pemeriksaan kecelakaan

Upload: cankcinkconk-mhya-yusuf

Post on 07-Jan-2016

239 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

k3 pertambangan

TRANSCRIPT

1

I. DAFTAR ISI

2I.DAFTAR ISI

3II.PENDAHULUAN

5III.LATAR BELAKANG

5B. Aksiden (Kecelakaan)

5A. Insiden

5C. Faktor Kecelakaan

6D. Rasio Kecelakaan.

7E. Gejala dan Penyebab Kecelakaan

8IV.PEMERIKSAAN KECELAKAAN

8A. Sasaran Pemeriksaan

8B. Klasifikasi Kecelakaan

8C. Pemeriksa

9D. Manager

9E. Pelaporan Kecelakaan.

11V.TAHAP PEMERIKSAAN

11A. Tanggap terhadap keadaan darurat

11B. Pengumpulan data dan informasi

13C. Tindak Lanjut.

II. PENDAHULUAN

Materi ini dibuat khusus dalarn rangka pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja untuk tingkat pangawas operasional pertama, Materi pemeriksaan kecelakaan dibuat dengan dasar pemikiran bahwa para pengawas harus mengerti bagaimana seharusnya pemeriksaan kecelakaan dilakukan, oleh siapa dan untuk apa pemeriksaan kecelakaan harus dilakukan,

Kecelakaan yang terjadi sering mengakibatkan kerugian-kerugian yang tidak sedikit tetapi masih acta para pengawas bahkan tingkat manager yang belum dapat memperhitungkan atau memperkirakan kerugian yang sebenarnya ditanggung akibat dari suatu kecelakaan. Mereka hanya mengetahui biaya langsung seperti pengobatan, kompensasi, atau mungkin perbaikan alat saja, padahal masih acta biaya-biaya tidak langsung seperti hilangnya jam kerja, tuhentinya produksi, pemeriksaan, pelatihan karyawan, pembuatan laporan, dan lain-lain.

Ada beberapa contoh kecelakaan yang mengakibatkan kerugian cukup besar pacta PT

Freeport Indonesia seperti meluncurnya Wet Muck yang mengakibatka~ 3 orang meninggal dan produksi terhenti, Kecerobohan operator Haul Dump Truck 793 mengakibatkan 1 buah Light Vehicle hancur beserta 3 orang penumpangnya, Mixer Truck masuk jurang mengakibatkan 1 orang luka berat, 1 orang meninggal, 1 buah Mixer Truck hancur, dan ambruknya panel/ terowongan mengakibatkan 3 orang meninggal. Kejadian pacta PT Fajar Bumi Sakti yaitu meledaknya sebuah panel/terowongan mengakibatkan 6 orang meninggal dan tambang ditutup.

Kejadi'an pacta PT INCa yaitu meledaknya Tanur pengolah bijih nikel mengakibatkan beberapa orang cidera dan meninggal. Kejadian pacta PT Antarn Tbk Unit Gebe dan Kijang yaitu pelepasan gas berbahaya/beracun mengakibatkan masing-masing unit kehilang 9 Orang kayawannya karena mati oleh gas tersebut. Dan keceliikaan tambang yang baru terjadi (9 Oktboer 2003) yaitu longsornya jenjang penarnbangan yang mengakibatkan beberapa alat berat terkubur, beberapa orang cidera ringan dan berat, serta 8 orang mati oleh karena tertimbun. Kejadian di luar tarnbang yaitu terbakarnya Bus Kramatjati di jalan tal Jagorawi pacta tahun 1996, mengakibatkan 31 penumpangnya meningga1, akhir tahun 2001 tabrakan Kereta Api di Brebes mengakibatkan 1ebih dari 50 orang meningga1. Sementara menje1ang akhir tahun 2002 sebuah kapal keruk pertambangan telah terbakar dengan total kerugian lebih dari 1 milyar. Kecelakaan .di Ja1an Tol Cikampek peri ode tahun 2001 s.d. 2002 telah mengakibatkan meninggal sebanyak 175 orang untuk tahun 2003 terjadi 784 kecelakaan dengan korban meninggal 74 orang dan untuk tahun 2004 sampai bulan Maret 24 meninggal. Peristiwa yang paling mengenaskan adalah terbakarnya Bus Pariwisata di Situbolldo pacta 8 Oktober 2003 yang mangakibatkan 54 orang penumpangnya yang masih remaja (siswa dan siswi SL T A) mati terpanggang, sementara pengemudinya selamat tanpa cidera.

Kecelakaan-kecelakaan tersebut sangat merugikan dan harus dikoreksi dun dicegah agar tidak terulang. Pencegahan yang effektif hanya dapat dilakukan apabila sudah diketahui sebab- sebab terjadinya. Untuk menemukan dan menentukan penyebab suatu kecelakaan harus terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan, dan pemeriksaan dapat berhasil baik apabila dilakukan secara benar, objektif, dan terarah. Pertanyaanya siapa yang harus m~lakukan pemeriksaan? Setiap kecelakaan sebaiknya diperiksa olch pcngawas langsung, atau paling tidak pengawas lungsung

ikut terlibat dalam pemeriksaan apabila kecelakaan yang terjadi berkaitan dengan pengawas lain.

Di dalam materi ini juga dibahas tentang bagaimana sebaiknya pemeriksaan kecelakaan dilakukan yang intinya meliputi latar belakang kecelakaan yang menjelaskan tentang faktor kecelakaan, rasio kecelakaan, dan gejala atau penyebab kecelakaan, selanjutnya pemeriksaan kecelakaan yang mcnjelaskan tentang sasaran pemeriksaan,klasifikasi kecelakaan, pemcriksa, manager, laporan pemeriksaan, dan akhirnya tahap-tahap pemeriksaan kecelakaan yang menjelaskan tentang tahap tanggap darurat, pengumpulan informasi atau data, evaluasi dan analisa, tindakan perbaikan dan pengembangan, kesimpulan dan rekomendasi, dan tindak lanjut.

Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini para peserta dapat mengerti cara-cara pemeriksaan dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pemeriksaan kecelakaan di temp at kerja masing-masing yang pacta akhirnya kecelakaan yang lebih besar bahkan lebih kecilpun dapat dicegah sedini mungkin.

III. LATAR BELAKANG

Kecelakaan seberapa kecilpun akan dapat mengakibatkan terganggunya produktivitas tenaga kerja dan peralatan. Untuk mencegah timbulnya kerugian yang lebih b,esar maka pencegahan kecelakaan harus dilakukan sedini mungkin. Sebagai awalnya akan lebih baik apabila kita mengetahui terlebih dahulu apa yang disebut insiden dan eksiden.

A. Insiden

lnsiden adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja dan peralatan. lnsiden sering disebut juga dengan hampir kecelakaan (near miss atau near accident), dan disini tidak ada orang yang cidera atau kerusakan alat.

B. Eksiden (Kecelakaan)

Eksiden atau kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak dikendalikan dan tidak diinginkan yang mengakibatkan cideranya seseorang, kerusakan alat, -produksi terhenti, dan bahkan ketiga-tiganya

Kecelakaan adalah basil atau akibat dari kontak langsung dengan suatu bahan/zat atau sumber energi yang melebihi batas kekuatan body atau struktur.

C. Faktor Kecelakaan

Kecelakaan terjadi karena ada beberapa faktor atau elemen yang terlibat dan mempengaruhi terjadinya kecelakaan.Pengawas sebaiknya mengetahui 4 faktor utama beserta subtansinya dalam usahanya melakukan pengelolaan K3 khususnya pencegahan kecelakaan. Empat faktor tersebut meliputi:

1. Manusia

2. MesinIPeralatan

3. Material

4. Metode

5. Lingkungan (working environmental)

1. Manusia . -Faktor ini meliputi manajemen, karyawan, kontraktor, dll seperti:

a. Eksekutip yang menentukan Kebijakan Perusahaan, Prosedur, Standar, Plan, Aspek-Aspek yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan.

b. Perekayasa (Engineer) dan orang-orang yang membuat/menciptakan lingkungan tempat kerja untuk karyawan

c. Orang-orang yang mengatur sistem pemeliharaan (Preventive Maintenance System), perkakas, mesin, peralatan, dll

d. Manager-manager yang memilih dan menentukan orang-orang yang dikaryakan dan pekerjaan

e. Pengawas-pengawas yang memberikan orientasi, intruksi, bimbingan, motivasi, dan memimpin pekerja.

Faktor manusia adalah faktor yang paling tinggi yang terlibat dalam suatu kecelakaan. Beberapa perusahaan memberikan data bahwa lebih dari 80 % kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia.

2. Mesin/Peralatan

Faktor ini meliputi perkakas, alat proteksi/keselamatan, mesin,peralatan-peralatan, dll baik yang sifatnya statis maupun dinamis. Peralatan seperti peralatan tam bang yaitu loader,dozer,grader,dump truck,bor,dll. Mesin atau perkakas seperti yang acta di bengkel-bengkel, pabrik atau pengolahan, dll.Serta setriap peralatan atau mesin-mesin yang digunakan sebagai penunjang kegiatan uasaha pertambangan.

3. Material

Faktor ini meliputi material hasil kegiatan pertambangan, bahan-bahan penunjang produksi, dan lain-lain misal : bijih, pasir, pecahan batu, Kapur, zat-zat kimia, bahan peledak, dll.

4. Lingkungan .

Lingkungan adalah lingkungan kondisi tempat kerja yang terjadi akibat dari suatu kegiatan di peliambangan seperti: temperatur/suhu panas atau dingin, kelembaban, berdebu, gas, radiasi, getaran, kebisingan, penerangan, tekanan, dan lain-lain.

Keempat faktor tersebut diatas dapat berdiri sendiri atau bahkan saling interaksi/bersama-sama terlibat mempengaruhi terjadinya kecelakaan. Dalam melakukan pemeriksaan kecelakaan, 4 faktor tersebut harus menjadi dasar pemikiran untuk mencari pehyebab kecelakaan serta membuat koreksi dan tindakan pencegahan.

D. Rasio Kecelakaan.

Hasil suatu pcnclitian mcnunjukan bahwa dari kcjadian hampir kccclal:aan akan timbul suatu kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan alat, selanjutnya akan timbul kecelakaan yang berakibat cidera ringan, dan pada akhirnya akan timbul cidera berat bahkan fatal.

E. Gejala dan Penyebab Kecelakaan

Pengawas harus memahami bahwa selalu ada gejala atau tanda-tanda sebelum suatu kecelakaan terjadi. Perbedaan penyebab langsung dengan penyebab dasar harus dipahami agar pengendalian kecelakaan tercapai. Perbaikan terhadap penyebab langsung hanya akan menghasilkan pengendalian/pencegahan yang sifatnya sementara saja, akan tetapi apabila perbaikan yang diambil berdasarkan atas penyebab dasar yang ditcmukan maka akan membcrikan pencegahan kecelakaan yang permanen.

Frank Bird berdasarkan Teori Domino Heinrich memperbaiki/menyempurnakan teori tcrscbut dcngan menggambmokan hubungan langsung antara managemen dcngan peyebab kecelakaan. Apabila managemen tidak memiliki kontrol yang baik terhadap setial level maka akan dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan.

IV. PEMERIKSAAN KECELAKAAN

Pemeriksaan kecelakaan termasuk bagian dat.i program keselamatan dan kesehatan kerja " (K3). Pada umumnya pemeriksaan kecelakaan yang dilakukan oleh perusahaan hanya ditujukan untuk kecelakaan yang ringan, berat, mati, dan yang mengakibatkan rusak parahnya peralatan. Sedangkan kecelakaan yang tidak mengakibatkan hilangnya hari kerja, hampir kecelakaan (near miss) atau tidak beroperasinya peralatan jarang sekali diperiksa. Bahkan masih ada perusahaan tambang yang tidak melakukan pemeriksaan kecelakaan selain yang dilakukan oleh pelaksana inspeksi tambang (Inspektur Tambang).

Maksud dan tujuan pemeriksaan kecelakaan adalah bukan untuk mencari siapa yang salah akan tetapi untuk mencari fakta-fakta ataupun penyebab terjadinya kecelakaan sehingga dapat diambil tindakan pencegahan agar kecelakaan yang sarna tidak terulang kembali. Pemeriksaan kecelakaan secara efektif dapat membantu untuk :

Mengetahui gambaran/kronologis tentang terjadinya kecelakaan. .

Menentukan penyebab-penyebab kecelakaan .11enetapkan potensi-potensi bahaya

Mengembangkan cara-cara pencegahan/pengendalian

Mendifinisikan gejala-gejala atau tanda kemungkinan terjadinya kecelakaan

Menunjukkan atau membuktikan perhatian bahwa pemeriksaan dilakukan secara objektif.

A. Sasaran Pemeriksaan

Pemeriksaan harus dilakukan terhadap kemungkinan kerugian yang lebih besar akibat kecelakaan termasuk; cidera, sakit jabatan, kerusakan alat, kebakaran, dan lain-lain. Kecelakaan terjadi karena ada faktor-faktor yang mempengaruhi atau terlibat. Setiap bagian/departemen harus dapat mcngevaluasi kerugian/potensi terburuk apabila terjadi kecelakaan.

B. Klasifikasi Kecelakaan

Kecelakaan sesuai dengan sifatnya dibedakan menjadi 3 sifat yaitu :

1. Kecelakaan Ringan

2. Kecelakaan Herat

3. Kecalakaan Mati

Suatu kecelakaan baik ringan, berat, atau mati dapat digolongkan menjadi kecelakaan tambang apabila kecelakaan tersebut memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.555 K/26/DPT/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum.

C. Pemeriksaan

Siapa yang harus melakukan pemeriksaan kecelakaan? Tanggung jawab terhadap pemeriksaan kecelakaan sebenarnya menyangkut semua tingkat pimpinan. Menetapkan tim atau orc:mg untuk melakukan investigasi merupakan langkah awal yang kritis. Orang-orang yang paling tertarik terhadap permasalahan kecelakaan, orang yang dapat bersifat objektif, dan yang tertarik dalam mencari pemecahan masalah adalah orang-orang yang cocok untuk menjadi pilihan utanla melakukkan investigasi. Akan tetapi secara pertanggung jawaban pengawas langsung/ atasan langsung (frontline supervisor) adalah orang yang sebaiknya harus melakukan insvestigasi terhadap terjadinya kecelakaan.

Ada beberapa alasan mengapa pengawas langsung harus melakukan investigasi atau paling tidak harus ikut terlibat dalam investigasi karena :

4. Pengawas memiliki kepentingan pribadi

5. Pengawas mengetahui jelas kondisi tempat kerja dan sifat atau tabiat orang-orang yang bekerja padanya.

6. Pengawas harus mengetahui dengan baik bagaimana dan dimana mendapatkan informasi yang diperlukan.

7. Pengawas ad~lah orang pertama yang harus memulai atau mengambil tindakan apabila kecelakaan.

8. Pengawas dapat mempelajari penyebab kecelakaan dan dapat segera mengambil -tindakan perbaikan scbelum kccclakaan berikutnya tcrjadi.

9. Pengawas dapat memnperoleh keuntungan dari investigasi antara lain:

Menunjukkan perhatian pengawas terhadap keselamatan pekerja.

Meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan peralatan.

Mengurangi biaya operasi dan cidera

Menunjukkan/membuktikan bahwa pengawas mempunyai kendali/otoritas.

D. Manager

Pemeriksaan /investigasi kecelakaan kadang-kadang harus mclibatkan pengawas pada tingkat yang lebih tinggi bahkan sampai manager apabila kondisi :

10. Berpotensi tinggi menimbulkan kerugian besar atau kecelakaan berat, dimana solusi yang harus dilakukan sudah diluar tingkat kemampuan dan pengetahuan pengawas, sehingga tidak mungkin dibebankan kepada pengawas langsung.

11. Berhubungan dengan pengawas wilayah/area lain.

12. Tindakan perbaikan yang harus diambil memiliki jallgkauan luas atau memerlukan biaya-biaya tinggi.

E. Pelaporan Kecelakaan.

Pengawas seringkali menemuhi permasalahan dalam mengumpulkan data/informasi kecelakaan. Hal ini terjadi karena banyak kecelakaan yang tidak dilaporkan oleh para pekerja karena beberapa alasan. Apabila hal ini dibiarkan terns menerus maka akan terjadi hilangnya informasi yang sangat berharga dari terjadinya suatu kecelakaan, bahkan korban-korban akan bertambah serta akan lebih parah karena tidak ada perbaikan yang bisa dilakukan.

Ada beberapa alasan mengapa kecelakaan yang terjadi tidak dilaporkan oleh para pekerja, karena:

13. Takut catatan keselamatan dan kesehatan kerja group tidak baik karena ada catatan kecelakaan

14. Takut kondite/catatan pribadi menjadi buruk dan terhambat kariernya

15. Takut terhadap perawatan dokter

16. Takut terkena tindakan disiplin, ada pola pikir bahwa investigasi untuk mencari kesalahan bukan fakta, dan banyak pengawas yang melakukan tekanan maupun sanksi, yang selayaknya pengawas harus lebih memahami bagaimana mengatur dan mengawasi mereka orang.

17. Takut reputasinya jelek, dan tidak ingin mendapat julukan gampang celaka atau pekerja bahaya.

18. Tidak mengerti manfaat dari kecelakaan yang dilaporkan dan kerugiannya apabila tidak dilaporkan.

19. Tidak ingin pekerjaannya terganggu dan tidak dapat selesai.

20. Tidak ingin adanya perubahan sikap dari pengawas atau hubungan baiknya terganggu.

21. Menganggap bahwa kecelakaan adalah suatu pelanggaran atau kesalahan.

22. Tidak menyukai perawatan itu sendiri karena alasan kepribadian atau karena perbedaan/persamaan jenis kelamin.

Kecelakaan yang tidak dilaporkan pada akhirnya akan dapat menimbulkan masalah baru karena :

Infeksi atau peradangan.

Infeksi atau peradangan terjadi karena luka tidak segera terobati. Pada umumnya luka yang meradang disebabkan karena luka kecil yang tidak diobati karena tidak melapor.

Agrevasi (Aggravation)

Pekerja mengukur derita sering dari rasa sakit yang timbul, karena merasa tidak sakit maka tidak perlu dilakporkan. Kasus -kasus terkilir, lembam, dan lain-lain sering tisdak dilaporkan karena tidak ada luka terbuka.

Tidak ada informasi dan hal yang dapat dipelajari.

Pengawas tidak memiliki kesempatan untuk mengevaluasi dan menentukan sebab-sebab kecelakaan. Sehingga pencegahan tidak dapat dilakukan dan kemungkinan kecelakaan yang sarna dapat terulang dengan akibat yang lebih parah.

Menjadi kebiasaan.

Kebiasaan tidak melaporkan kecelakaan akan ditiru oleh pekerja lainnya. sehingga potensi-potensi bahaya akan bertambah besar karena tidak ac.anya pencegahan yang dapat dilakukan.

Pengawas harus dapat memberikan motivasi kepada para pekerja agar mau melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi, untuk itu pengawas harus dapat melakukan hal- hat sebagai berikut:

Bertindak dan bersikaf positif

Memberikan perhatian lebih terhadap peningkatan aktivitas program pengendalian kecelakaan dan buat catatan objektif.

Mengenal/mengakui perbuatan individu dengan tepat, memberi perhatian lebih terhadap tindakan individu yang mempunyai kontribusi dalam pencegahan kecelakaan .

Tunjukkan kepercayaan pribadi dengan tindakan dan jangan menganggap laporan kecelakaan tidak renting selanjutnya pastikan bahwa laporan atau masalah sudah ditindak lanjuti.

Kembangkan kesadaran pekerja tentang keuntungan dari informasi kecelakaan. Adakan pertemuan group dan kontak pribadi untuk memberikan respon bahwa laporan kecelakaan telah meningkatkan keselarnatan setiap orang.

Jelaskan tentang terjadinya puncak es dilautan atau tentang gunung bahwa semua itu tidak terjadi begitu saja.

V. TAHAP PEMERIKSAAN

Pemeriksaan kecelakaan akan memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan apabila dilakukan dengan cara yai.1g benar dan mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut:

A. Tanggap terhadap keadaan darurat

Keberhasilan pemeriksaan kecelakaan sebetulnya seringkali tampak pada saat -saat awal setelah kecelakaan tersebut terjadi. Setiap tindakan awal supervisor akan memberikan pengaruh/perubahan untuk setiap kecelakaan. Orang yang berada pada tempat kecelakaan harus dapat ikut menehtukan hal-hal yang kritis. Langkah-langkah yang sesuai untuk digunakan sebagai acuan adalah sebagai berikut :

Lakukan pengendalian pada tempat kejadian

Pastikan pertolongan pertama dan panggilan untuk pelayanan darurat.

Lakukan pengendalian terhadap potensi kecelakaan kedua/lanjutan yang mungkin timbul.

Identifikasi sumber dari fakta-fakta, dan keterangan yang ada di tempat kecelakaan.

Lindungi fakta-fakta dari perubahan, penggantian atau pemindahan.

Investigasi untuk menentukan potensi kerugian, cidera, dan kerusakan. .

Pemberitahuan kepada manager/atasan yang pantas/sesuai.

B. Pengumpulan data dan informasi

Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan pengawas langsung harus:

1. Melakukan peninjauan lokasi kejadian dan melakukan pangamatan menyeluruh untuk mendapat gambaran secara luas apa dan bagaimana tentang tempat dan lingkungan terj adinya kecelakaan.

2. Melakukan wawancara terhadap saksi-saksi.

Saksi langsung

Saksi tidak langsung

Dalam melakukan wawancara untuk memperoleh fakta-fakta kecelakaan, pengawas harus dapat memberi pengertian kepada saksi dengan cara :

Ingatkan maksud dan tujuan

Tanyakan apa dan bagaimana terjadi

Tanyakan pertanyaan-pertanyaan khusus tentang diri saksi

Cek ulang tentang pengertian/maksud saksi dengan pemerik3a

Catat informasi yang bersifat khusus atau vital secara cepat

Bicarakantindakan koreksi untuk pencegahan dan terima kasih atas kerjasamanya

Buka jalur informasi lanjutan (komfirmasi dengan saksi lain)

Dalam melakukan wawancara usahakan jangan memotong pembicaraan saksi apabila tidak perlu. Apabila memang acta yang kurangjelas, tanyakan kembali seperti; apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, apa yang terjadi, dan selanjutnya kenapa dilakukan.

a. Buat sketsa dan peta

b. Photo-photo kecelakaan. Ambilah daTi semua sisi

c. Cek catatan-catatan tentang personal training, pemeliharaan,prosedur kerja,dll

d. Analisa bahanlbagian tidak berfungsi

e. Pengujian peralatan

f. Rekontruksi

3. Evaluasi dan analisa.

Dalam melakukan analisa kecelakaan supervisor harus memahami prinsip dasar terjadinya kecelakaan dengan cara :

Memakai teori sebab akibat (teori domino)

Membuatlmenetukan faktor penyebab kecelakaan.

Cakuplah penyebab langsung atau gejala/tanda-tanda yang acta meliputi tindakan dan kondisi tidak aman

Tentukan penyebab dasar meliputi personal faktor dan job faktor

Tentukan beberapa penyebab khusus yang sifatnya kritis atau vital.

cakuplah kekurangan dalam sistem managemen.

4. Tindakan Perbaikan

a. Pertimbangkan pengendalian altematif

b. Lebih rendah kemungkinan terulang lagi

c. Mengurangi potensi kerugian yang lebih parah.

d. Tindakan perbaikan/pembetulan sementara seketika.

e. Tindakan permanen sesegera mungkin.

f. Buat dokumentasi dalam laporan. I

5. Kesimpulan dan Rekomendasi.

a. Laporan harus selalu ditinjau oleh pengawas yang lebih atas (Midle~or Upper Manager). Laporan harus jelas, mudah dimengerti, dan sistematis yang berkaitan dengan identitas informasi, evaluasi potensi keparahan dan kerugian, gambaran (discribtion) kecelakaan, analisa sebab, rencana tindakan, waktu yang tepat, dan di tanda tangani. Didalam laporan tersebut sekurang-kurangnya mencakup :

23. Tempat kecelakaan

24. Sedang apakah korban

25. Apakah korban biasa melakukan pekerjaan terse but

26. Tindakan yang sedang dilakukan korban.

27. Apakah tindakan tersebut bagian dari tugas korban.

b. Keterangan kecclakaan mcliputi apa dasar tindakan,apa yang keliru, dengan cara bagaimana, apa yang menimbulkan kecelakaan, dll

c. Sketsa kecelakaan.

d. Koreksi dan rekomendasi harus cukup jelas dan terinci. Sebelum membuat koreksi dan rekomendasi harus dipikir dengan cermat bahwa ada yang menjadi dasar yang dapat dijadikan acuan yaitu ;

28. Rekayasa (engineering)

29. lnstruksi-instruksi atau cara kerja.

30. Penempatan orang dan pekerjaannya

31. Administrasi atau disiplin

C. Tindak Lanjut.

1. Lakukan pertemuan ulang yang berhubungan dengan kecelakaan tersebut

2. Lakukan pemantauan secara tepat pelakasanaan perbaikan/tindakan perbaikan.

3. Analisa data-data untuk suatu kemungkinan atau kecenderungan.

4. Keuntungan dari ketepatan dan perubahan berdasarkan tinjauan, analisis, dan pengalaman.

Hampir Kecelakaan

Rusak Alat

Berat/

Mati

Cidera Ringan

AKIBAT KECELAKAAN

KECELAKAN

PENYEBAB

LANGSUNG

PENYEBAB

DASAR

KURANGI

KENDALI

Cidera

Rusak alat

Produksi terhenti

Kondisi dgn bahan/zat atau sumber energi yang melebihi batas kekuatan bodi

Tindakan tidak aman

Kondisi tdk aman

Personal Faktor.

Job Faktor

Prog.Kurang

Standar tidak cukup

Penerapan standar tdk terpenuhi

2

5

4

3

1

RASIO KECELAKAAN

PEMERIKSAAN KECELAKAAN

DIPERSIAPKAN DALAM RANGKA

PEMBINAAN/PENYEGARAN K3 PENGAWAS OPERASIONAL PADA PT INCO

SUBDIT KESELAMATAN PERTAMBANBANGAN

DIREKTORAT TEKNIK MINERAL DAN BATUBARA

JAKARTA - 2 0 0 4