pembentukan dan fisiologi plasenta

19
PEMBENTUKAN DAN FISIOLOGI PLASENTA Villi terdapat diseluruh permukaan blastosis. Dengan semakin membesarnya blastosis, desidua superfisial (desidua kapsularis ) akan tertekan dan kehamilan semakin mengembang kearah dalam cavum uteri.

Upload: malvino-giovanni

Post on 27-Oct-2015

227 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembentukan Dan Fisiologi Plasenta

PEMBENTUKAN DAN FISIOLOGI PLASENTA

Villi terdapat diseluruh permukaan blastosis. Dengan semakin membesarnya blastosis, desidua superfisial (desidua kapsularis ) akan tertekan dan kehamilan semakin mengembang kearah dalam cavum uteri.

Page 2: Pembentukan Dan Fisiologi Plasenta

Perkembangan desidua kapsularis secara bertahap memangkas sirkulasi yang melaluinya. Hal ini akan menyebabkan atrofi dan hilangnya viili yang bersangkutan. Permukaan blastosis menjadi halus dan bagian korion ini disebut Chorion Laeve. Pada sisi yang berlawanan, villi mengalami pertumbuhan dan pembesaran dan disebut sebagai Chorion Frondusum. Dengan semakin luasnya ekspansi blastosis, desidua kapsularis menempel dengan desidua vera dan cavum uteri menjadi obliterasi

Trofoblas primitif chorion frondusum melakukan invasi desidua. Pada proses ini, kelenjar dan stroma akan rusak dan pembuluh darah maternal yang kecil akan mengalami dilatasi membentuk sinusoid.

Trofoblas mengembangkan lapisan seluler yang disebut sitotrofoblasdan lapisan sinsitium yang disebut sinsitiotrofoblas. Struktur yang disebut villi chorialis ini terendam dalam darah ibu. Dengan kehamilan yang semakin lanjut, struktur viili chorialis menjadi semakin komplek dan viili membelah dengan cepat untuk membentuk percabangan-percabangan dimana cabang vasa umbilkalis membentuk percabangan yang berhubungan erat dengan permukaan epitel trofoblas. Sebagian besar cabang villi chorialis yang disebut sebagai villi terminalis mengapung dengan bebas dalam darah ibu sehingga memungkinkan terjadinya tarnsfer nutrien dan produk sisa metabolisme. Sejumlah villi melekat pada jaringan maternal dan disebut sebagai "anchoring villi".

.

Page 3: Pembentukan Dan Fisiologi Plasenta

Struktur dan hubungan villi terminalis dapat dipelajari dengan melihat gambar penampangnya. Dengan semakin lanjutnya kehamilan, hubungan antara vaskularisasi trofoblas dan maternal menjadi semakin erat. Trofoblas mengalami migrasi kedalam arteri spiralis maternal yang berasal dari ruang intervillous

Perubahan fisiologi yang berakibat dilatasi arteri maternal 1/3 bagian dalam miometrium. Perubahan ini berakibat konversi pasokan darah uteroplasenta kedalam vaskularisasi yang bersifat “low resistance – high flow vascular bed” yang diperlukan untuk tumbuh kembang janin intra uterin.

Kegagalan invasi trofoblas akan menyebabkan penyakit hipertensi dalam kehamilan – HDK atau pertumbuhan janin terhambat – PJT.

Dengan semakin lanjutnya kehamilan maka transfer nutrien – sisa metabolisme – hormon dan CO serta O2 plasenta akan semakin meningkat dimana struktur pemisah antara sirkulasi ibu dan anak menjadi semakin tipis.

Tidak ada hubungan langsung antara kedua jenis sirkulasi dan“placental barrier” pada akhir kehamilan terletak di microvilli sinsitiotrofoblas yang memperluas permukaan transfer nutrien dan lain lain. Selanjutnya, sinsitiotrofoblas dan mesoderm janin akan semakin tipis dan vas dalam villus mengalami dilatasi.

Plasenta yang sudah terbentuk sempurna berbentuk cakram yang berwarna merah dengan tebal 2 -3 cm pada daerah insersi talipusat. Berat saat aterm ± 500 gram

Talipusat berisi dua arteri dan satu vena dan diantaranya terdapat‘Wharton Jelly’ yang bertindak sebagai pelindung arteri dan vena sehingga talipusat tidak mudah tertekan atau terlipat, umumnya berinsersi di bagian parasentral plasenta.

Page 4: Pembentukan Dan Fisiologi Plasenta

FUNGSI PLASENTA

Fungsi plasenta bagi janin :

1. Organ respirasi

2. Organ transfer nutrisi dan ekskresi

3. Organ untuk sintesa hormon

Diperkirakan pula memiliki peranan sebagai barier imunologis yang melindungi janin dari reaksi penolakan oleh sistem imunologi maternal.

Transportasi bahan melalui plasenta berlangsung melalui

- Transportasi pasif :

Difusi sederhana [simple diffusion]

Difusi dengan fasilitas [facilitated diffusion]

- Transportasi aktif:

Reaksi enzymatic

Pinocytosis

Mekanisme diatas memerlukan energi dan kecepatan metabolisme plasenta sebanding dengan yang terjadi pada hepar atau ginjal.

Page 5: Pembentukan Dan Fisiologi Plasenta

FUNGSI RESPIRASI

Vaskularisasi yang luas didalam villi dan perjalanan darah ibu dalam ruang intervilus yang relatif pelan memungkinkan pertukaran oksigen dan CO2 antara darah ibu dan janin melalui difusi pasif.

Pertukaran diperkuat dengan saturasi dalam ruang intervilus sebesar 90 – 100% dan PO2 sebesar 90 – 100 mmHg.

Setelah kebutuhan plasenta terpenuhi, eritrosit janin mengambil oksigen dengan saturasi 70% dan PO2 30 – 40 mmHg, sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan janin. CO2 melewati plasenta dengan difusi pasif.

Ion Hidrogen, bicarbonate dan asam laktat dapat menembus plasenta melalui difusi sederhana sehingga status keseimbangan asam-basa antara ibu dan anak sangat berkaitan erat.

Oleh karena transfer berlangsung perlahan, janin dapat melakukan“buffer” pada kejadian penurunan pH, kecuali bila asidosis maternal diperberat dengan dehidrasi atau ketoasidosis sebagaimana yang terjadi pada partus lanjut dimana janin dapat mengalami asidosis.

Efisiensi pertukaran ini tergantung pada pasokan darah ibu melaluiarteri spiralis dan fungsi plasenta.

Bila pasokan darah ibu terbatas seperti yang terjadi pada penyakit hipertensi dalam kehamilan, penuaan plasenta sebelum saatnya , kehamilan postmatur, hiperaktivitas uterus atau tekanan talipusat, maka ketoasidosis pada janin dapat terjadi secara terpisah dari asidosis maternal.

Page 6: Pembentukan Dan Fisiologi Plasenta

TRANSFER NUTRIEN

Sebagian besar nutrien mengalami transfer dari ibu ke janin melalui metode transfer aktif yang melibatkan proses enzymatik.

Nutrien yang komplek akan dipecah menjadi komponen sederhana sebelum di transfer dan mengalami rekonstruksi ulang pada villi chorialis janin.

Page 7: Pembentukan Dan Fisiologi Plasenta

Glukosa sebagai sumber energi utama bagi pertumbuhan janin (90%), 10% sisanya diperoleh dari asam amino.

Jumlah glukosa yang mengalami transfer meningkat setelah minggu ke 30. Sampai akhir kehamilan, kebutuhan glukosa kira-kira 10 gram per kilogram berat janin, kelebihan glukosa dikonversi menjadiglikogen dan lemak.

Glikogen disimpan di hepar dan lemak ditimbun disekitar jantung, belakang skapula. Pada trimester akhir, terjadi sintesa lemak 2 gram perhari sehingga pada kehamilan 40 minggu 15% dari berat janin berupa lemak. Hal ini menyebabkan adanya cadangan energi sebesar 21.000 KJ dan diperlukan untuk fungsi metabolisme dalam regulasi suhu tubuh janin pada hari-hari pertama setelah lahir.

Pada bayi preterm atau dismatur, cadangan energi lebih rendah sehingga akan menimbulkan permasalahan.

Lemak dalam bentuk asam lemak bebas sulit untuk di transfer. Lemak yang mengalami proses transfer di resintesa kedalam bentuk fosfat dan lemak lain dan disimpan dalam jaringan lemak sampai minggu ke 30. Setelah itu, hepar janin memiliki kemampuan untuk sintesa lemak dan mengambil alih fungsi metabolisme.

TRANSFER OBAT

Transfer obat melalui plasenta tidak berbeda dengan nutrien lain pada umumnya.

Kecepatan transfer dipengaruhi oleh kelarutan dari molekul ion didalam lemak dan ketebalan trofoblas. Pada paruh kedua kehamilan, trofoblas menjadi tipis dan area plasenta bertambah luas sehingga transfer obat dapat berlangsung lebih mudah.

Obat ilegal (narkotika, cocain dan marihuana) yang dikonsumsi oleh ibu hamil dapat melewati plasenta dan dapat mengganggu perkembangan janin.

Dampak dari hal ini sulit ditentukan oleh karena selain obat ilegal, pasien biasanya juga adalah perokok atau peminum alkohol.

Pertumbuhan janin cenderung terhambat dan mengalami kelainan kongenital tertentu, Seringkali mengakibatkan terjadinya persalinan preterm dan anak yang dilahirkan dapat menunjukkan sindroma withdrawal.

FUNGSI ENDOKRIN PLASENTA

Sejumlah besar hormon dihasilkan oleh plasenta. Termasuk diantaranya hormon yang analog dengan hormon hipotalamus dan hipofisis serta hormon steroid.

Page 8: Pembentukan Dan Fisiologi Plasenta

Sejumlah produk juga dihasilkan oleh plasenta. Beberapa diantaranya adalah glikoprotein seperti misalnya Pregnancy Associated Protein A B C dan D, Pregnancy Specific Glycoprotein (SP1) danPlacental Protein 5 (PP5) . Peran dari bahan ini dalam kehamilan masih belum jelas.

Hormon Properti

Human Chorionic Somatotropin – hCS

Serupa dengan Growth Hormon dan Prolaktin

Human Chorionic Gonadotropin – hCG

Stimulasi steroidogenesis adrenal dan plasenta. Analog LH

Human Chorionic Gonadotropin – hCT

Analog dengan Thyrotropin

Corticotropin Releasing Hormon - CRH

Seperti pada deasa

EstrogenKomplek. Stimulasi aliran darah dan pertumbuhan uterus

Progestogen Implantasi dan relaksasi otot polos

AdrenocorticoidInduksi sistem ensim dan maturasi janin

Sejumlah produk plasenta dan metabolisme janin dapat digunakan untuk skrining penyakit janin. Pengukuran alfafetoprotein yang dihasilkan oleh hepar,usus dan yolc sac janin dapat digunakan untuk deteksi sejumlah kelainan anatomi . Bersama dengan penentuan serum hCG maternal, dapat diperhitungkan terjadinya trisomi.

IMPLANTASI & PEMBENTUKAN PLASENTA

Dalam beberapa jam pasca fertilisasi, penyatuan nuklei akan membentuk dua buah sel dan

selanjutnya dalam waktu 3 – 4 hari sudah terbentuk sebuah masa solid yang disebut morula.

Stadium 2 sel

Stadium 8 sel

PROSES IMPLANTASI

Page 9: Pembentukan Dan Fisiologi Plasenta

Morula dengan cepat berjalan didalam Tuba Falopii menuju rongga uteru. Selama perjalanannya,

melalui kanalikuli zona pellucida masuk sejumlah cairan membentuk rongga cairan dalam morula

sehinga terbentuk blastosis

Perkembangan ovum dan perjalanannya melalui tuba falopii kedalam uterus. (a) unsegmented oosit

(b) fertilisasi (c) pembentukan pronuklei (d) pembelahan meiotik pertama ( e)stadium 2 sel (f) stadium

4 sel (g) stadium 8 sel (h) morula ; (i) dan (j) pembentukan blastosis (k) Zona Pellucida hilang dan

terjadilah implantasi

Page 10: Pembentukan Dan Fisiologi Plasenta

Pembentukan villi chorialis (a) projeksi trofoblas dengan pembentukan lakuna. Belum terlihat inti

mesodermal (b) inti mesodermal terbentuk dalam villus

Setelah mencapai rongga rahim, zona pellucida mengembang dan menipis. Struktur ini segera masuk

kedalam stroma endometrium. Sekitar 50% bagian blastosis berada dalam endometrium. Sel

trofoblas superfisial mengalami diferensiasi menjadi sitotrofoblas ( lapisan dalam ) dan

sinsitiotrofoblas ( lapisan luar ). Jonjot-jonjot trofoblas dengan cepat terbentuk dan menginvasi stroma

endometrium secara terkendali.

Pada hari ke 7 pasca fertilisasi, jonjot trofoblas membentuk inti mesodermal dan masuk lebih dalam

kedalam stroma endometrium :

Bagian embrio yang terlihat adalah ‘ inner cell mass’ ; blastosis mengempis

Page 11: Pembentukan Dan Fisiologi Plasenta

Gambar pada hari ke 10 pasca fertilisasi

Pada hari ke 10 pasca fertilisasi, ‘inner cell mass’ mengalami diferensiasi menjadi lapisan ektodermal,

lapisan mesodermal dan lapisan endodermal dan pembentukan rongga kecil berisi cairan yang akan

menjadi kantung amnion.

Perkembangan lebih lanjut dari kantung amnion dapat dilihat pada gambar berikut :

Pembentukan kantung amnion :

(a) Pembentukan “ inner cell mass” dan perkembangan kantung amnion serta yolc sac primer

(b) Terbentuk rongga dalam mesoblas membentuk extra embryonic coelom

(c) Ukuran yolc sac primer berkurang setelah extra embryonic coelom membesar

(d) Kantung amnion terbentuk dan menempati extra embryonic coelom

(e) Pada hari ke 45, kantung amnion yang berada disekitar embrio

‘inner cell mass’ tumbuh kedalam rongga blastosis asli dengan dinding yang terbentuk dari

sitotrofoblas dan rongga didalamnya berisi jaringan mesoderm seperti terlihat pada gambar berikut ini

:

Page 12: Pembentukan Dan Fisiologi Plasenta

Gambar embrio hari ke 12. Trofoblas blastosis mengalami diferensiasi menjadi sinsitium primitif dan

sinsitiotrofoblas. Mesoblas mengalami diferensiasi dan mengisi seluruh cavum blastosis. Terbentuk

lakuna dalam sinsitium

PEMBENTUKAN PLASENTA

Saat sinsitiotrofoblas menembus desidua, sinsitiotrofoblas menghasilkan human chorionic

gonadotropin-hCG yang berfungsi agar corpus luteum tetap memproduksi estrogen dan progesteron

untuk mempertahankan kehamilan.

Pada beberapa bagian desidua, sinsitium mengadakan invasi pada dinding arteri spiralis yang berada

diantara desidua sehingga menjadi arteri berdinding tebal yang memungkinkan bertambahnya aliran

darah.

Pembuluh darah tersebut rapuh dan mudah pecah sehingga membentuk lakuna yang berisi darah.

Pada kehamilan normal, proses diatas berlangsung lengkap pada kehamilan 20 – 22 minggu.

Bila proses ini tidak berlangsung secara normal, kemungkinan akan terjadi penyakit hipertensi

dalam kehamilan pada perjalanan kehamilan selanjutnya. Dengan proliferasi lebih lanjut, tonjolan

trofoblas bentuknya menjadi bentukan seperti telapak tangan dan pembuluh darah terbentuk dalam

inti mesodermal (villi chorialis).

Pada hari ke 19, seluruh hasil konsepsi sudah terbungkus dengan villi chorialis, sebagian villi chorialis

menempel pada desidua (anchoring villi) dan sebagian besar mengapung bebas dalam lakuna darah.

Pada stadium ini, penetrasi kedalam desidua berhenti akibat pengaruh imunologis atau mekanisme

kimiawi. Terjadi pembentukan lapisan kolagen dimana arteri dan vena spiralis akan melakukan

penembusan. Oleh karena pasokan darah terutama dibagian permukaan konseptus, maka dibagian

tersebut villi chorialis akan tumbuh lebih cepat membentuk cabang-cabang dan disebut

sebagai chorion frondusum.

Villi chorialis dibagian lain akan mengalami degenerasi dan membentukchorion leave.

Chorion frondusum akan membentuk plasenta dan pembentukan plasenta lengkap pada hari ke 70

pasca fertilisasi seperti terlihat pada gambar berikut :

Page 13: Pembentukan Dan Fisiologi Plasenta

Hubungan antara chorionic sac, amnion dan embrio dengan endometrium, rongga uterus pada awal

kehamilan. Pada gambar terlihat embrio pada kehamilan 10 minggu terhitung sejak hari pertama haid

terakhir.

Ruang intervilus. Kotiledon janin dapat dilihat dan memperlihatkan pancaran darah arterial .

Aliran darah mengalir kedalam vena secara bertahap

Home > Askeb I (Kehamilan) > Plasenta

PlasentaJun 29, 20119 Commentsby lusa

Page 14: Pembentukan Dan Fisiologi Plasenta

Struktur Plasenta

Plasenta merupakan organ penting bagi janin, karena sebagai alat pertukaran zat antara

ibu dan bayi atau sebaliknya.Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan

diameter 15-20 cm dan tebal ± 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram.

Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilankurang dari 16 minggu dengan

ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri.

Plasenta terletak di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus

uteri, dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas,

sehingga lebih banyak tempat untuk berimplementasi. Plasenta berasal dari sebagian

besar dari bagian janin, yaitu villi koriales atau jonjot chorion dan sebagian kecil dari

bagian ibu yang berasal dari desiduabasalis.

Plasenta mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan fetal dan maternal.

Permukaan fetal adalah permukaan yang menghadap ke janin, warnanya keputih-

putihan dan licin. Hal ini disebabkan karena permukaan fetal tertutup oleh amnion, di

bawah nampak pembuluh-pembuluh darah. Permukaan maternal adalah permukaan

yang menghadap dinding rahim, berwarna merah dan terbagi oleh celah-celah yang

berasal dari jaringan ibu. Jumlah celah pada plasenta dibagi menjadi 16-20 kotiledon.

Gambar 1. Permukaan plasenta

Penampang plasenta terbagi menjadi dua bagian yang terbentuk oleh jaringan anak dan

jaringan ibu. Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut membrana chorii, yang

dibentuk oleh amnion,pembuluh darah janin, korion dan villi. Bagian dari jaringan ibu

disebut piring desidua atau piring basal yang terdiri

dari desidua compacta dan desidua spongiosa.

Page 15: Pembentukan Dan Fisiologi Plasenta

Gambar 2. Struktur plasenta

Pembentukan Plasenta

Perkembangan trofoblas berlangsung cepat pada hari ke 8-9, dari selapis sel tumbuh

menjadi berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada

lapisan sinsitiotrofoblas(selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling

berhubungan. Stadium ini disebut stadium berongga (lacunar stage).

Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi

perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem

lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini

menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal.

Antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk

sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung

yang lembut, yang disebutmesoderm ekstraembrional. Bagian yang berbatasan dengan

sitotrofoblas disebut mesodermekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi

selaput korion (chorionic plate).

Bagian yang berbatasan dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk

sac disebut mesodermekstraembrional splanknopleural. Menjelang akhir minggu kedua

(hari 13-14), seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan

diliputi pertumbuhan trofoblas yang telah dialiridarah ibu. Meski demikian, hanya

sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang berkembang

lebih aktif dibandingkan daerah lainnya.

Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin

lama makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung

kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom

ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space).

Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas

mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang

dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang

sampai bertemu dengan alirandarah ibu.

Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di

bawah jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut

Page 16: Pembentukan Dan Fisiologi Plasenta

menginvasi ke dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem

villi) yang terdiri dari intimesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.

Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang

dimilikinya, mesodermdalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan

pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu

jaringan vaskular (disebut jonjot tersier/tertiary stem villi) .

Selom ekstraembrional/rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan

embrional makin terpisah dari sitotrofoblas/selaput korion, hanya dihubungkan oleh

sedikit jaringan mesodermyang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting

stalk). Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian

akan berkembang menjadi pembuluh darah danconnecting stalk tersebut akan

menjadi tali pusat.

Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring

denganperkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa,

terbentuklah komponen sirkulasi utero-plasenta. Melalui pembuluh darah tali pusat,

sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan sirkulasi janin. Meskipun

demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi satu (disebut

sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan

lapisankorion.

Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan

dengan komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem

tersebut dinamakan sirkulasi feto-maternal.

Fungsi Plasenta

Fungsi dari plasenta adalah:

1. Nutrisi : tempat pertukaran zat dan pengambilan bahan nutrisi untuk tumbuh

kembang janin

2. Respirasi: memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin

3. Ekskresi: mengeluarkan sisa metabolisme janin

4. Endokrin : sebagai penghasil hormon-hormon kehamilan seperti HCG,

HPL, esterogen,progesteron

5. Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin

6. Farmakologi: menyalurkan obat-obatan yang diperlukan janin, diberikan melalui ibu

7. Proteksi: barier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat toksik

Tipe-Tipe Plasenta

Menurut bentuknya, plasenta terbagi menjadi:

1. Plasenta  normal

2. Plasenta  membranasea (tipis)

3. Plasenta  suksenturiati (satu lobus terpisah)

4. Plasenta  spuria

5. Plasenta  bilobus (2 lobus)

Page 17: Pembentukan Dan Fisiologi Plasenta

6. Plasenta  trilobus 3 lobus)

Menurut perlekatan pada dinding rahim, adalah sebagai berikut:

1. Plasenta  adhesiva (lebih melekat)

2. Plasenta  akreta (lebih melekat)

3. Plasenta  inkreta (sampai ke otot polos)

4. Plasenta  perkreta (sampai ke serosa)

Sirkulasi Darah Plasenta

Darah ibu yang berada di ruang interviller berasal dari spiral arteries yang berada

di desiduabasalis. Pada sistosel darah disemprotkan dengan tekanan 70-80 mmHg

seperti air mancur ke dalam ruang interviler sampai mencapai chorionic plate, pangkal

kotiledon-kotiledon janin. Darahtersebut membasahi semua villi koriales dan kembali

perlahan-lahan dengan tekanan 80 mmHg menuju ke vena-vena di desidua.

Di tempat-tempat tertentu ada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar

(sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat

terdapat pula suatu rungvena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari

ruang interviller diatas. Ruang ini disebut sinus marginalis.

Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap menit

padakehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Seluruh

ruang interviller tanpa villi koriales mempunyai volume lebih kurang 150-250 ml.

Permukaan semua villi koriales diperkirakan seluas lebih kurang 11 m2. Dengan

demikian pertukaran zat-zat makananterjamin benar.

Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung.

Padakehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari villi tidak berubah, akan tetapi dari

lapisan sititrofoblas sel-sel berkurangdan hanya ditemukan sebagai kelompok sel-sel,

stroma jonjot menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh

darahnya menjadi lebih besar dan lebih mendekati lapisan trofoblas.

Pada kehamilan 36 minggu sebagian besar sel-sel sitotrofoblas tak ada lagi, akan tetapi

antara sirkulasi ibu dan janin selalu ada lapisan trofoblas. Terjadi klasifikasi pembuluh-

pembuluh darahdalam jonjot dan pembentukan fibrin di permukaan beberapa jonjot.

Kedua hal terakhir ini mengakibatkan pertukaran zat-zat makanan, zat asam, dan

sebagainya antara ibu dan janin mulai terganggu.

Deposit fibrin ini dapat terjadi sepanjang masa kehamilan sedangkan banyaknya juga

berbeda-beda. Jika banyak, maka deposit ini dapat menutup villi dan villi itu kehilangan

hubungan dengandarah ibu lalu berdegenerasi, timbullah infark.