observasi penerapan sistem informasi pt bank...
TRANSCRIPT
Tugas : Take Home – Ujian Akhir Triwulan (Kelompok) Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Dr. Arief Ramadhan, S.Kom, M.Kom Batas Penyerahan : 17 Januari 2015
Observasi Penerapan Sistem Informasi PT Bank XYZ
Disusun oleh :
Amalia Ullianjari (P056132243.15EK) http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/members/amalia52e
Andi Susanto (P056133392.52E) http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/members/andi52e
Bayu Triastoto (P056134852.52E) http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/members/bayu38e
Siti Nurkomariyah (P056133652.52E) http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/members/siti52e
Suhartini (P056133662.52E) http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/members/suhartini52e
Program Pasca Sarjana Manajemen dan Bisnis
Institut Pertanian Bogor
2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.wr.wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas Rahmat dan
Hidayah_Nya sehingga bisa menyelesaikan penulisan makalah ini dengan lancar
tanpa mendapat halangan apa pun juga.
Makalah ini dibuat sebagai penganti UAS berupa tugas paper Observasi
Penerapan Sistem Informasi PT Bank XYZ yang diasuh oleh Bapak Dr. Arief
Ramadhan, S.Kom, M.Kom. Paper bersisi ulasan tentang kelebihan dan
kelemahan dari penerapan sistem informasi di sebuah Bank.
Besar harapan agar makalah ini berguna khususnya bagi penulis pribadi
maupun bagi semua pembaca yang membutuhkan. Dan bisa memberi bimbingan
serta arahan dari materi yang disajikan
Saran dan kritik, penulis harapkan demi perbaikan makalah ini agar lebih
baik ke depannya karena pembuatan makalah ini jauh dari sempurna.
Terima kasih atas perhatiannya. Mohon maaf atas kekurangan-kekurangan
yang ada.
Wassalamualaikum.wr.wb
Hormat Kami,
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 3
2.1 Sistem Informasi ....................................................................................... 3
2.2 Jenis-Jenis Sistem Informasi .................................................................... 4
2.3 Framework Tipologi Sistem Informasi oleh O’Brien ............................... 8
BAB III. PROFIL BANK XYZ DAN SISTEM INFORMASI YANG
DIPERGUNAKAN .................................................................................................... 11
3.1 Profil PT Bank KYZ ................................................................................. 11
3.2 Sistem Informasi Pada Bank KYZ ............................................................ 12
BAB IV. PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEGAWAI DAN APLIKASI
PENDUKUNG YANG DIPERGUNAKAN (LOPIS) ............................................ 18
4.1 Prosedur Pemberian Kredit Pegawai ......................................................... 18
4.2 Alur Pemberian Kredit Pegawai................................................................ 19
4.3 Loan Processing Information System (LOPIS)......................................... 20
4.4 Permasalahan LOPIS ................................................................................ 23
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 26
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 26
5.2 Saran .......................................................................................................... 26
BAB VI. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 28
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fungsi utama Bank adalah menghimpun dana dari golongan masyarakat
kurang produktif dan menyalurkannya kepada masyarakat yang lebih produktif
dalam bentuk kredit untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara
keseluruhan. Proses bisnis dalam organisasi dewasa ini, khususnya organisasi
bank, tak bisa dilepaskan lagi dari penggunaan teknologi informasi. Penerapan
sistem informasi dalam organisasi bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi proses dan bahkan dapat menjadi competitive advantage organisasi.
Salah satu kegiatan pokok bank adalah menyalurkan kredit. Dalam
menjalankan fungsinya menyalurkan kredit, Bank berpegang teguh pada prinsip
kehati-hatian. Salah satu bentuknya adalah Bank mampu mengukur dan
mengidentifikasi resiko di kemudian hari serta menentukan langkah yang tepat
untuk memitigasi resiko tersebut. Oleh karena itu, penting bagi sebuah institusi
perbankan memiliki sebuah sistem putusan pemberian kredit yang transparan
serta berasaskan independensi.
Permasalahan yang dahulu muncul di lapangan adalah kebutuhan pejabat
kredit untuk menilai kelayakan seseorang diberikan kredit kerap dijadikan alasan
atas waktu pelayanan yang buruk dan tidak terstandar kepada calon nasabah
kredit. Di sisi lain, persaingan dunia perbankan yang semakin ketat sudah tidak
memungkinkan lagi bagi sebuah Bank mengandalkan pelayanan kredit secara
manual. PT Bank XYZ adalah salah satu bank terbesar di Indonesia dengan kredit
pegawai sebagai salah satu portofolio kreditnya yang cukup signifikan. Hal di atas
mendorong penerapan aplikasi berbasis teknologi informasi dalam proses
pengajuan dan putusan kredit pegawai di PT Bank XYZ yang diberi nama LOPIS
(identitas perusahaan, produk dan aplikasi yang dipergunakan disamarkan untuk
menjaga rahasia perusahaan).
2
Penggunaan aplikasi LOPIS diharapkan mampu menjembatani
kepentingan kedua belah pihak, yaitu calon nasabah kredit dan manajemen
khususnya pejabat kredit PT Bank XYZ. Selain dapat mempermudah pejabat
kredit dalam melakukan penilaian kelayakan calon nasabah kredit dengan tetap
mengakomodir prinsip-prinsip dasar pemberian kredit, output yang dihasilkan
juga lebih akurat, transparan dan tepat waktu. Dengan demikian, kehadiran
aplikasi LOPIS dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan kredit
kepada nasabah.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apa saja sistem informasi yang ada dalam Bank XYZ?
2. Apa saja komponen-komponen sistem informasi yang ada dalam LOPIS?
3. Apakah aplikasi LOPIS efektif dapat membantu putusan kredit PT. Bank
XYZ
4. Apakah permasalahan yang muncul dalam penerapan aplikasi LOPIS oleh
PT. Bank XYZ
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
Menjelaskan sistem-sistem informasi utama yang ada pada PT Bank XYZ
Menjelaskan komponen-komponen, fungsi dan peran aplikasi LOPIS dalam
bisnis PT Bank XYZ khususnya dalam menyalurkan kredit pegawai kepada
calon nasabah.
Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam penerapan LOPIS dan
merumuskan saran perbaikannya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi
Menurut O’Brien dan Marakas (2011) sistem merupakan sebuah kumpulan
dari beberapa komponen yang saling terkait untuk bekerja sama mencapai tujuan
dengan menerima masukan (input) dan menghasilkan keluaran (output) dalam
sebuah proses transformasi yang teratur. Sebuah sistem mempunyai 3 komponen
dasar atau fungsi yaitu :
1. Input, yaitu kegiatan yang meliputi penangkapan dan menyusunan
elemen elemen untuk dimasukkan dalam sistem dan diproses
2. Proses, yaitu kegiatan yang meliputi proses transformasi yang mengubah input
menjadi output
3. Output, yaitu kegiatan yang meliputi penyampaian elemen yang diproduksi
oleh sebuah proses transformasi menuju tujuan akhir
Setiap sistem memiliki batas-batas luar yang memisahkannya dari
lingkungannya. Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen sistem yang
sama, namun secara umum bisa digambarkan terdiri dari sumberdaya input
(masukan), proses transformasi, dan sumberdaya output (keluaran).Berdasarkan
Hubungan elemen, sistem dibagi atas open system dan closed system.
Pada umumnya, manusia bergantung pada sistem informasi untuk hal
berkomunikasi antara satu dengan lainnya melalui berbagai jenis alat fisik
(hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran
komunikasi (jaringan) dan data yang disimpan (sumber daya data). Secara umum,
sistem informasi merupakan sebuah sistem, baik otomatis ataupun manual, yang
terdiri dari manusia, mesin, dan atau metode yang diorganisasir untuk
mengumpulkan, proses mengirimkan, menyebarkan informasi. Juga dapat dapat
diartikan sebagai sistem terpadu yang menyediakan informasi untuk mendukung
kegiatan operasional, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu
organisasi atau perusahaan.
4
Raymond McLeod Jr (1996) mengemukakan bahwa Sistem Informasi
Manajemen adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan
informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa. Output informasi
digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan untuk membuat
keputusan dalam memecahkan masalah. Sedangkan menurut O’brien (2005) SIM
merupakan kombinasi yang teratur antara people, hardware, software,
communication network dan data resources (kelima unsur ini disebut komponen
sistem informasi) yang mengumpulkan, merubah dan menyebarkan informasi
dalam organisasi.
2.2 Jenis-jenis Sistem Informasi
Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda,
tergantung pada kebutuhan dalam organisasi. Menurut O’Brien dan Marakas
(2011), sistem informasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang dapat dilihat
pada gambar 2.1 di bagian berikut .
Gambar 2.1 Jenis-jenis Sistem Informasi
5
Beberapa dari jenis-jenis sistem informasi menurut O’Brien dan Marakas di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Transaction Processing Systems (TPS)
TPS adalah system informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan
untuk memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti
daftar gaji dan inventarisasi. TPS berfungsi pada level organisasi yang
memungkinkan organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Data
yang dihasilkan oleh TPS dapat dilihat atau digunakan oleh manajer.
Enterprise Collaboration System (ECS)
ECS mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan
pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk
mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu
sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan kadang-
kadang diluar organisasi. Aspek-aspek ECS seperti word processing,
spreadsheets, electronic scheduling, dan komunikasi melalui voice mail, email
dan video conferencing.
- Knowledge Work System (KWS)
OAS dan KWS bekerja pada level knowledge. KWS mendukung para
pekerja profesional seperti ilmuwan, insinyur dan doktor dengan membantu
menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka menyampaikannya ke
organisasi atau masyarakat.
- Sistem Informasi Manajemen (SIM)
SIM tidak menggantikan TPS , tetapi mendukung spektrum tugas-tugas
organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat
keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat
keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis
yang sudah terkomputerisasi (basis data). Dari pengertian di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa SIM merupakan jaringan prosedur pengolahan data yang
6
dikembangkan dalam suatu organisasi dan disahkan bila diperlukan untuk
memberikan data kepada manajemen untuk dasar pengambilan keputusan dalam
rangka mencapai tujuan. Data-data tersebut diolah oleh manajemen menjadi
sebuah informasi.
- Decision Support Systems (DSS)
DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai
sumber data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung
pembuat keputusan di seluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap
wewenang eksklusif pembuat keputusan.
- Expert System (ES) dan Artificial intelegence (AI)
AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi
secara cerdas. ES menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk
menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis. ES (juga
disebut knowledge-based systems secara efektif menangkap dan menggunakan
pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu
organisasi. Berbeda dengan DSS yang meninggalkan keputusan terakhir bagi
pembuat keputusan, sedangkan ES langsung menyeleksi solusi terbaik terhadap
suatu masalah khusus.
- Group Decision Support Systems (GDSS) dan Computer-Support
Computer Support Collaborative Work Systems (CSCWS) dibuat apabila
kelompok perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur
dan tak terstruktur, maka group Decision support systems membuat suatu solusi.
GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-sama menyelesaikan
masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi
dan skenario. Kadang-kadang GDSS disebut dengan CSCWS yang mencakup
pendukung perangkat lunak yang disebut dengan “groupware” untuk kolaborasi
tim melalui komputer yang terhubung dengan jaringan.
7
- Executive Support Systems (ESS)
ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS
membantu eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan
menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang
bisa diakses seperti kantor.
2.2.1 Fungsi Utama Sistem Informasi
Adapun fungsi utama dari sistem informasi bagi organisasi yaitu :
1) Mendukung Operasi Bisnis.
Mulai dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan,
sistim informasi menyediakan dukungan bagi manajemen dalam
operasi/kegiatan bisnis sehari-hari. Ketika tanggapan/respon yang cepat
menjadi penting, maka kemampuan Sistim Informasi untuk dapat
mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi keberbagai fungsi bisnis
menjadi kritis/penting.
2) Mendukung Pengambilan Keputusan Managerial.
Sistem informasi dapat mengkombinasikan informasi untuk membantu
manager menjalankan menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang
sama dapat membantu para manajer mengidentifikasikan kecenderungan dan
untuk mengevaluasi hasil dari keputusan sebelumnya. Sistem Informasi akan
membantu para manajer membuat keputusan yang lebih baik, lebih cepat, dan
lebih bermakna.
3) Mendukung Keunggulan Strategis.
Sistim informasi yang dirancang untuk membantu pencapaian sasaran
strategis perusahaan dapat men-ciptakan keunggulan bersaing di pasar
2.3 Framework Tipologi Sistem Informasi oleh O’Brien
Di bawah ini merupakan gambar komponen dan skema Sistem Informasi
Manajemen menurut O’Brien :
8
Gambar 2.2 Komponen-komponen dan Skema SIM
(Sumber: O’Brien, dan Marakas, 2011)
Sistem informasi terdiri dari komponen komponen yang disebut blok
bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input, komponen model,
komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen
software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut
saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk
mencapai sasaran.
a. Komponen input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang
dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
b. Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik
yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan
cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
9
c. Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
d. Komponen teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi yang digunakan
untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari
sistem secara keseluruhan.
e. Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi
sistem informasi.Berfungsi sebagai tempat untuk menampung database, atau lebih
mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan
mempermudah kerja dari sistem informasi.
f. Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah, menghitung dan
memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu
informasi.
g. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di hardware komputer dan
menggunakan sofware untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dan
diorganisasikan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih
lanjut.Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya.Basis data diakses dengan software yang disebut DBMS
(Database Management System).
10
h. Komponen kontrol
Kontrol atau pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk
meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila
terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
i. Komponen Jaringan
Untuk menghubungkan perangkat komputer dalam satu kesatuan
diperlukan media berupa komponen jaringan.Komponen jaringan terdiri dari
hardware dan software jaringan. Hardware berupa kartu penghubung jaringan
(Network Interface Card), media penghubung jaringan seperti HUB
(konsentrator), repeater, bridge,dan router. Sedangkan komponen software
jaringan berupa sistem operasi jaringan network adpter drive dan protocol
jaringan.
11
BAB III
PROFIL BANK XYZ
DAN SISTEM INFORMASI YANG DIPERGUNAKAN
3.1 Profil PT Bank XYZ
PT Bank XYZ merupakan salah satu bank komersial yang konsisten memberikan
pelayanan kepada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan hingga
saat ini Bank XYZ tetap mampu menjaga komitmen tersebut di tengah kompetisi
industri perbankan Indonesia.
Dengan reputasi sebagai penyedia layanan microbanking yang telah mengakar di
tengah masyarakat Indonesia, Bank XYZ senantiasa mengembangkan layanannya
sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Bank XYZ terus berupaya
menyelaraskan pengembangan bisnisnya dengan perkembangan demografi
masyarakat yang merambah ke wilayah perkotaan, yang ditandai dengan
munculnya kota-kota sentra ekonomi baru di seluruh wilayah Indonesia.
Selain fokus pada segmen UMKM, Bank XYZ juga terus mengembangkan
berbagai produk consumer banking dan layanan institusional bagi masyarakat
perkotaan. Untuk mendukung upaya tersebut, Bank XYZ terus mengembangkan
jaringan kerja yang seluruhnya terhubung secara real time online. Dengan basis
jumlah nasabah yang besar, Bank XYZ terus mengembangkan layanan e-banking
yang dapat diakses masyarakat melalui internet, telepon, pesan singkat (Short
Message Service/SMS),
maupun melalui layanan e-channel lainnya seperti Automatic Teller Machine
(ATM), Cash Deposit Machine (CDM), Electronic Data Capture (EDC), dan
Kiosk Banking .
Bank XYZ memiliki produk yang lengkap pada semua lini yaitu simpanan,
pinjaman dan jasa bank. Pada lini simpanan, Bank XYZ memiliki produk
tabungan dan deposito dalam mata uang rupiah maupun asing (USD). Bank XYZ
juga memiliki produk tabungan untuk masyarakat mikro.
Pada lini pinjaman, Bank XYZ memiliki produk-produk yang dikelompokkan
dalam kredit mikro, kredit ritel komersial, Kredit Konsumer (Kredit Kepemilikan
12
Rumah/ KPR, Kredit Kendaraan Bermotor /KKB, Kartu Kredit dan Kredit
Pegawai), serta Kredit Menengah dan Korporasi. Pada lini jasa bank, Bank XYZ
memberikan Jasa Bisnis , Jasa Keuangan, Jasa Kelembagaan, Jasa E-Banking, dan
Layanan Bisnis Internasional dan Layanan Treasury. Saat ini Bank XYZ
melayani seluruh nasabah melalui unit kerja dan jaringan e-channel yang tersebar
di seluruh wilayah Indonesia. Unit kerja Bank XYZ terdiri dari Kantor Pusat,
Kantor Wilayah, Kantor Cabang (termasuk Unit Kerja Luar Negeri), Kantor
Cabang Pembantu, dan Kantor Kas.
3.2 SISTEM INFORMASI PADA BANK XYZ
Untuk mendukung upaya peningkatan daya saing perusahaan dan memenuhi
kebutuhan nasabah akan layanan perbankan yang terpercaya, Bank XYZ
mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan Teknologi dan Sistem Informasi
(TSI). Bank XYZ berupaya memanfaatkan dukungan teknologi tersebut untuk
meningkatkan kualitas layanan agar semakin kompetitif, efisien serta mampu
mengurangi risiko operasional.
Dalam rangka mendukung pencapaian Bank XYZ menjadi bank komersial
terkemuka di Indonesia, Bank XYZ telah menyusun dan melaksanakan program
pengembangan TSI secara bertahap dan berkelanjutan yang dinamakan
Information Technology Strategic Plan (ITSP) Bank XYZ tahun 2008-2013.
Rencana strategis ini pada dasarnya terbagi kedalam beberapa tahap
pengembangan, yaitu:
1) Adopsi leading-edge IT (Information Technology).
2) Penyediaan akses data yang lengkap secara realtime online.
3) Implementasi (near) zero downtime.
4) Penggunaan multimedia dan paperless technology.
Bank XYZ memiliki kebijakan dan prosedur untuk mendukung proses tata kelola
Perusahaan, antara lain mencakup:
1) Information Technology Strategic Plan (ITSP) 2008-2013
2) Arsitektur Teknologi Informasi Bank XYZ
13
3) Kebijakan Umum Sistem informasi
4) Kebijakan Umum Sekuriti Teknologi Sistem Informasi (KUTSI) Bank
XYZ
5) Kebijakan Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi
Informasi.
Realisasi program-program yang menjadi sarana dalam rangka memanfaatkan
teknologi informasi untuk menunjang kegiatan operasional Bank XYZ meliputi:
1) Penerapan Business Continuity and Disaster Recovery Plan untuk menjaga
kesinambungan operasional bisnis, meningkatkan kepercayaan nasabah dan
memitigasi risiko operasional akibat kegagalan teknologi informasi.
2) Pengawasan keamanan sistem secara berkesinambungan melalui Enterprise
Monitoring System.
3) Pelaksanaan Security Awareness Programme kepada seluruh pekerja secara
rutin untuk meningkatkan kepedulian terhadap keamanan penggunaan
teknologi informasi di Bank XYZ.
4) Penerapan best practice sistem pengamanan teknologi informasi yang lebih
luas berdasarkan ISO 27001:2005 serta regulasi dan peraturan dari Bank
Indonesia dan Pemerintah.
Bank XYZ membangun beberapa aplikasi TI yang dapat digunakan untuk
membantu Manajemen dalam melakukan pengawasan dan juga berfungsi sebagai
alat bantu dalam proses pengambilan keputusan. Beberapa aplikasi TI yang telah
dikembangkan mencakup:
1) SIM-Manajemen Risiko
Pengembangan sistem informasi manajemen risiko diantaranya dengan
mengembangkan aplikasi yang didedikasikan khusus untuk risiko operasional,
risiko kredit maupun risiko pasar. Sistem informasi manajemen risiko merupakan
bagian dari Sistem Informasi Manajemen (SIM) Bank XYZ dan merupakan
pendukung penting dalam pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian risiko. Sistem informasi manajemen risiko yang
14
diaplikasikan antara lain, Bank Risk Assessor (BARA), Loan Processing
Information System (LOPIS), dan Market and Treasury Risk System (MATRIS).
Sesuai pembagian jenis sistem informasi menurut O’Brien dan Marakas, Bank
Risk Assessor (BARA) merupakan jenis Process Control System yang masuk
dalam kategori Operations Support Systems. Secara sederhana dapat dijelaskan
mekanisme cara kerja BARA bersifat self asessment, di mana perangkat unit
kerja di bidang operasional Bank XYZ mengisi sendiri pertanyaan-pertanyaan
yang disediakan sesuai dengan penilaian terhadap tingkat resiko tahapan
operasional dan upaya mitigasi terhadap resiko tersebut. Sedangkan Loan
Processing Information System (LOPIS) merupakan Jenis Expert Systems yang
memudahkan jajaran pejabat kredit dalam memproses pengajuan kredit nasabah
sampai dengan keputusan pemberian kredit, dan Market and Treasury Risk System
(MATRIS) memiliki sistem kerja dan fungsi yang hampir menyerupai BARA,
namun diaplikasikan dalam bisnis treasury dan money market di level kantor
pusat. Matris masuk dalam jenis Operations Support Systems.
2) Dashboard Kepatuhan
Dashboard Kepatuhan merupakan tools yang dikembangkan dengan tujuan untuk
memantau pemenuhan Bank XYZ terhadap ketentuan regulator dan memberikan
alert bagi pejabat terkait dalam mengambil keputusan dan atau kebijakan. Hal-hal
yang dapat dipantau dalam tools ini antara lain Dana Pihak Ketiga, Derivatif,
Denda SID dan LBU, NPL, CAR, Kredit Korporasi, Menengah, Ritel, Mikro, dll.
Selanjutnya akan terus dilakukan penyempurnaan aplikasi melalui pengembangan
beberapa menu baru.
Dilihat dari kelompok sistem informasi, Dashboard Kepatuhan merupakan jenis
Executive Information Systems.
3) SIM-SDM
Bank XYZ juga telah mengembangkan sistim TI untuk pengelolaan SDM,
sehingga pelaporan internal terkait pengelolaan SDM kini telah didukung sistem
yang memadai baik dari sisi TI (termasuk IT-security system) maupun dukungan
15
SDM yang kompeten. Dengan adanya informasi yang tepat waktu, akurat lengkap
dan handal tersebut, Proses pengambilan keputusan dapat berlangsung efektif.
Dilihat dari kelompok sistem informasi, SIM-SDM merupakan Management
Information Systems (SIM).
4) Star Web System
Bank XYZ telah membangun STAR Web System yang merupakan sistem yang
digunakan untuk monitoring kualitas layanan dan operasional secara online.
Untuk memudahkan proses input data hasil monitoring kualitas layanan dan
operasional unit kerja serta menjadikan data hasil monitoring terdokumentasi
dengan baik. Sehingga akan memudahkan unit kerja dalam melakukan perbaikan
kualitas layanan dan operasional unit kerja dengan cepat.
Dilihat dari kelompok sistem informasi, SIM-SDM merupakan Process Control
System.
5) Sistem Manajemen Informasi Audit
Bank XYZ mengembangkan Sistem Informasi Audit dalam rangka meningkatkan
kualitas dan efisiensi penerapan Risk Based Audit. Adapun pengembangan
teknologi informasi yang dilakukan Audit Intern antara lain:
a. Implementasi aplikasi Sistem Manajemen Audit yang mengintegrasikan
seluruh proses audit mulai dari perencanaan audit tahunan, perencanaan audit
individual, pelaksanaan audit individual, pelaporan dan dokumentasi.
b. Pengembangan aplikasi XYZdeX sebagai alat analisis sehingga peningkatan
indikator risiko dapat diidentifikasi.
c. Pengembangan secara berkesinambungan Pusat Data Elektronik (PDE) untuk
auditor. PDE menangani pengolahan data yang digunakan untuk audit secara
terpusat. Hasil pengolahan data oleh PDE dapat diakses oleh masingmasing
auditor sesuai wilayah auditnya masing-masing.
d. Sistem Penunjang sistem yang ada pada kategori ini menangani beragam
bidang yang tidak berhubungan langsung dengan proses audit, seperti: CSS
(Customer Satisfaction Survey) akan menangani hasil survey kepuasan
16
auditee dalam setiap proses audit. Sedangkan AER (AIN Electronic Register)
menangani inventarisasi infrastruktur TI (hardware) yang ada di masing-
masing kantor audit.
Dilihat dari kelompok sistem informasi, sistem informasi audit termasuk dalam
Management Information Systems.
6) e-Procurement
Aplikasi e-procurement merupakan proses pengadaan barang dan jasa yang
dilakukan secara elektronik/ online berbasis internet yang bertujuan adanya
transparansi pengadaan barang dan jasa. Aplikasi e-procurement Bank XYZ
terdiri dari 10 (sepuluh) modul, meliputi:
a. Budget Management
b. User Management
c. Vendor Management
d. Request Management
e. Procurement Management
f. Bid Auction
g. Penetapan Pemenang
h. Contract Management
i. Vendor Performance management
j. Report
Dilihat dari kelompok sistem informasi, e-Procurement merupakan Functional
Business Systems.
Secara ringkas, sistem informasi utama yang terdapat pada Bank XYZ antara lain
adalah:
No. Nama Sistem/ Informasi/ Aplikasi Kelompok Sistem Informasi
1. SIM-Manajemen Risiko
Bank Risk Assessor (BARA)
Loan Processing Information System
(LOPIS)
Market and Treasury Risk System
(MATRIS)
Operations Support Systems
Expert Systems
Operations Support Systems
2. Dashboard Kepatuhan Executive Information Systems
3. SIM-SDM Management Information
17
No. Nama Sistem/ Informasi/ Aplikasi Kelompok Sistem Informasi
Systems
4. Star Web System Process Control System
5. Sistem Manajemen Informasi Audit Management Information
Systems
6. e-Procurement Functional Business Systems
18
BAB IV
PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEGAWAI DAN APLIKASI
PENDUKUNG YANG DIPERGUNAKAN (LOPIS)
4.1. Prosedur Pemberian Kredit Pegawai
4.1.1 Pejabat yang Terlibat
Pemberian kredit pegawai pada Bank XYZ melibatkan pejabat-pejabat kredit lini
pada bank ini. Pejabat kredit lini adalah pejabat yang memiliki tugas dan
tanggung jawab yang menyangkut putusan pemberian fasilitas kredit baru, kredit
penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah. Berdasarkan tugas dan
tanggung jawabnya pejabat kredit lini dibagi menjadi dua yaitu pejabat
pemrakarsa dan pejabat pemutus. Adapun pejabat kredit lini di kantor cabang
Bank XYZ adalah sebagai berikut :
Pemimpin Cabang
Manajer Bisnis
Asisten Manajer Bisnis
Account Officer
Pelaksanaan proses putusan kredit dilaksanakan minimal oleh dua orang
pejabat kredit lini, yaitu pejabat yang berfungsi selaku pejabat pemrakarsa dan
pejabat yang berfungsi selaku pejabat pemutus kredit.
4.1.1.a. Pejabat Pemrakarsa
Pejabat pemrakarsa adalah pejabat yang melakukan prakarsa dan
penganalisa terhadap calon debitur/pemohon kredit, melakukan pemeriksaan
langsung ke tempat usaha nasabah (on the spot) dan menganalisa aspek-aspek
penting yang berkaitan dengan permohonan kredit serta memberikan
pertimbangan kepada pejabat pemutus atas suatu pemohonan kredit. Tanggung
jawab utama seorang pemrakarsa kredit adalah menyajikan analisis dan evaluasi
secara akurat atas aspek-aspek penting dari debitur yang berkaitan dengan
19
permohonan kredit. Memastikan bahwa seluruh kredit yang direkomendasikan
telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.
4.1.1.b. Pejabat Pemutus
Pejabat pemutus adalah pejabat yang memiliki wewenang untuk
memutuskan, menyetujui atau menolak atas suatu pemohonan kredit. Tugas dan
tanggung jawab utama pejabat pemutus adalah meyakini bahwa analisis dan
evaluasi serta rekomendasi kredit telah dilakukan dengan benar dan memadai bagi
suatu pemberian kredit serta memberikan persetujuan atau penolakan kredit sesuai
dengan batas kewenangannya.
4.1.2. Bagian Administrasi Kredit
Selain pejabat lini, proses pemberian kredit pegawai Bank XYZ juga
melibatkan Bagian Administrasi Kredit. Pelaksana Administrasi Kredit memiliki
tugas utama mengumpulkan, menyediakan, dan menatakelola data-data yang
berkaitan kredit (berkas kredit). Bagian administrasi kredit juga bertugas
membantu proses pencairan kredit setelah mendapat putusan permohonan kredit
disetujui oleh pejabat pemutus.
4.2. Alur Pemberian Kredit Pegawai
Produk kredit pegawai pada Bank XYZ dinamakan Kredit Karya.
Persyaratan utama untuk dapat mengajukan Kredit Karya adalah pegawai yang
merupakan calon nasabah kredit memiliki payroll di Bank XYZ dan perusahaan
tempat calon nasabah bekerja telah menandatangani perjanjian kerja sama
pemberian kredit pegawai dengan Bank XYZ. Selanjutnya, besaran kredit yang
dapat diberikan bergantung pada hasil analisa Account Officer berdasarkan
beberapa pertimbangan, antara lain besarnya take home pay calon nasabah dan
pengajuan tenor (jangka waktu) kredit.
Secara garis besar proses pemberian kredit pegawai terbagi menjadi 3
(tiga) tahapan, yaitu : tahap pre screening, analisa dan putusan. Setelah ketiga
20
tahap tersebut dilalui, proses akhir adalah percairan kredit yang dapat dilakukan
secara tunai maupun over booking (kredit ke rekening nasabah).
4.3. Loan Processing Information System (LOPIS)
Pengembangan Aplikasi Loan Processing Information System (LOPIS)
sebagai suatu sistem baru dalam operasional kredit bertujuan untuk menggantikan
proses kredit secara manual. Bila proses analisa kredit manual identik dengan
waktu pelayanan yang tidak terstandar dan lemah monitoring dari sisi internal,
maka aplikasi LOPIS mencoba memperbaiki hal tersebut. Aplikasi LOPIS
memudahkan pemutus untuk memonitor waktu yang diperlukan seorang pejabat
pemrakarsa dalam menganalisa permohonan kredit hingga menghasilkan data
yang menjadi input bagi pemutus kredit. Selain itu, besaran kredit yang
direkomendasikan oleh pejabat pemrakarsa pun menjadi transparan karena
merupakan output dari sistem berdasarkan sumber data yang diinput dan dapat
dilakukan crosscheck oleh pemutus kredit melalui slip gaji calon nasabah dan
hasil pencarian Sistem Informasi Debitur (SID) BI. Dengan begitu Service Level
Agreement (SLA) di setiap tahapan proses dapat terpenuhi, sehingga kualitas
layanan kepada nasabah meningkat.
Tujuan Implementasi LOPIS:
1) Menyediakan aplikasi proses bisnis berbasis Scoring/Rating (Integrasi
scoring/Rating dalam Loan Processing Information System)
2) Menyiapkan dukungan infrastruktur data capture untuk memenuhi kebutuhan
Sistem Informasi Debitur (SID)
3) Menyiapkan dukungan infrastruktur data capture untuk memenuhi kebutuhan
LBU
4) Menyiapkan dukungan infrastruktur data capture untuk memenuhi kebutuhan
KYC
5) Menyiapkan dukungan infrastruktur data capture untuk memenuhi kebutuhan
implementasi IRB (Internal Rating Base Approach - Basel II)
Bila dilihat sesuai fungsinya, LOPIS merupakan jenis sistem informasi
yang membantu pembuatan sebuah keputusan seperti halnya Decision Support
21
Systems (DSS). DSS menggunakan basis data sebagai sumber data, hampir sama
dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM). DSS bermula dari SIM karena
menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-
tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat
keputusan. Seperti halnya LOPIS yang menyediakan fungsi putusan pada tiap
tahapan proses pemberian kredit, yaitu tahap pre screening, tahap analisa dan
tahap putusan.
4.3.1. Matriks Komponen SI
Matriks komponen sistem informasi (SI) dibuat dalam rangka
mempermudah proses identifikasi terhadap aktivitas dan komponen-komponen
sistem informasi yang sedang dianalisa. Matriks komponen SI berisikanenam
kolom yang terdiri dari hardware, jaringan, software, sumber daya manusia,
sumber daya data dan produk serta lima baris yang merupakan lima jenis aktivitas
SI, yaitu : input, pemrosesan, output, penyimpanan dan kontrol. Di bawah ini
merupakan table matriks komponen SI pada aplikasi Loan Processing Information
System yang digunakan Bank XYZ dalam proses pemberian kredit pegawai
kepada nasabah.
Identifikasi dan penjelasan mengenai aktivitas dan komponen SI pada
aplikasi LOPIS di bawah ini dilakukan menggunakan analisa baris aktivitas SI.
1. Input
Aktivitas input pada aplikasi LOPIS berada pada tahapan yang disebut pre
screening. Pejabat pemrakarsa (AO) memasukkan data-data calon nasabah yang
bersumber dari slip gaji, SK pengangkatan, KTP, data riwayat pinjaman yang
didapat dari SID BI dll. Tahapan ini menghasilkan informasi apakah permohonan
pengajuan kredit calon debitur dapat diteruskan atau ditolak. Informasi inilah
yang menjadi dasar bagi Account Officer untuk melanjutkan ke tahapan analisa.
2. Pemrosesan
Aktivitas pemrosesan identik dengan tahapan analisa pada aplikasi LOPIS,
dimana di dalamnya terdapat beberapa prosedur tahapan seperti analisa data
finansial-non finansial, kemudian menghasilkan rating, dilanjut oleh informasi
data statis (KTP, kartu keluarga, surat nikah dll) hingga menghasilkan
22
Memorandum Analisa Kredit (MAK) LOPIS yang di dalamnya terdapat
rekomendasi kredit beserta jangka waktunya. Informasi tersebut menjadi bahan
masukan bagi pejabat pemutus dalam memutus permohonan kredit.
3. Output
Aktivitas output merupakan tahapan putusan pada aplikasi LOPIS.Sumber
infomasi berasal dari aktivitas pemrosesan yang menghasilkan rekomendasi kredit
yang pantas diberikan kepada calon debitur. Aktivitas ini sepenuhnya menjadi
wewenang pejabat pemutus. Hasil dari aktivitas ini adalah putusan ditolak atau
diputusnya permohonan kredit yang telah direkomendasikan oleh Account Officer.
Bila permohonan kredit diputus, selanjutnya informasi tersebut akan diteruskan ke
XYZNET (aplikasi induk di Bank XYZ) untuk proses pencairan kredit.
4. Penyimpanan
Aktivitas penyimpanan dilakukan oleh aplikasi XYZNET dan bermuara di
AS400.Aktivitas ini menghasilkan database dalam jumlah sangat besar yang
tentunya berguna bagi perusahaan sebagai sumber back up data sewaktu
diperlukan oleh pihak stakeholders.
5. Kendali
Di dalam aplikasi LOPIS terdapat aktivitas kendali atau kontrol di setiap
tahapannya. Bentuk kontrol berupa penggunaan username dan password oleh
setiap pengguna dan melalui prosedur pergantian password setiap tiga hari. Hal
ini memudahkan kontrol terhadap ketepatan proses input data atau aktivitas yang
dilakukan oleh masing-masing pengguna aplikasi LOPIS.
Rangkuman aktivitas dan komponen SI pada aplikasi LOPIS dapat dilihat sebagai
matriks pada Tabel 4.1.
4.3.2. Penggunaan Aplikasi LOPIS oleh PT XYZ
Selama masa transisi dari proses manual kepada otomasi menggunakan
Loan Processing Information System belum ditemukan permasalahan signifikan
23
yang dinilai menghambat. Keberadaan LOPIS membawa beberapa keuntungan/
dampak positif, antara lain :
a. Meningkatkan produktivitas Account Officer (AO) karena proses kredit
menjadi lebih cepat dan terukur.
b. Memudahkan AO dalam membuat Memorandum Analisa Kredit (MAK)
karena LOPIS berbasis web-based sehingga dapat diakses dimanapun
c. Risk analisis lebih baik, karena dilakukan dengan alat analisis yang standard
yaitu scoring/rating system.
d. Kepastian putusan kredit dapat diketahui lebih cepat, sehingga pelayanan
proses kredit menjadi lebih baik
e. Biaya transaksi lebih rendah (karena waktu proses kredit menjadi lebih cepat,
penggunaan ATK yang lebih sedikit, dll)
f. Monitoring AO lebih baik (adanya dashboard yang dapat dipakai untuk
memonitor kegiatan proses kredit yang dilakukan AO dan performance
debitur)
g. Peningkatan efisiensi proses bisnis melalui otomasi proses.
h. Kemudahan dalam pemantauan status proses aplikasi, sejak diterima aplikasi
pinjaman sampai disetujui dan booking ke back end system.
i. Pengurangan pekerjaan pemasukkan data yang berulang dalam proses kredit,
yaitu semula entry data dilakukan di PC AO dan XYZnet menjadi hanya
sekali entry di LOPIS.
j. Manajemen ekstrakomptabel lebih baik (data agunan, data recovery, data
konsistensi pinjaman sejak intra sd ekstrakomptabel).
4.4. Permasalahan LOPIS
Meskipun belum terdapat masalah yang signifikan dalam penggunaan
LOPIS, terdapat beberapa permasalahan minor berupa kapasitas LOPIS yang
masih terbatas serta antarmuka pengguna (user interface) yang dirasakan masih
belum user friendly oleh sebagian pengguna. Kedua permasalahan ini disebabkan
karena aplikasi LOPIS masih berada dalam tahap pengembangan.
4.4. 1. Keterbatasan Kapasitas LOPIS
Saat ini LOPIS masih memiliki 2 keterbatasan kapasitas utama, yaitu:
24
1) Belum dapat memproses kredit dengan nilai plafond di atas Rp
2.000.000.000,00.
2) Belum dapat memproses kredit dengan jangka waktu lebih dari 5 tahun
Dengan keterbatasan di atas, untuk memproses kredit yang tidak dapat
diproses dengan LOPIS Account Officer masih harus membuat MAK
secara manual yang menghabiskan berpuluh-puluh lembar kertas. Di
samping itu penggunaan LOPIS juga belum dapat diperluas untuk
menangani proses aplikasi kredit yang berjangka waktu lebih dari 5 tahun
seperti kredit investasi.
4.4.2. Antarmuka Pengguna yang Belum User Friendly
Berdasarkan penilaian sebagian pengguna, tampilan LOPIS dinilai cukup rumit.
Hal ini menyebabkan pengguna yang tergolong pekerja senior merasa sedikit
kesulitan, sehingga seringkali mereka meminta bantuan kepada pekerja yang lebih
yunior untuk mengoperasikan LOPIS. Hal ini menyebabkan hambatan dalam
proses persetujuan kredit, baik karena pekerja senior yang harus meminta bantuan
ataupun karena pekerja yunior yang harus memberi bantuan.
Proses pengembangan terus dilakukan oleh Divisi IT Bank XYZ untuk
menyempurnakan aplikasi LOPIS agar dapat mengatasi masalah-masalah di atas
dan lebih jauh lagi untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam rangka
meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah.
25
Tabel 4.1 Tabel Matriks Komponen Sistem Informasi padaAplikasi LOPIS
Mesin Media Program Prosedur Spesialis Pengguna
Input
PC workstasion,
laptop
Berkas data nasabah
(legalitas, laporan
keuangan dll)
Aplikasi LOPIS
(Loan Processing
Information
System)
Pemasukan data-data
debitur berdasarkan berkas
permohonan pinjaman
Marketing Marketing/Account
Officer (AO)
Berkas permohonan,
Slip gaji dll milik
nasabah
Data entry display
Pemrosesan
Network server Jaringan internet (web
based)
Aplikasi LOPIS
(Loan Processing
Information
System)
Terdiri dari 8 tahap : pre
screening, lolos/ijin prinsip,
data finansial/non, rating,
lolos upgrade/rating, data
statis MAK, lolos putusan
dan data statis lain
Marketing dan
Bagian
Administrasi Kredit
(ADK)
Marketing/Account
Officer (AO) dan
Bagian Administrasi
Kredit (ADK)
Data yang diinput Status process display
Output
PC workstasion,
laptop
Data untuk masuk ke
XYZNET
Aplikasi XYZNET Lolos putusan = approval =>
data dikirim ke XYZNET; atau
ditolak
Pejabat Pemutus Pemimpin Cabang
dan AO
Data hasil pemrosesan Status permohonan
kredit & offering
letter
PenyimpananServer AS400 Jaringan internet Aplikasi XYZNET Prosedur back up akhir hari Petugas IT Setiap user LOPIS Data putusan kredit Data base
Kendali
Server AS400 Username and
password
Aplikasi XYZNET Pergantian password setiap
3 hari
Pejabat Kredit Lini
(Marketing, ADK,
Pemutus)
Setiap user LOPIS Data putusan kredit
Aktivitas SI
Sumberdaya Hardware dan Jaringan Sumberdaya Software Sumberdaya ManusiaSumberdaya Data Produk
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1) Sistem informasi utama pada Bank XYZ terdiri dari :
- Sub sistem Operations Support Systems pada bidang Manajemen Risiko,
yaitu Bank Risk Assessor /BARA dan Market and Treasury Risk System
/MATRIS serta sub sistem Expert Systems berupa Loan Processing and
Information System /LOPIS;
- Sub sistem Executive Information Systems pada Dashboard Kepatuhan;
- Sub sistem Management Information Systems pada bidang SDM dan
Sistem Manajemen Informasi Audit;
- Sub sistem Process Control System berupa Star Web System;
- Sub sistem Functional Business Systems berupa e-Procurement.
2) Aplikasi LOPIS digunakan oleh PT. Bank XYZ dalam proses pengajuan dan
putusan kredit pegawai cukup efektif sehingga dapat mempercepat proses
layanan kredit kepada nasabah.
3) Dengan aplikasi LOPIS proses kredit yang dilakukan oleh PT. Bank XYZ
menjadi lebih transparan
4) Aktivitas Sistem Informasi LOPIS meliputi input, pemrosesan, output,
penyimpanan dan kendali.
5.2 SARAN
1) Aplikasi LOPIS yang digunakan oleh PT XYZ masih perlu penyempurnaan,
sehingga dapat digunakan untuk memproses kredit dengan plafond di atas Rp
2.000.000.000,00 dan kredit dengan jangka waktu lebih dari 5 tahun.
27
2) Aplikasi LOPIS perlu diperbaiki agar para pengguna dapat dengan mudah
menggunakan aplikasi tersebut.
3) Perbaikan atas aplikasi LOPIS dapat dilakukan oleh Divisi IT yang bekerja
sama dengan pihak luar (co-sourcing), beberapa di antaranya meliputi :
- Pengembangan fleksibilitas alur kerja (Dynamic Workflow) sistem dalam
aplikasi LOPIS agar memberikan kemudahan operasi bagi pengguna.
- Pengembangan beberapa fitur, salah satunya termasuk besaran kredit yang
dapat diproses oleh aplikasi LOPIS. Namun, bila terdapat beberapa fitur
hasil pengembangan belum diperlukan, maka fitur tersebut dapat
dinonaktifkan untuk menghemat kapasitas aplikasi.
- Merubah tampilan menjadi lebih user friendly dengan tujuan semua jajaran
marketing yang berasal dari lintas generasi sebagai pengguna tidak merasa
sulit untuk mengoperasikan aplikasi LOPIS.
28
DAFTAR PUSTAKA
Bank XYZ. 2014. Laporan Tahunan 2013.
Leod Jr., Raymond Mc.1996. Sistem Informasi Manajemen, Jilid I. PT. Bhuana
Ilmu Populer. Jakarta.
O’ Brien JA dan Marakas GM. 2011. Management Information Systems. 10th
Ed..
McGraw-Hill/ Irwin, New York
O’Brien. J. A. 2005. Pengantar Sistem Informasi, Perspektif Bisnis dan
Manajerial. Edisi 12. Penerjemah Dewi Fitriasari dan Deni Arnos Kwary.
Salemba Empat, Jakarta.
Davis, B. Gorgon. 1995. Kerangka Dasar SIM. PT Gramedia. Jakarta
http://www.sentranet.co.id/component/content/article/46-ict-world/93-apa-itu-
sistem-informasi-manajemen.html
http://marlonsn.wordpress.com/2012/05/
http://www.bi.go.id/id/perbankan/ikhtisar/pengaturan/sistem-
informasi/Contents/Default.aspx