modalitas.docx

25
DAFTAR ISI Daftar Isi……………………………………………………………… 1 BAB I DASAR TEORI ……………………………………………… 2 BAB II HASIL PENGAMATAN …………………………………… 5 BAB III PEMBAHASAN …………………………………………… 13 BAB IV KESIMPULAN …………………………………………….. 17 BAB V DAFTAR PUSTAKA ……………………………………….. 18 1

Upload: alifah-nur-jannah

Post on 05-Dec-2014

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODALITAS.docx

DAFTAR ISI

Daftar Isi……………………………………………………………… 1

BAB I DASAR TEORI ……………………………………………… 2

BAB II HASIL PENGAMATAN …………………………………… 5

BAB III PEMBAHASAN …………………………………………… 13

BAB IV KESIMPULAN …………………………………………….. 17

BAB V DAFTAR PUSTAKA ……………………………………….. 18

1

Page 2: MODALITAS.docx

BAB II

DASAR TEORI

1.1 Modalitas Rasa di Rongga Mulut

Indra pengecap adalah organ penting pada manusia yang membuat

manusia memilih makanan yang sesuai dengan keinginannya dan kebutuhan

jaringan, selain itu dapat juga berfungsi untuk menghindari tubuh dari substansi

beracun. Beberapa faktor dapat mempengaruhi rasa, antara lain :

1) Sistem indera seperti penglihatan, pembau, dan pendengar

2) Makanan: tekstur makanan, suhu, kandungan bahan-bahan, kandungan air

dan udara dalam makanan.

Pengecapan merupakan fungsi utama dari tasted bud di dalam rongga

mulut. Reseptor perasa/taste buds ditemukan pada papila lidah (papila

sircumvalata, fungiformis, foliata, dan viliformis). Taste buds adalah struktur

kecil yang terdapat pada permukaan lidah, palatum, epiglotis, laring, dan faring.

Di sekitar dari sel perasa terdapat empat rangsang rasa primer, bila substansi rasa

berada dalam konsentrasi rendah, tetapi pada konsentrasi tinggi, sebagian besar

tasted bud dapat dirangsang oleh dua, tiga, atau empat rangsang kecap primer dan

juga oleh beberapa rangsang kecap lain (non-primer). Sel-sel pengecap terus

menerus digantikan melalui pembelahan mitosis dari sel-sel epitel di sekitarnya.

Ketahanan (umur) setiap sel pengecap ini sekitar 10 hari.

Hingga saat ini terdapat lima macam rasa yang dapat dikenali, yaitu:

1) Asin, terletak di ujung lidah.

Rasa asin dibentuk oleh garam-garam yang terionisasi. Kualitas rasanya

berbeda-beda antara garam yang satu dengan yang lain karena garam juga

membentuk sensasi rasa lain selain rasa asin.

2) Manis, terletak di ujung lidah.

Rasa manis tidak dibentuk atas satu golongan kelas substansi kimia saja.

Beberapa tipe substansi kimia yang menyebabkan rasa ini mencakup gula,

2

Page 3: MODALITAS.docx

glikol, alcohoaldehid, keton, amida, ester, asam amino, beberapa protein

kecil, asam sulfonat, asam halogenasi dan garam-garam dari timah dan

berilium. Perubahan yang sangat kecil pada radikal sederhana, seringkali

dapat mengubah substansi manis menjadi pahit.

3) Asam, terletak pada dua pertiga bagian samping lidah.

Rasa asam disebabkan oleh asam.Intensitas dari snesai rasai ini hampir

sebanding dengan logaritma dari konsentrasi ion hidrogen, makin asam suatu

asam makin kuat sensasi yang terbentuk.

4) Pahit, terletak pada bagian posterior lidah dan palatum molle.

Rasa pahit tidak hanya dibentuk oleh satu tipe substansi kimia, tetapi

substansi rasa pahit hampir seluruhnya bentuk oleh substansi organik. Dua

golongan substansi tertentu yang cenderung menimbulkan rasa pahit adalah

(a) substansi rasa organik rantai panjang yang mengandung nitrogen dan (b)

alkaloid, seperti kina, kafein, striknin, dan nikotin.

5) Umami, terletak di ujung lidah.

Rasa umami adalah rasa yang diperoleh karena rangsangan pada reseptor

metabotropic glutamate receptor (mGluR4) yang sensitif terhadap

monosodium glutamate (MSG). Monosodium glutamate umumnya

ditambahkan pada makanan untuk menguatkan rasa.

Berdasarkan penelitian bersifat psikofisiologik adan neurofisiologik, saat

ini telah mengenali sedikitnya 13 macam reseptor kimia yang mungkin terdapat

pada sel-sel pengecap, yaitu sebagai berikut: 2 reseptor natrium, 2 reseptor

kalium, 1 reseptor klorida, 1 reseptor adenosine, 1 reseptor ionosin, 2 reseptor

manis, 2 reseptor pahit, 1 reseptor glutamate, dan 1 reseptor ion hidrogen.

1.2 Sensasi di Rongga Mulut

Sel reseptor pengecapan adalah kemoreseptor yang berespon terhadap

bahan-bahan yang larut dalam cairan mulut yang membasahi reseptor-reseptor

tersebut. Reseptor pengecap (sekunder) dikumpulkan bersama pada taste bud,

terutama pada lidah dan palatum. Bahan-bahan ini bekerja pada mikrofili yang

3

Page 4: MODALITAS.docx

ada di pori-pori pengecap untuk mencetuskan potensial generator di sel reseptor

yang menimbulkan potensial aksi di neuron sensorik.

Serat-serat saraf sensorik dari papil-papil pengecap di dua pertiga anterior

lidah berjalan dengan cabang korda timpani, nervus fasialis, dan serat-serat saraf

dari sepertiga posterior lidah mencapai batang otak melalui saraf glossofaringeus.

Nukleus traktus solitarius untuk dapat menyatu ke dalam medula oblongata harus

bergabung dengan kedua sarafnya. Disana mereka bersinap dengan neuron-neuron

ordo kedua yang aksonnya melintasi garis tengah dan bertemu dengan lemnikus

medialis, berakhir di nukleus-nukleus pemancar sensorik spesifik pada talamus

bersama serat untuk sensasi sentuh nyeri dan suhu. Impuls dipancarkan dari sini

ke daerah proyeksi pengecapan di korteks serebrum di kaki girus pasca sentralis

yang melayani sensasi kulit dan wajah.

Impuls pengecapan melintasi saraf otak ketujuh, kesembilan dan

kesepuluh menuju otak, tempat mereka berakhir di dalam traktus solitarius.

Isyarat mula-mula ke talamus dan kemudian ke area operkulum-insulaparietal

korteks serebri. Area ini terletak pada pinggir lateral girus postsentralis dalam

fisura Sylvii yang erat berhubungan dengan atau bertindihan dengan daerah lidah

area somatik 1.

Terdapat banyak variasi dalam distribusi keempat papil pengecap dasar

pada berbagai spesies dan dalam suatu spesies tertentu antar individu. Pengecapan

memperlihatkan after-reaction dan fenomena kontras yang serupa dalam beberapa

hal dalam after-image dan kontras penglihatan. Sebagian adalah tipuan kimia,

tetapi sebagian lain mungkin benar-benar merupakan fenomena sentral.

4

Page 5: MODALITAS.docx

BAB II

HASIL PENGAMATAN

A. Pertanyaan dan Jawaban

1) Bagian mulut dan wajah yang mana yang lebih sensitive terhadap

pengenalan bentuk benda?

Bagian mulut dan wajah yang paling sensitive terhadap pengenalan

bentuk adalah lidah dan palatum

2) Bagian mulut dan wajah yang mana yang lebih sensitive mengenali jarak

antar dua titik? Jelaskan mengapa!

Bagian mulut yang lebih sensitive mengenali jarak antar dua titik

adalah pada bagian ujung lidah, dorsal lidah, posterior lidah dan palatum. Hal

ini dapat dijelaskan bahwa terdapat banyak serat-serat saraf pada papil-papil

pengecap pada bagian lidah, sehingga lidah sangat sensitive untuk mengenali

jarak antar dua titik. Sedangkan pada bagian wajah yang lebih sensitive

mengenali jarak antar dua titik adalah cuping telinga. Pada cuping telinga

ditemukan serat-serat saraf yang sensitive terhadap adanya sensasi

dibandingkan dengan bagian wajah lainnya, sehingga cuping telinga lebih

sensitive mengenali jarak antar dua titik.

3) Bagian lidah yang mana yang lebih sensitive terhadap suhu? Jelaskan

mengapa!

Sensitivitas taste buds pada indera pengecap yakni lidah dipengaruhi

suhu makanan yang kurang dari 20o C maupun yang lebih dari 30o C. Suhu

yang terlalu panas akan merusak sel-sel pada taste buds, namun keadaan ini

akan cenderung berlangsung cepat karena sel yang rusak akan segera

diperbaiki. Suhu yang terlalu dingin juga dapat membius lidah sehingga

sensitivitas lidah akan berkurang.

4) Bagian lidah yang mana yang lebih sensitive terhadap nyeri? Jelaskan

mengapa?

5

Page 6: MODALITAS.docx

Bagian lidah yang lebih sensitive terhadap nyeri adalah pada bagian

anterior lidah. Serat-serat sensorik dari papil-papil pengecap di dua pertiga

anterior lidah berjalan ke batang otak dan bersinaps dengan neuron-neuron

ordo kedua yang aksonnya melintasi garis tengah dan bertemu dengan

lemnikus medialis, berakhir di nukleus-nukleus pemancar sensorik spesifik

pada thalamus sehingga memberikan sensasi nyeri.

5) Apakah percobaan anda sesuai dengan teori yang anda peroleh?

Ya.

6) Bagian lidah mana yang lebih sensitive terhadap rasa manis, asin, pahit,

asam dan umami?

Bagian lidah yang sensitive terhadap rasa manis adalah bagian anterior

lidah, hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa sel pengecap rasa

manis berada di ujung lidah. Bagian lidah yang sensitive terhadap rasa asin

adalah bagian ujung lidah, hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan

bahwa sel pengecap rasa asin berada di ujung lidah. Bagian lidah yang

sensitive terhadap rasa pahit adalah bagian posterior lidah, hal ini sesuai

dengan teori yang menyebutkan bahwa sel pengecap rasa pahit berada di

bagian posterior lidah. Bagian lidah yang sensitive terhadap rasa asam adalah

bagian lateral lidah, hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa sel

pengecap rasa asam berada di dua pertiga bagian samping lidah. Bagian lidah

yang sensitive terhadap rasa umami adalah bagian anterior lidah, hal ini juga

sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa sel pengecap rasa umami

berada di ujung lidah.

7) Mengapa perlu dilakukan tes vitalitas gigi?

Tes vitalitas merupakan suatu hal yang penting untuk memastikan

terdapat suatu keadaan nekrosis pada sekitar daerah pulpa atau jaringan

sekitarnya dan juga untuk melakukan diagnosa. Salah satu tes untuk

mengetahui vitalitas gigi, dilakukan dengan CE. Stimulus dingin dilakukan

dengan membasahi kapas dengan ethyl chloride dan diaplikasikan pada gigi.

Jika terdapat respon positif, maka dapat diasumsikan bahwa suplai saraf

masih utuh. Kadang-kadang gigi non-vital dapat memberikan respon positif.

6

Page 7: MODALITAS.docx

Hal ini kemungkinan disebabkan stimulus mengalir melalui dentin ke

membran periodontal. Akan tetapi, respon ini biasanya lambat sedangkan

respon gigi yang masih vital lebih cepat. Dari uraian di atas, dijelaskan bahwa

apabila gigi memberi respon positif, gigi tersebut masih memperolah suplai

saraf. Tahapan-tahapan ini memang suatu standar prosedur yang sudah jadi

hal wajib untuk dilakukan demi tercapainya diagnosa yang tepat.

Tes Palpasi

Cara: Menggunakan ujung jari dengan sentuhan atau tekanan yang

ringan untuk mengetahui konsistensi jaringan dibawah ujung jari.

Fungsi: mengecek ada atau tidaknya oedema/pembengkakan atau

fluktuasi/pergerakan jaringan, mengecek ada atau tidaknya kelainan

periapikal, dan mengetahui ada atau tidaknya limfadenopati

Tes Perkusi

Cara: Menggunakan ujung tangkai kaca mulut atau sonde dengan

mengetukkan ke mahkota.

Fungsi: Mengetahui ada atau tidaknya periodontitis dan inflamasi

periapikal, biasanya pasien akan merasakan sakit atau tidak atau

sensasi ngilu. Bila positif sakit, maka memang adanya kelainan pada

jaringan di sekitarnya.

Tes Sondasi

Cara: Menggunakan ujung sonde yang tajam dengan menggoreskan di

dasar kavitas.

Fungsi: Tes vitalitas gigi, cek kedalaman karies, dan cek ada atau

tidaknya perforasi pulpa. Bila ada, biasanya pasien akan kesakitan

Dengan minimal 3 jenis tes ini, akan dapat diketahui sejauh mana vitalitas

gigi bisa ditentukan.

8) Untuk apa tes perkusi dan palpasi dilakukan?

Tes perkusi dan palpasi dilakukan untuk mengetahui vitalitas dari gigi.

Tes perkusi dilakukan untuk mengevaluasi status peridonsium di sekitar gigi.

Sedangkan palpasi sendiri dilakukan untuk memeriksa konsistensi jaringan

7

Page 8: MODALITAS.docx

dan respon rasa sakit khususnya untuk penentuan treatment, melihat lokasi

dan intensitas rasa sakit, melihat adanya lokasi adenopati dan krepitus tulang.

B. Data Percobaan

2.1 Pengenalan Bentuk Berbagai Benda di Rongga Mulut dan Area Wajah

Orang coba pengenalan waktubentuk ukuran

PerempuanKotak 0,5 cm 17,6 sekonElips Lebar : 0,5 cm 9,26 sekon

Panjang : 1 cmSegitiga 1 cm untuk tiap

sisi11,00 sekon

2.2 Two Point Discrimination di Rongga Mulut dan Area Wajah

Orang coba

Bagian diuji Jarak kedua titik jangka1 cm 2 cm 3 cm 4 cm

Perempuan Lidah ujung depan V V V VLidah samping kiri dan kanan - - V VLidah dorsal/atas setengah antero-post

- - - V

Post. Lidah - - V VPalatum - - - VMukosa pipi V V V VGusi - - - VBibir atas V V V VBibir bawah - - V VLeher V V V VDahi V V V VHidung V V V VCuping telinga - V V VPipi kiri dan kanan V V V Vdagu V V V V

2.3 Pengenalan Suhu di Rongga Mulut dan Area Wajah

8

Page 9: MODALITAS.docx

Orang coba Bagian diuji Yang dirasakan pada suhu50C (dingin) 800C(panas)

Perempuan Lidah ujung depan + ++Lidah samping kiri dan kanan

+ +

Post. Lidah +++ ++Palatum + +Mukosa pipi + +Gusi + +Bibir atas ++ +Bibir bawah - +Leher + +Dahi + +Hidung - -Cuping telinga - +Pipi + +Dagu ++ +

2.4 Persepsi rasa pada beberapa bagian lidah

Orang coba

Bagian diuji

Yang dirasakan dengan perlakuanAir

garamGula Umami Air cuka Kina

Perempuan 1 +++ +++ +++ +++ +++2 + ++ ++ +++ ++3 + ++ ++ +++ ++4 +++ ++ +++ + +++5 + + + + +6 + + + + +7 + + + + +8 + + + + +

Keterangan :

+++ : sangat sensitif

++ : sedang

+ : kurang sensitif

2.5 Rasa Nyeri Pada Jaringan Rongga Mulut dan Area Wajah

A. Rangsangan Tekanan

9

Page 10: MODALITAS.docx

Bagian 1 mm 2 mm 3 mm 4 mm

Lidah dorsal/atas setengah antero-post

- V V V

Mukosa pipi - - V V

Gusi bagian anterior V V V V

Pipi kanan - - - V

Bibir atas - - V V

Dahi dan leher - - V V

B. Rangsangan Panas

Daerah Lidah

Suhu

60o C 70o C 80o C 90o C

Panas Ngilu Panas Ngilu pada

Panas Ngilu pada

Panas Ngilu pada

1 - - - - V 5’’ V 3’’

2 V - V 7’’ V 3’’ V 2’’

3 V - V 7’’ V 4’’ V 2’’

4 V - V 5’’ V 1’’ V 1’’

5 V - V 3’’ V 2’’ V 1’’

6 V - V 3’’ V 3’’ V 2’’

7 V - V 2’’ V 1’’ V 1’’

8 V - V 3’’ V 2’’ V 1’’

C. Rangsangan Dingin

Daerah Lidah

Waktu pada Suhu

0o C 5o C 10o C 20o C

1 4’’ 3’’ 6’’ 1’’

2 18’’ 5’’ 8’’ 14’’

3 6’’ 2’’ 3’’ 3’’

4 2’’ 1’’ 1’’ 3’’

5 6’’ 3’’ 5’’ 14’’

10

Page 11: MODALITAS.docx

6 4’’ 5’’ 3’’ 2’’

7 4’’ 2’’ 5’’ 2’’

8 11’’ 6’’ 2’’ 3’’

2.6 Pemeriksaan Vitalitas Gigi

A. Test Vitalitas Gigi dengan Suhu Dingin

Jenis KelaminOrang coba

Gigi yang diuji Respon

Perempuan

41Ngilu secara langsung

ketika dioles

46 Terasa dingim

B. Test Vitalitas Gigi dengan Suhu Panas

Jenis Kelamin Orang coba

Gigi yang

diuji

Air Panas Air Suhu Kamar Guttap percha

I II III I II III I II III

Perempuan

41Pana

s Hanga

t

Agak hanga

t

Agak dingi

n

Agak dingi

n

Agak dingi

nPanas Panas Panas

46

Tidak

terasa

Tidak terasa

Tidak terasa

Tidak terasa

Tidak terasa

Agak dingi

n

Hangat

Hangat

hangat

C. Test Vitalitas Gigi dengan Tekan

Jenis Kelamin

Orang coba

Gigi yang diuji

Percobaan ke -

I II III

Perempuan

41Normal Normal Sedikit ngilu

46Normal Normal Normal

11

Page 12: MODALITAS.docx

D. Test Perkusi Gigi dan Palpasi

Jenis Kelamin

Orang cobaGerakan

Percobaan ke -

I II III

Perempuan

Perkusi 41Normal Normal Normal

Palpasi gusiNormal Normal Normal

12

Page 13: MODALITAS.docx

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengenalan Bentuk Berbagai Benda di Rongga Mulut dan Area Wajah

Pada percobaan pengenalan bentuk berbagai benda di rongga mulut dan area wajah, digunakan 3 macam benda dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Pada benda pertama yaitu kotak dengan ukuran sisi 0,5 cm, orang coba dapat mengenali dengan benar selama 17,6 detik. Kemudian pada benda kedua yaitu berbentuk elips dengan bagian yang pendek 0,5 cm dan yang panjang 1 cm, orang coba dapat mengenalinya dengan benar selama 9,26 detik dan pada benda ketiga yang berbentuk segitiga dengan ukuran 1 cm tiap sisinya, orang coba dapat mengenalinya selama 11 detik.

3.2 Two Point Discrimination di Rongga Mulut dan Area Wajah

Pada percobaan two point discrimination, pada bagian lidah bagian depan,mukosa pipi, bibir atas,leher,dahi,hidung,pipi kiri dan kanan serta dagu, orang coba dapat mengenali dua titik pada jarak 1 mm. Sedangkan pada bagian cuping telinga, orang coba dapat mengenali dua titik pada jarak 2 mm. Dan pada bagian posterior lidah ,lidah bagian kiri dan kanan dan bibir bawah, orang coba dapat megenali dua titik pada jarak 3 mm dan pada bagian lidah dorsal, palatum,dan gusi, orang coba dapat mengenali 2 titik pada jarak 4mm sehingga dapat disimpulkan bagian yang mengalami paling two point discrimination adalah bagian lidah dorsal, palatum,dan gusi.

3.3 Pengenalan Suhu di Rongga Mulut dan Area Wajah

Pada percobaan pengenalan suhu di rongga mulut dan area wajah, bagian yang paling sensitif terhadap suhu dingin adalah bagian lidah ujung posterior. Kemudian dilanjutkan pada bagian dagu dan bibir atas. Namun pada daerah bibir bawah,hidung dan cuping telinga kurang sensitif terhadap suhu dingin. Sedangkan bagian yang paling sensitif terhadap suhu panas adalah lidah ujung posterior dan anterior dimana bagian yang paling tidak sensitif adalah bagian hidung.

3.4 Persepsi rasa pada beberapa bagian lidah

13

Page 14: MODALITAS.docx

Pada percobaan persepsi rasa pada beberapa bagian lidah, dilakukan percobaan pada 8 bagian dari lidah yang berbeda. Dari percobaan yang dilakukan, bagian lidah yang paling sensitif terhadap rasa air garam, gula, umamai, cuka dan kina adalah bagian nomor 1 yaitu ujung lidah. Kemudian bagian nomor 4 atau pangkal lidah juga sangat sensitif terhadap rasa garam, gula, umami dan kina tetapi kurang sensitif terhadap rasa cuka. Sedangkan bagian nomor 2 dan 3 yaitu ujung kanan dan kiri lidah sangat sensitif terhad rasa cuka. Dan untuk bagian nomor 5,6,7,dan 8 hanya sedikit sensitif terhadap rasa air garam, gula, umamai, cuka dan kina.

3.5 Rasa Nyeri Pada Jaringan Rongga Mulut dan Area Wajah

A. Rangsangan TekananPada percobaan rasa nyeri pada jaringan rongga mulut dan area

wajah dengan rangsangan tekanan, didapatkan hasil bahwa bagian gusi bagian anterior sudah terasa nyeri saat di tekan pada kedalaman 1 mm. Untuk bagian dorsal lidah mulai terasa nyeri saat di tekan dengan kedalaman 2 mm. Kemudian pada bagian mukosa pipi kanan dan kiri,bibir atas,bagian dahi dan leher , mulai terasa nyeri saat di tekan dengan kedalaman 3 mm. Sedangkan untuk pipi kanan, mulai terasa nyeri saat di tekan dengan kedalaman 4 mm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bagian yang paling sensitif terhadap rasa nyeri saat di tekan adalah gusi bagian anterior dan bagian yang kurang sensitif adalah pipi kanan.

B. Rangsangan Panas

Pada percobaan rasa nyeri pada jaringan rongga mulut dan area wajah dengan rangsangan panas, didapatkan bahwa bagian ke 1 dari lidah atau bagian ujung lidah, pada suhu 60o C dan 70oC tidak merasakan adanya rangsangan panas, sedangkan pada bagian lidah yang lain merasakan rangsangan panas. Untuk suhu 60oC, tidak dirasakan adanya rasa ngilu pada ke 8 bagian lidah namun pada suhu 70oC,80 oC dan 90 oC dirasakan adanya ngilu dengan waktu kemunculan yang berbeda-beda. Dimana waktu kemunculan pada suhu 70 oC berkisar antara 2-7 detik, pada suhu 80 oC berkisar antara 1-5 detik dan pada suhu 90 oC berkisar antara 1-3 detik.

C. Rangsangan Dingin

14

Page 15: MODALITAS.docx

Pada percobaan rasa nyeri pada jaringan rongga mulut dan area wajah dengan rangsangan dingin, didapatkan bahwa pada seluruh bagian lidah yang diuji terasa dingin dan ngilu dimana waktu kemunculan ngilu tersebut berbeda antara satu dengan lainnya. Pada suhu 0 oC, kemunculan rasa nyeri berkisar antara 2-18 detik. Pada suhu 5 oC, kemunculan rasa nyeri berkisar antara1-6 detik. Kemudian pada suhu 10 oC, kemunculan rasa nyeri berkisar antara1-8 detik dan pada suhu 20 oC, kemunculan rasa nyeri berkisar antara 1- 14 detik.

3.6 Pemeriksaan Vitalitas Gigi

A. Test Vitalitas Gigi dengan Suhu Dingin

Pada pemeriksaan uji vitalitas gigi dengan suhu dingin, didapatkan hasil bahwa saat dioles dengan etyl chloride, gigi insisivus pertama kanan bawah terasa ngilu secara langsung dan pada gigi molar pertama kanan bawah hanya terasa dingin.

B. Test Vitalitas Gigi dengan Suhu Panas

Pada pemeriksaan uji vitalitas gigi dengan suhu panas, didapatkan bahwa saat disemprot dengan air panas gigi insisivus pertama terasa panas dan agak dingin saat di semprot dengan air suhu kamar. Sedangkan pada gigi molar pertama, saat disemprot dengan air panas dan air dingin tidak dirasakan apapun. Pada saat gigi insisivus pertama kanan bawah ditempel dengan guttap percha yang dilewatkan api, gigi terasa panas. Dan pada gigi molar pertama terasa hangat.

C. Test Vitalitas Gigi dengan Tekan

Pada saat percobaan vitalitas gigi dengan ditekan, gigi insisivus dam molar pertama tidak dirasakan apapun atau dengan kata lain normal. Namun, pada percobaan ketiga, pada gigi insisivus pertama dirasakan sedikit ngilu.

D. Test Perkusi Gigi dan Palpasi

15

Page 16: MODALITAS.docx

Pada test perkusi dan palpasi gigi insisivus, didapatkan bahwa gigi dalam keadaan normal sehingga tidak dirasakan respon apapun.

16

Page 17: MODALITAS.docx

BAB IV

KESIMPULAN

1. Rongga mulut dan area wajah dapat mengenali suatu benda dengan

bentuk dan ukuran yang berbeda

2. Bagian –bagian di rongga mulut dan area wajah dapat mengenali

suhu panas dan dingin dengan persepsi yang berbeda pada tiap

bagiannya

3. Beberapa bagian lidah dapat mengenali berbagai rasa dengan tingkat

kepekaan atau kesensitifitasan yang berbeda

4. Beberapa bagian di rongga mulut dan area wajah dapat merasakan

rasa nyeri dengan tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap

rangsangan –rangsangan seperti tekan ,suhu panas dan suhu dingin

5. Terdapat beberapa cara untuk menguji kevitalitasan gigi dengan

berbagai respon yang berbeda-beda juga.

17

Page 18: MODALITAS.docx

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Laboratorium Fakultas Psikologi Universita Ahmad Dahlan . 1997 . Buku Pedoman Praktikun Psikologi Faal II .Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Evelyn , C.Pearce . 2000 . Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta : PT. Gramedia

Guyton and Hall . 1997 . Fisiologi Kedokteran I . Jakarta : CV. EGC

Yayat Ibayati , Dra.Melani Kurniasih , Spd dan Bagad Sudjadi, m.ED , Drs . 200 . Prestasi Biologi 2 . bandung : Ganesha Exact

18