pencernaan kegiatan 1 uji karbohidrat
TRANSCRIPT
A. Hasil Pengamatan
Uji Karbohidrat
Tes Amilum
Tes barfoed sebelum Tes barfoed sesudah
Tes benedict sebelum Tes benedict sesudah
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pencernaan makanan pada usus ikan, sapi dan
ayam dengan melakukan uji karbohidrat, dapat diketahui bahwa pada usus ikan, sapi
dan ayam terjadi proses pencernaan makanan yaitu amilum dihidrolisis menjadi
maltosa.
Pada uji karbohidrat ini, sari usus dari masing-masing usus ikan, usus ayam
dan usus sapi dicampurkan dengan amilum dalam tabung reaksi. Sebelum didiamkan
selama 1,5 jam dilakukan tes amilum terlebih dahulu dengan meneteskan larutan
lugol terhadap masing-masing amilum yang dicampurkan dengan saru usus, dari hasil
tes tersebut menunjukkan warna ungu yang berarti adanya kandungan amilum.
Setelah dilakukan tes tersebut, amilum yang dicampurkan dengan sari usus kemudian
didiamkan selama 1,5 jam. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar terjadi proses
pencernaan makanan oleh enzim yang terdapat pada masing-masing usus terhadap
amilum. Setelah didiamkan selama 1,5 jam, dilakukan kembali tes amilum yaitu
dengan meneteskan amilum tersebut dengan larutan lugol pada tes plate. Dari hasil
tes tersebut, dapat dilihat bahwa setelah 1,5 jam amilum yang dicampurkan dengan
sari usus berwarna kuning, hal ini berbeda dengan amilum sebelumya yang berwarna
ungu. Perubahan warna ini menunjukkan bahwa amilum yang dicampurkan dengan
ketiga sari usus tersebut sudah terhidrolisis oleh enzim-enzim yang terdapat pada
masing-masing sari usus tersebut. Dari hasil tes tersebut, dapat dibandingkan bahwa
pada sari usus sapi lebih berwarna kuning dibandingkan dengan sari usus ikan dan
sari usus ayam, dan pada sari usus ikan lebih berwarna kuning dibandingkan dengan
sari usus ayam. Dari perbandingan warna tersebut, menunjukkan bahwa hidrolisis
amilum lebih cepat terjadi pada usus sapi dibandingkan pada usus ikan dan usus
ayam, sedangkan hidrolisis amilum yang paling lambat terjadi adalah pada usus
ayam.
Untuk lebih mengetahui hidrolisis amilum yang terjadi pada masing-masing
usus, uji karbohidrat ini kemudian dilanjutkan dengan tes benedict dan tes barfoed.
Tes benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid
atau keton bebas sedangkan tes barfoed bertujuan untuk memisahkan antara
monosakarida dan disakarida, pereaksi barfoed bersifat asam lemah dan hanya
direduksi oleh monosakarida. Untuk tes benedict, amilum yang telah dicampurkan
dengan masing-masing sari usus tersebut diambil 10 tetes dan ditambahkan dengan 2
ml larutan benedict dalam tabung reaksi. Pada saat dipanaskan selama 5 menit, terjadi
perubahan warna pada masing-masing tabung reaksi, tabung reaksi yang berisi
campuran amilum dan sari usus sapi lebih cepat terjadi perubahan warna dari biru
menjadi hijau, beberapa saat kemudian juga terjadi perubahan warna pada tabung
reaksi yang berisi campuran amilum dan sari usus ikan menjadi warna hijau,
sedangkan pada campuran amilum dan sari usus ayam hanya terjadi sedikit perubahan
warna dari biru tua menjadi biru muda. Setalah dipanaskan selama 5 menit dan
didinginkan, terbentuk endapan pada bagian bawah pada ketiga tabung reaksi,
endapan yang paling banyak terdapat pada campuran amilum dengan sari usus sapi
sedangkan endapan yang paling sedikit terdapat pada campuran amilum dengan sari
usus ayam. Terjadinya perubahan warna dan terbentuknya endapan ini menunjukkan
reaksi positif yaitu telah terjadi hidrolisis amilum menjadi maltosa (oligosakarida)
oleh enzim amilase yang terdapat dalam usus. Menurut Anna poedjiadi (2009),
amilase yang terdapat dalam usus ini terdapat dalam cairan pankreas yang
disekresikan oleh pankreas. Amilase yang terdapat dalam cairan pankreas ini
berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis amilum, dekstrin dan glikogen
menjadi maltosa. Hidrolisis amilum, dekstrin dan glikogen dalam usus ini dapat
berjalan dengan cepat sebab maltosa yang dihasilkan segera dihidrolisis lebih lanjut
oleh enzim maltase yang terdapat dalam cairan usus.
Tes selanjutnya adalah tes barfoed, tes ini bertujuan untuk mengetahui
apakah amilum telah dihidrolisis hingga sampai pada tingkat monosakarida oleh
enzim yang terdapat dalam masing-masing usus. Pereaksi barfoed bersifat asam
lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida. Amilum yang telah dicampurkan
dengan masing-masing sari usus tersebut diambil kembali sebanyak 1 ml dan
ditambahkan dengan 2 ml larutan barfoed dalam masing-masing tabung reaksi.
Setelah dipanaskan selama 5 menit, tidak terjadi perubahan pada campuran amilum
dengan masing-masing sari usus tersebut (rekasi negatif), sehingga dapat disimpulkan
bahwa amilum yang dicampurkan dengan sari usus sapi, sari usus ikan dan sari usus
ayam tersebut belum terhidrolisis sampai pada monosakarida melainkan baru
terhidrolisis sampai pada tingkat oligosakarida yaitu maltosa oleh enzim amilase yang
terdapat pada masing-masing usus tersebut.