parameter tarjamah al qur an depag

Upload: hierry87

Post on 04-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fsfsffssf

TRANSCRIPT

  • 1

    PARAMETER PENILAIAN

    TARJAMAH AL QURAN

    Drs. Muhammad Thalib

  • 2

  • 3

    PARAMETER PENILAIAN TARJAMAH

    AL QUR'AN

    1. Pengertian Tarjamah

    Tarjamah atau terjemah adalah pengalihan kalimat/kata dari

    bahasa pertama kepada bahasa kedua.

    2. Macam-macam tarjamah

    Tarjamah dalam pengertian di atas ada 2 macam, yaitu

    tarjamah harfiah dan tarjamah tafsiriah.

    a. Tarjamah harfiah yaitu pengalihan kalimat/kata dari bahasa pertama kepada kesamaannya dalam bahasa kedua, baik

    dalam tata bahasanya maupun arti kata perkata. Terjemah

    harfiah yaitu menurut huruf, kata demi kata (tidak menurut

    makna yang terkandung dalam kalimat). (Sumber: Kamus

    Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

    Nasional Jakarta, 2008, hal 510)

    b. Tarjamah tafsiriah yaitu pengalihan kalimat/kata dari bahasa pertama kepada kesamaan makna/maksud dalam

    bahasa kedua tanpa terikat oleh tata bahasa, susunan

    kalimat atau ungkapan dari bahasa pertama.

    3. Tarjamah Al-Qur'an

    Dr. Muhammad Husain Adz Dzahabi menyatakan

    bahwa tarjamah Al-Qur'an secara harfiah mutlak tidak dapat

    dilakukan, karena perbedaan prinsip dalam susunan kalimat Al-

    Qur'an yang memiliki nilai sastra tinggi dan penggunaan

    ungkapan-ungkapan halus yang tidak terdapat pada bahasa

    lain. Susunan kalimat semacam ini hanya menjadi ciri khusus

    bahasa Arab yang menjadi bahasa Al-Qur'an. Jika Al-Qur'an

    dengan bahasa Arab semacam ini diterjemahkan secara harfiah

  • 4

    dapat menimbulkan pengertian yang kacau bagi pembaca

    bahasa terjemahan.

    Contoh: Surah Bani Israil ayat 29:

    u y g rB x8yt ' s!= t 4n< ) y7) u $ y6 s? . t6 9 $# y )tF s $Y = t #t

    Tarjamah harfiahnya adalah:

    "Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada

    lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena

    itu kamu menjadi tercela dan menyesal."

    Timbul pertanyaan:

    Adakah orang yang berakal mau membelenggu tangannya sendiri ke lehernya atau mengulurkan kedua

    tangannya terus-menerus? Tentu tidak ada.

    Lalu dari kalimat terjemahan harfiah ayat itu, apa yang dapat dipahami oleh pembaca?

    Apa arti larangan Allah pada ayat tersebut, padahal orang yang berakal tidak akan melakukan perbuatan

    semacam itu?

    Jika ayat di atas diterjemahkan secara tafsiriah, maka

    kalimatnya berbunyi:

    "dan janganlah kamu berlaku kikir, tetapi jangan pula kamu

    berlaku boros, karena kelak kamu akan menjadi hina dan

    menyesal atas sikapmu yang berlebihan."

    Pembaca terjemah ayat ini langsung memahami

    maksud ayat di atas. Ayat di atas melarang manusia berlaku

    kikir dan boros.

    Dengan fakta ini, Dr. Adz Dzahabi dan Syeikh Ali Ash

    Shabuni berpendapat bahwa menerjemahkan Al-Qur'an secara

    harfiah, hukumnya haram. (Lihat: At Tibyan fi 'Ulumil Qur'an

  • 5

    oleh Muhammad Ali Ash Shabuni dan At Tafsir wal Mufassirun

    oleh Dr. Muhammad Husain Adz Dzahabi)

    4. Hukum Tarjamah Al Qur'an

    Tarjamah harfiah Al Quran hukumnya haram,

    sebagaimana dinyatakan oleh Dewan Fatwa Kerajaan Arab

    Saudi no: 63947 tanggal 19 Jumadil Ula 1426 H atau 26 Juni

    2005 dan Keputusan dari Fakultas Tarbiyah Universitas King

    Saud, Saudi Arabia yang dihimpun oleh Sulthan bin Abdullah Al

    Hamdan. Dalam fatwa tersebut juga ditegaskan bahwa

    tarjamah Al Quran yang dibenarkan adalah tarjamah tafsiriah.

    5. Koreksi terhadap Tarjamah Al-Qur'an DEPAG

    Tarjamah Al Qur'an DEPAG disusun oleh tim

    penerjemah bentukan DEPAG tahun 1965 di masa Menteri

    Agama Saifuddin Zuhri dan mulai diterbitkan secara massal kira-

    kira tahun 1969.

    Dalam Kata Pengantar Ketua Lembaga Penyelenggara

    Penterjemah Kitab Suci Al Qur'an, disebutkan:

    Terjemahan dilakukan seleterlijk (seharfiah) mungkin.

    Apabila dengan cara demikian terjemahan tidak dimengerti, maka

    baru dicari jalan lain untuk dapat dipahami dengan menambah

    kata-kata dalam kurung atau diberi not.

    Tarjamah Al-Qur'an DEPAG ini setelah kami cermati terdapat

    banyak kesalahan yang tidak boleh diabaikan. Parameter untuk

    menilai kesalahan terjemah Al-Qur'an DEPAG kami

    kelompokkan sebagai berikut:

    a. Menyalahi aqidah salaf

    Contoh: Surah An Nisa' ayat 159

    ) u i r& =tG 39 $# ) s s9 / 6s% ? t ( t t u y u)9 $# 3t n= t #Y y

  • 6

    Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman

    kepadanya (Isa) sebelum kematiannya[380]

    . Dan di hari kiamat

    nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.

    [380]. Tiap-tiap orang Yahudi dan Nasrani akan beriman kepada

    'Isa sebelum wafatnya, bahwa dia adalah Rasulullah, bukan

    anak Allah. Sebagian mufassirin berpendapat bahwa mereka

    mengimani hal itu sebelum wafat.

    Tarjamah dan catatan kaki pada tarjamah Al-Qur'an DEPAG

    menyalahi hadits-hadits shahih mutawatir, antara lain:

    Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu

    Hurairah, Rasulullah saw. bersabda: "Demi jiwaku yang ada di

    tangan Tuhanku, 'Isa sudah hampir turun ke tengah kalian. 'Isa

    menjadi penguasa yang adil. 'Isa menghancurkan salib,

    membunuh babi, membebaskan pajak. Saat itu kekayaan

    berlimpah, sehingga tidak ada orang yang mau menerima

    sedekah. Saat itu orang melakukan shalat merasa lebih baik

    daripada mendapatkan seluruh harta dunia."

    Pada hadits lain riwayat Imam Ahmad dari Abu Hurairah

    ditambahkan bahwa semua orang Yahudi dan Nasrani ketika itu

    masuk Islam sebelum'isa wafat. (Baca : Tafsir Al Mishbah Al

    Munir halaman 339)

    Dari Sahabat Ibnu Abbas dikatakan bahwa Ahli Kitab beriman

    kepada 'Isa sebelum matinya. Kata ganti "nya" menunjuk

    kepada 'Isa, bukan pada tiap-tiap ahli Kitab yang akan mati.

    Sedangkan atsar-atsar dari tabi'in antara lain, Muhammad bin

    'Ali bin Abi Thalib, Qatadah, Ibnu Zaid bin Al Muhajir, Abi Malik

    Al Ghifari, Al Hasan Al Basri. (Baca: Tafsir Ad Durrul Mantsur juz

    2 hal 241)

    Apabila sebuah ayat Al-Qur'an sudah dijelaskan oleh Nabi

    saw. dalam riwayat yang shahih, maka tidak boleh ada orang

    yang menggunakan pendapat siapapun yang menyalahi hadits

    Nabi saw. yang shahih. Apa yang dilakukan tim Penerjemah Al-

    Qur'an DEPAG menyalahi prinsip ini. Apalagi berkenaan dengan

    masalah aqidah.

  • 7

    Tim Penerjemah Al-Qur'an DEPAG ketika menerjemahkan

    ayat ini jelas mengabaikan aqidah salaf yang secara tegas

    dijelaskan dalam hadits-hadits shahih di atas, yaitu di akhir

    zaman 'Isa akan turun kembali ke dunia sebagai salah satu

    tanda kiamat telah dekat. Pada saat itu semua orang Yahudi

    dan Nasrani tanpa kecuali beriman kepada 'Isa dan masuk Islam

    sebagaimana kaum muslim sendiri.

    Hal ini dalam Tarjamah Al-Qur'an DEPAG sama sekali tidak

    ditampilkan secara jelas, sehingga aqidah salaf yang shahih ini

    menjadi kabur. Karena itu timbul pertanyaan, apakah tim

    Penerjemah Al-Qur'an DEPAG mengingkari aqidah salaf yang

    shahih ini. Jika memang demikian, maka Tarjamah Al-Qur'an

    DEPAG dari sisi aqidah diragukan kebenarannya dan tidak boleh

    dipakai oleh kaum muslim.

    Maka terjemah Surah An Nisa' ayat 159 di atas yang benar

    adalah:

    "Sungguh sebagian Ahli Kitab kelak benar-benar beriman

    kepada Isa ketika ia turun kembali ke dunia dan sebelum 'Isa

    wafat. Pada hari kiamat Isa menjadi saksi atas keimanan

    mereka."

    b. Menyalahi kaidah logika :

    Contoh: Surah Al Qashash ayat 10

    yx t7 r& u #x d& 4 y % s ( ) Ny$ 2 7 F s9 / I s9 r& $ ot/ 4n? t $ y6 =s% 3tG 9 z 9 $#

    Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa[1114]

    . Sesungguhnya

    hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya

    tidak Kami teguhkan hati- nya, supaya ia termasuk orang-orang

    yang percaya (kepada janji Allah).

    [1114]. Setelah ibu Musa menghanyutkan Musa di sungai Nil,

    maka timbullah penyesalan dan kesangsian hatinya lantaran

    kekhawatiran atas keselamatan Musa bahkan hampir-hampir ia

  • 8

    berteriak meminta tolong kepada orang untuk mengambil

    anaknya itu kembali, yang akan mengakibatkan terbukanya

    rahasia bahwa Musa adalah anaknya sendiri.

    Tim Penerjemah Al Qur'an DEPAG memberi catatan

    kaki untuk ayat di atas bahwa setelah ibu Musa menghanyutkan

    Musa di sungai Nil, maka timbullah penyesalan dan kesangsian

    hatinya lantaran kekhawatiran atas keselamatan Musa. Padahal

    kita tahu bahwa ibu Musa menghanyutkan bayi Musa di sungai

    Nil karena mengikuti perintah Allah kepada dirinya yang

    diterimanya lewat ilham.

    Apakah logika manusia yang sehat dapat menerima ibu

    Musa yang beriman penuh kepada Allah itu menyesali

    perbuatan yang ia lakukan atas perintah Allah itu? Berbeda

    halnya jika ibu Musa adalah perempuan biasa yang

    menghanyutkan bayinya ke sungai tanpa adanya jaminan dari

    Allah seperti yang Allah janjikan kepada ibu Musa.

    Dengan demikian catatan kaki yang dibuat oleh tim

    Penerjemah Al Qur'an DEPAG dilakukan oleh orang yang patut

    dipertanyakan kesehatan logika dan kebenaran aqidahnya.

    Tarjamah tafsiriah ayat 10 Surah Al Qashash yang benar

    adalah:

    "Ibu Musa setelah menghanyutkan bayinya, hatinya sangat

    khawatir atas nasib bayinya . Ibu Musa nyaris membuka rahasia

    tentang bayinya, sekiranya Kami tidak teguhkan hatinya.

    Dengan keteguhan hatinya itu Kami masukkan dia dalam

    golongan orang mukmin."

    c. Menyalahi struktur bahasa Arab:

    Contoh Surah Al Mumtahanah: 13

    $ p r' t t %! $# (# t#u (# 9 utG s? $ s% |= x ! $# n= t s% (# t z t zF $# $ y x. } t $(39 $# =pt r& 7 )9 $#

  • 9

    Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan

    penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka

    telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-

    orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa.

    Dalam struktur bahasa Arab, kata (ya-i-sa) selalu diikuti oleh kata depan (min), sehingga susunan kata-katanya menjadi (ya-i-sa min), artinya berputus-asa atau tidak punya harapan. Struktur kalimat dalam bahasa Arab, yang

    menjadi fa-il (subyek) dari kata ya-i-sa adalah (al kuffaar: orang-orang kafir) bukan (al kuffaar min ash-haabil qubuur: orang-orang kafir yang telah berada

    dalam kubur).

    Kitab-kitab tafsir yang sangat terkenal, antara lain: tafsir

    Ibnu Katsir, tafsir Bahrul 'Ulum oleh Imam As Samarqandi, tafsir

    Al Muntakhab oleh Kementerian Waqaf Mesir dan At Tafsir Al

    Wajiz oleh Dr. Wahbah Zuhaili menyebutkan bahwa subyek

    dari kata ya-i-sa adalah al kuffar bukan al kuffaar min ash-

    haabil qubuur.

    Dengan demikian terjemah yang benar dari ayat 13

    Surah Al Mumtahanah adalah:

    "Wahai orang-orang beriman, janganlah kalian menjadikan

    kaum yang Allah murkai sebagai teman karib kalian. Mereka

    adalah orang-orang yang tidak mengharapkan pahala akhirat,

    sebagaimana orang-orang kafir berputus asa terhadap hidup

    kembalinya keluraganya yang telah mati."

    Ayat di atas diterjemahkan seperti itu didasarkan pada

    tafsir Thabari jilid 23 halaman 238 seperti dikutip dalam Tafsif

    Al Mishbah Al Munir halaman 1397.

    Kesalahan yang dilakukan oleh tim Penerjemah Al-Qur'an

    DEPAG terhadap ayat 13 Surah Al Mumtahanah menimbulkan

    pertanyaan besar, antara lain:

    1. Apakah tim yang terdiri dari beberapa pakar bahasa Arab tidak memahami struktur bahasa Arab yang sangat

    sederhana itu? Padahal Prof Mukhtar Yahya, Prof. Bustami

    Abdul Gani dan KH. Ali Maksum pimpinan Pesantren

  • 10

    Krapyak Yogyakarta pakar andalan bahasa Arab di

    Indonesia.

    Kemungkinan ini sulit diterima oleh akal sehat.

    2. Apakah ada tim siluman di balik tim resmi yang tercantum namanya dalam Buku Tarjamah Al-Qur'an DEPAG? Wallahu

    a'lam bish shawab.

    3. Apakah tim Penerjemah Al-Qur'an DEPAG mengerjakan tejemah Al-Qur'an ini sekedar melaksanakan proyek. Apa

    yang menjadi kehendak pemilik proyek itulah yang

    dipenuhi, sekalipun menyalahi kebenaran. Orang yang mau

    melakukan pekerjaan semacam ini terhadap kitab suci

    hanyalah orang oportunis. Wallahu a'lam bish shawab.

    d. Maksud ayat menjadi tidak jelas

    Contoh: Surah Al Qashash ayat 45

    !$ 3 s9 u $ t 'tr& $ Z % tu$ stG s n= t 9 $# 4 $ tu |M2 $ Z $ rO _ r& t t (# = Gs? n= t $u Ft#u $ 3 s9 u $ 2 ,#

    Tetapi Kami telah mengadakan beberapa generasi, dan

    berlalulah atas mereka masa yang panjang, dan tiadalah kamu

    tinggal bersama-sama penduduk Madyan dengan membacakan

    ayat-ayat Kami kepada mereka, tetapi Kami telah mengutus

    rasul-rasul.

    Terjemahan Al-Qur'an DEPAG di atas menimbulkan beberapa

    pertanyaan:

    1. Siapakah yang dimaksud dengan kata "mereka" dalam kalimat: " dan berlalulah atas mereka masa yang panjang"?

    2. Masa yang panjang yang dimaksud pada kalimat di atas, mulai dari masa siapa sampai dengan masa siapa?

  • 11

    3. Siapa yang dimaksud dengan "rasul-rasul" dalam kalimat " Kami telah mengutus rasul-rasul"? Rasul-rasul dalam ayat

    ini diutus pada masa kapan dan kepada kaum/umat apa?

    Terjemahan ayat ini yang ternyata menimbulkan

    ketidak jelasan pengertian bagi pembacanya. Tim penerjemah

    Al-Qur'an DEPAG telah gagal menyajikan kejelasan makna ayat

    tersebut kepada pembaca terjemah Al-Qur'an ini. Karena itu

    siapakah yang bertanggung jawab bila pembaca terjemahan ini

    memahami ayat tersebut menyalahi prinsip-prinsip ajaran

    Islam? Maka untuk menjaga kebersihan aqidah umat, terjemah

    Al-Qur'an yang dibuat oleh tim dari DEPAG patut direvisi total,

    atau umat Islam tidak membaca terjemah Al-Qur'an DEPAG ini.

    Tarjamah yang mendekati maksud dari ayat di atas

    adalah tarjamah tafsiriah berikut ini:

    Akan tetapi, sesudah itu Kami telah menciptakan beberapa

    generasi Bani Israil. Generasi-generasi itu ada yang hidupnya

    jauh sesudah Musa, sehingga mereka lupa dengan ajaran

    Musa. Wahai Muhammad, kamu tidak semasa dengan Musa,

    saat ia menyampaikan dahwahnya kepada penduduk Madyan,

    sehingga kamu dapat menyaksikan kejadiannya. Akan tetapi,

    kamu dapat menyampaikan kisah itu kepada kaum Quraisy,

    karena Kami jadikan kamu sebagai salah seorang rasul Kami.

    (Diambil dari tafsir Al Muntakhab, Kementrian Waqaf Mesir)

    e. Maksud ayat menjadi keliru

    Contoh: Surah Al Baqarah ayat 34

    ) u $ o= % s3 n= u= 9 (#f $# tyK (#yf |s H) } = /) 4n1r& u y9 3tF $#u t% x. u z ( s39 $#

    Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:

    "Sujudlah[36]

    kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka

  • 12

    kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk

    golongan orang-orang yang kafir.

    [36]. Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam,

    bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud

    memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.

    Munculnya kata "Iblis" pada kalimat "maka sujudlah

    mereka kecuali Iblis", menimbulkan pengertian yang keliru pada

    pembaca terjemah ini. Dari terjemah semacam ini dipahami

    bahwa iblis masuk golongan malaikat yang diperintah oleh Allah

    agar sujud kepada Adam.

    Pertanyaannya adalah apakah benar iblis itu dari

    golongan malaikat? Padahal pada Surah Al Kahfi ayat 50 dengan

    tegas disebutkan bahwa iblis dari golongan jin. Dengan

    demikian terjemah Al-Qur'an DEPAG atas ayat Surah Al Baqarah

    ayat 34 ini menimbulkan paham keliru yang fatal. Sehingga

    banyak sarjana muslim Indonesia yang tidak mengerti bahasa

    Arab dengan benar, apalagi membaca kitab tafsir berkeyakinan

    bahwa iblis dari golongan malaikat. Sebagai contoh adalah

    almarhum Ir. Imaduddin Abdurrahim, dosen ITB pada tahun

    1975.

    Dalam bahasa Indonesia memang tidak dikenal adanya

    logika bahasa berbentuk pengecualian langsung dan

    pengecualian terpisah. Akan tetapi dalam bahasa Arab, logika

    bahasa semacam ini menjadi karakter bahasa Arab. Dalam

    bahasa Arab dikenal dengan istilah istitsna' muttashil

    (pengecualian langsung) dan istitsna' munqathi' (pengecualian

    terpisah). Sebagai contohnya adalah kasus iblis pada ayat 34

    Surah Al Baqarah ini pengecualiannya bersifat munqathi',

    sedangkan pada ayat 50 Surah Al Kahfi ini pengecualiannya

    bersifat muttashil.

    Karena itu harus dilakukan tarjamah tafsiriah yang

    benar atas ayat 34 Surah Al Baqarah agar tidak menyesatkan

    pembaca, yaitu:

    Wahai Muhammad, ingatlah ketika Kami berfirman kepada

    para malaikat dan jin: Sujudlah kalian kepada Adam. Para

  • 13

    malaikat pun bersujud, tetapi iblis dari golongan jin tidak mau.

    Iblis benci kepada Adam dan bersikap congkak kepada Allah.

    Iblis termasuk golongan kafir.

    Dengan tarjamah tafsiriah semacam ini pembaca tidak

    mungkin memahami Surah Al Baqarah ayat 34 bahwa iblis

    sebagai bagian dari malaikat. Menganggap iblis sebagai bagian

    dari malaikat merupakan aqidah yang sesat.

    Pertanyaan yang sekarang adalah apakah tim

    Penerjemah Al-Qur'an DEPAG dengan sengaja tidak

    memperdulikan hal-hal pokok yang sensitif sehingga perlu

    kecermatan dalam penerjemahan Al-Qur'an? Atau tim ini

    bekerja tanpa tanggung jawab aqidah?

    Dengan kesalahan ini semakin jelas kita menyikapi

    Terjemah Al-Qur'an DEPAG sebagai sebuah terjemah Al-Qur'an

    yang tidak patut dibaca oleh kaum muslim Indonesia. Sebab

    terjemahan ini sangat mengaburkan aqidah Islam yang wajib

    kita bersihkan dari segala unsur-unsur syubhat.

    Tambahan:

    a. Terjemah Al-Qur'an DEPAG terbitan tahun 1969 Surah An Nisa' ayat 5 tertulis:

    Dan djanganlah kamu serahkan kepada orang-orang jang belum

    sempurna akalnja[268]

    , harta (mereka jang ada dalam

    kekuasaanmu) jang kamu sendiri didjadikan Allah sebagai

    pemeliharanja. Berilah mereka belandja dan pakaian (dari hasil

    harta itu) dan berkatalah kepada mereka dengan kata-kata jang

    baik.

    Pada terbitan tahun 1418 H terjemahannya berubah sebagai

    berikut:

    Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum

    sempurna akalnya[268]

    , harta (mereka yang ada dalam

    kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.

    Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan

    ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.

  • 14

    Tolong pembaca cermati perbedaan mencolok antara

    terjemahan yang terbit tahun 1969 pada kata-kata ' jang kamu

    sendiri didjadikan Allah sebagai pemeliharanja' dengan

    terjemahan terbitan sesudahnya yang berganti dengan kata-kata

    'yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan'. Perubahan

    terjemahan ini tanpa ada penjelasan. Karena itu kita bertanya

    mana yang benar dari dua terjemahan itu atas ayat yang sama?

    Pembaca sendiri tidak mengambil keputusan pasti. Karena itu

    DEPAG wajib menjelaskan perbedaan terjemahan yang

    menimbulkan kekacauan pengertian terhadap ayat 5 Surah An

    Nisa' ini.

    b. Tarjamah Al Qur'an Kemenag yang terbit tahun Februari 2010 yang ditanda tangani Menteri Agama Suryadarma Ali setelah

    dicermati ternyata kesalahannya lebih banyak dan lebih fatal.

    Tarjamah beberapa ayat yang ada pada terbitan sebelumnya

    sudah benar, pada terbitan tahun 2010 ini justru salah.

    Contohnya : surah An Naas, surah Al Falaq, surah Al Ikhlas dan

    surah Al Lahab (baca lampiran).

    Rujukan:

    1. Tafsir Thabari oleh Abu Ja'far Muhammad bin Jarir Ath Thabari

    2. Tafsir Bahrul 'Ulum oleh Imam Samarqandi

    3. Tafsir Ad Durrul Mantsur oleh Imam Suyuthi

    4. Tafsir Al Jalalaini oleh Jalaluddin Al Mahalli dan Jalaluddin As Suyuti

    5. Tafsir Al Qur'anil 'Adhim oleh Ibnu Katsir

    6. Tafsir Maalimut Tanzil oleh Al Baghawi

    7. Tafsir Al Muharrar Al Wajiz oleh Ibnu Athiyyah

    8. Tafsir Al Jawaahirul Hissaanu oleh Ats Tsalabi

    9. Tafsir Al Muntakhab, Kementerian Waqaf Mesir

  • 15

    10. Tafsir Al Mishbah Al Munir oleh Tim Ulama India

    11. At Tafsir Al Wajiz oleh Dr. Wahbah Zuhaili

    12. Tafsir Al-Muyassar, Rabithah Alam Islami

    13. At Tafsir wal Mufassirun oleh Dr. Muhammad Husain Adz Dzahabi

    14. At Tibyan fi 'Ulumil Qur'an oleh Muhammad Ali Ash Shabuni

    15. Shahih Bukhari

    16. Shahih Muslim

    17. Tarjamatul Qur'an, Dhawabith wa Ahkam, Sulthan bin 'Abdullah al-Hamdani

    18. Kamus Al Mu'jam Al Wasith oleh Dr. Ibrahim Unais dkk.

    19. Kamus Al Qur'an Ishlahul Wujuh wan Nadha-ir oleh Imam Al Husaini bin Muhammad Ad Damaghani

    20. Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jakarta

  • 16

    KARAKTERISTIK DAN MISI AL QURAN

    A. Karakteristik Al Quran:

    1. Makna setiap ayat jelas

    7= ? Mt#u =tG 39 $# 7 9 $# Itulah ayat-ayat Al-Quran yang jelas. (QS. Yusuf: 1)

    2. Penjelasannya rinci

    =tG . Mn= _ Gt#u $ #u % $ |/ t t 5 s)j9 t n= t Al-Qur'an adalah sebuah kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan

    dengan rinci. Al-Qur'an adalah kitab suci berbahasa Arab dan

    pelajaran bagi kaum yang mau memahami isinya. (QS. Fushilat:

    3)

    3. Makna ayat tegas dan mudah dipahami

    =tG . My 3m & G t#u O Mn= _ $ ! A3ym A7 yz Al-Qur'an itu ayat-ayatnya singkat lagi mudah dipahami. Ayat-

    ayat Al-Qur'an itu menjelaskan semua urusan dengan rinci. (QS.

    Hud: 1)

    4. Pilihan kata-katanya sederhana

    $ y * s t o $ |= / t et6 F 9 / )G 9 $# u ? u / $ Y s% #t9 Wahai Muhammad, sesungguhnya Al-Quran ini Kami

    mudahkan penyampaiannya dengan bahasamu, agar kamu

    dapat menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang

    taat dan bertauhid, dan menyampaikan ancaman kepada kaum

    kafir. (QS. Maryam: 97)

  • 17

    5. Penyampaiannya ringkas dengan perumpamaan yang sempurna

    s9 r& t s? y# x. z>u !$# WsW t Z y= x. Z t6 hs ;tyf tx. B t7 h s $ y= r& M /$rO $ y su !$ y 9 $#

    Wahai manusia, apakah kalian tidak melihat bagaimana Allah

    memberikan perumpamaan kalimat tauhid laksana sebatang

    pohon kurma, akarnya menghunjam ke bumi dan pelepahnya

    menjulang ke langit? (QS. Ibrahim: 24)

    6. Isinya mudah diterima akal

    !$ ) o9 t r& $ u % $ w / t t 3= y9 = ) s? Sungguh, Kami telah menurunkan Al-Quran dengan bacaan

    dalam bahasa Arab, supaya kalian mengerti. (QS. Yusuf: 2)

    7. Kandungan ayatnya mencerahkan akal dan hati

    $ #yu n< ) ! $# */ % [`#u u #Z Wahai Nabi, engkau menjadi orang yang menyampaikan

    perintah Allah dan menjadi penyuluh bagi seluruh manusia ke

    jalan yang benar. (QS. Al Ahzab: 46)

    8. Penyajian satu masalah dipaparkan dengan pola kalimat berbeda-beda untuk memantapkan makna dan pemahaman

    ! $# t t z |m r& ]pt : $# $ Y6 tG. $ Y6ttF u$ sW t)s? = _ t %! $# t s 5 u O ,# s? =_ / = % u 4 n$ y Allah telah menurunkan perkataan yang sebaik-baiknya berupa

    Al-Qur'an. Kalimat dalam Al-Qur'an ada yang diulang-ulang. Al-

    Qur'an menyebabkan orang-orang yang takut kepada Tuhan

    mereka, bulu kuduknya berdiri, kulit-kulit mereka menjadi

    segar. Hati mereka tenang dengan membaca Al-Qur'an.

  • 18

    Demikian itu karena hidayah Allah, petunjuk yang diberikan

    kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Siapa saja yang

    mengingkari Al-Qur'an, Allah jadikan dia sesat, dan tidak ada

    seorang pun yang dapat memberinya petunjuk ke jalan Allah.

    (QS. Az Zumar: 23)

    B. Misi Al Quran

    1. Menjadi petunjuk ke jalan yang benar

    y79 s =tG 6 9 $# |= u W z )F = j9 Itulah Al-Quran yang tiada diragukan kebenaran datangnya dari

    Allah. Al-Quran menjadi petunjuk bagi orang-orang yang taat

    kepada Allah dan mengesakan-Nya. (QS.Al Baqarah: 2)

    2. Membedakan yang hak dari yang bathil

    y t$ tu % !$# t & #u )9 $# W $= j9 ;Moit/ u z i 3y9 $# $ s% (9 $#u 4

    Pada bulan Ramadhan Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk

    bagi manusia dan penjelasan rinci tentang petunjuk itu. Al-

    Qur'an menjadi pembeda antara yang hak dan yang batil. (QS.

    Al Baqarah:185)

    3. Memberikan rahmat dan barakah, yaitu menjadikan manusia dermawan, kasih sayang, tolong menolong, dll

    } 9 9 9 $# r& (# 9 u ? 3y _ t6 % y 9 $# > y 9 $#u 3 s9 u 9 9 $# t z t#u ! $$ / u 9 $#u zF $# x6 n= y 9 $#u =tG 39 $#u z h; 9 $#u tA#uu t$ y 9 $#

    4 n?t m6 m s 4 n1 )9 $# 4y tG u9 $#u t 3 |y 9 $#u t$#u 6 9 $# t,# !$ 9 $#u u U$ s% h9 $# u$ s% r& u n 4 n= 9 $# tA#uu n 4 2 9 $# 9 $#u y / #s)

  • 19

    (#y t ( t 9 9$#u !$ y't7 9 $# !# 9 $#u tnu 't7 9 $# 3 y7 s9 '& t %! $# (# % y| ( y7 s9 '& u t)G 9 $#

    Wahai kaum mukmin, hakikat taat kepada Allah itu bukanlah

    sekedar kalian menghadapkan diri ke arah timur dan barat.

    Orang yang taat kepada Allah yang sebenarnya adalah orang

    yang beriman kepada Allah, hari akhirat, para malaikat, kitab-

    kitab-Nya, dan para nabi-Nya. Dia juga memberikan harta yang

    dicintainya kepada kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-

    orang miskin, orang-orang yang terlantar dalam perjalanan,

    orang-orang yang meminta karena miskin, dan untuk

    membebaskan budak. Dia juga melaksanakan shalat dan

    mengeluarkan zakat. Juga orang-orang yang memenuhi janji-

    janji mereka bila berjanji, serta bersabar menghadapi

    malapetaka, bencana, dan saat terjadi peperangan. Orang-

    orang itulah yang dikatakan benar-benar beriman. Mereka

    itulah orang-orang yang taat kepada Allah dan mengesakan-

    Nya. (QS. Al Baqarah: 177)

    4. Menjelaskan hal-hal ghaib dengan tegas, contoh:

    Surah Al Qariah

    t $s)9 $# $ t t$ s)9 $# !$ tu y71ur& $ t t$ s)9 $# t t 3t $9 $# #t x(9 $$ 2 ^Z6 y 9 $# 3s? u $ t6 f 9 $# 9 $$ 2

    \( y 9 $# $ r's t Mn= )rO ut us 7 t 7 u# $ r& u t M (yz u t 's t $ y !$ tu y71 ur& $ t u $t 8 u% tn

    1. Peristiwa yang mencekam.

    2. Apakah peristiwa yang mencekam itu?

    3. Wahai Muhammad, apakah kamu tahu tentang peristiwa

    yang mencekam itu?

  • 20

    4. Peristiwa yang mencekam adalah saat manusia berjatuhan

    bagaikan laron-laron yang berguguran.

    5. Gunung-gunung bagaikan bulu-bulu yang beterbangan.

    6. Siapa saja yang bobot amal shalihnya lebih berat daripada

    dosanya,

    7. akan hidup dalam surga yang menyenangkan.

    8. Adapun siapa saja yang bobot dosanya lebih berat daripada

    amal shalihnya,

    9. tempat tinggalnya adalah neraka Hawiyah.

    10. Wahai Muhammad, apakah kamu tahu tentang neraka

    Hawiyah itu?

    11. Neraka Hawiyah adalah api neraka yang sangat panas dan

    dapat melelehkan apa saja yang dibakarnya.

    5. Menegaskan keesaan Allah dan membatalkan syirik

    % u ! $# ym r& ! $# y 9 $# s9 $ # t s9 u s9 s9 u 3t &! # (2 7ym r&

    Wahai Muhammad, katakanlah: Allah adalah Tuhan Yang Esa.

    Allah Maha Menjamin segala kebutuhan makhluk-Nya. Allah

    tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan. Tidak ada sesuatu

    pun yang menyamai Allah. (QS. Al Ikhlash: 1-4)

    6. Membuka cakrawala pengetahuan

    ) , = yz Nu y 9 $# F{ $#u # n= Fz $#u 9 $# $ p ]9 $#u ;M t U < 'T[{ =t6 9 F{ $# t % !$# t . t ! $# $ Vu % #Y % u 4 n? tu / _

    t 6x(tG t u , = yz Nu u9 $# F{$#u $ u / u $ t |M )n= yz #x y W t/ y7 o ys 6 $ o)s z>#xt $ 9$#

    Penciptaan langit dan bumi, peredaran malam dan siang adalah

    bukti-bukti kebenaran adanya Allah bagi orang yang mau

    memikirkan kehidupan akhirat. Orang yang mau memikirkan

    kehidupan akhirat adalah orang-orang yang mau mengingat

    Allah ketika berdiri atau berbaring. Mereka mau memikirkan

  • 21

    penciptaan langit dan bumi. Mereka berdo'a: Wahai Tuhan

    kami, semua ini Engkau ciptakan dengan tidak sia-sia. Mahasuci

    Engkau dari berbuat sia-sia. Karena itu, selamatkanlah kami dari

    adzab neraka. (QS. Ali Imran: 190-191)

    Dengan karakteristik dan misi semacam ini, Al Quran selalu

    menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana, jelas, tegas,

    menyeluruh dan mudah dipahami. Dengan demikian tarjamah Al

    Quran harus memenuhi kerakteristik dan misi ini.