pendidikan kejuruan di indonesia
DESCRIPTION
PENDIDIKAN KEJURUANTRANSCRIPT
-
PENDIDIKAN KEJURUAN DI INDONESIAOleh Prof. Dr. Ir. H. Bachtiar Hasan, MSIE
Gambar 1 Jalur-jalur Diklat Kejuruan yang Permeabel dan Fleksibel
-
ARTI DAN TUJUANPENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan pesertadidik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. (UUSPN 2 1989)
Pendidikan Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang mengah yangmengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakanjenis pekerjaan tertentu. PP 29 tahun 1990 Pasal 1 ayat 3
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang diarahkan untukmempelajari bidang khusus, agar para lulusan memiliki keahlian tertentuseperti bisnis, pabrikasi, pertanian, kerumahtanggaan, otomotiftelekomunikasi, listrik, bangunan dan sebagainya (Snedden, 1917:8)
Pendidikan teknologi dan kejuruan adalah pendidikan yangdiselenggarakan bagi para siswa yang merencanakan danmengembangkan karirnya pada bidang keahlian tertentu untuk bekerjasecara produktif
-
ARAH PENDIDIKAN ADA 3 STREAM
Education for Democracy (John Dewey), aliran democracy pendidikansebagai sarana demokrasi Pendidikan bersifat umum, siswa mengikutipendidikan tidak ditargetkan untuk menjadi tukang yang siap kerja, tetapiuntuk mengetahui dan memahami apa yang terjadi di lingkungannya.Siswa diperkenalkan dengan masalah baru dan dilatih menyelesaikan.Siswa mampu mengembangkan kemampuan, mencari alternatifmelanjutkan pendidikan atau bekerja, pemecahannya dan berani untukmengambil keputusan. Pendidikan umum
Education for earning money for irfe (Charles Prosser), aliran socialefficiency pendidikan bagi para siswa yang ingin mengembangkan karieruntuk bekerja setelah lulus. Mempersiapkan siswa untuk bekerja setelahlulus. Pendidikan kejuruan.
Education for all (Paulo Freire) concept Life long education (pendidikanseumur hidup). Pendidikan Luar Sekolah, pendidikan ditunjuk bagiminoritas, bagi mereka yang tidak mendapatkan kesempatan melaluipendidikan formal.
-
FUNGSI PENDIDIKAN KEJURUAN
Menyiapkan siswa menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang mampumeningkatkan kualitas hidup, mampu mengembangkan dirinya, danmemiliki keahlian dan keberanian membuka peluang meningkatkanpenghasilan.
Menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja produktif.
- Memenuhi keperluan tenaga kerja dunia usaha dan industri
- Menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan bagi orang lain
- Merubah status siswa dari ketergantungan menjadi bangsa yang
berpenghasilan (produktif)
Menyiapkan siswa menguasai IPTEK, sehingga
- Mampu mengikuti, menguasai, dan menyesuaikan diri dengan
kemajuan IPTEK
- Memiliki kemampuan dasar untuk dapat mengembangkan diri secara
berkelanjutan.
-
LANDASAN FILSAFAT (Teori Prosser)
Sekolah kejuruan akan efektif jika siswa diajar dengan materi,alat, mesin dan tugas-tugas yang sama atau tiruan dimana siswaakan bekerja
Sekolah kejuruan akan efektif hanya jika siswanya diperkenalkandengan situasi nyata untuk berfikir, berperasaan, berperilakuseperti halnya pekerja, di industri, dimana siswa akan bekerjasetelah lulus
Sekolah kejuruan akan efektif jika siswa dilatih langsung untukberfikir dan secara teratur
Untuk setiap jenis pekerjaan, individu harus memiliki kemampuanminimum agar mereka bisa mempertahankan diri untuk bekerjadalam posisi tersebut
-
Pendidikan kejuruan akan efektif jika membantu individu untukmencapai cita-cita, kemampuan, dan keinginannya pada tingkatyang lebih tinggi
Pendidikan kejuruan untuk suatu jenis keahlian, posisi danketerampilan akan efektif hanya diberikan kepada siswa yangmerasa memerlukan, menginginkan dan mendapatkankeuntungan dari padanya
Pendidikan kejuruan akan efektif apabila pengalaman latihan yangdilakukan akan membentuk kebiasaan bekerja dan berfikir secarateratur dan betul-betul diperlukan untuk meningkatkan prestasikerja
Pendidikan kejuruan akan efektif jika diajar oleh guru daninstruktur yang telah memiliki pengalaman dan berhasil di dalammenerapkan keterampilan dan pengetahuan mengenai operasidan proses kerja yang dilakukan
-
Pendidikan kejuruan harus memahami posisinya dalammasyarakat, dan situasi pasar, melatih siswa untuk dapatmemenuhi tuntutan pasar tenaga kerja dan denganmenciptakan kondisi kerja yang lebih baik
Menumbuhkan kebiasaan kerja yang efektif kepada siswahanya akan terjadi apabila training yang diberikan berupapekerjaan nyata, dan bukan merupakan latihan semata
Materi training yang khusus pada jenis pekerjaan tertentuhendaknya merupakan pengalaman tuntas padapekerjaan tersebut
Untuk setiap jenis pekerjaan mempunyai ciri khusus,sehingga memerlukan materi diklat khusus pula
-
Pendidikan kejuruan akan menghasilkan pelayanan yang efisienapabila penyelenggaraan training diberikan kepada sekelompoksiswa yang memerlukan (motivasi) dan memperoleh keberhasilandari program tersebut
Pendidikan kejuruan akan efisien dan efektif apabila metodepembelajaran memperhatikan karakteristik siswa
Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien apabiladilaksanakan dengan fleksibel, dinamis dan terstandar
Walaupun setiap usaha perlu dilaksanakan sehemat mungkin,pembiayaan pendidikan yang kurang dari batas minimum tidakbisa dilaksanakan secara efisien. Dan jika pembelajaran tidak bisamenjangkau dengan biaya minimum, sebaiknya pendidikankejuruan tidak dilaksanakan (Prosser dan Allen 1825)
-
MASALAH DAN TANTANGANPENDIDIKAN NASIONAL
Kualitas Pendidikan relatif masih rendah dan belum mampumemenuhi kompetensi peserta didik
Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalammengembangkan dan menciptakan IPTEK
Manajemen Pendidikan belum berjalan secara efektif, efisien danakuntabel
Anggaran pembangunan pendidikan belum memadai, (DodiNandika, LIPI, 2005)
-
RENCANA PEMBANGUNANPENDIDIKAN NASIONAL JANGKA PANJANG
Periode 2005-2010 peningkatan kapasitas danmodernisasi
Periode 2010-2015 penguatan pelayanan
Periode 2015-2020 daya saing regional
Periode 2020-2025 daya saing internasional (RenstraDepdiknas, 2005:67-69)
-
PEMBANGUNAN BANGSAMELALUI PENDIDIKAN KEJURUAN
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengahyang mempersiapkan peserta didik terutama untukbekerja dalam bidang tertentu
Pendidikan kejuruan harus merencanakan danmengusahakan proses pembelajaran yang berorientasipada nilai dan moral sejalan dengan programpembangunan karakter bangsa
-
MASALAH DAN TANTANGANPENDIDIKAN KEJURUAN
Relevansi dan mutu pendidikan menengah kejuruanmasih rendah
Akses terhadap pelayanan pendidikan menengahkejuruan belum memadai
Manajemen pendidikan masih belum efisien(Dikmenjur, 2004)
-
PERKEMBANGAN PENDIDIKANKEJURUAN DI INDONESIA
Pendidikan kejuruan sebelum kemerdekaan
Pendidikan kejuruan pada awal kemerdekaan
Pendidikan kejuruan pada era orde baru
Pendidikan kejuruan pada era otonomi daerah
-
150 TAHUN LEBIH USIAPENDIDIKAN KEJURUAN
Pendidikan kejuruan di Indonesia telahberumur 150 tahun lebih, sejarahmencatat sekolah kejuruan pertama padazaman belanda tahun 1853, adalahSekolah Pertukangan Surabaya (AmbachtSchool Van Soerabaia)
-
Di Bandung di buka Ambacht School andAmbacht Leergang, yang kemudianmenjadi Sekolah Teknik Ciroyom
-
Pendidikan kejuruan pada zamanpenjajahan berorientasi kepadapemenuhan kebutuhan tenaga kerjaBelanda
Hingga awal kemerdekaan konseppendidikan kejuruan mengikutipendidikan kejuruan di Belanda
-
Sejak pelita digulirkan pada akhir tahun60an bentuk pendidikan kejuruan mulaimengadopsi model dari negara lain
Mulai saat ini secara perlahan pendidikankejuruan mulai mendapat tempat padasistem pendidikan di Indonesia
-
AWAL UPAYA TERPADUPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN
Pelita V (melalui UU No. 2 Tahun 1989) dapatdikatakan merupakan tonggak awalpengembangan pendidikan kejuruan secaraterpadu di Indonesia
PP No. 29 Tahun 1990 terdapat 3 pasal sebagaidasar berpijak bagi pengembangan pendidikankejuruan
-
KERJASAMA PENDIDIKANKEJURUAN DENGAN DUNIA
USAHA DAN INDUSTRI
Penerapan pendidikan sistem gandamelalui konsep Link and Matchmerupakan tonggak bersejarah bagi awalupaya pemerintah melibatkan industridalam pendidikan kejuruan
-
Pembentukan Majelis PendidikanKejuruan Nasional (MPKN)
Pembentukan MPKN untuk propinsi
-
STRATEGI PENGEMBANGAN PENDIDIKANKEJURUAN SETELAH ORDE REFORMASI
Mengembangkan mutu dan relevansi danmembina sejumlah SMK bertaraf internasional
Perluasan dan Pemerataan akses dengan tetapmemperhatikan mutu
Meningkatkan manajemen SMK denganmenerapkan prinsip Good Governance(Renstra Dit PSMK, 2005:8)
-
MASALAH MUTU PENDIDIKAN KEJURUAN
Walaupun telah dilakukan banyak upaya,namun jenis keahlian dan jumlah lulusan yangdihasilkan pendidikan kejuruan belum sesuaidengan permintaan pasar kerja
Pengangguran lulusan masih belum teratasi.(Soenarto, 2003:16)
-
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Kegiatan industri mengarah pada produk-produk eksport yang bersifat padatmodal sehingga tidak memperluaskesempatan kerja. (Batubara 1990:2)
-
Rendah kepedulian industri terhadap peningkatanmutu pendidikan kejuruan
Industri besar dan menengah merasa terbebanidengan kehadiran siswa magang, (Joko, 1996:104)
Hanya SMK Negeri yang telah melakukan ujikompetensi/profesi, sedangkan SMK swasta belum
Partisipasi industri dalam uji kompetensi masihrendah (33%), (Daldiri, 1998:134)
-
Mengaitkan antara muatan pembelajarandi sekolah dengan kegiatan magangsiswa di industri belum merupakanprioritas bagi guru, (Masriam Bukit,1997:275)
Penyelenggaraan pendidikan kejuruanbelum sesuai teori kejuruan posser
-
TIGA TEORI PENDIDIKANKEJURUAN
1 Pendidikan Kejuruan yang efektif hanyadapat diberikan jika tugas latihandilakukan dengan cara, alat, dan mesinyang sama seperti yang diterapkan ditempat kerja
(16 Teori Pendidikan Kejuruan dalam Prosser and Allen, 1925 dalam SLAMET PH 1994:9-1 1)
-
2 Pendidikan Kejuruan akan efektif jikaindividu dilatih secara langsung danspesifik
3 Menumbuhkan kebiasaan kerja yangefektif kepada siswa akan terjadi hanyajika pelatihan dan pembelajaran yangdiberikan berupa pekerjaan nyata danbukan sekedar latihan
-
UPAYA-UPAYA PENINGKATANDAYA SAING PENDIDIKAN KEJURUAN
Pengembangan SMK bertaraf internasional yangmenghasilkan tamatan yang memiliki jati diri bangsamampu mengembangkan keunggulan lokal danbersaing di pasar global
Tujuan Kualitas pendidikan memiliki daya sainginternasional (Renstra Depdiknas, 2005:67-69)
Pendirian lembaga sertifikasi Profesi
-
Uji Kompetensi dan Sertifikasi TamatanSMK
Meningkatkan peran serta dunia usahaindustri dalam penyelenggaraan SMK
Meningkatkan sistem manajemen mutudi SMK
-
Mengembangkan SMK sebagai tempat ujikompetensi (TUK)
Meningkatkan Unit Produksi di SMK
Meningkatkan Kerjasama Internasional
-
Meningkatkan manajemen SMK denganmenerapkan prinsip Good Governance
Keterlibatan MPKN, dan MPKP dalamlomba keterampilan siswa (LKS) tingkatpropinsi dan tingkat nasional
-
Menempatkan siswa magang di industri-industri di luar negeri
Mengikuti siswa pada Asian SkillCompetition (ASC)
Mengikutkan siswa pada world skillcompetition (WSC)
-
LANGKAH MAJU MENUJUPENINGKATAN DAYA SAING
Pengakuan Pemerintah terhadap pentingnyapendidikan kejuruan bagi peningkatan daya saingbangsa
Kebijakan Pemerintah mendirikan lembaga sertifikasiyang independen
Kebijakan pengembangan standar kerja nasionalIndonesia dengan melibatkan berbagai pihak
-
Lembaga Pendidikan Kejuruan mulaimengadopsi standar-standar lapangankerja melalui kurikulum berbasiskompetensi
-
HAMBATAN BAGI PENINGKATANDAYA SAING
Terjadi ketimpangan jumlah lulusan pendidikankejuruan dengan kebutuhan / pertumbuhanlapangan kerja
Pendidikan kejuruan lamban dalammempromosikan memasarkan programpelatihan, terutama kepada kelompokpengangguran
-
Kebijakan pendidikan kejuruan belumkuat mengarah kepada upayamengurangi pengangguran
Belum ada kebijakan yangmengintegrasikan pendidikan danpelatihan kearah Continouing Education
-
Masih kecil peluang kelompokpenganggur mengikuti pendidikan/pelatihan kejuruan
Pendidikan kejuruan sangat kekuranganguru kejuruan yang kompetenmengajarkan konsep dan praktik sesuaikebutuhan lapangan kerja
-
Masih banyak lembaga pendidikankejuruan yang mengorientasikanpengajaran dan penilaiannya untukmencapai kurikulum, bukan menujukemahiran sesuai dengan kompetensiyang dituntut lapangan kerja
-
Rendahnya anggaran pendidikankejuruan yang mengakibatkan gurukejuruan menjadi The Second ChoiceJob fasilitas dan peralatan praktikketinggalan zaman
Kurang kesempatan bagi siswa untukpraktik di Industri
-
Lemah koordinasi antara Depdiknasdengan Depnaker dalam penangananpendidikan/latihan kejuruan
Lemah koordinasi antara BadanStandarisasi Nasional Pendidikan (BSNP)dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi(BNSP)
-
Lemah koordinasi antara pendidikandalam sekolah dengan pendidikan luarsekolah dalam penanganan pendidikankejuruan
-
KEBIJAKAN LANJUTAN YANGDIBUTUHKAN
Harus ada kebijakan yang mengaturkeseimbangan antara struktur jenis keahliandan jumlah tenaga kerja lulusan SMK yangdibutuhkan dengan struktur yang disediakan
Perlu ada kebijakan tentang penerapanSeamless Education
-
Perlu ditetapkan standar guru kejuruanlintas negara (Transnational Standard)
Perlu kebijakan pelatihan guru/instrukturkejuruan pada jabatan-jabatan sertaketerampilan yang mutakhir di industri
-
Perlu ada kebijakan untuk memodernisasipendidikan kejuruan
Perlu ada kebijakan yang memungkinkanpendidikan kejuruan melayani semuakelompok masyarakat termasukkelompok pengangguran
-
Perlu peningkatan koordinasi antaraDepdiknas dengan Depnaker dalampenanganan pendidikan/pelatihankejuruan
Perlu peningkatan koordinasi antaraBadan Standarisasi Nasional Pendidikan(PSNP) dengan Badan Nasional SertifikasiProfesi (BNSP)
-
Perlu peningkatan koordinasi antarapendidikan dalam sekolah denganpendidikan luar sekolah dalampenanganan pendidikan kejuruan
-
Reposisi Pendidikan Kejuruan Menjelang 2020
-
Belajar bukanlah cost yang harus dihindari
Belajar merupakan investasi bagi dirinya, keluarga dan lembaga untuk
masa depan