penegakkan diagnosis
DESCRIPTION
dddddddddddddTRANSCRIPT
Penegakkan Diagnosis
Diagnosis benda asing di esofagus ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala dan
tanda klinis, pemeriksaan radiologi dan esofagoskopi. Tindakan esofagoskopi dilakukan
untuk diagnostik dan terapi.
Anamnesis
Pada anamnesis perlu ditanyakan:
- Ukuran, bentuk, dan jenis benda asing.
Adanya sensasi rasa ganjal atau tidak enak pada kerongkongan yang sudah terjadi
dalam periode tertentu.
- Keluhan tercekik, tidak mau makan, muntah, ‘drooling’, jika benda mengarah
tersangkut di esophagus.
- Tersedak, sesak, bunyi ngorok jika terjadi gangguan jalan napas.
- Air liur banyak dan mungkin bisa disertai bercak darah.
- Nyeri dan kaku pada daerah leher.
Gejala dan tanda klinis
Gejala sumbatan tergantung pada ukuran, bentuk, jenis benda asing, lokasi
tersangkutnya, komplikasi yang timbul dan lama tertelan. Mula-mula timbul nyeri di daerah
leher, kemudian timbul rasa tidak enak didaerah substernal atau nyeri di punggung. Terdapat
rasa tercekik. Gejala permulaan benda asing esophagus adalah rasa nyeri di daerah leher bila
benda asing tersangkut di servikal. Bila benda asing tersangkut di esophagus distal, timbul
rasa tidak enak di substernal atau nyeri di punggung. Gejala disfagia bervariasi tergantung,
pada ukuran benda asing, disfagia lebih berat bila telah terjadi edema mukosa yang
memperberat sumbatan sehingga timbul rasa sumbatan esophagus yang persisten, gejala yang
lain adalah odinofagia, hipersalivasi, regurgitasi dan muntah, kadang-kadang mudah
berdarah.
Nyeri di punggung menunjukkan adanya tanda perforasi atau mediastinitis. Gangguan
napas dengan gejala dispneu, stridor dan sianosis terjadi akibat penekanan trakea atau benda
asing.
Pemeriksaan Fisik
Terdapat kekakuan lokal pada leher bila benda asing terjepit akibat edema yang
timbul progresif . Bila benda asing ireguler menyebabkan perforasi akut, didapatkan tanda-
tanda pneumo-mediastinum, emfisema leher dan pada auskultasi terdengar suara getaran di
daerah pre kordial dan inter skapula.
Bila terjadi mediastinitis, tanda efusi pleura unilateral atau bilateral dapat dideteksi.
Perforasi langsung ke rongga pleura dan pneumothoraks jarang terjadi tetapi dapat timbul
sebagai komplikas tindakan esofagoskopi.
Pada anak-anak terdapat gejala nyeri atau batuk, disebabkan oleh aspirasi ludah atau
minuman. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ronkhi, wheezing, demam, abses leher atau
tanda empisema subkutan. Tanda lanjut, berat badan menurun dan gangguan pertumbuhan.
Benda asing yang terdapat di daerah servikal esophagus dan bagian distal krikofaring, dapat
menimbulkan obstruksi saluran napas dengan stridor karena menekan dinding trakea bagian
posterior.
Pemeriksaan Penunjang
A. Foto polos
Pemeriksaan radiologi berupa foto polos esofagus servikal dan torakal
anteroposterior dan lateral harus dilakukan pada semua pasien yang diduga tertelan benda
asing. Benda asing radioopak (uang logam) mudah diketahui lokasinya dan harus di foto
ulang sesaat sebelum tindakan esofagoskopi untuk mengetahui kemungkinan benda asing
sudah pindah ke distal. Letak uang logam umumnya koronal, maka hasil foto Rontgen
servikal/torakal pada posisi PA akan dijumpai bayangan berbentuk bundar, sedangkan
pada posisi lateral berupa garis radioopak sejajar dengan kolumnar vertebralis. Benda
asing lain seperti tulang, kulit telur dan lain-lain cenderung berada pada posisi koronal
dalam esofagus, sehingga lebih mudah dilihat pada posisi lateral.
Gambar 2. Anteroposterior, radiografi menunjukkan koin tersumbat di bagian
proksimal dari esofagus.
Gambar 3.
Foto polos servikal toraks posisi lateral menunjukkan gambaran koin di bagian
peroksimal esofagus.
Benda asing radiolusen (plastik, aluminium) dapat diketahui dengan tanda
inflamasi periesofagus atau hiperinflamasi hipofaring dan esofagus bagian
peroksimal.
Foto Rotgen toraks dapat menunjukkan gambaran perforasi esofagus dengan
emfisema. Gambaran perforasi dapat dilihat pada foto polos posisi lateral dengan
gambaran trakea dan laring tergeser ke depan, gelembung udara dijaringan, dan
apabila perforasi sudah berlangsung untuk beberapa hari, bayangan cairan atau abses
boleh kelihatan. Gambaran radiologik benda asing batu baterai menunjukkan
pinggiran bulat dengan gambaran densitas ganda, karena bentuk bilaminer.
Gambar 4. Foto radiologi toraks (kiri) dan foto AP leher (kanan) menunjukkan
gambaran trakea bergeser ke kanan.
B. CT Scan
Pemeriksaan CT scan dapat menunjukkan gambaran inflamasi dan jaringan lunak
C. MRI
MRI dapat memperlihatkan semua gambaran semua keadaan patologik esophagus.
Esofagoskopi
Tujuan esofagoskopi adalah untuk melihat secara langsung isi dan bentuk lumen esofagus
serta dinding (mukosa esofagus). Dengan melakukan pemeriksaan menggunakan
esofagoskopi dapat mengidentifikasi benda asing di esofagus (diagnostik) dan melakukan
ekstraksi benda asing tersebut (terapi). Terdapat 2 macam esofagoskopi yaitu esofagoskopi
rigid dan esofagoskopi fleksibel. Penanganan yang terbaik untuk benda asing di esofagus ini
menggunakan esofagoskopi rigid dengan tingkat kesuksesan 80%. Dengan menggunakan
esofagoskopi rigid ini kita dapat melindungi mukosa esofagus dari bagian yang tajam dari
benda asing. Beberapa keuntungan esofagoskopi rigid adalah visualisasi esofagus lebih jelas,
berbagai tipe dan ukuran alat ektraksi, dan dapat melakukan evaluasi langsung setelah
pengeluaran benda asing. Teknik ini dilakukan dibawah anestesi umum, dan pasien harus
diintubasi.
Sangat diperlukan kehati- hatian dalam memasukkan esofagoskopi rigid karena dapat
menyebabkan perforasi oleh karena edema dinding esofagus disekitar benda asing. Teknik
operasi yang digunakan pada kasus benda asing sesuai dengan teknik yang digunakan oleh
Jackson. Jackson membagi tahapan proses dalam esofagoskopi menjadi 4 tahap yaitu:
menyusup ke bawah sinus piriformis kanan, melewati sfingter krikofaring, melewati esofagus
bagian torakal, melewati sfingter diafragma.
Teknik pemeriksaan:
- Esofagoskop dipegang dengan tangan kiri seperti memegang tongkat bilyar, jari
tengah dan jari manis membuka bibir atas dan mengait pada gigi insisivus.
- Jari telunjuk dan ibu jari memegang bagian distal esofagoskop serta menarik bibir
agar tidak terjepit di anatara pipa esofagoskop dengan gigi.
- Tangan kiri ini yang berfungsi mendorong esofagoskop seperti memegang pena pada
leher pegangan, tangan ini hanya berfungsi sebagai penyanggah ujung proksimal saja.
- Posisi penderita berbaring terlentang dengan kepala disanggah dan bahu berada pada
ujung meja.
- Dengan hati-hati esofagoskop dimasukkan secara vertikal ke dalam mulut melalui
ujung kanan mulut, pada saat ini kepala penderita diangkat sedikit sampai verteks
berada kira-kira 1 sentimeter dari meja.
- Valekula, epiglotis, plika faringo-epiglotik dan laring saat ini dapat diperiksa.
.