model pengembangan kompetensi guru madrasah aliyah

17
reflective action and be able to use iformation technology during the course of teaching-learning process; 4) Social competence. The teachers need increase their skill in communicating with their collagues and among the academic communities. Ketwords: Teacher competence, the madrasah, education, teaching-learning development. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk; 1) Mendeskripsikan kondisi kompetensi guru Madrasah Aliyah di Yogyakarta. 2) Membuat model hipotetik pengembangan kompetensi guru Madrasah Aliyah di Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Research & Development (R & D) untuk menghasilkan produk model pengembangan kompetensi guru. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket, wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa kompetensi yang masih perlu pengembangan lebih lanjut adalah sebagai berikut; 1) Kompetensi pedagogik. Guru MA Kota Yogyakarta perlu mengembangkan diri dalam hal memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisaisikan berbagai potensi yang dimiliki; 2) Kompetensi kepribadian. Perlu meningkatkan dan mengembangkan kemampuan bekerja mandiri secara profesional; 3) Kompetensi professional. Perlu mengembangkan diri agar mempunyai kemampuan mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, dan mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran; 4) Kompetensi sosial, guru perlu mengembangkan diri dalam hal berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya. Kata kunci: kompetensi guru, madrasah, pendidikan, pengembangan belajar-mengajar.. Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah Abd. Madjid Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul Yogyakarta, Indonesia. Email: [email protected] ABSTRAK This research seeks to: describe teacher competence and proposes a hypothetic model for teacher competence develop- ment in Madrasah Aliyah of Yogyakarta. This article uses Research & Development (R & D) method to design techer compe- tence development model, and data collection is based on questionaries, interview and Focus Group Discussion (FGD). Some aspects of teacher compe- tence measured in this research include: paedagogical competence, personal competence, professional competence, and social competence. The result shows that some aspects of the teacher competences in the Madrasah that are still need to be improved are as follow: 1) Paedagogical competence. The Madrasah teachers in Yogyakarta are still need to improve their capacity in facilitating students’ ability in actualizing and expressing their their potential and capacity; 2) Personal competence. The teachers needs to improve and develop their self-government and self-descipline in a professional way; 3) Professional competence. The teachers need to develop their aptitude and professional- ism sustainably in order to conduct a

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah

reflective action and be able to use iformation technology duringthe course of teaching-learning process; 4) Social competence. Theteachers need increase their skill in communicating with theircollagues and among the academic communities.Ketwords: Teacher competence, the madrasah, education,teaching-learning development.

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk; 1) Mendeskripsikan kondisikompetensi guru Madrasah Aliyah di Yogyakarta. 2) Membuat modelhipotetik pengembangan kompetensi guru Madrasah Aliyah diYogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metodeResearch & Development (R & D) untuk menghasilkan produkmodel pengembangan kompetensi guru. Metode pengumpulan datayang digunakan adalah angket, wawancara dan Focus GroupDiscussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapakompetensi yang masih perlu pengembangan lebih lanjut adalahsebagai berikut; 1) Kompetensi pedagogik. Guru MA Kota Yogyakartaperlu mengembangkan diri dalam hal memfasilitasi pengembanganpotensi peserta didik untuk mengaktualisaisikan berbagai potensiyang dimiliki; 2) Kompetensi kepribadian. Perlu meningkatkan danmengembangkan kemampuan bekerja mandiri secara profesional; 3)Kompetensi professional. Perlu mengembangkan diri agarmempunyai kemampuan mengembangkan keprofesionalan secaraberkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, dan mampumemanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalampembelajaran; 4) Kompetensi sosial, guru perlu mengembangkan diridalam hal berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitasilmiah lainnya.Kata kunci: kompetensi guru, madrasah, pendidikan,pengembangan belajar-mengajar..

Model PengembanganKompetensi Guru MadrasahAliyahAbd. MadjidFakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul Yogyakarta,Indonesia.Email: [email protected]

ABSTRAKThis research seeks to: describe teachercompetence and proposes a hypotheticmodel for teacher competence develop-ment in Madrasah Aliyah of Yogyakarta.This article uses Research & Development(R & D) method to design techer compe-tence development model, and datacollection is based on questionaries,interview and Focus Group Discussion(FGD). Some aspects of teacher compe-tence measured in this research include:paedagogical competence, personalcompetence, professional competence,and social competence. The result showsthat some aspects of the teachercompetences in the Madrasah that arestill need to be improved are as follow: 1)Paedagogical competence. The Madrasahteachers in Yogyakarta are still need toimprove their capacity in facilitatingstudents’ ability in actualizing andexpressing their their potential andcapacity; 2) Personal competence. Theteachers needs to improve and developtheir self-government and self-desciplinein a professional way; 3) Professionalcompetence. The teachers need todevelop their aptitude and professional-ism sustainably in order to conduct a

Page 2: Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah

164J U R N A L I LMU-I LMU KE I SLAMAN

Afkaruna

PENDAHULUANPendidikan yang bermutu merupakan

sarana utama untuk menghasilkan sumberdaya manusia (SDM) yang mampumemaksimalkan potensi diri yang dimilikinyaserta mampu mengelola sumber daya alamyang dianugerahkan Tuhan kepadanya secarabijaksana. Hal ini sejalan dengan fungsipendidikan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional, yangmenyatakan bahwa pendidikan merupakanusaha sadar dan terencana untukmewujudkan suasana belajar dan prosespembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi dirinya untukmemiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan yangdiperlukan, baik bagi dirinya, masyarakat,bangsa dan Negara.

Upaya untuk menghadirkan pendidikanyang bermutu tentu saja bukan merupakanpekerjaan yang tanpa halangan. Hal ini dapatdilihat dari kondisi saat ini yangmenunjukkan bahwa meskipun berbagaiupaya untuk meningkatkan mutu pendidikantelah dilakukan, seperti pengembangankurikulum nasional dan lokal, peningkatankinerja guru melalui pelatihan, pengadaandan perbaikan sarana prasarana, dan lainsebagainya, namun masih terdapatkesenjangan antara harapan dan kenyataan.

Banyak faktor yang mempengaruhi mutupendidikan. Newstrom & Davis mengatakanada empat faktor yang harus diperhatikanuntuk memperbaiki mutu pendidikan, yaituSDM (people), sistem organisasi (structure),sarana prasarana (technology), dan lingkungantempat pendidikan itu diselenggarakan(environment)1. Apabila dianalisis secara

mendalam rendahnya mutu pendidikan diIndonesia dapat disebabkan oleh salah satuatau beberapa faktor tersebut. Dari seluruhfaktor dominan tersebut terdapat faktorutama, yaitu manusia, yang salah satudiantaranya faktor guru. Faktor ini mampumengendalikan semua kondisi yang adakarena sesungguhnya manusialah yangmengendalikan kondisi yang ada itu.

Guru merupakan salah satu elemen kuncidalam sistem pendidikan, khususnya disekolah. Semua komponen lain, mulai darikurikulum, sarana-prasarana, biaya, dansebagainya tidak akan banyak berarti apabilaesensi pembelajaran yaitu interaksi gurudengan peserta didik tidak berkualitas.Bahkan, telah berkembang kesadaran publikbahwa tidak ada guru, tidak ada pendidikanformal. Tidak ada pendidikan yang bermutu,tanpa kehadiran guru yang profesionaldengan jumlah yang mencukupi. Begitupentingnya peran guru dalammentransformasikan input pendidikan,sampai-sampai banyak pakar menyatakanbahwa di sekolah tidak akan ada perubahanatau peningkatan kualitas tanpa adanyaperubahan dan peningkatan kualitas guru.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikanterdapat berbagai masalah yang berkaitandengan kondisi guru di Indonesia. Penelitianyang dilakukan oleh Mulyani dan Mardiyokoantara lain menemukan bahwa: (1) adanyakeberagaman kemampuan guru dalam prosespembelajaran dan penguasaan pengetahuan,(2) belum adanya alat ukur yang akurat untukmengetahui kemampuan guru, (3)pembinaan yang dilakukan belummencerminkan kebutuhan, dan (4)kesejahteraan guru yang belum memadai.Jika hal tersebut tidak segera diatasi, makaakan berdampak pada rendahnya kualitas

Page 3: Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah

165Vol. 10 No. 2 Juli - Desember 2014

pendidikan. Rendahnya kualitas pendidikandimaksud antara lain: (1) kemampuan siswadalam menyerap mata pelajaran yangdiajarkan guru tidak maksimal, (2) kurangsempurnanya pembentukan karakter yangtercermin dalam sikap dan kecakapan hidupyang dimiliki oleh setiap siswa.

Perbedaan kompetensi dan kemampuantersebut tentunya akan memberikanpengaruh terhadap kinerja profesional gurudalam peningkatan mutu pendidikanumumnya dan mutu pembelajarankhususnya. Bahkan menurut Danim, “salahsatu ciri krisis pendidikan di Indonesia adalahguru belum mampu menunjukkan kinerjaprofesional yang memadai”2. Hal inimenunjukkan bahwa kinerja guru belumsepenuhnya ditopang oleh derajatpenguasaan kompetensi yang memadai, olehkarena itu perlu adanya upaya yangkomprehensif guna meningkatkankompetensi guru, dan bagaimana upaya-upayauntuk meningkatkan kompetensi guru.

TUJUAN PENELITIANBerdasarkan kondisi-kondisi di atas,

penelitian ini menjadi penting dan strategisuntuk dilakukan guna mengetahui tingkatkompetensi guru di Madrasah Aliyah danModel Pengembangan Kompetensi Guruyang bisa dilakukan. Penelitian ini bertujuanuntuk; (1) Mendeskripsikan kondisikompetensi guru Madrasah Aliyah diYogyakarta. (2) Membuat model hipotetikpengembangan kompetensi guru MadrasahAliyah di Yogyakarta. Penelitian ini pentingdilakukan karena dapat memberikankontribusi sebagai berikut: (1) Bagi madrasah,sebagai sumbangan pemikiran gunamengembangkan model pengembangankompetensi guru. Disamping itu juga sebagai

acuan bagi guru-guru dalam meningkatkankualitas kompetensinya secara berkelanjutan;dan (2) Bagi Kementerian Agama, sebagaimasukan dalam menyusun model-modelpelatihan dan penataran bagi guru-guru,khususnya tingkat madrasah aliyah.

Tentang Kompetensi Guru: TinjaunPustaka

Istilah “kompetensi” memiliki sejumlahpengertian, masing-masing ahli menyorotidari aspek dan penekanan yang berbeda.Coopersmith mengatakan: “Kompetensiadalah kemampuan seseorang untuk suksesmemenuhi tuntutan prestasi, yang ditandaidengan keberhasilan individu dalammengerjakan bermacam-macam tugas denganbaik”.3 Konsep mengenai kompetensi untukpertama kalinya dipopulerkan oleh Boyatzisyang mendefinisikan kompetensi sebagai“kemampuan yang dimiliki seseorang yangnampak pada sikapnya yang sesuai dengankebutuhan kerja dalam parameterlingkungan organisasi dan memberikan hasilyang diinginkan”.4

Amstrong dan Baron dalam kajiannyamembedakan pengertian antara competencedan competency. Competence menggambarkanapa yang dibutuhkan seseorang agar mampumelaksanakan pekerjaan dengan baik.Pengertian competence ini lebihmemperhatikan pada akibat (effect) daripadausaha (effort) dan pada output daripada input.Sedangkan competency mengacu padadimensi-dimensi perilaku sehingga sering jugadisebut kompetensi perilaku (behaviouralcompetencies). Pengertian competencydimaksudkan untuk menggambarkanbagaimana orang-orang berperilaku ketikamereka melakukan perannya dengan baik.5

Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang

Page 4: Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah

166J U R N A L I LMU-I LMU KE I SLAMAN

Afkaruna

guru dan dosen pasal 1, ayat 10 menyebutkanbahwa “kompetensi adalah seperangkatpengetahuan, keterampilan dan perilakuyang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasaioleh guru atau dosen dalam melaksanakantugas keprofesionalannya”.6

Beberapa pandangan di atasmengindikasikan bahwa kompetensimerupakan karakteristik atau kepribadian(traits) individual yang bersifat permanen yangdapat mempengaruhi kinerja seseorang.Selain traits dari Spencer tersebut, terdapatkarakteristik kompetensi lainnya, yaituberupa motives, self concept, knowledge, danskill.7 Menurut review Asropi8, berbagaikompetensi tersebut mengandung maknasebagai berikut: Traits merujuk pada ciribawaan yang bersifat fisik dan tanggapanyang konsisten terhadap berbagai situasi atauinformasi. Motives adalah sesuatu yang selaludipikirkan atau diinginkan seseorang, yangdapat mengarahkan, mendorong, ataumenyebabkan orang melakukan suatutindakan. Motivasi dapat mengarahkanseseorang untuk menetapkan tindakan-tindakan yang memastikan dirinya mencapaitujuan yang diharapkan. Self concept adalahsikap, nilai, atau citra yang dimiliki seseorangtentang dirinya sendiri; yang memberikankeyakinan pada seseorang siapa dirinya.Knowledge adalah informasi yang dimilkiseseorang dalam suatu bidang tertentu. Skilladalah kemampuan untuk melaksanakantugas tertentu, baik mental atau pun fisik.

Sekalipun pengertian kompetensi relatifberbeda satu sama lain, namun pada dasarnyaterdapat suatu pemahaman bahwakompetensi dibentuk dari 5 (lima) elemenutama. Elemen-elemen tersebut adalah motif(motive), sifat (traits), konsep pribadi ( selfconcept ), pengetahuan (knowledge) dan

keterampilan( skill ). Oleh karena itu,kompetensi dapat didefinisikan sebagaitingkat motif, sifat, konsep pribadi,pengetahuan dan keterampilan seseorangdalam melaksanakan tugas yang diberikankepadanya.

Kompetensi guru dapat dimaknai sebagaikebulatan pengetahuan, keterampilan dansikap yang berwujud tindakan cerdas danpenuh tanggung jawab dalam melaksanakantugas sebagai agen pembelajaran. Padapenelitian ini akan dikaji empat kompetensiguru, yaitu kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian, kompetensi sosialdan kompetensi profesional. Menurut UUNomor 14 Tahun 2005 tentang Guru danDosen Pasal 1: “Guru adalah pendidikprofesional dengan tugas utama mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai dan mengevaluasi pesertadidik pada pendidikan anak usia dinijalurpendidikan formal, dasar dan menengah”.9

Sarimaya dalam Yamin menjelaskankeempat jenis kompetensi guru beserta sub-kompetensi dan indikator esensial, sebagaiberikut:10

Kompetensi kepribadianKompetensi ini merupakan kemampuan

personal yang mencerminkan kepribadianyang mantap, stabil, dewasa, arif danberwibawa, menjadi teladan bagi pesertadidik dan berakhlak mulia. Pelaksanaan tugassebagai guru harus didukung oleh suatuperasaan bangga akan tugas yangdipercayakan kepadanya untukmempersiapkan generasi berkualitas demimasa depan bangsa. Walaupun berattantangan dan rintangan yang dihadapidalam pelaksanaan tugasnya harus tetap tegardalam melaksanakan tugas sebagai seorang

Page 5: Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah

167Vol. 10 No. 2 Juli - Desember 2014

guru. Kriteria kompetensi kepribadianmeliputi:a. Bertindak sesuai dengan norma agama,

hukum, sosial, dan kebudayaan nasionalIndonesia.

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yangjujur, berakhlak mulia, dan teladan bagipeserta didik dan masyarakat.

c. Menampilkan diri sebagai pribadi yangmantap, stabil, dewasa, arif, danberwibawa.

d. Menunjukan etos kerja, tanggung jawabyang tinggi, rasa bangga menjadi guru, danrasa percaya diri.

e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Secara rinci sub-kompetensi tersebut dapatdijabarkan sebagai berikut:a. Sub-kompetensi kepribadian yang mantap

dan stabil memiliki indikator esensial;bertindak sesuai dengan norma hukum,bertindak sebagai norma sosial, banggasebagai guru dan memiliki konsistensidalam bertindak sesuai dengan norma.

b. Sub-kompetensi kepribadian yang dewasamemiliki indikator esensial; menampilkankemandirian dalam bertindak sebagaipendidik dan memiliki etos kerja sebagaiguru.

c. Sub-kompetensi kepribadian yang arifmemiliki indikator esensial; menampilkantindakan yang didasarkan padapemanfaatan peserta didik, sekolah danmasyarakat serta menunjukkanketerbukaan dalam berpikir danbertindak.

d. Sub-kompetensi kepribadian yangberwibawa memiliki indikator esensial;memiliki perilaku yang berpengaruhpositif terhadap peserta didik danmemiliki perilaku yang disegani.

e. Sub-kompetensi akhlak mulia dan dapatmenjadi teladan memiliki indikatoresensial; bertindak sesuai dengan normareligius (iman dan taqwa, jujur dan ikhlas,suka menolong), dan memiliki perilakuyang diteladani peserta didik.

f. Sub-kompetensi evaluasi diri danpengembangan diri memiliki indikatoresensial; memiliki kemampuan untukberintrospeksi, dan mampumengembangkan potensi diri secaraoptimal.

Kompetensi pedagogikKompetensi pedagogik meliputi; (1)

pemahaman terhadap peserta didik; (2)perencanaan; (3) pelaksanaan pembelajarandan pengembangan peserta didik untukmengaktualisasikan berbagai potensi yangdimilikinya; dan (4) merancang danmelaksanakan evaluasi pembelajaran; serta(5) mengembangkan peserta didik untukmengaktualisasikan berbagai potensinya.Secara rinci sub-kompetensi tersebut dapatdijabarkan menjadi indikator esensial,sebagai berikut:1) Sub-kompetensi memahami peserta didik

secara mendalam memiliki indikatoresensial; memahami peserta didik denganmemanfaatkan prinsip-prinsipperkembangan kognitif, memahamipeserta didik dengan memanfaatkanprinsip-prinsip kepribadian danmengidentifikasi bekal ajar awal pesertadidik.

2) Merancang pembelajaran, termasukmemahami landasan pendidikan untukkepentingan pembelajaran. Sub-kompetensi ini memiliki indikatoresensial; memahami landasankependidikan, menerapkan teori belajar

Page 6: Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah

168J U R N A L I LMU-I LMU KE I SLAMAN

Afkaruna

dan pembelajaran, menentukan strategipembelajaran berdasarkan karakteristikpeserta didik, kompetensi yang ingindicapai dan materi ajar, serta menyusunrancangan pembelajaran berdasarkanstrategi yang dipilih.

3) Sub-kompetensi melaksanakanpembelajaran memiliki indikator esensial;menata latar (setting) pembelajaran danmelaksanakan pembelajaran yangkondusif.

4) Sub-kompetensi yang merancang danmelaksanakan evaluasi pembelajaranmemiliki indikator esensial; merancangdan melaksanakan evaluasi (assessment)proses dan hasil belajar secaraberkesinambungan dengan berbagaimetode, menganalisis hasil evaluasi prosesdan hasil belajar untuk menentukantingkat ketuntasan belajar danmemanfaatkan hasil penilaianpembelajaran untuk perbaikan kualitasprogram pembelajaran secara umum.

5) Sub-kompetensi mengembangkan pesertadidik untuk mengaktualisasikan berbagaipotensinya, memiliki indikator esensial;memfasilitasi peserta didik untukpengembangan berbagai potensi akademikdan memfasilitasi peserta didik untukmengembangkan berbagai potensi nonakademik.

Guru harus mampu mengoptimalkanpotensi peserta didik untukmengaktualisasikan kemampuanya di kelas,dan guru juga harus mampu melakukankegiatan penilaian terhadap kegiatanpembelajaran yang telah dilakukan, sehinggadapat dinyatakan bahwa kreteria kompentesipedagogik meliputi:a. Penguasaan terhadap karakteristik peserta

didik dari aspek fisik, moral, sosial,kultural, emosional, dan intelektual.

b. Penguasaan terhadap teori belajar danprinsip-prinsip pembelajaran yangmendidik.

c. Mampu mengembangkan kurikulum yangterkait dengan bidang pengembanganyang diampu.

d. Menyelenggarakan kegiatanpengembangan yang mendidik.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dankomunikasi untuk kepentinganpenyelenggaraan kegiatan pengembanganyang mendidik.

f. Memfasilitasi pengembangan potensipeserta didik untuk mengaktualisasikanberbagai potensi yang dimiliki

g. Berkomunikasi secara efektif, empetik,dan santun dengan peserta didik.

h. Melakukan penilaian dan evaluasi prosesdan hasil belajar; memanfaatkan hasilpenilaian dan evaluasi untuk kepentinganpembelajaran.

i. Melakukan tindak reflektif untukpeningkatan kualitas pembelajaran.

Kompetensi profesionalKompetensi ini merupakan penguasaan

materi pembelajaran secara luas danmendalam, yang mencakup penguasaanmateri kurikulum mata pelajaran di sekolahdan substansi keilmuan yang menaungimaterinya, serta penguasaan terhadapstruktur dan metodologi keilmuan.Kompetensi profesional merupakankemampuan yang harus dimiliki guru dalamproses pembelajaran. Guru mempunyai tugasuntuk mengarahkan kegiatan belajar siswauntuk mencapai tujuan pembelajaran, untukitu guru dituntut mampu untukmenyampaikan bahan pelajaran. Guru harus

Page 7: Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah

169Vol. 10 No. 2 Juli - Desember 2014

selalu meng-update dan menguasai materipelajaran yang disajikan. Persiapan diritentang materi diusahakan dengan jalanmencari informasi melalui berbagai sumberseperti membaca buku-buku terbaru,mengakses internet, selalu mengikutiperkembangan dan kemajuan terakhirtentang materi yang disajikan. Setiapsubkompetensi tersebut memiliki indikatoresensial sebagai berikut:a. Sub-kompetensi menguasai substansi

keilmuan yang terkait dengan bidang studimemiliki indikator esensial; memahamimateri ajar yang ada dalam kurikulumsekolah; memahami struktur, konsep danmetode keilmuan yang menaungi ataukoheren dengan materi ajar; memahamihubungan konsep antar mata pelajaranterkait; dan menerapkan konsep-konsepkeilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Sub-kompetensi menguasai struktur danmetode keilmuan memiliki indikatoresensial; menguasai langkah-langkahpenelitian dan kajian kritis untukmemperdalam pengetahuan/materibidang studi secara profesional dalamkonteks global.Kompetensi profesional yaitu kemampuan

yang harus dimiliki guru berkenaan denganaspek sebagai berikut:

Dalam menyampaikan pembelajaran, gurumempunyai peran dan tugas sebagai sumbermateri yang tidak pernah kering dalammengelola proses pembelajaran. Kegiatanmengajarnya harus disambut oleh siswasebagai suatu seni pengelolaan prosespembelajaran yang diperoleh melalui latihan,pengalaman, dan kemampuan belajar yangtidak pernah putus.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran,keaktifan siswa harus selalu diciptakan

dengan menggunakan metode dan strategimengajar yang tepat. Guru menciptakansuasana yang dapat mendorong siswa untukbertanya, mengamati, mengadakaneksperimen, serta menemukan fakta dankonsep yang benar, oleh karena itu guruharus melakukan kegiatan pembelajaranmenggunakan multimedia, sehingga terjadisuasana belajar sambil bekerja, belajar sambilmendengar, dan belajar sambil bermain,sesuai dengan konteks materinya. Di dalampelaksanaan proses pembelajaran, guru harusmemperhatikan prinsip-prinsip dikdaktifmetodik sebagai ilmu keguruan. Misalnyabagaimana menerapkan prinsip apersepsi,perhatian, kerja kelompok, korelasi, danprinsip-prinsip lainnya.

Dalam hal evaluasi, secara teori danpraktik, guru harus dapat melaksanakansesuai dengan tujuan yang diukurnya. Jenistes yang digunakan untuk mengukur hasilbelajar harus benar dan tepat. Diharapkanpula guru dapat menyusun item secara benar,lebih jauh agar tes yang digunakan harusdapat memotivasi siswa belajar.

Adapun kriteria kompetensi profesionalguru adalah sebagai berikut:1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan

pola pikir keilmuan yang mendukungmata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai standar kometensi dankompetensi dasar mata pelajaran/bidangpengembangan yang diampu.

3. Mengembangkan materi pelajaran yangdiampu secara kreatif.

4. Mengembangkan keprofesional secaraberkelanjutan dengan melakukantindakan reflektif.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dankomunikasi untuk berkomunikasi danmengembangkan diri.

Page 8: Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah

170J U R N A L I LMU-I LMU KE I SLAMAN

Afkaruna

Kompetensi sosialKompetensi sosial merupakan kemam-

puan guru untuk berkomunikasi dan bergaulsecara efektif dengan peserta didik, sesamapendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.Kompetensi ini memiliki sub-kompetensidengan indikator sensial, sebagai berikut:1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara

efektif dengan peserta didik. Sub-kompetensi ini memiliki indikatoresensial; berkomunikasi secara efektifdengan peserta didik.

2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secaraefektif dengan sesama pendidik dantenaga kependidikan.

3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secaraefektif dengan orangtua/wali peserta didikdan masyarakat sekitar.

METODE PENELITIANPenelitian ini dilakukan terhadap guru

Madrasah Aliyah (MA) di Yogyakarta.Penelitian dilakukan di 2 (dua) MadrasahAliyah Negeri (MAN) dan 4 (empat)Madrasah Aliyah Swasta (MAS). Dari 6Madrasah Aliyah (MA) tersebut terdapat 275orang guru, dan 161 orang diantaranyadijadikan sebagai sampel penelitian. Dalampenelitian ini, jumlah sampel dihitungdengan rumus yang dikemukakan Sugiyono11

sebagai berikut:

s = QPNdQPN

..)1(...

22

2

Keterangan:S : ukuran sampel minimalN : ukuran populasi = 275P : 0,5Q : 1-P = 0,5

d : tingkat kesalahan sampling yangdiinginkan = 5%

÷ 2 : nilai ÷ 2 pada derajat bebas 1 dan tingkatsignifikansi 5% = 3,481

Jika nilai-nilai yang telah diketahuitersebut disubtitusikan ke dalam rumusanjumlah sampel maka diperoleh jumlahsampel minimal sebanyak;

161)5,0()5,0(481,3)1275(05,0

)5,0()5,0()275(481,3)1( 222

2

PQNd

NPQs

Penelitian menggunakan metode Researchand Development (R&D) untuk menghasilkanproduk yang berupa model, yaitu modelpengembangan kompetensi guru MadrasahAliyah di Yogyakarta. Penelitian dilakukanmelalui tahapan sebagai berikut; 1) penelitiansurvey untuk mengidentifikasi bagaimanakondisi kompetensi profesional, pedagogik,kepribadian, dan sosial guru MA diYogyakarta. Instrumen yang digunakanadalah angket. 2) Penyusunan rancanganmodel hipotetik pengembangan kompetensiguru MA. Pada tahap ini dilakukan denganmengadakan diskusi terbatas dalam bentukFGD (Focus Group Discussion) denganmenghadirkan pakar dan praktisi pendidikanuntuk membahas model yang telah dibuat.

HASIL DAN PEMBAHASANTugas utama guru mencakup kegiatan

pokok seperti merencanakan, melaksanakan,dan menilai hasil pembelajaran,membimbing dan melatih peserta didik, danmelaksanakan tugas tambahan yang melekatpada pelaksanaan kegiatan pokok sesuaidengan beban kerja guru. Tugas utama ituakan efektif jika guru memilikiprofesionalitas yang tercermin darikompetensinya. Untuk itu perlu dilakukanpembinaan dan pengembangan profesi guru

Page 9: Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah

171Vol. 10 No. 2 Juli - Desember 2014

TABEL 1SKOR PENILAIAN RESPONDEN TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK

Page 10: Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah

172J U R N A L I LMU-I LMU KE I SLAMAN

Afkaruna

secara berkelanjutan, yang meliputikompetensi pedagogik, kepribadian,profesional dan sosial. Berikut ini akandibahas; 1) data hasil deskriptif masing-masing kompetensi guru MA KotaYogyakarta, 2) Model HipotetikPengembangan Kompetensi Guru MA.

DESKRIPSI KOMPETENSI GURUKompetensi Pedagogik

Dari data empirik diperoleh skorpenilaian responden pada setiap indikatorkompetensi pedagogik seperti disajikan padatabel 1.

Berdasarkan table 1 dapat dilihat bahwaskor penilaian tertinggi responden sebesar3,3 (skala 1 s.d. 4) pada indikator kompetensiinti; (2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (3)mengembangkan kurikulum yang terkaitdengan mata pelajaran yang diampu, dan (4)menyelenggarakan pembelajaran yangmendidik. Hasil tersebut menunjukkanbahwa kompetensi pedagogik guru MadrasahAliyah di Kota Yogyakarta pada tiga aspektersebut adalah baik.

Sedangkan aspek pedagogik yang dinilaipaling rendah dengan skor 2,7 adalahindikator kompetensi; (6) memfasilitasipengembangan potensi peserta didik untukmengaktualisasikan berbagai potensi yangdimiliki, yang meliputi (6.1.) menyediakanberbagai kegiatan pembelajaran untukmendorong peserta didik mencapai prestasisecara optimal, dan (6.2) menyediakanberbagai kegiatan pembelajaran untukmengaktualisasikan potensi dan kreativitaspeserta didik. Hasil ini menunjukkan bahwakompetensi pedagogik guru Madrasah AliyahKota Yogyakarta untuk aspek ini masih perluditingkatkan.

Kompetensi KepribadianDari data empirik diperoleh skor

penilaian responden pada setiap indikatorkompetensi kepribadian seperti disajikanpada tabel 2.

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa skorpenilaian tertinggi responden sebesar 3,8(skala 1 s.d. 4) pada indikator kompetensi; (1)menghargai peserta didik dan bersikap tanpamembedakan keyakinan yang dianut, suku,

TABEL 2SKOR PENILAIAN RESPONDEN TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN

Page 11: Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah

173Vol. 10 No. 2 Juli - Desember 2014

adat-istiadat, daerah asal dan gender. Hasiltersebut menunjukkan bahwa kompetensikepribadian guru MA di Kota Yogyakartaadalah baik.

Sedangkan kompetensi yang dinilai palingrendah dengan skor sebesar 3,4 adalah

indikator kompetensi; (3) menampilkan dirisebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,arif, dan berwibawa. Hasil ini menunjukkanbahwa kompetensi kepribadian guru MApada aspek ini masih perlu ditingkatkan.

TABEL 3SKOR PENILAIAN RESPONDEN TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL

TABEL 4SKOR PENILAIAN RESPONDEN TENTANG KOMPETENSI SOSIAL

Page 12: Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah

174J U R N A L I LMU-I LMU KE I SLAMAN

Afkaruna

Kompetensi ProfesionalBerdasarkan data empirik diperoleh skor

penilaian responden seperti disajikan padatabel 3.

Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa skorpenilaian tertinggi 3,3 pada indikator inti; (2)menguasai standar kompetensi dankompetensi dasar, dan (3) mengembangkanmateri pembelajaran secara kreatif. Hasiltersebut menunjukkan bahwa kompetensiprofessional guru MA di Kota Yogyakartapada dua aspek tersebut adalah baik.

Sedangkan kompetensi profesional guruMA Kota Yogyakarta yang masih perluditingkatkan adalah pada aspek (4) mengem-bangkan keprofesionalan secaraberkelanjutan dengan melakukan tindakanreflektif, dan (5) memanfaatkan teknologiinformasi dan komunikasi untuk mengem-bangkan diri, dengan nilai skor 3,1.

Kompetensi SosialBerdasarkan data lapangan diperoleh skor

penilaian responden pada setiap indikatorkompetensi sosial seperti disajikan pada tabel4.

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa skorpenilaian tertinggi adalah 3,5 pada indikator(1) bersikap inklusif, bertindak obyektif, sertatidak diskriminatif karena pertimbanganjenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latarbelakang keluarga status sosial ekonomi.Hasil ini menunjukkan bahwa kompetensisosial guru MA di Kota Yogyakarta pada aspekini adalah baik.

Sedangkan kompetensi sosial yang dinilaipaling rendah adalah pada aspek ( 2 )berkomunikasi secara efektif, empatik dansantun dengan sesame pendidik, tenagakependidikan, orang tua dan masyarakat. Halini menunjukkan bahwa kompetensi sosial

guru MA di Kota Yogyakarta pada aspek inimasih perlu ditingkatkan.

MODEL HIPOTETIK PENGEMBANGANKOMPETENSI GURU MAModel Pengembangan KompetensiPedagodik

Kompetensi ini terdiri dari 10 (sepuluh)kompetensi inti yang harus dikuasai olehguru. Berdasarkan data penelitianmenunjukkan bahwa penguasaan guru MA diKota Yogyakarta terhadap komponen intipedagogik rata-rata 94,5 %. Ini berartimenunjukkan tingkat penguasaan yangsangat tinggi. Namun demikian dari sepuluhkomponen tersebut terdapat 3 (tiga)komponen yang masih perlu ditingkatkan,yaitu; (1) memanfaatkan TIK untukpembelajaran; (2) memfasilitasipengembangan potensi peserta didik untukmengaktualisaisikan berbagai potensi yangdimiliki; dan (3) melakukan tindakanreflektif untuk peningkatan kualitaspembelajaran.

Masih banyak guru MA di KotaYogyakarata yang kurang menguasai TIKkarena tidak tersedianya/minimnyaperangkat TIK di sekolah masing-masing.Selain itu pengetahuan, pemahaman danpenguasaan mereka terhadap TIK juga masihrendah. Akibatnya tidak sedikit guru MA diKota Yogyakarta yang masih gagap teknologidan pembelajaran masih dilakukan secarakonvensional.

Persoalan lain yang tidak kalah pentingnyamempengaruhi kompetensi guru MA adalahkemauan dan kemampuan dalammengembangkan potensi peserta didik.Masih ada beberapa guru MA yang kurangpeduli terhadap potensi yang dimiliki pesertadidik. Sebagian besar aspek karakteristik

Page 13: Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah

175Vol. 10 No. 2 Juli - Desember 2014

peserta didik kurang dapat dikuasai oleh guruMA karena minimnya pengetahuan danpemahaman psikologi perkembangan pesertadidik. Guru MA kurang mempunyai kiatmembimbing yang efektif dalammengembangkan potensi siswanya. Selain ituguru MA juga kurang mampu memfasilitasipengembangan potensi peserta didik karenaterbatasnya potensi guru dan beragamnyakemampuan peserta didik.

Untuk mengatasi persoalan tersebutpengembangan kompetensi pedagogik guruMA di Kota Yogyakarta perlu melaksanakan;(1) training pemanfaatan TIK dalam pembe-lajaran, (2) lesson studi, (3) Pelatihan Peneli-tian Tindakan Kelas (PTK), dan (4) trainingmotivasi diri. Secara visual dapat digambar-kan secara skematik dalam gambar 1.

Model Pengembangan KompetensiKepribadian

Berdasarkan data penelitianmenunjukkan bahwa penguasaan guru MA diKota Yogyakarta terhadap kompetensikepribadian rata-rata 92,5 %. Inimenunjukkan tingkat penguasaan yangsangat tinggi. Meskipun demikian, dari 5

(lima) kompetensi inti terdapat 2 (dua)komponen yang masih perlu ditingkatkan,yaitu: (1) menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru,serta rasa percaya diri; dan (2) menjunjungtinggi kode etik profesi guru.

Sebagian guru MA di Kota Yogyakartamasih mempunyai etos kerja yang rendah,karena faktor keluarga, situasi kerja dankompetisi kurang sehat. Selain itu, masihditemukan sebagian guru MA di KotaYogyakarta yang tanggung jawabnya kurang,karena tata tertib sekolah kurang ditegakkan,serta tidak adanya sistem reward & punish-ment. Bahkan masih ditemukan ada sebagianguru yang kurang percaya diri karena kurangmampu melakukan pengendalikan emosi.Oleh karena itu, dari hasil diskusi melaluiFGD pengembangan kompetensikepribadian guru perlu dilakukan melaluitraining ESQ, out bond, dan perlunyamekanisme reward & punishment yang jelas.Secara skematik dalam gambar 2.

Model Pengembangan KompetensiProfesional

GAMBAR 1.MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK

Page 14: Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah

176J U R N A L I LMU-I LMU KE I SLAMAN

Afkaruna

Berdasarkan data penelitianmenunjukkan bahwa penguasaan guru MA diKota Yogyakarta terhadap kompetensiprofesional mencapai rata-rata 96 %. Iniberarti tingkat penguasaan guru MAterhadap kompetensi profesional sangattinggi. Meski demikian masih ditemukan ada2 (dua) komponen yang masih perluditingkatkan, yaitu; (1) mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan denganmelakukan tindakan reflektif dan diteruskanmelakukan PTK; dan (2) memanfaatkanteknologi informasi dan komunikasi dalammeningkatkan kualitas pembelajaran.

Sebagian guru menyatakan belum pahambetul tentang PTK dan belum pernahmelakukan kegiatan penelitian dalam bentukPTK, karena terbatasnya waktu dan sulit

GAMBAR 2.PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU

GAMBAR 3.PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

Page 15: Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah

177Vol. 10 No. 2 Juli - Desember 2014

dilaksanakan. Bahkan terkait TIK masih adabeberapa guru MA yang belum trampilmemanfaatkan TIK. Untuk itupengembangan kompetensi professional yangperlu dilakukan antara lain; pelatihan PTKdan riset lain, pelatihan penulisan karyailmiah, dan pelatihan pembelajaran berbasisTIK. Secara skematik dalam gambar 3.

Model Pengembangan Kompetensi SosialHasil penelitian menunjukkan bahwa

penguasaan guru MA di Kota Yogyakartaterhadap kompetensi sosial rata-rata 93,5 %.Ini menunjukkan tingkat penguasaan gurupada bidang ini sangat tinggi. Namundemikian ada 1 (satu) komponen yang masihperlu ditingkatkan, yaitu dalam halberkomunikasi dan berinteraksi, baik dengankomunitasnya sesama guru, maupun dengankomunitas profesi lain, baik secara lisanmaupun tulisan. Masih ada beberapa guruyang kurang mampu berkomunikasi denganbaik dalam menyampaikan gagasan/ide padakomunitasnya (misalnya saat diskusi ).Bahkan masih banyak guru MA yang belum

mampu menyampaikan ide-idenya dalambentuk tulisan, misalnya dalam bentuk karyailmiah.

KESIMPULAN Berdasarkan paparan data dan

pembahasan dapat disimpulkan bahwakondisi penguasaan kompetensi guru MA diKota Yogyakarta yang dinilai paling tinggiadalah: 1) kompetensi pedagogik, meliputimenguasai teori belajar dan prinsip-prinsippembelajaran yang mendidik,mengembangkan kurikulum, danmenyelenggaraakan pembelajaran yangmendidik; 2) kompetensi kepribadian,meliputi (a) bertindak sesuai dengan normaagama, hukum, sosial, dan kebudayaannasional Indonesia, (b) menampilkan dirisebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,dan teladan bagi peserta didik danmasyarakat; 3) kompetensi professional, yangmeliputi (a) menguasai standar kompetensidan kompetensi dasar, dan (b)mengembangkan materi pembelajaran secarakreatif; 4) kompetensi sosial, meliputi (a)

GAMBAR 4.PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU

Page 16: Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah

178J U R N A L I LMU-I LMU KE I SLAMAN

Afkaruna

bersikap inklusif, bertindak obyektif, sertatidak diskriminatif karena pertimbanganjenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latarbelakang keluarga status sosial ekonomi, (b)kemampuan beradaptasi di tempat tugas.

Meskipun demikian, masih ada beberapakompetensi yang masih perlu pengembanganlebih lanjut secara berkelanjutan,diantaranya; 1) Pada aspek kompetensipedagogik, guru MA di Kota Yogyakarta perlumengembangkan diri dalam hal memfasilitasipengembangan potensi peserta didik untukmengaktualisaisikan berbagai potensi yangdimiliki; 2) Pada aspek kompetensikepribadian, perlu meningkatkan danmengembangkan kemampuan bekerjamandiri secara profesional; 3) Sedangkanpada aspek kompetensi profesional perlumengembangkan diri agar mempunyaikemampuan mengembangkankeprofesionalan secara berkelanjutan denganmelakukan tindakan reflektif, dan mampumemanfaatkan teknologi informasi dankomunikasi dalam pembelajaran; 4) Padaaspek kompetensi sosial, guru MA perlumengembangkan diri dalam halberkomunikasi dengan teman sejawat dankomunitas ilmiah lainnya.

Untuk itu, agar profesionalisme guru MAdapat ditingkatkan secara terus-menerus danberkelanjutan Madrasah perlu melakukanpembinaan dan pengembangan dalambentuk kegiatan; a) workshop modelpembelajaran, b) pelatihan ESQ dankeagamaan, c) pelatihan penulisan karyailmiah, d) pelatihan pemanfaatan TIK dalampembelajaran, e) pelatihan PTK, dan f)training motivasi diri.

CATATAN AKHIR1 Newstrom and Davis,Organization Behavior, Human

Behavior at Work, (Singapura: Mc. Graw-Hill Book

Company, 1996), h. 152.2 Danim, Inovasi Pendidikan: dalam Kerangka

Profesionalisme Tenaga Pendidikan, (Bandung: Pustaka

Setia, 2006), h. 168.3 Coopersmith, The Antecedent Of Self Esteem. (San

Fransisco: Freeman & Company, 2008) h. 384 Boyatzis, The Competent Manager: A Model for Effective

Performance. (New York: John Wiley & Sons, 2001), h.

2135 Amstrong dan Baron, Social Intelligence (Harvard

University Press, 2005), h. 135.6 Undang-Undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen..7 Spencer and Spencer, Competence at Work:Models for

Superrior Performance (New York: John Wiley & Sons,

2003) h. 255.8 Asrovi, “Membangun Key Performance Indicator

Lembaga Pelayanan Publik”, Jurnal Manajemen

Pembangunan, I (57), (2007), h.1-6.9 Undang-Undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen10 M. Yamin, Manajemen Pembelajaran Kelas (Strategi

Meningkatkan Mutu Pembelajara (Jakarta: GP Press,

2000), h. 17-22.11 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: CV. Alfabeta,

2007), h. 79.

DAFTAR PUSTAKAAmstrong dan Baron. 2005. Social Intelligence. Harvard

University Press.

Asropi, 2007. “Membangun Key Performance Indicator

Lembaga Pelayanan Publik”. Manajemen Pembangunan.

Vol. I. No. 57

Boyatzis, R.E. 2001. The Competent Manager: A Model for

Effective Performance. New York: John Wiley & Sons.

Coopersmith, S. 2001. The Antecedent Of Self Esteem. San

Fransisco: W. H. Freeman & Company.

Newstrom, John W. & Davis, K. 1996. Organization

Behavior, Human Behavior at Work. Seven Edition.

Singapura: Mc. Graw-Hill Book Company.

Mardiyoko, T. Joyoatmojo, S. Suryani, N. 2013. “Kontribusi

Kompetensi Profesional dan Kreativitas Guru terhadap

Kinerja Guru dalam Pembelajaran di SMP Negeri Kota

Salatiga”. Solo: Pascasarjana UNS.

Mulyani, A. 2012. “Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah dan

Kinerja Guru terhadap Mutu Pembelajaran pada SMK

Sekabupaten Purwakarta”. Jurnal Administrasi

Pendidikan. Edisi April.

Danim, S. 2006. Inovasi Pendidikan: dalam Kerangka

Profesionalisme Tenaga Pendidikan. Bandung: PT.

Pustaka Setia.

Spencer, M.L. and Spencer, M.S. 2003. Competence at

Work:Models for Superrior Performance. New York: John

Page 17: Model Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah

179Vol. 10 No. 2 Juli - Desember 2014

Wily & Son,Inc.

Yamin, M. 2000. Manajemen Pembelajaran Kelas (Strategi

Meningkatkan Mutu Pembelajaran). Jakarta: GP Press.

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen. Jakarta: Depdiknas.