modul bk lengkap
DESCRIPTION
Materi Bimtek Guru BK SMK 2012 Lengkap (Mulai Assessment sampai Evaluasi). Hasil dari BIMTEK Guru BK SMK di UNY YogyakartaTRANSCRIPT
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 1/178
BAB I
ASESMEN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
A. PENGANTARBimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam
penyelenggaraan pendidikan pada setiap jenis, tingkat dan satuanpendidikan. Penyelenggara utama bimbingan dan konseling adalah gurubimbingan dan konseling (BK) atau konselor. Berbagai ketentuan, aturandan pedoman resmi tentang keberadaan dan pelaksanaan tugas guru BKatau konselor, antara lain dapat dirujuk pada Undang-undang Nomor 20tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi, Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun2008 tentang Guru, Permendiknas Nomor 27 tahun 2008 Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, Peraturan MenteriNegara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya,Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala BadanKepegawaian Negara Nomor 03/V/Pb/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan AngkaKreditnya dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru)yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional DirektoratJenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 2010(Buku 2: Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru).
Penyelenggaraan tugas guru BK harus didukung oleh sejumlah
kompetensi yang dapat dikelompokkan ke dalam empat kompetensiutama dengan segenap penjabarannya, yaitu kompetensi pedagogik,kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kompetensi kepribadian.Salah satu kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling ataukonselor adalah menguasai konsep dan praksis asesmen untukmemahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli (PermendiknasNomor 27 tahun 2008). Uraian dan pembahasan pada bab inidimaksudkan untuk meningkatkan sebagian dari kompetensi tersebut, danterutama untuk penerapannya dalam penyelenggaraan pelayanankonseling di sekolah.
BIMTEK GURU BK SMK 2012 1
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 2/178
B. KOMPETENSI, SUB KOMPETENSI DAN INDIKATORDalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik danKompetensi Konselor (SKAKK) dikemukakan salah satu kompetensi
profesional konselor adalah menguasai konsep dan praksis asesmenuntuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli. Sedangkanpenjabaran dari kompetensi tersebut adalah:1. menguasai hakikat asesmen2. memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan
bimbingan dan konseling3. menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk
keperluan bimbingan dan konseling4. mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan
masalah-masalah konseli5. memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen
pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi konseli6. memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk
mengungkapkan kondisi aktual konseli berkaitan dengan lingkungan7. mengakses data dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan
bimbingan dan konseling8. menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan
konseling dengan tepat9. menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik
asesmen
Berpedoman pada isi program yang diselenggarakan olehDirektorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PendidikanMenengah, Direktorak Jenderal Pendidikan Menengah Subdit PTK SMKyang lebih mengarah pada bimbingan teknis (Bimtek), dan berdasarkanarahan dari Direktur Pembinaan PTK Dikmen, kompetensi yang menjadifokus dalam Bimtek ini adalah berkenaan dengan pengembanganinstrumen, pemilihan instrumen, penggunaan instrumen, himpunan data,dan pelaporan. Merujuk pada Buku 2 Pembinaan dan PengembanganProfesi Guru, khusus untuk guru BK, indikator yang hendak dicapai dalambimtek ini adalah sebagai berikut.1. Guru BK/Konselor dapat mengembangkan instrumen nontes
(pedoman wawancara, angket, atau format lainnya) untuk keperluanpelayanan BK.2. Guru BK/Konselor dapat mengaplikasikan instrumen nontes untuk
mengungkapkan kondisi aktual peserta didik/konseli berkaitan denganlingkungan.
3. Guru BK/Konselor dapat memilih jenis asesmen (Instrumen TugasPerkembangan/ITP, Alat Ungkap Masalah/AUM, Daftar CekMasalah/DCM, atau instrumen non tes lainnya) yang sesuai dengankebutuhan layanan bimbingan dan konseling.
4. Guru BK/Konselor dapat mengadministrasikan asesmen(merencanakan, melaksanakan, mengolah data) untuk
BIMTEK GURU BK SMK 2012 2
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 3/178
mengungkapkan potensi, kebutuhan, dan masalah pesertadidik/konseli
5. Guru BK/Konselor dapat menampilkan tanggung jawab profesionalsesuai dengan azas BK (misalnya kerahasiaan, keterbukaan,
kemutakhiran, dll.) dalam praktik asesmen.
C. MATERI1. Pengembangan instrumen
a. Data yang dikumpulkanProgram bimbingan dan konseling harus disusun berdasarkan
analisis data dan kebutuhan peserta didik/konseli. Untuk itudiperlukan data yang akurat dan memadai berkenaan dengan diri,potensi, kebutuhan dan permasalahan serta lingkungan konseli. Analisis data dan kebutuhan didahului dengan pengumpulan data
dan need assessment dengan menggunakan berbagai instrumen.Banyak data yang diperlukan untuk penyusunan program
bimbingan dan konseling. Data tersebut antara lain adalah identitasdiri, keluarga, riwayat kesehatan, riwayat pendidikan, kecerdasan,bakat, minat, kepribadian, pengalaman dan lingkungan sosial,harapan dan cita-cita, hobi dan kebiasaan, serta masalah-masalahdan kebutuhan (Tim Penyusun Pedoman Pelaksanaan PendidikanProfesi Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor,2010).Menurut Furqon dan Yaya Sunarya (2011), data yang diperlukanuntuk penyelenggaraan bimbingan dan konseling dapat dibedakanmenjadi empat kelompok data, yaitu data pribadi, data kelompok,data umum, dan data khusus. Data pribadi adalah data atauketerangan secara lengkap dan menyeluruh yang menyangkut dirimasing-masing siswa secara individual (perorangan), antara laindata identitas pribadi, keadaan fisik, data keluarga, riwayatpendidikan sebelumnya, dan riwayat kesehatan. Data kelompokmenyangkut aspek tertentu dari sekelompok siswa, sepertigambaran menyeluruh tentang prestasi belajar siswa dalam satukelas, hasil sosiometri, laporan penyelenggaraan hasil belajar kelompok, penyelenggaraan dan isi bimbingan dan konselingkelompok. Data umum (data lingkungan) merupakan data atau
keterangan yang tidak secara langsung menyangkut diri siswa baiksecara individual maupun secara kelompok, seperti informasikesempatan mengikuti pendidikan dan pekerjaan, informasi keadaanlingkungan fisik-sosial-budaya. Sedangkan data khusus adalahketerangan tentang siswa dalam hal khusus, misalnya data tentanginteligensi, bakat, kebiasaan belajar, minat, hubungan sosial.Dikaitkan dengan fungsi pemahaman, data yang perlu dipahamidalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling antara lain adalahkondisi diri, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah danmasyarakat, informasi pendidikan dan pekerjaan (Prayitno, dkk.,2004; Tim Penyusun Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling,
2004). Di samping itu, W.S. Winkel dan M.M. Sri Hastuti (2010)
BIMTEK GURU BK SMK 2012 3
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 4/178
mengelompokkan data yang diperlukan untuk pelayanan bimbingandan konseling adalah (1) latar belakang keluarga (data tentangorangtua, saudara-saudara, taraf ekonomi keluarga, suasanakehidupan dalam keluarga, (2) riwayat sekolah/pendidikan: seluruh
jenjang pendidikan yang telah ditempuh termasuk lamanya,kesulitan-kesulitan yang dialami, (3) taraf prestasi yang mempunyaikaitan dengan perencanaan pendidikan lanjutan dan penentuanpekerjaan/jabatan, (4) kemampuan intelektual dan kemampuanakademik, (5) bakat khusus, (6) minat terhadap bidang studi danbidang pekerjaan tertentu, (7) pengalaman di luar sekolah, (8) ciri-cirikepribadian khusus, seperti temperamen, watak, karakter, keadaanemosi, nilai kehidupan, hubungan sosial, sikap dalam menghadapipermasalahan, (9) kesehatan jasmani antara lain kesehatan padaumumnya, gangguan pada alat indra, penyakit yang pernah diderita.
Ditinjau dari tujuan penyelenggaraan aplikasi instrumentasi
dalam bimbingan dan konseling, secara umum data atau keteranganyang diperlukan adalah (1) kebiasaan dan sikap dalam beriman danbertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) kondisi mental danfisik siswa, (3) lingkungan dan hubungan sosial, (4) tujuan, sikap,kebiasaan, keterampilan dan kemampuan belajar, (5) informasi karir dan pendidikan, (6) kondisi keluarga dan lingkungan. Apabiladikelompokkan untuk setiap bidang pengembangan siswa (pribadi,sosial, belajar dan karir), Prayitno, dkk. (2004); Depdiknas (2007);Furqon dan Yaya Sunarya (2011); ILO (2011), data yang diperlukanuntuk pelayanan bimbingan dan konseling sebagai berikut.
1) Data untuk pengembangan pribadi, meliputi:a) kebiasaan dan sikap dalam beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esab) pengenalan dan penerimaan perubahan,
pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis yang terjadipada diri siswa
c) pengenalan tentang kekuatan diri, bakatdan minat, serta penyaluran dan pengembangannya
d) kelemahan diri dan upayapenanggulangannya
e) kemampuan mengambil keputusan danpengarahan dirif) kepribadian (kepemimpinan, tanggung
jawab, emosi, sosiabilitas)g) perencanaan dan penyelenggaraan
hidup sehat
2) Data untuk pengembangan sosial, meliputi:a) kemampuan berkomunikasi serta menerima dan
menyampaikan pendapat secara logis, efektif dan produktif b) kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial (di
rumah, sekolah dan masyarakat) dengan menjunjung tinggi
BIMTEK GURU BK SMK 2012 4
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 5/178
tatakrama, norma dan nilai-nilai agama, adapt istiadat dankebiasaan yang berlaku
c) hubungan dengan teman sebaya (di sekolah dan dimasyarakat)
d) penerimaan sosial oleh teman di sekolahe) pemahaman dan pelaksanaan disiplin dan peraturan sekolah,
di tempat praktik/magang, di rumah, di lingkungan sekitar danmasyarakat
f) pengenalan dan pengamalan pola hidup sederhana yangsehat dan diterima lingkungan sosial
g) kemampuan bergotong royong.
3) Data untuk pengembangan karir , meliputi:a) kemampuan, bakat, minat, kepribadian,
kondisi diri dan sosial ekonomi terkait dengan pekerjaan/karir
b) pilihan dan latihan keterampilanc) orientasi karir, dunia kerja dan upaya
memperoleh penghasiland) informasi lembaga-lembaga
keterampilan, dunia kerja dan industri sesuai dengan pilihanpekerjaan dan arah pengembangan karir
4) Data untuk pengembangan kegiatan belajar ,meliputi:a) pengenalan akan tujuan dan manfaat belajar b) sikap dan kebiasaan belajar, praktik dan magangc) keterampilan belajar, seperti mencatat materi pelajaran,
mempesiapkan diri untuk belajar dan ujian, mengerjakantugas atau PR, bertanya/menjawab/menanggapi, menyarikanbacaan/membaca efektif, dsb.
d) kegiatan dan disiplin belajar serta berlatih secara efektif,efisien, dan produktif
e) penguasaan materi pelajaran, dan latihan/keterampilankejuruan
f) motivasi belajar g) pengenalan dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya
di sekolah, tempat latihan/magang dan lingkungan belajar h) potensi diri (kemampuan, bakat, minat)i) orientasi belajar di perguruan tinggi j) fasilitas belajar dan pemanfaatannya
Khusus untuk pengembangan kegiatan belajar, perlu jugadipertimbangkan data berkenaan dengan berbagai faktor yangberpengaruh terhadap proses dan hasil belajar . Dari berbagaisumber, Daharnis (2005; 2011) merangkum berbagai faktor yangmepengaruhi proses dan hasil belajar, baik internal maupuneksternal; setiap faktor tersebut berinteraksi dan saling terkait satu
dengan yang lainnya.
BIMTEK GURU BK SMK 2012 5
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 6/178
Di antara faktor internal yang cukup besar pengaruhnyaterhadap proses dan hasil belajar siswa/mahasiswa adalah:1. Kondisi psikologis, antara
lain:a. kemampuan dasar umum/inteligensib. bakatc. minatd. motivasie. penguasaan keterampilan/pengetahuan dasar f. kegiatan/kebiasaan dan gaya belajar g. aspirasi dan cita-citah. kematangan dan kesiapani. ketekunan j. konsentrasi
k. locus of controll. perhatianm. ingatann. persepsi
2. Kondisi fisiologis, antara lain:a. kondisi tubuh pada umumnya dan kesehatanb. kondisi panca indrac. cacat tubuh/fisik
Sedangkan faktor eksternal yang cukup besar pengaruhnya
terhadap proses dan hasil belajar mahasiswa dapat ditinjau dari segi1. Kondisi dalam keluarga, antara lain:
a. hubungan antar sesama anggota keluargab. kondisi sosial ekonomi keluarga (orangtua)c. aspirasi dan persepsi angota keluarga terutama terhadap
pendidikand. perhatian, motivasi serta perlakuan orangtua/anggota
keluarga terhadap kegiatan belajar siswa/mahasiswa1. Kondisi sekolah, antara lain:
a. kondisi fisikb. kurikulum
c. sarana dan prasaranad. karakteristik guru dan personil lainnyae. suasana serta hubungan siswa dengan guru dan antar siswaf. disipling. metodeh. tekniki. media j. tugas-tugas yang harus dikerjakan siswak. pengelolaan pembelajaranl. penilaianm. umpan balik dan reward
2. Kondisi masyarakat, antara lain:
BIMTEK GURU BK SMK 2012 6
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 7/178
a. pergaulan dengan teman sebayab. media masac. d unia kerjad. nilai/norma masyarakat
Interaksi dan saling keterkaitan faktor-faktor tersebut dapatdilihat pada gambar-gambar berikut.
BIMTEK GURU BK SMK 2012 7
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 8/178
Gambar 1. Variabel-variabel yang berkaitan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa (Diadaptasi dari Dunkin dan Biddle oleh Daharnis, 2005)
BIMTEK GURU BK SMK 2012 8
Karakteristik
Guru
• Kelas sosial
• Umur
• Jenis kelamin
• Pendd.& Pengalaman
• Inteligensi
• Motivasi
• Ket. mengajar
• Ke ribadian
Karakteristik Siswa
• Kelas sosial
• Umur
• Jenis kelamin
• Kemampuan
• Pengetahuan
• Sikap
Kondisi Masyarakat,
Sekolah/kelas
• Ukuran
sekolah/kelas.
• Fasilitas
• Suasana
Perilaku di kelas
Perilaku Guru
Perubahan
Perilaku
Siswa
Hasil Belajar
PROCESS
PRESAGE
CONTEXTPRODUCT
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 9/178
KarakteristikGuru
• Kualitas
• Pengalaman
• Bakat
• Pengt. tentang
materi pelajaran
• Pengt. tentang
pengajaran
• Nilai dan sikap
• Ekspektasi
• Kelas sosial
• dll.
Karakteristik Siswa
• Pengaruh kelas
sosial, ras dan
orangtua• Bakat dan
pengetahuan
• Nilai dan sikap
• Ekspektasi
• Aspirasi
• Persepsi
• Gaya belajar
• dll.
KondisiSekolah
• Ukuran
• Sumber keuangan
• Ratio Guru-Siswa.
• Administarsi
• Pelayanan staf
• Fasilitas
• Lokasi
• Kelas sosial
• Komposisi ras, dll
PerformasipengajaranGuru
PerilakuBelajar Siswa
HasilBelajar
Kondisi Sekolah
• Org. & adm.
• Organisasi
pengajaran
• Pengaruh
kelompok sebaya
• Ukuran kelas
• Lingkungan, dll
Catatan:Menunjukkan hubungankausalMenunjukkan hubungan,tetapi tidak hubungankausal
Gambar 2. Variabel-variabel yang berkaitan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa
(Diadaptasi oleh Daharnis (2005 & 2011) dari: Centra dan Potter (dalam Elliot,Kratochwill, Littlefield, dan Travers, 1996)
Data lain yang diperlukan untuk penyusunan programbimbingan dan konseling adalah data masalah-masalah yangmungkin dialami oleh siswa. Dalam Mooney Problem Check List(MPCL) yang dikembangkan oleh Ross L. Mooney terdapat 330masalah yang mungkin dialami oleh siswa-siswa tingkat SLTAyang dikelompokkan kedalam sebelas bidang (Mudjiran, dkk.,2010), yaitu:
1. Perkembangan jasmani dan kesehatan
2. Keuangan, lingkungan dan pekerjaan
BIMTEK GURU BK SMK 2012 9
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 10/178
3. Kegiatan sosial dan rekreasi4. Seks, pacaran dan perkawinan5. Hubungan sosial-kejiwaan6. Hubungan pribadi-kejiwaan
7. Moral dan agama8. Rumah dan keluarga9. Masa depan pekerjaan dan pendidikan10. Penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah
11. Kurikulum dan pengajaran
Sedangkan dalam Alat Ungkap Masalah (AUM) Seri UmumFormat 2 untuk siswa SLTA yang dikembangkan sejak tahun1997, termuat 225 butir masalah yang mungkin dialami olehsiswa SLTA, yang kesemuanya dikelompokkan kedalam sepuluhkelompok, yaitu :
1) Jasmani dan kesehatan2) Diri pribadi3) Hubungan sosial4) Ekonomi dan keuangan5) Karier dan pekerjaan6) Pendidikan dan pelajaran7) Agama, nilai dan moral8) Hubungan muda-mudi dan
perkawinan9) Keadaan dan hubungan dalamkeluarga
10) Waktu senggang
b. Teknik dan Instrumen yang digunakanPengumpulan data dan need assessment dalam bimbingan dan
konseling dilakukan melalui aplikasi instrumenasi (Pusat Kurikulum,Balitbang Depdiknas, 2011), yaitu kegiatan mengumpulkan datatentang diri peserta didik/sasaran layanan dan lingkungannya,melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes. Tim
Penyusun Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Profesi GuruBimbingan dan Konseling atau Konselor (2010) mengemukakanbahwa teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan dataadalah teknik tes dan teknik non tes (Furqon dan Yaya Sunarya,2011) atau menggunakan instrumen tes dan instrumen non tes(Prayitno, 2012). Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harusdijawab atau pernyataan-pernyataan yang harus dipilih/ditanggapiatau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang dites (testi)dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek perilaku ataumemperoleh informasi tentang trait atau atribut dari orang yang dites(Furqon dan Yaya Sunarya, 2011). Sejalan dengan itu Prayitno
(2012) mengemukakan bahwa suatu instrumen disebut tes apabila
BIMTEK GURU BK SMK 2012 10
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 11/178
jawaban responden atas soal-soal yang diperiksa berdasarkanbenar-salahnya jawaban tersebut, sementara jawaban instrumennon tes bukan atas benar salahnya, melainkan untuk melihatgambaran tentang kondisi responden tanpa menekankan apakah
kondisi itu mutunya tinggi atau rendah, benar atau salah; instrumennon tes digunakan untuk mengetahui kondisi respondensebagaimana apa adanya.
Perbedaan antara teknik/pendekatan tes dan non tes antara lainadalah (1) pada tes ada jawaban benar atau salah, sedangkan padanon tes, jawaban benar atau salah sangat bervariasi dan semuanyabisa betul/benar, (2) hasil pada non tes lebih kualitatif sedangkanpada tes lebih kuantitatif, walaupun akhirnya dapat dikualitatifkan, (3)pelaksana tes (psikologis) adalah orang profesional (berkewenangankhusus untuk melaksanakan tes tersebut) sedangkan pelaksana nontes tidak selamanya orang yang sangat profesional (Furqon dan
Yaya Sunarya, 2011), (4) waktu pelaksanaan tes lebih ketatdibandingkan dengan pelaksanaan non tes, (5) penyelenggaraandan pengawasan tes lebih ketat dibandingkan dengan non tes.
Banyak teknik dan instrumen yang digunakan untukpengumpulan data dalam bimbingan dan konseling, baik berupa tesatau pun non tes. Diantara teknik tes adalah menyelenggarakan teskecerdasan, tes bakat, tes minat, tes kepribadian, dan tes hasilbelajar, sedangkan beberapa teknik dan instrumen non tes antaralain dengan melakukan observasi (dengan menggunakan instrumendaftar cek, skala penilaian, catatan anekdot, dan alat-alat mekanik),interviu/ wawancara, kuesioner/angket, otobiografi), penggunaandaftar cek masalah atau alat ungkap masalah--AUM (baik masalahbelajar ataupun masalah-masalah umum), dan penyelenggaraansosiometri, studi dokumentasi, penggunaan inventori minat karir,kreativitas, hubungan sosial, dan tugas-tugas perkembangan.
Sesuai dengan kebutuhan bimbingan teknis untuk peningkatanprofesionalitas guru BK SMK dan memperhatikan relevansinyadengan analisis kebutuhan dalam penyusunan program bimbingandan konseling di SMK, tidak semua teknik dan instrumen pengumpuldata dibahas dalam uraian materi ini. Namun, dalampeyelenggaraan bimbingan teknis di lapangan, pembahasan dapat
berkembang pada teknik-teknik dan instrumen yang tidak dibahassecara eksplisit dalam uraian materi ini.
1) Observasi
Pengertian
Observasi merupakan pengamatan sistematis tentang suatu
objek. Melalui observasi, seorang guru BK dan tenaga pendidik
BIMTEK GURU BK SMK 2012 11
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 12/178
lainnya dapat mengetahui tingkah laku non verbal konseli (A. MuriYusuf,2005); atau teknik merekam data tingkah laku individu melaluiproses pengamatan langsung dan/atau tidak langsung dalam suatukegiatan untuk memperoleh gambaran observable behavior (Tim
Penyusun Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Profesi GuruBimbingan dan Konseling atau Konselor,2010). Dalammenyelenggarakan pengumpulan data melalui observasi diperlukanpencatatan yang sistematis tentang hal-hal yang diamati, antara lainfakta-fakta tentang tingkah laku siswa/konseli, misalnya dalammelakukan tugas, mengikuti proses belajar dan pembelajaran,berinteraksi dengan orang lain, maupun sifat-sifat khusus yangnampak dalam menghadapi suatu situasi atau masalah (Furqon danYaya Sunarya, 2011). Kunci keberhasilan observasi sebagai teknikpengumpulan data sangat banyak ditentukan oleh pengamat itusendiri, karena pengamat dapat melihat, mendengar, mencium atau
mendengarkan sesuatu tentang objek yang diamati, sehinggapengamat dapat mengambil kesimpulan.
Manfaat Observasi
Observasi atau pengamatan bermanfaat untuk penyusunanprogram bimbingan dan konseling, terutama untuk pemahamanindividu konseli, karena (1) diperoleh data perilaku spontan secaranatural, (2) diketahui intensitas perilaku secara detail, dan (3)
diketahui penyebab munculnya perilaku (A. Muri Yusuf, 2005), yangakhirnya dapat digunakan sebagai tolok ukur menyusun programbimbingan dan konseling komprehensif--lazim dinamakan need assessment (Tim Penyusun Pedoman Pelaksanaan PendidikanProfesi Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor,2010).
Jenis Observasi
Menurut Furqon dan Yaya Sunarya (2011), ada beberapa jenisobservasi, yaitu (1) observasi sehari-hari, yaitu observasi yang tidak
dipersiapkan secara seksama, misalnya sambil mengerjakan tugassehari-hari, observasi yang tidak menggunakan pedoman observasi,atau dilakukan secara incidental, (2) observasi sistematis, yaituobservasi yang dipersiapkan secara sistematis, terencana dandipersiapkan, (3) observasi partisipatif (participant observer), danobservasi non partisipatif (non participation observer). Participantobserver, yaitu suatu bentuk observasi dimana pengamat (observer)secara teratur berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan yangdiamati. Dalam hal ini pengamat mempunyai fungsi ganda, yaitusebagai pengamat yang tidak diketahui dan dirasakan oleh anggotayang lain, dan kedua sebagai anggota yang berperan aktif sesuai
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya. Sedangkan non
BIMTEK GURU BK SMK 2012 12
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 13/178
participation observer, yaitu suatu bentuk observasi dimanapengamat tidak terlibat langsung dalam kegiatan kelompok, ataudapat juga dikatan pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yangdiamatinya (A. Muri Yusuf, 2005).
Pedoman observasi
Teknik observasi perlu dilengkapi dengan instrumenobservasi, antara lain Daftar Cek (Checklist ), Skala Penilaian(Rating Scale), Catatan Anekdot ( Anecdotal Records), dan alat-alat mekanik. Berikut dikemukakan beberapa instrumen yangdigunakan dalam observasi, yang diambil dan dimodifikasi dari draftyang dikembangkan oleh Tim Penyusun Pedoman PelaksanaanPendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor tahun 2010.
a) Daftar Cek (Checklist )
Pengertian
Daftar cek sebagai instrumen observasi merupakan suatudaftar pernyataan tentang aspek-aspek yang mungkin terdapatdalam suatu situasi, tingkah laku, dan kegiatan (individu/kelompok).Gejala-gejala perilaku individu/konseli yang dapat diobservasidengan instrumen/pedoman daftar cek adalah: kebiasaan belajar secara umum, kebiasaan belajar pada jam kosong atau saat guru
tidak berada di kelas, kebiasaan dan keterampilan bekerja, aktivitasdiskusi kelompok/kelas, kegiatan komunikasi dengan orang lain(teman, guru atau pihak lain), aktivitas ekstrakurikuler di sekolah(seperti Pramuka, KIR, PMR, Basket, Volly, dsb.), dan lain-lain topikyang relevan dengan kegiatan akadmik dan non akademik.
Manfaat Daftar Cek
Berbagai manfaat daftar cek untuk kepentingan pemahamandiri konseli di antaranya (a) mencatat kemunculan sejumlah tingkahlaku secara sistematis, (b) mencatat kemunculan sejumlah tingkahlaku dalam waktu singkat, (c) mencatat kemunculan perilaku di
dalam dan/atau di luar sekolah, serta (d) mencatat kemunculanperilaku individu dan kelompok sekaligus.
Prosedur Pengadministrasian Daftar Cek
Selama mengadministrasikan pedoman daftar cek, maka adatiga (3) tahap yang lazim di tempuh, yaitu tahap persiapan, tahappelaksanaan, dan tahap analisis hasil. Tahap persiapan mencakuplangkah-langkah berikut: (a) penetapan topik, (b) penentuanvariabel, (c) penentuan indikator, (d) penentuan prediktor, dan (e)penyusunan pernyataan/item. Tahap pelaksananaan meliputilangkah-langkah berikut: (a) penyiapan pedoman/format, (b)penentuan posisi mudah mengamati perilaku observi dan tidak
BIMTEK GURU BK SMK 2012 13
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 14/178
menimbulkan perhatian observi, (c) pelaksanaan pengamatan yaitumencatat dan menandai perilaku observi yang muncul pada format,dan (d) pencatatan terhadap perilaku observi (siswa/konseli yangdiobservasi). Tahap analisis data mencakup langkah-langkah
berikut: (a) skoring, (b) analisis dan interpretasi, dan (c) kesimpulan.
Aplikasi Prosedur Pengadministrasian Daftar Cek
1) Tahap Persiapan, meliputi langkah-langkah berikut:
(1)Penentuan topik yang akan diobservasi, misalnya kebiasaanbelajar
(2)Penentuan variabel, misalnya pertama adalah situasi jamkosong atau pada saat guru tidak ada di kelas; variabel keduaadalah kebiasaan belajar siswa di kelas.
(3)Penentuan indikator dengan dua kategori yaitu kategori “Ya”sebagai petunjuk kemunculan sub-sub variabel ataupernyataan, dan kategori “Tidak” terhadap ketidakmunculansub-sub variabel yang mungkin atau diperkirakan terjadi padakebiasaan perilaku subyek/observi. Biasanya petunjuk “Tidak”dapat saja tidak disertakan dalam pedoman daftar cek.
(4)Penentuan prediktor yaitu menetapkan kreterium terhadapfrekuensi kemunculan perilaku. Kreterium ini dibuatberdasarkan kajian teori tentang kebiasaan belajar sebagaimana tertera pada topik. Prediktor ini sekaligusdigunakan sebagai acuan untuk interpretasi data. Biasanya
digunakan empat (4) kreterium untuk mengkonversi data,sebagaimana tercantum pada tabel konversi berikut.
Tabel Konversi
Interval Persentase(%)
Klasifikasi Interpretasi
76 – 100 Sangat Tinggi Sangat rajin belajar pada jamkosong dan saat guru tidak ada di
kelas
51 – 75 Cukup Tinggi Rajin belajar pada jam kosong dansaat guru tidak ada di kelas
26 – 50 Sedang Cukup rajin belajar pada jam kosongdan saat guru tidak ada di kelas
1 – 25 Rendah Tidak rajin/malas belajar pada jamkosong dan saat guru tidak ada di
kelas
(5) Penyusunan pernyataan/item dengan merumuskanpernyataan/item sub-sub variabel sebagai ejawantahan aspekperilaku yang diobservasi, khususnya kebiasaan belajar siswadi kelas pada situasi jam kosong atau saat guru tidak ada dikelas. Berikut contoh pedoman/format daftar cek tentangkebiasaan belajar siswa di kelas pada saat jam kosong atauguru tidak ada di kelas (Tim Penyusun Pedoman Pelaksanaan
BIMTEK GURU BK SMK 2012 14
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 15/178
Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling atauKonselor,2010).
BIMTEK GURU BK SMK 2012 15
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 16/178
Pedoman Daftar Cek(Individual)
I. Identitas Siswa1. Nama : ………………………………………
2. Kelas/program : ………………………………………3. NIS/absen : ………………………………………4. Jenis Kelamin : ………………………………………5. Tempat/tgl lahir : ………………………………………6. Hari/tgl observasi : ………………………………………7. Tempat observasi : ………………………………………8. Waktu/durasi : ………………………………………
II. Aspek yang diobservasi : Kebiasaan belajar siswa pada situasi jamkosong dan saat guru tidak ada di kelas
III. Tujuan observasi : Mengetahui kebiasaan belajar siswa padasituasi jam kosong dan saat guru tidak
ada
di kelas
IV. Petunjuk : Berilah tanda cek (V) pada kolom yangsesuai dengan pernyataan atau gejalaperilaku yang diamati
V. Pernyataan/Item
NO PERNYATAAN (SUB-SUB VERIABEL) YA TIDAK
1 Membaca catatan yang lalu
2 Berbincang dengan teman tentang materi pelajaran
3 Memprakarsai teman se kelas melakukan diskusi
4 Berdiskusi dengan beberapa teman tentang materi
pelajaran5 Mempelajari bahan pengayaan yang ditawarkan
6 Menyusun masalah sendiri dan berusaha menemukansolusi
7 Melakukan eksperimen atas prakarsa sendiri
8 Mengoreksi kembali PR
..
..
Dst
Kesimpulan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Observer
__________
BIMTEK GURU BK SMK 2012 16
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 17/178
Pedoman Daftar Cek(Kelompok)
No PERNYATAAN NAMA SISWA
1 Membaca catatan yang lalu2 Berbincang dengan teman tentangmateri pelajaran
3 Memprakarsai teman se kelasmelakukan diskusi
4 Berdiskusi dengan beberapa temantentang materi pelajaran
5 Mempelajari bahan pengayaan yangditawarkan
6 Menyusun masalah sendiri danberusaha menemukan solusi
7 Melakukan eksperimen atas prakarsasendiri
8 Mengoreksi kembali PR
..
..
Dst
Kesimpulan:………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Observer
_________
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini terlebih dahulu observer menyiapkan pedoman daftar cek, selanjutnya observer menempati posisi ‘dekat’ dengan observi kemudian mencatatperilaku observi, pada saat pelaksanaan ini diusahakan agar observi tidak ‘menyadari’ jika dirinya sedang diobservasi.
3) Tahap Analisis Hasil dan Interpretasi Ada lima (5) langkah lazim digunakan pada tahap analisis hasil.(1) menghitung jumlah frekuensi observasi (k), misalnya dilakukansepuluh kali, maka diperoleh sejumlah 10 lembar daftar cek yangsudah diisi. (2) menentukan N dengan cara mengalikan jumlahitem pernyataan (n = 8) dengan k (sebanyak 10), yaitu N = n X k,sehingga hasil perkalian tersebut diketahui N = 8X10= 80. (3)menjumlahkan seluruh frekuensi kemunculan perilaku kebiasaanbelajar siswa (selama 10 kali pengmatan), maka diketahui (f),misalnya, sebanyak 60. (4) menghitung persentase (%) denganrumus p = f/N X 100%, maka p = 60/80 X 100%, sehingga
hasilnya sebesar 75%. (5) mengkonversikan hasil persentase
BIMTEK GURU BK SMK 2012 17
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 18/178
dengan tabel konversi yang dibuat sebelumnya (Tabel Konversi),sehingga hasil interpretasi data dapat disimpulkan. Berdasarkanhasil konversi dapat diketahui bahwa frekuensi kemunculankebiasaan belajar siswa pada jam kosong dan saat guru tidak ada
di kelas sebesar 75%, yang berarti siswa tersebut tergolong rajinbelajar pada jam kosong dan saat guru tidak ada di kelasberdasarkan pencatatan/hasil observasi dengan menggunakanpedoman daftar cek.
b) Skala Penilaian (Rating Scale)
Pengertian Skala Penilaian
Skala penilaian adalah alat rekam observasi yang memuatdaftar gejala tingkah laku observable behavior yang dicatat/ceksecara berskala. Proses pengamatan dengan skala penilaian ini,observer mencatat kemunculan perilaku berdasarkan kategoriskala. Ada tiga jenis skala yang sering digunakan dalampelaksanaan observasi, yaitu skala kuantitatif (skala angka),skala kualitatif (skala deskriptif/kata), dan skala grafis (perpaduanskala angka dan kata). Hal terpenting dalam pencatatan gejalaperilaku observi dengan skala penilaian adalah makna tiap-tiapskala beserta penjabarannya. Misalnya, skala kualitatif/deskriptif dijabarkan dalam rentang deskripsi yang memiliki derajatpenilaian berbeda mulai dari penilaian paling tinggi sampaipenilaian paling rendah.
Gejala perilaku dapat dicatat dengan menggunakan
instrumen/pedoman skala penilaian antara lain: partisipasi siswadalam kegiatan diskusi, kegiatan belajar siswa secara umu,kebiasaan belajar mata pelajaran tertentu, kebiasaan belajar pada jam kosong dan saat guru tidak ada di kelas, kebiasaan danketerampilan bekerja, aktivitas diskusi kelompok/kelas,keterampilan komunikasi dengan teman sebaya atau guru,aktivitas ekstrakurikuler di sekolah, dan lain-lain topik yangrelevan dengan kegiatan akadmik dan non akademik di sekolah.
Manfaat Skala Penilaian
Pada dasarnya skala penilaian ini bermanfaat bagi
kepentingan pemahaman diri konseli melalui teknik observasiyang lebih khas diukur dari derajat penilaian. Manfaatnya adalah(a) mencatat kemunculan sejumlah tingkah laku secarasistematis, (b) mencatat kemunculan sejumlah tingkah laku dalamwaktu singkat, (c) mencatat kemunculan sejumlah tingkah lakudalam derajat penilaian, (d) mencatat kemunculan perilaku didalam dan/atau di luar sekolah, serta (e) mencatat kemunculanperilaku individu dan kelompok sekaligus.
Prosedur Pengadministrasian Skala Penilaian
Pengadministrasian observasi dengan pedoman skalapenilaian dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap persiapan,
BIMTEK GURU BK SMK 2012 18
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 19/178
pelaksanaan, dan analisis hasil. Tahap persiapan mencakuplangkah-langkah berikut: (a) penetapan topik, (b) penentuanvariabel, (c) penentuan indikator, (d) penentuan prediktor, dan (e)penyusunan pernyataan/item. Tahap pelaksananaan meliputi
langkah-langkah berikut: (a) penyiapan pedoman/format skalapenilaian, (b) penentuan posisi observasi yaitu observer mengambil posisi yang tepat agar mudah mengamati perilakuobservi dan tidak mengganggu perhatian observi, (c)pelaksanaan pengamatan yaitu mencatat derajat perilaku observiyang muncul pada format skala penilaian, dan (d) pencatatanterhadap perilaku observi (siswa/konseli yang diobservasi).Tahap analisis hasil mencakup langkah-langkah berikut: (a)skoring, (b) analisis dan interpretasi, dan (c) kesimpulan.
Aplikasi Prosedur Pengadministrasian Skala Penilaian
1) Tahap persiapan, meliputi langkah-langkah berikut:
(1)Penentuan topik yang relevan, misalnya kebiasaan belajar siswa’
(2)Penentuan variabel adalah kebiasaan belajar di sekolah.Variabel tersebut diuraikan menjadi sub-sub variabel yaitukehadiran, kesiapan belajar, kelengkapan sarana belajar.Berdasarkan sub-sub variabel disusun penyataan/item denganmenggunakan kata-kata yang menggambarkan observable
behavior .(3)Penentuan indikator. Pada langkah ini terlebih dahulu
ditetapkan jenis atau derajat penilaian/skala, baik skalakuantitatif atau skala kualitatif/deskriptif maupun skala grafis.Misalnya, derajat penilaian kuantitatif ditetapkan denganangka 1 – 5, derajat penilaian kualitatif/deskriptif denganpernyataan mulai dari selalu, sering, kadang-kadang, dantidak pernah, dan derajat penilaian grafis denganpenggabungan skala angka dan kata-kata. Pada dasarnya,langkah ini dimaknai sebagai penetapan derajat penilaian ataskemunculan perilaku observi pada suatu kegiatan.
(4)Penentuan prediktor, yaitu menetapkan kreterium terhadapfrekuensi kemunculan perilaku. Kreterium ini dibuatberdasarkan kajian teori tentang kebiasaan belajar sebagaimana tertera pada topik. Prediktor ini sekaligusdigunakan sebagai acuan untuk interpretasi data. Ada empat(4) kreterium yang biasa digunakan untuk mengkonversi data,sebagaimana tercantum pada tabel konversi berikut.
BIMTEK GURU BK SMK 2012 19
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 20/178
Tabel Konversi
Interval Persentase
(%)
Klasifikasi Interpretasi
76 – 100 Sangat Tinggi Sangat rajin belajar
51 – 75 Cukup Tinggi Rajin belajar
26 – 50 Sedang Cukup rajin belajar
1 – 25 Rendah Tidak rajin/malas belajar
(5) Penyusunan pernyataan/item dengan merumuskanpernyataan/item berdasarkan pada penjabaran sub-subvariabel sebagai ejawantahan aspek perilaku yangdiobservasi, khususnya kebiasaan belajar siswa. Berikutcontoh pedoman skala penilaian.
BIMTEK GURU BK SMK 2012 20
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 21/178
Pedoman Skala Penilaian Kualitatif
I. Identitas Siswa1. Nama : ………………………………..2. Kelas/program : ………………………………..
3. NIS/absen : ………………………………..4. Jenis Kelamin : ………………………………..5. Tempat/tgl lahir : ………………………………..6. Hari/tgl observasi : ………………………………..7. Tempat observasi : ………………………………..8. Waktu/durasi : ………………………………..
II. Aspek yang diobservasi : Kebiasaan belajar siswa disekolah
III. Tujuan observasi : Mengetahui kebiasaan belajar siswa
di sekolahIV. Petunjuk : Berilah tanda cek (V) pada skala
yang sesuai dengan pernyataan
ataugejala perilaku yang diamati
V. Pernyataan/Item
NoSub Variabel
Pernyataan Tingkah lakuSkala
Selalu Sering Kadang-kadang
Tidakpernah
1 Datang tepat pada waktunya,atau lebih awal
2 Mempersiapkan kelengkapanperalatan belajar
3 Memperhatikan gurumenyajikan pelajaran
4 Mencatat materi pelajaran
5 Merespon apabila diberikesempatan
..
..
dst
Kesimpulan:………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Observer
_________
BIMTEK GURU BK SMK 2012 21
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 22/178
Pedoman Skala Penilaian Kuantitatif
I. Identitas Siswa1. Nama : ………………………………..2. Kelas/program : ………………………………..
3. NIS/absen : ………………………………..4. Jenis Kelamin : ………………………………..5. Tempat/tgl lahir : ………………………………..6. Hari/tgl observasi : ………………………………..7. Tempat observasi : ………………………………..8. Waktu/durasi : ………………………………..
II. Aspek yang diobservasi : Partisipasi diskusi mata pelajaran
PKn
III. Tujuan observasi : Mengetahui tingkat partisipasisiswa pada saat diskusi di kelas
IV. Petunjuk : Berilah tanda cek (V) pada skalayang sesuai dengan pernyataanatau
gejala perilaku yang diamati
V. Pernyataan/Item
No Sub VariabelPernyataan Tingkah laku
Skala
Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
1 Kehadiran di kelas
2 Duduk di tempat yang tersediadi kelas
3 Mengeluarkan buku catatandan peralatan tulis
4 Mendengarkan penyajianmateri diskusi
5 Bertanya materi yangdidiskusikan
6 Menjawab pertanyaan sambilberargumen sesuai materi
7 Menyampaikan saran-saranperbaikan
8 Menulis/mencatat hasil diskusi
9 Mengantuk atau tertidur 10 Melakukan kegiatan lain
sewaktu belajar
..
..
dst
Kesimpulan: ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Observer
BIMTEK GURU BK SMK 2012 22
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 23/178
_________
BIMTEK GURU BK SMK 2012 23
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 24/178
Pedoman Skala Penilaian Grafis
I. Identitas Siswa1. Nama : ………………………………..2. Kelas/program : ………………………………..
3. NIS/absen : ………………………………..4. Jenis Kelamin : ………………………………..5. Tempat/tgl lahir : ………………………………..6. Hari/tgl observasi : ………………………………..7. Tempat observasi : ………………………………..8. Waktu/durasi : ………………………………..
II. Aspek yang diobservasi : Kebiasaan siswa mengikutipelajaran di kelas
III. Tujuan observasi : Mengetahui kebiasaan siswamengikuti pelajaran di kelas
IV. Petunjuk : Berilah tanda cek (V) pada garisskala yang sesuai dengan pernya-taan/gejala perilaku yang diamati
V. Pernyataan/Item
1. Kehadiran siswa saat mengikuti pelajaran
1 2 3 4Terlambat Agak terlambat Tepat waktu Sangatawal
2. Persipan mengikuti pelajaran1 2 3 4
Tidak siap Kurang siap Siap Sangatsiap
3. Sikap duduk di kelas1 2 3 4
Tidak sopan Kurang sopan Sopan Sangatsopan
4. Mendengar penjelasan guru1 2 3 4
Tidak pernah kadang-kadang Sering Selalu
Kesimpulan:………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Observer
_________
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini terlebih dahulu observer menyiapkan pedoman skala penilaian (Skala Penilaian Kualitatif,Skala Penilaian Kuantitatif, dan Skala Penilaian Grafis),selanjutnya observer menempati posisi ‘dekat’ dengan observi
kemudian mencatat perilaku observi. Pada saat pelaksanaan ini
BIMTEK GURU BK SMK 2012 24
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 25/178
diusahakan agar observi tidak ‘menyadari’ jika dirinya sedangdiobservasi atau terganggu oleh kegiatan observer.
3) Tahap Analisis Hasil dan Interpretasi
Ada lima langkah yang diperlukan pada tahap analisis hasilobservasi dengan menggunakan Skala Penilaian Kuantitatif. (1)menghitung jumlah frekuensi observasi (k), misalnya lima kali,maka diperoleh lembaran sebanyak 5 lembar, dengan derajatpenilaian kuantitatif 4 skala (s) yaitu 1-2-3-4. (2) menentukan Ndengan cara mengalikan jumlah item pernyataan (n = 10) dengank (= 5) dan s (= 4), maka N = n X k X s, sehingga hasil perkaliantersebut diketahui N = 10 X 5 X 4 = 200. (3) menjumlahkanseluruh frekuensi kemunculan perilaku kebiasaan belajar siswaselama 5 kali pada derajat penilaian kuantitatif tertentu, makadiketahui (f), misalnya 150. (4) menghitung persentase (%)
dengan rumus p = f/N X 100%, maka p = 150/200 X 100%diperoleh penghitungan sebesar 75%; (5) mengkonversikan hasilpersentase dengan tabel konversi yang dibuat sebelumnya (TabelKonversi), sehingga hasil interpretasi data dapat disimpulkan.Berdasarkan hasil konversi diketahui bahwa frekuensikemunculan partisipasi siswa pada saat belajar di kelas (untukmata pelajaran tertentu) sebesar 75%, yang berarti bahwa siswatersebut tergolong siswa yang aktif belajar berdasarkanpencatatan/hasil observasi dengan menggunakan pedoman SkalaPenilaian Kuantitatif.
Tahap analisis hasil observasi sebagaimana contoh di atasberlaku untuk analisis Skala Penilaian Kualitatif dan SkalaPenilaian Grafis.
c) Catatan Anekdot ( Anecdotal Records)
Pengertian
Catatan anekdot merupakan alat perekam observasi secaraberkala terhadap suatu peristiwa atau kejadian penting yangmelukiskan perilaku dan kepribadian seseorang dalam bentuk
pernyataan singkat dan objektif. Rekaman peristiwa penting itumenggambarkan perilaku khusus, artinya perilaku keseharian yangterjadinya tidak umum, alih-alih khusus. Pencatatan laporanperistiwa penting harus dibedakan antara berita atau fakta danpendapat (opini) observer. Peristiwa penting yang dimaksudseperti: perkelahian, membolos, menyontek, membuat gaduh dikelas. Dengan kata lain, observasi ini dilakukan terhadap perilakukhusus. Rekaman catatan anekdot ini sangat berguna untukmenyelidiki kasus dan menelaah perkembangan individu atausekelompok individu. Menurut bentuknya catatan anekdot inidiklasifikasikan menjadi 3 yaitu: (a) Catatan Anekdot Deskriptif,
yaitu catatan yang menggambarkan perilaku, kegiatan atau situasi
BIMTEK GURU BK SMK 2012 25
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 26/178
dalam bentuk pernyataan, baik pernyataan yang bersifat umummaupun khusus, (b) Catatan Anekdot Interpretatif, yaitu catatanyang menggambarkan perilaku, kegiatan atau situasi yangpenafsirannya didukung oleh fakta, dan (c) Catatan Anekdot
Evaluatif, menggambarkan perilaku, kegiatan atau situasi berupapenilaian oleh observer berdasarkan ukuran baik-buruk, benar-salah, layak-tidak layak, dan dapat diterima-tidak dapat diterima.
Manfaat Catatan Anekdot
Berbagai manfaat catatan anekdot adalah: (a) dapatmemperoleh diskripsi perilaku individu yang lebih tepat, (b) dapatmemperoleh gambaran sebab-akibat perilaku khusus individu, dan(c) dapat mengembangkan cara-cara penyesuaian diri denganmasalah-masalah dan kebutuhan individu secara mendalam. Disamping, kegunaan catatan anekdot bagi pemahaman diri individu,
maka catatan anekdot ini pun berguna bagi: (i) guru baru dalamrangka penyesuaian diri dengan siswa, (ii) guru yang berminatuntuk memahami problema-problema siswa, dan (iii) bagi konselor untuk memberikan layanan konseling bahkan untuk mengadakanpertemuan kasus (konferensi kasus).
Prosedur Pengadministrasian Catatan Anekdot
Pengadministrasian catatan anekdot terhadapperistiwa/perilaku khusus dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu tahappersiapan, pelaksanaan, dan analisis hasil. Tahap persiapan initidak seperti umumnya dilakukan pada alat rekam observasi yang
lain, melainkan lebih mengarah pada persiapan pelaksanaan,meliputi langkah-langkah: (a) penetapan siapa observi, (b) bentukcatatan anekdot yang digunakan, dan (c) berapa banyak observer yang terlibat selama proses pengamatan. Tahap pelaksanaanmencakup langkah-langkah: (a) menyiapkan format catatananekdot, (b) menentukan posisi observasi, dan (c) mencatatperilaku observer. Tahap analisis hasil yaitu memberi komentar dan interpretasi.
Aplikasi Prosedur Pengadministrasian Catatan Anekdot
1) Tahap persiapan mencakup langkah-langkah berikut:
(1)Menentukan aspek perilaku observi yang akan dicatat.Semua perilaku anak tanpa terkecuali perlu diamati secarasistematis, sehingga akan mengenal ihwal mereka. Akantetapi dalam praktiknya, besar kemungkinan diprioritaskanbagi anak-anak yang mengalami masalah dan menunjukkanprilaku khusus (khusus). Aspek-aspek perilaku tersebut,misalnya: kerjasama, ketelitian, perkelahian, membolos,membuat gaduh, menyontek, dan sebagainya.
(2)Menentukan siapa yang melakukan pencatatan. Padalangkah ini perlu ada penegasan siapa saja yang dilibatkandalam proses pengamatan dan dalam kapasitas profesional.
BIMTEK GURU BK SMK 2012 26
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 27/178
Apabila pencatatan dilakukan oleh seorang konselor untukkepentingan bimbingan dan konseling, maka kesediaan dankompetensi mereka dalam pengamatan tidak diragukan. Apabila pencatatan ini dilakukan oleh seorang guru, maka
terlebih dahulu mereka harus mempunyai pemahaman danmenyadari pentingnya catatan anekdot, agar tumbuhkesediaan untuk menyusun catatan jika sewaktu-waktudiperlukan. Selanjutnya menentukan berapa banyakobserver yang dilibatkan untuk melakukan pencatatanterhadap perilaku siswa.
(3)Menetapkan bentuk catatan anekdot. Berbagai bentukcatatan anekdot seperti: kartu kecil yang berukuransetengah halaman jenis kertas folio berisi satu peristiwa danlazim di sebut kartu/catatan asli. Catatan asli merupakan
bahan konfidensial, sehingga dipertanggungjawabkankerahasiaannya. Sedangkan kartu yang berukuran satuhalaman jenis kertas folio berisi beberapa peristiwa siswayang sama, dan bentuk catatan anekdor berkala. Beberapacontoh kartu/form catatan adalah sebagai berikut (TimPenyusun Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Profesi GuruBimbingan dan Konseling atau Konselor,2010).
Form I: Kartu Catatan Anekdot
BIMTEK GURU BK SMK 2012 27
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 28/178
Siswa: ……………………… L/PKelas: ………………………
Kejadian
Tanggal: …………………………Tempat: …………………………
Pengamat: ……………………
Form II: Catatan Beberapa Peristiwa
NO Tanggal Tempat Kejadian Komentar/interpretasi
Saran
Pengamat: ………
Form III. Ringkasan Catatan Anekdot Berkala
Siswa: ………………………….. L/P Kelas: ………………………
No Tanggal Tempat Pengamat Kejadian
…………………..
Pengamat
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelasanaan observer menyiapkan format catatan
asli, kemudian mengambil posisi yang memudahkan proses
BIMTEK GURU BK SMK 2012 28
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 29/178
pencatatan. Selanjutnya observer melakukan pencatatanterhadap perilaku khusus observi dan diusahakan agar ia tidakmenyadari jika sedang diamati.
3) Tahap Analisis Hasil
Tahap analisis hasil berupa pemberian komentar/interpretasiobserver terhadap perilaku observi pada suatu kejadianberdasarkan hasil pencatatan. Ada beberapa hal yang dapatdijadikan bahan pertimbangan dalam membuat interpretasi,antara lain:
(1) Berisi ulasan kesimpulan dan komentar dari observer mengenai perilaku observi
(2) Bersifat penilaian evaluatif (baik-buruk, benar-salah)
(3) Mengungkap “kemungkinan” dibalik perilaku dan simpulanperilaku
(4) Mempertimbangkan perasaan observi saat berperilaku dansasaran perilakunya
(5) Mencatat respon lingkungan
(6) Memperhatikan anteseden control dan stimulus
(7) Peka potensi konflik, kebiasaan, dan sifat-sifat individuobservi
d) Tally
Pengertian
Sebagaimana alat rekam observasi yang telah di sebutkan di atas,tally merupakan alat pencatatan observasi terhadap kemunculanperilaku dengan tanda garis tegak.
Manfaat Tally
Tally bermanfaat untuk mencatat intensitas perilaku dari waktu kewaktu dan berguna memahami individu untuk kepentingan layananbimbingan dan konseling.
Prosedur Pengadministrasian Tally
Pengadministrasian observasi dengan tally dilakukan dalam tigatahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis hasil.Tahap persiapan dilakukan dengan menyiapkan alat pencatat tallysebagai contoh berikut.
Daftar Tallis
BIMTEK GURU BK SMK 2012 29
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 30/178
Nama: ……………………………….. Kelas: ………………………Umur: ……………………………….. Sekolah:………………….….
Tingkah laku Hari/Tgl/bulan/Tahun
Mencoret-coret bukuBergurau
Menjerit-jerit
Memukul teman
Keluar dari kerja kelompok
…………………………….
…………………………….
…………………………….
e) Alat-alat Mekanik
Alat-alat mekanik adalah alat-alat elektronis dan optis yang
digunakan untuk merekam data selama proses observasi. Alat-alatmekanik ini biasanya digunakan sebagai alat bantu/dukungpengumpulan data dengan teknik observasi dan teknik lain,misalnya wawancara. Dengan memanfaatkan alat-alat mekanik ini,data akan lebih lengkap dan dapat digunakan kembali untukmenetapkan keabsahan data berdasarkan teknik yang digunakan.
2) Wawancara (Interviu)
Dari berbagai sumber (Wayan Nurkancana,1993; A.MuriYusuf, 2005, Robert Edenborough, 2002; W.S.Winkel & M.M SriHastuti, 2010) interviu atau wawancara dapat diartikan suatu cara
pengumpulan data dengan jalan mengajukan pertanyaan secaralisan kepada sumber data dan sumber data juga memberikan jawaban secara lisan pula. Wawancara dapat dibedakan menjadibeberapa kategori: (1) berdasarkan pertanyaan yang diajukan,wawancara dapat dikategorikan dalam tiga bentuk yaitu: (a)wawancara terencana-terstruktur, yaitu suatu bentuk wawancaradimana pewawancara dalam hal ini telah menyusun secara terincidan sistematis rencana atau pedoman pertanyaan menurut polatertentu dengan menggunakan format yang baku, dan dalam halini pewawancara hanya membacakan pertanyaan yang telahdisusun dan kemudian mencatat jawaban responden secara tepat,(b) wawancara terencana-tidak terstruktur, yaitu suatu bentukwawancara dimana pewawancara menyusun rencana wawancaratetapi tidak menggunaka format dan urutan yang baku, (c)wawancara bebas, yaitu wawancara berlangsung secara alami,tidak diikat atau diatur oleh suatu pedoman atau oleh suatu formatyang baku; (2) berdasarkan responden yang diwawancarai: (a)wawancara langsung, yaitu wawancara yang dilakukan langsungberhadapan dengan responden, (b) wawancara tidak langsung,yaitu wawancara yang dilakukan dengan individu tertentu tetapitidak untuk mendapatkan data tentang individu yang
bersangkutan, melainkan untuk mendapatkan data tentang
BIMTEK GURU BK SMK 2012 30
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 31/178
individu lain; (3) berdasarkan situasi wawancara: (a) wawancaraformal, yaitu apabila wawancara tersebut dilakukan dalam suaturuangan tertentu yang memang sengaja disiapkan untukmengadakan wawancara dan antara penginterviu dan responden
terjalin hubungan yang bersifat resmi, (b) wawancara informal,yaitu apabila wawancara dilaksanakan tidak di tempat khusus danantara pewawancara dengan responden terjalin hubungan yangtidak resmi; (4) berdasarkan perencanaan wawancara: (a)wawancara berencana, yaitu wawancara yang dilakukan karenawaktu dan tempat wawancara telah direncanakan terlebih dahulu,(b) wawancara incidental, yaitu wawancara dilakukan karenakebetulan ada kesempatan yang baik untuk mengadakanwawancara.
Aturan Umum Wawancara
A. Muri Yusuf, 2005 mengemukakan beberapa aturan umumyang perlu diperhatikan pewawancara, yaitu sebagai berikut: (1)penampilan dan sikap, menyangkut kesederhanaan, kebersihandan kerapian dalam penampilan yang akan mendorong kerjasamayang baik dari responden; sikap yang menyenangkan, rendahhati, hormat terhadap responden, lebih terbuka, ramah tamah,penuh perhatian, netral, mampu berbahasa yang baik dan benar serta mau dan dapat mendengarkan pernyataan respondendengan baik. Pewawancara hendaklah terbiasa dengan modelpertanyaan yang akan disampaikan. Perlu diingat bahwa
pewawancara jangan sekali-kali menghafal pertanyaan yang akandiajukan, (2) ikuti kata-kata dalam pertanyaan dengan tepat, (3)catat jawaban pertanyaan secara tepat dan benar, (4) bila jawabanbelum jelas, gunakan teknik menjaring/probing, yaitu menggaliinformasi lebih dalam sehingga terdapat jawaban yang lebihspesifik, tepat dan makna yang lebih jelas serta baik.
Pedoman Wawancara
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penyusunanpedoman wawancara adalah sebagai berikut (A. Muri Yusuf,2005):
a) Melakukan studi literatur untuk memahami dan menjernihkanmasalah secara tuntas.
(1) Melakukan “domain” yang mewakili masalah yangsebenarnya.
(2) Mengidentifikasi sampel secara terinci.
(3) Menentukan tipe wawancara yang akan digunakan.
b) Menentukan bentuk pertanyaa wawancara
(1) Apakah menggunakan bentuk langsung atau tidak
langsung
BIMTEK GURU BK SMK 2012 31
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 32/178
(2) Apakah khusus atau tidak khusus
(3) Apakah yang ditanyakan fakta atau pendapat
(4) Apakah berupa pertanyaan atau pernyataan
c) Menentukan isi pertanyaan wawancara
(1) Nyatakan pertanyaan dalam urutan yang jelas
(2) Mulai dari pertanyaan fakta dan sederhana
(3) Pertanyaan yang kompleks
(4) Gunakan bahan yang tidak meragukan dalam bentuk yangkhusus sehingga dapat dipahami responden.
(5) Pewawancara jangan mencoba berkomunikasi sebagairesponden karena akan mengurangi hormat dari responden.
(6) Hindari pertanyaan yang membimbing, yang menyarankanresponden untuk memberikan jawaban sesuai dengan yangdiharapkan pewawancara.
Dalam pelaksanaan wawancara, beberapa pedoman yangperlu diperhatikan yaitu:
a. Harus diingat bahwa wawancara bukanlah percakapan biasa.
b. Memilih waktu yang tepat
c. Pada waktu wawancara berusahalah:
1) Ikuti tata aturan yang telah ditetapkan dalam petunjuk
2) Tanyakan pertanyaan dengan hati-hati dan berusahalahagar bersifat informal sehingga hubungan tanya jawabmenjadi lebih komunikatif.
3) Janganlah menyarankan jawaban atau membuatpersetujuan atau menolak suatu jawaban yang diberikan
responden.
4) Janganlah menginterpretasikan suatu pertanyaan.
5) Jangan menambah kata dari pertanyaan yang ada.
6) Ikutilah urutan pertanyaan yang ada dalam pedomanpertanyaan.
7) Jangan bertanya berdasarkan pertanyaan yang telahdihafal, tetapi bacalah pedoman yang telah dibuatsebelumnya.
BIMTEK GURU BK SMK 2012 32
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 33/178
8) Jangan bersikap reaktif terhadap jawaban responden.
9) Tugas wawancara mengambil dan mengumpulkaninformasi, bukan memberi informasi.
10) Usahakan merekam atau mencatat dengan baik, semua jawaban dari responden.
11) Usahakan untuk tidak menceriterakan pertanyaanberikutnya, sebelum pertanyaan yang diberikan dijawabresponden.
12) Usahakan selama wawancara tidak ada orang lain yangmenggangu wawancara.
13) Usahakan datang sendirian kepada responden, kecuali
jika merupakan suatu tim.
14) Selalulah melakukan konsultasi dengan pembimbing jikapewawancara mengalami kesulitan.
15) Usahakan selalu bersikap sabar dan terjauh dariperbuatan emosional.
16) Usahakan untuk selalu wajar dalam tindakan.
17) Usahakan selama wawancara untuk selalu memusatkanperhatian responden pada pertanyaan.
18) Pada akhir wawancara jangan lupa mengucapkanterimakasih kepada responden atas bantuannya.
3) Angket (Kuesioner)
Angket adalah alat pengumpulan data secara tertulis yangberisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan berhbungandengan topik tertentu yang diisi oleh siswa/konseli, dan hasilnyadigunakan untuk menggali serta menghimpun keterangan,
informasi atau data sebagaimana dibutuhkan. Angket terdiri daribeberapa jenis (A. Muri Yusuf, 2005): (1) ditinjau dari segi isi,kuesioner dapat dibedakan: (a) Pertanyaan fakta dan informasi,yaitu pertanyaan fakta dan informasi yang tersedia berkaitandengan pengetahuan yang diketahui tentang sesuatu, (b)pertanyaan tentang pendapat dan sikap, yaitu pertanyaan yangberkaitan dengan perasaan dan sikap responden tentangsesuatu, (c) pertanyaan perilaku, yaitu pertanyaan berkaitandengan cara responden menilai sesuatu tentang perilakunyasendiri dalam hubungannya dengan orang lain atau lingkungan;(2) ditinjau dari bentuk pertanyaan, kuesioner dapat dibedakan:
(a) angket terbuka, dimana pertanyaan/pernyataannya
BIMTEK GURU BK SMK 2012 33
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 34/178
memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban dan pendapat sesuai dengan keinginan mereka, (b)angket tertutup, dimana pertanyaan/pernyataannya tidakmemberikan kebebasan kepada responden memberikan jawaban
dan pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuatpertanyaan atau pernyataan dalam angket yaitu:a) pertanyaan/pernyataan yang dibuat harus jelas dan tidak
meragukan.b) hindari pertanyaan/pernyataan ganda.
c) responden harus mampu menjawab.
d) pertanyaan/pernyataan harus relevan.
e) pertanyaan/pernyataan sebaiknya tidak terlalu panjang.
f) hindari pertanyaan/pernyataan yang bersifat bias/sugestif.
Berikut dikemukakan beberapa tips pengembangan angketyang dimodifikasi dari A. Muri Yusuf (2005):1. Menetapkan aspek atau data yang akan dikumpulkan2. Memformulasikan pertanyaan sesuai dengan data yang
dibutuhkan.
3. Menyatakan pertanyaan dengan jelas dan spesifik.4. Menghindari pertanyaan yang panjang, dan kabur.5. Menetapkan kerangka rujukan pertanyaan6. Jangan apriori mengasumsikan bahwa responden
mempunyai informasi factual atau mempunyai pendapat daritangan pertama
7. Menentukan terlebih dahulu apakah akan menggunakanpertanyaa langsung atau tidak langsung
8. Menentukan terlebih dahulu apakah yang dibutuhkanpertanyaan umum atau khusus.
9. Menetapkan terlebih dahulu apakah digunakan pertanyaanterbuka atau tertutup atau kombinasi keduanya.
10. Lindungi ego dan perasaan siswa/konseli11. Hindari kata-kata yang meragukan atau kata-kata yang tidak
ada gunanya12. Setiap pertanyaan dinyatakan dengan ringkas, jelas dan utuh13. Susun pertanyaan yang tidak memaksa atau mengarahkan
siswa/konseli untuk menjawab ke satu arah14. Hindari kata-kata yang bersifat emosional dan sentimentil15. Tanyakan dulu yang lebih sederhana, sebelum ke yang lebih
kompleks
BIMTEK GURU BK SMK 2012 34
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 35/178
16. Jangan jawaban dipengaruhi oleh gaya bahasa atau bentuk jawaban tertentu
17. Beri kode tertentu (misalnya garis bawah) untuk hal-halspesifik
18. Kategori respon hendaklah mudah dipahami19. Usahakan pengetikan dan perwajahan bersih, rapi dan
mudah dibaca20. Jangan lupa memberi pengantar dan petunjuk cara
mengerjakan
4) Alat Ungkap Masalah (AUM) Umum
AUM Umum merupakan salah satu jenis instrumen non tesyang dapat digunakan oleh guru BK/konselor untuk
mengungkapkan masalah-masalah umum yang dialami oleh parasiswa. Para calon guru BK/konselor diharapkan memahami danterlatih dalam pengadministrasiannya sehingga dapat menunjangpelayanan konseling yang akan dilakukannya dalam bertugas. Aum Umum untuk Siswa SLTA (AUM yang lain untuk SD, SLTP,Mahasiswa, dan Masyarakat), terdiri dari 225 butir yangdikelompokkan ke dalam 10 bidang masalah. Ke 225 butir AUMUmum Siswa SLTA tersebut pernah ditandai oleh siswa (ujicoba)sebagai suatu masalah yang dialaminya. Kesepuluh bidangmasalah tersebut adalah sebagai berikut:1. Jasmani dan kesehatan2. Diri pribadi3. Hubungan sosial4. Ekonomi dan keuangan5. Karier dan pekerjaan6. Pendidikan dan pelajaran7. Agama, nilai dan moral8. Hubungan muda-mudi dan perkawinan9. Keadaan dan hubungan dalam keluarga10. Waktu senggang
AUM Umum untuk SLTA memiliki kesahihan dengan indeks
kecocokan sebesar 84,25%, dan tingkat keterandalan (denganteknik tes-rites) sebesar 0,86. Sedangkan keefektifan AUM,dengan membandingkan jumlah masalah yang dikemukakansiswa melalui cara non-AUM (yaitu dengan menuliskan masalah-masalah yang dialami pada selembar kertas kosong) denganmasalah-masalah yang terungkap melalui AUM, dapat dilihatpada tabel di bawah ini.
Keefektifan AUM Umum
Jenis Alat UngkapJumlah masalah
Terendah Tertinggi Rata-rata
BIMTEK GURU BK SMK 2012 35
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 36/178
Non – AUM 2 7 1, 367
AUM 8 126 45,176
Sebagai suatu instrumen yang telah distandardisasikan, AUMini dilengkapi dengan manual yang berisi tentang deskripsi umum(latar belakang, karakteristik), petunjuk pengadministrasian(petunjuk pengerjaan, lembaran jawaban, waktupenyelenggaraan, dan frekuensi pengadministrasian),pengolahan hasil (tata cara pengolahan, data yang diperoleh—individual dan kelompok), penggunaan hasil (umum, danberdasarkan jenis-jenis layanan BK).
5) AUM PTSDL
AUM PTSDL merupakan salah satu jenis instrumen non tesyang dapat digunakan oleh guru BK/konselor untukmengungkapkan mutu dan masalah belajar yang dialami olehpara siswa. Para guru BK/konselor diharapkan memahami danterlatih dalam pengadministrasiannya sehingga dapat menunjangpelayanan konseling yang akan dilakukannya dalam bertugas. AUM PTSDL untuk siswa SLTA terdiri dari 165 butir yangdikelompokkan ke dalam lima bidang, yaitu PrasyaratPenguasaan Materi Pelajaran (P), Keterampilan Belajar (T),
Sarana Belajar (S), Diri Pribadi (D), dan Lingkungan Belajar danSosio Emosional (L).
AUM PTSDL untuk siswa SLTA memiliki kesahihan denganindeks kecocokan sebesar 86,36%, dan tingkat keterandalan(dengan teknik tes-rites) sebesar 0,76. Sedangkan keefektifan AUM, dengan membandingkan jumlah masalah yangdikemukakan siswa melalui cara non-AUM (yaitu denganmenuliskan masalah-masalah yang dialami pada selembar kertaskosong) dengan masalah-masalah yang terungkap melalui AUM,dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Keefektifan AUM PTSDL SLTA
Jenis Alat Ungkap
Jumlah Masalah
Rata-rataTerendah Tertinggi
Non – AUM PTSDL
AUM AUM PTSDL
1
9
4
97
1,94
45,66
AUM PTSDL dilengkapi dengan manual yang berisi tentangdeskripsi umum (latar belakang, karakteristik), petunjuk
pengadministrasian (petunjuk pengerjaan, lembaran jawaban,
BIMTEK GURU BK SMK 2012 36
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 37/178
waktu penyelenggaraan, dan frekuensi pengadministrasian),pengolahan hasil (tata cara pengolahan, data yang diperoleh—individual dan kelompok, baik tentang mutu kegiatan belajar maupun masalah belajar), penggunaan hasil (umum, dan
berdasarkan jenis-jenis layanan BK).
6) Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperolehdata tentang hubungan sosial dalam suatu kelompokberdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok(WS. Winkel, 2010). Preferensi pribadi dinyatakan dalamkesukaan untuk berada bersama dengan beberapa anggotakelompok dalam melakukan kegiatan tertentu; dengan tujuanuntuk mengetahui hubungan yang ada di antara anggota dalamsuatu kelompok (A. Muri Yusuf, 2005:145); atau untukmengumpulkan data tentang pola dan struktur hubungan antaraindividu-individu dalam suatu kelompok (Wayan Nurkancana,1993); atau dapat dikatakan bahwa sosiometri merupakan salahsatu metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat dan polahubungan sosial antar individu dalam suatu kelompok yangmengacu pada kriteria tertentu, kriteria ini terkait denganpengalaman individu dalam berinteraksi dengan individu lain didalam suatu kelompok, yang diselidiki melalui metode ini adalah
status sosial masing-masing anggota kelompok menurutpandangan pribadi anggota yang lain dalam kelompok; statussosial ini tercermin pada diterima atau tidak diterima oleh anggotakelompok.
Merujuk pada definisi di atas, tujuan digunakannya tekniksosiometri adalah sebagai alat penyaringan untukmengidentifikasi pola hubungan antar individu pada suatukelompok, terkait dengan penyesuaian diri, ketertarikan,penolakan, popularitas, konflik dan potensi kelompok yang dapatdigunakan sebagai pertimbangan untuk menciptakan iklimkelompok yang positif dan mendukung pengembangan diriindividu (Eko Susanto, 2011). Hasil sosiometri tersebut dapatdigunakan, antara lain untuk memperbaiki struktur hubungansosial para siswa; memperbaiki penyesuaian hubungan sosialsiswa secara individual; menemukan norma-norma pergaulanantar siswa yang diinginkan dalam kelompok/ kelas yangbersangkutan; menjadi dasar pertimbangan untuk menempatkansiswa dalam kelompok yang sesuai; merencanakan kegiatanintervensi dalam menciptakan iklim sosial yang diharapkandengan cara meningkatkan hubungan sosial, partisipasi sosial,penerimaan sosial, dan pemahaman diri antar siswa berkenaan
dengan pergaulan sosialnya; membantu konselor/guru BK
BIMTEK GURU BK SMK 2012 37
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 38/178
mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi dan masalahberkenaan dengan hubungan sosial; sebagai dasar dalampenyusunan program bimbingan konseling.
Dalam penggunaan teknik sosiometri, Eko Susanto (2011)merangkum berbagai istilah yang umum digunakan dalamsosiometri, sebagai berikut:
a) Istilah umum(1) Sosiometri ; metode yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi struktur kelompok.(2) Kriteria ; pernyataan/pertanyaan sosiometri.(3) Sosiogram ; istilah yang digunakan pada diagram yang
secara visual menunjukkan struktur sosiometri.(4) Sosiomatriks ; visualisasi deretan kode yang menunjukkan
arah pilihan yang dihubungkan secara vertikal danhorizontal, biasanya dibuat dalam bentuk tabel, tampilan ini juga disebut tabulasi.
b) Istilah yang digunakan untuk menunjukkanfenomena individual
(1) Bintang(Star ); disebut jugaindividu populer yang menerima jumlah pilihan yang besar pada sosiometri. Ketika sosiogram menunjukkanbanyakindividu yang secara positif memilih orang yang sama,sehingga banyak panah yang semuanya mengarah
kepada individu tertentu, induvidu yang demikian disebutbintang (stars). Mereka menjadi pusat atau pusat tarik-menarik (hub of attraction ). Dalam beberapa kasus dengankriteria negatif mungkin kita akan menemukan individuyang terpilih sebagai bintang negatif (negative star).
(2) Isolate; jumlah individuyang tersisihkan/terisolasi dari anggota kelompok yang lain,merekaadalah individu yang belum pernah mendapatkanpilihan positif dari siapapun didalam sebuah kelompok yangdemikian biasanya didefinisikan sebagai isolate. Dalamvisualisasi sosiogram biasanya diletakkan diluar pinggiran
atau tepi untuk menandai isolate dalam sebuah kelompok.Istilah terisolasi (isolate), biasanya tidak digunakan untukmenggambarkan individu yang tidak menerima nominsasinegatif. Individu yang tidak menerima nominasi positif ataunegatif disebut misterius (ghost ).Tentu saja, jika tidakmencari informasi dengan menggunakan nominasi negatif,maka tidak akan ada perbedaan antara misterius (ghost )dan terisolasi (isolate).
(3) Misterius (ghost ); sepertidijelaskan di atas bahwa individu yang misterius (ghost )adalah seseorang yang bahkan tidak diakui sama sekali di
dalam sebuah kelompok. Tak seorang pun yang memilih
BIMTEK GURU BK SMK 2012 38
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 39/178
mereka pada nominasi positif dan mereka tidak pulamenerima pilihan pada nominasi negatif. Bagaimanapun,mereka telah membuat nominasi. Akibatnya, merekamungkin juga tidak dikenal atau tidak diakui keberadaannya
di dalam kelompok.(4) Neglectee: individu yang menerima pilihan relatif kecil pada
sosiometri.(5) Rejectee ; individu yang menerima pilihan
negatif/penolakan.(6) Mutual ; pilihan bolak-balik, atau pasangan; dua individu
yang saling memilih satu sama lain pada kriteria sosiometriyang sama.Pasangan ini terdiri dari anak-anak yangmemilih satu sama lain.Kondisi seperti ini merupakanfenomena yang diharapkan dalam suasana kelompok.Semakin banyak hubungan yang menyenangkan di dalam
kelompok dengan demikian memungkinkanakan terciptaiklim sosial positif yang lebih besar ke dalam kelompok.Dengan demikian jelas bahwa, fenomena pilihan negatif akan membawa situasi berbahaya di dalam kelompok danharus dihindari, dalam kondisi tersebut memungkinkanuntuk dievaluasi dengan intervensi sosial yang dilakukanoleh konselor, atau setidaknya digunakan sebagaipengetahuan yang bermanfaat ketika mereka berada padasatu kelompok dengan kelompok yang lain.
c) Istilah yang digunakan untuk menunjukkanfenomena kelompok
(1) Rantai (Chain); pilihan berurutan seperti A-B-C-D, ketikasatu individu menominasikan individu lain dan padagilirannya ia menominasikan individu yang lain begituseterusnya. Istilah ini biasanya digunakan untukmenggambarkan pilihan pertama dari nominasi yangdiajukan.
(2) Gaps; kelompok kecil ---kesenjangan dalam kelompokyakni situasi dimana sejumlah individu saling memilihpada kriteria sosiometri yang sama, namun memberikan
pilihan yang relatif kecil pada individu diluar kelompok,seperti pulau (island ), segitiga (triangels) dan lingkaran(circle).
(a) Kepulauan (Islands); ketika pasangan saling memilih(mutual choice) sehingga membentuk kelompok-kelompok kecil yang terpisah dari pola-pola yang lebihbesar, dan anggota dari kelompok ini tidakdinominasikan oleh siapa pun dalam pola-pola lain,kondisi ini menggambarkan kelompok tersebut sebagaikepulauan (islands). Perlu dipahami bahwa istilah inibiasanya digunakan untuk menggambarkan pilihan
pertama dari nominasi yang diajukan.
BIMTEK GURU BK SMK 2012 39
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 40/178
(b) Segitiga dan Lingkaran (Trianglesand Circles); ketikasebuah rantai datang kembali pada dirinya sendiri olehkarena orang terakhir yang mencalonkan orangpertama, kondisi ini disebut sebagai SEGITIGA jika
hanya melibatkan tiga orang. Jika terdapat lebih daritiga orang dengan pola demikian disebut sebagailingkaran.
c. Prosedur Pengembangan InstrumenInstrumen yang baik harus memenuhi berbagai persyaratan,
antara lain dapat ditinjau dari segi validitas, reliabilitas, efektifitas,
daya beda, dan norma. Untuk mendapatkan instrumen yang baik,
perlu diikuti prosedur pengembangan yang dikemukakan oleh
berbagai ahli. Djoemadi Darmodjo (2002) mengemukakan prosedur
pengembangan instrumen: Perencanaan umum, spesifikasi tujuandan isi, penulisan item atau soal, penelaahan dan penyempurnaan
item/soal, prates, penyusunan bentuk akhir, penggunaan, penilaian.
Sedangkan menurut Syaifuddin Azwar (2004) prosedur
pengembangan instrumen (khusus untuk pengungkapan aspek-
aspek psikologis) adalah: identifikasi tujuan (penetapan konstrak
psikologis), operasionalisasi konsep (indikator perilaku), pemilihan
format stimulus dan penskalaan, penulisan item dan reviu item, uji
coba, analisis item, kompilasi I (seleksi item), pengujian reliabilitas,
validasi, kompilasi II (format final). Hampir bersamaan dengan itu,
Sumadi Suryabrata (2000), khususnya untuk pengembangan alat
ukur psikologis, prosedur yang ditempuh adalah menentukan
wilayah yang akan dikenai pengukuran, menentukan dasar
konseptual atau dasar teoritis yang digunakan sebagai landasan,
menentukan subjek yang akan dikenai pengukuran, menentukan
materi alat ukur, menentukan tipe soal, menentukan jumlah soal,
menentukan taraf kesukaran soal, menyusun kisi-kisi atau blue-print,
merakit soal.
Menurut Gerald Goldstein & Michel Hersen (2000) prosedur
pengembangan instrumen asesmen adalah dengan mengikutilangkah-langkah berikut:
1) reviewing the literature2) defining the construc3) test planning and lay out4) designing the test5) item tryout6) item analysis7) building a scale8) standardizing the test
BIMTEK GURU BK SMK 2012 40
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 41/178
Di samping itu, Djaali dan Pudji Muljano (dalam Imam Hanuji,
2011) merinci langkah-langkah penyusunan dan pengembangan
instrumen (untuk penelitian) sebagai berikut:
1) Berdasarkan sintesis dari teori yang dikaji tentang suatu konsepdari variabel yang hendak diukur, kemudian dirumuskan konstrukdari variabel tersebut.
2) Berdasarkan konstruk tersebut dikembangkan dimensi danindikator variabel.
3) Membuat kisi-kisi instrumen dalam bentuk tabel spesifikasi yangmemuat dimensi, indikator, nomor, butir dan jumlah butir untuksetiap dimensi dan indikator.
4) Menulis butir-buti instrumen yang dapat berbentuk pertanyaanatau pernyataan.
5) Butir-butir yang telah ditulis merupakan konsep instrumen yang
harus melalui proses validasi, baik teoritik maupun empirik.6) Tahap validasi pertama yang ditempuh adalah validasi teoritik,yaitu melalui pemeriksaan pakar atau melalui panel yang padadasarnya menelaah seberapa jauh butir instrumen yang dibuatsecara tepat dapat mengukur indikator.
7) Revisi atau perbaikan berdasarkan saran dari pakar atauberdasarkan hasil panel.
8) Setelah konsep instrumen dianggap valid secara teoritik atauscara konseptual, dilakukanlah penggandaan instrumen secaraterbatas untuk keperluan uji coba
9) Uji coba instrumen di lapangan merupakan bagian dari proses
validasi empirik10)Pengujian validitas11)Berdasarkan pengujian validitas tersebut, diperoleh kesimpulan
mengenai valid atau tidaknya sebuah butir atau sebuahperangkat instrumen.
12)Berdasarkan hasil analisis butir maka butir-butir yang tidak validdikeluarkan atau diperbaiki untuk diuji coba ulang sedangkanbutir-butir yang valid dirakit kembali menjadi sebuah perangkatinstrumen
13)Selanjutnya dihitung koefisien reliabilitas14)Perakitan butir-butir instrumen yang valid untuk dijadikan
instrumen yang final.
Dengan merujuk pendapat-pendapat di atas, berikut
dikemukakan prosedur umum pengembangan instrumen (Furqon
dan Yaya Sunarya, 2011; A. Muri Yusuf, 2005) yang dapat dilakukan
oleh guru BK untuk kepentingan pelayanan konseling di sekolah.
1) Menetapkan tujuan2) Mengembangkan spesifikasi/kisi-kisi/blue print instrumen3) Menentukan format, tipe dan bentuk instrumen yang akan
dikembangkan
BIMTEK GURU BK SMK 2012 41
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 42/178
4) Menulis atau merumuskan item-item sesuai dengan format yangdipilih
5) Mengkaji ulang rumusan item-item oleh ahli lain ( judgment)6) Merevisi item-item berdasarkan hasil judgement
7) Menggandakan instrumen8) Menggunakan instrumen
2. Pemilihan InstrumenProgram bimbingan dan konseling harus disusun berdasarkan
data dan analisis kebutuhan peserta didik. Untuk itu diperlukan data
yang akurat dan memadai berkenaan dengan diri, potensi, kebutuhan
dan permasalahan serta lingkungan konseli. Analisis data dan
kebutuhan didahului dengan pengumpulan data dan need assessment
dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes mau pun non tes. Agar penggunaan instrumen tersebut sesuai dengan tujuan dan
maksud penggunaannya, diperlukan komampuan dan kejelian dalam
memilih instrumen yang akan digunakan. Hal ini diperlukan karena
tidak semua instrumen cocok dan perlu digunakan untuk semua
responden; bahkan seringkali suatu instrumen hanya dapat digunakan
untuk kelompok responden dengan kondisi tertentu; misalnya AUM
PTSDL SLTP hanya cocok untuk mengungkapkan masalah-masalah
anak SMP atau sedrajat, tes inteligensi hanya cocok untuk mengukur
kecerdasan, tidak untuk mengukur bakat atau minat, inventori
kreatifitas untuk mengukur kreatifitas, bukan hasil belajar matematika;
dan sebagainya. Konselor yang akan mengaplikasikan intrumen harus
benar-benar memilih dan menyesuaikan instrumen (materi, validitas,
reliabilitas) dengan responden dan karakteristik yang hendak diakses
pada diri responden (Prayitno, 2012), kebutuhan untuk apa data hasil
instrumen tersebut akan digunakan, serta bentuk data (kelompok,
individual, umum, khusus) yang akan dikumpulkan dengan
penggunaan tersebut.
Dalam pemilihan instrumen yang akan digunakan, maching
antara instrumen dan responden harus benar-benar tepat, artinyainstrumen benar-benar cocok digunakan untuk mengungkapkan apa
yang ada pada diri responden. Untuk itu langkah-langkah umum yang
perlu diikuti oleh guru BK atau konselor adalah:
1) mempelajari manual instrumen2) mengidentifikasi karakteristik responden3) melihat kesesuaian antara instrumen dan reponden4) menyiapkan diri untuk mampu menyelenggarakan pengadiminis-
trasian instrumen5) menyiapkan aspek teknis dan adminstratif
BIMTEK GURU BK SMK 2012 42
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 43/178
3. Penggunaan Instrumen
a. Tata cara pelaksanaan
Pengadministrasian instrumen pada dasarnya dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk yang dikemukakan dalam manual
instrumen, khususnya instrumen yang sudah distandardisasikan.
Kewenangan menyelenggarakan administrasi instrumen non tes
pada umumnya lebih terbuka, dengan catatan calon penyelenggara
itu harus terlebih dulu berlatih sehingga benar-benar mampu
menyelenggarakan sesuai dengan syarat-syarat asesmen yang
baik (Prayitno, 2012), yaitu:
1) memahami isi dan bentuk instrumen yang akan digunakansecara mendalam dan menyeluruh
2) memahami dan dapat melaksanakan prosedur dan cara-cara
pengadministrasian instrumen yang akan digunakan3) memahami dan dapat melaksanakan cara pengolahanrespon/jawaban responden/konseli
4) memahamai dan dapat melaksanakan interpretasi/penafsiranterhadap hasil-hasil instrumen
Untuk keperluan pelayanan konseling, pengadminstrasian
instrumen perlu diawali dengan penjelasan tentang apa, mengapa,
bagaimana dan untuk apa instrumen itu diadministrasikan kepada
siswa atau konseli. Dalam hal ini konselor perlu mengemukakan:
1) pokok isi, bentuk, tujuan, dan kegunaan instrumen bagiresponden
2) bagaimana menjawab dan mengerjakan instrumen, termasukalokasi waktu yang disediakan
3) bagaimana jawaban/respon responden diolah4) bagaimana hasil pengolahan disampaikan kepada responden5) bagaimana hasil tersebut digunakan dan apa yang perlu atau
diharapkan dilakukan respondenSecara umum, operasionalisasi pengadmistrasian instrumen
(mulai dari perencanaan sampai pada pelaporan adalah sebagai
berikut (Mudjiran dkk, 2010; Prayitno, 2012).
1) Perencanaan
a) Menetapkan objek yang akan diukur/diungkapkanb) Menetapkan subjek yang akan mengikuti
asesmenc) Menetapkan/menyusun instrumen sesuai dengan
objek dan subjek yang akan ditesd) Menetapkan prosedur asesmene) Menetapkan fasilitasf) Menyiapkan kelengkapan administratif
2) Pelaksanaana) Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan
aplikasi instrumen kepada pihak terkait
BIMTEK GURU BK SMK 2012 43
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 44/178
b) Mengorganisasikan kegiatan instrumentasic) Mengadministrasikan instrumend) Mengolah jawaban/respon respondene) Menafsirkan hasil instrumentasi
f) Menetapkan arah penggunaan hasilinstrumentasi
3) Evaluasia) Menetapkan materi evaluasi terhadap kegiatan
instrumenasi serta penggunaan hasil-hasilnyab) Menetapkan prosedur dan cara-cara evaluasic) Melaksanakan kegiatan evaluasid) Mengolah dan menafsirkan hasil evaluasi
4) Tindak Lanjuta) Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut terhadap
kegiatan instrumenasi serta penggunaan hasil-hasilnyab) Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada
pihak terkaitc) Melaksanakan rencana tindak lanjut
5) Laporana) Menyusun laporan kegiatan aplikasi instrumenasib) Menyampaikan laporan kepada pihak terkaitc) Mendokumentasikan laporan kegiatan
b. Pengolahan hasil instrumen
Hasil pengadministrasian instrumen harus segera diolah,untuk selanjutnya dipergunakan dalam pelayanan bimbingan dankonseling tertentu terhadap siswa yang bersangkutan. Sedapat-dapatnya paling lambat dalam satu minggu hasil instrumen telahterolah dan digunakan. Apabila pengolahan tertunda, hasil-hasilpengadministrasian instrumen tersebut akan menjadi kedaluarsa,tidak cocok lagi dengan keadaan siswa yang sudah berubah. Jikahasil demikian itu terjadi, maka hasil instrumen akan menjadi sia-
sia. Masalah-masalah siswa pada satu atau dua bulan kemudian,lebih-lebih dalam waktu yang lebih lama lagi, besar kemungkinanberbeda dari masalah-masalah yang mereka alami danterungkapkan melalui instrumen pada waktu sebelumnya;kesegeraan dalam pengolahan hasil AUM akan menjunjung azaskekinian dalam bimbingan dan konseling (Mudjiran dkk, 2010).
Tata cara pengolahan hasil instrumen, biasanya sudahtermuat dalam manual instrumen yang digunakan, khususnyainstrumen yang sudah distandardisasikan. Sedangkan untukinstrumen yang dikembangkan sendiri oleh guru BK atau konselor,
biasanya sewaktu pengembangan instrumen tersebut sudah
BIMTEK GURU BK SMK 2012 44
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 45/178
dirancang juga tata cara pengolahan datanya serta penggunaanhasilnya. Ada di antara instrumen yang pengolahan datanyadengan men-tally atau menghitung frekuensi dan persentase, danmembandingkannya dengan kriteria/norma (yang telah ditetapkan);
ada pula jenis instrumen yang pengolahannya menggunakan kunciuntuk memperoleh skor (misalnya tes, AUM PTSDL) danmembandingkannya dengan kriteria/norma yang ada dalam manualinstrumen. Di sisi lain, untuk satu instrumen, pengolahan hasilnyadapat dilakukan per item dan dapat pula untuk keseluruhan itemdalam satu instrumen tersebut.
Sesuai dengan kelompok data, hasil pengolahan instrumenakan mengarah pada pengelompokan data tersebut, yaitu berupadata individual, kelompok, umum, dan khusus. Satu instrumen yangdiadministrasikan terhadap sekelompok atau satu kelas siswa, akan
menghasilkan minimal data individual dan kelompok.
Ditinjau dari keperluan pengumpulan data, yaitu untukkeperluan penyusunan program bimbingan dan konseling, denganmengumpulkan data diri, potensi, kebutuhan dan permasalahanserta lingkungan siswa atau konseli, maka pengolahan data danhasilnya mengarah pada keperluan tersebut. Artinya pengolahandata dan hasilnya, tidak hanya menghasilkan data berkenaandengan kelemahan dan/atau masalah-masalah yang dialamisiswa/konseli (hal-hal yang “negatif”), tetapi juga mengarah padapotensi (kekuatan dan hal-hal yang “positif”) dan kebutuhan
siswa/konseli. Untuk data kelemahan/masalah siswa akandientaskan, sedangkan untuk data potensi akan dikembangkanmelalui program bimbingan dan konseling.
Berikut dikemukakan langkah-langkah umum pengolahan datadari suatu instrumen dengan cara manual.
1. Menyiapkan kelengkapan pengolahan data, terutama format-format hasil pengolahan, baik untuk jenis data individual maupunkelompok (tabel tabulasi, tabel data individual dan kelompok),kunci/pedoman scoring (untuk intrumen yang memerlukankunci), dan norma.
2. Melakukan pengolahan, baik dengan men-tally/menghitungfrekuensi dan persentase, ataupun menskor jawabansiswa/konseli
3. Memasukkan hasil pengolahan (langkah kedua) ke dalamtabel-tabel atau format-format yang telah dipersiapkan.
4. Mengkonversi hasil pengolahan data dengan kriteria/normainstrumen (sesuai manual)
5. Menginterpretasikan hasil pengolahan data
BIMTEK GURU BK SMK 2012 45
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 46/178
6. Menetapkan arah penggunaan hasil instrumenasi
Apabila pengolahan data dilakukan dengan menggunakanprogram computer (misalnya AUM Umum dan AUM PTSDL, ITP,
Sosiometri, tes, atau instrumen lain yang telah dirancang programpengolahannya), biasanya guru BK atau konselor cukupmengentrikan data dan mengikuti “perintah-perintah” yang adadalam manual program pengolahan data instrumen tersebut.Melalui program tersebut, data hasil pengolahan akan diperoleh,baik untuk data kelompok maupun individual.
c. Penafsiran hasil
Setelah pengolahan data hasil instrumen (khususnya setelahkonversi data dengan menggunakan kriteria/norma), langkahberikutnya yang harus dilakukan oleh guru BK atau konselor adalahpenafsiran atau interpretasi data. Hasil interpretasi itu akandimasukkan ke dalam himpunan data yang selanjutnya akandigunakan untuk penyusunan program bimbingan dan konseling.
Tata cara interpretasi data, biasanya juga termuat dalammanual instrumen atau telah dirancang sebelumnya sewaktupengembangan instrumen yang dilakukan oleh guru BK/konselor.Oleh sebab itu, bagi konselor yang menggunakan instrumen yangdikembangkan oleh orang lain (sudah distandardisasikan), guruBK/konselor harus mempelajari manualnya dengan seksama,supaya tidak terjadi kekeliruan, baik dalam pengadministrasian,pengolahan ataupun dalam interpretasinya. Kesalahan akanberakibat, di samping data tidak valid dan terbuang sia-siasehingga program bimbingan dan konseling tidak tepat sasaran,membahayakan terhadap pribadi-pribadi siswa/konseli.
Interpretasi instrumen, biasanya dapat dilakukan untuk datakelompok/kelas dan data individual; untuk setiap item dan untukkeseluruhan item (total) dalam suatu instrumen. Dari hasilinterpretasi tersebut akan diketahui potensi, kebutuhan danpermasalahan serta lingkungan siswa atau konseli. Untuk dataindividual misalnya, akan diketahui potensi, kebutuhan, masalah-masalah yang dialami, serta kondisi lingkungan yang menghambatataupun yang menunjang kesuksesan dan perkembangansiswa/konseli, sedangkan dari data kelompok akan dapat dilihatpotensi, kebutuhan, masalah-masalah yang dialami, serta kondisilingkungan yang menghambat ataupun yang menunjangkesuksesan untuk sekelompok siswa/konseli. Dari data tersebut, juga akan diketahui perbandingan antara individu dengan individulain atau antara individu dengan kelompok, misalnya denganmemperhatikan rerata, range, skor tertinggi dan terendah. Dengan
kata lain, dari hasil interpretasi, akan diketahui siapa dan
BIMTEK GURU BK SMK 2012 46
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 47/178
bagaimana potensi, kebutuhan, dan kondisi (positif dan “negatif”),baik secara individual maupun dalam posisinya sebagai anggotakelompok/kelas.
4. Himpunan Data
Data merupakan gambaran atau keterangan atau catatan tentang
ada dan keadaan tertentu, sedangkan himpunan data (commulative
record ) berarti berbagai jenis data dihimpun, dikolompokkan dan
dikemas dalam bentuk tertentu; dengan tujuan menyediakan data
dalam kualitas yang baik dan lengkap untuk menunjang pelayanan
konseling sesuai dengan kebutuhan konseli (Prayitno, 2012). Kegiatan
himpunan data dalam bimbingan dan konseling berarti kegiatan
menghimpun data yang relevan dengan pengembangan pesertadidik/sasaran layanan, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia (Pusat
Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2011). Data yang dihimpun tersebut
adalah berkanaan dengan:
a. Data perkembangan, kondisi dan lingkungan diri pribadi siswa,
seperti:
• Identitas diri
• Potensi dasar: inteligensi, bakat, minat
• Identitas keluarga
• Riwayat kesehatan
• Catatan anekdot (kejadian khusus)
• Masalah diri pribadi
b. Data perkembangan, kondisi hubungan dan lingkungan sosial,
seperti:
• Sosiogram
• Teman dekat
• Data hubungan sosial
• Masalah sosial
c. Data kemampuan, kegiatan dan belajar, seperti:• Nilai hasil belajar
• Data kegiatan belajar
• Riwayat pendidikan
• Masalah belajar
d. Data kemampuan, arah dan persiapan karir, seperti:
• Pekerjaan orangtua/keluarga
• Bakat-minat karir; jurusan yang diambil
• Masalah karir
BIMTEK GURU BK SMK 2012 47
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 48/178
Ditinjau dari pengelompokan data (pribadi, kelompok, umum),
Prayitno (2012) mengemukakan tiga pengelompokan data, yaitu
a. Data pribadi: semua data yang berkaitan dengan pribadi
seseorang, antara lain:
• Identitas pribadi: nama, gelar, tempat dan tanggal lahir, alamat,
kewarganegaraan, agama
• Kondisi fisik dan kesehatan
• Potensi diri: kemampuan dasar, bakat, minat dan kecenderungan
pribadi, cita-cita
• Hasil karya
• Status dan kondisi keluarga
• Status dan kondisi pekerjaan atau karir
• Kondisi kehidupan sehari-hari dan permasalahannya
b. Data Kelompok: Data mengenai sekelompok individu, antara lain:• Hubungan sosial antar individu
• Kondisi kebersamaan
• Kerjasama kelompok
• Hasil belajar sekelompok individu
c. Data Umum: Data yang tidak mengenai diri seseorang dan tidak
pula berkenaan dengan kelompok individu tertentu (berasal dari
luar diri pribadi atau kelompok). Misalnya kumpulan leaflet, brosur,
informasi karir dan pendidikan, data lingkungan, dan sumber
informasi lain)
Dalam penyelenggaraannya, data dapat dihimpun dalam (1) buku
data pribadi, (2) himpunan lembaran dengan format yang dirancang
khusus, (3) kumpulan data kelompok dan laporan kegiatan, (4)
program computer (file), (5) kumpulan data umum. Sedangkan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan himpunan data
adalah (Prayitno, 2012):
a. Menghimpun data
• Data pribadi
• Data kelompok
• Data umumb. Pengembangan Data
• Langsung: dari sumber asli
• Luas: sebanyak-banyaknya tetapi sesuai keperluan
• Lugas: bersifat apa adanya, padat dan jelas
• Luwes: tidak statis, yang tidak berguna dibuang, dan selalu
ditambah dengan data baru yang benar-benar berguna
• Lancar: mudah penyelenggaraannya dan mudah
menggunakannya, mudah menghimpunnya dan mudah pulamengaksesnya untuk digunakan
c. Penggunaan Data
BIMTEK GURU BK SMK 2012 48
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 49/178
• Perencanaan/program layanan
• Isi layanan
• Laporan kegiatan layanan
Secara umum, operasionalisasi kegiatan himpunan data (mulai
dari perencanaan sampai pada pelaporan adalah sebagai berikut
(Mudjiran dkk, 2010; Prayitno, 2012).
a. Perencanaan
1)Menetapkan jenis dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya
2)Menetapkan bentuk himpunan data
3)Menetapkan dan menata fasilitas untuk penyelengaraanhimpunan data
4) Menetapkan mekanisme pengisian, pemelihraaan danpenggunaan himpunan data
5)Menyiapkan kelengkapan administrasi
b. Pelaksanaan
1) Mengumpulkan dan memasukkan data ke dalam himpunan datasesuai dengan klasifikasi dan sistem etika yang ditetapkan
2) Memanfaatkan data untuk berbagai jenis layanan konseling
3) Memelihara dan mengembangkan himpunan datac. Evaluasi
1) Mengkaji efisiensi, sistematika dan penggunaan fasilitas yangdigunakan
2) Memeriksa kelengkapan, keakuratan, keaktualan dankemanfaatan data dalam himpunan data
d. Tindak Lanjut, mengembangkan lebih lanjut sesuai
dengan hasil evaluasi:
1) Bentuk, klasifikasi, dan sistematika data
2) Kelengkapan, keakuratan dan keaktualan data
3) Kemanfataan data
4) Penggunaan teknologi
5) Teknik penyelenggaraan
e. Laporan
1) Menyusun laporan (secara berkala) kegiatan himpunan data
2) Menyampaikan laporan kepada pihak terkait
BIMTEK GURU BK SMK 2012 49
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 50/178
3) Mendokomentasikan laporan
5. Pelaporan
Kegiatan instrumenasi dan himpunan data yang dilakukan perlu
disusun laporannya untuk berbagai keperluan, baik berkaitan dengan
proses, instrumen dan fasilitas yang digunakan, hasil, dan
penggunaannya. Suatu hal yang sangat perlu diperhatikan, baik
berkenaan dengan penyusunan, penyimpanan/pendokumentasian
ataupun penyampaian laporan kepada pihak terkait, adalah penerapan
azas kerahasiaan. Jangan sampai data tentang siswa sampai kepada
pihak-pihak yang dapat merugikan siswa/konseli.
Secara umum, kegiatan yang dilakukan dalam pelaporan adalah:
a. Menyusun laporan, yang memuat tentang proses, instrumendan fasilitas yang digunakan, hasil dan penafsirannya,serta
penggunaan atau arah penggunaan data.
b. Menyampaikan laporan kepada pihak terkait, misalnya kepada
kepala sekolah/wakil, dengan memperhatikan azas kerahasiaan
c. Mendokomentasikan laporan dengan memperhatikan azas
kerahasiaan
D. Latihan
Dalam kegiatan Bimtek ini, peserta diharapkan melakukan latihan,baik secara sendiri-sendiri ataupun secara berkelompok. Latihan
dilakukan dalam kelas yang didampingi oleh instruktur. Hasil yang
diharapkan dari latihan ini adalah peserta dapat mengaplikasikan
kemampuannya di tempat bertugas, terutama berkenaan dengan
instrumen dan kegiatan himpunan data dalam pelayanan bimbingan dan
konselig di SMK. Materi latihan dapat berupa pengembangan item-item
dari contoh instrumen yang sudah dikemukakan dalam bab ini (daftar cek,
skala, tally), pengembangan instrumen wawancara, angket, sosiometri,
atau melakukan kegiatan himpunan data, atau mengerjakan latihan
dengan mengisi format-format yang tertera pada lampiran.
E. Lampiran (Petunjuk dan format latihan)
1. Jenis Data danTeknik/Instrumen yang Digunakan
Petunjuk:
1. Tulis jenis data dan tentukan teknik/instrumen yang
digunakan untuk pengumpulan data dengan mengisi tabel di bawah
ini!
BIMTEK GURU BK SMK 2012 50
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 51/178
2. Kelompokkan data tersebut dan rancang instrumen
yang akan digunakan untuk pengumpulan data tersebut
BIMTEK GURU BK SMK 2012 51
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 52/178
Tabel
Jenis Data dan Teknik/Instrumen yang Digunakan
No Jenis Data
Teknik/Instrumen
Obs Wwc AngKet
TesSosio-metri
Catanek
AUM ITP ……. ……. …….
BIMTEK GURU BK SMK 2012 52
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 53/178
2. Jenis Data dan JenisLayanan yang Dilaksanakan
Petunjuk: Tulis jenis data dan tentukan jenis layanan yang
dilaksanakan dengan mengisi tabel di bawah ini!
Tabel
Jenis Data dan Jenis Layanan yang Dilaksanakan
No Jenis Data
Jenis Layanan
BIMTEK GURU BK SMK 2012 53
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 54/178
BAB II
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
A. PENGANTAR
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terkategori usia remaja,
memiliki potensi untuk berkembang, unik dan dinamik, mempunyai
kesempatan untuk memperoleh fasilitasi pendidikan dan bimbingan dan
konseling. Siswa memiliki keterbatasan, memiliki harapan untuk sukes studi
dan karirnya, memiliki hak untuk menempuh pendidikan, mengharapkan
dapat bekerja sesuai dengan potensinya dan mengharapkan mencapai
kesejahteraan dan kebahagiaan. Siswa dalam kehidupannya tidak lepas
dari persoalan yang harus diatasinya dan karena keterbatasan memerlukanbantuan dari pihak lain. Untuk itu, dalam hal ini peran bimbingan dan
konseling memberikan fasilitasi bagi siswa untuk dapat mengoptimalkan
fungsi potensinya sehingga dapat mencapai kemandirian dan dapat
mengatasi persoalannya secara bertanggung jawab.
Bimbingan dan konseling (BK) dalam seting pendidikan dilaksanakan
oleh tenaga professional yaitu Sarjana Pendidikan bidang Bimbingan dan
Konseling dan telah menempuh pendidikan profesi konselor. Tenaga yang
BIMTEK GURU BK SMK 2012 54
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 55/178
tidak professional diyakini tidak dapat melaksanakan tugas profesinya
dengan baik. Kinerja Guru BK yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan siswa sangatlah diharapkan, dan program layanan BK di
sekolah membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional sebagaimana
dituangkan dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.
BK memfasilitasi siswa agar dapat mandiri, berkembang optimal,
mengentaskan persoalan secara bertangung jawab dan mencapai
kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Untuk melaksanakan layanan profesi
BK diperlukan tenaga professional dalam bidang BK, kebijakan pemerintah
yang mendukung program BK, dan kesadaran masyarakat terhadap profesi.
Salah satu tugas guru BK sesuai dengan rumusan stadar kompetensi
konselor sebagaimana tertuang dalam Permendiknas No. 27 Tahun 2008
adalah mampu merancang program bimbingan dan konseling. Untuk itu,
diperlukan bimtek bagi guru BK tentang kompetensi tersebut.
B. KOMPETENSI, SUB KOMPETENSI, DAN INDIKATOR
KOMPETENSI
Materi bimbingan teknis bagi guru BK SMK disiapkan untuk memberikan
pengalaman pelajar yang sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh
guru BK atau konselor yaitu kompetensi profesional konselor.
BIMTEK GURU BK SMK 2012 55
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 56/178
SUB KOMPETENSI :
Sub kompetensi profesional yang disiapkan bagi guru BK SMK dalam Bab ini
adalah Merancang Program Bimbingan dan Konseling.
INDIKATOR
Beberapa indikator materi bimbingan teknis (bimtek) kompetensi profesional
dengan sub kompetensi merancang program Bimbingan dan Konseling,
meliputi :
1. Menganalisis kebutuhan konseli
2. Menyusun program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan
berdasarkan kebutuhan peserta didik secara komprehensif dengan
pendekatan perkembangan
3. Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling
4. Merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan program bimbingan
dan konseling.
C. MATERI.1. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Tujuan pelayanan BK ialah membantu siswa/ konseli agar dapat:
(1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupan-nya di masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh
potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3)
menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang
dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,
masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus
mendapatkan kesempatan untuk: (1) mengenal dan memahami potensi,
kekuatan, dan tugas-tugas perkem-bangannya, (2) mengenal dan
memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya, (3)
mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana
BIMTEK GURU BK SMK 2012 56
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 57/178
pencapaian tujuan tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan-
kesulitan sendiri (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan
dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat, (6)
menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan
(7) mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya
secara optimal.
Secara khusus BK bertujuan untuk membantu siswa/ konseli agar
dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek
pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir.
1. Aspek pribadi-sosial siswa.
a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan YME, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja,
maupun masyarakat pada umumnya.
b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan
(musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai
dengan ajaran agama yang dianut.
d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan
konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan;
baik fisik maupun psikis.
e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.f. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai
orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
h. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk
komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan,
BIMTEK GURU BK SMK 2012 57
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 58/178
atau silaturahim dengan sesama manusia.
j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik
bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain..
k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
2. Aspek belajar adalah sebagai berikut.
a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan
memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses
belajar yang dialaminya.
b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan
membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap
semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang
diprogramkan.
c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti
keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat
pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
e. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-
tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan
berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka
mengembangkan wawasan yang lebih luas.
f. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
3. Aspek karir adalah sebagai berikut.
a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian)
yang terkait dengan pekerjaan.b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir
yang menunjang kematangan kompetensi karir.
c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja
dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal
bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai
pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang
BIMTEK GURU BK SMK 2012 58
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 59/178
pekerjaan yang menjadi citra-cita karirnya masa depan.
e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan
cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang
dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan
kesejahteraan kerja.
f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu
merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran
yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial
ekonomi.
g. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir.
Apabila seorang siswa bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia
senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan
yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
h. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan
atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh
kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap
orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang
pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap
pekerjaan tersebut.
i. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil
keputusan karir.
Untuk dapat memberikan pengalaman belajar yang memadai tentang
aspek karir siswa, maka dapat dilakukan beberapa upaya antara lain: guru
BK atau konselor menyusun materi informasi sesuai tujuan BK aspek karir yaitu nomor 3 a s/d i, siswa diberikan informasi dunia karir baik jenis
maupun persaratan dan cara mencapai karir tersebut, menghadirkan alumni
yang berhasil untuk memberikan informasi dan orientasi keberhasilannya,
oberservasi dan magang ke berbagai dunia usaha dan industri yang relevan
dengan potensi siswa, pameran hasil karya siswa yang dapat
diperdagangkan, dan kerjasama dengan lembaga usaha dan industri untuk
memberikan pengalaman belajar dan peluang berkar ya serta kesempatan
BIMTEK GURU BK SMK 2012 59
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 60/178
bekerja.
Layanan BK bersifat (1) pencegahan dalam arti bahwa mencegah
jangan sampai siswa memiliki masalah,(2) perbaikan dalam arti memperbaiki
kesalahan pikiran-perasaan-perilaku, (3) penyembuhan dalam arti
menyembuhkan penyakit yang dapat sembuh dengan informasi-informasi
yang tepat, (4) pemeliharaan dalam arti memelihara situasi dan kondisi siswa
agar tetap terjaga menjadi stabil, dan (5) pengembangan dalam arti
mengembangan bakat dan minat sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa
dan kesempatan yang ada. Di samping itu, layanan BK berfungsi: (1)
pemahaman dalam arti membantu siswa untuk memahami diri secara baik
tentang kelebihan dan kelemahannya, (2) penyesuaian dalam arti membantu
siswa untuk menyesuaian terhadap situasi baru dimana siswa berada, (3)
penyaluran dalam arti membantu siswa untuk menyalurkan bakat, minat dan
kegemaran sesuai dengan kesempatan yang ada, (4) penempatan dalam arti
membantu menempatkan siswa sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan,
(5) pengadaptasian dalam arti membantu pihak lain dalam upaya memahami
siswa untuk kepentingan layanan bagi siswa yang bersangkutan. Strategi
layanan BK antara lain dapat dilakukan dengan cara konseling individual,
konseling kelompok, bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, media,
pertemuan kasus, kerjasama dengan profesi lain, referral, kerjasama dengan
orang tua, home visit, kerjasama dengan instansi/lembaga/perusahaan yang
dapat mengembangkan potensi siswa.
2. ANALISIS POTENSI DAN KEBUTUHAN
Layanan BK diperuntukkan bagi seluruh siswa terkategori normaldalam upaya memberikan bantuan pencapaian keberhasilan belajar,
pengembangan pribadi, sosial, dan karirnya. Untuk dapat memberikan
layanan BK secara baik dan terarah diperlukan pemahaman secara
mendalam tentang diri siswa (konseli) dan kondisi sekolah serta prospek
siswa setelah lulus SMK.
Pemahaman tentang diri siswa dapat dilakukan dengan cara
penerapan teknik tes dan teknik non tes (sebagaimana diuraikan di Bab I).
BIMTEK GURU BK SMK 2012 60
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 61/178
Setidaknya perlu memahami siswa tentang identitas, kondisi fisik, psikis,
latar belakang keluarga, latar belakang sekolah/pendidikan, latar belakang
sosio-kultural dan kemasyarakatan. Hasil pemahaman dapat dipergunakan
sebagai dasar penyusunan program layanan BK. Kondisi fisik siswa antara
lain meliputi kelengkapan anggota tubuh, kesehatan panca indera,
kesehatan organ tubuh, dan fungsi organ tubuh, kelebihan dan kelemahan
fisik. Kondisi psikis siswa antara lain meliputi bakat, minat, motivasi,
kecerdasan, kepribadian, kedisiplinan, kebiasaan, cita-cita, emosi,
ketrampilan, hoby, prestasi yang dicapai, perkembangan siswa, dan
kebutuhan layanan. Kondisi keluarga antara lain meliputi identitas orang tua,
status anak dalam keluarga, status sosial ekonomi, pendidikan orang tua,
intensitas hubungan antar anggota keluarga, fasilitas kebutuhan dalam
kehidupan, perhatian orang tua. Kondisi latar belakang sekolah/pendidikan
antara lain meliputi status sekolah, fasilitas sekolah, iklim sekolah,
pengalaman belajar, keberhasilan dalam pendidikan, kegagalan dalam
pendidikan, kondisi lingkungan dalam sekolah, hubungan sosial dengan
guru-karyawan-antar teman, kualitas pendidik dan tenaga kependidikan.
Kondisi latar belakang sosio-kultural dan kemasyarakatan antara lain meliputi
budaya yang dianut, karakterisitik budayanya, peran dalam
kemasyarakatan, kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari, tokoh-tokoh yang
dianut dan disegani.
Siswa memiliki kebutuhan dan diharapkan berkembang optimal sesuai
dengan potensi diri dan mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Guru
BK atau Konselor hendaknya memahami dan memberikan bantuan
pengembangan diri siswa sebagaimana yang telah dirumuskan menjadiStandar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD) yang meliputi (1)
Landasan hidup religius; (2) Landasan perilaku etis; (3) Kematangan emosi;
(4) Kematangan intelektual; (5) Kesadaran tanggung jawab sosial; (6)
Kesadaran gender; (7) Pengembangan diri; (8) Perilaku kewirausahaan
(kemandirian perilaku ekonomis); (9) Wawasan dan kesiapan karier; (10)
Kematangan hubungan dengan teman sebaya; dan (11) Kesiapan diri untuk
menikah dan berkeluarga. Masing-masing aspek perkembangan memiliki
BIMTEK GURU BK SMK 2012 61
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 62/178
tiga dimensi tujuan, yaitu: (1) pengenalan/penyadaran (memperoleh
pengetahuan dan pemahaman tentang aspek dan tugas perkembangan
[standar kompetensi] yang harus dikuasai); (2) akomodasi (memperoleh
pemaknaan dan internalisasi atas aspek dan tugas perkembangan [standar
kompetensi] yang harus dikuasai) dan (3) tindakan (perilaku nyata dalam
kehidupan sehari-hari dari aspek dan tugas perkembangan [standar
kompetensi] yang harus dikuasai). Pemahaman tentang standar kompetensi
kemandirian peserta didik (SKKPD) dan penyiapan materi layanan dan
memberikannya secara terencana dan terjadwal perlu dilakukan oleh guru
BK atau konselor.
STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK
PADA SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS
No Aspek
Perkembangan
Tataran/Internalisasi Tujuan
Pengenalan Akomodasi Tindakan
1
Landasan hidup
religious
Mempelajari hal
ihwal ibadah
Mengembangkanpemikiran tentang
kehidupan beragama
Melaksanakan ibadahatas keyakinan sendiri
disertai sikap toleransi
2
Landasan perilaku
etis
Mengenal
keragaman sumber
norma yang
berlaku di
masyaraakat
Menghargai
Keragaman sumber
norma sebagai
rujukan pengambilan
keputusan
Berperilaku atas dasar
keputusan yang
mempertimbangkan
aspek-aspek etis
3Kematangan emosi
Mempelajari cara-
cara menghindari
konflik dengan
orang lain
Bersikap toleran
terhadap ragam
ekspresi perasaan
diri sendiri dan orang
lain
Mengekspresikan
perasaan dalam cara-
cara yang bebas,terbuka
dan tidak menimbulkan
konflik
4
Kematangan
intelektual
Mempelajari cara-
cara pengambilan
keputusan dan
Menyadari akan
keragaman alternatif
keputusan dan
Mengambil keputusan
dan pemecahan
masalah atas dasar
BIMTEK GURU BK SMK 2012 62
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 63/178
No Aspek
Perkembangan
Tataran/Internalisasi Tujuan
Pengenalan Akomodasi Tindakan
pemecahan
masalah secara
objektif
konsekuensi yang
dihadapinya
informasi/data secara
objektif
5
Kesadaran
tanggung jawab
sosial
Mempelajari
keragaman
interaksi sosial
Menyadari nilai-nilai
persahabatan dan
keharmonisan dalam
konteks keragaman
interaksi sosial
Berinteraksi dengan
orang lain atas dasar
kesamaan
6Kesadaran gender
Mempelajari
perilaku kolaborasi
antar jenis dalam
ragam kehidupan
Menghargai
keragaman peraan
laki-laki atau
perempuan sebagai
aset kolaborasi dan
keharmonisan hidup
Berkolaborasi secara
harmonis dengan lain
jenis dalam keragaman
peran
7Pengembangan diri
Mempelajarikeunikan diri dalam
konteks kehidupan
sosial
Menerima keunikandiri dengan segala
kelebihan dan
kekurangannya
Menampilkan keunikan
diri secara harmonis
dalam keragaman
8
Perilaku
kewirausahaan(kemandirian
perilaku ekonomis)
Mempelajari
strategi dan
peluang untuk
berperilaku
hemat,ulet,
sengguh-sungguh
dan kompetitif
dalam keragaman
kehidupan
Menerima nilai-nilai
hidup hemat,ulet
sungguh-sungguh
dan kompetitif
sebagai aset untuk
mencapai hidup
mandiri
Menampilkan hidup
hemat, ulet, sungguh-
sungguh dan kompetitif
atas dasar kesadaran
sendiri
9
Wawasan dan
kesiapan karier
Mempelajari
kemampuan diri,
peluang dan ragam
Internalisasi nilai-
niolai yang melandasi
pertimbangan
Mengembangkan
alternatif perencanaan
karir dengan
BIMTEK GURU BK SMK 2012 63
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 64/178
No Aspek
Perkembangan
Tataran/Internalisasi Tujuan
Pengenalan Akomodasi Tindakan
pekerjaan,
pendidikan, dan
aktifitas yang
terfokus pada
pengembangan
alternatif karir yang
lebih terarah
pemilihan alternatif
karir
mempertimbangkan
kemampuan, peluang
dan ragam karir
10
Kematangan
hubungan dengan
teman sebaya
Mempelajari cara-
cara membina dan
kerjasama dan
toleransi dalam
pergaulan dengan
teman sebaya
Menghargai nilai-nilai
kerjasama dan
toleransi sebagai
dasar untuk menjalin
persahabatan
dengan teman
sebaya
Mempererat jalinan
persahabatan yang lebih
akrab dengan
memperhatikan norma
yang berlaku
11
Kesiapan diri untuk
menikah dan
berkeluarga
Mengenal norma-
norma pernikahan
dan berkeluarga
Mengharagai norma-
norma pernikahan
dan berkeluarga
sebagai landasan
bagi terciptanya
kehidupan
masyarakat yang
harmonis
Mengekspresikan
keinginannya untuk
mempelajari lebih
intensif tentang norma
pernikahan dan
berkeluarga
3. PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN
KONSELING
Program BK di SMK disusun atas dasar kebutuhan perkembangan
diri siswa (standar kemandirian peserta didik), peta permasalahan yang
dihadapi siswa, kondisi lingkungan sekolah, visi dan misi BK, kemampuan
guru BK, fasilitasi sekolah, konsep BK serta mendukungan tercapainya
BIMTEK GURU BK SMK 2012 64
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 65/178
tujuan pendidikan nasional. Program dapat terlaksana dan mencapai hasil
yang diharapkan sebagaimana dalam rancangan program apabila rancangan
disusun secara tepat dan kualitas unggul dan dilaksanakan sesuai rencana.
Program BK yang disusun tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan,
masing-masing saling terkait sehingga menjadi satu matarantai rencana
program BK yang utuh. Program BK memberikan gambaran apa yang akan
dilaksanakan dalam layanan BK.
Dalam rancangan program hendaknya disajikan : rasional, landasan
hukum, visi dan misi BK, depkripsi hasil analisis kebutuhan layanan bagi
siswa berdasarkan need asesmen, tujuan yang ingin dicapai dari program
layanan, komponen program layanan yang akan dilaksanakan, bidang gerak,
strategi layanan, sasaran, waktu pelaksanaan, personalia pelaksana
program, evaluasi baik perencanaan, proses, maupun pelaksanaan,
pengembangan rencana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
(RPLBK), anggaran yang diperlukan dan sumber serta
pertanggunganjawaban, dan pelaporan program BK.
Dalam merumuskan program, struktur dan isi/materi program ini
bersifat fleksibel disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan siswa
berdasarkan hasil penilaian kebutuhan di masing-masing sekolah.
1. Rasional
Rumusan dasar pemikiran tentang urgensi BK dalam keseluruhan
program Sekolah. Ke dalam rumusan ini dapat menyangkut konsep dasar
yang digunakan, kaitan BK dengan implementasi kurikulum, dampak
perkembangan iptek dan sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat(termasuk para peserta didik), dan hal-hal lain yang dianggap relevan.
2. Visi dan Misi
Secara mendasar visi dan misi BK perlu dirumuskan ulang ke dalam
fokus isi:
Visi: Membangun iklim Sekolah bagi kesuksesan siswa
BIMTEK GURU BK SMK 2012 65
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 66/178
Misi: Memfasilitasi seluruh siswa memperoleh dan menguasai kompetensi di
bidang akademik, pribadi-sosial, karir berlandaskan pada tata
kehidupan etis normatif dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
Sedangkan visi dan misi ditentukan oleh sekolah masing-masing.
3. Deskripsi Kebutuhan
Rumusan hasil needs assessment (penilaian kebutuhan) siswa dan
lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai
peserta didik.
Rumusan ini tiada lain adalah rumusan tugas-tugas perkembangan, yakni
Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD).
4. Tujuan
a. Rumuskan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus
dikuasai siswa setelah memperoleh pelayanan BK. Tujuan hendaknya
dirumuskan ke dalam tataran tujuan:
b. Penyadaran, untuk membangun pengetahuan dan pemahaman peserta
didik terhadap perilaku atau standar kompetensi yang harus dipelajari
dan dikuasai
c. Akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi, dan
menjadikan perilaku atau kompetensi baru sebagai bagian dari
kemampuan dirinya, dan
d. Tindakan, yaitu mendorong peserta didik untuk mewujudkan perilaku
dan kompetensi baru itu dalam tindakan nyata sehari-hari.
5. Komponen Program
Komponen program meliputi: (a) Komponen Pelayanan Dasar, (b)Komponen Pelayanan Responsif, (c) Komponen Perencanaan Individual,
dan d) Komponen Dukungan Sistem (manajemen)
6. Rencana Operasional.
Rencana kegiatan diperlukan untuk menjamin program BK dapat
dilaksanakan secara efektif dan efesien. Rencana kegiatan adalah uraian
detil dari program yang menggambarkan struktur isi program, baik kegiatan
BIMTEK GURU BK SMK 2012 66
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 67/178
di Sekolah maupun luar Sekolah, untuk memfasilitasi siswa mencapai tugas
perkembangan atau kompetensi tertentu.
Atas dasar komponen program di atas maka :
a. Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu
dilakukan. Kegiatan ini diturunkan dari perilaku/tugas perkembangan/
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik
b. Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap
kegiatan di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu tertentu atau
terus menerus. Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam setiap
komponen program perlu dirancang dengan cermat. Perencanaan waktu
ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen yang harus
dilakukan oleh konselor.
c. Inventarisasikan kebutuhan yang diperoleh dari needs assessment ke
dalam tabel kebutuhan yang akan menjadi rencana kegiatan. Rencana
kegiatan dimaksud dituangkan ke dalam rancangan jadwal kegiatan untuk
selama satu tahun. Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik; Program
Tahunan dan Program semester.
d. Program BK Sekolah yang telah dituangkan ke dalam rencana kegiatan
perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan. Kalender kegiatan
mencakup kalender tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan.
e. Program BK perlu dilaksanakan dalam bentuk (a) kontak langsung, dan (b)
tanpa kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung
yang dilakukan secara klasikal di kelas (pelayanan dasar) perlu
dialokasikan waktu terjadwal 2 (dua) jam pelajaran per-kelas per-minggu. Adapun kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan peserta didik
dapat dilaksanakan melalui tulisan (seperti e-mail, buku-buku, brosur, atau
majalah dinding), home visit , konferensi kasus , dan alih tangan (referral ).
7. Pengembangan Tema/Topik (bisa dalam bentuk dokumen tersendiri)
Tema ini merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah
diidentifikasikan yang terkait dengan tugas-tugas perkembangan. Tema
BIMTEK GURU BK SMK 2012 67
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 68/178
secara spesifik dirumuskan dalam bentuk materi untuk setiap komponen
program.
8. Pengembangan Satuan Pelayanan atau Rencana Pelayanan
Bimbingan dan Konseling (dapat dalam bentuk dokumen tersendiri)
Dikembangkan secara bertahap sesuai dengan tema/topik.
9. Evaluasi
Rencana evaluasi perkembangan siswa dirumuskan atas dasar
tujuan yang ingin dicapai. Sejauh mungkin perlu dirumuskan pula evaluasi
program yang berfokus kepada keterlaksanaan program, sebagai bentuk
akuntabilitas pelayanan BK.
10. Anggaran
Rencana anggaran untuk mendukung implementasi program
dinyatakan secara cermat, rasional, dan realistik.
4. KOMPONEN PROGRAM BIMBINGAN DAN
KONSELING
Program BK mengandung empat komponen pelayanan, yaitu: (1)
pelayanan dasar bimbingan, (2) pelayanan responsif, (3) perencanaan
individual, dan (4) dukungan sistem. Keempat komponen program tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut.
KomponenProgram
BK
Peserta
didik
Pelayanan
Dasar
Pelayanan
Responsif
PelayananPer.Indiv.
Dukungan
Sistem
Pengembangan
Profesional,
Konsultasi,Kolaborasi, danKegiatanManajemen
BIMTEK GURU BK SMK 2012 68
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 69/178
Gambar 1.
Komponen Program Bimbingan dan Konseling
Komposisi pengaturan waktu layanan setiap komponen program BK adalah
Pelayanan Dasar = 25 – 35 %, Pelayanan responsive = 15 – 25 %,
Pelayanan perencanaan individual = 25-35% (dapat maksimal), dan
Dukungan sistem = 10-15%
a. Pelayanan Dasar
1). Pengertian
Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan
kepada seluruh siswa/ konseli melalui kegiatan penyiapan
pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan
secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka
panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang
dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian peserta didik)
yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan
mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Penggunaan
instrumen asesmen perkembangan dan kegiatan tatap muka
terjadwal di kelas sangat diperlukan untuk mendukung implementasi
komponen ini. Asesmen kebutuhan diperlukan untuk dijadikan
landasan pengembangan pengalaman terstruktur yang disebutkan.
2). Tujuan
Pelayanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa/ konseli
agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang
sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata
lain membantu konseli agar mereka dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Secara rinci tujuan pelayanan ini dapat dirumuskan
sebagai upaya untuk membantu konseli agar (1) memiliki kesadaran
(pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,
sosial budaya dan agama), (2) mampu mengembangkan keterampilan
untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku
BIMTEK GURU BK SMK 2012 69
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 70/178
yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya, (3) mampu
menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan (4) mampu
mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
3). Fokus pengembangan
Untuk mencapai tujuan tersebut, fokus perilaku yang
dikembangkan menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan
karir. Semua ini berkaitan erat dengan upaya membantu siswa/ konseli
dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya (sebagai standar
kompetensi kemandirian). Materi pelayanan dasar dirumuskan dan
dikemas atas dasar standar kompetensi kemandirian peserta didik
antara lain mencakup pengembangan: (1) self-esteem, (2) motivasi
berprestasi, (3) keterampilan pengambilan keputusan, (4) keterampilan
pemecahan masalah, (5) keterampilan hubungan antar pribadi atau
berkomunikasi, (6) penyadaran keragaman budaya, dan (7) perilaku
bertanggung jawab. Hal-hal yang terkait dengan perkembangan karir
mencakup pengembangan: (1) fungsi agama bagi kehidupan, (2)
pemantapan pilihan program studi, (3) keterampilan kerja profesional, (4)
kesiapan pribadi (fisik-psikis, jasmaniah-rohaniah) dalam menghadapi
pekerjaan, (5) perkembangan dunia kerja, (6) iklim kehidupan dunia
kerja, (7) cara melamar pekerjaan, (8) kasus-kasus kriminalitas, (9)
bahayanya perkelahian masal (tawuran), dan (10) dampak pergaulan
bebas.
4). Strategi Pelayanan dasar
a).Bimbingan Kelas
Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak
langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal, konselor
memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik. Kegiatan
bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain storming (curah
pendapat).
b). Pelayanan Orientasi
Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa
dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, untuk
BIMTEK GURU BK SMK 2012 70
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 71/178
mempermudah atau memperlancar berperannya mereka di lingkungan
baru tersebut. Pelayanan orientasi ini biasanya dilaksanakan pada awal
program pelajaran baru. Materi pelayanan orientasi di sekolah biasanya
mencakup organisasi sekolah, staf dan guru-guru, kurikulum, program BK,
program ekstrakurikuler, fasilitas atau sarana prasarana, dan tata tertib
sekolah.
c). Pelayanan Informasi
Yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang
bermanfaat bagi peserta didik. melalui komunikasi langsung, maupun
tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku,
brosur, leaflet, majalah, dan internet).
d). Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta didik melalui
kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk
merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Topik yang
didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat
umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti : cara-cara belajar
yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress.
e). Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi)
Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang
pribadi peserta didik, dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini
dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
b. Pelayanan responsif
1). PengertianPelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada siswa / konseli yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan
segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam
proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling individual, konseling
krisis, konsultasi dengan orangtua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah
ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam pelayanan responsif.
2).Tujuan
BIMTEK GURU BK SMK 2012 71
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 72/178
Tujuan pelayanan responsif adalah membantu siswa konseli agar dapat
memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau
membantu konseli yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Tujuan pelayanan ini dapat juga
dikemukakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah atau
kepedulian pribadi konseli yang muncul segera dan dirasakan saat itu,
berkenaan dengan masalah sosial-pribadi, karir, dan atau masalah
pengembangan pendidikan.
3). Fokus pengembangan
Fokus pelayanan responsif bergantung kepada masalah atau kebutuhan
konseli. Masalah dan kebutuhan konseli berkaitan dengan keinginan untuk
memahami sesuatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan
dirinya secara positif. Kebutuhan ini seperti kebutuhan untuk memperoleh
informasi antara lain tentang pilihan karir dan program studi, sumber-
sumber belajar, bahaya obat terlarang, minuman keras, narkotika,
pergaulan bebas.
Masalah lainnya adalah yang berkaitan dengan berbagai hal yangdirasakan mengganggu kenyamanan hidup atau menghambat
perkembangan diri siswa/ konseli, karena tidak terpenuhi kebutuhannya,
atau gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Masalah siswa /
konseli pada umumnya tidak mudah diketahui secara langsung tetapi
dapat dipahami melalui gejala-gejala perilaku yang ditampilkannya.
Masalah yang mungkin dialami siswa/ konseli diantaranya: (1) merasa
cemas tentang masa depan, (2) merasa rendah diri, (3) berperilaku impulsif
(kekanak-kanakan atau melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkannya
secara matang), (4) membolos dari sekolah, (5) malas belajar, (6) kurang
memiliki kebiasaan belajar yang positif, (7) kurang bisa bergaul, (8) prestasi
belajar rendah, (9) malas beribadah, (10) masalah pergaulan bebas ( free
sex ), (11) masalah tawuran, (12) manajemen stress, dan (13) masalah
dalam keluarga.
BIMTEK GURU BK SMK 2012 72
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 73/178
4). Strategi pelayanan responsive.
a). Konseling Individual dan Kelompok
Pemberian pelayanan konseling ini ditujukan untuk membantu
siswa/konseli yang mengalami kesulitan atau hambatan dalam mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Melalui konseling, siswa/ konseli dibantu
untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif
pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat.
Konseling ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.
b). Referal
Apabila guru BK atau konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk
menangani masalah siswa/ konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau
mengalihtangankan kepada ahli lain yang lebih berwenang. Siswa/
konseli yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki masalah,
seperti depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan
penyakit kronis.
c). Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas.
Guru BK atau konselor berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan
wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang siswa (seperti :
prestasi belajar, kehadiran, aktivitas selama pembelajaran), membantu
memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek
bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek
itu di antaranya : (1) menciptakan iklim sosio-emosional kelas yang
kondusif bagi belajar siswa; (2) memahami karakteristik siswa yang unik
dan beragam; (3) menandai siswa yang diduga bermasalah; (4)
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui programremedial teaching; (5) mereferal (mengalihtangankan) siswa yang
memerlukan pelayanan BK kepada guru BK atau koselor; (6) memberikan
informasi yang up to date tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang
kerja yang diminati siswa; (7) memahami perkembangan dunia industri
atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas
kepada siswa tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja,
persyaratan kerja, dan prospek kerja); (8) menampilkan pribadi yang
BIMTEK GURU BK SMK 2012 73
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 74/178
matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal
ini penting, karena guru merupakan “figur central” bagi siswa); dan (9)
memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang
diberikannya secara efektif.
d). Kolaborasi dengan Orang tua
Guru BK atau konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua
peserta didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap
siswa tidak hanya berlangsung di Sekolah, tetapi juga oleh orang tua di
rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling
memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar guru BK atau
konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi siswa atau
memecahkan masalah yang mungkin dihadapi siswa. Untuk melakukan
kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa upaya, seperti:
(1) kepala Sekolah atau komite Sekolah mengundang para orang tua
untuk datang ke Sekolah (minimal satu semester satu kali), yang
pelaksanaannya dapat bersamaan dengan pembagian rapor, (2) Sekolah
memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan
belajar atau masalah siswa, dan (3) orang tua diminta untuk melaporkan
keadaan anaknya di rumah ke Sekolah, terutama menyangkut kegiatan
belajar dan perilaku sehari-harinya.
e). Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah.
Yaitu berkaitan dengan upaya Sekolah untuk menjalin kerjasama dengan
unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan
mutu pelayanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-
pihak (1) instansi pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi profesiBK, (4) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait dalam pendidikan, (5)
Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK), dan (6) Depnaker
(dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).
f). Konsultasi
Guru BK atau konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang
tua, atau pihak pimpinan Sekolah yang terkait dengan upaya membangun
kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para siswa,
BIMTEK GURU BK SMK 2012 74
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 75/178
menciptakan lingkungan Sekolah yang kondusif bagi perkembangan
siswa, melakukan referal, dan meningkatkan kualitas program BK.
g). Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation)
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh siswa
terhadap siswa yang lainnya. Siswa yang akan diperankan sebagai
pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh guru BK
atau konselor. Siswa terlatih berfungsi sebagai mentor atau tutor yang
membantu siswa lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya,
baik akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga berfungsi
sebagai mediator yang membantu guru BK atau konselor dengan cara
memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah
siswa yang perlu mendapat pelayanan BK.
h). Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan
keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan peserta didik itu. Pertemuan konferensi kasus ini bersifat
terbatas dan tertutup.
i). Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang peserta
didik tertentu yang sedang ditangani, dalam upaya menggentaskan
masalahnya, melalui kunjungan ke rumahnya.
c. Perencanaan individual
1). PengertianPerencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada siswa / konseli
agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan
peren-canaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan
kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang
tersedia di lingkungannya. Pemahaman siswa/ konseli secara mendalam
dengan segala karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan
informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki
BIMTEK GURU BK SMK 2012 75
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 76/178
konseli amat diperlukan sehingga konseli mampu memilih dan mengambil
keputusan yang tepat di dalam mengem-bangkan potensinya secara
optimal, termasuk keber-bakatan dan kebutuhan khusus konseli. Kegiatan
orientasi, informasi, konseling individual, rujukan, kola-borasi, dan advokasi
diperlukan di dalam implementasi pelayanan ini.
2). Tujuan
Perencanaan individual bertujuan untuk membantu siswa/ konseli agar (1)
memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu
merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap
perkembang-an dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman,
tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya.
Tujuan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya
memfasilitasi siswa/ konseli untuk merencanakan, memonitor, dan
mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan sosial-pribadi
oleh dirinya sendiri. Isi layanan perencanaan individual adalah hal-hal yang
menjadi kebutuhan konseli untuk memahami secara khusus tentangperkembangan dirinya sendiri. Dengan demikian meskipun perencanaan
individual ditujukan untuk memandu seluruh konseli, pelayanan yang
diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan,
tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing konseli. Melalui
pelayanan perencanaan individual, siswa/ konseli diharapkan dapat:
1) Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan,
merencanakan karir, dan mengembangkan kemampuan sosial-
pribadi, yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi
tentang Sekolah, dunia kerja, dan masyarakatnya.
2) Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka
pencapaian tujuannya.
3) Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
4) Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.
3). Fokus pengembangan
BIMTEK GURU BK SMK 2012 76
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 77/178
Fokus pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan
pengembangan aspek akademik, karir, dan sosial-pribadi. Secara rinci
cakupan fokus tersebut antara lain mencakup pengembangan aspek (1)
akademik meliputi memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan
pemilihan pendidikan lanjutan atau pilihan jurusan, memilih kursus atau
pelajar-an tambahan yang tepat, dan memahami nilai belajar sepanjang
hayat; (2) karir meliputi mengeksplorasi peluang-peluang karir,
mengeksplorasi latihan-latihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk
kebiasaan bekerja yang positif; dan (3) sosial-pribadi meliputi
pengembangan konsep diri yang positif, dan pengembangan keterampilan
sosial yang efektif.
4). Strategi
Guru BK atau konselor membantu siswa menganalisis kekuatan dan
kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu
yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-
aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan penilaian diri ini,
peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan pengarahan
dirinya secara positif dan konstruktif. Pelayanan perencanaan individual ini
dapat dilakukan juga melalui pelayanan penempatan (penjurusan, dan
penyaluran), untuk membentuk siswa menempati posisi yang sesuai dengan
bakat dan minatnya.
Siswa/ konseli menggunakan informasi tentang pribadi, sosial, belajar
dan karir yang diperolehnya untuk (1) merumuskan tujuan, dan
merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang menunjang
pengembangan dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk memperbaikikelemahan dirinya; (2) melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau
perencanaan yang telah ditetapkan, dan (3) mengevaluasi kegiatan yang
telah dilakukannya.
d. Dukungan sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan
manajemen, tata kerja, infra struktur (misalnya Teknologi Informasi dan
BIMTEK GURU BK SMK 2012 77
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 78/178
Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional guru BK atau
konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan
bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan
siswa/ konseli.
Program ini memberikan dukungan kepada guru BK atau konselor
dalam memperlancar penyelenggaraan pelayanan diatas. Sedangkan bagi
personel pendidik lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan
program pendidikan di Sekolah. Dukungan sistem ini meliputi aspek-aspek:
(1) pengembangan jejaring (networking), (2) kegiatan manajemen, (3) riset
dan pengembangan.
1) Pengembangan Jejaring (networking)
Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan guru BK atau konselor yang
meliputi (1) konsultasi dengan guru-guru, (2) menyelenggarakan program
kerjasama dengan orang tua atau masyarakat, (3) berpartisipasi dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan Sekolah, (4)
bekerjasama dengan personel Sekolah lainnya dalam rangka menciptakan
lingkungan Sekolah/Madrasah yang kondusif bagi perkembangan konseli,(5) melakukan penelitian tentang masalah-masalah yang berkaitan erat
dengan bimbingan dan konseling, dan (6) melakukan kerjasama atau
kolaborasi dengan ahli lain yang terkait dengan pelayanan BK.
2) Kegiatan Manajemen
Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan,
memelihara, dan meningkatkan mutu program BK melalui kegiatan-
kegiatan (1) pengembangan program, (2) pengembangan staf, (3)
pemanfaatan sumber daya, dan (4) pengembangan penataan kebijakan.
a). Pengembangan Profesionalitas
Guru BK atau konselor secara terus menerus berusaha untuk
memutakhirkan pengetahuan dan keterampilannya melalui (a) in-
service training, (b) aktif dalam organisasi profesi, (c) aktif dalam
kegiatan-kegiatan ilmiah, (d) melakukan riset, (e) menempuh
BIMTEK GURU BK SMK 2012 78
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 79/178
pendidikan profesi konselor (PPK), dan (f) melanjutkan studi ke
program yang lebih tinggi.
b). Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi
Guru BK/ Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan
guru, orang tua, staf Sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar Sekolah
(pemerintah, dan swasta) untuk memperoleh informasi, dan umpan
balik tentang pelayanan bantuan yang telah diberikannya kepada para
siswa/ konseli, menciptakan lingkungan Sekolah yang kondusif bagi
perkembangan siswa/ konseli, melakukan referal, serta meningkatkan
kualitas program BK. Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan
upaya Sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur
masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu
pelayanan BK. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak (1)
instansi pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi profesi, (4) para
ahli dalam bidang tertentu yang terkait, dan orang tua siswa/ konseli,
(5) Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK), dan (6)
Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).
c). Manajemen Program
Suatu program pelayanan BK tidak mungkin akan terselenggara, dan
tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen)
yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan
terarah. Oleh karena itu BK harus ditempatkan sebagai bagian terpadu
dari seluruh program pendidikan/ sekolah dengan dukungan wajar baik
dalam aspek ketersediaan sumber daya manusia (konselor), sarana,
dan pembiayaan. Keterkaitan antar komponen pelayanan dan strategipeluncurannya dapat kerangka kerja utuh BK sebagai berikut.
BIMTEK GURU BK SMK 2012 79
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 80/178
Pelayanan Orientasi
Pelayanan Informasi
eferal
Bimbingan Teman
SebayaPengembangan media
Instrumentasi
Penilaian Individual
atau KelompokPenempatan dan
penyaluranKunjungan rumah
Konferensi kasus
Kolaborasi Guru
Kolaborasi Orangtua
Kolaborasi Ahli Lain
Konsultasi
Akses informasi dan
teknologiSistem Manajemen
Evaluasi, Akuntabilitas
Pengembangan Profesi
Konseling IndividualKonseling kelompok
Bimbingan kelompokBimbingan klasikal
R
Pelayanan Dasar
Bimbingan danKonseling
(Untuk seluruhpeserta didik danOrientasi JangkaPanjang)
Pelayanan Responsif
(PemecahanMasalah,Remidiasi)
Pelayanan
PerencanaanIndividual
(PerencanaanPendidikan, Karir,Personal, Sosial)
Dukungan Sistem
(Aspek Manajemendan Pengembangan)
Perangkat TugasPerkembangan/
(Kompetensi/kecakapan hidup,
nilai dan moralpeserta didik)
Tataran TujuanBimbingan dan
Konseling(Penyadaran
Akomodasi,
Tindakan)
Permasalahanyang perlu
AsesmenLingkungan
KOMPONENPROGRAM
STRATEGIPELAYANANHarapan dan
KondisiLingkungan
AsesmenPerkembanganKonseli
Harapan danKondisi Konseli
Kerangka Kerja Utuh Bimbingan dan Konseling
d). Riset dan Pengembangan
kegiatan riset dan pengembangan merupakan aktivitas guru BK
atau konselor yang berhubungan dengan pengembangan
professional secara berkelanjutan, meliputi : (1) merancang,
melaksanakan dan memanfaatkan penelitian dalam BK untuk
meningkatkan kualitas layanan BK sebagai sumber data bagi
kepentingan kebijakan sekolah dan implementasi proses
pembelajaran, serta pengembangan program bagi peningkatan
unjuk kerja professional, (2) merancang dan melaksanakan serta
mengevaluasi aktivitas pengembangan diri guru BK atau konselor
professional sesuai dengan standar kompetensi konselor, (3)
mengembangkan kesadaran komitmen terhadap etika
BIMTEK GURU BK SMK 2012 80
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 81/178
professional, (4) berperan aktif di dalam organisasi dan kegiatan
profesi BK.
5. SARANA DAN PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN
PROGRAM BK
Sarana dan prasarana serta biaya yang memadai bagi pelaksanaan profesi
bimbingan dan konseling akan membantu kelancaran dan pencapaian
tujuan layanan BK, antara lain.
a. Ruang Bimbingan dan Konseling
Ruang BK merupakan salah satu sarana penting yang turut
mempengaruhi keberhasilan pelayanan BK. Dengan memperhatikan prinsip-
prinsip BK, pengadaan ruang BK perlu mempertimbangkan letak atau lokasi,
ukuran, jenis dan jumlah ruangan, serta berbagai fasilitas pendukung yang
diperlukan.
Letak atau lokasi ruang BK di sekolah dipilih lokasi yang mudah
diakses (strategis) oleh siswa/ konseli tetapi tidak terlalu terbuka. Dengan
demikian seluruh siswa/konseli bisa dengan mudah dan tertarik mengunjungi
ruang BK, dan prinsip-prinsip confidential tetap terjaga.
Jumlah ruang BK disesuaikan dengan kebutuhan jenis layanan dan
jumlah personal. Antar ruangan sebaiknya tidak tembus pandang. Jenis
ruangan yang diperlukan meliputi: (1) ruang kerja, (2), ruang administrasi/
data, (3) ruang konseling individual, (4) ruang bimbingan dan konseling
kelompok, (5) ruang biblio terapi, (6) ruang relaksasi/ desensitisasi, dan (7)
ruang tamu. Adapun besaran ukuran ruangan disesuaikan dengan jumlah
kehadiran siswa/ konseli ke ruang BK dan jumlah guru BK/ konselor yangada di suatu sekolah. Ruangan kerja BK disiapkan agar dapat berfungsi
mendukung produktivitas kinerja guru BK/ konselor, maka diperlukan fasilitas
berupa: komputer, meja-kursi kerja, almari, jaringan internet, dan
sebagainya.
Ruangan administrasi/data perlu dilengkapi dengan fasilitas berupa:
lemari penyimpan dokumen (buku pribadi, catatan-catatan layanan BK, dan
BIMTEK GURU BK SMK 2012 81
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 82/178
lain-lain), dan disimpan dalam bentuk soft copy . Dalam hal ini harus
menjamin keamanan data yang disimpan.
Ruangan konseling individual merupakan tempat yang nyaman dan
aman untuk terjadinya interaksi antara guru BK/ konselor dengan konseli.
Ruangan ini dilengkapi dengan satu set meja kursi atau sofa, tempat untuk
menyimpan majalah, yang dapat berfungsi sebagai biblio terapi.
Ruangan BK kelompok merupakan tempat yang nyaman dan aman
untuk terjadinya dinamika kelompok dalam interaksi antara guru BK/ konselor
dengan konseli dan konseli dengan konseli. Ruangan ini dilengkapi dengan
perlengkapan antara lain: sejumlah kursi, karpet, tape recorder , VCD dan
televisi.
Ruangan biblio terapi pada prinsipnya mampu menjadi tempat bagi
siswa/ konseli dalam menerima informasi, baik yang berkenaan dengan
informasi pribadi, sosial, belajar/akademik, dan karir di masa datang. Karena
itu selain menyediakan informasi secara lengkap, ruangan nyapun mampu
menopang banyak orang. Ruangan ini dilengkapi dengan perlengkapan
sebagai berikut: daftar buku/ referensi (katalog), rak buku, ruang baca, buku
daftar kunjungan siswa. Jika memungkinkan fasilitas pendukung seperti
fasilitas internet.
Ruangan relaksasi / desensitisasi / sensitisasi, yang bersih, sehat,
nyaman, dan aman. Jika memungkinkan ruangan ini dapat dilengkapi
dengan karpet, tape recorder , televisi, VCD/ DVD, dan bantal. Ruangan tamu
hendaknya berisi kursi dan meja tamu, buku tamu, jam dinding, tulisan dan
atau gambar yang memotivasi siswa/ konseli untuk berkembang dapat
berupa motto, peribahasa, dan lukisan.Fasilitas ruangan yang diharapkan tersedia ialah ruangan tempat
bimbingan yang khusus dan teratur, serta perlengkapan lain yang
memungkinkan tercapainya proses pelayanan BK yang bermutu. Ruangan
itu hendaknya sedemikian rupa sehingga di satu segi para siswa/ konseli
yang berkunjung ke ruangan tersebut merasa nyaman, dan segi lain di
ruangan tersebut dapat dilaksanakan pelayanan dan kegiatan BK lainnya
sesuai dengan asas-asas dan kode etik BK. Khusus ruangan konseling
BIMTEK GURU BK SMK 2012 82
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 83/178
individual harus merupakan ruangan yang memberi rasa aman, nyaman dan
menjamin kerahasiaan konseli.
Di dalam ruangan hendaknya juga dapat disimpan segenap perangkat
instrumen BK, himpunan data siswa/ konseli, dan berbagai data serta
informasi lainnya. Ruangan tersebut hendaknya juga mampu memuat
berbagai penampilan, seperti penampilan informasi pendidikan dan jabatan.
Di samping, ruangan hendaknya nyaman yang menyebabkan para
pelaksana BK betah bekerja. Kenyamanan itu merupakan modal utama bagi
kesuksesan program.
Ruangan BK yang cukup dan penataan ruang kerja professional,
dengan
contoh sebagaimana terlampir. Contoh panataan ruang BK di sekolah
dikutip dari Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling
Dalam Jalr Pendidikan Formal (PMPTK,2007), dengan modifikasi ukuran
ruang. Di samping itu, dapat dikembangkan alternative tata ruang BK
dengan memperhatikan jumlah personal BK dan lokasi gendung
sebagaimana terlampir.
b. Fasilitas Lain
Selain ruangan, fasilitas lain yang diperlukan untuk penyelenggaraan
bimbingan dan konseling antara lain:
1). Dokumen program BK (misalnya : buku program tahunan, buku program
semesteran, buku kasus, dan buku harian)
2). Instrumen pengumpul data dan kelengkapan administrasi seperti:
a). Alat pengumpul data berupa tes yaitu: tes inteligensi, tes bakat khusus,
tes bakat, tes/inventori kepribadian, tes/inventori minat, dan tes prestasibelajar.
b). Alat pengumpul data teknik non-tes yaitu: biodata siswa/konseli,
pedoman wawancara, pedoman observasi (seperti pedoman observasi
dalam kegiatan pembelajaran, pedoman observasi dalam BK
kelompok), catatan anekdot, daftar cek, skala penilaian, angket (angket
siswa/konseli dan orang tua), biografi dan autobiografi, sosiometri,
AUM, ITP, format rencana/satuan pelayanan, format-format surat
BIMTEK GURU BK SMK 2012 83
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 84/178
(panggilan, referal), format pelaksanaan pelayanan, dan format
evaluasi.
c). Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data. Alat
penyimpan data itu dapat berbentuk kartu, buku pribadi, map dan file
dalam komputer. Bentuk kartu ini dibuat sedemikian rupa dengan
ukuran-ukuran serta warna tertentu, sehingga mudah untuk disimpan
dalam filling cabinet. Untuk menyimpan berbagai keterangan, informasi
atau pun data untuk masing-masing konseli, maka perlu disediakan
map pribadi. Mengingat banyak sekali aspek-aspek data konseli yang
perlu dan harus dicatat, maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat
menghimpun data secara keseluruhan yaitu buku pribadi.
d). Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket
bimbingan, alat bantu bimbingan perlengkapan administrasi, seperti alat
tulis menulis, blanko surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blanko
konferensi kasus, dan agenda surat, buku-buku panduan, buku
informasi tentang studi lanjutan atau kursus-kursus,
Dalam kerangka pikir dan kerangka kerja BK terkini, guru BK/
konselor perlu terampil menggunakan perangkat komputer, perangkat
komunikasi dan berbagai software untuk membantu mengumpulkan
data, mengolah data, menampilkan data maupun memaknai data
sehingga dapat diakases secara cepat dan secara interaktif. Perangkat
tersebut memiliki peranan yang sangat strategis dalam pelayanan BK.
Dalam konteks ini, para guru BK atau konselor dituntut untuk
menguasai sewajarnya penggunaan beberapa perangkat lunak dan
perangkat keras komputer. Banyak sekali perangkat lunak yang dapatdimanfaatkan oleh guru BK atau konselor dalam upaya memberikan
pelayanan terbaik kepada para siswa/konseli. Selain itu dengan
menggunakan perangkat lunak komputer, guru BK atau konselor dapat
memberikan pelayanan BK secara lebih efisien, dan dengan daya
jangkau pelayanan yang lebih luas.
Komputer yang disediakan di ruang BK hendaknya memiliki
memori yang cukup karena akan menyimpan semua data
BIMTEK GURU BK SMK 2012 84
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 85/178
siswa/konseli, berbagai macam program (software ), memiliki
kelengkapan audio agar dapat dimanfaatkan setiap konseli untuk
menggunakan berbagai CD interaktif informasi maupun pelatihan
sesuai dengan kebutuhan dan masalah, serta kelengkapan akses
internet agar dapat mengakses informasi penting yang diperlukan
konseli maupun dimanfaatkan konseli untuk melakukan e-counseling .
modul bimbingan, atau buku materi pelayanan bimbingan, buku hasil
wawancara, laporan kegiatan pelayanan, data kehadiran konseli, leger
Bimbingan dan Konseling, buku realisasi kegiatan BK, bahan-bahan
informasi pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar maupun
karir, dan buku/ bahan informasi pengembangan keterampilan hidup,
perangkat elektronik (seperti komputer, tape recorder, film, dan CD
interaktif, CD pembelajaran, OHP, LCD, TV); filing kabinet/ lemari data
(tempat penyimpanan dokumentasi dan data konseli), dan papan
informasi BK.
c. Biaya
Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari
manajemen BK, oleh karena itu perlu dirancang dengan cermat berapa
anggaran yang diperlukan untuk mendukung implementasi program.
Anggaran ini harus masuk ke dalam Anggaran dan Belanja Sekolah (ABS)
Memilih strategi manajemen yang tepat dalam usaha mencapai tujuan
program BK memerlukan analisa terhadap anggaran yang dimiliki. Strategi
manajemen program yang dipilih harus disesuaikan dengan anggaran yang
dimiliki. Strategi yang dipilih tanpa mempertimbangkan anggaran yangdimiliki mungkin hanya akan menjadi angan-angan yang mungkin sulit untuk
sampai mencapai tujuan program.
Kebijakan lembaga yang kondusif perlu diupayakan. Kepala Sekolah
harus memberikan dukungan yang serius dan sistematis terhadap
penyelenggaraan program BK. Pelaksanaan program BK harus diperlakukan
sebagai kegiatan yang utuh dari seluruh program pendidikan.
Komponen anggaran meliputi:
BIMTEK GURU BK SMK 2012 85
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 86/178
1. Anggaran untuk semua aktivitas yang tercantum pada program
2. Anggaran untuk aktivitas pendukung ( misalnya : home visit, pembelian
buku pendukung/ sumber bacaan, mengikuti seminar/ workshop atau
kegiatan profesi dan organisasi profesi, pengembangan staf,
penyelenggaraan MGBK, pembelian alat/ media untuk pelayanan BK,
pengembangan alat/ media untuk pelayanan BK).
3. Anggaran untuk pengembangan dan peningkatan kenyamanan ruang atau
pelayanan BK (misalnya : pembenahan ruangan, pengadaan buku-buku
untuk terapi pustaka, penyiapan perangkat layanan konseling individual
dan kelompok).
Sumber biaya program BK adalah ABS ( Anggaran Belanja Sekolah),
dana block grand pemerintah, sumber dana hibah kompetitif, dan sumber
lain yang tidak mengikat sekolah. Dengan demikian satuan biaya
penyelenggaraan program BK sesuai dengan aturan keuangan yang
ditetapkan baik dana dari pemerintah maupun dana sumber lain yang tidak
mengikat.
BIMTEK GURU BK SMK 2012 86
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 87/178
D. LATIHAN
Sebagai lanjutan dari sajian materi secara teoritis, peserta Bimtek diharapkan
untuk melakukan pemahaman dan pelatihan meliputi :
1. Menyusun rancangan program BK di sekolah
2. Menyusun rancangan pengembangan sarana dan
prasarana BK
1. MENYUSUN RANCANGAN PROGRAM BK
Alternatif format 1.
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
SMK ……………….
TAHUN PELAJARAN 2012-2013
A. Rasional
B. Landasan Yuridis
C. Visi dan Misi Sekolah
D. Visi dan Misi BK
E. Diskripsi kebutuhan siswa (SKKPD)F. Tujuan BK
G. Bidang gerak BK
H. Sifat / fungsi layanan BK
I. Komponen program BK (pengertian dan strategi)
J. Rencana Operasional. (disusunnya program tahunan,
semesteran, dan bulanan serta harian).
K. Pengembangan Tema/Topik layanan
L. Pengembangan Satuan Layanan/ Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling Individual
(RPLKI), Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok (RPLKK) , Rencana
Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok (RPLBK) Rencana Pelaksanaan LayananBimbingan Klasikal (RPLBK).
M. Sasaran/ subyek layanan BK
N. Personalia (guru BK atau konselor, adakah mahasiswa praktik, atau profesi lain yang
praktik)
O.. Waktu pelaksanaan Program ( tahun ajaran).
P. Evaluasi keterlaksanaan program dan hasil
Q. Anggaran yang diperlukan untuk keterlaksanaan program
Jakarta, 23 Mei 2012
Mengetahui Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor
Kepala Sekolah Tulislah Konselor bagi yang sudah Kons.
87
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 88/178
Alternative format 2.
NEED ASSESSMEN KEBUTUHAN (PENILAIAN KEBUTUHAN) SISWA/
KONSELI.
No Kebutuhan/
permasalahan
Tujuan Kegiatan Komponen
Program
Strategi
layanan
Alternative format 3.
PROGRAM TAHUNAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMK ….
Tahun Ajaran 2012/2013
No Prog
ram
laya
nan
tuju
an
Bida
ng
BK
Standar
Kompet
ensi
Kompo
nen
progra
m
Strat
egi
layan
an
sasar
an
Tol
ok
uku
r
Evalu
asi
Wak
tu
(bul
an)
Penangg
ung
jawab
Alternative format 4.
PROGRAM SEMESTERAN/BULANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMK ….
Tahun Ajaran 2012/2013
Disusun berdasarkan waktu, (semester yang Nampak bulan) . berdasarkan
format 3 dapat disusun alternative format 4.
2. MENYUSUN RENCANA SARANA DAN PRASARANA
Alternative format 1. Rencana kebutuhan barang/alat BK
No Nama
barang/alat
Spesifikasi Jumlah Harga
satuan
Harga Kegunaan
Alternative format 2. Rencana kebutuhan ruang kerja BK.
88
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 89/178
Dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah dan jumlah personal namun tetap
memperhatikan tata ruang kerja professional.
Contoh penataan ruang Bimbingan dan Konseling
(dikutip dari Rambu-rambu pelaksanaan BK dalam Jalur Pendidikan
Formal, PMPTK, 2007, dengan modifikasi ukuran tata ruang
konseling)
89
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 90/178
Alternative 1 Contoh penataan ruang Bimbingan dan Konseling
dengan memperhatikan model tersebut dengan penambahan ruang.
90
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 91/178
Alternative 2 Contoh penataan ruang Bimbingan dan Konseling
dengan memperhatikan model tersebut dengan penambahan ruang.
91
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 92/178
BAB III
IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
A. PENGANTAR
Program Bimbingan dan Konseling sebagaimana telah dirancang padaBab II yang dikembangkan dari analisis kebutuhan sebagaimana dijelaskan diBab I, membutuhkan berbagai kemampuan pengimplementasiannya. Pada babini akan dikemukakan berbagai kemampuan yang harus dikuasai oleh gurubimbingan dan konseling atau konselor untuk mengimplementasikan program.Oleh karena itu, dengan mempelajari bab ini, guru bimbingan dan konseling ataukonselor diharapkan dapat melaksanakan program bimbingan dan konseling lebihbaik dari yang mereka kerjakan selama ini, mampu melaksanakan pendekatankolaboratif dalam pelayanan bimbingan dan konseling, mampu memfasilitasiperkembangan akademik, karier, personal, dan sosial konseli, serta dapatmengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling secara efektif danefisien.
Sebelum mempelajari dan berlatih terkait materi, resapi dulu indikator-indikator sebagai perwujudan dari kompetensi yang harus dicapai setelahmengikuti bimbingan teknis di bab ini. Materi secara berturut-turut dijabarkanuntuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Sub kompetensi pertamatidak dijabarkan tersendiri, sebab yang dimaksud sub kompetensi itu bila
diprasyarati oleh sub kompetensi yang berikutnya. Pada bagian awal akandikemukakan berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh Konselor sebagaisebuah pedekatan kolaboratif. Dalam pendekatan kolaboratif ini dikemukakankemampuan Konselor bekerja secara kolaboratif, kemampuan konsultasi, danpemberian pelayanan referal.
Pada bagian berikutnya dikembangkan materi terkait dengan kemampuanKonselor untuk menfasilitasi perkembangan pribadi-sosial, belajar, dan karier konseli. Beberapa kemampuan yang harus dikuasai Konselor adalah kemampuanuntuk melakukan bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, konseling individual,dan konseling kelompok. Pada bagian terakhir akan dikemukakan kemampuan
Konselor untuk mengelola saran dan biaya program.Bab ini ditutup dengan latihan yang harus diselenggarakan setelah
mengikuti semua topik pembahasan. Dalam latihan akan diselenggarakan secaraberkelompok, sehingga ada kesempatan untuk melakukan testing realitaswalaupun masih dengan kolega guru Bimbingan dan Konseling sendiri.Harapannya, peserta akan mengembangkan kemampuan ini dalam praktik nyatadi sekolah.
B. KOMPETENSI, SUB KOMPETENSI, INDIKATOR
Kompetensi
92
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 93/178
Mengimplementasikan program Bimbingan dan Konseling yang komprehensif.
Sub Kompetensi
− Melaksanakan program Bimbingan dan Konseling.
− Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan Bimbingan dan
Konseling.
− Memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial konseli.
− Mengelola sarana dan biaya program Bimbingan dan Konseling.
Indikator
−
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dapat melaksanakan pelayananBimbingan dan Konseling sesuai program yang telah direncanakan.
− Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dapat melaksanakan
pendekatan kolaboratif dengan pihak terkait dalam pelayanan Bimbingan danKonseling, termasuk referal dan konsultasi.
− Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dapat memfasilitasi
perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial peserta didik/konselimelalui layanan bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, konseling individual,dan konseling kelompok.
−
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dapat mengelola sarana danbiaya program pelayanan Bimbingan dan Konseling.
C. MATERI
1. IMPLEMENTASI PROGRAM KOLABORASI, REFERAL, DANKONSULTASI
Pekerjaan Bimbingan dan Konseling merupakan pekerjaan yang bersifatkompleks, sehingga tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Konselor. Berbagaifihak harus terlibat aktif dalam pelaksanaan bantuan untuk mengembangkan
semua siswa secara optimal. Kegiatan bersama antara berbagai fihak dalamBimbingan dan Konseling yang paling banyak dilakukan adalah kerjakolaborasi, referal, dan konsultasi.
KOLABORASI
Mengapa program Bimbingan dan Konseling yang diusulkan akhir-akhir inibersifat komprehensif? Ini terkait dengan kedudukan Bimbingan danKonseling dalam seting pendidikan, dimana setiap komponennya memilikiarah yang sama yakni perkembangan optimal setiap siswa. ProgramBimbingan dan Konseling memiliki sejumlah keuntungan bagi fihak-fihak
93
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 94/178
terkait, antara lain siswa, orangtua, guru, kepala sekolah, Konselor, dan lain-lain.
Bagi Siswa:
a. Membantu mengenali potensi akademik;b. Memperluas pengetahuan akan dunia yang selalu berubah;
c. Meningkatkan pengetahuan akan diri sendiri untuk berhubungansecara efektif dengan orang lain;
d. Meningkatkan pengetahuan dan bantuan dalam eksplorasi karier;
e. Mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan; dan
f. Meningkatkan hubungan Konselor-siswa.
Bagi Orangtua:
a. Memberikan dukungan orangtua dalam memperhatikan perkembanganpendidikan anak-anak mereka;
b. Mengembangkan sistem untuk perencanaan jangka panjang anaknya;
c. Membantu orangtua untuk memperoleh sumber-sumber yangdiperlukan; dan
d. Meningkatkan kesempatan interaksi konselor-orangtua.
Bagi Guru:
e. Membantu siswa untuk mempelajari pelajaran yang diampunya secaratuntas dan efektif;
f. Mendorong hubungan kerja yang suportif dan positif;
g. Meningkatkan kerja tim dalam mendukung belajar anak; dan
h. Menjelaskan peran Konselor sebagai orang sumber.
Bagi Kepala Sekolah:
a. Memberikan struktur program dengan isi khusus melibatkan peranKonselor;
b. Memberikan kerangka kerja untuk mengevaluasi usaha-usaha programBimbingan dan Konseling sekolah; dan
c. Menjelaskan kesan program Bimbingan dan Konseling sekolah kepadamasyarakat.
Bagi Konselor:
a. Menawarkan kesempatan untuk melayani semua siswa;
b. Memberikan alat manajemen program; dan
c. Memberikan pemahaman yang jelas akan peran dan fungsi Konselor.
Bagi Staf Pelayanan Siswa Lainnya (dokter, psikolog, pekerja sosial):
94
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 95/178
a. Mendorong pendekatan tim untuk meningkatkan hubungan kerjakooperatif;
b. Memberikan batasan overlapping wilayah layanan.
Bagi Dinas Pendidikan:a. Memberikan informasi adanya pelayanan Bimbingan dan Konseling
dalam meningkatkan prestasi siswa.
b. Memberikan dasar bagi alokasi dana bagi program Bimbingan danKonseling.
Bagi Kalangan Industri dan Bisnis:
a. Menyiapkan tenaga kerja potensial dengan keterampilan pengambilankeputusan yang kuat dan kematangan pekerja yang meningkat;
b. Memberikan kesempatan kolaborasi antara Konselor dan masyarakat
kerja;
c. Meningkatkan kesempatan kalangan industri dan bisnis untukberpartisipasi dalam program sekolah; dan
d. Menjelaskan peran Konselor sebagai orang sumber bagi industri danbisnis.
Catatan tentang keuntungan program Bimbingan dan Konseling di atas,mengisyaratkan kebutuhan perencanaan kerja kolaboratif yang utuh dariberbagai fihak. Dengan demikian Bimbingan dan Konseling tidak dipandangsebagai tambal sulam saja dalam proses pendidikan di sekolah. Peran
Bimbingan dan Konseling yang nyata diantara berbagai fihak yangberkepenting-an dengan pendidikan dan penyiapan karier siswa perludirancang dengan baik.
Sebagai gambaran umum, ada peran-peran kolaboratif internal disekolah yakni dengan kepala sekolah, guru, staf pelayanan lainnya, sertasiswa. Ada pula peran kolaborasi eksternal yakni dengan orangtua dankalangan bisnis dan industri. Di lingkungan sekolah dapat dijelaskankolaborasi yang ditandai dengan job describtion yang tegas untuk bidangBimbingan dan Konseling. Dalam bidang pelayanan belajar (service learning )misalnya, pembagian tanggungjawab dicontohkan sebagai berikut.
TANGGUNGJAWABKEPALA SEKOLAH
TANGGUNGJAWABGURU
TANGGTUNGJAWABKONSELOR
TANGGUNGJAWABBERBAGI (KS, GURU,
KONSELOR)
Mengevalasi usahasebelumnya danmengidentifikasi kebutuhansistem saat ini
Mengidentifikasikebutuhan siswa saat ini
Membuat alat asesmenuntuk mengidentifikasikebutuhan siswa dansekolah
Merumuskan tujuanpelayanan belajar
Memberi peluang in-service untukpengembanganprofesionalitas.
Berpartisipasi dalam in-service dalampengembanganprofesionalitas
Menghasilkan progamservice-learning untukkegiatan in-service pengembanganprofesionalitas pendidik
Menerima strategiservice-learning
Membentuk komisi Berpartisipasi dalam Berpartisipasi dalam Membina hubungan
95
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 96/178
kurikulum pengembangan kurikulum pengembangan kurikulum kolaboratif
Menfasilitasi kontakmasyarakat
Membuat kurikulumakademik
Membuat kurikulum sosialdan emosional
Mengintegrasikankurikulum sosial,emosional, danakademik.
Menfasilitasi hubunganpartnerships sekolah danmasyarakat
Mengawali pengalamanmasyarakat
Mengatur jadwal pelayanan Mendukung supervisiyang tepat dalammasyarakat
Mengakui pentingnyarefleksi dalam belajar
Memberi kesempatanbagi siswa untukmerefleksi belajar sosial,emosional, etika, danakademiknya.
Memberi kesempatan bagisiswa untuk merefleksibelajar sosial, emosional,etika, dan akademiknya.
Mengkompilasi datarefleksi siswa
Memberi kesempatanpertemuan dewan guru
Merefleksi pengalaman-pengalaman service-learning
Merefleksi pengalaman-pengalaman service-learning
Mengkompilasi datarefleksi diri professional
Bekerja dengan dinaspendidikan untuk
mempertahankankeberlangsungankurikulum service-learning
Mengukur danmengevaluasi hasil
akademik dari pelayananbelajar
Mengukur danmengevaluasi hasil
perkembangan sosial danemosional dari pelayananbelajar
Menentukan komponen-komponen pelayanan
pembelajaran yangefektif
Memberikan insentif ataspelayanan yang dilakukandewan guru
Mengevaluasi dampakmasyarakatnya
Mengevaluasi dampakmasyarakatnya
Mengenali prestasisiswa
Contoh diatas adalah untuk bidang bimbingan belajar, untuk bidang lainnyayakni binbingan pribadi, sosial, dan karier dapat dikembangkan oleh Saudarasendiri.
REFERAL Pada dasarnya layanan referal berada dalam satuan kegiatan layanan
responsif yang dilakukan dalam upaya membantu konseli agar merekamendapatkan layanan yang optimal dari ahli lain yang benar-benar handal. Apabila Konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menanganimasalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankankepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti guru mata pelajaran,psikolog, psikiater, dokter, kepolisian, dan lain-lain. Konseli yang sebaiknyadireferal adalah mereka yang memiliki masalah yang tak terselesaikanbersama konselor, seperti kesulitan belajar, depresi, tindak kejahatan(kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.
Secara umum, tujuan layanan referal adalah agar konseli mendapatlayanan yang optimal atas masalah yang dialaminya. Selain itu tujuankhusus dari layanan referal ialah terwujudnya keempat fungsi Bimbingan danKonseling tarutama dalam upaya pengentasan masalah konseli. Namundemikian juga untuk mewujudkan upaya pemahaman dan pencegahan sertapengembangan dan pemeliharaan.
Komponen Referal
a. Konseli dan masalahnya. Ada sejumlah masalah yang tidak menjadikewenangan Konselor. Beberapa masalah tersebut misalnya masalah
96
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 97/178
belajar substansi mata pelajaran, penyakit, perbuatan kriminal,penggunaan zat psikotropika, dan sebagainya. Bila dijumpai masalah-masalah seperti itu, referal perlu dilakukan, karena keterbatasankewenangan Konselor.
b. Konselor . Konselor perlu menyadari akan keterbatasan kewenangannya.Dalam banyak catatan Konselor bekerja membantu individu yang sehat-normal.
c. Ahli lain. Beberapa ahli guru mata pelajaran, dokter, polisi, psikolog,psikiater, dan beberapa profesi lainnya menjadi rujukan penting bagiKonselor.
Dalam melaksanakan referal, azas yang digunakan adalahkesukarelaan konseli untuk dipindahtangankan kepada ahli lain yangdiprediksi akan lebih pas bagi penyelesaian masalahnya. Namun demikian,azas kerahasiaan juga harus dijaga oleh Konselor.
Tahap-Tahap Referal
a. Perencanaan
Menetapkan kasus yang akan direferal, meyakinkan konseli akan referal,menghubungi ahli lain yang menjadi arah referal, menyiapkan materireferal dan kelengkapan administrasinya.
b. Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana referal kepada pihak terkait dan
mereferalkan konseli kepada pihak terkait tersebut. Dalam hal initanggungjawab Konselor tetap ada, karena Konselor bekerja di sekolah,dimana siswa tetap akan menjadi bagian pelayanannya selama ia masihsekolah.
c. Evaluasi
Membahas hasil referal melalui refleksi oleh konseli, laporan dari ahli laindan analisis hasil referral, kemudian mengkaji hasil referral kaitannyadengan upaya mengatasi masalah yang dialami konseli.
d. Analisis hasil evaluasi
Melakukan analisis terhadap efektivitas referal bagi penyelesaian masalahkaitannya dengan perkembangan konseli.
e. Tindak lanjut
Menyelenggarakan layanan lanjutan oleh Konselor jika diperlukan ataukonseli memerlukan referal ke ahli lain lagi.
f. Pelaporan
Menyusun laporan kegiatan referal, menyampaikan laporan dan mendoku-mentasinya.
97
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 98/178
KONSULTASI
Bimbingan dan Konseling di sekolah sebagaimana komponenpendidikan lainnya juga mengalami reformasi, Bimbingan dan Konselingberubah dari model posisi pelayanan, terutama bagi penyelesaian masalah,menuju ke program komprehensif yang berlandaskan pada pertumbuhan danperkembangan manusia (Gysbers dan Henderson, 2009). Hal inimengisyaratkan bahwa kerjasama dengan staf pendidikan lain di sekolah danorangtua menjadi sangat penting. Salah satu bentuk pelayanan yang harusdilakukan guru Bimbingan dan Konseling adalah konsultasi.
Konselor, sendiri atau dalam kerjasama dengan staf sekolah lainnyadan stakeholders, melakukan pelayanan untuk membantu siswa memenuhikebutuhan dan mengatasi masalahnya. Dalam konteks layanan responsif,konsultasi sebagai bentuk kegiatan sejajar dengan konseling individual,konseling kelompok, dan referral. Dalam bidang Bimbingan dan Konseling,
konsultasi (consulting) dirancang untuk memberikan bantuan teknis kepadaguru, administrator dan orang tua dalam membantu siswa agar lebih efektif (Shertzer dan Stone, 1981).
Konsultasi merupakan sebuah elemen penting dari program bimbingan,karena Konselor menyadari bahwa model layanan langsung tidak selalu tepatdalam kasus-kasus tertentu. Konselor mencari metode-metode alternatif yangakan memiliki pengaruh positif terhadap individu atau kelompok atau terhadapsistem yang memiliki pengaruh negatif kepada siswa.
Konsultasi, seperti konseling, biasanya dihubungkan denganpemberian bantuan. Dari review tentang literatur konsultasi, tidak ada satu
difinisipun yang bisa diterima secara universal. Kebanyakan definisi konsultasimenyertakan acuan kata konseli, konsulti, dan konsultan. Konseli adalahorang, organisasi, atau sistem dengan suatu masalah; consulti adalah orangyang berusaha memecahkan masalah; dan konsultan adalah orang yangmembantu consulti memecahkan masalah konseli. Konsultasi dalambimbingan dan konseling didefinisikan sebagai suatu proses darimenyediakan bantuan secara teknis kepada para guru, orang tua, kepalasekolah, dan konselor lain untuk perbaikan terhadap hal-hal yang membatasiefektivitas para siswa dimana hal tersebut bisa membatasi efektivitaspendidikan di sekolah.
Gambar: Pola Hubungan Konsultasi
98
KONSULTAN/
KONSELOR
KONSELI
KONSULTI/GURU
, ORTU
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 99/178
Tujuan konsultasi
Di sekolah, konsustasi memiliki sejumlah tujuan. Semua aspek tujuan selalu
kembali untuk kepentingan siswa. Tujuan tersebut terdiri atas:− meningkatkan dan mengembangkan lingkungan belajar yang kondusif
bagi siswa.
− meningkatkan komunikasi melalui menyampaikan informasi yang
diperlukan oleh orang-orang yang kompeten.
− mendudukkan peran dan fungsi dari semua fihak dalam meningkatkan
lingkungan belajar.
− meningkatkan layanan ahli.
−memperluas pendidikan in-service bagi guru dan kepala sekolah.
− membantu orang lain mempelajari cara mempelajari perilaku.
− menciptakan sebuah lingkungan yang memadukan seluruh komponen
pendidikan yang bisa membentuk sebuah lingkungan belajar yangkondusif.
− membentuk lembaga self-help atau setiap komponen pendidikan sekolah
dapat memahami perannya dan berkiprah untuk meningkatkan prestasisiswa.
Tugas pertama yang harus dilakukan oleh konselor sebagai seorang
konsultan adalah mengidentifikasi situasi-situasi yang paling bermasalahdalam organisasi (sekolah/keluarga) dan mengenal orang-orang yangmembutuhkan bantuan (siswa sebagai konseli). Seringkali konsultan harusmembantu mengembangkan keinginan konsulti untuk berubah, sehinggasolusinya tidak akan dipaksakan. Sangat perlu untuk mengidentifikasiterhadap situasi-situasi yang bermasalah dan pengembangan kesiapankonsultasi melalui melibatkan sumber-sumber informasi. Dengan kata lain,perubahan fihak konsulti kaitannya dengan konseli membutuhkan kearifanyang mendalam dari Konselor, agar dalam kerjanya Konselor tidakmemaksakan perubahan-perubahan. Secara sadar, lambat laun konsulti mauuntuk berubah demi perkembangan siswa.
Sasaran Konsultasi
a. Guru. Konselor dapat menggunakan konsultasi untuk membantu gurudalam memahami perilaku-perilaku bermasalah dari siswa-siswa tertentu,merencanakan dan mengimplementasikan strategi-strategi kelas untukmengatasi perilaku-perilaku ini dan membantu perkembangan siswa.Konsultasi dibutuhkan karena guru melihat siswa menunjukkan perilakuyang salah dan merusak di kelas. Konsultasi ini didasarkan padapemberian bantuan kepada guru untuk menjalankan aktifitasnya, bukanmengkritik dan mengevaluasi prosedur-prosedur pengajarannya. Sebagai
seorang konsultan, Konselor bisa membantu menemukan dan membentuk
99
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 100/178
materi-materi pembelajaran atau membantu guru dalam mengubah gayapembelajarannya. Gaya pembelajaran guru dan pola motivasional bisadianalisis untuk menentukan pengalaman pembelajaran terbaik yang bisadigunakan siswa.
b. Orang Tua. Situasi pelaksanaan konsultasi dengan orang tua telahdirangkum oleh Dinkmeyer dan Carlson. Diantara situasi tersebutmencakup peningkatan hubungan orang tua-anak, membantu orang tuamemahami makna dari hubungannya dan dialognya dengan anak-anakmereka, dan membantu pemerolehan ketrampilan komunikasi yang efektif.Situasi lainnya meliputi pengorganisasian sekolah dan rumah untukmencapai usaha-usaha konsisten dalam pendidikan anak dan membantuorang tua dalam memahami pengaruh dari keluarga terhadapperkembangan anak.
c. Administrator. Konselor berkonsultasi dengan staf administrasi sekolah,
termasuk kepala diknas pendidikan, kepala sekolah, wakil kepala sekolah,wali kelas, dan staf pengawas untuk mengembangkan program, prosedur,aktivitas in-service atau perubahan-perubahan organisasi yangdibutuhkan. Perubahan-perubahan ini tidak muncul dengan mudah tapisebagian besar administrator memiliki ide-ide yang sangat bagusmengenai apa yang dibutuhkan, jadwal yang ada, dan hasil-hasil yangdiharapkan. Walz dan Benjamin mengidentifikasi empat cara dasar yangdigunakan oleh Konselor dalam melakukan perubahan: (a) memberikanenergi bagi sistem sekolah dengan mendorongnya untuk melakukansesuatu terhadap masalah yang ada, (b) menawarkan solusi bagiperubahan-perubahan yang dibutuhkan (c) berfungsi sebagai penghubung
terhadap sumber-sumber daya manusia dan fisik yang tersedia dilingkungan pendidikan, dan (d) berfungsi sebagai konsultan proses, yangtugasnya membantu menangani masalah.
Tahap-Tahap konsultasi
a. Sebelum Konsultasi. Konsultan menjelaskan nilai-nilai, kebutuhan,asumsi, dan tujuan-tujuan lembaga, dalam hal ini sekolah;
b. Memasuki Konsultasi . Atas temuan kesenjangan yang ada yangdiperkirakan mengganggu kinerja sistem, konsultan menyatakan masalahyang dihadapi dan menyatakan prognosis seandainya masalah tidak
diselesaikan.c. Mengumpulkan Informasi . Mengumpulkan informasi tambahan
yang dibutuhkan bersama dengan konsulti untuk memperoleh gambarankomprehensif adanya masalah.
d. Mendefinisikan Masalah. Menilai informasi untuk menemukanmasalah yang diharapkan diselesaikan dalam pertemuan konsultatif.
e. Menentukan Langkah Mengatasi Masalah. Informasi dianalisisdan disintesis untuk menemukan alternatif-alternatif solusi terbaik.
100
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 101/178
f. Menyatakan Tujuan Konsultasi . Yaitu menyatakan tujuan yangberupa hasil akhir dari konsultasi yang dinyatakan secara operasional danterukur.
g. Mengimplementasikan Rencana Tindakan. Intervensi yang telahdipilih direncanakan secara operasional dalam bentuk panduan terbimbing.Kapan, dimana, dengan siapa, dan bagaimana melakukan rencana dirincisedetail mungkin.
h. Evaluasi . Secara terus menerus (on going ) pelaksanaan dan hasilbantuan konsultasi dimonitor dan dinilai efisiensi dan efektivitasnya.
i. Terminasi . Mengakhiri bantuan konsultasi.
2. FASILITASI PERKEMBANGAN
Dalam menfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karier setiap peserta didik, guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor setidaknyaharus menguasai empat pendekatan utama yaitu bimbingan kelompok,bimbingan klasikal, konseling individual, konseling kelompok. Masing-masingdiuraikan sebagai berikut.
a. BIMBINGAN KELOMPOK
Melalui usaha-usaha kolaboratif pendidik, orangtua, dan orang-orangkunci lainnya, program Bimbingan dan Konseling sekolah memberdayakansetiap siswa untuk menjadi penyelesai masalah yang lebih kreatif, warga
negara yang peduli dan gemar menolong, serta menjadi pebelajar sepanjanghidup, yang secara efektif mampu menghadapi tantangan-tantangan dalamkehidupan di masyarakat global. Untuk itu semua, maka program Bimbingandan Konseling baik individual maupun kelompok sebagai pelayanan yangunik dari Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling diharapkan menjadipengalaman pendidikan total bagi setiap siswa.
Setiap siswa membutuhkan program dan pelayanan Bimbingan danKonseling yang akan membantu mereka terkait dengan (1) penyelesaianmasalah dengan teman, personil sekolah, dan orangtua, (2) memahami danmemperjelas perasaan mereka dan penyelesaiannya dalam cara-cara yang
tepat secara sosial, (3) merencanakan pendidikan dan karier mereka kedepan, dan (4) memaksimalkan prestasi pendidikan mereka. Dapat dikatakanbahwa program dan pelayanan Bimbingan dan Konseling dimaksudkan untukmembantu perkembangan pribadi-sosial, perencanaan hidup dan karier,serta perkembangan pendidikan. Banyak dari perkembangan ini yang dapatdilakukan melalui bimbingan kelompok.
Perkembangan Pribadi-Sosial
Bimbingan kelompok berperan dalam pengembangan pribadi-sosialsiswa. perkembangan yang dimaksudkan antara lain: 1)
(1) siswa akan menyadari, memahami, dan menghargaikarakteristik pribadinya, perkembangan fisik dan intelektialnya serta
101
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 102/178
perkembangan kepribadiannya, 2) siswa akan memahami, menghargai, danpeduli terhadap orang lain dengan maksud untuk mengembangkan danmempertahankan hubungan yang efektif dengan teman sebaya dan orangdewasa, 3) siswa akan mengembangkan dan memelihara keterampilan
mendengarkan dan mengekspresikan diri untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain, 4) siswa akan mengembangkan keterampilan interaksikelompok dan keterampilan kepemimpinan, 5) siswa akan mengambilkeputusan dengan tepat tentang penggunaan obat-obatan dan 102lcohol, 6)siswa akan mengambil keputusan dengan tepat tentang keamananpribadinya. Apa yang dipelajari dari setiap aspek tersebut, masing-masingdapat dicontohkan sebagai berikut.
Penerimaan dan penghargaan diri:
Siswa akan dapat mengenali karakteristik fisik, intelektual danemosionalnya.
Hubungan dengan orang lain secara efektif:
Siswa akan dapat mengenali karakteristik fisik, intelektual danemosional orang lain.
Komunikasi yang efektif:
Siswa akan dapat mengenali bahwa semua orang perludidengarkan dan berbicara dengan orang-orang lainnya.
Keterampilan Kepemimpinan : Kerjasama
Siswa akan dapat beriteraksi dengan orang lain dalam cara yang menunjukkan perilaku kerjasama.
Obat-obatan dan alkohol: Jenis/Menolong/Merusak
Siswa akan dapat memahami bahwa ada banyak jenis obat-obatan,dan bahwa beberapa obat akan membantu fisiknya dan sebagianlainnya merusak fisik.
Keamanan Pribadi: Sentuhan dan Sapaan
Siswa akan dapat mengetahui perbedaan antara sentuhan dan
sapaan yang tepat dan yang tidak tepat.
Perencanaan Hidup dan karier
Bimbingan kelompok juga berperan dalam membantu siswamengembang kan kemampuan untuk merencanakan hidup dan kariernya.Secara rinci antara lain: 1) siswa akan menggunakan proses pengambilankeputusan secara sistematis. 2) siswa akan menggunakan proses problem-solving secara efektif dan bijak. 3) siswa akan menggunakan keterampilan
merencanakan dan menyusun tujuan untuk menetapkan tujuan karier
102
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 103/178
tentatifnya sejalan dengan minat, kapabilitas dan nilai-nilai yang dianutnya. 4)siswa akan menghubungkan pilihan kariernya dengan tuntutan dunia kerja. 5)siswa akan menyiapkan untuk menemukan dan mempertahankan pekerjaan.Sebagai contoh diuraikan berikut.
Pembuatan keputusan: Kesulitan Memutuskan
Siswa akan mengenali bahwa keputusan-keputusan kadang-kadang sulit dilakukan.
Penyelesaian Masalah: Mengenali Perasaan
Siswa akan mengenali situasi-situasi yang menghasilkan perasaanbahagia atau tidak bahagia atau bahkan kemarahan sertabagaimana untuk mengatasinya.
Perumusan Tujuan: Aktivitas/Minat
Siswa akan dapat mendeskribsikan aktivitas-aktivitas dan minat-minat yang mendatangkan kepuasan.
Kerja: Definisi
Siswa akan dapat mendefinisikan “kerja” dan mengenali situasi ataukesempatan kerja di rumah, sekolah, dan masyarakat.
Perkembangan Pendidikan
Dalam hal perkembangan pendidikan ada beberapa hal yang harusdilakukan bimbngan kelompok dalam membantu siswa, antara lain: 1)
(1) Siswa akan mengambil tanggungjawab untuk belajar di sekolah,2) siswa akan mengambil tanggungjawab untuk merencanakan menggunakankesempatan pendidikan masa depan, dengan menekankan padaperencanaan dalam mengambil langkah pendidikan lanjutan secara berhasil,3) siswa akan mengambil tanggungjawab akan tingkahlaku-tingkahlakunya dilingkungan sekolah. 4) Siswa akan mempelajari keterampilan-keterampilanmengikuti tes. Masing-masing dicontohkan sebagai berikut.
Sekolah/Belajar: Membuat Kesalahan
Siswa akan dapat memahami bahwa membuat kesalahanmerupakan hal yang wajar di dalam belajar, namun tetap berniat untuk memperbaikinya.
Kesempatan Pendidikan: Melongok ke Masa Depan
Siswa akan dapat mendeskribsikan perguruan tinggi apa ke depanyang akan disenangi dan apa yang akan ditempuh di tingkat selanjutnya itu.
Tanggungjawab Pribadi: Penghargaan
103
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 104/178
Siswa akan dapat menunjukkan tanggungjawab dan menghargai miliknya, milik orang lain, milik lembaga sekolah.
Mengikuti Tes: Ingatan akan Informasi
• Siswa akan mampu untuk mendeskripsikan bagaimana mengingat informasi-informasi yang penting dengan cepat.
Semua kegiatan dalam bidang-bidang Bimbingan dan Konseling di atas dapatdikemas dalam pelayanan bimbingan kelompok.
Hakekat Bimbingan Kelompok
Bimbingan dan Konseling merupakan strategi untuk memfasilitasiperkembangan positif siswa-siswa di sekolah dalam semua aspek di atas.Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki pengaruh sinergik dalammengembangkan pertumbuhan sosial dan emosional positif siswa serayameningkatkan hasil perkembangan karier dan akademik mereka.
Bimbingan kelompok melibatkan beberapa orang yang bertemu dalamkelompok dimana setiap orang mendiskusikan masalahnya untuk semuaanggota kelompok lainnya. Ini merupakan cara yang efektif dalam meresponberbagai kebutuhan siswa dan biasanya dilakukan dalam seting kelas,terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan perkembangannya danuntuk menerapkan program-program pencegahan maupun pengentasan darimasalah yang dihadapi.
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus anggota dan memberi kesempatan kepada anggotakelompok untuk mengembangkan dan mengeksplorasi tujuan-tujuan sertameningkatkan perubahan-perubahan positif dalam suasana yang salingberbagi dan saling mendengarkan. Diakui bahwa bimbingan kelompokmerupakan cara yang efektif dan efisien untuk mendukung dan membantusiswa dalam mencegah timbulnya masalah dan memecahkan masalah-masalah di bidang perkembangan pendidikan, karier, dan pribadi-sosial.
Tujuan bimbingan kelompok (a) memberi kesempatan siswa untuksaling berbagi informasi terkait topik-topik informasi karier, keterampilan
belajar, dan persoalan-persoalan pribadi-sosial lainnya; (b) untuk membantusiswa mengembangkan keterampilan seperti keterampilan peer helping, peer tutoring dan conflict resolution/management ; (c) untuk membantu siswamengembang-kan pengetahuan dan mempelajari keterampilan sosial sertapengelolaan pribadi seperti mengatasi masalah perasaan, mengatasi tekananteman sebaya, merumuskan tujuan hidup, memecahkan masalah, danketerampilan komunikasi. Di dalam kelompok, konselor mendorong setiapanggota untuk mengekspresikan perasaannya. Jadinya beberapa orang siswaakan merasa sangat terbantu melalui belajar bahwa mereka tidak sendiriandalam menghadapi masalahnya.
104
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 105/178
Proses Bimbingan Kelompok
Proses bimbingan kelompok menganut peristiwa belajar kolaboratif yang didasarkan atas tiga prinsip utama, yaitu (1) Keterampilan kooperatif diajarkan, dipraktekkan, dan balikan diberikan pada bagaimana sebaiknyaketerampilan-keterampilan digunakan; (2) Kelas didorong untuk menjadikelompok yang kohesif; dan (3) Individu diberi tanggung jawab untuk belajar dan melakukan aktivitas. Ada dua elemen dasar dari aktivitas kooperatif, yaitu(1) adanya tujuan yang sama; dan (2) adanya interdependensi positif antar anggota.
Atas dasar prinsip di atas, maka untuk merancang bimbingan kelompokperlu memperhatikan dimensi kolaboratif yang ditujukan pada pembentukanketerampilan kooperatif. Ada empat keterampilan kooperatif yang harusdikuasai dalam belajar kolaboratif, yaitu (1) Tahap membentuk kelompok, (2)Tahap Inti sebagai kelompok, (3) Tahap Pemecahan Masalah, dan (4) Tahap
mengelola Perbedaan-Perbedaan.
Membentuk Kelompok
Ketika kita membentuk kelompok diperlukan keterampilan kooperatif.Biasanya kita bisa bekerja secara berkelompok dengan mudah kalau bersamadengan kawan akrab. Namun konfigurasi lain harus dicoba. Ada gunanya kitamembentuk kelompok heterogin, karena anggota kelompok denganketerampilan kooperatif tertentu bisa menjadi model bagi yang lainnya.
Bagaimana mulai kelompok, kita dapat melakukan dengan cara-cara 1)
buat jarak antar orang, 2) buat pasangan atau lingkaran, 3) buat kontak mata,4) betahlah bertahan dalam kelompok, 5) gunakan suara jelas, 6) gunakanatau sebut nama orang, 7) berkelilinglah, 8) jaga tangan dan kaki untukmereka, 9) bentuk kelompok tanpa mengabaikan lainnya, 10) berikesempatan setiap anggota untuk bicara, dan 11) dengarkan secara aktif.
Tahap Inti sebagai Kelompok
Setelah kelompok terbentuk, ada sejumlah cara yang dapat digunakanuntuk memulai belajar “sesuatu” atau topik yang telah direncanakan berdasar
kebutuhan secara efektif dalam kelompok. Secara tradisional, biasanyakelompok memilih mengawali dengan membuat aturan-aturan dan menyusunlangkah-langkah. Dengan memanfaatkan dua karakteristik sebagaimanadikemukakan di muka, yakni memahami perspektif orang lain danketerampilan berinteraksi, maka pemimpin kelompok dapat mengawali kerjakelompok.
Sebagai pedoman umum yang perlu dikenali pemimpin kelompokbahwa dalam tahap inti ini setiap anggota dalam kelompok dapat diperankansebagai pengamat, pencatat, penanya, penyimpul, pemberi penguatan,pemerjelas, pengorganisasi, dan penjaga waktu.
105
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 106/178
Memecahkan Masalah
Untuk memecahkan masalah-masalah yang diangkat sebagai suatumasalah kelompok, kita dapat mengembangkan keterampilan-keterampilanseperti 1) keterampilan mendefinisikan masalah, 2) brainstorming, 3)mengklarifikasi ide, 4) mengkonfirmasi ide, 5) mengelaborasi ide, 6) melihatkonsekuensi-konsekuensi dari keputusan tindakan, 7) memberikan tanggapankritis terhadap ide, 8) mengorganisasi informasi, dan 9) menemukan solusi-solusi atas permasalahan.
Mengelola Perbedaan-Perbedaan
Pada uraian di muka telah disinggung-singgung adanya perbedaan,yakni perbedaan kemampuan dan perbedaan latar kehidupan anggotakelompok. Atas dasar kenyataan adanyat perbedaan tersebut dibutuhkan
kemampuan mengelolanya oleh setiap anggota kelompok dan pimpinankelompok. Pengelolaan ini dengan prinsip memanfaatkan setiap adanyaperbedaan untuk meningkatklan kekohesifan kelompok. Jadi perbedaan tidakditutup-tutupi, malahan dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok seluas-luasnya.
Keterampilan mengelola perbedaan-perbedaan merupakanketerampilan yang penting dimanapun. Melihat masalah dari berbagaiperspektif, belajar untuk bersosialisasi, dan menengahi konflik yang “panas”tidak hanya diperlukan di sekolah, tetapi juga di rumah dan kehidupan lainnya.
Apa saja keterampilan yang harus dikuasai dalam mengelola
perbedaan? Keterampilan mengelola perbedaan antara lain 1) nyatakan posisimereka dalam kelompok, 2) lihat masalah dari berbagai sudut pandang, 3)melakukan negosiasi, 4) memberikan mediasi, serta 5) membuat konsensus.
Perkembangan keterampilan kooperatif merupakan inti dari bimbingankelompok kolaboratif. Perasaan terlibat menjadi bagian kelompok dankekohesifan kelompok merupakan tiket bagi terjadinya suasana kooperatif.
Ada sejumlah teknik bimbingan kelompok yang bisa diterapkan untukmengembangkan siswa dalam setiap bidang pengembangan. Oleh karenabimbinban kelompok ini dimaksudkan untuk menghantarkan siswa SMK agar mencapai prestasi tinggi (terkait indikasi banyak siswa SMK jeblok perolehan
danemnya) dan agar mampu merencanakan karier dengan baik maka dalamcontoh-contoh teknik bimbingan kelompok ini ditekankan penggunaannya dikedua bidang garapan Bimbingan dan Konseling.
Terkait dengan belajar, Konselor berperan dalam hal service learning .Dimana maknanya belajar di bidang akademik, karier, sosial, dan emosional.Dalam reformasi pendidikan kita harus diperhatikan ke arah mana siswadikembangkan. Mestinya kita menyiapkan siswa menjadi warga negara yangbertanggungjawab yang berpengetahuan luas dan terampil dalam bidangyang digelutinya.
Tantangannya adalah bagaimana semua siswa belajar dan siap untuk
bertanggungjawab secara sosial, peduli terhadap orang lain. Konselor
106
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 107/178
memiliki tanggungjawab panjang atas pentingnya belajar emosional dan sosialdi sekolah. Namun yang sering terjadi adalah program bimbingan belajar emosional dan sosial ini tidak nyambung dengan misi sekolah yang dapatdipertanggung-jawabkan kaitannya dengan tugas sekolah untuk membantu
siswa mencapai prestasi akademik tinggi.
b. KONSELING INDIVIDUAL
Dalam membahas konseling individual, ada beberapa hal yangdikemukakan, yakni isu-isu praktik konseling, keterampilan dasar komunikasi,dan pendekatan konseling.
Isu-Isu Pokok Praktik Konseling
Masalah vs Aset Positif Mendengar kata konseling selalu diasosiasikan dengan individu yang
menghadapi masalah. Konseling diartikan sebagai upaya bantuan untukmemecahkan masalah. Pandangan ini mulai beralih ke sisi lain, dimanakonseling tidak saja diorientasikan bagi penyelesaian masalah, tetapidikandung maksud untuk mengenali asset positif setiap konseli danmengoptimalkan asset positif tersebut bagi perkembangan setiap konseli yangdilayani, sehingga masalah tidak terjadi.
Makna Wawancara dalam Konseling
Modal utama konseling adalah kemampuan wawancara. Selama iniada kesan, konseling itu identik dengan nasehat. Pandangan bahwa konselingadalah nasehat banyak dibantah dengan berbagai teori konseling danwawancara intensional untuk konseling. Banyak teori yang mengungkapbahwa konseling cenderung merupakan proses mendengarkan secara aktif.Cara ini akan memberi banyak peluang bagi Konselor untuk memhamidengan cermat tentang konseli yang dilayani dan dapat memantulkan kembalikondisi ini untuk modal pengubahan pikiran, perasaan, dan perilaku mereka.
Proses Konseling Secara garis besar proses konseling terbagi ke dalam lima tahapan,
yaitu 1) mengawali pertemuan dengan membangun rapport dan mengatur pertemuan, 2) mengumpulkan data untuk mengenali kekuatan dan masalahkonseli, 3) merumuskan tujuan, 4) working atau tahap inti bantuan konseling,dan 5) mengakhiri pertemuan. Penjelajahan aset positif konseli dan bila selaludiperhatikan dalam lima tahap di atas akan memberikan jaminan bagi proseswawancara yang baik. Harapan yang ada di balik memperhatikan aset positif dalam kelima tahap dijelaskan sebagai berikut.
Secara umum konseli akan mempertahankan hubungan yang positif
dengan Konselor, mereka akan menceriterakan hidupnya, akan menyusun
107
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 108/178
tujuan, akan mengembangkan pandangan-pandangan baru, dan akanmentransfer hasil belajar yang baru tersebut ke kehidupan sehari-hari.
Dalam setiap tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut. Tahap I:Konseli akan merasa difasilitasi dan tahu mengenai apa yang diharapkandarinya. Tahap II: Konseli akan berbagi pikiran, perasaan, dan perilakunya.Dengan maksud mengejar aset positifnya, konseli akan menyampaikankekuatan-kekuatan dirinya dan sumber-sumber yang tersedia untukmenyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Tahap III: Konseli akanmendiskusikan arah baru, pikiran baru, perasaan yang diinginkan, danperilaku yang hendak diubah. Tahap IV: Konseli akan menguji kembalitujuannya dan mulai bergerak ke arah ceritera hidup baru dan perbuatan barumelalui mengkonfrontasi adanya kesenjangan-kesenjangan, menghadapitantangan baru, Creative problem solving menjadi penting disini. Tahap V:Jika tahap 1-4 berhasil, maka diharapkan konseli mendemonstrasikan
perubahan tingkalaku, pikiran, perasaan itu dalam kehidupan sehari-hari diluar seting wawancara.
Overviu Teori Konseling
Konseling Psikoanalitik. Tokoh: Sigmund Freud. Teori perkembangankepribadian, filosofi hakekat manusia, dan metode psikokonseling yangberfokus pada faktor-faktor ketidaksadaran (unconscious) yang memotivasiperilaku. Perhatian ditujukan pada usia 6 tahun pertama sebagai penentu(determinants) perkembangan kepribadian pada usia selanjutnya.
Konseling Adlerian. Tokoh Alfred Adler, diikuti Rudolf Dreikurs yangterkenal di AS. Pendekatan ini lebih menekankan pada tanggung jawab,menciptakan satu destiny, dan menemukan makna dan tujuan untukmenciptakan kehidupan yang lebih berarah tujuan.
Existential therapy. Tokoh: Viktor Frankl, Rollo May, and Irvin Yalom.Bereaksi terhadap kecenderungan memandang konseling sebagai sistemteknik yang didefinisikan dengan baik, model ini menekankan membangunkonseling pada kondisi-kondisi dasar adanya manusia seperti pilihan,kebebasan dan tanggungjawab untuk membentuk kehidupan seseorang, sertaself-determination. Konseling ini memusatkan pada kualitas hubunganterapeutik person-to-person.
Konseling Person-centered. Penemu: Carl Rogers; tokoh kunci: NatalieRogers. Pendekatan ini dikembangkan selama tahun 1940s sebagai reaksinondirektif terhadap psychoanalysis. Berdasarkan pada pandangan subyektif atas pengalaman manusia, teori ini menempatkan kepercayaan danmemberikan tanggung jawab kepada konseli dalam menghadapi masalah dankekhawatirannya.
Konseling Gestalt. Penemu: Fritz and Laura Perls; Tokoh Kunci: Miriamand Erving Polster. Konseling experiential menekankan pada kesadaran danintegrasi, ia tumbuh sebagai reaksi terhadap konseling psikoanalitik. Iamengintegrasikan fungsi tubuh dan pikiran.
108
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 109/178
Konseling Behavior. Tokoh Kunci: B. F. Skinner, Arnold Lazarus, dan Albert Bandura. Pendekatan ini mnerapkan prinsip-prinsip belajar untukmeresolusi masalah-masalah perilaku spesifik. Hasil merupakan subyekelsperimentasi terus-menerus. Metode pendekatan ini selalu dalam proses
perbaikan. Konseling behavior-kognitif. Tokoh Kunci: Albert Ellis penemu rational
emotive behavior therapy, suatu model konseling yang sangat berorientasididaktik, kognitif, dan action yang menekankan peranan berpikir dan sistembelief sebagai akar probem pribadi.
Konseling Realita. Penemu: William Glasser. Tokoh Kunci: RobertWubbolding. Pendekatan short-term ini didasarkan pada teori pilihan (choicetheory ) dan memusatkan pada konseli untuk memikul tanggung jawab dimasa sekarang. Selama proses konseling, konseli dapat belajar dengan carayang lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Pendekatan Postmodern. Ada sejumlah tokoh kunci. Steve de Shazer dan Insoo Kim Berg yang mengembangkan solution-focused brief therapy .Michael White dan David Epston merupakan tokoh-tokoh kunci narrativetherapy . Konstruksionisme sosial, solution-focused brief therapy , dan narrativetherapy semua berasumsi bahwa tidak ada kebenaran tunggal, melainkandiyakini bahwa realitas dikonstruksi secara sosial melalui interaksi manusia.Pendekatan ini mempertahankan bahwa konseli adalah seorang ahli dalamhidupnya sendiri.
Family systems therapy. Ada sejumlah tokoh kunci antara lain Alfred Adler, Murray Bowen, Virginia Satir, Carl Whitaker, Salvador Minuchin, Jay
Haley, dan Cloé Madanes. Pendekatan sistemik ini didasarkan pada asusmibahwa kunci perubahan individu adalah pemahaman dan kerja dengankeluarga.
Dalam bimtek ini tentu tidak cukup waktu untuk mempelajari semuateori konseling tersebut. Secara ringkas akan dipraktikan masing-masing duateori dalam konseling individual dan konseling kelompok.
Keterampilan Dasar Komunikasi
a) Kedudukan Komunikasi dalam Konseling
Bimbingan teknis di bagian ini merupakan bagian utama dalam
pengembangan kompetensi Konselor yang pada dasarnya bergerak diseputar dua sumbu, yaitu (a) eksplorasi Paradigma Baru dalam TerapanKontekstual Konseling, dan (b) penguasaan keterampilan komunikasi yangmerupakan wahana utama dalam pelaksanaan konseling. Konselingmerupakan wilayah yang berkaitan dengan layanan ahli bagi individu normal-sehat yang dinamakan konseli (counselee), namun mengalami gangguanfungsi sosial-vokasional sehingga perlu diatasi dalam rangkapenyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling.
Keterampilan komunikasi perlu dikuasai konselor karena saat iniberkembang pemikiran bahwa semua layanan the helping professions
mengutamakan penemuan self-healing capacity dari setiap individu yang
109
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 110/178
dilayani sehingga masing-masing mampu mengatasi masalahnya sendiri.Pada gilirannya, selain ditentukan oleh ketepatan pilihan paradigma,kemanjuran faktor-faktor umum tersebut terfasilitasi oleh komunikasi yangefektif antara Konselor dengan Konseli. Artinya, kemampuan Konselor dalam
berkomunikasi akan mampu menjaring kapasitas konseli ( positive asset search).
Sebagaimana halnya dalam pembelajaran, layanan ahli Konselingmeniscayakan penggunaan terapan kontekstual, yaitu terapan yangmempersyaratkan penggunaan rujukan normatif sebagai kriteria keberhasilanlayanan, dan rujukan prosedural yang menyediakan rambu-rambu teknispenerapannya. Apabila Pembelajaran yang Mendidik menetapkanterbentuknya karakter serta penguasaan hard skills dan soft skills sebagaipengejawantahan tujuan utuh pendidikan, maka layanan ahli Konselingmenetapkan kemandirian konseli dalam melakukan pilihan, kemampuan
meraih serta kemampuan mempertahankan karier untuk hidup produktif dansejahtera serta kepedulian terhadap kemaslahatan umum (the CommonGood ) sebagai kriteria keberhasilan. Dalam Konseling diperlukan penyetalaan(fine-tuning ) antara cara Konselor merasa, berpikir dan berperilakuberdasarkan caranya ia melihat tugasnya, melihat konselinya dan melihatdunianya, dengan pemahamannya tentang cara tiap konselinya itu merasa,berpikir dan berperilaku berdasarkan asumsinya tentang cara konseli ataukonseli tersebut melihat dirinya dan melihat dunianya. Kesetalaan persepsi inipenting ditekankan, sebab dalam melaksanakan konseling seyogianyaKonselor tidak menyarankan kepada konselinya rujukan serta cara penataandiri yang tidak akan dia ikuti, seandainya rujukan serta cara penataan diri itu
disarankan kepada dirinya. Ini berarti bahwa keberhasilan Konseling sangatbergantung pada adanya saling percaya (trust ) dalam hubungan antaraKonseli dengan Konselor (Joni, Sutanto, dan Triyono, 2007).
Sebagaimana telah diisyaratkan, komunikasi antar pribadi merupakanwahana utama dalam interaksi Konseling. Ini berarti bahwa diperlukankejernihan makna dalam komunikasi sehingga tidak ada salah tangkap antaraapa yang dimaksud oleh pihak yang menyampaikan pesan (konseli) denganpihak yang menerima pesan (konselor), dan sebagaiman diketahui, dalamkomunikasi peran sebagai pengirim dan sebagai penerima pesan itu selaluberganti secara dinamis. Selanjutnya, berbeda dari sumber dan penerimasuara dalam sarana pancar-rekam mekanik, kejernihan makna dalamkomunikasi antar pribadi juga sangat tergantung pada makna kontekstualyang melekat pada tiap ujaran dan isyarat non-verbal yang lazim menyertaiujaran, yang pada dasarnya tergantung pada kesetalaan antara pengolahmakna budaya yang digunakan oleh Konselor dengan pengolah maknabudaya yang digunakan oleh Konseli. Pada dasarnya trust terbangun atasdasar dua unsur yang dipersepsi oleh konseli yaitu adanya kepercayaan olehKonseli kepada Konselor bahwa Konselor yang membantunya (a) memilikikompetensi untuk menolong dirinya, dan (b) Konselor tidak akanmenggunakan kelebihan kompetensinya itu untuk mencederai dirinya. Ini jugaberarti bahwa trust itu tidak “jatuh dari langit”, melainkan harus ditumbuhkan
setahap demi setahap melalui interaksi yang produktif serta menyejukkan.
110
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 111/178
Pada gilirannya, selain bergantung pada kejernihan komunikasi, kemanjurankonseling juga bergantung pada ketepatan pilihan paradigma yang diterapkandalam pelaksanaan konseling, untuk menghindari terjadinya apa yangdinamakan sindroma the Procrustean Bed . (Ini istilah yang menggambarkan
ketika pasien tidak cukup di tempat tidur, maka dipotong aja kakinya biar cukup). Artinya, kita tidak bisa memaksakan pendekatan konseling kita danmembiarkan konseli mengikuti mau kita sesuai pendekatan yang kita anut.
Jadi dalam bagian ini, peserta akan belajar bagaimana berkomunikasidengan orang lain secara efektif, terutama dengan konseli. Pesertadiharapkan menguasai ketrampilan memperhatikan (attending ),mendengarkan (listening ), dan mempengaruhi (influencing ) secara tepat.
Keterampilan Memperhatikan
Overview di muka mengisyaratkan bahwa Konselor harus mampumemadukan kekuatan-kekuatan pribadi sebagai internal skills danketerampilan-keterampilan yang dipelajari sebagai external skills.Keterampilan eksternal yang secara umum terdiri atas keterampilanmemperhatikan, keterampilan mendengarkan, dan keterampilanmempengaruhi harus dikuasai agar Konselor mampu menjadi trust sehinggatercapai maksud: On becoming a humane counselor . Konselor yang memilikiatau menguasai internal skills dan external skills dan mempribadikannya(menginternalisasika sebagai bagian pribadinya), diharapkan akan mampumembantu konseli secara tepat, sebab orientasi membantunya akandidasarkan pada internal frame of reference dari setiap konseli yang
dibantunya (Joni dkk, 2007).
Penggunaan keterampilan konseling (keterampilan komunikasi inter-personal atau eksternal) tidak akan mengejawantah dalam efek terapeutik jikamereka tidak meluber dari Konselor yang telah dan selalu menata motif-motif dalam dirinya dan mendayagunakan mind-skills yang membantu serta berefekpenyembuhan atau terapeutik. Penataan motif-motif itu secara praktikalbermakna menumbuh-kembangkan motif membantu (altruistic),menyelaraskan motif pragmatik dengan motif altruistik yang selaluditumbuhkembangkan, dan menggarap-mengatasi-melampaui motif-motif yang berpotensi membahayakan, yaitu: (1) Motif yang berakar dalam nyeri
jiwani yang belum terselesaikan; (2) Motif yang berakar dalam kebutuhanberlebih untuk mendominasi dan mengontrol; (3) Motif yang berakar dalamkebutuhan berlebih untuk mendapatkan pembenaran; (4) Motif yang berakar dalam kebutuhan mencari keintiman dan relasi seksual; (5) Motif yang berakar dalam mentalitas korban (Joni dkk, 2007).
Mind-skills yang perlu selalu ditata adalah: (1) Wicara-dalam-diri; (2)Pengharapan-pengharapan-dalam-diri; (3) Penjelasan-penjelasan-dalam-diri;(4) Persepsi-persepsi-dalam-diri; (5) Kaidah-kaidah-dalam-diri; (6) Citra-citravisual-dalam-diri. Semuanya harus menyatu menjadi motif altruistic yangdiharapkan oleh setiap diri konseli.
111
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 112/178
Dalam praktik konseling, trust ini dibangun sejak awal pertemuanpertama. Rapport merupakan aspek penting yang harus dibangun dalammenjamin terjadinya trust. Menyebut nama merupakan bagian utama dalammenciptakan rapport. Ini dilakukan sepanjang sesi konseling. Membangun
rapport, oleh sejumlah kalangan dipandang tahapan awal yang paling penting.Membangun rapport membutuhkan dua keterampilan yaitu: perilakumemperhatikan dan keterampilan mengamati konseli. Perilakumemperhatikan dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Konselor memahamidan “tertarik/berminat” tehadap konseli. Dengan cara ini diharapkan konselimenjadi merasa enak atau menjadi rilek dalam kebersamaannya denganKonselor. Syarat Konselor yang bisa membangun rapport: open, authentic,congruent dengan konseli, serta luwes dalam menemukan kebutuhan-kebutuhan yang diekspresikan konseli.
Perilaku memperhatikan ditujukan terhadap tampilan visual (visual/eye
contacts), vokal (vocal qualities), verbal (verbal tracking ), dan bahasa tubuh(attentive and authentic body language). Konsekuensi yang diharapkan,konseli akan lebih bebas dan terbuka, khususnya di seputar topik yang diberiperhatian.
Dalam konseling, structuring merupakan bagian penting kedua di tahapawal, setelah rapport. Ini dimaksudkan untuk menangkap apa yangdiharapkan konseli dari interview. Bila Konselor menampilkan keterampilanmemperhatikan dan mendengarkan, maka konseli akan merasa bahwaKonselor benar-benar menjadi pendengar yang diharapkan.
Ketika seseorang tiba-tiba datang dan menyatakan: “Saya minta saran-
saran agar hubunganku dengan teman-teman di sekolah ini menjadi harmonislagi, kayak dulu.” Dalam percakapan awam, mayoritas orang akan langsungmemberi saran dengan referensi pengalaman pribadinya atau informasi yangpernah didengarnya. Bisakah Konselor langsung memberi saran? Di mukatelah dikupas bahwa Konselor bekerja berlandaskan pada internal frame of reference-nya konseli. Ini berarti bahwa ada keperluan untuk melakukanpembatasan peran dan dinyatakan dalam pertemuan pembantuan tersebut.Beberapa hal harus dibatasi, antara lain pembatasan peran, pembatasanmasalah atau topic, pembatasan waktu, karena konseling merupakanhubungan professional.
Keterampilan Mendengarkan
Fungsi dan tujuan pengumpulan data adalah untuk menemukanmengapa konseli datang konseling dan mendengarkan apa ceriteranya.Keterampilan mendefinisikan masalah akan membantu menghindaripembahasan topik yang tidak berguna dan memberi arah bagi wawancaraselanjutnya.
Ketrampilan ini juga akan membantu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang nyata yang dimiliki konseli. Fungsi dan tujuan pengumpulandata adalah untuk menemukan mengapa konseli datang konseling dan
mendengarkan apa ceriteranya. Keterampilan mendefinisikan masalah akan
112
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 113/178
membantu menghindari pembahasan topik yang tidak berguna dan memberiarah bagi wawancara selanjutnya. Ketrampilan ini juga akan membantu untukmengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang nyata yang dimiliki konseli.
Keterampilan yang umumnya digunakan adalah mendengarkan secaraaktif. Keterampilan lain dapat digunakan jika diperlukan. Misalnya, jikamasalahnya tidak jelas, kita bisa gunakan keterampilan mempengaruhi.Pencarian aset positif konseli akan sangat bermanfaat dalam menyelesaikanmasalah. Fungsi dan tujuan pengumpulan data adalah untuk menemukanmengapa konseli datang konseling dan mendengarkan apa ceriteranya.Keterampilan mendefinisikan masalah akan membantu menghindaripembahasan topik yang tidak berguna dan memberi arah bagi wawancaraselanjutnya.
Ketrampilan ini juga akan membantu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang nyata yang dimiliki konseli. Fungsi dan tujuan pengumpulan
data adalah untuk menemukan mengapa konseli datang ke konseling danmendengarkan apa ceriteranya. Keterampilan mendefinisikan masalah akanmembantu menghindari pembahasan topik yang tidak berguna dan memberiarah bagi wawancara selanjutnya. Pencarian aset positif konseli akan sangatbermanfaat dalam menyelesaikan masalah. Kemampuan mendengarkansecara aktif terdiri atas lima teknik komunikasi yaitu questioning, encouraging,paraphrasing, reflecting feeling, dan summarizing. Masing-masing dijelaskansebagai berikut.
1) Questioning
Isu-isu utama terkait keterampilan bertanya, antara lain 1) Pertanyaan
membantu memulai percakapan. 2) Pertanyaan terbuka akan membantumengelaborasi dan memperkaya ceritera konseli. 3) Pertanyaan membantumengungkap dunia spesifik-konkrit konseli. 4) Pertanyaan merupakan halkritis dalam asesmen. 5) Kata pertama dalam pertanyaan terbuka akanmenentukan apakah konseli mau melanjutkan ceiteranya. 6) Pertanyaanpotensial menjadi masalah. 7) Dalam situasi lintas-budaya, pertanyaan dapatmenimbulkan distrust. 8) Pertanyaan dapat digunakan untuk membantukonseli menjelajahi aset-aset positifnya.
Ada dua jenis pertanyaan, yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaantertutup. Konsekuensi dari pertanyaan, konseli akan menjawab pertanyaan
terbuka secara lebih detail. Sebaliknya konseli akan memberi informasikhusus atas pertanyaan tertutup. Hati-hati, seringkali pertanyaan tertutupmembuat konseli hanya menjawab “Ya” atau “Tidak” (bisa terjebak resistensi)
2) Encouraging
Mendengarkan bukan proses pasif, keterampilan-keterampilan yangdibahas mulai dari encouraging ini tanda bahwa Konselor aktif. Encouraging merupakan perilaku verbal dan non-verbal Konselor yang menjadi penandabagi konseli untuk melanjutkan ceritera hidupnya. Beberapa jenisketerampilan encouraging ini adalah acceptance, restatement, dan silent.
Acceptance
113
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 114/178
− Non-verbal: anggukan kepala, gerakan membuka tangan
− Verbal: “he eh”, “ya ya”, “ok”, “saya mengerti jalan pikiranmu”,
“saya memahami perasaanmu”
Restatement
− Kata: ulangi kata atau frasa kunci yang dinyatakan konseli.
− Kalimat: Ulangi kalimat, sebagian atau seluruhnya.
Silent
Diam kadang diperlukan karena konselipun diam. Mengapa konselidiam?
− Konseli kehabisan energi
− Konseli kehabisan bahan ceritera
− Konseli resisten
Senyuman dan kehangatan interpersonal yang tepat merupakan encouragersutama yang akan membantu konseli merasa nyaman dan suka berceriteraterus.
3) Paraphrasing
Paraphrasing merupakan feedback bagi konseli terkait esensi dari apayang dikatakan. Konselor akan meringkas dan memperjelas pernyataan-
pernyataan konseli yang panjang dan seringkali tidak teratur.Konselor/konselings = guru bahasa yang bisa membuat kalimat baru, ringkas,segar, dan tepat.
Membuat parafrase bukan pembeo, Konselors menggunakan kata-katasendiri dipadu dengan kata-kata penting yang dinyatakan konseli. Biasanyadigunakan awal kalimat:
• Singkatnya …
• Pada intinya …
• Boleh dikatakan …
Paraphrasing dilakukan sebagai tanda bahwa helper mendengakan. Artinya helper menegaskan apa isi pokok pernyataan konseli. Fungsi dariparaphrasing sebagai feedback bagi konseli akan apa yang ia katakan.Catatan: Konselor harus tepat memilih kata baru dan segar sebagai padananpernyataan konseli.
Konsekuensi yang diharapkan: Konseli akan merasa didengar,sehingga cenderung melanjutkan ceritera, tidak mengulang-ulang ceriterayang sama. Jika parafrase tak sama, akan memberi kesempatan konselimengoreksi konselings. Jika disuarakan dengan nada tanya, konseli akanceritera lebih lanjut.
114
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 115/178
4) Reflecting feeling
Dalam proses merefleksi perasaan, Konselor mengobservasi perasanverbal dan non verbal. Selanjutnya diikuti dengan memantulkan perasaanyang ada di balik pernyataan. Observasi harus jeli, sebab seringkali ada bedaantara pernyataan verbal dan ekspresi nonverbal konseli.
Konsekuensi yang diharapkan: Konseli akan masuk ke dalampengalaman emosionalnya dan konseli dapat mengoreksi dengan kata-kataperasaan lainnya.
Banyak penulis yang mengakui bahwa pikiran-pikiran dan perbuatankita hanya merupakan cerminan dari pengalaman perasaan dan emosi kita.Keterampilan reflecting feeling dimaksudkan untuk membantu orang lainmerasakan dan mengalami bagian dirinya yang dalam.
Mengapa “menangkap” emosi penting? Emosi dan perasan sebagai
sumber dari banyak pikiran dan perbuatan konseli. Emosi dan perasaan dapatditangkap dari labeling perilaku konseli: sedih, muram, gusar, ceria.
Beberapa hal yang harus dicatat: 1) Kata-kata emosional digunakanoleh konseli; 2) Kata-kata emosional implisit tidak dinyatakan langsung; 3)Ekspresi non verbal yang dapat ditangkap melalui gerak tubuh; dan 4) Paduancue verbal dan nonverbal. Perasaan dapat dilihat langsung, ditangkap melaluibertanya, atau direfleksi dari apa yang ada di balik pernyataan.
5) Summarizing
Summarizing intinya sama dengan paraphrasing. Bedanyasummarizing untuk menyimpulkan beberapa pernyataan konseli. Teknik iniberfungsi sebagai feedback bagi konseli akan apa yang ia katakan.
Jenis: memulai/mengakhiri wawancara, transisi ke topik baru,mengklarifikasi isu-isu kompleks.Utama: mengorganisasi pikiran helper dankonseli menganai apa yang terjadi dalam wawancara.
Konsekuensi yang diharapkan: Konseli merasa didengarkan danbelajar bagaimana ceritera mereka diintegrasikan. Utamanya:mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkahlaku konseli. Simpulanmenggunakan gabungan bahasa paraphrasing dan reflecting feeling. Ia dapat
dilakukan di awal, tengah, dan akhir pertemuan.
Simpulan di awal:
Biasanya dilakukan untuk menyatakan apa-apa yang telah dibahas padapertemuan-(pertemuan) sebelumnya.
Simpulan di tengah:
Simpulan dilakukan ketika beberapa pernyataan konseli perlu diringkassehingga jelas kelebihan/kekuatan dan kelemahan/masalah konseli.
Simpulan di akhir:
115
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 116/178
Simpulan merupakan review dari keseluruhan wawancara pada suatusesi.
Contoh penerapan teknik komunikasi terhadap pernyataan konselisebagai berikut: “Saya tak tahu, ia selalu menghindar. Saya jadi gila. Henny pulang, tak berkata apa-apa, langsung putar tv. Jika saya coba tanya, iamemalingkan muka. Tak tahu apa yang harus saya lakukan, saya nggak bisaberbuat apa.” Respon konselo r sebagai berikut:
− Nonverbal encourager : (anggukan kepala)
− Key-word encouragers : “Menghindarimu?”, “Jadi gila?” (fokus pertama
pada isi, dan kedua pada emosi)
− Restatement: “Jika anda coba tanya, ia memalingkan muka?”
− Paraphrase : “Hanny menghindarimu dan kamu tak tahu harus berbuat apa?”
− Reflecting feeling : “ Anda benar-benar frustrasi menghadapi situasi itu”
Dalam banyak kasus wawancara, konselings bisa gunakan paduan darirespon-respon encouraging, paraphrasing, dan reflecting feeling. BagaimanaBapak dan Ibu merespon pernyataan konseli sebagai berikut: “Sayabermasalah dengan isteri saya. Ia selalu merasa bahwa ia harus selalu keluar rumah, melihat dunia luar, bekerja. Saya seorang manajer dan saya pikir saya memiliki income yang baik. Anak saya melihat Surti sebagai Ibu yang
sempurna, sayapun demikian melihat isteri saya sempurna. Tapi malam lalu…kami memiliki pandangan yang berbeda dan masing-masing mempunyai argumentasinya.” Pernyataan konseli di atas, kalau direspon dengan teknik-teknik berikut, bagaimana bunyinya:
Key-word encouragers: …………………………….
Restatement: …………………………………………….
Paraphrase: ……………………………………………………….
Perumusan tujuan konseling yang ideal adalah dilakukan secarabersama-sama antara konseli dan Konselor. Atas dasar temuan-temuan
masalah pada tahap 2 (Pengumpulan Data) dirumuskan perilaku target yangakan menghantarkan Konselor melayani konseli merancang program tindakanyang tepat.
Oleh karena kunci keberhasilan membantu terletak pada pemikiranbahwa konseli tumbuh dari kekuatannya sendiri, maka perlu diperhatikandalam pembuatan rumusan tujuan aspek kekuatan konseli. Ada hal yang perludiperhatikan, yakni seringkali apa yang dipikirkan konseli berbeda dari apayang dipikirkan Konselor. Misalnya, konseli akan puas bila bisa tidur nyenyakdi malam hari (itu saja cukup), sedangkan Konselor mengangap bahwakonseli ybs harus mampu merekonstruksi kepribadiannya. Kadang keduanyasejalan, misalnya konseli ingin pekerjaan baru, Konselor ingin memberikan
116
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 117/178
tes vokasional. Namun, kadang konseli mempunyai harapan berlebih dari apayang mampu dilakukan Konselor.
Dalam praktik, pernyataan tujuan –penting dan tidaknya– sangatbergantung pendekatan yang Konselor gunakan. Konselor yang beracuanRogerian menghindari tujuan konkrit, sebaliknya yang beracuan decisionmaking misalnya konseling behaviorisme, REBT akan mementingkanpembuatan rumusan tujuan yang dapat diukur secara objektif.
Keterampilan Mempengaruhi
Pada tahap working yaitu tahap dimana alternatif penyelesaianmasalah dikembangkan, tujuan utamanya memecahkan masalah danmenemukan jalan baru bagi konseli. Masalahnya, konseli seringkali tidakmampu datang dengan alternatif. Oleh karena itu, tugas Konselor menemukan
berbagai kemungkinan dan membantu konseli menemukan cara-cara baruuntuk bertindak secara tepat.
Bagaimana mengkonfrontasi adanya kesenjangan antara harapan danperilaku konseli? Ada dua pilihan tindakan Konselor/Konselor: Pertama,membuat ringkasan konflik dengan frame of reference konseli dan denganteknik-teknik mendengarkan menghantarkan konseli mencari solusi. Kedua,membuat ringkasan konflik dan menambahkan frame of reference Konselor dengan teknik-teknik mempengaruhi.
Pada initinya semua teknik komunikasi (merespon konseli) itu adaunsur mempengaruhi konseli. Namun tingkat pengaruh interpersonal
bervariasi mulai dari pengaruh yang lemah, menengah sampai pengaruh yangkuat. Beberapa teknik mempengaruhi yang kuat antara lain Confronting,Reflecting Meaning, Self-Disclosure, Feedback, Advice, Reassurance.
1) Confronting
Sebuah perlawanan suportif yang didalamnya ketidaksebangunan/kesenjangan yang tampak pada diri konseli, diberi feedback. Konseluensiyang diharapkan Konseli akan merespon terhadap konfrontasi dengan ide-ide,pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan perilaku-perilaku baru.
Teknik ini digunakan untuk menunjukkan kesenjangan pada diri konseli
yang membuat konseli menjadi mandeg (tidak berkembang), atau membuatkonseli inactive menjadi active. Ibarat dokter gunakan teknik kejutan jikapasien jantungnya mandeg. Kesenjangan bisa jadi: 1) Antara dua pernyataan;2) Antara apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan (gerak); 3) Antarapernyataan lisan dan ekspresi non-verbal; 4) Antara pernyatan dan kontekskejadian; 5) Antara pandangan dua atau lebih orang.
Dalam respon konfrontasi, respon Konselor berbentuk konflik: “Di satusisi …, di sisi lain …” Tahap Utama merespon dengan konfrontasi: 1)Mengidentifikasi konflik melalui memadukan pesan-pesan kesenjangan; 2)Menyatakan konflik tersebut kepada konseli dengan jelas; dan 3)Mengevaluasi keefektifan intervensi terhadap perubahan dan pertumbuhan
konseli.
117
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 118/178
2) Reflecting Meaning
Reflecting meaning menekankan pada pikiran-pikiran yang mendalam
terkait dengan nilai-nilai dan sikap. Teknik paraphrasing dan reflecting feelingmenjadi bagian penting disini. Teknik ini digunakan dengan mengharapkankonsekuensi berupa konseli akan mendiskusikan ceritera, isu, dan masalahsecara lebih dalam dengan menekankan pada makna, nilai, dan pemahamanyang mendalam di balik ceritera tersebut.
3) Self-Disclosure
Konselor sharing dirinya melalui menyampaikan pengalaman hiduppribadinya. Seringkali dimulai dengan kata “Saya”. Konseluensi yangdiharapkan konseli akan tergerak untuk mengalami self-disclosure lebihdalam. Bila efektif akan membuat konseli merasa lebih enak dalam hubunganterapeutik.
Topik self-disclosure sampai saat ini masih menjadi perdebatan: bolehatau tidak boleh? Banyak ahli yang beranggapan bahwa Konselor yangberbagi diri secara terbuka akan membuat jarak. Sebaliknya, banyak jugayang mengakui bahwa self-disclosure akan membua konseli berceitera,membuat lebih trust dan menciptakan hubungan sederajat (equal relationship).
Isi self-disclosure terdiri atas: 1) Mengunakan pernyataan: “Saya…”(subyek, pribadi); 2) Kata kerja isi atau perasaan: “Saya pikir …”, “Saya rasa..”“Saya berpengalaman …” (predikat); 3) Objeknya berupa deskriptor sifat:“Saya merasa bahagia karena Anda mampu lebih terbuka (asertif) denganorangtua secara langsung”, “Pengalaman saya bercerai, seperti Anda. Sayamerasa …” dan 4) Kata perasaan atau ekspresi perasaan.
4) Feedback
Memberikan data yang akurat tentang bagaimana Konselor atau oranglain memandang terhadap sudut pandang konseli. Konsekuensi yangdiharapkan Konseli memperoleh perspektif Konselor atau orang lain tentang
fikiran, perasaan, dan perilaku dan hal ini dapat mengarahkan ke perubahanyang dikehendaki.
Feedback efektif untuk melihat diri sendiri sebagaimana orang lainmelihat kita. Untuk mendengar bagaimana orang lain mendengarkan kita.Untuk disentuh sebagaimana kita menyentuh orang lain.
Petunjuk memberi feedback: 1) Konseli yang menerima feedback harusdalam keadaan siap (be in charge), 2) Memuatkan pada kekuatan atau halyang dilakukan konseli, 3) Harus spesifik dan konkrit, 4) Relatif tanpapenilaian, 5) Harus persis, dan 6) Lihat kembali bagaimana feedback Anda,diterima konselikah?
5) Advice
118
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 119/178
Memberi informasi/nasehat kepada konseli agar ia menjadi lebih jelas/lebih pasti tentang apa yang hendak dilakukan. Setidaknya ada tiga jenissaran, yaitu:
− Direct advice diberikan kalau konseli tidak tahu sama sekali.
− Persuasive advice diberikan kalau konseli sudah tahu alasan-
alasan logis atas rencananya.
− Alternative advice diberikan setelah konseli tahu kelebihan dan
kelemahan setiap alternatif.
6) Reassurance
Konselor mendukung apa yang dinyatakan konseli. Dukungan inidiharapkan menghantarkan konseli mampu menganisipasi secara lebih baikkonsekuensi dari perbuatan dan perubahan pikiran, perasaan, dan
perilakunya. Setidak-tidaknya mereka akan memahami dampaknya bagidirinya.
Ada tiga jenis dukungan yaitu postdiction reassurance, predictionreassurance, dan factual reassurance. Masing-masing digambarkan sebagaiberikut.
Prediction Reassurance: Ketika konseli menyatakan bahwa ia akanmelakukan suatu rencana tindakan positif, maka Konselor/Konselor dapatmendukung pernyataan konseli tersebut. Mis: Jika benar2 Kau lakukanrencana itu, maka … (prediksi )”
Postdiction reassurance: Semula konseli merasa takut menghadapi
sesuatu, tetapi dengan keberaniannya ternyata ia berhasil jugamenyelesaikan tugas yang selama ini ia takutkan. Mis: “Bagus, ternyata apayang Anda bayangkan selama ini tidak terbukti.”
Factual reassurance: Pada saat konseli mengalami musibah, misalnya,Konselor/Konselor dapat membantu meringankan beban konseli denganmemberikan dukungan faktual bahwa apa yang dialami konseli juga dapatdialami oleh orang lain dan merasakan seperti apa yang dirasakan konselisaat ini.
Keterampilan-keterampilan dasar komunikasi di atas akan sangatpenting bagi pelaksanaan konseling. Mereka akan sangat berguna dalamkonseling apapun dengan kadar yang berbeda-beda. Pembahasan berikutadalah teori-teori konseling yang ditertapkan dalam
Teori Konseling Kontemporer: REBT
a) Pandangan Hakekat Manusia
Pendekatan Konseling Rasional Emotif Behavior (REB) didasarkan padamodel psikoedukasionaI yang terstruktur, dan mereka menekankan peranpekerjaan rumah, menempatkan tanggung-jawab pada konseli untukmengambil peran aktif baik selama di dalam dan di luar sesi konseling, danmengambil berbagai strategi kognitif dan perilaku untuk mewujudkan
119
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 120/178
perubahan. Sebagian besar Konseling REB didasarkan pada asumsi bahwareorganisasi pernyataan diri seseorang akan menghasilkan reorganisasiperilaku seseorang.
Asumsi dasar Konseling REB adalah bahwa orang berkontribusi padapermasalahan psikologisnya sendiri, dan juga pada gejala-gejala khususdalam cara mereka menginterpretasi peristiwa dan situasi. REB didasarkanpada asumsi bahwa kesadaran, emosi. dan perilaku berinteraksi secarasignifikan dan mempunyai huhungan sebab akibat timbal-balik. REB secarakonsisten menekankan ketiga modalitas ini dalam interaksinya, sehinggadianggap sebagai pendekatan yang terpadu.
Konseling REB menganut paham bahwa “orang terganggu bukan olehsesuatu hal, tetapi oleh pandangan mereka sendiri terhadap sesuatu haltersebut”. Ellis kemudian mengatakan:”orang mengganggu dirinya sendirikarena hal-hal yang terjadi pada dirinya, dan karena pandangan, perasaan,
dan tindakan mereka”.
Hipotesis Konseling REB adalah bahwa emosi kita utamanya muncul darikeyakinan, evaluasi, interpretasi, dan reaksi kita terhadap situasi pekerjaan.Kepada konseli, Konselor harus memberikan alat agar bisa mengidenfikasidan mengatasi keyakinan yang tidak rasional yang terjadi ~ karena prosesindoktrinasi diri konseli. Konseli belajar bagaimana menggantikan cara berpikir yang tidak efektif dengan kognisi yang rasional dan afeksi yang benar.Fokusnya adalah bekerja dengan pemikiran dan tindakan, bukannya padapengungkapan perasaan. Ada kolaborasi antara konseli dan Konselor.
Konseling REB memandang manusia sebagai berikut.
1. Manusia dilahirkan dengan potensi pemikiran yang rasional dan irasional.
2. Manusia memiliki predisposisi dalam usaha rnencapai kebahagiaan,mampu menjaga diri. berpikiran dan benkemampuan verbal, mencintai,berkomuni-kasi dengan orang lain. bertumbuh, dan mampumengaktualisasikan diri.
3. Manusia juga memiliki kecenderungan merusak diri. menghindari diri daripemikiran, terus melakukan kesalahan, takhayul, mahkluk yang meskipunterus membuat kesalahan namun pada saat bersamaan belajar hidupdamai dengan dirinya sendiri. tidak toleran. perfeksionis, menyalahkan diri,
dan penghindaran dari aktualisasi diri.4. Manusia memiliki kemampuan reflektif (berbicara pada diri sendiri), dapat
mengevaluasi dan menguatkan diri.
5. Manusia memiliki kecenderungan untuk bertumbuh dan dapatmengaktualisasikan diri namun kurang berkembang dan bertumbuh karenapola penyalahan (mempersalahkan) diri yang dipelajari.
6. Konseling REB berusaha membantu agar manusia mampu menerima dirimereka sendiri sebagai makhluk yang meskipun terus membuat kesalahannamun pada saat yang bersamaan belajar hidup damai dengan dirinyasendiri.
120
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 121/178
7. Gangguan terjadi karena pada masa kanak-kanak manusia mempelajarikeyakinan yang irasional dan penyalahan diri. Manusia memilikikecenderungan kuat untuk membuat dirinya terganggu secara emosional.
8. Untuk memulihkan diri dari gangguan emosi bisa dilakukan melaluiberhenti menyalahkan diri, menerima dan menghindari diri dari hasratuntuk mengatakan “harus”, “seharusnya” dan dari tuntutan atau perintahyang irasional. Misalnya. saya harus mendapatkan cinta dan pengakuandari orang-orang penting dalam hidup saya.
b) Kondisi-kondisi Konseling
Tujuan Konseling
− Manusia cenderung menilai tindakannya dengan predikat “baik” dan
“buruk”, “bernilai” dan “sia-sia” dan mengukur dirinya berdasarkan apayang nampak. Oleh karena itu tujuan konseling REB adaIah mendidikkonseli bagaimana cara memisahkan evaluasi tingkah laku mereka danevaluasi esensi diri dari totalitasnya dan cara menerima diri dengan segalakekurangannya.
− Meminimalisir gangguan emosi dan tingkah laku penyalahan diri dengan
memahami filosofis hidup yang lebih realistis dan bisa dijalankan:mengajari konseli méngubah tingkah laku dan emosi disfungsional menjaditingkah laku dan emosi yang sehat yang fungsional.
− Tujuan utama Konseling REB, Pertama, membantu konseli dalam proses
mencapai penenimaan diri tanpa syarat (Unconditional Self Acceptance)dan penerimaan orang lain tanpa syarat (Unconditional Others Acceptance). Kedua, melihat bagaimana keduanya berhubungan. Saatkonseli lebih mampu menerima diri mereka sendiri, maka merekacenderung akan menerima orang lain tanpa syarat.
Peran dan Fungsi Konselor
− Menunjukkan kepada konseli bahwa keyakinan tentang “harus” dan
“sebaiknya” yang ada dalam diri mereka itu adalah suatu yang irasional.
− Menunjukkan bahwa pengindoktrinasian diri secara berulang yang
dilakukan konseli adalah suatu yang tidak logis dan tidak realistis.Konselor mengajak konseli bertanggungjawab penuh untuk mengubahkondisi mereka.
− Membantu konseli memodifikasi pemikiran dan mengabaikan gagasan
yang irasional. Artinya, membantu konseli memahami proses lingkaransetan menyalahkan diri sendiri dan mengubah penyalahan diri itu.
− Mengembangkan filosofi hidup yang rasional sehingga di masa depan
mereka mampu menghindari diri agar tidak menjadi korban keyakinantidak rasional yang lainnya.
121
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 122/178
Peran Konseli
− Peran konseli adalah sebagai pebelajar dan pelaksana tindakan.
Konseling dipandang sebagai proses reedukatif dimana konseli belajar cara menerapkan pemikiran psikologis, bereksperimen, menyelesaikanpekerjaan rumah untuk memecahkan masalah untuk mencapai perubahanemosi.
− Proses penyembuhan berfokus pada pengalaman konselit di masa kini.
− konseli bekerja aktif di luar sesi konselingi: belajar cara yang efektif untuk
meruntuhkan pemikiran yang menyalahkan diri, mengulas kemajuanyasendiri, membuat rencana, dan mengidentifikasi strategi pengatasanmasalah potensial yang berkelanjutan.
Hubungan Konselor dan Konseli − Hubungan ditandai dengan menerima semua konseli dan mengajari
mereka untuk tanpa syarat menenima orang lain dan diri mereka sendiri.Konselor menunjukkan penerimaan penuh dengan tidak mengevaluasi dirikonseli.
− Konselor menerima konseli sebagai makhluk tidak sempurna yang bisa
ditolong dengan menunjukkan bahwa Konselor peduli tanpa membuatkonseli merasa didikte dan dengan menggunakan beragam tehnik sepertibibliokonseling dan modifikasi tingkah laku.
−
Konselor membangun hubungan dengan konseli dengan caramenunjukkan pada konseli bahwa Konselor memiliki keyakinan yang besar akan kemampuan konseli dalam mengubah diri mereka sendiri danmengatakan bahwa Konselor mempunyai cara untuk membantu merekamelakukannya.
c) Proses dan Teknik Konseling
Proses konseling REB
Secara garis besar, konseling REB terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu
tahap kognitif, tahap emotif, dan tahap behavioristik. Masing-masingdijelaskan sebagai berikut.
T ahap Kognitif. Konselor menyajikan alasan kognitif kepada konseli.Seperti setiap mulai sesi konseling bertanya, " Apa masalah yang mengganggu diri Anda?". Selama tahap awal, konseli dapat belajar untukmengendalikan emosi mereka dan menjadi sadar akan pikiran-pikiran yangmendasari masalah mereka serta belajar alternatif untuk mengubah pikiranmereka yang irasional.
Tahap Emotif. Fase emotif ditujukan untuk membantu konselimenyadari pikiran-pikiran mereka. Hal ini sering dilakukan dengan meminta
konseli untuk menuliskan pikiran-pemikiran yang mengganggu mereka.
122
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 123/178
Tahap Behavioristik. Selama tahap akhir, konseli dilatih untukmelakukan verbalisasi kognisi alternatif dan untuk mengubah perilaku mereka.
Dalam pembahasan lain, tahap-tahap konseling REBT terbagi menjadi ….
− Assessment of feeling and activating event
− Empathic reflection of feelings by counselor
− Assessment of the ABC relationship
− Assessment of behavioral consequence
− Assessment of cognition
− Counselor summarizes ABC assessment data
− Counselor guides client toward solving problem (Disputing-Effect-New
feeling)Dalam setiap tahapan di atas dapat digunakan berbagai teknik yang akajdiuraikan pada bagian berikut.
Teknik-Teknik Konseling REB
Teknik Kognitif
1) Mempersoalkan keyakinan tidak rasional dan mengajari konseli caramengatasi tantangan ketidakrasionalanya sampai ia mampumenghilangkan dan melunturnya kata “harus” dalam dirinya. Pertanyaan
yang perlu dipelajari konseli misalnya, “Mengapa orang harusmemperlakukan saya secara adil”? Atau pernyataan, “Jika saya tidak mendapatkan pekerjaan seperti yang saya inginkan, akan sangat mengecewakan, walaupun saya bisa bertahan?”
2) Mengerjakan pekerjaan rumah. Konseli membuat daftar masalah mereka,mencari keyakinan absolutisme mereka, dan mempertentangkankeyakinan-keyakinan tersebut. Dengan cara yang perlahan-lahan danyang dibagi ke dalam beberapa sesi, konseli belajar mengatasikecemasan dan mempertanyakan pemikiran tidak rasionalnya yangmendasar. Mereka diminta untuk belajar membuat diri sendiri bahagia dan
tidak terpengaruh oleh gangguan-gangguan. Mereka juga mendengar danmengevaluasi rekaman sesi konseling mereka sendiri. Semua itudilakukan untuk merevisi pemikiran, perasaan, dan tingkah laku konseli.
3) Mengubah bahasa “harus” dan “sebaiknya” untuk meminimalisir kesalahan diri. Misalnya mengubah dari mengatakan “akan sangat kacaubila. . . ,“ menjadi mengatakan “akan kurang baik kiranya...” . Pergantianitu akan membawa konseli kepada penerapan pernyataan diri yang baru,yang membantu mereka berpikir dan bertindak secara berbeda. Sebagaikonsekuensinya, mereka juga mulai merasakan perbedaannya.
4) Humor . Gangguan emosi sering disebakan oleh karena terlalu seriusnya
seseorang menganggap sesuatu sehingga kehilangan perspektif humor
123
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 124/178
terhadap peristiwa hidup. Humor menunjukkan absurditas beberapagagasan yang dihadapi konseli, dan humon bisa sangat berharga untukmembantu konseli lebih santai dan tidak menganggap masalahnya terlaluserius. Misalnya, humor bisa dilakukan dengan menyanyikan lagu humor,
konseli diminita untuk menyanyikannya di saat mereka merasa tertekandan cemas. Juga bisa dilakukan dengan ceritera-ceritera lucu dalam bukuatau film.
Teknik Emotif
Dengan menggunakan beragam prosedur emotif yang penuh penerimaantanpa syarat, permainan peran emotif rasional, pemodelan, imajinasi emotif rasional, dan latihan mencegah rasa malu dan pemberian tugas yang selektif,membantu konseli mengubah sejumlah pemikiran. emosi, dan tingkah lakumereka.
1) Perbandingan emotif rasional . Teknik ini merupakan bentuk praktek mentalyang dirancang untuk menciptakan pola emosi baru. Konselimembayangkan diri mereka berpikir, merasakan, dan bertingkahlakupensis seperti cara berpikir, merasakan, dan bertingkahlaku yang merekakehendaki dalam kehidupan nyata. Kepada mereka ditunjukkanbagaimana cara membayangkan salah satu hal terburuk yang mungkinterjadi pada mereka, bagaimana merasakan perasaan tersebut secaraintensif, dan kemudian mengubahnya menjadi perasaan negatif yangsehat. Hal itu dilakukan beberapa minggu supaya mencapai titik di manakonseli tidak lagi akan merasa marah apabila terjadi peristiwa negatif.
2) Bermain peran. Konseli dihadapkan dengan kondisi sosial yangdirekayasa, yang secara nyata membebani mereka. Konseli bisa melatihbeberapa tingkah laku yang diperlukan dalam situasi tertentu.
3) Latihan menanggulangi rasa malu. Latihan ini ditujukan untukmeningkatkan penerimaan diri dan tanggung-jawab serta membantukonseli memandang bahwa sebagian besar perasaan mereka tentang rasamalu berhubungan dengan cara mereka mengenali kenyataan. Caranyadengan menugaskan konseli melakukan tindakan yang ditakuti karenamemikirkan perasaan orang terhadap apa yang dilakukannya. Latihanterus dilakukan sampai konseli menyadari bahwa tidak ada gunanya
menggubris reaksi atau pemikiran orang lain yang akan menghambatnyauntuk melakukan sesuatu yang dikehendaki.
4) Menggunakan kekuatan dan energi . Konseli disarankan untukmenggunakan kekuatan dan energi sebagai satu cara untuk membantuberpindah dan berwawasan intelektual menjadi berwawasan emosional.Kepada konseli juga ditunjukkan cara bagaimana melakukan dialogmemaksa diri mereka sendiri di mana mereka bisa mengekspresikankeyakinan tidak rasional dan kemudian dengan kekuatan penuhmempertanyakannya. Terkadang konseli akan melakukan permainanperan terbalik dengan filosofi penyalahan diri yang dipegang kuat.
Selanjutnya, konseli diminta untuk melawannya dengan berbagai daya
124
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 125/178
upaya untuk meninggalkan gagasan disfungsional tersebut. Desakan dankekuatan merupakan bagian dasar latihan pencegahan rasa malu.
Tehnik Behavior 1) Dalam teknik ini Konselor menggunakan prosedur behavioral:
pengkondisian, prinsip manajemen diri, desensitisasi sistematis, teknikrelaksasi, dan pemodelan. Teknik-tekni tersebut diharspkan telah menjadipengetahuan siap pada diri konselor dalam bimtek ini.
2) Memberikan tugas yang dilaksanakan secara sistematis dan dicatat sertadianalisis dalam sebuah format isian.
3) Konseli dipacu untuk menyembuhkan diri secara perlahan, misalnyakonseli yang takut naik elevator mungkin akan bisa mengurangi rasaketakutannya melalui teknik flooding dengan cara naik turun elevator 20sampai 30 kali sehari.
Teori Konseling Postmodern: SFBT
a) Konsep Kunci
Oleh karena memusatkan pada keberhasilan daripada kegagalankonseli, membuat Solution-Focused Brief Therapy (SFBT) lebih cepat berhasilketimbang konseling lainnya. Model ini menggunakan pendekatan sistematisdengan tahapan yang lebih ditentukan oleh konseli. Digunakan denganberbagai macam masalah, dan hampir selalu berhasil, karena dengan
memusatkan pada kesuksesan, konseli lebih tertantang, ketimbang ngurusimasalah. Dengan memusatkan pada kelebihan, kekuatan daripadakelemahan memberi insentif bagi usaha-usaha yang berhasil ke depan.
Proses membuat konseli terlibat aktif dan sekaligus menerimatangungjawab akan tingkahlakunya. Konseli akan menjadi diberdayakan bilasejak awal dikenali kemampuan-kemampuannya. Resistensi akan dapatdikurangi karena secara sadar ia ingin terlibat terus dalam proses konseling.Konselor akan menemukan bahwa dengan memusatkan pada solusiketimbang problem dalam setiap sesi, akan berdampak lebih positif.
Masalah-masalah yang sering terjadi di sekolah: siswa tidak selalu siapbelajar, guru tidak selalu suka menghadapi anak yang underachieving danatau anak-anak yang berperilaku menyimpang. Iklim sekolah membikin stres,banyak anak yang melakukan kekerasan, aktivitas geng, dan perilakumenyimpang lain di lingkungan sekolah, sementara kepala sekolah menuntutkeadaan “zero” kekerasan di sekolahnya, seraya membangun lingkunganbelajar yang berpusat pada siswa, untuk meningkatkan prestasi akademiksemua siswa. Demikianpun tuntutan dan tekanan dari berbagai fihak,terutama pemerintah akan perolehan prestasi siswa yang terukur denganstandar tinggi harus dicapai.
Menghadapi hal di muka, sekolah dapat menempatkan solusi,
kekuatan, dan kesuksesan sebagai kunci keberhasilan pendidikan di sekolah.
125
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 126/178
Untuk itu, Konselor bersama pendidik lain, perlu mengutamakan solusi yangharus selalu siap diterjadikan di sekolahnya.
SFBT, suatu pendekatan yang berasal dari the Family Therapy Center di Milwaukee, Wisconsin (Steve DeShazer (DeShazer, 1985, 1988, 1991,1994; DeShazer et al., 1986). Insoo Kim Berg (Berg, 1994; Berg & DeJong,1996; Berg & Miller, 1992) serta koleganya (seperti Miller, Hubble, & Duncan,1996; Walter & Peller, 1992), telah menerapkan secara berhasil untukmengubah perilaku anak dan remaja, termasuk perilaku agresif siswa.
Studi efektivitas SFBT lebih jauh di sekolah telah dilakukan banyakpeneliti (Franklin, Biever, Moore, Clemons, & Scamardo, 2001; Geil, 1998;LaFountain & Gardner, 1996; Littrell, Malia, & Vanderwood, 1995, De Jong &Berg,2008; de Shazer, Dolan et al., 2006, dalam Corey, 2009 ). Oleh karenaSFBT menekankan pendekatan konstrusi sosial dan mendorong keterlibatanguru, orangtua, dan fihak lain yang terkait dengan pendidikan anak, maka ia
konsisten dengan ciri-ciri intervensi yang menekankan keberhasilan disekolah. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa SFBT tepat untukmeningkatkan self-esteem dan sikap-sikap positif anak.
SFBT didasarkan pada orientasi membangun solusi ketimbangmemecah-kan masalah. Fokusnya pada keinginan konseli mendatangketimbang problem masa lalu atau konflik-konfliknya saat ini. Konseli didoronguntuk meningkatkan frekuensi perilaku-perilaku yang bermanfaat saat ini.Tidak ada masalah yang terjadi sepanjang waktu. Ada pengecualian(exceptions) – yakni waktu-waktu dimana masalah telah terjadi tetapi tidakdiapa-apakan– yang dapat digunakan oleh Konselor untuk mengkonstruk
solusi.Konselor membantu konseli untuk menemukan alternatif pola perilaku,
pikiran, dan interaksi yang diinginkan saat ini. Berbeda dari intervensimembangun keterampilan dan perilaku oleh model konseling sebelumnya,model SFBT ini beranggapan bahwa tingkahlaku solusi telah ada dalam dirikonseli. Diakui bahwa perubahan-perubahan skala kecil akan menghantarkanke perubahan yang besar. Keterampilan percakapan (conversational skills)diperlukan untuk mendorong konseli membuat solusi, berbeda dari konselingtradisional dimana keterampilan tersebut untuk mendiagnosis danmentreatment.
Konseling tradisional fokusnya untuk mengeksplorasi perasaan, pikiran,dan interaksi keduanya, memberikan interpretasi, konfrontasi, dan edukasipada konseli. Sebaliknya, SFBT membantu konseli membuat visi masa depanketimbang ngurusi problem untuk dipecahkan. Dilanjutkan denganmengeksplorasi dan mengatur hubungan pengecualian (exceptions),kekuatan-kekuatan, dan sumber daya (sources) yang ada untukmengkonstrusi jalan tol khusus bagi konseli untuk menjadikan visinya menjadisebuah kenyataan.
Proses dan Teknik SFBT
126
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 127/178
Bertolino and O’Hanlon, dalam Corey (2009) menekankan pentingnyamenciptakan hubungan terapeutik kolaboratif yang sangat diperlukan dalamkonseling yang berhasil. Konselor diharapkan ahli dalam menciptakanlingkungan untuk terjadinya perubahan. Kita juga tahu bahwa konseli adalah
ahli dalam kehidupan mereka sendiri dan seringkali memiliki pemahamanyang baik tentang apa yang dikerjakan dan tidak dikerjakan yang lalu sertamungkin yang dikerjakan mendatang.
Walter and Peller, dalam Corey (2009) mendefinisikan empat aspekSFBT, yaitu (1) menemukan apa yang konseli inginkan ketimbang mencariapa yang mereka tidak inginkan; (2) tidak melihat patologi atau gangguan dantidak mencoba untuk mereduksi konseli dengan label diagnostik. Alih-alihmendiagnosis, konselor melihat apa yang konseli lakukan dan mendorongmereka untuk melanjutkan dalam arah yang benar; (3) jika konseli tidakmelakukan apa yang ingin dilakukan, dorong konseli untuk mencoba dengan
berbagai cara yang berbeda; (4) pelihara konseling ringkas ini dengan selalumemperhatikan sesi-sesi konseling.
Kita yakin bahwa setiap diri konseli dapat membangun solusi sendiriatas masalah yang dihadapinya tanpa mengungkit-ungkit masalahnya. Olehkarena itu, pendekatan problem solving merupakan kunci SFBT dan secaraberurutan dapat ditempuh melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Konseli diberi kesempatan untuk mendeskripsikan masalahnya sendiri.Konselor mendengarkan dengan penuh perhatian ketika konseli menjawabpertanyaan “Bagaimana saya akan dapat berguna bagimu?”
2. Konselor dan konseli bekerja bareng untuk mengembangkan tujuan yang
paling mungkin dapat dicapai. “ Apa yang akan menjadi berbeda dalamkehidupan Anda, jika masalah Anda diselesaikan?”
3. Konselor bertanya kepada konseli tentang jika saat ini masalah-masalah Anda tidak muncul atau jika masalah Anda kurang berpengaruh. Konselidibantu dalam mengeksplorasi pengecualian-pengecualian ini, dengantekanan khusus pada apa yang mereka perbuat saat kejadian ini terjadi.
4. Pada akhir setiap percakapan pembuatan solusi, konselor menawarkankepada konseli balikan ringkas, memberi penguatan, dan merangsang apayang mungkin konseli amati atau lakukan sebelum sesi pertemuanselanjutnya untuk memecahkan masalah mereka.
5. Konselor bersama konseli mengevaluasi kemajuan dalam menemukansolusi yang memuaskan dengan menggunakan ratings scale. Konseliditanya tentang kebutuhan apa yang mereka inginkan sebelum melihatproblem yang hendak dipecahkan dan juga apa yang mereka inginkanmendatang.
Dalam sebuah ringkasan, tahap-tahap konseling SFBT secara berurutdikemuka-kan sebagai berikut.
1. Menciptakan hubungan kolaboratif
127
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 128/178
Konselor dapat memilih dari sejumlah intervensi ketika membantu konselidalam mencari dan menemukan solusi serta membuat hidup lebihberbahagia. Namun demikian, jika prosedur ini dilakukan secara rutintanpa pengembangan kerja bersama-sama, tidak akan tercapai hasil yang
efektif. Yang penting bahwa konselor harus benar-benar yakin bahwakonseli mereka adalah ahli dalam hidup mereka sendiri. Semua teknikyang dibahas disini harus diimplementasikan atas dasar hubungan kerjakolaboratif.
2. Perubahan dalam PrakonselingPada pertemuan awal konseling umumnya konselor bertanya: “ Apa yang telah Anda lakukan yang telah membuat perbedaan dalam masalah Anda?” Dengan bertanya tentang perubahan-perubahan tersebut, konselor dapat menjabarkan, membangkitkan, dan memperkuat apa yang konseli
telah siap lakukan untuk membuat perubahan-perubahan positif.Perubahan ini tidak dapat dikaitkan dengan proses konseling itu sendiri,artinya kita cenderung untuk mendorong konseli untuk kurangmengandalkan konselor mereka melainkan lebih mengandalkan padasumber daya mereka sendiri untuk menyelesaikan pencapaian tujuankonseling mereka (de Shazer & Dolan, 2007; McKeel, 1996; Weiner-Davis,de Shazer, & Gingerich, 1987, dalam Corey, 2009).
3. Pertanyaan Pengecualian (Exceptions)SFBT didasarkan pada pandangan bahwa ada waktu-waktu dalamkehidupan konseli dimana masalah-masalah diidentifikasi bukan
problematik. Ada waktu-waktu yang disebut exceptions. Konselor mengajukan pertanyaan-pertanyaan exceptions langsung kepada konseli jika masalah tampak tidak ada, atau jika masalah tidak berat. Exceptionsmerupakan pengalaman masa lalu dalam kehidupan konseli dimana iamenjadi alasan kuat adanya masalah. Melalui membantu konselimengidentifikasi dan mengukur exceptions ini akan muncul kesempatanbagi konseli untuk bekerja kearah solusi. Eksplorasi ini mengingatkankonseli bahwa masalah tidak semuanya kuat dan tidak akan adaselamanya, tetapi juga menyediakan peluang sebagai sumber daya yangmembangkitkan, melibatkan kekuatan, dan memposisikan kemungkinansolusi.
4. Pertanyaan Ajaib (M iracle) Tujuan konseling dikembangkan dengan menggunakan pertanyaan ajaib,yang merupakan teknik utama SFBT. Konselor bertanya, "Jika keajaibanterjadi dan masalah Anda terpecahkan dalam semalam, bagaimana Andatahu itu terpecahkan, dan apa yang akan menjadi berbeda?" Konselikemudian didorong untuk memberlakukan "apa yang akan menjadiberbeda" meskipun masalah tetap dirasakan. Mintalah konseli untukmempertimbang-kan bahwa keajaiban akan membuka berbagaikemungkinan masa depan. Konseli disarankan untuk membiarkan diri
mereka untuk bermimpi sebagai cara untuk mengidentifikasi jenis
128
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 129/178
perubahan yang paling mereka ingin lihat. Pertanyaan ini memiliki fokusmasa depan dimana konseli dapat mulai mempertimbangkan kehidupanyang berbeda yang tidak didominasi oleh masalah tertentu. Intervensi inimenggeser penekanan dari masalah masa lalu dan saat ini menuju
kehidupan yang lebih memuaskan di masa depan.
5. Pertanyaan Penskalaan (Scaling Question)
Konselor juga menggunakan pertanyaan scaling ketika perubahanpengalaman manusia tidak mudah diamati, seperti perasaan, suasanahati, atau komunikasi. Sebagai contoh, seorang wanita melaporkanperasaan panik atau kecemasannya, mungkin konselor bisa bertanya:"Pada skala 0 sampai 10 dimana nol adalah bagaimana perasaanmuketika pertama kali datang ke konseling dan 10 adalah bagaimanaperasaan Anda sehari setelah keajaiban terjadi dan masalah Anda hilang,
bagaimana anda menilai kecemasan Anda saat ini?" Jika konseli hanyamenjauh dari nol ke satu, dia sudah membaik. Bagaimana diamelakukannya? Apa yang dia lakukan untuk memindahkan ke skala lainsampai skala 10? Pertanyaan Scaling memungkinkan konseli untukmemperhatikan lebih dekat terhadap apa yang mereka lakukan danbagaimana mereka dapat mengambil langkah-langkah yang akanmengarah pada perubahan yang mereka inginkan.
6. Formula Tugas Sesi Pertama
Formula tugas sesi pertama adalah suatu bentuk pekerjaan rumah yang
diberikan kepada konseli dari sesi pertama ke sesi kedua. Konselor mengatakan: " Antara sekarang dan waktu berikutnya kita bertemu, sayaingin Anda untuk melakukan pengamatan, sehingga Anda dapat menjelaskan kepada saya waktu berikutnya, apa yang terjadi dalam diri Anda (termasuk di dalamnya keluarga, kehidupan, hubungan, dll) yang ingin terus terjadi ”. Pada sesi kedua, konseli diminta menceriterakan apayang mereka amati dan apa yang mereka ingin memiliki di masa depan.Jenis penugasan memungkinkan konseli berharap bahwa perubahan tidakbisa dihindari. Tidak masalah jika perubahan akan terjadi, tapi kapan ituakan terjadi. Intervensi ini cenderung meningkatkan optimisme konseli. Halyang penting bahwa konseli merasa dimengerti sebelum mereka diarahkan
untuk membuat perubahan.
7. Balikan Konselor Terhadap KonseliUmumnya konselor SFBT mengambil istirahat 5 sampai 10 menitmenjelang akhir setiap sesi untuk menulis pesan ringkasan untuk konseli.Selama istirahat konselor merumuskan umpan balik yang akan diberikankepada konseli setelah istirahat. Ada tiga bagian dasar struktur umpanbalik yaitu pujian, jembatan, dan tugas sugesti. Pujian diberikan kepadaapa yang sudah konseli lakukan yang mengarah pada solusi yang efektif. Adalah penting bahwa memuji tidak dilakukan dengan cara rutin atau
mekanistis, tetapi dengan cara yang menggembirakan yang menciptakanharapan dan menyampaikan harapan kepada konseli bahwa mereka dapat
129
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 130/178
mencapai tujuan mereka dengan menggambarkan kekuatan dankeberhasilannya. Kedua, jembatan yang menghubungkan pujian awaldengan tugas sugesti yang akan diberikan. Jembatan ini memberikanalasan atas saran/sugesti yang diberikan. Aspek ketiga dari umpan balik
berupa tugas sugesti kepada konseli, yang dapat dianggap sebagaipekerjaan rumah. Tugas observasional meminta konseli untukmemperhatikan beberapa aspek kehidupan mereka. Proses pemantauandiri membantu konseli perhatikan perbedaan yang lebih baik, terutama apayang berbeda tentang cara mereka berpikir, merasa, atau berperilaku.Tugas perilaku mengharuskan konseli benar-benar melakukan sesuatudan konselor percaya bahwa apa yang dilakukan akan berguna untukmereka dalam membangun solusi. Umpan balik konselor kepada konselimembahas apa yang harus konseli lakukan secara berbeda untukmeningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan mereka.
8. TerminasiJika konseli telah mampu mengkonstruk solusi, maka konselor dapatmengakhiri konseling. Dalam kaitan ini seringkali terkait denganpertanyaan konselor yang berbunyi, misalnya “Kebutuhan-kebutuhanapakah yang berbeda dalam kehidupan Anda sebagai hasil daripertemuan kita?”, “Jika masalah terselesaikan, hal lain apa yang akan Anda lakukan?” Dengan menggunakan pertanyaan penskalaan (Scaling questions), konselor dapat membantu konseli untuk memonitor kemajuanmereka sehingga konseli dapat menentukan kapan mereka tidakmembutuhkan lagi datang ke konselor. Hal yang terpenting dalam akhir konseling adalah konselor membantu konseli untuk mengidentifikasi hal-hal yang bisa dilakukan untuk melanjutkan perubahan-perubahanmendatang.
Sebelum mengakhiri konseling, konselor membantu konseli dalammengidentifikasi hal-hal yang dapat mereka lakukan untuk melanjutkanperubahan yang mereka telah buat ke masa depan. Konseli juga dapatdibantu untuk mengidentifikasi rintangan atau hambatan yang dirasakanyang bisa menghalangi dalam mempertahankan perubahan yang telahmereka buat. Karena model konseling adalah singkat, sangat mungkinbahwa konseli akan mengalami masalah perkembangan lain di lain waktu.
Konseli dapat meminta sesi tambahan setiap kali mereka merasa perluuntuk mendapatkan kehidupan mereka kembali ke jalur yang benar atauuntuk memperbarui kisah mereka.
c. KONSELING KELOMPOK
1. Pentingnya Konseling Kelompok
Ada banyak catatan mengapa konseling kelompok penting. Olehkarena praktik Bimbingan dan Konseling di sekolah menghadapi banyak siswadengan berbagai kemungkinan permasalahannya yang bisa jadi mirip, makakonseling kelompok dipandang efektif. Dalam konteks sekolah, ada berbagai
130
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 131/178
kesamaan misalnya dalam hal usia, problem, latar kehidupan, dan banyak isu-isu yang mirip dialami oleh siswa-siswa, misalnya kecemasan menghadapiujian, isu-isu anak perempuan, isu anak laki-laki, dan banyak lainnya yangmendorong perlunya dibantu secara efisien.
Konselor bisa menjadi integratif dalam menerapkan teori-teorikonseling. Pendekatan kelompok memiliki keuntungan khusus dalamkonseling di sekolah. Masalah-masalah terkait perkembangan pendidikan,pribadi sosial, dan karier siswa dapat dibantu dan saling membantu di antarasiswa. Konseling kelompok juga bermatra preventif disamping utamanyakuratif.
2. Proses Awal Perkembangan Kelompok
Dalam konseling kelompok, secara garis besar ada dua tahap utama
yaitu proses awal perkembangan kelompok dan proses lanjut perkembangankelompok. Pada proses awal ada tiga tahap yang dilakukan yaitu membentukkelompok, orientasi dan eksplorasi, serta tahap transisi. Masing-masingdijelaskan sebagai berikut.
a) Tahap 1: Isu-Isu Prakelompok—Membentuk Kelompok
1) Memberitahukan kelompok dan rekrutmen anggota kelompok
Bagaimana kelompok diperkenalkan akan mempengaruhi diterima/tidaknya oleh anggota-anggota potensial dan orang-orang yang didugacocok mengikuti kegiatan kelompok. Walaupun bisa diberitahukan lewattertulis, tapi ketemu langsung dengan populasi sangat penting. Misalnyadatang langsung ke kelas menyampaikan kegiatan konseling kelompok inidan diberitahukan prosedurnya.
2) Screening dan seleksi anggota kelompok
Ada stadar etika yang harus diperhatikan dalam memilih anggota.Kebutuhan dan tujuan anggota merupakan aspek utama. Konselor harusbertanya pada diri sendiri: “Bagaimana saya bisa memutuskan siapa yang paling mungkin memperoleh manfaat dari kelompok yang sayarencanakan?” “Siapa yang mungkin terganggu oleh partisipasi kelompok atau menjadi pengaruh negatif untuk anggota lainnya?”
Screening harus proses dua-arah. Calon anggota harusmemperoleh kesempatan interviu pribadi untuk mengajukan pertanyaanapakah kelompok benar-benar bermanfaat baginya. Sebaliknya, Konselor (pimpinan kelompok) harus mendorong anggota terlibat dalam mengambilkeputusan bahwa ia tepat berpartisipasi dalam kelompok.
3) Hal-hal praktis dalam formasi kelompok
Ada beberapa hal praktis yang harus diperhartikan dalam membentukkelompok. Bentuk-bentuk kelompok tersebut antara lain.
− Kelompok terbuka vs Kelompok tertutup. Kebanyakan kelompok jangka
pendek, berpusat solusi. Kelompok terbuka atau tertutup ditentukan
131
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 132/178
oleh populasi dan setting-nya. Masing-masing punya kelebihantergantung pada isu-isu yang digarap.
− Keanggotaan sukarela vs tidak sukarela. Apakah anggota kelompok
hanya yang sukarela saja atau boleh juga yang tidak sukarela? Dalambanyak pengalaman, banyak anggota yang tidak sukarelapunmemperoleh manfaat dari konseling kelompok yang diikutinya. Dilembaga sekolah keanggotaan tidak sukarela ini perlu digarap, karenasenyatanya masih banyak ditengarai siswa enggan memanfaatkanpelayanan konseling.
− Kelompok homogin vs heterogin. Diakui bahwa kelompok homogin
lebih membawa manfaat, terutama homogin dalam usia, karenapermasalahan mereka relatif serupa. Namun diakui juga kelompokheterogin juga membawa manfaat. Ada manfaat dari perbedaan yangada untuk saling membantu.
− Tempat pertemuan. Setting pertemuan merupakan aspek lain yang
harus diperhatikan. Hal privacy harus diperhatikan, tempat yangmemungkinkan terjadinya interaksi face to face. Seting yang jelekdapat membikin suasana yang negatif yang berpengaruh padakohesivitas kelompok. Semua usaha harus membuat suasana aman.
− Besar kelompok . Besarnya kelompok bergantung pada beberapa
faktor, misalnya usia, tipe kelompok, pengalaman Konselor, dan tipeproblem yang dieksplor. Namun pada umumnya yang efektif bergerakantara 4 – 8 orang.
− Frekuensi dan lamanya pertemuan. Seberapa sering kelompok ketemudan seberapa lama setiap pertemuan? Ini bergantung tipe kelompok juga pengalaman pemimpin kelompok. Biasanya dilakukan seminggusekali. Tapi untuk konseli anak dan remaja lebih baik sering tetapiwaktunya lebih pendek.
− Kelompok jangka pendek vs jangka panjang . Adalah bijak jika
terminasi kelompok merupakan hasil komitmen. Apakah jangka pendekatau panjang bergantung pada tipe kelompok, populasi, lembaga.Kebijakan berapa lama tentu saja bergantung keperluan lembaga dankonseli.
− Setelah kelompok terbangun, apakah tanggungjawab pimpinan agar
anggota memperoleh keuntungan optimal dari kegiatan kelompok?
− Persiapan harus mengeksplorasi harapan, ketakutan-ketakutan, tujuan,
miskonsepsi anggota, sebagai dasar dari proses kelompok. Resikopsikologis bagi anggota harus diminimalisir.
4) Pedoman orientasi dan penyiapan anggota
Pertemuan kelompok yang pertama kali dimanfaatkan untuk
orientasi proses kelompok. Bahwa partisipasi anggota merupakan
132
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 133/178
investasi kerja kelompok. Dorong anggota memikirkan sebelumnyatentang isu-isu pribadi yang ingin dieksplorasi. Anggota dimintamenuliskan jurnal reaksi-reaksi mereka setiap sesi. Anggota diminta untukmemanfaatkan kelompok untuk mencoba tingkahlaku baru.
Ringkasan isu prakelompok, dapat disebutkan sebagai berikut.
− Anggota harus memiliki pengetahuan memadai tentang hakekat
kelompok dan dampaknya bagi dirinya.
− Anggota perlu menentukan kapan kelompok tepat bagi dirinya.
− Anggota dapat memperoleh keuntungan melalui menyiapkan diri
berpikir apa yang ingin dialami selama kelompok.
− Mengidentifikasi tujuan umum dan sasaran khusus kelompok
− Mengembangkan proposal tertulis wecara jelas mengenai formasi
kelompok
− Memberitahu kelompok dg cara memberi informasi tepat bagi
partisipan.
− Melakukan interviu awal
− Mengambil keputusan dalam memilih anggota
− Mengorganisasi detail praktis untuk keberhasilan kelompok
− Minta ijin orangttua (jika perlu)
− Menyiapkan secara psikologis akan tugas kepemimpinan
− Mengatur sesi awal untuk membuat aturan, membuat prediksi
keberhasilan anggota.
b) Tahap 2: Tahap Awal –Orientasi dan Eksplorasi
Karakteristik pada tahap awal ini sebagai berikut. Orientasi daneksplorasi yang terdiri atas peristiwa 1) menentukan struktur kelompok, 2)berkenalan, dan 3) mengeksplorasi pengharapan anggota. Setiap anggotadiharapkan belajar fungsi kelompok, menyadari bahwa kelompok ini
merupakan tempat yang pas bagi realisasi pengharapan-pengharapannya.
Tugas utama dalam tahap inisiasi ini terdiri atas dua hal yaituinkluasi dan identifikasi serta membangun trust. Dalam hal inklusi danidentifikasi dimaksudkan untuk menemukan identitas dalam kelompok danmenentukan sejauh mana seseorang akan menjadi anggota kelompokyang aktif adalah tugas utama tahap awal. Anggota biasa bertanya-tanya:saya akan di dalam atau keluar dari kelompok ini? Sebewrapa banyaksaya akan terbuka akan diri sendiri? Seberapa banyak aku ingin ambilresiko? seberapa aman untuk mengambil risiko? saya bisakah benar-benar percaya orang-orang ini?Seberapa lama aku bisa bertahan?
Akankah aku ditolak atau diterima?
133
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 134/178
Trust harus dibangun untuk keberlangsungan kelompok. Tanpatrust…interaksi akan di permukaan saja, eksplorasi diri kecil, tantangankonstruktuf tak akan terjadi, kelompok akan berjalan di bawah hambatanperasaan tersembunyi.
Cara membangun trust: 1) Tingkahlaku pimpinan dapatberpengaruh pada iklim kelompok. Apakah pimpinan hadir antusias, penuhpribadi, hadir secara psikologis dan terbuka? 2) Pemimpin yang suksesdalam mempertahankan trust tergantung pada seberapa baik iamempersiapkan kelompok. 3) Trust tudak hanya bergantung sikap danperilak pemimpin tetap juga anggota.
Cara mempertahankan trust: 1) Ada kecendeungan anggota untukcepat2 melompat ke saran. Ini jangan cepat dituruti, dan 2) Perasaannegatif anggota ke anggota lain dan pemimpin bisa tidak efektif. Perluperubahan prosedur agar anggota terbebas dari perasaan negatif.
Peranan pimpinan kelompkm selama tahap inisiasi: 1) Modeling, 2)Membantu mengidentifikasi tujuan, 3) Mengatur tanggung jawab, danstructuring.
c) Tahap 3: Tahap Transisi –Mengatasi Resistensi
Pada tahap transisi dapat digambarkan anggota kelompok dalam keadaan
− Cemas (anxiety )
− Konflik dan berjuang untuk mengontrol konflik
− Tantangan bagi pimpinan kelompok
− Resistensi
Mengatasi reaksi diri terhadap resistensi anggota, pimpinan harusmemperhatikan bahwa pribadi Konselor dapat mempengaruhi tingkahlakumasalah, hindari mengkategorikan orang atas tipe masalah.
3. Proses Lanjut Perkembangan Kelompok
Pada proses lanjut, juga ada tiga tahapan yaitu tahapan inti untukpembentukan kohesivitas dan produktivitas, konsolidasi dan terminasi, serta
evaluasi dan tindak lanjut. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut.a) Tahap 4: Tahap Inti –Pembentukan Kohesivitas dan Produktivitas
1) Perkembangan Kohesi Kelompok
Hakekat kohesi kelompok adalah sense of belonging, inklusi, dansolidaritas. Kohesi sebagai kekuatan pemersatu…. “Saya tidak sendiriandalam kesakitan saya dan dengan problem saya”. Tahapmini penting,namun bisa menghambat perkembangan kelompok bila tidak didorongmaju ke depan. Biasanya kalau kohesivitas terbangun, cenderungmengarah ke kurang serius, kalau tidak dijaga.
2) Karakteristik Kerja Kelompom Yang Efektif
134
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 135/178
Ada produktivitas kerja yang efektif. Anggota benar-benar menjadikelompok dan telah mengembangkan keterampilan relasi antar anggota,kurang bergantung kepada pemimpin kelompok. Cirinya:
− Fokus pada isu disini dan sekarang.
− Siap identifikasi tujuan
− Berkeinginan melakukan di luar kelompok dg tingkahlaku yang telah
berubah
− Merasa “in” dalam kelompok
− Terus mengukur tingkat kepuasannya dalam kelompok.
3) Faktor-faktor Terapeutik Kelompok
Agar kelompok efektif sebagai kelompok untuk penyembuhan,dibutuhkan sejumlah syarat, antara lain saling percaya dan menerima,empati dan perhatian, intim, penuh harapan, ada kebebasan untukbereksperimen, ada kesempatan katarsis, ada kesempatan melakukanrestrukturisasi kognitif, komitmen terhadap perubahan, ada kesempatanmembuka diri, ada konfrontasi dan balikan.
b) Tahap 5: Tahap Akhir –Konsolidasi dan Terminasi
Cara efektif mengakhiri kelompok adalah mengurusi perasaananggota kelompok. Sehingga dapat dikatakan bahwa anggota mengalamiperubahan perasaan …di awal takut…di tengah dapat dukungan…di akhir sendiri lagi menghadapi rasa takutnya.
Mengukur efek kelompok melalui memberi kesempatan setiapanggota untuk menyampaikan lesson learn-nya atau pengalamannyaselama mengikuti kegiatan konseling kelompok. Pada saat ini semuaanggota memberi dan menerima balikan, melengkapi tugas-tugas yangbelum dapat diselesaikan dalam kelompok (melengkapi unfinishedbusiness-nya).
c) Tahap 6: Isu-Isu Pasca Kelompok –Evaluasi dan Tindak Lanjut
1) Mengevaluasi Proses dan Hasil Kelompok
Evaluasi sebagai aspek dasar yang menguntungkan bagianggota dan pimpinan kelompok. Evaluasi gunanya untuk melihatefektivitas kelompok. Pada tahap ini minta anggota menuliskanpengalaman kelompom mereka. Minta anggota menjawab pertanyaansingkat… ( Adakah kelompok berpengaruh negatif? Apa kelompok mempengaruhi anda dalam berhubungan dengan orang lain?Perubahan apakah yang anda dapatkan?).
2) Tindak Lanjut Sesi Kelompok
135
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 136/178
Adalah bijak di sesi akhir untuk memberi kesempatan anggotamendiskusikan pengalaman-pengalamannya. Ini tidak hanya bernilaibagi pemimpin, tapi juga anggota untuk memberi gambaran realistikatas pengaruh kelompok kepadanya dan teman-temannya. Anggota
dapat mendiskusikan usaha nyata setelah ddi kehidupan nyata.3) Sesi Tindak Lanjut Individual
Jika mungkin, setelah sesi konseling kelompok ditindaklanjutipertemuan face to face. Jika prates dilakukan di akhir juga bisadilakukan pascates untuk mengukur sikap, nilai, dan penyesuaianpribadinya. Wawancara individual sekitar 20 menitan dapat digunakanuntuk membantu anggota membicarakan hal yang tak terungkap dalamkelompok.
Semua sesi kelompok di atas akan terejawantahkan dalam semuapendekatan konseling. Sebagai pengalaman belajar, dalam bimtek ini akandipelajari penerapan konseling kelompok behavioristik dan konselingkelompok realitas.
4. Pendekatan Teoritik Konseling Kelompok
a) Pendekatan Behavioristik
Asumsi
− Bahwa sebagian besar masalah perilaku, kognisi, dan emosi yang telah
dipelajari dapat dimodifikasi melalui proses belajar.
− Konseling kelompok sebagai sebuah proses pendidikan menekankan
pada pembelajaran yang memiliki nilai-nilai yang melekat dalamsebuah kelompok.
− Perilaku konseli bermasalah bukan hanya gejala masalah, tetapi dapat
diukur dan dapat diamati.
Konseling kelompok behavioral memiliki karakteristik yang unikyang membedakan dengan pendekatan lain, antara lain: 1) Melakukanpenilaian perilaku, 2) Mengkaji tujuan konseling dengan tepat, 3)Merumuskan prosedur konseling secara spesifik, dan 4) Secara objektif
dilakukan evaluasi hasil konseling. Asesmen perilaku ditujukan untuk mengumpulkan informasi rinci
tentang masalah konseli; berfokus pada kondisi konseli saat ini;mengambil sampel dari perilaku konseli untuk memberikan informasitentang bagaimana tindakan konseli seharusnya dalam berbagai situasi;lebih fokus pada perilaku konseli; dan konseling bagian integral danberkesinambungan.
Tujuan Konseling
Menentukan arah gerakan terapeutik, walaupun pemimpinkelompok memimpin diskusi untuk mencapai tujuan. Keputusan tujuanpribadi tetap dari anggota kelompok itu sendiri.
136
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 137/178
Perencanaan Treatment
Setelah anggota menetapkan tujuan-tujuan mereka, makadirumuskanlah rencana untuk mencapai tujuan tersebut, yangberlandaskan pada teknik perilaku yang berorientasi tindakan.
Kelompok behavioral menekankan pentingnya evaluasi efektivitasteknik-teknik yang digunakan untuk menilai kemajuan konseli gunamencapai tujuan mereka secara terus-menerus.
Peran dan Fungsi Pimpinan Kelompok
Pemimpin harus terampil dalam memilih berbagai intervensi singkatyang secara efisien dan efektif memecahkan masalah dan membantuanggota dalam mengembangkan keterampilan baru. Pemimpin kelompokdiharapkan untuk aktif, direktif, dan mendukung peran dalam kelompokdan menerapkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip perilaku dan
keterampilan penyelesain masalah. Pemimpin kelompok dengan hati-hatimengamati dan menilai perilaku untuk menentukan kondisi yang terkaitdengan masalah-masalah tertentu dan kondisi yang akan memfasilitasiperubahan.
Tahap Konseling Kelompok Behavioral
Sebagaimana konseling kelompok lainnya, Corey membaginya menjaditiga tahapan besar, yaitu initial stage, working stage, dan final stage.Masing-masing dijelaskan sebagai berikut.
1. Initial Stage
Wawancara individual dan sesi awal kelompok bisa untuk mengeksplorasipengharapan siswa sehingga siswa mau bergabung dalam kelompok. Disesi awal, anggota kelompok belajar mengenai fungsi kelompok danbagaimana setiap sesi diatur. Hal yang penting pada tahap awal adalahproses membangun kohesi. Pemimpin harus mampu menciptakan situasikelompok menjadi situasi yang hangat dan menyenangkan bagi setiapanggota kelompok.
2. Working Stage
Setelah hubungan terbangun dengan baik, lanjutkan denganmerencanakan treatmen melalui menerapkan teknik-teknik:
− Reinforcement
− Contingency contract
− Modeling
− Behavioral rehearsal
− Coaching
− Homework
− Feedback
137
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 138/178
− Cognitive restructuring
− Problem solving
Teknik-teknik tersebut akan dibahas penerapannya dalam bimtek.
3. Final Stage
Transfer perubahan perilaku yang dipelajari dalam kelompok kelingkungan hidup dari hari ke hari. Dorong anggota untukbertanggungjawab atas tingkahlakunya. Beri situasi praktis untukmenstimulasi tingkahlaku dalam kehidupan nyata. Siapkan anggota hadapisituasi yang tak bersahabat dalam dunia nyata. Latih anggota dengantingkahlaku target yang diinginkan.
b) Pendekatan Konseling Kelompok Realitas
Konsep-konsep kunci Konseling Kelompok Realitas
1) Konseling realitas adalah konseling yang dikembangkan oleh WilliamGlasser, seorang ahli psikiatri. Dalam pandangan Glasser, semua manusiamemiliki lima kebutuhan dasar untuk dipenuhi, yaitu kebutuhan bertahanhidup secara fisik ( physical survival ), cinta dan rasa memiliki (love and belonging ), kekuasaan dan prestasi ( power and achievement ), kebebasan(freedom), dan kesenangan (fun).
2) Dalam bukunya yang terkenal, School without failure, konseling realitas ini
pas diterapkan untuk membantu siswa-siswa mengembangkan diri.Sekolah harus dibangun sebagai lingkungan yang mampu membangunidentitas sukses bagi seluruh siswa, sekolah harus bebas dari suasanyang menghukum, sebaliknya tidak pula permisif, yang penuh ampunan.Lingkungan sekolah yang baik adalah yang memberi kesempatan kepadasetiap siswa untuk mengembangkan identitas berhasilnya sedikit demisedikit. Sekolah lebih banyak bertanya apa yang terjadi dan apaselanjutnya, bagaimana selanjutnya, menghindarkan pertanyaan mengapaterjadi. Karena jawaban atas pertanyaan mengapa akan berujung padaalasan-alasan yang biasanya berujung ampunan.
3) Prinsip penting yang diajarkan Glasser adalah prinsip 3R’s (responsibility ,reality , dan right ). Apabila anak berperilaku memenuhi syarat 3 Rstersebut, maka padanya akan berkembang identitas sukses (successidentity ), sebaliknya jika perilakunya tidak memenuhi 3 Rs, maka padanyaakan berkembang identitas gagal (failure identity ). Dengan demikian,konseling dimaksudkan untuk mengubah perilaku anak dari beridentitasgagal menuju ke identitas berhasil.
4) Konseling Kelompok Realitas bersifat aktif, direktif, didaktik, berfokus padaperencanaan perilaku dan perbuatan. Hubungan baik dalam konselingdiperlukan untuk menunjukkan dan memenuhi kebutuhan akan cinta kasihlingkungan, namun tidak cukup untuk diterjadikannya perubahan pada dirikonseli dari identitas gagal menuju identitas sukses.
138
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 139/178
5) Total perilaku manusia ibarat mobil. Kebutuhan dasarnya sebagaimotornya. Perbuatan dan berpikirnya sebagai roda depan, perasaan danpenampakan fisiknya sebagai roda belakang.
Prosedur Konseling Kelompok Realitas
Praktik konseling realitas berisi dua komponen utama: (1) lingkungankonseling, dan (2) prosedur spesifik yang mengarah pada perubahantingkahlaku. Terkait lingkungan konseling, tugas pertama Konselor adalahmenciptakan iklim yang aman bagi anggota kelompok sebagai dasar penggunaan konselng secara efektif. Sikap dan perilaku konselor jugamenjadi bagian penting dalam menghantarkan perubahan yang positif.
Glasser mengatakan bahwa “konseling untuk mengaitkan komponen-komponen kekuatan dalam diri konseli menjadi satu kekuatan untuk
membantu konseli mengevaluasi hidup mereka dan berpindah ke arahperilaku baru yang lebih efektif.” Untuk melakukan konseling secarasistematis, Wubbolding, dalam Corey (2009) telah memformulakankomponen-komponen konseling ke dalam sistem WDEP, dimana setiap huruf merepresentasikan sekelompok kemampuan dan teknik untuk mendukungkonseli agar memiliki kontrol yang lebih baik atas hidup mereka, selanjutnyaberjuang untuk memenuhi kebutuhan mereka demi memuaskan hidup merekasendiri dan masyarakat.
WDEP kependekan dari W = wants; D = direction and doing ; E = self-evaluation; dan P = planning . Masing-masing dijelaskan sebagai berikut.
W (Wants)
Tanyakan kepada konseli apa yang mereka inginkan denganmenggunakan pertanyaan yang cerdas dan tidak cepat menyerah. Konselor membantu konseli untuk menyatukan, menjelaskan, mendefinisikan, danmemprioritaskan elemen-elemen kebutuhan yang ada dalam gambaran duniamental mereka.
Pertanyaan: Apa yang Anda inginkan?
Eksplorasi: Penjelasan tentang apa yang mereka harapkan ataumereka butuhkan.
Evaluasi: Apakah hal itu yang paling Anda inginkan?
Direction dan Doing
Tanyakan kepada konseli apa yang ia lakukan selama ini dan apatujuan umum mereka. Pertanyaan global berikut bertujuan membantu konselimeningkatkan pengetahuan mereka terkait pilihan hidup mereka. Denganmendeskripsikan tujuan umum mereka, konseli akan menjadi siap untukmengevaluasi dan mengubah cara berpikir dan perilaku mereka saat ini.
Pertanyaan: Apakah yang Anda lakukan selama ini akan membawa
pada keinginanmu?
139
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 140/178
Pengarahan: Menghadapkan konseli pada realitas dan konsekuensidari perilakunya selama ini.
Fokus: Pembicaraan berfokus pada masa sekarang dan masamendatang.
Self-Evaluation
Mintalah konseli untuk melakukan evaluasi diri yakni mengevaluasiapakah tingkahlakunya selama ini mengarah tujuan atau mampu memenuhikebutuhannya. Glasser mendeskripsikan evaluasi diri sebagai inti darikonseling. Wubbolding melihat evaluasi diri sebagai dasar dari prosedur konseling. Evaluasi dimaksukan untuk menghubungkan antara tingkahlaku-tingkahlaku saat ini dengan kebutuhan, sehingga jika tidak dilakukan akanterjadi kekacauan.
Pertanyaan: Perilaku apa yang akan menyebabkan kesuksesan?
Perilaku apa yang akan menyebabkan kegagalan?Perubahan apa yang diperlukan untuk mencapaikeberhasilan?
Focus: Pada tahap ini, intervensi Konselor kecil, serahkan konseliuntuk menilai tingkahlakunya sendiri. Tujuan dari konselingrealitas adalah perubahan perilaku, pertumbuhankepribadian, gaya hidup yang lebih baik dan berkembang,membuat keputusan secara lebih baik, sehingga semakinefektif semakin memuaskan kebutuhan akan ketahananfisik, cinta dan keterlibatan atau rasa memiliki, kekuasaan
dan prestasi, kebebasan, serta keceriaan.Planning
Mintalah konseli membuat rencana untuk memenuhi kebutuhan merekasecara lebih efektif. Ketika konseli membuat recana dan mengikuti rencanaitu, mereka berkuasa atas jalan hidup mereka sendiri dengan mengirimkanenergi positif bagi hidup mereka.
Konselor memfasilitasi pembentukan rencana dengan mengajarkankarakteristik rencana yang berhasil. Karakter-karakter rencana yang berhasiladalah sederhana, mudah diraih, dapat diukur, langsung, dan memiliki tujuan.Rencana yang paling efektif adalah yang dibentuk bersama-sama dengan
konseli, bukan yang disarankan Konselor. Ketika konseli bisa menjawabpertanyaan “Apakah rencana anda dengan strategi yang detail untukberubah?” maka mereka telah mengambil kontrol dan tujuan yang lebih baikatas hidup mereka.
Pertanyaan : Rencana apa yang diprediksi mampu memenuhikebutuhan Anda, …?
Fokus : Terbuatnya rencana tingkahlaku baru yang diharapkanbenar-benar mampu memenuhi kebutuhan konseli.
140
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 141/178
PENGELOLAAN SARANA DAN ANGGARAN PROGRAM BIMBINGAN DANKONSELING
Pengelolaan Sarana
Semua sarana harus mudah diakses untuk mendukung program Bimbingandan Konseling. Bahan harus relevan dengan program, yang layak bagi masyarakat,dan jumlah yang cukup untuk digunakan. Konselor harus memiliki file terkunci danhubungan telepon tersendiri. Semua fasilitas harus mudah diakses dan memadaiuntuk pelaksanaan program bimbingan, khususnya, konselor harus memilikisetidaknya hal berikut: sebuah kantor, lengkap dan kedap suara, dibangun denganpertimbangan hak privasi dan kerahasiaan siswa, akses mudah menuju fasilitasuntuk melakukan konseling dan bimbingan kelompok kecil/kelompok besar atauklasikal, ruang yang memadai untuk mengorganisir dan menampilkan bahanbimbingan, dan ruang penyimpanan. Semuanya dimaksudkan untuk menfasilitasi
tercapainya proses layanan Bimbingan dan Konseling yang bermutu.
Ruangan hendaknya sedemikian rupa sehingga di satu segi para siswa yangberkunjung ke ruangan tersebut merasa senang, aman dan nyaman, serta segi laindi ruangan tersebut dapat dilaksanakan layanan dan kegiatan bimbingan lainnyasesuai dengan asas-asas dan kode etik Bimbingan dan Konseling. Unsur-unsur sarana Bimbingan dan Konseling: (1) tempat kegiatan, yang meliputi ruang kerjaKonselor, ruang layanan konseling dan bimbingan kelompok, ruang tunggu tamu,ruang tenaga administrasi, dan ruang perpustakaan; (2) instrumen dan kelengkapanadministrasi, seperti : angket siswa dan orang tua, pedoman wawancara, pedomanobservasi, format konseling, format satuan layanan, dan format surat referal; (3)
Buku-buku panduan, buku informasi tentang studi lanjutan atau kursus-kursus,modul bimbingan, atau buku materi layanan bimbingan, buku program tahunan, bukuprogram semesteran, buku kasus, buku harian, buku hasil wawancara, laporankegiatan layanan, data kehadiran siswa, leger Bimbingan dan Konseling, dan bukurealisasi kegiatan Bimbingan dan Konseling; (4) perangkat elektronik (sepertikomputer, dan tape recorder); dan (5) filing kabinet (tempat penyimpanandokumentasi dan data siswa).
Di dalam ruangan itu hendaknya juga dapat disimpan segenap perangkatinstrumen Bimbingan dan Konseling, himpunan data siswa, dan berbagai data sertainformasi lainnya. Ruangan tersebut hendaknya juga mampu memuat berbagaipenampilan, seperti penampilan informasi pendidikan dan jabatan, informasi tentangkegiatan ekstra kurikuler, dan sebagainya. Yang tidak kalah penting ialah, ruanganitu hendaklah nyaman yang menyebaBimbingan dan Konselingan para pelaksanaBimbingan dan Konseling betah bekerja. Kenyamanan itu merupakan modal utamabagi kesuksesan pelayanan yang terselenggara. Sarana yang diperlukan untukpenunjang layanan Bimbingan dan Konseling adalah sebagai berikut.
(1) Alat pengumpul data, baik tes maupun non-tes.
Alat pengumpul data berupa tes yaitu: tes inteligensi, tes bakat khusus, tesbakat sekolah, tes/inventori kepribadian, tes/inventori minat, dan tes prestasi belajar. Alat pengumpul data yang berupa non-tes yaitu: pedoman observasi, catatananekdot, daftar cek, skala penilaian, alat-alat mekanis, pedoman wawancara, angket,biografi dan autobiografi, dan sosiometri.
141
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 142/178
(2) Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data.
Alat penyimpan data itu dapat berbentuk kartu, buku pribadi dan map. Bentukkartu ini dibuat sedemikian rupa dengan ukuran-ukuran serta warna tertentu,sehingga mudah untuk disimpan dalam filling cabinet. Untuk menyimpan berbagaiketerangan, informasi atau pun data untuk masing-masing siswa, maka perludisediakan map pribadi. Mengingat banyak sekali aspek-aspek data siswa yang perludan harus dicatat, maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat menghimpun datasecara keseluruhan yaitu buku pribadi.
(3) Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alatbantu bimbingan
Perlengkapan administrasi, seperti alat tulis menulis, format rencana satuanlayanan dan kegiatan pendukung serta blanko laporan kegiatan, blanko surat, kartukonsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus, dan agenda surat.
Pengelolaan Anggaran
Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari manajemen Bimbingandan Konseling. Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukanuntuk mendukung implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam Anggaran dan Belanja Sekolah.
D. LATIHAN
1. Latihan Kegiatan Kolaborasi
Berlatihlah untuk bekerja secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran. Pilihdari antara bentuk-bentuk kegiatan berikut:
a. Bekerjasama dengan guru matematika untuk mengembangkankemampuan regulasi diri dalam belajar matematika.
b. Bekerjasama dengan guru bahasa Indonesia untuk mengembangkankemampuan komunikasi siswa
Bersama guru, susunlah RPP materi tertentu dan diantara susunan RPPtersebut sebutkan efek samping dari pengembangan pribadi siswa yangmerupakan kerja dari guru bimbingan dan konseling atau konselor.
2. Latihan Referal
Di sekolah saudara, ditemukan seorang siswa yang membutuhkan bantuanfihak lain, karena persoalan yang dhadapi siswa di luar batas kewenanganSaudara. Misalnya, ada siswa yang mengalami hambatan belajar dikirim keguru bidang studi; siswa terlibat penggunaan narkoba dikirm ke dokter, dansebagainya.
3. Latihan Konsultasi
Seorang siswa mempunyai potensi akademik yang tinggi, namun prestasibelajarnya selalu rendah. Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa
tidaklah mungkin siswa dapat berprestasi tinggi karena ada pekerjaan di
142
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 143/178
rumah yang menyita waktunya. Sebenarnya pekerjaan ini tidaklah prinsip,tetapi terpaksa dilakukan anak. Untuk itu, perubahan harus dilakukan melaluiperubahan peran orangtua terhadap anaknya.
a) Ikuti 9 tahap konsultasi untuk membantu siswa tersebut.
b) Praktikkan dalam kelompok bagaimana Saudara memberdayakanorangtua bagi belajar anaknya.
4. Latihan Bimbingan Kelompok
Susunlah RPBK dengan mengambil topik bimbingan pribadi social, belajar,dan karier di materi di atas.
Praktikkan dalam bentuk bimbingan kelompok atau bimbingan klasikal dandilakukan pengamatan serta refleksi pasca praktik.
5. Latihan Konseling Individual
Latihan konseling individual terdiri atas dua tugas yaitu menyusun scenariokonseling individual dan praktik konseling individual.
c) Skenario konseling
Untuk persiapan kegiatan praktikum konseling, susunlah scenario. Cara iniditempuh agar fasilitator dapat membantu Saudara membenahi bagian-bagian yang masih belum tuntas Saudara pelajari. Isi scenario dengancatatan sebagai berikut.
1) Isi scenario hanyalah cerita singkat dari setiap tahap konseling, bukanpercakapan konselor dan konseli (verbatim).
2) Scenario ditulis paling banyak 2 halaman, dengan tulisan yang mudahterbaca.
3) Isi scenario konseling REB
Dalam scenario konseling REB saudara harus menjelaskan bagaimana
− cara Saudara membangun/membina hubungan baik;
− cara Saudara mengidentifikasi perasaan dan perilaku negative akibat
masalah (C) dan menemukan kejadian-kejadian yang menimbulkanmasalah (A);
− cara Saudara dalam menemukan pikiran-pikiran irrasional (Bir) yang
merupakan persepsi mereka terhadap A;
− cara Saudara mengajak konseli menguasai Pemahaman Kognisi,
atau menerapkan teknik-teknik konseling. Disini harus jelas teknikkonseling apa yang akan Saudara gunakan untuk Disputing (D);
− cara Saudara melihat bagaimana konseli menata emosinya dan
bagaimana cara mengembangkan tingkahlaku baru yang lebihrasional; dan
− cara Saudara untuk memberikan tugas, melakukan komitmen, serta
menutup pertemuan konseling.
4) Isi scenario konseling SFBT
143
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 144/178
− cara Saudara membangun/membina hubungan kolaboratif;
− cara Saudara mengidentifkasi perubahan-perubahan prakonseling;
− cara Saudara menggunakan pertanyaan pengecualian;
− cara Saudara menggunakan pertanyaan ajaib;
− cara Saudara menggunakan pertanyaan penskalaan;
− cara Saudara menformulasikan tugas sesi pertama;
− cara Saudara memberikan balikan kepada konseli;
− cara Saudara melakukan terminasi.
d) Praktikum konseling individualPraktikkan scenario Saudara dan lakukan pengamatan serta refleksi atas
latihan.6. Latihan Konseling KelompokLatihan konseling kelompok dibagi menjadi dua bagian yaitu menyusunscenario konseling kelompok dan mempraktikan secara simulatif.a) Skenario Konseling Kelompok
− Pilih salah satu pendekatan konseling kelompok yang kita pelajari
dalam bimtek ini, dan susunlah skenario konselingnya.
− Tuliskan secara ringkas bagaimana langkah-langkah konseling
dilakukan untuk mengatasi masalah yang Saudara pilih.Catatan setiap pendekatan konseling yang dipilih.
− Konseling kelompok behavioral
Dalam scenario konseling behavioral saudara harus menjelaskanbagaimana …
− cara saudara dalam membangun/membina hubungan baik;
− cara saudara dalam menelaah tingkahlaku faulty learning (assesment),
melalui melihat berbagai aspek tingkahlaku;
− cara saudara mengajak konseli merumuskan tujuan konseling (goal
setting);
− cara saudara menerapkan teknik konseling (techniques
implementation): menfokuskan tingkahlaku yang hendak diubah,merencana langkah-langkah aplikasi teknik konseling; dan
− cara saudara melakukan evaluasi dan terminasi.
− Konseling kelompok realitas
Dalam scenario konseling Realita Saudara harus jelas bagaimana …
− Cara membentuk/membina hubungan penuh cinta dan pengharapan;
− Cara konselor mengidentifikasi perilaku kekinian, keinginan,
kebutuhan konseli (Want );
− Cara konselor mengidentifikasi perilaku konseli dalam memenuhi
kebutuhannya (Direction/Doing );
− Cara konselor mengajak konseli melakukan pertimbangan nilai
144
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 145/178
(Evaluation);
− Cara konselor mengembangan perencanaan perilaku baru yang lebih
memenuhi 3R’s (Planning );
− Cara konselor mengajak konseli melakukan Komitmen; dan
− Cara konselor mengakhiri pertemuan konseling.
b) Praktik Konseling Kelompok. Praktikkan scenario yang telah Saudaratuliskan. Dalam praktik simulatif ini, lakukan pengamatan dan diskusikanhasilnya.
BAB IV
EVALUASI PROSES DAN HASIL
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
A. PENGANTAR
Keberhasilan suatu kegiatan atau program yang telah dilaksanakan akan
tampak pada hasil yang ditunjukkan berupa pencapaian terhadap tujuan yang telah
ditetapkan. Demikian pula kekurangan atau kelemahan yang dimiliki akan dapat
dilihat serta penyebab tujuan yang belum dapat diraih sepenuhnya. Melalui suatu
tahapan kegiatan yang disebut dengan evaluasi, pelaksana suatu kegiatan dapatmelihat, mengenali dan kemudian menganalisis kelemahan-kelemahan tersebut
untuk dilakukan perbaikan dalam proses berikutnya.
Evaluasi suatu program lazimnya dilakukan oleh beberapa pihak, terutama
pihak yang melaksanakan program tersebut. Kemudian, pihak lain yang dapat
mengevaluasi adalah pihak atasan (pimpinan) pelaksana progran serta pihak yang
menerima sasaran kegiatan. Dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan
konseling, yang memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan evaluasi program
adalah guru bimbingan dan konseling atau konselor itu sendiri. Evaluasi program
sebenarnya memberikan informasi yang sangat berarti bagi kelanjutan pelaksanaan
program berikutnya, karena hasil evaluasi dapat mendorong semua pihak untuk
memberikan masukan dan merencanakan langkah-langkah perbaikan dan
peningkatan bagi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, sebagai
bagian dalam penyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konseling,
evaluasi menjadi tahapan yang sangat penting untuk dilaksanakan.
145
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 146/178
B. KOMPETENSI DAN INDIKATOR
Kompetensi:
Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling
Indikator :
1. Melakukan evaluasi hasil, proses dan program bimbingan dan konseling
2. Melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan konseling
3. Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan bimbingan dan
konseling kepada pihak terkait
4. Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan
mengembang-kan program bimbingan dan konseling.
C. MATERI
1. Pentingnya Evaluasi dan Model Evaluasi dalam Bimbingan dan
Konseling
Evaluasi atau penilaian merupakan bagian penting dalam pengelolaan
atau manajeman pelaksanaan bimbingan dan konseling. Sesuai dengan
perkembangan yang terjadi baik pada program sekolah secara kesuluruhan,
perkembangan sosial dan tantangan yang terjadi dalam pendidikan maka
program layanan bimbingan dan konseling tidak boleh statis atau dari itu ke itu.
Demikian pula dilihat dari perkembangan program itu sendiri, suatu program
layananan bimbingan dan konseling perlu dikembangkan dan diperbaiki sehingga
dapat dirancang dan direalisasikan sesuai dengan perkembangan kebutuhanpeserta didik sebagai salah satu sasaran layanan. Sekalipun layanan evaluasi
bukan merupakan layanan yang langsung kepada siswa, namun pelaksanaan
evaluasi akan memberikan dampak terhadap peningkatan layanan yang
dibutuhkan oleh siswa. Sehingga pada akhirnya siswa dapat merasakan dampak
langsung dari pelaksanaan evaluasi baik itu berupa perkembangan, peningkatan
atau perubahan yang sesuai dengan dinamika pada aspek yang dikembangkan
dalam suatu program.
146
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 147/178
Evaluasi program dapat dilaksanakan dengan menggunakan beberapa
model, setiap model dapat dipilih berdasarkan kepentingan dan kesesuaian
dengan program yang sedang dilaksanakan. Posavac dan Carey (1992)
menjelaskan beberapa model evaluasi yaitu model tradisional, model berdasar
tujuan, model berorientasi manajemen, model pendapat ahli, model natural. Di
dalam model berorientasi tujuan dikenali model utamanya yaitu model
kesenjangan, sementara pada model berorientasi manajemen dikenali model
CIPP.
Dalam Bimtek ini, peserta akan dilatih untuk mampu mengevaluasi dengan
satu model yang relatif mudah untuk dilakukan di lapangan yaitu model
berorientasi yang dikembangkan oleh Ralph W Tyler. Ia memahami bahwa
evaluasi sebagai sebuah proses yang cukup mudah menentukan tujuan-tujuan
program mana yang telah tercapai dan mana yang belum dapat dicapai. Oleh
karena orientasi program bimbingan dan konseling berdasarkan pada standar
dan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, maka untuk mengukur
keberhasilannya bisa membandingkan hasil yang dicapai dengan kriteria yang
ditetapkan.
Tahap-tahap evaluasi model berorientasi tujuan secara umum (1)
Menentukan tujuan umum, (2) Mengklasifikasikan tujuan umum dan tujuan
khusus (goal and objective), (3) Menentukan tujuan dalam rumusan tingkahlaku
nyata, (4) Menemukan situasi dimana capaian target tersebut dapat ditunjukkan,
(5) Mengembangkan atau memilih teknik-teknik pengukuran, (6) Mengumpulkan
data performansi, dan (7) Membandingkan data performansi dengan tingkahlaku
yang telah ditentukan dalam tujuan.
Bentuk utama dari orientasi tujuan dikembangkan oleh Provus yang diberi
nama model kesenjangan (descripancy model ). Malcolm Provus (1973)
memandang evaluasi sebagai proses manajemen informasi yang berkelanjutan.
Evaluasi merupakan proses yang mencakup 1) kesepakatan tentang standar-
standar dan kriteria-kriteria tertentu (kata lain dari sasaran/objective), 2)
menentukan ada/tidak ada kesenjangan yang muncul antara performansi dan
sejumlah aspek program dan perangkat standar untuk performansi tersebut, 3)
147
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 148/178
menggunakan informasi tentang kesenjangan dalam memutuskan untuk
mengembangkan atau melanjutkan atau menghentikan program keseluruhan
ataupun salah satu aspek dari program tersebut.
Menggunakan model kesenjangan ini hanya perlu menempuh empat tahap
yaitu (1) Perencanaan, (2) Instalasi, (3) Proses (hasil sementara), dan (4) Hasil.
Jika diperlukan dapat ditambahkan tahap yang ke lima yaitu analisa biaya
(pilihan, kalau diperlukan).
1. Tahap pertama: Perencanaan
Tahap perencanaan difokuskan pada menentukan tujuan, proses atau aktivitas
dan memaparkan sumber-sumber kekuatan yang diperlukan serta partisipan
yang turut-serta dalam pelaksanaan dan menyelesaikan tujuan-tujuan. Provus
menganggap bahwa program adalah sebuah sistem dinamik yang meliputi input
(antecedents), proses, dan output (outcomes).
2. Tahap kedua: instalasi.
Desain program dalam hal ini dijadikan sebagai standar untuk pelaksanaan
penilaian program. Evaluator menghasilkan perangkat tes (alat ukur) yang sesuai
untuk mengidentifikasi sejumlah kesenjangan antara yang diharapkan dengan
implementasi program yang aktual.
3. Tahap ketiga: proses,
Penilaian memfokuskan pada pengumpulan data tentang laporan-laporan
partisipan untuk menentukan apakah mereka menunjukkan perubahan
tingkahlaku seperti yang diharapkan. Peninjauan dapat dilakukan terhadap
program yang disinyalir banyak “siswa” yang mengalami kesulitan, untuk
kemudian diputuskan apakah program tersebut diberlakukan ulang atau
dihentikan.
4. Tahap keempat: hasil,
148
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 149/178
Evaluasi dilakukan untuk menentukan apakah tujuan jangka pendek (terminal
objectives) dari program tersebut telah dicapai. Provus membedakan antara
istilah terminal objective (immediate outcome) dengan ultimate objectives (long-
term outcome).
Selain empat fase tersebut, Provus juga menambahkan fase kelima
sebagai suatu pilihan, yaitu berkaitan dengan analisis tentang biaya. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui bagaimana memperkirakan biaya yang akan
dikeluarkan dalam program tersebut.
Apabila dalam pelaksanaannya terjadi ketidaksesuaian antara program
dengan hasil, Provus menyarankan agar dilakukan proses problem solving oleh
staf program atau konselor dan evaluator. Proses ini untuk menjawab pertanyaan:
1) mengapa ada ketidaksesuaian ?, 2) tindakan korektif apa yang mungkin dapat
dilakukan? dan, 3) tindakan korektif apa yang paling sesuai? Kekuatan dan daya
tarik terbesar dari pendekatan yang berorientasi pada tujuan ke evaluasi adalah
kesederhanaannya. Yaitu, mudah dipahami, diikuti dan diterapkan, serta
menghasilkan informasi bagi para pengambil kebijakan program untuk melakukan
perbaikan yang berkait dengan misi yang akan dicapai.
2. Kesulitan dalam melaksanakan evaluasi program Bimbingan dan Konseling
Dalam banyak kasus, evaluasi terhadap program jarang dilakukan, termasuk
program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Dalam bidang Bimbingan dan
Konseling, Konselor seringkali tidak melakukan evaluasi, walaupun mengetahui
bahwa evaluasi merupakan bagian penting dalam program pelayanan Bimbingan
dan Konseling. Ada beberapa alasan yang diajukan guru bimbingan dan konseling
atau Konselor, mengapa mereka tidak melakukan evaluasi, antara lain:
1. Banyak praktisi Bimbingan dan Konseling menyatakan merasa tidakmemiliki
waktu untuk mengevalasi, karena merasa kekurangan personil dalam
memberilakan layanan.
2. Materi yang diperoleh pada saat perkuliahan belum memberikan pengalaman
praktis dalam evaluasi program.
149
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 150/178
3. Program bimbingan dan konseling dipandang unik, dan kompleks sehingga sulit
untuk diberikan penilaian.
4. Guru bimbingan dan konseling merasa kesulitan untuk merumuskan kriteria
keberhasilan layanan, karena standar keberhasilannya belum konkrit sehingga
sulit untuk menemukan indikatornya.
5. Tidak terbiasa mencatat dan mendokumentasikan layanan yang telah diberikan
serta hasilnya, sehingga kesulitan dalam mengumpulkan data.
6. Pihak pimpinan dipandang tidak meminta hasil evaluasi yang terprogram dan
terencana, sehingga merasa tidak ada tuntutan.
7. Evaluasi terhadap hasil layanan bimbingan dan konseling hanya dilakukan
apabila ada kepentingan sekolah dalam memenuhi program tertentu.
Kesulitan yang dihadapi guru bimbingan dan konseling seperti disebutkan di atas,
memberikan alasan untuk tidak melakukan evaluasi yang semestinya dilakukan.
Kesulitan ini akan bertambah, manakala pihak sekolah tidak menunjukkan
kepedulian terhadap proses maupun hasil layanan bimbingan dan konseling. Melihat
pentingnya evaluasi terhadap layanan bimbingan dan konseling, diharapkan guru
bimbingan dan konseling dapat memiliki pemahaman dan kemampuan untuk
melaksanakan evaluasi program bimbingan dan konseling, sehingga kondisi yang
ada di sekolahnya menjadi bagian yang dievaluasi dan memberikan alasan yang
kuat untuk berupaya melakukan peningkatan sehingga kinerja guru bimbingan dan
konseling dapat menunjukkan akuntabilitasnya yang dipercaya oleh pimpinan, guru
mata pelajaran, dan personil lainnya yang menjadi bagian dukungan sistem terhadap
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
3. Sikap Yang Perlu Dimiliki Oleh Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam
Melaksanakan Evaluasi Program
Pentingnya evaluasi terhadap program perlu diketahui dan disadari oleh guru
bimbingan dan konseling sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas kerja
seiring dengan tuntutan sebagai guru bimbingan dan konseling yang profesional.
Kesadaran untuk melakukan evaluasi bisa jadi belum dimiliki oleh semua guru
bimbingan dan konseling, dengan berbagai alasan seperti diungkapkan dalam
150
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 151/178
kesulitan melakukan evaluasi. Kesiapan untuk melaksanakan evaluasi hendaknya
disadari sebagai suatu tahap atau kegiatan dalam penyusunan program bimbingan
dan konseling seperti halnya dalam penyusunan program apapun pada umumnya.
Selain itu guru bimbingan dan konseling perlu memiliki sikap yang positif tentang
perlunya evaluasi terhadap aktivitas dan layanan bimbingan dan konseling yang
telah diberikannya, baik terhadap kondisi-kondisi yang memungkinkan terlaksananya
program, proses yang terjadi serta hasil atau produk yang diperoleh. Sikap yang
dimaksud antara lain :
a. Memahami bahwa dalam pelaksanaan suatu program dimungkinkan akan ada
kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan belum tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Memiliki keinginan dan kebutuhan untuk mengetahui kekurangan atau
kelemahan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik.
c. Memaknai kekurangan sebagai bagian dari proses untuk mengembangkan
diri.
d. Menerima masukan dan kritikan dari pihak lain baik pimpinan, kolega (guru
mata pelajaran), personil lain di sekolah serta pihak orang tua maupun siswa.
e. Membuka pikiran untuk belajar dari kegagalan yang dialami
f. Berusaha untuk memaknai masukan sebagai kesempatan meningkatkan diri
g. Membandingkan apa yang sudah dilakukan dengan hasil yang diperoleh
h. Menyediakan diri untuk berdialog dengan pihak-pihak yang memberikan
penilaian
Sikap terbuka akan masukan dan menerima kekurangan serta keinginan untuk
meningkatkan diri merupakan kunci pembuka untuk melakukan evaluasiberkelanjutan sehingga dapat mengantarkan bagi pengembangan program
selanjutnya dan kesempatan mengembangkan diri bagi guru bimbingan dan
konseling (konselor).
Uraian di atas diharapkan dapat menjawab alasan para konselor yang tidak
melakukan asesmen dan evaluasi atas program dan pelayanannya. Berbicara
tentang asesmen tidak dapat dilepaskan dengan istilah evaluasi. Ada beberapa
istilah evaluasi yang bersifat aplikatif atau sering digunakan di kehidupan sehari-
151
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 152/178
hari.. Berdasarkan kajian definisi aplikatif itu akhirnya dapat disimpulkan bahwa
evaluasi mengandung keputusan substansial tentang kebermanfaatan atau
keuntungan dari sesuatu.
4. Tujuan Evaluasi
Evaluasi digunakan sebagai metode untuk penelitian dan pengambilan
keputusan. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan standar kualitas
dan tingkat relativitas dari standar layanan Bimbingan dan Konseling yakni standar
kemandirian peserta didik yang menjadi pengarusutamaan seluruh hasil pelayanan
bimbingan dan konseling. Kedua, mengumpulkan informasi yang relevan dengan
pelayanan bimbingan dan konseling; dan ketiga, mengaplikasikan standar untuk
menentukan nilai, kualitas, utilitas dan efektifitasnya.
Tujuan dasar evaluasi adalah menyampaikan keputusan tentang nilai dari
objek yang dievaluasi. Tujuan lainnya adalah memberikan informasi sebagai dasar
perbaikan program, mendorong dialog yang bermanfaat dan memberikan wawasan
terhadap kesempurnaan program dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling.
Evaluasi bisa berbentuk sumatif atau formatif. Evaluasi formatif dirancang
untuk perbaikan program dan kinerja orang-orang yang terkait program, sedangkan
evaluasi sumatif berfungsi sebagai dasar keputusan tentang proses melaksanakan
program, melanjutkan program atau melakukan ekspansi program. Pihak-pihak yang
dilibatkan untuk mengevalusi dalam hal ini evaluator mempunyai banyak peran
termasuk sebagai ahli, fasilitator, perencana, kolaborator, pengambil keputusan dan
sebagai kritikus. Evaluator dapat diambil secara internal dan eksternal organisasi,
artinya bisa dari lingkung sekolah atau dari lingkung di luar sekolah, seperti dari
perguruan tinggi. Keduanya memiliki arti penting, misalnya evaluator internal lebihmengetahui lingkungan organisasional sekolah, dapat memfasilitasi komunikasi dan
penggunaan hasil evaluasi, sedangkan evaluator eksternal dapat memberikan
kredibilitas yang lebih tinggi dalam evaluasi dan membawa perspektif segar terhadap
evaluasi.
Berdasarkan pengertian etis, evaluasi penting dalam kegunaannya sebagai
alat kunci dalam melayani secara adil. Dalam konteks pengertian pelayanan
pendidikan di sekolah termasuk bimbingan dan konseling, berarti mengarahkan
152
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 153/178
usaha pendidikan yang paling dibutuhkan saat ini dan yang akan datang. Sedangkan
dalam pengertian intelektualnya berarti memperbaiki konsep-konsep pemikiran
sistem pendidikan yang mutakhir. Menurut konteks pengertian pribadi, evaluasi
penting untuk memberikan dasar bagi penghargaan diri konselor, sehingga
akuntabilitasnya dapat dipertanggung jawabkan bimbingan dan konseling.
5. Objek Utama Evaluasi Bimbingan dan Konseling
Sebuah pertanyaan yang tidak mudah dijawab adalah “Bagaimana Konselor
menunjukkan bukti bahwa program bimbingan dan konseling telah memberikan
perubahan di sekolah?” evaluasi program adalah salah satu proses yang dapat
digunakanuntuk membantuKonselorsekolahdalam memberikan bukti ini. Evaluasi
program merupakan penelitian terapan, didefinisikan sebagai proses sistematis
dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang efisiensi, efektivitas, dan
dampak dari program dan layanan (Boulmetis &Dutwin, 2000). Salah satu alasan
bahwa evaluasi program dipandang sebagai alat berharga bagi Konselor karena
evaluasi dapat dianggap sebagai suatu jenis penelitian tindakan yang dimaksudkan
untuk memantau dan meningkatkan program atau layanan bimbingan dan konseling
yang diselengarakan. Evaluasi dapat dilakukan pada skala yang lebih kecil, dapat
direncanakan dan diimplementasikan oleh para praktisi bimbingan dan konseling,
serta dapat digunakan untuk mengkomunikan dampak program dan pelayanan
bimbingan dan konseling terhadap pencapaian prestasi siswa dalam bidang
akademik/belajar, pribadi dan sosial serta karir juga variabel penting lainnya,
terutama pengarusutamaan (mainstraim) perkembangan kemandirian siswa. Adabeberapa pertanyaan kunci evaluasi program bimbingan dan konseling yang dapat
membantu konselor, seperti:
a. Bagaimana pengelolaan program?
b. Bagaimana program bimbingan dilaksanakan?
c. Bagaimana program konseling dilaksanakan?
d. Bagaimana konsultasi oleh guru bimbingan dan konseling?
e. Bagaimana koordinasi dilakukan dengan pihak lain?
153
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 154/178
f. Bagaimana penilaian kebutuhan (need assessment ) dilakukan?
g. Bagaimana sikap professional guru bimbingan dan konseling?
h. Bagaimana standar professional guru bimbingan dan konseling?
Evaluasi kinerja guru bimbingan dan konseling menjadi bagian penting dari
evaluasi program bimbingan dan konseling komprehensif. Konselor semakin dituntut
untuk menunjukkan bahwa pekerjaan mereka memberikan kontribusi atas
keberhasilan siswa, baik dibidang akademik, pribadi, soaial dan karir. Tiga jenis
evaluasi diperlukan konselor untuk menunjukkan bahwa pekerjaan mereka dalam
kerangka program bimbingan dan konseling komprehensif serta memberikan
kontribusi untuk keberhasilan siswa secara keseluruhan. Pertama, evaluasi personil,
menggambarkan cara konselor disupervisi dan dievaluasi. Kedua, evaluasi
program, review terhadap status program kaitannya dengan standar program yang
ditetapkan untuk memastikan sejauh mana program dilaksanakan. Terakhir, ketiga
adalah evaluasi hasil, berfokus pada dampak kegiatan dan pelayanan bimbingan dan
konseling bagi siswa, sekolah, dan masyarakat. Setiap jenis evaluasi itu penting,
bagaimana mereka berhubungan dan berinteraksi satu sama lain akan menjadi lebih
penting lagi. Evaluasi personil ditambah evaluasi program sama dengan evaluasi
hasil. Personel sebuah program harus melakukan pekerjaan program, dan program
tersebut harus berfungsi penuh untuk mencapai hasil yang diinginkan.
6. Evaluasi Kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor
Agar kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor efektif, guru
bimbingan dan konseling atau konselor harus memiliki karakteristik kepribadian
sebagai berikut: hangat dan penuh pemahaman, menampilkan sikap penerimaandan optimis terhadap potensi siswa dan percaya bahwa siswa dapat berubah ke arah
yang positif, dan berkomitmen terhadap perubahan dan perkembangan diri. Konselor
harus memiliki kemampuan komunikasi yang efektif dengan orang lain dari semua
level dan latarbelakang suku yang berbeda. Ketika seorang guru bimbingan dan
konseling memiliki komptensi yang dijelaskan diatas, maka kemungkinan memiliki
program bimbingan dan konseling yang efektif akan meningkat.
154
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 155/178
Dalam rangka mengimplementasikan program dengan efektivitas yang
optimal, guru bimbingan dan konseling harus berada dalam lingkungan kerja yang
postif, termasuk hubungan interpersonal yang baik dengan staf, administrasi yang
mendukung terhadap program bimbingan dan konseling, dana yang memadai dan
materi bimbingan. Guru bimbingan dan konseling yang bekerja dalam lingkungan
yang positif akan memiliki kebebasan untuk membuat kontribusi yang unik terhadap
program pendidikan dan terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Delapan bidang berikut merupakan tanggungjawab seorang guru bimbingan
dan konseling profesional.
a. Bidang manajemen (pengelolaan) program, konselor merencanakan,
mengimplementasikan, mengevaluasi dan mengadvokasi program bimbingan
perkembangan komprehensif termasuk 4 komponen berikut (1) kurikulum
bimbingan (layanan dasar), (2) layanan responsif, (3) perencanaan individual
(4) dukungan sistem. Konselor berkolaborasi dengan yang lainnya untuk
menentukan keseimbangan diantara empat komponen tersebut untuk
memenuhi kebutuhan siswa dan komunitas sekolah. Managemen program
menuntut personel yang terorganisir, sumber daya fisik, dan aktivitas dalam
rangka memenuhi kebutuhan, prioritas dan objektivitas dalam rangka
menjaga kontribusi program bimbingan dan konseling terhadap program
pendidikan secara keseluruhan. Guru bimbingan dan konseling menggunakan
kompetensi managemen program dalam komponen dukungan sistem pada
program bimbingan dan konseling komprehensif.
b. Bidang Bimbingan, dalam memberikan bimbingan, Konselor secara proaktif
membantu siswa untuk mengembangkan dan mengaplikasikan keterampilan
untuk pencapaian pendidikan karir, pribadi, dan pertumbuhan sosial selamasekolah dan setelahnya. Konselor menggunakan bimbingan untuk
menyediakan aktivitas pengembangan yang tepat melalui bidang layanan
dasar dan perncanaan individual dalam program bimbingan dan konseling
komprehensif.
c. Bidang Konseling, konseling adalah intervensi yang diberikan kepada
seluruh siswa yang membutuhkannnya, berfokus pada pribadi, atau pada
masalah yang mengganggu perkembangan akademis, karir, pribadi dan
155
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 156/178
sosial. Guru bimbingan dan konseling menggunakan kompetensi
konselingnya dalam komponen layanan responsif pada program bimbingan
dan konseling komprehensif.
d. Bidang konsultasi, Konselor berfungsi sebagai konsultan, mengadvokasi
siswa dan merupakan ahli profesional dalam membantu staf, petugas
administrasi, orang tua dan komunitas sekolah lainnya dalam memahami
perilaku individu dan hubungan diantara manusia. Konselor mengumpulkan
informasi yang relevan dari komunitas sekolah terkait dengan perkembangan
dan kebutuhan siswa
e. Bidang Koordinasi, Konselor sebagai koordinator, mengkoordinasikan
personel dan sumberdaya yang ada di rumah, sekolah, dan komunitas untuk
mendukung optimalisasi perkembangan siswa dalam bidang akademik, karir,
pribadi dan sosial.
f. Bidang Asesmen, Konselor menginterpretasi hasil tes dan data lainnya
tentang siswa dalam mengambil keputusan.
g. Bidang Perilaku profesional, Guru bimbingan dan konseling yang
profesional menerima tanggung jawab untuk selalu mengembangkan
profesionalitasnya melalui usaha yang berkelanjutan untuk meningkatkan
kompetensinya.
h. Bidang Standar Profesional, Guru bimbingan dan konseling yang
profesional menggunakan standar yang profesional dalam semua komponen
proram bimbingan dan konseling komprehensif.
7. Pengembangan Standar Dan Kreteria Keberhasilan
Seperti apa standar, kriteria, dan deskriptor kinerja konselor dalam program
bimbingan dan konseling komprehensif? Untuk menggambarkan, berikut ini adalah
dua contoh standar, kriteria, dan beberapa deskripsi berdasarkan pedoman evaluasi
kinerja konselor.
Deskripsi Standar managemen program:
Standar 1 : merancang program bimbingan dan konseling komprehensif yang
seimbang yang termasuk layanan dasar, layanan responsif,
perencanaan individual, dan dukungan sistem
156
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 157/178
Deskripsi :
1. Merancang prioritas program bimbingan
2. Penilaian terhadap kebutuhan siswa, sekolah dan komunitas sekolah
3. Membuat tujuan program
4. Berkolaborasi dengan komponen sekolah lainnya
5. Mendapatkan dukungan dana bagi pelaksanaan program.
Standar 2 : Implementasi program
Standar 3 : Evaluasi dan pengembangan berkelanjutan
Standar 4 : Pengembangan area kontent program
Standar 5 : pengelolaan personel dan sumber daya
Standar 6 : Kolaborasi guru bimbingan dan konseling dengan personel sekolah,
siswa, orang tua, masyarakat danlain-lain.
Standar 7 : Mengadvokasi program Bimbingan dan Konseling komprehensif.
Deskripsi Bidang Bimbingan
Standar 1 : Merencanakan kelompok materi yang terstruktur
Standar 2 : Memberikan kelompok materi yang efektif dan terstruktur yang
diberikan pada layanan dasar
Standar 3 : Melibatkan siswa, guru, orang tua dan yang lainnya untuk
mempromosikan implementasi bimbingan klasikal.
Standar 4 : Membimbing siswa secara individu dan kelompok beserta orang tua
dalam merencanakan, memonitor dan mengelola perkembangan
akademis siswa.
157
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 158/178
Standar 5 : Membimbing siswa secara individu dan kelompok beserta orang tua
dalam merencanakan, memonitor dan mengelola perkembangan karir
siswa
Standar 6 : Membimbing siswa secara individu dan kelompok beserta orang tua
dalam merencanakan, memonitor dan mengelola perkembangan
pribadi sosial siswa.
Standar 7 : Menggunakan teori dan teknik yang efektif untuk mempromosikan
perkembangan siswa dalam bidang karir, akademis, pribadi dan
sosial.
Deskripsi bidang konseling
Standar 1 : Menggunakan teori yang dapat diterima dan tekhnik yang efektif
untuk membantu perkembangan individu, pencegahan, remedial atau
konseling krisis
Standar 2 : Menggunakan teori yang dapat diterima dan tekhnik yang efektif
untuk membantu perkembangan kelompok, pencegahan, remedial,
atau konseling krisis.
Deskripsi Bidang Konsultasi
Standar 1 : Berkonsultasi dengan orang tua, personel sekolah, dan komunitas
sekolah lainnya dalam rangka membantu meningkatkan efektifitas
pendidikan siswa.
Standar 2 : Berkonsultasi dengan personel sekolah, orang tua dan komunitas
sekolah lainnya untuk membantu memahami perkembangan siswa,
perilaku individual, lingkungan sekolah dan hubungan antara manusia.
Standar 3 : kolaborasi dalam mengadvokasi individu siswa dan kelompok siswa
tertentu.
158
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 159/178
2. Deskripsi Bidang Koordinasi
Standar 1 : Mengkoordinir orang dan sumber lainnya di sekolah, rumah dan
komunitas lainnya untuk mendukung kesuksesan siswa.
Standar 2 : Menggunakan proses yang efektif ketika mereferal siswa.
Deskripsi Bidang penilaian siswa (assessment )
Standar 1 : Menggunakan standar yang profesional, legal dan etis dalam
melakukan penilaian (assessment )
Standar 2 : Menginterpretasi hasil tes
Standar 3 : Memberikan pemahaman mengenai hasil tes dan data penilaian
lainnya kepada personel sekolah dan orang tua.
Bidang tindakan Profesional
Standar 1 : Menunjukan profesionalisme, termasuk komitmen untuk
mengembangkan profesionalitas.
Standar 2 : Mengadvokasi lingkungan sekolah yang memberikan pemahaman
dan penghormatan terhadap perbedaan.
Standar 3 : Menjaga hubungan yang profesional diantara petugas administrasi,
guru, personel sekolah, dan anggota komunitas sekolah.
Bidang Standar Profesional
Standar 1 : Mendukung standar yang legal termasuk kebijakan sekolah
Standar 2 : Mendukung standar, aturan, dan prosedur di sekolah.
159
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 160/178
Standar 3 : Berkomitmen terhadap standar profesional terbaru dalam hal
kompetensi dan praktek.
Standar 4 : Mengikuti standar etik organisasi profesi
Standar 5 : Menunjukan kinerja yang profesional dan bertanggungjawab
Standar 6 : Menggunakan keterampilan menulis, komunikasi dan hubungan
interpersonal yang profesional.
Pengembangan Standar Dan Kreteria Keberhasilan
Seperti apa standar, kriteria, dan deskriptor kinerja Konselor dalam program
Bimbingan dan Konseling komprehensif? Untuk menggambarkan, berikut ini adalah
dua contoh standar, kriteria, dan beberapa deskripsi berdasarkan pedoman evaluasi
kinerja Konselor.
Tabel 4.1Standar, Kriteria, dan Deskriptor Kinerja
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor
STANDAR KRITERIA DESKRIPTORKonselor profesional
menerapkan Komponen
Kurikulum Bimbingan
(Layanan Dasar) melalui
penggunaan
keterampilan
pembelajaran yang efektif
dan perencanaan sesi
kelompok terstruktur yang
cermat untuk semua
siswa. (catatan: standar
ini untuk program
bimbingan
kelas/kelompok).
Konselor profesional
mengajarkan unit bimbingan
secaraefektif.
Konselor profesional:
1. mengatur unit bimbingan yang harus
dikuasai siswa berdasarkanpada
kebutuhan siswa.
2. menggunakan strategi pembelajaran
yang efektif.
3. menetapkan suatu lingkungan belajar
yang kondusif bagisiswa melalui
penggunaan manajemen kelas yang
efektif.
1. … dst …
Konselor profesional
mendorong keterlibatan staf
sekolah untuk memastikan
pelaksanaan pelayanan dasar
efektif
Konselor profesional:
1. bekerja sama dengan atau membantu
guru dalam mengembangkan unit
pengajaran dan/atau bimbingan secara
efektif.
160
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 161/178
STANDAR KRITERIA DESKRIPTOR2. berfungsi sebagai resources tentang
bahan yang memadai untuk unit-unit
bimbingan yang diajarkan.
3. menyediakan pelatihan in-service bagi
guru mata pelajaran yang
berhubungan dengan bimbingan dan
metode pembelajaran dan bimbingan.
4. … dst …
Siswa memiliki akses
untuk memperoleh
layanan responsif yang
membantu mereka dalam
menangani isu-isu dan
masalah yang dapat
mempengaruhi
perkembangan pribadi,
akademik, sosial, dan
karir.
Layanan konseling individu
tersedia untuk semua siswa
yang mungkin mengalami
masalah yang mengganggu
perkembangan pribadi, sosial,
belajar, dan karier mereka.
Untuk mengukur pencapaian kriteria
konseling individual digunakan skala 5:
1 2 3 4 5
Implementasi Implementasi
Implementasi
Awal Parsial Penuh
Konseling kelompok kecil
tersedia untuk semua siswa
yang mungkin mengalami
masalah yang
mempengaruhiperkembangan
pribadi, sosial, belajar, dan
karier mereka.
Untuk mengukur pencapaian kriteria
konseling kelompok kecil digunakan skala
5:
1 2 3 4 5
Implementasi Implementasi
Implementasi
Awal Parsial Penuh
Evaluasi konselor dengan menggunakan standar, kriteria, dan deskriptor
harus ditemukan dalam dokumen pedoman evaluasi formatif dan sumatif.
Pengembangan profesional berkelanjutan dan prosedur supervisi menggunakan
standar, kriteria, dan deskripsi di atas merupakan bagian dari evaluasi formatif.
Sementara evaluasi sumatif dari proses evaluasi kinerja konselor ada pada akhir program bimbingan dan konseling.
8. Evaluasi Proses dan Hasil Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Evaluasi program adalah prosedur yang digunakan untuk menentukan sejauh
mana program bimbingan dan konseling komprehensif berfungsi sepenuhnya.
Penilaian dibuat tentang status program dengan menggunakan standar evaluasi
program dan kriteria yang bersumber langsung dari bahasa kerangka program
161
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 162/178
bimbingan dan konseling komprehensif (Gysbers & Henderson, 2006). Kecukupan
standar dan kriteria evaluasi program diperlukan untuk memastikan bahwa panduan
program bimbingan dan konseling komprehensif lengkap dan sepenuhnya diwakili
oleh standar dan kriteria tersebut.
Setelah standar dan kriteria dipilih yang sepenuhnya mewakili program
bimbingan dan konseling komprehensif, selanjutnya skala dibuat untuk setiap kriteria
yang dapat berkisar dari 5 sampai 6 atau 7 poin. Kadang-kadang pedoman skoring
disediakan sehingga mampu menjelaskan apa yang harus evaluator perhatikan
dalam setiap titik skala. Sebuah panduan skoring juga dapat mencakup contoh-
contoh bukti yang evaluator harapkan temukan bersama dengan dokumentasi yang
diperlukan untuk menunjukkan sejauh mana standar dan kriteria telah dipenuhi.
Seperti apa standar evaluasi program teresebut? Untuk menggambarkan,
berikut ini adalah contoh standar dengan beberapa contoh kriteria.
Standar 2: Siswa memiliki akses untuk memperoleh layanan responsif yang
membantu mereka dalam mengatasi masalah dan kecemasan yang dapat
mempengaruhi perkembangan pribadi, akademik, sosial, dan karir mereka.
Kriteria 1: Layanan konseling individu tersedia untuk semua siswa yang mungkin
mengalami masalah yang mengganggu perkembangan yang sehat mereka.
Kriteria 1: Konseling kelompok kecil tersedia untuk semua siswa yang mungkin
mengalami masalah yang mengganggu perkembangan kesehatan mereka.
Untukmenilaisejauh manasetiap kriteriadi atas dicapai, dikembangkan skala7poinsebagai berikut:
1 2 3 4 5 6 7
Mulai Sebagian Sepenuhnya
Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan
Kapan dan seberapa sering kita harus melakukan evaluasi program
bergantung pada tujuanyang ingin dicapai. Kita dapat menggunakan evaluasi
program untuk menentukan apakah program Bimbingan dan Konseling sekolah kita
telah memenuhi standar dan kriteria sebagaimana telah ditetapkan. Apakah evaluasi
162
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 163/178
program dilakukan tahunan atau berkala, akan mampu melihat apakah program yang
telah ditetapkan mampu dilaksanakan dengan baik. Hasil evaluasi program
menunjukkan di mana kemajuan telah dibuat atau aspek apakah yang kurang
menunjukkan kemajuan dari keseluruhan program dan pelaksanaan bimbingan dan
konseling komprehensif. Terhadap setiap pelayanan yang kita gelar, seharusnya
dilakukan evaluasi.
Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil merupakan prosedur yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan “Apa dampak program bimbingan dan konseling komprehensif (kegiatan
dan layanan) terhadap keberhasilan dan kemandirian siswa, terutama pada prestasi
akademik mereka? Hasil yang biasanya dibahas dalam evaluasi hasil meliputi tingkat
kehadiran di kelas, perilaku disiplin, nilai rata-rata, nilai tes prestasi belajar, dan
perilaku siswa di kelas/sekolah, kemampuan siswa dalam mengambil keputusan.
Perubahan positif dalam hal-hal di atas diantisipasi sebagai hasil dari partisipasi
siswa dalam program bimbingan dan konseling komprehensif. Disarankan bahwa
konselor mengembangkan dan melaksanakan rencana evaluasi berbasis hasil
sebagai bagian dari pelaksanaan keseluruhan bimbingan dan konseling
komprehensif mereka. Hasil yang diharapkan harus sudah dibahas dalam rencana
kegiatan bimbingan dan konseling untuk melakukan perbaikan pernyataan misi
dan/atau rencana strategis bimbingan dan konseling. Dokumen-dokumen ini berisi
hasil yang direncanakan untuk mencapai.
Sebuah rencana evaluasi hasil dapat difokuskan pada bimbingan khusus dan
kegiatan konseling atau layanan yang dipilih sehingga hasil yang spesifik dapat
diidentifikasi dalam rencana perbaikan komprehensif atas segala layanan bimbingandan konseling. Jika pendekatan ini yang dipilih, maka rencana perlu menyertakan
hasil spesifik yang diinginkan, kegiatan atau layanan yang akan digunakan untuk
mencapai hasil yang diinginkan, bagaimana kegiatan atau layanan akan diberikan
dan diberikan oleh siapa, bagaimana desain evaluasi yang akan digunakan,
bagaimana data akan dikumpulkan dan dianalisis, dan jenis laporan yang bagaimana
yang akan disiapkan dan kepada siapa akan disajikan. Sebuah rencana evaluasi
163
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 164/178
hasil juga dapat lebih fokus pada dampak luas bimbingan dan konseling ke seluruh
program pendidikan sekolah.
Dalam merancang rencana evaluasi hasil, beberapa jenis data dapat
digunakan. Jenis pertama adalah data proses yang menggambarkan kegiatan
bimbingan dan konseling dan layanan apa, kapan diberikan, dan untuk siapa
diberikan. Data proses memberikan bukti bahwa kegiatan dan layanan bimbingan
dan konseling benar-benar disediakan. Jenis yang kedua adalah data persepsi,
yang memberitahu kita apa yang siswa, orang tua, guru, kepala sekolah, atau orang
lain pikirkan atau rasakan tentang kegiatan dan layanan serta pekerjaan konselor.
Data hasil merupakan jenis ketiga, yaitu perilaku sebenarnya dari siswa yang diukur
dengan tingkat kehadiran, tingkat kedisiplinan, nilai rata-rata di kelas, dan skor tes
prestasi. Semua jenis data berguna dalam memastikan dampak program bimbingan
dan konseling komprehensif terhadap perilaku siswa.
Pemerincian data merupakan langkah penting dalam analisis data karena
memungkinkan kita untuk melihat jika ada siswa yang tidak melakukan sesuatu
sebagaimana siswa lainnya. Bidang umum untuk dirinci adalah sebagai berikut:
1. Jenis kelamin,
2. Etnis,
3. Status sosial ekonomi,
4. Pekerjaan (catatan program pekerjaan sepanjang sejarah hidup anak),
5. Bahasa lisan di rumah,
6. Pendidikan khusus yang pernah diterima,
7. Tingkat kelas, dan
8. Guru-guru yang pernah mengajarnya.
Sebuah alat yang penting untuk analisis data hasil adalah program pencatatanhasil seperti Microsoft Excel . Program ini memungkinkan kita untuk memasukkan
data hasil dan melakukan berbagai prosedur statistik yang sesuai. Selain itu,
berbagai grafik dapat dibuat untuk menunjukkan hubungan dari data hasil evaluasi
dengan hasil lainnya, misalkan data ainteligensi siswa, bakat, dan minat serta
kepribadian siswa.
Akhirnya, rencana evaluasi hasil perlu menekankan bagaimana hasil data
akan digunakan. Salah satu penggunaan data tersebut untuk menunjukkan
164
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 165/178
kontribusi Konselor terhadap tujuan pendidikan seperti yang disajikan dalam rencana
perbaikan komprehensif sekolah. Yang kedua adalah bagaimana data digunakan
untuk meningkatkan program bimbingan dan konseling komprehensif saat ini. Jadi
asesmen dan evaluasi terhadap program dan hasil bimbingan dan konseling akan
sangat berguna untuk membuat dan meningkakan program bimbingan dan konseling
sekolah.
9. Instrumen Evaluasi Program Dan Hasil
Tabel 4.2
Contoh Instrumen Pengelolaan Program
NO PernyataanJawaban
ya tidak
1 Guru bimbingan dan konseling membuat rancangan program
bimbingan dan konseling
2 Guru bimbingan dan konseling melaksanakan need assessment
terhadap kebutuhan siswa
3 Guru bimbingan dan konseling melaksanakan need assessment
terhadap kebutuhan sekolah
4 Guru bimbingan dan konseling membuat tujuan program
5 Guru bimbingan dan konseling berkolaborasi dengan komponen
sekolah lainnya dalam membuat tujuan program
6 Guru bimbingan dan konseling mengembangkan kalender
tahunan
7 Guru bimbingan dan konseling menggunakan keterampilan
organisasi yang efektif
8 Guru bimbingan dan konseling memilih aktivitas yang sesuai
dengan prioritas kebutuhan siswa dan sekolah
9 Guru bimbingan dan konseling membuat rancangan program
dengan waktu yang sesuai dan efektif
165
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 166/178
NO PernyataanJawaban
ya tidak
10 Guru bimbingan dan konseling bertanggung jawab memberikan
layanan kepada siswa sesuai dengan kbutuhannya
11 Guru bimbingan dan konseling menggunakan instrumen untuk
mendapatkan informasi dari siswa
12 Guru bimbingan dan konseling menggunakan hasil evaluasi
untuk memperkokoh tujuan, strategi dan aktivitas
13 Guru bimbingan dan konseling mengukur hasil bimbingan
secara sistematis dan berkala
14 Guru bimbingan dan konseling merancang program yang
memungkinkan siswa ikut terlibat aktif di dalamnya
15 Guru bimbingan dan konseling berkolaborasi dengan guru,
petugas administrasi dalam menjalankan program
16 Guru bimbingan dan konseling mengevaluasi penguasaan siswa
terhadap materi program bimbingan
17 Guru bimbingan dan konseling menggunakan sumber daya
secara efektif dan efisien
18 Guru bimbingan dan konseling menerima saran dengan fikiran
terbuka
19 Guru bimbingan dan konseling menjelaskan filosofi, prioritas
dan praktek program bimbingan secara efektif dan akurat
20 Guru bimbingan dan konseling menginformasikan kepadasiswa, guru, petugas administrasi dan komponen sekolah
lainnya mengenai program bimbingan
21 Guru bimbingan dan konseling menghargai keahlian dan
profesionalitas personel sekolah lainnya.
22 Guru bimbingan dan konseling mengevaluasi kinerja secara
berkala
166
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 167/178
NO PernyataanJawaban
ya tidak
23 Guru bimbingan dan konseling menganalisis dan
menginterpretasi data siswa
24 Guru bimbingan dan konseling merancang aktivitas yang dapat
membantu siswa secara efektif
25 Guru bimbingan dan konseling menjaga sarana dan fasilitas
yang tersedia
26 Guru bimbingan dan konseling menggunakan materi yang tepat
dalam mengimplementasikan program
27 Guru bimbingan dan konseling membuat kesimpulan dari data
yang didapatkan dari siswa
28 Guru bimbingan dan konseling membuat rekomendasi dari data
yang didapatkan dari siswa
29 Guru bimbingan dan konseling memberikan dukungan terhadap
guru bimbingan dan konseling baru (in-training)
30 Guru bimbingan dan konseling menjelaskan kontribusi yang
dapat diberikan oleh personal sekolah
Tabel 4.3Contoh Instrumen perencanaan individual
NO PernyataanJawaban
ya tidak
1 Apakah terdapat proses yang sistematis yang dapat membantu
siswa mengembangkan rencana belajarnya?
2 Apakah terdapat sistem perencanaan individual di sekolah
3 Apakah terdapat sistem yang dapat melibatkan orang tua
siswa?
4 Apakah guru bimbingan dan konseling melaksanakan aktivitas
167
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 168/178
NO PernyataanJawaban
ya tidak
penilaian (Need Assessmenet )
5 Apakah guru bimbingan dan konseling melaksanakan konsultasi
6 Apakah guru bimbingan dan konseling melaksanakan
identifikasi tujuan karir jangka pendek dan jangka panjang bagi
siswa
7 Apakah guru bimbingan dan konseling membantu siswa dalam
mendapatkan pendidikan karir
8 Apakah guru bimbingan dan konseling berkolaborasi dengan
orang tua
9 Apakah guru bimbingan dan konseling membantu siswa dalam
membuat rencana pribadi siswa yang direvisi paling tidak
setahun sekali
10 Apakah tersedia prosedur dalam proses perencanaan individual
D. LATIHAN
Di bawah ini terdapat standar-standar yang harus dicapai dari masing-masing
bidang, buatlah deskripsi dari standar-standar tersebut!
1) Bidang Manajemen Program
Standar 1
“Merancang program bimbingan dan konseling komprehensif yangseimbang meliputi layanan dasar, layanan responsif, perencanaan
individual, dan dukungan sistem”.
Deskripsi:
a) .....................................................................................
b) .....................................................................................
c) .....................................................................................
d) .....................................................................................
168
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 169/178
e) .....................................................................................
f) Dst.
Standar 2
“Mengimplementasikan program yang telah dirancang”.
Deskripsi:
a) .....................................................................................
b) .....................................................................................
c) .....................................................................................
d) .....................................................................................
e) .....................................................................................
f) Dst.
Standar 3
“Evaluasi dan pengembangan berkelanjutan”.
Deskripsi:
a) .....................................................................................
b) .....................................................................................
c) .....................................................................................
d) .....................................................................................
e) .....................................................................................
f) Dst.
169
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 170/178
2) Bidang Bimbingan
Standar 1
“Merencanakan kelompok materi yang terstruktur”.
Deskripsi:
a) .....................................................................................
b) .....................................................................................
c) .....................................................................................
d) .....................................................................................
e) .....................................................................................
f) Dst.
Standar 2
“Memberikan kelompok materi yang efektif dan terstruktur yang diberikan
pada layanan dasar”.
Deskripsi:
a) .....................................................................................
b) .....................................................................................
c) .....................................................................................
d) .....................................................................................
e) .....................................................................................
f) Dst.
Standar 3
“Melibatkan siswa, guru, orang tua dan yang lainnya untuk
mempromosikan implementasi bimbingan klasikal”.
Deskripsi:
a) .....................................................................................
170
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 171/178
b) .....................................................................................
c) .....................................................................................
d) .....................................................................................
e) Dst.
3) Bidang Konseling
Standar 1
“Menggunakan teori yang dapat diterima dan tekhnik yang efektif untuk
membantu perkembangan individu, pencegahan, remedial atau konseling
krisis”.
Deskripsi:
a) .....................................................................................
b) .....................................................................................
c) .....................................................................................
d) .....................................................................................
e) .....................................................................................
f) Dst.
4) Bidang Konsultasi
Standar 1
“Berkonsultasi dengan orang tua, personel sekolah, dan komunitas
sekolah lainnya dalam rangka membantu meningkatkan efektivitas
pendidikan siswa”.
Deskripsi:
a) .....................................................................................
b) .....................................................................................
c) .....................................................................................
171
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 172/178
d) .....................................................................................
e) .....................................................................................
f) Dst.
5) Bidang Koordinasi
Standar 1
“Mengkoordinir orang dan sumber lainnya di sekolah, rumah dan
komunitas lainnya untuk mendukung kesuksesan siswa”.
Deskripsi:
a) .....................................................................................
b) .....................................................................................
c) .....................................................................................
d) .....................................................................................
e) .....................................................................................
f) Dst.
6) Bidang Penilaian Siswa ( Assessment )
Standar 1
“Menggunakan standar yang profesional, legal dan etis dalam melakukan
penilaian (asessment)”.
Deskripsi:
a) .....................................................................................
b) .....................................................................................
c) .....................................................................................
d) .....................................................................................
172
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 173/178
e) .....................................................................................
f) Dst.
7) Bidang Tindakan Profesional
Standar 1
“Menunjukan profesionalisme, termasuk komitmen untuk
mengembangkan profesionalitas”.
Deskripsi:
a) .....................................................................................
b) .....................................................................................
c) .....................................................................................
d) .....................................................................................
e) Dst.
8) Bidang Profesional
Standar 1
“Mendukung standar yang legal termasuk kebijakan sekolah”.
Deskripsi:
a) .....................................................................................
b) .....................................................................................
c) .....................................................................................
d) .....................................................................................
e) Dst.
173
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 174/178
Standar 2
“Mendukung standar, aturan, dan prosedur di sekolah”.
Deskripsi:
a) .....................................................................................
b) .....................................................................................
c) .....................................................................................
d) .....................................................................................
e) .....................................................................................
f) Dst.
Standar 3
“Berkomitmen terhadap standar profesional terbaru dalam hal kompetensi
dan praktek”.
Deskripsi:
a) .....................................................................................
b) .....................................................................................
c) .....................................................................................
d) .....................................................................................
e) .....................................................................................
f) Dst.
174
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 175/178
175
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 176/178
DAFTAR PUSTAKA
AACE. 2003. Competencies in Assessment and Evaluation for School Counselor .http://aace.ncat.edu
Ahia, C.E. & Bradly, R.W. 1984. Assessment of secondary school student needs in
Kwara State, Nigeria. International Journal for The Advancement of
Counseling , 7 : 147-157.
Berg, B., Robert, Garry L. Landreth, & Kevin A. Fall. 2006. Group Counseling Concepts and Procedures. Fourth Edition. Madison Avenue, New York:Routledge.
Corey, Gerald. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy .
Belmont, CA: Thomson Higher Education.
Corey, Gerald. 2012. Theory & Practice of Group Counseling. Belmont, CA: Brooks/Cole
Cronbach, L.J. 1963. Design Evaluation of Educations & Social Program. San
Fransisco: Jessev-Base.
Daharnis. 2005. Hubungan Sejumlah Karakteristik Mahasiswa, Kondisi Lingkungan,Pembelajaran, Kegiatan Belajar dan Prestasi Belajar Mahasiswa UniversitasNegeri Padang. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program PascasarjanaUniversitas Negeri Malang.
Daharnis. 2011. Hubungan Aspirasi, Persepsi, Locus of Control, Angkatan danStatus Masuk dengan Kegiatan Belajar Mahasiswa Jurusan Bimbingan danKonseling FIP UNP. Laporan Penelitian (Tidak diterbitkan). Jurusan BK FIPUNP
Depdiknas. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling . Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2007. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalamJalur Pendidikan Formal . Jakarta: Depdiknas
Djoemadi Darmodjo. 2002. Pengembangan Tes Lokal . Bahan Pelatihan SertifikasiTes bagi Konselor Pendidikan. Malang: PPS UM
Eko Susanto. 2011. Pengembangan Instrumen dan Program Analisis Sosiometri untuk Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Studi pada SMP dan SMA di Kota Padang). Tesis tidak diterbitkan. Padang. UNP
Elliot, S.H., Kratochwill, T.R., Littlefield, J.F. & Travers, J.F. 1996. Educational Psychology . Madison: Brown & Benchmark
Furqon dan Yaya Sunarya. 2011. Pengembangan Instrumen AsesmenPerkembangan Siswa. dalam Mamat Supriatna. 2011. Bimbingan danKonseling Berbasis Kompetensi . Jakarta: Rajawali Press
Gerald Goldstein & Michel Hersen (eds). 2000. Hanbook of Psychological Assesment . New York: Elsevier Science
176
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 177/178
Gysbers, N. C. dan P. Henderson. 2006. Developing and Managing your School Guidance and Counseling Program (4th Ed). A lexandria, VA: ACA.
Gysbers, Norman C. 2003. Comprehensive Guidance and Counseling Programs:TheEvolution of Accountability . A version of this article was presented at the ACES/ASCA School Counseling Research Summit on June 28–29, 2003, inSt. Louis, MO.
Gysbers, Norman C. and Patricia Henderson. Comprehensive Guidance and Counseling Program Evaluation: Program + Personnel = Results. Article
Hornby, Garry; Carol Hall; and Eric Hall .2003. Counselling Pupils in Schools: Skillsand strategies for teachers New Fetter Lane, London: Routledge Falmer
ILO. 2011. Panduan Pelayanan Bimbingan Karir Bagi Guru BimbinganKonseling/Konselor pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:Organisasi Perburuhan Internasional
Imam Hanuji. 2011. Hubungan Persepsi Siswa tentang Penerapan High-Touch olehWali Kamar dengan Penyesuaian Diri Siswa di Asrama serta Implikasinyadalam Bibingan dan Konseling di SMP Pesantren Modern Terpadu Prof. Dr.Hamka Kabupaten Padang Pariaman. Tesis (Tidak diterbitkan). Padang:Universitas Negeri Padang.
Joni, T, Raka; Limas Sutanto, Triyono. 2007. Penajaman Teknik Konseling danPsikoterapi . Materi Pelatihan bagi Psikiater Februari sd Mei 2007 di PPS UMMalang
Kelly Coker J., Randall L. Astramovich, and Wendy J. Hoskins. Introducing the Accountability Bridge Model: A Program Evaluation Framework for School Counselors. Article
Kemendiknas. 2010. Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru (Buku 2):Penilaian Kinerja Guru (PK GURU). Jakarta: Kemendiknas
Mudjiran dkk, 2010. Praktik Instrumentasi dalam Konseling . Padang: UNP
Muri Yusuf , A.. 2005. Metodologi Penelitian. Padang. UNP
Nina W.Brown. 2004. Psychoeducational Groups: Process And Practice. Second Edition. New York: Brunner-Routledge
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 03/V/Pb/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang PetunjukPelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiNomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan AngkaKreditnya
Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru
Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi
Permendiknas Nomor 27 tahun 2008 Standar Kualifikasi Akademik dan KompetensiKonselor
177
7/16/2019 Modul BK Lengkap
http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 178/178
Prayitno,dkk. 2004. Seri Pemandu Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan danKonseling di SMK . Jakarta: Bina Sumber Daya MIPA.
Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling . Padang: UNP
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. 2011. Model Pengembangan Diri . Jakarta:Puskur
Robert Edenborough. 2002. Effective Interviewing: A Handbook of Skills and Techniques. London: Clays Ltd.
Rosemary A. Thompson. 2003. Counseling Techniques: Improving RelationshipsWith Others, Ourselves, Our Families, And Our Environment. Madison Avenue, New York: Routledge
Sears, W., Richard; John R. Rudisill; Carrie Mason-Sears. 2006. Consultation Skillsfor Mental Health Professionals. Hoboken, New Jersey : John Wiley & Sons,Inc.,
Shertzer, B. & Stone, S.C. 1981. Fundamental of Guidance. Boston: Houghton MifflinCompany
Suherman, U. 2008. Manajemen dalam Bimbingan dan Konseling . Bandung: Madani
Sumadi Suryabrata. 2004. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi