modalitas.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/1.jpg)
DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………………………………………… 1
BAB I DASAR TEORI ……………………………………………… 2
BAB II HASIL PENGAMATAN …………………………………… 5
BAB III PEMBAHASAN …………………………………………… 13
BAB IV KESIMPULAN …………………………………………….. 17
BAB V DAFTAR PUSTAKA ……………………………………….. 18
1
![Page 2: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB II
DASAR TEORI
1.1 Modalitas Rasa di Rongga Mulut
Indra pengecap adalah organ penting pada manusia yang membuat
manusia memilih makanan yang sesuai dengan keinginannya dan kebutuhan
jaringan, selain itu dapat juga berfungsi untuk menghindari tubuh dari substansi
beracun. Beberapa faktor dapat mempengaruhi rasa, antara lain :
1) Sistem indera seperti penglihatan, pembau, dan pendengar
2) Makanan: tekstur makanan, suhu, kandungan bahan-bahan, kandungan air
dan udara dalam makanan.
Pengecapan merupakan fungsi utama dari tasted bud di dalam rongga
mulut. Reseptor perasa/taste buds ditemukan pada papila lidah (papila
sircumvalata, fungiformis, foliata, dan viliformis). Taste buds adalah struktur
kecil yang terdapat pada permukaan lidah, palatum, epiglotis, laring, dan faring.
Di sekitar dari sel perasa terdapat empat rangsang rasa primer, bila substansi rasa
berada dalam konsentrasi rendah, tetapi pada konsentrasi tinggi, sebagian besar
tasted bud dapat dirangsang oleh dua, tiga, atau empat rangsang kecap primer dan
juga oleh beberapa rangsang kecap lain (non-primer). Sel-sel pengecap terus
menerus digantikan melalui pembelahan mitosis dari sel-sel epitel di sekitarnya.
Ketahanan (umur) setiap sel pengecap ini sekitar 10 hari.
Hingga saat ini terdapat lima macam rasa yang dapat dikenali, yaitu:
1) Asin, terletak di ujung lidah.
Rasa asin dibentuk oleh garam-garam yang terionisasi. Kualitas rasanya
berbeda-beda antara garam yang satu dengan yang lain karena garam juga
membentuk sensasi rasa lain selain rasa asin.
2) Manis, terletak di ujung lidah.
Rasa manis tidak dibentuk atas satu golongan kelas substansi kimia saja.
Beberapa tipe substansi kimia yang menyebabkan rasa ini mencakup gula,
2
![Page 3: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/3.jpg)
glikol, alcohoaldehid, keton, amida, ester, asam amino, beberapa protein
kecil, asam sulfonat, asam halogenasi dan garam-garam dari timah dan
berilium. Perubahan yang sangat kecil pada radikal sederhana, seringkali
dapat mengubah substansi manis menjadi pahit.
3) Asam, terletak pada dua pertiga bagian samping lidah.
Rasa asam disebabkan oleh asam.Intensitas dari snesai rasai ini hampir
sebanding dengan logaritma dari konsentrasi ion hidrogen, makin asam suatu
asam makin kuat sensasi yang terbentuk.
4) Pahit, terletak pada bagian posterior lidah dan palatum molle.
Rasa pahit tidak hanya dibentuk oleh satu tipe substansi kimia, tetapi
substansi rasa pahit hampir seluruhnya bentuk oleh substansi organik. Dua
golongan substansi tertentu yang cenderung menimbulkan rasa pahit adalah
(a) substansi rasa organik rantai panjang yang mengandung nitrogen dan (b)
alkaloid, seperti kina, kafein, striknin, dan nikotin.
5) Umami, terletak di ujung lidah.
Rasa umami adalah rasa yang diperoleh karena rangsangan pada reseptor
metabotropic glutamate receptor (mGluR4) yang sensitif terhadap
monosodium glutamate (MSG). Monosodium glutamate umumnya
ditambahkan pada makanan untuk menguatkan rasa.
Berdasarkan penelitian bersifat psikofisiologik adan neurofisiologik, saat
ini telah mengenali sedikitnya 13 macam reseptor kimia yang mungkin terdapat
pada sel-sel pengecap, yaitu sebagai berikut: 2 reseptor natrium, 2 reseptor
kalium, 1 reseptor klorida, 1 reseptor adenosine, 1 reseptor ionosin, 2 reseptor
manis, 2 reseptor pahit, 1 reseptor glutamate, dan 1 reseptor ion hidrogen.
1.2 Sensasi di Rongga Mulut
Sel reseptor pengecapan adalah kemoreseptor yang berespon terhadap
bahan-bahan yang larut dalam cairan mulut yang membasahi reseptor-reseptor
tersebut. Reseptor pengecap (sekunder) dikumpulkan bersama pada taste bud,
terutama pada lidah dan palatum. Bahan-bahan ini bekerja pada mikrofili yang
3
![Page 4: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/4.jpg)
ada di pori-pori pengecap untuk mencetuskan potensial generator di sel reseptor
yang menimbulkan potensial aksi di neuron sensorik.
Serat-serat saraf sensorik dari papil-papil pengecap di dua pertiga anterior
lidah berjalan dengan cabang korda timpani, nervus fasialis, dan serat-serat saraf
dari sepertiga posterior lidah mencapai batang otak melalui saraf glossofaringeus.
Nukleus traktus solitarius untuk dapat menyatu ke dalam medula oblongata harus
bergabung dengan kedua sarafnya. Disana mereka bersinap dengan neuron-neuron
ordo kedua yang aksonnya melintasi garis tengah dan bertemu dengan lemnikus
medialis, berakhir di nukleus-nukleus pemancar sensorik spesifik pada talamus
bersama serat untuk sensasi sentuh nyeri dan suhu. Impuls dipancarkan dari sini
ke daerah proyeksi pengecapan di korteks serebrum di kaki girus pasca sentralis
yang melayani sensasi kulit dan wajah.
Impuls pengecapan melintasi saraf otak ketujuh, kesembilan dan
kesepuluh menuju otak, tempat mereka berakhir di dalam traktus solitarius.
Isyarat mula-mula ke talamus dan kemudian ke area operkulum-insulaparietal
korteks serebri. Area ini terletak pada pinggir lateral girus postsentralis dalam
fisura Sylvii yang erat berhubungan dengan atau bertindihan dengan daerah lidah
area somatik 1.
Terdapat banyak variasi dalam distribusi keempat papil pengecap dasar
pada berbagai spesies dan dalam suatu spesies tertentu antar individu. Pengecapan
memperlihatkan after-reaction dan fenomena kontras yang serupa dalam beberapa
hal dalam after-image dan kontras penglihatan. Sebagian adalah tipuan kimia,
tetapi sebagian lain mungkin benar-benar merupakan fenomena sentral.
4
![Page 5: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/5.jpg)
BAB II
HASIL PENGAMATAN
A. Pertanyaan dan Jawaban
1) Bagian mulut dan wajah yang mana yang lebih sensitive terhadap
pengenalan bentuk benda?
Bagian mulut dan wajah yang paling sensitive terhadap pengenalan
bentuk adalah lidah dan palatum
2) Bagian mulut dan wajah yang mana yang lebih sensitive mengenali jarak
antar dua titik? Jelaskan mengapa!
Bagian mulut yang lebih sensitive mengenali jarak antar dua titik
adalah pada bagian ujung lidah, dorsal lidah, posterior lidah dan palatum. Hal
ini dapat dijelaskan bahwa terdapat banyak serat-serat saraf pada papil-papil
pengecap pada bagian lidah, sehingga lidah sangat sensitive untuk mengenali
jarak antar dua titik. Sedangkan pada bagian wajah yang lebih sensitive
mengenali jarak antar dua titik adalah cuping telinga. Pada cuping telinga
ditemukan serat-serat saraf yang sensitive terhadap adanya sensasi
dibandingkan dengan bagian wajah lainnya, sehingga cuping telinga lebih
sensitive mengenali jarak antar dua titik.
3) Bagian lidah yang mana yang lebih sensitive terhadap suhu? Jelaskan
mengapa!
Sensitivitas taste buds pada indera pengecap yakni lidah dipengaruhi
suhu makanan yang kurang dari 20o C maupun yang lebih dari 30o C. Suhu
yang terlalu panas akan merusak sel-sel pada taste buds, namun keadaan ini
akan cenderung berlangsung cepat karena sel yang rusak akan segera
diperbaiki. Suhu yang terlalu dingin juga dapat membius lidah sehingga
sensitivitas lidah akan berkurang.
4) Bagian lidah yang mana yang lebih sensitive terhadap nyeri? Jelaskan
mengapa?
5
![Page 6: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/6.jpg)
Bagian lidah yang lebih sensitive terhadap nyeri adalah pada bagian
anterior lidah. Serat-serat sensorik dari papil-papil pengecap di dua pertiga
anterior lidah berjalan ke batang otak dan bersinaps dengan neuron-neuron
ordo kedua yang aksonnya melintasi garis tengah dan bertemu dengan
lemnikus medialis, berakhir di nukleus-nukleus pemancar sensorik spesifik
pada thalamus sehingga memberikan sensasi nyeri.
5) Apakah percobaan anda sesuai dengan teori yang anda peroleh?
Ya.
6) Bagian lidah mana yang lebih sensitive terhadap rasa manis, asin, pahit,
asam dan umami?
Bagian lidah yang sensitive terhadap rasa manis adalah bagian anterior
lidah, hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa sel pengecap rasa
manis berada di ujung lidah. Bagian lidah yang sensitive terhadap rasa asin
adalah bagian ujung lidah, hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan
bahwa sel pengecap rasa asin berada di ujung lidah. Bagian lidah yang
sensitive terhadap rasa pahit adalah bagian posterior lidah, hal ini sesuai
dengan teori yang menyebutkan bahwa sel pengecap rasa pahit berada di
bagian posterior lidah. Bagian lidah yang sensitive terhadap rasa asam adalah
bagian lateral lidah, hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa sel
pengecap rasa asam berada di dua pertiga bagian samping lidah. Bagian lidah
yang sensitive terhadap rasa umami adalah bagian anterior lidah, hal ini juga
sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa sel pengecap rasa umami
berada di ujung lidah.
7) Mengapa perlu dilakukan tes vitalitas gigi?
Tes vitalitas merupakan suatu hal yang penting untuk memastikan
terdapat suatu keadaan nekrosis pada sekitar daerah pulpa atau jaringan
sekitarnya dan juga untuk melakukan diagnosa. Salah satu tes untuk
mengetahui vitalitas gigi, dilakukan dengan CE. Stimulus dingin dilakukan
dengan membasahi kapas dengan ethyl chloride dan diaplikasikan pada gigi.
Jika terdapat respon positif, maka dapat diasumsikan bahwa suplai saraf
masih utuh. Kadang-kadang gigi non-vital dapat memberikan respon positif.
6
![Page 7: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/7.jpg)
Hal ini kemungkinan disebabkan stimulus mengalir melalui dentin ke
membran periodontal. Akan tetapi, respon ini biasanya lambat sedangkan
respon gigi yang masih vital lebih cepat. Dari uraian di atas, dijelaskan bahwa
apabila gigi memberi respon positif, gigi tersebut masih memperolah suplai
saraf. Tahapan-tahapan ini memang suatu standar prosedur yang sudah jadi
hal wajib untuk dilakukan demi tercapainya diagnosa yang tepat.
Tes Palpasi
Cara: Menggunakan ujung jari dengan sentuhan atau tekanan yang
ringan untuk mengetahui konsistensi jaringan dibawah ujung jari.
Fungsi: mengecek ada atau tidaknya oedema/pembengkakan atau
fluktuasi/pergerakan jaringan, mengecek ada atau tidaknya kelainan
periapikal, dan mengetahui ada atau tidaknya limfadenopati
Tes Perkusi
Cara: Menggunakan ujung tangkai kaca mulut atau sonde dengan
mengetukkan ke mahkota.
Fungsi: Mengetahui ada atau tidaknya periodontitis dan inflamasi
periapikal, biasanya pasien akan merasakan sakit atau tidak atau
sensasi ngilu. Bila positif sakit, maka memang adanya kelainan pada
jaringan di sekitarnya.
Tes Sondasi
Cara: Menggunakan ujung sonde yang tajam dengan menggoreskan di
dasar kavitas.
Fungsi: Tes vitalitas gigi, cek kedalaman karies, dan cek ada atau
tidaknya perforasi pulpa. Bila ada, biasanya pasien akan kesakitan
Dengan minimal 3 jenis tes ini, akan dapat diketahui sejauh mana vitalitas
gigi bisa ditentukan.
8) Untuk apa tes perkusi dan palpasi dilakukan?
Tes perkusi dan palpasi dilakukan untuk mengetahui vitalitas dari gigi.
Tes perkusi dilakukan untuk mengevaluasi status peridonsium di sekitar gigi.
Sedangkan palpasi sendiri dilakukan untuk memeriksa konsistensi jaringan
7
![Page 8: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/8.jpg)
dan respon rasa sakit khususnya untuk penentuan treatment, melihat lokasi
dan intensitas rasa sakit, melihat adanya lokasi adenopati dan krepitus tulang.
B. Data Percobaan
2.1 Pengenalan Bentuk Berbagai Benda di Rongga Mulut dan Area Wajah
Orang coba pengenalan waktubentuk ukuran
PerempuanKotak 0,5 cm 17,6 sekonElips Lebar : 0,5 cm 9,26 sekon
Panjang : 1 cmSegitiga 1 cm untuk tiap
sisi11,00 sekon
2.2 Two Point Discrimination di Rongga Mulut dan Area Wajah
Orang coba
Bagian diuji Jarak kedua titik jangka1 cm 2 cm 3 cm 4 cm
Perempuan Lidah ujung depan V V V VLidah samping kiri dan kanan - - V VLidah dorsal/atas setengah antero-post
- - - V
Post. Lidah - - V VPalatum - - - VMukosa pipi V V V VGusi - - - VBibir atas V V V VBibir bawah - - V VLeher V V V VDahi V V V VHidung V V V VCuping telinga - V V VPipi kiri dan kanan V V V Vdagu V V V V
2.3 Pengenalan Suhu di Rongga Mulut dan Area Wajah
8
![Page 9: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/9.jpg)
Orang coba Bagian diuji Yang dirasakan pada suhu50C (dingin) 800C(panas)
Perempuan Lidah ujung depan + ++Lidah samping kiri dan kanan
+ +
Post. Lidah +++ ++Palatum + +Mukosa pipi + +Gusi + +Bibir atas ++ +Bibir bawah - +Leher + +Dahi + +Hidung - -Cuping telinga - +Pipi + +Dagu ++ +
2.4 Persepsi rasa pada beberapa bagian lidah
Orang coba
Bagian diuji
Yang dirasakan dengan perlakuanAir
garamGula Umami Air cuka Kina
Perempuan 1 +++ +++ +++ +++ +++2 + ++ ++ +++ ++3 + ++ ++ +++ ++4 +++ ++ +++ + +++5 + + + + +6 + + + + +7 + + + + +8 + + + + +
Keterangan :
+++ : sangat sensitif
++ : sedang
+ : kurang sensitif
2.5 Rasa Nyeri Pada Jaringan Rongga Mulut dan Area Wajah
A. Rangsangan Tekanan
9
![Page 10: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/10.jpg)
Bagian 1 mm 2 mm 3 mm 4 mm
Lidah dorsal/atas setengah antero-post
- V V V
Mukosa pipi - - V V
Gusi bagian anterior V V V V
Pipi kanan - - - V
Bibir atas - - V V
Dahi dan leher - - V V
B. Rangsangan Panas
Daerah Lidah
Suhu
60o C 70o C 80o C 90o C
Panas Ngilu Panas Ngilu pada
Panas Ngilu pada
Panas Ngilu pada
1 - - - - V 5’’ V 3’’
2 V - V 7’’ V 3’’ V 2’’
3 V - V 7’’ V 4’’ V 2’’
4 V - V 5’’ V 1’’ V 1’’
5 V - V 3’’ V 2’’ V 1’’
6 V - V 3’’ V 3’’ V 2’’
7 V - V 2’’ V 1’’ V 1’’
8 V - V 3’’ V 2’’ V 1’’
C. Rangsangan Dingin
Daerah Lidah
Waktu pada Suhu
0o C 5o C 10o C 20o C
1 4’’ 3’’ 6’’ 1’’
2 18’’ 5’’ 8’’ 14’’
3 6’’ 2’’ 3’’ 3’’
4 2’’ 1’’ 1’’ 3’’
5 6’’ 3’’ 5’’ 14’’
10
![Page 11: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/11.jpg)
6 4’’ 5’’ 3’’ 2’’
7 4’’ 2’’ 5’’ 2’’
8 11’’ 6’’ 2’’ 3’’
2.6 Pemeriksaan Vitalitas Gigi
A. Test Vitalitas Gigi dengan Suhu Dingin
Jenis KelaminOrang coba
Gigi yang diuji Respon
Perempuan
41Ngilu secara langsung
ketika dioles
46 Terasa dingim
B. Test Vitalitas Gigi dengan Suhu Panas
Jenis Kelamin Orang coba
Gigi yang
diuji
Air Panas Air Suhu Kamar Guttap percha
I II III I II III I II III
Perempuan
41Pana
s Hanga
t
Agak hanga
t
Agak dingi
n
Agak dingi
n
Agak dingi
nPanas Panas Panas
46
Tidak
terasa
Tidak terasa
Tidak terasa
Tidak terasa
Tidak terasa
Agak dingi
n
Hangat
Hangat
hangat
C. Test Vitalitas Gigi dengan Tekan
Jenis Kelamin
Orang coba
Gigi yang diuji
Percobaan ke -
I II III
Perempuan
41Normal Normal Sedikit ngilu
46Normal Normal Normal
11
![Page 12: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/12.jpg)
D. Test Perkusi Gigi dan Palpasi
Jenis Kelamin
Orang cobaGerakan
Percobaan ke -
I II III
Perempuan
Perkusi 41Normal Normal Normal
Palpasi gusiNormal Normal Normal
12
![Page 13: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/13.jpg)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengenalan Bentuk Berbagai Benda di Rongga Mulut dan Area Wajah
Pada percobaan pengenalan bentuk berbagai benda di rongga mulut dan area wajah, digunakan 3 macam benda dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Pada benda pertama yaitu kotak dengan ukuran sisi 0,5 cm, orang coba dapat mengenali dengan benar selama 17,6 detik. Kemudian pada benda kedua yaitu berbentuk elips dengan bagian yang pendek 0,5 cm dan yang panjang 1 cm, orang coba dapat mengenalinya dengan benar selama 9,26 detik dan pada benda ketiga yang berbentuk segitiga dengan ukuran 1 cm tiap sisinya, orang coba dapat mengenalinya selama 11 detik.
3.2 Two Point Discrimination di Rongga Mulut dan Area Wajah
Pada percobaan two point discrimination, pada bagian lidah bagian depan,mukosa pipi, bibir atas,leher,dahi,hidung,pipi kiri dan kanan serta dagu, orang coba dapat mengenali dua titik pada jarak 1 mm. Sedangkan pada bagian cuping telinga, orang coba dapat mengenali dua titik pada jarak 2 mm. Dan pada bagian posterior lidah ,lidah bagian kiri dan kanan dan bibir bawah, orang coba dapat megenali dua titik pada jarak 3 mm dan pada bagian lidah dorsal, palatum,dan gusi, orang coba dapat mengenali 2 titik pada jarak 4mm sehingga dapat disimpulkan bagian yang mengalami paling two point discrimination adalah bagian lidah dorsal, palatum,dan gusi.
3.3 Pengenalan Suhu di Rongga Mulut dan Area Wajah
Pada percobaan pengenalan suhu di rongga mulut dan area wajah, bagian yang paling sensitif terhadap suhu dingin adalah bagian lidah ujung posterior. Kemudian dilanjutkan pada bagian dagu dan bibir atas. Namun pada daerah bibir bawah,hidung dan cuping telinga kurang sensitif terhadap suhu dingin. Sedangkan bagian yang paling sensitif terhadap suhu panas adalah lidah ujung posterior dan anterior dimana bagian yang paling tidak sensitif adalah bagian hidung.
3.4 Persepsi rasa pada beberapa bagian lidah
13
![Page 14: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/14.jpg)
Pada percobaan persepsi rasa pada beberapa bagian lidah, dilakukan percobaan pada 8 bagian dari lidah yang berbeda. Dari percobaan yang dilakukan, bagian lidah yang paling sensitif terhadap rasa air garam, gula, umamai, cuka dan kina adalah bagian nomor 1 yaitu ujung lidah. Kemudian bagian nomor 4 atau pangkal lidah juga sangat sensitif terhadap rasa garam, gula, umami dan kina tetapi kurang sensitif terhadap rasa cuka. Sedangkan bagian nomor 2 dan 3 yaitu ujung kanan dan kiri lidah sangat sensitif terhad rasa cuka. Dan untuk bagian nomor 5,6,7,dan 8 hanya sedikit sensitif terhadap rasa air garam, gula, umamai, cuka dan kina.
3.5 Rasa Nyeri Pada Jaringan Rongga Mulut dan Area Wajah
A. Rangsangan TekananPada percobaan rasa nyeri pada jaringan rongga mulut dan area
wajah dengan rangsangan tekanan, didapatkan hasil bahwa bagian gusi bagian anterior sudah terasa nyeri saat di tekan pada kedalaman 1 mm. Untuk bagian dorsal lidah mulai terasa nyeri saat di tekan dengan kedalaman 2 mm. Kemudian pada bagian mukosa pipi kanan dan kiri,bibir atas,bagian dahi dan leher , mulai terasa nyeri saat di tekan dengan kedalaman 3 mm. Sedangkan untuk pipi kanan, mulai terasa nyeri saat di tekan dengan kedalaman 4 mm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bagian yang paling sensitif terhadap rasa nyeri saat di tekan adalah gusi bagian anterior dan bagian yang kurang sensitif adalah pipi kanan.
B. Rangsangan Panas
Pada percobaan rasa nyeri pada jaringan rongga mulut dan area wajah dengan rangsangan panas, didapatkan bahwa bagian ke 1 dari lidah atau bagian ujung lidah, pada suhu 60o C dan 70oC tidak merasakan adanya rangsangan panas, sedangkan pada bagian lidah yang lain merasakan rangsangan panas. Untuk suhu 60oC, tidak dirasakan adanya rasa ngilu pada ke 8 bagian lidah namun pada suhu 70oC,80 oC dan 90 oC dirasakan adanya ngilu dengan waktu kemunculan yang berbeda-beda. Dimana waktu kemunculan pada suhu 70 oC berkisar antara 2-7 detik, pada suhu 80 oC berkisar antara 1-5 detik dan pada suhu 90 oC berkisar antara 1-3 detik.
C. Rangsangan Dingin
14
![Page 15: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/15.jpg)
Pada percobaan rasa nyeri pada jaringan rongga mulut dan area wajah dengan rangsangan dingin, didapatkan bahwa pada seluruh bagian lidah yang diuji terasa dingin dan ngilu dimana waktu kemunculan ngilu tersebut berbeda antara satu dengan lainnya. Pada suhu 0 oC, kemunculan rasa nyeri berkisar antara 2-18 detik. Pada suhu 5 oC, kemunculan rasa nyeri berkisar antara1-6 detik. Kemudian pada suhu 10 oC, kemunculan rasa nyeri berkisar antara1-8 detik dan pada suhu 20 oC, kemunculan rasa nyeri berkisar antara 1- 14 detik.
3.6 Pemeriksaan Vitalitas Gigi
A. Test Vitalitas Gigi dengan Suhu Dingin
Pada pemeriksaan uji vitalitas gigi dengan suhu dingin, didapatkan hasil bahwa saat dioles dengan etyl chloride, gigi insisivus pertama kanan bawah terasa ngilu secara langsung dan pada gigi molar pertama kanan bawah hanya terasa dingin.
B. Test Vitalitas Gigi dengan Suhu Panas
Pada pemeriksaan uji vitalitas gigi dengan suhu panas, didapatkan bahwa saat disemprot dengan air panas gigi insisivus pertama terasa panas dan agak dingin saat di semprot dengan air suhu kamar. Sedangkan pada gigi molar pertama, saat disemprot dengan air panas dan air dingin tidak dirasakan apapun. Pada saat gigi insisivus pertama kanan bawah ditempel dengan guttap percha yang dilewatkan api, gigi terasa panas. Dan pada gigi molar pertama terasa hangat.
C. Test Vitalitas Gigi dengan Tekan
Pada saat percobaan vitalitas gigi dengan ditekan, gigi insisivus dam molar pertama tidak dirasakan apapun atau dengan kata lain normal. Namun, pada percobaan ketiga, pada gigi insisivus pertama dirasakan sedikit ngilu.
D. Test Perkusi Gigi dan Palpasi
15
![Page 16: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/16.jpg)
Pada test perkusi dan palpasi gigi insisivus, didapatkan bahwa gigi dalam keadaan normal sehingga tidak dirasakan respon apapun.
16
![Page 17: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/17.jpg)
BAB IV
KESIMPULAN
1. Rongga mulut dan area wajah dapat mengenali suatu benda dengan
bentuk dan ukuran yang berbeda
2. Bagian –bagian di rongga mulut dan area wajah dapat mengenali
suhu panas dan dingin dengan persepsi yang berbeda pada tiap
bagiannya
3. Beberapa bagian lidah dapat mengenali berbagai rasa dengan tingkat
kepekaan atau kesensitifitasan yang berbeda
4. Beberapa bagian di rongga mulut dan area wajah dapat merasakan
rasa nyeri dengan tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap
rangsangan –rangsangan seperti tekan ,suhu panas dan suhu dingin
5. Terdapat beberapa cara untuk menguji kevitalitasan gigi dengan
berbagai respon yang berbeda-beda juga.
17
![Page 18: MODALITAS.docx](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081816/54866380b47959f60c8b5124/html5/thumbnails/18.jpg)
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Laboratorium Fakultas Psikologi Universita Ahmad Dahlan . 1997 . Buku Pedoman Praktikun Psikologi Faal II .Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
Evelyn , C.Pearce . 2000 . Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta : PT. Gramedia
Guyton and Hall . 1997 . Fisiologi Kedokteran I . Jakarta : CV. EGC
Yayat Ibayati , Dra.Melani Kurniasih , Spd dan Bagad Sudjadi, m.ED , Drs . 200 . Prestasi Biologi 2 . bandung : Ganesha Exact
18