pemberdayaan masyarakat melalui program desaku …
TRANSCRIPT
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MELALUI PROGRAM DESAKU MENANTI
Studi Pemberdayaan Gelandangan dan Pengemis oleh Dinas Sosial di Kampung
Wisata Topeng
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Administrasi Publik
Oleh
KUNTI FADALIYAH
NPM 216.01.09.1040
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
MALANG
2020 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MELALUI PROGRAM DESAKU MENANTI
Studi Pemberdayaan Gelandangan dan Pengemis oleh Dinas Sosial di Kampung
Wisata Topeng
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Administrasi Publik
Oleh
KUNTI FADALIYAH
NPM 216.01.09.1040
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
MALANG
2020
ABSTRAK
Kunti Fadaliyah, 2020 NPM 21601091040, Program Studi Ilmu Administrasi
Publik Fakultas Ilmu Administrasi Unversitas Islam Malang, Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Program Desaku Menanti (Studi Pemberdayan Gelandangan
dan Pengemis oleh Dinas Sosial Kota Mlang di Kampung Wisata Topeng), Dosen
Pembimbing I: Prof. Dr. Yaub Cikusin, Msi, Dosen Pembimbing II: Khoiron,
S.AP., MIP
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bentuk program desaku
menanti, (2) Kondisi Gelandangan dan Pengemis sebelum Program Desaku
Menanti, (3) Kondisi Gelandangan dan Pengemis Setelah Program Desaku
Menanti
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis
penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu, penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, dengan mendapatkan gambaran secara jelas dan nyata apa yang terjadi
dilapangan secara menyeluruh. Peneliti juga menggunakan kepercayaan,
keteralihan, ketergantungan dan kepastian yang bertujuan untuk mengecek
keabsahan data penelitian. Analisis data pada penelitian ini menggunakan tiga
komponen yakni antara lain reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Program Desaku Menanti
merupakan program pengentasan kemiskinan dengan membuat sebuah
perkampungan baru dengan sasaran utama Gelandangan dan Pengemis. (2)
Kondisi Gelandangan dan Pengemis sebelum program Desaku Menanti banyak
diantara mereka tinggal ditempat layak huni dan hanya sebagian dari mereka yang
mengemis, selain itu mereka memulung dan juga mengamen. (3) Kondisi
Gelandangan dan Pengemis setelah program Desaku Menanti, banyak diantara
mereka yang sudah berhasil miliki pekerjaan dan pengahasilan tetap dan dapat
memperbaiki kondisi ekonomi dan kondisi sosial.
Kata Kunci : Pengentasan kemiskikinan, Kemiskinan, Pemberdayaan
Masyarakat
ABSTRACT
Kunti Fadaliyah, 2020 NPM 21601091040, Public Administration Study Program,
Faculty of Administrative Sciences, University of Islamic Malang, Community
Empowerment through Desaku Menanti Program (Study of Empowerment of
Homeless and Beggars by Social Service of Malang City in Wisata Topeng
Village), Supervisor I: Prof. Dr. H. Yaqub Cikusin, Msi, Supervisor II: Khoiron,
S.AP., MIP
This study aims to determine (1) the form of Desaku Menanti program, (2)
the condition of homeless and beggars before Desaku Menanti program, (3) the
conditions of homeless and beggars after Desaku Menanti program.
The research method used a qualitative approach and descriptive research
type. The qualitative descriptive research method is research that intends to
understand the phenomenon of what is experienced by research subjects, getting a
clear and real picture of what is happening in the field as a whole. The researcher
also used trust, intelligence, dependability, and certainty that aim to check the
validity of research data. Data analysis in this study used three components; those
are data reduction, data presentation, and drawing conclusions.
The results of this study indicate that (1) Desaku Menanti Program is a
poverty alleviation program by creating a new village with the main target of
Homeless and Beggars. (2) The conditions of homeless and beggars before
Desaku Menanti program, many of them lived in habitable places and only some
of them begged, scavenged, and also busked. (3) Homelessness and beggars after
Desaku Menanti program, many of them have succeeded in having jobs,
permanent income, and also improve their economic and social conditions.
Keywords: Poverty alleviation, Poverty, Community Empowerment
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat dari pembukaan Undang-Undang 1945 yang merupakan cita-cita
bangsa indonesia yakni melindungi bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa. Hal itu merupakan cita-cita bangsa Indonesia yang harus
diwujudkan. Dengan adanya cita-cita tersebut seharusnya menjadi acuan bagi
bangsa Indonesia untuk memotivasi agar Indonesia menjadi negara maju,
jangan hanya menjadikan cita-cita tersebut mimpi besar melaikan untuk
menjadikan motivasi atau panutan dalam membangun bangsa Indonesia lebih
maju. Tujuan Pancasila yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang
1945 sebenarnya adalah rakyat Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur. Semua kalangan masyarakat harus merasakan keadilan dan
kemakmuran itulah cita-cita Pancasila seutuhnya.
Untuk membangun Indonesia menjadi negara maju masih banyak sektor
yang harus diperhatikan lagi atau harus dikembangkan lagi, baik dari sektor
sosial, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan masyarakat
menjadi kriteria utama dalam penilaian pembangunan negara. Dilansir dari
Detiknews.com pertumbuhan perekonomian Indonesia pada awal Tahun 2018
menunjukkan stabilitasnya diangka 5,06%, Bank Indonesia memproyeksikan
pertumbuhan ekonomi di Tahun 2020 dikisarkan 5,1% - 5,5%. Apalagi
Indonesia ini memiliki potensi dan kelebihan yang tidak dimiliki negara lain.
Jadi Indonesia masih memiliki peluang untuk meningkatkan standar
kehidupan untuk seluruh masyarakat Indonesia yang dapat merasakan
langsung dari terealisasinya cita-cita bangsa ini.
Seluruh masyarakat Indonesia pada dasarnya mempunyai hak penuh untuk
mendapatkan kehidupan yang layak. Kehidupan yang layak seperti
tercukupinya segala kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani itu
seperti kesehatan, makan, makaian, tempat tinggal dan lain-lain. Sedangkan
kebutuhan rohani itu seperti kebutuhan rasa aman, ilmu pengetahuan,
bersosialisasi dengan masyarakat dan kebebasan dalam kepercayaan (Agama).
Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat menyebabkan masalah dalam
kelangsungan hidup masyarakat itu sendiri.
Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
publik meberikan definisi pelayanan publik adalah kegiatan atau rangakain
kegitan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai denga peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan atau pelayanan administratuf yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Pelayanan yang baik tercermin dari setiap efektivitas dan efesiensi
kegiatan yang dilakukan dengan lancar. Semakin cepat dan akurat pelayanan
yang diberikan maka kualitas pelayanan akan semakin baik. Banyak sekali
permasalahan dalam pelayanan secara umum belum memuaskan masyarakat,
tujuan utama dari pelayan publik adalah kepuasan masyarakat. Kepuasan
masyarakat itu sendiri juga merupakan tolak ukur tingkat keberhasilan dari
para pelayanan publik. Dan good governance itu sendiri sangat dipengaruhi
oleh kualitas pelayanan publik yang diberikan secara optimal.
Indonesia merupakan negara berkembang, yang memiliki jumlah
penduduk terpadat ke-4 setelah China, India dan Amerika serikat. Dimana
masih banyak masyarakatnya belum memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini
dikarenakan masih ada masyarakat yang hidup dalam permasalahan
kesejahteraan, seperti halnya kemiskinan. Dari sisi jumlah kemiskinan
sebagian besar penduduk miskin masih berada di Pulau jawa (13,19 juta
orang). Seperti yang dijelaskan oleh Dr. Bambang Widianto, Deputi Bidang
Kesejahteraan Rakyat dan Penganggulangan Kemiskinan, Sekretariat Wakil
Presiden RI, yang dilansir dalam BBC Indonesia. Bahwa kemiskinan selalu
dilihat dari konsumsi dan garis kemisinan sekarang Rp.292.961/kapita/bulan.
Sebagian besar penduduk miskin masih dipedesaan di sektor pertanian
khusunya mereka memiliki pekerjaan informal.
Dalam hal ini peneliti fokus pada upaya Pemerintah Kota Malang
khususnya Dinas Sosial dalam kesejahteraan masyarakat, salah satu upaya
yang dilakukan adalah memperdayakan masyaraktnya agar memiliki
kehidupan yang jauh lebih baik lagi. Banyak sekali pemberdayaan yang
dilakukan oleh Dinas Sosial Kota Malang diantaranya Pemberdayaan
Penyandang Disabilitas, Pemberdayaan Perempuan, Pemberdayaan Anak,
Pemberdayaan Lanjut Usia, Pemberdayaan Penyalahgunaan NAPZA dan
Pemberdayaan Gelandangan dan Pengemis.
Program Desaku Menanti bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
para anggota eks Gepeng, program ini merupakan program dari Kementrian
Sosial RI yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Malang, diresmikan
pada tanggal 12 november 2016. Mereka juga diberi bantuan berupa rumah
layak huni, selain itu juga bantuan penguatan ekonomi produtif untuk
peningkatan kesejahteraan. (Wawanacara 27-12-2019)
Dalam peningkatan perekonomian untuk para eks Gepeng, pemerintah
membangun Wisata yaitu Kampung Wisata Topeng yang diresmikan pada
tanggal 14 februari dengan ikon dua patung malangan yaitu Panji Asmoro
Bangun dan Dewi Sekartaji, dengan adanya wisata ini para eks Gepeng bisa
membangun usaha seperti berjualan disekitar lokasi wisata. (Wawanacara 27-
12-2019)
Bukan hanya itu para eks Gepeng juga diberikan pelatihan untuk
membangun usaha sendiri, untuk para perempuan mereka diberikan pelatihan
memasak kue kering, kue basah, bakso dll. Bagi para laki-laki mereka
diberikan pelatihan kerajinan dalam pembuatan topeng. (Wawancara 27-12-
2019)
Keadaan para eks Gepeng sebelum program desaku menanti mereka
berkeliaran ditempat-tempat ramai dan menggelandang dijalanan, mereka juga
meminta belas kasihan pada masyarakat sekitar dan hal itu menggangu
ketertiban umum yang sudah ditetapkan. Wawancara (10-01-2020)
Banyak sekali diantara gelandangan dan pengemis memanfaatkan trotoar
dan emperan toko untuk bermalam dan tidur disana, karena hal itu Pemerintah
Kota Malang mengadakan razia yang bertujuan untuk memartabatkan Kota
Malang bebas dari masalah-masalah sosial, menggelandang dan mengemis
akan menimbulkan budaya yang tidak baik. Wawancara (10-01-2020)
Mengemis atau bergantung hidup pada orang lain merupakan salah satu
cara mereka untuk bertahan hidup, hal ini terjadi karena tidak adanya
pengahasilan lain yang mereka dapatkan. Maka dengan terjadi hal itu
pemerintah Kota Malang memperdayakan mereka melalui Program Desaku
Menanti untuk memandirikan mereka dalam segi ekonomi dan sosial.
Wawancara (10-01-2020)
Dalam Program Desaku Menanti mereka diberikan modal usaha setelah
pelatihan dan diberikan peralatan usaha sesuai dengan kebutuhan usaha yang
akan dibangun, dengan tujuan mereka lebih mandiri da tidak bergantung
kepada orang lain dan tidak turun kejalanan lagi. Jika mereka ketahuan turun
kejalanan lagi fasilitas yang diberikan akan dicabut dan dikeluarkan.
(Wawancara 27-12-2019)
Sampai saat ini penghuni rumah di Desaku Menanti ada 33 KK (Kartu
Keluarga) diawal tercatat ada 40 KK, satu diantara mereka dikeluarkan karena
melanggar turun kejalanan untuk mengemis lagi, dan selain itu mereka keluar
sendiri dikarenakan tidak betah dan berbagi alasan. (Wawanacara 27-12-2-
2019)
Dalam program ini ada beberapa eks Gepeng yang berhasil dalam
usahanya yaitu ada enam eks Gepeng, mereka memiliki berbagai macam
usaha diantaranya, membuka toko pracangan, menjahit korden, buka jasa
laundry dan menjadi tukang kayu. (Wawancara 27-12-2019)
Penelitian terdahulu dijadikan sebagai bahan perbandingan dan tolak ukur
penulis dalam penelitian yaitu antara lain:
Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Ariya
Akbarian dengan judul “Program Pemberdayaan Gelandangan dan Pengemis
(Gepeng) Melalui Pendidikan Kecekapan Hidup (Life Skills) Di Panti Sosial
Binakarya Yogyakarta” 2015. Menunjukkan bahwa, dampak dari program
pemberdayaan gelandangan dan pengemis di panti sosial Bina Karya
Yogyakarta yaitu sangat berdampak baik, karena para gepeng binaan dikirim
transmigrasi ke Kalimantan dengan begitu para gepeng dapat meninggalkan
pekerjaan mereka, karena mereka di tampung dan dibina oleh perusahaan-
perusahaan yang bekerjasama dengan pihak panti dan juga keperluan
kehidupan sehari-hari yang disediakan oleh pihak perusahaan berupa tempat
tinggal.
Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Rina
Rohmaniyati dengan judul “Pemberdayaan Gelandangan dan Pengemis
(Gepeng) Melalui Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Di Lembaga Sosial
Hafara, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta” 2016. Kegiatan Usaha
Ekonomi Produktif (UEP) memberikan dampak baik bagi lembaga maupuan
warga binaan Gepeng. Dampak yang dirasakan oleh Gepeng secara internal
adalah perubahan diri dari awalnya tidak disiplin, menjadi lebih disiplin
teratur dan juga lebih bertanggungjawab. Gepeng juga mendapatkan
keterampilan dan pengetahuan dalam beberapa bidang seperti, bidang
perikanan, pertanian, dan usaha warung. Secara eksternal memperoleh
pekerjaan sehingga mampu mencukupi kebutuhan hidup. Selain itu uga
dampak ekonomi, para gepeng dapat menabungkankan pendapatan dar bagi
hasil Usaha Ekonomi Produktif (UEP). Sedangkan bagi lembaga program
Usaha Ekonomi Produktif (UEP) memperngaruhi geraknya organisasi dan
mampu memberikan pekerjaan dan penghasilan bagi warga binaannya.
Penelitian yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Fahmawati
dengan judul “Fungsi Dinas Sosial Dalam Pembinaan Pengemis Di Kota
Bandar Lampung” 2017. Fungsi Dinas Sosial dalam pembinaan pengemis di
Kota Bandar Lampung masoh belum optimal, karena dilihat dari kinerja
Dinas Sosial yang hanya sekedar menertipkan saja. Namun Dinas Sosial juga
bekerja sama dengan beberapa lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) salah
satunya adalah Panti Sinar Djati yang tertulis dalam Perda. Hal itu karenakan
Dinas Sosial kekurangan sarana untuk melakukan pembinaan.
Dari tiga uraian diatas dapat dijelaskan yang menjadi pembeda dengan
penelitian saya adalah program yang di implementasikan oleh pemerintah dan
lokus penelitian, sedangkan kesamaan dengan penelitian tersebut adalah
berfokus pada permsalahan Gelandangan dan Pengemis (Gepeng) disuatu
daerah.
Tabel 1.1 Rekapitulasi Penelitian Terdahulu
No Nama/Judul Fokus penlitian/
Rumusan masalah
Metode
penelitia/Hasil
penelitian
Relevansi
1. Ariya Akbarian/
Program
Pemberdayaan
Gelandangan dan
Pengemis (Gepeng)
Melalui Pendidikan
Kecekapan Hidup
(Life Skills) Di
Panti Sosial
Binakarya
Yogyakarta.
Pelaksanaan
kegiatan progran
pemberdayaan
melalui
pendidikan
pelatihan
kecakapan hidup
(life skills)
Kualitatif/ dampak
program
pemberdayaan
gelandangan dan
pengemis di Panti
Sosial Bina Karya
Yogykarta yaitu
sangat baik,
karena para warga
binaan dikirim
transmigrasi ke
kalimantan
ditampung oleh
perusahaan-
perusahaan yang
bekerjasama
dengan pihak
panti.
Topik yang
dibahas adalah
sama yaitu
mengenai
Gelangan dan
Pengemis.
2. Rina Rohmaniyati/
Pemberdayaan
Gelandangan dan
Pengemis (Gepeng)
Melalui Usaha
Ekonomi Produktif
(UEP) Di Lembaga
Sosial Hafara,
Bantul, Daerah
Istimewa
Yogyakarta
Fokus penelitian
terdiri dari wrga
binaan Gepeng
yang tinggal
dilembaga,
pimpinan
lembaga, dan
pengurus lembaga
Sosial Hafara.
Kualtatif/
Kegiatan Usaha
Ekonomi
Produktif (UEP)
memberikan
dampak baikbagi
warga binaan
Gepeng. Dampak
yang dirasakan
oleh Gepeng
secara internal
adalah disiplin
teratur dan juga
lebih
bertanggungjawab.
Gepeng juga
mendapatkan
keterampilan dan
pengetahuan
dalam beberapa
Keterkaitan
dengan tulisan
tersebut dengan
penelitian yang
dilakukan oleh
penulis saat ini
adalah topik yang
dibahas adalah
sama.
bidang seperti,
ybidang
perikanan,
pertanian, dan
usaha warung.
Secara eksternal
memperoleh
pekerjaan
sehingga mampu
mencukupi
kebutuhan hidup.
3. Fahmawati/ Fungsi
Dinas Sosial Dalam
Pembinaan
Pengemis Di Kota
Bandar Lampung
Fokus penelitian
pada fungsi Dinas
Sosial
pelaksanaan
pembinaan
pengemis.
Kualtatif/ fungsi
Dinas Sosial
dalam pembinaan
pengemis di Kota
Bandar Lampung
sesuai dalam
peraturan daerah
nomor 3 tahun
2010 belum
optimal, dilihat
dari kinerja Dinas
Sosial sekedar
menertipkan saja.
Dalam segi
pembinaan mereka
masih bekerja
sama dengan
Lembaga Swadaya
Masyarakat
(LSM). Hal ini
dikarenakan
kurangnya sarana
yang dimilki
Dinas Sosial.
Yaitu mengenai
pengemis.
Dalam hal ini peneliti fokus pada progam yang dilakukan kota malang
terhadap Gepeng. Sama halnya dengan kota lain, di kota malang kita akan
banyak melihat Gepeng dipinggiran jalan, pasar, alun-alun, dan diberbagai
tempat khususnya di daerah kota lama. Mereka berasal dari daerah yang
berbeda-beda dengan alasan yang sama yaitu, untuk mencari nafkah demi
kelangsungan hidup. Kemiskinan dan lowongan pekerjaan yang semakin
susah memang menjadi salah satu faktor utama tumbuhnya Gepeng, sehingga
tidak bisa dipungkiri bahwa hal ini juga merupakan tanggung jawab
pemerintah. Mengentaskan kemisikinan memang tidak mudah, beberapa usaha
harus dilakukan demi kemakmuran masyarakat.
Dilansir dari PolitikaMalang.Com Pada tanggal 12 November 2016,
Kementrian Sosial mengadakan program “Desaku Menanti”, yaitu program
rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis yang dilakukan terpadu berbasis
desa dengan menekankan pengembalian mereka ke daerah asal atau re-migrasi
yang kemudian disambut baik oleh pemerintah kota Malang. Berawal dari
program ini, pemerintah kota Malang yang dipimpin oleh Mochammad anton,
wali kota Malang (Non Aktif) melakukan pembangunan pemukiman berlokasi
di daerah Dusun Baran Kelurahan Tlogowaru Keacamatan Kedungkandang
bagi para Gepeng dan menciptakan kreativitas berupa Kampung Wisata
Topeng yang digunakan untuk membantu meningkatkan perekonomian warga
eks Gepeng agar tidak bergantung kepada orang lain lagi dan tidak kembali
mengemis dan menggelandang di jalanan. Tanggal 14 Februari 2017,
Kampung Wisata Topeng diresmikan dengan dua patung raksasa topeng yaitu
Panji Asmoro Bangun dan Dewi Sekartaji sebagai icon Kampung Wisata
Topeng. (Wawancara 27-12-2019)
Banyak usaha yag dilakukan pemerintah kota Malang terhadap warga eks
Gepeng, seperti pelatihan keterampilan membuat topeng, pelatihan membuat
kue untuk wanita, keterampilan salon dsb. Di desa tersebut terdapat 40 KK
(Kartu Keluarga) dan setiap rumah meiliki ukuran 6m x 4m. (Wawancara 27-
12-2019)
Tabel 1.2
Data Eks Gelandangan dan Pengemis Mandiri Secara Ekonomi
Kota Malang
Tahun 2016 - 2019
NO. Nama Eks Gepeng Pekerjaan
1. Saiful Buchori Toko Pracangan
2. Suja’i Penjahit Korden
3. Saiful Bahri Tukang Kayu
4. Agung Prasetyo Laundry
5. Yuli Pegawai Honorer
6. Gito Pegawai Honorer
Sumber: Dinas Sosial Kota Malang.
Menurut Data diatas dapat diketahui bahwa dari tahun 2016 sampai
dengan 2019 sejauh ini eks Gepeng yang mandiri secara ekonomi berjumlah
enam orang yang diberikan modal usaha sebesar Rp.2000.000 diantaranya:
Saiful yang saat ini membangun usaha toko pracangan, Saja’i yang telah
memilih bekerja sebagai penjahit korden, Saiful Bahri yang sudah bekerja
sebagai tukang kayu, Agung Prasetyo yang sudah membuka usaha laundry,
Yuli dan Gito saat ini sudah menjadi pegawai honorer.
Berdasarkan latar belakang diatas adalah adanya upaya Dinas Sosial Kota
Malang dalam pemberdayaan masyarakat khususnya gelandangan dan
pengemis melalui program Desaku Menanti untuk memandirikan para
gelandangan dan pengemis dalam perekonomian. Dengan permasalahan yang
diuraikan diatas peneliti tertarik untuk mengambil penelitian “ Pemberdayaan
Gepeng Melalui Program Desaku Menanti di Kampung Wisata Topeng Kota
Malang “.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan program Desaku Menanti?
2. Bagaimana kondisi Gelandangan dan Pengemis sebelum program Desaku
Menanti?
3. Bagaimana kondisi Gelandangan dan pengemis setelah program Desaku
Menanti?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui maksud dari program Desaku Menanti
2. Untuk mengetahui kondisi Gelandangan dan pengemis sebelum program
Desaku Menanti
3. Untuk mengetahui kondisi Gelandangan dan pengemis setelah program
Desaku Menanti
D. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian memiliki manfaat sebagai tinfak lanjut dari apa yang telah
dirumuskan dalam tujuan penelitian. Adapun manfaat penelitian tersebut yaitu:
1. Manfaat Teoritisy
a. Sebagai informasi bagi Pemerintahan Kota Malang dalam
mengembangkan pelayanannya.
b. Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan terkait dengan upaya
pemerintah Kota Malang pemberdayaan gelandangan dan pengemis
melalui program Desaku Menanti.
c. Dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk penelitain
selanjutnya mengenai tema upaya pemerintah Kota Malang dalam
pemberdayaan Gelandangan dan pengemis melalui Rumah Perlindungan
Sosial.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah Kota Malang, diharapkan mampu memberikan
perubahan untuk selalu meningkat kualitas pelayanan publik dalam
pemberdayaan Gelandangan dan pengemis.
b. Bagi masyarakat, agar mendapatkan kepuasan dan mencapai tingkat
kesejahteraan masyarakat, terutama para Gelandagan dan pengemis.
c. Bagi penulis, untuk mengetahui deskripsi mengenai upaya pemerintah
Kota Malang dalam pemberdayaan gelandangan dan pengemis melalui
program Desaku Menanti.
E. Sistematika Pembahasan
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang lata belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Memuat uraian tentang tinaun pustaka dari peneliti terdahulu dan kerangka
teori relaan dan terkait dengan skripsi.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti beserta
justifikasi/alansannya, jenis penlitian, lokasi penelitian, metode pengumpulan
data, serta analisis data yang digunakan.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan lebih lanjut terhadap hasil penelitian yang diolah dari data
mentah dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif, juga menjelaskan
tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas, populasi
atau sampel yang telah ditentukan serta hal yang berhubungan dengan objek
penelitian.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Program Desaku Menanti adalah program pengentasan kemiskinan
dengan sasaran pada Gelandangan dan Pengemis dengan
membangun sebuah perkampungan baru, yang memiliki tujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyuguhkan
edukasi berkonsep rehabilitasi sosial guna menggali potensi dan
kemampuan yang mereka miliki.
2. Kondisi Gelandangan dan Pengemis sebelum program Desaku
Menanti tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan. Banyak
diantara mereka hidup dengan serba kekurangan dan hidup
ditempat kurang layak, dan penghasilan mereka setiap harinya
mencukupi untuk biaya sehari tapi tidak untuk tempat tinggal dan
menempuh pendidikan bagi anak-anak mereka.
3. Kondisi Gelandangan dan Pengemis setelah program Desaku
Menanti merupakan tolak ukur tingkat keberhasilan program. Dan
program pemberdayaan ini berjalan cukup optimal untuk
mengentaskan kemiskinan, karena telah banyak diantara mereka
sudah memiliki pekerajaan da pengahasilan tetap. Walaupun masih
ada hambatan-hambatan yang terjadi dimana faktor utamanya
adalah mindset yang masih menjadi PR bagi pemerintah untuk
memecahkan permasalahan tersebut.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian terhadap pemberdayaan
Gelandangan dan Pengemis melalui program Desaku Menanti, maka
diajukan saran sebagai berikut:
1. Pemberdayaan gelandangan dan pengemis melalui program Desaku
Menanti berjalan secara optimal, tetapi perlu adanya perkembangan
yang diarahkan pada yang lebih modern dimana sesuai tuntutan jaman
yang sedang berlangsung. Dan juga perlunya adanya peningkatan
motivasi yang kuat agar mereka lebih berfikir positif dan juga
meningkatkan rasa ingin berprestasi.
2. Bagi warga Desaku Menanti ketrampilan dan pengetahuan serta
pengalaman yang didapat selama mengikuti pelatihan dan pembinaan
diharapkan dapat dipraktikkan dengan baik dan professional sehingga
ilmu yang didapat dapat berkembang dengan baik. Mencobalah untuk
berfikir positif dan memanfaat program Desaku Menanti dengan baik.
3. Pemerintah seharusnya membuat forum diskusi antar stakeholder
yang turut berpartisipasi dalam menangani pemberdayaan
gelandangan dan pengemis, seperti melakukan pertemuan atau rapat
berkala untuk membicarakan program kedepannya. Agar dapat
menemukan solusi atau cara dalam permasalahan-permasalah atau
keluhan-keluhan yang menjadi penghambat berjalannya program.
DAFTAR PUSTAKA
Alfatih Andy. 2010. Implementasi Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat
(Kajian pada Implementasi Program Kemitraan dalam rangka
Memberdaya Usaha Kecil). Bandung: UNPAD PRESS.
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Hadi A. Sutopo & Arief Adrianus. 2010. Terampil Mengelola Data Kualitatif.
Jakarta: Kencana.
Johan. A & Albi. A. 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV jejak.
Mardikanto. T & Soebiato. P. 2017. Pemberdayaan Masyarakat. Bandung:
ALFABETA.
Mulyawan Rahman. 2016. Masyarakat, Wilayah, dan Pembangunan. Bandung:
UNPADPRESS.
Nasution, B.J. 2008. Metode Ilmu Hukum. Bandung: CV Mandar Maju.
Rukajat Ajat. 2018. Pendekatan Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Deepublish.
Ridlo, Muhammad Agung. 2016. Mengupas Problema Kota Semarang
Metropolitan. Yogyakarta: Deepublish.
Walayu Bagja. 2007. Menyelami Sosialisasi di Masyarakat. Bandung: PT Setia
Purnama Inves
Ahmad Maghfur. 2010. Strategi Kelangsungan Hidup Gelandangan-Pengemis
(GEPENG).
Bukhori Baldi. 2006. Kesehatan Mental Mahasiswa Ditinjau dari Regiliusitas
dan Kbermaknaan Hidup.
Fayanti Aina, Hermin. Y, Yunisca. N. 2017. The Minister For Number 24 In The
Emprowerment Of Women Aged In District Lampung East. Jurnal Kultur
Demokrasi.
Nisak Khoirun. 2013. Pengaruh Pinjaman Modal Terhadap Pendapatan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah di Kota Mojokerto. Jurnal Pendidikan
Ekonomi.
Munthe Ashiong.P. 2015. Pentingnya Evaluasi Program di Institusi Pendidikan:
Sebuah Pengantar, pengertian, Tujuan dan Manfaat. Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan.
Siti Maryam Neneng. 2016. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan
Publik. Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi.
Rohmah Siti. 2014. Model Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui
Grassroot Microfinance Syari’ah. Jurnal Pemberdayaan.
Bonasir, Rohmatin. 2014. Kemiskinan Masih Dominan di Pedesaan di
https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2014/03/140327_bisnis_kemiskin
an_profil (28 maret).
Hirawan, F.B. 2018. Kualitas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di
https://news.detik.com/kolom/d-4153925/kualitas-pertumbuhan-ekonomi-
indonesia (di akses 07 agustus).
Laucereno, Sylke Febrina. 2019. BI Yakin Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan
Bisa Sampai 5,5% di https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-
4829226/bi-yakin-pertumbuhan-ekonomi-tahun-depan-bisa-sampai-55 (di
akses 19 desember).
Pahlevi Reza. 2016. Begini, Terobosan Biar “Gepeng” Tak Kembali ke Jalanan
dihttps://nasional.kompas.com/read/2016/03/26/11344331/Begini.Terobos
an.Biar.Gepeng.Tak.Kembali.ke.Jalanan. (di akses 26 Maret).
Putri Sany Eka. 2017. Kampung Desaku Menanti di Kota Malang “Disulap” Jadi
Desa Wisata di https://suryamalang.tribunnews.com/2017/02/14/kampung-
desaku-menanti-di-kota-malang-disulap-jadi-desa-wisata. (di akses 14
februari).
Ulfa Arieza. 2018. Indonesia Penduduk Terbanyak Nomor 4 di Dunia, Siapa
Juaranya?dihttps://economy.okezone.com/read/2018/07/21/320/1925559/i
ndonesia-penduduk-terbanyak-nomor-4-di-dunia-siapa-juaranya (di akses
22 juli).
_______ 2018. Anton: Program Desaku Menanti Bentuk Pemberdayaan Yang
Nyata. di http://politikamalang.com/anton-program-desaku-menanti-
bentuk-pemberdayaan-yang-nyata/ (diakses 20 Maret).