pendahuluan praktik 5 (makalah destilasi, pemurnian, resin)
TRANSCRIPT
TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR
DESTILASI
MAKALAH
Oleh :
Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika
LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2011
TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR
DESTILASI
MAKALAH
Oleh :
Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika
LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2011
TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR
DESTILASI
MAKALAH
Oleh :
Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika
LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2011
I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang: (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan
Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1. Latar Belakang Percobaan
Destilasi adalah pemisahan zat cair atau padat yang terdapat dalam dua atau
lebih campuran, berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi dan retrifikasi
sangat berhubungan, dimana pengertian destilasi dan retrifikasi adalah proses
pemisahan ternal yang digunakan secara luas dibidang teknik untuk memisahkan
campuran ( larutan ) dalam jumlah yang besar. Pada destilasi produk antara
produk ahkir yang di peroleh pada reaksi kimia, serta pada rektrifikasi pelarut
organikyang telah tercemar agar diperoleh cairan murni yang dapat dipakai
kembali.
1.2. Tujuan Percobaan
Untuk memisahkan suatu campuran sehingga dapat mengetahui zat murni
campuran tersebut, agar praktikan dapat mengetahui bagaimana cara melakukan
proses destilasi, dan agar praktikan dapat memisahkan zat cair dari campurannya
ataupun untuk memisahkan suatu larutan dari larutan lain.
1.3. Prinsip Percobaan
Berdasarkan tekanan uap dari atas cairan pada kesetimbangan (kecepatan
penguapan = kecepatan pengembunan), bersifat khas dan naik dengan kenaikan
suhu.
II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai (1) Destilasi, (2) Destilasi Sederhana,
(3) Destilasi Fraksionasi (bertingkat), (4) Destilasi Azeotrop, (5) Destilasi Kering,
dan (6) Destilasi Vakum.
2.1. Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Proses yang terjadi pada destilasi ialah perubahan fasa cair menjadi fasa uap atau
gas dengan pendidihan kemudian gas tersebut mengembun. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, uap ini kemudian didinginkan ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap
lebih dulu.
Metode ini termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing
komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan
pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Hukum Raoult : “tekanan uap larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut
dan fraksi mol zat terlarut yang terkandung dalam larutan tersebut”.
Hukum Dalton : "Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa
untuk massa salah satu unsur yang sama banyaknya maka perbandingan massa
unsur kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana".
2.2. Destilasi Sederhana
Prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan berdasarkan
perbedaan titik didih yang jauh berbeda.
2.3. Destilasi Fraksionasi (Bertingkat)
Memiliki prinsip yang sama dengan destilasi sederhana, hanya
destilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik,
sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih
yang berdekatan. Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama-sama mudah
menguap dapat dilakukan dengan destilasi bertingkat. Destilasi bertingkat
sebenarnya adalah suatu proses destilasi berulang.
Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional. Kolom fraksional
terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi pengembunan. Uap yang
naik plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang lebih atsiri
(mudah menguap) sedangkan cairan yang yang kurang atsiri lebih banyak dalam
kondensat. Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air,
titik didih alkohol adalah 780C dan titik didih air adalah 1000C. Campuran
tersebut dicampurkan dalam labu didih. Pada suhu sekitar 780C alkohol mulai
mendidih tetapi sebagian air juga ikut menguap.
Oleh karena alkohol lebih mudah menguap, kadar
alkohol dalam uap lebih tinggi daripada kadar alkohol dalam campuran semula.
Ketika mencapai kolom fraksionasi, uap mengembun dan memanaskan kolom
tersebut. Setelah suhu kolom mencapai 780C, alkohol tak lagi mengembun
sehingga uap yang mengandung lebih banyak alkohol naik ke kolom di atasnya,
sedangkan sebagian air turun ke dalam labu didih. Proses seperti itu berulang
beberapa kali (bergantung pada banyaknya plat dalam kolom), sehingga akhirnya
diperoleh alkohol yang lebih murni. Contoh lain dari destilasi bertingkat adalah
pemurnian minyak bumi, yaitu memisahkan gas, bensin,minyak tanah, dan
sebagainya dari minyak mentah.
2.4. Destilasi Azeotrop
Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen
yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang
dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan
tinggi.
2.5. Destilasi Kering
Memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya.
Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu
bata.
2.6. Destilasi Vakum
Memisahkan dua komponen yang titik didihnya sangat tinggi, metode yang
digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1
atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang
digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi.
III ALAT DAN METODE PERCOBAAN
Bab ini menguraikan mengenai (1) Alat yang digunakan, (2) Bahan yang
digunakan, dan (3) Metode Percobaan.
3.1. Alat yang digunakan
Alat-alat yang digunakan untuk melakukan percobaan destilasi adalah labu
destilat, kondensor liebig, termometer, adafter, penampung, selang air, gelas
kimia, bunsen, kaki tiga, statif, dan klem.
3.2. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan pada percobaan destilasi adalah cairan dan pecahan
porselin.
3.3. Metode Percobaan
3.3.1. Pasang dan susun alat
termometersaluran statif
klem pembuangan klem kondensorliebig adafter
labusaluran
kawat kasa masuk airgelas kimia
bunsen
3.3.2. masukkan cairan dan pecahan porselin kedalam labu melalui corong.
3.3.3. Pasang termometer, jalankan air dan jalankan pembakar bunsen.
3.3.4. Amati selama pengerjaan, destilat mulai ditampung pada waktu termometer
menunjukkan harga tetap atau konstan.
3.3.5. Waktu temperatur mulai naik, ganti penampung dengan yang lain dan
penampungan dilanjutkan waktu temperatur mulai konstan untuk kedua kalinya
dan seterusnya sampai temperatur naik.
3.3.6. Untuk cairan yang mudah menguap hindarkan bahaya-bahaya yang
mungkin bisa terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Dragon, S. 2011. Contoh Laporan Destilasi (Lab Kimia Dasar).http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/05/contoh-laporan-destilasi-lab-kimia.html. diakses : 9 Nopember 2011
Sutrisno, E. T, dan I. S. Nurminabari. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar.Universitas Pasundan. Bandung
TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR
PEMURNIAN
MAKALAH
Oleh :
Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika
LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2011
TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR
PEMURNIAN
MAKALAH
Oleh :
Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika
LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2011
TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR
PEMURNIAN
MAKALAH
Oleh :
Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika
LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2011
I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang: (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan
Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1. Latar Belakang Percobaan
Pemurnian umumnya dilakukan untuk memisahkan berbagai zat yang harus
dipisahkan untuk mendapatkan zat-zat murni. Banyak contoh pemurnian yang ada
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pemurnian pada air untuk memisahkan
berbagai macam kontaminan seperti logam berat, arsen, besi, mangan, bakteri,
virus, dan lain-lain. Pada percobaan kali ini akan dilakukan pemurnian dengan
berbagai cara, seperti filtrasi, sentrifugasi, dan rekristalisasi.
1.2. Tujuan Percobaan
Untuk memisahkan campuran zat agar mendapatkan zat-zat murni dengan
membandingkan filtrat dan sentrat, juga dapat memisahkan kembali suatu zat dari
campuran cair dan padat agar diperoleh suatu keadaan yang murni.
1.3. Prinsip Percobaan
Berdasarkan ukuran partikel dari campuran zat cair dengan zat padat dengan
berbagai cara, seperti :
Filtrasi : proses pemurnian senyawa berdasarkan ukuran partikel.
Sentrifugasi : proses pemurnian senyawa berdasarkan berat jenis.
Rekristalisasi : proses pengkristalan kembali dengan cara pemanasan dan
pendinginan.
II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai (1) Filtrasi, (2) Rekristalisasi, (3) Sublimasi,
(4) Dekantasi, dan (5) Sentrifugasi.
2.1. Filtrasi
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan
akan terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai dari penyaringan sederhana
hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau
gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya.
Suatu saat justru limbah padatnyalah yang harus dipisahkan dari limbah cair
sebelum dibuang.
2.2. Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah pemisahan bahan padat berbentuk kristalin. Seringkali
senyawa yang diperoleh dari hasil suatu sintesis kimia memiliki kemurnian
yang tidak terlalu tinggi. Untuk memurnikan senyawa tersebut perlu dilakukan
rekristalisasi. Untuk merekristalisasi suatu senyawa kita harus memilih pelarut
yang cocok dengan senyawa tersebut karena salah satu faktor penentu
keberhasilan proses kristalisasi dan rekristalisasi adalah pemilihan zat pelarut.
2.3. Sublimasi
Sublimasi adalah proses perubahan zat dari fasa padat menjadi uap, dan uap
dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fasa cair.
Pada proses sublimasi, senyawa padat bila dipanaskan akan menyublim, langsung
terjadi perubahan dari padat menjadi uap tanpa melalui fasa cair dahulu.
Kemudian uap senyawa tersebut, bila didinginkan akan langsung berubah menjadi
fasa padat kembali. Senyawa padat yang dihasilkan akan lebih murni dari pada
senyawa padat semula, karena pada waktu dipanaskan hanya senyawa tersebut
yang menyublim sedangkan pengotornya tetap tertinggal dalam cawan/gelas piala.
2.4. Dekantasi
Dekantasi adalah pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan
cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan
campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling
campur (suspensi).
Contoh: Pemisahan campuran air dan pasir.
2.5. Sentrifugasi
Sentrifugasi adalah metode yang digunakan dalam untuk mempercepat proses
pengendapan dengan memberikan gaya sentrifugasi pada partikel-partikelnya.
Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara
horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau
silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat
bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya
yang berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya
tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel-partikel
menuju dinding tanbung dan terakumulasi membentuk endapan.
III ALAT DAN METODE PERCOBAAN
Bab ini menguraikan mengenai (1) Alat yang digunakan, (2) Bahan yang
digunakan, dan (3) Metode Percobaan.
3.1. Alat yang digunakan
Alat-alat yang digunakan untuk melakukan percobaan ini adalah gelas kimia,
cawan penguap, kaca arloji, batang pengaduk, resin penukar ion, kondensor, klem
dan statif, tabung sentrifugasi, corong gelas, parutan, botol semprot, bunsen, kaki
tiga, dan alat sentrifuge.
3.2. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah naphtalen, tanah, alkohol,
larutan garam, kapur, singkong, larutan CuCl, larutan Mg(OH)2, dan kapas.
3.3. Metode Percobaan
3.3.1. Masukkan 2 atau 3 sendok bubur kapur kedalam gelas kimia yang berisi air
25 ml, lalu aduk, sebagian air (5ml) dituangkan kedalam tabung sentrifuge atau
tabung reaksi lalu disentrifuge. Pisahkan sentrat dari endapan dengan cara
dekantasi bagian isi lainnya dalam gelas kimia, lalu saring dan filtratnya
ditampung. Bandingkan filtrat dengan sentrat.
5 ml disaring
Bubur kapur
→ → →
3.3.2. Larutkan garam dapur yang yang kotor 1 sendok, tambahkan air 10 ml lalu
disaring filtratnya, diuapkan dalam cawan penguap sampai hampir kering.
Singkirkan pembakar dan biarkan semua air habis menguap.
Garam dapur disaring
diuapkan
→ →
3.3.3. Larutkan 5 gram tembaga sulfat kedalam 25 ml air, saring bila perlu
tambahkan batu didih lalu uapkan hingga volume dari kedua larutan tersebut 10
ml. Singkirkan api dan biarkan sampai dingin tanpa digoyang.
Tembaga saring batu didih
diuapkan
→ → →
3.3.4. Masukkan sebutir Yod kedalam tabung reaksi yang berisi 5 ml air, kocok.
Perhatikan warna larutan. Ambil 1 ml CCl4 atau CHCl3, perhatikan warnanya, lalu
masukkan kedalam larutan Yod. Amati, kocok dengan cara menepuk-nepukkan
dasar tabung pada telapak tangan anda. Bandingkan dengnan soxhlet.
Yod CCl4 atau CHCl3 Yod + CCl4 atau CHCl3 kocok
→ → →
3.3.5. Tuangkan hati-hati 5 ml larutan NaCl kedalam kolom resin penukar ion,
elusi dengan air 30 ml dan tampung 30 ml larutan dengan mengatur kran gas,
kecepatan pengaliran 1 tetes tiap detik (1 ml tiap 20 detik). Jaga jangan sampai
kolom kering, bandingkan ketiga sifat cairan tersebut, yakni larutan NaCl sebelum
dimasukkan kedalam kolom, larutan yang telah melalui kolom dan aquadest (air
yang digunakan untuk megelusi) dengan cara :
Masukkan 1 ml larutan kedalam tabung reaksi
Tambahkan setetes HNO3 dan setetes larutan AgNO3
3.3.6. Pasang set alat destilasi seperti dalam gambar dibawah ini. Destilasiah
larutan yang telah ditentukan asisten hingga volume destilasi 5 ml.
→ Kondensor
Batas ekstraksi
→ wadah ekstraksi
Labu dasar bundar
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Filtrasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Filtrasi. diakses : 16Nopember 2011.
Anonim. 2008. Modul Kimia. http://abynoel.wordpress.com/2008/08/08/modul-kimia/. diakses : 16 Nopember 2011
Atmojo, T. S. 2011. Proses rekristalisasi.http://chemistry35.blogspot.com/2011/08/proses-rekristalisasi.html. diakses: 16 Nopember 2011
Danielyn. 2010. Teknologi Pemurnian Air.http://danielyn.blogspot.com/2010/03/teknologi-pemurnian-air.html. diakses: 16 Nopember 2011
Magic, K. 2010. Sublimasi.http://kimiamagic.blogspot.com/2010/02/sublimasi.html. diakses : 16Nopember 2011
Wibowo, F. 2011. Sentrifugasi. http://fredi-36-a1.blogspot.com/2011/01/sentrifugasi-adalah.html. diakses : 16 Nopember2011
Rahayu, S. S. 2009. Mengoperasikan Alat Penukar Ion. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/utilitas-pabrik/mengoperasikan-alat-penukar-ion/. diakses : 17 Nopember 2011
Sutrisno, E. T, dan I. S. Nurminabari. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar.Universitas Pasundan. Bandung
TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR
RESIN PENUKAR ION
MAKALAH
Oleh :
Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika
LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2011
TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR
RESIN PENUKAR ION
MAKALAH
Oleh :
Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika
LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2011
TUGAS PENDAHULUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR
RESIN PENUKAR ION
MAKALAH
Oleh :
Nama : Firni RismawatiNRP : 113020021Kelompok : ANo. Meja : 11 (sebelas)Tanggal Percobaan : 24 November 2011Assisten : Rika Ayustika
LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2011
I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang: (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan
Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1. Latar Belakang Percobaan
Resin penukar ion merupakan salah satu metoda pemisahan menurut
perubahan kimia. Resin penukar ion ada dua macam yaitu resin penukar kation
dan resin penukar anion. Jika disebut resin penukar kation maka kation yang
terikat pada resin akan digantikan oleh kation pada larutan yang dilewatkan.
Begitupun pada resin penukar anion maka anion yang terikat pada resin akan
digantikan oleh anion pada larutan yang dilewatkan.
1.2. Tujuan Percobaan
Untuk mmengetahui ion-ion yang dapat dipertukarkan dari senyawa
hidrokarbon terpolimerisasi serta untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan
dari zat pebukar ion tersebut.
1.3. Prinsip Percobaan
Berdasarkan pengikatan ion-ion, baik ion positif maupun ion negatif oleh
resin dengan reaksi :
Resin Kation : MX(aq) + Res-H → HX(aq) + Res-M
Resin Anion : HX(aq) + Res-OH → H2O(aq) + Res-X
II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai (1) Resin Penukar Anion dan (2) Resin
Penukar Kation.
2.1. Resin Penukar Anion
Suatu penukar anion, adalah suatu kation polimerik dengan anion-anion aktif.
Penukar-penukar anion merupakan polimer-polimer terangkai silang, berbobot
molekul tinggi. Sifat basanya disebabkan oleh adanya gugus-gugus amino, amino
tersubstitusi, memiliki sifat-sifat basa lemah. Suatu resin penukar anion yang
dipakai luas, dibuat dengan mengkopolimerisasi (pemasukan gugus-gugus –
CH2Cl, katakanlah dalam keadaan para bebas), dan menginteraksinya dengan
suatu basa seperti trimetilamina.
2.2. Resin Penukar Kation
Resin penukar kation dapat dibagi menjadi dua yaitu asam kuat dan asam
lemah. Resin penukar kation asam kuat misalnya yang mengandung gugus
sulfanoat sehingga atom H dapat diganti oleh atom Na dari NaCl. Resin penukar
kation asam lemah mengandung gugus karboksilat yang memerlukan larutan
dengan pH>7 untuk dapat mengganti atom H. Resin penukar kation mengandung
gugus karboksilat, sufanoat, fenolat atau gugus lain dan sejumlah kation ekivalen.
Resin penukar kation mengandung kation bebas yang dapat dipertukarkan dengan
kation dalam suatu larutan. resin penukar kation dapat dipertukarkan dengan
kation lain, seperti reaksi:
2(Res.SO3-)H+ + Na+(lar) → 2(Res.SO3
-)Na+ + H+(lar)
Dalam reaksi diatas, kation H dapat ditukar dengan kation Na secara ekivalen.
Pertukaran ion terjadi secara stoikiometri dimana setiap satu ion H diganti oleh
satu ion Na. Sedangkan dua atom H diganti dengan satu ion Ca(II) dan seterusnya.
Ion yang dapat ditukar merupakan ion lawan yang tidak terikat dengan kuat pada
matrik polimer. Apabila larutan NaCl dialirkan melalui kolom resin penukar
kation, maka dapat terjadi peristiwa :
NaCl + H-Res → Na-Res + HCl
III ALAT DAN METODE PERCOBAAN
Bab ini menguraikan mengenai (1) Alat yang digunakan, (2) Bahan yang
digunakan, dan (3) Metode Percobaan.
3.1. Alat yang digunakan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah kolom resin, gelas ukur,
labu takar 250 ml, pipet volume 10ml, erlenmeyer, pipet tetes dan buret.
3.2. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan HCl 6 M,
aquades, NaOH, NaCl jenuh.
3.3. Metode Percobaan
3.3.1. Diameter dan tinggi kolom resin diukur dengan menggunakan penggaris.
3.3.2. Ditambahkan 2 mL NaCl lalu didiamkan.
3.3.3. Larutan dikeluarkan lalu dielusikan dengan menggunakan 100 mL aquades
dan dicek sampai netral.
3.3.4.Larutan diencerkan sampai volumenya 250 mL. Diambil 10 mL larutan.
3.3.5. Dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Resin Penukar Kation. http://www.anehnie.com/2009/12/resin-penukar-kation.html. diakses : 16 Nopember 2011
Andriyani, Y. 2011. Resin Penukar Ion.http://www.scribd.com/doc/21113137/Artikel-Resin-Penukar-Ion. diakses :16 Nopember 2011
Hadyana, A, dan L. Setiono. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. BukuKedokteran EGC. Jakarta
Rahayu, S. S. 2009. Mengoperasikan Alat Penukar Ion. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/utilitas-pabrik/mengoperasikan-alat-penukar-ion/. diakses : 17 Nopember 2011
Sutrisno, E. T, dan I. S. Nurminabari. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar.Universitas Pasundan. Bandung
Syabatini, A. 2009. Resin Penukar Ion.http://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/resin-penukar-ion/.diakses : 17 Nopember 2011