minpro akbar
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Minpro Akbar
1/486
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Terdapatnya suatu penyakit di suatu daerah tergantung pada terdapatnya manusia yang peka dankondisi lingkungan yang sesuai bagi kehidupan mikroorganisme penyebab penyakit. Daerah
pertanian, peternakan, kebiasaan menggunakan tinja untuk pupuk, kebersihan lingkungan hidup
sanitasi dan higiene perorangan yang buruk serta kemiskinan merupakan faktor-faktor yang dap
meningkatkan penyebaran penyakit. Penelitian - penelitian epidemiologi yang banyak dilakukan
di Indonesia menunjukkan bahwa penyakit menular masih merupakan penyebab kematian yang
penting di Indonesia. Kurangnya sarana air bersih, sempitnya lahan tempat tinggal keluarga,
kebiasaan makan dengan tangan yang tidak dicuci lebih dulu, pemakaian ulang daun-daun dan
pembungkus makanan yang sudah dibuang ke tempat sampah, sayur-sayur yang dimakan menta
penggunaan air sungai untuk berbagai kebutuhan hidup mandi, mencuci bahan makanan,
mencuci pakaian, berkumur, gosok gigi, yang juga digunakan sebagai kakus!, dan penggunaan
tinja untuk pupuk sayuran, meningkatkan penyebaran penyakit menular yang menyerang sistem
pencernaan "oedarto, #$$%& #!.
Demam tifoid atau thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari ' hari, gangguan pada saluran cerna dan
gangguan kesadaran. Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus
(khisin )ulkoni,#$*$& +#!. Penyakit ini disebabkan oleh Salmonella typhosa dan hanya
didapatkan pada manusia. Penularan penyakit ini hampir selalu terjadi melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi T..ampengan, #$$' &+!.
Demam tifoid masih merupakan masalah kesehatan yang penting di berbagai negara sedang
berkembang. Data /orld ealth 0rgani1ation #$$2& 2!, memperkirakan angka insidensi di
seluruh dunia terdapat sekitar *' juta per tahun dengan $$.$$$ orang meninggal karena penyak
ini. /0 memperkirakan '$3 kematian terjadi di (sia /idoyono, #$**& +*!. Diperkirakan
angka kejadian dari *4$5*$$.$$$ per tahun di (merika "elatan dan %$$5*$$.$$$ per tahun di (s
"umarmo ". dkk, #$$#&26!.
Di Indonesia angka kejadian kasus Demam Tifoid diperkirakan rata-rata %$$.$$$ kasus pertahundengan lebih dari #$.$$$ kematian /0, #$$2& 2!. Penyakit ini tersebar di seluruh wilayah
dengan insidensi yang tidak berbeda jauh antar daerah. "erangan penyakit lebih bersifat sporadi
bukan epidemik. Dalam suatu daerah terjadi kasus yang berpencar-pencar dan tidak
mengelompok. "angat jarang ditemukan kasus pada satu keluarga pada saat bersamaan
/idoyono, #$**& +*!. Dari telaah kasus demam tifoid di umah "akit besar Indonesia,
menunjukkan angka kesakitan cenderung meningkat setiap tahun dengan rata-rata 4$$ per
*$$.$$$ penduduk. (ngka kematian diperkirakan sekitar -43 sebagai akibat dari keterlambata
mendapat pengobatan serta kurang sempurnanya proses pengobatan. "ecara umum insiden
demam tifoid dilaporkan '43 didapatkan pada umur kurang dari 2$ tahun. Pada anak-anak biasanya diatas * tahun dan terbanyak di atas 4 tahun Depkes I, #$$& !.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
2/486
7erdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun #$$% jumlah kejadian demam tifoid dan paratifoi
di umah "akit adalah 6$.64$ kasus pada penderita rawat inap dan *.$*2 diantaranya meningga
dunia. "edangkan pada tahun #$*$ penderita demam tifoid dan paratifoid sejumlah +*.$6* kasu
pada penderita rawat inap dan jumlah pasien meninggal dunia sebanyak #' jiwa Depkes I,
#$*$&4'!. Dalam Profil Kesehatan Pro8insi 9awa Tengah tahun #$$6 Demam Tifoid termasuk
dalam kejadian luar biasa K:7! dengan attack rate sebesar $,2'3 yang menyerang + kecamata
dengan jumlah + desa dan jumlah penderita 4* jiwa. Pada tahun #$$% terjadi peningkatan jumla
penderita Demam Tifoid sebesar *4$ jiwa yang menyerang 2 kecamatan dan jumlah 2 desa
dengan attack rate sebesar #,%3. Tahun #$*$ kasus K:7 demam Tifoid kembali terjadi dengan
attack rate sebesar *,23 yang menyerang * kecamatan dengan * desa dan jumlah penderita #
jiwa Dinkes Prop 9ateng, #$*$& tabel 2*!.
:aporan hasil riset kesehatan dasar iskesda! Pro8insi 9awa Tengah tahun #$$' menjelaskan
bahwa tifoid terutama ditemukan pada kelompok umur usia-sekolah dan lebih banyak dijumpai
pada laki-laki dari pada perempuan. "edangkan berdasarkan pengeluaran perkapita, tifoid
cenderung lebih tinggi pada rumah tangga dengan tingkat pengeluaran perkapita rendah Depke
I, #$$%& *$#!.
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota "emarang menunjukkan bahwa kasus Demam
Tifoid selalu terjadi setiap bulannya dan merupakan penyakit yang sering terjadi dalam jumlah
yang besar. ekapitulasi bulanan data kesakitan Demam Tifoid tingkat puskesmas se-Kota
"emarang kasus Demam Tifoid mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu pada tahun
#$$6 sebesar #*+* kasus, kemudian mengalami peningkatan kasus pada tahun #$$% yaitu
sebanyak 4$%* kasus, dan pada tahun #$*$ mengalami peningkatan sebanyak 4'6 kasus.
"edangkan pada tahun #$** sedikit mengalami penurunan yaitu sebanyak 4$2$ penderita. (ngk
kasus Demam Tifoid tertinggi di Kota "emarang tahun #$** berada di Puskesmas Kedungmund
(ngka kasus Demam Tifoid di Puskesmas Kedungmundu tercatat selalu tinggi dan masuk dalam*$ besar penyakit terbanyak di Puskesmas Kedungmundu. Pada tahun #$$% angka kasusnya
ditemukan sebesar '2 penderita, kemudian mengalami peningkatan pada tahun #$*$ sebesar
'66 penderita, dan tahun #$** kasusnya ditemukan sebesar 4+ penderita.
Demam tifoid atau tifus abdominalis banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita, baik
diperkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan higiene pribadi dan
sanitasi lingkungan seperti higiene perorangan yang rendah, lingkungan yang kumuh, kebersiha
tempat-tempat umum rumah makan, restoran! yang kurang serta perilaku masyarakat yang tida
mendukung untuk hidup sehat. "eiring dengan terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan
akan menimbulkan peningkatan kasus-kasus penyakit menular, termasuk tifoid ini Depkes I,#$$&*!.
Penelitian terdahulu yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kejadian Demam Tifoid berkaita
dengan faktor sanitasi lingkungan dan higiene perorangan. Pada penelitian ;aelannajah (lladan
#$*$! mendapatkan hasil bahwa sanitasi lingkungan dan perilaku kesehatan yang merupakan
faktor risiko kejadian demam Tifoid adalah kualitas sumber air bersih, kualitas jamban keluarga
pengelolaan sampah rumah tangga, praktek kebersihan diri, pengelolaan makanan dan minuman
rumah tangga.
Dari hasil sur8ei P7" yang dilakukan Puskesmas Kedungmundu tahun #$**, jumlah rumahyang ada sebanyak *6.*# unit sedangkan kategori rumah yang memenuhi syarat kesehatan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
3/486
sebanyak *.*% rumah 6%3!. umah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat terdiri
dari strata utama *%.24+ KK '6,63!, dan strata paripurna #.6+ KK**, +3! dari #+.4%6 KK
P7" tatanan rumah tangga merupakan tatanan yang mempunyai daya ungkit paling besar
terhadap perilaku kesehatan masyarakat yang merupakan salah satu faktor pendukung terjadiny
penyakit atau penyebab kematian. "edangkan data tentang sarana sanitasi tercatat sebagian besa
sarana air bersih berasal dari pemakaian sumur gali yang masih menjadi sumber air utama di
wilayah Puskesmas Kedungmundu yang mencapai 2,6#3, sedangkan yang menggunakan
sarana dari PD(< hanya sebesar 2+,''3 dan sumur artesis *,+*3. =akupan penggunaan jamb
keluarga sebesar 6#3 dari total jumlah keluarga yang ada, jumlah jamban yang diperiksa
sebanyak 4.4$6 dan +.%*4 jamban telah memenuhi syarat jamban sehat 6%3!.
7erdasarkan wawancara yang dilakukan langsung ke tiap-tiap rumah pada tanggal *-2 (gustus
#$*# terhadap *4 responden yang pernah menderita demam tifoid pada tahun #$** di wilayah
kerja Puskesmas Kedungmundu mengenai sanitasi lingkungan dan higiene perorangan diketahu
yaitu sarana air bersih responden #,'3 belum memenuhi syarat, 22,23 sarana pembuangan tin
responden belum memenuhi syarat kesehatan, #$3 responden tidak mencuci tangan dengan
sabun setelah buang air besar, 42,23 responden tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum
makan, '2,23 responden mempunyai kebiasaan makan di luar rumah, dan +,'3 responden
mempunyai kebiasaan mencuci bahan makanan mentah yang akan dimakan langsung sayuran
lalapan, dan buah-buahan!.
Kejadian Demam Tifoid tahun #$** di Puskesmas Kedungmundu termasuk dalam sepuluh besa
penyakit dan prosentase kondisi sanitasi lingkungan dan higiene perorangan pada penderita
demam tifoid masih kurang. 7erdasarkan hal tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian
mengenai >ubungan antara "anitasi :ingkungan, igiene Perorangan, dan Karakteristik
Indi8idu dengan Kejadian Demam Tifoid di /ilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota
"emarang Tahun #$*#?.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah Umum
umusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang masalah diatas adalah (dakahhubungan> antara "anitasi :ingkungan, igiene Perorangan, dan Karakteristik indi8idu dengan
Kejadian Demam Tifoid di /ilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*
@?.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
4/486
Rumusan Masalah Khusus
(dakah hubungan antara sarana air bersih dengan kejadian Demam Tifoid di wilayahkerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#@
(dakah hubungan antara sarana pembuangan tinja dengan kejadian Demam Tifoid di
wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#@
(dakah hubungan antara kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar dengan
kejadian Demam Tifoid di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarangTahun #$*#@
(dakah hubungan antara kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dengan kejadian
Demam Tifoid di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun
#$*#@
(dakah hubungan antara kebiasaan makan di luar rumah dengan kejadian DemamTifoid di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#@
(dakah hubungan antara kebiasaan mencuci bahan makanan mentah yang akan
dimakan langsung dengan kejadian Demam Tifoid di wilayah kerja Puskesmas
Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#@
(dakah hubungan antara umur dengan kejadian Demam Tifoid di wilayah kerjaPuskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#@
(dakah hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian Demam tifoid di wilayah
kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#@
-
8/19/2019 Minpro Akbar
5/486
(dakah hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan kejadian Demam tifoid di
wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#@
1.3 Tuuan Penel!t!an
1.3.1 Tuuan Umum
Tujuan umum dalam Mini project ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
sanitasi lingkungan, higiene perorangan, dan karakteristik indi8idu dengan kejadian
demam tifoid di wilayah kerja puskesmas Kedungmundu kota "emarang tahun #$*#.
1.3.2 Tuuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah &
Antuk mengetahui adanya hubungan antara sarana air bersih dengan kejadian
Demam Tifoid di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun
#$*#.
Antuk mengetahui adanya hubungan antara sarana pembuangan tinja dengan
kejadian Demam Tifoid di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang
Tahun #$*#.
Antuk mengetahui adanya hubungan antara kebiasaan mencuci tangan setelah buang
air besar dengan kejadian Demam Tifoid di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu
Kota "emarang Tahun #$*#.
Antuk mengetahui adanya hubungan antara kebiasaan mencuci tangan sebelum
makan dengan kejadian Demam Tifoid di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu
Kota "emarang Tahun #$*#.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
6/486
Antuk mengetahui adanya hubungan antara kebiasaan makan di luar rumah dengan
kejadian Demam Tifoid di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang
Tahun #$*#.
Antuk mengetahui adanya hubungan antara kebiasaan mencuci bahan makananmentah yang akan dimakan langsung dengan kejadian Demam Tifoid di wilayah
kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#.
Antuk mengetahui adanya hubungan antara umur dengan kejadian Demam Tifoid di
wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#.
Antuk mengetahui adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian DemamTifoid di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#.
Antuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan kejadian
Demam Tifoid di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun
#$*#.
1." Man#aat Penel!t!an
1.".1 Bag! Penel!t!
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, pengalaman
dan wawasan peneliti dalam melaksanakan suatu penelitian serta dapat menerapkan
ilmu yang didapat untuk menjalankan tugas sebagai dokter layanan primer di bidangKesehatan :ingkungan dalam bentuk penelitian ilmiah mengenai ubungan antara
"anitasi :ingkungan, igiene Perorangan, dan Karakteristik indi8idu dengan
Kejadian Demam Tifoid Di /ilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota
"emarang Tahun #$*#.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
7/486
1.".2 Bag! Mas$arakat
"ebagai sarana pemberian informasi tentang sanitasi lingkungan, higiene perorangan
dan karakteristik indi8idu yang mempengaruhi kejadian Demam Tifoid sehingga
masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan kasus Demam Tifoid di wilayah
kerja puskesmas Kedungmundu Kota "emarang.
1.".3 Bag! Puskemas Ke%ungmun%u
"ebagai sarana pemberian informasi bagi Puskesmas Kedungmundu tentang faktor
apa saja yang mempengaruhi kejadian Demam Tifoid sehingga dapat dijadikan dasar
dalam pengambilan kebijakan dan penanggulangan Demam Tifoid di /ilayah Kerja
Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
8/486
BAB II
TIN&AUAN PU'TAKA
2.1 Demam T!#(!%
Pengert!an Demam T!#(!%
Demam Tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala
demam lebih satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan
dengan atau tanpa gangguan kesadaran T. ampengan, #$$'& +!.
Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam
dunia kedokteran disebut Typhoid fever atau Thypus abdominalis karena
berhubungan dengan usus didalam perut. Penyakit demam tifoid merupakan penyakit
yang ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh bakteri
Salmonella thyposa, food and water borne disease!. "eseorang yang menderita
penyakit tifus menandakan bahwa ia sering mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terkontaminasi bakteri ini (khsin )ulkoni, #$*$& +#!. "eseorang bisa menjadi
sakit demam tifoid bila menelan bakteri ini, sebanyak 4$3 orang dewasa menjadi
sakit bila menelan sebanyak *$' kuman. Dosis dibawah *$
4 tidak menimbulkan
penyakit (gus "yahrurachman, dkk, *%%+& *'*!.
Et!(l(g!
Penyakit demam tifoid disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella typhosa atau
Ebethella typhosa yang merupakan kuman gram negatif, motil, dan tidak
menghasilkan spora. Kuman ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia
maupun suhu yang sedikit lebih rendah, serta mati pada suhu '$$= ataupun oleh
antiseptic. "ampai saat ini, diketahui bahwa kuman ini hanya menyerang manusia
T. ampengan, #$$'& +'!.
Salmonella typhi dapat bertahan hidup lama di lingkungan kering dan beku, peka
terhadap proses klorinasi dan pasteurisasi pada suhu 2$=. 0rganisme ini juga
mampu bertahan beberapa minggu di dalam air , es, debu, sampah kering dan
pakaian, mampu bertahan di sampah mentah selama satu minggu dan dapat bertahan
dan berkembang biak dalam susu, daging, telur atau produknya tanpa merubah warna
atau bentuknya "oegeng ", #$$#& #!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
9/486
Penyebab demam tifoid adalah Salmonella typhi, terdapat di seluruh dunia dengan
reser8oir manusia pula. Salmonella keluar bersama tinja atau urine, memasuki
lingkungan dan berkesempatan menyebar. Kuman typhus dapat bertahan cukup lama
didalam lingkungan air 9uli "oemirat "lamet, #$$& %!. "almonella mempunyai
daya tahan yang berbeda-beda pada habitatnya. "eperti feses atau tinja, Salmonella
akan bertahan hidup 6 hari sampai 4 bulan umumnya 2$ hari, pada air steril *4
sampai #4 hari, air saluran + sampai ' hari, air sungai * sampai + hari, air selokan #
hari, pada bahan makanan sayuran dan buah *4-+$ hari tetapi umumnya #$ hari
Anus "uriawiria, *%%2& '2!.
E)!%em!(l(g!
Demam tifoid menyerang penduduk di semua negara. "eperti penyakit menular
lainnya, tifoid banyak ditemukan di negara berkembang di mana higiene pribadi dan
sanitasi lingkungannya kurang baik. Pre8alensi kasus ber8ariasi tergantung lokasi,
kondisi lingkungan, setempat, dan perilaku masyarakat. (ngka insidensi di seluruhdunia sekitar *' juta per tahun dengan $$.$$$ orang meninggal karena penyakit ini.
/0 memperkirakan '$3 kematian berada di (sia. Indonesia merupakan negara
endemik demam tifoid. Diperkirakan terdapat 6$$ penderita per *$$.$$$ penduduk
setiap tahun yang ditemukan sepanjang tahun /idoyono, #$**& +#!.
Di negara yang telah maju, tifoid bersifat sporadis terutama berhubungan dengan
kegiatan wisata ke negara-negara yang sedang berkembang. "ecara umum insiden
tifoid dilaporkan '43 didapatkan pada umur kurang dari 2$ tahun. Pada anak-anak
biasanya diatas * tahun dan terbanyak di atas 4 tahun dan manifestasi klinik lebih
ringan Depkes I, #$$& !.
Demam tifoid merupakan penyakit endemik di Indonesia. Penyakit ini termasuk
penyakit menular yang tercantum dalam Andang-undang ;omor tahun *%#
tentang wabah. Kelompok penyakit menular ini merupakan penyakit-penyakit yang
mudah menular dan dapat menyerang banyak orang, sehingga dapat menimbulkan
wabah. Di Indonesia demam tifoid jarang dijumpai secara epidemik, tetapi lebih
sering bersifat sporadis, terpencar-pencar di suatu daerah, dan jarang menimbulkan
lebih dari satu kasus pada orang-orang serumah. Insiden tertinggi didapat pada
remaja dan dewasa muda. "umber penularan biasanya tidak dapat ditemukan. (da
dua sumber penularan Salmonella typhi yaitu pasien dengan Demam Tifoid dan yang
lebih sering carrier orang-orang tersebut mengekskresikan *$% sampai *$
** kuman
per gram tinja. Di daerah endemik transmisi terjadi melalui air yang tercemar.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
10/486
"umber penularan Demam Tifoid atau Tifus tidak selalu harus penderita tifus. (da
penderita yang sudah mendapat pengobatan dan sembuh, tetapi di dalam air seni dan
kotorannya masih mengandung bakteri. Penderita ini disebut sebagai pembawa
carrier!. /alaupun tidak lagi menderita penyakit tifus, orang ini masih dapat
menularkan penyakit tifus pada orang lain. Penularan dapat terjadi di mana saja dan
kapan saja, biasanya terjadi melalui konsumsi makanan dari luar, apabila makanan
atau minuman yang dikonsumsi kurang bersih (ddin, #$$%& *$+!.
Di beberapa negara penularan terjadi karena mengkonsumsi kerang-kerangan yang
berasal dari air yang tercemar, buah-buahan, sayur mentah yang dipupuk dengan
kotoran manusia, susu atau produk susu yang terkontaminasi oleh carrier atau
penderita yang tidak teridentifikasi 9ames =hin, #$$& +'!.
Prinsip penularan penyakit ini adalah melalui fekal-oral. Kuman berasal dari tinja
atau urin penderita atau bahkan carrier pembawa penyakit yang tidak sakit! yang
masuk ke dalam tubuh manusia melalui air dan makanan. Di daerah endemik, air
yang tercemar merupakan penyebab utama penularan penyakit. (dapun di daerah
non-endemik, makanan yang terkontaminasi oleh carrier dianggap paling
bertanggung jawab terhadap penularan /idoyono, #$** &++!.
Tifoid carrier adalah seseorang yang tidak menunjukkan gejala penyakit demam
tifoid, tetapi mengandung kuman Salmonella typhosa di dalam sekskretnya.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
11/486
Penularan tipes dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu dikenal dengan 4B yaitu
Boodmakanan!, Bingersjari tangan5 kuku!, Bomitusmuntah!, Blylalat!, dan Beses.
Beses dan muntah dari penderita typhoid dapat menularkan Salmonella thypi kepada
orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui minuman terkontaminasi dan
melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap di makanan yang akan dikonsumsi
oleh orang sehat. (pabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya
seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman Salmonella thypi masuk
ke tubuh orang yang sehat melalui mulut, selanjutnya orang sehat akan menjadi sakit
(khsin )ulkoni, #$*$& +2!.
7eberapa kondisi kehidupan manusia yang sangat berperan pada penularan demam
tifoid adalah &
igiene perorangan yang rendah, seperti budaya cuci tangan yang tidak terbiasa. al
ini jelas pada anak-anak, penyaji makanan serta pengasuh anak.
igiene makanan dan minuman yang rendah. Baktor ini paling berperan pada
penularan tifoid. 7anyak sekali contoh untuk ini diantaranya& makanan yang dicuci
dengan air yang terkontaminasi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan!, sayuran
yang dipupuk dengan tinja manusia, makanan yang tercemar dengan debu, sampah,
dihinggapi lalat, air minum yang tidak masak, dan sebagainya.
"anitasi lingkungan yang kumuh, dimana pengelolaan air limbah, kotoran, dan
sampah, yang tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Penyediaan air bersih untuk warga yang tidak memadai.
9amban keluarga yang tidak memenuhi syarat.
Pasien atau karier tifoid yang tidak diobati secara sempurna.
7elum membudaya program imunisasi untuk tifoid Depkes I, #$$& '!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
12/486
Pat(genes!s
Kuman "almonella masuk bersama makanan atau minuman. "etelah
berada dalam usus halus, kuman mengadakan in8asi ke jaringan limfoid usus halusterutama plak payer! dan jaringan limfoid mesenterika. "etelah menyebabkan
peradangan dan nekrosis setempat kuman lewat pembuluh limfe masuk ke darah
bakteremia primer! menuju organ retikuloendotelial system
C"! terutama hati dan limpa. Di tempat ini, kuman difagosit oleh sel-sel fagosit
C" dan kuman yang tidak difagosit akan berkembang biak. Pada akhir masa
inkubasi, berkisar 4-% hari, kuman kembali masuk darah menyebar ke seluruh tubuh
bakteremia sekunder!, dan sebagian kuman masuk ke organ tubuh terutama limpa,
kandung empedu yang selanjutnya kuman tersebut dikeluarkan kembali dari kandung
empedu ke rongga usus dan menyebabkan reinfeksi usus. Dalam masa bekteremia
ini, kuman mengeluarkan endotoksin yang susunan kimianya sama dengan antigen
somatic lipopolisakarida!, yang semula diduga bertanggung jawab terhadap
terjadinya gejala-gejala dari demam tifoid.
Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhosa dan endotoksinnya yang
merangsang sintesis dan pelepasan 1at pirogen oleh lekosit pada jaringan yang
meradang. "elanjutnya 1at pirogen yang beredar di darah mempengaruhi pusat
termoregulator di hipotalamus yang mengakibatkan timbulnya gejala demam T.
ampengan, #$$'& +'!.
Tan%a %an ,eala
Masa Inkubasi
-
8/19/2019 Minpro Akbar
13/486
#. asa malas
2. "akit kepala bagian depan
+. ;yeri otot
4. :idah kotor
. angguan perut udi aryono,#$*# &'!.
Gambaran klasik demam tifoid (Gejala Khas)
ambaran klinis klasik yang sering ditemukan pada penderita demam tifoid
dapat dikelompokkan pada gejala yang terjadi pada minggu pertama, minggu kedua,
minggu ketiga dan minggu keempat sebagai berikut&
Minggu Pertama (awal infeksi)
Demam tinggi lebih dari +$$=, nadi lemah bersifat dikrotik, denyut nadi 6$-*$$ per
menit.
Minggu Kedua
"uhu badan tetap tinggi, penderita mengalami delirium, lidah tampak kering
mengkilat, denyut nadi cepat. Tekanan darah menurun dan limpa teraba.
Minggu Ketiga
Keadaan penderita membaik jika suhu menurun, gejala dan keluhan berkurang.
"ebaliknya kesehatan penderita memburuk jika masih terjadi delirium, stupor,
pergerakan otot yang terjadi terus-menerus, terjadi inkontinensia urine atau al8i.
"elain itu tekanan perut meningkat. Terjadi meteorismus dan timpani, disertai nyeri perut. Penderita kemudian mengalami kolaps akhirnya meninggal dunia akibat
terjadinya degenerasi miokardial toksik.
Minggu Keempat
Penderita yang keadaannya membaik akan mengalami penyembuhan "oedarto,
#$$%& *#6!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
14/486
D!agn(s!s
Antuk menegakkan diagnosis demam tifoid, dapat ditentukan melalui tiga dasar
diagnosis, yaitu berdasar diagnosis klinis, diagnosis mikrobiologis, dan
diagnosis serologis.
Diagnosis Klinis
Diagnosis klinis adalah kegiatan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan sindrom klinis demam tifoid. Diagnosis klinis adalah diagnosis kerja
yang berarti penderita telah mulai dikelola sesuai dengan managemen tifoid Depkes
I, #$$& *%!..
#.*.'.# Diagnosis
-
8/19/2019 Minpro Akbar
15/486
Kloramfenikol *$$mg5kg berat badan5hari5+ kali selama *+ hari
(moksili *$$ mg5kg berat badan5hari5+ kali.
Kotrimoksa1ol +6$ mg, # E # tablet selama *+ hari.
"efalosporin generasi II dan III ciprofloEacin # E 4$$ mg selam hariF
ofloEacin $$ mg5hari selama ' hariF ceftriaEone + gram5hari selama 2 hari!.
#.*.6.# Istirahat dan perawatan
:angkah ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Penderita
sebaiknya beristirahat total ditempat tidur selama * minggu setelah bebas dari
demam.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
16/486
Penyediaan air minum yang memenuhi syarat kesehatan
Pembuangan kotoran manusia yang higienis
Pemberantasan lalat
-
8/19/2019 Minpro Akbar
17/486
Pengawasan terhadap masakan dirumah dan penyajian pada penjual makanan
(khsin )ulkoni, #$*$& +6!.
'an!tas! L!ngkungan
De#!n!s!
"anitasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan
atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan
penyakit tersebut iasinta (, #$$*& #!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
18/486
abdominalis.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
19/486
Penampungan (ir ujan P(! & talang air yang masuk ke bak P( harus
dipindahkan atau dialihkan agar air hujan pada 4 menit pertama tidak masuk ke
dalam bak.
Perlindungan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
20/486
(dalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik
kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian atau dekomposisi kotoran
manusia yang dilengkapi dengan resapan (tikah Pro8erawati, #$*#& '4!.
Pembuatan jamban atau kakus merupakan usaha manusia untuk memelihara
kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup yang sehat "ri /inarsih, #$$6&
+*!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
21/486
2.3.1 De#!n!s!
Dalam Kamus 7esar 7ahasa Indonesia #$$6& 4#!, higiene diartikan sebagai ilmu
yg berkenaan dengan masalah kesehatan dan berbagai usaha untuk mempertahankan
atau memperbaiki kesehatan. Personal hygiene berasal dari bahasa Hunani yaitu
personal artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. igiene perorangan adalah
tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik
dan psikis Tarwoto dan /artonah, #$$&'6!. igiene perorangan merupakan ciri berperilaku hidup sehat. 7eberapa kebiasaan berperilaku hidup sehat antara lain
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah 7(7 dan kebiasaan mencuci tangan
dengan sabun sebelum makan. Peningkatan higiene perorangan adalah salah satu dari
program pencegahan yakni perlindungan diri terhadap penularan tifoid Depkes I,
#$$& +%!.
akt(r H!g!ene Per(rangan $ang Mem)engaruh! Kea%!an Demam T!#(!%
Kebiasaan Men%u%i angan dengan Sabun setelah Buang Air Besar
Tangan yang kotor atau terkontaminasi dapat memindahkan bakteri atau 8irus
patogen dari tubuh, feses atau sumber lain ke makanan. 0leh karenanya kebersihan
tangan dengan mencuci tangan perlu mendapat prioritas tinggi, walaupun hal tersebut
sering disepelekan "iti Bathonah, #$$4& *#!.
Kegiatan mencuci tangan sangat penting untuk bayi, anak-anak, penyaji makanan di
restoran, atau warung serta orang-orang yang merawat dan mengasuh anak. "etiap
tangan kontak dengan feses, urine atau dubur sesudah buang air besar 7(7! maka
harus dicuci pakai sabun dan kalau dapat disikat Depkes I, #$$'& +%!. Pencucian
dengan sabun sebagai pembersih, penggosokkan dan pembilasan dengan air mengalir
akan menghanyutkan partikel kotoran yang banyak mengandung mikroorganisme
"iti Bathonah, #$$4& *#!.
Kebiasaan Men%u%i angan Sebelum Makan
Kebersihan tangan sangatlah penting bagi setiap orang. Kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan harus dibiasakan. Pada umumnya ada keengganan untuk
mencuci tangan sebelum mengerjakan sesuatu karena dirasakan memakan waktu,
apalagi letaknya cukup jauh. Dengan kebiasaan mencuci tangan, sangat membantu
dalam mencegah penularan bakteri dari tangan kepada makanan Depkes I,#$$&
#$6!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
22/486
7udaya cuci tangan yang benar adalah kegiatan terpenting. "etiap tangan yang
dipergunakan untuk memegang makanan, maka tangan harus sudah bersih. Tangan
perlu dicuci karena ribuan jasad renik, baik flora normal maupun cemaran,
menempel ditempat tersebut dan mudah sekali berpindah ke makanan yang tersentuh.
Pencucian dengan benar telah terbukti berhasil mereduksi angka kejadian
kontaminasi dan K:7 (risman, #$$6& *'4!. =ara mencuci tangan yang benar adalah
sebagai berikut&
=uci tangan dengan air yang mengalir dan gunakan sabun. Tidak perlu harus sabun
khusus antibakteri, namun lebih disarankan sabun yang berbentuk cairan.
osok tangan setidaknya selama *4-#$ detik.
7ersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela jari dan kuku.
7asuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir.
Keringkan dengan handuk bersih atau alat pengering lain.
unakan tisu 5handuk sebagai penghalang ketika mematikan keran air (tikah
Pro8erawati, #$*#& '2!.
Penularan bakteri Salmonella typhi salah satunya melalui jari tangan atau kuku.
(pabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci
tangan sebelum makan maka kuman Salmonella typhi dapat masuk ke tubuh orang
sehat melalui mulut, selanjutnya orang sehat akan menjadi sakit (khsin )ulkoni,#$*$& +2!.
Kebiasaan Makan di $uar &umah
"ecara umum, untuk memperkecil kemungkinan tercemar Salmonella thyphi,
maka setiap indi8idu harus memperhatikan kualitas makanan dan minuman yang
mereka konsumsi. Penularan tifus dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, biasanyaterjadi melalui konsumsi makanan di luar rumah atau di tempat-tempat umum,
apabila makanan atau minuman yang dikonsumsi kurang bersih. Dapat juga
disebabkan karena makanan tersebut disajikan oleh seorang penderita tifus laten
tersembunyi! yang kurang menjaga kebersihan saat memasak. "eseorang dapat
membawa kuman tifus dalam saluran pencernaannya tanpa sakit, ini yang disebut
dengan penderita laten. Penderita ini dapat menularkan penyakit tifus ini ke banyak
orang, apalagi jika dia bekerja dalam menyajikan makanan bagi banyak orang seperti
tukang masak di restoran (ddin (, #$$%& *$+!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
23/486
Kebiasaan Men%u%i Bahan Makanan Mentah 'ang Akan imakan $angsung
Dibeberapa negara penularan tifoid terjadi karena mengkonsumsi kerang- kerangan
yang berasal dari air yang tercemar, buah-buahan, sayuran mentah yang dipupuk
dengan kotoran manusia Dinkes Pro8 9ateng, #$$& *$$!. 7ahan mentah yang
hendak dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu misalnya sayuran untuk lalapan,
hendaknya dicuci bersih dibawah air mengalir untuk mencegah bahaya pencemaran
oleh bakteri, telur bahkan pestisida (nies, #$$& %'!.
7uah dan sayuran segar merupakan satu-satunya kelompok makanan yang sekaligus
memiliki kadar air tinggi, nutrisi dan pembentukan sifat basa. 0leh sebab itu, porsi
sayuran dan buah-buahan segar sebaiknya menempati persentase $-'$3 dari
seluruh menu dalam satu hari. ;amun, pada kombinasi makanan serasi sudah banyak
terbukti bahwa buah-buahan tidak pernah menimbulkan masalah jika cara
mengkonsumsinya benar yaitu dengan dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran
dan mengurangi pestisida (ndang unawan, #$$*& 6-'$!. 7uah dan sayur dapatterkontaminasi oleh Salmonella typhi, karena buah dan sayur kemungkinan dipupuk
menggunakan kotoran manusia 9ames =hin, #$$& +'!.
Karakter!st!k In%!/!%u
De#!n!s!
-
8/19/2019 Minpro Akbar
24/486
mur
Demam tifoid masih merupakan penyakit endemis di Indonesia. Penyakit ini banyak
menimbulkan masalah pada kelompok umur dewasa muda, karena tidak jarang
disertai perdarahan dan perforasi usus yang sering menyebabkan kematian penderita.
"ecara umum insiden tifoid dilaporkan '43 didapatkan pada umur kurang dari 2$
tahun Depkes, #$$& '!.
asil penelitian menunjukkan bahwa '$-6$3 pasien berumur *#-2$ tahun, *$-#$3
berumur 2$-+$ tahun dan lebih sedikit pada pasien berumur diatas +$ tahun
asmilah, #$$*& #!. Pada kelompok usia 2-*% tahun yaitu kelompok anak sekolah
yang kemungkinkan besar diakibatkan sering jajan di sekolah atau tempat lain di luar
rumah. "edangkan kelompok umur #$-2$ tahun merupakan kelompok pekerja
dimana kelompok usia tersebut sering melakukan akti8itas diluar rumah, sehingga
beresiko untuk terinfeksi Salmonella typhi, seperti mengkonsumsi makanan atau
minuman yang terkontaminasi Salmonella typhi "iska Ishaliani , #$$%& 44!.
!enis Kelamin
Distribusi jenis kelamin antara penderita pria dan wanita pada demam tifoid tidak
ada perbedaan, tetapi pria lebih banyak terpapar dengan kuman ".typhi dibandingkan
dengan wanita, karena akti8itas di luar rumah lebih banyak. al ini memungkinkan
pria mendapat risiko lebih besar untuk menderita penyakit demam tifoid
dibandingkan dengan wanita "oeharyo adisaputro, *%%$& *+!.
7erdasarkan laporan hasil riset kesehatan dasar iskesda! Pro8insi 9awa Tengah
tahun #$$' menjelaskan bahwa tifoid terutama ditemukan lebih banyak dijumpai
pada laki-laki daripada perempuan Depkes I, #$$%& *$#!.
asil penelitian "iska Ishaliani asibuan tahun #$$%, diketahui bahwa penderita
demam tifoid lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan. al ini
dikaitkan bahwa laki-laki lebih sering melakukan akti8itas di luar rumah yang
memungkinkan laki-laki beresiko lebih besar terinfeksi "almonella typhi
dibandingkan dengan perempuan, misalnya mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terkontaminasi oleh "almonella typhi.
ingkat Sosial *konomi
-
8/19/2019 Minpro Akbar
25/486
Baktor yang turut menjadi resiko terjadinya demam tifoid adalah tingkat sosial
ekonomi yang digambarkan dengan besarnya penghasilan. (danya hubungan status
sosial ekonomi seseorang dengan masalah kesehatan yang diderita bukan merupakan
pengetahuan baru. 7agi mereka yang keadaan sosial ekonominya baik tentu tidak
sulit melakukan pencegahan dan ataupun pengobatan penyakit. "edangkan mereka
dengan status ekonomi rendah dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan
beberapa masalah kesehatan tertentu seperti misalnya infeksi dan kelainan gi1i
"ulistyaningsih, #$**& +'!.
"istem pangan dalam memproduksi, mengolah, mendistribusikan, menyiapkan, dan
mengkonsumsi makanan berkaitan erat dengan tingkat perkembangan, pendapatan
dan karakteristik sosiokultur masyarakat. "istem pangan pada penduduk kota
berpenghasilan rendah lebih mengandalkan pada makanan jajanan siap santap
dengan mutu yang rendah dan tidak terjamin keamanannya. Pencemaran mikroba
patogen pada makanan dalam kelompok ini terutama disebabkan oleh penggunaan
air yang tidak memenuhi syarat, pembuangan sampah tidak pada tempatnya, higiene
dan sanitasi yang tidak baik dalam penyiapan makanan di rumah atau penyakit
menular, dan penjualan makanan di tempat-tempat yang kotor atau dipinggir jalan.
Penyakit melalui makanan yang sering menyerang penduduk berpenghasilan rendah
pada umumnya adalah penyakit menular seperti tifus, paratifus, kolera, dan disentri,
serta keracunan "taphylococcus aureus dan =. perfringens yang sering mencemari
makanan siap santap "rikandi Bardia1, #$$*& *44!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
26/486
0rang yang baru sembuh dari tifoid masih terus mengekresi Salmonella typhi dalam
tinja dan air kemih sampai 2 bulan setelah sakit dan dapat menjadi karier kronik bila
masih mengandung basil sampai * tahun atau lebih. 7agi penderita yang tidak diobati
dengan adekuat, insiden karier didilaporkan 4-*$3 dan kurang lebih 23 menjadi
karier kronik Depkes, #$$& +#!.
'an!tas! Peralatan Makan %an M!num )a%a Rumah Tangga
-
8/19/2019 Minpro Akbar
27/486
menggunakan piring atau memakan makanan-makanan tersebut Ircham
-
8/19/2019 Minpro Akbar
28/486
2. Kerangka Te(r!
Beses yang
mengandung
Salmonella Typhi
- Amur
-
8/19/2019 Minpro Akbar
29/486
- 9enis kelamin
Kualitas "anitasi :ingkungan
- Tingkat sosial ekonomi
-
8/19/2019 Minpro Akbar
30/486
"umber (ir 7ersih
"anitasi Peralatan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
31/486
Termakan5tertelan oleh manusia Kejadian Demam
Tifoid
ambar #.* Kerangka Teori
"umber & T. ampengan #$$4!, (khsin )ulkoni #$*$!, Dinkes Pro8 9ateng
#$$!, 9uli "oemirat "lamet #$$!, "ri /inarsih #$$6!, Depkes I #$$!, 9ames
=hin #$$!, "oedarto #$$%!, (nies #$$!, "oeparman #$$*!, (tikah Pro8erawati#$*#!, /idoyono #$**! dan "rikandi Bardia1 #$$*!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
32/486
BAB III
METDE PENELITIAN
3.1 Kerangka K(nse)
4ar!a*el Be*as
"anitasi :ingkungan - "arana air bersih
-
"arana pembuangan tinja
4ar!a*el Ter!kat
#. igiene Perorangan
Kejadian Demam
-
8/19/2019 Minpro Akbar
33/486
-
Kebiasaan mencuci tangan
Tifoid
setelah buang air besar
Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan
Kebiasaan makan di luar rumah
Kebiasaan mencuci bahan makanan mentah yang akan dimakan langsung
Karakteristik Indi8idu
Amur
-
8/19/2019 Minpro Akbar
34/486
Tingkat "osial Ckonomi
4ar!a*el Pengganggu
iwayat penyakit demam tifoid dalam keluarga
"anitasi Peralatan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
35/486
+2
3.2 4ar!a*el Penel!t!an
Gariabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki
atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu
"oekidjo ;otoatmodjo, #$$#& '$!.
2.#.* Gariabel 7ebas
Gariabel bebas pada penelitian ini adalah sarana air bersih, sarana pembuangan tinja,
kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar, kebiasaan mencuci tangan
sebelum makan, kebiasaan makan di luar rumah, kebiasaan mencuci bahan makanan
mentah yang akan dimakan langsung, umur, jenis kelamin, dan tingkat sosial
ekonomi.
Gariabel Terikat
Gariabel terikat pada penelitian ini adalah kejadian demam tifoid pada penderita di
wilayah kerja puskesmas Kedungmundu kota "emarang.
Gariabel Pengganggu
Gariabel pengganggu dalam penelitian ini adalah riwayat penyakit demam tifoid
dalam keluarga dan sanitasi peralatan makan dan minum pada rumah tangga.
3.3 H!)(tes!s Penel!t!an
H!)(tes!s Umum
-
8/19/2019 Minpro Akbar
36/486
ipotesis umum dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sanitasi
lingkungan, higiene perorangan dan karakteristik indi8idu dengan kejadian
Demam Tifoid di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang tahun
#$*#.
H!)(tes!s Khusus
ipotesis khusus dalam penelitian ini adalah &
(da hubungan antara sarana air bersih dengan kejadian Demam Tifoid di wilayah
kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#.
(da hubungan antara sarana pembuangan tinja dengan kejadian Demam Tifoid di
wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#.
(da hubungan antara kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar dengan
kejadian Demam Tifoid di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang
Tahun #$*#.
(da hubungan antara kebiasaan mencuci tangan sebelum makan kejadian Demam
Tifoid di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#
(da hubungan antara kebiasaan makan di luar rumah dengan kejadian Demam Tifoid
di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#.
(da hubungan antara kebiasaan mencuci bahan makanan mentah yang akan dimakanlangsung dengan kejadian Demam Tifoid di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu
Kota "emarang Tahun #$*#.
(da hubungan antara umur dengan kejadian Demam Tifoid di wilayah kerja
Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#.
(da hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian Demam tifoid di wilayah kerja
Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#.
(da hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan kejadian Demam tifoid di
wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#.
3." De#!n!s! )eras!(nal %an 'kala Pengukuran 4ar!a*el
Definisi operasional dan skala pengukuran ditentukan peneliti berdasarkan keadaan
responden yang diteliti dan penentuan kategori berdasarkan sumber pustaka,
sedangkan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Ta*el 3.1De#!n!s! )eras!(nal %an 'kala Pengukuran 4ar!a*el
-
8/19/2019 Minpro Akbar
37/486
N(
4ar!a*el
De#!n!s!
Alat
+ara
Kateg(r!
'kala
Penel!t!an
)eras!(nl
Ukur
Ukur
*!
#!
2!
+!
4!
-
8/19/2019 Minpro Akbar
38/486
!
'!
4ar!a*el Be*as 5
*.
"arana air
"arana air
:embar
0bser8asi
$ Tidak
0rdinal
bersih
bersih yang
-
8/19/2019 Minpro Akbar
39/486
obser8asi
-
8/19/2019 Minpro Akbar
40/486
kebutuhan,
*
-
8/19/2019 Minpro Akbar
41/486
Dinkes Prop,
sumur
#$$4&2!
gali,sumur
artetis
-
8/19/2019 Minpro Akbar
42/486
maupun air
PD(
-
8/19/2019 Minpro Akbar
43/486
Pembuangan
tempat
obser8asi
-
8/19/2019 Minpro Akbar
44/486
antara sumber
tinja
air bersih
responden
dengan lubang
atau anggota
penampungan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
45/486
keluarga
J *$ meter
Lanutan ta*el 63.17
*!
#!
2!
+!
4!
!
'!
-
8/19/2019 Minpro Akbar
46/486
responden.
-
7erbau
-
Kotoran dapat
dijamah oleh
serangga dan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
47/486
tikus.
- Tidak mudah dibersihkan dan tidak aman diigunakan
- Tidak dilengkapi dinding dan atap pelindung
-
-
8/19/2019 Minpro Akbar
48/486
*!
#!
2!
+!
4!
!
'!
-
-
8/19/2019 Minpro Akbar
49/486
-
8/19/2019 Minpro Akbar
50/486
sabun, dan alat
pembersih.
(tikah
Pro8erawati
-
8/19/2019 Minpro Akbar
51/486
dan Cni ahma
wati,
#$*#&'6!.
2.
Kebiasaan
Kebiasaan
Kuesioner /awancara $
Kurang
0rdinal
mencuci
-
8/19/2019 Minpro Akbar
52/486
mencuci
7aik, jika&
tangan setelah tangan secara
-
tidak mencuci
buang air
bersih setelah
tangan dengan
besar
buang air
sabun dan
besar 8 dengan
tidak
-
8/19/2019 Minpro Akbar
53/486
mencuci
menggosok
tangan
tangan
menggunakan
- mencuci
sabun dan
tangan dengan
menggosok
-
8/19/2019 Minpro Akbar
54/486
sabun namun
tangan
tidak
menggosok
tangan
-
cuci tangan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
55/486
tidak dengan
sabun namun
menggosok
tangan
*
7aik, jika
-
8/19/2019 Minpro Akbar
56/486
mencuci
tangan dengan
sabun dan
menggosok tangan (tikah Pro8erawati dan Cni
-
8/19/2019 Minpro Akbar
57/486
+6
Lanutan ta*el 3.1
*!
#!
2!
+!
4!
!
'!
-
8/19/2019 Minpro Akbar
58/486
ahmawati,
#$*#&'6!.
+.
Kebiasaan
Kebiasaan
Kuesioner /awancara $
Kurang
0rdinal
mencuci
mencuci
-
8/19/2019 Minpro Akbar
59/486
7aik, jika&
tangan
tangan secara
-
tidak mencuci
sebelum
bersih
tangan dengan
makan
sebelum
sabun dan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
60/486
makan,
tidak
dengan
menggosok
mencuci
tangan
tangan
- mencuci
-
8/19/2019 Minpro Akbar
61/486
menggunakan
tangan dengan
sabun dan
sabun namun
menggosok
tidak
tangan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
62/486
menggosok
tangan
-
cuci tangan
tidak dengan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
63/486
sabun namun
menggosok
tangan
*
-
8/19/2019 Minpro Akbar
64/486
7aik, jika
mencuci
tangan dengan
sabun dan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
65/486
menggosok
tangan
(tikah
Pro8erawati
-
8/19/2019 Minpro Akbar
66/486
dan Cni
ahmawati,
#$*#&'6!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
67/486
4.
Kebiasaan
Perilaku
Kuesioner /awancara $
Ha, jika
0rdinal
makan di
responden
responden
luar rumah
tentang
mempunyai
kebiasaan
kebiasaan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
68/486
makan di luar
makan di luar
rumah baik di
rumah2kali
warung,
-
8/19/2019 Minpro Akbar
69/486
dalam
rumah makan
semingu.
maupun
-
8/19/2019 Minpro Akbar
70/486
+%
Lanutan Ta*el 3.1
*!
#!
2!
+!
4!
!
'!
penjual
* Tidak, jika
-
8/19/2019 Minpro Akbar
71/486
keliling
responden
yang tidak
makan diluar
terjamin
rumah J 2kali
kebersihan
dalam
-
8/19/2019 Minpro Akbar
72/486
makanannya
seminggu
Dwi
Hulianingsih,
#$$6!
.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
73/486
Kebiasaan
Kebiasaan
Kuesioner /awancara $Kurang
0rdinal
mencuci
mencuci
7aik, jika
bahan
bahan
tidak mencuci
makanan
makanan
bahan
mentah yang
mentah
-
8/19/2019 Minpro Akbar
74/486
makanan
akan dimakan
seperti
mentah seperti
langsung
sayuran
sayuran
mentah
lalapan! dan
lalapan! dan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
75/486
buah-buahan
buah-buahan
yang akan
yang akan
dimakan
dimakan
langsung
langsung
-
8/19/2019 Minpro Akbar
76/486
* 7aik, jika
mencuci
bahan
makanan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
77/486
mentah seperti
sayuran dan
buah-buahan
yang akan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
78/486
dimakan
langsung
"ri /inarsih,
#$$6& #%!
-
8/19/2019 Minpro Akbar
79/486
'.
Amur
Asia yang
ekam
-
8/19/2019 Minpro Akbar
80/486
didiagnosis
berisiko
demam tifoid.
M2$ tahun!
Amur yang
Depkes I,
beresiko
#$$& !.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
81/486
mengalami
-
8/19/2019 Minpro Akbar
82/486
4$
Lanutan ta*el 3.1
*!
#!
2!
+!
4!
!
'!
penyakit
-
8/19/2019 Minpro Akbar
83/486
demam tifoid
yaitu usia
L2$ ta
-
8/19/2019 Minpro Akbar
84/486
6.
9enis kelamin 9enis kelamin
ekam
-
8/19/2019 Minpro Akbar
85/486
Depkes I,
9enis kelamin
#$$%& *$#!.
laki-laki
lebih berisiko
dibanding
-
8/19/2019 Minpro Akbar
86/486
perempuan.
%.
Tingkat
Digambarkan Kuesioner /awancara
$endah,
0rdinal
sosial
dengan besar
apabila
-
8/19/2019 Minpro Akbar
87/486
ekonomi
pendapatan
pendapatan
yang
perkapita
dihasilkan
dalam keluarga
seluruh
J garis
-
8/19/2019 Minpro Akbar
88/486
anggota
kemiskinan
keluarga
wilayah
setiap bulan
perkotaan
dibagi dengan
9awa Tengah
-
8/19/2019 Minpro Akbar
89/486
jumlah
yaitu
anggota
p#2*.$+
keluarga yang
menjadi
* Tinggi,
-
8/19/2019 Minpro Akbar
90/486
tanggungan.
apabila
pendapatan
perkapita
dalam
-
8/19/2019 Minpro Akbar
91/486
keluar
garis
kemiskinan
wilayah
-
8/19/2019 Minpro Akbar
92/486
perkotaan
9awa Tengah
yaitu
p#2*.$+
-
8/19/2019 Minpro Akbar
93/486
7P"
Pro8insi
9awa
Tengah,
#$*#!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
94/486
4*
Lanutan ta*el 3.1
*!
#!
2!
+!
4!
!
'!
4ar!a*el ter!kat
-
8/19/2019 Minpro Akbar
95/486
*$
Kejadian
Diagnosis
ekam
-
8/19/2019 Minpro Akbar
96/486
sekunder
tifoid
dengan hasil
laboratorium
* Tidak
uji widal pada
menderita
penderita
-
8/19/2019 Minpro Akbar
97/486
demam
demam tifoid
tifoid
di Puskesmas
Depkes
Kedungmundu
I, #$$!
tahun #$**.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
98/486
&en!s %an Ran-angan Penel!t!an
9enis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian obser8asional analitik.
Penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan
mengapa fenomena kesehatan itu terjadi "oekidjo ;otoatmojo, #$$#& *+4!.
ancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
penelitian kasus kontrol case control study!. Pada studi kasus kontrol sekelompok
kasus pasien yang menderita penyakit demam tifoid! dibandingkan dengan
sekelompok kontrol mereka yang tidak menderita penyakit demam tifoid!. Dalam penelitian ini ingin diketahui apakah faktor resiko tertentu benar berpengaruh
terhadap terjadinya efek yang diteliti dengan membandingkan kekerapan pajanan
faktor risiko tersebut pada kelompok kasus dengan kelompok kontrol "udigdo
"astroasmoro N "ofyan Ismail, #$**& *+6!.
Desain penelitian case-control study dapat dilihat pada bagan berikut&
(pakah ada
Penelitian dimulai
faktor resiko
di sini
ya
-
8/19/2019 Minpro Akbar
99/486
Tidak
kasus
ya
kontrol
Tidak
ambar 2.#
Desain Penelitian Kasus-Kontrol
"udigdo "astroasmoro dan "ofyan Ismail, #$**&*+6!
3. P()ulas! %an 'am)el Penel!t!an
P()ulas! Penel!t!an
-
8/19/2019 Minpro Akbar
100/486
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti "oekidjo
;otoatmodjo, #$$#& '%!. Populasi pada penelitian ini dibagi dua yaitu populasi kasus
dan populasi kontrol.
2..*.* Populasi Kasus
Populasi kasus dalam penelitian ini adalah seluruh penderita Demam Tifoid pada
bulan 9anuari-Desember tahun #$** yang tercatat dalam rekam medis Puskesmas
Kedungmundu dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu
Kota "emarang yaitu sejumlah 4+ orang.
2..*.# Populasi Kontrol
Populasi kontrol dalam penelitian ini adalah seluruh penderita ipertensi pada bulan
9anuari-Desember tahun #$** yang tercatat dalam rekam medis Puskesmas
Kedungmundu dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu
Kota "emarang yaitu sejumlah *4+ orang.
'am)el Penel!t!an
"ampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi "oekidjo ;otoatmodjo, #$$#&'%!.
7esar sampel dengan tingkat kepercayaan %43 )O*,%! dan kekuatan penelitian
6$3 )$,6+! serta berdasarkan nilai 0 dan proporsi paparan pada kelompok
kontrol P#! dari penelitian terdahulu Dwi Hulianingsih Tahun #$$6! adalah sebagai
berikut&
n* n#
"udigdo "astroasmoroN"ofyan Ismael, #$**&26!.
Keterangan&
-
8/19/2019 Minpro Akbar
101/486
n*n# & 7esar sampel untuk kasus dan kontrol
)O & Tingkat kepercayaan %43*,%!
) & Kekuatan penelitian 6$3$,6+!
P* & Perkiraan proporsi efek pada kasus
P# & Proporsi pada kelompok kontrol dari penelitian terdahulu, P##',23!
Q & Proporsi kontrol terpapar
0 & dari penelitian terdahulu Dwi Hulianingsih,#$$6! dengan nilai 0 *,66%
-
8/19/2019 Minpro Akbar
102/486
4+
Dari penelitian terdahulu diperoleh P2 = 27,3% (0,273) dan OR = 16,889
P*
0,863
0,568
* RP * R$,46 $,+2#
Q* * RP* * R$,62 $,*2'
-
8/19/2019 Minpro Akbar
103/486
Q# * RP# * R$,#'2 $,'#'
)O *,% dan ) $,6+
n* n#
-
8/19/2019 Minpro Akbar
104/486
44
9,8 = 10 sampel
9adi sampel minimal kasus sebanyak *$ responden dan sampel minimal kontrol sebanyak *$
responden. Dari hasil pengambilan sampel diperoleh jumlah sampel minimal yaitu *$ responden
diambil *2 responden.
Dengan menggunakan rumus diatas dan 0 terdahulu sebesar *,66, maka besar sampel minim
yang diperoleh adalah *$ sampel. Dari hasil pengambilan sampel minimal yaitu *$ responden d
diambil *2 responden. Dengan perbandingan *F* untuk kelompok kasus dan kelompok kontrol,
besar sampel penelitian ini adalah *2 sampel kasus dan *2 sampel kontrol. 9adi jumlah sampel s
keseluruhan sebesar # sampel.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
105/486
Sampel Kasus
"ampel kasus dalam penelitian ini adalah penderita Demam Tifoid pada
bulan 9anuari-Desember tahun #$** yang tercatat dalam rekam medis dan bertempat tinggal di
kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang yaitu sejumlah *2 orang.
Kriteria inklusi dan ekslusi pada sampel kasus adalah&
3!"## $riteria %nklusi
Penderita demam tifoid yang tercatat dalam rekam medis
Asia *4 tahun, karena pada usia terse penelitian ini hanya meneliti Demam Tifoid pada orang d
7ertempat tinggal tetap di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang saat peneliti
Tidak memiliki riwayat demam tifoid dalam keluarga selama * tahun sebelum responden mende
demam tifoid
-
8/19/2019 Minpro Akbar
106/486
Sampel Kontrol
"ampel kontrol dalam penelitian ini adalah pasien yang menderita
hipertensi pada bulan 9anuari-Desember tahun #$** tercatat dalam rekam medik dan bertempat di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang yaitu *2 orang.
Kriteria inklusi dan ekslusi pada sampel kontrol adalah&
3!""# $riteria %nklusi
*! Penderita hipertensi yang tercatat dalam rekam medis
-
8/19/2019 Minpro Akbar
107/486
4'
7ertempat tinggal tetap di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang
saat penelitian
Tidak memiliki riwayat demam tifoid dalam keluarga
-
8/19/2019 Minpro Akbar
108/486
3.9 'um*er Data Penel!t!an
"umber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder sebagai
berikut&
Data Pr!mer
Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari hasil wawancara dan
obser8asi kepada responden mengenai sarana air bersih, sarana pembuangan tinja,
kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar, kebiasaan mencuci tangan setelah
makan, kebiasaan makan di luar rumah dan kebiasaan mencuci bahan makananmentah yang akan dimakan langsung.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
109/486
46
Data 'ekun%er
Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari instansi yang
berkepentingan dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota "emarang yaitu data jumlah
kasus demam tifoid se-kota "emarang dan dari Puskesmas Kedungmundu Kota
"emarang yaitu data penderita demam tifoid yang diperoleh dari data rekam medik.
3.: Instrumen Penel!t!an %an Tekn!k Pengam*!lan Data
3.:.1 Instrumen Penel!t!an
Instrumen penelitian adalah perangkat atau alat yang digunakan untuk pengumpulan
data "oekidjo ;otoatmodjo, #$$#& +6!. (dapun instrumen yang digunakan adalah
meliputi&
&ekam Medik dari Puskesmas
ekam medik di Puskesmas Kedungmundu berupa buku pasien untuk
mengumpulkan data tentang identitas, alamat dan diagnosis pasien demam tifoid
serta hipertensi.
3'#" $uesioner dan (embar )bservasi
-
8/19/2019 Minpro Akbar
110/486
Kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan data untuk menjaring responden dengan
mengetahui riwayat penyakit demam tifoid dalam keluarga dan sanitasi peralatan
makan dan minum pada rumah tangga, serta untuk mendapatkan data 8ariabel yang
akan diteliti yaitu kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar, kebiasaan
mencuci tangan sebelum makan, kebiasaan makan di luar rumah, kebiasaan mencuci
bahan makanan mentah yang akan dimakan langsung, umur, jenis kelamin, dantingkat sosial ekonomi. :embar obser8asi yang digunakan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
111/486
4%
dalam penelitian ini berupa tabel hasil pengamatan mengenai sarana air bersih,
sarana pembuangan tinja.
Pengukuran
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat rollmeter untuk
pengukuran jarak septik tank dengan sarana air bersih, dan pengukuran tinggi
bibir sumur.
Tekn!k Pengam*!lan Data
-
8/19/2019 Minpro Akbar
112/486
mengetahui tentang umur, jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, kebiasaan mencuci
tangan setelah buang air besar, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, kebiasaan
makan di luar rumah, dan kebiasaan mencuci bahan makanan mentah yang akan
dimakan langsung.
3'"#" )bservasi
0bser8asi dilakukan melalui pengamatan langsung mengenai sarana air bersih dan
sarana pembuangan tinja.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
113/486
$
eknik Pengambilan ata Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan cara meminta data
secara langsung ke Dinas Kesehatan Kota "emarang berupa data kasus demam tifoid
di Kota "emarang tahun #$*#, serta data rekam medik dari Puskesmas
Kedungmundu berupa identitas, alamat dan diagnosis pasien demam tifoid serta
hipertensi yang berasal dari catatan medik Puskesmas Kedungmundu kota semarang
tahun #$**.
Pr(se%ur Penel!t!an
:angkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini secara garis besar adalah
sebagai berikut&
3.;.1 Taha) Pra Penel!t!an
Tahap pra penelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian.
(dapun kegiatan pra penelitian adalah&
Koordinasi dengan pihak Puskesmas Kedungmundu mengenai tujuan dan prosedur
penelitian.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
114/486
Penyusunan kuesioner dan lembar obser8asi
-
8/19/2019 Minpro Akbar
115/486
*
mencuci tangan sebelum makan, kebiasaan makan di luar rumah, kebiasaan mencuci
bahan makanan mentah yang akan dimakan langsung, umur, jenis kelamin dan
tingkat sosial ekonomi.
Pengukuran jarak septik tank dengan sarana air bersih dan tinggi bibir sumur yangdilakukan bergantian dari * rumah responden kasus dan kontrol! ke rumah yang
lainnya.
Pengisian lembar obser8asi melalui pengamatan pada sarana pembuangan tinja yang
dimiliki responden.
3.;.3 Taha) Pas-a Penel!t!an
Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai
penelitian adalah&
Pencatatan hasil penelitian.
(nalisis data.
3.1< Tekn!k Peng(lahan %an Anal!s!s Data
3.1
-
8/19/2019 Minpro Akbar
116/486
Data-data yang telah dikumpulkan diolah melalui langkah-langkah sebagai berikut&
3###Editing
Dilakukan untuk memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner dan kejelasan jawaban, konsentrasi antar jawaban, rele8ansi jawaban, dan keseragaman data.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
117/486
#
3##" .oding
=oding dilakukan untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke
dalam kategori-kategori dengan memberikan kode pada setiap jawaban responden.
3##3 Entry
Kegiatan memasukan data yang telah mengalami proses coding ke dalam 8ariabel
sheet dalam "P"".
3##/ Tabulating
-
8/19/2019 Minpro Akbar
118/486
(nalisis uni8ariat yang dilakukan terhadap 8ariabel hasil penelitian pada umumnya
dalam analisis hanya menggunakan distribusi dan presentase dari tiap 8ariabel
"oekidjo ;otoatmodjo, #$$#& *66!. Gariabel dalam penelitian ini meliputi sarana air
bersih, sarana pembuangan tinja, kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar,
kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, kebiasaan makan di luar rumah,
Kebiasaan mencuci bahan makanan mentah sebelum dimakan, umur, jenis kelamin
dan tingkat sosial ekonomi.
0nalisis 2ivariat
(nalisis bi8ariat dilakukan dengan menggunakan uji .hi-Suare E#!
-
8/19/2019 Minpro Akbar
119/486
2
dengan menggunakan.onfidenceO %nterval $,$4=I!sebesardan%43, estimasi besar
sampel dihitung dengan menggunakan odds ratio 0!. Dalam penelitian ini, uji
statistik yang digunakan adalah .hi-Suare karena untuk mengetahui hubungan
8ariabel kategorik dengan kategorik (gus iyanto, #$$%& '4!.
(turan pengambilan keputusan&
*. 9ika p value O $,$4!erimamaka o dit
9ika p valueJ O$,$4! maka o ditolak
"yarat Aji .hi Suare adalah tidak ada sel yang nilai observed nol dan sel yang
e4pected C! kurang dari 4 maksimal #$3 dari jumlah sel. 9ika tidak memenuhi
syarat maka uji alternatifnya adalah Aji Bisher "opiyudin Dahlan, #$**&*%!.
"#""# 0nalisis .hi-Suare
"etelah diolah, kemudian dianalisis dengan uji statistik chi-suare test untuk
membuktikan adanya hubungan antara 8ariabel bebas dan 8ariabel terikat.
"#""" Penentuan)dds &atio 5)&6
)dds &atio 0! yaitu penilaian berapa sering terdapat paparan pada kasusdibandingkan pada kontrol. 0 menunjukkan besarnya peran faktor risiko yang
-
8/19/2019 Minpro Akbar
120/486
diteliti terhadap terjadinya penyakit "udigdo "astroasmoro dan "ofyan Ismael,
#$**&*+6!.
Penghitungan analisis hasil studi kasus kontrol dapat dilakukan dengan melihat
proporsi masing-masing 8ariabel bebas yang diteliti pada kasus dan kontrol
dilakukan analisis 8ariabel dengan cara memasukkan setiap 8ariabel yang
-
8/19/2019 Minpro Akbar
121/486
+
diduga berisiko dengan kejadian Demam Tifoid di wilayah kerja Puskesmas
Kedungmundu Kota "emarang ke dalam tabel dengan menghitung 0 dan =I %43
dengan kemaknaan p$,$4. 0 digunakan untuk mengetahui seberapa besar peran
faktor risiko terhadap terjadinya penyakit Demam Tifoid dinilai seberapa sering
pajanan pada kasus dibandingkan pada kontrol yang dapat dilihat pada Tabel 2.#.
Tabel 2.#& Penentuan )dds &atio
Kasus
K(ntr(l
¨ah
Baktor risiko S
Ha
a
b
a S b
Baktor risiko-!
Tidak
c
d
c S d
-
8/19/2019 Minpro Akbar
122/486
¨ah
a S c
b S d
aSbScSd
"umber& "udigdo "astroasmoro dan "ofyan Ismael, #$**&*+6!. Keterangan &
( Kasus yang mengalami paparan 7 Kontrol yang mengalami pajanan
= Kasus yang tidak mengalami pajanan D Kontrol yang tidak mengalami pajanan
Antuk menilai odds ratio atau seberapa sering terdapat pajanan pada kasus
dibandingkan pada kontrol yaitu& 0 odds pada kasus & odds pada kontrol.
Interpretasi 0 dan %43 .%
0 M *, dan %43 .% tidak mencakup angka *, menunjukkan bahwa faktor yang
diteliti merupakan faktor risiko timbulnya penyakit.
0 M *, dan %43 .% mencakup angka *, menunjukkan bahwa faktor yang diteliti
belum merupakan faktor risiko timbulnya penyakit.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
123/486
4
0 *, dan %43 .% mencakup angka * atau %43 .% mencakup angka *,
menunjukkan bahwa faktor yang diteliti bukan merupakan faktor risiko timbulnya
penyakit.
0 J *, dan %43 .% tidak mencakup angka *, menunjukkan bahwa faktor yangditeliti merupakan faktor protektif yang dapat mengurangi terjadinya penyakit.
0 J *, dan %43 .% mencakup angka *, menunjukkan bahwa faktor yang diteliti
belum tentu merupakan faktor protektif yang dapat mengurangi terjadinya penyakit
"udigdo "ostroasmoro dan "ofyan Ismael, #$**, *2!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
124/486
BAB I4
HA'IL PENELITIAN
".1 ,am*aran Umum =!la$ah Penel!t!an
Penelitian yang berjudul hubungan antara sanitasi lingkungan, higiene perorangan,
dan karakteristik indi8idu dengan kejadian demam tifoid di wilayah kerja Puskesmas
Kedungmundu Kota "emarang Tahun #$*#, dengan responden yang terdiri dari
responden kasus dan kontrol dimana responden kasus terdiri dari *2 orang dan
responden kontrol *2 orang. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Kedungmundu Kota "emarang yang mempunyai luas wilayah sebesar *.#++.6%$ km#
dengan jumlah penduduk **$.$'6 jiwa, dan jumlah Kepala Keluarga KK! sebanyak
#4.4$% KK. 9umlah penduduk laki-laki sebanyak 4+.%4% jiwa dan jumlah penduduk
perempuan 44.**% jiwa. /ilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu meliputi '
kelurahan, yaitu Kelurahan Kedungmundu, Kelurahan Tandang, Kelurahan
"ambiroto, Kelurahan "endang uwo, Kelurahan "endang
-
8/19/2019 Minpro Akbar
125/486
"ebelah 7arat & Kelurahan =andisari
7erdasarkan data laporan Demam Tifoid yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota
"emarang Tahun #$** diketahui bahwa jumlah kasus demam
-
8/19/2019 Minpro Akbar
126/486
'
tifoid di Puskesmas Kedungmundu tahun #$** sebanyak 4+ kasus. asil obser8asi
sanitasi lingkungan, masih terdapat sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat
kesehatan. "elain itu juga masih terdapat warga yang memiliki jamban yang tidak
memenuhi syarat yaitu jamban tidak dilengkapi dengan dinding, atap pelindung,
lantai tidak kedap air dan jamban langsung dialirkan ke sungai. "edangkan hasil
obser8asi tentang higiene perorangan, masih banyak warga yang kurangmemerhatikan kebersihan dirinya seperti kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan
mencuci bahan makanan mentah yang akan dimakan langsung, dan kebiasaan jajan
sembarangan sehingga penularan dan penyebaran peyakit demam tifoid dapat terjadi
di masyarakat.
".2 Has!l Penel!t!an
".2.1 Karakter!st!k Res)(n%en
esponden terdiri dari responden kasus dan responden kontrol yang mana responden
kasus terdiri dari *2 orang dan responden kontrol sebanyak *2 orang. esponden
kasus yaitu penderita demam tifoid yang terdaftar dalam catatan rakam medik
Puskesmas Kedungmundu pada tahun #$** dan berdomisili di wilayah kerja
Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang. "edangkan responden kontrol yaitu
penderita hipertensi yang terdaftar dalam catatan rakam medik PuskesmasKedungmundu pada tahun #$** dan berdomisili di wilayah kerja Puskesmas
Kedungmundu Kota "emarang.
istribusi &esponden menurut Pendidikan
asil wawancara dengan responden penelitian didapatkan gambaran
-
8/19/2019 Minpro Akbar
127/486
umum mengenai pendidikan responden Tabel +.*!
-
8/19/2019 Minpro Akbar
128/486
6
Tabel +.* Distribusi esponden menurut Tingkat Pendidikan
N(.
T!ngkat Pen%!%!kan
¨ah
Pr(sentase 6>7
*.
Tidak Tamat "D
#
','
#.
Tamat "D
#2,*
2.
Tamat "
-
8/19/2019 Minpro Akbar
129/486
Tamat "
-
8/19/2019 Minpro Akbar
130/486
#.
7uruh
**
+#,2
2.
"wasta
'
#,%
¨ah
#
*$$
7erdasarkan tabel +.# dapat diketahui dari # responden sebagian besar mempunyai
pekerjaan buruh berjumlah ** orang +#,23!, sedangkan paling sedikit adalah swasta
yaitu berjumlah ' orang #,%3!.
".2.2 Anal!s!s Un!/ar!at
0,.,.,/ Sarana Air Bersih &esponden
Distribusi hasil penelitian mengenai sarana air bersih di /ilayah Kerja Puskesmas
Kedungmundu Kota "emarang Tabel +.2!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
131/486
%
Tabel +.2& "arana (ir 7ersih esponden
N(.
'arana A!r Bers!h
¨ah
Pr(sentase 6>7
*
Tidak
-
8/19/2019 Minpro Akbar
132/486
7erdasarkan Tabel +.2 dapat diketahui bahwa responden dengan sarana air bersih
yang tidak memenuhi syarat sebanyak ** orang +#,23! dan responden dengan
sarana air bersih yang memenuhi syarat sebanyak *4 orang 4','3!.
0,.,.,. Sarana Pembuangan inja &esponden
Distribusi hasil penelitian mengenai sarana pembuangan tinja di /ilayah Kerja
Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tabel +.+!.
Tabel +.+& "arana Pembuangan Tinja esponden
N(.
'arana Pem*uangan T!na
¨ah
Pr(sentase 6>7
*
Tidak
-
8/19/2019 Minpro Akbar
133/486
7erdasarkan Tabel +.+ dapat diketahui bahwa responden dengan sarana pembuangan
tinja yang tidak memenuhi syarat sebanyak ** orang +#,23! dan responden dengan
sarana pembuangan tinja yang memenuhi syarat sebanyak *4 orang 4','3!.
Kebiasaan Men%u%i angan Setelah Buang Air Besar
Distribusi hasil penelitian mengenai kebiasaan mencuci tangan setelah
buang air besar di /ilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang
Tabel +.4!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
134/486
'$
Tabel +.4& Kebiasaan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
135/486
#
*$$
7erdasarkan Tabel +.4 dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai kebiasaan
mencuci tangan setelah buang air besar kurang baik sebanyak *$ orang 26,43! dan
responden yang mempunyai kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar baik
sebanyak * orang *,43!.
Kebiasaan Men%u%i angan Sebelum Makan
Distribusi hasil penelitian mengenai kebiasaan mencuci tangan sebelum
makan di /ilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tabel +.!.
Tabel +.& Kebiasaan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
136/486
4$,$
#
7aik
*2
4$,$
¨ah
#
*$$
7erdasarkan Tabel +. dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai kebiasaan
mencuci tangan sebelum makan kurang baik sebanyak *2 orang 4$,$3! dan
responden yang mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum makan baik
sebanyak *2 orang 4$,$3!.
Kebiasaan Makan i $uar &umah
Distribusi hasil penelitian mengenai kebiasaan makan di luar rumah di
/ilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tabel +.'!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
137/486
'*
Tabel +.'& Kebiasaan 7
*
Ha
**
+#,2
#
Tidak
*4
4','
¨ah
-
8/19/2019 Minpro Akbar
138/486
#
*$$
7erdasarkan Tabel +.' dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai
kebiasaan makan di luar rumah sebanyak ** orang +#,23! dan responden yang
tidak mempunyai kebiasaan makan di luar rumah sebanyak *4 orang 4','3!.
Kebiasaan Men%u%i Bahan Makanan Mentah 'ang Akan imakan $angsung
Distribusi hasil penelitian mengenai kebiasaan mencuci bahan makanan
mentah yang akan dimakan langsung di /ilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu
Kota "emarang Tabel +.6!.
Tabel +.6& Kebiasaan mencuci bahan makanan mentah yang akan dimakan langsung
N(.
Ke*!asaan Men-u-! Bahan
Makanan Mentah $ang akan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
139/486
¨ah
Pr(sentase 6>7
D!makan Langsung
*
Kurang 7aik
*#
+,#
#
7aik
*+
42,6
¨ah
#
*$$
7erdasarkan Tabel +.6 dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai kebiasaan
mencuci bahan makanan mentah yang akan dimakan langsung kurang baik sebanyak
*# orang +,#3! dan responden yang mempunyai kebiasaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung baik sebanyak *+ orang 42,63!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
140/486
'#
mur &esponden
Distribusi hasil penelitian mengenai umur responden di /ilayah Kerja
Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tabel +.%!.
Tabel +.%& Amur esponden
N(.
Umur
¨ah
Pr(sentase 6>7
*
7eresiko L2$
*$
26,4
#
Tidak 7eresiko M2$ th!
*
-
8/19/2019 Minpro Akbar
141/486
*,4
¨ah
#
*$$
7erdasarkan Tabel +.% dapat diketahui bahwa umur responden yang beresiko yaitu L2$ tahun
3!danumursebanyakrespondenyang *$ or tidak beresiko sebanyak * orang *,43!.
!enis Kelamin &esponden
Distribusi hasil penelitian mengenai jenis kelamin responden di /ilayah
Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tabel +.*$!.
Tabel +.*$& 9enis Kelamin esponden
N(.
&en!s Kelam!n
¨ah
Pr(sentase 6>7
*
:aki-laki
*#
+,#
#
-
8/19/2019 Minpro Akbar
142/486
Perempuan
*+
42,6
¨ah
#
*$$
7erdasarkan Tabel +.*$ dapat diketahui bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki sebany
orang +,#3! dan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak *+ orang 42,63!.
istribusi ingkat Sosial *konomi &esponden
Distribusi hasil penelitian mengenai tingkat sosial ekonomi responden di
/ilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang Tabel +.**!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
143/486
'2
Tabel +.**& Tingkat "osial Ckonomi esponden
N(.
T!ngkat '(s!al Ek(n(m!
¨ah
Pr(sentase 6>7
*
endah
*$
26,4
#
Tinggi
*
*,4
¨ah
#
*$$
-
8/19/2019 Minpro Akbar
144/486
7erdasarkan Tabel +.** dapat diketahui bahwa responden dengan tingkat sosial
ekonomi rendah sebanyak *$ orang 26,43! dan responden dengan tingkat sosial
ekonomi tinggi sebanyak * orang *,43!.
".2.3 Anal!s!s B!/ar!at
1ubungan antara Sarana Air Bersih dengan Kejadian emam ifoid di 2ila'ah
Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang
asil uji .hi-suare dari data penelitian tentang "arana (ir 7ersih pada
responden kasus dan kontrol di /ilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota"emarang, didapatkan hasil sebagai berikut &
Tabel +.*#& Tabulasi "ilang antara "arana (ir 7ersih dengan Kejadian Demam Tifoid
Kea%!an Demam T!#(!%
N!la!
-
8/19/2019 Minpro Akbar
145/486
p
'arana A!r Bers!h
Kasus
K(ntr(l
3
3
3
3
Tidak
-
8/19/2019 Minpro Akbar
146/486
'
42,6
+
2$,6
-
8/19/2019 Minpro Akbar
147/486
memiliki sarana air bersih dengan kriteria tidak memenuhi syarat sebanyak +
-
8/19/2019 Minpro Akbar
148/486
'+
orang 2$,63! dan yang memiliki sarana air bersih dengan kriteria memenuhi syarat
sebanyak % orang %,#3!.
Dari hasil uji .hi-suare7 diperoleh bahwa nilai p value sebesar $,#2+ karena p value
M $,$4! sehingga o diterima. al ini berarti dapat diketahui bahwa tidak adahubungan antara sarana air bersih dengan kejadian Demam Tifoid di /ilayah Kerja
Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang.
0,.,+,. 1ubungan antara Sarana Pembuangan inja dengan Kejadian emam
ifoid di 2ila'ah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang
asil uji .hi-suare dari data penelitian tentang "arana Pembuangan Tinja pada
responden kasus dan kontrol di /ilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota
"emarang, didapatkan hasil sebagai berikut &
Tabel +.*2& Tabulasi "ilang antara "arana Pembuangan Tinja dengan Kejadian
Demam Tifoid
-
8/19/2019 Minpro Akbar
149/486
Kea%!an Demam T!#(!%
N!la!
R
;0>+I
'arana Pem*uangan
p
T!na
Kasus
K(ntr(l
3
3
3
-
8/19/2019 Minpro Akbar
150/486
3
Tidak memenuhi "yarat
6
*,4
2
#2,*
$,%6-
-
8/19/2019 Minpro Akbar
151/486
#%,2%2
Total
*2
*$$,$
*2
*$$,$
7erdasarkan Tabel +.*2 diketahui bahwa dari *2 responden kasus yang
memiliki sarana pembuangan tinja tidak memenuhi syarat sebanyak 6 orang
*,43! dan yang memiliki sarana pembuangan tinja memenuhi syarat sebanyak 4
orang 26,43!. "edangkan dari *2 responden kontrol yang memiliki sarana
-
8/19/2019 Minpro Akbar
152/486
pembuangan tinja tidak memenuhi syarat sebanyak 2 orang #2,*3! dan yang
memiliki sarana pembuangan tinja memenuhi syarat sebanyak *$ orang ',%3!.
-
8/19/2019 Minpro Akbar
153/486
'4
Dari hasil uji =hi-suare, diperoleh p value sebesar $,$+' karena p value J $,$4!
sehingga o ditolak. al ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara
sarana pembuangan tinja dengan kejadian Demam Tifoid di /ilayah Kerja
Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang. Perhitungan risk estimate didapatkan 0
4,222 0M*! dengan %43=I$,%6-#%,2%2, menunjukkan bahwa responden yang
sarana pembuangan tinjanya tidak memenuhi syarat mempunyai risiko 4,222 kalilebih besar menderita Demam Tifoid daripada responden yang sarana pembuangan
tinjanya memenuhi syarat.
1ubungan antara Kebiasaan Men%u%i angan Setelah Buang Air Besar dengan
Kejadian emam ifoid di 2ila'ah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota
Semarang
asil uji .hi-suare dari data penelitian tentang Kebiasaan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
154/486
Ke*!asaan Men-u-!
Kea%!an Demam T!#(!%
N!la!
P
Tangan 'etelah Buang A!r
Kasus
K(ntr(l
-
8/19/2019 Minpro Akbar
155/486
Besar
3
3
3
3
Kurang baik
'
42,6
2
#2,*
7aik
-
8/19/2019 Minpro Akbar
156/486
+,#
*$
',%
$,*$'
Total
*2
*$$,$
*2
*$$,$
7erdasarkan Tabel +.*+ diketahui bahwa dari *2 responden kasus dengan
kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar yang kurang baik sebanyak '
orang 42,63! dan kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar baik
-
8/19/2019 Minpro Akbar
157/486
'
sebanyak orang +,#3!. "edangkan dari *2 responden kontrol dengan kebiasaan
mencuci tangan setelah buang air besar kurang baik sebanyak 2 orang #2,*3!, dan
kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar baik sebanyak *$ orang ',%3!.
Dari hasil uji =hi-suare, diperoleh bahwa nilai p value sebesar $,*$' karena p value M $,$4! sehingga o diterima. al ini berarti dapat diketahui bahwa tidak ada
hubungan antara kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar dengan kejadian
Demam Tifoid di /ilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang.
1ubungan antara Kebiasaan Men%u%i angan Sebelum Makan dengan Kejadian
emam ifoid di 2ila'ah Kerja Puskesmas Kedungmundu
Kota Semarang
asil uji .hi-suare dari data penelitian tentang Kebiasaan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
158/486
Ke*!asaan Men-u-!
Kea%!an Demam T!#(!%
N!la!
R ;0>+I
p
Tangan 'e*elum
Kasus
K(ntr(l
-
8/19/2019 Minpro Akbar
159/486
Makan
3
3
3
3
Kurang baik
*$
',%
2
#2,*
-
8/19/2019 Minpro Akbar
160/486
*,'%#-
7aik
2
#2,*
*$
',%
$,$$
**,*** 6,6%+
Total
*2
*$$,$
-
8/19/2019 Minpro Akbar
161/486
*2
*$$,$
7erdasarkan Tabel +.*4 diketahui bahwa dari *2 responden kasus dengan
kebiasaan mencuci tangan sebelum makan yang kurang baik sebanyak *$ orang
',%3! dan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan baik sebanyak 2 orang
-
8/19/2019 Minpro Akbar
162/486
''
#2,*3!. "edangkan dari *2 responden kontrol dengan kebiasaan mencuci tangan
sebelum makan yang kurang baik sebanyak 2 orang #2,*3!, dan kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan baik sebanyak *$ orang ',%3!.
Dari hasil uji =hi-suare, diperoleh p value sebesar $,$$ karena p value J $,$4!sehingga o ditolak. al ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara
kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dengan kejadian Demam Tifoid di
/ilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang. Perhitungan risk estimate
didapatkan 0 **,*** 0M*! dengan %43=I*,'%#-6,6%+ menunjukkan bahwa
responden dengan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan yang kurang baik
mempunyai risiko **,*** kali lebih besar menderita Demam Tifoid daripada
responden dengan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dengan baik yaitu
menggunakan sabun dan menggosok tangan.
1ubungan antara Kebiasaan Makan di $uar &umah dengan Kejadian emam
ifoid di 2ila'ah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang
asil uji .hi-suare dari data penelitian tentang Kebiasaan
-
8/19/2019 Minpro Akbar
163/486
Kea%!an Demam T!#(!%
N!la!
R
;0>+I
Ke*!asaan Makan %!
p
Luar Rumah
Kasus
K(ntr(l
-
8/19/2019 Minpro Akbar
164/486
3
3
3
3
Ha
%
%,#
#
*4,+
*,6#6-
Tidak
+
2$,6
**
6+,
$,$$4
*#,2'4
-
8/19/2019 Minpro Akbar
165/486
62,''
Total
*2
*$$,$
*2
*$$,$
-
8/19/2019 Minpro Akbar
166/486
'6
7erdasarkan Tabel +.* diketahui bahwa dari *2 responden kasus yang mempunyai
kebiasaan makan di luar rumah sebanyak % orang %,#3! dan yang tidak
mempunyai kebiasaan makan di luar rumah sebanyak + orang 2$,63!. "edangkan
dari *2 responden kontrol yang mempunyai kebiasaan makan di luar rumah sebanyak
# orang *4,+3!, dan yang tidak mempunyai kebiasaan makan di luar rumah
sebanyak ** orang 6+,3!.
Dari hasil uji =hi-suare, diperoleh p value sebesar $,$$4 karena p value J $,$4!
sehingga o ditolak. al ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara
kebiasaan makan di luar rumah dengan kejadian Demam Tifoid di /ilayah Kerja
Puskesmas Kedungmundu Kota "emarang. Perhitungan risk estimate didapatkan 0
*#,2'4 0M*! dengan %43=I*,6#6-62,'' menunjukkan bahwa responden yang
mempunyai kebiasaan makan di luar rumah, mempunyai risiko *#,2'4 kali lebih
besar menderita Demam Tifoid daripada responden yang tidak mempunyai kebiasaanmakan di luar rumah.
1ubungan antara Kebiasaan Men%u%i Bahan Makanan Mentah 'ang Akan
imakan $angsung dengan Kejadian emam ifoid di 2ila'ah
Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang
asil uj