narindrani_ usnisa vijaya dharani

6
Narindrani Rabu, 11 Januari 2012 Usnisa Vijaya Dharani Sutra ini berisi khotbah Sang Buddha mengenai seorang putra dewa bernama Susthita yang seharusnya menjalani hukuman karmanya akibat buah perbuatannya di masa lalu, namun berkat "Usnisa Vijaya Dharani" menjadi terbebaskan. Sutra ini adalah versi terjemahan dari Guru Buddhapala di zaman Dinasti Tang. Isi sutra tersebut adalah sebagai berikut: Demikianlah yang telah saya dengar, pada suatu waktu, Sang Bhagavan Buddha yang menetap dalam kota Shravasti di Jetavana (Hutan Jeta), di Taman Anathapindika (Taman Dermawan untuk Yatim dan Tanpa Saudara), bersama dengan pengikut tetapnya yang kesemua berjumlah seribu dua ratus lima puluh bikkhu terpandang dan dua belas ribu Maha Bodhisattva Sangha. Saat itu, dewadewa di Surga Trayastrimsha juga tengah berkumpul dalam Aula Kebajikan Dharma. Di antara mereka terdapat seorang putra dewa bernama Susthita, bersamasama dengan putraputra dewa terpandang lainnya, sedang bersukaria di taman dan lapangan, menikmati kebahagiaan luar biasa dalam kehidupan surgawi. Dikelilingi oleh dewidewi, mereka dengan penuh kegembiraan – menyanyi, menari, dan menghibur diri mereka sendiri. Segera malam tiba, Susthita putradewa tibatiba mendengar suara dari angkasa yang berkata “Susthita putradewa, engkau hanya mempunyai tujuh hari lagi untuk hidup. Setelah meninggal, engkau akan dilahirkan kembali di Jambudwipa (Bumi) sebagai seekor binatang selama tujuh kehidupan berturutturut. Setelahnya, engkau akan masuk ke dalam neraka untuk menjalani penderitaan tambahan. Hanya setelah hukuman karmamu tergenapi, engkau akan dilahirkan kembali di alam manusia, tetapi terlahir di keluarga sederhana dan melarat. Saat berada dalam rahim ibumu, engkau tidak akan mempunyai mata dan terlahir buta. Mendengar ini, Susthita putradewa sangat takut hingga bulu kuduknya berdiri pada akhirnya. Merasa ketakutan dan tertekan, dia lari ke istana Raja Sakra. Meledak dalam tangis dan tidak tahu apalagi yang harus diperbuat, dia bersujud di kaki Raja Sakra, memberitahukan Raja Sakra apa yang telah terjadi. “Ketika saya sedang bersuka ria menikmati tarian dan nyanyian bersama dewidewi surga, saya tibatiba mendengar suara dari angkasa yang memberitahukan saya bahwa saya hanya tinggal mempunyai tujuh hari saja, dan saya akan terperosok ke dalam Jambudwipa (Bumi) setelah mati, tinggal di sana dalam alam binatang selama tujuh kehidupan berturutturut. Setelahnya, saya terperosok dalam bermacam neraka untuk menjalani penderitaan yang lebih berat. Hanya setelah hukuman karmaku digenapi, saya akan dilahirkan kembali sebagai manusia, dan sesudahnya saya akan terlahir tanpa mempunyai mata dalam keluarga miskin dan terhina. Raja Surga, bagaimana saya dapat melepaskan diri dari penderitaan seperti ini?” Mendengar permohonan Susthita putradewa yang penuh tangisan, Raja Sakra sangat heran dan berpikir, “Dalam tujuh jalan sengsara berturutturut dan wujudwujud apakah yang akan Sutra 2012 (2) Januari (2) Mahayana Arya Amoghapasa Hrdaya Sutram Usnisa Vijaya Dharani 2011 (14) Arsip Blog Join this site with Google Friend Connect There are no members yet. Be the first! Already a member? Sign in Pengikut 0 More Next Blog» Create Blog Sign In

Upload: devino-ang

Post on 11-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Narindrani_ Usnisa Vijaya DharaniNarindrani_ Usnisa Vijaya Dharani

TRANSCRIPT

Page 1: Narindrani_ Usnisa Vijaya Dharani

6/23/2015 Narindrani: Usnisa Vijaya Dharani

http://narindrani.blogspot.com/2012/01/usnisavijayadharani.html 1/6

NarindraniRabu, 11 Januari 2012

Usnisa Vijaya Dharani

Sutra ini berisi khotbah Sang Buddha mengenai seorang putra dewa bernama Susthita yangseharusnya menjalani hukuman karmanya akibat buah perbuatannya di masa lalu, namunberkat "Usnisa Vijaya Dharani" menjadi terbebaskan. Sutra ini adalah versi terjemahan dariGuru Buddhapala di zaman Dinasti Tang. Isi sutra tersebut adalah sebagai berikut:

Demikianlah yang telah saya dengar, pada suatu waktu, Sang Bhagavan Buddha yangmenetap dalam kota Shravasti di Jetavana (Hutan Jeta), di Taman Anathapindika (TamanDermawan untuk Yatim dan Tanpa Saudara), bersama dengan pengikut tetapnya yangkesemua berjumlah seribu dua ratus lima puluh bikkhu terpandang dan dua belas ribu MahaBodhisattva Sangha.Saat itu, dewadewa di Surga Trayastrimsha juga tengah berkumpul dalam Aula KebajikanDharma. Di antara mereka terdapat seorang putra dewa bernama Susthita, bersamasamadengan putraputra dewa terpandang lainnya, sedang bersukaria di taman dan lapangan,menikmati kebahagiaan luar biasa dalam kehidupan surgawi. Dikelilingi oleh dewidewi,mereka dengan penuh kegembiraan – menyanyi, menari, dan menghibur diri mereka sendiri.Segera malam tiba, Susthita putradewa tibatiba mendengar suara dari angkasa yangberkata “Susthita putradewa, engkau hanya mempunyai tujuh hari lagi untuk hidup. Setelahmeninggal, engkau akan dilahirkan kembali di Jambudwipa (Bumi) sebagai seekor binatangselama tujuh kehidupan berturutturut. Setelahnya, engkau akan masuk ke dalam nerakauntuk menjalani penderitaan tambahan. Hanya setelah hukuman karmamu tergenapi, engkauakan dilahirkan kembali di alam manusia, tetapi terlahir di keluarga sederhana dan melarat.Saat berada dalam rahim ibumu, engkau tidak akan mempunyai mata dan terlahir buta.Mendengar ini, Susthita putradewa sangat takut hingga bulu kuduknya berdiri pada akhirnya.Merasa ketakutan dan tertekan, dia lari ke istana Raja Sakra. Meledak dalam tangis dantidak tahu apalagi yang harus diperbuat, dia bersujud di kaki Raja Sakra, memberitahukanRaja Sakra apa yang telah terjadi.“Ketika saya sedang bersuka ria menikmati tarian dan nyanyian bersama dewidewi surga,saya tibatiba mendengar suara dari angkasa yang memberitahukan saya bahwa saya hanyatinggal mempunyai tujuh hari saja, dan saya akan terperosok ke dalam Jambudwipa (Bumi)setelah mati, tinggal di sana dalam alam binatang selama tujuh kehidupan berturutturut.Setelahnya, saya terperosok dalam bermacam neraka untuk menjalani penderitaan yanglebih berat. Hanya setelah hukuman karmaku digenapi, saya akan dilahirkan kembalisebagai manusia, dan sesudahnya saya akan terlahir tanpa mempunyai mata dalamkeluarga miskin dan terhina. Raja Surga, bagaimana saya dapat melepaskan diri daripenderitaan seperti ini?”Mendengar permohonan Susthita putradewa yang penuh tangisan, Raja Sakra sangat herandan berpikir, “Dalam tujuh jalan sengsara berturutturut dan wujudwujud apakah yang akan

Sutra

2012 (2) Januari (2)

Mahayana AryaAmoghapasaHrdaya Sutram

Usnisa VijayaDharani

2011 (14)

Arsip Blog

Join this sitewith Google Friend Connect

There are no members yet.Be the first!

Already a member? Sign in

Pengikut

0 More Next Blog» Create Blog Sign In

Page 2: Narindrani_ Usnisa Vijaya Dharani

6/23/2015 Narindrani: Usnisa Vijaya Dharani

http://narindrani.blogspot.com/2012/01/usnisavijayadharani.html 2/6

dijalani Susthita putradewa?”Raja Sakra segera menenangkan pikirannya memasuki samadhi dan mengamati secaraseksama. Segera, dia melihat Susthita menjalani tujuh jalan sengsara dalam wujud babi,anjing, serigala, monyet, ular sawah, burung gagak dan burung bangkai, yang kesemuanyahidup dari sampah dan bangkai. Setelah melihat tujuh masa depan wujud kelahiran kembaliSusthita putradewa, Raja Sakra merasa hancur dan sangat sedih, tetapi tidak dapatmemikirkan jalan lain untuk menolong Susthita. Dia merasa hanya Sang Tathagata, Arahat,Samyaksambuddha yang dapat menyelamatkan Susthita dari kejatuhan ke dalampenderitaan hebat di jalan sengsara.Maka, segera setelah malam tiba, Raja Sakra menyiapkan berbagai macam rangkaianbunga, wewangian dan dupa. Menghiasi dirinya dengan bahan kain dewa terbaik danmembawa sesajian ini, Raja Sakra menuju taman Anathapindika, tempat kediamanBhagavan Buddha. Saat tiba, Raja Sakra pertamatama bersujud di kaki Buddha sebagaipenghormatan, kemudian berjalan perlahanlahan searah jarum jam mengelilingi SangBuddha untuk pemujaan, sebelum meletakkan persembahan agungnya. Sambil berlutut didepan Sang Buddha, Raja Sakra menjelaskan takdir akhir dari Susthita putradewa yangakan terperosok ke dalam jalan sengsara dengan tujuh kelahiran kembali berturutturut kedalam alam binatang dengan rincian dari hukuman karma lanjutannya.Seketika, Usnisa (mahkota) dari Sang Tathagata memancarkan bermacammacam sinarterang benderang, menerangi dunia di sepuluh penjuru, dan cahaya tersebut memantulkembali, melingkari Buddha tiga kali sebelum masuk ke dalam mulutNYA. Kemudian SangBuddha tersenyum dan berkata kepada Raja Sakra. “Raja Surga, terdapat Dharani yangdikenal sebagai “Usnisa Vijaya Dharani”. Dharani ini dapat menyucikan semua jalansengsara, melenyapkan penderitaan atas kelahiran dan kematian secara menyeluruh.Dharani ini juga dapat membebaskan semua kesengsaraan dan penderitaan mahluk hidup dialam neraka, Raja Yama dan binatang, menghancurkan semua neraka, dan mengantarkansemua mahluk hidup ke jalan suci.“Raja Surga, jikalau seseorang mendengar Usnisa Vijaya Dharani sekali saja, semua karmaburuk dari kehidupan sebelumnya yang seharusnya menyebabkan ia terlahir di neraka akanterhancurkan semuanya. Sebaliknya, ia akan memperoleh badan yang baik dan bersih.Dimanapun ia dilahirkan kembali, dia akan mengingat Dharani ini secara jelas – dari satukebuddhaan ke lainnya, dari satu alam surgawi ke alam surgawi lainnya. Sesungguhnya,melalui Surga Trayastrimsha, dimanapun ia terlahir kembali, dia tidak akan lupa.”“Raja Surga, jikalau seseorang menjelang kematian mengingat Dharani suci ini, walaupunhanya sekejap, masa hidupnya akan diperpanjang dan ia akan memperoleh kesucian dalamraga, perkataan dan pikirannya. Tanpa penderitaan dan kesakitan badaniah dan sesuaidengan perbuatan baiknya, dia akan menikmati ketentraman di mana saja. Menerima berkahdari semua Tathagata, dan senantiasa dijaga dewadewa, dan dilindungi oleh Bodhisatva, iaakan dihormati dan dimuliakan masyarakat, dan semua rintangan kesengsaraan akanterhapuskan.”“Raja Surga, jikalau seseorang dengan ikhlas membaca dan melafalkan Dharani ini,walaupun sekejap saja, semua hukuman karmanya yang akan menyebabkan ia menderita dialam neraka, binatang, Raja Yama, setan lapar, akan dihancurkan seluruhnya dandihapuskan tanpa meninggalkan jejak. Ia akan bebas pergi ke tanah suci Buddha dan istanasurga manapun, semua pintu gerbang ke kediaman Bodhisatva akan terbuka untuknyatanpa hambatan.”Setelah mendengar ajaran ini, Raja Sakra segera memohon kepada Sang Buddha, “Demisemua mahluk hidup, semoga Bhagavan Buddha memberikan ajaran mengenai bagaimanausia hidup seseorang dapat diperpanjang.” Sang Buddha mengetahui keinginan Raja Sakradan keinginannya untuk mendengar ajaranNYA mengenai Dharani ini dan segeramengucapkan Mantra ini seperti demikian:

namo bhagavate trailokya prativiśiṣṭaya buddhāya bhagavate.tadyathā, om, viśodhaya viśodhaya, asamasamasamantāvabhāsaspharana gati gahana svabhāva viśuddhe,abhiṣiňcatu mām. sugata vara vacana amṛta abhiṣekai mahā mantrapadai.āhara āhara āyuh saṃdhārṇi. śodhaya śodhaya gagana viśuddhe.uṣṇīṣa vijaya viśuddhe sahasraraśmi samcodite.sarva tathāgata avalokani ṣaṭpāramitāparipūrani.sarva tathāgata mati daśabhūmi pratiṣṭhite.sarva tathāgata hṛdaya adhiṣṭhānādhiṣṭhita mahāmudre.vajra kāya samhatana viśuddhe.sarvāvaraṇa apāyadurgati pari viśuddhe, pratinivartaya āyuh śuddhe.samaya abhiṣṭhite. maṇi maṇi mahā maṇi.tathatā bhūtakoṭi pariśuddhe. visphuṭa buddhi śuddhe.jaya jaya, vijaya vijaya. smara smara, sarva buddha abhiṣṭhita śuddhe,vajri vajragarbhe vajram bhavatu mama śarīram.sarva sattvānām ca kāya pari viśuddhe. sarva gati pariśuddhe.sarva tathāgata siñca me samāśvāsayantu.

Page 3: Narindrani_ Usnisa Vijaya Dharani

6/23/2015 Narindrani: Usnisa Vijaya Dharani

http://narindrani.blogspot.com/2012/01/usnisavijayadharani.html 3/6

sarva tathāgata samāśvāsa abhiṣṭhite.budhya budhya, vibudhya vibudhya,bodhaya bodhaya, vibodhaya vibodhaya samanta pariśuddhe.sarva tathāgata hṛdaya adhiṣṭhānādhiṣṭhita mahāmudre svāhā.

(Usnisa Vijaya Dharani ini adalah versi perbaikan dengan beberapa tambahan pada naskahasli terjemahan Sanskerta)Kemudian Buddha berkata kepada Raja Sakra, “Mantra ini dikenal sebagai 'YangMensucikan Semua Jalan Sengsara Usnisa Vijaya Dharani'. Dharani ini dapatmenghilangkan semua rintangan karma buruk dan menghapuskan penderitaan di semuajalan sengsara.”“Raja Surga, Dharani termasyur ini dinyatakan serentak oleh BuddhaBuddha sebanyakdelapan puluh delapan koti (ratusan juta) sejumlah butiranbutiran pasir di Sungai Gangga.Semua Buddha bergembira dan menjunjung tinggi Dharani ini yang dibuktikan dengan tandabukti kebijaksanaan dari Maha Vairocana Tathagata. Ini karena di dalam jalan sengsara,untuk membebaskan mereka dari hukuman menyakitkan dalam alam neraka, binatang danRaja Yama; untuk melepaskan semua mahluk yang menghadapi bahaya keterperosokan kedalam lautan lingkaran kelahiran dan kematian (samsara); untuk membimbing mahlukmahluk lemah yang berusia pendek dan kurang beruntung dan untuk melepaskan mahlukmahluk yang suka melakukan semua perbuatan jahat. Selain itu, karena ia berdiam dandijunjung tinggi di dunia Jambudwipa, kekuatan yang ditunjukkan oleh Dharani ini akanmengakibatkan semua mahluk dalam neraka dan alam setan lainnya; orang yang kurangberuntung dan berpusar dalam lingkaran kelahiran dan kematian; orang yang tidak percayaadanya perbuatan baik dan jahat dan yang menyimpang dari jalan benar, untuk mencapaipelepasan.”Kembali Buddha mengingatkan Raja Sakra, “Saya sekarang mempercayakan Dharani suciini kepadamu. Giliranmu untuk meneruskannya kepada Susthita putradewa. Sebagaitambahan, kamu, dirimu sendiri harus menerima dan menunjung tinggi, melafal, merenung,dan menghargainya, menghafal dan menghormatinya. Mudra Dharani ini harusdisebarluaskan kepada semua makluk hidup di dunia Jambudwipa. Saya jugamempercayakan hal ini kepadamu, untuk kebaikan semua mahlukmahluk surgawi, di manaMudra Dharani ini harus disebarluaskan. Raja Surga, kamu harus tekun menjunjung tinggidan melindunginya, jangan pernah membiarkan Dharani ini dilupakan atau hilang.”“Raja Surga, bila seseorang mendengar Dharani ini walaupun sekejap saja, dia tidak akanmenjalani hukuman karma yang berasal dari karma jahat dan dosadosa berat yangterakumulasi dari ribuan kalpa lalu, yang sepantasnya menyebabkan ia berpusar dalamlingkaran kelahiran dan kematian – dalam semua bentuk kehidupan di jalan sengsara –neraka, setan lapar, binatang, alam Raja Yama, Asura, Yaksa, Raksasa, setan dan roh,Putana, Kataputana, Apasmara, nyamuk, kutu, kurakura, anjing, ular phiton, burung,binatang buas, binatang merayap dan bahkan semut dan bentukbentuk kehidupan lainnya.Hasil dari kebaikan yang terkumpul dari mendengar sekejap Dharani ini, ketika kehidupanfana ini berakhir, dia akan terlahir kembali ke tanah Buddha, bersama dengan semuaBuddhaBuddha dan Ekajatipratibaddha Bodhisatva, atau di dalam keluarga Brahmana atauksatria termasyur, atau dalam beberapa keluarga kaya dan terhormat lainnya. Raja Surga,manusia ini dapat terlahir kembali dalam salah satu dari keluarga makmur dan terhormat diatas hanya karena dia telah mendengar Dharani ini, dan karenanya terlahir kembali di tempatsuci.”“Raja Surga, bahkan memperoleh kemenangan gilang gemilang Bodhimanda adalah hasildari menjunjung kebajikan dari Dharani ini. Oleh sebab itu, Dharani ini juga dikenal sebagaiDharani Bertuah, yang dapat mensucikan semua jalan sengsara. Usnisa Vijaya Dharani inisama seperti Harta dari Mutiara Mani Matahari – murni dan tanpa cacat, jernih seperti langit,bersinar gemilang dan terpancar. Jika makluk apapun menjunjung tinggi Dharani ini, samahalnya mereka akan turut cemerlang dan murni. Dharani ini menyerupai emas Jambunada cemerlang, murni, dan lembut, tidak dapat dinodai oleh kotoran dan semua yangmenyaksikannya turut berkenan. Raja Surga, mahlukmahluk yang menjunjung tinggiDharani ini juga turut suci. Dengan kebajikan dari amalan murni, mereka akan terlahirkembali di jalan yang benar.”“Raja Surga, kemanapun Dharani ini berada, jika ditulis untuk disebarluaskan, diperbanyak,diterima dan disimpan, dibaca dan dilafalkan, didengar dan dipuja, ini akan mengakibatkansemua jalan sengsara termurnikan; kesengsaraan dan penderitaan dalam semua nerakaakan terhapuskan seluruhnya.”Buddha menceritakan kembali kepada Raja Sakra secara seksama, “Jika seseorang dapatmenulis Dharani ini dan meletakkanNya di puncak dari panji tinggi, gunung tinggi ataudalam bangunan tinggi atau menyimpannya di dalam stupa; Raja Surga! Jika di sanaterdapat Bikkhu atau Bikkhuni, Upasaka atau Upasika, kaum pria atau wanita jelata yangmelihat Dharani ini di atas bangunan tersebut; atau jika bayangan dari bangunan tersebutmenimpa mahluk yang mendekati bangunan, atau butiran debu dari Dharani tertulis ini ditiupmengenai badan mereka; Raja Surga: “Bila karma jahat yang terkumpul dari mahlukmahlukini yang sepantasnya mengakibatkan mereka jatuh ke dalam jalan sengsara seperti alamneraka, binatang, Raja Yama, setan lapar, Asura dan lainnya, mereka semuanya akan

Page 4: Narindrani_ Usnisa Vijaya Dharani

6/23/2015 Narindrani: Usnisa Vijaya Dharani

http://narindrani.blogspot.com/2012/01/usnisavijayadharani.html 4/6

terlepaskan dari jalan sengsara, dan mereka tidak akan ternoda oleh kenajisan dan kotoran.Raja Surga! Sebaliknya, semua Buddha akan melimpahkan amal (Vyakarana) kepadamahlukmahluk yang tidak akan pernah surut dari jalan menuju Anuttarasamyaksambodhi(penerangan sempurna)”.“Raja Surga, bagaimanapun jikalau seseorang memberikan berbagai persembahan sepertirangkaian bunga, wewangian, dupa, panji dan bendera, tenda yang dihiasi permata, pakaian,kalung dari batu berharga, dan lainlain untuk menghiasi dan menghormati Dharani ini; Danpada jalan utama, jika seseorang membuat stupa khusus untuk rumah tempat Dharani ini,dan dengan hormat dengan tangan memuja berjalan perlahanlahan mengelilingi pagoda,merunduk dan meminta perlindungan, Raja Surga, mereka yang membuat persembahan inidisebut Mahasatva terpandang, pengikut Buddha sejati, dan penyokong Dharma. Stupastupa tersebut dapat dianggap sebagai StupaSharira seluruh wujud Sang Tathagata.”Saat itu, sore menjelang malam, penguasa alam neraka – Raja Yama, datang untuk kekediaman Sang Buddha. Pertamatama, menggunakan berbagai bahan kain Dewa, bungabunga cantik, wewangian dan hiasanhiasan lainnya, beliau membuat persembahan kepadaSang Buddha, dan berjalan perlahanlahan mengelilingi Sang Buddha tujuh kali sebelumbersujud di hadapan kaki Sang Buddha untuk penghormatan, kemudian berkata, “Sayamendengar Sang Tathagata memberikan ajaran untuk memuja menjunjung tinggi Dharaniagung. Saya datang dengan maksud untuk belajar dan mengamalkannya. Saya akansenantiasa mengawal dan melindungi mereka yang menjunjung tinggi, membaca, danmelafalkan Dharani agung ini, tidak membiarkan mereka jatuh dalam neraka karena merekatelah mengikuti ajaran Sang Tathagata.”Saat ini, keempat pengawal dunia – Sang Caturmaharaja (Empat Raja Surgawi) berjalanperlahanlahan mengelilingi Buddha tiga kali, dengan sangat hormat mengatakan, “BhagavanBuddha, bolehkah Sang Tathagata menjelaskan secara rinci jalan untuk menjunjung tinggiDharani ini.”Sang Buddha lalu mengatakan kepada Empat Raja Surgawi , “Silakan didengarkan secaraseksama, untuk kebaikan kalian sebagaimana kebaikan untuk semua mahluk hidup yangberusia pendek, Saya sekarang akan menjelaskan cara untuk menjunjung tinggi Dharani ini.”Pada hari bulan purnama – hari ke15 penanggalan lunar, seseorang harus mandi dahulu danmengenakan pakaian bersih, menjunjung tinggi ajaran kesempurnaan dan melafalkanDharani ini 1000 kali. Ini akan mengakibatkannya panjang umur, dan bebas selamanya daripenderitaan karena sakit; semua halangan karmanya akan dihapuskan seluruhnya.Seseorang akan dibebaskan dari penderitaan di neraka. Jika burung, binatang dan mahlukmahluk hidup lainnya mendengar Dharani ini sekali saja, mereka tidak akan pernah terlahirkembali ke dalam bentuk ketidaksempurnaan dan badan kasar ini ketika hidup merekaberakhir.”Buddha melanjutkan, “Jika seseorang yang menderita penyakit parah mendengar Dharaniini, dia akan terbebas dari penyakitnya. Semua penyakit lainnya juga akan terhapuskan,demikian juga dengan karma jahat yang akan mengakibatkannya jatuh dalam jalansengsara. Dia akan terlahir kembali ke Tanah Kebahagiaan Tertinggi setelah akhir hidupnya.Sejak saat itu dan setelahnya dia tidak akan lagi terlahir dari rahim. Sebaliknya, dimanapundia dilahirkan kembali, dia akan dilahirkan menjelma dari bunga teratai dan akan selalumengingat dan menjunjung tinggi Dharani ini dan mendapatkan pengetahuan mengenaikehidupan lalunya.”Buddha menambahkan, “Jika seseorang telah melakukan semua perbuatan sangat jahatsebelum kematiannya, menurut perbuatan dosanya, dia sepantasnya jatuh ke dalam alamneraka, binatang, Raja Yama atau setan lapar, atau bahkan kedalam neraka Avichi besar,atau dilahirkan kembali menjadi mahluk air, atau dalam salah satu dari bentuk burung danbinatang. Jika seseorang bisa mendapatkan bagian tulang dari jasad mendiang, danmengenggam segenggam penuh tanah, membacakan Dharani ini 21 kali sebelummenaburkan tanah ini di atas tulangtulang itu, maka si mendiang tersebut akan terlahirkembali di surga.”Buddha menambahkan kembali, “Jika seseorang dapat melafalkan Dharani ini 21 kali sehari,seseorang berhak menerima semua berkah berkelimpahan dan akan terlahir kembali keTanah Kebahagiaan Tertinggi setelah kematiannya. Jika seseorang melafalkan Dharani inisecara rutin, seseorang akan mencapai Maha Parinirvana dan akan memperpanjang usiahidupnya disamping menikmati kebahagiaan yang sangat luar biasa. Setelah kehidupannyaberakhir, dia akan terlahir kembali ke salah satu tanah bahagia Buddha, senantiasadidampingi para Buddha. Semua Tathagata akan selalu memberikan pelajaran mengenaikebenaran sejati dan sempurna atas Dharma dan seluruh dunia. Baghavan Buddha akanmenganugerahkan amal kesempurnaannya. Sinar yang menerangi tubuhnya akan menyinarisemua tanah Buddha.”Buddha menjelaskan lebih jauh, “Untuk melafalkan Dharani ini, seseorang pertamatama, di depan gambar Buddha, menggunakan tanah bersih untuk membuat Mandalasegi empat, ukurannya sesuai keinginannya. Di atas Mandala, seseorang harusmenyebarkan berbagai jenis rumput, bunga dan menyalakan beberapa dupa terbaik.Kemudian sambil berlutut dengan lutut kanan di atas lantai, penuh konsentrasimelafalkan nama Buddha dan dengan tangan dalam simbol Mudra, (yaitu dengan

Page 5: Narindrani_ Usnisa Vijaya Dharani

6/23/2015 Narindrani: Usnisa Vijaya Dharani

http://narindrani.blogspot.com/2012/01/usnisavijayadharani.html 5/6

di 19.27

kedua tangan, menekuk jari telunjuk dan menekannya ke bawah dengan ibu jari dankedua telapak tangan dihadapkan dan diposisikan di hadapan dada) untukpenghormatan, seseorang harus melafalkan Dharani ini 108 kali. Taburan bunga akanturun dari awan dan seterusnya akan menjadi persembahan semesta bagi Buddhasejumlah butiran pasir dari delapan puluh delapan Sungai Gangga. BuddhaBuddhaini akan dipuja selamanya, “Bagus sekali! Sungguhsungguh jarang! Seorangpengikut Buddha sejati!” Seseorang akan langsung mencapai PencerahanKebijaksanaan Samadhi dan Samadhi Terhias Pikiran Raga Agung. Demikianlah jalanuntuk menjunjung tinggi Dharani ini.”Buddha menegaskan kembali Raja Sakra, berkata, “Raja Surga, Sang Tathagatamenggunakan jalan sederhana ini untuk melepaskan mahlukmahluk yang telah jatuh kedalam neraka; mensucikan semua jalan sengsara dan memperpanjang usia hidup merekayang menjunjung tinggi Dharani ini. Raja Surga, silakan kembali dan memberikan Dharani inikepada Susthita putradewa. Setelah tujuh hari, datanglah bertemu saya bersamasamaSusthita putradewa.”Demikianlah, di tempat Bhagavan Buddha, Raja Surga secara hormat menerima amalanDharani ini dan kembali ke istana surgawi untuk menyerahkannya kepada Susthitaputradewa.Setelah menerima Dharani ini, Susthita putradewa terus menerus mengamalkannya sepertidiajarkan selama enam hari dan enam malam, setelahnya semua keinginannya tercapaiseluruhnya. Karma yang seharusnya menyebabkan dia menderita di semua jalan sengsaraterlenyapkan seluruhnya. Dia tetap berada di Jalan Bodhi dan menambah usia hidupnyauntuk periode waktu yang tidak terhingga. Demikianlah, dia sangat senang, berteriak untukmemuji, “Tathagata Luar Biasa! Dharma yang sangat bagus dan jarang! Kemanjurannyatelah terbuktikan! Sungguhsungguh jarang! Saya benarbenar telah terlepaskan!”Ketika lewat tujuh hari, Raja Sakra membawa Susthita putradewa bersamasama dengansemua mahlukmahluk surgawi, dengan hormat membawa perhiasan terbagus dan terbaikyang terdiri dari rangkaian bunga, wewangian, dupa, panji berpermata, tenda yang dihiasibatu berharga, bahan kain dewa dan kalungan batu pertama, mendatangi kediaman Buddhadan menyerahkan persembahan agung ini. Dengan menggunakan bahan kain surgawi danberbagai kalungan batu permata mengadakan persembahan untuk Bhagavan Buddha,kemudian mereka dengan hormat berjalan mengelilingi Sang Buddha seratus ribu kali,memberi penghormatan kepada Sang Buddha, kemudian dengan senang hati duduk ditempat duduk mereka dan mendengarkan Sang Buddha berkhotbah Dharma.Bhagavan Buddha kemudian memanjangkan tangan emasnya dan menyentuh mahkotaSusthita putradewa, yang mana kepadanya tidak hanya diberikan khotbah Dharma tetapijuga melimpahkan amal kepada Susthita putradewa untuk mencapai Bodhi.Akhirnya, Sang Buddha berkata, “Sutra ini akan dikenal sebagai 'Yang Mensucikan SemuaJalan Sengsara Usnisa Vijaya Dharani'. Kamu harus tekun menjunjung tingginya.” Setelahmendengar Dharma ini, seluruh anggota pertemuan sangat gembira. Mereka menerimadengan iman kepercayaan dan mengamalkan Dharani ini dengan rasa hormat.Selain Dharani panjang, ada jauh lebih singkat Usnisa Vijaya hatimantra:

oṃ amṛtatejavati svāhā

Rekomendasikan ini di Google

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Google Account

Publikasikan Pratinjau

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Page 6: Narindrani_ Usnisa Vijaya Dharani

6/23/2015 Narindrani: Usnisa Vijaya Dharani

http://narindrani.blogspot.com/2012/01/usnisavijayadharani.html 6/6

Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.