pembahasan lap 3

9
Dalam tubuh vertebrata terdapat tiga jenis jaringan otot, yaitu otot polos, otot lurik dan otot jantung. Otot lurik yang melekat pada rangka bertanggung jawab atas pergerakan tubuh secara sadar. Otot jantung membentuk dinding kontraktil jantung. Sel otot jantung bercabang dan ujung sel-selnya dihubungkan dengan cakram berinterkalar yang mana kontraksi dari otot ini tidak menurut kehendak. Otot polos ditemukan dalam dinding saluran pencernaan, kandung kemih, arteri dan organ internal lainnya. Otot polos berkontraksi lebih lambat dibandingkan dengan otot rangka dan bertanggung jawab atas aktivitas tubuh tidak sadar (Campbell, 2002). Pada praktikum ini menggunakan otot lurik (otot rektus abduminus) dan otot polos (usus halus). Otot memiliki ciri mampu melakukan kontrakbilitas, eksitabilitas, ekstensibilitas dan elastisitas. Kontraksibilitas merupakan kemampuan otot untuk memendek, ekstensibilitas merupakan kemampuan otot untuk memanjang. Sedangkan kemampuan otot untuk kembali ke keadaan semula dinamakan elastisitas (Sloane, 2004).Otot memiliki sifat 3 sifat umum yaitu ekstensibilitas, elastisitas, dan iritabilitas. Ekstensibilitas merupakan kemampuan otot untuk memanjang apabila diberi beban atau gaya (soewolo, 2003). Hukum starling mengatakan bahwa kuat kontraksi otot berbanding lururs dengan panjang mula-mula otot tersebut. Otot dapat memanjang jika mendapatkan gaya, saat pemanjangan terjadi peregangan sebelum berkintraksi menghasilkan kontraksi yang kuat dan lebih besar. Otot berkontraksi jika ada rangsangan dari ATP dan kalsium. Fungsi otot mampu melakukan berbagai tanggapan. Eksitabilitas adalah kemampuan sel untuk menerima dan merespon stimulus.

Upload: nur-istiqlalial-firdausi

Post on 22-Nov-2015

73 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

pl3

TRANSCRIPT

Dalam tubuh vertebrata terdapat tiga jenis jaringan otot, yaitu otot polos, otot lurik dan otot jantung. Otot lurik yang melekat pada rangka bertanggung jawab atas pergerakan tubuh secara sadar. Otot jantung membentuk dinding kontraktil jantung. Sel otot jantung bercabang dan ujung sel-selnya dihubungkan dengan cakram berinterkalar yang mana kontraksi dari otot ini tidak menurut kehendak. Otot polos ditemukan dalam dinding saluran pencernaan, kandung kemih, arteri dan organ internal lainnya.Otot polos berkontraksi lebih lambat dibandingkan dengan otot rangka dan bertanggung jawab atas aktivitas tubuh tidak sadar (Campbell, 2002). Pada praktikum ini menggunakan otot lurik (otot rektus abduminus) dan otot polos (usus halus). Otot memiliki ciri mampu melakukan kontrakbilitas, eksitabilitas, ekstensibilitas dan elastisitas. Kontraksibilitas merupakan kemampuan otot untuk memendek, ekstensibilitas merupakan kemampuan otot untuk memanjang. Sedangkan kemampuan otot untuk kembali ke keadaan semula dinamakan elastisitas (Sloane, 2004).Otot memiliki sifat 3 sifat umum yaitu ekstensibilitas, elastisitas, dan iritabilitas. Ekstensibilitas merupakan kemampuan otot untuk memanjang apabila diberi beban atau gaya (soewolo, 2003). Hukum starling mengatakan bahwa kuat kontraksi otot berbanding lururs dengan panjang mula-mula otot tersebut. Otot dapat memanjang jika mendapatkan gaya, saat pemanjangan terjadi peregangan sebelum berkintraksi menghasilkan kontraksi yang kuat dan lebih besar.Otot berkontraksi jika ada rangsangan dari ATP dan kalsium. Fungsi otot mampu melakukan berbagai tanggapan. Eksitabilitas adalah kemampuan sel untuk menerima dan merespon stimulus. Stimulus biasanya dihantarkan oleh neurotransmiter yang dikeluarkan oleh neuron dan respon yang ditransmisikan dan dihasilkan oleh potensial aksi pada membran plasma dari sel otot. Kontraktibilitas adalah kemampuan sel untuk merespon stimulus dengan memendek. Ekstensibilitas adalah kemampuan sel untuk merespon stimulus dengan memperpanjang dan memperpendek serat otot saat relaksasi. Elastisitas adalah kemampuan sel untuk menghasilkan waktu istirahat yang lama setelah memendek dan memanjang (Suratu, dkk., 2008).

Elastisitas merupakan kemampuan otot untuk kemai pada bentuk dan ukuran semula apabila gaya atau beban yang diberikan pada otot dihilangkan (soewolo, 2003). Sifat elastis ototdigambarkan sebagai 2 komponen utama. Komponen elastis paralel (PEC) ditunjukkan oleh membran otot, yang memberikan tahanan pada saat otot secara pasif terulur (stretch).Komponen elastis seri (SEC) terdapat pada tendon, bekerja sebagai pegas yang lentur untuk menyimpan energi elastis ketika otot yang tegangdiulur (distretch).Komponen-komponen elastisitas otot ini dinamakan demikian karena membran otot dan tendon masing-masing paralel dengan serabut otot dan seri atau segaris dengan serabut otot, dimana memberikan komponen kontraktil. Elastisitas otot skeletal manusia secara utama terdapat pada SEC(tendon).Baik SEC dan PEC memiliki sifat merekat yang memungkinkan otot terulur dan kembali ke dalam bentuk semula. Ketika penguluran statik pada grup otot seperti hamstring dipertahankan selama jangka waktu tertentu, maka secara progresif otot akan memanjang, dan meningkatkan ROM sendi. Demikian pula, setelah group otot tertentu diulur (distretch), maka tidak akan kembali dengan segera ke posisi pemanjangan istirahat (resting length), tetapi secara bertahap akan memendek selama jangka waktu tertentu.Respon viskoelastikini pada otot tidak bergantung pada jenis kelamin (independent).Ototmampu menghasilkanketeganganisometricmaksimumbergantung pada levelpanjang otot. Padaserabut otot tunggaldanotot yang terisolir, pembangkit gaya dapat mencapai puncak ketika otot dalam posisi normalrestinglength(bukan dalam keadaanstretchatau memendek). Ketikapanjang ototmeningkat atau menurun melewatiresting length,gaya maksimum ototdapat menghasilkan penurunan, mengikuti bentukkurva bell. Otot dengan serabut paralel menghasilkan ketegangan maksimum diatas posisiresting length, dan otot denganserabutpennatedapat membangkitkan ketegangan maksimum antara 120% dan 130% dari posisiresting length. Fenomena ini dihasilkan dari kontribusi komponen elastik otot yang dapat menambah ketegangan yang ada pada otot ketika otot terulur.Ketika otot secara aktif dalam posisi terulur sebelum kontraksi, maka kontraksi yang dihasilkan lebih kuat daripada tidak adastretchsebelumnya. Pola kontraksi eksentrik ini diikuti dengan cepat oleh kontraksi konsentrik yang dikenal dengansiklusstretch-shortening(SSC). Secara substansial, suatu otot dapat melakukan kerja yang lebih besar ketika otot secara aktif terulur sebelum kontraksi memendek daripada otot langsung berkontraksi memendek. Suatu eksperimen yang melibatkan gerak dorsifleksi yang kuat diikuti dengan plantar fleksi dengan kecepatan yang lambat dan cepat, maka SSC memberikan kontribusi sekitar 20,2% dan 42,5% secara berturut-turut, untuk melakukan kerja positif. Kapasitas metabolik yang diberikan pada kerja mekanikal juga berkurang ketika SSC ikut terlibat daripada tanpa keterlibatan SSC. (Putro, 2012.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan ototKekuatan merupakan salah satu unsur dari komponen kondisi fisik yang diperlukan pada setiap cabang olahraga sesuai dengan karakteristik cabang olahraga yang bersangkutan.Upaya memperoleh kekuatan otot yang baik, maka harus dilatih dengan baik dan benar. Selain latihan yang teratur, kekuatan juga dipengaruhi oleh unsur lainnya.Menurut Suharno Hp (1993: 39-40), faktor-faktor penentu kekuatan otot adalah:1. Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morfologis yang tergantung dari proses hypertropi otot.2. Jumlah fibril otot yang turun bekerja dalam melawan beban, makin banyak fibril yang otot yang bekerja berarti kekuatan bertambah besar.3. Tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin besar kekuatan.4. Innervasi otot baik pusat maupun perifer.5. Keadaan zat kimia dalam otot (glykogen, ATP).6. Keadaan tonus otot saat istirahat, tonus makin rendah berarti kekuatan otot tersebut pada saat bekerja makin besar.7. Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya kekuatan otot.Jika dilihat dari faktor penentu kekuatan otot menunjukkan bahwa, besarnya fibril otot dan banyaknya fibril otot adalah faktor yang dominan yang akan menentukan baik tidaknya kekuatan otot. Seperti dikemukakan Sugiyanto (1998: 254) bahwa, Kekuatan otot ditentukan oleh besarnya penampang otot serta kualitas kontrol pada otot yang bersangkutan. Hal ini berarti, semakin besar dan banyak fibril ototnya, maka otot tersebut semakin besar sehingga semakin besar pula kemampuannya. Meningkatnya ukuran otot dapat ditingkatkan melalui latihan fisik, terutama dengan latihan berbeban. Latihan berbeban yang dilakukan secara teratur dapat memberikan pengaruh terhadap pembesaran ukuran fibril otot (hypertropy). Pembesaran fibril otot itulah yang menyebabkan adanya peningkatan kekuatan otot.

Pada praktikum ini didapatkan ekstensibilitas otot lurik sebesar 120%, sedangkan pada otot polos didapatkan ekstensibilitas sebesar 56%. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena seharusnya otot polos memiliki ekstensibilitas yang tinggi. Hal ini diperkirakan terjadi karena panjang awal dari otot lurik dan otot polos tidak sama, sehingga menimbulkan selisih yang menyebabkan ekstensibilitas otot lurik lebih besar. Tingkat ekstensibilitas otot polos lebih tinggi daripada otot lurik karena struktur anatomi otot polos berbentuk gelendong yang panjang dan berinti di bagian tepi. Selain itu otot lurik dibungkus oleh jaringan ikat yang mengandung banyak serat kolagen, reticulum dan elastin, sehingga ektensibilitasnya tidak setinggi otot polos.Sedangkan untuk elastisitas pada otot lurik didapatkan hasil sebesar 45,83%, sedangkan otot polos didapatkan hasil sebesar 64,29%. Hal ini sudah sesuai dengan teori, karena otot polos mampu kembali seperti bentuk semula karena struktur otot polos sedikit memiliki serat kolagen yang akan menghambat keelastisan dari otot.

Data Praktikum kali ini dilakukan untuk mengetahui ekstensibilitas dan elastisitas dari otot lurik serta otot polos. Ektensibilitas merupakan kemampuan otot untuk memanjang apabila diberi beban atau gaya. Sedangkan elastisitas otot adalah kemampuan untuk kembali pada bentuk semula apabila gaya atau beban telah dihilangkan. (Soewolo, 2000)Untuk memeperoleh data, dilakukan praktikum dengan menggunakan otot perut dan usus halus katak sebagai sediaan. Pertama otot perut katak dipisahkan dari bagian tubuh katak tersebut, kemudian kita iris otot tersebut seluas kira-kira 3mm dan panjang 3cm. kemudian diikatkan pada statif dan diberi beban secara bertahap, mulai dari 10g sampai dengan 50 gram.

PerlakuanEkstensibilitas

Otot lurik (cm)Otot polos (cm)

P0122,5

P1033

P203,53,3

P3043,6

P404,23,8

P504,43,9

Perlakuan Elastisitas

Otot Lurik (cm)Otot Polos (cm)

P504,43,9

P404,23,8

P3043,6

P203,73,5

P103,53,3

P0233