peb dengan kjdk
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
1/53
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan adalah timbulnya hipertensi
pada wanita yang sebelumnya mempunyai tekanan darah normal atau memperberat
hipertensi yang sebelumnya sudah ada. Preeklampsia merupakan salah satu penyebab
morbiditas dan mortalitas ibu dan janin yang tinggi di Indonesia. Angka kejadian
hipertensi dalam kehamilan umumnya berkisar antara 7-12%.
!ortalitas perinatal lebih tinggi pada janin yang lahir dari ibu preeklamsia.
Penyebab-penyebabnya adalah Insu"isiensi plasenta# solusio plasenta# dimana
menyebabkan kematian janin dalam rahim dan prematuritas. Pertumbuhan janin
terhambat lebih sering terjadi pada preeklamsia# $i Amerika kematian janin pada
hipertensi dalam kehamilan rata-rata 1 - 12& perhari. 'eberapa penelitian tentang
$opler (elosimetri mendapatkan) nilai abnormal pada pemeriksaan dopler (elosimetri
arteri *mbilikalis dihubungkan dengan keluaran perinatal yang kurang baik. +
,angguan hipertensi yang menjadi penyulit kehamilan sering dijumpai &
1&%/1#2 dan termasuk salah satu di antara tiga trias mematikan# bersama dengan
perdarahan dan in"eksi# yang banyak menimbulkan morbiditas dan mortalitas ibu
karena kehamilan. 0ipertensi dalam kehamilan ditemukan pada 1 .32 wanita atau
3#7% di antara semua kehamilan yang berakhir dengan kelahiran hidup. 1
Preeklamsi ialah suatu gangguan mal"ungsi endotel (askular menyeluruh dan
(asospasme terjadi setelah 2 minggu kehamilan dan dapat terjadi hingga
minggu postpartum. Se4ara klinis preeklamsia dide"inisikan sebagai hipertensi dan
proteinuria# dengan atau tanpa edema. Insidensi global dari preeklamsia diperkirakan& 1 % dari seluruh kehamilan. $i negara-negara berkembang# insidensi penyakit ini
dilaporkan sekitar 1 %# sedangkan di Amerika Serikat berkisar antara 2 %
pada wanita sehat nulipara. Sekitar 1 % dari semua kasus preeklamsia terjadi pada
usia kehamilan sebelum 3 minggu. 3
1 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
2/53
Penyebab dari preeklampsia sampai saat ini belum diketahui namun berada
pada uterus gra(ida. 5enaikan tekanan darah dan tanda-tanda maternal lainnya
hanyalah gambaran sekunder semata- mata yang merupakan re"leksi dari suatu
problema intra uterin. $engan demikian tanda-tanda preeklampsia harus benar-benar
dipandang sebagai konsekuensi dari suatu proses patologis yang lebih "undamental
pada sistim target maternal yang spesi"ik yaitu sistim arteri# hepar# ginjal dan sistim
koagulasi. 1
Pada laporan kasus ini akan dibahas mengenai de"inisi# klasi"ikasi#
patogenesis dan pato"isiologi# diagnosis# dan penatalaksanaan serta komplikasi dari
preeklampsi dan kematian janin dalam kandungan.
2 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
3/53
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
4/53
•
0ipertensi ialah tekanan darah sistolik dan diastolik 8 1 6+ mm0g dengan
menggunakan "ase 9 5orotko"" untuk menentukan tekanan diastolik. Pengukuran
tekanan darah dilakukan minimal 2 kali selang jam. 1#2•
Proteinuria dide"inisikan sebagai terdapatnya 3 mg atau lebih protein dalam urin
per 2 jam atau 3 mg6d: ;1 pada dipsti4k/ se4ara menetap pada sampel a4ak
urin. 1#2•
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
5/53
>erdapat banyak "aktor risiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan# antara
lain)
?isiko yang berhubungan dengan partner laki-lakituk hamil1. Primigra(ida2. Primipara3. *mur yang ekstrim) terlalu muda atau terlalu tua untuk kehamilan
. Partner laki-laki yang pernah menikahi wanita yang kemudian hamil dan
mengalami preeklamsia&. Pemaparan terbatas terhadap sperma
. Inseminasi donor dan donor oo4yte?isiko yang berhubungan dengan riwayat penyakit terdahulu dan riwayat
penyakit keluarga1. ?iwayat menderita preeklamsia sebelumnya2. 0ipertensi kronis3. Penyakit ginjal
. @besitas&. $iabetes gestasional# diabetes mellitus tipe 1?isiko yang berhubungan dengan kehamilan1. !ola 0idatidosa2. 5ehamilan multipel3. In"eksi saluran kemih pada kehamilan
. 0idrops "etalis&. !akrosomia
Pa ogenesis
Penyebab hipertensi dalam kehamilan sampai saat ini belum diketahui dengan jelas.
Suatu ringkasan tentang pato"isiologi preeklamsia dapat dilihat pada gambar berikut) 1
5 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
6/53
,ambar 1) Pathophysiological considerations in the development of hypertensive disorders due to
pregnancy(Adapted from Friedman and Lindheimer, 1999)
'anyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan#namun tidak ada satu pun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. >eori-teori yang
sekarang banyak dianut adalah) 2
1. >eori kelainan (askularisasi plasentaPada kehamilan normal# rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari 4abang-
4abang arteri uterina dan arteri o(arika. 5edua pembuluh darah tersebut menembus
miometrium berupa arteri arkuata yang akan ber4abang menjadi arteri radialis. Arteri
radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis dan ber4abang menjadi arteri
spiralis. $engan sebab yang belum jelas# terjadi in(asi tro"oblas ke dalam lapisan otot
arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi
dilatasi arteri spiralis. In(asi tro"oblas juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis#
sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan memudahkan lumen arteri spiralis
mengalami dilatasi. 9asodilatasi arteri spiralis memberi dampak penurunan tekanan
6 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
7/53
darah# penurunan resistensi (askulae dan peningkatan aliran darah uteroplasenta.
Akibatnya# aliran darah ke janin 4ukup banyak dan per"usi jaringan juga meningkat#
sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses tersebut dinamakan
remodeling arteri spiralisB.
,ambar 2) Uterine spiral artery “un inds! and "ecomes a ider, flaccid tu"e to
accommodate increased "lood flo # Uterine spiral artery remains tightly coiled,
diminishing placental "lood flo
Pada hipertensi dalam kehamilan# tidak terjadi in(asi sel-sel tro"oblas pada lapisan
otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. :apisan otot arteri spiralis menjadi
tetap kaku dan keras# sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan terjadi
(asodilatasi. Akibatnya terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis# sehingga terjadihipoksia dan iskemi plasenta.
7 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
8/53
,ambar 3) $iameter rata-rata arteri spiralis pada kehamilan normal ialah & mikron#
sedangkan pada preeklamsia diameternya ialah 2 mikron. 9asodilatasi arteri spiralis
pada kehamilan normal dapat meningkatkan 1 kali aliran darah ke uteroplasenta.
2. >eori iskemia plasenta# radikal bebas# dan dis"ungsi endotel0ipoksia dan iskemi plasenta akan menghasilkan oksidan6 radikal bebas# di mana
salah satu oksidan penting yang dihasilkan ialah radikal hidroksil# yang sangat toksik
dalam darah# sehingga dulu hipertensi dalam kehamilan disebut toksemia gra(idarum.
?adikal hidroksil akan merusak membran sel yang banyak mengandung banyak asam
lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak# yang akan merusak membran sel#
nukleus dan protein sel endotel. Peroksida lemak akan beredar dalam aliran darah di
seluruh tubuh dan merusak membran sel endotel. !embran sel endotel lebih mudah
mengalami kerusakan oleh peroksida lemak# karena terletak langsung berhubungan
dengan aliran darah dan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak
tidak jenuh sangat rentan terhadap radikal hidroksil# yang akan berubah menjadi
peroksida lemak. >erpaparnya sel endotel terhadap peroksida lemak menyebabkan
8 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
9/53
kerusakan sel endotel# yang awalnya dimulai dari membran sel endotel hingga
seluruh struktur sel endotel# yang disebut $is"ungsi eori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
>eori ini terbukti dengan "akta sebagai berikut)a. Primigra(ida berisiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika
dibandingkan dengan multigra(ida. b. Ibu multipara yang kemudian menikah lagi berisiko lebih besar
Pada wanita hamil normal# respon imun tidak menolak adanya hasil konsepsi yang
bersi"at asing. 0al ini dsebabkan adanya 0uman :euko4yte Antigen Protein , 0:A-
,/# yang berperan penting dalam modulasi respon imun# sehingga si ibu tidak
menolak hasil konsepsi plasenta/. Adanya 0:A-, pada plasenta# selain dapatmelindungi tro"oblas janin dari lisis oleh sel $atural 'iller ibu# juga akan
mempermudah in(asi sel tro"oblas ke dalam jaringan desidua ibu.
9 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
10/53
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
11/53
Manifes asi Klinis
,ambaran klinis penderita preeklampsia sangat ber(ariasi dan indi(idual# dari
penderita tanpa gejala klinik sampai penderita dengan gejala klinik yang sangat
progresi"# berkembang dengan 4epat dan membahayakan nyawa penderita. 5adang-
kadang sulit untuk menentukan gejala preeklamsia mana yang timbul lebih dahulu.
Pada preeklampsia umumnya perubahan patogenik telah lebih dahulu terjadi
mendahului mani"estasi klinik. Se4ara teoritik# urutan-urutan gejala yang timbul pada
preeklamsia ialah edema atau kenaikan berat badan# hipertensi# dan terakhir
proteinuria# sehingga bila gejala-gejala ini timbul tidak dalam urutan di atas# dapat
dianggap bukan preeklamsia. $ari mani"estasi klinis# pre-eklampsia dapat dibagimenjadi preeklamsia ringan dan preeklamsia berat) 2
1. Preeklamsia ?ingan
Pada preeklampsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala subjekti". $isebut
preeklampsia ringan# bila dijumpai keadaan sebagai berikut)
a. >ekanan darah 8 1 6+ mm0g. b. Proteinuria kuantitati" 8 3 mg62 jam# atau pemeriksaan dipstic 8 1;.2. Preeklamsia 'erat
Preeklamsia berat ialah preeklamsia dengan salah satu atau lebih gejala dan tanda berikut)
a. >ekanan darah 8 1 6 11 mm0g yang diukur sebanyak 2 kali dengan inter(al
minimal jam. b. Proteinuria 8 & gr6 2 jam atau 8 ;3 yang diambil dari 2 sampel urin dengan
inter(al minimal jam.4. rombositopeniah. @ligohidramnion# pertumbuhan janin terhambat atau solusio plasenta.
amun terdapat re"erensi lain yang mengemukakan bahwa proteinuria ;2 atau
lebih yang menetap atau ekskresi protein urin 2 jam sebesar 2 gram atau lebih# dapat
11 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
12/53
dikategorikan sebagai preeklamsia berat. Proteinuria adalah tanda penting
preeklamsia. 'ila tidak terdapat proteinuria# diagnosisnya dipertanyakan.
Preeklamsia berat dibagi menjadi)
a# Preeklamsia berat tanpa impending eclampsia,"# Preeklamsia berat dengan impending eclampsia .
$isebut mpending eclampsia bila preeklamsia berat disertai gejala-gejala
subjekti"# dan merupakan petunjuk bahwa eklamsia akan timbul. ,ejala-gejala
subjekti" antara lain) nyeri kepala hebat# gangguan (isus# muntah-muntah# nyeri
epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan abdomen# dan kenaikan progresi"
tekanan darah.Perbedaan tingkat keparahannya dapat diperhatikan pada tabel berikut ini) 1
Pena alaksanaan
>ujuan dasar penatalaksanaan untuk setiap kehamilan dengan penyulit preeklamsia
adalah) 1
1. >erminasi kehamilan dengan trauma seke4il mungkin bagi ibu dan janinnya.2. :ahirnya bayi yang kemudian dapat berkembang.3. Pemulihan sempurna kesehatan ibu.
Pada setiap kehamilan dengan suatu penyakit# maka selalu dipertanyakan
mengenai 2 unsur# yaitu) sikap terhadap penyakitnya terapi medikamentosa/ dan
12 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
13/53
sikap terhadap kehamilannya apakah kehamilan diteruskan sampai aterm atau
diterminasi/. 2
P!eeklamsia Ringan
Ibu hamil dengan preeklamsia ringan dapat dirawat se4ara rawat jalan. $ilakukan
pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap dan urin lengkap# "ungsi hati# "ungsi
ginjal. 2#
>irah baringPengurangan akti(itas "isik sepanjang hari akan berman"aat. Ibu hamil dianjurkan
banyak istirahat berbaring6tidur miring/# tetapi tirah baring total tidak perludilakukan. 1#2#
Pada usia kehamilan di atas 2 minggu# tirah baring dengan posisi miring
menghilangkan tekanan rahim pada (ena ka(a in"erior# sehingga meningkatkan
aliran darah balik dan akan menambah 4urah jantung. $engan demikian akan
meningkatkan aliran darah ke organ-organ (ital. Penambahan aliran darah ke ginjal
akan meningkatkan "iltrasi glomerulus dan meningkatkan diuresis. $iuresis
dengan sendirinya meningkatkan ekskresi natrium# menurunkan reakti(itas
kardio(askular# sehingga mengurangi (asospasme. Peningkatan 4urah jantung akanmeningkatkan pula aliran darah rahim# menambah oksigenasi plasenta# dan
memperbaiki kondisi jnin dalam rahim. 2#
$iet
$iet yang diberikan 4ukup proteinF rendah karbohidrat dan lemakF garam
se4ukupnyaF serta roborantia pranatal. 1#2#
?estriksi garam tidak perlu dilakukan sepanjang "ungsi ginjal masih normal. $iet
yang mengandung 2 gr atrium atau gr aGl garam dapur/ adalah 4ukup.
5ehamilan sendiri lebih banyak membuang garam lewat ginjal# tetapi
pertumbuhan janin justru membutuhkan lebih banyak konsumsi garam. 'ila
konsumsi garam hendak dibatasi# perlu diimbangi dengan konsumsi 4airan yang
banyak# berupa susu atau air buah. 2#
@bat-obatan
13 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
14/53
Ibu hamil dengan preeklamsia ringan tidak diberikan obat diuretik# antihipertensi#
dan sedati". 2#
amun pada keadaan tertentu ibu hamil dengan preeklamsia ringan perlu
dirawat di ?S# dengan kriteria) 2#
'ila tidak ada perbaikan tekanan darah dan proteinuria selama 2 minggu#!un4ul satu atau lebih mani"estasi klinis preeklamsia berat.
Selama di ?S perlu dilakukan e(aluasi sistemik yang men4akup) 1
1. Pemantauan setiap hari untuk men4ari temuan-temuan klinis preeklamsia berat2. 'erat badan saat masuk dan kemudian setiap hari.3. Proteinuria saat masuk dan minimal setiap 2 hari.
. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk dengan ukuran manset yang sesuai
setiap jam# ke4uali antara tengah malam dan pagi hari.&. Pemeriksaan darah rutin# "ungsi hati dan "ungsi ginjal dengan "rekuensi
berdasarkan keparahan hipertensi..
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
15/53
terjadinya edema paru dan oligouria produksi urin E 3 446jam dalam 2-3 jam atau
E & 4462 jam/. @leh karena itu# monitoring input 4airan dan output 4airan
menjadi sangat penting. Gairan yang diberikan dapat berupa)
- &% ?inger-$eHtrose atau 4airan garam "aali umlah tetesan E 12& 446jam# atau- In"us $eHtrose &% yang tiap 1 liternya diselingi dengan in"us ?inger :aktat -
12& 446jam/ & 44.
$iberikan antasida untuk menetralisir asam lambung# sehingga bila mendadak
kejang# dapat menghindari risiko aspirasi asam lambung yang sangat asam.
$iet yang 4ukup protein# rendah karbohidrat# lemak dan garam. 2#
Pengendalian kejang dengan !agnesium Sul"at !gS@ /!agnesium Sul"at merupakan obat antikejang yang banyak dipakai di Indonesia
dan sampai saat ini tetap menjadi pilihan pertama untuk antikejang pada
preeklamsia atau eklamsia. 2#
Pada kasus P
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
16/53
4ompetiti(e inhibition antara ion kalsium dan ion magnesium/. 5adar kalsium
yang tinggi dalam darah dapat menghambat kerja !gS@ . 2#
armakologi dan >oksikologi!agnesium Sul"at yang diberikan se4ara parenteral dikeluarkan hampir
seluruhnya melalui ekskresi ginjal dan intoksikasi !gS@ dapat dihindari
dengan memastikan bahwa pengeluaran urin memadai# adanya re"leks patela
atau biseps dan tidak ada depresi pernapasan. 5ejang eklamsia hampir selalu
dapat di4egah bila kadar magnesium plasma dipertahankan pada 7 m
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
17/53
se4ara parenteral kepada ibu hamil dengan 4apat menembus plasenta untuk
men4apai keseimbangan di serum janin. eonatus dapat mengalamai depresi
hanya apabila terjadi hipermagnesemia yang parah saat lahir. 1
'erdasarkan uraian di atas# dapat dikemukakan bahwa untk memberikan
regimen !gS@ # harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut) 2#
- 0arus tersedia antidotum !gS@ bila terjadi intoksikasi# yaitu 5alsium
,lukonas 1 % K 1 gr 1 % dalam 1 44/ diberikan i.( 3 menit.- ?e"leks patella ;/ normal.- rekuensi pernapasan = 1 H6menit# tidak ada tanda-tanda distres
pernapasan.
!gS@ dihentikan bila) 2#
- >imbul tanda-tanda intoksikasi- Setelah 2 jam paska persalinan atau 2 jam setelah kejang terakhir.
Gara Pemberian
$osis awal regimen !gS@ biasanya diberikan se4ara bolus intra(ena#sedangkan dosis rumatan dapat diberikan se4ara in"us kontinu maupun
intramuskular dengan injeksi intermiten. 1#2#
Ladwal dosis !gS@ untuk P
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
18/53
iopental sodium 1 mg i.(# Sodium amobarbital 2& mg i.(#
$iaDepam 1 mg i.(# atau enitoin. 1#2#
Anti hipertensi 2#
>ekanan darah diturunkan se4ara bertahap# yaitu penurunan awal 2&% dari
tekanan sistolik dan tekanan darah diturunkan men4apai E 1 61 & atau !AP
E 12&. Lenis antihipertensi yang diberikan sangat ber(ariasi.Antihipertensi lini pertama)
i"edipin# dengan dosis awal 1 -2 mg per oral# diulangi setelah 3 menit bila
perluF maksimum 12 mg62 jam. i"edipin tidak boleh diberikan sublingual
karena e"ek (asodilatasi sangat 4epat# sehingga hanya boleh diberikan per oral.Antihipertensi lini kedua)• Sodium nitroprusside) #2& ug6kg''6menit6I9 $#• $iaDokside) 3 - mg6& menit6i(# atau I9 $ 1 mg6menit6dititrasi.!enghindari diuretik dan pembatasan pemberian 4airan intra(ena# ke4uali
apabila pengeluaran 4airan berlebihan edema paru# gagal jantung kongesti"#
atau edema anasarka/. Mat-Dat hiperosmotik dihindari. Pemberian diuretik dapat
merugikan# yaitu memperberat hipo(olemi# memperburuk per"usi utero-
plasenta# meningkatkan hemokonsentrasi# menimbulkan dehidrasi pada janin
dan menurunkan berat janin. $iuretik yang diberikan ialah urosemide. 2#,lukokortikoid
Pemberian glukokortikoid untuk pematangan paru janin tidak merugikan ibu.
@bat ini diberikan pada kehamilan 32-3 minggu# 2 H 2 jam. 2#
18 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
19/53
Sikap terhadap 5ehamilan
$itinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklampsia berat
selama perawatan# maka sikap terhadap kehamilannya dibagi menjadi) 2#
1. Akti" aggressive management /) kehamilan segera diakhiri6diterminasi bersamaan dengan pemberian pengobatan medikamentosa.
Indikasi perawatan akti"
'ila didapatkan 1 atau lebih keadaan di bawah ini)
• Ibu- *mur kehamilan 8 37 minggu- Adanya tanda-tanda mpending *clampsia- 5egagalan terapi pada perawatan konser(ati" - $iduga terjadi solusio plasenta- >imbul onset persalinan# ketuban pe4ah atau perdarahan
• Lanin- Adanya tanda-tanda fetal distress- Adanya tanda-tanda I*,? - S> nonreakti" dengan pro"il bio"isik abnormal- >erjadinya oligohidramnion
• :aboratorik - Adanya tanda-tanda sindrom 0
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
20/53
Selama perawatan konser(ati"# sikap terhadap kehamilannya ialah hanya
obser(asi dan e(aluasi sama seperti perawatan akti"# kehamilan tidak diakhiri.
!gS@ dihentikan bila ibu sudah men4apai tanda-tanda preeklampsia ringan#
selambat-lambatnya 2 jam. 'ila setelah 2 jam tidak ada perbaikan# dianggap
sebagai kegagalan pengobatan medikamentosa dan harus diterminasi. Penderita
boleh dipulangkan bila penderita kembali ke tanda-tanda preeklampsia ringan.
Komplikasi 2#
• Penyulit Ibu
- Sistem sara" pusat ) perdarahan intrakranial# trombosis (ena sentral# hipertensiense"alopati# edema serebri# edema retina# ablasio retina
- ,astrointestinal-hepatik ) subkapsular hematoma hepar - ,injal ) ,,A# nekrosis tubular akut- 0ematologik ) $IG# trombositopenia# dan hematoma luka operasi- 5ardiopulmonar ) edema paru# cardiac arrest
• Penyulit janinI*,?# solusio plasenta# prematuritas# sindroma distres napas# kematian janin
uterin# kematian neonatal# sepsis# cere"ral palsy#
Pen$ega%an
'erbagai upaya telah digunakan sebagai upaya untuk men4egah preeklamsia# antara
lain) 1#2#
o !anipulasi diet. Pembatasan asupan garam# suplementasi kalsium 1& 2
mg6hari/# dan konsumsi minyak ikan selama hamil belum terbukti e"ekti" untuk
men4egah preeklamsia.
o $alam suatu penelitian# aspirin dosis rendah E 1 mg6hari/ se4ara bermakna
dapat menurunkan kadar tromboksan '2 ibu# tetapi tidak berman"aat karenainsiden preeklamsia tidak berkurang dibandingkan dengan plasebo.
o >erapi Antioksidan# seperti konsumsi (itamin G dan
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
21/53
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
22/53
!enurut !o4htar 2 /# lebih dari & % kasus# etiologi kematian janin dalam
kandungan tidak ditemukan atau belum diketahui penyebabnya dengan pasti.
'eberapa penyebab yang bisa mengakibatkan kematian janin dalam kandungan#
antara lain.
a. Perdarahan ) plasenta pre(ia dan solusio plasenta.
b. Preeklampsi dan eklampsia
4. Penyakit-penyakit kelainan darah.
d. Penyakit in"eksi dan penyakit menular
e. Penyakit saluran ken4ing
". Penyakit endokrin) diabetes melitusg. !alnutrisi
Diagnosis
Anamnesis
a. Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari# atau gerakan janin sangat
berkurang.
b. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar# bahkan bertambah ke4il atau
kehamilan tidak seperti biasa.
4. Ibu merasakan belakangan ini perutnya sering menjadi keras dan merasa sakit-sakit
seperti mau melahirkan.
nspe si
>idak kelihatan gerakan-gerakan janin# yang biasanya dapat terlihat terutama pada
ibu yang kurus.
Palpasi
a. >inggi "undus lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan# tidak teraba gerakan-
gerakan janin.
b. $engan palpasi yang teliti# dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala
janin.
Aus ultasi
22 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
23/53
'aik memakai stetoskop# monoral maupun dengan doptone tidak terdengar denyut
jantung janin $LL/
+ea si ehamilan
?eaksi kehamilan baru negati" setelah beberapa minggu janin mati dalam kandungan.
Fak o!'fak o! (ang Mempenga!)%i Kema ian Janin Dalam Kand)ngan
Fa tor "u
1. *mur
'ertambahnya usia ibu# maka terjadi juga perubahan perkembangan dari organ-organ
tubuh terutama organ reproduksi dan perubahan emosi atau kejiwaan seorang ibu. 0alini dapat mempengaruhi kehamilan yang tidak se4ara langsung dapat mempengaruhi
kehidupan janin dalam rahim. *sia reproduksi yang baik untuk seorang ibu hamil
adalah usia 2 -3 tahun Oiknjosastro# 2 &/.
Pada umur ibu yang masih muda organ-organ reproduksi dan emosi belum
4ukup matang# hal ini disebabkan adanya kemunduran organ reproduksi se4ara umum
Oiknjosastro# 2 &/.
2. Paritas
Paritas yang baik adalah 2-3 anak# merupakan paritas yang aman terhadap an4aman
mortalitas dan morbiditas baik pada ibu maupun pada janin. Ibu hamil yang telah
melahirkan lebih dari & kali atau grandemultipara# mempunyai risiko tinggi dalam
kehamilan seperti hipertensi# plasenta pre(ia# dan lain-lain yang akan dapat
mengakibatkan kematian janin Sai"uddin# 2 2/.
3. Pemeriksaan Antenatal
Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang mengan4am jiwa# oleh
karena itu# setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya kali kunjungan selama
periode antenatal.
a. Satu kali kunjungan selama trimester pertama umur kehamilan 1-3 bulan/
b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua umur kehamilan - bulan/.
4. $ua kali kunjungan selama trimester ketiga umur kehamilan 7-+ bulan/.
23 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
24/53
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan sedini mungkin pada seorang wanita
hamil penting sekali sehingga kelainan-kelainan yang mungkin terdapat pada ibu
hamil dapat diobati dan ditangani dengan segera. Pemeriksaan antenatal yang baik
minimal kali selama kehamilan dapat men4egah terjadinya kematian janin dalam
kandungan berguna untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim#
hal ini dapat dilihat melalui tinggi "ungus uteri dan terdengar atau tidaknya denyut
jantung janin Sai"uddin# 2 2/.
. Penyulit 6 Penyakit
a. Anemia0asil konsepsi seperti janin# plasenta dan darah membutuhkan Dat besi dalam jumlah
besar untuk pembuatan butir-butir darah pertumbuhannya# yaitu sebanyak berat Dat
besi. Lumlah ini merupakan 161 dari seluruh Dat besi dalam tubuh. >erjadinya anemia
dalam kehamilan bergantung dari jumlah persediaan Dat besi dalam hati# limpa dan
sumsum tulang. Selama masih mempunyai 4ukup persediaan Dat besi# 0b tidak akan
turun dan bila persediaan ini habis# 0b akan turun. Ini terjadi pada bulan kelima
sampai bulan keenam kehamilan# pada waktu janin membutuhkan banyak Dat besi.
'ila terjadi anemia# pengaruhnya terhadap hasil konsepsi salah satunya adalah
kematian janin dalam kandungan !o4htar# 2 /. !enurut !anuaba 2 3/#
pemeriksaan dan pengawasan 0b dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli#
dapat digolongkan sebagai berikut )
- ormal ) 11 gr%
- Anemia ringan ) +-1 gr%
- Anemia sedang ) 7- gr%
- Anemia berat ) E7 gr%.
b. Pre-eklampsi dan eklampsi
24 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
25/53
Pada pre-eklampsi terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan
air. Lika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme# maka tekanan darah akan
naik# sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan peri"er agar oksigen jaringan
dapat di4ukupi. !aka aliran darah menurun ke plasenta dan menyebabkan gangguan
pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin !o4htar#
2 /.
4. Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas
dari perlekatannya sebelum janin lahir. Solusio plasenta dapat terjadi akibat turunnya
darah se4ara tiba-tiba oleh spasme dari arteri yang menuju ke ruang inter(irale makaterjadilah anoksemia dari jaringan bagian distalnya. Sebelum ini terjadi nekrotis#
spasme hilang darah kembali mengalir ke dalam inter(illi# namun pembuluh darah
distal tadi sudah demikian rapuh# mudah pe4ah terjadinya hematoma yang lambat
laun melepaskan plasenta dari rahim.
Sehingga aliran darah ke janin melalui plasenta tidak ada dan terjadilah kematian
janin Oiknjosastro# 2 &/.
d. $iabetes !ellitus
Penyakit diabetes melitus merupakan penyakit keturunan dengan 4iri-4iri kekurangan
atau tidak terbentuknya insulin# akibat kadar gula dalam darah yang tinggi dan
mempengaruhi metabolisme tubuh se4ara menyeluruh dan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin. *mumnya wanita penderita diabetes
melarikan bayi yang besar makrosomia/.
!akrosomia dapat terjadi karena glukosa dalam aliran darahnya# pan4reas yang
menghasilkan lebih banyak insulin untuk menanggulangi kadar gula yang tinggi.
,lukosa berubah menjadi lemak dan bayi menjadi besar. 'ayi besar atau makrosomia
menimbulkan masalah sewaktu melahirkan dan kadang-kadang mati sebelum lahir
Stridje# 2 /.
e. ?hesus Iso-Imunisasi
25 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
26/53
Lika orang berdarah rhesus negati" diberi darah rhesus positi"# maka antigen rhesus
akan membuat penerima darah membentuk antibodi antirhesus. Lika trans"usi darah
rhesus positi" yang kedua diberikan# maka antibodi men4ari dan menempel pada sel
darah rhesus negati" dan meme4ahnya sehingga terjadi anemia ini disebut rhesus iso-
imunisasi. 0al ini dapat terjadi begitu saja di awal kehamilan# tetapi perlahan- lahan
sesuai perkembangan kehamilan. $alam aliran darah# antibodi antihresus bertemu
dengan sel darah merah rhesus positi" normal dan menyelimuti sehingga pe4ah
melepaskan Dat bernama bilirubin# yang menumpuk dalam darah# dan sebagian
dikeluarkan ke kantong ketuban bersama urine bayi. Lika banyak sel darah merah
yang han4ur maka bayi menjadi anemia sampai akhirnya mati :lewelyn# 2 &/.". In"eksi dalam kehamilan
5ehamilan tidak mengubah daya tahan tubuh seorang ibu terhadap in"eksi# namun
keparahan setiap in"eksi berhubungan dengan e"eknya terhadap janin. In"eksi
mempunyai e"ek langsung dan tidak langsung pada janin.
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
27/53
h. :etak lintang
:etak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan
kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada letak
lintang dengan ukuran panggul normal dan 4ukup bulan# tidak dapat terjadi persalinan
spontan. 'ila persalinan dibiarkan tanpa pertolongan# akan menyebabkan kematian
janin. 'ahu masuk ke dalam panggul sehingga rongga panggul seluruhnya terisi bahu
dan bagian-bagian tubuh lainnya. Lanin tidak dapat turun lebih lanjut dan terjepit
dalam rongga panggul. $alam usaha untuk mengeluarkan janin# segmen bawah uterus
melebar serta menipis# sehingga batas antara dua bagian ini makin lama makin tinggi
dan terjadi lingkaran retraksi patologik sehingga dapat mengakibatkan kematian janinOiknjosastro# 2 &/.
Fa tor anin
1. 5elainan kongenital
5elainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang
timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. 5elainan kongenital dapat merupakan
sebab penting terjadinya kematian janin dalam kandungan# atau lahir mati. 'ayi
dengan kelainan kongenital# umumnya akan dilahirkan sebagai bayi berat lahir rendah
bahkan sering pula sebagai bayi ke4il untuk masa kehamilannya. $ilihat dari bentuk
mor"ologik# kelainan kongenital dapat berbentuk suatu de"ormitas atau bentuk
mal"ormitas. Suatu kelainan kongenital yang berbentuk de"ormitas se4ara anatomik
mungkin susunannya masih sama tetapi bentuknya yang akan tidak normal. 5ejadian
ini umumnya erat hubungannya dengan "aktor penyebab mekanik atau pada kejadian
oligohidramnion. Sedangkan bentuk kelainan kongenital mal"ormitas# susunan
anatomik maupun bentuknya akan berubah. 5elainan kongenital dapat dikenali
melalui pemeriksaan ultrasonogra"i# pemeriksaan air ketuban# dan darah janin 5adri#
2 &/.
2. In"eksi intranatal
27 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
28/53
In"eksi melalui 4ara ini lebih sering terjadi daripada 4ara yang lain. 5uman dari
(agina naik dan masuk ke dalam rongga amnion setelah ketuban pe4ah. 5etuban
pe4ah dini mempunyai peranan penting dalam timbulnya plasentitis dan amnionitis.
In"eksi dapat pula terjadi walaupun ketuban masih utuh# misalnya pada partus lama
dan seringkali dilakukan pemeriksaan (aginal. Lanin kena in"eksi karena
menginhalasi likuor yang septik# sehingga terjadi pneumonia kongenital atau karena
kuman-kuman yang memasuki peredaran darahnya dan menyebabkan septi4emia.
In"eksi intranatal dapat juga terjadi dengan jalan kontak langsung dengan kuman yang
terdapat dalam (agina# misalnya blenorea dan oral thrush !onintja# 2 /.
3. 5elainan >ali Pusat
>ali pusat sangat penting artinya sehingga janin bebas bergerak dalam 4airan amnion#
sehingga pertumbuhan dan perkembangannya berjalan dengan baik. Pada umumnya
tali pusat mempunyai panjang sekitar && 4m. >ali pusat yang terlalu panjang dapat
menimbulkan lilitan pada leher# sehingga mengganggu aliran darah ke janin dan
menimbulkan as"iksia sampai kematian janin dalam kandungan.
a. 5elainan insersi tali pusat
Insersi tali pusat pada umumnya parasentral atau sentral. $alam keadaan tertentu
terjadi insersi tali pusat plasenta battledore dan insersi (elamentosa. 'ahaya insersi
(elamentosa bila terjadi (asa pre(ia# yaitu pembuluh darahnya melintasi kanalis
ser(ikalis# sehingga saat ketuban pe4ah pembuluh darah yang berasal dari janin ikut
pe4ah. 5ematian janin akibat pe4ahnya (ase pre(ia men4apai %-7 % terutama bila
pembukaan masih ke4il karena kesempatan seksio sesaria terbatas dengan waktu
Oiknjosastro# 2 &/.
b. Simpul tali pusat
Pernah ditemui kasus kematian janin dalam rahim akibat terjadi peluntiran pembuluh
darah umblikalis# karena selei Ohartonnya sangat tipis. Peluntiran pembuluh darah
tersebut menghentikan aliran darah ke janin sehingga terjadi kematian janin dalam
28 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
29/53
rahim. ,erakan janin yang begitu akti" dapat menimbulkan simpul sejati sering juga
dijumpai !anuaba# 2 2/.
4. :ilitan tali pusat
,erakan janin dalam rahim yang akti" pada tali pusat yang panjang besar
kemungkinan dapat terjadi lilitan tali pusat. :ilitan tali pusat pada leher sangat
berbahaya# apalagi bila terjadi lilitan beberapa kali. >ali pusat yang panjang
berbahaya karena dapat menyebabkan tali pusat menumbung# atau tali pusat
terkemuka. $apat diperkirakan bahwa makin masuk kepala janin ke dasar panggul#
makin erat lilitan tali pusat dan makin terganggu aliran darah menuju dan dari janin
sehingga dapat menyebabkan kematian janin dalam kandungan Oiknjosastro# 2 &/.
Peme!iksaan Pen)n*ang
1. *ltrasonogra"i
>idak ditemukan $LL $enyut Lantung Lanin/ maupun gerakan janin# seringkali
tulang-tulang letaknya tidak teratur# khususnya tulang tengkorak sering dijumpai
o(erlapping 4airan ketuban berkurang.
2. ?ontgen "oto abdomen
a. >anda Spalding
>anda Spalding menunjukkan adanya tulang tengkorak yang saling tumpang tindih
(overlapping) karena otak bayi yang sudah men4air# hal ini terjadi setelah bayi
meninggal beberapa hari dalam kandungan.
b. >anda ojosk
>anda ini menunjukkan tulang belakang janin yang saling melenting hiperpleksi/.
4. >ampak gambaran gas pada jantung dan pembuluh darah.
d. >ampak udema di sekitar tulang kepala
3. Pemeriksaan darah lengkap# jika dimungkinkan kadar "ibrinogen
A4hadiat 2 /.
29 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
30/53
Penanganan Kema ian Janin Dalam Kand)ngan
1. Penanganan Pasi"
a. !enunggu persalinan spontan dalam waktu 2- minggu
b. Pemeriksaan kadar "ibrinogen setiap minggu
2. Penanganan Akti"
a. *ntuk rahim yang usianya 12 minggu atau kurang dapat dilakukan dilatasi atau
kuretase.
b. *ntuk rahim yang usia lebih dari 12 minggu# dilakukan induksi persalinan dengan
oksitosin. *ntuk oksitosin diperlukan pembukaan ser(iks dengan pemasangan kateter
"oley intra uterus selama 2 jam A4hdiat# 2 /
BAB III
30 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
31/53
LAP+RAN KASUS
STATUS +RAN& SAKIT
I, ANAMNESA PRIBADI
• ama ) urmasari• *mur ) 21 tahun• o !? ) 7+.& .2• Pendidikan ) >amat S:>P• Pekerjaan ) Ibu ?umah >angga• Agama ) Islam• Alamat ) Ll. 'ejo $usun C9I• !asuk ?S*P! ) 1 Luni 2 11
Kel)%an ) ama ) >ekanan darah tinggi
Telaa% ) 0al ini dialami pasien sejak lebih kurang 1 bulan ini#
riwayat sakit kepala -/# pandangan kabur -/# nyeri ulu
hati -/# mual -/# muntah -/. ?iwayat hipertensi
sebelumnya -/.
RPT ) -/
RP+ ) -/
Ri-a(a Haid
• 0P0> ) 2 o(ember 2 1• >>P ) + Luli 2 11•
:ama siklus ) 2 hari teratur/• :ama haid ) -7 hari
AN.
Periksa hamil pada bidan)
• >rimester I ) 1 C
31 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
32/53
• >rimester II ) 1 C• >rimester III ) 1 C
Ri-, Pe!salinan /
1. 0amil ini.
II, PEMERIKSAAN FISIK
A, STATUS PRESENS
Sens ) Gompos !entis anemis ) -/
>$ ) 1 6 11 mm0g ikterik ) -/
0? ) H6i dyspnoe ) -/
?? ) 2 H6i sianosis ) -/
> ) 3 #7 G oedema ) -/
tanda-tanda dehidrasi ) -/
?. 5P? ) ;/
kelainan "isik ) -/
B, STATUS &ENERALISATA
1. 5epala
!ata ) Gonjungti(a palpebra in"erior pu4at -/# pupil isokor ;6;#
re"leH 4ahaya ;6; # pandangan kabur -/
>elinga ) >idak Ada 5elainan
0idung ) >idak Ada 5elainan
!ulut ) >idak Ada 5elainan
2. :eher ) >idak Ada 5elainan3. $ada ) Payudara ka6ki membesar asimetris# areola mammae
hiperpigmentasi# nipple tidak terjadi retraksi.
. Perut ) !embesar asimetris#striae gra(idarum ;/
32 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
33/53
&. idak ada kelainan.
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
34/53
0t ) 3 %
>rombosit ) 37+. 6mm 3
5,$ ad random ) 72 mg6d:
S,@> ) 3& *6:
S,P> ) 11 *6:? >
*reum ) 7 mg6d:
Greatinin ) 1#1 mg6d:
Proteinuria ) ;
E, DIA&N+SA SEMENTARA
P
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
35/53
- Inj $eHamethason 1&mg- lumu4il 2C mg
Follo- Up
12324511
KU ) >ekanan darah tinggi
SP ) Sens ) G!
>$ ) 1 6 mm0g
0? ) + H6i
?? ) 2 H6i
> ) 3 #& G
S+ ) Abdomen ) !embesar Asimetris
,erak ) ;/
0is ) -/
$LL ) 1 C6I# reguler
Diagnosis ) Pekanan darah tinggi
SP ) Sens ) G!
>$ ) 1& 61 mm0g
0? ) +2 H6i
?? ) 2 H6i
35 | P a g e
Anemis ) -/
Ikterik ) -/
$yspnoe ) -/
Sianosis ) -/
@edem ) -/
Proteinuria ) ;3
Anemis ) -/
Ikterik ) -/
$yspnoe ) -/
Sianosis ) -/
@edem ) ;/ Pretibial
Proteinurea ) ;3
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
36/53
> ) 3 # G
S+ ) Abdomen ) !embesar Asimetris
,erak ) ;/
0is ) -/
$LL ) 1&2 C6I# reguler
Diagnosis ) Pekanan darah tinggi
SP ) Sens ) G!
>$ ) 1 6+ mm0g
0? ) + H6i
?? ) 2 H6i
36 | P a g e
Anemis ) -/
Ikterik ) -/
$yspnoe ) -/
Sianosis ) -/
@edem ) ;/ pretibial
Proteinuria ) ;3
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
37/53
> ) 3 # G
S+ ) Abdomen ) !embesar Asimetris
,erak ) ;/
0is ) -/
$LL ) 1&2 C6I# reguler
Diagnosis ) P$ ) 13 611 mm0g
0? ) + H6i
?? ) 22 H6i
37 | P a g e
Anemis ) -/
Ikterik ) -/
$yspnoe ) -/
Sianosis ) -/
@edem ) ;/ pretibial
Proteinuria ) ;3
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
38/53
> ) 3 # G
S+ ) Abdomen ) !embesar Asimetris
,erak ) ;/
0is ) -/
$LL ) 1 2 C6I# reguler
Diagnosis ) P$ ) 1 6+ mm0g
0? ) H6i
?? ) 22 H6i
38 | P a g e
Anemis ) -/
Ikterik ) -/
$yspnoe ) -/
Sianosis ) -/
@edem ) ;/ pretibial
Proteinuria ) ;3
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
39/53
> ) 3 #& G
S+ ) Abdomen ) !embesar Asimetris
> * ) 3 jari atas pusat 2 4m/
'allotement ) ;/
,erak ) -/
0is ) ;/# 1C1 B61 R# ireguler
$LL ) -/ Q 5L$5
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
40/53
S+ ) Abdomen ) !embesar Asimetris
,erak ) -/
0is ) 2C1&B61 R
$LL ) -/
PERIKSA DALAM
- Pembukaan ) 3 4m
-
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
41/53
- Ibu dibaringkan di meja ginekologi pada posisi !4 ?obert dengan in"use
terpasang dengan baik.- $ilakukan (ul(a hygiene dan pengosongan kandung kemih dengan menggunakan
kateter.- Pada his yang adekuat tampak kepala maju mundur di introitus (agina dan
kemudian menetap.- Pada his yang adekuat berikutnya# ibu dipimpin mengedan dan lahir berturut-turut
**5# **'# dahi# muka# dagu dan seluruh wajah.- 5emudian terjadi putar paksi luar dengan pegangan kepala ditarik ke bawah untuk
melahirkan bahu depan dan kepala ditarik ke atas untuk melahirkan bahu
belakang.- $engan sanggah susur lahir bayi perempuan# 1& gr# 4m# A6S) 61 # anus ;/#
maserasi tingkat 1.- >alipusat diklem di 2 tempat# kemudian digunting di antaranya.- $ilakukan injeksi oHyto4in 1 I*6I!- $engan P>># plasenta dilahirkan# kesan lengkap.-
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
42/53
- ' 4ompleH 2C1
- Gipro"loHa4in 3C& mg
- i"edipine 3C1 mg
- :inoral 3C1
Neona )s
Lenis kelahiran ) >unggal
:ahir ) >anggal) &6 62 11
Lam) 12.3 OI'
5eadaan :ahir ) :ahir matiAP,A? S4ore ) 61
'antuan perna"asan ) -/
Lenis 5elamin ) Perempuan
'' ) 1& gr
P' ) 4m
5elainan bawaan ) -/
>rauma ) -/
5onsul ) -/
*kuran kepala ) >dp
Kala I< Tanggal : J)ni 4511
Jam 16,55 16,65 17,55 17,65 1:,55
Nadi 12 H6i 12 H6i 12 H6i 12 H6i 12 H6i
TD 1& 61
mm0g
12 6 mm0g 1 6 mm0g 11 6+ mm0g 1 6
mm0g
RR H6i 3 H6i H6i H6i H6i
Kon !aksi
U e!)s
5uat 5uat 5uat 5uat 5uat
42 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
43/53
Pe!da!a%an - 1 44 - 1 44 1 44
Te!api -I9 $ ?:
2 gtt6i
-Asam
me"enamat
3C1
-' 4ompleH
2C1
-I9 $ ?: 2
gtt6i
-Asam
me"enamat
3C1
-' 4ompleH
2C1
-I9 $ ?: 2
gtt6i
-Asam
me"enamat
3C1
-' 4ompleH
2C1
-I9 $ ?: 2
gtt6i
-Asam
me"enamat
3C1
-' 4ompleH
2C1
-I9 $ ?: 2
gtt6i
-Asam
me"enamat
3C1
-' 4ompleH
2C1
Follo- Up Kala Nifas
NH 1 / :2324511 P)k)l 16,55
KU ) Sesak napas
SP ) Sens ) G!
>$ ) 13 6+ mm0g
0? ) 1 H6i
?? ) 2 H6i
> ) 3 #+ G
43 | P a g e
Anemis ) -/
Ikterik ) -/
$yspnoe ) ;/
Sianosis ) -/
@edem ) -/
Proteinuria ) ;3
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
44/53
S+ ) Abdomen ) Soepel# peristaltik ;/
> * ) Setentang pusat
P69 ) 1 44
:o4hia ) ;/ rubra
5ontraksi uterus ) 'aik
'A5 ) ;/
'A' ) -/
latus ) ;/
ASI ) -/
Diagnosis ) Post PSP a6i 5L$5 ; P
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
45/53
:o4hia ) ;/ rubra
5ontraksi uterus ) 'aik
'A5 ) ;/
'A' ) -/
latus ) ;/
ASI ) -/
Diagnosis ) Post PSP a6i 5L$5 ; P# : ># :$0# $-dimer# 0S>.
-Penjajakan rawat bersama dengan teman sejawat penyakit dalam.
NH 6/ 82:24511
KU ) -/
SP ) Sens ) G!
>$ ) 12 6+ mm0g
0? ) 12 H6i
?? ) 2 H6i > ) 3 #& G
S+ ) Abdomen ) Soepel# peristaltik ;/
> * ) 2 jari di bawah pusat
P69 ) -/
45 | P a g e
Anemis ) -/
Ikterik ) -/
$yspnoe ) -/
Sianosis ) -/
@edem ) -/
Proteinuria ) ;3
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
46/53
:o4hia ) ;/ rubra
5ontraksi uterus ) 'aik
'A5 ) ;/
'A' ) ;/
latus ) ;/
ASI ) -/
Diagnosis ) Post PSP a6i 5L$5 ; Prom ) 33 . 6mm 3
-:$0 ) ? >
-*reum ) 27mg6d:-Greatinin ) # + mg6d:-*ri4 a4id ) 7# mg6d:
: >-S,@> ) 2& *6:-S,P> ) 1 *6:-A:P ) 11 *6:
46 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
47/53
-'il. >otal ) # mg6d:-'il $ire4t ) #13 mg6d:
!asa Protrombin ) 13# detik I ? ) 1# detik !asa a.P.>. ) & #7 detik
NH 7/ ;2:24511
KU ) -/
SP ) Sens ) G!
>$ ) 13 6 mm0g
0? ) + H6i
?? ) 2 H6i
> ) 37# G
S+ ) Abdomen ) Soepel# peristaltik ;/
> * ) 2 jari di bawah pusat
P69 ) -/
:o4hia ) ;/ rubra5ontraksi uterus ) 'aik
'A5 ) ;/
'A' ) -/
47 | P a g e
Anemis ) -/
Ikterik ) -/
$yspnoe ) -/
Sianosis ) -/
@edem ) -/
Proteinuria ) ;3
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
48/53
latus ) ;/
ASI ) -/
Diagnosis ) Post PSP a6i 5L$5 ; P dan
p!o ein)!ia/ ? 7> se%ingga pasien
Preeklamsia berat ialah preeklamsia
dengan salah satu atau lebih gejala dan
tanda berikut)
48 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
49/53
didiagnosa dengan p!eeklamsia 0e!a , i. >ekanan darah 8 1 6 11 mm0g
yang diukur sebanyak 2 kali dengan
inter(al minimal jam. j. Proteinuria 8 & gr6 2 jam atau 8 ;3
yang diambil dari 2 sampel urin
dengan inter(al minimal jam.Be!dasa!kan %asil peme!iksaan
o0s e !ik)s pada pasien ini>
dipe!ki!akan )sia ke%amilan 64'67
mingg),
Sekitar 1 % dari semua kasus
preeklamsia terjadi pada usia kehamilan
sebelum 3 minggu. 3
MgS+ 7 @ loading dose / MgS+ 7 45 >
45$$ "7g!#2 I
65$$ "14g!# ? I
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
50/53
Pada !a-a an %a!i ke'7 p)k)l 15,7:
9IB> DJJ idak di*)mpai> did)ga
kema ian *anin dalam kand)ngan,
Pada pre-eklampsi terjadi spasme
pembuluh darah disertai dengan retensi
garam dan air. Lika semua arteriola dalam
tubuh mengalami spasme# maka tekanan
darah akan naik# sebagai usaha untuk
mengatasi kenaikan tekanan peri"er agar
oksigen jaringan dapat di4ukupi. !aka
aliran darah menurun ke plasenta dan
menyebabkan gangguan pertumbuhan
janin dan karena kekurangan oksigen
terjadi gawat janin
Dilak)kan e!minasi ke%amilan se$a!a
pe! =aginam ke ika s)da% ada anda'
anda inpa! )> dengan a)gmen asi
pe!salinan dengan oC( o$in : IU,
*ntuk rahim yang usia lebih dari 12
minggu# dilakukan induksi persalinan
dengan oksitosin. *ntuk oksitosin
diperlukan pembukaan ser(iks dengan
pemasangan kateter "oley intra uterusselama 2 jam
50 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
51/53
BAB <
PERMASALAHAN
1. !engapa setelah dirawat dan diterapi# pada pasien preeklampsia berat ini tetap
terjadi kematian janin dalam kandungan
51 | P a g e
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
52/53
DAFTAR PUSTAKA
1. Gunningham ,# et al. 'ab 2 ) ,angguan 0ipertensi dalam 5ehamilan. $alam)
%"stetri -illiams 21 st ed. Lakarta) Penerbit 'uku 5edokteran
-
8/18/2019 PEB dengan KJDK
53/53
7. 0aram 5# et al.# 2 +. >he 0