutnya sesuai peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70
Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang memiliki
Kelainan dan memiliki Potensi Kecerdasan/Bakat Istimewa, ditetapkan bahwa :
(1) SDN Baran I sebagai Sekolah Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Jenjang
Sekolah Dasar di Kabupaten Gunungkidul
(2) Kurikulum dan Materi Pembelajaran untuk peserta didik yang memiliki
kecerdasan di bawah rata-rata dilakukan dengan menggunakan kurikulum
reguler dan yang sebagian lagi menggunakan kurikulum yang telah
disesuaikan untuk pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus
yang sebagian materi pembelajarannya memerlukan penyesuaian (duplikasi
dan modifikasi)
f. Jumlah siswa dalam 3 tahun terakhir
Kelas Jumlah Siswa
2010/2011 2011/2012 2012/2013
I 26 23 21
II 20 26 22
III 24 20 25
IV 29 22 19
V 24 29 23
VI 20 24 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
g. Jumlah Rombongan Belajar
Kelas Jumlah Keterangan
I 1 Rombongan Belajar
II 1 Rombongan Belajar
III 1 Rombongan Belajar
IV 1 Rombongan Belajar
V 1 Rombongan belajar
VI 1 Rombongan Belajar
h. Keadaan Guru / Karyawan
Sebagai gambaran umum tentang keadaan guru yang mengajar di SD
Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul akan
penulis kemukakan jumlah guru, status mengajar dan latar belakang
pendidikannya. Jumlah seluruh staf pengajar atau tenaga edukatif sejumlah
12 orang, terdiri dari 9 guru tetap dan 3 orang guru tidak tetap. Keadaan
Karyawan Penjaga Sekolah 1 orang, Staf Tata Usaha 1 orang.
B . Temuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, disampaikan temuan
hasil penelitian yaitu pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT dengan
aplikasi lectora inspire dalam pembelajaran IPA, Hambatan dalam Pemanfaatan
Media Pembelajaran Berbasis ICT dengan Aplikasi Lectora Inspire dalam
Pembelajaran IPA, Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA di SD Negeri Baran I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul Melalui Pemanfaatan Media
Pembelajaran Berbasis ICT dengan Aplikasi Lectora Inspire.
Temuan yang diperoleh adalah melalui observasi kelas pada siswa kelas IV
tahun pelajaran 2012/2013 selama kurang lebih 6 bulan, mulai bulan Juli sampai
dengan bulan desember 2012, juga melalui wawancara dengan Kepala Sekolah,
Guru Kelas IV, dan 19 siswa kelas IV yang terlibat langsung dalam kegiatan
penelitian tentang penerapan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi
lectora inspire di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten
Gunungkidul.
Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
pembelajaran IPA di Sd Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten
Gunungkidul menggunakan pendekatan Kontekstual, dengan menerapkan 7 pilar
dasar pembelajaran kontekstual yaitu, mengkonstruksi, bertanya, menemukan
(inquiry), masyarakat belajar (learning community), refleksi, penilaian (authentic
assessment).
Pembelajaran IPA di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten
Gunungkidul menerapkan berbagai metode pembelajaran antara lain metode
ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan, karya wisata/out bond.
Pengetahuan tentang pendekatan dan metode pembelajaran diperoleh melalui
workshop, dan kegiatan KKG.
Adapun media yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, guru-guru
di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul
memanfaatkan ICT berupa pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
inspire, CD Pembelajaran, dan benda-benda di sekitar sekolah, KIT IPA,
laboratorium IPA, Laboratorium Komputer, kebun dan lingkungan sekolah.
Materi pelajaran atau bahan ajar IPA di SD Negeri Baran I Kecamatan
Rongkop, Kabupaten Gunungkidul menggunakan berbagai sumber, antara lain
buku-buku paket terbitan Erlangga, Buku BSE, dan buku-buku dari perpustakaan
yang menunjang.
Berdasarkan observasi pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan dalam
bentuk kegiatan belajar mengajar yang dipersiapkan oleh guru dalam mengajar
IPA dengan membuat persiapan mengajar berupa penyusunan program tahunan,
program semester berdasarkan kalender pendidikan yang telah disosialisasikan
oleh Dinas Pendidikan ke sekolah. Guru-guru di SD Negeri Baran I program
tahunan pada setiap awal tahun pelajaran, membuat program semester pada awal
semester, dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada tiap minggu,
yang akn digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
Adapun diskripsi temuan penelitian berdasarkan rumusan masalah adalah
sebagai berikut:
1. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT Dengan Aplikasi Lectora
Inspire Dalam Pembelajaran IPA.
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis ICT Dengan Aplikasi Lectora
Inspire Dalam Pembelajaran IPA di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop,
kabupaten Gunungkidul, telah dimulai sejak awal tahun pelajaran 2009/2010
dengan adanya program ICT Eqep kerjasama antara Dinas Pendidikan Pemuda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Dan Olahraga Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Kementerian
Komunikasi dan Informasi beserta Balai Teknologi dan Komunikasi Provinsi
Daerah istimewa Yogyakarta. Pada mulanya perangkat komputer beserta
perlengkapannya baru empat unit yang meliputi laptop, dan LCD. Namun karena
guru dan kepala sekolah memandang bahwa penggunaan media pembelajaran
dengan aplikasi lectora inspire dianggap membantu guru dan siswa dalam proses
pembelajaran, maka saat ini telah tersedia delapan unit perlengkapan untuk
mendukung model pembelajaran dengan aplikasi lectora inspire, setiap kelas
sudah terpasang LCD dan setiap guru sudah difasilitasi satu guru satu laptop untuk
keperluan pembelajaran.
Pentingnya penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi
lectora inspire diakui oleh Mujianta (wawancara tanggal 3 Oktober 2012) sebagai
berikut:
Sekarang ICT tidak hanya digunakan untuk efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan penyelenggaraan sekolah saja. ICT dapat digunakan untuk mempermudah menunjukkan pengetahuan, mengganti simulasi yang berbahaya, memberi daya tarik yang lengkap melalui desain multi media. Penyajian bahan ajar dalam bentuk multimedia dengan aplikasi lectora inspire dapat dirancang untuk keperluan presentasi dan dapat juga dirancang untuk pembelajaran mandiri. (catatan lapangan 02) Dalam pelaksanaan pembelajaran guru membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dengan langkah-langkah yang telah direncanakan sebelumnya.
Dalm Rencana Pelaksanaan pembelajaran tersebut guru menjelaskan terlebih
dahulu tentang kompetensi dasar dan indikator pembelajaran serta tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, kemudian melanjutkan langkah-langkah
pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
a. Kegiatan awal
Pada tahap awal Guru memberi salam awal pembelajaran dan mengajak
berdo’a bersama. Guru juga memberikan appersepsi tentang materi
pembelajaran sebelumnya dengan cara (eksplorasi) menggali pengetahuan
siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran sebelumnya dan kemudian
menghubungkan dengan materi pembelajaran yang akan dibahas, pada saat
itu guru juga memberikan motivasi kepada siswa untuk memahami dan
memanfaatkan tentang pemahaman mereka tentang materi pembelajaran
dalam hal ini materi “Rangka Manusia dan Fungsinya”
Pada tahap ini guru juga memaparkan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dan menjelaskan Kompetensi Dasar dan indikator yang harus dikuasai
oleh siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Metode yang
digunakan dalam tahap ini adalah ceramah bervariasi dan tanya jawab dengan
pertanyaan-pertanyaan untuk menggali aktifitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Dalam hasil observasi, siswa sangat antusias dan ingin tahu
tentang materi pelajaran tentang “Rangka Manusia dan Fungsinya” yang akan
di pelajari. Hal ini terlihat dari pertanyaan-pertanyaan dari siswa selama
kegiatan belajar mengajar.
b. Kegiatan inti:
Pada kegiatan inti, guru menggunakan model pembelajaran yang telah
ditentukan dalam perencanaan pembelajaran Model Pembelajaran yang
digunakan adalah model CTL yang mencerminkan keaktifan siswa dalam
kerja kelompok atau diskusi. Pembelajaran berlangsung secara “Student
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Centered”. Guru membuat dan menerapkan media pembelajaran berbasis ICT
dengan aplikasi Lectora Inspire seperti langkah – langkah berikut ini:
1. Buka Lectora, buat sebuah judul baru menggunakan title wizard lectora.
Gunakan design aqua, dengan nama judul Rangka dan Fungsinya. Simpan
di D:/Nama Anda/Rangka dan Fungsinya.
2. Buat 5 Chapter, isi test name dengan nama “Evaluasi”. Setelah itu, beri
nama chapter:
a. Chapter 1 -> Halaman Depan
b. Chapter 2 -> Kompetensi Dasar
c. Chapter 3 -> Indikator
d. Chapter 4 -> Materi Ajar
e. Chapter 5 -> Referensi/Pustaka
f. Chapter 6 -> Pembuat Program
3. Masukkan animasi berupa jam dari Media Library Lectora di folder teratas
Media pembelajaran (sebelum welcome page, di bawah langsung
judul/title). Terapkan pewarisan pengecualian untuk halaman welcome
page (jam tidak tampak di halaman welcome page,tetapi tampak di
halaman yang lain).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
4. Buat isi dari welcome page sebagai berikut:
Pada halaman welcome page, masukkan gambar “Gambar 1” (gambar
rangka di tengah halaman) dari folder “Gambar, Video, Lagu dan Animasi
untuk Test”. Sesuaikan ukurannya sehingga cocok dengan isi dokumen.
5. Buat isi halaman depan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
6. Buat isi halaman Kompetensi Dasar sebagai berikut:
7. Buat isi halaman Indikator sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
8. Setelah itu, pada Bab Materi Ajar, buat 3 halaman, beserta 3 tombol yang
menyertainya. Tiga tombol tersebut adalah tombol “Pengertian Rangka”,
“Bagian Rangka”, dan “Fungsi Rangka”. Isi dari halaman pertama , materi
pengertian rangka, adalah sebagai berikut:
Gambar Rangka yang terdapat di halaman ini, bisa diambil di folder yang
sudah disertakan dalam tes.
9. Halaman 2 Materi Bagian rangka, diisi dengan teks dan video, dimana
video diambil dari folder yang sudah disertakan dalam tes, yakni video
“rangka manusia.flv”. Berikut tampilannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
10. Halaman 3 Materi Fungsi Rangka, diisi dengan teks dan gambar. Gambar
bisa diambil di folder yang sudah disertakan dalam tes. Berikut
tampilannya.
11. Kemudian isi halaman pembuat program dengan teks dan foto sebagai berikut.
Foto bisa diambil di folder yang sudah disertakan dalam tes. Khusus pada
halaman Pembuat Program ini, masukkan file audio/lagu “Elegi Esok Pagi”
dari folder yang sudah disiapkan. Sehingga saat di preview (F11), ada musik
yang secara otomatis terdengar sebagai background, khusus di halaman
pembuat program.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
12. Pada bab Evaluasi, buat isi halaman introduction sebagai berikut. Buat pula
test timer 5 menit, sehingga akan muncul hitungan mundur 5 menit, setelah
evaluasi dijalankan.
13. Selanjutnya tambahkan sebuah test section. Di dalam test section itu, buatlah 4
halaman, dimana di setiap halaman akan ada pertanyaan dengan tipe yang
berbeda-beda.
14. Halaman pertama, buatlah soal dengan tipe true/false, sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
15. Halaman kedua, buatlah soal dengan tipe multiple choice, dengan jawaban
yang benar adalah “b. Rangka Samping”.
16. Halaman ketiga, buat soal dengan tipe Fill in Blank, dengan jawabannya
“otot”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
17. Buat soal keempat di halaman evaluasi, dengan tipe Matching
18. Terakhir, atur konfigurasi di halaman assessment results, agar tampil halaman
lulus beserta nilainya, jika nilai peserta evaluasi di atas 50, atau tampil halaman
tidak lulus beserta nilainya, jika nilai peserta evaluasi di bawah 50. Berikut
keterangan saat Anda lulus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Dan berikut hasil yang akan muncul bila Anda tidak lulus.
19. Di halaman Depan hingga halaman materi ajar, berilah transisi berupa box out
yang sangat cepat (Fast). Dalam kegiatan pembelajaran ini tidak selalu dilakukan didalam kelas tapi
juga bisa di lakukan di laboratorium komputer. Setelah guru memberi penjelasan
dan contoh-contoh serta arahan, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang
masing-masing beranggotakan 5 siswa, masing-masing kelompok diberi lembar
tugas untuk didiskusikan dengan anngota kelompoknya, dimana siswa akan
memperoleh pengetahuan dari hasil sharing dan diskusi antar anggota kelompok
yang anggotanya heterogen dalam hal kemampuan berfikir dan keaktifannya
dalam belajar,sehinnga kerja sama dalam kelompok menjadikan siswa yang
tadinya tidak tahu akan bertanya kepada siswa yang lebih tahu, dan yang tadinya
tidak bisa menjadi bisa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Pada saat kelompok melakukan presentasi, kelompok lain menanggapi dan
saling adu argumentasi untuk mempertahankan ide atau pendapatnya mengenai
tugas yang telah diselesaikan secara kelompok. Pada tahap ini siswa menjadi
sadar dan tahu bahwa pembelajaran atau pengetahuan yang diperoleh merupakan
pengayaan ataupun revisi atas atas pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya,
sehingga siswa ditanamkan untuk bersikap terbuka terhadap masukan –masukan
untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
c. Penutup
Pada tahap ini guru melakukan review terhadap tugas yang sudah
dilakukan oleh siswa, mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh
siswa dan mengadakan kegiatan elaborasi tentang materi pembelajaran yang
kurang dipahami atau menanyakan hal-hal yang belum jelas, sehingga pada tahap
ini memaparkan penguatan materi yang sudah dibahas atau membuat simpulan
pembelajaran bila materi yang diberikan sudah dipahami oleh siswa. Setelah
permasalahan selesai dibahas, guru memberikan tugas pengayaan berupa tugas
indivual dan melaksanakan penilaian.
Dalam pelaksanaan penilaian (authentik assessment) selama pembelajaran
guru menilai pengetahuan yang dikembangkan siswa, keaktifan siswa selama
proses pembelajaran, dan kerjasama dalam kelompok. Penilaian authentik ini
diarahkan pada proses mengamati, menganalisa dan menafsirkan data yang telah
terkumpul dalam proses pembelajaran.
Suatu kenyataan bahwa siswa lebih menyukai bila guru menggunakan
media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire, hal ini seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
yang dikemukakan oleh siswa yang bernama Ratna Nur Pratiwi (wawancara
tanggal 8 Oktober 2012) menyatakan bahwa:
Saya dan teman-teman sebenarnya lebih senang bila dalam pembelajaran guru menggunakan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire, karena selain menarik bagi saya dan teman-teman juga penyajian materi akan terasa lebih nyata, tidak seperti media lain,misalnya gambar diam dan lain-lain.(catatan lapangan 14)
Tidak hanya Ratna Nur Pratiwi yang mengatakan demikian, siswa lain
bernama Vanadya Oktaviana juga menyatakan hal yang sama (wawancara tanggal
8 Oktober 2012), dan mendukung pernyataan Ratna Nur Pratiwi dalam pernyataan
sebagai berikut:
Pada dasarnya saya setuju dengan apa yang dikatakan teman saya Ratna Nur Pratiwi, dan memang kenyataannya teman-teman bila hanya diberi ceramah, biasanya mengantuk, tetapi dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire, terlebih ibu Guru pandai membuat gambar-gambar, teman-teman menjadi tertarik. Dan sebenarnya kami lebih senang bila belajar di laboratorium komputer pada mata pelajaran IPA (catatan lapangan 12)
2. Hambatan dalam Penerapan Media Pembelajaran Berbasis ICT Dengan
Aplikasi Lectora Inspire dalam Pembelajaran IPA.
Hambatan dalam penerapan media pembelajaran berbasis ICT dengan
aplikasi lectora inspire di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop Kabupaten
Gunungkidul adalah:
a. Keadaan dan kemampuan awal siswa yang motivasi belajarnya masih
rendah karena kebanyakan berasal dari keluarga yang keadaan
ekonominya menengah kebawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
b. Keterbatasan sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran
dikarenakan jumlah komputer yang ada belum memadahi dibandingkan
dengan jumlah siswa yang ada saat ini.
3. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul Melalui Penerapan Media Pembelajaran Berbasis ICT dengan Aplikasi Lectora Inspire.
Berdasarkan hasil observasi peneliti dan analisis dokumen yang diperoleh
peneliti selama penelitian, dalam penerapan media pembelajaran berbasis ICT
dengan aplikasi lectora inspire telah berjalan dengan baik. Hal ini juga
ditegaskan oleh Kepala Sekolah bahwa penerapan media pembelajaran berbasis
ICT dengan aplikasi lectora inspire telah tercermin dalam proses kegiatan
belajar mengajar yang ada di SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop,
Kabupaten Gunungkidul.
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan berbagai teknik dan metode
yang tepat, siswa menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respon
terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Selain itu
siswa harus mengikuti secara aktif kegiatan belajar mengajar untuk
mengembangkan kemampuan, mengamati, menginterpretasikan,
menggeneralisasikan materi hasil penerimaannya. Oleh karena itu tugas guru
ialah harus bisa mengelola faktor variabel-variabel yang mendukung proses
belajar mengajar, kegiatan belajar itu merupakan aktivitas yang berproses,
sudah tentu di dalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap.
Perubahan-perubahan tersebut timbul melalui fase-fase yang satu dengan yang
lainnya bertalian secara berurutan dan fungsional. Data yang diperoleh guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
selama pembelajaran berlangsung dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur
dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau indikator yang akan
dinilai. Dari proses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam
mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dirumuskan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masing-masing.
Penilaian kelas bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan
belajar siswa baik secara individu maupun klasikal. Penilaian kelas dapat
dilaksanakan melalui teknik test dan non test. Test berupa test tertulis, test
lisan, dan test perbuatan. Non test dapat berupa pemberian tugas, Pekerjaan
Rumah, portofolio, unjuk kerja dan lain-lain.
Penilaian kelas diperuntukkan untuk semua mata pelajaran dengan tidak
meninggalkan karakteristik mata pelajaran tersebut. Setiap guru kelas
melaksanakan penilaian pada setiap akhir Kompetensi dasar (KD) yang
diajarkan untuk setiap mata pelajaran. Hal ini sesuai dengan rangkuman hasil
wawancara dengan Laraswati (wawancara tanggal 10 Oktober 2012) bahwa
“Ya saya selalu melakukan test / penilaian untuk setiap akhir Kompetensi dasar
(KD) dan dalam satu semester minimal 3-5 kali sesuai dengan kondisi mata
pelajarannya” (catatan lapangan 08).
Selain ulangan harian (UH) juga dilakukan penilaian dari pemberian
tugas/PR. Pemberian tugas ini dilaksanakan pada jam sekolah atau di luar jam
sekolah. Pekerjaan Rumah diberikan dalam rangka memotivasi siswa untuk
terus belajar dan dikerjakan dirumah. Penilaian tugas/ PR minimal 5 kali dalam
satu semester.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Penilaian portofolio juga dilakukan kepada semua siswa, yakni penilaian
hasil kerja siswa yang didokumenkan. Portofolio dilaksanakan minimal 5 kali
satu semester sesuai dengan hasil musyawarah tentang portofolio antara guru
dengan siswa.
Ulangan Tengah semester juga dilakukan dan merupakan ulangan harian
secara komprehensif.
Untuk pengolahan nilai raport adalah sebagai berikut:
2 UH+UTS+(UAS/UKK)
Nilai raport = ______________________________
4
Keterangan:
UH = Ulangan harian
Tgs/PR = Tugas/ Pekerjaan Rumah
UTS = Ulangan Tengah Semester
UAS/UKK = Ulangan Akhir Semester/ Ulangan Kenaikan Kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Tabel 1.Pengolahan Nilai Raport Mata Pelajaran IPA Kelas IV semester 1 Tahun
Pelajaran 2011/2012
NO NAMA IPA KKM ( 75 )
R.UH 2A
UTS UAS 2A+B+C
2A+B+C ( A ) ( B ) ( C ) 4
1 Wahyu Prihantoro 82.8 165.6 86.0 85.50 337.1 84.3
2 Wahyu Winasih 75.2 150.4 82.0 71.00 303.4 75.9 3 Febriantika Vida Utami 77.4 154.8 83.0 77.50 315.3 78.8 4 Dedy Kurniawan 79.8 159.6 83.0 72.50 315.1 78.8 5 Uswatul 'ainun Huda 77.2 154.4 82.0 73.50 309.9 77.5
6 Muhamad Ikhsan 83.8 167.6 84.0 79.00 330.6 82.7
7 Alvi Rahma Pramesti 92.6 185.2 86.0 74.00 345.2 86.3 8 Inal Qoirul Barda 81.2 162.4 83.0 88.50 333.9 83.5 9 Dika Kusniawati 76.8 153.6 73.0 65.50 292.1 73.0 10 Ikhsan Fathoni 77.8 155.6 71.0 65.00 291.6 72.9
11 Sevinka Niko Hergita S 87.6 175.2 91.0 82.50 348.7 87.2
12 Alfian Yoga Permana 94.8 189.6 91.0 78.50 359.1 89.8 13 Ratna Nur Pratiwi 96.0 192.0 92.0 97.50 381.5 95.4 14 Aninda Rahma Safira 81.6 163.2 83.0 69.00 315.2 78.8 15 Putri Setyarini 75.0 150.0 70.0 67.00 287.0 71.8
16 Ahdiyaka Gita Ramadhan 76.8 153.6 69.0 70.00 292.6 73.2 17 Tasya Eva Desiana 80.6 161.2 81.0 66.00 308.2 77.1 18 Alin Seftiandari 80.8 161.6 80.0 78.50 320.1 80.0 19 Vanadya Oktaviana 85.0 170.0 81.0 79.00 330.0 82.5 20 Tamara Kusuma Riski 83.2 166.4 76.0 81.00 323.4 80.9
21 Tegar Herjuno Sekti 84.0 168.0 85.0 80.00 333.0 83.3 22 Tyara Amelia Prasetya 83.8 167.6 86.0 78.50 332.1 83.0 23 Alvian Yudhistira P.S 80.8 161.6 79.0 76.00 316.6 79.2
Metode tersebut disepakati untuk digunakan dalam pengolahan nilai
raport. Ulangan harian per kompetensi dasar (KD) dilakukan dengan teknik (test
tertulis, lisan, unjuk kerja, observasi, wawancara, penugasan (portofolio) yang
menjadi data pribadi guru. Hasil dari penilaian yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) harus diremidi melalui perbaikan pembelajaran dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
penilaian. Ulangan Tengah Semester merupakan penilaian beberapa Kompetensi
Dasar (KD) yang sudah diajarkan dan dinilai pada tengah semester yang
sama.Penilaian Ulangan Tengah Semester ini merupakan penilaian atas semua
aspek atau aspek tertentu sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih.Ulangan
Akhir Semester/ Ulangan Kenaikan Kelas merupakan penilaian dari semua
Kompetensi Dasar yang pernah diajarkan dan dinilai pada semester 1 dan
semester 2 untuk Ulangan Kenaikan Kelas. Nilai yang tercantum dalam raport
adalah nilai utuh yang sudah dirata-rata tiap aspek, semua nilai dinyatakan dengan
angka skala 0-100.
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester dikelas
yang diikuti.
b. Memiliki nilai rata-rata semua mata pelajaran minimal 71,00.
c. Pada semester dua memiliki nilai semua mata pelajaran KKM masing-
masing mata pelajaran.
d. Memiliki nilai minimal baik untuk aspek kepribadian/budi pekerti dan
pengembangan diri pada semester yang diikuti.
Bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus dinyatakan naik kelas apabila
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas
yang diikuti.
b. Memiliki nilai rata-rata semua mata pelajaran minimal 60,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
c. Pada semester dua memiliki nilai semua mata pelajaran KKM masing-
masing mata pelajaran.
d. Memiliki nilai minimal cukup untuk aspek kepribadian/budi pekerti pada
semester yang diikuti.
Menurut Nana Sujana (2008: 8) pentingnya penilaian dalam menentukan
kualitas pendidikan, maka upaya merencanakan dan melaksanakan penilaian
hendaknya memperhatikan beberapa prinsip dan prosedur penilaian. Adapun
prinsip penilaian yang dimaksud antara lain:
a). Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interprestasi hasil penilaian. Sebagai patokan atau rambu-rambu dalam merancang penilaian hasil belajar adalah kurikulum yang berlaku dan buku pelajaran yang digunakannya.
b). Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar mengajar. Artinya, penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan. ”Tiada proses belajar mengajar tanpa penilaian”, hendaknya dijadikan semboyan bagi setiap guru. Prinsip ini mengisyaratkan pentingnya penilaian formatif sehingga dapat bermanfaat bagi siswa maupun bagi guru.
c). Agar diperoleh hasil belajar yang obyektif dalam pengertian menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya, penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif.
Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dangan tindak lanjutnya.Data hasil
penilaian sangat bermanfaat bagi guru maupun bagi siswa. Oleh karena itu, perlu
dicatat secara teratur dalam catatan khusus mengenai kemajuan siswa. Demikian
juga data hasil penilaian harus dapat ditafsirkan sehingga guru dapat memahami
para siswanya terutama prestasi dan kemampuan yang dimilikinya.
Sejak dipergunakannya media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi
lectora inspire dalam pembelajaran IPA, khususnya di kelas IV, yaitu tahun
2008/2009 (belum menggunakan media pembelajaran dengan aplikasi lectora
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
inspire), tahun 2009/2010 (media pembelajaran dengan aplikasi lectora inspire).
Dari data dokumentasi, dapat diketahui hasil selengkapnya kualitas pembelajaran
IPA, siswa kelas IV, seperti tabel berikut:
Tabel 2. : Daftar nilai raport kelas IV, tahun 2009/2010-2011/2012
No Tahun Nilai Raport Keterangan
1 2009/2010 75
2 2010/2011 78 Naik
3 2011/2012 81 Naik
Sumber: SD Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul
Dari data tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran IPA
melalui penerapan media pembelajaran dengan aplikasi lectora inspire di SD
Negeri Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul yang dimulai sejak
tahun pelajaran 2009/2010, adalah : (1) mempermudah menunjukkan
pengetahuan, mengganti simulasi yang berbahaya, memberi daya tarik yang
lengkap menyentuh seluruh modalitas manusia lewat desain multi media, (2)
melalui media pembelajaran dengan aplikasi lectora inspire guru merasa terbantu
dalam menyampaikan materi pembelajaran, (3) dalam kegiatan pembelajaran guru
dapat menyajikan materi dengan efisien, selain itu siswa lebih tertarik, (4) siswa
lebih memahami pengetahuan dibandingkan dengan menggunakan media
pembelajaran lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
C. Pembahasan
1. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT Dengan Aplikasi Lectora Inspire dalam Pembelajaran IPA.
Teknologi informasi adalah Segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk
memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis, mikro komputer,
komputer mainframe, pembaca barcode, perangkat lunak pemroses transaksi,
perangkat lunak lembar kerja (worksheet) dan peralatan komunikasi dan jaringan.
Komputer merupakan salah satu media audio visual yang mampu mengemas
bahan ajar dalam sebuah rangkaian animasi gambar atau suara sehingga membuat
kesan menarik bagi siswa. Seperti yang dinyatakan oleh Kusumah (2004:3),
bahwa komputer dapat memberikan pelayanan secara repetitif, menampilkan
sajian dalam format dan desain yang menarik, animasi gambar dan suara yang
baik, serta melayani perbedaan individual.
Pembelajaran berbasis komputer adalah salah satu strategi atau bentuk
pembelajaran dengan menggunakan media komputer untuk menyampaikan
seluruh atau sebagian dari isi kandungan mata pelajaran. Pembelajaran berbasis
komputer ini diperlihatkan dalam suatu tampilan yang menjadikan aktivitas
pembelajaran menjadi lebih menarik dan berkesan. Pembelajaran ini akan
memberikan nuansa baru yang mampu membangkitkan motivasi dan kreativitas
siswa sehingga menuntut siswa terlibat aktif dan partisipatif dalam proses
pembelajarannya.
Dalam pelaksanaannya, teknik penggunaan dan pemanfaatan media turut
memberikan andil yang besar dalam menarik perhatian siswa dalam PBM, karena
pada dasarnya media mempunyai dua fungsi utama, yaitu media sebagai alat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
bantu dan media sebagai sumber belajar bagi mahasiswa (Djamarah, 2002; 137).
Umar Hamalik (1986), Djamarah (2002) dan Sadiman, dkk (1986),
mengelompokkan media ini berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa jenis :
a) Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti taperecorder.
b) Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam
wujud visual.
c) Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media
ini dibagi ke dalam dua jenis audiovisual diam, yang menampilkan suara dan
visual diam, seperti film sound slide. Audiovisual gerak, yaitu media yang
dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, seperti film,
video cassete dan VCD.
Aplikasi pembelajaran berbasis ICT adalah proses belajar mengajar di sekolah
yang di dalamnya diterapkan metode pembelajaran berbasis ICT dengan fasilitas
teknologi informasi dan komunikasi. Information, communication and technology
yang disingkat dengan kata ICT merupakan sistem komunikasi yang berteknologi
canggih untuk memperoleh informasi dengan jaringan komputer maupun internet
sehingga dapat bertukar informasi khususnya dalam pokok masalah ini adalah
masalah pendidikan. ICT adalah sumber pembelajaran multimedia yang mampu
menampilkan gambar dan suara. Gambarnya meliputi gambar bergerak dan
berwarna, suara ditampilkan berupa suara verbal manusia, musik, dan suara non
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
manusia seperti suara binatang, suara alam dan sebagainya. Sebagai contoh Media
Audiovision yang dikembangkan oleh Trivantis adalah Lectora Inspire.
Melalui penggunakan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi
lectora inspire ternyata banyak keuntungan yang diperoleh antara lain: (1) Media
pembelajaran dengan aplikasi lectora inspire bila dirancang dengan baik,
merupakan media pembelajaran yang efektif, dapat memudahkan dan
meningkatkan kualitas pembelajaran, (2) Mendukung pembelajaran sesuai
kemampuan siswa, (3) Dapat dipergunakan sebagai penyampai balikan langsung,
(4) Materi dapat diulang-ulang sesuai keperluan, tanpa menimbulkan rasa jenuh.
Sedangkan Keterbatasan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire di SD Negeri Baran I
Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul adalah: (1) keterbatasan bentuk
dialog atau komunikasi antara guru dengan siswa, dan siswa dengan lainnya, (2)
Keterseringan menggunakan komputer dapat menyebabkan ketergantungan yang
berakibat kurang baik bagi siswa, terutama dalam hal kebiasaan membaca buku,
(3) Mengurangi interaksi sosial yang seharusnya merupakan bagian penting dalam
pendidikan.
Menyadari bahwa ICT merupakan perangkat yang berbasis teknologi, maka
pengajaran dan pembelajaran yang dilaksanakan harus yang benar-benar
bermakna dan dapat melatih kemampuan berpikir siswa. Sistem e-learning
menarik, menyenangkan dan mendorong cara-cara belajar yang disiplin, dan
lewbih efektif, sehingga dapat melahirkan budaya belajar yang unggul. Faktor
internal dan eksternal pada fungsi proses belajar mengajar menunjukkan kesiapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
seluruh komponen akan menjadi kekuatan dan peluang. Pada fungsi proses belajar
mengajar ketenagaan yang menjadi titik lemah adalah kemampuan guru dalam
pengoperasian komputer dengan aplikasi lectora inspire. Sehingga guru perlu
dididik dan dilatih mengoperasikan komputer dengan aplikasi lectora inspire.
Susunan bahan ajar yang disusun guru dengan aplikasi lectora inspire dapat
segera disajikan dengan ICT.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran
berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire adalah: membantu guru untuk
memperjelas dalam menyampaikan informasi, dan dapat membantu proses
pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Azhar
Arsyad (2009:15), yang menyatakan bahwa: Kegunaan media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar antara lain:
a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka),
b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
2. Hambatan dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT Dengan
Aplikasi Lectora Inspire dalam Pembelajaran IPA.
Hambatan dalam penerapan media pembelajaranberbasis ICT dengan
aplikasi lectora inspire dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Baran I Kecamatan
Rongkop, Kabupaten Gunungkidul adalah faktor Sumber daya Manusia, guru
sebagai operator harus mampu mengopersikan perangkat keras dan perangkat
lunak dan menyusun pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa, keahlian
guru dalam menyusun media pembelajaran dengan aplikasi lectora inspire sangat
diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Guru yang terampil tentunya mampu meletakkan dasar-dasar yang konkrit
dalam berpikir melalui media yang dipergunakan oleh guru sebagai alat bantu,
mampu menarik perhatian siswa dan mampu melaksanakan pembelajaran dengan
efisien. Hal ini sesuai dengan pendapat Masykuri (2001:21-22) tentang tujuan
pengguanaan media pembelajaran berbasis ICT dalam pembelajaran antara lain
sebagai berikut: a) untuk meletakkan dasar-dasar yang konkrit dalam berpikir. Hal
ini didasarkan pada kenyataan bahwa anak-anak, khususnya di usia Sekolah
Dasar, gaya belajar sebagian dari mereka berpikir secara konkrit yang
membutuhkan bantuan berupa gambar-gambar atau benda-benda yang mewakili
suatu ukuran tertentu. b) untuk memperbesar perhatian para siswa terhadap suatu
materi dalam mata pelajaran. c) untuk meletakkan dasar-dasar yang penting dalam
perkembanganpembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran dapat berjalan lebih
mantap, apalagi dalam menanamkan konsep tertentu pada anak, d) memberikan
pengalaman berpikir nyata yang dapat menumbuhkan kreativitas, kemandirian
dalam belajarbdan kegiatan berusaha sendiri bagi siswa. e) menumbuhkan cara
berpikir secara teratur dan berkesinambungan, f) membantu menumbuhkan
pengertian dan pemahaman tentang suatu konsep yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan keragaman dalam
belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
3. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA di SD Negeri Baran I Kecamatan
Rongkop, Kabupaten Gunungkidul Melalui Pemanfaatan Media
Pembelajaran Berbasis ICT Dengan Aplikasi Lectora Inspire.
Proses belajar adalah perubahan di dalam diri siswa yang terjadi sebagai
akibat pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungannya. Syah
(dalam Setiani,2008:12), menyatakan bahwa “proses belajar dapat diartikan
sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik yang
terjadi dalam diri siswa”. Perubahan tersebut bersifat pasif dalam arti
berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan yang sebelumnya.
Pandangan bahwa hubungan proses belajar mengajar yaitu timbal balik
antara guru dengan siswa dan antara siswa sendiri. Guru menyampaikan materi
pelajaran dengan berbagai teknik dan metode yang tpat, siswa menerima
informasi sebagai stimulus dan melakukan respon terhadapnya, sehingga
menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Selain itu siswa harus mengikuti
secara aktif kegiatan belajar mengajar untuk mengembangkan kemampuan,
mengamati, menginterpretasikan,menggeneralisasikan materi hasil
penerimaannya.
Oleh karena itu tugas guru ialah harus bisa mengelola faktor variabel-
variabel yang mendukung proses belajar mengajar, kegiatan belajar itu
merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu di dalamnya terjadi
perubahan-perubahan yang bertahap. Perubahan-perubahan tersebut timbul
melalui fase-fase yang satu dengan yang lainnya bertalian secara berurutan dan
fungsional. Menurut Bruner (dalam Setiani, 2008:14) menyatakan “ ... dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
proses pembelajaran siswa menempuh tiga fase sebagai berikut a). Fase
informasi b). Fase transformasi c). Fase evaluasi (tahap penilaian materi)”.
Jika membicarakan mengenai belajar, tentu saja tidak akan terlepas dari
bagaimana hasil belajar itu sendiri, dan jika membicarakan mengenai hasil belajar
maka tidak akan pula terlepas dari membicarakan bagaimana prestasi belajar.
Apalagi jika hal ini dibahas dalam konteks belajar di lingkungan pendidikan
terutama di sekolah. Untuk mengetahui hasil belajar para peserta didiknya, maka
guru akan mengukur hasil belajar para peserta didiknya tersebut dengan
melakukan penilaian terhadap hasil belajar mereka misalnya melalui tes, dapat
berupa tes pada setiap akhir pembelajaran, setelah selesai membahas satu pokok
bahasan atau bab, atau pula dapat berupa tes pada setiap akhir semester atau yang
lebih dikenal dengan sebutan Ujian Akhir Semester (UAS). Kemudian setelah
penilaian terhadap hasil belajar ini selesai barulah dapat dilihat sejauh mana
prestasi para peserta didik tersebut. Bagaimana pula prestasi belajar para peserta
didik ini jika dibandingkan dengan peserta didik yang lain.
“Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu dari kata “prestatie”,
dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha” (A. Muhamad :
2008). Kemudian M. Syah (dalam A. Muhamad:2008) menjelaskan bahwa
‘Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan dalam
bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
’ Sedangkan menurut A. Muhamad (2008):
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu.
a. Jenis - jenis Prestasi Belajar
Menurut Taksonomi Bloom dalam Sa’diyah (1992: 82-90), terdapat tiga
domain pengembangan individu dalam proses belajar untuk mendapatkan
perubahan dan pengembangan potensi diri yang dimiliki sehingga dapat diperoleh
karakter yang dikehendaki. Ketiga domain itu adalah penetahuan (kognitif), sikap
(afektif), dan keterampilan (psikomotor).
Wilayah pengembangan intelektual (kognitif) meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
1) Ilmu pengetahuan (pengenalan, perseptual, dan hapalan), yang meliputi
pengetahuan tentang terminologi, ukuran fakta, kebiasaan, penggolongan
jenis, metodologi, azas, dan kelaziman, serta teori dalam bentuk kemampuan
menunjukan kembali.
2) Pengertian (pemahaman) yang meliputi terjemahan, penafsiran, dan
ekstrapolation dalam bentuk kemampuan menjelaskan, menafsirkan, dan
dapat mendefinisikan dengan bahasa sendiri.
3) Aplikasi (penerapan) dalam bentuk kemampuan memberikan contoh,
menggunakan dengan tepat, dan memecahkan masalah.
4) Analisis, meliputi analisis unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-
prinsip, dalam bentuk kemampuan menguraikan, menghubungkan
menyimpulkan dan mengklasifikasikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
5) Sintesis (membuat perpaduan) meliputi hasil komunikasi tunggal, hasil atau
rencana, hasil dari hubungan yang abstrak, dalam bentuk kemampuan
menghubungkan, menyimpulkan, dan menggeneralisasikan.
6) Evaluasi/ kesimpulan meliputi pembuktian dari dalam luar, dalam bentuk
menafsirkan , memberi kritik dan memberikan pertimbangan dan penilaian.
Kelima aspek di atas merupakan fokus penelitian ini, walaupun penelitian
tentang prestasi peserta didik ini berfokus pada domain kognitif saja atau bidang
akademik siswa, penulis juga akan mengulas sedikit domain yang lain walaupun
tidak diteliti dalam penelitian ini.
Wilayah Pengembangan sikap (afektif) mencakup aspek-aspek sebagai
berikut:
1) Receiving (penerimaan) yang meliputi kesadaran, kerelaan menerima, dan
mengontrol perhatian yang terpilih, dalam bentuk kemampuan menunjukkan
sikap menerima atau menolak.
2) Responding (reaksi jawaban) yang meliputi menyerahkan dalam jawaban,
kerelaan untuk menjawab, kepuasan dan tanggapan, dalam bentuk
kemampuan kesediaan terlibat, berperan serta, memanfaatkan atau
meninggalkan.
3) Valuing (penilaian) meliputi penerimaan suatu nilai, kecondongan untuk
suatu nilai, kepercayaan akan hal-hal tertentu, dalam bentuk kemampuan
memandang penting, bermanfaat, indah dan harmonis.
4) Internalisasi (pendalaman) meliputi pemberian makna atau paham suatu nilai,
organisasi sistem penilaian, dalam bentuk kemampuan meyakini, mengakui,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
dan mengingkari.
5) Karakterisasi (penghayatan) nilai, lukisan yang sesuai dengan sifat, dalam
bentuk kemampuan melembagakan atau meniadakan, meniadakan dalam
pribadi atau tingkah laku sehari-hari.
Wilayah Pengembangan psikomotor (keterampilan), yang mencakup aspek-
aspek berikut:
1) Imitation (peniruan), meliputi dorongan hari dan pengulangan terang-
terangan.
2) Manipulation (memperbanyak) meliputi mengikuti secara langsung,
pemilihan, dan pendekatan.
3) Precision (ketelitian), memproduksi kembali dan memeriksa
4) Artixulation (pengucapan dengan nyata sesuai dengan apa adanya), meliputi
mengurutkan dan menyelaraskan.
5) Naturalization (mengalamikan), meliputi otomatisasi dan menghias interior.
Berdasarkan banyak wilayah pengembangan dalam proses belajar menurut Bloom
di atas, meka prestasi belajar digolongkan dalam tiga jenis, yaitu:
1) Prestasi Kognitif, yang meliputi kemampuan pengetahuan, pengertian
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Prestasi afektif, yane meliputi kemampuan receiving, responding, valuing,
internalisasi, dan karakterisasi.
3) Prestasi psikomotor, yang meliputi imitation, manipulation, precision,
artixulation, naturalization.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
b. Indikator Prestasi Belajar
Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dari data hasil belajar siswa
sebagaimana terurai di atas, adalah mengetahui garis-garis besar indikator
dikaitkan jenis prestasi yang hendak diungkap atau diukur.
Adapun yang menjadi indikator prestasi menurut taksonomi Bloom
(Winkel:1996:245-247) sebagai berikut:
1) Pengetahuan (knowledge), mengacu pada kemampuan mengenal, atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sedarhana sampai pada teori yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan dengan baik dan banar.
2) Pemahaman, mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. 3) Penerapan, mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi
yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan.
4) Analisis, mengacu pada kemampuan menguraikan materi kedalaman komponen-komponen atau faktor penyebabnya dan mampu memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya, sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.
5) Sintesis, mengacu pada kemampuan memadukan atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.
6) Evaluasi, mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.
c. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Muhibin Syah, 1995:132), faktor yang mempengaruhi belajar siswa diantaranya :
1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni jasmani dan rohani siswa. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar
siswa. 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa.
D. Keterbatasan Penelitian
Dengan selesainya penelitian ini, peneliti menyadari bahwa ada beberapa
permasalahan penelitian yang belum tersentuh atau kurang mendapatkan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
yang akurat ataupun menyeluruh, hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu,
tenaga, biaya dan kemampuan dalam penelitian. Oleh karena itu peneliti perlu
menginformasikan keterbatasan – keterbatasan tersebut dalam penelitian ini.
Dengan adanya keterbatasan ini diharapkan dapat disikapi dan
ditindaklanjuti dalam penelitian lanjut, yang berkaitan dengan Penerapan Media
Pembelajaran Berbasis ICT dengan Aplikasi Lectora Inspire dalam Pembelajaran
IPA. Adapun keterbatasan penelitian ini adalah :
1. Kurangnya data penelitian yang memfokuskan mengenai penerapan media
pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire.
2. Penelitian ini belum mendapatkan materi ataupun bahan ajar IPA dengan
penerapan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire
secara menyeluruh.
3. Peneliti tidak dapat mengikuti kegiatan secara menyeluruh dalam proses
penerapan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire
dalam pembelajaran IPA. Sehingga kurang mendapatkan gambaran secara
menyeluruh tentang kegiatan tersebut untuk menganalisis sejauh mana
penerapan keberhasilan penerapan media pembelajaran berbasis ICT dengan
aplikasi lectora inspire secara menyeluruh di SD Negeri Baran I Kecamatan
Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dapat ditarik kesimpukan sebagai
berikut:
1. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT Dengan Aplikasi
Lectora Inspire Dalam Pembelajaran IPA.
Melalui penerapan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi
lectora inspire ternyata banyak keuntungan yang diperoleh antara lain: (1)
Media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire bila
dirancang dengan baik, merupakan media pembelajaran yang efektif, dapat
memudahkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran, (2) Mendukung
pembelajaran sesuai kemampuan siswa, (3) Dapat dipergunakan sebagai
penyampai balikan langsung, (4) Materi dapat diulang-ulang sesuai
keperluan, tanpa menimbulkan rasa jenuh.
Sedangkan Keterbatasan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire di SD Negeri
Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul adalah: (1)
keterbatasan bentuk dialog atau komunikasi antara guru dengan siswa, dan
siswa dengan lainnya, (2) Keterseringan menggunakan komputer dapat
menyebabkan ketergantungan yang berakibat kurang baik bagi siswa,
terutama dalam hal kebiasaan membaca buku, (3) Mengurangi interaksi sosial
yang seharusnya merupakan bagian penting dalam pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
2. Hambatan dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT
Dengan Aplikasi Lectora Inspire dalam Pembelajaran IPA.
Hambatan penerapan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi
lectora inspire dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Baran I Kecamatan
Rongkop, Kabupaten Gunungkidul adalah faktor sarana dan prasarana dan
juga dari faktor siswa.
3. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA di SD Negeri Baran I
Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul Melalui Pemanfaatan
Media Pembelajaran Berbasis ICT Dengan Aplikasi Lectora Inspire.
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai raport kelas Iv tiap
tahunnya pengalami kenaikan tahun 2009/2010 rata-rata 75, tahun 2010/ 2011
rata-rat 78,dan tahun 2011/2012 rata-rata naik menjadi 81. Hal ini
membuktikan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dengan
aplikasi lectora inspire mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPA, hal
ini disebabkan karena dengan menggunakan media pembelajaran berbasis
ICT dengan aplikasi lectora inspire siswa lebih tertarik, selain itu dengan
menggunakan media pembelajaran interaktif siswa yang lamban dalam daya
penerimaannya dapat menyesuaikan diri, dengan adanya program
pembelajaran interaktif dengan aplikasi lectora inspire siswa dapat
mengerjakan soal-soal latihan tanpa tergantung pada guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
B. Implikasi
Adanya berbagai keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan media
pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire memberikan
implikasi bahwa bila setiap guru mengajar menggunakan media pembelajaran
berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire, maka kualitas pembelajaran
akan meningkat.
Dengan adanya hambatan dalam penerapan media pembelajaran
berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire dalam pembelajaran IPA di SD
Negeri Baran I kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul memberikan
implikasi bahwamotivasi belajar siswa yang rendah dan sarana dan prasarana
yang kurang memadai dibandingkan dengan jumlah siswa di SD Negeri
Baran I Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkdul, sehingga hal tersebut
menjadi hambatan dalam pengoperasian media pembelajaran berbasis ICT
dengan aplikasi lectora inspire.
Adanya peningkatan kualitas pembelajaran sebagai akibat penerapan
media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire, hal tersebut
akan berdampak pada tuntutan masyarakat dan siswa agar setiap
pembelajaran menggunakan media pembelajaran dengan aplikasi lectora, hal
tersebut akan menambah biaya operasional sekolah khususnya dalam
pengadaan sarana dan prasarana ICT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
C. Saran
1. Dengan adanya peningkatan kualitas pembelajaran sebagai akibat dari
penerapan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire
dalam pembelajaran IPA maka disarankan agar kemampuan guru dalam
membuat media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi lectora inspire
terus ditingkatkan.
2. Guru harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya teknologi media pembelajaran yang saat ini banyak bertumpu pada
media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
3. Guru harus selalu meningkatkan kemampuan teknis agar dapat memanfaatkan
dan mengoperasikan media pembelajaran baru berbasis ICT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user