modul_ pjj_pembibitan

12
Manajemen Pembibitan dan Penanaman Kelapa Sawit Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah Page 1 MATERI PEMBELAJARAN - 1 I. Manajemen Pembibitan Pre Nursery Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai 14 bulan sebelum penanaman di lapangan. Penjadwalan yang tepat perlu dilakuukan karena keterbatasan yang mungkin dialami seperti ketersediaan kecambah oleh Balai, musim tanam, ketersediaan tenaga dan lain-lain. Pemesanan kecambah hendaknya dimulai 3 – 6 bul;an sebelu pembibitan. A. Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mempelajari bahan ajar ini, Anda diharapkan mampu mengelola kegiatan pembibitan pre nursery tanaman kelapa sawit sesuai ketentuan di perkebunan kelapa sawit. 2. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menyusun perencanaan kegiatan pembibitan pre nursery tanaman sawit sesuai kebutuhan 2. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pembibitan pre nursery tanaman sawit sesuai rencana yang telah ditetapkan 3. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan pembibitan pre nursery tanaman sawit dan mengevaluasi hasil sesuai fakta di lapangan.

Upload: putriani-utami

Post on 26-Jun-2015

178 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul_ PJJ_Pembibitan

  Manajemen Pembibitan dan Penanaman Kelapa Sawit

Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah  Page 1 

MATERI PEMBELAJARAN - 1

I. Manajemen Pembibitan Pre Nursery Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai 14 bulan sebelum

penanaman di lapangan. Penjadwalan yang tepat perlu dilakuukan karena keterbatasan

yang mungkin dialami seperti ketersediaan kecambah oleh Balai, musim tanam,

ketersediaan tenaga dan lain-lain. Pemesanan kecambah hendaknya dimulai 3 – 6

bul;an sebelu pembibitan.

A. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mempelajari bahan ajar ini, Anda diharapkan mampu mengelola

kegiatan pembibitan pre nursery tanaman kelapa sawit sesuai ketentuan di

perkebunan kelapa sawit.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mempelajari bahan ajar ini, Anda diharapkan mampu:

1. Menyusun perencanaan kegiatan pembibitan pre nursery tanaman sawit

sesuai kebutuhan

2. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pembibitan pre nursery tanaman

sawit sesuai rencana yang telah ditetapkan

3. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan pembibitan pre

nursery tanaman sawit dan mengevaluasi hasil sesuai fakta di lapangan.

Page 2: Modul_ PJJ_Pembibitan

  Manajemen Pembibitan dan Penanaman Kelapa Sawit

Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah  Page 2 

B. Uraian Materi Pembelajaran

1. Manajemen Pembibitan Pre Nursery

Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai 14 bulan

sebelum penanaman di lapangan. Penjadwalan yang tepat perlu dilakuukan

karena keterbatasan yang mungkin dialami seperti ketersediaan kecambah oleh

Balai, musim tanam, ketersediaan tenaga dan lain-lain. Pemesanan kecambah

hendaknya dimulai 3 – 6 bulan sebelu pembibitan.

a. Perencanaan Pembibitan Pre Nursery Tanaman Kelapa Sawit a. Kebutuhan kecambah

Kebutuhan kecambah per hektar 170 kecambah untuk populasi tanaman

di lapangan 130 pohon per hektar.

Ikhtisar koefisien pembibitan per hektar kecambah sebagai berikut :

• Kecambah : 100% = 170

• Rusak/ patah dalam pengangkutan : 4% = 7

• Ditanam dalam polybag kecil (PN) : 96% = 163

• Seleksi di pre nursery (PN) : 8% = 13

• Ditanam ke main nursery (MN) : 88% = 150

• Seleksi I = 3%, II = 2%, III = 1% : 6% = 9

• Bibit siap tanam : 78% = 141

• Cadangan untuk sulaman : 8% = 11

• Bibit ditanam di lapangan : 70% = 130

Page 3: Modul_ PJJ_Pembibitan

  Manajemen Pembibitan dan Penanaman Kelapa Sawit

Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah  Page 3 

Gambar 1.1. Kecambah dalam kantong plastik

b. Pemilihan tempat Lokasi pembibitan awal sebaiknya juga merupakan lokasi pembibitan

utama.

Beberapa syarat terpenting dalam pemilihhan lokasi ini adalah :

• Memiliki sumber air yang cukup, tersedia sepanjang tahun dan

tidak kebanjiran.

• Tidak terlalu jauh dari lokasi penanaman.

• Areal rata atau areal berombak dengan draenase yang baik.

• Lokasi strategis sehingga pengawasan/pengontrolan mudah

dilakukan.

• Terjaga dari sumber-sumber hama/ penyakit atau gangguan

binatang liar atau ternak.

c. Pembuatan bedengan Pembuatan bedengan harus memenuhi kaidah-kaidah yang telah

ditentukan dengan benar.

• Bedengan dibuat di areal yang telah diratakan (di petak), diberi

dinding papan atau banbu setinggi polybag (20 – 25 cm) agar

polybag dapat tersusun tegak..

Page 4: Modul_ PJJ_Pembibitan

  Manajemen Pembibitan dan Penanaman Kelapa Sawit

Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah  Page 4 

• Ukuran bedengan adalah lebar 1,2 m, panjang sesuai kebutuhan

(maksimal 10 m), tinggi atap/naungan 2 – 2,5 m dan di antara

bedengan dipisahkan dengan jarak 0,7 – 0,8 m untuk jalan dan

pembuangan air.

• Arah bedengan Utara – Selatan

• Dasar bedengan dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah petakan

dan diberi lapisan pasir setebal 3 – 5 cm untuk memperlancar

draenase

Gambar 1.2. Bedengan awal pada pembibbitanm pre nusery

Gambar 1.3. Bedengan pada pembibitan pre nursery

Page 5: Modul_ PJJ_Pembibitan

  Manajemen Pembibitan dan Penanaman Kelapa Sawit

Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah  Page 5 

d. Naungan Naungan pada pembibitan berfungsi sebagai sarana aklimatisati bibit

terhadap mikroklimat tanaman khususnya radiasi matahari dan air hujan.

• Bibit muda membutuhkan naungan untuk mencegah timbulnya

kerusakan karena sinar matahari maupun hujan terlalu deras.

• Pelindung harus dibuat dengan arah Utara – Selatan dan atapnya

miring ke arah Barat menghadap ke Timur untuk mendapatkan

cahaya matahari pagi.

• Jenis naungan/pelindung yang digunakan adalah daun kelapa

sawit, daun kelapa, daun nipah, rumbia atau bahan lain yang layak

sebagai naungan. Daun yang dipakai harus sehat tidak

mengandung hama/penyakit dan jika perlu sebelum dipasang

disemprot dengan fungisida/insektisida.

• Bahan naungan tersebut mempunyai sifat mudah diperlakukan

pada saat diperlukan penjarangan.

Gambar 1.4. Naungan daun sawit

e. Media tanam Media tanam untuk pembibitan yang terpenting bahwa media tanam

tersebut memiliki sifat porus dan memiliki kesuburan yang tinggi.

Page 6: Modul_ PJJ_Pembibitan

  Manajemen Pembibitan dan Penanaman Kelapa Sawit

Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah  Page 6 

• Tanah yang digunakan untuk mengisi polybag adalah tanah lapisan

atas atau top soil dari kedalaman 0 – 10 cm, yang diambil dari

pembibitan itu sendiri atau areal lain yang telah diayak dengan ram

kawat ukuran kurang dari 0,5 cm sehingga terbebas dari akar-

akaran, batu-batuan dan benda lain.

• Tanah yang dianjurkan adalah yang mengandung cukup banyak

bahan organik, berpasir 20 – 30% dan berliat.

• Pengisian harus penuh dipadatkan secukupnya agar tidak terjadi

rongga-rongga atau kantong-kantong air

• Polybag yang telah diisi tanah disusun dalam bedengan kemudian

disiram sampai jenuh

• Apabila permukaan tanah dalam polybag turun lebih 1 cm maka

polybag tersebut harus ditambah tanah kembali.

b. Pengorganisasian Pelaksanaan Kegiatan Pembibitan Pre Nursery Tanaman Kelapa Sawit

1) Penggunaan polybag

Dalam penggunaan polybag perlu diperhatikan hal-hal berikut agar bibit

dapat tumbuh sebagaimana mestinya idantaranya :

• Polybag yang digunakan adalah polybag dengan ukuran rata (lay

flat) lebar 14 cm, tinggi 22 cm dan tebal 0,10 mm.

• Bagian bawah polybag ± setengan bagian dilubangi berkeliling

dengan diameter 0,3 cm sebanyak 2 baris, setiap baris 3 lubang

dengan jarak atas dan bawah 5 cm, kiri kanan 4 cm

Page 7: Modul_ PJJ_Pembibitan

  Manajemen Pembibitan dan Penanaman Kelapa Sawit

Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah  Page 7 

Gambar 1.5. Polybag untuk pembibitan pre nursery

2) Pemagaran Pembibitan awal dipagar sekelilingnya untuk menghindari ganguan

binatang liar dan ternak.

3) Instalasi air Air untuk penyiramann dapat bersumber dari air permukaan atau air

bawah tanah. Pompa penyedot air harus disediakan sesuai dengan

kebutuhan dan luas pembibitan.

4) Penanganan penerimaan kecambah Sebelum penanaman kecambah yang diterima diseleksi terlebihdahulu,

baik dalam jumlah, varietas, kode persilangan dan kondisi kecambah yang

dicocokandengan dokumen dan segera dibuar berita acara yang

ditandatangani oleh Sinder Afdeling yang bersangkutan, Sinder Kepala

dan diketahui oleh administratur.

5) Penanaman kecambah Dalam penanaman kecambah maka langkah-langkah harus sesuai

dengan prosedur yang berlaku diperusahaan kelapa sawit yang meliputi :

Page 8: Modul_ PJJ_Pembibitan

  Manajemen Pembibitan dan Penanaman Kelapa Sawit

Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah  Page 8 

• Seminggu sebelum ditanam polybag yang sudah diisi disiram setiap

hari.

• Kecambah harus ditanam palinng lama 5 hari setelah diterima,

disimpan di tempat teduh, tidak terkena sinnar matahari langsung.

• Menanam kecambah harus dilakukan dengan hati-hati. Radikula

(akar) ditandai dengan bentuknya yanng tumpul, kasar, kecoklatan,

sedang plumula (bakal daun) berbentuk seperti tombak, halus dan

berwarna putih kekuningan.

• Lubang tanam dibuat dengan luju kecil sedalam 2 – 3 cm di tengah

polybag. Kecambah diletakkan dengan radikula di sebelah bawah dan

ditutup dengan tanah setebal 1 – 1,5 cm, jangan dipadatkan.

• Penanaman kecambah dikelompokkan menurut varietas, kode

persilangan dan kelompok pertumbbuhannya.

• Label bibit dianjurkan untuk dipasang dengan uraian :

Tanggal tanam

Kelompok pertumbuhan

Varietas dan kode persilangan

Jumlah pohon

Nomor plot

Kecambah yang baik ditandai dengan munculnya plumula ke permukaan

tanah setelah 10 – 15 hari setelah tanam.

6) Penjarangan naungan Penjarangan naungan pada saat bibit berumur 6 minggu dengan teknis

pelaksanaan penjarangan secara bertahap pada umur :

• 6 minggu sebanyak 25%

• 8 minggu sebanyak 50%

• 10 minggu sebanyak 75%

• 12 minggu sebanyak 100%

Page 9: Modul_ PJJ_Pembibitan

  Manajemen Pembibitan dan Penanaman Kelapa Sawit

Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah  Page 9 

7) Pemeliharaan pembibitan

• penyiraman Penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari dan

dilakukan dengan hati-hati agar kecambah tidak terbongkar atau akar

bibit muda muncul ke permukaan.

Setiap bibit disiram dengan volume 0,1 – 0,25 liter air.

• penyiangan gulma Gulma yang tumbuh di polybag dicabut dengan tangan, frekuens 2

minggu sekali. Pekerjaan ini biasanya dilakukan sekaligus dengan

penambbahan tanah pada polybag yang kurang tanah dan memecah

permukaan tanah jika terjadi pengerasan

• pemupukan Pemupukan dilakukan dengan hati-hati sekali. Pupuk diberikan apabila

bibit telah berumur 4 minggu. Jenis pupuk yang diberikan antara lain

Urea dengan konsentrasi 0,2% atau 2 gramm per liter air untuk 20 bibit

atau pupuk majemuk NPK 15-15-6-4 dengan konsentrasi 0,15 – 0,3%

atau 1,5 – 3 gram per liter air untuk 20 bibbit dengan interval 1 minggu

sekali.

• pengendalian hama penyakit Hama yang umum mengganggu bibit muda ini adalah semut, belalang

dan penyakit yang umum yaitu Antracnose

pengendalian hama semut dengan insektisida bahan aktif

karbofuran 3% dengan dosis tergantung serangan

pengendalian hama belalang dengan insektisida bahan aktif

karbosulfan dengan dosis tergantung serangan

penyakit Antrocnose disebabkan oleh cendawan Botriodiploida

Sp, Glomerella singulata dan Melaconiemm elaedis.

Pengendalian dengan menggunakan insektisida bahan aktif

Benomil kansentrasi 0,2% disemprotkan dengan rotasi 7 hari

selama 3 – 4 aplikasi.

Page 10: Modul_ PJJ_Pembibitan

  Manajemen Pembibitan dan Penanaman Kelapa Sawit

Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah  Page 10 

Gambar 1.6. Bibit Kelapa Sawit yang terserang Semut

Gambar 1.7. Bibit Kelapa Sawit yang terserang Belalang

Gambar 1.8. Bibit Kelapa Sawit yang terserang Antrocnose

Page 11: Modul_ PJJ_Pembibitan

  Manajemen Pembibitan dan Penanaman Kelapa Sawit

Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah  Page 11 

c. Pemantauan dan Evaluasi Hasil Pelaksanaan Pembibitan Pre Nursery Tanaman Kelapa Sawit

Pemantauan dan evaluasi hasil pembibitan pre nursery harus ditekankan

pada konsdisi bibit yang tumbuh dari kecambah sehingga bibit tersebut

memiliki kualitas yang terstandar di perusahaan kelapa sawit.

Performance bibit yang terstandar dicirikan rangkaian baik kegiatan

perkecambahan maupun proses pertumbuhan dari bibit tersebut.

Pemantauan dan evaluasi pada pembibitan pre nursery lebih tekankan

pada seleksi bibit yang nantinya akan digunakan pada pembibitan utama

(main nursery)

1) Seleksi bibit

Seleksi bibit untuk memperoleh bibit yang bernas baik pertumbuhaannya

sehingga pada saat ditanaman akan memperoleh pertumbuhan tanaman

yang baik di lapangan.

• Seleksi bibit dilakukan pada bibit abnormal yang disebabkan karena

faktor genetis, kesalahan kultur teknis, dan gangguan hama/penyakit.

Akibat seleksi yang kurang ketat dilakukan akan membawa sebagian

bibit abnormal tertanam di lapangan.

• Sebelum bibit dipindahkan ke pembibitan utama (main nursery) 1 – 2

minggu seleksi harus dilakukan di dalam bedengan yaitu dengan

mengeluarkan bibit yang abnormal sehingga dalam bedengan tinggal

bibit yang baik saja.

• Bibit afkir yang terseleksi tersebut dikumpulkan, dibuat berita acara

kemudian dimusnahkan.

• Bibit yang tersisa ini dihitung menurut persilangan dan kelompok

masing-masing unntuk pengaturan tempatnya di pembibitan utama

agar bibit yang sejenis tertanam pada petak yang sama. Hal ini perlu

mendapatkan perhatian karena pertumbuhan tiap persilangan

berbeda-beda.

Page 12: Modul_ PJJ_Pembibitan

  Manajemen Pembibitan dan Penanaman Kelapa Sawit

Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah  Page 12 

Gambar 1.9. Seleksi bibit

• Kriteria bibit abnormal di pembibbitan awal adalah sebagai berikut:

1) Bibit yang pertumbuhannya terlambat/terhambat (stressed)

ciri-ciri/deskripsi

tinggi bibit kurang dari 25 cm

jumlah daun 2 (jumlah daun normal 4)

bonggol tidak kelihatan di permukaan tanah dalam polybag

penyebab

Karena faktor kultur teknis khususnya penanaman kecambah

yang terlalu dalam yaitu lebih dari 2 cm yang menyebabkan

cangkang tertutup olah tanah, hal ini mengakibatkan

terhambatnya perkembangan plumula untuk menembus

permukaan tanah yang pada akhirnya akan mengganggu

proses pembentukkan daun dan proses asimilasi

pengendalian

Hindari penanaman lebih dalam dari 1 cm dari penutupan

cangkang oleh tanah. Gunnakan tanah top soil yang sudah

diayak dan pengawasan penanaman yang ketat. Jika setelah

berumur 3 minggu plumula belum muncul di permukaan

tanah, maka perlu pemeriksaan dan pengurangan tebal tanah

yang menutupinya.