pendahuluan-daftar pustaka

12
1 BAB 1. PENDAHULUAN Masjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan masjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Salah satu fasilitas penunjang kegiatan ibadah umat Muslim di Masjid salah satunya adalah Karpet atau sajadah yang gunanya sebagai alas sujud ketika sholat ataupun sebagai alas untuk menghindari kontak langsung antar tubuh jamaah dengan lantai. Fasilitas penunjang dari masjid ini biasanya ketika tidak dibutuhkan maka akan disimpan dengan cara digulung, akan tetapi pada umunya proses menggulung karpet yang dilakukan oleh pengurus masjid adalah dengan cara menggulung secara manual dan tidak menggunakan alat bantu atau semacamnya, dimana pada saat menggulung karpet, posisi tubuh biasanya dalam keadaaan jongkok dengan tangan yang dalam posisi menggulung karpet.

Upload: opisumardi

Post on 07-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pekan Kreatifiatas mahasiswa

TRANSCRIPT

1

BAB 1. PENDAHULUAN

Masjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan masjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Salah satu fasilitas penunjang kegiatan ibadah umat Muslim di Masjid salah satunya adalah Karpet atau sajadah yang gunanya sebagai alas sujud ketika sholat ataupun sebagai alas untuk menghindari kontak langsung antar tubuh jamaah dengan lantai. Fasilitas penunjang dari masjid ini biasanya ketika tidak dibutuhkan maka akan disimpan dengan cara digulung, akan tetapi pada umunya proses menggulung karpet yang dilakukan oleh pengurus masjid adalah dengan cara menggulung secara manual dan tidak menggunakan alat bantu atau semacamnya, dimana pada saat menggulung karpet, posisi tubuh biasanya dalam keadaaan jongkok dengan tangan yang dalam posisi menggulung karpet.

Gambar 1.1 Proses menggulung karpet secara manual

Dari hasil uji coba langsung yang dilakukan penulis, kegiatan menggulung karpet dengan posisi seperti ini sangat tidak efisien dan memakan banyak tenaga, dimana tubuh bekerja dengan posisi yang tidak ideal. Dilain sisi aspek ergonomi pada kegiatan ini tidak ada sama sekali, sehingga menyebabkan ketidaknyamanan dalam melaksanakan tugas yang dapat berakibat terjadinya rasa sakit berlebih pada badan. Untuk membantu petugas masjid dalam upaya menjalankan tugasnya secara baik, aman, efesien dan cepat, maka studi atau penelitan dilakukan dengan

2

cara menekankan aspek ergonomis dalam perancangan alat atau produk penggulung karpet dimana perancangan alat ini akan terfokus pada manusia pemakainya.

Ergonomi adalah ilmu yang mendapatkan suatu pengetahuan yang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia dengan teknologi dan produk-produknya, sehingga dimungkinkan adanya suatu rancangan system manusia-manusia (teknologi) yang optimal dengan demikian disiplin ergonomi melihat permasalahan interaksi tersebut sebagai suatu system pemecahan-pemecahan masalanya melalui pendekatan sistem itu sendiri.

Untuk memahami hal-hal yang menjadi keinginan, harapan, maupun yang bisa menimbulkan kepuasan manusia-pemakai (konsumen), maka parameter-parameter berupa keinginan/harapan tersebut akan didapatkan melalui praktik langsung atau dengan melakukan wawancara terhadap petugas atau pengurus masjid. Berdasarkan hasil praktik langsung dan wawancara nantinya akan dibuat alat penggulung karpet masjid yang memenuhi kelayakan ergonomis. Dimana alat penggulung karpet yang nanti akan dibuat akan mempunyai nilai yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.

Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh suatu desain dan produk jadi dari alat penggulung karpet masjid yang memiliki nilai ergonomis sehingga petugas masjid yang memakainya akan merasa lebih nyaman dan efesien. Desain alat ini diharapkan dapat membantu petugas masjid dalam melaksanakan tugasnya, Selain itu desain ini juga diharapakan sebagai pelopor desain alat penggulung karpet masjid yang nyaman dan efesien yang dapat di produksi secara missal.

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pada saat ini penggunaan karpet pada masjid sudah sangat banyak, ditiap masjid yang berada pada suatu daerah hampir semuanya mempunyai atau memiliki karpet yang biasanya digunakan sebagai fasilitas ibadah, baik ibadah shalat ataupun lainnya Banyaknya penggunaan karpet pada masjid biasanya di kondisikan dengan keadaan masjid, bila datang hari jumat, maka karpet masjid yang digunakan biasanya banyak, ataupun pada hari-hari tertentu penggunaan karpet masjid akan akan bertambah, akan tetapi ketika sudah selesai, karpet-karpet tersebut akan digulung atau dirapikan kembali. Biasanya proses penggulungan karpet ini dilakukan secara manual, tidak ada alat bantu yang digunakan.

Proses penggulungan karpet yang biasa dilakukan oleh petugas masjid yaitu dengan cara manual tanpa ada alat bantu satupun itu sangat tidak efisien karena banyak memakan waktu dan tenaga, dengan menciptakan suatu alat yang dapat meringankan kerja dari petugas masjid khususnya pada saat menggulung karpet maka alat tersebut sangatlah membantu. Alat yang dibuat sangat efesien dengan tenaga penggulung karpet yang diambil dari putaran roda, sehingga alat ini sangat ergonomis dan cocok untuk menunjang kegiatan petugas masjid dalam menjalankan tugasnya.

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia merancang suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman. Fokus dari ergonomi adalah manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dan pekerja serta kehidupan sehari-hari dimana penekanannya adalah pada faktor manusia.

Para operator atau petugas dalam melakukan pekerjaannya, posisi kerja mereka tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi yaitu terlalu membungkuk, jangkauan tangan yang tidak normal. Alat yang terlalu kecil, dll. Sehingga dari posisi kerja operator tersebut dapat mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan yaitu kelelahan dan rasa nyeri pada punggung akibat dari duduk yang tidak ergonomis tersebut, timbulnya rasa nyeri pada bahu dan kaki akibat ketidak sesuaian antara pekerja dan lingkungan kerjanya.

Karena dengan kondisi kerja aman, nyaman, tentram dan menyenangkan, manusia sebagai pekerja akan mencapai produktivitas yang tinggi serta dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, berdasarkan uraian tersebut, maka kami menerapkan ergonomi dengan analisis ergonomi terhadap rancangan fasilitas

4

kerja pada masjid dengan antropometri orang Indonesia pada masjid, agar petugas bisa bekerja dengan efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien.

Mekanisme pekerjaan pada akhir dekade ini telah semakin bertambah maju, dan jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan otot telah berangsur diganti dengan kekuatan mesin yang dapat mengatasi pekerjaan berat. Perlunya menganalisa konsumsi energi yang dipakai pada beberapa pekerjaan tertentu adalah masih menduduki prioritas utama dan bertujuan antara lain : a. Pemilihan frekuensi dan periode istirahat pada manajemen waktu kerja. b. Perbandingan metode alternatif pemilihan peralatan untuk mengerakan suatu

jenis pekerjaan.

Kalori untuk bekerja (Work Calories) konsumsi energi diawali pada saat pekerjaan fisik dimulai. Semakin banyaknya kebutuhan untuk aktivitas otot bagi suatu jenis pekerjaan, maka semakin banyak pula energi yang dikonsumsikan dan diekspresikan sebagai kalori kerja. Kalori ini didapat dengan cara mengukur konsumsi energi pada saat bekerja kemudian dikurangi dengan konsumsi energi pada saat istirahat atau pada saat metabolisme basal. Kalori kerja ini menunjukkan tingkat ketegangan otot tubuh manusia dalam hubungannya dengan : a. Jenis kerja beratb. Tingkat usaha kerjanyac. Kebutuhan waktu untuk istirahatd. Efisiensi dari berbagai jenis perkakas kerja, dane. Produktivitas dari berbagai variasi cara kerja.

Kalori untuk Aktivitas Seharian (leisure Calories), aktivitas harian juga mengkonsumsi energi. Rata-rata konsumsinya adalah 600 kcal untuk pria dan 500 - 550 kcal untuk wanita.Sedangkan konsumsi energi total terbagi atas : a. Metabolisme basalb. Kalori untuk bersantaic. Kalori untuk bekerja.

Untuk memperjelas beberapa hal tersebut diatas diberikan empat kategori kalori menurut Hettinger (1970) yang ditunjukkan pada gambar 2.1.

5

Gambar 2.1 Ringkasan Konsumsi Energi Yang dipakai Manusia( Sumber data : Hettinger, 1970 )

6

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Pada tahap pembuatan alat tahap pertama adalah mencari akar masalah yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara terhadap pengurus masjid khususnya pengurus yang pernah melaksanakan tugas untuk menggulung karpet masjid dengan menanyakan beberapa pertanyaan terkait kegiatan menggulung karpet yang dilakukan, kemudian melakukan observasi langsung terhadap permasalahan yang ada, mulai dari mengukur dimensi karpet, berat karpet, diameter rata-rata karpet ketika dalam keadaan tergulung dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menggulung satu karpet. Setelah didapat data dari proses wawancara dan observasi langsung dilakukan perancangan alat yang sesuai dengan kebutuhan dilapangan.

Dari hasil wawancara dan observasi langsung ini tahap selanjutnya mengidentifikasi bentuk dan dimensi alat yang tepat sehingga alat yang dibuat mendapatkan nilai yang ergonomis. Nilai ergonomis ini selanjutnya akan menjadi landasan pembuatan desain alat penggulung karpet masjid. Proses desain alat menggunakan software solidworks dimana dengan menggunakan software ini diharapkan desain yang dibuat mempunyai kepresisian yang tinggi.

Alat penggulung karpet masjid ini dibuat dengan konsep perakitan, dimana perakitannya menggunakan mesin las dan baut agar kursi cukur yang dibuat lebih kuat dan nyaman serta roda sebagai kaki-kakinya. Yang tujuannya untuk membantu meringankan tugas pengurus masjid sehingga memperoleh kenyamanan ketika sedang menggulung karpet. Harapannya alat penggulung karpet masjid ini dapat menjadi desain acuan untuk membuat alat yang membantu tugas dari seorang pengurus masjid.

Pendahuluan

Studi Pustaka

Studi Lapangan

7

Pengumpulan Data danPenentuan Sample yang Diteliti

Pengukuran Karpet Wawancara Pengurus Masjid Masjid

Pembuatan Alat Penggulung Karpet Masjid

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Pelaksanaan

8

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp) 1 Peralatan Penunjang 4.340.0002 Biaya Bahan Habis Pakai 4.090.0003 Perjalanan 1.350.0004 Biaya Administrasi 1350.000

Jumlah 10.930.000

4.2 Jadwal Kegiatan

No Jenis KegiatanBulan

1 2 3 4

1 Survei Lokasi Masjid        2 Observasi Langsung        3 Wawancara Petugas Masjid        4 Mengelola Data        5 Analisis Desain Alat        6 Pembuatan Alat        7 Pembuatan Laporan        8 Seminar Laporan        

9

DAFTAR PUSTAKA

Ginting, Rosnani. Perancangan Produk. 2009. Graha Ilmu. Yogyakarta

Sritomo Wignjosoebroto, Sri Gunani, A. Pawennari. Analisis Ergonomi Terhadap Rancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun KerjaDibagian Skiving Dengan Antropometri Orang Indonesia.2009, Thesis ITB.Bandung

Sutalaksana, I.Z, Anggawisastra, R, Tjakaraatmadja, J.H. Teknik Perancangan Sistem Kerja. (edisi ke 2). 2005. Institut Teknologi Bandung, Bandung

Sutalaksana. I.Z. Produk - Produk Ergonomis dan Strategi Mewujudkannya, 2000. Bunga Rampai Ergonomi Indonesia, Bandung.

Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. (Cetakan ke 8). 2008. Guna Widya, Surabaya.

http://simlitabmas.dikti.go.id/fileUpload/pengumuman/Pedoman%20PKM%20Tahun%202015.pdf