pendidikan anak dalam keluargarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020....

111
PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA (Studi Komparasi Pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh : Novi Setiawati NIM. 11150110000045 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 26-Nov-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA

(Studi Komparasi Pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Ibnu

Qayyim Al-Jauziyyah)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :

Novi Setiawati

NIM. 11150110000045

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama
Page 3: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama
Page 4: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama
Page 5: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama
Page 6: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama
Page 7: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

i

ABSTRAK

Novi Setiawati NIM (11150110000045), Skripsi “Pendidikan Anak dalam

Keluarga (Studi Komparasi Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim

al-Jauziyyah)”. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil komparasi dari pemikiran

Abdullah Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengenai Pendidikan Anak

dalam Kelurga dalam bukunya yang berjudul Tarbiyatul Aulad dan Tuhfatul Maudud

bi Ahkamil Maulud. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

metode penelitian pustaka/ kajian pustaka dengan sumber data primer buku Tarbiyatul

Aulad; Pendidikan Anak dalam Islam dan Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud;

Menyambut Buah Hati. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi dan

pendekatan analisis komparatif yang disebut studi komparasi. Studi komparasi adalah

penelitian yang bertujuan untuk membandingkan dua variabel atau lebih, untuk

mendapatkan jawaban atau fakta, apakah ada perbandingan atau tidak dari objek yang

sedang diteliti. Kemudian dilanjutkan dengan proses analisis data kualitatif yang

dimulai dari mencatat, mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan,

mensintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya.

Hasil penelitian yang ditemukan oleh penulis terkait pendidikan anak dalam keluarga

menurut Abdullah Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim al-jauziyyah diantaranya adalah

tahapan mendidik sejak masa prenatal, metode dalam mendidik anak berupa

keteladanan, pembiasaan, nasihat, hukuman. Kemudian selanjutnya terkait tanggung

jawab orang tua terhadap pendidikan anak dalam segi Keimanan,,moral, akal, sosial,

fisik, kejiwaan dan seks.

Persamaan dan perbedaan pemikiran Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah

diantaranya adalah mereka menggunakan empat metode yang sama, satu berbeda.

Begitu juga pada aspek tanggung jawab, keduanya memiliki pemikiran yang sama,

perbedaan terdapat pada penggunaan istilah pada penyebutan jenis-jenis tanggung

jawab Pendidikan. Kemudian pada penjelasan tahapan masa prakonsepsi lebih rinci

dikemukakan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.

Kata Kunci: Pendidikan Anak / Pendidikan dalam Keluarga / Pemikiran Abdullah

Nashih Ulwan / Pemikiran Ibnu Qayyim al-Jauziyyah

Page 8: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim. Alhamdulillahirrobil ‘Alamiin Dengan menyebut

nama Allah SWT, segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat dan rahmat-

Nya kepada umat Islam serta memerintahkan manusia berlaku adil dan berbuat

bijaksana. Rasa syukur terpanjat ke hadirat – Nya yang meninggikan derajat hamba –

hamba yang ikhlas berjuang di jalan – Nya serta selalu mengharapkan ridho-Nya. Tak

lupa pula shalawat seiring salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir

zaman.

Pada kesempatan ini, penulis menyusun skripsi yang berjudul “PENDIDIKAN

ANAK DALAM KELUARGA (Studi Komparasi Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan

dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah)”. Skripsi ini penulis buat untuk memenuhi tugas akhir

selama menempuh pendidikan di jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai

salah satu prasyarat untuk mencapai gelar S.Pd (Sarjana Pendidikan).

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak

sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat do’a, perjuangan,

kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan positif dari berbagai pihak

dalam penyelesaian skripsi ini, alhamdulillah semua dapat teratasi. Oleh sebab itu,

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Abdul Haris, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs Rusdi Jamil, MA,. Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

iii

5. Dr. Abdul Ghofur, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan arahan kepada penulis..

Semoga keberkahan hidup senantiasa mengiringi, dan senantiasa dalam

lindungan-Nya.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dari awal hingga akhir

perkuliahan. Semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan

keberkahan dari Allah SWT.

7. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya staf Jurusan Pendidikan

Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu Ibu Farah yang telah

memberi kemudahan penulis dalam setiap proses administrasi selama

perkuliahan.

8. Seluruh staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Perpustakaan Daerah Kota

Depok, yang telah memberi pelayanan baik sehingga penulis dapat mengakses

buku-buku dengan mudah.

9. Untuk Bundadari tercinta Mamah Ocah Cahyati dan Ayahanda terkasih Bapak

Dudung Saefudin yang tak henti-hentinya mendo’akan dan memberikan

semangat kepada putrinya untuk bisa meneyelesaikan skripsi sebagai tahap

akhir perkuliahan ini dengan sebaik baiknya.

10. Kakak terbaikku A Saefy Saefullah dan adik-adikku tersayang, Yuli Nur

Imanti, Salim Mu’tashimbillah, Fitri Maisyaroh dan Mufti Ali Nashrullah yang

selalu memberikan keceriaan kepada penulis serta teruntuk seluruh keluarga

besar Eyang Sasmita yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang selalu

mendoakan dan memberikan semangat dan dukungan untuk menyelesaikan

tahap akhir pendidikan S1 ini dengan sebaik baiknya.

11. Kekasih halalku Aa Muhammad al-Asnawi, terimakasih selalu setia, sabar dan

memberikan semangat yang tak pernah henti untuk penulis agar segera

Page 10: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

iv

menyelesaikan pendidikan jenjang S1 dan dapat melanjutkan ke jenjang

pendidikan selanjutnya (Insyaa Allah).

12. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2015,

terutama kelas “B” semoga kesuksesan menyertai kita semua, dan senantiasa

dinaungi keberkahan dan lindungan Allah SWT. Terimakasih telah menjadi

teman terbaik yang akan selalu penulis rindukan.

13. Terkhusus sahabat-sahabat All Star (Alumni PP. Ummul Qura Angkatan IX)

dan teman- teman terbaikku Diti Meidifa, Anita, Mutiara Indah dan Aisyah Nur

Ilahi, terimakasih selalu membersamai dalam suka dan duka menjalani manis

pahitnya dunia perkuliahan dan selalu memberikan semangat untuk penulis

dalam mengerjakan skripsi ini sampai selesai.

Ucapan terimakasih juga dihaturkan kepada pihak-pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, namun turut membantu penulis dalam penulisan skripsi

ini maupun memberikan pelajaran hidup bagi penulis. Penulis tidak dapat

membalasnya dengan apapun, semoga Allah SWT yang akan membalas dengan

balasan sebaik-baiknya di dunia dan di akhirat.

Demikian skripsi ini dibuat, walaupun penulis sudah berusaha dengan sebaik

mungkin untuk meminimalisir kekurangan, akan tetapi nanti pasti ditemukan

kekurangan dan kelemahan. Harapan besar semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya. Penulis menyadari skripsi

ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun.

Jakarta, 8 Februari 2020

Penulis

Page 11: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

v

DAFTAR ISI

ABSTAK ...................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 9

C. Pembatasan Masalah ....................................................................................... 9

D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 10

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................... 12

A. Pendidikan Anak dalam Keluarga ................................................................. 12

1. Pengertian Pendidikan Anak ................................................................... 12

2. Pengertian Keluarga ................................................................................ 14

3. Dasar-dasar Pendidikan Anak ................................................................. 16

4. Tujuan Pendidikan Anak ......................................................................... 16

B. Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak ...................................................... 17

1. Pendidikan Anak Sebelum Lahir ............................................................ 17

2. Pendidikan Anak Setelah Lahir .............................................................. 20

3. Materi Pendidikan Anak ......................................................................... 24

4. Metode Pendidikan Anak ........................................................................ 27

C. Relevansi Penelitian ...................................................................................... 30

D. Kerangka Konsep Penelitian ......................................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 34

B. Metode Penelitian ........................................................................................ 34

C. Prosedur Pengumpulan & Pengolahan Data ................................................ 35

D. Analisis Data ................................................................................................ 39

Page 12: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 42

A. Biografi Abdullah Nashih Ulwan ................................................................ 42

1. Profil Abdullah Nashih Ulwan .................................................................. 42

2. Riwayat Pendidikan Abdullah Nashih Ulwan .......................................... 43

3. Pendidikan Anak dalam Keluarga menurut Abdullah Nashih Ulwan ..... 46

B. Biografi Ibnu Qayyim al-Jauziyyah ............................................................. 55

1. Profil Ibnu Qayyim al-Jauziyyah ............................................................ 55

2. Riwayat Pendidikan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah ..................................... 56

3. Pendidikan Anak dalam Keluarga menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.. 58

C. Komparasi Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah

....................................................................................................................... 70

1. Persamaan Pemikiran Pendidikan Anak dalam keluarga menurut Abdullah

Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyya ........................................... 70

2. Perbedaan Pemikiran Pendidikan Anak dalam keluarga menurut Abdullah

Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah ......................................... 72

3. Implikasi Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim Al-

Jauziyah terhadap Pendidikan Anak dalam Keluarga .............................. 73

BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP .............................................................. 78

A. Kesimpulan .................................................................................................. 78

B. Saran ............................................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 80

Page 13: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Uji Referensi .............................................................................. 84

Lampiran 2 Pengesahan Uji Referensi ....................................................................... 95

Lampiran 2 Biodata Diri ............................................................................................ 96

Page 14: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan investasi peradaban yang sangat berperan dalam

menentukan maju dan mundurnya peradaban sebuah bangsa.1 Pendidikan juga

menjadi titik perhatian dalam ajaran Islam, sehingga Islam menempatkan

pendidikan dalam posisi yang sangat vital.2 Selain itu, pendidikan juga diyakini

sebagai metode yang paling substansial untuk meningkatkan taraf dan nilai hidup

seseorang, keluarga dan bahkan suatu negara.

Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Karena pendidikan

bukan hanya sekedar usaha untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak

guna mencapai taraf kedewasaan yang memiliki kesadaran moral dan sikap mental

yang kuat saja. Lebih dari itu, pendidikan merupakan aspek dalam menunjang

pengetahuan bangsa di masa depan. Karena pendidikan merupakan suatu langkah

awal guna mencapai suatu kesuksesan sebuah bangsa yang menjadikan maju dan

berkembang. Karena dengan Pendidikan pulalah, manusia dapat memperoleh ilmu

dan mengalami pencerahan.3

Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam

konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan, sebagai segala sesuatu yang berada

di luar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan,

orang, keadaan, politik, social-ekonomi, binatang, kebudayaan, kepercayaan, dan

upaya lain yang dilakukan oleh manusia termasuk di dalamnya Pendidikan.4

1 Sutrisno dan Suyanto, Pendidikan Islam di Era Peradaban Modern, (Jakarta: Prenadamedia

Group, 2015), h. 1 2 As’aril Muhajir, Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual, (Jogjakarta: Ar-Ruzz media,

2011), h. 24 3 Bayrakaytra Bayrakli, Prinsip&Metode Pendidikan Islam, (Jakarta: Inisiasi Press, 2004) 4 H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 16

Page 15: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

2

Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama yang

membahas hubungan antara manusia dan pendidikan, yakni nativisme, empirisme,

dan konvergensi. Aliran pertama menyatakan bahwa manusia alam natur (potensi)

bawaan manusia yang dominan dalam pendidikan. Aliran ini dipelopori oleh Jean

Jaques Rouseau. Beda dengan empirisme yang dipelopori oleh John Lock. Ia

berpendapat bahwa pengalaman dan lingkungan yang dominan.

Mereka yang menilai bahwa faktor pendidikan berperan penting dalam

menentukan perkembangan manusia, mengacu kepada istilah-istilah baku tentang

konsep manusia. Seorang pakar pendidik Belanda, M.J. Langeveld menyebut

manusia sebagai animal educandum dan animal educabile, yaitu bahwasanya

manusia adalah makhluk yang harus dididik dan dapat dididik.5 Berdasarkan

pemaparan dari beberapa ahli tersebut, dapat kita lihat bahwasnya faktor bawaan

lebih dominan dan berpengaruh pada pendidikan anak.

Manusia adalah makhluk tanpa daya. Sejak dilahirkan ia membutuhkan bantuan

dari lingkungannya. Membutuhkan intervensi (pengaruh) di lingkungannya.

Adapun lingkungan yang pertama adalah keluarga. Sehubungan dengan hasil itu,

maka Islam menempatkan fungsi dan peran kedua oramg tua pada posisi yang

penting dalam pendidikan.6 Sebagaimana Rasulullah bersabda: “Setiap bayi yang

dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang

(bertanggungjawab) menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Bukhari).

Lingkungan keluarga, khususnya kedua orang tua menempati peran strategis

dan juga menentukan dalam pendidikan. Dikatakan demikian karena peran kedua

orang tua mencakup pembentukan akidah. Pemilohan jodoh merupakan salah satu

langkah awal dalam proses Pendidikan anak dalm monsep Islam. Penentuan

pasangan dalam membentuk kehidupan berkeluarga. Hal ini dikarenakan, bahwa

5 Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam dari Zaman ke Zaman, (Depok: PT. RajaGrafindo

Persada, 2017), h. 99 6 Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam dari Zaman ke Zaman , hlm. 101

Page 16: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

3

dalam pandangan Islam, keluarga merupakan institusi pendidikan dasar dan di

lingkup keluargalah landasan dasar akidah dibentuk.7

Kedua orang tua merupakan pendidik kodrati, yang mana secara naluri orang

tua memiliki kodrat untuk mendidik putra-putri mereka, hal ini sejalan dengan

insting yang dianugerahkan kepada mereka. Proses pendidikan di lingkungan rumah

tangga ini berlangsung melalui insting orang tua yang terwujud dalam kasih sayang.

Sebab pendidikan pada dasarnya adalah sebuah proses. Rangkaian aktivitas

pembentukan kebiasaan sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.8

Pendidikan keluarga dinilai sangat menentukan dalam pembentukan sikap dan

perilaku. Menurut Gilbert Highest, lebih dari Sembilan puluh persen kebiasaan

seseorang terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga. Mulai dari bangun tidur,

hingga kembali ke tempat tidur.

Islam memandang bahwa keluarga merupakan lingkungan yang paling

berpengaruh pada pembentukan kepribadian anak.9 Karena pada hakikatnya

keluarga merupakan wadah pertama bagi anak untuk memperoleh pembinaan

mental dan pembentukan kepribadian.10 Hal ini disebabakan: 1) tanggung jawab

orang tua pada anak bukan hanya bersifat duniawi, melainkan ukhrawi dan teologis.

Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam membina kepribadian anak merupakan

amanah dari tuhan; 2) Orang tua di samping memberikan pengaruh yang bersifat

empiris pada anak setiap hari, juga memberikan pengaruh hereditas dan genesitas,

yakni bakat dan pembawaan serta hubungan darah yang melekat pada diri anak; 3)

Anak lebih banyak tinggal atau berada di rumah dibandingkan dengan luar rumah;

4) Orang tua ataiu keluarga sebagai yang lebih dahulu memberikan pengaruh. Dan

pengaruh yang lebih dahulu ini pengaruhnya lebih kuat, dibandingkan dengan

pengaruh yang datang belakangan.

7 Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam dari Zaman ke Zaman, h. 109 8 Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam dari Zaman ke Zaman, h. 109 9 Abuddin Nata, Imu Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media Group,2010), cet. 1, h. 299 10 Agus Sujanto,dll, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumu Aksara,2006), cet. 11, h. 8

Page 17: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

4

Saat ini tugas mendidik anak tidak dapat lagi dipandang sebelah mata. Orang

tua justru harus mencurahkan perhatian lebih kepada anak-anaknya. Orang tua

sebagai pendidik pertama dalam keluarga bagi anak harus memiliki pola pikir bahwa

peran dalam mendidik anak tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada sekolah.

Sudah saatnya mereka menyadari bahwa kelalaian dalam mendidik anak bisa

berakibat fatal bagi masa depan anak-anak mereka.

Dalam hal ini keluarga merupakan unit sosial terkecil yang utama dan pertama

bagi seorang anak. Sebelum ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, seorang anak

akan berkenalan terlebih dahulu dengan situasi keluarga. Pengalaman pergaulan

dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan

anak untuk masa yang akan datang. Keluargalah yang menjadi lembaga pendidikan

pertama dan utama bagi anak.11

Sebagai langkah awal dalam membentuk sebuah keluarga adalah pernikahan

yang akan menghasilkan/ meneruskan keturunan.12 Islam adalah agama yang telah

mengatur pola kehidupan keluarga Muslim. Bagaimana mengatur keluarga dalam

melaksankan kewajibannya dan bagaimana mengatur rumahtangga dengan baik.

Rumah muslim bagaikan sosok pionir dari sebuah masyarakat umat Islam. Yaitu

adanya ikatan yang kuat di antara masing-masing penghuni rumah tersebut.13 Dan

yang dapat mewujudkan sebuah kerajaan kecil yang islami terutama dalam hal

pendidkan anak-anak mereka kelak adalah diawali dengan memilih pasangan yang

baik dan ideal sebagaimana yang diajarkan dalam ajaran Islam.

Dalam pasal 1 UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974, dikatakan bahwa:

“Perkawinan adalah ikatan lahir dan bathin antara seorang pria dan seorang wanita

sebagia suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. “Anak yang lahir dari perkawinan ini

11 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2001), h. 155. 12 M. Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, h. 40 13 M. Nur Abdul Hafizh, “Mendidik Anak Bersama Rasulullah”, (Bandung: Mizan Al-Bayan,

1997), h. 41

Page 18: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

5

adalah anak yang sah dan menjadi hak dan tanggung jawab kedua orang tuanya

untuk memelihara dan mendidiknya dengan sebaik-baiknya. Kewajiban orang tua

mendidik anak ini terus berlanjut sampai si anak dikawinkan atau dapat berdiri

sendiri. Bahkan menurut Pasal 45 ayat 2 UU Perkawinan ini, kewajiban dan

tanggung jawab orang tua akan kembali apabila perkawinan antara keduanya putus

karean sesuatu hal. Maka anak ini kembali menjadi tanggung jawab orang tua.14

Dalam pandangan Islampun dijelaskan bahwa anak merupakan amanat yang

dibebankan oleh Allah SWT kepada orang tuanya, karena itu orang tua harus

menjaga dan memelihara serta menyampaikan amanah itu kepada yang berhak

menerima. Karena manusia adalah milik Allah SWT, mereka harus mengantarkan

anaknya untuk mengenal dan menghadapkan diri kepada Allah SWT. Amanat

adalah sesuatu yang wajib untuk dipertanggung jawabkan. Tanggung jawab orang

tua tidaklah kecil. Secara umum tanggung jawab itu ialah berusaha mendewasakan

anak, yang terpenting adalah menanamkan nilai-nilai dasar yang akan mewarnai

bentuk kehidupan anak itu pada kehidupan selanjutnya.15 Maka sangatlah penting

bagi orang tua memperhatikan pendidikan anak dalam keluarga agar kelak jika anak

sudah berkembang dewasa mempunyai akhlak, moral, dan sikap yang baik.

Dari pernyataan dan kandungan UU yang terlah dijelaskan tersebut di atas dapat

kita ketahui bahwa, anak merupakan sebuah tanggungjawab dan amanat yang

dibebankan oleh Allah kepada orang tua.16 Begitupun dalam al-Qur’an terdapat

banyak ayat yang memerintahkan keharusan orang tua agar selalu menjaga, dan

mendidik anak-anaknya. Hal ini secara tegas dinyatakan Allah SWT., dalam surat

at-Tahrim ayat 6, sebagai berikut:

اد يا أاي هاا الذينا آمانوا قوا أانفساكم ظ شدا ئكاة غلا را واقودهاا الناس واالجااراة عالاي هاا مالا واأاهليكم نا -٦-لا ي اعصونا اللا ماا أاماراهم واي افعالونا ماا ي ؤمارونا

14 Ihsan fuad, Dasar-dasar Kependidikan, h. 62 15 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2003). h. 135 16 Tatang S, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012),cet. Ke-1, h. 80

Page 19: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

6

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

(Q.S. At Tahrim : 6)17

Perkataan Qur’an di sini adalah kata kerja perintah atau fiil amr yaitu suatu

kewajiban yang harus ditunaikan oleh kedua orang tua terhadap anaknya. Kedua

orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anaknya. Karena sebelum

orang lain mendidik anak ini, kedua orang tuanyalah yang mendidiknya terlebih

dahulu.18

Perintah ayat tersebut ditujukan kepada orang tua di rumah, bukan kepada guru,

pesantren, atau guru agama yang diundang ke rumah. Jadi jelas seperti yang telah

tercantum dalam al-Qur’an bahwa pendidikan itu memang tugas atau kewajiban

orang tua di rumah. Saat di rumah orang tua adalah orang yang menjadi panutan

anaknya. Setiap anak, mula-mula mengagumi kedua orang tuanya. Semua tingkah

orang tuanya ditiru oleh anak itu. Karena itu peneladanan sangat perlu untuk

membentuk suatu kebiasaan anak selama itu bersifat positif.19

Bila kita telaah secara mendalam, memang benar apabila tanggung jawab

pendidikan terletak di tangan kedua orang tua dan tidak dapat dipikulkan kepada

orang lain. Kecuali apabila orang tua merasa tidak mampu melakukan sendiri. Hal

ini dikarenakan orang tua merupakan rumah dan sekolah pertama bagi anak sebelum

anak itu mengenal dunia luar.

Orang tua adalah pendidik yang memberi nasehat tentang petunjuk kehidupan

ketika seorang anak membutuhkan petunjuk bimbingannya. Orang tua merupakan

manusia ciptaan Allah yang memberikan sesuatu tanpa batas dan tidak

mengharapkan imbalan apa-apa atas semua pemberiannya.

17 Kementrian Agama RI. Al Qur’an Ar Rasyid. (Jakarta : Al Hadi Media Kreasi, 2015). Cet 1.

18 Ihsan fuad, Dasar-dasar Kependidikan, h. 63 19 Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama dalam Keluarga, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),

h. 6-8

Page 20: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

7

Kebanyakan anak memiliki tabiat buruk karena perbuatan/ perilaku orang

tuanya. Oleh karena itu kita selaku orang tua/ calon orang tua yang merupakan

pendidik pertama bagi anak-anak harus mengupayakan semaksimal mungkin dalam

mendidik anak. Terutama bagi seorang sosok yang bernama ibu.

Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus

menerus perlu dikembangkan kepada setiap orang tua, mereka juga perlu dibekali

teori-teori pendidikan modern sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan

demikian tingkat dan kualitas materi pendidikan yang diberikan dapat digunakan

anak untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah.

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju bagi keluarga saat ini

akan lebih senang jika suami dan istri menjadi sosok manusia karier yang pergi pagi

pulang sore atau malam hari, sementara anak cukup dititipkan di lembaga-lembaga

pendidikan dalam waktu keseharian atau ditinggalkan bersama pembantu dan baby

sitter. Orang tua merasa sudah menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai

orang tua ketika kebutuhan anak-anak mereka secara material sudah terpenuhi.

Sehingga banyaknya kegiatan dan pekerjaan menjadikan anak kurang mendapatkan

perhatian.

“Kepala Bidang Kesejahteraan Perlindungan Anak Badan Pemberdayaan

Perempauan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Jateng, Sri

Winarno menyayangkan banyak orang tua menitipkan anak child daycare atau

Tempat Penitipan Anak (TPA). Sebagus apapun TPA, baginya hal itu bukan pilihan

ideal buat si anak. “Memang bisa diakali dengan menelpon setiap saat. Tapi

sentuhan kasih sayang orang tua tetap beda jika bertemu langsung”. Sri meminta

agar orang tua sebisa mungkin memanfaatkan waktu sepulang kerja untuk

memberikan perhatian kepada anak, meskipun dalam kondisi lelah.20

20 https://jateng-tribunnews-com.cdn.ampproject.org/v/s/jateng.tribunnews.com/amp/2015,

diakses pada Rabu, 6 Juni 2015

Page 21: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

8

Kenyataannya, sehebat apa pun sebuah lembaga pendidikan, betapun tinggi

kualitas sumber daya manusia dan metode pendidikannya, tetap saja tak bisa

menggantikan peran orangtua dalam mendidik anak-anak. Orang tua tetap harus

berperan dalam pendidikan anak-anak mereka.

Sebagaimana maraknya kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak terhadap

orang tua yang kian kali terjadi juga menjadi sorotan kurangnya pendidikan anak

dalam lingkup keluarga. Kurangnya pendidikan agamis dan lemahnya iman sudah

tentu menjadi salah satu alasan terjadinya kasus pembunuhan orang tua oleh anak.

Dari data yang berhasil dirangkum Kitakini.news, tercatat setidaknya ada 5

kasus pembunuhan yang dilakukan anak sendiri terhadap orang tuanya paling sadis

sepanjang tahun 2019 ini. Kitakini.news – Kasus anak bunuh orang tua sendiri

masih terjadi di sepanjang tahun 2019 ini. Julukan “anak durhaka”, sepertinya

pantas diberikan kepada para pelaku yang tega menghabisi nyawa orang tua mereka

sendiri dengan begitu sadis. 21

Beberapa kasus dan permasalahan yang sudah dipaparkan di atas, penulis

menyadari betapa pentingnya peran orang tua dalam menghidupkan dan

mengutamakan pendidikan anak dalam keluarga secara mendalam berdasarkan

tuntunan yang diajarkan Rasulullah SAW. Mulai dari menyiapkan diri sebagai

orang tua, mendidik anak sejak prakelahiran sampai dewasa dan terlebih penting

lagi orang tua harus mengetahui berbagai tahapan-tahapan, metode/ cara-cara dan

lain sebagainya yang berkaitan dengan cara mendidik anak. Agar anak dapat tumbuh

dewasa dengan berkepribadian baik.

Berdasarkan dengan permasalahan tersebut diatas, peneliti mengambil

pemikiran dari dua tokoh yakni Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Ibnu Qayyim al-

Jauziyyah yang merupakan ulama tersohor dalam kualitas keilmuawannya. Di

antara kitab karangannya, membahas tentang pendidikan anak. Salah satunya dalam

21 https://kitakini.news.cdn.ampproject.org/v/s/kitakini.news/23733/6-kasus-pembunuhan-

dilakukan-anak-durhaka-terhadap-orang-tua-sendiri-paling-sadis-di-2019/, diakses pada Kamis, 14 juni

2019

Page 22: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

9

karyanya yang berjudul, “Tarbiyatul Aulad fil Islam: (Pendidikan Anak dalam

Islam) yang merupakan karya Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Tuhfatul Maudud bi

Ahkamil Maulud (Menyambut Buah Hati) yang merupakan karya yang ditulis oleh

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.

Dalam kitab “Tarbiyatul Aulad fil Islam: (Pendidikan Anak dalam Islam) dan

Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud (Menyambut Buah Hati). Secara keseluruhan

kedua tokoh yang menulis karya terkait pendidikan anak ini mempunyai persamaan

dalam konsep mendidik anak, namun juga tentunya mempunyai perbedaan dalam

bagian-bagian dari pendidikan anak yang diterapkan.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik mengambil judul skripsi

tentang “Pendidikan Anak dalam Keluarga (Studi Komparasi Pemikiran Abdullah

Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah)”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi betapa pentingnya

pendidikan anak dalam keluarga, terutama peran orang tua selaku pendidik pertama

dalam lingkup keluarga dalam mendidik anak. Berdasarkan relaita yang ada, maka

identifikasi masalah yang ditemukan penulis adalah :

1. Kurangnya waktu orangtua untuk mendidik anak dikarenakan kesibukan

berkarir.

2. Banyak orang tua yang kurang mempedulikan perannya dalam tanggung jawab

pendidikan anak.

3. Masih banyak orang tua/ calon orang tua yang kurang memperhatikan

pendidikan anak sebelum prakelahiran.

4. Kurangnya pengetahuan dan perhatian orang tua terhadap tahapan pendidikan

anak dalam keluarga.

5. Masih banyak orang tua/ calon orang tua yang belum mengetahui metode

efektif mendidik anak dalam keluarga sesuai tuntunan Rasulullah sebagaimana

yang dipaparkan oleh Abdullah Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.

Page 23: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

10

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang sudah teridentifikasi, maka

pembatasan masalah yang diteliti ini hanya terfokus pada tahapan mendidik anak

pada masa prakonsepsi sampai pasca kelahiran (usia baligh) menurut pemikiran

Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dengan menitiktemukan

adanya persamaan pemikiran anatara kedua tokoh tersebut.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang penulis

ajukan adalah :

1. Bagaimana tahapan mendidik anak sebelum lahir menurut Abdullah Nashih

‘Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah?

2. Bagaimana peran orang tua dalam tanggung jawab pendidikan anak menurut

pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah?

3. Apa saja metode yang digunakan Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Ibnu Qayyim

al-Jauziyyah dalam mendidik anak di lingkup keluarga?

4. Apa persamaan dan perbedaan antara pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwan dan

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengenai pendidikan anak dalam keluarga?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara umum tujuan dilakukannya penelitian ini adalah penulis ingin

mengetahui peran penting keluarga khususnya orang tua dalam mendidik anak

dengan baik, sesuai tuntunan Rasulullah dan khususnya untuk mengetahui

pemikiran antara Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengenai

tahapan mendidik anak dalam keluarga. Secara rinci tujuan dan manfaatnya akan

dipaparkan sebagai berikut :

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak di capai

dari penelitian ini adalah :

Page 24: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

11

a. Mengetahui tahapan yang harus dilakukan orang tua dalam mendidik anak

dari masa prakelahiran menurut pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Ibnu

Qayyim al-Jauziyyah.

b. Mengetahui peran orang tua dalam tanggung jawab mendidik anak menurut

pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.

c. Mengetahui metode yang digunakan untuk mendidik anak dalam lingkup

keluarga berdasarkan pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Ibnu Qayyim

al-Jauziyyah.

d. Mengetahui persamaan dan perbedaan antara pemikiran Abdullah Nashih

‘Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah pendidikan anak dalam keluarga.

2. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini diselesaikan, maka dengan adanya penelitian ini

penulis mengharapkan agar hasil penulisan ini dapat memberikan manfaat, baik

secara teoritis maupun praktis.

a. Secara Teoritis

Dapat memberikan sumbangan ilmu pendidikan Islam pada umumnya dan

pendidikan anak pada khususnya, terutama pendidikan anak dalam lingkup

keluarga.

b. Secara Praktis

1) Dapat memberikan masukan kepada calon orang tua atau orang tua atau

guru bagaimana tahapan mendidik anak sesuai tuntunan Rasulullah dan

syariat Islam berdasarkan pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Ibnu

Qayyim al-Jauziyyah.

2) Menambah pengetahuan baru kepada calon orang tua atau orang tua atau

guru agar dapat mencontoh Islam dalam segi konsep pendidikan anak

dalam keluarga sesuai pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Ibnu

Qayyim al-Jauziyyah.

Page 25: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Anak dalam Keluarga

1. Pengertian Pendidikan Anak

Pendidikan dalam arti teoritis filosofis adalah pemikiran manusia terhadap

masalah-masalah kependidikan untuk memecahkan dan menyusun teori-teori

baru dengan mendasarkan kepada pemikiran normative, spekulatif, rasional

empiric, rasional filosofis maupun historis filosofis. Sedangkan Pendidikan

dalam arti praktik, adalah suati proses pemindahan atau transformasi

pengetahuan ataupun pengembangan potensi-potensi yang dimiliki subyek didik

untuk mencapai perkembangan secara optimal, serta membudayakan manusia

melalui transformasi nilai-nilai yang utama.22

Pada intinya yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha seseorang kepada

orang lain dalam membimbing agar seseorang itu berkembang secara maksimal.

Baik yang diselenggarakan oleh keluarga, sekolah dan masyarakat yang

mencakup pembinaan aspek jasmani, ruhani, dan akal peserta didik.23

Anak dalam perspektif pendidikan Islam biasa diistilahkan dari akar kata al-

walad, al-ibn, al-tifl, al-syabi, dan al-ghulam. Dalam pengertiannya yang identik

dengan al-walad, ia berarti keturunan yang kedua dari seseorang,24 atau segala

sesuatu yang dilahirkan, juga bisa berarti manusia yang masih kecil.25 Menurut

pengertian ini, keturunan pertama adalah orang tua. Kemudian, setiap orang tua

yang mempunyai keturunan, keturunannya itulah yang disebut sebagai anak.

22 Bashori Muchsin dan Abdul Wahid, Pendidikan Islam Kontemporer, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2009), h. 1 23 Mufatihatut Taubah, Jurnal Pendidikan Agama Islam Volume 03, Nomor 01, (UIN Sunan

Ampel, Mei 2015), h. 6 24 Abd. Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta. Pt. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997),

vol. 1, h. 112 25 Hasan ‘Ali ‘Athiyah dan Muhammad Syawqi Amin, al-Mu’jam al-Wasit, (Mesir: Dar al-

Ma’arif, 1972), vol. 2, h. 1056

Page 26: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

13

Adapun arti kata al-ibn adalah sama dengan anak yang baru lahir dan

berjenis kelamin laki-laiki (al-walad al-dzakar).26 Sedangkan al-tifl adalah anak

yang dalam masa usia peretumbuhannya dari bayi sampai baligh (sampai pada

usia tertentu untuk dibebani hokum syari’at dan mampu mengetahui hukum

tersebut). Sedangkan, dua kata lain yang berpengertian anak, yaitu al-syabi dan

al-ghulam, berartia anak yang masa usianya dari lahir sampai remaja.27

Ditinjau dari perspektif terminologis, yang dimaksud dengan anak adalah

bayi yang baru lahir dengan usia 0 tahun sampai dengan usia 14 tahun. Jadi

menurut pengertian ini, individu yang sudah berusia di atas 14 tahun bukan

termasuk kategori anak lagi. Begitu juga yang berusia di bawah 0 tahun. Dengan

demikian, aspek usia biologis yang menjadi ukuran untuk menentukan kriteria

seseorang anak, yaitu dari usia 0-14 tahun. Kriteria ini terasa lebih jelas dan

memakai parameter yang konkret. Hal ini berbeda, misalnya dengan definisi

yang menyatakan bahwa anak adalah orang yang lahir dari Rahim seorang ibu,

baik laki-laki maupun perempuan atau khuntsa, sebagai hasil dari persetubuhan

antara dua lawan jenis.

Pendidikan anak dalam Islam adalah lembaga pendidikan yang

melaksanakan pembinaan pendidikan secara Islami dan pengajaran dengan

sengaja, teratur dan terencana, guru-guru yang melaksanakan tugas pembinaan,

pendidikan dan pengajaran tersebut adalah orang-orang yang telah dibekali

dengan pengetahuan tentang anak didik dan memiliki kemampuan untuk

melaksanakan tugas kependidikan.28

2. Pengertian Keluarga

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan Pendidikan yang pertama,

karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan

26 Athiyah dan Muhammad Syawqi Amin, al-Mu’jam al-Wasit, h. 72 27 Athiyah dan Muhammad Syawqi Amin, al-Mu’jam al-Wasit, h. 660 28 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 29

Page 27: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

14

bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari

kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga Pendidikan yang paling

banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.29

Keluarga adalah orang yang secara terus-menerus atau sering tinggal

bersama si anak, seperti ayah, ibu, kakek, saudara laki-laki, saudara perempuan

dan bahkan pembantu rumah tangga. Di anatara mereka, ayah dan ibu disebabkan

mempunyai tanggung jawab menjaga dan memelihara si anak dan yang

menyebabakan si anak terlahir ke dunia, sehingga mempunyai peranan yang

sangat penting dan kewajiban yang lebih besar bagi pendidikan si anak.

Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang

pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat

kodrati, sehingga orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat,

melindungi dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.30

Rumah diibaratkan sebagai benteng dari sebuah akidah. Dan sebuah benteng

haruslah dijaga dengan ketat dari serangan musuh. Setiap orang yang brada di

benteng tersebut bertanggung jawab untuk menjaganya dari setiap sudut.31 Tugas

utama dari keluarga bagi Pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi

Pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.sifat dan tabiat anak

sebagian besar diambil dari kedua orangtuanya dan dari anggota keluarga yang

lain.32

Menjadi ayah dan ibu tidak hanya cukup dengan melahirkan anak, karena

yang seperti ini juga dilakukan oleh hewan. Kedua orangtua dikatakan memiliki

kelayakan menjadi ayah dan ibu manakala mereka bersungguh-sungguh dalam

mendidik anak mereka. Islam menganggap pendidikan sebagai salah satu hak

29 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2013), h. 38 30 A. Fattah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, h. 208 31 M. Nur Abdul Hafizh, “Mendidik Anak Bersama Rasulullah”, (Bandung: Mizan Al-Bayan,

1997), h. 41 32 Amier Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1973)

h. 109

Page 28: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

15

anak, yang jika kedua orangtua melalaikannya berarti mereka telah menzalimi

anaknya, dan kelak pada hari kiamat mereka dimintai pertanggungjawabannya.33

Oleh karena itu, anak dalam menuju kedewasaannya memerlukan

bermacam-macam proses yang diperankan oleh kedua orang tuanya dalam

lingkungan keluarga. Mendidik anak dalam lingkungan keluarga terbukti tidak

dapat menggantikan lembaga pendidikan formal lainnya. Hal ini jelas terlihat

bahwa peran dan tanggung jawab orang tua sangat diperlukan selaku pendidik

pertama dan utama bagi anak. Maka di sinilah pendidikan anak dalam keluarga

diperlukan.

3. Dasar Pendidikan Anak

Dalam mendidik, orang tua merupakan sosok manusia pertama kali yang

dikenal anak. Sehingga sudah barang tentu segala tingkah laku orang tua sangat

mewarnai kepribadiannya dalam proses perkembangan kepribadian anak

selanjutnya. Sehingga keteladanan yang tercermin dari orang tua sangat

diperlukan. Karena apa yang didengar, dilihat dan dirasakan anak ketika

berinteraksi dengan kedua orang tua akan sangat berdampak dan membekas

dalam memori anak.

Penting peran serta andil orang tua dalam Pendidikan anak ini sebagaimana

yang dikatakan Nabi SAW., bahwa orang tua memiliki andil yang sangat besar

dalam membimbing, mengarahkan dan membentuk kepribadian/ karakter anak-

anaknya, terutama dalam mennentukan agamanya. Sudah tentu orang tua bijak

pasti akan memberikan dasar-dasar yang benar bagi pendidikan anak-anaknya.

Sebagaimana sudah dijelaskan dalam al-Qur’an bahwasanya dasar pendidikan

anak harus bersumber pada al-Qur’an.34

4. Tujuan Pendidikan Anak

33 Ibrahim Amini, Agar tak Salah Mendidik, (Jakarta: Al-Huda, 2006), h. 107-108 34 Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam al-Qur’an, (Yogyakarta: Teras, 2010), h.

62

Page 29: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

16

Pendidikan Islam mencakup kehidupan manusia eutuhnya, tidak hanya

memperhatikan dari segi aqidah saja, tidak pula hanya soal ahlak. Akan tetapi

lebih luas dan lebih dalam dari itu. Secara umum tujuan Pendidikan adalah untuk

membina manusia agar menjadi hamba Allah yang shaleh dengan seluruh aspek

kehidupannya, perbuatan, pikiran dan perasaannya.35

Tujuan pokok dari Pendidikan Islam adalah terciptanya manusia utuh dalam

pengertian seluas-luasnya, yakni sehat jasmani, rohani, berilmu dan berakhlak

mulia, trampil dalam bekerja, dan setiap yang dilakukannya senantiasa bernilai

ibadah kepada Allah SWT., untuk menyongsong kebahagiaan akhiratnya.

B. Tahapan Pendidikan Anak dalam Keluarga

1. Pendidikan Anak Sebelum Lahir

Dalam hal ini, A.Fattah Yasin dalam bukunya yang berjudul “Dimensi-

dimensi Pendidikan Islam” menjelakan perspektif Islam dalam proses

pendidikan dalam keluarga, yang pada hakekatnya dilaksanakan melalui tiga

periode tahapan, yaitu periode pra-konsepsi, periode pra-natal, dan periode post-

natal.36

Periode pra konsepsi dimulai dari memilih pasangan yang baik. Seperti yang

diketahui bahwa sebagai sebuah proses pendidikan anak sudah tentu memerlukan

tahapan. Dan hal ini dimulai sejak seseorang hendak menentukan calon pasangan

hidupmya. Sebab, pembentukan kepribadian anak juga dimulai jauh sebelum

anak itu dilahirkan.37

Periode pendidikan pra-konsepsi adalah upaya persiapan pendidikan yang

dilakukan oleh seseorang semenjak ia memulai memilih dan atau mencari jodoh

sampai pada saat setelah terjadinya pembuahan dalam Rahim seorang ibu. Dalam

35 Ahmad Sastra, Filosofi Pendidikan islam, (Bogor: Darul Muttaqien Press, 2014), h. 180 36 A. Fattah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2008),

hlm. 214 37 Abdul Mustaqim, Menjadi Orangtua Bijak, (Bandung: Al-Bayan, 2005), h. 26

Page 30: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

17

konteks ini, hal-hal yang perlu dipersiapkan sebagai upaya persiapan pendidikan

anak antara lain adalah:

a. Menentukan pilihan jodoh yang dianjurkan sesuai dengan ajaran Islam dan

bukan karena nafsu belaka. Dalam memilih jodoh seseorang dianjurkan untuk

mencari pasangan yang memungkinkan untuk dapat hidup berumah tangga

secara baik dan benar menurut ajaran Islam (QS. Al-Baqarah: 221).

b. Mencari rizqi yang halal, makan makanan yang halal pula (QS. an-Nahl: 114).

Karena rizqi dan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga memiliki dampak

yang cukup besar terhadap keturunannya dikemudian hari, baik fisik maupun

mentalnya, hal ini sesuai dengan hadits nabi yang artinya; “Sesungguhnya

Allah SWT., mengharamkan surga bagi seseorang yang tumbuh dari makanan

yang haram” (HR. Abu Naim)

c. Membaca doa pada saat melakukan hubungan suami istri, dengan mengharap

keridhoan kepada Allah SWT. Sebagai upaya mempersiapkan pendidikan,

agar anak dan keturunanya nanti lahir, tumbuh dan berkembang menjadi baik,

sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh Nabi, yang artinya “Dengaan

menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari gangguan syetan dan

jauhkanlah syetan dari apa yang akan Kau berikan kepada kami”.

Kemudian selanjutnya tahapan pendidikan anak periode pre-natal atau kita

kenal dengan pendidikan anak sejak dalam kandungan. Berikut upaya dan

tanggung jawab orang tua terhadap tahapan dalam mempersiapkan pendidikan

anak sejak masih dalam kandungan. Tahapan yang harus dilakukan orang tua

adalah:

a. Bagi ibu yang mengandung hendaknya menjaga kestabilan tubuh, kondisi

fisik dan mental, karena anak dalam Rahim akan tumbuh sehat atau tidaknya

tergantung kondisi fisik dan mental ibu yang mengandungnya, sedangkan

kondisi fisik ibu yang mengandung sangat dipengaruhi oleh bapak

Page 31: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

18

(suaminya), yakni hendaknya sang suami ikut menjaga agar kondisi jiwa dan

fisiknya stabil, sehat dan tenang pikirannya

b. Orang tua selalu mendoakan agar kondisi anak dalam kandungan kelak kalau

diberi oleh Allah kesemprnaan, sehat, dan menjadi anak yang shaleh-

shalehah.

c. Orang tua hendaknya berusahsa untuk rajin beribadah, memanjatkan doa,

banyak membaca al-Qur’an, berbuat baik dengan sesama, dan selalu

mensyukuri atas nikmat yang Allah berikan.

d. Mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya dengan cara yang baik dan

halal, menjaga kedamaian kehidupan keluarga, sehingga sang ibu/istri

menjadi tenang, dan suami selalu siap siaga untuk menyambut kelahiran

anaknya.

Berdasarkan pemaparan yang sudah penulis kemukakan di atas mengenai

pandangan Islam terhadap pendidikan anak sebelum lahir (masa prenatal), maka

perlu kita ketahui bahwasanya hal ini sejalan dengan rumusan para pakar

pendidikan mengenai tujuan pendidikan Islam yang bersifat universal, yaitu

pendidikan harus ditujukan untuk menciptakan keseimbangan pertumbuhan

kepribadian manusia secara menyeluruh, dengan cara melatih jiwa, akal pikiran,

perasaan, dan fisik manusia. Dengan demikian pendidikan harus mengupayakan

tumbuhnya seluruh potensi manusia, baik bersifat spiritual, intelektual, daya

khayal, fisik, ilmu pengetahuan, maupun bahasa, baik secara perorangan maupun

kelompok, dan mendorong tumbuhnya seluruh aspek tersebut agar mencapai

kebaikan dan kesempurnaan.

Sebagaimana tujuan akhir dari pendidikan terletak pada terlaksananya

pengabdian yang penuh kepada Allah, baik pada tingkat perseorangan, kelompok

maupun kemanusiaan dalam arti yang seluas-luasnya.38 Dan ini tidak lepas dari

38 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010 hlm.

62

Page 32: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

19

pembahasan mengenai pentingnya pendidikan pranatal. Sehingga menjadi jelas

bagaimana pentingnya pendidikan pra-natal dalam islam.

2. Pendidikan Anak setelah Lahir

Post-natal adalah pendidikan yang dimulai semenjak anak lahir ke dunia ini

sampai tumbuh berkembang menjadi dewasa. Berikut penulis paparkan tanggung

jawab orang tua terhadap tahapan Pendidikan anak setelah lahir sampai dewasa.

a. Tahapan Pendidikan Usia 0-2 Tahun

1) Menyampaiakan Kabar Gembira dan Ucapan selamat

Sebagai rasa kebersamaan dan persaudaraan yang erat bagi masyarakat

muslim, maka setiap bayi yang lahir semua orang akan menyambutnya dengan

penuh kebahagiaan dan mereka akan segera memberitahukan kabar gembira ini

kepada masyarakat lainnya. Kemudian mereka segera mendatangi kedua orang

tua bayi tersebut untuk mengucapkan selamat atas kelahirannya.

Perlu diketahui bahwa ucapan selamat dan penyebaran berita yang dilakukan

dengan segera akan menambah kebahagiaan bagi kedua orang tua bayi tersebut.

Menjadikan ikatan kekeluargaan di antara anggota masyarakat mulim semakin

kuat, di mana mereka akan mengucapkan selamat dengan doa “Burika laka fil-

mauhub wa syakartal-wahib wa ruziqta birruhu wa balagha asyuddahu.” Yang

artinya, “Semoga Allah memberkahimu di dalam pemberian-Nya ini dengan

engkau bersyukur kepada yang Memberi Karunia, sehingga Dia memberimu

rezeki berupa anak yang berbakti hingga mencapai usia dewasa.

2) Menyerukan Adzan di Telinga Anak

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi bahwa

Rasulullah SAW., mengumandangkan adzan pada telinga Al-Hasan bin ‘Ali

ketika Fathimah melahirkannya. Beberapa rahasia dan hikmah dibalik adzan dan

iqamah sebagaimana disebutkan oleh ad-Dahlawy adalah sebagai berikut:

a) Adzan merupakan syiar Islam

b) Memberi kabar tentang agama Nabi Muhammad SAW

Page 33: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

20

c) Merupakan upaya untuk menjaga bayi dari tipu daya setan.

d) Diharapkan agar suara yang pertama kali didengar oleh bayi adalah kalimat-

kalimat yang mengagungkan Allah dan membesarkan-Nya.

3) Mentahnik Anak

Diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shahih nya dari Aisyah r.a., yang

menceritakan bahwa telah dating beberapa orang yang membawa bayi dan

menghadap Rasulullah SAW., lalu beliau memohon berkah baginya dan

menggosok-gosokkan kurma di atas langit-langit mulut bayi-bayi itu.

Hikmah yang dapat diambil dari pelaksanaan tahnik terhadap bayi

diantaranya adalah:

a) Anjuran untuk ber-tabaruk (meminta domohonkan berkah) kepada orang

yang mulia dan memiliki keutamaan di sisi Allah

b) Anjuran untuk membawa bayi yang baru lahir atau setelah berusia beberapa

bulan kepada seseorang yang memiliki kemuliaan di sisi Allah.

c) Anjuran untuk berbuat baik dan bersifat lemah lembut serta kasih sayang

terhadap anak kecil.

4) Memberi Nama Anak

Apabila telah lahir seorang anak, maka pekerjaan yang utama dan mulia

adalah memberikan nama yang baik dan memberikan padanya julukan yang

mulia. Karena dengan pemberian nama yang baik akan memiliki pengaruh positif

dalam jiwa anak, sebagaimana Allah telah memerintahkan kepada hamba-Nya

untuk memanggilnya dengan nama-nama yang baik.

5) Mengaqiqahkan Anak

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Tirmidzi, Abu Daud, Nasa’I, al-Hikam,

dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya dari Ummu Karz al-Ka’bain bahwa dia

bertanya kepada Rasulullah SAW., tentang aqiqah. Nabi SAW., menjawab,

“Sembelihlah dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan seekor kambing bagi

anak perempuan. Tidak ada perbedaan apakah kambing itu betina atau jantan”.

Kemudian diriwayatkan pula,

Page 34: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

21

ن مكاافئ ا أان م شااتا عالايه واسالما أاماراهم عان الغلا تاان واعان عاائشاةا أاخبااتاا أان راسولا الل صالى الل الاارياة شااة

Dari Aisyah dia berkata : Rasulullah bersabda : “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan

dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.39

Diriwayatkan oleh Ahabus Sunan dari Samurah bahwa Rasulullah Saw.,

bersabda,40

ناة بعاقي قاته تذباح عانه ي اوما سااب : كل غلام راهي ب اان راسولا الله ص قاالا عه وا عان ساراةا بن جنداىي لاق وا يسام

Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : “Setiap anak

digadaikan dengan aqiqahnya. Ia disembelihkan (binatang) pada hari ketujuh dari

kelahirannya kemudian diberi nama dan dicukur kepalanya”.

6) Mencukur Rambut Anak

Diriwayatkan oleh Imam Malik:

قات بزناته فضة ، ف اتاصاد .وازانات فااطماة بنت راسول الل شاعارا حاسان واحساي“Fatimah putri Rasulullah SAW., menimbang rambut Hasan, Husain, Zainab

dan Ummu Kultsum kemudian bersedekah perak seberat hasil timbangan itu.”

Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa Rasulullah SAW., bersabda kepada Fatimah

setelah dia melahirkan Hasaan, “hai, Fatimah, cukurlah habis rambutnya dan

bersedekahlah perak seberat hasil timbangan rambut itu,” Fatimah

menimbangnya. Beratnya mencapai satu dirham atau tidak sampai satu dirham.

Asy-syaikh ad-Dahlawi dalam mengomentari hadits ini (tentang sebab

sedekah dengan perak) mengatakan, “Seorang anak ketika berpindah dari masa

janin menjadi masa bayi, itu adalah suatu kenikmatan yang patut disyukuri.

39 Shahih, Hadits Riwayat Ahmad (2/31, 158, 251), Tirmidzi (1513), Ibnu Majah (3163),

dengan sanad hasan 40 Shahih, Hadits Riwayat Abu Dawud 2838, Tirmidzi 1552, Nasa’I 7/166, Ibnu Majah 3165,

Ahmad 5/7-8, 17-18, 22, Ad Darimi 2/81, dan lain-lainnya

Page 35: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

22

Syukur paling baik adalah dengan cara sedekah. Maka, ketika rambut bayi

merupakan peninggalan semasa janin, mencukurnya adalah pertanda dimulainya

masa bayi. Saat itu sepatutnya ditimbang untuk disedekahi dengan perak.

Kemudian, menggunakan perak dalam sedekah ini dikarenakan emas cukup

mahal dan tidak mungkin dilakukan selain oleh orang kaya. Sementara benda

lainnya tidakakan bernilai tinggi apabila dusedekahkan seberat rambut bayi.

7) Mengkhitan Anak

Secara etimologis, khitan berarti memotong kulit di kepala zakar. Secara

terminologis adalah memotong lingkar kulit yang berada di bawah kulit depan

kepala zakar. Inilah yang tercakup dalam hokum-hukum syariat sebagaimana

diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Shahih Muslim dari hadits Abu

Hurairah r.a:

ط اد، واقاص الشارب، وات اقليم الأاظفاار، وان اتف الآبا الفطراة خاس: الختاان، واالستحدا

“Fitrah itu ada lima: (1) khitan; (2) mencukur bulu kemaluan; (3) memotong

kumis; (4) memotong kuku; dan (5) mencabut bulu ketiak.” (HR. Bukhari no.

5891 dan Muslim no. 257)

Diriwayatkan pula oleh Ahmad dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu:

الختان سنة في الرجال، مكرمة في النساءNabi SAW., bersabda, “Khitan adalah sunnah bagi laki-laki dan penghormatan

bagi wanita”

Terkait perihal khitan ini, Ibnu Juzzi mengatakan, “Sunnah muakkadah

menurut Imam Malik dan Imam Abu Hanifah. Sedangkan menurut Imam Syafi’i

hukumnya wajib.”

Demikianlah kita dapati perhatian besar yang diberikan oleh Islam dalam

masalah khitan bagi anak laki-laki dan perempuan. Itu dimulai dari hari ketujuh

kelahirannya.

Page 36: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

23

3. Pendidikan Anak Setelah Lahir

Pribadi yang telah dihiasi dengan pembinaan dan Pendidikan sejak kecil

akan memiliki pengaruh yang sangat luar biasa dalam kehidupan pribadi

seseorang khususnya dan bagi masyarakat umumya. Pribadi anak seperti ini tidak

akan didapatkan kecuali apabila telah dididik serta dibina dari segela aspek

kehidupan yang dibutuhkan. Dan tidak cukup pembinaan ini didapatkan

bersandarkan aspek lahir dalam diri anak saja, tetapi aspek batin juga merupakan

kebutuhan anak yang harus terpenuhi.

Berikut ini penulis paparkan tahapan mendidik anak pada usia 3-6 tahun

yang semestinya diajarkan oleh para orang tua kepada anak-anaknya, diantaranya

adalah:

a) Pendidikan Iman Anak (Mendiktekan Kalimat Tauhid)

Diriwayatkan oleh al-Hakim dari Ibnu Abbas r.a., bahwa Rasulullah SAW.,

bersabda, “Jadikanlah kata-kata pertama yang diucapkan sorang anak, kalimat

Laa Ilaha Illallah. Dan bacakan padanya ketika menjelang maut, kalimat Laa

Ilaha Illallah.” Dan diriwayatkan pula oleh Abdur Razzak yang menceritakan

bahwa para sahabat Nabi SAW., menyukai untuk mengajarkan kalimat laa ilaha

illallah kepada setiap anak yang baru bisa mengucapkan kata-kata, sebanyak

tujuh kali, sehingga kalimat tauhid ini menjadi ucapan mereka yang pertama

kalinya.

b) Pendidikan Akhlak Anak (Mengajarkan al-Qur’an)

Al-Qur’an memiliki pengaruh yang besar dalam jiwa manusia secara umum;

menggetrakannya, menariknya dan mendentingkannya. Semakin bersih jiwa

manusia, maka semakin besar pula pengaruh al-Qur’an padanya. Anak-anak

adalah manusia yang paling suci fitrahnya dan paling bersih jiwanya.41 Oleh

karena itu, kita selaku pendidik, khususnya orangtua hendaknya mengajarkan al-

41 Muhammad Nur Abdul Hafizh, Prophetic Parenting Cara Nabi Mendidik Anak, h. 337

Page 37: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

24

Qur’an kepada anak-anak sedini mungkin, karena al-Qur’an merupakan

pedoman bagi kehidupan anak-anak kita kelak.

Diriwayatkan oleh Hakim dari Buraidah al-Aslami, cdari bapaknya ra.,

Rasulullah SAW., bersabda, “Barang siapa yang membaca al-Qur’an,

mempelajarinya, dan mengamalkannya, kedua orangtuanya di hari kiamat akan

dipakaikan mahkota dari cahaya. Sinarnya persis seperti sinar matahari”.

Kedua orangtuanya diberi dua perhiasan yang tidak bisa dibandingkan dengan

dunia. Keduanya bertanya, ‘Dengan apa kami mendapatkan senua ini?’, “ajarilah

anakmu al-Qur’an.”

c) Mengajarkan Shalat

Pembentukan aktivitas ibadah dianggap sebagai pelengkap bagi

pembentukan akidah Islamiyah. Sebab ibadah merupakan ransum utama untuk

akidah. Demikian juga sebaliknya, ibadah merupakan refleksi dari gambaran

akidah. Seorang anak ketika menyambut pangguilan Rabb-Nya dan menaati

perintah-Nya, itu artinya dia sedang menyambut naluri fitrah dari dalam dirinya

sendiri.42

Masa kecil bukanlah masa memikul beban kewajiban. Masa kecil adalah

masa persiapan dan latihan pengenalan untuk mencapai tingkatan memikul beban

kewajiban setelah usia baligh, agar mudah baginya dalam menjalankan segala

kewajiban. Juga agar memiliki persiapan yang matang guna menghadapi

kerasnya kehidupan dengan oenuh percaya diri.

Sudah semestinya kita sebagai pendidik dan orang tua untuk mengajarkan

shalat terhadap anak kita, karena shalat merupakan ibadah wajib yang memang

harus kita laksanakan setiap hari. Sebagaimana firman Allah yang

memerintahkan mendirikan shalat dalam Q.S Thaha [20]: 132.43

واالعااقباة للت قواى واأمر أاهلاكا ة وااصطاب عالاي هاا لا ناسأالكا رزقا نان ن ارزقكا بلصلا

42 Muhammad Nur Abdul Hafizh, Prophetic Parenting Cara Nabi Mendidik Anak, h. 353 43 https://tafsirweb.com/5374-surat-thaha-ayat-132.html, diakses Senin 16 September 2019

Page 38: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

25

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan

bersabarlah dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu,

Kamilah yang memberi Rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi

orang yang bertakwa”.

Pada tingkatan ini, kedua orangtua mulai memberi perintah kepada anak

untuk shalat. Yaitu, si anak diajak shalat Bersama mereka ketika dia sudah mulai

mengerti dan mengetahui mana arah kanan dan kiri, sebagaimana diriwayatkan

oleh ath-Thabrani dari Abdullah bin Habib.

Bahwasanya Nabi SAW., bersabda, “Apabila seorang anak dapat

membedakan mana kanan mana kiri, maka perintahkanlah dia untuk

mengerjakan shalat.”

Kemudian selanjutnya orangtua mengajarkan rukun-rukun shalat,

kewajiban-kewajibannya dan pembatalan-pembatalannya44. Nabi SAW., telah

menentukan usia tujuh tahun sebagai usia dimulainya pelajaran shalat.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dawud dari sabrah bin Ma’bad al-Juhani

r.a.,

نييا إيذاا ب الاغا عاشرا سي نييا ، وا بعا سي ةي إيذاا ب الاغا سا لصلا بي ا مروا الصبي ها فااضريب وه عالاي Rasulullah SAW., bersabda, “Perintahkanlah anak kecil untuk shalat apabila

sudah berusia tujuh tahun. Apabila sudah mencapai sepuluh tahun, maka

pukullah untuyk shalat.”

Dalam riwayat at-Tirmidzi disebutkan dengan lafal dari ‘Abdullah bin ‘Amr

Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda:

هم أا ةي وا لصلا داكم بي نييا مروا أاولا بعي سي نييا ، ، وااضريب وهم عالا ب نااء سا هم أاب نااء عاشري سي ا وا ها ي عي ضااجي هم في الما ن ا وافاريق وا ب اي

44 Muhammad Nur Abdul Hafizh, Prophetic Parenting Cara Nabi Mendidik Anak, hlm 355

Page 39: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

26

“Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun! Dan pukullah mereka

ketika berusia sepuluh tahun (jika mereka meninggalkan shalat)! Dan

pisahkanlah tempat tidur mereka (antara anak laki-laki dan anak perempuan)!

Dari pemaparan dan hadits tersebut mengenai mengajarkan dan memerintah

anak shalat sejak dini, maka tanggungjawab penuh bagi kita sebagai

pendidik/orangtua untuk membiasakan anak melaksankan shalat, dan

memberikan hukuman/pukulan ketika anak belum mau shalat setelah menginjak

usia sepuluh tahun.

4. Metode Pendidikan Anak dalam Keluarga

a) Pendidikan dengan Keteladanan

Suri teladan yang baik memiliki dampak yang besar oada kepribadian anak.

Sebab, mayoritas yang ditiru anak berasal dari kedua orangtuanya. Bahkan

dipastikan pengaruh paling dominan berasal dari kedua orangtuanya.45

Rasulullah SAW., memerintahkan kedua orangtua untuk menjadi suri

teladan yang baik dalam bersikap dan berperilaku jujur dalam berhubungan

dengan anak. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah r.a., :

Rasulullah SAW., bersabda, “Barangsiapa yang mengatakan kepada seorang

anak kecil, ‘Kemarilah aku beri sesuatu.’ Namun dia tidak memberinya, maka

itu adalah suatu kedustaan.”

Anak-anak akan selalu memperhatikan dan meneladani sikap dan perilaku

orang dewasa. Apabila mereka melihat kedua orangtua berperilaku jujur, maka

mereka akan tumbuh dalam kejujuran. Demikian seterusnya.

Kedua orangtua selalu dituntut untuk menjadi suri teladan yang baik.

Karena, seorang anak yang berada dalam masa pertumbuhan selalu

memerhatikan sikap dan ucapan kedua orangtuanya. Oleh karena itu orangtua

juga dituntut untuk mengerjakan perintah-perintah Allah SWT., dan sunnah-

45 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting “Cara Nabi Mendidik Anak”,

(Yogyakarta: Pro-U Media, 2010), h. 139

Page 40: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

27

sunnah Rasul-Nya dalam sikap dan perilaku selama itu memungkinkan bagi

mereka untuk mengerjakannya. Sebab, anak-anak selalu memerhatikan gerak-

gerik mereka setiap saat.46

b) Pendidikan dengan Adat Kebiasaan

Pada umur kanak-kanak kecenderungan anak adalah meniru apa yang

dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya, baik saudara famili terdekatnya

ataupun bapak ibunya. Oleh karena itu patut menjadi perhatian semua pihak,

terutama orang tuanya selaku figur yang terbaik di mata anaknya. Jika orang tua

menginginkan putra putrinya tumbuh dengan menyandang kebiasaan-kebiasaan

yang baik dan akhlak terpuji serta kepribadian yang sesuai ajaran Islam, maka

orang tua harus mendidiknya sedini mungkin dengan moral yang baik. Karena

tiada yang lebih utama dari pemberian orang tua kecuali budi pekerti yang baik.

Apabila anak dalam lahan yang baik (keluarganya) memeroleh bimbingan,

arahan, dan adanya saling menyayangi antar anggota keluarga, niscaya lambat

laun anak akan terpengaruh informasi yang ia lihat dan ia dengar dari semua

perilaku orang– orang di sekitarnya. Dan pengawasan dari orang tua sangat

diperlukan sebagai kontrol atas kekeliruan dari perilaku anak yang tak sesuai

dengan ajaran Islam.47

c) Pendidikan dengan Nasihat

Pemberi nasihat seharusnya orang yang berwibawa di mata anak. Pemberi

nasihat dalam keluarga tentunya orang tuanya sendiri selaku pendidik bagi anak.

Anak akan mendengarkan nasihat tersebut, apabila pemberi nasihat juga bisa

memberi keteladanan. Sebab nasihat saja tidak cukup bila tidak diikuti dengan

keteladanan yang baik. Anak tidak akan melaksanakan nasihat tersebut apabila

didapatinya pemberi nasihat tersebut juga tidak melaksanakannya. Anak tidak

46 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting “Cara Nabi Mendidik Anak”,

h. 140-141 47 Mufatihatut Taubah, Jurnal Pendidikan Agama Islam Volume 03, Nomor 01, (UIN Sunan

Ampel, Mei 2015), h. 19

Page 41: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

28

butuh segi teoretis saja, tapi segi praktislah yang akan mampu memberikan

pengaruh bagi diri anak.

Nasihat yang berpengaruh, membuka jalannya ke dalam jiwa secara

langsung melalui perasaan. Setiap manusia (anak) selalu membutuhkan nasihat,

sebab dalam jiwa terdapat pembawaan yang biasanya tidak tetap, dan oleh karena

itu kata– kata atau nasihat harus diulang–ulang.48

Nasihat akan berhasil atau memengaruhi jiwa anak, tatkala orang tua mampu

memberikan keadaan yang baik. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam

QS. al-Baqarah: 44.49

أافالا ت اعق ۞ لونا أاتامرونا الناسا بلبر وات انساونا أان فساكم واأان تم ت ات لونا الكتاابا

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kabaktian, sedang kamu

melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca al-Kitab

(Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?” (Q.S. al-Baqarah: 44).

Agar harapan orang tua terpenuhi yakni anak mengikuti apa–apa yang telah

diperintahkan dan yang telah diajarkannya, tentu disamping memberikan nasihat

yang baik juga ditunjang dengan teladan yang baik pula. Karena pembawaan

anak mudah terpengaruh oleh kata–kata yang didengarnya dan juga tingkah laku

yang sering dilihatnya dalam kehidupan sehari–hari dari pagi hari sampai sore

hari.50

d) Pendidikan dengan Perhatian atau Pengawasan

Orang tua yang baik senantiasa akan mengoreksi perilaku anaknya yang

tidak baik dengan perasaan kasih sayangnya, sesuai dengan perkembangan usia

48 Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, Terj. Salman Harun (Bandung: Ma’arif, 1993),

h. 334.

49 https://tafsirweb.com/338-surat-al-baqarah-ayat-44.html, diakses Senin, 16 September 2019 50 Mufatihatut Taubah, Jurnal Pendidikan Agama Islam Volume 03, Nomor 01, (UIN Sunan

Ampel, Mei 2015), h. 21-22

Page 42: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

29

anaknya. Sebab pengasuhan yang baik akan menanamkan rasa optimisme,

kepercayaan, dan harapan anak dalam hidupnya.51

Dalam memberi perhatian ini, hendaknya orang tua bersikap selayak

mungkin, tidak terlalu berlebihan dan juga tidak terlalu kurang. Namun perhatian

orang tua disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan anak. Apabila

orang tua mampu bersikap penuh kasih sayang dengan memberikan perhatian

yang cukup, niscaya anak-anak akan menerima pendidikan dari orang tuanya

dengan penuh perhatian juga. Namun pangkal dari seluruh perhatian yang utama

adalah perhatian dalam akidah.

C. Hasil Penelitian Relevan

1. Ahmad Guntur (NPM 1411010011 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018), dalam skripsinya yang berjudul

“Pendidikan Anak Dalam Keluarga (Studi Komparasi Pemikiran Abdullah

Nashih ‘Ulwan dan Jamal Abdurrahman)”52

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Guntur dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah : Persamaan; metode yang

digunakan dalam penelitiannya adalah dengan menggunakan library research

(penelitian pustaka). Teknik analisis data yang digunakan sama-sama

menggunakan analisis isi dan pendekatan analisis komparatif. Perbedaannya

terletak pada sumber data primernya yakni Tarbiyatul Aulad Fil Islam:

Pendidikan Anak Dalam Islam dan Athfalul Muslimin Kaifa Rabahumun

Nabiyyul Amin (Islamic Parenting): Pendidikan Anak Metode Nabi.

51 Muhammad Ali al-Hasyimi, The Ideal Muslimah the True Islamic Personality of The Muslim

Woman as Defined in The Qur’an and Sunnah “Muslimah Ideal Pribadi Islami dalam al-Qur’an dan

asSunnah” (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), h. 262

52 Ahmad Guntur, Pendidikan Anka dalam Keluarga (Studi Komparasi Abdullah Nashih

Ulwan dan Jamal Abdurrahman), (Lampung: UIN Raden Intan, 2018)

Page 43: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

30

2. Sucipto NIM: 08410189 (Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

2012) dalam skripsinya yang berjudul Konsep Pendidikan Karakter Anak Dalam

Keluarga (Kajian Analitik Buku Prophetic Parenting Karya Muhammad Nur

Abdul Hafizh Suwaid).53

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Sucipto dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis adalah : Persamaan Penelitian Pustaka (library

research) dan dengan metode deskriptif kontent analysis yaitu metode dengan

menganalisis isi dan mendeskripsikannya dari objek yang diteliti melalui

sumber-sumber yang terkait dalam penelitian ini. Perbedaannya penelitian yang

dibuat oleh Sucipto menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Yaitu

penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau karakteristik individu, keadaan,

gejala, atau kelompok tertentu. Sedangkan penulis menggunakan pendekatan

analisis komparatif.

3. Asep Saepul Amri, NIM: 103111109 (Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang)

dalam skripsi yang berjudul Konsep Pendidikan Anak Dalam Islam Perspektif

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah.54

Penelitian ini menggunakan kajian kepustakaan atau (library research).

Tehnik pengumpulan datanya dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu

mengumpulkan data atau bahan-bahan yang berkaitan dengan tema pembahasan

dan permasalahannya yang diambil dari sumber-sumber kepustakaan. Hasil dari

penelitian yang dikemukakan Asep adalah diantaranya mengenai: 1) Pendidikan

anak dalam Islam menurut IBnu Qayyim al-Jauziyyah. 2) Tarbiyah menurut Ibnu

53 Syukur Yakub, Konsep Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah,

(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2013)

54 Asep Saepul Amri, Konsep Pendidikan Anak Dalam Islam Perspektif Ibnu Qayyim Al-

Jauziyyah, (Semerang: UIN Walisongo, 2017)

Page 44: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

31

Qayyim yang mencakup tarbiyah qalb dan tarbiyah badan sekaligus

mengarahkan pendidikan anak pada komitmen para pendidik untuk selalu

memberikan perhatian yang besar terhadap fase perkembangan anak. 3) Konsep

pendidikan anak dalam Islam perspektif Ibnu Qayyim yang terbukti sangat

berkontribusi dalam Pendidikan anak dalam Islam.

4. Wahidatun Nikmatul Maula, NIM: 17770018 (Tesis Magister Pendidikan Agama

Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim, Malang) dalam Tesis yang berjudul Kosep Pendidikan Anak

Perspektif Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam Kitab Tuhfatul Maudud bi Ahkamil

Maulud.

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Wahidatun Nikmatul

Maula dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah : Persamaan;

metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah dengan menggunakan

library research (penelitian pustaka). Tehnik pengumpulan datanya dilakukan

dengan metode dokumentasi, yaitu mengumpulkan data atau bahan-bahan yang

berkaitan dengan tema pembahasan dan permasalahannya yang diambil dari

sumber-sumber kepustakaan. Dan dari hasil penelitian ini penulis menemukan

kesamaan juga dalam sumber primernya, yakni menggunakan kajian kiytab

Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud. Hasil dari penelitian yang dikemukakan

Wahidah adalah diantaranya mengenai: 1) Pandangan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah

mengenai pendidikan anak berdasarkan kitab Tuhfatul Maudud bi Ahkamil

Maulud, 2) bagaimana sasaran pendidikan anak menurut perspektif Ibnu Qayyim

al-Jauziyyah, 3) Bagaimana model pendidikan anak menurut Ibnu Qayyim al-

Jauziyyah.

D. Kerangka Konsep Analisis Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah komparasi antara pemikiran kedua tokoh yaitu

Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. Di sini peneliti

menemukan data bahwa pemikiran kedua tokoh terdapat beberapa kesamaan hanya

Page 45: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

32

saja perbedaan terletak pada zaman di antara kedua tokoh ini dan pada

kontekstualnya.

Berikut peneliti gambarkan kerangka konsep analisis pemikiran Abdullah

Nashih ‘Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengenai Pendidikan Anak dalam

keluarga.

Pembahasan Pemikiran Tokoh

Pendidikan Anak dalam Keluarga Pra-kelahiran

Tahapan Pendidikan Anak dalam Keluarga

Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak

Metode Pendidikan Anak dalam Keluarga

Page 46: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

33

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penulisan penelitian yang berjudul “Pendidikan Anak dalam Keluarga

(Studi Komparasi Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim al-

Jauziyyah)”., mulai dilakukan pada semester IX tahun 2019 selama 5 bulan.

Terhitung dari Oktober 2019 sampai Februari 2020. Waktu penelitian tersebut

digunakan untuk pengumpulan data mengenai sumber-sumber tertulis yang

diperoleh dari teks book, artikel, jurnal, internet, serta sumber lain yang mendukung

penelitian, terutama yang berkaitan dengan Pendidikan Anak dalam Keluarga.

Tempat yang digunakan oleh peneliti dalam penyelesaian skripsi ini di

antaranya di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Perpustakaan Daerah Kota Depok, serta

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Perpustakaan yang dipilih oleh peneliti

sebagai tempat penyelesaian skripsi ini sangat membantu peneliti, dikarenakan

banyaknya sumber dan referensi yang dibutuhkan oleh peneliti terkait materi

pendidikan anak dalam keluarga.

B. Metodologi Penelitian

Dalam skripsi ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yang

dimana dalam pendekatan ini lebih menekankan pada analisis proses dari proses

berpikir secara induktif menggunakan logika ilmiah.55 Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah library research (penelitian pustaka). Sumber data

primernya adalah Tarbiyatul Aulad; Pendidikan Anak dalam Islam dan Tuhfatul

Maudud bi Ahkamil Maulud; Menyambut Buah Hati. Sedangkan sumber data

sekundernya adalah buku-buku lainnya yang relevan dengan obyek pembahasan

55 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), h. 80

Page 47: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

34

kajian ini. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi dan pendekatan

analisis komparatif yang disebut studi komparasi. Studi komparasi adalah penelitian

yang bertujuan untuk membandingkan dua variabel atau lebih, untuk mendapatkan

jawaban atau fakta, apakah ada perbandingan atau tidak dari objek yang sedang

diteliti. Ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan

(library research). Karena permasalahan yang akan diteliti mengkaji fakta dan

realita maka dari itu diperlukan banyaknya literatur-literatur yang relevan dengan

penelitian ini.56

C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam prosedur atau teknik pengumpulan data, tentu saja peneliti sudah

mempunyai bayangan sebuah ide penelitian yang hendak dilakukan, sehingga

penelitian ini sudah lebih mengerucut dan lebih mudah mengidentifikasi kata kunci

dalam penelusuran kepustakaanya. Sehingga barulah data-data penelitian ini mulai

dikumpulkan sumber-sumber pustakanya yang relevan dan sedapat mungkin

sumber yang terkini. Secara umum, sumber bacaan ini dapat berupa buku dan jurnal,

namun tak menutup kemungkinan sumber-sumber pustaka yang lain juga dapat

digunakan.57

Untuk memudahkan pengumpulan data, fakta dan informasi yang

mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis

menggunakan metode penelitian studi dokumentasi. Studi dokumentasi merupakan

teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek penelitian. Dokumen yang

diketik dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.58 Atau dapat

diartikan dengan mengumpulkan data, fakta dan informasi berupa tulisan-tulisan

56 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 110. 57 Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2010), h,124 58 Sukandarrumudi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

2012), h. 100-101

Page 48: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

35

dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruangan perpustakaan,

misalnya berupa buku-buku, naskah, catatan kisah sejarah, internet dan sumber lain,

yang berhubungan dengan pendidikan anak dalam keluarga .

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan mempelajari literatur yang ada

hubungannya dengan masalah yang diteliti dengan mengumpulkan data-data

melalui bahan bacaan dengan bersumber pada buku-buku primer dan buku-buku

sekunder atau sumber sekunder lainnya.59

Yang disebut dengan data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah

sendiri oleh peneliti langsung dari objek/responden penelitian. Selain dari objek

penelitian yang langsung diperoleh peneliti, data primer juga dapat diperoleh dari

jurnal ilmiah baik dalam maupun luar negeri.60 Sumber data primer yang digunakan

oleh peniliti diantaranya adalah; 1) Tarbiyatul Aulad Fil Islam (Pendidikan Anak

dalam Islam dan 2) Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud (Menyambut Buah Hati)

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi,

sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya dalam bentuk publikasi.61

Sumber data sekunder yang digunakan oleh peniliti diantaranya adalah; “Prophetic

Parenting” Cara Nabi Mendidik Anak, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, “Kaifa

Turabbi Waladan” Begini Seharusnya Mendidik Anak, Agar Tak Salah Mendidik,

Seni Mendidik Anak dan sumber buku, jurnal lainnya.

2. Teknik Pengolahan Data

Setelah melakukan penelusuran dan pengumpulan sumber kepustakaan atau

data-data sudah terkumpul lengkap, berikutnya yang penulis lakukan diantaranya

adalah:

1) Membaca

59 Sukandarrumudi dan Haryanto, Dasar-dasar Penulisan Proposal Penelitian, (Yogyakarta:

Gadjah Mada Press, 2014), h. 51 60 Sri Hartinah, Metode Penelitian Perpustakaan, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,

2014), h. 5.13 61 Sri Hartinah, Metode Penelitian Perpustakaan, h. 5.18

Page 49: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

36

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, referensi yang sering digunakan adalah

referensi dalam bentuk buku dan jurnal, tentu saja dari dua sumber bacaan itu

memiliki berbagai kekurang juga kelebihan sebagaimana kita ketahui buku

yang merupakan bagian utama dari semua jenis bibliografi, mempunyai

kelebihan diantaranya adalah materi-materi yang dipublikasikan dalam buku

biasanya merupakan hal yang penting dan sangat berkualitas, dan material-

material yang disampaikan pun biasanya berupa temuan atau hasil penelitian

yang telah terintegrasi dengan penelitian lain, sehingga dapat memberikan

kontribusi terhadap suatu disiplin ilmu. Namun dibalik itu, kekurangan dari

sumber referensi buku yaitu material-material yang tertulis dibuku tidak

sepenuhnya mengikuti perkembangan jaman dan keilmuan dikarenakan butuh

waktu yang lama dalam penyelesaian penelitian sampai ketahap penerbitan

bukunya.62

Kemudian membaca sumber kedua yakni jurnal yang merupakan referensi

yang paling sering digunakan sebagai dasar dalam melakukan penelitian.

Kelebihan utama dari sumber referensi jurnal adalah materi-materi yang

dipublikasikan di jutrnal biasanya materi yang terkini dan merupakan hasil

temuan atau penelitian.63 Sehingga peneliti dapat dengan mudah mengakses

jurnal dengan tema atau materi yang senada atau yang dibutuhkan sesuai

bahasan yang diteliti.

Setelah peneliti mengumpulkan cukup banyuak bacaan buku, artikel dan

jurnal, maka selanjutnya peneliti melakukan penyaringan awal terhadap artikel-

artikel yang palin sesuai atau mendekati bidang yang hendak diteliti. Hal ini

peneliti lakukan dengan cara membaca abstrak artikel-artikel tersebut dan

kemudian dibaca denagn cepat pada bagian intinya.64

2) Mengkaji Sumber Referensi Terpilih

62 Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, h. 129 63 Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, h. 130 64 Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, h. 130

Page 50: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

37

Setelah membaca berbagai buku dan sumber referensi jurnal dan artikel yang

dirasa sudah sesuai dengan bidang yang peneliti tekuni dan sudah merasa yakin

maka selanjutnya peneliti mengkaji ulang dan lebih mendalam lagi. Peneliti

mulai membaca keseluruhan sumber/ pustaka dan mengkaji bahan materi yang

berkaitan dengan penelitian secara kritis sehingga dapat menarik suatu tema dan

isu dari semua pustaka tersebut.65

3) Menyusun dan mengembangkan kerangka teoritis

Sebenarnya membaca dan mengkaji itu tidak akan pernah selesai, namun

mengingat keterbatasan waktu maka peneliti benar-benar memaksimalkan

waktu untuk mengkaji dan memilih pustaka yang benar-benar terkait dengan

materi penelitian. Setelah membaca dan mengkaji sumber kepustakaan, peneliti

menemukan permaslahan yang peneliti tekuni memiliki dasar teori yang telah

dipaparkan oleh berbagai sudut pandang kemudian dari berbagai sudut pandang

permaslahan yang berbeda-beda itu, kemudian peneliti memilih sesuai topik

atau tema utama atau teori yang dikembangkan.66

Kemudian setelah itu mencari kesepakatan atau pertentangan pendapat di

antara penulis atau tokoh pemikir tersebut dan selanjutnya mengidentifikasi

permaslahan yang belum dikemukakan. Lebih mudahnya dalam menyusun dan

mengembangkan kerangka teoritis ini, peneliti mulai menggali informasi dari

yang umum dan dilanjutkan pada informasi yang lebih spesifik. Setelah selesai

menyusun dan mengembangkan kerangka teoritis, maka tahap selanjutnya

dilakukan peneliti adalah,

4) Menyusun dan Mengembangkan Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual sebetulnya masih satu bagian dari kerangka teoritis,

hanya saja lebih terfokus pada satu atau diua bagian kerangka teoritis dan akan

menjadi dasar kajian utama dalam penelitian. Kerangka teoritis hanya berisi

65 Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, h. 131 66 Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, h. 132

Page 51: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

38

tentang teori-teori atau isu-isu terkait hal yang diselidiki, sedangkan kerangka

konseptual lebih menggambarkan aspek-aspek yang sudah dipilih dari kerangka

teoritis yang kemudian dijadikan dasar rumusan masalah yang akan dijawab

dalam penelitian.67

Setelah keempat langkah tersebut dilakukan, hal yang tidak kalah penting

adalah peneliti melakukan pencatatan kasar/menulis secara kasar mengenai

semua informasi yang telah diperoleh. Hal ini peneliti lakukan guna

memudahkan untuk menata semua hasil kajian pustaka dan dijadikan sebagai

acuan pada langkah berikutnya untuk selanjutnya penulis analisis, simpulkan

dalam satu pembahasan yang utuh.

D. Analisa Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan

apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.68 Dijelaskan pula oleh Seiddel, bahwasanya

proses analisis data kualitatif dimulai dari mencatat, mengumpulkan, memilah-

milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat

indeksnya.

Dan dijelaskan juga bahwa analisis data merupakan proses sistematis

pencarian dan pengaturan transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-

materi yang lain yang telah terkumpul untuk meningkatkan pemahaman peneliti

mengenai materi-materi penelitian dan untuk memungkinkan peneliti

menyajikan apa yang sudah ditemukannya kepada orang lain.

67 Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, h. 136 68 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2015), h. 248

Page 52: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

39

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Analisis Isi (content

analysis) dalam bentuk deskriptif yaitu berupa catatan informasi faktual yang

menggambarkan segala sesuatu apa adanya dan mencakup penggambaran

secara rinci dan akurat terhadap berbagai dimensi yang terkait dengan semua

aspek yang diteliti. Maka, di sini peneliti menggambarkan permasalahan yang

dibahas dengan mengambil materi-materi yang relevan dengan permasalahan,

kemudian dianalisis, dipadukan, sehingga dihasilkan suatu kesimpulan.

Sebelum sampai pada tahap analisis data, tentu saja peneliti terlebih dahulu

membaca buku-buku maupun sumber lain yang membahas mengenai

pendidikan anak dalam keluarga menurut pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwan

dan Ibnu Qayyimal-Jauziyyah yang dilanjutkan dengan pengumpulan data yang

berhubungan dengan tulisan ini. Kemudian peneliti mulai memproses data-data

yang telah dikumpulkan, lalu kemudian penulis menganalisis dan

menginterpretasikannya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pola berfikir dedukatif, yang

artinya dalam penelitian yang bertitik tolak dari pernyataan yang bersifat umum

dan menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Jadi dari konsep pendidikan anak

yang terdapat dalam buku pendidikan anak dalm Islam: Tarbiyatul Aulad Fil

Islam karangan Abdullah Nashih ‘Ulwan dan buku Menyambut Buah Hati:

Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud karangan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah

dapat ditarik kesimpulan mengenai pendidikan anak dalam keluarga, agar

nantinya berfokus pada mengetahui tahapan mendidik anak sebelum lahir,

tahapan mendidik anak setelah lahir, dan metode yang digunakan untuk

pendidikan anak dalam keluarga atas studi komparasi pemikiran Abdullah

Nashih ‘Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, dengan menggunakan metode

dedukatif yaitu merupakan penjelasan gambaran yang diteliti dalam bentuk

uraian naratif.

Selanjutnya, data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan analisis isi

(content analysis), yang dimaksud dengan analisis adalah penelitian satu

Page 53: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

40

masalah atau kerangka untuk mengetahui latar belakang dan persoalannya.

Content analysis merupakan teknik penelitian yang ditujukan untuk

membuat kesimpulan dengan cara mengidentifikasi isi pesan pada suatu

buku. Analisis isi digunakan untuk melakukan analisis terhadap pendidikan

anak dalam keluarga studi komparasi pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwan

dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, sehingga dari analisis tersebut dapat

ditemukan jawaban dari masalah yang diteliti.

Page 54: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

41

41

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Biografi Abdullah Nashih Ulwan

1. Profil Abdullah Nashih Ulwan

Abdullah Nashih Ulwan adalah seorang ulama, faqih, da’I, dan pendidik. Ia

dilahirkan di Desa Qhadi Askar di Kota Halab, Suriah pada tahun 1347 H/ 1928 M.

ia terlahir dari sebuah keluarga yang taat beragama, berpegang teguh pada agama

seta sangat mementingkan akhlak Islam dalam pergaulan dan muamalat sesama

manusia. Sehingga kelurga Nashih Ulwan sudah terkenal karena ketakwaann dan

keshalehahnnya. Nama lengkapnya adalah Al-Ustadz Syaikh Abdullah Nashih

Ulwan, selanjutnya disebut Nashih Ulwan. Nasabnya sampai kepada al-Husain bin

Ali bin Abi Thalib.ra.69

Ayahnya bernama Syeikh Said Ulwan, merupakan sosok yang sangat dikenal di

kalangan masyarakat sebagai seorang ulama dan tabib yang disegani. Said Ulwan

dapat mengobati berbagai penyakit dengan ramuan akar kayu yang dibuat sendiri.

Beliau senantiasa membaca al-Quran dan menyebut nama Allah, ketika sedang

merawat/mengobati orang sakit. Said Ulwan senantiasa mendoakanagar kelak anak

turunnya lahir sebagai seorang ulama ‘murabbi’ yang dapat menjadi panutan/

membimbing masyarakat.70 Doa tersebut ternyata dikabulkan oleh Allah SWT,

sehingga Nashih Ulwan menjadi seorang ahli fikih dan aktif dalam dunia pendidikan

Islam.

Sebelum meninggal dunia Ulwan mengalami sakit setelah pulang menghadiri

pengkumpulan di Pakistan, Ulwan merasa sakit di bagian dada, setelah dilakukan

pemeriksaan diketahui bahwa terdapat penyakit di bagian hati dan paru-paru, lalu

dirawat di rumah sakit.71 Bertepatan pada hari Sabtu, 5 Muharram 1398 H/ 29

69 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, h.135 70 jurnal 71 jurnal

Page 55: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

43

Agustus 1987 M dikabarkan bahwa Nashih Ulwan wafat, di Rumah Sakit

Universitas Malik Abdul Aziz Jeddah Arab Saudi dalam usia 59 tahun.72 Jenazahnya

di bawa ke Masjidil Haram dan dishalatkan setelah shalat ashar. Setelah dishalatkan

jenazahnya di bawa ke Mekkah lalu dikebumikan di sana.

2. Riwayat Pendidikan

Sebagai pemerhati masalah pendidikan, Nashih Ulwan senantiasa berusaha

menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh demi masa depan generasi bangsa yang

menjadi cita-citanya. Nashih Ulwan, mengawali pendidikan sekolah dasar di sebuah

Madrasah Ibtidaiyyah di Bandar Halab yang merupakan desa kelahirannya. Syeikh

Said Ulwan yang merupakan ayahnya sengaja menyekolahkan Nashih Ulwan ke

Madrasah Agama untuk mempelajari ilmu agama dengan cara yang lebih luas.

Sehingga pada umur 15 Nashih Ulwan sudah menghafal al-Qur’an dan

menguasai ilmu Bahasa Arab dengan baik. Nashih ulwan sangat cemerlang dalam

pelajaran, sehingga menjadi rujukan teman-temannya di madrasah.73

Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, pada tahun 1943 M ayahnya

menyekolahkannya ke sekolah tingkat menengah atas di Khusruwiyyah guna

mempelajari ilmu-ilmu syari’ah.

Dalam riwayat sosialnya Ulwan juga sangat aktif dalam organisasi. Dengan

kemampuan berpidatonya ia menjadi pimpinan redaksi penerbitan yang

bertanggung jawab menerbitkan lembaran ilmiah kepada masyarakat sekitar.74

Ulwan juga dikenal sebagai seorang yang sangat berani pada kebenaran serta

mempunyai kemahiran dalam pergaulan dan dakwah. Semasa usia remaja beliau

sudah terkesan dengan bacaan tulisan ulama-ulama sanjungan di waktu itu seperti

Dr. Syeikh Mustafa al Siba’I. Ia memang belajar kepada guru-guru besar seperti,

72 Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015),

h. 203 73 Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam, h. 203 74 jurnal

Page 56: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

44

Syaikh Raghib ath-Thabbakh, Ahmad asy-Syama, dan ahmad Izzuddin al-

Bayanuni, dan di sanalah beliau bertemu dengan Dr. Musthafa as-Siba’i.75

Ia berhasil menamatkan sekolah menengah atasanya dan mendapat ijazah di

sekolah Syari’ah pada tahun 1949 M. Kemudian ia melanjutkan jenjang studi S1-

nya di Universitas al-Azhar asy-Syarif dengan mengambil Fakultas Usuluddin yang

berhasil diselesaikannya pada tahun 1952 M. Tidak sampai di situ, Nashih Ulwan

melanjutkan kembali pendidikannya ke jenjang S2 yang berhasil ia selesaikan pada

tahun 1954 M dan menerima ijazah spesialis bidang pendidikan setaraf dengan

Master of Arts (MA).76 Setelah menyelesaikan pendidikannya di jenjang S2, pada

tahun yang sama (1954) ia belum sempat meraih gelar doktor pada perguruan tinggi

tersebut, karena diusir dari negeri Mesir pada pemerintahan Jamal Abdel Naser.77

Selama di Mesir beliau sering menghadiri majlis ulama-ulama dan mendekati

organisasi gerakan Islam. Sampai akhirnya Abdullah Nashih Ulwan memutuskan

kembali ke desa asalnya yakni ke Halab. Di sana ia bekerja sebagai pengajar materi

Pendidikan Islam di salah satu sekolah menengah atas di Halab.78

Pada masa itu Nashih Ulwan hidup di masa Suriah ketika berada di bawah

kekuasaan asing sampai tahun 1947. Ulwan selalu menyeru kepada masyarakat

untuk kembali pada sistem Islam. Bahkan Ulwan tak segan-segan mengkritik

pemerintah yang berkuasa dalam sistem pemerintahan yang dilaksanakan

pemerintah.79 Sampai pada akhirnya Abdullah Nashih Ulwan terpaksan

meninggalkan Suriah dan menuju ke Yordania untuk tinggal dan menetap di sana.

Pada tahun 1980 ia pergi ke Arab Saudi dan mendapat tawaran sebagai dosen

pengajar di Universitas al-Malik Abdul Aziz. Di sanalah Abdullah Nashih Ulwan

75 Tarbiyatul Aulad fil Islam 76 Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Terj. Saifullah Kamalie,

Hery Noer Ali, Asy Syifa’, jilid 2, (Semarang, 1981), h. 542 77 Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Terj. Saifullah Kamalie,

Hery Noer Ali, Asy Syifa’, jilid 2, h. 78 Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Terj. Saifullah Kamalie,

Hery Noer Ali, Asy Syifa’, jilid 2, h. 79 Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015),

h. 203

Page 57: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

45

berhasil menamatkan Pendidikan jenjang S3-nya dan mendapat gelar Doktor dalam

bidang fikih dan dakwah. Dan pada akhirnya ia memutuskan untuk terus mengajar

di Arab Saudi sampai akhir hayatnya.

Nashih Ulwan merupakan sosok yang giat dalam menuangkan pemikirannya.

Sehingga banyak sekali karya-karyanya yang sudah dibukukan sebagai bahan

belajar kita samppai saat ini. Berikut penulis paparkan beberapa karyanya secara

garis besar, di antara banyaknya karya yang ia tulis, karyanya dapat dikelompokkan

menjadi empat kelompok besar, yaitu:

1) Bidang Pendidikan dan Pengajaran

a. Ila Waratsati al-Anbiya’i

b. Hatta Ya’lama al-Syabab

c. Tarbiyah al-Aulad fi al-Islam

d. Hukum al-Islam fi Tilfiziyyun

2) Bidang Fikih dan Muamalah

a. Fadhail al-Syiam wa Ahkamuh

b. Ahkam Al-Zakat

c. Adab al-Khitabah wa al-Zifat wa Huquq al-Zaujain ‘Aqabat al-Zawaj

a. wa al-thuruq Mu’alajtiha ‘ala Dawai al-Islam

d. Nihzam al-Rizq fi al-Islam

e. Hukm al-Islam fi Wasail al-Ham

f. Al-Islam Syariah al-Zaman wa al-Makan

3) Bidang Akidah

a. Syubuhat wa Rudud Haula al-Aqidah wa Ashl al-Irtsan

b. Huriyah al-‘Itiqad fi al-Syari’ah

4) Bidang Umum

a. Al-Takaful al-Ijtima’i fi al-Islam

b. Shalahuddin al-Ayyubi

Page 58: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

46

c. Ahkam al-Ta’min

d. Takwin al-Syahsyiyah al-Insaniyah fi Nazhar al-Islam

e. Al-Qaumiyah fi Mizan al-Islam

3. Pendidikan Anak dalam Keluarga Menurut Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan

Pendidikan anak dalam keluarga merupakan pendidikan awal yang sangat

penting sebagai pondasi utama dalam menentukan kepribadian baik/ buruknya anak.

Lingkungan keluarga khususnya orang tua harus menjadi tuntunan/ contoh pertama

bagi anak-anaknya, karena segala tabiat yang dimiliki anak tidaklah jauh dari

perilaku orang tuanya. Oleh karena itu peran orang tua dalam pendidikan anak

sangatlah penting guna terbentuknya anak yang memiliki akhlak al-karimah dan

berbudi pekerti luhur.

Dalam hal ini Abdullah Nashih Ulwan mengatakan bahwasanya anak itu ibarat

kertas putih yang bersih dan orang tualah yang mendidik mereka dan membentuk

kepribadian mereka sesuai apa yang diajarkan, dicontohkan, dibiasakan kepada

mereka, karena anak merupakan anugerah dan amanat yang diberikan oleh Allah

SWT kepada orang tua sehingga orang tua harus menjaganya dengan penuh

keikhlasan dan penuh tanggung jawab. Menurut Ulwan pendidikan yang semestinya

diberikan orang tua kepada anak adalah sebagaimana yang telah dicontohkan oleh

Rasulullah SAW., karena Rasulullah adalah guru yang sesungguhnya. Teladan sejati

yang memiliki sifat-sifat luhur, baik secara spiritual, moral, maupun intelektual.

Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasi beberapa aspek pendidikan anak

dalam keluarga berdasarkan pemikiran Nashih Ulwan yang seharusnya diketahui

dan dilaksanakan oleh seorang pendidik dalam mendidik anak didiknya, khususnya

kita selaku orang tua. Aspek-aspek pendidikan tersebut meliputi: Pendidikan anak

sebelum lahir, tahapan pendidikan anak setelah lahir (usia 0-6 tahun) dan metode

pendidikan anak dalam keluarga.

a. Pendidikan Anak Sebelum Lahir

Page 59: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

47

Menurut Ulwan pendidikan anak itu bukan dimulai ketika anak sudah lahir ke

dunia dalam wujud manusia, melainkan pendidikan pada anak sudah dimulai

sejak anak masih dalam kandungan bahkan sejak orang tuanya memilih pasangan

hidup. Menurutnya pernikahan merupakan fitrah manusia yang dengannya dapat

melahirkan keturunan dengan jalan yang diridhoi Allah SWT. Nashih Ulwan

mengungkapkan pandangannya sebagaimana dalam pandangan Islam,

bahwasannya pendidikan pada anak sudah dimulai dalam keluarga jauh sebelum

anak lahir, yaitu dengan terlebih dahulu memilih pasangan hidup. Calon ayah

harus memilih calon ibu yang baik, begitupun sebaliknya. Karena ayah dan ibu

akan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak-anaknya. Ayah dan ibu

yang tidak baik, tidak akan mampu mendidik anaknya untuk menjadi baik.

Dalam hal ini, Rasulullah SAW memberikan kriteria sebagai berikut:

“Wanita dinikahi karena empat kriteria: Karena hartanya banyak, karena

turunannya baik, karena rupanya baik, karena agamanya baik. Beruntunglah

kamu yang memilih wanita karena agamanya, dengan demikian kamu akan

berbahagia” (HR. Bukhori Muslim).

Pendidikan anak sebelum anak lahir sebenarnya dilakukan bukan terhadap

anak itu, melainkan terhadap bakal/ calon ayah dan ibunya yang secara tidak

langsung akan mempengaruhi perkembangan anak, terutama saat proses

kehamilan. Dalam hal ini ada beberapa tahapan yang diperuntukan calon orang

tua dalam proses perkembangan bayi ketika di dalam kandungan, diantaranya;

1) Kedua belah pihak yaitu ayah dan ibu diharapkan hidup tenang, 2)

dianjurkan untuk banyak berdoa dan beribadah pada Allah SWT agar diberi anak

yang cerdas, 3) bersikap baik dan luhur budi pekerti, 4) banyak membaca al-

Quran, 5) menjaga lisan dan perbuatan.

Kemudian selanjutnya dijelaskan pula bahwa selama masa kehamilan, orang

tua terutama ibu harus berusaha untuk tidak mengolak-olok orang lain.

Kemudian, dalam sikap sehari-hari, pada masa kehamilan biasanya orang tua

Page 60: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

48

juga tidak diperbolehkan membunuh binatang ataupun yang lainnya karena ada

persepsi akan berpengaruh terhadap bayi yang lahir nantinya. Terlepas dari hal

ini, Pendidikan anak sebelum lahir hanya dianggap sebagai tradisis atau adat

daerah saja, padahal jika kita perhatikan Pendidikan pada anak sebelum lahir

memang sangat baik dan akan berpengaruh pada masa pertumbuhan sang anak

sampai dewasa kelak.

b. Tahapan Pendidikan Anak dalam Keluarga Setelah Lahir

Salah satu keutamaan syariat Islam atas umatnya adalah semua yang berkaitan

dengan kelahiran, hukum-hukumnya serta dasar-dasar pendidikan. Oleh karena itu

menurut Ulwan sudah semestinya bagi siapa saja yang memiliki tanggung jawab

pendidikan harus melaksanakan kewajibannya sesempurna mungkin sesuai dengan

penerapan dan pelaksanaan yang diajarkan oleh Islam dan telah digambarkan oleh

pendidik pertama, yaitu Rasulullah SAW. Berikut pemikiran Ulwan terkait aspek-

aspek penting yang hendaknya dilakukan oleh para pendidik ketika anak lahir:

1) Memberikan ucapan selamat dan rasa turut gembira ketika seseorang melahirkan.

Dalam hal ini Abdullah Nashih Ulwan berpendapat bahwa setiap muslim

dianjurkan untuk saling memberi selamat dan turut merasakan gembira kepada

saudara muslim lainnya atas anugerah yang didapat dari Allah SWT berupa anak.

Karena dengan hal itu akan menguatkan tali persaudaraan serta menebar rasa

cinta, kasih, dan sayang antar sesama. Sekalipun tidak bias memberikan ucapan

selamat secara langsung, maka hendaknya kita tetap saling mendoakan untuk

kebaikan kedua orang tuanya dan anak yang dilahirkannya. Anjuran saling

memberi ucapan dan turut bergembira atas kelahiran anak juga terdapat dalam

firman Allah SWT (QS. Hud [11]: 69-71)

نيذ بعجل جااءا أان لابثا فاماا سالم قاالا سالما قاالوا بلبشراى إب رااهيما رسلناا جااءات }والاقاد (٦9) حاسا ناكراهم إلايه ل تاص لا أايدي اهم راأاى ف الاما لوط ق اوم لا إ أرسلناا إن تااف لا قاالوا خيفاة ن هم م واأاوجا

هاا فاضاحكات قاائماة واامراأاته (70) واي لاتاا يا قاالات (71) ي اعقوبا إسحااقا وارااء وامن بسحااقا ف اباشرنا

Page 61: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

49

ا عاجوز واأانا أاأالد ذا يخا ب اعلي واها اها إن شا الل راحاة الل أامر من أات اعجابيا قاالوا (72) عاجيب لاشايء ذايد إنه الب ايت أاهلا عالايكم واب اراكااته يد حا شراى ياادلناا ف الاما ذاهابا عان إب رااهيما الروع واجااءاته الب (73) ما

80{(74) في ق اوم لوط

“Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang

kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira. Mereka mengucapkan,

‘Selamat’, Ibrahim menjawab, ‘Selamatlah.’ Maka tidak lama kemudian Ibrahim

menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan

mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka dan

merasa takut kepada mereka. malaikat itu berkata, ‘Jangan kamu takut,

sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth.

Dan istrinya berdiri (di balik tirai) lalu dia tersenyum. Maka kami sampaikan

kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir

putranya) Ya’qub.”

2) Mengumandangkan adzan dan iqamah ketika anak lahir

Nashih Ulwan mengatakan bahwasannya mengumandangkan adzan di

telinga kanan dan mengiqamahkan di telinga sebelah kiri kepada anak yang

baru dilahirkan termasuk hukum yang disyariatkan oleh Islam.

Dalam kitabnya beliau memaparkan faedah dari mengumandangkan adzan

dan iqamah kepada anak yang baru lahir adalah menjadikan adzan sebagai

seruan dakwah kepada Allah, agama Islam dan ibadah kepada-Nya, sehingga

tidak keduluan setan.

3) Mengunyahkan atau menyuapkan kurma (tahnik) ketika anak lahir

Tahnik merupakan salah satu amalan yang disyariatkan dalam Islam untuk

anak yang baru lahir. Tahnik artinya mengunyah kurma dan menggosokkannya

ke bagian tenggorokan dengan menaruh sebagian kurma yang telah dikunyah

di atas jari kemudian memasukkan jari tersebut ke dalam mulut bayi.

Hikmah dari dilakukannya tahnik menurut Nashih Ulwan adalah untuk

menguatkan syaraf-syaraf mulut dan tenggorokan dengan gerakan lidah dan

dua tulang rahang bawah dengan jilatan, sehingga anak siap menyusu.

80 Referensi: https://tafsirweb.com/8223-surat-Hud-ayat-69-74.html

Page 62: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

50

Dijelaskan pula bahwa, anjuran untuk melakukan pentahnikan itu oleh orang

yang memiliki ketakwaan dan keshalihan pribadi.

4) Memberikan nama pada anak (waktu anak diberi nama. Nama yang disukai dan

yang dibenci, sunnah menggabungkan nama anak dan bapaknya)

Pemberi nama merupakan suatu kebiasaan sosial di masyarakat ketika anak

terlahir. Oleh karenanya sudah semestinya orang tua memberikan nama yang

baik untuk anaknya. Islam pun sangat memperhatikan perkara ini sebagai

bentuk penjagaan dan perhatiannya. Nashih Ulwan menjelaskan dalam

kitabnya, bahwa pemberian nama pada anak merupakan perkara yang dapat

mengangkat derajat anak dan segala hal yang berhubungan dengan

pendidikannya.

Diriwayatkan oleh Ashabus Sunan bahwa Samurah berkata, Rasulullah

SAW bersabda:

و يخلق رأسه و يسمى كل غلم رهينة بعقيقته تذبح عنه يوم سابعه“Setiap anak digadaikan dengan aqiqahnya, dosembelihkan binatang

untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya) kemudian dicukur dan diberi

nama pada hari itu pula.”

Dalam hadits ini menetapkan bahwa pemberian nama dilaksanakan pada hari

ketujuh. Tidak hanay menjelaskan soal hari pemberian nama, lebih dari itu

Nashih Ulwan juga memaparkan mengenai anjuran pemberian nama baik dan

larangan untuk memberikan nama buruk pada anak dan sunnah

menggabungkan nama anak dan bapaknya.81

5) Mengaqiqahkan Anak

6) Mengkhitan Anak

81 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Terj. Tarbiyatul Aulad Arif

Rahman Hakim (Solo: Insan Kamil 2012), h. 46

Page 63: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

51

Nashih Ulwan berpendapat bahwa khitan merupakan pokok kafitrahan,

syi’ar Islam dan tuntunan syariat. Hukumnya wajib bagi laki-laki muslim.

Apabila laki-laki muslim dan atau laki-laki mualaf tidak melaksanakan khitan

samapai usia baligh, maka ia berdosa dan dianggap bermaksiat. Dikarenakan

khitan merupakan syiar Islam sehingga dengannya bisa dibedakan anatara

muslim dan kafir. Dijelaskan pula bahwa dengan dikhitan menjadikan sehat dan

terhindar dari berbagai penyakit.82

c. Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak dalam Keluarga

Tanggung jawab orang tua terhadap tahapan pendidikan anak perlu diaplikasikan

dengan berbagai pembiasaan baik. Oleh karenanya, kita selaku orang tua harus

mengajarkan dan membiasakan hal-hal positif kepada sang buah hati. Dalam hal ini

Nashih Ulwan menjelaskan mengenai tahapan pendidikan orang tua melalui

tanggung jawab yang semestinya diberikan dalam memenuhi pendidikan pada anak,

diantaranya adalah:

1) Tanggung Jawab Pendidikan Iman

Mendidik anak dengan pendidikan iman merupakan tanggung jawab utama

bagi orang tua. Salah satu caranya adalah dengan mengenalkan kalimat tauhid

karena tauhid merupakan kalimat pembuka dan menjadi syiar masuknya

seseorang ke dalam agama Islam. Sehingga tanggung jawab orang tua dalam

menanamkan tauhid pada anak sangatlah penting karena hal ini memiliki

pengaruh yang besar sebagai dasar akidah, prinsip tauhid dan keimanan anak

kelak sampai dewasa.

Selain kalimat tauhid, Nashih Ulwan juga menganjurkan para orang tua

untuk mulai mengajarkan masalah halal dan haram pada anak di usia ini, dengan

tujuan agar kelak ketika sudah tumbuh besar anak sudah mengetahui dan

menjalankan perintah-perintah Allah serta menjauhi segala larangn-Nya.

82 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, h. 70

Page 64: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

52

Persoalan ibadah juga menjadi hal yang utama dalam aspek keimanan ini,

Nashih Ulwan menganjurkan para orang tua untuk memerinthakan ibadah pada

anaknya sedini mungkin. Ibadah yang dimaksud seperti shalat, puasa, membaca

al-Qur’an dan lainnya. Dan tanamkan pula pada anak untuk mencintai nabi dan

para keluarganya serta sahabatnya.

2) Tanggung Jawab Pendidikan Fisik

Tanggung jawab pendidik dalam segi pendidikan fisik adalah dengan

membina tubuh dan energi potensial dengan memperhatikan tubuh, agar tujuan

psikologisnya tercapai. Dalam hal ini Rasulullah SAW., bersabda “Tubuhmu

itu mempunyai hak yang harus kau penuhi”, yaitu dengan memberi makan,

memberi kesempatan istirahat, membersihkannya dan membinanya supaya

kuat. Beliau menghimbau agar dapat diperhatikan dengan sungguh-sungguh

secara menyeluruh, supaya manusia dapat mengambil bagian dalam mencari

harta benda duniawi yang baik dan halal sesuai dengan perintah Allah SWT.83

Tanggung jawab Pendidikan fisik yang dimaksud Nashih Ulwan adalah

Pendidikan terhadap anak yang menjadikannya tumbuh dewasa dengan sehat,

kuat dan bersemangat. Berikut beberapa tanggungan pendidik terkait

pemenuhan hak anak dalam pendidikan fisik yang diberikan oleh orang tuanya,

di antaranya adalah;

a) Pendidik berkewajiban memberikan nafkah kepada keluarga dan anak.

b) Memperhatikan dan mengikuti aturan kesehatan dalam makan dan minum,

c) Berupaya untuk selalu menjaga kesehatan fisik anak dengan membentngi

anak dari penyakit menular,

d) Berupaya memberikan pengobatan yang baik ketika sakit,

e) Menerapkan prinsip kepada anak untuk tidak melakukan perbuatan yang

dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain,

f) Membiasakan anak untuk berolahraga,

83 Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, (Bandung: PT Al-Ma’arif, 1984), h. 183

Page 65: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

53

g) Membiasakan anak untuk memiliki rasa cukup dan tentunya membatasi

pergaulan luar yang kurang baik.

3) Tanggung Jawab Pendidikan Moral

Pendidikan moral yang dimaksud oleh Nashih Ulwan adalah pengetahuan

dasar yang dimiliki oleh seorang anak dan dijadikan sebagai kebiasaannya sejak

usia tamyiz hingga ia balig. Hal ini terus berlanjut secara bertahap sampai ia

dewasa sehingga ia siap mengarungi lautan kehidupan.

Dalam hal ini Nasih Ulwan memaparkan beberapa cara agar anak memiliki

kepribadian islami dan akhlak yang lurus, bertdasarkan ajaran Rasulullah

SAW., diantaranya yaitu;

a) Menghindarkan anak dai perilaku ikut-ikutan (taqlid buta)

b) Mencegahnya agar tidak tenggelam dalam kesenangan,

c) Melarangnya mendengar music dan nyanyian porno,

d) Melarangnya bergaya dan berlagak seperti wanita (bagi anak laki-laki).

4) Tanggung Jawab Pendidikan Akal

Pendidikan akal yang dimaksud Nashih Ulwan adalah membentuk pola pikir

anak terhadap segala sesuatu yang bermanfaat, baik berupa ilmu syar’i,

kebudayaan, ilmu modern, kesadaran, pemikiran dan peradaban. Dengan tujuan

agar anak terbentuk secara ilmu dan memiliki pemikiran yang matang.

Tanggung jawab orang tua terhadap Pendidikan akal ini dapat direalisasikan

oleh orang tua dalam memberikan pendidikan yang layak seperti sekolah

formal, di tambah les dan tak lupa sekolah mengajinya.

5) Tanggung Jawab Pendidikan Kejiwaan

Tanggung jawab Pendidikan kejiwaan yang dimaksud adalah mendidik anak

sedini mungkin, agar anak terlatih dan terbiasa berani, terus terang, jujur,

mandiri, suka menolong, mampu mngendalikan emosi, tidak penakut dan

mampu menghiasi diri dengan bentuk kemuliaan diri baik secara kejiwaan

maupun akhlak secara mutlak.

6) Tanggung Jawab Pendidikan Sosial

Page 66: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

54

Berdasarkan pernyataanya dalam kitab Tarbiyatul Aulad Nashih Ulwan

menjelaskan bahwa tujuan dari pendidikan sosial terhadapa anak adalah agar

anak mampu bersosialisai yang baik dan memiliki jiwa sosial yang aktif dan

pemberani ketika tampil dihadapan masyarakat. Sehingga menjadikan anak

sebagai generasi yang memiliki kemampuan interaksi yang baik, beradab,

berakal, berperilaku seimbang dan memiliki kepribadian yang bijaksana.

7) Tanggung Jawab Pendidikan Seks

Nashih Ulwan dalam kitabnya menyatakan, bahwasanyya pendidikan seks

yang dimaksud di sini adalah memberi pemahaman dan pengertian yang jelas

kepada anak-anak yang sudah memahami tentang hal-hal berbau seks dan

pernikahan. Hal ini bertujuan agar kelak anak ketika menginjak usia remaja

tumbuh dengan pemahaman yang baik sehingga mampu membedakan perkara

yang halal dan aman yang haram.

Pemberian pemahaman tersebut bisa dimulai dengan pembiasaan terhadap

anak agar anak selalu meminta izin, mengajarkan etika melihat, memberi tahu

batasan mahram dan mengajarkan hukum-hukum syar’i ketika mereka

menginjak usia remaja dan dewasa. Bahkan selain itu, Nashih Ulwan juga

menjelaskan bahwa, diperbolehkannya memberi pemahaman secara gamblang

terkait pemahaman seks dan hasrat alami terhadap anak-anak. Dan wajib

dijelaskan secara terang-terangan ketika berkaitan dengan hokum syar’i. namun

tetap dalam pengawasan orang tua dengan cara penyampaian yang baik pula.

d. Metode Pendidikan Anak dalam Keluarga

Berikut penulis paparkan beberapa metode yang efektif dan inovatif yang telah

dirangkum oleh Nashih Ulwan sebagai upaya dalam mendidik anak. Lima metode

Pendidikan yang dirangkum dalam kitabnya tersebut, yaitu:

1) Mendidik dengan Keteladanan

Menurut Abdullah Nashih Ulwan metode pendidikan dengan keteladanan

merupakan metode yang sangat berpengaruh dan efeknya terbukti sangat

Page 67: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

55

berhasil. Dengan metode keteladanan ini dapat membantu para pendidik untuk

mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual dan soaial anak.

Menurutnya, pendidik (orang tua) adalah sosok figur terbaik dalam pandangan si

anak dalam melakukan segala tingkah laku di sekitarnya. Karena tanpa kita

sadarai anak itu sangat mudah sekali dalam hal meniru, sehingga segala tindak

tanduk, sopan santun dan segala perkataan orang tua akan sangat mudah diikuti

dan tanpa disadarai akan tertanam dan menjadi kepribadian yang melekat pada

diri anak.

2) Mendidik dengan Kebiasaan

Menurut Nashih Ulwan mendidik dengan kebiasaan merupakan factor

pendukung pendidikan anak yang sangat efektif. Karena metode ini selalu

berjalan dengan kegiatan dan keseharian yang mudah diikuti anak. Metode

pembiasaan ini bisa dimulai sejak anak masih kecil atau sedini mungkin karena

dengan hal itu maka akan memberikan hasil yang lebih melekat pada kepribadian

anak. Oleh karena itu pendidik (orang tua) harus berhati-hati dalam melakukan

segala kegiatan yang diperhatikan anak, dan orang tua dianjurkan untuk

mengoptimalkan kegiatan positif di sekitar lingkungan anak.

3) Mendidik dengan Nasihat

Metode mendidik anak denga cara memberi nasihat ini dipaparkan oleh

‘Ulwan merupakan metode yang cukup berhasil dalam mendidik akidah anak dan

mempersiapkannya secara aspek moral, emosional maupun social dengan

memberikan pituah atau nasihat yang baik dan mudah dimengerti anak.

Karena dengan metode nasihat ini dapat memberikan pengaruh yang cukup

besar untuk membuka hati dan kesadaran anak untuk menghiasi kepribadiannya

dengan akhlak mulia.

4) Mendidik dengan Perhatian/ Pengawasan

Metode pendidikan dengan perhatian/pengawasan yang dimaksud Ulwan

adalah dengan mencurahkan segala kasih sayang dan perhatian orang tua

terhadap anaknya dan selalu mengikuti perkembangan aspek akidah dan moral

Page 68: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

56

anak, mengawasi dan memperhatikan kesiapan mental dan social. Namun, di

samping itu orang tua tidak hanya mengawasi dan memberi perhatian dalam

bentuk lahiriah/jasmaninya saja, melainkan juga memberikan perhatian dan

pengawasan penuh dalam aspek kerohaniannya.

5) Mendidik dengan Hukuman

Menurut Nashih Ulwan mendidik dengan hukuman atau melakukan

kekerasan ketika mendidik anak dalam keluarga adalah perlakuan yang tidak

benar termasuk pemberian sanksi yang berlebihan itu tidaklah diperbolehkan.

Karena hal itu dapat merugikan anak secara fisik, psikis dan dapat

membahayakan

Jika hendak melakukan metode hukuman maka, lakukan dengan pemberian

sanksi secara bertahap dari yang ringan sampai yang keras. Sanksi yang

diberlakukanpun hanya bertujuan sebagai bentuk teguran saja agar anak mampu

memperbaiki kesalahan, tidak dimaksudkan untuk menyakiti anak.

B. Biografi dan Pemikiran Ibnu Qayyim al-Jauziyyah

1. Profil Ibnu Qayyim al-Jauziyyah

Nama lengkap Ibnu Qayyim adalah Syamsuddin bin Abu Bakar bin Ayub bin

Sa’ad bin Hariz ad-Dimasyqi al-Jauziat. Ibnu Qayyim merupakan seorang ulama

yang cukup terkenal. Beliau termasuk seorang ahli fiqih dan ahli fatwa ternama dan

mujtahid yang bermazhab Hambali.84 Beliau memiliki banyak julukan nama

diantaranya; al- Imam ar-Rabbani Syaikhul Islam kedua, Abu Abdillah Muhammad

bin Abu Bakar bin Ayyub bin Sa’ad, nama ini diambil dari berbagai sumber

referensi tentang biografi beliau, dan para ulama sepakat menyebutkan bahwa

nasabnya sampai ke kakek ayahnya yakni Sa’ad. az-Zur’I, julukan ini dinisbatkan

pada Zura yang merupakan tempat kelahirannya yang sekarang bernama Azra’,

sebuah desa di wilayah Hauran. Kemudian ad-Dimasyqi, nama julukan ini diambil

84 A Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 32

Page 69: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

57

dari tempat kepindahan beliau, serta tempat menetapnya sampai beliau wafat.

Namun lebih dikenal dengan nama Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, tidak dengan nama

lainnya. Berbeda dengan al-Kutsari yang menjulukinya dengan sebutan Ibnu Zufail.

Ibnu Qayyim lahir di damaskus pada tanggal 7 Shafar 691 H bertepatan dengan

tahun 1292 M dan wafat pada malam kamis, 23 Rajab 751 H, dan dikebumikan di

pemakaman al-Baabush Shagiir, Damaskus.85

2. Riwayat Pendidikan

Ibnu Qayyim berguru kepada para ulama untuk memperdalam berbagai bidang

keislamannya. Di antra banyak gurunya itu yang paling berpengaruh adalah Ibnu

Taimiyah. Salah satu ajaran yang dipraktikkan Ibnu Qayyim dari Ibnu Taimiyah

adalah dalam memerangi orang-orang yang menyimpang dari agama Allah. Selain

itu, Ibnu Qayyim juga sependapat dengan Ibnu Taimiyah bahwasannya pintu jihad

itu tetap terbuka, jadi pada dasarnya siapapun dibensrksn berijtihad selama yang

bersangkutan itu mampu dan sanggup melakukannya.86

Dari buah hasil perjalanan dalam dunia pendidikannya, Ibnu Qayyim berhasil

menuliskan banyak kitab yang sampai saat ini dipelajari dan salah satunya adalah

kitab Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulid yang digunakan oleh peneliti sebagai

sumber primer dalam penulisan skripsi ini.

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berandil besar dalam (menulis dan menyebarkan)

berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Dikatakan juga bahwasanya beliau termasuk ke

dalam kelompok pengarang produktif. Thaha Abdur Rauf, seorang fiqh sejarawan,

menuliskan karya Ibnu Qayyim tidak kurang dari 49 buku yang meliputi berbagai

disiplin ilmu, termasuk juga dalam bidang Pendidikan.87 Berikut penulis sajikan

beberapa kitab karya Ibnu Qayyim yang cukup masyhur di antaranya adalah:88

85 Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Hanya Untukmu Anakku (Terj. Tuhfatul Maudud bi Ahkamil

Maulud), (Pustaka Imam Syafi’i: Jakarta 2010), hlm. 24 86 A Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, hlm. 33 87 A Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, hlm. 34 88 Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Hanya Untukmu Anakku (Terj. Tuhfatul Maudud bi Ahkamil

Maulud), (Pustaka Imam Syafi’i: Jakarta 2010), hlm. 24

Page 70: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

58

1) Safar al-Hijratain wa Bab as-Sa’adatain (Perjalanan Dua Hijrah dan Pintu Dua

Kebahagiaan).

2) Madarij as-salakin (Tahapan-tahapan Ahli suluk).

3) Syarh Asma’ al-Kitab al-Aziz (Ulasan-ulasan tentang Nama-nama al-Kitab)

4) Zad al-Mad fi Hadyi ‘Ibad (Bekal untuk Tujuan Akhir Seorang Hamba)

5) I’lam al-Mu’aqqim ‘an Rabbi al-‘Alamin (Pemberotahuan tentang Tuhan

Semesta Alam).

6) Ijtima’ul Juyush al- Islamiyyah ‘ala Ghazwil Mu’aththilah wal Jahmiyyah.

7) Ahkam Ahlidz Dzimmah.

8) Ighatsatul Lahfan min Masha-idisy Syaithan.

9) Bada-i’ul Fawa’id

10) Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud.

11) Tahdzib Mukhtashar Sunan Abi Dawud.

12) Al-Jawabul Kafi, yang dikenal dengan ad-Da’wad Dawa.

13) Jala’ul Afham fish Shalati was Salam ‘ala Muhammad صلى الله عليه وسلم Khairil Anam.

14) Hadil Arwah ila Biladol Afrah.

15) Hukmu Tarikish Shalah.

16) Ar-Risalatut Tabikiyyah.

17) Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaqin

18) Ar-Ruh

19) Syifa’ul Alil fi Masa’ilil Qadha wal Qadar wal Hikmah wat Ta’lil.

20) Ash-Shawaiqul Mursalah ‘alal Jahmiyyah wal Mu’aththilah.

21) Thariqul Hijratain wa Babus Sa’adatain

22) At-Thuruqul Hukmiyyah fis Siyasatisy Syar’iyyah.

23) ‘Iddatush Shabirin wa Dzakhiratusy Syakirin.

24) Al-Furusiyyah.

25) Al-Fawa’id.

26) Al-Kafiyatusy Syafiyah fil Intishar lil Firqatin Najiyah.

27) Al-Kalam ‘ala Mas’alatis Sima’.

Page 71: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

59

28) Madarijus Salikin baina Manazil Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’in.

29) Miftah Daris Sa’adah wa Mansyur Wilayati Ahlil ‘Ilmi wal Iradah.

30) Al-Manarul Munif fish Shahih wad Dha’if.

31) Hidayatul Hiyara fi Ajwibatil Yahudi wan Nashara.

32) Al-Wabilus Shayyib fil Kalimit Thayyib.

3. Pendidikan Anak dalam Keluarga Menurut Pemikiran Ibnu Qayyim al-

Jauziyyah

Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah anak dilahirkan dalam keadaan fitrah yang

suci, sedangkan faktor lingkungan memiliki peranan yang dominan dalam

pembentukan karakter anak, apakah ia berperilaku baik atau buruk. Oleh karena itu

peran orang tua selaku pendidik/lingkungan pertama yang dikenal anak maka sudah

semestinya orang tua memberikan pendidikan yang yang baik, karena segala

keburukan yang menimpa anak adalah merupakan bentukan dari pola pendidikan

yang salah ataupun pengaruh lingkungan sekitarnya.

e. Pendidikan Anak sebelum Lahir

Ibnu Qayyim menaruh perhatian terhadap fase-fase perkembangan anak. Ibnu

Qayyim membagi fase perkembangan manusia sebagai berikut: pertama dimulai

pada fase sebelum kehamilan (prakonsepsi). Kedua, fase pranatal (masa

perkembangan janin dalam kandungan). Selanjutnya ketiga, fase kelahiran anak

ke dunia, keempat fase penyusuan dan pengasuhan, kelima fase tamyis, keenam

fase pemberian pengajaran dan pendidikan, ketujuh fase puber, kedelapan fase

baligh, kesembilan fase dewasa, kesepuluh fase tua.89 Berikut penulis sajikan

table dan diagram fase perkembangan Pendidikan anak berdasarkan pemaparan

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah;

Fase Usia Periode

Perkembangan

Esensi Perkembangan Anak

89 Jurnal, Analisis Komparatif Tentang Konsep Pendidikan Anak Menurut Ibnu Qayyim Al-

Jauziyah Dan Al-Ghazali: Implikasinya Terhadap Pendidikan Agama Islam Kontemporer

Page 72: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

60

Ke-1 Prakonsepsi Menentukan jodoh, menikah

Ke-2 0-9 bln Prenatal/ janin dalam

kandungan

Masa kehamilan

Ke-3 Masa Kelahiran

Ke-4 0-2 th Masa penyusuan dan

pengasuhan

Memberi asi dengan asuhan

yang disyariatkan dalam Islam,

sampai menyapih

Ke-5 7-10 th Tamyiz Anak mampu membedakan baik

dn buruk berdasarkan nalarnya

sendiri

Ke-6 10th -

baligh

Masa Pengajaran dan

pendidikan

Masa muraahiq (remaja),

mendekati waktu bermimpi

basah. Sampai pada titik taklif

(bertanggung jawab) Ke-7 Masa Puber (13-15 th

bagi laki-laki & 11-13

th bagi perempuan)

Ke-8 Masa Baligh

Ke-9 17 th-an

- 40th-an

Masa dewasa Masa asyud adalah masa antara

usia baligh sampai empat puluh

tahunan. Kemudian berlanjut ke

masa kuhulah hingga usia enam

puluh tahunan. Dalam masa ini

sang anak diartikan sudah

memiliki kekuatan dan

keperkasaan. Sehingga pada usia

ini anak sudah bisa

mempertanggung jawabkan

segalanya

Ke-10 60 th-an Masa Tua Masa syaikhukhah; rambutnya

mulai memutih, kemudian

wakhaththahusy syaib; mulai

beruban, kemudian syamatha;

beruban banyak, kemudian

aghtama; uban lebih banyak dari

rambut hitam, kemudian

mutaqa’wis; rambut dan jenggot

memutih semua, kemudian fase

haram; kekuatannya berkurang.

Sampai kondisinya berubah dan

kemerosotan kekuatan tubuhnya

Nampak.

Page 73: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

61

Dalam hal ini. Ibnu Qayyim menjelaskan perjalannan kehidupan bayi dari

sejak berbentuk sperma. Selama dalam masa pertumbuhan janin sebagaimana

halnya Islam, Ibnu Qayyim juga menganjurkan mendidik anak semenjak masih

dalam kandungan bahkan dari masa prakonsepsi (pemilihan pasangan antara

calon orang tua).

Ibnu Qayyim menyatakan bahwa Pendidikan anak itu dimulai sejak

menentukan calon istri. Dalam penentuan calon istri kecantikan, harta, status

bukanlah merupakan tolak ukur utama dalam menentukan sebagai calon pendidik

anaknya kelak. Melainkan kriteria lain yang lebih penting dijadikan sebagai tolak

ukur pemilihan pasangan adalah agamanya, kemudian wanita yang mempunyai

rasa kasih sayang, dari keluarga yang baim akhlaknya, wanita subur yang dapat

memberikan keturunan, karena keberadaan anak dapat menyelamatkan orang tua

dengan doa dan amal shalihnya. perangai, tingkah laku calon Ibu itu akan

menurun kepada anak-anak yang dilahirkannya. Olehkarenanya anjuran dalam

memilih pasangan yang utama adalah agamanya.

Setelah mantap menentukan pasangan, selanjutnya Ibnu Qayyim

mengarahkan untuk melakukan pernikahan. Dalam hal tersebut, hendaknya

suami isteri memahami tujuan pernikahan itu. Pada dasarnya pernikahan

merupakan sebuah upaya untuk melaksanakan sunnah rasul yang tujuannya tidak

sekedar untuk pelampiasan syahwat saja, akan tetapi untuk mendapatkan ridho

dan pahala-Nya serta memperbanyak keturunan.

Selanjutnya pada masa kehamilan, pendidikan anak dalam kandungan akan

terus berjalan sampai anak terlahir ke dunia. Pada masa kehamilan ini, menurut

Ibnu Qayyim ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan orangtua terhadap

perkembangan sang buah hati ketika didalam perut diantaranya adalah;

1) Perkembangan Janin dalam Kandungan. fase prenatal (fase perkembangan

janin dalam kandungan), merupakan fase yang sangat mempengaruhi

pertumbuhan anak setelah kelahirannya.

Page 74: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

62

2) Penentuan Jenis Kelamin dan Kemiripan Anak. Dalam hal penentuan jenis

kelamin dan kemiripan anak, menurut Ibnu Qayyim jenis kelamnin anak

ditentukan oleh seberapa unggul sperma yang di hasilkan dari sang ayah/ ibu.

3) Reaksi dan Gerakan Janin. Ibnu Qayyim menjelaskan bahwasanya setelah

120 hari dari awal proses penciptaan tahapan nuthfah dalam kandungan sang ibu,

sang janin sudah dikaruniai pendengaran dan penglihatan yang sudah berfungsi.

4) Memberi Nutrisi dan Gizi yang Cukup. Ibu hamil harus selalu

memperhatikan suplai makanan yang banayk mengandung gizi dan vitamin yang

cukup, sebab nutrisi mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam kandungan.

5) Menjaga Kesehatan Janin . menjaga asupan makanan yang dikonsumsi oleh

ibu hamil sangat mempengaruhi kesehatan sang bayi. Oleh karenanya Ibnu

Qayyim menghimbau agar ibu hamil menjaga makanan sehat sebagai asupan

sang buah hati di dalam janin.

6) Menciptakan Lingkungan Sehat dan Nyaman Selama kehamilan, Ibnu

Qayyim menghimbau agar ibu hamil selalu dalam keadaan relaks dan lingkungan

yang sehat dengan suasana yang nyaman. Hal ini bertujuan untuk menjaga

kondisi janin agar perkembangan fisik dan mentalnya tidak terganggu.

f. Tahapan Pendidikan Anak dalam Keluarga Setelah Lahir

1) Memberi kabar gembira dan ucapan selamat kepada orang yang dikaruniai

anak

Anjuran untuk memberi kabar gembira dan ucapan selamat kepada orang

yang dikaruniai anak ini, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah memaparkan beberapa

firman Allah dalam Kitab-Nya, al-Qur’an al-Karim mengenai kisah Nabi

Ibrahim:

نيذ بعجل جااءا أان لابثا فاماا سالم قاالا سالما قاالوا بلبشراى إب رااهيما رسلناا ءات جاا }والاقاد (٦9) حاسا ناكراهم إلايه تاصل لا أايدي اهم راأاى ف الاما لوط ق اوم لا إ أرسلناا إن تااف لا قاالوا خيفاة من هم واأاوجا

Page 75: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

63

هاا فاضاحكات قاائماة واامراأاته (70) واي لاتاا يا لات قاا (71) ي اعقوبا إسحااقا وارااء وامن بسحااقا ف اباشرناا عاجوز واأانا أاأالد ذا يخا ب اعلي واها ا إن شا ذا الل راحاة الل أامر من أات اعجابيا قاالوا (72) عاجيب لاشايء ها

يد إنه الب ايت أاهلا عالايكم واب اراكااته يد حا رااهيما الروع واجااءاته البشراى ياادلناا ف الاما ذاهابا عان إب (73) ما90{(74) في ق اوم لوط

“Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang

kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan,

"Selamat." Ibrahim menjawab, "Selamatlah." Maka tidak lama kemudian

Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala

dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh

perbuatan mereka dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata,

"Janganlah kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang

diutus kepada kaum Luth.” Dan istrinya berdiri (di sampingnya), lalu dia

tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira

akan (kelahiran) Ishak dan sesudah Ishak (lahir pula) Ya'qub. Istrinya berkata,

"Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak, padahal aku adalah

seorang perempuan tua, dan ini suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua pula?

Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh." Para malaikat itu

berkata, "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu

adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kalian, hai ahli bait!

Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah. Maka tatkala rasa takut

hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, dia pun bersoal

jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum Luth”. (QS. Hud [11]: 69-

74)

Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa kabar gembira adalah pemberitahuan

kepada seseorang yang telah mendengar berita yang membuatnya bahagia.

Dikerenakan kabar gembira itu membuat seseorang merasa senang dan bahagia,

maka seorang Muslim dianjurkan untuk bersegera menggembirakan saudaranya

dengan memberitahukan sesuatu yang membahagiakannya.91

2) Mengadzankan di telinga kanan bayi dan mengiqamahkan di telinga kirinya

Dalam pembahasan ini Ibnu Qayyim al-Jauziyyah memaparkan

bahwasannya terdapat beberapa hadits yang menjelaskan mengenai adzan dan

90 Referensi: https://tafsirweb.com/8223-surat-Hud-ayat-69-74.html 91 Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Hanya Untukmu Anakku (Terj. Tuhfatul Maudud bi Ahkamil

Maulud), (Pustaka Imam Syafi’i: Jakarta 2010), h. 72

Page 76: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

64

iqamah di telinga bayi yang baru dilahirkan, diantaranya; hadits yang

diriwayatkan oleh Abu Abdillah al-Hakim, dari Abu Ja’far Muhammad bin

Duhaim, dari Muhammad bin Hazim bin Abu Gharzah, dari Abdullah bin Musa,

dari Sufyan bin Sa’id ats-Tsauri, dari ‘Ashim bin Ubaidillah bin Abu Rafi’, dari

Abu Rafi’, dia berkata, “Saya melihat Rasulallah beradzan di telinga Husain bin

Ali ketika Fathimah melahirkannya”.

Hadits yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari hadits

Husain bin Ali, dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Barang siapa anaknya terlahir,

lalu dia beradzan di telinga kanannya dan beriqamah di telinga kirinya, maka

dijauhkan darinya ummu shibyan”.

Seperti yang kita tahu bahwa adzan dan iqamah itu sudah ada sejak masa

Rasulullah SAW., hanya saja dalam hal ini Ibnu Qayyim al-Jauziyyah

berpendapat bahwa adzan dan iqamah ini merupakan salah satu penanaman

konsep ketauhidan kepada anak. Dan adzan merupakan pendidikan keimanan

pertama yang diajarkan kepada anak.

3) Mentahnik

Tahnik yaitu menyuapi bayi dengan kurma yang sebelumnya telah dikunyah

terlebih dahulu, kemudian hasil kunyahannya diambil dan dimasukkan ke dalam

mulut bayi, lalu digosok-gosokkan secara lembut ke langit-langit bayi. Anjuran

mentahnik anak ketika sudah lahir ini berlandasakan kepada hadits Rasul yang

diriwayatkan oleh Imam Bukhari (5470) dan Muslim (2144) di dalam kitabnya

(Ibnu Qayyim):

“Dijelaskan dalam kitab shahihain sebagaimana hadits dari Abu Burdah, dari

Abu Musa, dia berkata, ‘ketika anak laki-laki saya lahir, saya membawanya

kepada Rasulullah SAW. Lalu beliau memberinya nama Ibrahim. Lalu beliau

juga mentahniknya dengan kurma”.

Hal yang menjadikan perhatian penting bagi Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam

melakukan tahnik pada anak adalah karena dalam hal ini orang tua telah

memberikan pendidikan jasmani kepada anak, agar anak tumbuh sehat dan kuat.

Page 77: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

65

Pentahnikan ini juga bermanfaat bagi pertumbuhan gigi mereka agar menjadi

kuat dan bagus.

4) Mengaqiqahkan

Aqiqah merupakan ajaran yang di sunnahkan dalam Islam, karena dengan

dilaksanakannya aqiqah dapat menjalin silaturahim antara saudara juga kerabat

teman yang lainnya. Pelaksanaan aqiqah juga merupakan salah satu bentuk rasa

syukur orang tua terhadap anugerah yang Allah berikan kepadanya berupa anak.

Dalam melaksankan aqiqah disunnahkan menyembelih dua ekor kambing untuk

anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan dan dilaksanakan

pada hari ketujuh kelahiran anak. Sebagaimana sabda Rasul. Dari Samurah,

Rasulullah SAW., bersabda:

“Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, yang disembelih untuknya pada hari

ketujuh kelahirannya. Pada hari itu juga dia diberi nama dan rambutnya dicukur”.

Hadits ini diriwayatkan oleh seluruh penyusun kitab-kitab sunan. Dan Imam

Tirmizi berkomenter, “Ini adalah hadits hasan shohih”. Dari Aisyah Ra,

Rasulullah SAW., bersabda: “Untuk seorang bayi laki-laki disembelih dua ekor

kambing yang sepadan, dan untuk bayi perempuan disembelih seekor kambing”.

Berdasarkan penjelasan hadits di atas, Ibnu Qayyim menegaskan bahwa

pelaksanaan aqiqah itu sangatlah penting, karena dalam pelaksanaanya

mengandung unsur pendidikan keimanan dan sosial. Dengan terlaksananya

pengaqiqahan anak maka orang tua telah menebus anaknya yang tergadai dari

Allah Swt. Selain itu juga, pelaksanaan aqiqah merupakan bentuk rasa syukur

dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain atas kehadiran anak yang Allah

berikan.

5) Mencukur rambut dan bersedekah senilai timbangannya

Abu Umar Ibnu Abdil Barr berkata, “Para ulama sepakat menyunahkan

hukum tentang mencukur rambut bayi ketika akikah”. Ibnu Qayyim dalam

kitabnya berkata “Sepertinya (wallahu’alam) Abu Amr ingin membedakan

akikah dari haji dan bahwasanya akikah tidak menyerupai ibadah haji. Karena

Page 78: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

66

dalam ibadah haji sunnahnya adalah menyembelih terlebih dahulu kemudian

baru mencukur. Namun saya tidak mendengar tentang hal ini kecuali dari Atha’.”

6) Memberikan Nama

Dalam pembahasan pemberian nama pada anak, Ibnu Qayyim

memaparkannya menjadi 10 pasal, namun peneliti memaparkannya secara

keseluruhan. Pemberian nama yang baik pada anak sangat dianjurkan, karena

nama itu dapat mempengaruhi psikologis anak dalam perkembangannya. Dan

pemberian nama yang baik kepada anak adalah merupakan salah satu bentuk

kemuliaan dan kebaikan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya yang baru

lahir. Sebagaimana Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya pada hari kiamat kalian akan dipanggil dengan nama kalian

disertai nama ayah kalian. Maka perbaguslah nama kalian.” (HR. Abu Dawud

dengan sanad hasan).

Kemudian Ibnu Qayyim menjelaskan dengan hadits Rasulullah SAW

Dari Abu Wahab al-Jasya’i RA berkata: Rasulullah bersabda: “Namakanlah

diri kalian dengan nama-nama para Nabi, sesungguhnya, nama yang paling

disukai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman. Dan yang paling benar adalah

Harits dan Hammam. Dan yang paling buruk adalah Harb dan Murrah”.

Dari hadits di atas sudah dapat kita ketahui bahwasannya semua orang tua

pasti menghendaki pemberian nama yang bagus dan baik untuk anaknya.

Sehingga Ibnu Qayyim menggambarkan penamaan anak berdasarkan hadis,

sebagaimana sudah dijelaskan bahwa Rasulullah menyenangi pemberian nama

kepada anak-anak yang baru lahir dengan nama-nama Nabi dan Asma’ Allah dan

melarang meberikan nama buruk kepada anak.

7) Mengkhitan

Menurut Ibnu Qayyim disyariatkannya khitan di dunia adalah untuk

menyempurnakan kebersihan dan kesucian seseorang dari air kencing. Karena

penghuni surga tidak kencing dan tidak buang air besar, sehingga tidak ada

najis yang mengenai kulit kemaluan. Dijelaskan pula bahwa dengan

Page 79: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

67

melaksanakan khitan itu tidak menghilangkan atau mengurangi kenikmatan

bersetubuh.92

Dalam hal ini, Ibnu Qayyim menegaskan bahwa khitan merupakan salah satu

tahapan mendidik anak dalam lingkup mengajarkan menjaga kebersihan,

kesucian diri dari najis. Sehingga dengan dilakukannya khitan pada anak

orang tua sudah melaksanakan ketentuan syariat Islam dalam beribadah.

g. Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak dalam Keluarga

Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak perlu direalisasikan

dengan berbagai pembiasaan baik. Oleh karenanya, kita selaku orang tua harus

mengajarkan dan membiasakan hal-hal positif kepada sang buah hati. Dalam hal ini

Ibnu Qayyim menjelaskan mengenai tanggung jawab orang tua terhadap tahapan

yang dilakukan orang tua dalam memberikan pendidikan terbaik pada anak, di

antaranya adalah.

1) Tanggung Jawab Pendidikan Imaniyyah (Keimanan)

Pendidikan keimanan yang dimaksud penulis adalah mendidik anak

dengan dasar-dasar Islam sejak anak mulai mengerti, diawali dengan

pengenalan rukun Islam dan rukun Iman. Dalam pembahasan ini Ibnu Qayyim

al-Jauziyyah menjelaskan pendidikan keimanan yang pertama diajarkan adalah

dengan mengajarkan anak kalimat tauhid.

2) Tanggung Jawab Pendidikan Fikriyyah (Intelektual)

Akal adalah kekuatan manusia yang paling besar dan merupakan

pemberiaan Allah yang paling besar.93 Dalam hal Pendidikan fikriyah

(intelektual) Ibnu Qayyim mengatakan “Akal adalah raja, sedangkan ruh,

panca indra dan seluruh anggota badan adalah sebagai rakyatnya. Jika akal

rusak maka hancurlah seluruh rakyatnya”. Dari perkataannya ini dapat kita

92 Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Menyambut Buah Hati (Terj. Tuhfatul Maudud bi Ahkamil

Maulud), h. 240 93 Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Sistem, h. 127

Page 80: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

68

lihat bahwa, Ibnu Qayyim sangat memperhatikan pembinaan dan

pemeliharaan daya intelektual anak.

Dalam hal ini Ibnu Qayyim menjelaskan, bahwasanya orang tua tidak boleh

menggiring atau memaksakan kehendaknya untuk melakukan hal-hal yang

tidak disukai/tidak cocok bagi si anak, walaupu itu diperbolehkan dalam

syariat. Karena, jika anak sudah diarahkan pada suatu keahlian yang tidak ia

minati, maka si anak tidak akan unggul dan kehilangan bakat aslinya.

3) Tanggung Jawab Pendidikan Khuluqiyah (Moral)

Pendidikan khuluqiyah yang dimaksud Ibnu Qayyim adalah dengan

melatih anak agar memiliki akhlak mulia dan selalu melakukan kebiasaan baik,

sehingga akhlak dan kebiasaan baik itu menjadi karakter yang baik yang

melekat pada dirinya. Karena sesungguhnya kebiasaan tingkah laku dan

kepribadian seorang anak adalah bergantung pada pembiasaan pendidiknya di

masa kecil dulu.

Ibnu Qayyim dalam kitabnya Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud

berkata: “termasuk yang diperlukan seorang anak adalah perhatian orang tua

terhadap akhlaknya (tingkah laku sehari-hari. Seorang anak tumbuh sesuai

dengan perilaku yang dibiasakan oleh pengasuhnya, seperti sikap keras,

pemarah, suka membantah, tergesa-gesa, mengikuti keinginan sendiri, gegabah,

kasar dan rakus. Amka, ketika seorang anak telah dewasa, perangainya di masa

kecil akan sulit dihilangkan, hingga kahirnya menjadi tabiat yang lekat dala

dirinya. Maka tidak heran jika banyak dijumpai orang-orang dewasa yang

berperilaku menyimpang. Itu semua akibat cara mendidik di masa kecilnya dulu

yang keliru”

4) Tanggung Jawab Pendidikan Ijtimaiyyah (Sosial)

Pendidikan ijtimaiyyah /social yang dimaksud di sini adalah membangun

kemaslahatan dalam bermasyarakat yang baik, serta memenuhi hak-hak

bermasyarakat dan berinteraksi di lingkup social dengan baik. Menurut Ibnu

Page 81: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

69

Qayyim pendidikan social utama yang baik dan patut untuk diterapkan adalah

dengan selalu memperhatikan perasaan orang lain, membahagiakannya, serta

mengajak mereka untuk turut serta membahagiakan saudara dan orang lain

disekelilingnya.

5) Tanggung Jawab Pendidikan Badaniyyah (Fisik)

Tanggung jawab pendidikan badaniyah/ fisik yang harus diterapkan orang

tua/pendidik terhadap anaknya diantaranya adalah memberi gizi baik,

memberikan pengobatan ketika sakit, dan mebiasakannya untuk rajin

berolahraga. Pandangan Ibnu Qayyim terhadap pendidikan fisik anak yaitu

menitikberatkan pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatan anak.

6) Tanggung Jawab Pendidikan Jinsiyyah (Seks)

Pendidikan seks merupakan upaya penjagaan seorang muslim dari

penyimpangan sexual, sehingga terhindar dari hal-hal yang diharamkan. Dalam

Pendidikan jinsiyyah/seks orang tua dianjurkan untuk memberi bekal

pengetahuan tentang seks dengan baik kepada anak. Hal ini bertujuan agar

kelak pada masa mendatang ketika anak menginjak usia remaja/dewasa, anak

sudah mampu berperilaku/ berinteraksi dengan baik ketika menemukan

persoalan-persoalan tentang seks.94

h. Metode Pendidikan Anak

Metode-metode yang digunakan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam mendidik anak

diantaranya adalah:

1) Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan yang dimaksud Ibnu Qayyim al-Jauziyyah adalah

termasuk perhatian orang tua terhadap tingkah laku keseharian anak.

94 Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Thibbun Nabawy, (Beirut: Maktabah al-Manar al- ‘Iyah, 1982),

h. 194

Page 82: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

70

Sebagaimana Ibnu Qayyim berkata dalam kitabnya Tuhfatul Maudud bi

Ahkamil Maulud:

Karena tentu saja perilaku anak adalah sebagaimana pengasuhnya (orang

tua). Seperti dikatakan dalam sebuah peribahasa “Buah jatuh tidak jauh dari

pohonnya” begitupun perilaku atau tingkah laku yang diekspresikan seorang

anak tidaklah mungkin berbeda jauh dari perilaku yang dibiasakan (pengasuh)

orang tuanya, seperti sikap keras, pemarah, suka membantah, tergesa-gesa,

egois, ceroboh dan rakus. Kelak ketika anak berabjak dewasa, perangai di masa

kecilnya yang kurang baik tersebut akan sulit dihilangkan, sehingga kebiasaan

perangai buruk itu menjadi tabiat yang melekat pada dirinya. Maka tidak heran

jika kita temui perilaku orang dewasa yang menyimpang. Itu disebabkan akibat

kekeliruan pengasuh dalam mendidikanya di masa kecil dulu.95

Dari penjelasaan tersebut, dapat kita ketahui bahwa bentuk metode dalam

mendidik perilaku baik anak dapat dilakukan dengan perilaku, ucapan dan

pembiasaan lainnya yang positif. Karena pembiasaan yang diterapkan pada

anak sejak kecil merupakan cara yang paling mudah diikuti dan akan lebih

melekat. Seperti dikatakan dalam peribahasa “belajar di waktu kecil, bagai

mengukir di atas batu”.

2) Metode Keteladanan

Metode keteladanan ini merupakan metode utama yang dimiliki dan

digunakan Rasulullah SAW, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Qs. al-

Ahzab [33]: 21, sebagai berikut:

لاقاد كاانا لاكم في راس ول الل أسواة حاساناة لمان كاانا ي ارجو اللا واالي اوما الآخرا واذاكارا اللا كاثيرا“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)

hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”

3) Metode Nasihat

95 Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Tuhfah Al Maudūd Bi Ahkām Al Maulūd “Menyambut Buah

Hati”, Terj. Ahmad Zainudin dan Zainal Mubarok, (Jakarta: Ummul Qura, 2014), h. 282

Page 83: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

71

Menurut Ibnu Qayyim, pendidikan yang diberikan kepada anak melalui

metode nasihat akan lebih mempunyai pengaruh yang mendalam pada diri

seorang anak, terlebih lagi jika nasihat itu disampaikan dengan penuh rasa kasih

sayang, penuh perhatian dan dari hatike hati. Karena seseorang terkadang lebih

senang mendengarkan dan memperhatikan nasihat orang-orang yang ia cintai

sehingga ia jadikan tempat mengadukan segala permasalahannya, sehingga

nasihat yang diberikan akan sanagat mudah diterima.

4) Metode Hukuman

Metode hukuman sebetulnya tidak mutlak untuk diikuti, kecuali apabila

telah dilakukan pendidikan dengan metode pembiasaan, keteladanan dan

nasihat tidak mampu dan tidak efektif untuk mendidik anak, sehingga perlu

adanya tindakan tegas guna menyampaikan persoalan dengan benar maka

barulah metode hukuman boleh dilakukan.

Ibnu Qayyim menganjurkan metode hukuman berlandaskan pada hadits

Nabi SAW., mengenai shalat. Ketika seorang anak sudah menginjak usia

sepuluh tahun dan meninggalkan shalat, maka hukuman yang berlaku adalah

dipukul. Namun pukulan yang dilakukan hanya dimaksudkan untuk

memberikan efek jera serta mendidik dan melatih anak untuk terbiasa

melaksanakan shalat dan tidak meninggalkannya lagi.96

5) Metode Learning by doing a good thing / Thoriqotu at-Ta’alum ‘an Thoriqi

Fi’li al-Khairi

Metode learning by doing a good thing adalah sebuah metode yang dimana

mengaktifkan anak agar terus berlatih melakukan perbuatan-perbuatan baik dan

selalu berpikir positif, sehingga akhlak baik menjadi komponen utama yang

melekat pada dirinya.

96 Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Tuhfah Al Maudūd Bi Ahkām Al Maulūd, Menyambut Buah

Hati, Terj. Ahmad Zainudin dan Zainal Mubarok...., h.

Page 84: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

72

Dalam penggunaan metode mendidik, Ibnu Qayyim sepakat untuk tidak

merekomendasikan penggunaan metode perdebatan dalam mendidik anak. Dan

masih banyak lagi metode yang digunakan oleh Ibnu Qayyim seperti metode:

hafalan pemberian contoh/misal hiwar, tanya jawab, hafalan, pemberian misal,

cerita/kisah, dan lain-lain. Penggunaan metode harus diselaraskan dengan

tahapan perkembangan, tingkat kecerdasan, bakat dan pembawaan anak, dan

tujuannya pendidikan dan karakteristik materi.97

C. Komparasi Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim al-

Jauziyyah mengenai Pendidikan Anak dalam Keluarga

1. Persamaan Pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

tentang Pendidikan Anak dalam Keluarga

Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim sama-sama menaruh perhatian

terhadap tahapan-tahapan yang dilakukan orang tua dalam mendidik anak. Ibnu

Qayyim membagi tahapan/ perkembangan pendidikan anak sebagai berikut:

pertama dimulai pada tahapan pendidikan anak dari sebelum kehamilan

(prakonsepsi). Kedua, tahapan pendidikan anak dari prakelahiran/ prenatal

(masa perkembangan janin dalam kandungan). Selanjutnya ketiga, peran orang

tua terhadap tanggung jawab pendidikan anak setelah kelahiran.

Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim sudah memulai perhatiannya terhadap

pentahapan pendidikan anak jauh sebelum anak berada dalam kandungan.

Tahapan pendidikan pada anak ini dilakukan oleh kedua orang tuanya, bahkan

sebelum si orang tua ini menikah. Dan perhatiannya terhadap perkembangan

anak selama dalam kandungan, menurut mereka pada tahapan ini sangat

memiliki pengaruh besar pada saat kelahiran anak nanti.

97 Afdhal Ilahi, “Konsep Pendidikan Menurut Ibnu Qayyim”,

http://www.afdhalilahi.com/2015/05/konsep-pendidikan-menurut-ibnuqayyim.html diakses 02 April

2017

Page 85: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

73

Ketika anak sudah lahir perhatian Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim

beralih pada tahapan pendidikan akhlak serta perkembangan bakatnya.

Menurut Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim Pendidikan anak yang diberikan

orang tua secara baik akan mencapai hasil yang optimal apabila memperhatikan

tanggung jawab orang tua dalam melaksanakan tahapan-tahapan pendidikan

anak, yang dimulai semenjak kelahirannya dengan disertai perlakuan positif

yang sesuai dengan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikannya.

Selanjutnya pada tahapan mendidik anak Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim

sama- sama menganjurkan dan mengajak kepada para orang tua dan para

pendidik untuk menunaikan tanggung jawab pendidikan anak pada beberapa

aspek. Aspek-aspek tanggung jawab pendidikan yang menjadi perhatian

Nashih Ulwan meliputi: Pendidikan Iman, Pendidikan Moral, Pendidikan Fisik,

Pendidikan Akal, Pendidikan Kejiwaan, Pendidikan Sosial, Pendidikan Seks.

Sedangkan aspek –aspek tanggung jawab pendidikan anak yang menjadi

fokus perhatian Ibnu Qayyim meliputi: Pendidikan Imaniyyah (Keimanan),

Pendidikan Fikriyyah (Intelektual), Pendidikan Khuluqiyah (Moral),

Pendidikan Ijtimaiyyah (Sosial), Pendidikan Badaniyyah (Fisik), Pendidikan

Jinsiyyah (Seks).

Selanjutnya dari segi metode pendidikan yang digunakan Nashih Ulwan

dan Ibnu Qayyim dalam pendidikan anak di lingkup keluarga juga ditemukan

banyak persamaan, diantarnya; mereka sama menerapkan metode pembiasaan,

keteladanan, nasihat, hukuman, dan pengawasan.

2. Perbedaan Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

terhadap pendidikan anak dalam keluarga

Berdasarkan pemaparan tahapan pendidikan anak, tanggung jawab yang

harus dilakukan orang tua dan metode yang digunakan dalam upaya

memaksimalkan pendidikan anak, Nashih Ulwan dan Ibnu Qoyyim keduanya

sepakat bahwa setiap tingkat pendidikan, pemberian materi /tahapan

Page 86: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

74

pendidikan, serta penggunaan metode dan tanggung jawab orang tua terhadap

Pendidikan anak haruslah disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik dan

psikis anak. Kemudian setiap orang tua dan pendidik hendaknya memberikan

perhatian dan perlakuan yang berbeda yang disesuaikan dengan tingkat

perkembangan akal, emosi, moral, bahasa dan sosial anak.

Dalah hal ini, pada hakikatnya Nashih Ulwan menggunakan istilah yang

sama dengan Ibnu Qayyim pada semua aspek pendidikan, hanya saja dalam

beberapa aspek tanggung jawab orang tua dalam Pendidikan anak terdapat

perbedaan dalam penggunaan istilah, diantaranya; Nashih Ulwan menggunakan

istilah Pendidikan Akal, sedang Ibnu Qayyim menggunakan istilah Pendidikan

Intelektual. Kendati penggunaan istilah yang digunakan berbeda, namun tidak

dengan isi pemikiran yang dijelaskan kedua istilah tersebut mengandung makna

yang sama yaitu pendidikan akal pikiran/ kecerdasan. Kemudian pada istilah

lain, Nashih Ulwan menggunakan istilah Pendidikan fisik sedang Ibnu Qayyim

menggunakan istilah Pendidikan Badaniyah kedua istilah tersebut mengandung

makna yang sama yaitu pendidikan jasmani.

Disamping itu terdapat aspek pendidikan yang tidak dibahas secara

gamblang oleh Ibnu Qayyim seperti Pendidikan Kejiwaan yang dipaparkan

oleh Nashih Ulwan, namun pada hakikatnya Ibnu Qayyim sudah mencakup

pembahasan Pendidikan kejiwaan itu dalam aspek khuluqiyah, yang

sebenarnya substansi pembahasan dari kedua istilah tersebut sama yaitu ilmu

jiwa.

3. Implikasi Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

terhadap Pendidikan Anak dalam Keluarga.

Implikasi hasil pemikiran Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim tehadap

Pendidikan anak dalam keluarga yang ditemukan penulis bahwasannya

mayoritas para pendidik masih mengacu pada aspek pendidikan barat yang

Page 87: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

75

meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dan menomor duakan aspek

ruhani dan keimanan. Namun dalam hal ini justru. Nashih Ulwan dan Ibnu

Qayyim sama- sama mengajak kepada para orang tua dan guru untuk

menfokuskan pendidikan anak pada beberapa aspek pendidikan Islam, yang

meliputi aspek ruhiyah,imaniyah,aqliyah, jismiyah, nafsiyah (athifiyah dan

iradah), khuluqiyah ijtima’iyah, riyadhiyah dan jinsiah. Aspek pendidikan

menurut Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim lebih komprehensif untuk

mengembangkan potensi anak baik sebagai makhluk individu maupun sebagai

makhluk sosial serta potensi jasmani dan rohani yang mereka miliki secara

berimbang dan maksimal sesuai dengan cita Islam.

Kemudian dalam hal metode pendidikan anak dalam keluarga. Dewasa

inimpendidik masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab

yang terkesan monoton dan membosankan, sehingga tidak memotivasi

semangat belajar anak. Namun, berdasarkan pembahasan tentang metode

pendidikan menurut Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim yang beragam, dapat

,mempermudah orang tua dan pendidik untuk menggunakan metode pendidikan

agama yang lebih variative dan inovatif. Namun penerapan metode tersebut

harus diselaraskan dengan tahapan perkembangan anak agar aktivitas

pendidikan menjadi efisien dan efektif.

Berikut penulis sajikan gambaran table dari hasil pemaparan dan analisis

studi komparasi pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim al-

Jauziyyah terkait Pendidikan anak dalam keluarga:

Tabel 4.1

Kerangka Analisis Pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah

tentang Pendidikan Anak dalam Keluarga

No

Pembahasan

Pemikiran

Tokoh

Abdullah Nashih

‘Ulwan

Ibnu Qayyim al-

Jauziyyah

Esensi Komparasi

Pemikiran Kedua Tokoh

Page 88: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

76

1. Pendidikan

Anak dalam

Keluarga

Anak itu ibarat

kertas putih yang

bersih dan orang

tualah yang

mendidik mereka

dan membentuk

kepribadian

mereka sesuai

apa yang

diajarkan,

dicontohkan,

dibiasakan

kepada mereka,

karena anak

merupakan

anugerah dan

amanat yang

diberikan oleh

Allah SWT

kepada orang tua

sehingga orang

tua harus

menjaganya

dengan penuh

keikhlasan dan

penuh tanggung

jawab. Menurut

Ulwan

Menurut Ibnu

Qayyim al-

Jauziyyah anak

dilahirkan dalam

keadaan fitrah

yang suci,

sedangkan

faktor

lingkungan

memiliki

peranan yang

dominan dalam

pembentukan

karakter anak,

apakah ia

berperilaku baik

atau buruk. Oleh

karena itu peran

orang tua selaku

pendidik/lingku

ngan pertama

yang dikenal

anak maka

sudah

semestinya

orang tua

memberikan

pendidikan yang

Kedua tokoh tersebut

sangat menekan

pentingnya peran orang

tua sebagai pendidik

pertama di

lingkungannya (lingkup

keluarga). Karena pola

asuh atau didikan yang

diberikan oleh orang tua

terhadap anaknya sangat

mempengaruhi baik

buruk kepribadiannya.

Secara garis besarnya

Nashih Ulwan

menjelaskan bahwa anak

adalah amanah titipin

Allah yang harus dijaga

dengan penuh ikhlas dan

memberikan pendidikan

sesuai tuntunan

Rasulullah SAW.

Sedangkan Ibnu Qayyim

menjelaskannya menjadi

empat unsur yakni;

memelihara dan menjaga

fitrah anak, menuju jalan

Allah, mengembangkan

seluruh potensi menuju

Page 89: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

77

pendidikan yang

semestinya

diberikan orang

tua kepada anak

adalah

sebagaimana

yang telah

dicontohkan oleh

Rasulullah saw.

Karena

Rasulullah

adalah guru yang

sesungguhnya.

Teladan sejati

yang memiliki

sifat-sifat luhur,

baik secara

spiritual, moral,

maupun

intelektual.

yang baik,

karena segala

keburukan yang

menimpa anak

adalah

merupakan

bentukan dari

pola pendidikan

yang salah

ataupun

pengaruh

lingkungan

sekitarnya.

kesempurnaan, mendidik

akhlak, mendidik jasmani

dan rohani.

2. Pendidikan

Anak

Sebelum

Lahir

Menurut Ulwan

pendidikan anak

itu bukan

dimulai ketika

anak sudah lahir

ke dunia dalam

wujud manusia,

melainkan

Ibnu Qayyim

menyatakan

bahwa

Pendidikan anak

itu dimulai sejak

menentukan

calon istri.

Olehkarenanya

Dalam hal ini Syekh

Ulwan dan Ibnu Qayyim

menyepakati bahwa

pendidikan anak dimulai

sejak masa prakonsepsi

atau dimulai sejak calon

orang tua menentukan

pasangan (menikah).

Page 90: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

78

pendidikan pada

anak sudah

dimulai sejak

anak masih

dalam

kandungan

bahkan sejak

orang tuanya

memilih

pasangan hidup.

Menurutnya

pernikahan

merupakan fitrah

manusia yang

dengannya dapat

melahirkan

keturunan

dengan jalan

yang diridhoi

Allah SWT

anjuran dalam

memilih

pasangan yang

utama adalah

agamanya.

Setelah mantap

menentukan

pasangan,

selanjutnya Ibnu

Qayyim

mengarahkan

untuk

melakukan

pernikahan.

Selanjutnya

pada masa

kehamilan,

pendidikan anak

dalam

kandungan akan

terus berjalan

sampai anak

terlahir ke

dunia.

Dalam fase prakonsepsi

ini Ibnu Qayyim lebih

memperinci pendidikan

anak selama dalam

perjalanan di dalam

Rahim sang Ibu (janin).

Sehingga dalam proses

pendidikannya terhadap

janin dipaparkan dengan

sangat rinci.

3. Tahapan

Mendidik

Memberikan

Ucapan Selamat

Mengumumkan

Kelahiran Anak

Pada umumnya kedua

pemikiran tokoh terkait

pendidikan anak pasca

Page 91: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

79

Anak Pasca

Kelahiran

dan Rasa Turut

Gembira

Mungamndangka

n Adzan dan

Iqamah ketika

Anak Lahir

Mengunyahkan

atau

Menyuapkan

Kurma (Tahnik)

ketika Anak

Lahir

Memberikan

Nama yang Baik

Mengaqiqahkan

Anak

Mengkhitan

Anak

dan Memberi

Ucapan Selamat

Adzan dan

Iqamah di

Telingan Bayi

yang Baru

dilahirkan

Anjuran

Mentahnik Bayi

Aqiqah dan

Hukumnya

Mencukur

Rambut Bayi

dan Bersedekah

seberat

Rambutnya

Memberi Nama

Bayi

Khitan dan

Hukumnya

lahir terlihat sama dalam

segi sub point yang

dituliskan. Hanya saja

Ibnu Qayyim

memperinci fase

pertumbuhan anak pasca

lahir diantaranya; ada

fase penyusuan dan

pengasuhan, fase tamyiz,

fase pengajaran dan

pendidikan, fase puber,

fase baligh, fase dewasa

hingga fase tua, bahkan

dilanjutkan sampai

kematian

4. Tanggung

Jawab

Orang Tua

terhadap

Pendidikan

Anak dalam

Keluarga

Pendidikan Iman

Pendidikan

Moral

Pendidikan Fisik

Pendidikan Akal

Pendidikan

Kejiwaan

Pendidikan

Imaniyyah

(Keimanan)

Pendidikan

Fikriyyah

(Intelektual)

Pemikiran kedua tokoh

terkait tanggungjawab

orang tua terhadap

pendidikan anak terdapat

kesamaan dari segi esensi

hanya saja berbeda dalam

segi istilah. Kemudian

pada aspek pendidikan

Page 92: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

80

Pendidikan

Sosial

Pendidikan Seks

Pendidikan

Khuluqiyah

(Moral)

Pendidikan

Ijtimaiyyah

(Sosial)

Pendidikan

Badaniyyah

(Fisik)

Pendidikan

Jinisiyyah

(Seks)

kejiwaan yang

dipaparkan oleh Syekh

Ulwan, tidak dijelaskan

secara gamblang oleh

Ibnu Qayyim. Karena

oleh Ibnu Qayyim aspek

pendidikan kejiwaan

sudah dituntaskan dan

dimasukkan ke aspek

khuluqiyyah.

5. Metode

Pendidikan

Anak dalam

Keluarga

Mendidik

dengan

Keteladanan

Mendidik

dengan

Kebiasaan

(Pengulangan)

Mendidik

dengan Nasihat

Mendidik

dengan Perhatian

atau Pengawasan

Mendidik

dengan

Memberikan

Sanksi

Metode

Pembiasaan

Metode

Keteladanan

Metode Nasihat

Metode

Hukuman

Metode

Learning by

doing a good

thing

Sedangkan dalam lima

metode pendidikan yang

dikemukakan oleh kedua

tokoh tersebut terdapat

satu metode berbeda

yang dikemukakan oleh

keduanya. Yakni

tambahan metode

mendidik dengan

perhatian atau

pengawasan yang

ditambah oleh Nashih

Ulwan dan metode

Learning by doing a

good thing oleh Ibnu

Qayyim. Namun

Page 93: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

81

keduanya sepakat bahwa

penerapan metode

tersebut harus

diselaraskan dengan

tahapan perkembangan

anak agar aktivitas

pendidikan menjadi

efisien dan efektif

Berdasarkan kerangka analisis di atas, dapat penulis tarik kesimpulan

bahwa pendidikan anak dalam keluarga menurut pemikiran Abdullah

Nashih ‘Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah terdapat beberapa kesamaan

yakni diantaranya antara ke dua tokoh tersebut mengatakan bahwa

pendidikan anak itu dimulai sejak anak belum lahir atau sering kita dengar

dengan masa prenatal. Dan mereka mengakui pentingnya pendidikan anak

dimulai sejak sebelum lahir sebagai tujuan agar kelak anak yang terlahir

menjadi pribadi yang baik sesuai dengan harapan orang tua, yakni dengan

mepersiapkan diri sebagai orang tua tersebut agar menjadi ibu/bapak yang

baik untuk anaknya kelak. ‘Ulwan dan Ibnu Qayyim menyadari pentingnya

memilih pasangan yang baik sebagai bahan pertimbangan yang utama

untuk kepentingan pendidikan anaknya yang terlahir kelak.

Page 94: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai “Pendidikan Anak dalam

Keluarga” Studi Komparasi Pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwa dan Ibnu Qayyim al-

Jauziyyah” maka peneliti menyimpulkan bahwa:

1. Dalam pandangan Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah

anak merupakan anugerah dan amanah yang diberikan oleh Allah SWT

kepada semua orang tua. Oleh karenanya orang tua bertanggung jawab untuk

memberikan pendidikan yang baik sehingga dapat menanamkan kepribadian

baik pada anak sedini mungkin.

2. Pendidikan anak dalam keluarga menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Ibnu

Qayyim al-Jauziyyah bahwasanya pendidikan anak terbagi menjadi tiga masa,

yang pertama yakni masa memilih pasangan. Pendidikan anak dimulai ketika

orang tua memilih pasangannya (bakal orang tua) dan yang diutamakan adalah

memilih pasangan yang baik agamanya, kedua Pendidikan anak masa prenatal

(sejak anak dalam kandungan), pendiddikan post natal (setelah kelahiran)

3. Orang tua memiliki peran dan tanggung jawab utama dalam perkembangan

dan pendidikan anak, dalam hal ini Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Ibnu Qayyim

al-Jauziyyah memaparkan pentingnya peran orang tua terhadap tahapan

Pendidikan anak berupa tanggung jawab Pendidikan keimanan, fisik, moral,

kejiwaan, social, akal dan seks.

4. Metode Pendidikan yang dipaparkan oleh Abdullah Nashih ‘Ulwan dan Ibnu

Qayyim al-Jauziyyah yakni mereka menerapkan metode pembiasaan,

keteladanan, nsihat, hukuman dan pengawasan sebagai metode yang

digunkaan pendidik dalam mendidik anaknya di lingkup keluarga.

5. Hasil dari analisis kedua tokoh tersebut peneliti menemukan banyak

persamaan diantaranya dalam segi tahapan mendidik anak pasca lahir yang

Page 95: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

83

dimulai dengan ucapan selamat dan turut gembira pada seseorang yang telah

melahirkan, mengadzan kan anak, mentahnik, memberi nama,

mengaqiqahkan, dan mengkhitan. Begitu juga pada aspek tanggung jawab,

keduanya memiliki pemikiran yang sama, namun terdapat beberapa aspek

dengan istilah yang berbeda diantarany pada istilah Pendidikan akal yang

digunakan Abdullah Nashih ‘Ulwan, sedangkan Ibnu Qayyim menggunakan

istilah pendidikan intelektual. Dan pada istilah Pendidikan fisik oleh ‘Ulwan

sedang Ibnu Qayyim menggunakan istilah pendidikan Jasmaniyah.

6. Implikasi hasil pemikiran Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim tehadap

pendidikan anak dalam keluarga yang ditemukan penulis bahwasannya Aspek

pendidikan menurut Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim lebih komprehensif

untuk mengembangkan potensi anak baik sebagai makhluk individu maupun

sebagai makhluk sosial serta potensi jasmani dan rohani yang mereka miliki

secara berimbang dan maksimal sesuai dengan cita Islam

B. Saran

Ada beberapa saran yang penulis dapatkan dari hasil kesimpulan penelitian studi

komparasi pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah terkait

Pendidikan anak dalam keluarga, diantaranya adalah:

1. Untuk Orangtua dan Calon Pendidik

a. Agar memperhatikan Pendidikan anak dari sedini mungkin, bahkan

sebagaimana yang telah dipaparkan oleh penulis berdasarkan pemikiran ke

dua tokoh tersebut mengenai Pendidikan anak sejak masa prenatal dan

memaksimalkan peran orang tua dalam tahapan perkembangan pendidikan

anak sesuai usianya.

b. Orangtua yang merupakan peran utama dalam dunia pendidikan anak

sudah semestinya untuk selalu melibatkan diri dalam mendampingi setiap

perkembangan anak dengan selalu memberikan varian metode dalam

mendidik.

Page 96: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

84

c. Sebaik mungkin melakukan kebiasaan positif dalam kegiatan sehari-hari,

karena anak sangat mudah meniru tingkah laku orang terdekat di

sekitarnya.

2. Untuk Pembaca dan Penulis

Dalam penulisan penelitian ini tentu saja masih banyak kekurangan yang

penulis buat. Oleh karenanya, penulis menyarankan kepada pembaca dan

penulis selanjutnya untuk melanjutkan penelitian ini secara lebih mendalam

lagi.

Page 97: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

85

DAFTAR PUSTAKA

A Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2009)

Abdul Hafizh Suwaid, Muhammad Nur, Prophetic Parenting “Cara Nabi Mendidik

Anak”, (Yogyakarta: Pro-U Media, 2010)

__________, “Mendidik Anak Bersama Rasulullah”, (Bandung: Mizan Al-Bayan,

1997)

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group, 2006), h. 71

Abdul Mustaqim, Menjadi Orangtua Bijak, (Bandung: Al-Bayan, 2005)

Afdhal Ilahi, “Konsep Pendidikan Menurut Ibnu Qayyim”,

http://www.afdhalilahi.com/2015/05/konsep-pendidikan-menurut-

ibnuqayyim.html diakses 02 April 2017

Agus Sujanto,dll, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumu Aksara,2006), cet. 11

Al-Abrasyi, M. Athiyah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Terj. Bustami A. Gani

dan Djohar Bahry (Jakarta: Bulan Bintang, 1970)

Al-Hasyimi, Muhammad Ali, The Ideal Muslimah the True Islamic Personality of The

Muslim Woman as Defined in The Qur’an and Sunnah “Muslimah Ideal

Pribadi Islami dalam al-Qur’an dan asSunnah” (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2000), h. 262

Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim, Tuhfah Al Maudūd Bi Ahkām Al Maulūd “Menyambut

Buah Hati”, Terj. Ahmad Zainudin dan Zainal Mubarok, (Jakarta: Ummul

Qura, 2014)

__________, Hanya Untukmu Anakku (Terj. Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud),

(Pustaka Imam Syafi’i: Jakarta 2010)

__________, Thibbun Nabawy, (Beirut: Maktabah al-Manar al- ‘Iyah, 1982)

Amini, Ibrahim, Agar tak Salah Mendidik, (Jakarta: Al-Huda, 2006)

Amri, Asep Saepul, Konsep Pendidikan Anak Dalam Islam Perspektif Ibnu Qayyim

Al-Jauziyyah, (Semerang: UIN Walisongo, 2017)

Page 98: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

86

Bashori Muchsin dan Abdul Wahid, Pendidikan Islam Kontemporer, (Bandung: PT

Refika Aditama, 2009)

Bayrakli, Bayrakaytra, Prinsip&Metode Pendidikan Islam, (Jakarta: Inisiasi Press,

2004)

Dahlan, Abd. Azis, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta. Pt. Ichtiar Baru Van Hoeve,

1997), vol. 1

Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004)

Daulay, Haidar Putra, Pemberdayaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2016)

Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013)

Guntur, Ahmad, Pendidikan Anka dalam Keluarga (Studi Komparasi Abdullah Nashih

Ulwan dan Jamal Abdurrahman), (Lampung: UIN Raden Intan, 2018)

Hartinah, Sri, Metode Penelitian Perpustakaan, (Tangerang Selatan: Universitas

Terbuka, 2014)

Hasan ‘Ali ‘Athiyah dan Muhammad Syawqi Amin, al-Mu’jam al-Wasit, (Mesir: Dar

al-Ma’arif, 1972), vol. 2

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2013)

https://jateng-tribunnews-

com.cdn.ampproject.org/v/s/jateng.tribunnews.com/amp/2015, diakses pada

Rabu, 6 Juni 2019

https://kitakini.news.cdn.ampproject.org/v/s/kitakini.news/23733/6-kasus-

pembunuhan-dilakukan-anak-durhaka-terhadap-orang-tua-sendiri-paling-

sadis-di-2019/, diakses pada Kamis, 14 juni 2019

https://tafsirweb.com/338-surat-al-baqarah-ayat-44.html, diakses Senin, 16 September

201

https://tafsirweb.com/5374-surat-thaha-ayat-132.html, diakses Senin 16 September

2019

https://tafsirweb.com/8223-surat-Hud-ayat-69-74.html

Page 99: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

87

Ihsan, Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)

Indrakusuma, Amier Daien, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,

1973) h. 109

Iqbal, Abu Muhammad, Pemikiran Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2015)

Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam dari Zaman ke Zaman, (Depok: PT.

RajaGrafindo Persada, 2017)

Jurnal, Analisis Komparatif Tentang Konsep Pendidikan Anak Menurut Ibnu Qayyim

Al-Jauziyah Dan Al-Ghazali: Implikasinya Terhadap Pendidikan Agama

Islam Kontemporer

Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam al-Qur’an, (Yogyakarta: Teras,

2010)

Kementrian Agama RI. Al Qur’an Ar Rasyid. (Jakarta : Al Hadi Media Kreasi, 2015).

Cet 1.

Langgulung, Hasan, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka al-Husna Baru,

2003)

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2015)

Muhajir, As’aril, Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual, (Jogjakarta: Ar-Ruzz media,

2011)

Nata, Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010

__________, Imu Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media Group,2010), cet. 1

Quthb, Muhammad, Sistem Pendidikan Islam, Terj. Salman Harun (Bandung: Ma’arif,

1993)

Sastra, Ahmad, Filosofi Pendidikan islam, (Bogor: Darul Muttaqien Press, 2014)

Shahih, Hadits Riwayat Abu Dawud 2838, Tirmidzi 1552, Nasa’I 7/166, Ibnu Majah

3165, Ahmad 5/7-8, 17-18, 22, Ad Darimi 2/81, dan lain-lainnya

Page 100: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

88

Shahih, Hadits Riwayat Ahmad (2/31, 158, 251), Tirmidzi (1513), Ibnu Majah (3163),

dengan sanad hasan

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008)

Sukandarrumudi dan Haryanto, Dasar-dasar Penulisan Proposal Penelitian,

(Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 2014),

Sukandarrumudi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

2012)

Sutrisno dan Suyanto, Pendidikan Islam di Era Peradaban Modern, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2015)

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2001)

__________, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2003).

__________, Pendidikan Agama dalam Keluarga, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2000)

Tatang S, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012),cet. Ke-1

Taubah, Mufatihatut, Jurnal Pendidikan Agama Islam Volume 03, Nomor 01, (UIN

Sunan Ampel, Mei 2015)

Ulwan, Abdullah Nashih, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Terj. Saifullah

Kamalie, Hery Noer Ali, Asy Syifa’, jilid 2, (Semarang, 1981)

__________, Pendidikan Anak dalam Islam, (Terj. Tarbiyatul Aulad Arif Rahman

Hakim (Solo: Insan Kamil 2012)

Widi, Restu Kartiko, Asas Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2010)

Yakub, Syukur, Konsep Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Ibnu Qayyim Al-

Jauziyyah, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2013)

Yasin, A. Fattah, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN

Malang Press, 2008)

Page 101: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

89

Page 102: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

90

Page 103: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

91

Page 104: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

92

Page 105: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

93

Page 106: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

94

Page 107: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

95

Page 108: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

96

Page 109: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

97

Page 110: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

98

Page 111: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51956... · 2020. 8. 18. · Dalam pendekatan filsafat Pendidikan Barat dikenal tiga aliran utama

99