model-model pembaharuan pendidikan islam jefri …

21
Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September Desember 2018 | 21 ISSN 1858-3776 MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri Kurniawan Universitas Ibnu Chaldun Jakarta Surel: [email protected] Abstrak Berbagai macam model pembaharuan pendidikan Islam yang terus diupayakan adalah untuk membangun paradigma pendidikan Islam dalam mengikis kesan dikhotomis terhadap ilmu pengetahuan serta dalam upaya menghadapi perkembangan perubahan zaman dan menjawab persoalan- persoalan yang dihadapi pada era modern, post modern, dan era kontemporer untuk menuju masyarakat madani. Hal ini sesuai dengan ungkapan Karel Steenbrink yang menyatakan bahwa pembaharuan model-model pendidikan Islam menjadi modal dalam upaya mengintegrasikan ilmu pengetahuan yang akan mampu menjawab pandangan dikhotomis terhadap lembaga pendidikan Islam yang berkembang selama ini. Metodologi dalam penulisan makalah ini adalah metodologi library research. Kata Kunci : Model, Pembaharuan, Pendidikan Islam, Ilmu Pengetahuan, Agama, Teknolog A. Pendahuluan Sesungguhnya pendidikan Islam telah tumbuh dan berkembang selaras dengan adanya peristiwa dakwah Islam yang telah dilakukan sejak masa Nabi Muhammad SAW 1 . Sejalan dengan upaya pembaharuan pendidikan yang dialaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus pasca masa Nabi, corak dan karakteristik pendidikan Islam terus 1 Islamic Occasion, “Prophet Muhammad and Education” Online Article about Importance Education berkembang dengan memiliki ciri khas masing-masing, sehingga perubahan dan pembaharuan terus dialami oleh pendidikan Islam sepanjang perjalanannya hingga saat ini dan akan terus mengalami pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman. Hal ini bermakna bahwa aadanya upaya pembaharuan pendidikan Islam sesungguhnya benar-benar jelas in Islam” (February 2010) http://www.ezsoftech.com/stories/pr ophet.muhammad1.asp (diakses pada tanggal 12 desember 2014).

Upload: others

Post on 27-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 21

ISSN 1858-3776

MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM

Jefri Kurniawan Universitas Ibnu Chaldun Jakarta

Surel: [email protected]

Abstrak

Berbagai macam model pembaharuan pendidikan Islam yang terus

diupayakan adalah untuk membangun paradigma pendidikan Islam dalam

mengikis kesan dikhotomis terhadap ilmu pengetahuan serta dalam upaya

menghadapi perkembangan perubahan zaman dan menjawab persoalan-

persoalan yang dihadapi pada era modern, post modern, dan era

kontemporer untuk menuju masyarakat madani. Hal ini sesuai dengan

ungkapan Karel Steenbrink yang menyatakan bahwa pembaharuan

model-model pendidikan Islam menjadi modal dalam upaya

mengintegrasikan ilmu pengetahuan yang akan mampu menjawab

pandangan dikhotomis terhadap lembaga pendidikan Islam yang

berkembang selama ini. Metodologi dalam penulisan makalah ini adalah

metodologi library research.

Kata Kunci : Model, Pembaharuan, Pendidikan Islam, Ilmu Pengetahuan,

Agama, Teknolog

A. Pendahuluan

Sesungguhnya

pendidikan Islam telah tumbuh

dan berkembang selaras dengan

adanya peristiwa dakwah Islam

yang telah dilakukan sejak masa

Nabi Muhammad SAW1. Sejalan

dengan upaya pembaharuan

pendidikan yang dialaksanakan

secara berkesinambungan dan

terus menerus pasca masa Nabi,

corak dan karakteristik

pendidikan Islam terus

1 Islamic Occasion, “Prophet

Muhammad and Education” Online

Article about Importance Education

berkembang dengan memiliki

ciri khas masing-masing,

sehingga perubahan dan

pembaharuan terus dialami oleh

pendidikan Islam sepanjang

perjalanannya hingga saat ini dan

akan terus mengalami

pembaharuan sesuai dengan

tuntutan zaman. Hal ini

bermakna bahwa aadanya upaya

pembaharuan pendidikan Islam

sesungguhnya benar-benar jelas

in Islam” (February 2010)

http://www.ezsoftech.com/stories/pr

ophet.muhammad1.asp (diakses

pada tanggal 12 desember 2014).

Page 2: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 22

ISSN 1858-3776

telah terjadi dan tampak secara

alami dalam pendidikan Islam2.

Lima fase periodisasi

pendidikan Islam sedikitnya bisa

menjadi acuan dalam memahami

dan menjelaskan pembaharuan

pendidikan Islam secara periodik.

Pertama, fase pendidikan Islam

yang terjadi di awal kenabian

Nabi Muhammad SAW, fase ini

disebut dengan fase pembinaan

pendidikan islam. Kedua, fase

pendidikan Islam yang terjadi

pada masa Nabi Muhammad

SAW dan masa

Khulafaurrasyidin, masa ini

disebut dengan fase pertumbuhan

dan perkembangan pendidikan

Islam. Ketiga, fase pendidikan

Islam yang terjadi terbagi ke

dalam dua pola pemikiran yang

berbeda. Pola pertama adalah

pola pemikiran tradisional bisa

disebut juga pola pemikiran

sufistik yang secara garis besar

lebih banyak mendasarkan

pemikirannya pada kekuatan

wahyu. Pola kedua, adalah pola

pemikiran yang lebih banyak

didominasi oleh akal pikiran dan

empiristik yang biasa disebut

dengan pola pemikiran rasional.

Kedua pola inilah yang menjadi

faktor lain timbulnya masa

2 Gazpo, “Education in Islamic

History” Online Article about Lost

Islamic History (December 2014)

http://lostislamichistory.com/educat

ion/ (diakses pada tanggal 12

Desember 2014).

krejayaan Islam. Fase ini

digolongkan terhadap fase

kejayaan pendidikan Islam.

Masa kejayaan pendidikan Islam

ini terjadi pada masa

pemerintahan daulat Bani

Umayyah dan daulat Bani

Abbasiyah. Keempat, masa

dimana kondisi umat Islam pada

saat itu lebih banyak bertumpu

pada cara berfikir tradisionalis

atau cara berfikir sufistik dan

perlahan mulai meninggalkan

cara berfikir yang

mengedepankan akal serta

empiristik yang dikenal dengan

cara berfikir rasionalis. Cara

berfikir rasionalis pada masa ini

banyak digunakan oleh

masyarakat barat. Kondisi seperti

ini terjadi pasca kehancuran

Bagdad dan Granada sebagai

centra-centra pendidikan dan

kebudayaan Islam ke tangan

kerjaan Mongolia yang dipimpin

oleh raja Hulagu Khan. Masa ini

terjadi kira-kira pada abad ke

sembilan dan abad ke tiga belas

masehi. Fase ini dikenal dengan

fase kemunduran pendidikan

Islam. Kelima, fase pembaharuan

dan modernisasi pendidikan

Islam. 3

3 Bradley, “History of Islamic

Education, Aims and Objectives of

Islamic Education” Online Article

about History of Islamic Education

(2014)

http://education.stateuniversity.com

Page 3: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 23

ISSN 1858-3776

Mutlak bagi umat Islam

pada masa itu semestinya

memiliki sebuah totalitas

kesadaran kolektif pada masa itu

terhadap segala kekurangan dan

problemtika yang dihadapi oleh

pendidikan Islam untuk

kemudian dapat diperbaiki dan

diperbaharui sejalan dengan

kemajuan atau minimalnya dapat

mengikuti perkembangan yang

dilakukakn barat pada masa itu4.

Mengacu kepada rentetan

pembahasan yang memiliki

keterkaitan satu dengan yang

lainnya, pembahasan makalah ini

akan mencoba memberikan

pemaparan tentang maksud dari

pembaharuan atau modernisasi

dalam pendidikan Islam, faktor-

faktor apa saja yang melatar

belakangi kemunduran

pendidikan Islam, dan

perkembangan masa

pembaharuan pendidkan Islam

beserta para tokohnya,

bagaimana pola-pola serta

model-model pendidikan Islam

yang ditawarkan dalam

menghadapi dan menjawab

tantangan perubahan yang terjadi

dalam kehidupan masyarakat

baik sosial maupun kultural

menuju masyarakat madani.

/pages/2133/Islam.html (diakses

pada tanggal 12 Desember 2014). 4 Zahid ashraf Wani, “ The Islamic

Era and Its Importance to

Knowledge and the Development of

B. Pengertian Pembaharuan

Pendidikan Islam

Kata pembaharuan

berasal dari kata modernisasi

yang secara etimologis berasal

dari kata modern, dan telah baku

menjadi bahasa Indonesia

memiliki arti pembaharuan. Pada

kultur masyarakat barat,

modernisme memiliki arti

pikiran, aliran, gerakan serta

usaha-usaha untuk mengubah

faham-faham, adat istiadat,

institusi-institusi lama dan lain

sebagainya, agar kesemuanya itu

dapat sesuai dengan keadaan-

keadaan dan pendapat-pendapat

baru yang dilatarbelakangi oleh

timbulnya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Pembaharuan atau modernisasi

lahir di suatu tempat akan selalu

selaras dan beriringan dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang berkembang pada

saat itu. Hal ini berarti bahwa

tidak mungkin terjadi dan tercipta

pembaharuan tanpa adanya

Libraries” Online Journal of Library

Philosophy and Practice (April

2012)

http://digitalcommons.unl.edu/libph

ilprac/718/ (diakses pada tanggal 12

Desember 2012).

Page 4: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 24

ISSN 1858-3776

dukungan dari perkembangan

ilmu pengetahuan.5

Pembaharuan atau

modernisasi dapat diartikan juga

terhadap berbagai macam hal

atau sesuatu yang belum

difahami, diterima, dan

dilaksanakan oleh penerima

pembaharuan, meskipun bagi

orang lain berbagai macam hal

atau sesuatu ini bukanlah menjadi

hal yang baru. Pembaharuan bsa

juga difahami sebagai proses

perubahan guna memperbaiki

keadaan yang telah berjalan dan

terjadi sebelumnya kedalam

keadaan dan cara yang baru yang

lebih baik dan lebih maju dengan

memperhatikan perkembangan

ilmu bpengetahuan dan teknologi

untuk mencapai suatu tujuan

yang lebih baik dari

sebelumnya.6 Dengan kata lain,

dapat disimpulkan bahwa

pembaharuan sesungguhnya

cenderung merupakan sebuah

upaya serta usaha untuk

memperbaiki keadaan, baik dari

segi konsep, cara, serta

5 Yevgenia Baraz, “Islamic

Modernism: Responses to Western

Modernization in the Middle East”

Online Article about History of

Islamic Modernism (2010)

http://www.studentpulse.com/article

s/248/islamic-modernism-

responses-to-western-

modernization-in-the-middle-east

(diakses pada tanggal 13 Desember

2014).

serangkaian metode yang dapat

diterapkan dalam rangka

merubah serta menghantarkan

suatu keadaan ke dalam situasi

dan keadaan yang lebih baik.

Caknur yang memiliki

nama lengkap Nurcholish Madjid

memberikan pengertian bahwa

modernisasi atau pembaharuan

memiliki arti sebagai

rasionalisasi. Rasionalisasi yang

dimaksud adalah proses

perombakan pola berfikir dan tata

kerja lama yang tidak rasional

dengan pola berfikir dan tata

kerja baru yang rasional.

Perombakan gagasan sering

mengacu terhadap konstruksi

berfikir seseorang yang

seringkali menjadi faktor penentu

dalam rangka melahirkan

gagasan-gagasan dan ide-ide

serta implementasi proses

pembaharuan yang terjadi secara

berkesinambungan. Dari proses

pembaharuan ini, mutlak akan

melahirkan aktifitas yang selalu

mendasarkan pola berfikir yang

rasional, dinamis serta progresif.7

6 Yedullah Kazmi, “Instructional

Technology and Islamic Education”

Journal of Islamic Studies Vol.45

No.4 (2006)

http://www.jstor.org/discover/10.23

07/20839039?sid=21104980168511

&uid=2&uid=3738224&uid=4

(diakses pada tanggal 13 Desember

2014). 7 Carool Kersten, “Islam, Cultural

Hybridity and Cosmopolitanism:

New Muslim Intellectuals on

Page 5: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 25

ISSN 1858-3776

Jika kita cermati

pengertian mengenai

pembaharuan yang telah

dipaparkan di atas, terlihat ada

beberapa komponen yang

menjadi ciri khas suatu aktifitas

bisa dikatakan sebagai aktifitas

pembaharuan, diantaranya:

Pertama, pembaharuan atau

modernisasi akan selalu

berindikasikan terhadap upaya

perbaikan secara

berkesinambungan. Kedua,

dalam upaya pembaharuan

mutlak terdapat pengaruh yang

kuat dari ilmu pengetahuan dan

teknologi. Ketiga, upaya

pembaharuan pada umumnya

dilakukan secara inovatif,

progresif serta dinamis selaras

dengan perubahan cara berfikir

suatu individu.

Oleh karena itu, apabila

kita korelasikan pengertian

pembaharuan dengan

pembaharuan pendidikan Islam,

maka akan memberikan

pengertian kepada kita bahwa

pembaharuan pendidikan Islam

Globalization” Online Journal of

International and Global Studies

(2012)

http://www.lindenwood.edu/jigs/do

cs/volume1Issue1/essays/89-

113.pdf (diakses pada tanggal 13

Desember 2014).

adalah suatu upaya dalam proses

perubahan krikulum, metodologi,

cara, kondisi serta situasi

pendidikan Islam dari

tradisionalis ke arah pendidikan

Islam yang bersifat rasional dan

profesional serta selaras dengan

kemajuan perkembangan

teknologi dan ilmu pengetahuan

yang terjadi pada saat itu8.

Pengertian di atas, pada dasarnya

adalah merupakan sebuah fakta

empiris yang mengindikasikan

bahwa pendidikan Islam masih

bersifat tradisional, statis,

lamban, dan sebagian besar

masih dikategorikan belum

mampu untuk menyiapkan

generasi yang siap menghadapi

tuntutan zaman dan belum

mampu menyiapkan generasi

yang handal.

Hubungan yang erat

antara gagasan pembaharuan

pendidikan Islam dengan

gagasan pembaharuan pemikiran

dan lembaga pendidikan islam

secara keseluruhan tidak dapat

dipisahkan. Hal ini berarti bahwa

8 Yevgenia Baraz, “Islamic

Modernism: Responses to Western

Modernization in the Middle East”

Online Article about History of

Islamic Modernism (2010)

http://www.studentpulse.com/article

s/248/islamic-modernism-

responses-to-western-

modernization-in-the-middle-east

(diakses pada tanggal 13 Desember

2014).

Page 6: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 26

ISSN 1858-3776

pembaharuan pendidikan Islam

tidak bisa diparsialkan dengan

kebangkitan gagasan

pembaharuan dan program

pembaharuan pendidikan Islam9.

Sejatinya kerangka dasar

pembaharuan pendidikan Islam

berada pada pembaharuan

pemikiran dan kelembagaan

Isalm yang merupakan prasyarat

bagi kebangkitan dan kejayaan

kaum muslimin di masa modern.

Pembaharuan pemikiran

merupakan suatu keniscayaan.

Tanpa adanya pembaharuan dan

perombakan pemikiran, maka

bentuk-bentuk pembaharuan

yang lain tidak akan bisa

terwujud. Oleh karena itu, diakhir

penulisan makalah ini ditawarkan

pola-pola dan model-model

pembaharuan pendidikan Islam.

C. Latar Belakang

Kemunduran Pendidikan

Islam

Sebagaimana yang telah

kita ketahui bersama bahwa ada

dua corak pemikiran yang

berkembang yang mempengaruhi

pola dan cara berfikir umat Islam.

Pertama adalah pola pemikiran

tradisionalis yang memiliki ciri

9 Harvey Siegel, “Philosophy of

Education” Online Journal of

Stanford Philosophy (August 2013)

http://plato.stanford.edu/entries/edu

cation-philosophy/ (diakses pada

tanggal 14 Agustus 2014).

khas sufistik. Kedua adalah pola

pemikiran rasionalis yang

memiliki ciri khas liberal,

inovatif, terbuka dan konstruktif.

Kedua corak pola pemikiran atau

cara berfikir inilah yang terlihat

pada masa-masa kejayaan dan

kemajuan Islam berlangsung

secara berdampingan, saling

mengisi satu sama lain dan

bersatu padu teradopsi. Pada

masa ini orang-orang tidak

membeda-bedakan antara mana

yang harus mereka pelajari dan

mana yang tidak harus mereka

pelajari. Baik ilmu agama yang

bersumber dari wahyu maupun

ilmu pengetahuan yang

bersumber dari penalaran,

mereka pelajari tanpa membeda-

bedakannya, tanpa

mendikhotomikannya. Kedua

pola pemikiran di atas benar-

benar telah dijadikan jalan dan

sarana dalam mendapatkan

ilmu.10

Umat Islam mengalami

kejayaan dan kemajuan yang

berlangsung cukup lama, hingga

diangkatnya Al-Mutawakkil

sebagai pemimpin baru daulat

Abbasiyah yang melakukan

pencabutan izin resmi Mu’tazilah

10 Dazzleman, “Is science and Religion

a False Dichotomy?” Online Article

About Dichotomy (2006)

http://uselectionatlas.org/FORUM/i

ndex.php?topic=36791.0;wap2

(diakses pada tanggal 15 Desember

2014).

Page 7: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 27

ISSN 1858-3776

sebagai salah satu aliran

kenegaraan yang pernah

diresmikan pada masa Al-

Ma’mun. Sejalan dengan

pencabutan izin resmi Mu’tazilah

yang telah dilaksanakan

kemudian secara perlahan

berdampak pada timbulnya

antipati dari masyarakat terhadap

golongan ini. Golongan

Mu’tazilah yang secara progresif

menyebarkan pola pemikiran

rasionalis. Masyarakat tidak mau

lagi mempelajari filsafat dan

sains. Pemikiran ilmiah dan logis

tidak lagi menjadi budaya

berfikir masyarakat muslim,

hingga pada akhirnya cara

berfikir rasional berubah menjadi

cara berfikir tradisional yang

timbul dari ajaran-ajaran

tahayyul serta kejumudan.11

Bentuk antipati dari

pemerintah terhadap aliran

Mu’tazilah juga telah melatar

belakangi timbulnya pengawasan

yang ketat di madrasah-madrasah

terhadap penerapan kurikulum-

kurikulumnya. Keruntuhan

secara perlahan ajaran

Mu’tazilah telah mengangkat

kaum konservatif menjadi lebih

kuat. Kontrol yang sangat ketat

11

Koninklijke Brill, “Mu’tazila” Online

Article about Muslim Philosophy

(2009)

http://www.muslimphilosophy.com/

ei2/mu-tazila.htm (diakses pada

tanggal 15 Desember 2014).

dilakukan para ulama terhadap

kurikulum yang ada di berbagai

lembaga pendidikan. Materi

pelajaran sangat minim pada

masa ini. Materi pelajaran yang

ada di lembaga-lembaga

pendidikan Islam hanya terbatas

pada ilmu-ilmu agama, bahkan

pendidikan Islam lebih

cenderung hanya berkutat pada

pengajaran fiqih dan tasawuf.

Kondisi pun menjadi terus

memburuk seiring dengan

serangan tentara Mongol pada

tahun 1258 M yang meruntuhkan

kota Baghdad, yang pada

akhirnya berdampak pada

keruntuhan kebudayaan dan

kehancuran pusat pendidikan

Islam.12

Hal ini berarti bahwa

sejak awal runtuhnya aliran

Mu’tazilah yang ditandai dengan

cara berfikir umat Islam yang

tidak rasional, tidak lagi

menganggap ilmu pengetahuan

umum sebagai suatu kesatuan

ilmu yang memiliki nilai guna,

menandakan pula awal

kemunduran umat Islam. Situasi

politik negeri Islam yang carut

marut pada saat itu memberikan

kontribusi dalam memperburuk

12 Gazpo, “The Mongol Invasion and

the Destruction of Baghdad” Online

Article about Lost Islamic History

(December 2014)

http://lostislamichistory.com/mongo

ls/ (diakses pada tanggal 12

Desember 2014).

Page 8: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 28

ISSN 1858-3776

kemunduran pendidikan Islam.

Hal ini mengakibatkan rapuhnya

sistem pemerintahan yang ada

pada saat itu dan mengakibatkan

pula melemahnya sektor

pendidikan, baik dari segi

institusi, metodologi, bahkan

tujuan pendidikan Islam yang

semakin kehilangan visi, misi

serta tujuannya.

D. Hal–hal Yang Melatar

Belakangi Pembaharuan

Pendidikan Islam

Kemunduran ummat

Islam sesungguhnya telah

diawali sejak runtuhnya aliran

Mu’tazilah, yang kemudian

berakibat pada cara berfikir umat

Islam yang tidak lagi rasional,

tidak lagi mau menganggap ilmu

pengetahaun umum sebagai satu

kesatuan ilmu yang punya nilai

guna. Hal ini terus diperburuk

oleh situasi politik negeri Islam

yang tidak menentu, yang

berakibat pada rapuhnya sistem

pemerintahan saat itu, yang

kemudian juga berakibat pada

lemahnya sektor pendidikan, baik

institusi, metodologi, bahkan

tujuan pendidikan Islam semakin

kehilangan visi, misi, dan tujuan

sebagaimana yang pernah

diterapkan di masa-masa

kejayaan Islam.

Kondisi internal Islam

yang mendikhotomikan ilmu

pengetahuan umum dengan ilmu

pengetahuan agama merupakan

latar belakang terpuruknya nilai-

nilai pendidikan. Umat Islam

yang tidak lagi memandang ilmu

pengetahuan sebagai suatu

kesatuan ilmu yang mesti

diperhatikan. Kemudian ilmu

pengetahuan lebih banyak

dimanfaatkan bahkan diadopsi

secara komprehensif oleh barat.

E. Model-Model Pembaharuan

Pendidikan Islam

1. Pembaharuan dan Model

Pendidikan Islam masa

Pertengahan

Kebangkitan intelektual

di Eropa telah memberikan

kontribusi yang besar sekali bagi

kemajuan Eropa. Semangat

rasionalisme membuat negara-

negara Eropa menjadi kuat baik

militer, ekonomi maupun ilmu

pengetahuan dan teknologi. Kini

keadaan menjadi berbalik, jika

sebelumnya Islam memiliki

kekuatan yang besar baik politik,

ekonomi maupun ilmu

pengetahuan sehingga dapat

mengalahkan dan menguasai

beberapa wilayah Barat, seperti

Spanyol, Sialia, Asia kecil dan

Balkan, maka sekarang Barat

yang maju sedangkan Islam tidak

Page 9: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 29

ISSN 1858-3776

lagi memiliki kekuatan yang

dapat dibanggakan.13

Menurut sebagian tokoh-

tokoh pembaharu Islam, salah

satu penyebab kemunduran umat

Islam adalah melemah dan

merosotnya kualitas pendidikan

Islam. Untuk mengembalikan

kekuatan pendidikan Islam yang

sempat hilang maka

bermuncullah gagasan-gagasan

tentang pembaharu pendidikan

Islam.

Pembaharu pendidikan

Islam pertama kali dimulai di

kerajaan Utsmani. Faktor yang

melatarbelakangi gerakan

pembaharu pendidikan bermula

dari kekalahan-kekalahan

kerajaan Utsmani dalam

peperangan dengan Eropa.

Kekalahan tentara Turki pada

pertempuran di dekat Wina

memaksa Turki menandatangani

perjanjian Carlowite pada 1699

M yang berisi penyerahan daerah

Hiongaria kepada Australia,

daerah Podolia kepada Polandia

dan daerah Azov kepada Rusia.

Kekalahan demi

kekalahan yang dialami kerajaan

Utsmani menyebabkan Sultan

Ahmad III (1703-1713 M) amat

prihatin,14 kemudian ia

menyelidiki sebab-sebab

13

Harun Asrohah, Sejarah Pendidikan

Islam, (Jakarta: PT. Logos Wacana

Ilmu, 1999), 127-128. 14

Ibid. 28-129.

kekalahan mereka dan rahasia

keunggulan yang dimiliki Barat,

Sultan Ahmad III lalu mengambil

tindakan dengan mengirimkan

duta-duta besar untuk

mempelajari kemajuan Eropa,

terutama di bidang militer dan

kemajuan ilmu pengetahuan.15

Selain di bidang militer,

Turki juga membangun di bidang

lain seperti ekonomi dan

pemerintahan dan Turki juga

mengembangkan kemajuan ilmu

pengetahuan yang selama ini

telah dilupakannya. Untuk

pertama kalinya di dalam dunia

Islam dibukalah suatu percetakan

di Istanbul pada 1727 M guna

mencetak berbagai macam buku

ilmu pengetahuan yang

diterjemahkan dari buku-buku

ilmu pengetahuan Barat.16

Selain itu pada 1717 M

didirikannya lembaga terjemah

yang bertugas menerjemahkan

buku-buku dalam berbagai

bidang ilmu pengetahuan ke

dalam bahasa Turki.17 Hal ini

merupakan fenomena baru dan

sangat bermanfaat bagi kemajuan

pendidikan dan intelektual Islam

di Turki. Hal-hal tersebut

merupakan langkah awal bagi

perubahan sistem pendidikan

Islam di Turki.

15 Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan

Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),

116. 16

Ibid. 116. 17

Harun Asrohah, Op.cit. hlm. 130.

Page 10: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 30

ISSN 1858-3776

Upaya pembaharuan

pendidikan dimana Sultan

Ahmad III yang baru berjalan

dilanjutkan oleh Sultan Mahmud

II (1807-1839 M). Pada zaman

tersebut madrasah merupakan

satu-satunya lembaga pendidikan

umum yang ada di kerajaan

Utsmani. Sultan Mahmud II

sadar bahwa pendidikan di

madrasah tidak sesuai lagi

dengan tuntutan zaman,

dikarenakan di madrasah hanya

mengajarkan peserta didiknya

mengetahui pengetahuan agama

sedangkan pengetahuan umum

tidak diajarkan.

Beliau juga menyadari

bahwa pendidikan, ilmu

pengetahuan dan teknologi

modern mempunyai peran yang

dominan dalam mencapai

kemajuan. Oleh sebab itu beliau

berusaha untuk membenahi

kurikulum di madrasah-

madrasah dengan memasukkan

ilmu pengetahuan umum.

Pada perkembangan

selanjutnya, Sultan Mahmud II

membangun sekolah-sekolah

model Barat. Pada tahun 1827 M

ia mendirikan sekolah

kedokteran (Tilahane-i Amire)

dan sekolah teknik

(Muhendisane) dan pada tahun

1834 M dibuka sekolah Akademi

18

Ibid. 131-132. 19

Ahmad Syalabi, Mausuah Al-Tarikh

Al-Islami wa Al-Hadarat Al-

Militer. Pada tahun 1838 M

sekolah kedokteran dan sekolah

pembedahan digabungkan

menjadi satu dengan nama Dar-

al Ulum Hikemiye ve Mekteb-i

Tibbiye-i Sahane.18

Seperti di Turki,

pembaharuan pendidikan Islam

di Mesir juga di awali oleh

penguasa pembaharuan Islam

setelah adanya kontak dengan

peradaban modern Barat. Inovasi

Napoleon yang membawa

kemajuan teknologi dan ilmu

pengetahuan Barat telah

membuka mata rakyat Mesir

bahwa umat Islam telah

tertinggal oleh kemajuan Barat.

Yang menjadi perhatian penting

dari kedatangan Napoleon dan

lahirnya gerakan kesadaran umat

Islam dari keterbelakangan

mereka selama ini adalah untuk

melihat pengaruh dari

kedatangan tentara Napoleon dan

berbagai rangsangan yang

ditimbulkannya sebagai akibat

dari berbagai kegiatan yang

dilakukan Napoleon dan

rombongannya di Mesir.19

Di antara pengaruh

ekspedisi Napolen yang

berkaitan erat dengan misi

keilmuan dan kebudayaan yang

dijalankan Napolen beserta

rombongannya di Mesir adalah:20

Islamiyah, Juz V (Kairo: Maktabah

Al-Nahdat), 281. 20

Ridhwan Lubis, Perspektif

Pembaharuan Pemikiran

Page 11: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 31

ISSN 1858-3776

Timbulnya benih-benih rasa

kebangsaan dari orang Mesir.

Napolen berusaha menggeser

sistem pemerintahan yang

dipraktekkan di Mesir yang

sebelumnya berpola feodal

menjadi lebih demokratis.

Sebagai hasil dari pendekatan

Napoleon yang berpijak pada

semangat revolusi Perancis maka

muncullah pemikiran dari orang-

orang Mesir yang mengusulkan

agar bentuk pemerintahan yang

diktator diubah menjadi

pemerintahan demokratis, karena

hal inilah yang membawa

Perancis kepada suasana

kehidupan kenegaraan yang baru.

Mulai terbukanya

cakrawala berfikir dikalangan

umat Islam sebagai akibat dari

persentuhan dengan pemikiran

para ilmuwan yang ikut dalam

rombongan Napoleon. Selain itu

juga yang mendorong umat Islam

untuk mengadakan modernisasi

yang dipelopori oleh Muhammad

Ali.21 Muhammad Ali adalah

seorang yang berasal dari luar

Mesir, karena kecakapannya

dalam bidang militer ia berhasil

menjadi kepala pemerintahan di

Mesir. Pada awalnya ia hanyalah

seorang prajurit tentara biasa di

Turki Utsmani.22

Setelah Muhammad Ali

naik tahta menjadi penguasa

Islam, (Medan: Pustaka

Widyasarana, 1994), 32.

Mesir, ia memberikan perhatian

yang lebih pada bidang militer

dan ekonomi. Menurutnya militer

akan memberikan dukungan

untuk mempertahankan dalam

memperbesar kekuasaannya.

Sedangkan ekonomi sangat

diperlukan untuk membiayai

militer. Untuk memajukan

keduanya dibutuhkan ilmu-ilmu

modern. Dengan demikian

Muhammad Ali mencurahkan

perhatiannya bagi pendidikan.

Pada tahun 1815 M ia mendirikan

sekolah militer, sekolah

kedokteran pada tahun 1827 M,

sekolah Apoteker pada tahun

1829 M, sekolah pertambangan

pada tahun 1839 M, sekolah

pertanian pada tahun 1836 dan

sekolah penerjemah pada tahun

1836 M.

Tidak hanya corak dan

model pendidikan Barat yang

diterapkan oleh Muhammad Ali

di Mesir, ia juga mempercayakan

pengawasan sekolah kepada

orang Barat, bahkan guru-

gurunya juga didatangkan dari

Barat (Eropa). Selain

mendatangkan tenaga ahli dari

Eropa, Muhammad Ali juga

mengirim siswa untuk belajar ke

Italia, Perancis, Inggris dan

Austria.

Upaya pemahaman dan

modernisasi yang dipelopori

21 Harun Asrohah, Loc.cit.

22 Ridhwan Lubis, Loc.cit.

Page 12: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 32

ISSN 1858-3776

Muhammad Ali di Mesir ini,

besar sekali kontribusinya bagi

Mesir menjadi negara modern.

Gerakan pembaharuannya telah

memperkenalkan ilmu

pengetahuan dan teknologi Barat

kepada umat Islam hingga

lahirlah intelegensia Muslim

yang berpengetahuan agama

yang luas, berwibawa modern

dan tidak berpandangan sempit.

Mereka itu seperti Rifa’ah

Badawi Rafi’ al-Tahtawi,

Muhammad Abduh, Rasyid

Ridho, dan Hasan al-Banna.23

2. Pembaharuan dan Model

Pendidikan Islam masa Modern

Pada masa ini banyak

bermunculan tokoh pembaharuan

pendidikan Islam bercorak

modernis. Sejalan dengan

pembahruan pendidikan Islam

penuh dilakukan pada 3 wilayah

kerajaan besar yaitu kerajaan

Usmani, Mesir, India.

Wilayah Turki.

Pembaharuan pendidikan di

dunia Islam dimulai dikerajaan

Turki Usmani. Faktor yang

melatar belakangi gerakan

pembaharuan bermula dari

kekalahan-kekalahan kerajaan

Usmani dalam peperangan

dengan Eropa. Adapun tokoh

yang mencoba melakukan upaya

tersebut ialah: Sultan Ahmad III.

Adanya kekalahan yang dialami

23

Harun Asrohah, Loc.cit.

kerajaan Turki Usmani

menyebabkan Sultan Ahmad III

prihatin dan melakukan

introspeksi, dengan melakukan

pengiriman duta ke Eropa untuk

mengamati perkembangan barat.

Dengan mendirikan sekolah

teknik militer, mendirikan

percetakan untuk mempermudah

akses buku pengetahuan. Upaya

ini dilakukan sampai beliau wafat

dan kemudian digantikan oleh

Sultan Mahmud II. Sultan

Mahmud II merupakan

kelanjutan dari Sultan Ahmad III.

Pembaharuan yang dilakukan

dengan memperbaiki sistem

pendidikan madrasah dengan

memasukkan ilmu pengetahuan

umum. Kemudian mendirikan

model sekolah barat.

Wilayah Mesir. Tokoh

yang melakukan upaya

pembaharuan khususnya

pendidikan adalah Muhammad

Ali Pasya dan Muhammad

Abduh. M. Ali Pasya. Ia

mendirikan kementrian

pendidikan dan lembaga

pendidikan, membuka sekolah

teknik , kedokteran,

pertambangan, mengirim siswa

untuk belajar ke negeri barat.

Gerakan pembaharuan

memperkenalkan ilmu

pengetahuan dan teknologi barat

kepada umat Islam. M. Abduh.

Melakukan pembaharuan

Page 13: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 33

ISSN 1858-3776

pendidikan di Al-Azhar dengan

memasukkan ilmu modern.

Mendirikan komite perbaikan

administrasi Al-Azhar tahun

1895, melaksanakan

pembaharuan administratif yang

bermanfaat.

Wilayah India.

Pembaharuan pendidikan Islam

di India bertujuan

menghilangkan diskriminasi

pendidikan Islam tradisionalis

dengan pendidikan sekuler.

Adapun yang menjadi tokoh

pembaharuan di India. Sayyid

Akhmad Khan (1817 – 1898 M).

Ia berpendapat bahwa

peninggkatan kedudukan umat

Islam di India dapat diwujudkan

dengan bekerjasama dengan

Inggris. Kemudian mendirikan

lembaga pendidikan, sekolah

Inggris di muradabad pada tahun

1860. Pada tahun 1864 ia

mendirikan Scientific Society

untuk memperkenalkan sains

Barat kepada rakyat India,

khususnya ummat Islam India.

Pada tahun yang sama juga ia

mendirikan Sekolah Modern di

Ghazipur, dan pada tahun 1868 ia

membentuk Komite Pendidikan

di beberapa daerah di India Utara.

Itulah beberapa tokoh

dengan segenap sasaran

pembaharuannya di bidang

pendidikan. Upaya-upaya

pembaharuan pendidikan yang

24

Ibid.

lebih banyak mengadopsi tata

cara dan pengetahuan yang

datang dari Barat.24

3. Pembaharuan dan Model

Pendidikan Islam Masa Post

Modernis dan Kontemporer di

Indonesia

Di Indonesia kita kenal,

berbagai bentuk dan jenis

pendidikan Islam, seperti Pondok

Pesantren, Madrasah, Sekolah

Umum bercirikan Islam,

Perguruan Tinggi Islam dan

jenis-jenis pendidikan Islam luar

sekolah, seperti Taman

Pendidikan al-Qur’an (TPA),

Pesantrenisasi dan sebagainya.

Kesemuanya itu, sesungguhnya

merupakan aset dan salah satu

dari konfigurasi sistem

pendidikan nasional Indonesia.

Keberadaan lembaga-lembaga

pendidikan tersebut, sebagai

khasanah pendidikan dan

diharapkan dapat membangun

dan memberdayakan umat Islam

di Indonesia secara optimal,

tetapi pada kenyataan pendidikan

Islam di Indonesia tidak memiliki

kesempatan yang luas untuk

bersaiang dalam membangun

umat yang besar ini.

Ahmad Syafii Maarif,

menggambarkan situasi

pendidikan Islam di Indonesia

sampai awal abad ini tidak

banyak berbeda dengan

Page 14: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 34

ISSN 1858-3776

perhitungan kasar yang

dikemukakan di atas. Sistem

madrasah dan pesantren yang

berkembang di nusantara ini

dengan segala kelebihannya, juga

tidak disiapkan untuk

membangun peradaban25.

Mencermati kondisi tersebut di

atas, penataan sistem dan model-

model pendidikan Islam di

Indonesia adalah sesuatu yang

tidak terelakkan lagi. Sistem

pengembangan pendidikan Islam

hendaknya dipilih dari kegiatan

pendidikan yang paling

mendesak dan senteral yang akan

menjadi model dasar untuk usaha

pengembangan model-model

pendidikan Islam selanjutnya,

dengan tidak meninggalkan

lembaga-lembaga pendidikan

seperti keluarga, sekolah dan

madrasah, masjid, pondok

pesantren, dan pendidikan luar

sekolah lainnya tetap

dipertahankan keberadaannya.

Yahya Muhaimin (mantan

Mentri Pendidikan Nasional),

juga menawarkan mindmap

tentang basis-basis pendidikan,

25

A.Syafii Maarif,“Keutuhan dan

Kebersamaan dalam Pengelolaan

Pendidikan Sebagai Wahana

Pendidikan Muhammadiyah”,

(makalah disampaikan pada

Rakernas Pendidikan

Muhammadiyah, di Pondok Gede,

Jakarta, 1996), 5. 26

Yahya Muhaimin, [Menteri

Pendidikan Nasional], “Reformasi

Pendidikan Nasional Menuju

yaitu pendidikan berbasis

keluarga (family-based

education), pendidikan berbasis

komunitas (community-based

education), pendidikan berbasis

sekolah (school-based

education), dan pendidikan

berbasis tempat kerja (work

place-based education).26

Karel Steenbrink,27

menyatakan bahwa keberadaan

pendidikan Islam di Indonesia

cukup variatif. Tetapi Steenbrink,

mengkategori pendidikan

tersebut dalam tiga jenis, yaitu

pendidikan Islam yang berbasis

pada pondok pesentrean,

madrasah dan sekolah. Ketiga

jenis pendidikan ini diharapkan

menjadi “modal” dalam upaya

mengintegrasikan ilmu

pengetahuan sebagai suatu

paradigma didaktik metodologis.

Sebab, pengembangan keilmuan

yang integral (interdisipliner)

akan mampu manjawab kesan

dikotomis dalam lembaga

pendidikan Islam yang selama ini

berkembang.

Indonesia” Majalah Dwiwutan BPK

Penabur Jakarta, Midyawarta, No.

69/1/Thn.XII, (2000)

http://www.bpk. Penabur. or.id/

KPS. Jkt/ widya/69/69.pdt. (diakses

pada tanggal 15 Nopember 2014) 27

Karel A. Steenbrink, Pesantren

Madrasah Sekolah Pendidikan

Islam dalam Kurun Moderen (Cet.

Kedua, Jakarta: LP3ES, 1994), 12.

Page 15: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 35

ISSN 1858-3776

Perkembangan yang

mencolok pada tahun 90-an

adalah munculnya sekolah-

sekolah elite Muslim yang

dikenal sbagai “sekolah Islam”.

Sekolah - sekolah itu mulai

menyatakan dirinya secara

formal dan diakui oleh banyak

kaum

Muslim sebagai “sekolah

unggulan” atau “sekolah Islam

unggulan”. Istilah lain yang

sering digunakan untuk

menyebut sekolah-sekolah

tersebut adalah “SMU Model”

atau “Sekolah Menengah Umum

(Islam) Model”. Dapat saja

disebut, sekolah Islam al-Azhar

yang berlokasi di komplek

Masjid Agung al-Azhar di

Kebayoran Baru Jakarta, dengan

beberapa cabang seperti Cirebon,

Surabaya, Sukabumi, Serang,

Semarang dan sebagainya.

Sekolah al-Izhar di Pondok Labu

Jakarta, SMU Insan Cendekia di

Serpong dan SMU Madinah di

Parung. Selain itu, masih muncul

pula madrasah elite lain yang

juga menjadi madrasah favorit,

sebagai contoh adalah Madrasah

Ibtidaiyah Negeri (MIN) I

Malang, Jawa Timur.28 Sekolah

Dasar (SD) Muhammadiyah

Sapen, Yogyakarta yang menjadi

Sekolah Dasar bercirikan Islam

yang menjadi favorit dan menjadi

28

Azyumardi Azra, Pendidikan Islam

Tradisi dan Modernisasi Menuju

sekolah percontohan dan

mungkin masih banykah sekolah-

sekolah Islam dan Madrasah di

daerah lain yang belum

disebutkan dalam pembahasan

ini.

Dari perkembangan

sekolah-sekolah ini, pemerintah

dalam hal ini Kementerian

Agama dan para ahli pendidikan

Islam mulai percaya bahwa

kualitas pendidikan madrasah

dapat ditingkatkan, artinya

bahwa pendidikan berkualitas

yang ditawarkan madrasah akan

dapat “dibeli” oleh kalangan

orang tua Muslim. Maka

tanpaknya, kita harus berusaha

melakukan koreksi secara cepat

dan cermat tentang program-

program pendidikan pendidikan

Islam yang sedang dijalankan,

sehingga perbedaan antara

pendidikan Islam dengan

pendidikan umum dalam

konfigurasi pendidikan nasional

dapat dipersempit, artinya, secara

kualitas pendidikan Islam harus

mendapat kesempatan yang luas

dan seimbang dengan umatnya

yang besar di bumi Indonesia ini.

Apabila kita

menginginkan pendidikan Islam

dapat bersaing dengan

pendidikan lain, tentu saja

persoalan visi, misi, tujuan,

fungsi, metode, materi dan

Melenium Baru (Jakarta: Logos

Wacana Ilmu, 1999), 75-79.

Page 16: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 36

ISSN 1858-3776

kurikulum, orientasi, manajemen

dan organisasi pendidikan Islam,

harus dikoreksi, direvisi dan

bahkan direformasi secara berani,

sehingga pendidikan Islam akan

menjadi pendidikan yang

menarik minat peserta didik

tanpa mengurangi prinsip-prinsip

ajaran dari sumber pokok Islam

yaitu Qur’an dan Hadis. Apabila

persoalan tersebut dilakukan

secara baik, terencana dan

terprogram, pendidikan Islam

akan menjadi lebih solid dalam

memberdayakan umat Islam di

Indonesia dan siap menghadapi

tantangan globalisasi serta

tantangan reformasi diberbagai

bidang kehidupan berupa

demokrasi pendidikan,

membangun etos kerja,

profesionalisme, memiliki

kemampuan emosional dan

moralitas agar dapat membangun

masa depan yang lebih baik, lebih

maju, damai, adil dan lebih

sejahtera, sehingga terwujud

masyarakat baru Indonesia yang

rahmatan lil’alamin.

Dari uraian di atas,

menegaskan bahwa lembaga-

lembaga pendidikan Islam harus

mendisain model-model

pendidikan alternatif yang sesuai

dengan kebutuhan

perkembangan sekarang ini.

Muncul pertanyaan model-model

29

A. Malik Fadjar, Reorientasi

Pendidikan Islam (Jakarta: Fadjar

Dunia, 1999), 37.

pendidikan Islam yang

bagaimana? Yang diharapkan

dapat menghadapi dan menjawab

tantangan perubahan yang terjadi

dalam kehidupan masyarakat

baik sosial maupun kultural

menuju masyarakat Indonesia

baru. Untuk menjawab

pertanyaan ini, meminjam prinsip

hakekat pendidikan Islam yang

digunakan Hasim Amir, yang

mengemukakan bahwa

pendidikan Islam adalah

pendidikan yang idealistik, yakni

pendidikan yang integralistik,

humanistik, pragmatik dan

berakar pada budaya kuat.29

Tawaran Hasim Amir ini,

yang dikutip Malik Fadjar, dapat

digunakan sebagai konsep

pendidikan Islam dalam

menghadapi perubahan

masyarakat Indonesia, yaitu:

Pertama, pendidikan

integralistik, merupakan model

pendidikan yang diorientasikan

pada komponen-komponen

kehidupan yang meliputi:

Pendidikan yang berorientasi

pada Rabbaniyah (Ketuhanan),

insaniyah (kemanusiaan) dan

alamiyah (alam pada umumnya),

sebagai suatu yang integralistik

bagi perwujudan kehidupan yang

baik dan untuk mewujudkan

rahmatan lil ‘alamin, serta

pendidikan yang menggap

Page 17: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 37

ISSN 1858-3776

manusia sebagai sebuah pribadi

jasmani-rohani, intelektual,

perasaan dan individual-sosial.

Pendidikan integralistik

diharapkan dapat menghasilkan

manusia (peserta didik) yang

memiliki integritas tinggi, yang

dapat bersyukur dan menyatu

dengan kehendak Tuhannya,

menyatu dengan dirinya sendiri

sehingga tidak memiliki

kepribadian belah atau

kepribadian mendua, menyatu

dengan masyarakat sehingga

dapat menghilangkan

disintegrasi sosial, dan dapat

menyatu dengan alam sehingga

tidak membuat kerusakan, tetapi

menjaga, memlihara dan

memberdayakan serta

mengoptimalkan potensi alam

sesuai kebutuhan manusia.

Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa konsep

pendidikan Islam adalah

pendidikan yang bersumber dari

konsep Ketuhanan (Teosentris),

artinya pendidikan Islam harus

berkembang dan dikembangkan

berdasarkan teologi tersebut.

Konsep kemanusiaan, artinya

dengan konsep ini dapat

dikembangnya antropologi dan

sosiologi pendidikan Islam, dan

konsep alam dapat

dikembangkannya konsep

pendidikan kosmologi dan ketiga

konsep ini harus dikembangkan

seimbang dan integratif.

Kedua, pendidikan yang

humanistik, merupakan model

pendidikan yang berorientasi dan

memandang manusia sebagai

manusia (humanisasi), yakni

makhluk ciptaan Tuhan dengan

fitrahnya. Maka manusia sebagai

makhluk hidup, ia harus mampu

melangsungkan,

mempertahankan, dan

mengembangkan hidupnya.

Maka posisi pendidikan dapat

membangun proses humanisasi,

artinya menghargai hak-hak asasi

manusia, seperti hak untuk

berlaku dan diperlakukan dengan

adil, hak untuk menyuarakan

kebenaran, hak untuk berbuat

kasih sayang, dan lain

sebagainya. Pendidikan

humanistik, diharapkan dapat

mengembalikan peran dan fungsi

manusia yaitu mengembalikan

manusia kepada fitrahnya

sebagai sebaik-baik makhluk

(khairu ummah). Maka, manusia

“yang manusiawi” yang

dihasilkan oleh pendidikan yang

humanistik diharapkan dapat

mengembangkan dan

membentuk manusia berpikir,

berasa dan berkemauan dan

bertindak sesuai dengan nilai-

nilai luhur kemanusiaan yang

dapat mengganti sifat

individualistik, egoistik,

egosentrik dengan sifat kasih

sayang kepada sesama manusia,

sifat menghormati dan dihormati,

sifat ingin memberi dan

Page 18: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 38

ISSN 1858-3776

menerima, sifat saling menolong,

sifat ingin mencari kesamaan,

sifat menghargai hak-hak asasi

manusia, sifat menghargai

perbedaan dan sebagainya.

Ketiga, pendidikan

pragmatik adalah pendidikan

yang memandang manusia

sebagai makhluk hidup yang

selalu membutuhkan sesuatu

untuk melangsungkan,

mempertahankan dan

mengembangkan hidupnya baik

bersifat jasmani maupun rohani,

seperti berpikir, merasa,

aktualisasi diri, keadilan, dan

kebutuhan spritual ilahiyah.

Dengan demikian, model

pendidikan dengan pendekatan

pragmatik diharapkan dapat

mencetak manusia pragmatik

yang sadar akan kebutuhan-

kebutuhan hidupnya, peka

terhadap masalah-masalah sosial

kemanausiaan dan dapat

membedakan manusia dari

kondisi dan siatuasi yang tidak

manusiawi.

Keempat, pendidikan

yang berakar pada budaya, yaitu

pendidikan yang tidak

meninggalkan akar-akar sejarah,

baik sejarah kemanusiaan pada

umumnya maupun sejarah

kebudayaan suatu bangsa,

kelompok etnis, atau suatu

masyarakat tertentu. Maka

30

A. Malik Fadjar, Reorientasi

Pendidikan Islam (Jakarta: Fadjar

Dunia, 1999), 37-39.

dengan model pendidikan yang

berakar pada budaya, diharapkan

dapat membentuk manusia yang

mempunyai kepribadian, harga

diri, percaya pada diri sendiri,

dan membangun peradaban

berdasarkan budaya sendiri yang

akan menjadi warisan

monumental dari nenek

moyangnya dan bukan budaya

bangsa lain (A. Malik

Fadjar,1999:37-39).30 Tetapi

dalam hal ini bukan berarti kita

menjadi orang yang anti

kemodernan, perubahan,

reformasi dan menolak begitu

saja arus transformasi budaya

dari luar tanpa melakukan seleksi

dan alasan yang kuat.

F. Kesimpulan

Berbagai macam model

pembaharuan pendidikan Islam

yang terus diupayakan adalah

untuk membangun paradigma

pendidikan Islam dalam

menghadapi perkembangan

perubahan zaman modern dan

memasuki masyarakat madani

Indonesia. Kecenderungan

perkembangan semacam ini,

dalam upaya mengantisipasi

perubahan zaman dan merupakan

hal yang wajar-wajar saja. Sebab

kondisi masyarakat sekarang ini

lebih bersifat praktis-pragmatis

dalam hal aspirasi dan harapan

Page 19: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 39

ISSN 1858-3776

terhadap pendidikan, sehingga

pendidikan tidak statis atau hanya

berjalan di tempat dalam menatap

persoalan-persoalan yang

dihadapi pada era masyarakat

modern, post masyarakat modern

dan masyarakat global.

Dengan demikian, apapun

model pendidikan Islam yang

ditawarkan dalam masyarakat

Indonesia, pada dasarnya harus

berfungsi untuk memberikan

kaitan antara peserta didik

dengan nilai-nilai ilahiyah,

pengetahuan dan keterampilan,

nilai-nilai demokrasi, masyarakat

dan lingkungan sosiokulturalnya

yang terus berubah dengan cepat,

sebab pada saat yang sama

pendidikan secara sadar juga

digunakan sebagai instrumen

untuk perubahan dalam sistem

politik, ekonomi secara

keseluruhan.

Referensi

Azra, Azyumardi. Pendidikan

Islam Tradisi dan

Modernisasi Menuju

Melenium Baru. Jakarta :

Logo Macana Ilmu, 1999.

Fadjar, A. Malik. Reorientasi

Pendidikan Islam. Jakarta:

Fajar Dunia, 1999.

Maarif, A.Syafii.“Keutuhan dan

Kebersamaan dalam

Pengelolaan Pendidikan

Sebagai Wahana

Pendidikan

Muhammadiyah”, makalah

disampaikan pada

Rakernas Pendidikan

Muhammadiyah, di

Pondok Gede, Jakarta.

1996.

Muhaimin, Yahya [Menteri

Pendidikan Nasional],

2000, “Reformasi

Pendidikan Nasional

Menuju Indonesia”,

Majalah Dwiwutan BPK

Penabur Jakarta,

Midyawarta, No.

69/Thn.XII, From:

http://www.bpk. Penabur.

or.id/ KPS. Jkt/

widya/69/69.pdt.

Steenbrink, Karel A. Pesantren

Madrasah Sekolah

Pendidikan Islam dalam

Kurun Modern. Cet.

Kedua, Jakarta: LP3ES,

1994.

Asrohah, Harun. Sejarah

Pendidikan Islam. Jakarta:

PT. Logos Wacana Ilmu,

1999.

Lubis, Ridhwan. Perspektif

Pembaharuan Pemikiran

Islam. Medan: Pustaka

Widyasarana, 1994.

Nasution, Harun. Pembaharuan

dalam Islam. Jakarta:

Bulan Bintang, 1982.

Syalabi, Ahmad. Mausuah Al-

Tarikh Al-Islami wa Al-

Hadarat Al-Islamiyah, Juz

Page 20: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 40

ISSN 1858-3776

V, Kairo: Maktabah Al-

Nahdat.

Zuhairini dkk. Sejarah

Pendidikan Islam. Jakarta:

Bumi Aksara, 1995.

Islamic Occasion. “Prophet

Muhammad and

Education” Online Article

about Importance

Education in Islam”

(February 2010)

http://www.ezsoftech.com/

stories/prophet.muhammad

1.asp (diakses pada tanggal

12 desember 2014).

Gazpo. “Education in Islamic

History” Online Article

about Lost Islamic History

(December 2014)

http://lostislamichistory.co

m/education/ (diakses pada

tanggal 12 Desember

2014).

Bradley, “History of Islamic

Education, Aims and

Objectives of Islamic

Education” Online Article

about History of Islamic

Education (2014)

http://education.stateuniver

sity.com/pages/2133/Islam

.html (diakses pada tanggal

12 Desember 2014).

Wani, Zahid Ashraf. “ The

Islamic Era and Its

Importance to Knowledge

and the Development of

Libraries” Online Journal

of Library Philosophy and

Practice (April 2012)

http://digitalcommons.unl.

edu/libphilprac/718/

(diakses pada tanggal 12

Desember 2012).

Baraz, Yevgenia. “Islamic

Modernism: Responses to

Western Modernization in the

Middle East” Online Article

about History of Islamic

Modernism (2010)

http://www.studentpulse.com

/articles/248/islamic-

modernism-responses-to-

western-modernization-in-

the-middle-east (diakses

pada tanggal 13 Desember

2014).

Kazmi, Yedullah. “Instructional

Technology and Islamic

Education” Journal of

Islamic Studies Vol.45

No.4 (2006)

http://www.jstor.org/disco

ver/10.2307/20839039?sid

=21104980168511&uid=2

&uid=3738224&uid=4

(diakses pada tanggal 13

Desember 2014).

Kersten, Carool. “Islam, Cultural

Hybridity and

Cosmopolitanism: New

Muslim Intellectuals on

Globalization” Online

Journal of International

and Global Studies (2012)

http://www.lindenwood.ed

u/jigs/docs/volume1Issue1/

Page 21: MODEL-MODEL PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Jefri …

Jurnal MUQADDIMAH, Vol. 14 No. 3, September – Desember 2018 | 41

ISSN 1858-3776

essays/89-113.pdf (diakses

pada tanggal 13 Desember

2014).

Siegel, Harvey. “Philosophy of

Education” Online Journal

of Stanford Philosophy

(August 2013)

http://plato.stanford.edu/en

tries/education-philosophy/

(diakses pada tanggal 14

Agustus 2014).

Dazzleman. “Is science and

Religion a False

Dichotomy?” Online

Article About Dichotomy

(2006)

http://uselectionatlas.org/F

ORUM/index.php?topic=3

6791.0;wap2 (diakses pada

tanggal 15 Desember

2014).

Brill, Koninklijke. “Mu’tazila”

Online Article about

Muslim Philosophy (2009)

http://www.muslimphiloso

phy.com/ei2/mu-tazila.htm

(diakses pada tanggal 15

Desember 2014).

Gazpo, “The Mongol Invasion and

the Destruction of Baghdad”

Online Article about Lost

Islamic History (December

2014)

http://lostislamichistory.com/

mongols/ (diakses pada

tanggal 12 Desember 2014).