pedoman pelayanan gawat darurat 1995

Upload: hendrik-abraham

Post on 12-Jul-2015

2.690 views

Category:

Documents


55 download

TRANSCRIPT

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    1/97

    362.28In dr

    PEDOMANPELAYANAN GAW AT DARURAT

    CETAKAN KEDUA

    DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK iNDONESLt\DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN MEO!K

    DIREKTORAT RUMAH SAKIT KHUSUS DAN SWASTA1995

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    2/97

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    3/97

    SAMBUTAN

    Upaya pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini telahberhasil meningkatkan derajat kesehatan bangsa kita sebagaimana di tunjukkanoleh berbagai indikator utama kesehatan dan kwalitas manusia sepertimenurunnya angka ksmatian. angka kelahiran, angka kesakitan dan perbaikangizi serta rneningki'ltnyil umur harapan hidup. Namun dernikian perubahanstruktur demografi, perubahan lingkllngilll hidup dan sikap perilaku serta gayahid up masyarakat kita telah mernbawa dampak lain berupa pergeseran polapenyakit dari penyakit infeksi dan malnutrisi ke arah penyakit kronik degeneratifdan non infeksi.

    Meskipun penyakit infeksi masih menduduki urutan teratas dalammorbiditas urnurn di Indonesia, pada dekade terakhir ini data-data yangdihimpun oleh Departemen Kesehatan R[ menunjukkan bahwa dari tahunketahun terdapat peningkatan yang berarti dari prevalensi penyakit non-infeksiyang sering menimbulkan keadaan gawat darurat seperti penyakit kar-diovaskuler, akibat cedcra atau kecelakaan. akibat keracunan dan lain-lain.

    Data survei kesehatan rumah tanggil tahun ] 9H6 menunjukkan bahwapenyakit kar diovask ulcr dan ccdera atau kccelakaan terutarna kecelakaan lalulintas telah sernakin rnenonjol sebagai penyebab kernatian di Indonesia. Keadaantersebut disertai dengan pertumbuhan penduduk serta meningkatnya kesadaranrnasyarakat akan kesehatan mcnyebabkan perrnintaan akan pelayanan gawatdarurat akan scmakin bcsar.

    Buku pcdoman ini rncuyajikan suatu pola pelayanan gawat darurat yangdiharapkan akan mcnjadi acuan bagi segen

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    4/97

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    5/97

    PENGANTAR

    Departcnwil Kesehatnn I\J dalam RITELIT/\ - V telah mernprioritaskanPcngernbangan Frogr

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    6/97

    Buku pedoman ini dimaksudkan agar upaya penanggulangan penderita gawatdarurat baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta dapatmern perol eh petunjuk yang cukup jelas dalam merencanakan danmenyelenggarakan pelayanan gawat darurat.

    Sebagai pedoman semoga buku ini bermanfaat bagi pengembanganpelayanan gawat darurat.

    Jakarta, 1 Maret 1992KEPALA DIREKTORAT RS KHUSUS DAN SWASTA,

    t.t.d.

    Dr. SOEMARJA AN IROEN . MHANIP. 140028924

    IV

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    7/97

    PENGANTAR

    Program Kesehatan Rujukan dan Rumah Sakit Departemen Kesehatan RIpad a Repelita VI disusun sebagai kelanjutan dar iprogram Repelita V.Salah satu kegiatan yan~ terus mendapat perhatian untuk dikernbangkan dalarnRepelita VI adalah PCJllllgknt;m Pel2l)'illliHl Cawa t Da rurnl.

    Upaya peningkatan pelayanan gawat darurat ini terutama ditujukanuntuk menunjang pelayanan kesehatan dasar sehingga terdapat ruj ukanberjenjang antara Pus kesrnas dan Rumah Sakit da larn menanggulangipenderita gawat darurat.

    Untuk memberi arahan pada upaya penanggulangan penderita gawatdarurat pada tahun 1992 Departcmcn Kesehatan RI telah menerbitkan bukupedornan pelayanan gawat darurat, Buku pedoman tersebut pada tahun 1995inimengalarni cetak ulang disertai pcrbaikan-perbaikan seperlunya dan tambahanmateri yang diperlukan.

    Kiranya buku pedoman ini dapat mernenuhi kebutuhan para pemakaiguna rneningkatkan mutu f)enanggulangan penderita gawat darurat secarakonseptual dan sisternatis.

    J\'2pal a Khusus dan Swasta I

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    8/97

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    9/97

    DPARTEMEN KESEHATAN R.I.CIREKTORAT .JENDERAL PELAVANAN MECIK

    JAKARTA

    Jalan H.A. Raw"" Said 810k X5 Kow.No. 4 - 9 J.k.rt. Seta nTel!>., S20t594 95 - 9 8

    5204395 - 96 -""-. _..

    KEPUTUSAN MENTER I KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOHOR 0701/YAN MEO/RSKS/GOE/VII/1991TENTANG

    PEDOMAN PElAYANAN GAWAT DARURAT

    MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    Menimbang . a. bah ... pembangunan disegala bidang Dada umumnya danp e n v e t e n q q a r a a n o e l a r a n a n k e s a n a t a n se c a r ao a r Io u r n a pa d a k h us us n ya , disamping telahmeningkatkan kesejahteraan masyarakat telah pulamenyebabkan ~erubahan Do1a penyakjt dimana tengahter iad i pergeseran co t a Denyakit dar; penyakit-Denyakit infeksi kan ad a Denyakit-penyakit noninfeksi seperti penyakit kardiovaskuler.degerneratif. cedera akibat keceiakaan. keganasa~keracunah dan la1n-lain:

    b. bahwa sebagai akjbat dari perubahan Dola penyakittersebut telah terjadi lonjakan anqka. kesakitanmaUDun kematian akibat keda~uratan medik baikdalam keadaan sehari-hari ~aupun dalam keadaanmus ibah masa 1 ;

    c. bahwa dengan pe s a tn ya perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi dibidang pelayanankesehatan khususnya untuk penansgu1angan penderitagawat darurat maka senantias3 diperlukanoenyesua ian yang tepat terhadap perk",mbangantersebut:

    d. bahwaden~an semakin meningkatnya kesadaranma~yara.kat akan hebutuhan oelavanan k~sehatan yangl eb ih b a ik , ma ka d iparrrran q oe r Lu untuk secarate ru s+me n e ru s mempe rba ik 1 dan men ingkatkanD61ayanan kesehatan;

    e. bahwa dalam rangka memantaokan pelaksanaan programuoaya kesehatan rujukan melalui peningkatan mutu.efisienSl dan c ak up a n pe La va n a n kesehatankhususnya dalam upaya Denangguiangan penderitagawat d a ru ra t, d t oe r Lu ka n a d a n va suatustanda rd isas i oedoman pe La ya n a n yang be rs Lf a t,nas icna l.

    Mengingat 1. Undang-undang Namor 9 tahun 1960 ten tang Pokok-pokok Kesehatan;

    VI I

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    10/97

    DEPARTEMEN KESEHATAN R.I.DIREKTOAAT .JENDERAL PELAVANAN MEDIK

    JAKARTAT"p.: 5201594-11598

    52(M395 9 6 Pe$ .....

    2. Keputusan Presiden RI Nomor 15 tahun 1984 tentangSusunan Organisasi Oepartemen;3. Keput.usan Menter; Kesehatan RI Nomor558/Henkes/SK/84 tentang Susunan Organisasi danTata Kerja Departemen Kesehatan RI;4. Program Upaya Kesehatan Rujukan REPEL ITA VDirektorat Jenderal Pelayanan Medik, April 1989;5. Surat Edaran Oirektur Jenderal Pelayanan MedikNomor 0681/Yan.Med/RSKS/S5 tanggal 2S Me; 1985t..entangelayanan Ga....t Darurat;

    Menetapkan;Pertama Herevis; Buku Pedoman Pengembangan Pelavanan Unit

    Ga....at Oarurat Rumah Sakit dan S;stim Penan99ulanganPenderita Gawat Darurat yang d;terbitkan olehDirektur Jenderat Pelayanan Kesehatan DepartemenKesehatan RI. tanggal 22 Jun; 1982.Kedua Revis; peduaan dimak6ud menvangkut SistimPenanggulangan Penderita Ga ...at Darurat dan petunjukteknis standard pelayan.n yang harus dimiliki ole ...Unit Ga ....t Oarurat Rumah Sakit termasukPenanggulangan Penderita Ga...t Oarurat Pre Rumah.Sakit.

    HEM U T U S K A N

    Ketiga Dalam rangka revisi buku pedoman tersebut per 1udibentuk kepanitiaan dengen susunan sebasai berikut :Penasehat Dr . Brato Wasisto,HPH (Oir Jen Yan Hedik)Pengarah 1, Or. Soemarja Aniroen, MHAeK a Dit RS Khusus dan S~asta)2. Or. Boedihartono, HHA(Ka Oit RS UM DlK)K e t u a Dr. H. Abdul Radjak (Ka Sub Dit Yan GDE)Sekreteris Dr. Petrus Maturbongs (Dit RSKS)Ang9ata 1. Or. IQbal Hustafa (PKGOI)2. Dr. Aryono D. Pusponegoro (IKABI)3. Dr. Hermansyur K (IGO RSCM)4. Dr. Bagus Mulyadi (Oit RS UMDIK)5. Dr. Hario Untoro (Dir RS Sekasi)

    6. Dr. Haryadi (Oir RS Pasar Rebe)7. Ora. Susbandyah (Oit RSKS)6..Dr. Abdul LDtief, DSA (RSCH)9. Dr. Tb. Derma....T. MPH (Dit RSKS)

    viu

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    11/97

    DEPARTEMH KESEHATAN a.r,DIREKTORAT JENDERAL PELAVANAN MEDIK

    JAKARTA

    J.alan H.R. Rawna Said 810k X5 Kav.No.4 - 9 J;,kana SelatanTelp.: 52015949598

    520439596.~ ....

    Keempat Biaya ravisi Buku Pedoman tersebut dlbebankan keoadaProyek Pengembangan Rumah Sakit Swasta dan KhususPusat Jakarta.

    Kel im a Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan 1n1 akandiatur lebih lanjut.Keenarn Suiat Keputusan inl reulai berlaku pada tanggaldltetapkan dan apabila ternyata ad3 kekeliruan

    dikemudian hari akan dladakan perbaikan.

    D1 t.etack an d i : JakartaPada tanggal - 2::::ul i 1~31

    REPU8LIK INDONESIAPelayanan Medik.IWASISTO. MPH140022724

    Tembusan kepada ytn.:1. BaDak Menter; Kesehatan RI di Jakarta;2. Sekretaris Jenderal. OeD Kes RI di Jakarta;3. Para Direktur Jenderal dil;ngkungan Dep Kes RI d1 JaKarta;4. Direktur Jenderal Anggaran OeD Keuangan RI di Jakarta;5. Keoala Badan Pemeriksa Keuangan d; Jakarta;6. Kepala KPN III di Jakarta:7. Pimp;nan Proyek Pengembangan RS Swasta dan Khusus Pusat diJakarta;8. Yang bersangkutan untuk diketahui;9. A r sip.

    1\

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    12/97

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    13/97

    DAFTAR lSI

    Sambutan Dirjf'll Yanmedik .. ,',., , ".,., .., ,.." .Pengantar Kadit RSKS , ,. .. .. .. ... .. .. .. ... .. .. .. .. ... .. .. .. ... .. .. .. ... .. .. .. ... .. .. .. ... .. .. . iiiS K MENKES No 071 IYAN MED/RSKS/GDE/VIJ/199L ....... ,,,,, ... ,,..... vii

    Tentang Pedoman Pelayanan Gawat DaruratDaftar lsi xiPendahuluan 1

    2engertianPenanggulangan Penderita Gawat Darurat (rrGD) '.... 3Sistim penanggulangall penderita gawat darurat 4

    - Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNornor : 01521Yan. MED/RSKS/1987 33

    Lampiran

    Larnpiran 1ILampiran IIILampiran IVLampiran V

    - Arnbulans udara "................................. 4]- Akreditasi Unit Cawat Darurat Rumah Sakil............. 43- Sarana dan prasarana leu ' '.......................................1- Resusitasi Jantung Paru .., ,',................... 57

    Lampiran VI -, Cara mcngukur Trauma Score ,.............. 84

    XI

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    14/97

    L PENDAHULUANUpaya Bangsa Indonesia untuk mcncapai derajat kesehatan yang optimalsebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalarn PembukaanUndang-Undang Dasar 1945, adalah meliputi kesehatan badaniah, rohaniahdan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, Cleat dankelemahan.Kegiat(ln ini horus bersifat menveluruh. terpadu, merata, dapat d iterirna dantcrjangkau oleh scluruh masvarakat. dan masyarakat perlu aktif berperanserta. Segala upaya ini harus dilakukan secara merata kepada selur uh lapisanmasyarakat dengan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuandan teknologi dan dengan biaya yang dapat dipikul oleh masyarakat dannegara. Upaya dalarn bidang keschatan telah dijabarkan dalam Sis ternKeschatan Nasional yang pada hakekatnya adalah berupa pemikiran dasaryang mernberi arah dan tujuan, bentuk serta sifat kesehatan sebagai kesatuanyang menyeluruh, ter padu dan berkesinarnbungan sebagian bagian dariI'embangunan Nasional.

    Ikrdasarki'ln hal tersebut di a las, maka Dasar-Dasar PembangunanKeschatan Nasional antara lain adalah :A Sernua Warga Negilli1 berhak mernperoleh derajat kesehatan yang

    setinggi-tillgginya, agar dapat hckerja dan hidup layak sesuai denganrnartabat manusia.

    B. Pemerintah dan masyarakat bcrtanggung jawab dalam mernelihara danmempertinggi derajat kesehatan rakvat.

    C. Pen yelenggaraan upa ya keseha tan diatur oleh Pernerin tah dan dilakukansecara serasi dan seimbang oleh Pernerintah dan masyarakat, sertadilaksanakan terutarna rnelalui upaya peningkatan dan pencegahanyang dilakukan secara terpadu dengan upaya penyernbuhan danpemulihan yang dilakukan,

    D. Sesuai dengan azas adil dan merata, hasil-hasil yang dicapai dalampembangunan kesehatan harus dapat dinikmati secara rnerata olehseluruh penduduk.

    Usaha keschatan di atas mcncakup usaha peningkatan (promotif) pencegahan(preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Dalarnupaya penyernbuhan tercakup upaya penanggulangan penderita gawatdarurat.Agar upaya pel1'Zlnggu['11lg,.111 pcndcriLi gawat d ar urat dapat berfungsidengan baik. Uepctrterncn Kesohatan RI c.q. Direktorat Jenderal PelayananMedik perlu merigadakan pcnataan pelavanan gawat d ar ur at denganrnenerbitkan suatu buku pedornan sebagai sumber inforrnasi.

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    15/97

    II. PENGERTIANA. Pasien Cawat Darurat

    Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadigawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadicacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.

    B. Pasion Cawat Tidak DaruratPasien berada da larn kcadaan t,'lVV,lt tctapi tid ak rnemerlukan tindakandarurat, misalny k.mkcr stadium laniut.

    C. Pasion Darurat Tidak CawatPasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancamnyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.

    D, Pasien Tidak Gawat Tidak DaruratMisalnya pasien dengan ulcus tropium, TBC kulit, dan sebagainya.

    E. Kccclakaan (Accident)Suatu kejadian dimana terjadi interakxi berbagai faktor yang datangnyarnendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan ccdera (fisik,mental, sosial).Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :1. Tempat kejadian:

    a. kecelakaan Ialu lintas:b. kecelakaan di lingkungan rumah taD.gga;c. kecelakaan di lingkungan pckerjaan:d. kecdakaan di sekolah:e. kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya : tempat

    rekreasi. perbelanjaan, di arena olah raga, dan lain-lain.2. Mekanisrne kejadian:

    Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat,terbakar baik karena efek kimia, Iisik maupun listrik atau radiasi.

    3. Waktu kejadian:a. waktu perjalanan (traveling/transport time);b. waktu bekerja, waktu sekolah, waktu berrnain dan lain-lain.

    F. CedcraMasalah kesehatan yang didapat/dialarni scbagai akibat L;.ecelakaan.

    C. BenranaPcristiwa < 1 tall rangkaian pcristiwa yang disebabkan olch alarn d < 1 I 1 ataurnanusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia. kerugianharta benda, korusakan lingkullgdl1, kerusakan sarnua dan prasaranaurnum St'rt,l mcnimbulkan g,mgguan tcrhadap tata kehidupan danpenghidupan masyarakat dan pr-mbangunan llilsional y,lIlg mernerlukanpcrtoltlJlgan dan b.intuan.

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    16/97

    III. PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT (PPGD)A, Tujuan

    1. Mencegah kematian dan caeat (to save life and limb) pada penderitagawat darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalammasyarakat sebagaimana mestinya.

    2. Merujuk penderita gawat darurat melalui sistirn rujukan untukmemperoleh pencmganan yang lebih memadai.

    3. Menanggulangi korban bencana.B. Prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat

    Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan ataukegagalan dari salah satu sistimiorgan di bawah ini yaitu :1. susunan saraf pusat2. pernapasan3. kardiovaskuler4. hati5. ginjal6. pancreasKegagalan (kerusakan) sistim/organ tersebut dapat disebabkan oleh:1. trauma/ eedera2. infeksi3. keracunan (poisoning)4. degenerasi (failure)5. asfiksi6. kehilangan cairan dan elektr olit dalam jumlah besar (excessive loss

    of wafer and electrolitc)7. -dan lain-lain.Kegagalan sis tim susunan saraf pusal, kardiovaskuler, pemapasan danhipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4 - 6menit), sedangkan kegagalan sistirn/ organ yang lain dapatmenyebabkankernatian dalam waktu yang lebih lama.Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita GawatDarurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat.2. Kecepatan meminta pertolongan.3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan

    a). ditempat kejadian:b) dalam perjalanan ke rumah sakit;c). pertolongan selanjutnya secara mantap di Puskesrnas atau

    rumah sakit.

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    17/97

    IV. SISTIM PENANGGULANGAN PENDERITA GAWATDARURATA. TUJUAN

    Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah danterpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada dalam keadaangawat darur at.Upaya pelavanan kesehatan pad a pcndcrita gawatdarurat pada dasarnyamencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus dikembangkansedernikian rupa sehingga mampll mencegah kernatian atau cacat yangmungkin terjadi.Cakupan pclayanan kesehatan yang perlu dikembangkan meliputi :L Penanggulangan penderita di ternpat kejadian.2. Transportasi penderita ga wat darurat dari tempa t kejadian ke sarana

    kesehatan yang lebih memadai,3. Upaya penyediaan sarana kornunikasi untuk mcnunjang kegiatan

    pcnanggulangan penderita gawat darurat.4. Upaya rujukan ilmu pengetahuan, pasien dan tenaga ahli.5. Upaya penanggulangan penderita gawatdaruratdi tempatrujukan

    (Unit Cawat Darurat dan JeU).6. Upaya pernbiayaan penderita gawat darurat,Dengan mcmaharni bahwa penanggulangan penderita gawat daruratmenyangkut baik aspek medik maupun non medik dan keadaan gawatdarurat dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja dan dirnana saja, makaagar upaya penanggulangan penderita gawat darurat tersebut dapatterarah dan terpadu perIu dilaksanakan dengan cara pendekatan sistim.Dengan cara pendekatan sistim. penanggulangan penderita gawatdarurat dapat dikembangkan seoptimal mungkin.

    B. KOMPONENSISTIMPENANGGULANGANPENDERITAGAWATDARURAT1. kOMPONEN PRA RUMAH SAKlT (LUAR R.S).

    a. Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan OrangAwam dan Petugas Kesehatan (SUB-SISTIM KETEN AGAAN)I'ada lllllUIl1J1ya yang pertarna menemukan penderita gawatdarurat di tempat rnusibah adalah masyarakat yang dikenalclf'ngan istilah Orlll1g mmill. Oleh karena itu. sangatlah ber-rn.mfaa! sckali hila orang awarn diberi dan dilatih pengetahuandan keterarnp ilan dalarn pcnanggulangan penderita gawatdarurat.I) Kl.1sifikilSi llr,1I1g awarn :

    DitinjilLl da ri 'il'gi pt'r;ln,lll d alam mnsyarakat orilng awarndibagi :~(dtld) g()i("lgclil

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    18/97

    a). Golongan awarn biasa antara lain:(1) guru-guru(2). pelajar(3). pengemudi kendaraan berrnotor(4). ibu-ibu rurnah tangga(5). petugas hotel, restoran dan lain-lain.

    b). Colongan awarn khusu= antara bin:(l) anggota polisi(2). petugas Dinas Pernadarn Kebakaran(3). satpam/hansip(4). petugas DLLAJR(5). petugas SAR (Search and Rescue)(6). anggota prarnuka (PMR)Kemampuan Penanggulangan Pender ita GawatDarurat (Basic Life Support) yang harus dirniliki olehorang awarn:(1). cara meminta pertolongan(2). resusitasi kardiopulmuner sederhana(3). cara menghentikan pordarahan(4). cara memasang balut!bidai(5). cara transportasi pendcrita gawat daruratAnak-anak lebih mudah menerima pelajaranpenanggulangan penderita gawat darurat, terutamakalau dimasukkan dalam kurikulum pendidikan.Anak-anak akan menjadi dewasa dan pengetahuanini akan tetap dimilikinya,Kemampuan yang harus dimiliki oleh orang awamkhusus antara lain :(1). Kemampuan penanggulangan penderita gawat

    darurat seperti orang awam (Basic Life Support)ditambah.

    (2). Kemampuan menanggulangi keadaan gawatdarurat sesuai bidang pekerjaannya.

    2). Tcnaga perawat/paramedisDi samping pengetahuan dasar keperawatan yang telahdirniliki oleh pcrawat, mereka harus mernperoleh tambahanpf'ngetahauan pcnanggulangan penderita gawat darurat(Advance Life Support) terrnasuk PHTLS dan PHCLSuntuk melanjutkan pertolongan yang sudah diberikan.

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    19/97

    KemampuanPPCDyangharusdimiliki tcnaga pararnedikadalaha). Untuk sistim pernapasall

    (1). mengenal adanya sumba tan jalan napas(2). membebaskan jalan napas (oropharyngeal air

    way) sampai dengan intubasi endotracheal(3). mcrnbcr ikan napas buatan(a). pcrnapasan rnulut ke rnulut(b). dengan resusitator manual dan otornatik

    (4). rnelakukan resusitasi kardiopulmunerb). Untuk sistim sirkulasi (jantung)

    (1). mengenal aritmia jantung, shok, infarkjantung(2). memberi pertolongan pertama pada aritrnia,

    infark jantung(3). mernbuat rekaman jantung (EKG)

    c). Untuk sis tim vaskuler(1). menghentikan perdarahan(2). memasang infus z'transfusi(3). mcrawat infus-infus CVP

    d). Untuksistim saraf(I). mengenal korna dan mernber i pertolongan

    pertama(2). memberikan pertolongan pertarna pada trauma

    kcpala(3)- mengenal stroke dan memberi pertolongan

    pertamaKernarnpuan a) + b) + c) +d) dalam penanggulanganpra rumah sakit yaitu Pre Hospital Trauma LifeSupport (PHTLS) dan Pre Hospital Cardiac LifeSupport (PHCLS)

    e). Untuk sistim imunologi(1). mengenal renjatanl shock anafilaksis(2). momberikan pertolongan pertarna pada shock

    f). Untuk sistirn gastro intestional(I). n1ilmpU merawat Zrnempersiapkan operasi pada

    penderita dengan akut abdomen.g). Untu k sistim skeletal

    (1). mcngcnal patah tulang(2). marnpu Tllcmasang bidai('1- marnpll mentransportasi penderita dcng

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    20/97

    h). Untuk sistirn kulit(1). memberikan pertolongan pertama pada luka(2). memberikan pertolongan pada luka bakar

    i). Untuk sistim reproduksi(1). mampu melayani persalinan(2). memberikan pertolongan pertama pada keadaandarurat obstetri-ginekoJogi

    j) Untuk farmakologi/Tohikologi(1). mampu memberikan pertolongan pertarna pada

    keracunan(2). mampu memberikan pertalangan pertama pada

    penyal.ahgunaan obat(3). mampu mernberikan pertolangan pertama pada

    gigitan binatangk). Untuk Organisasi

    (1). mengetahui sistim penanggulangan penderitagawat darurat(2). mengetahui sistim penanggulangan korbanbencana di rumah sakit dan kota tempat bekerja

    3). Tenaga MI.'dis (Dokter Umum)Disamping pengetahuanmedis yang telah dikuasai, dokterumum perlu mendapat pengetahuan dan kctr-rarnp ilantambahan agar mampu menanggulangi penderitn gawatdarurat.Kernampuan yang harus dimiliki adalah :a). Untuk sistirn pernapasan

    (1). nwngenal adanya sumbatan jalan napas(2). mernbebaskan [alan nap as (oropharyngeal airway)

    ( < 1 ) . intubasi endotracheal(b). melakukan tricothyroidectomi

    (5). melakukan resusitasi kardiopulmoncr (ABeD)dan memberikan obat-obatan yang perlu

    b). Unt.uk sistim sirkulasi(1). mengenal aritmia jantung(2). mcrnberikan pertoJongan pertama pada aritmia(3). mengenal infark jantung(4). mcmberikan pertolongan pertama pad.i pcnderita

    inlark rniokard (DC)(~). mernbuat/membaca EKe( 1 ' . 1Tlcnanggulangi renjatanisyok

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    21/97

    c). Untuk sistim vaskuler(1). menghentikan perdarahan(2). memberikan transfusi darah dan terapi cairan/

    elektrolit(3). memasang/membaca dan merawat CVP

    d). Untuk sistim saraf(1). menegakkan diagnosa I diagnosa diferensiai

    kuma dan kelainan darurat sis tim saraf pusat(2). mengetahui pemeriksaan-pemeriksaan yi'lng

    diperlukan pada kead aan koma, keadaan daruratSSP.

    a) +b) +c) +d) adalah kemampuan ATLS dan ACLS.e). Untuk sistirn imunologi

    (1). menanggulangi keadaan alcrgi akut,(2). menanggulangi keadaan renjatan/syok ana-

    filaksisf). Untuk sistim kulit

    (1) men genal berbagai jenis luka(2). rnampu menanggulangi berbagai perlukaan

    g). Untuk sistim gastrointestinal" (1) . mendiagnosis akut abdomen(2). menanggulangi akut abdomen (memasang

    nasogastric tube)h). Untuk sis tim skeletal

    (1). mengenal dan mendiagnosis patah tulang(2). memasang bidai(3). mengetahuicara pengangkutan penderita denganfraktur/patah tulang(4). merawat patah tulang secara konservatif

    i). Untuk sistim reproduksi(1). mengenal kelainan darurat obstetri/ginekologi(2). memberikan pertolongan pertama dan peng-

    obatan pada keadaan darurat obs tetri/ ginekologij). Mengeual gagal hati, gagal ginjal, gagal pankreas dan

    rnampu rnenanggulangi komak). Unt uk farmakologi Ztoksikolog i

    (1). mengenlll ke ad aan pcn),niailgunacHl obat/keracunan z 'gigitan binatang

    (2). mernberikan pertolongan pertarna pada pcnyalahgtll1aan (lbal/keracunan/ gigiLm hinatang

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    22/97

    I). Untuk organisasi(1). Mengetahui sistim penanggulangan penderita

    gawat darurat(2). Mengetahui sis tim penanggulangan karban

    bencana di rumah sakit dan kota tempat bekerja.Dalam memasyarakatkan penanggulangan penderita)';ilwat darurat yang penting adalah :(1). Semua pusat pendidikan penanggu!angan pen-

    de rita gawat darurat mernpunyai kurikulumyang sarna

    (2). Mempunyai sertifikat dan lencana tanda lulusyang sarna

    Dengan demikian instansi manapun yang me-nyelenggarakan pendidikan penanggulangan pen-derita gawat darurat, para siswa akan mempunyaikernarnpuan yang sama. Lencana akan mernudahkanmereka memberikan pertolongan dalam keadaansehari-hari maupun bila ada bencana.

    b. Upaya Pelayanan Transportasi Penderita Gawat Darurat(SUB-SISTIM TRANSPORT ASI)1). Tujuan

    mernindahkan penderita gawat darurat dengan amantanpa rnem perberat keadaan penderita ke sarana ke-sehatan yang memadai,

    2). Sarana transportasi terdiri daria). kendaraan pengangkatb). peralatanmedis dan non medisc). petugas (tenaga medis/paramedis)d). obat-obatan life saving dan life support

    3). Pcrsyaratan yang harus dipenuhi untuk transportasipendt'rita gawat darurata). scbelum diangkat

    (1). gangguan pemapasan dan kardiovaskuler telahditanggulangi

    (2). perdarahan telah dihentikan(3). luka-Iuka telah ditutup(4). pa tah tulang telah ditiksasi

    h). sclama.perjalanan

    l)

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    23/97

    selarna pr-rja lanan horus selalu d iperhatikan dandimonitor(I). kcsadaran(2). pernapasan(3). tekanan darah(4). denyut nadi(5). kcadaan luka

    4). Sesuai dengan keadaan geografis eli Indonesia yang terd iridari ribuan pulau, rnaka jenis kendaraan yilng dapatdigunakan pada umumnya adalah:a). Kendaraan Darat

    (1). angkutan tradisional(a). kereta kuda/lembu(b). tandul digotong

    (2). angkutan modern(2\ ) . kendaraan umum roda empat: berupa trukdan "pick up station", kereta api dan lain-

    lain.(b). keridaraan roda tiga: berupa berno. bajaj,

    beca dan lain-lain.(c). kendaraan khusus untuk pender ita yaitu

    arnbulans darat,b). Keridaraan laut

    (1). angkutan trad isionaI(a). pcrahu(b). rakit

    (2). angkutan modern(a). kapal, perahu motor(b). arnbulans laut

    c). Kendaraan udara (ambulans udara)5). Arnbulans (Kendaraan Pe!ayanan Medik)

    a). Ambulans darat(1). Fungsi ambulans darat secara urnurn adalah

    (a). alat untuk transportasi penderita (200 km)(b). sebagai sarana kesehatan untuk menang-

    gulangi penderita gawat darurat di ternpatkejadian

    (e). sebagai rumah sakit l p an g an p ad apcnanggulnngan penderita gaw,11 riarur atda lam keadaan belle ana

    II)

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    24/97

    (2) Kiasifikasi arnbulans sesuai fungsinya sebagaiherikut:(a). arnbulans transportasi(b). ambulans gawat darurat(c). ambulans rumah sakit lapangan(d). ambulans pelavanan medik bergerak(e). kereta jenazahTujuan penggunaan, persvaratan kendaraansecar a tcknis. med is dan kebutuhan tenagapengelola lihat lampiran I.

    b). Ambulans AirSarna dengan ambulans darat

    c). Ambulans Udara("l). Fungsi ambulans udara adalah

    Sebagai alat angkut udara penderita gawatdaruratdari lokasi kejadian ke rumah sakit

    ( :2) . jcnis pesawat udara yang digunakan sebagaiambula.ns udara adalah( .1 ) . [enis Rotary Wing (helikopter - 500 km)(b). jenis Fixed Wing (sayap tetap - tak terbatas)Helikopter dibagi dalarn 2 jenis :(

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    25/97

    b), hmgsi komunikasi mcdis dalam penanggulanganpcnderita gawat darurat adalah :(1). Untukmemudahkanmasyarakatdalarnmeminta

    pertolongan ke sarana kesehaian (akses kedalamsistim GO)

    (2). Untuk mengatur dan membimbing pertolonganmcdis y

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    26/97

    (a). mcner irna dan tnl'ngana_lisa perrniritaa npertolongan

    (b). mengatur amb ulans tcrdekat ke tempatkejadian

    (e). menghubungi rurnah sakit terdekat untukmengetahui fasilitas yang tersedia (tempattidur kosong) pada saat itu yang dapa tdiberikan untuk pcnderita gawat darurat.

    (d). mcngatur / momonitor rujukan penderitagawilt darurut.

    (2). Menjadi pusat kornando dan mengkoordinirpcnangglllcmgan modis korban bencana.

    (3). Berhubungan dengan sentral komunikasi medisdari kota lain, instansi lain dan kalau perludengan negara lain.

    (4). Dapat diambil alih oleh aparat kearnanan (ABRJ)bila negara berada dalam keadaan darurat(perang)

    b). Syarat-syarat sentral kornunikasi(1). har us mempunyai nomor telepon khusus

    (sebaiknya 3 digit).(2). mudah dihubungi dan memberikan pelayanan

    24 jam sehari.(3). dilayani oleh tenaga medis atau paramedis

    perawatan yang tram pi! dan berpengalaman.c). Syarat alat sentral komunikasi

    (1). telepon(2). radio komunikasi(3). teleksy'facsimilc(4). kornputer bila diperlukan(5). tcnaga yang trampil dan kornunikatif(6). k orisu len m ed is yang menguasai masa lah

    kcdaruratan mcd is.

    1 '-

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    27/97

    2). [aringan komunikasi

    POLISI BAKORNASPUSATDPK RADIO AMATIRKOMUNIKASII'M! A I-) 1{ 1

    RUMAHSAKI1PUSATAMBULANS

    KORBAN

    Agar rahasia medis setiap penderita tetap terjarnin, maka tenagauntuk keperluan kornunikasi seyogianya adalah tenaga medis atauparamedis perawatan yang telah dididik dalam bidang penang-gulangan penderita gawat darurat bidang komunikasi.

    2. KOMPONEN INTRA RUMAH SAKIT (DALAM R.S)a. Upaya Pelayanan Penderita Gawat Darurat di Unit Gawat

    Darurat Rumah Sakit (SUB-SISTIM PELA YANAN GA W ATDARURAT)SeringkaJi Puskesmas berperan sebagai pos terdepan dalammenanggular.ggi penderita sebelum mernperoleh penangananyang mernadai di rurnah sakit,Oleh karena itu Puskesrnas dalam wilayah kerja tertentu harushuka 24 jam dan m,lmpu dalarn hal:

    If

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    28/97

    1). Melakukan rcsusitasi dan "life support"2). Melakukan rujukan penderita-penderita gawat darurat

    sesuai dengan kcmampuan3). Menampung dan menanggulangi korban bencana4). Melakukan komunikasi dengan pusat kornunikasi danrurnah sakit rujukan.5) Menilngglliangi "false emergency" baik medikal dan

    slirgibi (bcdah minor)I'uskesrnas tnsvbut harus dilengkapi dengan :l ). l.aboratorium untuk menunjang diagnostik

    Seperti: Hb, Ht, lcukosit, urine dan gula darah.2). Tcnaga : I dokter umurn dan pararnedis (2-3 orang

    pararncdis yang sudah mendapat pendidikantl'rt('lltu dnlarn PPCD).

    Rumah Sakit mcrupakan tcrrninal torakhlr dalam menanggulangi pender itagawat darurat, Oleh kareria itu Iasilitas rurnah sakit, khususnya unit gawatdarurat harus dilengkapi scdcrnikian rupa schingga mampu menanggulangipenderita gawat darurat ("to save life and limb").Unit Gawat Darurat merupakan salah satu unit di rurnah sakit yangrnemberikan pelayanan kepada pr-nderita gawat darurat dan merupakan bagiandari rangkaian upaYil p('nangguhlllgan pc-ndorita gawat darurat yang perludiorganisir.Tidak semua rumah sakit harus ruemp unyai bagian gawat darurat yang lengkapdengan tenaga mernadai dan pcralatan canggih, karena dengan demikian akanterjadi penghamburan dana dan sarana. Oleh karena itu pengembangan unitgawat darurat harus memperhatikan 2 ( ( (U

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    29/97

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    30/97

    lnlerpretasi :Harus mampua). mencegah kematian dan cacatb). melakukan rujukanc). menanggulangi korban bencanaKriteria:a). Unit Cawat Darurat harus buka 24 jamb). Unit Gawat Dar urat juga harus rnelayani pcnderita-penderita "false

    emergency" tetapi tidak baleh mengganggu/mengurangi mutupelayanan penderita-penderita Gawat Darurat.

    c). Unit Gawat Darurat sebaiknya hanya melakukan "primary care".Sedangkan "definitive care" dilakukan di tempat lain dengan carakerjasama yang baik.

    d). Unit Gawat Darurat hams meningkatkan mutu personalia maupunmasyaraka t sekitarn ya dalam penanggulangan pcnderita gawat darurat.Interpretasi :Mengadakan kursus-kursus untuk personalianya scndiri maupunpenyuluhan kcpada masyarakat dalam penanggulangan penderita gawatdarurat (prGD).

    e). Unit Gawat Darurat hams melakukan riser guna meningkatkan mutu z 'kwalitas pclayanan kesehatan masyarakat sekitarnya.

    2). Organisasi, Administrasi, Catatan Medis ~Unit Gawat Darurat harus memenuhi kebutuhan masyarakat dalamPenanggulangan Penderita Gawat Darurat dan dikelola sedernikian rupasehingga terjalin kerjasama yang harmonis dengan unit-unit dan instalasi-instalasi lain dalam rurnah sakit.Kriteria :a). Seorang petuga~ modis harus mcnjadi pcnanggungjawab Unit Cawat

    Darurat.Interpretasi :Petugas medis ini dapat seorang dokter ahli, dokter umum mauptll1perawat, tcrgantung pada klas rurnah saki! Y,lllg pCllling i,11

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    31/97

    Interpretasi :Ia bertanggung jawab atas mutu pclayanan pada hari itu.

    c). Harus ada kerjasama yang saling menunjang antar Unit Cawat Daruratdengan:(1). unit-unit dan instalasi-instalasi lain di rumah sakit(2). ambulans servis (tipe 118)(3). dokter-dokter yang berpraktek/tinggal di sckitarnva(4). puskesmas-puskesmas Ji sekitarnya(5). dan instansi keschatan lainnva

    d). Harus mempunyai peranan inti dalam :(1). "Disaster planning" rurnah sakit maupun kota dimana dia berada(2). Penanggulangan Penderita Cawat Darurat di Rumah Sakitnya

    sendiri dilengkapi dcngan Unit Perawatan Intensip (leU)e). Semua personalia Unit Cawat Darurat men genal dan menghayati

    sistim Penanggulangan Penderita Cawat Darurat di unitnya rnaupllnPenanggulangan Penderita Gawat Darurat Nasional.Interpretasi :Semua petugas baik med is maupun paramedis harus selalu mern-perhatikan :(1). sopan san tun(2). hak dan rahasia rnedis penderita(3). waktu rnenunggu tindakan rnedis(4).' kebutuhan rohani penderita(5). kerjasama dan d is iplin kerja mernpunyai prioritas yang tinggi.

    O Semua penderita yang masuk ke Unit Gawat Darurat hams jelasidcntitasnya. lnterpretasi:(1). B.iodata dan kelengkapan administrasi(2). Catatan rncdis yang baik(3). Kalau penderita tak dikenal/tak ada keluarga yang mengantar

    harus diusahakan semaksimum mungkin untuk mencari danmenghubungi keluarga.

    g). Semua penderita yang datang ke Unit Cawat Darurat harus melalui"Triage Officer".lnterpretasi :Triage adalah sistern :(1). Seleksi problim sClJrang penderita (dalarn keadaan sehari-hari)(2). 'seJeksi pendcrita (dalarn koadaan bcncana).Triage dilakukan oleh orang yang paling bcrpengalaman dan hawsd apnt menentukan (lrgan mana tcrganggu dan dapat menvebabk ankernatian dan rncncntukan pcnanggulang21nnya. Triage officer dapatscorang dokrer ahli, doktcr urn urn (Ita up un pera wat sr-suai dengan kelas.itau kcbijaksanaan r urnah sakit.

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    32/97

    h). Unit Gawat Darurat atau Rumah Sakit dengan pelayanan terbatas harusmernpunyai sistem rujukan yang jelas.Interpretasi :Puskesmas dan rumah sakit kelas 0 yang hanya mampu rnelakukanresusitasi dan life support semen tara, harus mempunyai kornunikasi(telepon, radio) dcngim rurnah sakit kclas Iebih tinggi yang terdckat.

    i). Penderita-pcnderita Cawat Darurat harus mendapat pengawasan ketatselama ia berada el i dalam Unit Gawat DaruratIn terpretasi :Unit Cawat Darurat harus mempunyai perala tan, obat-obatan danpersonalis yang rnemadai untuk melakukannya. Pengawasan ini harusdilakukan terus mencrus baik di ruang Unit Cawed Darurat maupunscw aktu diangkut ke rumah

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    33/97

    3). Personalia dan Pimpinan :Personalia Unit Gawat Daurat mulai dari pimpinan, dokter, perawat danpersonalia non medis harus memenuhi kwalifikasi tertentu sehingga mampurnemberikan pelayanan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat yangoptimal.

    Kritcria :a). jumlah dan kwalitas personalia harus mcmcnuhi syarat :

    (1). Karena ilrnu kedokteran gawat darurat tidak diberikan secara"integrated" dalam kurikulum Fakultas Kedokteran dan belumlengkap dalam kurikulum pendidikan perawat maka sebaiknyapara dokter dan perawat yang akan bekerja di Unit Gawat Daruratatau Puskesmas harus mendapat kursus tambahan dalam ilmukcdoktcran gawat darurat.

    (2). Tenaga non medis harus mendapat kursus Penanggulanganl'enderita Gawat Darurat sebagai orang awam.(3). Karena Unit Cawat Darurat pada rumah sakit klas A dan B juga

    temp at belajarnya mahasiswa dan perawat maka sebelum bekerjapraktek disitu harus sudah mendapat/ sedang mendapat pelajaranilmu kedokteran gawat darurat. Mereka h ar us d i bawahpcngawasan/bimbingan seorang dokter atau perawat dari UnitCawat Darurat.

    (4) [umlah petugas modis disesuaikan dengan beban kerja dan kelasrum.ih sakit,

    (5). lc~l'lganon medis selain pekarya juga diperlukan untuk:(a) catatan medis(b) keuangan(c) keamanan(d) asuransi :" jasa Raharja

    .. Askes

    .. Astekb). Harus mernpunyai skema organisasi mulai dari pimpinan sampai petugas

    yang paling rend ah dengan "job descriptionnya dan jalur tanggungjawabnva.

    c) . l'erternuan staf yang n:gukr untuk mcnjaga komunikasi antar petugasd an k ,'b i, lS il

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    34/97

    I). Kaiau ada petugas yang pindah maka hams diminta pendapatnyatcntang Unit Cawat Darurat bcrsangkutan yaitu positif m

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    35/97

    (9). Ruang persiapan operasi/observasi (tergantung kebutuhan)(10). Ruang X-ray dan ruang farrnasi dengan pintu dari luar/dalam

    (untuk Rumah Sakit kelas A dan B)(11). Ruang gips dekat X-ray(12). Ruang operasi (tergantung kebutuhan)

    [umlah ruang operas! sesuai dengan jurnlah ternpailldur 1:50/keaktifan rumah sakit(a). ruang bayi baru Iahir (operatif)(b) fu,mg instrumen(c). ruang sterilisasi(d). wang cuci(e). gudang obat-obatan. linen

    (13). Ruang pulih (recovery soom) tergantung kebutuhan (1 wangpulih dengan :3 tempat tidur untuk 1 karnar operasi)

    (14). Susunan ruangan harus sedemikian rupa sehingga :(a). arus penderita dapat Iancar dan tak ada "croos infection"(b). haws dapat menampung korban bcncana sesuai dengan

    kemampuan kelas Rumah Sakit(c). kegiatan rnudah dikontrol olch "chief nurse" pada saat it u.

    (15). Ruang untuk keluarga menunggu harus sedemikian Tupa agarrnereka tidak mengganggll pckerjaan. Mereka dapat istirahat danmudah dirninta keterangan yang lengkap dari petugas. Juga adafasilitas we dan kantin sesuai dengan beban/kwalitas kerja yangdilakukan di Unit Gawat Darurat terse-but.

    (16). Ternpat khusus untuk yang meninggal dan keluarganya yangberduka/berdoa sesuai beban kerja atau kelas rumah sakit,

    (17). Behan kerja dan keias rumah sakit akan rnenentukan besar dan isisudang farm asi, ruang kerja non medis bagi pimpinan, perawarpenanggung jawab, polisi, asuransi, "social worker", tempatistirahat, locker, ruang konferensi.

    (IS). Komunikasi tilpon/radio ke Iuar rumah sakit dan tilpon intern diUnit Gawat Darurat dan ke rumah sakit.

    (19). Alat-alat radiologi diagnostik disesuaikan derigan beban/ kwali taskerja dan kelas rurnah sakit.

    (20). Alat-nlat dan obat-obat di Unit Cawat Darurat harus sedemikianmpa sehingga resusitasi dan "life support' dapat d iiakukan.Interpretasi :(a). Alat-alat dan obat-llb"t,ul yMIS harus del" d i.scinua baf;J.dn

    Unit C;aw

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    36/97

    (1). alat-obat untuk resusitasi(2). alat-obat untuk "life support"(3). alat-obat untuk diagnostik(4). alat-obat sesuai dengan tipe Rumah Sakit(5). alat-obat terapi sesuai dengan tipe Rumah Sakit(6). alat-alat non medis seperti audio visual, training aids,

    kearnanan seperti pemadam kebakaran kebersihan danlain-lain.

    Alat-alat Zobat-obatan yang perlu untuk resusitasi:Suction-manual/otomatikOksigen (02) lengkap dengan flow meter, cateter dan maskerRespirator manualy otomatikLaringoskop lurus dan bcngkok (anak dan dewasa)Magil forcepsPipa endotracheal- sernua ukuranPip a nasotracheal ~ sernua ukuranPip a 5, guedel"Syringe: 10 cc - [arum No. 18CVP setBic Nat. amp.Morphin - Pethidin - AdrenalinDextrose 50 ' Y r , amp.ECG - "cardiac monitor/portable" + defibrilatorInfus/transfusi set + cairan glukose 10 - 20 ' Y r " NaCL, llinger, "Plasma ex-pander""Blood drawihg equipment"Tandu dapat posisi Trendelenburg, anti Trendelengburg, ada gantunganinfus dan pengikat."Lichtkast""Pneumatic trousers""Cricothyroidectorny" + "Tracheostomy set",Gunting besar[arum intra kardiak"Pace make: *" transvenous"

    * "transthoracic".A1at-alat/obat-obatan untuk menstabilisasi penderita (life support) :

    "WSD sct"/jllfum pungsi"Blood gi1:-; kit""Car diar rnodication set"Bidai-bidai scgilla ukuran untuk tungkai. lengell!, lcher. tulang runggung

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    37/97

    Perban sega!a ukuranSonde larnbungFoley kateter segi1la ukuranVenaseksi setx-rayPerban untuk luka bakarPerikardiosintesis set

    Alat-alat tambahan untuk diagnosa dan terapi :Alat-alat pcriksa-pcngobatan mata"Slit lamp"THTset- Dj + '1'11/.Lavase peritoneal set"traction kit" : ~bone

    ".skin" pelvis

    GipsOb-Gyn set, Dj + Th/.Laboratorium mini: ...Hb

    H t* ICllCO* urin...gula darah

    "Bone set""Minor surgerv :;ct'"Thoracotomy set'"Laparotomy set + extraset"Benang-benang z'jarurn scgala jenis + ukuran

    Alat-alat kearnanan dan pendidikan :Pernadarn kehakaranEmber - "kick bucket".Komunikasi - ke luar --->radio, teIepon

    - ke dalamPerp usta kaanManual Zbuku F't'doman pl.'ll

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    38/97

    Kriteria:a). Protokol yang harus ada adalah :

    (1). Sistem PPCD di UCD, RS, kota dan nasionaJ(2). Triage(3). Sis tern rujukan(4). Penerirnaan penderita(5). Sistern asuransi(6). I'erkosaan(7). Tindakan kriminil(8). "Child abuse"(9). Keamanan - psikiatri(10). Kontaminasi radioaktif(11). Keracunan(12). Penderita tak dikenal(13). Catatan medis(14). Penyakit rnenular(15). Visum et repertum(16). Rahasia rnedis(17). Surat cuti(18). Resep apa yang boleh diberikan(19). Resep obat narkotik(20). Kernahan di Unit Gawat Darurat(21). Mati waktu tiba (D.O.A)(22). Kebakaran(23). Listrik mati(24). Huru-hara(25). Bencana di Rurnah Sakit! di luar Rumah Sakit(26). Resusitasi kardiopulrnoner di Rumah Sakit

    b). Protokol tentang tiap-tiap penyakit sesuai yang dianut unit-unit lainyang bekerja di Unit Gawat Darurat.

    6). PendidikanUnit Gawat Darurat harus mampu meningkatkan rnutu PenanggulanganPenderita Gawat Darurat bagi personalianya, rumah sakit dan rnasyarakatyang dilayaninya.Kriteria ;a). Unit Cawat Darurat adalah tempat belajar mahasiswa dan perawat

    sesuai kelas Rumah Sakitb). Haws rriempunvai program orientasi dan induksi bagi personalia barud. Harus mcngikuti pengcmbangan ilmu rnelalui kcpustakaan, seminar

    dan kongres-kongrcs

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    39/97

    d). Harus mampu rnelakukan riset derni perhaikan PenilnggulanganPenderita Gawat Darurat di unitnya maupun masyarakat.

    e). Sernua personalia minimum harus mahir dalam penanggulangan:(1). "air way" (A)(2). "breathing" (B)(3). "circulation" (C)(4). menghentikan perdarahan(5) balut - bidai(6). transport(7). pengenalan dan penggunaan obat(8). membuat/baca ECG

    7). EvaluasiEvaluasi mutu Penanggulangan Pcnderita Gawat Darurat harus komprehensifdan berjalan terus.Kriteria:a) Statistik dibuat dan dievaluasi secara komprehensif.

    Interpretasi:(1). akses untuk masyarakat(2). adanya sarana(3). kwalitas pelayanan(4). rnutu dan kaitan komponen-komponen dalam PPGD(5). biaya yang sesuai

    b). Kasus-kasus yang menyinggung/ aneh/jarangdicatat dibicarakan untukmencari jalan keluar.

    c). Pertemuan stafInterpretasi :Untuk meneari: .. kelemahan Unit Gawat Darurat

    * mencari jalan keluarkesepakatan dan menyebar luaskan hasil per-temuan pada semua staflIpaya perbaikan dan peningkatan mu tu pela yanrui

    . .

    b. Unit Pelayanan Intensive1). Filosofi

    Intensive Medical Care (J.M.C) sebagai suatu akrivitas khusr.rsmendapatkan legitim2lsi bukan oleh karena kompleksitas peraiatandan pcmantau.m pasicn. tetapi oleh karena pasinn sakit krit is

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    40/97

    (Critically ill) selalu berakhir pada suatu "final common pathway"dari kegagalan sistern organ sehingga dibutuhkan bantuan terhadapsistern respirasi, kardiovaskular, renal, nutrisi dan organ vitallainnyabaik tersendiri rnaupun terkornbinasi. Sebagai contoh untuk pasiendengan gagal nafas hipoksemia tidak menjadi persoalan apakahparu-parunya mendapat trauma dari roda mobil, teraspirasi asamlambung, atau terserang virus, manajemen suportif dan hasil akhirselalu akan sarna. Ini salah satu contoh "suatu pengetahuan yangdapat didefinisikan dengan jelas" oleh cabang spesialisasi I.M.C.Aplikasi yang tidak terkoordinasi dari multi-disipliner tidak hanyamerugikan pasien. tetapi personil perawatdan tenaga profesimedislainnya juga akan merasa sangat sulit untuk bekerja dengan baikdalam suatu unit Intens Care "terbuka" yang tidak mempunyai arahdan filosofi yang tegas.Pada hakekatnya tidak merupakan persoalan apakah seorangsepesialis penyakit dalam, bedah anak atau anestesiologi yangmengelola suatu LCU sepanjang spesialis tersebut mernenuhipersyaratan:a). Pengetahuan "Intensive Care"b). Keterampilanc). Komitmen waktuHanya dengan ke 3 syarat tersebut akan terdapat pelayanan yangkomprehensif. Keahlian ini bukan merupakan hobi, juga bukanpekerjaan sarnbilan ("part-time"). Harus diingat mendapatkankonsultasi merupakan hal yang penting di dalam pengelolaanpasien-pasien saki t kritis. Meskipun demikian merupakan kewajib-an seorang intensivis bertindak sebagai "interlocutor", meng-koordinasikan dan membawa semua informasi dari berbagaikonsultan untuk kepentingan pasien. Secara umum dapat dikatakanbahwa seorang intensivis adalah bayangan ideal seorang dokter dimasa Iampau, yaitu mernbawa seorang dokter kembali ke "bed-side" untuk mengelola pasien secara utuh, berkonsultasi dengankolega dokter dan keluarga pasien.Di samping pengelolaan pasien sakit kritis yang memerlukanpenggunaan alat-aJat dan teknik-teknik bantuan hidup (Tife sup-port"), intensivisjuga harus menurnpahkan perhatian z'mengarahkanusaha sernua dokter kepada problema multi-faktorial pasien. Seorangintensivis harus rnerupakan seorang manajer, diplomat dan guru,dan dalarn rangka mengaplikasikan usahanya harus terdapat

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    41/97

    piramida dari berbagai tenaga lain seperti perawat. f isi o-terapis. teknis-teknis, dan lain-lain.Tanpa bantuan tersebut maka usaha seorang intensivis akan sia-s ia.Pasien-pasien yang masuk ke suatu ICU harus merupakan pasiendengan satu atau lebih gagal sistem/organ akut, atau ancamangagal sistem / organ yang mernbutuhkan pemantauan dan! ataualat-alat bantu. Oi samping itu harus terdapat harapan pulih kern-bali jika dilakukan terClpi c ia n b ar it ua n yang tepCltFungsi utarna ICU adalah membcrikan bantuan fisiologis yangdibutuhkan sampai didapati hasil :a). Pasion sernbuh spontanb). Terapi spesifik dapat mengatasi problema dasarc). Pasien meninggaLPerlu juga ditekankan bah wa filosofi "Coronary Care" tidak sarnadengan filosofi "Intensive Care". Hal essensial dari "CoronaryCare" adalah "surveillance" dan se-sekali melakukan intervens iaktif dan bantuan sistern mu1ti-organ. Difinisi lain "ICl.I" adalahtentpat melahlknll bantam! (support) "nku]" dan interoensi tcrapeutik:del Igml aktinit a dan keriinnan yrzJlg tidak sesuai untuk atmosier"11011 strees" dan "Coronary Care Unit" ideal.Bentuk pengelolaan lCU sering mcnjadi pertanyaan. leU dengaribentuk pengelolaan "closed unit" yaitu: kepala unit "full time"dengan wakil-wakiln ya bcrtanggung jawab penuh terhadap semuapengelolaan pasien dan pendidikan dalam unit, sering menimbulkankonflik autoritas dengan dokter primer konsultan. Suatu K'U yang"semi-closed" yaitu dengan kepala unit bertanggungja wab terhadapkualitas total pengelolaan pasien dart pendidikan staf, mungkinlebih baik dalam hal mengurangi konflik, tetapi di atas segala-galanya manajemen yang terarah dan jelas merupakan hal yang:tidak dapat ditawar-tawar. Hal ini penting bukan hanya untukpengelolaan pasien juga untuk mempertahankan moral staf dankoordinasi program-program kompleks.Rumah sakit tidak hanva bertanggung jawab mcnvediakanIasilitas dan tempat, tetapi juga bertanggung jawab legal agarIasilitas leU digunakan secara tepat dan balk. Old, karena ilu,terdapat tendensi akhir-tendensi ini di rurnah-rurnah sakit denganpelavanan sck undur (Lin tersiL'I' untuk nununjuk pcrsllnil medic:;ICU "full time" (intcnsiv is) dari pada hergantung pacta praktekmedis "la lsscz-fa ire" ala u krharu san me lakuk an k ons u lt asi("m,llId,ltorv lllliC,U]tdtil -n").

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    42/97

    2). Intensive Care Unit (Unit Perawatan/Terapi Intensif)

    leu adalah suatu tempat atau unit tersendiri di dalam rumah sakit,memiliki staf khusus, peralatan khusus ditujukan untukmenanggulangi pasien gawat karena penyakit, trauma ataukornplikasi-komplikasi.Staf khusus adalah dokter, perawatan terlatih atau berpengalamandalam "Intensive care (perawatan/terapi intensif)" yang mampumemberikan pelayanan 24 jam; dokter ahli atau berpengalaman(intensivis) sebagai kepala K'U: tenaga ahlilaboratorium diagnostik;teknisi alat-alat pemantauan, alat untuk menopang fungsi vital danalat untuk prosedur diagnostik.Kemampuan minimalSebuah leu hendaknya memiliki kemampuan minimal sebagaiberikut:

    Resusitasi jantung pamPengelolaan jalan napas, terrnasu k intubasi trakeal danpenggunaan ventilatorTerapi oksigenPemantauan EKe terus menerusPemasangan alat pacu jantung dalam keadaan gawatPemberian nutrisi enternal dan parenteralPemeriksaan Iaboratorium khUSLlS dengan cepat danmenyeluruhPernakaian pompa infus atau semprituntuk terapi secara titrasiKernampuan melakukan teknik khusus sesuai dengan keadaanpasienMernberikan bantuan fungsi vital dengan alat-alat portabelsclarna transportasi pasien gawat.

    Klasifikasi pelayanan K'Ua). Pelayanan leu primer (standard minimal)

    Mampu melakukan resusitasi dan mernberikan ventilasi bantukurang dari 24 jam serta mampu melakukan pemantauanjan tung.Kekhususan yang hams dimiliki :(1). Ruangan tersendiri: letaknya dekat dengan karnar bedah,

    rUrlng darurat dan rU

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    43/97

    (4). Ada dokter jaga 24 jam dengan kemampuan resusitasijan tung paru (A/B,CO,E,F)

    . (5). Konsulen yang membantu harus selalu siap dipanggil(6). Memiliki jurnlah perawat yang cukup dan sebagian besartelah terlatih(7). Mampu melayani pemeriksaan lab ora tori urn, rontgen,

    kemudahan diagnostik dan fisioterapi.Rumah sakit yang dapat mempunyai ICU primer, adalah :(1). Rurnah sakit umum klas C(2). Rumah sakit umum klas I3l

    b). Pelayanan leu Sekunder (menengah)Mampu memberikan ventilasi bantu lebih lama, melakukanbantuan hidup lain tetapi tidak terlalu kompleks, kekhususanyang harus dirnili ki :

    Memiliki ruangan tersendiri; berdekatan dengan kamarbedah, rllang darurat dan ruangan perawatan lainMemiliki kriteria pasien masuk, keluar dan rujukanMerniliki dokter spesialis yangdapat menanggulangi setiapsaat bila diperlukanMemiliki seorang kepala ICU yang bertanggung jawabsecara keseluruhan (intensivis), dokter jaga minimalmampll RJP A,B,CD,ErF.Mampu mengadakan tenaga perawat dengan perban-dingan pasien :pera wa t1:1pada setia p saat jika diperlukanMemiliki perawat yang bersertifikat terlatih perawatan/terapi intensifMampu memberikan bantuan ventilasi mekanis beberapalama dan dalam batas tertentu melakukan pernantauaninvasif dan usaha bantuan hidupMampu melayani pemeriksaan laboratorium, rontgen,kemudahan diagnostik dan fisioteri selama 24 jamMemiliki ruang isolasi dan mampu melakukan prosedurisolasi.

    c). Pelayanan leu tersier (tertinggi)Marnpu melaksanakan sernua aspek perawatan.' tempi intensif.Kekhususan yang hams dimiliki :

    Merniliki tempat khusus tersendiri di dalarn rumah sakitMerniliki kriteria penderita masuk, keluar dan rujukanMern iliki dokter spcsial is yilng dapatme!lilnggulangi sotiapsaat bila d iperlukanMemiliki seorang kcpala ICU yang bertanggullg jawabsecara kesel ur uhan (intcnsivis) dan doktcr jagil vangminimal mampu RJI' (i\,I3.(,D,r:,F).

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    44/97

    Memiliki lebih dari satu staf intensivisMampu rnenyediakan staf perawat; perbandingan perawat:pasien lebih dari 1:1setiap shift untuk kasus erat dan tidakstabilMerniliki lebih banyak staf perawat bersertifikat terlatihperawatan/terapi intensifMampu melakukan sern ua bentuk pemantauan danperawatdn/krclpi intensifMampu melayani laboratoriurn. rontgen,kemudahandiagnostik dan fisioterapi seIama 24 jamMerniliki paling sedikit seorang ahli dalam mendidik stafperawat dan dokter muda agar dapat bekerja sarna dalampelayanan pasienMerniliki prosed ur untuk pelaporan resrni dan pengkajianDidukung oleh semua yang ahli dalarn diagnostik danterapi; seperti ahli penyakit dalarn ahli bedah saraf, ah1ikebidanan dan lain-lainMemiliki staf tambahan yang lain misalnya tenagaadministrasi, tenaga rekam medis, tenaga untuk ilmiahdan penelitianMerniliki alat-alat untuk pemantauan khusus, prosedurdiagnostik dan terap_i khusus.

    Prosedur pelayanan perawatan/Terapi (leU)a). Ruang hngkup pelayanan yang diberikan di leu

    (1~. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakitakut yang mengancam nyawa dan dapat menimbulkankernatian dalam beberapa menit sarnpai beberapa hari

    (2). Memberi bantuan dan mengambil aIih fungsi vital tubuhsekaligus melakukan penatalaksanaan spesifik problemadasar

    (3). Pemantauan fungsi vital tubuh terhadapkomplikasi(a). Penyakit(b). Penatalaksanaan spesifik(c). Sistem bantuan tubuh(d). Pemantauan itu sendiri

    (4). Penatalaksanaan untukmencegah kornplikasi akibat kamayang d a la m, im ob ilitas berkepanjangan, s tirnu lasiberlebihan dan kehilangan sensori

    (5). Member ikan bantuan emosional tcrhadap pasicn yangnyawanya pada saat itu bergClntung pada fungsi alat/mesin dan orang lain.

    - _ i ( )

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    45/97

    lndikasi masuk dan keluar leUProsedur rnedis yang menyangkut kriteria rnasuk dan kcluar leUseharusnya disusun bersama antar disiplin terkait oleh sernacam timterd iri dari dokter, perawat dan tenaga adrninistrasi rurnah sakitPelayanan ICU meliputi pemantauan dan terapi intensif, karena it'llsecara umum prioritas terakhir adalah pasiendengan prognosis burukuntuk sernbuh.Persyaratan masuk dan keluar lCU hendaknya juga d idasar kan padamanfaat terapi di leU dan harapan kesembuhannya Kcpala leu atauwakilnya rnemutuskan apakah pasicn memenuhi syarat masuk feu dankcluar. kepala leU atau wakilnva akan memutuskan pnsien mana yangharus diprioritaskan.a). Indikasi masuk leu

    (1). Fasit.'jl s.ikit berat, pasicn tidak stabil yang mcmeriuk au terapiintensif scperti bantuan ventilator, pernberian ohat vasoaktifmelalui irrfus sccara torus mcnerus (contoh: gag,ll nil pas berat,pasc, bcd'lh jantung terbuka, syok scp tik ).

    (2). Pas ir-n yang mernerlukan pernantauan inter.sif atau non invasifsdl1ngga komplikasi berat dapat d ihindarkan atau dikurangi(conroh: rase" bcdah besar dan luas: pasi--n dengan penyakitjantung, pi'lrU, ginjal ataulainnya).

    (3). Pasicn yang memerlukan terapi intensif untuk rnengatasikornpl ikasi-komp likasi akut, sekalipun mantaat leU ini sedikit(contoh: pasicn dcngan tumor ganas metastnxis dengankompl ik_asi in febi, tamponadejantung, surnbatan ja'lan napas),

    b). Tidak perlu masuk leu(1). Pasien mati batang otak (dipastikan secara klinis dan laborato-

    rium) kccuati keberadaannya diperlukan sebagai donor otgan.(2). Pasien rncnolak tempi bantuan hidup.(3). Pasien sccara medic; tidak ada harapau dapat d isern btl hkan Iagi

    (contoh: karsinoma stadium akhir. kerusakan susunan sarafpusat dCllgan koadaan vegdatif).

    d. [ndjkasi keluar ICU(1). ['(lsicn tidak rnernerlukan hgi terapi intc[)

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    46/97

    (2). Bi!a pad a pemantauan intensif tcrnyata hasilnya tidakrnernerlukan tindakan atau terapi intensif lebih lama.

    (3). Terapi intensif tidak memberi manfaat dan tidak perluditeruskan Iagi pada :(a). Pasion usia lanjut dengan gagal 3 organ atau lebih yangtidak mernberi respons terhadap terapi intensif sclama 72

    jam.(0). Pasion mati otak atau koma (bukan kareria trauma) yang

    menirnb ulkan keadaan vegetatif dan sangat keeilkemungkinan untuk pulih,

    (c). Pasion dengan bermacarn -maeam diagnosis seperti PPOM,jan tung terminal, karsinorna yang menyebar.

    Pelaksanaan ketiga butir terakhir ini hendaknya dilakukan ataspersetujuan dokter yang mengirirn. Apabila tempat di JeU penuh,ada pasien lain kritis yang rnemenuhi syarat prioritas pertama,maka pasien yang tidak kritis tetapi rnernenuhi kriteria keluarterpaksa dikembalikan ke ruangan, hendaknya dengan persetu-juan dokter yang mengirim.Sarana dan prasarana K'U (lihat lampiran IV).Unit-unit KhususICeu, Renal Unit, Burn Unit, Standard dan Manajemermyadiserahkan kepada disiplin ilmu terkait,

    3. KOMPONEN PEMBIAYAAN (SUB-SISTEM PEMBIAYAAN)Sumber pembiayaan untuk penanggulangan penderita gawatdarurat dapat berasal dad pemerintah dan masyarakat, terdiridari:a. Surr.ber dari pemerintah pusat dan daerahb. jasa Marga untuk kecelakaan jalan to1c. Asuransi Pegawai Negerid. Asuransi jasa Raharja khusus untuk korban kecelakaan lalu

    lintasc. Asuransi tenaga keria (ASTEK).f. Dana Upaya Kcsehatan Masvarakat (OUKM)g. Sumber swastay perusahaan swasta yang berpotonsi resiko

    tinggi untuk terjadinya kccelakaan dapat diwajibkan untukmenycd iakan biaya untuk FPC!).

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    47/97

    LAMPIRAN I

    KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK IN DONESIANOMOR :01521YAN.MED/RSKS/1987

    Menimbang

    Mengingat

    TFNTANG

    STANDARJSASI KENDARAAN PELAYANAN tHEDIK

    MENTERI KESEHATAN REPUBLJK INDONESIA

    L bahwa dalarn rangka meningkatkan mutu pelayanan me-dik khususnya upaya rujukan mr-dik dan kesehatandiperlukan jenis kendaraan dengan p"'r'-'varatan khusus;untuk keseragarnan dan peningkatan mutu pelayananrnedik, diperlukan standarisasi pcrlcngkapan urrium danIl)ctiis pada kcndaraan khusus tersobut.

    I. Undang-Undang No.9 Tahun 1960tt..'ntang Pokok-PokokKesehatan:

    2. Keputusan Presiden No.21 tahun 1984ten tang Repelita IV;.1 . Undang-Undang Lalu-Lintas dan Angkutan.jalan Raya;4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RINo. 134/Menkes/

    SK/IV 11979 tentang Susunan Organisasidan Tata KerjaRumah Sakit Umum;

    5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No, 032/Birhub!1972 tentang Referal System;

    b, Surat Keputusan Menteri Kesehatan RINo, 034iBirhub/I972 tentang Perencanaan dan Pemeliharaan Rumah Sakit:

    7. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Rf No. 99a/Menkes/SK/III/l982 tentang Sistim Kesehatan Nasional:

    S Surat Keputusan Menteri Kesehatan RINo. 558/Menkes/SK1 J 9S4 tentang Organisasi dan tara Kerja DepartcmenKl's('h;;1tan R T .

    l'>~'utllS("lJl Mcntori Kcschatan R! !.('nt

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    48/97

    Pertama Di dalam Keputusan ini diatur tentang jcnis Kendaraan:1 . Arnbulans Transportasi;2. Ambulans Cawat Darurat:3. Arnbulans Rumah Sakit Lapangan;4. Ambulans Pelayanan Medik Bergerak;5. Kereta jenazah.

    Kedua Spesifikasi Kendaraan pada diktum pertarna sf'perti tor larnpir.Ketiga Sernua Kendaraan khusus yang sudah ada harus dilengkapi

    sesuai Keputusan ini dalarn waktu 2 (dua) tahun sejak tanggalkeputusan ini ditetapkan.

    Keernpat Hal-hal yang belum diatur dalarn diktum akan diatur kernudian.Kelima Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditctapkan.

    Ditetapkan di : J a k art aI'ada tang-gal : 24 Pebruari 1987

    J\.n. MENTERI KESEHATAN REPUBUK INDONESIADirektur J_enderal Pelayanan Medik,

    ttd,

    Dr. H. Mohamad Isa

    Tembusan disampaikan kepada Yth.:1. Bapak Menteri Kesehatan R.I.2. Sekretaris [enderal Departemen Kesehatan R.L3. Inspcktur Jenderal Departemen Kesehatan RJ.4. Para Dir.jen. di lingkungan Departemen Kesehatan RJ.5. Dir.jen. Perhubungan Darat Departemen Perhubungan J~ .r .6. Kepala Direktorat Lalu Lintas Mabes FOLRI7. Kakanwil DcI' Kl's 1\I I'ropinsi di seluruh Indonesia8. Pengurus J\s()si

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    49/97

    Tujuan PenggunaanL AMBULANS TRANSPORTASI

    Persyaratan kendaraan:A. Teknis 1 _

    B. Medis

    O. T?lta Tertib

    Pengangkutan penderita yang tidakrnemerlukanperawatan khusus/tindakan darurat untukmenyelamatkan nyawa dan diperkirakan tidakakan timbul kegawatanselama dalam perjalanan.

    Kend araan roda empa t ata uIebih d('ngan sus pensilunak.Ruangan penderita rnudah dicapai dari tempatpengemudi. .Tempat dudukbagi petugasdi ruangan penderita.Dilengkapi sabuk pengaman.Ruangan penderita eukup luas uantuk sekurang-kurangnya 2 (dua) tandu.Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya90 em di atas tempat penderita.Stopkontak khusus untuk 12v. DC diruangpenderita.Larnpu ruangan seeukupnya.Lemari obat dan peralatan.Air bersih 20 liter, wastafel dan. penampunganair limbah.

    11. Sirine satu nada.

    3.4.5.6.7 _

    8.9.10.

    12. Lampu rotator warna merah.13. Radio Komunikasi,14_ Persyaratan lain sesuai Peraturan Perundangan

    yang berlaku.15. Tanda pengenal ambulans transportasi dari bahan

    yang mernantulkan sinar.16. Buku petunjuk pemeliharaan semua alat

    berbahasa Indonesia.1. Tabung Oksigen dengan peralatannya.2. Perala tan Medis P3K3. Obat-obatan sederhana.cairan infussecukupnya.1. 1 (satu) supir dengan kemampuan P3K dan

    Komunikasi2. 1 (satu) I'erawat dengan kemamp uan Pl'CD.1. Sewaktu menuju tempat pencierita bolch

    mcnggunakan sirene dan larnpu rotator.2. Sclarna meng-angkut pcnderit a hanva bo'lch

    l1lL'nggunakan lampu rotator. Scmua porn luranlululintas harus ditaati.~. K '-.'ct'pat

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    50/97

    II. AMBULANS GAWAT DARURATTujuan Penggunaan

    Persvaratan Tekni= :/\. Tcknis

    Pertolongan PPGD Pra Rumah SakitPengangkutan penderita gawat darurat yangsudah distabilkan keternpat tindakan definitif /distabilkan Rumah Sakit.

    1. Kendaraan roda ernpat ataulebihdengansuspensilunak.

    2. Ruangan penderita tidak dipisahkan dad ternpatpengemudi.

    3. Tempat duduk yang dapat diatur/dilipat bagipetugas diruangan penderita.

    4. Dilengkapi sabuk pengarnan.5. Ruangan penderita cukup luas untuk sekurang-kurangnya 2 (dua) tandu.

    6. Ruangan penderita cukup tinggi sehingga petugasdapat berdiri tegak untuk melakukan tindakan.

    7. Cantungan infus terletak sekurang-kurangnya90 em di atas tempat penderita.

    8. Stop kontak khusus untuk 12 v DC di ruanganpenderita.

    9. Larnpu ruangan secukupnya dan lampu-Iampusorot bergerak untuk menerangi penderita yangdapat dilipat.

    10. Meja dapat dilipat.11. Lemari untuk obat dan peralatan.12. Air bersih 20 It,wastafel dan penampungan air

    Iimbah.13. Sirene 2 (dua) nada.14. Larnpu rotator warna merah dan biru.15. Radio kornunikasi.16. Persvaratan lain sesuai peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.17. l3uku petunjuk pcrncliharaan semua alar ber-buhasa Indonesia.Ik. Pt'r

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    51/97

    B. Me dis 1. Tabung oksigen dengan peralatan untuk 2 (dua)orang.

    2. Peralatan rned is P3K3. Perala tan resusitasi lengkap bagi orang dewasa

    dan anak /bayi.4. Suction pump manual dan Iistrik 12 v DC5. Perala tan EKG dan monitoring lainnya.6. Minor surgery set.7. Obat-obatan gav'iat darurat dan cairan intus

    secukupnya.C Petugas 1. 1 (satu) supir, perawat gawat darurat dengan

    kernampuan mengemudi dan kornunikasi.2. 1 (satu) perawat gawat darurat.3. 1 (satu) dokter gawat darurat (tergantung

    keadaan).D. Tata Tertib 1. Sewaktu menuju tempat penderita boleh rneng-

    gunakan sirene dan lamu rotator.2. Selama mengangkut penderita hanya boleh

    menggunakan lampu rotator. Semua peraturanlalu lintas harus ditaati.

    3. Kecepatan kendaraan setinggi 40 Km di jalanbiasa dan 80 Km di jalan bebas hambatan.

    III. AMBULANS RUMAH SAKIT LAPANGANTujuan Penggunaan Dalam keadaan sehari-hari melaksanakan fungsi

    ambulans gawat darurat.Bila diperlukan, dapat digabungkan denganambulans-ambulans sejenis dan ambulansPelayanan Medik bergerak membentuk suatuRumah Sakit Lapangan.

    Persyaratan kendaraan :A. Teknis 1. Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi

    lunak.2. Ruangan penderita tidak dipisahkan dari temp at

    pengemudi.3. Tempat duduk yang dapat diatur Idilipat bagi

    petugas diruangan penderita.4. Dilengkapi sabuk pcngaman ..1. Ruangan pcnderita cukup luas untuk sekurang-

    kurangnya 2 (dua) tandu.6. Ruangan penderita cukup tinggi schingga pdugas

    dapat bcrdiri tegak untuk mo la kukan tindakan.

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    52/97

    7.8 .

    9.

    10.11.12.

    13.14.15.16.17.18.19.20.

    B . Medis 1.. . . ,L...

    3.4.56.7.

    C Petugas

    D. Tata Tertib

    Gantungan infus tcrletak sekurang-kurangnya90 em di alas tempat penderita.Stop kontak khusus untuk 12 v DC di ruanganpenderita.Lampu tuangan secukupnya dan larnpu-Iarnpusorot bergerak untuk mencnrangi penderita yangdapat dilipat.Meja dapat dilipat.Leman untuk obat dan pcrala tan.Air bersih 2111t.wastafel dan penampungan airlimbah.Sirene 2 (dua) nada.Lampu rotator wama merah dan biru.Radio kornunikasi.Pcrsyaratan lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,Bu k u pdunjuk pemelihClr;-wn se m u a a la tberbahasa Indonesia.Perala tan resguE'_Tanda pengenal dari bahan yang memantulkan.Tenda Japangan Iengkap.Tabungan oksigen dengan perala tan untuk 2 (dua)orang.l 'era latan modis P3K.Perala tan rcsusitasi Iengka p bagi dewasa dananak ZbaviSuction pump manual dan listrik 12 v DC.['('rablan EKG dan monitoring lainnya.Minor surgery set.Obat-obatan gawat darurat dan cairan infussecukupnya.

    1. 1 (satu) supir. perawatan gawat darurat dengankcmampuan mengemudidankornunikasi.

    2.1 (satu) perawat gawat darurat.3. 1 (satu ) dokter gawat d ar ur a t (tergantung

    kl.'dLi

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    53/97

    IV. AMBULANS PELAYANAN MEDIK BERGERAKTujuan Penggunaan Melaksanakan salah satu upaya pelayanan medik

    dilapangan.Dapat dipergunakan sebagai ambulanstransportasi.

    Per svaratan kondaraan :A. Tc k n i s Kendaraan roda empat atau kbih dengan suspensi

    lunak.Tempatduduksesuaikeperluan di ruangan kerja.Ternpat tidur / tand LI bagi sekurang-kurangnya 1(satu) penderita.Dilengkapi sabuk pengaman.Meja kerja yang dapat dilipat.Ruangan kerja cukup luas untuk tujuan peng-gunaannya dan cukup tinggi sehingga petugasdapat berdiri tegak untuk bekerja.Stop kontak khusus untuk 12 v DCCenerator 220 v DC dengan peralatannya.Lampu ruangan secukupnya dan 2 (dua) buahlarnpu sorot bergerak.Sirene 1(satu) nadaLampu rotator warna biruRadio KomunikasiPersyaratan Iain sesuai peraturan perundanganyang berlaku.Bu ku petllnjuk pemeliharaan semua alatberbahasa IndonesiaPublic Address SystemTanda pengenal dari bahan yang memantulkan

    B _ Me dis Tabungan oksigen dengan peralatannyaPerala tan medis P3KObat-obatan sederhana. cairan infus secukupnyaPerala tan upaya pelayanan mcd ik sesuai tujuanpenggunaan kendaraan.

    C Pctu,I';as Supir dcngan kernampuan P3K dan kornunikasiPc r a w a t an dengan kern a mp uan PPCD dankern am puan khusus lain scslIai tujuan peng-~lIna,lIl kt'IHhri)il)i (jurnlah SC:-'lIili kebutuhan).['dug.!s pdr,l mc.Iis bin s('su

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    54/97

    D. Tata Tertib Lampu sirene hanya digunakan bilamana sangatdibutuhkanLampu rotator digunakan sewaktu pergi dankernbali dad tempat tujuanSemua peraturan lalu lintas harus ditaatiKeep! '

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    55/97

    LAMPI RAN IIAMBULANS UDARA1. Peralatan

    a). Heli kecil 2 tandu, 1 Vacum matress. 1 keranjang tandu.Ddibrilatur/FKG MoniturPulserneterKotak respirator, alat dan obat rcsusitasiSuctionPeneumatic (inflatable) splintsKotak obat-obatan (shok luka bakar, keracunan,pendarahan dan lain-lain) terrnasuk infus (obatdan alat infus)Kotak pendingin untuk korban/bag-bag korbanKantung mayat.

    Non medical equipment:BatereiPelindung telinga (Ear Protector)Pcmadam kcbaknranRadio komunikasiI'v rotehnik

    b). Hdi besar - Jenisnya sa rna dengan di atas hanya jurnlah ditarnbah.2. Personil:'

    a). Heli kecii 3 (tiga orang)Pilot yang mendapat latihan lengkapDokter umurn. PFGDI'cmbantu rnedis (paramedis, orang awam yangte l ah mendapat latihan FreD lengkap),mempunyai pengetahu

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    56/97

    3. Syarat pesawat :*) noise level (bising dipermukaan)") vibrasi akibat gerakan rotor*) temperatur dalam Cabin*) sebaliknya twin engine

    Dengan persyaratan tcrtentu sesuai jenis pesawat.4. Syarat penggunaan :

    Diperhatikan :1) fasilitas kendaraan (lapangan terbang, hellipad)2) jarak yang harus ditempuhUntuk helikopter bila berjarak maksimal 200- 300km. Lebih dari jarak ituharus dilakukan oleh Fixed Wing.

    - 1 2

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    57/97

    . . . . . .. . . . . .. . . . . .

    zuo

    uii0-0).~E 0: 1.g VJ-C"'i

    E'l):s

    z; : : ; .SE --

    j'.'

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    58/97

    aVJ OJ~ s : : :~ 0:: ' s : : :b!JO '"/') s : : : 0 OLlu.l ill s : : :;L -0 ~ ill-0(/') E O E E O '" '" E~ :l E< l . l 'fJ '>:'0.- : - : : 2 OJ IU ill V"2 -0 OJ OJ :'2 :9-c, U') _",;0 - c t - If) -.0 r- : 00

    - 't!< : '" " ">,c; 2 E C 6 a 2 S" " c, '" _c :l OJ'f, bl) .';::: V CJ) C J s : : :s : : : en VS '" c~ 1) J) ~ if> '"U s : : : ':d ~ " '" ;::I Q b!J'" coj >. ':i) '" ',-, Es : : : ::i ('5 < l . l:J C . . . . C ;::j ; ; : ; O/ J -0v, S .D : ; ; ; : O J . ! '" _",; ilJs : : : '" E b!J ~ c :: E E E . . > < E Ec: : 'C' j .5 0 ,3 .5 ~ OJ v ilJ E Of)

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    59/97

    u

    u

    Et1J.:2

    ci

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    60/97

    E(!)-0

    I (/J E< :J; : ; E Exr : :J ; ;;ll.l 1.-. ~!)~ ~ ~. . . .CI) E E c

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    61/97

    ,;::ojblJCg El.... V-0

    u

    ~-0..c::J,_::l:/lV0..E .;0v c""0 :::l_ ,_v)

    E E EOJ v v. " '2 :2 . " " 2

    " ' < tZ,

    QIJ",C ro::l ::l""0......:1'I.l0, * * * * *" ,

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    62/97

    01

    6 . : 2o ~J'._) ,'/J -c +" 3 . . : : . : :00 ..=0) C-Ui : : : >

    u

    "0cJQ"J E Er; 0) V-::J :?

    rl p)

    c: : ; ; .c. d-r: .;: . . . . . >,::l e:j> ; ; Q ~ '" ? : i -::J -::J< . . . . Cd d oOJ ;:.-, L.. C L-r : c-, w 01).- (1) C. >," 3 . . . . '- ." . . . . . g - .c OJ Q0.> "l) .3 '!J o . . . . .! : > I J X "':l Q ':JIJ "0 X. . . . . ~ c ..c:< " : l ::l til) ' :JIJ ':JIJ . o 1 J ' :JIJ "0 :: :E "J: C c :: ;:: E ~ c c {"j 'i.)d c: :'J 0.. '" -J C ::l . . . . . : : . : : cr . : . u '" o l , . " jCJ 1 - 0) 0- CU c:l . . . . 0- ~ !:: : . ! 2:; ..0 ::l ~ ,0v "a o . . : : . : : :n Eo It)< " : l ct, + 2 oil es : . a cVJ '0.) ~ d '- d~ :: c v c : a ~ ::l Ei ? :i :::; w

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    63/97

    cU) ,-< r : -u

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    64/97

    o:-. ' " 0'" t:: . . : . : :c;J c;J c.E ro >.c ro (;:l . . . . . 'r 5. : . : : ro 13 'a ! ; > . I J= ,_ ~ bO._'" 0..":'::i:: :IJ . . . . . ro c: '"'" + : l bO.- . . : . : :: : : 1 : l -~ ~ c .E. . : . : : :IJ >.. . . . . . ro . . ! > o ! ! Q)1) c: ~ : : : 1 >.. ro .: 3 E c.~ '.I] ro = :; :! 00. . ! > o ! ! "0 :::l. E E ~ It: & &8 c;J d . . : . : :V) , , , , , , , , ,

    Sfl

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    65/97

    . . . . : . . . . :.3 g _ t' 2 , - . ~ c, Ec ,- r-rd E rl~\Oo?E~e ~CUN'-O .:::.::.:

    v,('Ij. . . . . ~('Ij g _ E,_00~* * *

    cE

    * * * *

    ~

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    66/97

    - 0~ ; : : : s ; : : : s00E E~ ~,_.],..J r I j !

    I I Ii!

    ~(j...00c:ro"0:: P@. . . . 1::

    C < '0 -~tI ...0 til~ . . . .0 C ell c:< '0 c,- e '0 0- ro< '0 O JJU . : o t ! . E bI) c:< bll -- . . . . ellc: >, cl -0~ < '0 o:! c: ~ ~ C\lt > I J ; : : : s < U 1) O J Uell ..0 E ~ ~ - - ..\

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    67/97

    L...0)0..

    : : ; s< u - - - -u < ~- c - - c~ c 0--c : : : L.. 'E . ,_.blJ .9 0 . . . . . . . . . . . .(;;: 0.. L... . , _ , u- ~0 ~ - (' J ce, q- Vi .s : r-c - r-.J r) "1 ,,1 ('1 01 ClZ

    ~J

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    68/97

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    69/97

    ,_:z -. a 0 ;;., -0 .~ :::l '-'. '" ' E " f J lbIl !:: c :; I I . : > -B !:: 0- S . . . . ;:lc ~ . E : : .0 0 2 !l B 0 - ; : ; '" '"U 2 0 C) ::J U - ; ; ; =' 0);;... 'll c : r : :c: 'J' < } (/J '" -C 0 U f- < f-< p..,. . . . ,- .-~~-~.-.-----.-.

    _ Y ) 0-. -, Cl ,'1 '1' 'n \0 r-- C(J c- C0 " ---t ---t "7 -T -T "7 4" .1- -T 'n'2:

    ~)

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    70/97

    z-

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    71/97

    LAMPIRANV

    RESUSITASIJAI-\jTUNG PARU

    B ag ian A n esiesio lo gi K rd oktem n U n iu ersitas I nd on esia/Rum ah Sakit D r. C ipio Mal1gunkusuTI1o, lakartu

    PENDAHULUANDengan penemuan tindakan diagnostik dan resusitasi mutakhir, maka

    kematian tidak lagi dianggap sebagai saat berhenti kerja jantung. Sekarangdikcnal spektrum keadaan fisiologik yang meliputi kernatian klinis, serebraldan organismik. Tanpa pertolongan tindakan resusitasi maka henri sirkulasiakan rnenyebabkan disfungsi serebral dan kernudlan organisrnik (dengankerusakan sel ireversibel). Tujuan Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah untukmengadakan kembali pembagian substrat sernentara, sehtngga memberikanwaktu untuk pemulihan fungsi jantung pam secara spontan. Selang waktu dadhenti sirkulasi sarnpai nekrosis sel terpendek pada jaringan otak, sehinggapemeliharaan perfusi serebral rnerupakan tekanan utarna pacta RJP.

    Resusitasi yang berhasil (tanda vital kembali) terjadi pada 27-49% kasus-kasus di rumah sakit dengan angka kelangsungan hidup yang dilaporkan sarnpai17% urituk 1 bulan dan 10-14% untuk 6 bulan dalarn suatu penelitian prospektif.Pasien dengan penyaki; yang digolongkan sebagai kejadian akut lebih baikdaripada yang dengan pcnyakit keganasan, neurologik atau stadium akhir. Jadipneumonia, hipotensi, gagal ginjaJ, kanker dan gaya hid up terikat di rurnahdengan pra henti (prearrest) disertai dengan mortalitas berrnakna setelah RJP.Di sampaing itu pasien yang resusitasinya mernerlukan waktu lebih dari 30rnenit biasanya tidak bertahan hidup. Usia lanjut tidak menyingkirkan hasilyang balk, Walaupun persentase pasien-pasien yang tanda-tanda vitalnyaberhasil dipulihkan lumayan (60%), tak bergantung pada ternpat dilakukanresusitasi, namun pasien-pasien yang mendapat resusitasi di leU mernpunyaiprognosis jangka panjang lebih baik daripada yang di baugsal-'.

    Pasien yang menalami he nli janlung pam di leU mempunyai hasil yanglebih baik, mungkin kareria s t " r mcdis cepat mengenali masalah ini dan trIahdisiapkan untuk menangani hal irri. Sejauh in! tindakan resuailasi yang dirnulaisecara dini merupakan satu salunya faktor yang dikc;,dlUi mernpengaruhikelangsungan hidup dan hasil neurologik.

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    72/97

    Seb ab He nti Jantung ParuHenti jantung pam.Sebab hen ti n afas. (I1P"(,(I)1. Surnbatan jalan nafas : benda asing, aspirasi, lidah yang jatuh ke belakang,

    pipa trakeal terlipat. kanula trakeal tersurnbat, kelainan akut glotis dansekitarnya (sernbab gIotis, perdarahan).

    2. Depresi pernafasan :a. Sentral: obat-obatan, intoksikasi, pa02 rcndah, pnC02 tinggi, setclah

    henti [antung, tumor otak, tengelam.b. Perifer : obat pelumpuh otot. penyakit miastenia gravis, poiiomielitis.

    S eb ab h en ri jal1fung (cardiac arrest)1. Penyakit kardiovaskular : pcnyakit jantungiskemik, infark miokardial akut,

    embolus paru, fibrosis pada sistern konduksi (penyakit Lenegre, SindromAdams-Stokes, noda sinus sakit).2. Kekurangan oksigen akut : henti nafas, benda asing di jalan nafas, sumbatan

    jalan oleh sekresi.3. Kelebihan dosis obat: digitalis, quinidin. antidepresan trisiklik, propoksifen

    adrenalin, isoprenalin.4. Gangguan asam-basa/elektrolit : kalium serum yang tinggi atau rendah,magnesium serum rendah. kalsium serum tinggi, asidosis5. Kecelakaan : syok listrik. tenggelam.6. Refleks vagal'; peregang

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    73/97

    orang muda, dapat disebabkan oleh kausa selain penyakit jantung iskernik.Pada beberap a keadaan RJP yang dilakukan dengan benar dapatmempertahankan kehidupan sampai 1 jam sernentara terapi untuk kondisi/penyakit utama sedang diberikan.

    Diagnosis henti jan tungA. Tanda tanda henti jantung

    1. Kesadaran hilang (dalam 15 detik setelah henti jantung).2. Tak teraba denyut arteri besar (femoralis dan karotis pada orang

    dewasa atau brakialis pada bayi).3. Henti nafas atau megap-megap (gasping).4. Terlihat seperti mati (death like appearance).5. Wama kulit pucat sampai kelabu.6. Pupil dilatasi (setelah 45 detik).

    B. Diagnosis henti jantung sudah dapat ditegakkan bila dijumpai keiidaksadaran dantak tera ba d en yu t a rteri besar!1. Tekanan darah sistolik 50 mmHg mungkin tidak rnenghasilkan denyut

    nadi yang dapat diraba.2. Aktivitas elektrokardiogram (EKG) mungkin terus berlanjut rneskipuntidak ada kontraksi rnekanis, terutama pad a asfiksia,3. Gerakan kabel EKG dapat menyerupai irama yang tidak mantap.4. Bila :agu-ragu, mula I saja RJP !

    Kapan resusitasi dilakukan/tidak dilakukanA. R esusiiasi ham s d ilakukan pada :

    1. Infark jantung "kecil", yang mengakibatkan "kernatian listrik".2. Serangan Adams-Stokes.3. Hipoksia akut.4. Keracunan dan kelebihan dosis obat-obatan.5. Sengatan listrik.6. Refleks vagal.7. Tenggelam dan kecelakaan-kecelakaan lain yang masih rnemberi

    peluang untuk hidup.

    ')')

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    74/97

    B . Resus it as i t idak dilakukan pada "1. Kernatian normal, seperti yang biasa terjadi pada penyakit akut ataukronik yang berat. Pada keadaan ini denyut jan tung dan nadi berhenti

    pertama kali pada suatu saat, ketika tidak hanya jantung, tetapiorganisme secara keseluruhan begitu terpengaruh oleh penyakittersebut sehingga tidak mungkin untuk tetap hidup Jebih lama lagi,Upaya resusitasi di sini tidak bertujuan dan tidak berarti.2. Stadium terminal suatu penyakit yang tak dapat disembuhkan lagi.3. Bila hampir dapat dipastikan bahwa fungsi serebral tidak akan pulih,yaitu sesudah ~-1 jam terbukti tidak ada nadi pada normotermia tanpa

    RJP.

    60

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    75/97

    BANTUAN HIDUP DASAR (BHD Basic Life Support)Bila terjadi henti nafas primer, jantung dapat terus memompa darah selama

    beberapa menit dan sisa O2 yang ada dalam paru dan darah akan terus beredarke otak dan organ vital lain. Penanganan dini pada korban dengan henti nafasatau sumbatan jalan nafas dapat mencegah henti jantung. Bila terjadi henrijantung primer, O2 tidak beredar dan O2 yang tersisa dalarn organ vital akanhabis dalarn beberapa detik. Henti jantung dapat disertai oleh fenamenaIistrik berikut : fibrilasi ventrikular takikardia ventrikular, asistol ventrikularatau disosiasi elektrornekanis.

    Penilaian tahapan BHD sangat penting. Tindakan resusitasi (yaituposisi,pernbukaan jalan nafas, nafas buatan dan kompresi dada luar) dilakukankalau memang betul dibutuhkan. Ini ditentukan penilaian yang tepat, Setiaplangkah ABC RJP dimulai dengan : penentuan tidak ada respons, tidak adanafas dan tridak ada nadi.

    Pada korban yang tiba-tiba kolaps, kesadarannya harus segera ditentukandengan tindakan "goncangan dan teriak" yang terdiri dad : menggoncangkankorban dengan lembut dan mernanggil keras-ker as. Bila tidak dijumpaitanggapan, hendaknya korban diletakkan dalam posisi telentang dan ABC(Airway.Breathing & Circulation) BHD hendaknya dilakukan. Sementara itumintalah pertolongan dan bila mungkin aklifkan sis tern pelayanan medis darurat(lihat gam bar 1).

    Gambar 1 : Pertolongan pertama

    L_ . ~

    A : Airway Galan nafas)Sumbatan jalan nafas olen lidah yang menutupi dinding posterior faringadalah merupakan persoalan yang sering tirnbul pada korban tidak sadar yangtelentang. Resusltasi tidak akan berhasil bila sumbatan tidak diatasi. Tiga cara

    telah dianjurkan untuk menjaga agar jalan mhs tetap terbuka. Pada metodeekstensi kepala dan angkat Ieher, penolang mengekstensikan kepala korban

    61

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    76/97

    dengan satu tangan sernentara tangan yang lain menyangga bagian atas leherkorban. Pada metode ekstensi kepala angkat dagu, kepala diekstensikan dandagu diangkat ke atas (lihatGambar 2). Pada metode ekstensi kepala dan dorongmandibula, kepala diekstensikan dan mandibula didorong maju denganmemegang sudut mandibula korban pada kedua sisi dan mendorongnya kedepan. Metode angkat dagu dan dorong mandibula lebih efektif dalam membukajalan nafas atas daripada angkat leher. Akan tetapi penoIong mungkin hamsmenarik bibir bawah korban dengan ibujari. Pendorongan mandibula saja tanpaekstensi kepala juga merupakan metode paling arnan untuk mernelihara jalannafas atas agar tetap terbuka, pada korban dengan dugaan patah tulang leher.Korban yang tidak sadar dan bernafas spontan dengan ventilasi adekuat

    sebaiknya diletakkan dalam posisi sisimantap untuk mencegah aspirasi (gambar4). BilaventiIasi adekuat, tetapi nafas tidak adekuat (ada sianosis), pasien perIudiberi O2 lewat kateter nasal atau sungkup muka.Gambar 2 : Membuka jalan nafas Gambar 3 : Menentukan tidak ada nafas

    Gambar 4 : Posisi sisi rnantap

    62

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    77/97

    Bila diketahui atau dicurigai ada trauma kepala dan leher, korban hanyadigerakkanldipindahkan bila memang mutlak perlu, karena gerak yang tidakbetul dapat mengakibatkan paralisis pada korban dengan cedera leher. Di sini,teknik dorong mendibula tanpa ekstensi kepala merupakan cara paling amanuntuk membuka jalan nafas. Bila dengan ini belum berhasil dapat dilakukansedikit ekstensi kepala.B : Breathing (Pernafasan)

    Sctclah jaran nafas terbuka.penolong hendaknya segera menilai apakahpasicn dapat bernafas spontan. Ini dapat dilakukan dengan mendengarkan bunyinafas dari hidung dan mulut korban dan mernperhatikan gerak nafas padadada korban. Bila pernafasan spontan tidak timbul kembali, diperlukan ventilasibuatan.

    Untuk melakukan venti1asi mulut ke mulut penolong hendaknya mern-pertahankan kepala dan leher korban dalam salah satu sikap yang telahdisebutkan di atas dan memencet hidung korban dengan dua jari atau menutuplubang hidung pasien dengan pipi penolong (lihat gambar 6). Selanjutnyadiberikan 2 kali ventilasi dalam (1 kali nafas = 1.5 2 detik). Kernudian segeraraba denyut nadi karotis (lihat gambar 7) atau femoralis. Bila ia tetap hentinafas tetapi masih mempunyai denyut nadi diberikan ventilasi dalam (800 -1200 ml pad a orang dewasa) setiap 5 detik. Bila denyut nadi karotis tak teraba,2 kali ventilasi dalam (800 - 1200 ml pada orang dewasa) setiap 5 detik. Biladenyut nadi karotis tak teraba, 2 kali ventilasi dalam harus diberikan sesudahtiap 15 kornpresi dada pada resusitasi yang dilakukan cleh seorang penolongdan 1 nafas dalam sesudah tiap 5 kompresi dada pada resusitasi yang dilakukanoleh 2 penolong. Tanda-tanda bahwa ventilasi buatan adekuat adalah dadakorban yang terlihat naik turun, dengan amplituda yang cukup dan ada udarakeluar rnelalui hidung dan mulut korban selama ekspirasi; sebagai tambahan,selama pernberian ventilasi pada korban, penolong dapat merasakan tahanandan kekembangan (compliance) paru korban ketika diisi. Pada beberapa pasienventilasi mulut-ke-hidung (lihat gambar 8) mungkin Iebih efektif daripadaventilasi mulut-ke-mulut. Ventilasi mulut ke stoma hendaknya dilakukan padapasien dengan trakeostomi (lihat gambar 9).

    Bila ventilasi mulut-ke-mulut atau mulut-ke-hidung tidak berhasil baikwalaupun jalan nafas telah dicoba dibuka, faring korban harus diperiksa untukmelihat apakah ada sekresi atau benda asing. Pada tindakan jari menyapu,korban hendaknya digulingkan pada salah satu sisinya. Sesudah dengan paksamembuka mulut korban dengan satu tangan memegang lidah dan rahangnya,penolong memasukkan jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain ke dalamsatu sisi mulut korban, melalui bagian belakang faring, keluar lagi melalui sisilain mulut korban dalarn satu gerilkan menyapu. Bila tindakan ini gagal untukmengeluarkan be n d a asing, hendaknya dikerjakan hentakan abdomen(abdominal thrust gerak Heimlich) (lihat I.~alnbar 10 dan 11) aiau hentakandada (chest thrust). Hentakan dada dilakukan pada korban yang telentang,

    63

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    78/97

    teknik ini sarna dengan kompresi dada luar. Urutan yang dianjurkan adalah :(1) berikan 6~10kaIi hentakan abdominal, (2) buka mulut dan lakukan sapuanjari, (3) reposisi pasien, buka jalan nafas dan coba beri ventilasi buatan. Urutanini hendaknya diulangsampai benda asing keluar dan ventiJasi buatan dapatdilakukan dengan sukses.

    Gambar 5: Tanda distress universaluntuk surnbatan jalill1 nafasoleh bend a asing

    Cambar 6 : Ventilasi mulut-ke-mulut

    Cambar 7 : Meraba denyut arteri karotis

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    79/97

    Gambar 8 : Ve ntilasi Blulut-ke-hidung Cambar 9 : Ventilasi mulut-ke-stoma

    ----.-~-~----.~- -~---- --~--.----,-~----~-_-----,-,- --_---_ .._-Gambar 10: Hentakan abdominal

    (gerak Heimlich)pada korban sildar

    Gambar 11 Hentakan abdominal(gerak Heimlich)pad a korban tidak sad ar

  • 5/12/2018 Pedoman Pelayanan Gawat Darurat 1995

    80/97

    Bila sesudah dilakukan gerak tripel (ckstensi kepala, buka mulut dan dorongmandibula) dan pembersihan mulut dan faring. ternyata masih ada sumbatanjalan nafas, dapat dicoba pemasangan pipa jalan nafas (oropharyngeal airwayatau nasopharyngeal airway). Bila dengan ini belum berhasil, perlu dilakukanintubasi trakeaI. BHa tidak mungkin atau tidak dapat dilakukan intubasi trakeal,sebagai alternatifnya ialah krikotirotomi atau fungsi membran krikotiroid denganjarum berlurnen besar (misal dengan kanula intravena 14 G).

    SeIanjutnya bila masih ada sumbatan (ada di bronkus) maka perlu tindakanpengeluaran benda asing (padat, cair) dari bronkus atau terapi bronkospasmedengan aminofilin (4-6 1A1g/kg BB LV) atau adrenalin (0.3 mg Sk,IM,IV). Bilaada sumbatan benda padat dalam salah satu bronkus, pasien, rnemerlukantindakan bronkoskopi. Sementara itu pasien perlu diberi terapi 02.

    C : Circulation (Sirkulasi]Bantuan ketiga RBD adalah menilai dan mernbantu sirkulasi. Tidak ada

    nadi yang teraba pada arteri besar (periksalah arteri karotis sesering mungkin)merupakan tanda utarna henti jantung. Hcnti jantung adalah garnbaran klinisberhentinya sirkulasi mendadak yang terjadi pada seseorang yang tidak didugamati pada waktu itu atau penghentian tiba-tiba kerja pompa jantung padaorganisme yang utuh atau harnpir utuh. Diagnosis henti jantung dapatditegakkan bila pasien tidak sadar dan tidak teraba denyut arteri besar.Pernberian ventilasi buatan dan kompresi dada Iuar diperlukan pada keadaansangat gawat ini,

    Korban hendaknya telentang pada permukaan yang keras hila kompresidada luar dilakukan. Penolong berlutut di samping korban dan rneletakkanpangkal sebelah ,tangannya di atas tengah pertengahan bawah sternum korbansepanjang sumbu panjangnya dengan jarak 2 [ari sefalad d