patologi forensik.doc

33
ILUSTRASI KASUS No. Registrasi Forensik : 023/SKIV/I/2013 No. Registrasi RSCM : 0068A0113 Pemeriksaan : Pemeriksaan Luar : 7/1/2013 Pemeriksaan Dalam : 7/1/2013 Identitas Jenazah Nama : Mr. RM Jenis kelamin : Laki-laki Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 4 Februari 1989 Usia : 24 tahun Warganegara : Indonesia Agama : Islam Pekerjaan : Karyawan Swasta Alamat : Jl. Jampea Gang 19 No 23 Rt 003/006 kelurahan Koja, Jakarta Utara Riwayat Kasus Korban pada kasus ini ditemukan meninggal dunia pada tanggal 5 Januari 2013 pada jam 11.00 WIB dalam kondisi tenggelam di dasar Kolam Dermaga JICT Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jenazah dikirim ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusuno oleh petugas Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Priok. Kepolisian Sektor Pelabuhan Tanjung Priok, memberikan surat permintaan visum yang ditujukan kepada dokter ahli Forensik di 1

Upload: ahmad-aiman-azizan

Post on 24-Apr-2015

91 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PATOLOGI FORENSIK.doc

ILUSTRASI KASUS

No. Registrasi Forensik : 023/SKIV/I/2013

No. Registrasi RSCM : 0068A0113

Pemeriksaan : Pemeriksaan Luar : 7/1/2013

Pemeriksaan Dalam : 7/1/2013

Identitas Jenazah

Nama : Mr. RM

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 4 Februari 1989

Usia : 24 tahun

Warganegara : Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Jl. Jampea Gang 19 No 23 Rt 003/006 kelurahan Koja, Jakarta

Utara

Riwayat Kasus

Korban pada kasus ini ditemukan meninggal dunia pada tanggal 5 Januari 2013 pada jam 11.00 WIB dalam kondisi tenggelam di dasar Kolam Dermaga JICT Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jenazah dikirim ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusuno oleh petugas Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Priok.

Kepolisian Sektor Pelabuhan Tanjung Priok, memberikan surat permintaan visum yang ditujukan kepada dokter ahli Forensik di RSCM dengan nomor 023/SKIV/I/2013 tertanggal 7 Januari 2013 untuk melakukan pemeriksaan luar dan dalam terhadap korban dan dibuatkan Visum et Repertum.

1

Page 2: PATOLOGI FORENSIK.doc

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGALFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

RUMAH SAKIT Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO

Jl. Salemba Raya No.6, Jakarta 10430, Telp (021) 3106976

Nomor : 023/SKIV/I/2013 Jakarta, 7 Januari 2013

Lampiran : -------------------------------------------------------------------------------------------------

Perihal : Hasil pemeriksaan bedah mayat atas mayat Tn. Ridwan Maulana

PROJUSTITIA

Visum Et Repertum

Yang bertandatangan di bawah ini, Ahmad Fadhil Bin Mohd Daut, dokter pada Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – Rumah Sakit Dr, Cipto Mungunkusumo di Jakarta, atas permintaan tertulis dari kepala Kepolisian Sektor Pelabuhan Tanjung Priok No. Pol : 023/SKIV/I/2013 tertanggal pada 7 Januari 2013, maka pada tanggal tujuh Januari tahun dua ribu tiga belas, pukul Sembilan Waktu Indonesia bagian barat, bertempat di ruang bedah jenazah Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Indonesia – Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo telah melakukan pemeriksaan atas jenazah dengan keterangan sebagai berikut :

Nama : Maulana Ridwan -------------------------------------------------------------------

Jenis Kelamin : Laki-laki ----------------------------------------------------------------------------

Umur : 24 tahun -----------------------------------------------------------------------------

Warganegara : Indonesia ----------------------------------------------------------------------------

Agama : Islam ---------------------------------------------------------------------------------

Pekerjaan : karyawan swasta -------------------------------------------------------------------

Alamat : Jl. Jampea Gang. 19 No. 23 Rt 003/006 Keluharan Koja, Jakarta Utara

Mayat telah diidentifikasi dengan sehelai label yang terbuat dari karton berwarna merah muda, tanpa materai, bertuliskan terlampir, terikat pada ibu jari kaki kanan. -------------------------

Hasil Pemeriksaan…..

2

Page 3: PATOLOGI FORENSIK.doc

Lanjutan visum et repertum Nomor: 023/SKIV/I/2013.-

Halaman ke 2 dari 7 halaman

Hasil Pemeriksaan

I. Pemeriksaan Luar------------------------------------------------------------------------------------

1. Tutup/bungkus mayat : -------------------------------------------------------------------------------

a. Satu buah kantong mayat, bahan terpal, warna orange, bertuliskan DINAS PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN PROVINSI DKI JAKARTA dengan resleting di tengah. --------------------------------------------------------------------------------------------

2. Perhiasan mayat : tidak ada --------------------------------------------------------------------------

3. Pakaian mayat :----------------------------------------------------------------------------------------

a. Satu buah kemeja lengan pendek bahan jeans berwarna biru tua, merek NCT 138, berukuran M, diatas kantong di dada kiri terdapat hiasan bahan logam warna putih berbentuk padi. Terdapat dua kantong bertutup di dada kanan dan kiri, pada kantong dada kiri terdapat satu lembar uang kertas pecahan Rp 10.000, dan satu lembar uang asing warna hijau pecahan 2 erjiao, pada kantong dada kanan terdapat 8 buah anak kunci.-------------------------------------------------------------------------------------------------

b. Satu buah kaos oblong bahan karton warna biru tua, merek Chip Monkey, tanpa ukuran, pada bagian depan terdapat gambar motif zebra dan tulisan CHIP MONDAY, kombinasi warna merah, putih, hitam, biru dan kuning.--------------------------------------

c. Satu pasang sepatu kulit berwarna hitam bertali, merek Karrimor berukuran 41---------

d. Satu pasang kaos kaki bahan karton berwarna putih, pada bagian ujung dan tumitnya berwarna hitam, pada bagian sisinya tertuliskan DISCOVERY.----------------------------

e. Satu buah celana panjang bahan jeans warna hitam, merek PASSHOP berukuran 27, terdapat 3 kantong di depan dan 3 kantong di belakang. Pada kantong kanan berisi 3 buah anak kunci, pada kantong kiri belakang terdapat satu buah gembok dan 3 buah anak kunci.------------------------------------------------------------------------------------------

f. Satu buah celana dalam bahan karton berwarna hitam merek CALVIN KLEIN ukuran M.-----------------------------------------------------------------------------------------------------

4. Benda disamping mayat: tidak….

3

Page 4: PATOLOGI FORENSIK.doc

Lanjutan visum et repertum Nomor: 023/SKIV/I/2013.-

Halaman ke 3 dari 7 halaman

4. Benda disamping mayat: tidak ada.-----------------------------------------------------------------

5. Tidak terdapat kaku mayat dan lebam mayat tidak dapat dinilai karena sudah terjadi pembusukan--------------------------------------------------------------------------------------------

6. Mayat adalah seorang laki-laki, bangsa Indonesia, ras mongoloid, berumur kurang lebih dua puluh sampai tiga puluh lima tahun, warna kulit sawo matang, gizi sedang, panjang tubuh seratus enam puluh lima sentimeter, berat tubuh empat puluh tujuh kilogram, zakar disunat.--------------------------------------------------------------------------------------------------

7. Indentifikasi khusus :----------------------------------------------------------------------------------

a. Pada lengan kanan atas sisi luar, tujuh sentimeter dari puncak bahu, terdapat tato bergambar abstrak dan tulisan ABUE berwarna hitam berukuran tiga belas sentimeter kali lima sentimeter.-------------------------------------------------------------------------------

b. Pada pangkal lengan atas kanan tangan sisi depan, terdapat tato bergambar bunga mawar berwarna merah, hijau, hitam berukuran enam sentimeter kali enam sentimeter.------------------------------------------------------------------------------------------

c. Pada lengan atas kiri sisi luar, delapan sentimeter di bawah puncak bahu, terdapat tattoo bergambar abstrak berwarna hitam, berukuran tujuh sentimeter kali empat sentimeter.------------------------------------------------------------------------------------------

d. Pada lengan atas kiri sisi luar, tiga belas sentimeter dibawah puncak bahu, terdapat gambar abstrak berwarna hitam dengan ukuran tiga belas sentimeter kali dua koma lima sentimeter.------------------------------------------------------------------------------------

e. Pada paha kiri bagian depan, dua puluh satu sentimeter diatas lutut terdapat tattoo gambar burung, berwarna hitam dan hijau dengan ukuran enam belas sentimeter kali lima belas sentimeter.-----------------------------------------------------------------------------

f. Pada paha kanan bagian depan, dua puluh sentimeter diatas lutut, terdapat tattoo gambar macan berwarna hitam dengan ukuran tiga belas sentimeter kali lima belas sentimeter.------------------------------------------------------------------------------------------

g. Pada punggung sisi kiri, …..

4

Page 5: PATOLOGI FORENSIK.doc

Lanjutan visum et repertum Nomor: 023/SKIV/I/2013.-

Halaman 4 dari 7 halaman

g. Pada punggung sisi kiri, delapan belas sentimeter dari garis pertengahan belakang, terdapat tattoo gambar lumba-lumba berwarna hitam dan biru dengan ukuran lima sentimeter kali tujuh sentimeter.----------------------------------------------------------------

8. Rambut kepala berwarna hitam, tumbuh ikal, panjang dua belas sentimeter. Alis mata tidak ada. Bulu mata tidak ada. Kumis berwarna hitam, tumbuh tipis, panjang dua millimeter. Jenggot berwarna hitam, tubuh jarang, panjang sepuluh millimeter.-------------

9. Mata kanan terbuka dua puluh millimeter dan mata kiri terbuka depalan belas millimeter. Selaput bening kedua mata keruh. Kedua teleng mata tidak dapat dinilai. Kedua selaput bola mata berwarna putih. Selaput kulit kedua mata berwarna kemerahan.-------------------

10. Hidung berbentuk sedang, kedua telinga berbentuk oval. Mulut terbuka tiga puluh empat millimeter. Lidah terjulur delapan belas millimeter dari ujung lidah dan tergigit.------------

11. Gigi geligi lengkap berjumlah dua puluh tujuh buah kecuali gigi ke tujuh dan delapan kanan atas tidak terdapat. Gigi ke lima dan ke delapan kiri atas tidak terdapat. Gigi ke enam kanan bawah patah dan gigi ke 6 kiri bawah tidak terdapat.------------------------------

12. Dari lubang mulut, hidung dan kedua telinga keluar cairan merah kehitaman. Dari lubang kemaluan dan lubang pelepas tidak keluar apa-apa.----------------------------------------------

13. Luka-luka :----------------------------------------------------------------------------------------------

a. Pada kelopak mata kanan atas dan bawah terdapat daerah berwarna merah kehitaman dengan ukuran lima koma lima sentimeter kali empat sentimeter.-------------------------

b. Pada kelopak mata kiri atas, terdapat daerah berwarna merah kehitaman dengan ukuran tiga sentimeter kali satu koma lima sentimeter.--------------------------------------

14. Patah tulang tidak ada.--------------------------------------------------------------------------------

15. Lain-lain :-----------------------------------------------------------------------------------------------

a. Tubuh tampak basah sedangkan kulit bagian dada, punggung dan wajah tampak terkelupas.------------------------------------------------------------------------------------------

5

Page 6: PATOLOGI FORENSIK.doc

b. Tampak gambaran pelebaran pembuluh darah warna hijau kehitaman pada seluruh tubuh.------------------------------------------------------------------------------------------------

c. Kulit jari tangan dan……

Lanjutan visum et repertum Nomor: 023/SKIV/I/2013.-

Halaman 5 dari 7 halaman

c. Kulit jari tangan dan telapak kaki tampat berkeriput.----------------------------------------

d. Tubuh tampak mengembung warna kehijauan, mata tampak keluar, mulut mencucu dan lidah keluar.-----------------------------------------------------------------------------------

II. Pemeriksaan Dalam----------------------------------------------------------------------------------

16. Jaringan lemak bawah kulit berwarna kuning, daerah dada setebal 1milimeter dan daerah perut satu koma lima millimeter. Otot-otot berwarna coklat kehitaman setebal nol koma lima sentimeter.----------------------------------------------------------------------------------------Tulang dan iga-iga utuh.-----------------------------------------------------------------------------Dalam rongga dada kanan terdapat cairan berwarna merah kehitaman sebanyak empat ratus lima puluh cc. Dalam rongga dada kiri terdapat cairan berwarna merah kehitaman sebanyak lima ratus cc.--------------------------------------------------------------------------------Kandung jantung tampak tiga jari diantara kedua paru, berisi cairan kehitaman.-------------

17. Jaringan ikat di bawah kulit dan otot daerah leher tidak terdapat resapan darah.-------------

18. Selaput dinding perut berwarna kelabu mengkilat. Otot dinding berwarna kelabu. Dalam rongga perut tidak terdapat cairan.------------------------------------------------------------------

19. Lidah berwarna coklat kehitaman, penampang berwarna coklat. Tulang lidah utuh. Rawan gondok utuh. Rawan cincin utuh. Kelenjar gondok berwarna merah keunguan, perabaan lunak. Penampang berwarna merah gelap, berat sepuluh gram. Kelenjar kacangan tidak ditemukan. Keronkongan kosong dan selaput lendir berwarna kemerahan. Batang tenggorok kosong dan selaput lendir berwarna kemerahan,----------------------------

20. Jantung sebesar satu kali tinju kanan mayat, berwarna merah kecoklatan perabaan lunak dengan ukuran lingkaran katub serambi kanan sebelas sentimeter, kiri sebelas sentimeter, pembuluh nadi paru enam sentimeter dan batang nadi enam sentimeter. Tebal otot bilik kanan dua millimeter dan kiri sepuluh millimeter. Pembuluh nadi jantung tidak teraba mengeras dan tidak tersumbat. Sekat jantung berwarna coklat, berat seratus lima puluh gram.-----------------------------------------------------------------------------------------------------

6

Page 7: PATOLOGI FORENSIK.doc

21. Paru kananterdiri atas…….

Lanjutan visum et repertum Nomor: 023/SKIV/I/2013.-

Halaman 6 dari 7 halamam

21. Paru kanan terdiri atas tiga baga, berwarna merah kecoklatan dengan perabaan kental, penampang berwarna merah kecoklatan, pada pemijatan keluar cairan merah kehitaman dan busa-busa halus, berat empat ratus lima puluh gram. Paru kiri terdiri atas dua baga, berwarna merah kecoklatan, perabaan kenyal, penampang berwarna merah kecoklatan pada pemijatan keluar cairan merah kehitaman dan busa-busa halus, berat tiga ratus tiga puluh gram.---------------------------------------------------------------------------------------------

22. Limpa berwarna ungu kehitaman dengan permukaan keriput perabaan lunak, penampang berwarna ungu kehitaman gambaran limpa tidak jelas dan pada pengkikisan jaringan terikat, berat dua puluh gram.------------------------------------------------------------------------

23. Hati berwarna ungu kehitaman dengan permukaan licin tepi lancip, perabaan lunak penampang berwarna merah keunguan, gambaran hati jelas, berat 880 gram.----------------

24. Kelenjar empedu berisi cairan berwarna coklat, selaput lendir seperti beludru dan saluran empedu tidak tersumbat.------------------------------------------------------------------------------

25. Kelenjar liur perut berwarna coklat kemerahan permukaan berbaga-baga, perabaan lunak, penampang berwarna coklat gambaran kelenjar tidak jelas, berat dua puluh lima gram.----

26. Lambung berisi cairan kental berwarna kuning kecoklatan, selaput lendir berwarna putih kekuningan. Usus dua belas jari berisi cairan lendir berwarna kuning, selaput lendir berwarna kuning kehiaman. Usus halus berisi cairan bercampur lendir berwarna kuning kecoklatan, selaput lendir berwarna kelabu, ada pelebaran pembuluh darah. Usus besar berisi cairan bercampur lendir berwarna kuning kecoklatan, selaput lendir berwarna kelabu, ada pelebaran pembuluh darah.-------------------------------------------------------------

27. Kelenjar anak ginjal kanan berbentuk trapezium berwarna coklat kehitaman, penampang berlapis, berat delapan gram. kelanjar anak ginjal kiri berbentuk bulan sabit warna coklat kehitaman, penampang berlapis, berat enam gram.-----------------------------------------------

7

Page 8: PATOLOGI FORENSIK.doc

28. ginjal kanan simpai lemak……

Lanjutan visum et repertum Nomor: 023/SKIV/I/2013.-

Halaman 7 dari 7 halaman

28. Ginjal kanan simpai lemak cukup tebal, simpai ginjal mudah dilepas, permukaan ginjal berbaga-baga warna ungu kecoklatan, penampang berwarna ungu kehitaman, gambaran ginjal jelas, piala ginjal kosong, saluran kemih tidak tersumbat, berat seratus sepuluh gram. Ginjal kiri simpai lemak cukup tebal, simpai ginjal mudah dilepas, permukaan ginjal berbaga-baga warna ungu kecoklatan, penampang berwarna ungu kehitaman, gambaran ginjal jelas, piala ginjal kosong, saluran kemih tidak tersumbat, berat delapan puluh lima gram.---------------------------------------------------------------------------------------

29. Kandung kemih kosong dengan selaput lendir berwarna kelabu.-------------------------------

30. Kulit kepala bagian dalam tidak terdapat resapan darah.-----------------------------------------tulang tengkorak utuh.---------------------------------------------------------------------------------selaput keras otak utuh.-------------------------------------------------------------------------------selaput lunak otak utuh.-------------------------------------------------------------------------------otak besar, otak kecil, batang otak dan bilik otak membubur, pada bagian kanan tampak berwana merah kehitaman.---------------------------------------------------------------------------berat otak seribu seratus sembilan puluh gram.----------------------------------------------------

Kesimpulan----------------------------------------------------------------------------------------------------Pada pemeriksaan mayat laki-laki usia antara dua puluh sampai tiga puluh lima

tahun ini, ditemukan gambaran pelebaran pembuluh darah warna hijau kehitaman pada seluruh tubuh, kulit jari tangan dan telapak kaki tampak berkeriput dan tubuh tampak mengembung warna kehijauan, mata tampak keluar, mulut mencucu dan lidah keluar.-------------------------------------

Sebab kematian pada orang ini adalah akibat tenggelam karena mayat dalam keadaan basah, terdapat washer woman’s hand dan busa-busa halus pada pemijatan paru.------------------

Perkiraan saat kematian lebih dari 24 jam sebelum pemeriksaan luar tanggal tujuh januari tahun dua ribu tiga belas pukul sembilan Waktu Indonesia Barat sampai dengan tanggal tujuh januari tahun dua ribu tiga belas pukul sepuluh tiga puluh Waktu Indonesia barat.-----------------

8

Page 9: PATOLOGI FORENSIK.doc

Demikian telah saya uraikan dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan pengetahuan saya yang sebaik-baiknya, mengingat sumoat jabatan sesuai dengan kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). --------------------------------------------------------------------------

Dokter yang memeriksa,

dr. Ahmad Fadhil Bin Mohd Daut

NIM 030.05.247

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Prosedur Medikolegal

Dalam kepentingan penegakkan hukum serta keadilan, ilmu kedokteran forensik

bermanfaat untuk penyidik dan peradilan yaitu dalam bentuk keterangan ahli maupun visum et

repertum. Menurut pasal 184 KUHAP, keterangan ahli ini dijadikan sebagai alat bukti yang sah

di depan siding peradilan. Keterangan ahli ini dapat diberikan secara lisan di depan siding

pengadilan (pasal 186 KUHAP), dapat pula diberikan pada masa penyidikan dalam bentuk

laporan penyidik, atau dapat diberikan dalam bentuk keterangan tertulis di dalam suatu

surat(pasal 187 KUHAP).

Penegakkan hukum harus dilakukan dengan seadil-adilnya sesuai dengan fakta yang

sebenarnya.Hal ini membuat penegakkan hukum harus berdasarkan pada keilmuan ahli bidang

terkait.Bidang kedokteran diberikan penghargaan yang sangat tinggi dalam upaya menegakkan

keadilan yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia.Kedokteran forensik sebagai ujung tombak

dalam bidang peradilan lebih mudah.

Ahli kedokteran forensik, bersama-sama dengan ahli kedokteran lain bertanggung jawab

dalam memberikan penjelasan (keterangan ahli) bagi pihak yang menangani kasus hukum yang

sedang berlangsung. Oleh karena itu dokter diharapkan dapat menemukan kelainan pada tubuh

korban, serta dampak yang akan timbul terhadap kesehatan korban yang masih hidup. Namun

9

Page 10: PATOLOGI FORENSIK.doc

jika korban telah meninggal, maka dokter diharapkan dapat menjelaskan penyebab dan

mekanisme kematian.

Kewajiban dokter memberikan keterangan ahli diatur dalam KUHAP pasal 133 ayat (1) :

“Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,

keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia

berwewenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau

dokter dan atau lainnya”.

Keterangan ahli atas permintaan pihak berwenang untuk kepentingan peradilan akan

dibuat dalam bentuk tulisan. Keterangan ahli yang dituliskan tersebut disebut VIsum Et

Repertum. Visum et Repertum per definisi adalah keterangan yang dibuat oleh dokter atas

permintaan penyidik yang berwewenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia,

baik hidup atau mati, ataupun bagian atau diduga bagian tubuh manusia, berdasarkan

keilmuannya dan dibawah sumpah, untuk kepentingan peradilan. Visum et Repertum hanya sah

bila dibuat oleh dokter yang telah mengucapkan sumpah saat mulai menjabat sebagai dokter,

yang lafalnya seperti pada No.97 pasal 38 tahun 1882. Komponen Visum et Repertum meliputi

kata “Pro Justitia”, pendahuluan, pemberitahuan/pemberitaan, kesimpulan dan penutup.

Permintaan keterangan ahli oleh penyidik harus dilakukan secara tertulis seperti yang

tertuang pada KUHAP 133 ayat (2) :” Penemuan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk

pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

Permintaan tertulis itu disebut Surat Permintaan Visum. Syarat surat SPV yang sah

adalah jika berisi kop surat, dugaan penyebab kematian, permintaan apakah pemeriksaan luar

atau bedah mayat, serta nama dan tanda tangan peminta visum.

Sesuai peraturan Pemerintah No.27 tahun 1983, pihak yang berwenang membuat SPV

adalah penyidik pembantu berpangkat serendah-rendahnya Sersan Dua.Seorang komandan

kepolisian, tanpa memandang pangkatnya, adalah seorang penyidik dan berhak meminta

keterangan ahli. Apabila pada pembuatan visum et repertum jenazah terdapat permintaan bedah

mayat (autopsi), maka penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban

10

Page 11: PATOLOGI FORENSIK.doc

sesuai dengan KUHAP pasal 134 ayat(1) : “Dalam hal sangat diperlukan di mana untuk

keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib

memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban”.

Kemudian jika keluarga keberatan, kewajiban penyidik tercantum dalam pasal 134

ayat(2) : “ Dalam hal keluarga keberatan penyidik wajib menerangkan sejelas-jelasnya tentang

maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut.” Jika tidak ada keluarga yang

memberi tanggapan atau tidak dapat dihubungi, maka boleh dilakukan autopsi sesuai dengan

KUHAP pasal 134 ayat (3) : “ Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari

keluarga atau pihak yang perlu diberitahu tidak ditemukan, penyidik segera melaksanakan

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang-undang ini.”

Pemeriksaan forensik terhadap jenazah meliputi pemeriksaan luar dan pemeriksaan bedah

mayat.Pemeriksaan luar merupakan pemeriksaan yang tidak merusak keutuhan jaringan jenazah,

dilakukan secara teliti dan sistematik.Pemeriksaan meliputi tutup/bungkus mayat, perhiasan,

pakaian, benda-benda disekitar jenazah, tanda-tanda tanatologi, gigi geligi, identitas khusus, dan

luka-luka yang ada di seluruh bagian luar tubuh.Dari pemeriksaan ini kesimpulan yang

didapatkan adalah jenis luka, jenis kekerasan, dan perkiraan saat kematian.

Jika belum dilakukam autopsi, maka penyebab kematian belum dapat ditentukan. Autopsi

dilakukan dengan membuka tengkorak, dada, leher, perut dan pangkal pangggul. Dapat pula

dilakukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan seperti histopatologik, toksikologik, dan lain-

lain untuk menentukan penyebab kematian.

B. Kematian akibat Asfiksia

Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran

udara pernapasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai dengan

peningkatan karbon dioksida (hiperkapnea). Dengan demikian organ tubuh mengalami

kekurangan oksigen (hipoksia hipoksik) dan terjadi kematian.

Diagnosis kematian akibat tenggelam kadang-kadang sulit ditegakkan, bila tidak dijumpai

tanda khas baik pada pemeriksaan luar atau dalam. Pada mayat yang ditemukan terbenam dalam

air,perlu pula diingat bahwa mungkin korban sudah meninggal sebelum masuk ke dalam air.11

Page 12: PATOLOGI FORENSIK.doc

Keadaan sekitar individu penting. Tenggelam tidak hanya terbatas di dalam air dalam

seperti laut, sungai, danau, atau kolam renang, tetapi mungkin pula terbenam dalam kubangan

atau selokan dengan hanya muka yang berada di bawah permukaan air.

Tenggelam biasanya didefinisikan sebagai kematian akibat mati lemas (asfiksia)

disebabkan masuknya cairan ke dalam saluran pernapasan. Sebenarnya istilah tenggelam harus

pula mencakup proses yang terjadi akibat terbenamnya korban dalam air yang menyebabkan

kehilangan kesadaran dan mengancam jiwa.

Mekanisme kematian pada korban tenggelam di antaranya:

- Asfiksia akibat spasme laring

- Asfiksia karena gagging dan choking

- Refleks vagal

- Fibrilasi ventrikel (dalam air tawar)

- Edema pulmoner (dalam air asin)

Pada pemeriksaan mayat akibat tenggelam, pemeriksaan harus seteliti mungkin agar

mekanisme kematian dapat ditentukan, karena seringkali mayat ditemukan sudah dalam keadaan

membusuk. Berikut adalah hal penting yang perlu ditentukan dalam pemeriksaan.

1. Menentukan identitas korban

Identitas korban ditentukan dengan memeriksa antara lain : pakaian dan benda milik

korban, warna dan distribusi rambut dan identitas lain, kelainan atau deformitas dan

jaringan parut, sidik jari, pemeriksaan gigi, serta teknik identifikasi lain.

2. Apakah korban hidup sebelum tenggelam

Pada mayat yang masih segar, untuk menentukan apakah korban masih hidup atau

sudah meninggal pada saat tenggelam, dapat diketahui dari hasil pemeriksaan.

a. Metode yang memuaskan untuk menentukan apakah orang masih hidup saat

tenggelam ialah pemeriksaan diatom.

b. Untuk membantu menentukan diagnosis, dapat dibandingkan kadar magnesium

darah dari bilik jantung kiri dan kanan.

12

Page 13: PATOLOGI FORENSIK.doc

c. Benda asing dalam paru dan saluran napas mempunyai nilai yang menentukan

pada mayat yang terbenam selama beberapa waktu dan mulai membusuk.

Demikian pula dengan isi lambung dan usus.

d. Pada mayat yang segar, adanya air dalam lambung dan alveoli yang secara fisik

dan kimia sifatnya sama dengan air tempat korban tenggelam mempunyai nilai

yang bermakna.

e. Pada beberapa kasus, ditemukannya kadar alkohol tinggi dapat menjelaskan

bahwa korban sedang dalam keracunan alkohol pada saat masuk ke dalam air.

3. Penyebab kematian yang sebenarnya dan jenis drowning

Pada mayat yang segar, gambaran pasca mati dapat menunjukkan tipe drowning, dan

juga penyebab kematian lain seperti penyakit, keracunan atau kekerasan lain. Pada

kecelakaan di kolam renang, benturan ante mortem pada tubuh bagian atas, misalnya

memar pada muka, perlukaan pada vertebra servikalis dan medulla spinalis dapat

ditentukan.

4. Faktor-faktor yang berperan pada proses kematian

Faktor-faktor yang berperan pada proses kematian, misalnya kekerasan, alkohol, atau

obat-obatan, dapat ditemukan pada pemeriksaan luar atau melalui bedah jenazah.

5. Tempat korban pertama kali tenggelam

Bila kematian korban berhubungan dengan masuknya cairan ke dalam saluran

pernapasan, maka pemeriksaan diatom dari air tempat korban ditemukan dapat

membantu menentukan apakah korban tenggelam di tempat itu atau tempat lain.

6. Apakah ada penyulit alamiah lain yang mempercepat kematian

a. Bila sudah ditentukan bahwa korban masih hidup pada waktu masuk ke dalam air,

maka perlu ditentukan apakah kematian disebabkan karena air masuk ke salam

saluran pernapasan (tenggelam). Pada immersion drowning, kematian terjadi

dengan cepat, mungkin disebabkan oleh sudden cardiac arrest. Faktor lain adalah

keadaan hipersensitivitas dan kadang adanya intoksikasi alkohol.

b. Bila tidak ditemukan air dalam paru-paru dan lambung, berarti kematian terjadi

seketika akibat spasme glottis, yang menyebabkan cairan tidak dapat masuk.

13

Page 14: PATOLOGI FORENSIK.doc

Waktu yang diperlukan untuk terbenam dapat bervariasi tergantung dari keadaan

sekeliling korban, keadaan masing-masing korban, reaksi perorangan, keadaan kesehatan, dan

jumlah serta sifat cairan yang dihisap masuk ke dalam saluran napas. Korban tenggelam akan

menelan air dalam jumlah yang semakin lama semakin banyak, kemudian menjadi tidak sadar

dalam waktu 2-12 menit (fatal period). Dalam periode ini, korban masih dapat selamat jika

dilakukan resusitasi.

Pemeriksaan Luar Jenazah

1. Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir, lumpur dan benda asing lain

yang terdapat dalam air, jika seluruh tubuh terbenam dalam air.

2. Busa halus pada hidung dan mulut, terkadang berdarah.

3. Mata setengah terbuka atau tertutup, jarang terdapat perdarahan atau perbendungan.

4. Cutis anserina pada kulit permukaan tubuh anterior tubuh terutama pada ekstremitas

karena kontraksi m. erector pili yang dapat terjadi karena rangsang dinginnya air.

Gambaran tersebut dapat juga muncul akibat rigor mortis pada otot tersebut.

5. Washer woman’s hands; telapak tangan dan kaki berwarna keputihan an keriput yang

terjadi akibat imbibisi cairan ke dalam kutis dalam waktu lama.

6. Cadaveric spasm; adalah tanda intravital yang terjadi sewaktu korban berusaha

menyelamatkan diri dengan memegang apa saja seperti rumput atau benda dalam air

lainnya.

7. Luka lecet pada siku, jari tangan, lutut dan kaki karena gesekan pada benda dalam air.

Puncak kepala mungkin terbentur pada dasar waktu terbenam, tetapi dapat pula

terjadi luka post-mortal akibat benda atau binatang dalam air.

Pemeriksaan Bedah Jenazah

1. Busa halus dan benda asing (pasir, tumbuhan air) dalam saluran pernapasan.

2. Paru-paru membesar seperti balon, lebih berat sampai menutupi kandung jantung.

Pada pengirisan banyak keluar cairan. Keadaan ini terutama terjadi pada kasus

tenggelam di laut.

14

Page 15: PATOLOGI FORENSIK.doc

3. Ptechiae sedikit sekali ditemukan karena kapiler terjepit di antara septum

interalveolar. Mungkin terdapat bercak perdarahan yang disebut bercak Paltauf

karena robeknya penyekat alveoli.

4. Dapat pula ditemukan paru-paru dalam kondisi ‘biasa’ karena cairan tidak masuk ke

alveoli atau cairan sudah masuk ke dalam aliran darah melalui proses imbibisi. Ini

dapat terjadi pada kasus tenggelam di air tawar.

5. Otak, ginjal, hati dan limpa mengalami perbendungan.

6. Lambung dapat sangat membesar, berisikan air, lumpur dan sebagainya yang

mungkin pula terdapat pada usus halus.

Pemeriksaan Laboratorium

1. Pemeriksaan diatom. Alga (ganggang) bersel satu dengan dinding terdiri dari silikat

(SiO2) yang tahan panas dan asam kuat. Diatom ini dapatdijumpai dalam air tawar, air

laut, air sungai, air sumur, dan udara.

Bila seseorang mati karena tenggelam maka cairan bersama diatom akan masuk ke

dalam saluran pernapasan atau pencernaan, kemudian diatom akan masuk ke dalam

aliran darah melalui kerusakan dinding kapiler pada waktu korban masih hidup dan

tersebar ke seluruh jaringan.

Pemeriksaaan diatom dilakukan pada jaringan paru mayat segar. Bila mayat telah

membusuk, pemeriksaan diatom dilakukan dari jaringanginjal, otot skelet,atau

sumsum tulang paha. Pemeriksaan diatom pada hati dan limpa kurang bermakna

sebab dapat berasal dari penyerapan abnormal dari saluran pencernaan terhadap air

minum atau makanan.

Pemeriksaan destruksi (digesti asam) pada paru. Ambil jaringan perifer paru

sebanyak 100 gram,masukkan ke dalam labu Kjeldahl dan tambahkan asam sulfat

pekat sampai jaringanparu terendam, diamkan lebih kurang setengah hari agar

jaringan hancur. Kemudian di panaskan dalam lemari asam sambil diteteskan asam

sitrat pekat sampai terbentuk cairan yang jernih, dinginkan dan cairan dipusing dalam

centrifuge.

15

Page 16: PATOLOGI FORENSIK.doc

Sedimen yang terjadi ditambah dengan akuades, pusing kembali dan akhirnya dilihat

dengan mikroskop. Pemeriksaan diatom positif bila pada jaringan paru ditemukan

diatom cukup banyak, 4-5/LPB atau 10-20 persatu sediaan; ataupada sumsum tulang

cukup ditemukan hanya satu.

Pemeriksaan getah paru. Permukaan paru disiram dengan air bersih, iris bagian

perifer, ambil sedikit cairan perasan dari jaringan perifer paru, taruh pada gelas

obyek, tutup dengan kaca penutup dan lihat dengan mikroskop.

Selain diatom dapat pula terlihat ganggang atau tumbuhan jenis lainnya.

2. Pemeriksaan darah jantung. Pemeriksaan berat jenis dan kadar elektrolit pada

adarah yang berasal dari bilik jantung kiri dan bilik jantung kanan.

Bila tenggelam di air tawar, berat jenis dan kadar elektrolit dalam darah jantung kiri

lebih rendah dari jantung kanan. Sedangkan pada tenggelam di air asin terjadi

sebaliknya.

Perbedaan kadar elektrolit lebih dari 10% dapat menyokong diagnosis,walaupun

secara tersendiri kurang bermakna.

Diagnosis tenggelam

Bila mayat masih segar (belum terdapat pembusukan), maka diagnosis kematian

akibat tenggelam dapat dengan mudah ditegakkan melalui pemeriksaan yang teliti dari:

- Pemeriksaan luar

- Pemeriksaan dalam

- Pemeriksaan laboratorium berupa histology jaringan, destruksi jaringan dan berat

jenis serta kadar elektrolit darah.

Bila mayat sudah membusuk, maka diagnosis kematian akibat tenggelam

dibuat berdasarkan adanya diatom yang cukup banyak pada paru-paru yang bila disokong

oleh penemuan diatom pada ginjal, otot skelet atau diatom pada sumsum tulang, maka

diagnosis akan menjadi pasti.

C. Visum Et Repertum Jenazah

Visum et Repertum adalah keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan

penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medic terhadap manusia, baik hidup atau

16

Page 17: PATOLOGI FORENSIK.doc

mati ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di

bawah sumpah untuk kepentingan peradilan.

Jenazah yang akan dimintakan visum et repertumnya harus diberi label yang memuat

identitas mayat, di-lak dan diberi cap jabatan, yang diikatkan pada ibu jari kaki atau bagian tubuh

lainnya.

Dari pemeriksaan forensic terhadap jeazah dapat diketahui sebab kematian korban ,

selain jenis luka atau kelainan, jenis kekerasan penyebabnya, dan saat kematian. Pemeriksaan

forensik terhadap jenasah meliputi pemeriksaan luar jenasah , tanpa melakukan tindakan yang

merusak keutuhan jaringan jenasah. Pemeriksaan dilakukan dengan teliti dan sistematik , serta

kemudian dicatat secara rinci , mulai dari bungkus atau tutup jenasah, pakaian, benda di sekitar

jenasah, perhiasan, ciri-ciri umum identitas, tanda-tanda tanatologik, gigi-geligi, dan luka atau

cedera atau kelaianan yang ditemukan di seluruh bagian luar.

Apabila penyidik hanya meminta pemeriksaan luar saja , maka kesimpulan visum et

repertum menyebutkan jenis luka atau kelainan yang ditemukan dan jenis kekerasan

penyebabnya, sedangkan sebab matinya tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan

pemeriksaan bedah jenasah. Lamanya mati sebelum pemeriksaan (perkiraan saat kematian) ,

apabila dapat diperkirakan dapat dicantumkan dalam kesimpulan.

Jika penyidik meminta pemeriksaan dalam atau bedah jenasah maka dilakukan

pemeriksaab bedah jenasah setelah pemeriksaan luar secara menyeluruh dengan membuka

rongga tengkorak, leher, dada, perut , dan panggul. Kadangkala dilakukan pemeriksaan

penunjang histopatologik, toksikologi, serologic dan sebagainya.

17

Page 18: PATOLOGI FORENSIK.doc

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

A. Prosedur Medikolegal

Pada kasus ini, surat permintaan visum sudah sesuai dengan ketentuan yang diatur

dalam KUHAP pasal 133 ayat (2) yaitu secara tertulis dengan komponen-komponen

sebagai berikut :

1. Institusi pengirim :Kepolisian Negara Republik Indonesia Polri daerah Metro Jaya

Resor Pelabuhan Tanjung Priok

2. Nomor surat : 023/VER/I/2013/Res Pel

3. Tujuan surat :KA. RS. Cipto Mangunkusumo

4. Identitas :nama, tempat/tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan,

kewarganegaraan, dan alamat

5. Dengan dugaan : tenggelam

6. Permintaan penyidik :Pemeriksaan dan Pembuatan Visum et Repertum

Permintaan penyidik dalam surat permintaan visum, pada surat ini dicantumkan

dengan jelas bahwa penyidik meminta pemeriksaan luar dan pemeriksaan bedah

jenazah.

7. Jabatan pengirim :Atas Nama KAPOLRI Pelabuhan Tanjung Priok

B. Pemeriksaan Luar Mayat

Mayat diantarkan ke RSCM oleh polisi pada tanggal 7 Januari 2013 dengan

identitas diketahui. Pemeriksaan luar mayat dilakukan pada tanggal 7 Januari 2013 pukul

09.00 WIB.

Pada pemeriksaan luar, lebam mayat tidak dapat dinilai. Lebam mayat timbul karena

eritrosit akan menempati tempat terbawah , akibat gaya gravitasi , mengisi vena dan

18

Page 19: PATOLOGI FORENSIK.doc

venula , membentuk bercak berwarna merah ungu pada bagian terbawah tubuh kecuali

pada bagian yang tertekan alat / benda yang keras. Menetapnya lebam mayat disebabkan

oleh bertimbunnya sel darah merah yang cukup banyak sehingga sulit berpindah

ditambah dengan kekakuan otot-otot dinding pembuluh darah akan ikut mempersulit

perpindahan sel darah merah.

Kaku mayat tidak ditemukan pada pemeriksaan. Berdasarkan teori kaku mayat mulai

tampak kira – kira 2 jam setelah kematian dan dimulai dari bagian luar tubuh (otot –otot

kecil) kearah dalam (sentripental). Setelah mati klinis 12 jam , kaku mayat akan menjadi

lengkap dan dipertahankan 12 jam , kemudian akan menghilang dalam urutan yang sama.

Antara 2 hingga 8 – 12 jam setelah kematian , kaku mayat yang timbul masih mudah

dilawan, sedangkan 12-24 jam setelah kematian kaku mayat akan menetap dan sulit

dilawan.

Pada mayat ditemukan tanda-tanda pembusukkan, kulit berwarna hijau kemerahan pada

bagian perut, dada, kedua paha, dan kedua lengan atas tampak pelebaran pembuluh darah

warna hijau kehitaman yang memberikan gambaran seperti kelereng (marbling).

Pada pemeriksaan kornea mata korban atau selaput bening mata kanan dan kiri

didapatkan keruh, dimana menurut teori akan menjadi keruh yang menetap setelah 6 jam

pasca kematian klinis.

Pada pemeriksaan luar ditemukan seluruh tubuh tampak membengkak, berbau busuk,

lidah terjulur, mulut mencucu dan mata mencolok keluar. Kulit ari pada seluruh tubuh

tampak sudah terlepas. Seluruh tubuh tampak basah dan berlumpur.

C. Pemeriksaan Dalam Mayat

Pemeriksaan bedah mayat ditemukan pasir pada saluran nafas dan cerna serta adanya

diatom pada getah paru. Sebab mati korban ini adalah tenggelam.

D. Kesimpulan

Pada pemeriksaan mayat laki-laki dengan usia sekitar tiga puluh sampai lima

puluh tahun, tinggi badan seratus enam puluh sentimeter, ras mongoloid, berperawakan

19

Page 20: PATOLOGI FORENSIK.doc

sedang dan dalam kondisi busuk lanjut ini tidak ditemukan luka-luka atau tanda-tanda

kekerasan lainnya.

Pada pemeriksaan dalam, ditemukan pasir pada saluran nafas dan cerna serta

adanya diatom pada getah paru. Sebab mati korban ini adalah tenggelam.

DAFTAR PUSTAKA

1. Budiyanto A, et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik

FKUI ; 1997

2. Peraturan perundang-undangan Bidang Kedokteran. Jakarta : Bagian Kedokteran

Forensik FKUI, cetakan ke II ; 1994.

3. Staf pengajar FKUI.Teknik Autopsi Forensik.Bagian Ilmu kedokteran Forensik.FKUI.Ed.

I ,Cetakan III,;2000

20