news magazine dan kesenjangan kepuasan (studi deskriptif .../news...1 news magazine dan kesenjangan...
TRANSCRIPT
1
News Magazine dan Kesenjangan Kepuasan
(Studi Deskriptif Tentang Kesenjangan Kepuasan yang Diperoleh Penonton dari
Acara One Stop Football On Sunday (TRANS 7) dan World Kick Off (ANTV)
di Kalangan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS)
SKRIPSI
Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh:
NOVA ARDIAN WIBOWO
D0205101
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepakbola memang berbeda dengan olahraga yang lain. Olahraga ini
berhasil membius jutaan penduduk di seluruh dunia untuk sejenak melupakan
berbagai masalah yang ada. Sepakbola adalah olahraga universal, dimana
semua orang; entah itu kaya, miskin, tua, muda, laki-laki, maupun perempuan,
semuanya bisa menikmati permainan ini. Di stadion, semua memiliki tujuan
yang sama; mendukung tim kesayangannya bertanding.
Olahraga yang paling populer di seantero jagad ini menawarkan
peluang bisnis yang menjanjikan. Para penggila bola yang tidak dapat
menyaksikan di stadion pun memanfaatkan sarana televisi untuk bisa
menyaksikan tim kesayangannya bertanding di stadion. Tidak heran, jika
stasiun-stasiun televisi berlomba-lomba menayangkan pertandingan sepak
bola untuk menarik pemirsa sebanyak-banyaknya.
Stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia pun jeli melihat fenomena
ini. Alhasil, siaran pertandingan sepakbola begitu membanjiri layar kaca di
Indonesia. Seorang suporter Persib, misalnya, tidak perlu jauh-jauh datang ke
Medan untuk menyaksikan pertandingan Persib melawan PSMS. Cukup
duduk santai di depan televisi, ia dapat menyaksikan jalannya pertandingan
hingga usai. Cukup praktis, efisien, dan tentunya tidak perlu mengeluarkan
biaya lebih.
3
Tidak hanya liga Indonesia yang dapat kita saksikan di layar televisi
kita. Kita pun dapat menyaksikan tayangan sepakbola liga-liga dunia.
Tayangan-tayangan tersebut diantaranya: Liga dan Copa Indonesia (ANTV
dan TV One), Serie-A (Trans7), Premier League (TV One), Eredivisie (Global
TV), La Liga (RCTI), European Championship (RCTI dan Global TV), AFC
Asian Cup (RCTI dan Global TV), dan UEFA Champions League (RCTI).
Siaran pertandingan sepakbola memang telah membanjiri layar kaca di
Indonesia. Namun, baru sedikit stasiun televisi di Indonesia yang membuat
news magazine tentang persepakbolaan dunia. Menurut pengamatan penulis,
baru tiga stasiun televisi yang mempunyai program news magazine yang
menyajikan berbagai informasi tentang persepakbolaan dunia. Ketiga stasiun
televisi tersebut adalah Trans 7 lewat acara “One Stop Football On Sunday”,
ANTV lewat acara “World Kick Off”, dan Metro TV lewat “Spirit Football”.
Kali ini penulis mengambil OSF On Sunday (singkatan dari One Stop
Football On Sunday) dan World Kick Off sebagai bahan penelitian. Alasan
pertama, karena keduanya merupakan perintis news magazine stasiun televisi
swasta di Indonesia yang menyajikan berbagai informasi tentang
persepakbolaan dunia. OSF On Sunday tayang perdana pada tahun 2003.
Sementara World Kick Off muncul pada tahun 2004.
Alasan kedua, dari hasil pra survei yang dilakukan penulis, acara OSF
On Sunday dan World Kick Off sangat familiar di kalangan mahasiswa Ilmu
Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008. Dalam pandangan mereka,
4
kedua acara tersebut juga menjadi salah satu acara favorit, khususnya untuk
mendapatkan segala informasi tentang persepakbolaan dunia.
Alasan berikutnya adalah karena kedua acara news magazine tersebut
sangat tampak bersaing untuk mendapatkan pemirsa sebanyak-banyaknya.
Persaingan ini tampak salah satunya pada hari tayang yang sama, jadwal
tayang yang sangat berdekatan, durasi acara yang sama, dan pengemasan
acara yang secara umum mirip.
Secara umum, OSF On Sunday dan World Kick Off sama-sama
menghadirkan segala informasi persepakbolaan dunia. Dengan dipandu oleh
seorang host wanita yang enerjik, funky dan newsy, kedua acara tersebut
menyajikan informasi terkini yang sedang hangat di persepakbolaan dunia.
Meskipun kedua acara tersebut serupa, namun tetap terdapat perbedaan
dalam cara penyajian diantara keduanya. Setidaknya, terdapat dua perbedaan
yang mencolok, yaitu:
1. Lokasi syuting
OSF On Sunday
Syuting acara OSF On Sunday dilakukan di dalam studio. Presenter
hanya duduk di tengah studio sambil menyampaikan info-info tentang
persepakbolaan dunia.
World Kick Off
Syuting acara World Kick Off dilakukan di luar studio. Misalnya saja,
dalam World Kick Off edisi 18 Januari 2009, syuting dilakukan di kafe
Manchester United, Jakarta. Dalam menyampaikan info-info pada
5
acara ini, presenter tidak hanya diam di tempat, melainkan berpindah-
pindah. Misalnya, saat membuka acara, presenter masih terlihat berada
di depan kafe. Pada saat membawakan acara, presenter berada di
dalam kafe sambil menikmati menu yang telah ia pesan. Dan pada saat
menutup acara, presenter telah berada di depan kasir kafe.
2. Pembagian Acara
OSF On Sunday
Acara ini dibagi ke dalam empat segmen. Segmen pertama
menampilkan hasil pertandingan terkini serta cuplikan pertandingan
paling aktual. Sebagai contoh, pada OSF On Sunday edisi 18 Januari
2009 ditampilkan hasil dan cuplikan pertandingan antara Manchester
United vs Bolton, Chelsea vs Stock City, dan pertandingan-
pertandingan lain dari liga-liga Eropa lainnya yang baru saja
berlangsung.
Di segmen kedua, ditampilkan profil pemain, pelatih, serta klub
yang sedang hangat diperbincangkan dan menjadi headline. Dalam
segmen ini, ditampilkan pula gosip-gosip yang menyertainya. Sebagai
contoh, ditampilkan ulasan tentang klub Liverpool dengan Everton
yang akan bertemu dalam Merseyside Derby.
Pada segmen ketiga, kita dapat menyaksikan feature seputar
sepakbola dunia. Sebagai contoh, pada segmen ini ditampilkan peran
besar Alesandro Del Piero dan Pavel Nedved terhadap kejayaan klub
Juventus.
6
Di segmen terakhir, OSF On Sunday menyajikan informasi tentang
prediksi jalannya pertandingan yang akan digelar. Sebagai contoh,
pembahasan tentang prediksi jalannya pertandingan antara Lazio
dengan Juventus, Real Madrid dengan Osasuna.
World Kick Off
Acara ini terbagi ke dalam tiga segmen. Pada segmen pertama,
World Kick Off menampilkan satu info terbaru yang paling hot tentang
persepakbolaan dunia. Dalam segmen ini, disajikan pula daftar pemain
yang sedang on fire. Sebagai contoh, dalam World Kick Off edisi 18
Januari 2009, ditampilkan berita tentang terpilihnya Christiano
Ronaldo sebagai pemain terbaik dunia 2009. Kemudian, kaitannya
dengan daftar pemain pemain yang sedang on-fire, maka
ditampilkanlah profil beberapa pemain, seperti Alesandro Del Piero,
Pato, Raul Gonzalez, Lionel Messi, dan Wayne Rooney.
Di segmen kedua, World Kick Off menghadirkan kabar-kabar
terbaru dari arena sepakbola dunia. Misalnya saja, ditampilkan kabar
tentang David Beckham yang memuaskan Milanisti, keinginan
sensasional Manchester City dengan menyiapkan dana 3 triliun untuk
mengeluarkan Kaka dari Milan, harapan Totti untuk dapat bermain
kembali, saran Maradona untuk Tevez agar meninggalkan MU,
Adriano yang diberi kesempatan main lagi oleh Mourinho, dan
harapan Asscavin dapat bermain di Arsenal.
7
Pada segmen ketiga, World Kick Off menyajikan profil klub yang
sedang naik daun. Sebagai contohnya, acara ini membahas tentang
klub Barcelona, mulai dari gol-gol yang telah diciptakan, pemain-
pemain andalannya, hingga prestasi-prestasi yang telah diukir.
Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa kedua news magazine di atas
merupakan program yang serupa namun tak sama. Tak hanya dari segi
pengemasan, informasi yang ditampilkan di antara keduanya pun juga
berbeda. Masing-masing program menawarkan kelebihan yang berbeda dalam
menyajikan informasi kepada pemirsa. Hanya pemirsa sendirilah yang
mengetahui program dan media mana yang dianggap memberikan kontribusi
yang paling besar bagi pemuasan kebutuhannya. Media yang lebih bisa
memberi kepuasan kepada merekalah yang cenderung dipilih.
Namun, dalam penggunaan media komunikasi tertentu, seringkali
terjadi kesenjangan kepuasan (Gratification Discrepancy) antara apa yang
diharapkan khalayak dari media (Gratification Sought) dengan tingkat
kepuasan nyata yang diperoleh khalayak setelah mengkonsumsi media
tersebut (Gratification Obtained).
Dalam penelitian ini, penulis memilih mahasiwa Ilmu Komunikasi
FISIP UNS angkatan 2005-2008 sebagai responden penelitian. Dalam
pandangan penulis, mahasiswa tersebut dianggap telah mampu mencerna
adanya kebutuhan-kebutuhan dari dalam dirinya yang akan dicarikan
pemuasannya melalui media massa televisi. Dari pra survey yang telah
dilakukan, mereka tergolong pemirsa setia televisi dengan tingkat terpaan
8
yang cukup tinggi. Artinya, mereka memiliki ketergantungan yang tinggi
terhadap televisi sebagai salah satu bentuk kegiatan pencarian informasi yang
mereka lakukan.
Dengan otoritas yang dimiliki, mereka bebas memilih dan menentukan
news magazine mana yang lebih mampu memuaskan kebutuhan mereka.
Karena perbedaan latar belakang dan motif yang dimilikinya, ada mahasiswa
yang menganggap OSF On Sunday yang ditayangkan Trans 7 lebih
memuaskan. Tetapi ada pula yang menganggap World Kick Off di ANTV
sebagai acara yang lebih memuaskan.
Uraian demi uraian di atas menjelaskan bahwa penelitian ini cenderung
melihat mahasiswa sebagai pribadi yang aktif dalam upaya memenuhi
kebutuhannya melalui penggunaan media massa. Motif-motif tertentu yang
ada dalam diri mereka menimbulkan sikap selektif terhadap media yang akan
digunakannya. Media yang menurut pandangan atau keyakinan mereka paling
menarik dan sesuai dengan kebutuhan mereka cenderung dipilih dan
digunakan.
Melalui pendekatan Uses and Gratifications, yaitu suatu pendekatan
yang lebih berorientasi pada studi khalayak, penulis ingin memperoleh
gambaran tentang kebutuhan apa saja yang ingin dicarikan pemuasannya
melalui media massa, pola penggunaan media, dan kepuasan yang diperoleh.
Untuk selanjutnya, akan diketahui adanya kesenjangan kepuasan yang akan
muncul, dan media mana yang sering digunakan atau dipilih pemirsa.
9
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut, penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Seberapa besar kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought)
mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008 dengan
menonton One Stop Football On Sunday di Trans 7 dan World Kick Off di
ANTV?
2. Seberapa besar kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained)
mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008 setelah
menonton One Stop Football On Sunday di Trans 7 dan World Kick Off di
ANTV?
3. Seberapa besar kesenjangan kepuasan (Gratification Discrepancy) yang
diperoleh antara mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-
2008 yang menonton One Stop Football On Sunday di Trans 7 dengan
World Kick Off di ANTV?
4. Bagaimana pola penggunaan media televisi oleh mahasiswa Ilmu
Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008 dalam menonton One Stop
Football On Sunday di Trans 7 dan World Kick Off di ANTV?
5. Acara news magazine mana yang lebih memuaskan mahasiswa Ilmu
Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008 dalam memperoleh
pemuasan kebutuhan-kebutuhan mereka?
10
C. Tujuan Penelitian
Beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini:
1. Untuk mengetahui seberapa besar kepuasan yang diharapkan
(Gratification Sought) mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan
2005-2008 dengan menonton One Stop Football On Sunday di Trans 7 dan
World Kick Off di ANTV.
2. Untuk mengetahui seberapa besar kepuasan yang diperoleh (Gratification
Obtained) mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008
setelah menonton One Stop Football On Sunday di Trans 7 dan World
Kick Off di ANTV.
3. Untuk mengetahui seberapa besar kesenjangan kepuasan (Gratification
Discrepancy) yang diperoleh antara mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP
UNS angkatan 2005-2008 yang menonton One Stop Football On Sunday
di Trans 7 dengan World Kick Off di ANTV.
4. Untuk mengetahui bagaimana pola penggunaan media televisi oleh
mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008 dalam
menonton One Stop Football On Sunday di Trans 7 dan World Kick Off di
ANTV.
5. Untuk mengetahui acara news magazine mana yang lebih memuaskan
mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008 dalam
memperoleh pemuasan kebutuhan-kebutuhan mereka.
11
D. Kerangka pemikiran dan teori
Komunikasi yang menggunakan media massa lazim kita sebut sebagai
komunikasi massa. Secara konkritnya, Littlejohn mendefinisikan komunikasi
massa adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi pesan-pesan
(messages) dan mengirimkan kepada publik. Dan melalui proses tersebut,
sejumlah pesan akan digunakan atau dikonsumsi audiens.1
Jalaluddin Rakhmat telah merangkum berbagai definisi yang diberikan
para ahli dalam satu pengertian. “Komunikasi massa diartikan sebagai jenis
komunikasi yang ditujukan pada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen,
dan anonim, melalui media cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama
dapat diterima secara serentak dan sesaat.”2
Ciri-ciri komunikasi massa menurut Onong Uchjana Effendi adalah
sebagai berikut:
- Komunikasi massa berlangsung satu arah.
- Komunikator pada komunikasi massa melembaga.
- Pesan pada komunikasi massa bersifat umum.
- Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan.
- Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen.3
Media dalam komunikasi massa ini menunjuk pada media cetak
(koran, majalah, tabloid) dan media elektronik (radio, video, televisi, internet).
Kini, televisi merupakan media dominan komunikasi massa diseluruh dunia,
1 Redi Panuju, Sistem Komunikasi Indonesia, Pustaka Pelajar, Jogja, 1997, hal. 117
2 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hal. 189
3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remadja Karya, Bandung, 1986,
hal. 27-32
12
dan sampai sekarang masih terus berkembang.4 Kelebihannya untuk dapat
didengar dan dilihat gambarnya sekaligus menjadi andalan jenis media massa
ini untuk meraih simpati masyarakat luas.
Di era sekarang ini, dimana khalayak merupakan seseorang yang aktif
dan dinamis, keberadaan institusi media sebagai sumber informasi tidak lagi
dominan. Audiens-lah yang menggerakkan media massa untuk memenuhi
kebutuhan/ kepentingan mereka. Maksudnya bahwa audiens punya otoritas
personal untuk menentukan akan mengkonsumsi media apa, sesuai dengan
motivasinya.
Hal ini terjadi karena banyaknya alternatif pemuas bagi audiens untuk
memenuhi kebutuhannya. Tidak hanya dari media massa, namun juga sumber-
sumber lain dalam lingkungan sosialnya. Richard T. La Piere dalam bukunya
yang berjudul Theory of Social Control, berpendapat bahwa lingkungan inti
seperti rumah/keluarga, gereja dan jaringan persahabatan, lebih memengaruhi
nilai-nilai, sikap dan perilaku individu ketimbang media. Orang-orang
berpaling ke media untuk memperoleh apa yang mereka cari, bukannya
menyediakan diri untuk dipengaruhi.5
Audiens bergerak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya
saja. Motivasi yang berbeda satu orang dan lainnya, menyebabkan audiens
cenderung memilih media yang paling dapat memenuhi kebutuhannya.
Kewenangan untuk memilih inilah yang disebut sebagai otoritas audiens
dalam memenuhi berbagai motivasi/kebutuhannya.
4 Ibid. Hal. 21
5 William L. Rivers, Jay W. Jensen, Theodore Peterson, Media Massa & Masyarakat Modern,
Prenada Media, Jakarta, 2004, hal. 41
13
Dalam kaitannya dengan pemuasan kebutuhan oleh media, peneliti
komunikasi pun tidak menunjukkan kesepakatan. Katz, Blumler, Gurevitch
mengelompokkan berbagai motif penggunaan media ke dalam beberapa
kategori, yaitu: motif unifungsional, motif bifungsional, motif empat
fungsional.6
Penganut aliran unifungsional yaitu Stephenson dan Kaarle
Nordenstreng, beranggapan bahwa motif penggunaan media oleh seseorang
didasarkan pada satu motif saja. Stephenson beranggapan bahwa media massa
hanya memenuhi satu kebutuhan saja, yaitu memuaskan keinginan melarikan
diri atau hasrat bermain. Kaarle Nordenstreng menyebutkan motif dasar untuk
menggunakan media adalah kebutuhan akan kontak sosial.
Weiss dan Wilbur Scramm menilai bahwa fungsi media massa ada dua
(bifungsional). Menurut Weiss, media massa memenuhi kebutuhan akan
fantasi dan informasi. Sedangkan Schramm menganggap fungsi media massa
adalah hiburan dan informasi.
Sementara itu, Harold Laswell dan Charles Wright menilai ada empat
fungsi (empat fungsional) media massa dalam memenuhi kebutuhan khalayak:
Surveillence (pengawasan lingkungan), Correlation (hubungan sosial),
hiburan, dan transmisi cultural.
Daftar motif memang tak terbatas, namun Blumler telah memberikan
suatu bentuk operasionalisasi yang boleh dikatakan praktis mengenai orientasi
dalam menggunakan media massa, yaitu:
6 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (edisi revisi), Remadja Rosda Karya, Bandung, 2001,
hal. 208
14
1. Orientasi Kognitif, yaitu kebutuhan akan informasi, kebutuhan
akan surveillance, atau ekplorasi realitas. Khalayak mencari
informasi tentang segi kemasyarakatan dan dunia sekitarnya.
2. Orientasi Biversi, yaitu kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan
kebutuhan akan hiburan. Khalayak menggunakan media massa
untuk mencari hiburan/terlepas dari beban.
3. Orientasi Identitas Personal, yaitu menggunakan isi media massa
untuk memperkuat atau memperkokoh sesuatu yang penting dalam
kehidupan/situasi khalayak sendiri.7
Sementara itu, Denis Mcquail membagi motif penggunaan media oleh
individu ke dalam 4 kelompok. Adapun pembagian tersebut adalah:
1. Motif Informasi
- Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.
- Mencari bimbingan berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang
berkaitan dengan penentuan pilihan.
- Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.
- Belajar, pendidikan diri sendiri.
- Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
2. Motif Identitas Pribadi
- Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
- Menemukan model perilaku.
- Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media.
- Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
- Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain.
- Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa
memiliki.
- Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.
- Memperoleh teman selain dari manusia.
- Membantu menjalankan peran sosial.
- Memungkinkan diri untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman,
dan masyarakat.
4. Motif Hiburan
- Melepaskan diri dari permasalahan.
- Bersantai.
- Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.
- Mengisi waktu.
- Penyaluran emosi.
- Membangkitkan gairah seks.8
7 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remadja Rosda Karya, Bandung, 2001, hal.
208
15
Jelas bahwa individu-individu menggunakan media massa karena
didorong oleh motif-motif tertentu yang dicarikan pemuasannya melalui
media tertentu pula, meski betapapun kecilnya pemuasan yang dapat
dilakukan media tersebut. Dari berbagai motif yang mendorong menggunakan
media, akan tumbuh semacam harapan yang dicarikan pemuasannya melalui
media tersebut. Hal ini akan menimbulkan suatu pola perilaku penggunaan
media sebagai perwujudan dari motif yang ada.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa televisi digunakan khalayak
sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Apabila keinginan dan
kebutuhannya tersebut dapat terpenuhi, maka akan timbul suatu kepuasan.
Asumsi bahwa khalayak aktif mencari kepuasan kebutuhan individualnya
melalui media massa melahirkan pendekatan baru dalam penelitian
komunikasi, yaitu pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-
pesan media berdasarkan asas manfaat dan kepuasan, yang disebut Uses and
Gratifications Theory.
Menurut teori ini, pemirsa televisi ternyata lebih aktif daripada yang
umumnya disangka. Terutama teori tersebut mau membantah anggapan,
televisi secara langsung dapat mengerahkan masyarakat dengan tujuan
tertentu. Sebaliknya, televisi itu dimanfaatkan oleh pemirsa. Dengan
menonton, mereka memenuhi kebutuhan tertentu yang mereka rasakan sendiri.
8 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa., Erlangga, Jakarta, 1996, hal. 72
16
Jadi, mereka sama sekali bukan semacam tabula rasa yang dapat diisi semau-
maunya oleh para perancang program televisi.9
Zizi Papacharissi dan Andrew L Mendelson dalam An exploratory
study of reality appeal: uses and gratifications of reality TV shows,
menyebutkan bahwa: Uses and gratifications (U & G) examines the nature of
audience involvement and gratification obtained from viewing television, with
an emphasis on motives for medium, psychological, and social traits that
influence this use, and behaviors or attitudes that develop as a result of the
combined influence of motives and traits.10
(Uses and Gratifications menguji sifat keterlibatan audiens dan
kepuasan yang diperoleh dari menonton televisi, dengan perhatian pada motif
untuk media, sifat sosial, dan psikologis yang mempengaruhi penggunaan ini,
dan perilaku atau sikap yang berkembang sebagai hasil dari kombinasi motif
dan sifat.)
Contoh hasil aplikasi teori ini dalam suatu penelitian adalah John
Raacke yang menemukan bahwa: the vast majority of college students are
using MySpace and Facebook for a significant portion of their day for reasons
such as making new friends and locating old friends. 11
9 Ruedi Hofmann, Dasar-Dasar Apresiasi Program Televisi, Grasindo, Jakarta, 1999, hal. 62
10 Zizi Papacharissi, An exploratory study of reality appeal: uses and gratifications of reality TV
shows, Journal of Broadcasting & Electronic Media, New York, 2007, hal. 147 11
John Raacke, MySpace and Facebook: Applying the Uses and Gratifications Theory to
Exploring Friend-Networking Sites, CyberPsychology & Behavior Journal, New York, 2008, hal.
169
17
(Mayoritas pelajar perguruan tinggi menggunakan MySpace dan
Facebook dengan porsi yang signifikan pada hari mereka dengan alasan-alasan
seperti membuat teman baru dan menemukan teman-teman lama).
Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael
Gurevitch, Uses and Gratifications meneliti (1) sumber sosial dan psikologis
dari (2) kebutuhan, yang melahirkan (3) harapan-harapan dari (4) media massa
atau sumber-sumber lain yang menyebabkan (5) perbedaan pola terpaan media
(atau keterlibatan dalam kegiatan lain), dan menghasilkan (6) pemenuhan
kebutuhan dan (7) akibat-akibat lain, bahkan seringkali akibat-akibat yang
tidak dikehendaki.12
Seiring dengan perkembangan jaman, teori Uses and Gratifications
yang dikemukakan oleh Katz dkk juga mengalami pengayaan oleh beberapa
ilmuwan komunikasi lainnya. Pengayaan tersebut melahirkan 4 model yang
dikenal secara umum yaitu;
1. Model Katz, Blumler, dan Gurevith (1974)
Di dalam model ini, Katz dkk menekankan pentingnya faktor-faktor
psikologi dan sosial sebagai penyebab timbulnya kebutuhan penggunaan
media oleh individu. Faktor sosial psikologis tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Situasi atau kondisi psikologi dan sosial menimbulkan ketegangan dan
pertentangan, karena itu individu mengkonsumsi media.
b. Situasi atau kondisi psikologi dan sosial menciptakan kesadaran akan
adanya masalah-masalah yang membutuhkan perhatian dan informasi.
12
Jalaluddin Rakhmat, OpCit. Hal. 65
18
c. Situasi atau kondisi psikologi dan sosial menawarkan kesempatan-
kesempatan peningkatan taraf hidup dalam memuaskan kebutuhan-
kebutuhan tertentu yang semuanya dapat dipenuhi oleh media massa.
d. Situasi atau kondisi psikologi dan sosial memberikan dukungan dan
penguatan pada nilai-nilai tertentu melalui konsumsi media yang
selaras.
e. Situasi atau kondisi psikologi dan sosial menyajikan sejumlah harapan
yang telah diketahui melalui materi-materi media tertentu.13
2. Model Levi dan Windahl (1984)
Pendekatan ini mendekatkan pada khalayak aktif dalam melakukan
aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kebutuhan mereka melalui penggunaan
media massa. Aktivitas-aktivitas tersebut dalam 3 tahap:
a. Before exposure, receiver may actively select what they want to
consume to obtain gratifications. (Sebelum terpaan, khalayak dapat
secara aktif memilih apa yang mereka butuhkan untuk digunakan
dalam mencapai kepuasan tertentu)
b. During exposure, audience members selectively perceive and
interpret communication content as well as identify with element of
message. (Saat terpaan, anggota khalayak secara aktif mengamati dan
menginterpretasikan isi komunikasi dengan mengidentifikasi unsur-
unsur pesannya)
c. After exposure, receivers selectively recall information from what they
received. (Setelah terpaan, khalayak secara aktif mengungkap kembali
informasi yang mereka terima)14
3. Model Rosengren, dkk (1985)
Model yang dikembangkan oleh Rosengren dkk ini memandang
bahwa kebutuhan-kebutuhan dasar manusia dalam tingkatan yang rendah
maupun yang tinggi akan berinteraksi dengan berbagai karakteristik intra
dan ekstra individual serta struktur masyarakat sekitarnya, dimana
termasuk struktur media. Interaksi akan menghasilkan berbagai kombinasi
13
Philip Palmgreen, Gratifications Discrepancies and News Program Choice, Sage Publication
Inc, Beverly Hills, 1981, hal. 156 14
Sven Windhal, Benno Signitzer and Jean T. Olson, Using Communication Theory, An
Introduction to Planned Communication, Sage Publication, London, 1992, hal. 175
19
masalah individu, baik yang terasa maupun tidak serta cara-cara
penyelesaian yang dianggap tepat untuk masalah itu.
Kombinasi antara masalah dan penyelesaian ini, akan menghasilkan
berbagai motif sebagai upaya pencarian kepuasan dan menghasilkan
berbagai pola konsumsi media dan berbagai perilaku lain. Hasil-hasil ini
akan memberikan berbagai pola kepuasan dan non kepuasan yang
mungkin akan mempengaruhi karakteristik intra dan ekstra individu secara
struktur media, sosial, poltik, kebudayaan dalam masyarakat.15
4. Model Palmgreen dkk (1985)
Palmgreen dkk berpendapat bahwa model-model terdahulu
mengalami kegagalan dalam mengukur perbedaan antara apa yang dicari
khalayak dengan apa yang mereka peroleh dari media. Mereka kemudian
membuat model untuk mengukur kesenjangan (discrepancy) antara
kepuasan yang dicari (Gratification Sought) dengan kepuasan yang
diperoleh (Gratification Obtained).
Gratification Sought (GS) merupakan kepuasan yang dibayangkan
akan diterima seseorang jika ia menggunakan media massa tertentu.
Sedangkan Gratification Obtained merupakan kepuasan yang diperoleh
seseorang setelah ia menggunakan media massa tersebut.
Dalam hal yang menyangkut GS, dianggap tidak ada perbedaan
antara bentuk dan jenis media massa yang satu dengan yang lain. GS lebih
banyak dipengaruhi oleh harapan-harapan khalayak yang diabstraksikan
15
Jalaluddin Rakhmat, OpCit., Hal. 66
20
dari pengalamannya dengan berbagai bentuk dan jenis media massa.
Dalam GO, preferensi materi favorit yang disajikan media massa tertentu
dianggap tidak memiliki perbedaan individu satu dengan yang lain.
Model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar tersebut dapat diterangkan bahwa terdapat umpan balik
dari kepuasan yang diperoleh (GO) ke aspek psikologis kepercayaan dan
evaluasi dari perilaku medianya. Kepercayaan dan evaluasi mempengaruhi
pencarian kepuasan (GS), dan setiap konsumsi media akan menghasilkan
suatu persepsi mengenai kepuasan tertentu yang diperoleh.
Berangkat dari pendekatan Uses and Gratifications model Palmgreen
ini, penulis ingin mengetahui sejauh mana kesenjangan kepuasan yang
diterima oleh pemirsa news magazine OSF On Sunday di Trans 7 dan World
Kick Off di ANTV. Kerangka pemikiran yang dipakai penulis adalah sebagai
berikut:
Gratifications Sought Gratifications Obtained
Media Consumptions
Kepercayaan
Evaluasi
Pencarian
Kepuasan
(GS)
Konsumsi
Media
Perolehan
Kepuasan
yang
diterima
(GO)
21
Dalam penelitian ini, variabel Gratification Sought diindikasikan akan
mendorong khalayak responden dalam mengkonsumsi media. Selanjutnya,
pola penggunaan media akan mempengaruhi kepuasan nyata yang diperoleh
responden setelah menonton acara OSF On Sunday dan World Kick Off,
walaupun sebenarnya Gratification Sought dapat mempengaruhi secara
langsung Gratification Obtained.
E. Definisi Konsepsional dan Definisi Operasional
1. Definisi Konsepsional
Dengan tujuan untuk menjembatani perbedaan penafsiran antara
peneliti dan pembaca atau pengguna penelitian dalam hal variabel-variabel
yang akan diuji, perlu dirumuskan suatu konsep berupa abstraksi mengenai
suatu fenomena atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik
kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu.16
a. Gratification Sought (Kepuasan yang diharapkan)
Gratification Sought didefisinisikan sebagai kepuasan yang
dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media
tertentu (radio, tv, koran).17
Dalam penelitian ini, Gratification Sought merupakan kebutuhan
yang diharapkan pemenuhan kepuasannya dari acara news magazine
OSF On Sunday di Trans 7 dan World Kick Off di ANTV.
16
Masri Singarimbun, Sofian Effendi, ed. Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta, 1989, hal. 34 17
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
2007, hal. 206
22
b. Media Use (Pengunaan Media)
Media Use merupakan perilaku khalayak dalam menggunakan
isi/acara yang disiarkan oleh suatu media. Penggunaan media adalah
jumlah waktu yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu
dan konsumen media dan isi media yang dikonsumsi atau dengan
media secara keseluruhan.18
Dalam penelitian ini, Media Use adalah perilaku mahasiswa Ilmu
Komunikasi FISIP UNS angkatan 2005-2008, sebelum, saat, dan
setelah menggunakan media yang dilihat dari pilihan tingkat perhatian,
frekuensi, dan curahan waktu rata-rata yang diberikan responden pada
acara news magazine OSF On Sunday di Trans 7 dan World Kick Off
di ANTV.
c. Gratifications Obtained (Kepuasan yang diperoleh)
Gratification Obtained merupakan tingkat kepuasan nyata yang
diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media
tertentu.19
Pada Gratification Obtained, tingkat kepuasan menunjuk
pada seberapa jauh acara OSF On Sunday di Trans 7 dan World Kick
Off di ANTV memberikan sumbangan berupa kepuasan nyata yang
diperoleh responden setelah menyaksikan acara tersebut.
18
Jalaluddin, Op. Cit., hal. 66 19
Rachmat Kriyantono, Op. Cit., hal. 207
23
d. Gratification Discrepancy (Kesenjangan Kepuasan)
Gratification Discrepancy yaitu kesenjangan antara kepuasan
yang diharapkan dengan kepuasan yang diperoleh khalayak dari
penggunaan suatu media. Pada penelitian ini, Gratification
Discrepancy dihitung berdasarkan ketidaksesuaian antara kepuasan
yang diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh (GO) dari
penilaian responden terhadap acara OSF On Sunday di Trans 7 dan
World Kick Off di ANTV, dimana GS lebih besar daripada GO.
e. News Magazine
News Magazine adalah uraian berita dalam ruang lingkup satu
tema dan merupakan pendalaman dari tema tersebut dengan
menambah segi-segi perkembangan berita.20
News Magazine
mempunyai ciri-ciri umum:
- Disajikan secara teratur, umpamanya sekali seminggu, sekali 15 hari,
atau sekali sebulan, tetapi tidak setiap hari.
- Disajikan pada hari dan jam yang sama, umpamanya setiap Selasa
jam 20. 30 selama 45 menit.
- Dalam sebuah news magazine, disajikan beberapa item.
- Adakalanya setiap akhir tahun atau sekali enam bulan disajikan edisi
khusus yang panjangnya mungkin melebihi acara biasanya.21
2. Definisi Operasional
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel, yang berarti
20
J.B. Wahyudi. Jurnalistik Televisi., Penerbit Alumni, Jakarta, 1985, hal. 76 21
Soewardi Idris, Jurnalistik Televisi., CV Remadja Karya, Jakarta, 1987, hal. 127
24
sesuatu yang mempunyai variasi nilai.22
Variabel-variabel dalam
penelitian ini, dioperasionalkan sebagai berikut:
a. Gratification Sought (Kepuasan yang diharapkan)
Untuk mengukur Gratifications Sought (GS), diajukan beberapa
pertanyaan tentang kepuasan yang dicari dari menyaksikan news
magazine yang ditayangkan masing-masing media televisi, yaitu Trans
7 dengan OSF On Sunday dan ANTV dengan World Kick Off.
Pembagian tingkat GS ini mengikuti pendapat Denis McQuail
yang membagi motif penggunaan media oleh individu ke dalam 4
kelompok. Keempat kelompok motif tersebut kemudian dioperasi-
onalisasikan dalam 11 item pertanyaan sebagai berikut:
1. Motif Informasi
- Untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola.
- Untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia.
2. Motif Identitas Pribadi
- Untuk membentuk kepribadian yang sportif.
- Untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai panutan.
3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
- Untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain.
- Agar bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada
orang lain.
- Untuk dapat berkumpul dengan orang lain.
22
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Op. Cit., hal. 42
25
4. Motif Hiburan
- Untuk melepaskan diri dari masalah.
- Untuk bersantai.
- Untuk mengisi waktu.
- Untuk menyalurkan emosi.
Pada masing-masing item pernyataan kebutuhan diberikan empat
alternatif jawaban dengan 4 skor yang dapat dipilih responden yang
menyatakan kuatnya keinginan responden untuk memuaskan
kebutuhannya melalui acara tersebut. Keempat skala dimaksud adalah:
- Sangat penting (skor 4), artinya responden sangat ingin mencarikan
pemuasan kebutuhannya melalui acara tersebut.
- Penting (skor 3), artinya responden ingin mencarikan pemuasan
kebutuhannya melalui acara tersebut.
- Tidak penting (skor 2), artinya responden kurang begitu ingin
mencarikan pemuasan kebutuhannya melalui acara tersebut.
- Sangat tidak penting (skor 1), artinya responden sama sekali tidak
ingin mencarikan pemuasan kebutuhannya melalui acara tersebut.
Dari ketentuan skor tersebut akan diperoleh nilai tertinggi 11x4 =
44 (sebagai batas atas) dan nilai terendah 11x1 = 11 (sebagai batas
bawah). Untuk menentukan empat kelas yang menyatakan tingginya
harapan responden untuk memuaskan kebutuhannya melalui news
magazine tersebut maka diperoleh range (jarak) interval:
26
kelasjumlah
bawahbatasatasbatasi
4
11 - 44i
i = 8,25 dibulatkan menjadi 8
Kategorisasi keempat kelas tingkat kepuasan yang diharapkan
responden tersebut adalah:
- Sangat tinggi : 37 - 44, artinya responden sangat mengharapkan
pemuasan kebutuhannya melalui acara itu.
- Tinggi : 29 - 36, artinya responden mengharapkan pemu-
asan kebutuhannya melalui acara itu.
- Rendah : 21 - 28, artinya responden kurang mengharap-
kan pemuasan kebutuhannya melalui acara itu.
- Sangat rendah : 13 – 20, artinya responden tidak mengharapkan
pemuasan kebutuhannya melalui acara itu.
b. Media Use (Penggunaan Media)
Media Use merupakan perilaku khalayak dalam menggunakan
media. Tingkat penggunaan media pada responden dalam penelitian ini
dihitung berdasarkan tingkat perhatian, frekuensi, dan curahan waktu
rata-rata yang diberikan responden pada acara OSF On Sunday di
Trans 7 dan World Kick Off di ANTV.
27
1) Tingkat perhatian, meliputi:
- Pre Activity (Pra aktivitas/sebelum terpaan media)
Menunjuk pada aktivitas responden sebelum menggunakan
media televisi. Indikatornya meliputi aktivitas pencarian
informasi acara televisi oleh responden dan setelah mendapat
informasi tersebut apakah responden sengaja meluangkan waktu
untuk menontonnya atau tidak.
Aktivitas pencarian informasi dalam menonton acara OSF
On Sunday dan World Kick Off dikategorikan menjadi 4
tingkatan:
- Sangat tinggi : jika responden selalu mencari informasi
tentang acara itu.
- Tinggi : jika responden sering mencari informasi
tentang acara itu.
- Rendah : jika responden kadang mencari informasi
tentang acara itu.
- Sangat rendah : jika responden tidak pernah mencari informasi
tentang acara itu.
Sikap responden apakah menyiapkan waktu untuk
menontonnya atau tidak, dikategorikan menjadi 4 tingkatan:
- Sangat tinggi : jika responden selalu menyiapkan waktu
khusus.
28
- Tinggi : jika responden sering menyiapkan waktu
khusus.
- Rendah : jika responden kadang menyiapkan waktu
khusus.
- Sangat rendah : jika responden tidak pernah menyiapkan
waktu khusus.
- Duractivity (Selama terpaan media)
Menunjuk pada aktivitas responden saat menggunakan
media. Indikatornya meliputi ada tidaknya aktivitas lain yang
dikerjakan saat mengikuti OSF On Sunday dan World Kick Off,
pemahaman, dan selesai atau tidaknya menyaksikan acara itu.
Ada tidaknya aktivitas lain yang dikerjakan responden saat
menyaksikan OSF On Sunday dan World Kick Off dikategorikan
menjadi 4 tingkatan:
- Sangat tinggi : jika tidak pernah disertai aktivitas lain.
- Tinggi : jika kadang disertai aktivitas lain.
- Rendah : jika sering disertai aktivitas lain.
- Sangat rendah : jika selalu disertai aktivitas lain.
Pemahaman terhadap isi berita yang diperoleh dari OSF On
Sunday dan World Kick Off dikategorikan menjadi 4 tingkatan:
- Sangat tinggi : jika responden selalu memahami.
- Tinggi : jika responden sering memahami.
- Rendah : jika responden kadang memahami.
- Sangat rendah : jika responden tidak pernah memahami.
29
Selesai tidaknya responden dalam menyaksikan OSF On
Sunday dan World Kick Off dikategorikan menjadi 4 tingkatan:
- Sangat tinggi : jika responden selalu mengikuti sampai
selesai.
- Tinggi : jika responden sering mengikuti sampai
selesai.
- Rendah : jika responden kadang mengikuti sampai
selesai.
- Sangat rendah : jika responden tidak pernah mengikuti sampai
selesai.
- Post Activity (Pasca aktivitas/setelah terpaan media)
Menunjuk pada aktivitas khalayak setelah terpaan media.
Indikatornya yaitu apakah responden mencatat informasi-
informasi yang disampaikan OSF On Sunday dan World Kick
Off. Selain itu, apakah responden juga memperbincangkannya
dengan orang lain dalam interaksi sosialnya setelah menyaksikan
acara tersebut.
Sikap responden apakah mencatat informasi-informasi yang
disampaikan atau tidak, dikategorikan menjadi 4 tingkatan, yaitu:
- Sangat tinggi : jika responden selalu mencatatnya.
- Tinggi : jika responden sering mencatatnya.
- Rendah : jika responden kadang mencatatnya.
- Sangat rendah : jika responden tidak pernah mencatatnya.
30
Sikap responden apakah memperbincangkannya dengan
orang lain dalam interaksi sosialnya setelah menyaksikan acara
tersebut. Indikator ini dikategorikan menjadi 4 tingkatan:
- Sangat tinggi : jika responden selalu membincangkannya.
- Tinggi : jika responden sering membincangkannya.
- Rendah : jika responden kadang membincangkannya.
- Sangat rendah : jika responden tidak pernah membincangkan-
nya.
2) Frekuensi, yaitu tingkat keseringan responden dalam menonton
acara dimaksud. Dalam penelitian ini adalah berapa kali responden
menonton OSF On Sunday dan dengan World Kick Off dalam satu
minggu. Frekuensi responden dalam menonton acara OSF On
Sunday dan World Kick Off dikategorikan menjadi 4 tingkatan,
yaitu:
- Sangat tinggi : jika responden menonton 4-5 kali dalam 1
bulan.
- Tinggi : jika responden menonton 3 kali dalam 1 bulan.
- Rendah : jika responden menonton 2 kali dalam 1 bulan.
- Sangat rendah : jika responden menonton 1 kali dalam 1 bulan.
3) Curahan waktu, adalah waktu rata-rata yang diberikan responden
dalam sekali menonton OSF On Sunday dan World Kick Off, yang
dinyatakan dalam satuan menit. Dalam hal ini, dikategorikan
menjadi 4 tingkatan, yaitu:
31
- Sangat tinggi : jika responden mencurahkan waktu selama
22,6 – 30 menit dalam sekali menonton.
- Tinggi : jika responden mencurahkan waktu selama
15,1 – 22,5 menit dalam sekali menonton.
- Rendah : jika responden mencurahkan waktu selama 7,6
– 15 menit dalam sekali menonton.
- Sangat rendah : jika responden mencurahkan waktu selama 1 –
7,5 menit dalam sekali menonton.
c. Gratifications Obtained (Kepuasan yang Diperoleh)
Dalam penelitian ini, variabel kepuasan yang diperoleh (GO)
diukur dengan mengajukan kembali pertanyaan-pertanyaan yang
dioperasionalkan dari 11 item pernyataan kebutuhan dalam 4
kelompok yang berkaitan dengan jenis kebutuhan manusia seperti pada
GS, tetapi lebih dikhususkan lagi dalam arti telah menunjuk pada
media televisi tertentu, yaitu Trans 7 dan ANTV. Langkah ini untuk
mengetahui besarnya nilai GO yang diperoleh untuk masing-masing
jenis acara, yaitu OSF On Sunday dan World Kick Off
Seperti pada GS, untuk mengoperasionalkan GO, diajukan pula
pertanyaan-pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban dalam 4 skor yang
dapat dipilih responden. Meski keempat alternatif jawaban yang
diberikan berbeda-beda untuk setiap itemnya (sesuai dengan kepuasan
nyata yang diperoleh responden setelah menyaksikan OSF On Sunday
32
dan World Kick Off), namun sebelumnya telah ditetapkan terlebih
dahulu ketentuan pemberian skor untuk masing-masing alternatif,
jawaban sebagai berikut:
- Sangat puas (skor 4), artinya responden sangat terpenuhi
kebutuhannya setelah menonton acara tersebut.
- Puas (skor 3), artinya responden cukup terpenuhi kebutuhannya
setelah menonton acara tersebut.
- Tidak puas (skor 2), artinya responden kurang terpenuhi
kebutuhannya setelah menonton acara tersebut.
- Sangat tidak puas (skor 1), artinya responden sama sekali tidak
terpenuhi kebutuhannya setelah menonton acara tersebut.
Dari ketentuan tersebut, akan diperoleh batas-batas interval
seperti pada GS. Dengan demikian, kategorisasi tingkat kepuasan
nyata yang diperoleh responden setelah menyaksikan OSF On Sunday
dan World Kick Off dalam 4 skala adalah:
- Sangat tinggi : 37 – 44, artinya responden sangat terpuaskan
kebutuhannya melalui acara tersebut.
- Tinggi : 29 – 36, artinya responden cukup terpuaskan
kebutuhannya melalui acara tersebut.
- Rendah : 21 – 28, artinya responden kurang terpuaskan
kebutuhannya melalui acara tersebut.
- Sangat rendah : 13 – 20, artinya responden tidak terpuaskan
kebutuhannya melalui acara tersebut.
33
d. Gratification Discrepancy (Kesenjangan Kepuasan)
Variabel kesenjangan kepuasan merupakan perbedaan kepuasan
yang diperoleh responden setelah menggunakan media. Diukur dengan
menyilangkan nilai GS dengan GO yang diperoleh sehingga akan
nampak kesenjangan kepuasan yang dialami responden setelah
menonton program OSF On Sunday yang ditayangkan Trans 7 dengan
World Kick Off yang ditayangkan ANTV. Adanya kesenjangan
kepuasan kedua media tersebut dibuktikan dengan statistik
discrepancy.
e. News Magazine
Variabel news magazine dalam penelitian ini adalah acara OSF
On Sunday dan World Kick Off. OSF On Sunday ditayangkan oleh
Trans 7 setiap hari Minggu pukul 13.30 – 14.00 WIB. Sedangkan
World Kick Off ditayangkan oleh ANTV setiap hari Minggu pukul
14.00 – 14.30 WIB.
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Rosady Ruslan,
penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan karakteristik (ciri-
ciri individu, situasi, atau kelompok tertentu. Penelitian ini relatif
sederhana yang tidak memerlukan landasan teoretis rumit atau pengajuan
34
hipotesis tertentu. Dapat meneliti pada hanya satu variabel, dan termasuk
penelitian mengenai gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih23
2. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, digunakan metode penelitian survei. Menurut
Masri Singarimbun, penelitian survei adalah penelitian yang mengambil
sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pokok.24
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, yang berlokasi di jalan
Ir. Sutami 36 a, Kentingan, Surakarta. Alasan peneliti memilih lokasi
penelitian di sini karena heterogenitas mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP
UNS dan tingginya terpaan media televisi sehingga mereka dianggap dapat
mewakili audiens OSF On Sunday dan World Kick Off. Selain itu juga
mempertimbangkan kemudahan pencarian data, serta efisiensi waktu dan
biaya.
4. Populasi
Yang dimaksud dengan populasi menurut Sutrisno Hadi adalah
individu-individu atau obyek secara keseluruhan yang akan menjadi
sasaran penelitian yang tidak saja berupa alat-alat, keadaan, tempat, dsb.25
23
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2004, hal.12. 24
Masri Singarimbun, OpCit, hal. 3 25
Sutrisno Hadi, Metode Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1979, hal. 72
35
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 reguler jurusan
Ilmu Komunikasi FISIP UNS Surakarta angkatan 2005 sampai dengan
2008 yang menonton acara OSF On Sunday dan World Kick Off. Dari
hasil pra survei yang dilakukan peneliti, maka diketahui jumlahnya adalah
173 orang. Adapun perinciannya dapat dibaca dalam tabel berikut.
Tabel I
Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi S1 FISIP UNS Angkatan 2005-2008
yang menonton One Stop Football On Sunday dan World Kik Off
Tahun angkatan Jumlah
2005 49
2006 46
2007 35
2008 43
Total 173
Sumber: Data Kemahasiswaan FISIP UNS per Februari 2009
5. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi obyek
penelitian. Dalam penelitian ini, besarnya sampel diukur dengan rumus
yang diberikan oleh Taro Yamane:
12
dN
Nn
Keterangan:
n = jumlah sampel yang dicari
N = jumlah populasi
d = nilai presisi
36
Sesuai dengan populasi sebanyak 173 mahasiswa, dengan presisi
10% dan tingkat kepercayaan 90% maka dengan menggunakan rumus
Yamane, diperoleh banyaknya sampel sebagai berikut:
1)1,0(173
1732
n
3,63n
Dibulatkan menjadi 63 responden.
Selanjutnya, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
metode acak sederhana (Simple Random Sampling), yaitu dengan
mengundi unsur-unsur penelitian atau satuan-satuan elementer dalam
populasi. Langkah pertama adalah membuat daftar kerangka sampling
(sampling frame), kemudian dari kerangka sampling ditarik sebagai
sampel beberapa satuan yang akan diteliti. Dalam hal ini, pengambilannya
harus dengan cara undian sehingga setiap unit punya peluang yang sama
untuk dapat dipilih. Setiap nomor unit penelitian dalam kerangka sampling
ditulis dalam secarik kertas kemudian digulung dan dimasukkan ke dalam
sebuah kotak lalu diundi hingga terpenuhi jumlah sampel yang
dikehendaki. Jika gulungan yang sudah termasuk sampel jatuh dua kali,
maka bilangan tersebut dipakai sekali.26
26
Masri Singarimbun, OpCit, hal. 34
37
6. Jenis dan Teknik Pengumpulan data
a. Jenis data
Dalam penelitian ini, ada dua jenis data yang digunakan peneliti, yaitu:
- Data primer, yakni data yang diperoleh langsung dari responden
dengan menggunakan angket kuesioner yang telah disusun terlebih
dahulu.
- Data sekunder, yakni data yang diperoleh dari observasi dan studi
kepustakaan untuk melengkapi data primer.
b. Teknik pengumpulan data
- Kuesioner : mengumpulkan data dengan menyebarkan angket
(daftar pertanyaan) yang harus diisi responden.
- Observasi : mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan
langsung di lokasi penelitian.
- Kepustakaan : mengumpulkan data melalui buku-buku referensi
dan literatur yang relevan.
7. Analisis Data
Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden.
Setelah semua data yang diperoleh di lapangan terkumpul, langkah
pertama yang dilakukan adalah mengkoding data. Tujuannya untuk
menyederhanakan data yang diperoleh. Pengkodingan dilakukan secara
manual dengan menggunakan coding sheet. Langkah berikutnya adalah
mengklasifikasikan data, baru kemudian mengintrepretasikannya.
38
Untuk mengukur kesenjangan kepuasan mengacu pada rumus
statistik discrepancy yang diberikan Palmgreen sebagai berikut:
i j
ji
ji.n.
ji..n
D
Dimana i ≠ j27
Rumus discrepancy tersebut lalu dioperasionalkan dengan tabulasi
silang, dimana item-item dalam GS dicrosskan dengan item-item dalam
GO. Dari tabulasi silang tersebut akan diketahui persentase tingkat
kesenjangan kepuasan yang terjadi dengan menghitung jumlah responden
yang mengalami ketidaksesuaian antara GS dan GO-nya.
Kesenjangan kepuasan yang dihitung dalam penelitian ini adalah
kesenjangan yang terjadi saat responden tidak mendapatkan kepuasan
seperti yang mereka harapkan. Oleh karena itu, penghitungan difokuskan
pada angka-angka yang menyatakan GS lebih besar daripada GO. Angka-
angka ini terletak pada kotak di atas garis impas pada tabulasi silang,
dimana GS lebih besar daripada GO.
Sedangkan angka-angka yang menyatakan “GS sama dengan GO”
(angka-angka pada garis impas) maupun “GS lebih kecil daripada GO”
(angka-angka di bawah garis impas) dianggap sebagai tingkat kemampuan
media dalam memenuhi kebutuhan penonton.
27
Philip Palmgreen, J.D. Rayburn II, “An exprecancy Value Approach to Media Gratification”,
dalam Media Gratification Research Current Perspective, Sage Publication, London, 1985, hal.
158.
Dimana :
D : discrepancy / kesenjangan.
N : jumlah sampel.
i : kepuasan yang dicari (GS).
J : kepuasan yang diperoleh (GO)
39
Setelah diketahui tingkat kesenjangan yang terjadi, maka akan
dapat pula diketahui tingkat kepuasan yang diperoleh responden. Besarnya
kepuasan yang mampu diberikan oleh acara OSF On Sunday dan World
Kick Off kepada responden akan dihitung dengan mengurangi tingkat
kepuasan maksimal (ditetapkan 100%) dengan tingkat kesenjangan
kepuasan yang dialami responden pada tiap-tiap item-itemnya.
Merujuk pada penelitian terdahulu, ditetapkan batasan kepuasan
minimal sebesar 70%. Dengan kata lain, jika kepuasan yang diperoleh
untuk tiap jenis kebutuhan berkisar 70 - 100% atau bila kesenjangan
kepuasan berkisar antara 0 - 30% maka kebutuhan tersebut dianggap
terpuaskan. Jika kesenjangan kepuasan menunjukkan persentase di atas
30% berarti media tidak mampu memuaskan responden. 28
Semakin besar angka kesenjangan, berarti suatu media semakin
tidak mampu memenuhi kebutuhan. Sebaliknya, semakin kecil angka
kesenjangan, semakin besar kemampuan suatu media dalam memenuhi
kebutuhan responden.
Tingkat pemenuhan kepuasan tersebut diklasifikasikan dalam 3
kategori:
- rendah, apabila persentase kesenjangan kepuasan sebesar 21 – 30%
- sedang, apabila persentase kesenjangan kepuasan sebesar 11 – 20%
- tinggi, apabila persentase kesenjangan kepuasan sebesar 0 – 10%
28
Qurotta Ayunin, Kesenjangan Kepuasan Dalam Menonton Televisi (Kesenjangan Kepuasan
Menonton Acara Mama Mia dan StarDut di Indosiar di Kalangan Siswa SMPN 22 Surakarta
dengan Menggunakan Pendekatan Uses and Gratification), Surakarta, Jurusan Komunikasi FISIP
UNS, 2008, hal.39.
40
BAB II
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS
1. Sejarah Singkat Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
(FISIP-UNS) berdiri pada tahun 1976, bersamaan dengan diresmikan
berdirinya Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret yang dikukuhkan
dengan Keputusan Presiden RI Nomor: 10 Tahun 1976. FISIP-UNS
termasuk salah satu diantara sembilan Fakultas di lingkungan UNS.
Pada saat berdiri, nama FISIP-UNS adalah Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik dan memiliki dua jurusan, yaitu Jurusan Administrasi Negara
dan Jurusan Publisistik. Pada tahun 1982, berdasarkan SK Presiden RI
Nomor : 55 Tahun 1982 tentang “Susunan Organisasi Universitas Sebelas
Maret”, nama Fakultas dirubah menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret (FISIP-UNS). Kemudian, berdasarkan
SK Mendikbud RI Nomor: 017/0/1983, tertanggal 14 Maret 1983 nama
Jurusan juga berubah, menjadi Jurusan Ilmu Administrasi dan Jurusan
Ilmu Komunikasi.
Dengan keluarnya SK Mendikbud RI Nomor: 055/0/1983 tanggal 8
Desember 1983 tentang “Jenis dan Jumlah Jurusan pada Fakultas di
Lingkungan Universitas Sebelas Maret”, FISIP-UNS menambah satu
Jurusan baru, yaitu Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU). Jurusan
ini khusus melayani Mata Kuliah Dasar Umum di semua Program Studi
(Prodi) di lingkungan Universitas Sebelas Maret dan berada di bawah tim
MKDU Universitas Sebelas Maret.
Jenis dan jumlah Prodi di setiap Jurusan pada Fakultas-Fakultas di
lingkungan UNS juga ditata/dibakukan berdasarkan SK Dirjen Dikti
Depdikbud R.I. Nomor: 222/Dikti/Kep./1996 tentang “Program Studi pada
Program Sarjana di Lingkungan Universitas Sebelas Maret”. Prodi untuk
41
Jurusan Ilmu Administrasi dan Jurusan Ilmu Komunikasi masing-masing
adalah Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi.
Pada tahun 1994, FISIP-UNS membuka Program S1 Ekstensi
dengan dua jurusan, yaitu Jurusan Ilmu Administrasi dan Jurusan Ilmu
Komunikasi. Selain itu, untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan tenaga
kerja terampil dan profesional, dibuka pula Program Diploma III, yaitu
Jurusan Ilmu Penyiaran dan Jurusan Periklanan pada tahun 1999. Pada
tahun 2000, dibuka pula Jurusan Public Relations, Jurusan Manajemen
Administrasi, dan Jurusan Perpustakaan.29
2. Struktur Organisasi Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS
Sumber: Buku Pedoman FISIP UNS 2008/2009, hal 17
29
Buku Pedoman FISIP UNS, tahun 2008/2009, hal 1
Senat
Fakultas
Dekan
PD I, PD II, PD III
Perpustakaan Kepala Bagian
Tata Usaha
Jurusan Ilmu
Komunikasi
Lab. Kom
Dosen Jurusan Ilmu
Komunikasi
HMJ
42
Beberapa jabatan di atas saat ini diduduki oleh:
Dekan : Drs. Supriyadi SN, SU
Pembantu Dekan I : Drs. Priyanto Susiloadi, M.Si
Pembantu Dekan II : Drs. Marsudi, MS
Pembantu Dekan III : Dra. Suyatmi, MS
Kajur Ilmu Komunikasi : Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D
Sekretaris Jurusan : Drs. Hamid Arifin, M.Si
3. Kondisi Jurusan Ilmu Komunikasi
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret adalah jurusan dengan akreditasi “A”. Status ini
bermakna bahwa jurusan memiliki seluruh kualifikasi ideal untuk
mengoperasikan proses dan sistem pendidikan tinggi sesuai dengan
standar Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia.
Saat ini Jurusan Ilmu Komunikasi memiliki program S1 Reguler,
S1 Ekstensi, Program DIII Komunikasi Terapan untuk program studi
(Prodi) Periklanan (Advertising), Penyiaran (Broadcasting), Hubungan
Masyarakat (Public Relations), dan program studi Perpustakaan. Mulai
tahun 2001, jurusan membuka program pasca sarjana dengan konsentrasi
Manajemen Komunikasi dan Teori Komunikasi. Peningkatan kualitas
jurusan juga terus dilakukan, dengan cara menyekolahkan beberapa dosen
untuk meraih gelar S2 maupun S3, baik di dalam mupun ke luar negeri.
Berdasarkan data terakhir yang penulis peroleh dari bagian tata
usaha fakultas setempat hingga Februari 2009, jumlah mahasiswa jurusan
Ilmu Komunikasi FISIP UNS berjumlah 629 orang. Berikut adalah rincian
jumlahnya berdasarkan angkatan.
43
Tabel II.1
Jumlah Mahasiswa Program S1 Reguler
Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS
Berdasarkan Tahun Angkatan
Tahun Angkatan Laki-laki Perempuan Jumlah
2000 2 - 2
2001 5 8 13
2002 9 10 19
2003 11 41 52
2004 29 72 111
2005 44 61 105
2006 33 57 90
2007 35 79 114
2008 40 83 123
Total Jumlah Mahasiswa 629
Sumber: Bagian Tata Usaha FISIP UNS, dicatat pada tanggal 2 Februari 2009.
4. Sistem Pendidikan
a. Pengertian
Sistem pendidikan di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS
adalah Sistem Kredit Semester (SKS), yaitu sistem penyelenggaraan
pendidikan yang beban studi mahasiswa dan beban tenaga pengajar
dinyatakan dalam kredit. Sistem ini diatur dalam SK rektor UNS
nomor 177/PT40.H/921.
b. Program Pendidikan
Beban Studi Kumulatif yang harus ditempuh mahasiswa Jurusan
Ilmu Komunikasi sekurang-kurangnya 144 SKS dan sebanyak-
banyaknya 160 SKS dan dengan lama studi kumulatif antara 8-14
semester. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti kuliah dan kegiatan
akademik ini terbagi atas 3 kegiatan yaitu:
1. 50 menit acara tatap muka terjadwal dengan tenaga pengajar;
44
2. 60 menit acara kegiatan akademik terstruktur yang tidak
terjadwal tetapi direncanakan dan dipantau oleh tenaga
pengajar/pembimbing akademik (PA);
3. 60 menit acara kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan
yang harus dilakukan mahasiswa atas dasar kemampuannya
untuk mendalami, mempersiapkan atau tujuan lain dari suatu
tugas akademik dan dipantau oleh tenaga pengajar/ PA.
c. Perkuliahan
Perkuliahan adalah kegiatan akademik yang dapat berbentuk
kuliah tatap muka/ ceramah, seminar/ diskusi, praktikum/ kuliah kerja,
dan lain-lain. Untuk dapat menempuh ujian di akhir semester,
mahasiswa telah mengikuti sekurang-kurangnya 75% dari semua
kegiatan akademik terjadwal pada semester yang bersangkutan serta
ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan.
Untuk mendekatkan mahasiswa pada dunia industri komunikasi
yang sesungguhnya, maka jurusan menyediakan fasilitas untuk
melakukan magang di industri yang ada di Indonesia. Kegiatan ini
disebut Kuliah Kerja Komunikasi (KKK). Selama minimal satu bulan,
mahasiswa diwajibkan untuk magang dalam industri komunikasi yang
dipilih oleh mahasiswa berdasarkan minat dan mereka sendiri.
Jurusan telah menerapkan kelompok mata kuliah yang disebut
mata kuliah profesi, yaitu kelompok mata kuliah yang diberikan secara
sekuensial selama 4 semester yang membahas dan mempertajam
penguasaaan topik-topik tentang profesi komunikasi yang spesifik.
Dengan pemberlakuan sistem ini, nantinya mahasiswa akan menjalani
program spesialisasi profesi komunikasi tertentu. Kelompok mata
kuliah yang masuk dalam kategori ini adalah jurnalistik, radio, video,
komputer grafis, serta public relations/ advertising.
45
d. Struktur Kurikulum Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS
Berdasarkan Buku Pedoman FISIP UNS tahun 2008, Jurusan
Ilmu Komunikasi FISIP UNS membagi struktur kurikulumnya
menjadi:
(1) Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
No. Nama Mata Kuliah Kelompok MPK SKS
1 Pendidikan Agama 2
2 Pendidikan Pancasila 2
3 Pendidikan Kewarganegaraan 2
4 Ilmu Alamiah Dasar 2
5 Ilmu Budaya Dasar 2
6 Kewirausahaan 2
(2) Kelompok Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK)
No. Nama Mata Kuliah Kelompok MKK SKS
1 Pengantar Ilmu Komunikasi 3
2 Pengantar Psikologi 3
3 Dasar- dasar Logika 3
4 General English 2
5 English For Social Science 2
6 Pengantar Sosiologi 3
7 Pengantar Ilmu Politik 3
8 Sistem Ekonomi Indonesia 3
9 Komposisi 2
10 Asas-asas Manajemen 3
11 Sistem Hukum Indonesia 3
12 Sistem Sosial Budaya Indonesia 3
13 Teori Sosial Politik 2
14 Komunikasi Massa 3
15 Teori Komunikasi 3
46
16 Teknologi Komunikasi 3
17 Manajemen Media Massa 3
18 Statistik Sosial 3
19 Sistem Politik Indonesia 3
20 Metode Penelitian Sosial 3
21 Komunikasi Organisasi 3
22 Sistem Komunikasi Indonesia 3
23 Teknik Presentasi 3
24 Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif) 3
25 Metode Penelitian Komunikasi (Kualitatif) 3
26 Isu-Isu Komunikasi Kontemporer 3
27 Kapita Selekta Komunikasi 3
(3) Kelompok Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
No. Nama Mata Kuliah Kelompok MKB SKS
1 Jurnalistik I 3
2 Jurnalistik II 3
3 Jurnalistik III 3
4 Jurnalistik IV 3
5 Radio I 3
6 Radio II 3
7 Radio III 3
8 Radio IV 3
9 Video I 3
10 Video II 3
11 Video III 3
12 Video IV 3
13 Periklanan / Humas I 3
14 Periklanan / Humas II 3
15 Periklanan / Humas III 3
47
16 Periklanan / Humas IV 3
17 Desain Grafis I 3
18 Desain Grafis II 3
19 Desain Grafis III 3
20 Desain Grafis IV 3
21 Penulisan Artikel 3
22 Kuliah Kerja Komunikasi 3
23 Tugas Akhir / Skripsi 6
(4) Kelompok Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
No. Nama Mata Kuliah Kelompok MPB SKS
1 Hukum Media Massa 3
2 Filsafat Ilmu 2
3 Etika & Filsafat Komunikasi 3
(5) Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)
No. Nama Mata Kuliah Kelompok MBB SKS
1 Psikologi Komunikasi 3
2 Sosiologi Komunikasi 3
3 Komunikasi Politik 3
4 Komunikasi Antar Budaya 3
5 Komunikasi Sosial Pembangunan 3
6 Perencanaan Komunikasi 3
Sumber: Buku Pedoman FISIP UNS 2008/2009
B. Sekilas Acara One Stop Football On Sunday
Acara OSF On Sunday yang ditayangkan oleh Trans 7 merupakan
program news magazine yang menyajikan berbagai informasi terkini tentang
persepakbolaan dunia. Program ini sudah tayang sejak Maret 2003 dan
merupakan salah satu program unggulan Trans 7 yang berhasil bertahan
hingga sekarang. Program ini hadir setiap hari Minggu pukul 13.30 WIB
48
dengan dipandu seorang presenter yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat,
Terry Puteri.
Dalam durasi 30 menit, acara ini dibagi ke dalam empat segmen.
Segmen pertama menampilkan hasil pertandingan terkini serta cuplikan
pertandingan paling aktual. Sebagai contoh, pada One Stop Football On
Sunday edisi 18 Januari 2009 ditampilkan hasil dan cuplikan pertandingan
antara Manchester United vs Bolton, Chelsea vs Stock City, dan pertandingan-
pertandingan lain dari liga-liga Eropa lainnya, yang baru saja berlangsung.
Di segmen kedua, ditampilkan profil pemain, pelatih, serta klub yang
sedang hangat diperbincangkan dan menjadi ”headline”. Dalam segmen ini,
ditampilkan pula gosip-gosip yang menyertainya. Sebagai contoh, ditampilkan
ulasan tentang klub Liverpool dengan Everton yang akan bertemu dalam
Merseyside Derby.
Pada segmen ketiga, kita dapat menyaksikan feature seputar sepakbola
dunia. Sebagai contoh, pada segmen ini ditampilkan peran besar Alesandro
Del Piero dan Pavel Nedved terhadap kejayaan klub Juventus.
Di segmen terakhir, One Stop Football On Sunday menyajikan
informasi tentang prediksi jalannya pertandingan yang akan digelar. Sebagai
contoh, pembahasan tentang prediksi jalannya pertandingan antara Lazio
dengan Juventus, Real Madrid dengan Osasuna.
C. Sekilas Acara World Kick Off
Acara World Kick Off yang ditayangkan oleh Trans 7 merupakan
program news magazine yang menyajikan berbagai informasi terkini tentang
persepakbolaan dunia. Program ini sudah tayang sejak Maret 2003 dan hadir
setiap hari Minggu pukul 14.00 WIB. Pemandu acara ini adalah Andrea Lee.
Dalam durasi 30 menit, acara ini terbagi ke dalam tiga segmen. Pada
segmen pertama, World Kick Off menampilkan satu info terbaru yang paling
hot tentang persepakbolaan dunia. Dalam segmen ini, disajikan pula daftar
pemain yang sedang on fire. Sebagai contoh, dalam World Kick Off edisi 18
Januari 2009, ditampilkan berita tentang terpilihnya Christiano Ronaldo
49
sebagai pemain terbaik dunia 2008. Kemudian, kaitannya dengan daftar
pemain pemain yang sedang on-fire, maka ditampilkanlah profil beberapa
pemain, seperti Alesandro Del Piero (Juventus), Raul Gonzalez (Real Madrid),
Lionel Messi (Barcelona), dan Wayne Rooney (Manchester United).
Di segmen kedua, World Kick Off menghadirkan kabar-kabar terbaru
dari arena sepakbola dunia. Misalnya saja, ditampilkan kabar tentang David
Beckham yang memuaskan Milanisti, keinginan sensasional Manchester City
dengan menyiapkan dana 3 triliun untuk mengeluarkan Kaka dari Milan,
harapan Totti untuk dapat bermain kembali, saran Maradona untuk Tevez agar
meninggalkan Manchester United dan bergabung dengan InterMilan, Adriano
yang diberi kesempatan main lagi oleh Mourinho, harapan Asscavin dapat
bermain di Arsenal, dan keinginan Lucas Podolsky untuk hengkang dari
Bayern Munch.
Pada segmen ketiga, World Kick Off menyajikan profil klub yang
sedang naik daun. Sebagai contohnya, acara ini membahas tentang klub
Barcelona, seperti gol-gol yang telah diciptakan, pemain-pemain andalannya,
dan prestasi-prestasi yang telah diukir.
D. Distribusi Responden
1. Distribusi Responden
a. Menurut Angkatan
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah mahasiswa
S-1 reguler Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS Angkatan 2005-
2008 yang menonton acara OSF On Sunday dan World Kick Off. Dari
total 173 mahasiswa diambil sampel sebanyak 63 orang dengan
menggunakan teknik acak sederhana. Distribusi responden pada tiap
angkatan terlihat pada tabel berikut:
50
Tabel II.2
Tabel Distribusi Responden Menurut Angkatan
Angkatan Frekuensi %
2005 18 28,6
2006 16 25,4
2007 19 30,2
2008 10 15,8
Jumlah 63 100
Sumber: pertanyaan kuesioner no. 2
Dari tabel di atas, diketahui bahwa mayoritas responden
berasal dari angkatan 2007, dengan persentase 30,2%. Sementara
jumlah responden terkecil, yakni berjumlah 15,85%, berasal dari
angkatan 2008.
b. Menurut Jenis Kelamin
Berikut ini distribusi responden menurut jenis kelamin
berdasarkan data yang diperoleh:
Tabel II.3
Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi %
Laki-laki 46 73
Wanita 17 27
Jumlah 63 100
Sumber: pertanyaan kuesioner no. 3
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden,
yakni 73% berjenis kelamin laki-laki dan sisanya (27%) berjenis
kelamin wanita.
51
c. Menurut Umur
Responden dalam penelitian ini tersebar pada empat angkatan
yakni 2005-2008, oleh karena itu umur responden juga bervariasi,
yakni berkisar antara 19 hingga 23 tahun. Berikut tabel distribusi
responden menurut umur:
Tabel II. 4
Distribusi Responden Menurut Umur
Umur Frekuensi %
23 10 15,8
22 18 28,6
21 15 23,8
20 12 19,1
19 8 12,7
Jumlah 63 100
Sumber: pertanyaan kuesioner no. 4
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden
berumur 22 tahun, yaitu sebesar 28,6%. Sementara persentase
paling sedikit adalah responden yang berumur 19 tahun, dengan
persentase sebesar 12,7%.
52
BAB III
Deskripsi Variabel Gratifications Sought, Media use,
dan Gratifications Obtained
A. GRATIFICATION SOUGHT
Gratification Sought (GS) merupakan kepuasan yang dibayangkan
akan diterima seseorang jika ia menggunakan media massa tertentu. Dalam
penelitian ini, GS dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat
kepentingan dari kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki responden untuk
dicarikan pemuasannya melalui acara One Stop Football On Sunday di Trans
7 dan World Kick Off di ANTV. Jenis-jenis kebutuhan tersebut dikategorikan
dalam skala sangat penting, penting, tidak penting, dan sangat tidak penting.
Untuk lebih mengetahui tingkat kepentingan masing-masing item
kebutuhan, berikut akan disajikan tingkat kepentingan pada setiap itemnya.
1. Motif Informasi
a. Kebutuhan responden untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola.
Tabel III.1
Kebutuhan untuk menambah
pengetahuan tentang sepakbola
Kategori Frekuensi %
Sangat Penting 37 58,8
Penting 25 39,6
Tidak Penting 1 1,6
Sangat Tidak Penting 0 0
Jumlah 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 5
Data di atas menggambarkan bahwa mayoritas responden
menganggap kebutuhan untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola
adalah kebutuhan yang sangat penting untuk dicarikan pemuasannya
53
dengan menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Hal ini tampak
dari 58,8% responden yang menjawab pada skala sangat penting. 39,6%
responden juga menjawab pada skala penting. Hanya 1 responden saja
yang menjawab pada skala tidak penting.
Sepakbola adalah olahraga yang sangat familiar di kalangan
mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS. Berbagai kegiatan yang
didalamnya digelar pertandingan sepakbola, yang sifatnya hanya
permainan hingga yang bersifat kompetisi juga sering diadakan. Mulai dari
pertandingan antar angkatan jurusan Komunikasi sampai pertandingan
antar fakultas.
Tidak jarang pula, digelar pertandingan antara mahasiswa
Komunikasi UNS dengan mahasiswa dari universitas lain di kota Solo,
misalnya Unisri. Oleh karena itu, tidak mengejutkan rasanya jika mereka
sangat termotivasi menonton OSF On Sunday dan World Kick Off untuk
semakin menambah pengetahuan mereka tentang sepakbola.
b. Kebutuhan untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia.
Tabel III.2
Kebutuhan untuk memperoleh informasi
terbaru seputar sepakbola dunia
Kategori Frekuensi %
Sangat Penting 48 76,2
Penting 14 22,2
Tidak Penting 1 1,6
Sangat Tidak Penting 0 0
Jumlah 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 6
Dari persentase data di atas, dapat diketahui bahwa kebutuhan untuk
memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia adalah kebutuhan
yang sangat penting bagi sebagian besar responden untuk dicarikan
54
pemuasannya dengan menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Hal
ini dapat dilihat pada tabel diatas, dimana 76,2% responden menjawab
pada skala sangat penting. 22,2% responden juga menjawab pada skala
penting. Hanya 1 responden saja yang menjawab pada skala tidak penting.
Sebagai news magazine, OSF On Sunday dan World Kick Off
memang menghadirkan berbagai informasi terbaru seputar sepakbola
dunia, mulai dari hasil dan cuplikan pertandingan terkini, profil pemain,
pelatih, tim, hingga prediksi jalannya pertandingan yang akan digelar.
Tidak hanya itu, penyajian informasi dalam bentuk feature juga membantu
responden dalam memperoleh info terbaru seputar sepakbola dunia dengan
lebih detail dan mendalam dibanding siaran berita pada umumnya.
2. Motif Identitas Pribadi
a. Kebutuhan untuk membentuk kepribadian yang sportif.
Tabel III.3
Kebutuhan untuk membentuk
kepribadian yang sportif
Kategori Frekuensi %
Sangat Penting 11 17,5
Penting 28 44,4
Tidak Penting 23 36,5
Sangat Tidak Penting 1 1,6
Jumlah 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 7
Data di atas menggambarkan bahwa mayoritas responden
menganggap kebutuhan untuk membentuk kepribadian yang sportif adalah
kebutuhan yang penting untuk dicarikan pemuasannya dengan menonton
OSF On Sunday dan World Kick Off. Sebesar 44,4% responden menjawab
pada skala penting. 17,5% responden juga menjawab sangat penting.
55
Sebagai seorang mahasiswa, mereka mulai mencari hal-hal yang
dapat membantu mereka dalam membentuk kepribadian yang mereka
inginkan. Sebagai contohnya, di luar kegiatan kuliah, para mahasiswa
mulai aktif dalam organisasi, baik di dalam kampus maupun di luar
kampus. Ada juga yang mulai mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihan, dan
sebagainya. Dengan menonton kedua news magazine tersebut, mereka
berharap dapat terlatih atau mendapat inspirasi untuk menjadi pribadi yang
sportif.
b. Kebutuhan untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai
panutan.
Tabel III.4
Kebutuhan untuk menemukan idola
yang dapat digunakan sebagai panutan
Kategori Frekuensi %
Sangat Penting 11 17,5
Penting 14 22,2
Tidak Penting 34 54
Sangat Tidak Penting 4 6,4
Jumlah 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 8
Data di atas menggambarkan bahwa mayoritas responden
menganggap kebutuhan untuk menemukan idola yang dapat digunakan
sebagai panutan adalah kebutuhan yang tidak penting untuk dicarikan
pemuasannya dengan menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Hal
ini tampak dari 54% responden yang menjawab pada skala tidak penting.
56
3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
a. Kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain.
Tabel III.5
Kebutuhan untuk mendapatkan
bahan perbincangan dengan orang lain
Kategori Frekuensi %
Sangat Penting 27 42,9
Penting 30 47,6
Tidak Penting 6 9,5
Sangat Tidak Penting 0 0
Jumlah 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 9
Pada item kebutuhan ini, 47,6% responden dominan menjawab pada
skala penting. Sementara 42,9% responden mengakuinya sebagai
kebutuhan yang sangat penting. Ini berarti sebagian besar responden
cenderung ingin mencari bahan perbincangan melalui acara OSF On
Sunday dan World Kick Off.
Besarnya atensi responden terhadap jenis kebutuhan ini memang
didukung dengan banyaknya info yang diulas oleh kedua news magazine
tersebut. Kedua news magazine tersebut memang menghadirkan berbagai
informasi terbaru seputar sepakbola dunia, mulai dari hasil dan cuplikan
pertandingan terkini, profil pemain, pelatih, tim, hingga prediksi jalannya
pertandingan yang akan digelar.
Dengan banyaknya info yang mereka dapatkan dari menonton kedua
news magazine tersebut, maka mereka pun berharap akan mendapatkan
banyak bahan perbincangan yang akan memperluas wawasan mereka saat
terlibat perbicangan dengan orang lain.
57
b. Kebutuhan agar bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia
kepada orang lain.
Tabel III.6
Kebutuhan untuk memberikan informasi seputar
sepakbola dunia kepada orang lain
Kategori Frekuensi %
Sangat Penting 34 54
Penting 22 34,9
Tidak Penting 7 11,1
Sangat Tidak Penting 0 0
Jumlah 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 10
Pada item kebutuhan untuk dapat memberikan informasi seputar
sepakbola dunia kepada orang lain, 54% responden dominan menjawab
pada skala sangat penting. Sementara 34,9% responden mengakuinya
sebagai kebutuhan yang penting. Ini berarti sebagian besar responden
menonton acara OSF On Sunday dan World Kick Off agar bisa
memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada orang lain.
Berbagai informasi terbaru seputar sepakbola dunia, mulai dari hasil
dan cuplikan pertandingan terkini, profil pemain, pelatih, tim, hingga
prediksi jalannya pertandingan yang akan digelar, memang dihadirkan
oleh kedua news magazine tersebut. Dengan banyaknya info yang
didapatkan dari menonton kedua news magazine tersebut, mereka berharap
akan dapat memberikan berbagai informasi tentang sepakbola dunia
kepada orang lain saat terlibat perbincangan dengan orang lain.
58
c. Kebutuhan untuk dapat berkumpul dengan orang lain.
Tabel III.7
Kebutuhan untuk dapat berkumpul dengan orang lain
Kategori Frekuensi %
Sangat Penting 9 14,3
Penting 25 39,6
Tidak Penting 27 42,9
Sangat Tidak Penting 2 3,2
Jumlah 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 11
Pada item kebutuhan untuk dapat berkumpul dengan orang lain,
mayoritas responden, yakni sebesar 42,9% menjawab pada skala tidak
penting. Namun, jika diteliti lebih lanjut, perbandingan antara jumlah
persentase jawaban pada skala sangat penting dan penting mencapai
53,9%. Jumlah ini mengungguli jumlah jawaban pada skala tidak penting
dan sangat tidak penting, dimana hanya mencapai 46,1%. Ini berarti
sebagian besar responden menonton acara OSF On Sunday dan World
Kick Off agar bisa berkumpul dengan orang lain.
Besarnya persentase kebutuhan ini kemungkinan dipengaruhi oleh
jadwal tayang OSF On Sunday dan World Kick Off yang tayang setiap
hari Minggu. Pada hari Minggu, secara umum para responden yang
berstatus sebagai mahasiswa yang masih aktif tentunya tidak punya
kegiatan akademis di kampus. Oleh karena itulah, pada hari Minggu
mereka dapat menonton kedua acara tersebut sebagai sarana berkumpul
dengan orang lain, entah itu teman, saudara, atau keluarga.
59
4. Motif Hiburan
a. Kebutuhan untuk melepaskan diri dari masalah.
Tabel III.8
Kebutuhan untuk melepaskan diri dari masalah
Kategori Frekuensi %
Sangat Penting 7 11,1
Penting 15 23,8
Tidak Penting 27 42,9
Sangat Tidak Penting 14 22,2
Jumlah 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 12
Kebutuhan untuk melepaskan diri dari masalah ternyata tidak
dianggap sebagai kebutuhan yang penting untuk dipenuhi dengan
menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Hal ini dapat diukur dari
persentase jumlah 42,9% responden dominan menjawab pada skala tidak
penting. 22,2% responden juga menjawab pada skala sangat tidak penting.
Dari hasil temuan tersebut, dapat dikatakan bahwa sebagian besar
responden beranggapan bahwa kedua news magazine tersebut bukanlah
sarana yang tepat untuk melepaskan diri dari masalah-masalah yang hadir
dalam kehidupan mereka.
b. Kebutuhan untuk bersantai.
Tabel III.9
Kebutuhan untuk bersantai
Kategori Frekuensi %
Sangat Penting 12 19,1
Penting 47 74,6
Tidak Penting 3 4,8
Sangat Tidak Penting 1 1,6
Jumlah 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 13
60
Pada item kebutuhan untuk bersantai, sebesar 74,6% responden
menganggapnya sebagai kebutuhan yang penting untuk dicarikan
pemuasannya dengan menonton OSF On Sunday dan World Kick Off.
Sebanyak 19,1 % responden juga menganggapnya sebagai kebutuhan yang
sangat penting.
OSF On Sunday dan World Kick Off yang hadir pada hari Minggu
dengan dipandu oleh seorang host wanita yang enerjik, funky, dan newsy
membuat mayoritas responden memilih acara ini sebagai solusi
memberikan ketenangan pikiran setelah enam hari mereka disibukkan
dengan berbagai aktivitas kuliah di kampus maupun dengan kegiatan
lainnya.
c. Kebutuhan untuk mengisi waktu.
Tabel III.10
Kebutuhan untuk mengisi waktu
Kategori Frekuensi %
Sangat Penting 6 9,5
Penting 43 68,3
Tidak Penting 13 20,6
Sangat Tidak Penting 1 1,6
Jumlah 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 14
Data di atas menunjukkan bahwa kebutuhan untuk mengisi waktu
adalah kebutuhan yang penting untuk dicarikan pemuasannya dengan
menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Terbukti dari 68,3%
responden yang menjawab pada skala penting.
Besarnya atensi responden terhadap jenis kebutuhan ini sangat
mungkin disebabkan karena baik OSF On Sunday dan World Kick Off
yang tayang pada hari Minggu, dimana responden yang masih berstatus
sebagai mahasiswa aktif tidak mempunyai kegiatan akademis di kampus
61
atau kesibukan yang lain. Oleh karena itu, untuk mengisi waktu kosong
mereka di hari Minggu, mereka pun menonton kedua acara tersebut.
d. Kebutuhan untuk menyalurkan emosi.
Tabel III.11
Kebutuhan untuk menyalurkan emosi
Kategori Frekuensi %
Sangat Penting 3 4,8
Penting 23 36,5
Tidak Penting 30 47,6
Sangat Tidak Penting 7 11,1
Jumlah 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 15
Dari data di atas tampak bahwa sebagian besar responden
menganggap kebutuhan untuk menyalurkan emosi bukanlah kebutuhan
yang memotivasi mereka untuk menonton OSF On Sunday dan World
Kick Off. Terbukti 47,6% responden menjawab pada skala tidak penting.
Tabel III.12
Kategorisasi tingkat kepuasan yang diharapkan responden
Kategori Frekuensi %
Sangat Tinggi (37-44) 9 14,3
Tinggi (29-36) 38 60,3
Rendah (21-28) 16 25,4
Sangat Rendah (13-20) 0 0
Jumlah 63 100
Sumber: Data primer kuesioner
62
Menurut tabel di atas, sebagian besar respoden, yakni sebesar 60,3%
mempunyai tingkat pengharapan yang tinggi untuk memperoleh kepuasan dengan
menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Sebanyak 14,3% responden
bahkan mempunyai pengharapan yang sangat tinggi. Ini berarti, mayoritas
responden ingin mencari pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya dengan menonton
kedua news magazine tersebut. Sedang responden yang kurang begitu ingin
mencari pemenuhan kebutuhannya berkisar 25,4% saja.
B. MEDIA USE
Media Use atau penggunaan media merupakan perilaku khalayak
dalam menggunakan media. Dalam penelitian ini, media use dimaksudkan
untuk mengukur bagaimana pola konsumsi responden terhadap acara OSF On
Sunday yang ditayangkan Trans 7 dan World Kick Off yang ditayangkan
ANTV.
Pengukuran media use ini dioperasionalkan melalui tiga indikator,
yaitu berdasarkan tingkat perhatian, frekuensi menonton, dan curahan waktu
yang diberikan responden untuk menonton kedua news magazine tersebut.
Hasil dari pengukuran ketiga indikator tersebut dapat disimak sebagai berikut:
1. Penggunaan Media berdasarkan Tingkat perhatian
a. Pre Activity (Pra aktivitas/sebelum terpaan media)
Gambaran aktivitas responden sebelum memutuskan untuk
menonton OSF On Sunday dan World Kick Off diindikasikan dengan
pencarian informasi mengenai acara yang bersangkutan dan apakah
responden menyiapkan waktu khusus untuk menontonnya atau tidak.
Deskripsi kedua indikator tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:
63
Tabel III.13
Aktivitas pencarian informasi sebelum
menonton OSF On Sunday dan WKO
Kategori OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Selalu mencari
informasi
5 7,9 4 6,3
Sering mencari
informasi
3 4,8 1 1,6
Kadang mencari
informasi
21 33,3 15 23,8
Tidak pernah mencari
informasi
34 54 43 68,3
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 16 & 25
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada tahap pra aktivitas,
tingkat perhatian responden pada acara One Stop Football On Sunday
lebih tinggi dibandingkan World Kick Off. Hal ini tercermin dari lebih
banyaknya responden yang mencari informasi mengenai acara OSF On
Sunday dibandingkan dengan World kick Off.
Namun, secara umum tingkat perhatian responden terhadap kedua
acara tersebut relatif rendah, terbukti mayoritas responden mengaku
tidak mencari informasi apapun mengenai kedua acara tersebut. Hal ini
kemungkinan besar disebabkan karena kedua acara tersebut hanya hadir
pada hari Minggu, sehingga pemirsa tidak perlu mengingat-ingat
ataupun mencari informasi tentang kedua acara tersebut.
Indikator lain dari tingkat perhatian responden sebelum menonton
acara OSF On Sunday dan World Kick Off adalah dilihat dari cara
responden dalam menyiapkan waktu khusus untuk menonton kedua
acara tersebut. Hasilnya tertera pada tabel di bawah ini.
64
Tabel III.14
Cara menyiapkan waktu khusus untuk
menonton OSF On Sunday dan WKO
Kategori OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Selalu menyiapkan
waktu khusus
7 11,1 7 11,1
Sering menyiapkan
waktu khusus
30 47,6 28 44,4
Kadang menyiapkan
waktu khusus
15 23,8 18 28,6
Tidak pernah
menyiapkan waktu
khusus
11 17,5 10 15,9
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 17 & 26
Dari cara responden menyiapkan waktu khusus untuk menonton
kedua acara tersebut, diketahui bahwa tingkat perhatian responden
sedikit lebih tinggi pada OSF On Sunday daripada World Kick Off. Hal
ini tercermin dari lebih banyaknya responden yang mengaku sering
menyiapkan waktu khusus untuk menonton OSF On Sunday.
Berbeda dengan indikator sebelumnya, pada indikator ini justru
terlihat bahwa tingkat perhatian responden terhadap kedua acara tersebut
cukup tinggi, sebab sebagian besar responden mengaku sering
menyiapkan waktu khusus untuk menonton.
b. Duractivity (Selama terpaan media)
Aktivitas responden selama terpaan media menunjuk pada kegiatan
responden saat menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Pada
fase ini diukur dengan ada tidaknya aktivitas lain yang dikerjakan saat
mengikuti, tingkat pemahaman responden terhadap informasi yang
disampaikan dalam acara tersebut, dan selesai atau tidaknya menonton
acara tersebut.
65
Tabel III.15
Ada tidaknya aktivitas lain saat
menonton OSF On Sunday dan WKO
Kategori OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Tidak pernah disertai
aktivitas lain.
9 14,3 4 6,4
Kadang disertai
aktivitas lain.
27 42,9 32 50,8
Sering disertai aktivitas
lain.
20 31,7 20 31,7
Selalu disertai aktivitas
lain.
7 11,1 7 11,1
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 18 & 27
Data di atas menunjukkan lebih banyak responden yang kadang
melakukan aktivitas lain saat menonton World Kick Off daripada saat
menonton OSF On Sunday. Dari temuan itu, berarti dapat dikatakan
bahwa tingkat perhatian responden pada OSF On Sunday lebih tinggi
daripada World Kick Off.
Selain itu, dapat juga dilihat bahwa mayoritas responden menjawab
kadang-kadang saja melakukan aktivitas lain saat menonton kedua acara
tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat perhatian responden
saat menonton kedua news magazine tersebut relatif tinggi.
Indikator selanjutnya adalah dilihat dari pemahaman responden
terhadap info-info yang disajikan OSF On Sunday dan World Kick Off.
Hasilnya tertera pada tabel di bawah ini.
66
Tabel III.16
Tingkat pemahaman terhadap isi acara
OSF On Sunday dan WKO
Kategori OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Selalu memahami 40 63,4 29 46
Sering memahami 19 30,2 24 38,1
Kadang memahami 3 4,8 10 15,9
Tidak pernah
memahami
1 1,6 0 0
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 19 & 28
Menurut data di atas, sebagian besar responden mengaku selalu
dapat mengerti dan memahami info-info yang disajikan oleh kedua acara
tersebut. Namun, OSF On Sunday meraih prsentasi yang lebih tinggi
daripada World Kick Off, masing-masing 63,4% dan 46%.
Tingginya persentase tersebut kemungkinan dipacu oleh cara
penyampaian informasi kedua acara yang bersifat detail dan juga dibantu
dengan visualisasi yang tepat dan menarik, sehingga memudahkan
pemirsa memahami informasi yang disampaikan.
Tingkat perhatian responden saat menonton acara tersebut juga
diukur dari seberapa sering responden menonton acara tersebut sampai
selesai.
67
Tabel III.17
Selesai tidaknya menyaksikan
OSF On Sunday dan WKO
Kategori OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Selalu mengikuti
sampai selesai
30 47,6 11 17,5
Sering mengikuti
sampai selesai
18 28,6 19 30,2
Kadang mengikuti
sampai selesai
13 20,6 25 39,6
Tidak pernah mengikuti
sampai selesai
2 3,2 8 12,7
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 20 & 29
Dilihat dari cara responden dalam mengikuti OSF On Sunday,
mayoritas responden mengaku selalu mengikuti acara tersebut sampai
selesai. Sementara dalam mengikuti World Kick Off, mayoritas
responden mengaku kadang-kadang saja mengikuti acara itu sampai
selesai. Dari temuan ini, dapat disimpulkan bahwa OSF On Sunday lebih
sering ditonton oleh responden sampai selesai daripada World Kick Off.
c. Post Activity (Pasca aktivitas/setelah terpaan media)
Post Activity menggambarkan tingkat perhatian responden setelah
menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Indikator pada tahap ini
adalah apakah responden mencatat informasi-informasi yang
disampaikan kedua acara tersebut. Selain itu, apakah responden juga
memperbincangkannya dengan orang lain dalam interaksi sosialnya
setelah menyaksikan acara tersebut.
68
Tabel III.18
Pencatatan informasi
OSF On Sunday dan WKO
Kategori OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Selalu mencatatnya 0 0 1 1,6
Sering mencatatnya 1 1,6 3 4,8
Kadang mencatatnya 14 22,2 12 19,1
Tidak pernah
mencatatnya
48 76,2 47 74,6
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 21 & 30
Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak
pernah mencatat informasi-informasi yang dihadirkan oleh OSF On
Sunday dan World Kick Off.
Terhadap informasi-informasi yang dihadirkan oleh OSF On
Sunday, sebesar 76,2% responden mengaku tidak pernah mencatatnya.
Sementara terhadap World Kick Off, sebesar 74,6% responden juga
mengaku tidak pernah mencatatnya.
Indikator selanjutnya adalah apakah responden memperbin-
cangkannya dengan orang lain dalam interaksi sosialnya setelah
menyaksikan acara tersebut.
69
Tabel III.19
Tingkat penggunaan dalam perbincangan
OSF On Sunday dan WKO
Kategori OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Selalu
memperbincangkannya
32 50,8 19 30,2
Sering
memperbincangkannya
17 26,9 12 19,1
Kadang
memperbincangkannya
12 19,1 30 47,6
Tidak pernah
memperbincangkannya
2 3,2 2 3,2
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 22 & 31
Menurut indikator ini, tingkat perhatian responden terhadap OSF
On Sunday relatif tinggi, terbukti mayoritas responden mengaku selalu
meperbincangkan kembali acara tersebut dengan orang lain. Sebaliknya,
terhadap World Kick Off, mayoritas responden justru kadang saja
memperbincangkan isi acaranya. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa tingkat perhatian responden terhadap OSF On Sunday lebih tinggi.
2. Penggunaan Media Berdasarkan Frekuensi Menonton
Frekuensi atau tingkat keseringan menonton merupakan salah satu
aspek untuk mengukur tingkat penggunaan media di kalangan responden.
Dalam hal ini diindikasikan dengan tingkat keseringan responden dalam
menonton OSF On Sunday dan World Kick Off dalam satu bulan.
70
Tabel III.20
Tingkat keseringan menonton
OSF On Sunday dan WKO
Kategori OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
4-5 kali 13 20,6 8 12,7
3 kali 36 57,1 16 25,4
2 kali 12 19,1 29 46
1 kali 2 3,2 10 15,9
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 23 & 32
Dari lima kali penayangan dalam satu minggu, ternyata mayoritas
responden mengaku lebih sering menonton OSF On Sunday, yakni 3 kali,
daripada World Kick Off, yang hanya ditonton 2 kali dalam seminggu. Hal
ini menunjukkan tingkat perhatian respoden pada acara OSF On Sunday
lebih tinggi daripada World Kick Off.
3. Penggunaan Media berdasarkan Curahan waktu menonton
Tinggi rendahnya tingkat penggunaan media berdasarkan curahan
waktu digambarkan dengan berapa lama waktu rata-rata yang diberikan
responden dalam sekali menonton OSF On Sunday dan World Kick Off.
Tabel III.21
Curahan waktu dalam sekali menonton
OSF On Sunday dan WKO
Kategori OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
22,6-30 menit 36 57,1 27 42,8
15,1-22,5 menit 24 38,1 19 30,2
7,6-15 menit 3 4,8 15 23,8
1-7,5 menit 0 0 2 3,2
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 24 & 33
71
Dari tabel di atas, nampak bahwa sebagian besar responden
menonton kedua acara tersebut pada interval 22,6-30 menit. Sebesar
57,1% responden mengaku menonton OSF On Sunday pada interval
tersebut. Dengan persentase yang lebih kecil, yakni 42,8%, mayoritas
responden juga menonton World Kick Off pada interval waktu yang sama.
C. GRATIFICATION OBTAINED
Gratification Obtained (GO) merupakan kepuasan nyata yang
diperoleh seseorang setelah ia menggunakan media massa tertentu. Dalam hal
ini, GO merupakan kepuasan nyata yang diperoleh responden atas kebutuhan-
kebutuhan yang mereka harapkan dapat terpenuhi setelah menonton OSF On
Sunday dan World Kick Off.
Untuk melihat gambaran kepuasan yang dicapai responden setelah
menonton OSF On Sunday dan World Kick Off, maka disajikan distribusi
frekuensi untuk setiap jenis kebutuhan.
1. Motif Informasi
a. Untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola.
Tabel III.22
Tingkat kepuasan yang diperoleh responden
untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola
Tingkat Kepuasan
OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Sangat Puas 33 52,4 23 36,5
Puas 30 47,6 37 58,7
Tidak Puas 0 0 3 4,8
Sangat Tidak Puas 0 0 0 0
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 34
72
Distribusi frekuensi pada tabel di atas menunjukkan tingginya
kepuasan yang dicapai responden setelah menonton OSF On Sunday
dan World Kick Off. Hal ini tercermin dari dominannya responden
yang mengaku sangat puas dan puas pada kedua acara tersebut.
Meski demikian, persentase skala sangat puas ini nampak lebih
besar pada OSF On Sunday, yakni sebesar 52,4%, dibandingkan World
Kick Off yang hanya 36,5%. Pada acara World Kick Off, mayoritas
responden, yakni 58,7% mengaku puas atas acara itu. Ini berarti OSF
On Sunday dinilai responden lebih mampu memenuhi kebutuhan
mereka untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola.
Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas
responden menganggap kebutuhan untuk menambah pengetahuan
tentang sepakbola adalah kebutuhan yang sangat penting untuk
dicarikan pemuasannya dengan menonton kedua acara tersebut.
Namun, skor media use pada OSF On Sunday lebih tinggi daripada
World Kick Off. Dengan kata lain, tingkat penggunaan OSF On
Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Faktor ini turut
mempengaruhi GO, dimana data menunjukkan bahwa mayoritas
responden cenderung merasa lebih terpenuhi kebutuhannya setelah
menonton OSF On Sunday daripada World Kick Off.
b. Untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia.
Tabel III.23
Tingkat kepuasan yang diperoleh responden
untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia
Tingkat Kepuasan
OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Sangat Puas 40 63,5 30 47,6
Puas 23 36,5 28 44,5
Tidak Puas 0 0 5 7,9
Sangat Tidak Puas 0 0 0 0
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 35
73
Seperti indikator sebelumnya, distribusi frekuensi pada tabel di
atas juga menunjukkan tingginya kepuasan yang dicapai responden
setelah menonton OSF On Sunday dan World Kick Off. Hal ini
tercermin dari dominannya responden yang mengaku sangat puas dan
puas pada kedua acara tresebut.
Meski demikian persentase skala sangat puas ini nampak lebih
besar pada OSF On Sunday, yakni sebesar 63,5%, dibandingkan World
Kick Off yang hanya 47,6%. Jumlah persentase jawaban responden
terhadap OSF On Sunday yang berada pada skala sangat puas dan puas
juga mengungguli World Kick Off, yakni mencapai 100%.
Sementara itu, jumlah jawaban yang berada pada skala sangat
puas dan puas pada World Kick Off hanya mencapai 92,1%. Ini berarti
OSF On Sunday dinilai responden lebih mampu memenuhi kebutuhan
mereka untuk memperoleh informasi terbaru tentang sepakbola dunia.
Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas
responden menganggap kebutuhan untuk memperoleh informasi
terbaru tentang sepakbola dunia adalah kebutuhan yang sangat penting
untuk dicarikan pemuasannya dengan menonton kedua acara tersebut.
Namun, skor media use pada OSF On Sunday lebih tinggi daripada
World Kick Off. Dengan kata lain, tingkat penggunaan OSF On
Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Faktor ini turut
mempengaruhi GO, dimana data menunjukkan bahwa mayoritas
responden cenderung merasa lebih terpenuhi kebutuhannya setelah
menonton OSF On Sunday daripada World Kick Off.
74
2. Motif Identitas Pribadi
a. Untuk membentuk kepribadian yang sportif.
Tabel III.24
Tingkat kepuasan yang diperoleh responden
untuk membentuk kepribadian yang sportif
Tingkat Kepuasan
OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Sangat Puas 9 14,3 12 19,1
Puas 30 47,6 25 39,6
Tidak Puas 22 34,9 24 38,1
Sangat Tidak Puas 2 3,2 2 3,2
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 36
Pada kategori kebutuhan untuk membentuk kepribadian yang
sportif, mayoritas responden cenderung merasa terpenuhi
kebutuhannya. Hal ini tampak dari dominannya responden yang
menjawab pada skala puas dan sangat puas daripada yang menjawab
tidak puas dan sangat tidak puas.
Pada OSF On Sunday, jumlah jawaban terbesar terdapat pada
skala puas dengan jumlah 47,6%. Sementara pada World Kick Off,
mayoritas juga menjawab pada skala puas, yakni sebesar 39,6%.
Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas
responden menganggap kebutuhan untuk membentuk kepribadian yang
sportif adalah kebutuhan yang penting untuk dicarikan pemuasannya
dengan menonton kedua acara tersebut. Namun, skor media use pada
OSF On Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Dengan kata
lain, tingkat penggunaan OSF On Sunday lebih tinggi daripada World
Kick Off. Faktor ini turut mempengaruhi GO, dimana data
menunjukkan bahwa mayoritas responden cenderung merasa lebih
terpenuhi kebutuhannya setelah menonton OSF On Sunday daripada
World Kick Off.
75
b. Untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai panutan.
Tabel III.25
Tingkat kepuasan yang diperoleh responden
untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai panutan
Tingkat Kepuasan
OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Sangat Puas 12 19,1 11 17,5
Puas 26 41,4 19 30,1
Tidak Puas 20 31,6 27 42,9
Sangat Tidak Puas 5 7,9 6 9,5
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 37
Pada kategori kebutuhan untuk menemukan idola yang dapat
digunakan sebagai panutan, terdapat perbedaan cara pandang sebagian
besar responden dalam menjawab. Pada OSF On Sunday, mayoritas
responden, yakni 41,4% mengaku puas setelah menonton acara itu.
Sementara pada World Kick Off, 42,9% mengaku tidak puas.
Ini berarti menurut responden, acara OSF On Sunday lebih mampu
memenuhi kebutuhan sebagian besar responden untuk menemukan
idola yang dapat dijadikan sebagai panutan daripada World Kick Off.
Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas
responden menganggap kebutuhan untuk menemukan idola yang dapat
digunakan sebagai panutan adalah kebutuhan yang tidak penting untuk
dicarikan pemuasannya dengan menonton kedua acara tersebut.
Namun, skor media use pada OSF On Sunday lebih tinggi daripada
World Kick Off. Dengan kata lain, tingkat penggunaan OSF On
Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Faktor ini turut
mempengaruhi GO, dimana data menunjukkan bahwa mayoritas
responden cenderung merasa lebih terpenuhi kebutuhannya setelah
menonton OSF On Sunday daripada World Kick Off.
76
3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
a. Untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain.
Tabel III.26
Tingkat kepuasan yang diperoleh responden
untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain
Tingkat Kepuasan
OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Sangat Puas 23 36,5 16 25,4
Puas 35 55,6 37 58,7
Tidak Puas 5 7,9 10 15,9
Sangat Tidak Puas 0 0 0 0
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 38
Pada kategori kebutuhan ini, mayoritas responden cenderung
merasa terpenuhi kebutuhannya untuk memperoleh bahan
perbincangan dengan orang lain. Hal ini tampak dari dominannya
responden yang menjawab pada skala puas dan sangat puas daripada
yang menjawab tidak puas dan sangat tidak puas.
Pada OSF On Sunday, jumlah terbesar terdapat pada skala puas
dengan jumlah 55,6%. Sementara World Kick Off, mayoritas juga
manjawab pada skala puas, dengan jumlah perolehannya sedikit lebih
tinggi dari One Stop Football On Sunday, yakni sebesar 58,7%.
Namun, jika persentase penjawab sangat puas dan puas
dijumlahkan, maka OSF On Sunday lebih unggul daripada World Kick
Off. Sehingga dari situ, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
menganggap OSF On Sunday lebih mampu memberikan bahan
perbincangan.
Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas
responden menganggap kebutuhan untuk memperoleh bahan
perbincangan dengan orang lain adalah kebutuhan yang penting untuk
dicarikan pemuasannya dengan menonton kedua acara tersebut.
77
Namun, skor media use pada OSF On Sunday lebih tinggi daripada
World Kick Off. Dengan kata lain, tingkat penggunaan OSF On
Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Faktor ini turut
mempengaruhi GO, dimana data menunjukkan bahwa mayoritas
responden cenderung merasa lebih terpenuhi kebutuhannya setelah
menonton OSF On Sunday daripada World Kick Off.
b. Agar bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada
orang lain.
Tabel III.27
Tingkat kepuasan yang diperoleh responden
agar bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada orang lain
Tingkat Kepuasan
OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Sangat Puas 23 36,5 21 33,3
Puas 33 52,4 34 54
Tidak Puas 7 11,1 8 12,7
Sangat Tidak Puas 0 0 0 0
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 39
Pada kategori agar bisa memberikan informasi seputar
sepakbola dunia kepada orang lain, sebagian besar responden mengaku
mendapat kepuasan setelah menonton kedua acara tersebut. Hal ini
tampak pada banyaknya responden yang menjawab pada skala puas.
Pada OSF On Sunday, mayoritas responden menjawab pada
skala puas dengan persentase 52,4%. Sementara pada World Kick Off,
sebagian besar respoden juga menjawab pada skala puas dengan
persentase yang lebih banyak dari OSF On Sunday, yakni 54%.
Namun, jika dilakukan penggabungan persentase antara skala
sangat puas dan puas, maka OSF On Sunday mendapat jumlah 88,9%.
Pencapaian ini mengungguli World Kick Off, yang hanya mendapat
87,3%.
78
Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas
responden menganggap kebutuhan agar bisa memberikan informasi
seputar sepakbola dunia kepada orang lain adalah kebutuhan yang
sangat penting untuk dicarikan pemuasannya dengan menonton kedua
acara tersebut. Namun, skor media use pada OSF On Sunday lebih
tinggi daripada World Kick Off. Dengan kata lain, tingkat penggunaan
OSF On Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Faktor ini turut
mempengaruhi GO, dimana data menunjukkan bahwa mayoritas
responden cenderung merasa lebih terpenuhi kebutuhannya setelah
menonton OSF On Sunday daripada World Kick Off.
c. Untuk dapat berkumpul dengan orang lain.
Tabel III.28
Tingkat kepuasan yang diperoleh responden
untuk dapat berkumpul dengan orang lain
Tingkat Kepuasan
OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Sangat Puas 8 12,7 7 11,1
Puas 22 34,9 29 46,1
Tidak Puas 30 47,6 21 33,3
Sangat Tidak Puas 3 4,8 6 9,5
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 40
Pada kategori kebutuhan untuk berkumpul dengan orang lain,
terdapat perbedaan cara pandang sebagian besar responden dalam
menjawab. Pada OSF On Sunday, mayoritas responden, yakni 47,6%
mengaku tidak puas setelah menonton acara itu. Sementara pada
World Kick Off, 46,1% mengaku puas. Ini berarti menurut responden,
acara World Kick Off lebih mampu dijadikan ajang untuk berkumpul
dengan orang lain daripada OSF On Sunday.
79
Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas
responden menganggap kebutuhan untuk berkumpul dengan orang
lain, adalah kebutuhan yang tidak penting untuk dicarikan pemu-
asannya dengan menonton kedua acara tersebut. Namun, skor media
use pada OSF On Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off.
Meskipun tingkat penggunaan OSF On Sunday lebih tinggi daripada
World Kick Off, data pada GO menunjukkan bahwa mayoritas
responden cenderung merasa lebih lebih terpenuhi kebutuhannya
setelah menonton World Kick Off daripada OSF On Sunday.
4. Motif Hiburan
a. Untuk melepaskan diri dari masalah.
Tabel III.29
Tingkat kepuasan yang diperoleh responden
untuk melepaskan diri dari masalah
Tingkat Kepuasan
OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Sangat Puas 9 14,3 8 12,7
Puas 13 20,6 16 25,4
Tidak Puas 31 49,2 30 47,6
Sangat Tidak Puas 10 15,9 9 14,3
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 41
Pada kategori kebutuhan ini, jawaban dari responden yang
berupa pernyataan tidak puas mencapai jumlah yang besar. Ini berarti,
secara umum responden beranggapan bahwa baik OSF On Sunday
maupun World Kick Off tidak membantu mereka untuk melepaskan
diri dari masalah-masalah yang sedang mereka hadapi.
80
Sebesar 49,2% responden mengaku tidak puas dalam
melepaskan diri dari masalah setelah mereka menonton OSF On
Sunday. Sementara itu, sebesar 47,6% responden juga merasa tidak
puas dengan World Kick Off.
Namun demikian, jika dilakukan penggabungan antara skala
puas dan sangat puas, maka World Kick Off mendapat jumlah 38,1%.
Pencapaian ini mengungguli OSF On Sunday yang hanya mendapat
34,9%. Hasil ini menunjukkan bahwa World Kick Off lebih dapat
memenuhi kebutuhan ini daripada OSF On Sunday.
Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas
responden menganggap kebutuhan untuk melepaskan diri dari masalah
adalah kebutuhan yang tidak penting untuk dicarikan pemuasannya
dengan menonton kedua acara tersebut. Sementara, skor media use
pada OSF On Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Meskipun
tingkat penggunaan OSF On Sunday lebih tinggi daripada World Kick
Off, data pada GO menunjukkan bahwa mayoritas responden
cenderung merasa lebih lebih terpenuhi kebutuhannya setelah
menonton World Kick Off daripada OSF On Sunday.
b. Untuk bersantai.
Tabel III.30
Tingkat kepuasan yang diperoleh responden
untuk bersantai
Tingkat Kepuasan
OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Sangat Puas 11 17,5 15 23,8
Puas 46 73 42 66,6
Tidak Puas 5 7,9 4 6,4
Sangat Tidak Puas 1 1,6 2 3,2
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 42
81
Pada kategori kebutuhan ini, mayoritas responden cenderung
merasa terpenuhi kebutuhannya untuk bersantai. Hal ini tampak dari
dominannya responden yang menjawab pada skala puas dan sangat
puas daripada yang menjawab tidak puas dan sangat tidak puas.
Pada OSF On Sunday jumlah terbesar terdapat pada skala puas
dengan jumlah 73%. Sementara pada World Kick Off, mayoritas juga
menjawab pada skala puas, dengan persentase yang lebih rendah dari
OSF On Sunday, yakni sebesar 66,6%.
Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas
responden menganggap kebutuhan untuk bersantai adalah kebutuhan
yang penting untuk dicarikan pemuasannya dengan menonton kedua
acara tersebut. Namun, skor media use pada OSF On Sunday lebih
tinggi daripada World Kick Off. Faktor ini turut mempengaruhi GO,
dimana data menunjukkan bahwa mayoritas responden cenderung
merasa lebih terpenuhi kebutuhannya setelah menonton OSF On
Sunday daripada World Kick Off.
c. Untuk mengisi waktu.
Tabel III.31
Tingkat kepuasan yang diperoleh responden
untuk mengisi waktu
Tingkat Kepuasan
OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Sangat Puas 5 7,9 11 17,5
Puas 47 74,6 40 63,4
Tidak Puas 10 15,9 10 15,9
Sangat Tidak Puas 1 1,6 2 3,2
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 43
82
Pada kategori kebutuhan untuk mengisi waktu, mayoritas
responden mengaku terpenuhi kebutuhannya, hal ini tampak pada
dominannya jawaban responden pada skala puas, baik itu terhadap
OSF On Sunday maupun World Kick Off.
Pada OSF On Sunday jumlah terbesar terdapat pada skala puas
dengan jumlah 74,6%. Sementara pada World Kick Off, mayoritas
juga menjawab pada skala puas, dengan persentase yang lebih rendah
dari OSF On Sunday, yakni sebesar 63,4%. Hasil ini menunjukkan
bahwa OSF On Sunday lebih dapat memenuhi kebutuhan ini daripada
World Kick Off.
Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas
responden menganggap kebutuhan untuk mengisi waktu adalah
kebutuhan yang penting untuk dicarikan pemuasannya dengan
menonton kedua acara tersebut. Namun, skor media use pada OSF On
Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Dengan kata lain,
tingkat penggunaan OSF On Sunday lebih tinggi daripada World Kick
Off. Faktor ini turut mempengaruhi GO, dimana data menunjukkan
bahwa mayoritas responden cenderung merasa lebih terpenuhi kebu-
tuhannya setelah menonton OSF On Sunday daripada World Kick Off.
d. Untuk menyalurkan emosi.
Tabel III.32
Tingkat kepuasan yang diperoleh responden
untuk menyalurkan emosi
Tingkat Kepuasan
OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Sangat Puas 3 4,8 7 11,1
Puas 21 33,3 21 33,3
Tidak Puas 29 46,1 28 44,4
Sangat Tidak Puas 10 15,9 7 11,1
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 44
83
Pada kategori agar bisa menyalurkan emosi, sebagian besar
responden mengaku tidak mendapat kepuasan setelah menonton kedua
acara tersebut. Hal ini tampak pada banyaknya responden yang
menjawab pada skala tidak puas.
Pada OSF On Sunday, mayoritas responden menjawab pada
skala tidak puas dengan persentase 46,1%. Pada World Kick Off,
sebagian besar responden juga menjawab pada skala tidak puas dengan
persentase 44,4%.
Sementara itu, jika dilakukan penggabungan persentase antara
skala puas dan sangat puas, maka World Kick Off mendapat jumlah
44,4%. Pencapaian ini mengungguli OSF On Sunday, yang hanya
mendapat 34,1%. Ini menunjukkan bahwa meski kedua acara kurang
mampu memenuhi kebutuhan untuk menyalurkan emosi, namun World
Kick Off terlihat mampu mengungguli OSF On Sunday.
Pada penyajian data GS, dapat dilihat bahwa mayoritas
responden menganggap kebutuhan untuk menyalurkan emosi adalah
kebutuhan yang tidak penting untuk dicarikan pemuasannya dengan
menonton kedua acara tersebut. Namun, skor media use pada OSF On
Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off. Meskipun tingkat
penggunaan OSF On Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off,
data pada GO menunjukkan bahwa mayoritas responden cenderung
merasa lebih lebih terpenuhi kebutuhannya setelah menonton World
Kick Off daripada OSF On Sunday.
84
Tabel III.33
Kategorisasi tingkat kepuasan yang dicapai responden setelah menonton
OSF On Sunday dan World Kick Off
Tingkat Kepuasan
OSF On Sunday World Kick Off
F % F %
Sangat Tinggi 11 17,5 12 19,1
Tinggi 36 57,2 35 55,5
Rendah 16 25,3 15 23,8
Sangat Rendah 0 0 1 1,6
Jumlah 63 100 63 100
Sumber: Data primer kuesioner no 34-44
Tabel di atas menggambarkan bahwa mayoritas responden merasa
terpenuhi kebutuhannya setelah menonton program OSF On Sunday dan World
Kick Off. Hal ini dibuktikan dengan besarnya persentase tingkat kepuasan yang
dicapai responden pada skala tinggi, yakni 57,2% untuk OSF On Sunday dan
55,5% untuk World Kick Off.
Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa acara OSF On Sunday cenderung
dianggap lebih memuaskan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan responden
jika dibandingkan dengan acara World Kick Off. Hasil ini dipengaruhi oleh
tingkat penggunaan OSF On Sunday oleh responden yang juga lebih tinggi
daripada acara World Kick Off. Sehingga dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa
tingkat penggunaan media juga turut mempengaruhi kepuasan yang didapat.
Meski tingkat pemenuhan kedua media tersebut tergolong tinggi, namun
masih dimungkinkan terjadi ketidaksesuaian antara kepuasan yang diharapkan
respoden dengan yang didapat atau terjadinya kesenjangan. Analisis mengenai
kesenjangan kepuasan ini akan dibahas secara lengkap pada bab selanjutnya.
85
BAB IV
ANALISIS DISCREPANCY
Gratification Discrepancy adalah kesenjangan antara kepuasan yang
diharapkan (Gratification Sought) dengan kepuasan nyata yang diperoleh
(Gratification Obtained) setelah menggunakan media. Dalam penelitian ini,
kesenjangan kepuasan yang dimaksud adalah kesenjangan antara kepuasan yang
diharapkan dengan kepuasan nyata yang diperoleh dari menonton acara One Stop
Football On Sunday yang ditayangkan Trans 7 dan World Kick Off yang
ditayangkan ANTV.
Untuk mengukur kesenjangan kepuasan, mengacu pada rumus statistik
discrepancy yang diberikan Palmgreen sebagai berikut:
i j
ji
ji.n.
ji..n
D
Rumus discrepancy yang digunakan tersebut dioperasionalkan dengan
perhitungan cross tabulation atau tabulasi silang, dimana item-item dalam GS
dicrosskan dengan item-item dalam GO. Dari tabulasi silang tersebut akan
diketahui persentase tingkat kesenjangan kepuasan yang terjadi dengan
menghitung jumlah responden yang mengalami ketidaksesuaian antara GS dan
GO-nya.
Kesenjangan kepuasan yang dihitung dalam penelitian ini adalah
kesenjangan yang terjadi saat responden tidak mendapatkan kepuasan seperti yang
mereka harapkan. Atau dengan kata lain media dianggap tidak dapat memenuhi
kebutuhan responden. Oleh karena itu, penghitungan difokuskan pada angka-
angka yang menyatakan GS lebih besar daripada GO. Angka-angka ini terletak
pada kotak di atas garis impas pada tabulasi silang, dimana GS lebih besar
daripada GO.
Dimana :
D : discrepancy / kesenjangan.
N : jumlah sampel.
i : kepuasan yang dicari (GS).
J : kepuasan yang diperoleh (GO)
Dimana i ≠ j
86
Sedang angka-angka yang menyatakan “GS sama dengan GO” (angka-
angka pada garis impas) maupun “GS lebih kecil daripada GO” (angka-angka di
bawah garis impas) dianggap sebagai tingkat kemampuan media dalam memenuhi
kebutuhan penonton.
Setelah diketahui tingkat kesenjangan yang terjadi, maka akan dapat pula
diketahui tingkat kepuasan yang diperoleh responden. Besarnya kepuasan yang
mampu diberikan oleh news magazine OSF On Sunday dan World Kick Off
kepada responden akan dihitung dengan mengurangi tingkat kepuasan maksimal
(ditetapkan 100%) dengan tingkat kesenjangan kepuasan yang dialami responden
pada tiap-tiap item-itemnya.
Merujuk pada penelitian terdahulu, ditetapkan batasan kepuasan minimal
sebesar 70%. Dengan kata lain, jika responden menyatakan bahwa kepuasan yang
diperoleh untuk tiap jenis kebutuhan berkisar 70 - 100% atau bila kesenjangan
kepuasan berkisar antara 0 - 30% maka kebutuhan tersebut dianggap memuaskan.
Apabila kesenjangan kepuasan suatu media menunjukkan angka persentase di atas
30% berarti media tersebut tidak mampu memuaskan responden. 30
Semakin besar angka kesenjangan, berarti suatu media semakin tidak
mampu memenuhi kebutuhan. Sebaliknya, semakin kecil angka kesenjangan,
semakin besar kemampuan suatu media dalam memenuhi kebutuhan responden.
Tingkat pemenuhan kepuasan tersebut diklasifikasikan dalam 3 kategori:
- rendah, apabila persentase kesenjangan kepuasan sebesar 21 – 30%
- sedang, apabila persentase kesenjangan kepuasan sebesar 11 – 20%
- tinggi, apabila persentase kesenjangan kepuasan sebesar 0 – 10%
Besarnya kesenjangan kepuasan yang dialami responden setelah menonton
acara OSF On Sunday dan World Kick Off dapat dilihat pada tabel-tabel uji
kesenjangan GS - GO di bawah ini.
30
Qurotta Ayunin, Kesenjangan Kepuasan Dalam Menonton Televisi (Kesenjangan Kepuasan
Menonton Acara Mama Mia dan StarDut di Indosiar di Kalangan Siswa SMPN 22 Surakarta
dengan Menggunakan Pendekatan Uses and Gratification), Surakarta, Jurusan Komunikasi FISIP
UNS, 2008, hal.39.
87
1. Kesenjangan kepuasan setelah menonton OSF On Sunday
a. Menambah pengetahuan tentang sepakbola
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 8 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Puas” (skor 3). Maka, besarnya kesenjangan
kepuasan dapat dihitung sebagai berikut:
%7,12%10063
8x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang
dialami responden sebesar 12,7% dan tingkat kemampuan acara OSF On
Sunday dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 87,3%.
b. Untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
39
9
0
0
48
Penting
(Skor: 3)
1
13
0
0
14
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
1
0
0
1
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
0
0
0
Jumlah
40
23
0
0
63
Sumber: Data primer kuesioner
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
29
8
0
0
37
Penting
(Skor: 3)
3
22
0
0
25
Tidak Penting
(Skor: 2)
1
0
0
0
1
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
0
0
0
Jumlah
33
30
0
0
63
88
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 9 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Puas” (skor 3). Maka, besarnya kesenjangan
kepuasan dapat dihitung sebagai berikut:
%3,14%10063
9x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang
dialami responden sebesar 14,3% dan tingkat kemampuan acara OSF On
Sunday dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 85,7%.
c. Untuk membentuk kepribadian yang sportif
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
7
4
0
0
11
Penting
(Skor: 3)
2
20
6
0
28
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
5
17
1
23
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
0
1
1
Jumlah
9
29
23
2
63
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
terdapat 4 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Puas” (skor 3).
Terdapat 6 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”
(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Skala Tidak Puas” (skor 1).
89
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %5,17%10063
164
x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang
dialami responden sebesar 17,5% dan tingkat kemampuan acara OSF On
Sunday dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 82,5%.
d. Untuk menemukan idola yang dapat dijadikan sebagai panutan
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
7
4
0
0
11
Penting
(Skor: 3)
1
12
1
0
14
Tidak Penting
(Skor: 2)
4
10
19
1
34
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
0
4
4
Jumlah
12
26
20
5
63
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
terdapat 4 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Puas” (skor 3).
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”
(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Skala Tidak Puas” (skor 1).
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %5,9%10063
114
x
90
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang
dialami responden sebesar 9,5% dan tingkat kemampuan acara OSF On
Sunday dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 90,5%
e. Untuk mendapatkan bahan perbicangan dengan orang lain
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
15
12
0
0
27
Penting
(Skor: 3)
8
18
4
0
30
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
5
1
0
6
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
0
0
0
Jumlah
23
35
5
0
63
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
terdapat 12 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Puas” (skor 3).
Terdapat 4 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2)
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %4,25%10063
412
x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang
dialami responden sebesar 25,4% dan tingkat kemampuan acara OSF On
Sunday dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 74,6%.
91
f. Agar bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada orang
lain
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
23
11
0
0
34
Penting
(Skor: 3)
0
18
4
0
22
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
4
3
0
7
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
0
0
0
Jumlah
23
33
7
0
63
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 11 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting” (skor
4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Puas” (skor 3).
Terdapat 4 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada skala
“Tidak Puas” (skor 2).
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %8,23%10063
4 11
x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami
responden sebesar 23,8% dan tingkat kemampuan acara OSF On Sunday dalam
memenuhi kebutuhan responden adalah 76,2%.
g. Untuk dapat berkumpul dengan orang lain
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
4
5
0
0
9
Penting
(Skor: 3)
4
13
7
1
25
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
4
23
0
27
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
0
2
2
Jumlah
8
22
30
3
63
Sumber: Data primer kuesioner
92
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 5 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Puas” (skor 3).
Terdapat 7 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %6,20%10063
175
x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang
dialami responden sebesar 20,6% dan tingkat kemampuan acara OSF On
Sunday dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 79,4%.
h. Untuk melepaskan diri dari masalah
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
6
0
0
0
6
Penting
(Skor: 3)
3
7
5
0
15
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
6
20
2
28
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
6
8
14
Jumlah
9
13
31
10
63
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 5 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2).
93
Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”
(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %1,11%10063
25
x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami
responden sebesar 11,1% dan tingkat kemampuan acara OSF On Sunday
dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 88,9%.
i. Untuk bersantai
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
7
5
0
0
12
Penting
(Skor: 3)
4
41
2
0
47
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
0
2
1
3
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
1
0
1
Jumlah
11
46
5
1
63
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
terdapat 5 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Puas” (skor 3).
Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”
(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).
94
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %7,12%10063
125
x .
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami
responden sebesar 12,7% dan tingkat kemampuan acara OSF On Sunday
dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 87,3%.
j. Untuk mengisi waktu
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
3
2
1
0
6
Penting
(Skor: 3)
2
40
1
0
43
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
5
7
1
13
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
1
0
1
Jumlah
5
47
10
1
63
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Puas” (skor 3).
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”
(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).
95
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %9,7%10063
1112
x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami
responden sebesar 7,9% dan tingkat kemampuan acara OSF On Sunday dalam
memenuhi kebutuhan responden adalah 92,1%.
k. Untuk menyalurkan emosi
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
2
0
1
0
3
Penting
(Skor: 3)
1
18
2
2
23
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
3
24
3
30
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
2
5
7
Jumlah
3
21
29
10
63
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).
Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”
(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Skala Tidak Puas” (skor 1).
96
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %7,12%10063
3221
x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang
dialami responden sebesar 12,7% dan tingkat kemampuan acara OSF On
Sunday dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 87,3%
2. Kesenjangan kepuasan setelah menonton World Kick Off
a. Menambah pengetahuan tentang sepakbola
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
20
17
0
0
37
Penting
(Skor: 3)
3
19
3
0
25
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
1
0
0
1
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
0
0
0
Jumlah
23
37
3
0
63
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 17 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Puas” (skor 3).
Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2).
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %7,31%10063
317
x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang
dialami responden sebesar 31,7% dan tingkat kemampuan acara World
Kick Off dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 68,3%.
97
b. Untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
30
18
0
0
48
Penting
(Skor: 3)
0
9
5
0
14
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
1
0
0
1
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
0
0
0
Jumlah
30
28
5
0
63
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 18 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting” (skor
4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Puas” (skor 3).
Terdapat 5 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada skala
“Tidak Puas” (skor 2).
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %5,36%10063
518
x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami
responden sebesar 36,5% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off dalam
memenuhi kebutuhan responden adalah 63,5%.
c. Untuk membentuk kepribadian yang sportif
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
7
3
1
0
11
Penting
(Skor: 3)
5
19
4
0
28
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
3
19
1
23
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
0
1
1
Jumlah
12
25
24
2
63
Sumber: Data primer kuesioner
98
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Puas” (skor 3).
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 4 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”
(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %3,14%10063
1413
x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami
responden sebesar 14,3% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off
dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 85,7%.
d. Untuk menemukan idola yang dapat dijadikan sebagai panutan
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
8
3
0
0
11
Penting
(Skor: 3)
0
12
2
0
14
Tidak Penting
(Skor: 2)
3
4
25
2
34
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
0
4
4
Jumlah
11
19
27
6
63
Sumber: Data primer kuesioner
99
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Puas” (skor 3).
Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”
(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %1,11%10063
223
x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami
responden sebesar 11,1% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off
dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 88,9%.
e. Untuk mendapatkan bahan perbicangan dengan orang lain
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
16
11
0
0
27
Penting
(Skor: 3)
0
23
7
0
30
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
3
3
0
6
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
0
0
0
Jumlah
16
37
10
0
63
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 11 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Puas” (skor 3).
100
Terdapat 7 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2).
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %6,28%10063
711
x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami
responden sebesar 28,6% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off
dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 71,4%.
f. Agar bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada
orang lain
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
17
17
0
0
34
Penting
(Skor: 3)
4
13
5
0
22
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
4
3
0
7
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
0
0
0
Jumlah
21
34
8
0
63
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 17 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Puas” (skor 3).
Terdapat 5 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2).
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %9,34%10063
517
x
101
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami
responden sebesar 34,9% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off
dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 65,1%.
g. Untuk dapat berkumpul dengan orang lain
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
6
3
0
0
9
Penting
(Skor: 3)
1
19
4
1
25
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
7
17
3
27
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
0
2
2
Jumlah
7
29
21
6
63
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Puas” (skor 3).
Terdapat 4 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).
Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”
(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %5,17%10063
3143
x
102
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami
responden sebesar 17,5% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off
dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 82,5%.
h. Untuk melepaskan diri dari masalah
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
4
2
0
0
6
Penting
(Skor: 3)
1
9
5
0
15
Tidak Penting
(Skor: 2)
3
5
17
3
28
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
8
6
14
Jumlah
8
16
30
9
63
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Puas” (skor 3).
Terdapat 5 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”
(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %9,15%10063
352
x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami
responden sebesar 15,9% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off
dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 84,1%.
103
i. Untuk bersantai
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
8
3
1
0
12
Penting
(Skor: 3)
7
38
2
0
47
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
1
1
1
3
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
0
1
1
Jumlah
15
42
4
2
63
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Puas” (skor 3).
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 2 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”
(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %1,11%10063
1213
x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami
responden sebesar 11,1% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off
dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 88,9%.
104
j. Untuk mengisi waktu
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
5
0
1
0
6
Penting
(Skor: 3)
6
34
3
0
43
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
6
6
1
13
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
0
1
1
Jumlah
11
40
10
2
63
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”
(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %9,7%10063
131
x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami
responden sebesar 7,9% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off dalam
memenuhi kebutuhan responden adalah 92,1%.
105
k. Untuk menyalurkan emosi
GO GS
Sangat Puas
(Skor: 4)
Puas
(Skor: 3)
Tidak Puas
(Skor: 2)
Sangat Tidak
Puas (Skor: 1)
Jumlah
Sangat Penting
(Skor: 4)
1
1
1
0
3
Penting
(Skor: 3)
6
14
3
0
23
Tidak Penting
(Skor: 2)
0
6
22
3
31
Sangat Tidak
Penting (Skor: 1)
0
0
2
4
6
Jumlah
7
21
28
7
63
Sumber: Data primer kuesioner
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Puas” (skor 3).
Terdapat 1 responden yang pada GS-nya menyatakan “Sangat Penting”
(skor 4), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Penting” (skor 3),
namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya berada pada
skala “Tidak Puas” (skor 2).
Terdapat 3 responden yang pada GS-nya menyatakan “Tidak Penting”
(skor 2), namun GO yang mereka dapatkan setelah menonton hanya
berada pada skala “Sangat Tidak Puas” (skor 1).
Maka, besarnya kesenjangan kepuasan dapat dihitung sebagai
berikut: %7,12%10063
3311
x
Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan yang dialami
responden sebesar 12,7% dan tingkat kemampuan acara World Kick Off
dalam memenuhi kebutuhan responden adalah 87,3%.
106
Setelah dilakukan uji kesenjangan di atas, maka diketahui angka
kesenjangan pada masing-masing jenis kebutuhan, baik untuk acara OSF On
Sunday dan World Kick Off, hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel IV.1
Tingkat Kesenjangan Kepuasan dan Kemampuan Pemenuhan Kebutuhan
dari Program OSF On Sunday
No. Jenis-jenis
Kebutuhan
Tingkat
Kesenjangan
Tingkat
Pemenuhan
Kategori
1.
2.
Motif Informasi
Untuk menambah pengetahuan
tentang sepakbola.
Untuk memperoleh informasi terbaru
seputar sepakbola dunia.
12,7%
14,3%
87,3%
85,7%
Sedang
Sedang
3.
4.
Motif Identitas Pribadi
Untuk membentuk kepribadian yang
sportif.
Untuk menemukan idola yang dapat
digunakan sebagai panutan.
17,5%
9,5%
82,5%
90,5%
Sedang
Tinggi
5.
6.
7.
Motif Integrasi dan Interaksi
Sosial
Untuk mendapatkan bahan
perbincangan dengan orang lain.
Agar bisa memberikan informasi
seputar sepakbola dunia kepada
orang lain.
Untuk dapat berkumpul dengan
orang lain.
25,4%
23,8%
20,6%
74,6%
76,2%
79,4%
Rendah
Rendah
Sedang
8.
9.
10.
11.
Motif Hiburan
Untuk melepaskan diri dari masalah.
Untuk bersantai.
Untuk mengisi waktu.
Untuk menyalurkan emosi.
11,1%
12,7%
7,9%
12,7%
88,9%
87,3%
92,1%
87,3%
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sumber: Data primer kuesioner
107
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa hanya 2 item kebutuhan yang
memperoleh angka kesenjangan di bawah 10%. Dua kebutuhan itu masing-masing
adalah kebutuhan untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai panutan
dan kebutuhan untuk mengisi waktu. Artinya, tingkat kemampuan OSF On
Sunday dalam memenuhi 2 kebutuhan tersebut tergolong tinggi.
Kemudian, tingkat kemampuan OSF On Sunday termasuk dalam kategori
“sedang” di dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut ini:
Untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola
Untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia.
Untuk membentuk kepribadian yang sportif
Untuk dapat berkumpul dengan orang lain
Untuk melepaskan diri dari masalah
Untuk bersantai
Untuk menyalurkan emosi
Sementara dalam memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan bahan
perbincangan dengan orang lain, tingkat kemampuan OSF On Sunday tergolong
rendah. Hal ini terlihat dari kemampuan OSF On Sunday dalam memenuhi
kebutuhan tersebut yang hanya mencapai 74,6%.
Dalam memenuhi kebutuhan agar bisa memberikan informasi seputar
sepakbola dunia kepada orang lain, OSF On Sunday juga hanya mempunyai
kemampuan sebesar 76,2%. Persentase tersebut juga menunjukkan bahwa
kemampuan OSF On Sunday dalam memenuhi kebutuhan itu juga termasuk
dalam kategori rendah.
108
Tabel IV.2
Tingkat Kesenjangan Kepuasan dan Kemampuan Pemenuhan Kebutuhan
dari Program World Kick Off
No. Jenis-jenis
Kebutuhan
Tingkat
Kesenjangan
Tingkat
Pemenuhan
Kategori
1.
2.
Motif Informasi
Untuk menambah pengetahuan
tentang sepakbola.
Untuk memperoleh informasi
terbaru seputar sepakbola dunia.
31,7%
36,5%
68,3%
63,5%
Tidak Memenuhi
Tidak Memenuhi
3.
4.
Motif Identitas Pribadi
Untuk membentuk kepribadian
yang sportif.
Untuk menemukan idola yang
dapat digunakan sebagai panutan.
14,3%
11,1%
85,7%
88,9%
Sedang
Sedang
5.
6.
7.
Motif Integrasi dan Interaksi
Sosial
Untuk mendapatkan bahan
perbincangan dengan orang lain.
Agar bisa memberikan informasi
seputar sepakbola dunia kepada
orang lain.
Untuk dapat berkumpul dengan
orang lain.
28,6%
34,9%
17,5%
71,4%
65,1%
82,5%
Rendah
Tidak memenuhi
Sedang
8.
9.
10.
11.
Motif Hiburan
Untuk melepaskan diri dari
masalah.
Untuk bersantai.
Untuk mengisi waktu.
Untuk menyalurkan emosi.
15,9%
11,1%
7,9%
12,7%
84,1%
88,9%
92,1%
87,3%
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sumber: Data primer kuesioner
109
Dari data di atas dapat dilihat bahwa responden menganggap World Kick
Off sangat mampu memenuhi kebutuhan untuk mengisi waktu. Hal ini terbukti
dari tingginya angka tingkat pemenuhan kebutuhan tersebut oleh World Kick Off,
yakni mencapai 92,1%.
Kemudian, tingkat kemampuan World Kick Off termasuk dalam kategori
“sedang” dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut ini:
Untuk membentuk kepribadian yang sportif
Untuk menemukan idola yang dapat dijadikan sebagai panutan
Untuk dapat berkumpul dengan orang lain
Untuk melepaskan diri dari masalah
Untuk bersantai
Untuk menyalurkan emosi
Sementara itu, dalam memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan bahan
perbincangan dengan orang lain, World Kick Off hanya memiliki kemampuan
yang rendah. Hal ini terlihat dari kemampuan World Kick Off yang hanya sebesar
71,4%. Bahkan, World Kick Off tidak mampu memenuhi 3 item kebutuhan, yaitu
untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola, untuk memperoleh informasi
terbaru seputar sepakbola dunia, dan agar bisa memberikan informasi seputar
sepakbola dunia kepada orang lain.
Untuk mengetahui news magazine mana yang lebih unggul dalam
memenuhi setiap jenis kebutuhan responden, berikut disajikan tabel perbandingan
kesenjangan kepuasan antara program OSF On Sunday dan World Kick Off.
110
Tabel IV.3
Acara yang lebih unggul dalam memenuhi kebutuhan responden
berdasarkan persentase kesenjangan kepuasan
No. Jenis-jenis
Kebutuhan
OSF On
Sunday
World
Kick Off
Acara yang lebih
unggul
1.
2.
Motif Informasi
Untuk menambah pengetahuan
tentang sepakbola.
Untuk memperoleh informasi
terbaru seputar sepakbola dunia.
12,7%
14,3%
31,7%
36,5%
OSF On Sunday
OSF On Sunday
3.
4.
Motif Identitas Pribadi
Untuk membentuk kepribadian
yang sportif.
Untuk menemukan idola yang
dapat digunakan sebagai panutan.
17,5%
9,5%
14,3%
11,1%
World Kick Off
OSF On Sunday
5.
6.
7.
Motif Integrasi dan Interaksi
Sosial
Untuk mendapatkan bahan
perbincangan dengan orang lain.
Agar bisa memberikan informasi
seputar sepakbola dunia kepada
orang lain.
Untuk dapat berkumpul dengan
orang lain.
25,4%
23,8%
20,6%
28,6%
34,9%
17,5%
OSF On Sunday
OSF On Sunday
World Kick Off
8.
9.
10.
11.
Motif Hiburan
Untuk melepaskan diri dari
masalah.
Untuk bersantai.
Untuk mengisi waktu.
Untuk menyalurkan emosi.
11,1%
12,7%
7,9%
12,7%
15,9%
11,1%
7,9%
12,7%
OSF On Sunday
World Kick Off
Sama kuat
Sama kuat
Sumber: Tabel IV.1 dan IV.2
111
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa OSF On Sunday lebih mampu
memberikan kepuasan daripada World Kick Off pada 6 jenis kebutuhan. Hal ini
diindikasikan dengan angka kesenjangan OSF On Sunday yang lebih kecil
daripada World Kick Off pada 6 kebutuhan tersebut. Menurut responden, OSF On
Sunday lebih mampu memenuhi kebutuhan mereka dalam hal:
Untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola.
Untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia.
Untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai panutan.
Untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain.
Agar bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada orang lain.
Untuk melepaskan diri dari masalah.
Sementara itu, World Kick Off mampu mengungguli OSF On Sunday
dalam 3 jenis kebutuhan. 3 kebutuhan itu adalah untuk membentuk kepribadian
yang sportif, untuk dapat berkumpul dengan orang lain, dan untuk bersantai.
Pada kategori kebutuhan untuk mengisi waktu, baik OSF On Sunday
maupun World Kick Off mempunyai kemampuan pemuasan kebutuhan yang
sama, yakni sebesar 92,1%. Kemudian, untuk menyalurkan emosi, OSF On
Sunday dan World Kick Off juga mempunyai kemampuan pemuasan kebutuhan
yang sama, yakni sebesar 87,3%.
112
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data pada variabel kepuasan yang diharapkan
(gratification sought), penggunaan media (media use), kepuasan yang
diperoleh (gratification obtained), dan kesenjangan kepuasan (gratification
discrepancy) dari program One Stop Football On Sunday yang ditayangkan
Trans 7 dan World Kick Off yang ditayangkan ANTV, maka dapat
dikemukakan kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought)
Berdasarkan penghitungan pada bab sebelumnya, dari 11 item yang
ditawarkan kepada responden, hampir seluruhnya merupakan kebutuhan
yang ingin dicarikan pemuasannya dengan menonton OSF On Sunday dan
World Kick Off. Hal ini tercermin dari 8 item kebutuhan yang mendapat
persentase tertinggi pada skala penting, yakni kebutuhan untuk
membentuk kepribadian yang sportif, kebutuhan untuk mendapatkan
bahan perbincangan, kebutuhan untuk dapat berkumpul dengan orang lain,
kebutuhan untuk bersantai, dan kebutuhan untuk mengisi waktu.
Selain itu, juga terdapat 3 kebutuhan yang menurut sebagian besar
responden dianggap sebagai kebutuhan yang sangat penting untuk
dicarikan pemuasannya dengan menonton kedua news magazine tersebut.
Ketiga kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk menambah
pengetahuan tentang sepakbola, kebutuhan untuk memperoleh informasi
terbaru seputar sepakbola dunia, dan kebutuhan agar bisa memberikan
informasi seputar sepakbola dunia kepada orang lain.
Sedangkan 3 item kebutuhan lainnya kurang ingin dicarikan
pemuasannya oleh responden. Ketiga kebutuhan tersebut adalah kebutuhan
untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai panutan, kebutuhan
untuk melepaskan diri dari masalah, dan kebutuhan untuk menyalurkan
emosi.
113
2. Kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained)
Pada kategori motif informasi, kepuasan yang didapat responden
setelah menonton kedua news magazine tersebut berada pada skala “puas”.
Sementara pada motif identitas pribadi, mayoritas responden juga
merasa kebutuhannya telah terpenuhi.
Pada kategori motif integrasi dan interaksi sosial, mayoritas
responden mengaku puas terhadap pemenuhan kebutuhan untuk
mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain dan kebutuhan agar
bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada orang lain.
Sementara pada item kebutuhan untuk dapat berkumpul dengan orang lain,
mayoritas responden menyatakan kebutuhannya kurang terpenuhi.
Sementara pada kategori motif hiburan, mayoritas responden
mengaku mendapatkan kepuasan pada kebutuhan untuk bersantai dan
kebutuhan untuk mengisi waktu. Sementara pada kebutuhan untuk
melepaskan diri dari masalah dan kebutuhan untuk menyalurkan emosi,
mayoritas responden merasa kebutuhannya kurang terpenuhi.
Secara umum, mayoritas responden merasa terpenuhi kebutuhannya
setelah menonton program OSF On Sunday dan World Kick Off. Hal ini
dibuktikan dengan besarnya persentase tingkat kepuasan yang dicapai
responden pada skala tinggi, yakni 57,2% untuk OSF On Sunday dan
55,5% untuk World Kick Off.
3. Kesenjangan kepuasan (Gratification Discrepancy)
Berdasarkan penghitungan kesenjangan kepuasan (GD) yang
dilakukan dengan menggunakan rumus diskrepansi, maka diketahui bahwa
kemampuan OSF On Sunday tergolong tinggi didalam memenuhi
kebutuhan untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai panutan
dan kebutuhan untuk mengisi waktu. Sementara World Kick Off dianggap
oleh responden sangat mampu dalam memenuhi kebutuhan untuk mengisi
waktu.
114
Kemudian, tingkat kemampuan OSF On Sunday termasuk dalam
kategori “sedang” di dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut ini:
Untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola
Untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia.
Untuk membentuk kepribadian yang sportif
Untuk dapat berkumpul dengan orang lain
Untuk melepaskan diri dari masalah
Untuk bersantai
Untuk menyalurkan emosi
Sedangkan tingkat kemampuan World Kick Off termasuk dalam
kategori “sedang” dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut ini:
Untuk membentuk kepribadian yang sportif
Untuk menemukan idola yang dapat dijadikan sebagai panutan
Untuk dapat berkumpul dengan orang lain
Untuk melepaskan diri dari masalah
Untuk bersantai
Untuk menyalurkan emosi
Selanjutnya, tingkat kemampuan OSF On Sunday tergolong rendah
dalam memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan
dengan orang lain dan kebutuhan agar bisa memberikan informasi seputar
sepakbola dunia kepada orang lain. Sedangkan World Kick Off
mempunyai kemampuan yang rendah dalam memenuhi kebutuhan untuk
mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain.
World Kick Off juga tidak mampu memenuhi 3 item kebutuhan,
yaitu untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola, untuk memperoleh
informasi terbaru seputar sepakbola dunia, dan agar bisa memberikan
informasi seputar sepakbola dunia kepada orang lain.
115
4. Penggunaan media (Media Use)
Tingkat Perhatian
Pada tahap pra aktivitas, tingkat perhatian responden pada acara
OSF On Sunday lebih tinggi dibandingkan World Kick Off. Hal ini
tercermin dari lebih banyaknya responden yang mencari informasi
mengenai acara OSF On Sunday dibandingkan dengan World kick Off.
Namun, secara umum tingkat perhatian responden terhadap
kedua tayangan tersebut relatif rendah, terbukti mayoritas responden
mengaku tidak mencari informasi apapun mengenai kedua acara itu.
Dari cara responden menyiapkan waktu khusus untuk menonton
kedua tayangan tersebut, diketahui bahwa tingkat perhatian responden
sedikit lebih tinggi pada OSF On Sunday daripada World Kick Off.
Hal ini tercermin dari lebih banyaknya responden yang mengaku
sering menyiapkan waktu khusus untuk menonton OSF On Sunday.
Pada indikator ini justru terlihat bahwa tingkat perhatian
responden terhadap kedua acara tersebut cukup tinggi, sebab sebagian
besar responden mengaku sering menyiapkan waktu khusus untuk
menonton.
Pada tahap duractivity, data menunjukkan lebih banyak
responden yang kadang melakukan aktivitas lain saat menonton World
Kick Off daripada saat menonton OSF On Sunday. Dari temuan itu,
berarti dapat dikatakan bahwa tingkat perhatian responden pada OSF
On Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off.
Selain itu, dapat juga dilihat bahwa mayoritas responden
menjawab kadang-kadang saja melakukan aktivitas lain saat menonton
kedua acara tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat
perhatian responden saat menonton kedua acara tersebut relatif tinggi.
Kemudian, sebagian besar responden mengaku selalu dapat
mengerti dan memahami info-info yang disajikan oleh kedua tayangan
tersebut. Namun, OSF On Sunday meraih persentase yang lebih tinggi
daripada World Kick Off.
116
Dilihat dari cara responden dalam mengikuti OSF On Sunday,
mayoritas responden mengaku selalu mengikuti acara tersebut sampai
selesai. Sementara dalam mengikuti World Kick Off, mayoritas
responden mengaku kadang-kadang saja mengikuti acara itu sampai
selesai. Dari temuan ini, dapat disimpulkan bahwa OSF On Sunday
lebih sering ditonton oleh responden sampai selesai daripada World
Kick Off.
Pada tahap post activity, data menunjukkan bahwa sebagian besar
responden tidak pernah mencatat informasi-informasi yang dihadirkan
oleh OSF On Sunday dan World Kick Off.
Selanjutnya, mayoritas responden mengaku selalu membin-
cangkan kembali tayangan tersebut dengan orang lain. Namun,
terhadap World Kick Off, mayoritas responden justru kadang saja
memperbincangkan isi tayangannya. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tingkat perhatian responden terhadap OSF On
Sunday lebih tinggi.
Frekuensi Menonton
Dari lima kali penayangan dalam satu minggu, ternyata
mayoritas responden mengaku lebih sering menonton OSF On Sunday,
yakni 3 kali, daripada World Kick Off, yang hanya ditonton 2 kali
dalam seminggu. Hal ini menunjukkan tingkat perhatian respoden pada
acara OSF On Sunday lebih tinggi daripada World Kick Off.
Curahan Waktu
Berdasarkan waktu yang dicurahkan responden, nampak bahwa
sebagian besar responden menonton kedua tayangan tersebut pada
interval 23-30 menit. Sebesar 57,1% responden mengaku menonton
OSF On Sunday pada interval tersebut. Dengan persentase yang lebih
kecil, yakni 42,8%, mayoritas responden juga menonton World Kick
Off pada interval waktu yang sama.
117
5. News magazine yang lebih mampu memuaskan kebutuhan responden
Dari perbandingan angka kesenjangan kepuasan yang dimilki oleh
OSF On Sunday dan World Kick Off, bahwa OSF On Sunday lebih
mampu memberikan kepuasan daripada World Kick Off pada 6 jenis
kebutuhan. Hal ini diindikasikan dengan angka kesenjangan OSF On
Sunday yang lebih kecil daripada World Kick Off pada 6 kebutuhan
tersebut. Menurut responden, OSF On Sunday lebih mampu memenuhi
kebutuhan mereka dalam hal:
Untuk menambah pengetahuan tentang sepakbola.
Untuk memperoleh informasi terbaru seputar sepakbola dunia.
Untuk menemukan idola yang dapat digunakan sebagai panutan.
Untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain.
Agar bisa memberikan informasi seputar sepakbola dunia kepada
orang lain.
Untuk melepaskan diri dari masalah.
Sementara itu, World Kick Off mampu mengungguli OSF On
Sunday dalam 3 jenis kebutuhan. Ketiga kebutuhan itu adalah untuk
membentuk kepribadian yang sportif, untuk dapat berkumpul dengan
orang lain, dan untuk bersantai.
Pada kategori kebutuhan untuk mengisi waktu, baik OSF On Sunday
maupun World Kick Off mempunyai kemampuan pemuasan kebutuhan
yang sama, yakni sebesar 92,1%. Kemudian, untuk menyalurkan emosi,
OSF On Sunday dan World Kick Off juga mempunyai kemampuan
pemuasan kebutuhan yang sama, yakni sebesar 87,3%.
B. SARAN
1. Bagi peneliti selanjutnya
Dalam mencari kesenjangan antara GS dan GO, seringkali variabel
pola penggunaan media tidak diperhitungkan. Artinya, media use
hanya sebatas dideskripsikan saja. Dalam penelitian ini, penulis sudah
118
mencoba menghubungkan antara kesenjangan kepuasan yang dialami
responden dengan pola penggunaan medianya, namun hanya bersifat
interpretatif saja. Penulis menyarankan agar pada penelitian
selanjutnya, hubungan antara GD dan media use dapat dijelaskan
secara lebih detail dengan menggunakan metode tertentu, misalnya
korelasional.
Karena mempertimbangkan keterbatasan waktu dan biaya, maka
populasi dalam penelitian ini hanya mengambil mahasiswa secara
umum. Ke depan, penulis menyarankan agar karakteristik responden
penelitian lebih dispesifikasi lagi.
2. Bagi Trans 7 dan ANTV
Bagi Trans 7 selaku stasiun televisi penayang One Stop Football On
Sunday dan ANTV selaku penayang World Kick Off, penulis
menyarankan dilakukannya pengembangan pengemasan acara agar
dapat lebih menarik penonton.