naspub remon

22
1 Raymond Andre Muzetta, Sri Herwiyanti, Eti Nurwening. 2012. Uji Sitotoksisitas Senyawa 7-3,4’-Trihidroksiisoflavon Sintesis Pada Kultur Sel Kanker Payudara MCF-7 CYTOTOXICITY TEST OF SYNTHESIZED 7-3,4’- TRIHYDROXYISOFLAVONE ON BREAST CANCER CELL LINE MCF-7 Raymond Andre Muzetta 1 , Sri Herwiyanti 2 , Eti Nurwening Sholikhah 3 1 Undergraduate Student of Faculty of Medicine, Gadjah Mada University, Yogyakarta 2 Department of Histology and Biology Cell, Faculty of Medicine, Gadjah Mada University, Yogyakarta 3 Departement of Pharmacology, Faculty of Medicine, Gadjah Mada University, Yogyakarta ABSTRACT Background: Cancer has been the ten most leading cause of death in the world. Many studies develop the effective anticancer treatments, including the use of isoflavone derivates because isoflavones have a chemical structure that is similar to that of 17β- estradiol. They may compete with estrogens for binding to estrogen receptors and act as partial estrogen agonists or antagonists. Numerous experimental studies have been shown that isoflavones exert anticarcinogenic effects on hormone related cancers and in particular cancer of the breast. Therefore might be also have cytotoxic activity on breast cancer cell line of MCF-7. Objectives: Knowing the cytotoxic activity of 7-3,4’- trihydroxyisoflavone on breast cancer cell line MCF-7. Method: MTT assay was used to measure the effect of growth inhibitory of MCF-7 cells, by giving 7-3,4’- trihydroxyisoflavone to MCF-7 cells for 24 hours. The treatment was conducted after growing the cells in RPMI media culture for 24 hours. Cytotoxic activity of 7- 3,4’-trihydroxyisoflavone and doxorubicin as positive control defined by IC 50 using probit analysis.

Upload: raymond-andre-muzetta

Post on 18-Feb-2016

234 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

naspub

TRANSCRIPT

Page 1: naspub remon

1Raymond Andre Muzetta, Sri Herwiyanti, Eti Nurwening. 2012.Uji Sitotoksisitas Senyawa 7-3,4’-Trihidroksiisoflavon Sintesis Pada Kultur Sel Kanker Payudara MCF-7

CYTOTOXICITY TEST OF SYNTHESIZED 7-3,4’-TRIHYDROXYISOFLAVONE ON BREAST CANCER CELL LINE MCF-

7

Raymond Andre Muzetta1, Sri Herwiyanti2, Eti Nurwening Sholikhah3

1Undergraduate Student of Faculty of Medicine, Gadjah Mada University, Yogyakarta

2Department of Histology and Biology Cell, Faculty of Medicine, Gadjah Mada University, Yogyakarta

3Departement of Pharmacology, Faculty of Medicine, Gadjah Mada University, Yogyakarta

ABSTRACT

Background: Cancer has been the ten most leading cause of death in the world. Many studies develop the effective anticancer treatments, including the use of isoflavone derivates because isoflavones have a chemical structure that is similar to that of 17β-estradiol. They may compete with estrogens for binding to estrogen receptors and act as partial estrogen agonists or antagonists. Numerous experimental studies have been shown that isoflavones exert anticarcinogenic effects on hormone related cancers and in particular cancer of the breast. Therefore might be also have cytotoxic activity on breast cancer cell line of MCF-7.

Objectives: Knowing the cytotoxic activity of 7-3,4’-trihydroxyisoflavone on breast cancer cell line MCF-7.

Method: MTT assay was used to measure the effect of growth inhibitory of MCF-7 cells, by giving 7-3,4’-trihydroxyisoflavone to MCF-7 cells for 24 hours. The treatment was conducted after growing the cells in RPMI media culture for 24 hours. Cytotoxic activity of 7-3,4’-trihydroxyisoflavone and doxorubicin as positive control defined by IC50 using probit analysis.

Result: The IC50 value of 7-3,4’-trihydroxyisoflavone was … μg/mL and IC50

value of doxorubicin was … μg/mL.

Conclusion: The compound of 7-3,4’-trihydroxyisoflavone doesn’t have cytotoxic effect on MCF-7 cells.

Keywords: cytotoxic activity, isoflavone, breast cancer, MCF-7, IC50.

Page 2: naspub remon

2Raymond Andre Muzetta, Sri Herwiyanti, Eti Nurwening. 2012.Uji Sitotoksisitas Senyawa 7-3,4’-Trihidroksiisoflavon Sintesis Pada Kultur Sel Kanker Payudara MCF-7

UJI SITOTOKSISITAS SENYAWA 7-3,4’-TRIHIDROKSIISOFLAVON HASIL SINTESIS PADA KULTUR SEL KANKER PAYUDARA MCF-7

Raymond Andre Muzetta1, Sri Herwiyanti2, Eti Nurwening Sholikhah3

1Fakultas Kedokteran Gadjah Mada, Yogyakarta 2Departemen Biologi dan Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta3Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta

INTISARI

Latar Belakang: Kanker telah menjadi sepuluh penyebab utama kematian di dunia. Banyak penelitian mengembangkan pengobatan antikanker yang efektif, termasuk penggunaaan turunan isoflavon karena isoflavon mempunyai struktur kimia yang mirip dengan 17β-estradiol. Sehingga senyawa tersebut mungkin akan bersaing dengan estrogen untuk mengikat reseptor estrogen dan bertindak sebagai agonis estrogen parsial atau antagonis. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa isoflavon memiliki efek terhadap kanker yang berkaitan dengan hormon, terutama kanker payudara. Oleh karena itu diharapkan juga memiliki aktivitas sitotoksik pada kultur cell line kanker payudara MCF-7.

Tujuan: Mengetahui aktivitas sitotoksik senyawa 7-3,4’-trihidroksiisoflavon terhadap kultur cell line kanker payudara MCF-7.

Metode: MTT assay digunakan untuk mengukur efek penghambatan pertumbuhan sel MCF-7, dengan memberikan senyawa 7-3,4’-Trihidroksiisoflavon selama 24 jam. Pemberian senyawa uji dilakukan setelah menumbuhkan sel MCF-7 dalam media kultur RPMI selama 24 jam. Aktivitas sitotoksik senyawa 7-hidroksi-3,4-dimetoksiisoflavon dan doksorubisin sebagai kontrol positif ditentukan oleh nilai IC50 dengan menggunakan analisis probit.

Hasil: Nilai IC50 senyawa 7-3,4’-trihidroksiisoflavon sebesar … μg/mL dan nilai IC50 doksorubisin sebesar … μg/mL.

Kesimpulan: Senyawa 7-3,4’-trihidroksiisoflavon tidak memiliki efek sitotoksik terhadap sel T47D.

Kata Kunci: aktivitas sitotoksik, isoflavon, kanker payudara, MCF-7, IC50.

Page 3: naspub remon

3Raymond Andre Muzetta, Sri Herwiyanti, Eti Nurwening. 2012.Uji Sitotoksisitas Senyawa 7-3,4’-Trihidroksiisoflavon Sintesis Pada Kultur Sel Kanker Payudara MCF-7

PENDAHULUAN

Kanker adalah sel-sel yang berproliferasi dan berdiffensiasi secara cepat

yang berbeda dengan sel normal dan akan menyebar ke selirih tubuh. Proses ini

disebut sebagai metastasis. Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian

tertinggi. Diperkirakan sekitar 7,6 juta orang atau sekitar 13% dari seluruh

kematian disebabkan oleh kanker. Pada tahun 2030, diperkirakan akan terjadi 27

juta kasus kanker (WHO, 2008).

Berbagai macam pengobatan kanker seperti pembedahan, penyinaran,

kemoterapi, dan imunoterapi, namun setiap metode tersebut mempunyai

kelemahan sehingga keberhasilannya masih belum memuaskan (Hoffmann, 1999).

Dikarenakan hasil dari setiap pengobatan yang disebutkan diatas masih belum

memuaskan, maka perlu diadakannya pencarian obat alternatif yang efektif dan

efisien.

Berbagai senyawa hasil sintesis telah banyak dimanfaatkan sebagai

antikanker, salah satunya adalah senyawa isoflavon. Isoflavon, sebuah sub-kelas

dari flavonoid, yang secara fitokimia menyerupai struktur kimia β estrogen

hormon wanita. Beberapa varietas dari isoflavon ini seperti daidzein, glycitein dan

genistein (Trifolium pretense) yang terdiri dari biochanin A and formononetin

terbukti mempunyai khasiat dalam pencegahan kanker (Wang, 2008).

Di Indonesia, tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum (L) Merr & Perry)

lebih kurang 95 % diusahakan oleh rakyat dalam bentuk perkebunan rakyat yang

tersebar di seluruh propinsi, sisanya sebesar 5% diusahakan oleh perkebunan

swasta dan perkebunan negara. Cengkeh merupakan tanaman rempah yang

Page 4: naspub remon

4Raymond Andre Muzetta, Sri Herwiyanti, Eti Nurwening. 2012.Uji Sitotoksisitas Senyawa 7-3,4’-Trihidroksiisoflavon Sintesis Pada Kultur Sel Kanker Payudara MCF-7

termasuk dalam komoditas sektor perkebunan yang mempunyai peranan cukup

penting antara lain sebagai penyumbang pendapatan petani dan sebagai sarana

untuk pemerataan wilayah pembangunan serta turut serta dalam pelestarian

sumber daya alam dan lingkungan (Nurdjannah, 2004).

Minyak bunga cengkeh biasa digunakan untuk makanan, minuman dan

parfum, minyak gagang cengkeh digunakan sebagai subsitusi minyak bunga

cengkeh, dan minyak daun cengkeh digunakan sebagai bahan baku untuk isolasi

eugenol dan caryophyllen (Weiss, 1997). Eugenol disamping digunakan sebagai

bahan penambah aroma juga mempunyai sifat antiseptik, karena itu bisa

digunakan dalam sabun, ditergen, pasta gigi, parfum dan produk farmasi

(Nurdjannah, 2004).

Oleh karena banyaknya manfaat yang kita peroleh dari senyawa eugenol

ini, perlu diadakannya penelitian menggunakan manfaat senyawa eugenol

terhadap kanker payudara. Struktur kimia dari kanker payudara yaitu 17β-

estradiol sangat mirip dengan sintesis isoflavon, sehingga kanker payudara

dijadikan subyek penelitian. Diharapkan sintesis dari isoflavon akan berkompetisi

dengan estrogen terhadap reseptor estrogen dan bertindak sebagai agonis atau

antagonis dari estrogen. Pada penelitian ini akan diuji aktivitas senyawa 7-3,4’-

trihidroksiisoflavon yang merupakan turunan dari eugenol sebagai antikanker

yang akan dilakukan uji sitotoksik senyawa tersebut secara in vitro pada kultur

cell line MCF-7.

Page 5: naspub remon

5Raymond Andre Muzetta, Sri Herwiyanti, Eti Nurwening. 2012.Uji Sitotoksisitas Senyawa 7-3,4’-Trihidroksiisoflavon Sintesis Pada Kultur Sel Kanker Payudara MCF-7

METODE PENELITIAN

Uji sitotoksisitas dilakukan dengan memasukkan suspensi sel MCF-7

dalam media kultur RPMI dengan kepadatan 1,5 x 104 sel/100μL ke dalam

masing-masing sumuran (microwell plate) 96 dan diinkubasikan pada inkubator

dengan suhu 370 C 5% CO2 selama 24 jam. Selanjutnya dibuat larutan stok

senyawa uji (7-3,4’-trihidroksiisoflavon) dan kontrol positif (doksorubisin)

dengan melarutkan 5 mg senyawa turunan isoflavon dalam 1 mL larutan DMSO.

Larutan senyawa uji selalu dibuat baru sebelum uji aktivitas dilakukan. Dari

larutan stok senyawa uji dan doksorubisin selanjutnya dibuat berbagai konsentrasi

larutan uji mulai dari kadar 0,5; 1; 5; 10; 25; 50; dan 100 μg/mL. Sebanyak 100

μL larutan senyawa uji atau doksorubisin dari masing-masing konsentrasi

dimasukkan ke dalam suspensi sel dalam sumuran (microwell plate) 96 yang telah

diinkubasikan selama 24 jam tersebut. Sebagai kontrol negatif ditambahkan media

kultur sebanyak 100 μL ke dalam sumuran. Uji dilakukan secara triplikat untuk

setiap perlakuan dan diulang 3 kali. Kultur yang telah diberi bahan uji

diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 370 C dalam inkubator 5% CO2. Setelah

inkubasi selesai, media kultur dibuang dan dicuci dengan PBS dan ditambahkan

100 μL larutan MTT (1 mL MTT dalam 10 mL media kultur) ke dalam setiap

sumuran dan kemudian diinkubasikan lagi pada suhu 370 C 5% CO2 selama 4 jam.

Setelah 4 jam ditambahkan 100 μL stopper SDS 10% dalam HCL 0,1 N ke dalam

setiap sumuran (untuk melarutkan purple formazan). Selanjutnya dibungkus rapat

dan dibiarkan dalam suhu kamar selama 24 jam, pembacaan absorbansi dilakukan

dengan microplate ELISA reader pada panjang gelombang (λ) 595 nm.

Page 6: naspub remon

6Raymond Andre Muzetta, Sri Herwiyanti, Eti Nurwening. 2012.Uji Sitotoksisitas Senyawa 7-3,4’-Trihidroksiisoflavon Sintesis Pada Kultur Sel Kanker Payudara MCF-7

HASIL

Gambar 1. Invasi tumor limfovaskular (LVI) pada karsinoma duktal invasif

payudara

Gambar 2. Ekspresi VEGF-C pada sitoplasma sel karsinoma duktal invasif

payudara

Tabel 1. Karakteristik penderita karsinoma duktal invasif payudara

Jumlah Persentase (%)Rata-rata usia (tahun) 52,8 Jangkauan 34-74Usia (tahun) <50 20 43,8 ≥51 26 56,2

Page 7: naspub remon

7Raymond Andre Muzetta, Sri Herwiyanti, Eti Nurwening. 2012.Uji Sitotoksisitas Senyawa 7-3,4’-Trihidroksiisoflavon Sintesis Pada Kultur Sel Kanker Payudara MCF-7

Ukuran tumor (cm) <2 2 4,3 2-5 24 52,2 >5 20 43,5Keterlibatan limfonodi Negatif 15 32,6 1-3 20 43,5 4-9 11 23,9 >10 0 0Derajat Histologis Baik (1 dan 2) 23 50 Buruk (3) 23 50

Tabel 2. Frekuensi ekspresi VEGF-C dan invasi tumor limfovaskular pada karsinoma

payudara.

Variabel Jumlah spesimen

Ekspresi VEGF-C 1 : <10% 2 : 10% -50% 3 : >50%

2 (4,34%) 30 (65,22%) 14(30,44%)

Invasi Tumor

Limfovaskular(LVI)

Negatif Positif

7 (15,22%) 39 (84,78%)

Tabel 3. Hubungan Antara Invasi Tumor Limfovaskular (LVI) dengan Ekspresi VEGF-C

pada Karsinoma Duktal Invasif Payudara.

Variabel N LVI

Negatif Positif

Ekspresi

VEGF-C

<10% 2 1 (50%) 1(50%)

10%-50% 30 5 (16,7%) 25 (83,3%)

>50% 14 1 (15,2%) 13 (84,8%)

Pearson Chi-Square. Monte Carlo Sig. p=0,326

Page 8: naspub remon

8Raymond Andre Muzetta, Sri Herwiyanti, Eti Nurwening. 2012.Uji Sitotoksisitas Senyawa 7-3,4’-Trihidroksiisoflavon Sintesis Pada Kultur Sel Kanker Payudara MCF-7

Keterangan : Tabel 3 menunjukkan tidak adanya hubungan antara invasi tumor

limfovaskular (LVI) dengan ekspresi VEGF-C p>0,05.

Tabel 4. Hubungan antara ekspresi VEGF-C dengan ukuran tumor dan derajat histologis

karsinoma duktal invasif payudara.

Variabel NEkspresi VEGFC

P<10% 10%-50% >50%

Ukuran tumor

<2cm 2 0 (0%) 2 (100%) 0 (0%) 0,776

2-5cm

>5cm

22

22

1 (4,5%)

1 (4,5%)

15 (68,2%)

13 (59,1%)

6 (27,3%)

8 (36,4%)

Derajat Histologis

Baik (1&2) 23 1 (4,4%) 19 (82,6%) 3 (13%) 0,037

Buruk (3) 23 1 (4,4%) 11 (47,8%) 11(47,8%)

Keterangan : Tabel 4 menunjukkan ekspresi VEGF-C tidak berhubungan dengan

ukuran tumor p>0,05, namun berhubungan dengan derajat histologi p<0,05.

Tabel 5. Hubungan antara invasi tumor limfovaskular (LVI) dengan ukuran tumor dan

derajat histologis karsinoma duktal invasif payudara.

Variabel NLVI P

Negatif Positif

Ukuran tumor

<2cm 2 1 (50%) 1 (50%) 0,584

2-5cm 22 3 (13,6%) 19 (86,4%)

Page 9: naspub remon

9Raymond Andre Muzetta, Sri Herwiyanti, Eti Nurwening. 2012.Uji Sitotoksisitas Senyawa 7-3,4’-Trihidroksiisoflavon Sintesis Pada Kultur Sel Kanker Payudara MCF-7

>5cm 22 3 (13,6%) 19 (13,6%)

Derajat histologis

Baik (1&2) 23 7 (30,4%) 16 (69,6%) 0,009+

Buruk (3) 23 0 (0%) 23 (100%)

+Uji Fisher

Keterangan : Tabel 5 menunjukkan invasi tumor limfovaskular tidak berhubungan

dengan ukuran tumor p>0,05, namun berhubungan dengan derajat histologi

p<0,05.

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, frekuensi karsinoma payudara dengan ekspresi VEGF-

C <10% : 4,34%, 10%-50% : 65,22%, dan >50% : 30,44%. Frekuensi karsinoma

payudara dengan invasi tumor limfovaskular (LVI) adalah 84,78% dan tanpa

invasi tumor limfovaskular 15,22% (tabel 2). Penelitian Kinoshita et al. (2001)15,

frekuensi karsinoma payudara dengan ekspresi VEGF-C <10% : 61,2% dan >10%

: 39,8%. Frekuensi karsinoma payudara dengan invasi tumor limfovaskular (LVI)

adalah 44,89% dan dengan invasi tumor limfovaskular (LVI) adalah 55,11%.

Pada penelitian ini, invasi tumor limfovaskular tidak menunjukkan

hubungan dengan ekspresi VEGF-C (tabel 3). Hasil ini sama didapatkan oleh

penelitian lainnya16,18. Pada penelitian ini, ekspresi tinggi VEFG-C (>50%) lebih

banyak dijumpai pada karsinoma payudara dengan invasi tumor limfovaskular

positif daripada karsinoma payudara tanpa invasi tumor limfovaskular (tabel 3).

Ekspresi rendah VEGF-C (<10%) lebih banyak ditemukan pada karsinoma

Page 10: naspub remon

10Raymond Andre Muzetta, Sri Herwiyanti, Eti Nurwening. 2012.Uji Sitotoksisitas Senyawa 7-3,4’-Trihidroksiisoflavon Sintesis Pada Kultur Sel Kanker Payudara MCF-7

payudara tanpa invasi tumor limfovaskular. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

tinggi ekspresi VEGF-C maka semakin besar kemungkinan karsinoma payudara

untuk invasi ke pembuluh limfatik. Penelitian lain mendapatkan bahwa ekspresi

VEGF-C pada karsinoma payudara dengan ataupun tanpa invasi tumor

limfovaskular adalah sama18.

Pada penelitian Kinoshita et al. (2001)15, mendapatkan hasil adanya

hubungan antara ekspresi VEGF-C dengan invasi tumor limfovaskular. Ekspresi

VEGF-C dinyatakan dalam bentuk positif dan negatif. Ekspresi positif >10% sel

neoplasma yang tercat positif, dan negatif jika <10% sel neoplasma yang tercat

positif. Pada penelitian ini, ekspresi VEGF-C dinilai menggunakan skor 1, 2 dan

3, sesuai persentase sel tumor yang mengekspresikan VEGF-C. Deteksi invasi

tumor limfovaskular (LVI) menggunakan pewarnaan hematoxylin-eosin (H&E).

Identifikasi invasi tumor limfovaskular menggunakan H&E dapat membuat bias

antara pembuluh limfatik yang benar dengan artefak yang lepas dari isolasi tumor

akibat jaringan yang menyusut saat fiksasi8,9,19. Perbedaan lainnya adalah

spesimen yang digunakan adalah semua tipe kanker payudara, sedangkan pada

penelitian ini menggunakan karsinoma duktal invasif payudara.

Faktor subyektifitas pengamat/peneliti tidak dapat dikesampingkan

mengingat metode penelitian ini dipengaruhi oleh persepsi pengamat / peneliti

dalam menilai skor ekspresi VEGF-C. Namun hal ini dapat diminimalisisr dengan

menggunakan dua orang pengamat yang independen, dan hasil yang didapat

merupakan hasil pengamatan langsung oleh dua pengamat secara bersamaan

setelah didapatkan hasil pengamatan secara independen.

Page 11: naspub remon

11Raymond Andre Muzetta, Sri Herwiyanti, Eti Nurwening. 2012.Uji Sitotoksisitas Senyawa 7-3,4’-Trihidroksiisoflavon Sintesis Pada Kultur Sel Kanker Payudara MCF-7

Power pada penelitian ini adalah 28%. Hal ini menunjukkan power yang

rendah. Untuk mendapatkan power sebesar 80% dengan signifikansi yang sama

dibutuhkan sampel sebanyak 170. Kurangnya sampel dalam penelitian ini juga

berpengaruh terhadap hasil penelitian.

VEGF-C meningkatkan invasi sel tumor ke pembuluh limfatik melalui

tiga jalur: (a) direct paracrine signaling, dimana VEGF-C berikatan dengan

VEGFR-3 pada sel endotelial limfatik untuk menginduksi limfangiogenesis, (b)

indirect paracrine signaling, dimana VEGF-C meningkatkan sekresi CCL21

(secondary lymphoid chemokine) dari sel endotelial limfatik, sehingga

meningkatkan kemoatraksi sel tumor disekitar pembuluh limfatik, dan (c) direct

autocrine signaling, dimana VEGF-C berikatan dengan VEGFR-3, yang

kemudian akan meningkatkan aktivitas proteolitik sel tumor, sehingga

memperkuat potensi migrasi12,13,14. Pada penelitian ini, ekspresi VEGFR-3 dan

sekresi kemokin tidak diteliti, sehingga belum diketahui patogensi VEGF-C

terhadap invasi tumor ke pembuluh limfatik.

Pada penelitian ini, ekspresi VEGF-C tidak berhubungan dengan ukuran

tumor, namun berhubungan dengan derajat histologis. Penelitian lain

mendapatkan adanya hubungan antara ekspresi VEGF-C dengan ukuran tumor

dan derajat histologis20. Ekspresi VEGF-C lebih tinggi pada tumor dengan ukuran

kecil (<2cm) dan dengan derajat histologis baik. Metode penelitian Bando

menggunakan ELISA kuantitatif untuk deteksi antibodi VEGF-C. Penelitian lain

mendapatkan hasil tidak ada hubungan antara ekspresi VEGF-C dengan ukuran

tumor dan derajat histologis11,15,16. VEGF-C bertanggung jawab dalam tahap awal

Page 12: naspub remon

12Raymond Andre Muzetta, Sri Herwiyanti, Eti Nurwening. 2012.Uji Sitotoksisitas Senyawa 7-3,4’-Trihidroksiisoflavon Sintesis Pada Kultur Sel Kanker Payudara MCF-7

metastasis limfatik, terutama pada karsinoma in situ15. Pada penelitian ini,

spesimen yang digunakan adalah karsinoma invasif yang berukuran relatif besar.

Pada penelitian ini, invasi tumor limfovaskular (LVI) tidak berhubungan

dengan ukuran tumor, namun berhubungan dengan derajat histologis. Penelitian

lain mendapatkan hasil adanya hubungan antara invasi tumor limfovaskular

dengan ukuran tumor21. Penelitian Gadjos et al. (1999)21, sampel yang digunakan

adalah karsinoma payudara invasif dengan ukuran tumor ≤2cm, sedangkan pada

penelitian ini, sampel yang digunakan adalah karsinoma payudara invasif yang

berukuran relatif besar. Semakin besar ukuran tumor, maka area tumor yang

diperiksa secara histologis akan lebih kecil. Hal ini menyebabkan area perifer

tumor, yang merupakan tempat paling relevan untuk adanya invasi tumor

limfovaskular, semakin tidak terekspos21.

Penelitian Scoppmann et al. (2004)22, mendapatkan hasil bahwa adanya

hubungan derajat histologis dengan invasi tumor limfovaskular. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi derajat histologis tumor maka semakin besar

kemungkinan karsinoma payudara untuk invasi ke limfovaskular. Tumor dengan

derajat histologis buruk mengandung bermacam-macam klonal sel sehingga lebih

agresif dan lebih invasif ke pembuluh limfatik9,22.

KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara

invasi tumor limfovaskular (LVI) dengan ekspresi VEGF-C pada karsinoma

duktal invasif payudara; ekspresi VEGF-C tidak berhubungan dengan ukuran

Page 13: naspub remon

13Raymond Andre Muzetta, Sri Herwiyanti, Eti Nurwening. 2012.Uji Sitotoksisitas Senyawa 7-3,4’-Trihidroksiisoflavon Sintesis Pada Kultur Sel Kanker Payudara MCF-7

tumor, namun berhubungan dengan derajat histologis; invasi tumor limfovaskular

(LVI) tidak berhubungan dengan ukuran tumor, namun berhubungan dengan

derajat histologis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Parkin M, Pisani P, Ferlay J. 2008. Global Cancer Statistic. CA: A Cancer J for Clin 49: 33–64

2. Tjindarbumi D, Mangunkusumo R. 2002. Cancer in Indonesia, Present and Future. Jpn Clin Oncol 32: 17-21

3. Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Mitchell RN. 2007. Robbins Basic Pathology 8th Edition. Saunders : Philadelphia

4. American Cancer Society, 2009. Breast Cancer Facts and Figures 2009-2010. Atlanta : American Cancer Society, Inc

5. Harris JR, Lippman ME, Morrow M. 2010. Disease of the Breast, fourth edition. Lippincott Williams and Wilkins

6. Beasley NJ, Prevo R, Banerji S, Leek RD, Moore J, van Trappen P, Cox G, Harris AL, Jackson DG. 2002. Intratumoral lymphangiogenesis and lymph node metastasis in head and neck cancer. Cancer Res 62: 1315–1320

7. Tobler NE, Detmar M. 2006. Tumor and Lymph Node Lymphangiogenesis – Impact on Cancer Metastasis. J Leukocyte Biol 80: 691-696

8. Ito M, Moriya T, Ishida T, Usami S, Kasajima A, Sasano H, Ohuchi N. 2007. Significance of Pathological Evaluation for Lymphatic Vessel Invasion in Invasive Breast Cancer. Breast Cancer 14(2): 381-387

9. Marinho VF, Metze K, Sanches F, Rocha G, Gobbi H. 2008. Lymph Vascular Invasion in Invasive Mammary Carcinomas Identified by

Page 14: naspub remon

14Raymond Andre Muzetta, Sri Herwiyanti, Eti Nurwening. 2012.Uji Sitotoksisitas Senyawa 7-3,4’-Trihidroksiisoflavon Sintesis Pada Kultur Sel Kanker Payudara MCF-7

Endothelial Lymphatic Marker D2-40 is Assosiated with Other Indicators of Poor Prognosis. BMC Center 8:64

10. Vleugel MM, Bos R, van der Groep P, Greijer AE, Shvarts A, Stel HV, van der Wall E, van Diest PJ. 2004. Lack of lymphangiogenesis during breast carcinogenesis. J Clin Pathol 57(7):746-751

11. Nakamura Y, Yasuoka H, Tsujimoto M, Yang Q, Tsukiyama A, Imabun S, et al. 2003. Clinicopathological Significance of Vascular Endothelial Growth Factor-C in Breast Carcinoma with Long-Term Follow-Up. Mod Pathol 16(4):309-314

12. Issa A, Le TX, Shoushtari AN, Shields JD, Swartz MA. 2009. Vascular Endothelial Growth Factor-C and C-C Chemokine Receptor 7 in Tumor Cell – Lymphatic Cross talk Promote Invasive Phenotype. Cancer Res, 69(1):349-357.

13. Karpanen T, Alitalo K. 2008. Molecular Biology and Pathology of Lymphangiogenesis. Ann Rev of Path : Mechanism of disease 3:367-397

14. Nathanson D. 2003. Insights into the Mechanisms of Lymph Node Metastasis. Am Cancer Soc 98(2) : 413-423

15. Kinoshita J, Kitamura K, Kabashima A, Saeki H, Tanaka S, Sugimachi K. 2001. Clinical significance of vascular endothelial growth factor-C (VEGF-C) in breast cancer. Breast Cancer Res & Treat 66: 159–164

16. Watanabe O, Kinoshita J, Shimizu T, Imamura H, Hirano A, Okabe T, et al. 2005. Expression of a CD44 variant and VEGF-C and the implications for lymphatic metastasis and long-term prognosis of human breast cancer. J Exp Clin Cancer Res 24(1):75–82

17. Filho AL, Martins A, Costa SMA, Schmitt FC. 2005. VEFR3 and VEGFC expression in breast cancer tissue is not restricted to lymphatic vessels. Pathol-Res Practice 201:93-99

18. Koyama Y, Kaneko K, Akazawa K, Kanbayashi C, Kanda T, Hatakeyama K. 2003. Vascular endothelial growth factor-C and vascular endothelial growth factor-d messenger RNA expression in breast cancer: association with lymph node metastasis. Clin Breast Cancer 4(5): 354–360

19. Arnaout-Alkarain A, Kahn HJ, Narod SA, Sun PA, Marks AN. 2007. Significance of lymph vessel invasion identified by the endothelial lymphatic marker D2-40 in node negative breast cancer. Mod Pathol 20:183-191

20. Bando H, Weich HA, Horiguchi S, Funata N, Ogawa T, Toi M. 2006. The association between VEGF-C, its corresponding receptor, VEGFR-3, and prognosis in primary breast cancer: A study with 193 cases. Oncol Reports 15:653-659

21. Gadjos C, Tartter P, Bleiwess IJ. 1999. Lymphatic invasion, tumor size and age are independent predictors of axillary lymph node metastasisin women with T1 breast cancer. Ann Surg 230(5):692-696

22. Schoppmann SF, Bayer G, Aumayr K, Taucher S, Geleff S, Rudas M, et al. Austrian Breast and Colorectal Cancer Study Group. 2004. Prognostic value of lymphangiogenesis and lymphovascular invasion in invasive breast cancer. Ann Surg 240:306-312

Page 15: naspub remon

15Raymond Andre Muzetta, Sri Herwiyanti, Eti Nurwening. 2012.Uji Sitotoksisitas Senyawa 7-3,4’-Trihidroksiisoflavon Sintesis Pada Kultur Sel Kanker Payudara MCF-7