pendekatan kontingensi.ppt
DESCRIPTION
KontingensiTRANSCRIPT
PENDEKATAN PERILAKUKEPEMIMPINANLANJUTAN ….
LIKERT’S MANAGEMENT SYSTEM
Merupakan penyempurnaan dari leadership continuum
Ada 4 macam gaya kepemimpinan, yaitu :
- Sistem I : Explosive /Autoritative
- Sistem II : Benevolent Authoritative
- Sistem III : Consultative
- Sistem IV : Participative Management
Sistem I : Explosive /Autoritative
Pemimpin menentukan semua keputusan yang bertalian dengan pekerjaan
Pemimpin menentukan standard bagaimana bawahan melakukan tugas
Pemimpin memberikan ancaman dan hukuman
Atasan dan bawahan bekerja dalam suasana yang saling curiga
Sistem II : Benevolent Authoritative
Pemimpin menyampaikan tujuan, bawahan bebas memberikan pendapat
Bawahan diberi kelonggaran melaksanakan tugas , tetapi diberi batasan serta prosedur
Bawahan yang berhasil menyelesaikan tugas diberi penghargaan, sanksi bagi yang kurang berhasil
Hubungan atasan bawahan dalam suasana baik
Sistem III : Consultative
Pemimpin menentukan tujuan dan mengemukakan ketentuan yang bersifat umum, sesudah melalui proses diskusi dengan bawahan
Bawahan dapat mengambil keputusan sendiri untuk tugas-tugas tertentu
Penghargaan dan hukuman diberikan dalam rangka memberikan dorongan kepada bawahan
Bawahan bebas berdiskusi dengan atasan tentang tugas pekerjaan
Pemimpin punya kepercayaan pada bawahan dalam menyelesaikan tugas
Hubungan pemimpin dan bawahan baik, terjadi dua arah
Sistem IV : Participative Management
Penentuan tujuan dan pengambilan keputusan ditentukan oleh kelompok
Pemimpin mengambil keputusan atas saran dari bawahan
Hubungan kerja penuh persahabatan dan saling menghormati
Motivasi bawahan tidak hanya berdasarkan alasan ekonomi , namun sampai pada pengakuan bawahan dalam melaksanakan tugas
---> merupakan sistem paling efektif
TEORI 3 DIMENSI W.J.REDDIN
Ada 3 pola dasar yang dapat dipakai untuk menentukan perilaku kepemimpinan :
Berorientasi tugas (task oriented) Berorientasi hubungan kerjasama
(relationship oriented) Berorientasi hasil (effectiveness oriented)
8 GAYA KEPEMIMPINAN REDDIN
GAYA KURANG EFEKTIF :1. DESERTER2. MISSIONARY3. AUTOCRAT4. COMPROMISER
GAYA EFEKTIF :5. BUREAUCRAT6. DEVELOPER7. BENEVOLENT AUTOCRAT8. EXECUTIVE
GAYA KEPEMIMPINAN REDDIN
GAYA KEPEMIMPINAN RO TO E
1. Deserter - - -
2. Missionary + - -
3. Autocrat - + -
4. Compromiser + + -
5. Bureaucrat - - +
6. Developer + - +
7. Benevolent Autocrat - + +
8. Executive + + +
GAYA KURANG EFEKTIF
Deserter : tidak ada rasa keterlibatan, moral rendah, sukar diramalkan.
Missionary : sikap menggampangkan, penolong, lemah.
Autocrat : keras, keras kepala, bandel. Compromiser : tidak berpendirian tetap,
tidak ada keputusan, berpandangan pendek
GAYA LEBIH EFEKTIF
Bureaucrat : patuh peraturan, manusia organisasi, lugu/tanpa tedeng aling-aling
Developer : kreatif, memberi pelimpahan wewenang dengan baik, menaruh kepercayaan
Benevolent Autocrat : lancar dan tertib, ahli mengorganisasikan, besar rasa keterlibatan diri
Executive : bermutu tinggi, memberi motivasi dengan baik, berpandangan luas
PENDEKATAN KONTINGENSIKEPEMIMPINAN
Teori Kepemimpinan Kontingensi model Fiedler
Teori Kepemimpinan Situasi menurut Hersey dan Blanchard
Teori Kepemimpinan Kontingensi model Fiedler
Ada 2 hal yang menjadi sasaran : Identifikasi faktor-faktor yang sangat
penting dalam situasi Memperkirakan gaya atau perilaku
kepemimpinan yang paling efektif dalam situasi tersebut
Elemen Penting
Ada 3 macam elemen penting yang akan menentukan perilaku/gaya pemimpin yang efektif :
hubungan antara pemimpin dan bawahan struktur tugas kewibawaan kedudukan pemimpin
Kondisi/situasi Hubungan Pemimpin dan bawahan
Struktur Tugas Kewiba\waan kedudukan pemimpin
Gaya kepemimpinan yang efektif
I Baik Berpola Kuat Mementingkan tugas atau hasil
II Baik Berpola Lemah tugas atau hasil
III Baik Tidak berpola Kuat tugas atau hasil
IV Baik Tidak berpola Lemah Mementingkan hubungan atau bawahan
V Tidak baik Berpola Kuat Mementingkan hubungan atau bawahan
VI Tidak baik Berpola Lemah Mementingkan hubungan atau bawahan
VII Tidak baik Tidak berpola Kuat Mementingkan hubungan atau bawahan
VIII Tidak baik Tidak berpola Lemah tugas atau hasil
KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Kepemimpinan Situasional adalah kepemimpinan yang didasarkan atas hubungan saling mempengaruhi antara:
Tingkat bimbingan dan arahan yang diberikan pemimpin (prilaku tugas)
Tingkat dukungan sosio emosional yang disajikan pemimpin (prilaku hubungan)
Tingkat kesiapan yang diperlihatkan bawahan dalam melaksanakan tugas, fungsi atau tujuan tertentu (kematangan bawahan).
Terdapat 4 gaya Kepemimpinan Situasional yaitu: Memberitahukan, Menunjukkan, Memimpin, Menetapkan
(TELLING-DIRECTING) Menjual, Menjelaskan, Memperjelas, Membujuk
(SELLING-COACHING) Mengikutsertakan, memberi semangat, kerja sama
(PARTICIPATING-SUPPORTING) Mendelegasikan, Pengamatan, Mengawasi,
Penyelesaian (DELEGATING)
Life Cycle Theory menurut Hersey dan Blanchard
Gaya kepemimpinan yang paling erfektif adalah gaya yang disesuaikan dengan tingkat kedewasaan (maturity) bawahan
Ada 4 macam gaya kepemimpinan :
G1. Telling (tinggi tugas rendah hubungan)
G2. Selling (tinggi tugas tinggi hubungan)
G3. Participating (rendah tugas tinggi hubungan)
G4. Delegating (rendah tugas rendah hubungan)
Menurut Hersey, Blanchard dan Natemeyer : Ada hubungan yang jelas antara level
kematangan orang-orang dan atau kelompok dengan jenis sumber kuasa yang memiliki kemungkinan paling tinggi untuk menimbulkan kepatuhan pada orang-orang tersebut
KEMATANGAN adalah :
Kemampuan dan kemauan orang-orang atau kelompok untuk memikul tanggungjawab mengarahkan perilaku mereka sendiri dalam situasi tertentu.
merupakan konsep yang berkaitan dengan tugas tertentu dan bergantung pada hal-hal yang ingin dicapai pemimpin.
Menurut Paul Hersey dan Ken. Blanchard :
Seorang pemimpin harus memahami kematangan bawahannya sehingga dia akan tidak salah dalam menerapkan gaya kepemimpinan.
Tingkat kematangan :
Tingkat kematangan M1 (Tidak mampu dan tidak mau) maka gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk memimpin bawahan seperti ini adalah Gaya Telling (G1), yaitu dengan memberitahukan, menunjukkan, menginstruksikan secara spesifik.
Tingkat kematangan M2 (tidak mampu tetapi mau), untuk menghadapi bawahan seperti ini maka gaya yang diterapkan adalah Gaya Selling/Coaching (G2), yaitu dengan Menjual, Menjelaskan, Memperjelas, Membujuk.
LANJUTAN ...
Tingkat kematangan M3 (mampu tetapi tidak mau/ragu-ragu) maka gaya pemimpin yang tepat untuk bawahan seperti ini adalah Gaya Partisipatif (G3), yaitu Saling bertukar Ide & beri kesempatan untuk mengambil keputusan.
Tingkat kematangan M4 (Mampu dan Mau) maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah Delegating (G4), mendelegasikan tugas dan wewenang dengan menerapkan system kontrol yang baik.
KEMATANGAN (maturity) BAWAHAN
Mampu dan mau
Mampu tetapi tidak mau
Tidak mampu tetapi mau
Tidak mampu dan tidak mau
K.4
G.4
K.3
G.3
K.2
G.2
K.1
G.1
4 Gaya Kepemimpinan Situasional
Hersey dan Blanchard :
Untuk menjadi pemimpin tidaklah cukup hanya pintar dari segi kognitif saja tetapi lebih dari itu juga harus matang secara emosional.
Pemimpin harus mengetahui atau mengenal bawahan, entah itu kematangan kecakapannya ataupun kemauan/ kesediaannya.
Lanjutan ...
Dengan mengenal type bawahan (kematangan dan kesediaan) maka seorang pemimpin akan dapat memakai gaya kepemimpinan yang sesuai.
Sayangnya jaman sekarang banyak pemimpin yang suka main kuasa tanpa mempedulikan bawahan. Kalaupun mempedulikan bawahan karena ada motif tertentu seperti nepotisme.
Transisi dalam kepemimpinan
Pendekatan sifat : sd tahun 1940 an Pendekatan perilaku : 1940- 1960 an Pendekatan kemungkinan (situasiona) : 1960-
1970 1970-2000 an : pendekatan kembali pada
sifat/ciri dari perspektif yang berbeda yaitu mencoba mengidentifikasi ciri-ciri pemimpin yang menjadi acuan orang lain.
Ciri pemimpin yang efektif :
Selalu belajar Berorientasi pada pelayanan Memancarkan energi positif Mempercayai orang lain Hidup seimbang Melihat hidup sebagai petualang Sinerjik
Karakteristik Pemimpin (lembaga “the leadership challange”,Sedarmayanti, 2009)
Tegas dan Kejujuran Kemampuan Memberi inspirasi Memiliki kecerdasan intelegensia Berpikir adil dan luas Mendukung Terus terang Melihat ke depan Dapat diandalkan Kerjasama Berpendirian kuat
3 Kemampuan pemimpin abad 21 (Drucker dalam Sedarmayanti, 2009)
Kemampuan pribadi : integritas tinggi, visi jelas, kreatif dan inovatif, tidak mudah puas, fleksibel dan memiliki kematangan jiwa, sehat jasmani dan rohani, memiliki wibawa dan karismatik, mempunyai idealisme dan cinta tanah air.
3 Kemampuan pemimpin abad 21
Kepemimpinan memiliki kemampuan : berkomunikasi, memotivasi orang lain, membuat keputusan yang cepat dan tepat, mempengaruhi orang lain, mengelola konflik, berorganisasi,
3 Kemampuan pemimpin abad 21
Dalam berorganisasi : Mengembangkan organisasi ketrampilan operasional Biaya tinggi manajemen stratejik Aspek makro dan mikro ekonomi Meraih peluang Mengadakan pengkaderan generasi penerus.
TERIMAKASIH