penanganan gastritis menggunakan kombinasi …repository.unair.ac.id/65711/1/fv.ta.pt.44.17 . hid.p...
TRANSCRIPT
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN KOMBINASI TERAPI
AKUPUNKTUR PADA TITIK ZUSANLI (ST36), NEIGUAN (PC6),
NEITING (ST 44) DENGAN HERBAL KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA
Val.)
BIDAYATUL HIDAYAH
NIM. 151410413033
PROGRAM STUDI D3 PENGOBAT TRADISIONAL
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ii TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN KOMBINASI TERAPI
AKUPUNKTUR PADA TITIK ZUSANLI (ST36), NEIGUAN (PC6),
NEITING (ST 44) DENGAN HERBAL KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA
Val)
Karya Ilmiah Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Pengobat Tradisional
BIDAYATUL HIDAYAH
NIM. 151410413033
PROGRAM STUDI D3 PENGOBAT TRADISIONAL
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
iii TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
HALAMAN PENGESAHAN
PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN KOMBINASI TERAPI
AKUPUNKTUR PADA TITIK Zusanli (ST36), Neiguan (PC6), Neiting (ST
44) DENGAN HERBAL KUNYIT(CURCUMA DOMESTICA Val)
Diajukan Oleh :
BIDAYATUL HIDAYAH
NIM. 151410413033
Surabaya, 25 Juli 2017
Menyetujui
Dosen Pembimbing I
Prof. Dr. Paulus Liben. dr., M.S.
NIK. 19440926015106101
Dosen Pembimbing II
Lusiana Arifianti, S.Farm.,M.Farm
NIP.19810116 200604 2 001
Mengetahui,
Koordinator Program Studi D3 Pengobat Tradisional
Prof. Dr. Suhariningsih, Ir
NIP. 195206271979012001
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
iv TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya akhir ini adalah hasil karya sendiri, dari semua sumber baik yang dikutip
maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Bagian atau keseluruhan
isi karya akhir ini tidak pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademis pada
bidang studi dan/atau universitas lain dan tidak pernah dipublikasikan atau ditulis
oleh individu selain penyusun kecuali bila dituliskan dengan format kutipan dalam
isi karya akhir.
Apabila ditemukan bukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Airlangga.
Surabaya 25 Juli 2017
Bidayatul Hidayah
NIM. 151410413033
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
v TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Tugas Akhir ini telah diujikan dan dinilai
Oleh panitia penguji pada Program Studi D3 Pengobat Tradisional
Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga
Pada Tanggal 25 Juli 2017
Panitia Penguji Tugas Akhir
Ketua : Dr. Aty Widyawaruyanti, MSi., Apt
Anggota : 1. Dr. Theresia Indah Budhy, drg., M.kes. Akp
2. Prof. Dr. Paulus Liben. dr., M.S.
3. Lusiana Arifianti, S.Farm.,M.Farm
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
vi TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat,
taufiq, hidayah serta karunia-Nya, Tugas Akhir dengan judul “Penanganan gastritis
menggunakan kombinasi terapi akupunktur Zusanli (ST36), Neiguan (PC6),
Neiting (ST 44) dengan herbal kunyit (Curcuma domestica Val.)” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini saya
mendapat banyak bimbingan serta dukuangan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini perkenankan saya mengucapkan penghargaan dan ucapan terima
kasih kepada :
1. Para pembimbing saya, Prof. Dr. Paulus Liben. dr., M.S. selaku Dosen
Pembimbing I dan Lusiana Arifianti, S.Farm.,M.Farm selaku Dosen
Pembimbing II yang dengan sabar membimbing dan memberikan kritik
serta saran dalam penyusunan tugas akhir ini
2. Dr. Aty Widyawaruyanti, Msi., Apt selaku ketua dosen penguji dan
Dr.Thresia Indah Budhy, drg., M.Kes. Akp selaku dosen penguji tugas akhir
yang telah menguji tugas akhir saya sejak awal sampai selesai.
3. Dr. H. Widi Hidayat., M.Si., Ak selaku dekan Fakultas Vokasi Universitas
Airlangga, yang telah memberikan kesempatan yang besar untuk
mendapatkan pendidikan Program Studi D3 Pengobat Tradisional Fakultas
Vokasi Universitas Airlangga.
4. Prof. Dr. Suhariningsih, Ir., selaku Koordinator Program Studi D3 Pengobat
Tradisional Fakultas Vokasi Universitas Airlangga yang telah memberikan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
vii TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
Program Studi D3 Pengobat Tradisional Fakultas Vokasi Universitas
Airlangga.
5. Ayah tercinta Mamlu’ul Karim dan Ibu tercinta Muhaiminah selaku orang
tua yang selalu memberikan doa, dukungan baik moril maupun materil serta
memotivasi penulis selama ini.
6. Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan bantuan dan limpahan doa
kepada penulis.
7. Semua dosen dan staf kependidikan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga
yang telah memberikan perhatian besar sehingga saya dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
8. NNA yang atas kesediaannya yang telah membantu dalam pengambilan
data selama penelitian berlangsung.
9. Segenap teman-teman mahasiswa D3 Pengobat Tradisional angkatan 2014
yang telah memberikan dorongan dalam penyelasaian Tugas Akhir ini.
10. Seluruh pengajar program studi D3 Pengobat Tradisional Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga yang telah memberikan berbagai ilmu yang
bermanfaat bagi penulis.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini belum sempurna.
Surabaya, 25 Juli 2017
Bidayatul Hidayah
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
viii TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Ringkasan
Penanganan gastritis menggunakan kombinasi terapi akupunktur pada titik
Zusanli (ST 36) Neiguan (PC 6), Neiting (ST 44) dengan herbal kunyit
(Curcuma domestica Val)
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada
masyarakat. Di Indonesia penyakit gastritis merupakan 10 penyakit terbanyak yang
ada di rumah sakit Indonesia. Ketidakseimbangan faktor agresif dan defensif
lambung dapat menyebabkan gastritis. Faktor ini dipengaruhi oleh pola makan yang
tidak tepat seperti frekuensi makanan, jenis makanan dan jumlah makanan. gastritis
merupakan peradangan pada dinding lambung terutama pada selaput lender
lambung. Penyakit gastritis sering timbul mendadak yang biasanya ditandai dengan
rasa mual dan muntah, nyeri ulu hati, kembung dan tidak ada nafsu makan. nyeri
lambung oleh penyakit gastritis sering mengganggu aktivitas sehari hari, oleh
karena itu di butuhkan pencegahan pada penyakit gastritis ini, yaitu dengan
menggunakan kombinasi terapi akupunktur dan herbal.
Menurut TCM sendiri gastritis termasuk dalam kategori Tong Wei Wan
(nyeri epigastrium) dan Zhong Pi (sensasi penuh dalam epigastrium) Hal ini
dikarenakan serangan dari lambung oleh patogen luar yaitu patogen dingin
menyerang lambung dan patogen lembab panas menyerang lambung, asupan
makanan yang tidak tepat, depresi emosional yang menyebabkan stagnasi Qi hati,
defisiensi limpa dan lambung karena penyakit jangka panjang yang menyebabkan
stagnasi dalam Qi dari limpa dan lambung. Sedangkan menurut konvensional
penyakit ini bisa disebabkan karena faktor umur, jenis kelamin, kebiasan makan,
faktor stress, dan faktor obat-obat an.
Pasien mengalami gastritis yang di sebabkan karena pasien tergolong orang
pemikir yang menyebabkan dia mudah sekali terkena stress, akibatnya dia tidak
memiliki nafsu makan namun menyukai makanan yang bersifat panas (gorengan).
Gejala yang dirasakan pasien yaitu sakit pada perut bagian kiri dan menjalar hingga
ulu hati, bila telat makan rasannya seperti ditusuk-tusuk, terasa kembungdan mual.
Menurut TCM gastritis yang diderita pasien karena hambatan lembab panas yang
menyerang limpa lambung. Terapi akupunktur pada titik Zusanli, Neiguan dan
Neiting diyakini mampu mencegah dan mengurangi keluhan akibat penyakit
gastritis, karena titik tersebut berfungsi untuk menghilangkan panas dan lembab
serta mengurangi nyeri akibat gastritis. Sedangkan kunyit secara tradisional sudah
digunakan masyarakat untuk mengobati segala macam penyakit termasuk nyeri
lambung. Kandungan yang terdapat pada kunyit yaitu Kurkuminoid termasuk
kurkumin, desmetoksikurkumin, bisdesmetoksi kurkumin, resin, minyak atsiri
termasuk α dan β tumeron, artumeron, α dan γ atlanton, kurlon, zingiberen dan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ix TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
kurkumol. Kurkumin telah didefinisikan sebagai komponen yang paling aktif pada
kunyit dan memiliki efek gastroprotektis dan antiulcerogenik. Penelitian kali ini
bertujuan untuk mengetahui keefektifan titik akupunktur Zusanli, Neiguan dan
Neiting serta kombinasi kunyit (Curcuma domestica Val) dalam menangani
gastritis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapi akupunktur
sebanyak 12 kali masing-masing 15 menit dalam kurn waktu 4 minggu (28 hari)
titik akupunktur Zusanli, Neiguan dan Neiting serta kombinasi kapsul serbuk
simplisia kunyit (Curcuma domestica Val) dalam dosis 2 kapsul (masing-masing
500 mg) sehari 3 kali setiap hari selama 4 minggu (28 hari).
Hasil terapi yang didapatkan dari pasien yang mengeluhkan gejala gastritis
yaitu nyeri perut kiri hingga menjalar ke ulu hati rasanya seperti ditusuk tusuk telah
mendapatkan perbaikan berupa pengurangan intensitas nyeri dan kekambuhan
pasien. pada pengamatan lidah didapatkan selaput lidah putih dan belahan pada
tengah lidah menghilang, menandakan bahwa patogen panas sudah hampir hilang.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penusukan pada titik Zusanli, Neiguan
dan Neiting dan kombinasi kunyit (Curcuma domestica Val) dalam dosis 2 kapsul
(masing-masing 500 mg) sehari 3 kali setiap hari selama 4 minggu (28 hari) dapat
memperbaiki kondisi gastritis.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
x TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
Ringkasan ............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
DAFTAR ISTILAH dan SINGKATAN .............................................................. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
BAB 2 RIWAYAT PENYAKIT ............................................................................. 6
BAB 3 DASAR TEORI .......................................................................................... 9
BAB 4 ANALISIS KASUS .................................................................................. 31
BAB 5 PERAWATAN ......................................................................................... 36
BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 41
BAB 7 PENUTUP ................................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xi TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pemeriksaan Nadi ............................................................................ 8
Tabel 2.2 Perabaan Titik Shu dan Mu .............................................................. 8
Tabel 3.1 Penggolongan Wu-Xing.................................................................... 16
Tabel 3.2 Pengaturan Makanan..................................................................... ... 28
Tabel 3.3 Contoh Menu Sehari..................................................................... ... 30
Tabel 5.1 Alat dan Bahan.............................................................................. ... 36
Tabel 6.1 Hasil Nilai Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Terapi............ .. 41
Tabel 6.2 Perawatan dan Hasil Terapi.......................................................... ... 42
Tabel 6.3 Tabel Pengamatan Lidah............................................................... ... 43
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xii TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. pengamatan lidah sebelum terapi ................................................ 5
Gambar 3.1 Titik Zusanli ................................................................................. 22
Gambar 3.2 Titik Neiguan................................................................................ 23
Gambar 3.3 Titik Neiting ................................................................................. 24
Gambar 3.4 Kunyit .......................................................................................... 24
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xiii TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kartu Status Pasien ....................................................................... 61
Lampiran 2 Jadwal terapi .............................................................................. .. 64
Lampiran 3 Informed consent .......................................................................... 65
Lampiran 4 Determinasi tanaman kunyit........................................................ . 66
Lampiran 5 Foto terapi akupunktur dan herbal ................................................ 67
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xiv TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
DAFTAR ISTILAH dan SINGKATAN
- : Sampai
% : Persen
Akupunktur : Cara pengobatan yang memanfaatkan rangsangan pada titik
akupunktur tubuh pasien
BAB : Buang air besar
BAK : Buang air kecil
Biao : Luar
Che : Letak nadi yang terdapat pada proksimal pergelangan tangan
Cheng chi : Daya tahan tubuh
Chun : Letak nadi yang terdapat pada distal dari Che
Defisiensi : Kurang
Ekses : Lebih
Fu : Organ dalam atau berongga
Guan : Letak nadi yang terletak di belakang benjolan tulang
pergelangan
Jin ye : Cairan tubuh
Jing : Partikel dasar yang membentuk tubuh manusia dan dibentuk
dari makanan dan minuman
KI : Meridian ginjal
Li : Dalam
Meridian : Saluran yang membujur dan melintang
PC : Meridian pericardium
Pu : Menguatkan
Qi : Energi
Sedasi : Dilemahkan
Sen : Ekspresi wajah dan gerak tubuh
Sie : Melemahkan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xv TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Sindrom : Kumpulan dari gejala
ST : Meridian lambung tangan
TCM : Traditional Chinese of Medicine
Tonifikasi : Dikuatkan
WHO : World Health Organization
Wu xing : Lima unsur
Xue : Darah
Yang : Kuat
Yin : Lemah
Zang : Organ padat
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita
kenal dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan
nyeri ulu hati, mual, muntah, cepat kenyang, nyeri perut dan lain
sebagainya. Penyakit maag sangat mengganggu karena sering kambuh
akibat pengobatan yang tidak tuntas. Sebenarnya kunci pengobatan
penyakit maag adalah dapat mengatur agar produksi asam lambung
terkontrol kembali sehingga tidak berlebihan, yaitu dengan menghilangkan
stress dan makan dengan teratur (Wijoyo, 2009).
Penderita gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka
kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan
prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. Berdasarkan
profil kesehatan Indonesia tahun 2011, gastritis merupakan salah satu
penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit
di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Depkes, 2009).
Terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak
teratur yang mencakup frekuensi makan, jenis dan jumlah makanan. Pola
makan yang baik mencegah terjadinya gastritis. Penyimpangan kebiasaan,
cara, serta konsumsi jenis makanan yang tidak sehat dapat menyebabkan
gastritis. Pada kasus gastritis akut, faktor penyimpangan makan merupakan
titik awal yang mempengaruhi terjadinya perubahan pada dinding lambung
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Peningkatan produksi cairan lambung dapat dirangsang oleh konsumsi
makanan atau minuman. Cuka, cabai, kopi, alkohol serta makanan lain yang
bersifat merangsang juga dapat mendorong timbulnya kondisi tersebut.
Pada akhirnya kekuatan dinding lambung menjadi semakin parah. Tak
jarang kondisi seperti itu akan menimbulkan luka pada dinding lambung
(Vera Uripi, 2001).
Penatalaksanaan gastritis dapat ditangani dengan pengobatan
konvensional maupun tradisional. Dalam hal ini, penanganan pengobatan
tradisional menggunakan terapi akupunktur dan terapi herbal. Menurut Yin
(2000), gastritis secara TCM (Traditional Chinese Medicine) termasuk
dalam kategori Tong Wei Wan (nyeri epigastrium) dan Zhong Pi (sensasi
penuh dalam epigastrium). Hal ini dikarenakan serangan dari lambung oleh
patogen luar yaitu patogen dingin menyerang lambung dan patogen lembab
panas menyerang lambung, asupan makanan yang tidak tepat, depresi
emosional yang menyebabkan stagnasi Qi hati, defisiensi limpa dan
lambung karena penyakit jangka panjang yang menyebabkan stagnasi
dalam Qi dari limpa dan lambung.
Pada kasus gastritis ini disebabkan oleh sindrom hambatan lembab
panas pada jiao tengah, karena kebiasaan pasien mengkonsumsi makanan
dan minuman yang bersifat panas seperti gorengan, sehingga menyebabkan
patogen lembab panas berakumulasi di lambung oleh karena itu dipilih titik
utama yaitu Zusanli (ST36), Neiguan (PC6), dan Neiting (ST44) karena titik
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
ini mampu menghilangkan panas dan mengurangi nyeri (Yin dan Liu,
2000).
Tanaman kunyit dalam bahasa Latin disebut Curcuma domestica
atau Curcuma longa, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut turmeric,
telah lama digunakan sebagai ramuan obat tradisional misalnya untuk
radang, mencret, sakit perut, sakit kuning, gastritis, ulkus lambung. Dari
hasil penelitian ekstrak kunyit menunjukkan efek anti inflamasi, antibakteri,
antioksidan, antiulkus, dan gastoprotektif (Atmaja, 2008).
Secara TCM kunyit (Curcuma domestica Val.) termasuk pada
tanaman yang memiliki rasa pahit. Rasa pahit pada umumnya memiliki efek
membersihkan panas dan mengurangi lembab. Kunyit (Curcuma domestica
Val.) atau Jianghuang bersifat hangat dan bekerja pada meridian hati dan
limpa, serta memiliki fungsi melancarkan sirkulasi darah dan Qi, membantu
mengurangi rasa nyeri (Yanfu, 2000).
Kunyit memiliki kandungan zat aktif berupa kurkuminoid termasuk
kurkumin, desmetoksikurkumin, bisdesmetoksi kurkumin, resin, minyak
atsiri termasuk α dan β tumeron, artumeron, α dan γ atlanton, kurlon,
zingiberen, dan kurkumol (Anonim, 2012).
Menurut Budianto (2014), pemberian ekstrak etanol kunyit yang
diberikan secara intra oral pada tikus menurunkan kadar asam bebas, asam
total, asam organik dan pH asam lambung yang diinduksi oleh histamin
yang mencegah timbulnya tukak lambung yang ditimbulkan oleh histamin.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Studi kasus lain melibatkan pemakaian bubuk kunyit untuk sakit
perut akibat tukak lambung. Setelah 12 minggu pengobatan, didapatkan
perbaikan presentase penyembuhan ulkus sampai 76% pada 45 pasien
dengan 25 pasien yang memiliki gejala sakit perut bila telat makan, nyeri
epigastrium, muntah, yang di pelajari melalui endoscopy untuk menilai
borok di lambung dan deodenum (Prucksunand Dkk, 2001).
Pemberian kurkumin (100 mg/kg) secara intraperitoneal dan peroral
pada tikus mampu mengobati tukak lambung. Sedangkan pemberian oral
larutan air atau ekstrak metanol rimpang kunyit pada kelinci mengurangi
sekresi lambung. Efek kurkumin terhadap pembentukan gas di usus
ditunjukan secara in vitro dan in vivo (Anonim, 2012)
Dasar teori ilmiah tersebut diatas menjadi acuan penulis dalam
pelaksanaan terapi pada kasus gastritis dengan akupunktur pada titik,
Zusanli (ST36), Neiguan (PC6), dan Neiting (ST44) serta kombinasi herbal
kunyit (Curcuma domestica Val).
1.2 Rumusan Masalah
Apakah efek terapi akupunktur pada titik-titik, Zusanli (ST36), Neiguan
(PC6), dan Neiting (ST44) serta pemberian herbal kunyit (Curcuma
domestica Val) dapat efektif menangani gastritis?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui efek terapi akupunktur pada titik Zusanli (ST36),
Neiguan (PC6), dan Neiting (ST44) serta pemberian herbal kunyit
(Curcuma domestica Val) dapat efektif mengangani gastritis.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penanganan studi kasus ini untuk memberi info tentang
pengobatan gastritis kepada masyarakat serta upaya pengembangan
pengobatan komplementer.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6 TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
BAB 2
RIWAYAT PENYAKIT
Pasien ini adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin perempuan berumur
19 tahun, dengan tinggi badan 160, berat badan 45 kg. Statusnya belum
menikah, beragama Islam dan berasal dari suku Jawa. Pasien bertempat tinggal
di perumahan Surabaya. Aktivitasnya sehari-harinya adalah kuliah.
Pada saat dilakukan pengamatan, pasien dalam kondisi sadar dengan
ekspresi lesu, dan wajahnya berwarna semu kuning. Pasien bertubuh kurus
dengan gerak gerik agak lamban. Jika diperhatikan, pasien memiliki jerawat di
bagian dahi dan kulit yang normal. Pasien menggunakan kaca mata untuk
membantu memperjelas pengelihatannya, namun demikian matanya tampak
putih bersinar. Rambut dan telinga pasien tidak dilakukan pengamatan karena
pasien memakai kerudung, dan bibir tampak agak kering.
Berdasarkan pengamatan lidah didapatkan otot lidah tebal, selaput putih
merata dengan selaput kuning pada pangkal, lidah menampakkan belahan,
permukaan lidah timbul bintik-bintik yang menonjol
Gambar 2.1 Pengamatan lidah sebelum terapi
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Dalam hal penciuman, keringat pasien tidak berbau menyengat sedangkan
feses tidak dilakukan pengamatan. Dalam hal pendengaran, pasien memiliki
suara yang kecil dan agak serak.
Pasien mengeluh sakit pada perut bagian kiri dan menjalar hingga ulu hati
apabila telat makan dan di perparah ketika melakukan aktivitas. Pasien
mengeluh rasa sakitnya seperti di tusuk-tusuk, perutnya terasa kembung, mual
dan ada rasa asam ketika bersendawa. Keluhan sudah dirasakan pasien sejak
SD. Pasien mengaku nyeri yang dirasakan dapat berkurang ketika dia makan,.
Keluhan tambahan yang dirasakan pasien yaitu flu disertai batuk dan pusing di
daerah depan (frontal).
Dalam anamnesa pasien mengenai hal hal umum, pasien suka berada di
tempat dingin. Kehausan pasien tidak bisa ditahan ingin minum dan mudah
berkeringat. Frekuensi buang air besar pasien mengeluh sukar buang air besar
yaitu tiga hari atau dua hari sekali, sekali buang air besar warnanya coklat dan
berbau dan keras, pasien juga sering buang air kecil dan warnanya kuning
cerah. Apabila ditanya makanan dan minuman, pasien menyukai makanan
yang gurih dan asin seperti gorengan, risoles, pastel dan kripik, pasien suka
minum es dan minuman dingin. keadaan tidur pasien, pasien mudah terbangun
ketika tidur. Pasien adalah tergolong orang yang sensitife dan pemikir.
Dalam anamnesa mengenai hal khusus pemeriksaan tekanan darah
menunjukan tekanan darah pasien 90/70. Dengan kategori pasien tersebut
menderita hipotensi.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Tabel 2.1 Perabaan Nadi
Nadi Nadi kanan Nadi kiri
Chun Dalam, Kuat Normal
Ghuan Cepat , kuat Lemah
Che Normal Normal
Keterangan :
Nadi Normal : tidak mengambang, tidak tenggelam, tidak lambat,
tidak cepat, tenang dan rata.
Nadi Dangkal : ketika dilakukan perabaan nadi terasa pada permukaan,
menunjukan letak penyakit belum terkena organ.
Nadi Lemah : ketika dilakukan perabaan denyut nadi terasa lemah,
menunjukan kurang darah dan Qi dalam kondisi lemah.
Nadi Kuat : ketika dilakukan perabaan denyut nadi terasa kuat,
menunjukan cukup darah dan Qi dalam kondisi kuat.
Nadi Cepat : ketika dilakukan perabaan denyut nadi teraba dengan
cepat yaitu dalam sekali inspirasi dan ekspirasi denyut
nadi teraba lebih dari 5 kali, menunjukan bahwa adanya
sindrom Yang.
Nadi Lambat : ketika dilakukan perabaan denyut nadi teraba dengan
lambat yaitu dalam sekali inspirsi dan ekspirasi denyut
nadi terba kurang dari 4 kali, menunjukan bahwa
adanya sindrom Yin.
(Permadi et al., 1982)
Tabel 2.2 Perabaan Titik Shu dan Mu
Organ Shu belakang Mu depan
Paru Nyeri ditekan Nyeri ditekan
Usus besar Nyeri ditekan Nyeri ditekan
Lambung Nyeri ditekan Nyeri ditekan
Limpa Nyeri ditekan Nyeri ditekan
Jantung Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Usus kecil Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Kandung kemih Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Ginjal Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Perikardium Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Sanjiao Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Kandung empedu Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Hati Enak ditekan Enak ditekan
Keterangan :
Tidak ada keluhan : Menandakan organ tidak ada gangguan
Nyeri ditekan : Menandakan organ pasien mengalami keadaan ekses
Enak ditekan : Menandakan organ pasien defisiensi
(Permadi et al., 1982)
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9 TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
BAB 3
DASAR TEORI
3.1 Konsep Kedokteran Konvensional
3.1.1 Anatomi dan Fisiologi
Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar
paling banyak terutama didaerah epigaster, dan sebagian di sebelah kiri daerah
hipokondriak dan umbilikal. Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri
berhubungan dengan osofagus melalui orifisium pilorik, terletak di bawah
diapragma di depan pankreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri
(Setiadi, 2007).
Lambung memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi pencernaan dan
fungsi motorik. Fungsi motorik dari lambung ada tiga, yaitu: (1) penyimpanan
sejumlah besar makanan sampai makanan dapat di proses di dalam duodenum,
(2) pencampuran makanan dengan sekresi dari lambung sampai membentuk
suatu campuran setengah cair yang di sebut kimus, dan (3) pengosongan
makanan dengan lambat dari lambung ke dalam usus halus pada kecepatan
yang sesuai untuk pencernaan dan absorbsi yang tepat oleh usus halus (guyton,
2008) sedangkan sebagai fungsi pencernaan dan sekresi, lambung memiliki
fungsi: (1) mencerna protein oleh pepsin dan HCl, (2) sintesis dan pelepasan
gastrin yang di pengaruhi oleh protein yang dikonsumsi, (3) pembentukan
selubung dan perlindungan lambung oleh sekresi mukus serta sebagai pelumas
sehingga makanan yang lebih mudah diangkut, (4) sekresi bikarbonat bersama
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
dengan sekresi gel mukus yang berperan sebagai barier dari asam lumen
dan pepsin (Price, 2005).
3.1.2 Gastritis
Gastritis atau yang secara umum dikenal dengan istilah sakit “maag”
atau sakit ulu hati ialah peradangan pada dinding lambung terutama pada
selaput lender lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling sering
ditemui diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis. Penyakit
ini sering dijumpai timbul secara mendadak yang biasanya ditandai dengan
rasa mual dan muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun,
atau sakit kepala (Hariwijaya, 2007 dan Mansjoer, 2001).
3.1.3 Klasifikasi gastritis
Pada umumnya, klasifikasi didasarkan atas :
1. Keakutan dan ke kronikan manifestasi klinis
2. Ciri ciri histologik yang mencirikan gastritis
3. Distribusi anatomik gastritis, atau pada beberapa kasus
4. Patogenesis yang diusulkan masing masing dari dua varietas gastritis kronik
(Harison, 2000).
Berdasarkan ciri ciri klinis gastritis, kedua bentuk utama, yang
merupakan kesatuan yang berbeda, ialah gastritis akut dan gastritis kronik
(Harison, 2000).
a. Gastritis akut
Bentuk gastritis akut yang paling dramatik ialah gastritis hemorogik
akut, yang juga disebut sebagai gastritis erosif akut. Istilah ini
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
mencerminkan perdarahan dari mukosa lambung hampir selalu ditemukan
pada gastritis bentuk ini dan kehilangan integritas yang karakteristik dari
mukosa lambung (erosi) yang menyertai lesi peradangan (Harison, 2000).
Patogenesis gastritis erosi akut yang berhubungan dengan penyakit
berat sering disebut sebagai gastritis akibat stres. Faktor penting mekanisme
gastritis erosif pada pasien tampaknya mencakup iskemia mukosa lambung,
difusi asam dari lumen ke dalam jaringan mukosa lambung, dan barangkali
dalam bentuk sekresi, asam empedu dan/atau sekresi duodeni-pankreatik
lain mengalir balik ke dalam lumen lambung. Iskemia mukosa dan asam
dalam lumen lambung adalah elemen yang paling jelas penting sekali dalam
etiopatogenesis gastritis akibat stress (Harison, 2000).
b. Gastritis kronik
Disebut gastritis kronik apabila di dapatkan infiltrasi sel-sel radang
yang terjadi pada lamina propia dan daerah intra epitelial, terutama terdiri
atas sel-sel radang kronik, yaitu limfosit dan sel plasma (Nafdzu, 2016).
3.1.4 Patogenesis Penyakit Gastritis
Pertahanan mukosa gastroduodenal dalam keadaan normal merupakan
sistem yang mampu melakukan pemulihan dan bisa bertahan terhadap bahan-
bahan yang merusak seperti: asam lambung, pepsin, asam empedu, enzim
pankreas, obat-obatan, bakteri. Patogenesis dasar terjadinya gastritis adalah
karena kerusakan mukosa lambung secara umum yang terjadi karena terdapat
gangguan ketidakseimbangan antara faktor-faktor oftensif/agresif (asam
lambung, pepsin, refluks cawan empedu, OAINS (Non Steroidal Anti
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Inflammatory Drugs), kortiko steroid, alkohol, nikotin, helicobacter pylori,
stres, radikal bebas) dan faktor faktor defentif/protektif (mukus, bikarbonat,
prostaglandin, phospholipid, sel epitel permukaan, mikro sirkulasi, motility)
dimana faktor agresif lebih dominan dari faktor defensi. Akibat
ketidakseimbangan tersebut lalu terjadi peradangan atau inflamasi mukosa,
kerusakan jaringan mukosa, sub mukosa sampai lapisan otot saluran cerna
makanan bagian atas (Nafdzu, 2016).
3.1.5 Gejala Klinis
Seseorang penderita penyakit gastritis akan mengalami keluhan nyeri
pada lambung, mual, muntah, lemas, kembung, dan terasa sesak, nyeri pada
ulu hati, tidak ada nafsu makan, wajah pucat, suhu badan naik,keringat dingin,
pusing atau bersendawa serta dapat juga terjadi perdarahan saluran cerna
(Mansyoer, 2001). Manifestasi klinis bervariasi dari tanpa gejala, gejala ringan
dengan manifestasi tersering dispepsia, heartburn, abdominal discomfort, dan
nausea; hingga gejala berat seperti tukak peptik, perdarahan dan perforasi.
Keluhan lain yang biasa dirasakan pasien adalah mengalami gangguan pada
saluran pencernaan atas, berupa nafsu makan menurun, perut kembung dan
perasaan penuh di perut, mual, muntah dan bersendawa. Jika telah terjadi
pendarahan aktif dapat bermanifestasi hematemesis dan melena (Vaanipriya,
2015).
3.1.6 Penyebab Gastritis
1. Faktor umur
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara umur dengan kejadian gastritis (studi di
RSU.dr.R.soetrasno Rembang). Odds ratio 17,333>1 dan Cl 4,903-
61,273 (tidak mencakup angka 1) menunjukan bahwa responden umur
>40 tahun mempunyai resiko terkena gastritis 17,333 kali bila
dibandingkan dengan responden yang umurnya <40 tahun (Murjayana,
2011).
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara umur
dengan kejadian gastritis. Hal ini disebabkan karena pertambahan usia
berhubungan signifikan dengan perubahan sejumlah mekanisme
pertahanan mukosa lambung (Nyoman, 2004).
2. Faktor jenis kelamin
Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian gastritis (studi di
RSU.dr.Soetrasno Rembang). Odds Ratio 3,059>1 dan CI 1,194-7,835
(tidak mencakup angka 1) menunjukan bahwa responden dengan jenis
kelamin perempuan memiliki risiko 3,059 kali untuk terkena gastritis
dibandingkan dengan responden berjenis kelamin laki laki (Murjayana,
2011).
3. Faktor stres
Stres dapat merangsang peningkatan produksi asam lambung dan
gerakan peristaltik lambung. Stres juga akan mendorong gesekan antara
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
makanan dan dinding lambung menjadi bertambah kuat. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya peradangan lambung (Vera Uripi, 2001).
4. Efek obat obatan
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara riwayat
mengkonsumsi obat yang mengiritasi lambung dengan kejadian
gastritis. Hal ini disebabkan sebelum sakit responden mengkonsumsi
obat yang mengiritasi lambung seperti obat demam, obat penghilang
rasa sakit/nyeri termasuk rematik, serta kurangnya pengetahuan
responden tentang efek samping dari obat yaitu dapat mengiritasi
lambung atau merusak dinding lambung bila digunakan secara
berlebihan. Obat tersebut dapat menghambat produksi prostaglandin
tertentu dengan efek pelindung terhadap mukosa. Selain itu
penggunaan dalam kadar tinggi merusak barrier mukosa lambung dan
dapat mengakibatkan pendarahan (Tan & Kirana, 2002).
5. Kebiasaan makan
Menurut Suparyanto (2012) bila seseorang terlambat makan sampai
2-3 jam, maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan
berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung serta
menimbulkanrasa nyeri di sekitar epigastrium. Kebiasaan makan tidak
teratur ini akan membuat lambung sulit untuk beradaptasi. Jika hal itu
berlangsung lama, produksi asam lambung akan berlebihan sehingga
dapat mengiritasi dinding mukosa pada lambung dan dapat berlanjut
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
menjadi tukak peptik. Hal tersebut dapat menyebabkan rasa perih dan
mual.
3.1.7 Penatalaksanaan Gastritis
Tujuan utama dalam pengobatan gastritis ialah menghilangkan nyeri,
menghilangkan inflamasi dan mencegah terjadinya ulkus peptikum dan
komplikasi. Berdasarkan patofisiologisnya terapi farmakologi gastritis
ditujukan untuk menekan faktor agresif (asam lambung) dan memperkuat
faktor defensif (ketahanan mukosa). Sampai saat ini pengobatan ditujukan
untuk mengurangi asam lambung yakni dengan cara menetralkan asam
lambung dan mengurangi sekresi asam lambung. Selain itu, pengobatan
gastritis juga dilakukan dengan memperkuat mekanisme defensif mukosa
lambung dengan obat-obat sitoproteksi (Rondonuwu, 2013).
3.2 Konsep Kedokteran Tradisional
3.2.1 Teori Yin-yang
Teori yin-yang adalah teori yang berasal asli dari China. Teori ini
berawal dari gerakan dan variasi semua yang berada di dunia ini. Bahwa alam
terdiri dari bahan material yang berada di dunia. Para falsafah dan dokter di
Cina kuno menjelaskan semua fenomena, sifat alam semesta dan kehidupan,
sifat alam semesta dan kehidupan menggunakan teori yin-yang. Mereka
menganggap variasi yin-yang sebagai “hukum alam semesta” (Yanfu, 2002).
3.2.2 Teori Wu Xing
Wu Xing terdiri dari dua kata yaitu “Wu” yang berarti lima dan “Xing”
berarti unsur. Dalam filosofi teori Wu Xing ini, setiap fenomena yang terjadi
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
baik dalam makrokosmos maupun mikrokosmos di golongkan dalam lima
unsur. Lima unsur tersebut yaitu : kayu, api, tanah, logam, dan air. Dalam
kedokteran timur segala sesuatu yang ada di alam ini diringkas dan
disimpulkan dengan lima unsur tersebut. Berbeda dengan kedokteran Barat
yang tak mengenal adanya yin-yang dan lima unsur. Teori lima unsur di
kemukakan pertama kali pada dinasti Yin dan Zhou 1600-221 sebelum masehi
(Abdurrahman dkk, 2015).
Tabel 3.1 Daftar penggolongan Wu Xing (Abdurrachman dkk., 2015)
Wu Xing Kayu Api Tanah Logam Air
Arah Timur Selatan Tengah Barat Utara
Musim Semi Panas Panas
panjang
Gugur Dingin
Hawa Angin Panas Lembab Kering Dingin
Rasa Asam Pahit Manis Pedas Asin
Zhang Hati Jantung Limpa Paru Ginjal
Fu Kandung
empedu
Usus kecil Lambung Usus
besar
Kandung
kemih
Panca
indera
Mata Lidah Mulut Hidung Telinga
Jaringan
tubuh
Tendon Pembuluh
darah
Otot Kulit,
bulu
Tulang
Emosi Marah Gembira Berfikir Sedih Takut
Warna Hijau Merah Kuning Putih Hitam
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Menurut dr. Abdurrachman dkk., (2015) teori Wu Xing memiliki beberapa
hubungan, diantaranya :
1. Hubungan menghidupi
Hubungan menghidupi memiliki dua aspek, yaitu aspek menghidupkan satu
unsur dan dihidupkan satu unsur. Karena itu setiap unsur memiliki satu ibu
yang menghidupi satu anak. Contohnya unsur kayu menghidupi api. Kayu
sebagai ibu yang menghidupi api sebagai anak.
2. Hubungan mengekang/membatasi
Hubungan mengekang memiliki dua aspek, yaitu aspek mengekang satu
unsur dan dikekang satu unsur. Jika satu unsur mengalami ekses, untuk
mencapai hubungan fisiologis harus ada unsur lain yang mengekang, sehingga
terjadi keseimbangan. Contohnya, kayu yang berlebihan harus dikekang oleh
logam.
3. Hubungan menindas
Hubungan menindas jika ada unsur yang lemah sehingga ada unsur lain
yang mengekang, namun unsur tersebut mengekang yang berlebihan.
Contohnya dalam hubungan normal kayu mengekang tanah, namun jika kayu
mengekang berlebihan maka kayu menindas tanah, sehingga tanah semakin
lemah. Hubungan ini memiliki hubungan patologis
4. Hubungan menghina
Bila ada unsur yang terlalu kuat, maka unsur yang secara normal
mengekang dibalik menjadi yang dikekang. Contohnya tanah yang terlalu kuat
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
akan menghina kayu, dan tanah yang terlalu kuat akan menghina ibunya yaitu
api. Hubungan ini memiliki hubungan patologis.
3.2.3 Teori organ Zang Fu
Organ Zang menyelenggarakan struktur, sedangkan organ Fu
menyelenggarakan fungsi. Maka, dapat dikatakan bahwa organ Fu merupakan
fungsional dari organ Zang. Salah satu contoh organ Zang Fu adalah limpa dan
lambung (Abdurrachman dkk., 2015).
1. Limpa
Terletak pada rongga abdomen, menguasai pencernaan dan absorbsi.
Sebagai sumber Qi, darah, dan cairan tubuh. Fungsi fisiologis limpa antara
lain :
a. Menguasai transportasi dan transformasi Jing
Makanan dan minuman yang di cerna oleh organ pencernaan bersama
dengan limpa, selanjutnya di transformasikan menjadi Qi dan Xue
kemudian di sebarkan untuk memberikan nutrisi ke seluruh tubuh
b. Membimbing darah agar tetap berada di dalam pembuluh darah
Kekuatan Qi seluruh tubuh berhubungan erat dengan Qi limpa. Qi limpa
yang kuat menjadikan Qi tubuh menjad kuat , sehingga dapat
membimbing darah tetap beredar dalam pembuluh darah
c. Mempengaruhi otot
Otot dan empat ekstrimitas di pelihara dan diberi nutrisi oleh limpa.
Pada keadaan normal, makanan di transformasi menjadi Qi dan darah
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
yang selanjutnya di sebarkan oleh limpa keseluruh tubuh, dengan
demikian akan menguatkan otot dan keempat ekstrimitas.
d. Berhubungan dengan dunia luar melalui mulut dan manifestasinya di
bibir.
Mulut merupakan tempat masuknya makanan yang nantinya di olah
lambung dengan bantuan limpa. Mulut memiliki bagian yang terluar
yakni bibir. Oleh karena itu, limpa dapat mempengaruhi selera makan
dan keadaannya terlihat di bibir. Apabila terjadi kekurangan darah dan
Qi limpa, maka bibir akan terlihat pucat (Abdurrahman, 2015).
2. Lambung
Lambung berada di dalam rongga perut, ujung bagian atasnya
dihubungkan dengan jantung, dan bagian bawahnya berhubungan dengan
usus kecil. Meridiannya berhubungan luar dalam dengan limpa. Fungsi
utamanya adalah menerima dan mengolah makanan. Dikatakan menerima
tetapi untuk sementara juga menyimpan sejumlah besar makanan yang
masuk mulut, dan diteruskan ke esofagus, kemudian makanan tersebut akan
dicerna dan dikirim ke usus kecil. Apabila fungsi lambung normal maka Qi
lambung turun dan bila fungsi lambung tidak normal maka Qi lambung akan
naik ke atas (Saputra dkk., 2005).
3.2.4 Teori Penyebab Penyakit
Faktor penyebab penyakit pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua
golongan besar, yaitu penyebab penyakit dari dalam (PPD). Penyebab penyakit
dari luar adalah patogen angin, dingin, panas, lembab, kering, dan api. Berbagai
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
macam luka atau trauma seperti yang disebabkan oleh gigitan binatang, jatuh,
dan mendapat benturan juga dapat digolongkan dalam penyebab penyakit dari
luar. Yang digolongkan penyebab penyakit dari dalam adalah emosi yang
berlebihan antara lain gembira, marah, berpikir, rasa khawatir, takut, kaget, dan
sedih, serta makanan dan minuman (Jie, 1997).
3.2.5 Pengertian Gastritis Menurut TCM
Menurut TCM, gastritis dalam Wei Wan Tong (nyeri epigastrium) dan
Pi Zhong (sensasi kepenuhan di epigastrium). Hal ini disebabkan karena
lambung terserang patogen eksogen, asupan makanan yang tidak benar,
gangguan emosi yang menyebabkan stagnasi Qi, defisiensi limpa dan lambung
atau karena penyakit jangka panjang, yang menghasilkan stagnasi Qi limpa dan
lambung (Yin dan Liu, 2000).
3.2.6 Diferensiasi Sindrom
Gastritis umumnya dibagi menjadi lima jenis, stagnasi Qi karena
dingin, obstruksi panas lembab di tengah-jiao, stagnasi Qi hati, defisiensi yin
limpa dan lambung, dan panas perut karena kekurangan yin. Titik akupuntur
yang sering dipilih yaitu meridian yang ming, meridian limpa, dan meridian
hati (Yin dan Liu, 2000).
1. Stagnasi Qi karena dingin
Etiologi : Serangan tiba-tiba sakit perut yang parah, yang diperburuk oleh
dingin dan dikurangi dengan kehangatan
Cara pemeriksaan :
a. Pengamatan Lidah : tipis dan lapisan putih
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
b. Perabaan Nadi : kurus dan ketat
Prinsip terapi: Menghangatkan jiao tengah menghalau dingin dan mengatur
lambung dan menangkap sakit
2. Hambatan lembab panas pada energi tengah
Etiologi : di tandai dengan rasa panas, distensi dan nyeri epigastrium dan
nyeri di perberat setelah makan, nafas bau, lidah berasa pahit dan mulut
kering, diare mendadak, nyeri dan panas di anus.
Cara pemeriksaan :
a. Pengamatan lidah : lidah berwarna merah dengan lapisan kekuningan
dan berminyak di sepanjang lidah.
b. Perabaan Nadi : cepat dan licin
Prinsip terapi : membersihkan api dan mengeringkan lembab
3. Stagnasi Qi hati
Etiologi : distensi dan kepenuhan sensasi epigastrium, hipokondrium dan
payudara terasa kembung penuh dan nyeri sehingga sering bersendawa dan
di perburuk oleh kemarahan atau kondisi emosional.
Cara pemeriksaan :
a. Pengamatan Lidah : pucat dengan lapisan putih sepanjang lidah
b. Perabaan Nadi : tegang
Prinsip terapi : melancarkan Qi dalam hati.
4. Insufisiensi dingin limpa lambung
Etiologi : ditandai dengan gejala nyeri perut mendadak, nyeri tak
tertahankan, tidak suka dingin senang hangat, mual, muntah atau diare tidak
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
berlendir atau encer atau biasa dikatakan gejala yang timbul akibat tidak
suka dingin dan demam.
Cara pemeriksaan :
a. Pengamatan Lidah : tipis dengan lapisan putih
b. Perabaan Nadi : tegang
Prinsip terapi : menghangatkan Jiao tengah menghalau dingin dan mengatur
lambung
5. Panas dalam perut karena kekurangan Yin
Etiologi : epigastrium nyeri tumpul dengan sensasi terbakar dan
ketidaknyamanan, lapar tapi tanpa keinginan untuk mengambil makanan,
haus, tinja kering
Cara pemeriksaan :
a. Pengamatan Lidah : pucat dengan lapisan putih sepanjang lidah
b. Perabaan Nadi : tegang
Prinsip terapi : tonifikasi Yin dan mendinginkan api di lambung.
Titik akupunktur untuk gastritis
1. Zusanli (ST36)
Gambar 3.1 Titik zusanli (ST 36)
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Letak : pada sisi lateral kaki, 3 cun dibawah titik ST35, satu jari lateral
dari tulang tibia (Yin dan Liu, 2000)
Sifat : mengatur dan memperkuat Qi jioa tengah
Indikasi : nyeri perut, kurang nafsu makan, mual (Yin dan Liu, 2000)
Penusukan : tegak lurus 0,5-1,2 cun (Yin dan Liu, 2000)
2. Neiguan (PC 6)
Gambar 3.2 Titik neiguan (PC6)
Letak : 2 cun diatas daling
Sifat : menyelaraskan perut menghangatkan jiao tengah meningkatkan
sirkulasi Qi untuk menghilangkan rasa sakit
Indikasi : insomnia, epilepsi, mental disorder
Penusukan : 0,5 – 1 cun
3. Neiting (ST44)
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Gambar 3.3 Titik Neiting (ST 44)
Letak : di punggung kaki perbatasan kulit merah dan putih, proksimal
antara jari kaki II dan III
Sifat : menghilangkan panas dalam lambung dan usus, meregulasi
limpa dan lambung dan melancarkan pencernaan
Indikasi : nyeri perut, diare, konstipasi, disentri.
Penusukan : tegak lurus 0,3 – 0,5 cun (Yin dan Liu, 2000)
3.3 Herbal
3.3.1 Kunyit (Curcuma domestica Val)
Gambar 3.4 Kunyit
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
A. Klasifikasi
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinids
Order : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica Val. (Chattopadhyay, 2004)
B. Nama daerah
Sumatera : kakunye (Enggano), kunyet (Aceh), kuning
(Gayo), kunyet (Alas), kuning , hunik, unik (Batak), adil, andil,
kondin (Simalur), undre (Nias), kunyit (Melayu), kunyir, jinten
(lampung); Kalimantan: kunit, janar (Banjar), henda (Ngaju),
kunyit (Non Maanyan), cahang (Dayak panyabung) (Anonim,
2012).
C. Nama sinonim
Curcuma longa Auct ; C. Longa var. Macrophylla Miq
(Anonim, 2012).
D. Deksripsi tanaman
Perawakan terna batang semu, tersusun atas pelepah pelepah daun,
warna hijau agak kekuningan, rimpang bercabang-cabang,
berwarna jingga, daun tunggal, letak daun berseling, setiap
tanaman memiliki 3-8, daun bertangkai, panjang tangkai beserta
pelepah daun lebih dari 73 cm, helaian daun berbentuk bulat
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
memanjang sampai lanset, panjang 2,5-5 kali lebar, ujung daun
runcing sampai meruncing, keseluruhannya berwarna hijau atau
hanya bagian atas dekat tulang utama berwarna agak keunguan,
panjang 28-85 cm, lebar 10-25 cm (Anonim, 2012).
E. Khasiat
Secara tradisional digunakan untuk penderita kencing manis,
rematik, penyakit kulit, demam, sembelit, kurang darah, sebagai
kolagogum, mengurangi rasa kejang, dan melancarkan keluarnya
lendir bagi penderita pilek, radang usus buntu, radang rahim,
radang amandel, anti ketombe, sindroma weil, asma, borok, gatal,
radang gusi, koreng, bengkak, encok, radang hidung, perut nyeri,
trachoma/mata, eksema, kurang darah, tekanan darah tinggi,
demam-nifas, menceret, gabag, cacar sapi, kepala pusing, demam-
kuning, keputihan, kudis, disentri, infeksi, dan influenza (Anonim,
2012).
F. Kandungan
Kurkuminoid termasuk kurkumin, desmetoksikurkumin,
bisdesmetoksi kurkumin, resin, minyak atsiri termasuk α dan β
tumeron, artumeron, α dan γ atlanton, kurlon, zingiberen dan
kurkumol (Anonim, 2012).
G. Bagian yang digunakan
Bagian yang digunakan untuk gastritis adalah rimpang
(Anonim, 2012).
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
H. Dosis
3 g/hari (Prucksunand, dkk 2001).
I. Kontraindikasi
Kerusakan saluran empedu, pada kasus batu empedu harus
digunakan setelah berkonsultasi dengan dokter. Hipersensitif
terhadap obat. Kunyit tidak boleh digunakan oleh pasien
hiperasiditas atau gastrointestinal ulcers (Anonim, 2012).
J. Toksisitas
Karsinogenesitas, mutogenesitas, teratogenesitas dan
gangguan fertilitas : kunyit tidak mutagenik secara in vitro.
Pemberian rimpang kunyit secara oral tidak menimbulkan efek
teratogenik pada tikus. Tidak ditemukan adanya tanda toksisitas
pada pemberian per oral dosis tunggal ekstrak etanol rimpang
kunyit pada dosis 0,5, 1 atau 3 g/kg bb pada mencit atau serbuk
kunyit pada 2,5 g/kg bbatau ekstrak etanol pada dosis 300 mg/kg
bb pada tikus, marmut, dan monyet. Dosis per oral kurkumin pada
dosis 1-5 g/kg bb tidak menimbulkan efek toksik pada tikus
(Anonim, 2012).
K. Mekanisme kerja
Peningkatan sekresi asam gastrik dianggap sebagai sebuah
faktor penting dalam ulkus lambung dan sering disebut sebagai
“faktor agresif”. Aktivitas anti sekresi kunyit seperti yang terlihat
di model tikus besar Shay sangatlah penting dalam memproteksi
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
mukosa gastrik dari ulcerasi karena stress. Potensi perlindungan
tersebut dikarenakan efek gastroprotektif dan antiulkus, dengan
beberapa mekanisme, antara lain karena kunyit dapat memblok
reseptor histamin H2 (RH2) secara langsung dan menghambat
reseptor gastrin sehingga sekresi asam lambung menurun
(Budianto, 2014).
3.4 Usulan terapi
3.4.1 Nutrisi
Penderita gastritis perlu mendapatkan tambahan nutrisi
untuk mencegah dan menetralkan pembentukan asam lambung yang
berlebihan (Anonim, 2011).
Tabel 3.2 Pengaturan Makanan
BAHAN
MAKANAN
DIANJURKAN DIBATASI ATAU
DIHINDARI
SUMBER
KARBOHIDRAT
Nasi, nasi tim, bubur,
roti putih,macaroni,
biskuit, crakers, mie,
bihun, tepung yang
dibuat bubur/pudding,
havermout, sereal, roti
gandum
Ketan, jagung, ubi,
singkong, talas,
cake, dodol dan
berbagai kue yang
terlalu manis dan
berlemak tinggi
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Tabel 3.2 (lanjutan)
BAHAN
MAKANAN
DIANJURKAN DIBATASI ATAU
DIHINDARI
SUMBER
PROTEIN
HEWANI
Daging, hati, ikan
ayam yang diolah
dengan cara direbus,
dikukus, ditim,
dipanggang, susu,
telur (didadar,
diceplok air dan
dicampur di dalam
makanan)
Daging, ikan dan
ayam yang
digoreng, dikaleng,
dikeringkan dan di
asap, diberi bumbu-
bumbu merangsang
SUMBER
PROTEIN
NABATI
Tahu, tempe yang
direbus, ditim,
ditumis, susu kedelai
yang direbus, kacang
hijau direbus
Tahu, tempe,
kacang merah,
kacang tanah yang
digoreng
SAYURAN Sayuran yang tidak
banyak serat dan tidak
menimbulkan gas :
bayam, buncis, labu
siam, wortel, kacang
panjang, oyong tomat,
labu kuning yang
direbus, ditumis,
disetup dan diberi
santan
Sayuran mentah,
daun singkong,
lobak, sawi, kol,
nangka muda, daun
pepaya
BUAH-
BUAHAN
Pepaya, jeruk manis,
apel tanpa kulit,
pepaya, melon, pisang,
alpukat, semangka,
belimbing manis
Buah yang tinggi
serat dan atau
menimbulkan gas
seperti jambu biji,
nangka, nanas,
kedondong, dukuh,
durian, salak, buah
yang dikeringkan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Tabel 3.2 (lanjutan)
BAHAN
MAKANAN
DIANJURKAN DIBATASI ATAU
DIHINDARI
SUMBER LEMAK Margarin, minyak,
santan encer
Santan kental,
lemak hewan,
minyak untuk
menggoreng
MINUMAN Sirup dan teh encer Kopi, teh kental,
minuman yang
mengndung soda
dan alkohol, es krim
BUMBU Garam, gula, kunyit,
jahe, kunci,
lengkuas, kencur,
terasi, daun salam
Cabe, lada, cuka
Tabel 3.3 Contoh Menu Sehari
Pagi Siang Malam
Nasi Tim
Telur Dadar
Setup Wortel
Teh manis encer
Nasi Tim
Semur daging
Tim Tahu
Sayur Bening
Pepaya
Nasi Tim
Ikan panggang
Bumbu tomat
Tumis Tempe
Setup Buncis
Pisang
Selingan
Snack
Biskuit
Susu rendah -
Lemak
Selingan
Snack
Poeding
Susu
Selingan
Susu
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31 TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
BAB 4
ANALISIS KASUS
6.1 Analisis kasus secara konvensional
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa Yunani yaitu
gastro, yang berarti perut/lambung & itis yang berarti inflamasi/peradangan
(Nafdzu, 2016). Berdasarkan anamnesa pasien mengeluhkan adanya nyeri perut
bagian kiri dan menjalar hingga ke ulu hati, nyeri timbul bila pasien telat makan.
Nyeri yang timbul rasanya perih dan seperti ditusuk-tusuk. Pasien juga sering
mengkonsumsi promagh. Pasien adalah tergolong orang yang pemikir.
Mukosa lambung berperan penting dalam melindungi lambung dari
autodigesti oleh HCl dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak, maka terjadi difusi
HCl ke mukosa lambung dan HCl akan merusak mukosa. Keberadaan HCl di
mukosa lambung menstimulasi perubahan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin
merangsang pelepasan histamin dari sel mast. Histamin akan menyebabkan
peningkatan permeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan cairan dari
intrasel ke ekstrasel dan menyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga
timbul perdarahan pada lambung (Mawey, 2014 dan Rizkianil, 2009).
Stres yang berkepanjangan merupakan salah satu faktor pemicu karena
mengakibatkan peningkatan produksi asam lambung. Gastritis sering
dihubungkan dengan keadaan psikologis seseorang. Produksi asam lambung
akan meningkat pada keadaan stress, seperti beban kerja yang berlebihan,
cemas, takut atau terburu-buru. Kadar asam lambung yang meningkat akan
menimbulkan ketidaknyamanan pada lambung (Maulidiyah, 2006). Adapun
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 32
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
sumber pemicu stres menurut Clinic Community Health Centre (2010) antara
lain karena faktor lingkungan, stresor sosial, faktor fisiologis, serta faktor
pikiran.
Orang yang memiliki pola makan tidak teratur, mudah terserang penyakit
ini. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditundanya pengisian,
asam lambung akan mencerna lapisan mukosa lambung, karena ketika kondisi
lambung kosong, akan terjadi gerakan peristaltik lambung bertambah intensif
yang akan merangsang peningkatan produksi asam lambung sehingga dapat
timbul rasa nyeri diulu hati (Ikawati, 2010).
6.2 Analisis kasus secara tradisional
Dalam pandangan Tradisional Chinese Medicine gastriris adalah Wei Wang
Tong dan Pi- Zhong yang disebabkan lambung yang terserang oleh patogen
eksogen, pola makan yang tidak baik, gangguan emosional. Dimana pada
keadaan gangguan emosional ini mengakibatkan stagnasi Qi, defisiensi limpa
dan lambung (Gangling, 2000).
Berdasarkan pengamatan lidah pasien didapatkan selaput lidah putih
padalidah yang berwarna merah tua merupakan pertanda patogen lembab
menyerang tubuh bersifat panas. Pada permukaan juga terdapat bintik-bintik
(papillae) yang menonjol dan nampak belahan pada tengah menandakan
serangan patogen panas.
Menurut teori Wu Xing lambung mengalami ekses karena kebiasaan pasien
mengkonsumsi gorengan dan makanan berlemak dan menyebabkan akumulusai
panas di lambung. Patogen panas dapat mempercepat pencernaan makanan dan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 33
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
mengiritasi lambung, maka timbul gejala lambung terasa nyeri, cepat lapar dan
ingin makan terus. Karena patogen panas menghabiskan Jin Ye, maka pasien
terasa haus dan ingin minum dingin (Jie, 1997). Limpa lambung merupakan
organ dari unsur tanah, oleh karena tanah mengalami ekses maka anaknya yaitu
logam juga mengalami ekses. Keadaan ini yang dimanifestasikan pada BAB
yang tidak lancar. Keadaan limpa lambung yang ekses sehingga menghina hati,
kemudian hati mengalami defisiensi.
Patogen panas bergerak ke atas, mudah menghabiskan Jin Ye, maka tubuh
banyak mengeluarkan keringat, karena pori-pori terbuka. Bersamaan dengan
pengeluaran keringat terlalu banyak, tubuh juga kehilangan Qi, karena itu
sindroma panas dapat menyebabkan tubuh kehilangan Qi dan Yin. Patogen
lembab panas yang turun kebawah mengganggu fungsi Tachang (usus besar)
maka menyebabkan BAB tidak lancar (Jie, 1997).
Pi- limpa dan Wei-lambung bekerja sama dalam pengolahan dan
transportasi serta transformasi makanan dan minuman. ketika Wei-lambung
tidak menerima makanan maka lambung tidak dapat menjalankan fungsinya
mencerna dan mengolah makanan sehingga menyebabkan Wei Qi lemah,
lemahnya Wei Qi (daya tahan tubuh) tercermin pada lemahnya daya tahan tubuh,
maka tubuh mudah terserang patogen luar. Karena lambung tidak menjalankan
fungsinya sehingga Pi- limpa tidak dapat menjalankan fungsi transportasi
dengan baik mengakibatkan lembab dan cairan tidak dapat disalurkan sehingga
berubah menjadi patogen lembab panas.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 34
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Dalam penekanan nadi diperoleh hasil nadi tangan kanan quan adalah kuat
dan cepat menandakan adanya gangguan pada organ limpa. Penekanan pada titik
Shu Mu organ paru paru, usus besar, limpa dan lambung yang sakit ditekan
menunjukan kondisi ekses dan organ hati yang enak ditekan menunjukan kondisi
defisiensi.
Hasil analisis secara tradisional dapat disimpulakan bahwa pasien
mengalami sindroma hambatan lembab panas pada Jiao tengah. hambatan ini
berasal dari patogen luar yaitu lembab panas, sehingga hambatan tersebut
membuat ci tidak bisa lancar (Permadi, 1982). Akibat patogen lembab panas
yang berakumulasi di dalam Pi- limpa dan Wei- lambung menyebabkan fungsi
kedua organ itu menjadi kacau, sehingga tidak dapat melakukan fungsi
penampungan, pencernaan, transportasi dan transformasi dengan baik, turun
naiknya Qi menjadi tidak normal (Jie, 1997).
Pada penanganan kasus gastritis karena sindroma hambatan lembab panas
pada Jiao tengah menggunakan titik sebagai berikut :
a. Zusanli (ST36) : titik ini merupakan titik He lambung, meregulasi Qi
lambung dan meredakan nyeri (Jie, 2008)
b. Neiguan (PC6) : titik ini merupakan titik dominan dari delapan meridian
istimewa, tepatnya meridian Yang Wei, cabangnya menghubungkan San
Jiao, yang mempunyai indikasi melancarkan Qi pada San Jiao,
menenangkan Shen/jiwa dan memodulasi Wei-lambung, serta melancarkan
Qi dan menghilangkan tekanan pada dada dan perut (Jie, 2008)
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 35
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
c. Neiting (ST 44) : titik ini merupakan titik ying lambung yang berfungsi
untuk menghilangkan panas dalam perut(Jie, 2008).
Selain menggunakan titik akupunktur, penanganan gastritis juga dengan
menggunakan herbal kunyit (Curcuma domestica Val) yang dipergunakan
untuk mencegah kenaikan asam lambung karena induksi histamin (Budianto,
2014).
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36 TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
BAB 5
PERAWATAN
5.1 Bentuk Kegiatan
Kegiatan ini berupa studi kasus gastritis, sebelum terapi dan setelah
terapi dengan menggunakan titik akupunktur pada titik Zusanli (ST36),
Neiguan (PC6) dan Neiting (ST44), dan serta pemberian herbal kunyit
(Curcuma domestica Val.)
5.2 Waktu dan Tempat Terapi
Studi kasus dilakukan dengan melakukan terapi akupunktur setiap 1
minggu 3 kali selama 4 minggu pada 17 April 2017 s.d 14 Mei 2017 dan
pemberian kapsul kunyit. Tempat perawatan dilakukan di Klinik Battra
Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
5.3 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam terapi gastritis
sebagai berikut:
Tabel 5.1 Alat dan bahan
Jenis terapi Alat Bahan
Akupunktur 1. Jarum akupunktur
(1 cun dan 1,5 cun)
2. Kapas steril
3. Klem
4. Bengkok
5. Wadah sampah
jarum
6. Handschoon
(sarung tangan
karet)
1. Alkohol 70%
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Tabel 5.1 (lanjutan)
Jenis terapi Alat Bahan
Herbal 1. Timbangan elektrik
2. Sendok teh
3. Blender
4. Saringan
5. Alas kertas putih
6. Papan kapsul
1. Kapsul kosong
2. Simplisia kunyit
5.4 Prosedur Persiapan Terapi
5.4.1 Terapi Akupunktur
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan terapi akupunktur
sebagai berikut :
1. Mempersiapkan jarum akupunktur 1 dan 1,5 cun yang akan
digunakan
2. Mempersiapkan tempat pembuangan jarum bekas pakai dan tempat
kapas bekas pakai
3. Mempersiapkan klem atau penjepit yang akan digunakan untuk
menjepit kapas pengobatan agar tidak terkontaminasi tangan pasien
4. Mempersiapkan 2 macam kapas pengobatan, yaitu kapas yang sudah
dibasahi alkohol 70% dan kapas kering. Kapas beralkhohol
digunakan untuk mendisinfeksi titik-titik yang akan dilakukan
penusukan dan kapas kering untuk menutup atau membersihkan
daerah atau titik apabila terjadi perdarahan setelah penusukan.
Alkohol 70% juga dapat digunakan untuk disinfeksi tangan terapis
untuk mencegah terjadinya kontaminasi.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
5. Mempersiapkan peralatan lainnya untuk pemeriksaan pasien, seperti
tensimeter, handschoon (sarung tangan karet) dan stetoskop.
5.4.2 Terapi Herbal
Herbal yang digunakan dalam terapi gastritis adalah kunyit
(Curcuma domestica Val). Dalam terapi kali ini kunyit diperoleh dan
dideterminasi dari UPT Materia Medica Batu dalam bentuk simplisia
serbuk. Serbuk kunyit memiliki bau khas aromatik dan berwarna kuning
agak oranye.
Sebelum memulai terapi herbal maka perlu di persiapkan sediaan yang
akan digunakan. Bentuk dan cara pembuatannya sebagai berikut:
1. Simplisia kunyit serbuk ditimbang sebanyak 84 g untuk 168 kapsul.
2. Serbuk yang telah ditimbang dikemas ke dalam kapsul dan diberi
label cara penyajian
5.4 Prosedur Perlakuan Terapi
5.5.1 Terapi Akupunktur
Terapi akupunktur untuk gastritis ini dilakukan sebanyak 12 kali
dengan frekuensi terapi 1 minggu 3 kali dalam 4 minggu (28 hari). Waktu
yang dilakukan 15 menit. Dalam terapi gastritis ini digunakan titik utama
antara lain : Zusanli (ST36), Neiguan (PC6), dan Neiting (ST44),.
Metode yang digunakan dalam terapi akupunktur ini adalah metode
pendiaman jarum dengan cara di sedasi dan dilakukan tambahan teknik
pelengkap manipulasi sekali seperti pressing dan plucking.
Berikut tahapan perlakuan terapi akupunktur :
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
1. Pasien dipersilahkan masuk dan duduk diruangan terapi dan
mengucapkan salam pembuka.
2. Dilakukan pemeriksaan terhadap pasien (pengamatan, penciuman,
pendengaran, anamnesa dan perabaan)
3. Menentukan diagnosa, menentukan titik-titik terapi dan teknik terapi
yang akan digunakan
4. Pasien dipersilahkan untuk mengganti baju guna mempermudah
pelaksanaan terapi. Setelah itu pasien dipersilahkan berbaring dengan
posisi terlentang untuk memulai terapi.
5. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
6. Mendesinfeksi daerah sekitar titik-titik yang akan diterapi
menggunakan alkohol 70%.
7. Melakukan penusukan pada titik Zusanli (ST36), Neiguan (PC6), dan
,Neiting (ST44) Mendiamkan jarum selama 15 menit sambil
dilakukan manipulasi seperti pressing dan plucking
8. Mencabut seluruh jarum dan membuangnya ditempat yang telah
disediakan.
9. Merapikan alat dan bahan yang telah digunakan.
10. Memberikan informasi, nasehat, dan saran demi kesehatan pasien
dan hasil terapi yang optimal.
5.5.2 Terapi Herbal
Pada terapi kali ini sediaan yang akan digunakan adalah dalam
bentuk kapsul simplisia serbuk kunyit yang berisi 500 mg pada tiap
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
kapsulnya. Pasien mengkonsumsi kapsul herbal kunyit yang sudah di
sediakan terapis, dengan aturan pakai setiap kali minum 2 kapsul 3 kali
setiap hari selama 4 minggu (28 hari) sehari sebelum makan.
5.5 Komunikasi, Informasi dan Edukasi
Adapun komunikasi, informasi dan edukasi yang dapat di
sampaikan kepada pasien agar terapi menjadi lebih maksimal antara lain:
1. Hindari mengkonsumsi makanan yang merangsang lambung seperti
asam, pedas, terlalu panas atau dingin
2. Biasakan makan dalam bentuk lunak dan mudah dicerna, porsi kecil tapi
sering.
3. Menjaga pola hidup yang sehat dengan istirahat yang cukup dan
olahraga yang teratur.
4. Kendalikan stres.
5. Ganti obat penghilang nyeri, jika dimungkinkan, hindari penggunaan
obat antiinflamasi nonsteroid (AINS).
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41 TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
BAB 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Hasil terapi
Berdasarkan data riwayat penyakit pada bab 2 dengan diberikan
2 perlakuan yaitu terapi akupunktur dan terapi herbal. Terapi akupunktur
diberikan selama 1 minggu 3 kali selama 12 kali dalam 28 hari pada titik
utama yaitu Zusanli (ST36), Neiguan (PC6), Neiting (ST44) serta ditambah
titik tambahan sesuai keluhan, sedangkan terapi herbal berupa kapsul kunyit
dengan dosis 3 gram dalam 6 kapsul dipakai 3 kali sehari dalam kurun waktu
28 hari. Setalah dilakukan terapi selama 12 kali selama 28 hari didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 6.1 Hasil nilai intensitas nyeri sebelum dan sesudah terapi
No. Nama Pre test Post test
1. NNA 7 4
Keterangan skala nyeri boubanis :
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-9 : nyeri berat terkontrol
10 : nyeri berat tidak terkontrol
Sebelum pasien diterapi, pasien ditanya tentang tingkat nyerinya dengan
menggunakan skala nyeri Bourbanis. Perbaikan intensitas nyeri yang
dialami pasien sebelum dan sesudah terapi sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Mayang dan Amal (2016) tentang pengaruh akupunktur pada titi
Neiguan, Zhongwan dan Zusanli pada nyeri lambung.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 42
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Tabel 6.2 Perawatan dan hasil terapi
Minggu
ke-
Kondisi pasien Titik akupunktur dan herbal
1. Hasil terapi minggu ke-1
BAB pasien sudah mulai lancar,
pasien masih mengalami flu dan
batuk, tidur pasien masih terbangun,
dan sedikit pusing di daerah depan
(frontal), kebiasaan makan pasien,
pasien masih merasa lapar meskipun
sudah makan.
Akupunktur ST 36, PC 6, ST
44, KI 3 dan kapsul kunyit
sehari 3 kali (@2 kapsul)
sebelum makan
2. Hasil terapi minggu ke-2
BAB pasien sudah lancar setiap hari
bisa BAB, flu sudah menghilang tapi
masih batuk, sudah tidak pusing,
keadaan tidur pasien sudah baik tidak
terbangun lagi ketika malam, pasien
sudah bisa mengkontrol nafsu makan
nya sehingga tidak terlalu banyak
makan.
Pada minggu ini gastritis pasien
kambuh, derajat nyeri pasien masih
sama namun pasien merasa intensitas
waktu kambuh berkurang biasanya 3
hari masih sakit menjadi 2 hari sudah
baikan, dan badan pasien menjadi
berat tidak bersemangat.
Akupunktur ST 36, PC 6, ST
44, KI 3 dan kapsul kunyit
sehari 3 kali (@2 kapsul)
sebelum makan
3. Hasil terapi minggu ke-3
BAB pasien sudah lancar, flu, batuk
dan pusing sudah tidak dirasakan,
keadaan tidur pasien sudah tidak
terbangun lagi (normal),
Akupunktur ST 36, PC 6, ST
44, SP 9 dan kapsul kunyit
sehari 3 kali (@2 kapsul)
sebelum makan
4. Hasil terapi minggu ke-4
Ketika telat makan pasien tidak
merasakan nyeri dan mual lagi, perut
terasa lebih baik dan pasien lebih
bersemangat.
Akupunktur ST 36, PC 6, ST
44, SP 9 dan kapsul kunyit
sehari 3 kali (@2 kapsul)
sebelum makan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 43
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Tabel 6.2 (lanjutan)
Minggu
ke-
Kondisi pasien Titik akupunktur dan herbal
4. Keluhan tambahan yang dikeluhkan
pasien sebelum terapi sudah tidak
dirasakan.
Akupunktur ST 36, PC 6, ST
44, SP 9 dan kapsul kunyit
sehari 3 kali (@2 kapsul)
sebelum makan
Tabel 6.3 Tabel pengamatan lidah
Terapi ke Titik yang
digunakan
Penjelasan lidah Gambar lidah
Sebelum terapi Tidak
dilaksanakan
penusukan
akupunktur
Otot lidah tebal,
selaput putih
merata dengan
selaput kuning
pada pangkal,
lidah
menampakkan
belahan,
permukaan lidah
timbul bintik-
bintik yang
menonjol.
1 Zusanli,
neiguan, neiting,
taixi
Otot lidah tebal,
selaput putih
berkurang dan
mengumpul di
tengah lidah
sehingga tampak
warna otot lidah
merah, papilae
menonjol.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 44
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Tabel 6.3 (lanjutan)
Terapi ke Titik yang
digunakan
Penjelasan
lidah
Gambar lidah
2 Zusanli,
neiguan,
neiting, taixi
Otot lidah tebal
dan berwarna
merah, selaput
lidah kuning di
pangkal dan
selaput putih di
tengah lidah,
lidah tampak
belahan, dan
papilae
menonjol, dan
tampak tapal
gigi.
3 Zusanli,
neiguan,
neiting,
yinlingquan.
Otot lidah tebal
dan berwarna
merah, tapal
gigi dan papilae
berkurang,
selaput lidah
berkurang,
namun masih
tampak belahan
pada tengah
lidah.
4 Zusanli,
neiguan,
neiting,
yinlingquan
otot lidah tebal
berwarna
merah muda,
selaput lidah
sudah sangat
berkurang,
belahan di
tengah lidah
sudah agak
menghilang,
papilae
berkurang dan
tapal gigi sudah
semakin
sedikit.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 45
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Pada tabel 6.3 pengamatan lidah sebelum terapi Otot lidah
tebal, selaput putih tebal merata dengan selaput kuning pada pangkal, lidah
menampakkan belahan, permukaan lidah timbul bintik-bintik yang menonjol.
Selaput lidah putih diatas lidah yang berwarna merah tua merupakan pertanda
patogen lembab menyerang tubuh bersifat panas. lidah menampakkan belahan dan
timbul bintik bintik menonjol menandakan adanya patogen panas dalam tubuh,
sedangkan otot lidah yang tebal dengan selaput kuning menandakan patogen
lembab dan panas di dalam Pi-limpa dan Wei-lambung. Pada terapi tahap pertama
dilakukan penusukan Zusanli, neiguan, neiting, taixi selama 15 menit, didapatkan
perubahan, selaput putih berkurang dan mengumpul di tengah lidah sehingga
tampak warna otot lidah merah, papilae menonjol menandakan adanya patogen
lembab dan panas masih di dalam tubuh. Pada tahap kedua dilakukan penusukan
Zusanli, neiguan, neiting, taixi selama 15 menit, didapatkan pengamatan lidah
selaput lidah semakin berkurang , tampak tubuh lidah merah dengan bintik bintik
menonjol menandakan patogen panas dan tampak tapal gigi dipinggir lidah
menandakan Pi-limpa yang lemah dan patogen lembab. Pada tahap ketiga dilakukan
penusukan Zusanli, neiguan, neiting, yinlingquan selama 15 menit, didapatkan
perubahan lidah tapal gigi dan bintik-bintik dipermukaan lidah (papillae) berkurang
menandakan patogen panas dan lembab sudah semakin berkurang. Pada tahap
keempat Zusanli, neiguan, neiting, yinlingquan selama 15 menit, tampak
perubahan warna tubuh lidah merah muda, tapal gigi sudah hampir menghilang,
papillae semakin sedikit dan belahan di tengah lidah berkurang hal ini menunjukan
patogen lembab panas semakin berkurang.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 46
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
6.2 Pembahasan
Dalam terapi akupunktur digunakan beberapa titik diantaranya sebagai
berikut :
1. Zusanli (ST36) : titik ini merupakan titik He lambung, meregulasi Qi
lambung dan meredakan nyeri (Jie, 2008).
2. Neiguan (PC6) : titik ini merupakan titik dominan dari delapan meridian
istimewa, tepatnya meridian Yang Wei, cabangnya menghubungkan San
Jiao, yang mempunyai indikasi melancarkan Qi pada San Jiao,
menenangkan Shen/jiwa dan memodulasi Wei-lambung, serta melancarkan
Qi dan menghilangkan tekanan pada dada dan perut (Jie, 2008).
3. Neiting (ST 44) : titik ini merupakan titik ying lambung yang berfungsi
untuk menghilangkan panas dalam perut (Jie, 2008).
Gastritis atau yang secara umum dikenal dengan istilah sakit “maag”
atau sakit ulu hati ialah peradangan pada dinding lambung terutama pada
selaput lender lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling sering
ditemui diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis.
Penyakit ini sering dijumpai timbul secara mendadak yang biasanya
ditandai dengan rasa mual dan muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsu
makan menurun, atau sakit kepala (Hariwijaya, 2007).
Salah satu pencegahan penyakit gastritis adalah dengan terapi
akupunktur dan herbal. Berdasarkan penelitian Zhou, dkk (1984)
akupunktur pada titik zusanli dan neiguan meningkatkan sekresi lambung
bikarbonat dan natrium dan mengurangi sekresi asam lambung pada anjing
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 47
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
sadar. Secara TCM, pada studi kasus gastritis disebabkan sindroma lembab
panas dilakukan penusukan pada titik zusanli, neiguan dan neiting.
Pada awal terapi pasien datang dengan keluhan nyeri perut seperti
ditusuk tusuk, nyeri dirasakan bila telat makan, penyebab pasien nyeri
dikarenakan kebiasaan makan pasien yang kurang tepat seperti sering
mengkonsumsi makanan atau minuman yang bersifat panas seperti kare dan
aneka macam gorengan, makanan kare dan aneka macam gorengan
memiliki sifat panas, patogen panas sering membawa patogen lembab,
sehingga menimbulkan sindroma lembab panas.
Pada tahap 1 dan 2 terapi keluhan pasien mulai berkurang dengan
bantuan penusukan titik zusanli, neiguan, neiting, dan taixi. Penambahan
titik taixi pada tahap 1 dan 2 bertujuan untuk menambah Jing sehingga
membantu mengeliminasi panas karena titik ini merupakan titik yuan dari
meridian ginjal. Panas dalam tubuh pasien mulai berkurang ditandai dengan
kondisi pasien yang semula mudah lapar dan mengkonsumsi makanan
berlebih menjadi lebih terkontrol, pasien bisa menahan nafsu makan nya.
Makanan dalam porsi besar dapat menyebabkan refluks isi lambung yang
pada akhirnya membuat kekuatan dinding lambung menurun (Baliwati,
2004). Selain itu kondisi kehausan pasien bisa menjadi lebih baik, semula
pasien sehari minum kurang lebih 2,5 L setelah terapi pasien bisa tidak
mudah haus lagi. Namun pada minggu ke 2 tepatnya pada tanggal 9 Mei
2017 gastritis pasien mengalami kekambuhan, pasien terbangun karena
nyeri perut dan diare. Kekambuhan pasien disebabkan karena sebelumnya
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 48
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
pasien minum kopi dan telat makan siang. Menurut Pancardo, dkk (2012)
Kafein di dalam kopi dapat mempercepat proses terbentuknya asam
lambung. Hal ini membuat produksi gas dalam lambung berlebih sehingga
sering mengeluhkan sensasi kembung di perut. Responden yang sering
meminum kopi berisiko 3,57 kali menderita gastritis dibandingkan dengan
yang tidak sering meminum kopi. Pada tahap ke 2 pasien juga mengeluhkan
badannya berat sehabis bangun tidur, pasien lebih malas melakukan
aktivitas nya, sehingga terapi pada tahap ke 3 ditambahkan titik
yinlingquan.
Pada anamnesa tahap 3 pasien ditanya mengenai perbaikan nyeri
perut nya, pasien mengatakan nyeri masih sama namun intensitas
kekambuhan nya berkurang, sebelum terapi ketika pasien mengalami
kekambuhan pasien merasa pulih setelah 3 hari kemudian namun setelah
diterapi 2 hari nyeri perutnya bisa hilang. Titik akupunktur yang digunakan
pada tahap ke 3 dan ke 4 yaitu zusanli, neiguan, neiting, dan yinglingquan.
Penambahan titik yinglingquan digunakan untuk menghilangkan lembab
dalam limpa. Pada terapi ke 12 ketidakenakan perut pasien sudah sangat
berkurang, ketika telat makan pasien tidak mual dan nyeri lagi.
Perbaikan keluhan yang dialami pasien pada studi kasus kali ini
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Yatmihatun, Heni
Nur Kusumawati, Purwanto (2013) di dapatkan adanya perbaikan kualitas
keluhan pada kasus gastritis akut seperti pusing, mbesesek (rasa penuh di
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 49
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
abdomen), mual dan nyeri ulu hati dengan menggunakan aquapunktur pada
titik Zusanli (ST36) dan Diji (SP 8).
Setelah terapi 12 kali, pasien ditanya tentang perkembangan nyeri
lambung akibat gastritis tersebut dengan mengukur tingkat nyerinya
menggunakan skala nyeri Bourbanis. Dari hasil data pada tabel 6.1 diatas
didapatkan bahwa pasien mengalami penurunan nilai intensitas nyeri yang
semula skala nyerinya 7 turun menjadi 4.
Mekanisme perbaikan nyeri sebelum dan sesudah terapi yaitu
melewati Jalur akupunktur analgesi yang sebenarnya mirip dengan jalur
nyeri, artinya juga melalui jalur transduksi, konduksi, dan transmisi dari
medulla spinalis ke supra spinal. Tetapi, pada akupunktur pada saat serabut
sekunder naik dari kornu posterior ke supra spinal, terdapat kolateral yaitu
masing-masing: (1) di level medulla spinalis menuju substansia gelatinosa
sebagai serabut interneuron melepaskan met-enkefalin, menghambat
hantaran rangsang noksius, (2) di level batang otak, kolateral menuju ke
periakuaduktal kelabu dan menuju nukleus rafe magnus, nukleus retikularis
paragigantoselularis dan menuju ke lokus seruleus. Yang ke nukleus rafe
magnus menuju lamina II medulla spinalis melepaskan serotonin, yang ke
nukleus retikularis paragigantoselularis ke lamina II medulla spinalis
melepaskan noradrenalin, dan yang ke lokus seruleus menuju ke lamina II
medulla spinalis melepaskan noradrenalin, di mana ketiganya adalah
neurotransmiter inhibitori, (3) di level hipothalamus, kolateral ke sel
hipothalamus dan nukleus arkuatus yang keduanya melepaskan β-endorfin
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 50
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
yang langsung masuk sirkulasi, beredar ke seluruh tubuh memberi efek
analgesi secara general (Filshie, 2008).
Selain penanganan dengan terapi akupunktur pasien juga diberikan
terapi herbal dengan menggunakan simplisa dari serbuk kunyit (Curcuma
domestica Val.). Secara TCM kunyit memiliki khasiat melancarkan
sirkulasi darah dan Qi, bekerja pada meridian untuk menghilangkan nyeri.
Organ yang berhubungan dengan kunyit yaitu hati dan limpa (Yanfu, 2000).
Kunyit (Curcuma domestica Val.) berwarna kuning merupakan manifestasi
dari unsur tanah, dan memiliki rasa pahit, rasa pahit pada umumnya
memiliki efek membersihkan panas dan mengurangi lembab, selain itu rasa
pahit merupakan manifestasi unsur api, ibu dari unsur tanah yaitu api yang
mampu menguatkan api agar bisa membatasi unsur tanah.
Kandungan aktif yang terdapat pada kunyit yaitu kurkuminoid
termasuk kurkumin, desmetoksikurkumin, bisdesmetoksi kurkumin, resin,
minyak atsiri termasuk α dan β tumeron, artumeron, α dan γ atlanton,
kurlon, zingiberen dan kurkumol (Anonim, 2012).
Kunyit (Curcuma domestica Val.) telah digunakan dalam
pengobatan tradisional untuk berbagai macam penyakit termasuk
penyembuhan luka, infeksi saluran kemih dan saluran cerna dan penyakit
hati (Kim DC, 2005). Kurkumin telah didefinisikan sebagai komponen yang
paling aktif pada kunyit dan memiliki efek gastroprotektis dan
antiulcerogenik (Tourkey, 2009).
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 51
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Rafatullah dkk. (1990) melaporkan bahwa dosis oral 500 mg / kg
ekstrak etanol kunyit menghasilkan aktivitas antiulkogenisik yang
signifikan pada tikus yang mengalami tekanan pengekangan hipotermia,
patometri laktasi pilorus, dan pemberian reserpin. Dia menyarankan bahwa
ekstrak kunyit tidak hanya meningkatkan lendir dinding lambung tetapi juga
memulihkan kandungan non-protein sulfhidril dalam perut kelenjar tikus,
dan akhirnya menyimpulkan bahwa ekstrak tersebut memiliki efek
antiinflamasi, antisecretory, dan gastroprotektif yang signifikan pada tikus.
Pemberian ekstrak etanol kunyit secara intragastrik
tikus secara efektif menghambat sekresi lambung dan melindungi
gastroduodenal mukosa terhadap luka yang disebabkan oleh ligasi pilorus,
tekanan menahan hipotermia, indometasin, reserpin, dan pemberian
mercaptamine, dan sitodestruktif Agen seperti 80% metanol, asam
hidroklorida 0.6mol / l, sodium 0.2mol / l Hidroksida dan 25% natrium
klorida, kunyit tersebut merangsang produksi lendir dinding lambung, dan
mengembalikan sulfida non-protein pada tikus (Anonim, 1999)
Aktivitas antiulcer kurkumin dapat dijelaskan melalui mekanisme
penurunan sekresi asam lambung dan peningkatan produksi mukus pada
mukosa lambung, sehingga kurkumin efektif dalam mencegah dan
memperbaiki luka lambung akibat pemberian aspirin dan phenylbutazone,
hal ini memperlihatkan bahwa kunyit kuning mempunyai efek terapeutik
untuk penyakit lambung melalui senyawa kurkumin yang terkandung di
dalamnya (Anindya, 2006). Penelitian lain juga menyebutkan kunyit dapat
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 52
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
memiliki aktivitas anestesi membran lokal di antrum lambung kemudian
menghambat gastrin dalam cara yang sama seperti oxethazaine, yang
merupakan bahan aktif dari strocain (Masuda, 1973).
Sediaan yang di berikan kepada pasien berupa kapsul serbuk
simplisia rimpang, bubuk kunyit diisi dengan kapsul nomor nol untuk
membuat setiap kapsul 500 mg dosis diberikan sebelum makan. Pemberian
sediaan kapsul bubuk kunyit kepada pasien didasarkan atas penelitian
Chawewman Dkk (2001) yang memberikan perubahan yaitu berupa
perbaikan presentase penyembuhan ulkus sampai 76% pada 45 pasien
dengan 25 pasien yang memiliki gejala sakit perut bila telat makan, nyeri
epigastrium, muntah, yang di pelajari melalui endoscopy untuk menilai
borok di lambung dan deodenum dalam waktu 4, 8 dan 12 minggu. Dari
obat tradisional, dokter menggunakan kunyit secara oral untuk regulasi
kesehatan (Chaweewan, 2001). Namun menurut peraturan BPOM (2014)
serbuk instan adalah sediaan obat tradisional berupa butiran homogen
dengan derajat halus yang sesuai, terbuat dari ekstrak yang cara
penggunaanya diseduh dengan air panas atau dilarutkan dalam air dingin.
Selain untuk mengatasi keluhan utama pasien berupa nyeri lambung,
kapsul serbuk simplisia kunyit juga mampu mengatasi keluhan tambahan
pasien seperti flu dan batuk dengan mekanisme kerja kunyit sebagai
imunomodulator yaitu dengan cara memodulasi proliferasi sel T, sel β,
makrofag, neutrofil, natural killer cell, dan sel dendritik (Kurup,2008).
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 53
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Kurkumin dalam kunyit akan melapisi dinding usus, sehingga sisa
makanan dapat dengan mudah di dorong keluar oleh usus, sehingga kunyit
juga mampu mengobati keluhan tambahan pasien susah BAB (Yuli, 2017).
Dari hasil yang di dapat akupunktur dan herbal dapat meringankan
gejala gastritis, dengan cara kerja mengurangi rasa nyeri pada lambung,
mengurangi inflamasi pada lambung, menurunkan sekresi gastrik,
meningkatkan sistem imun, meningkatkan kerja usus besar agar BAB
lancar.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54 TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Kombinasi terapi akupunktur pada titik Zusanli (ST36), Neiguan
(PC6), dan Neiting (ST44) dan kapsul serbuk simplisia kunyit (Curcuma
domestica Val.) dosis 2 kapsul (masing-masing 500 mg) sehari 3 kali setiap
hari selama 4 minggu (28 hari) dapat memperbaiki kondisi gastritis.
7.2 Saran.
Sebaiknya dilakukan penelitian terpisah antara akupunktur dan
herbal untuk mengetahui terapi akupunktur atau herbal yang lebih efektif
menangani gastritis.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55 TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, Alwasiannis Isma, Ainur Rahmi, Rizky Novi Anggraini, Nur
Lailatul Wakhidah, Dwi Ratna Puspita Sari, Anissa Admayanti, Dan
Hudia Hasanah. 2015. Dasar Dasar Kedokteran Timur Dan
Akupunktur. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran
Anonim. 1999. WHO Monograph On Selected Medicinal Plants Volume 1.
Anonim. 2013. Vademekum Tanaman Obat Jilid 1 Edisi Revisi. Jakarta:Kemenkes
RI
Anonim. 2011. Diet Penyakit Lambung. Direktorat Bina Gizi Kementrian
Kesehatan RI
Arunkumar, S Dan Muthuselvan, M. 2009. Analysis Of Phytochemical Constituents
And Antimicrobial Activities Of Aloe Vera L. Against Clinical
Pathogens. World Journal Agricultural Sciences. 5 (5):572-576
Atmaja, Ari Dhanu. 2008. Pengaruh Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica)
Terhadap Gambaran Mikroskopik Mukosa Lambung Mencit BALB/C
Yang Diberi Parasetamol. Semarang: Universitas Diponegoro.
Baliwati,Y. F, Dkk. 2004. Pengantar Pangan Dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya
Becker JC, Domschke W, Pohie T. Current Approaches To Prevent NSAID-
Induced Gastropathy – COX Selectivity And Beyond. Br J Clin
Pharmacol. 58 :6.2004; P.587–600
BPOM RI. 2014. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat
Tradisional. Jakarta : Kepala BPOM
Budianto, Nugroho Eko Wirawan. 2014. Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma
Domestica Val) Dalam Mencegah Peningkatan Keasaman Lambung
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Rattus Norvegicus Yang Diinduksi Histamin. Surabaya: Farmakologi
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma.
Chattopadhyay, Ishita, Kaushik Biswas, Uday Bandyopadhyay, And Ranajit K.
Banerjee. 2004. Turmeric And Curcumin : Biological Actions And
Medical Applications. India. Current Science. Vol. 87. No.1. 10 July
204.
David, L., 1999. Acupuncture For Gastrointestional And Hepatobiliary Disorders.
The Journal Of Alternative And Complementary Medicine. 5(1): 27-45
Depkes RI. (2009). Konsep Kebiasaan Makan. (Diakses Tanggal 27 Maret 2017).
Http://Www.Depkes.Go.Id/Downloads/Profil_Kesehatan_2009/Files/
Buku%20profil%20kesehatan%20indonesia%202009.Pdf
Gajapathi Rao, Vaanipriya. Tanda Dan Gejala Gastropati NSAID. Bali: Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana
Hariwijaya M, Sutanto. 2007. Buku Panduan Pencegahan Dan Pengobatan
Penyakit Kronis. Jakarta : EDSA Mahkota;
Harrison. 2000. Prinsip- Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Pp.1549
Ikawati, Z. 2010. Resep Hidup Sehat. Http://Books.Google.Co.Id/ Diakses Tanggal
06 Juni 2017
Jie, Sim Kie.1997. Dasar Teori Ilmu Akupunktur. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia
Kim DC, Kim SH. 2005. Curcuma Longa Extract Protects Gastric Ulcers By
Blocking Histamin. Bio Pharm Bull. December.
Kurup, V.P. 2008. Immunomodulatory Effects Of Curcumin In Allergy. Molecular
Nutrition & Food Research. No. 52.1031 - 1039
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Lindseth GN. Gangguan Lambung Dan Duodenum. In: Price SA, Wilson LM
(Editors). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Ed.6
Vol.1. Jakarta: Penerbit ECG. 2002. P.417-35.
Mansjoer A. 2001.Kapita Selekta Kedokteran Edisi III. Jakarta : Media
Aesculapius; .
Mansyur,2005. Kapita Selekta Kedokteran. EGC
Masuda H. Strocain And Peptic Ulcer: A New Therapy For GI Disease. Clinician
International. Eisai Clinician Bull Jpn 1973; 1: 4-7. Mukerji B, Zaidi
SH, Singh GB. Spice
Maulidiyah U. 2006. Hubungan Antara Stres Dan Kebiasaan Makan Dengan
Terjadinya Kekambuhan Penyakit Gastritis [Online]. Dari
Http://Adln.Lib.Unair.Ac.Id/ [01Januari 2017].
Mawey BK, Kaawoan A, Bidjuni H. 2014. Hubungan Kebiasaan Makan Dengan
Pencegahan Gastritis Pada Siswa Kelas X Di Sma Negeri 1 Likupang
[Jurnal]. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
Murjayana, Hanik. 2011. Faktor Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Gastritis. Semarang : Universitas Negeri Semarang
Nafdzu, 2016. Terapi Herbal Gastritis. Surabaya: Fakultas Vokasi Universitas
Airlangga
Nyoman Wibawa, 2004, Penanganan Dispepsia Pada Lanjut
Usia.Ejournal.Uhud.Ac.Id/Abstrak/Penanganan%20dispepsia%20pd%
20lansia%20.PDF, Diakses 25 Juni 2017
Pancardo DCT, Sandoval JR, Mota MMV .,Et Al . Identification Of Life Habits
Factors As Risk For Gastritis And Colitis Occurrence In A Mestizo
Population Of Chabeklumil. Chiapas, Mexico.OJN.2012,2,67-71
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Permadi, G.Pong., Djuharto S.S. 1982. Pedoman Praktis Belajar Akupunktur Dan
Akupunktur.
Price, A.S., Wilson M.L. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta:EGC. Pp. 422
Prucksunand, Chaweewan,Bunjob Indrasukhsri, Manit Leethochawalit, And
Korpong Hungspreugs. 2001. Phase 11 Clinical Trial On Effect Of The
Long Tumeric (Curcuma Longa Linn) On Healing Of Peptic Ulcer.
Thailand : Vol 32 No. 1 March 2001
Purwanto, Dkk. 2013. Perbaikan Kualitas Keluhan Gastritis Akut Menggunakan
Aquapunktur Titik Zusanli Dan Ttik Diji. Surakarta: Politeknik
Kesehatan Surakarta. Urnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 3, Mei 2013,
Hlm.168-171
Rafatullah S, Tariq M, Al-Yahya MA, Mossa JS, Ageel AM. Evaluation Of
Turmeric (Curcuma Longa) For Gastric And Duodenal Antiulcer
Activity In Rats. J Ethnopharmacol. 1990;29:25–34. [Pubmed]
Rizkianii.2009. Pengaruh Pemberian Kopi Dosis Bertingkat Selama 30 Hari
Terhadap Gambaran Histologi Lambung Tikus Wistar.Semarang: FK
UNDIP.
Rondonuwu, Andre Ariel, Adeanne Wullur, Dan Widya Astuti Lolo. 2013. Kajian
Penatalaksanaan Terapi Pada Pasien Gastritis Di Instalasi Rawat Inap
RSUP PROF DR. R. D. Kandou Manado Tahun 2013. Manado :
FMIPA UNSRAT
Saputra, K. 2000. Akupunktur Dalam Pendekatan Ilmu Kedokteran, In Wahyudi,
A. 2006. Pengaruh Teknik Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Lanjut Usia Dengan Hipertensi. Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Pp.
44
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Setiadi, Anatomi Dan Fisiologi Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007 Cet. 1.
Suparyanto. 2012. Etiologi Dan Penanganan Gastritis (Online). Http://Dr-
Suparyanto.Blogspot.Com/ 2012/02/Etiologi-Dan-Penanganan-
Gastritis.Html. (Diakses Tanggal 2 Maret 2017 Pukul 5:44 WIB)
Tan Hoan Tjay&Kirana Rahardja, 2002, Obat-Obat Penting: Khasiat,
Penggunaan, Dan Efek Sampingnya Edisi Ke-5, Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo
Tarigan P. Tukak Gaster. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
Setiati S (Editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed.4 Jilid.I. Jakarta:
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. P.338-48.
Tuorkey M, Karolin K. Anti-Ulcer Activity Of Curcumin On Experimental Gastric
Ulcer In Rats And Its Effect On Oxidative Stress/Antioxidant, IL-6 And
Enzyme Activities. Biomed Environ Sci. 2009;22:488–95. [Pubmed]
Vera Uripi, 2001, Menu Untuk Penderita Hepatitis Dan Gangguan Saluran
Pencernaan, Cetakan 1, Jakarta: Puspa Swara.
Widyaningsih, Anindya Wahyu. 2006. Pengaruh Pemberian Jus Kunyit Kuning
(Curcuma Longa,Auct.) Terhadap Kerusakan Struktur Histologis
Mukosa Gaster Mencit Akibat Pemberian Aspirin. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret.
Wijoyo. 2009. 15 Ramuan Penyembuh Maag. Jakarta: Bee Media Indonesia
Wulandari, Mayang Dan Prihatono, Amal. 2016. Pengaruh Akupunktur Pada Titik
PC 6, CV 12, Dan ST 36 Pada Nyeri Lambung Di Laboratorium Klinik
Akupunktur Politeknik Kesehatan RS DR. Soepraoen Malang. Malang:
Poltekes RS Dr.Soepraoen
Yadav, Santosh Kumar, Ajit Kumar Sah, Rajesh Kumar Jha, Phoolgen Sah And
Dev Kumar Shah. 2013. Turmeric (Curcumin) Remedies
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Gastroprotective Action. Pharmacogn Rev. 2013 Jan-Jun; 7(13): 42–
46.
Yanfu, 2002. Acupuncture And Moxibution. Shanghai: House Of Shanghai
University Of Traditional Chinese Medicine. Pp. 42-45
Yanfu.2000. Science Of Chinese Materia Medica. Publishing House Of Shanghai
University Of Traditinal Chinese Medicine. Beijing: P.
Yin, Ganglin And Liu, Zhenghua. 2000. Advanced Modern Chinese Acupunture
Therapy. China: China International Book Trading Corpaoration.
Yola. Cara Mengatasi Konstipasi Atau Sembelit.
Http://Caramengatasikonstipasiatausembelit.Yolasite.Com/. Diakses
Tanggal 17 Juli 2017
Zhou L, Chey WY. 1984. Electric Acupuncture Stimulates Nonparietal Cell
Secretion Of The Stomach In Dog. Life Sci 1984;34: 2233–8.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 61
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Lampiran 1
KARTU STATUS PASIEN
I. PENGAMATAN
Kesadaran : sadar
Ekspresi wajah : lesu
Warna : semu kuning
Sing tay
- Bentuk tubuh : kurus.
- Gerak-gerik : santai.
- Kulit : kering
- Rambut : tidak diamati
- Mata : simetris
- Telinga : tidak diamati
- Mulut : kering
Lidah
- Otot :Tebal, lidah menampakkan belahan, permukaan
lidah timbul bintik bintik yang menonjol.
- Selaput : selaput outih merata dengan selaput kuning pada
pangkal
II. PENCIUMAN / PENDENGARAN
Keringat : tidak berbau
Suara : kecil, pelan
III. ANAMNESA
Keluhan : sakit pada perut bagian kiri dan menjalar hingga ulu hati,
rasanya seperti ditusuk tusuk, terasa kembung dan mual
Keluhan tambahan : flu dan batuk
Riwayat penyakit : tidak ada
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 62
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Hal-hal umum :
- Keluhan tubuh : ekstremitas berat.
- Panas / dingin : lebih suka daerah dingin.
- Keringat : mudah berkeringat
- BAB : tidak rutin, 2 hari sekali,
- BAK : panjang jernih
- Makan : suka makanan yang gurih
- Minum : dingin
- Tidur : mudah terbangun
- Kehausan : haus tidak bisa ditahan.
- Lain-lain :
Hal-hal khusus :
- Paru : flu dan dahi berjerawat
- Usus besar : tidak rutin, terkadang 2 hari sekali.
- Limpa : mulut kering,
- Lambung : mual dan borborigmus
- Jantung : tidak ada keluhan
- Usus kecil : tidak ada keluhan
- Kandung kemih : tidak ada keluhan
- Ginjal : tidak ada keluhan
- Pericardium : mudah terbangun ketika tidur
- Sanjiao : tidak ada keluhan
- Kandung empedu : tidak ada keluhan
- Hati : mata minus
- Tensi : 90/70 mmHg
- Wanita : tidak ada keluhan
IV. PERABAAN
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 63
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Titik-titik :
Organ Shu Mu
Paru Nyeri ditekan Nyeri ditekan
Usus besar Nyeri ditekan Nyeri ditekan
Limpa Nyeri ditekan Nyeri ditekan
Lambung Nyeri ditekan Nyeri ditekan
Jantung Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Usus kecil Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Kandung kemih Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Ginjal Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Percardium Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Sanjiao Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Kandung empedu Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Hati Enak ditekan Enak ditekan
Nadi :
Nadi Kiri Kanan
Cun Normal Dalam, kuat
Kuan Lemah Cepat, kuat
Ce Normal Normal
V. NASEHAT :
1. lebih mengendalikan emosi
2. Menghindari makanan yang berlemak dan gorengan
3. Istirahat yang cukup
4. Perbanyak minum air mineral.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 64
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Lampiran 2
Jadwal terapi akupunktur dan herbal
: Dilakukan terapi akupunktur dan herbal
: Tidak dilakukan terapi akupunktur dan herbal
Mingg
u ke
Jenis terapi Pemberian terapi
Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis
1. Akupunktur ST
36, PC 6, ST 44,
KI 3
28
April
2017
29 April
2017
30 April
2017
1 Mei
2017
2 Mei
2017
3 Mei
2017
4 Mei
2017
Konsumsi kapsul
kunyit sehari 3
kali (@2 kapsul)
sebelum makan
28
April
2017
29 April
2017
30 April
2017
1 Mei
2017
2 Mei
2017
3 Mei
2017
4 Mei
2017
2. Akupunktur ST
36, PC 6, ST 44,
KI 3
5 Mei
2017
6 Mei
2017
7 Mei
2017
8 Mei
2017
9 Mei
2017
10 Mei
2017
11 Mei
2017
Konsumsi kapsul
kunyit sehari 3
kali (@2 kapsul)
sebelum makan
5 Mei
2017
6 Mei
2017
7 Mei
2017
8 Mei
2017
9 Mei
2017
10 Mei
2017
11 Mei
2017
3. Akupunktur ST
36, PC 6, ST 44,
SP 9
12
Mei
2017
13 Mei
2017
14 Mei
2017
15 Mei
2017
16 Mei
2017
17 Mei
2017
18 Mei
2017
Konsumsi kapsul
kunyit sehari 3
kali (@2 kapsul)
sebelum makan
12
Mei
2017
13 Mei
2017
14 Mei
2017
15 Mei
2017
16 Mei
2017
17 Mei
2017
18 Mei
2017
4. Akupunktur ST
36, PC 6, ST 44,
KI 3
19
Mei
2017
20 Mei
2017
21 Mei
2017
22 Mei
2017
23 Mei
2017
24 Mei
2017
25 Mei
2017
Konsumsi kapsul
kunyit sehari 3
kali (@2 kapsul)
sebelum makan
19
Mei
2017
20 Mei
2017
21 Mei
2017
22 Mei
2017
23 Mei
2017
24 Mei
2017
25 Mei
2017
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 65
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Lampiran 3
Surat persetujuan tindakan medis
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 66
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Lampiran 4
Determinasi kunyit (Curcuma domestica Val)
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 67
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
Lampiran 5
Memasukkan serbuk kunyit dalam kapsul
Papan kapsul
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 68
TUGAS AKHIR PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN... BIDAYATUL H.
1. Terapi akupunktur
Penusukan pada titik zusanli
(ST36)
Penusukan titik neiguan (PC
6)
Penusukan titik neiting (ST
44)