pbl skenario 2

50
DAFTAR ISI DAFTAR ISI…………………………………………………………. 1 BAB I SKENARIO............................................... ................................ 2 BAB II KATA KUNCI.................................................. ....................... 3 BAB III PROBLEM…………………………………………………. 4 BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………. 5 BAB V HIPOTESIS AWAL………………………………………….8 BAB VI ANALISIS DARI DIFEERENTIAL DIAGNOSIS……….9 BAB VII HIPOTESIS AKHIR…………………………………….. .14 BAB VIII MEKANISME DIAGNOSIS………………………….. . .16 BAB IX STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH………... ...21 BAB X PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI……………………. .. ..23 KESIMPULAN……………………………………………………. . ..25 1

Upload: rint-rint-rintia

Post on 17-Sep-2015

257 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

aaaa

TRANSCRIPT

DAFTAR ISIDAFTAR ISI.1BAB I SKENARIO...............................................................................2

BAB II KATA KUNCI.........................................................................3BAB III PROBLEM.4BAB IV PEMBAHASAN.5BAB V HIPOTESIS AWAL.8BAB VI ANALISIS DARI DIFEERENTIAL DIAGNOSIS.9BAB VII HIPOTESIS AKHIR.. .14BAB VIII MEKANISME DIAGNOSIS.. . .16BAB IX STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH... ...21BAB X PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI. .. ..23

KESIMPULAN. . ..25

DAFTAR PUSTAKA....26BAB I

SKENARIOBu Mega berusia 40 tahun, bekerja sebagi pembuat kue. Sering mencampur adonan roti dengan menggunakan sendok yang dipakai di tangan kananya. Bu Mega mengeluh merasa kesemutan jari telunjuk dan jari tengah kanannya selama 3 bulan lebih. Bu Mega merasa tangan kanannya yang kesemutan itu terasa sedikit kelemahan otot dan mudah terjatuh ketika memegang benda-benda , seperti tempat mangkuk adonan roti. Kadang kadang juga disertai nyeri pada daerah telapak kanan. Keadaan lainnya normal, Bu Mega merasa sehat dan menyangkal kalau ada trauma dan nyeri leher.BAB II

KATA KUNCI1. KesemutanKesemutan atau kebas atau istilah medis-nya parestesia adalah suatu gejala manifestasi dari gangguan sistem saraf sensorik akibat rangsangan listrik di sistem itu tidak tersalur secara penuh karena bermacam-macam sebab, salah satu contohnya adalah tertutupnya peredaran darah karena ada bagian tubuh ditekuk atau terlipat pada waktu yang lama, jadi darah yang mengalir ke bagian tubuh itu tidak lancar.

2. Kelemahan Otot

Kelemahan Otot Kelemahan Otot merupakan masalah yang sering terjadi, tetapiseringkali memberikan arti yang berbeda kepada setiap penderitanya. Beberapa penderita hanya merasakan lelah. Tetapi pada kelemahan otot yang sejati, meskipun sudah berusaha sekuat tenaga, kekuatan yang normal tidak akan dicapai. Kelemahan bisa terjadi di seluruh tubuh, atau hanya terbatas disatu lengan, tungkai, tangan atau jari tangan. PENYEBAB Kelemahan otot bisa disebebkan oleh kelainan di otot, tendon,tulang atau sendi; tetapi yang paling sering menyebabkankelemahan otot adalah kelainan pada sistem saraf. Kadang kelemahan otot terjadi setelah sembuh dari suatupenyakit dan seringkali timbul karena penuaan (sarkopenia). Dan hubungan dengan scenario ini adalah dimana tangan kananBu Tutut yang kesemutan tersebut terasa sedikit kelemahan ototdan ketika memegang benda terasa tidak kuat dan benda itu punjatuh. adalah meskipun sudah berusaha sekuat tenaga, kekuatan yang normal tidak akan dicapai.

3. Nyeri

Nyeri merupakan perasaan tidak menyenangkan akibat adanya suatu kerusakan jaringan, baik yang sedang berlangsung maupun yang telah terjadi. Dengan adanya gejala nyeri, kerusakan jaringan yang sedang berlangsung sebenarnya dapat segera ditangani agar tidak terjadi kerusakan yang lebih berat. Nyeri otot sangat berbeda dengan nyeri saraf. Nyeri yang ditimbulkan oleh saraf umumnya lebih khas, tergantung dari saraf yang tertekan. Nyeri adalah sensasi subjektif, rasa yang tidaknyaman biasanya berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial.Ketika suatu jaringan mengalami cedera, atau kerusakan mengakibatkan dilepasnya bahan bahan yang dapat menstimulus reseptor nyeriseperti serotonin, histamin, ion kalium,bradikinin, prostaglandin, dan substansi P yangakan mengakibatkan respon nyeri. Nyeri juga dapat disebabkan stimulus mekanikseperti pembengkakan jaringan yang menekanpada reseptor nyeri. Nyeri saraf terjepit di telapak tangan, banyak terjadi pada orang yang pekerjaannya banyak menggunakan tangan dalam posisi menggenggam. Urat saraf bisa rusak dan menimbulkan gejala nyeri.

4. Trauma

Trauma berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka.Kata tersebut digunakan untuk menggambarkan situasi akibat peristiwa yang dialami seseorang.Para Psikolog menyatakan trauma dalam istilah psikologi berarti suatu benturan atau suatu kejadian yang dialami seseorang dan meninggalkan bekas.Biasanya bersifat negative, dalam istilah psikologi disebut post-traumatic syndrome disorder.

BAB III

PROBLEM

1. Apa yang terjadi pada jari telunjuk dan jari tengah sehingga terasa kesemutan ?

2. Mengapa pada tangan kanan Bu Mega kadang-kadang terasa nyeri dan ototnya melemah?

3. Bagaimana penyakit ini bisa timbul ?

4. Bagaimana mekanisme cara mendiagnosis penyakit yang di derita ?

5. Bagaimana cara penyembuhan pada kasus ini ?

6. Bagaimana pencegahan penyakit tersebut ?

BAB IV

PEMBAHASAN

JENIS-JENIS PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN

a. Artritis reumatoid

Radang sendi atau artritis reumatoid (bahasa Inggris: Rheumatoid Arthritis, RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.

Umumnya penyakit ini menyerang pada sendi-sendi bagian jari, pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki. Pada penderita stadium lanjut akan membuat si penderita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun.

Tanda dan Gejala

RA umumnya ditandai dengan adanya beberapa gejala yang berlangsung selama minimal 6 minggu, yaitu :

1. Kekakuan pada dan sekitar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi hari2. Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan3. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan4. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi pergelangan tangan5. Gejala-Gejala Konstitusional Beberapa gejala tersebut meliputi lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam. Bahkan terkadang kelelahan yang sangat hebat.6. Poliatritis Simetris Terutama terjadi pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal.Hampir semua sendi diatrodial dapat terserang.7. Kekakuan di Pagi Hari Kejadian ini terjadi selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat generalisata tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoatritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu kurang dari satu jam. 8. Atritis Erosif Atritis erosif merupakaan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat dilihat pada radiogram. 9. Deformitas Kerusakan struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas boutonniere dan leher angsa. PadaPATOFISIOLOGI

Artritis reumatoid adalah proses inflamasi kompleks yang merupakan hasil reaksi dari berbagai populasi sel imun dengan aktivasi dan proliferasi dari fibroblas sinovial. Respon inflamasi ini menyerang cairan sinovial pada persendian, bursa dan tendon, serta jaringan lain di seluruh tubuh. Orang-orang yang menderita penyakit ini menunjukkan tanda-tanda klinik yang bermacam-macam dan distribusinya pada muskuloskeletal. Dalam jaringan sinovial, proses inflamasi terjadi secara jelas, menimbulkan edema dan proliferasi kapiler dan sel mesenkim. Pada jaringan sendi dan cairan sinovial, terjadi akumulasi dari leukosit yang menghasilkan enzim lisosom dan proinflamasi lain, serta mediator-mediator toksik. Kemudian, dengan teraktivasinya sel-sel imun dan fibroblas sinovial, mediator ini dapat merusak kartilago persendian yang bedekatan. Jika proses ini terus berlanjut dan tidak dikendalikan, permukaan sendi akan hancur, dan secara bertahap terjadi fibrosis pada jaringan fibrosa kapsul persendian dan jaringan sendi atau terlihat ankilosis pada tulang.

Destruksi jaringan sendi terjadi melalui dua cara. Pertama adalah destruksi akibat proses pencernaan oleh karena produksi protease, kolagenase dan enzim-enzim hidrolitik lainnya. Enzim-enzim ini memecah kartilago, ligamen, tendon dan tulang pada sendi, serta dilepaskan bersama dengan radikal oksigen dan metabolit asam arakidonat oleh leukosit polimorfonuklear dalam cairan sinovial. Proses ini diduga adalah bagian dari respon autoimun terhadap antigen yang diproduksi secara lokal. Kedua adalah, destruksi jaringan juga terjadi melalui kerja panus reumatoid. Panus merupakan jaringan granulasi vaskular yang terbentuk dari sinovium yang meradang dan kemudian meluas ke sendi. Disepanjang pinggir panus, terjadi destruksi kolagen dan proteoglikan melalui produksi enzim oleh sel di dalam panus tersebut.b. Cervical SpondylosisCervical spondylosis merupakan perubahan degenerasi dari bantalan (disk) tulang belakang leher, hipertrofi hyperplasia tulang belakang leher dan cedera leher yang menyebabkan hyperplasia tulang belakang leher atau slipped disk tulang belakang, Penebalan ligament, iritasi atau kompresi saraf tulang belakang leher, saraf leher, pembuluh darah sehingga menimbulkan berbagai gejala sindrom klinis. Manifestasi klinis dari cervical spondylosis adalah nyeri leher dan bahu, pusing, sakit kepala, mati rasa ekstremitas atas, atrofi otot, pada kasus yang parah terjadi apasme kedua tungkai bawah dan kesulitan berjalan, bahkan muncul quadriplegia, gangguan sfingter dan kelumpuhan anggota badan.Tanda dan Gejala1. Nyeri pada leher dan bahu akan menyebar ke kepala dan lengan/tangan.2. Satu sisi dari bahu belakang terasa berat, lengan/tangan tidak bertenaga/lemas, jari tangan kesemutan.3. Perasaan dari kulit lengan/tangan menurun, tangan memegang benda terasa tidak bertenaga/lemas.4. Paha/kaki tidak bertenaga/lemas, berjalan tidak mantap, kedua kaki merasa kesemutan.5. Muncul gejala buang air besar dan kecil yang tak terkendali, disfungsi seksual bahkan tangan dan kaki lumpuh.6. Ada sebagian pasien cervical spondylosis muncul gejala yang disertai dengan pusing, yang parah dapat muncul gejala disertai dengan mual dan muntah, sebagian kecil pasien akan muncul gejala vertigo dan pingsan mendadak.7. Di saat cervical spondylosis telah melibatkan saraf simpatik akan muncul gejala sakit kepala, penglihatan kabur, kedua bola mata terasa bengkak atau terasa kering, tinnitus dan jantung berdebar, ada yang bahkan muncul gejala perut kembung.PATOFISOLOGI Spondilosis servikal merupakan hasil dari degenerasi diskus intervertebralis. Umur diskus, fragmen dan fraktur. Awalnya terjadi dalam nucleus pulposus yang menyebabkan lamella annular pusat tekuk kedalam sedangkan band luar konsentris tonjolan luar annulus fibrosis. Hal ini menyebabkan peningkatan stress mekanik pada kartilago vertebral.

Pembentukan tulang subperiosteal terjadi berikutnya, membentuk bar osteofit yang memperpanjang aspek ventral dari kanal tulang belakang kadang dapat juga melewati batas jaringan saraf. Ini kemungkinan besar untuk menstabilkan vertebra yang berdekatan, yang pergerakkannya berlebihan sebagai hasil dari hilangnya material diskus. Selain itu hipertropi dari proses uncinate terjadi, sering melewati dibagian ventrolateral dari foramina intervertebralis. Iritasi saraf dapat juga terjadi sebagai proteoglikan diskus intervertebralis yang terdegradasi.

Patologi yang mengenai Lesi primer mungkin kolapsnya diskus dengan protrusi anuler sekitar kelilingnya. Ligamen terdorong dari perlekatannya pada tepi badan ruas tulang belakang, terbentuk osteofit reaktif, dan ligamennya sendiri menebal. Bersamaan dengan protrusi anuler, osteofit dan ligament megurangi diameter anteroposterior kanal spinal. Perubahan osteoartritik pada sendi neuro-sentral, yang berdekatan dengan foramina C3 hingga C7, menyebabkan proliferasi tulang selanjutnya, yang mempersempit foramina intervertebral yang sudah sempit oleh protrusi diskus dan osteofit. Mobilitas tulang belakang sendiri juga terganggu, terbatas karena perubahan diskus memberat dan meluas pada tingkat yang tidak terkena diatas dan dibawahnya. Beberapa faktor berperan pada terbentuknya tanda dan gejala. Kord spinal, terletak terikat pada kanal spinal yang menyempit, terancam akan tambahan kompresi bahkan saat gerak leher normal. Misalnya pada ekstensi, ligamen flava melipat dan dapat menjadi penyebab kompresi posterior. Karena gerakan ekstrem yang mencapai kord merupakan bahaya yang besar, gejala mendadak bisa terjadi setelah fleksi atau ekstensi berlebihan akibat kecelakaan atau endoskopi dengan anesthesia

Myelopathy spondylotik servikal terjadi akibat dari beberapa faktor patofisiologi penting. Ini merupakan statis-mekanis, dinamis-mekanis, iskemia saraf tulang belakang. Pada osteofit, saraf servikal menjadi menyempit yang cenderung untuk mengembangkan terjadinya myelopathy spondylotic servikal.c. Carpal Tunnel Syndrome

CTS adalah penyakit yang terjadi pada pergelangan tangan serta jari yang disebabkan oleh tekanan yang sering terjadi pada bagian tersebut.Tulang pergelangan tangan adalah kata berasal dari kata Yunani karpos yang berarti pergelangan tangan. pergelangan tangan ini dikelilingi oleh sekelompok jaringan ikat yang biasanya berfungsi sebagai dukungan untuk sendi.

Ruang ketat antara band fibrosa dan tulang pergelangan disebut terowongan karpal. N. medianus melewati terowongan karpal untuk menerima sensasi dari jempol, indeks, dan jari tengah tangan. Setiap kondisi yang menyebabkan pembengkakan atau perubahan posisi pada jaringan di dalam terowongan carpal dapat menekan dan mengiritasi saraf median. Iritasi pada saraf median dengan cara ini menyebabkan kesemutan dan mati rasa di jempol, indeks, dan jari tengah, sebuah kondisi yang dikenal sebagai carpal tunnel syndrome.Tanda dan Gejala1. Rasa kebas, dan parasthesia (seakan-akan terbakar dan bergetar) di ibu jari, telunjuk, dan jari tengah, atau pada beberapa pasien terjadi di telapak tangan.2. Susah menggenggam dan mengepalkan tangan.3. Sering menjatuhkan barang4. Mati rasa dan kesemutan di tangan atau jari5. Nyeri malam, yang dapat membangunkan individu6. Penurunan perasaan sentuhan di ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah7. Mengurangi kecekatan tangan atau jari8. Perasaan jari membengkak, bahkan tanpa adanya tanda-tanda visual pembengkakan9. Kekuatan mengurangi grip10. Terlihat pengurangan ukuran otot tangan, terutama oleh ibu jari (tenar otot)

PATOFISIOLOGITulang- tulang carpal dan ligamentum karpalis transversal membentuk terowongan karpal yand dalam bahasa inggris carpal tunnel . Inflamasi atau fibrosis pada selubung tendon yang melintasi terowongan karpal ini bisanya akan menyebabkan edema dan kompresi nervus medianus. Neuropati kompresi ini mengakibatkan gangguan sensorik dan motorik di daerah distribusi nervus.BAB VHIPOTESA AWALa. Artritis reumatoid

Radang sendi atau artritis reumatoid (bahasa Inggris: Rheumatoid Arthritis, RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.b. Cervical SpondylosisCervical spondylosis merupakan perubahan degenerasi dari bantalan (disk) tulang belakang leher, hipertrofi hyperplasia tulang belakang leher dan cedera leher yang menyebabkan hyperplasia tulang belakang leher atau slipped disk tulang belakang,c. Carpal Tunnel Syndrome

CTS adalah penyakit yang terjadi pada pergelangan tangan serta jari yang disebabkan oleh tekanan yang sering terjadi pada bagian tersebut.BAB VIANALISIS DIFFERINTIAL DIAGNOSIS

NoAnalisisArtritis reumatoid

1Tanda dan Gejala 1. Kekakuan pada dan sekitar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi hari

2. Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan

3. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan

4. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi pergelangan tangan

5. Gejala-Gejala Konstitusional Beberapa gejala tersebut meliputi lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam. Bahkan terkadang kelelahan yang sangat hebat.

6. Poliatritis Simetris Terutama terjadi pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal.Hampir semua sendi diatrodial dapat terserang.

7. Kekakuan di Pagi Hari Kejadian ini terjadi selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat generalisata tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoatritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu kurang dari satu jam.

8. Atritis Erosif Atritis erosif merupakaan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat dilihat pada radiogram.

9. Deformitas Kerusakan struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas boutonniere dan leher angsa. Pada

2Pemeriksaan FisikInspeksi :

1. Edema

2. Perubahan warna , kulit akan terlihat memerah

3. Deformitas, perubahan bentuk dari normal bandingkan dengan keadaan normal pergelangan tangan.

4. Ruang gerak terbatas, Bagaimana gerak pergerakan pergelangan tangan penuh atau tidak

Palpasi :

1. Pada saat palpasi Nyeri ketika di tekan

2. Perubahan suhu, biasanya suhu di sekitar daerah yang bengkak akan terasa hangat atau panas karena peradangan akan dapat di ketahui ketika di palpasi

3 Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan Radiologi

Pada tahap awal penyakit, biasanya tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan radiologis kecuali pembengkakan jaringan lunak. Tetapi, setelah sendi mengalami kerusakan yang lebih berat, dapat terlihat penyempitan ruang sendi karena hilangnya rawan sendi. Juga dapat terjadi erosi tulang pada tepi sendi dan penurunan densitas tulang. Perubahan-perubahan ini biasanya irreversibel.

2. CT Scan

CT scan berguna dalam memperlihatkan patologi dari tulang, erosi pada sendi-sendi kecil di tangan yang sangat baik dievaluasi dengan kombinasi dari foto polos dan MRI.

CT scan digunakan sebatas untuk mengindikasikan letak destruksi tulang dan stabilitas tertinggi tulang secara tepat, seperti pada pengaturan pre-operatif atau pada tulang belakang.

3. Ultrasonografi

Ultrasonografi dengan resolusi tinggi serta pemeriksaan dengan frekuensi tinggi digunakan untuk mengevaluasi sendi-sendi kecil pada artritis reumatoid.

Ultrasonografi telah digunakan dalam mendiagnosis artritis reumatoid dengan tujuan meningkatkan standar yang tepat untuk radiografi konvensional. Ultrasonografi, terkhusus dengan menambahkan amplitude color doppler (ACD) Imaging, juga menyediakan informasi klinis yang berguna untuk dugaan artritis reumatoid. ACD imaging telah diaplikasikan untuk artritis reumatoid dengan tujuan mengevaluasi manifestasi dari hiperemia pada peradangan jaringan sendi.

4. MRI

Magnetic Resonance Imaging (MRI) menyediakan gambaran yang baik dengan penggambaran yang jelas dari perubahan jaringan lunak, kerusakan kartilago, dan erosi tulang-tulang yang dihubungkan dengan artritis reumatoid.

NoAnalisisCervical Spondylosis

1.Tanda dan Gejala1. Nyeri pada leher dan bahu akan menyebar ke kepala dan lengan/tangan.

2. Satu sisi dari bahu belakang terasa berat, lengan/tangan tidak bertenaga/lemas, jari tangan kesemutan.

3. Perasaan dari kulit lengan/tangan menurun, tangan memegang benda terasa tidak bertenaga/lemas.

4. Paha/kaki tidak bertenaga/lemas, berjalan tidak mantap, kedua kaki merasa kesemutan.

5. Muncul gejala buang air besar dan kecil yang tak terkendali, disfungsi seksual bahkan tangan dan kaki lumpuh.

6. Ada sebagian pasien cervical spondylosis muncul gejala yang disertai dengan pusing, yang parah dapat muncul gejala disertai dengan mual dan muntah, sebagian kecil pasien akan muncul gejala vertigo dan pingsan mendadak.

7. Di saat cervical spondylosis telah melibatkan saraf simpatik akan muncul gejala sakit kepala, penglihatan kabur, kedua bola mata terasa bengkak atau terasa kering, tinnitus dan jantung berdebar, ada yang bahkan muncul gejala perut kembung.

2.Pemeriksaan Fisik Uji kompresi leher, jika positif sangat berguna untuk menilai pasien dengan radikulopati servikalTes ini sebaiknya dilakukan dengan memiliki pasien aktif, mengikuti intruksi untuk menegakkan leher, lateral fleksi, dan memutar ke sisi yang sakit.selanjutnya pada kompresi perlu kehati-hatian dalam memberikan beban aksial. Maneuver ini bekerja dengan mempersempit foramina syaraf ipsilateral selama fleksi dan rotasi sedangkan ekstensi menyebabkan awal diskus posterior menonjol.

Dalam myelopathy spondilosis servikal, temuan pemeriksaan yang paling khas adalah disfungsi motorik atas, termasuk hiperaktif reflex tendon dalam, pergelangan kaki dan atau klonus patella, kelenturan ( terutama bagiab bawah kaki), tanda babizki, tanda tanda Hoffman Sebuah tes lain kadang kadang berguna seperti tes otot pectoralis reflexs.

-Hal ini dilakukan dengan menekan tendon pectoralis dialur deltopektoralis, yang menyebabkan adduksi dan internal rotasi bahu jika hiperaktif. Hasil yang positif menunjukkan kompresi ditulang belakang leher bagian atas (C2-C4).

3.Pemeriksaan Penunjung1. CT tulang belakang leher : Dapat dengan jelas mengamati keadaan hyperplasia kalsifikasi pada tulang belakang leher, dapat dengan secara tepat mendiagnosis spinal stenosis dan pembentukan osteofit pada tepi belakang dari vertebra.

2. MRI tulang belakang leher : Dapat dengan jelas mengamati penonjolan keluar bantalan/disk tulang belakang dan menekan saraf tulang belakang, digunakan sebagai pemeriksaan pencitraan konvensional pra operasi, sehingga dapat dengan jelas menentukan lingkup segmental dan reseksi dalam operasi.

3. Electromyography (EMG) : Cocok untuk pasien cervical spondylosis dengan gejala kelemahan otot, dapat memastikan diagnosis posisi lesi neuromuscular dan dapat membedakan dengan lateral sclerosis, neurodegenerative dan penyakit departemen neurologi lainnya.

NoAnalisisCarpal Tunnel Sindrom

1.Tanda dan Gejala1. Rasa kebas, dan parasthesia (seakan-akan terbakar dan bergetar) di ibu jari, telunjuk, dan jari tengah, atau pada beberapa pasien terjadi di telapak tangan.

2. Susah menggenggam dan mengepalkan tangan.

3. Sering menjatuhkan barang

4. Mati rasa dan kesemutan di tangan atau jari

5. Nyeri malam, yang dapat membangunkan individu

6. Penurunan perasaan sentuhan di ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah

7. Mengurangi kecekatan tangan atau jari

8. Perasaan jari membengkak, bahkan tanpa adanya tanda-tanda visual pembengkakan

9. Kekuatan mengurangi grip10. Terlihat pengurangan ukuran otot tangan, terutama oleh ibu jari (tenar otot)

2.Pemeriksaan FisikInspeksi (Look) :

Luthy's sign (bottle's sign).

Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat menyentuh dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan positif dan mendukung diagnosa.

Palpasi :

Wrist extension test. Penderita melakukan ekstensi tangan secara maksimal, sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti STK, maka tes ini menyokong diagnosa STK.

Phalen's test. Penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti STK, tes ini menyokong diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa STK.

Pressure test. Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul gejala seperti STK, tes ini menyokong diagnosePerkusi :

Tinel's sign. Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi nervus medianus kalau dilakukan perkusi pada terowongan k2. Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik

3.Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik)

Pemeriksaan EMG dapat menunjukkan adanya fibrilasi, polifasik, gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada otot-otot thenar. Pada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada otot-otot lumbrikal. EMG bisa normal pada 31 % kasus STK. Kecepatan Hantar Saraf(KHS). Pada 15-25% kasus, KHS bisa normal. Pada yang lainnya KHS akan menurun dan masa laten distal (distal latency) memanjang, menunjukkan adanya gangguan pada konduksi safar di pergelangan tangan. Masa laten sensorik lebih sensitif dari masa laten motorik. b. Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan sinar X terhadap pergelangan tangan dapat membantu melihat apakah ada penyebab lain seperti fraktur atau artritis. Foto palos leher berguna untuk menyingkirkan adanya penyakit lain pada vertebra. USG, CT scan dan MRI dilakukan pada kasus yang selektif terutama yang akan dioperasi.

c. Pemeriksaan laboratorium.

Bila etiologi STK belum jelas, misalnya pada penderita usia muda tanpa adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti kadar gula darah , kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap.

Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa Bu Mega mengalami Carpal Tunnel SyndromeNoTandaArtritis reumatoidCervical SpondylosisCarpal Tunnel Syndrome

1Rasa Kebas pada pergelangan tangan-++

2Nyeri

3

4

5

BAB VIIHIPOTESA AKHIR

Hasil diskusi kelompok kami, Bu Mega mengalami

CARPAL TUNNEL SYNDROMEa. ANATOMI

Sebuah lorong dari pergelangan tangan ke tangan, terowongan karpal terbuat dari tendon, ligamen dan tulang. Bagian bawah tunnel terdiri dari deretan tulang, tulang-tulang karpal. Bagian atas tunnel dibuat dari ligamen yang sangat padat, para transcarpal ligamentum. Di dalamnya terdapat tendon yang memungkinkan kita untuk melenturkan jari-jari dan satu nervus, yaitu nervus medianus. Nervus medianus melewati terowongan dan memberikan sensasi persarafan pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah dan sisi ibu jari jari manis. Ketika nervus ini terganggu, kita akan merasakan mati rasa dan kesemutan di ketiga jari kita.

Carpal tunnel terbentuk karena adanya retinaculum flexorum

Batas :

Posterior : 8 tulang carpalia

Anterior : Retinaculum flexorum yang melekat di medial pada os pisiforme dan di lateral pada os naviculare ( scaphoideum ) dan os trapezium pada proximal ossa manus

Didalam carpal tunnel terdapat Nervus medianus (C6-T1) berasal dari gabungan funikulus medialis dan lateralis plexus brachialis. Dalam perjalanannya ke distal ia tidak mempunyai cabang-cabang pada lengan atas kecuali cabang artikular yang menuju sendi siku. Ia berjalan diantara caput ulna dan humeri musculus pronator teres lali menyelip dibawah tepi musculus flexor digitorum sublimis. Pada lengan bawah nervus medianus memberikan cabang muscular pada musculus pronator teres, musculus carpi radialis dan musculus Palmaris longus dan musculus flexor digitorum sublimis. Tepat distal setelah melalui muskulus pronator teres ia mempunyai cabang muscular yang penting yaitu nervus interosei anterior,yang mempersarafi sisi ulnar musculus flexor digitorum profundus, musculus flexor pollicis longus dan musculus pronator quadratus.b. ETIOLOGITerowongan karpal yang sempit selain dilalui oleh nervus medianus juga dilalui oleh beberapa tendon fleksor. Setiap kondisi yang mengakibatkan semakin padatnya terowongan ini dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada nervus medianus sehingga timbullah Carpal Tunnel Syndrome.

c. FISIOLOGIPersarafan tangan terdiri atas saraf radialis, medianus, dan ulnaris. Dari ketiga saraf ini hanya saraf medianus yang melewati terowongan carpal, sehingga pada STK menimbulkan gangguan fungsi saraf medianus dari terowongan carpal ke distal, walaupun rasa nyerinya dapat dirasakan sampai ke arah proksimal di leher tempat saraf medianus berasal. Selain fungsi motoris dan sensoris, saraf medianus juga merupakan saraf simpatis, sehingga ketiga fungsi ini dapat terganggu pada STK.d. PATOMEKANISMEAda beberapa hipotesis mengenai patogenesis dari STK. Sebagian besar berpendapat bahwa faktor mekanik dan vaskuler memegang peranan penting dalam terjadinya STK.

Sebagian besar STK terjadi perlahan-lahan (kronis) akibat gerakan pada pergelangan tangan yang terus-menerus sehingga terjadi penebalan atau tenosinovitis pada fleksor retinakulum, yang menyebabkan tekanan terhadap nervus medianus. Tekanan yang berulang-ulang dan lama akan mengakibatkan peninggian tekanan intrafasikuler. Akibatnya aliran darah vena intrafasikuler melambat. Kongesti yang terjadi ini akan mengganggu nutrisi intrafasikuler lalu diikuti oleh anoksia yang akan merusak endotel. Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran protein sehingga terjadi edema epineural. Hipotesis ini menerangkan bagaimana keluhan nyeri dan sembab yang timbul terutama pada malam/ pagi hari akan berkurangsetelah tangan dikibaskan atau diurut (mungkin akibat terjadinya perbaikan sementara pada aliran darah). Apabila kondisi ini terus berlanjut, akan terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut saraf. Lama-kelamaan saraf menjadi atrofi dan digantikasn oleh jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi nervus medianus terganggu secara menyeluruh.

Pada STK akut biasanya terjadi penekanan yang melebihi tekanan perfusi kapiler sehingga terjadi gangguan mikrosirkulasi dan timbul iskemik saraf.e. PATOFISIOLOGITulang- tulang carpal dan ligamentum karpalis transversal membentuk terowongan karpal yand dalam bahasa inggris carpal tunnel . Inflamasi atau fibrosis pada selubung tendon yang melintasi terowongan karpal ini bisanya akan menyebabkan edema dan kompresi nervus medianus. Neuropati kompresi ini mengakibatkan gangguan sensorik dan motorik di daerah distribusi nervuBAB VIIIMEKANISME DIAGNOSIS

Mekanisme yang dilakukan mengenai CARPAL TURNER SYNDROM REGIO MANUS DEXTRA

1. Anamnesa

Data Pasien

Nama

: Bu Mega

Umur

: 40 tahun

Keluhan Utama :

Rasa kesemutanRiwayat Penyakit Dahulu : Trauma dan nyeri leherRiwayat Penyakit Sekarang: Merasa kesemutan pada jari telunjuk dan jari tengah kanan selama 3 bulan lebih Adanya kelemahan otot pada pergelangan tangan Terdapat kekakuan otot pada pergelangan tangan kanan

Terasa nyeri pada daerah telapak tangan kanan2. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran: Compos mentis

Vital Sign : Tensi: 120/70

Nadi: 115 x / menit

RR

: 30 x / menit Suhu: 37 C GCS: 456Inspeksi (Look) : Luthy's sign (bottle's sign). Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat menyentuh dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan positif dan mendukung diagnosa. Palpasi : Wrist extension test. Penderita melakukan ekstensi tangan secara maksimal, sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti STK, maka tes ini menyokong diagnosa STK. Phalen's test. Penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti STK, tes ini menyokong diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa STK. Pressure test. Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul gejala seperti STK, tes ini menyokong diagnosa.Perkusi :

Tinel's sign. Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi nervus medianus kalau dilakukan perkusi pada terowongan k2. Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik) 3. Pemeriksaan Penunjangb. Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik) Pemeriksaan EMG dapat menunjukkan adanya fibrilasi, polifasik, gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada otot-otot thenar. Pada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada otot-otot lumbrikal. EMG bisa normal pada 31 % kasus STK. Kecepatan Hantar Saraf(KHS). Pada 15-25% kasus, KHS bisa normal. Pada yang lainnya KHS akan menurun dan masa laten distal (distal latency) memanjang, menunjukkan adanya gangguan pada konduksi safar di pergelangan tangan. Masa laten sensorik lebih sensitif dari masa laten motorik. b. Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan sinar X terhadap pergelangan tangan dapat membantu melihat apakah ada penyebab lain seperti fraktur atau artritis. Foto palos leher berguna untuk menyingkirkan adanya penyakit lain pada vertebra. USG, CT scan dan MRI dilakukan pada kasus yang selektif terutama yang akan dioperasi.c. Pemeriksaan laboratorium. Bila etiologi STK belum jelas, misalnya pada penderita usia muda tanpa adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti kadar gula darah , kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap.BAB IX

STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAHA. PENATALAKSANAAN

1. Terapi Langsug terhadapKarpal Tunnel Syndrome Terapi Konservatif

Terapi Operatif

2. Terapi terhadap keadaan atau penyakit yang mendasari Karpal Tunnel Syndrome.B. TINDAKAN MEDIS1. Terapi Langsug terhadapKarpal Tunnel Syndrome Terapi Konservatif

Istirahatkan pergelangan tangan. Obat anti inflamasi non steroid. Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat dipasang terus-menerus atau hanya pada malam hari selama 2-3 minggu.

lnjeksi steroid. Deksametason 1-4 mg 1 atau hidrokortison 10-25 mg atau metilprednisolon 20 mgatau 40 mg diinjeksikan ke dalam terowongan karpal dengan menggunakan jarum no.23 atau 25 pada lokasi 1 cm ke arah proksimal lipat pergelangan tangan di sebelah medial tendon musculus palmaris longus. Bila belum berhasil, suntikan dapat diulangi setelah 2 minggu atau lebih. Tindakan operasi dapat dipertimbangkan bila hasil terapi belum memuaskan setelah diberi 3 kali suntikan. Kontrol cairan, misalnya dengan pemberian diuretika. Vitamin B6 (piridoksin). Beberapa penulis berpendapat bahwa salah satu penyebab STK adalah defisiensi piridoksin sehingga mereka menganjurkan pemberian piridoksin 100-300 mg/hari selama 3 bulan. Tetapi beberapa penulis lainnya berpendapat bahwa pemberian piridoksin tidak bermanfaat bahkan dapat menimbulkan neuropati bila diberikan dalam dosis besar Fisioterapi. Ditujukan pada perbaikan vaskularisasi pergelangan tangan.

Terapi Operatif

Tindakan operasi paca Karpal Tunnel Syndrome disebut neurolisis nervus medianus pada pergelangan tangan. Operasi hanya dilakukan pacta kasus yang tidak mengalami perbaikan dengan terapi konservatif atau hila terjadi gangguan sensorik yang berat atau adanya atrofi otot-otot thenar. Pada Karpal Tunnel Syndrome bilateral biasanya operasi pertama dilakukan pada tangan yang paling nyeri walaupun dapat sekaligus dilakukan operasi bilateral. Penulis lain menyatakan bahwa tindakan operasi mutlak dilakukan hila terapi konservatif gagal atau bila ada atrofi otot-otot thenar, sedangkan indikasi relatif tindakan operasi adalah hilangnya sensibilitas yang persisten.

Biasanya tindakan operasi Karpal Tunnel Syndrome dilakukan secara terbuka dengan anestesi lokal, tetapi sekarang telah dikembangkan teknik operasi secara endoskopik. Operasi endoskopik memungkinkan mobilisasi penderita secara dini dengan jaringan parut yang minimal, tetapi karena terbatasnya lapangan operasi tindakan ini lebih sering menimbulkan komplikasi operasi seperti cedera pada safar Beberapa penyebab Karpal Tunnel Syndrome seperti adanya massa atau anomali maupun tenosinovitis pacta terowongan karpal lebih baik dioperasi secara terbuka2. Terapi terhadap keadaan atau penyakit yang mendasari Karpal Tunnel Syndrome.Keadaan atau penyakit yang mendasari terjadinya Karpal Tunnel Syndrome harus ditanggulangi, sebab bila tidak dapat menimbulkan kekambuhan Karpal Tunnel Syndrome kembali. Pada keadaan di mana Karpal Tunnel Syndrome terjadi akibat gerakan tangan yang repetitif harus dilakukan penyesuaian ataupun pencegahan.BAB XPROGNOSIS DAN KOMPLIKASI

A. Cara Penyampaian Prognosis Kepada Pasien/ KeluargaPada kasus STK ringan, dengan terapi konservatif pacta umumnya prognosa baik. Secara umum prognosa operasi juga baik, tetapi karena operasi hanya melakukan pada penderita yang sudah lama menderita STK penyembuhan post ratifnya bertahap. Perbaikan yang paling cepat dirasakan adalah hilangnya rasa nyeri yang kemudian diikuti perbaikan sensorik. Biasanya perbaikan motorik dan otot- otot yang mengalami atrofi baru diperoleh kemudian. Keseluruhan proses perbaikan STK setelah operasi ada yang sampai memakan waktu 18 bulan 1.

Bila setelah dilakukan tindakan operasi, tidak juga diperoleh perbaikan maka dipertimbangkan kembali kemungkinan berikut ini1.Kesalahan menegakkan diagnosa, mungkin jebakan/tekanan terhadap nervus medianus terletak di tempat yang lebih proksimal.

2.Telah terjadi kerusakan total pada nervus medianus.

3.Terjadi STK yang baru sebagai akibat komplikasi operasi seperti akibat edema,perlengketan, infeksi, hematoma atau jaringan parut hipertrofik..

B. Komplikasi1.Penggunaan pergelangan tangan yang sakit secara terus menerus dapat meningkatkan inflamsi tendon, kompresi dan iskemia neural sehingga terjadi penurunan fungsi tangan

2.CTS yag tidak ditangani dengan baik menimbulkan kerusakan saraf yang permanen disertai gangguan gerak dan sensibilitas.C. Tanda untuk Merujuk Pasien1. Jika keadaan pasien yang diobati oleh dokter umum tidak menunjukkan adanya proses penyembuhan.2. Langsung dirujuk ke dokter bedah karena membutukan tindakan medis yang lebih spesifik dari dokter spesialis bedah bukan dokter umum.3. Kurangnya fasilitas yang memadai

4. Menyertakan surat keterangan merujuk pasien ke dokter bedah yang berisi tentang tindakan yang telah kita lakukan sebelumnya kepada pasien. D. Peran Pasien/ Keluarga untuk Merujuk Pasien1. Berpartisipasi aktif dan patuh terhadap pengobatan Anda, termasuk patuh terhadap keputusan mengenai rencana pengobatan Anda. Ini termasuk minum obat-obat yang diberikan dokter, memberitahu dokter/perawat bila mengalami hambatan dengan rencana pengobatan yang diberikan, timbul masalah/reaksi yang tidak dikehendaki terhadap obat yang diminum dan pembuatan janji kepada dokter pada kunjungan berikutnya2. Keluarga memberi motivasi membantu dalam proses penyembuhan.3. Bertanya bila tidak mengerti diagnosa atau rencana pengobatan yang akan dijalani. Anda dan keluarga Anda bertanggung jawab untuk memberitahu pihak rumah sakit apabila Anda tidak mengerti prosedur yang akan dijalankan.

4. Memberitahukan perubahan yang terjadi atas kondisi atau/dan kesehatan selama dalam perawatan5. Beristirahat total dan tidak melakukan aktifitas beratE. Pencegahan Ruptur Tendon Achilles

untuk mencegah terjadinya Karpal Tunnel Syndrome atau mencegah kekambuhannya antara lain: Usahakan agar pergelangan tangan selalu dalam posisi netral Perbaiki cara memegang atau menggenggam alat benda. Gunakanlah seluruh tangan dan jari-jari untuk menggenggam sebuah benda, jangan hanya menggunakan ibu jari dan telunjuk. Batasi gerakan tangan yang repetitif. Istirahatkan tangan secara periodik. Kurangi kecepatan dan kekuatan tangan agar pergelangan tangan memiliki waktu untuk beristirahat. Latih otot-otot tangan dan lengan bawah dengan melakukan peregangan secara teratur.

Pencegahannya berupa :

Istirahat secara teratur Jangan menempatkan keyboard pada posisi yang lebih atas atau lebih dibawah dari siku tangan Duduklah dengan tegak Jagalah agar tangan selalu hangat Posisi tangan diatas keyboard harus membentuk 90o35