pbl blok 21

8
Sindrom Metabolik Gizela Yuanita 102012008/A9 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Aruna Utara !o." Jakarta #arat 11$10 %&ail' (izela)classic*+a,oo.co& PENDAHULUAN Anamnesis Ana&nesis &eru-akan suatu u-a+a -en(u&-ulan data &en(enai kelu,an -asien dan kondisi -asien saat ini. Ana&nesis +an( aik &eru-akan tian( uta&a dia(nosis se,in((a dala& &elakukan ana&nesis seisa &un(kin dokter ,arus &e&-erole, data +an( len(ka- &en(enai  -asien. Ana&nesis da-at dilakukan den(an dua cara +aitu autoana&nesis di&ana kita isa &e&-erole, data secara lan(sun( dari -asien terseut. en(an s+arat -asien suda, deasa da-at erko&unikasi den(an aik dan dala& keadaan sadar -enu,. ara +an( kedua adala, alloana&nesis di&ana iasan+a dilakukan ke-ada anak3anak +an( elu& da-at erko&unikasi den(an aik atau ke-ada -asien +an( dala& keadaan tidak sadar atau tidak &e&un(kinkan untuk di&intai data &en(enai kelu,ann+a. #erdasarkan kasus ana&nesis da-at dilakukan secara autoana&nesis karena keadaan -asien aik. 1 4al3,al +an( ditan+akan dokter -ada -asien dala& &elakukan ana&nesis antara lain' 1. 5dentitas. 6eli-uti na&a len(ka- -asien u&ur te&-at tan((al la,ir ala&at -ekeraan  -endidikan terak,ir suku an(sa dan a(a&a. 5dentitas -erlu ditan+akan untuk &e&astikan  a,a -asien +an( di,ada-i adala, &e&an( -asien +an( di&aksud. ala& kasus dierita,ukan -asien seoran( laki3laki usia " ta,un. 2. Kelu,an uta&a. 6eru-akan alasan s-esi7ik atau kelu,an +an( dirasakan seseoran( se,in((a ia datan( ke dokter atau ru&a, sakit. ala& &enuliskan kelu,an uta&a ,arus disertai den(an indikator aktu era-a la&a -asien &en(ala&i ,al terseut. ala& kasus +an( &enadi kelu,an uta&a adala, atuk seak ulan +an( lalu teruta&a -ada &ala& ,ari. 1

Upload: ricky-sunandar

Post on 02-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pbl, makalah, blok 21, semester 5, ukrida, kedokteran

TRANSCRIPT

Sindrom MetabolikGizela Yuanita102012008/A9

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Email: [email protected]

PENDAHULUANAnamnesisAnamnesis merupakan suatu upaya pengumpulan data mengenai keluhan pasien dan kondisi pasien saat ini. Anamnesis yang baik merupakan tiang utama diagnosis, sehingga dalam melakukan anamnesis, sebisa mungkin dokter harus memperoleh data yang lengkap mengenai pasien. Anamnesis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu autoanamnesis dimana kita bisa memperoleh data secara langsung dari pasien tersebut. Dengan syarat pasien sudah dewasa, dapat berkomunikasi dengan baik, dan dalam keadaan sadar penuh. Cara yang kedua adalah alloanamnesis dimana biasanya dilakukan kepada anak-anak yang belum dapat berkomunikasi dengan baik atau kepada pasien yang dalam keadaan tidak sadar atau tidak memungkinkan untuk dimintai data mengenai keluhannya. Berdasarkan kasus, anamnesis dapat dilakukan secara autoanamnesis karena keadaan pasien baik.1Hal-hal yang ditanyakan dokter pada pasien dalam melakukan anamnesis antara lain:

1. Identitas. Meliputi nama lengkap pasien, umur, tempat tanggal lahir, alamat, pekerjaan, pendidikan terakhir, suku bangsa, dan agama. Identitas perlu ditanyakan untuk memastikan bahwa pasien yang dihadapi adalah memang pasien yang dimaksud. Dalam kasus diberitahukan pasien seorang laki-laki usia 6 tahun.

2. Keluhan utama. Merupakan alasan spesifik atau keluhan yang dirasakan seseorang sehingga ia datang ke dokter atau rumah sakit. Dalam menuliskan keluhan utama, harus disertai dengan indikator waktu, berapa lama pasien mengalami hal tersebut. Dalam kasus, yang menjadi keluhan utama adalah batuk sejak 3 bulan yang lalu terutama pada malam hari.

3. Riwayat penyakit sekarang. Merupakan cerita yang kronologis, terperinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien datang berobat. Kita bisa menanyakan apa saat batuk pasien mengalami sesak napas, adakah demam, waktu timbulnya batuk (apakah sepanjang hari, pagi hari/malam hari), adakah mual-muntah yang dialami pasien, selain itu kita juga bisa menanyakan apa yang dilakukan sebelum anak tersebut batuk (makanan yang dimakan, paparan terhadap alergi yang dimiliki), faktor yang memperberat (adakah flu, sakit kepala). Dalam kasus didapatkan anak tidak mengalami demam dan batuk-pilek yang dialami semakin sering.

4. Riwayat penyakit dahulu. Tanyakan apakah pasien pernah mengalami hal yang sama dengan yang dialaminya sekarang, adakah riwayat dirawat dirumah sakit (tanyakan penyebabnya).

5. Riwayat penyakit keluarga. Tanyakan apakah ada anggota keluarga mengalami hal yang serupa dengan pasien. Hal ini untuk mengetahui kemungkinan adanya penularan dari keluarga terdekat atau penyakit yang sifatnya mungkin diturunkan dari keluarga.

6. Riwayat sosial. Tanyakan kebiasaan pasien yang berhubungan dengan kasus. Bagaimana kondisi lingkungan tempat tinggal pasien (polusi, debu, padat penduduk/tidak), apakah pasien mempunyai kebiasaan merokok dan minum alkohol. Tanyakan pula apakah orang sekitar pasien ada yang memiliki kebiasaan merokok sehingga pasien dapat dikatakan sebagai perokok pasif. Obat-obatan yang sudah dikonsumsi oleh pasien juga perlu ditanya dan bagaimana hasilnya setelah mengkonsumsi obat-obat tersebut. Pemeriksaan Fisik

Penemuan tanda pada pemeriksaan fisis pasien asma, tergantung dari derajat obstruksi saluran napas. Ekspirasi memanjang, mengi, hiperinflasi dada, pernapasan cepat sampai sianosis dapat dijumpai pada pasien asma. Dalam praktek jarang dijumpai kesulitan dalam membuat diagnosis asma, tetapi sering pula dijumpai pasien bukan asma mempunyai mengi, sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis.2 Pada inspeksi kita perlu melihat keadaan umum pasien, kesadaran, ada tidaknya anemia pada pasien. Selain itu kita harus memeriksa Tanda-Tanda Vital (TTV), pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, dan suhu. Pada kasus diketahui hasil keadaan umum baik, nadi 80x/menit, tekanan darah 150/90, pernafasan 18x/menit, suhu 36,50C.Pemeriksaan Penunjang2Dalam membantu menegakkan diagnosis pasien, pemeriksaan penunjang perlu dilakukan. Pada kasus asma bronkial, pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan diantaranya adalah:1) Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan adalah pemeriksaan kolesterol total dimana nilai rujukan kolesterol adalah 200, trigliserida, kadar gula darah puasa, dan darah rutin.

Working Diagnosis

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang didapat pasien tersebut diduga menderita sindrom metabolik.Diagnosis BandingEtiologi

Epidemiologi

Patofisiologi

Gejala Klinik

Penatalaksanaan

Tatalaksana yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan komplikasi kardiovaskular pada individu yang telah memiliki sindrom metabolik, diperlukan pemantauan yang terus menerus dengan modifikasi komponen sindrom metabolic yang ada. Penatalaksanaan sindrom metabolik masih merupakan penatalaksanaan dari masing-masing komponennya. Tujuan dari penatalaksanaan sindrom metabolik terutama untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskular aterosklerosis dan resiko diabetes mellitus tipe 2 pada psaien yang belum diabetes.

Penatalaksanaan sindrom metabolik terdiri atas 2 pilar, yaitu tatalaksana penyebab (berat badan lebih/obesitas dan inaktifitas fisik) serta tatalaksana faktor resiko lipid dan non lipid.Obesitas dan Obesitas SentralPemahaman tentang hubungan antara obesitas dan sindrom metabolic serta peranan otak dalam pengaturan energy, merupakan titik tolak yang penting dalam penatalaksanaan klinik. Pengaturan berat badan merupakan dasar tidak hanya bagi obesitas namun juga sindrom metabolic. Mempertahankan berat badan yang lebih rendah dikombinasi dengan pengurangan asupan kalori dan peningkatan aktifitas fisik merupakan prioritas utama pada penyandang sindrom metabolik. Target penurunan berat badan 5-10% dalam tempo 6-12 bulan, dapat dicapai dengan mengurangi asupan kalori sebesar 500-1000 kalori per hari ditunjang dengan aktifitas fisik yang sesuai. Aktifitas fisik yang disarankan adalah selama 30 menit atau lebih setiap hari. Untuk subyek dengan komorbid penyakit jantung koroner, perlu dilakukan evaluasi kebugaran sebelum diberikan anjuran jenis-jenis olahraga yang sesuai.Pemakaian obat-obatan dapat berguna sehingga dipertimbangkan pada beberapa pasien. Dua obat yang dapat digunakan dalam menurunkan berat badan adalah sibutramin dan orlistat. Dengan mempertimbangkan peranan otak sebagai regulator berat badan, sibutramin dapat menjadi pertimbangan walaupun tanpa mengesampingkan kemungkinan efek samping yang mungkin timbul. Cara kerjanya di sentral memberikan efek mengurangi asupan energy melalui efek mempercepat rasa kenyang dan mempertahankan pengeluaran energi setelah berat badan turun dapat memberikan efek tidak hanya untuk penurunan berat badan namun juga mempertahankan berat badan yang sudah turun. Demikian pula dengan efek metabolik, sebagai efek dari penurunan berat badan pemberian sibutramin setelah 24 minggu yang disertai dengan diet dan aktifitas fisik, memperbaiki konsentrasi trigliserida dan kolesterol HDL. Terapi pembedahan dapat dipertimbangkan pada pasien-pasien yang beresiko serius akibat obesitasnya.Hipertensi

Hipertensi merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskular, selain itu hipertensi juga merupakan mikroalbuminuria yang dipakai sebagai indicator independen morbiditas kardiovaskular pada pasien tanpa diabetes atau hipertensi. Target tekanan darah berbeda antara subyek dengan DM dan tanpa DM. pada subyek dengan DM dan penyakit ginjal, target tekanan darah adalah