metode ekspositori & model pemb. langsung
TRANSCRIPT
KAJIAN TEORI EKSPOSITORI DAN
MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
A. Asal Usul Metode Ekspositori
Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan
dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep
materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan
masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan.
Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan
metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada
tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung.
Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan
sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas
oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori
cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau
informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi
pembelajaran. Metode ekspositori sering dianalogikan dengan metode
ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan informasi.
Pada umumnya guru lebih suka menggunakan metode ceramah
dikombinasikan dengan metode tanya jawab. Metode ceramah banyak
dipilih karena mudah dilaksanakan dengan persiapan yang sederhana, hemat
waktu dan tenaga, dengan satu langkah langsung bisa menjangkau semua
siswa dan dapat dilakukan cukup di dalam kelas. Menurut Popham & Baker
(1992 : 79) menjelaskan bahwa setiap penyajian informasi secara lisan
dapat disebut ceramah. Penyajian ceramah yang bersifat formal dan
biasanya berlangsung selama 45 menit maupun yang informal yang hanya
berlangsung selama 5 menit. Ceramah tidak dapat dikatakan baik atau
buruk, tetapi penyampaian ceramah harus dinilai menurut tujuan
penggunaannya.
1
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2000 : 13) metode ceramah adalah
cara penyampaian bahan pelajara dengan komunikasi lisan. Metode
ceramah lebih efektif dan efisien untuk menyampaikan informasi dan
pengertian. Menurut Margono (1989 : 30) mengemukakan bahwa metode
ceramah adalah metode mengajar yang menggunakan penjelasan verbal.
Komunikasi bersifat satu arah dan sering dilengkapi dengan alat bantu
audio visual, demonstrasi, tanya jawab, diskusi singkat dan sebagainya.
Lebih lanjut. Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2000 : 13) mengemukakan
bahwa agar metode ceramah efektif perlu dipersiapkan langkah-langkah
sebagai berikut: a) merumuskan tujuan instruksional khusus yang luas, b)
mengidentifikasi dan memahami karakteristik siswa, c) menyusun bahan
ceramah dengan menggunakan bahan pengait (advance organizer), d)
menyampaikan bahan dengan memberi keterangan singkat dengan
menggunakan papan tulis, memberikan contoh-contoh yang kongkrit dan
memberikan umpan balik (feed back), memberikan rangkuman setiap akhir
pembahasan materi, e) merencanakan evaluasi secara terprogram. Metode
retitasi adalah metode pembelajaran yang lebih dikenal dengan istilah
pekerjaan rumah. Meskipun sebutan ini tidak seluruhnya benar. Metode
tanya jawab digunakan bersama dengan metode ceramah, untuk
merangsang kegiatan berfikir siswa, dan untuk mengetahui keefektifan
pengajarannya, sebagai mana diutarakan. Menurut Popham & Baker (1992 :
89). Penerapan metode tanya jawab guru dapat mengatur bagian-bagian
penting yang perlu mendapat perhatian khusus.
Dalam proses pembelajaran dengan metode ceramah harus peka
terhadap respon siswa. Menurut Skiner dalam Driscoll (1994 : 30)
menjelaskan bahwa diskripsi hubungan antara stimulan dan respon tidaklah
sesederhana yang diperkirakan, melainkan stimulan yang diberikan
berinteraksi satu dengan lainnya, dan interaksi ini artinya mempengaruhi
respon yang diberikan juga menghasilkan berbagai konsekwensi yang akan
mempengaruhi tingkah laku siswa. Untuk menciptakan terjadinyan
interaksi, menarik perhatian siswa dan melatih keterampilan siswa, metode
2
ceramah biasanya dikombinasikan dengan metode tanya jawab dan
pemberian tugas. Resitasi atau tugas dapat pula dikerjakan di luar rumah
ataupun di dalam laboratorium. Menurut Pasaribu mengemukanan bahwa
metode resitasi mempunyai tiga fase, yaitu : a) guru memberi tugas, b)
siswa melaksakan tugas, dan c) siswa mempertanggung-jawabkan pada
guru apa yang telah dipelajari (Sutomo, 2003: 45).
Menurut Sujadi (1983 : 3), di dalam pembelajaran matematika
penggunaan metode ceramah dan tanya jawab tersebut masih ditambah
dengan pemberian contoh-contoh berupa gambar-gambar, model bangunan,
dan contoh rumus-rumus beserta penggunaannya. Guru menjelaskan materi
dengan bantuan gambar atau model, untuk mempermudah penanaman
konsep bangun datar dan ruang.
Menurut Percival dan Elington dalam Yeni Indrastoeti S.P (1999 : 43)
menamakan model konvensional ini dengan model pembelajaran yang
berpusat pada guru (the Teacher Centered Opproach). Dalam model
pembelajaran yang berpusat pada guru hampir seluruh kegiatan
pembelajaran dikendalikan penuh oleh guru. Seluruh sistem diarahkan
kepada rangkaian kejadian yang rapi dalam lembaga pendidikan, tanpa ada
usaha untuk mencari dan menerapkan strategi belajar yang berbeda sesuai
dengan tema dan kesulitan belajar setiap individu.
Menurut Somantri (2001 : 45) membedakan metode ekspositori dan
metode ceramah. Dominasi guru dalam metode ekspositori banyak
dikurangi. Guru tidak terus bicara, informasi diberikan pada saat-saat atau
bagian-bagian yang diperlukan, seperti di awal pemebelajaran, menjelaskan
konsep-konsep dan prinsip baru, pada saat memberikan contoh kasus di
lapangan dan sebaginya. Metode ekspositori adalah suatu cara
menyampaikan gagasan atau ide dalam memberikan informasi dengan lisan
atau tulisan.
Menurut Herman Hudoyo(1998 : 133) metode ekspositori dapat
meliputi gabungan metode ceramah, metode drill, metode tanya jawab,
metode penemuan dan metode peragaan.
3
Menurut Pentatito Gunawibowo (1998 : 6.7) dalam pembelajaran
menggunakan metode ekspositori, pusat kegiatan masih terletak pada guru.
Dibanding metode ceramah, dalam metode ini dominasi guru sudah banyak
berkurang. Tetapi jika dibanding dengan metode demonstrasi, metode ini
masih nampak lebih banyak.
Kegiatan guru berbicara pada metode ekspositori hanya dilakukan
pada saat-saat tertentu saja, seperti pada awal pembelajaran, menerangkan
materi, memberikan contoh soal. Kegiatan siswa tidak hanya
mendengarkan, membuat catatan, atau memperhatikan saja, tetapi
mengerjakan soal-soal latihan, mungkin dalam kegiatan ini siswa saling
bertanya. Mengerjakan soal latihan bersama dengan temannya, dan seorang
siswa diminta mengerjakan di papan tulis. Saat kegiatan siswa mengerjakan
latihan, kegiatan guru memeriksa pekerjaan siswa secara individual dan
menjelaskan kembali secara individual. Apabila dipandang masih banyak
pekerjaan siswa belum sempurna, kegiatan tersebut diikuti penjelasan
secara klasikal.
Menurut David P. Ausebul dalam Pentatito Gunowibowo (1998:6.7)
menyebutkan bahwa metode ekspositori merupakan cara mengajar yang
paling efektif dan efisien dalam menanamkan belajar bermakna.
Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (1999:172) mengatakan metode
ekspositori adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
kepada siswa. Peranan guru yang penting adalah 1) menyusun program
pembelajaran, 2) memberi informasi yang benar, 3) pemberi fasilitas yang
baik, 4) pembimbing siswa dalam perolehan informasi yang benar, dan 5)
penilai prolehan informasi. Sedangkan peranan siswa adalah 1) pencari
informasi yang benar, 2) pemakai media dan sumber yang benar, 3)
menyelesaikan tugas dengan penilaian guru.
Dari beberapa pendapat di atas, bahwa metode ekspositori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah mengombinasikan metode ceramah,
tanya jawab dan pemberian tugas. Pemberian tugas diberikan guru berupa
soal-soal (pekerjaan rumah) yang dikerjakan secara individual atau
4
kelompok. Adapun hasil belajar yang dievaluasi adalah luas dan jumlah
pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang dikuasai siswa. Pada umumnya
alat evaluasi hasil belajar yang digunakan adalah tes yang telah dibakukan
atau tes buatan guru.
B. Asal Usul Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction ) merupakan suatu model
pembelajaran yang menuntut guru sebagai model yang menarik bagi siswa
dalam mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan
dilatihkan kepada siswa secara langkah demi langkah ( Anonim, 2005 )
Model pembelajaran langsung bertumpu pada prinsip – prinsip
psikologi perilaku dan teori belajar sosial Bandura khususnya tentang
permodelan ( modelling ).
Menurut Bandura ( Indana, 2002 ) ; belajar yang dialami manusia
sebagian besar diperoleh dari suatu permodelan, meniru perilaku dan
pengalaman Vicarious ( keberhasilan dan kegagalan ) orang lain. Pada
penerapan model pembelajaran langsung, sebagian besar tugas guru adalah
membentu siswa memperoleh pengetahuan prosedural, yakni, bagaimana
melakukan sesuatu dan membantu siswa untuk memahami pengetahuan
deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu ( dapat diungkapkan dengan
kata – kata ).
Model pembelajaran langsung, selain efektif untuk digunakan oleh
siswa menguasai suatu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural
maka juga efektif digunakan untuk mengembangkan keterampilan belajar
siswa ( Indana, 2003 ).
Starling ( dalam Kardi & Nur, 2000 ) melaporkan bahwa penampilan
guru pada 166 kelas yang diamati kemudian siswanya diuji, maka terjadi
peningkatan hasil belajar matematika setelah diajar pengajaran langsung.
C. Kajian Teori Metode Ekspositori
Ekspositori merupakan suatu metode/teknik pembelajaran matematika.
Dalam kegiatan belajar mengajar dengan metode ekspositori, pembelajaran
terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (direct method) dan siswa
5
dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru. Biasanya
guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk
penjelasan dan penuturan secara lisan yang dikenal dengan istilah ceramah.
Dalam metode ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat
informasi yang telah diberikan guru, serta mengungkapkan kembali apa
yang dimiliki melalui respon yang ia berikan pada saat diberikan pertanyaan
oleh guru.
Komunikasi yang digunakan dalam interaksinya dengan siswa
mengunakan komunikasi satu arah. Oleh sebab itu kegiatan belajar siswa
kurang optimal, sebab terbatas kepada mendengarkan uraian guru, mencatat
dan sekali-sekali bertanya kepada guru. Guru yang kreatif biasanya dalam
memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa mengunakan alat bantu
seperti gambar, bagan, grafik, dan lain-lain.
Dalam metode ini menunjukan bahwa guru berperan lebih aktif, lebih
banyak melakukan aktivitas dibandingkan siswanya, karena guru telah
mengelolah dan mempersiapkan bahan ajar secara tuntas, sedangkan siswa
berperan pasif tanpa banyak melakukan pengolahan bahan.
Pada metode ekspositori dominasi guru banyak berkurang, karena
tidak terus menerus bicara. Guru berbicara pada awal pelajaran,
menerangkan materi dan contoh soal, menjawab pertanyaan siswa, dan
sebagainya. Siswa tidak hanya mendengar dan mencatat. Tetapi juga
membuat soal latihan dan bertanya jika tidak mengerti. Guru dapat
memeriksa pekerjaan siswa secara individual, menjelaskan lagi kepada
siswa secara individual atau klasikal. Metode ekspositori membawa siswa
belajar lebih aktif dan bermakna sehingga dapat menjadi metode yang
efektif dan efisien daripada metode ceramah.
Melihat perbedaan – perbedaan diatas, cara pembelajaran matematika
yang pada umumnya digunakan para guru matematika adalah lebih tepatnya
mengunakan metode ekspositori daripada metode ceramah.
6
Beberapa penelitian diamerika menyatakan metode ekspositori
merupaka cara mengajar yang paling efektif dan efisien. Demikian pula
keyakinan sementara ahli teori belajar-mengajar David P. Ausubel
berpendapat bahwa metode ekspositori yang baik merupakan cara mengajar
yang paling efektif dan efesien dalam menanamkan belajar bermakana:
Ausubel membedakan belajar menjadi:
a. Belajar dengan menerima (reception learning)
b. Belajar melalui penemuan ( discovery learning).
D. Kajian Teori Model Pembelajaran Langsung
Direct Instruction atau directive instruction, dibahasaIndonesiakan
menjadi pembelajaran langsung, digunakan oleh para peneliti untuk merujuk
pada pola-pola pembelajaran di mana guru banyak menjelaskan konsep atau
keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan menguji
keterampilan siswa melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan arahan
guru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran distrukturkan oleh guru.
Sementara itu, menurut Roy Killen (1998:2), direct instruction merujuk pada
berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari
guru kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi,
dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas.
Pendekatan dalam model pembelajaran ini berpusat pada guru di mana
guru menyampaikan isi akademik dalam format yang sangat terstruktur,
mengarahkan kegiatan para siswa, dan mempertahankan focus pencapaian
akademik.
Tujuan utama pembelajaran langsung (direktif) adalah untuk
memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa. Beberapa temuan dalam
teori perilaku di antaranya adalah pencapaian siswa yang dihubungkan
dengan waktu yang digunakan oleh siswa dalam belajar/tugas dan kecepatan
siswa untuk berhasil dalam mengerjakan tugas sangat positif. Dengan
7
demikian, model pembelajaran langsung dirancang untuk menciptakan
lingkungan belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian akademik.
Guru berperan sebagai penyampai informasi, dalam melakukan tugasnya,
guru dapat menggunakan berbagai media, misalnya film, tape recorder,
gambar, peragaan, dsb. Informasi yang dapat disampaikan dengan strategi
direktif dapat berupa pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang
bagaimana melaksanakan sesuatu atau pengetahuan deklaratif, yaitu
pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi. Dengan demikian pembelajaran langsung dapat didefinisikan
sebagai model pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi
atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran
berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru. Model ini sangat cocok
jika guru menginginkan siswa menguasai informasi atau keterampilan
tertentu. (Gerten, Taylor & Graves, 1999), akan tetapi jika guru
menginginkan siswa belajar menemukan konsep lebih jauh dan melatihkan
keterampilan berpikir lainnya, maka model ini kurang cocok.
E. Aplikasi Metode Ekspositori
Metode pembelajaran ekspositori dalam pengaplikasiannya
( penerapannya ) sama halnya dengan metode pembelajaran snow balling
( metode pembelajaran bola salju ), Dalam rangka mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran perlu diupayakan dengan berbagai strategi dan metode
pembelajaran yang bervariasi. Salah satu metode pembelajaran yang bisa
mengaktifkan siswa adalah metode snow balling.
Dinamakan metode snow balling dikarenakan dalam pembelajaran
siswa melakukan tugas individu kemudian berpasangan. Dari pasangan
tersebut kemudian mencari pasangan yang lain sehingga semakin lama
anggota kelompok semakin besar bagai bola salju yang menggelinding.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan
dari siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok yang lebih kecil
berangsur-angsur kepada kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya
8
akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa
secara kelompok.
Langkah – langkah penerapan :
1. Sampaikan topik materi yang akan diajarkan.
2. Minta siswa untuk menjawab secara berpasangan.
3. Setelah siswa yang bekerja berpasangan tadi mandapatkan jawaban,
pasangan tadi digabung dengan pasangan di sampingnya. Dengan
demikian terbentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang.
4. Kelompok berempat ini bekerja mengerjakan tugas yang sama seperti
dalam kelompok 2 orang. Tugas ini dapat dilakukan dengan
membandingkan jawaban kelompok 2 orang dengan kelompok 2 orang
lainnya. dalam kegiatan ini perlu dipertegas bahwa jawaban harus
disepakati oleh semua anggota kelompok yang baru.
5. Setelah kelompok berempat ini selesai mengerjakan tugas, setiap
kelompok digabung lagi dengan kelompok berempat lainnya. Dengan
demikian sekarang setiap kelompok baru beranggotakan 8 orang.
6. Yang dikerjakan pada kelompok baru ini sama dengan tugas pada
langkah ke – 4 diatas. Langkah ini dapat dilanjutkan sesuai dengan
jumlah siswa dan waktu yang tersedia.
7. Masing – masing kelompok diminta menyampaikan hasil diskusinya di
depan kelas.
8. Guru akan membandingkan hasil dari masing-masing kelompok
kemudian memberikan ulasan – ulasan yang dianggap perlu.
F. Aplikasi Model Pembelajaran Langsung
Anda jangan berharap akan sukses dalam pembelajaran yang Anda
berikan jika tidak direncanakan dengan baik. Hal ini bukan berarti Anda
selalu harus menuliskan secara rinci hal-hal yang akan diajarkan dalam
format tertentu (walaupun ini gagasan yang baik). Namun, Anda sebagai
guru tetap harus bekerja melalui langkah-langkah yang berurutan dan
membuat catatan yang diperlukan untuk mengimplementasikan rencana
9
Anda ke dalam tindakan. Berikut ini langkah-langkah perencanaan umum
yang dapat digunakan :
1. Perjelas tujuan pembelajaran dalam topik pelajaran yang Anda pilih.
Perumusan tujan adalah hal yang mendasar, karena pertama, rumusan
tujuan akan mengarahkan persiapan mengajar Anda. Kedua, Anda dapat
menginformasikan kepada siswa Anda mengapa setiap topik/konsep
penting dipelajari. Untuk memperjelas tujuan pelajaran, jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Apa yang akan siswa Anda ketahui atau yang dapat mereka kuasai di
akhir pelajaran?
b. Bagaimana pelajaran ini berhubungan dengan pelajaran sebelumnya
atau dengan bagaimana pelajaran ini berhubungan dengan topik lain
yang telah dipelajari siswa?
c. Prasyarat pengetahuan apa yang diperlukan siswa untuk memahami
pelajaran ini?
d. Apa yang diharapkan dikerjakan siswa setelah mempelajari pelajaran
(bacaan tambahan, PR, kerja praktikum)?
e. Bagaimana Anda akan mengembangkan pelajaran ini pada pelajaran
berikutnya?
2. Rumuskan/tetapkan hasil belajar yang Anda harapkan dari siswa Anda
setelah mempelajari topik pelajaran. Hasil belajar adalah pernyataan
mengenai kemampuan-kemampuan siswa Anda yang diharapkan dapat
dikuasai atau diunjukkerjakan setelah akhir pelajaran.
3. Tentukan hambatan-hambatan (waktu dan sumber belajar) yang
mungkin dihadapi. Beberapa hambatan mungkin dapat Anda hadapi
ketika akan mengajar, misalnya keterbatasan sumber belajar, keragaman
10
karakteristik siswa, konteks yang berhubungan dengan waktu
pembelajaran (jadwal pembelajaran pada siang hari). Semua hambatan
hendaknya diantisipasi karena dapat mempengaruhi proses
pembelajaran.
4. Pilih isi materi pelajaran yang akan Anda sampaikan. Materi pelajaran
merupakan hal pokok yang harus Anda tentukan sebelum mengajar
sejalan dengan perumusan hasil belajar yang Anda harapkan dapat
dikuasai oleh siswa Anda. Seringkali Anda perlu memilih contoh-contoh
tambahan untuk mendukung informasi yang akan disampaikan kepada
siswa. Anda sebaiknya tidak selalu berasumsi bahwa siswa Anda akan
mengerti contoh-contoh yang diberikan.
5. Organisasikan isi materi pelajaran ke dalam urutan yang sistematis.
Setelah Anda memilih materi pelajaran yang akan disampaikan, materi
pelajaran tersebut disusun kedalam urutan yang sistematis untuk
disampaikan kepada siswa. Siswa akan mengasimilasi materi pelajaran
lebih mudah bila terstruktur dengan baik. Ketika Anda memutuskan
bagaimana cara mempresentasikan bahan pelajaran, ikuti prinsip-prinsip
umum pengorganisasian berikut.
a. Yakinkan bahwa siswa Anda mengerti setiap tujuan pelajaran yang
Anda rumuskan.
b. Jelaskan ide – ide Anda secara sederhana agar mudah dimengerti.
c. Bantu siswa Anda agar membuat hubungan antara pengetahuan yang
sudah dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang akan mereka
pelajari, dan dengan beberapa bagian informasi baru yang akan Anda
jelaskan.
d. Pilah – pilah materi ke dalam bagian-bagian kecil, tetapi dapat
digabungkan secara keseluruhan secara bermakna.
11
e. Gunakan analogi dan contoh-contoh untuk membantu siswa
mengerti.
f. Berikan rangkuman pada bagian-bagian yang penting dari pelajaran.
g. Jika memungkinkan, gunakan gambar – gambar grafik, diagram,
model untuk mendukung penyajian pelajaran.
6. Tentukan metode yang cocok untuk menyajikan materi pelajaran atau
untuk melibatkan siswa dalam belajar. Anda harus mengetahui betul
tujuan atau hasil belajar yang diharapkan dapat dikuasai siswa setelah
pelajaran selesai dan tentu materi utama yang akan Anda sampaikan
sebelum Anda memutuskan strategi atau model pembelajaran atau
metode pembelajaran yang akan dipilih. Strategi, model, dan metode
yang akan Anda gunakan akan membantu siswa Anda mencapai tujuan
pelajaran.
7. Tentukan bagaimana Anda akan mengases siswa Anda apakah mereka
sudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Cara Anda melaksanakan
asesmen harus berhubungan dengan hasil belajar atau tujuan yang ingin
dicapai oleh siswa Anda. Oleh karena itu metode dan instrumen asesmen
harus bisa mengukur tujuan yang telah Anda rumuskan.
8. Rencanakan bagaimana Anda akan mengevaluasi keberhasilan proses
siswaan Anda, sehingga Anda dapat memutuskan apakah harus
melengkapi atau memodifikasi Evaluasi pembelajaran adalah proses
membuat keputusan mengenai kualitas dan nilai dari pembelajaran yang
telah Anda lakukan. Cara memperoleh data untuk membuat evaluasi
dapat dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan kepada siswa atau
secara informal dari perbincangan dengan siswa ketika meminta umpan
balik. Evaluasi dapat Anda lakukan dari refleksi hasil pembelajaran.
Hasi evaluasi pembelajaran dapat meningkatkan pembelajaran Anda ke
arah yang lebih baik.
12
G. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ekspositori
1. Kelebihan Metode Ekspositori
Dapat menempung kelas besar
Dengan strategi ekspositori, guru bisa mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran.
Guru dapat menentukan hal-hal yang dianggap penting
Guru dapat memberikan penjelasan-penjelasan secara individual
maupun klasikal.
Selain siswa dapat mendengar melalui penuturan ,siswa juga bisa
melihat atau mengobservasi.
Dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus
dikuasai siswa sangat luas,sementara waktu yang disediakan cukup
terbatas.
2. Kelemahan Metode Ekspositori
Metode ini tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik seperti
aktivitas mental siswa, sehingga siswa yang terlalu banyak
mengikuti pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) dengan
metode ekspositori cenderung tidak aktif dan tidak kreatif.
Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan
pelajaran).
Pengetahuan yang didapat dengan metode ekspositori cepat hilang,
karena seringkali siswa kurang terlibat daam pembelajaran.
Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat
berakibat siswa tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan.
Keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada persiapan
guru,baik persiapan,pengetahuan,semangat,antusiasme,motivasi
dan berbagai kemampuan yang lain.
13
Karena lebih banyak disampaikan melalui ceramah,maka akan
sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam sosialisasi,serta
kemampuan berpikir kritis
Karena lebih banyak satu arah,maja kesempatan untuk mengontrol
pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan terbatas pula.
H. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung
1. Kelebihan model pembelajaran langsung
Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun
kecil.
Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi
materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga
dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai
oleh siswa.
Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang
berprestasi rendah.
Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan
pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran secara jelas.
Waktu untuk berbagai kegiatan pembelajaran dapat dikontrol
dengan ketat
2. Kelemahan model pembelajaran langsung
Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa
untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan
mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua
siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih
harus mengajarkannya kepada siswa.
Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi
perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat
pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan
siswa.
14
karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat
secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan
sosial dan interpersonal mereka.
Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan
strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru
tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan
terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya,
dan pembelajaran mereka akan terhambat.
15
PENUTUP
A. KESIMPULAN
I. Asal Usul Metode Ekspositori
Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan
dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan
konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan
pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab
dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara
cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode
pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada
siswa secara langsung.
Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan
sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara
jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan
penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang
materi pembelajaran. Metode ekspositori sering dianalogikan dengan
metode ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan informasi.
II. Asal Usul Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction ) merupakan suatu
model pembelajaran yang menuntut guru sebagai model yang menarik
bagi siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
yang akan dilatihkan kepada siswa secara langkah demi langkah
( Anonim, 2005 ).
Model pembelajaran langsung bertumpu pada prinsip – prinsip
psikologi perilaku dan teori belajar sosial Bandura khususnya tentang
permodelan ( modelling ). Menurut Bandura ( Indana, 2002 ) ; belajar
yang dialami manusia sebagian besar diperoleh dari suatu permodelan,
meniru perilaku dan pengalaman Vicarious ( keberhasilan dan
kegagalan ) orang lain. Pada penerapan model pembelajaran langsung,
16
sebagian besar tugas guru adalah membentu siswa memperoleh
pengetahuan prosedural, yakni, bagaimana melakukan sesuatu dan
membantu siswa untuk memahami pengetahuan deklaratif, yaitu
pengetahuan tentang sesuatu ( dapat diungkapkan dengan kata – kata ).
III. Kajian Teori Metode Ekspositori
Ekspositori merupakan suatu metode/teknik pembelajaran
matematika. Dalam kegiatan belajar mengajar dengan metode
ekspositori, pembelajaran terpusat pada guru sebagai pemberi
informasi (direct method) dan siswa dipandang sebagai objek yang
menerima apa yang diberikan guru. Biasanya guru menyampaikan
informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan
penuturan secara lisan yang dikenal dengan istilah ceramah. Dalam
metode ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat
informasi yang telah diberikan guru, serta mengungkapkan kembali
apa yang dimiliki melalui respon yang ia berikan pada saat diberikan
pertanyaan oleh guru.
Beberapa penelitian diamerika menyatakan metode ekspositori
merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien. Demikian
pula keyakinan sementara ahli teori belajar-mengajar David P.
Ausubel berpendapat bahwa metode ekspositori yang baik merupakan
cara mengajar yang paling efektif dan efesien dalam menanamkan
belajar bermakana:
Ausubel membedakan belajar menjadi:
a. Belajar dengan menerima (reception learning)
b. Belajar melalui penemuan ( discovery learning).
17
IV. Kajian Teori Model Pembelajaran Langsung
Direct Instruction atau directive instruction, dibahasa
Indonesiakan menjadi pembelajaran langsung, digunakan oleh para
peneliti untuk merujuk pada pola-pola pembelajaran di mana guru
banyak menjelaskan konsep atau keterampilan kepada sejumlah
kelompok siswa dan menguji
keterampilan siswa melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan
arahan guru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran distrukturkan oleh
guru. Sementara itu, menurut Roy Killen (1998:2), direct instruction
merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan
pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya
melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan
seluruh kelas. Pendekatan dalam model pembelajaran ini berpusat pada
guru di mana guru menyampaikan isi akademik dalam format yang
sangat terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa, dan
mempertahankan focus pencapaian akademik.
V. Aplikasi Metode Ekspositori
Metode pembelajaran ekspositori dalam pengaplikasiannya
( penerapannya ) sama halnya dengan metode pembelajaran snow
balling ( metode pembelajaran bola salju ), Dalam rangka
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran perlu diupayakan dengan
berbagai strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi. Salah satu
metode pembelajaran yang bisa mengaktifkan siswa adalah metode
snow balling.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang
dihasilkan dari siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok yang
lebih kecil berangsur-angsur kepada kelompok yang lebih besar
sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban
yang telah disepakati oleh siswa secara kelompok.
18
Langkah-langkah penerapan:
1. Sampaikan topik materi yang akan diajarkan.
2. Minta siswa untuk menjawab secara berpasangan.
3. Setelah siswa yang bekerja berpasangan tadi mandapatkan
jawaban, pasangan tadi digabung dengan pasangan di sampingnya.
Dengan demikian terbentuk kelompok yang beranggotakan 4
orang.
4. Kelompok berempat ini bekerja mengerjakan tugas yang sama
seperti dalam kelompok 2 orang. Tugas ini dapat dilakukan dengan
membandingkan jawaban kelompok 2 orang dengan kelompok 2
orang lainnya. dalam kegiatan ini perlu dipertegas bahwa jawaban
harus disepakati oleh semua anggota kelompok yang baru.
5. Setelah kelompok berempat ini selesai mengerjakan tugas, setiap
kelompok digabung lagi dengan kelompok berempat lainnya.
Dengan demikian sekarang setiap kelompok baru beranggotakan 8
orang.
6. Yang dikerjakan pada kelompok baru ini sama dengan tugas pada
langkah ke-4 di atas. Langkah ini dapat dilanjutkan sesuai dengan
jumlah siswa dan waktu yang tersedia.
7. Masing-masing kelompok diminta menyampaikan hasil diskusinya
di depan kelas.
8. Guru akan membandingkan hasil dari masing-masing kelompok
kemudian memberikan ulasan-ulasan yang dianggap perlu.
VI. Aplikasi Model Pembelajara Langsung
Anda jangan berharap akan sukses dalam pembelajaran yang
Anda berikan jika tidak direncanakan dengan baik. Hal ini bukan
berarti Anda selalu harus menuliskan secara rinci hal-hal yang akan
diajarkan dalam format tertentu (walaupun ini gagasan yang baik).
Namun, Anda sebagai guru tetap harus bekerja melalui langkah-
19
langkah yang berurutan dan membuat catatan yang diperlukan untuk
mengimplementasikan rencana Anda ke dalam tindakan. Berikut ini
langkah-langkah perencanaan umum yang dapat digunakan :
1. Perjelas tujuan pembelajaran dalam topik pelajaran yang Anda
pilih.
2. Rumuskan/tetapkan hasil belajar yang Anda harapkan dari siswa
Anda setelah mempelajari topik pelajaran.
3. Tentukan hambatan-hambatan (waktu dan sumber belajar) yang
mungkin dihadapi.
4. Pilih isi materi pelajaran yang akan Anda sampaikan.
5. Organisasikan isi materi pelajaran ke dalam urutan yang sistematis.
6. Tentukan metode yang cocok untuk menyajikan materi pelajaran
atau untuk melibatkan siswa dalam belajar.
7. Tentukan bagaimana Anda akan mengases siswa Anda apakah
mereka sudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
8. Rencanakan bagaimana Anda akan mengevaluasi keberhasilan
proses siswaan Anda, sehingga Anda dapat memutuskan apakah
harus melengkapi atau memodifikasi Evaluasi pembelajaran adalah
proses membuat keputusan mengenai kualitas dan nilai dari
pembelajaran yang telah Anda lakukan.
20
VII. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ekspositori
Kelebihan Metode ekspositori
Dapat menempung kelas besar
Dengan strategi ekspositori,guru bisa mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran.
Guru dapat menentukan hal-hal yang dianggap penting
Guru dapat memberikan penjelasan-penjelasan secara individual
maupun klasikal.
Selain siswa dapat mendengar melalui penuturan ,siswa juga bisa
melihat atau mengobservasi.
Dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus
dikuasai siswa sangat luas,sementara waktu yang disediakan cukup
terbatas.
Kelemahan Metode ekspositori
Metode ini tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik seperti
aktivitas mental siswa, sehingga siswa yang terlalu banyak
mengikuti pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) dengan
metode ekspositori cenderung tidak aktif dan tidak kreatif.
Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan
pelajaran).
Pengetahuan yang didapat dengan metode ekspositori cepat hilang,
karena seringkali siswa kurang terlibat daam pembelajaran.
Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat
berakibat siswa tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan.
Keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada persiapan
guru,baik persiapan,pengetahuan,semangat,antusiasme,motivasi
dan berbagai kemampuan yang lain.
21
Karena lebih banyak disampaikan melalui ceramah,maka akan
sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam sosialisasi,serta
kemampuan berpikir kritis
Karena lebih banyak satu arah,maja kesempatan untuk mengontrol
pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan terbatas pula.
VIII.Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung
Kelebihan model pembelajaran langsung
Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun
kecil.
Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi
materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga
dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai
oleh siswa.
Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang
berprestasi rendah.
Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan
pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran secara jelas.
Waktu untuk berbagai kegiatan pembelajaran dapat dikontrol
dengan ketat
Kelemahan model pembelajaran langsung
Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa
untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan
mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua
siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih
harus mengajarkannya kepada siswa.
Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi
perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat
22
pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan
siswa.
karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat
secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan
sosial dan interpersonal mereka.
Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan
strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru
tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan
terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya,
dan pembelajaran mereka akan terhambat.
23
DAFTAR PUSTAKA
Silberman, Melvin.2009.Active Learning. Bandung : Nusamedia.
Parratore,Phil.2005.Terampil Sains untuk Kelas Belajar Siswa Aktif. Jakarta :Nuansa.
Silberman, Mel.2007.Active Learning.Yogyakarta : Pustaka Insan.
Syaiful, Sagala.2004.Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung :Alfabeta.
Wina, Sanjaya.2009.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
http://www.Metode Ekspositori.com.
http://www.Model Pembelajaran Langsung.com.
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39