obesitas sabtu ini dikumpul
DESCRIPTION
uht6jgjtnmbgngTRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Dalam dunia kesehatan banyak sekali masalah-masalah yang terjadi
diantaranya adalah gangguan makan :kegemukan (obesitas), bagi seseorang yang
memiliki berat badan lebih atau diatas ukuran normal pastilah hal tersebut sangat
mengganggu baik itu dalam segi penampilan ataupun dalam melaksanakan
aktvitas sehari-hari. Akan tetapi tidak sedikit juga yang merasa baik-baik saja dan
menganggap wajar dengan keadaan dirinya, mereka senantiasa mensyukuri
nikmat yang diberikan oleh Tuhan, iutergantung masing-masing individu
tentunya. Kegemukan bisa terjadi karena faktor keturunan tapi juga ada yang di
dapat dari individu itu sendiri karena gaya yang diterapkan dan mengkonsumsi
makanan yang berlebihan.Kegemukan dapat diatasi jika individu menyadari akan
gaya hidup sehat, mampu mengatur porsi makanan (diet) yang sesuai. Dalam segi
penampilan obesitas merupakan masalah yang penting untuk diatasi.Kegemukan
atau obesitas dapat mengurangi rasa percaya diri pada seseorang,merasa dirinya
tidak memiliki kelebihan dibandingkan orang lain.
B. Tujuan
Tujuan dalam menyusun makalah ini diantaranya ialah :
1. TujuanUmum
Untuk mengetahui laporan pendahuluan obesitas pada anak
2. TujuanKhusus
- Mengetahui definisi obesitas pada anak
- Mengetahui tanda dan gejala obesitas pada anak
- Mengetahui patofisiologis obesitas pada anak
- Mengetahui manifestasi klinik obesitas pada anak
- Mengetahui komplikasi obesitas pada anak
- Mengetahui penatalaksanaan obesitas pada anak
- Melatih mahasiswa dalam menyusun askep
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 1
C. Manfaat
1. Diharapkan mahasiswa mendapatkan manfaat dari adanya makalah ini
diantaranya :
- Mahasiswa akan semakin terlatih menyusun askep.
- Mahasiswa memahami obesitas pada anak
- Mahasiswa akan semakin faham tentang gangguan obesitas pada anak
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 2
BAB IIPEMBAHASAN
A. Definisi
Kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak tubuh sedikitnya 20 %
dari berat rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan tinggi badan. Prognosis umum untuk
peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk. Namun keinginan
untuk pola hidup lebih sehat dan penurunan factor resiko sehubungan dengan
ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang mengikuti diet dan
program penurunan berat badan.
a) Obesitas atau kegemukan diartikan sebagai penimbunan jaringan lemak tubuh secara
berlebihan. (ViviJuhanita S.Gizi.Net)
b) Obesitas adalah keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang
berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh. (Arief Mansjoer, dkk)
B. Etiologi
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori yang lebih banyak dari
yang diperlukan oleh tubuh / pemasukan makan yang berlebihan ke dalam tubuh.
Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih
belum jelas. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa factor:
1. Masukan energi yang melebihi dari kebutuhan tubuh
a. Pada Bayi
- Bayi yang minum susu botol yang selalu dipaksakan oleh ibunya, bahwa
setiap kali minum harus habis.
- Kebiasaan untuk memberikan minuman / atau makanan setiap kali menangis.
- Pemberian makanan tambahan tinggi kalori pada usia yang terlalu dini.
- Jenis susu yang diberikan osmolaritasnya tinggi (terlalu kental, terlalu manis,
kalorinya tinggi), sehingga bayi selalu haus / minta minum.
b. Faktor Psikis
Apa yang ada di dalam pikiran sesorang bisa mempengaruhi kebiasaan
makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan
makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif.
Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 3
menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang
kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.
Ada dua pola makan abnormal yaitu: makan dalam jumlah yang sangat banyak
(binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua
polamakan ini biasanya dipicu oleh stress dan kekecewaan. Binge mirip dengan
bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah yang sangat banyak,
bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang
telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada
sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari
dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.
c. Gaya hidup masa kini
Kecenderungan anak-anak sekarang suka makanan “fast food” yang berkalori
tinggi seperti : Hamburger, Pizza, Ayam goreng dengan kentang goreng, ice
cream, aneka makan mie, dll.
2. Penggunaan kalori yang kurang
Berkurangnnya pemakaian energi dapat terjadi pada anak yang kurang aktivitas
fisiknya, seharian nonton TV, dll. Lebih-lebih kalau nonton TV sambil tidak berhenti
makan, maka cenderungan menjadi obesitas akan menjadi besar.
3. Faktor lingkungan
Gen merupakan factor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi
lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini
termasuk perilaku / pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali
seseorang makan serta bagaimana aktifitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat
mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktifitasnya.
4. Faktor kesehatan
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
- Sindroma yang diwariskan, contohnya: sindroma cushing, sindroma prader-willi
- Hormonal
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 4
Kelenjar pituitary dan fungsi hipotalamus.Penyebab yang jarang dari obesitas adalah fungsi hipotalamus yang abnormal. Sehingga
terjadi hiperfagia (nafsu makan yang berlebihan) karena gangguan pada pusat kenyang di
otak.
- Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan seperti :
lesi-lesi hipotalamus, hipofisis, dan lesi otak yang lain.
5. Factor perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan
bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama
yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak bisa memiliki sel lemak sampai lima kali
lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel
lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan
dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.
6. Aktivitas fisik
Kurang aktifitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari
meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang
yang tidak aktif memerlukan sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi
makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktifitas fisik yang seimbang, akan mengalami
obesitas.
Untuk terjadinya obesitas tidak hanya tergantung dari berbagai macam penyebab yang
telah disebutkan di atas, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor predisposisi lainnya
misalnya :
1. Herediter (faktor keturunan)
Kecenderungan menjadi gemuk pada keluarga tertentu. Kalau salah satu orang
tuanya obesitas, maka anaknya mempunyai resiko 40% menjadi obesitas, sedangkan
kalau kedua orang tuanya obesitas, maka resiko menjadi 80%.
2. Suku / Bangsa
Pada suku / bangsa tertentu kadang-kadang terlihat banyak anggotanya yang
menderita obesitas.
3. Pandangan masyarakat yang salah, yaitu bayi yang sehat adalah yang bayi yang
gemuk.
4. Anak cacat, anak aktifitasnya kurang karena problem fisik/ cara mengasuh.
5. Umur orang tua yang sudah lanjut baru punya anak, anak tunggal, anak “mahal”, anak
dari orang tua tunggal, dll.
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 5
6. Meningkatnya keadaan social ekonomi seseorang.
Orang tua yang dulunya berasal dari keluarga yang kurang mampu, maka mereka
cenderung memberikan makanan sebanyak-banyaknya pada anak-anaknya. Atau
keluarga yang migrasi dari Negara berkembang ke Negara yang maju atau kaya.
7. Obat-obatan
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan
penambahan berat badan.
C. Patofisiologi
Terjadinya obesitas menurut jumlah sel lemak, adalah sebagai berikut :
1. Jumlah sel lemak normal, tetapi terjadi hipertrofi / pembesaran.
2. Jumlah sel lemak meningkat / hiperplasi dan juga terjadi hipertrofi.
Penambahan dan pembesaran jumlah sel lemak paling cepat pada masa anak-anak dan
mencapai puncaknya pada masa meningkat dewasa. Setelah masa dewasa tidak akan
terjadi penambahan jumlah sel, tetapi hanya terjadi pembesaran sel. Obesitas yang terjadi
pada masa anak selain hiperplasi juga terjadi hipertrofi. Sedangkan obesitas yang terjadi
setelah masa dewasa pada umumnya hanya terjadi hipertrofi pada sel lemak.
Obesitas pada anak terjadi kalau intake kalori berlebihan, terutama pada tahun
pertama kehidupan. Rangsangan untuk meningkatkan jumlah sel terus berlanjut sampai
dewasa, setelah itu terjadi pembesaran sel saja. Sehingga kalau terjadi penurunan berat
badan setelah masa dewasa, bukan karena jumlah sel lemaknya yang berkurang tetapi
besarnya sel yang berkurang.
Disamping itu, pada penderita obesitas juga menjadi resisten terhadap hormone
insulin, sehingga kadar insulin dalam peredaran darah akan meningkat. Insulin berfungsi
untuk menurunkan lipolisis dan meningkatkan pembentukan jaringan lemak.
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 6
PATHWAYS
Masukan energi Penggunaan Faktor kesehatan Faktor predisposisiyang melebihi kalori yang dan lingkungan
dari kebutuhan kurang danTubuh Faktor
perkembangan
Pembesaran dan penambahan jumlah sel
lemak
Obesitas
Pemasukan Berat badan meningkat Penimbunan lemakmakanan yang berlebihan diberlebihan ke bawah diafragmadalam tubuh dan di dalam
dinding dadaPerubahnKeterbatasanPenampilanAktifitas fisik
IntoleransiMenekan Paru -
Aktivitasparu
Perubahan Nutrisi Koping Individu Gangguan HargaLebih dari Kebutuhan
Tidak Efektif DiriTubuh
Pola Napas TidakEfektif
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 7
D. ManifestasiKlinik
Obesitas dapat terjadi pada usia berapa saja, tetapi yang tersering pada tahun pertama
kehidupan, usia 5 – 6 tahun dan pada masa remaja.
Gejala obesitas antara lain :
1. Anak dengan obesitas lebih berat dari anak seusianya (terlihat sangat gemuk).
2. Pertumbuhan tulangnya lebih cepat matang dan lebih berkembang. Anak yang
obesitas relatif lebih tinggi pada masa remaja awal, tetapi pertumbuhan
memanjangnya selesai lebih cepat, sehingga hasil akhirnya mempunyai tinggi badan
yang lebih pendek dari usia sebayana.
3. Bentuk muka anak tidak proporsional, hidung dan mulut terlihat kecil, dagu ganda
(double chin).
4. Terdapat timbunan lemak pada daerah payudara adipositas (buah dada seolah-olah
berkembang) yang biasanya terjadi pada anak laki-laki.
5. Penis pada anak laki-laki terlihat kecil, oleh karena sebagian organ tersebut
tersembunyi dalam jaringan lemak pubis.
6. Paha dan lengan atas besar, jari-jari tangan relative kecil dan runcing.
7. Perut menggantung dan sering disertai strie.
8. Sering terjadi gangguan psikologis, baik sebagai penyebab ataupun sebagai akibat
dari obesitasnya.
9. Anak lebih cepat mencapai masa pubertas.
10. Terjadi gangguan pernafasan dan sesak nafas.
Penimbunan lemak yang berlebihan di dalam diafragma dan di dalam dinding
dada bisa menekan paru-paru sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas
meskipun penderita hanya melakukan aktifitas ringan. Biasanya terjadi pada saat tidur
dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu)
sehingga pada siang hari penderitanya sering merasa ngantuk.
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 8
E. Komplikasi
Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas, baik yang terjadi pada
masa bayi maupun masa dewasa, antara lain :
1. Terhadap kesehatan
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak.
Tetapi bila obesitas masih terjadi setelah masa dewasa, maka morbiditas maupun
mortalitasnya akan meningkat. Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas
dengan berbagai penyakit infeksi, kecuali TBC. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi
tersebut, dikaitkan dengan menurunnya respons imunologik sel T dan aktivitas sel
polimorfonuklear.
2. Saluran pernafasan
Pada bayi, obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran pernapasan
bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya hipertrofi tonsil dan
adenoid akan mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga
mangakibatkan anoksia dan saturasi oksigen rendah, yang disebut sindrom Chubby
Puffer. Obstruksi kronis saluran pernapasan dengan hipertrofi tonsil dan adenoid,
dapat mengakibatkan gangguan tidur, gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah
yang abnormal. Keluhan lainnya adalah nafas yang pendek.
3. Kulit
Kulit sering lecet karena gesekan. Anak merasa gerah / panas, sering disertai
miliaria, maupun jamur pada lipatan kulit.
4. Ortopedi
Anak yang obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi
seperti Legg-Perthee disease, genu valgum, slipped femoral capital epiphyses, tibia
vara, dll.
5. Efek psikologis
Kurang percaya diri. Anak pada masa remaja yang obesitas biasanya pasif dan
depresi. Karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman
sebayanya, juga sulit mendapatkan pacar karena merasa potongan tubuhnya jelek,
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 9
tidak modis, merasa rendah diri sehingga mengisolasi dari pergaulan teman-
temannya.
Gangguan kejiwaan ini juga dapat sebagai penyebab terjadinya obesitas, yaitu
dengan melampiaskan stress yang dialaminya kemakanan.
6. Bila obesitas pada masa anak terus berlanjut sampai masa dewasa, dapat
mengakibatkan :
Hipertensi pada masa adolensi.
Hiperlipidemia, ateroskerosis, penyakit jantung koroner, hipertensi maligna pada
dewasa.
Diabetes.
Sindrom Pickwickian merupakan komplikasi yang berat dari obesitas dewasa,
yaitu gangguan pada jantung dan pernapasan, hipoventilasi. Dengan manifestasi
polisitemia, hipoksemia, sianosis, pembesaran jantung, gagal jantung kongestif,
dan somnolen. Kita harus berhati-hati pada pemberian oksigen konsentrasi tinggi
pada anak ini. Usaha pengurusan badan sangat penting kalau terjadi komplikasi
ini.
Maturitas seksual lebih awal, menstruasi sering tidak teratur.
F. Penatalaksanaan
a. PenatalaksanaanKeperawatan
Tujuan pengobatan obesitas pada anak berbeda dengan pengobatan obesitas
dewasa, karena tujuannya hanya menghambat laju kenaikan berat badan yang pesat
tersebut dan tidak boleh diit terlalu ketat. Sehingga pengaturan diitnya harus
dipertimbangkan bahwa anak masih dalam masa pertumbuhan. Olah raga atau
aktifitas tubuh yang teratur sangat penting dalam upaya penatalaksanaan obesitas pada
anak.
Pada prinsipnya, pengobatan pada anak dengan obesitas adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki factor penyebab, misalnya kesalahan cara pengasuhan maupun
factor kejiwaan.
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 10
2. Motivasi penderita obesitas dewasa tentang perlunya pengurusan badan.
Sedangkan orang tua atau bayi anak yang obesitas harus dimotivasi tentang
pentingnya memperlambat kenaikan berat badan bayi atau anaknya.
3. Memberikan diit rendah kalori yang seimbang untuk memperlambat kenaikan
berat badan.
4. Menganjurkan penderita untuk olah raga yang teratur atau anak bermain secara
aktif sehingga banyak energi yang digunakan.
Baik terapi diet maupun psikoterapi harus diberikan kepada seluruh keluarga sehinga
seolah-olah turut serta dalam usaha pencapaian berat badan tersebut.
Cara pengaturan diitnya adalah sebagai berikut :
1. Pada bayi yang mengalami obesitas, tujuan terapi untuk menurunkan berat badannya
seperti pada obesitas dewasa tetapi memperlambat kecepatan kenaikan berat
badannya. Bayi diberikan diit sesuai dengan kebutuhan normal untuk pertumbuhan,
yaitu 110 kkal/kg.BB/hari untuk bayi kurang dari 6 bulan dan 90 kkal/kg.BB/hari
untuk bayi lebih dari 6 bulan. Susu botol jumlahnya harus dikurangi dengan cara
diselingi dengan air tawar. Tidak dianjurkan memberikan susu yang diencerkan, susu
rendah / lemak. Disamping itu kita anjurkan pada ibunya agar anak tidak digendong
saja, tetapi dibiarkan melakukan aktifitas.
2. Pada anak pra sekolah yang mengalami obesitas, kenaikan berat badannya harus
diperlambat, dengan memberikan diet seimbang 60 kkal/kg.BB perhari. Atau bisa
juga dari makanan keluarga dengan porsi kecil dan menghindari makanan yang
mengandung kalori tinggi. Selain itu kita harus mendorong anak untuk melakukan
aktifitas fisik dan mencegah menonton tv berlebihan.
3. Pada anak usia sekolah (pra pubertas) yang obesitas, kita berusaha mempertahankan
berat badan anak dan menaikkan tinggi badannya. Diet yang diberikan sekitar 1200
kkal/hari atau sekitar 60 kkal/kg.BB perhari. Mendorong anak melakukan aktifitas
fisik secara sendiri-sendiri maupun secara berkelompok. Hindari menonton tv terlalu
lama dan makan makanan yang berkalori tinggi.
4. Pada obesitas dewasa, kita harus menurunkan berat badannya untuk mencapai berat
badan yang diharapkan sesuai dengan tinggi badannya. Diet yang diberikan sekitar
850 kkal/hari, atau kalau ingin menurunkan berat badan 500 gram/minggu, kurangi
kalorinya 500 kkal/hari. Selain itu dorong untuk melakukan aktifitas, baik sendiri-
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 11
sendiri maupun berkelompok. Mendorong anak agar mau melakukan interaksi dengan
teman-temannya.
b. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi pengobatan
Ada 2 jenis utama obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi obesitas:
a) Obat anti obesitas yang mengurangi nafsu makan, obat ini bekerja dengan cara
meningkatkan kadar neurotransmitter pada persambungan diantara ujung-ujung
syaraf di otak( sinaps ). Macam-macamobat anti obesitas :
Fenfluramin ( fen ) dan deksfenfluramin, kedua obat ini menekan nafsu makan
terutama dengan meningkatkan pelepasan serotonin oleh sel-sel syaraf. Efek
dari fen dapat menyebabkan hipertensi pulmoner dan efek dari deksfen
menyebabkan katup jantung.
Fentermin, menekan nafsu makan dengan menyebabkan pelepasan
norepinefrin oleh sel-sel syaraf.
b) Obat yang menghalangi penyerapan zat gizi dari usus, antara lain : orlistat
(menghalangi penyerapan lemak di usus).
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 12
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN OBESITAS
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesis
a. Saat mulainya timbul obesitas : prenatal, early adiposity rebound remaja
b. Riwayat tumbuh kembang ( mendukungobesitas endogenous )
c. Adanya keluhan : ngorok (snoring), restless sleep, nyeri pinggul
d. Riwayat gaya hidup :
a) Polamakan / kebiasaan makan
b) Pola aktifitas fisik :sering menonton televisi
e. Riwayat keluarga dengan obesitas (factor genetic), yang disertai dengan resiko
seperti penyakit kardiovaskuler di usia muda, hiperkolesterolemia, hiperstensi dan
diabetes mellitus tipe II.
2. Pemeriksaanfisik :
Adanya gejala klinis obesitas seperti diatas.
2. Pemeriksaan penunjang :
Analisis diet, laboratoris, radiologis, ekokardiografidantesfungsi paru
(jikaadatanda-tandakelainan).
3. Pemeriksaanantropometri :
Pengukuran berat badan (BB) dibandingkan berat badan ideal (BBI). BBI adalah berat
badan menurut tinggi badan ideal. Disebut obesitas bila BB > 120 % BB ideal.
Body Mass Index = BMI
Sebagai bagian dari perawatan anak sehat, dokter akan menghitung index massa
tubuh ( Body Mass Index =BMI ) dan menentukan dimana posisinya pada tabel
pertumbuhan sesuai usia. Indeks masa tubuh menunjukkan bila anak mengalami
kelebihan berat untuk usia tinggi badannya.
Untuk menghitung index massa tubuh anak, bagi beratnya dengan tinggi badannya
yang dipangkat 2, atau BB/TB2 = kg/meter2.
Cara yang lebih mudah untuk mendapatkan indeks masa tubuh adalah dengan
menggunakan kalkulator indeks massa tubuh. Bila telah dikeahui indeks masa tubuh
anak, kemudian diplot ke tabel indeks masa tubuh yang sudah baku.
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 13
Dengan menggunakan tabel pertumbuhan dokter dapat menentukan anak artinya
bagaimana perkemmbangan anak tersebut dibandingkan dengan anak lain dengan usia
dan jenis kelamin yang sama.
Perhitungan dalam tabel pertumbuhan ini, dibuat oleh pusat pengendalian dan
pencegahan penyakit di Amerika. Anak akan dimasukkan dalam salah satu kategori
berikut:
BMI berdasarkan usia dibawah persentil 5 :kekurangan berat
BMI berdasarkan usia antara persentil 5-85 : berat normal
BMI berdasarkanusiaantarapersentil 85-95 : memilikiresikokelebihanberat
BMI berdasarkanusiadiataspersentil 95 : kelebihanberat
BMI bukanlah pengukuran lemak tubuh yang paling sempurna karena ada beberapa
keadaan dimana peghitungan BMI dapat menimbulkan kesan yang salah. Contohnya,
orang yang sangat berotot seringkali memiliki angka BMI yang tinggi walaupun tidak
mengalami kelebihan berat (karena otot tambahan dapat menambah berat badan
seseorang tapi tidak menambah lemak). Sebagai tambahan, BMI seringkali sulit untuk
dijelaskan masa pubertas dimana seorang anak mengalami periode pertumbuhan yang
sangat cepat.
B. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfungsi pola
makan, factor herediter
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obesitas
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup monoton, fisik yang besar
4. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan tidak adanya atau kurang olah
raga, gizi buruk, kerentanan individu
5. Gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan fisik, internalisasi
umpan balik negativ
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 14
C. Intervensi
1) Perubahannutrisilebihdarikebutuhantubuhberhubungandengandisfungsipolamakan,
factor herediter
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status nutrisi seimbang
dan BB ideal.
Kriteria hasil:
1. Pasien akan mendekati berat badan ideal
2. Mengalami asupan yang adekuat, tetapi tidak berlebihan, menyangkut kaori,
lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, besi dan kalsium
3. Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu
Intervensi :
1. Kaji pola makan klien
R/ : Mengetahui segala sesuatu yang dimakan, termasuk waktu jumlah yang
dimakan, dimanan makanan tersebut dikonsumsi, aktivitas yang dilakukan selama
makan, perasaan pada waktu makan, dan sebagainya
2. Kaji lingkungan makan
R/ : untuk menentukan kemungkinan efek pada obesitan ( dimanan, dengan siapa,
aktivitas saat makan )
3. Ajarkan kepada pasien atau keluarga tentang pemilihan makanan yang tepat
R/ : untuk mengendalikan jumlah lemak dna kalori yang dikandung oleh suatu
makanan
4. Bantu dengan menyesuaikan diet terhadap gaya hidup dan tingkat
aktivitas
R/ : untuk mengetahui jangkauan aktivitas dan mobilitas klien
5. Timbang berat badan pasien dalam interval yang
tepat
R/ : Mengetahui perubahan berat badan klien
6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentuknan diit yang sesuai untuk
pasien R/ : Memberikan nutrisi yang tepat dan seimbang
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 15
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obesitas
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pola nafas pasien dapat
adekuat.
Kriteria hasil : Pasien atau keluarga akan
1. Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernafas
2. Frekuensi respirasi dalam batas normal
Usia Frekuensi nafas per menit
BBL
35 – 40
0 – 1 th 30 – 50
1 – 3 th 25 – 32
4 – 11 th 20 – 30
12 – 18 th 16 – 19
3. Tidak ada nafas pendek
Intervensi :
1. Kaji pola nafas
R/ : Mengetahui adanya kelainan sistem pernapasan
2. Berikan oksigenasi
R/ : Mencukupi kebutuhan oksigen yang adekuat
3. Pantau respirasi yang berbunyi seperti mendengkur
R/ : mendengkur merupakan tanda adanya obstruksi jalan napas
4. Posisikan pasien untuk mengoptimalkan pernafasan seperti posisi semi
fowler R/ : posisi semi fowler memberi kelonggaran jalan napas
5. Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas dan tersengal-
sengal R/ : kecemasan memperburuk keadaan saluran napas
klien.
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 16
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup monoton, fisik yang besar
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat beraktifitas
dengan normal.
Kriteria hasil:
1. Pasien akan meningkatkan aktivitas fisik
2. Tingkat daya tahan adekuat untuk beraktifitas
3. Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat
Intervensi :
1. Kaji pola aktivitas dan minat pasien untuk meningkatkan aktivitas
R/ : Mengetahui aktivitas yang perlu dan yyang tidak perlu
dilakukan
2. Motivasi aktivitas rutin seperti berjalan, naik tangga, dan
sebagainya R/ : Mendorong klien memulai olahraga kecil tapi
bermanfaat
3. Rencanakan aktivitas dengan pasien atau keluarga yang meningkatkan
kemandirian dan daya tahan, misalnya:
R/ : motivasi tujuan yang sederhana dan realities dapat dicapai oleh pasien yang
meningkatkan kemandirian dan daya tahan
4. Motivasi aktivitas yang menekankan perbaikan diri bukan kompetisi untuk
menghindari rasa gagal dan perasaan ditolak
R/ : Mendorong klien memahami kebutuhan aktivitas bagi dirinya
5. Anjurkan keluarga pasien untuk membantu aktivitas pasien dalam meningkatkan
kemandirian dan daya tahan serta mengajarkan kepada keluarga mengenai
aktivitas pasien.
R/ : Motivasi keluarga meningkatkat percaya diri klien
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 17
4) Koping individu tidak efektif berhubungan dengan tidak adanya atau kurang olahraga,
gizi buruk, kerentanan individu
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan koping individu kembali
efektif
Kriteria hasil:
1. mengidentifikasikan kekuatan personal yang dapat mengembangkan koping yang
efektif
2. menggunakan pernyataan verbal dan nonverbal yang sesuai dengan situasi
3. melaporkan penurunan perasaan negative
Intervensi :
1. Nilai kesesuaian pasien terhadap gambaran diri dan dampak dari situasi kehidupan
pasien terhadap peran dan hubungannya dengan orang lain
R/ : Mengajarkan klien untuk menerima keadaan dirinya
2. Berikan informasi - informasi factual yang terkait dengan penyakit kepada pasien
maupun keluarga
R/ : Mengurangi kecemasan klien terhadap penyakitnya
3. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan dan ciptakan suasana
penerimaan
R/ : Memudahkan klien dalam mengekspresikan perasaannya
4. Turunkan rangsangan lingkungan yang dapat disalah artikan sebagai suatu
ancaman R/ : mendorong kenyamanan diri klien secara optimal.
5. Dukung pengungkapan secara verbal tentang perasaan, persepsi dan
ketakutan
R/ : Mengurangi ansietas klien
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 18
5) Gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan fisik, internalisasi
umpan balik negativ
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan harga diri meningkat.
Kriteria hasil:
1. Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal
2. Menerima kritikan dari orang lain
3. Menceritakan keberhasilan dalam sekolah atau kelompok social
Intervensi :
1. Tentukan rasa percaya diri pasien dalam penilaian
diri
R/ : mengetahui tingkat percaya diri klien
2. Ajarkan orang tua akan pentingnya ketertarikan dan dukungannya terhadap
perkembangan konsep diri yang positif pada anak
R/ : membantu menghilangkan kelainan perkembangan pada anak
3. Hindari tindakan yang dapat melemahkan pasien
R/ : menghindari terjadinya penurunan percaya diri klien
4. Kaji pencapaian keberhasilan sebelumnya
R/ :Mengoptimalkan potensi yang telah ada
5. Berikan penghargaan atau pujian terhadap perkembangan pasien dalam
pencapaian
R/ : memenuhi kebutuhan aktualisasi diri klien
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 19
D. Evaluasi
1) Dx 1 : Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
disfungsi pola makan, factor herediter
Evaluasi : tidak ada perubahan nutrisi dan berat badan ideal , asupan yang
adekuat, tetapi tidak berlebihan, menyangkut kalori, lemak, karbohidrat, vitamin,
mineral, besi dan kalsium.
2) Dx 2 : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obesitas
Evaluasi : kemudahan bernafas dan Frekuensi respirasi dalam batas normal
3) Dx 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup monoton, fisik yang
besar
Evaluasi :intoleransi aktivitas dapat berkurang/hilang.
4) Dx 4 : Koping individu tidak efektif berhubungan dengan tidak adanya atau
kurang olahraga, gizi buruk, kerentanan individu
Evaluasi : klien mampu mengembangkan koping yang efektif menggunakan
pernyataan verbal dan nonverbal yang sesuai dengan situasi dan melaporkan
penurunan perasaan negative.
5) Dx 5 :Gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan fisik,
internalisasi umpan balik negativ
Evaluasi : berkurang/hilangnya gangguan harga diri dan klien terlihat nyaman.
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan.Obesitas adalah keadaan patologis dengan terdapatnya
penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh.
Etiologinya yaitu masukan energi yang melebihi dari kebutuhan tubuh,
penggunaan kalori yang kurang, faktor lingkungan, faktor kesehatan, factor
perkembangan, aktivitas fisik.
Gejala obesitas antara lain : tubuh terlihat sangat gemuk, pertumbuhan tulangnya
lebih cepat matang, bentuk muka anak tidak proporsional, Terdapat timbunan
lemak pada daerah payudara, penis terlihat kecil, paha dan lengan atas besar dan
lain – lain.
Penatalaksanaannya dengan memperbaiki factor penyebab, memotivasi penderita,
memberikan diit rendah kalori yang seimbang, menganjurkan penderita untuk olah
raga yang teratur dan obat – obatan.
B. Saran
Agar mahasiswa mampu memahami melaksanakan asuhan keperawatan
tentang obesitas pada anak , maka harus mengetahui dan memahami tentang
materi lebih lanjut dan mendalam.
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 21
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Richard E. 1998. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif., dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius.
Pudjiad, Solihin. 1990. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta : FKUI.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC
danKriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Perawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta : EGC.
http : // www.medicastore.com . http : // www.depkes.go.id . http : // www.farmacia.com .
http : // www.gizi.net .
KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 22