p engendalian p ersediaan bahan baku pakaian …...dihadapkan pada resiko bahwa suatu saat...
TRANSCRIPT
i
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PAKAIAN ANAK
DENGAN ANALISIS ABC PADA CV CAHYO NUGROHO JATI
SUKOHARJO
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
Program Diploma III Manajemen Bisnis
Oleh :
Tito Aditama
F3509076
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
ii
ABSTRAK
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PAKAIAN ANAK DENGAN ANALISIS ABC PADA CV. CAHYO NUGROHO JATI
SUKOHARJO
TITO ADITAMA
F3509076
Persediaan merupakan salah satu aspek yang paling mahal di perusahaan, yang merupakan 40% dari total modal yang diinvestasikan. Persediaan selalu dibutuhkan oleh setiap perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Dengan kebijakan pengadaan persediaan diharapkan proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Tanpa adanya persediaan bahan baku, perusahaan dihadapkan pada resiko bahwa suatu saat perusahaan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan pasar. CV. CNJ Sukoharjo merupakan perusahaan yang sudah berkembang dan maju yang bergerak dibidang garmen dengan tujuan pemasaran dalam dan luar negeri. CV. CNJ dalam memenuhi kebutuhan pasar sangat perlu adanya kebijakan pengadaan persediaan.
Tujuan penelitian ini adalah (1.) Mengetahui pengelompokkan persedia-
an bahan baku pada CV. Cahyo Nugroho Jati dengan Analisis ABC. (2.) Mengetahui pengendalian persediaan bahan baku pada CV. Cahyo Nugroho Jati dengan Analisis ABC. Data yang dipelajari berupa data kebutuhan bahan baku dan harga bahan baku. Metode yang digunakan adalah metode Analisis ABC. Tehnik pengumpulan data dengan (1). Pengamatan, (2.) Wawancara, (3.) Studi Pustaka, (4.) Pemeriksaan Dokumen.
Tehnik Analisis data yang digunakan adalah pengelompokkan bahan baku
dengan Analisis ABC. Hasil analisis pengelompokkan pengendalian bahan baku pakaian anak pada CV. CNJ diperoleh kesimpulan yaitu untuk kelas A sebesar 47,61%, untuk kelas B 39,22% dan untuk kelas C 13,17%. Dari kesimpulan analisis ABC di atas dapat diberi saran sebagai berikut sebaiknya perusahaan mempertimbangkan penggunaan Analisis ABC dalam kebijakan pengelompokkan bahan baku dan untuk pengelompokkan yang dilakukan dengan metode ABC yaitu kelas A, kelas B dan kelas C perusahaan perlu melakukan perhatian kusus untuk tiap-tiap kelas. Kata kunci : Pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode
ABC
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan Judul:
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PAKAIAN ANAK
DENGAN ANALISIS ABC PADA CV. CAHYO NUGROHO JATI
SUKOHARJO
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan judul :
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PAKAIAN ANAK
DENGAN ANALISIS ABC PADA CV. CAHYO NUGROHO JATI
SUKOHARJO
Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir
Program Studi Diploma 3 Manajemen Bisnis
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juli 2012
Tim Penguji Tugas Akhir
Arum Setyowati, SE., MM
NIP.19850210 201012 2 007
Penguji
Sinto Sunaryo, SE., Msi
NIP.19750306 200012 2 001
Pembimbing
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jangan sekali-kali kita meremehkan sebuah perbuatan baik walaupun sekedar senyuman kecil
Kurang semangat mengakibatkan lebih banyak kegagalan berbanding kurangnya
kebijaksanaan atau kemahiran.
~ (Flower A. Newhouse) ~
Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk merancang. ~ ( William J. Siegel) ~
Karya sederhana ini Aku persembahkan untuk :
v Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
v Beliau-beliau yang merawat, mendidik dan
menyayangiku. Beliau adalah Ibu, Ibu, Ibu dan
Bapakku
v Seseorang yang selalu ada dihatiku
v Sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku
v Almamaterku
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Pengendalian Persediaan Bahan
Baku Pakaian Anak Dengan Analisis ABC Pada Cv. Cahyo Nugroho Jati
Sukoharjo”.
Tugas Akhir ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu
syarat kelulusan pendidikan program Diploma III Manajemen Bisnis Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini,
penulis banyak mendapatkan bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M. S selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin kepada penulis
untuk menyusun Tugas Akhir.
2. Ibu Sinto Sunaryo, SE., MSi selaku ketua Program Studi Manajemen
Bisnis yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan
kegiatan magang sebagai syarat penyusunan Tugas Akhir dan selaku
pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan pengarahan selama
penyusunan Tugas Akhir.
3. Bapak dan Ibu Dosen Manajemen Bisnis yang telah membimbing selama
kuliah.
4. Bapak bambang Taufik selaku Manager HRGA CV. Cahyo Nugroho Jati
Sukoharjo yang telah memberikan ijin magang dan telah banyak
membantu dalam proses magang kerja.
vii
5. Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas apa yang telah kalian berikan
kepada ananda selama ini, semoga kalian selalu dalam lindungan Allah
SWT.
6. Teman-teman Manajemen Bisnis yang tiga tahun ini bersama-sama dalam
senang dan duka menuntut ilmu di bangku kuliah.
7. Rengganis Widyastuti yang selalu memberi motivasi kepadaku,
memberikan doa serta semangat.
8. Sahabat-sahabatku ahfri, utoro, duo koclok zaenal dan rosi, trex, paijo,
badak, ambon serta masih banyak yang lainnya yang belum saya sebutkan
dengan penuh keceriaan selalu mewarnai hari-hariku.
9. Semua pihak-pihak yang belum disebutkan secara tidak langsung telah
mendukung penulis selama masa kuliah dan pembuatan Tugas Akhir.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Diluar
kekurangan tersebut, penulis berharap agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi pembaca sekalian.
Surakarta, 9 Juli 2012
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4 D. Manfaat .................................................................................................. 4 E. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 6 F. Metode Penelitian .................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persediaan ................................................................ 12 B. Pengertian Pengendalian Persediaan .................................................... 19 C. Bahan Baku ............................................................................................ 20
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan .............................................................. 24
B. Stuktur Organisasi ................................................................................. 26
C. Proses Produksi ......................................................................... 35 D. Laporan Magang Kerja ......................................................................... 38 D. Pembahasan ............................................................................................ 40
ix
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 58 B. Saran ....................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 .................................................................................................. 41
Tabel 3.2 .................................................................................................. 46
Tabel 3.3 .................................................................................................. 52
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1.1 ............................................................................................. 6
Gambar 2.1 ............................................................................................. 23
Gambar 3.1 ............................................................................................. 28
Gambar 3.2 ............................................................................................. 36
Gambar 3.3 ............................................................................................. 53
Gambar 3.4 ............................................................................................. 54
xii
LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 Surat pernyataan keaslian Tugas Akhir
Lampiran 2 Surat keterangan pernyataan magang dari perusahaan
Lampiran 3 Blanko Nilai magang dari perusahaan
Lampiran 4 Data
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kondisi dunia usaha sekarang yang semakin banyak dengan
persaingan yang ketat menuntut pihak manajer untuk selalu mengarahkan
perusahaan agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi
manajemen dituntut untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul
di perusahaan melalui pengambilan keputusan yang tepat, cepat dan
terarah, sehingga perusahaan dapat menjaga kondisi kelangsungan
hidupnya. Pelaksanaan fungsi pengambilan keputusan dalam perusahaan
menuntut manajemen yang rasional sehingga tidak mungkin berdasarkan
pada hal-hal yang bersifat emosional saja. Untuk mendukung sebuah
keputusan tepat tidak cukup dengan faktor keberanian saja. Keputusan
yang diambil harus sistematis dan rasional agar menghasilkan informasi
tepat, guna mendukung pelaksanaan keputusan yang akan diambil.
Secara umum semua perusahaan memiliki tujuan atau sasaran yang
sama antara satu dengan yang lainnya, yaitu agar perusahaan dapat bertahan
hidup, mampu mendapatkan keuntungan dan dapat berkembang mengikuti
perkembangan pasar yang terjadi. Meskipun banyak perusahaan domestik
yang bermasalah dengan keterbatasan modal, namun masih banyak hal yang
dapat dilakukan perusahaan domestik agar tetap dapat bertahan dalam
persaingan. Perusahaan harus mampu mengelola sumber-sumber daya yang
dimiliki secara tepat dan baik. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah
2
meningkatkan kegiatan pengendalian pada persediaan bahan baku. Karena
persediaan bahan baku merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu
perusahaan untuk menyeimbangkan kegiatan produksi.
Persediaan bahan baku ataupun penyediaan bahan baku merupakan
salah satu aset yang mahal di perusahaan, karena rata-rata porsi dana
terbesar yang ditanamkan umumnya merupakan aset dan persediaan.
Masalah penentuan besarnya alokasi modal dalam persediaan barang
mengakibatkan dampak yang nyata terhadap keuntungan perusahaan.
Kesalahan dalam menetapkan besarnya persediaan dapat menurunkan
keuntungan perusahaan. Menurut Baroto (2002:53) penyebab timbulnya
persediaan adalah sebagai berikut :
1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan
2. Keinginan untuk meredam ketidakpastian
3. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan besar dimasa mendatang
Apabila persediaan bahan baku diselenggarakan dalam jumlah yang
terlalu besar (over stock) dapat mengakibatkan munculnya kerugian pada
alokasi modal yang kurang bermanfaat. Persediaan bahan baku yang terlalu
kecil (out of stock) dapat menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan
perusahaan untuk melakukan proses produksi yang optimal. Oleh karena itu
pengendalian persediaan bahan baku merupakan kegiatan yang penting bagi
perusahaan (Baroto, 2002:56).
3
Ada beberapa metode pengendalian persediaan bahan baku, salah
satunya adalah metode analisis ABC. Menurut Render dan Heizer
(2005:62) analisis ABC membagi persediaan menjadi tiga kelompok
berdasarkan volume tahunan dalam jumlah uang. Analisis ABC adalah
sebuah aplikasi persediaan dari prinsip pareto. Prinsip pareto menyatakan
bahwa terdapat “sedikit hal yang penting dan banyak hal yang sepele”
tujuannya adalah membuat kebijakan persediaan yang memusatkan sumber
daya pada komponen persediaan penting yang sedikit, dan bukan banyak
tetapi sepele. Tidak realistis untuk memonitor persediaan yang sangat
mahal.
CV. Cahyo Nugroho Jati merupakan salah satu perusahaan Garment
yang berlokasi di Jalan Solo – Baki km 3, Gedangan, Baki, Sukoharjo. Saat
ini perusahaan berusaha melakukan pengendalian persediaan bahan baku
yaitu berupa kain agar dapat menentukan pembelian dan penggunaan bahan
baku yang tepat. Perusahaan dapat menggunakan metode analisis ABC
untuk menghitung persediaan bahan baku yang ada di perusahaan. Dengan
menerapkan metode persediaan bahan baku khususnya analisis ABC
diharapkan perusahaan mampu mengelompokkan bahan baku sesuai
kebutuhan dan meminimalkan biaya persediaan bahan baku agar lebih
efisien di masa yang akan datang.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba menguraikan
permasalahan tersebut ke dalam penulisan tugas akhir dengan judul
4
“PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PAKAIAN ANAK
DENGAN ANALISIS ABC PADA CV. CAHYO NUGROHO JATI”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, untuk memudahkan
pembahasan masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengelompokkan persediaan bahan baku pada CV. Cahyo
Nugroho Jati dengan Analisis ABC?
2. Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku pada CV. Cahyo
Nugroho Jati berdasarkan Analisis ABC?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang didapatkan dari
penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengelompokkan persediaan bahan baku pada CV. Cahyo
Nugroho Jati dengan Analisis ABC
2. Mengetahui pengendalian persediaan bahan baku pada CV. Cahyo
Nugroho Jati berdasarkan Analisis ABC.
D. Manfaat Penelitian
Dari penulisan Tugas Akhir ini memiliki beberapa manfaat dari beberapa
pihak, antara lain :
1. Bagi penulis
5
Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam
mengaplikasikan teori-teori tentang manajemen persediaan yang telah
didapatkan dalam perkuliahan dan diterapkan di dunia kerja yang
sesungguhnya dalam perusahaan.
2. Bagi perusahaan
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
perusahaan yang berupa masukan tentang jumlah persediaan bahan
baku yang ekonomis dengan Analisis ABC.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan manajemen persediaan CV. Cahyo
Nugroho Jati.
3. Bagi peneliti selanjutnya
a. Sebagai salah satu referensi keilmuan bagi kepentingan penulisan dan
penelitian yang lain dalam masalah yang sama atau yang terkait dengan
manajemen persediaan dimasa yang akan datang.
b. Memberikan tambahan informasi khususnya mengenai pengendalian
bahan baku dengan menggunakan Analisis ABC.
6
Bahan Baku Pakaian Anak
Evaluasi Data Kebutuhan Bahan Baku
Menentukan Volume Total Penggunaan dalam Rupiah
Persentase dalam nilai Rupiah
Analisis ABC
Klasifikasi Persediaan
Kebijakan Pengendalian Persediaan Bahan Baku
E. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kerangka pemikiran sebagai
berikut :
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
7
Penjelasan Kerangka Pemikiran :
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa semua bahan baku untuk
pakaian anak dievaluasi terlebih dahulu dalam data kebutuan bahan baku
yang meliputi jumlah permintaan dan harga per unit. Setelah itu,
dikelompokkan ke masing-masing untuk menentukan Volume Total
Penggunaan dalam Rupiah dan menentukan persentase dalam nilai Rupiah.
Kemudian keduanya digunakan untuk Analisis ABC. Hasilnya item-item
persediaan diklasifikasikan kedalam tiga kelas berdasarkan besarnya
Volume Total Penggunaan dalam Rupiah sehingga dapat diketahui
pengelompokkan persediaan bahan baku dan kebijakan pengendalian
persediaaan bahan baku optimal.
F. Metode Penelitian
1. Desain Penelitiaan
Desain penelitian menurut Jogiyanto (2004:53) adalah rencana dari struktur
penelitian yang mengarahkan pada proses dan hasil penelitian sedapat
mungkin menjadi valid, objektif, efisien, dan efektif.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian metode deskriptif. Metode
deskriptif menurut Kuncoro (2009:12) adalah analisis data dengan cara
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Analisis ini
digunakan untuk mendeskripsikan kondisi perusahaan dengan melihat data
yang telah terkumpul ataupun melalui wawancara dengan pihak perusahaan
8
mengenai masalah tentang manajemen persediaan yang diterapkan oleh
perusahaan selama ini.
2. Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di CV. Cahyo Nugroho Jati yang merupakan sebuah
industri Garment. Lokasi perusahaan di Jalan Solo – Baki km 3, Gedangan,
Baki, Sukoharjo.
3. Jenis Data dan Sumber Data
a. Jenis Data
1) Data Kualitatif
Yaitu data yang tidak berupa angka, meliputi : Sejarah berdirinya,
struktur organisasi, gambaran umum perusahaan, Data tenaga kerja
perusahaan, dan data jenis kebutuhan bahan baku untuk pembuatan
pakaian.
2) Data Kuantitatif
Yaitu data yang berupa angka, meliputi : Harga bahan baku dan
volume penggunaan bahan baku selama tahun 2011.
b. Sumber Data
1) Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki, 2002:55). Data
9
tersebut diperoleh dengan cara melakukan wawancara dengan karyawan
atau staff CV. Cahyo Nugroho Jati yang berkaitan dengan pesediaan
bahan baku tentang permasalahan apa saja yang terjadi dalam
pengadaan persediaan.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti (Marzuki, 2002:56). Data tersebut
diperoleh dari catatan- catatan dokumen yang dimiliki perusahaan
yang mencakup Sejarah berdirinya, struktur organisasi, gambaran
umum perusahaan, data tenaga kerja perusahaan, dan data kebutuhan
bahan baku untuk pembuatan pakaian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam membantu menyelesaikan penelitian ini, penulis menggunakan
teknik-teknik pengumpulan data. Adapun teknik-teknik pengumpulan data
tersebut antara lain :
a. Observasi langsung ke perusahaan
Yaitu mengadakan pengamatan langsung di lapangan untuk
memperoleh data tentang manajemen persediaan yang sebenarnya
b. Interview atau wawancara
Yaitu mengadakan wawancara secara langsung dengan
narasumber, antara lain dengan kepala bagian atau karyawan
10
bagian produksi untuk mengetahui proses produksi, manajemen
persediaan dan lain-lain.
c. Studi pustaka
Yaitu penulis mencari informasi yang dibutuhkan dari buku-buku
yang berkaitan dengan persediaan bahan baku.
d. Pemeriksaan dokumen
Yaitu dengan memeriksa arsip-arsip dan dokumen-dokumen
perusahaan yang berhubungan dengan proses produksi, persediaan
bahan baku, mesin yang dipakai dalam proses produksi dan
struktur organisasi perusahaan.
5. Metode Analisis Data
Menurut Gaspers (2005:274) terdapat sejumlah prosedur untuk
pengelompokan material-material inventori kedalam kelas A, B dan C,
antara lain :
1) Tentukan volume penggunaan per periode waktu (per tahun) dari
material-material inventori yang ingin diklasifikasikan.
2) Gandakan (kalikan) volume penggunaan per periode waktu (per
tahun) dari setiap material inventori dengan biaya per unitnya
untuk memperoleh nilai total penggunaan biayautuk setiap
material inventori itu.
11
3) Jumlahkan nilai total penggunan biaya dari semua material inventori
itu untuk memperoleh nilai total penggunaan biaya keseluruhan.
4) Bagi nilai total penggunaan biaya dari setiap material inventori itu
dengan nilai total penggunaan biaya keseluruhan dari setiap mate-
rial inventori itu.
5) Daftarkan material-material inventori itu kedalam rank persentase
nilai total penggunaan biaya dengan urutan menurun dari terbesar
sampai terkecil.
6) Klasifikasikan material-material inventori itu dengan kriteria 20%
ke dalam kelas A, 30% dari ke dalam kelas B,50% dari jenis
material diklasifikasikan ke dalam kelas C.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persediaan
1. Pengertian Persediaan
Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008:114) persediaan adalah
sumber daya menganggur (idle resourses) yang menunggu proses
lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut adalah
berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran
pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pada sistem rumah
tangga.
Menurut Ristono (2009:1) persediaan dapat diartikan sebagai
barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa
atau periode yang akan datang.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual atau diproses
lebih lanjut.
2. Fungsi Persediaan
Menurut Render dan Heizer (2005:60) persediaan dapat melayani
beberapa fungsi yang akan menambah fleksibilitas operasi perusahaan.
Empat fungsi persediaan adalah:
a) Untuk men-“decouple” atau memisahkan beragam bagian
proses produksi. Sebagai contoh. Jika pasokan sebuah
13
perusahaan berfluktuasi, maka mungkin diperlukan persediaan
tambahan untuk men-“decouple” proses produksi dari para
pemasok.
b) Untuk men- “decouple“ perusahaan dari fluktuasi permintaan
dan menyediakan persediaan barang-barang yang akan
memberikan pilihan bagi pelanggan. Persediaan umumnya
terjadi pada pedagang eceran.
c) Untuk menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga.
3. Jenis Persediaan
Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008:113) menurut jenisnya,
persediaan dapat dibedakan atas:
a) Bahan baku (raw material) adalah barang-barang yang dibeli
dari pemasok (supplier) yang akan digunakan atau diolah
menjadi produk jadi yang akan dihasilkan oleh perusahaan.
b) Bahan setengah jadi (work in proses) adalah bahan baku
yang sudah diolah dan dirakit menjadi komponen namun masih
membutuhkan langkah-langkah lanjutan agar menjadi produk
jadi.
c) Bahan jadi (finished goods) adalah barang jadi yang telah
selesai diproses, siap untuk disimpan di gudang barang jadi,
dijual atau didistribusikan ke lokasi-lokasi pemasaran.
d) Bahan-bahan pembantu adalah barang-barang yang dibutuhkan
untuk menunjang proses produksi, namun tidak akan menjadi
bagian pada produk akhir yang dihasilkan perusahaan.
14
Menurut Ristono (2009:7) jenis persediaan berdasarkan proses
manufaktur, maka persediaan dibagi dalam tiga kategori,yakni:
1) Persediaan bahan baku dan penolong.
2) Persediaan bahan setengah jadi.
3) Persediaan bahan jadi.
Sedangkan jenis persediaan berdasarkan tujuannya, terdiri dari:
a. Persediaan pengaman (Safety Stock)
Persediaan pengaman atau sering pula disebut sebagai safety
stock adalah persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi
unsure ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Apabila
persediaan pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian
tersebut, akan terjadi kekurangan persediaan (stockout).
b. Persediaan Antisipasi
Persediaan Antisipasi disebut sebagai stabilization stock
merupakan persediaan persediaan yang dilakukan untuk
menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan
sebelumnya.
c. Persediaan dalam pengiriman (transit stock) disebut work in
process stock adalah persediaan yang masih dalam pengiriman,
yaitu:
1) Eksternal Transit Stock adalah persediaan yang masih berada
dalam transportasi.
2) Internal Transit Stock adalah persediaan yang masih
menunggu untuk diproses atau menunggu sebelum
15
dipindahkan.
4. Tujuan Persediaan
Ishak (2010:169) menerangkan bahwa, divisi yang
berbeda dalam industri manufaktur akan memiliki tujuan
pengendaliaan yang berbeda. Tujuan pengendaliaan persediaan
adalah:
a) Pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin sehingga
menginginkan persediaan dalam jumlah yang banyak.
b) Produksi ingin beroperasi secara efisien. Proses
mengimplikasikan order produksi yang tinggi akan
menghasilkan persediaan yang besar (untuk mengurangi set
mesin), disamping itu juga produk menginginkan persediaan
bahan baku, setengah jadi atau komponen yang cukup, sehingga
proses produksi tidak tergangu karena kekurangan bahan .
c) Pembelian (purchasing) dalam rangka efisiensi, juga
menginginkan persamaan produksi yang besar dalam jumlah
sedikit, dari pada pesanan yang kecil dalam jumlah yang banyak.
Pembeliaan juga ingin ada persediaan sebagai pembatas
kenaikan harga dan kekurangan produk.
d) Keuangan (finance) menginginkan minimasi semua bentuk
investasi persediaan, karena biaya investasi dan efek negatif
16
yang terjadi pada perhitungan pengembalian asset (return of
asset) perusahaan.
e) Personalia (personel and industrial relationship) menginginkan
adanya persediaan untuk mengantisipasi fluktuasi kebutuhan
f) tenaga kerja dan PHK tidak perlu dilakukan.
5. Biaya Persediaan
Menurut Nasution (2003:105) biaya persediaan adalah semua
pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya
persediaan. Biaya persediaan terdiri dari:
a) Biaya Pembelian
Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli
barang. Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah
barang yang dibeli dan harga satuan barang. Biaya pembelian
menjadi factor penting ketika harga barang yang dibeli tergantung
pada ukuran pembelian.
b) Biaya Pengadaan
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis sesuai asal–usul
barang yaitu:
1) Biaya Pemesanan (ordering cost)
Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk
mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya untuk
menentukan pemasok(supplier), pengetikan pesanan, pengiriman
pesanan, biaya pengangkutan, baiya penerimaan dan seterusnya.
Biaya ini diasumsikan konstan untuk setiap kali pesan.
17
2) Biaya Pembuatan (setup cost)
Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul dalam
mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini timbul di
dalam pabrik yang meliputi biaya menyusun peralatan produksi,
menyetel mesin, mempersiapkan gambar kerja dan seterusnya.
c) Biaya Penyimpanan (holding cost)
Biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat
menyimpan barang. Biaya ini meliputi :
1) Biaya Memiliki Persediaan (biaya modal)
Penumpukan barang di gudang berarti penumpukan modal,
dimana modal perusahaan mempunyai ongkos yang dapat diukur
dengan suku bunga bank.
2) Biaya Gudang
Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan
sehingga timbul biaya gudang. Bila gudang dan per-alatannya
disewa maka biaya gudang merupakan biaya sewa sedangkan
bila perusahaan mempunyai gudang sendiri maka biaya gudang
merupakan biya depresiasi.
3) Biaya Kerusakan dan Penyusutan
Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan
penyusutan karena beratnya berkurang ataupun jumlahnya
berkurang karena hilang. Biaya kerusakan dan penyusutan diukur
dari pengalaman sesuai dengan persentasenya.
4) Biaya Kadaluarsa
18
Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai karena
perubahan teknologi dan model seperti barang-barang
elektronik. Biaya kadaluarsa diukur dengan besarnya penurunan
nilai jual dari barang tersebut.
5) Biaya Asuransi
Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga hal-hal
yang tidak diinginkan seperti kebakaran. Biaya asuransi
tergantung jenis barang yang diasuransikan dan perjanjian
dengan perusahaan asuransi.
6) Biaya Administrasi dan Pemindahan
Biaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasi persediaan barang
yang ada, baik pada saat pemesanan, penerimaan barang, maupun
penyimpanannya dan biaya untuk memindahkan barang dari, ke,
dan di dalam tempat penyimpanan, termasuk upah buruh dan
biaya peralatan handling.
d) Biaya Kekurangan Persediaan (shortage cost)
1) Biaya Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi
Batasanya diukur dari keuntungan yang hilang karena tidak
dapat memenuhi permintaan atau dari kerugian akibat
terhentinya proses produksi. Kondisi ini diistilahkan sebagai
biaya penalty atau hukuman kerugian bagi perusahaan dengan
satuan misalnya : Rp/unit.
2) Biaya Waktu pemenuhan
Biaya waktu pemenuhan diukur berdasarkan waktu yang
19
diperlukan untuk memenuhi gudang dengan satuan misalnya :
Rp/satuan waktu.
3) Biaya pengadaan darurat
Supaya konsumen tidak kecewa maka dapat dilakukan
pengadaan darurat yang biasanya menimbulkan biaya yang
lebih besar dari pengadaan normal. Biaya ini diukur dengan
satuan misalnya : Rp/setiap kali kekurangan
B. Pengendalian Persediaan
1. Pengertian Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan merupakan tindakan yang sangat
penting dalam menghitung berapa jumlah optimal tingkat
persediaan yang diharuskan, serta kapan saatnya mulai mengadakan
pemesanaan kembali. (Rangkuti, 2002:19).
2. Tujuan Pengendalian Persediaan
Menurut Ristono (2009:4) tujuan pengendalian persediaan adalah
sebagai berikut :
a) Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen
dengan cepat (memuaskan konsumen).
b) Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahan
tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan
terhentinya proses produksi.
c) Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan
dan laba perusahaan.
20
d) Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari
karena dapat mengakibatkan ongkos pesan menjadi besar.
e) Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar-
besaran, karena akan mengakibatkan biaya men-jadi besar.
C. Bahan Baku
1. Pengertian Bahan Baku
Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008: 113) bahan baku
adalah barang– barang yang dibeli dari pemasok (supplier) dan akan
digunakan atau diolah menjadi produk jadi yang akan dihasilkan
oleh perusahaan.
Ada dua macam kelompok bahan baku, yaitu:
(Ristono, 2009:5)
1). Bahan baku langsung (direct material), yaitu bahan yang
membentuk dan merupakan bagian dari barang jadi yang
biayanya dengan mudah bias ditelusuri dari biaya barang jadi
tersebut. Jumlah bahan baku langsung bersifat variable, artinya
sangat tergantung atau dipengaruhi oleh besar produksi atau
perubahan output.
2). Bahan baku tak langsung (indirect material), yaitu bahan
baku yang dipakai dalam proses produksi tetapi sulit
menelusuri biayanya pada setiap barang jadi.
2. Arti Penting Bahan Baku
Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008:118) pengembangan
21
masalah dalam persediaan bahan baku adalah persediaan bahan
baku berupa komponen tertentu yang diproduksi secara missal dan
dipakai sendiri sebagai sub komponen suatu produk jadi oleh suatu
perusahaan. Dalam hal ini komponen harus dibuat lebih dahulu
dengan kecepatan produksi yang tetap, kemudian digunakan
kedalam proses lebih lanjut.
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku
Menurut (Ristono, 2009: 6) besar kecilnya persediaan bahan baku
dipengaruhi oleh faktor–faktor sebagai berikut :
a) Volume atau jumlah yang dibutuhkan, yatu yang dimaksudkan
untuk menjaga kelangsungan (kontinuitas) proses produksi.
Semakin banyak jumlah bahan baku yang dibutuhkan, maka
akan semakin besar tingkat persediaan bahan baku. Volume
produksi yang direncanakan ditentukan oleh penjualan terdahulu
dan ramalan penjualan.
b) Kontinuitas produksi tidak terhenti, diperlukan tingkat persediaan
bahan baku yang tinggi dan sebaliknya.
c) Sifat bahan baku atau penolong, apakah cepat rusak (durable
good) atau tahan lama (undurable good). Barang yang tidak
tahan lama, oleh karena itu bila bahan baku yang diperlukan
tergolong barang yang tidak tahan lama maka tidak perlu
disimpan dalam jumlah yang banyak.
4. Model Analisis ABC
Menurut Render dan Heizer (2005:62) analisis ABC
22
membagi persediaan menjadi tiga kelompok berdasarkan volume
tahunan dalam jumlah uang. Analisis ABC yang merupakan
penerpan persediaan dari prinsip Pareto. Prinsip Pareto
menyatakan ada beberapa yang penting dan banyak yang sepele.
Untuk menentukan volume dolar tahunan analisis ABC, permintaan
tahunan dari setiap barang persediaan dihitung dan dikalikan
dengan harga per unit. Barang kelas anggaran adalah barang –
barang dengan volume dolar tahunan tinggi.
Walaupun barang seperti ini mungkin hanya mewakili sekitar
15% dari total persediaan barang, mereka mempresentasikan 70%
hingga 80% dari total pemakaian dolar. Kelas B adalah untuk
barang–barang persedian yang memiliki volume dolar tahunan
menengah. Barang ini mempresentasikan sekitar 30% barang
persediaan dan 15% hingga 25% dari nilai total. Barang–barang
yang memiiki volume dolar tahunan yang rendah adalah kelas
C,yang mungkin hanya mempresentasikan 5% dari volume dolar
tahunan tetapi sekitar 55% dari total barang persediaan.
Kebijakan yang dapat didasarkan pada analisis ABC mencakup hal–
hal sebagai berikut :
a) Pembelian sumber daya yang dibelanjakan pada pengem-
bangan pemasok harus jauh lebih tinggi untuk barang A
dibandingkan barang C.
b) Barang A tidak seperti barang B dan C, perlu
memiliki pengendalian persediaan fisik yang lebih ketat,
23
mungkin mereka dapat diletakkan pada tempat yang lebih
aman, dan mungkin akurasi catatan pesediaan untuk barang A
lebih sering diverifikasi.
c) Prediksi barang A perlu lebih dijamin keabsahannya dibanding
dengan prediksi barang B dan C.
Secara grafis persediaan di perusahaan akan terlihat sebagaimana
pada contoh penggunaan analisis ABC tunjukkan dalam
penggambaran grafik dari analisis ABC berikut ini :
Gambar 2.1 Grafik Pengelompokkan Persediaan Bahan Baku
Berdasarkan Analisis Klasifikasi ABC
24
BAB III
PEMBAHASAN
A. Deskriptif obyek penelitian
1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
CV. Cahyo Nugroho Jati berdiri pada tahun 1998 dengan akte
notaris Ruth Karlina, SH. Didirikan oleh Bapak Gunawan Yulianto dan
beliau menjabat sebagai Presiden Direktur pada perusahaan. CV. Cahyo
Nugroho Jati berdiri diatas sebidang tanah seluas 5800 m2 dengan dua
bangunan utama yang digunakan sebagai proses produksi dan kantor.
Kegiatan CV. Cahyo Nugroho Jati adalah mengolah bahan baku yang
berupa kain menjadi barang jadi berupa pakaian jadi, untuk kemudian
diekspor. Bahan baku yang berupa kain didatangkan dari luar negeri /
diimpor, hal ini dikarenakan adanya permintaan buyer yang
menginginkan produk yang berkualitas. CV. Cahyo Nugroho Jati
melakukan ekspor dikarenakan adanya permintaan akan pakaian jadi
buyer di luar negeri. Sehingga diharapkan dengan pendirian perusahaan
ini mampu memenuhi kebutuhan akan pakaian jadi di luar negeri,
disamping itu juga agar mampu mendapatkan laba yang optimal.
Daerah pemasaran produk CV. Cahyo Nugroho Jati yaitu di kawasan
Amerika, Eropa dan Asia.
2. Visi dan Misi CV. Cahyo Nugroho Jati
Disamping memenuhi kebutuhan pakaian jadi baik di dalam
25
maupun luar negeri tujuan lain perusahaaan ini yaitu:
a. Menciptakan lapangan kerja baru
Diharapkan dengan berdirinya perusahaan tersebut akan dapat
mengurangi pengangguran di Indonesia pada umumnya dan
sukoharjo pada khususnya
b. Adanya relasi bisnis
Relasi bisnis yang dimiliki oleh para pendiri sangat luas, yang
merupakan kekayaan perusahaaan yang sangat berharga dalam
menunjang pemasaran hasil produksi
c. Menghemat dan menambah devisa
Pakaian jadi sangat dibutuhkan baik di dalam atau di luar negeri,
sehingga dengan peningkatan permintaan dari luar akan menambah
devisa bagi negara
d. Merangsang ekspor dan migas
Sampai saat ini pemerintah terus mengkampanyekan slogan ekspor
non- migas untuk mengurangi ketergantungan pada ekspor migas.
Dengan didirikannya perusahaan ini , diharapkan akan mendukung
usaha pemerintah untuk merangsang ekspor non- migas
e. Mendapatkan keuntungan
Seperti layaknya bidang usaha yang lain, perusahaan ini bertujuan
untuk memperoleh keuntungan yang optimal dari penjualan pakaian
jadi.
26
B. Struktur Organisasi
Pada setiap perusahaan sistem organisasi iru sangatlah penting dalam
mendukung jalanya kegiatan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun
perusahaan besar. Hal ini akan mempermudah dan mempercepat pengawasan
kepemimpinan dalam menjalankan kegiatannya. Di samping itu akan di
membatasi wewenang, tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian
yang ada. Organisasi disusun tidak hanya mengatur orang-orangnya, tetapi
juga membentuk dan memodifikasi struktur dimana didalamnya tersusun tugas
orang- orang tersebut.
Jadi hakekat suatu organisasi (perusahaan) adalah adanya orang-orang
yang usahanya harus di koordinasikan, tersusun dari sejumlah subsistem yang
saling berhubungan dan saling tergantung, bekerja bersama atas dasar
pembagian kerja, peran dan wewenang, serta mempunyai tujuan tertentu yang
hendak dicapai. Struktur organisasi merupakan perwujudan yang
menunjukkan hubungan diantara fungsi-fungsi di dalam suatu organisasi serta
wewenang dan tanggung jawab setiap anggota organisasi yang menjalankan
masing-masing tugasnya. Struktur yang paling cocok bagi organisasi sangat
tergantung pada keadaan-keadaan tertentu organisasi pada waktu tertentu.
Manajer harus memperhatikan variabel-variabel pokok yang mempengaruhi
perancangan struktur organisasi.
Struktur organisasi di CV. Cahyo Nugroho Jati di golongkan
dalam tipe organisasi garis, dimana tugas dan perintah selalu datang dari
atasan pada bawahan yang bersangkutan membentuk garis
hierarki. CV. Cahyo Nugroho Jati dipimpin oleh seorang General Manager
27
yang bertanggung jawab kepada President Director. General Manager
membawahi beberapa depertemen yaitu Acconting and Financial
Departments, IE Departments, EXIM Departments, Purchasing
Departments, QC Departments dan Warehousing Depatments. Secara umum
struktur organisasi CV. Cahyo Nugroho Jati dapat digambarkan sebagai
berikut:
28
Pre
side
nt D
irec
tor
Gen
eral
Man
ager
Secr
etar
y
Acc
ount
ing
and
Fin
ance
D
epar
tem
ent
MD
Dep
arte
men
t
Per
sona
l
and
Gen
eral
A
ffai
r
Pro
duct
ion
Dep
arte
men
t
Pur
chas
ing
Dep
arte
men
t
EX
IM
Dep
arte
men
t
QC
Dep
arte
men
t
IE
Dep
arte
men
t
War
ehou
se
Dep
arte
men
t
Gam
bar 3
.1
Stru
ktur
Org
anis
asi
29
Keterangan :
a. President Director
Mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
1) Memegang jabatan tertinggi dalam suatu perusahaan
2) Menggariskan kebijaksanaan perusahaan
3) Mengangkat dan memberhentikan Direktur
b. Direktur
Mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
1) Memimpin serta mengadakan pengawasan terhadap
aktivitas perusahaan
seluruh
2) Menyusun perencanaan dan menentukan kebijakan-kebijakan agar
perusahaan dapat berjalan dengan efisien
3) Memberikan keputusan akhir yang akan dijalankan perusahaan.
4) Bertanggungjawab atas perusahaan serta keseluruhan.
c. General Manager
Mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
a) Mengkoordinasi manager-manager bagian dalam operasional
perusahaan agar target yang diharapkan perusahaan dapat dicapai
secara optimal.
b) Mengawasi/mengkontrol kelancaran operasional perusahaan d. Sekertaris
Mempunyai tugas mempersiapkan dan membantu kelancaran tugas
30
direktur, mempersiapkan segala kebutuhan tamu perusahaan.
e. IE Manager
Bertanggungjawab dan mengkoordinasinbidang improve & develop,
information Techn dan Planning.
1) Improve & Develop
Bertugas mengadakan pengembangan dan pelatihan di bagian
produksi yang berkaitan dengan skiil (teknik jahit dan layout produk).
2) Information Techn (IT)
Bertanggungjawab dalam pengadaan dan penggunaan software
perusahaan.
3) Planning
Bertanggungjawab atas perencanaan shipment produk.
f. QA Manager
QA Manager bertanggung jawab atas kualitas produk serta keamanan
produk sesuai dengan yang disyaratkan buyer. QA Manager membawahi
3 seksi yaitu :
1) QA Preparation
Bertugas mendukung produksi dan mengkoordinasi bagian QC
Accessories, QC Printing, QC Embro dan QC Fabric
(a). QC Accessories
Bertugas mendukung kualitas Hang Tag
31
(b). QC Printing
Bertugas mendukung kualitas print dan warna
(c). QC Embro
Bertugas mendukung kualitas bordir
(d). QC Fabric
Bertugas mendukung kualitas kain, yaitu cacat atau tidak
2) QA Production
Bertugas mendukung produk dan mengkoordinasi bagian QC
Line dan QC final serta bekerjasama dengan QC Buyer.
a. QC Line
Bertugas mengecek/meneliti kualitas jahitan
b. QC Final
Bertugas meneliti keseluruhan/hasil akhir dari produk
c. QC Buyer
QC dari buyer yang bertugas memeriksa apakah
produknya sudah sesuai dengan pesanan buyer.
3) Product Safety
Bertugas dan bertanggung jawab atas keamanan produk, yaitu
apakah produknya ada jarum atau tidak.
g. Marketing Manager
Bertugaas berkoordinasi dengan buyer dan mengkoordinasi bagian
Costing, Merchandiser, Pattern & Sample dan EXIM
1) Costing
32
Bertugas merinci harga untuk ditawarkan kepada buyer
2) Marchandiser
Bertugas mengurusi segala sesuatu yang berkaitan dengan penjualan
produk, termasuk didalamnya order yang masuk dan pemesanan
barang ke purchasing
3) Pattern & Sample
Bertugas mempersiapkan data konsumsi kain untuk tiap-tiap
style serta membuat sampel tiap style
4) EXIM
Bertugas mengurus mengenai dokumen impor, dokumen ekspor
dan memesan container
h. Finance & Accounting Manager
Membawahi dan mengawasi bagian Finance, bagian Accounting dan
bagian Tax
1) Bagian Finance
Bertugas mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan
keluar masuknya keuangan perusahaan
2) Bagian Accounting
Bertugas mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan
keluar masuknya keuangan perusahaan.
3) Bagian Tax
Mempunyai tugas mengurusi dan bertanggungjawab terhadap
segala sesuatu yang berkaitan dengan pajak.
33
i. Suplly Chain Manager
Bertanggungjawab atas pemesanan bahan baku dari luar negeri / impor
dan berkoordinasi dengan supplier dari luar negeri serta mengkoordinasi
bagian Purchasing dan Warehouse
1) Purchasing
Bertanggung jawab atas kelancaran pembelian bahan baku dari
supplier di dalam negeri
2) Warehouse
Bertugas mengurus dan bertanggung jawab atas keluar
masuknya bahan baku digudang.
j. Production Manager
Bertanggung jawab atas pembuatan produk serta mengkoordinasi bagian
cutting, embroidery & printing, sewing dan mechanic agar mencapai
target produksi yang ditetapkan oleh perusahaan.
1) Cutting
2) Embroidery dan Printing
3) Sewing
k. Personalia
Personalia berhubungan dengan tenaga kerja yang bekerja pada
perusahaan, baik tenaga kerja operasional maupun tenaga kerja
adminitrasi. Dalam upaya mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas
dan untuk mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan keinginan
perusahaan maka CV. Cahyo Nugroho Jati dalam hal ini penarikan tenaga
kerja menggunakan 2 cara yaitu:
34
1) Wawancara
2) Test pengalaman kemampuan ketrampilan
CV. Cahyo Nugroho Jati memiliki 592 pekerja 46 laki-laki dan
546 perempuan yang berkualitas didalam perusahaan tersebut.
Sebagian besar tenaga kerjanya berasal dari daerah sekitar perusahaan.
Tenaga kerja di CV. Cahyo Nugroho Jati digolongkan menurut
jenisnya dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
1) Karyawan tetap (Staff)
Yaitu karyawan yang dalam bekerja besarnya gaji didasarkan
atas jabatan dan pengalaman kerja. Gaji yang diberikan setiap bulan
sekali. Waktu dan hari kerja karyawan tetap (Staff) adalah
a) Hari Senin-Jum’at : jam kerja pukul 08.00-16.00 dengan
istirahat 1 jam pukul 12.00-13.00
b) Hari Sabtu : jam kerja pukul 08.00-14.00 dengan istirahat 1
jam pada pukul 12.00-13.00
2) Karyawan harian Tetap
Yaitu karyawan yang dalam pemberian gaji besarnya didasarkan
pada hasil kerja harian karyawan yang bersangkutan. Dalam
melaksanakan tugasnya karyawan harian tidak bebas begitu saja.
Tetapi dituntut untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Waktu dan hari kerja karyawan harian tetap adalah:
a) Hari Senin-Jumat : jam kerja pukul 07.00-15.00 dengan
istirahat 1 jam pada pukul 12.00-13.00
b) Hari Sabtu : jam kerja pukul 07.00-13.00
35
C. Proses Produksi
Proses produksi merupakan tata urutan pelaksanaan dari mulai order
produk sampai pemasaran hasil produksi. Proses produksi yang berlangsung
di CV. Cahyo Nugroho Jati dilakukan secara by order, dimulai dari buyer
yang datang langsung ke perusahaan dengan membawa detail produk yang
akan di pergunakan sebagai dasar untuk menentukan tingkat harga produk
dan segala sesuatunya yang di butuhkan untuk membuat suatu produk serta
biaya-biaya tambahan yang dibutuhkan agar produk tersebut sampai ke
tangan buyer. Setelah itu mekanisme proses produksi dimulai dari
pembuatan catatan-catatan yang diberikan ke gudang kain berupa
kebutuhan bahan-baku yang digunakan untuk pembuatan suatu produk
sesuai dengan pesanan.
36
Gudang Kain
Pattern dan Sample
Potong
Seri Potongan Embroidery
Distribusi Jahit Printing
SPV Jahit SPV Jahit SPV Jahit SPV Jahit
Jahit Jahit Jahit Jahit
QC Line QC Line QC Line QC Line
Setrika/Gosok QC ACC
QC Final
Hang Tag
QC Buyer Product Safety
Packing Poly Bag
Gudang Jadi
QC Buyer Packing
Gambar 3.2
Proses Produksi
37
Keterangan
1. Gudang Kain
Bahan baku yang berupa kain masuk ke dalam gudang kain, dicatat
dalam bukti penerimaan barang serta diteliti oleh QC Fabric mengenai
keadaan kain ada yang cacat tau tidak
2. Patern dan Sample
Pembuatan sample dan pola dari style produk yang akan di
produksi, sebagai acuan pemotongan kai dan sebagai acuan produksi
3. Potong
Bahan baku kain kemudian dipotong dengan cara dimasukkan kedalam
mesin potong sesuai dengan pola yang sudah dibuat dan diyentukan
hasilnya berupa potongan-potongan kain yang berpola tertentu.
4. Seri Potongan
Pada seri potongan ini, kain yang sudah dipotong sesuai dengan pola,
kemudian diberi aksesories yang berupa printing atau embroidery sesuai
dengan sample yang sudah dibuat
5. Distribusi Jahit
Hasil kain potongan berpola yang sudah dlengkapi aksesories kemudian
didistribusikan kepada masing-masing supervisor jahit masing-masing
line.
6. Supervisor Jahit
Setelah mendapatkan hasil kain potongan berpola yang sudah dilengkap
dengan aksesories kemudia supervisor jahit mendistribusikannya kepada
penjahit dimasing-masing setiap line.
38
7. Penjahit
Penjahit kemudia menjahit kain-kain tersebut sesuai dengan pola dan
potongan baju atau celana
8. Quality Control Line
Quality Control bertugas untuk menyeleksi kualitas jahitan dari produk
yang dibuat dimasing-masing line
9. Setrika/gosok
Pakaian yang sudah jadi kemudian dihaluskan atau disetrika
menggunakan setrika uap agar lebih cepat dan hasilnya maksimal.
D. Laporan Magang
1. Pengertian Magang
Magang kerja merupakan bentuk perkuliahan di luar kampus yang
berorientasi pada dunia kerja dan dunia bisnis yang ada. Magang kerja
adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa secara berkelompok
maupun individu dengan terjun langsung ke masyarakat, instansi
pemerintah, perusahaan, UKM, dan lain-lain.
2. Tujuan Magang Kerja
a. Tujuan magang kerja
1) Memperoleh pengalaman kerja dan pengetahuan secara
langsung tentang berbagai aktivitas dalam dunia kerja
2) Melatih pengalaman untuk memecahkan masalah yang menjadi
obyek penelitian
3) Mendalamkan pengetahuan yang terkait dalam bidang industri di
tempat magang kerja
39
4) Belajar berkomunikasi dengan pekerja atau karyawan di tempat
magang
3. Manfaat magang kerja
a. Bagi perguruan tinggi
1) Terjadi hubungan kerja sama yang lebih baik dengan
perusahaan yang ditempati untuk magang
2) Dapat mengetahui sejauh mana yang diserap oleh mahasiswa
selama kuliah
3) Sebagai evaluasi dibidang akademik
b. Bagi perusahaan
1) Menjalin hubungan kerja sama dengan dunia pendidikan
2) Membantu menyiapkan tenaga kerja yang professional
c. Bagi mahasiswa
1) Dapat mengetahui secara jelas bagaimana proses produksi atau
kegiatan yang terjadi di perusahaan
2) Memberikan pengalaman dan ketrampilan pada mahasiswa
dalam memasuki dunia usaha.
4. Pelaksanaan Magang
Magang kerja dilaksanakan di CV. Cahyo Nugroho Jati. Pelaksanaannya
selama 1 bulan , dari tanggal 28 Januari sampai dengan tanggal 28
Februari 2012. Berikut ini adalah peraturan yang harus dipatuhi
selama magang diperusahaan.
a. Datang tepat waktu
b. Berpakaian rapi dan sopan, tidak diperbolehkan memakai jeans
40
c. Tidak diperbolehkan merokok pada saat jam kerja
d. Apabila meninggalkan lokasi harus ijin kepada satpam
5. Kegiatan Magang Kerja
Rincian kegiatan selama magang kerja adalah sebagai berikut :
a) Minggu Pertama Penulis dijelasankan tentang peraturan magang kerja, perkenalan
dengan staff, karyawan dan karyawan pendamping.
b) Minggu Kedua Penulis melakukan observasi dibagian produksi yaitu mengamati
bagaimana proses produksi pakaian jadi.
c) Minggu Ketiga Penulis melakukan observasi dibagian gudang dan melakukan wawancara
dengan pihak pabrik dibagian gudang tentang permasalahan yang terjadi
dalam penyimpanan bahan baku, bagaimana pengelolaan persediaan dalam
gudang, serta penulis melakukan wawancara untuk meminta data yang
dibutuhkan.
d) Minggu Keempat Penulis melakakukan wawancara tentang data-data yang kurang jelas.
Dan di minggu ini penulis berpamitan dengan pihak pabrik.
E. Pembahasan Masalah
1. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi pakaian anak di CV.
Cahyo Nugroho Jati adalah sebagai berikut :
41
Tabel 3.1
Daftar Kebutuhan Bahan Baku Produk Pakaian Anak
CV. Cahyo Nugroho Jati
Januari 2011-Desember 2011
No. Uraian Barang Kebutuhan Satuan Harga
Satuan (Rp)
1 POLYESTER WOFEN LABELS 1.297.651,50 MTR 365,20
2 65% TETRON 35% COTTON 478.112,00 MTR 292,56
3 CVC 121.023,50 MTR 423,43
4 65% TETRON 35% RAYON 233.899,40 MTR 310,77
5 COTTON 129 CM 54.589,60 MTR 980,87
6 NYLON 111.198,00 MTR 835,60
7 ACCESORIS 128.455,00 PCS 1.255,32
8 ELASTIC WEEBING 23.567,60 MTR 129,50
9 COTTON POLY 160 CM 2.895,50 MTR 607,89
10 NO WOVEN POLYESTER 345.891,00 MTR 544,91
11 87% NYLON 13% SPANDEX 20.328,50 MTR 7.463,88
12 81%TETRON 19% COTTON 1.154,80 MTR 897,85
2. Pengelompokan Persediaan Bahan Baku dengan Analisis ABC
Analisis ABC membagi persediaan kedalam tiga kelas A, B, C
berdasarkan atas nilai volume rupiah tahunan. Dengan mengetahui kelas-
kelas tersebut, maka dapat diketahui item persediaan tertentu yang harus
42
mendapatkan perhatian intensif atau serius disbanding item yang lain.
Langkah-langkah adalah sebagai berikut :
a. Menentukan volume tahunan dalam nilai rupiah.
V = Kebutuhan x harga (per unit)
1) Untuk item POLYESTER WOFEN LABELS
Volume tahunan (dalam unit) = 1.297.651,50
Biaya per unit = Rp 365,20
Maka :
Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit
= 1.297.651,50 x Rp 365,20
= Rp 473.902.327,80
2) Untuk item 65% TETRON 35% COTTON
Volume tahunan (dalam unit) = 478.112,00
Biaya per unit = Rp 292,56
Maka :
Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit
= 478.112,00 x Rp 292,56
= Rp 139.876.446,72
3) Untuk item CVC
Volume tahunan (dalam unit) = 121.023,50
Biaya per unit = Rp 423,43
Maka :
Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit
= 121.023,50 x Rp 423,43
43
= Rp 51.244.980,61
4) Untuk item 65% TETRON 35% RAYON
Volume tahunan (dalam unit) = 233.899,40
Biaya per unit = Rp 310,77
Maka :
Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit
= 233.899,40 x Rp 310,77
= Rp 72.688.916,54
5) Untuk item COTTON 129 CM
Volume tahunan (dalam unit) = 54.589,60
Biaya per unit = Rp 980,87
Maka :
Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit
= 54.589,60 x Rp 980,87
= Rp 53.545.300,95
6) Untuk item NYLON
Volume tahunan (dalam unit) = 111.198,00
Biaya per unit = Rp 835,60
Maka :
Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit
= 111.198,00 x Rp 835,60
= Rp 92.917.048,80
7) Untuk item ACCESORIS
Volume tahunan (dalam unit) = 128.455,00
44
Biaya per unit = Rp 1.255,32
Maka :
Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit
= 128.455,00 x Rp 1.255,32
= Rp 161.252.130,60
8) Untuk item ELASTIC WEEBING
Volume tahunan (dalam unit) = 23.567,60
Biaya per unit = Rp 129,50
Maka :
Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit
= 23.567,60 x Rp 129,50
= Rp 3.052.004,20
9) Untuk item COTTON POLY 160 CM
Volume tahunan (dalam unit) = 2.895,50
Biaya per unit = Rp 607,89
Maka :
Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit
= 2.895,50 x Rp 607,89
= Rp 1.760.145,50
10) Untuk item NO WOVEN POLYESTER
Volume tahunan (dalam unit) = 345.891,00
Biaya per unit = Rp 544,91
Maka :
Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit
45
= 345.891,00 x Rp 544,91
= Rp 188.479.464,81
11) Untuk item 87% NYLON 13% SPANDEX
Volume tahunan (dalam unit) = 20.328,50
Biaya per unit = Rp 7.463,88
Maka :
Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit
= 20.328,50 x Rp 7.463,88
= Rp 151.729.484,58
12) Untuk item 81%TETRON 19% COTTON
Volume tahunan (dalam unit) = 1.154,80
Biaya per unit = Rp 897,85
Maka :
Volume tahunan (dalam unit) x Biaya per unit
= 1.154,80 x Rp 897,85
= Rp 1.036.837,18
46
Tabel 3.2
Volume Tahunan Dalam Nilai Rupiah
Januari 2011-Desember 2011
No. Uraian Barang Kebutuhan Satuan
Harga
Satuan (Rp)
Volume tahunan
Dalam nilai (Rp)
1 POLYESTER WOFEN LABELS 1.297.651,50 MTR 365,20 473.902.327,80
2 65% TETRON 35% COTTON 478.112,00 MTR 292,56 139.876.446,72
3 CVC 121.023,50 MTR 423,43 51.244.980,61
4 65% TETRON 35% RAYON 233.899,40 MTR 310,77 72.688.916,54
5 COTTON 129 CM 54.589,60 MTR 980,87 53.545.300,95
6 NYLON 111.198,00 MTR 835,60 92.917.048,80
7 ACCESORIS 128.455,00 PCS 1.255,32 161.252.130,60
8 ELASTIC WEEBING 23.567,60 MTR 129,50 3.052.004,20
9 COTTON POLY 160 CM 2.895,50 MTR 607,89 1.760.145,50
10 NO WOVEN POLYESTER 345.891,00 MTR 544,91 188.479.464,81
11 87% NYLON 13% SPANDEX 20.328,50 MTR 7.463,88 151.729.484,58
12 81%TETRON 19% COTTON 1.154,80 MTR 897,85 1.036.837,18
TOTAL 2.818.766,40 1.391.485.088,28
b. Menentukan Persentase volume tahunan dalam nilai rupiah.
47
1) Untuk item POLYESTER WOFEN LABELS
Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 473.902.327,80
Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit
= Rp 1.391.485.088,28
Maka :
= =
= 34,06%
2) Untuk item 65% TETRON 35% COTTON
Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 139.867.446,72
Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit
= Rp 1.391.485.088,28
Maka :
= =
= 10,05%
3) Untuk item CVC
Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 51.244.980,61
Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit
= Rp 1.391.485.088,28
Maka :
48
= =
= 3,68%
4) Untuk item 65% TETRON 35% RAYON
Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 72.688.916,54
Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit
= Rp 1.391.485.088,28
Maka :
= =
= 5,22%
5) Untuk item COTTON 129 CM
Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 53.545.300,95
Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit
= Rp 1.391.485.088,28
Maka :
= =
= 3,85%
6) Untuk item NYLON
Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 92.917.048,80
49
Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit
= Rp 1.391.485.088,28
Maka :
= =
= 6,68 %
7) Untuk item ACCESORIS
Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 161.252.130,60
Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit
= Rp 1.391.485.088,28
Maka :
= =
= 11,59%
8) Untuk item ELASTIC WEEBING
Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 3.052.004,20
Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit
= Rp 1.391.485.088,28
Maka :
= =
50
= 0,22%
9) Untuk item COTTON POLY 160 CM
Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 1.760.145,50
Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit
= Rp 1.391.485.088,28
Maka :
= =
= 0,13%
10) Untuk item NO WOVEN POLYESTER
Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 188.479.464,81
Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit
= Rp 1.391.485.088,28
Maka :
= =
= 13,55%
11) Untuk item 87% NYLON 13% SPANDEX
Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 151.729.484,58
Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit
= Rp 1.391.485.088,28
51
Maka :
= =
= 10,90%
12) Untuk item 81%TETRON 19% COTTON
Volume tahunan dalam nilai uang per unit = 1.036.837,18
Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit
= Rp 1.391.485.088,28
Maka :
= =
= 0,07%
52
Tabel 3.3
Persentase Tahunan Dalam Nilai Rupiah
Januari 2011-Desember 2011
No. Uraian Barang Kebutuhan Satuan
Harga
Satuan (Rp)
Volume tahunan
Dalam nilai (Rp)
Presentase volume tahunan
(%)
1 POLYESTER WOFEN LABELS 1.297.651,50 MTR 365,20 473.902.327,80 34,06
2 65% TETRON 35% COTTON 478.112,00 MTR 292,56 139.876.446,72 10,05
3 CVC 121.023,50 MTR 423,43 51.244.980,61 3,68
4 65% TETRON 35% RAYON 233.899,40 MTR 310,77 72.688.916,54 5,22
5 COTTON 129 CM 54.589,60 MTR 980,87 53.545.300,95 3,85
6 NYLON 111.198,00 MTR 835,60 92.917.048,80 6,68
7 ACCESORIS 128.455,00 PCS 1.255,32 161.252.130,60 11,59
8 ELASTIC WEEBING 23.567,60 MTR 129,50 3.052.004,20 0,22
9 COTTON POLY 160 CM 2.895,50 MTR 607,89 1.760.145,50 0,13
10 NO WOVEN POLYESTER 345.891,00 MTR 544,91 188.479.464,81 13,55
11 87% NYLON 13% SPANDEX 20.328,50 MTR 7.463,88 151.729.484,58 10,90
12 81%TETRON 19% COTTON 1.154,80 MTR 897,85 1.036.837,18 0,07
TOTAL 2.818.766,40 1.391.485.088,28 100,00
53
Berdasarkan data table 3.3, selanjutnya diolah dalam analisis ABC dengan
menggunakan software POM For Windows, ehingga dihasilkan klasifikasi dalam
kelompok kelas A, kelas B dan kelas C. Hasil klasifikasi dengan bantuan
software POM For Windows adalah sebagai berikut :
Gambar 3.3
Hasil perhitungan dengan POM For Windows
Apabila digambarkan dalam bentuk grafik, dapat dilihat lebih jelas lagi
bagaimana besarnya proporsi kelas A dibanding kelas B dan kelas C, seperti
gambar dibawah. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa kelas A mendapat
perhatian lebih intensif dibanding kelas yang lain.
54
Gambar 3.4
Grafik analisis ABC
Berdasar table dan grafik di atas, dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Kelas A memiliki Volume tahunan rupiah sebesar 47,61% dari total, yang
terdiri dari 2 item persediaan yaitu : Polyester Woven labels sebesar
34,06% dan No Woven Polyesters sebesar 13,55%.
2) Kelas B memiliki volume tahunan rupiah sebesar 39,22% dari total, yang
terdiri dari 4 item persediaan yaitu : Accesoris sebesar 11,59%, 87%
Nylon 13% Spandex sebesar 10,90%, 65% Tetron 35% Cotton sebesar
10,05% dan Nylon sebesar 6,68%.
3) Kelas C memiliki volume tahunan rupiah sebesar 13,17% dari total, yang
terdiri dari 6 item persediaan yaitu : 65% Tetron 35% Rayon sebesar
5,22%, Cotton 129 cm sebesar 3,85, CVC sebesar 3,68, Elastic Weebing
sebesar 0,22%, Cotton poly 160 cm sebesar 0,13 dan 81% Tetron 19%
Cotton sebesar 0,07%.
Dari uraian diatas, maka kebijakan yang dapat diambil berdasarkan Analisis ABC
mencankup hal-hal dibawah ini :
55
1) Sebaiknya perusahaan CV. Cahyo Nugroho Jati memberikan biaya
yang lebih besar untuk pembelian persediaan bahan baku butir
persediaan A, yang terdiri 2 item yaitu : Polyester Woven labels
sebesar 34,06% dan No Woven Polyesters sebesar 13,55%.
2) Persediaan A, yang terdiri 2 item yaitu : Polyester Woven labels
sebesar 34,06% dan No Woven Polyesters sebesar 13,55% di CV.
Cahyo Nugroho Jati, harus dikendalikan secara ketat, yaitu dengan
keakuratan catatan persediaan kelas A yang harus sering diverifikasi.
3) Penyimpanan persediaan kelas A harus lebih hati-hati dibandingkan
dengan persediaan kelas B dan kelas C.
Selain itu CV. Cahyo Nugroho Jati mengelompokkan kelas-kelas
sesuai analisis ABC, yang kemudian digunakan sebagai pedoman
dalam pembelian ke supplier. Pengelompokan kelas-kelas itu meliputi
sebagai berikut :
1) Pengendalian Kelas A
a) Pengendalian ketat.
b) Penyimpanan secara baik laporan-laporan penerimaan dan
penggunaan barang.
c) Berdasarkan pada perhitungan kebutuhan.
d) Pengecekan secara ketat.
e) Monitoring terus menerus.
f) Persediaan pengaman tidak ada atau rendah (1-2 minggu).
2) Pengendalian Kelas B
a) Pengendalian moderat.
56
b) Penyimpanan secara baik laporan-laporan penerimaan dan
penggunaan barang.
c) Berdasarkan perhitungan pemakaian di waktu yang lalu
atau daftar permintaan.
d) Serangkaian pengecekan perubahan-perubahan kebutuhan.
e) Monitoring untuk kemungkinan kekurangan persediaan.
f) Persediaan pengaman moderat (sampai 2 atau 3 bulan).
3) Pengendalian Kelas C
a) Pengendalian longgar.
b) Bila suplay melampaui titik pemesanan kembali, maka
pesanan segera dilakukan.
c) Pengecekan sedikit dilakukan dengan membandingkan
terhadap kebutuhan.
d) Monitoring tidak perlu atau sedikit dilakukan.
e) Persediaan pengaman jumlah besar (2-6 bulan atau lebih).
Setelah menggunakan analisis ABC, maka pengendalian bahan baku pada
CV. Cahyo Nugroho Jati dapat dikelola secara optimal. Sehingga diharapkan
dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :
1) Memudahkan dalam mengatur pemesanan bahan baku dengan lebih
terencana, dengan demikian biaya persediaan yang dikeluarkan juga dapat
diatur.
2) Memudahkan dalam pengambilan bahan baku ketika akan memulai proses
produksi, sehingga bahan baku yang volume penggunaanya besar dapat
ditempatkan dibagian depan gudang penyimpanan bahan baku.
57
3) Dengan menggunakan analisis ABC, persediaan bahan baku telah
dikelompokkan sesuai dengan nilainya, sehingga penyimpanan persediaan
bahan baku akan lebih efektif, karena pemeliharaan bahan baku yang lebih
intensif hanya kelas A sedangkan kelas B dan kelas C pemeliharaannya
hanya berkala.
58
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari analisis data dan pembahasan yang penulis uraikan pada BAB III
secara garis besar dapat diambil kesimpulan :
1. Manajemen Persediaan Bahan Baku Produk Pakaian Anak pada CV.
Cahyo Nugroho Jati.
CV. Cahyo Nugroho Jati selama ini menjalankan kegiatan
produksinya dalam memperlakukan semua bahan baku dengan sama rata,
sehingga CV. Cahyo Nugroho Jati belum menerapkan Analisis ABC
dalam mengelompokkan bahan baku pembuatan pakaian anak.
2. Pengelompokkan persediaan menurut analisis ABC.
a. Kelas A memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar 47,61% dari
total, yang terdiri dari 2 item persediaan yaitu :
1) Polyester Woven Labels
2) 65% Tetron 35% Cotton
b. Kelas B memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar 39,22% dari
total, yang terdiri dari 4 item persediaan yaitu :
1) CVC
2) 65% Tetron 35% Rayon
3) Cotton 129 Cm
4) Nylon
59
c. Kelas C memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar 13,17% dari
total, yang terdiri dari 6 item persediaan yaitu :
1) Accesoris
2) Elastic Weebing
3) Cotton Poly 160 Cm
4) No Woven Polyester
5) 87% Nylon 13% Spandex
6) 81% Tetron 19% Cotton
B. SARAN
Setelah penulis mengadakan perhitungan dan menganalisis masalah
yang dihadapi oleh CV. Cahyo Nugroho Jati, maka penulis dapat mengajukan
saran yang diharapkan sangat berguna dan dapat dijadikan sebagai
pertimbangan dan kebijakan pengelompokkan bahan baku pada CV. Cahyo
Nugroho Jati, adapun saran itu adalah :
1. Sebaiknya perusahaan mempertimbangkan penggunaan Analisis ABC
dalam kebijakan pengelompokkan bahan baku. Karena dengan
menggunakan Analisis ABC perusahaan akan mudah dalam menetapkan
kebijkan dan pengendalian untuk setiap kelas berdasarkan nilai dan
kebutuhan. Dengan menerapkan Analisis ABC maka perusahaan bisa
lebih efisien dalam mengendalikan kebutuhan bahan baku yang ada.
2. Sebaiknya untuk pengelompokkan yang dilakukan dengan metode ABC
yaitu kelas A, kelas B dan kelas C perusahaan perlu melakukan perhatian
kusus untuk tiap-tiap kelas. Untuk kelas A perusahaan harus melakukan
pengendalian yang ketat dan persediaan pengaman cukup 1-2 minggu