panduan program indonesia food innovation (ifi)
TRANSCRIPT
PANDUAN PROGRAM
INDONESIAFOODINNOVATION(IFI)
REGISTRASI &
KELENGKAPAN
DATAKURASI PENILAIAN
PENGUMUMAN
PESERTA FOOD
CAMP & ACARA
FOOD CAMP
Program akselerasi
bisnis bagi IKM Pangan
terpilih yang mempunyai
inovasi produk dan/atau
proses dan berbahan
baku utama sumber daya
lokal agar siap menjadi
industri pangan yang
marketable, profitable,
dan sustainable.
“
”
COACHING &
MENTORING
2021AWARDING
2
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan perkenan-Nya maka Panduan Indonesia Food
Innovation (IFI) ini dapat disusun dan diterbitkan.
Penyusunan panduan ini dimaksudkan agar pelaksanaan
Program Indonesia Food Innovation (IFI) dapat berjalan
dengan baik dan menjadi pedoman bagi semua pihak agar
tujuan program dapat tercapai.
Indonesia Food Innovation (IFI), merupakan program yang
digagas oleh Direktorat Industri Kecil, Menengah dan
Aneka, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia
sebagai upaya untuk mengakselerasi wirausaha muda
(startup) atau IKM pangan terpilih yang mempunyai
inovasi produk dan/atau proses dan berbahan baku utama
sumber daya lokal agar siap menjadi industri pangan yang
marketable, profitable, dan sustainable.
Peserta yang terpilih akan mengikuti beberapa kegiatan
yang dirancang untuk meningkatkan kualitas dan skala
bisnis pelaku usaha yang diharapkan dapat berkontribusi
terhadap perekonomian Indonesia dan meningkatkan daya
saing industri kecil dan menengah pangan.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan dan
penerbitan panduan ini. Kami berharap panduan ini dapat
bermanfaat dalam pelaksanaan program.
Direktorat IKM Pangan,
Barang dari Kayu dan Furnitur
KATA PENGANTAR
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL
INDUSTRI KECIL, MENENGAH DAN ANEKA
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dan salam
sejahtera bagi kita semua.
Industri Kecil dan Menengah (IKM) Pangan merupakan sektor
yang memiliki peranan penting pada perekonomian Nasional dan
merupakan agen pemberdayaan masyarakat karena mampu
menyerap tenaga kerja dalam jumlah tinggi. Dengan perannya
tersebut, IKM Pangan memiliki tantangan untuk menjawab
perkembangan pasar yang dinamis, untuk itu IKM Pangan dituntut untuk selalu
berinovasi. Melalui Inovasi, suatu usaha industri akan dapat beradaptasi atas
perubahan yang terjadi dan mampu bertahan pada lingkungan usahanya.
Dalam rangka menorong IKM Pangan yang inovatif, Direktorat Jenderal Industri
Kecil, Menengah dan Aneka, Kementerian Perindustrian melakukan berbagai
program pemberdayaan salah satunya dengan menginisiasi Program Indonesia
Food Innovation (IFI). Program IFI merupakan program akselerasi bisnis bagi
IKM Pangan inovatif, dengan memberikan pembinaan dalam bidang bisnis
maupun teknis secara intensif dalam rangka peningkatan skala bisnis menuju
IKM moderen yang marketable, profitable dan sustainable.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan limpahan
karunia-Nya program IFI dapat terlaksana. Tidak lupa kami sampaikan
penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, yang telah
banyak menyumbangkan tenaga, waktu dan pikiran cemerlangnya untuk
pengembangan IKM Pangan melalui Program Indonesia Food Innovation (IFI).
Kami senantiasa berusaha dan memastikan agar Program IFI dapat
memberikan kebaikan serta manfaat untuk perkembangan IKM Pangan di
Indonesia. Akhir kata semoga IKM Pangan semakin maju dan meraih
kesuksesan.
Sekian, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Direktur Jenderal IKMA
Gati WIbawaningsih
3
4
Kata Pengantar
Sambutan Direktur Jenderal IKMA
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Landasan Hukum
C. Tujuan dan Sasaran Program
D. Luaran
E. Pengertian Program
BAB II PELAKSANAAN
A. Kategori Peserta
B. Persyaratan Peserta
C. Persyaratan Dokumen
D. Jadwal Pelaksanaan Program
E. Launching dan Sosialisasi
F. Tahapan Seleksi
G. Foodcamp
H. Penilaian
I. Awarding/ Penghargaan
BAB III PARA PEMENANG IFI 2020
BAB IV EVALUASI DAN PELAPORAN
BAB V DOKUMENTASI
DAFTAR ISI
2
3
4
6
8
9
9
9
12
14
15
17
19
19
21
25
26
27
31
35
BAB I
PENDAHULUAN
Up
6
Industri pengolahan nonmigas memiliki peranan yang
penting bagi perekonomian nasional, hal ini tercermin
dari nilai kontribusi industri pengolahan nomigas
terhadap PDB Nasional pada triwulan II tahun 2020
sebesar 17,83%. Dari segi neraca perdagangan,
kontribusi ekspor industri pengolahan nonmigas
mencapai 79,52% terhadap total eskpor nasional atau
sebesar USD 76,41 Miliar.
Sektor industri pangan (makanan dan minuman)
merupakan satu dari sekian sektor industri pengolahan
nonmigas yang menjadi tulang punggung
perekonomian Indonesia. Industri pangan
menyumbang 39,51% dari nilai PD B industri nonmigas
atau 7,04% dari total PDB Nasional dengan kontribusi
nilai ekspor sebesar 13,74%. Dari nilai tersebut, sebagiannya merupakan
kontribusi IKM pangan yang berjumlah sekitar 1,86 juta unit usaha atau 43,41%
dari total unit usaha IKM secara keseluruhan. Di samping itu, IKM pangan
mampu menyerap sekitar 4,11 juta tenaga kerja sehingga penumbuhan dan
pengembangan IKM pangan merupakan salah satu solusi untuk penciptaan
lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.
Mengacu kepada data tersebut, dapat dilihat IKM pangan memainkan peran
penting dalam perekonomian nasional. Akan tetapi di sisi lain, masih banyak
permasalahan yang menjadi hambatan bagi kemajuan IKM, diantaranya
keterbatasan modal, manajemen yang belum profesional, belum terpenuhinya
standar dan legalitas usaha, serta terbatasnya inovasi. Dari sisi eksternal, IKM
juga dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam menjalankan usahanya
seperti ketidakpastian pasokanbahan baku, pesaing baru, kehadiran produk
baru, serta permintaan pasar yang sangat dinamis. Selain pasar dalam negeri
yang menjadi pasar utama, pasar global membuka peluang ekspor
produk-produk IKM makanan dan minuman Indonesia. Untuk itu, para IKM
perlu mempersiapkan diridengan meningkatkan kualitas produk, berinovasi
untuk mengikuti trend dan memenuhi kebutuhan pasar baik dalam negeri
maupun ekspor.
Untuk mendorong tumbuhnya IKM yang inovatif, Kementerian Perindustrian
melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, menginisiasi
program Indonesia Food Inovation yang pelaksanaannya dimulai pada tahun
2020 ini. Program IFI 2020 merupakan program akselerasi bisnis bagi IKM
A. LATAR BELAKANG pangan inovatif, memberikan kesempatan bagi IKM pemula yang berkeinginan
tinggi mengembangkan bisnis mereka menuju IKM modern yang marketable,
profitable dan sustainable. Selain nilai inovasi, tantangan akan penggunaan
bahan baku lokal juga menjadi perhatian pada program IFI, hal ini untuk
memacu para IKM pangan memanfaatkan sumber daya lokal Indonesia yang
melimpah.
Untuk dapat mengakselerasi para pelaku IKM pangan pemula ini, maka IKM
akan dibina dan didampingi oleh para ahli di bidang bisnis maupun teknis
sehingga diharapkan IKM dapat meningkatkan kualitas baik teknis maupun
manajerial, yang pada akhirnya akan meningkatkan skala bisnis mereka.
7
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB I PENDAHULUAN
Industri pengolahan nonmigas memiliki peranan yang
penting bagi perekonomian nasional, hal ini tercermin
dari nilai kontribusi industri pengolahan nomigas
terhadap PDB Nasional pada triwulan II tahun 2020
sebesar 17,83%. Dari segi neraca perdagangan,
kontribusi ekspor industri pengolahan nonmigas
mencapai 79,52% terhadap total eskpor nasional atau
sebesar USD 76,41 Miliar.
Sektor industri pangan (makanan dan minuman)
merupakan satu dari sekian sektor industri pengolahan
nonmigas yang menjadi tulang punggung
perekonomian Indonesia. Industri pangan
menyumbang 39,51% dari nilai PD B industri nonmigas
atau 7,04% dari total PDB Nasional dengan kontribusi
nilai ekspor sebesar 13,74%. Dari nilai tersebut, sebagiannya merupakan
kontribusi IKM pangan yang berjumlah sekitar 1,86 juta unit usaha atau 43,41%
dari total unit usaha IKM secara keseluruhan. Di samping itu, IKM pangan
mampu menyerap sekitar 4,11 juta tenaga kerja sehingga penumbuhan dan
pengembangan IKM pangan merupakan salah satu solusi untuk penciptaan
lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.
Mengacu kepada data tersebut, dapat dilihat IKM pangan memainkan peran
penting dalam perekonomian nasional. Akan tetapi di sisi lain, masih banyak
permasalahan yang menjadi hambatan bagi kemajuan IKM, diantaranya
keterbatasan modal, manajemen yang belum profesional, belum terpenuhinya
standar dan legalitas usaha, serta terbatasnya inovasi. Dari sisi eksternal, IKM
juga dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam menjalankan usahanya
seperti ketidakpastian pasokanbahan baku, pesaing baru, kehadiran produk
baru, serta permintaan pasar yang sangat dinamis. Selain pasar dalam negeri
yang menjadi pasar utama, pasar global membuka peluang ekspor
produk-produk IKM makanan dan minuman Indonesia. Untuk itu, para IKM
perlu mempersiapkan diridengan meningkatkan kualitas produk, berinovasi
untuk mengikuti trend dan memenuhi kebutuhan pasar baik dalam negeri
maupun ekspor.
Untuk mendorong tumbuhnya IKM yang inovatif, Kementerian Perindustrian
melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, menginisiasi
program Indonesia Food Inovation yang pelaksanaannya dimulai pada tahun
2020 ini. Program IFI 2020 merupakan program akselerasi bisnis bagi IKM
pangan inovatif, memberikan kesempatan bagi IKM pemula yang berkeinginan
tinggi mengembangkan bisnis mereka menuju IKM modern yang marketable,
profitable dan sustainable. Selain nilai inovasi, tantangan akan penggunaan
bahan baku lokal juga menjadi perhatian pada program IFI, hal ini untuk
memacu para IKM pangan memanfaatkan sumber daya lokal Indonesia yang
melimpah.
Untuk dapat mengakselerasi para pelaku IKM pangan pemula ini, maka IKM
akan dibina dan didampingi oleh para ahli di bidang bisnis maupun teknis
sehingga diharapkan IKM dapat meningkatkan kualitas baik teknis maupun
manajerial, yang pada akhirnya akan meningkatkan skala bisnis mereka.
6,13
4,80
4,23
2,90
4,22
2,96
INDUSTRI MAKANAN & MINUMAN
INDUSTRI KIMIA, FARMASI DAN OBAT TRADISIONAL
INDUSTRI LOGAM; BARANG, KOMPUTER, BARANG ELEKTRONIK, OPTIK; DAN
PERALATAN LISTRIK
INDUSTRI TEKSTIL DAN PAKAIAN JADI
INDUSTRI ALAT ANGKUTAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
TEMBAKAU
INDUSTRI LOGAM DASAR
INDUSTRI KERTAS DAN BARANG DARI KERTAS; PERCETAKAN DAN
REPRODUKSI MEDIA REKAMAN
INDUSTRI BARANG GALIAN BUKAN
LOGAM
INDUSTRI KARET,
BARANG DARI
KARET DAN
PLASTIK
INDUSTRI MESIN
DAN PERLENG
KAPAN
INDUSTRI KULIT, BARANG DARI KULIT DAN ALAS KAKI
INDUSTRI FURNITUR
INDUSTRI PENGOLAHAN LAINNYA; JASA REPARASI & PEMASANGAN MESIN DAN PERALATAN
INDUSTRI KAYU, BARANG DARI KAYU &
GABUS & BARANG ANYAMAN DARI
BAMBU, ROTAN & SEJENISNYA
39,51
9,0210,97
6,93
3,00
DA
LAM PERSEN
%
1,54
1,48
0,8
51,4
5
KONTRIBUSI SUBSEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDB INDUSTRI
PENGOLAHAN NON-MIGAS TRIWULAN II 2020
8
Landasan hukum dari program Indonesia Food Innovation (IFI) adalah:
a. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2035;
b. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
c. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian;
d. Peraturan Pemerintah Tahun 14 Tahun 2015 Rencana Induk Pembangunan
Industri Nasional Tahun 2015-2035;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan
Sumber Daya Industri;
f. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2013 Tentang
Inkubator Kewirausahaan Nasional;
g. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024;
h. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 64/M-IND/PER/7/2016 tentang
Besaran Jumlah Tenaga Kerja dan Niai Investasi untuk Klasifikasi Usaha
Industri;
i. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 30/M-IND/PER/7/2017 tentang
Jenis – jenis Industri dalam Pembinaan Direktorat Jenderal dan Badan di
Lingkungan Kementerian Perindustrian;
j. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor
40/IKM/PER/7/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program
Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha Industri Kecil dan Menengah.
B. LANDASAN HUKUM
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB I PENDAHULUAN
Program Indonesia Food Innovation (IFI) merupakan program akselerasi bisnis
bagi IKM Pangan terpilih yang mempunyai inovasi produk dan/ atau proses
dan berbahan baku utama sumber daya lokal agar siap menjadi industri
pangan yang marketable, profitable, dan sustainable.
E. PENGERTIAN PROGRAM
Tujuan dari program ini adalah:
1. Menjaring wirausaha muda (startup) IKM Pangan yang inovatif;
2. Menciptakan IKM Pangan yang berdaya saing.
Sasaran dari upaya di atas:
1. Terwujudnya wirausaha muda (startup) IKM Pangan yang inovatif;
2. Terwujudnya IKM Pangan yang berdaya saing
Luaran dari program ini adalah Industri Kecil Menengah (IKM) Pangan modern
yang marketable, profitable, dan sustainable.
C. TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM
D. LUARAN
ANEKA OLAHAN JERUK
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB I PENDAHULUAN
Lingkup inovasi dalam Program Indonesia Food Innovation (IFI) yaitu segala
aktivitas yang menghasilkan peningkatan dan/ atau kebaruan manfaat dari
produk yang dihasilkan dan/ atau proses produksi yang dilakukan.
Secara garis besar alur kerja Program Indonesia Food Innovation (IFI) dan
komponen-komponen penting yang diperlukan untuk mewujudkannya
diilustrasikan dalam Gambar 1.
10
WORKFLOWINDONESIA FOOD INNOVATION (IFI)
Gambar 1. Alur kerja (workflow) Program Indonesia Food Innovation (IFI)
Selection: Character, Product, innovation and technology
Early stage of Food CompanyBased on innovation and technology
SMI modern food that Marketable, Profitable and
Sustainable
INNOVATION VALUE
LOCAL RESOURCES
PRODUCT ALIGNMENT WITH THE MARKET
ACCELERATION& SCALING UP
COACHING& MENTORING
KNOWLEDGE& SKILL SUPPORT
NETWORKINGBRANDING
FACILITIES
The existing SMI’s food
Start up – Food Company:Product development, initial market
University - based Incubator/Others Incubator
b. End Producta. Intermediate Product
BAB II
PELAKSANAAN
12
A. KATEGORI PESERTA
KATEGORI PANGAN
ANTARA
Kategori produk
pangan antara
(intermediate
product) sebagai
bagian rantai
suplai industri
pangan;
Kategori produk
pangan olahan akhir
(end product)
sebagai produk
pangan olahan untuk
dikonsumsi oleh
konsumen akhir.
KATEGORI PANGAN
OLAHAN AKHIR
Peserta dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu:
1. Kategori produk pangan antara (intermediate product) sebagai bagian
rantai suplai industri pangan.
Adapun kriteria produk pangan antara (intermediate product) antara lain:
- Produk pangan yang telah mengalami pengolahan parsial dan digunakan
sebagai bahan baku atau bahan penolong pada proses produksi lanjutan
untuk menghasilkan produk akhir
- Umumnya diperdagangkan antar industri (B to B) digunakan untuk
memproduksi produk antara lainnya atau pun untuk memproduksi
produk pangan akhir, atau
Hal-hal penting yang harus dipenuhi oleh peserta,
adalah:
1. Mempunyai nilai Inovasi
Memiliki peningkatan dan/ atau
kebaruan manfaat baik di produk
dan/atau diproses untuk
menghadapi persaingan industri
global.
2. Pemanfaatan bahan baku lokal
Menggunakan bahan baku hasil
kekayaan alam Indonesia.
3. Kesesuaian produk dengan
kebutuhan pasar
Produk pangan yang dihasilkan
harus memiliki potensi secara
komersial.
13
- Dapat diperdagangkan langsung ke konsumen akhir (B to C) karena
akan langsung digunakan oleh konsmen, namun tidak dapat langsung
dikonsumsi melainkan harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu.
2. Kategori produk pangan olahan akhir (end product) sebagai produk
pangan olahan untuk dikonsumsi oleh konsumen akhir.
Adapun kriteria produk pangan olahan akhir (end product) antara lain:
- Produk pangan yang siap digunakan atau di konsumsi oleh konsmen
akhir tanpa proses produksi lanjutan.
- Umumnya tidak digunakan sebagai bahan baku ataupun bahan
penolong dalam proses produksi.
- Umumnya diperdagangkan antar produsen ke konsumen.
14
B. PERSYARATAN PESERTA
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta
adalah sebagai berikut:
Merupakan warga negara Indonesia;1.
Berusia maksimum 35 tahun pada saat
pendaftaran;2.
Mempunyai Izin Usaha (NIB/ IUI/ TDI/
IUMK);3.
Mempunyai Izin Edar (PIRT/ MD/ dalam
proses pengajuan);4.
Diutamakan IKM pangan pemula yang
telah menjalankan usaha minimal 6 bulan
dan maksimal 5 tahun; dan
5.
Produk yang dihasilkan dan/ atau proses
produksi yang dilakukan memiliki inovasi,
yaitu menghasilkan peningkatan dan/
atau kebaruan manfaat.
6.
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB II PELAKSANAAN
Registrasi & kelengkapan data
Kurasi
Pengumuman peserta food camp
Food Camp
Penilaian
Awarding
Coaching & Mentoring
TAHAPAN INDONESIA FOOD INNOVATION
15
Peserta diwajibkan untuk menyiapkan dan
menyerahkan kelengkapan dokumen pada
saat pendaftaran, yaitu :
C. PERSYARATAN DOKUMEN
1. Nama
2. Jabatan
3. Tanggal lahir
4. Jenis kelamin
5. Nomor handphone
6. Email
7. File KTP dan foto (upload)
PROFIL PENGUSAHA
1. Nama perusahaan
2. Kategori produk
3. Alamat perusahaan
4. Kabupaten dan provinsi
5. Email perusahaan
6. Bentuk ijin usaha (NIB/
IUMK/ IUI) (upload)
7. Tahun mulai usaha
8. Bentuk ijin edar usaha
(PIRT/MD/pengurusan
MD) (upload)
9. Kanal website/ media
sosial (website, instagram,
facebook, youtube)
10. Foto rumah produksi
PROFIL PERUSAHAAN
1. Nama produk
2. Deskripsi produk
(penjelasan harus informatif
dan menggambarkan
produk secara keseluruhan
yang meliputi jenis produk,
bahan baku utama, cara
pengolahan, bentuk/
tekstur dan informasi
penting lainnya)
3. Penjelasan Inovasi produk
dan/ atau proses (penjelasan
menggambarkan peningkatan
manfaat atau manfaat baru
pada produk dan/ atau proses
serta nilai lebih yang
ditawarkan)
4. Komposisi utama
5. Kapasitas produksi
6. Sertifikasi yang sudah
dimiliki
PROFIL PRODUK
16
1. Bentuk komersialisasi (jual
putus/ lisensi, royalti,
konsinyasi)
2. Total omset (6 bulan
terakhir pada tahun
pelaksanaan dan periode
yang sama tahun lalu)
3. Proyeksi jumlah produk
terjual (dalam 1 tahun ke
depan)
4. Jangkauan pemasaran
(dalam kota/ luar kota/
PROFIL BISNIS
Unggah (upload) video singkat
(max 7 menit) berisi narasi yang
meliputi visualisasi produk dan
kemasan dengan jelas, kondisi
ruang produksi, tata letak
peralatan, alur produksi, fasilitas
rumah produksi, penjelasan
inovasi yang dimiliki produk
dan/ atau proses yang dilakukan
serta peningkatan manfaat atau
manfaat baru yang dimiliki dari
produk yang diajukan,
bagaimana bahan baku utama
diperoleh, bagaimana mesin/
alat utama diperoleh, siapa saja
konsumen.
VIDEO
luar provinsi/ luar negeri)
5. Sistem pemasaran offline
(toko sendiri, pusat
oleh-oleh, pasar retail)
6. Sistem pemasaran online
(marketplace, media sosial)
7. Modal perusahaan (modal
sendiri, keluarga, koperasi,
bank, modal mitra, investasi
lainnya)
8. Harga jual produk
9. Kompetitor perusahaan7. Sertifikat HKI yang sudah
dimiliki
8. Dokumentasi/ Foto produk
(produk tanpa kemasan,
produk dengan kemasan
primer dan produk dengan
kemasan sekunder jika ada)
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB II PELAKSANAAN
D. JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM
Waktu pelaksanaan : 25 Agustus – 21 September 2020
LAUNCHING, E-SOSIALISASI DAN OPEN CALL01
Waktu pelaksanaan : 25 Agustus – 21 September 2020
REGISTRASI DAN KELENGKAPAN DATA02
Waktu pelaksanaan : 28 September– 8 Oktober 2020
KURASI03
Waktu pelaksanaan : 9 Oktober 2020
PENGUMUMAN PESERTA INCUBATION CAMP04
Waktu pelaksanaan : 1 - 2 Desember 2020
PENILAIAN06
Waktu pelaksanaan : 19 Oktober – 26 Nopember 2020
Food Business Creation | 19 Oktober – 4 Nopember 2020
Food Business Process Improvement | 5 – 24 Nopember 2020
Pemantapan | 25 – 26 Nopember 2020
FOOD CAMP05
Waktu pelaksanaan : 14 Desember 2020
AWARDING/ PENGHARGAAN07
17
Waktu pelaksanaan : 2021
Added Value (Post event - Akselerasi) - Management
Coaching and Mentoring, Legal Aspects Coaching and Mentoring,
dan Networking Facilitating
FOOD BUSINESS SCALE - UP08
TIMELINE
INDONESIA FOOD INNOVATION (IFI) 2020
Registrasi & Kelengkapan data
Pengumuman Peserta Food Camp
Penilaian
Coaching & Mentoring 2021
Kurasi
Launching IFI25 Agustus 2020
28 Sep - 8 Okt 2020
19 Okt - 25 Nov 2020
14 Desember2020
25 Agust - 21 Sep 2020
9 Oktober 2020
1 - 2 Des 2020
2021
Food Camp
Awarding
3
1
2
4
6
8
5
7
18
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB II PELAKSANAAN
19
Launching program IFI dilaksanakan pada
tanggal 25 Agustus 2020, dan selanjutnya
akan dilakukan sosialisasi program IFI
sebanyak 4 (empat) kali secara virtual
(online) dengan target peserta:
1. IKM pangan existing;
2. Tenant-tenant terbaik dari inkubator
bisnis pangan di perguruan tinggi;
3. Tenant-tenant terbaik dari inkubator
bisnis pangan milik pemerintah pusat
dan pemerintah daerah;
4. Pemenang kompetisi bisnis;
5. Asosiasi dan kimunitas yang bergerak di bidang pangan; dan
6. Umum.
E. LAUNCHING DAN SOSIALISASI
1. Seleksi Administrasi
Penyaringan/ seleksi dokumen dan kelengkapan data peserta yang masuk
melalui pendaftaran online.
2. Kurasi Inovasi
Penilaian terhadap produk peserta bahwa produk tersebut memiliki
peningkatan dan/ atau kebaruan manfaat dari produk yang dihasilkan dan/
atau proses produksi yang dilakukan.
3. Kurasi Bisnis
Terhadap peserta yang sudah ditetapkan bahwa produknya memiliki
inovasi, selanjutnya akan dilakukan penilaian terhadap potensi
pengembangan bisnisnya.
Kriteria penilaian meliputi:
a. Feasibility (dapat dilakukan) dengan bobot 40%
Aspek yang dilihat dalam penilaian feasibility adalah:
F. TAHAPAN SELEKSI
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB II PELAKSANAAN
• Teknologi produksi
Kemudahan memperoleh teknologi; dan keberlanjutan dari teknologi
tersebut dari aspek efisiensi dan ramah lingkungan.
• Bahan baku utama
Sumber bahan baku utama dan kontinuitas bahan baku
b. Desirability (dibutuhkan) dengan bobot 30%
Aspek yang dilihat dalam penilaian desirability adalah:
Intermediate Product
• Keberterimaan produsen pemakai
End Product
• Memberikan value bagi konsumen
• Keluasan segmen pasar
c. Viability (bisnis dapat berjalan) dengan bobot 30%
Aspek yang dilihat dalam penilaian viability adalah:
• Keuntungan dan keberlangsungan bisnis
Sebagai kelengkapan untuk tahapan kurasi bisnis ini maka peserta diminta
untuk menyampaikan video dengan durasi maksimal 7 (tujuh) menit yang
menggambarkan:
a. Visualisasi produk dan kemasan dengan jelas;
b. Kondisi ruang produksi, tata letak perusahaan, alur produksi, dan
fasilitas rumah produksi;
c. Penjelasan inovasi yang dimiliki produk dan/ atau proses yang dilakukan
serta peningkatan manfaat atau manfaat baru yang dimiliki dari produk
yang diajukan;
d. Bagaimana bahan baku utama diperoleh;
e. Bagaimana mesin/ alat utama diperoleh; dan
f. Siapa saja konsumen produk.
4. Kurasi karakter
Yang dilakukan dengan wawancara peserta untuk melihat persistensi,
motivasi dan visi bisnis.
21
Peserta yang lolos dari seluruh rangkaian seleksi dan kurasi akan dipilih
masing-masing 20 (dua puluh) orang dari setiap kategori untuk mengikuti
food camp. Dalam hal peserta yang lolos di masing-masing kategori lebih dari
20 orang maka pemilihan akan didasarkan pada nilai tertinggi yang diperoleh
para peserta. Food camp terdiri dari 2 tahapan yaitu akselerasi bisnis dan
scalling-up bisnis.
AKSELERASI BISNIS
Pada tahapan Akselerasi Bisnis peserta terpilih akan mendapatkan dua tema
materi, yaitu: Food Business Creation dan Food Business Process
Improvement. Setiap tema terdiri dari empat topik materi, dan setiap topik
terdiri dari beberapa (3 – 4) bahasan, dengan struktur kurikulum seperti
diilustrasikan dalam Gambar 3.
G. FOOD CAMP
Gambar 3. Struktur Kurikulum Akselerasi Bisnis Indonesia Food Innovation (IFI)
FOOD
BUSINESS
CREATION
FOOD
BUSINESS
PROCESS
IMPROVEMENT
Food BusinessIndustry and
Ecosystem
Food Technologyand Innovation Financial
ManagementBranding Management
Food Safety Regulation
Operationand Quality Management
Marketing Management
New Food Product
Development
Food Business Strategy
Materi-materi yang disampaikan dalam tema Food Business Creation
bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang konsep ekosistem bisnis
dalam konteks industri pangan, pemahaman tentang dasar-dasar konsep
teknologi dan inovasi pangan, serta cara pengembangan produk pangan. Di
dalam tema materi Food Business Creation terdapat empat topik materi, yaitu:
Industri dan Ekosistem Bisnis Pangan (Food Business Industry and Ecosystem),
Teknologi dan Inovasi Pangan (Food Technology and Innovation), Strategi
Bisnis Pangan (Food Business Strategy), dan Pengembangan Produk Pangan
Baru (New Food Product Development). Tujuan dari setiap topik materi
tersebut dijelaskan lebih detail dalam silabusnya.
Materi-materi yang disampaikan dalam tema Food Business Process
Improvement bertujuan untuk memberikan keterampilan manajerial keuangan,
pemasaran, branding dan operasi dalam konteks bisnis pangan, serta
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB II PELAKSANAAN
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB II PELAKSANAAN
Kemudian tahapan selanjutnya adalah coaching, mentoring, dan facilitating
pada tiga aspek/tema, yaitu: Management, Legal Aspects, dan Networking.
Aktivitas coaching bertujuan untuk menstimulasi peserta sehingga
membangkitkan kreatifitas serta potensi dirinya. Coaching diperlukan untuk
membantu pesertamenetapkan tujuan dan sasaran bisnis, menyadari situasi
bisnis serta potensi dirinya, sehingga memampukan peserta menemukan
sendiri solusi-solusi akan masalah yang dihadapi serta jalan untuk mencapai
tujuan bisnisnya. Peningkatan skala bisnis dalam waktu yang relatif singkat
(akselerasi) dimulai dari menetapkan target-target yang jauh diatas
pencapaian sebelumnya. Untuk itu diperlukan komitmen dan persistensi yang
22
Gambar 4. Struktur Kurikulum Akselerasi Food Business Scale-Up
FOOD
BUSINESS
SCALE-UP
Food BusinessProcess
Improvement
Export, Import dan International Regulation
Information System and 4.0 Technology
for Food Business
Advanced Food Processing
pengetahuan tentang ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi dan
diterapkan untuk menjamin keamanan pangan. Di dalam tema materi Food
Business Process Improvement terdapat empat topik materi, yaitu: Manajemen
Keuangan, Manajemen Pemasaran dan Branding, Manajemen Operasi, dan
Peraturan Keamanan Pangan (Food Safety Regulation).
SCALLING-UP BISNIS
Scalling-up bisnis bertujuan untuk menghasilkan bisnis yang tumbuh (atau
mati) secara cepat dengan cara menyediakan layanan yang berfokus pada
proses edukasi dan mentoring para peserta secara intensif dalam waktu relatif
singkat. Aktivitas diawali dengan pemberian materi Food Business Creation
Scale-Up. Materi-materi yang disampaikan dalam tema Food Business
Scale-Up bertujuan untuk memberikan keterampilan tentang cara
memperbaiki proses bisnis pangan, pengetahuan tentang regulasi
internasional terkait export – import produk pangan, implementasi sistem
informasi dan teknologi 4.0 dalam bisnis pangan, serta teknologi pemrosesan
pangan terkini. Di dalam tema materi Food Business Scale-Up terdapat empat
topik materi, yaitu: Pengembangan Proses Bisnis Pangan (Food Business
Process Improvement), Regulasi Internasional dan Export-Import, Sistem
Informasi dan Teknologi 4.0 untuk Bisnis Pangan (Information System and 4.0
Technology for Food Business), serta Advance Food Processing. Struktur
kurikulum Food Business Scale-Up dapat dilihat pada Gambar 4.
Materi-materi yang disampaikan dalam tema Food Business Creation
bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang konsep ekosistem bisnis
dalam konteks industri pangan, pemahaman tentang dasar-dasar konsep
teknologi dan inovasi pangan, serta cara pengembangan produk pangan. Di
dalam tema materi Food Business Creation terdapat empat topik materi, yaitu:
Industri dan Ekosistem Bisnis Pangan (Food Business Industry and
Ecosystem), Teknologi dan Inovasi Pangan (Food Technology and Innovation),
Strategi Bisnis Pangan (Food Business Strategy), dan Pengembangan Produk
Pangan Baru (New Food Product Development). Tujuan dari setiap topik
materi tersebut dijelaskan lebih detail dalam silabusnya.
Materi-materi yang disampaikan dalam tema Food Business Process
Improvement bertujuan untuk memberikan keterampilan manajerial keuangan,
pemasaran, branding dan operasi dalam konteks bisnis pangan, serta
pengetahuan tentang ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi dan
diterapkan untuk menjamin keamanan pangan. Di dalam tema materi Food
Business Process Improvement terdapat empat topik materi, yaitu: Manajemen
Keuangan, Manajemen Pemasaran dan Branding, Manajemen Operasi, dan
Peraturan Keamanan Pangan (Food Safety Regulation).
SCALLING-UP BISNIS
Scalling-up bisnis bertujuan untuk menghasilkan bisnis yang tumbuh (atau
mati) secara cepat dengan cara menyediakan layanan yang berfokus pada
proses edukasi dan mentoring para peserta secara intensif dalam waktu relatif
singkat. Aktivitas diawali dengan pemberian materi Food Business Creation
Scale-Up. Materi-materi yang disampaikan dalam tema Food Business
Scale-Up bertujuan untuk memberikan keterampilan tentang cara
memperbaiki proses bisnis pangan, pengetahuan tentang regulasi
internasional terkait export – import produk pangan, implementasi sistem
informasi dan teknologi 4.0 dalam bisnis pangan, serta teknologi pemrosesan
pangan terkini. Di dalam tema materi Food Business Scale-Up terdapat empat
topik materi, yaitu: Pengembangan Proses Bisnis Pangan (Food Business
Process Improvement), Regulasi Internasional dan Export-Import, Sistem
Informasi dan Teknologi 4.0 untuk Bisnis Pangan (Information System and 4.0
Technology for Food Business), serta Advance Food Processing. Struktur
kurikulum Food Business Scale-Up dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Struktur Kurikulum Akselerasi Food Business Scale-Up
FOOD BUSINESSSCALE-UP
Food BusinessProcess
Improvement
Export, Import dan International Regulation
Information System and 4.0 Technology
for Food Business
Advanced Food Processing
MANAGEMENTCOACHING
AND MENTORING
Strategy: Vision, Mission, Goals,
Organizational Culture
Managerial Funcition: Operation, Marketing, Financial, HR
Process Improvement: Six
SIgma, Kaixen, Lean
To The Broader Market: Packaging Technology
LEGAL ASPECTS
COACHING AND
MENTORING
Distribution Permit
Food Safety System
International Business law
Indionesian Law
NETWORKINGFACILITATING
Promotion and Exhibition
Investors Match-making
Government and Foreign
Embassy
Facilities Linkage (with Producing Factory, Quality Assurance Lab, Branding Consultant
Gambar 5. Struktur Kurikulum Scale-Up Bisnis Indonesia Food Innovation (IFI)
23
sangat tinggi. Komitmen tinggi hanya bisa dimiliki bila penetapan target-target
tersebut dilakukan sendiri oleh peserta. Dalam hal ini seorang business coach
berperan membantu peserta menyadari potensi entrepreneurial capital yang
dimilikinya dan men-challenge peserta untuk memaksimalkan potensi
tersebut. Setelah itu, coach membimbing peserta untuk menetapkan
langkah-langkah realistis yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan
bisnisnya. Jadi business coach sebenarnya tidak memberikan solusi atau resep
bisnis, melainkan menstimulasi peserta untuk menemukan solusinya sendiri.
Pengetahuan dan pengalaman bisnis sangat membantu efektifitas proses
coaching, meskipun sebenarnya tidak mutlak harus dimiliki oleh seorang
coach.
Selanjutnya untuk meningkatkan keberhasilan para peserta menjalankan
bisnisnya, diperlukan mentor yang ‘menyertainya’ dan menunjukkan
langkah-langkah yang perlu diambil. Mentor bisnis adalah pelaku bisnis yang
sudah berpengalaman menjalankan bisnis, dengan skala yang lebih besar, di
industri yang sama dan mengetahui seluk beluk industrinya (serial
entrepreneurs). Para mentor diharapkan bersedia mengajarkan pengetahuan,
menceritakan pengalaman, menularkan karakter, dan membagikan jaringan
bisnis (networks) nya untuk membantu peserta meningkatkan skala bisnis. Hal
ini bisa terjadi karena mentor sudah pernah menjalankan bisnis di skala yang
lebih besar.
Meskipun proses coaching, mentoring, dan facilitating fleksibel, mengikuti
kondisi bisnis tiap peserta, akan lebih baik bila ada panduan untuk setiap
aspek/ tema coaching & mentoring. Pada scaling-up bisnis pangan ini, tiap
aspek terdiri dari sekitar empat topik, dan setiap topik terdiri dari beberapa
bahasan. Struktur kurikulum scale-up bisnis pangan diilustrasikan dalam
Gambar 5.
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB II PELAKSANAAN
FOOD CAMP
24
Aktivitas coaching & mentoring pada aspek manajemen bertujuan untuk
membantu peserta menetapkan dan mengklarifikasi visi, misi, dan
target-target bisnisnya serta budaya organisasi yang ingin dibangun. Untuk
mencapainya, peserta perlu membuat strategi dan merencanakan aktivitas
manajerial (operasi, pemasaran, branding, sumber daya manusia, dan
keuangan) dan process improvement. Business coach membantu peserta
membuat perencanaan yang challenging namun tetap terukur dan achievable.
Mentor mendampingi dan memberi petunjuk kepada peserta cara untuk
menjalankan rencana-rencana tersebut serta informasi lain yang diperlukan.
Selain topik-topik yang terkait dengan strategi, fungsi manajerial, dan process
improvement, tidak tertutup kemungkinan untuk aspek teknis lain yang terkait
dengan teknologi, bahan baku, dan produksi.
Aktivitas mentoring pada aspek legal bertujuan untuk membantu peserta
mengetahui hal-hal terkait peraturan dan hukum yang perlu diketahui dan
dipenuhi untukmemasarkan produk-produknya di dalam maupun di luar
negeri. Hal-hal yang dibahas diantaranya, namun tidak terbatas pada,
aturan-aturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), ISO, Hazard
Analysis and Critical Control Points (HACCP), Good Manufacturing Practices
(GMP), British Retail Consortium (BRC), Food and Drug Administration (FDA)
dan perijinan usaha lainnya. Mentor diharapkan memberi petunjuk teknis pada
peserta tentang cara memenuhi aturan-aturan tersebut dan mendapatkan ijin
serta sertifikat yang diperlukan.
Pada prinsipnya, akselerator bisnis berperan memperkuat entrepreneurial
capital yang diperlukan para peserta untuk membesarkan bisnisnya dalam
waktu relatif singkat (accelerated). Sebagian dari entrepreneurial capital ini
bisa dibangun dari dalam diri peserta (terutama human capital), namun
sebagian besar (social capital, financial capital, industrial capital), bila ingin
diperoleh secara cepat,harus dihimpun dari jejaring melalui kerjasama mutual.
Untuk itu diperlukan aktivitas-aktivitas yang mempertemukan kepentingan
peserta dengan kepentingan jejaring. Aktivitas networking dirancang untuk
memamerkan dan mempromosikan produk dan bisnis para peserta serta
membuka peluang investasi bagi para investor. Selain itu ada aktivitas untuk
memfasilitasi kerjasama antara para peserta dengan lembaga atau organisasi
yang memiliki fasilitas produksi dan uji produk serta teknologi yang diperlukan
para peserta. Untuk membuka peluang para peserta melakukan ekspor,
aktifitas networking juga mempertemukan para peserta dengan para pejabat
atase perdagangan.
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB II PELAKSANAAN
2325
Setelah mengikuti food camp, terhadap para peserta akan dilakukan penilaian
oleh Tim Penilai bahwa pendampingan yang diberikan oleh para ahli di bidang
bisnis dan teknik memberikan hasil nyata pada bisnis mereka. Pada tahap
penilaian ini, kriterianya ditekankan pada:
1. Kesungguhan dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan food camp; dan
2. Rencana pengembangan bisnis yang disusun.
Pada tahap presentasi bussiness acceleration plan aspek penilaian yang dilihat
meliputi:
a. Aspek ekspansi bisnis dengan bobot 50 %
b. Aspek kesiapan sumber daya untuk ekspansi operasional dengan bobot
25 %
c. Aspek kesiapan sumber daya untuk ekspansi pasar dengan bobot 25 %
Rubrik penilaian:
H. PENILAIAN
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB II PELAKSANAAN
Topik Keluaran
Indikator Keluaran
Level 1 (Nilai = s/d 60)
Level 2 (Nilai = 61 - 80)
Level 3 (Nilai = 81 - 100)
Ekspansi Bisnis
(50%)
Mampu menetapkan strategi dan membuat rencana aksi untuk memperbesar produksi dan market share dalam jangka pendek, menengah dan panjang
Merencanakan ekspansi operasional maupun pemasaran, namun tidak sejalan dengan analisis matrix TOWS
Mampu merencanakan ekspansi operasional maupun pemasaran berdasarkan analisis matrix TOWS yang rasional namun parsial
Mampu merencanakan ekspansi operasional maupun pemasaran berdasarkan analisis matrix TOWS yang komprehensif dan rasional
Kesiapan Sumber Daya
untuk Ekspansi
Operasional
(25%)
Mampu menghitung nilai (valuasi) bisnis
Tidak memiliki sumber daya, namun mengetahui cara mengaksesnya
Memiliki sebagian sumber daya (entrepreneur capital) yang diperlukan untuk ekspansi operasional
Memiliki semua sumber daya (entrepreneur capital) yang diperlukan untuk ekspansi operasional
Kesiapan Sumber Daya
untuk Ekspansi
Pasar
(25%)
Mampu menghitung nilai (valuasi) bisnis
Tidak memiliki sumber daya, namun mengetahui cara mengaksesnya
Memiliki sebagian sumber daya (entrepreneur capital) yang diperlukan untuk ekspansi pasar
Memiliki semua sumber daya (entrepreneur capital) yang diperlukan untuk ekspansi pasar
Awarding/ penghargaan akan diberikan kepada 3 (tiga) peserta terbaik dari
hasil penjurian pada masing-masing kategori. Bentuk penghargaan berupa
piagam dan uang pembinaan, dengan besarannya sebagai berikut:
I. AWARDING/ PENGHARGAAN
Untuk penilaian akhir terhadap 40 IKM peserta IFI 2020 mempertimbangkan
aspek penilaian yang meliputi:
1. Kurasi Inovasi dan Bisnis dengan bobot 15%
2. Penilaian Food Camp dengan bobot 85%
a. Kehadiran selama Food Camp dengan bobot 5%
b. Presentasi Food Business Creation dengan bobot 20%
c. Presentasi Food Business Process Improvement dengan bobot 15%
d. Presentasi Business Accelaration Plan dengan bobot 50%
e. Test dengan bobot 10%
3. Pertimbangan kepakaran Tim Penilai IFI 2020
Hadiah Uang Tunai
Rp. 40.000.000,-
Hadiah Uang Tunai
Rp. 25.000.000,-
Hadiah Uang Tunai
Rp. 15.000.000,-
KATEGORI PRODUK PANGAN ANTARA
KATEGORI PRODUK PANGAN OLAHAN
Hadiah Uang Tunai
Rp. 40.000.000,-
Hadiah Uang Tunai
Rp. 25.000.000,-
Hadiah Uang Tunai
Rp. 15.000.000,-
26
BAB III
PARA PEMENANG
IFI 2020
28
PEMENANG KATEGORI PANGAN ANTARA
(INTERMEDIATE PRODUCT WINNER)
1. PT BERKAH INOVASI KREATIF INDONESIA (BIKI)
PRODUK : CHITOSAN PELAPIS BUAH (COATING) “CHITASIL”
PEMENANG IFI 2020
2. PT RUMAH MOCAF INDONESIA
PRODUK : TEPUNG MOCAF “MOCAFINE”
29
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB III PARA PEMENANG IFI 2020
3. CV RAMU PADU NUSANTARA
PRODUK : SIRUP DARI REMPAH, BUAH DAN BUNGA “MOONSHINE”
1. CV ROSALIE KALYANA BALI
PRODUK : KEJU “ROSALIE”
PEMENANG KATEGORI PANGAN AKHIR
(END PRODUCT WINNER)
30
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB III PARA PEMENANG IFI 2020
2. BEEMA BOGA ARTA
PRODUK : MADU “BEEMA”
2. KREASI KRISPY INDONESIA
PRODUK : SNACK KENTANG “UNICORN DROPS”
BAB IV
EVALUASI
DAN PELAPORAN
Peserta diwajibkan untuk memberikan laporan tentang perkembangan
bisnisnya. Laporan disampaikan 6 bulan dan 1 tahun setelah selesai mengikuti
food camp kepada Direktorat IKM Pangan, Barang dari Kayu dan Furnitur -
Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka – Kementerian
Perindustrian. Laporan ini akan dipergunakan sebagai:
1. Bahan acuan dan pertimbangan dalam fasilitasi yang perlu diberikan
kepada peserta; dan
2. Bahan evaluasi program IFI.
EVALUASI DAN PELAPORAN
32
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB IV EVALUASI & LAPORAN
33
1. SCALE UP BATCH 2020
3. IFI TEMA 2021
2. IFI ACCELERATION ACTIVITY FLOW (2021)
BATCH 2
Februari:
Menemukan
coaches/mentors
yang sesuai dengan
kebutuhan tiap
tenant.
Maret:
Materi Business Scale
Up (untuk 20 peserta
terpilih PLUS)
April – Desember:
Coaching and
Facilitating
monthly monitoring
January: Identifikasi
Kebutuhan Spesifik
tiap tenant (20
peserta terpilih)
Aspek teknologi,
Legal, Bisnis
(Marketing,
Financing)
- Technology aspects Process improvement, Packaging, etc.
- Legal aspect
- Marketing aspect?? Exhibitions, Networking Financing aspect?? Investor match-making
- Operation, Human Resource Aspects.
Kriteria:
1. Umur industri 1 – 5 tahun sesuai dengan IUI/ IUMK/ NIB (ijin usaha)
atau badan hukum yang masih kelompok industri kecil sehingga ada
tolak ukur keberhasilan
2. Minimum omset penjualan Rp. 25 juta per bulan
3. Jumlah pegawai minimum 5 orang dan maksimum 30 orang pegawai
tetap
PROGRAM IFI 2021
Indonesia Food Innovation
“Promoting Sustainable Supply Chain and Added Value through
Innovation to Serve the Dynamic Markets”
Makna Tema:
Pengembangan kapasitas bisnis untuk pelaku industri pangan yang
memberikan solusi supply chain dan added value kepada komoditas bahan
pangan Indonesia melalui inovasi yang berkelanjutan untuk memenuhi
perubahan pasar yang dinamis.
BAB V
DOKUMENTASI
36
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI KECIL,
MENENGAH DAN ANEKA PADA ACARA LAUNCHING
“INDONESIA FOOD INNOVATION (IFI)”
JAKARTA, 25 AGUSTUS 2020
Yth.
1. Direktur IKM Pangan, Barang dari Kayu dan Furnitur;
2. Para Eselon II di Lingkungan Kementerian Perindustrian atau yang
mewakili;
3. Para Kepala Dinas Yang Membidangi Perindustrian di Provinsi/ Kab
paten/ Kota di seluruh Indonesia;
4. Direktur Pembelajaran Universitas Prasetiya Mulya dan juga selaku
Ketua Asosiasi Pendidik Kewirausahaan Indonesia;
5. Ketua Inkubator Bisnis Technopark, Universitas Pembangunan Nasional
(UPN) Veteran Surabaya;
6. Para Ketua Asosiasi Industri/ Lembaga Yang Terkait Makanan dan
Minuman;
7. Para Kepala Inkubator Bisnis dari Universitas – Universitas di Indonesia;
8. Tim Business Venture Development Institute – Universitas Prasetiya
Mulya;
9. Para tamu undangan dan seluruh peserta; dan
10. Rekan-rekan media yang saya banggakan.
Peluang tersebut sangat mungkin kita capai, melihat semakin banyaknya sumber
daya manusia produktif berusia muda yang berwirausaha serta bermunculannya
inkubator-inkubator bisnis yang mencetak startup, khususnya di bidang makanan
dan minuman. Fenomena ini tentu sangat menggembirakan dan diharapkan dapat
ikut andil dalam melakukan lompatan kemajuan bagi ekonomi negara kita.
Untuk dapat mengakselerasi para pelaku IKM makanan dan minuman pemula ini,
maka pembinaan dan pendampingan yang tepat dari para ahli di bidang bisnis
maupun teknis, diharapkan dapat mempercepat dan meningkatkan kualitas teknis
dan manajerial yang pada akhirnya dapat meningkatkan skala bisnis mereka.
Program IFI 2020 merupakan program akselerasi bisnis bagi IKM pangan inovatif,
memberikan kesempatan bagi IKM pemula yang berkeinginan tinggi
mengembangkan bisnis mereka menuju IKM modern yang marketable, profitable
dan sustainable. Selain nilai inovasi, tantangan akan penggunaan bahan baku lokal
juga menjadi perhatian pada program IFI, hal ini untuk memacu para IKM pangan
memanfaatkan sumber daya lokal Indonesia yang melimpah.
Hadirin sekalian,
Acara launching ini dilaksanakan sebagai ajang pengenalan rangkaian program IFI
dan informasi ini diharapkan dapat dijangkau oleh IKM pangan serta masyarakat di
seluruh Indonesia. Pada kesempatan ini juga, Direktorat Jenderal Industri Kecil
Menengah dan Aneka mengajak industi-industri pangan di seluruh Indonesia untuk
berpartisipasi dan ikut serta dalam program IFI.
Kami juga mendorong seluruh pihak diantaranya para Kepala Dinas yang
membidangi perindustrian, para Ketua Inkubator Bisnis, dan para Ketua Asosiasi
untuk bersama-sama menumbuhkan dan mengembangkan wirausaha baru di
bidang pangan.
Akhir kata saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak atas terlaksananya
kegiatan pada hari ini dan dengan ini saya menyatakan bahwa rangkaian program
“Indonesia Food Innovation (IFI)” saya buka secara resmi. Semoga kegiatan ini
bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat dan bangsa serta bagi industri
pangan di Indonesia.
Terima kasih.
wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 25 Agustus 2020
DIREKTUR JENDERAL IKMA
GATI WIBAWANINGSIH
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya, pada hari ini kita dapat
berkumpul bersama secara virtual dalam suasana penuh kebahagiaan pada acara
launching “Indonesia Food Innovation (IFI)” sebagai kick-off dari rangkaian
program Indonesia Food Innovation (IFI) tahun 2020.
Hadirin yang saya hormati,
Industri pengolahan nonmigas memiliki peranan yang penting bagi perekonomian
nasional, hal ini tercermin dari nilai kontribusi industri pengolahan nomigas
terhadap PDB Nasional pada triwulan II tahun 2020 sebesar 17,83%. Dari segi
neraca perdagangan, kontribusi ekspor industri pengolahan nonmigas mencapai
79,52% terhadap total eskpor nasional atau sebesar USD 76,41 Miliar.
Sektor industri makanan dan minuman merupakan satu dari sekian sektor industri
pengolahan nonmigas yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Industri makanan dan minuman menyumbang 39,51% dari nilai PDB industri
nonmigas atau 7,04% dari total PDB Nasional dengan kontribusi nilai ekspor
sebesar 13,74%. Dari nilai tersebut, sebagiannya merupakan kontribusi IKM
makanan dan minuman yang berjumlah sekitar 1,86 juta unit usaha atau 43,41% dari
total unit usaha IKM secara keseluruhan. Di samping itu, IKM makanan dan
minuman mampu menyerap sekitar 4,11 juta tenaga kerja sehingga menjadikannya
sebagai industri padat karya.
Mengacu kepada data tersebut, dapat dilihat IKM makanan dan minuman
memainkan peran penting sebagai komponen pemberdayaan masyarakat di
Indonesia. Akan tetapi di sisi lain, masih banyak permasalahan yang menjadi
hambatan bagi kemajuan IKM, diantaranya keterbatasan modal, manajemen yang
belum profesional, belum terpenuhinya standar dan legalitas usaha, serta
terbatasnya inovasi. Dari sisi eksternal, IKM juga dihadapkan dengan berbagai
tantangan dalam menjalankan usahanya seperti ketidakpastian pasokan, pesaing
baru, kehadiran produk baru, serta permintaan pasar yang sangat dinamis.
Selain pasar dalam negeri yang menjadi pasar utama, pasar global membuka
peluang ekspor produk-produk IKM makanan dan minuman Indonesia. Untuk itu,
para IKM perlu mempersiapkan diri, melakukan adaptasi dan berinovasi dengan
membaca trend dan kebutuhan pasar baik dalam negeri maupun ekspor.
Pemerintah menjadikan IKM sebagai salah satu prioritas dalam kebijakan ekonomi
apalagi di tengah masa pandemi pada saat ini, yaitu melalui berbagai insentif dan
program kegiatan untuk mendorong agar IKM Indonesia dapat rebound dan
semakin unggul serta mampu menghadapi persaingan tinggi. Untuk mendorong
tumbuhnya IKM yang inovatif, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat
Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, melakukan berbagai kegiatan
pemberdayaan, salah satunya dengan menginisiasi program Indonesia Food
Inovation yang pelaksanaannya baru dimulai pada tahun 2020 ini.
Hadirin yang saya hormati,
Pandemi Covid-19 saat ini telah menghantam perekonomian di banyak negara,
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2020 berada di angka minus
5,32 persen, sedangkan ekonomi negara-negara maju bahkan ada yang mencapai
minus belasan persen. Ancaman krisis ekonomi yang terjadi di hampir seluruh
belahan dunia ini justru harus kita memanfaatkan sebagai momentum dan peluang
mengejar ketertinggalan.
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB V DOKUMENTASI
37
Peluang tersebut sangat mungkin kita capai, melihat semakin banyaknya sumber
daya manusia produktif berusia muda yang berwirausaha serta bermunculannya
inkubator-inkubator bisnis yang mencetak startup, khususnya di bidang makanan
dan minuman. Fenomena ini tentu sangat menggembirakan dan diharapkan dapat
ikut andil dalam melakukan lompatan kemajuan bagi ekonomi negara kita.
Untuk dapat mengakselerasi para pelaku IKM makanan dan minuman pemula ini,
maka pembinaan dan pendampingan yang tepat dari para ahli di bidang bisnis
maupun teknis, diharapkan dapat mempercepat dan meningkatkan kualitas teknis
dan manajerial yang pada akhirnya dapat meningkatkan skala bisnis mereka.
Program IFI 2020 merupakan program akselerasi bisnis bagi IKM pangan inovatif,
memberikan kesempatan bagi IKM pemula yang berkeinginan tinggi
mengembangkan bisnis mereka menuju IKM modern yang marketable, profitable
dan sustainable. Selain nilai inovasi, tantangan akan penggunaan bahan baku lokal
juga menjadi perhatian pada program IFI, hal ini untuk memacu para IKM pangan
memanfaatkan sumber daya lokal Indonesia yang melimpah.
Hadirin sekalian,
Acara launching ini dilaksanakan sebagai ajang pengenalan rangkaian program IFI
dan informasi ini diharapkan dapat dijangkau oleh IKM pangan serta masyarakat di
seluruh Indonesia. Pada kesempatan ini juga, Direktorat Jenderal Industri Kecil
Menengah dan Aneka mengajak industi-industri pangan di seluruh Indonesia untuk
berpartisipasi dan ikut serta dalam program IFI.
Kami juga mendorong seluruh pihak diantaranya para Kepala Dinas yang
membidangi perindustrian, para Ketua Inkubator Bisnis, dan para Ketua Asosiasi
untuk bersama-sama menumbuhkan dan mengembangkan wirausaha baru di
bidang pangan.
Akhir kata saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak atas terlaksananya
kegiatan pada hari ini dan dengan ini saya menyatakan bahwa rangkaian program
“Indonesia Food Innovation (IFI)” saya buka secara resmi. Semoga kegiatan ini
bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat dan bangsa serta bagi industri
pangan di Indonesia.
Terima kasih.
wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 25 Agustus 2020
DIREKTUR JENDERAL IKMA
GATI WIBAWANINGSIH
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya, pada hari ini kita dapat
berkumpul bersama secara virtual dalam suasana penuh kebahagiaan pada acara
launching “Indonesia Food Innovation (IFI)” sebagai kick-off dari rangkaian
program Indonesia Food Innovation (IFI) tahun 2020.
Hadirin yang saya hormati,
Industri pengolahan nonmigas memiliki peranan yang penting bagi perekonomian
nasional, hal ini tercermin dari nilai kontribusi industri pengolahan nomigas
terhadap PDB Nasional pada triwulan II tahun 2020 sebesar 17,83%. Dari segi
neraca perdagangan, kontribusi ekspor industri pengolahan nonmigas mencapai
79,52% terhadap total eskpor nasional atau sebesar USD 76,41 Miliar.
Sektor industri makanan dan minuman merupakan satu dari sekian sektor industri
pengolahan nonmigas yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Industri makanan dan minuman menyumbang 39,51% dari nilai PDB industri
nonmigas atau 7,04% dari total PDB Nasional dengan kontribusi nilai ekspor
sebesar 13,74%. Dari nilai tersebut, sebagiannya merupakan kontribusi IKM
makanan dan minuman yang berjumlah sekitar 1,86 juta unit usaha atau 43,41% dari
total unit usaha IKM secara keseluruhan. Di samping itu, IKM makanan dan
minuman mampu menyerap sekitar 4,11 juta tenaga kerja sehingga menjadikannya
sebagai industri padat karya.
Mengacu kepada data tersebut, dapat dilihat IKM makanan dan minuman
memainkan peran penting sebagai komponen pemberdayaan masyarakat di
Indonesia. Akan tetapi di sisi lain, masih banyak permasalahan yang menjadi
hambatan bagi kemajuan IKM, diantaranya keterbatasan modal, manajemen yang
belum profesional, belum terpenuhinya standar dan legalitas usaha, serta
terbatasnya inovasi. Dari sisi eksternal, IKM juga dihadapkan dengan berbagai
tantangan dalam menjalankan usahanya seperti ketidakpastian pasokan, pesaing
baru, kehadiran produk baru, serta permintaan pasar yang sangat dinamis.
Selain pasar dalam negeri yang menjadi pasar utama, pasar global membuka
peluang ekspor produk-produk IKM makanan dan minuman Indonesia. Untuk itu,
para IKM perlu mempersiapkan diri, melakukan adaptasi dan berinovasi dengan
membaca trend dan kebutuhan pasar baik dalam negeri maupun ekspor.
Pemerintah menjadikan IKM sebagai salah satu prioritas dalam kebijakan ekonomi
apalagi di tengah masa pandemi pada saat ini, yaitu melalui berbagai insentif dan
program kegiatan untuk mendorong agar IKM Indonesia dapat rebound dan
semakin unggul serta mampu menghadapi persaingan tinggi. Untuk mendorong
tumbuhnya IKM yang inovatif, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat
Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, melakukan berbagai kegiatan
pemberdayaan, salah satunya dengan menginisiasi program Indonesia Food
Inovation yang pelaksanaannya baru dimulai pada tahun 2020 ini.
Hadirin yang saya hormati,
Pandemi Covid-19 saat ini telah menghantam perekonomian di banyak negara,
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2020 berada di angka minus
5,32 persen, sedangkan ekonomi negara-negara maju bahkan ada yang mencapai
minus belasan persen. Ancaman krisis ekonomi yang terjadi di hampir seluruh
belahan dunia ini justru harus kita memanfaatkan sebagai momentum dan peluang
mengejar ketertinggalan.
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB V DOKUMENTASI
38
Peluang tersebut sangat mungkin kita capai, melihat semakin banyaknya sumber
daya manusia produktif berusia muda yang berwirausaha serta bermunculannya
inkubator-inkubator bisnis yang mencetak startup, khususnya di bidang makanan
dan minuman. Fenomena ini tentu sangat menggembirakan dan diharapkan dapat
ikut andil dalam melakukan lompatan kemajuan bagi ekonomi negara kita.
Untuk dapat mengakselerasi para pelaku IKM makanan dan minuman pemula ini,
maka pembinaan dan pendampingan yang tepat dari para ahli di bidang bisnis
maupun teknis, diharapkan dapat mempercepat dan meningkatkan kualitas teknis
dan manajerial yang pada akhirnya dapat meningkatkan skala bisnis mereka.
Program IFI 2020 merupakan program akselerasi bisnis bagi IKM pangan inovatif,
memberikan kesempatan bagi IKM pemula yang berkeinginan tinggi
mengembangkan bisnis mereka menuju IKM modern yang marketable, profitable
dan sustainable. Selain nilai inovasi, tantangan akan penggunaan bahan baku lokal
juga menjadi perhatian pada program IFI, hal ini untuk memacu para IKM pangan
memanfaatkan sumber daya lokal Indonesia yang melimpah.
Hadirin sekalian,
Acara launching ini dilaksanakan sebagai ajang pengenalan rangkaian program IFI
dan informasi ini diharapkan dapat dijangkau oleh IKM pangan serta masyarakat di
seluruh Indonesia. Pada kesempatan ini juga, Direktorat Jenderal Industri Kecil
Menengah dan Aneka mengajak industi-industri pangan di seluruh Indonesia untuk
berpartisipasi dan ikut serta dalam program IFI.
Kami juga mendorong seluruh pihak diantaranya para Kepala Dinas yang
membidangi perindustrian, para Ketua Inkubator Bisnis, dan para Ketua Asosiasi
untuk bersama-sama menumbuhkan dan mengembangkan wirausaha baru di
bidang pangan.
Akhir kata saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak atas terlaksananya
kegiatan pada hari ini dan dengan ini saya menyatakan bahwa rangkaian program
“Indonesia Food Innovation (IFI)” saya buka secara resmi. Semoga kegiatan ini
bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat dan bangsa serta bagi industri
pangan di Indonesia.
Terima kasih.
wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 25 Agustus 2020
DIREKTUR JENDERAL IKMA
GATI WIBAWANINGSIH
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya, pada hari ini kita dapat
berkumpul bersama secara virtual dalam suasana penuh kebahagiaan pada acara
launching “Indonesia Food Innovation (IFI)” sebagai kick-off dari rangkaian
program Indonesia Food Innovation (IFI) tahun 2020.
Hadirin yang saya hormati,
Industri pengolahan nonmigas memiliki peranan yang penting bagi perekonomian
nasional, hal ini tercermin dari nilai kontribusi industri pengolahan nomigas
terhadap PDB Nasional pada triwulan II tahun 2020 sebesar 17,83%. Dari segi
neraca perdagangan, kontribusi ekspor industri pengolahan nonmigas mencapai
79,52% terhadap total eskpor nasional atau sebesar USD 76,41 Miliar.
Sektor industri makanan dan minuman merupakan satu dari sekian sektor industri
pengolahan nonmigas yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Industri makanan dan minuman menyumbang 39,51% dari nilai PDB industri
nonmigas atau 7,04% dari total PDB Nasional dengan kontribusi nilai ekspor
sebesar 13,74%. Dari nilai tersebut, sebagiannya merupakan kontribusi IKM
makanan dan minuman yang berjumlah sekitar 1,86 juta unit usaha atau 43,41% dari
total unit usaha IKM secara keseluruhan. Di samping itu, IKM makanan dan
minuman mampu menyerap sekitar 4,11 juta tenaga kerja sehingga menjadikannya
sebagai industri padat karya.
Mengacu kepada data tersebut, dapat dilihat IKM makanan dan minuman
memainkan peran penting sebagai komponen pemberdayaan masyarakat di
Indonesia. Akan tetapi di sisi lain, masih banyak permasalahan yang menjadi
hambatan bagi kemajuan IKM, diantaranya keterbatasan modal, manajemen yang
belum profesional, belum terpenuhinya standar dan legalitas usaha, serta
terbatasnya inovasi. Dari sisi eksternal, IKM juga dihadapkan dengan berbagai
tantangan dalam menjalankan usahanya seperti ketidakpastian pasokan, pesaing
baru, kehadiran produk baru, serta permintaan pasar yang sangat dinamis.
Selain pasar dalam negeri yang menjadi pasar utama, pasar global membuka
peluang ekspor produk-produk IKM makanan dan minuman Indonesia. Untuk itu,
para IKM perlu mempersiapkan diri, melakukan adaptasi dan berinovasi dengan
membaca trend dan kebutuhan pasar baik dalam negeri maupun ekspor.
Pemerintah menjadikan IKM sebagai salah satu prioritas dalam kebijakan ekonomi
apalagi di tengah masa pandemi pada saat ini, yaitu melalui berbagai insentif dan
program kegiatan untuk mendorong agar IKM Indonesia dapat rebound dan
semakin unggul serta mampu menghadapi persaingan tinggi. Untuk mendorong
tumbuhnya IKM yang inovatif, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat
Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, melakukan berbagai kegiatan
pemberdayaan, salah satunya dengan menginisiasi program Indonesia Food
Inovation yang pelaksanaannya baru dimulai pada tahun 2020 ini.
Hadirin yang saya hormati,
Pandemi Covid-19 saat ini telah menghantam perekonomian di banyak negara,
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2020 berada di angka minus
5,32 persen, sedangkan ekonomi negara-negara maju bahkan ada yang mencapai
minus belasan persen. Ancaman krisis ekonomi yang terjadi di hampir seluruh
belahan dunia ini justru harus kita memanfaatkan sebagai momentum dan peluang
mengejar ketertinggalan.
Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah
dan Aneka terus mendorong pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
Pangan di Indonesia yang mempunyai inovasi produk dan/atau proses dan
berbahan baku utama sumber daya lokal agar siap menjadi industri pangan yang
marketable, profitable, dan sustainable. Upaya tersebut di implementasikan
dengan melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan, salah satunya dengan
menginisiasi program Indonesia Food Inovation yang pelaksanaannya dimulai
pada tahun 2020 ini.
“Indonesia Food Innovation yang kami luncurkan ini juga dalam rangka
mendorong tumbuhnya inovasi dan pengembangan (scalling up) bisnis pada IKM
khususnya komoditi pangan” kata Dirjen IKMA Gati Wibawaningsih pada acara
launching Program Indonesia Food Inovation melalui media virtual, Selasa (25/8)
Dirjen IKMA menjelaskan, Indonesia Food Innovation (IFI) yang merupakan
program akselerasi bisnis bagi IKM pangan inovatif, memberikan kesempatan bagi
IKM pemula yang berkeinginan tinggi mengembangkan bisnis mereka menuju IKM
moderen yang marketable, profitable dan sustainable. “Selain nilai inovasi,
tantangan akan penggunaan bahan baku lokal juga menjadi perhatian pada
program IFI, hal ini untuk memacu para IKM pangan memanfaatkan sumber daya
lokal Indonesia yang melimpah.” terang Gati.
Menurut Gati, banyaknya sumber daya manusia produktif berusia muda yang
berwirausaha serta bermunculannya inkubator-inkubator bisnis yang mencetak
startup, khususnya di bidang makanan dan minuman saat ini juga diharapkan
dapat ikut andil dalam melakukan lompatan kemajuan bagi ekonomi negara kita.
Diketahui IKM makanan dan minuman memainkan peran penting sebagai
komponen pemberdayaan masyarakat di Indonesia, berdasarkan data terdapat
sekitar 1,86 juta unit usaha atau 43,41% dari total unit usaha IKM secara
keseluruhan serta mampu menyerap 4,11 juta tenaga kerja di Indonesia.
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB V DOKUMENTASI
39
Siaran Pers (Launching)
Dorong Inovasi Produk Pangan, Kemenperin Luncurkan Program Indonesia Food Innovation
Akan tetapi di sisi lain, masih banyak permasalahan yang menjadi hambatan
bagi kemajuan IKM, diantaranya keterbatasan modal, manajemen yang belum
profesional, belum terpenuhinya standar dan legalitas usaha, serta terbatasnya
inovasi. Dari sisi eksternal dihadapkan dengan ketidakpastian pasokan,
munculnya pesaing, produk baru, dan permintaan pasar yang sangat dinamis.
“Oleh karena itu, IKM perlu mempersiapkan diri, harus mampu beradaptasi dan
berinovasi dengan membaca trend dan kebutuhan pasar dalam negeri maupun
ekspor.” jelas Gati.
Pada acara launching Indonesia Food Innovation (IFI) 2020 ini Direktorat
Jenderal IKMA menghadirkan narasumber yang memberikan insight tentang
perkembangan industri pangan, trend inkubator bisnis, serta pentingnya
akselerasi dalam bentuk coaching dan mentoring, baik di bidang teknis
maupun bisnis.
Narasumber yang hadir yaitu Direktur IKM Pangan, Barang dari Kayu dan
Furniture, Sri Yunianti; Direktur Pembelajaran Universitas Prasetiya Mulya dan
juga selaku Ketua Asosiasi Pendidik Kewirausahaan Indonesia, Eko Suhartanto;
dan Ketua Inkubator Bisnis Technopark, Universitas Pembangunan Nasional
(UPN) Veteran Surabaya, Edi Mulyadi.
“Untuk dapat mengakselerasi para pelaku IKM makanan dan minuman pemula
ini, maka pembinaan dan pendampingan yang tepat dari para ahli di bidang
bisnis maupun teknis, diharapkan dapat mempercepat dan meningkatkan
kualitas teknis dan manajerial yang pada akhirnya dapat meningkatkan skala
bisnis mereka.” ungkap Gati.
Gati menegaskan, diperlukan adanya kerjasama antara pihak terkait untuk
menciptakan IKM inovatif pangan, “Kami juga mendorong seluruh pihak
diantaranya para Kepala Dinas yang membidangi perindustrian, para Ketua
Inkubator Bisnis, dan para Ketua Asosiasi untuk bersama-sama menumbuhkan
dan mengembangkan wirausaha baru di bidang pangan.” tambahnya.
Ditjen IKMA telah menyiapkan banyak benefit bagi yang lolos kurasi dari
program IFI, peserta terpilih akan mengikuti program Food Camp yang akan
mendapatkan Coaching dan Mentoring dari para pakar profesional untuk
meningkatkan kepabilitas baik dari segi aspek teknis maupun bisnis menuju
IKM pangan modern.
Ada 2 kategori peserta yang akan mengikuti coaching yaitu peserta dengan
kategori produk antara (Intermediate Product) dan Kategori produk pangan
akhir (End Product) dengan hadiah uang tunai masing-masing sebesar 40 juta
untuk juara 1, 25 juta untuk juara 2 dan 15 juta untuk juara 3.
Pemenang dari program ini juga akan mendapatkan berbagai prioritas untuk
mengikuti akselerasi lanjutan pengembangan bisnis melalui Coaching dan
Mentoring eksklusif Scaling up usaha, lalu memperoleh fasilitasi sertifikasi
HACCP atau sertifikat lain yang dibutuhkan dalam peningkatan daya saing dan
mengikuti berbagai macam event pameran, investor matchmaking, dan
fasilitasi membership e-commerce global.
Melalui acara Launching ini, rangkaian pelaksanaan IFI 2020 secara resmi
dibuka dan Direktorat Jenderal IKMA mengajak industi-industri pangan di
seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dan ikut serta dalam program ini. Untuk
mengikuti program Indonesia Food Innovation (IFI) 2020 dapat mendaftar
melalui tautan kemenperin.IFI.go.id. Informasi lebih lanjut terkait program
tersebut dapat diperoleh melalui akun instagram Indonesia Food Innovation
@ifi.kemenperin ataupun akun instagram Direktorat Jenderal Industri Kecil,
Menengah dan Aneka @ditjenikma.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.
Jakarta, 25 Agustus 2020
Ditjen IKMA Kementerian Perindustrian
Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah
dan Aneka terus mendorong pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
Pangan di Indonesia yang mempunyai inovasi produk dan/atau proses dan
berbahan baku utama sumber daya lokal agar siap menjadi industri pangan yang
marketable, profitable, dan sustainable. Upaya tersebut di implementasikan
dengan melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan, salah satunya dengan
menginisiasi program Indonesia Food Inovation yang pelaksanaannya dimulai
pada tahun 2020 ini.
“Indonesia Food Innovation yang kami luncurkan ini juga dalam rangka
mendorong tumbuhnya inovasi dan pengembangan (scalling up) bisnis pada IKM
khususnya komoditi pangan” kata Dirjen IKMA Gati Wibawaningsih pada acara
launching Program Indonesia Food Inovation melalui media virtual, Selasa (25/8)
Dirjen IKMA menjelaskan, Indonesia Food Innovation (IFI) yang merupakan
program akselerasi bisnis bagi IKM pangan inovatif, memberikan kesempatan bagi
IKM pemula yang berkeinginan tinggi mengembangkan bisnis mereka menuju IKM
moderen yang marketable, profitable dan sustainable. “Selain nilai inovasi,
tantangan akan penggunaan bahan baku lokal juga menjadi perhatian pada
program IFI, hal ini untuk memacu para IKM pangan memanfaatkan sumber daya
lokal Indonesia yang melimpah.” terang Gati.
Menurut Gati, banyaknya sumber daya manusia produktif berusia muda yang
berwirausaha serta bermunculannya inkubator-inkubator bisnis yang mencetak
startup, khususnya di bidang makanan dan minuman saat ini juga diharapkan
dapat ikut andil dalam melakukan lompatan kemajuan bagi ekonomi negara kita.
Diketahui IKM makanan dan minuman memainkan peran penting sebagai
komponen pemberdayaan masyarakat di Indonesia, berdasarkan data terdapat
sekitar 1,86 juta unit usaha atau 43,41% dari total unit usaha IKM secara
keseluruhan serta mampu menyerap 4,11 juta tenaga kerja di Indonesia.
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB V DOKUMENTASI
40
Akan tetapi di sisi lain, masih banyak permasalahan yang menjadi hambatan
bagi kemajuan IKM, diantaranya keterbatasan modal, manajemen yang belum
profesional, belum terpenuhinya standar dan legalitas usaha, serta terbatasnya
inovasi. Dari sisi eksternal dihadapkan dengan ketidakpastian pasokan,
munculnya pesaing, produk baru, dan permintaan pasar yang sangat dinamis.
“Oleh karena itu, IKM perlu mempersiapkan diri, harus mampu beradaptasi dan
berinovasi dengan membaca trend dan kebutuhan pasar dalam negeri maupun
ekspor.” jelas Gati.
Pada acara launching Indonesia Food Innovation (IFI) 2020 ini Direktorat
Jenderal IKMA menghadirkan narasumber yang memberikan insight tentang
perkembangan industri pangan, trend inkubator bisnis, serta pentingnya
akselerasi dalam bentuk coaching dan mentoring, baik di bidang teknis
maupun bisnis.
Narasumber yang hadir yaitu Direktur IKM Pangan, Barang dari Kayu dan
Furniture, Sri Yunianti; Direktur Pembelajaran Universitas Prasetiya Mulya dan
juga selaku Ketua Asosiasi Pendidik Kewirausahaan Indonesia, Eko Suhartanto;
dan Ketua Inkubator Bisnis Technopark, Universitas Pembangunan Nasional
(UPN) Veteran Surabaya, Edi Mulyadi.
“Untuk dapat mengakselerasi para pelaku IKM makanan dan minuman pemula
ini, maka pembinaan dan pendampingan yang tepat dari para ahli di bidang
bisnis maupun teknis, diharapkan dapat mempercepat dan meningkatkan
kualitas teknis dan manajerial yang pada akhirnya dapat meningkatkan skala
bisnis mereka.” ungkap Gati.
Gati menegaskan, diperlukan adanya kerjasama antara pihak terkait untuk
menciptakan IKM inovatif pangan, “Kami juga mendorong seluruh pihak
diantaranya para Kepala Dinas yang membidangi perindustrian, para Ketua
Inkubator Bisnis, dan para Ketua Asosiasi untuk bersama-sama menumbuhkan
dan mengembangkan wirausaha baru di bidang pangan.” tambahnya.
Ditjen IKMA telah menyiapkan banyak benefit bagi yang lolos kurasi dari
program IFI, peserta terpilih akan mengikuti program Food Camp yang akan
mendapatkan Coaching dan Mentoring dari para pakar profesional untuk
meningkatkan kepabilitas baik dari segi aspek teknis maupun bisnis menuju
IKM pangan modern.
Ada 2 kategori peserta yang akan mengikuti coaching yaitu peserta dengan
kategori produk antara (Intermediate Product) dan Kategori produk pangan
akhir (End Product) dengan hadiah uang tunai masing-masing sebesar 40 juta
untuk juara 1, 25 juta untuk juara 2 dan 15 juta untuk juara 3.
Pemenang dari program ini juga akan mendapatkan berbagai prioritas untuk
mengikuti akselerasi lanjutan pengembangan bisnis melalui Coaching dan
Mentoring eksklusif Scaling up usaha, lalu memperoleh fasilitasi sertifikasi
HACCP atau sertifikat lain yang dibutuhkan dalam peningkatan daya saing dan
mengikuti berbagai macam event pameran, investor matchmaking, dan
fasilitasi membership e-commerce global.
Melalui acara Launching ini, rangkaian pelaksanaan IFI 2020 secara resmi
dibuka dan Direktorat Jenderal IKMA mengajak industi-industri pangan di
seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dan ikut serta dalam program ini. Untuk
mengikuti program Indonesia Food Innovation (IFI) 2020 dapat mendaftar
melalui tautan kemenperin.IFI.go.id. Informasi lebih lanjut terkait program
tersebut dapat diperoleh melalui akun instagram Indonesia Food Innovation
@ifi.kemenperin ataupun akun instagram Direktorat Jenderal Industri Kecil,
Menengah dan Aneka @ditjenikma.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.
Jakarta, 25 Agustus 2020
Ditjen IKMA Kementerian Perindustrian
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB V DOKUMENTASI
41
Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah
dan Aneka terus mendorong pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
Pangan di Indonesia yang mempunyai inovasi produk dan/atau proses dan
berbahan baku utama sumber daya lokal agar siap menjadi industri pangan yang
marketable, profitable, dan sustainable. Upaya tersebut di implementasikan
dengan melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan, salah satunya dengan
menginisiasi program Indonesia Food Inovation yang pelaksanaannya dimulai
pada tahun 2020 ini.
“Indonesia Food Innovation yang kami luncurkan ini juga dalam rangka
mendorong tumbuhnya inovasi dan pengembangan (scalling up) bisnis pada IKM
khususnya komoditi pangan” kata Dirjen IKMA Gati Wibawaningsih pada acara
launching Program Indonesia Food Inovation melalui media virtual, Selasa (25/8)
Dirjen IKMA menjelaskan, Indonesia Food Innovation (IFI) yang merupakan
program akselerasi bisnis bagi IKM pangan inovatif, memberikan kesempatan bagi
IKM pemula yang berkeinginan tinggi mengembangkan bisnis mereka menuju IKM
moderen yang marketable, profitable dan sustainable. “Selain nilai inovasi,
tantangan akan penggunaan bahan baku lokal juga menjadi perhatian pada
program IFI, hal ini untuk memacu para IKM pangan memanfaatkan sumber daya
lokal Indonesia yang melimpah.” terang Gati.
Menurut Gati, banyaknya sumber daya manusia produktif berusia muda yang
berwirausaha serta bermunculannya inkubator-inkubator bisnis yang mencetak
startup, khususnya di bidang makanan dan minuman saat ini juga diharapkan
dapat ikut andil dalam melakukan lompatan kemajuan bagi ekonomi negara kita.
Diketahui IKM makanan dan minuman memainkan peran penting sebagai
komponen pemberdayaan masyarakat di Indonesia, berdasarkan data terdapat
sekitar 1,86 juta unit usaha atau 43,41% dari total unit usaha IKM secara
keseluruhan serta mampu menyerap 4,11 juta tenaga kerja di Indonesia.
Akan tetapi di sisi lain, masih banyak permasalahan yang menjadi hambatan
bagi kemajuan IKM, diantaranya keterbatasan modal, manajemen yang belum
profesional, belum terpenuhinya standar dan legalitas usaha, serta terbatasnya
inovasi. Dari sisi eksternal dihadapkan dengan ketidakpastian pasokan,
munculnya pesaing, produk baru, dan permintaan pasar yang sangat dinamis.
“Oleh karena itu, IKM perlu mempersiapkan diri, harus mampu beradaptasi dan
berinovasi dengan membaca trend dan kebutuhan pasar dalam negeri maupun
ekspor.” jelas Gati.
Pada acara launching Indonesia Food Innovation (IFI) 2020 ini Direktorat
Jenderal IKMA menghadirkan narasumber yang memberikan insight tentang
perkembangan industri pangan, trend inkubator bisnis, serta pentingnya
akselerasi dalam bentuk coaching dan mentoring, baik di bidang teknis
maupun bisnis.
Narasumber yang hadir yaitu Direktur IKM Pangan, Barang dari Kayu dan
Furniture, Sri Yunianti; Direktur Pembelajaran Universitas Prasetiya Mulya dan
juga selaku Ketua Asosiasi Pendidik Kewirausahaan Indonesia, Eko Suhartanto;
dan Ketua Inkubator Bisnis Technopark, Universitas Pembangunan Nasional
(UPN) Veteran Surabaya, Edi Mulyadi.
“Untuk dapat mengakselerasi para pelaku IKM makanan dan minuman pemula
ini, maka pembinaan dan pendampingan yang tepat dari para ahli di bidang
bisnis maupun teknis, diharapkan dapat mempercepat dan meningkatkan
kualitas teknis dan manajerial yang pada akhirnya dapat meningkatkan skala
bisnis mereka.” ungkap Gati.
Gati menegaskan, diperlukan adanya kerjasama antara pihak terkait untuk
menciptakan IKM inovatif pangan, “Kami juga mendorong seluruh pihak
diantaranya para Kepala Dinas yang membidangi perindustrian, para Ketua
Inkubator Bisnis, dan para Ketua Asosiasi untuk bersama-sama menumbuhkan
dan mengembangkan wirausaha baru di bidang pangan.” tambahnya.
Ditjen IKMA telah menyiapkan banyak benefit bagi yang lolos kurasi dari
program IFI, peserta terpilih akan mengikuti program Food Camp yang akan
mendapatkan Coaching dan Mentoring dari para pakar profesional untuk
meningkatkan kepabilitas baik dari segi aspek teknis maupun bisnis menuju
IKM pangan modern.
Ada 2 kategori peserta yang akan mengikuti coaching yaitu peserta dengan
kategori produk antara (Intermediate Product) dan Kategori produk pangan
akhir (End Product) dengan hadiah uang tunai masing-masing sebesar 40 juta
untuk juara 1, 25 juta untuk juara 2 dan 15 juta untuk juara 3.
Pemenang dari program ini juga akan mendapatkan berbagai prioritas untuk
mengikuti akselerasi lanjutan pengembangan bisnis melalui Coaching dan
Mentoring eksklusif Scaling up usaha, lalu memperoleh fasilitasi sertifikasi
HACCP atau sertifikat lain yang dibutuhkan dalam peningkatan daya saing dan
mengikuti berbagai macam event pameran, investor matchmaking, dan
fasilitasi membership e-commerce global.
Melalui acara Launching ini, rangkaian pelaksanaan IFI 2020 secara resmi
dibuka dan Direktorat Jenderal IKMA mengajak industi-industri pangan di
seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dan ikut serta dalam program ini. Untuk
mengikuti program Indonesia Food Innovation (IFI) 2020 dapat mendaftar
melalui tautan kemenperin.IFI.go.id. Informasi lebih lanjut terkait program
tersebut dapat diperoleh melalui akun instagram Indonesia Food Innovation
@ifi.kemenperin ataupun akun instagram Direktorat Jenderal Industri Kecil,
Menengah dan Aneka @ditjenikma.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.
Jakarta, 25 Agustus 2020
Ditjen IKMA Kementerian Perindustrian
Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita semua,
Om Swastiastu, Nama Budhaya, Salam Kebajikan
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, kita dapat hadir dan bertemu dalam acara “Awarding
Indonesia Food Innovation (IFI) 2020” dalam keadaan sehat walafiat.
Bapak dan Ibu yang saya hormati,
Ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas dalam RAPBN 2021.
Pembangunan food estate dilakukan untuk memperkuat cadangan pangan
nasional secara menyeluruh, dari hulu (produksi) hingga hilir (produk pangan
industri). Bila kita cermati, sektor industri makanan dan minuman merupakan
kontributor penting dalam perekonomian Indonesia. Pada triwulan III tahun
2020, industri ini menyumbang 39,19% dari nilai PDB industri nonmigas atau
7,02% dari total PDB Nasional, dengan kontribusi nilai ekspor sebesar 21,38%.
Bahkan, di tengah tekanan berat akibat pandemi Covid-19 saat ini, sektor
industri makanan dan minuman masih mampu tumbuh positif sebesar 0,66%
pada kuartal III 2020.
42
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL IKMA
PADA ACARA AWARDING
INDONESIA FOOD INNOVATION (IFI) 2020
JAKARTA, 14 DESEMBER 2020
Yang Tehormat:
1. Direktur IKM Pangan, Barang dari Kayu dan Furnitur, Ibu Ir. Sri Yunianti,
M.Si;
2. Sekretaris Ditjen IKMA dan Para Direktur di lingkungan Ditjen IKMA,
atau yang mewakili;
3. Tim Penilai Pada Program IFI 2020:
Bapak Eddy Siswanto, Bapak Eko Suhartanto, Bapak Edi Kemenady,
Bapak Adhi S. Lukman, Bapak Yan Rezky Fahra, Ibu Dina Rinakuki dan
Bapak Bonnie Susilo;
4. Para Narasumber dan Perwakilan Lembaga terkait yang dapat hadir
secara langsung;
5. Para IKM pangan peserta IFI 2020 yang saya banggakan;
6. Serta para undangan baik yg hadir secara langsung maupun online.
Industri Kecil dan Menengah (IKM) pangan yang kini tercatat mencapai 1,86
juta unit usaha atau 43,41% dari total unit usaha IKM tentu telah memberikan
sumbangsihnya dalam kemajuan industri pangan nasional, dan memainkan
peran penting dalam perekonomian Indonesia. Produk IKM pangan Indonesia
terbuka luas untuk dapat memenuhi pasar dalam negeri dan juga untuk masuk
ke pasar ekspor. Maka dari itu, IKM pangan diharapkan telah memiliki kesiapan
dan strategi yang tepat dalam meningkatkan kualitas, membangun branding,
melakukan adaptasi, memperkuat inovasi, serta mampu dalam membaca trend
dan kebutuhan pasar.
Bapak dan Ibu yang berbahagia,
Dalam mendorong penguatan IKM pangan yang inovatif, Direktorat Jenderal
Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA), Kementerian Perindustrian
menginisiasi Program Indonesia Food Innovation (IFI) 2020 yang dalam
pelaksanaannya melibatkan akademisi, praktisi, dan industri pangan. IFI 2020
merupakan program akselerasi bisnis yang ditujukan bagi IKM pangan terpilih
yang mempunyai inovasi produk dan/atau proses, dan menggunakan sumber
daya lokal sebagai bahan baku utama, sehingga IKM siap untuk peningkatan
skala bisnis menuju IKM modern yang marketable, profitable dan sustainable.
Melalui pembinaan dan pendampingan intensif di sisi teknis dan bisnis oleh
para pakar profesional, peserta program IFI 2020 diharapkan bisa menaikkan
kapabilitasnya.
Kami memahami bahwa nilai tambah suatu produk mempunyai andil besar
dalam mendorong kemajuan IKM pangan di Indonesia. Dan eksistensi inovasi
dapat menjadi alat yang tepat dalam penciptaan nilai tambah. Untuk itu, Ditjen
IKMA mengambil langkah nyata dalam penguatan inovasi IKM pangan melalui
program IFI 2020, yang juga ditujukan untuk mendorong pemahaman IKM
pangan mengenai pentingnya branding yang dapat memberikan value di mata
konsumen.
Pengembangan pangan berbahan baku lokal diharapkan dapat menjadi
subtitusi produk pangan impor seperti tepung mocaf yang diharapkan dapat
mensubtitusi tepung terigu, demikian juga dengan produk keju. Impor gandum
Indonesia cukup tinggi, data menunjukan pada tahun 2019 sebanyak 10,7 juta
ton, demikian juga dengan impor keju pada tahun 2020 tercatat sebesar 89
juta USD. Kami harapkan melalui inovasi produk yang dilakukan para pelaku
Industri Kecil dan Menengah, secara berkelanjutan dapat mengurangi Impor
produk pangan nasional.
Hadirin sekalian yang saya banggakan,
Saya mengucapkan selamat kepada 10 IKM pangan kategori intermediate
product, dan 30 IKM pangan kategori end product yang telah terpilih sebagai
peserta program IFI 2020 dari total 2.048 pendaftar. Utamanya kepada 3 (tiga)
besar peserta terbaik dari masing–masing kategori, saya menyampaikan
Selamat atas pencapaiannya di IFI 2020 ini.
Selanjutnya, bagi 20 peserta terpilih akan mendapatkan fasilitasi pembinaan
dalam tahapan food business scale–up melalui coaching, mentoring, dan
facilitating pada tiga aspek/tema, yaitu: management, legal aspects, dan
networking.
Saya yakin, peserta IFI 2020 dapat menjalin kolaborasi dengan para
stakeholder terkait, dan bisa tumbuh menjadi pelaku industri pangan yang
mandiri, modern dan inovatif.
Hadirin yang saya hormati,
Saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada panitia penyelenggara
serta seluruh pihak yang telah terlibat dan berperan dalam pelaksanaan program
IFI 2020. Program Indonesia Food Innovation 2020 diharapkan dapat menjadi
wadah dan membawa manfaat bagi pengembangan IKM pangan melalui fasilitasi
pembinaan yang terarah dan berkelanjutan.
Dengan penuh rasa syukur, Program Indonesia Food Innovation 2020 telah
terlaksana dengan baik.
INOVASI UNTUK IKM PANGAN MAJU!!!
Demikian kami sampaikan.
Wassalaamu‘alaikum Wr. Wb
Om Swastiastu, Nama Budhaya, Salam Kebajikan
DIREKTUR JENDERAL
INDUSTRI KECIL, MENENGAH DAN ANEKA
GATI WIBAWANINGSIH
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB V DOKUMENTASI
43
Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita semua,
Om Swastiastu, Nama Budhaya, Salam Kebajikan
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, kita dapat hadir dan bertemu dalam acara “Awarding
Indonesia Food Innovation (IFI) 2020” dalam keadaan sehat walafiat.
Bapak dan Ibu yang saya hormati,
Ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas dalam RAPBN 2021.
Pembangunan food estate dilakukan untuk memperkuat cadangan pangan
nasional secara menyeluruh, dari hulu (produksi) hingga hilir (produk pangan
industri). Bila kita cermati, sektor industri makanan dan minuman merupakan
kontributor penting dalam perekonomian Indonesia. Pada triwulan III tahun
2020, industri ini menyumbang 39,19% dari nilai PDB industri nonmigas atau
7,02% dari total PDB Nasional, dengan kontribusi nilai ekspor sebesar 21,38%.
Bahkan, di tengah tekanan berat akibat pandemi Covid-19 saat ini, sektor
industri makanan dan minuman masih mampu tumbuh positif sebesar 0,66%
pada kuartal III 2020.
Industri Kecil dan Menengah (IKM) pangan yang kini tercatat mencapai 1,86
juta unit usaha atau 43,41% dari total unit usaha IKM tentu telah memberikan
sumbangsihnya dalam kemajuan industri pangan nasional, dan memainkan
peran penting dalam perekonomian Indonesia. Produk IKM pangan Indonesia
terbuka luas untuk dapat memenuhi pasar dalam negeri dan juga untuk masuk
ke pasar ekspor. Maka dari itu, IKM pangan diharapkan telah memiliki kesiapan
dan strategi yang tepat dalam meningkatkan kualitas, membangun branding,
melakukan adaptasi, memperkuat inovasi, serta mampu dalam membaca trend
dan kebutuhan pasar.
Bapak dan Ibu yang berbahagia,
Dalam mendorong penguatan IKM pangan yang inovatif, Direktorat Jenderal
Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA), Kementerian Perindustrian
menginisiasi Program Indonesia Food Innovation (IFI) 2020 yang dalam
pelaksanaannya melibatkan akademisi, praktisi, dan industri pangan. IFI 2020
merupakan program akselerasi bisnis yang ditujukan bagi IKM pangan terpilih
yang mempunyai inovasi produk dan/atau proses, dan menggunakan sumber
daya lokal sebagai bahan baku utama, sehingga IKM siap untuk peningkatan
skala bisnis menuju IKM modern yang marketable, profitable dan sustainable.
Melalui pembinaan dan pendampingan intensif di sisi teknis dan bisnis oleh
para pakar profesional, peserta program IFI 2020 diharapkan bisa menaikkan
kapabilitasnya.
Kami memahami bahwa nilai tambah suatu produk mempunyai andil besar
dalam mendorong kemajuan IKM pangan di Indonesia. Dan eksistensi inovasi
dapat menjadi alat yang tepat dalam penciptaan nilai tambah. Untuk itu, Ditjen
IKMA mengambil langkah nyata dalam penguatan inovasi IKM pangan melalui
program IFI 2020, yang juga ditujukan untuk mendorong pemahaman IKM
pangan mengenai pentingnya branding yang dapat memberikan value di mata
konsumen.
Pengembangan pangan berbahan baku lokal diharapkan dapat menjadi
subtitusi produk pangan impor seperti tepung mocaf yang diharapkan dapat
mensubtitusi tepung terigu, demikian juga dengan produk keju. Impor gandum
Indonesia cukup tinggi, data menunjukan pada tahun 2019 sebanyak 10,7 juta
ton, demikian juga dengan impor keju pada tahun 2020 tercatat sebesar 89
juta USD. Kami harapkan melalui inovasi produk yang dilakukan para pelaku
Industri Kecil dan Menengah, secara berkelanjutan dapat mengurangi Impor
produk pangan nasional.
Hadirin sekalian yang saya banggakan,
Saya mengucapkan selamat kepada 10 IKM pangan kategori intermediate
product, dan 30 IKM pangan kategori end product yang telah terpilih sebagai
peserta program IFI 2020 dari total 2.048 pendaftar. Utamanya kepada 3 (tiga)
besar peserta terbaik dari masing–masing kategori, saya menyampaikan
Selamat atas pencapaiannya di IFI 2020 ini.
Selanjutnya, bagi 20 peserta terpilih akan mendapatkan fasilitasi pembinaan
dalam tahapan food business scale–up melalui coaching, mentoring, dan
facilitating pada tiga aspek/tema, yaitu: management, legal aspects, dan
networking.
Saya yakin, peserta IFI 2020 dapat menjalin kolaborasi dengan para
stakeholder terkait, dan bisa tumbuh menjadi pelaku industri pangan yang
mandiri, modern dan inovatif.
Hadirin yang saya hormati,
Saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada panitia penyelenggara
serta seluruh pihak yang telah terlibat dan berperan dalam pelaksanaan program
IFI 2020. Program Indonesia Food Innovation 2020 diharapkan dapat menjadi
wadah dan membawa manfaat bagi pengembangan IKM pangan melalui fasilitasi
pembinaan yang terarah dan berkelanjutan.
Dengan penuh rasa syukur, Program Indonesia Food Innovation 2020 telah
terlaksana dengan baik.
INOVASI UNTUK IKM PANGAN MAJU!!!
Demikian kami sampaikan.
Wassalaamu‘alaikum Wr. Wb
Om Swastiastu, Nama Budhaya, Salam Kebajikan
DIREKTUR JENDERAL
INDUSTRI KECIL, MENENGAH DAN ANEKA
GATI WIBAWANINGSIH
Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita semua,
Om Swastiastu, Nama Budhaya, Salam Kebajikan
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, kita dapat hadir dan bertemu dalam acara “Awarding
Indonesia Food Innovation (IFI) 2020” dalam keadaan sehat walafiat.
Bapak dan Ibu yang saya hormati,
Ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas dalam RAPBN 2021.
Pembangunan food estate dilakukan untuk memperkuat cadangan pangan
nasional secara menyeluruh, dari hulu (produksi) hingga hilir (produk pangan
industri). Bila kita cermati, sektor industri makanan dan minuman merupakan
kontributor penting dalam perekonomian Indonesia. Pada triwulan III tahun
2020, industri ini menyumbang 39,19% dari nilai PDB industri nonmigas atau
7,02% dari total PDB Nasional, dengan kontribusi nilai ekspor sebesar 21,38%.
Bahkan, di tengah tekanan berat akibat pandemi Covid-19 saat ini, sektor
industri makanan dan minuman masih mampu tumbuh positif sebesar 0,66%
pada kuartal III 2020.
44
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB V DOKUMENTASI
Industri Kecil dan Menengah (IKM) pangan yang kini tercatat mencapai 1,86
juta unit usaha atau 43,41% dari total unit usaha IKM tentu telah memberikan
sumbangsihnya dalam kemajuan industri pangan nasional, dan memainkan
peran penting dalam perekonomian Indonesia. Produk IKM pangan Indonesia
terbuka luas untuk dapat memenuhi pasar dalam negeri dan juga untuk masuk
ke pasar ekspor. Maka dari itu, IKM pangan diharapkan telah memiliki kesiapan
dan strategi yang tepat dalam meningkatkan kualitas, membangun branding,
melakukan adaptasi, memperkuat inovasi, serta mampu dalam membaca trend
dan kebutuhan pasar.
Bapak dan Ibu yang berbahagia,
Dalam mendorong penguatan IKM pangan yang inovatif, Direktorat Jenderal
Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA), Kementerian Perindustrian
menginisiasi Program Indonesia Food Innovation (IFI) 2020 yang dalam
pelaksanaannya melibatkan akademisi, praktisi, dan industri pangan. IFI 2020
merupakan program akselerasi bisnis yang ditujukan bagi IKM pangan terpilih
yang mempunyai inovasi produk dan/atau proses, dan menggunakan sumber
daya lokal sebagai bahan baku utama, sehingga IKM siap untuk peningkatan
skala bisnis menuju IKM modern yang marketable, profitable dan sustainable.
Melalui pembinaan dan pendampingan intensif di sisi teknis dan bisnis oleh
para pakar profesional, peserta program IFI 2020 diharapkan bisa menaikkan
kapabilitasnya.
Kami memahami bahwa nilai tambah suatu produk mempunyai andil besar
dalam mendorong kemajuan IKM pangan di Indonesia. Dan eksistensi inovasi
dapat menjadi alat yang tepat dalam penciptaan nilai tambah. Untuk itu, Ditjen
IKMA mengambil langkah nyata dalam penguatan inovasi IKM pangan melalui
program IFI 2020, yang juga ditujukan untuk mendorong pemahaman IKM
pangan mengenai pentingnya branding yang dapat memberikan value di mata
konsumen.
Pengembangan pangan berbahan baku lokal diharapkan dapat menjadi
subtitusi produk pangan impor seperti tepung mocaf yang diharapkan dapat
mensubtitusi tepung terigu, demikian juga dengan produk keju. Impor gandum
Indonesia cukup tinggi, data menunjukan pada tahun 2019 sebanyak 10,7 juta
ton, demikian juga dengan impor keju pada tahun 2020 tercatat sebesar 89
juta USD. Kami harapkan melalui inovasi produk yang dilakukan para pelaku
Industri Kecil dan Menengah, secara berkelanjutan dapat mengurangi Impor
produk pangan nasional.
Hadirin sekalian yang saya banggakan,
Saya mengucapkan selamat kepada 10 IKM pangan kategori intermediate
product, dan 30 IKM pangan kategori end product yang telah terpilih sebagai
peserta program IFI 2020 dari total 2.048 pendaftar. Utamanya kepada 3 (tiga)
besar peserta terbaik dari masing–masing kategori, saya menyampaikan
Selamat atas pencapaiannya di IFI 2020 ini.
Selanjutnya, bagi 20 peserta terpilih akan mendapatkan fasilitasi pembinaan
dalam tahapan food business scale–up melalui coaching, mentoring, dan
facilitating pada tiga aspek/tema, yaitu: management, legal aspects, dan
networking.
Saya yakin, peserta IFI 2020 dapat menjalin kolaborasi dengan para
stakeholder terkait, dan bisa tumbuh menjadi pelaku industri pangan yang
mandiri, modern dan inovatif.
Hadirin yang saya hormati,
Saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada panitia penyelenggara
serta seluruh pihak yang telah terlibat dan berperan dalam pelaksanaan program
IFI 2020. Program Indonesia Food Innovation 2020 diharapkan dapat menjadi
wadah dan membawa manfaat bagi pengembangan IKM pangan melalui fasilitasi
pembinaan yang terarah dan berkelanjutan.
Dengan penuh rasa syukur, Program Indonesia Food Innovation 2020 telah
terlaksana dengan baik.
INOVASI UNTUK IKM PANGAN MAJU!!!
Demikian kami sampaikan.
Wassalaamu‘alaikum Wr. Wb
Om Swastiastu, Nama Budhaya, Salam Kebajikan
DIREKTUR JENDERAL
INDUSTRI KECIL, MENENGAH DAN ANEKA
GATI WIBAWANINGSIH
45
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB V DOKUMENTASI
Indonesia Food Innovation (IFI) merupakan program akselerasi bisnis yang
ditujukan bagi IKM pangan terpilih yang mempunyai inovasi produk dan/atau
proses, dan menggunakan sumber daya lokal sebagai bahan baku utama,
sehingga IKM siap untuk peningkatan skala bisnis menuju IKM modern yang
marketable, profitable dan sustainable.
Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah
dan Aneka menginisiasi program ini dengan melibatkan akademisi, praktisi,
dan industri pangan. Melalui pembinaan dan pendampingan intensif di sisi
teknis dan bisnis oleh para pakar profesional, peserta program IFI 2020
diharapkan bisa meningkatkan kapabilitasnya, ungkap Gati Wibawaningsih,
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka, Kementerian
Perindustrian, di Jakarta (14/12/20).
Dari total 2.048 pendaftar, terpilih 40 IKM yang terdiri dari 10 IKM kategori
intermediate product dan 30 IKM kategori end product. 40 IKM ini mengikuti
food camp pada bulan November, dan mengikuti beberapa tahapan penilaian
lainnya selama food camp ini, sehingga terpilih 20 IKM yang dikerucutkan lagi
menjadi 3 (tiga) IKM terbaik dari masing-masing kategori. Tiga besar di setiap
kategori ini dipilih berdasarkan nilai hasil penilaian selama mengikuti food
camp dengan mempresentasikan pemahaman peserta tentang implementasi
food business creation dan food business process improvement pada usaha
mereka. Serta ditambah presentasi tentang rencana business acceleration
peserta yang dinilai oleh para pakar dari berbagai bidang yang melibatkan
akademisi, pemerintah, asosiasi dan praktisi di bidang pangan. 3 IKM tersebut
mendapat hadiah berupa uang pembinaan dan food business scale up yang
meliputi coaching, mentoring, dan fasilitasi pada tiga aspek yaitu manajemen,
legal dan networking, tambah Gati.
Coaching lanjutan tidak hanya diberikan kepada 3 IKM terbaik, tetapi juga
diberikan kepada 20 IKM terbaik yang mendapatkan berbagai prioritas untuk
mengikuti akselerasi lanjutan pengembangan bisnis melalui coaching dan
Siaran Pers (Awarding)
3 terbaik ajang Kompetisi Indonesia Food Innovation (IFI)
mentoring eksklusif scaling up usaha, lalu memperoleh fasilitasi sertifikasi
HACCP atau sertifikat lain yang dibutuhkan dalam peningkatan daya saing
serta mengikuti berbagai macam event pameran, investor matchmaking, dan
fasilitasi membership e-commerce global.
Pada acara pemberian penghargaan IFI ini juga diisi dengan talkshow yang
membahas tentang ivestasi dan juga sesi motivasi yang memberikan insight
kepada para peserta tentang scaling-up industri mereka. Narasumber talkshow
yang hadir yaitu Yan Rezky Fahza- Director PT Lima Ventura dan Heinrich
Vincent - CEO Bizhare selaku investor serta Direktur PT Sedenget Jadi Berkah
(Lakoe) selaku pengusaha pangan olahan yang berkembang melalui investasi
dari crowdfunding platform Bizhare. Selain itu, hadir Bapak Adhi S Lukman -
Ketua Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI)
yang berbagi pengalaman dan motivasi membesarkan bisnis di bidang industri
pangan.
Nilai tambah suatu produk mempunyai andil besar dalam mendorong
kemajuan IKM pangan di Indonesia. Dan eksistensi inovasi dapat menjadi alat
yang tepat dalam penciptaan nilai tambah. Untuk itu, Ditjen IKMA mengambil
langkah nyata dalam penguatan inovasi IKM pangan melalui program IFI 2020,
yang ditujukan untuk mendorong pemahaman IKM pangan mengenai
pentingnya branding yang dapat memberikan value di mata konsumen.
Industri Kecil dan Menengah (IKM) pangan yang kini tercatat mencapai 1,86
juta unit usaha atau 43,41% dari total unit usaha IKM tentu telah memberikan
sumbangsihnya dalam kemajuan industri pangan nasional, dan memainkan
peran penting dalam perekonomian Indonesia. Produk IKM pangan Indonesia
terbuka luas untuk dapat memenuhi pasar dalam negeri dan juga untuk masuk
ke pasar ekspor. Maka dari itu, IKM pangan diharapkan telah memiliki kesiapan
dan strategi yang tepat dalam meningkatkan kualitas, membangun branding,
melakukan adaptasi, memperkuat inovasi, serta mampu dalam membaca trend
dan kebutuhan pasar, tutup Gati.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.
Jakarta, 14 Desember 2020
BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT
Website : www.kemenperin.go.id
Email : [email protected]
Twitter : @Kemenperin_RI
Facebook : Kementerian Perindustrian RI
Instagram : kemenperin_ri
Indonesia Food Innovation (IFI) merupakan program akselerasi bisnis yang
ditujukan bagi IKM pangan terpilih yang mempunyai inovasi produk dan/atau
proses, dan menggunakan sumber daya lokal sebagai bahan baku utama,
sehingga IKM siap untuk peningkatan skala bisnis menuju IKM modern yang
marketable, profitable dan sustainable.
Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah
dan Aneka menginisiasi program ini dengan melibatkan akademisi, praktisi,
dan industri pangan. Melalui pembinaan dan pendampingan intensif di sisi
teknis dan bisnis oleh para pakar profesional, peserta program IFI 2020
diharapkan bisa meningkatkan kapabilitasnya, ungkap Gati Wibawaningsih,
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka, Kementerian
Perindustrian, di Jakarta (14/12/20).
Dari total 2.048 pendaftar, terpilih 40 IKM yang terdiri dari 10 IKM kategori
intermediate product dan 30 IKM kategori end product. 40 IKM ini mengikuti
food camp pada bulan November, dan mengikuti beberapa tahapan penilaian
lainnya selama food camp ini, sehingga terpilih 20 IKM yang dikerucutkan lagi
menjadi 3 (tiga) IKM terbaik dari masing-masing kategori. Tiga besar di setiap
kategori ini dipilih berdasarkan nilai hasil penilaian selama mengikuti food
camp dengan mempresentasikan pemahaman peserta tentang implementasi
food business creation dan food business process improvement pada usaha
mereka. Serta ditambah presentasi tentang rencana business acceleration
peserta yang dinilai oleh para pakar dari berbagai bidang yang melibatkan
akademisi, pemerintah, asosiasi dan praktisi di bidang pangan. 3 IKM tersebut
mendapat hadiah berupa uang pembinaan dan food business scale up yang
meliputi coaching, mentoring, dan fasilitasi pada tiga aspek yaitu manajemen,
legal dan networking, tambah Gati.
Coaching lanjutan tidak hanya diberikan kepada 3 IKM terbaik, tetapi juga
diberikan kepada 20 IKM terbaik yang mendapatkan berbagai prioritas untuk
mengikuti akselerasi lanjutan pengembangan bisnis melalui coaching dan
46
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB V DOKUMENTASI
mentoring eksklusif scaling up usaha, lalu memperoleh fasilitasi sertifikasi
HACCP atau sertifikat lain yang dibutuhkan dalam peningkatan daya saing
serta mengikuti berbagai macam event pameran, investor matchmaking, dan
fasilitasi membership e-commerce global.
Pada acara pemberian penghargaan IFI ini juga diisi dengan talkshow yang
membahas tentang ivestasi dan juga sesi motivasi yang memberikan insight
kepada para peserta tentang scaling-up industri mereka. Narasumber talkshow
yang hadir yaitu Yan Rezky Fahza- Director PT Lima Ventura dan Heinrich
Vincent - CEO Bizhare selaku investor serta Direktur PT Sedenget Jadi Berkah
(Lakoe) selaku pengusaha pangan olahan yang berkembang melalui investasi
dari crowdfunding platform Bizhare. Selain itu, hadir Bapak Adhi S Lukman -
Ketua Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI)
yang berbagi pengalaman dan motivasi membesarkan bisnis di bidang industri
pangan.
Nilai tambah suatu produk mempunyai andil besar dalam mendorong
kemajuan IKM pangan di Indonesia. Dan eksistensi inovasi dapat menjadi alat
yang tepat dalam penciptaan nilai tambah. Untuk itu, Ditjen IKMA mengambil
langkah nyata dalam penguatan inovasi IKM pangan melalui program IFI 2020,
yang ditujukan untuk mendorong pemahaman IKM pangan mengenai
pentingnya branding yang dapat memberikan value di mata konsumen.
Industri Kecil dan Menengah (IKM) pangan yang kini tercatat mencapai 1,86
juta unit usaha atau 43,41% dari total unit usaha IKM tentu telah memberikan
sumbangsihnya dalam kemajuan industri pangan nasional, dan memainkan
peran penting dalam perekonomian Indonesia. Produk IKM pangan Indonesia
terbuka luas untuk dapat memenuhi pasar dalam negeri dan juga untuk masuk
ke pasar ekspor. Maka dari itu, IKM pangan diharapkan telah memiliki kesiapan
dan strategi yang tepat dalam meningkatkan kualitas, membangun branding,
melakukan adaptasi, memperkuat inovasi, serta mampu dalam membaca trend
dan kebutuhan pasar, tutup Gati.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.
Jakarta, 14 Desember 2020
BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT
Website : www.kemenperin.go.id
Email : [email protected]
Twitter : @Kemenperin_RI
Facebook : Kementerian Perindustrian RI
Instagram : kemenperin_ri
47
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB V DOKUMENTASI
48
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB V DOKUMENTASI
49
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB V DOKUMENTASI
50
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB V DOKUMENTASI
51
PANDUAN PROGRAM IFI : BAB V DOKUMENTASI
KONTAK
Indra Akbar Dilana
+62 856 9133 4644
@indra_dilana
Rini Rarasati
+62 813 2563 7750
@rinirarasati
Ratih Pratiwi
+62 821 2174 5698
@ratihpratiwi_08
Mufti Tri Matra
+62 813 1594 2750
@eeng_muftitri
Sukma Paramita Dewi
+62 812 1210 0195
@sukmapdewi
Nur Maimunita F
+62 812 8882 4705
Directorate General of Small, Medium, and Multifarious Industry
Kementerian Perindustrian
Ministry of Industry
Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka
52
DISUSUN OLEH
DIREKTORAT IKM PANGAN,
BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR
@ditjenikma@[email protected]