peminatan kesehatan lingkungan program...
TRANSCRIPT
PENILAIAN STATUS KESEHATAN DAN KELAYAKAN PASAR TRADISIONAL
CIPUTAT DAN PASAR MODERN BSD TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Oleh :
Akbar Yazil Siregar
(NIM: 1110101000089)
PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2015
i
ii
iv
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SKRIPSI 2014
Akbar Yazil Siregar
Penilaian Status Kesehatan Dan Kelayakan Pasar Tradisional Ciputat dan Pasar
Modern BSD Tahun 2014
Xiii+78 halaman, 9 tabel,2 gambar, 6 lampiran.
ABSTRAK
Data Ditjen Perdagangan Tahun 2007 menyebutkan sekitar seperempat dari
jumlah total populasi penduduk Indonesia beraktifitas atau berkaitan dengan pasar,
sementara pasar dapat menjadi jalur utama untuk penyebaran penyakit SARS dan Flu
Burung. Terkait dua hal ini, maka penting kiranya untuk memperhatikan aspek
kesehatan dari pasar, penelitian ini bertujuan menganalisa status kesehatan dan
kelayakan pasar tradisional Ciputat dan pasar modern BSD City berdasarkan
Kepmenkes No.519 tahun 2008.pada bulan Mei-Juli Tahun 2014.
Dalam penelitian ini sampel didapatkan dengan metode purposive sampling.
Penilaian status kesehatan pasar dan status kelayakan pasar dilakukan melalui
observasi dan analisis item-item penilaian yang tercantum pada form I dan form II
untuk mendapatkan nilai status kesehatan dan status kelayakan pasar tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan status kesehatan pasar Ciputat adalah “tidak
sehat”dengan skor total 38,94% dan status kesehatan pasar Modern BSD adalah
“kurang sehat” dengan skor total 67,88%. Status kelayakan pasar Ciputat adalah
“kurang layak” dengan skor total 20 checklist dan status kelayakan pasar Modern BSD
adalah “baik”dengan skor total 48 checklist. Saran bagi kedua pasar tersebut agar
mengupayakan hal-hal penting terkait kesehatan pasar yang belum dimiliki seperti
tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pada, menyediakan pos pelayanan
kesehatan P3K, meningkatkan kualitas pengelolaan sampah dan melakukan desinfeksi
pasar secara menyeluruh 6 bulan sekali.
Kata Kunci: Kesehatan, Pasar, Pasar Modern, Pasar tradisional
Kepustakaan: 23 (2001-2014)
v
ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEATLH STUDY PROGRAM
THESIS 2014
Akbar Yazil Siregar
Valuation of Health and Appropriateness Status of Ciputat and Modern BSD
City Modern Market on Year 2014
Xiii+78 pages, 9 tables,2 pictures, 6 attachments.
ABSTRAK
According to Ministry of Trading in 2007, about a quarter of the Indonesia
population had activity and/or correlated with the market, while the market might be a
path of transmition for disease such as SARS and Bird Flu. Based on these things, it’s
important to valuate the health aspects of the market, this research purposes to analyze
the health and appropriateness status of the traditional market of Ciputat and Modern
market of BSD City based on Health Ministry Resolution number 519 year 2008,
which is done around month of may to july year 2014
Samples of this research are obtained through the method of purposive
sampling, scoring of the health and appropriateness status are conducted through
observations and analysis of the Health Ministry Resolution scoring items on form I
and form II to acquired the score points which is describing the health and
appropriateness status of the market
Results indicated the health status of Ciputat traditional market is “unhealthy”
with amount total score of 38.94% and the health status of BSD City modern market is
“semi-health” with amount of total score of 67,88%. Appropriateness status for
Ciputat traditional market is “not approriate” with 20 checklist amount of total scorea
nd BSD City Modern market is “fine” with 48 checklist amount of total score.
Suggested for both of market to established places for hand washing at several areas of
the market, establishe a first aid and health center and improve the quality of waste
management and applying a fully market disinfection for at least once in a six months
Keywords: Health, Market, Modern Market, Traditional Market
References: 23 (2001-2014)
vi
CURRICULUM VITAE
Nama : Akbar Yazil Siregar
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Medan, 23 Februari 1991
Alamat : Jalan Pare IV, Blok D3, Sektor 1.6, No.7, BSD, Kota Tangerang
Selatan, Banten, Kode Pos 15310
Agama : Islam
Gol. Darah : O
Email : [email protected] , [email protected]
Hp : 083874244292
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun
1996 - 1997 TK Perwanis, Sei Besitang
1997 - 2003 SDN Karya Bakti
2003 - 2006 SMP Islam Swasta Cikal Harapan BSD
2006 - 2009 SMA Islam Swasta Cikal Harapan BSD
2010 – sekarang Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan
Lingkungan
PENGALAMAN ORGANISASI
2004 – 2005 Anggota Teater SMP Islam Swasta Cikal Harapn BSD
2006 – 2009 Anggota Kelompok Riset Ilmiah Remaja (KRIR) SMA Islam Swasta Cikal
Harapan
PENGALAMAN MAGANG KERJA
2012-2013 Pengalaman Belajar Lapangan(PBL) I dan II Puskesmas Pondok Jagung
kabupaten Tangerang, Banten
2013 Internship PT.Conocophillips Indonesia, Departemen HSE
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Berkat Rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsidengan judul “Analisa Status Kesehatan Dan Status
Kelayakan Pasar Tradisional Ciputat Dan Pasar Modern BSD Tahun 2014”.
Shalawat serta salam selalu terjunjun kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam
yang telah membawa umatnya dari dari zaman kegelapan akan iman dan pengetahuan ke
zaman terang benderang akan ilmu dan pengetahuan.
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan jenjang pendidikan S-1pada
semester VIII Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari masih banyak ketidaksempurnaan dalam penulisan dan penyusun skripsi
ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang kepada berbagai pihakatas dukungan,
bantuannya, antara lain :
1. Pimpinan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Bapak Dekan Dr. Arif Sumantri,
SKM, M.Kes
2. Kepala Program Didik Kesehatan Masyarakat Ibu Fajar Ariyani M.kes, Ph.D
3. Ibu Dewi Utami, PHD selaku pembimbing I.
4. Ibu DR. Ela Laelasari, M.kes selaku pembimbing II.
5. Pihak Pengelola Pasar Ciputat dan Pasar Modern BSD City.
6. Sahabat dan Saudara terdekat serta rekan-rekan seperjuangan yang telah membantu
memberikan senyuman dan doa yang telah mendukung kelancaran penyusunan
skripsi ini, terima kasih atas segala bantuan apapun.
7. Terakhir dan terutama untuk kedua orang tuadan segenap keluarga yang
mendukungdi setiap waktunya.
Jakarta, 7 Maret 2015
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN i
LEMBAR PERNYATAAN iii
ABSTRAK iv
CURICULUM VITAE vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan Penelitian 4
1.4. Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pasar 6
2.2. Pengertian Pasar Tradisional 6
2.3. Pengertian Pasar Modern 7
2.4. Pengertian Pasar Sehat 8
2.5. Sanitasi Tempat-tempat Umum 8
2.6. Status Kesehatan Pasar 9
2.7. Status Kelayakan Pasar 9
2.8. Vektor di Lingkungan Pasar 10
2.9. Keamanan Pangan 13
2.10. Baku Mutu Air 15
ix
2.11. Kerangka Teori 16
BAB III KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep 18
3.2. Definisi Operasional 19
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian 22
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 22
4.3. Populasi dan Sampel 22
4.4. Jenis Data 24
4.5 Instrumen Penelitian 24
4.6 Analisis Data 25
BAB V HASIL
5.1. Profil Pasar Ciputat 27
5.2. Profil Pasar Modern BSD 28
5.3. Hasil Penilaian Status Kesehatan Pasar 29
5.4.Hasil Penilaian Status Kelayakan Pasar 56
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Keterbatasan Penelitian 59
6.2. Status Kesehatan Pasar 60
6.3. Status Kelayakan Pasar 68
BAB VII KESIMPULAN & SARAN
7.1. Kesimpulan 77
7.2. Saran 77
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Definisi Operasional 19
Tabel 4.1. Penggolongan Hasil Skor Status Kesehatan 25
Tabel 4.2. Penggolongan Hasil Skor Status Kelayakan 26
Tabel 6.1. Perbandingan Penilaian Bangunan Pasar 61
Tabel 6.2. Perbandingan Penilaian Sanitasi Pasar 63
Tabel 6.3. Perbandingan Penilaian PHBS 65
Tabel 6.4. Perbandingan Penilaian Keamanan Pasar 66
Tabel 6.5. Perbandingan Penilaian Fasilitas lain-lain Pasar 67
Tabel 6.6. Hasil Penilaian Kelayakan Pasar 68
xi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Gambar 2.1. Kerangka Teori 16
Gambar 3.1. Kerangka Konsep 18
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari
satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,
mal, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pasar berdasarkan
jenisnya terbagi dua yaitu pasar tradisional dan pasar modern, pengertian pasar
tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah
daerah, swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa
toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola pedagang kecil, menengah,
swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan
dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. Adapun pasar
modern adalah pasar yang dikelola dengan manajemen modern, umumnya
terdapat di kawasan perkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu
dan pelayanan yang baik kepada konsumen (Pepres RI No. 112, 2007).
Pasar dapat menjadi jalur utama untuk penyebaran penyakit seperti kasus
kolera di Amerika Latin, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Flu
Burung (Avian Influenza) di Asia (Kemenkes 519, 2008). Sehingga untuk
mengantisipasi terjadinya penyebaran dan penularan penyakit berpotensial wabah
termasuk Avian Influenza, diperlukan program pasar sehat yang merupakan salah
satu upaya untuk hal tersebut.
2
Data Ditjen Perdagangan Dalam Negeri-Departemen Perdagangan tahun
2007 menyebutkan jumlah pasar di Indonesia sekitar 13.450 pasar Tradisional
dengan 12.625 juta pedagang, sehingga diasumsikan jika setiap pedagang
memiliki empat anggota keluarga, maka sekitar 50 juta orang atau hampir sekitar
25% dari populasi total Indonesia beraktifitas atau berkaitan dengan pasar
tradisional (Kemenkes 519,2008).
Terkait besarnya jumlah populasi nasional maupun peran pasar tradisional
bagi masyarakat dan kemungkinan pasar menjadi tempat wabah penyakit menular,
maka penting kiranya untuk memperhatikan aspek kesehatan dari pasar itu
sendiri.
Ada banyak pasar tradisional di Indonesia dan beberapa diantaranya masih
terlihat kotor dan kumuh, namun ada pasar yang pernah diberitakan secara
nasional karena bermasalah serius dalam hal kebersihannya, yaitu pasar Ciputat
yang terletak di kota Tangerang Selatan, provinsi Banten (Kabar6, 2012) dan
hingga tahun 2014 masalah kebersihan ini belum juga selesai (detaktangsel,
2014).
Pada observasi pendahuluan di pasar Ciputat terlihat kotornya lingkungan
pasar akibat sampah sudah bertumpuk dan terlihat juga air lindi di jalan yang
membuat jalan licin yang membahayakan pejalan kaki dan pengendara sepeda
serta sepeda motor, sementara dalam program pengembangan kesehatan pasar
dikenal istilah “pasar acuan”, yaitu pasar yang menjadi contoh pengembangan
program pasar sehat, pasar acuan yang paling dekat dari pasar Ciputat adalah
3
pasar yang dulunya adalah pasar tradisional namun sekarang sudah berubah, pasar
ini pada 2011 menjadi tempat acara pencanangan hari pasar bersih nasional, pasar
ini adalah pasar modern BSD City (Kemendag, 2013).
Penelitian ini menggunakan pedoman Kepmenkes No.519 Tahun 2008
tentang penyelenggaraan pasar sehat dilengkapi instrumen penilaian pasar yaitu
form I (satu) untuk penilaian kesehatan pasar dan form II (dua) untuk penilaian
kelayakan pasar guna menilai seperti apa perbandingan nilai status kesehatan dan
kelayakan pasar tradisional Ciputat dengan pasar Modern BSD City, yang dengan
pedoman dari program ini diharapkan akan berbuah output berupa hadirnya pasar
sehat sesuai dengan kriteria Kementrian kesehatan untuk kedepannya.
1.2 Rumusan Masalah
Pada pasar tradisional Ciputat melalui observasi pendahuluan didapati bau
yang menyengat di jalan sekitar pasar, dan genangan air yang berbau tidak sedap,
serta vektor-vektor penyakit di lingkungan pasar seperti lalat dan tikus. Pada
observasi juga terlihat sampah berserakan dan berceceran di jalanan dan lalu lintas
sehingga dipasang spanduk di pasar yang menyatakan bahwa membuang sampah
di pasar adalah perbuatan yang melanggar peraturan.
Pasar modern BSD City pada observasi pendahuluan di lapangan terlihat
tertata rapi, di bagian luar ada penjualan berbagai barang kebutuhan modern serta
tersedia tempat-tempat sampah baik di bagian dalam maupun di luar dekat tempat
parkir. Tidak tercium bau sampah membusuk dan pada observasi pendahuluan ini
tidak terlihat vektor penyakit selain lalat.
4
Maka berdasarkan hal tersebut, peneliti berkesimpulan perlu adanya
penilaian status kesehatan dan kelayakan pasar-pasar tersebut, guna mengetahui
secara ilmiah sebenarnya seperti apakah status kesehatan dan kelayakan antara
pasar tradisional Ciputat dibandingkan pasar acuan yaitu pasar modern BSD City.
1.3 Tujuan Umum
Menganalisa status kesehatan dan status kelayakan pasar tradisional
Ciputat dan pasar modern BSD City.
1.4 Tujuan Khusus
1). Diketahuinya status kesehatan pasar berdasarkan Kepmenkes No.519
tahun 2008.
2). Diketahuinya status kelayakan pasar berdasarkan checklist Kepmenkes
No.519 tahun 2008.
3). Diketahuinya perbandingan status kesehatan dan status kelayakan pasar
tradisional Ciputat dengan pasar modern BSD City.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Mahasiswa Peneliti
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama
kuliah, di bidang Kesehatan Lingkungan Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah.
5
1.5.2 Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
penelitian kesehatan pasar lainnya.
1.5.3 Bagi Pasar Ciputat dan Pasar Modern BSD City
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi tambahan sebagai
bahan evaluasi dan bahan pertimbangan untuk kedepannya.
1.5.4 Bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan
Hasil penelitian ini bisa menggambarkan masalah di pasar tradisional dan
pasar modern lebih jelas, sebagai bahan untuk mengambil keputusan dalam
membuat kebijakan.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pasar
Menurut Permendagri No: 53/M-DAG/PER/12/2008 yang disebut pasar
adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik
yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mal, plaza,
pusat perdagangan maupun sebutan lainnya (Permendagri, 2008).
2.2 Pengertian Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh
pemerintah, pemerintah daerah, swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) termasuk kerjasama dengan swasta dengan
tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola pedagang
kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil,
modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar
(Perpres 112, 2007).
Pasar tradisional didirikan dengan izin usaha pengelolaan pasar tradisional
(IUP2T) dan umumnya barang-barang di pasar tradisional tidak dijual dengan
harga tetap sehingga memungkinkan tawar-menawar antara pedagang dan
konsumen (Kuncoro, 2008), di Indonesia tiga komoditas teratas pada pasar
tradisional adalah sayuran sebesar 22,4%, bahan makanan dan minuman sebesar
17,2%, dan buah-buahan segar sebesar 8,9% (Suryadharma,dkk 2007).
7
2.3 Pasar Modern
Di dalam jurnal dinamika manajemen dijelaskan bahwa Sinaga (2004)
mendefinisikan pasar modern sebagai pasar yang dikelola dengan manajemen
modern, umumnya terdapat di kawasan perkotaan, sebagai penyedia barang dan
jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen (umumnya anggota
masyarakat kelas menengah ke atas). Pasar modern antara lain mall, supermarket,
departement store, shopping centre, waralaba, toko mini swalayan, pasar serba
ada, toko serba ada, dan sebagainya (Aryani, 2011).
Dari sisi kelembagaan, perbedaan karakteristik pengelolaan pasar modern
dan pasar tradisional nampak dari lembaga pengelolanya, pada pasar tradisional,
kelembagaan pengelola umumnya ditangani oleh dinas pasar yang merupakan
bagian dari sistem birokrasi.
Pasar modern umumnya dikelola oleh profesional dengan pendekatan
bisnis. Selain itu, sistem pengelolaan pasar tradisional umumnya terdesentralisasi
dimana setiap pedagang mengatur sistem bisnisnya masing-masing, sedangkan
pada pasar modern, sistem pengelolaan lebih terpusat yang memungkinkan
pengelola induk dapat mengatur standar pengelolaan bisnisnya
Pasar modern didirikan dengan mengantongi Izin Usaha Pusat
Perbelanjaan (IUPP) atau Izin Usaha Toko Modern (IUTM), toko modern masing-
masing memiliki batas luas lantai penjualan yaitu: minimarket (kurang dari 400
m²), supermarket (400 m² s/d 5000 m²), hypermarket (diatas 5000 m²),
8
departement store (diatas 400 m²), perkulakan (diatas 5000 m²) dan pada
umumnya terdapat pada kawasan kota besar (Perpres 112 tahun 2007).
2.4 Pengertian Pasar Sehat
Pasar sehat adalah kondisi pasar yang bersih, aman, nyaman, dan sehat
yang terwujud melalui kerjasama stakeholder yang terkait dalam menyediakan
bahan pangan yang aman dan bergizi bagi masyarakat (Kemenkes 519, 2008).
Pasar sehat yang tidak terwujud dengan baik adalah masalah kesehatan
lingkungan, hal ini disebutkan dalam jurnal sanitasi pasar di Nigeria yang
menggambarkan pasar Benin, Nigeria yang lumrah dijumpai tumpukan sampah
dan binatang vektor penular penyakit menjadi penyebab tingginya angka malaria,
TBC dan diare (Abejegah, 2013).
2.5 Sanitasi Tempat-tempat Umum
Sanitasi adalah perilaku yang disengaja dalam pembudayaan hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan
bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia.
Sanitasi tempat umum termasuk diantaranya pasar, adalah suatu usaha
untuk mengawasi dan mencegah kerugian dari pemanfaatan maupun hasil usaha
(produk) oleh dan untuk umum terutama yang erat hubungannya dengan
timbulnya/menularnya suatu penyakit (Retno, 2005).
9
2.6 Status Kesehatan Pasar
Status kesehatan pasar adalah penilaian dari gambaran kondisi sarana dan
prasarana, manajemen pasar dan tingkat mutu aspek-aspek kesehatan di
lingkungan pasar yang bersangkutan, dimana penilaiannya mengacu pada kriteria
Kepmenkes No.519 Tahun 2008 pada form I yang terdiri atas 172 item penilaian.
Berdasarkan pedoman dari Kepmenkes No.519 Tahun 2008, maka
penilaian dilakukan dengan mengisi nilai untuk item yang kondisi dan/atau
keadaannya memenuhi persyaratan yang dicantumkan pada form I.
Untuk melakukan penilaian dan membuktikan bahwa kondisi dan/atau
keadaan memenuhi persyaratan Kepmenkes sebagaimana yang tercantum pada
form I, maka dilakukan berbagai metode seperti observasi, wawancara, dan
pengukuran tergantung isi tuntutan dari item yang bersangkutan untuk
pembuktian apakah kondisi dan/atau keadaannya sesuai standar yang ditetapkan
oleh standar Kepmenkes.
Aspek penilaian form I dan penjabarannya secara garis besar adalah
bangunan pasar, sanitasi, perilaku hidup bersih dan sehat/PHBS, keamanan pasar,
fasilitas lain-lain (Kepmenkes 519, 2008).
2.7 Status Kelayakan Pasar
Status kelayakan pasar adalah penilaian dari gambaran kondisi sarana dan
prasarana pasar yang berkaitan dengan perilaku perawatan fasilitas dan kondisi
fasilitas penunjang kegiatan lainnya yang dipakai baik oleh pedagang maupun
10
pengunjung pasar, dimana penilaiannya mengacu pada kriteria Kepmenkes
No.519 Tahun 2008 pada form II, penilaian dilakukan dengan checklist pada
kolom jika kondisi di lapangan memenuhi persyaratan yang dicantumkan dalam
item penilaian pada form II, aspek penilaian secara garis besar terdiri atas
bangunan pasar, bangunan kios, tempat pembuangan sampah, saluran limbah
drainase, toilet, air bersih, tempat penjualan bahan pangan & makanan,
pengendalian binatang penular penyakit, keamanan pasar, pencahayaan, Suhu dan
kelembapan, tempat cuci tangan, tempat parkir (Kepmenkes 519, 2008).
2.8 Vektor di Lingkungan Pasar
Vektor adalah organisme pembawa parasit/bibit penyakit yang umumnya
merupakan hewan kelompok arthropoda, vektor terbagi dua jenis menurut siklus
hidup parasit yang dibawanya yaitu vektor biologis jika sebagian siklus hidup
parasit terjadi dalam tubuh vektor tersebut, jika tidak terjadi maka disebut sebagai
vektor mekanis yaitu vektor hanya membawa saja parasit tersebut namun sikus
hidup parasit itu sendiri tidak terjadi pada tubuh vektor (Natadisastra, 2009)
2.8.1 Nyamuk
Nyamuk adalah serangga yang termasuk dalam kelas insekta, ordo
dipteral, perkembang biakannya dengan cara bertelur. Nyamuk merupakan vektor
penyebab penyakit pada manusia antara lain penyakit Malaria, Filariasis, Demam
Kuning, Demam Berdarah Dengue, Encephalitis (Komariah, 2010).
Siklus hidup nyamuk adalah telur – larva (jentik) – kepompong (pupa),
dimana telur berubah menjadi jentik dalam waktu satu atau dua hari dan jentik
11
menjadi nyamuk dewasa dalam enam sampai delapan hari, dalam perkembang
biakan nyamuk selalu memerlukan tiga macam tempat yaitu tempat
berkembangbiak atau breeding place, tempat untuk mencari makan atau feeding
place dan tempat untuk beristirahat atau resting place (Sumantri, 2010).
Nyamuk yang aktif mengigit pada malam hari adalah Anopheles.sp dan
Colex.sp sedangkan nyamuk yang aktif pada siang hari menggigit yaitu Aedes,
umumnya nyamuk yang menghisap darah adalah nyamuk betina (Nurmaini,
2001).
2.8.2 Lalat
Lalat merupakan serangga yang termasuk dalam genus Musca sp yang
memiliki bentuk telur lonjong berwarna putih, lalat betina sekali bertelur 100-200
telur, stadium lamanya menetas 12-24 jam dipengaruhi lingkungan, vektor ini
penyebab penyakit pada manusia antara lain penyakit Typhus abdominalis,
Salmonellosis, kolera, disentri (komariah, 2010).
Dari stadium telur sampai dewasa lamanya sampai 8-20 hari, lalat
berkembang biak umumnya pada sampah basah, kotoran, binatang dan tumbuhan
yang membusuk dengan masa bertelur antara 4-20 hari, lalat betina dapat bertelur
4-5 kali seumur hidupnya, dengan jumlah sekali bertelur 100-150 butir
(Nurmaini,2001).
12
2.8.3 T i k u s
Tikus adalah hewan mamalia suku muridae, tikus mempunyai penglihatan
yang buruk tetapi mempunyai panca indera seperti penciuman yang tajam, tikus
dapat menularkan penyakit leptospirosis, typhus dan Rat-bite fever (RBF)
(Komariah, 2010).
Tikus bergerak pada malam hari dengan rambut, kumis yang panjang
peka terhadap sentuhan sebagai alat navigasinya, tikus suka mencari makan di
tempat sampah, lemari, selokan dan dapur, umur hidup seekor tikus rata rata
mencapai 1 tahun dan pembiakan cepat terjadi selama musim hujan, apabila
terdapat banyak makanan dan tempat untuk berlindung, tanda-tanda keberadaan
tikus antara lain:
1. Ada dijumpai bekas gigitan yang ditinggalkan tikus
2. Alur jalan tikus pada umumnya kotor dan berminyak.
3. Di jumpai kotoran tikus yaitu kotoran yang masih lembek, mengkilap
berwarna gelap untuk kotoran yang masih baru, sedaangkan kotoran yang lama
ciri-cirinya keras, kering dan berwarna abu – abu.
4. Terdengar adanya suara tikus pada saat hari sudah mulai gelap
(Nurmaini, 2001).
13
2.9 Keamanan pangan
Menurut Peraturan Pemerintah No.28 tahun 2004 tentang Keamanan,
Mutu dan Gizi Pangan, keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang
diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia
dan benda lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan
manusia (PP 28, 2004).
2.9.1 Residu pestisida dalam makanan
Residu pestisida adalah zat tertentu yang terkandung dalam hasil pertanian
baik sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari penggunaan pestisida,
mencakup senyawa turunan pestisida, seperti senyawa hasil konversi, metabolit,
senyawa hasil reaksi, dan zat pengotor yang dapat memberikan pengaruh
toksikologik (beracun).
Tingkat bahaya residu pestisida pada suatu bahan makanan, digambarkan
melalui Batas Maksimum Residu (BMR) yaitu konsentrasi maksimum residu
pestisida yang secara hukum diizinkan atau diketahui sebagai konsentrasi yang
dapat diterima pada hasil pertanian yang dinyatakan dalam miligram residu
pestisida per kilogram hasil pertanian (SNI,2007).
14
2.9.2 Kebersihan Peralatan Makan
Peralatan makan adalah segala macam alat yang digunakan untuk
mengolah dan menyajikan makanan dengan ketentuan peralatan makan yaitu :
a. Cara pencucian, pengeringan dan penyimpanan peralatan memenuhi
persyaratan agar selalu dalam keadaan bersih sebelum digunakan.
b. Peralatan dalam keadaan baik dan utuh.
c. Peralatan makan dan minum tidak boleh mengandung angka kuman
yang melebihi nilai ambang batas yang ditentukan.
d. Permukaan alat yang kontak langsung dengan makanan tidak ada sudut
mati dan halus.
e. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak mengandung zat
beracun.
Persyaratan Peralatan makan yaitu :
1. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak boleh
mengeluarkan zat beracun yang melebihi ambang batas sehingga membahayakan
kesehatan antara lain Timah (Pb), Arsenik (As), Tembaga (Cu), Seng (Zn),
Cadmium (Cd), Antimony (Sb).
2. Peralatan tidak rusak, retak dan tidak menimbulkan pencemaran
terhadap makanan.
3. Permukaan yang kontak langsung dengan makanan harus conus atau
tidak ada sudut mati, rata, halus dan mudah dibersihkan.
4. Peralatan harus dalam keadaan bersih sebelum digunakan.
15
5. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan yang siap disajikan
tidak boleh mengandung angka kuman yang melebihi ambang batas dan tidak
boleh mengandung E. coli per 0 cm² permukaan alat (Tumelap, 2011).
2.9.3 Escherichia coli dalam makanan
Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang termasuk ke dalam
golongan koliform dan secara normal hidup di dalam usus besar dan kotoran
manusia maupun hewan, oleh karena itu disebut juga koliform fekal sehingga
digunakan secara luas sebagai indikator pencemaran yang jika dikonsumsi bisa
menyebabkan diare (Herlina, 2012).
2.10 Baku Mutu Air
Air erat kaitannya dengan kesehatan, terdapat sekitar 20-30 macam
penyakit infektif terkait air, salah satu mekanisme penularan itu adalah
waterborne mechanism, yaitu penularan melalui kuman patogen di dalam air yang
menular kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan. Contoh
penyakitnya antara lain kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler dan
poliomyelitis (Sumantri, 2010). Beberapa komponen dan standar baku pada air
bersih meliputi berbagai aspek baik fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktifitas
(Permenkes 416, 1990).
16
2.11 Kerangka Teori
Teori dalam penelitian ini dijabarkan dengan status kesehatan pasar dan status
kelayakan pasar memengaruhi performa pasar sehat yang secara umum
digambarkan:
Gambar 2.1 Kerangka Teori
PASAR SEHAT
STATUS KELAYAKAN PASAR (bangunan pasar,
bangunan kios, tempat pembuangan sampah,
saluran limbah drainase, toilet, air bersih, tempat
penjualan bahan pangan & makanan,
pengendalian binatang penular penyakit,
keamanan pasar, tempat parkir, pedagang,
pengunjung)
(Sumber: Kepmenkes 519, 2008)
STATUS KESEHATAN PASAR ►Lokasi ►Bangunan Pasar ►Sanitasi ►Perilaku hidup bersih dan sehat ►Keamanan ►Fasilitas lain
(Sumber: Kepmenkes 519, 2008)
17
Penelitian ini akan menilai pasar dari status kesehatan dan kelayakannya
melalui berbagai variabel atau item penilaian dimana pada form I dengan 172 item
penilaian untuk dinilai dan pada form II dengan 59 item penilaian untuk dinilai
dan pada akhir penelitian akan dilihat perbandingan pasar tradisional Ciputat dan
pasar Modern BSD.
18
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Form I yang digunakan dalam penilaian status kesehatan pada penelitian
ini telah dimodifikasi karena keterbatasan peneliti dan item penilaian yang
memerlukan penilaian profesional di bidang lain, setelah dimodifikasi maka
diketahui nilai skor maksimal yang baru adalah 2.170 yang semula adalah 10.000
dan penentuan kategori kesehatan pasar dinilai dari persentase dari skor yang
diperoleh dimana nilai 100% adalah nilai 2.170
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Penilaian status kelayakan pasar atau form II, berjumlah 59 item penilaian
akan dinilai secara keseluruhan tanpa pengurangan item.
STATUS KESEHATAN PASAR (Bangunan Pasar, Sanitasi ,Perilaku hidup bersih dan sehat, Keamanan, Fasilitas lain )
STATUS KELAYAKAN PASAR
(bangunan pasar, bangunan kios,
tempat pembuangan sampah,
saluran limbah drainase, toilet, air
bersih, tempat penjualan bahan
pangan & makanan, pengendalian
binatang penular penyakit,
keamanan pasar, tempat parkir,
pedagang, pengunjung)
(Sumber: Kepmenkes 519, 2008)
Pasar sehat dan layak
(Sumber: Kepmenkes 519, 2008)
19
3.2 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No. Variabel
Penelitian
Definisi
Alat Ukur
Hasil Ukur Skala
Ukur
1. Status
kesehatan
pasar
Gambaran kesehatan pasar
yang diperoleh dari nilai
poin form I Kepmenkes
No.519 Tahun 2008
tentang penilaian
kesehatan pasar
Checklist
Form I
Kepmenkes
No.519 Tahun
2008,
meteran,
dokumentasi
- Tidak Sehat
(skor <60%).
- Kurang
sehat (skor
60%-74,9%)
- Sehat (skor
75%-100%)
Skala
Rasio
2. Status
kelayakan
pasar
Gambaran kelayakan
pasar yang diperoleh dari
nilai poin form II
Kepmenkes No.519
Tahun 2008 tentang
penilaian kelayakan pasar
Checklist
Form II
Kepmenkes
No.519 Tahun
2008,
meteran,
dokumentasi
- Kurang
layak (skor
<37
checklist).
- Cukup
layak (skor
38-46
checklist)
- Kelayakan
baik (skor 47
checklist atau
lebih)
Skala
Rasio
20
Tabel 3.1 (Lanjutan)
3. Bangunan
pasar
Bagian dari infrastruktur
pasar yang berfungsi
sebagai tempat
operasional kegiatan
pasar.
Form
observasi
Skor sesuai
yang
tercantum
pada form I
dan II
Skala
Rasio
4. Sanitasi Usaha kesehatan
masyarakat pada pasar
yang dilakukan baik oleh
pengelola, pedagang dan
pengunjung terhadap
berbagai faktor yang
mempengaruhi derajat
kesehatan manusia.
Form
observasi
Skor sesuai
yang
tercantum
pada form I
dan II
Skala
Rasio
5. Perilaku
hidup
bersih
dan sehat/
PHBS
Semua perilaku kesehatan
oleh pengelola, pedagang
dan pengunjung pasar
yang dilakukan atas
kesadaran sendiri
sehingga dapat
menolong dirinya sendiri
di bidang kesehatan.
Form
observasi
Skor sesuai
yang
tercantum
pada form I
dan II
Skala
Rasio
21
Tabel 3.1 (Lanjutan)
6. Keamanan
Pasar
Kondisi dan kesiapan
pasar secara umum dalam
mengelola keamanan.
Form
observasi
Skor sesuai
yang
tercantum
pada form I
dan II
Skala
Rasio
7. Fasilitas
pasar
Sarana dan prasarana yang
menunjang aktivitas di
pasar seperti tempat
parkir, toilet, masjid, pos
P3K.
Form
observasi
Skor sesuai
yang
tercantum
pada form I
dan II
Skala
Rasio
22
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan
metode checklist yang berpedoman pada Kepmenkes No.519 Tahun 2008.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah pasar Ciputat, yang berlokasi di
Jl.Raya Ciputat dan pasar modern BSD City.
4.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini meliputi observasi lapangan, wawancara tidak
terstruktur, dan studi literatur adalah pada bulan Mei-Juli Tahun 2014.
4.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasar di kota Tangerang
Selatan, dan sampel didapatkan dengan metode purposive sampling, yaitu dua
pasar dimana salah satu pasar tersebut adalah pasar tradisional yang telah
dimodernkan serta menjadi acuan untuk pasar bersih. Serta satu pasar lagi adalah
pasar tradisional yang memiliki masalah kebersihan pasar yaitu pasar tradisional
Ciputat.
Penilaian status kesehatan pasar dilakukan melalui observasi dan analisis
item-item yang tercantum pada form I yaitu terhadap tempat-tempat tertentu
23
seperti kios/los dan perlengkapannya, fasilitas pasar dan pendukungnya (seperti
toilet, tangga, atap, tempat sampah, alat angkut sampah, dll) cara penilaian pada
form I tergantung pada apa yang akan dinilai, seperti jarak kios maka akan
dilakukan observasi dan analisis dengan bantuan alat ukur meteran.
Penilaian terhadap hal seperti situasi dan kondisi pasar/sarana prasarana
pasar untuk status kesehatan pasar didapatkan melalui wawancara tidak terstruktur
kepada pihak pengelola pasar, pedagang dan pengunjung di masing-masing lokasi
di pasar yang pertanyaannya beragam terkait isi form I yang akan dinilai.
Observasi terhadap sarana dan prasarana dilakukan menyeluruh sehingga jika ada
sarana dan prasarana yang telah rusak/tidak lengkap/kondisi yang tidak
semestinya maka belum dianggap memenuhi syarat seperti yang tercantum pada
form I.
Penilaian status kelayakan pasar berbeda dengan status kesehatan pasar,
karena yang menjadi sampel adalah 6 tempat saja, yaitu:
a.) kios/los basah (kios daging, kios ikan, kios unggas potong)
b.) kios/los makanan matang/siap saji
c.) kios/los sayur mayor
d.) kios/los buah
e.) kios/los barang dagangan kering (beras, kelontong, baju)
f.) tempat penjualan unggas hidup;
Status kelayakan pasar dinilai yang akan diamati dari perilaku pedagang
dan pengunjung kios/los masing-masing kios/los sebanyak 1 orang sebagaimana
tercantum diatas.
24
4.4 Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dibagi dua berdasarkan pada
sumber diperolehnya data tersebut, yaitu:
1). Data Primer
Data Primer dikumpulkan melalui checklist observasi 2 buah form
sebagaimana telah dijelaskan dan juga melalui wawancara pihak
pengelola, pedagang dan pengunjung terkait pengisian form.
2). Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan melalui dokumen-dokumen pasar,
meliputi:
A.) Struktur organisasi pasar.
B.) Data unit/kios pasar.
C.) Data sumber daya manusia pengelola pasar.
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat-alat dan kelengkapan guna menjalankan penelitian
yaitu:
1). Alat tulis.
2). Lembar observasi Kepmenkes No. 519 Tahun 2008 sebagai instrumen
penelitian.
3). Kamera / alat dokumentasi.
4). Meteran: untuk mengukur jarak kios, los dan lain-lain.
5). Senter kecil: pemeriksaan jentik nyamuk.
25
6). Dokumen pasar/data sekunder.
4.6 Analisis Data
Penilaian dalam penelitian ini akan mengikuti panduan dari Kepmenkes
No.519 tahun 2008 dengan cara mencocokan kriteria yang ada di form dengan
kenyataan di lapangan dengan wawancara, observasi, dan pengukuran.
Kriteria yang tidak sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam form
observasi maka diisi dengan skor 0 (nol). Jika sesuai kriterianya, maka diisi
dengan nilai skor yang disediakan oleh form untuk item yang bersangkutan, skor-
skor tersebut akan dijumlahkan dan skor total akan menentukan kategori pasar
tersebut, dengan penggelompokkan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Penggolongan Hasil Skor Status Kesehatan
Status Kesehatan Penggolongan Penilaian Form I
Pasar Tidak Sehat Jika skor kurang dari 60%
Pasar Kurang Sehat Jika skor diantara 60%-74,99%
Pasar Sehat Jika skor berkisar 75%-100%
(Sumber: Kepmenkes 519 Tahun 2008)
Form II digunakan untuk penilaian status kelayakan pasar, dengan total 59
item penilaian dengan checklist yang dinilai secara keseluruhan dengan
hasil akhir penilaian adalah sebagai berikut:
26
Tabel 4.2 Penggolongan Hasil Skor Status Kelayakan
Status Kelayakan Penggolongan Penilaian Form II
Pasar Kurang Layak Jika checklist 37 buah atau kurang
Pasar Cukup Layak Jika checklist berkisar 38-46 buah
Pasar Kelayakan Baik Jika checklist 47 buah atau lebih
(Sumber: Kepmenkes 519 Tahun 2008)
27
BAB 5
HASIL
5.1 Profil Pasar Tradisional Ciputat
Pasar Ciputat adalah pasar tradisional, pasar yang dikelola perusahaan
daerah (PD) Pasar Jaya ini telah berdiri sejak tahun 1997 dengan luas lahan 5.670
m² dan luas bangunan 3.342 m², terdiri atas 3 lantai bangunan permanen, ruang
dagang yang tersedia antara lain kios sebanyak 1.132 unit, los sebanyak 238 unit
dan PKL berjumlah 276 orang, dengan jumlah total 1.646 unit dan komposisi
ruang dagang berdasarkan asal-usul bangunan adalah 80% APBD dan 20%
Swadaya.
Berdasarkan dokumen pasar Ciputat diketahui ruang dagang yang aktif
untuk kios berjumlah 489 unit, los sebanyak 51 unit dan PKL berjumlah 276,
dengan jumlah total 816 unit yang menjual setidaknya 41 jenis komoditi dagang,
bidang pengelolaan pasar terdiri atas pengurus pasar, keamanan dan kebersihan.
Jumlah tenaga pengurus pasar sebanyak 5 orang, tenaga keamanan
sebanyak 30 orang dan tenaga kebersihan sebanyak 21 orang, sarana dan
prasarana pasar antara lain 1 unit kantor pasar di lantai 2, mushola/masjid di lantai
2 sebanyak 1 unit, MCK sebanyak 5 unit dimana sumber air bersihnya adalah air
tanah, dan tempat pembuangan sementara (TPS) seluas 63m² di depan pasar
dengan kondisi rusak, dan 3 unit papan reklame.
28
5.2 Profil Pasar Modern BSD
Pasar Modern BSD adalah pasar yang dikelola SinarMas Land ini telah
berdiri sejak tahun 2004 dengan luas lahan 3 hektar dan luas bangunan 1,4 hektar.
Terdiri atas 1 lantai bangunan permanen dengan jam operasional yaitu
jam 04.00 – 17.00 ini didirikan sebagai bagian dari fasilitas umum (fasum) bagi
warga yang tinggal di BSD city dan berdasarkan wawancara dengan pihak
pengelola pasar diketahui bahwa pasar Modern BSD merupakan pasar
percontohan di daerah kota Tangerang Selatan untuk pasar yang bersih dan
nyaman.
Ruang dagang yang aktif untuk ruko berjumlah 100 unit, kios sebanyak
320 unit dan lapak berjumlah 296, dengan jumlah total 716 unit, bidang
pengelolaan pasar terdiri atas:
a.) Pengurus pasar: sebanyak 13 orang, terdiri atas kepala pasar yang
membawahi staf, admin, kasir, tenant relation (TR), dan maintenance (ME),
b.) Bagian keamanan: tenaga keamanan sebanyak 23 orang dari sumber
outsourcing,
c.) Bagian kebersihan: tenaga kebersihan pasar sebanyak 4 orang.
d.) Bagian Parkir: tenaga petugas/pengawas sebanyak 40 orang dari tenaga
outsourcing.
Sarana dan prasarana pasar antara lain 1 unit kantor pasar dan 1 unit
kantor keamanan, 1 unit mushola/masjid, 2 unit MCK dimana sumber air
bersihnya adalah PDAM, dan tempat pembuangan sementara (TPS) di sudut
kanan pasar.
29
5.3 Hasil Penilaian Status KesehatanPasar
a.) Penilaian bangunan pasar dengan penjabarannya:
1). Penilaian penataan ruang dagang (item analisis: 5 item, yaitu apakah:
1. Pembagian area sesuai dengan peruntukkannya / zoning
(analisis: pada kedua pasar area berjualan telah terkelompokkan
walaupun pada pasar Ciputat belum ada papan tandanya).
2. Zoning dengan identitas lengkap (Analisis: pada pasar Modern
BSD, zoning telah dibuat dengan identitasnya, sedangkan pasar
ciputat tidak ada petunjuk zoning yang jelas).
3. Lebar lorong antar los minimal 1,5 meter (Analisis: pasar
Ciputat belum memiliki lebar jarak seperti ini, pada pasar Modern
BSD jarak lebar telah terpisah lebih dari 1,5 meter).
4. Jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan
bangunan pasar minimal 10 meter atau dibatasi tembok (analisis:
pasar Modern BSD telah memenuhi hal ini, pada pasar Ciputat hal
ini belum dilakukan).
5. Pestisida dan bahan berbahaya beracun terpisah dengan zona
makanan dan bahan pangan (analisis: kedua pasar telah
memisahkan pestisida dan bahan beracun dari zona pangan).
30
2.) Penilaian ruang kantor pengelola (item analisis: 1 item, yaitu apakah:
1. Tersedia toilet dan tempat cuci tangan (analisis: pada area kantor
pengelola kedua pasar tersebut tersedia toilet dan tempat cuci
tangan).
3). Penilaian tempat penjualan bahan pangan dan makanan (item analisis:
77 item), yang meliputi:
3.1). Penilaian tempat penjualan bahan pangan basah (item analisis: 16
item, yaitu apakah:
1. Meja tempat penjualan
a. Tahan Karat (analisis: dalam observasi terlihat bahwa
meja-meja tempat penjualan bahan pangan basah pada
kedua pasar melalui observasi didapati bahwa meja terbuat
dari batu dan kayu yaitu bahan yang tahan karat).
b. Rata (analisis: dalam observasi terlihat bahwa meja-meja
tempat penjualan bahan pangan basah di kedua pasar
memiliki permukaan rata yang tidak membuat bahan yang
dijual jatuh dari meja).
c. Kemiringan (analisis: dalam observasi terlihat bahwa
meja-meja tempat penjualan bahan pangan basah di kedua
pasar memiliki kemiringan).
31
d. Tinggi 60 cm (analisis: dalam observasi terlihat bahwa
meja-meja tempat penjualan bahan pangan basah di pasar
Modern BSD telah memenuhi tinggi 60 cm, tapi tidak
semua untuk pasar Ciputat).
2. Karkas daging digantung (analisis: pada kedua pasar karkas
daging digantung).
3. Alat pemotong (talenan) tidak terbuat dari kayu, tidak beracun,
kedap air dan mudah dibersihkan (analisis: dalam observasi
terlihat talenan di kedua pasar tersebut masih terbuat dari kayu).
4. Tempat penyimpanan bahan pangan dengan rantai dingin (cold
chain) bersuhu (4-10°C) (analisis: pada observasi di tempat
penjualan bahan pangan basah kedua pasar hal ini tidak
ditemukan).
5. Tersedia tempat pencucian bahan pangan dan peralatan
(analisis: pada observasi di tempat penjualan bahan pangan basah
kedua pasar para pedagang menyediakan baskom/ember untuk
menyuci bahan pangan dan peralatannya).
6. Tempat cuci tangan dilengkapi:
a. Sabun (Analisis: Sabun tidak terlihat disediakan di area
pangan basah di dua pasar tersebut).
32
b. Air mengalir (Analisis: pada pasar Modern BSD ada
keran yang digunakan untuk membilas tangan oleh
pedagang, sedangkan pengunjung hanya mencelup tangan
ke baskom air).
7. Saluran pembuangan limbah:
a. Tertutup (analisis: melalui observasi tempat penjualan
bahan pangan basah di pasar Ciputat tidak punya saluran
pembuangan limbah, adapun pada pasar Modern BSD
terlihat ada saluran pembuangan dilantai).
b. Kemiringan (analisis: dalam observasi pada saluran
pembuangan pasar Modern BSD belum terlihat kemiringan
ke arah lubang saluran pembuangan).
8. Tempat sampah :
a. Terpisah sampah basah & kering (analisis: pada pasar
Ciputat hal ini belum dilakukan, pasar Modern BSD ada
yang telah memisahkan namun tidak seluruh tong
sampahnya membuat pemisahan ini).
b. Kedap air (analisis: dalam observasi pada tempat
penjualan bahan pangan basah di kedua pasar, tempat
sampah telah kedap air).
33
c. Tertutup (analisis: dalam observasi ditemukan pada
tempat penjualan bahan pangan basah tempat sampah pasar
ciputat terbuka, sedangkan pada pasar Modern BSD tempat
sampah telah tertutup semua).
9. Bebas binatang penular penyakit (vektor) & tempat
perindukannya (analisis: dalam observasi terlihat bahwa tempat
penjualan bahan pangan basah kedua pasar belum bebas vektor
penular penyakit, yaitu masih ada lalat di kedua pasar tersebut
bahkan tikus pada pasar Ciputat).
3.2). Penilaian tempat penjualan bahan pangan kering (item analisis:
10 item, yaitu apakah:
1. Meja tempat penjualan dengan: permukaan rata, mudah
dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm:
a. Permukaan rata (analisis: tempat penjualan bahan pangan
kering pada kedua pasar terlihat rata dan barang-barang
dapat ditata dengan rapi).
b. Mudah dibersihkan (analisis: pada kedua pasar meja
mudah dibersihkan karena bentuk yang sederhana dan tidak
berliku).
c. Tinggi minimal 60 cm (analisis: pada kedua pasar meja
penjualan bahan pangan kering telah memenuhi tinggi
34
minimal 60 cm, namun pada pasar ciputat masih ada meja
kecil yang tingginya kurang dari 60 cm).
2. Meja terbuat dari bahan tahan karat dan bukan dari kayu
(analisis: pada tempat penjualan bahan pangan kering di kedua
pasar, meja dari kayu masih digunakan).
3. Tempat sampah:
a. Terpisah sampah basah & kering (analisis: pada Tempat
penjualan bahan pangan kering pasar Ciputat hal ini belum
dilakukan, pasar Modern BSD ada yang telah memisahkan
namun tidak seluruh tong sampahnya membuat pemisahan
ini).
b. Kedap air (analisis: tempat sampah pada penjualan bahan
pangan kering pada pasar Modern BSD telah kedap air
namun tidak pada pasar Ciputat yang terbuat dari anyaman
bambu).
c. Tertutup (analisis: tempat sampah pasar ciputat terbuka
seluruhnya, sedangkan pada pasar Modern BSD tempat
sampah telah tertutup).
35
4. Tempat cuci tangan dilengkapi:
a. Dengan sabun (analisis: tidak ditemukan sabun pada
observasi di tempat penjualan bahan pangan kering).
b. Air mengalir (analisis: air mengalir hanya tersedia di
pasar Modern BSD, di pasar Ciputat belum terdapat tempat
cuci tangandi tempat penjualan bahan pangan kering).
5. Bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukkannya
(analisis: lalat masih ditemukan pada tempat penjualan bahan
pangan kering di kedua pasar tersebut).
3.3). Penilaian tempat penjualan makanan matang/siap saji (item
analisis: 18 item, yaitu apakah:
1. Tempat penyajian makanan:
a. Tertutup (analisis: pada kedua pasar tersebut, tempat
penyajian makanan masih ditutup seadanya atau tidak
ditutup).
b. Bahan tahan karat (analisis: dalam observasi pada kedua
pasar tersebut terlihat bahwa meja tempat penyajian
makanan umumnya kayu yang didempul dan diberi lapisan
plastik sehingga tidak berkarat).
36
c. Permukaan rata (analisis: meja-meja tempat makanan
disajikan terlihat rata pada observasi di kedua pasar
sehingga tidak membuat piring/gelas bergeser sendiri diatas
meja tersebut).
d. Mudah dibersihkan (analisis: dalam observasi terlihat
meja-meja di tempat makanan siap saji di kedua pasar
tersebut ada yang sudah kotor, cat terkelupas dan berkerak
sehingga tidak mudah dibersihkan).
e. Tinggi minimal 60 cm (analisis: dalam observasi terlihat
bahwa meja-meja di tempat makanan siap saji di kedua
pasar tersebut sudah lebih tinggi dari 60 cm).
2. Tempat cuci tangan dilengkapi:
a. Dengan sabun (analisis: pada kedua pasar tidak tersedia
sabun pada tempat penjualan makanan siap saji).
b. Air mengalir (analisis: pada kedua pasar telah tersedia air
mengalir pada penjualan makanan siap saji).
3. Tempat cuci peralatan:
a. Kuat (analisis: melalui observasi ditemukan bahwa
umumnya di tempat makanan siap saji di kedua pasar
tersebut tempat mencuci adalah ember/baskom yang masih
dalam kondisi baik, tidak terkelupas dan tidak retak).
37
b. Aman (analisis: melalui observasi ditemukan bahwa
umumnya di tempat makanan siap saji di kedua pasar
tersebut tempat mencuci adalah ember/baskom dan
posisinya ditempatkan di pinggir jalan yang bila tumpah
isinya bisa mengenai pedagang/konsumen sehingga tidak
tergolong aman).
c. Tidak berkarat (analisis: pada observasi di tempat
makanan siap saji di kedua pasar tersebut, yang digunakan
adalah baskom atau ember, tidak ada tempat mencuci yang
berkarat).
d. Mudah di bersihkan (analisis: dalam observasi terlihat
bahwa tempat mencuci berupa ember dan baskom di tempat
makanan siap saji di kedua pasar tersebut mudah
dibersihkan karena tingginya rata-rata setinggi lutut orang
dewasa).
4. Pisau yang digunakan untuk memotong bahan mentah dan
bahan matang harus berbeda dan tidak berkarat (analisis: pada
observasi di tempat makanan siap saji di kedua pasar tersebut, hal
ini telah terlihat di kedua pasar tersebut).
38
5. Saluran pembuangan limbah:
a. Tertutup (analisis: dalam observasi di tempat makanan
siap saji di kedua pasar terlihat bahwa air bekas cucian
hanya ditumpahkan ke tanah di sekitar tempat penjualan
makanan).
b. Kemiringan (analisis: dalam observasi di tempat
makanan siap saji di kedua pasar terlihat bahwa air bekas
cucian hanya ditumpahkan ke tanah yang tidak mempunyai
kemiringan).
6. Tempat sampah:
a. Terpisah basah dan kering (analisis: dalam observasi di
tempat makanan siap saji pada kedua pasar tidak ditemukan
tempat sampah yang memisahkan berdasarkan basah dan
kering).
b. Kedap air (analisis: dalam observasi di tempat makanan
siap saji pada pasar Ciputat tidak ditemukan tempat sampah
kedap air, sedangkan pada pasar Modern BSD tempat
sampah telah kedap air).
c. Bertutup (analisis: dalam observasi di tempat makanan
siap saji pada pasar Ciputat tidak ditemukan tempat sampah
39
tertutup, sedangkan pada pasar Modern BSD tempat
sampah telah tertutup).
7. Bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukannya
(analisis: dalam observasi pada tempat penjualan makanan siap
saji masih terlihat lalat di kedua pasar tersebut).
3.4). Penilaian area parkir (item analisis: 9 item, yaitu apakah:
1. Ada pemisah yang jelas dengan batas wilayah pasar (analisis:
pada pasar Modern BSD telah ada pemisahan, namun pada pasar
Ciputat tidak tersedia area parkir yang memang dibangun oleh
pasar sehingga pengunjung, pedagang, pengelola parkir tidak
tertata dengan baik, sehingga analisis tempat parkir di pasar
Ciputat dianggap tidak ada nilai).
2. Parkir mobil, motor, sepeda, andong/delman, becak terpisah
(analisis: pada pasar Modern BSD hal ini sudah terlihat).
3. Tersedia area parkir khusus kendaraan pengangkut hewan
hidup (analisis: pasar Modern BSD sudah memiliki hal ini).
4. Tersedia area khusus bongkar muat (analisis: pasar Modern
BSD sudah memiliki hal ini).
5. Tidak ada genangan air (analisis: pada observasi memang
tidak ditemukan genangan air pada pasar Modern BSD).
40
6. Tersedia tempat sampah setiap radius 10 meter (analisis:
tempat sampah pasar Modern BSD ada tapi jaraknya masih
berjauhan lebih dari 10 meter).
7. Ada jalur dan tanda masuk dan keluar kendaraan yang jelas
(analisis: pasar Modern BSD sudah memiliki hal ini).
8. Ada tanaman penghijauan (analisis: pasar Modern BSD sudah
memiliki hal ini).
9. Adanya area resapan air (analisis: pasar Modern BSD sudah
memiliki hal ini).
3.5). Penilaian konstruksi (item analisis: 24 item), meliputi:
3.5.1). Penilaian atap (item analisis: 3 item, yaitu apakah:
1. Atap:
a. Kuat (analisis: pada observasi atap pasar Ciputat tidak
lagi terlihat kuat karena ada bagian-bagian yang sudah
bergeser, dan pada atap pasar Modern tidak terlihat hal
seperti itu).
b. Tidak bocor (analisis: atap pasar ciputat telah ada yang
bocor, namun pada pasar modern BSD tidak ditemukan
kebocoran).
41
c. Tidak menjadi tempat perindukan vektor (analisis: pada
observasi terlihat atap pasar ciputat ada bagian atap yang
telah dipenuhi sampah sehingga diasumsikan menjadi
tempat perkembangbiakan vektor, pada pasar Modern BSD
atap terlihat bersih dan sangat miring sehingga tidak ada
tempat air bagi jentik nyamuk).
2. Kemiringan atap cukup dan tidak memungkinkan genangan air
(analisis: melalui beberapa observasi kemiringan atap pasar
cukup untuk membuat air curah mengalir kebawah pada kedua
pasar tersebut pada saat hujan turun).
3. Atap dengan ketinggian lebih 10 meter dilengkapi penangkal
petir (analisis: pada kedua pasar tersebut atap telah dilengkapi
penangkal petir).
3.5.2). Penilaian dinding (item analisis: 6 item, yaitu apakah:
1. Keadaan dinding:
a. Bersih (analisis: dinding pasar Ciputat telah banyak
coretan dan jamur, sementara pasar Modern BSD relatif
bersih).
b. Tidak lembab (analisis: pada dinding pasar ciputat ada
bagian yang lembab dan berjamur, hal yang serupa tidak
ditemukan pada pasar Modern BSD).
42
c. Berwarna terang (analisis: pada observasi di kedua pasar
tersebut, dinding di kedua pasar terlihat terang di cat warna
terang seperti putih, kuning, biru, oranye).
2. Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air terbuat
dari:
a. Bahan yang kuat (analisis: dalam observasi pada kedua
pasar terlihat dinding sudah terbuat dari batu yang
merupakan bahan yang kuat).
b. Kedap air (analisis: dalam observasi pada pasar Ciputat
terlihat lapisan dinding sudah ada yang terkelupas dan bisa
menangkap air yang membasahinya, pada pasar modern
dinding masih terawat dan kedap air).
3. Pertemuan lantai dengan dinding harus lengkung / conus
(analisis: dalam observasi pada kedua pasar tersebut hal ini sudah
terlihat dari adanya lengkungan tersebut, namun pada pasar
Ciputat lengkungan ini ada terihat kecacatannya).
3.5.3). Penilaian lantai (item analisis: 5 item, yaitu apakah:
1. Keadaan lantai:
a. Kedap air (analisis: dalam observasi pada pasar Modern
BSD terlihat lantai telah kedap air karena dilapisi marmer,
43
namun pada pasar Ciputat ada lantai yang disemen yang
tidak kedap air).
b. Rata (analisis: pada pasar Ciputat lantai ada yang sudah
rusak dan menimbulkan lubang-lubang kecil, pada pasar
Modern BSD lantainya rata).
c. Tidak licin (analisis: pada kedua pasar hal ini telah
terpenuhi).
d. Tidak retak (analisis: dalam observasi pada pasar
Ciputat, ditemukan lantai telah retak-retak, pada pasar
Modern BSD lantai tidak ditemukan tanda keretakan).
e. Mudah di bersihkan (analisis: lantai pasar Ciputat
kotorannya telah berkerak, agak sulit untuk dibersihkan.
Sedangkan lantai pasar modern BSD terbuat dari marmer
yang mudah dibersihkan).
2. Lantai kamar mandi, tempat cuci dan sejenisnya mempunyai
kemiringan ke saluran pembuangan (analisis: pada kedua pasar
air yang disiram kelantai kamar mandi terlihat masuk ke saluran
pembuangan yang artinya lantai kamar mandi kedua pasar telah
memilki kemiringan ke saluran pembuangan dan tidak terjadi
genangan).
44
3.5.4). Penilaian tangga (item analisis: 2 item, yaitu apakah:
1. Terdapat pegangan tangga (analisis: dalam observasi pada
kedua pasar terlihat terdapat pegangan pada tangga di pasar).
2. Kuat dan tidak licin (analisis: dalam observasi diketahui
bahwa tangga di kedua pasar tersebut masih memiliki tangga
yang kuat dan tidak licin).
3.5.5). Penilaian pintu dengan1 item analisis yaitu apakah kios/los
penjual daging, ikan dan sejenisnya menggunakan pintu yang dapat
membuka dan menutup sendiri atau tirai plastik untuk menghalangi
binatang atau serangga penular penyakit (analisis: pada kedua
pasar ditempat penjualan daging, ikan dan sebagainya hal ini
belum ditemukan pada observasi).
b.) Penilaian sanitasi dengan penjabarannya:
1). Penilaian air bersih (item analisis: 3 item, yaitu apakah:
1. Air bersih selalu tersedia dalam jumlah yang cukup (analisis:
dari hasil wawancara ke pada petugas toilet dan pengelola pasar
serta melalui pengamatan rutin tidak didapati kejadian sering
macetnya air bersih di kedua pasar).
2. Jarak sumber air bersih dengan septic tank minimal 10 meter
(analisis: kedua pasar telah memenuhi syarat ini karena telah
didesain dengan jamban leher angsa).
45
3. Pengujian air bersih dilakukan 6 bulan sekali (analisis: dari
wawancara dengan pengelola kedua pasar tersebut, diketahui
belum pernah ada pengujian air bersih pernah dilakukan).
2). Kamar mandi dan toilet (item analisis: 11 item, yaitu apakah:
1. Toilet: laki-laki dan perempuan terpisah dengan jumlah yang
cukup:
a. Terpisah (analisis: pada pasar Ciputat dan pasar Modern
BSD toilet telah terpisah).
b. Jumlah cukup (analisis: dalam observasi terlihat bahwa
jumlah kamar mandi telah cukup dengan bukti tidak adanya
antrean pengunjung yang mengantre masuk kamar mandi
pada kedua pasar tersebut).
2. Tersedia bak dan air bersih dengan jumlah cukup (analisis:
dalam observasi kamar mandi tidak ditemukan bak pada kedua
pasar tersebut).
3. Toilet dengan leher angsa (analisis: toilet kedua pasar telah
menggunakan jamban modern yaitu leher angsa).
4. Tersedia tempat cuci tangan dan sabun (analisis: dalam
observasi di kamar mandi kedua pasar ditemukan wastafel,
namun tidak dilengkapi dengan sabun).
46
5. Tersedia tempat sampah yang tertutup (analisis: pada observasi
terlihat tempat sampah pasar Modern BSD telah tertutup, namun
hal serupa tidak ditemukan pada pasar Ciputat).
6. Tersedia lubang septik tank yang memenuhi syarat kesehatan
(analisis: pada kedua pasar lubang septik tank lancar dan tidak
membuat air di toilet menggenangi lantai).
7. Letak toilet minimal 10 meter dari tempat penjualan makanan
dan bahan pangan (analisis: pada pasar Modern BSD telah
memenuhi hal ini, namun pada pasar Ciputat belum karena jarak
kamar mandi masih ada yang berdekatan dengan lokasi
berdagang).
8. Lantai kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan, dengan
kemiringan cukup (analisis: lantai kamar mandi di kedua pasar
tidak merupakan kayu maupun tanah dan punya kemiringan yang
membuat air tidak tergenang dilantai kamar mandi).
3). Penilaian pengelolaan sampah (item analisis: 15 item, yaitu apakah:
1. Setiap kios/lorong/los tersedia tempat sampah basah dan
kering (analisis: dalam observasi pada kedua pasar terlihat tidak
setiap kios/lorong/los mempunyai tempat sampah basah dan
kering).
47
2. Tempat sampah terbuat dari:
a. Bahan kedap air (analisis: untuk pasar Modern BSD telah
memenuhi, tapi pada pasar Ciputat tempat sampah terbuat
dari anyaman kayu).
b. Tidak mudah berkarat (analisis: Tempat sampah di pasar
Modern BSD tidak mudah berkarat, pada pasar Ciputat
tempat sampah mudah rusak jika terinjak).
c. Kuat (analisis: Tempat sampah di pasar Modern BSD
tidak mudah berkarat, pada pasar Ciputat tempat sampah
mudah rusak jika terinjak).
d. Tertutup (analisis: Tempat sampah di pasar Modern BSD
sudah tertutup, pada pasar Ciputat tidak ditemui ada yang
tertutup).
e. Mudah dibersihkan (analisis: Tempat sampah di pasar
Ciputat dan pasar Modern BSD mudah dibersihkan karena
terbuat dari bahan yang tidak dicat seperti
plastik/logam/kayu).
3. Tersedia alat pengangkut sampah:
a. Kuat (analisis: baik pada pasar Ciputat maupun pasar
Modern BSD kendaraan angkut sudah terlihat berkarat dan
cat nya terkelupas).
48
b. Mudah di bersihkan (analisis: pada pasar Ciputat maupun
pasar Modern BSD kendaraan angkut sudah tidak mudah
dibersihkan)
4. Tersedia tempat sampah pembuangan sementara:
a. Kuat (analisis: sampah pada pasar Ciputat umumnya
tersebar dilantai dan tengah jalan, pada Pasar Modern BSD
sampah dikumpulkan dalam wadah besi).
b. Kedap air (analisis: TPS pasar Modern kedap air namun
tidak tertutup).
c. Mudah di bersihkan (analisis: TPS pasar modern mudah
dibersihkan karena cat pada TPS belum terkelupas).
d. Mudah di jangkau (analisis: TPS terletak di ujung paling
kanan pasar dan dengan mudah dapat terlihat).
5. TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang penular
penyakit (analisis: pada kedua pasar terlihat anak lalat yang kecil
di daerah tumpukan sampah yang artinya TPS masih menjadi
tempat perindukan binatang penular penyakit, yaitu lalat).
6. TPS tidak dijalur utama pasar dan berjarak minimal 10 meter
dari bangunan pasar (analisis: hal ini hanya terpenuhi pada pasar
Modern BSD).
49
7. Sampah diangkut minimal 1 X 24 jam (analisis: pada kedua
pasar tersebut sampah telah diangkut minimal 1 X 24 jam,
dibuktikan berubah drastisnya tumpukan sampah dari hari ke
hari).
4). Penilaian drainase (item analisis: 4 item, yaitu apakah:
1. Tertutup dengan kisi-kisi, terbuat dari logam dan mudah di
bersihkan (analisis: tidak ada diantara kedua pasar yang
menggunakan saluran dari logam karena harga pengadaannya
tergolong mahal).
2. Limbah cair harus mengalir (analisis: limbah cair mengalir
pada kedua pasar, hanya saja pada pasar Ciputat lajunya sangat
pelan seakan-akan tidak mengalir).
3. Tidak ada bangunan di atas saluran (analisis: hal ini telah
terpenuhi pada kedua pasar).
4. Pengujian kualitas limbah cair berkala setiap 6 bulan sekali
(analisis: dari wawancara dengan pihak pengelola diketahui
kedua pasar tersebut belum melakukan hal ini).
5). Penilaian tempat cuci tangan (item analisis: 3 item, yaitu apakah:
1. Lokasi mudah dijangkau (analisis: dalam observasi pada pasar
ciputat tempat cuci tangan tidak mudah ditemukan kecuali ember
50
dan baskom yang dimiliki pedagang, pada pasar Modern BSD
mudah ditemukan namun didesain pada tempat lapak pedagang).
2. Dilengkapi sabun (analisis: dalam observasi pada kedua pasar
tidak terlihat sabun pada tempat cuci tangan di kedua pasar
tersebut, bahkan yang didalam toilet sekalipun).
3. Tersedia air mengalir (analisis: dalam observasi pada pasar
Ciputat yang ada adalah baskom air, sedangkan pada pasar
Modern sudah tersedia air mengalir).
6). Penilaian binatang penular penyakit/vektor (item analisis: 3 item, yaitu
apakah:
1. Los makanan siap saji dan bahan pangan harus bebas dari lalat
dan tikus (analisis: lalat masih ditemukan di los makanan siap
saji dan bahan pangan di kedua pasar tersebut).
2. Angka kepadatan tikus harus nol (analisis: pada pasar Modern
BSD tidak ditemukan tikus pada observasi, namun pada pasar
Ciputat ditemukan).
3. Container Index (CI) jentik nyamuk aedes tidak melebihi 5%
(analisis: pada pemeriksaan jentik di kamar mandi kedua pasar
tersebut dengan menggunakan senter kecil tidak terlihat jentik
nyamuk disebabkan tempat penampungan air bukan bak,
51
melainkan ember kecil yang seringkali kosong airnya, sehingga
tidak didapati jentik).
7). Penilaian kualitas makanan dan bahan pangan (item analisis: 3 item,
yaitu apakah:
1. Ikan, daging dan olahannya disimpan dalam suhu 0 s/d 4 °C
(analisis: pasar Ciputat belum melakukan hal ini, sedangkan pada
pasar modern BSD hal ini sudah dilakukan).
2. Sayur dan buah disimpan dalam suhu 10 °C, telur, susu dan
olahannya disimpan dalam suhu 5-7 °C (analisis: kedua pasar
pada observasi belum melakukan hal ini).
3. Penyimpanan bahan makanan dengan jarak 15 cm dari lantai,
5 cm dari dinding dan 60 cm dari langit-langit (analisis: pada
observasi kedua pasar telah melakukan hal di item ini).
8). Penilaian desinfeksi pasar (item analisis: 2 item, yaitu apakah:
1. Dilakukan secara menyeluruh 1 hari dalam sebulan (Analisis:
diketahui dari wawancara dengan pihak pengelola, kedua pasar
belum melakukan hal ini).
2. Bahan desinfeksi tidak mencemari lingkungan (analisis:
mengikuti item no.1 diatas maka nilai diberi 0 (nol)).
52
c.) Penilaian perilaku hidup bersih dan sehat/PHBS dengan
penjabarannya:
1). Penilaian pedagang dan pekerja (item analisis: 3 item, yaitu apakah:
1. Pedagang daging / unggas, ikan menggunakan alat pelindung
diri (Analisis: pada pasar Ciputat pedagang mayoritas tidak
menggunakan alat pelindung, sedangkan pasar Modern BSD
telah menggunakan).
2. Berperilaku hidup bersih dan sehat / PHBS (analisis: pedagang
pasar BSD telah memiliki PHBS yang baik dengan bukti antara
lain tidak meludah sembarangan, membuang sampah ke lantai,
merokok pada saat berjualan, hal serupa tidak ditemukan pada
pasar Ciputat).
3. Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala minimal 6
bulan sekali (Analisis: dari wawancara dengan pengelola pasar,
diketahui pasar belum melakukan hal ini).
2). Penilaian pengunjung (item analisis: 2 item, yaitu apakah
1. Berperilaku hidup bersih dan sehat / PHBS (analisis: pada
kedua pasar masih terlihat ada pengunjung pasar yang merokok,
meludah sembarangan dan buang sampah sembarangan di
berbagai lokasi di pasar-pasar tersebut).
53
2. Cuci tangan dengan sabun setelah memegang unggas/ hewan
hidup (analisis: pengunjung tidak melakukan hal ini pada kedua
pasar tersebut, pengunjung hanya mencelup-celup tangan pada
air di ember atau membilas dengan air botol).
3). Penilaian pengelola; item analisis: 1 item, yaitu apakah
memahami dan mempunyai keterampilan tentang hygiene
sanitasi dan keamanan pangan yaitu pernah mengikuti
kursus/pelatihan di bidang sanitasi dan hygiene (analisis:
pengelola kedua pasar telah mempunyai keterampilan ini
dibuktikan dari penghargaan dan dokumentasi di ruang kantor
pengelola).
d.) Penilaian keamanan pasar dengan penjabarannya:
1). Penilaian pemadam kebakaran (item analisis: 2 item, yaitu apakah:
1. Tersedia pemadam kebakaran dengan jumlah cukup dan
berfungsi:
a. Ada (analisis: alat pemadam kebakaran tersedia di kedua
pasar tersebut).
2. Adanya SOP penggunaan alat pemadam kebakaran (analisis:
dalam observasi hal ini tidak ditemukan pada kedua pasar
tersebut).
54
2). Penilaian keamanan (item analisis: 2 item, yaitu apakah:
1. Ada pos keamanan (analisis: pada pasar Ciputat dan pada
Pasar Modern BSD pos satpam telah ada).
2. Ada personil petugas keamanan (analisis: satpam terlihat
berjaga pada pasar Modern BSD, sementara di pasar Ciputat
tidak terlihat petugas keamanan berseragam tapi lebih terlihat
membaur di pasar dengan pedagang dan pengunjung).
e.) Penilaian fasilitas lain-lain dengan penjabarannya:
1). Penilaian tempat penjualan unggas hidup (item analisis: 7 item, yaitu
apakah:
1. Tersedia tempat khusus yang terpisah dari pasar utama
(Analisis: Pada pasar Modern BSD hal ini tersedia, pada pasar
ciputat tidak tersedia).
2. Mempunyai akses masuk dan keluar kendaraan pengangkut
unggas tersendiri (Analisis: pada pasar Modern BSD hal ini
tersedia disebelah paling kanan pasar dekat kantor keamanan,
pada pasar Ciputat tidak tersedia, kendaraan pengangkut unggas
hanya menepi didekat parkiran ruko).
3. Kandang tempat penampungan kuat dan mudah dibersihkan
(analisis: kandang unggas pada kedua pasar terbuat dari plastik
55
berwarna oranye kemerahan yang dikeraskan, sehingga kuat dan
mudah dibersihkan).
4. Tersedia sarana cuci tangan dengan sabun dan air bersih
(Analisis: pada pasar Ciputat hal ini tidak tersedia, pada pasar
Modern tersedia keran air).
5. Tersedia saluran pembuangan limbah (analisis: pada pasar
modern BSD hal ini sudah tersedia).
6. Tersedia penampungan sampah terpisah dari sampah pasar
(analisis: pada pasar Ciputat hal ini tidak tersedia, sebab sampah
masih ditumpuk di tengah dan sekitar jalan, sedangkan pada
pasar Modern hal ini telah tersedia).
7. Tersedia sarana desinfeksi khusus di pintu masuk (analisis:
pada kedua pasar fasilitas ini belum tersedia).
3). Penilaian pos P3K: Tersedia ruang pos pelayanan kesehatan dan
pertolongan pertama pada kecelakaan / P3K (analisis: pada observasi di
kedua pasar fasilitas pos P3K tidak ditemukan / belum ada).
Dengan merujuk pada tabel 4.1, hasil akhir dari penilaian status kesehatan
pasar Ciputat adalah “tidak sehat” dengan skor total 845 dari skor maksimal 2.170
yang berarti persentase status kesehatan pasar Ciputat adalah 38,94% dan status
kesehatan pasar Modern BSD adalah “kurang sehat” dengan skor total 1.473 dari
56
skor maksimal 2.170 yang berarti persentase status kesehatan pasar Ciputat adalah
67,88%.
5.4 Hasil Penilaian Status Kelayakan Pasar
Penilaian kelayakan pasar terdiri atas empat belas variabel, yang dinilai item
checklist yang terdapat didalamnya dimana pada item-item tersebut ada kondisi
yang dipersyaratkan sebagai syarat kelayakan pasar, berikut ini adalah hasilnya:
a. Bangunan Pasar
Dari total 9 checklist, pasar Ciputat memenuhi 3 checklist dan pada
pasar Modern BSD memenuhi 9 checklist.
b. Bangunan Kios /Los
Dari total 3 checklist, pasar ciputat mendapat 1 checklist dan pasar
Modern BSD 3 checklist.
c. Tempat Pembuangan Sampah
Dari total 5checklist, pasar Ciputat memenuhi 3 checklist dan pada
pasar Modern BSD memenuhi 4 checklist.
d. Saluran Limbah Dan Drainase
Dari total 3checklist, pasar Ciputat memenuhi 2 checklist dan pada
pasar Modern BSD memenuhi 3 checklist.
e. Toilet
Dari total 6 checklist, pasar Ciputat memenuhi 3 checklist dan pada
pasar Modern BSD memenuhi 4 checklist.
57
f. Air Bersih
Dari total 3 checklist, pasar Ciputat memenuhi 2 checklist dan pada
pasar Modern BSD memenuhi 3 checklist.
g. Tempat Penjualan Makanan dan Bahan Pangan
Dari total 9 checklist, pasar Ciputat memenuhi 4 checklist dan pada
pasar Modern BSD memenuhi 6 checklist.
h. Pengendalian Binatang Penular Penyakit
Dari total 3 checklist, pasar Ciputat dan pasar Modern BSD tidak
memiliki nilai.
i. Keamanan Pasar
Dari total 2 checklist, pasar Ciputat memenuhi 1 checklist dan pada
pasar Modern BSD memenuhi 2 checklist.
j. Pencahayaan, Suhu dan Kelembapan
Dari total 2 checklist, pasar Ciputat tidak memiliki nilai dan pada
pasar Modern BSD memenuhi 2 checklist.
k. Tempat Cuci Tangan
Dari total 2 checklist, pasar Ciputat tidak memiliki nilai dan pada
pasar Modern BSD memenuhi 1 checklist.
l. Tempat Parkir
Dari total 3 checklist, pasar Ciputat tidak memiliki nilai dan pada
pasar Modern BSD memenuhi 3 checklist.
58
m. Pedagang / Karyawan
Dari total 7 checklist, pasar Ciputat memenuhi 2 checklist dan pada
pasar Modern BSD memenuhi 6 checklist.
n.) Pengunjung
Dari total 2 checklist, pasar Ciputat memenuhi 1 checklist dan pada
pasar Modern BSD memenuhi 2 checklist.
Dengan menjumlahkan semua checklist maka diperoleh nilai untuk pasar
Ciputat sebanyak 20 checklist yang artinya kelayakannya kurang, dan untuk
pasar Modern BSD sebanyak 48 checklist yang artinya kelayakannya baik dari
total 59 item checklist berdasarkan tabel 4.2.
59
BAB 6
PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah pada pelaksanaan penilaian form I yang
tidak semuanya dilakukan penilaian itemnya karena penilaian-penilaian tersebut
membutuhkan dana yang tidak sedikit dan membutuhkan tenaga yang
berkompeten di bidang tertentu.
Item-item yang tidak dilakukan penilaiannya adalah seperti berikut ini:
a.) Pada Penilaian Konstruksi: tentang persyaratan bangunan tangga
memenuhi.
b.) Penilaian Pencahayaan pasar, baik pada ruang kantor pengelola, tangga
maupun keseluruhan pasar.
c.) Pada bagian penilaian sanitasi, tentang kualitas air bersih:
d.) Pada bagian penilaian sanitasi mengenai drainase: tentang pemenuhan
baku mutu limbah cair.
e.) Pada bagian penilaian sanitasi, mengenai binatang penular/vektor:
angka kepadatan kecoa maksimal 2 ekor per plate di titik pengukuran dan angka
kepadatan lalat maksimal 30 per gril net di tempat sampah dan drainase.
f.) Pada bagian penilaian sanitasi, mengenai kualitas bahan pangan:
makanan dalam kemasan tertutup disimpan dalam suhu 4-10 °C, tidak basi, tidak
mengandung bahan berbahaya, tidak mengandung residu pestisida diatas ambang
batas, kualitas makanan siap saji sesuai peraturan dan kebersihan peralatan
makanan maksimal 100 kuman per cm² permukaan dan E-coli nol.
60
g.) Pada bagian penilaian PHBS, mengenai pedagang dan pekerja:
pemeriksaan pedagang makanan siap saji tidak sedang menderita penyakit
menular langsung seperti: diare, hepatitis, TBC, kudis, dll
h). Pada bagian penilaian keamanan, mengenai persentase berfungsi
tidaknya alat pemadam kebakaran
i.) Pada bagian penilaian fasilitas lain-lain: penilaian fasilitas masjid dan
tentang persyaratan fasilitas pemotongan unggas umum.
Keterbatasan lainnya dari penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan
metode observasi yang dipengaruhi subjektifitas peneliti dalam menentukan
penilaian terhadap item-item variabel kesehatan pasar.
6.2 Status Kesehatan Pasar
6.2.1 Bangunan Pasar
Penilaian melalui observasi dan wawancara tidak terstruktur untuk
melakukan penilaian item pada form observasi, skor untuk bangunan pasar
Ciputat adalah sebesar 411, sedangkan pada penilaian bangunan pasar modern
BSD, diperoleh nilai sebesar 733 dengan penjabaran sebagai berikut:
61
Tabel 6.1 Perbandingan Penilaian Bangunan Pasar
Bangunan Pasar
Variabel Nilai Pasar
Ciputat
Nilai Pasar
Modern BSD
Penataan Ruang Dagang 60 85
Ruang Kantor Pengelola 20 20
Tempat Penjualan Bahan Pangan Basah 32 57
Tempat Penjualan Bahan Pangan Kering 20 90
Tempat Penjualan Makanan Siap Saji 29 46
Area Parkir 0 95
Atap 80 100
Dinding 85 100
Lantai 45 100
Tangga 40 40
Pintu 0 0
Berdasarkan tabel 6.1 yang masih menjadi masalah bagi kedua pasar
adalah pintu kios/los penjual daging, ikan dan sejenisnya menggunakan pintu
yang dapat membuka dan menutup sendiri atau tirai plastik untuk menghalangi
binatang atau serangga penular penyakit, dan ketiadaan area parkir,bangunan
pasar dan kelengkapan bangunan seperti dinding, tangga, lantai erat kaitannya
dengan kesehatan pasar, karena bangunan, dinding, tangga dan lantai yang licin
atau tidak terawat juga membahayakan bagi orang yang berada di pasar.
62
Dalam penelitian kesehatan pasar yang dilakukan di pasar Kapas
Krampung tahun 2012, ditemukan beberapa hal yang serupa dalam observasi
dalam penelitian ini seperti meja berjualan masih ada talenan yang terbuat dari
kayu, tidak ada tempat cuci peralatan yang memadai, serta dinding yang lembab
dan kotor (FKM Unair, 2012).
Penting untuk menyediakan pintu atau tirai pada area tertentu seperti
penjualan makanan basah atau siap saji, sebab lalat adalah vektor yang
berkembang biak pada sesuatu yang berbau tidak sedap (Nurmaini, 2001) dan jika
hal ini terjadi maka bisa menyebabkan wabah penyakit diare pada orang yang
memakan makanan yang dijual di area makanan siap saji.
6.2.2 Sanitasi
Penilaian sanitasi dalam hal ini meliputi ketersediaan air bersih, kamar
mandi dan toilet, pengelolaan sampah, drainase, tempat cuci tangan yang
dilengkapi sabun, pengendalian binatang penular penyakit/vektor, kualitas
makanan dan bahan pangan, dan desinfeksi pasar pada kedua pasar tersebut, pasar
Ciputat memperoleh nilai 184 dan pasar BSD memperoleh nilai 410 seperti yang
dijabarkan dalam tabel berikut:
63
Tabel 6.2 Perbandingan Penilaian Sanitasi Pasar
Sanitasi
Variabel Nilai Pasar
Ciputat
Nilai Pasar
Modern BSD
Air Bersih 60 60
Kamar Mandi dan Toilet 40 70
Pengelolaan Sampah 24 70
Drainase 50 80
Tempat Cuci Tangan 0 80
Binatang Penular Penyakit 0 40
Kualitas Bahan Pangan 10 10
Desinfeksi Pasar 0 0
Berdasarkan tabel 6.2, diketahui bahwa yang masih menjadi masalah bagi
kedua pasar adalah ketiadaan pelaksanaan desinfeksi pasar yang seharusnya
dilakukan sehari dalam sebulan dengan bahan desinfektan yang tidak mencemari
lingkungan, agar pengendalian vektor penyakit berjalan optimal.
Dalam penelitian kesehatan pasar yang dilakukan di pasar Kapas
Krampung tahun 2012, ditemukan beberapa hal yang serupa dalam observasi
penelitian ini seperti kondisi drainase masih terbuka, sampah basah dan sampah
kering belum dipisahkan, adanya vektor seperti lalat pada penjualan bahan mentah
(FKM Unair, 2012).
64
Pengendalian binatang penular penyakit juga masih menjadi masalah.
Mengingat vektor seperti lalat, tikus masih muncul dilingkungan pasar Ciputat
karena pengelolaan sampah yang belum baik (Sumantri, 2010).
Pengelolaan sampah yang belum berjalan baik (penutup pada tempat
sampah untuk menghalangi vektor, jarak tempat sampah lebih dari 10 meter
antara satu dengan yang lainnya, pemisahan sampah basah dan sampah kering)
akan menyebabkan vektor penyakit seperti lalat dan tikus meningkat populasinya
dan beresiko menyebabkan penyakit berbasis vektor seperti diare, typhus, disentri
dan lain-lain, pencegahan akan penyakit berbasis vektor ini bisa dilakukan lebih
efektif jika tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun.
6.2.4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pasar Ciputat dan Modern BSD melalui observasi disertai pertanyaan
kepada pengelola dua pasar tersebut tentang pelatihan sanitasi dan keamanan
pangan, didapatkan skor PHBS pasar Ciputat adalah sebesar 120 dan skor PHBS
pasar Modern BSD adalah 150.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pedagang yang berjualan di pasar
Ciputat masih memiliki perilaku tidak sehat seperti merokok saat berdagang,
buang sampah sembarangan, meludah sembarangan, perilaku seperti ini tidak ada
dalam observasi pada pedagang di pasar modern BSD.
65
Tabel 6.3 Perbandingan Penilaian PHBS
PHBS
Variabel Nilai Pasar
Ciputat
Nilai Pasar
Modern BSD
Pedagang/Pekerja 20 50
Pengunjung 0 0
Pengelola 100 100
Pengunjung pada kedua pasar tersebut belum memiliki PHBS yang baik,
dalam observasi terlihat bahwa pengunjung kedua pasar tersebut masih buang
sembarangan, meludah sembarangan, merokok dan tidak mencuci tangan
menggunakan sabun setelah memegang barang dagangan seperti daging dan ikan,
dalam observasi pengunjung terlihat hanya membasahi tangan dengan air setelah
memegang barang-barang tersebut, bukan mencuci tangan dengan air mengalir
dan sabun.
Dalam penelitian kesehatan pasar yang dilakukan di pasar Kapas
Krampung tahun 2012, ditemukan beberapa hal yang serupa dalam observasi
dalam penelitian ini seperti PHBS pengunjung pasar yang belum baik, contohnya
pengunjung masih membuang sampah sembarangan dan merokok di pasar (FKM
Unair, 2012).
Pengelola pasar telah mempunyai pengetahuan hygiene sanitasi dan
keamanan pangan, hal ini diketahui dari wawancara dan dokumentasi di ruang
66
kantor pengelola berupa piagam, sertifikat pelatihan dan alat-alat kit pelatihan
keamanan pangan.
PHBS merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena merupakan
program yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan yang mempunyai visi
yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan
perilaku sehat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bemutu, adil
dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Wulansari,
2013).
6.2.5 Keamanan
Dari nilai maksimal sebesar 170 dan komponen yang dinilai sebanyak 7
item, keamanan pasar Modern BSD memperoleh skor 130 dan keamanan pasar
Ciputat juga memperoleh skor sebesar 130.
Tabel 6.4 Perbandingan Penilaian Keamanan Pasar
Keamanan Pasar
Variabel Nilai Pasar
Ciputat
Nilai Pasar
Modern BSD
Pemadam Kebakaran 30 30
Keamanan 100 100
Observasi pada kedua pasar menunjukkan bahwa kedua pasar tersebut
telah memiliki pendukung keamanan seperti alat pemadam kebakaran dan
petunjuk penggunaannya serta pos keamanan dan personil/petugas keamanan, pos
67
keamanan pasar Ciputat terletak di lantai 2 dekat kantor pengelola dan pos
keamanan pasar Modern ada di pintu masuk paling kanan, dimana seragam yang
dipakai oleh petugas di pasar Ciputat berwarna hijau tua dan seragam petugas
keamanan pasar Modern BSD berwarna putih dengan celana hitam.
6.2.6 Fasilitas lain-lain
Penilaian fasilitas lain disini adalah penilaian kesehatan tempat ibadah,
penjualan unggas hidup dan pos pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
dengan nilai maksimalnya adalah sebesar 180, pasar Ciputat memperoleh nilai 20
dan pasar Modern BSD memperoleh nilai 70 seperti yang tercantum pada tabel
dibawah ini:
Tabel 6.5 Perbandingan Penilaian Fasilitas lain-lain Pasar
Fasilitas Lain-lain
Variabel Pasar Ciputat Pasar Modern
BSD
Tempat Penjualan Unggas 20 70
Pos P3K 0 0
Berdasarkan tabel 6.5 diketahui bahwa ketiadaan pos P3K masih menjadi
masalah bagi kedua pasar tersebut, mengingat peraturan menteri tenaga kerja dan
transmigrasi 2008 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja
dimana tempat yang jumlah pekerja/pengunjungnya melebihi 150 orang harus
tersedia setidaknya 1 orang petugas P3K (Permen Transmigrasi,2008).
68
Tempat penjualan unggas sangat penting untuk memiliki desinfeksi di
tempat masuk dan memiliki sarana cuci tangan dengan sabun agar orang yang
bekerja didalamnya bisa menjaga kebersihan, hal ini penting terutama kaitannya
dengan kemungkinan wabah flu burung (Avian Influenza) pada tempat yang padat
unggas seperti area pemotongan dan berpotensi menyebar ke daerah sekitarnya.
6.3 Status Kelayakan Pasar
Berdasarkan panduan penilaian form II kepmenkes 519, maka hasil
penilaian status kelayakan adalah pasar Ciputat kurang layak dengan skor 20 dan
pasar Modern BSD kelayakan baik dengan skor 48, berikut adalah penyajian
penilaian status kelayakan pasar Ciputat dan Pasar Modern BSD:
Tabel 6.6 Hasil Penilaian Kelayakan Pasar
SUBSTANSI YANG
DINILAI
PENILAIAN
Pasar
Ciputat
Pasar
Modern
BSD
A BANGUNAN PASAR
1 Bangunan pasar terpelihara ✔
2 Lingkungan pasar bersih
setiap hari
✔
3 Jalan dan lorong dalam pasar
tidak ada sampah berserakan
✔
4 Pasar tidak bau, tidak gelap,
tidak pengap, memiliki lubang
angin/ventilasi dan
pencahayaan yang baik
✔
69
Tabel 6.6 (Lanjutan)
5 Lantai tidak retak, rata, tidak
licin dan mudah dibersihkan
✔
6 Lantai tidak ada genangan air ✔ ✔
7 Semua bahan dan peralatan
yang digunakan diletakkan
pada tempatnya dan tidak
menghalangi jalan/lorong
✔ ✔
8 Semua fasilitas pasar terawat
baik dan bersih
✔
9 Lorong pasar tidak digunakan
untuk berjualan ✔ ✔
B BANGUNAN KIOS /LOS
1 Setiap kios/los bersih dan
tidak ada sampah berserakan
✔
2 Tidak ada sampah menumpuk
dan membusuk
✔
3 Ada meja tempat berjualan
dan kondisi bersih ✔ ✔
C TEMPAT PEMBUANGAN
SAMPAH
1 Mempunyai tempat
penampungan sampah
sementara (TPS)
✔ ✔
2 TPS tidak bau, tidak ada
sampah berserakan
✔
3 Tersedia tempat sampah di
setiap kios
✔
4 Tersedia tempat sampah di los
pasar
✔
5 Ada pemisahan sampah basah
dan sampah kering
70
Tabel 6.6 (Lanjutan)
D SALURAN LIMBAH DAN
DRAINASE
1 Saluran limbah cair / drainase
disemen dan ditutup dengan
kisi-kisi dari logam
✔ ✔
2 Aliran air limbah / drainase
lancar ✔ ✔
3 Selokan/sayuran air di los
basah (ikan, daging, unggas
potong, sayur mayor, tempat
pemarutan kelapa) tidak ada
genangan air
✔
E TOILET
1 Tersedia toilet laki-laki dan
perempuan dan tidak antri ✔
2 Toilet bersih, tidak berbau dan
tidak ada jentik nyamuk
✔
3 Mempunyai lubang
angin/ventilasi dan cukup
cahaya
4 Tersedia air yang cukup ✔ ✔
5 Tersedia tempat cuci tangan
yang dilengkapi dengan sabun
6 Ada penanggung jawab
pemeliharaan dan kebersihan
toilet
✔ ✔
F AIR BERSIH
1 Tersedia air bersih dengan
jumlah yang cukup dan
mengalir dengan lancar
✔ ✔
71
2 Kran air terletak ditempat
yang strategis dan mudah
dijangkau
✔
Tabel 6.6 (Lanjutan)
3 Air yang digunakan harus
bersih, tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak berasa
✔ ✔
G TEMPAT PENJUALAN
MAKANAN DAN BAHAN
PANGAN
1 Los tempat penjualan
makanan dan bahan pangan
tersedia tempat cuci tangan
dengan air mengalir yang
dilengkapi dengan sabun
2 Meja/tempat untuk menjual
makanan dan bahan pangan
60 cm diatas lantai
✔ ✔
3 Tempat pemotongan ayam
berada di lokasi khusus di luar
bangunan pasar
✔
4 Tempat penjualan makanan &
bahan pangan terbuat dari
bahan tahan karat, bukan dari
kayu
✔
5 Alas pemotong (talenan)
untuk makanan dan bahan
pangan tidak terbuat dari kayu
6 Tersedia alat pendingin atau
menggunakan es batu untuk
tempat penyimpanan ikan
segar, daging dan unggas
potong yang akan dijual
✔ ✔
7 Penyajian dagangan
dikelompokkan sesuai
jenisnya
✔ ✔
72
8 Pernah dilakukan
pengambilan contoh makanan
untuk pemeriksaan ke
laboratorium oleh petugas
✔ ✔
Tabel 6.6 (Lanjutan)
9 Untuk pedagang makanan siap
saji pernah dilakukan usap
dubur oleh petugas kesehatan
H PENGENDALIAN
BINATANG PENULAR
PENYAKIT
1 Dilakukan penyemprotan
lalat, nyamuk dan tikus secara
berkala minimal 2 kali
setahun
2 Tidak ada lalat di tempat
penjualan makanan matang
(siap saji)
3 Tidak ada binatang peliharaan
(kucing / anjing) berkeliaran
di dalam pasar
I KEAMANAN PASAR
1 Pengelola harus menjaga
keamanan pasar ✔ ✔
2 Alat pemadam kebakaran
tersedia dalam jumlah cukup
diletakkan di tempat yang
strategis dan mudah dijangkau
✔
J PENCAHAYAAN, SUHU
DAN KELEMBAPAN
1 Pencahayaan alam dan buatan
cukup terang untuk
melakukan kegiatan
✔
2 Suhu di setiap kios/los tidak
panas dan tidak pengap
✔
73
K TEMPAT CUCI TANGAN
1 Tersedia tempat cuci tangan
dengan air mengalir dengan
jumlah yang cukup
✔
Tabel 6.6 (Lanjutan)
2 Dilengkapi sabun, dijaga
kebersihannya dan terletak di
lokasi yang mudah dijangkau
L TEMPAT PARKIR
1 Tersedia tempat parkir untuk
kendaraan roda dua, roda tiga,
roda empat dan tempat
bongkar muat barang
kendaraan
✔
2 Tempat parkir untuk
kendaraan pengangkut unggas
hidup harus terpisah dari
kendaraan lain
✔
3
Jalur masuk dan keluar pasar
terpisah dengan jelas
✔
M PEDAGANG /
KARYAWAN
1 Pedagang dan atau karyawan
menggunakan pakaian kerja
dan alat pelindung diri (APD
sepcerti celemek, sepatu boot,
sarung tangan, tutup
kepala/topi)
✔
2 Ada kelompok atau asosiasi
pedagang pasar ✔ ✔
74
3 Ada pelatihan dalam rangka
meningkatkan kebersihan,
keamanan dan kesehatan pasar
bagi pedagang dan pengelola
pasar dalam tiga (3) bulan
terakhir
4 Tidak merokok saat berjualan ✔
5 Tidak meludah sembarangan ✔ ✔
Tabel 6.6 (Lanjutan)
6 Pedagang daging, ikan, dan
unggas hidup selalu mencuci
tangan dengan air dan sabun
setelah menjamah barang
dagangannya
✔
7 Kuku pedagang pendek dan
bersih
✔
N PENGUNJUNG
1 Tersedia himbauan/slogan
untuk masyarakat pengunjung ✔ ✔
2 Pengunjung/pembeli
berperilaku PHBS (cuci
tangan pakai sabun setelah
menjamah ikan, daging,
unggas potong, unggas hidup
dan makanan matang, tidak
buang sampah sembarangan,
tidak meludah dan
sebagainya)
✔
Tabel 6.6 menunjukkan bahwa bangunan pada pasar Ciputat dan pada
bangunan kiosnya memiliki kelayakan yang rendah karena tidak terpelihara, tidak
tertata rapi dan tidak bersih setiap hari, karena banyak sampah yang dibuang ke
lantai pasar baik organik maupun non-organik, hal ini disebabkan rendahnya
75
kesadaran pedagang maupun pengunjung akan kebersihan dan juga karena tempat
sampah yang tidak tersedia dengan baik.
Tempat pembuangan sampah (TPS) pada kedua pasar tidak memiliki
pemisahan sampah basah dan sampah kering dan pada pasar Ciputat tempat
sampah tidak mudah dijumpai di setiap kios dan los, penyediaan air bersih sudah
cukup layak untuk kedua pasar, namun tempat cuci tangan tidak dilengkapi
dengan sabun, pada pasar modern botol sabun ditemukan dalam keadaan kosong.
Pengendalian vektor pada kedua pasar belum layak sebab tidak diadakan
penyemprotan dua tahun sekali secara menyeluruh, dan masih ditemukan lalat di
tempat penjualan makanan cepat saji serta masih banyak ditemukan binatang
peliharaan seperti kucing dan anjing pada kedua pasar tersebut.
Pedagang dan pengunjung kedua pasar juga menunjukkan perbedaan pada
kedua pasar tersebut, pedagang pasar tradisional tidak menggunakan APD dan
tidak mencuci tangan dengan sabun setelah menjamah barang dagangannya, untuk
pasar modern pedagang dan pengunjung juga tidak mencuci tangan dengan sabun
namun pedagang telah menggunakan APD, perbedaan ini menurut hasil
wawancara dengan pengelola pasar Ciputat disebabkan kurangnya kesadaran
pedagang yang telah terbiasa dengan keadaan tersebut.
Penilaian tabel 6.6 juga menunjukkan bahwa yang menjadi masalah dalam
pasar kelayakan Ciputat adalah tempat parkir yang tidak tersedia secara resmi
melainkan kendaraan pengunjung parkir di tempat lain yang mengakibatkan
bercampurnya antara kendaraan roda dua/empat.
76
Bangunan pasar yang tidak terawat dan berimbas pada pengapnya suhu
dan buruknya pencahayaan pada pasar tersebut, menurut Manuaba (1992)
lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh manusia untuk dapat
beraktifitas secara optimal dan produktif, maka lingkungan kerja yang meliputi
suhu dan pencahayaan harus ditangani dan didesain secara baik (Cahyadi, 2011).
Masalah yang penting diperhatikan bagi kedua pasar tersebut adalah
pengendalian binatang penular penyakit/vektor dimana kedua pasar tersebut
kosong dari checklist dalam hal tersebut, hal ini terkait juga dengan penilaian
status kesehatan pasar dimana ditemukan tidak adanya pintu atau penghalang
vektor yang memadai pada tempat penjualan daging/ikan dan tidak adanya
pelaksanaan desinfeksi pada kedua pasar tersebut, akan menyebabkan
meningkatnya populasi vektor penyakit di lingkungan pasar.
77
BAB 7
SIMPULAN & SARAN
7.1 Simpulan
1). Status Kesehatan Pasar Ciputat adalah “tidak sehat” dengan skor total 845
atau 38,94% dan status kesehatan pasar Modern BSD adalah “kurang sehat”
dengan skor total 1.473 atau 67,88%.
2). Status kelayakan pasar Ciputat adalah “kurang layak” dengan skor total 20
checklist dari skor maksimal 59 checklist dan status kelayakan pasar Modern
BSD adalah “baik” dengan skor total 48 checklist dari skor maksimal 59
checklist.
7.2 Saran
7.2.1 Bagi Pihak Pasar:
78
1). Menyediakan tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun untuk
ditempatkan pada daerah penjualan unggas, bahan pangan kering, bahan
pangan basah, makanan siap saji dan toilet.
2). Menyediakan pos pelayanan kesehatan P3K bagi pengelola,
pedagang/pekerja dan pengunjung.
3). Melakukan pengendalian binatang penular penyakit/vektor di
lingkungannya yaitu dengan menyediakan pintu atau penghalang vektor pada
daerah penjualan daging dan ikan serta melakukan desinfeksi pasar sebulan
sekali secara menyeluruh dengan bahan yang tidak mencemari lingkungan.
4). Menyediakan tempat sampah yang kuat dan tertutup guna menghindari
perkembangbiakan binatang penular penyakit/vektor.
5). Memisahkan antara sampah basah dan sampah kering pada tempat sampah
yang diletakkan pada daerah penjualan unggas, bahan pangan kering, bahan
pangan basah, makanan siap saji dan toilet.
6). Melakukan pengujian air bersih dan desinfeksi pasar setiap 6 bulan sekali.
79
DAFTAR PUSTAKA
Abejegah.2013. Market Sanitation: a Case Study of Oregbeni Market, Benin-City,
Edo State, Nigeria. International Journal of Basic, Applied and Innovative
Research
Aryani, Dwinita.2011.Efek Pendapatan Pedagang Tradisional Dari Ramainya
Kemunculan Minimarket di Kota Malang. Malang: Journal Unnes
Cahyadi, Dwi.2011. Pengukuran Lingkungan Fisik Kerja Dan Workstation Di
Kantor Pos Pusat Samarinda.Jurnal Eksis Polnes
Detaktangsel.2014. http://fuziant.com/tangerang-selatan/item/1436-pasar-ciputat-
makin-kumuh-dan-semrawut (diakses pada 4 Maret 2015)
FKM Unair. 2012. Sanitasi Tempat-tempat Umum Kapas Krampung Plaza(Kaza).
FKM Unair.Surabaya
Herlina Sitinjak, Lely. 2011. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dengan Kejadian Diare di Desa Pardede Onan Kecamatan Balige Tahun 2011
80
Kabar6.com.2012.http://www.kabar6.com/tangerang-raya/tangerang-
selatan/6037-pasar-ciputat-kotor-dan-bau-wali-kota-tangsel-pusing.html(diakses
pada 4 Maret 2015)
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia.2013.Mendag: Pasar BSD Serpong
Acuan Revitalisasi Pasar Percontohan.Pusat Hubungan Masyarakat
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia.Jakarta
Kementrian Kesehatan RI.2008. Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat. Jakarta
Komariah, Seftiani Pratita. 2011. Pengendalian Vektor. Journal Program Pasca
Sarjana Bina Husada. Palembang
Kuncoro, Mudrajad, Prof.Ph.D,M.Soc.Sc. 2008. Strategi Pengembangan Pasar
Modern dan Tradisional Indonesia. KADIN
Natadisastra, Djaenudin, dr.Sp.Park.2009. Parasitologi Kedokteran-ditinjau dari
organ tubuh yang diserang. Jakarta:EGC
Nurmaini. 2001. Identifikasi, vektor dan binatang pengganggu serta pengendalian
Anopheles aconitus secara sederhana. Fakultas Kesehatan Masyarakat.USU
Peraturan Menteri Dalam Negeri.2008..Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Jakarta
Peraturan Menteri Dalam Negeri No: 53/M-DAG/PER/12/2008
Peraturan Pemerintah No.28 tahun 2004 tentang keamanan pangan, mutu dan gizi
pangan
81
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang penataan
dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern
Retno, Andriani.2005. Jurnal kesehatan lingkungan, vol.1, no.2,
Januari,Surabaya
Standar Nasional Indonesia.2007. Badan Standarisasi Nasional.Jakarta
Sumantri, Arif.2010. Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam.Prenada Media
Group.Jakarta
Suryadharma,Daniel.dkk.2007.Dampak Supermarket terhadap pasar dan
pedagang ritel tradisional di daerah perkotaan di Indonesia. Lembaga
Penelitian SMERU
Tumelap.J, Henny. 2011. Kondisi bakteriologik peralatan makanan di rumah
makan Jombang Tikala Manado. Jurnal Kesehatan Lingkungan Kementrian
Kesehatan Manado. Manado
Wulansari, Kartika. 2013. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pasca
Program Kesehatan Desa Siaga: Studi Deskriptif Respon Masyarakat
Terhadap Implementasi Program Kesehatan Desa Siaga Di Desa Mlirip,
Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. FISIP, Universitas Airlangga
82
Lampiran Form I: Penilaian Status Kesehatan Pasar Ciputat
No. VARIABEL
UPAYA
KOMPONEN
YANG DINILAI
NILAI SKOR
1 2 3 4 5
B BANGUNAN
PASAR
1 Penataan
ruang dagang
1. Pembagian
area sesuai
dengan
peruntukkannya
(zoning)
30 30
2. Zoning
dengan identitas
lengkap
10 0
3. Lebar lorong
antar los
minimal 1,5
meter
15 15
4. Jarak tempat
penampungan
dan pemotongan
unggas dengan
bangunan pasar
30 0
83
minimal 10
meter atau
dibatasi tembok
5. Pestisida dan
bahan berbahaya
beracun terpisah
dengan zona
makanan dan
bahan pangan
15 15
3 Ruang kantor
pengelola
1. Tersedia toilet
dan tempat cuci
tangan
20 20
4 Tempat
penjualan
bahan pangan
dan makanan
4.1 Tempat
penjualan
bahan pangan
basah
1. Meja tempat
penjualan (nilai
10)
a. Tahan Karat
b. Rata
c. Kemiringan
d. Tinggi 60 cm
4
2
2
2
0
2
2
2
2. Karkas daging
digantung
8 8
3. Alat pemotong
(talenan) tidak
terbuat dari
kayu, tidak
beracun, kedap
air dan mudah
dibersihkan
15 0
4. Tempat
penyimpanan
bahan pangan
dengan rantai
dingin (cold
chain) bersuhu
15 0
84
(4-10 °C)
5. Tersedia
tempat
pencucian bahan
pangan dan
peralatan
8 8
6. Tempat cuci
tangan
dilengkapi: (nilai
14)
a. Sabun 6 0
b. Air mengalir 8 0
7. Saluran
pembuangan
limbah: (nilai
10)
a. Tertutup 5 5
b. Kemiringan 5 5
8. Tempat
sampah (nilai
10):
a. Terpisah
(sampah basah &
kering)
4 0
b. Kedap air 3 0
c. Tertutup 3 0
9. Bebas
binatang penular
penyakit (vektor)
& tempat
perindukannya
10 0
4.2 Tempat
penjualan
bahan pangan
kering
1. Meja tempat
penjualan
dengan:
permukaan rata,
mudah
85
dibersihkan,
dengan tinggi
minimal 60 cm
(nilai 20)
a. Permukaan
rata
10 10
b. Mudah
dibersihkan
5 5
c. Tinggi
minimal 60 cm
5 5
2. Meja terbuat
dari bahan tahan
karat dan bukan
dari kayu
20 0
3. Tempat
sampah (nilai
20):
a. Terpisah basah
dan kering
10 0
b. Kedap air 5 0
c. Bertutup 5 0
4. Tempat cuci
tangan
dilengkapi (nilai
20):
a. Dengan sabun 6 0
b. Air mengalir 14 0
5. Bebas vektor
penular penyakit
dan tempat
perindukkannya
20 0
4.3 Tempat
penjualan
makanan
matang/siap
1. Tempat
penyajian
makanan (nilai
20) :
86
saji
a. Tertutup 8 0
b. Bahan tahan
karat
3 0
c. Permukaan
rata
3 3
d. Mudah di
bersihkan
3 3
e. Tinggi
minimal 60 cm
3 3
2. Tempat cuci
tangan
dilengkapi (nilai
20):
a. Dengan sabun 6 0
b. Air mengalir 14 0
3. Tempat cuci
peralatan (nilai
20) :
a. Kuat 6 0
b. Aman 4 0
c. Tidak berkarat 4 0
d. Mudah di
bersihkan
6 0
4. Pisau yang
digunakan untuk
memotong bahan
mentah dan
bahan matang
harus berbeda
dan tidak
berkarat
10 10
5. Saluran
pembuangan
limbah (nilai
87
10):
a. Tertutup 5 5
b. Kemiringan 5 5
6. Tempat
sampah (nilai
10) :
a. Terpisah basah
dan kering
6 0
b. Kedap air 2 0
c. Bertutup 2 0
7. Bebas vektor
penular penyakit
dan tempat
perindukannya
10 0
4.4 Area Parkir 1. Ada pemisah
yang jelas
dengan batas
wilayah pasar
15 0
2. Parkir mobil,
motor, sepeda,
andong/delman,
becak terpisah
10 0
3. Tersedia area
parker khusus
kendaraan
pengangkut
hewan hidup
10 0
4. Tersedia area
khusus bongkar
muat
10 0
5. Tidak ada
genangan air
10 0
6. Tersedia
tempat sampah
setiap radius 10
15 0
88
meter
7. Ada jalur dan
tanda masuk dan
keluar kendaraan
yang jelas
10 0
8. Ada tanaman
penghijauan
10 0
9. Adanya area
resapan air
10 0
4.5 Konstruksi:
4.5.1 Atap 1. Atap (nilai
40):
a. Kuat 20 20
b. Tidak bocor 10 0
c. Tidak menjadi
tempat
perindukan
vektor
10 0
2. Kemiringan
atap cukup dan
tidak
memungkinkan
genangan air
40 40
3. Atap dengan
ketinggian lebih
10 meter
dilengkapi
penangkal petir
20 20
4.5.2 Dinding 1. Keadaan
dinding (nilai
40)
a. Bersih 15 0
b. Tidak lembab 15 15
c. Berwarna
terang
10 10
89
2. Permukaan
dinding yang
selalu terkena
percikan air
terbuat dari (nilai
40) :
a. Bahan yang
kuat
20 20
b. Kedap air 20 20
3. Pertemuan
lantai dengan
dinding harus
lengkung (conus)
20 20
4.5.3 Lantai 1. Keadaan lantai
(nilai 70) :
a. Kedap air 15 0
b. Rata 15 0
c. Tidak licin 15 15
d. Tidak retak 10 0
e. Mudah di
bersihkan
15 0
2. Lantai kamar
mandi, tempat
cuci dan
sejenisnya
mempunyai
kemiringan ke
saluran
pembuangan
30 30
4.5.4 Tangga 1. Terdapat
pegangan tangga
20 20
2. Kuat dan tidak
licin
20 20
4.5.5 Pintu Khusus kios/los
penjual daging,
ikan dan
100 0
90
sejenisnya
menggunakan
pintu yang dapat
membukan dan
menutup sendiri
atau tirai plastik
untuk
menghalangi
binatang atau
serangga penular
penyakit
C. SANITASI
(Nilai
maksimal
3000)
1. Air Bersih 1. Air bersih
selalu tersedia
dalam jumlah
yang cukup
40 40
2. Jarak sumber
air bersih dengan
septic tank
minimal 10
meter
20 20
3. Pengujian air
bersih dilakukan
6 bulan sekali
10 0
2 Kamar mandi
dan toilet
1. Toilet: laki-
laki dan
perempuan
terpisah dengan
jumlah yang
cukup (nilai 10)
a. Terpisah 5 5
b. Jumlah cukup 5 5
2. Tersedia bak
dan air bersih
bersih dengan
jumlah cukup
10 0
91
3. Toilet dengan
leher angsa
10 10
4. Tersedia
tempat cuci
tangan dan sabun
10 0
5. Tersedia
tempat sampah
yang tertutup
10 0
6. Tersedia
lubang septik
tank yang
memenuhi syarat
kesehatan
10 10
7. Letak toilet
minimal 10
meter dari
tempat penjualan
makanan dan
bahan pangan
10 0
8. Lantai kedap
air, tidak licin,
mudah
dibersihkan,
dengan
kemiringan
cukup
10 10
3 Pengelolaan
sampah
1. setiap
kios/lorong/los
tersedia tempat
sampah basah
dan kering
20 0
2. Tempat
sampah terbuat
dari (nilai 20):
a. Bahan kedap
air
5 0
b. Tidak mudah
berkarat
5 0
92
c. Kuat 4 0
d. Tertutup 3 0
e. Mudah
dibersihkan
3 0
3. Tersedia alat
penangkut
sampah (nilai
15):
a. Kuat 8 8
b. Mudah di
bersihkan
7 0
4. Tersedia
tempat sampah
pembuangan
sementara (nilai
15)
a. Kuat 4 0
b. Kedap air 4 0
c. Mudah di
bersihkan
4 0
d. Mudah di
jangkau
3 3
5. TPS tidak
menjadi tempat
perindukan
binatang penular
penyakit
10 0
6. TPS tidak
dijalur utama
pasar dan
berjarak minimal
10 meter dari
bangunan pasar
10 0
7. Sampah
diangkut
minimal 1 X 24
10 10
93
jam
4 Drainage 1. Tertutup
dengan kisi-kisi,
terbuat dari
logam dan
mudah di
bersihkan
30 0
2. Limbah cair
harus mengalir
40 40
3. Tidak ada
bangunan di atas
saluran
10 0
4. Pengujian
kualitas limbah
cair berkala
setiap 6 bulan
sekali
10 10
5 Tempat cuci
tangan
1. Lokasi mudah
dijangkau
40 0
2. Dilengkapi
sabun
20 0
3. Tersedia air
mengalir
40 0
6 Binatang
penular
penyakit
/vektor
1. Los makanan
siap saji dan
bahan pangan
harus bebas dari
lalat dan tikus.
20 0
2. Angka
kepadatan tikus
harus nol
20 0
3. Container
Index (CI) jentik
nyamuk aedes
tidak melebihi
5%
20 0
7. Kualitas
makanan dan
94
bahan pangan
1. Ikan, daging
dan olahannya
disimpan dalam
suhu 0 s/d 4 °C
10 0
2. Sayur dan
buah disimpan
dalam suhu 10
°C, telor, susu
dan olahannya
disimpan dalam
suhu 5-7 °C
10 0
3. Penyimpanan
bahan makanan
dengan jarak 15
cm dari lantai, 5
cm dari dinding
dan 60 cm dari
langit-langit
10 10
8. Disenfeksi
pasar
1. Dilakukan
secara
menyeluruh 1
hari dalam
sebulan
50 0
2. Bahan
desinfeksi tidak
mencemari
lingkungan
50 0
D PERILAKU
HIDUP
BERSIH DAN
SEHAT (Nilai
maksimal
3000)
1. Pedagang dan
pekerja
1. Pedagang
daging / unggas,
ikan
menggunakan
alat pelindung
diri
20 20
95
2. Berperilaku
hidup bersih dan
sehat (PHBS)
30 0
3. Dilakukan
pemeriksaan
kesehatan secara
berkala minimal
6 bulan sekali
10 0
2. Pengunjung 1. Berperilaku
hidup bersih dan
sehat (PHBS)
50 0
2. Cuci tangan
dengan sabun
setelah
memegang
unggas/ hewan
hidup
50 0
3. Pengelola Memahami dan
mempunyai
keterampilan
tentang hygiene
sanitasi dan
keamanan
pangan (pernah
mengikuti
kursus/pelatihan
di bidang
sanitasi dan
hygiene
makanan dan
pangan)
100 100
E KEAMANAN
(Nilai
maksimal
1000)
1. Pemadam
kebakaran
1. Tersedia
pemadam
kebakaran
dengan jumlah
cukup dan
berfungsi :
96
a. Ada 20 20
2. Adanya SOP
penggunaan alat
pemadam
kebakaran
10 10
2. Keamanan 1. Ada pos
keamanan
50 50
2. Ada personil
petugas
keamanan
50 50
F. FASILITAS
LAIN (Nilai
maksimal
1000)
1. Tempat
penjualan
unggas hidup
1. Tersedia
tempat khusus
yang terpisah
dari pasar utama
20 0
2. Mempunyai
akses masuk dan
keluar kendaraan
pengangkut
unggas tersendiri
10 0
3. Kandang
tempat
penampungan
kuat dan mudah
dibersihkan
10 10
4. Tersedia
sarana cuci
tangan dengan
sabun dan air
bersih
10 0
5. Tersedia
saluran
pembuangan
limbah
10 0
6. Tersedia 10 10
97
penampungan
sampah terpisah
dari sampah
pasar
7. Tersedia
sarana desinfeksi
khusus di pintu
masuk
20 0
3. Tersedia pos
pelayanan
kesehatan dan
pertolongan
pertama pada
kecelakaan
(P3K)
Tersedia ruang
pos pelayanan
kesehatan dan
pertolongan
pertama pada
kecelakaan
(P3K)
100 0
JUMLAH 845
98
Lampiran Form I: Penilaian Status Kesehatan Pasar Modern BSD
No. VARIABEL
UPAYA
KOMPONEN
YANG DINILAI
NILAI SKOR
1 2 3 4 5
B BANGUNAN
PASAR
1 Penataan
ruang dagang
1. Pembagian
area sesuai
dengan
peruntukkannya
(zoning)
30 30
2. Zoning
dengan identitas
lengkap
10 10
3. Lebar lorong
antar los
minimal 1,5
meter
15 15
4. Jarak tempat
penampungan
dan pemotongan
unggas dengan
bangunan pasar
minimal 10
meter atau
dibatasi tembok
30 30
99
5. Pestisida dan
bahan berbahaya
beracun terpisah
dengan zona
makanan dan
bahan pangan
15 15
3 Ruang kantor
pengelola
1. Tersedia toilet
dan tempat cuci
tangan
20 20
4 Tempat
penjualan
bahan pangan
dan makanan
4.1 Tempat
penjualan
bahan pangan
basah
1. Meja tempat
penjualan (nilai
10)
a. Tahan Karat
b. Rata
c. Kemiringan
d. Tinggi 60 cm
4
2
2
2
4
2
2
2
2. Karkas daging
digantung
8 8
3. Alat pemotong
(talenan) tidak
terbuat dari
kayu, tidak
beracun, kedap
air dan mudah
dibersihkan
15 15
4. Tempat
penyimpanan
bahan pangan
dengan rantai
dingin (cold
chain) bersuhu
(4-10 °C)
15 0
5. Tersedia
tempat
8 8
100
pencucian bahan
pangan dan
peralatan
6. Tempat cuci
tangan
dilengkapi: (nilai
14)
a. Sabun 6 0
b. Air mengalir 8 0
7. Saluran
pembuangan
limbah: (nilai
10)
a. Tertutup 5 5
b. Kemiringan 5 5
8. Tempat
sampah (nilai
10):
a. Terpisah
(sampah basah &
kering)
4 0
b. Kedap air 3 3
c. Tertutup 3 3
9. Bebas
binatang penular
penyakit (vektor)
& tempat
perindukannya
10 0
4.2 Tempat
penjualan
bahan pangan
kering
1. Meja tempat
penjualan
dengan:
permukaan rata,
mudah
dibersihkan,
dengan tinggi
minimal 60 cm
101
(nilai 20)
a. Permukaan
rata
10 10
b. Mudah
dibersihkan
5 5
c. Tinggi
minimal 60 cm
5 5
2. Meja terbuat
dari bahan tahan
karat dan bukan
dari kayu
20 20
3. Tempat
sampah (nilai
20):
a. Terpisah basah
dan kering
10 0
b. Kedap air 5 15
c. Bertutup 5 15
4. Tempat cuci
tangan
dilengkapi (nilai
20):
a. Dengan sabun 6 6
b. Air mengalir 14 14
5. Bebas vektor
penular penyakit
dan tempat
perindukkannya
20 20
4.3 Tempat
penjualan
makanan
matang/siap
saji
1. Tempat
penyajian
makanan (nilai
20) :
a. Tertutup 8 0
102
b. Bahan tahan
karat
3 3
c. Permukaan
rata
3 3
d. Mudah di
bersihkan
3 3
e. Tinggi
minimal 60 cm
3 3
2. Tempat cuci
tangan
dilengkapi (nilai
20):
a. Dengan sabun 6 0
b. Air mengalir 14 0
3. Tempat cuci
peralatan (nilai
20) :
a. Kuat 6 0
b. Aman 4 0
c. Tidak berkarat 4 4
d. Mudah di
bersihkan
6 6
4. Pisau yang
digunakan untuk
memotong bahan
mentah dan
bahan matang
harus berbeda
dan tidak
berkarat
10 10
5. Saluran
pembuangan
limbah (nilai
10):
a. Tertutup 5 5
103
b. Kemiringan 5 5
6. Tempat
sampah (nilai
10) :
a. Terpisah basah
dan kering
6 0
b. Kedap air 2 6
c. Bertutup 2 6
7. Bebas vektor
penular penyakit
dan tempat
perindukannya
10 0
4.4 Area Parkir 1. Ada pemisah
yang jelas
dengan batas
wilayah pasar
15 15
2. Parkir mobil,
motor, sepeda,
andong/delman,
becak terpisah
10 10
3. Tersedia area
parker khusus
kendaraan
pengangkut
hewan hidup
10 10
4. Tersedia area
khusus bongkar
muat
10 10
5. Tidak ada
genangan air
10 10
6. Tersedia
tempat sampah
setiap radius 10
meter
15 0
7. Ada jalur dan
tanda masuk dan
keluar kendaraan
10 10
104
yang jelas
8. Ada tanaman
penghijauan
10 10
9. Adanya area
resapan air
10 10
4.5 Konstruksi:
4.5.1 Atap 1. Atap (nilai
40):
a. Kuat 20 20
b. Tidak bocor 10 10
c. Tidak menjadi
tempat
perindukan
vektor
10 10
2. Kemiringan
atap cukup dan
tidak
memungkinkan
genangan air
40 40
3. Atap dengan
ketinggian lebih
10 meter
dilengkapi
penangkal petir
20 20
4.5.2 Dinding 1. Keadaan
dinding (nilai
40)
a. Bersih 15 15
b. Tidak lembab 15 15
c. Berwarna
terang
10 10
2. Permukaan
dinding yang
selalu terkena
percikan air
105
terbuat dari (nilai
40) :
a. Bahan yang
kuat
20 20
b. Kedap air 20 20
3. Pertemuan
lantai dengan
dinding harus
lengkung (conus)
20 20
4.5.3 Lantai 1. Keadaan lantai
(nilai 70) :
a. Kedap air 15 0
b. Rata 15 15
c. Tidak licin 15 15
d. Tidak retak 10 10
e. Mudah di
bersihkan
15 15
2. Lantai kamar
mandi, tempat
cuci dan
sejenisnya
mempunyai
kemiringan ke
saluran
pembuangan
30 30
4.5.4 Tangga 1. Terdapat
pegangan tangga
20 20
2. Kuat dan tidak
licin
20 20
4.5.5 Pintu Khusus kios/los
penjual daging,
ikan dan
sejenisnya
menggunakan
pintu yang dapat
membukan dan
100 0
106
menutup sendiri
atau tirai plastik
untuk
menghalangi
binatang atau
serangga penular
penyakit
C. SANITASI
(Nilai
maksimal
3000)
1. Air Bersih 1. Air bersih
selalu tersedia
dalam jumlah
yang cukup
40 40
2. Jarak sumber
air bersih dengan
septic tank
minimal 10
meter
20 20
3. Pengujian air
bersih dilakukan
6 bulan sekali
10 0
2 Kamar mandi
dan toilet
1. Toilet: laki-
laki dan
perempuan
terpisah dengan
jumlah yang
cukup (nilai 10)
a. Terpisah 5 5
b. Jumlah cukup 5 5
2. Tersedia bak
dan air bersih
bersih dengan
jumlah cukup
10 10
3. Toilet dengan
leher angsa
10 10
4. Tersedia 10 10
107
tempat cuci
tangan dan sabun
5. Tersedia
tempat sampah
yang tertutup
10 0
6. Tersedia
lubang septik
tank yang
memenuhi syarat
kesehatan
10 10
7. Letak toilet
minimal 10
meter dari
tempat penjualan
makanan dan
bahan pangan
10 10
8. Lantai kedap
air, tidak licin,
mudah
dibersihkan,
dengan
kemiringan
cukup
10 10
3 Pengelolaan
sampah
1. setiap
kios/lorong/los
tersedia tempat
sampah basah
dan kering
20 0
2. Tempat
sampah terbuat
dari (nilai 20):
a. Bahan kedap
air
5 5
b. Tidak mudah
berkarat
5 5
c. Kuat 4 4
d. Tertutup 3 3
108
e. Mudah
dibersihkan
3 3
3. Tersedia alat
penangkut
sampah (nilai
15):
a. Kuat 8 8
b. Mudah di
bersihkan
7 7
4. Tersedia
tempat sampah
pembuangan
sementara (nilai
15)
a. Kuat 4 4
b. Kedap air 4 4
c. Mudah di
bersihkan
4 4
d. Mudah di
jangkau
3 3
5. TPS tidak
menjadi tempat
perindukan
binatang penular
penyakit
10 0
6. TPS tidak
dijalur utama
pasar dan
berjarak minimal
10 meter dari
bangunan pasar
10 10
7. Sampah
diangkut
minimal 1 X 24
jam
10 10
4 Drainage 1. Tertutup
dengan kisi-kisi,
30 30
109
terbuat dari
logam dan
mudah di
bersihkan
2. Limbah cair
harus mengalir
40 40
3. Tidak ada
bangunan di atas
saluran
10 0
4. Pengujian
kualitas limbah
cair berkala
setiap 6 bulan
sekali
10 0
5 Tempat cuci
tangan
1. Lokasi mudah
dijangkau
40 40
2. Dilengkapi
sabun
20 0
3. Tersedia air
mengalir
40 40
6 Binatang
penular
penyakit
/vektor
1. Los makanan
siap saji dan
bahan pangan
harus bebas dari
lalat dan tikus.
20 0
2. Angka
kepadatan tikus
harus nol
20 20
3. Container
Index (CI) jentik
nyamuk aedes
tidak melebihi
5%
20 20
7. Kualitas
makanan dan
bahan pangan
1. Ikan, daging
dan olahannya
10 10
110
disimpan dalam
suhu 0 s/d 4 °C
2. Sayur dan
buah disimpan
dalam suhu 10
°C, telor, susu
dan olahannya
disimpan dalam
suhu 5-7 °C
10 0
3. Penyimpanan
bahan makanan
dengan jarak 15
cm dari lantai, 5
cm dari dinding
dan 60 cm dari
langit-langit
10 40
8. Disenfeksi
pasar
1. Dilakukan
secara
menyeluruh 1
hari dalam
sebulan
50 0
2. Bahan
desinfeksi tidak
mencemari
lingkungan
50 0
D PERILAKU
HIDUP
BERSIH DAN
SEHAT (Nilai
maksimal
3000)
1. Pedagang dan
pekerja
1. Pedagang
daging / unggas,
ikan
menggunakan
alat pelindung
diri
20 20
2. Berperilaku
hidup bersih dan
sehat (PHBS)
30 30
111
3. Dilakukan
pemeriksaan
kesehatan secara
berkala minimal
6 bulan sekali
10 0
2. Pengunjung 1. Berperilaku
hidup bersih dan
sehat (PHBS)
50 0
2. Cuci tangan
dengan sabun
setelah
memegang
unggas/ hewan
hidup
50 0
3. Pengelola Memahami dan
mempunyai
keterampilan
tentang hygiene
sanitasi dan
keamanan
pangan (pernah
mengikuti
kursus/pelatihan
di bidang
sanitasi dan
hygiene
makanan dan
pangan)
100 100
E KEAMANAN
(Nilai
maksimal
1000)
1. Pemadam
kebakaran
1. Tersedia
pemadam
kebakaran
dengan jumlah
cukup dan
berfungsi :
a. Ada 20 20
2. Adanya SOP
penggunaan alat
10 10
112
pemadam
kebakaran
2. Keamanan 1. Ada pos
keamanan
50 50
2. Ada personil
petugas
keamanan
50 50
F. FASILITAS
LAIN (Nilai
maksimal
1000)
1. Tempat
penjualan
unggas hidup
1. Tersedia
tempat khusus
yang terpisah
dari pasar utama
20 20
2. Mempunyai
akses masuk dan
keluar kendaraan
pengangkut
unggas tersendiri
10 10
3. Kandang
tempat
penampungan
kuat dan mudah
dibersihkan
10 10
4. Tersedia
sarana cuci
tangan dengan
sabun dan air
bersih
10 10
5. Tersedia
saluran
pembuangan
limbah
10 10
6. Tersedia
penampungan
sampah terpisah
dari sampah
10 10
113
pasar
7. Tersedia
sarana desinfeksi
khusus di pintu
masuk
20 0
3. Tersedia pos
pelayanan
kesehatan dan
pertolongan
pertama pada
kecelakaan
(P3K)
Tersedia ruang
pos pelayanan
kesehatan dan
pertolongan
pertama pada
kecelakaan
(P3K)
100 0
JUMLAH 1.473
114
115
116
117
Pasar Ciputat
Pasar Modern BSD